101651137 journal fissure sealant

12
Evaluasi Klinis dari Fuji VII sebagai Bahan Sealant Ganesh M dan Shobha Tandon The Journal of Pediatric Dentistry Vol 31, Number 1/2006 Di review oleh: Marcella Harlan (041.210.070) Megawati Wijaya (041.210.076) Aishah binti Suhaimi (041.211.168) Najibahbinti Sulaiman(041.211.174) Preseptor: drg. Dhayani Widhiyaningsih, Sp.KGA Fakultas Kedokteran Gigi - Program Profesi Universitas Trisakti 2012

Upload: wahyu-kusuma

Post on 26-Nov-2015

61 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

101651137 Journal Fissure Sealant

TRANSCRIPT

  • Evaluasi Klinis dari Fuji VII sebagai Bahan Sealant

    Ganesh M dan Shobha Tandon

    The Journal of Pediatric Dentistry Vol 31, Number 1/2006

    Di review oleh:

    Marcella Harlan (041.210.070)

    Megawati Wijaya (041.210.076)

    Aishah binti Suhaimi (041.211.168)

    Najibahbinti Sulaiman(041.211.174)

    Preseptor: drg. Dhayani Widhiyaningsih, Sp.KGA

    Fakultas Kedokteran Gigi - Program Profesi

    Universitas Trisakti

    2012

  • 2

    Abstrak

    200 anak dalam grup umur 3-5 tahun dan 6-7 tahun dipilih untuk aplikasi sealant,

    setiap grup terdiri dari 100 anak. Retensi klinis dari Fuji VII telah diuji pada gigi

    molar sulung dan permanen dalam interval waktu 6 bulan, 12 bulan 24 bulan dan

    dibandingkan dengan resin based sealant, Concise. Hasil menunjukkan bahwa tidak

    ada perbedaan hasil pada bahan di gigi sulung maupun gigi permanen.

    PENDAHULUAN

    Di era kedokteran gigi pencegahan banyak sekali tersedia bahan kedokteran

    gigi untuk pencegahan dari penyakit gigi.Sejak dekade terakhir upaya yang diarahkan

    untuk mencegah dari karies gigi yang merupakan penyakit gigi yang utama.Jalan

    utama yang tersedia adalah kontrol plak, penggunaan sistemik dan topical fluoride

    dan fissure sealant.Meskipun penggunaan dari fluoride telah terbukti sangat efektif,

    efek relatif mereka setidaknya dipandang untuk pit dan fisura. Dengan mengingat

    daerah rawan dari permukaan oklusal terhadap karies, pemeliharaan kebersihan mulut

    dalam hubungannya dengan terapi fluoride dan penggunaan yang baik dari pit dan

    fissure sealant tampaknya menjadi strategi pencegahan yang baik.

    Dengan anatomi pit dan fisura pada gigi telah lama dikenal sebagai daerah

    yang rentan untuk inisiasi karies gigi. Celah sempit tempat dilaluinya makanan dan

    mikroorganisme telah digambarkan sebagai satu-satunya fitur anatomis yang paling

    penting yang mengarah ke perkembangan dari karies oklusal. Kerentanan yang

    ekstrim untuk gigi berlubang pada permukaan oklusal gigi telah mendorong para

    ilmuan untuk mencari metode pencegahan karies, terutama untuk pit dan fisura.

    Dengan mempertimbangkan negara berkembang seperti India, dikitnya jumlah

    dokter gigi untuk rasio populasi pasien sehingga membuat langkah-langkah

    pencegahan terhadap kesehatan mulut. Bahkan jika biaya awal tindakan pencegahan

    seperti sealant mungkin lebih tinggi dari biaya bahan restoratif seperti amalgam gigi,

    pada jangka panjang dasar sealant atau tindakan pencegahan lain akan lebih hemat

    biaya untuk gigi yang dijaga dalam keadaan sehat.

  • 3

    Untuk berbagai alasan fissure sealant belum diterima secara luas oleh profesi

    dokter gigi, meskipun banyak bukti untuk mendukung potensi pencegahan karies.

    Masalah utama yang dihadapi biasanya adalah terhadap retensi dari sealant atau

    mikroleakage menyebabkan kerusakan bahan dan meningkatkan kemungkinan

    perkembangan karies. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membandingkan

    resin dan ionomer kaca sealant. Baru-baru ini, Fuji VII telah diluncurkan di pasar

    India yang telah diklaim memiliki semua sifat-sifat bahan sealant yang ideal. Tidak

    banyak studi ilmiah telah dilakukan pada bahan ini. Juga dengan memperkenalkan

    bahan baru adalah relevan untuk memeriksa kembali sifat-sifatnya hari ini.

    Termotivasi oleh peran sealant dalam pencegahan karies, sebuah studi dilakukan

    untuk membandingkan efektivitas Fuji VII dan Concise (resin sealant based) sebagai

    bahan sealant.

    BAHAN DAN METODE

    Total dari 200 anak-anak dengan persetujuan dari orang tuanya dilibatkan dari

    7 sekolah yang berbeda di Udupi distrik negara bagian Karnataka, India. Anak-anak

    ini dibagi menjadi dua kelompok masing-masing 100. Kelompok I terdiri dari anak-

    anak dalam kelompok usia 3-5 tahun untuk aplikasi sealant pada gigi molar kedua

    sulung dan kelompok II dengan anak-anak kelompok usia 6-7 tahun untuk

    penempatan sealant pada gigi permanen molar pertama. Sebuah desain penelitian

    bilateral secara acak diikuti dimana kedua bahan sealant yang diterapkan di mulut

    yang sama pada kontra-lateral gigi untuk perbandingan langsung dari kinerja bahan di

    bawah kondisi lingkungan yang sama. Untuk masing-masing pasien, Fuji VII

    (ionomer kaca pink sealant, GC Corporation Tokyo, Japan) ditempatkan pada satu

    sisi sementara Concise (resin putih sealant, 3M ESPE Dental Products, St. Paul,

    Minn) digunakan pada gigi kontra-lateral.

    Kriteria seleksi:

    - anak-anak harus memiliki gigi pada lengkung dimana aplikasi sealant

    dimaksudkan

    - gigi yang bersangkutan harus sudah erupsi kurang dari 4 tahun yang lalu

    - gigi yang dipilih harus bebas dari karies apapun

  • 4

    - gigi yang dipilih harus sehat, tidak hypoplasia dengan struktur gigi yang

    lengkap

    Prosedur untuk penempatan sealant:

    1. Gigi yang sudah dipilih untuk aplikasi sealant diisolasi baik menggunakan

    cotton roll dan suction atau dengan bantuan rubber dam apabila

    penempatannya mudah dikerjakan.

    2. Penempatan sealant dilakukan mengikuti petunjuk pabrik.

    Tahap-tahap penempatan untuk grup Concise adalah sebagai berikut:

    1. Pembersihan permukaan gigi: menggunakan polishing brush cone dengan

    slow speed hand piece, sambil diberikan aliran air yang konstan.

    2. Pembersihan pit dan fissure: pit dan fissure dibersihkan dengan explorer

    probe

    3. Acid-etching: Etchant Gel (35% phosphoric acid) yang telah dikeluarkan ke

    mixing plate dan brush sekali pakai berukuran kecil yang digunakan untuk

    aplikasi. Etchant dibiarkan selama 15 detik kemudian gigi dibasuh dengan air

    selama 15 detik untuk menghilangkan etchant dan permukaannya dikeringkan

    secara menyeluruh untuk mendapatkan penampilan yang lebih putih.

    4. Penempatan resin: aplikator cap telah dihilangkan dan aplikator nozzle telah

    terpasang. Ujungnya agak bengkok untuk memudahkan akses dan penggunaan.

    Kemudian aplikator nozzle ditempatkan pada pit dan fissure gigi dan barel

    aplikator meremas lembut untuk penempatan resin yang tepat.

    5. Light curing: ujung yang memancarkan curing light ditempatkan vertikal

    terhadap permukaan resin dan sejauh 1 mm selama 20 detik.

    Tahap-tahap penempatan untuk Fuji VII adalah sebagai berikut:

    1. Pembersihan permukaan gigi: plak sudah dihilangkan dari pit dan fissure dan

    dibersihkan hati-hati dengan brush cone dengan air mengalir.

    2. Pembilasan dengan air dan pengeringan: daerah dibilas dengan air dan

    permukaan gigi secara halus dikeringkan dengan air syringe seperti instruksi

    dari pabrik, pastikan tidak mengeringkan permukaan.

    3. Pencampuran:

  • 5

    a. Powder/Liquid ratio: untuk standar konsistensi digunakan 1.8 gr bubuk

    dan 1 gr cairan. Ini diperkirakan dengan mencampur satu tetes cairan

    dengan bubuk dengan menggunakan sendok ukur yang disediakan.

    b. Prosedur: Jumlah bubuk dan cairan yang benar ditempatkan pada mixing

    pad. Bubuk dan cairan dicampur dengan menggunakan spatula plastis.

    Standarnya, bubuk dibagi setengah. Cairan dimasukan pada bubuk yang

    setengah dan dicampur selama 7-10 detik (sehingga menjadi uniform

    milky state). Kemudian dimasukan ke dalam bubuk yang sisa setengah dan

    dicampir selama 15-20 detik dalam mixing pad sehingga menjadi uniform

    mixed.

    4. Aplikasi: aplikator digunakan bagi semen mixing pada pit dan fissure.

    5. Light curing: ujung tip light cure dipegang vertikal kearah permukaan sealant

    dan jarak antar 1mm. Light cured selama 20 detik.

    6. Aplikasi Fuji Varnish: apabila semen telah hilang kekilauanya, aplikasi Fuji

    Varnish dengan menggunakan spon yang telah direndam varnish pada

    permukaan sealant. Kemudian, permukaan tersebut dikeringkan dengan

    syringe udara. Varnish mengandungi resin copal atau resin sintetis dalam

    larutan chloroform atau acetone. Hal ini dilakukan untuk perlindungan

    permukaan bahan sealant karena kelembaban sensitif selama setting tahap

    awal.

    Follow-up:

    Mengikut aplikasi sealant, pasien di follow-up pada interval waktu 6 bulan,12

    bulan dan 24 bulan untuk evaluasi retensi materi.

    Evaluasi criteria: (Simonsen)

    Skor 0: tiada ada kehilangan sealant dan tidak ada karies

    Skor 1: setengah kehilangan sealant dan tidak karies

    Skor 2: setengah kehilangan sealant dan ada karies

    Skor 3: kehilangan sealant dan tidak ada karies

    Skor 4: kehilangan sealant dan ada karies

  • 6

    Oleh karena itu, urutan kriteria pada skor lebih rendah memberi indikasi

    retensi lebih baik berbanding skor lebih tinggi. Karies dideteksi dengan metode visual

    dan tactile menggunakan kaca mulut dan probe explorer. Hasil analisis tes statistik

    diperlukan dengan menggunakan paket SPSS-PC.

    HASIL KEPUTUSAN

    Retensi dari bahan dievaluasi pada interval waktu 6 bulan, 12 bulan dan 24

    bulan.Hasil keputusan dianalisis dengan statistik paket SPSS-PC. Ketika follow-up

    bulan ke-6,nilai rata-rata perbedaan kelompok menunjukkan pada kelompok Fuji VII

    (permanent) dengan 0.745 + 0.54, dengan nilai retensi terbaik. Ketika follow-up bulan

    ke-12 hasil materi meningkat dengan: Fuji VII (permanent), Concise (primary), Fuji

    VII (primary) diikuti Concise (permanent). Pada bulan ke-24, skor retensi terbaik

    adalah dari kelompok Fuji VII (permanent) (Table 1). Perbandingan intragroup retensi

    sealant pada kelompok Fuji VII menunjukkan reduksi retensi baik pada gigi tetap dan

    gigi sulung (Table 3). Perbandingan inter-group antar gigi molar tetap dan gigi molar

    sulung pada Fuji VII dan Concise (Table 4), menunjukkan perbedaan signifikan

    retensi dengan p nilai 0.01 pada gigi tetap molar dan gigi sulung sewaktu follow-up

    bulan ke-12 dan ke-24.

    DISKUSI

    Di era kedokteran gigi pencegahan banyak sekali tersedia bahan kedokteran

    gigi untuk pencegahan dari penyakit gigi. Sejak dekade terakhir upaya yang diarahkan

    untuk mencegah dari karies gigi.Hal utama adalah kontrol plak, penggunaan aplikasi

    flourida sistemik dan topikal, dan penggunaan fissure sealant. Walaupun penggunaan

    flourida telah terbukti sangat efektif, efek relative mereka setidaknya dipandang untuk

    pit dan fisura. Penggunaan rasional dari fissure sealant pada fissure berkaries, ia

    menembusi pit dan fissure dan menutupnya dari lingkungan oral. Termasuk

    mikroorganisme tidak dapat menembusi fissure. Generasi sealant terbaru telah

    menambahkan flourida yang terbukti mempunyai efek anti-karies. Terdapat banyak

    faktor keberhasilan restorasi sealant pada email, durasi etching, penggunaan asam

    ketika etching dan beberapa variabel lain. Walau bagaimanapun, faktor utama yang

  • 7

    efektif dan bertahan lama bagi sealant adalah adaptasi marginal, direflek oleh retensi

    bahan.

    Pada usia kelompok 3 - 5 tahun, gigi sulung molar ke-2 dipilih untuk applikasi

    sealant dan pada usia kelompok 6 - 7 tahun, gigi tetap molar dipilih untuk aplikasi

    sealant. Sejak Fuji VII merupakan bahan baru, studi ini dirancang untuk mengevaluasi

    kemanjuran dari bahan sealant dan dibandingkan dengan resin berbasis bahan sealant

    (Concise).Applikasi sealant digunakan dengan isolasi rubber dam jika memungkinkan

    dan cotton roll. Instruksi dari pabrik mengikut aplikasi sealant dan operator dapat

    mengaplikasikan sealant pada semua anak-anak, untuk mencegah variabilitas

    operator.Kedua-dua sealant diwarnai dan mudah dilihat ketika follow-up.

    Skor rata-rata retensi sealant pada waktu interval yang berbeda dalam setiap

    kelompok:

    Retensi terbaik pada kelompok Fuji VII (permanent), nilai rata-rata terendah

    dalam subkelompok tersebut.

    Perbandingan intragroup retensi sealant dalam kelompok Concise digunakan pada

    gigi tetap molar:

    Terdapat perbedaan statistik yang signifikani bagi retensi Concise antar bulan

    ke-6 an bulan ke-12, namun berikutnya tidak banyak perubahan. Hasil yang sama

    ditemui oleh Powel et al dimana kehilangan inisial pada bahan sealant, namun

    kembali stabil. Terbukti beberapa sealant berlebih pada pit dan fissure yang tidak

    nyata secara klinis. Sealant berlebihan ini dapat dikurangi dengan gaya oklusal.

    Perbandingan intragroup dari retensi sealant dalam kelompok Concise digunakan

    pada gigi sulung molar:

    Evaluasi statistic menunujukkan hasil yang sama bagi Concise pada gigi tetap. Hasil

    tersebut telah dilihat oleh Simonsen dan diuji retensi sealant pada gigi sulung molar.

    Terdapat banyak kehilangan sealant ketika awal dini dan kemudian kadar kehilangan

    menjadi stabil dan melambat.

  • 8

    Tabel 1. Rata-rata skor retensi sealant pada interval waktu yang berbeda dalam setiap sub

    grup

    Bulan Ke-6 Bulan Ke-12 Bulan Ke-24

    Concise (PER) 1.15+1.03 1.954+1.077 1.977+1.14

    Concise (DEC) 0.846+0.847 1.564+0.944 1.692+1.01

    Fuji VII (PER) 0.745+0.544 1.203+0.846 1.58+0.97

    Fuji VII (DEC) 1.10+0.944 1.75+1.085 1.96+1.146

    Total ukuran sampel di setiap sub grup: 100

    Tabel 2. Perbandingan intragrup retensi sealant pada grup concise yang diaplikasikan pada

    molar permanen dan sulung

    Follow-ups

    (mos)

    N Rata-rata Standar deviasi Z P value

    P D P D P D P D

    6 vs 12 100 0.77 0.71 1.02 1.02 3.90 3.58 0.015 S 0.01

    S

    12 vs 24 100 2.22 0.12 0.15 0.47 1.00 1.63 0.317 0.10

    6 vs 24 100 0.80 0.84 1.01 1.03 3.99 3.88 0.01 S 0.02

    Wilcoxon signed rank, S p value

  • 9

    Tabel 4. Perbandingan intergrup antara molar permanen dan sulung untuk Fuji VII dan

    concise

    Follow-ups

    (mos)

    Bulan ke-6 Bulan ke-12 Bulan ke-24

    P D P D P D

    Rata-rata 0.745 0.8462 1.2034 1.564 1.582 1.692

    Standar Deviasi 0.544 0.8747 0.8863 0.9946 0.9739 1.0

    Z 1.735 1.479 2.087 1.708 1.973 1.0263

    P Value 0.083 0.143 0.01 S 0.366 0.054 0.017 S

    Mann-Whitney S-p value

  • 10

    Perbandingan secara intragroup retensi bahan sealant Fuji VII yang digunakan pada gigi

    molar sulung

    Kadar retensi Fuji VII yang digunakan pada gigi sulung memberi hasil yang sama

    dengan yang diperoleh pada gigi tetap yaitu terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar

    retensi bila skor pada bulan keenam, bulan ke-12 dan bulan ke-24 dibandingkan.

    Hasil ini dapat dibandingkan dengan hasil yang didapatkan oleh Williams and Winter

    yang menemukan adanya kehilangan bahan selama kontrol berkala sekaligus mengurangi

    skor untuk retensi. Ini telah dianggap tergantung pada morfologi fisura pada gigi yang tidak

    menguntungkan.

    Perbandingan secara intergroup untuk bahan Concise pada gigi sulung dan tetap

    Tidak ada perbedaan yang jelas ditemukan berkaitan dengan kadar retensi bahan

    Concise bila digunakan pada gigi sulung maupun gigi tetap. Peneliti lain menyatakan tingkat

    retensi yang sama untuk gigi sulung dan gigi tetap. Tidak ada perawatan khusus yang

    diperlukan seperti menambah waktu etsa dari 60 detik menjadi 120 detik bila

    mengaplikasikan sealant pada gigi sulung.

    Perbandingan secara intergroup untuk bahan Fuji VII yang digunakan pada gigi sulung

    dan gigi tetap

    Tidak ada perbedaan yang bermakna ditemukan pada kadar retensi menggunakan Fuji

    VII pada gigi sulung dan gigi tetap sewaktu dilakukan kontrol berkala

    Perbandingan antara Fuji VII dan Concise pada gigi tetap molar

    Terdapat perbedaan yang signifikan ditemukan pada kadar retensi antara 2 bahan ini

    sewaktu bulan ke-24. Hasil studi menunjukkan terdapat penurunan retensi Fuji VII secara

    bertahap di setiap kontrol berkala. Lain halnya dengan Concise, walaupun terhadap

    kehilangan dini retensi pada bulan ke-6 kontrol, tetapi pada kontrol berikutnya, bahan sealant

    Concise menjadi lebih stabil dan tidak terdapat perubahan kadar retensi yang jelas di setiap

    kontrol berikutnya. Studi oleh Forss dkk menemukan hasil serupa yaitu bahan sealant dari

    resin lebih bagus dibandingkan dengan sealant semen ionomer kaca.

    Perbandingan antara Fuji VII dan Concise pada gigi sulung molar

    Apabila retensi kedua bahan ini dibandingkan pada selang waktu yang berbeda,

    perbedaan yang bermakna ditemukan pada bulan ke-12 kontrol berkala. Dari hasil yang

    diperoleh dari perbandingan antar kelompok , dapat ditarik kesimpulan bahwa retensi bahan

  • 11

    Concise lebih baik dari Fuji VII. Concise sealant berbentuk cairan yang mengalir, oleh itu

    viskositanya dapat dipertahankan sehingga dilakukan penyinaran. Sedangkan Fuji VII

    sebaliknya datang dalam bentuk bubuk/cairan. Walaupun ratio bubuk dan cairan benar, tetapi

    hanya sedikit perbedaan dapat mempengaruhi viskositas bahan sewaktu diaplikasikan ke

    dalam pit dan fisura. Brook dkk menerangkan kemampuan bahan sealant untuk menembus

    mikroporus pada pit dan fisura sangat dipengaruhi oleh viskositas bahan. Hal ini dapat

    menjadi sebab mengapa Fuji VII mempunyai retensi yang lebih rendah dibandingkan Concise.

    Persentasi retensi bahan sealant pada selang waktu berbeda pada setiap subgroup

    Bila dilihat pada retensi bahan sealant, 67-70% dari sampel yaitu 32-35 dari setiap 50

    anak di dalam setiap subgroup menunjukkan partial retensi. Hasil ini lebih rendah dari nilai

    yang ditemukan oleh studi yang dilakukan oleh Hardison (pada gigi sulung) dan Simonsen

    (pada gigi tetap) dimana persentasi yang tinggi dari retensi lengkap dicatat.Ini dapat

    disebabkan oleh fakta bahwa dalam studi-studi mereka, mereka telah menggunakan metode

    yang berbeda untuk merekam retensi bahan.Mereka telah membagikan permukaan oklusal

    gigi kepada permukaan yang berbeda seperti mesial, distal, palatal dan sebagainya. Karena itu,

    jika sealant hanya dapat dipertahankan sebagian pada satu permukaan, tetapi dapat

    dipertahankan sepenuhnya pada dua permukaan lagi, dua permukaan itu akan dihitung ke

    dalam kategori permukaan yang dapat dipertahankan sepenuhnya dan hanya satu permukaan

    untuk kelompok yang dapat dipertahankan sebagian. Jika gigi lengkap digunakan dalam

    penelitian ini sebagai sarana untuk menilai retensi, itu berarti keseluruhan gigi akan dianggap

    sebagai sebagian yang dipertahankan. Tidak ada pasien manapun dalam semua kelompok,

    permulaan awal karies dapat ditimbulkan. Ini dapat disebabkan oleh fakta bahwa

    Terdapat sisa bahan sealant di dalam pit dan fisura walaupun sebagian besar gigi telah

    hilang

    Boleh jadi karena perlepasan flour dari sealant ionomer kaca seperti Fuji VII

    Kontrol yang diperpanjang lebih dari 2 tahun mungkin memberikan gambaran yang

    lebih jelas dalam hal ini

    RINGKASAN DAN KESIMPULAN

    Retensi dari bahan dievaluasi dalam selang waktu 6 bulan, 12 bulan dan 24 bulan

    kontrol berkala. Keputusan yang menjadi sasaran analisis statistik dan kesimpulan seperti

    berikut dapat ditarik:

  • 12

    1. Bila kinerja bahan-bahan ni dilihat dari segi retensi dalam bulan ke-6, ke-12 dan ke-24,

    Fuji VII sealant menunjukkan skor rata-rata yang paling rendah antara semua subgroup

    pada control berkala yang berbeda

    2. Tetapi, bila dilakukan perbandingan secara langsung antara Fuji VII dan Concise

    dilakukan pada gigi sulung dan gigi tetap, disana ada perbedaan yang signifikan pada

    kinerja dari bahan ini. Perbedaan ini dapat diihat pada bulan ke-12 kontrol berkala pada

    gigi tetap dan bulan ke-24 pada gigi sulung.

    3. Tidak ada perbedaan dalam kinerja kedua bahan ini pada gigi sulung maupun gigi tetap.