99-193-1-sm.pdf

12
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 11 DAFTAR PUSTAKA Hoffbrand.A.V, Pettit. J. E, P. A .H. Moss. (2005). Hematologi.edisi 4. Alih Bahasa Jakarta: EGC Hogan, M.A., & White, E.J. (2003). Child health nursing reviews & rationales. New Jersey: Prentice Hall. Hurlock. B., E. (2003). Psikologi Perkembangan. Erlangga: Jakarta Kartono. (2006). Psikologi anak (Psikologi perkembangan). Jakarta: Mandar Maju. Pillitteri, Nicki L. 2007. Pediatric Nursing Caring For Children and Their Families Second Edition. New York: Thomson Delmar Learning. Rebeschi, M.L., & Brown, M.H. (2002). The pediatric nurse’s survival guide second edition. USA: Thomson Delmar Learning. Schwart, Willem. M. (2005). Pedoman Klinis Pediatric, Alih Bahasa. Jakarta: EGC Stuart & Sundeen (2001). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed. Theofanidis, (2007). Chronic Illness In Childhood: Psychosocial Adaptation And Nursing Support For The C hild And Family. Health Scienc e Journal http://www.hsj.gr Van Brussel M., Akkent, Van Der Net J., Raoul H, Marc, Paul J. M. H. (2006). Physical function and Fitness In Long-Term Survivors Of Childhood Leukaemia. Pediatric Rehabilitation Journal http://www.marcovanbrussel.co m/publicaties/6.pdf Wong D., L.(2003). Pedoman klinis keperawatan pediatric. Jakarta: EGC Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatric, Alih Bahasa. Jakarta: EGC

Upload: santifaridkaluku

Post on 13-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 11

    DAFTAR PUSTAKA

    Hoffbrand.A.V, Pettit. J. E, P. A .H.

    Moss. (2005). Hematologi.edisi

    4. Alih Bahasa Jakarta: EGC

    Hogan, M.A., & White, E.J. (2003).

    Child health nursing reviews &

    rationales. New Jersey: Prentice

    Hall.

    Hurlock. B., E. (2003). Psikologi

    Perkembangan. Erlangga:

    Jakarta

    Kartono. (2006). Psikologi anak

    (Psikologi perkembangan).

    Jakarta: Mandar Maju.

    Pillitteri, Nicki L. 2007. Pediatric

    Nursing Caring For Children

    and Their Families Second

    Edition. New York: Thomson

    Delmar Learning.

    Rebeschi, M.L., & Brown, M.H.

    (2002). The pediatric nurses

    survival guide second edition.

    USA: Thomson Delmar Learning.

    Schwart, Willem. M. (2005). Pedoman

    Klinis Pediatric, Alih Bahasa.

    Jakarta: EGC

    Stuart & Sundeen (2001). Principle

    and Practice of Psychiatric

    Nursing. 6 th. Ed.

    Theofanidis, (2007). Chronic Illness

    In Childhood: Psychosocial

    Adaptation

    And Nursing Support For The C

    hild And Family. Health Scienc

    e Journal http://www.hsj.gr

    Van Brussel M., Akkent, Van Der Net

    J., Raoul H, Marc, Paul J. M. H.

    (2006). Physical function and

    Fitness In Long-Term Survivors

    Of Childhood Leukaemia.

    Pediatric Rehabilitation Journal

    http://www.marcovanbrussel.co

    m/publicaties/6.pdf

    Wong D., L.(2003). Pedoman klinis

    keperawatan pediatric. Jakarta:

    EGC

    Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis

    Keperawatan Pediatric, Alih

    Bahasa. Jakarta: EGC

  • 12 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013

    PENGARUH INTUBASI TRAKEA TERHADAP HEMODINAMIK PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN PEMBERIAN PROPOFOL

    DI RUANG OBSGIN IBS RSUD Dr. MOEWARDI Anik Suwarni, Lilis Murtutik

    ABSTRAK

    Latar Belakang: Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa banyaknya kejadian

    kanker serviks yang dilakukan operasi diantara 35-60 tahun yang 70% diantaranya mempunyai riwayat hipertensi. Angka kejadian operasi kanker serviks di ruang obsgin IBS RSUD Dr. Moewardi selama tahun 2012 sekitar 360 pasien. Dan pada bulan Januari 2013 ada 32 pasien. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian propofol terhadap hemodinamik pada tindakan intubasi trakea pada pasien kanker serviks di ruang Obsgyn IBS RSUD Dr. Moewardi. Metode: Jenis penelitian dengan descriptive analitik dan pendekatan yang

    digunakan pre and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker serviks dengan pemberian propofol dan secara intubasi trakea selama 3 minggu di ruang obsgin IBS RSUD Dr. Moewardi sebanyak 20 pasien dan sampel yang diambil seluruh populasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan analisis t-test. Hasil: (1) Tekanan darah sistol dan diastol pada pasien sebelum pemberian

    propofol pada tindakan intubasi trakea = 71 mmHg dan = 124 mmHg; (2) Tekanan darah sistol dan diastol pada pasien sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea, rata-rata 1 = 89,96 mmHg; 3 = 124,02 mmHg; 5 = 121,32 mmHg dan tekanan darah diastole rata-rata 1 = 84,54 mmHg; 3 = 75,13 mmHg; 5 = 71,84 mmHg; (3) Laju jantung pada pasien sebelum pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea rata-rata = 91,10x dan laju jantung sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea pada 1 = 97,09x; 3 = 94,21x; dan 5 = 89,79x; (4) Terdapat perbedaan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea (thit = 20,062 ; p = 0,000); (5) Terdapat perbedaan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea (thit = 36,065 ; p = 0,000); (6) Terdapat perbedaan laju jantung sebelum dan sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea pada pasien kanker serviks di ruang Obsgin IBS RSUD Dr. Moewardi Surakarta (thit = 11,827 ; p = 0,000). Simpulan: Ada perbedaan pengaruh pemberian propofol terhadap

    hemodinamik dengan tindakan intubasi trakea pada pasien kanker serviks di Ruang Obsgin IBS RSUD Dr Moewardi.

    Kata Kunci : Propofol, denyut nadi, laju jantung, tindakan intubasi, kanker serviks.

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 13

    PENDAHULUAN

    Kanker merupakan salah satu

    penyakit yang banyak menimbulkan

    kesengsaraan dan kematian. Saat ini,

    kanker menempati peringkat kedua

    penyebab kematian setelah penyakit

    jantung (Ghofar, 2009). Data World

    Health Organization (WHO) yang

    diterbitkan pada 2007 menyebutkan,

    sebanyak 7,6 juta jiwa meninggal

    pada 2005 dan 84 juta orang lainnya

    akan mati dalam jangka waktu 10

    tahun ke depan, jika tidak ada

    tindakan nyata untuk menanggulangi

    penyakit ini maka akan berdampak

    pada kenaikan prevalensinya. Dalam

    laporan tersebut, 70 persen kematian

    akibat kanker terjadi di negara-

    negara berpendapatan rendah atau

    miskin. Di Indonesia sebagai negara

    berkembang, kanker cerviks

    menduduki peringkat keenam

    sebagai penyebab kematian utama,

    sekitar 800.000 orang Indonesia

    terserang kanker tiap tahunnya

    (Utama, 2007).

    Tindakan laringoskopi dan

    intubasi trakea menimbulkan respon

    dari sistem kardiovaskuler berupa

    hipertensi, takikardia dan kadang-

    kadang menunjukan tanda-tanda

    aritmia (Partila & Pratlas, 2001), dan

    tindakan ini sudah sering dilakukan di

    Rumah Sakit Dr. Moewardi.

    Anestesi yang ideal akan

    berjalan secara cepat dan baik serta

    mengembalikan kesadaran dengan

    cepat setelah pemberian obat dihenti-

    kan. Selain itu, batas keamanan

    pemakaian obat anestesi harus

    lengan dengan efek samping yang

    sangat minimal (Katzung, 2006).

    Propofol merupakan anestesi

    intra vena yang dapat digunakan

    untuk induksi yang juga merangsang

    sistem hemodinamik, tekanan darah

    selalu menurun secara bermakna.

    Propofol terkenal sebagai day

    surgery dalam anestesi, karena

    kelebihannya yaitu, sebagai obat

    induksi anestesi yang bekerja cepat,

    pasien cepat sadar, efek sampingnya

    sedikit dan pasien akan terlihat lebih

    segar pada periode pasca bedah

    (Katzung, 2006). Pengaruh propofol

    terhadap sistem kardiovaskuler yaitu

    menurun-kan tekan arteri sistemik

    kira-kira 80% (Handoko, 2003).

    Penurunan tekanan darah

    jarang memberikan arti klinis pada

    penderita usia muda dan sehat. Pada

    pasien tua, kondisi klinis jelek, atau

    hipovolemi, hipotensi dapat

    membahayakan, karena terjadi

  • 14 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013

    penurunan perfusi sert oksigenasi

    jaringan. Induksi anestesi umum

    dengan propofol, dapat

    menyebabkan hipotensi. Akibat dari

    penurunan resistensi pembuluh

    sistemik dan curah jantung,

    vasodilatasi vena dan arterial,

    gangguan mekanisme baroreseptor,

    depresi kontraktilitas miokard,

    aktivitas simpatis menurun

    vasodilatasi pembuluh darah perifer

    (Santosa, 2004).

    Pada saat melakukan induksi

    dengan propofol di menit pertama

    akan terjadi penurunan sampai menit

    ke-3. Tekanan darah menurun

    dengan drastis pada menit ke-5

    dilakukan intubasi trake akan

    menimbulkan gejolak meningkatnya

    tekanan darah kembali.

    Banyak kejadian kanker

    serviks yang dilakukan operasi

    diantara 35-60 tahun yang 70%

    diantaranya mempunyai riwayat

    hipertensi. Angka kejadian operasi

    kanker serviks di ruang obsgin IBS

    RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    selama tahun 2012 sekitar 360

    pasien. Dan pada bulan Januari 2013

    ada 32 pasien.

    Mendasari alasan tersebut,

    propofol sering digunakan pada

    kasus operasi singkat, bedah

    sehari, kasus resiko tinggi,

    muntah pasca operasi, dan rawat

    jalan yang memerlukan anestesi

    umum. Sehingga, propofol

    diperlukan dan menjadi pilihan

    untuk induksi dan pemeli-haraan

    anestesi. Propofol sebagai obat

    pilihan anestesi untuk induksi dan

    mempunyai efek terhadap sistem

    hemodinamik, penulis ingin

    mengetahui perbandingan

    perubahan hemodi-namik antara

    pra dan pasca induksi propofol

    pada pasien operasi.

    Tujuan Penelitian

    Mengetahui perbedaan

    pengaruh pemberian propofol

    terhadap hemodinamik pada

    tindakan intubasi trakea pada

    pasien knker serviks di ruang

    Obsgyn IBS RSUD Dr.

    Moewardi.

    TINJAUAN PUSTAKA

    Tekanan Darah

    Tekanan darah merupakan

    kekuatan yang ditimbulkan oleh

    jantung yang berkontraksi seperti

    pompa sehingga darah terus

    mengalir dalam pembuluh darah,

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 15

    kekuatan itu menkan dinding

    pembuluh nadi. Tekanan ini

    diperlukan supaya darah tetap

    dapat mengalir dan melawan

    gravitasi serta hambatan dalam

    dinding arteri (Siauw, 2003).

    Intubasi Trakea

    Intubasi trakea merupakan

    tindakan memasukakn pipa

    khusus ke dalam trakea sehingga

    jalan nafas bebas hambatan dan

    nafas mudah dibantu atau

    dikendalikan. Intubasi trakea

    dapat pula merupakan suatu

    tindakan pertolongan darurat atau

    penyelamatan hidup. Pengertian

    intubasi trakea ialah tindakan

    memasukan pipa trakea ke dalam

    trakea melalui rima glottis,

    sehingga ujung distalnya berada

    kira-kira di pertengahan trakea

    antara pita suara dan bifurkasio

    trakea (Latief, Suryadi, dan

    Dachlan, 2007). Intubasi

    endotrakea dapat dilakukan

    melalui beberapa lintasan antara

    lain melalui hidung (nasotrakeal),

    mulut (orotrakeal) dan melalui

    tindakan trakeostomi (Latief,

    2007).

    Propofol

    Propofol adalah campuran

    1% obat dalam air dan emulsi

    yang berisi 10% soya bean oil,

    1,2% phospatide telor dan 2,25%

    gliserol (Thaib dkk, 1995). Obat ini

    merupakan anestetik yang baru,

    cepat induksi dan masa pulih dari

    anestesi serta berguna untuk

    pasien rawat jalan yang

    memerlukan prosedur yang cepat

    dan singkat (Handoko, 1998).

    Kanker Serviks

    Penyakit kanker leher rahim

    yang istilah kesehatannya adalah

    kanker servik (Cervical Cancer)

    merupakan kanker yang terjadi

    pada cervik uterus, suatu daerah

    pada organ reproduksi wanita

    yang merupakan pintu masuk ke

    arah rahim yang terletak antara

    rahim (uterus) dengan liang

    senggama (vagina) (Anonim,

    2008).

    Menurut data Departemen

    Kesehatan RI, penyakit kanker

    cerviks saat ini menempati urutan

    kedua daftar kanker yang diderita

    kaum wanita, yang disebabkan

    oleh infeksi virus HPV (Human

    Papilloma Virus) pada saluran

  • 16 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013

    reproduksi wanita (Diananda,

    2009).

    A. Kerangka Konsep Pemikiran

    Gambar 1. Kerangka Konsep

    METODE PENELITIAN

    Rancangan Penelitian

    Jenis penelitian ini merupakan

    penelitian descriptive analitik

    dengan pendekatan pre and post

    test design. Karena penulis ingin

    mempelajari pengaruh pra dan

    pasca induksi propofol dalam

    menimbulkan perubahan

    tekananan darah pasien yang

    dilakukan tindakan intubasi.

    Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini berlokasi di

    Ruang Obsgin IBS RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta dan dilakukan

    selama satu bulan dari tanggal 8

    Maret 2013 sampai dengan 8 April

    2013.

    Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini

    adalah pasien Kanker serviks

    dengan pemberian propofol dan

    secara intubasi trakea selama 3

    minggu di ruang obsgin IBS

    RSUD Dr. Moewardi Surakarta

    sebanyak 20 pasien,

    Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan

    analisis:

    1. Univariate yaitu analisis yang

    dilakukan terhadap tiap

    variabel dari hasil penelitian.

    Analisis univariat ini untuk

    melihat distribusi frekuensi

    data: umur, jenis pekerjaan,

    pendidikan, tekanan darah,

    laju jantung dan tindakan

    intubasi.

    2. Bivariate yaitu analisis yang

    digunakan untuk menerangkan

    pengaruh pemberian propofol

    terhadap hemodinamik yang

    meliputi penurunan tekana

    darah, frekeuensi denyut

    jantung dan perfusi jaringan

    sebelum dan sesudah

    tindakan intubasi trakea

    pasien kanker serviks di ruang

    obsgin IBS RSUD Dr.

    Moewardi. Analisis yang

    digunakan dengan Paired t-

    test.

    Pemberian Propofol pada Tindakan

    Intubasi

    Perubahan Hemodinaik (Tekanan darah dan

    laju jantung/TAR) pada pasien Kanker Serviks

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 17

    HASIL PENELITIAN

    Karakteristik Responden

    Tabel 1

    Distribusi Karakteristik Responden

    Variabel Frekue

    nsi (f)

    Persent

    ase (%)

    Umur

    Responden

    < 40 tahun 2 10,0

    40 50 tahun 7 35,0

    > 50 tahun 11 55,0

    Berat Badan

    < 50 kg 9 45,0

    50 60 kg 13 55,0

    > 60 kg 0 0,0

    Berdasarkan Tabel 1

    diketahui bahwa kebanyakan

    responden berumur > 50 tahun

    yaitu sebanyak 11 orang

    (55,26%). Dilihat dari berat badan

    mayoritas mempunyai berat

    badan 50-60 kg yaitu sebanyak 13

    orang (55,0%) dari keseluruhan

    responden yang diteliti.

    Analisis Data

    1. Analisis Univariate

    a. Gambaran tekanan darah

    pasien sebelum dan

    sesudah pemasangan

    endotrachealtube.

    Berdasarkan hasil

    penelitian diketahui rata-

    rata tekanan darah sistole

    pada 5 menit sebelum

    pemberian propofol pada

    trindakan intubasi trakea

    sebesar 71, 1 menit

    sesudah pemberian

    propofol pada tindakan

    intubasi trakea sebesar 85,

    3 menit sesudah

    pemberian propofol pada

    tindakan intubasi trakea

    sebesar 75, dan 5 menit

    sesudah pemberian

    propofol pada tindakan

    intubasi trakea sebesar 72.

    b. Gambaran laju jantung

    pasien pada sebelum dan

    sesudah pemberian

    propofol pada tindakan

    intubasi trakea.

    Berdasarkan hasil

    penelitian diketahui bahwa

    rata-rata laju jantung pada

    5 menit sebelum

    pemberian Propofol pada

    Tindakan Intubasi Trakea

    sebesar 91, 1 menit

    sesudah pemberian

    Propofol pada Tindakan

    Intubasi Trakea sebesar

  • 18 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013

    97, 3 menit sesudah

    pemberian Propofol pada

    Tindakan Intubasi Trakea

    sebesar 94, dan 5 menit

    sesudah pemberian

    Propofol pada Tindakan

    Intubasi Trakea sebesar

    90.

    2. Analisis Bivariate

    a. Pengaruh pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada tekanan

    darah sistole dengan

    tindakan intubasi trakea

    pasien

    Berdasarkan hasil

    analisis uji t diketahui nilai

    thitung sebesar 20,062

    dengan nilai probabilitas ( )

    sebesar 0,000 yang

    nilainya lebih kecil dari

    0,05. Hal ini berarti

    terdapat pengaruh

    pemberian propofol

    terhadap hemodinamik

    pada tekanan darah sistole

    pada tindakan intubasi

    trakea pasien Kanker

    Serviks di Ruang Obsgin

    IBS RSUD Dr. Moewardi.

    Dilihat dari rata-rata

    tekanan darah sistole

    sebelum pemberian

    propofol pada tindakan

    intubasi trakea sebesar

    158,05 mmHg, dan rata-

    rata tekanan darah sistole

    sesudah pemberian

    propofol pada tindakan

    intubasi trakea sebesar

    99,55 mmHg. Hal ini berarti

    dengan adanya pemberian

    propofol pada tindakan

    intubasi trakea akan

    menurunkan tekanan darah

    sistole.

    b. Pengaruh pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada tekanan

    darah diastole dengan

    tindakan intubasi trakea

    pasien

    Berdasarkan hasil

    analisis uji t diketahui nilai

    thitung sebesar 14,065

    dengan nilai probabilitas ( )

    sebesar 0,000 yang

    nilainya lebih kecil dari

    0,05. Hal ini berarti

    terdapat pengaruh

    pemberian propofol

    terhadap hemodinamik

    (tekanan darah diastole)

    pada tindakan intubasi

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 19

    trakea pada pasien kanker

    serviks di ruang Obsgin

    IBS RSUD Dr. Moewardi.

    Dilihat dari rata-rata

    tekanan darah diastole

    sebelum pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik (tekanan

    darah diastole) pada

    tindakan intubasi trakea

    sebesar 96,50 mmHg, dan

    rata-rata tekanan darah

    diastol sesudah pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik (tekanan

    darah diastole) pada

    tindakan intubasi trakea

    sebesar 64,80 mmHg.

    c. Pengaruh pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada laju

    jantung dengan tindakan

    intubasi trakea pasien

    Berdasarkan hasil

    analisis uji t diketahui nilai

    thitung sebesar 5,084 dengan

    nilai probabilitas ( )

    sebesar 0,000 yang

    nilainya lebih kecil dari

    0,05. Hal ini berarti

    terdapat pengaruh

    signifikan pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada laju

    jantung dengan tindakan

    intubasi trakea pasien

    kanker serviks di Ruang

    Obsgin IBS RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta. Dilihat

    dari rata-rata laju jantung 5

    sebelum pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada laju

    jantung dengan tindakan

    intubasi trakea pasien

    sebesar 91,00 dan 1

    sesudah pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada laju

    jantung dengan tindakan

    intubasi trakea pasien

    sebesar 97,09 x/mnt, dan

    rata-rata laju jantung 3

    sesudah pemberian

    propofol terhadap

    hemodinamik pada laju

    jantung dengan tindakan

    intubasi trakea pasien

    sebesar 97,09 x/mnt. Hal

    ini berarti dengan adanya

    pemberian propofol akn

    berpengaruh terhadap

    hemodinamik pada laju

  • 20 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013

    jantung dengan tindakan

    intubasi trakea pasien

    Menurut Morgan & Mikhail

    (2006), jantung manusia

    dewasa keadaan normal

    berkontraksi secara berirama

    dengan frekuensi sekitar 72 kali

    per menit. Laju jantung

    merupakan fungsi intrinsik dari

    simpul sino-atrial (simpul SA

    atau SA node), namun

    dipengaruhi oleh saraf otonom,

    sistem humoral dan faktor

    setempat. Jantung dipersarafi

    oleh saraf simpatis dan

    parasimpatis dari nervus vagus.

    Saraf-saraf ini mempengaruhi

    daya pompa jantung melalui dua

    jalan, yaitu dengan mengubah

    frekuensi jantung dan

    mengubah kekuatan kontruksi

    jantung.

    PENUTUP

    Simpulan

    1. Tekanan darah sistol dan

    diastol pada pasien sebelum

    pemberian propofol pada

    tindakan intubasi trakea pada

    pasien di ruang Obsgin IBS

    RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta, pada tekanan

    darah sistole rata-rata pada 5

    = 158,05; dan tekanan darah

    diastol rata-rata 5 = 96,50.

    2. Tekanan darah sistol dan

    diastol pada pasien sesudah

    pemberian propofol pada

    tindakan intubasi trakea pada

    pasien di ruang Obsgin IBS

    RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta, pada tekanan

    darah sistole rata-rata 1 =

    89,96; 3 = 124,02; 5 = 121,32

    dan tekanan darah diastole

    rata-rata 1 = 84,54; 3 =

    75,13; 5 = 71,84.

    3. Laju jantung pada pasien

    sebelum pemberian propofol

    pada tindakan intubasi trakea

    pada pasien (rata-rata

    sebesar 91,10) dan laju

    jantung pada pasien sesudah

    pemberian propofol pada

    tindakan intubasi trakea pada

    pasien kanker serviks di ruang

    Obsgin IBS RSUD Dr.

    Moewardi Surakarta, pada 1

    menit sesudahnya rata-rata

    sebesar 97,09; 3 menit

    sesudahnya 94,21; dan 5

    menit sesudahnya 89,79.

  • Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 21

    4. Terdapat perbedaan tekanan

    darah sistole sebelum dan

    sesudah pemberian propofol

    pada tindakan intubasi trakea

    pada pasien di ruang Obsgin

    IBS RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta (thit = 20,062 ; =

    0,000).

    5. Terdapat perbedaan tekanan

    darah diastole sebelum dan

    sesudah pemberian propofol

    pada tindakan intubasi trakea

    pada pasien di ruang Obsgin

    IBS RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta (thit = 36,065 ; =

    0,000).

    6. Terdapat perbedaan laju

    jantung sebelum dan sesudah

    pemberian propofol pada

    tindakan intubasi trakea pada

    pasien di ruang Obsgin IBS

    RSUD Dr. Moewardi

    Surakarta (thit = 4,459 ; =

    0,000).

    Saran

    1. Bagi Perawat. Diharapkan

    dapat mening-katkan

    pengetahuan dan ketrampilan

    terha-dap tindakan intubasi

    trakea agar dapat

    meminimalkan peningkatan

    tekanan darah dan

    menurunkan laju jantung pada

    pasien.

    2. Bagi Ruang Obsgin IBS RSUD

    Dr. Moewardi Surakarta. Perlu

    dilakukan evaluasi yang rutin

    dalam pertemuan setiap tri

    wulan, dimana salah satu

    topiknya adalah tentang

    tindakan intubasi trakea yang

    tepat agar diperoleh skill yang

    maksimal.

    3. Bagi peneliti berikutnya. Perlu

    dilakukan penelitian mengenai

    faktor-faktor lain yang mem-

    pengaruhi hemodinaik yaitu

    tekanan darah dan laju jantung

    pada pasien kanker serviks,

    serta mencari dampak lain

    terhadap tindakan pemberian

    obat anesteri pada tindakan

    intubasi trakea. Di samping itu

    penelitian yang lain hendaknya

    dapat menggunakan objek dan

    subjek yang lain serta

    menggunakan pendekatan dan

    alat analisis yang lain.

  • 22 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013

    DAFTAR PUSTAKA

    Arief TQ, 2003. Metodologi

    Penelitiam Kedokteran dan

    Kesehatan, Klaten: CSGF.

    Budi Santosa, 2004. Pemberian

    Cairan Kristaloid Prabeban

    Untuk Mencegah Hipotensi

    Setelah Induksi Propofol.

    Thesis (tidak dipublikasikan).

    Semarang: Undip.

    BPOM. 2008. Informasi Pemberian

    Obat Nasional. BPOM RI:

    Jakarta. Hal: 826

    Dorland, W.A. Newman, 2002.

    Kamus Kedokteran Dorland.

    Edisi 29. Jakarta: EGC.

    Godman, Gilmans. 2001. The

    Pharmacological Basic of

    therapeutics. 10th ed. hal: 34-

    47. McGraw-Hill. Boston.

    Ghofar, Abdul. 2009. Cara Mudah

    Mengenal dan Mengobati

    Kanker. Yogyakarta: Flamingo.

    Handoko, 2003. Farmakologi dan

    Terapi, edisi 4, Bagian

    Farmakologi Fakultas. hal:

    109-123. Kedokteran, Jakarta :

    UI.

    ISO Farmakoterapi, 2011, ISO

    Farmakoterapi, PT. ISFI

    Penerbitan, Jakarta.

    Katzung, Bertram, 2003. Farmakologi

    Dasar dan Klinik, Edisis VI. Hal:

    411-412. Jakarta: ECG.

    Katzung, B. G., Trevor, A.J., Masters,

    S. B., 2003. Pharmacology:

    Examination & Board Review,

    Sixth Editi.on, Mc. Graw Hill-

    International Edition.

    Morgan, G. E., Mikhail, M.S., 2006.

    Nonvolatile Anaeshetic Agent:

    Clinical Anaesthesiology, 3th

    Edition. Pp: 128-48. Appletton

    & Lange Stamford.

    Connecticut.

    Muhardi, 2006. Anestesiologi, Bagian

    Anestesiologi dan Terapi

    Intensif. hal: 23. Jakarta:

    Fakultas Kedokteran UI.

    Nursalam. 2008. Konsep dan

    Penerapan Metodologi

    Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Jakarta: Salemba Medika.

    Ocvyanti D. 2009. Berbagai Teknik

    Deteksi Dini Kanker Leher

    Rahim dan Payudara. Jakarta:

    FKUI/RSCM.