216592678 infeksi oportunistik hiv
DESCRIPTION
INFEKSI OPORTUNISTIKTRANSCRIPT
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
1/62
Infeksi Oportunistik
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
2/62
Infeksi oportunistik adalahinfeksi yang t imbul ak ibat penurunan kekebalan
tubuh
Infeksi ini dapat timbul karena mikroba
(bakteri, jamur, virus) yang berasal dari
luar tubuh, maupun yang sudah ada dalam
tubuh manusia namun dalam keadaannormal terkendali oleh kekebalan tubuh
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
3/62
Alasan IO menjadi alasan morbiditas dan
mortalitas pada pasien HIV/AIDS
1. Banyak pasien yang tidak sadar terhadap infeksi HIVnya dan
mencari perawatan medis berdasarkan IO yang mereka derita.
2. Pasien pasien tertentu sadar terhadap infeksi HIVnya, namun tidak
mengkonsumsiART karena faktor psikososial atau ekonomi
3. Beberapa pasien diresepkanART, namun gagal mencapai responvirologi dan imunologi yang tidak adekuat karena faktor faktor
terkait kepatuhan, farmakokinetik, atau faktor biologis yang tidak
dijelaskan
Meskipun angka rawatan dan kematian telah menurun semenjakadanyaART, IO tetap menjadi penyebab utama dari morbiditas dan
mortalitaspasien yang terinfeksi HIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
4/62
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
5/62
Pola Infeksi Oportunistik
Indonesia
Penyakit FrekuensiKandidiasis oral 80,8%
Tuberkulosis paru 40,1%
CMV 28,8%
Ensefalitis toksoplasma 17,3%
PCP 13,4%
Herpes simpleks 9,6%
MAC 4,0%
Kriptosporodiosis 2,0%
Histoplasmosis paru 2,0%
Medan (2005)
Penyakit FrekuensiKandidiasis oral 72,7%
Pneumonia 45,4%
Tuberkulosis paru 27,3%
Ensefalitis
Toksoplasma9,6%
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
6/62
Jumlah CD4 Patogen Manifestasi200-500 S. pneumoniae, H.Influinzae Community Acquired Pneumoniae
M. Tuberculosis TB paruC. Albicans Sariawan, candidasis vaginaHSV 1 dan 2 Herpes orolabial, genital, perirectalVirus Varicella-zooster Ruam pada sarafVirus Epstein-Barr Oral hairy leukoplakiaHuman Hervesvirus B Sarkoma kaposi
100-200 P. carinii PneumoniaC. parvum
Diare kronik
50-100 T. gondii EnsefalitisC. albocans EnsefalitisC. neoformans MeningitisH. capsulatum Penyakit diseminataMicrosporidia
Diare kronis
M. tuberculosis TB ekstrapulmonerHSV 1 dan 2 HSV diseminataVirus Varicella-Zooster VZV diseminataVirus Epstein-Barr Limfoma primer SSP
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
7/62
Klasifikasi Stadium HIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
8/62
Stadium Klinis 1
Asimptomatik
Limfadenopati generalisata persisten
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
9/62
Stadium Klinis 2
Berat badan menurun
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
10/62
Stadium Klinis 3 Berat badan menurun >10% dari BB semula
Diare kronis yg tdk diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
Demam persisten tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau
konstan > 37,5oC) > 1 bulan
Kandidiasis Oral persisten (thrush)
Oral Hairy Leukoplakia
TB paru
In feksi bakteri berat (pnemonia, empiema, pyomiositis, infeksi tulang
atau sendi, meningitis atau bakteremia)
Stomatitis ulseratif nekrotizing akut, gingivitis atau periodontitis
Anemi (< 8g/dL), netropeni (< 0,5x109/L) dan/atau trombositopeni
kronis yg tdk dpt diterangkan sebabnya
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
11/62
HIV wasting syndrome(BB turun 10% + diare kronik
> 1 bln atau demam >1 bln yg tdk disebabkan peny lain)
Pneumonia Pneumocystis (PCP)
Pneumonia bakteri berat yg berulang
Infeksi herpes simpleks kronis (orolabial, genital atau anorektal
> 1 bulan atau viseral)
Kandidiasis esofagus (atau trakea, bronkus, paru)
TB ekstra paru Sarkoma Kaposi
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) (retinitis atau organ lain)
Toksoplasmosis SSP
Ensefalopati HIV
Kriptokokus ektra pulmoner termasuk meningitis
Stadium Klinis 4
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
12/62
Berdasarkan hasil pemeriksaan
CD4
Fase 1 Infeksi HIV primer (infeksi HIV akut)
Fase II Penurunan imunitas dini (sel CD4>500/ul)
Fase IIIPenurunan imunitas sedang (sel CD4 500-200/ul)
Fase IV Penurunan imunitas berat (sel CD4
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
13/62
Kriteria Diagnosis Presumtif
untuk Indikator AIDS
a. Kandidasis esofagus (nyeri retrosternal
saat menelan)
b. Retinitis CMV
c. Mikobakteriosis
d. Sarkoma Kaposi
e. PCP
f. Ensefalitis toksoplamosis
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
14/62
AIDS (Acquired
Immunodeficiency Syndrome)
Apabila:
1. Jumlah CD4
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
15/62
Patogenesis
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
16/62
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
17/62
Pemeriksaan
I f k i HIV TB
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
18/62
Infeksi HIV TB paru
A
N
A
M
N
ES
I
S
Batuk tidak sembuh 2 bulan
Demam naik-turun kurang lebih 1 bulan
Myalgia dan artralgia
Cepat lelah
Benjolan di leher Pergaulan bebas dan sering berganti
pacar
VCT !!
Demam subfebris kurang lebih 2 minggu
tanpa sebab
Keringat malam
Batuk produktif >3 minggu, dapat disertai
darah BB turun tanpa sebab jelas
Tidak ada nafsu makan, anoreksi
Malaise, lesu
Diare persisten tidak sembuh dengan
pengobatan
Sesak nafas, terdengar mengi
Nyeri dada Lingkungan tempat tinggal sempit, sanitasi
buruk dan tidak mendapat cukup sinar
matahari
P
E
M
.
F
I
S
I
K
Retraksi m. Interkostalis
Paru yang sakit teringgal
Fremitus suara tidak simetris Perkusi redup di apex paru, pekak di basal
paru
Suara nafas vesikobronkial, ronki basah,
amforik
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
19/62
Gejala Major dan Minor(menurut Komisi Penanggulangan Aids)
Major
BB turun >10% dalam1 bulan
Diare kronis >1 bulan
Demamberkepanjangan >1bulan
penurunan kesadarandan gangguan
neuroloogis Demensia/ ensefalopati
Minor
Batuk menetap >1bulan
Dermatitisgeneralisata
Herpes zoster
Herpes simplekkronis progresif
Limfadenopatigeneralisata
Infeksi berulangpada alat genital
Retinitis virussitomegalo
2 major dan 1
minorHIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
20/62
Strategi WHO
untuk diagnosis infeksi HIV
I. Menggunakan 1 jenis pemeriksaan yang sensitifitasnya tinggi.
Bahan yang reaktif dinilai (+). Hasil tidak boleh digunakan untuk
menegakkan diagnosis HIV akibat tranfusi/transplantasi.
II. Menggunakan 2 jenis pemeriksaan.
- pem. 1 = tidak reaktif (-) HIV
- pem. 1 dan 2 = reaktif (+) HIV
- pem. 1 = tidak reaktif, & pem. 2 = reaktif periksa ulang.
Bila hasil tetap sama intermediate
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
21/62
III. Menggunakan 3 jenis pemeriksaan.
- pem. 1 = tidak reaktif (-) HIV
- Pem. 1,2, dan 3 = reaktif (+) HIV
- pem. 1 = reaktif, pem. 2 = reaktif, dan pem. 3 = tidak reaktif
intermediate
- pem. 1 = reaktif, pem. 2 = tidak reaktif, dan pem. 3 = reaktif
intermediate
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
22/62
Enzyme Immuno Assay (EIA)
Mempunyai sensitifitas yang tinggi. Mendeteksi antiboditerhadap protein virus HIV.
Bahan: darah, cairan rongga mulut, dan urin.
Bila nilai sampel < nilai cutoff yng didapat non reaktif. Bila
nilai sampel > nilai cutoff uji ulang dengan sampel baru.
Iap hasil pemeriksaan EIA harus di konfirmasi dengan
pemeriksaan western blot (WB).
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
23/62
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
24/62
Western Blot
Menilai reaksi antara antibodi anti HIV dengan antigenHIV
Protein dari HIV didenaturasi dan selnjutnya dipisahkandengan metode elektroforess, lalu dilakukan visualisasihingga terlihat seperti bentuk pita.
Pita minimal terdapat dua dari antigen: Gag, p24, env,gp41, gp 120. Bila tidak ditemukan (-)
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
25/62
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
26/62
Rapid Test Mendeteksi antibodi HIV-1 dan HIV-2 secara kualitatif
Mudah dilakukan, mudah dibaca, dan cepat (
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
27/62
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
28/62
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
29/62
Polymerase Chain Reaction
untuk mendeteksi asam nukleat virus
biasanya dilakukan pada bayi yang berusia
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
30/62
Gambaran Infeksi HIV Dini & Lanjut
INFEKSI DINI
CD 4 > 200
INFEKSI LANJUT
CD 4 < 200
Gambaran Klinis Post Primer Primer
Sputum BTA Sering (+) Sering (-)
TB Ekstra Paru jarang Banyak
Mikobakteriemia (-) (+)
Tuberkulin (+) (-)
Foto Thoraks Reaktivasi TB,kavitas di apeks
Tipikal primer TB milier /interstisial
Adenopati hilus /
Mediastinum
(-) (+)
Efusi Pleura (-) (+)
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
31/62
Pemeriksaan BTA
Mikroskopis & kultur
Penekanan imunitas meningkat hasil
menurun
Banyak ditemukan pada BAL
TBLB granuloma
TB extra paru : feses urine darahsumsum tulang
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
32/62
Gambaran Radiologik
Pada awal lokasi apeks lobus atas bawah,kavitas
Gambaran atipik (lanjut) :
- Infiltrat di lobus bawah- Milier / Infiltrat difus
-Adenopati hi lus / mediastinum
- Kavitas : jarang
Kadang2 foto thoraks normal ada TB ekstra
paru Jarang : Kavitas/jaringan parut disebabkan sel
T menurun
Sering infiltrat milier & Limfadenopati
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
33/62
Uji Tuberkulin
Fase awal (+) Fase lanjut ( -)
Induksi > 10 mm pada 71 % kasus TB yang
terjadi 2 tahun sebelum AIDS & menjadi 33 %
setelah AIDS
Hasil (-) tidak menyingkirkan TB
Di Haiti : Tuberkulosis ( -) 18 % (HIV - )
43 % (HIV
+)
100 %
(AIDS)
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
34/62
Penatalaksanaan
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
35/62
Memulai terapi ARV pada
Keadaan IO yang aktif
Jangan memulai terapiARV bila masih
terdapat IO yang aktif, kecuali :
MAC
Kandidosis
Kriptosporidiosis
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
36/62
Tatalaksana IO Sebelum
Memulai ART
PCP
Terapi PCP
ARV segera setelah terapi PCP lengkap
Infeksi jamur invasif
Kandidasis esofageal
Terapi kandidasis esofagealsetelah bisa makan ARV
Meningitis kriptokokal, penisilinosis, histoplasmosis
mulai terapiARV setelah terapi lengkap
Pneumoni bakterial
Mulai terapiARV setelah terapi lengkap
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
37/62
Memulai ART pada Keadaan IO
aktif Malaria
Mulai terapiARV setelah terapi malaria selesai
Diare akut
mulai terapi malaria setelah diare mereda atau terkendali
Anemia tidak berat (Hb>8g/dl)
Mulai terapiARV bila tidak ada penyebab lain dari anemia. Hindari AZT
Kelainan kulit
Mulai terapiARV (ARV dapat meredakan penyakit)
Diduga MAC, Kripsporidiosis, dan Mikrosporidiosis
Mulai terapiARV (ARV dapat meredakan penyakit)
Infeksi MCV
Obati bila tersedia obatnya, bila tidak mulai terapiARV
Herpes Zooster
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
38/62
As iklov ir 5x800mg selama 7 hari diberikan dalam 72 jam sejak timbulnya lesi. Famsiklovir dan
valasiklovir sebagai alternatif
Onikomikosis (Infeksi jamur kuku)
Itraconazol 200mg/hari selama 6-12 minggu
Terbinafin 250mg/hari selama 6-12 minggu
Kandidasis oral
Tablet Nistatin 100.000IU, dihisap setiap 4 jam selama 7 hari
Suspensi nistatin 3-5 cc dikumur 3 kali sehari selama 7 hari
Kasus berat flukonazole 150-200mg/hari selama 14 hari
Kandidasis Esofagus
Flukonazole 200mg/hari selama 14 hari atau
Itrakonazole 400mg/hari selama14 hari atau
Ketoconazole 200mg/hari selama14 hari
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
39/62
Managemen dan terapi Pneumonia
Bakteri
Cefotaxime 2 gm IV tiap 6 jam Ceftriaxone 2 gm/hari IV
Amoxici llin 750 mg (oral) 3 x sehari
Fluoroquinolones:
- Levofloxacin 500 mg po/IV 1 x sehari;
- Gatifloxacin 400 mg po/IV 1 x sehari;
- Moxifloxacin 400 mg po/hari
Jika Streptokokus tidak resisten terhadap penisilin,
berikan 4 - 6 juta U Penisilin Prokain G dalam 2 - 4 x
suntikan IM
Pilihan lain: Makrolid, Vancomycin
Catatan:
Amoksisilin adalah obat yang paling sering dipergunakan dinegara dgn sumber daya terbatas
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
40/62
Managemen dan Terapi PCP
Kotrimoksasol (TMP 15mg+SMX 75mg/kg/hari ) dibagidalam 4 dosis atau
Kotrimosasol 480mg, 2 tab.4 x sehari untuk BB< 40kgselama 21 hari
Kotrimoksasol 480mg 3 tab. 4x sehati untuk BB> 40kgselama 21 hari
TerapiAl ternat if
:Klindamicin 600mg IV atau 450mg oral 3x/hari +primaquin15mg oral sekali sehari selama 21 hari bila pasien alergiterhadap sulfa
Untuk pasien yang parah dianjurkan pemberianprednisolon 40mg 2x sehari dengan penurunan dosissecara bertahap selama 7 -10 hari tergantung responterhadap terapi
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
41/62
Managemen dan Terapi
Mycobacterium Avium Complex (MAC)
Azitromisin 1x500mg atau
Klaritromisin 2x500mg + etambutol 15mg/kg/hr
Bila infeksi berat dapat ditambah obat ketiga Levofloxacin
1x500mg atau
ciprofloxacin 2x500mg
Keadaan akan membaik dengan terapiARV
Rumatan
Klaritromisin 2x500mg atau
Az itromisin 1x500mg +etambutol 15mg/kg/hr
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
42/62
Profilaksis Kotrimoksasol
Efektif untuk mencegah:
- PCP
- Toksoplasmosis
- Salmonela non-typhoid
- Pneumococcus spp
- Isospora belli
- Cyclospora
- Nocardia
- Plasmodim falciparum
T i k i f k i TB HIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
43/62
Terapi ko-infeksi TB-HIV
Status klinis Tidak ada CD4 Ada CD4
Hanya TB paru (tidakada tanda lain Stad 3atau 4)
OAT diberikan sampaiselesai, baru dilanjutkandengan ART
Jika CD4 > 350:Mulai dan selesaikan OAT, lalumulai ART kecuali jika timbultanda2 Stad 4 non-TB (mulailebih dini, tergantung penilaianklinis)Jika CD4 200-350:Mulai OAT. Mulai ART setelahfase intensif (mulai lebih cepat
jika toleransi baik)Jika CD4 < 200Mulai OAT. Mulai ART segera
jika OAT dapat ditoleransi (2
minggu
2 bulan)
TB paru disertai tanda2Stad 3 atau 4 lainnya
Mulai OATWaktu pemberian ARTtergantung penilaianklinis yg berkaitan dgntanda2 lain imunodefisiensi
TB ekstra paru Mulai terapi TBMulai ART segera jika OAT dapat ditoleransi (2 minggu2bulan) tanpa melihat jumlah CD4
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
44/62
KEADAAN PENYAKIT REKOMENDASI
TB paru CD 4 < 50/mm3
TB eksta paru
Mulai terapi ARV dengan salah satu
rejimen segera setelah terapi OAT
ditoleransiZDV / 3TC / ABC
ZDV / 3TC / EFZ
ZDV / 3TC / SQV / r
ZDV / 3TC / NVP
TB Paru CD 4 50200/mm3
atau Limfosit total < 1200/mm3
Mulai terapi ARV dengan salah satu
rejimen berikut setelah terapi OAT 2
bulan
ZDC / 3TC / ABC
ZDV / 3TC / EFZ
ZDV / 3TC / SQV / rZDV / 3TC / NVP
TB Paru CD4 > 200/mm3
atau Limfosit > 1200/mm3
Terapi OAT pantau CD 4 mulai terapi
sesuai CD 4
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
45/62
PROFILAKSIS
INH 5 mg/kh BB/hati max 300 mg 6 -
9 bulan
Belum menjadi kebijaksanaan
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
46/62
Aspek Medikolegal HIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
47/62
Kaidah Etik Kedokteran Indonesia
dengan Masalah Pencegahan AIDS
Sesuai dengan KODEKI, seorang dokter hendaklah berusaha
untuk menjadi pendidik masyarakat yang seharusnya, yaitu
dengan memberikan informasi kepasa masyarakat dan kelompok
resiko tinggi dan tentang bagaimana pola penyebaran virus AIDS
dan langkah langkah pencegahannya
Belum adanya obat atau vaksin yang efektif untuk
menanggulangi HIV pencegahan dengan penyuluhan
Harus mengetahui secara pasti penyebaran HIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
48/62
Kaidah Etik Kedokteran dengan
Masalah Pengobatan HIV/AIDS
Seorang tenaga kesehatan tidak boleh menolak pasien yang sero +
Pasien tidak boleh didiskriminasikan atas dasar ketakutan
Seorang tenaga kesehatan diharapkan terlibat untuk menyediakan pelayanan
medis yang baik dan bertanggungjawab dan menghormati hak hak psien sebagai
makhluk insani
Seorang tenaga kesehatan yang tidak menyediakan pelayanan medis harus
merujuk kepada tenaga yang lebih ahli atau ke tempat yang memiliki fasilitas
lebih baik
Seorang tenaga kesehatan diharuskan menghormati hak pribadi dan kerahasiaan
penderitaAIDS dan orang orang yang mengidap HIV
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
49/62
Apabila tidak ada peraturan/ larangan untuk melaporkan orang orang yang
menderita sero + ke lembaga kesehatan yang berwenang, sedangkan tenaga
kesehatan tersebut mengetahui orang orang tersebut akan membahayakan
masyarakat, tenaga kesehatan itu harus :
Menganjurkan penderita tersebut untuk menjaga diri supaya tidak membahayakan pihak ketiga
Kalau anjuran tersebut tidak dipatuhi, laporkan penderita tersebut ke pihak berwenang
Kalau pihak yang berwenang tidak memberikan tanggapan, laporkan penderita kepada masyarakat yang
beresiko tertular
Tenaga kesehatan yang menemukan seseorang yang telah sero +, disarankan pada
orang tersebut untuk tidak melibatkan diri pada aktivitas yang mempunyai resikotinggi terhadap penyebaran HIV/AIDS
Seorang tenaga medis yang menderita HIV/AIDS disarankan untuk tidak melibatkan
diri pada aktivitas yang mempunyai resiko tinggi kepada pasiennya
AM A (America n Medica l Ass oci ation, 1987) disesuaikan dengan KODEKI
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
50/62
Aspek Hukum
Sehubungan dengan telah masuknya infeksi HIV dan penderitaAIDS keIndonesia, terbitlah Instruksi Menteri Kesehatan RI no.72/Menkes/II/1988
tentang kewajiban melaporkan penderita dengan gejalaAIDS, ditetapkan
pada tanggal 11 Februari 1988
Petunjuk pelaksanaannya diatur melalui Keputusan Direktorat Jenderal
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman
No.286-1/PP0304
Isi intruksi menteri tersebut ditujukan kepada seluruh petugas kesehatan
yang mengetahui dan atau menemukan seorang dengan gejalaAIDS
Mereka wajib melaporkannya kepada sarana pelayanan kesehatan yang
terdekat dengan segera dan memperhatikan kerahasiaan pribadi penderita.
Laporan tentang tersangka penderitaAIDS atau penderita dengan sero +
harus dijaga kerahasiaanya dan tidak boleh dibaca oleh orang yang tidak
berkepentingan
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
51/62
Prognosis AIDS
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
52/62
Saat ini AIDS belum dapat disembuhkan px hanya
dapat bertahan hidup beberapa tahun.
ARV yang tepat memperlambat perkembangan HIVmenjadi AIDS, yang juga dipengaruhi oleh adherence,
behavior, dan seberapa cepat seseorang mendapatkan
pengobatan.
Prognosis akan menjadi lebih
buruk bila:
- CD4 100.000
- Px usia >50th
- Px penasun
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
53/62
NAPZA
N k tik
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
54/62
Narkotika ada lah za t a tau oba t yang be rasa l da r it anaman ba ik s in te t i s maupun semis in te t i s yang dapa t
menyebabkan penu runan a tau pe rubahan kesada ran ,
h i l angnya rasa , mengu rang i sampa i mengh i langkan rasa
nye r i dan dapa t men imbu lkan ke te rgan tungan ,
Narkotika golongan I Hanya dapat digunakan untuk tujuanpengembangan ilmu pengetahuan dan tidakdigunakan dalam ilmu pengobatan sertaberpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan
-Heroin (putaw)-Kokain-Ganja
Narkotika golongan II Berkhasiat pengobatan, digunakan sebagaipilihan terakhir dalam terapi atau tujuanpengembangan ilmu pengetahuan sertamempunyai potensi tinggi mengakibatkanketergantungan
-Morfin-Petidin
Narkotika golongan III Berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi atau tujuanpengembangan ilmu pengetahuan sertamemiliki potensi ringan mengakibatkanketergantungan
-Kodein
Undang-undang RI No.2 tahun 1997
Psikotropika ada lah za t a tau oba t , ba ik a lamiah maupun s in te t i s
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
55/62
bukan na rko t i ka , yang be rkhas ia t ps i koak t i f me la lu i penga ruh se lek t i f
pada susunan sa ra f pusa t yang menyebabkan pe rubahan khas pada
ak t i f i t as men ta l dan pe r i l aku
Psikotropika
golongan I
Hanya digunakan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi sertamempunyai potensi sangat kuat mengakibatkansindrom ketergantungan
-Ekstasi (5-metoksi-
3,4metilen-dioksiamfetamin)-Shabu-LSD (lysergic aciddiethylamide)
Psikotropikagolongan II
Berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalamterapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindromketergantungan
-Amfetamin-Metilfenidat/Ritalin
Psikotropikagolongan III
Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalamterapi dan atau tujuan ilmu pengetahuan sertamempunyai potensi sedang mengakibatkan sindromketergantungan
-Pentobarbital-Flunitrazepam
Psikotropika
golongan IV
Berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan
dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuanserta mempunyai potensi ringan mengakibatkansindrom ketergantungan
-Diazepam
-Bromazepam-Fenobarbital-Klonazepam-KlodiazepoidNitrazepam seperti pil KBdan Dum
Undang-undang RI No.2 tahun 1997
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
56/62
Zat Adiktifada lah bahan a tau za t yang berpengaruhps ikoak t i f d i l ua r yang d isebu t na rko t i ka dan ps iko t rop ika
Minuman beralkohol Minuman yang mengandung etil alkohol yangberpengaruh menekan susunan saraf pusatdan sering menjadi bagian dari kehidupanmanusia sehari hari dalam kebudayaantertentu. Jika digunakan sebagai campurandengan narkotika atau psikotropikamemperkuat pengaruh obat atau zat itu dalamtubuh manusia
a. Kadar etanol 1-5% (bir)b. Kadar etanol 5-20% (berbagai
minuman anggur)c. Kadar etanol 20-45% (whisky,
Vodca, manson house, JohnyWalker)
Inhalasi Inhalasi (gas yang dihirup) dan solven (zatpelarut) mudah menguap berupa senyawaorganik, yang terdapat pada berbagai barangkeperluan rumah tangga, kantor, dan sebagaipelumas mesin
-Lem-Tiner-Penghapus cat kuku-Bensin
Tembakau Pemakaian tembakau yang mengandung
nikotin sangat luas dimasyarakat
OPIAT atau
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
57/62
Opium candu) Merupakan golongan Narkotika
alami yang sering digunakandengan cara dihisap (inhalasi).
Menimbulkan rasa kesibukan(rushing sensation)
Menimbulkan semangat
Merasa waktu berjalan lambat.
Pusing, kehilangankeseimbangan/mabuk.
Merasa rangsang birahimeningkat (hambatan seksualhilang).
Timbul masalah kulit di sekitar
mulut dan hidung.
Morfin
Merupakan zat aktif (narkotika)yang diperoleh dari candu melaluipengolahan secara kimia. Umumnyacandu mengandung 10% morfin. Cara
pemakaiannya disuntik di bawahkulit, ke dalam otot atau pembuluhdarah (intravena)
Menimbulkan euforia.
Mual, muntah, sulit buang hajatbesar (konstipasi).
Kebingungan (konfusi). Berkeringat.
Dapat menyebabkan pingsan,jantu ng berdebar-debar.
Gelisah dan perubahan suasana hati.
Mulut kering dan warna mukaberubah.
Heroin atau
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
58/62
Putau Merupakan golongan narkotika semisintetis yang
dihasilkan atas pengolahan morfin secara kimiawimelalui 4 tahapan sehingga diperoleh heroinpaling murni berkadar 80% hingga 99%. Heroinmurni berbentuk bubuk putih sedangkan herointidak murni berwarna putih keabuan (streetheroin). Zat ini sangat mudah menembus otaksehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin itusendiri. Umumnya digunakan dengan caradisuntik atau dihisap.
Denyut nadi melambat .
Tekanan darah menurun.
Otot-otot menjadi lemas/relaks.
Diafragma mata (pupil) mengecil (pin point).
Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaandiri.
Membentuk dunia sendiri (dissosial) : tidakbersahabat .
Penyimpangan perilaku : berbohong, menipu,mencuri, kriminal.
Ketergantungan dapat terjadi dalam beberapahari.
Efek samping timbul kesulitan dorongan seksual,kesulitan membuang hajat besar, ja nt un gberdebar -debar, kemerahan dan gatal di sekitarhidung, timbul gangguan kebiasaan tidur.
Ganja/ Kanabis Berasal dari tanaman kanabis sativa dan kanabis
indica. Pada tanaman ini terkandung 3 zat utamayaitu tetrahidrokanabinol, kanabinol dan kanabidiol.Cara penggunaannya dihisap dengan caradipadatkan menyerupai rokok atau denganmenggunakan pipa rokok.
Denyut ja nt un g atau nadi lebih cepat.
Mulut dan tenggorokan kering.
Merasa lebih santai, banyak bicara dan bergembira.
Sulit mengingat sesuatu kejadian.
Kesulitan kinerja yang membutuhkan konsentrasi,reaksi yang cepat dan koordinasi.
Kadang-kadang menjadi agresif bahkan kekerasan.
Bilamana pemakaian dihentikan dapat diikutidengan sakit kepala, mual yang berkepanjangan ,rasa letih/capek.
Gangguan kebiasaan tidur.
Sensitif dan gelisah.
Berkeringat.
Berfantasi.
Selera makan bertambah .
LSD atau lysergic acid
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
59/62
atau acid, trips, tabs Termasuk sebagai golongan halusinogen (membuat
khayalan) yang biasa diperoleh dalam bentuk kertasberukuran kotak kecil sebesar perangko dalambanyak warna dan gambar. Ada ju ga yang berbentukpil atau kapsul. Cara menggunakannya denganmeletakkan LSD pada permukaan lidah dan bereaksisetelah 30-60 menit kemudian dan berakhir setelah8-12 jam.
Timbul rasa yang disebut Tripping yaitu sepertihalusinasi tempat, warna dan waktu.
Biasanya halusinasi ini digabung menjadi satuhingga timbul obsesi terhadap yang dirasakan daningin hanyut di dalamnya .
Menjadi sangat indah atau bahkan menyeramkandan lama kelamaan membuat perasaan khawatiryang berlebihan (paranoid).
Denyut ja nt un g dan tekanan darah meningkat.
Diafragma mata melebar dan demam.
Disorientasi.
Depresi.
Pusing
Panik dan rasa takut berlebihan .
Flashback (mengingat masa lalu) selama beberapaminggu atau bulan kemudian.
Gangguan persepsi seperti merasa kurus ataukehilangan berat badan.
Kokain Mempunyai 2 bentuk yakni bentuk asam (kokainhidroklorida ) dan bentuk basa (free base) . Kokain asamberupa kristal putih , rasa sedikit pahit dan lebih mudahlarut dibanding bentuk basa bebas yang tidak berbau danrasanya pahit . Nama ja lanan kadang disebut koka , coke,happy dust, snow, charl ie , srepet , sal ju , putih.Disalahgunakan dengan cara menghirup yaitu membagisetumpuk kokain menjadi beberapa bagian berbaris lurusdi atas permukaan kaca dan benda yang mempunyai
permukaan datar . Kemudian dihirup denganmenggunakan penyedot atau gulungan kertas . Cara lainadalah dibakar bersama tembakau yang sering disebutcocopuff . Menghirup kokain berisiko luka pada sekitarlubang hidung bagian dalam.
Menimbulkan keriangan , kegembiraan yang berlebihan(ecstasy) .
Hasutan (agitasi ) , kegel isahan , kewaspadaan dandorongan seks .
Penggunaan jangka panjang mengurangi berat badan.
Timbul masalah kulit .
Kejang-kejang , kesulitan bernafas .
Sering mengeluarkan dahak atau lendir .
Merokok kokain merusak paru (emfisema ).
Memperlambat pencernaan dan menutupi selera makan .
Paranoid.
Merasa seperti ada kutu yang merambat di atas kulit(cocaine bugs) .
Gangguan penglihatan (snow l ight) .
Kebingungan (konfusi ) .
Bicara seperti menelan (slurred speech)
SEDATIF-
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
60/62
Amfetamin M FE TA M I N N ama g en er i k/ tu r u n an amf e tami n adal ah D- pseu do
ep i n e f r i n y an g per tama kal i d i s i n tes i s pada tah u n 1887 dandi pasar kan tah u n 1932 sebag ai pen g u r an g su mbatan hidung(dekon g estan ) . B er u pa bu bu k war n a pu t i h dan keabu-a b u a n. A da2 je ni s amf e tami n y ai tu M DM A ( met i l d i oks i metamf e tami n )d i ken al den g an n ama ec tac y . N ama l a i n f an tac y p i l s , inex .M etamf e tami n beker ja l eb i h l ama di ban di n g M DM A (dapatmen c apai 12 j am) dan e f ek h al u s i n as i n y a l eb i h kuat . N amal a i n n y a sh abu, S S , i c e . C ar a pen g g u n aan dal am ben tu k pi l
d i mi n u m. Dal am ben tu k kr i s ta l d i bakar den g an men g g u n akanker tas a l u mu n i u m f o i l dan asapn y a di h i sap mel a l u i hidung , ataudi bakar den g an memakai bo to l kac a y an g di r an c an g kh u su s( bon g ) . Dal am ben tu k kr i s ta l y an g di l ar u tkan dapat ju ga mel a l u isu n t i kan ke dal am pembu l u h dar ah ( i n t r av en a) .
Jan tu n g ter asa san g at ber debar -debar ( h ear t th u mps) .
S u h u badan naik /demam .
Ti dak bi sa t i du r.
M er asa san g at ber g embi r a (eu f o r i a) .
M en i mbu l kan h asu tan ( ag i tas i ) .
B an y ak bi c ar a ( ta l kat i v en ess ) .
M en jad i l eb i h ber an i / ag r es i f .
Keh i l an g an n af su makan.
M u l u t ker i n g dan mer asa h au s.
B er ker i n g at.
Tekan an dar ah men i n g kat.
M u al dan mer asa sak i t .
S aki t kepal a, pu s i n g, t r emor /g emetar .
Ti mbu l r asa l e t i h , taku t dan depr es i da l am beber apa h ar i.
Gi g i r apu h, g u s i men y u su t kar en a keku r an g an kal s i u m
HIPNOTIKBenzodiazepin/BDZ edatif (obat penenang ) dan hipnotikum (obat tidur). Nama
jala na n BDZ antara lain BK, Lexo, MG, Rohip, Dum. Carapemakaian BDZ dapat diminum, disuntik intravena , danmelalui dubur. Ad a yang minum BDZ mencapai lebih dari30 tablet sekaligus. Dosis mematikan/letal tidak diketahuidengan pasti. Bila BDZ dicampur dengan zat lain sepertialkohol, putauw bisa berakibat fatal karena menekan
sistem pusat pernafasan. Umumnya dokter memberi obatini untuk mengatasi kecemasan atau panik serta pengaruhtidur sebagai efek utamanya , misalnyaaprazolam/Xanax/Al viz .
Ak an mengurangi pengendalian diri dan pengambilankeputusan.
Menjadi sangat acuh atau tidak peduli dan bila disuntikakan menambah risiko terinfeksi HIV/AIDS dan hepatitisB & C akibat pemakaian ja rum bersama.
Obat tidur/hipnotikum terutama golongan barbituratdapat disalahgunakan misalnya seconal.
Terjadi gangguan konsentrasi dan keterampilan yangberkepanjangan.
Menghilangkan kekhawatiran dan ketegangan (tension).
Perilaku aneh atau menunjukkan tanda kebingunganproses berpikir.
Nampak bahagia dan santai .
Bicara seperti sambil menelan (slurred speech).
Jalan sempoyongan.
Tidak bisa memberi pendapat dengan baik.
Alk h lINHALANSIA
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
61/62
Alkohol Merupakan suatu zat yang paling sering
disalahgunakan manusia. Alk oh ol diperoleh atasperagian/fermentasi madu, gula, sari buah atauumbi-umbian. Dari peragian tersebut dapatdiperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan prosespenyulingan (destilasi) dapat dihasilkan kadar
alkohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%.Kadar alkohol dalam darah maksimum dicapai 30 -90 menit. Setelah diserap,alkohol/etanol disebarluaskan ke suluruh ja ringandan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadaralkohol dalam darah orang akan menjadi euforia,namun dengan penurunannya orang tersebutmenjadi depresi.
Dikenal 3 golongan minuman berakohol yaitugolongan A; kadar etanol 1%-5% (bi r), golongan B;kadar etanol 5%-20% (minuman anggur/wine) dan
golongan C; kadar etanol 20% -45% (Whiskey, Vod ca,TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput ).
Pada umumnya alkohol :
Akan menghilangkan perasaan yang menghambatatau merintangi.
Merasa lebih tegar berhubungan secara sosial(tidak menemui masalah).
Merasa senang dan banyak tertawa.
Menimbulkan kebingungan.
Tidak mampu berjalan.
atau SOLVEN Ad al ah u a p b a h a n y a n g m u d a h m e n g u a p y a n g
d i h i r u p . C o n t o h n y a a e r o s o l , a i c a a i b o n , i s i k o r e k a p ig a s , c a i r a n u n t u k d r y c l e a n i n g , t i n n e r, u a pb e n s i n . U m u m n y a d i g u n a k a n o l e h a n a k di b a w a hu m u r a t a u g o l o n g a n k u r a n g m a m p u / a n a k ja l an a n.P e n g g u n a a n m e n a h u n t o l u e n y a n g t e r d a p a t p a d a l e md a p a t m e n i m b u l k a n k e r u s a k a n f u n g s i k e c e r d a s a no t a k .
P a d a m u l a n y a m e r a s a s e d i k i t t e r a n g s a n g .
D a p a t m e n g h i l a n g k a n p e n g e n d a l i a n d i r i a t a u f u n g s ih a m b a t a n .
B e r n a f a s m e n j a d i l a m b a t d a n s u l i t .
T i d a k m a m p u m e m b u a t k e p u t u s a n .
T e r l i h a t m a b u k d a n ja la n s e m p o y o n g a n .
M u a l , b a t u k d a n b e r s i n - b e r s i n .
K e h i l a n g a n n a f s u m a k a n .
H a l u s i n a s i .
P e r i l a k u m e n j a d i a g r e s i f / b e r a n i a t a u b a h k a nk e k e r a s a n .
B i s a t e r j a d i h e n t i ja n tu ng ( c a r d i a c a r r e s t ) .
P e m a k a i a n y a n g b e r l e b i h a n d a p a t m e n y e b a b k a nk e r u s a k a n s y a r a f o t a k m e n e t a p , k e l e t i h a n o t o t ,g a n g g u a n i r a m a ja n tu n g , r a d a n g s e l a p u t m a t a ,k e r u s a k a n h a t i d a n g i n j a l d a n g a n g g u a n p a d a d a r a hd a n s u m s u m t u l a n g . T e r j a d i k e m e r a h a n y a n gm e n e t a p di s e k i t a r h i d u n g d a n t e n g g o r o k a n .
D a p a t t e r j a d i k e c e l a k a a n y a n g m e n y e b a b k a n
k e m a t i a n di a n t a r a n y a k a r e n a ja tu h , k e b a k a r,t e n g g e l a m y a n g u m u m n y a a k i b a ti n t o k s i k a s i/ k e r a c u n a n d a n s e r i n g s e n d i r i a n . b a ti n t o k s i k a s i/ k e r a c u n a n d a n s e r i n g s e n d i r i a
-
5/23/2018 216592678 Infeksi Oportunistik HIV
62/62