hndryst.blog.binusian.orghndryst.blog.binusian.org/files/2014/03/e-goverment.doc · web...
TRANSCRIPT
INTEGRASI SISTEM INFORMASI PADA
PEMERINTAHAN DENGAN E-GOVERNMENT
PAPER TOPIK-TOPIK LANJUTAN
Disusun oleh:
Dennis 1501163382 2011
Elvirda Aryanti 1501148255 2011
Firda Aulia 1501202950 2011
Hendry 1501156906 2011
Kevin 1501144875 2011
Michael Julius 1501155733 2011
UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
JAKARTA
2014
ABSTRACT
In the assessment of the National Information Technology Framework which is compiled by
the National Development Planning Agency , one of the pillars that need to be established is
the Electronic Government ( E-Government ) for Good Governance with the aim to
accelerate the establishment of an implementation of good governance , efficient , and
effective . National Coordinating Agency for Information Technology ( BKTIN ) has also
established a working group developing the field of E -government has the duty and function
to coordinate everything related to the E-Government . In the process of implementing the E
-Government , Indonesia still faces obstacles such as eksisnya islands of information ,
inadequate security system and no audit ,inconsistency of data and information , as well as
inadequate infrastructure , so that the necessary strategies to address , namely the
standardization of e -Government . This paper discusses pengetian E -Government , E-
Government development conditions in Indonesia , as well as standardization strategy of E-
Government application .
Key Word: E-Goverment, standardisasi, change management
ABSTRAK
Dalam kajian Kerangka Teknologi Informasi Nasional (National IT Framework) yang
disusun oleh BAPPENAS, salah satu pilar yang perlu dibentuk adalah Electronic
Government (E-Government) for Good Governance dengan tujuan dapat mempercepat
terbentuknya suatu pelaksanaan pemerintahan yang baik, efisien, dan efektif. Badan
Koordinasi Teknologi Informasi Nasional (BKTIN) juga telah membentuk bidang kelompok
kerja pengembangan E-Government yang memiliki tugas dan fungsi untuk
mengkoordinasikan segala sesuatu yang berkaitan dengan E-Government. Dalam proses
implementasi E-Government, Indonesia masih menghadapi kendala-kendala seperti
eksisnya pulau-pulau informasi, sistem keamanan tidak memadai dan tidak ada audit,
inkonsistensi data dan informasi, serta infrastruktur yang tidak memadai, sehingga
diperlukan strategi untuk mengatasinya, yaitu standardisasi E-Government. Makalah ini
membahas pengetian E-Government, kondisi pengembangan E-Government di Indonesia,
serta strategi standardisasi aplikasi E-Government.
Kata kunci: E-Goverment, standardisasi, change management
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemerintah merupakan sekelompok orang yang biasa disebut sebagai wakil
rakyat, yang memiliki kuasa dalam sebuah wilayah tertentu untuk membuat,
mengatur, dan menerapkan hukum atau aturan pada wilayah tertentu. Sebagai wakil
rakyat, pemerintah perlu mendengarkan suara rakyat dan juga menerapkan suara-
suara rakyat untuk mencapai tujuan negara dan pelayanan terhadap masyarakatnya.
Pemerintahan tidaklah terdiri dari satu instansi atau satu organisasi, melainkan terdiri
dari banyak instansi dan banyak organisasi. Maka oleh karena itu perlu adanya
kerjasama antar organisasi atau instansi untuk melaksanakan pemerintahan yang baik
dan benar demi kelangsungan masyarakat.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sistem pemerintahan yang
kompleks. Adanya kebutuhan untuk bekerjasama antar organisasi atau isntitusi untuk
melaksanakan kegiatan pemerintahan. Agar kegiatan pemerintahan berjalan efektif
dan efisien maka munculah sebuah pemikiran perlunya atau adanya kebutuhan
sistem informasi untuk membantu kegiatan proses bisnis dalam pemerintahan.
Sistem informasi ini dibutuhkan dalam cakupan G2G (Government to Goverment)
dalam membantu antar organisasi atau instansi dalam melakukan pertukaran data
yang berkaitan dengan pemerintahan. Pengembangan proses bisnis dalam
pemerintahan antara Government melalui e-Government merupakan kegiatan dalam
rangka upaya pengembangan penyelenggaraa pemerintah dengan menggunakan
teknologi atau yang berbasis elektronik dengan tujuan meningkatkan mutu dan
kualitas pelayanan terhadap rakyat atau masyarakatnya secara efektif dan efisien.
Proses pertukaran data antar sistem informasi pada organisasi atau instansi
pemerintahan adalah salah satu latar belakang dari pembuatan sistem integrasi pada
pemerintahan untuk melengkapi suatu informasi yang utuh dari pertukaran data
tersebut. Sangat diharapkan nantinya agar kegiatan pertukaran data antar sistem
organisasi atau instansi berjalan dengan cepat dan benar. Permasalahannya, pada saat
ini data yang ada dalam pemerintahan tersebar pada setiap unit instansi pengelola
maupun penyelenggara kegiatan pemerintah. Maka dibutuhkan sistem e-Government
untuk melakukan integrasi sistem antar instansi tersebut.
Integrasi sistem informasi untuk membantu proses bisnis pemerintahan diatas
dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan seluruh data dalam satu database
sehingga dapat lebih mudah untuk diakses dan dibantu dengan hak akses setiap
organisasi atau instansi.
1.2 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan tentang integrasi sistem informasi pada
universitas dalam penulisan ini adalah:
1. Analisis permasalahan dalam kabupaten yang membutuhkan penerapan e-
government untuk pengintegrasian sistem informasi:
Layanan perijinan yang ada di setiap daerah pada kenyataannya masih
memiliki keterbatasan dalam pelayanannya. Hal ini perlu ditingkatkan
mengingat tingginya kompetisi bisnis di tingkat lokal dan nasional. Seperti di
kabupaten Sragen pemberian izin investasi oleh seorang stakeholder
penanganannya kurang efektif dikarenakan kurangnya dukungan pemerintah
untuk menangani kondisi seperti ini. Padahal jika investasi ini dikelola
dengan baik akan meningkatkan eksistensi daerah tersebut.
2. Pengintegrasian sistem informasi pada pemerintahan dengan menggunakan e-
government:
Pengintegrasian sistem informasi pada pemerintahan dengan
menggunakan e-government. Seperti yang sudah diterapkan di kabupaten
Sragen yaitu mengembangkan “One Stop Service (OSS)”. Yaitu sebuah
institusi yang memberikan dukungan dalam pengembangan kualitas
pelayanan perizinan terintegrasi. OSS ini akan memiliki andil dalam
perbaikan kualitas dan kuantitas investasi di Indonesia. Maka untuk
menangani kasus perizinan yang tidak terintegrasi seperti yang terjadi di
kabupaten Sragen dapat membangun institusi seperti OSS yang dapat
menguatkan sistem dan informasi dalam menganalisis kebutuhan dan
melakukan penilaian di tiap level kebijakan pemerintah serta OSS dapat
membantu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari pelayanan
perijinan usaha dan investasi. Manfaat lain one stop service ini adalah dapat
mengintegrasikan jaringan data dan informasi yang luas antar stakeholder
dalam dunia investasi lokal dan nasional.
1.3 Tujuan dan manfaat
Tujuan dari pengembangan sistem e-Government adalah:
1. Memperbaiki pendistribusian informasi lintas organisasi dalam pemerintahan
Indonesia
2. Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan publik dengan bantuan teknologi
informasi
3. Dengan e-Government seluruh proses bisnis pemerintahan di Indonesia dapat
berjalan secara efektif dan efisien.
4. Memberikan pelayanan tanpa adanya campur tangan pegawai institusi publik
dan sistem antrian yang panjang hanya untuk mendapatkan suatu pelayanan
sederhana
5. Mendukung terciptanya good governance
6. Mengurangi korupsi dengan cara meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas lembaga pemerintahan serta memperluas partisipasi masyarakat.
Dan dengan demikian akan bisa meningkatkan mutu pemerintahan dalam bersaing
dengan negara-negara yang maju lainnya dengan memanfaatkan Sistem Informasi
tersebut.
Manfaat yang hendak didapat dari pengembangan sistem e-Government
adalah:
1. Pembuatan, pengelolaan, dan pendistribusian data, infromasi sistem
manajemen dan proses bisnis pemerintahan dilakukan secara
elektronis
2. Pemanfaatan kemajuan teknologi terkini membuat pelayanan publik
dapat dilakukan secara cepat dan lebih murah
1.4 Metode
Metode yang digunakan untuk pengembangan e-Government adalah
melakukan pendataan setiap organisasi dan instansi pemerintahan di Indonesia dan
melakukan analisis terhdapat proses bisnis pemerintahan yang akan dikembangkan
dengan menggunakan e-Government.
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori - Teori Umum
Dalam menganalisa dan merancang sebuah sistem informasi diperlukan teori-teori
umum yang akan menjadi dasar pengetahuan dalam melakukan analisa dan perancangan
tersebut. Berikut penjabaran teori-teori umum yang berkaitan dengan sistem informasi.
2.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien dan Marakas (2009, p26), Sistem adalah kumpulan dari
komponen – komponen yang saling berhubungan dengan ruang lingkup yang jelas,
bekerja bersama – sama untuk mencapai sekumpulan tujuan dengan menerima input
dan menghasilkan ouput dalam sebuah proses transformasi yang sudah diatur.
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2004,p6), sistem adalah sekumpulan
komponen terpisah yang menjalankan suatu fungsi secara bersamaan untuk
mencapai suatu hasil akhir.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah kumpulan dari komponen-komponen yang saling terhubung dan terintegrasi
satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan yang sama.
2.1.2 Pengertian Informasi
Informasi memiliki manfaat dan peranan yang sangat dominan di dalam suatu
organisasi maupun perusahaan. Informasi yang diolah dengan baik akan sangat
berguna untuk end user yang membutuhkannya sehingga informasi tersebut dapat
digunakkan untuk mempermudah pekerjaan sehingga menjadi lebih efektif dan
efisien. Informasi yang jelas dan akurat pun sangat diperlukan dalam mendukung
proses pengambilan keputusan dalam suatu organisasi dan perusahaan. Maka dari itu
pengolahan informasi yang baik tentunya akan sangat diperlukan sehingga informasi
menjadi berguna sesuai dengan kebutuhan masing – masing pengguna informasi. Hal
ini didukung sesuai dengan pendapat O’Brien dan Marakas (2009,p34), Informasi
adalah sebuah tempat data yang memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir
(end user).
2.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Sistem Informasi adalah kombinasi dari orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, sumber daya data, dan aturan serta prosedur yang teratur untuk
menyimpan, menerima, mengubah, dan menyebarkan informasi di dalam sebuah
organisasi. (O’Brien dan Marakas, 2009, p35)
Sementara, berdasarkan pendapat Satzinger, Jackson, & Burd (2004,p7),
sistem informasi merupakan sekumpulan komponen terpisah yang berfungsi untuk
mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyediakan output berupa informasi
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas – tugas bisnis.
Maka, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kombinasi dari
komponen yang terpisah (orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber
daya data, dan aturan serta prosedur) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
pengolahan data serta pendukung kegiatan bisnis di dalam suatu organisasi dimana
nantinya data yang ada dikumpulkan dan diproses sehingga dapat menjadi informasi
yang berguna untuk didistribusikan dan digunakan oleh pengguna.
6.14 Pengertian Pemerintah
Secara etimologis kata pemerintahan berasal dari kata perintah. Yaitu
melakukan pekerjaan menyuruh atau perkataan yang menyuruh melakukan sesuatu,
badan yang melakukan kekuasaan memerintah/kekuasaan memerintah suatu negara.
Perbedaan pemerintah dengan pemerintahan adalah jika pemerintah dapat diartikan
sebagai kekuasaan memerintah suatu negara, sedangkan pemerintahan sebagai
perbuatan atau cara dalam memerintah.
6.15 Pengertian e-Government
Menurut The World Bank Group E-government mengacu pada penggunaan
oleh instansi pemerintah teknologi informasi (seperti Wide Are Network, internet,
dan mobile computing) yang memiliki kemampuan untuk mengubah hubungan
dengan masyarakat, bisnis, dan bagian lain dari pemerintah. Sedangkan menurut
Indrajit yang dikutip dalam makalah Dwi Lestari berjudul Penerapan e-government
pada pemerintah daerah dalam mewujudkan pelayanan publik e-government adalah
aplikasi infomasi dan teknologi komunikasi yang terdapat di agensi pemerintahan.
BAB 3
PEMBAHASAN
Pada pemerintahan terjadi penyebaran data dan informasi pada setiap unit
instansi pengelola maupun instansi penyelenggara kegiatan pemerintahan. Maka
dengan kasus seperti itu terjadi redudansi data dan kesuliatan untuk akses data satu
dengan yang lain. Sumber data yang tidak terkoordinasi tersebut adalah salah satu
permasalahn yang dapat disolusikan dengan menggunakan pengembangan sistem
yang terintegrasi dengan e-Government. Integrasi data hanya dapat terlaksana pada
ruang lingkup fisik tertentu, misalnya:
Tersedianya sistem manajemen database
Aplikasi dan database terhubung pada suatu jaringan komputer
Akses informasi menggunakan satu standar protokol yang sama
Ada 2 pola solusi untuk integrasi data dengan keuntungan dan kerugiannya
masing-masing. Dapat dilihat dibawah ini:
Interaksi dalam sistem pelayanan e-Government dibedakan berdasarkan tingkat
kemampuan berikut ini :
• Level 1, pelayanan online hanya memberikan informasi, masyarakat cukup
membaca informasi secara online atau mengunduh.
• Level 2, tersedianya formulir secara online yang dapat diunduh, kemudian
dikembalikan melalui pos, fax, atau email.
• Level 3, adanya transaksi individu antara pemakai dan pemberi layanan,
memungkinkan formulir dapat diisi secara online.
• Level 4, multiple transaksi yang mungkin dilakukan karena pelayanan sudah
terintegrasi antar berbagai lembaga pemerintah dan menunjang pengolahan
data otomatis.
Secara garis besar dapat diumpamakan, bahwa level 1 dan 2 menitik beratkan
pada pelayanan loket yang belum memiliki proses elektronik, sedangkan pada
level 3 dan 4 sudah didukung oleh proses elektronik.
Berikut adalah 4 fase dalam penerapan e-Government:
1. Tingkat 1 (Persiapan)
Pembuatan situs web sebagai media informasi dan komunikasi pada setiap lembaga.
Sosialisasi situs web untuk internal dan publik.
Pendidikan dan pelatihan SDM menuju penerapan e-Government.
Penyiapan peraturan pendukung.
Dalam fase ini, informasi dasar yang dibutuhkan masyarakat ditampilkan dalam
website pemerintah.
2. Tingkat 2 (Pematangan)
Pembuatan situs web informasi publik yang bersifat interaktif.
Pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.
Dalam fase ini, informasi yang ditampilkan lebih bervariasi, seperti fasilitas
download dan komunikasi e-mail dalam webite pemerintah.
3. Tingkat 3 (Pemantapan)
Pembuatan situs web yang brsifat transaksi pelayanan publik.
Pembuatan penyatuan penggunaan (interoperabilitas) aplikasi dan data dengan
lembaga lain.
Dalam fase ini tersedianya aplikasi.formulir untuk transaksi bagi masyarakat untuk
melakukan transaksi secara online mulai diterapkan.
4. Tingkat 4 (Pemanfaatan)
Pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat Government to Government
(G2G), Government to Bussiness (G2B), Government to Constumers (G2C).
Pengembangan proses layanan e-Government yang efektif dan efisien.
Penyempurnaan menuju kualitas layanan terbaik (best practice).
Dalam fase ini pelayanan pemerintah meningkat secara terintegrasi, tidak hanya
menghubungkan pemerintah dengan masyarakat tetapi juga dengan organisasi lain
yang terkait.
Keuntungan menggunakan e-Government (dalam sisi pemerintah):
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan terhadap masyarakat (publik)
Meningkatkan hubungan komunikasi antar instansi atau organisasi pemerintahan
Adanya transparansi data dan laporan pemerintahan dalam rangka penerapan konsep
good governace
Memperluas jangkauan pemberian layanan dan persebaran informasi dengan media
internet
Melakukan kegiatan pemerintahan secara efektif dan efisien
Menguragi secara signifikan total biaya administrasi, relasi, dan interaksi yang
dikeluarkan pemerintah maupun stakeholdernya untuk keperluan aktifitas sehari-hari
Melibatkan masyarakat dan pihak lain sebagai mitra pemerintah dalam proses
pengambilan berbagai kebijakan publik secara merata dan demokratis
Hambatan pelaksanaan dalam menggunakan e-Government:
Kurangnya perhatian terhadap pendokumentasian data dan infromasi pada
pemerintahan
Budaya bertukar informasi yang masih kurang di Indonesia
Budaya mendokumentasikan suatu hal belum ada
Belum seluruh pengguna dalam pemerintahan dapat mengerti dan memaka teknologi
canggih
Pemerintah jarang memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam teknologi
informasi
Infrastruktur yang belum memadai dan masih sangat mahal
Terbatasnya tempat untuk mengakses internet dalam kantor-kantor pemerintahan
Efisiensi dan produktivitas dalam investasi IT masih kurang
Pengimplementasian e-government secara signifikan dapat memperbaiki kualitas kehidupan
masyarakat suatu negara secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum. Tujuan akhir e-
government ini dapat mendatangkan keunggulan kompetitif secara nasional. Serta mencapai
tahap good government. Yaitu dengan kata lain e-government membantu memenuhi unsur-
unsur yang dapat membawa ke tahap good government. Seperti menjadikan kerangka
hukum adil dan diberlakukan tanpa pandang bulu terutama hukum-hukum yang menyangkut
hak asasi manusia, cepat tanggap yaitu lembaga-lembaga pemerintahan harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan, menjembatani pemerintah dengan kepentingan-
kepentingan masyarakat, lembaga pemerintahan juga sanggup membuahkan hasil yang
menjadi kebutuhan masyarakat serta penggunaan sumber daya seoptimal mungkin. Hal
inilah yang menjadi unsur-unsur tata pemerintahan yang baik.
Penerapan e-government juga harus diperhitungkan. Pemerintah harus menganalisis
proses mana yang dapat dijalankan secara komputerisasi. Karena e-government adalah
mengotomatisasi semua unsur yang terdapat dalam sistem informasi dan untuk
memperlancar otomatisasi tersebut maka dipergunakanlah teknologi ICT yang dapat
mendukung yaitu komputer. Namun yang perlu diperhitungkan adalah sistem informasi
yang tidak berbasiskan komputer sudah berjalan baik karena sistem informasi yang bersifat
komputerisasi sifatnya hanya mendukung saja.
Kebijakan dan strategi pengembangan e-government ini juga diatur dalam instruksi
presiden No. 3 tahun 2003. Dipaparkan 6 strategi dalam mencapai tujuan strategi e-
government. Diantaranya:
- Strategi pertama adalah mengembangkan sistem pelayanan yang handal serta
menjangkau masyarakat secara luas. Sasarannya adalah peningkatan kualitas
komunikasi ke seluruh negara
- Strategi kedua adalah menata sistem kerja pemerintahan daerah otonom secara
holistik. Hal ini bertujuan untuk mengadopsi kemajuan teknologi informasi secara
cepat
- Strategi ketiga adalah memanfaatkan teknologi informasi secara optimal. Tujuannya
adalah menstandarisasikan transaksi informasi antar portal pemerintah
- Strategi keempat adalah meningkatkan peran serta dunia usaha dan mengembangkan
industri telekomunikasi dan teknologi informasi. Tujuannya adalah membantu
partisipasi dunia usaha mencapai tujuan strategis e-government
- Strategi kelima adalah mengembangkan kapasitas sumber daya manusia
- Strategi keenam adalah melaksanakan pengembangan secara sistematik secara
realistik dan terukur dalam pengembangan e-government
Untuk melaksanakan kebijakan pengembangan e-government maka diperlukan
penyusunan kebijakan serta peraturan perundang-undangan secara konsisten dan saling
mendukung satu sama lain.
Perkembangan Pelaksanaan E-Government
di Indonesia
Contoh Penerapan e-Gov di Indonesia :
Penayangan hasil pemilu 1999 secara on-line dan real time.
RI-Net. Sistem ini menyediakan email dan akses Internet kepada para pejabat.
Info RI. Penyedia informasi dari BIKN.
Penggunaan berbagai media komunikasi elektronik (Internet) di beberapa pemerintah
daerah tempat.
Dalam beberapa kurun waktu terakhir ini, pemerintah telah mengambil langkah-langkah
pengembangan sistem informasi sebagai bentuk inisiatif pemerintah, yaitu:
1. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Nasional (SIMNas) di akhir tahun
80’an yang dimotori oleh Lembaga Pertahanan Nasional dalam konsep high level
menyangkut pengembangan sistem informasi pemerintahan yang berskala nasional. 45
Prosiding Konferensi Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi IndonesiaITB, 3-4 Mei
2005
2. Pengembangan Nusantara 21 di tahun 1997 yang didukung Bank Dunia dalam
rangka pengembangan sistem informasi yang bersifat nasional dengan cakupan
meliputi hampir seluruh bidang kepemerintahan dan bisnis.
3. Pengembangan Information Infrastructure Development Program yang dimotori
oleh Dirjen Postel sebagai langkah pengkajian pengembangan infrastruktur dalam sistem
informasi untuk mendukung pengembangan E-Government.
4. Sistem Informasi Nasional (Sisfonas) adalah merupakan langkah terakhir dalam
bentuk elaborasi dan penajaman setiap inisiatif yang telah dilakukan sehingga akan lebih
terfokus pada pengkoordinasian dan pengintegrasian seluruh sumber daya
sistem informasi yang dimiliki oleh pemerintah untuk membentuk suatu sistem informasi
pemerintahan yang terintegrasi secara nasional.
STRATEGI STANDARDISASI APLIKASI E-GOVERNMENT
Pada kerangka konseptual Sisfonas [9], disebutkan bahwa output yang ingin diperoleh dari
implementasi E-Government ini antara lain: sistem yang terintegrasi, data nasional yang
terstruktur, peningkatan pemanfaatan IT, aksesibilitas & kapasitas, keamanan dan
keandalan, penetrasi layanan dan terjangkau, legitimasi & dukungan teknis, Dan juga perlu
Standarisasi . Dan Riani dkk, telah mengembangkan kerangka dasar sistem E-Government
di Indonesia berdasarkan prinsip-Prinsip Sebagai Berikut :
1. Reusability, yaitu membangun sistem yang bersifat fleksible sehingga dapat digunakan
oleh pemerintah berbagai tingkat.
2. Inform, yaitu membangun sistem yang dapat memberikan informasi lengkap yang
terstandardisasi mengenai lembaga pemerintahan maupun pemerintah daerah setempat,
untuk kepentingan luas
3. Accelerate, yaitu membangun sistem yang dapat menghemat waktu dalam alur transaksi
atau proses kerja rutin.
4. Reduce, yaitu membangun sistem yang dapat mengurangi biaya-biaya yang tidak perlu
(seperti penggunaan dokumen fisik atau adanya hidden cost), memberikan transparansi
biaya, serta meminimalkan kesalahan dalam transaksi atau proses pembuatan surat-surat
kependudukan.
5. Improve, yaitu membangun sistem yang dapat meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, kalangan bisnis, lembaga pemerintah lainnya, serta meningkatkan peran
serta masyarakat dalam kehidupan bernegara.
Kebutuhan Fungsional
Pemerintah telah menyelesaikan cetak biru aplikasi TI bagi pemerintah daerah yang
diharapkan memberikan petunjuk kepada pemda dalam menerapkan pelayanan berbasis
teknologi informasi atau electronic government. [4]
Aplikasi E-Government untuk layanan publik yang dimaksud dalam cetak biru aplikasi TI
pemda tersebut antara lain: proses pembuatan kartu kependudukan (KTP) dan pembayaran
pajak dengan Internet yang diwujudkan dalam single identity number.
Kebutuhan fungsionalnya antara lain sebagai berikut:
Standardisasi pembuatan template situs pemerintah, meliputi pemilihan fitur-fitur yang ingin
dimiliki, pemilihan informasi yang ingin ditampilkan dalam situs.
Penyediaan informasi pada fitur informasi yang telah dipilih.
Pemilihan fitur-fitur pelayanan yang ingin dimiliki oleh pemerintah Dati II suatu daerah
yang disesuaikan dengan tingkat computer literacy daerah tersebut.
Penyediaan sarana komunikasi dua arah antara pemerintah dan masysrakat, seperti fasilitas
jajak pendapat, kritik-saran dan keluhan, forum diskusi dan lain-lain
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem Informasi jika diterapkan pada pemerintahan akan memiliki nilai
strategic serta membantu pengefektifan pengambilan keputusan, sebagai contohnya
yaitu sistem informasi untuk mengintegrasikan jaringan data dan informasi kepada
para stakeholder investasi lokal dan nasional dapat membantu mengatur investasi-
investasi di setiap daerah. Meningkatkan performa pelayanan dalam mengatur
investasi tersebut sehingga institusi pemerintahan dapat lebih mudah menjalankan
pekerjaannya dengan dibantu e-government tersebut yang dapat mengintegrasikan
data dan informasi yang memang perlu dikelompokkan.
4.2 Saran
1. Lebih memfokuskan pemanfaatan teknologi informasi terutama website agar
menjadi lebih dinamis
2. Peningkatan kulaitas SDM operator, serta penambahan personil yang lebih
berkompeten di bidang TI.
3. Regulasi baku yang dibutuhkan sebagai pegangan dalam pengembangan e-
governance.
4. Karena dalam e-Government akan melibatkan berbagai sektor, maka standarisasi
menjadi faktor krusial agar memudahkan interaksi berbagai aplikasi dan
memungkinkan adanya pertukaran data
DAFTAR PUSTAKA
Satzinger, J.W., Jackson, R.B., Burd, S.D. (2005). Object Oriented Analysis & Design with the Unified
Process. United States of America : Cengage Learning, Inc.
O'Brien, J. & Marakas, G.M.(2009) Introduction to Information Systems.(5th edition).
New York, NY : McGraw - Hill Irwin.
Departemen Pendidikan Nasional, Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia.
Jakarta.
Riani, B., Melia, I., dan Ariyanto, W., “Pengembangan Prototipe Standardisasi
Aplikasi E-Government untuk Instansi Pemerintah“, Student Project, Fakultas Ilmu
Komputer Universitas Indonesia, 2004.
Hasibuan, Z.A., “Electronic Government for Good Governance”, Jurnal Sistem Informasi
dan Manajemen Teknologi Informasi, Vol. 1, Nomor 1, November 2002.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Anggota 1
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Elvirda Aryanti2. Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 15 April 19933. Alamat : Jalan U No 39 C. Palmerah, Jakarta Barat.4. Jenis Kelamin : Wanita5. Telepon/ Handphone : 089657572324
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2011 – Sekarang : Sistem Informasi, Bina Nusantara, Jakarta2. 2008 – 2011 : SMAK 1 BPK Penabur Bandung3. 2005 – 2008 : SMPK 1 BPK Penabur4. 1999 – 2005 : SDK 1 BPK Penabur
RIWAYAT NON PENDIDIKAN
1. 2012 : Wall Street Institute
PENGALAMAN KERJA
1. Februari 2014 – Sekarang : Asisten Pengajar Laboratorium Sistem Informasi , Binus University
DATA PRIBADI
6. Nama Lengkap : Firda Aulia7. Tempat, Tanggal Lahir : Bekasi, 17 Juni 19938. Alamat : Jalan Jakarta Timur dalam XI Blok D 18 No 15. Bekasi Timur.9. Jenis Kelamin : Wanita10. Telepon/ Handphone : 021-8825129/ 081289628684
RIWAYAT PENDIDIKAN
5. 2011 – Sekarang : Sistem Informasi, Bina Nusantara, Jakarta6. 2008 – 2011 : SMA Negeri 1 Bekasi7. 2005 – 2008 : SMP Negeri 1 Bekasi8. 1999 – 2005 : SDN Bekasi Jaya X
RIWAYAT NON PENDIDIKAN
1. 2011 – 2012 : English First B1 Intermediate 1
PENGALAMAN KERJA
1. Februari 2013 – Sekarang : Asisten Pengajar Laboratorium Sistem Informasi , Binus University
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Kevin Djajaprawira2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 7 Oktober 19933. Alamat : Jalan Hidup Baru no 42, Jakarta Utara4. Jenis Kelamin : Pria5. Telepon/ Handphone : 08998304041
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2011 – Sekarang : Sistem Informasi, Bina Nusantara, Jakarta2. 2008 – 2011 : SMA Kristen Yusuf3. 2005 – 2008 : SMP Kristen Yusuf 4. 1999 – 2005 : SDN Kristen Yusuf
RIWAYAT NON PENDIDIKAN
1. 2008 – 2009 : LBPP Lia English Course
PENGALAMAN KERJA
2. Februari 2014 – Sekarang : Asisten Pengajar Laboratorium Sistem Informasi , Binus University
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Michael Julius 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 21 September 19933. Alamat : Jalan Hanura I No 9, Jakarta Barat 4. Jenis Kelamin : Pria5. Telepon/ Handphone : 08176437507
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2011 – Sekarang : Sistem Informasi, Bina Nusantara, Jakarta2. 2008 – 2011 : SMA Mahatma Gandhi3. 2005 – 2008 : SMP Mahatma Gandhi 4. 1999 – 2005 : SDN Mahatma Gandhi
RIWAYAT NON PENDIDIKAN
1. 2008 – 2011 : Gandhi Institute English Course
PENGALAMAN KERJA
1. Juli 2011 : SPB Samsung Pekan Raya Jakarta
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Hendry Setiawan 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Mei 19933. Alamat : Jl. Tanah Tinggi 12 No D109,Jakarta Pusat 4. Jenis Kelamin : Pria5. Telepon/ Handphone : 087738885870
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2011 – Sekarang : Sistem Informasi, Bina Nusantara, Jakarta2. 2008 – 2011 : SMA Budi Mulia3. 2005 – 2008 : SMP St. Paskalis 4. 1999 – 2005 : SDN St. Paskalis
RIWAYAT NON PENDIDIKAN
1. 2005 – 2008 : Harvard English Course
PENGALAMAN KERJA
2. Februari 2013 : Duta Binusian
DATA PRIBADI
1. Nama Lengkap : Dennis 2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 24 Mei 19933. Alamat : Jl. Pademangan 4 gg 25, Jakarta Utara4. Jenis Kelamin : Pria5. Telepon/ Handphone : 08568882223
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2011 – Sekarang : Sistem Informasi, Bina Nusantara, Jakarta2. 2008 – 2011 : SMA SMAK 2 BPK Penabur 3. 2005 – 2008 : SMP Mahatma Gandhi 4. 1999 – 2005 : SDN Mahatma Gandhi
RIWAYAT NON PENDIDIKAN
1. 2008 – 2010 : Wall Street English Course
PENGALAMAN KERJA
Belum Pernah