2598-7792-1-pb
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
1/18
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS
MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING) SISWA KELAS VIIIA SMP
NEGERI 2 KULAWI KECAMATAN SELATAN
SUKMAWATI
A 351 08 068
JURNAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S1)
Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2014
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
2/18
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
ABSTRAK
Permasalahan yang dihadapi di sekolah SMP Negeri 2 Kulawi adalah rendahnya
hasil belajar siswa kelas VIIIA yang disebabkan kurang efektifnya guru memberikan
pembelajaran di kelas sehingga hasil belajar siswa rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi dengan
penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Metode penelitian yang digunkan adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Subjek penelitian yaitu siswa
kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data
diperoleh dengan cara penilaian lembar ativitas siswa dan aktivitas guru serta tes evaluasi
hasil belajar siswa pada setiap akhir pertemuan di kelas dalam setiap siklus. Hasil penelitian
yang diperoleh menunjukkan peningkatan yang terjadi dari siklus I kesiklus II dengan
penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Pada siklus I siswa yang tuntas 28 orang,
dan siswa yang tidak tuntas 12 orang sedangkan pada siklus II siswa yang tuntas sebanyak 37
orang dan siswa yang tidak tuntas 3 orang, dengan standar ketuntasan minimum (KKM) yaitu
60. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2
Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan pada pembelajaran IPS meningkat dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah.
Kata Kunci : Pembelajaran Berbasis Masalah; Hasil Belajar; IPS
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
3/18
3
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
ABSTRACT
The research problem encountered at SMP Negeri 2 Kulawi was the low of learning
outcome reached by the eighth grade students because the ineffectiveness of teachers in giving
learning material so that the outcome became low. The objective of the research was to find out the increasing students’ learning outcome on social subject through the application of Problem
Based Learning Model of the Eight Grade Students of SMP Negeri 2 Kulawi.
This was a Classroom Action Research done for two cycles. The research setting was
40 students of the eighth grade. The technique of data collection was done through observation
sheets of teachers and students and learning outcome test in every last meeting of every cycle.
The research results showed that there was an increasing occurred from cycle I to
cycle II. In cycle I, there were 28 students passed the test and 12 did not. Then, it increased into
37 students passed and 3 did not. Therefore, it can be concluded tha t students’ learning
outcome of the eighth at SMP Negeri 2 Kulawi can be increased through the Application of
Problem Based Learning Model.
Key Words: Problem Based Learning, Learning Outcome, Social Subject
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
4/18
4
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI
No. 20, Tahun 2003).
Berdasarkan fungsi pendidikan nasional diatas, maka peran guru menjadi fungsi
keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah selain bertanggung jawab
untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk
melaksanakan kegiatan diatas. Djamarah, (2002:123) “Keberhasilan pendidik an dipengaruhi
oleh perubahan dan pembaharuan dalam segala komponen pendididkan. Adapun komponen
yang mempengaruhi pelaksanaan pendidikan meliputi kurikulum, sarana prasarana, guru, siswa
dan model pengajaran yang tepat. Semua komponen tersebut saling terkait dalam mendukung
tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan”.
Hasil belajar yang meningkat merupakan salah satu indikator pencapaian tujuan
pendidikan yang mana hal itu tidak terlepas dari motivasi siswa maupun kreativitas guru dalam
menyajikan suatu materi pelajaran melalui berbagai model untuk dapat mencapai tujuan
pengajaran secara maksimal.
(Catharina, 2006:2), menyatakan bahwa :
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan tingkah laku manusia dan iamencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar memegangperanan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi manusia. Oleh karena itu dengan menguasai
prinsip-prinsip dasar tentang belajar, seseorang mampu memahami bahwa
aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Proses pembelajaran kurang melibatkan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran
berpusat pada guru yang berakibat terjadinya bentuk komunikasi satu arah yaitu dari guru
kepada siswa, sehingga siswa sebagai pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan
seperlunya, karena itu perlu adanya upaya guru untuk meningkatkan hasil belajar dengan
memvariasikan metode ceramah dengan model pembelajaran berbasis masalah siswa. Materi
pokok permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya merupakan materi yang menyajikan
fakta-fakta tentang peristiwa-peristiwa kerusakan lingkungan serta upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dan masyarakat didalam melestarikan lingkungan hidup. Materi tersebut merupakan
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
5/18
5
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
materi yang menggunakan pendekatan masalah dimana siswa diharapkan mampu menghadapi
masalah lingkungan dalam kehidupannya.
Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) merupakan proses
pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu masalah sebelum memenuhi proses
pembelajaran. Siswa dihadapkan pada suatu masalah nyata yang memacunya untuk meneliti,
menguraikan dan mencari penyelesaian. (Hartono 2013:114). Guru perlu memberikan masalah-
masalah yang dapat merangsang untuk berpikir, rangsangan yang mengena sasaran
menyebabakan siswa dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Untuk
itu diperlukan suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berfikir kritis dan keterampilan pemecahan
masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran
yaitu pembelajaran berbasis masalah. Dengan pembelajaran berbasis masalah siswa akan
belajar bagaimana menyelesaikan suatu masalah, menghubungkan antara apa yang mereka
pelajari dengan bagaimana pengetahuan itu akan dimanfaatkan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan diperoleh data dan informasi tentang
kondisi pembelajaran IPS di kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID SMP Negeri 2 Kulawi yang
belum mencapai hasil yang maksimal. Pembelajaran IPS merupakan pembelajaran yang lebih
banyak membahas masalah sosial yang sifatnya logika, sehingga apabila guru tidak kreatif
dalam menerapakan model pemebelajaran, maka siswa akan merasa bosan dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil
pengamatan yang telah dilakukan pada semester 1 (ganjil) dengan materi ajar “Kondisi
Geografi Indonesia” di kelas VIIIA dengan jumlah siswa 40 orang, kelas VIIIB dengan jumlah
42 orang, kelas VIIIC dengan jumlah 43 orang, dan kelas VIIID 44 orang, telah dilaksanakan
evaluasi awal untuk melihat hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS, hasil yang diperoleh
masih rendah terbukti dari jumlah siswa 40 orang di kelas VIIIA yang mencapai ketuntasan
individu hanya mencapai 10 orang saja sedangkan yang tidak tuntas 30 orang dengan rata-ratanilai perolehan 25-60 karena berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 60,
dengan ketuntasan belajar klasikal mencapai 25%. Jumlah siswa 42 orang di kelas VIIIB yang
mencapai ketuntasan individu mencapai 23 orang sedangkan yang tidak tuntas 19 orang dengan
rata-rata nilai perolehan 30-70 dengan ketuntasan klasikal mencapai 55% karena berdasarkan
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
6/18
6
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
kriteria ketuntasan minimum (KKM) adalah 60. Jumlah siswa 43 orang di kelas VIIIC yang
mencapai ketuntasan individu 16 orang, sedangkan yang tidak tuntas 27 orang dengan rata-rata
perolehan 30-65 dengan ketuntasan klasikal 37,20%. Jumlah siswa 44 orang di kelas VIIID
yang mencapai ketuntasan individu 20, sedangkan yang tidak tuntas 24 orang, dengan rata- rata
nilai perolehan 35-65 dengan ketuntasan klasikal 45,45% karena berdasarkan ketuntasan
minimum (KKM) adalah 60. Dari hasil evaluasi awal di kelas VIIIA, VIIIB, VIIIC dan VIIID
kelas yang memperoleh nilai terendah adalah kelas VIIIA.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka dipandang perlu diadakan penelitian tindakan
kelas dengan judul “Peningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Siswa Kelas
VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan ”
1.2 Rumusan Masalah
Identifikasi masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan penerapan
model pembelajaran berbasis masalah pada mata pelajaran IPS dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIIIA SMPN 2 Kulawi.
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah Untuk
Meningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas VIIIA Pada Mata Pelajaran IPS Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai kajian dalam menelaah pengetahuan
mengenai model pembelajaran pada pelajaran IPS pokok bahasan permasalahan
lingkungan hidup dan pelestariannya.
2. Manfaat Praktisa. Bagi Guru
1) Meningkatkan semangat guru dalam mengajar dengan melakukan penerapan
pembelajaran berbasis masalah di kelas.
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
7/18
7
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
2) Adanya penerapan pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan kualitas
ilmu pengetahuan bagi guru
3) Menambah pengetahuan guru dalam memilih strategi dan model yang tepat
untuk pengajaran.
b. Bagi siswa
1) Meningkatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa
3) Menambah semangat belajar siswa
4) Mengurangi kebosanan siswa dalam pelajaran IPS
c. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada sekolah itu
sendiri dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar pada
khususnya dan sekolah pada umumnya.
d. Bagi Peneliti
1) Memberikan pemahaman kepada peneliti tentang bagaimana cara memilih dan
merancang metode pembelajaran, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
2) Meningkatkan kompetensi sebagai calon tenaga pendidik (guru) berupa,
kontribusi ilmu pengetahuan tentang pembelajaran dan pemahaman tentang
penelitian.
II. METODE PENELITIAN
2.1 Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) dengan pokok bahasan permasalahan lingkungan hidup dan pelestariannya.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan secara kolaboratif, artinya dalam penelitian ini, peneliti
bekerjasama dengan guru mata pelajaran.
2.2 Desain dan Model Penelitian
Rancangan penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan bersiklus, tiap siklus
dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai yaitu peningkatan hasil belajar siswa
dalam setiap pembelajaran. Siklus penelitian Tindakan Kelas ini mengacu pada model yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Tanggart yang terdiri dari 4 tahapan yaitu a). Perencanaan b).
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
8/18
8
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
Pelaksanaan tindakan 3). Observasi dan 4). Refleksi (Sukardi 2003 : 215). Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar penelitian tindakan kelas dibawah ini :
4
3 a
2 1
8
7 b
6 5
Keterangan
O: Orientasi
1 : Rencana siklus I
2 : Tindakan pada siklus I
3 : Observasi I
4 : Refleksi I
5 : Rencana revisi I untuk siklus II
6 : Tindakan pada siklus II
7 : Observasi pII
8 : Refleksi II
a) Siklus I
b) Siklus II
Gambar 2.1. Desain Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Tanggart
2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kulawi kelas VIIIA tahun ajaran 2013 –
2014 yang beralamtkan di desa Tompi Bugis Kacamatan Kulawi Selatan Kabupaten Sigi.
Observasi awal dilakukan pada bulan September 2013 diperoleh data dan informasi tentang
kondisi pembelajaran IPS di kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi yang belum mencapai hasil
yang maksimal dibandingkan dengan kelas VIII lainnya, kemudian dilanjutkan penelitian pada
bulan Nopember.
2.4 Subyek Penelitian
1) Siswa
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Kulawi tahun ajaran 2013-2014 kelas
VIIIA yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 21 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki.Pengambilan subjek penelitian didasarkan dari hasil observasi awal yang dilakukan di kelas
VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi di mana proses belajar siswa kelas VIIIA belum optimal, ditandai
dengan banyak siswa yang pasif dalam proses pembelajaran. Proses pembelajarannya masih
didominasi oleh guru, guru cenderung lebih banyak ceramah dalam menyampaikan materinya.
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
9/18
9
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
2) Guru
Guru yang dalam hal ini adalah guru mata pelajaran yang melakukan pembelajaran IPS
di SMP Negeri 2 Kulawi, yang diteliti adalah cara guru dalam melakukan pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.
2.5 Rencana Tindakan
2.5.1 Perencanaan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya direncanakan
terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari tiga kali tatap muka dan siklus kedua terdiri
dari tiga kali tatap muka, masing-masing kegiatan tatap muka adalah dua jam pelajaran..
2.5.2 Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengacu pada model yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Tanggart yang terdiri dari dua siklus.
a. Siklus 1
1). Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran (RPP)
b. Membuat skenario pembelajaran
c. Membentuk kelompok-kelompok belajar
d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru
e. Mendesain alat evaluasi berupa tes akhir tindakan
f. Media pembelajaran
2). Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning ).
b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan
lembar observasi aktvitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.
c. Melaksanakan evaluasi hasil siswa pada pembelajaran Geografi setelah dilakukan
kegiatan pembelajaran.
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
10/18
10
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
3). Observasi
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) pada pokok bahasan lingkungan hidup dan pelestariannya.
4). Refleksi
Refleksi disini meliputi kegiatan: analisis, penafsiran, menjelaskan dan
menyimpulkan serta dianalisa, dengan data observasi guru dapat merefleksi diri apakah
dengan model pembelajaran berbasis masalah telah dapat meningkatkan aktivitas siswa
dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil dari refleksi adalah
diadakannya revisi terhadap perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan
untuk memperbaiki pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
b. Siklus II
1). Perencanaan
a. Membuat rencana pembelajaran (RPP)
b. Membuat skenario pembelajaran
c. Membentuk kelompok belajar dalam diskusi
d. Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru
e. Mendesain alat evaluasi berupa tes akhir tindakan
f. Media pembelajaran
2). Pelaksanaan
a. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning ).
b. Melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dengan menggunakan
lembar observasi aktvitas siswa dan lembar observasi aktivitas guru.
c. Melaksanakan evaluasi hasil siswa pada pembelajaran Geografi setelah dilakukan
kegiatan pembelajaran.
3). Observasi
Pada tahap ini, dilakukan observasi terhadap aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar dengan lembar observasi aktivitas yang telah disiapkan selama
pelaksanaan tindakan siklus II.
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
11/18
11
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
4). Refleksi
Hasil yang didapatkan pada observasi terhadap aktivitas siswa dan aktivitas guru
serta evaluasi yang diberikan, dikumpulkan serta dianalisis pada tahap ini. Dalam hal ini,
refleksi melihat sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai pada proses yang sudah
dilaksanakan dengan melihat hasil pada evaluasi.
2.6 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder,
yang berupa data kualitatif maupun data kuantitatif yang dikumpulkan dari berbagai sumber
meliputi:
1. Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui observasi lapangan,
wawancara, serta data hasil belajar geografi
2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui informasi dari pihak yang
terkait yaitu tata usaha SMP Negeri 2 Kulawi.
2.7 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan cara: (1) pemberian tes
formatif, (2) observasi, (4) catatan lapangan, (5) studi pustaka,. Secara rinci prosedur
pengumpulan data dan instrumen penelitian diuraikan sebagai berikut:
1). Tes formatif (tes tertulis)
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes formatif yang berupa tes awal dan tes
akhir. Tes awal diberikan untuk mengumpulkan informasi tentang pengetahuan awal siswa.
Tes akhir diberikan untuk mengetahui kemampuan hasil belajar siswa dalam memahami
materi yang telah diberikan yaitu pada sub pokok bahasan “Lingkungan Hidup dan
Pelestariannya” semester I.
2). Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi. Tujuannya adalah untuk mengamati kegiatan guru dan siswa selam proses
pembelajaran.
3). Catatan Lapangan
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
12/18
12
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
Catatan lapangan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini digunakan
untuk melengkapi data yang tidak didapatkan di kelas selama pembelajaran berlangsung,
dalam hal ini informasi diperoleh dari tata usaha maupun pihak sekolah yang terkait dalam
penelitian.
2.8 Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa, hasil observasi, hasil catatan lapangan
dianalisis dengan menggunakan model alir yang mengacu pada model alir yang dikemukakan
oleh Milles dan Huberman (Sugiyono, 2007:91) yaitu: mereduksi data, penyajiaan data, dan
penarikan kesimpulan. Secara garis besar kegiatan anlisis data dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Teknik Analisis Data Kualitatif
Analisis data proses siswa dalam belajar dilihat dari lembar observasi siswa dan lembar
observasi guru dengan menggunakan analisis persentase skor. Untuk indikator sangat baik
(4), baik (3), cukup (2), kurang (1). Selanjutnya dihitung persentase rata-rata dengan rumus
sebagai berikut:
Persentase Nilai Rata-rata (NR)= x 100 %
Adapun kriteria taraf keberhasilan tindakan yaitu:
NR ≥ 90% : sangat baik
70% ≤ NR < 90 % : baik
50% ≤ NR < 70% : cukup
30% ≤ NR < 50% : kurang
10% ≤ NR < 30 % : kurang baik (Depdiknas, 2004).
2) Teknik Analisis Data Kuantitatif
Analisis data untuk ketuntasan belajar siswa digunakan analisis kuantitatif sebagai berikut:
a. Daya Serap Individu
Menurut Depdiknas (dalam Trimo, 2008: 11) “bahwa standar ketuntasan hasil belajar
individu adalah 65% dan ketuntasan klasikal adalah 85%”.
Analisis data untuk mengetahui daya serap individu menggunakan rumus sebagai
berikut:
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
13/18
13
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
DSI: x 100
Keterangan: X = Banyak skor yang diperoleh siswa
Y = Skor maksimal soal
DSI = Daya serap individub. Daya Serap Klasikal
Analisis data untuk mengetahui daya serap klasikal menggunakan rumus sebagai
berikut:
DSK: ∑
∑x 100
Keterangan: ∑ P = Jumlah skor keselur uhan
∑ I = Jumlah skor maksimal
DSK = Daya Serap Klasikal
c. Ketuntasan Belajar Klasikal
Analisis data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi subyek
dalam penelitian ini digunakan rumus:
KBK: ∑
∑x 100
Keterangan: ∑ N = Banyaknya siswa yang tuntas
∑ S = Banyaknya siswa seluruhnya
KBK = Ketuntasan Belajar Klasikal
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melakukan penelitian dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) diperoleh data sebagai berikut :
Proses pembelajaran akan berlangsung baik apabila terdapat interaksi edukatif antara
guru dan siswa. Guru sebagai unsur utama proses pembelajaran berusaha menciptakan kondisi
belajar yang kondusif. Dalam proses pembelajaran, guru harus memilih metode pembelajaran
yang tepat dan sesuai materi yang akan disampaikan sehingga tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran dapat diketahui dari hasil belajar siswa baik
dari hasil tes maupun hasil aktivitas belajar siswa. Sistem pembelajaran menuntut keaktifan
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
14/18
14
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) untuk meningkatkan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar pada pelajaran IPS khususnya
pokok bahasan lingkungan hidup dan upaya pelestariannya pada siswa kelas VIIIA SMP
Negeri 2 Kulawi tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini didesain dengan model penelitian
tindakan kelas karena bertujuan melaksanakan perbaikan proses pembelajaran.
Observasi awal dilakukan untuk mengidentifikasi pokok permasalahan pada penelitian
ini. Guru juga mempersiapkan rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar pengamatan
aktivitas guru dan lembar aktivitas guru untuk menunjang pembelajaran yang berlangsung
dalam 2 siklus. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan ternyata model pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terbukti pada tiap siklus
mengalami peningkatan. Hasil yang diperoleh pada siklus I dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah sudah mencapai kriteria ketuntasan yaitu diperoleh daya serap
klasikal mencapai 70,12% dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 70% dengan jumlah siswa
yang mengalami ketuntasan sebanyak 28 orang dari 40 siswa berdasarkan kriteria ketuntasan
minimum (KKM) yaitu 60. Meskipun hasil belajar yang diperoleh sudah mencapai ketuntasan
akan tetapi belum mencapai hasil maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya hasil yang diperoleh siswa. Pada siklus I Pelaksanaan model
pembelajaran berbasis masalah belum dapat berlangsung secara optimal. Hal ini disebabkan
keterampilan guru dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah masih kurang,
karena model pembelajaran berbasis masalah ini merupakan model yang baru pertama kali
diterapkan dalam pembelajaran khususnya di kelas VIII A. Selain itu siswa belum terbiasa
dengan model pembelajaran yang digunakan guru sehingga masih takut atau ragu-ragu dalam
mengemukakan pendapatnya maupun mempresentasikan hasil karya di depan kelas. Namun
karena kecekatan guru, hal ini tidak berlangsung lama sehingga proses pembelajaran tidak
terlalu terganggu. Berikut kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam pembelajaran siklus I
di kelas :
1) Guru kurang tegas dalam memberikan apresepsi dan motivasi serta menanyakan kesiapan
siswa dalam belajar.
2) Kinerja guru dalm mengaktivkan diskusi masih kurang.
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
15/18
15
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
3) Guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam
menyajikan hasil karya.
4) Guru kurang memberi penguatan terhadap hasil penyelesaian masalah.
5) Guru kurang memberikan tugas yang berkaitan dengan materi dan kurang memberikan
apresepsi kepada siswa.
6) Guru kurang optimal dalam menggunakan waktu secara efisien.
7) Kinerja kelompok masih kurang optimal, ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam
mengikuti jalannya diskusi.
8) Keberanian siswa mengeluarkan pendapat belum tampak secara menyeluruh.
9) Ketika guru menjelaskan materi pelajaran masih ada beberapa siswa yang ramai dan tidak
memperhatikan penjelasan dari guru.
10) Dalam mengorientasi tanggapan atas penjelasan dari guru masih didominasi oleh siswa
yang pandai.
11) Siswa belum dapat menjalankan diskusi dengan baik.
Berdasarkan kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus II guru dan peneliti
berusaha melaksanakan perbaikan pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan yang ada
pada siklus I. Upaya yang dilakukan adalah dengan meningkatkan aktivitas guru dalam
pembelajaran, memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan, mengaktifkan diskusi
dalam kelompok, membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam menyajikan hasil karya,
dan juga memberi penguatan terhadap hasil pemecahan masalah. Pada siklus II sudah tidak lagi
ditemukan kendala-kendala yang sangat berarti, karena siswa sudah dapat menyesuaikan
dengan model pembelajaran berbasis masalah. Pada siklus II siswa sudah aktif dalam
pembelajaran. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya, mempresentasikan hasil karya
dan menanggapi hasil karya temannya. Hal ini terbukti pada pembelajaran siklus II yaitu
diperoleh daya serap klasikal mencapai 90,1 %, dan ketuntasan belajar klasikal mencapai 92,5
%, dengan jumlah siswa yang mengalami ketuntasan sebanyak 37 siswa dan siswa yang tidak
tuntas 3 orang, berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60.
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa pada siklus I dan II, maka dapat disimpulkan
bahwa keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran sesuai dengan materi
pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Olehnya itu, seorang guru
harus memiliki tingkat keterampilan yang mampu memberikan suasana efektif dalam belajar
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
16/18
16
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
dan mampu menarik minat siswa, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran yang
bervariasi dan mampu membuat siswa menjadi aktif di dalam kelas. Pembelajaran yang baik
dapat meningkatkan semangat siswa untuk terus belajar dan mengembangkan hasil
pemikirannya.
Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus I dan II pada saat penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah ( problem based
learning) maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIA SMP Negeri 2 Kulawi
Kecamatan Kulawi Selatan.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menarik kesimpulan bahwa
Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada pelajaran IPS
pokok bahasan lingkungan hidup dan pelestariannya siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Kulawi
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I diperoleh hasil aktivitas guru pertemuan 1
51,47%, pertemuan 2 diperoleh 66,17%. Hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1
diperoleh 55,77%, pertemuan 2 diperoleh 65,38%. Hasil belajar siswa pada siklus I, banyak
siswa yang tuntas 28 orang dan siswa yang tidak tuntas 12 orang, daya serap klasikal diperoleh
70,12%, tuntas belajar klasikal 70%, berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu
60. Sedangkan hasil yang diperoleh pada siklus II mengalami peningktan dari siklus
sebelumnya. Diperoleh hasil aktivitas guru siklus II pada pertemuan 1 78%, pertemuan 2
diperoleh 91,18%. Hasil aktivitas belajar siswa pada pertemuan 1 diperoleh 73,08%, pertemuan
2 92,30%. Hasil belajar siswa pada siklus II yaitu banyak siswa yang tuntas 37 orang, siswa
yang tidak tuntas 3 orang, daya serap klasikal diperoleh 90,1% dan tuntas belajar klasikal
92,5% berdasarkan kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 60.
Dengan demikian, hasil belajar siswa sangat menentukan keberhasilan seorang guru
dalam menyampaikan materi di kelas karena sebelumnya siswa memperoleh nilai yang rendah.
Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya peran guru dalam memilih model pembelajaran yang
bervariasi dan sesuai dengan materi pembelajaran. Oleh karena itu, melalui penelitian ini
sebaiknya guru mampu memberikan suasana yang baru bagi siswa di kelas yang dapat
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
17/18
17
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
merangsang daya fikir siswa secara kritis untuk belajar agar siswa tidak merasa bosan dalam
belajar.
4.2 Saran
Keberhasilan pembelajaran merupakan tanggung jawab guru di kelas karena dengan
adanya pengetahuan guru tentang fenomena alam dengan menghubungkan strategi mengajar di
kelas, maka siswa dapat termotivasi untuk selalu mencari tahu tentang materi yang
disampaikan guru di kelas. Ada beberapa saran-saran yang disampaikan guna perbaikan
pembelajaran kedepan, antara lain :
1. Bagi Guru, hendaknya guru mata pelajaran IPS menerapkan suatu model pembelajaran
yang tepat dan sesuai dengan pokok bahasan yang akan disampaikan.
2. Bagi siswa, agar mampu memahami materi yang disampaikan setelah diterapkan model
pembelajaran berbasis masalah ( problem based learning).
3. Bagi sekolah, hendaknya memberikan sarana dan prasarana yang memadai agar dalam
proses belajar mengajar di SMP Negeri 2 Kulawi Kecamatan Kulawi Selatan dapat
berjalan dengan baik.
4. Bagi Peneliti, perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keefektifan
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran berbasis masalah sebagai upaya
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Misalnya dengan cara memberikan pelatihan
kepada Guru mata pelajaran mengenai langkah-langkah model pembelajaran berbasis
masalah, agar pada saat di kelas guru tidak canggung lagi dalam penerapannya dan siswa
lebih mudah memahami prosedur pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan oleh
guru di dalam kelas.
V. DAFTAR PUSTAKA
Ani. T. Catharina. (2006). Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UniversitasNegeri Semarang
Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. (2002). Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : RinekaCipta.
-
8/19/2019 2598-7792-1-PB
18/18
18
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS FKIP UNTAD
Penerbit : E-Jurnal GEO FKIP UNTAD
Hartono, R. (2013). Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid . Jokjakarta: PT.Diva
Pres
Ramadhan, A. et al. (2013). Panduan Tugas Akhir (SKRIPSI) dan artikel Penelitian. Palu.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.
Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif . Bandung: CV Alfabeta.
Sukardi, (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan Yogyakarta : Bumi Aksara
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta: Kencana. Online.
http://dedi26.blogspot.com/2013/04/pengertian-pembelajaran-menurut-para.html, diakses
tanggal 2 agustus 2013