library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2doc/2011-2... · web viewtsujimura...

24

Click here to load reader

Upload: tranthuan

Post on 08-May-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

BAB 2

Landasan Teori

2.1 Konsep Kesopanan

Kesopanan berkaitan dengan aspek kehidupan manusia, termasuk dalam bahasa.

Tsujimura (1999) menyatakan hubungan antara bahasa dengan kesopanan sebagai

berikut

Human interaction always has the potential to lead to conflict between the participants, and human behavior involves a variety of devices to avert these crises. A key concept at the heart of all these devices is politeness, which is the speaker’s consideration for the addressees in order to make communication among them smooth. Politeness is realized through various verbal and non-verbal devices (hal. 445)

TerjemahanHubungan antar manusia selalu memiliki kemungkinan timbulnya konflik antar pihak, dan tingkah laku manusia telah mengembangkan berbagai sarana untuk mencegah hal ini. Kunci dasar dari segala sarana ini adalah kesopanan, yang adalah merupakan perhatian penutur terhadap petutur untuk memperlancar komunikasi. Kesopanan dinyatakan melalui berbagai sarana verbal maupun non-verbal.

Kesopanan merupakan salah satu alat yang digunakan manusia agar komunikasi dapat

berlangsung dengan lancar dan terhindar dari konflik yang cenderung untuk muncul

dalam setiap hubungan antar manusia. Bahasa Jepang memiliki seperangkat tatanan

bahasa untuk menyatakan kesopanan dan rasa hormat, demi mencapai tujuan tersebut,

yaitu keigo.

2.2 Teori Keigo

Menurut Tsujimura (1991, hal. 4-5), secara umum, keigo dapat didefinisikan sebagai

kata untuk menunjukkan rasa hormat. Lebih jauh lagi dijelaskan, keigo adalah bentuk

tuturan khusus yang digunakan penutur berdasarkan perasaan hormatnya terhadap lawan 6

Page 2: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

bicara ataupun pihak ketiga yang dibicarakan. Sejalan dengan hal ini, Hirabayashi dan

Hama (1992, hal. 5) menyatakan bahwa keigo adalah ragam bahasa hormat yang

digunakan untuk menghaluskan bahasa yang dipakai orang pertama (penutur atau

penulis) untuk menghormati orang kedua (lawan bicara atau pembaca) dan orang ketiga

(pihak yang dibicarakan). Jadi, yang dipertimbangkan dalam penggunaan keigo adalah

konteks tuturan termasuk orang pertama, orang kedua dan orang ketiga.

Keigo dibagi menjadi tiga bagian besar. Tsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo

menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo. Bunka Shingikai

mengeluarkan pedoman pembagian keigo terbaru dalam lima jenis yang tertuang dalam

敬語の指針 (Keigo no Shishin; Pedoman Keigo).

敬語3種類の場合 Pembagian 3 jenis 5種類の場合 Pembagian 5 jenis

1.尊敬語 Sonkeigo 尊敬語 Sonkeigo

2.謙譲語 Kenjougo 謙譲語I Kenjougo I

謙譲語 II(丁重語) Kenjougo II (Teichougo)

3.丁寧語 Teineigo 丁寧語 Teineigo

美化語 Bikago

Tabel 2.1 Perbandingan Sistem Pembagian Keigo dalam Tiga Jenis dan Lima Jenis (sumber: Aoki, Keigo no Shishin, 2007)

Sonkeigo dan kenjougo dapat berbentuk kelas kata verba, kelas kata nomina berupa

nomina khusus untuk memanggil orang seperti 先生, 社長, dapat juga berbentuk prefiks

atau sufiks seperi akhiran ~さま (Hirabayashi dan Hama, 1992, hal. 6-14)

7

Page 3: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

2.2.1 Teori Sonkeigo

Menurut Tsujimura (1991, hal. 7), sonkeigo digunakan untuk meninggikan lawan

bicara dan pihak ketiga, yaitu orang yang dibicarakan. Hirabayashi dan Hama (1992,

hal. 14) menjelaskan bahwa sonkeigo dipakai terhadap orang yang tingkatannya lebih

tinggi, orang yang tidak dekat, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan orang-

orang semacam itu, misalnya sanak keluarganya.

Pembentukan verba sonkeigo berdasarkan Hirabayashi dan Hama (1992, hal. 16-18)

adalah sebagai berikut.

(1) Menggunakan verba sonkeigo bentuk khusus. Istilah verba jenis ini berbeda-beda.

ada yang menyebut dengan istilah tokubetsuna sonkeigo ( 特 別 な 尊 敬 語 ) atau

sonkeigo doushi (尊敬語 動詞)

Bentuk biasa Bentuk sonkeigo

する suru なさる nasaru

来る kuru いらっしゃる irassharu:

おいでになる Oide ni naru

見える Mieru / おみになる omi ni naru

お越しになる Okoshi ni naru

行く iku いらっしゃる irassharu:

8

Page 4: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

おいでになる oide ni naru

~ていく、~てくる、~ている~te iku, ~te kuru, ~te iru

~ていらっしゃる ~te irassharu

いる iru いらっしゃる irassharu

おいでになる oide ni naru

言う iu おっしゃる ossharu

知っている Shitteiru ご存知です Gosonji desu

食べる taberu, 飲む nomu 上がる Agaru、召し上がる meshiagaru

着る kiru 召す Mesu, お召しになる o meshi ni

naru

風を引く Kaze wo hiku お風を召す o kaze wo mesu

年を取る Toshi wo toru お年を召す o toshi wo mesu

気にいる Ki ni iru お気に召す o ki ni mesu

聞く kiku お耳に入る o mimi ni hairu

見る miru ご覧になる goran ni naru

くれる kureru 下さる kudasaru

~てくれる Te kureru ~て下さる~te kudasaru

Tabel 2.2 Tabel Sonkeigo Doushi (Sumber: Hirabayashi dan Hama, Gaikokujin no Tame no Nihongo Reibun/Mondai Shi-rizu: Keigo. 1992)

9

Page 5: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

(2) Mengubah verba menjadi bentuk berikut

1. お(ご)……になるKeigo bentuk ini dibentuk dengan cara menghilangkan ます pada verba bentuk ま

す, menambahkan お/ご di depan dan になる di belakang kata tersebut.

Contoh: 乗る menjadi お乗りになる

2. ご……なさる atau ……なさるDibentuk dengan mengubah す る dengan な さ る pada verba yang berakhiran

dengan する.

Contoh: 利用する menjadi 利用なさる atau ご利用なさる

3. お(ご)……だDibentuk dengan cara menghilangkan ま す pada verba bentuk ま す dan

menambahkan お / ご di depan verba tersebut. Bentuk ini sering digunakan untuk

menggantikan bentuk ~ている.

Contoh: 読む/読んでいる menjadi お読みだ, 利用する menjadi ご利用だ

4. お(ご)……くださる/ください

10

Page 6: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Dibentuk dengan cara menghilangkan ま す pada verba bentuk ま す dan

menambahkan お/ご di depan dan くださる/ください di belakang kata. Dipakai

untuk mengubah bentuk ~てくださる dan ~てください menjadi keigo.

Contoh: 読む menjadi お読みくださる, 読んでください menjadi お読みください)

5. ……(ら)れるDibentuk dengan cara mengubah verba menjadi bentuk ( ら ) れ る (sama dengan

bentuk 受身形 ukemikei)

Ada bentuk keigo お……になられる dimana bentuk keigo お(ご)……になる dan

……(ら)れる diterapkan pada satu verba. Bentuk ini disebut nijuukeigo (二重敬語 )

(Hirabayashi dan Hama, 1992, hal. 21). Contohnya adalah お読みになられる. Bentuk

ini adalah perubahan bentuk 読む menjadi お読みになる dan ditambah lagi dengan

bentuk (ら)れる sehingga menjadi お読みになられる. Bentuk semacam ini tidak dapat

dikatakan tepat, namun sekarang ini bentuk semacam ini sering digunakan dalam

masyarakat sehingga mengalami pembakuan secara tidak resmi, seperti yang tertulis

dalam Keigo no shishin (Aoki, 2007, hal. 30)

2.2.2 Teori Kenjougo

11

Page 7: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Kenjougo digunakan untuk merendahkan diri sendiri dan benda milik sendiri

(Tsujimura, 1991, hal. 7). Kenjougo digunakan untuk menyatakan rasa hormat terhadap

lawan bicara atau terhadap teman orang yang dibicarakan dengan cara merendahkan

orang yang dibicarakan termasuk benda-benda, keadaan, aktifitas atau hal-hal lain yang

berhubungan dengannya. Misalnya ketika sedang membicarakan tentang ‘ibu saya’

kepada orang yang dihormati. Karena ‘ibu saya’ termasuk bagian dari ‘saya’, maka

penutur menggunakan kenjougo ketika membicarakan ‘ibu saya’ tersebut. Hal ini

berhubungan juga dengan hubungan uchi-soto terhadap pihak yang dibicarakan, seperti

yang dijelaskan oleh Hirabayashi dan Hama (1992, hal. 3).

Hirabayashi dan Hama (1992, hal. 15) membagi kenjougo menjadi dua jenis, yaitu

kenjougo I dan kenjougo II. Sejak tahun 2007, pembagian semacam ini dibakukan dalam

Bunka shingikai toushin (文化審議会答申 ) dalam keigo no shishin (敬語の指針 ).

Namun, penyebutan istilah kenjougo I dan kenjougo II dalam keigo no shishin terbalik

dengan penyebutan istilah kenjougo I dan kenjougo II oleh Hirabayashi dan Hama.

Dalam penelitian ini akan digunakan penggunaan istilah berdasarkan Hirabayashi dan

Hama.

Kenjougo I digunakan untuk meninggikan lawan bicara dengan cara merendahkan

tindakan penutur dan ‘uchi’ dari pentutur. Tindakan tersebut tidak berhubungan dengan

lawan bicara. Contohnya adalah dalam kalimat berikut

明日から海外へ参ります。(Mulai besok (saya) pergi ke luar negeri)

12

Page 8: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Sedangkan Kenjougo II digunakan untuk meninggikan lawan bicara dengan cara

merendahkan tindakan pentutur dan ‘uchi’ penutur yang berhubungan dengan lawan

bicara, yaitu sebagai sasaran dari verba tersebut. Tindakan penutur tersebut berhubungan

dengan lawan bicara dan menyebabkan dampak pada lawan bicara. Contohnya adalah

dalam kalimat berikut

先生のところに伺いたいんですが……。((Saya) ingin pergi ke tempat pak guru. (Kenjougo II)

Dalam dua contoh kenjougo di atas, verba yang digunakan memiliki arti yang sama,

yaitu ‘pergi’. Dalam contoh pertama, penutur merendahkan tindakan diri dengan

menggunakan bentuk kenjougo berupa mairu sebagai pengganti iku yang artinya juga

‘pergi’. Pelaku verba ‘pergi’ adalah penutur. Pelaku verba ‘pergi’ adalah penutur dan

sasaran verbanya adalah ‘sensei’. Dalam contoh kedua, penutur merendahkan tindakan

diri dengan menggunakan bentuk kenjougo berupa ukagau sebagai pengganti iku yang

artinya ‘pergi’. Jumlah kenjougo II dalam verba tetap tidak terlalu banyak, hanya ada

empat yaitu 伺う (ukagau), 上がる (agaru)/~て上がる (~te agaru), 申し上げる (moushi ageru), 存じ上げている (sonjiageteiru/oru) dan 拝聴する (haichousuru)

Pembentukan verba kenjougo adalah sebagai berikut (Hirabayashi dan Hama, 1992,

hal. 16-18)

13

Page 9: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

(1) Menggunakan verba kenjougo bentuk khusus. (tokubetsuna kenjougo (特別な謙譲語) atau kenjougo doushi (謙譲語 動詞)

Bentuk biasa Bentuk kenjougo

する suru いたす itasu

行く・来る iku, kuru 参る mairu

伺う ukagau; 上がる agaru (ada sasaran

verba/Kenjougo II)

~ていく ~te iku, ~てくる te kuru ~て参る ~te mairu

~ て 上 が る ~te agaru (ada sasaran

verba/Kenjougo II)

いる iru おる oru

~ている ~te iru ~ておる ~te oru

訪ねる tazuneru 伺う ukagau; 上がる agaru (ada sasaran

verba/Kenjougo II)

言う iu 申す mousu

申 し 上 げ る moushi ageru (ada sasaran

verba/Kenjougo II)

思う omou 存じる sonjiru

知っている Shitteiru 存じている/おる sonjiteiru/oru

存じ上げている/おる sonjiageteiru/oru

(ada sasaran verba/Kenjougo II)

14

Page 10: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

食べる taberu, 飲む nomu 頂く itadaku

聞く kiku 伺う ukagau; 承る uketamawaru;

拝 聴 す る haichousuru (ada sasaran

verba/Kenjougo II)

会う au お目に掛かる o me ni kakaru

見せる miseru お目に掛ける o me ni kakeru, 御覧に入れる goran ni ireru

見る miru 拝見する haiken suru

借りる kariru 拝借する haishaku suru

上げる ageru 差し上げる sashiageru

~て上げる te ageru ~て差し上げる ~te sashiageru

もらう morau 頂く itadaku; 頂戴する choudai suru;

賜る tamawaru

~てもらう ~te morau ~て頂く ~te itadaku

Tabel 2.3 Tabel Kenjougo Doushi (Sumber: Hirabayashi dan Hama, Gaikokujin no tame no Nihongo Reibun/Mondai shi-rizu: Keigo. 1992)

(2) Mengubah verba menjadi bentuk berikut

1. お(ご)……するKeigo bentuk ini dibentuk dengan cara menghilangkan ます pada verba bentuk

ます, menambahkan お/ご di depan dan する/いたす di belakang kata tersebut. Ini

merupakan bentuk yang paling sering digunakan.

15

Page 11: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Contoh: 届ける menjadi お届けする

2. お(ご)……申し上げるDibentuk dengan cara menghilangkan ま す pada verba bentuk ま す ,

menambahkan お/ご di depan dan 申し上げる di belakang kata tersebut. Bentuk ini

mengandung nuansa penghormatan yang lebih tinggi daripada bentuk pada poin 1

Contoh: 届ける menjadi お届け申し上げる

3. お(ご)……いただくDibentuk dengan cara menghilangkan ま す pada verba bentuk ま す ,

menambahkan お/ご di depan dan 申し上げる di belakang kata tersebut. Digunakan

pada situasi ketika menerima kemurahan hati dari lawan bicara.

Contoh: 読む menjadi お読みいただく

4. お(ご)…… 願うDibentuk dengan cara menghilangkan ま す pada verba bentuk ま す ,

menambahkan お/ご di depan dan 願う di belakang kata tersebut.

2.2.3 Teori Teineigo

Tsujimura (1991, hal. 7) mengatakan bahwa teineigo adalah bentuk untuk

memperhalus cara penuturan maupun memperhalus benda. Teineigo digunakan sebagai

16

Page 12: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

bentuk kesopansantunan terhadap lawan bicara langsung. Misalnya pada kalimat Sensei

ga okaeri ni naru, bentuk ini menggunakan sonkeigo berupa okaeri ni naru untuk

menaikkan derajat sensei sebagai orang yang posisinya lebih tinggi, namun kalimat ini

tidak menggunakan teineigo bagi lawan bicara.

Dalan teineigo terdapat cara memperhalus dan memperindah kata. Misalnya kata 天気 dan 茶 diubah ke dalam teineigo menjadi お天気 dan お茶 . Tsujimura menyebut

teineigo bentuk ini menjadi bikago (美化語)

Teineigo dapat berupa kelas kata verba dengan menggunakan verba bantu です dan

ます seperti 起きます, 本です dan kelas kata nomina seperti お天気 dan お茶, yang

diklasifikasikan sebagai bikago oleh Tsujimura.

Dalam sistem pembagian jenis keigo terbaru, pembagian dengan lima jenis, Teineigo

dibagi menjadi dua, yaitu teineigo dan bikago. Teineigo berbentuk verba dengan verba

bantu で す dan ま す dan bikago berbentuk kelas kata nomina dengan penambahan

prefiks お atau ご di depan kata benda.

Teineigo bentuk verba dibentuk dengan mengubah verba bentuk kamus/bentuk biasa

(futsuutai; 普 通 体 ) menjadi bentuk masu ( ま す ). Bentuk lainnya adalah dengan

menambahkan です pada akhir kalimat yang berakhiran dengan nomina atau adjektiva.

Contoh: 起きる menjadi 起きます本 menjadi 本です.

2.3 Konsep Penggunaan Keigo17

Page 13: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Salah satu kesulitan dalam penggunaan keigo adalah keharusan memilih bentuk yang

tepat dalam situasi tertentu berdasarkan hubungan antar manusia. Pengguna harus

melihat siapa lawan bicaranya, seberapa kedekatannya pada lawan bicara, juga situasi

dan kondisi saat menggunakan keigo. (Hirabayashi dan Hama, 1992, hal. 2-3).

Berdasarkan hal tersebut, Hirabayashi dan Hama menjabarkan kondisi penggunaan

keigo sebagai berikut

1. Lawan bicara penggunaan keigo

Ketika bicara terhadap orang yang tidak dekat (orang yang tidak terlalu dikenal, orang

yang bukan anggota kelompok kita), orang yang posisinya lebih tinggi dan orang

yang harus dihormati (orang yang posisi, status dan umurnya lebih tinggi), bila kita

membicarakan orang tersebut, maka kita menggunakan keigo.

2. Tempat penggunaan keigo

Keigo digunakan pada situasi dan tempat resmi (rapat, pertemuan, presentasi, pidato,

dalam surat dan lainnya). Dalam situasi seperti ini keigo tetap digunakan walaupun

terhadap orang yang posisinya sama dengan kita.

3. Hubungan uchi dan soto

Ketika membicarakan uchi dari diri sendiri, digunakan kenjougo. Sedangkan ketika

membicarakan soto dari orang yang dihormati, digunakan sonkeigo.

Kubota (1990, hal. 67) menyatakan bahwa hubungan antar manusia ( 人 間 関 係 ;

ningen kankei) merupakan salah satu unsur penting dalam penggunaan keigo. Hubungan

antar manusia tersebut dijabarkan sebagai berikut (Kubota, 1990, hal. 68)

1. Unsur identitas (本人か本人ではないか; honnin ka, honnin dewa nai ka)

18

Page 14: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Apakah penutur, petutur, subjek pelaku dalam tuturan dan sasaran kegiatan dalam

tuturan adalah orang yang sama atau bukan. Misalnya jika penutur dan subjek tuturan

adalah orang yang sama, lawan bicara dan subjek tuturan adalah orang yang sama

atau bukan, dan sebagainya.

2. Jenis kelamin (性別; seibetsu)

Terutama mengenai perbedaan pemilihan keigo berdasarkan jenis kelamin penutur.

Dijelaskan lebih rinci oleh Hirabayashi dan Hama (1992, hal 3, 4, 21) bahwa

perempuan sering menggunakan keigo dibanding laki-laki sebagai wujud kesopan-

santunan dalam pergaulan (Hirabayashi dan Hama, 1992, hal 3), meninggikan diri

atau menunjukkan martabat diri (Hirabayashi, et al, 1992, hal 4) maupun untuk

memperindah kata, yang biasanya berupa verba keigo bentuk kamus ( 普 通 形 ;

futsuukei)

3. Strata sosial diri (所属階層; Shozoku kaisou), kedudukan (地位; Chii), posisi (立場;

tachiba) dan lain-lain.

Terutama perbedaan penggunaan kata berdasarkan kasta dan strata sosial dalam

masyarakat. Misalnya, kalangan bangsawan sering menggunakan bentuk keigo dalam

percakapan sehari-hari.

4. Hubungan atasan-bawahan (上下関係; Jougekankei)

a. Hubungan atasan-bawahan bersifat status/kedudukan ( 身分的上下 関係 ; Mibun

teki jougekankei)

Kurang-lebih adalah kelas dan kasta dalam masyarakat, erat hubungannya dengan

struktur dan sistem yang ada dalam masyarakat (kasta dan sebagainya)

19

Page 15: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

b. Hubungan atasan-bawahan bersifat alami/bawaan (生得的上下関係; Seitoku teki

jougekankei)

Umumnya hubungan atasan-bawahan berdasarkan umur.

c. Hubungan atasan-bawahan berdasarkan riwayat karir ( 経 歴 的 上 下 関 係 ,

keirekiteki jougekankei)

Panjang-pendeknya riwayat karir dan lama-sebentarnya bekerja dan banyak-

sedikitnya pengalaman

d. Hubungan atasan-bawahan berdasarkan peranan tugas/kerja ( 役 割 的 上 下 関 係 ;

yakuwariteki jougekankei)

Salah satu contohnya adalah tingkat jabatan dalam perusahaan. Manajer, direktur,

kepala bagian dan sebagainya.

e. Hubungan atasan-bawahan bersifat diskriminatif ( 差別的上下 関係 , sabetsuteki

jougekankei)

Pembedaan orang atau kelompok orang berdasarkan nilai-nilai yang sulit

ditemukan alasan logisnya. Misalnya masalah diskriminasi kulit putih-kulit hitam,

diskriminasi terhadap perempuan dan sebagainya.

f. Hubungan atasan-bawahan berdasarkan tingkat kemampuan ( 能力 的上 下 関係 ;

nouryokuteki jougekankei)

Misalnya mengenai ada tidaknya bakat kepemimpinan.

20

Page 16: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

g. Hubungan atasan-bawahan berdasarkan posisi ( 立 場 的 上 下 関 係 ; tachibateki

jougekankei)

Berhubungan dengan psikologis/kejiwaan seseorang. Misalnya antara tamu toko

dan pelayan toko, pihak yang meminjan dan pihak yang dipinjami, pihak pemohon

dan pihak yang dimohon, pihak yang memberitahu dan yang diberitahu dan

sebagainya.

h. Hubungan atasan-bawahan bersifat mutlak ( 絶 対 的 上 下 関 係 ; zettaiteki

jougekankei)

Hubungan superioritas dalam agama atau kekuatan gaib. Hubungan atasan-

bawahan terhadap Tuhan, Buddha, dewa-dewa ataupun kekuatan gaib

5. Hubungan solidaritas (親疎関係; shinso kankei)

a. Hubungan solidaritas berdasarkan kejiwaan (心理的親疎関係 ; shinriteki shinso

kankei)

Ada-tidaknya perasaan akrab terhadap objek yang dituju atau tidak, hubungan

persahabatan, hubungan teman sejawat, hubungan tetangga dan lain-lain

b. Hubungan solidaritas secara sosial (社会的親疎関係; shakaiteki shinso kankei)

Solidaritas hubungan darah dan solidaritas sosial. Sanak saudara atau bukan, teman

sekantor atau bukan, anggota kelompok yang sama atau bukan, berada dalam kelas

masyarakat yang sama atau tidak, dan sebagainya.

21

Page 17: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

Di antara lima hubungan antar manusia tersebut, terdapat hubungan atasan bawahan

(jogekankei). Hubungan atasan-bawahan ini kemudian dihubungkan dengan hubungan

uchi-soto yang mempertimbangkan dua hal berikut

1. Derajat keakraban

2. Kelompok: termasuk anggota kelompok/bukan anggota kelompok

Dengan mempertimbangkan hubungan antar manusia serta situasi percakapan,

bermacam-macam efek dapat muncul dalam penggunaan keigo. Kubota memberi contoh

sebagai berikut. Seorang mahasiswa menunjungi seorang nyonya bangsawan untuk

mendapatkan pekerjaan. Nyonya tersebut mengatakan bahwa ia akan menyampaikan

permohonannya pada suaminya, dan nyonya tersebut menggunakan banyak bentuk keigo

ketika berbicara pada mahasiswa tersebut. Dilihat dari situasi saat itu, yaitu situasi yang

tidak mengharuskan penggunaan keigo, serta posisi sang mahasiswa sebagai pihak soto

dan shita, serta penggunaan keigo yang beruntun, menciptakan efek meninggikan diri

sang nyonya bangsawan dan membuat sang mahasiswa menjadi rendah diri (1990, hal.

92-93)

2.4 Teori Efek Penggunaan Keigo

Keigo digunakan untuk menyatakan rasa hormat (Tsujimura, 1991, hal. 4). Akan

tetapi, efek yang ditimbulkan oleh penggunaan keigo bervariasi dari berangkat dari efek

awalnya yang adalah untuk menimbulkan rasa hormat. Efek tersebut timbul tergantung

dari lawan bicara dan situasi serta kondisi saat keigo tersebut digunakan. Misalnya,

penggunaan banyak bentuk keigo secara beruntun, yang mungkin secara situasi tidak

perlu digunakan, terhadap orang yang lebih rendah posisinya, justru menimbulkan efek 22

Page 18: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

meninggikan posisi petutur sendiri sebagai pengguna keigo, serta membuat posisi lawan

bicara menjadi lebih rendah. Keigo memiliki sifat khusus semacam ini. (Kubota, 1990,

hal. 92-94)

Hirabayashi dan Hama (1992, hal. 3-4) membagi efek penggunaan keigo menjadi

lima bagian sebagai berikut

1. Efek meninggikan

Digunakan untuk menunjukkan perasaan meninggikan pada orang yang status dan

posisinya lebih tinggi, yang umurnya lebih tua, guru dan orang-orang yang kita

hormati.

2. Efek formal sebagai sopan santun dalam pergaulan

Memunculkan efek formal dalam kondisi ketika rapat, kondisi semacam ketika

sedang duduk semeja dan melakukan pembicaraan dengan orang yang lebih tinggi.

Yang disebut situasi formal dalam hal ini antara lain ketika rapat, pertemuan,

presentasi, pidato atau dalam surat. Perempuan dengan sesama perempuan sering

menggunakan keigo dalam percakapannya dengan sesama perempuan lainnya untuk

memunculkan efek semacam ini.

3. Efek menciptakan jarak terhadap lawan bicara

Efek ini biasa digunakan dalam situasi ketika menggunakan keigo kepada orang yang

belum dekat untuk menimbulkan nuansa ‘orang ini tidak terlalu dekat dengan saya’

atau ‘ia orang luar’. Biasanya dipakai kepada orang yang baru pertama ditemui.

4. Efek menunjukkan martabat dan keagungan penutur

Kemampuan menggunakan keigo dengan lancar menunjukkan tingkat pendidikan

yang tinggi atau juga kelas sosial yang tinggi, sehingga penggunaan keigo dapat

memberikan efek menimbulkan kesadaran bahwa status si penutur keigo berada di 23

Page 19: library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2011-2... · Web viewTsujimura (1991, hal. 7) membagi keigo menjadi tiga bagian, yaitu sonkeigo, kenjougo dan teineigo

tingkat atas. Banyak juga perempuan yang banyak menggunakan keigo untuk

menimbulkan efek semacam ini.

5. Efek sindiran, ejekan dan lelucon

Efek semacam ini timbul dalam penggunaan keigo secara sepihak dan tiba-tiba oleh

penutur terhadap orang yang sudah dekat dan akrab. Misalnya penggunaan keigo

secara tiba-tiba oleh seorang istri yang sedang marah pada suaminya.

24