2709 100 028-illustration
DESCRIPTION
ilustrationTRANSCRIPT
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tipe Rancangan Landing Gear (Astori, Paolo,
2009) ................................................................... 6
Gambar 2.2 Main Landing Gear with respect to aircraft
CG Position and tain cone shape (Astori,
Paolo,
2009) .................................................................. 6
Gambar 2.3 Taxing Stability .................................................. 7
Gambar 2.4 Telescopic dan Articulated Leg (Astori,
Paolo, 2009) ....................................................... 7
Gambar 2.5 Skema Main Landing gear (Gulstream
G150 Airplane Flight Manual)............................ 9
Gambar 2.6 Skema Brake System (Aircraft
Maintenance Manual B737-
600/700/800/900, ATA 32-00, 2012) ................. 10
Gambar 2.7 (a) Struktur Mikro dari 2014-T3 perbesaran
500x, (b) Struktur mikro dari aluminium 2014-
T4 perbesaran 100x, (c) Struktur mikro dari
2014-T6 perbesaran 100x (ASM Hanbook, vol
9).. ....................................................................... 13
Gambar 2.8 Proses aging pada aluminium paduan (Al-Cu),
(Jamsari, 2005).................................................... 14
Gambar 2.9 Skematik ciri patah getas dan patah ulet dari
diagram tegangan-regangan (Callister, 2007) ..... 19
Gambar 2.10 (a) bentuk patahan ulet, (b) bentuk patahan ulet
setelah terjadi necking, (c) bentuk patahan
getas tanpa terjadi deformasi plastis
(Callister,2007) ................................................. 20
Gambar 2.11 Tahap patahan cup dan cone (a) awal necking,
(b) terbentuknya cavity kecil, (c)
pengumpulan cavity hingga menjadi retakan,
-
xviii
(d) perambatan retak, (e) patahan geser
dengan sudut 45o terhadap arah tegangan
(Callister,2007) ................................................ 21
Gambar 2.12 (a) patah ulet (cup and cone) pada aluminium
(b) patah getas pada mild steel
(Callister,2007) ................................................ 22
Gambar 2.13 (a) SEM yang menunjukan spherical dimple
karakteristik, patahan hasil beban tarik
unixial, 3300x.(b) SEM yang menunjukkan
spherical dimple karakteristik hasil beban
geser, 5000x (Callister,2007) ........................... 22
Gambar 2.14 (a) Foto yang menunjukkan bentuk V
chevron sebagai karateristik patah getas. (b) Foto yang menunjukkan permukaan patah
getas daerah asal retakan. (Callister,2007) ....... 23
Gambar 2.15 (a) skema perambatan retak yang melewati
butir (transganular) (b) hasil SEM dari patah
secara transgranular (Callister,2007) ............. 24
Gambar 2.16(a) skema perambatan retak yang terjadi
sepanjang batas butir ( intergranular) (b)
hasil SEM dari patah secara intergranular
(Callister,2007) ................................................ 24
Gambar 2.17 Mekanisme patah lelah dan faktornya (ASM
Handbook Vol.19 Fatigue and Fracture,2002) 25
Gambar 2.18 Model Wood untuk pengintian retak (Nishida, Shin-ichi,1992) .................................................. 26
Gambar 2.19 Mekanisme penumpulan ujung retakan secara
plastis (a) beban nol (b) beban tarik kecil (c)
beban tarik maksimum (d) beban-tekan kecil
(e) beban tekan maksimum (f) beban tarik
kecil (Callister,2007) ........................................ 27
-
xix
Gambar 2.20 Foto SEM yang menunjukkan Beachmarks dan
striasi secara mikro (Poursaedi, 2005) ............ 28
Gambar 2.21Retakan dengan pola rambatan (a)
Transgranular (b) Intergranular (Colangelo,
1989) ................................................................ 29
Gambar 2.22 Skema Alat Uji XRD ......................................... 32
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitiaan .................................... 33
Gambar 3.2 Komponen inboard wheel hub yang
terpecah menjadi tiga bagian ............................ 36
Gambar 3.3 Gambar mesin uji XRF Bruker Turbo SD .......... 36
Gambar 3.4 Permukaan pecahan yang di indikasi ada
initial crack. ................................................. 37
Gambar 3.5 Alat Pemotong. .............................................. 39 Gambar 3.6 Spesimen hasil cutting (a) pada daerah
patahan, (b) pada daerah jauh dari
patahan. ......................................................... 39 Gambar 3.7 Spesimen hasil sectioning (a) Pada daerah
patahan, (b) pada daerah jauh dari patahan ......... 40
Gambar 3.8 (a) Kamera merk Canon tipe SLR.
(b)Stereomicroscope ......................................... 41
Gambar 3.9 Mesin SEM EDAX FEI type Inspect S-50 ....... 42 Gambar 3.10 Universal Hardness Vickers Buehler ................ 43
Gambar 3.11 Spesimen Uji hardness (a) Pada daerah retakan
(b) Pada daerah jauh dari patahan ....................... 44
Gambar 12 Mesin XRD PANanalitycal .................................. 45
Gambar 4.1 Skema daerah main wheel B737-800 yang
mengalami kegagalan (ATSB Transport Safety
Report, 2010) ...................................................... 50
Gambar 4.2 Pembagian daerah retak awal (a), penjalaran
retak (b), dan daerah patah akhir (c) pada
material yang mengalami kegagalan .................. 50
Gambar 4.3 Perbesaran pada daerah initial crack (a) diambil
dengan stereomicroscope perbesaran20x 51
-
xx
Gambar 4.4. Hasil SEM pada material main wheel hub
dalam berbagai macam perbesaran (a)
Perbesaran 27x pada sampel yang mengalami
kegagalan (b) Perbesaran 500x pada daerah
rambatan initial crack (c) Perbesaran 1000x
pada daerah awal initial crack50 ........................ 52
Gambar 4.5 Perbesaran pada daerah crack propagation (b)
diambil dengan stereomicroscope perbesaran
20x ...................................................................... 53
Gambar 4.6 Hasil SEM pada material main wheel hub dalam
berbagai macam perbesaran (a) Perbesaran 27x
pada sampel yang mengalami kegagalan, (b)
perbesaran 250x pada daerah patah getas, (c)
Perbesaran 1000x pada daerah patah
getasGambar 4.7 : Hasil pengamatan mikroskop
perbesaran 8x (atas) ............................................ 54
Gambar 4.7 Perbesaran pada daerah patah akhir (c) dengan
stereomicroscope dengan perbesaran 20x .......... 55
Gambar 4.8 Hasil SEM pada material main wheel hub dalam
berbagai macam perbesaran (a) Perbesaran 27x
pada sampel yang mengalami kegagalan, (b)
perbesaran 100x pada rambatan patah akhir, (c)
Perbesaran 100x pada daerah patah akhir ........... 56
Gambar 4.9 Hasil maping tiap unsur EDX dengan
perbesaran 50x pada daerah yang terletak jauh
dari retakan, dimana:
A. Hasil maping unsur O
B. Hasil maping unsur Cu
C. Hasil maping unsur Mg
D. Hasil maping unsur Al
E. Hasil maping unsur Si
F. Hasil maping unsur Ti
G. Hasil maping unsur Mn
-
xxi
H. Hasil maping unsur Fe
I. Hasil maping unsur Ni ................................... 58
Gambar 4.10 Hasil maping tiap unsur EDX dengan
perbesaran 50x pada daerah yang
terletakpada retakan, dimana:
A. Hasil maping unsur O B. Hasil maping unsur Cu C. Hasil maping unsur Mg D. Hasil maping unsur Al E. Hasil maping unsur Si F. Hasil maping unsur Ti G. Hasil maping unsur Mn H. Hasil maping unsur Fe I. Hasil maping unsur Ni ...................... 61
Gambar 4.11 Hasil SEM-EDX pada titik, daerah yang
mengalami kegagalan dengan perbesaran
100x ............................................................... 62
Gambar 4.12 Hasil SEM-EDX pada titik, daerah yang jauh
dari kegagalan dengan perbesaran 100x ........ 63
Gambar 4.13 Hasil pengujian XRD pada komponen main
wheel yang berada pada daerah patahan dan
yang berada jauh dari patahan .......................... 64
Gambar 4.14 (a) Posisi indentasi pada material daerah
patahan (b) Posisi indentasi pada material
daerah jauh dari patahan ................................... 66
Gambar 4.15 Grafik distribusi kekerasan pada daerah main
wheel yang mengalami patahan dan yang
berada jauh dari patahan ................................... 67
Gambar 4.16 Model geometri inboard main wheel hub .......... 68
Gambar 4.17 Arah tumpuan dan pembebanan pada inboard
main wheel hub. (a) Arah tumpuan, (b) Arah
pembebanan ...................................................... 69
-
xxii
Gambar 4.18 Distribusi tegangan yang terjadi pada
komponen inboard wheel hub .......................... 70