46-7-1-pb (1)
TRANSCRIPT
5/17/2018 46-7-1-PB (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46-7-1-pb-1 1/6
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (2), September 2010: 55-60
MODEL TRANSPORTASI DISTRIBUSI AIR MINUM PDAM
MENGGUNAKAN PROGRAM BANTU LINGO 8.0
Imam Suprayogi, Joleha, S. H. Hasibuan
Laboratorium Plumbing dan Mekanika Fluida
Fakultas Teknik, Universitas Riau, Pekanbaru 28293e-mail: [email protected]
ABSTRACTThe objective of this research is developing an optimation transport drinking water in Java
region. Optimation were conducted to fullfil the need of fresh water distribution from reser-
voirs to service areas, so that the economist cost could be identified. This research used
transportation of model in the optimation process of water drinking distribution from reser-
voirs in Gemawang, Gedong Kuning, and Tegal Rejo to service areas in North Jogyakarta,
South Jogyakarta, East Jogyakarta and West Jogyakarta. The result showed that the cost
needed was Rp.1.605.000, which is Rp 5.000 cheaper from the available cost budget of
Drink Water Regional Company (PDAM) Jogyakarta which is Rp.1.600.000.
Key words: drinking water distribution, optimation, transportation of model
PENDAHULUAN
Pemodelan sumber daya air atau analisa sistem
sumber daya air merupakan suatu cara atau prosedur
untuk memprediksi perilaku dimas a mendatang dari
suatu sumber daya air yang ada sekarang atau sistem
yang akan diusulkan. Modeling sumber daya air
dituangkan dalam bentuk persamaan matematik
yang menggambarkan sistem yang dimodelkan,
misalnya tujuan sistem yang akan dicapai,
parameter yang mempengaruhi baik yang sudah ada
maupun yang ingin dicapai, batasan sistem yang ada
maupun yang dikehendaki (Qomariyah, 1995).
Lebih lanjut Qomariyah (1995) memaparkan
bahwa model optimasi merupakan salah satu model
analisa sistem yang diidentikkan dengan operation
research. Teknik ini digunakan untuk menganalisa
suatu sistem yang diuraikan ke dalam bentuk
persamaan matematik yang terdiri dari fungsi
sasaranitujuan (objective function) yaitu tujuan
sistem yang ingin dicapai, parameter penentu
(decision variable) yang merupakan variabel yang
mempengaruhi dalam mencapai tujuan dari sistem
tersebut, serta kendala atau batasan (constraint)
yang merupakan faktor pembatas dari sistem yang
dimodelkan.
Teknik optimasi diklasifikasikan dalam jenis
model Linier Programming (LP), Dynamic
Programmming (DP), Non-linier Programing
(NLP), atau kombinasi teknik tersebut. Masih
dikatakan Rispiningtati (2008) bahwa kebijakan
pendistribusian air memerlukan penelitian yang
tepat. Upaya yang terus dan harus dilakukan adalah
mengembangkan suatu model. Salah satu pendekatan
model yang digunakan adalah model optimasi
pengelolaan air. Hasil penelitian studi optimasi yang
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu,
menitikberatkan alokasi air tanpa
mempertimbangkan harga air seperti yang telah
dilaksanakan oleh Lund (1998), Hatmoko (1999) dan
Labadie (1999).
Dimyati (1994) menuturkan bahwa model
transportasi adalah suatu model khusus dari
programa linier. Keunggulan dari model transportasi
adalah bisa dipergunakan untuk menyelesaikan
masalah pendistribusian suatu komoditas, atau
produk, dari sejumlah sumber (supply) kepada
sejumlah tujuan (destination demand), dengan tujuan
meminimumkan ongkos pengangkutan yang terjadi.
Selain itu Dimyati (1994) memaparkan asumsi
dari model ini adalah bahwa transportasi dari sebuah
rute tertentu adalah proporsional secara langsung
dengan jumlah unit yang dikirimkan. Model
Transportasi memiliki ciri khusus yaitu (1) terdapat
sejumlah sumber dan sejumlah tujuan, (2) kuantitas
dari komoditas atau barang yang didistribusikan oleh
setiap sumber dan yang diminta oleh setiap tujuan
besamya adalah tertentu, (3) komoditas yang dikirim
atau diangkut dari sumber ke suatu tujuan, besamya
sesuai dengan permintaan dan kapasitas sumber (4)
ongkos pengangkutan komoditas dari suatu sumber
tujuan, besamya tertentu.
Indriyani (2004) berpendapat bahwa
pengembangan wilayah merupakan salah satu
permasalahan yang sering dihadapi oleh Perusahaan
55
5/17/2018 46-7-1-PB (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46-7-1-pb-1 2/6
Model Transportasi Distribusi Air Minum PDAM menggunakan Program Bantu Lingo 8.0 (Suprayogi, et 01)
Daerah Air Minum (PDAM) yang diakibatkan
terjadinya pertambahan jumlah penduduk yang
sangat pesat di daerah perkotaan, sedangkan jumlah
air relatip terbatas untuk dapat melayani akan
kebutuhan air bersih. Pengambilan keputusan dalam
upaya pengembangan wilayah pelayanan air bersih,
memerlukan analisa yang cermat. Model yang hams
dikembangkan adalah model yang mengakomodasi
pola hubungan antara alokasi distribusi air minum
dengan alokasi biaya yang dimiliki oleh PDAM.
Berdasarkan uraian di atas, maka tujuan utama
dari penelitian adalah mengembangkan model
optimasi distribusi air minum PDAM dengan
mengakomodasi parameter-parameter pada model
yang bempa biaya (profit), nilai permintaan dan
pasokan air yang prakteknya parameter-parameter
yang tidak diketahui secara pasti pada suatu wilayahpengelolaan dari PDAM menggunakan pendekatan
model transportasi.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PDAM Jogyakarta,
adapun lokasi reservoir terletak di Gemawang (Rl),
Gedong Kuning (R2) dan Tegalrejo (R3). Daerah
tujuan pelayanan distribusi air bersih meliputiJogyakarta Utara (Jl.I), Jogyakarta Selatan (JS),
Jogyakarta Barat (JB) dan Jogyakarta Timur (JT).
Data Penelitian
Data penelitian adalah bersumber data sekunder
tahun 2006 dari PDAM Jogyakarta yang meliputi:
1. Kapasitas reservoir
Kapasitas reservoir Gumawang (Rl) mampu
mensuplai kebutuhan air bersih sebesar16.000.000 liter dengan toleransi kurang dari
15.500.000 liter dan tidak lebih dari 16.500.000
liter, kapasitas reservoir Gedong Kuning (R2)
sebesar 19.000.000 liter dengan toleransi kurang
dari 18.500.000 liter dan tidak lebih dari
19.500.000 liter, kapasitas reservoir Tegalrejo
(R3) sebesar 17.500.000 liter dengan toleransi
kurang dari 17.000.000 liter dan tidak lebih dari
18.000.000 liter.
2. Kebutuhan air bersih daerah pelayanan
Daerah yang hams dipasok oleh PDAM adalah
daerah Jogyakarta Utara (Jl.I) sebesar 10.000.000
liter, Jogyakarta Selatan (JS) sebesar 12.000.000
liter, Jogyakarta Barat (JB) sebesar 14.000.000
Tabel 1.Biaya operasi di setiap daerah layanansetiap 1000 liter
Pasokan JU JS JB JT
Gemawang 30 45 60 75
Gedong Kuning45 30 75 30
Tegalrejo 60 15 30 45
Sumber: Laporan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Jogyakarta
liter dan Jogyakarta Timur (JT) sebesar
16.000.000 liter.
3. Biaya Operasi di Setiap Daerah Pelayanan
Biaya operasi di setiap daerah pelayanan keempat
wilayah meliputi Jogyakarta Utara (JU) ,
Jogyakarta Selatan (JS), Jogyakarta Barat (JB)
dan Jogyakarta Timur (JT) seperti Tabel1.
4. Biaya anggaran dari PDAM
Anggaran yang tersedia dari PDAM setempat
untuk keperluan operasi berkisar Rp.
1.500.000,00 dan penambahan hanya
dimungkinkan maksimal sebesar Rp. 100.000,00
sehingga total biaya yang di sediakan PDAM
Jogyakarta untuk mendistribusikan air sebesar
Rp. 1.600.000,00.
5. Struktur model distribusi air minum di PDAM
Jogyakarta menggunakan model transportasi
Ossenbmggen dalam Anwar (2000) memaparkan
bahwa permasalahan optimasi dapat dimmuskan
secara umum dengan variabel keputusan
(Xj,X2, . .xn) menjadi suatu persamaan model
programa linier sebagai berikut:
Fungsi objektif
Maksimum atau minimumkan
z= (Xj,X2, ... Xn) (1)
Fungsi kendala
g j(X pX 2 , ..X J{s ,= ,~ }b i (2 )
untuk i =1,2,..m
Batasan variabel keputusan tidak negatif
(X]'X2' ..x, ):::: (3)
Selanjutnya pengembangan model transportasi
untuk distribusi air minum didiskripsikan dalam pola
hubungan antara kapasitas reservoir, alokasi dana
terhadap daerah pelayanan seperti yang disajikan
pada Gambar 1.
56
5/17/2018 46-7-1-PB (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46-7-1-pb-1 3/6
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (2), September 2010: 55-60
SUMber Tu_juo.n
Gambar 1. Pola hubungan antara kapasitas
reservoir, alokasi dana terhadap
pasokan air untuk daerah pelayanan di
PDAM Jogyakarta
Keterangan:
1. Sumber: sumber pasokan air yang berasal dari
reservoir Gumawang (Gm), Reservoir GedongKuning
(Gk) dan Tegalrejo (Tr).2. Tujuan: tujuan daerah distribusi pelayanan air bersih
yang meliputi Jogyakarta Utara (JU), Jogyakarta
Selatan (JS), Jogyakarta Barat (JB) dan Jogyakarta
Selatan (JS).
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Gambar 1 di atas, pola hubungan
antara kapasitas reservoir, alokasi dana terhadap
pasokan air untuk PDAM di Jogyakarta dapat
disusun formulasi matematika model transportasi
menggunakan program linier yang disajikan seperti
pada persamaan (4) sampai (13) sebagai berikut:
Minimumkan
Z =Cll x., + C]2 X12 + Cl3 X13 + C14 X14 + C2l
X2l + C22X22 + C23X23 + C24 X24 + C31X 31+
C32X32 + C33X34(4)
Dengan Cij adalah biaya yang harus dikeluarkan
PDAM dari reservoir i ke daerah pelayanan j
dimana untuk i: 1,2 dan 3 danj : 1,2,3 dan 4.
Cll: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Utara.
C12: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Selatan.
Cl3: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Barat.
C14:
biaya yang harus dikeluarkan dari reservoirGumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Timur.
C2l: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gedong Kuning ke daerah pelayanan
Jogyakarta Utara.
C22: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gedong Kuning ke daerah pelayanan
Jogyakarta Selatan.
C23: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gedong Kuning ke daerah pelayanan
Jogyakarta Barat.
C24: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gedong Kuning ke daerah pelayanan
Jogyakarta Timur.
C31: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Tegalrejo ke daerah pelayanan Jogyakarta
Utara.
C32: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Tegalrejo ke daerah pelayanan Jogyakarta
Selatan.
C33: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Tegalrejo ke daerah pelayanan Jogyakarta
Barat.
C34: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Tegalrejo ke daerah pelayanan Jogyakarta
Timur.
Cll: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Utara.
C12: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Selatan.Cl3: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Barat.
C14: biaya yang harus dikeluarkan dari reservoir
Gumawang ke daerah pelayanan Jogyakarta
Timur.
Xll: Kebutuhan atr yang harus dipasok dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Utara.
X12: Kebutuhan air yang harus dipasok dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Selatan.
Xl3: Kebutuhan air yang harus dipasok dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Barat.
X14: Kebutuhan air yang harus dipasok dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Timur.
X2l: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Utara.
X22: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Selatan.
X23: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
57
5/17/2018 46-7-1-PB (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46-7-1-pb-1 4/6
Model Transportasi Distribusi Air Minum PDAM menggunakanProgram Bantu Lingo 8.0 (Suprayogi, et 01)
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Barat.
X24: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Timur.
X31: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Utara.
X32: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Selatan.
X33: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Barat.
X34: Kebutuhan air yang harus dikeluarkan dari
reservoir Gumawang ke daerah pelayanan
Jogyakarta Timur.
Batasan Sumber
Xll + X12 + X13+ XI4 :::::, (S)
(6)
(7)
dimana: a, a2 dan a3 adalah berturut-turut kapasitas
reservoir Gumawang, Gedong Kuning dan Tegalrejo
dalam It.
Batasan Tujuan
Xll +X21 + X31::::bl
XI2 + X22 + X32::::b2
X13 + X23 + X33:::: b,
XI4 + X24 + X34 ::::b,
(8)
(9)
(10)
(11)
x., XI2,X13,XI4,X2J, X22,X23,X24,X31,X32,X33dan X34 ::::0 dan integer (12)
dimana: bl b2 b, dan b, adalah berturut-turut
kebutuhan air bersih PDAM untuk daerah pelayanan
Jogyakarta Utara, Jogyakarta Selatan, Jogyakarta
Barat dan Jogyakarta Timur dalam It.
Berdasarkan hasil perumusan yang disajikan
dalam persamaan (4) sampai (12) di atas, maka
dapat diformulasikan matematik sebagai berikut:
Minimumkan
Z = 30.xll + 4S.x12 + 60. X13+ 7S.x14 + 4S.x21 +
30.x22 + 7S.x23 + 30.x24 + 60.x 31+1S.x32 +
(13)
Batasan Sumber
Xll + X12 + X13+ X14:::::16.000 (14)
Xll + X12 + X13+ X14:::::19.000 (1S)
Xll + X12 + X13+ XI4 :::::17.000 (16)
Batasan Tujuan
X13 + X23 + X33::::14.000 (17)
(18)
x., XI2,X13,XI4,X21,X22,X23,X24,X31,X32,X33dan X34::::0 dan integer (19)
Program Lingo versi 8.0 dikembangkan oleh
Lindo System Inc, Illinois, Chicago, USA.
Selanjutnya menu utama Program Lingo versi 8.0
disajikan pada Gambar 2.
Gambar 2. Tampilan menu utama model Lingo 8.0
Selanjutnya persamaan (13) sampai dengan (19),
dimasukkan ke program seperti disajikan pada
Gambar 3.
Hasil selengkapnya pendistribusian air minum
dari ketiga reservoir di lokasi Gemawang, Gedong
x.J.J.-fx.!.:l7x.J.:!~:o:!~<-J.l:JIJ,-,:
_ > - ; . 1 1 - + x aa · h : d . : : l + x o : ! . . - = ' - :' : - l S oco.x . .: ! I. J .- + X .: : .: t 7x . J. : :+ : o :! . ~< - J. . ' :: 1 1 .1 ' -' :
id::l-+x.~:j;~. : 3 : : l : . o . - : ! . . ' : " } CO ; : : .
;:.:. ., I~;>11::. :. ;.. ,)- i .,;...c ~
Gambar 3. Input persamaan model transportasi
distribusi air bersih PDAM ke program
58
5/17/2018 46-7-1-PB (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46-7-1-pb-1 5/6
Jurnal Sains dan Teknologi 9 (2), September 2010: 55-60
.....,,L~. ",,_.,,~, _"1,1 .... ,
,-.."., .• ~.~•I,...
: : : : ' - = - : 1< : =, = ~:..:.'~"?1'1.:'
::.::::::::::<
::.::::::::::< -
r--r---r---~II~~~."" ."«'
Gambar 4. Hasil running dari model transportasi
distribusi air bersih PDAM
menggunakan program bantu Lingo 8.0
Kuning serta Tegalrejo ke empat daerah pelayanan
Jogyakarta Utara (Jl.I), Jogyakarta Selatan (JS),
Jogyakarta Barat (JB) dan Jogyakarta Timur (JT)
disajikan pada Gambar 4.
Dengan Nilai x;
Xll O ' X12 O ',
X13 O ' X14 O ',
X21 O ' X22 O ',
X23 O ' X24 14.000;
X31 O ' X32 O ',
X33 16.000; X34 O ',
Adapun total ongkos yang harus dikeluarkan oleh
PDAM adalah:
Z = 30.xll + 45.x12 + 60. X13+ 75.x14
+45.x21 + 30.x22 + 75.x23 + 30.x24
+ 60.x 31+15.x32 + 30.x33 + 45.X34
Z 30.1000 + 45.0 + 60. 5.000+ 75.0
+ 45.0 + 30.3500 + 75.0 + 30.1600
+ 60.0+ 15.8500 + 30.9000+ 45.0
Z = Rp. 1.605.000,00.
dimana: Z adalah minimum biaya yang harus
dikeluarkan oleh PDAM guna pendistribusian air
bersih untuk daerah pelayanan yang meliputi
Jogyakarta Utara, Jogyakarta Selatan, Jogyakarta
Barat dan Jogyakarta Timur dalam Itmenggunakan
pendekatan model transportasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Hasil optimasi distribusi air minum PDAM
menggunakan pendekatan model transportasi
paket program bantu Lingo 8.0 akan didapatkan
biaya distribusi reservoir ke empat daerah
pelayanan wilayah Jogyakarta yang meliputi
Jogyakarta Utara (Jl.I), Jogyakarta Selatan (JS),
Jogyakarta Barat (JB) dan Jogyakarta Timur (JT)
sebesar Rp.1.605.000,00
2. Biaya yang harus dikeluarkan PDAM lebih tinggi
sebesar Rp.5000,00 bila dibandingkan dengan
hasil dari model transportasi. Volume air yang
didistribusikan dari reservoir ke Gemawang
sebanyak 15.000 liter, dari reservoir Gedong
Kuning sebanyak 19.500 liter dan reservoir
Tegalrejo sebanyak 17.500 liter.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, maka
perlunya dikembangkan model distribusi air bersih
PDAM ke daerah pelayanan yang mampu
mengakomodasi pola hubungan antara kapasitas
reservoir, serta alokasi dana terhadap pasokan air
untuk PDAM karena model Transportasi belum
sepenuhnya menj awab keterbatasan permasalahan
biaya yang dihadapi oleh PDAM.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr.
Ir. H. Nadjadji Anwar, MSc selaku Dosen Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
(FTSP) Bidang Keahlian Manajemen dan Rekayasa
Sumber daya Air (MRSA) Institut TeknologiSepuluh Nopember (ITS), Surabaya yang telah
banyak memberikan saran dan masukan bagi
kesempumaan pada penulisan jumal ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Lingo Version 8.0. Lindo System Inc.
Illinois. Chicago. USA..
Anwar, N. 2000. Pendekatan Hidrosistem pada
Pengelolaan Sumber Daya Air. Pidato Pengukuhan
untuk Jabatan Guru Besar dalam bidang Ilmu
Manajaemen dan Sumber Daya Air pada JurusanTeknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
(FTSP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Surabaya.
Dimyati. 1994. Riset Operasi. CV.Taha Putra. Bandung.
Hatmoko, w. 1999. Model Alokasi Air untuk Mendukung
Pengusahaan Sumber Daya Air yang Adil dan
Berkesinambungan. Proseding Seminar Nasional
Desentralisasi Pengelolaan Sumber Daya Air di Indo-
nesia. ITB. Hal 54- 63.
Indryani, R. Suprayitno, H. dan Astana, I.N. Y. 2004.
Model Transportasi untuk Pengembangan Air Bersihdi Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jurnal Teknologi
dan Rekayasa Sipil Jurusan Teknik Sipil Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya Edisi
Maret Hal. 19-28.
59
5/17/2018 46-7-1-PB (1) - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/46-7-1-pb-1 6/6
Model Transportasi Distribusi Air Minum PDAM menggunakanProgram Bantu Lingo 8.0 (Suprayogi, et 01)
Labadie, J. W. 2001. Reservoir System Optimization
Models. Water Resources Update. United State of
America.108: 83-110.
Lund, J. R. 1996. Operating Rule Optimization for Mis-
souri River Reservoir System. Journal of Water Re-
sources Planning and Management. 122(4): 287-295.
Mac Donald, A. 2001. Water Resources in Twenty FirstCentury, Global Challenge. Journal of Comission
Water Engineering Management. 15: 157-161.
Rispiningtati. 2008. Model Alokasi dan Nilai Air Pada
Sistem Sungai Multi Waduk. Jurnal Agritek ISSN 0852
-5426 Universitas Brawijaya. Malang Volume16
No.12 Desember 2008. Ha1.2408-2429.
Qomariyah, S. 1995. Analisa Sistem dalam Perencanaan
dan Pengembangan Sumber Daya Air. Proseding
Pertemuan Ilmiah Tahunan (PIT) XII Himpunan AhliTeknik Hidraulik Indonesia (HATHI) Surabaya. 21-23
Nopember. Vol 1. Hal 9- 16.
60