6.artikel pnpm diah

15
Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96 81 IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN (Studi Komparasi pada Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang) Dyah Saptanti *) Abstract This research is aimed to detect and compare implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Gisikdrono Village, Kalibanteng Kulon Village and Krobokan Village. This research result showed that implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Gisikdrono Village and Kalibanteng Kulon Village have not run with good because there are activities of Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent can not be done. But implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Krobokan Village has run with good because all activities of Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent can be done. There are factors that be influence implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Gisikdrono Village, Kalibanteng Kulon Village and Krobokan Village have should observe that is communication, resources, disposition and bureaucracy structure. In line with suggeted the mentioned to use an exact strategy to increase implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Gisikdrono Village, Kalibanteng Kulon Village and Krobokan Village. Keywords : implementation, tackling, proverty, Semarang Latar Belakang Para pimpinan dunia pada tahun 2000, bertemu di New York dan menandatangani “Deklarasi Milennium” yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan. Komitmen tersebut diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Tahun 2007 dirintis Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri yang diarahkan untuk mendukung upaya peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs) tersebut. Ada beberapa hal yang menarik dan perlu mendapat perhatian bagi para pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dalam mempercepat penanggulangan kemiskinan. Hal tersebut antara lain perlunya penajaman yang meliputi penetapan sasaran, perancangan dan keterpaduan program, monitoring dan evaluasi, serta efektivitas anggaran, perlu dilakukan penguatan kelembagaan di tingkat nasional dan daerah dalam penanggulangan kemiskinan. Kecamatan Semarang Barat dipilih sebagai lokasi penelitian karena memiliki penduduk miskin paling banyak di Kota Semarang dan jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun. Kecamatan Semarang Barat terdiri dari 16 (enam belas) kelurahan. Jumlah penduduk miskin Kecamatan Semarang Barat pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 1. Kelurahan yang akan menjadi lokus penelitian dibatasi pada 3 (tiga) kelurahan di Kecamatan Semarang Barat. Penentuan 3 (tiga) kelurahan ini diambil berdasarkan cluster sampling yang menurut Arikunto (2006:138), cluster sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kelompok. Tiga kelurahan yang dipilih adalah berdasarkan klasifikasi tingkat perkembangan kegiatan program , yaitu kelurahan yang tingkat perkembangan kegiatan programnya kurang berjalan dengan baik, kelurahan yang tingkat perkembangan kegiatan programnya sedang dan kelurahan yang tingkat perkembangan kegiatan programnya berjalan baik. *) Alumni Magister Administrasi Pemerintahan Daerah IPDN Email : [email protected]; [email protected]

Upload: hadrianus-handoko-saputro

Post on 25-Nov-2015

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tentang PNPM oleh Dyah

TRANSCRIPT

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    81

    IMPLEMENTASI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN

    MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DALAM

    PENANGGULANGAN KEMISKINAN (Studi Komparasi pada Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon

    dan Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat Kota Semarang)

    Dyah Saptanti *)

    Abstract

    This research is aimed to detect and compare implementation Society Empowerment

    National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Gisikdrono Village,

    Kalibanteng Kulon Village and Krobokan Village. This research result showed that

    implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty

    tackling at Gisikdrono Village and Kalibanteng Kulon Village have not run with good because there are activities of Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent can not be

    done. But implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in

    proverty tackling at Krobokan Village has run with good because all activities of Society

    Empowerment National Program (SENP) Urban Independent can be done. There are factors that

    be influence implementation Society Empowerment National Program (SENP) Urban Independent

    in proverty tackling at Gisikdrono Village, Kalibanteng Kulon Village and Krobokan Village have

    should observe that is communication, resources, disposition and bureaucracy structure. In line

    with suggeted the mentioned to use an exact strategy to increase implementation Society

    Empowerment National Program (SENP) Urban Independent in proverty tackling at Gisikdrono

    Village, Kalibanteng Kulon Village and Krobokan Village.

    Keywords : implementation, tackling, proverty, Semarang

    Latar Belakang

    Para pimpinan dunia pada tahun

    2000, bertemu di New York dan

    menandatangani Deklarasi Milennium yang berisi komitmen untuk

    mempercepat pembangunan manusia dan

    pemberantasan kemiskinan. Komitmen

    tersebut diterjemahkan menjadi beberapa

    tujuan dan target yang dikenal sebagai

    Millennium Development Goals (MDGs).

    Tahun 2007 dirintis Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

    Mandiri yang diarahkan untuk mendukung

    upaya peningkatan Indeks Pembangunan

    Manusia (IPM) dan pencapaian sasaran

    Millenium Development Goals (MDGs)

    tersebut.

    Ada beberapa hal yang menarik dan perlu mendapat perhatian bagi para

    pemangku kepentingan di tingkat provinsi

    dan kabupaten/kota dalam mempercepat

    penanggulangan kemiskinan. Hal tersebut

    antara lain perlunya penajaman yang

    meliputi penetapan sasaran, perancangan

    dan keterpaduan program, monitoring

    dan evaluasi, serta efektivitas anggaran,

    perlu dilakukan penguatan kelembagaan

    di tingkat nasional dan daerah dalam

    penanggulangan kemiskinan. Kecamatan

    Semarang Barat dipilih sebagai lokasi

    penelitian karena memiliki penduduk

    miskin paling banyak di Kota Semarang

    dan jumlahnya meningkat dari tahun ke

    tahun. Kecamatan Semarang Barat terdiri

    dari 16 (enam belas) kelurahan. Jumlah

    penduduk miskin Kecamatan Semarang

    Barat pada tahun 2010 dapat dilihat pada

    Tabel 1.

    Kelurahan yang akan menjadi lokus

    penelitian dibatasi pada 3 (tiga) kelurahan

    di Kecamatan Semarang Barat. Penentuan

    3 (tiga) kelurahan ini diambil berdasarkan

    cluster sampling yang menurut Arikunto

    (2006:138), cluster sampling yaitu sampel

    yang diambil berdasarkan kelompok. Tiga

    kelurahan yang dipilih adalah berdasarkan klasifikasi tingkat perkembangan kegiatan

    program , yaitu kelurahan yang tingkat

    perkembangan kegiatan programnya

    kurang berjalan dengan baik, kelurahan

    yang tingkat perkembangan kegiatan

    programnya sedang dan kelurahan yang

    tingkat perkembangan kegiatan

    programnya berjalan baik.

    *) Alumni Magister Administrasi Pemerintahan Daerah IPDN

    Email : [email protected]; [email protected]

  • Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Dyah Saptanti)

    82

    Tabel 1

    Jumlah Total Penduduk Miskin

    Kecamatan Semarang Barat Menurut

    Kelurahan, KK dan Jiwa Tahun 2010

    No Kelurahan

    Jumlah

    Penduduk Miskin

    KK Jiwa

    (1) (2) (3) (4)

    1 Tawangsari 89 268

    2 Tambakharjo 183 622

    3 Salamanmloyo 279 950

    4 Cabean 311 1.017

    5 Krapyak 400 1.433

    6 Bojongsalaman 432 1.461

    7 Tawangmas 435 1.552

    8 Kalibanteng

    Kulon

    502 1.731

    9 Kalibanteng Kidul 605 2.131

    10 Karangayu 768 2.757

    11 Bongsari 1.218 4.362

    12 Krobokan 1.489 5.109

    13 Kembangarum 1.585 5.906

    14 Manyaran 1.805 6.642

    15 Ngemplak 1.870 6.780

    16 Gisikdrono 2.074 7.545

    Jumlah 14.045 50.266

    Sumber: Bappeda Kota Semarang, 2011

    Menurut klasifikasi tingkat

    perkembangan kegiatan PNPM Mandiri

    Perkotaan di Kecamatan Semarang Barat,

    maka penelitian ini dilakukan pada

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan. Ketiga kelurahan tersebut

    meskipun sama-sama mendapat bantuan

    PNPM Mandiri Perkotaan sampai

    sekarang, namun perkembangan kegiatan

    program pada ketiga kelurahan tersebut

    berbeda-beda.

    Perkembangan kegiatan dalam

    pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di

    Kecamatan Semarang Barat ternyata

    masih mengalami kendala atau masalah.

    Masalah yang terjadi dalam pelaksanaan

    PNPM Mandiri Perkotaan rata-rata adalah

    pada kegiatan Unit Pengelola Keuangan (UPK) yaitu masalah kemacetan dana

    pinjaman bergulir yang mengakibatkan

    antrian yang cukup lama bagi peminjam

    berikutnya. Perkembangan Badan

    Keswadayaan Masyarakat (BKM) pada

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan pada bulan Juli 2010 adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 2

    Perkembangan BKM di Kelurahan

    Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng

    Kulon dan Kelurahan Krobokan

    Bulan Juli Tahun 2010

    NO KELURA-

    HAN

    BLM s/d

    2009

    EKONOMI

    (KEUANGAN)

    Awal Perkemba

    ngan

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Gisikdrono 934.500.0

    00

    494.645.0

    00 453.850.276

    2 Kalibanteng

    Kulon

    420.000.0

    00

    209.000.0

    00 361.007.409

    3 Krobokan 860.550.0

    00

    497.850.0

    00 685.550.500

    Sumber: PJOK PNPM MP Kecamatan Semarang

    Barat, 2011

    Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)

    di Kelurahan Gisikdrono sampai dengan

    tahun 2009 adalah sebesar

    Rp934.500.000. Seiring

    perkembangannya, pada bulan Juli Tahun

    2010 berdasarkan hasil laporan BKM

    Gisikdrono, untuk ekonomi malah

    mengalami penurunan perkembangan dari

    dana awal sebesar Rp 494.645.000

    menjadi Rp453.850.276. Hal tersebut

    terjadi karena bidang ekonomi berupa

    dana pinjaman bergulir yang dialirkan

    kepada masyarakat mengalami

    kemacetan, yang akibatnya modal tidak

    mengalami perkembangan dan pemasukan

    laba dari hasil dana pinjaman bergulir juga

    tersendat. Dibandingkan dengan

    Kelurahan Gisikdrono, di Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan sampai bulan Juli 2010,

    perkembangan ekonomi menurut laporan

    BKM masing-masing malah mengalami

    peningkatan.

    Tabel Laporan Laba Rugi BKM

    Gisikdrono 1 Januari sampai dengan 30

    September 2010 memperlihatkan bahwa

    BKM Gisikdrono mengalami rugi sebesar

    Rp10.152.963. Kerugian tersebut terjadi karena kemacetan dana pinjaman bergulir

    yang tidak bisa diatasi. Melihat hal

    tersebut, sudah seharusnya pemerintah

    mengetahui permasalahan dalam

    implementasi kebijaksanaan program.

    Sehingga ke depan diharapkan dapat

    dibuat kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk

    memperbaiki program yang sudah ada

    dan dapat mengurangi kendala-kendala

    jalannya program.

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    83

    Tabel 3

    Laporan Laba Rugi BKM Gisikdrono

    Periode Januari-September 2010

    Sumber: BKM Gisikdrono, 2010

    Kondisi yang dijelaskan di atas

    menunjukkan bahwa implementasi

    Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan di

    Kecamatan Semarang Barat masih belum

    berjalan efektif. Hal itu karena meskipun

    ada kelurahan yang mampu melaksanakan

    program ini dengan baik, tetapi masih

    terdapat juga kelurahan yang belum bisa

    melaksanakan program ini dengan baik

    karena belum mampunya dalam

    mengelola dan memberdayakan

    masyarakat miskin sebagaimana yang

    diharapkan sehingga keberdayaan dan

    kemandirian masyarakat belum dapat

    ditingkatkan.

    Perumusan Masalah

    Perumusan masalah yang dibahas

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    (PNPM) Mandiri Perkotaan di

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan Kecamatan Semarang Barat?

    2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi implementasi Program

    Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    (PNPM) Mandiri Perkotaan di

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan Kecamatan Semarang

    Barat?

    3. Apakah strategi untuk meningkatkan implementasi Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

    Mandiri Perkotaan dalam

    penanggulangan kemiskinan di

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan Kecamatan Semarang

    Barat?

    Tujuan

    Dengan memperhatikan pembatasan

    masalah di atas, maka tujuan dari

    penulisan ini adalah:

    1. Untuk mengetahui implementasi Program Nasional Pemberdayaan

    Masyarakat (PNPM) Mandiri

    Perkotaan di Kelurahan Gisikdrono,

    Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan Krobokan Kecamatan

    Semarang Barat.

    2. Untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi

    implementasi Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)

    Mandiri Perkotaan di Kelurahan

    Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng

    Kulon dan Kelurahan Krobokan

    Kecamatan Semarang Barat.

    3. Untuk mengetahui strategi peningkatkan implementasi Program

    Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    (PNPM) Mandiri Perkotaan dalam

    penanggulangan kemiskinan di

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan Kecamatan Semarang

    Barat.

    Metode Penelitian

    Teknik pengumpulan data dalam

    penulisan ini adalah dengan cara

    wawancara, dokumentasi dan observasi.

    Selanjutnya untuk menganalisis strategi

    mengefektifkan implementasi PNPM

    Mandiri Perkotaan dalam

    penanggulangan kemiskinan di Kelurahan

    Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon

    dan Kelurahan Krobokan, penulis

    menggunakan analisis strength

    weakness opportunities threats (SWOT)

    dalam melakukan penilaian internal dan

    eksternal organisasi. Rangkuti (2006:18)

    mengatakan bahwa analisis SWOT

    adalah identifikasi berbagai faktor

    secara sistematis untuk merumuskan

    strategi perusahaan (organisasi). Analisis

    ini didasarkan pada logika yang dapat

    memaksimalkan kekuatan (strengths) dan

    peluang (opportunities), namun secara

    bersamaan dapat meminimalkan

    kelemahan (weaknesses) dan ancaman

    (threaths).

    LAPORAN LABA RUGI BKM GISIKDRONO

    1 JANUARI-30 SEPTEMBER 2010

    Pendapatan = Rp14.513.901

    Biaya-biaya = Rp24.666.864

    Rugi = Rp10.152.963

  • Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Dyah Saptanti)

    84

    Hasil Penelitian dan Pembahasan

    A. Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan

    Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan

    Kelurahan Krobokan

    Dalam menjalankan kegiatan PNPM

    Mandiri Perkotaan, masing-masing

    kelurahan mempunyai wadah yang

    dinamakan BKM dengan memakai strategi

    Tridaya yaitu meliputi unit pengelola

    lingkungan, unit pengelola sosial dan unit

    pengelola ekonomi. Kelurahan

    Gisikdrono mempunyai BKM dengan

    nama BKM Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon mempunyai BKM

    dengan nama BKM Tekad Manunggal, dan

    Kelurahan Krobokan bernama BKM Arta

    Kawula. Berbeda dengan BKM

    Gisikdrono dan BKM Tekad Manunggal yang hanya memiliki unit pengelola

    lingkungan, unit pengelola sosial dan unit

    pengelola ekonomi yang merupakan

    strategi Tridaya, BKM Arta Kawula juga

    menerapkan strategi Tridaya tersebut

    dengan mengembangkan unit pengelola

    pelatihan dan unit pengaduaan masyarakat

    sebagai tambahan.

    Perbedaan lain BKM Arta Kawula

    dibandingkan dengan BKM Gisikdrono

    dan BKM Tekad Manunggal serta BKM-

    BKM yang lain, BKM Arta Kawula telah

    melakukan kegiatan kemitraan

    (partnership). Chanelling yang bermaksud

    untuk membagi peran (share) dalam

    penanggulangan kemiskinan dengan BKM

    Arta Kawula di Kelurahan Krobokan

    antara lain yaitu dalam kegiatan:

    PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero), jenis kegiatan Payment Point

    (Pembayaran Listrik) sejak 10 April

    2002 sampai sekarang.

    Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Semarang, jenis kegiatan Pengobatan

    Gratis pada bulan Mei 2004.

    Palang Merah Indonesia Kota Semarang, jenis kegiatan Donor Darah

    sejak bulan Mei 2004 sampai sekarang

    (per 3 bulan sekali) dan pengobatan

    gratis.

    PT. BFI Finance Indonesia, Tbk. Jakarta, jenis kegiatan Rehabilitasi

    Rumah Sehat pada bulan September

    2006.

    Program Penanggulangan Kemiskinan Terpadu P2KP (Paket) PU dan DTK,

    jenis kegiatan Pavingisasi dan

    Pembuatan saluran pada bulan

    Desember 2006.

    PT. AJN Solusindo-PT.BRI, jenis kegiatan PPOB (Payment Point Online

    Bank) untuk pembayaran listrik.

    PT. Indotirta Jaya Abadi, jenis kegiatan bantuan air mineral untuk korban

    banjir dan berbagai kegiatan.

    PT. Telkom, jenis kegiatan sponsor dan bantuan souvenir dalam berbagai

    kegiatan.

    Kegiatan kemitraan dengan chanelling

    dapat mempermudah BKM Arta Kawula

    dalam melakukan berbagai kegiatan dan

    secara langsung juga meningkatkan

    pendapatan serta mendukung pencapaian

    tujuan penanggulangan kemiskinan demi

    mendorong transformasi sosial dari

    masyarakat tidak berdaya menuju

    masyarakat madani seperti yang terlihat

    pada gambar berikut ini:

    Sumber: Pedoman Kemandirian PNPM Mandiri

    Perkotaan, 2008

    Gambar 1

    Konsep Transformasi Sosial melalui

    PNPM Mandiri Perkotaan

    Adapun prestasi yang pernah diraih

    oleh BKM Arta Kawula yaitu meliputi:

    Juara BKM Terbaik Kota Semarang Tahun 2005 dalam rangka Hari Habitat

    Dunia.

    Pendampingan KSM menjadi UKM Terbaik Tingkat Nasional Dibidang

    Jasa dalam kegiatan City Group Micro Enterprenuership Award 2006 di Jakarta.

    Juara BKM Terbaik Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009.

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    85

    Tabel 4

    Hasil Perbandingan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan

    antara Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan Krobokan Tahun 2010

    NO INDIKATOR KELURAHAN GISIKDRONO KELURAHAN KALIBANTENG

    KULON KELURAHAN KROBOKAN

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 UPL Kegiatan pembangunan/lingkungan

    belum berjalan semua karena

    keterbatasan dana dan partisipasi

    masyarakat yang kurang.

    Kegiatan pembangunan/lingkungan masih

    ada yang belum dilaksanakan karena

    keterbatasan dana, padahal partisipasi

    masyarakatnya sudah cukup baik.

    Kegiatan pembangunan/lingkungan

    dapat terlaksana dengan baik karena

    dana yang cukup & partisipasi

    masyarakat sangat tinggi.

    2 UPS Kegiatan sosial belum berjalan semua

    karena keterbatasan dana.

    Kegiatan sosial sudah berjalan semua

    karena dana yang cukup untuk membiayai

    kegiatan ini.

    Kegiatan sosial sudah berjalan semua

    karena dana yang cukup untuk

    membiayai kegiatan ini.

    3 UPE

    a. Hasil Kegiatan Ekonomi

    Kegiatan ekonomi belum berjalan

    semua karena kurangnya kesadaran

    dalam berpartisipasi pada program

    penanggulangan kemiskinan.

    Kegiatan ekonomi belum berjalan semua

    karena belum memadainya BKM untuk

    melaksanakan jaringan kemitraan.

    Kegiatan ekonomi berjalan semua

    dengan baik.

    b. Pengelolaan Dana Pinjaman

    Bergulir

    - Implementasi tahapan pemberian pinjaman bergulir belum sesuai

    dengan pedoman teknis, contoh:

    Tahap Pengajuan Pinjaman (tidak

    hanya pengisian blangko atau

    memenuhi persyaratat tapi juga

    harus disertai pelatihan)

    - Implementasi perguliran dana pinjaman mengalami kemacetan.

    - Laporan Laba/Rugi sampai bulan Desember 2010 mengalami

    kerugian.

    - Implementasi tahapan pemberian pinjaman bergulir belum sesuai dengan

    pedoman teknis, contoh: Tahap

    Pengajuan Pinjaman (tidak hanya

    pengisian blangko atau memenuhi

    persyaratat tapi juga harus disertai

    pelatihan)

    - Implementasi perguliran dana pinjaman masih mengalami kemacetan meskipun

    kecil (3%)

    - Laporan Laba/Rugi sampai bulan Desember 2010 mengalami laba (Rp

    71.970.684).

    - Implementasi tahapan pemberian pinjaman bergulir sudah sesuai

    dengan pedoman teknis (semua

    tahapan menurut ketentuan).

    - Implementasi perguliran dana pinjaman masih ada kemacetan tapi

    dalam jumlah yang sangat sedikit

    (2%).

    - Laporan Laba/Rugi sampai bulan Desember 2010 mengalami laba

    (Rp 123.035.749).

    4 UPP Tidak Ada Tidak Ada Kegiatan pengelola pelatihan berjalan

    semua dengan baik demi peningkatan

    SDM.

  • Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Dyah Saptanti)

    86

    NO INDIKATOR KELURAHAN GISIKDRONO KELURAHAN KALIBANTENG

    KULON KELURAHAN KROBOKAN

    5 UPM Tidak Ada Tidak Ada Unit Pengaduan Masyarakat

    berfungsi menerima kritik, saran dan

    pengaduan dari masyarakat.

    6 Perkembangan

    Penduduk Miskin

    Tahun 2007-2010

    Dari tahun ke tahun perkembangan

    penduduk miskin semakin meningkat.

    Dari tahun ke tahun perkembangan

    penduduk miskin mengalami naik turun.

    Dari tahun ke tahun perkembangan

    penduduk miskin mengalami.

    7 Prestasi Belum Ada - Best Prastice Tingkat Kecamatan Semarang Barat.

    - Juara BKM Terbaik Kota Semarang Tahun 2005.

    - Pendampingan KSM menjadi UKM Terbaik Tingkat Nasional Dibidang

    Jasa dalam kegiatan Citi Group Micro Enterprenuership Award

    2006 di Jakarta. - Juara BKM Terbaik Tingkat

    Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009. Sumber: Diolah oleh Penulis, 2011

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    87

    B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan di Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan

    Kelurahan Krobokan

    Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam

    penulisan ini dilihat berdasarkan beberapa hal yaitu komunikasi, sumber daya disposisi

    dan strukstur birokrasi sesuai dengan teori George Edward III dalam Riant (2008:512).

    Tabel 5

    Hasil Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi PNPM

    Mandiri Perkotaan

    antara Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon

    dan Kelurahan Krobokan

    NO FAKTOR KELURAHAN

    GISIKDRONO

    KELURAHAN

    KALIBANTENG

    KULON

    KELURAHAN

    KROBOKAN

    (1) (2) (3) (4) (5)

    1 Komunikasi Lemahnya sosialisasi tentang

    PNPM Mandiri Perkotaan

    kepada masyarakat

    menyebabkan mereka

    tidak jelas tentang

    program ini. Persepsi yang

    berkembang di masyarakat

    menjadi salah karena

    masyarakat menganggap

    bahwa bantuan program

    ini merupakan hibah yang

    tidak perlu dikembalikan.

    Kurangnya sosialisasi

    PNPM Mandiri Perkotaan

    kepada masyarakat

    sehingga mereka kurang

    jelas program ini. Masih

    ada persepsi yang salah di

    masyarakat karena

    menganggap bantuan ini

    merupakan bantuan

    pemerintah yang tidak

    perlu dikembalikan.

    Seringnya sosialisasi

    tentang PNPM Mandiri

    Perkotaan kepada

    masyarakat di Kelurahan

    Krobokan menyebabkan

    mereka tahu program

    ini. Masyarakat tahu

    bantuan program ini

    merupakan bantuan

    pemerintah untuk

    penanggulangan

    kemiskinan.

    2 Sumber

    Daya

    Sumber daya manusia yang

    ada di BKM Gisikdrono

    sudah cukup memenuhi

    standar dilihat dari kriteria

    pendidikannya. Namun,

    untuk kompetensi dan

    profesioanlitas belum terlalu

    diperhatikan dalam

    kepengurusan BKM ini.

    Selain itu, untuk sumber

    material atau fasilitas di

    BKM ini sudah lumayan

    memadai, namun karena

    kurangnya perawatan

    mengakibatkan beberapa

    fasilitas yang ada rusak

    bahkan ada beberapa

    barang yang telah dijual.

    Sumber daya manusia

    yang ada di BKM Tekad

    Manunggal sudah cukup

    standar dilihat dari

    kriteria pendidikan.

    Kompetensi dan

    profesioanlitas sudah mulai

    diperhatikan dalam

    kepengurusannya. Sumber

    material atau fasilitas di

    BKM ini sudah lumayan

    memadai, tapi perawatan

    masih perlu diperhatikan

    karena terdapat beberapa

    fasilitas yang rusak.

    Sumber daya manusia

    yang ada di BKM Arta

    Kawula sudah cukup

    standar dilihat dari

    kriteria pendidikan.

    Kompetensi dan keahlian

    sudah mulai diperhatikan

    dalam kepengurusan BKM

    ini. Sumber material atau

    fasilitas di BKM ini sangat

    memadai, dan

    perawatannya juga telah

    diperhatikan karena

    kondisi fasilitas yang

    bagus dan tidak ada yang

    rusak.

    3 Diposisi Sikap pelaksana BKM

    Gisikdrono sangat

    mendukung adanya PNPM

    Mandiri Perkotaan ini,

    meskipun masih ada

    kendala kurangnya

    pemahaman tentang

    pelaksanaan program itu.

    Pengangkatan telah sesuai

    dengan ketentuan yang

    ada. Namun, insentif atau

    Sikap pelaksana BKM

    sangat mendukung dan

    sudah mulai memahami

    tentang PNPM Mandiri

    Perkotaan. Pengangkatan

    telah sesuai dengan

    ketentuan yang ada.

    Insentif atau upah masih

    dirasa kecil namun karena

    ada tambahan berupa

    honorarium dari laba

    Sikap pelaksana BKM

    Arta Kawula sangat

    mendukung dan

    memahami tentang PNPM

    Mandiri Perkotaan.

    Pengangkatan telah

    sesuai dengan ketentuan

    yang ada. Insentif atau

    upah sudah cukup bagus

    karena ada tambahan

    berupa honorarium dari

  • Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Dyah Saptanti)

    88

    NO FAKTOR KELURAHAN

    GISIKDRONO

    KELURAHAN

    KALIBANTENG

    KULON

    KELURAHAN

    KROBOKAN

    (1) (2) (3) (4) (5)

    upah oleh pengelola dirasa

    masih belum cukup karena

    upah yang rendah tanpa

    ada tambahan-tambahan

    lain. Ini tentunya

    mempengaruhi motivasi

    para pengelola dalam

    mengelola BKM.

    BKM, pendapatan/upah

    menjadi lumayan.

    laba BKM.

    4 Struktur

    Birokrasi

    Struktur organisasi BKM

    Gisikdrono masih belum

    memenuhi prosedur yang

    berlaku karena hanya

    terdiri dari koordinator,

    sekretaris, tambahan divisi

    dan 3 (tiga) unit pengelola

    yaitu UPE, UPL dan UPS.

    Masih terdapat kekurangan

    pada struktur

    organisasinya yaitu kurang

    pengawas. Selain itu

    terdapat rangkap jabatan

    yaitu sekretaris merangkap

    menjadi anggota UPE.

    Padahal hal itu seharusnya

    tidak diperbolehkan.

    Struktur organisasi BKM

    Tekad Manunggal telah

    memenuhi prosedur yang

    berlaku yaitu terdiri dari

    koordinator, sekretaris,

    dewan pengawas UPE dan

    3 (tiga) unit pengelola

    yaitu UPE, UPL dan UPS,

    meskipun dewan

    pengawasnya hanya untuk

    UPE padahal seharusnya

    untuk semua unit

    pengelola.

    Struktur organisasi BKM

    Arta Kawula telah

    memenuhi prosedur

    yang berlaku yaitu terdiri

    dari koordinator,

    sekretaris, dewan

    pengawas dan 5 (lima)

    unit pengelola yaitu UPE,

    UPL, UPS, UPP dan

    UPM. Tambahan unit-unit

    ini adalah pengembangan

    dari BKM dalam rangka

    meningkatkan kinerja

    untuk meningkatkan

    kesejahteraan masyarakat.

    Sumber: Diolah oleh Penulis, 2011

    C. Strategi untuk Meningkatkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Gisikdrono

    1. Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Gisikdrono

    Diperlukan upaya-upaya yang strategis dalam mendukung implementasi

    PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan kemiskinan.

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    89

    Tabel 6

    Matriks SWOT dan Isu Strategis

    Mengefektifkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan

    di Kelurahan Gisikdrono

    Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    KEKUATAN

    (STRENGTHS)

    a. Ketersediaan alokasi anggaran dari APBD Kota Semarang berupa dana pendamping

    untuk pelaksanaan kegiatan PNPM-MP.

    b. Adanya Petunjuk Teknis Operasional yang jelas dalam pelaksanaan PNPM-MP.

    c. Adanya keinginan yang kuat dari Tim Koordiansi terhadap implemntasi PNPM-MP

    yang lebih baik.

    d. Kelembagaan dari tingkat kecamatan dan kelurahan yang telah tersedia lengkap.

    e. Musyawarah kelurahan sebagai bentuk konsensus di tingkat kelurahan yang diakui

    dan dipertanggungjawabkan

    KELEMAHAN

    (WEAKNESSES)

    a. Lemanya sosialisasi kepada masyarakat akan informasi tentang PNPM-MP.

    b. Minimnya pemahaman masyarakat mengenai PNPM-MP.

    c. Persepsi masyarakat menganggap bantuan PNPM-MP adalah dana hibah yang tidak perlu

    dikembalikan lagi.

    d. Sumber daya manusia yang mengelola kegiatan PNPM-MP di kelurahan ini masih belum

    diperhatikan kemampuan dan kompetensinya.

    e. Sistem pelaporan pelaksanaan kegiatan PNPM-MP di kelurahan ini masih belum teratur dan

    sering terlambat.

    f. Kurangnya pembinaan dan pengawasan terhadap penerima dana bantuan.

    g. Kondisi perekonomian masih rendah. h. Lemahnya payung hukum bagi penunggak

    pinjaman.

    i. Adanya program kebijaksanaan pemerintah yang bersifat bantuan murni.

    j. Belum mampu dilakukannya kemitraan kepada pihak-pihak lain yang dapat mendukung program

    ini.

    k.

    PELUANG

    (OPPORTUNITIES)

    a. Dukungan regulasi Pemerintah Kota Semarang mendukung program

    penanggulangan kemiskinan.

    b. Dukungan stakeholders Tim Koordinasi PNPM-MP dan SKPD.

    c. Berkesinambungannya dana bantuan PNPM-MP.

    d. Situasi masyarakat yang kondusif. e. Pendataan warga miskin oleh aparat kelurahan

    dan tokoh masyarakat.

    f. Terbentuknya KSM yang terselektif.

    STRATEGI S-O

    a. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar SKPD terkait dengan

    implementasi PNPM-MP.

    b. Memaksimalkan peran Tim Koordinasi PNPM-MP untuk mendukung keberhasilan

    implementasi PNPM-MP.

    c. Memaksimalkan penyaluran anggaran yang terbatas dengan menyeleksi KSM secara

    selektif.

    STRATEGI W-O

    a. Meningkatkan sosialisasi dan pemantapan terhadap keberadaan PNPM-MP.

    b. Memberikan pengetahuan atau pelatihan secara berkesinambungan kepada pengelola PNPM-MP

    agar dapat meningkatkan kemampuannya.

    c. Memberikan pembinaan dan pengawasan secara berkesinambungan kepada penerima dana bantuan.

    d. Membatasi program pemerintah yang bersifat bantuan murni agar tidak menjadi perbandingan

    masyarakat.

    ANCAMAN

    (THREATS)

    a. Perkembangan penduduk miskin semakin bertambah.

    b. Terbatasnya dana bantuan PNPM-MP. c. Kurangnya partisipasi masyarakat. d. Rendahnya upah pengelola BKM. e. Ketergantungan masyarakat miskin kepada

    pengelola BKM.

    f. Keterlambatan pengembalian pinjaman. g. Faktor iklim usaha yang semakin sulit

    menghambat usaha yang dijalankan.

    h. Tingginya tuntutan transparansi implementasi PNPM-MP.

    i. Diberhentikannya PNPM-MP oleh Pemerintah Pusat.

    STRATEGI S-T

    a. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan

    pelaksanaan program.

    b. Memberikan upah yang layak kepada pengelola BKM agar dapat meningkatkan

    kinerjanya.

    c. Memberikan alternatif peluang usaha dan pelatihan usaha agar bisa mengatasi

    kesulitan ekonomi.

    STRATEGI W-T

    a. Mengusahakan dilakukannya jaringan kemitraan dengan pihak-pihak lain dalam penanggulangan

    kemiskinan.

    Sumber: Diolah oleh Penulis, 2011

  • Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Dyah Saptanti)

    90

    2. Strategi untuk Meningkatkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Kalibanteng Kulon

    Tabel 7

    Matriks SWOT dan Isu Strategis

    Mengefektifkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan

    di Kelurahan Kalibanteng Kulon

    Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    KEKUATAN

    (STRENGTHS)

    a. Ketersediaan alokasi anggaran dari APBD Kota Semarang berupa dana

    pendamping untuk pelaksanaan kegiatan PNPM-MP.

    b. Adanya Petunjuk Teknis Operasional yang jelas dalam pelaksanaan PNPM-MP.

    c. Adanya keinginan yang kuat dari Tim Koordiansi terhadap implemntasi PNPM-MP yang lebih

    baik.

    d. Kelembagaan dari tingkat kecamatan dan kelurahan yang telah

    tersedia lengkap.

    e. Musyawarah kelurahan sebagai bentuk konsensus di tingkat

    kelurahan yang diakui dan

    dipertanggungjawabkan

    KELEMAHAN

    (WEAKNESSES)

    a. Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat akan informasi tentang PNPM-MP.

    b. Masih adanya persepsi masyarakat menganggap bantuan PNPM-MP adalah

    dana hibah yang tidak perlu dikembalikan

    lagi. c. Kurangnya pembinaan dan pengawasan

    terhadap penerima dana bantuan.

    d. Kondisi perekonomian masih rendah. e. Lemahnya payung hukum bagi

    penunggak pinjaman.

    f. Adanya program kebijaksanaan pemerintah yang bersifat bantuan murni.

    g. Belum mampu dilakukannya kemitraan kepada pihak-pihak lain yang dapat mendukung program ini.

    PELUANG

    (OPPORTUNITIES)

    a. Dukungan regulasi Pemerintah Kota Semarang mendukung program

    penanggulangan kemiskinan. b. Dukungan stakeholders Tim

    Koordinasi PNPM-MP dan SKPD.

    c. Adanya partisipasi masyarakat. d. Berkesinambungannya dana bantuan

    PNPM-MP.

    e. Situasi masyarakat yang kondusif. f. Pendataan warga miskin oleh aparat

    kelurahan dan tokoh masyarakat.

    g. Terbentuknya KSM yang terselektif.

    STRATEGI S-O

    a. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar

    SKPD terkait dengan implementasi PNPM-MP.

    b. Memaksimalkan peran Tim Koordinasi PNPM-MP untuk mendukung keberhasilan

    implementasi PNPM-MP.

    c. Memaksimalkan penyaluran anggaran yang terbatas dengan

    menyeleksi KSM secara selektif.

    STRATEGI W-O

    a. Meningkatkan sosialisasi dan pemantapan terhadap keberadaan PNPM-

    MP. b. Memberikan pembinaan dan pengawasan

    secara berkesinambungan kepada

    penerima dana bantuan. c. Membatasi program pemerintah yang

    bersifat bantuan murni agar tidak menjadi

    perbandingan masyarakat.

    ANCAMAN

    (THREATS)

    a. Terbatasnya dana bantuan PNPM-MP.

    b. Ketergantungan masyarakat miskin kepada pengelola BKM.

    c. Keterlambatan pengembalian pinjaman bergulir.

    d. Faktor iklim usaha yang semakin sulit menghambat usaha yang dijalankan.

    e. Tingginya tuntutan masyarakat terhadap transparansi implementasi

    PNPM-MP.

    f. Diberhentikannya PNPM-MP oleh Pemerintah Pusat.

    STRATEGI S-T

    a. Memberikan alternatif peluang usaha dan pelatihan usaha agar bisa

    mengatasi kesulitan ekonomi.

    STRATEGI W-T

    a. Mengusahakan dilakukannya jaringan kemitraan dengan pihak-pihak lain dalam

    penanggulangan kemiskinan.

    Sumber: Diolah oleh Penulis, 2011

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    91

    Sumber: Diolah oleh Penulis, 2011

    3. Strategi untuk Meningkatkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kelurahan Krobokan

    Tabel 8

    Matriks SWOT dan Isu Strategis

    Mengefektifkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan

    di Kelurahan Krobokan

    Faktor Internal

    Faktor Eksternal

    KEKUATAN

    (STRENGTHS)

    a. Ketersediaan alokasi anggaran dari APBD Kota Semarang berupa dana

    pendamping untuk pelaksanaan kegiatan PNPM-MP.

    b. Adanya Petunjuk Teknis Operasional yang jelas dalam pelaksanaan PNPM-MP.

    c. Adanya keinginan yang kuat dari Tim Koordiansi terhadap implemntasi PNPM-MP yang lebih

    baik.

    d. Kelembagaan dari tingkat kecamatan dan kelurahan yang

    telah tersedia lengkap.

    e. Musyawarah kelurahan sebagai bentuk konsensus di tingkat

    kelurahan yang diakui dan

    dipertanggungjawabkan.

    KELEMAHAN

    (WEAKNESSES)

    a. Masih adanya persepsi masyarakat menganggap bantuan

    PNPM-MP adalah dana hibah yang tidak perlu dikembalikan

    lagi.

    b. Lemahnya payung hukum bagi penunggak pinjaman.

    c. Adanya program kebijaksanaan pemerintah yang bersifat bantuan murni.

    PELUANG

    (OPPORTUNITIES)

    a. Dukungan regulasi Pemerintah Kota Semarang mendukung program

    penanggulangan kemiskinan.

    b. Dukungan stakeholders Tim Koordinasi PNPM-MP dan SKPD.

    c. Sosialisasi yang baik kepada mayarakat tentang PNPM-MP.

    d. Berkesinambungannya dana bantuan PNPM-MP.

    e. Situasi masyarakat yang kondusif. f. Partisipasi masyarakat yang antusias. g. Pendataan warga miskin oleh aparat

    kelurahan dan tokoh masyarakat. h. Terbentuknya KSM yang terselektif. a. Sudah mampu dilakukannya kemitraan

    kepada pihak-pihak lain.

    STRATEGI S-O

    a. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar

    SKPD terkait dengan implementasi

    PNPM-MP. b. Memaksimalkan peran Tim

    Koordinasi PNPM-MP untuk

    mendukung keberhasilan implementasi PNPM-MP.

    c. Memaksimalkan penyaluran anggaran yang terbatas denagn menyeleksi KSM secara selektif.

    STRATEGI W-O

    a. Meningkatkan lagi pembinaan dan pengawasan secara

    berkesinambungan kepada

    penerima dana bantuan. b. Membatasi program pemerintah

    yang bersifat bantuan murni agar

    tidak menjadi perbandingan masyarakat.

    ANCAMAN

    (THREATS)

    a. Terbatasnya dana bantuan PNPM-MP. b. Ketergantungan masyarakat miskin

    kepada pengelola BKM. c. Faktor iklim usaha yang semakin sulit

    menghambat usaha yang dijalankan.

    d. Tingginya tuntutan masyarakat terhadap transparansi implementasi

    PNPM-MP.

    e. Diberhentikannya PNPM-MP oleh Pemerintah Pusat.

    STRATEGI S-T

    a. Memberikan alternatif peluang usaha dan pelatihan usaha agar bisa

    mengatasi kesulitan ekonomi.

    STRATEGI W-T

    a. Memperkuat jaringan kemitraan dengan pihak-pihak lain dalam

    penanggulangan kemiskinan.

    Penanggulangan kemiskinan tidak akan berhasil jika hanya bertumpu pada

    peran tunggal pemerintah semata. Oleh karena itu, dukungan serta peran dari

    organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, lembaga swadaya masyarakat dan

    semua pihak yang terkait secara bersama-sama dapat mengentaskan masalah kemiskinan

    dalam masyarakat. Sehingga cita-cita mewujudkan masyarakat adil, makmur dan

    sejahtera dapat terlaksana.

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    92

    Tabel 9

    Strategi untuk Meningkatkan Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam Penanggulangan Kemiskinan

    di Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan Kalibanteng Kulon dan Kelurahan Krobokan

    KELURAHAN GISIKDRONO KELURAHAN KALIBANTENG KULON KELURAHAN KROBOKAN

    (1) (2) (3)

    1. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar SKPD terkait dengan implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan.

    2. Meningkatkan sosialisasi dan pemantapan terhadap keberadaan PNPM Mandiri Perkotaan.

    3. Memberikan alternatif peluang usaha dan pelatihan usaha agar bisa mengatasi kesulitan ekonomi.

    4. Mengusahakan dilakukannya jaringan kemitraan dengan pihak-pihak lain dalam penanggulangan kemiskinan.

    5. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berperan aktif dalam setiap tahapan kegiatan pelaksanaan program.

    6. Memberikan pengetahuan atau pelatihan secara berkesinambungan kepada pengelola PNPM Mandiri

    Perkotaan agar dapat meningkatkan kemampuannya.

    7. Memaksimalkan peran Tim Koordinasi PNPM-MP untuk mendukung keberhasilan implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan.

    8. Memberikan upah yang layak kepada pengelola BKM agar dapat meningkatkan kinerjanya.

    9. Memaksimalkan penyaluran anggaran yang terbatas dengan menyeleksi KSM secara selektif.

    10. Membatasi program pemerintah yang bersifat bantuan murni agar tidak menjadi perbandingan masyarakat.

    11. Memberikan pembinaan dan pengawasan secara berkesinambungan kepada penerima dana bantuan.

    1. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar SKPD terkait dengan

    implementasi PNPM Mandiri Perkotaan.

    2. Meningkatkan sosialisasi dan pemantapan terhadap keberadaan PNPM Mandiri Perkotaan.

    3. Memberikan alternatif peluang usaha dan pelatihan usaha agar bisa mengatasi kesulitan

    ekonomi.

    4. Mengusahakan dilakukannya jaringan kemitraan dengan pihak-pihak lain dalam penanggulangan

    kemiskinan.

    5. Memaksimalkan peran Tim Koordinasi PNPM-MP untuk mendukung keberhasilan

    implementasi PNPM Mandiri Perkotaan.

    6. Memaksimalkan penyaluran anggaran yang terbatas dengan menyeleksi KSM secara

    selektif.

    7. Membatasi program pemerintah yang bersifat bantuan murni agar tidak menjadi perbandingan

    masyarakat.

    8. Memberikan pembinaan dan pengawasan secara berkesinambungan kepada penerima dana

    bantuan.

    1. Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan

    kerjasama antar SKPD terkait dengan

    implementasi PNPM Mandiri Perkotaan.

    2. Memberikan alternatif peluang usaha dan

    pelatihan usaha agar bisa mengatasi kesulitan

    ekonomi.

    3. Memperkuat jaringan kemitraan dengan pihak-

    pihak lain dalam penanggulangan kemiskinan.

    4. Memaksimalkan peran Tim Koordinasi PNPM-

    MP untuk mendukung keberhasilan

    implementasi PNPM Mandiri Perkotaan.

    5. Memaksimalkan penyaluran anggaran yang

    terbatas dengan menyeleksi KSM secara

    selektif.

    6. Membatasi program pemerintah yang bersifat

    bantuan murni agar tidak menjadi perbandingan

    masyarakat.

    7. Memberikan pembinaan dan pengawasan

    secara berkesinambungan kepada penerima

    dana bantuan.

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    93

    Kesimpulan

    Hasil penelitian dan pembahasan

    diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

    1. Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan

    kemiskinan di Kecamatan Semarang

    Barat Kota Semarang belum efektif,

    karena masih terdapat kegiatan

    pelaksanaan PNPM Mandiri

    Perkotaan yang belum dapat dilaksanakan, misalnya kegiatan pada

    unit kegiatan lingkungan dan unit

    kegiatan ekonomi di Kelurahan

    Gisikdrono dan Kelurahan

    Kalibanteng Kulon. Sedangkan

    implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan dalam penanggulangan

    kemiskinan di Kelurahan Krobokan

    semua kegiatannya mampu

    dilaksanakan dengan baik.

    2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan di Kelurahan Gisikdrono,

    Kelurahan Kalibanteng Kulon dan

    Kelurahan Krobokan yaitu

    komunikasi, sumber daya, disposisi

    dan struktur birokrasi.

    3. Strategi yang harus dilakukan untuk meningkatkan implementasi PNPM

    Mandiri Perkotaan dalam

    penanggulangan kemiskinan di

    Kelurahan Gisikdrono, Kelurahan

    Kalibanteng Kulon dan Kelurahan

    Krobokan harus memperhatikan

    faktor-faktor komunikasi, sumber

    daya, disposisi dan struktur

    birokrasi.

    Saran

    Hasil penelitian dan pembahasan diperoleh saran sebagai berikut:

    1. Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan

    kemiskinan agar dapat berjalan

    efektif, maka hendaknya dilakukan

    evaluasi kebijaksanaan secara

    periodik untuk dapat mengatasi

    permasalahan yang timbul dalam

    implementasi kebijaksanaan

    tersebut.

    2. Implementasi PNPM Mandiri Perkotaan dalam penanggulangan

    kemiskinan agar efektif, perlu

    memperhatikan faktor-faktor yang

    mempengaruhi suatu kebijaksanaan

    yaitu meliputi komunikasi,

    sumberdaya, disposisi dan struktur

    birokrasi agar pelaksanaan kegiatan

    PNPM Mandiri Perkotaan di masa

    yang akan datang dapat terlaksana dalam rangka meningkatkan

    kesejahteraan dan kemandirian

    masyarakat.

    3. Strategi untuk meningkatkan implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan dalam penanggulangan

    kemiskinan yaitu sebagai berikut:

    a) Meningkatkan komunikasi, koordinasi dan kerjasama antar

    SKPD terkait dengan

    implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan.

    b) Meningkatkan sosialisasi dan pemantapan terhadap

    keberadaan PNPM Mandiri

    Perkotaan.

    c) Memberikan alternatif peluang usaha dan pelatihan usaha agar

    bisa mengatasi kesulitan

    ekonomi.

    d) Mengusahakan dilakukannya jaringan kemitraan dengan

    pihak-pihak lain dalam

    penanggulangan kemiskinan.

    e) Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berperan

    aktif dalam setiap tahapan

    kegiatan pelaksanaan program.

    f) Memberikan pengetahuan atau pelatihan secara berkesinambungan kepada

    pengelola PNPM Mandiri

    Perkotaan agar dapat

    meningkatkan kemampuannya.

    g) Memaksimalkan peran Tim Koordinasi PNPM-MP untuk

    mendukung keberhasilan

    implementasi PNPM Mandiri

    Perkotaan.

  • Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat

    Mandiri Perkotaan Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Dyah Saptanti)

    94

    h) Memberikan upah yang layak kepada pengelola BKM agar

    dapat meningkatkan kinerjanya.

    i) Memaksimalkan penyaluran anggaran yang terbatas dengan

    menyeleksi Kelompok Swadaya

    Masyarakat (KSM) secara

    selektif.

    j) Membatasi program pemerintah yang bersifat

    bantuan murni agar tidak

    menjadi perbandingan

    masyarakat.

    k) Memberikan pembinaan dan pengawasan secara

    berkesinambungan kepada

    penerima dana bantuan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar

    Kebijakan Publik. Bandung :

    Alfabeta.

    Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

    Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

    Boyo Ala, Andre. 1996. Kemiskinan dan

    Strategi Memerangi Kemiskinan

    Yogyakarta : Liberty.

    Effendy, Khasan. 2010. Memadukan

    Metode Kuantitatif Kualitatif.

    Bandung : Indra Prahasta.

    Gulo, 2007. Metodologi Penelitian.

    Jakarta: Grasindo.

    Huri, Daman, dkk. 2008. Demokrasi dan

    Kemiskinan, Program Sekolah

    Demokrasi. Malang.

    Irawan, Prasetya. 2000. Logika dan

    Prosedur Penelitian (Pengantar

    Teori dan Panduan Praktis

    Penelitian Sosial). STIA-LAN.

    Jakarta.

    Islamy, Irfan. 2004. Prinsip-Prinsip

    Perumusan Kebijaksanaan

    Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

    Jones, Charles O. 1996. Pengantar

    Kebijakan Publik (Public Policy),

    (Penerjemah: Ricky Istamto).

    Jakarta : Raja Grafindo

    Persada.

    Nugroho, Riant. 2008. Public Policy.

    Jakarta : Elex Media

    Komputindo.

    Peraturan Presiden Republik Indonesia

    Nomor 15 Tahun 2010

    tentang Percepatan

    Penanggulangan Kemiskinan.

    Peraturan Daerah Kota Semarang

    Nomor 4 Tahun 2008 tentang

    Penanggulangan Kemiskinan di

    Kota Semarang.

    Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT:

    Teknik Membedah Kasus Bisnis.

    Jakarta : Ikrar Abadi Mandiri.

    Samodra, dkk. 1994. Evaluasi Kebijakan

    Publik. Jakarta : Raja Grafindo

    Persada.

    Sumodiningrat, Gunawan. 1999.

    Kemiskinan: Teori, Fakta dan

    Kebijakan. Jakarta : IMPAC.

    Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

    Kuantitatif Kualitataif dan R&D.

    Bandung : Alfabeta.

    Suharto, Edi. 2009. Kemiskinan dan

    Perlindungan Sosial di Indonesia.

    Bandung : Alfabeta.

    .Sumodiningrat, Gunawan. 1999.

    Pemberdayaan Masyarakat.

    Jakarta : Gramedia Pustaka

    Utama..

  • Riptek Vol. 7, No. 2, Tahun 2013, Hal. 81- 96

    95

    Sumoprawiro, Hariyoso. 2002.

    Pembaruan Birokrasi dan

    Kebijaksanaan Publik. Jakarta :

    Peradaban.

    Supriatna, Tjahya. 1997. Birokrasi,

    Pemberdayaan dan Pengentasan

    Kemiskinan. Bandung :

    Humaniora Utama Press.

    Wahab, Solichin Abdul. 2008. Analisis

    Kebijaksanaan: Dari Formulasi ke

    Implementasi Kebijkasanaan

    Negara. Jakarta : Bumi Aksara.

    Wasistiono, Sadu dan Fernandes

    Simangunsong. 2009.

    Metodologi Ilmu Pemerintahan.

    Universitas Terbuka. Jakarta.

    Winarno, Budi, 2007, Kebijakan Publik:

    Teori dan Proses. Yogyakarta :

    Media Pressindo.

    Undang-Undang Republik Indonesia

    Nomor 32 Tahun 2004

    tentang Pemerintahan Daerah.

    http://www.kotasemarang.go.id

    http://www.pnpm.co.id