repository.unpar.ac.id › bitstream › handle › 123456789... · peran financial literacy...
TRANSCRIPT
1
Perjanjian No:III/LPPM/2016-02/94-P
Peran Financial Literacy terhadap Utilitas Produk dan
Jasa Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam
Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Pribadi.
Disusun Oleh:
Inge Barlian,Dra.,Ak.,M.Sc (Ketua)
Vera Intanie Dewi,SE.,MM (Anggota)
Dharma Putra Sundjaja,SE.,MFP (Anggota)
Probowo Erawan,SE (Anggota)
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Universitas Katolik Parahyangan
2016
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
I.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
I.2. Tujuan Khusus ..................................................................................................... 4
I.3. Tujuan Umum ....................................................................................................... 4
I.4. Urgensi Penelitian ................................................................................................ 4
I.5.Target Capaian Luaran Penelitian ........................................................................ 4
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 5
II.1. Literasi Keuangan ............................................................................................... 5
II.2. Perencanaan Keuangan ...................................................................................... 6
II.3. Manajemen Keuangan Pribadi ............................................................................ 6
BAB III.OBJEK DAN METODE PENELITIAN .......................................................... 9
III.1. Objek Penelitian ................................................................................................ 9
III.2. Metode dan Desain Penelitian ........................................................................... 9
III.3. Populasi dan Sampel ......................................................................................... 9
III.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan ........................................................ 10
BAB IV.JADWAL PELAKSANAAN ....................................................................... 11
BAB V.HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................... 12
BAB VI.KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
iii
Abstak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat financial literacy pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dan bagimana pengetahuan tersebut dapat berpengaruh pada utilitas produk dan jasa keuangan serta dampaknya pada perilaku mahasiswa dalam perencanaan dan pengelolaan keuangan pribadinya. Abdullah, Muhammad Azmi &Chong dalam kusumaningrum (2014) Financial literacy isi also the combination of consumers or investors understanding of financial products and concepts and their ability and confidence to appreciate financial risks and opportunities to make informal choices,to know where to go for help and to take other effective actions to inprove their financial well being. Penelitian ini merupakan Applied Research dengan model Replikasi dari penelitian Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia Krajnakova yang berjudul Influence of Financial Literacy on Management of Personal Finances in a Young Household di Lithuanian. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitian yaitu mahasiswa Ekonomi Unpar. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Convenience Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa literasi keuangan mahasiswa Fakultas ekonomi Unpar masih tergolong cukup baik dan memberikan dampak pada utilitas produk dan jasa keuangan serta memberikan dampak pada perilaku mahasiswa dalam membuat rencana dan mengelola keuangan pribadinya. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa financial literacy merupakan hal yang penting untuk seseorang dalam mengambil keputusan keuangan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kondisi krisis ekonomi global yang terjadi akhir-akhir ini,yang tentunya berdampak pada
perekonomian di Indonesia,dimana akibat hal tersebut menjadikan sebagaian masyarakat
menyadari akan pentingnya mengelola keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan yang
baik,tidak lepas dari peran mengenai literasi (pengetahuan) keuangan individu tersebut.
Financial Literacy atau yang sering kita denger dengan istilah “melek keuangan”, beberapa
tahun terakhir ini juga telah menjadi salah satu fokus kebijakan pemerintah dan lembaga
keuangan di Indonesia. Namun sebenarnya patut kita sadari bersama bahwa pentingnya
mengelola keuangan pribadi sudah seharusnya disadari sejak krisis yang terjadi pada tahun
2008 lalu. Beberapa hasil penelitian mengenai financial literacy ikut menjadi dasar yang
menyebabkan mengapa financial literacy ini diperlukan.
Pada tahun 2010, Survei World Bank menunjukkan separuh penduduk Indonesia
tidak memiliki akses atas layanan lembaga keuangan formal. Hal ini menunjukkan bahwa
setelah krisis yang terjadi pada tahun 2008, sistem keuangan belum berjalan secara optimal.
Hasil survei Neraca Rumah Tangga (SNRT) Bank Indonesia 2011 menunjukkan bahwa
jumlah rumah tangga di Indonesia yang memiliki rekening tabungan di bank ditahun 2011
hanya berkisar 43.57% dari seluruh penduduk Indonesia, Sementara jumlah rumah tangga
yang memiliki utang di bank hanya mencapai 19,58%. Diketahui pula dari hasil survei
tersebut bahwa sebagaian besar rumah tangga Indonesia meminjam dari Lembaga
Keuangan non Bank ( koperasi dan lembaga keuangan mikro) dan lembaga non keuangan
(arisan,keluarga,teman, lintah darat dll).
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sundjaja R,Budiana Gomulia dkk (2011)
mengenai Pola Gaya Hidup dalam Keuangan Keluarga pada unit kerja sebuah institusi
pendidikan swasta di Bandung, ditemukan bahwa responden sudah memiliki kebiasaan
menabung /berinvestasi dan memiliki asuransi. Namun hal yang perlu menjadi perhatian
adalah dalam pengelolaan kartu kredit/pinjaman karena banyak responden yang memiliki
pengeluaran rutin untuk pembayaran cicilan kartu kredit/pinjaman. Dalam penelitian tersebut
ditemukan juga bahwa masih kurangnya kesadaran untuk membuat pembukuan sederhana
atas pengeluaran dan penerimaan mereka.
Hasil Survey Financial Literacy Baseline Survey (FLBS) yang dilakukan pada tahun
2012 oleh BI bekerjasama dengan Lembaga Demografi Universitas Indonesia menghasilkan
kesimpulan bahwa perempuan memiliki tingkat financial literacy yang lebih tinggi
2
dibandingkan laki-laki, Terdapat tiga variabel yang memiliki kesamaan hubungan dengan
tingkat financial literacy yaitu, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan rumah tangga dan risk
aversion atau kehati-hatian individu dalam mengambil keputusan keuangan. Serta terdapat
Hubungan yang positif dimana jika ketiga variabel tersebut mengalami peningkatan maka
meningkat pula financial literacy-nya. Sedangkan pada tahun 2013 Hasil survey Nasinal
Literasi Keuangan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Indonesia,
menunjukkan rendahnya tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia,dimana menurut
Indeks Literasi keuangan penduduk Indonesia yang termasuk kedalam kategori well literate
hanya sebesar 21,84%, kategori sufficient literate sebesar 75,69%, kategori less literate
sebesar 2,06% dan kategori not literate sebesar 0,41%.(sumber:OJK,2013). Sedangkan
menurut indeks literasi keuangan Penduduk Indonesia menurut produk dan jasa keuangan,
menunjukkan bahwa penduduk Indonesia lebih mengenal produk perbankan,asuransi dan
pegadaian dibandingkan produk pembiayaan,dana pensiun dan pasar modal. Kondisi ini
menunjukkan bahwa adanya ketimpangan tingkat pengetahuan (literasi) keuangan di
masyarakat Indonesia. Hasil survei Literasi Keuangan Nasional oleh OJK juga menunjukkan
bahwa hampir 60% penduduk Indonesia sudah menggunakan produk keuangan dan jasa
keuangan dimana sebagian besar yaitu 57,28% utilitas produk perbankan menjadi pilihan
utama masyarakat Indonesia. (Kusumaningrum,2014). Sedangkan menurut Mastercard
Financial Literacy Index 2013 tercacat Indonesia berada di peringkat ke 7 di Negara Asean
dalam tingkat literasi keuangan penduduknya. Dimana peringkat urutan peringkat dari
pertama di capai oleh Negara
Singapore,Malaysia,Philipina,Thailand,Myanmar,Vietnam,Indonesia, Brunai Darussalam,
Kamboja dan Laos. Dengan komponen Indeks literasi Keuangan dilihat dari pengelolaan
uang dasar,perencanaan keuangan dan investasi.
Sedangkan menurut data simpanan Bank Umum per Juli 2015 yang disampaikan
oleh salah satu staff Lembaga Penjamin simpanan, sebesar 40% dari total dana yang
terhimpun oleh Bank Umum berbentuk Deposito dan sebesar 28% dalam bentuk Tabungan.
Informasi dari LPS juga menyebutkan bahwa dari sekitar 250 juta jumlah penduduk
Indonesia pada tahun 2015, yang tercatat memiliki rekening tabungan adalah hanya sebesar
167 juta. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 50% penduduk Indonesia belum memiliki
tabungan dalam hal ini merupakan salah satu media investasi. Hal ini sesuai dengan hasil
Survei World Bank tahun 2010 yang menunjukkan separuh penduduk Indonesia tidak
memiliki akses atas layanan lembaga keuangan formal. Ini berarti juga bahwa semenjak
tahun 2010 hingga 2015 pemahaman masyarakat tentang literasi keuangan bisa dikatakan
tidak ada peningkatan. LPS juga memberikan informasi bahwa dari sebanyak 167 juta
rekening, sebesar 0,13% rekening yang memiliki dana di atas 2 Miliar rupiah sedangkan
3
99,87% rekening memiliki dana dibawah atau sama dengan 2 Milyar rupiah. Ironisnya
jumlah dana yang tersimpan oleh nasabah yang hanya sebanyak 0,13% tersebut, memiliki
proporsi 56.53% atas total dana yang terhimpun. Hal ini kembali kita disadarkan bahwa
ketimpangan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia tidak lepas dari kurangnya kesadaran
masyarakat dalam mengelola keuangannya.
Dari berbagai hasil penelitian maupun informasi baik yang dilakukan dalam bentuk
survei dll menunjukkan bahwa sejak tahun 2008 pasca krisis ekonomi sampai dengan tahun
2015, kesadaran masyarakat terhadap pemahaman literasi keuangan masih sangat rendah.
Terbukti bahwa pada tahun 2011, jumlah penduduk Indonesia yang memiliki rekening
tabungan di bank hanya sebesar 43.75% dari seluruh total penduduk Indonesia, meningkat
hanya menjadi 66.8% di tahun 2015. Sedangkan sejak tahun 2008 Bank Indonesia telah
memiliki beberapa program dalam rangka mendukung peningkatan financial literacy melalui
edukasi keuangan berupa kampanye Nasional Ayo ke Bank, Gerakan Indonesia Menabung,
meluncurkan produk TabunganKu dll. Selain itu Gerakan INSAF yaitu INDONESIA SADAR
KEUANGAN, sudah di deklarasikan sebelum krisis 2008 terjadi yaitu pada 27 November
2007 oleh Profesional Perencana Keuangan di Indonesia. Hal inilah yang kemudian
mendorong para pembuat kebijakan negeri ini pada akhirnya mendukung gerakan INSAF
dan mulai melakukan berbagai aktifitas pendidikan keuangan untuk mendorong peningkatan
literasi keuangan di Indonesia.
Pembiasaan hal baik,biasanya dilakukan sedini mungkin agar hal baik tersebut
menjadi sebuah pembiasaan yang pada akhirnya mempengaruhi dalam perilaku dan
pengambilan keputusan. Demikian pula mengenai pembiasaan dalam mengelola keuangan.
Financial literacy sangat baik diterapkan sedini mungkin. Melalui pembiasaan menabung
sejak dini yang sebenarnya sudah diajarkan kedua orang tua kita dahulu, itu merupakan
salah satu hal yang dilakukan dalam upaya memberikan literasi keuangan pada anak-anak
kita kelak. Namun terkadang, kita baru akan menabung uang jika ada sisa. Padahal yang
seharusnya dilakukan adalah menabung menjadi prioritas yang perlu diutamakan. Namun
terkadang kita terkalahkan oleh perilaku konsumtif yang didorong atas dasar keinginan dan
sebenarnya bukan kebutuhan. Untuk itu sangatlah penting mengetahui bagaimana literasi
keuangan generasi muda khususnya mahasiswa agar mereka nantinya dapat membuat
perencanaan keuangan dengan baik, yang pada akhirnya akan berdampak pada
kehidupannya dimasa yang akan datang.
Berdasarkan paparan diatas, penulis tertarik untuk menggali lebih dalam dengan melakukan
penelitian berjudul Peran Financial Literacy terhadap Tingkat Utilitas Produk dan Jasa
Keuangan serta Perilaku Mahasiswa dalam Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan
Pribadi
4
I.2. Tujuan Khusus
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Mengetahui tingkat Financial literacy Mahasiwa UNPAR
2. Mengetahui utilitas produk dan jasa instrumen Keuangan pada Mahasiswa UNPAR
3. Mengetahui bagaimana pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa UNPAR
4. Mengetahui apakah tingkat financial literacy berdampak kepada utilitas produk dan
jasa instrument keuangan.
5. Mengetahui apakah tingkat financial literacy berdampak kepada pengelolaan
keuangan pribadi.
I.3. Tujuan Umum
1. Memberikan informasi mengenai tingkat literasi keuangan,utilitas produk dan jasa
instrument keuangan serta pola pengelolaan keuangan pribadi anak muda
2. Memperkaya wawasan penulis dalam pengembangan ilmu bahan ajar perkuliahan.
3. Mendukung program Gerakan Sadar Keuangan/financial literacy di Indonesia.
I.4. Urgensi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah Indonesia umumnya dan
membantu masyakat khususnya dalam meningkatkan kesadaran keuangan/Financial
Literacy dan juga membantu masyarakat dalam membuat perencanaan keuangan
khususnya Anak Muda.
I.5. Target Capaian Luaran Penelitian
Dari penelitian ini ditargetkan dapat dihasilkan sebuah karya ilmiah yang dapat
dipublikasikan minimal dalam jurnal nasional terakreditasi. Dimana dari penelitian ini dapat
diperoleh gambaran dan penjelasan dari tujuan penelitian tersebut diatas. Hasil penelitian ini
juga dapat digunakan sebagai bahan referensi dan pengembangan proses pembelajaran
dalam matakuliah Manajemen Keuangan 1 dalam topik Manajemen Keuangan Keluarga.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Literasi Keuangan (Financial Literacy)
Menurut Otoritas Jasa Keungan (OJK) yang dikutip dalam Kusumaningrum (2014) literasi
keuangan (Financial Literacy) didefinisikan sebagai tingkat pengetahuan, keterampilan,
keyakinan masyarakat terkait lembaga keuangan serta produk dan jasanya yang dituangkan
dalam parameter ukuran indeks.
Menurut Abdullah, Muhammad Azmi &Chong dalam kusumaningrum (2014) Financial
literacy isi also the combination of consumers or investors understanding of financial
products and concepts and their ability and confidence to appreciate financial risks and
opportunities to make informal choices,to know where to go for help and to take other
effective actions to inprove their financial well being.
Saat ini Gerakan Sadar Keuangan/financial literacy di Indonesia, sangat didukung
oleh Pemerintah. Meningkatkan Literasi Keuangan bagi masyarakat Indonesia, merupakan
stategi nasional yang ditugaskan/diamanatkan kepada otoritas jasa keuangan (OJK).
Menurut OJK (2013), kondisi Tingkat Literasi dan tingkat Utilitas Produk dan Jasa
Keuangan masyarakat Indonesia masih relatif rendah, yaitu 21,84% tingkat literasi produk
dan jasa keuangan di Indonesia dan 59.74% tingkat utilitas produk dan jasa keuangan di
Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya memberikan edukasi kepada masyarakat
dalam mengelola keuangan agar masyarakat dapat mengelola keuangannya sedini mungkin
untuk mempersiapkan kebebasan finansial di masa yang akan datang. Selain itu
perkembangan literasi keuangan di berbagai Negara juga menjadi pendorong pemerintah
Indonesia melalui salah satu lembaga independennya yaitu OJK berupaya mengembangkan
metodologi yang handal dalam mengukur tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia.
Tingkat Literasi Keuangan menurut Jasa Otoritas Keuangan (2013) dibedakan menjadi:
- Well Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang
lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan
risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan, serta memiliki keterampilan
dalam menggunakan produk dan jasa keuangan
- Suff Literate. Pada tahap ini, seseorang memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang
lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, termasuk fitur, manfaat dan
risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa keuangan.
- Less Literate. Pada tahap ini, seseorang hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga
jasa keuangan, produk dan jasa keuangan
6
- Not Literate. Pada tahap ini, seseorangtidak memiliki pengetahuan dan keyakinan
tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan, serta tidak memiliki
keterampilan dalam menggunakan produk dan jasa keuangan.
Dari paparan diatas dapat dikatakan bahwa literasi keuangan sangat penting untuk
seseorang dalam membuat keputusan terutama yang berkaitan dengan aktivitas sehari-hari
seperti dalam mengambil keputusan untuk menabung (saving) atau investasi (Investment)
untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya. Literasi keuangan selain
bermanfaat bagi individunya sendiri juga bermanfaat untuk keberlangsungan sistem
perekonomian suatu Negara.
II.2. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan menurut Budisantoso,Indrasto dan Gunanto (2002:12) adalah
proses pengaturan tujuan hidup seseorang, melalui manajemen keuangan yang benar
secara menyeluruh.
Perencanaan keuangan sendiri dapat di bangun sejak usia dini sebelum masuk ke usia
produktif. Dalam hal ini pendidikan tentang financial literacy dapat penting dipersiapkan
khususnya pada usia memasuki masa produktif yaitu semasa duduk dibangku sekolah
menengah atas dan perkuliahan.
Menurut Sundjaja (2013:491) Ada enam langkah yang perlu dilakukan dalam membuat
suatu perencanaan keuangan keluarga, yaitu
1. Mengetahui posisi dan kinerja keuangan keluarga saat ini,
2. Menentukan tujuan keuangan keluarga dan mengklasifikasikan menurut jangka
waktu,
3. Menganalisa masalah keuangan keluarga yang sedang terjadi saat ini,
4. Membuat rencana langkah-langkah yang akan dilakukan dalam pencapaian tujuan
keuangan keluarga,
5. Mengimplementasikan seluruh rencana keuangan keluarga yang telah disusun,
6. Mengkaji ulang atas semua langkah yang telah dijalankan dalam pencapaian tujuan
keuangan keluarga.
II.3 Manajemen Keuangan Pribadi
Definisi Keuangan menurut Sundjaja, Inge Barlian dan Dharma (2013:75)
Manajemen keuangan adalah ilmu dan seni dalam mengelola uang yang mempengaruhi
kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.
7
Mykolas Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia K (2014) dalam tulisannya menyebutkan bahwa
Basic Concepts of Personal Finance adalah:Compound Interests, Investment Risk and its
management during short and long term periods.
Dalam melakukan pengelolaan keuangan pribadi seseorang diharapkan dapat
membuat keputusan investasi yang sesuai dengan tingkat penerimaan atas risiko untuk
mencapai tujuan. Investasi merupakan salah satu bagian dalam proses perencanaan
keuangan. Tujuan keuangan yang sudah direncanakan dalam perencanaan keuangan,
dicapai melalui kegiatan investasi. Secara sederhana Investasi merupakan kegiatan
menempatkan uang atau dana pada sebuah instrumen keuangan dengan harapan dapat
memberikan keuntungan atau tambahan penghasilan tertentu atas dana tersebut dimasa
yang akan datang.
Menurut Bodie,Zvi,Alex Kane,Alan J.Marcus (2009:1)”an investment is the current
commitment of money or other resorces in the expectation of reaping future benefits”
Sedangkan menurut Reilly,Frank,&Brown,Keith C (2003:5) investasi merupakan komitmen
satu dollar dalam satu periode tertentu, akan mampu memenuhi kebutuhan investor di masa
yang akan datang dengan: (1).Waktu dana tersebut akan digunakan,(2). Tingkat inflasi yang
terjadi, (3).Ketidakpastian kondisi ekonomi di masa yang akan datang.
Dalam membuat keputusan investasi seseorang didasarkan pada rencana atau tujuan
keuangan yang ingin dicapai dimasa yang akan datang, baik untuk tujuan rencana jangka
pendek,jangka menengah ataupun jangka panjang.
Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam ber-investasi:
1. Investasi memerlukan proses. Sebaiknya hindari sebuah investasi yang menjanjikan
keuantungan besar dalam jangka waktu yang singkat. Untuk itu diperlukan pemahaman
mengenai karakter dan skema kerja dari investasi tersebut. Selain itu diperlukan juga
kesabaran dan sikap disiplin dalam berinvestasi.
2. Setiap investasi tentunya memiliki 2 sisi yang harus dimengerti yaitu tingkat
pengembalian dan risiko. Hampir semua orang sudah memiliki pemahaman bahwa
semakin tinggi risiko maka kemungkinan memperoleh tingkat hasil akan semakin tinggi.
Menurut Bodie,Zvi,Alex Kane,Alan J.Marcus (2009:3) Investasi dapat dibedakan menjadi 2
jenis yaitu:
1. Investasi dalam bentuk Aset riil (Real Assets), yaitu investasi dalam bentuk aktiva
berwujud fisik seperti emas,tanah ,properti dll
2. Investasi dalam bentuk surat berharga/sekuritas,saham, obligasi,reksadana(financial
assets), yakni investasi dalam bentuk surat-surat berharga yang pad dasarnya
9
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
III.1. Objek Penelitian
Penelitian ini merupakan Applied Research dengan model Replikasi dari penelitian Mykolas
Navickas,Tadas Gudaitis&Emilia Krajnakova yang berjudul Influence of Financial Literacy on
Management of Personal Finances in a Young Household di Lithuanian. Dalam penelitian
ini, yang menjadi objek penelitian yaitu responden yang berusia 18-30 tahun. Namun dalam
penelitian ini peneliti menambahkan variable utilitas produk dan jasa keuangan.
III.2. Motode dan Desain penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif. Metode deskriptif
dilakukan dengan sasaran utama memberikan uraian/ deksripsi lengkap terkait objek yang
diteliti.
Penelitian ini merupakan applied research yang dilakukan melalui tahapan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan fenomena dan teori
2. Membangun model konseptualnya
3. Mengumpulkan data
4. Analisa Data
5. Inteepretasi dan menarik kesimpulan
Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan survey, yaitu mengambil sampel dari
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data untuk diolah, dianalisa
secara kuantitatif yang pada kahirnya ditarik kesimpulan berdasarkan hasil dari pengolahan
data tersebut.
III.3. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh anak mahasiswa fakultas Ekonomi Unpar. Namun
dikarenakan keterbatasan waktu dan pendanaan maka, pada penelitian ini dilakukan pada
mahasiswa Unpar. Penelitian ini akan menggunakan sampel dengan metode pengambilan
sampel yaitu convenience Sampling dimana unit sampel sekitar 384 responden. Hal ini
didasarkan menurut Sekaran ( 2003: 294) bahwa populasi dengan jumlah 1 juta ke atas
jumlah sampelnya adalah 384 responden. Namun dari jumlah sampel yang disebarkan
kuesioner yang kembali dan lengkap terisi hanya sebanyak 311 responden.
10
III.4. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan mengambil
data Primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara melalui penyebaran
quesioner. Sedangkan Data Sekunder berupa informasi yang diperoleh dari dokumen
seperti data di BPS dan OJK dll yang berkaitan dengan topik yang sedang diteliti .
11
BAB IV
JADWAL PELAKSANAAN
Table IV.1. Proses Penelitian dan Waktu
No Kegiatan
bln.
1
bln.
2
bln.
3
bln.
4
bln.
5
bln.
6
bln.
7
bln.
8
bln.
9
bln.
10
Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg Mg
1-4 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4 1-2 3-4
1 Peninjauan pustaka
4 orang / 1 jam per minggu X X
2
Persiapan pengumpulan data
8 orang yaitu 4 Dosen dan 4
mahasiswa sebagai pengumpul
data (Surveyor)
Waktu: 1 jam per minggu
X
3
Pengumpulan data dan
observasi
8 orang yaitu 4 Dosen dan 4
mahasiswa sebagai pengumpul
data (Surveyor)
Waktu: 2 jam per minggu
X X X
4
Pengolahan data
7 orang yaitu 4 Dosen dan 2
mahasiswa sebagai penginput
data dan 1 orang pengolah data
Waktu: 2 jam per minggu
X X
5 Analisis dan interpretasi Hasil
4 Dosen /1 jam per minggu X X X
6 Pembuatan Laporan penelitian
4 Dosen/ 1 jam per minggu X X
7 Presentasi Hasil penelitian
4 Dosen X
12
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
V.1 PROFIL RESPONDEN
Berikut adalah profil responden dalam penelitian ini.
Tabel 4.1. Profil Usia dan Jenis Kelamin Responden
Usia Pria % Wanita % Jumlah
17-18 tahun 2 1% 2 1% 4
19-20 Tahun 83 27% 122 39% 205
21-22 Tahun 52 17% 35 11% 87
>22 Tahun 10 3% 5 2% 15
147 47% 164 53% 311
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Gambar.4.1 Profil Responden Pria
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Gambar.4.2.Profil Responden Wanita
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
13
Gambar.4.3.Pendapatan/Uang Saku per bulan
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar dengan jumlah sampel
terkumpul sebanyak 311 responden. Dari jumlah tersebut sebanyak 47% responden berjenis
kelamin pria dan sebanyak 53% responden berjenis kelamin wanita. Sebaran usia untuk
sampel penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar 4.1. dan gambar 4.2. Sedangkan
profil status sosial yang dilihat dari nilai penerimaan dan uang saku ditunjukkan hasilnya
pada gambar 4.3. Sebanyak 24% mahasiswa memiliki uang saku bulanan berkisar antara
Rp.1500.001-Rp.2.000.000.Sementara uang saku sebesar diatas Rp.500.000 –
Rp.1.500.000, sebanyak 44%.
V.2 FINANCIAL LITERACY
Tabel 4.2. Tingkat Financial Literacy Mahasiswa FE Unpar
Tingkat Literacy
<25% 26%-50% 51%-75% 76%-100%
Jenis Kelamin Usia rendah
Cukup
rendah
Cukup
tinggi Tinggi
Pria 17-18 tahun 0 0 2 0
19-20 tahun 1 17 48 17
21-22 tahun 0 11 35 6
> 22 tahun 0 3 6 1
Wanita 17-18 tahun 0 0 1 1
19-20 tahun 2 37 71 12
21-22 tahun 0 10 21 4
> 22 tahun 0 2 3 0
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
14
Tabel 4.3. Tingkat Financial Literacy Mahasiswa FE Unpar
Tingkat Literacy
<25% 26%-50% 51%-75% 76%-100%
Jenis Kelamin Usia rendah
Cukup
rendah
Cukup
tinggi Tinggi
Pria 17-18 tahun 0% 0% 1% 0%
19-20 tahun 0% 5% 15% 5%
21-22 tahun 0% 4% 11% 2%
> 22 tahun 0% 1% 2% 0%
Wanita 17-18 tahun 0% 0% 0% 0%
19-20 tahun 1% 12% 23% 4%
21-22 tahun 0% 3% 7% 1%
> 22 tahun 0% 1% 1% 0%
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Dari analisa data tersebut diatas, Financial literacy mahasiwa Fakultas
Ekonomi Unpar dapat dikategorikan dalam tingkatan cukup tinggi dengan jumlah
sebanyak 51%-75% responden memberikan jawaban yang besar dari total 31
pertanyaan yang mengukur tingkat financial literacy yaitu pengetahuan umum
tentang financial literacy,pengetahuan tentang Interest&Inflation,pengetahuan
tentang Time value of Money,pengetahuan tentang risk and risk diversification. Hasil
menunjukkan bahwa persentase terbesar dari tingkat financial literacy ini adalah
kaum wanita dengan usia 19-20 tahun.
Dari table 4.4 dan 4.5 dapat diperoleh gambaran bahwa tingkat literasi keuangan
wanita relative lebih baik dibandingkan pria. Sedangkan berdasarkan usia, maka
mahasiswa dengan usia 19-20 tahun memiliki tingkat literasi keuangan yang lebih
baik dibandingkan rentang usia lainnya.
15
V.3.UTILITAS PRODUK DAN JASA KEUANGAN
Tabel 4.4. Jumlah Produk Keuangan yang dimiliki sesuai dengan kategori
Pendapatan bulanan
Pendapatan/Uang saku
bulanan Jumlah Produk Keuangan yang Dimiliki
1 2 3 4 > 4
<Rp.500.000 19 8 2 0 0
RP.500.001-Rp.1.000.000 44 20 2 1 0
Rp.1.000.001-Rp.1.500.000 47 17 3 2 0
Rp.1.500.001-Rp.2.000.000 55 16 4 0 0
> Rp.2.000.000 56 10 5 0 0
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Tabel 4.5. Jenis Produk Keuangan yang dimiliki Responden
Produk Keuangan yang dimiliki
Jumlah
Responden
Tabungan 189
Giro 3
Deposito 27
Kartu Kredit 24
Saham 29
Obligasi 0
Tidak Ada 1
Lainnya (Forex (2),Reksadana (4) dan
Koperasi Pendidikan (1)) 7
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Dari hasil survey yang dilakukan kepada 311 mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar
dengan proporsi sebanyak 47% pria dan 53% wanita diperoleh informasi bahwa hampir
sebanyak 189 mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar memiliki tabungan. Dan terdapat
beberapa mahasiswa yang melakukan investasi pada saham dan deposito masing-masing
sebanyak 29 dan 27 mahasiswa. Sebanyak 24 mahasiswa ternyata memiliki kartu kredit.
Dari analisa produk keuangan yang dimiliki berdasarkan uang saku setiap bulan,
diperoleh informasi bahwa mahasiswa fakultas ekonomi Unpar dapat dikatakan masih belum
16
berani dalam melakukan diversifikasi investasi. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang
tertarik melakukan investasi pada saham maupun instrumen keuangan jangka panjang
lainnya seperti reksadana,obligasi dll. Produk investasi keuangan yang paling diminati
mahasiswa Fakultas Ekonomi Unpar adalah tabungan.
V.4.PERILAKU MAHASISWA DALAM PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN
KEUANGAN PRIBADI
Tabel 4.6. Perencanaan Keuangan Mahasiswa FE UNPAR
No Perencanaan Keuangan yang
dilakukan
1 2 3 4
Tidak
pernah
sama
sekali
Hampir
tidak
pernah
(pernah
dilakukan)
Jarang
(Dilakukan
hanya
tidak rutin)
Rutin
(Selalu
dilakukan)
1 Membuat anggaran pengeluaran dan
belanja secara rutin
33 56 156 66
2 Melakukan pencatatan pengeluaran
dan belanja secara rutin
26 73 144 68
3 Menyediakan dana/budget untuk
pengeluaran tidak
terduga/Emergency Fund
22 29 121 139
4 Menyisihkan dana untuk di tabung
(hanya disimpan dalam bentuk
tabungan/celengan/arisan)
4 21 96 190
5 Menyisihkan dana untuk investasi
(saham,reksadana)
104 72 84 51
6 Ketika membeli barang,terlebih
dahulu membandingkan harga antar
toko terlebih dahulu sebelum
memutuskan membeli
6 11 86 208
7 Pengeluaran lebih sedikit dari
penerimaan
11 25 146 129
8 Membuat rencana keuangan dan
menjalankan strategi investasi secara
54 80 136 41
17
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
Tabel 4.7. Financial Literacy Mahasiswa FE UNPAR
Melakukan perencanaan Keuangan
Pengetahuan Finacial Literacy
<25% 26%-50% 51%-75% 76%-100%
Jenis
Kelamin Usia rendah
Cukup
rendah
Cukup
tinggi Tinggi
Pria
17-18
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 0 0 0
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 0 0 0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 0 2 0
Rutin Selalu dilakukan 0 0 0 0
19-20
tahun
Tidak Pernah sama sekali 1 1 6 1
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 1 2 3 1
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 8 32 10
Rutin Selalu dilakukan 0 6 7 5
teratur
9 Membeli Asurnasi perjalanan seperti
penerbangan setiap bebergian :
13 53 133 112
10 Dalam skala 1-4 seberapa sering
melakukan aktifitas perbankan
termasuk menggunakan ATM
(Anjungan tunai Mandiri):
1. Tidak pernah sama sekali
2. Jarang (1-2 kali dalam 1
bulan)
3. Cukup sering (3-4 kali dalam
1 bulan)
4. Sering (lebih dari 4 kali dalam
sebulan)
13 130 112 56
11 Menyisihkan di awal sebagian
penerimaan untuk ditabung terlebih
dahulu dan sisanya baru digunakan
untuk konsumsi
131 98 64 18
18
21-22
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 0 2 0
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 2 2 1
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 5 19 3
Rutin Selalu dilakukan 0 4 12 2
> 22
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 0 0 0
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 0 0 0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 0 4 1
Rutin Selalu dilakukan 0 3 2 0
Wanita
17-18
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 0 0 1
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 0 0 0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 0 1 0
Rutin Selalu dilakukan 0 0 0 0
19-20
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 1 7 0
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 5 4 2
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 1 18 39 5
Rutin Selalu dilakukan 0 13 21 5
21-22
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 1 0 0
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 1 3 2
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 5 11 2
Rutin Selalu dilakukan 0 3 7 0
> 22
tahun
Tidak Pernah sama sekali 0 1 0 0
Hampir tidak pernah( pernah
dilakukan) 0 0 1 0
Jarang (Dilakukan tetapi tidak rutin) 0 1 2 0
Rutin Selalu dilakukan 0 0 0 0
Sumber: Hasil kueisoner yang sudah diolah
19
Dari tabel diatas diketahui bahwa berdasarkan kategori jenis kelamin dan rentang
usia,seluruhnya belum memiliki perencanaan keuangan yang baik. Hal ini ditunjukkan dalam
tabel 4.7 diatas, bahwa pengetahuan mahasiswa FE Unpar berada pada kondisi cukup baik
( 51%-75% responden menjawab dengan benar).Pengertian disini adalah dari 33
pertanyaan yang diajukan mengenai pengetahuan umum tentang financial
Literacy,pemahaman tentang interest rate,pemahaman tentang time value of
money,pemahaman tentang risk&Return diversification, sebesar 51%-75% responden dapat
menjawab dengan benar seluruh pertanyaan tersebut. Namun sayangnya, pengetahuan dan
pemahaman yang cukup baik tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa
keuangan, termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan jasa
keuangan belum dibarengi dengan perilaku kebiasaan mengelola dan membuat
perencanaan keuangan. Hal ini ditunjukkan dari table 4.7,bahwa mahasiswa FE Unpar
jarang/tidak rutin melakukan pengelolan dan perencanaan keuangan seperti yang dijelaskan
dalam table 4.6 bahwa mahasiswa FE Unpar jarang atau tidak rutin dalam membuat
anggaran pengeluaran dan belanja,pencatatan pengeluaran,membuat perencanaan
keuangan dan menjalankan strategi investasi secara teratur. Dalam penelitian ini dapat
diketahui bahwa sebanyak 190 mahasiswa FE Unpar,secara rutin menyediakan dana untuk
ditabung dalam bentuk tabungan. Hal ini juga ditunjukkan dalam tabel 4.3 bahwa sebanyak
189 mahasiswa memiliki tabungan dibank dan 1 orang memiliki tabungan pendidikan di
koperasi.Meskipun sebanyak 131 mahasiswa tidak pernah menyisihkan diawal sebagian
penerimaan untuk ditabung dan 98 mahasiswa juga jarang menyisihkan diawal sebagian
penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu. Dari seluruh sampel yang diteliti hanya 18
mahasiswa yang sudah memiliki kebiasaan yang baik dalam menyisihkan dana untuk
ditabungnya diawal sebelum membelanjakan uang saku/penerimaannya. Hal ini sesuai
dengan prinsip perencanaan keuangan yaitu C (Consumption) = I (Income) -S (Saving).
Namun yang perlu di ingatkan kepada mahasiswa, bahwa untuk dapat mencapai tujuan
keuangan dimasa yang akan datang, menabung saja tidaklah cukup. Perlu dbarengi dengan
investasi. Masih rendahnya kesadaran akan berinvestasi mahasiswa FE Unpar ditunjukkan
pada tabel 4.6 dan 4.3 diatas bahwa sebanyak 104 mahasiswa tidak pernah menyisihkan
dana untuk investasi dan hanya sebanyak 51 mahasiswa (16% ) mahasiswa yang sudah
rutin menyisihkan dana untuk investasi. Jika di lihat dari hasil tabel 4.3 hanya sebanyak 27
mahasiswa yang memiliki Deposito, 29 mahasiswa yang berinvestasi saham serta 3 orang
mahasiswa yang memiliki reksadana. Hal lain yang menarik dalam penelitian ini juga
ditemukan fakta bahwa sebanyak 139 mahasiswa sudah memiliki kebiasaan menyisihkan
dana untuk pengeluaran tidak terduga (Emergency Fund),sebanyak 208 mahasiswa
memiliki kebiasaan membandingkan harga antar toko terlebih dahulu sebelum memutuskan
pembelian. Untuk kesadaran mahasiswa dalam berasuransi diperoleh informasi bahwa
20
sebanyak 112 mahasiswa rutin membeli asuransi setiap kali melakukan perjalanan seperti
penerbangan dan hanya sebanyak 13 orang yang tidak pernah membeli asuransi
perjalanan. Pengetahuan tentang asuransi dari mahasiswa FE Unpar cukup baik hal dalam
hal pengetahuan mengenai alasan pentingnya membeli asuransi dan kewajibannya sebagai
pemegang polis asuransi. Dalam hal perilaku mengelola pengeluaran dan penerimaan
(spending money), mahasiswa FE Unpar dapat dikatakan baik dalam mengelolanya.
Diketahui sebanyak 129 mahasiwa mengatur keuangannya yaitu pengeluaran lebih sedikit
dai penerimaan dan 11 orang yang penerimaannya selalu lebih sedikit dari pengeluaran.
Masih rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai kartu kredit (72% mahasiswa salah
dalam menjawab pertanyaan mengenai pengetahuan kartu kredit) di tunjukkan juga oleh
perilaku mahasiswa dalam kepemilikan kartu kredit. Hanya sebanyak 8% mahasiswa FE
Unpar yang memiliki kartu kredit (24 mahasiswa) dan sisanya tidak memilikinya.
Pemahaman mahasiswa mengenai lembaga keuangan di Indonesia dapat dikatakan sudah
baik, dalam hal pengetahuan mengenai lembaga penjamin simpanan dan ketentuan jumlah
simpanan yang dijamin pemerintah, pengetahuan tentang Bank sentral di Indonesia dan
OJK. Dalam hal pengetahuan mengenai teori-teori keuangan, mahasiswa FE Unpar memiliki
pengetahuan yang baik. Hal ini ditunjukkan oleh pemahaman yang baik dalam hal
pengetahuan tentang tingkat suku bunga& Inflasi,meskipun ketika diberikan ilustrasi konsep
perhitungan bunga sebanyak 191 mahasiswa masih salah dalam pemahamannya. Dalam
pemahaman konsep time value of money, mahasiswa FE Unpar memiliki pengetahuan yang
baik. Diatas 65% persen mahasiswa dapat menjawab benar konsep tentang time value of
money. Dalam pemahaman mengenai konsep risk and risk diversification dan pengetahuan
tentang produk investasi, mahasiswa FE Unpar masih dikategorikan belum tinggi. Hal ini
ditunjukkan dengan persentase yang menjawab salah lebih tinggi dari yang menjawab benar
atas pertanyaan-pertanyaan yang mengukur pemahaman mereka dalam konsep tersebut.
Dalam penelitian ini di peroleh informasi bahwa masih sedikitnya mahasiswa FE Unpar yang
memiliki pengetahuan mengenai reksadana dan perbedaannya dengan saham, serta masih
rendahnya pemahaman mahasiswa mengenai masa pensiun. Dari hasil beberapa analisa
diatas dapat diketahui bahwa pemahaman mahasiswa mengenai konsep (teori) tentang
instrument keuangan seperti konsep tingkat bunga&Inflasi, konsep time value of money dan
pengetahuan tentang lembaga keuangan sudah baik. Namun disisi lain, pemahaman
mahasiswa mengenai masa pensiun bahaimana mempersiapkannya, pemahanan risiko dan
hasil, mengenal beragam jenis investasi dan perkembangannya seperti reksadana,forex dll
perlu ditingkatkan.
21
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 KESIMPULAN
1. Tingkat financial literacy mahasiswa Unpar dapat disimpulkan cukup baik.
2. Utilitas produk dan jasa instrument keuangan pada mahasiswa Unpar sudah
baik dalam produk tabungan,deposito dan asuransi perjalanan yang sifatnya
lebih ke jangka pendek, namun masih rendah dalam instrument produk yang
bersifat jangka panjang seperti saham,obligasi, reksadana dan asuransi
untuk proteksi jangka panjang.
3. Pengelolaan keuangan pribadi mahasiswa FE Unpar masih rendah, hal ini
ditunjukkan oleh masih banyaknya aktifitas pengelolaan keuangan pribadi
yang jarang atau tidak rutin dilakukan seperti pencatatan pengeluaran,
membuat rencana anggaran pengeluaran, membuat rencana keuangan dan
membuat strategi investasi secara teratur,menyisihkan diawal sebagian
penerimaan untuk ditabung terlebih dahulu dan sisanya baru di gunakan
untuk konsumsi. Dapat di katakana juga konsep pengelolaan keuangan
konsumsi = Pendapatan-simpanan, belum dipahami oleh mahasiswa FE
Unpar.
4. Tingkat financial literacy pada mahasiswa FE Unpar memiliki dampak
kepada utilitas produk dan jasa instrument keuangan, hal ini ditunjukkan oleh
rendahnya pemahaman dan pengetahuan mahasiswa mengenai produk
investasi jangka panjang seperti reksadana dan obligasi, menyebabkan
kepemilikian akan kedua produk investasi tersebut masih rendah. Rendahnya
pemahaman mahasiswa mengenai risiko dan bagaimana melakukan
diversifikasi risiko, menyebabkan mahasiswa kurang berani mengambil
keputusan untuk berinvestasi terutama dalam instrument jangka panjang.
5. Tingkat financial literacy pada mahasiswa FE Unpar juga ber dampak pada
perilaku pengelolaan keuangan pribadinya. Hal ini ditunjukkan pada kurang
pahamnya mahasiswa akan manfaat memiliki kesadaran mengelola
keuangan pribadi,pengetahuan tentang apa itu likuid asset dan net asset,
pengetahuan bagaima mempersiapkan masa pensiun dan pemahaman
mengenai fungsi memiliki asuransi serta pengetahuan tentang risiko dan
produk investasi seperti yang sudah disampaikan pada poin 4
diatas,memberikan efek perilaku pengelolaan keuangan pribadi yang masih
rendah.
22
VI.2 SARAN
1. Perkembangan dunia investasi yang cukup masiv mengharuskan mahasiswa
memiliki pengetahuan yang baik akan bidang investasi dan pengelolaan
keuangan. Masih rendahnya pengetahuan tersebut diharapkan mahasiswa
perlu makin rajin menambah pengetahuan dalam hal tersebut dengan cara
membaca berita terkini yang berkaitan dengan topik keuangan, mengikuti dan
menghadiri workshop,seminar maupun pelatihan yang berkaitan dengan topik
tersebut.
2. Memulai sejak dini membiasakan membuat perencanaan keuangan
setidaknya memiliki mimpi atau tujuan (jangka pendek maupun jangka
panjang), merencanakan dan mengevalasi kondisi keuangan secara berkala,
mengatur keuangan dan membuat catatan keuangan secara rutin dan
disiplin, misal dengan mencatat dibuku,computer dll.
3. Mengingat dan mulai melakukan konsep C=Y-S dan bukan S=Y-C. Hal ini
penting dilakukan jika kita ingin melakukan pengelolaan keuangan, karena
saat ini kebutuhan semakin lama bukan semakin murah, semakin sedikit,
semakin sederhana, tetapi semakin banyak, mahal, beragam dan kompleks.
Akibat dari berkembangnya teknologi pemasaran, membuat keinginan
menjadi sulit dibedakan dengan kebutuhan. Sisihkan dana penerimaan untuk
ditabung/berinvestasi terlebih dahulu dan lakukan secara rutin
23
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso,Indrasto,Gunanto,2002, Cara Gampang Mengelola Keuangan Pribadi dan
Keluarga,PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta
Bodie,Zvi,Alex Kane&Alan J.Marcus. 2009. Investments. 8 th Edition.McGraw-Hill
International Edition
Ika,Ardiani.2011.Personality Trait Sebagai Penentu Perencanaan Keuangan
Keluarga.Ragam Jurnal Pengembangan Humaniora. Vol 11.No.2
Kusumaningrum (2014).Seminar Nasional UII,Bagaimanakah Tingkat Literasi Keuangan
Penduduk Indonesia?
M.Navickas,Tadas Gudaitas&Emilia K (2014) Influence of financial literacy on Management
of personal finance in ayoung household,Business:Theory and Practice ISSN 1648-
0627.
Reilly,Frank,&Brown,Keith C,..Investment Analysis and Portofolio Management. 7th Edition.
Thomson South-Western Inc.USA
Sekaran,Uma. 2003. Research Methods For Business :A Skill Building Approach.4th
Edition.John Wiley&Sons,Inc
Sundjaja,Ridwan S & Budiana Gomulia,Inge Barlian & Dharma Putra Sundjaja dkk .2011.
Pola Gaya Hidup Dalam Keuangan Keluarga. Vol 15 No.2. Bina Ekonomi.P.16-31
Sundjaja,Ridwan S & Inge Barlian & Dharma Putra Sundjaja.2013. Manajemen Keuangan
I.Bandung. Literata lintas Media.
Internet
www.OJK.go.id
www.bi.go.id