99-193-1-sm.pdf
TRANSCRIPT
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 11
DAFTAR PUSTAKA
Hoffbrand.A.V, Pettit. J. E, P. A .H.
Moss. (2005). Hematologi.edisi
4. Alih Bahasa Jakarta: EGC
Hogan, M.A., & White, E.J. (2003).
Child health nursing reviews &
rationales. New Jersey: Prentice
Hall.
Hurlock. B., E. (2003). Psikologi
Perkembangan. Erlangga:
Jakarta
Kartono. (2006). Psikologi anak
(Psikologi perkembangan).
Jakarta: Mandar Maju.
Pillitteri, Nicki L. 2007. Pediatric
Nursing Caring For Children
and Their Families Second
Edition. New York: Thomson
Delmar Learning.
Rebeschi, M.L., & Brown, M.H.
(2002). The pediatric nurses
survival guide second edition.
USA: Thomson Delmar Learning.
Schwart, Willem. M. (2005). Pedoman
Klinis Pediatric, Alih Bahasa.
Jakarta: EGC
Stuart & Sundeen (2001). Principle
and Practice of Psychiatric
Nursing. 6 th. Ed.
Theofanidis, (2007). Chronic Illness
In Childhood: Psychosocial
Adaptation
And Nursing Support For The C
hild And Family. Health Scienc
e Journal http://www.hsj.gr
Van Brussel M., Akkent, Van Der Net
J., Raoul H, Marc, Paul J. M. H.
(2006). Physical function and
Fitness In Long-Term Survivors
Of Childhood Leukaemia.
Pediatric Rehabilitation Journal
http://www.marcovanbrussel.co
m/publicaties/6.pdf
Wong D., L.(2003). Pedoman klinis
keperawatan pediatric. Jakarta:
EGC
Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatric, Alih
Bahasa. Jakarta: EGC
-
12 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013
PENGARUH INTUBASI TRAKEA TERHADAP HEMODINAMIK PASIEN KANKER SERVIKS DENGAN PEMBERIAN PROPOFOL
DI RUANG OBSGIN IBS RSUD Dr. MOEWARDI Anik Suwarni, Lilis Murtutik
ABSTRAK
Latar Belakang: Hasil studi pendahuluan diketahui bahwa banyaknya kejadian
kanker serviks yang dilakukan operasi diantara 35-60 tahun yang 70% diantaranya mempunyai riwayat hipertensi. Angka kejadian operasi kanker serviks di ruang obsgin IBS RSUD Dr. Moewardi selama tahun 2012 sekitar 360 pasien. Dan pada bulan Januari 2013 ada 32 pasien. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengaruh pemberian propofol terhadap hemodinamik pada tindakan intubasi trakea pada pasien kanker serviks di ruang Obsgyn IBS RSUD Dr. Moewardi. Metode: Jenis penelitian dengan descriptive analitik dan pendekatan yang
digunakan pre and post test design. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien kanker serviks dengan pemberian propofol dan secara intubasi trakea selama 3 minggu di ruang obsgin IBS RSUD Dr. Moewardi sebanyak 20 pasien dan sampel yang diambil seluruh populasi. Teknik analisis data yang digunakan dengan analisis t-test. Hasil: (1) Tekanan darah sistol dan diastol pada pasien sebelum pemberian
propofol pada tindakan intubasi trakea = 71 mmHg dan = 124 mmHg; (2) Tekanan darah sistol dan diastol pada pasien sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea, rata-rata 1 = 89,96 mmHg; 3 = 124,02 mmHg; 5 = 121,32 mmHg dan tekanan darah diastole rata-rata 1 = 84,54 mmHg; 3 = 75,13 mmHg; 5 = 71,84 mmHg; (3) Laju jantung pada pasien sebelum pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea rata-rata = 91,10x dan laju jantung sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea pada 1 = 97,09x; 3 = 94,21x; dan 5 = 89,79x; (4) Terdapat perbedaan tekanan darah sistole sebelum dan sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea (thit = 20,062 ; p = 0,000); (5) Terdapat perbedaan tekanan darah diastole sebelum dan sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea (thit = 36,065 ; p = 0,000); (6) Terdapat perbedaan laju jantung sebelum dan sesudah pemberian propofol pada tindakan intubasi trakea pada pasien kanker serviks di ruang Obsgin IBS RSUD Dr. Moewardi Surakarta (thit = 11,827 ; p = 0,000). Simpulan: Ada perbedaan pengaruh pemberian propofol terhadap
hemodinamik dengan tindakan intubasi trakea pada pasien kanker serviks di Ruang Obsgin IBS RSUD Dr Moewardi.
Kata Kunci : Propofol, denyut nadi, laju jantung, tindakan intubasi, kanker serviks.
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 13
PENDAHULUAN
Kanker merupakan salah satu
penyakit yang banyak menimbulkan
kesengsaraan dan kematian. Saat ini,
kanker menempati peringkat kedua
penyebab kematian setelah penyakit
jantung (Ghofar, 2009). Data World
Health Organization (WHO) yang
diterbitkan pada 2007 menyebutkan,
sebanyak 7,6 juta jiwa meninggal
pada 2005 dan 84 juta orang lainnya
akan mati dalam jangka waktu 10
tahun ke depan, jika tidak ada
tindakan nyata untuk menanggulangi
penyakit ini maka akan berdampak
pada kenaikan prevalensinya. Dalam
laporan tersebut, 70 persen kematian
akibat kanker terjadi di negara-
negara berpendapatan rendah atau
miskin. Di Indonesia sebagai negara
berkembang, kanker cerviks
menduduki peringkat keenam
sebagai penyebab kematian utama,
sekitar 800.000 orang Indonesia
terserang kanker tiap tahunnya
(Utama, 2007).
Tindakan laringoskopi dan
intubasi trakea menimbulkan respon
dari sistem kardiovaskuler berupa
hipertensi, takikardia dan kadang-
kadang menunjukan tanda-tanda
aritmia (Partila & Pratlas, 2001), dan
tindakan ini sudah sering dilakukan di
Rumah Sakit Dr. Moewardi.
Anestesi yang ideal akan
berjalan secara cepat dan baik serta
mengembalikan kesadaran dengan
cepat setelah pemberian obat dihenti-
kan. Selain itu, batas keamanan
pemakaian obat anestesi harus
lengan dengan efek samping yang
sangat minimal (Katzung, 2006).
Propofol merupakan anestesi
intra vena yang dapat digunakan
untuk induksi yang juga merangsang
sistem hemodinamik, tekanan darah
selalu menurun secara bermakna.
Propofol terkenal sebagai day
surgery dalam anestesi, karena
kelebihannya yaitu, sebagai obat
induksi anestesi yang bekerja cepat,
pasien cepat sadar, efek sampingnya
sedikit dan pasien akan terlihat lebih
segar pada periode pasca bedah
(Katzung, 2006). Pengaruh propofol
terhadap sistem kardiovaskuler yaitu
menurun-kan tekan arteri sistemik
kira-kira 80% (Handoko, 2003).
Penurunan tekanan darah
jarang memberikan arti klinis pada
penderita usia muda dan sehat. Pada
pasien tua, kondisi klinis jelek, atau
hipovolemi, hipotensi dapat
membahayakan, karena terjadi
-
14 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013
penurunan perfusi sert oksigenasi
jaringan. Induksi anestesi umum
dengan propofol, dapat
menyebabkan hipotensi. Akibat dari
penurunan resistensi pembuluh
sistemik dan curah jantung,
vasodilatasi vena dan arterial,
gangguan mekanisme baroreseptor,
depresi kontraktilitas miokard,
aktivitas simpatis menurun
vasodilatasi pembuluh darah perifer
(Santosa, 2004).
Pada saat melakukan induksi
dengan propofol di menit pertama
akan terjadi penurunan sampai menit
ke-3. Tekanan darah menurun
dengan drastis pada menit ke-5
dilakukan intubasi trake akan
menimbulkan gejolak meningkatnya
tekanan darah kembali.
Banyak kejadian kanker
serviks yang dilakukan operasi
diantara 35-60 tahun yang 70%
diantaranya mempunyai riwayat
hipertensi. Angka kejadian operasi
kanker serviks di ruang obsgin IBS
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
selama tahun 2012 sekitar 360
pasien. Dan pada bulan Januari 2013
ada 32 pasien.
Mendasari alasan tersebut,
propofol sering digunakan pada
kasus operasi singkat, bedah
sehari, kasus resiko tinggi,
muntah pasca operasi, dan rawat
jalan yang memerlukan anestesi
umum. Sehingga, propofol
diperlukan dan menjadi pilihan
untuk induksi dan pemeli-haraan
anestesi. Propofol sebagai obat
pilihan anestesi untuk induksi dan
mempunyai efek terhadap sistem
hemodinamik, penulis ingin
mengetahui perbandingan
perubahan hemodi-namik antara
pra dan pasca induksi propofol
pada pasien operasi.
Tujuan Penelitian
Mengetahui perbedaan
pengaruh pemberian propofol
terhadap hemodinamik pada
tindakan intubasi trakea pada
pasien knker serviks di ruang
Obsgyn IBS RSUD Dr.
Moewardi.
TINJAUAN PUSTAKA
Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan
kekuatan yang ditimbulkan oleh
jantung yang berkontraksi seperti
pompa sehingga darah terus
mengalir dalam pembuluh darah,
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 15
kekuatan itu menkan dinding
pembuluh nadi. Tekanan ini
diperlukan supaya darah tetap
dapat mengalir dan melawan
gravitasi serta hambatan dalam
dinding arteri (Siauw, 2003).
Intubasi Trakea
Intubasi trakea merupakan
tindakan memasukakn pipa
khusus ke dalam trakea sehingga
jalan nafas bebas hambatan dan
nafas mudah dibantu atau
dikendalikan. Intubasi trakea
dapat pula merupakan suatu
tindakan pertolongan darurat atau
penyelamatan hidup. Pengertian
intubasi trakea ialah tindakan
memasukan pipa trakea ke dalam
trakea melalui rima glottis,
sehingga ujung distalnya berada
kira-kira di pertengahan trakea
antara pita suara dan bifurkasio
trakea (Latief, Suryadi, dan
Dachlan, 2007). Intubasi
endotrakea dapat dilakukan
melalui beberapa lintasan antara
lain melalui hidung (nasotrakeal),
mulut (orotrakeal) dan melalui
tindakan trakeostomi (Latief,
2007).
Propofol
Propofol adalah campuran
1% obat dalam air dan emulsi
yang berisi 10% soya bean oil,
1,2% phospatide telor dan 2,25%
gliserol (Thaib dkk, 1995). Obat ini
merupakan anestetik yang baru,
cepat induksi dan masa pulih dari
anestesi serta berguna untuk
pasien rawat jalan yang
memerlukan prosedur yang cepat
dan singkat (Handoko, 1998).
Kanker Serviks
Penyakit kanker leher rahim
yang istilah kesehatannya adalah
kanker servik (Cervical Cancer)
merupakan kanker yang terjadi
pada cervik uterus, suatu daerah
pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk ke
arah rahim yang terletak antara
rahim (uterus) dengan liang
senggama (vagina) (Anonim,
2008).
Menurut data Departemen
Kesehatan RI, penyakit kanker
cerviks saat ini menempati urutan
kedua daftar kanker yang diderita
kaum wanita, yang disebabkan
oleh infeksi virus HPV (Human
Papilloma Virus) pada saluran
-
16 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013
reproduksi wanita (Diananda,
2009).
A. Kerangka Konsep Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Konsep
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan
penelitian descriptive analitik
dengan pendekatan pre and post
test design. Karena penulis ingin
mempelajari pengaruh pra dan
pasca induksi propofol dalam
menimbulkan perubahan
tekananan darah pasien yang
dilakukan tindakan intubasi.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini berlokasi di
Ruang Obsgin IBS RSUD Dr.
Moewardi Surakarta dan dilakukan
selama satu bulan dari tanggal 8
Maret 2013 sampai dengan 8 April
2013.
Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini
adalah pasien Kanker serviks
dengan pemberian propofol dan
secara intubasi trakea selama 3
minggu di ruang obsgin IBS
RSUD Dr. Moewardi Surakarta
sebanyak 20 pasien,
Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan
analisis:
1. Univariate yaitu analisis yang
dilakukan terhadap tiap
variabel dari hasil penelitian.
Analisis univariat ini untuk
melihat distribusi frekuensi
data: umur, jenis pekerjaan,
pendidikan, tekanan darah,
laju jantung dan tindakan
intubasi.
2. Bivariate yaitu analisis yang
digunakan untuk menerangkan
pengaruh pemberian propofol
terhadap hemodinamik yang
meliputi penurunan tekana
darah, frekeuensi denyut
jantung dan perfusi jaringan
sebelum dan sesudah
tindakan intubasi trakea
pasien kanker serviks di ruang
obsgin IBS RSUD Dr.
Moewardi. Analisis yang
digunakan dengan Paired t-
test.
Pemberian Propofol pada Tindakan
Intubasi
Perubahan Hemodinaik (Tekanan darah dan
laju jantung/TAR) pada pasien Kanker Serviks
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 17
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Tabel 1
Distribusi Karakteristik Responden
Variabel Frekue
nsi (f)
Persent
ase (%)
Umur
Responden
< 40 tahun 2 10,0
40 50 tahun 7 35,0
> 50 tahun 11 55,0
Berat Badan
< 50 kg 9 45,0
50 60 kg 13 55,0
> 60 kg 0 0,0
Berdasarkan Tabel 1
diketahui bahwa kebanyakan
responden berumur > 50 tahun
yaitu sebanyak 11 orang
(55,26%). Dilihat dari berat badan
mayoritas mempunyai berat
badan 50-60 kg yaitu sebanyak 13
orang (55,0%) dari keseluruhan
responden yang diteliti.
Analisis Data
1. Analisis Univariate
a. Gambaran tekanan darah
pasien sebelum dan
sesudah pemasangan
endotrachealtube.
Berdasarkan hasil
penelitian diketahui rata-
rata tekanan darah sistole
pada 5 menit sebelum
pemberian propofol pada
trindakan intubasi trakea
sebesar 71, 1 menit
sesudah pemberian
propofol pada tindakan
intubasi trakea sebesar 85,
3 menit sesudah
pemberian propofol pada
tindakan intubasi trakea
sebesar 75, dan 5 menit
sesudah pemberian
propofol pada tindakan
intubasi trakea sebesar 72.
b. Gambaran laju jantung
pasien pada sebelum dan
sesudah pemberian
propofol pada tindakan
intubasi trakea.
Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa
rata-rata laju jantung pada
5 menit sebelum
pemberian Propofol pada
Tindakan Intubasi Trakea
sebesar 91, 1 menit
sesudah pemberian
Propofol pada Tindakan
Intubasi Trakea sebesar
-
18 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013
97, 3 menit sesudah
pemberian Propofol pada
Tindakan Intubasi Trakea
sebesar 94, dan 5 menit
sesudah pemberian
Propofol pada Tindakan
Intubasi Trakea sebesar
90.
2. Analisis Bivariate
a. Pengaruh pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada tekanan
darah sistole dengan
tindakan intubasi trakea
pasien
Berdasarkan hasil
analisis uji t diketahui nilai
thitung sebesar 20,062
dengan nilai probabilitas ( )
sebesar 0,000 yang
nilainya lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti
terdapat pengaruh
pemberian propofol
terhadap hemodinamik
pada tekanan darah sistole
pada tindakan intubasi
trakea pasien Kanker
Serviks di Ruang Obsgin
IBS RSUD Dr. Moewardi.
Dilihat dari rata-rata
tekanan darah sistole
sebelum pemberian
propofol pada tindakan
intubasi trakea sebesar
158,05 mmHg, dan rata-
rata tekanan darah sistole
sesudah pemberian
propofol pada tindakan
intubasi trakea sebesar
99,55 mmHg. Hal ini berarti
dengan adanya pemberian
propofol pada tindakan
intubasi trakea akan
menurunkan tekanan darah
sistole.
b. Pengaruh pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada tekanan
darah diastole dengan
tindakan intubasi trakea
pasien
Berdasarkan hasil
analisis uji t diketahui nilai
thitung sebesar 14,065
dengan nilai probabilitas ( )
sebesar 0,000 yang
nilainya lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti
terdapat pengaruh
pemberian propofol
terhadap hemodinamik
(tekanan darah diastole)
pada tindakan intubasi
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 19
trakea pada pasien kanker
serviks di ruang Obsgin
IBS RSUD Dr. Moewardi.
Dilihat dari rata-rata
tekanan darah diastole
sebelum pemberian
propofol terhadap
hemodinamik (tekanan
darah diastole) pada
tindakan intubasi trakea
sebesar 96,50 mmHg, dan
rata-rata tekanan darah
diastol sesudah pemberian
propofol terhadap
hemodinamik (tekanan
darah diastole) pada
tindakan intubasi trakea
sebesar 64,80 mmHg.
c. Pengaruh pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada laju
jantung dengan tindakan
intubasi trakea pasien
Berdasarkan hasil
analisis uji t diketahui nilai
thitung sebesar 5,084 dengan
nilai probabilitas ( )
sebesar 0,000 yang
nilainya lebih kecil dari
0,05. Hal ini berarti
terdapat pengaruh
signifikan pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada laju
jantung dengan tindakan
intubasi trakea pasien
kanker serviks di Ruang
Obsgin IBS RSUD Dr.
Moewardi Surakarta. Dilihat
dari rata-rata laju jantung 5
sebelum pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada laju
jantung dengan tindakan
intubasi trakea pasien
sebesar 91,00 dan 1
sesudah pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada laju
jantung dengan tindakan
intubasi trakea pasien
sebesar 97,09 x/mnt, dan
rata-rata laju jantung 3
sesudah pemberian
propofol terhadap
hemodinamik pada laju
jantung dengan tindakan
intubasi trakea pasien
sebesar 97,09 x/mnt. Hal
ini berarti dengan adanya
pemberian propofol akn
berpengaruh terhadap
hemodinamik pada laju
-
20 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013
jantung dengan tindakan
intubasi trakea pasien
Menurut Morgan & Mikhail
(2006), jantung manusia
dewasa keadaan normal
berkontraksi secara berirama
dengan frekuensi sekitar 72 kali
per menit. Laju jantung
merupakan fungsi intrinsik dari
simpul sino-atrial (simpul SA
atau SA node), namun
dipengaruhi oleh saraf otonom,
sistem humoral dan faktor
setempat. Jantung dipersarafi
oleh saraf simpatis dan
parasimpatis dari nervus vagus.
Saraf-saraf ini mempengaruhi
daya pompa jantung melalui dua
jalan, yaitu dengan mengubah
frekuensi jantung dan
mengubah kekuatan kontruksi
jantung.
PENUTUP
Simpulan
1. Tekanan darah sistol dan
diastol pada pasien sebelum
pemberian propofol pada
tindakan intubasi trakea pada
pasien di ruang Obsgin IBS
RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, pada tekanan
darah sistole rata-rata pada 5
= 158,05; dan tekanan darah
diastol rata-rata 5 = 96,50.
2. Tekanan darah sistol dan
diastol pada pasien sesudah
pemberian propofol pada
tindakan intubasi trakea pada
pasien di ruang Obsgin IBS
RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, pada tekanan
darah sistole rata-rata 1 =
89,96; 3 = 124,02; 5 = 121,32
dan tekanan darah diastole
rata-rata 1 = 84,54; 3 =
75,13; 5 = 71,84.
3. Laju jantung pada pasien
sebelum pemberian propofol
pada tindakan intubasi trakea
pada pasien (rata-rata
sebesar 91,10) dan laju
jantung pada pasien sesudah
pemberian propofol pada
tindakan intubasi trakea pada
pasien kanker serviks di ruang
Obsgin IBS RSUD Dr.
Moewardi Surakarta, pada 1
menit sesudahnya rata-rata
sebesar 97,09; 3 menit
sesudahnya 94,21; dan 5
menit sesudahnya 89,79.
-
Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013 21
4. Terdapat perbedaan tekanan
darah sistole sebelum dan
sesudah pemberian propofol
pada tindakan intubasi trakea
pada pasien di ruang Obsgin
IBS RSUD Dr. Moewardi
Surakarta (thit = 20,062 ; =
0,000).
5. Terdapat perbedaan tekanan
darah diastole sebelum dan
sesudah pemberian propofol
pada tindakan intubasi trakea
pada pasien di ruang Obsgin
IBS RSUD Dr. Moewardi
Surakarta (thit = 36,065 ; =
0,000).
6. Terdapat perbedaan laju
jantung sebelum dan sesudah
pemberian propofol pada
tindakan intubasi trakea pada
pasien di ruang Obsgin IBS
RSUD Dr. Moewardi
Surakarta (thit = 4,459 ; =
0,000).
Saran
1. Bagi Perawat. Diharapkan
dapat mening-katkan
pengetahuan dan ketrampilan
terha-dap tindakan intubasi
trakea agar dapat
meminimalkan peningkatan
tekanan darah dan
menurunkan laju jantung pada
pasien.
2. Bagi Ruang Obsgin IBS RSUD
Dr. Moewardi Surakarta. Perlu
dilakukan evaluasi yang rutin
dalam pertemuan setiap tri
wulan, dimana salah satu
topiknya adalah tentang
tindakan intubasi trakea yang
tepat agar diperoleh skill yang
maksimal.
3. Bagi peneliti berikutnya. Perlu
dilakukan penelitian mengenai
faktor-faktor lain yang mem-
pengaruhi hemodinaik yaitu
tekanan darah dan laju jantung
pada pasien kanker serviks,
serta mencari dampak lain
terhadap tindakan pemberian
obat anesteri pada tindakan
intubasi trakea. Di samping itu
penelitian yang lain hendaknya
dapat menggunakan objek dan
subjek yang lain serta
menggunakan pendekatan dan
alat analisis yang lain.
-
22 Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia Vol. 6, No. 3, November 2013
DAFTAR PUSTAKA
Arief TQ, 2003. Metodologi
Penelitiam Kedokteran dan
Kesehatan, Klaten: CSGF.
Budi Santosa, 2004. Pemberian
Cairan Kristaloid Prabeban
Untuk Mencegah Hipotensi
Setelah Induksi Propofol.
Thesis (tidak dipublikasikan).
Semarang: Undip.
BPOM. 2008. Informasi Pemberian
Obat Nasional. BPOM RI:
Jakarta. Hal: 826
Dorland, W.A. Newman, 2002.
Kamus Kedokteran Dorland.
Edisi 29. Jakarta: EGC.
Godman, Gilmans. 2001. The
Pharmacological Basic of
therapeutics. 10th ed. hal: 34-
47. McGraw-Hill. Boston.
Ghofar, Abdul. 2009. Cara Mudah
Mengenal dan Mengobati
Kanker. Yogyakarta: Flamingo.
Handoko, 2003. Farmakologi dan
Terapi, edisi 4, Bagian
Farmakologi Fakultas. hal:
109-123. Kedokteran, Jakarta :
UI.
ISO Farmakoterapi, 2011, ISO
Farmakoterapi, PT. ISFI
Penerbitan, Jakarta.
Katzung, Bertram, 2003. Farmakologi
Dasar dan Klinik, Edisis VI. Hal:
411-412. Jakarta: ECG.
Katzung, B. G., Trevor, A.J., Masters,
S. B., 2003. Pharmacology:
Examination & Board Review,
Sixth Editi.on, Mc. Graw Hill-
International Edition.
Morgan, G. E., Mikhail, M.S., 2006.
Nonvolatile Anaeshetic Agent:
Clinical Anaesthesiology, 3th
Edition. Pp: 128-48. Appletton
& Lange Stamford.
Connecticut.
Muhardi, 2006. Anestesiologi, Bagian
Anestesiologi dan Terapi
Intensif. hal: 23. Jakarta:
Fakultas Kedokteran UI.
Nursalam. 2008. Konsep dan
Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Ocvyanti D. 2009. Berbagai Teknik
Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim dan Payudara. Jakarta:
FKUI/RSCM.