43-89-1-sm

5
Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman 40-43 ISSN : 1410-0177 40 UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL, FRAKSI n-HEKSANA DAN FRAKSI ETIL ASETAT DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus) Syilfia Hasti, Nofri Hendri Sandi, Teti Srianti Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru ABSTRACT Banyan plant has been used by communities as a traditional medicine in order to heal heat cramps in children but it has not been scientifically tested. A study has been conducted to observe an antipyretic effect of the ethanolic extract, the fraction of n-hexane and ethyl acetate fraction of the leaves of banyan (Ficus benjamina. L) in male white rats (Rattus norvegicus) with fever induction method using a solution of peptone 2% as much as 0.5 mL / 200 g body weigt intra peritonially, with the dose of ethanol extract, the fraction of n-hexane and ethyl acetate fractions 100, 200, and 400 mg / kg orally. Respectively as a positive control, asetosal was administered at a dose 117 mg / kg and the negative control was 1% CMC Na. Temperature observations of mice performed at 30, 60, 90, 120, 150, and 180 minutes, then percent protection was calculated. Data analysis was done using Two-way Analysis of Variance (ANOVA) and Tukey test. Results showed that the fraction of n-hexane at a dose of 400 mg/kg had an antipyretic effect as significantly (p<0.05). Keyword: (Ficus benjamina. L), antipyretic PENDAHULUAN Salah satu tumbuhan yang telah digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional yaitu akar gantung dan daun beringin, yang digunakan oleh masyarakat sebagai analgetik guna mengatasi nyeri. Selain itu tumbuhan ini juga dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati kejang panas, antibiotik, peluruh kencing (diuretik) dan anti inflamasi (De Padua, 1999). Berdasarkan hasil penelitian terdahulu diketahui bahwa ekstrak etanol akar gantung beringin memberikan efek antiinflamasi (Hasti, et al 2009). Penelitian lainnya tentang Ficus benjamina L. telah diketahui dari daun beringin mengandung Cinnamic Acid, narigenin, lactosa, quercetin, dan Cafffeic Acid yang juga mempunyai aktivitas sitotoksik terhadap cell line T-Limphoblastic Leucemic (CEM-SS), sedangkan pada kulit batangnya mengandung stigmastrerol (Almahy et al, 2003). Farihah (2008) dalam penelitiannyapn menyatakan adanya sifat toksik daun beringin terhadap Artemia salina Leach. Penelitian lainnya menyatakan bahwa ekstrak etanol, fraksi heksan dan etil setatat akar gantung beringin memiliki efek analgetika (Hasti, et al, 2011) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan penggunaan daun beringin oleh masyarakat dalam mengobati kejang panas maka dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui apakah daun Beringin mempunyai efek antipiretik. Pengujian dilakukan terhadap ekstrak etanol, fraksi n- heksana, fraksi etil asetat dari daun beringin pada tikus putih jantan dengan menggunakan metoda induksi demam dengan memberikan larutan pepton 2% .

Upload: evapuspitasari

Post on 14-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

njk

TRANSCRIPT

Page 1: 43-89-1-SM

Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 17, No. 1, 2012, halaman 40-43 ISSN : 1410-0177

40

UJI EFEK ANTIPIRETIK EKSTRAK ETANOL, FRAKSI n-HEKSANA DAN FRAKSI

ETIL ASETAT DAUN BERINGIN (Ficus benjamina L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

(Rattus norvegicus)

Syilfia Hasti, Nofri Hendri Sandi, Teti Srianti

Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau, Pekanbaru

ABSTRACT

Banyan plant has been used by communities as a traditional medicine in order to heal heat

cramps in children but it has not been scientifically tested. A study has been conducted to observe

an antipyretic effect of the ethanolic extract, the fraction of n-hexane and ethyl acetate fraction of

the leaves of banyan (Ficus benjamina. L) in male white rats (Rattus norvegicus) with fever

induction method using a solution of peptone 2% as much as 0.5 mL / 200 g body weigt intra

peritonially, with the dose of ethanol extract, the fraction of n-hexane and ethyl acetate fractions

100, 200, and 400 mg / kg orally. Respectively as a positive control, asetosal was administered at

a dose 117 mg / kg and the negative control was 1% CMC Na. Temperature observations of mice

performed at 30, 60, 90, 120, 150, and 180 minutes, then percent protection was calculated. Data

analysis was done using Two-way Analysis of Variance (ANOVA) and Tukey test. Results

showed that the fraction of n-hexane at a dose of 400 mg/kg had an antipyretic effect as

significantly (p<0.05).

Keyword: (Ficus benjamina. L), antipyretic

PENDAHULUAN

Salah satu tumbuhan yang telah digunakan

oleh masyarakat sebagai obat tradisional

yaitu akar gantung dan daun beringin, yang

digunakan oleh masyarakat sebagai

analgetik guna mengatasi nyeri. Selain itu

tumbuhan ini juga dimanfaatkan masyarakat

untuk mengobati kejang panas, antibiotik,

peluruh kencing (diuretik) dan anti inflamasi

(De Padua, 1999). Berdasarkan hasil

penelitian terdahulu diketahui bahwa ekstrak

etanol akar gantung beringin memberikan

efek antiinflamasi (Hasti, et al 2009).

Penelitian lainnya tentang Ficus benjamina

L. telah diketahui dari daun beringin

mengandung Cinnamic Acid, narigenin,

lactosa, quercetin, dan Cafffeic Acid yang

juga mempunyai aktivitas sitotoksik

terhadap cell line T-Limphoblastic Leucemic

(CEM-SS), sedangkan pada kulit batangnya

mengandung stigmastrerol (Almahy

et al, 2003). Farihah (2008) dalam

penelitiannyapn menyatakan adanya sifat

toksik daun beringin terhadap Artemia salina

Leach. Penelitian lainnya menyatakan

bahwa ekstrak etanol, fraksi heksan dan etil

setatat akar gantung beringin memiliki efek

analgetika (Hasti, et al, 2011)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah

dilakukan tersebut dan penggunaan daun

beringin oleh masyarakat dalam mengobati

kejang panas maka dilakukanlah penelitian

ini untuk mengetahui apakah daun Beringin

mempunyai efek antipiretik. Pengujian

dilakukan terhadap ekstrak etanol, fraksi n-

heksana, fraksi etil asetat dari daun beringin

pada tikus putih jantan dengan menggunakan

metoda induksi demam dengan memberikan

larutan pepton 2% .

Page 2: 43-89-1-SM

Syilfia H., et al. J. Sains Tek. Far., 17(1), 2012

41

METODOLOGI

Pembuatan Ekstrak Etanol, Fraksi n-

Heksana dan Etil Asetat Daun Beringin

Daun beringin 4 kg cuci bersih,

kemudian dirajang dan dimaserasi dengan

etanol 96% (32 liter) selama 3-5 hari .

Setelah didapatkan ekstrak etanol,

dilanjutkan dengan fraksinasi. Ekstrak kental

etanol daun beringin dengan berat 200 g,

dengan perbandingan air dan heksan 1:1.

Tambahkan aquadest sebanyak 200 mL dan

n-heksana sebanyak 200 mL, dihomogenkan

kemudian difraksinasi dalam corong pisah.

Hal yang sama dilakukan terhadap fraksi etil

asetat.

Persiapan Hewan Percobaan

Hewan percobaan yang digunakan adalah

tikus putih jantan (Rattus norvegicus)

dengan berat badan antara 150-200 g,

berumur 2-3 bulan.

Pengujian Efek Antipiretik Ekstrak

Etanol, Fraksi n-Heksana dan Fraksi Etil

Asetat

Sehari sebelum percobaan hewan tidak

diberi makan tapi diberi minum. Hewan

ditimbang dan dikelompokkan menjadi 11

kelompok, tiap kelompok masing-masing 3

ekor tikus. Sebelumnya diukur temperatur

normal masing-masing tikus sebelum diberi

larutan pepton 2% sebanyak 0,5mL/200 g

BB secara intra peritoneal, biarkan selama

90 menit dan ukur temperatur tikus. Ekstrak

etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat

daun beringin dan asetosal disuspensikan

terlebih dahulu dengan Na CMC 1%. Pada

masing-masing kelompok pemberian obat

secara oral. Kelompok I sebagai kontrol

negatif diberi Na CMC 1%. Kelompok II

sebagai kontrol positif diberi asetosal dosis

117 mg/kg BB. Kelompok III, IV dan V

diberikan ekstrak etanol daun beringin pada

dosis 100, 200 dan 400 mg/kg BB.

Kelompok VI, VII dan VIII diberikan

ekstrak fraksi n-heksana daun beringin pada

dosis 100, 200 dan 400mg/kg BB.

Kelompok IX,X dan XI diberikan Fraksi etil

asetat daun beringin pada dosis 100, 200 dan

400 mg/kg BB. Kemudian dicatat temperatur

tikus pada menit ke 30, 60, 90, 120, 150, dan

180 menit kemudian dihitung persen

proteksi masing-masing data.

Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan

akan diolah menggunakan metode statistik

analisa varian (ANOVA) dua arah dan

dilanjutkan dengan uji Tukey.

HASIL DAN DISKUSI

Dari 4 kg daun segar beringin yang

dimaserasi dengan etanol 96% diperoleh

ekstrak kental etanol sebanyak 435,602 g

dengan rendemen sebesar 10,89%. Dan

untuk fraksi n-heksana dan fraksi etil asetat

masing-masing 200 g diperoleh hasil dari

fraksi n-heksan ekstrak sebanyak 49,7033 g

(2,706%) Dan dari fraksi etil asetat diperoleh

ekstrak sebanyak 1,4532 g (0,09%).

Dari data temperatur rectum tikus

didapat hasil perhitungan persen proteksi

sebagaimana terlihat pada grafik dibawah

ini.

Gambar 1. Grafik Persen Proteksi Pada

Setiap Perlakuan Uji Efek Antipiretik

Ekstrak Etanol dari Daun Beringin

Page 3: 43-89-1-SM

Syilfia H., et al. J. Sains Tek. Far., 17(1), 2012

42

Antara kelompok kontrol negatif dengan

ekstrak etanol 100 mg/kg BB signifikan

pada p<0,05 dimana pada dosis 100 mg/kg

BB signifikan pada penurunan persentase

proteksi, artinya pada dosis tersebut tidak

memiliki efek antipiretik. Antara kontrol

negatif dan ekstrak etanol dosis 200 mg/kg

BB tidak signifikan dengan p>0,05, artinya

pada dosis tersebut tidak memiliki efek

antipiretik. Antara kelompok kontrol negatif

dengan ekstrak etanol dosis 400 mg/kg BB

tidak signifikan dengan p>0,05, namun jika

dilihat dari grafik pada dosis 400 mg/kg BB

tersebut masih memiliki efek antipiretik,

dimana persentase proteksi lebih tinggi

dibandingkan kontrol negative namun secara

statistik tidak berbeda signifikan.

Gambar 2. Grafik Persen Proteksi Pada

Setiap Perlakuan Uji Efek Antipiretik Fraksi

n-Heksana dari Daun Beringin

Dari hasil pengolahan data statistik yaitu

perbandingan antara kelompok kontrol

negatif terhadap fraksi n-heksana dosis 100,

200 dan 400 mg/kg BB tidak signifikan

dengan p>0,05, namun jika dilihat dari

grafik pada dosis 400 mg/kg BB

memperlihatkan peningkatan persentase

proteksi, artinya pada dosis fraksi n-heksana

dosis 400 mg/kg BB memiliki efek

antipiretik yang tidak signifikan tetapi dari

uji statistik kelompok kontrol positif

terhadap dosis 400 mg/kg BB tidak berbeda

signifikan dengan p>0,05. Hal ini

memperlihatkan bahwa efek antipiretik

fraksi heksan dosis 400 mg/kg BB memiliki

efek sebagai antipiretik. Antara kontrol

positif terhadap dosis 100 dan 200 mg/kg

BB berbeda signifikan dengan p<0,05

Gambar 3. Grafik Persen Proteksi Pada

Setiap Perlakuan Uji Efek Antipiretik Fraksi

Etilasetat dari Daun Beringin

Dari hasil pengolahan data statistik yaitu

perbandingan antara kelompok kontrol

negatif terhadap fraksi etil asetat dosis 100,

200 dan 400 mg/kg BB tidak berbeda

signifikan dengan p>0,05, sedangkan antara

kontrol positif terhadap dosis 100, 200 dan

400 mg/kg BB berbeda signifikan dengan

p<0,05.

Pada variabel waktu antara menit 30

dengan 60, 120 dan 180 signifikan p<0.05,

artinya ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan

fraksi etil asetat ini pada setiap satuan waktu

menunjukkan perbedaan yang signifikan

terhadap persen proteksi. Sedangkan pada

menit ke 30 dengan 90 dan150 tidak berbeda

signifikan (p>0.05), artinya pada menit 90

dan150 tidak menunjukkan adanya

perbedaan persen proteksi disetiap satuan

waktunya.

Page 4: 43-89-1-SM

Syilfia H., et al. J. Sains Tek. Far., 17(1), 2012

43

Adanya nilai persen proteksi yang bernilai

negativ, hal ini menggambarkan bahwa pada

data tersebut masih terjadi kenaikan suhu

rektal tikus . Pada pemberian ekstrak

menunjukkan ekstrak tidak memiliki

aktivitas menurunkan suhu rectal tikus.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka

dapat disimpulkan bahwa dari 4 kg daun

segar Beringin yang dimaserasi dengan

etanol 96% diperoleh ekstrak kental 435,602

g dengan rendemen 10,89%. Dari fraksi n-

heksana dan fraksi etil asetat berturut-turut

49,7033 g (2,706%) dan 1,4532 g (0,09%).

Ekstrak etanol dan fraksi etil asetat daun

Beringin yang diujikan pada tikus putih

jantan dengan dosis 100, 200 dan 400 mg/kg

BB dan fraksi n-heksana dosis 100 dan 200

mg/kg BB tidak memiliki efek sebagai

antipiretik.

Fraksi n-heksana daun Beringin yang

diujikan pada tikus putih jantan dengan dosis

400 mg/kg BB memiliki efek sebagai

antipiretik.

DAFTAR PUSTAKA

Almahy, H.A., Sukari, M.A., and Ali, A.M.,

2003, The Chemical Constituents of

Ficus benjamina Linn. And Their

Biological Activities, Pertanika J.Sci

& Technol, II(I): 73-81.

De Padua, L.S, 1999, Plant Resources of South

East Asia no.12 (1), Drosea, Bogor,

Indonesia.

Farihah, 2008, Uji Toksisitas Ekstrak Etanol

Daun Ficus benjamina L. terhadap

Artemia salina Leach dan Profil

Kromatograpi Lapis tipis, Skripsi,

Fakultas Farmasi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Hasti, S., Sandi, N.H. dan Firdaus,M., 2009, Uji

Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol

Akar Gantung Beringin (Ficus

benjamina L) pada Tikus Putih

Betina (Rattus norvegicus), Laporan

Penelitian Dosen Sekolah Tinggi

Ilmu Farmasi Riau,Pekanbaru.

Hasti, S., Sandi, N.H., Sari,E.N. dan Sinaga,S.,

2011, Uji Efek Analgetika Ekstrak

Etanol, Fraksi Etil Asetat Dan Fraksi

Heksan Akar Gantung Beringin

(Ficus benjamina L.) Pada Mencit

Putih Jantan (Mus Musculus).

Seminar Farmasi Up Date ke 3,

Medan,18-19 Maret 2011.

Page 5: 43-89-1-SM

Syilfia H., et al. J. Sains Tek. Far., 17(1), 2012

44