2709 100 028-illustration

6
xvii DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Tipe Rancangan Landing Gear (Astori, Paolo, 2009) ................................................................... 6 Gambar 2.2 Main Landing Gear with respect to aircraft CG Position and tain cone shape (Astori, Paolo, 2009) .................................................................. 6 Gambar 2.3 Taxing Stability .................................................. 7 Gambar 2.4 Telescopic dan Articulated Leg (Astori, Paolo, 2009) ....................................................... 7 Gambar 2.5 Skema Main Landing gear (Gulstream G150 Airplane Flight Manual)............................ 9 Gambar 2.6 Skema Brake System (Aircraft Maintenance Manual B737- 600/700/800/900, ATA 32-00, 2012) ................. 10 Gambar 2.7 (a) Struktur Mikro dari 2014-T3 perbesaran 500x, (b) Struktur mikro dari aluminium 2014- T4 perbesaran 100x, (c) Struktur mikro dari 2014-T6 perbesaran 100x (ASM Hanbook, vol 9).. ....................................................................... 13 Gambar 2.8 Proses aging pada aluminium paduan (Al-Cu), (Jamsari, 2005).................................................... 14 Gambar 2.9 Skematik ciri patah getas dan patah ulet dari diagram tegangan-regangan (Callister, 2007) ..... 19 Gambar 2.10 (a) bentuk patahan ulet, (b) bentuk patahan ulet setelah terjadi necking, (c) bentuk patahan getas tanpa terjadi deformasi plastis (Callister,2007)................................................. 20 Gambar 2.11 Tahap patahan cup dan cone (a) awal necking, (b) terbentuknya cavity kecil, (c) pengumpulan cavity hingga menjadi retakan,

Upload: edith-setia-ginanjar

Post on 25-Nov-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ilustration

TRANSCRIPT

  • xvii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Gambar 2.1 Tipe Rancangan Landing Gear (Astori, Paolo,

    2009) ................................................................... 6

    Gambar 2.2 Main Landing Gear with respect to aircraft

    CG Position and tain cone shape (Astori,

    Paolo,

    2009) .................................................................. 6

    Gambar 2.3 Taxing Stability .................................................. 7

    Gambar 2.4 Telescopic dan Articulated Leg (Astori,

    Paolo, 2009) ....................................................... 7

    Gambar 2.5 Skema Main Landing gear (Gulstream

    G150 Airplane Flight Manual)............................ 9

    Gambar 2.6 Skema Brake System (Aircraft

    Maintenance Manual B737-

    600/700/800/900, ATA 32-00, 2012) ................. 10

    Gambar 2.7 (a) Struktur Mikro dari 2014-T3 perbesaran

    500x, (b) Struktur mikro dari aluminium 2014-

    T4 perbesaran 100x, (c) Struktur mikro dari

    2014-T6 perbesaran 100x (ASM Hanbook, vol

    9).. ....................................................................... 13

    Gambar 2.8 Proses aging pada aluminium paduan (Al-Cu),

    (Jamsari, 2005).................................................... 14

    Gambar 2.9 Skematik ciri patah getas dan patah ulet dari

    diagram tegangan-regangan (Callister, 2007) ..... 19

    Gambar 2.10 (a) bentuk patahan ulet, (b) bentuk patahan ulet

    setelah terjadi necking, (c) bentuk patahan

    getas tanpa terjadi deformasi plastis

    (Callister,2007) ................................................. 20

    Gambar 2.11 Tahap patahan cup dan cone (a) awal necking,

    (b) terbentuknya cavity kecil, (c)

    pengumpulan cavity hingga menjadi retakan,

  • xviii

    (d) perambatan retak, (e) patahan geser

    dengan sudut 45o terhadap arah tegangan

    (Callister,2007) ................................................ 21

    Gambar 2.12 (a) patah ulet (cup and cone) pada aluminium

    (b) patah getas pada mild steel

    (Callister,2007) ................................................ 22

    Gambar 2.13 (a) SEM yang menunjukan spherical dimple

    karakteristik, patahan hasil beban tarik

    unixial, 3300x.(b) SEM yang menunjukkan

    spherical dimple karakteristik hasil beban

    geser, 5000x (Callister,2007) ........................... 22

    Gambar 2.14 (a) Foto yang menunjukkan bentuk V

    chevron sebagai karateristik patah getas. (b) Foto yang menunjukkan permukaan patah

    getas daerah asal retakan. (Callister,2007) ....... 23

    Gambar 2.15 (a) skema perambatan retak yang melewati

    butir (transganular) (b) hasil SEM dari patah

    secara transgranular (Callister,2007) ............. 24

    Gambar 2.16(a) skema perambatan retak yang terjadi

    sepanjang batas butir ( intergranular) (b)

    hasil SEM dari patah secara intergranular

    (Callister,2007) ................................................ 24

    Gambar 2.17 Mekanisme patah lelah dan faktornya (ASM

    Handbook Vol.19 Fatigue and Fracture,2002) 25

    Gambar 2.18 Model Wood untuk pengintian retak (Nishida, Shin-ichi,1992) .................................................. 26

    Gambar 2.19 Mekanisme penumpulan ujung retakan secara

    plastis (a) beban nol (b) beban tarik kecil (c)

    beban tarik maksimum (d) beban-tekan kecil

    (e) beban tekan maksimum (f) beban tarik

    kecil (Callister,2007) ........................................ 27

  • xix

    Gambar 2.20 Foto SEM yang menunjukkan Beachmarks dan

    striasi secara mikro (Poursaedi, 2005) ............ 28

    Gambar 2.21Retakan dengan pola rambatan (a)

    Transgranular (b) Intergranular (Colangelo,

    1989) ................................................................ 29

    Gambar 2.22 Skema Alat Uji XRD ......................................... 32

    Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitiaan .................................... 33

    Gambar 3.2 Komponen inboard wheel hub yang

    terpecah menjadi tiga bagian ............................ 36

    Gambar 3.3 Gambar mesin uji XRF Bruker Turbo SD .......... 36

    Gambar 3.4 Permukaan pecahan yang di indikasi ada

    initial crack. ................................................. 37

    Gambar 3.5 Alat Pemotong. .............................................. 39 Gambar 3.6 Spesimen hasil cutting (a) pada daerah

    patahan, (b) pada daerah jauh dari

    patahan. ......................................................... 39 Gambar 3.7 Spesimen hasil sectioning (a) Pada daerah

    patahan, (b) pada daerah jauh dari patahan ......... 40

    Gambar 3.8 (a) Kamera merk Canon tipe SLR.

    (b)Stereomicroscope ......................................... 41

    Gambar 3.9 Mesin SEM EDAX FEI type Inspect S-50 ....... 42 Gambar 3.10 Universal Hardness Vickers Buehler ................ 43

    Gambar 3.11 Spesimen Uji hardness (a) Pada daerah retakan

    (b) Pada daerah jauh dari patahan ....................... 44

    Gambar 12 Mesin XRD PANanalitycal .................................. 45

    Gambar 4.1 Skema daerah main wheel B737-800 yang

    mengalami kegagalan (ATSB Transport Safety

    Report, 2010) ...................................................... 50

    Gambar 4.2 Pembagian daerah retak awal (a), penjalaran

    retak (b), dan daerah patah akhir (c) pada

    material yang mengalami kegagalan .................. 50

    Gambar 4.3 Perbesaran pada daerah initial crack (a) diambil

    dengan stereomicroscope perbesaran20x 51

  • xx

    Gambar 4.4. Hasil SEM pada material main wheel hub

    dalam berbagai macam perbesaran (a)

    Perbesaran 27x pada sampel yang mengalami

    kegagalan (b) Perbesaran 500x pada daerah

    rambatan initial crack (c) Perbesaran 1000x

    pada daerah awal initial crack50 ........................ 52

    Gambar 4.5 Perbesaran pada daerah crack propagation (b)

    diambil dengan stereomicroscope perbesaran

    20x ...................................................................... 53

    Gambar 4.6 Hasil SEM pada material main wheel hub dalam

    berbagai macam perbesaran (a) Perbesaran 27x

    pada sampel yang mengalami kegagalan, (b)

    perbesaran 250x pada daerah patah getas, (c)

    Perbesaran 1000x pada daerah patah

    getasGambar 4.7 : Hasil pengamatan mikroskop

    perbesaran 8x (atas) ............................................ 54

    Gambar 4.7 Perbesaran pada daerah patah akhir (c) dengan

    stereomicroscope dengan perbesaran 20x .......... 55

    Gambar 4.8 Hasil SEM pada material main wheel hub dalam

    berbagai macam perbesaran (a) Perbesaran 27x

    pada sampel yang mengalami kegagalan, (b)

    perbesaran 100x pada rambatan patah akhir, (c)

    Perbesaran 100x pada daerah patah akhir ........... 56

    Gambar 4.9 Hasil maping tiap unsur EDX dengan

    perbesaran 50x pada daerah yang terletak jauh

    dari retakan, dimana:

    A. Hasil maping unsur O

    B. Hasil maping unsur Cu

    C. Hasil maping unsur Mg

    D. Hasil maping unsur Al

    E. Hasil maping unsur Si

    F. Hasil maping unsur Ti

    G. Hasil maping unsur Mn

  • xxi

    H. Hasil maping unsur Fe

    I. Hasil maping unsur Ni ................................... 58

    Gambar 4.10 Hasil maping tiap unsur EDX dengan

    perbesaran 50x pada daerah yang

    terletakpada retakan, dimana:

    A. Hasil maping unsur O B. Hasil maping unsur Cu C. Hasil maping unsur Mg D. Hasil maping unsur Al E. Hasil maping unsur Si F. Hasil maping unsur Ti G. Hasil maping unsur Mn H. Hasil maping unsur Fe I. Hasil maping unsur Ni ...................... 61

    Gambar 4.11 Hasil SEM-EDX pada titik, daerah yang

    mengalami kegagalan dengan perbesaran

    100x ............................................................... 62

    Gambar 4.12 Hasil SEM-EDX pada titik, daerah yang jauh

    dari kegagalan dengan perbesaran 100x ........ 63

    Gambar 4.13 Hasil pengujian XRD pada komponen main

    wheel yang berada pada daerah patahan dan

    yang berada jauh dari patahan .......................... 64

    Gambar 4.14 (a) Posisi indentasi pada material daerah

    patahan (b) Posisi indentasi pada material

    daerah jauh dari patahan ................................... 66

    Gambar 4.15 Grafik distribusi kekerasan pada daerah main

    wheel yang mengalami patahan dan yang

    berada jauh dari patahan ................................... 67

    Gambar 4.16 Model geometri inboard main wheel hub .......... 68

    Gambar 4.17 Arah tumpuan dan pembebanan pada inboard

    main wheel hub. (a) Arah tumpuan, (b) Arah

    pembebanan ...................................................... 69

  • xxii

    Gambar 4.18 Distribusi tegangan yang terjadi pada

    komponen inboard wheel hub .......................... 70