2598-7792-1-pb

Upload: agusariyan

Post on 07-Jul-2018

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    1/18

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN

    IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

    MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) SISWA KELAS VIIIA SMP

    NEGERI 2 KULAWI KECAMATAN SELATAN

    SUKMAWATI

    A 351 08 068

    JURNAL

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)

    Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS TADULAKO

    TAHUN 2014

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    2/18

    2

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    ABSTRAK

    Permasalahan yang dihadapi di sekolah SMP Negeri 2 Kulawi adalah rendahnya

    hasil belajar siswa kelas VIIIA yang disebabkan kurang efektifnya guru memberikan

     pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk 

    mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi dengan

     penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Metode penelitian yang digunkan adalah

     penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian yaitu siswa

    kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data

    diperoleh dengan cara penilaian lembar ativitas siswa dan aktivitas guru serta tes evaluasi

    hasil belajar siswa pada setiap akhir pertemuan di kelas dalam setiap siklus. Hasil penelitian

     yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang terjadi dari siklus I kesiklus II dengan

     penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Pada siklus I siswa yang tuntas 28 orang,

    dan siswa yang tidak tuntas 12 orang sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 37 

    orang dan siswa yang tidak tuntas 3 orang, dengan standar ketuntasan minimum (KKM) yaitu

    60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2

    Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan pada pembelajaran IPS meningkat dengan penerapan

    model pembelajaran berbasis masalah.

    Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah; Hasil Belajar; IPS 

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    3/18

    3

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    ABSTRACT

    The research problem encountered at SMP Negeri 2 Kulawi was the low of learning

    outcome reached by the eighth grade students because the ineffectiveness of teachers in giving

    learning material so that the outcome became low. The objective of the research was to find out the increasing students’ learning outcome on social subject through the application of Problem

     Based Learning Model of the Eight Grade Students of SMP Negeri 2 Kulawi.

    This was a Classroom Action Research done for two cycles. The research setting was

    40 students of the eighth grade. The technique of data collection was done through observation

    sheets of teachers and students and learning outcome test in every last meeting of every cycle.

    The research results showed that there was an increasing occurred from cycle I to

    cycle II. In cycle I, there were 28 students passed the test and 12 did not. Then, it increased into

    37 students passed and 3 did not. Therefore, it can be concluded tha t students’ learning 

    outcome of the eighth at SMP Negeri 2 Kulawi can be increased through the Application of 

    Problem Based Learning Model.

    Key Words: Problem Based Learning, Learning Outcome, Social Subject 

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    4/18

    4

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

    peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI

    No. 20, Tahun 2003).

    Berdasarkan fungsi pendidikan nasional diatas, maka peran guru menjadi fungsi

    keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab

    untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk 

    melaksanakan kegiatan diatas. Djamarah, (2002:123) “Keberhasilan pendidik an dipengaruhi

    oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendididkan. Adapun komponen

    yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa

    dan model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung

    tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan”.

    Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan

    pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam

    menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai model untuk dapat mencapai tujuan

    pengajaran secara maksimal.

    (Catharina, 2006:2), menyatakan bahwa :

    Belajar merupakan proses penting bagi perubahan tingkah laku manusia dan iamencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegangperanan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan tujuan,

    kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai

    prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa

    aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.

    Proses pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran

    berpusat pada guru yang berakibat terjadinya bentuk komunikasi satu arah yaitu dari guru

    kepada siswa, sehingga siswa sebagai pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan

    seperlunya, karena itu perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar dengan

    memvariasikan metode ceramah dengan model pembelajaran berbasis masalah siswa. Materi

    pokok permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya merupakan materi yang menyajikan

    fakta-fakta tentang peristiwa-peristiwa kerusakan lingkungan serta upaya yang dilakukan oleh

    pemerintah dan masyarakat didalam melestarikan lingkungan hidup. Materi tersebut merupakan

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    5/18

    5

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    materi yang menggunakan pendekatan masalah dimana siswa diharapkan mampu menghadapi

    masalah lingkungan dalam kehidupannya.

    Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan proses

    pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebelum memenuhi proses

    pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti,

    menguraikan dan mencari penyelesaian. (Hartono 2013:114). Guru perlu memberikan masalah-

    masalah yang dapat merangsang untuk berpikir, rangsangan yang mengena sasaran

    menyebabakan siswa dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Untuk 

    itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai

    konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan

    masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran

    yaitu pembelajaran berbasis masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa akan

    belajar bagaimana menyelesaikan suatu masalah, menghubungkan antara apa yang mereka

    pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu akan dimanfaatkan.

    Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diperoleh data dan informasi tentang

    kondisi pembelajaran IPS di kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID SMP Negeri 2 Kulawi yang

    belum mencapai hasil yang maksimal. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang lebih

    banyak membahas masalah sosial yang sifatnya logika, sehingga apabila guru tidak kreatif 

    dalam menerapakan model pemebelajaran, maka siswa akan merasa bosan dalam mengikuti

    pembelajaran di kelas dan hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil

    pengamatan yang telah dilakukan  pada semester 1 (ganjil) dengan materi ajar “Kondisi

    Geografi Indonesia” di kelas VIIIA dengan jumlah siswa 40 orang, kelas VIIIB dengan jumlah

    42 orang, kelas VIIIC dengan jumlah 43 orang, dan kelas VIIID 44 orang, telah dilaksanakan

    evaluasi awal untuk melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS, hasil yang diperoleh

    masih rendah terbukti dari jumlah siswa 40 orang di kelas VIIIA yang mencapai ketuntasan

    individu hanya mencapai 10 orang saja sedangkan yang tidak tuntas 30 orang dengan rata-ratanilai perolehan 25-60 karena berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 60,

    dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 25%. Jumlah siswa 42 orang di kelas VIIIB yang

    mencapai ketuntasan individu mencapai 23 orang sedangkan yang tidak tuntas 19 orang dengan

    rata-rata nilai perolehan 30-70 dengan ketuntasan klasikal mencapai 55% karena berdasarkan

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    6/18

    6

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 60. Jumlah siswa 43 orang di kelas VIIIC yang

    mencapai ketuntasan individu 16 orang, sedangkan yang tidak tuntas 27 orang dengan rata-rata

    perolehan 30-65 dengan ketuntasan klasikal 37,20%. Jumlah siswa 44 orang di kelas VIIID

    yang mencapai ketuntasan individu 20, sedangkan yang tidak tuntas 24 orang, dengan rata- rata

    nilai perolehan 35-65 dengan ketuntasan klasikal 45,45% karena berdasarkan ketuntasan

    minimum (KKM) adalah 60. Dari hasil evaluasi awal di kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID

    kelas yang memperoleh nilai terendah adalah kelas VIIIA.

    Berdasarkan permasalahan diatas, maka dipandang perlu diadakan penelitian tindakan

    kelas dengan judul   “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui

    Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Siswa Kelas

    VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan   ”

    1.2 Rumusan Masalah

    Identifikasi masalah yang dikaji dalam  penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan

    model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil

    belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2 Kulawi.

    1.3 Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk 

    Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan

    Model Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi

    1.4 Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam menelaah pengetahuan

    mengenai model pembelajaran pada pelajaran IPS pokok bahasan permasalahan

    lingkungan hidup dan pelestariannya.

    2. Manfaat Praktisa. Bagi Guru

    1) Meningkatkan semangat guru dalam mengajar dengan melakukan penerapan

    pembelajaran berbasis masalah di kelas.

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    7/18

    7

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    2) Adanya penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas

    ilmu pengetahuan bagi guru

    3) Menambah pengetahuan guru dalam memilih strategi dan model yang tepat

    untuk pengajaran.

    b. Bagi siswa

    1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar

    2) Meningkatkan prestasi belajar siswa

    3) Menambah semangat belajar siswa

    4) Mengurangi kebosanan siswa dalam pelajaran IPS

    c. Bagi sekolah

    Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu

    sendiri dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar pada

    khususnya dan sekolah pada umumnya.

    d. Bagi Peneliti

    1) Memberikan pemahaman kepada peneliti tentang bagaimana cara memilih dan

    merancang metode pembelajaran, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

    2) Meningkatkan kompetensi sebagai calon tenaga pendidik (guru) berupa,

    kontribusi ilmu pengetahuan tentang pembelajaran dan pemahaman tentang

    penelitian.

    II. METODE PENELITIAN

    2.1 Jenis Penelitian

    Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan

    hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

     Based Learning) dengan pokok bahasan permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya.

    Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif, artinya dalam penelitian ini, peneliti

    bekerjasama dengan guru mata pelajaran.

    2.2 Desain dan Model Penelitian

    Rancangan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan bersiklus, tiap siklus

    dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar siswa

    dalam setiap pembelajaran. Siklus penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada model yang

    dikemukakan oleh Kemmis dan Tanggart yang terdiri dari 4 tahapan yaitu a). Perencanaan b).

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    8/18

    8

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    Pelaksanaan tindakan 3). Observasi dan 4). Refleksi (Sukardi 2003 : 215). Untuk lebih jelasnya

    perhatikan gambar penelitian tindakan kelas dibawah ini :

    4

    3 a

    2 1

    8

    7 b

    6 5

    Keterangan

    O: Orientasi

    1 : Rencana siklus I

    2 : Tindakan pada siklus I

    3 : Observasi I

    4 : Refleksi I

    5 : Rencana revisi I untuk siklus II

    6 : Tindakan pada siklus II

    7 : Observasi pII

    8 : Refleksi II

    a) Siklus I

    b) Siklus II

    Gambar 2.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Tanggart

    2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kulawi kelas VIIIA tahun ajaran 2013  – 

    2014 yang beralamtkan di desa Tompi Bugis Kacamatan Kulawi Selatan Kabupaten Sigi.

    Observasi awal dilakukan pada bulan September 2013 diperoleh data dan informasi tentang

    kondisi pembelajaran IPS di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi yang belum mencapai hasil

    yang maksimal dibandingkan dengan kelas VIII lainnya, kemudian dilanjutkan penelitian pada

    bulan Nopember.

    2.4 Subyek Penelitian

    1) Siswa

    Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kulawi tahun ajaran 2013-2014 kelas

    VIIIA yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.Pengambilan subjek penelitian didasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan di kelas

    VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi di mana proses belajar siswa kelas VIIIA belum optimal, ditandai

    dengan banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajarannya masih

    didominasi oleh guru, guru cenderung lebih banyak ceramah dalam menyampaikan materinya.

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    9/18

    9

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    2) Guru

    Guru yang dalam hal ini adalah guru mata pelajaran yang melakukan pembelajaran IPS

    di SMP Negeri 2 Kulawi, yang diteliti adalah cara guru dalam melakukan pembelajaran dengan

    menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

    2.5 Rencana Tindakan

    2.5.1 Perencanaan

    Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya direncanakan

    terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari tiga kali tatap muka dan siklus kedua terdiri

    dari tiga kali tatap muka, masing-masing kegiatan tatap muka adalah dua jam pelajaran..

    2.5.2 Pelaksanaan Tindakan

    Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengacu pada model yang

    dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggart yang terdiri dari dua siklus.

    a. Siklus 1

    1). Perencanaan

    a. Membuat rencana pembelajaran (RPP)

    b. Membuat skenario pembelajaran

    c. Membentuk kelompok-kelompok belajar

    d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru

    e. Mendesain alat evaluasi berupa tes akhir tindakan

    f. Media pembelajaran

    2). Pelaksanaan

    a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    berbasis masalah (Problem Based Learning ).

    b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan

    lembar observasi aktvitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

    c. Melaksanakan evaluasi hasil siswa pada pembelajaran Geografi setelah dilakukan

    kegiatan pembelajaran.

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    10/18

    10

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    3). Observasi

    Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan

    belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem

     Based Learning) pada pokok bahasan lingkungan hidup dan pelestariannya.

    4). Refleksi

    Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, penafsiran, menjelaskan dan

    menyimpulkan serta dianalisa, dengan data observasi guru dapat merefleksi diri apakah

    dengan model pembelajaran berbasis masalah telah dapat meningkatkan aktivitas siswa

    dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah

    diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan

    untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.

    b. Siklus II

    1). Perencanaan

    a. Membuat rencana pembelajaran (RPP)

    b. Membuat skenario pembelajaran

    c. Membentuk kelompok belajar dalam diskusi

    d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru

    e. Mendesain alat evaluasi berupa tes akhir tindakan

    f. Media pembelajaran

    2). Pelaksanaan

    a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

    berbasis masalah (Problem Based Learning ).

    b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan

    lembar observasi aktvitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.

    c. Melaksanakan evaluasi hasil siswa pada pembelajaran Geografi setelah dilakukan

    kegiatan pembelajaran.

    3). Observasi

    Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan

    belajar mengajar dengan lembar observasi aktivitas yang telah disiapkan selama

    pelaksanaan tindakan siklus II.

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    11/18

    11

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    4). Refleksi

    Hasil yang didapatkan pada observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru

    serta evaluasi yang diberikan, dikumpulkan serta dianalisis pada tahap ini. Dalam hal ini,

    refleksi melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai pada proses yang sudah

    dilaksanakan dengan melihat hasil pada evaluasi.

    2.6 Jenis dan Sumber Data

    Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder,

    yang berupa data kualitatif maupun data kuantitatif yang dikumpulkan dari berbagai sumber

    meliputi:

    1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan,

    wawancara, serta data hasil belajar geografi

    2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui informasi dari pihak yang

    terkait yaitu tata usaha SMP Negeri 2 Kulawi.

    2.7 Teknik Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan cara: (1) pemberian tes

    formatif, (2) observasi, (4) catatan lapangan, (5) studi pustaka,. Secara rinci prosedur

    pengumpulan data dan instrumen penelitian diuraikan sebagai berikut:

    1). Tes formatif (tes tertulis)

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif yang berupa tes awal dan tes

    akhir. Tes awal diberikan untuk mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa.

    Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa dalam memahami

    materi yang telah diberikan yaitu pada sub pokok bahasan “Lingkungan Hidup dan

    Pelestariannya” semester I.

    2). Observasi

    Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

    lembar observasi. Tujuannya adalah untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selam proses

    pembelajaran.

    3). Catatan Lapangan

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    12/18

    12

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    Catatan lapangan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini digunakan

    untuk melengkapi data yang tidak didapatkan di kelas selama pembelajaran berlangsung,

    dalam hal ini informasi diperoleh dari tata usaha maupun pihak sekolah yang terkait dalam

    penelitian.

    2.8 Teknik Analisis Data

    Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, hasil observasi, hasil catatan lapangan

    dianalisis dengan menggunakan model alir yang mengacu pada model alir yang dikemukakan

    oleh Milles dan Huberman (Sugiyono, 2007:91) yaitu: mereduksi data, penyajiaan data, dan

    penarikan kesimpulan. Secara garis besar kegiatan anlisis data dilakukan dengan langkah-

    langkah sebagai berikut:

    1) Teknik Analisis Data Kualitatif 

    Analisis data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar

    observasi guru dengan menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat baik 

    (4), baik (3), cukup (2), kurang (1). Selanjutnya dihitung persentase rata-rata dengan rumus

    sebagai berikut:

    Persentase Nilai Rata-rata (NR)= x 100 %

    Adapun kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu:

    NR ≥ 90% : sangat baik 

    70% ≤ NR < 90 % : baik 

    50% ≤ NR < 70% : cukup

    30% ≤ NR < 50% : kurang

    10% ≤ NR < 30 % : kurang baik (Depdiknas, 2004).

    2) Teknik Analisis Data Kuantitatif 

    Analisis data untuk ketuntasan belajar siswa digunakan analisis kuantitatif sebagai berikut:

    a. Daya Serap Individu

    Menurut Depdiknas (dalam Trimo, 2008: 11) “bahwa standar ketuntasan hasil belajar 

    individu adalah 65% dan ketuntasan klasikal adalah 85%”.

    Analisis data untuk mengetahui daya serap individu menggunakan rumus sebagai

    berikut:

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    13/18

    13

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    DSI: x 100

    Keterangan: X = Banyak skor yang diperoleh siswa

    Y = Skor maksimal soal

    DSI = Daya serap individub. Daya Serap Klasikal

    Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal menggunakan rumus sebagai

    berikut:

    DSK: ∑

    ∑x 100

    Keterangan: ∑ P = Jumlah skor keselur uhan

    ∑ I = Jumlah skor maksimal

    DSK = Daya Serap Klasikal

    c. Ketuntasan Belajar Klasikal

    Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi subyek 

    dalam penelitian ini digunakan rumus:

    KBK: ∑

    ∑x 100

    Keterangan: ∑ N = Banyaknya siswa yang tuntas

    ∑ S = Banyaknya siswa seluruhnya

    KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal

    III. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Setelah melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah

    (Problem Based Learning) diperoleh data sebagai berikut :

    Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara

    guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran berusaha menciptakan kondisi

    belajar yang kondusif. Dalam proses pembelajaran, guru harus memilih metode pembelajaran

    yang tepat dan sesuai materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat

    tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui dari hasil belajar siswa baik 

    dari hasil tes maupun hasil aktivitas belajar siswa. Sistem pembelajaran menuntut keaktifan

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    14/18

    14

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan model

    pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) untuk meningkatkan aktivitas siswa

    dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS khususnya

    pokok bahasan lingkungan hidup dan upaya pelestariannya pada siswa kelas VIIIA SMP

    Negeri 2 Kulawi tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini didesain dengan model penelitian

    tindakan kelas karena bertujuan melaksanakan perbaikan proses pembelajaran.

    Observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi pokok permasalahan pada penelitian

    ini. Guru juga mempersiapkan rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar pengamatan

    aktivitas guru dan lembar aktivitas guru untuk menunjang pembelajaran yang berlangsung

    dalam 2 siklus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata model pembelajaran

    berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada tiap siklus

    mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pada siklus I dengan menerapkan model

    pembelajaran berbasis masalah sudah mencapai kriteria ketuntasan yaitu diperoleh daya serap

    klasikal mencapai 70,12% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 70% dengan jumlah siswa

    yang mengalami ketuntasan sebanyak 28 orang dari 40 siswa berdasarkan kriteria ketuntasan

    minimum (KKM) yaitu 60. Meskipun hasil belajar yang diperoleh sudah mencapai ketuntasan

    akan tetapi belum mencapai hasil maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

    menyebabkan rendahnya hasil yang diperoleh siswa. Pada siklus I Pelaksanaan model

    pembelajaran berbasis masalah belum dapat berlangsung secara optimal. Hal ini disebabkan

    keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah masih kurang,

    karena model pembelajaran berbasis masalah ini merupakan model yang baru pertama kali

    diterapkan dalam pembelajaran khususnya di kelas VIII A. Selain itu siswa belum terbiasa

    dengan model pembelajaran yang digunakan guru sehingga masih takut atau ragu-ragu dalam

    mengemukakan pendapatnya maupun mempresentasikan hasil karya di depan kelas. Namun

    karena kecekatan guru, hal ini tidak berlangsung lama sehingga proses pembelajaran tidak 

    terlalu terganggu. Berikut kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam pembelajaran siklus I

    di kelas :

    1) Guru kurang tegas dalam memberikan apresepsi dan motivasi serta menanyakan kesiapan

    siswa dalam belajar.

    2) Kinerja guru dalm mengaktivkan diskusi masih kurang.

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    15/18

    15

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    3) Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam

    menyajikan hasil karya.

    4) Guru kurang memberi penguatan terhadap hasil penyelesaian masalah.

    5) Guru kurang memberikan tugas yang berkaitan dengan materi dan kurang memberikan

    apresepsi kepada siswa.

    6) Guru kurang optimal dalam menggunakan waktu secara efisien.

    7) Kinerja kelompok masih kurang optimal, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam

    mengikuti jalannya diskusi.

    8) Keberanian siswa mengeluarkan pendapat belum tampak secara menyeluruh.

    9) Ketika guru menjelaskan materi pelajaran masih ada beberapa siswa yang ramai dan tidak 

    memperhatikan penjelasan dari guru.

    10) Dalam mengorientasi tanggapan atas penjelasan dari guru masih didominasi oleh siswa

    yang pandai.

    11) Siswa belum dapat menjalankan diskusi dengan baik.

    Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus II guru dan peneliti

    berusaha melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada

    pada siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aktivitas guru dalam

    pembelajaran, memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan, mengaktifkan diskusi

    dalam kelompok, membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menyajikan hasil karya,

    dan juga memberi penguatan terhadap hasil pemecahan masalah. Pada siklus II sudah tidak lagi

    ditemukan kendala-kendala yang sangat berarti, karena siswa sudah dapat menyesuaikan

    dengan model pembelajaran berbasis masalah. Pada siklus II siswa sudah aktif dalam

    pembelajaran. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya, mempresentasikan hasil karya

    dan menanggapi hasil karya temannya. Hal ini terbukti pada pembelajaran siklus II yaitu

    diperoleh daya serap klasikal mencapai 90,1 %, dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 92,5

    %, dengan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 37 siswa dan siswa yang tidak 

    tuntas 3 orang, berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60.

    Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan

    bahwa keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran sesuai dengan materi

    pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Olehnya itu, seorang guru

    harus memiliki tingkat keterampilan yang mampu memberikan suasana efektif dalam belajar

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    16/18

    16

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    dan mampu menarik minat siswa, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran yang

    bervariasi dan mampu membuat siswa menjadi aktif di dalam kelas. Pembelajaran yang baik 

    dapat meningkatkan semangat siswa untuk terus belajar dan mengembangkan hasil

    pemikirannya.

    Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II pada saat penelitian maka dapat

    disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah ( problem based 

    learning) maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi

    Kecamatan Kulawi Selatan.

    IV. KESIMPULAN DAN SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa

    Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pelajaran IPS

    pokok bahasan lingkungan hidup dan pelestariannya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kulawi

    dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I diperoleh hasil aktivitas guru pertemuan 1

    51,47%, pertemuan 2 diperoleh 66,17%. Hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1

    diperoleh 55,77%, pertemuan 2 diperoleh 65,38%. Hasil belajar siswa pada siklus I, banyak 

    siswa yang tuntas 28 orang dan siswa yang tidak tuntas 12 orang, daya serap klasikal diperoleh

    70,12%, tuntas belajar klasikal 70%, berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu

    60. Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningktan dari siklus

    sebelumnya. Diperoleh hasil aktivitas guru siklus II pada pertemuan 1 78%, pertemuan 2

    diperoleh 91,18%. Hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 diperoleh 73,08%, pertemuan

    2 92,30%. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu banyak siswa yang tuntas 37 orang, siswa

    yang tidak tuntas 3 orang, daya serap klasikal diperoleh 90,1% dan tuntas belajar klasikal

    92,5% berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60.

    Dengan demikian, hasil belajar siswa sangat menentukan keberhasilan seorang guru

    dalam menyampaikan materi di kelas karena sebelumnya siswa memperoleh nilai yang rendah.

    Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya peran guru dalam memilih model pembelajaran yang

    bervariasi dan sesuai dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, melalui penelitian ini

    sebaiknya guru mampu memberikan suasana yang baru bagi siswa di kelas yang dapat

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    17/18

    17

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit :  E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    merangsang daya fikir siswa secara kritis untuk belajar agar siswa tidak merasa bosan dalam

    belajar.

    4.2 Saran

    Keberhasilan pembelajaran merupakan tanggung jawab guru di kelas karena dengan

    adanya pengetahuan guru tentang fenomena alam dengan menghubungkan strategi mengajar di

    kelas, maka siswa dapat termotivasi untuk selalu mencari tahu tentang materi yang

    disampaikan guru di kelas. Ada beberapa saran-saran yang disampaikan guna perbaikan

    pembelajaran kedepan, antara lain :

    1. Bagi Guru, hendaknya guru mata pelajaran IPS menerapkan suatu model pembelajaran

    yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.

    2. Bagi siswa, agar mampu memahami materi yang disampaikan setelah diterapkan model

    pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning).

    3. Bagi sekolah, hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang memadai agar dalam

    proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan dapat

    berjalan dengan baik.

    4. Bagi Peneliti, perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan

    pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sebagai upaya

    untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya dengan cara memberikan pelatihan

    kepada Guru mata pelajaran mengenai langkah-langkah model pembelajaran berbasis

    masalah, agar pada saat di kelas guru tidak canggung lagi dalam penerapannya dan siswa

    lebih mudah memahami prosedur pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan oleh

    guru di dalam kelas.

    V. DAFTAR PUSTAKA

    Ani. T. Catharina. (2006). Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UniversitasNegeri Semarang

    Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,

    Departemen Pendidikan Nasional.

    Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : RinekaCipta.

  • 8/19/2019 2598-7792-1-PB

    18/18

    18

    Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD

    Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD

    Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid . Jokjakarta: PT.Diva

    Pres

    Ramadhan, A. et al. (2013). Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) dan artikel Penelitian. Palu.

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

    Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: CV Alfabeta.

    Sukardi, (2003).  Metodologi Penelitian Pendidikan Yogyakarta : Bumi Aksara

    Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta: Kencana. Online.

    http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html, diakses

    tanggal 2 agustus 2013