4. sona (optimasi).cdr

13
Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212 ISSN: 0216-4329 Terakreditasi No.: 443/AU2/P2MI-LIPI/08/2012 OPTIMASI LUASAN PETAK TEBANG DI HUTAN TANAMAN RAWA GAMBUT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA (Optimizing of the Felling-Plot Area at the Peat-Swamp Plantation Forest Based on the Felling Productivity and Cost) Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam* *) Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Telp./Fax. (0251) 8633378, 8633413 E-mail: [email protected] Diterima 22 Maret 2013, disetujui 23 Agustus 2013 ABSTRACT As of this occasion, the management of timber harvesting at the peat-swamp plantation-forest in practice still has not yet reached the optimal tree felling plot area. Consequently, this necessitates exploring a representative model to determine meticulously such optimal plot area, thereby ensuring the forest management to proceed in a sustainable way. In relevant, the related study was carried out consecutively in May 2012 at the PT Wira Karya Sakti's concession area in Jambi; and in June 2012 at the PT Riau Andalan Pulp & Paper's concession area in Riau. For such, the necessary data were taken descriptively and purposively, which comprised the felling-plot areas (X) and the costs (Y) for skidding, maintenance, and canal erection. Further, the obtained X-Y data couples were analyzed for possible quadratic regression models. Results revealed that in Jambi the X-Y model came-up in the regression equation as Y =254.82 - 10.98 X + 0.21 X (R = 0.43 ), with the optimum felling area (X) equal to 26.69 ha and the minimum cost for skidding, maintenance, and canal erection (Y) reaching 105.32 (in Rp 1,000,000,000). Correspondingly, in Riau, the X-Y appeared as Y =299.47 - 14.85 X + 0.26 X (R = 0.59 ), with the optimum felling area (X) reaching 28.60 ha and the minimum cost (Y) as much as 87.14 (in Rp 1.000.000.000). Keywords: Peat-swamp plantation forest, optimum felling plot area, minimum cost for skidding-maintenance-canal erection, representative model, quadratic regression equation 2 2 ** 2 2 ** ABSTRAK Sampai saat ini pengelolaan pemanenan kayu di Hutan Tanaman Industri (HTI) rawa gambut belum optimal. Oleh karena itu diperlukan model untuk menentukan optimalisasi petak tebang di areal HTI rawa gambut agar dapat terwujud pengelolaan hutan lestari. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di PT Wira Karya Sakti, Jambi dan bulan Juni 2012 di PT Riau Andalan Pulp & Paper, Riau. Data diambil secara deskriptif dan purposif serta dianalisis dengan regresi kuadratik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model petak tebang optimal yang ada di Jambi yaitu Y =254,82 -10,98 X + 0,21 X (R = 0,43) dengan luas petak tebang optimal = 26,69 ha dan biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal minimum 105,32 (x Rp 1.000.000.000), sedang di Riau Y =299,47 - 14,85 X + 0,26 X (R = 0,60) dengan luas petak tebang optimal = 28,60 ha dan biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal minimum 87,14 ( x Rp 1.000.000.000). Kata kunci : HTI rawa gambut perkebunan, penebangan area plot yang optimal, biaya minimum untuk ereksi penyaradan-pemeliharaan-kanal, model representatif, persamaan regresi kuadrat 2 2 2 2 200

Upload: dangnga

Post on 19-Jan-2017

238 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 4. Sona (Optimasi).cdr

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

ISSN: 0216-4329 TerakreditasiNo.: 443/AU2/P2MI-LIPI/08/2012

OPTIMASI LUASAN PETAK TEBANG DI HUTAN TANAMANRAWA GAMBUT BERDASARKAN PRODUKTIVITAS DAN BIAYA

(Optimizing of the Felling-Plot Area at the Peat-Swamp Plantation ForestBased on the Felling Productivity and Cost)

Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam*

*) Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil HutanJl. Gunung Batu No. 5 Bogor, Telp./Fax. (0251) 8633378, 8633413

E-mail: [email protected]

Diterima 22 Maret 2013, disetujui 23 Agustus 2013

ABSTRACT

As of this occasion, the management of timber harvesting at the peat-swamp plantation-forest in practice still has notyet reached the optimal tree felling plot area. Consequently, this necessitates exploring a representative model to determinemeticulously such optimal plot area, thereby ensuring the forest management to proceed in a sustainable way. In relevant, therelated study was carried out consecutively in May 2012 at the PT Wira Karya Sakti's concession area in Jambi; and inJune 2012 at the PT Riau Andalan Pulp & Paper's concession area in Riau. For such, the necessary data were takendescriptively and purposively, which comprised the felling-plot areas (X) and the costs (Y) for skidding, maintenance, andcanal erection. Further, the obtained X-Y data couples were analyzed for possible quadratic regression models. Results

revealed that in Jambi the X-Y model came-up in the regression equation as Y =254.82 - 10.98 X + 0.21 X (R =

0.43 ), with the optimum felling area (X) equal to 26.69 ha and the minimum cost for skidding, maintenance, andcanal erection (Y) reaching 105.32 (in Rp 1,000,000,000). Correspondingly, in Riau, the X-Y appeared as Y

=299.47 - 14.85 X + 0.26 X (R = 0.59 ), with the optimum felling area (X) reaching 28.60 ha and the minimumcost (Y) as much as 87.14 (in Rp 1.000.000.000).

Keywords: Peat-swamp plantation forest, optimum felling plot area, minimum cost for skidding-maintenance-canalerection, representative model, quadratic regression equation

2 2

**

2 2 **

ABSTRAK

Sampai saat ini pengelolaan pemanenan kayu di Hutan Tanaman Industri (HTI) rawa gambutbelum optimal. Oleh karena itu diperlukan model untuk menentukan optimalisasi petak tebang diareal HTI rawa gambut agar dapat terwujud pengelolaan hutan lestari. Penelitian dilaksanakan padabulan Mei 2012 di PT Wira Karya Sakti, Jambi dan bulan Juni 2012 di PT Riau Andalan Pulp & Paper,Riau. Data diambil secara deskriptif dan purposif serta dianalisis dengan regresi kuadratik. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa model petak tebang optimal yang ada di Jambi yaitu Y =254,82 -10,98 X+ 0,21 X (R = 0,43) dengan luas petak tebang optimal = 26,69 ha dan biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal minimum 105,32 (x Rp 1.000.000.000), sedang di Riau Y =299,47 -14,85 X + 0,26 X (R = 0,60) dengan luas petak tebang optimal = 28,60 ha dan biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal minimum 87,14 ( x Rp 1.000.000.000).

Kata kunci : HTI rawa gambut perkebunan, penebangan area plot yang optimal, biaya minimum untukereksi penyaradan-pemeliharaan-kanal, model representatif, persamaan regresi kuadrat

2 2

2 2

200

Page 2: 4. Sona (Optimasi).cdr

I. PENDAHULUAN

Kondisi lahan rawa gambut sangat rapuh,sehingga pengelolaan hutan rawa gambut perludilakukan sangat hati-hati, untuk itu perluperencanaan yang matang dalam kegiatanpemanenan kayu. Kegiatan perencanaanpemanenan kayu berupa pembuatan petaktebang, pada dasarnya adalah membuat suatumodel dan mendeskripsikannya agar dapat dinilaiapakah model yang dihasilkan telah sesuai denganyang diinginkan atau belum. Pemanenan yangproduktif dan efektif dilakukan dalam petaktebang yang merupakan unit terkecil dalam bloktahunan. Tiap petak tebang biasanya dilayani olehsatu tempat pengumpulan kayu sementara (TPn).Untuk itu sebelum dilakukan kegiatan pemanenankayu perlu membagi blok tebangan ke dalampetak-petak tebang yang merupakan bagian dariperencanaan pemanenan kayu (Ditjen PH, 1993;Parmuladi, 1995; Muhdi, 2006).

Teknik perencanaan serta pelaksanaanpemanenan kayu yang baik dan benar masihbelum diterapkan dalam pemanenan kayu diIndonesia (Elias, 1998). Untuk itu, diperlukanperencanaan yang baik dalam pemanenan hutansehingga dapat menjamin ketersediaan kayu dimasa mendatang. Permasalahan utama diperlukanadanya ukuran petak tebang yang optimal karenabanyaknya praktek pemanenan kayu yang tidakefisien dan efektif. Terdapat beberapa faktor yangperlu dipertimbangkan, di antaranya adalah: 1.Kondisi areal gambut memiliki penyebaranketebalan gambut yang berbeda, semakin tebalgambut semakin kecil kemungkinan tanaman bisatumbuh subur. Walaupun tanaman HTI ditanampada luasan areal yang sama dengan jarak tanamyang sama tetapi keberhasilan hidup tegakanberbeda. Hal ini mempengaruhi potensi tegakan.Faktor ini terkadang sering dilupakan pihakperusahaan sehingga pada saat pembuatan bataspetak tidak memperhatikan ketebalan gambut; 2.SDM terutama operator alat. Jika memandangpatokan luasan petak tebang optimal makaketerampilan operator alat harus diperhatikan.Walaupun ukuran petak tebang kecil tetapioperatornya tidak menguasai cara penyaradanyang benar maka akan terjadi kayu rusak danterbuang menjadi limbah. Perlu adanyarekruitmen SDM yang ketat ; dan 3. Manajemenalat penyaradan. Perlu adanya manajemen alat

untuk menghitung jumlah dan jenis alat saradyang tepat digunakan pada areal gambut. Denganmempertimbangkan ketiga faktor di atas, efisiensidan efektivitas pemanenan kayu di HTI rawagambut dapat tercapai.

Produktivitas adalah hasil kerja suatu kegiatandalam waktu tertentu (Suhartana 2013;Suhartana ., 2012). Produktivitas pemanenandipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: di-mensi kayu, waktu kerja, jarak sarad, keterampilankerja, kondisi lapangan. Sampai saat ini produk-tivitas pemanenan di hutan tanaman rawa gambutbelum banyak dipublikasikan. Produktivitas inierat hubungannya dengan biaya pemanenan.Semakin besar produktivitas, semakin rendahbiaya pemanenannya, demikian juga sebaliknya.

Biaya pemanenan di hutan rawa gambutdipengaruhi oleh biaya kepemilikan dan biayapengoperasian alat pembuatan kanal dan biayapengeluaran kayu/penyaradan. Di dalampemanenan kayu di hutan tanaman rawa gambutagak sedikit unik karena ada komponen biayapembuatan/pemeliharaan kanal (Suhartana .,2013). Biaya ini sangat menentukan biayapemanenan karena semakin panjang kanal yangdibuat, semakin tinggi biaya yang dikeluarkan.

Tulisan ini menguraikan hasil penelitianpembuatan model petak tebang optimal di hutantanaman rawa gambut berdasarkan produktivitasdan biaya sarad serta pembuatan/pemeliharaankanal. Pada penelitian ini dilakukan pengamatanluasan petak tebang yang ada di areal penelitian,potensi tegakan, produktivitas penyaradan,produktivitas pembuatan/pemeliharaan kanal,biaya penyaradan, dan biaya pembuatan/pemeliharaan kanal.

Penelitian pertama dilaksanakan pada bulanMei 2012 di areal kerja HPHTI PT Wira KaryaSakti (PT WKS), Distrik II, Petak tebang PLM0014700, PLM 0011900, PLM 0014900,Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Provinsi Jambi.Penelitian kedua dilaksanakan pada bulan Juni2012 di areal kerja HPHTI PT Riau AndalanPulp & Paper (PT RAPP), Estate Pelalawan,Petak tebang A057, A043 dan A042, KabupatenPelalawan, Provinsi Riau.

et al.,et al

et al

II. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

201

Optimasi luasan petak tebang di hutan tanaman rawa gambut berdasarkan produktivitas dan biaya (Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam)

Page 3: 4. Sona (Optimasi).cdr

3. Pada setiap PU dilaksanakan penyaradanteknik RIL dengan ulangan 30 rit; Padapenyaradan ini dibuat parameter produktivitasdan biaya. Yang dimaksud dengan penyaradanteknik RIL adalah pelaksanaan penyaradan sesuaiarah sarad, menggunakan jalur tata letakkayu diatur sedemikian rupa disesuaikan dengankapasitas alat sehingga diharapkan kerusakanyang ditimbulkan minimal (Suhartana &Yuniawati, 2011).4. Melaksanakan pemeliharaan/pembuatankanal yang melingkupi petak tebang contohdengan ulangan masing-masing PU 30 kali. Padasetiap jarak sarad merupakan satu contoh luasberdasarkan jarak sarad, di mana jarak saradsebagai lebar, panjang petak sesuai panjang plotukur. Petak ini disebut petak imajiner. Jumlahpetak imajiner masing-masing PU adalah 30petak. Dengan demikian jumlah petak imajinerkeseluruhan yang dijadikan sebagai dasar analisisoptimasi adalah 120 petak. Kanal yang melingkupipetak tebang contoh di Jambi kanal primer,sekunder dan tersier dan di Riau berupa kanal

matting,

B. Bahan dan Alat Penelitian

C. Prosedur Kerja

Bahan dalam penelitian ini adalah peta kerja,peta tofografi, peta jaringan kanal, cat, kuas danpendukung lainnya. Alat yang digunakan dalampenelitian ini adalah meteran, kompas, alat peng-ukur waktu, alat pengukur kemiringan lapangan,ekskavator untuk menyarad kayu dan ekskavatoruntuk pembuatan/pemeliharaan kanal.

1. Menentukan secara purposif 3 petak tebangyang segera akan dilakukan penebangan danpenyaradan, didasarkan pada kemudahanpelaksanaan penelitian agar mewakili kondisilingkungan sekitar;2. Pada petak terpilih, pertama sebagai kontrol;pada petak tebang kedua dibuat 2 buah petak ukur(PU) dengan ukuran 250 m x 250 m ( 6,25 ha), 250m x 500 m (12,5 ha); dan pada petak tebang ketigadibuat PU ukuran 250 m x 750 m (18,75 ha)dengan pola rancangan sebagaimana tercantumpada Lampiran 1 dan 2.

202

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

Tabel 1. Fungsi dan ukuran kanal di PT WKS, Jambi dan RAPP, Riau, JambiTable 1. Function and size of canal in PT WKS and RAPP, Riau

1. PT Wira Karya Sakti (PT WKS), Jambi

1.

2.

3.

4.

Primer/Main

Sekunder/Secondary

Kolektor/Collector

Tersier/Tertiery

12 m x 9 m x 3 m

8 m x 5 m x 3 m

2 m x 1 m x 2 m

2 m x 1 m x 2 m

Sebagai pengendali permukaan air, angkutan kayuhasil tebangan, angkutan bibit, transportasi karyawan/As a water surface control, log, seedling and workerstransportation.Sebagai pengendali permukaan air, sarana angkutankayu hasil tebangan, angkutan bibit, transportasikaryawan/ As a water surface control, log, seedling andworkers transportation.Pengontrol air dan batas petak/Water control andcompartment boundary.Pengontrol tinggi permukaan air/ Water surface control.

No Nama kanal(Name of canal)

Ukuran kanal(Canal size)

Fungsi kanal (Function of canal)

2. PT Riau Andalan Pulp & Paper ( PT RAPP), Riau1.

2.

3.

4.

Sekunder/Secondary

Cross drain

Mid drain

Infield drain

8 m x 6 m x 3 m

1,35 m x 0,7 m x 1,35 m

1,5 m x 1 m x 1,5 m

1,2 m x 0,4 m x 1,2 m

Sebagai pengendali permukaan air, angkutan kayuhasil tebangan, angkutan bibit, transportasi karyawan/As a water surface control, log, seedling and workerstransportation.Pengontrol air dan batas petak bagian atas/bawah/Water control and compartment boundary, up and below.Pengontrol air dan batas petak bagian kiri/kanan/Water control and compartment boundary left and rightPengontrol tinggi muka air/ Water surface control.

Keterangan ( : Ukuran kanal/ : lebar atas x lebar bawah x dalam/Remark) canal size top width x bottom width x depth

Page 4: 4. Sona (Optimasi).cdr

sekunder, kanal , kanal , dankanal (Tabel 1 dan Lampiran 1 dan 2).

n/pemeliharaan kanal, dan biayaproduksi dilakukan menurut prosedur yangdiuraikan oleh FAO (FAO, 1992).

Data lapangan yang diperoleh berupaproduktivitas pembuatan/pemeliharaan kanaldan penyaradan, biaya pembuatan/pemeliharaankanal serta biaya penyaradan ditabulasikan. Dasarperhitungan biaya seperti disajikan pada Tabel 2.Dengan asumsi bahwa hubungan biaya sarad dankanal dengan luas petak tebang adalah regresikuadratik, maka luas petak tebang optimaldiperoleh dari rancangan percobaan : analisaragam-peragam pola acak lengkap, sebagaiperagam = luas petak tebang dalam bentuk linier(X) dan bentuk kuadratik (X ) dengan model:Y = u + K + BoX + B1X + K*X + K*X + E, dimana Y = Biaya sarad+kanal (Rp), u = nilai tengah

cross drain mid draininfield drain

5. Pengamatan waktu kerja, volume kayu, panjang danvolume kanal serta biaya yang dikeluarkan menurutprosedur yang diuraikan oleh Suhartana .,(2012) ;6. Pengukuran parameter produktivitas penyaradan,

pembuata

et al

D. Analisis Data

2

2 2

umum, K = perlakuan, X = luas petak tebang (ha),Bo & B1 = koefisien regresi X & X , K*X & K*X= interaksi antara K dengan X & X .

Biaya penyaradan kayu dihitung menggunakanrumus FAO (1992) berdasarkan Tabel 2 yangdisajikan pada Lampiran 3. Berdasarkan Lampiran3 dihitung besarnya masing-masing biayaproduksi dengan cara membagi total biaya mesindengan produktivitas. Biaya pemeliharaan/pem-buatan kanal per m dapat dihitung menggunakanrumus FAO (1992) berdasarkan Lampiran 3,dihitung besarnya masing-masing biaya produksidengan cara membagi total biaya mesin denganproduktivitas.

Panjang tiap kanal yang melingkupi masing-masing petak ukur dihitung berdasarkanLampiran 1 (Jambi), Lampiran 2 (Riau) sepertidisajikan pada Tabel 3. Untuk menghitung dalamluasan blok tebangan, maka digunakan asumsisebagai berikut : ukuran kanal diaplikasikanpada luasan areal tertentu dalam blok tebangan(luas blok tebangan di Jambi = 53.202 ha, di Riau= 95.484 ha), sehingga panjang kanal dapatdihitung berdasarkan jumlah petak tebang yangdibuat.

2 2

2

203

Tabel 2. Spesifikasi dan data ekskavator Hitachi Zaxis 110, Caterpillar 320 D dan KomatsuPC 200

Table 2. Spesification and data of excavator Hitachi Zaxis 110, Caterpillar 320 D and KomatsuPC 200

Aspek (Aspects)Merek (Brand)

Hitachi Caterpillar Komatsu

Tipe/Type Zaxis 110 320 D PC 200Daya/Power (HP) 79 148 148Harga alat/Price of tool (Rp/unit) 750.000.000 1.100.000.000 900.000.000Umur pakai alat/Life time of tool (jam/hours) 10.000 10.000 10.000Jam kerja alat/Working hourof tool (jam/tahun,hour/year)

1.000 1.000 1.000

Asuransi/Insurance (%/tahun, %/year) 3 3 3Bunga bank/Bank interest (%/tahun, %/year) 15 15 15Pajak/Taxes (%/tahun, %/year) 2 2 2Jam kerja/Working hours (jam/hari, hour/day) 8 8 8Harga solar/Price of gasoline(Rp/ltr) 8.500 8.500 8.500Upah operator+pembantu/Salary foroperator+assistant (Rp/hari, Rp/day)

150.000 150.000 150.000

Keterangan ( : Ekskavator Hitachi Zaxis 110 digunakan untuk penyaradan, pembuatan kanal tersier, pembuatan kanal ,pembuatan kanal , pemeliharaan kanal /

Ekskavator Caterpillar 320 D digunakan untuk pemeliharaan kanal primerdan sekunder/ ; Ekskavator Komatsu PC 200 digunakanuntuk pemeliharaan kanal sekunder/

Remarks) infield drainmid drain cross drain Excavator Hitachi zaxis 110 is used for skidding, developing of tertiary, infield

drain and mid drain canal. maintaining of cross drain canal;Excavator Caterpillar 320 D is used for maintaining main and secondary canal

Excavator Komatsu PC 200 is used for maintainning secondary canal.

Optimasi luasan petak tebang di hutan tanaman rawa gambut berdasarkan produktivitas dan biaya (Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam)

Page 5: 4. Sona (Optimasi).cdr

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Potensi Tegakan

Rata-rata potensi tegakan di PT WKS Jambidan PT RAPP Riau disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4 menunjukkan bahwa pada areal PTRAPP Riau dengan luasan petak tebang 400 m x750 m memiliki rata-rata volume kayu 3.582,00 mlebih tinggi daripada areal PT WKS Jambi.Apabila dikaitkan dengan potensi rata-rata di PTRAPP sebesar 119,4 m /ha dengan kerapatanpohon 1.667 pohon/ha lebih tinggi daripadapotensi rata-rata di PT WKS sebesar 117,03m /ha dengan kerapatan pohon 800-900pohon/ha. Potensi rata-rata tersebut termasuksedang, yaitu di antara 100-150 m /ha. Hal inididasarkan atas pertimbangan bahwa potensi rata-rata kurang dari 100 m /ha (kurang), 100-150

3

3

3

3

3

m /ha (sedang), dan di atas 150 m /ha (tinggi).Dengan demikian dapat dikatakan bahwakegiatan penanaman dan pemeliharaan sampaimasak tebang di kedua perusahaan tersebuttermasuk sedang, sehingga dari nilai potensitegakan siap panen tersebut, menunjukkanproduksi kayu yang relatif cukup.

Hasil perhitungan produktivitas dan biayapenyaradan di PT WKS Jambi dan PT RAPP Riaudisajikan pada Tabel 5.

Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rataproduktivitas penyaradan di PT WKS Jambidengan luas petak tebang 250 m x 750 m lebihtinggi daripada di PT RAPP Riau yaitu 14,872m /jam dengan rata-rata biaya penyaradan Rp21.842/m . Apabila dilihat dari potensi tegakan

3 3

3

3

B. Produktivitas dan Biaya Penyaradan

204

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

Tabel 3. Panjang kanal tiap petak tebang contoh di HTI Jambi dan RiauTable 3. Canal length on each plot at timber estate in Jambi and Riau

Ukuran petak tebang contoh(Sample plot’s size)

Panjang kanal/Canal length (m)Primer (Main) Sekunder (Secondary) Kolektor (Collector) Tersier (Tertiery)

PT WKS Jambi1. 250m x 978.8 m2. 250m x 250m3. 250m x 500m4. 250m x 750m

250-

25050

978,8250500750

---

3.186,41.0001.5002.250

Sekunder(Branch)

Cross drain Mid drain Infield drain

PT RAPP Riau1. 400m x 750 m2. 250m x 250m3. 250m x 500m4. 250m x 750m

750250500750

400250250250

750250250750

2.000666

1.3332.000

Tabel 4. Volume tegakan di PT WKS, Jambi dan PT RAPP, RiauTable 4. Stand volume of sample plot at PT WKS, jambi and PT RAPP, Riau

Ukuran petak /Plot sized Luas/Area (Ha) Volume (m3)1. PT WKS, Jambi

250 m x 978,8 m250 m x 250 m250 m x 500 m250 m x 750 m

24,476,2512,5018,75

2.863,724731,4381.462,8752.194,313

2. PT RAPP, R iau400 m x 750 m250 m x 250 m250 m x 500 m250 m x 750 m

30,06,2512,5018,75

3.582,00746,251.492,52.238,75

Keterangan ( : Potensi rata-rata/ = 117,03 m /ha (LHC/PHI PT WKS, 2012) dan Potensi rata-rata/ =119,4 m /ha (LHC/PHI PT RAPP, 2012)Remarks) Stand volume Stand volume

3

3

1.

2.

Page 6: 4. Sona (Optimasi).cdr

seharusnya rata-rata produktivitas penyaradan diPT. RAPP lebih tinggi daripada PT WKS. Hal inikarena rata-rata kondisi ketebalan gambut di PTRAPP lebih dari 5 meter, lebih dalam daripadaketebalan gambut di PT WKS Jambi (3 meter).Dengan kondisi areal gambut yang tebalmenyebabkan kegiatan penyaradan memilikikendala, karena gambut tersebut sangat rapuhsehingga perlu kehati-hatian bagi penggunaanperalatan penyaradan. Akibatnya rata-rata waktuyang diperlukan untuk penyaradan menjadi lebihlama. Hal tersebut dapat mempengaruhi rata-rataproduktivitas penyaradan. Tingginya rata-rataproduktivitas mempengaruhi biaya produksimenjadi lebih rendah. Apabila ditinjau dari aspekproduktivitas dan biaya penyaradan maka denganukuran petak tebang 250 m x 750 m di PT WKSmengindikasikan bahwa petak tebang tersebut

untuk pelaksanaan penyaradan lebih baik daripadapetak tebang lainnya. Demikian pula di PT RAPPdengan ukuran petak tebang 250 m x 750 mmemiliki rata-rata produktivitas lebih tinggidaripada ukuran petak tebang yang lainnya denganrata-rata biaya penyaradan yang lebih rendah yaitu13,695 m /jam dan Rp 24.010/m . Ditinjau dariaspek produktivitas yang tinggi dan biayapenyaradan yang rendah maka ukuran petaktebang 250 m x 750 m merupakan ukuran petaktebang yang efisien untuk kegiatan penyaradanpada kedua areal tersebut.

Hasil perhitungan produktivitas dan biayapemeliharaan kanal disajikan pada Tabel 6.

3 3

C. Produktivitas dan Biaya Pemeliharaan/Pembuatan Kanal

205

Tabel 5. Produktivitas dan biaya penyaradan di PT WKS Jambi dan PT RAPP, RiauTable 5. Skidding productivity and cost at PT WKS Jambi and PT RAPP, Riau

No. PU(Plot number)

Volume (m3)Waktu, Jam(Time, Hour)

Jarak sarad(Skidding distance)

(m)

Produktivitas,m3/jam

(Productivity,m3/ )hour

Biaya (Cost) (Rp/m3)

1. PT WKS, Jambi

250m x 978,8MKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

10,200-10,65010,082

0,613-0,9880,827

90-245160,97

10,624-15,81512,293

20.456-30.45226.523

250m x 250mKisaranRata-rata

9,04-10,259,846

0,653-0,8970,768

90-243148,87

10,973-14,31112,894

22.606-29.48425.977

250m x 500mKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

9,200-10,0509,683

0,588-0,7600,699

95-249150,47

12,829-16,50013,889

19.607-25.21823.368

250m x 750mKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

9,100-10,3009,695

0,581-0,7130,653

70-245147,57

13,111-17,70814,872

18.270-24.67521.842

2. PT RAPP, Riau

400m x 750mKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

8,885-10,9879,831

0,609-0,9890,832

100-400280,97

10,099-17,93712,241

18.037-32.03526.816

250m x 250mKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

8,501-10,8309,626

0,555-0,8520,783

100-250194,97

10,591-17,03312,383

18.994-30.54626.482

250m x 500mKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

8,625-13,1009,926

0,561-0,8830,746

100-250194,97

10,174-17,68713,449

18.292-31.80024.383

250m x 750mKisaran (Range)Rata-rata (Mean)

8,500-10,9879,595

0,583-0,8680,709

100-250194,93

11,067-17,98113,695

17.992-29.23324.010

Keterangan ( ) = SD= Simpangan baku/ ; n = Jumlah ulangan masing-masing PU/; PU = petak ukur/

Remarks Standard Deviation The number of plot replication =30 Plot

Optimasi luasan petak tebang di hutan tanaman rawa gambut berdasarkan produktivitas dan biaya (Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam)

Page 7: 4. Sona (Optimasi).cdr

No. PU

(Plot number)

Jenis kanal

(Type of canal)

Panjang

(Length) mVolume (m3)

Waktu,Jam

(Time,

hour)

Produktivitas,m/jam

(Productivity,m/

hour)

Biaya (Cost)

(Rp/m)

1. PT WKS Jambi

250 m x 978,8 mKisaran/ Range

Kanalprimer/Main 5,40-9,70 170,10-305,55 0,25-0,25 21,60-38,80 12.840-23.065

250 m x 500 mKisaran/ Range

Kanalprimer/Main 5,90-9,80 185,85-308,70 0,25-0,25 23,60-39,20 12.709-21.110

250m x 750 mKisaran/ Range

Kanalprimer/Main 5,50-9,70 173,25-305,55 0,25-0,25 22,00-38,80 12.840-22.645

250 m x 978,8 mKisaran/ Range

Kanal sekunder/Secondary canal 6,20-9,80 120,90-191,10 0,25-0,25 24,80-39,20 12.709-20.089

250 m x 250 mKisaran/ Range

Kanal sekunder/Secondary canal 6,10-9,60 118,95-187,20 0,25-0,25 24,40-38,40 12.974-20.418

250 m x 500 m Kanal sekunder/Kisaran/ Range Secondary canal 6,10-9,90 118,95-193,05 0,25-0,25 24,40-39,60 12.581-20.418

250 m x 750 mKisaran/ RangeRata-rata/Mean

Kanalsekunder/Secondary canal

6,80-10,208,32

214,20-321,30262,08

0,25-0,250,25

27,20-40,8033,28

12.211-18.31615.120

250 m x 978,8 mKisaran/ Range

Kanal tersier/Tertiary canal 9,20-14,80 27,60-44,40 0,25-0,25 36,80-59,20 5.465-8.791

250 m x 500 mKisaran/ Range

Kanal tersier/Tertiary canal 10,10-15,70 30,30-47,10 0,25-0,25 40,40-62,80 5.152-8.000

250 m x 250 mKisaran/ Range

Kanal tersier/Tertiary canal 9,50-15,40 28,50-46,20 0,25-0,25 38,00-61,60 5.252-8.514

250 m x 750 mKisaran/ Range

Kanal tersier/Tertiary canal 9,20-17,50 27,60-52,50 0,25-0,25 36,80-70,00 4.622-8.791

2. PT RAPP Riau

400 m x 750 mKisaran/ Range

Kanal sekunder/Secondary canal 4,30-9,10 116,10-245,70 0,25-0,25 17,20-36,40 12.038-25.477

250 m x 250 mKisaran/ Range

Kanal sekunder/Secondary canal 4,20-8,90 113,40-240,30 0,25-0,25 16,80-35,60 12.309-26.083

250m x 500 mKisaran/ Range

Kanal sekunder/Secondary canal 4,50-8,90 121,50-240,30 0,25-0,25 18,00-35,60 12.309-24.344

250 m x 750 mKisaran/ Range

Kanal sekunder/Secondary canal 5,20-8,90 140,40-240,30 0,25-0,25 20,80-35,60 12.309-21.067

400 m x 750 mKisaran/ Range

Cross drain canal89,10-107,00 111,37-133,75 0,25-0,25 356,40-428,00 756-908

250 m x 250 mKisaran/ Range

Cross drain canal89,30-108,00 111,62-135,00 0,25-0,25 357,20-432,00 749-906

250m x 500 mKisaran/ Range

Cross drain canal89,90-107,00 112,37-133,75 0,25-0,25 359,60-428,00 756-900

250 m x 750 mKisaran/ Range

Cross drain canal89,70-104,00 112,12-130,00 0,25-0,25 358,80-416,00 778-902

400 m x 750 mKisaran/ Range

Mid drain canal18,10-29,30 22,62-36,62 0,25-0,25 72,40-117,20 2.760-4.469

250 m x 250 mKisaran/ Range

Mid drain canal18,20-29,60 22,75-37,00 0,25-0,25 72,80-118,40 2.732-4.444

206

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

Tabel 6. Produktivitas dan biaya pemeliharaan/pembuatan kanal di HTI Jambi dan RiauTable 6. Productivity and cost of canal maintenance/establishment at timber estate in Jambi

and Riau

Page 8: 4. Sona (Optimasi).cdr

No. PU

(Plot number)

Jenis kanal

(Type of canal)

Panjang

(Length) mVolume (m3)

Waktu,Jam

(Time,

hour)

Produktivitas,m/jam

(Productivity,m/

hour)

Biaya (Cost)

(Rp/m)

250m x 500 mKisaran/ Range

Mid drain canal19,20-29,70 28,87-37,12 0,25-0,25 76,80-118,80 2.732-4.213

250 m x 750 mKisaran/ Range

Mid drain canal19,10-29,80 23,87-37,25 0,25-0,25 76,40-119,20 2.714-4.235

400 m x 750 mKisaran/ Range

Infield draincanal 30,00-39,80 30,00-39,80 0,25-0,25 120,00-159,20 2.032-2.696

250 m x 250 m Infield drain

Tabel 6. LanjutanTable 6. Continued

Kisaran/ Range canal 31,00 41,30 31,00 41,30 0,25 0,25 124,00 165,20 1.958 2.609- - - - -

250m x 500 Infield drainmKisaran/ Range canal 30,00 41,30 30,00 41,30 0,25 0,25 120,00 165,20 1.958 2.696- - - - -

250 m x 750 Infield drainmKisaran/ Range canal 31,30 41,40 31,30 41,40 0,25 0,25 125,20 165,60 1.954 2.584- - - - -Rata rata/Mean 35,43 35,43 0,25 142,13 2.290-

branch crossdrain mid drain infeld drain

Dari Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rataproduktivitas kanal primer, tersier dan kanalsekunder pada petak tebang 250m x 750m diPT WKS Jambi lebih tinggi daripada petak tebanglain masing-masing sebesar 29,84, 54,12 dan33,28 m/jam dengan biaya kanal primer, tersierdan sekunder juga lebih rendah daripada petaktebang lainnya masing-masing sebesar Rp16.978/m, Rp 6.122/m dan Rp 15.120/m.Tingginya produktivitas dan rendahnya biayakanal sekunder pada petak tebang 250m x 750mmengindikasikan bahwa pada petak tersebutuntuk pelaksanaan pemeliharaan kanal lebih baikdaripada petak tebang lainnya. Hal ini samadengan kegiatan penyaradan dari hasil penelitianini. Dengan tingginya rata-rata produktivitaspenyaradan dan rendahnya rata-rata biayapenyaradan, ukuran petak tebang tersebutmerupakan ukuran petak tebang yang palingefisien dalam kegiatan penyaradan. Berdasarkanaspek teknis berupa produktivitas kanal dan aspekbiaya maka petak tebang yang paling efisien adalahpetak dengan ukuran 250m x 750 m. Di PTRAPP Riau juga menunjukkan hal yang sama yaitudengan ukuran petak tebang 250m x 750mdiperoleh rata-rata produktivitas kanal,

dan serta lebih tinggidengan rata-rata biaya kanal lebih rendah.

D. Petak Tebang Optimal

Analisis optimalisasi ukuran petak tebang yangditujukan untuk mendapatkan model penggunaanukuran petak tebang yang optimal dariproduktivitas dan biaya penyaradan sertapemeliharaan/pembuatan kanal di lokasipenelitian menggunakan regresi kuadratik.Sasaran model atau skenario ukuran petak tebangyang optimal pada kegiatan penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal tersebut adalahmenghasilkan rata-rata produktivitas yang tinggidengan rata-rata biaya produksi yang rendah dandapat diterapkan dalam rangka pengelolaan hutanrawa gambut yang lestari.

Tabel 5-6 menunjukkan bahwa produktivitaspenyaradan, pemeliharaan kanal primer,sekunder, pembuatan kanal tersier, kanal

, pembuatan kanal dan kanaluntuk petak tebang ukuran 18,75 ha adalah

lebih tinggi daripada ukuran petak tebang lainnya.Tingginya nilai produktivitas mengindikasikanb a h wa p e l a k s a n a a n p e n y a r a d a n d a npemeliharaan/pembuatan kanal lebih baikdaripada petak tebang lainnya. Hal ini terjadikarena tenaga kerjanya lebih efektif sehinggawaktu penyelesaian pekerjaan lebih cepat. Dengandemikian dari aspek teknis, petak tebang denganukuran 18,75 ha merupakan petak tebang yang

crossdrain mid drain infielddrain

207

Optimasi luasan petak tebang di hutan tanaman rawa gambut berdasarkan produktivitas dan biaya (Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam)

Page 9: 4. Sona (Optimasi).cdr

optimal. Hasil perhitungan tersebut terbatas padaluasan petak tebang. Untuk mengetahui ukuranpetak tebang yang optimal harus dihitung dariluasan blok tebangan di masing-masing HTI.Oleh karena itu dalam perhitungannya digunakanasumsi dalam luas blok tebangan pada PT WKSJambi (53.202 ha) dan PT RAPP Riau (95.484 ha).

Dengan asumsi bahwa hubungan antara luaspetak tebang dengan biaya sarad dan kanal adalahkuadratik, maka dari hasil analisis regresi kuadratiktersebut diperoleh model petak tebang optimalsebagai berikut: (1) PT WKS Jambi Y =254,82 -10,98 X + 0,21 X (R = 0,43). dy/dx = -10,98 +0,41 X = 0 X = 26,69. Menunjukkan bahwabesarnya biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal Rp 254,82/m. Penambahan satusatuan luas petak tebang dengan mengabaikanparameter lain akan menyebakan penurunan biayapenyaradan dan pemeliharaan/ pembuatan kanalsebesar Rp 10,98/m. Penurunan tersebut bersifatnyata (tidak sama dengan nol) karena nilai T = -3,787 dengan peluang salah sebesar 0,0002.Modelhubungan antara biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal (Y) dengan luaspetak tebang adalah sesuai yang ditunjukkan olehnilai F = 43,368 dan probabilitas 0,0001.Koefisien determinasi sebesar 43% yang berartibahwa luas petak tebang mampu menjelaskan43% biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal. Dari nilai dy/dx diperoleh luaspetak tebang 26,69 ha. Dari model yang diperolehpada PT WKS Jambi menjelaskan bahwapenambahan luas petak tebang dapatmenyebabkan menurunnya biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal sebesar Rp254,82/m. Semakin luas petak tebang maka biayapenyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanalsemakin rendah. Dengan demikian pada luaspetak tebang (X) = 26,69 ha, biaya penyaradan danpemeliharaan/ pembuatan kanal minimum = Rp105,32 (x Rp 1.000.000.000). Apabila memperhatikan luas petak tebang yang biasa digunakanoleh perusahaan di Jambi (25 ha), dapat dikatakanbahwa luasan tersebut mendekati optimaldaripada petak ukur lainnya; (2) PT RAPP RiauY =299,47 - 14,85 X + 0,26 X (R = 0,59). dy/dx= -14,85 + 0,52 X = 0 X = 28,60. Menunjukkanbahwa besarnya biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal Rp 299,47/m.Penambahan satu satuan luas petak tebang akan

2 2

2 2

hitung

-

menyebakan penurunan biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal sebesar Rp14,85/m. Penurunan tersebut bersifat nyata (tidaksama dengan nol) karena nilai T = -6,556 denganpeluang salah sebesar 0,0001. Model hubunganantara biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal (Y) dengan luas petak tebangadalah sesuai yang ditunjukkan oleh nilai F =84,748 dan probabilitas 0,0001. Koefisiendeterminasi sebesar 59% yang berarti bahwa luaspetak tebang mampu menjelaskan 59% biayapenyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal.Dari nilai dy/dx diperoleh luas petak tebang 28,60ha. Dari model yang diperoleh pada areal PTRAPP Riau menjelaskan bahwa penambahan luaspetak tebang dapat menyebabkan menurunnyabiaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatankanal sebesar Rp 299,47/m. Semakin luas petakt e b a n g m a k a b i ay a p e n y a r a d a n d a npemeliharaan/pembuatan kanal semakin rendah.Dengan demikian pada luas petak tebang (X) =28,60 ha, biaya penyaradan dan pemeliharaan/pembuatan kanal minimum = Rp 87,14 (x Rp1.000.000.000). Apabila memperhatikan luaspetak tebang yang biasa digunakan olehperusahaan di Riau (30 ha), dapat dikatakan bahwaluasan tersebut mendekati optimal daripada petakukur lainnya.

Berdasarkan analisis regresi kuadratikdiperoleh model petak tebang optimal untuklokasi Jambi yaitu Y = 254,82 - 10,98 X + 0,21 X(R = 0.43) dengan nilai X (luas petak tebangoptimal) = 26,69 ha dan biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal minimum 105,32(x Rp 1.000.000.000). Model petak tebang untuklokasi Riau adalah Y = 299,47 14,85 X + 0,26 X(R = 0,60) dengan nilai X (luas petak tebangoptimal) = 28,60 ha dan biaya penyaradan danpemeliharaan/pembuatan kanal minimum 87,14(x Rp 1.000.000.000).

Untuk memperoleh efisiensi yang lebih tinggisebaiknya para pengusaha hutan tanaman industri

2

2

2

2

hitung

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

208

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

Page 10: 4. Sona (Optimasi).cdr

rawa gambut menerapkan ukuran petak tebang30 ha untuk wilayah Riau dan 25 ha untuk wilayahJambi

Buongiornio, J & J. K. Gilles. 2003.Academic Press.

Amsterdam.

Direktorat Jenderal Pengusahaan Hutan. 1993.Petunjuk Teknis Tebang Pilih TanamIndonesia (TPTI) pada Hutan AlamDaratan. Direktorat Jenderal PengusahaanHutan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Elias. 1998. Forest Harvesting Case Study :Reduced Impact Timber Harvesting in theTropical Natural Forest in Indonesia. FAO.Rome.

Food and Agricultural Organization. 1992. Costcontrol in forest harvesting and roadconstruction FAO Forestry Paper No.99FAO of the UN. Rome.

Muhdi. 2006. Perencanaan hutan dalam kegiatanpemanenan kayu. Departemen Kehutanan.Fakultas Pertanian. Universitas SumateraUtara. Medan.

Munir, S. 2008. Statistik Deskreptif (1): RegresiLinier Sederhana. Fakultas Ekonomi.Universitas Mercu Buana. Jakarta.

.

DAFTAR PUSTAKA

Decision methodsfor forest resource management.

Parmuladi, B. 1995. Hutan Kehutanan danPembangunan Bidang Hutan. PenerbitGrafindo Persada. Jakarta.

Riau Andalan Pulp and Paper. 2012. LaporanHasil Cruising/Pre Harvesting InventoryPT. Riau Andalan Pulp & Paper. Pekanbaru.

Suhartana, S. & Yuniawati. 2011. Peningkatanproduktivitas pemanenan melalui teknikpemanenan kayu ramah lingkungan: Kasusdi satu perusahaan hutan rawa gambut diKalimantan Barat. Jurnal Penelitian HasilHutan 29 (4):369-384. Pusat Penelitian danPengembangan Keteknikan Kehutanandan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.

Suhartana, S., Sukanda & Yuniawati. 2012. Kajianluas petak tebang optimal di hutan tanamanrawa gambut: kasus di satu perusahaanhutan di Riau. Jurnal Penelitian Hasil Hutan30(2):114-123. Pusat Litbang KeteknikanKehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan.Bogor.

Suhartana, S., Yuniawati, & Dulsalam. 2013. Biayadan produktivitas penyaradan danpembuatan/pemeliharaan kanal di HTIrawa gambut di Riau dan Jambi. JurnalPenelitian Hasil Hutan 31(1):36-48. PusatLitbang Keteknikan Kehutanan danPengolahan Hasil Hutan. Bogor.

Wirakarya Sakti. 2012. Laporan Hasil Cruising/Pre Harvesting Inventory PT. WirakaryaSakti. Jambi.

209

Optimasi luasan petak tebang di hutan tanaman rawa gambut berdasarkan produktivitas dan biaya (Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam)

Page 11: 4. Sona (Optimasi).cdr

Lampiran 1. Pola pembagian petak ukur di PT WKS, JambiAppendix 1. Plot division scheme at PT WKS, Jambi

210

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

Page 12: 4. Sona (Optimasi).cdr

Lampiran 2. Pola pembagian petak ukur di PT RAPP, RiauAppendix 2. Plot division scheme at PT RAPP, Riau

211

Optimasi luasan petak tebang di hutan tanaman rawa gambut berdasarkan produktivitas dan biaya (Sona Suhartana, Yuniawati & Dulsalam)

Page 13: 4. Sona (Optimasi).cdr

Lampiran 3. Komponen biaya ekskavator Hitachi Zaxis 110, Caterpillar 320 D dan KomatsuPC 200

Appendix 3. Cost component of excavator Hitachi Zaxis 110, Caterpillar 320 D and KomatsuPC 200

Komponen biaya (Cost component)Rp/jam (Rp/hour)

Merek (Brand)Hitachi Caterpillar Komatsu

67.50013.50067.5009.000

72.5227.252,267.50018.750

99.000.00019.80099.00013.200

135.86413.586,4

99.00018.750

81.00016.20081.00010.800

135.86413.586,4

81.00018.750

Biaya mesin /Machine expenses 323.524,2 498.200,4 438.200,4

212

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 3, September 2013: 200-212

Biaya penyusutan (Depreciation expenses)Biaya asuransi (Insurance expenses)Biaya bunga (Interest expenses)Biaya pajak (Tax expenses)Biaya bahan bakar (Fuel expenses)Biaya oli/pelumas (Oil expenses)Biaya perbaikan/pemeliharaan (maintenance expenses)Biaya upah (Wages expenses)