· pdf fileh.e. dr. norbert baas ... kawasan ekosistem leuser, nanggro aceh darrusalam serta...

32
16 - 30 November 2011 www.goethe.de/sciencefilmfestival AMBON • BANDUNG • GOWA • JAKARTA • JAYAPURA • MATARAM • PONTIANAK • SALATIGA • SAMARINDA • SORONG • SURABAYA • YOGYAKARTA With the official support and endorsement of

Upload: voque

Post on 16-Mar-2018

216 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 2011 1

16 - 30 November 2011www.goethe.de/sciencefilmfestival

AMBON • BANDUNG • GOWA • JAKARTA • JAYAPURA • MATARAM • PONTIANAK • SALATIGA • SAMARINDA • SORONG • SURABAYA • YOGYAKARTA

With the official support and endorsement of

Page 2: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 2011 01

greeting words

Page 3: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201102 Science Film Festival

Indonesia 2011 03

From the Director of the Goethe-Institut IndonesiaSambutan Direktur Goethe-Institut Indonesia

Iptek adalah sebuah proses jatuh bangun yang mengagumkan dan tiada berakhir. Kelangsungan hidup kita akan sangat bergantung pada pencapaian-pencapaian ilmiah kita. Namun demikian iptek juga dapat menghibur. Hal ini merupakan bukti tanggapan besar dari anak-anak, pelajar serta orang tua pada Science Film Festival pertama tahun lalu di Jakarta.

Keberhasilan di tahun 2010 telah menjadi batu loncatan bagi perkembangan Science Film Festival yang kita lihat tahun ini. Saya sangat gembira bahwa festival ini bergerak dari Jakarta menuju banyak kota lainnya di Indonesia. Festival film keliling ini juga sangat penting bagi topik utama Science Film Festival 2011 yakni “Hutan”. Sebuah tugas pelestarian hutan dan pembelajaran yang lebih lagi mengenai apa yang terjadi di dalamnya, kekayaan flora dan faunanya dapat menjadi sebuah pengalaman yang berharga bagi tiap anak dan kaum muda. Peningkatan kesadaran adalah sebuah langkah penting menuju pelestarian, perlindungan serta kelangsungan pertumbuhan.

Pemerintah Jerman sangat gembira dapat mendukung Science Film Festival. Hal ini dapat menginspirasikan kita untuk makin mempererat hubungan Jerman-Indonesia dalam rangka kerja dengan rekan-rekan Eropa maupun internasional lainnya. Oleh karena itu, Science Film Festival merupakan sebuah sorotan terhadap rangkaian acara JERIN –Jerman dan Indonesia yang bertindak sebagai landasan bagi lebih dari 60 acara dan proyek berbeda – mencakup dari budaya dan iptek hingga bisnis dan pendidikan – di lebih dari selusin kota di seluruh Indonesia hingga awal 2012.

Kami mendoakan kesukesan bagi Science Film Festival dan waktu yang menyenangkan dan tak terlupakan bagi para pengunjungnya.

greeting words

From the Ambassador of the Federal Republic of GermanySambutan Duta Besar Republik Federasi Jerman

Science is a fascinating and never-ending process of trial and error. Our survival will largely depend on scientific achievements. But science can also be entertaining. This is proven by last year’s immense response of children, students and parents to the 1st Science Film Festival in Jakarta.

The success of 2010 was the stepping stone for the expansion of the Science Film Festival we see this year. I am very happy that it moves from Jakarta to many cities all over Indonesia. The travelling film festival is also pivotal to the main topic of the Science Film Festival 2011, which is “Forest”. The task of preserving forests and to learn more about what is happening in forests, its rich flora and fauna, is a marking experience for every child and youngster. Raising awareness is one important step towards preservation, protection and sustainable growth.

The German Government is very glad to have supported the Science Film Festival. It should inspire us to intensify the German-Indonesian relationship in the framework of other European and international partners. Thus the Science Film Festival is a highlight of the event series “JERIN - Jerman dan Indonesia” which serves as a platform for over 60 different projects and events – reaching from culture and science to business and education - in over a dozen cities all over Indonesia until the beginning of 2012.

We wish the Science Film Festival every success and all visitors a memorable and fascinating time.

H.E. Dr. Norbert BaasAmbassador of the Federal Republic of Germany

Franz Xaver AugustinDirector of the Goethe-Institut Indonesia

Welcome to the 2nd Science Film Festival in Indonesia

One important step in bringing children and young people into early contact with scientific questions is to to show them that getting to know the secrets and treasures of our knowledge about the world need not be a laborious effort. Instead, they should see that it can be light and playful, inspiring and entertaining at the same time.

As the Regional Director of the Goethe-Institut, I am happy to announce that this year’s festival will take place in six ASEAN countries simultaneously, making it the largest event of its kind worldwide in terms of audience.

In Indonesia, the festival started for the first time in 2010 and attracted over 12,000 visitors. This enthusiastic reception among our young visitors encouraged us to bring the festival this year to 12 further cities all over the Indonesian archipelago: Ambon, Bandung, Gowa, Jakarta, Jayapura, Mataram, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Sorong, Surabaya and Yogyakarta.

Let me express my heartfelt thanks to the Indonesian and international partners, to our sponsors, and finally, to my colleagues at the Goethe- Institut in Indonesia and Thailand who have invested admirable endeavor in preparing the great event.

Selamat datang di Science Film Festival yang kedua di Indonesia

Sebuah langkah penting untuk membawa anak-anak dan kaum muda sejak dini berhubungan dengan berbagai pertanyaan ilmiah dan menunjukkan pada mereka bahwa untuk menyingkap berbagai rahasia dan harta karun pengetahuan dunia ini bukanlah sebuah hal yang sulit, namun ringan dan menyenangkan, memberikan inspirasi dan juga hiburan.

Sebagai Direktur Regional Goethe-Institut, saya dengan bangga mengumumkan bahwa festival tahun ini akan diadakan di 6 negara ASEAN secara bersamaan dan menjadikan acara ini terbesar tingkat dunia pada kelasnya dalam hal jumlah penonton.

Di Indonesia, festival ini pertama kali diadakan pada tahun 2010 dan pada hari pertama menarik 12.000 pengunjung. Penerimaan yang antusias dari para pengunjung muda ini menyemangati kami untuk membawa festival tahun ini ke 12 kota lainnya di kepulauan Indonesia, yakni Ambon, Bandung, Gowa, Jakarta, Jayapura, Mataram, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Sorong, Surabaya dan Yogyakarta.

Izinkan saya menyampaikan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada rekan-rekan Indonesia dan internasional, untuk sponsor-sponsor kami dan akhirnya untuk para kolega saya di Goethe Institut Indonesia dan Thailand yang telah memberikan usaha tak terkira dalam mempersiapkan acara yang hebat ini.

Page 4: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201104 Science Film Festival

Indonesia 2011 05

Dalam menjalankan peranan sebagai maskapai penerbangan pembawa bendera nasional, selain sebagai suatu entitas bisnis, Garuda Indonesia juga senantiasa berperan serta dalam mendukung kegiatan sosial dan kemasyarakatan, lingkungan serta pendidikan pada umumnya.Sejalan dengan peranannya tersebut, maka merupakan kesempatan yang baik bagi Garuda Indonesia dapat turut berpartisipasi dan mendukung kegiatan Science Film Festival 2011 yang diselenggarakan Goethe-Institut untuk anak-anak di Indonesia.

Terlebih pada tahun 2011 ini Science Film Festival 2011 mengambil tema yang berkaitan dengan lingkungan yaitu ‘Hutan’, dimana Garuda Indonesia juga memberikan perhatian dan komitmen terhadap permasalahan lingkungan dan pemanasan global, melalui program Garuda Green Action. Beberapa program green action yang telah kami laksanakan diantaranya program pengolahan limbah (daur ulang kertas yang sudah tidak terpakai menjadi buku tulis), penangkaran / pelestarian penyu di kawasan Gili Trawangan, NTB, dan program one passenger one tree yang telah kami laksanakan sejak tahun 2008. Melalui program one passanger one tree, Garuda melaksanakan program reforestasi hutan di kawasan sungai Sebangau, Palangkaraya, Kalimantan Tengah, dan kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon jambu mete dan mahoni sebagai pembiakan ulat sutra di Desa Karang Tengah, Bantul Yogyakarta.

Dengan mendukung tema yang dicanangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yaitu tahun 2011 sebagai tahun “Hutan Internasional”, kami berharap festival ini dapat membantu dan menanamkan kesadaran dan pemahaman generasi muda untuk turut memperhatikan lingkungan sekitar, dengan konsep green living.

Kami percaya bahwa melalui film-film menarik - yang menyediakan informasi ilmiah terkini dan dikemas menjadi sebuah produk edutainment -, maka ilmu pengetahuan dan teknologi akan tersedia dengan mudah bagi masyarakat Indonesia, dan dapat menginspirasi keingintahuan masyarakat dengan sistematis.

Kiranya melalui “bahasa film” – ilmu pengetahuan dapat menjadi sarana mengembangkan saling pengertian, pemahaman dan saling percaya diantara masyarakat dunia.

From the CEO of Garuda IndonesiaSambutan CEO Garuda Indonesia

Having its role as Indonesia’s national flag carrier and as a business entity, Garuda Indonesia has been actively participated in supporting community, social, environment and education activities in general. In line with the role, it is a great opportunity for Garuda Indonesia to be able to participate and support the “Science festival 2011” organized by Goethe-Institut for Indonesian children.

This year, the “Science Festival 2011” has chosen ‘Forest’, an environment-related theme, which is in-line with “Garuda Green Action” program, created by Garuda Indonesia to bring forth its interest and commitment to the environment and global warming issues. Some of the “Green Action” programs that have been executed by Garuda Indonesia, among others are: waste management (recycling used papers to create note books), sea turtle conservation/sanctuary in Gili Trawangan, NTB and the “one passenger one tree” program which initiated in 2008. Through the “one passenger one tree” program, Garuda has managed to perform reforestations in Sungai Sebangai, Palangkaraya, central Kalimantan, as well as in the ecosystem area of Leuser, Nanggroe Aceh Darussalam, and planting of cashew and mahogany trees for silkworms breeding in Karang Tengah village, Bantul, Yogyakarta.

By also supporting the theme set by the United Nations ; “International Year of Forests 2011”, we truly hope that this festival can help build and foster understanding and awareness of young people to put their attention to their surrounding environment, with ‘green living concept’.

We believe that through good movies – providing the latest scientific information in the form of edutainment products – science and technology will be easily accessible for Indonesians, and be able to accommodate the people’s hunger for science systematically.

Hopefully, through “the language of movies” – science can be one of the tools to develop mutual understanding and trust among citizens of the world.

greeting words

Emirsyah SatarCEO of PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk

From the Chargé d’affaires a.i. of the Embassy of France

The French Embassy in Indonesia has the pleasure to once again associate itself with the Science Film Festival. The first Indonesian edition of this festival took place only in Jakarta in 2010 and was an unqualified success, especially with regard to its primary objective of reaching out to the student population: 13,000 people attended the festival, 64% of whom were under 12 years old. The success of the first Science Film Festival in Indonesia naturally encouraged the various organisers of the event to prepare a more ambitious programme for 2011. This year the Festival will travel to 12 different cities in Indonesia.

Five French productions were selected for the programme of this year’s Festival, whose theme will be “The Forests”, celebrating the International Year of Forests as proclaimed by the UN. This theme obviously has a strong resonance in Indonesia, as the country becomes more and more a source of creative solutions within the international community on issues regarding the environment and climate change. The environment is naturally an important aspect among our many areas of cooperation with Indonesia. I wo uld like to mention the exhibition “The World in our Hands” which is on show at our cultural centres in Indonesia this end of the year: until the 19th of October at the Geology Auditorium in Bandung, from the 3rd to the 15th of November at CCCL Surabaya, and from the 22nd of November to the 14th of December at IFI Jakarta (Selemba and Wijaya).

I would like to warmly thank our friends at the Indonesian Goethe-Institut for the exemplary way in which they have led the organization of the Scientific Film Festival in Indonesia, and also thank all the various partners who have contributed to ensuring its success. I wish you all an excellent Festival!

Kedutaan Perancis di Indonesia dengan gembira kembali bergabung dalam pagelaran Science Film Festival . Edisi Indonesia dari festival ini berlangsung pertama kalinya pada tahun 2010 dan mengambil tempat di Jakarta saja. Festival ini terbukti sukses, terutama dalam mencapai tujuan utamanya yaitu, menarik minat pelajar: 64% dari penonton yang datang berusia dibawah 12 tahun. Keberhasilan dari Science Film Festival yang pertama di Indonesia ini tentu saja menjadikan pihak penyelenggara bekerja lebih keras lagi mempersiapkan festival di tahun 2011. Pada tahun ini, festival akan berlangsung di 12 kota di Indonesia.

Dalam rangka Tahun Hutan Internasional, sebagaimana yang dicanangkan PBB tahun ini, 5 film Perancis bertema “Hutan” telah dipilih untuk mengikuti festival ini. Tema tersebut tentu menjadi resonansi tersendiri bagi Indonesia yang semakin hari semakin aktif melibatkan diri dalam penanggulangan masalah lingkungan hidup dan pemanasan global di dunia internasional.Di seluruh bidang, masalah lingkungan hidup merupakan poros utama kerja sama kami dengan Indonesia. Sebagai contoh saya kutip di sini, pameran “Bumi di Tangan Kita” yang akan kami selenggarakan di pusat-pusat kebudayaan Perancis di Indonesia pada akhir tahun ini: sampai tanggal 19 Oktober di Auditorium Geologi Bandung, tanggal 3 s.d. 15 November di CCCL Surabaya, dan 22 November s.d. 14 Desember di IFI Jakarta (Wijaya dan Salemba).

Akhir kata, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari Goethe-Institut Indonesia karena telah menjadi pionir dalam penyelenggaraan Science Film Festival ini di Indonesia, dan juga kepada mitra kerja lainnya yang telah memberikan kontribusinya demi kesuksesan acara ini. Selamat menikmati festival ini.

Sébastien SurunChargé d’affaires a.i. of the Embassy of France

Page 5: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201106 Science Film Festival

Indonesia 2011 07

Karena anak-anak adalah masa depan, pendidikan anak harus selalu menjadi perhatian utama bagi semua kalangan. Di dalam masa pertumbuhannya, anak-anak sangat memerlukan pasokan informasi yang positif, yang bermanfaat sebagai bekal masa depan mereka. Pengetahuan yang luas dan beragam akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang utuh sekaligus memiliki wawasan yang luas.

Science Film Festival yang diselenggarakan oleh Goethe Institute sejak tahun 2010 menjadi sebuah sarana penting untuk membuka mata anak-anak Indonesia tentang perkembangan dan apa yang sedang terjadi di negara-negara lain selain Indonesia, khususnya perkembangan ilmu pengetahuan. Selain itu, melalui sajian film-film ilmiah dan tentang fenomena alam, menjadi sebuah ajakan yang menggugah bagi para penontonnya untuk lebih mengenal alamnya dan membentuk pola hidup yang ramah terhadap alam dan lingkungan demi kelangsungan hidup umat manusia di masa mendatang.

Komik Sains Kuark sebagai media yang berhubungan erat dengan pembelajaran sains bagi anak-anak, memiliki komunitas pembaca yang sangat haus dengan keingintahuan terhadap rahasia alam dan bagaimana memahami alam semesta dan ilmu pengetahuan secara sederhana. Melalui sinergi yang kuat bersama Science Film Festival, Komik Sains Kuark bersama-sama membangun dan mendidik komunitas yang sadar dan ramah terhadap alam.

From the Director of Kuark MagazineSambutan Direktur Majalah Kuark

All elements of society must prioritize the education of children because they are our future. Children require positive useful information that can guide and form their future lives. Extensive general knowledge of all kinds will shape the characters of our children and make them complete human beings with broad minds and vision.

The Science Film Festival presented by the Goethe Institute since 2010 is an important event, it opens the eyes of the Indonesian children to the developments occurring, especially in the sciences, in countries outside of Indonesia. This festival also invites the children watching films on science to better understand nature and to develop environmentally friendly lifestyles that will protect the environment and ensure the sustainability of human life far into the future.

To this end, the Science Film Festival has developed a powerful synergetic cooperation with Kuark Science Comic, a children’s illustrated magazine dedicated to enhancing the knowledge of science among its readers who are eager to learn the secrets of nature and to understand the basics of the universe and how it works. Kuark Science Comic and the Science Film Festival are working together to develop future communities that will be more environmentally aware and concerned about nature through the children who will build them.

greeting words

Sanny DjohanManaging Director of KUARK Magazine

From the Rector of Universitas Paramadina Sambutan Rektor Universitas Paramadina

Based on data recorded in the report titled “Portrait of Forest Conditions in Indonesia 2000-2009” from Forest Watch Indonesia, the total forest area covered in Indonesia has decreased by 73.83 million hectares over the past 60 years. In 2009, only 88.17 million hectares of forest remained. The rate of deforestation in the period of 2000-2009 reached 1.5 million ha per year, with the most severe loss occurring in Kalimantan, where 551,000 ha were lost annually. This data indicates that it is time that a wider public, in particular the younger generation, be made aware of the need to change this situation and counter the trend. The younger generation owns the future, and they will face the consequences if changes in the management of forests are not made today.

One aspect of this problem is the fact that many young people have been raised in urban centers and have no idea what is going on in our forests. For that reason, it is imperative that concern for the protection and preservation of the forests for the sake of the sustainability of life on Earth be instilled in as many young people as possible. The holding of the Science Film Festival 2011 will provide our children, the younger generation, a close look at the richness of forestry resources, the benefits of the forests, and the problems currently faced. Children, in particular, respond well to audio-visual means of communicating information, so films about the forests are sure to raise our children’s awareness of the need to preserve the forests. Therefore, it is indeed a pleasure and an honor for Universitas Paramadina to support and participate in this noble undertaking.

Berdasarkan data laporan Potret Keadaan Hutan Indonesia 2000-2009 dari Forest Watch Indonesia, tutupan hutan di Indonesia dalam kurun waktu 60 tahun telah berkurang 73,83 juta ha dan menyisakan 88,17 juta saja pada tahun 2009. Laju deforestasi pada periode tahun 2000-2009 adalah sebesar 1,5 juta ha per tahun, dengan laju deforestasi terbesar di Kalimantan yaitu sekitar 551 ribu ha per tahun. Data tersebut menjadi indikasi bahwa sudah saatnya kepedulian akan hutan diusung oleh lebih banyak orang, terutama generasi muda dengan kesadaran dan semangat untuk perubahan. Generasi muda adalah pemilik masa depan dan mereka yang akan menanggung konsekuensi jika hari ini tidak ada perubahan pola kelola hutan.

Di sisi lain, anak-anak kita yang hidup di perkotaan sering berjarak dengan kenyataan yang terjadi di hutan kita. Karena itu kepedulian untuk menjaga hutan harus segera ditanamkan agar semua menyadari pentingnya hutan bagi keberlangsungan kehidupan di bumi ini. Kehadiran Science Film Festival 2011 akan menghadirkan hutan dengan segala kekayaan, manfaat sekaligus persoalannya ke tengah-tengah anak-anak kita, generasi muda. Audio visual selalu menjadi salah satu media terbaik dalam penyampaian suatu pesan, terutama bagi anak-anak. Melalui film bertema hutan, kesadaran akan pentingnya kelestarian hutan akan mulai ditumbuhkan pada diri mereka. Adalah suatu kehormatan bagi Universitas Paramadina untuk kembali mendukung dan berpartisipasi dalam inisiatif mulia ini.

Dr. Anies BaswedanRector of Universitas Paramadina

Page 6: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201108 Science Film Festival

Indonesia 2011 09

greeting words

From the Director of the United Nations Forum on ForestsSambutan Direktur Forum PBB Bagian Kehutanan

This year is the International Year of Forests (Forests 2011). This is truly a historic first for the United Nations. The International Year is a unique opportunity to highlight the key role of forests in our lives. I am therefore delighted that the theme of this year’s ASEAN Science Film Festival is to celebrate our forests around the world. Through the power of cinematic art, we hope that we can help people understand the importance of forests, and what we can do for them.

We are all well aware of the multiple functions of forests. Forests are more than the economic values of timber and other forest products. Forests’ environmental values have also been well publicized, from biodiversity to forest impacts on climate, soil fertility, water, rainfall patterns and soil erosion. What has not been recognized, what is missing, is a cross-functional, all-encompassing perspective on forests, one that considers the simple truth that forest priorities will always come down to the crucial relationship between forests and people (in other words, the fundamental role that forests play in livelihoods already for 1.6 billion people around the world). And these are the people who are most marginalized by the world economy. Forests thus act as a safety net for the rural poor, and thus play a key role in reducing poverty.

It is said that “One generation plants the trees, and another gets the shade”. Let us grasp the opportunity we have before us today to ensure that future generations around the world benefit from the seeds of awareness that we plant today. On this note, I wish you all the best with this year’s film festival.

Tahun ini adalah Tahun Hutan Internasional (Forests 2011). Hal ini merupakan yang pertama dalam sejarah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Tahun Internasional ini merupakan sebuah kesempatan yang unik untuk menyorot peran penting hutan dalam hidup kita. Karena itu saya sangat gembira bahwa tema Science Film Festival ASEAN tahun ini adalah untuk merayakan hutan kita di seluruh dunia. Melalui kekuatan seni sinema, kami berharap dapat membantu masyarakat untuk semakin mengerti pentingnya peran hutan, serta apa saja yang dapat kita lakukan untuk melestarikannya.

Kita semua sadar akan banyaknya fungsi hutan. Ia memiliki sesuatu yang lebih dari sekedar nilai ekonomi kayu-kayuan serta produk hutan lainnya. Nilai-nilai lingkungan yang dimiliki hutan telah banyak dipublikasikan, dari keanekaragaman hayatinya hingga dampak hutan pada iklim, kesuburan tanah, air, pola curah hujan, dan erosi. Namun, yang belum begitu dipahami adalah perspektif yang lintas-fungsi dan menyeluruh akan hutan. Peran mendasar hutan, yaitu sebagai sumber penghasilan bagi 1,6 miliar manusia di seluruh dunia, cenderung diabaikan. Orang-orang ini adalah mereka yang paling tersingkir oleh dunia ekonomi. Hutan berperan sebagai jaring penyelamat bagi kaum tak mampu, dan oleh karenanya berperan penting dalam mengurangi kemiskinan.

Ada sebuah peribahasa yang berbunyi sebagai berikut: “Satu generasi menanam pohon dan generasi lainnya terlindungi di bawah naungannya.” Mari pergunakan kesempatan yang ada untuk kita saat ini agar generasi masa depan dapat menuai benih kemawasan yang kita tanam sekarang. Akhir kata, saya mengharapkan yang terbaik bagi semua yang ikut serta dalam festival tahun ini.

Jan McAlpineDirector of the United Nations Forum on Forests

From the Director of EKONIDSambutan Direktur EKONID

We are delighted to support the Science Film Festival also in 2011, after its successful launch last year.

The main topic, “Forest”, coincides with Indonesia’s new policy, which emerged from the G20 Summit this year, to stop illegal logging in the vast rainforests of the archipelago and to significantly reduce CO2 emissions. Every action to save the “lungs” of our planet is important for future generations, not only to ensure the availability of clean air, but also to maintain the diversity of the flora and fauna, and therefore should be supported. Through the Science Film Festival, we are able to instill this idea in the minds of the young generation.

Moreover, the Science Film Festival will travel this year beyond the capital, Jakarta, to other destinations in Indonesia - a significant step to raise environmental awareness throughout the country.

On behalf of the German Chamber of Commerce and Industry in Indonesia, I would like to wish all participating kids to join and have fun at the Science Film Festival.

Kami sangat senang dapat kembali mendukung Science Film Festival 2011 setelah keberhasilan peluncurannya pada tahun lalu.

Topik utamanya, yaitu “Hutan”, sangatlah sesuai dengan Indonesia dan kebijakan barunya dari puncak G20 tahun ini untuk menghentikan penebangan liar hutan hujan yang membentang luas di kepulauan ini serta mengurangi emisi CO2-nya yang signifikan. Setiap aksi penyelamatan “paru-paru” planet kita sangatlah penting bagi generasi mendatang, bukan saja agar mereka dapat terus menghirup udara segar, namun juga untuk memelihara keanekaragaman flora dan fauna, dan oleh karena itu, hal ini harus didukung. Melalui Science Film Festival ini, kita dapat menanamkan pengetahuan ini pada generasi muda.

Lebih jauh lagi, Science Film Festival akan melebarkan sayapnya tahun ini dari ibukota Jakarta menuju sepuluh tujuan di Indonesia, sebuah langkah yang signifikan untuk meningkatkan kesadaran akan lingkungan di seluruh Indonesia.

Atas nama Kamar Dagang dan Industri Jerman-Indonesia, saya ingin mengucapkan semoga sukses dan selamat menikmati Science Film Festival.

Jan RönnfeldManaging Director of EKONID

Page 7: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201110 Science Film Festival

Indonesia 2011 11

table of contents

Page 8: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201112 Science Film Festival

Indonesia 2011 13

table of contents

01

39

45

49

51

53

57

11

17

21

33

greeting words

table of contents

jury profile

family edutainment

ecology & environment

festival information

natural science, life science & technology

culture and history

production websites

organizers, venues & sponsors

special thanks

Page 9: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201114 Science Film Festival

Indonesia 2011 15

table of contents

Chasing Sleep – Sleep Demystified (SG)Chasing Sleep – Sleep Demystified (SG)

Fascination Knowledge : Sharks (DE)Fascination Knowledge : Hiu (DE)

The Real Guinea Pig (DE)Marmut yang Sesungguhnya (DE)

The Forest- Realm of Shadows (DE)Hutan dan Manusia (DE)

Of Forest and Men (FR)Of Forest and Men (FR)

No Coral, No Maldives (FR)Tidak Ada Karang, Tidak Ada Maladewa (FR)

Baobabs – Between Sky & Earth (FR)Baobabs – Antara Langit dan Bumi (FR)

Young Explorers in Africa – Lea on the trail of Gorillas (FR)Young Explorers in Africa – Lea Pada Jejak Gorila (FR)

family edutainmentnatural science

life science & technologyecology & environment

culture and history

22

23

24

25

26

27

28

29

34

35

36

37

I Got It! The Volcano Episode (ID)I Got It! Episode Gunung Merapi (ID)

I Got it! The Sugar Episode (PH)I Got it! Episode Gula (PH)

7 Wonders (AT)7 Keajaiban (AT)

Nine and a Half: Bees in Danger (DE)

Nine and a Half: Lebah Dalam Bahaya (DE)

Pur+: Enter the Storm (DE)Pur+: Enter the Storm (DE)

Mouse TV: Fuel Cell (DE)Mouse TV: Fuel Cell (DE)

Dandelion: Wonderful Forest – The Labyrinth of Trees (DE)Dandelion: Hutan yang Menawan - Di Tengah Labirin Pepohonan (DE)

The Whizz Reporters: Into the Rainforest (FR)Memasuki Hutan Hujan (FR)

44

45

46

For Children Under Age 12

Untuk Umur Dibawah 12 Tahun

For Children Above Age 12

Untuk Umur Diatas 12 Tahun

For All Ages

Untuk Semua Umur

48

All films are synchronized into Bahasa Indonesia.Semua film telah disulih suarakan dalam Bahasa Indonesia.

Each film screening is followed by activities, quizzes or experiments developed with the great expertise of the Kuark team. A special thanks to

Setiap pemutaran film akan diikuti dengan berbagai aktifitas, kuis dan percobaan yang dikembangkan oleh tim dari Kuark. Terima kasih banyak kepada

Join us on facebookScience Film Festival Indonesia

Page 10: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201116 Science Film Festival

Indonesia 2011 17

jury profile

Page 11: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201118 Science Film Festival

Indonesia 2011 19

Desmarita Murni is the Communication Manager of the Forest, Species, and Freshwater Program at the WWF-Indonesia. In 2004, she received her master’s degree from Brandeis University, United States. Her background as a journalist and an intern at the Human Rights Watch shaped her interest in campaigning and advocacy, media relations, and communications concerning sustainable development. Due to her participation in many WWF initiatives to promote biodiversity among Indonesian youth, Desmarita has gained extensive experience when it comes to engaging the youth in this important dialogue.

Desmarita Murni bekerja di WWF-Indonesia sebagai Manajer Komunikasi untuk Program Kehutanan, Spesies dan Air Tawar. Ia memperoleh gelar Master of Arts di bidang Pembangunan Berkelanjutan dari Brandeis University di Amerika Serikat pada tahun 2004. Dengan latar belakang pengalamannya sebagai wartawan dan sukarelawan untuk organisasi kemanusiaan Human Rights Watch, ia memiliki ketertarikan dalam hal kampanye publik, advokasi, media dan komunikasi tentang lingkungan serta pembangunan berkelanjutan. Bersama WWF ia juga terlibat dalam banyak inisiatif mempromosikan pelestarian keanekaragaman hayati di kalangan pemuda di Indonesia.

Desmarita Murni, M.A. (SID)Communications Manager for Forest, Freshwater & Species Program, WWF - Indonesia

Eugene Panji is an Indonesian movie and TV advertisement director. He received his degree in Graphic Design from Institut Kesenian Jakarta in 1997. His passion lies in the development and improvement of the Indonesian education system, specifically the education of children. He also works as a Mentor at many Universities in Indonesia teaching cinematography and various creative arts. Currently Eugene is working on his new movie for children titled Cita-Citaku Setinggi Tanah, due to premiere in February 2012. This movie is dedicated to children with cancer.

Eugene Panji adalah seorang sutradara film dan iklan televisi. Ia memperoleh gelar dalam bidang desain grafis dari Institut Kesenian Jakarta pada tahun 1997. Bagi Eugene, perbaikan dan pengembangan sistem pendidikan di Indonesia sangatlah penting, terutama pendidikan bagi anak-anak. Eugene Panji juga aktif menjadi menthor, mengajar sinematografi dan seni kreatifitas di universitas-universitas di Indonesia . Saat ini Eugene Panji sedang mengerjakan film barunya untuk anak-anak dengan judul Cita-citaku Setinggi Tanah, yang akan diluncurkan pada bulan Februari 2012. Film ini didedikasikan untuk anak-anak penderita kanker. Eugene Panji

Indonesian Movie Director

Since 2010, Agus Sari has been the Chief Executive Officer of Sustainable Conservation Global, a commercial conservation company, which is a member of the London and Hong Kong-based Sustainable Growth Group. Agus Sari has also been on the board, as well as a member, of various environmental NGOs in Indonesia and overseas, not to mention business, academic, and scientific communities, including the Indonesian Chambers of Commerce and Industry (KADIN) and the Nobel Peace Prize-winning Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC). He obtained an advanced degree from the Energy and Resources Group, University of California, Berkeley, with the support of the coveted Fulbright Scholarship. Agus Sari, a committed environmentalist, enjoys outdoor activities, reading and fine arts.

Sejak 2010 Agus Sari telah menjabat sebagai CEO dari Sustainable Conservation Global, sebuah perusahaan konservasi komersil yang merupakan anggota dari Sustainable Conservation Global yang berbasis di London dan Hong Kong. Selain menjadi anggota, beliau juga duduk dalam Badan Pembina berbagai LSM, baik di Indonesia maupun mancanegara, yang bergerak dalam bidang lingkungan. Agus Sari ikut terlibat dalam berbagai komunitas bisnis, akademis, dan sains, termasuk Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia dan Intergovernmental panel on Climate Change/IPCC yang pernah meraih Penghargaan Nobel Perdamaian. Beliau memperoleh gelarnya dari Grup Energi dan Sumber Daya, University of California, Berkeley, dengan dukungan Beasiswa Fulbright. Agus Sari, seorang aktivis lingkungan hidup, menggemari kegiatan-kegiatan ruang terbuka (outdoor), kesenian, dan membaca.

Trisa Permata is a 13-year old girl who is a student at SMPK 5 Penabur, Jakarta. Her broad interests include fine arts, science experiments and movies, especially documentary films, which in her opinion, encourages critical thinking. Trisa spends her leisure time learning musical instruments such as the piano and the flute.

Trisa Permata adalah seorang remaja berusia 13 tahun yang bersekolah di SMPK 5 Penabur, Jakarta. Ia menyukai kesenian, percobaan ilmiah, dan memiliki kecintaan terhadap film. Trisa juga memiliki pandangan-pandangan kritis saat menonton film, khususnya film-film dokumenter. Trisa menghabiskan waktu luangnya dengan mengikuti berbagai kursus musik seperti piano dan flute.

Azzahra Gunaevy is a 9 year-old girl who is currently studying at the Singapore International School in Jakarta. She shows enthusiasm for school science projects, loves fine arts and, of course, movies. She also enjoys outdoor activities and sports. Her astute eye and strong passion for science make her a suitable critic for this year’s Science Film Festival documentaries.

Azzahra Gunaevy adalah seorang gadis cilik berusia 9 tahun yang bersekolah di Singapore International School, Jakarta. Ia sangat menggemari percobaan-percobaan ilmiah di sekolahnya. Azzahra juga mencintai seni dan film. Ia menyukai berbagai aktivitas ruang terbuka dan olahraga. Karena kecintaannya yang luar biasa pada ilmu pengetahuan, sudah sepantasnya Azzahra mengambil bagian dalam penilaian film-film dokumenter pada SFF tahun ini.

Agus Pratama SariCEO, Citizen Forest

Trisa Permata Suhadistudent at SMPK 5 Penabur,

Jakarta.

Azzahra Gunaevystudent at the Singapore

International School, Jakarta

jury profile

Page 12: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201120 Science Film Festival

Indonesia 2011 21

film festival award

family edutainment

Penghargaan Film 2011Science Film Festival menganugerahi enam penghargaan yang dipilih oleh para juri internasional. Mereka yang terpilih akan mendapat hadiah berupa uang tunai masing-masing sebesar 1.000 Euro. Penghargaan Science Film Festival BAYER disertai hadiah berupa uang tunai sebesar 2.000 Euro. Penghargaan dewan juri menganugerahi uang tunai sebesar 3.000 Euro.

Berikut ini adalah berbagai kategori penghargaan Science Film Festival:

Penghargaan Efek VisualMenghargai film dengan tingkat keterampilan visual yang tinggi melalui sinematografi maupun animasi. Selain itu, efek visual harus dapat melampau nilai-nilai estetik dengan menyajikan tujuan pendidikan. Proses serta prinsip-prinsip ilmiah dijabarkan dengan jelas dan terperinci.

Penghargaan PendidikanMenghargai film yang dapat menjadi contoh jurnalisme iptek yang baik bagi para penonton muda usia 6-12 tahun. Penjelasan ilmiah disajikan dalam bahasa yang mudah dicerna bagi para penonton muda. Struktur film juga harus merefleksikan sebuah pendekatan audiovisual yang efektif dalam mendidik.

Penghargaan Eco-FilmMenghormati film yang menunjukkan usaha untuk mengkomunikasikan serta mengembangkan kepedulian lingkungan. Berbagai persoalan lingkungan didiskusikan dan diterangkan dengan jelas. Film tersebut harus memberi inspirasi dan memperkuat rasa tanggung jawab terhadap alam.

Penghargaan PenemuanMenghargai fi lm yang menunjukkan usaha luar biasa dalam mempromosikan iptek kepada publik. Film tersebut harus membangkitkan minat dan antusiasme terhadap iptek dan proses belajar. Selain itu, film tersebut pun harus dapat menjadi contoh akan keseimbangan pendidikan dan hiburan dengan kualitas tertinggi.

Penghargaan Science Film Festival BAYERMenghargai film yang dengan bersungguh-sungguh menggambarkan pengaruh yang dapat diberikan iptek pada individu, masyarakat dan lingkungan. Selain menjabarkan berbagai penemuan ilmiah, film pada kategori ini juga harus menunjukkan bahwa iptek merupakan salah satu kegiatan manusia yang paling konsekuensial bagi masa depan dan planet kita.

Penghargaan JuriMenghormati film yang secara khusus meninggalkan kesan yang paling dalam pada dewan juri. Film tersebut harus menghantarkan gaung intelektual dan emosional, yang menjadikannya sebagai sebuah karya jurnalisme iptek yang luar biasa melalui film dan televisi.

Film Festival Award 2011The Science Film Festival bestows six awards chosen by an international jury. They are complimented with a cash prize of 1,000 Euro each. The BAYER Science Film Award is complimented with a cash prize of 2,000 Euro. The Prize of the Jury is complimented with a cash prize of 3,000 Euro.

The following are the award categories of the Science Film Festival:

The Visual Effects AwardHonors the film that demonstrates the highest level of visual craftsmanship through cinematography or animation. Moreover, the effects go beyond the aesthetic by serving an educational purpose. Scientific principles or processes are explained clearly and engagingly through the visual effects.

The Education AwardHonors the film that stands as an excellent example of science journalism intended for young audiences aged 6 - 12. Scientific explanations are presented with the cognitive process of young viewers in mind and the structure of the film reflects an effective audiovisual pedagogical approach.

The EcofilmprizeHonors the film that makes an exceptional effort to communicate and proliferate environmental awareness. Ecological issues are discussed and explained clearly. This award is given to the film that inspires the audience to care about nature and cultivates a sense of responsibility in that respect.

The Discovery AwardHonors the film that makes an outstanding effort to promote learning about science to the general public. The film should generate interest and enthusiasm for science and knowledge acquisition. It should also provide an exemplary balance between education and entertainment of the highest quality.

The BAYER Science Film AwardHonors the film that most empathically presents the positive influence science can have on individuals, society and the environment. This film does more than present scientific findings: It also demonstrates that science is one of the most consequential human activities for our future and that of our planet.

The Prize of the JuryHonors the film that makes a particularly strong impression on the jury. The film delivers an emotional and intellectual resonance, which distinguishes it as an overall outstanding work of science journalism through film and television.

Page 13: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201122 Science Film Festival

Indonesia 2011 23

Satu hal yang pasti: semua orang suka gula-gula! Baik itu permen, kue, maupun cokelat, semua makanan yang mengandung gula pasti disukai segala usia.

Bagaimana cara mendapatkan rasa manis dari tumbuhan, dan bagaimanakah gula diproses? I Got It! akan menunjukkan pada Anda proses penyaringan gula, mulai dari air tebu menjadi sirup coklat yang manis, kemudian menjadi gula mentah yang berkilau keemasan, hingga pada akhirnya kita mendapatkan gula seputih kristal.

Lalu mengapa kita begitu menyukai makanan manis dan apa akibatnya bila kita terlalu banyak mengkonsumsi gula?

Rasa manis pada pucuk perasa di lidah menginisiasikan otak untuk mendistribusikan bahan kimia pemberi “rasa enak”. Alhasil, sensasinya yang mirip keadaan “jatuh cinta” menyebabkan kita kecanduan. I Got It! akan mengajak Anda menelusuri proses pembuatan gula sekaligus menjelaskan dampak negatif dari terlalu banyak mengkonsumsi makanan manis.

I Got It! – The Volcano Episode

This episode tells the story of Bagas, a 12-year old boy whose house was destroyed by the Merapi eruption last October. The only thing he had left was the clothes he was

wearing at the time of the eruption. Everything else was gone, including his chicken, fish, and sheep. Now Bagas and his family live in a shelter. He also goes to a new school, made of bamboo, because his old school was devoured by the cold lava flood. The extraordinary thing is, even though Bagas has lost most of his possessions, he still insists on going back to the place where he once lived, and he still considers Merapi as his best friend. Unbelievable, isn’t it?

One thing is for sure: Everybody likes sweets! Candy, cakes, chocolate − basically sugar in whatever form − people of all ages are simply crazy about it.

But how do we extract sugar from plants, and how is sugar made, exactly? By recreating the sugar extraction process, I Got It! will show you how sugar cane is turned into sweet brown syrup and into golden shimmering raw sugar, until finally we get those refined white sugar crystals we know so well.

So why do we like sweets so much? What happens to us when we overindulge?

The human body reacts to the sweetness perceived by the taste buds on our tongue, and the brain is then triggered into distributing the so called “feel good” chemicals. The result, akin to falling in love, explains our often intense craving for sugar. Not only will I Got It! take you through the ins and outs of the sugar making process, it will also show you the dangers of consuming too much sugary goodness.

Episode ini bercerita tentang Bagas, seorang anak lelaki berusia 12 tahun yang rumahnya hancur oleh Merapi Oktober lalu. Segala isi rumahnya hilang. Ia hanya memiliki pakaian yang menempel di tubuhnya saat itu. Ia juga tidak tahu apa yang terjadi pada ayam, ikan dan domba peliharaannya. Kini, karena rumah telah rata dengan tanah, Bagas dan keluarganya pindah ke sebuah penampungan. Ia juga pergi ke sekolah baru yang terbuat dari bambu karena sekolah lamanya hanyut oleh lahar dingin. Yang mengagumkan, meskipun semua miliknya telah musnah, Bagas berkeras untuk kembali ke tanah tempat rumahnya dulu berdiri. Ia bahkan menganggap Merapi sebagai sahabatnya. Sulit dipercaya bukan? Nah, mari mencari tahu mengapa hal ini terjadi.

I Got It! – The Sugar Episode

family edutainment

Director: ABS-CBN Foundation / Producer: The Goethe-Institut in cooperation with ABS-CBN Foundation Philippines

Country: The Philippines / Length: 10 min. / Year: 2010

Director: Andi Asrul Sani FauzanProducer: The Goethe-Institut in cooperation with TVRICountry: Indonesia / Length: 10 min. Year: 2011 I Got It! – Episode Gunung Merapi

I Got it! - Episode Gula

Page 14: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201124 Science Film Festival

Indonesia 2011 25

Majalah IPTEK 7 Keajaiban mengikuti perjalanan Thomas dan Nelson, dua kapten pesawat luar angkasa dalam misi mereka menjelajahi beberapa keajaiban dunia. Dengan mengendarai pesawat luar angkasa yang dapat berubah bentuk dan bernama “Crazy Lola“, mereka mengelilingi dunia untuk menyuguhkan topik yang berbeda di setiap episode. Untuk melengkapi petualangan mereka, berbagai percobaan pendek “do-it-yourself” disertakan di setiap episode untuk mendorong anak-anak agar melakukan percobaan-percobaan yang mudah dan aman di rumah.

Pada episode kali ini, kru “Crazy Lola” terbang ke Islandia untuk melihat dari dekat bagaimana sumber air panas bekerja, dan mereka menemukan bahwa suhu air di sumber air panas tersebut cukup panas untuk merebus telur. Pesawat luar angkasa ini kemudian berubah menjadi sebuah piring untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi dalam alat pencuci piring ketika kita membersihkan peralatan makan yang kotor. Dan untuk percobaan “Please try this at home” hari ini, bersiaplah untuk sebuah resep istimewa: daftar bahan untuk membuat gelembung sabun yang tahan lama.

Saat ini adalah musim panas dan bunga-bunga bermekaran, namun ada satu yang kurang: lebah. Tingkat kematian lebah yang tinggi di seluruh dunia menurunkan populasinya. Untuk mengetahui sebabnya, presenter Johannes mengunjungi Sekolah Menengah Atas Albert-Schweitzer untuk bertemu dengan Alicia dan Jaspreet. Mereka adalah anggota sebuah lokakarya mengenai lebah di sekolahnya. Mereka menjelaskan sejarah budidaya serta kehidupan lebah dalam sarangnya, untuk membantu kita mengerti kebutuhan-kebutuhan lebah.

Tetapi mengapa hal ini penting bagi kita? Lebah sangatlah penting dalam rantai makanan. Mereka membantu proses penyerbukan setengah dari pepohonan kita hingga dapat berbuah. Setelah sapi dan babi, peternakan lebah adalah ketiga yang terpenting. Dengan menghancurkan hutan dan padang rumput untuk membangun kawasan industri dan perumahan, manusia secara tidak langsung menyebabkan penurunan populasi lebah. Dengan menyelamatkan lebah, kita juga menyelamatkan lingkungan kita.

7 WONDERS

The science magazine 7 Wonders follows Thomas and Nelson, two spaceship captains on their mission to explore the big and small wonders of the world. Some of them may be obvious to the audience, while others may come

as an exciting surprise. Together in their shape shifter space shuttle, “Crazy Lola”, they travel around the globe to present a different topic in each episode. In addition to their adventures, short “do-it-yourself”experiments are embedded in every instalment to encourage children to conduct easy and safe experiments at home.

In this episode the focus is on the wet wonder: Water. The “Crazy Lola” crew flies to Iceland to explain how geysers work and discovers that you can even boil your breakfast egg in this special kind of hot spring. Furthermore, the spaceship will transform into a plate to find out what is really happening inside a dishwasher while it cleans up your dirty cutlery. As for the “Please try this at home” experiment of the day, be prepared to get a very special kind of recipe: The perfect list of ingredients for long-lasting soap bubbles!

It is summer and flowers are blooming, but something is missing: The bees. The high mortality rate of bees worldwide is causing bee populations to dwindle. To find out why, presenter Johannes goes to the Albert-Schweitzer

High School to meet with Alicia and Jaspreet, both members of a bee workshop at their school. They explain the history of bee cultivation and the inner workings of beehives to help us understand the needs of bees.

But why is this important to us? Bees are a necessary part of the natural food cycle. They pollinate half of our trees so fruits can grow. Besides bovine and porcine animals, bees are the third most important livestock. Humans, however, are increasingly encroaching on the lives of bees by destroying forests and meadows to generate space for industrial parks and housing. It is therefore not only important to save the bees for their sake, but also for the sake of our environment.

Nine and a Half: Bees in Danger

family edutainment

Director: Svenja MettlachProducer: tvision GmbH for the WDR

Original Name: neuneinhalb – Bienen in GefahrCountry: Germany

Length: 9 min. Year: 2010

Director: Bernhard NezoldProducer: Kids TV for the ORFCountry: Austria / Length: 25 minYear: 2010

7 Keajaiban Nine and Half:

Lebah Dalam Bahaya

Page 15: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201126 Science Film Festival

Indonesia 2011 27

Selama lebih dari 40 tahun, Mouse TV telah dengan sukses menghantarkan acara televisi yang mendidik dan ramah anak ke jutaan penonton di seluruh dunia. Meskipun pada awalnya ditujukan bagi generasi muda, program mingguan ini sangat populer di semua kalangan usia karena dapat menyeimbangkan informasi yang akurat dan berharga dengan presentasi pemahaman yang mudah. Tiap episode tertuju pada sebuah topik tertentu dan terdiri dari beberapa film pendek yang menyederhanakan berbagai prosedur rumit menjadi konsep-konsep yang mudah dimengerti dan jelas. Biasanya prosedur-prosedur tersebut divisualisasikan dengan menggunakan contoh kejadian sehari-hari.

Tujuan acara ini adalah untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang dunia dan membangkitkan ketertarikan mereka pada lingkungan sekitar, karena itu bahasa yang digunakan adalah bahasa sederhana, agar para penonton muda tidak tersesat dalam berbagai istilah akademis.

Episode ini menyelidiki cara kerja mesin pada mobil hidrogen. Mungkinkah kita menggunakan air atau partikel air sebagai bahan bakar mobil? Jika ya, apa yang akan terjadi pada mesinnya dan apa saja proses kimia yang terlibat? Apakah gas yang dikeluarkan benar-benar lebih ramah lingkungan daripada mobil biasa? Semua ini akan dijelajahi dan dijelaskan oleh presenter Mouse TV, Christoph, yang akan memberikan demostrasi dengan bantuan berbagai model yang dibuatnya sendiri, tentang apa yang terjadi dalam mesin.

For over 40 years now, Mouse TV has been successfully delivering educational, child-friendly television content to millions of viewers worldwide. Although it was initially

intended for a younger audience, this weekly programme, is highly popular with any age group, as it manages to balance valuable and factual information with an easy to grasp presentation. Each episode is dedicated to a certain topic and includes short films, which break down complicated procedures into understandable and straightforward concepts. These concepts are often visualised with basic everyday gimmicks.

The aim of the show is to explain the world to children and to spark their interest in their surroundings, therefore simple language is used so that the young audience won’t find themselves lost in big, academic words.

This episode investigates how the engine of a hydrogen car works. Is it possible to refuel a car only with water or particles of water? If so, what happens in the engine and what chemical processes are involved? Are the exhausted fumes really more eco-friendly than the ones from regular cars?

All this will be explored and explained by Christoph, the show’s presenter, who will demonstrate, step by step, with the help of self-constructed models, what is happening inside the engine.

Mouse TV: Fuel Cell

family edutainment

Director: Sabine EnnulathProducer: Sabine EnnulathOriginal Name: Die Sendung mit der Maus: Brennstoffzelle Country: Germany Length: 5 min.Year: 2009

Setiap tahun badai besar menghancurkan banyak daerah di seluruh dunia. Namun, kecepatan angin seperti apa yang sebenarnya berbahaya bagi manusia? Eric memutuskan untuk mencari tahu sendiri dengan mengadakan percobaan terhadap dirinya. Di terowongan angin Stuttgart yang biasa digunakan sebagai tempat menguji aerodinamika mobil-mobil, Eric berdiri menantang angin. Dapatkah ia bertahan melawan angin topan berkecepatan maksimum 170km/jam?

Jakob, 11 tahun, membutuhkan angin untuk bergerak di atas air. Ia dan adik lelakinya, Xaver, adalah peserta selancar layang termuda di Jerman. Dengan menggunakan layangan untuk menangkap angin, ia dapat terbang di atas air. Tetapi Jakob ingin lebih, dan ia pun berlatih berbagai trik yang baru dan sulit untuk sebuah kompetisi internasional. Untuk ini ia membutuhkan kondisi angin yang khusus, yang dapat ditemukan di pulau Rhodes, Yunani.

Apakah angin sebenarnya? Bagaimana udara yang sederhana dapat menjadi angin? Pertanyaan tersebut dijawab pada episode pur+ ini!

pur+: Enter the Storm

Every year heavy storms destroy regions all over the world. But when is wind speed considered dangerous for people? Eric decides to find out for himself. In Stuttgart’s wind tunnel, where cars are usually

tested for their aerodynamics, Eric stands facing the wind. Can he withstand the maximum of 170 km/h or perhaps even the wind strength of a hurricane?

Eleven-year old Jakob needs the wind to move through water. He and his younger brother, Xaver, are the youngest contestants of kite surfing in Germany. By using the kite to catch the wind, he is able to fly over the sea. But he wants more and is now training for difficult new tricks to prepare for an international competition. For this he needs special wind conditions such as can be found on the Greek island of Rhodes.

But what is wind? How does simple air become wind? All this is answered in this episode of pur+.

Director: Rita Gerhardus-Faust / Producer: ZDFOriginal Name: pur+: Windstärke 12 / Country: Germany Length: 25 min. / Year: 2010pur+: Enter the Storm Mouse TV: Fuel Cell

Page 16: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201128 Science Film Festival

Indonesia 2011 29

family edutainmentDandelion: Wonderful Forest – The Labyrinth of TreesDandelion: Hutan yang Menawan - Di Tengah Labirin Pepohonan

Director: Hannes SpringProducer: Studio TV for ZDFOriginal Name: Löwenzahn, Wunderbarer Wald - Im Labyrinth der Bäume Country: Germany Length: 24 min. Year: 2010

Acara edutainment Dandelion merangkai fakta-fakta menyenangkan dan informasi menakjubkan tentang alam, lingkungan, dan teknologi dalam sebuah alur cerita yang mengalir indah. Konsep acara ini berkisar seputar petualangan Fritz Fuchs dan anjing peliharaannya, Cookie, yang selalu berusaha menyelidiki sebuah tema spesifik di tiap episode. Karena para produser acara ini percaya bahwa acara televisi yang mendidik bagi anak-anak akan lebih efektif bila disajikan dalam kemasan yang lucu dan menggelitik,

The edutainment show Dandelion interweaves fun facts and fascinating i n fo r m a t i o n a b o u t n a t u r e ,

the environment and technology into a continuous storyline. The show, always dealing with one specific theme in each episode, revolves around the the adventures of presenter Fritz Fuchs and his dog, Cookie. Since the producers of the show believe that educational television for children is more effective if the content is put across in a humorous way, many stories in Dandelion are indeed quirky and amusing, and the characters are likeable, slightly over the top personalities. The main message sent to the young audience is always: “Engage with the world and have fun while learning.”

This episode sees Fritz on a family getaway when, after an argument with his brother-

in-law regarding the fastest way to the camp site, he decides to take a short cut through the woods to meet him at their destination point. While in the forest, Fritz explores the flora and fauna all around him and meets the local forester who explains what happens to trees after they are felled.

banyak ceritanya dibuat menghibur dengan karakter-karakter yang menarik. Pesan utama yang selalu ingin disampaikan pada para penonton muda adalah: “Hayatilah kehidupan dan bersenang-senanglah sambil belajar.”

Pada episode ini, Fritz pergi berlibur bersama keluarganya. Setelah berdebat dengan kakak iparnya mengenai jalan mana yang tercepat menuju perkemahan, Fritz memutuskan untuk mengambil jalan pintas melalui hutan dan menemui kakak iparnya di tempat tujuan. Selama di hutan, Fritz meneliti berbagai flora dan fauna hutan dan bertemu penduduk lokal yang menjelaskan apa yang terjadi pada pepohonan setelah ditebang.

The Whizz Reporters: Into the RainforestThe Whizz Reporters: Memasuki Hutan Hujan

Director: Luc Baudonnière, Manou JakubowiczProducer: France 3 / Riff International Production / FTD

Original Name: C’est Pas Sorcier : Au cœur de la forêt tropicale / Country: France

Length: 26 min. / Year: 2002

The Whizz Reporters membawamu ke jantung sebuah hutan hujan terbesar di planet ini: Hutan hujan Amazon. Hutan ini meliputi sepertiga Amerika Selatan, atau seluruh permukaan Amerika Serikat! Jutaan jenis spesies disini merupakan warisan yang langka. Fred, Jamy dan Sabine bertemu dengan para peneliti CNRS (sebuah institut penelitian Perancis terkenal) yang sedang bekerja di tengah Guyana, di tengah sebuah hutan lebat yang belum terjamah manusia sebelumnya. Bersama mereka, kita menemukan berbagai harta karun tak terkira dari keberagaman biologis yang luar biasa ini.

The Whizz Reporters takes you into the heart of the largest rainforest on the planet: The Amazon rainforest. This forest covers a third of

South America, or pretty much the surface of the United States! The millions of species found in this region are an exceptional heritage. Fred, Jamy and Sabine meet CNRS (A famous French sciences institute) scientists working in the middle of Guyana, in a primary forest that has never been influenced by man. We discover with them the unexpected treasures of this extraordinary biodiversity.

Page 17: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201130 Science Film Festival

Indonesia 2011 31

Youth for Sustainable Development Awards are being presented for the first time at this year’s Science Film Festival in Jakarta, Indonesia. This exciting initiative organized by UNESCO Jakarta in partnership with Government and corporate sponsors, as well as the NGO Yayasan Indonesia Lebih Baik will encourage young people to make a significant, tangible, and positive changes toward a better environment in their local biosphere reserve by supporting small scale projects related to environmental awareness and education; recycling; sustainable agriculture and fisheries; community-based forest management; community waste management; clean energy and environmentally friendly public transportation to mention but a few examples. Small grants will be allocated to select proposals from groups of children (a minimum of 3 people ranging from ages 12-18) outlining an environmental project in their community or school that will help promote better environmental awareness and practice.

UNESCO Jakarta hopes that the Youth for Sustainable Development Awards, an integral part of its BREES (Biosphere Reserves for Environmental and Economic Security) flagship programme will become an annual event. This year proposals were accepted from young people

UNESCO Award : BREES (Biosphere Reserves for Environmental and Economic Security)

living in Cat Ba Biosphere Reserve, Vietnam and Cibodas Biosphere Reserve, Indonesia but with time UNESCO Jakarta wants this initiative to reach as wide a range of Asia Pacific biosphere reserves as possible.

About Environmental Sciences, UNESCO Jakarta:The Environmental Sciences Unit at UNESCO Jakarta Office has two global means of protecting natural sites and dealing with environmental issues; the Man and the Biosphere (MAB) Programme and the World Heritage Convention.

The Environmental Sciences approach to sustainable development is characterized by long-term commitments to site conservation, development of broad-based partnerships and interdisciplinary cooperation, exchange of scientific knowledge and information, and building a strong relationship with local people. A lot of our work concerns tropical forest conservation and some of our recent projects include orangutan surveys and habitat conservation, community-based forest management, eco-system restoration and the development of climate change adaptation measures.

Penghargaan Kaum Muda Bagi Perkembangan Kelangsungan Hidup (Youth for Sustainable Development Awards) dipresentasikan untuk pertama kalinya di Science Film Festival tahun ini di Jakarta. Inisiatif yang menarik ini, yang diselenggarakan oleh UNESCO Jakarta bekerja sama dengan Pemerintah dan sponsor-sponsor perusahaan, dan juga LSM Yayasan Indonesia Lebih Baik, akan mendorong kaum muda untuk membuat berbagai perubahan yang signifikan, nyata dan positif menuju sebuah lingkungan yang lebih baik dalam cagar alam lokal mereka dengan mendukung proyek-proyek berskala kecil yang berhubungan dengan, misalnya, kesadaran dan pendidikan akan lingkungan; pendaur-ulangan; kelangsungan agrikultur dan perikanan; manajemen hutan oleh masyarakat; manajemen pembuangan masyarakat; energi bersih dan transportasi ramah lingkungan. Beberapa tunjangan kecil akan dialokasikan untuk memilih berbagai proposal dari kelompok anak-anak (minimum 3 orang berusia 12-18 tahun) mengenai proyek lingkungan dalam komunitas atau sekolah mereka yang dapat membantu mempromosikan praktik serta kesadaran akan lingkungan yang lebih baik.

UNESCO Jakarta berharap Penghargaan Kaum Muda Bagi Perkembangan Kelangsungan Hidup, sebuah bagian integral dari program unggulan BREES-nya (Cagar Biosfer Bagi Keamanan Lingkungan dan Ekonomi/ Biosphere Reserves for Environmental and Economic Security), dapat menjadi acara

UNESCO Award : BREES (Biosphere Reserves for Environmental and Economic Security)

tahunan. Proposal-proposal tahun ini diterima oleh kaum muda yang tinggal Cagar Alam Cat Ba, Vietnam dan Cagar Alam Cibodas, Indonesia namun seiring dengan berjalannya waktu UNESCO Jakarta menginginkan inisiatif ini meraih cagar alam di Asia Pasifik seluas mungkin.

Tentang Ilmu Lingkungan, UNESCO Jakarta:Unit Ilmu Lingkungan di Kantor UNESCO Jakarta memiliki dua arti global yakni melindungi situs-situs perlindungan natural serta berurusan dengan berbagai masalah lingkungan; Program Manusia dan Biosfer (the Mand and the Biosphere/MAB) dan Konvensi Warisan Dunia.

Pendekatan Ilmu Lingkungan terhadap pengembangan kelangsungan hidup dikarakterisasi oleh berbagai komitmen jangka panjang pada konservasi situs, pengembangan kerjasama berbasis luas serta kerjasama interdisipliner, pertukaran informasi dan pengetahuan ilmiah, serta membangun sebuah hubungan yang kuat dengan masyarakat lokal. Banyak pekerjaan kami yang berhubungan dengan konservasi hutan tropis dan beberapa proyek terakhir kami mengikutsertakan survei orang utan dan konservasi habitat, manajemen hutan berbasis masyarakat, restorasi ekosistem serta pengembangan pengukuran adaptasi perubahan iklim.

Page 18: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201132 Science Film Festival

Indonesia 2011 33

ecology & environment

STUDENT GLOBE SUPPLEMENTThe Student Globe is positioned as a media program and includes a weekly print supplement, website, digital media, social media, events, internship opportunities, and participation in real world activities. We are industry aggregators in this segment, connecting the Business sector to Students.

JAKARTA GLOBE NEWSPAPERA broadsheet English-language general interest newspaper with an initial circulation of

English-language media landscape by going full color with 48 pages of business, political and international news; sports, entertainment, social and lifestyle coverage.

INVESTOR DAILY NEWSPAPERA premium business daily in Bahasa Indonesia (32 pages on weekdays and 36 pages on Saturday) with an initial circulation of 60,000.

STRAITS TIMES INDONESIA NEWSPAPER

than a century. Launched on July 15, 1845, its comprehensive coverage of world news, East

updates makes StraitsTimes the most read newspaper in Singapore.

GLOBE ASIA MAGAZINEThe country’s premier business magazine in English which has a circulation of close to 100,000.

THE PEAK MAGAZINE

leaders.

CAMPUS ASIA MAGAZINE

analyses on education and university life in the broadest sense possible with an initial circulation of 50,000.

CAMPUS INDONESIA MAGAZINEAn intervarsity campus magazine of educational values, contains information and data on student’s accomplishment, excellence, and the dynamic of life in campuses all over Indonesia. It is published in Bahasa Indonesia.

INVESTOR MAGAZINEA business and capital market Magazine with an initial circulation of 50,000 which has

KEMANG BUZZ MAGAZINE

Kemang.

Citra Graha Building, 11th Floor

T +62 21 5785 1875/1876/1882/1883 - F +62 21 574 5671

C

M

Y

CM

MY

CY

CMY

K

Iklan B1-21x21.pdf 9/8/2011 5:31:25 PM

Page 19: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201134 Science Film Festival

Indonesia 2011 35

Hutan meliputi hampir sepertiga permukaan Bumi dan merupakan rumah bagi setengah makhluk darat serta merupakan sumber pendapatan bagi satu dari empat orang. Hutan adalah sumberdaya yang menyediakan sebagian besar dari makanan yang kita konsumsi, udara yang kita hirup, dan berbagai obat-obatan. Hutan juga merupakan elemen penting dalam melawan perubahan iklim. Sayangnya, perilaku manusia mengancam berbagai ekosistem yang terbentuk ratusan juta tahun ini, yang sudah ada sebelum manusia-manusia pertama muncul di Bumi. Tahun Hutan Internasional adalah sebuah kesempatan untuk mempelajari, merayakan, serta melindungi ekosistem-ekosistem penting ini.

Forests cover almost a third of the Earth’s surface. They are home to over half of all terrestrial species and partially supply one in four persons’ income. Forests

provide resources for the food we eat, the air we breathe, and the medicines we consume. Forests are also a key element in the fight against climate change. However, we are threatening these ecosystems formed hundreds of millions of years ago before the first humans appeared on Earth. This International Year of Forests is an opportunity to discover, celebrate and protect these essential ecosystems.

Of Forest and MenHutan dan Manusia

ecology & environment

Director: Yann Arthus-BertrandProduced by: GoodPlanet FoundationOriginal Name: Des Forêts et des HommesCountry: France / Length: 8 min. / Year: 2010

Musim-musim di hutan Eropa beraneka ragam seperti para penghuninya, dan berwarna-warni seperti bunga-bunga yang tumbuh di dalamnya. Ketika musim dingin yang bersalju berakhir, sinar pertama matahari mulai menghangatkan cuaca, dan semua hewan dan tumbuhan pun terbangun untuk memulai rutinitas tahunan mereka. Kohabitasi yang sekilas nampak damai sebenarnya adalah sebuah perjuangan, di mana yang paling kuat dan paling cerdaslah yang dapat bertahan. Berbagai macam ujian, seperti pertengkaran dalam memperebutkan pasangan hingga adu tanaman demi tempat yang menerima banyak cahaya matahari, menunjukkan bahwa kehidupan hutan adalah perjuangan yang tanpa henti. Alam memiliki berbagai cara yang unik untuk memisahkan mereka yang selalu bertengkar, sehingga baik hewan maupun tumbuhan memiliki jadwal dan daerah mereka masing-masing untuk mencari atau menerima asupan. Namun manusia seringkali merusak keseimbangan alam ini dengan menebang dan menanam pohon seenaknya, dan menyebabkan rusaknya konsep keharmonisan alam. Akibatnya, para hewan dan tanaman penghuni hutan ditantang untuk mengatur ulang hirarkinya sendiri, dan hal ini menjadikan mereka yang lebih superior yang keluar sebagai pemenang.

The Forest: Realm of ShadowsThe Forest: Realm of Shadows

The seasons in a European forest are as diverse as its inhabitants and as colourful as the flowers growing within it. When after the snowy winter the first rays of spring

sunshine begin to warm the weather, all the creatures and plants are awakened, and they begin their yearly routine.

What seems like such a peaceful state of cohabitation is really a battle where only the fittest and smartest can survive. Whether it is animals fighting over the perfect mate or a plant battling for the sunniest spots on the ground–life in the forest is a constant struggle. Nature has come up with clever ways of splitting up the rivalries, so that some animals and plants prefer different times of the day or different habitats in their search for food. However, humans are regularly interfering with this ‘natural equilibrium’, by felling and planting trees, and messing with Mother Nature’s concept of harmony. As a result, the forest inhabitants are challenged to reorganise the hierarchy themselves, which sees superior life forms as the winners.

Director: Jan HaftProducer : nautilusfilm GmbH for Studio Hamburg Produktion GmbHOriginal Name: Mythos Wald I (Teil 1: Tierparadies und Schattenreich )Country: Germany / Length: 43 min. / Year: 2009

Page 20: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201136 Science Film Festival

Indonesia 2011 37

Adansonia madagascariensis, yang dikenal juga dengan nama Baobab Madagaskar, adalah sebuah pusaka biologis yang unik. Hanya sedikit yang diketahui para ilmuwan tentang jenis pohon raksasa ini, dan sayangnya saat ini mereka tengah berada di bawah ancaman kepunahan akibat penggundulan dan perubahan iklim. Selama lebih dari sepuluh tahun, beberapa satelit pengawas telah mengambil foto Bumi dengan resolusi kurang dari satu meter. Melalui gambar-gambar tersebut kita dapat mengidentifikasi dan mengetahui lokasi pohon tropis ini. Untuk mempelajari Baobab Madagaskar lebih lanjut, sebuah tim peneliti mengadakan sebuah ekspedisi ke barat daya Madagaskar pada bulan Mei 2009.

The Baobabs of Madagascar (Adansonia madagascariensis) are a unique biological heritage. These giants, of which scientists still know relatively little, are currently under

threat due to deforestation and climatic hazards. Over the past decade or so, observation satellites have been taking photographs of the Earth with a resolution of less than a meter. From these images, it is apparently possible to identify and locate baobabs. To learn more about his endangered tree, a team of researchers from Cirad organised an expedition to Southwestern Madagascar in May 2009.

ecology & environment

Director: Stéphane Corduant, Cyrille Cornu, Pascal DanthuProduced by: CiradOriginal Name: Baobabs - Entre Ciel et TerreCountry: France / Length: 34 min. / Year: 2010

Pemanasan Global telah menjadi tantangan utama abad ke-21. Bertindak dalam melawan segala ramalan yang pesimistis tentang masa depan bumi, mencegah ketimpangan politik dan ekonomi, serta menyediakan informasi yang faktual sudah selayaknya menjadi tujuan-tujuan utama media komunikasi yang bertanggung jawab. Namun tema-tema lingkungan, misalnya kerusakan pada terumbu karang di Maldives, belum menjadi tema yang populer untuk ditampilkan di televisi. Hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan mengenai lingkungan pada populasi lokal. Untuk menyadarkan masyarakat akan betapa pentingnya lingkungan hidup, dokumenter sains memegang kunci dalam meningkatkan pengetahuan melalui informasi visual.

No Coral, No MaldivesTidak Ada Karang, Tidak Ada Maladewa

Global Warming has become a major challenge of the 21st century. Acting to counter the most pessimistic forecasts, preventing political and economical imbalance and

providing information are major goals for the responsible media. Nevertheless the significant environmental subject of the destruction of coral reefs in the Maldives is still rarely covered on television, and we note the local population’s lack of knowledge of these ecosystem. That is why scientific documentaries are invaluable in increasing awareness through visual information.

Director: Aminath NajeebProduced by: CFI, IRD in cooperation with Maldives National Broadcasting Cooperation (MNBC)Original Name: Pas de Coraux, Pas de MaldivesCountry: France / Maldives / Length: 13 min. / Year: 2010

Baobabs – Between Sky & EarthBaobabs - Antara Langit dan Bumi

Page 21: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201138 Science Film Festival

Indonesia 2011 39

festival information

PROGRAMFORCLIME adalah Program Hutan dan Perubahan Iklim, yang merupakan program Kerjasama Internasional Jerman (Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit, GIZ). Tujuan menyeluruh program ini adalah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan seraya meningkatkan mata pencaharian masyarakat desa miskin Indonesia. Dalam rangka mencapai sasaran ini, Tim Program ini akan membantu Pemerintah Indonesia merancang dan mengimplementasikan reformasi hukum, kebijakan dan kelembagaan untuk pelestarian dan pengelolaan hutan yang lestari, pada tingkat lokal, provinsi dan nasional. Bantuan pembangunan demonstrasi kegiatan REDD merupakan fokus utama dari Program ini, yakni dengan memberikan pengalaman kepada para pengambil keputusan tentang bagaimana REDD dapat diimplementasikan “di lapangan”.

KONTES FOTOMajelis Umum PBB telah mendeklarasikan tahun 2011 sebagai “Tahun Internasional Kehutanan 2011”. FORCLIME, bersama dengan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia mendukung Tahun Kehutanan Internasional 2011 PBB dengan mengadakan Kompetisi Foto. Kontes ini diadakan untuk membantu peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya hutan Indonesia dalam perundingan global mengenai perubahan iklim.

Kompetisi ini sudah berlangsung dari 1 Agustus hingga 31 Oktober 2011. Nama pemenang akan diumumkan pada acara penyerahan hadiah di pembukaan Science Film Festival, tanggal 16 November 2011 di Blitz Megaplex Cinema, Mall Grand Indonesia, Jakarta.

Forests and Climate Change Programme (FORCLIME) Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbHManggala Wanabakti Building, Blok VII, Lt. 6Jln. Jenderal Gatot SubrotoJakarta 10270 - Indonesiaweb: www.forclime.org

Disponsori oleh:PT. Global Alam Lestari

Page 22: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201140 Science Film Festival

Indonesia 2011 41

festival information

Pada awalnya, Science film Festival diinisiasikan oleh Goethe Institut Thailand, dengan tujuan mendorong rasa penasaran serta ketertarikan kaum muda terhadap iptek. Lebih jauh lagi, festival ini berharap dapat menunjukkan bahwa hiburan dan pembelajaran dapat digabungkan secara efektif melalui film dan media televisi.

Festival ini dilihat sebagai “proyek payung” yang menyatukan acara pendidikan iptek, sebuah akses kepada inisiatif pengetahuan serta sebuah perayaan kebudayaan akan aneka ragam pendekatan terhadap dunia komunikasi iptek.

Kesuksesan pelaksanaannya di Thailand mendorong kelanjutan festival ini di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 2010 festival ini dilaksanakan di 4 negara ASEAN termasuk Indonesia. Di Jakarta saja festival ini memikat lebih dari 13.000 anak-anak.

Tahun ini, untuk pertama kalinya, festival ini akan diadakan secara serempak di Thailand, Kamboja, Indonesia, Malaysia, Vietnam dan Filipina dengan perkiraan pengunjung sebanyak 120.000 orang. Hal ini menjadikannya acara terbesar tingkat dunia di kelasnya dalam hal pengunjung.

Di Indonesia, festival ini akan berkeliling ke Ambon, Bandung, Gowa, Jakarta, Jayapura, Mataram, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Sorong, Surabaya dan Yogyakarta. Terimakasih kepada Kementerian Luar Negeri Jerman dan Garuda Indonesia atas dukungan dan partisipasinya untuk kegiatan festival keliling ini.

Festival tahun ini adalah bagian dari JERIN - Jerman - Indonesia. “Kreativitas dalam Keberagaman”, yang akan diselenggarakan mulai bulan Oktober 2011 hingga Februari 2011 dan menampilkan hubungan Jerman - Indonesia dari berbagai sisi, melalui berbagai inisiatif yang luar biasa dari bidang budaya, ilmu pengetahuan, ekonomi dan pendidikan. JERIN diprakarsai oleh Kedutaan Besar Jerman, Goethe Institut dan Kamar Dagang Jerman -Indonesia (EKONID) bekerjasama dengan berbagai mitra Jerman dan Indonesia. Informasi lebih lanjut baca www.jerin.or.id

Jika Anda ingin mendukung festival ini, jika Anda ingin ikut serta pada tahun 2012, jika Anda ingin menjadi relawan dalam festival ini, jika Anda ingin berbagi visi yang sama, silakan hubungi kami di: [email protected]

The Science Film Festival, originally initiated by the Goethe-Institut Thailand, aims to encourage young people to be curious and to have an interest in science. Furthermore, it wishes to demonstrate that entertainment and learning can be combined effectively through film and the television media.

The festival is seen as an “umbrella project” that brings together a science education event, an access to knowledge initiative and a cultural celebration of different approaches to the world of science communication.

The successful implementation in Thailand encouraged the continuation of the festival in other Southeast Asian countries. In 2010, it took place in 4 ASEAN-countries, including Indonesia. In Jakarta alone it reached more than 13,000 children.

This year, for the first time, the festival will take place simultaneously in Thailand, Cambodia, Indonesia, Malaysia, Vietnam and the Philippines with an estimated 120,000 visitors, making it the largest event of its kind worldwide in terms of audience figures.

In Indonesia, the festival will travel to Ambon, Bandung, Gowa, Jakarta, Jayapura, Mataram, Pontianak, Salatiga, Samarinda, Sorong, Surabaya and Yogyakarta. Thank you to the German Federal Foreign Office and to Garuda Indonesia for financing the Travelling Festival.

This year’s festival is part of JERIN – Germany and Indonesia. “Creativity in Diversity”, which from October 2011 until February 2012 celebrates the multi-facetted German-Indonesian partnership in exceptional projects in the fields of culture, economy, science and education. JERIN is a joint project of the German Embassy, the Goethe-Institut and the German-Indonesian chamber of Commerce (EKONID) together with numerous German and Indonesian partners. Further information at www.jerin.or.id.

If you would like to support the festival, if you would like to be part in 2012, if you would to work for the festival as a volunteers, if you share the same vision, kindly contact us:[email protected]

About the FestivalTentang Festival

Science Film FestivalIndonesia 201140

Page 23: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 2011 43

Under the motto “creativity in diversity” the Embassy of the Federal Republic of Germany, Goethe-Institut and the German-Indonesian Chamber of Industry and Commerce (EKONID), are hosting the event series “JERIN - Jerman dan Indonesia”.

The program starts in October 2011 including more than 50 events in over 12 cities within Indonesia and finishes in February 2012.

JERIN is supposed to be an interactive platform, which gives many opportunities for joint possibilities in areas like e-mobility, renewable energy, sustainable development, culture, education and innovation will be prominently featured touching genres such as performing and visual arts, science, education, technology and business, etc.

JERIN embodies the image of a long friendship between Germany and Indonesia. The initial point of their success is their spirit for creativity and their encouragement of diversity. Through JERIN, these qualities shall be confirmed and enlarged for the future.

The logo is inspired by the JERIN butterfly, draped in the Indonesian and German national colors. The logo reflects the philosophy of the butterfly effect: a small change in one place can have large effects elsewhere. In Indonesian mythology, the arrival of the butterfly symbolizes a joyful event. The butterfly is dynamic and lively - exactly what we expect from JERIN!

You can find the JERIN program on the internet at www.jerin.or.id. You can find all information on the website concerning the program, interactive communication devices, pictures, videos, trailer and information regarding the partners which are coming from the economic-, political-, cultural-, and scientific sectors.

Di bawah slogan “kreativitas dalam keberagaman” Kedutaan Besar Republik Federal Jerman, Goethe Institut dan Kamar Dagang dan Industri Jerman - Indonesia (EKONID), menyelenggarakan serangkaian acara yang diberi nama JERIN Jerman – Indonesia.

Program JERIN dimulai bulan Oktober 2011, yang melibatkan lebih dari 50 acara, diselenggarakan di lebih dari 12 kota di Indonesia dan akan berakhir bulan Februari 2012.

JERIN diharapkan menjadi platform yang interaktif, yang memberi banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu secara bersama dalam bidang seperti e-mobility, energi terbarukan, pembangunan yang berkelanjutan, budaya, pendidikan dan inovasi yang akan ditampilkan secara menarik dalam berbagai acara seperti pertunjukkan dan pameran seni, ilmu pengetahuan, pendidikan, teknologi dan bisnis, dan sebagainya.

JERIN mencerminkan persahabatan yang telah berlangsung lama antara Jerman dan Indonesia. Titik awal keberhasilan mereka adalah semangat untuk berkreativitas dan dorongan mereka untuk menerima keberagaman. Lambang acara ini terinspirasi oleh Kuku-kupu JERIN, yang mewakili warna bendera nasional Jerman dan Indonesia. Lambang tersebut merefleksikan filsafat efek kupu-kupu: sebuah perubahan kecil di satu tempat yang akan membawa pengaruh besar di tempat lain. Dalam mitos Indonesia, kehadiran seekor kupu-kupu menandakan akan adanya peristiwa menyenangkan. Kupu-kupu itu dinamis dan lincah – persis seperti yang kita harapkan dari JERIN!

Anda dapat menemukan program acara JERIN di situs internet www.jerin.or.id. Anda bisa menemukan semua informasi menyangkut program, perangkat komunikasi interaktif, foto, video, trailer dan informasi mengenai mitra-mitra yang berasal dari berbagai bidang mulai dari ekonomi, politik, budaya dan ilmu pengetahuan.

The Science Film Festival 2011 is part of the divers JERIN ProgrameScience Film Festival 2011 adalah Bagian dari beragam acara JERIN

JERIN at a Glance Sekilas tentang JERIN

The magic of JERIN -JERmaN daN INdoNEsIa – conTinues, an encounTer plaTform, offering

a pluraliTy of science, economy and culTure from octobER 2011 unTil FEbRuaRy 2012 in

ciTies like medan, JakarTa, Bandung, makassar, yogyakarTa and suraBaya.

EVENTS

CULTURESCIENCE

MUSIC

JERIN goes Science

ECONOMY

for more deTails and updaTe of Jerin visiT our weBsiTe or geT updaTes via faceBook, TwiTTer, youTuBe and flickr.

www.jerin.or.id [email protected]: @jer_in

Facebook: jermandanindonesia

YouTube channel: jermandanindonesia

Flickr: jerman-indonesia

Page 24: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201144 Science Film Festival

Indonesia 2011 45

natural science, life science and technology

Tentang WWF- IndonesiaWWF adalah organisasi konservasi global yang mandiri dan didirikan pada tahun 1961 di Swiss, dengan jaringan di lebih dari 100 negara di dunia dan didukung oleh sekitar 5 juta suporter. WWF mulai aktif di Indonesia pada tahun 1962 dan menjadi organisasi nasional yang independen berbentuk yayasan pada 11 September 1996. WWF-Indonesia saat ini bekerja di 17 provinsi di 28 wilayah kerja lapangan dengan program-program konservasi di bidang kelautan, kehutanan, spesies dan ekosistem air tawar serta iklim dan energi.

About WWF-IndonesiaWWF is one of the world’s largest and most respected independent conservation organizations, with over 5 million supporters and a global network active in over 100 countries. In Indonesia, WWF started its work in 1962 and obtained Indonesian legal entity as a foundation or Yayasan in 1996. WWF-Indonesia currently running its conservation works in 28 sites and 17 provinces throughout Indonesia, covering works in a number of marine, forest, species and freshwater ecosystem, as well as climate and energy program.

For further info please visit www.wwf.or.id

Pho

to ©

Ala

in C

ompo

st /

WW

F-C

anon

About WWF-inggris_ indonesia.indd 1 9/26/2011 4:34:30 PM

Page 25: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201146 Science Film Festival

Indonesia 2011 47

Ikan hiu seringkali ditakuti karena karakternya yang haus darah dan sifatnya yang berbahaya. Yang kita tidak sadari adalah bahwa hewan indah ini tidak ingin menyakiti manusia. Rumor bahwa makhluk liar ini doyan memburu turis yang sedang bersantai ria di kawasan pantai dimulai sejak film tahun 70an karya Stephen Spielberg, Jaws, ditayangkan. Meskipun sejak dahulu hiu sudah diburu, film tersebut mengakibatkan hiu semakin ditakuti tanpa alasan yang nyata.

Para peneliti menemukan bahwa populasi spesies hiu Mediterania seperti hammerhead, blue shark, dan thresher shark berkurang hingga 97%-99% dalam dua abad terakhir. Sejumlah spesies terancam punah akibat pemancingan dalam jumlah besar (tangkap lebih), yang sering menyebabkan mereka tersangkut pada jaring. Populasi hiu memerlukan banyak waktu untuk pulih kembali karena mereka tumbuh secara perlahan dan hanya mampu memiliki beberapa anak.

Fascination Knowledge melihat para hiu sebagai protagonis dan manusia sebagai antagonis. Iska Schreglemann menjelaskan situasi hiu terkini dan melihat berbagai proyek ilmiah terbaru. Ia menunjukkan kepada kita kemampuan luar biasa hewan cantik ini, serta apa yang harus dilakukan untuk menyelamatkan mereka.

Sharks are often feared for their alleged bloodthirsty character and dangerous behaviour. What people don’t realise is that this beautiful animal doesn’t want to harm

humans. Jaws, Spielberg’s 70’s horror-thriller flick, unwittingly contribute to slanderous rumours of the angry wild beast that preys on innocent victims at tranquil tourist beaches. Sharks may have always been hunted, but since the release of the film, they have gone further down in infamy for what seems to be no reason at all.

Researchers have found out that the population of Mediterranean shark species like hammerheads, blue sharks, and thresher sharks have decreased over 97%-99% over the last two centuries. Numerous species are threatened with extinction through over fishing, as they get caught in the nets and die a slow death. The shark population needs a lot of time to recover as they grow very slowly, mature late, and bear only few offspring.

Fascination Knowledge sees the shark as the protagonist and the human as the antagonist. Iska Schreglemann explains the current shark situation and looks at recent scientific projects. She shows the extraordinary abilities of this beautiful animal and what has to be done to rescue them.

Fascinating Knowledge: SharksFascination Knowledge: Hiu

natural science, life science and technology

Director: Florian GuthknechtProducer : Florian Guthknecht

Original Name: Faszination Wissen Haie Country: Germany / Length: 29 min. / Year: 2010

Apakah tidur itu? Mengapa kita membutuhkannya? Berapa lamakah kita perlu tidur dalam sehari dan apa yang terjadi pada tubuh kita ketika tidur?

Dari episode pertama Chasing Sleep kita belajar banyak hal tentang tidur dari penjelasan 2 dokter tidur yang terkenal di Singapura. Dengan dibantu panduan mereka, kita menjelajahi apa yang terjadi dengan tubuh dan pikiran manusia ketika kita tidur.

Chasing Sleep -Sleep DemystifiedChasing Sheep - Sleep Demystified

What is sleep? Why do we need to sleep? Exactly how much sleep is enough? When are we really asleep and what happens to our body when we are sleeping the night away?

The first episode of Chasing Sleep gives you the 100% sleep exposé. We learn the intriguing fundamentals of sleep from 2 acclaimed sleep doctors in Singapore. With their guidance, we explore what happens to the human body and mind when we are asleep.

Director: Angeline SweeProducer: Very! Pte Ltd, Channel NewsAsia, MediaCorp Pte LtdCountry: Singapore / Length: 24 min. / Year: 2010

Page 26: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201148 Science Film Festival

Indonesia 2011 49

culture & historyMarmut. Kita semua mengenal mereka sebagai hewan peliharaan yang ramah dan memikat hati. Namun apakah yang kita ketahui tentang masa lalu mereka?

Makhluk sosial dan cerdik ini menyimpan kisah yang menakjubkan, yang berawal dari peradaban kuno, dan masih berlangsung hingga jaman kontemporer ini . Di Amerika Selatan, bangsa Inca tidak hanya menganggap hewan kecil ini sebagai sumber daging di musim kering; mereka juga memuja hewan tersebut sebagai makhluk suci, dan sering menghadiahkan mereka sebagai kurban kepada para dewa. Bangsa Spanyol lalu membawa marmut ke Eropa, dan di

The Real Guinea PigMarmut yang Sesungguhnya

Guinea pigs: We all know them as friendly and loveable pets. But what do we really know about their past?

This surprisingly social and cunning critter tells a fascinating story beginning in antiquity and ending in our contemporary settings. In South America, the Incas cherished this little animal not only as a source of meat during dry periods, but also worshiped them as sacred creatures, often sacrificing them to the gods. The Spanish invaders brought guinea pigs to Europe, where they were turned into pets to amuse children. Still today they make popular companions for the young ones, but there is more to them than their cute appearance and peaceful personality. Guinea pigs live in colonies and their complex social structures can be easily compared to cohabitating human behaviour. In Germany, a special guinea pig research centre was created to analyse their actions and to draw parallels between them and the human society. Get

Director: Herbert OstwaldProducer: Light & Shadow GmbH Original Name: Schlaue MeerschweinchenCountry: Germany / Length: 50 min / Year: 2010

natural science, life science and technology

ready for an off-beat journey from the soaring peaks of the Andes to the Amazon rainforest and Argentine deserts to see guinea pigs as you have never seen them before!

sana mereka dijadikan hewan peliharaan untuk menghibur anak-anak. Sampai hari ini pun mereka masih menjadi teman yang digemari anak-anak. Tetapi ternyata marmut memiliki lebih dari sekedar penampilan yang lucu dan kepribadian yang damai. Mereka hidup dalam kelompok, dan pada struktur sosial mereka yang rumit dapat ditemukan banyak kesamaan dengan cara manusia berinteraksi dengan sesamanya. Di Jerman, sebuah pusat penelitian khusus marmut didirikan untuk meneliti setiap aksi mereka, dan dengan demikian menyingkapkan kesejajaran masyarakat marmut dengan manusia. Bersiaplah untuk sebuah perjalanan luar biasa, dari puncak-puncak tertinggi pegunungan Andes hingga hutan hujan Amazon dan gurun-gurun Argentina, untuk melihat sisi lain para marmut yang belum pernah kita lihat sebelumnya

Page 27: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201150 Science Film Festival

Indonesia 2011 51

culture & history

Meninggalkan kenyamanan rumah untuk menjelajahi Afrika pada umur 10 tahun: Inilah petualangan Lea yang luar biasa. Lea, seorang penjelajah muda yang berani, berbagi dengan kita pengetahuan dia tentang kehidupan sehari-sehari seorang anak Afrika di Kongo dalam dokumenter pendek: Penjelajah Muda di Afrika. Melalui kecintaannya terhadap hewan dan alam, selama dua minggu di Republik Demokratik Kongo Lea berhasil memperoleh teman-teman baru yang membuat dia menyadari bahwa segalanya begitu berbeda dari rumah: baik itu sekolah, makanan, cara mandi, maupun cara bermain. Lea yang selalu penasaran dan kadang terkejut akan menjelajahi dunia barunya melalui kedua matanya yang terkagum-kagum, dan dengan kata-katanya yang spontan Lea akan menyuguhkan kepada kita beragam informasi menarik tentang Afrika.

Young Explorers in Africa – Lea on the trail of GorillasYoung Explorer in Africa - Lea Pada Jejak Gorila

Leaving home for the unknown to discover Africa at age 10: This is Lea’s exciting adventure. Lea, a budding explorer, will share with us the everyday life of an African child for two

weeks in the Democratic Republic of the Congo. Through her passion for animals and nature, she will make new friends and appreciate how different everything is from home: school, food, shower, and play. Always curious, sometimes shocked, Lea will explore her new world through marveled eyes, and in her own spontaneous words will give us a glimpse of Africa as you’ve never seen before.

Director: Guy BeauchéProducer: Bonne PiocheOriginal Name: Les Petits Explorateurs à travers l’Afrique – Léa sur les traces des GorillesCountry: France / Length: 26 min. / Year: 2009

Televisi Republik Indonesia (TVRI) --------------------------------------------------------------------------- www.tvri.co.id

ABS-CBN Foundation -------------------------------------------------------------------------------------------- www.abs-cbnfoundation.com

Thai Public Broadcasting Service (Thai PBS) -------------------------------------------------------------- www.thaipbs.or.th

Vietnam Television (VTV) --------------------------------------------------------------------------------------- www.vtv.org.vn

Kids TV im Auftrag des ORF ------------------------------------------------------------------------------------ www.kidstv.co.at/

WDR ----------------------------------------------------------------------------------------------------------------- www.wdr.de

France 3 / Riff International Production / FTD ------------------------------------------------------------ www.france3.fr/

nautilusfilm für Studio Hamburg Produktion GmbH --------------------------------------------------- www.studio-hamburg.de

GoodPlanet Foundation ---------------------------------------------------------------------------------------- www.goodplanet.org

CFI, IRD, in cooperation with Maldives National --------------------------------------------------------- www.mnbc.com.mv

Cirad ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- www.cirad.fr/

Very! Pte Ltd, Channel NewsAsia, MediaCorp Pte Ltd -------------------------------------------------- www.corporate.mediacorp.sg

Florian Guthknecht ---------------------------------------------------------------------------------------------- www.flowmotion-film.de

Laengengrad Filmproduction GmbH ----------------------------------------------------------------------- www.laengengrad.de

Bonne Pioche ----------------------------------------------------------------------------------------------------- www.bonnepioche.fr

ZDF ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ www.zdf.de

Sabine Ennulath -------------------------------------------------------------------------------------------------- www.ekotopfilm.sk

production websites

Page 28: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201152 Science Film Festival

Indonesia 2011 53

organizers, venues & sponsors

EKONID, the German-Indonesian Chamber of Industry and Commerce

As part of the network of German Chambers Abroad (AHKs), EKONID is officially mandated by the German Federal Government to promote trade and investment between Germany and Indonesia. EKONID’s corporate and institutional members are supported through a wide range of network and lobbying activities, especially towards ministries and other government authorities.

Founded in 1970, EKONID has today established itself as a reliable and competent provider of business services for its members and clients in both Germany and Indonesia. Its areas of expertise cover market entry, trade fair participation, event management, advertising and promotion.

Celebrating four decades of business networking in Indonesia

Jl. H. Agus Salim No. 115 - Jakarta 10310 P.O. Box 3151 - Jakarta 10031, Indonesia

Phone: +62-21 315 4685 - Fax: +62-21 315 5276 E-mail: [email protected] - http://indonesien.ahk.de

Page 29: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201154 Science Film Festival

Indonesia 2011 55

Jl. M.H.Thamrin No.1Jakarta 10310, Indonesiawww.gtz-decentralization.or.id

Media Partners

Kompas.comKompas Cyber MediaGedung Kompas Gramedia, Unit II Lt.5Jl. Palmerah Selatan 22-28Jakarta 10270www.kompas.com

MNC TVPT. Media Nusantara Citra TBKKomplek RCTIJl.Raya Perjuangan Kebun Jeruk Jakarta-Indonesia 11530www.mncgroup.com

National Geographic IndonesiaPublishing II Men’s MediaGedung Gramedia Majalah Unit 1 Lt.6Jl.Panjang No.8AKebon jeruk, Jakarta 11530, Indonesiawww.nationalgegraphic.co.id

Berita Satu Media HoldingPT Jakarta Globe Media BusinessCitra Graha Building 11th Floor, Suite 1102Jl.Jend.Gatot Subroto Kav 35-36Jakarta 12650IndonesiaTel: +62 21 29957500Fax: +62 21 5200072www.thejakartaglobe.com

Green RadioPT.Media Lintas Inti NusantaraJalan Utan Kayu no 68HJakarta 13120Tel: +62 21 8573388

Venue Partners

Univesitas ParamadinaJl. Gatot Subroto Kav.97Mampang, Jakarta 12790IndonesiaTel: +62 21 7918 1188Fax: +62 21 799 3775www.paramadina.ac.id

Pusat Peragaan IPTEKTaman Mini Indonesia IndahJakarta 13560IndonesiaTel: +62 21 840 1488Fax: +62 21840 1487http://ppiptek.ristek.go.id

Singapore International SchoolSIS Campus, Jl.Bona Vista Raya, Lebak Bulus Jakarta 12440Tel : +62 21 759 144 14Fax :+62 21 759 144 24www.sisschools.org

Universitas Multimedia Nusantara (UMN)Kampus UMN, Scientia GardenJl.Boulevard Gading SerpongTangerang-BantenIndonesiaTel: +62 21 542 20 808Fax: +62 21 542 20 800www.unimedia.ac.id

Goethe Zentrum SurabayaTaman A.I.S Nasution 15Surabaya 60271Tel: +62 31 5343735, 5343736Fax: +62 31 5319507www.goethe.de/indonesien

CCF SurabayaJl.Darmokali 10 Surabaya 60265- IndonesiaTel: +62 31 5678693, 5620079Fax: +62 31 5663614www.ccclsurabaya.com

Support & Endorsements:

Kementrian Pendidikan NasionalJl.Gatot Subroto Kavling 40-41Jakarta SelatanIndonesiahttp://disdik.jakarta.go.id

Dinas Pendidikan Pemprov DKI JakartaJl.Gatot Subroto Kavling 40-41Jakarta SelatanIndonesiahttp://disdik.jakarta.go.id

Kantor Bupati GowaJl. Mesjid Raya No.30SungguminasaGowa, Sulawesi Selatan

Sponsors

Hilo (PT.Nutrifood Indonesia)Rawabali II No.3Jakarta- 13920Indonesiawww.nutrifood.co.id

SIEMENSSiemens IndonesiaArkadia Office Park, Tower F 18th floorJl. T.B.Simatupang Kav.88Pasar MingguJakarta 12520, IndonesiaTel: +62 21 2754 3000Fax: +62 21 2754 3333www.siemens.co.id

organizers, venues & sponsors1

Organizers:

Goethe-Institut IndonesienJl. Sam Ratulangi 9-15P.O. Box 3640, Jakarta 10036, IndonesiaTel: +62 21 235 50208Fax: +62 21 235 500 21www.goethe.de/indonesien

Partners:

Goethe-Institut IndonesienJl. Sam Ratulangi 9-15P.O. Box 3640, Jakarta 10036IndonesiaTel: +62 21 235 50208Fax: +62 21 235 500 21www.goethe.de/indonesien

Embassy of the Federal Republic of GermanyJl.M.H.Thamrin no.1 Jakarta 10310Tel: +62 21 3985 5000www.jakarta.diplo.de

Garuda IndonesiaGround Floor, Management Building Garuda CitySoekarno-Hatta International AirportCengkareng 19120, IndonesiaP.O.BOX 1004, TNG BUSHTel: +62 21 2560 1010Fax: +62 21 2560 1068

Universitas ParamadinaJl. Gatot Subroto Kav. 97Mampang, Jakarta 12790, IndonesiaTel: +62 21 7918 1188Fax: +62 21 799 3375www.paramadina.ac.id

PT.Kuark InternasionalKomp.Perkantoran Permata Hijau Blok D11-12Jakarta 12210Indonesia

Perkumpulan Ekonomi Indonesia-Jerman (Ekonid)Jl. H. Agus Salim No. 115Jakarta 10310, P.O. Box 3151, Jakarta 10031, IndonesiaTel: +62 21 315 4685Fax: +62 21 315 5276, 315 7088www.ekonid.com

French Embassy in IndonesiaDepartment for Culture and CooperationJl.Panarukan No.35Jakarta 10310, IndonesiaTel: +62 21 3193 1795Fax: +62 310 3747www.ambafrance-id.org

Paparons Pizza and AmigosPondok Pinang Center Blok C-48. Jl.Ciputat Raya, Jakarta Selatan 12310 Tel: +62 21-75915031/2Fax:+62 21- 7500787

Supporting Partners

WWF IndonesiaGedung Graha Simatupang tower 2 unit C lantai 7Jl.Letjen TB Simatupang Kav.38Jakarta Selatan 12540Indonesiawww.wwf.or.id

IOA ( Indonesian Overseas Alumni)Rumah CokroJalan.HOS Cokroaminoto 42AJakarta 10350Indonesiawww.ioa.or.id

UNESCOUNESCO HouseJl. Galuh (II) No. 5, Kebayoran BaruJakarta 12110, Indonesiawww.unesco.org/jakarta

Forclime/GIZMenara BCA Lt.46

CCF BandungJalan Purnawarman no.32 Bandung 40117 - IndonesiaTel: +62 22 421 24 17 Fax: +62 22 420 78 77www.ccf-bandung.org

Universitas Pattimura (Unpatti)Jl. IR.M.Putuhena, Kampus Unpatti pokaAMBON 97233Tel : 0911 322626-28www.universitaspattimura.ac.id

CCF JogjakartaCentre culturel français | Lembaga Indonesia Prancis (LIP)Jl. Sagan 3Yogyakarta 55223Tel : +62 274 566 520/547 409Fax : +62 274 562 140www.lipjogja.co.id

Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW)Jln. Diponegoro 52-60Salatiga Jawa-Tengah 50711Tel : +62 98 321212www.uksw.edu

Page 30: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201156 Science Film Festival

Indonesia 2011 57

special thanks

Page 31: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

Science Film FestivalIndonesia 201158 Science Film Festival

Indonesia 2011 59

Festival CommitteeFranz Xaver Augustin Director of the Goethe-Institut IndonesiaH.E. Dr. Norbert Baas Ambassador of the Federal Republic of Germany in IndonesiaSébastien Surun Chargé d’affaires a.i. of the Embassy of FranceDr. Anies Baswedan Rector Universitas ParamadinaEmirsyah Satar CEO of Garuda IndonesiaJan Rönnfeld Director of EKONIDSanny Djohan Director of Kuark MagazineAndreas Klempin Regional ASEAN Project Manager, Goethe-InstitutKatrin Sohns Regional Coordinator for Culture and Development

Working CommitteeKatrin Sohns, Elizabeth Soegiharto, Dima Andari, Leyla Hoppe

Film ProgrammingDima Andari, Andreas Klempin, Frédéric Alliod

Press RelationsChristiane Jekeli, Katrin Sohns, Elizabeth Soegiharto, Dima Andari, Leyla Hoppe

Translation English to Bahasa IndonesiaA. Bianca Timmerman, Margaret Agusta

Translation German to Bahasa IndonesiaHendarto Setiadi

Translation French to Bahasa IndonesiaKen Nadya

Synchronizing StudioSWANTEN Production

Graphic DesignBagus Ajie Mandiri, Wardhana BurhanuddinEKONID (German-Indonesian Chamber of Industry and Commerce) WebsiteKannikar Saengsuwan

Logo DesignChatchai Ibrahim / Badini

PublisherEKONID (German-Indonesian Chamber of Industry and Commerce)

Special Thanks toFamily Gunaevy H.Djajasasmita, Sadikin Aksa – Bosowa Corporation, Pujobroto, Lenita Tobing, Michael Tjandra, Iwan Harjadi, Dr. Norbert Spitz, Wilfried Eckstein, Andreas Klempin, Yanisa Teeranathada, Donald Mt.Manik, Gelar Soetopo, Aswin Simatupang, Armanto Sutedjo, Tanti Sugiarti, Heidrun Tempel, Christoph Seemann, Ir. Wijayanto, Very Aziz, Nadia Saraswati, Frédéric Alliod, Putu Lia, M.Fajar Anandi, Didit Priyanto, Octafiandri Hodir, Ayu Ramadhan Mulia, Asfiyah Fadhillah, Siti Oktarina Malikah, Halim Miftahul Khoiri, Syerihan Amier, Renisa Septia, Muhammad Nur Hydansyah, Riasri Nurwiretno, Sari Riantika, Andi Tenriona Abdillah, Kharisma Creativani, Lutiana Retno, Nurul Ismi, Dwi Linda Sulistyaningrum, Rasyid Hamid, Setyawati Molyna, All volunteer students from Universitas Multimedia Nusantara, Insaf Seemann, Cresentia Novianti, Andi Achdian Maulana, Bagus Ajie Mandiri, Wardhana Burhanuddin, Mei Tobing, Paduan Suara Tara Salvia, Irzam R Dastriansyah, Ika Ardina, Kendisan Kusumaatmadja, Akim Enomoto, Muhammad Rusni Swastika, Ekadewi Indrawidjaja, Thomas Freundorfer, Susiana Wiramihardja, Daliartati Daldoeri, Rizki Lazuardi, Lely.

special thanks

siemens.com/answers

It ’s why we’re designing our technology to last longer and use fewer resources. It ’s why we’re helping our customers reduce their CO2 emissions. And it’s why we’re pioneering new answers with one of the world’s largest environmental portfolios.

As a result, we were just named the best in our business sector by the Dow Jones Sustainability Index. And recognized as the top company overall by the Carbon

Disclosure Project, the world’s largest independent database of corporate climate change information.

Yet we’d never claim to have all the answers. That’s why we’re working with 190 countries. Thousands of cities. Tens of thousands of companies. In energy, industry and healthcare.

We’re working with the world today to create answers that last for the world of tomorrow.

The world of tomorrow needs answers that last.That’s why we’re building them today, with customers all over the world.

Page 32: · PDF fileH.E. Dr. Norbert Baas ... kawasan ekosistem Leuser, Nanggro Aceh Darrusalam serta penanaman pohon ... I wo uld like to mention the

This catalogue is printed on recycled paper I Katalog ini menggunakan kertas daur ulang