201-658-1-pb
DESCRIPTION
kapal half loadTRANSCRIPT
Analisa Kapal Isap Model Katamaran……(Firlya Rosa & I Wayan Suweca)
11
ANALISIS STABILITAS KAPAL ISAP TIMAH MODEL KATAMARAN (CATAMARAN)
Firlya Rosa1, I Wayan Suweca2
Dosen Universitas Bangka Belitung1, Dosen Institut Teknologi Bandung2
Jalan Merdeka No.4 Pangkal Pinang1, Jalan Ganesha 10 Bandung
Sur-el: [email protected], [email protected]
Abstract: Tin mining activity at sea needs appropriate the tin production suction dredger which
environment-friendly, operated safely and economically. The existing tin production suction dredger,
which is simply designed by two sided cylinders of catamaran model, is operated under evaluation
where it is note quipped with stability analysis. The aim of this research is to analyze the existing tin
production suction dredger stability. The analysis of tin production suction dredger stability done
through full load (1000 kg weight), half-full load (500 kg weight) and without load (before operation)
then to be compared to The International Maritime Organization (IMO) standard of characteristics of
stability.
Keywords: Catamaran Model, IMO Static Stability.
Abstrak: Penambangan timah yang dilakukan di laut memerlukan kapal isap timah yang sesuai
dengan kondisi lingkungan, dengan harga dan biaya operasional yang murah serta aman. Kapal isap
timah pertama yang dibuat masih dalam tahap uji coba yang telah dibuat dengan rancangan
sederhana yang terdiri dari dua buah silinder lambung kapal (model katamaran/catamaran) di mana
belum dilengkapi dengan analisa stabilitas kapal. Penelitian ini dilakukan untuk menghitung stabilitas
kapal isap timah yang dianalisa pada kapal isap timah dalam kondisi muatan penuh (berkapasitas
1000 kg), muatan menengah (berkapasitas 500 kg) dan muatan kosong (sebelum beroperasi) di mana
data-data geometri dan besar muatan kapal isap timah mengacu kepada kapal isap timah yang ada.
Untuk perhitungan kestabilan kapal menggunakan bantuan software maxsurf. Hasil perhitungan
kestabilan kapal isap timah akan dibandingkan dengan standar karakter istik stabilitas IMO
(International Maritime Organization).
Kata Kunci: Model Katamaran, Stabilitas IMO
1. PENDAHULUAN
Dengan adanya peraturan pemerintah
daerah yang mengijinkan penambangan timah
oleh masyarakat umum pada tahun 1999, maka
menimbulkan penambangan timah di semua
daerah di Kepulauan Bangka Belitung oleh
masyarakat. Penambangan timah ini dapat
dilakukan di daratan maupun di lautan. Untuk
penambangan di laut, diperlukan kapal isap
maupun kapal keruk untuk mengangkat material
dari dasar laut.
Mengingat penambangan di laut dilakukan
oleh masyarakat dengan biaya operasi yang
kecil, maka masyarakat menggunakan kapal isap
timah yang masih bersifat tradisional/perahu
untuk menangkap ikan. Pengambilan pasir timah
di laut memerlukan penyelam sebagai operator
dalam menjalankan pipa isap yang fleksibel di
bawah laut yang dalam beberapa kasus membuat
penyelam mendapat beberapa masalah dan
mengalami kecelakaan yang serius bahkan
sampai meninggal. Sedangkan untuk kapal isap
yang aman dalam pengoperasiannya memiliki
harga, biaya perawatan dan biaya operasi yang
tinggi.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka
dirancang kapal isap timah yang sederhana
12 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, April 2014: 11 - 20
dengan ukuran 3 meter x 10 meter dengan
konstruksi pengelasan yang dilengkapi dengan
alat penghisap, dengan mesin diesel berdaya 24
HP untuk menggerakkan 2 (dua) unit pompa isap
dan jig dan steering winch (saringan) sebagai
alat pemisah timah.
Konstruksi dasar dari kapal isap timah ini
terdiri dari 2 (dua) unit ponton baja dengan
ukuran 800x8000 mm dengan struktur utama
dari kapal isap timah ini seperti yang
ditunjukkan oleh gambar 1.
Gambar 1. Rancangan kapal isap timah
Perancangan dan pembuatan kapal isap
timah dilakukan secara ekperimental tanpa
memperhitungkan aspek kestabilan. Untuk itu,
dalam penelitian ini dilakukan analisa kestabilan
yang disesuaikan dengan standar karakteristik
kestabilan IMO (International Maritime
Organization).
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis
kestabilan kapal isap timah dengan jenis
lambung katamaran (catamaran) pada beberapa
variasi muatan, yaitu muatan kosong, muatan
menengah dan muatan penuh. Hasil analisa akan
dibandingkan dengan standar karakteristik
kestabilan IMO.
2. METODOLOGI PENELITIAN
Secara detail metoda penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Pengumpulan Data
Data didapatkan dengan mengumpulkan data
material, dimensi dan geomteri kapal isap
timah yang telah dibuat seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.
2) Analisa Berat dan Titik Pusat Gravitasi
(Barrass, B. D., 2006)
Dari data-data yang didapatkan, maka
didapatkan berat dan titik pusat gravitasi total
kapal isap timah seperti yang terdapat tabel 2
dengan menggunakan formula:
wtot=wp+wr+ws+wws+wwb+wpd+wm … (1)
di mana:
wtot = berat total kapal isap timah
wp = berat ponton
wr = berat rangka, deck , pagar dan atap
ws = berat saringan
wws = berat winch gerakan samping
wwb = berat winch bandul
wpd = berat dudukan dan mesin-mesin
pendukung
wm = berat muatan
Untuk titik pusat gravitasi menggunakan metoda
momen, yaitu:
𝑥𝐺 =∑𝑤𝑖.𝑥𝑖
∑𝑤𝑖 …(2)
𝑦𝐺 =∑𝑤𝑖.𝑦𝑖
∑ 𝑤𝑖…(3)
𝑧𝐺 =∑𝑤𝑖.𝑧𝑖
∑𝑤𝑖…(4)
dimana:
Analisa Kapal Isap Model Katamaran……(Firlya Rosa & I Wayan Suweca)
13
xg = titik pusat gravitasi total arah sumbu x
wi = berat masing-masing bagian kapal isap
timah
xi = titik pusat gravitasi masing-masing
bagian kapal isap timah pada arah
sumbu x
yg = titik pusat gravitasi total arah sumbu y
yi = titik pusat gravitasi masing-masing
bagian kapal isap timah pada arah
sumbu y
zg = titik pusat gravitasi total arah sumbu z
zi = titik pusat gravitasi masing-masing
bagian kapal isap timah pada arah
sumbu z
3) Analisa Struktur Ponton Kapal Isap Timah
Analisa ponton berdasarkan kestabilan
kapal dengan memperhitungkan variasi berat
muatan timah yang diambil dari laut yang berada
di atas kapal isap timah, yaitu : muatan kosong,
muatan menengah (kapasitas timah 500 kg) dan
muatan penuh (kapasitas timah 1000 kg) dengan
menggunakan software maxsurf dan software
hydromax.
4) Dibandingkan dengan Standar IMO
Hasil analisa kemudian dibandingkan
persyaratan yang telah distandarkan oleh
International Maritime Organization (IMO)
yang terdiri dari 3 (tiga) kriteria, yaitu:
a ) A.749(18) Ch3 - Design criteria applicable to
all ships section 3.1.2.2 :Besar GZ 200 mm
b ) A.749(18) Ch3 - Design criteria applicable to
all ships section 3.1.2.3:GZ 25°
c ) A.749(18) Ch3 - Design criteria applicable to
all ships section 3.1.2.4 (GMt) 150 mm
Selain itu, persyaratan kestabilan arah
semanjang (GML̅̅ ̅̅ ̅̅ ) harus lebih besar dari 0.
2.1 Rancangan Kapal Isap Timah
Kapal isap timah terdiri dari 6 (enam)
bagian yang dapat dilihat pada gambar 3
(Prayitnoadi R.P., 2009), yaitu:
a) Ponton, yang terbuat dari material baja
b) Rangka, geladak, pagar dan atap, dimana
rangka, pagar, atap dan dudukan geladak
terbuat dari material baja dan permukaan
geladak terbuat dari material kayu
c) Saringan terbuat dari material kayu
d) Struktur winch gerakan samping terbuat
dari material baja.
e) Struktur winch bandul terbuat dari material
baja.
f) Dudukan dan mesin-mesin pendukung
dimana dudukan terbuat dari material kayu
Kapal isap timah dilengkapi dengan
jangkar yang dihubungkan menggunakan tali
kawat (sling) ke strukturwinch gerakan samping
sebagai pengerak ke arah kiri dan kanan (searah
dengan sumbu y). Struktur winch bandul
berfungsi sebagai penggerak naik turunnya
penghisap material yang dihubungkan dengan
selang.
Untuk pergerakan ke arah depan dan
belakang (searah dengan sumbu x) menggunakan
kapal tarik. Adapun dimensi luar dan parameter
awal dalam perhitungan kestabilan kapal isap
timah dapat dilihat pada tabel 1.
14 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, April 2014: 11 - 20
Tabel 1. Parameter Awal Kapal Isap Timah
No Nama Bagian Nilai
1 Panjang ponton, L=Lpp [mm] 8000
2 Diameter ponton, D [mm] 800
3 Lebar ponton, B [mm] 800
4 Total lebar kapal, B0 [mm] 3000
5 Tebal ponton, t [mm] 3
6 Massa jenis air laut, ρ
[kg/mm3]
1.025E-06
2.2 Kestabilan Kapal Isap Timah
Kestabilan kapal isap timah dalam
penelitian ini dianalisa berdasarkan berat dan
titik pusat massa kapal secara keseluruhan yang
diukur pada kondisi muatan kosong, muatan
menengah dan muatan penuh. Ada beberapa
kondisi yang harus dipenuhi dalam penelitian ini,
yaitu:
1) Pada semua kondisi, kapal isap timah harus
dalam kondisi stabil atau disebut dengan
stabilitas positif. Kesabilan positif adalah
benda kembali ke posisi awal, gaya apung ke
atas dan gaya berat kapal merupakan kopel
yang menyebabkan benda tersebut akan
kembali berdiri tegak lagi (Biran, 2003).
2) Pada kondisi muatan menengah, kapal isap
timah harus dalam keadaan seimbang. Benda
yang mengapung dinyatakan seimbang kalau
titik berat/pusat massa (G) dan titik
tekannya/titik pusat apung (B) berada pada
satu garis yang tegak lurus dengan
permukaan air (Sofi'i, 2008).
3) Stabilitas yang di analisa adalah stabilitas
statis (statical stability) yang berlaku untuk
kapal yang diam dan mengalami kemiringan
sampai sudut tertentu yang ditentukan oleh
besarnya momen pengembali. Stabilitas statis
(Samosir, 1997) terdiri dari:
a) Stabilitas awal (initial stability), tinjauan
dilakukan terhadap stabilitas didasarkan
pada titik metasentrik (dinotasikan dengan
M) terhadap titik pusat massa (dinotasikan
dengan G) dan juga jarak antara titik pusat
massa dengan titik metasentrik (yang
dinotasikan dengan GM). Tinjauan ini
berlaku untuk sudut inklinasi yang kecil,
dimana titik metasentrik diasumsikan tetap
b) Stabilitas lanjut (large stability), tinjauan
dilakukan dengan sudut kemiringan yang
besar, di mana posisi titik M tidak tetap,
dan yang menentukan stabilitas kapal
adalah besar lengan momen pengembali
(righting arm) GZ.
Gambar 2. Bagian-bagian kapal isap timah
Analisa Kapal Isap Model Katamaran……(Firlya Rosa & I Wayan Suweca)
15
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisa Berat dan Titik Pusat Massa
Berdasarkan geometri kapal isap timah,
maka didapatkan berat dan titik pusat massa
kapal isap timah yang ada dapat dilihat pada
tabel 2.
Dari tabel 2 didapatkan bahwa titik pusat
massa kapal isap timah pada muatan kosong
pada posisi 4198.2, -37.9, 470.9, muatan
menengah pada posisi 3962.4, -33.0, 534.9 dan
muatan penuh pada posisi 3780.7, -29.2, 584.6
dari titik acuan 0,0,0 yang terletak pada buritan
kapal.
Tabel 2. Berat Total dan Titik Pusat Massa
Total Kapal Isap Timah yang Ada
Kriteria
Muatan
Berat
(w)
(kg)
Jarak Titik Pusat Massa
Per Bagian ke Titik
Pusat Massa Acuan
x y z
Kosong 3358.3 4198.2 -37.9 470.9
Menengah 3858.3 3962.4 -33.0 534.9
Penuh 4358.3 3780.7 -29.2 584.6
3.2 Pembentukan Body Plan dan Profile
Analisa kapal dilakukan pada saat kapal
isap timah dalam kondisi muatan penuh. Untuk
itu perlu dibuat body plan dari lambung sebuah
kapal. Dalam penelitian ini, body plan yang
dibuat adalah ponton seperti yang terlihat pada
gambar 3. Berdasarkan tabel 2, maka didapatkan:
Tinggi dari titik pusat massa dari dasar kapal
(KG).
Volume benda () yang dipindahkan dihitung
berdasarkan hukum Archimedes (Biran, 2003),
yaitu:
∇=𝑊𝐺
"
…(5)
Tinggi sarat yang terjadi pada muatan kosong
diasumsikan 1/5 kali lebar bidang air = 320 mm
Perhitungan koefisien blok (Cb) awal
berdasarkan rumus (Rawson, K. E.,2001) :
𝐶𝑏 =∇
𝐵𝑇𝐿= 0.67…(6)
dimana nilai Cb adalah 0.36 – 0.92 (Lewis,
1988).
Tabel 1 dan tabel 2 digunakan sebagai
parameter awal yang digunakan untuk
perhitungan hidrostatik dengan menggunakan
software maxsurf.
Dengan bantuan software maxsurf maka
didapatkan kurva hidsrostatik yang dapat dilihat
pada gambar 4 dan analisa keseimbangan yang
dapat dilihat tabel 3. Untuk sectional area curve
kapal isap timah dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 3. Body Plan Kapal Isap Timah
16 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, April 2014: 11 - 20
Tabel 3. Hasil Analisa Keseimbangan Kapal Isap Timah Berbagai Variasi Muatan
Nama Variasi Muatan [Kg]
0 500 1000 Draft Amidsh. mm 341.9 380.4 418.6
Displacement kg 3358.0 3858.0 4358.0
Heel to Starboard degrees -0.5 -0.5 -0.5
Draft at FP mm 381.6 371.7 361.1
Draft at AP mm 302.2 389.1 476.0
Draft at LCF mm 342.1 380.4 418.5
Waterpl. Area mm^2 12622016.3
12761109.0
12721803.9
Block Coeff. 0.7 0.7 0.7
LCB from zero pt. mm 4204.3 3960.8 3770.4
LCF from zero pt. mm 4019.7 3998.3 4009.0
KB mm 199.4 219.5 241.8
KG fluid mm 871.4 935.5 984.6
BMt mm 4862.4 4282.8 3779.0
BML mm 20523.8 18083.4 15920.7
GMt corrected mm 4190.7 3567.2 3036.3
GML corrected mm 19852.2 17367.8 15178.1
KMt mm 5061.8 4502.3 4020.7
KML mm 20723.2 18303.0 16162.5
Immersion (TPc) tonne/cm 0.1 0.1 0.1
Trim angle (+ve by stern) deg -0.6 0.1 0.8
Gambar 4. Kurva Hidrostatika Kapal Isap
Timah
Gambar 5. Sectional Area Curve Kapal
Isap Timah
3.3 Perhitungan Stabilitas Melintang
3.3.1 Stabilitas Awal (Initial Stability)
Berdasarkan diagram benda bebas pada
arah melintang seperti yang terlihat pada gambar
6 dan data hidrostatik yang dihasilkan dari
software maxsurf pada tabel 3 maka didapatkan
diagram metasentrik melintang pada gambar 7
dan data awal analisa kesetimbangan pada
muatan penuh yang dapat dilihat tabel 4.
Tabel 4. Hasil Analisa Stabilitas Awal Kapal
Isap Timah Berbagai Variasi Muatan
Kriteria Variasi Muatan (Kg)
0 500 1000
Tinggi sarat,
T [mm]
320.0 362.1 407.3
Jarak KB̅̅ ̅̅
[mm]
186.2 209.4 241.8
Jarak KMt̅̅ ̅̅ ̅̅
[mm]
22733.1 19889.1 16162.5
Jarak GMt̅̅ ̅̅ ̅̅
[mm]
21652.5 18529.6 15178.1
Gambar 6. Diagram Benda Bebas Arah
Melintang Kapal Isap Timah dengan
Muatan Penuh
0.0
200.0
400.0
600.0
0 5000 10000 15000 20000
Sarat
(mm
)
KB (mm), KG (Kg), BMt (mm), …
0.0E+00
1.0E+05
2.0E+05
3.0E+05
4.0E+05
5.0E+05
-2000 3000 8000
Lu
as A
rea (
mm
2)
L=Lpp = 8000
Analisa Kapal Isap Model Katamaran……(Firlya Rosa & I Wayan Suweca)
17
Gambar 7. Diagram Metasentrik Melintang
Kapal Isap Timah
Berdasarkan analisa stabilitas awal, tinggi
GMt̅̅ ̅̅ ̅̅ kapal isap timah dengan variasi tinggi
draft/sarat yang dapat dilihat pada gambar 8
yang menunjukkan bahwa tinggi GMt̅̅ ̅̅ ̅̅ pada
berbagai variasi muatan mempunyai nilai lebih
besar dari 0.15.Kondisi ini sesuai dengan
persyaratan yang telah distandarkan oleh IMO
bahwa GMt̅̅ ̅̅ ̅̅ 0.15.
Gambar 8. Tinggi Gm Melintang Kapal Isap
Timah
3.3.2 Stabilitas Lanjut
Dari software maxsurf didapatkan besar
besar lengan momen pengembali (GZ) pada
berbagai variasi muatan yang dapat dilihat pada
tabel 5, kurva stabilitas statis yangdapat dilihat
gambar 9.
Gambar 9. Stabilitas Statiskapal Isap Timah
Tabel 5. Hasil Analisa Stabilitas Lanjut
terhadap KN dan GZ pada Kapal Isap Timah
Sudut (°)
Besar KN [mm] dan GZ [mm] pada Variasi Muatan
0 kg 500 kg 1000 kg
KN GZ KN GZ KN GZ
0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
5 436.9 360.9 391.5 309.9 346.1 260.3
10 831.9 680.4 747.4 584.8 662.8 491.8
15 1108.1 882.2 1011.4 769.0 914.7 659.9
20 1157.0 858.6 1081.2 760.9 1005.3 668.5
25 1153.2 784.4 1081.0 685.3 1008.8 592.7
30 1139.9 703.6 1068.1 599.9 996.2 503.9
Dari tabel 5 dan gambar 10 didapatkan bahwa:
1) Besar lengan momen pengembali (GZ) pada
kondisi muatan kosong akan naik sampai
dengan sudut 15 dan kemudian menurun
pada sudut di atas 15.
2) Besar lengan momen pengembali (GZ) pada
kondisi muatan menengah akan naik sampai
dengan sudut 15 dan kemudian menurun
pada sudut di atas 15.
3) Besar lengan momen pengembali (GZ) pada
kondisi muatan penuh akan naik sampai
dengan sudut 20 dan kemudian menurun
pada sudut di atas 20.
Data-data yang didapatkan dari analisa
stabilitas lanjut kemudian dibandingkan dengan
standar karakteristik IMO yang dapat dilihat
pada tabel 6.
0.0E+00
5.0E+03
1.0E+04
1.5E+04
2.0E+04
0 200 400 600
KB
dan
KM
t (m
m)
Sarat (mm)
KB
KMt
0.0E+00
5.0E+03
1.0E+04
1.5E+04
2.0E+04
0 100 200 300 400 500
GM
t (m
m)
Sarat (mm)
0
200
400
600
800
1000
0 20 40
GZ
(m
m)
Sudut Kemiringan ()
Muatan kosong
Muatan menengah
Muatan penuh
18 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, April 2014: 11 - 20
Tabel 6. Hasil Analisa Stabilitas Memanjang Kapal Isap Timah
Kriteria Variasi Muatan (Kg)
0 500 1000
Tinggi sarat, T
[mm] 320.00 362.11 407.30
Jarak KB̅̅ ̅̅ [mm] 186.18 209.36 241.75
Jarak KML̅̅ ̅̅ ̅̅ [mm] 22733.09 19889.13 16162.50
Jarak GML̅̅ ̅̅ ̅̅ [mm] 21652.47 18529.64 15178.11
Dengan menggunakan software maxsurf
maka didapatkan hasil analisa stabilitas
memanjang untuk beberapa variasi muatan yang
dapat dilihat pada tabel 7. Dari tabel tersebut
diketahui bahwa kapal mengalami kemiringan
yang disebabkan oleh berat kapal itu sendiri
yang dapat dilihat pada gambar 10.
Hasil analisa metasentrik memanjang
(GML̅̅ ̅̅ ̅̅ ) dapat dilihat seperti pada gambar 11 dan
tinggi GML̅̅ ̅̅ ̅̅ dapat dilihat pada gambar 12.
Gambar 10. Kemiringan Memanjang (trim)
pada Kapal Isap Timah
Gambar 11. Diagram Metasentrik
Memanjang Pada Kapal Isap Timah
Gambar 12. Tinggi GML Memanjang pada
Kapal Isap Timah
Tabel 7. Hasil Stabilitas Melintang Kapal Isap Timah Dibandingkan dengan Standar IMO
Kode IMO Kriteria Units
Variasi Muatan
0 kg 500 kg 1000 kg
Actual Status Actual Status Actual Status
A.749(18) Ch3 - Design
criteria applicable to all
ships section 3.1.2.2
Besar GZ
200 mm
mm 749.7 Sesuai 713.6 Sesuai 528.8 Sesuai
A.749(18) Ch3 - Design
criteria applicable to all
ships section 3.1.2.3
Sudut
maksimum
GZ 25°
deg 20 Tidak
Sesuai
21 Tidak
Sesuai
20 Tidak
Sesuai
A.749(18) Ch3 - Design
criteria applicable to all
ships section 3.1.2.4
Nilai GMt ̅̅ ̅̅ ̅̅
150 mm
mm 4192.4 Sesuai 3567.0 Sesuai 3037.7 Sesuai
0.0E+00
2.0E+04
4.0E+04
6.0E+04
8.0E+04
1.0E+05
0 100 200 300 400 500
KB
dan
KM
L
(mm
)
Sarat (mm)
KB
KML
0.0E+00
1.0E+04
2.0E+04
3.0E+04
4.0E+04
5.0E+04
6.0E+04
7.0E+04
8.0E+04
0 100 200 300 400 500
GM
L
(mm
)
Sarat (mm)
Analisa Kapal Isap Model Katamaran……(Firlya Rosa & I Wayan Suweca)
19
4. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dengan
menggunakan softwaremaxsurf, maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Berdasarkan analisa stabilitas melintang
didapatkan 𝐺𝑀𝑡̅̅ ̅̅ ̅̅ untuk muatan kosong
sebesar 4192.4 mm, 𝐺𝑀𝑡̅̅ ̅̅ ̅̅ untuk muatan 500
kg sebesar 3567.0 mm dan 𝐺𝑀𝑡̅̅ ̅̅ ̅̅ untuk
muatan 1000 kg sebesar 3037.7 mm. Dari
data tersebut dapat dikatakan bahwa kapal
dalam keadaan stabil. Kapal dikatakan dalam
keadaan stabil jika mengalami kemiringan
cenderung kembali ke posisi awal (Barrass,
2006). Hal ini mengharuskan titik pusat
gravitasi berada di bawah titik metasentrik.
Untuk itu, kapal harus mempunyai tinggi
titik metasentrik bernilai positif 𝐺𝑀𝑡̅̅ ̅̅ ̅̅ > 0, di
mana umumnya nilai standar 𝐺𝑀𝑡̅̅ ̅̅ ̅̅ > 0.15 𝑚
(Schneekluth, 1998). Untuk besar lengan
momen pengembali GZ telah memenuhi
standar karakteristik IMO. Sedangkan sudut
minimum yang diperlukan GZ (GZ25)
belum memenuhi standar karakteristik IMO
di mana besar sudut GZ pada kapal isap
timah yang ada adalah 20.
2) Untuk analisa stabilitas memanjang, tinggi
GML telah memenuhi standar yang telah
ditentukan (GML 0) (Barrass, 2006).
20 Jurnal Ilmiah TEKNO Vol.11 No.1, April 2014: 11 - 20
DAFTAR RUJUKAN
Barrass, B. D. 2006. Ship Stability for Masters and Mates, Sixth Edition. Butterworth-Heinemann. Oxford.
Biran, A. 2003. Ship Hydrostatics and Stability.
Butterworth-Heinemann. Oxford. International Maritime Organization, I. L.
Lloyd's Register. Lewis, E. V. 1988. Principles of Naval
Architecture Second Revision. The Society of Naval Architecs and Marine Engineers. Jersey City.
Prayitnoadi R.P., R. P. 2009. Mini Production
Suction Dredge for Small Scale Tin Mining in Bangka Belitung Island Indonesia. Online. (Diakses http://www.ubb.ac.id/, 18 Agustus 2009).
Rawson, K. E. 2001. Basic Ship Theory, Volume
1, Fifth Edition. Butterworth-Heinemann. Oxford.
Samosir, F. A. 1997. Perencanaan Awal
Stabilitas Kapal Sungai Tipe Katamaran. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
Schneekluth, H. V. 1998. Ship Design for
Efficiency and Economy, Second edition . Butterworth-Heinemann. Oxford.
Sofi'i, M. I. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Baja,
Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.