a nnual report / laporan tahunan 2015 pt bank sulteng
TRANSCRIPT
Annual Report / Laporan tahunan 2015 PT Bank Sulteng
Annual Report / Laporan tahunan 2015 PT Bank Sulteng
ANNUAL REPORT 2015
01 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Laporan Managemen / Management Report
77. Laporan KepatuhanCompliance Report
03. Visi, Misi, dan Nilai-NilaiVision, Missions, and Core Values
37. Strategi BisnisBusiness Strategy
53. Analisa KeuanganFinancial Review
65. Transparansi Laporan KeuanganTransparency of Financial Statement
05. Ikhtisar KeuanganFinancial HighlightA. Sekilas Perusahaan (Sejarah Perusahaan & Makna Logo)A. Company Highlights (History & Logo Philosophy)B. Penghargaan sampai dengan 2015B. Awards until 2015C. Peristiwa & Tanggung Jawab Sosial Tahun 2015C. 2015 Events & Corporate Social Responsibility
07.13.17.25. Kata Pengantar
ForewordA. Kata Pengantar Dewan KomisarisA. Foreword from Board of Commissioners B. Kata Pengantar Direktur UtamaB. Foreword from Chief Director
25.31.
Daftar Isi
Table of Contents
Annual Report PT. Bank Sulteng 02
85. Laporan Audit InternInternal Audit Report
90. Laporan Sumber Daya ManusiaHuman Resources Report
93. Penerapan Managemen ResikoRisk Management Implementation
101. Pengembangan Teknologi Informasi & OperasionalIT & Operation Development
119. Tingkat Kesehatan BankBank Health Level
105. Jaringan PelayananService NetworksA. Jaringan Pelayanan & Alamat Kantor CabangA. Service Networks & Branch Office AddressB. Jaringan Pelayanan & Alamat Kantor KasB. Cash Office & Service NetworksC. Jaringan Pelayanan & Alamat Kegiatan Pelayanan KasC. Service Networks & Cash Service Address
105.
111.109.115. C. Jaringan Pelayanan & Alamat ATM
C. ATM Service Address
123. Penerapan Tata Kelola PerusahaanImplementation of Good Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan / Good Corporate Governance
181. Struktur OrganisasiOrganization Structure
185. Organisasi ManajemenManagement Organization
187. Profil Dewan KomisarisBoard of Commissioners Profile
193. Profil DireksiBoard of Directors Profile
199. Profil Pejabat EksekutifExecutive Officers Profile
205. Profil Kepala CabangBranch Heads Profile
209. Produk & JasaProducts & Services
211. Informasi Pemegang SahamShareholders Information
223. Informasi PerusahaanCorporate Information
Profil Perusahaan / Company Profile
01
03 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
MotoOne Goal, One Team, One Spirit“ “
MottoOne Goal, One Team, One Spirit
Misi Bank Sulteng
1. Memberikan layanan terbaik kepada nasabah
dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian.
2. Mengoptimalkan peranan Bank Sulteng sebagai
lembaga intermediasi dengan tetap fokus pada
penyediaan pembiayaan bagi pelaksanaan
usaha pembangunan daerah.
3. Sebagai motor penggerak pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
4. Senantiasa meningkatkan penerapan prinsip
Good Corporate Governance.
Bank Sulteng Mission
1. Provide the best banking service to customers
with the use of prudential banking principle.
2. Optimizing Bank Sulteng role as intermediary
banking institutions to remain focused on
providing financing for the implementation of
regional development.
3. As the motor of economic and regional
development growth in order to improve people’s
living standard.
4. Constantly improving the application of the
principles of Good Corporate Governance.
Visi Bank Sulteng
Menjadi bank daerah terpercaya di Indonesia,
terdepan di daerah, memahami kebutuhan
nasabah, memberikan solusi keuangan yang tepat,
membangun kemitraan yang saling menguntungkan
dan berkelanjutan.
Bank Sulteng Vision
To be a reliable, leading regional bank in Indonesia,
understanding the customers’ needs, providing
proper financial solutions, build a mutually-beneficial
and sustainable partnership.
Vision, Missions, and Core ValuesVisi, Misi, dan Nilai - Nilai
Annual Report PT. Bank Sulteng 04
Nilai-Nilai Budaya (Six Core Value) yang dianut Bank Sulteng:
1. Integrity: Bekerja dengan dasar integritas yang
tinggi (Integrity) jujur, berprilaku konsisten
serta berpegang teguh pada prinsip kebenaran
untuk menjalankan apa yang dikatakan secara
bertangung jawab.
2. Customer Focus: Selalu Fokus kepada nasabah,
dengan tulus membangun kepercayaan dan
hubungan baik serta berorientasi pada kebutuhan
nasabah yang menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan.
3. Enthusiasm: Enerjik dan bersemangat tinggi
didalam menghadapi setiap tantangan, dorongan
motivasi atau energi yang berasal dari dalam
diri untuk tampil kerja sebaik mungkin dalam
mencapai prestasi yang optimum.
4. Influence: Mampu memotivasi rekan-rekan
sekerja dan lingkungan untuk mencapai visi
Bank. Kemampuan memotivasi, meyakinkan,
mempengaruhi ataupun mengajak orang lain
atau tim untuk mencapai tujuan bersama.
5. Execution: Selaku fokus kepada Implementasi,
tindak lanjut serta pencapaian hasil guna
memberikan nilai tambah dan kontribusi kepada
Bank Sulteng (Action). Kemampuan mengambil
keputusan dan menetapkan tindakan yang tepat
dan cepat untuk mewujudkan harapan dan
membuat sesuatu terjadi dengan nilai tambah
yang tinggi.
6. Adaptability: Selalu siap menghadapi perubahan
baik intern maupun ekstern. Kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai perbedaan
dan perubahan serta lingkungan termasuk antar
individu dan kelompok dalam rangka memperoleh
hasil yang lebih baik.
Six Core Value adopted by the Bank Sulteng:
1. Integrity: High intergrity working, honest, behave
consistently, and hold firmly to the truth principle
to responsibly implement everything that has
been expressed.
2. Customer Focus: Always focus to customers,
build sincere trust, rapport and costumer oriented
to create added value for the company.
3. Enthusiasm: Energetic and high spirit to face every
challenge, encouragement or energy that comes
from inner-self to perform the best possible work
in order to gain optimum achievements.
4. Influence: Able to motivate co-workers and
the environment to achieve the Bank’s vision.
The ability to motivate, persuade, influence or
persuade another person or team to achieve
common goal.
5. Execution: Always focus to the main
implementation, follow-up and achievement
of results in order to provide added value and
contribution to the Bank Sulteng. The ability
to make decisions and appropriate actions
assignments and quick to realize the hopes and
make something happen with high added value.
6. Adaptability: Always prepared to change or
adapt both internally and externally. The ability
to adjust to the differences and changes as well
as the environment, including among individuals
and groups in order to obtain better results.
Financial HighlightIkhtisar Keuangan
02
05 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
B.
2013 2014 2015
A.
No. KETERANGAN
POS NERACA
POS LABA / RUGI
RASIO KEUANGAN (%)
BOPO
NIM
ROA
ROE
LDR
CAR
NPLs Gross
NPLs / Vetto
Total Asset
Dana Pihak Ketiga
1. Giro
2. Tabungan
3. Deposito
Penempatan & Surat Berharga
Kredit yang Diberikan
Asset Tetap & Inventaris
Pinjaman yang Diterima
Modal
Modal (Tier 1)
Modal Disetor
Modal Pelengkap (Tier 2)
Total Pendapatan
Pendapatan Operasional
Pendapatan Non Operasional
Biaya Bunga Dana
Biaya Operasional
Biaya Non Operasional
Laba / Rugi
Pendapatan Bunga Bersih
Total Biaya
Laba / Rugi Sebelum Pajak
Laba / Rugi Sesudah Pajak
Pendapatan Komprehensif lain
Total Laba Komprehensif
Pajak
DETAILS
BALANCE ITEMS
PROFIT / LOSS ITEMS
FUND RATIO (%)
Total Asset
Third Party Funds
1. Giro
2. Savings
3. Deposito
Inclusion & Bonds
Credits Given
Permanent & Inventory Assets
Accepted Loans
Capital
Capital (Tier 1)
Deposited Capital
Supplementary Capital (Tier 2)
Total Profit
Net Interest Profit
Operational Profit
Non-Operational Profit
Total Cost
Interest Funding Cost
Operational Cost
Non-Operational Cost
Profit / Loss
Profit / Loss Before Tax
Tax
Profit / Loss After Tax
Other Comprehensive Profit
Total of Comprehensive Profit
BOPO
NIM
ROA
ROE
LDR
CAR
NPLs Gross
NPLs / Vetto
187.309
172.727
14.525
57
34.818
87.617
307
64,67
8,80
3,52
22,91
128,43
23,11
2,92
1,95
1.797.862
910.747
537.195
279.048
94.504
318.997
1.169.712
0
363.332
18
39.118
223.881
122.742
64.567
(17.427)
47.140
47.140
0
344.072
327.091
16.277
704
82.764
155.092
1.644
69,27
9,65
3,73
24,06
120,44
25,16
1,40
0,33
2.759.621
1.692.565
711.679
310.410
670.476
586.758
2.038.574
530.010
158.707
0
44.345
239.500
109.600
(28.034)
81.565
74.916
(6.650)
466.965
440.151
24.729
2.085
152.862
179.987
677
71,60
7,53
3,10
23,24
80,62
27,85
1,71
0,37
3.977.296
2.801.234
1.028.896
535.193
1.237.145
1.520.243
2.258.233
490.010
466.327
23.810
87.285
227.430
133.439
(34.464)
98.975
103.349
4.374
333.526
C.
Annual Report PT. Bank Sulteng 06
PT. Bank Sulteng semula berbentuk Perusahaan
Daerah (PD), dengan nama PD Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah. Didirikan pada tanggal
1 April 1969 dan memperoleh surat izin usaha dari
Menteri Keuangan Republik Indonesia No. D.15.6.1.17
tanggal 27 Januari 1970. Landasan hukum pendirian
PD Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah
adalah Undang-undang No. 13 tahun 1962 tentang
Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah,
Undang-undang No. 14 tahun 1967 tentang Pokok-
Pokok Perbankan, dan Perda Sulawesi Tengah No. 6
tahun 1966 tentang Pendirian Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah.
Company History Sejarah Perusahaan
PT. Bank Sulawesi Tengah is a regional, government-
owned bank which initially formed as Regional
Corporation, by the name of PD. Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah. Established on April 1st
1969, obtained business license from the Republic
of Indonesia Ministry of Finance No. D.15.6.1.17
dated January 27th 1970. The legal basis of the
establishment of PD. Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah is listed in the legislation No. 13 year
of 1962 on Basic Provisions of Regional Development
Banks, No. 14 year of 1967 on the Principles of
Banking, and Central Sulawesi Regulation No. 6
year of 1966 on the establishment of the Regional
Development Bank of Central Sulawesi.
02
07 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Selanjutnya berdasarkan peraturan daerah tingkat I
Sulawesi Tengah No. 2 tahun 1999 tanggal 30 Maret
1999 PERDA No. 4 Tahun 2013 tentang perubahan
bentuk hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Tengah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi
Perseroan Terbatas (PT) Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah yang disingkat menjadi PT. Bank
Sulteng. Sebagai implementasi dari Perda diatas,
manajemen Bank telah menindaklanjuti perubahan
status tersebut dengan dimuatnya dalam Akta
Pendirian dan atau Anggaran Dasar Bank:
Akta pendirian PT. Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah setelah menjadi Perseroan Terbatas:
• Akta pendirin perseroan No. 23 tanggal 30 April
1999, yang telah mendapat pengesahan dari
Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI
dengan Surat keputusan tanggal 12 Juli 1999
dibawah Nomor C-1281.HT.01.01.TH.99, akta
mana telah beberapa kali mengalami perubahan
berturut-turut.
Beberapa perubahan anggaran dasar PT. Bank
Sulteng
• Akta tanggal 27-03-2008 (dua puluh tujuh Maret
dua ribu delapan) nomor 88, telah mendapat
Persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republuk Indonesia tanggal 23-04-2008
(dua puluh tiga April dua ribu delapan) dibawah
nomor AHU-20214.AH.01.02.Tahun 2008;
• Akta tanggal 21-05-2008 (dua puluh satu Mei
dua ribu delapan) nomor 56, telah mendapat
Persetujuan Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia tanggal 23-09-
2008 (dua pulu tiga September dua ribu delapan)
dengan AHU-AH.01.10.10-20915 dan nomor:
AHU-AH.01.01.10-20916;
Furthermore, based on the Central Sulawesi 1st level
local regulations No. 2 date of March 30th 1999,
on legal alteration of Central Sulawesi Regional
Development Bank (Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah) has been conducted to Limited
Company (PT/Ltd.), Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah in which further abbreviated to as PT.
Bank Sulteng as the aforementioned implementation
of legislation no. 2 year of 1999, the management has
proceed to the making of these changes:
Deed of PT. Bank Sulteng Regional Development Bank
as a Limited Company:
• Deed of company establishment No. 23 dated 30
April 1999, which was approved by the Minister
of Justice and Human Rights of the Republic of
Indonesia to the decree dated July 12, 1999 under
No. C-1281.HT.01.01.TH.99, where the deed has
been amended several times.
Some changes to PT. Bank Sulteng the articles of
association:
• Deed dated 27 March 2008 no. 88, has been
approved by the Minister of Justice and Human
Rights Republic of Indonesia dated 23 April 2008
under number AHU 20214.AH.01.02.Tahun 2008;
• Deed dated 21 May 2008 no. 56, has won the
approval of the Minister of Justice and Human
Rights of the Republic of Indonesia dated 23-
09-2008 with AHU-AH .01.10.10-20915 and
numbers: AHU-AH.01.01.10-20916;
Annual Report PT. Bank Sulteng 08
• Akta tanggal 14 (empat belas) bulan 08 (Agustus)
tahun 2008 (dua ribu delapan) nomor 31, telah
diterima dan dicatat Menteri Hukum Dan Hak
Asasi Manusia Republuk Indonesia tanggal 22
(dua puluh dua) bulan 09 (September) tahun
2008 (dua ribu delapan) dibawah nomor: AHU-
AH.01.10-20920.
• Akta tanggal 17 (tujuh belas) bulan 09 (September)
tahun 2008 (dua ribu delapan) nomor 30, telah
diterima dan dicatat Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 22
(dua puluh dua) bulan 12 (Desember) tahun
2008 (dua ribu delapan) dibawah nomor: AHU-
AH.01.10-25560;
• Akta tanggal 11 (sebelas) bulan 06 (Juni) tahun
2009 (dua ribu Sembilan) nomor 33, telah
diterima dan dicatat Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal 14
(empat belas) bulan 07 (Juli) tahun 2009 (dua
ribu Sembilan) dibawah nomor: AHU-32701.
AH.01.02 2009.
• Akta tanggal 27 (dua puluh tujuh) bulan 04
(April) tahun 2011 (dua ribu sebelas) nomor 05,
yang dibuat dihadapan Idayanti Pandan, Sarjana
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Palu,
telah diterima dan dicatat Menteri Hukum dan
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia tanggal
21 (dua puluh satu) bulan 06 (Juni) tahun 2011
(dua ribu sebelas) dibawah nomor: AHU-31166.
AH.01.02.Tahun 2011.
• Deed dated 14 August 2008 no. 31, has been
received and approved by the Minister of Law
and Human Rights Republic of Indonesia dated
22 September 2008 under the regulation number:
AHU-AH.01.10-20920.
• Deed dated 17 September 2008 no. 30, has been
received and approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia dated
22 December 2008 under the regulation number:
AHU-AH.01.10-25560;
• Deed dated 11 June 2009 no. 33, has been
received and approved by the Minister of Law and
Human Rights of the Republic of Indonesia dated
14 July 2009 under the regulation number: AHU-
32701.AH.01.02 2009.
• Deed dated 27 April of 2011 no. 05, which is made
by Idayanti Pandan, Bachelor of Laws, Master of
Notary in Palu, has been received and approved
by the Minister of Law and Human Rights
Republic of Indonesia dated 21 June 2011 under
the regulation number: AHU-31166.AH.01.02.
year of 2011.
02
09 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
• Akta tanggal 13 (tiga belas) bulan 03 (Maret)
tahun 2012 (dua ribu dua belas) nomor 05, yang
dibuat oleh Hasnah, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris di Palu, telah diterima
dan dicatat SH.MKn No. 09 tanggal 30 Mei
2012 dan sudah mendapat pengesahan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia tanggal 17 (tujuh belas) bulan 04
(April) tahun 2012 (dua ribu dua belas) dibawah
nomor: AHU-AH.01.10-13071.
• Akta tanggal 21 (duapuluh satu) 06 (Juni) tahun
2013 (dua ribu tiga belas) nomor 69, yang
buat oleh Charles, sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan, Notaris di Palu, telah diterima dan
dicatat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia tanggal 07 (tujuh) bulan 11
(November) tahun 2013 (dua ribu tiga belas)
dibawah nomor: AHU-AH.01.10-47234.
• Akta tanggal 12 (dua belas) 05 (Mei) tahun 2014
(dua ribu empat belas) nomor 16, yang buat oleh
Charles, sarjana Hukum, Magister Kenotariatan,
Notaris di Palu, telah diterima dan dicatat Menteri
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republuk
Indonesia tanggal 22 (dua puluh dua) bulan 05
(Mei) tahun 2014 (dua ribu empat belas) dibawah
nomor: AHU-10013.40.22.2014.
Perubahan yang terakhir adalah dengan akta RUPS-
LB No. 85 tanggal 29 Mei 2015, yang dibuat oleh
Charles,SH.,MKN Notaris di Palu dan telah mendapat
persetujuan Kementerian HUKUM dan HAM-RI
Nomor: AHU-0936834.AH.01.02.TAHUN 2015
tanggal 9 Juni 2015.
• Deed dated 13 March 2012 no. 05, which is
made by Hasnah, Bachelor of Laws, Master of
Notary in Palu, has been received and approved
by the Minister of Law and Human Rights of the
Republic of Indonesia on 17 April 2012 under the
regulation number: AHU-AH.01.10-13071.
• Deed dated 21 June 2013 no. 69, which is made by
Charles, Bachelor of Laws, Master of Notary, the
Notary in Palu, has been received and approved
the Minister of Law and Human Rights of the
Republic of Indonesia on 07 November 2013 under
the regulation number: AHU-AH.01.10-47234.
• Deed dated 12 May 2014 no. 16, which is made
by Charles, Bachelor of Laws, Master of Notary
in Palu, has been received and approved by the
Minister of Law and Human Rights Republic
Indonesia on 22 May 2014 under the regulation
number: AHU-10013.40.22.2014.
The latter change is based on deed RUPS-LB No. 85
dated 29 May 2015, made by Charles, SH., MKN Notary
in Palu which has been approved by the Ministry
of Law and Human Rights Republic of Indonesia
Number: AHU-0936834.AH.01.02. year of 2015 dated
9 June 2015.
Annual Report PT. Bank Sulteng 10
The Philosophy behind Bank Sulteng logo
There are two graphical elements supporting each
other which represents a positive reciprocal. The two
graphical elements also reflect the two parties; Bank
Central Sulawesi and its people, as well as the bank
and customers.
The application of these two elements were both
phisically and figuratively taken from:
• Coconut Trees: Implemented in the form of a
simple palm leaf
• Cotton: Lightweight, represents flexible attitude,
suave, service and loyalty
These two elements are used as the actualization of
Bhinneka concept which means togetherness and
sustainable partnership, also representing Central
Sulawesi ethnicity and custom.
Filosofi bentuk logo Bank Sulteng
Membentuk 2 elemen grafis yang saling menunjang
dan selalu ada timbal-balik positif. Mencerminkan 2
pihak; Bank Sulteng dan masyarakatnya, juga antara
bank dan nasabahnya.
Aplikasi kedua elemen tersebut diambil dari bentuk:
• Pohon Kelapa: Diimplementasikan dalam bentuk
daun kelapa yang sederhana
• Kapas: Ringan, fleksibel dan sikap yang luwes,
ramah tamah, pelayanan dan loyalitas
Kedua elemen ini mencerminkan juga ke-Bhinnekaan
dalam mewujudkan kebersamaan dan kemitraan
yang berkelanjutan. Serta merepresentasikan Budaya
Etnis Sulawesi Tengah.
Logo PhilosophyMakna Logo
02
11 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
The philosophy behind the Bank Sulteng logo colors
The colors used are the actual implementation
of Central Sulawesi region logo. The blue color
represents fidelity (In Central Sulawesi, Indonesia
and Bank Sulteng’s vision and ideals). The color
symbolizes the noble and high ideals to develop the
region. Including but not limited to in advancing the
ideals of the banking sector in its own country and
is expected to be the regional banking barometer in
Indonesia.
The yellow color used in the logo symbolizes wealth,
grandeur and magnanimity. Dark blue color reflects
the maturity and independence and clear vision of
the Bank Sulteng.
Filosofi warna logo Bank Sulteng
Merupakan implementasi warna dari logo daerah
Sulawesi Tengah. Warna biru melambangkan
kesetiaan (Pada daerah Sulteng, tanah air Indonesia
dan cita-cita). Di sini warna logo melambangkan
cita-cita yang tinggi dan luhur untuk memajukan
daerahnya. Termasuk cita-cita dalam memajukan
dunia perbankan di daerahnya sendiri serta
diharapkan menjadi barometer perbankan BPD di
Indonesia.
Sedangkan warna kuning melambangkan kekayaan,
keagungan dan keluhuran budi. Warna biru tua yang
terdapat pada logo mencerminkan kedewasaan dan
kemandirian serta visi Bank Sulteng yang tegas.
Annual Report PT. Bank Sulteng 12
Awards until 2015Penghargaan sampai dengan 2015
02
13 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Kamis, 5 November 2015
Penghargaan dari Economic Review
Bank Pembangunan Daerah Peringkat 1 Dalam
Kategori Umum
Aset Rp. 2.5 – Rp. 5 Triliun
Thursday, November 5th, 2015
Economic Review Award
Regional Development Bank Rank 1 in General
Category
Rp. 2.5 – Rp. 5 Trillion Worth of Asset
Kamis, 5 November 2015
Penghargaan dari Economic Review
Bank Pembangunan Daerah Peringkat 1 Dalam
Kategori “Finance (Efficiency, Profit)”
Aset Rp. 2.5 – Rp. 5 Triliun
Thursday, November 5th, 2015
Economic Review Award
Regional Development Bank Rank 1 in “Finance
(Efficiency, Profit)” Category
Rp. 2.5 – Rp. 5 Trillion Worth of Asset
Annual Report PT. Bank Sulteng 14
18 Juli 2014
Penghargaan dari Infobank
Sertifikasi “Sangat Bagus” dalam Kategori
Performa Keuangan Tahun 2013
Infobank Awards ke-19
July 18th 2014
Award from Infobank “Excellent” Certification in
2013 Financial Performance
19th Infobank Awards
24 September 2014
Penghargaan dari Bisnis Indonesia
Sertifikasi “Banking Efficiency Award”
September 24th 2014
Award from Bisnis Indonesia
“Banking Efficiency Award” Certification
Company in BriefPenghargaan sampai dengan 2015
15 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
02
Bisnis Indonesia Awards 2014
Kategori “Emiten Terbaik” Sektor Keuangan Bank
Pembangunan Daerah
Bisnis Indonesia Awards 2014
“Best Issuer” Financial Sector of Regional
Developent Bank
14 Agustus 2014
Penghargaan dari Infobank
Sertifikasi “Sangat Bagus” Dalam Kategori
Performa Keuangan Tahun 2014
Infobank Awards ke-20
August 14th 2014
Award from Infobank
“Excellent” Certification in 2014 Financial
Performance
20th Infobank Awards
Annual Report PT. Bank Sulteng 16
16 Juni 2015
Penghargaan “2015 Best Banks” dari Majalah
Investor
Kategori Bank Pembangunan Daerah dengan
Aset < 10 Triliun
June 16th 2015
“2015 Best Banks” Award from Majalah Investor
Regional Development Bank with < 10 Trilions
Assets Category
Penghargaan dari Tempo Media Group, Sertifikasi
“The Most Efficient Bank”
Kategori Bank Pembangunan Daerah dengan
Aset < 10 Triliun
Tempo Media Group Award, “The Most Efficient
Bank” Certification
Regional Development Bank with < 10 Trilions
Assets Category
2015 Events & Corporate Social ResponsibilityPeristiwa & Tanggung Jawab Sosial Tahun 2015
Tanggal 16 Juni 2015: Bank Sulteng mendapat
penghargaan dari Majalah Investor dalam ajang
Investor Best Bank untuk kategori Bank BPD asset
dibawah 10 triliun.
June 16th, 2015: Bank Sulteng received an award
from Investor Magazine in the Investor’s Best Bank
event in the below 10 trillion regional development
bank asset category.
Tanggal 20 Desember 2015: Bank Sulteng
meluncurkan produk tabungan terbarunya, yaitu
Tabungan Simpel di Kantor Cabang Ampana.
Desember 20th, 2015: Bank Sulteng launches their
new savings product, “Tabungan Simpel” at Ampana
Branch Office.
Tanggal 17 September 2015: Bank Sulteng menerima
penghargaan dari Tempo Media Group dalam ajang
Indonesia Banking Award 2015 untuk kategori “The
Most Efficient Bank”.
September 17th, 2015: Bank Sulteng received an award
from Tempo Media Group in Indonesia Banking Award
2015 event for “The Most Efficient Bank” category.
17 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
02
Tanggal 14 November 2015: Dalam rangka menjaga
silaturahmi dan mengimbangi performa kerja staf,
Bank Sulteng mengadakan event ESQ dan outbound.
November 14th, 2015: In order to maintain the staffs’
relationship and job performance balance, Bank
Sulteng hold ESQ outbound event.
Tanggal 24 Agustus 2015: Kantor Cabang Bank
Sulteng Ampana diresmikan.
August 24th, 2015: Inauguration of the new Bank
Sulteng office, Ampana Branch Office.
Tanggal 27-29 September 2015: Diselenggarakan
Acara FKDKP BPD – SI Wilayah Timur di Palu.
September 27th – 29th, 2015: Bank Sulteng held the
FKDKP BPD event on East Palu region.
Annual Report PT. Bank Sulteng 18
Tanggal 17 Agustus 2015: Bank Sulteng melakukan
program CSR dengan menyerahkan 6 unit Motor
Kaisar dan Beasiswa untuk sebanyak 9 orang
Mahasiswa Akper Kab. Toli – Toli Kepada Pemerintah
Kabupaten Toli –Toli.
August 17th, 2015: Bank Sulteng held CSR programs
by submitting 6 units of “Kaisar” Motorbike and
scholarship for 9 Toli - Toli students to the Toli -Toli
Government.
Tanggal 8 Agustus 2015: Digelarnya acara Gebyar
Deposito Berjangka Bank Sulteng Tahap II.
August 8th, 2015: Gebyar Deposit Bank Sulteng event
- Phase II initiated.
Tanggal 8 Agustus 2015: Selepas hari raya idul fitri,
Bank Sulteng menggelar acara halal bi halal untuk
seluruh staf, karyawan, dan karyawati beserta
keluarga.
August 8th, 2015: Right after Eid, Bank Sulteng held
“halal bi halal” event for the entire staff, employees,
and their families.
19 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
02
Tanggal 27 Juli 2015: Digelar pelatihan karyawan
baru tahun 2015.
July 27th, 2015: New 2015 employees training
initiated.
Tanggal 17 April 2015: Perjanjian Kerjasama antara
PT. Sulawesi Mining Investment (PT. SMI) dengan
Bank Sulteng tentang pengelolaan rekening giro.
April 17th, 2015: Cooperation agreement held between
PT. Sulawesi Mining Investment (PT. SMI) with Bank
Sulteng about checking account management.
Tanggal 1 April 2015: Dalam rangka HUT Bank
Sulteng, penanaman pohon dilokasi Bandara Mutiara
Sis Aljufri Palu.
April 1st, 2015: Celebrating birthday, Bank Sulteng
held tree planting at Mutiara Sis Aljufri Palu Airport.
Annual Report PT. Bank Sulteng 20
Tanggal 1 – 3 Mei 2015: Porseni XI BPDSI Yogyakarta
May 1st – 3rd, 2015: Porseni XI BPDSI at Yogyakarta
Tanggal 24 April 2015: Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) Tahun Buku 2014
April 24th, 2015: General Meeting of Shareholders
(AGM) for Fiscal Year 2014
Tanggal 25 Mei 2015: Penandatanganan PKS antara
Bank Sulteng dengan Jasa Raharja Putera.
May 25th, 2015: MCC signing between Bank Sulteng
with Jasa Raharja Putera.
21 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
02
Tanggal 28 Mei 2015: Pertemuan antara Bank Sulteng
dengan Tim KPK perihal Sosialisasi Laporan Hasil
Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN)
May 28th, 2015: Meeting between Bank Sulteng with
KPK regarding socialization of State Officials Wealth
Report (LHKPN)
Tanggal 13 Mei 2015: Penandatanganan
Kesepakatan Kerjasama antara Bank Sulteng dengan
Gapensi Provinsi Sulawesi Tengah perihal dalam hal
penghimpunan dana tabungan, deposito, giro serta
produk yang menunjang kelancaran pelaksanaan
kegiatan pekerjaan proyek berupa: dukungan Bank,
garansi Bank dan kredit konstruksi kepada para
kontraktor.
May 13th, 2015: Cooperation agreement signing
between Bank Sulteng and GAPENSI Central Sulawesi
Province in terms of fund collection savings,
deposits, checking accounts, as well as products that
support the smooth implementation of the project
which include: Bank support, bank warranty and
construction loans to contractors.
Annual Report PT. Bank Sulteng 22
Tanggal 19 – 20 Januari 2015: Bank Sulteng
menggelar rapat koordinasi untuk meningkatkan
kualitas kinerja dan soliditas seluruh divisi dan staf.
January 19th – 20th, 2015: Bank Sulteng held a
coordination meeting to improve the performance
quality and solidity across all divisions and staff.
Tanggal 11 Juni 2015: Buka Puasa bersama Bank
Sulteng dengan Pemerintah Daerah Provinsi.
June 11th, 2015: Iftar with Central Sulawesi
Government.
Tanggal 23 Oktober 2015: Bank Sulteng
menyelenggarakan Corporate Social Responsibility
berupa penyerahan 1 unit mobil ambulans kepada
Pemerintah Daerah Kab. Morowali Utara.
October 23rd, 2015: Bank Sulteng held Corporate
Social Responsibility / CSR by donating one
ambulance unit to the North Morowali district
government.
23 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
02
Tanggal 23 Februari 2015: Penyerahan CSR berupa 1
unit mobil ambulans kepada Pemerintah Daerah Kab.
Sigi.
February 23rd, 2015: 1 ambulance unit CSR donation
to Sigi district government.
Tanggal 11 Februari 2015: Penyerahan CSR berupa 1
unit mobil ambulans kepada Pemerintah Daerah Kab.
Parigi Moutong.
February 11th, 2015: 1 ambulance unit CSR donation
to Parigi Moutong district government.
Tanggal 17 Februari 2015: Bank Sulteng melakukan
Corporate Social Responsibility CSR berupa
penyerahan 1 unit mobil ambulans kepada Pemerintah
Daerah Kab. Donggala.
February 17th, 2015: Bank of Central Sulawesi held
Corporate Social Responsibility / CSR by donating
one ambulance unit to Donggala district government.
Annual Report PT. Bank Sulteng 24
25 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
03
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dear respected all stakeholders of PT. Bank Sulteng,
All prayer, praise and gratitude to Allah SWT for His
grace, blessing and protection that He gave during
the fiscal year 2015, which will soon be presented in
this annual report.
Foreword from Board of CommissionersKata Pengantar Dewan Komisaris
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Seluruh pemegang saham dan pemangku
kepentingan PT. Bank Sulteng yang kami hormati.
Terlebih dahulu kami panjatkan puji dan syukur
ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat, barokah
serta perlindunganNya yang telah Ia berikan selama
pelaksanaan tahun buku 2015, yang mana akan
segera dipaparkan dalam laporan pengawasan ini.
Annual Report PT. Bank Sulteng 26
Sebagai salah satu bagian inti dari fungsi pengawasan
dan pemberian nasihat, Dewan Komisaris ingin
memastikan kepada Direksi bahwa roda perusahaan
telah berjalan sebagaimana mestinya sesuai target
yang telah ditetapkan dalam visi misi, kebijakan
dan program serta telah mematuhi ketentuan dan
peraturan perundangan yang berlaku. Disamping
itu Dewan Komisaris juga ingin memastikan bahwa
Direksi telah menindaklanjuti semua temuan audit
dan rekomendasi satuan kerja audit intern, hasil
audit akuntan publik, hasil pengawasan Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) serta hasil pemeriksaan ekternal
seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Sesuai dengan fungsi jabatannya, jajaran Dewan
Komisaris selama ini Dewan Komisaris telah
melakukan berbagai fungsi pengawasan dan
pemberian nasihat sebagaimana sudah disepakati
dalam perjanjian kerja yang terlampir sebagai berikut:
Fungsi Pengawasan dan Pemberian Nasihat
1. Memberikan masukan, persetujuan serta
pengawasan terhadap pelaksanaan Rencana
Bisnis Bank periode tahun 2015-2016. Dewan
Komisaris mengadakan rapat koordinasi
bersama Direksi dan pejabat eksekutif bank
sulteng setiap triwulan guna mendapatkan
penjelasan mengenai pencapaian indikator
Rencana Bisnis sekaligus merumuskan kebijakan
untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
2. Pengawasan terhadap faktor yang mempengaruhi
tingkat kesehatan bank, serta faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja bank secara keseluruhan.
Dalam pelaksanaan upaya pengawasan yang
dilaksanakan Dewan Komisaris Bank Sulteng
antara lain:
As one of the core part of the supervisory and advisory
functions, the Board of Directors want to make sure
that the company wheel is running well as expected
according to the targets set within the company’s
vision, mission, policies and programs and also
complied with rules and regulations in force. Besides,
the Board also wanted to ensure that the Board of
Directors has processed all the audit findings and
recommendations of internal audit unit, the public
accountant audit results, monitoring the Financial
Services Authority (FSA/OJK) and the results of
external examinations such as from the Supreme
Audit Agency (BPK).
In accordance with the functions of office, the Board of
Commissioners during the Board of Commissioners
has made various supervisory and advisory functions,
as already agreed in the employment agreement
which listed below:
Oversight and Advice
1. Provide input, approval and supervision of the
implementation of the Business Plan period
of 2015-2016. The Board of Commissioners
held a joint coordination meeting of the Board
of Directors and executive officers of Central
Sulawesi bank every quarter in order to obtain a
description of the achievement of the indicators
of the Business Plan as well formulate policies to
address the problems faced.
2. Monitoring of the factors that affect the health
of banks, and the factors that affect the overall
performance of the bank. The successful
implementation of the supervision conducted by
the Board of Commissioners of Central Sulawesi,
among others:
27 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
03• Pengawasan Dalam Rangka Implementasi GCG
dan Manajemen Risiko.
Dalam implementasi Good Corporate Governance
(GCG) dan manajemen risiko termasuk
pengendalian operasional Bank, secara umum
dapat dilaporkan pelaksanaannya telah berjalan
baik dan penyempurnaannya terus diupayakan
secara berkelanjutan. Sehubungan dengan
hal tersebut Dewan Komisaris telah mencatat
beberapa hal dan hasil implementasi yang antara
lain dipaparkan di bawah ini:
Dewan Komisaris aktif melakukan monitoring
kepatuhan terhadap ketentuan prinsip kehati-
hatian yang ditetapkan oleh Bank Indonesia antara
lain Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)
serta dalam rangka melakukan upaya perbaikan-
perbaikan di bidang pelayanan, pemenuhan asas
prudential banking dan menciptakan budaya tata
kelola perusahaan yang lebih sehat.
• Pengawasan terhadap tindaklanjut hasil
pemeriksaan:
1. Dewan Komisaris melakukan pemantauan
terhadap hasil tindak lanjut pemeriksaan baik
yang dilakukan oleh audit eksternal maupun
internal serta memantau komitmen dengan Bank
Indonesia.
2. Dewan Komisaris melakukan pengusulan proses
penunjukkan Akuntan Publik untuk meminta
persetujuan kepada pemegang saham untuk
melakukan Audit Laporan Keuangan Bank
Sulteng Tahun Buku 2015. Selanjutnya Dewan
Komisaris juga mengevaluasi atas penunjukkan
Akuntan Publik yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Supervision in the Context of the Implementation
of GCG and Risk Management
In the implementation of Good Corporate
Governance (GCG) and operational risk
management, including control of the Bank, can
generally be reported implementation has been
going well and perfected continue to be pursued
in a sustainable manner. Relative to the Board
of Commissioners have noted a few things and
the results of the implementation of which is
explained below:
BOC actively monitor compliance with the
precautionary principle set by Bank Indonesia
among others Lending Limit (LLL) and in order
to make improvements-improvements in service,
fulfillment of the principle of prudential banking
and create a culture of corporate governance
more healthy.
• Supervision of the follow-up of results:
1. The Board of Commissioners to monitor the
results of follow-up examinations were performed
by both internal and external audit and monitor
the commitment by Bank Indonesia.
2. The Board of Commissioners of Public
Accountants proposing appointment process for
approval to the shareholders to Audit Financial
Statements of the Bank of Central Sulawesi Fiscal
Year 2015. Furthermore, The Board also evaluates
the appointment of a Public Accountant by the
legislation in force.
Annual Report PT. Bank Sulteng 28
3. Dalam rangka melaksanakan Sistem
Pengendalian Intern Bank, Dewan Komisaris
melalui Komite di bawah Dewan Komisaris
dalam hal ini Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko mengevaluasi pelaksanaan kebijakan
manajemen risiko serta hasil temuan-temuan
audit melalui rapat intern Dewan Komisans yang
mana untuk selanjutnya merekomendasikan
kepada Direksi untuk menyikapi, menindaklanjuti,
dan memperbaiki sebagaimana masukan dan
rekomendasi dari pemeriksaan tersebut.
Saran
1. Agar manajemen terus berupaya dan
mengoptimalkan peningkatan asset, dan
peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) secara
intensif dengan memperluas dan memperkuat
Customer Base, agar share tabungan terhadap
Dana Pihak Ketiga semakin besar. Salah satu
upaya meningkatkan Dana Pihak Ketiga adalah
menciptakan produk-produk yang dapat menarik
masyarakat/nasabah diiringi dengan teknologi
yang mendukung, mengingat banyaknya
kompetitor dari Lembaga Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan Non-Bank setiap tahunnya.
2. Melakukan upaya penambahan modal disetor
yang berasal dan pemegang saham baik melalui
dana segar maupun melakukan kompensasi
asset milik Pemda yang dijadikan kantor cabang
3. Penyaluran kredit hendaknya dilakukan dengan
tetap mengedepankan prinsip prudential banking,
serta meningkatkan porsi pemberian kredit pada
sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)
selaras dengan kebijakan Pemerintah Daerah
didalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan memberdayakan sektor UMKM.
3. In order to implement the Internal Control
System Bank, BOC through the Committees
under the Board of Commissioners in this
regard the Audit Committee and Risk Monitoring
Committee evaluates the implementation of risk
management policies and the results of the audit
findings through internal meetings of the Board
Komisans which henceforth recommend to the
Board of Directors to address, follow up and
improve as input and recommendations from
these assessments.
Suggestions
1. In order to optimize the management of
constantly working and increase assets, and an
increase in third party funds (DPK) intensively
by expanding and strengthening Customer Base,
so that the share of savings to third party funds
increases. One effort to improve Third Party Fund
is to create products that can attract the public
/ customers coupled with technological support,
given the number of competitors from Bank
Financial Institutions and Non-Bank Financial
Institutions annually.
2. Promoting efforts to increase paid-in capital and
shareholders are derived either through fresh
funds as well as to compensate government-
owned asset which is used as a branch office
3. Loans should be made to continue to promote
the principles of prudential banking, as well as
increase the share of credit to the sector of micro,
small and medium enterprises (SMEs) in line
with Government policy in promoting economic
growth by empowering the SME sector.
29 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
034. Optimalisasi fungsi dan peranan Satuan Kerja
Audit Intern (SKAI) melalui:
• Peningkatan fungsi SKAI sebagai konsultan
internal Bank.
• Peningkatan fungsi monitoring baik secara
langsung maupun tidak langsung.
• Melaksanakan pedoman Standar Pelaksanaan
Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) dalam
membuat ikhtisar temuan dan rekomendasi hasil
audit oleh SKAI.
• Mengevaluasi kembali Panduan Audit Intern yang
disesuaikan dengan kondisi Bank Sulteng saat ini
yang berdasarkan pada SPFAIB.
• Melakukan penilaian kinerja cabang yang
dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan
sebagai bahan penilaian Direksi.
• Mengoptimalkan fungsi dan peran Komite
Manajemen Risiko didalam penerapan dan
pengelolaan kualitas manajemen risiko.
• Optimalisasi fungsi dan peranan Satuan Kerja
Kepatuhan dengan cara mengikutsertakan SDM
berupa pelatihan, seminar/workshop secara
berkala.
• Melaksanakan evaluasi secara berkelanjutan
terhadap pengamanan dalam sistem dan
prosedur kerja yang berkaitan dengan Teknologi
Informasi untuk mencegah terjadinya kejahatan
melalui Teknologi Informasi yang dapat
merugikan nasabah maupun bank.
• Penempatan posisi Kepala Divisi dan Kepala
Cabang perlu memperhatikan unsur kompentensi,
integritas, dan kinerja personal serta kinerja
organisasi dalam GCG.
• Membenahi secara terus menerus strategi,
kebijakan, sistem dan standar prosedur
operasional bank dalam rangka optimalisasi
system pengendalian intern bank.
4. Optimizing the function and role of the Internal
Audit Unit (SKAI) via:
• Improvement of the Internal Audit function as an
internal consultant Bank.
• Improved monitoring function either directly or
indirectly.
• Implement guidelines for Internal Audit Standard
Bank (SPFAIB) in making a summary of findings
and recommendations of audit results by the
Internal Audit Unit.
• Re-evaluate the internal audit manual tailored
to the current conditions of the Bank of Central
Sulawesi based on SPFAIB.
• Assess the performance of the branch as outlined
in the Audit Reports as of the assessment of
Directors.
• Optimizing the function and role of the Risk
Management Committee in the implementation
and management of the quality of risk
management.
• Optimizing the function and role of Compliance
Unit by way of involving human resources such
as training, seminars / workshops regularly.
• Implement ongoing evaluation of the security
of the systems and procedures relating to
information technology to prevent crime through
information technology that can be detrimental
to customers and banks.
• Placement position of Head of Division and Head
of the Branch needs to pay attention to elements of
competence, integrity and personal performance
and the performance of organizations in GCG.
• Fix the ongoing strategies, policies, systems and
standard operating procedures of banks in order
to optimize the bank’s internal control system.
Annual Report PT. Bank Sulteng 30
• Mengupayakan pengembangan kompentensi,
profesionalisme dan produktifitas sumber
daya manusia untuk terus ditingkatkan dengan
memberikan pendidikan dan pelatihan, sehingga
Bank mempunyai sumber daya sebagai penerus
bank yang berkualitas dan memiliki kualifikasi
pendidikan dan pelatihan harus dilaksanakan
secara terintegrasi dan berkelanjutan
berdasarkan kondisi pegawai secara faktual dan
kebutuhan ke depan sumber daya manusia (SDM)
dalam rangka mencapai rencana bisnis bank.
• Agar manajemen berupaya untuk terus menerus
meningkatkan dan menyempurnakan kebijakan
pengelolaan sumber daya manusia, antara lain
dalam pengelolaan jalur karir.
Demikian laporan tugas dan fungsi Dewan Komisaris
dalam pelaksanaan, pengawasan serta pemberian
nasehat kepada Direksi atas pelaksanaan operasional
PT. Bank Sulteng Tahun 2015.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
bimbingan/petunjuk dan rahmatNya bagi kita semua.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Palu, 24 Maret 2016
Dewan Komisaris PT. Bank Sulteng
Drs. H. Abd Karim Hanggi
Komisaris Utama
• Promote the development of competence,
professionalism and productivity of human
resources to be improved by providing education
and training, so that the Bank has the resources
as the successor bank qualified and qualified
education and training should be implemented in
an integrated and sustainable under conditions
of employees in a factual and needs the future
of human resources (HR) in order to achieve its
business plan.
• In order for the management strives to
continuously improve and enhance the human
resource management policies, among others in
the management career path.
So reports the duties and functions of the Board in
the implementation, monitoring and providing advice
to the Board of Directors on the implementation of
the operations of PT. Bank Sulteng 2015.
May God Almighty continue to give guidance /
instructions and a gift to us all.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Palu, March 24, 2016
The Board of Commissioners of PT. Bank Sulteng
Drs. H. Abd Karim Hanggi
Chief Commissioner
Foreword from Chief DirectorKata Pengantar Direktur Utama
31 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
03
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
First of all, we convey gratitude for the achievements
that Bank Sulteng has achieved in 2015, we pray to
Allah for His guidance to always be humble and stay
true to the principles of the Bank Sulteng to serve
and support people of Sulteng in particular and the
Indonesian people in general.
On behalf of the entire management and employees,
the BOC give a warm welcome to the fiscal year 2016
with expectation of the increasing and evolving in
terms of achievements of Bank Sulteng, even exceeds
other regional development banks in Indonesia. Bank
Sulteng family gratified by the passage of the fiscal
year 2015 with a good, proven increasingly increasing
business volume, although 2015 is not the year that
is easy to get through because business dynamics
faced by Bank Sulteng.
With regard to the transformation program that is
currently running, the Bank will continue to focus
Sulteng implement to achieve the three pillars Bank
Sulteng as follows:
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Pertama-tama, rasa syukur atas prestasi yang sudah
Bank Sulteng raih di tahun 2015 kami panjatkan
kepada Allah SWT atas petunjuk dan bimbinganNya
untuk selalu rendah hati dan tetap berpegang teguh
pada prinsip Bank Sulteng untuk memajukan serta
berbakti pada masyarakat Sulteng secara khusus
dan Bangsa Indonesia secara umum.
Atas nama seluruh management dan karyawan,
jajaran direksi mengucapkan selamat memasuki
tahun buku 2016, dengan harapan bahwa Bank
Sulteng semakin maju dan dapat berkembang sejajar
bahkan melebihi bank pembangunan daerah lainnya
di Indonesia. Keluarga besar Bank Sulteng bersyukur
dengan berlalunya tahun buku 2015 dengan baik,
terbukti kian bertambahnya volume usaha, meskipun
2015 bukan tahun yang mudah untuk dilalui sebab
karena begitu banyak dinamika yang dihadapi Bank
Sulteng.
Berkenaan dengan program transformasi yang
saat ini sedang berjalan, Bank Sulteng akan terus
memfokuskan diri melaksanakan untuk mewujudkan
tiga pilar penyangga Bank Sulteng sebagai berikut:
Annual Report PT. Bank Sulteng 32
1. Pilar 1, memperkuat kelembagaan yang meliputi
poin berikut:
• Pemenuhan Modal Inti Rp. 1 trilliun paling lambat
sampai pada tahun 2018 (saat ini baru tercapai
Rp. 487,2 milyar), CAR 18 % (saat ini 29,13%),
BOPO max 75 % (saat ini sudah tercapai 71,19%),
NIM 5,5 % (saat ini masih tercapai 7,51%), LDR
78-92 % (saat ini sudah masuk dalam range
yakni 80,62 %), ROA minimal 2,5 % (saat ini sudah
tercapai 3,2 %), ROE minimal 20 % (saat ini sudah
tercapai 23,71%) Ratio gross NPL = 1,71 % cukup
manageable/memenuhi persyaratan
• Asset, meningkat dari Rp. 2,787 trilliun pada
tahun 2014 menjadi Rp. 3,977 trilliun pada tahun
2015 atau tumbuh sebesar 42,69 %, jauh diatas
rata-rata perbankan di Sulteng yakni 20,94 %
1. 1st pillar is to strengthen the core institutions
which include the following points:
• Fulfillment of Core Capital Rp. 1 trillion to be
fulfilled later up until 2018 (currently reached
Rp. 487.2 billion), CAR 18% (currently 29.13%),
BOPO max 75% (at the moment has been
reached 71.19%), NIM 5.5% (currently 7.51%),
LDR 78-92% (currently within the range of
80.62%), 2.5% minimum ROA level (currently 3.2%
accomodated), ROE of at least 20% (now reached
23.71%) the NPL gross ratio = 1.71% which is quite
manageable / has meet the current requirements.
• Assets, increased from Rp. 2.787 trillion in 2014
to Rp. 3.977 trillion in 2015, or grew by the number
of 42.69%, well above the average bank in Central
Sulawesi which is 20.94%
33 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
032. Pilar 2, sebagai agen pembangunan yang meliputi
poin berikut:
• Mendorong pertumbuhan kredit, agar terus
meningkat (saat ini meningkat dari Rp. 2,033
trilliun pada tahun 2014 menjadi Rp. 2.252 trilliun
pada tahun 2015), atau tumbuh 10,77% masih
diatas pertumbuhan rata-rata perbankan di
Sulteng yakni 9,65%.
• Mendorong peningkatan porsi kredit produktif,
(saat ini baru mencapai 4,5%), akan terus dipacu
untuk mencapai komposisi yang ideal yakni +/-
30 %.
• Mendorong pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
(DPK), agar terus meningkat (saat ini meningkat
dari Rp. 1.664 trilliun pada tahun 2014 menjadi
Rp. 2.771 trilliun pada tahun 2015) atau tumbuh
sebesar 66,52% jauh diatas rata-rata perbankan
di Sulteng yakni 25,11%.
3. Pilar 3, memperluas jaringan dan akses layanan,
yang diekspresikan pada beberapa poin di bawah
ini:
• Menambah jumlah titik layanan agar dapat
menjangkau seluruh masyarakat sampai ke
pelosok (saat ini sebanyak 132 titik meliputi:
Kantor Pusat = 1, Kantor Cabang = 13, Kantor
Kas = 7, Kantor Payment Point = 26, Kantor Kas
Berjalan = 14, dan ATM = 71 unit; rencana tahun
2016 menjadi 169 titik layanan.
• Saat ini jumlah rekening simpanan di Perbankan
Sulteng = 1.560.970 rekening, jika dibanding
dengan jumlah penduduk = 2.790.000 jiwa,
sehingga ratio penabung terhadap jumlah
penduduk adalah 52,45%., jika dibandingkan
dengan jumlah rekening simpanan di Bank
Sulteng = 395.725 CIF, sehingga ratio terhadap
jumlah penduduk mencapai 14,18 %
2. 2nd pillar is to act as agents of development
which include the following points:
• Encourage the credit growth, in order to continue
to rise (now increased from Rp. 2.033 trillion in
2014 to Rp. 2,252 trillion in 2015), or grew by the
number of 10.77% which is still above the average
Central Sulawesi banking growth by 9.65%.
• Encourage to increase the portion of credits,
(currently on 4.5%), will continue to be driven to
achieve ideal composition which is currently in
the number of +/- 30%.
• Encourage the growth of third party funds (DPK),
to continue to rise (now increased from Rp. 1,664
trillion in 2014 to Rp. 2,771 trillion in 2015), an
increase of 66.52%, well above the average of the
25 banks in Central Sulawesi which is at 11% rate.
3. 3rd pillar is to expand the network and access to
services, which is expressed on several points
below:
• Increase the number of service points in order
to reach the entire community to the most
remote part of region (current total of 132 points
including: Headquarters = 1, Branch = 13 Cash
Office = 7, Office Payment Point = 26 Cash Office
Walking = 14, and ATM = 71 units; a plan in 2016
to 169 service points.
• Current number of deposit accounts with Bank
Sulteng = 1.560.970 accounts, if compared to the
total population = 2.790.000 inhabitants, so that
savers to population ratio is 52.45%., Compared
to the amount of deposit account at the Bank
Sulteng = 395.725 CIF, so that the ratio to the
total population is currently at 14.18%.
Annual Report PT. Bank Sulteng 34
• Sulteng population has received credit facilities
from the banking sector which amounted up to
19.8%, far below the national average which is at
the rate of 36% (according to World Bank data,
2014), as well as the number of accounts that
receive credit facility in Bank Sulteng = 17.297
account, so that the ratio to the total population is
= 0.62%, (according to the World Bank data, 2014),
this implies that the banking growth potential in
Central Sulawesi is quite large.
• Jumlah masyarakat Sulteng yang mendapat
fasilitas kredit dari perbankan sebesar 19,8 %,
jauh dibawah rata-rata nasional yakni 36 %
(menurut data dari world bank, 2014), demikian
halnya dengan jumlah rekening yang mendapat
fasilitas kredit di Bank Sulteng = 17.297 rekening,
sehingga ratio terhadap jumlah penduduk = 0,62
%, (menurut data dari world bank, 2014), hal ini
mengandung makna bahwa potensi pertumbuhan
perbankan di Sulteng sangat besar
“
“ Keberhasilan yang kami raih tersebut merupakan
komitmen dan buah kerja keras dari seluruh staf
yang senantiasa memberikan pelayanan dengan
tulus dan berkesan
The success which Bank Sulteng has achieved is
the fruit of labor and commitment, also hard work
of all the staff who always provide a genuine and
memorable service
35 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
03Untuk mendukung kelangsungan usaha Bank Sulteng
ke depan, pada tanggal 18 Januari 2016 yang lalu,
telah dilaksanakan “kick off” dimulainya project Core
Banking System (CBS) penggantian sistem lama
“Olibs 2006” ke system baru 724 serta penggantian
metode “switching” baru, yang mana ditargetkan
dapat “go live” pada tanggal 30 Juni 2016.
Tindakan ini menjadi titik awal bangkitnya daya
saing, nasabah dapat lebih mudah mengakses Bank
Sulteng, variasi produk lebih mudah dibuat, serta
pelaksanaan program-program pendanaan dan DPK
yang sesuai kebutuhan masyarakat serta turut serta
mensukseskan program yang dirilis oleh Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) melalui Agen “Laku Pandai”.
Akhirnya, melalui kesempatan ini kami juga ingin
berbagi kebahagiaan bahwa sejalan dengan program
pengembangan yang terus kami laksanakan secara
berkesinambungan, dukungan yang diberikan oleh
segenap share holder, pada tahun 2015 yang lalu,
Bank Sulteng meraih empat penghargaan dari
lembaga pemeringkat perbankan yang memiliki
reputasi di Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Majalah Investor, memberikan penghargaan
kepada Bank Sulteng sebagai “The Best Bank”
pada kelompok asset dibawah Rp. 10 trilliun,
didasarkan pada kinerja financial ratio dan
growth pada tahun 2014.
2. Majalah Infobank, Pada terbitan Juli 2015,
menobatkan penghargaan kepada Bank Sulteng
sebagai bank “Sangat Bagus” untuk kelas modal
dibawah Rp. 1 trilliun dengan asset kurang dari
Rp. 5 trilliun.
To further support the business continuity of Bank
Sulteng, on January 18th 2016, Bank Sulteng has
implemented a “kick off” start of the Core Banking
System (CBS) project as an enhanced replacement of
the “Olibs 2006” old system to the 724 system as well
as the new replacement “switching” method, which is
targeted to “go live” on June 30th, 2016.
These actions become the starting point of the rise
of Bank Sulteng competitiveness, in which customers
have easier access to Bank Sulteng, easier to create
product varieties, as well as the implementation of
funding programs and third-party funds according
to the needs of society and participate success of
the program that released by the Financial Services
Authority (FSA) through “Laku Pandai” agent.
Finally, through this opportunity Bank Sulteng
also want to share the joy that is in line with the
development program that we continue to execute
in an ongoing-basis, the support provided by all the
shareholders in 2015, Bank Sulteng won four awards
from a reputable banking rating agency in Indonesia
which listed below:
1. Investor Magazine, awarded Bank Sulteng as the
“Best Bank” in the group of assets below Rp. 10
trillion, based on the ratio of financial performance
and growth in 2014.
2. Infobank Magazine, on July 2015 issue, given
an award to Bank Sulteng with the “Very Good”
rating for the class of capital below Rp. 1 trillion,
with assets of less than Rp. 5 trillion.
Annual Report PT. Bank Sulteng 36
3. Tempo Magazine, on November 5th 2015, Bank
Sulteng received the “The Most Efficient Bank”
rating among all of Central Sulawesi banks for
the Regional Development Banks with below Rp.
10 trillion assets possessions.
4. Economic Review Magazine also awarded Bank
Sulteng with the title “Eficient and Profitable” for
the Regional Development Bank in the Rp. 2,5 to
5 trillion assets.
The success which Bank Sulteng has achieved is
the fruit of labor and commitment, also hard work
of all the staff who always provide a genuine and
memorable service. We convey biggest respect and
appreciation to customers and public users of Bank
Sulteng that always provide us with sufficient trust
and support, so Bank Sulteng can continue to grow
and achieve further developments.
Wabilahitaufik Walhidayah,
Palu, March 24th, 2016
The Board of Directors of PT. Bank Sulteng
Rahmat A. Haris
President Director
3. Majalah Tempo, Pada tanggal 5 November
2015, memberikan rating kepada Bank Sulteng
sebagai “The Most Efficient Bank” untuk Bank
Pembangunan Daerah dengan asset dibawah Rp.
10 trilliun.
4. Majalah Economic Review juga menobatkan Bank
Sulteng dengan predikat “Eficient & Profitable”
untuk BPD dikelas asset Rp. 2, 5 s/d 5 trilliun.
Keberhasilan yang kami raih tersebut merupakan
komitment dan buah kerja keras dari seluruh staf yang
senantiasa memberikan pelayanan dengan tulus dan
berkesan. Senantiasa kami menyampaikan hormat
dan apresiasi kepada nasabah dan masyarakat
pengguna jasa Bank Sulteng yang memberikan
kepercayaan dan dukungan kepada kami, sehingga
dapat terus berkembang dan mencapai berbagai
kemajuan.
Wabilahitaufik Walhidayah,
Palu, 24 Maret 2016
Dewan Direksi PT. Bank Sulteng
Rahmat A. Haris
Direktur Utama
Business StrategyStrategi Bisnis
37 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
04
Bank Sulteng 2016 Business Strategy
As one step in applying the principles of good
governance, Bank Sulteng need to further prepare
and establish strategic objectives and apply a set of
corporate values. Furthermore, strategic goals and
values of the company is further described in the
business plan, as the basis and reference for carrying
out operational activities according to the vision and
mission of the bank.
A. Bank Sulteng’s Vision & Mission
Bank Sulteng Vision:
To be a reliable, leading regional bank in Indonesia,
understanding the customers’ needs, providing
proper financial solutions, build a mutually-beneficial
and sustainable partnership.
Bank Sulteng Mission:
• Provide the best banking service to customers
with the use of prudential banking principle.
• Optimizing Bank Sulteng role as intermediary
banking institutions to remain focused on
providing financing for the implementation of
regional development.
Strategi Bisnis Tahun 2016
Sebagai salah satu langkah dalam menerapkan
prinsip tata kelola yang baik, bank perlu menyusun
dan menetapkan sasaran strategis dan seperangkat
nilai-nilai perusahaan (corporate values). Selanjutnya
sasaran strategis dan nilai-nilai perusahaan dimaksud
dijabarkan lebih lanjut dalam rencana bisnis, sebagai
landasan dan acuan untuk melaksanakan kegiatan
operasional sesuai visi dan misi bank.
A. Visi dan Misi Bank Sulteng
Visi Bank Sulteng:
Menjadi bank daerah terpercaya di Indonesia,
terdepan di daerah, memahami kebutuhan
nasabah, memberikan solusi keuangan yang tepat,
membangun kemitraan yang saling menguntungkan
dan berkelanjutan.
Misi Bank Sulteng :
• Memberikan layanan terbaik kepada nasabah
dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian.
• Mengoptimalkan peranan Bank Sulteng sebagai
lembaga intermediasi dengan tetap fokus pada
penyediaan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha
pembangunan daerah.
Business Strategy
Annual Report PT. Bank Sulteng 38
• As the motor of economic and regional
development growth in order to improve people’s
living standard.
• Constantly improving the application of the
principles of Good Corporate Governance.
Motto:
One Goal, One Team, One Spirit
Six Core Value adopted by the Bank Sulteng:
• Integrity: High intergrity working, honest, behave
consistently, and hold firmly to the truth principle
to responsibly implement everything that has
been expressed.
• Customer Focus: Always focus to customers,
build sincere trust, rapport and costumer oriented
to create added value for the company.
• Enthusiasm: Energetic and high spirit to face every
challenge, encouragement or energy that comes
from inner-self to perform the best possible work
in order to gain optimum achievements.
• Influence: Able to motivate co-workers and
the environment to achieve the Bank’s vision.
The ability to motivate, persuade, influence or
persuade another person or team to achieve
common goal.
• Sebagai Motor Penggerak terciptanya tingkat
pertumbuhan perekonomian dan pembangunan
daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat
• Senantiasa meningkatkan penerapan prinsip
Good Corporate Governance.
Moto:
One Goal, One Team, One Spirit
Nilai-Nilai Budaya (Six Core Value) yang dianut Bank
Sulteng:
• Integrity: Bekerja dengan dasar integritas yang
tinggi (Integrity) jujur, berprilaku konsisten
serta berpegang teguh pada prinsip kebenaran
untuk menjalankan apa yang dikatakan secara
bertangung jawab.
• Customer Focus: Selalu Fokus kepada nasabah,
dengan tulus membangun kepercayaan dan
hubungan baik serta berorientasi pada kebutuhan
nasabah yang menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan.
• Enthusiasm : Enerjik dan bersemangat tinggi
didalam menghadapi setiap tantangan, dorongan
motivasi atau energi yang berasal dari dalam
diri untuk tampil kerja sebaik mungkin dalam
mencapai prestasi yang optimum.
• Influence: Mampu memotivasi rekan-rekan
sekerja dan lingkungan untuk mencapai visi
Bank. Kemampuan memotivasi, meyakinkan,
mempengaruhi ataupun mengajak orang lain
atau tim untuk mencapai tujuan bersama.
39 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
04• Execution: Selaku fokus kepada Implementasi,
tindak lanjut serta pencapaian hasil-hasil guna
memberikan nilai tambah dan kontribusi kepada
Bank Sulteng (Action). Kemampuan mengambil
keputusan dan menetapkan tindakan yang tepat
dan cepat untuk mewujudkan harapan dan
membuat sesuatu terjadi dengan nilai tambah
yang tinggi.
• Adaptability : Selalu siap menghadapi perubahan
baik intern maupun ekstern. Kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai perbedaan
dan perubahan serta lingkungan termasuk antar
individu dan kelompok dalam rangka memperoleh
hasil yang lebih baik.
Change for Success:
Di era sekarang ini, tidak cukup hanya menjadi efektif,
efisien dan terpercaya. Untuk mendorong bisnisnya
bergerak maju, Bank Sulteng perlu bertransformasi
dan harus melakukan inovasi dan perubahan. Ini
adalah jalan yang membuat kami mampu melihat
tantangan sebagai peluang dan terus bergerak untuk
maju.
Untuk mencapai tujuan sesuai visi dan misi,
maka penyusunan rencana bisnis bank perlu
dilakukan secara matang dan realistis dengan tetap
memperhatikan prinsip kehati-hatian dan penerapan
manajemen risiko. Selain itu, perencanaan harus
dilakukan bank secara komprehensif sehingga
lebih mencerminkan kompleksitas usaha dan dapat
menampung arah pengembangan usaha bank.
Rencana bisnis yang komprehensif juga dapat
meningkatkan fleksibilitas operasional bank dalam
menghadapi persaingan usaha yang semakin tinggi.
• Execution: Always focus to the main
implementation, follow-up and achievement
of results in order to provide added value and
contribution to the Bank Sulteng. The ability
to make decisions and appropriate actions
assignments and quick to realize the hopes and
make something happen with high added value.
• Adaptability: Always prepared to change or
adapt both internally and externally. The ability
to adjust to the differences and changes as well
as the environment, including among individuals
and groups in order to obtain better results.
Change for Success:
In this present era, it is not enough only to be effective,
efficient and reliable. To encourage business to move
forward, Bank Sulteng needs to transform, innovate
and change. This is a way that enables us to see the
challenge as an opportunity and continue to move
forward.
To achieve the goal according to the aforementioned
vision and mission, the preparation of its business
plan needs to be done carefully and realistically by
taking the principles of prudence banking and risk
management into account. In addition, planning
should be done in a comprehensive way so it would
come to a better reflection and also the complexity of
the business, thus able to accommodate the direction
of business development bank. A comprehensive
business plan can also increase the operational
flexibility of banks in order to face higher level
competition.
Annual Report PT. Bank Sulteng 40
In the preparation of its business plan, Bank Sulteng
should also consider external factors and internal
factors that directly or indirectly affect the survival of
a bank so as to produce a realistic plan. A realistic
business plan is one of the efforts in implementing
effective risk management, in particular strategic risk
B. Bank Sulteng Policy Directions
Bank Sulteng’s future policy direction outlined in the
Bank Sulteng’s Business Plan period of 2016 -2018,
which corresponds to the spirit of transformation
and focuses on providing financial services for
the implementation efforts of local development
by providing loans to productive and consumptive
businesses. As a nod to the core function of Regional
Development Bank as a driver of economic growth
rate and creation of regional development in order
to improve the locals’ living standard, as the account
holder or as a manager of local and regional finances
as well as being one of the sources of local revenue
(PAD). This policy direction is also in sync with the
development program of Central Sulawesi province,
which follows:
1. Improving the quality of human resource
competitiveness in faith and piety.
2. Enhance economic growth through economic
empowerment to the people.
3. Improvement of infrastructure development
to support the activities of the community’s
economy.
Dalam penyusunan rencana bisnis bank juga harus
mempertimbangkan faktor eksternal dan faktor
internal yang secara langsung atau tidak langsung
dapat mempengaruhi kelangsungan usaha bank
sehingga dapat menghasilkan rencana yang realistis.
Rencana bisnis yang realistis merupakan salah satu
upaya dalam menerapkan manajemen risiko secara
efektif, khususnya risiko strategik
B. Arah Kebijakan Bank Sulteng
Arah kebijakan Bank Sulteng kedepan yang
dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank Sulteng
periode 2016 -2018, yang bersesuaian dengan
semangat transformasi dan menitikberatkan pada
penyediaan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-
usaha pembangunan daerah dengan memberikan
pinjaman kepada usaha yang bersifat produktif
dan konsumtif. Sejalan dengan fungsi Bank
Pembangunan Daerah yaitu sebagai pendorong
terciptanya tingkat pertumbuhan perekonomian dan
pembangunan daerah dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat, sebagai pemegang kas daerah
dan atau sebagai pengelola keuangan daerah serta
menjadi salah satu sumber pendapatan asli daerah
(PAD). Arah kebijakan ini juga di singkronkan dengan
pengembangan program pembangunan Provinsi
Sulawesi Tengah, antara lain :
1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang berdaya saing keimanan dan ketakwaan.
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui
pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
3. Peningkatan pembangunan infrastruktur untuk
menunjang aktivitas perekonomian masyarakat.
41 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
044. Pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam
secara optimal dan berkelanjutan.
(sumber data : RPJMD Sulteng 2011-2016)
Arah kebijakan Bank Sulteng yang menitikberatkan
pada “Peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui
pemberdayaan ekonomi kerakyatan” di selaraskan
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/26/
PBI/2012 tentang kegiatan usaha dan Jaringan
Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank terutama Pasal
12, yang intinya menyebutkan bahwa Bank pada
Buku 1 wajib menyalurkan kredit atau pembiayaan
kepada usaha produktif paling rendah 55% (lima
puluh lima persen) dari total kredit atau pembiayaan
hingga pada tahun 2018, serta pasal 20, yang
intinya menyebutkan bahwa dalam hal Bank telah
memenuhi persyaratan tingkat kesehatan namun
tidak memenuhi persyaratan ketersediaan alokasi
Modal Inti, Bank dapat melakukan Pembukaan
Jaringan Kantor jika melakukan penyaluran kredit
atau pembiayaan UMKM paling rendah 20 % (dua
puluh persen) dari total kredit atau pembiayaan.
Untuk mengimplementasikan Visi dan Misi serta
mentrasformasikan nilai-nilai budaya kerja Bank
Sulteng melibatkan seluruh stakeholder yakni Dewan
Komisaris, Direksi, Kepala Divisi, Kepala Cabang serta
seluruh karyawan agar memiliki kesamaan (tujuan).
Sehingga semua rencana jangka pendek dan
menengah serta nilai-nilai dalam setiap pemikiran,
tindakan, perilaku dan etika dapat dimengerti,
dipahami dan dijalankan oleh seluruh unit kerja dan
stakeholder untuk mencapai target dan sasaran yang
telah ditetapkan.
4. The management and use of natural resources in
an optimal and sustainable.
(Source: RPJMD Sulteng 2011-2016)
Bank Sulteng policy direction that focuses on
“Increasing economic growth through a populist
economic empowerment” is indeed in sync with
Bank Indonesia Regulation No. 14/26 / PBI / 2012 on
business activity and Office Network Based on Core
Capital Bank, especially article 12, which essentially
states that the Bank in 1st book shall extend credit
or financing service to productive enterprise as few
as 55% of the total credit or financing until 2018,
also mentioned in article 20, which essentially says
that if the Bank has fulfilled the requirements of the
health level but does not meet the required allocation
of core capital availability, the Bank may undertake
office network opening if the bank performs loans or
financing for SMEs at least as 20% of the total credit
or financing.
To implement the vision and mission as well as
transforming the cultural values, Bank Sulteng
involving all stakeholders in the line of Board of
Commissioners, Directors, Head of Division, Head of
Branch and all employees to have the same goal.
All short-and-medium-term plans and values in
every thought, action, conduct and ethics can be
understood, conceived and executed by all working
units and stakeholders to achieve the targets and
objectives that have been set.
Annual Report PT. Bank Sulteng 42
B.1. Short Term Bank Sulteng Directions and Policies:
In the short term Policy Direction is 1 year (the period
of January to December 2016), the Bank Sulteng do
the following:
1. To change the organizational structure according
to Bank Sulteng’s needs that oriented around
fluency tasks and responsibilities in order to
meet the good corporate governance, are as
follows; the adequacy of the board including
the Director of Compliance and the Independent
Commissioner and work units that support the
bank’s business plan.
2. In order to promote growth and increase in Bank
Sulteng business region, the quality of human
resources through improved Bank Sulteng
program to improve the competence of human
resources (HR) are as follows:
• Implement in-house education programs and
trainings with both internal and external teachers,
or by involving employees in the seminar, which
is in accordance with the duties and office
employees;
• Continue to align policies and remuneration
by using key performance indicator (KPI) for
employees so that each employee will be
assessed objectively based on the achievement
of performance and remuneration.
3. Upgrade core banking system and switching to
improve the performance of applications that
until now have not been up support advances in
technology and banking services according to
customers’ requirements.
B.1. Arah dan Kebijakan Bank Sulteng Jangka Pendek:
Dalam Arah Kebijakan jangka pendek adalah 1 (satu)
tahun (periode Bulan Januari s/d Desember 2016),
Bank Sulteng melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan perubahan struktur organisasi
sesuai dengan kebutuhan Bank Sulteng yang
berorientasi pada kelancaran tugas dan tanggung
jawab guna pemenuhan struktur organisasi
yang berdasarkan Good Corporate Governance
yaitu; kecukupan pengurus diantaranya Direktur
Kepatuhan dan Komisaris Independen dan unit-
unit kerja yang mendukung rencana bisnis bank.
2. Bahwa untuk meningkatkan pertumbuhan dan
peningkatan bisnis bank sulteng, maka kualitas
sumber daya manusia bank sulteng ditingkatkan
melalui program peningkatan kompetensi sumber
daya manusia (SDM) adalah sebagai berikut :
• Melaksanakan program-program pendidikan
secara in-house training dengan pengajar dari
internal dan narasumber eksternal Bank, atau
dengan cara mengikutsertakan karyawan pada
seminar, yang sesuai dengan tugas dan jabatan
karyawan;
• Terus menyesuaikan kebijakan dan remunerasi
dengan menggunakan key performance indicator
(KPI) untuk karyawan sehingga setiap karyawan
akan dinilai secara obyektif berdasarkan prestasi
kinerjanya dan remunerasi.
3. Melakukan Upgrade core banking system
dan switching untuk memperbaiki kinerja
aplikasi yang sampai saat ini belum maksimal
mensupport kemajuan teknologi dan layanan
perbankan sesuai dengan kebutuhan nasabah.
43 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
044. Menambah dan mengembangkan produk serta
aktivitas baru. Adapun produk yang menjadi fokus
market kepada masyarakat ditujukan khususnya
di kalangan siswa/pelajar/mahasiswa dan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) melalui “Tabungan
Siswa (TAWA)”, Tabungan “SIMPEL”, Tabungan
“MAPAN”, Tabungan “BISNIS” dan “TabunganKu”
serta “Tabungan Umroh”.
5. Pengadaan layanan aktivitas baru yang berbasis
IT berupa SMS Banking, Mobile Banking, Internet
Banking dan penggunaan EDC.
6. Menetapkan pertumbuhan kredit sebesar 30%
pada akhir tahun 2016, dengan tetap focus pada
sektor usaha ritel/UMKM sesuai dengan MISI
Bank Sulteng dalam menggerakan perekonomian
daerah dengan melakukan pembiayaan di
sector-sektor yang produktif, selain itu tetap
memaksimalkan captive market pada sektor
konsumtif berupa Kredit Pegawai/Multiguna,
Kredit Pemilikan Rumah dan Kredit Pensiun.
7. Peningkatan Kredit Produktif menjadi minimal
10% pada akhir tahun 2016, dengan tetap fokus
pada sektor usaha perdagangan, pertanian dan
konstruksi.
8. Melakukan program layanan keuangan tanpa
kantor dalam rangka keuangan ingklusif
(Laku Pandai) sesuai amanat POJK No.19/
POJK.03/2014 tanggal, 18 November 2014.
9. Menetapkan pertumbuhan dari penghimpunan
Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 56,57% pada
akhir tahun 2016.
10. Penambahan jaringan, jenis layanan dan
produk guna mempertahankan daya saing dan
meningkatkan market share yang ada.
4. Add and develop new products and activities.
The products are the focus of the market to the
community which intended in particular among
students and civil servants (PNS) through the
“Tabungan Siswa / Students Savings (TAWA)”
“Simple Savings (SIMPLE)” “MAPAN” Savings,
“BUSINESS” savings and “TabunganKu” and
“Umrah Savings”.
5. Procurement services new IT-based activities
such as SMS Banking, Mobile Banking, Internet
Banking and also EDC usage.
6. Establish a credit growth of 30% at the end of
2016, to stay focused on the retail sector / SME
in accordance with the Bank MISSION Sulteng
in moving the regional economy by financing
productive sectors, besides still maximizing
captive market in the consumer sector Credit in
the form of employee / Multipurpose, Housing
Credit and pension Credit.
7. Credit Increase Productive be at least 10% by
the end of 2016, to stay focused on the business
sector of trade, agriculture and construction.
8. program without an office of financial services
in order to finance ingklusif (Smart Code) as
mandated POJK 19 / POJK.03 / 2014 dated
November 18, 2014.
9. Establish the growth of third party funds (DPK)
amounted to 56.57% at the end of 2016.
10. The addition of network, services and products
in order to maintain its competitiveness and
increase its market share there.
Annual Report PT. Bank Sulteng 44
11. Membangun gedung serba guna khusus sebagai
gedung arsip dan training center, dan gedung
Kantor cabang yang refresentatif dibeberapa
daerah serta Pembelian lokasi Tanah yang
diperuntukan dalam pembangunan kantor
cabang.
12. Melakukan Branding pada kantor kantor
pelayanan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan Direksi.
13. Melakukan relokasi beberapa kantor kas
ketempat yang lebih refresentatif.
14. Melakukan perubahan status dari kantor cabang
pembantu menjadi kantor cabang serta kantor
kas menjadi kegiatan kantor fungsional UMKM
dibeberapa daerah kecamatan dan kabupaten se
Sulawesi Tengah.
15. Melakulan lelang asset dan inventaris Bank yang
tidak produktif yang nilai bukunya sudah sebesar
1 rupiah serta melakukan hapus buku.
16. Melakukan pendataan asset dan inventaris bank
atas asset dan inventaris yang tidak dikuasai
namun masih tercatat dalam neraca bank.
17. Melakukan perubahan struktur gaji pegawai
dengan menggunakan metode sistim penggajian
berdasarkan grading.
18. Penambahan jumlah jaringan layanan Bank
Sulteng direncanakan sampai dengan tahun
2016 menjadi 214 unit layanan, dengan tetap
memperhatikan perhitungan kecukupan
ketersediaan alokasi modal inti,
11. Building a multipurpose building specifically
as an archive building and training centers, and
office buildings refresentatif branches in some
areas as well as the purchase of land intended
location in the construction of the branch office.
12. Doing Branding in office service office in
accordance with established standards of
Directors.
13. Doing relocating some cash office to place more
refresentatif.
14. Make changes status from branch offices into
branches and cash offices into a functional office
activities of SMEs in some areas districts and
regencies in Central Sulawesi.
15. The first requests asset auction and Bank
unproductive inventory that the book value has
amounted to 1 rupiah and perform to remove the
book.
16. Collecting data on bank assets and inventory
assets and inventory that is not controlled but
still recorded in the bank’s balance sheet.
17. Make changes to the salary structure of
employees using payroll software based grading.
18. Increasing the number of network services
Sulteng Bank planned through 2016 to 214
units of service, with regard to the calculation of
the adequacy of the availability of core capital
allocation,
45 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
04B.2.
Arah dan Kebijakan Bank Sulteng Jangka Menengah:
Arah dan kebijakan Bank Sulteng dalam Jangka
Menengah adalah 3 (tiga) tahun (periode Tahun
2016 s/d 2018), menitikberatkan pada berbagai
pertumbuhan yang antara lain adalah sebagai berikut:
• Pemenuhan modal inti sampai dengan tahun
2018 ditargetkan menjadi > Rp. 1 T (BUKU II),
dengan cara melakukan pendekatan kepada
pemegang saham dan investor strategis.
• Pemenuhan portofolio kredit produktif sebesar
20% dari total portofolio kredit pada tahun 2018,
dan pemenuhan target tersebut dialokasikan
dengan proyeksi sebesar 10% pada tahun 2016,
15% pada tahun 2017 dan menjadi 20% pada
tahun 2018.
• Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkelanjutan dan bersertifikasi, karena industri
perbankan merupakan suatu bentuk usaha di
bidang jasa keuangan, maka peran sumber daya
manusia sangat dominan untuk menentukan
kinerja Bank. Sehingga Bank selalu menjaga agar
kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki
sesuai dengan perkembangan bisnis perbankan
di tanah air.
• Persaingan di industri perbankan dan
meningkatnya kebutuhan masyarakat akan jasa
layanan perbankan mendorong bank-bank aktif
menambah jaringan kantor. Bank Sulteng di
tahun 2017 tetap melanjutkan strategi perluasan
jaringan kantor di daerah-daerah sentra bisnis
secara selektif dan terarah.
B.2.
Medium Term Bank Sulteng Directions and Policies:
The direction and policy of the Bank Sulteng in the
medium-term is three years (2016 to 2018), focusing
on a variety of growth, which are as follows:
• The fulfillment of core capital up to the year 2018
is targeted to be more than Rp. 1 T (BOOK II), by
way of using the right approach to shareholders
and strategic investors.
• Productive loan portfolio fulfillment rises to
20% of the total loan portfolio in 2018, and the
fulfillment of these targets is allocated with a
projected 10% in 2016, 15% in 2017 and to 20%
in 2018.
• Improvement of Human Resources (HR)
sustainable and certified, because the banking
industry is a form of business in the field of
financial services, the role of human resources is
very dominant to determine the performance of the
Bank. Bank thus always keeping the competency
of its human resources in accordance with the
development of the banking business in the
country.
• Competition in the banking industry and the
increasing needs of the community banking
services actively encourage banks to increase
network office. Bank Sulteng in 2017 continued
strategy of expansion of branch network in
regions that are selective and focused business.
Annual Report PT. Bank Sulteng 46
• Continuing the core banking system upgrade
program and all forms of IT-based services such
as mobile banking, Internet banking, payment
cards and other uses that service and their needs
can be met well and adapted to the IT strategic
plan.
C. Bank Sulteng Strategic Measures
In general, Bank Sulteng’s vision and mission will
adapt to the characteristics of Regional Champion of
Central Sulawesi Regional Development. To achieve
this goal, then through public policy directors (KUD)
are the six (6) pillars of the initiative can be used as
a foothold in implementing these measures include:
1. High Margin Lending Business through
penetration in the multipurpose credit financing
(PNS), construction loans for capital expenditure
(APBD / APBN), expansion of the microfinance
and pension credit;
2. Diversification of Revenue Streams through
trade finance transactions in the form of Bank
Guarantee for contractors, as well as issuance
of letters of support Bank credit card through the
credit card partnership with the Bank or any other
bank;
3. CASA Growth (60% Composition) through the
penetration of savings Simpeda (synergy with
BPD group), checking local government program,
Laku Smart Outlet;
4. Sales and Service Transformation through
alternate channels (Mobile Banking, SMS
Banking), customers improve overall banking
experience and innovation to product Umrah
savings, business savings;
• Melanjutkan program Upgrade core banking
system dan semua bentuk layanan yang berbasis
IT seperti Mobile Banking, Internet Banking,
pembayaran menggunakan kartu dan lainnya
agar pelayanan serta kebutuhan masyarakat
dapat terpenuhi dengan baik dan disesuaikan
dengan rencana strategi IT.
C. Langkah-Langkah Strategis yang Ditempuh Bank
Secara garis besar Visi dan Misi Bank Sulteng
akan menyesuaikan dengan karakteristik Bank
Pembangunan Daerah Regional Champion. Untuk
mewujudkan hal tersebut, maka melalui kebijakan
umum direksi (KUD) ditetapkan sebagai 6 (enam) pilar
inisiatif dapat dijadikan pijakan dalam melaksanakan
langkah tersebut antara lain :
1. High Margin Lending Business melalui penetrasi
dalam pembiayaan kredit multiguna (PNS), kredit
konstruksi untuk belanja modal (APBD/APBN),
ekspansi terhadap pembiayaan mikro dan kredit
pensiun;
2. Diversification of Revenue Streams melalui
transaksi trade finance berupa Bank Garansi bagi
para kontraktor, surat dukungan Bank maupun
penerbitan kartu kredit melalui credit card
partnership dengan Bank Mandiri atau Bank lain;
3. CASA Growth (60% Composition) melalui
penetrasi dari tabungan Simpeda (synergy
dengan group BPD), program giro pemda, Laku
Pandai Outlet;
4. Sales and Service Transformation melalui
alternate channel (Mobile Banking, SMS Banking),
improve customers overall banking experience
dan inovasi terhadap produk tabungan umrah,
tabungan bisnis;
47 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
04
5. Efficiency Improvement berupa cost efficiency
program dan IT Transformation;
6. Human Capital Development berupa strategic
recruitment and training and development
program, talent appreciation program, capacity
plan analysis.
Dari Ke-6 (enam) pilar inisiatif ini akan tercermin
dalam langkah konkrit sebagai berikut :
1. Melaksanakan project tahun 2016, sebagaimana
pada Lampiran 18.
2. Meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada
nasabah, agar dapat mendukung kinerja dan
kualitas Bank. Langkah yang akan ditempuh
adalah melakukan pendidikan/training kepada
pegawai yang ditempatkan pada costumer
service agar memiliki cara dan pemahaman
dalam melayani nasabah dengan baik.
3. Teknologi informasi yang handal menjadi elemen
penting dalam penyediaan layanan system
informasi yang terpadu dalam mendukung
jalannya operasional dan bisnis Bank Sulteng.
4. Meningkatkan efisiensi dan produktifitas
kerja, meminimalkan risiko operasional serta
menyediakan layanan teknologi yang aman
dan nyaman. Pengembangan system dan
infrastruktur TI akan terus dilakukan secara
konsisten dengan tetap berlandaskan pada
prinsip kehati-hatian, sehingga informasi yang
tersedia lebih cepat, tepat dan akurat.
5. Efficiency Improvement in the form of cost
efficiency and IT Transformation program;
6. Human Capital Development in the form
of strategic recruitment and training and
development programs, talent appreciation
programs, capacity plan analysis.
All of the six pillars of this initiative will be reflected in
concrete steps as follows:
1. Implement Proyect 2016, as in the appendix no.
18.
2. Improve the best service to customers, in order
to support the performance and quality of the
Bank. Steps to be taken is to conduct education
/ training to the employee who is placed on
customer service in order to have the means and
understanding in serving customers well.
3. Reliable information technology becomes an
important element in the provision of integrated
information system in support of corporate
operations and the Bank’s business in Central
Sulawesi.
4. Increase efficiency and productivity, minimize
operational risk and provide a safe and
comfortable technology. System development
and IT infrastructure will continue to be consistent
with still based on the precautionary principle,
making information available more quickly and
accurately.
Annual Report PT. Bank Sulteng 48
5. Melakukan Upgrade baik Core Banking System
maupun Switcing. guna memenuhi dan
melengkapi IT sesuai dengan regulasi Bank
Indonesia, antara lain kartu berbasis Chip dengan
mengikuti spesifikasi standar yang ditetapkan di
Indonesia untuk kartu ATM/Debet yakni NSICCS
(National Standart Implementation Chip Card
Specification).
6. Menyiapkan sarana untuk mendukung Modul
Penerimaan Negara (MPN) generasi II dalam
rangka mengefektifkan penerimaan Negara di
sektor Pajak serta BI-RTGS Generasi II yang telah
lakukan implementasinya pada Desember 2015.
7. Melakukan transformasi secara teritegrasi
yang mencakup aspek kelembagaan termasuk
Good Corporate Governance, Manajemen
Risiko, Penguatan Permodalan, Sumber Daya
Manusia (SDM)/Kultur, dan Insfrastruktur, serta
pengembangan bisnis. Program transformasi
di Bank Sulteng yang saat ini sedang berjalan
sudah dimulai sejak tahun 2013 dan akan terus
ditingkatkan pada tahun mendatang. Beberapa
work stream akan lebih dipertajam lagi antara
lain transformasi bisnis dan budaya.
8. Melakukan kerjasama dengan Pemda Propinsi/
Kabupaten/Kota dalam rangka mengelola
dana hibah dari Provinsi Sulawesi Tengah
kepada Kabupaten/Kota yang didasarkan pada
Peraturan Gubernur Sulawesi Tengah Nomor 66
Tahun 2013, tentang Pedoman Umum Program
Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Berbasis
Bedah Kampung (PTPK-BBK), dan pengelolaan
dana Desa yang merupakan program pemerintah
pusat.
9. Menjalin kerjasama usaha melalui partnership
atau aliansi diluar Pemda dalam rangka
diversifikasi produk & layanan, peningkatan
infrastruktur pendukung (kompetensi SDM,
jaringan kantor dan IT).
5. Upgrade both Core Banking System and Switcing.
in order to fulfill and complete IT in accordance
with Bank Indonesia regulation, among other
chip based cards by following the standards set
specifications in Indonesia for ATM / Debit namely
NSICCS (National Standard Implementation Chip
Card Specification).
6. Prepare a means to support the State Revenue
Module (MPN) II generation in order to streamline
the state’s revenues in the tax sector as well
as the BI-RTGS Generation II has done its
implementation in December 2015.
7. teritegrasi transformation that includes
institutional aspects including the Good
Corporate Governance, Risk Management,
Capital Strengthening, Human Resources (HR) /
culture, and infrastructure, as well as business
development. Bank transformation program
in Central Sulawesi which is currently running
has been started since 2013 and will continue
to be improved in the coming years. Some work
streams will be more refined among other cultural
and business transformation.
8. Cooperating with the provincial government
/ state / city in order to manage grants from
the Central Sulawesi province to the district /
city based on the Central Sulawesi Governor
Regulation No. 66 Year 2013, on General
Guidelines for Integrated Program-Based Poverty
Reduction Surgery Kampung (PTPK-BBK), and
the village fund management which is a program
of the central government.
9. Collaborated efforts through partnerships or
alliances outside the local government in order
to diversify the products and services, improved
infrastructure (HR competency, office network
and IT).
49 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
0410. Dalam era Teknologi perbankan saat ini peranan
Informasi Teknologi (IT) sangat menentukan,
sehingga aplikasi Switching merupakan jembatan
antara delivery channel (H2H, ATM, SMS Banking,
Internet Banking, dan EDC) dengan core banking
system. Bank tidak lagi hanya mengandalkan
bagaimana pengumpulan dana pihak ketiga atau
penyaluran kreditnya dengan cara konvensional
(manual). Bank kini mulai bertumpuh dengan
mengandalkan fee Base Income yaitu dengan
melebarkan jaringan pelayanan, memudahkan
cara bertransaksi, dan memperbanyak fitur
layanan perbankan. Transaksi payment
dan transfer sekarang tidak boleh dibatasi
dengan waktu dan tempat, sehingga kapan
dan dimanapun nasabah dapat melakukan
kegiatan perbankannya. Perkembangan bisnis
melaju dengan sangat cepat yang harus diikuti
dengan tingkat kemampuan switching yang
dapat membuat delivery channel baru dengan
cepat pula. Switching yang dimiliki oleh Bank
Sulteng saat ini sangat lambat dalam memenuhi
kebutuhan perkembangan bisnis yang dilakukan
oleh Bank Sulteng. Oleh karena itu Bank Sulteng
harus melakukan Upgrade switching ATM existing
dengan switching ATM yang dapat memenuhi
kebutuhan bisnis Bank Sulteng minimal untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan.
11. Setiap produk baru Bank Sulteng wajib dilengkapi
dengan SOP, terkait dengan aktivitas baru
serta melalui pengkajian divisi kepatuhan dan
manajemen risiko yang mewajibkan Bank untuk
menerapkan manajemen risiko yang memadai
untuk memitigasi risiko yang ditimbulkan oleh
penerbitan produk atau pelaksanaan aktivitas
baru.
10. In the era of banking technology is currently the
role of Information Technology (IT) is critical, so
the app Switching a bridge between the delivery
channel (H2H, ATM, SMS Banking, Internet
Banking, and EDC) with the core banking system.
Banks no longer just rely on how third-party
funds or lending by conventional means (manual-
way). Banks are now beginning to rely their
income base fee to the wider service network, as
to provide an easy way to do transactions, and
reproduce features of banking services. Payment
transactions and current transfers should not
be limited by time and place, so that whenever
and wherever customers can conduct banking
activities. Business development drove very fast
to be followed by the level switching capabilities
to create a new delivery channel very quickly as
well. Switching owned by Bank Sulteng currently
very slow in meeting the developmental needs
of the business conducted by the Bank Sulteng.
Therefore, the Bank Sulteng must upgrade
existing ATM switching with ATM switching to
meet the business needs of the Bank Sulteng for
a period of at least five (5) years.
11. Any new products Sulteng Bank shall be equipped
with the SOP, associated with new activities as
well as through assessments of compliance
and risk management division which obliges the
Bank to implement adequate risk management to
mitigate the risks posed by the issuance of new
products or implementation activity.
Annual Report PT. Bank Sulteng 50
12. Internal control atau kegiatan pengendalian serta
proses verifikasi lebih dini untuk memastikan
bahwa kebijakan dan prosedur tersebut secara
konsisten dipatuhi, serta merupakan kegiatan
yang tidak terpisahkan dari setiap fungsi atau
kegiatan Bank sehari-hari.
13. Penyelesaian kredit macet maupun kredit hapus
buku secara kontinyu dan konsisten dilakukan
penagihan langsung, di mana semua team yang
telah dibentuk baik di kantor pusat maupun
kantor cabang, turun langsung kelapangan untuk
melakukan penagihan kepada debitur macet
maupun hapus buku. Upaya lain dilakukan melalui
proses hukum kepada debitur macet dan hapus
buku dengan cara proses somasi dan untuk
selanjutnya diteruskan kepada proses hukum
baik melalui kejaksaan maupun pengadilan atau
Balai Lelang Swasta (BLS) untuk dieksekusi.
14. Rekruitmen serta melakukan pendidikan dan
pelatihan bagi sumber daya manusia (SDM),
dengan menggunakan vendor atau pelatihan
yang dilaksanakan melalui in-house training
maupun eksternal training (LPPI/IBI, Asbanda
dan Lembaga Pendidikan lainnya).
15. Diversifikasi/inovasi dan meningkatkan daya
saing produk perbankan baik funding maupun
lending.
16. Melakukan reviem BPP, SOP dan Peraturan
Internal Bank Sulteng.
17. Mereview kembali perjanjian kerjasama dengan
partner strategis (IT, Training & advice compony,
penyewaan/service ATM, Insurance, legal).
18. Menurunkan Non Performing Loan (NPL) dengan
langkah-langkah;
• Penagihan langsung (collection) terhadap debitur
bermasalah;
12. Internal control or control activities as well as
the verification process early to ensure that
these policies and procedures are consistently
followed, as well as an activity inseparable from
any function or daily activities of the Bank.
13. Completion of bad credit or credit remove it
continuously and consistently do direct billing, in
which all the teams that have been established
both at headquarters and branch offices, go
straight spaciousness to collections from
borrowers jammed and remove it. Other efforts
made through the legal process to the debtor
jammed and remove it in a way to process the
call and subsequently forwarded to the judicial
process either by the prosecutor or the court or
the Auctioneer Private (BLS) for execution.
14. Recruitment and providing education and training
for human resources (HR), using vendors or
training conducted through in-house training and
external training (LPPI / IBI, Asbanda and other
Educational Institutions).
15. Diversification / innovation and improving product
competitiveness both funding and lending banks.
16. Conduct BPP, SOP and Regulation reviews of
Bank Sulteng.
17. Reviewing the back agreement with a strategic
partner (IT, Training and advice compony, leasing
/ service ATM, Insurance, legal).
18. Reduce Non Performing Loan (NPL) by utilizing
the following steps:
• Direct Billing (collection) against troubled
borrowers;
51 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
04• Restrukturisasi/Rescheduling terhadap debitur
yang memenuhi syarat dan masih memiliki
sumber pembayaran kembali atas kewajibannya.
• Proses litigasi terhadap debitur-debitur yang tidak
kooperatif dalam menyelesaikan permasalahan
atas kredit atau kewajibannya.
• Melakukan pemetaan kredit hapus buku dan
metode penyelesaiannya.
19. Berupaya untuk membangun kemitraan dengan
perusahaan yang bergerak di bidang sumber
daya alam dan hasil bumi di wilayah Sulawesi
Tengah, diantaranya perusahaan yang bergerak di
bidang perkebunan (kakao, rotan, tapioka, sawit,
kelapa dalam),Pertambahan (batu pecah/galian
c, nikel, emas) dan bidang lainnya dalam rangka
pembiayaan serta peningkatan penghimpunan
Dana Pihak Ketiga (DPK).
Prospek Tahun 2016
Perkembangan ekonomi Indonesia yang
diproyeksikan positif di tahun mendatang
mendorong pertumbuhan ekonomi dan usaha-usaha
salah satunya disektor perbankan. Diperkirakan,
perekonomian akan ditopang oleh sektor konsumsi
dan investasi yang cukup tinggi, sehingga peranan
bank sebagai intermediasi akan semakin maksimal.
Dalam merespon prospek di tahun 2016 yang
positif, Bank Sulteng lebih melakukan beberapa
rencana bisnis yang akan di implementasikan pada
3 (tiga) tahun mendatang, Rencana tersebut meliputi
usaha untuk meningkatkan kapasitas bank dalam
menghimpun dan menyalurkan dana yang diperoleh
dari masyarakat.
• Restructuring / Rescheduling to a debtor is
eligible and still have a source of repayment of its
obligations.
• The process of litigation against debtors who are
not cooperative in solving the problems of loans
or obligations.
• Mapping the credit remove books and completion
method.
19. Attempts to establish a partnership with a
company engaged in the field of natural resources
and agricultural products in the region of Central
Sulawesi, including companies engaged in the
plantations (cocoa, cane, tapioca, palm, coconut),
Added (crushed stone / quarrying c , nickel, gold)
and other fields within the framework of the
financing as well as an increase in third party
funds (DPK).
2016 Prospect
Indonesian economic development has a positive
projection in the coming years to encourage economic
growth, one of them in banking sector. It is estimated
that the economy will be supported by high-rate of
consumption and investment, so the role of banks as
the intermediary will be at peak.
In response to the positive prospect of 2016, Bank
Sulteng is now prepared to conduct some business
plans that will be implemented in 3 years, The plan
includes an effort to increase the capacity of banks
in collecting and distributing funds raised from the
public.
Annual Report PT. Bank Sulteng 52
Beberapa Rencana Bisnis tahun 2016-2018 yang
meliputi penerbitan produk baru yang meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat seperti produk
Tabungan Tawa, Fitur-fitur ATM Bank Sulteng dan
penambahan layanan KPE bagi Pegawai Negeri Sipil
yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah serta Drive
Thru Atm, selain itu dalam rangka meningkatkan
aksesibilitas masyarakat terhadap produk bank,
Bank Sulteng meningkatkan status kantor cabang
dan memperluas jaringan/membuka kantor baru di
daerah potensi di beberapa wilayah kecamatan di
Sulawesi Tengah.
Rencana Bisnis 3 (tiga) Tahun Mendatang
Dengan membaiknya sektor perbankan dan
meningkatnya kesehatan bank-bank membuat
kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan
membaiknya indikator-indikator perbankan,
termasuk di antaranya adalah meningkatnya fungsi
intermediasi bank yang ditujukkan oleh peningkatan
potensi realisasi penyaluran kredit.
Bank mempunyai beberapa rencana bisnis yang akan
di implementasikan pada 3 (tiga) tahun mendatang.
Rencana tersebut meliputi pengembangan produk
tabungan, perluasan penyaluran kredit konsumsi
(KPR dan KPM) dan perluasan jaringan kantor
pelayanan kepada masyarakat, Mobile Banking, serta
pengembangan Informasi Teknologi.
Several years 2016-2018 Business Plan which
includes the issuance of new products that improve
the public service such as Tawa Savings products,
features and additions Sulteng Bank ATM KPE
services for Civil Servants in the province of Central
Sulawesi and Drive Thru Atm, besides in order
to improve community access to bank products,
Bank Sulteng improve the status of branches and
expanding / opening new offices in areas of potential
in some of the districts in Central Sulawesi.
Business Plan For 3 Upcoming Years
With the improvement of banking sector’s health
and the surprisingly increasing health level of banks
create positive public confidence. This is proofed by
the improvement in banks indicator, among others
is the increasing level of bank intermediation of the
potential increase of credit realization.
Bank Sulteng has several business plans that will
be implemented in 3 years. The plan includes the
development of savings products, the expansion
of consumer lending (mortgage and car loan) and
the expansion of services to the community office
network, mobile banking, as well as the development
of information technology.
A. ASSET
Kelolaan kekayaan (Total Asset) Bank Sulteng pada
tahun 2015 tercatat meningkat sebesar Rp.1.217.675
juta atau 30,61% dibanding dengan tahun 2014,
dimana pada tahun 2014 total asset sebesar
Rp2.759.621 juta dan pada tahun 2015 sebesar Rp.
3.977.296 juta.
Peningkatan tersebut sangat dipengaruhi oleh
kenaikan dana pihak ketiga sebesar 39,58% dan
pertumbuhan kredit sebesar 9,72% disamping
komponen lainnya.
A. ASSETS
Wealth under management (Total Asset) Bank Sulteng
in 2015 recorded an increase of Rp. 1.217.675 million
or 30.61% compared to 2014, where in 2014 the total
assets of Rp2.759.621 million and Rp. 3,977,296
million in 2015.
The increase was strongly influenced by the increase
in third party funding worth up to 39.58% and loan
growth of 9.72% in addition to other components.
Financial ReviewAnalisa Keuangan
53 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
05
Closing the fiscal year of 2015, Bank Sulteng has
successfully achieve the success that indicated by
the increasing financial performance. This success
can not be separated from efforts to boost business
performance and profitability by the effectiveness of
safety and efficiency improvements at all levels of the
organization, and also efforts to boost services to all
segments of society by expanding the Bank Sulteng
branch network to increase competitive advantage.
Menutup tahun buku 2015 Bank Sulteng sukses
mencatat keberhasilan yang ditandai dengan semakin
meningkatnya kinerja keuangan. Keberhasilan ini
tidak terlepas dari upaya menggenjot kinerja usaha
dan profitabilitas dengan tidak melupakan efektifitas
kerja serta meningkatkan efisiensi di seluruh tingkatan
organisasi, serta yang tidak kalah pentingnya upaya
untuk meingkatkan layanan keseluruh lapisan
masyarakat dengan cara memperluas jaringan
kantor Bank Sulteng sehingga mampu meningkatkan
competitive advantage.
B. PERMODALAN
1. Modal Dasar
Pada Tahun 2014 Modal Dasar PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah
sebesar Rp. 490.542.400.000 yang ditetapkan
berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah No.05 Tanggal 27 April
2011 yang dibuat oleh Notaris Idayanti Panda,
SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan
Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No.AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011
tanggal 21 Juni 2011 dengan nilai nominal Rp.
100.000 per saham.
B. CAPITAL
1. Authorized Capital
In 2014 the authorized capital of PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah is Rp.
490.542.400.000 which established by the
Amendment of Articles of Association of PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah Limited
Company No. 05 on April 27, 2011 made by
Notary Idayanti Panda, SH, M.Kn. and has been
approved by the Minister of Justice and Human
Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-
31166.AH.01.02 Year 2011 dated June 21, 2011
with a nominal value of Rp. 100,000 per share.
Uraian
Tanah
Bangunan kantor
Rumah dinas
Kendaraan bermotor
Mesin kantor
Perabot kantor
Perabot rumah dinas
Aset Tak Berwujud
Sub Total
Asset dalam penyelesaian
Total
Akumulasi Penyusutan
Total-bersih
Land
Office Building
Officials House
Motored Vehicles
Office Machines
Office Furnitures
Officials House Furnitures
Intangible Assets
Sub-Total
Settlement Assets
Total
Accumulated Deprecation
Net-Total
Details
21,65
Pertumbuhan (growth)
1.057
4.545
22.149
16.771
385
2.505
83.158
4.126
87.284
34.320
52.964
33.521
2.225
2015
806
4.418
19.087
13.679
343
-
64.228
7.902
72.130
27.785
44.345
24.066
1.829
2014
396
Rp %
Tabel 1:
Perkembangan Asset Tetap:
(Dalam Jutaan Rp)
Table 1:
Fixed Asset development:
(Expressed In Millions)
Annual Report PT. Bank Sulteng 54
55 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
05Pada Tahun 2015 Modal Dasar PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah
sebesar Rp. 650.000.000.000 yang ditetapkan
berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar
Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah No.85 Tanggal 29 Mei 2015 yang
dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah
disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-0936834.
AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 29 Mei 2015 dengan
nilai nominal Rp. 100.000 per saham.
2. Modal Disetor
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan
Nomor:S-026/KO.63/2015 tanggal 13 Januari
2015 perihal Perubahan Modal Disetor dan
Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi
kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2014
adalah sebesar Rp. 158.706.900.000.
Setoran modal PT. Mega Corpora sebesar Rp
62.094.200.000 beserta agio saham sebesar Rp.
36.299.627.552 dan penambahan setoran modal
sebesar Rp. 9.388.695.750 atau seluruhnya
sejumlah Rp. 107.782.523.302 tersebut, belum
memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur
oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank
Indonesia (PBI) nomor 13/27/PBI/2011 tanggal
28 Desember 2011 tentang perubahan atas PBI no.
11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum dimana PT.
Mega Corpora sebagai calon Pemegang Saham
Pengendali dengan persentasi kepemilikan 30%
(tiga puluh persen) harus memenuhi persyaratan
mengenai integritas, kelayakan keuangan dan
mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia.
In 2015 the authorized capital of PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah is Rp.
650.000.000.000 which established by the
Amendment of Articles of Association of PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah Limited
Company No. 85 on May 29, 2015 made by Notary
Charles, SH, M.Kn. and has been approved by the
Minister of Justice and Human Rights of the Republic
of Indonesia No. AHU-0936834.AH.01.02 2015 dated
May 29, 2015 with the nominal value of Rp. 100,000
per share.
2. Paid-in Capital
Based on the Financial Services Authority No.
S-026/KO.63/2015 dated January 13, 2015
regarding amendment to paid-in capital and
ownership composition of Bank Sulteng, the
composition of the bank’s ownership as of
December 31, 2014 was Rp. 158.706.900.000.
Capital injection from PT. Mega Corpora
amounting to Rp 62.0942 billion and Rp.
36.299.627.552 of additional paid-in capital and
Rp. 9.388.695.750 worth of additional capital
injection, Rp. The 107.782.523.302 as total
count, still does not meet the requirements set
by Bank Indonesia in Bank Indonesia Regulation
(PBI) number 13/27/PBI/2011 dated December
28, 2011 on amendments to the regulation no.
11/1/PBI/2009 regarding commercial banks
where PT. Mega Corpora as the controlling
shareholder of has 30% share ownership must
meet the requirements regarding integrity,
financial feasibility and obtain approval from
Bank Indonesia.
Tabel 2:
Komposisi pemegang saham PT. BPD Sulteng untuk
tahun 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Table 2:
The composition of shareholders of PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah for 2015
and 2014 are as follows:
Pemilik Saham
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
109.395
104.308
98.788
90.000
82.456
66.469
65.281
59.000
25.728
19.262
Shareholders
113.107
753.275
4,81%
4,59%
4,34%
3,96%
3,63%
2,92%
2,87%
2,59%
1,13%
0,85%
Jumlah
Central Sulawesi Province
Palu Gov’t
Donggala Regency
Poso Regency
Banggai Regency
ToliToli Regency
Tojo Una-Una Regency
Buol Regency
Morowali Regency
Parigi Moutong Regency
Sigi Regency
Banggai Islands Regency
Total1.587.069
10.939.500.000
10.430.800.000
9.878.800.000
9.000.000.000
8.245.600.000
6.646.900.000
6.528.100.000
5.900.000.000
2.572.800.000
1.926.200.000
11.310.700.000
158.706.900.00069,78%
4,97%
33,12%
Jumlah saham/Total Capital
Persentase/Percentage Nominal / Value
75.327.500.000
2015
Annual Report PT. Bank Sulteng 56
Sesuai dengan surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor:
S-110/KO.631/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang
Perlakuan Setoran Modal PT. Mega Corpora, maka
setoran modal beserta agio saham PT. Mega Corpora
pada tahun 2014 telah direklasifikasi sebagai Dana
Setoran Modal. Berdasarkan Surat Otoritas Jasa
Keuangan Nomor: S-638/KO.63/2015 tanggal 30
September 2015 perihal Perubahan Modal Disetor
dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi
kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2015
adalah sebesar Rp. 227.430.300.000.
In accordance with the Financial Services Authority
letter No. S-110/KO.631/2015 dated March 9,
2015 for the Treatment of Capital Deposits of PT.
Mega Corpora, then the capital injection as well as
additional paid-in shares. Mega Corpora in 2014
has been reclassified as deposits Capital Fund. By
virtue of the Financial Services Authority No. S-638/
KO.63/2015 dated 30 September 2015 concerning
Amendment to Paid-in Capital and Bank Ownership
Composition of Central Sulawesi, the composition of
the Bank’s ownership Per Date December 31, 2015
amounted to Rp. 227.430.300.000.
C. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Kegiatan operasional Bank Sulteng selain dibiayai
dengan modal sendiri dan pemupukan laba, juga
diperoleh dari penghimpunan dana masyarakat
melalui Giro, Tabungan , Deposito Berjangka, serta
sumber dana dari penempatan dana antar bank. Dalam
perhimpunan dana masyarakat baik yang berasal
dari nasabah ritel maupun dari nasabah korporasi,
Bank Sulteng selalu berupaya meningkatkan kualitas
pelayanan kepada nasabah yang diarahkan kepada
kecepatan, keamanan dan kenyamanan nasabah
dalam bertransaksi di Bank Sulteng.
C. The Third-Party Funds
Bank Sulteng operation apart from own capital
financing and profit fertilization, also obtained from
the public fund raising through the giro, savings, time
deposits, as well as the source of funds from the
placement of funds between banks. In association
of public funds both from retail customers as well
as from corporate customers, the Bank Sulteng
always working to improve the quality of services to
customers that are directed to the speed, security
and customer convenience in the transaction at the
Bank of Central Sulawesi.
Pemilik Saham
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
PT.Mega Corpora
118.001
123.240
105.098
102.621
82.456
85.401
77.902
59.000
35.194
25.572
566.300
Shareholders
113.107
780.411
5,19%
5,42%
4,62%
4,51%
3,63%
3,76%
3,43%
2,59%
1,55%
1,12%
24,90%
Jumlah
Central Sulawesi Province
Palu Gov’t
Donggala Regency
Poso Regency
Banggai Regency
ToliToli Regency
Tojo Una-Una Regency
Buol Regency
Morowali Regency
Parigi Moutong Regency
Sigi Regency
Banggai Islands Regency
PT.Mega Corpora
Total2.274.303
11.800.100.000
12.324.000.000
10.509.800.000
10.262.100.000
8.245.600.000
8.540.100.000
7.790.200.000
5.900.000.000
3.519.400.000
2.557.200.000
56.630.000.000
11.310.700.000
227.430.300.000100,00%
4,97%
34,31%
Jumlah saham/Total Capital
Persentase/Percentage Nominal / Value
78.042.100.000
2014
57 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
05
Dana Pihak Ketiga
Giro
Tabungan
Deposito
Total
Giro
Savings
Deposits
Total
1.237.145
2.801.234
Third-Party Funds
535.193
1.028.896
670.476
1.692.565
310.410
711.679
566.669
1.108.669
224.783
317.217
84,51
65,50
72,41
44,57
Pertumbuhan (growth)2015 2014
Rp %
• Giro
Kenaikan dana pihak ketiga tersebut berasal dari
posisi giro mengalami kenaikan cukup signifikan
sebesar Rp. 317.217 juta atau sebesar 44,57 %
yaitu dari Rp. 711.679 juta ditahun 2014 menjadi
Rp. 1.028.896 juta pada tahun 2015. Kenaikan
ini dikarenakan terpeliharanya hubungan baik
dengan Pemda baik selaku stakeholder maupun
sebagai pemegang saham, begitu juga pihak
swasta untuk mempertahankan gironya di Bank
Sulteng dengan mengendapkan dananya atas
pembayaran termyn proyek baik dana APBN
maupun dana APBD.
• Giro
The increasing third party funds are derived from
the position of giro increased significantly by
Rp. 317.217 million or 44.57% from Rp. 711.679
million in 2014 to Rp. 1.028.896 million in 2015.
The increase was due to the maintenance of
good relations with the local government as well
as stakeholders, as well as private parties to
maintain clearing accounts at the Bank of Central
Sulawesi by depositing the funds for the payment
of state funds both project and budget funds
terms.
Annual Report PT. Bank Sulteng 58
Selain itu untuk memelihara dan mendapatkan
nasabah, Bank Sulteng senantiasa juga memberikan
produk berkualitas yang mampu memberikan
kepuasan bagi nasabah dengan melakukan
pengembangan produk inovatif sehingga bisa
memberikan daya saing produk sejenis di dunia
perbankan. Penghimpunan dana pihak ketiga
dalam bentuk Giro Tabungan dan Deposito secara
keseluruhan hingga akhir tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 1.108.669 juta atau 65,50%, dari
sebesar Rp. 1.692.564 juta, di tahun 2014 menjadi
sebesar Rp. 2.801.233 juta di tahun 2015, dengan
rincian sebagai berikut:
Perkembangan Dana Pihak Ketiga:
(Dalam Jutaan Rp)
To successfully maintain and gain new customers,
Bank Sulteng also always provide quality products
that can give satisfaction to customers by
developing innovative products that can provide the
competitiveness of similar products in the banking
world. Third-party funds in the form of savings and
deposits Giro overall by the end of 2015 increased by
Rp. 1.108.669 million or 65.50%, from Rp. 1.692.564
million in 2014 to Rp. 2.801.233 million in 2015, with
details as in the following table:
Third Party Funds Development:
(Expressed In Millions)
• Tabungan
Posisi tabungan mengalami peningkatan
sebesar Rp. 224.783 juta atau 72,41%, yaitu dari
tahun 2014 sebesar Rp.310.410 juta menjadi Rp.
535.193 juta pada tahun 2015.
• Savings
Savings position increased by Rp. 224.783 million
or 72.41% from the year 2014 amounted to Rp.
310.410 million to Rp. 535.193 million in 2015.
Perkembangan Tabungan:
(Dalam satuan juta)
Savings Development:
(Expressed in millions)
Tabungan/Savings
Pihak Berelasi/Related Parties
Simantap
Simpeda
Tabunganku
Tabungan PNS
Tabungan Pensiunku
Siswa Plus
Pihak Ketiga/Third Parties
Simantap
Tabungan lokal
Simpeda
Tabunganku
1.521
-
2
1
116
79.180
1
195.419
35.009
%
911
117
-
-
1
56
40.131
1
101.293
17.604
Tabungan PNS
Tanbungan Pensiunku
TabunganKU Plus
Tabungan Siswa
Tabungan Siswa Plus
Tabungan Simpel
1.289
33.722
3.426
6.614
19
Total 535.193
1.494
23.846
977
1.943
-
310.410
(205)
9.876
2.449
4.671
19
224.783
177.963
1.404
-
2
0
60
39.019
0
94.126
17.405
26
55.901
(13,72)
41,41
250,66
240,40
100
72,41
1.200
-
100
-
107,14
97,22
-
92.92
98,86
2,93
45,79122.062
885
2015 2014Pertumbuhan (growth)
Rp.
59 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
05
D. Penggunaan Dana
1. Kredit yang Diberikan
Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga
intermediasi, penggunaan dana sebagian
besar adalah dalam bentuk penyaluran kredit,
sementara sisa dana yang belum dipakai
dioptimalkan melalui penempatan dana antar
bank. Pada akhir tahun 2015 penyaluran kredit
Bank Sulteng mengalami kenaikan yang cukup
signifikan sebesar Rp. 2.258.233 juta atau
naik sebesar Rp.219.659 juta atau 10,77 % bila
dibandingkan pada tahun 2014 sebesar Rp.
2.038.574 juta.
D. Funds Usage
1. Loans
In accordance with the bank’s function as an
intermediary institution, funds usage in the form
of lending, while the remaining unspent funds is
optimized through inter-bank placements. At the
end of 2015 lending Sulteng Bank experienced a
significant increase of Rp. 2,258,233 million or
increased by Rp. 219.659 million or 10.77% when
compared to 2014 amounting to Rp. 2,038,574
million.
Deposito
Deposito Berjangka
1 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
Time Deposits
1 Month
3 Months
6 Months
25.831
303.006
Deposits
146.971
54.006
202.096
164.295
(28.175)
100.910
(17.324)
(52,17)
49,93
12 Bulan 12 Months761.337 250.079 511.258 204,43
Total Total1.237.145 670.476 566.669 84,51
(10,54)
Pertumbuhan (growth)2015 2014
Rp %
• Deposito
Posisi Deposito mengalami peningkatan sebesar
Rp. 566.669 juta atau 84,51 %, yaitu dari tahun
2014 sebesar Rp. 670.476 juta menjadi Rp.
1.237.145 juta pada tahun 2015.
• Deposit
Deposits position increased by Rp. 566.669
million or 84.51% from 2014 which has Rp.
670.476 million to Rp. 1.237.145 million in 2015.
Deposit Developments:
(Expressed In Millions)
Perkembangan Deposito:
(Dalam Jutaan Rp)
Annual Report PT. Bank Sulteng 60
Credit Mapping by
Economic Sector:
(Expressed In Millions)
Sektor Ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
708
34.527
Economic Sectors
792
2.010
41.317
1.078
(1.302)
(6.790)
(286)
64,77
16,43
Konstruksi 22.298 7.627 14.671 192,35
Pengangkutan
Jasa Dunia Usaha
Lain-lain
Total
Agriculture
Mining
Industries
Retail/Restaurants & Hotel
Construction
Transportation
Hospitality
Others
Total
708 934 (226) 24,19
18.167 29.611 (11.444) 38,64
2.178.734 1.951.775 226.959 11,62
2.258.233 2.038.574 219.659 10,77
26,53
2.299 4.222 (1.923) 45,54
Pertumbuhan (growth)2015 2014
Rp %
Pemberian Kredit
Berdasarkan Sektor Ekonomi:
(Dalam Jutaan Rp)
Pertumbuhan kredit ini diimbangi dengan pola
pemberian kredit yang memegang prinsip kehati-
hatian, sehingga portofolio penyaluran kredit
mempunyai tingkat keamanan yang tinggi seperti
tergambar dari rasio NPL-gross sebesar 1,71%
dan rasio NPL-net 0,37% atau jauh dibawah dari
ketentuan Bank Indonesia yaitu sebesar 5% dengan
menambah porsi penyaluran kredit produktif.
Sehingga diharapkan sesuai dengan target jangka
panjang kredit produktif (usaha menengah keatas
dan kredit mikro) akan disalurkan 30 % - 50 % dari
total pemberian kredit. Pada tahun 2014 Bank
Sulteng telah menjadi salah satu Bank penyalur
Kredit Perumahan sehingga ekspansi kredit produktif
akan semakin meningkat dan mempengaruhi
peningkatan perekonomian Propinsi Sulawesi Tengah
disektor riil dan usaha mikro, disamping juga akan
merambah kalangan pengusaha terutama UMKM
yang memegang peran penting dalam menunjang
perekonomian daerah.
Credit growth is offset by a lending system that holds
the precautionary principle, thus lending portfolio has
a high security level as illustrated by the gross NPL
ratio of 1.71% and a net NPL ratio of 0.37% or below
of the provisions Bank Indonesia at 5% by adding the
portion of productive lending.
So expect accordance with the long-term target of
earning credits (medium-sized enterprises and micro-
credits and above) will be distributed 30% - 50% of
total lending. In 2014 Bank Sulteng has become one of
house loan dealer so that the expansion of productive
credit will increase and affect the improvement of the
economy of Central Sulawesi province in real sector
and micro-enterprises, in addition to also be extended
among employers, especially SMEs play an important
role in supporting the regional economy.
61 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
05
Credit Mapping by
Collectibility
(Expressed In Millions)
Pemberian Kredit
Berdasarkan Kolektibilitas:
(Dalam Jutaan Rp)
Kolektibilitas
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
1.585
9.962
Collectibility
40.075
842
1.472
45.422
743
8.490
(5.347)
88,24
576,76
Macet 26.995 26.322 673 2,55
Total
Penyisihan Kerugian (PN)
Current
Special Attention
Less Current
Doubted
Non-Performing
Total
Loss Allowance(30.119) (22.003) (8.446) (38,38)
2.258.233 2.038.574 219.659 10,77
(11,77)
2.179.616 1.964.516 215.100 10,94
Pertumbuhan (growth)2015 2014
Rp %
2. Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Indonesia tahun 2015 sebesar
Rp.333.498 juta, naik sebesar Rp. 115.154 atau
52,73 % dari tahun 2014 sebesar Rp. 218.344
juta.
3. Giro pada Bank Lain
Giro pada bank lain tahun 2015 sebesar Rp.
11.850 juta, atau terjadi penurunan sebesar Rp.
676 juta atau 5,70% dibandingkan dari tahun
2014 sebesar Rp. 12.526 juta.
4. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Pada tahun 2015, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain mencapai Rp. 724.000
juta atau mengalami peningkatan sebesar
Rp.539.500 juta atau sebesar 292,41%
dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar Rp.
184.500 juta.
2. Giro in Bank Indonesia
Giro at Bank Indonesia in 2015 has the value of
Rp. 333.498 million, increased by Rp. 115.154
or 52.73% in 2014 with amount of Rp. 218.344
million.
3. Giro in Other Banks
Giro in other banks in 2015 has the value of Rp.
11.850 million, reduction by Rp. 676 million or
5.70% compared to 2014 with amount of Rp.
12.526 million.
4. Placements in Bank Indonesia and Other Banks
In 2015, placements in Bank Indonesia and other
banks reached Rp. 724.000 million or increased
by Rp. 539.500 million or 292.41% compared to
2014 with amount of Rp. 184.500 million.
Annual Report PT. Bank Sulteng 62
E. Hasil Usaha
1. Pendapatan
Total pendapatan Bank Sulteng pada tahun
2015 sebesar Rp. 466.965 juta dibanding pada
tahun 2014 sebesar Rp. 344.072 juta berarti
meningkat sebesar Rp.122.893 juta atau 26,31%.
Peningkatan ini diakibatkan naiknya pendapatan
dari hasil bunga dan provisi yang berhubungan
dengan aktivitas perkreditan, penempatan pada
bank lain serta pendapatan lainnya.
2. Biaya
Total biaya yang dikeluarkan oleh Bank Sulteng
selama tahun 2015 sebesar Rp.333.526 juta bila
dibanding pada tahun 2014 sebesar Rp.239.500
juta terjadi peningkatan sebesar Rp. 94.026 juta
atau 28,19%. Peningkatan ini sangat dipengaruhi
oleh biaya dana, biaya umum dan administrasi,
biaya tenaga kerja dan biaya lain.
3. Laba
Laba usaha atau laba sebelum pajak tahun
2015 sebesar Rp.133.439 juta, naik sebesar Rp.
23.839 juta atau 17,86% dibandingkan dengan
tahun 2014 sebesar Rp.109.600 juta. Sedangkan
laba bersih atau laba setelah pajak tahun 2015
sebesar Rp. 98.975 naik sebesar Rp. 17.410 juta
atau 17,59% dibandingkan tahun 2014 sebesar
Rp. 81.565 juta.
E. Results of Operations
1. Revenue
Total income of Bank Sulteng in 2015 is Rp. 466
965 million compared to Rp. 344 072 million in
2014 which means it has increased by Rp. 122.893
million, or 26.31% in percentage. This increase is
due to rising income from interest and provisions
related to lending activities, placements/deposits
in other banks and other revenue.
2. Cost
Total costs incurred by Bank Sulteng during 2015
is Rp. 333.526 million compared to 2014 which
has the value of Rp. 239.500 million, Rp. 94.026
million increased or 28.19% in percentage. This
increase was strongly influenced by the cost
of funds, general and administrative expenses,
labor costs and other costs.
3. Profit
Operation income or untaxed income in 2015 is
Rp. 133.439 million, Rp. 23.839 million increased
or 17.86% compared to 2014 which has the value
of Rp. 109.600 million. The net profit or profit
after tax in 2015 is Rp. 98.975 or increased by
Rp. 17.410 million or 17.59% compared to 2014
which has aount of Rp. 81 565 million.
63 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
05
Annual Report PT. Bank Sulteng 64
Uraian
Pendapatan Operasional
Pendapatan Non Operasional
Total Pendapatan
Beban Operasional
466.965
332.849
Details
Developments Revenue & Cost:
2.085
344.073
232.829
704
122.892
100.020
1.381
35,71
42,95
Beban Non Operasional 677 1.644 (967) (58,81)
Jumlah Beban
Laba Sebelum Pajak
Pajak Penghasilan
Laba Setelah Pajak
Operational Profit
Non-Operational Profit
Profit Total
Operational Expenses
Non-Operational Expenses
Expense Total
Profit Before Tax
Profit Before Tax
Profit After Tax
333.526 234.473 99.053 42,24
133.439 109.600 23.839 21,75
34.464 28.034 6.430 22,93
98.975 77.372 21.603 27,92
196,16
464.880 343.369 121.511 35,38
Pertumbuhan (growth)2015 2014
Rp %
Development
Revenue & Cost
(Expressed in millions)
Perkembangan
Pendapatan & Biaya
(Dalam satuan juta)
Penerimaan Bunga
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Pembayaran Bunga
Pembayaran Kepada Karyawan
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi
Penerimaan Pendapatan Lainnya
Pembayaran Beban Lainnya
Arus Kas Operasi Sebelum Perubahan
Aset dan Kewajiban Operasi
Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi:
Kredit Yang Diberikan
Aset Lain-lain
Kenaikan/(Penurunan) Liabilitas Operasi:
Liabilitas Segera
Beban Yang Masih Harus Dibayar
Simpanan Nasabah:
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank Lain
Pembayaran Pajak Penghasilan
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI
(DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Efek - efek
Pembelian Aset Tetap
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman yang Diterima
Penambahan Modal Disetor
Pembayaran Dividen
Cadangan IT
Koreksi Saldo Laba
Pendapatan Komprehensif
KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:
Kas
Giro Bank Indonesia
Giro Pada Bank LainPenempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
JUMLAH KAS DAN SETARA KAS
435.841.184.435
(152.862.566.244)
(92.264.218.887)
(63.324.157.258)
26.815.811.888
(10.247.360.681)
143.958.693.253
(219.836.736.955)
546.300.135
42.911.453.709
17.421.204.921
2.468.530.554
1.106.200.510.835
(40.000.000.000)
(33.799.540.889)
1.019.870.415.562
(279.507.160.317)
(15.154.511.550)
(294.661.671.866)
20.673.087.673
-
(38.685.916.067)
(3.868.591.607)
5.400.875.461
4.373.848.855
(12.106.695.685)
713.102.048.008
499.201.047.297
1.212.303.095.305
142.955.283.738
333.497.875.952
11.849.935.615 724.000.000.000
1.212.303.095.305
319.570.344.237
(82.764.292.533)
(85.794.037.787)
(47.850.531.815)
16.982.111.378
11.491.647.175)
108.651.946.305
(877.827.653.904)
1.697.258.975
18.313.942.419
(1.619.364.837)
26.849.511.826
754.967.979.446
85.000.000.000
(35.052.067.441)
80.981.552.789
(93.453.748.033)
(13.184.398.731)
(106.638.146.764)
31.552.531.750
-
(23.569.785.144)
-
-
-
7.982.746.606
(17.673.847.370)
516.874.894.667
499.201.047.297
83.831.616.750
218.343.555.865
12.525.874.680184.500.000.000
499.201.047.296
Interests reception
Interests payment
Employee payments
General expenses and administration expenses
Other incomes
Other expenses
Current operational cash before adjustments
Assets and operational responsibility
Decrease / (Increase) Operating Assets:
Loans
Other assets
Increase/(decrease) of Liabilitas operasi
Current liabilities
Acccrued expenses
Customer savings
Related parties
Third parties
Other bank savings
Income tax payment
NET CASH AVAILABLE FROM
FOR OPERATIONAL ACTIVITY
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Effects
Permanent assets purchase
NET CASH USED FOR INVESTING ACTIVITIES
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Loan Payment Received
Additional Paid in Capital
Devident payment
IT reserve
Profit balance correction
Comprehensive income
CASH INCREASE / (DECREASE) AND CASH EQUIVALENTS
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF PERIOD
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF PERIOD
CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSIST OF:
Cash
Giro from Bank Indonesia
Giro from other banksPlacement on Bank Indonesia and other banks
CASH TOTAL AND CASH-PERIODIC
Catatan /Notes
2015 2014
Rp Rp
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 SERTA 1 JANUARI 2014
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
TransparansiLaporan Keuangan
65 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
06
Penerimaan Bunga
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES
Pembayaran Bunga
Pembayaran Kepada Karyawan
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi
Penerimaan Pendapatan Lainnya
Pembayaran Beban Lainnya
Arus Kas Operasi Sebelum Perubahan
Aset dan Kewajiban Operasi
Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi:
Kredit Yang Diberikan
Aset Lain-lain
Kenaikan/(Penurunan) Liabilitas Operasi:
Liabilitas Segera
Beban Yang Masih Harus Dibayar
Simpanan Nasabah:
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank Lain
Pembayaran Pajak Penghasilan
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI
(DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS OPERASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Efek - efek
Pembelian Aset Tetap
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman yang Diterima
Penambahan Modal Disetor
Pembayaran Dividen
Cadangan IT
Koreksi Saldo Laba
Pendapatan Komprehensif
KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:
Kas
Giro Bank Indonesia
Giro Pada Bank LainPenempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
JUMLAH KAS DAN SETARA KAS
435.841.184.435
(152.862.566.244)
(92.264.218.887)
(63.324.157.258)
26.815.811.888
(10.247.360.681)
143.958.693.253
(219.836.736.955)
546.300.135
42.911.453.709
17.421.204.921
2.468.530.554
1.106.200.510.835
(40.000.000.000)
(33.799.540.889)
1.019.870.415.562
(279.507.160.317)
(15.154.511.550)
(294.661.671.866)
20.673.087.673
-
(38.685.916.067)
(3.868.591.607)
5.400.875.461
4.373.848.855
(12.106.695.685)
713.102.048.008
499.201.047.297
1.212.303.095.305
142.955.283.738
333.497.875.952
11.849.935.615 724.000.000.000
1.212.303.095.305
319.570.344.237
(82.764.292.533)
(85.794.037.787)
(47.850.531.815)
16.982.111.378
11.491.647.175)
108.651.946.305
(877.827.653.904)
1.697.258.975
18.313.942.419
(1.619.364.837)
26.849.511.826
754.967.979.446
85.000.000.000
(35.052.067.441)
80.981.552.789
(93.453.748.033)
(13.184.398.731)
(106.638.146.764)
31.552.531.750
-
(23.569.785.144)
-
-
-
7.982.746.606
(17.673.847.370)
516.874.894.667
499.201.047.297
83.831.616.750
218.343.555.865
12.525.874.680184.500.000.000
499.201.047.296
Interests reception
Interests payment
Employee payments
General expenses and administration expenses
Other incomes
Other expenses
Current operational cash before adjustments
Assets and operational responsibility
Decrease / (Increase) Operating Assets:
Loans
Other assets
Increase/(decrease) of Liabilitas operasi
Current liabilities
Acccrued expenses
Customer savings
Related parties
Third parties
Other bank savings
Income tax payment
NET CASH AVAILABLE FROM
FOR OPERATIONAL ACTIVITY
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES
Effects
Permanent assets purchase
NET CASH USED FOR INVESTING ACTIVITIES
CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES
Loan Payment Received
Additional Paid in Capital
Devident payment
IT reserve
Profit balance correction
Comprehensive income
CASH INCREASE / (DECREASE) AND CASH EQUIVALENTS
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF PERIOD
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF PERIOD
CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSIST OF:
Cash
Giro from Bank Indonesia
Giro from other banksPlacement on Bank Indonesia and other banks
CASH TOTAL AND CASH-PERIODIC
Catatan /Notes
2015 2014
Rp Rp
PT. CENTRAL SULAWESI REGIONAL DEVELOPMENT BANK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2015 AND 2014 AND JANUARY 1, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
Transparency ofFinancial Statement
Annual Report PT. Bank Sulteng 66
67 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
06
Dampak Penyesuaian Atas Penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)
Saldo per 1 Januari 2014
Saldo 1 Januari 2014 setelah penyajian kembali
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2014
Modal Sumbangan
The increase in paid-in capital
Agio Saham
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal
Pembagian Laba tahun 2013
Dividen
Cadangan Umum
CSR
Tantiem
Laba Tahun Berjalan
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif lain tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2014
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2015
Peningkatan modal disetor
Modal Sumbangan
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal
Agio Saham
Pembagian Laba tahun 2015
Dividen
Cadangan Umum
CSR
Tantiem
Cadangan Khusus IT
Koreksi saldo laba
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif lain tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2015
Adjustment Impact Upon adoption of SFAS No. 24 (Revised 2013)
Balance as per January 1 2014
Balance January 1, 2014 after restatement
The additional capital deposit during 2014
Capital donation
The increase in paid-in capital
Stock Agio
Reclassification to deposit funds Capital
2015 profit sharing
Devident
General reserve
CSR
Tantiem
Current year profit
Current comprehensive profit
Other current comprehensive profit
Balance as per December 1 2014
The additional capital deposit during 2014
The increase in paid-in capital
Capital donation
Reclassification to deposit funds Capital
Stock Agio
2015 profit sharing
Devident
General reserve
CSR
Tantiem
IT special reserve
Profit balance correction
Other current comprehensive profit
Other current comprehensive profit
Balance as per 31 December 2015
-
206.980.600.000
206.980.600.000
-
-
(62.094.200.000)
13.820.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
158.706.900.000
-
-
227.430.300.000
68.723.400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16.900.473.544
16.900.473.544
31.552.531.750
-
98.393.827.552
(13.820.500.000)
(8.079.326.095)
-
-
-
-
-
-
-
-
124.947.006.751
-
-
36.721.682.018
(68.723.400.000)
20.673.087.673
-
-
-
-
-
(40.175.012.406)
-
-
-
-
-
36.299.627.552
36.299.627.552
-
-
(36.299.627.552)
-
8.079.326.095
-
-
-
-
-
-
-
-
8.079.326.095
-
-
48.254.338.501
-
-
-
-
-
-
-
40.175.012.406
-
-
-
-
-
-
-
-
275.450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
275.450.000
-
-
-
-
-
(275.450.000)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
340.871.384
340.871.384
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6.649.824.521)
-
-
-
(6.308.953.137)
4.373.848.856
-
(1.935.104.282)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.851.514.918
5.851.514.918
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.851.514.918
-
-
5.851.514.918
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(20.181.608.838)
48.039.118.571
27.857.509.733
-
-
-
-
-
-
-
17.677.338.858
-
-
-
-
-
45.534.848.591
-
-
80.627.623.050
-
-
275.450.000
-
34.817.324.460
-
-
-
-
-
-
-
-
47.415.020.288
47.415.020.288
-
(275.450.000)
-
-
-
-
(23.569.785.144)
(17.677.338.858)
(2.356.978.515)
-
81.565.505.418
-
(3.535.467.771)
81.565.505.418
-
98.975.133.835
108.569.682.579
-
-
-
-
(34.817.324.460)
-
-
-
(38.685.916.067)
-
5.400.875.461
(3.868.591.607)
(19.840.737.454)
361.486.354.873
341.645.617.419
31.552.531.750
-
-
-
-
-
(23.569.785.144)
-
(2.356.978.515)
(6.649.824.521)
81.565.505.418
-
(3.535.467.771)
418.651.598.636
4.373.848.856
98.975.133.835
505.520.036.787
-
-
-
-
-
-
-
-
(38.685.916.067)
-
5.400.875.461
(3.868.591.607)
AgioDana Setoran Modal/
Paid Full CapitalModal Disetor/
Fully Paid CapitalSumbangan/
Donation
Keuntungan/ (Kerugian) aktuarial program manfaat pasti/Gains (losses) on defined actuarial benefit plan
Cadangan Tujuan/Appropriate Reserve
Cadangan Umum/General Reserve
Belum Ditentukan Penggunaannya/
Undetermine Usage
Jumlah Modal/Total Capital NotesCatatan
Telah Ditetapkan Penggunaannya/Determined Usage
Modal/Capital
Rp Rp Rp
TransparansiLaporan Keuangan
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 SERTA 1 JANUARI 2014
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Annual Report PT. Bank Sulteng 68
Dampak Penyesuaian Atas Penerapan PSAK 24 (Revisi 2013)
Saldo per 1 Januari 2014
Saldo 1 Januari 2014 setelah penyajian kembali
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2014
Modal Sumbangan
The increase in paid-in capital
Agio Saham
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal
Pembagian Laba tahun 2013
Dividen
Cadangan Umum
CSR
Tantiem
Laba Tahun Berjalan
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif lain tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2014
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2015
Peningkatan modal disetor
Modal Sumbangan
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal
Agio Saham
Pembagian Laba tahun 2015
Dividen
Cadangan Umum
CSR
Tantiem
Cadangan Khusus IT
Koreksi saldo laba
Laba Komprehensif Tahun Berjalan
Penghasilan Komprehensif lain tahun berjalan
Saldo per 31 Desember 2015
Adjustment Impact Upon adoption of SFAS No. 24 (Revised 2013)
Balance as per January 1 2014
Balance January 1, 2014 after restatement
The additional capital deposit during 2014
Capital donation
The increase in paid-in capital
Stock Agio
Reclassification to deposit funds Capital
2015 profit sharing
Devident
General reserve
CSR
Tantiem
Current year profit
Current comprehensive profit
Other current comprehensive profit
Balance as per December 1 2014
The additional capital deposit during 2014
The increase in paid-in capital
Capital donation
Reclassification to deposit funds Capital
Stock Agio
2015 profit sharing
Devident
General reserve
CSR
Tantiem
IT special reserve
Profit balance correction
Other current comprehensive profit
Other current comprehensive profit
Balance as per 31 December 2015
-
206.980.600.000
206.980.600.000
-
-
(62.094.200.000)
13.820.500.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
158.706.900.000
-
-
227.430.300.000
68.723.400.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
16.900.473.544
16.900.473.544
31.552.531.750
-
98.393.827.552
(13.820.500.000)
(8.079.326.095)
-
-
-
-
-
-
-
-
124.947.006.751
-
-
36.721.682.018
(68.723.400.000)
20.673.087.673
-
-
-
-
-
(40.175.012.406)
-
-
-
-
-
36.299.627.552
36.299.627.552
-
-
(36.299.627.552)
-
8.079.326.095
-
-
-
-
-
-
-
-
8.079.326.095
-
-
48.254.338.501
-
-
-
-
-
-
-
40.175.012.406
-
-
-
-
-
-
-
-
275.450.000
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
275.450.000
-
-
-
-
-
(275.450.000)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
340.871.384
340.871.384
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(6.649.824.521)
-
-
-
(6.308.953.137)
4.373.848.856
-
(1.935.104.282)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.851.514.918
5.851.514.918
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5.851.514.918
-
-
5.851.514.918
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(20.181.608.838)
48.039.118.571
27.857.509.733
-
-
-
-
-
-
-
17.677.338.858
-
-
-
-
-
45.534.848.591
-
-
80.627.623.050
-
-
275.450.000
-
34.817.324.460
-
-
-
-
-
-
-
-
47.415.020.288
47.415.020.288
-
(275.450.000)
-
-
-
-
(23.569.785.144)
(17.677.338.858)
(2.356.978.515)
-
81.565.505.418
-
(3.535.467.771)
81.565.505.418
-
98.975.133.835
108.569.682.579
-
-
-
-
(34.817.324.460)
-
-
-
(38.685.916.067)
-
5.400.875.461
(3.868.591.607)
(19.840.737.454)
361.486.354.873
341.645.617.419
31.552.531.750
-
-
-
-
-
(23.569.785.144)
-
(2.356.978.515)
(6.649.824.521)
81.565.505.418
-
(3.535.467.771)
418.651.598.636
4.373.848.856
98.975.133.835
505.520.036.787
-
-
-
-
-
-
-
-
(38.685.916.067)
-
5.400.875.461
(3.868.591.607)
AgioDana Setoran Modal/
Paid Full CapitalModal Disetor/
Fully Paid CapitalSumbangan/
Donation
Keuntungan/ (Kerugian) aktuarial program manfaat pasti/Gains (losses) on defined actuarial benefit plan
Cadangan Tujuan/Appropriate Reserve
Cadangan Umum/General Reserve
Belum Ditentukan Penggunaannya/
Undetermine Usage
Jumlah Modal/Total Capital NotesCatatan
Telah Ditetapkan Penggunaannya/Determined Usage
Modal/Capital
Rp Rp Rp
Transparency ofFinancial Statement
PT. CENTRAL SULAWESI REGIONAL DEVELOPMENT BANK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2015 AND 2014 AND JANUARY 1, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
69 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
06
Pendapatan Bunga
Pendapatan dan Beban Oprasional
Beban Bunga
2r,18
2r,19
Pendapatan Bunga - Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya dan Imbalan Jasa 20
Umum dan Administrasi
Beban Operasional Lainnya
Tenaga Kerja
Pemulihan/(penyisihan) Penurunan Nilai
Lainnya
22
23
21
24
Laba Operasional
Pendapatan dan Beban Non Operasional
Pendapatan Non Operasional
Beban Non Operasional
25
25
Laba bersih sebelum pajak
Beban Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini
Manfaat/(Beban) Pajak Tangguhan
2s,15b
2s,15c
Laba Tahun Berjalan
Pendapatan Komprehensif Lain
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan (kerugian) aktuarial program manfaat pasti
Pajak penghasilan terkait dengan komponen
Pendapatan komprehensif lainnya
Kerugian) / Pendapatan Komprehensif Lain Periode Berjalan Setelah Pajak
Total Laba Komprehensif
Profit interest
Profit and operational expenses
Interest expenses
Net-profit interest
Other operational profit and recompence
General and administrative
Other operational expenses
Employees
Impairment of recovery/(provision)
Others
Operational profit
Operational profit and expenses
Non-operational profit
Non-operational expenses
Net-profit before tax
Profit tax expenses
Current tax expenses
Deferred tax benefit/(expense)
Current year profit
Other comprehensive profits
Items that will not be reclassified to profit or loss
Gains (losses) on defined actuarial benefit plan
Profit tax according to components
Other comprehensive profits
(Loss) / Other Comprehensive Profit After Tax Period
Total of comprehensive profits
440.151.157.658
(152.862.566.244)
287.288.591.414
24.729.219.604
(69.859.665.024)
(92.264.218.887)
(8.294.255.872)
(9.570.664.849)
132.029.006.387
(676.695.831)
2.086.592.284
133.438.902.839
(37.062.418.500)
2.598.649.496
98.975.133.835
5.831.798.474
(1.457.949.618)
103.348.982.690
4.373.848.856
440.151.157.658
(152.862.566.244)
287.288.591.414
24.729.219.604
(69.859.665.024)
(92.264.218.887)
(8.294.255.872)
(9.570.664.849)
132.029.006.387
(676.695.831)
2.086.592.284
133.438.902.839
(37.062.418.500)
2.598.649.496
98.975.133.835
5.831.798.474
(1.457.949.618)
103.348.982.690
4.373.848.856
Catatan /Notes
2015 2014
Rp Rp
TransparansiLaporan Keuangan
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 SERTA 1 JANUARI 2014
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
Annual Report PT. Bank Sulteng 70
Pendapatan Bunga
Pendapatan dan Beban Oprasional
Beban Bunga
2r,18
2r,19
Pendapatan Bunga - Bersih
Pendapatan Operasional Lainnya dan Imbalan Jasa 20
Umum dan Administrasi
Beban Operasional Lainnya
Tenaga Kerja
Pemulihan/(penyisihan) Penurunan Nilai
Lainnya
22
23
21
24
Laba Operasional
Pendapatan dan Beban Non Operasional
Pendapatan Non Operasional
Beban Non Operasional
25
25
Laba bersih sebelum pajak
Beban Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini
Manfaat/(Beban) Pajak Tangguhan
2s,15b
2s,15c
Laba Tahun Berjalan
Pendapatan Komprehensif Lain
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan (kerugian) aktuarial program manfaat pasti
Pajak penghasilan terkait dengan komponen
Pendapatan komprehensif lainnya
Kerugian) / Pendapatan Komprehensif Lain Periode Berjalan Setelah Pajak
Total Laba Komprehensif
Profit interest
Profit and operational expenses
Interest expenses
Net-profit interest
Other operational profit and recompence
General and administrative
Other operational expenses
Employees
Impairment of recovery/(provision)
Others
Operational profit
Operational profit and expenses
Non-operational profit
Non-operational expenses
Net-profit before tax
Profit tax expenses
Current tax expenses
Deferred tax benefit/(expense)
Current year profit
Other comprehensive profits
Items that will not be reclassified to profit or loss
Gains (losses) on defined actuarial benefit plan
Profit tax according to components
Other comprehensive profits
(Loss) / Other Comprehensive Profit After Tax Period
Total of comprehensive profits
440.151.157.658
(152.862.566.244)
287.288.591.414
24.729.219.604
(69.859.665.024)
(92.264.218.887)
(8.294.255.872)
(9.570.664.849)
132.029.006.387
(676.695.831)
2.086.592.284
133.438.902.839
(37.062.418.500)
2.598.649.496
98.975.133.835
5.831.798.474
(1.457.949.618)
103.348.982.690
4.373.848.856
440.151.157.658
(152.862.566.244)
287.288.591.414
24.729.219.604
(69.859.665.024)
(92.264.218.887)
(8.294.255.872)
(9.570.664.849)
132.029.006.387
(676.695.831)
2.086.592.284
133.438.902.839
(37.062.418.500)
2.598.649.496
98.975.133.835
5.831.798.474
(1.457.949.618)
103.348.982.690
4.373.848.856
Catatan /Notes
2015 2014
Rp Rp
Transparency ofFinancial Statement
PT. CENTRAL SULAWESI REGIONAL DEVELOPMENT BANK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2015 AND 2014 AND JANUARY 1, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
*Notes of the consolidated financial statements are integral parts of these consolidated financial statements
71 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
06
Kas
Aset
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2014: Rp nihil)
Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia
dan Bank Lain
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2014: Rp nihil)
Aset Pajak Tangguhan
Efek-Efek
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2014: Rp nihil)
Kredit
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit
Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih
Aset Tetap
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 34.320.415.035
(2014: Rp 27.784.907.269)
Beban Dibayar Dimuka dan
Aset Lain-lain
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit
Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas Segera
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank Lain
Utang Pajak
Cash
Assets
Giro on Bank Indonesia
Giro on other banks
Net of allowance
Impairment loss amount
Rp null
Placements on Bank Indonesia and other banks
Other banks
Net of allowance
Impairment loss amount
Rp null
Deferred tax assets
Effects
Net of allowance
Impairment loss amount
Rp null
Credits
Related parties
Third parties
Allowance loans for impairment losses
Granted loans
Permanent assets
Net of accumulated deprecation
Rp 34.320.415.035
(2014: Rp 27.784.907.269
Prepaid expenses
Other assets
Allowance loans for impairment losses
Prepaid expenses
Non-current assets
Total assets
Equity and Liability
Current liabilities
Liability
Customer savings
Related parties
Third parties
Savings from other banks
Tax debt
142.955.283.738
333.497.875.952
11.849.935.615
724.000.000.000
450.895.677.627
6.070.841.804
2.252.161.766.812
(30.119.027.003)
2.228.113.581.613
52.964.166.454
6.892.746.758
- -
26.127.007.983
26.127.007.983
3.977.296.275.739
93.634.023.000
30.034.850.619
490.010.325.965
2.771.198.562.226 1.664.998.051.391 910.030.071.945
4.920.015.915
83.831.616.750
218.343.555.865
12.525.874.680
184.500.000.000
171.388.517.310
4.816.784.134
2.033.757.163.905
(22.002.847.510)
2.016.571.100.529
44.345.162.670
5.752.046.880
22.363.334.895
22.363.334.895
2.759.621.209.579
50.722.569.291
27.566.320.065
530.010.325.965
3.115.087.923
59.449.444.464
120.997.841.636
17.430.482.646
318.997.125.918
77.934.769.277
5.495.408.947
1.164.217.007.567
(23.790.279.721)
1.145.922.136.793
39.117.713.157
1.473.034.428
19.686.487.763
(3.147.029.374)
16.539.458.389
1.797.862.006.708
32.408.626.872
716.808.239
445.010.325.965
8.070.511.481
-
2f, 3
2c, 2g, 4, 28
2c, 2g, 5, 28
2c, 2h, 6, 28, 29
2c, 2i, 7, 28
2c, 2j, 8, 28, 29
2k, 9
25, 15
2m, 10
2c, 2n, 11
2c, 2o, 12, 28
2c, 2p, 13, 28
2s, 15
Catatan /Notes
2015 2013
Rp Rp
2014
Rp
TransparansiLaporan Keuangan
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 SERTA 1 JANUARI 2014
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Annual Report PT. Bank Sulteng 72
Kas
Aset
Giro pada Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2014: Rp nihil)
Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia
dan Bank Lain
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2014: Rp nihil)
Aset Pajak Tangguhan
Efek-Efek
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2014: Rp nihil)
Kredit
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit
Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih
Aset Tetap
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp 34.320.415.035
(2014: Rp 27.784.907.269)
Beban Dibayar Dimuka dan
Aset Lain-lain
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit
Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas Segera
Liabilitas
Simpanan Nasabah
Pihak Berelasi
Pihak Ketiga
Simpanan dari Bank Lain
Utang Pajak
Cash
Assets
Giro on Bank Indonesia
Giro on other banks
Net of allowance
Impairment loss amount
Rp null
Placements on Bank Indonesia and other banks
Other banks
Net of allowance
Impairment loss amount
Rp null
Deferred tax assets
Effects
Net of allowance
Impairment loss amount
Rp null
Credits
Related parties
Third parties
Allowance loans for impairment losses
Granted loans
Permanent assets
Net of accumulated deprecation
Rp 34.320.415.035
(2014: Rp 27.784.907.269
Prepaid expenses
Other assets
Allowance loans for impairment losses
Prepaid expenses
Non-current assets
Total assets
Equity and Liability
Current liabilities
Liability
Customer savings
Related parties
Third parties
Savings from other banks
Tax debt
142.955.283.738
333.497.875.952
11.849.935.615
724.000.000.000
450.895.677.627
6.070.841.804
2.252.161.766.812
(30.119.027.003)
2.228.113.581.613
52.964.166.454
6.892.746.758
- -
26.127.007.983
26.127.007.983
3.977.296.275.739
93.634.023.000
30.034.850.619
490.010.325.965
2.771.198.562.226 1.664.998.051.391 910.030.071.945
4.920.015.915
83.831.616.750
218.343.555.865
12.525.874.680
184.500.000.000
171.388.517.310
4.816.784.134
2.033.757.163.905
(22.002.847.510)
2.016.571.100.529
44.345.162.670
5.752.046.880
22.363.334.895
22.363.334.895
2.759.621.209.579
50.722.569.291
27.566.320.065
530.010.325.965
3.115.087.923
59.449.444.464
120.997.841.636
17.430.482.646
318.997.125.918
77.934.769.277
5.495.408.947
1.164.217.007.567
(23.790.279.721)
1.145.922.136.793
39.117.713.157
1.473.034.428
19.686.487.763
(3.147.029.374)
16.539.458.389
1.797.862.006.708
32.408.626.872
716.808.239
445.010.325.965
8.070.511.481
-
2f, 3
2c, 2g, 4, 28
2c, 2g, 5, 28
2c, 2h, 6, 28, 29
2c, 2i, 7, 28
2c, 2j, 8, 28, 29
2k, 9
25, 15
2m, 10
2c, 2n, 11
2c, 2o, 12, 28
2c, 2p, 13, 28
2s, 15
Catatan /Notes
2015 2013
Rp Rp
2014
Rp
Transparency ofFinancial Statement
PT. CENTRAL SULAWESI REGIONAL DEVELOPMENT BANK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2015 AND 2014 AND JANUARY 1, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
73 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
06
50.782.210.282
31.196.250.948
-
3.471.776.238.955
227.430.300.000
-
48.254.338.501
36.721.682.018
(1.935.104.282)
86.479.137.968
108.569.682.579
505.520.036.784
3.977.296.275.739
31.859.847.729
32.697.408.580
-
2.340.969.610.943
158.706.900.000
275.450.000
8.079.326.095
124.947.006.751
(6.308.953.137)
51.386.363.509
81.565.505.418
418.651.598.635
2.759.621.209.579
39.623.372.674
20.356.672.113
-
1.456.216.389.289
206.980.600.000
36.299.627.552
16.900.473.544
340.871.384
33.709.024.651
47.415.020.288
341.645.617.419
1.797.862.006.708
2c, 14
2s
27
16b
16d
16e
16c
Liabilitas Pajak Tangguhan
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Beban Yang Masih Harus Dibayar
dan Liabilitas Lain-lain
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal Saham
Modal Dasar -6.500.000 saham
Nilai Nominal - Rp.100.000 per saham
Modal Ditempatkan dan Disetor penuh
2.274.303 (2014 : 1.587.069 saham)
Modal Sumbangan
Agio Saham
Dana Setoran Modal
Komponen ekuitas lainnya
Keuntungan/(Kerugian) Aktuarial program manfaat pasti
Saldo Laba
Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Deferred tax liabilities
Post employment benefit obligation
Accrued expenses
And other liabilities
Total of liabilities
Stock capital
Equity
Base capital – 6.500.000 stock
Nominal value – Rp 100.000 / stock
Issued and fully paid capital
2.274.303 (2014 : 1.587.069 stocks)
Capital contributions
Capital agio
Paid capital funds
Other equity components
Gains/(losses) of defined actuarial benefit plan
Profit balances
Determined usage
Undetermined usage
Total of equity
Total of equity and liability
TransparansiLaporan Keuangan
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 SERTA 1 JANUARI 2014
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
*Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasian
Annual Report PT. Bank Sulteng 74
50.782.210.282
31.196.250.948
-
3.471.776.238.955
227.430.300.000
-
48.254.338.501
36.721.682.018
(1.935.104.282)
86.479.137.968
108.569.682.579
505.520.036.784
3.977.296.275.739
31.859.847.729
32.697.408.580
-
2.340.969.610.943
158.706.900.000
275.450.000
8.079.326.095
124.947.006.751
(6.308.953.137)
51.386.363.509
81.565.505.418
418.651.598.635
2.759.621.209.579
39.623.372.674
20.356.672.113
-
1.456.216.389.289
206.980.600.000
36.299.627.552
16.900.473.544
340.871.384
33.709.024.651
47.415.020.288
341.645.617.419
1.797.862.006.708
2c, 14
2s
27
16b
16d
16e
16c
Liabilitas Pajak Tangguhan
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
Beban Yang Masih Harus Dibayar
dan Liabilitas Lain-lain
Jumlah Liabilitas
Ekuitas
Modal Saham
Modal Dasar -6.500.000 saham
Nilai Nominal - Rp.100.000 per saham
Modal Ditempatkan dan Disetor penuh
2.274.303 (2014 : 1.587.069 saham)
Modal Sumbangan
Agio Saham
Dana Setoran Modal
Komponen ekuitas lainnya
Keuntungan/(Kerugian) Aktuarial program manfaat pasti
Saldo Laba
Telah Ditentukan Penggunaannya
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
Deferred tax liabilities
Post employment benefit obligation
Accrued expenses
And other liabilities
Total of liabilities
Stock capital
Equity
Base capital – 6.500.000 stock
Nominal value – Rp 100.000 / stock
Issued and fully paid capital
2.274.303 (2014 : 1.587.069 stocks)
Capital contributions
Capital agio
Paid capital funds
Other equity components
Gains/(losses) of defined actuarial benefit plan
Profit balances
Determined usage
Undetermined usage
Total of equity
Total of equity and liability
Transparency ofFinancial Statement
PT. CENTRAL SULAWESI REGIONAL DEVELOPMENT BANK
NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS
DECEMBER 31, 2015 AND 2014 AND JANUARY 1, 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
*Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari *Notes of the consolidated financial statements are integral parts of these consolidated financial statements
Laporan ManajemenManagement Report
75 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Annual Report PT. Bank Sulteng 76
07
Compliance ReportLaporan Kepatuhan
Pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank berdasarkan
kepada Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/
PBI/2011 tentang Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum, yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan adalah sebagai berikut:
• Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan
pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
usaha Bank.
• Mengelola Risiko kepatuhan yang dihadapi oleh
Bank.
• Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem,
dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, termasuk prinsip syariah bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
• Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen
yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia
dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
b. Tugas dan tanggung jawab Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan, paling kurang
mencakup:
• Merumuskan strategi guna mendorong
terciptanya Budaya Kepatuhan Bank.
Implementation of the Bank’s compliance function
is based on Bank Indonesia Regulation Number
13/2/PBI/2011 regarding the implementation of
the implementation of the Compliance Function
Commercial Bank, which as follows:
a. Function Director in charge of the compliance
function is as follows:
• Achieve the implementation of a culture of
compliance at all levels of the organization and
activities of the Bank.
• Manage Compliance Risks faced by the Bank.
• Ensure that policies, regulations, systems and
procedures and business activities conducted
by the Bank in accordance with Bank Indonesia
and the legislation in force, including the Islamic
principles for Islamic Banks and Sharia Business
Unit.
• Ensure compliance Bank of the commitments
made by the Bank to Bank Indonesia and/or other
competent supervisory authority.
b. Duties and responsibilities of the Director in
charge of compliance, at least include:
• Formulate a strategy to encourage the creation of
a Culture of Compliance.
77 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
• Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-
prinsip kepatuhan yang akan ditetapkan oleh
Direksi;
• Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan
yang akan digunakan untuk menyusun ketentuan
dan pedoman internal Bank;
• Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan,
sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang
dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan
Bank Indonesia dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, termasuk Prinsip Syariah
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
• Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank;
• Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan
dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank
atau pimpinan Kantor Cabang Bank Asing tidak
menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait
dengan Fungsi Kepatuhan.
Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud
di atas tidak menghilangkan hak dan kewajiban
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan
sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana diatur
dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas,
apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut
diperlukan keputusan dari seluruh anggota Direksi
Bank. Mempersiapkan, mengkoordinasikan, dan
mengontrol anggaran Satuan Kerja Kepatuhan/Divisi
Kepatuhan, sesuai dengan rencana kerja yang telah
disusun serta memanfaatkan anggaran yang ada
seefisien dan seefektif mungkin, dan memastikan
agar program dan sistem berjalan secara cost
effective (efektif dari segi biaya).
• Propose a compliance policy or principles of
compliance to be determined by the Board of
Directors;
• Establish systems and compliance procedures
that will be used to draw up the rules and internal
guidelines of the Bank;
• Ensure that all policies, regulations, systems
and procedures, as well as business activities
conducted by the Bank in accordance with the
provisions of Bank Indonesia and the legislation
in force, including the Sharia for Islamic Banks
and Sharia Business Unit;
• Minimize Compliance Risk Bank;
• Precautions to ensure that policies and/or
decisions taken by the Board of Directors of the
Bank or the Foreign Bank Branch Office leaders
do not deviate the Bank Indonesia regulations
and legislation in force;
• Perform other tasks related to the Compliance
Function.
Duties and responsibilities referred to above does
not eliminate the rights and duties of the Director in
charge of Compliance Function as a member of the
Board of Directors of the Bank as stipulated in the Law
on Limited Liability Companies, if for certain actions
are necessary decision of the Board of Directors of
the Bank. Preparation, coordination, and budget
control of Compliance Unit/Division of Compliance,
in accordance with the work plan that had been
developed as well as utilizing the existing budget as
efficiently and effectively as possible, and ensure that
the system runs the program and cost-effective.
Annual Report PT. Bank Sulteng 78
79 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
07Selanjutnya Direktur Kepatuhan untuk lebih
mengefektifkan melaksanakan fungsi tugasnya
melakukan antara lain:
• Mengembangkan prosedur kepatuhan pada
setiap satuan kerja, dengan menginformasikan
perubahan peraturan perundang-undangan yang
berlaku untuk disesuaikan ke dalam pedoman
internal bank oleh Divisi terkait.
• Mengembangkan, melaksanakan dan
mempertahankan kepatuhan bank dengan
memberikan pandangan kepada pihak
manajemen mengenai masalah hukum yang
ditemukan.
• Mengembangkan, melaksanakan dan
mempertahankan kepatuhan bank terhadap
penerapan kebijakan, prosedur dan panduan
mengenai anti tindak pencucian uang dan tindak
pidana terorisme.
• Bertindak sebagai pihak yang dihubungi di Bank
mengenai penanganan secara internal laporan
transaksi yang mencurigakan dari staffdan juga
pihak yang dapat dihubungi untuk Unit Anti-
Money Laundring oleh instansi pemerintah yang
berkepentingan terhadap tindak pencucian uang
ini.
• Melakukan kajian atas kebijakan bank yang
belum selaras dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
• Memberikan masukan kepada pihak manajemen
mengenai masalah kepatuhan dan potensi
dampak, trend serta perkembangan peraturan
yang ada.
Furthermore, below listed procedures in order for
Director of Compliance to more effectively carry out
the functions and perform their duties as follows:
• Develop compliance procedures at each business
unit, to inform changes in laws and regulations
applicable to fit into the bank’s internal guidelines
by relevant Division.
• Develop, implement and maintain compliance
with the bank gives a view to the management of
the legal problems found.
• Develop, implement and maintain compliance
of banks to implement policies, procedures and
guidelines on anti-money laundering and criminal
acts of terrorism.
• Acting as the other party in the Bank regarding
the handling of internal suspicious transaction
report from staffs and also those who can be
contacted for Anti-Money Laundering Unit by the
government agencies concerned to this money
laundering.
• Review the bank’s policies are not in line with
applicable laws and regulations.
• Provide feedback to management regarding
compliance issues and potential impacts, trends
and the development of existing legislation.
Annual Report PT. Bank Sulteng 80
• Melakukan kajian aspek kepatuhan dan penerapan
prinsip kehati-hatian terhadap peraturan internal
Bank antara lain berupa Surat Keputusan, Surat
Edaran, dan bentuk Surat lainnya sesuai tata
naskah dinas Bank yang berlaku serta perjanjian
atau dokumen hukum lainnya baik yang telah
berjalan ataupun yang diajukan.
• Memastikan dilaksanakannya penyampaian
laporan kepada Bank Indonesia dan atau Otoritas
Jasa Keuangan tentang pelaksanaan Direktur
yang membawahkan fungsi kepatuhan, meliputi:
1. Rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam
Rencana Bisnis Bank (RBB).
2. Laporan kepatuhan.
3. Laporan khusus mengenai kebijakan dan/
atau keputusan Direksi yang menurut Direktur
yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah
menyimpang dari ketentuan Bank Indonesia
dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Laporan sebagaimana dimaksud dalam PBI No.
13/2/PBI/2011 pada Pasal 16 huruf (b), wajib
ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan, dan disampaikan kepada Bank
Indonesia setiap semester dan diterima Bank
Indonesia paling lambat 1 (satu) bulan setelah
periode pelaporan berakhir dengan tembusan
kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama.
• Bank dianggap terlambat menyampaikan
laporan kepatuhan apabila laporan diterima
Bank Indonesia melampaui batas akhir waktu
penyampaian laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), tetapi belum melampaui 1 (satu)
bulan setelah batas akhir waktu penyampaian
laporan.
• Conduct a study aspects of compliance and
implementation of the precautionary principle
to the Bank’s internal regulations which include
Decree, Circular, and other appropriate forms of
Letter of the official scripts of the applicable Bank
as well as treaties or other legal documents that
have been running well or proposed.
• Enforce the submission of reports to Bank
Indonesia or the Financial Services Authority on
the implementation of the Director in charge of
compliance, include.
1. The compliance work plan contained in the
Business Plan (RBB).
2. Statement of compliance.
3. A special report on the policies and/or the
Board’s decision that the Director is in charge
of Compliance Function has deviated from Bank
Indonesia regulations and/or legislation in force.
• The report referred to in PBI No. 13/2/PBI/2011
on Article 16 (b), shall be signed by the Director
in charge of compliance function, and submitted
to Bank Indonesia every semester and received
by Bank Indonesia no later than 1 (one) month
after the period reporting ends with a copy to the
Board and the Managing Director.
• Banks deemed late in submitting the compliance
report if the report is received by Bank Indonesia
after the deadline for submission of the report as
referred to in paragraph (1), but not exceed one
(1) month after the deadline for submission of
reports.
81 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
07
• Bank dianggap tidak menyampaikan laporan
kepatuhan apabila laporan tersebut belum
diterima Bank Indonesia hingga akhir batas
waktu keterlambatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3).
• Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
16 huruf c PBI diatas disampaikan kepada Bank
Indonesia paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak
diketahui oleh Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan mengenai adanya
penyimpangan.
• Mengelola penerapan Manajemen Risiko di Divisi.
• Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan
kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia
dan Peraturan Perundang-undangan lainnya,
serta Peraturan Internal Bank yang berlaku.
• Melakukan tindak lanjut temuan hasil
pemeriksaan.
• Mengelola buku pedoman perusahaan Divisi
Kepatuhan.
• Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang
diberikan oleh Direktur yang membawahkan
fungsi Kepatuhan.
• Menetapkan pembagian tugas serta penegakan
disiplin kepada Pejabat/Pegawai yang menjadi
tanggung jawab penyelianya.
• Melakukan kunjungan pembinaan dan sosialisasi
kepada seluruh unit kerja, untuk membangun
budaya hukum.
• Bank considered not submitting compliance
reports if the report has not been received by
Bank Indonesia until the end of the timeout delay
as referred to in paragraph (3).
• The report referred to in Article 16 letter c PBI
Issuer submitted to Bank Indonesia within 7
(seven) days since known by the Director in
charge of Compliance Function of the existence
of irregularities.
• Managing the implementation of Risk
Management Division.
• Implement prudential banking principles and
compliance with Bank Indonesia regulations and
other legislation, as well as the Bank Internal
Regulation applicable.
• To follow up the findings of the investigation.
• Manage the company’s handbook Compliance
Division;
• Carry out other duties given by the Director in
charge of the Compliance function.
• Establish division of tasks and discipline to
Officers/Employees who become the supervisor’s
responsibility.
• Make a guidance visit and socialization to all
units of work, to build a culture of law.
Annual Report PT. Bank Sulteng 82
In implementing the compliance function, the
Compliance Director is assisted by the Compliance
Unit is responsible for making steps in order to support
the creation of a culture of compliance throughout
the bank’s business activities at every level of the
organization, including through the implementation
of:
• Compliance Sheet carry out improvements to
the areas of operational and non-operational in
stages.
• Conduct an assessment of all policies and
procedures related to the products and services
of the Bank.
• Reviews the internal provisions that have been
enacted.
• Monitoring the reporting obligations of the
Division and the Branch Office.
• Monitor the implementation of the results of
the Bank Indonesia/FSA and monitoring of the
commitment of the Division and the Branch Office
on the results of the Division of Internal Audit;
• Inform any internal and external conditions of the
Bank to related units;
• Socializing Compliance Function, Internal
and External Conditions Bank to the whole
organization of Bank Sulteng;
Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan,
Direktur Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja
Kepatuhan yang bertanggung jawab untuk membuat
langkah-langkah dalam rangka mendukung
terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan
usaha bank pada setiap jenjang organisasi, antara
lain melalui pelaksanaan:
• Melaksanakan penyempurnaan Compliance
Sheet bagi bidang-bidang operasional dan non
operasional secara bertahap.
• Melakukan pengkajian terhadap seluruh
kebijakan dan prosedur terkait produk dan jasa
Bank.
• Melakukan review atas ketentuan-ketentuan
internal yang telah diberlakukan.
• Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan
Divisi dan Kantor Cabang.
• Memantau pelaksanaan hasil pemeriksaan
Bank Indonesia/OJK dan pemantauan terhadap
komitmen Divisi dan Kantor Cabang atas hasil
pemeriksaan Divisi Satuan Kerja Audit Internal;
• Menginformasikan setiap ketentuan internal
maupun eksternal Bank kepada unit terkait;
• Mensosialisasikan Fungsi Kepatuhan, Ketentuan
Internal dan Eksternal Bank kepada segenap
organisasi Bank Sulteng;
• Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian
Kepatuhan melalui program pendidikan dan
pelatihan baik yang ditugaskan oleh bagian
Pendidikan dan Pelatihan maupun berdasarkan
pengajuan/inisiatif dari Divisi Kepatuhan.
Pelaksanaan program anti pencucian uang
dan pencegahan pendanaan terorisme
merupakan program yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dalam rangka pemenuhan
kewajiban berdasarkan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 14/27/PBI/2012 tanggal 28 Desember
2012 tentang penerapan program anti pencucian
uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi
bank umum. Selama tahun 2015, sebagai langkah
keseriusan dalam menerapkan Program APUPPT
Bank Sulteng telah melaksanakan berbagai
aktivitas sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengembangan dan
penyempurnaan sistem aplikasi sebagai alat
bantu penerapan program APUPPT yang dapat
digunakan untuk:
• Mendeteksi transaksi-transaksi keuangan yang
memenuhi kriteria sebagai transaksi yang wajib
dilaporkan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis
Transaksi Keuangan.
• Mengidentifikasi pengelompokan Risiko nasabah
dari sisi APUPPT dan alat bantu dalam rangka
pemantauan Pengkinian Data Nasabah Bank
Sulteng.
• Human Resources Development Section
Compliance through better education and training
programs commissioned by the Education and
Training section or by submission/initiative of
the Compliance Division. Implementation of anti-
money laundering and financing of terrorism is a
program that is carried out continuously in order
to meet the obligations under the Bank Indonesia
Regulation Number 14/27/PBI/2012 dated
December 28, 2012 on the implementation of anti-
money laundering and combating the financing
of terrorism for commercial banks. During 2015,
as a measure of seriousness in implementing the
Program APUPPT Bank Sulteng has undertaken
various activities as follows:
1. Implement the development and refinement
of the application system as a tool that aids
implementation APUPPT program that can be
used for:
• Detect financial transactions that meet the
criteria as transactions that must be reported to
the Center for Financial Transaction Reporting
and Analysis.
• Identify customer risk grouping of the APUPPT
and tools in order to monitor Updating Customer
Data Bank Sulteng.
83 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
07
2. Melaksanakan pembenahan database CIF
(Customer Identification File) nasabah Bank
Sulteng dalam rangka penerapan ketentuan
Single CIF.
3. Melaksanakan program pelatihan secara rutin
baik pelatihan secara regular yang diterapkan
kepada calon pegawai baru maupun pelatihan
yang khusus kepada pegawai yang berhubungan
langsung dengan nasabah atau pegawai yang
posisinya strategis dalam penerapan APUPPT.
4. Adapun statistik pelaksanaan program APUPPT
selama tahun 2014 sebagai berikut:
• Laporan Transaksi Keuangan Tunai: 438 Laporan
• Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan: 12
Laporan
• Koresponden dengan pihak berwenang: 31
Koresponden
• Pengkajian APUPPT: 1 Kajian
2. Implement database revamping CIF (Customer
Identification File) Bank Sulteng customers in
order to implement the provisions of the CIF
Single.
3. Conduct regular training courses both training
regularly applied to prospective new employees
as well as specific training to employees who
deal directly with customers or employees are a
strategic position in the application APUPPT.
4. The APUPPT statistical program on 2014 is as
follows:
• Cash Financial Transaction Reports: 438 Reports
• Suspicious Transaction Reports: 12 Reports
• Correspondence with the authorities: 31
Correspondents
• APUPPT Assessment: 1 Study
Annual Report PT. Bank Sulteng 84
Internal Audit ReportLaporan Audit Intern
85 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
08
Laporan Audit Intern
1. Pelaksanaan fungsi pengendalian internal
terselenggara dalam setiap tingkatan manajemen
dimana pada struktur organisasi Bank, Divisi
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) berada di
bawah Direktur Utama. SKAI telah melaksanakan
kewajiban sebagai berikut:
• SKAI menyampaikan laporan hasil audit kepada
Pemimpin Unit Kerja yang dilakukan pemeriksaan
dan atasan langsung untuk diketahui dan
ditindaklanjuti;
• SKAI menyampaikan ringkasan eksekutif secara
berkala kepada Direktur Utama dan Dewan
Komisaris dengan tembusan kepada Direktur
Kepatuhan;
• SKAI menyusun laporan pelaksanaan dan pokok-
pokok hasil audit internal yang ditanda tangani
oleh Direktur utama dan Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Bank Indonesia/Otoritas
Jasa Kuangan (OJK)
Internal Audit Report
1. Implementation of internal control functions
held in every level of management where the
organizational structure of the Bank, Division of
Internal Audit Unit (SKAI) is under the Director.
SKAI has carried out the following obligations:
• Internal Audit submit the audit report to the Head
of Work Unit conducted the examination and the
direct superior to known and acted upon;
• Internal Audit regularly submit the executive
summary to the President Director and the Board
of Commissioners with a copy to the Director of
Compliance;
• Internal Audit Unit prepared a report on the
implementation and on the results of the internal
audit signed by the Director of the BOC’s main and
submitted to Bank Indonesia/Financial Services
Authority (FSA)
Annual Report PT. Bank Sulteng 86
2. Kedudukan SKAI berada langsung di bawah
Direktur Utama yang tidak terkoordinasi secara
langsung dengan satuan kerja operasional;
3. Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan
Rencana Bisnis Bank Divisi Satuan Kerja Audit
Internal tahun 2015 yang telah disetujui oleh
Direktur Utama. Terhitung sejak tanggal 01
Januari 2015 sampai dengan 31 Desember
2015, SKAI telah melakukan pemeriksaan secara
independen terhadap unit operasional Kantor
Cabang, Pembantu Cabang, Divisi dan Kantor
Pusat, proses bisnis serta teknologi informasi
secara menyeluruh, namun disadari belum
maksimal karena masih ada beberapa kantor
yang belum selesai dilakukan pemeriksaan.
Berikut ini table kegiatan Pemeriksaan SKAI
tahun 2014:
2.. Position SKAI are directly under the Director who
is not directly coordinated with the operational
unit;
3. The examination is conducted in accordance with
the Bank’s Business Plan Internal Audit Division
in 2015 which has been approved by the Director.
Since the date of January 1, 2015 until December
31, 2015, SKAI has conducted independently
audit the operational units Branch Office,
Assistant Branch, Division and Headquarters,
business processes and information technology
as a whole, but realized not maximized because
there are still some offices examination has not
been completed. SKAI examination during 2014
fiscal year is as follows:
Laporan Audit InternAktivitas Audit
1. Cab. Utama
2. Cab. Parigi
3. Cab. Toli-toli
4. Cab. Buol
5. Cab. Luwuk
6. Cab. Salakan
7. Cab. Bangkep
8. Cab. Poso
9. Cab. Bungku
10. Capem. Morowali
11. Capem. Ampana
12. Capem Donggala
13. Capem. Paleleh
14. Kantor Kas Lambunu
RencanaRealisasi
Semester 1 Semester 2
Audit Umum Kantor Cabang, Cabang Pembantu dan Kantor Kas
15. Kantor Kas Soni
16. Kantor KasTentena
17. Kantor Kas Wakai
18. Kantor Kas Beteleme
19. Kantor Kas Bahomoteve
Sekali dalam setahun
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Tdk TerlaksanaAudit Kantor Pusat
Audit Tl Sekali dalam setahun
TerlaksanaLaporan Semester 2 (dua) kali dalam setahun
TerlaksanaMenjadi LO untuk Pemeriksaan Bl dan BPK-Rl
Setiap ada pemeriksaan dari Eksternal baik itu dari Bl, BPK-RI maupun dari KAP Divisi SKAI menjadi LO
Audit khusus dilakukan apabila ada indikasl fraud diseluruh kegiatan Bank Sulteng baik Cabang maupun Pusat
Fraud / Special AuditTerlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Tdk Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Terlaksana
Tdk Terlaksana
Tdk Terlaksana
Tdk Terlaksana
Tdk Terlaksana
Tdk Terlaksana
Tdk Terlaksana
Tdk Terlaksana
87 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
08
Internal Audit Report
Audit Activities
1. Main Branch Office
2. Parigi Branch
3. Toli-toli Branch
4. Buol Branch
5. Luwuk Branch
6. Salakan Branch
7. Bangkep Branch
8. Poso Branch
9. Bungku Branch
10. Morowali Representative
11. Ampana Representative
12. Donggala Representative
13. Paleleh Representative
14. Lambunu Cash Office
PlansRealization
1 Semester 2 Semesterst nd
General Audit on Branch Offices, Representative Offices, And Cash Offices
15. Soni Cash Office
16. Tentena Cash Office
17. Wakai Cash Office
18. Beteleme Cash Office
19. Bahomoteve Cash Office
Once annually
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Not AccomplishedMain Office Audit
IT Audit Once annually
AccomplishedSemestrial Report Twice annually
AccomplishedActs as LO for BI and BPK-RI Examination
SKAI to act as LO for every external examination (from BI, BPK-RI, or KAP)
Only to be carried out if there is an indication of internal fraud in every aspects of Bank Sulteng activity
Fraud / Special AuditAccomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Not Accomplished
Accomplished
Accomplished
Accomplished
Not Accomplished
Not Accomplished
Not Accomplished
Not Accomplished
Not Accomplished
Not Accomplished
Not Accomplished
Annual Report PT. Bank Sulteng 88
Pendidikan
Pasca Sarjana (S2)
Sarjana (S1)
Deploma (D III)
SMA dan Lainnya
Education
Total
4
233
25
199
461
1.
2.
3.
4.
7
306
24
249
586
7
336
23
258
624
Postgraduate
Bachelor
Diploma
Undergraduate and others
Total
2013No. 2014 2015
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Gender
327
134
1.
2.
400
186
421
205
Male
Female
Total 461 586 624 Total
2013No. 2014 2015
Up until December 2015 Bank Sulteng has employee
growth as many as 624 people, compared with
the number of employees in December of 2014
which is 586 people, there is an increasing number
of employees by 38 people, with a wide variety of
disciplines and competencies. Number of employees
growth in the following 3 years is represented in the
following:
Employee growth by education level:
Pertumbuhan Pegawai sampai dengan Desember
Tahun 2015 sebanyak 624 (enam ratus dua puluh
empat), dibanding dengan jumlah pegawai pada
posisi Desember Tahun 2014 sebanyak 586 (Lima
ratus delapan puluh enam), terjadi peningkatan
jumlah pegawai sebanyak 38 (tiga puluh delapan),
dengan berbagai disiplin ilmu serta kompetensi
yang di miliki. Berikut Pertumbuhan Jumlah Pegawai
dalam 3 (tiga) tahun terakhir:
Pertumbuhan Pegawai Berdasarkan Jenjang
Pendidikan:
Employee growth by gender:Pertumbuhan Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin:
89 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
09
Faktor
Risk Profile
GCG
Earning
Capital
Risk Profile
GCG
Earning
Capital
Nilai Komposit Keseluruhan Total Composite Value
3
2
Factors
2. December 2015 Overall Composite Rating Position
2
3
0,45
0,30
2,45
0,80
0,90
15%
15%
40%
30%
Nilai / Value Bobot / WeightPerolehan
Nilai / Value Gain
1.
2.
3.
4.
No.
Employee growth by office location:Pertumbuhan Pegawai Berdasarkan Lokasi Kantor:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Lokasi Kantor
Kantor Pusat Palu
Cabang Utama Palu
Cabang Luwuk
Cabang Tolitoli
Cabang Poso
Cabang Bungku
Cabang Parigi
Cabang Buol
Cabang Salakan
Cabang Sigi
Cabang Banggai Laut
Cabang Pembantu Donggala
Cabang Pembantu Ampana
Cabang Pembantu Morowali
31
23
21
21
31
17
15
NA
12
23
Office Location
77
142
34
30
26
41
34
18
18
24
16
25
Palu Main Office
Palu Subsidiary
Luwuk Branch
Tolitoli Branch
Poso Branch
Bungku Branch
Parigi Branch
Buol Branch
Salakan Branch
Sigi Branch
Banggai Laut Branch
Donggala Subsidiary
Ampana Subsidiary26
34
33
27
43
35
19
17
30
19
30
88
3329
Morowali Subsidiary12 2019
Cabang Pembantu Paleleh Paleleh Subsidiary10 1010
Total Total461 624586
87
175
2013 2014 2015
186
No.
Human Resources Report (HR)Laporan Sumber Daya Manusia
Annual Report PT. Bank Sulteng 90
Status Pegawai
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Employment Status
379
82
1.
2.
400
186
477
147
Permanent Employee
Temporary Employee
Total 461 586 624 Total
2013No. 2014 2015
1.
2.
Lokasi Kantor
Pegawai Tetap
Pegawai Tidak Tetap
Jumlah
Total
4
461
Employment Status
0
4
233
28
205
25
1
24
199
53
146
306
70
236
24
1
23
249
112
137
336
37
299
23
1
22
258
109
149
7
586
Permanent
Temporary
Sub-Total
Total
7
624
03
4
2013
7
No.
2013 2013
S2/Postgraduate
S1/Bachelor
D3/Diploma
SMU/Undergradua
te
S2/Postgraduate
S1/Bachelor
D3/Diploma
SMU/Undergradua
te
S2/Postgraduate
S1/Bachelor
D3/Diploma
SMU/Undergradua
te
Employee growth by employment status:Pertumbuhan Pegawai Berdasarkan Status:
Employee growth by education level:Pertumbuhan Pegawai Berdasarkan Status & Jenjang
Pendidikan:
Source: HR employment dataSumber: Data dari Divisi SDM
91 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
09
Annual Report PT. Bank Sulteng 92
Human Resources Report (HR)Laporan Sumber Daya Manusia
Seiring dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/
PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/
PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko
Bagi Bank Umum, Kebijakan manajemen risiko dan
implementasinya dalam bisnis perbankan belakangan
ini telah mengalami perkembangan yang pesat yang
diikuti dengan semakin kompleksnya risiko yang
dihadapi oleh industri perbankan. Hal ini menuntut
setiap pelaku usaha di industri perbankan, termasuk
PT. Bank Sulteng untuk menerapkan pengelolaan
risiko agar aktifitas usaha yang dilakukan oleh
bank tidak menimbulkan kerugian yang melebihi
kemampuan bank atau yang dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank.
PT. Bank Sulteng dalam melakukan pengelolaan
risiko dengan menerapkan 8 (delapan) jenis risiko
yaitu; Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional,
Risiko Likuiditas, Risiko Kepatuhan, Risiko Hukum,
Risiko Reputasi dan Risiko Strategi.
Sesuai dengan perkembangan regulasi yang
dikeluarkan oleh regulator, PT.Bank Sulteng selalu
mengikuti dan menyesuaikan perkembangan tersebut
dalam bentuk regulasi intern PT. Bank Sulteng.
Penerapan pengelolaan risiko dalam kegiatan
usaha PT. Bank Sulteng memberikan manfaat untuk
menjelaskan kepada manajemen kemungkinan
potensi kerugian/permasalahan yang dihadapi di
masa depan. Pengelolaan risiko juga memberikan
manfaat bagi bank dalam penyesuaian/perbaikan
metode dan proses pengambilan keputusan yang
sistematis didasarkan atas ketersediaan informasi.
With Bank Indonesia Regulation No. 11/25/
PBI/2009 dated July 1st, 2009 on Amendment
to Bank Indonesia Regulation No. 5/8/PBI/2003
regarding Implementation of Risk Management for
Commercial Bank, risk management policies and
their implementation in the banking business has
recently experienced rapid development followed
with the increasing complexity of the risks faced by
the banking industry. This requires every business in
the banking industry, including PT. Bank Sulteng to
implement risk management so that the business
activity conducted by the bank did not result in losses
that exceed the ability or disrupt business continuity.
PT. Bank Sulteng in managing risk by applying 8
types of risk, which are; Credit Risk, Market Risk,
Operational Risk, Liquidity Risk, Compliance Risk,
Legal Risk, Reputation Risk and Strategic Risk.
In accordance with the development of regulations
issued by the regulator, PT. Bank Sulteng always
follow and adjust to these developments in the form
of internal regulation PT. Bank Sulteng. Application
of risk management in the business activities of
PT. Bank Sulteng provide benefits to explain to
management the possibility of potential losses/
issues faced in the future. Risk management also
provides benefits for banks in the adjustment/repair
method and systematic decision-making process is
based on the information availability.
Risk Management ImplementationPenerapan Manajemen Resiko
93 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
10
Kebijakan Manajemen Risiko
Dalam rangka implementasi manajemen risiko, Bank
Sulteng memulai dengan menanamkan budaya sadar
risiko kepada seluruh pegawai pada setiap tingkatan
dan pada setiap unit bisnis. Upaya yang dilakukan
dalam rangka menciptakan budaya risiko kepada
seluruh pegawai antara lain: melalui sosialisasi
terhadap ketentuan – ketentuan baik intern maupun
ektern dan menerapkan reward dan punishment.
Sosialisasi dilakukan secara bertahap baik melalui
event khusus, maupun kunjungan langsung ke kantor
cabang.
Kebijakan Manajemen Risiko yang telah ditetapkan
diharapkan dapat mendukung unit bisnis dalam
melakukan dengan tetap berusaha memitigasi risiko
yang mungkin timbul dari aktivitas dari aktivitas
tersebut, proses mitigasi dilakukan melalui:
a. Proses identifikasi risiko dan pengukuran.
Dalam menjalankan aktivitas bisnis, Bank Sulteng
telah memiliki pedoman dalam mengidentifikasi
risiko yang terdapat pada setiap aktivitas.
Pengukuran risiko dilakukan melalui penilaian
profil risiko yang dilaukan oleh Satuan Kerja
Manajemen Risiko.
b. Pemisahan fungsi (organisasi).
Penerapan four eyes principles tercermin
pada adanya pemisahan fungsi antara yang
melaksanakan kegiatan operasional dengan
yang melakukan pengendalian, yaitu adanya
pemisahan fungsi antara yang melakukan
analisa, administrasi kredit dan pemutus kredit.
c. Kebijakan.
Bank Sulteng telah melakukan penyempurnaan
terhadap kebijakan sesuai dengan perubahan
peraturan ekternal terkini.
Annual Report PT. Bank Sulteng 94
Risk Management Policy
Regarding implementation of risk management,
Bank Sulteng starts by instilling a culture of risk-
awareness among all employees at every level and
in every business unit. Efforts are made in order to
create a culture of risk awareness to all employees
include: Dissemination of the provisions of both
internal and external and implement reward and
punishment. Socialization is done gradually through
special events, as well as visits to branch offices.
Risk Management Policy that has been set is
expected to support the business units in while trying
to mitigate the risks that may arise from the activities
of the event, the mitigation process is done through
as follows:
a. The process of risk identification and
measurement.
In conducting its business activities, Bank
Sulteng has established guidelines in identifying
the risks inherent in each activity. Measurement
of risk is done through assessment dilaukan risk
profile by the Risk Management Unit.
b. Separation of functions (organization).
Application of “four eyes principles” reflected in
the separation of functions between implementing
operational activities with the controlling, that
the separation of functions between the analysis,
credit administration and credit breaker.
c. Policy.
Bank Sulteng has made improvements to the
policy in accordance with the latest changes in
external regulations.
d. Pengendalian risiko.
Bank Sulteng telah menetapkan limit sebagai
acuan dalam melaksanakan aktivitas bisnis agar
terhindar dari risiko kepatuhan.
Bank Sulteng telah melakukan penyesuaian terhadap
sebagian kebijakan terkait dengan penerapan
manajemen risiko sesuai dengan perubahan
peraturan yang dikeluarkan Bank Indonesia antara
lain:
• Kebijakan Umum Manajemen Risiko,
• Pedoman Penerapan Manajemen Risiko,
• Pedoman Penyusunan Profil Risiko,
• Pedoman KPMM dan perhitungan ATMR untuk
Risiko Kredit, Risiko Pasar dan Risiko Operasional.
• Pedoman Fungsi Kepatuhan
Adapun Pemetaan Predikat/Peringkat Risiko
Komposit, yaitu sebagai berikut:
Profil Risiko Bank Sulteng 2015:
d. Risk control.
Bank Sulteng has set a limit as a reference in
carrying out business activities in order to avoid
compliance risks.
Bank Sulteng has adjusted the policy in part related
to the implementation of risk management in
accordance with changes in the regulations issued
by Bank Indonesia as follows:
• Risk Management General Policy
• Guidelines for the Application of Risk Management
• Guidelines for Preparation of Risk Profile
• CAR Guidelines and the calculation of RWA for
Credit Risk, Market Risk and Operational Risk
• Guidelines Compliance Function
The risk predicate/composite rating mapping is as
follows:
Jenis Risiko
Risiko Kredit
Risiko Pasar
Risiko Oprasional
Risiko Likuiditas
Moderate
Moderate
Peringkat Tingkat Risiko
Low to Moderate
Fair
Fair
Satifactory
Risiko Hukum Moderate Fair
Risiko Reputasi
Risiko Strategik
Risiko Kepatuhan
Risiko Komposit
3
2
3
3
2
3
3
2
3
Low to Moderate Fair
Moderate Fair
Low to Moderate Fair
Moderate Fair
Moderate Fair
Peringkat KualitasManajemen Risiko
PeringkatRisiko Inheren
Profil Risiko
95 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
10
Risk Items
Credit Risk
Market Risk
Operational Risk
Liquidity Risk
Moderate
Moderate
Risk Level Rank
Bank Sulteng 2015 Risk Profile:
Low to Moderate
Fair
Fair
Satifactory
Law Risk Moderate Fair
Reputation Risk
Strate
Compliance Risk
Compository Rank
3
2
3
3
2
3
3
2
3
Low to Moderate Fair
Moderate Fair
Low to Moderate Fair
Moderate Fair
Moderate Fair
Risk Management Quality RankInherent Risk Rank
Risk Profiles
Penilaian Profil Risiko, yang mencakup penilaian
terhadap Risiko Inheren dan Penilaian terhadap
kualitas penerapan manajemen risiko yang
mencerminkan system pengendalian Risiko (Risk
Control System), baik untuk Bank secara Individual
maupun untuk Bank Secara Konsolidasi. Penilaian
tersebut dilakukan terhadap 8 (delapan) Risiko yaitu:
Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko
Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko
Kepatuhan dan Risiko Reputasi. Adapun Periode
Penilaian tahun 2015 sebagai berikut:
Risk Profile Assessment, which includes the inherent
risk and risk management assessment that reflects
the risk control system, both for the bank as individual
or consolidation. The assessment is conducted on 8
risks are as follows: Credit Risk, Market Risk, Liquidity
Risk, Operational Risk, Legal Risk, Strategic Risk,
Compliance Risk and Reputation Risk. As for the
assessment period of 2015 are as follows:
Bank Sulteng 2015 Risk Profile:
Annual Report PT. Bank Sulteng 96
Kerangka Kerja Manajemen Risiko
Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh
terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap
kerangka manajemen risiko bank. Direksi telah
membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite
Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung
jawab untuk mengembangkan dan memonitor
kebijakan manajemen risiko bank di area yang telah
ditetapkan. Semua komite Dewan memiliki anggota
eksekutif dan non eksekutif serta melaporkan secara
teratur kepada Direksi pada tanggal kegiatan mereka.
Kebijakan manajemen risiko bank dibuat untuk
mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang
dihadapi oleh bank, untuk menetapkan batas risiko
dan pengendalian yang tepat dan memantau risiko
dan kepatuhan terhadap batas risiko. Kebijakan
manajemen risiko dan sistem direview secara berkala
untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar,
produk dan jasa yang ditawarkan.
Proses mitigasi yang dilakukan PT. Bank Sulteng
dalam mengelola risiko adalah sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian dari counterparty
yang tidak mampu memenuhi kontrak kewajiban
mereka. Untuk memastikan penurunan nilai kredit
cepat terdeteksi, portofolio kredit secara aktif
dimonitor pada setiap lapisan struktur risiko dan
akan diatasi melalui penerapan strategi perbaikan.
Direksi telah mendelegasikan tanggung jawab bagi
pengawasan terhadap risiko kredit. Divisi kredit
bertanggung jawab untuk manajemen risiko kredit
PT. Bank Sulteng, termasuk:
Risk Management Framework
The Board of Directors have the responsibility as a
whole, towards the establishment and oversight of
the framework of risk management implementation
of the bank. The Board of Directors have established
the Asset and Liability Committee (ALCO), Credit
and Operational Risk Committee is responsible
for developing and monitoring the bank’s risk
management policies in the designated area. All
Board committees have executive and non-executive
members and report regularly to the Board on their
activities.
Risk management policies of the bank are made to
identify and analyze the risks faced by bank, to set
a limit on the risks and appropriate controls and
monitor risks and adherence to risk limits. Risk
management policies and systems are reviewed
regularly to review the market changes, also products
and services offered.
Mitigation process conducted by PT. Bank Sulteng in
managing risk are as follows:
Credit Risk
Credit risk is the risk of loss from the counterparty
that unable to meet their contractual obligations. To
ensure rapid detection of credit impairment, the loan
portfolio is actively monitored at each layer of the
structure and the risks will be addressed through the
implementation of improvement strategies.
The Board of Directors has delegated responsibility
for the oversight of credit risk. Credit Division is
responsible for Bank Sulteng credit risk management,
which include:
97 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
10
• Merumuskan kebijakan kredit yang meliputi
persyaratan agunan, kredit penilaian, penilaian
risiko dan pelaporan, prosedur dokumenter dan
hukum dan sesuai dengan persyaratan peraturan
dan perundang-undangan.
• Untuk persetujuan dan perpanjangan fasilitas
kredit, batas otorisasi dialokasikan untuk petugas
kredit. Fasilitas yang lebih besar memerlukan
persetujuan oleh divisi kredit, kepala divisi
kredit, komite kredit atau dewan direksi yang
membidangi masalah tersebut.
• Manajemen memfokuskan, mengembangkan
dan mengkategorikan risiko kredit bank sesuai
dengan tingkat kerugian keuangan yang akan
dihadapi. Sistem penilaian risiko digunakan
dalam menentukan eksposur kredit.
• Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk
memberikan hasil yang baik kepada bank dalam
mengelola risiko kredit.
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko bahwa perubahan harga
pasar seperti suku bunga, akan mempengaruhi
pendapatan atau nilai dari instrumen keuangan.
Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan
bunga, mengingat tingkat suku bunga tersebut
sesuai dengan strategis bisnis bank. Kegiatan
manajemen dalam memonitoring aset dan liabilitas
bank dilakukan terhadap setiap perubahan tingkat
suku bunga. Adapun pengelolaan risiko suku bunga
disertai dengan pemantauan sensitifitas aset
keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan
atau menurunkan tingkat suku bunga pasar.
• Formulating credit policies that cover collateral
requirements, credit assessment, risk assessment
and reporting, documentary and legal procedures
and in accordance with regulatory requirements
and legislation.
• For credit facilities approval and renewal, the
authorized limits allocated to loan officers.
Larger facilities require approval by the credit
department, division head of credit, the credit
committee or board of directors in charge of in
accordance to the issues.
• Management focuses, develops and categorizes
the bank credit risk in accordance with the level
of financial losses which will be encountered.
Risk scoring system used in determining credit
exposure.
• Provide education and training to deliver good
results in managing the bank’s credit risk.
Market Risk
Market risk is the risk in market prices change such
as interest rates, which will affect the income or value
of financial instruments.
Bank interest rate risk is an activity aimed at interest
income optimization, given the level of interest rates
is consistent with the bank’s business strategically.
Management activities in monitoring the bank’s
assets and liabilities carried out against any change
in interest rates. As for interest rate risk management
is accompanied by monitoring the sensitivity of
financial assets and liabilities of banks to increase or
decrease in market interest rates.
Annual Report PT. Bank Sulteng 98
99 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
10Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat
pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada
saat bank memiliki posisi terbuka. Bank tidak memiliki
saldo dan transaksi dalam mata uang asing. Dengan
demikian, Bank tidak menghadapi risiko nilai tukar.
Tidak terdapat risiko pada bagian Treasury dan
Investasi karena modal kurang dari 1,00% dari
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
karena Bank bukan merupakan Bank Devisa (Low).
Pada posisi 31 Desember 2015 surat berharga yang
dimiliki adalah berupa Sertifikat Bank Indonesia yang
dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo
(held to maturity) dan termasuk dalam banking book
yang tidak dipertimbangkan pengukuran risiko pasar.
Risiko Likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak
memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya
(membayar kepada kreditur atau melunasi hutang-
hutangnya pada saat jatuh tempo). Risiko likuiditas
dapat diperkecil dengan suatu perencanaan cash
flow dan pengelolaan kelebihan dana yang tepat
dengan tetap mengantisipasi kebutuhan dan
kewajiban di masa yang akan datang. Pengelolaan
likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh
Komite ALCO. Kebijakan risiko likuiditas merupakan
tanggung jawab manajemen dan strategis yang harus
diambil untuk menjamin likuiditas yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan Bank sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
Exchange rate risk is the risk of loss due to the
movement in the opposite of the exchange rate at
the time the bank has open positions. Banks do not
have balances and transactions in foreign currencies.
Thus, the Bank does not face exchange rate risks.
There is no risk on the part of Treasury and
Investments for capital which has less than 1.00%
of the Capital Adequacy Ratio (CAR) since the Bank
is not an Exchange Bank (Low). On December 31,
2015 position of securities held is in the form of
Bank Indonesia Certificates are classified as held to
maturity and are included in the banking book are not
considered market risk measurement.
Liquidity Risk
Liquidity risk is the risk where the Bank have
insufficient funds to meet its obligations (to pay to
the lender or pay off its debts at maturity). Liquidity
risk can be minimized by a cash flow planning and
management of surplus funds the right to continue
to anticipate the needs and obligations in the
future. Management of liquidity and funding risk is
supervised by ALCO Committee. Liquidity risk policy
is the responsibility of management and ideally
should be taken to ensure sufficient liquidity to meet
the needs of the Bank in accordance with applicable
regulations.
Annual Report PT. Bank Sulteng 100
Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk
mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset lancar
bersih terhadap simpanan nasbah. Rasio aktiva
lancar bersih dianggap sebagai uang tunai dan kas
pada aktiva lancar dikurangi dengan simpanan dari
Bank (Giro pada Bank lain). Untuk memantau tingkat
risiko likuiditas, Bank melakukan analisis jatuh tempo
aset dan kewajiban secara periodik.
Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain
disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak
berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem atau adanya masalah eksternal
yang mempengaruhi operasional Bank. Tujuan Bank
adalah untuk mengelola risiko operasional sehingga
dapat menghindari kerugian keuangan dan reputasi
Bank.
Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir
terjadinya risiko operasional yang dapat
mempengaruhi kegiatan Bank, antara lain sebagai
berikut:
• Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi
transaksi bank.
• Pemantauan operasional bank.
• Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
• Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur
bank.
• Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam
operasional bank akan dilakukan pelaporan dan
pengusulan tindakan perbaikan.
• Melakukan pelatihan dan pengembangan
pegawai terhadap risiko operasional.
• Memitigasi risiko yang mungkin timbul.
The main measure used by the Bank for managing
liquidity risk is the ratio of net liquid assets to deposits
nasbah. The ratio of net current assets are considered
as cash and cash current assets less the deposits
of the Bank (Bank Giro on the other). To monitor the
level of liquidity risk, the Bank analyzes the maturity
of assets and liabilities on a periodic basis.
Operational Risk
Operational risk is the risk that is due to insufficiency
or failed internal processes, human error, system
failure or external problems affecting the operations
of the Bank. The Bank’s goal is to manage operational
risk to avoid financial losses and reputation of the
Bank at all cost.
Responsibilities to minimize operational risks that
could adversely affect the Bank, are as follows:
• Adjustment and separation of duties as well as
bank transaction authorization.
• Bank operation monitoring.
• Conducted in accordance with the legislation in
force.
• Controlling the entire documentation and bank
procedures.
• If an error or failure in the operation occurs,
remedial action will conducted by the bank,
measurements are in the likes of report and
proposal.
• Conduct training and development of employees
against operational risks.
• Mitigating the risks that may arise sometime in
the future.
101 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
11
Pengembangan Teknologi Informasi
Pengembangan Teknologi informasi merupakan
aspek penting dalam meningkatkan kualitas
pelayanan terhadap nasabah dan untuk
meningkatkan efisiensi operasional. Pengembangan
ini juga dapat meningkatkan kompetisi bank terhadap
pesaing dalam meraih pangsa pasar yang lebih baik.
Penggunaan teknologi informasi meningkatkan
kecepatan proses, integritas data (keamanan
data), kerahasiaan dan fleksibelitas bagi pengguna
(nasabah).
Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan
Teknologi Informasi oleh Bank Umum merujuk
Peraturan Bank Indonesia No 9/15/PBI 2007
dimana Bank melakukan identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko yang
berhubungan dengan penyelenggaraan TI. Adapun
upaya yang telah dilakukan oleh Bank Sulteng dalam
pengembangan Teknologi Informasi adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan Aplikasi Perhitungan CKPN
2. Pembuatan Aplikasi PSAK 50/55
3. Pembuatan Aplikasi e-Dapem
4. Pembuatan Aplikasi Cash Management System
(CMS) berupa Inquiry Rekening Pemerintah
5. Pembuatan Sistem Informasi Gaji
Information Technology Development
Development of information technology is an
important aspect in the service qulity improvements
to customers and operational efficiency. IT
development can also increase bank competition
against competitors in gaining better market share.
The usage of information technology increases
the speed of the process, data integrity & security,
confidentiality and flexibility for users/customers.
Implementation of Risk Management in the Use of
Information Technology by Commercial Banks refer to
Bank Indonesia Regulation No. 9/15/PBI 2007 where
the Bank needs to identify, measure, monitor and
control risks associated with the implementation of IT.
The efforts taken by Bank Sulteng in the development
of Information Technology are as follows:
1. CKPN app development calculation
2. IAS 50/55 app development
3. e-Dapem app development
4. Cash Management System (CMS) app
development in the form of Government Account
Inquiry
5. Salary Information System app development
Pengembangan Teknologi Informasi & OperasionalIT & Operation Development
Annual Report PT. Bank Sulteng 102
Teknologi Informasi menuntut kedinamisan
sehingga perkembangannya akan sangat cepat dan
berpengaruh terhadap perkembangan aplikasinya.
Hal ini memerlukan perencanaan yang handal dan
teliti untuk dapat mengantisipasi perkembangannya
dimasa mendatang. Sehingga perencanaan
pengembangan atas penerapan Teknologi Informasi
sangat dibutuhkan untuk menentukan langkah-
langkah ke depan. Diperlukan Rencana Strategis
jangka pendek maupun jangka panjang yang harus
selalu dievaluasi dari waktu ke waktu, termasuk
rencana pemilihan strategi untuk menjadi Regional
Champion. Dalam hal ini Bank Sulteng telah
merencanakan beberapa strategi tersebut, terdiri
dari:
1. Arsitektur dan Capacity-IT Planning jangka
panjang
a. Merancang core banking Bank Sulteng agar
dapat mendukung pengembangan produk/jasa,
informasi manajemen dan laporan keuangan
termasuk sarana penunjangnya.
b. Monitoring 2 kali setahun kecukupan jaringan
komunikasi yang tersedia untuk mendukung
kecepatan proses transaksi.
c. Merancang dan mengantisipasi IT Capacity
skala 5 tahunan atas peningkatan transaksi dan
customer base jaringan secara konvensional dan
elektronik.
d. Organisasi TI perlu memiliki beberapa fungsi:
• Helpdesk
• Call center
Information Technology development requires
variables for its quick development and directly
affecting the application. This requires a reliable and
careful planning to anticipate future developments.
So the development planning for the implementation
of Information Technology is needed to determine
the next steps. Necessary Strategic Plan for short-
term and long-term should always be evaluated from
time to time, including for the election of a strategy
to become a Regional Champion. Regarding that
of Regional Champion preparation, Bank Sulteng
readies the following plans:
1. Capacity-IT architecture and long-term planning
a. Designing Bank Sulteng’s core banking system
to support new product/service development,
information management and financial
statements, including supporting facilities.
b. Twice-annual monitoring the adequacy of
available communication networks for supports
transaction processing speed.
c. Design and anticipate the annual scale-5 “IT
Capacity” on the increasing transactions and
customer base in the conventional and electronic
networks.
d. IT organizations need to have several functions:
• Helpdesk
• call center
11
103 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
2. Optimization of support to the services and
products and network
a. Facilitate the availability of e-Banking (SMS
Banking)
b. Automated Reporting AML (Anti Money
Laundering)
c. Centralized Reporting
d. Centralized Archive
Currently PT. Bank Sulteng has ATM Bersama
service and other regular banking features, but
Bank Sulteng needs to have a wider scope such
as payment of telephone, electricity, bill payment,
credit card services and debit cards. The future will
be sought to accommodate these needs gradually
as established role in the PT. Bank Sulteng
Business Plan order to provide convenience for
customers so as to maintain loyalty and customer
convenience in the transaction, which in turn will
contribute to an increase in fee-based income
from non-credit side.
Annual Report PT. Bank Sulteng 104
2. Optimalisasi support kepada layanan serta
produk dan jaringan
a. Memfasilitasi keberadaan e-Banking (SMS
Banking)
b. Otomatis Pelaporan APU (Anti Pencucian
Uang)
c. Sentralisasi Pelaporan
d. Sentralisasi Arsip
Saat ini PT. Bank Sulteng telah memiliki fitur
layanan ATM Bersama dan fitur standar perbankan
lainnya, namun belum memiliki cakupan yang
lebih luas seperti pembayaran telepon, listrik, bill
payment, layanan kartu kredit dan kartu debit.
Ke depan akan diupayakan untuk mengakomodir
kebutuhan tersebut secara bertahap sebagaimana
yang telah ditetapkan dalan Rencana Bisnis Bank
PT. Bank Sulteng guna memberikan kemudahan
bagi nasabah sehingga dapat menjaga loyalitas
dan kenyamanan nasabah dalam bertransaksi
yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi
peningkatan fee based income dari sisi non kredit.
Bank Sulteng terus mengupayakan kemudahan akses
bagi semua nasabah dan calon nasabahnya melalui
jaringan pelayanan yang terus diperluas hingga ke
semua tingkat kecamatan dalam Provinsi Sulawesi
Tengah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan jasa
perbankan dan solusi finansial yang efektif hingga ke
seluruh lapisan masyarakat. Bersamaan dengan itu,
Bank Sulteng juga akan terus berinovasi dalam hal
variasi produk finansial dan manajemen keuangan
setiap nasabah, sehingga masyarakat Sulwesi
Tengah dapat merasakan manfaat perbankan yang
komprehensif.
Bank Sulteng strives to pursue the ease of access for
all customers and potential customers through an
extensive network of service to all the sub-districts
in Central Sulawesi province. This particular move
is intended to provide enhanced banking services
and also financial solutions more effectively to the
society as a whole. At the same time, Bank Sulteng
will also continue to innovate in terms of variety of
financial products and management to all of the
customers, so that people of Central Sulawesi can
feel the comprehensive benefit of Bank Sulteng
banking services.
Kantor Alamat
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Tel. (0451) 429509-424537
Fax (0451) 452836
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Tel. (0451) 429509-424537
Fax (0451) 452836
Jl. Ahmad Yani No. 146, Luwuk
Tel. (0461) 21600-21333
Fax (0461) 23231
Jl. Trans Sulawesi No. Bungku
Tel. (0411) 402199
Fax (0411) 402198
Jl. Trans Sulawesi No. 50 Parigi
Tel. (0450) 21699
Fax (0450) 21698
Jl. KRI Tongkol No. 20 Salakan
Tel. (0462) 21800
Fax (0462) 21782
Jl. Pulau Sumatera No. 21 Poso
Kantor Pusat
Kantor Cabang Utama
Kantor Cabang Luwuk
Kantor Cabang Bungku
Kantor Cabang Parigi
Kantor Cabang Salakan
Jaringan Pelayanan dan Alamat Kantor Cabang
105 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
Office Address
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Tel. (0451) 429509-424537
Fax (0451) 452836
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Tel. (0451) 429509-424537
Fax (0451) 452836
Jl. Ahmad Yani No. 146, Luwuk
Tel. (0461) 21600-21333
Fax (0461) 23231
Jl. Trans Sulawesi No. Bungku
Tel. (0411) 402199
Fax (0411) 402198
Jl. Trans Sulawesi No. 50 Parigi
Tel. (0450) 21699
Fax (0450) 21698
Jl. KRI Tongkol No. 20 Salakan
Tel. (0462) 21800
Fax (0462) 21782
Head Office
Main Branch Office
Luwuk Branch Office
Bungku Branch Office
Parigi Branch Office
Salakan Branch Office
Service NetworksJaringan Pelayanan
Service Networks and Branch Office Address
Annual Report PT. Bank Sulteng 106
Kantor Alamat
Jl. Tadulako No. Paleleh
Jl. Pulau Sumatera No. 21 Poso
Tel. (0445) 211134
Fax (0445) 211222
Jl. Pulau Sumatera No. 21 Poso
Tel. (0452) 21918
Fax (0452) 21320
Jl. Sultan Hasanuddin No. 53 Tolitoli
Tel. (0453) 22530-22531
Fax (0453) 23033
Jl. Pettalolo No. 97 Donggala
Tel. (0457) 71920
Fax (0457) 72029
Jl. R. A. Kartini No. 14 Ampana
Tel. (0464) 21433
Fax (0464) 21444
Jl. Yos Sudarso No. 33 Kolonodale
Tel. (0465) 21513
Fax (0465) 21528
Jl. Mampaliasan No. 39 Kel. Lompio
Tel. (0462) 21103
Fax (0462) 21115
Kantor Cabang Buol
Kantor Cabang Poso
Kantor Cabang Tolitoli
Kantor Cabang Pembantu Donggala
Kantor Cabang Pembantu Ampana
Kantor Cabang Pembantu Morowali
Kantor Cabang Pembantu Paleleh
Kantor Cabang Banggai Laut
Jaringan Pelayanan & Alamat Kantor Cabang
107 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
Office Address
Jl. Tadulako No. Paleleh
Jl. Syarif Mansyur No. 64 Buol
Tel. (0445) 211134
Fax (0445) 211222
Jl. Pulau Sumatera No. 21 Poso
Tel. (0452) 21918
Fax (0452) 21320
Jl. Sultan Hasanuddin No. 53 Tolitoli
Tel. (0453) 22530-22531
Fax (0453) 23033
Jl. Pettalolo No. 97 Donggala
Tel. (0457) 71920
Fax (0457) 72029
Jl. R. A. Kartini No. 14 Ampana
Tel. (0464) 21433
Fax (0464) 21444
Jl. Yos Sudarso No. 33 Kolonodale
Tel. (0465) 21513
Fax (0465) 21528
Jl. Mampaliasan No. 39 Kel. Lompio
Tel. (0462) 21103
Fax (0462) 21115
Buol Branch Office
Poso Branch Office
Tolitoli Branch Office
Donggala Subsidiary Office
Ampana Subsidiary Office
Morowali Subsidiary Office
Paleleh Subsidiary Office
Banggai Laut Subsidiary Office
Service Networks & Branch Office Address
Annual Report PT. Bank Sulteng 108
Kantor Kas Tentena
Kantor Kas Lambunu
Kantor Kas Bahomotefe
Kantor Kas Beteleme
Kantor Kas Batui
Kantor Kas Wakai
Kantor Kas Soni
Kecamatan Puselembah Kab. Poso
Kecamatan Bolano-Lambunu Kab. Parigi-Moutong
Kecamatan Bahomotefe. Kab. Morowali
Kecamatan Lembo, Kab. Morowali utara
Jl. Trans Sulawesi Kec. Batui
Kecamatan Wakai Tojo Una-Una
Kecamatan Dampal Selatan . Kab. Tolitoli
AlamatKantor
Jaringan Pelayanan & Alamat Kantor Kas
109 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
Tentena Cash Office
LamDunu Cash Office
Bahomotefe Cash Office
Beteleme Cash Office
Batui Cash Office
Wakai Cash Office
Soni Cash Office
Puselembah District, Poso Regency
Bolano-Lambunu District, Parigi-Moutong Regency
Bahomotefe District, Morowali Regency
Lembo District, North Morowali Regency
Jl. Trans Sulawesi, Batui District
Wakai District, Tojo Una-Una Regency
South Dampal District, Tolitoli Regency
AddressOffice
Kantor Kas Tentena
Kantor Kas Lambunu
Kantor Kas Bahomotefe
Kantor Kas Beteleme
Kantor Kas Batui
Kantor Kas Wakai
Kantor Kas Soni
Kecamatan Puselembah Kab. Poso
Kecamatan Bolano-Lambunu Kab. Parigi-Moutong
Kecamatan Bahomotefe. Kab. Morowali
Kecamatan Lembo, Kab. Morowali utara
Jl. Trans Sulawesi Kec. Batui
Kecamatan Wakai Tojo Una-Una
Kecamatan Dampal Selatan . Kab. Tolitoli
AlamatKantor
Jaringan Pelayanan & Alamat Kantor Kas
Annual Report PT. Bank Sulteng 110
1. Cash Offices & Service Networks
Tentena Cash Office
LamDunu Cash Office
Bahomotefe Cash Office
Beteleme Cash Office
Batui Cash Office
Wakai Cash Office
Soni Cash Office
Puselembah District, Poso Regency
Bolano-Lambunu District, Parigi-Moutong Regency
Bahomotefe District, Morowali Regency
Lembo District, North Morowali Regency
Jl. Trans Sulawesi, Batui District
Wakai District, Tojo Una-Una Regency
South Dampal District, Tolitoli Regency
AddressOffice
Jaringan Pelayanan &Alamat Kegiatan Pelayanan Kas
1. KPP Palu
2. Palu Samsat Corner
3. Ktr. Gubernur Sulawesi Tengah
4. Kantor Samsat Palu
5. RS. Undata Palu
6. Ktr. Walikota Palu
7. RS. Madani Palu
8. Bandara Mutiara
9. Ktr. Pajak Tolitoli
10. Samsat Tolitoli
11. DPPKAD Tolitoli
12. Kulawi Selatan (sigi)
13. Samsat (sigi)
14. Kantor Bupati Bora (sigi)
15. Camat Palolo (sigi)
16. Camat Dolo (sigi)
17. Camat Marawola (sigi)
18. Camat Kulawi (sigi)
19. Kantor Bupati Tojo Unauna
20. Samsat Tojo Unauna
21. Samsat Parigi
22. Kantor Bupati Parimo
23. Ktr. Pajak Poso
24. DPPKAD Buol
25. Kantor Bupati Banggai
26. Kantor Bupati Morowali
27. Kantor Perizinan Donggala
Kantor Pajak Palu
Jl. Emy Saelan Komp. Mall Tatura Palu Kav. 36
Jl. Sam Ratulangi No. 101 Palu
Jl. R.A. Kartini Palu
Jl. DR. Yos Sudarso Palu
Jl. Balai Kota Selatan Palu
Kompleks Rumah Sakit Madani Mamboro
Jl. Abd. Rahman Saleh Palu
Kantor Pajak Tolitoli
Kantor Samsat Tolitoli
Kantor DPPKAD Tolitoli
Kantor Camat Kulawi Selatan
Kantor Samsat Sigi
Kantor Bupati Bora Sigi
Kantor Camat Palolo
Kantor Camat Dolo
Kantor Camat Marawola
Kantor Camat Kulawi
Jl. Merdeka No. 1 Ampana
Kantor Samsat Ampana
Kantor Samsat Parigi
Kompleks Kantor Bupati Parigi-Moutong
Kantor Pajak Poso
Kantor DPPKAD Buol
Jl. Bukit Halimun Banggai (Luwuk)
Kompleks Kantor Bupati Morowali
Jl. Gunung Bale Donggala
AlamatKantor
111 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
1. KPP Palu
2. Palu Samsat Corner
3. Central Sulawesi Governor Office
4. Samsat Office Palu
5. Undata Hospital Palu
6. Palu Regent Office
7. Madani Hospital Palu
8. Mutiara Airport
9. Tolitoli Tax Office
10. Samsat Tolitoli
11. DPPKAD Tolitoli
12. South Kulawi (Sigi)
13. Samsat (Sigi)
14. Regent Office Bora (Sigi)
15. Palolo Regent (Sigi)
16. Dolo Regent (Sigi)
17. Marawola Regent (Sigi)
18. Kulawi Regent (Sigi)
19. Tojo Unauna Regent Office
20. Samsat Tojo Unauna
21. Samsat Parigi
22. Regent Office Parimo
23. Poso Tax Office
24. DPPKAD Buol
25. Banggai Regent Office
26. Morowali Regent Office
27. Donggala Licensing Office
Palu Tax Office
Jl. Emy Saelan Komp. Mall Tatura Palu Kav. 36
Jl. Sam Ratulangi No. 101 Palu
Jl. R.A. Kartini Palu
Jl. DR. Yos Sudarso Palu
Jl. Balai Kota Selatan Palu
Madani Mamboro Hospital Complex
Jl. Abd. Rahman Saleh Palu
Tolitoli Tax Office
Tolitoli Samsat Office
Tolitoli DPPKAD Office
Kulawi Selatan Regent Office
Sigi Samsat Office
Bora Sigi Regent Office
Palolo Regent Office
Dolo Regent Office
Marawola Regent Office
Kulawi Regent Office
Jl. Merdeka No. 1 Ampana
Ampana Samsat Office
Parigi Samsat Office
Kompleks Regent Office Parigi-Moutong
Poso Tax Office
Office DPPKAD Buol
Jl. Bukit Halimun Banggai (Luwuk)
Morowali Regent Office Complex
Jl. Gunung Bale Donggala
AddressOffice
Payment Points Networks & Cash Service Addresses
Annual Report PT. Bank Sulteng 112
Kantor Alamat
Payment Point Kantor Camat Palolo
Payment Point Kantor Camat Dolo
Payment Point Kantor Camat Marawola
Payment Point Kantor Camat Kulawi
Payment Point Kantor Samsat Parigi
Payment Point Kantor Pajak Tolitoli
Payment Point Kantor Pajak Palu
Payment Point Kantor Pajak Poso
Payment Point Kantor Pajak Parigi
Payment Point Kantor Pajak Donggala
Payment Point Kantor Pajak Buol
Payment Point Kantor Pajak Morowali
Payment Point Kantor Pajak Salakan
Payment Point Kantor Perizinan Palu
Kantor Camat Palolo
Kantor Camat Dolo
Kantor Camat Marawola
Kantor Camat Kulawi
Kantor Samsat Parigi
Kantor Pajak Tolitoli
Kantor Pajak Palu
Kantor Pajak Poso
Kantor Pajak Parigi
Kantor Pajak Donggala
Kantor Pajak Buol
Kantor Pajak Morowali
Kantor Pajak Salakan
Kantor Perizinan Palu
Jaringan Pelayanan &Alamat Kegiatan Pelayanan Kas
113 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
Palolo District Payment Point
Dolo District Payment Point
Marawola District Payment Point
Kulawi District Payment Point
Samsat Parigi Payment Point
Tolitoli Tax Office Payment Point
Palu Tax Office Payment Point
Poso Tax Office Payment Point
Parigi Tax Office Payment Point
Donggala Tax Office Payment Point
Buol Tax Office Payment Point
Morowali Tax Office Payment Point
Salakan Tax Office Payment Point
Palu Licensing Office Payment Point
Palolo District Office
Dolo District Office
Marawola District Office
Kulawi District Office
Samsat Parigi Office
Tolitoli Tax Office
Palu Tax Office
Poso Tax Office
Parigi Tax Office
Donggala Tax Office
Buol Tax Office
Morowali Tax Office
Salakan Tax Office
Palu Licensing Office
Office Address
Service Networks & Cash Service Address
Annual Report PT. Bank Sulteng 114
ATM Alamat Jumlah
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Jl. Sam Ratulangi No. 101 Palu
Jl. Emmy Saelan Palu
Jl. Basuki Rahmat Palu
Jl. Trans Sulawesi Tondo Palu
Jl. R. A. Kartini Palu
Kompleks RSU Madani Mamboro
Jl. Malonda Palu
Jl. Ngusti Ngurara Palu
Jl. Balai Kota Selatan
Jl. M. Yamin Palu
Jl. Kartini Palu
Jl. Sam Ratulangi Palu
Jl. Setia Budi Palu
Jl. Diponegoro Palu
Jl. S. Parman Palu
Jl. Kemiri Palu
Jl. Mesjid Raya Palu
Jl. Dwi Sartika Palu
Jl. Puo Bongo Palu
Kantor Camat Palolo
Jl. M. Yamin Palu
Jl. Emmy Saelan Palu
Jl. Basuki Rahmat Palu
Jl. 1 Gusti Ngura Ral Palu
Jl. Diponegoro Palu
Jl. Kimaja Palu
Jl. Juanda Palu
Kompleks Bandara Mutiara Sis-Aldjufri
Jl. Trans Sulawesi No. 50 Parigi
Jl. Trans Sulawesi Parigi
Jl. Trans Sulawesi Parigi
Jl. Trans Sulawesi Tolai
Jl. Ahmad Yani No. 16 Lwuk
Kompleks Kantor Bupati Banggai
Jl. Trans Sulawesi Luwuk
2 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2 Unit
1 Unit
1 Unit
Kantor Cabang Utama Palu
Kantor Gubernur Sulawesi Tengah
Mali Tatura Palu
Grand Hero
RSU Undata Palu
Kantor Samsat Prop. Sulteng
RSU Madani
Swissbel Hotel
SPBU Palupi
Kantor Walikota
Kantor Bappeda Propinsi
Kantor Dinas Kesehatan Propinsi
Kantor BKD Propinsi
Kantor Dikjar Prop. Sulteng
Wisma Kabupaten Donggala
Kantor Diperindakop Kota Palu
Museum Prop. Sulteng
Galery Gatsumaya
Swalayan Fitrah
Swalayan Niil
Kantor Camat Palolo
SPBU Arba
Pizza Hut
Star Kitchen
Star Kitchen
Palu Grand Mall
Swalayan Hokky Houseware
Kantor Telkom Palu
Bandara Mutiara Sis-Aldjufri
Kantor Cabang Parigi
Kantor RSU Anuta Loko Parigi
Kantor Bupati Parigi-Moutong
RSU Luwuk
Kantor Bupati Banggai
Kantor Cabang Luwuk
SPBU Tolai
Jaringan Pelayanan & Alamat ATM
115 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
ATM Unit Address Unit Total
Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Jl. Sam Ratulangi No. 101 Palu
Jl. Emmy Saelan Palu
Jl. Basuki Rahmat Palu
Jl. Trans Sulawesi Tondo Palu
Jl. R. A. Kartini Palu
Kompleks RSU Madani Mamboro
Jl. Malonda Palu
Jl. Ngusti Ngurara Palu
Jl. Balai Kota Selatan
Jl. M. Yamin Palu
Jl. Kartini Palu
Jl. Sam Ratulangi Palu
Jl. Setia Budi Palu
Jl. Diponegoro Palu
Jl. S. Parman Palu
Jl. Kemiri Palu
Jl. Mesjid Raya Palu
Jl. Dwi Sartika Palu
Jl. Puo Bongo Palu
Kantor Camat Palolo
Jl. M. Yamin Palu
Jl. Emmy Saelan Palu
Jl. Basuki Rahmat Palu
Jl. 1 Gusti Ngura Ral Palu
Jl. Diponegoro Palu
Jl. Kimaja Palu
Jl. Juanda Palu
Kompleks Bandara Mutiara Sis-Aldjufri
Jl. Trans Sulawesi No. 50 Parigi
Jl. Trans Sulawesi Parigi
Jl. Trans Sulawesi Parigi
Jl. Trans Sulawesi Tolai
Jl. Ahmad Yani No. 16 Luwuk
Kompleks Kantor Bupati Banggai
Jl. Trans Sulawesi Luwuk
2 Units
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2 Units
1 Unit
1 Unit
Palu Main Branch Office
Sulawesi Tengah Governor Office
Mali Tatura Palu
Grand Hero
Undata Palu General Hospital
Prop. Sulteng Samsat Office
Madani General Hospital
Swissbel Hotel
Palupi Gas Station
Mayor Office
Bappeda Province Office
Health Agency Office
BKD Province Office
Dikjar Office Sulteng
Donggala Regency Office
Diperindakop Palu Office
Sulteng Province Museum
Gatsumaya Gallery
Fitrah Convenience Store
Niil Convenience Store
Palolo District Office
Arba Gas Station
Pizza Hut
Star Kitchen
Star Kitchen
Palu Grand Mall
Hokky Houseware Convenience Store
Telkom Palu Office
Mutiara Sis-Aldjufri Airport
Parigi Branch Office
Anuta Loko Parigi General Hospital
Parigi-Moutong Regent Office
Luwuk General Hospital
Banggai Regent Office
Luwuk Branch Office
Tolai Gas Station
ATM Service Address
Annual Report PT. Bank Sulteng 116
Total
Shopping Mall Luwuk
Kantor Kas Batui
Kantor Cabang Bungku
Kantor Bupati Morowali
Kantor Kas Bahomotefe
RSU Bungku Morowali
Kantor Cabang Tolitoli
Kantor Badan Keuangan Tolitoli
Cabang Buol
SPBU Buol
Kantor Bupati Buol
Kantor Pekerjaan Umum Buol
Cabang Salakan
Cabang Pembantu Ampana
Kantor Bupati Tojo Una-Una
RSU Ampana
Cabang Pembantu Morowali
RSU Kolonodale
Kantor Kas Beteleme
Cabang Pembantu Donggala
Kantor Bupati Donggala
SPBU Donggala
Cabang Pembantu Bangkep
Kantor Cabang Sigi
Kantor Bupati Sigi
Kompleks Shopping Luwuk
Jl. Trans Sulawesi Batui Kab. Banggai
Jl. Trans Sulawesi No. Bungku
Jl. Trans Sulawesi Bungku
Jl. Trans Sulawesi Bungku
Jl. Trans Sulawesi Bungku
Jl. Panjaitan No. 35 Tolitoli
Komplek Kantor Badan Keuangan
Jl. Syarif Mansyur No. 64 Buol
Jl. Syarif-Mansyur Buol
Kompleks Kantor Bupati Buol
Kompleks Kantor Pu Buol
Jl. Kri Tongkol No. 21 Salakan
Jl. R.A. Kartini No. 14 Ampana
Kompleks Kantor Bupati Tojo Una-Una
Kompleks RSU Ampana
Jl. Yos Sudarso No. 83 Kolonodale
Kompleks RSU Kolonodale
Jl. Trans Sulawesi
Jl. Pettalolo No. 97 Donggala
Jl. Jati Gunung Bale Donggala
Jl. Trans Sulawesi Donggala
Jl. S. A. Amir No. 2 Bangkep
Jl. Lasoso Biromaru
Jl. Lasoso Biromaru
ATM Alamat
2 Units
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
3 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2 Unit
2 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
71 Units
Jumlah
Jaringan Pelayanan & Alamat ATM
117 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
12
Luwuk Shopping Mall
Batui Cash Office
Bungku Branch Office
Morowali Regent Office
Bahomotefe Cash Office
Bungku Morowali General Hospital
Tolitoli Branch Office
Tolitoli Financial Agency Office
Buol Branch Office
Buol Gas Station
Buol Regent Office
Buol Public Works Office
Salakan Branch Office
Ampana Subsidiary Office
Tojo Una-Una Regent Office
Ampana General Hospital
Morowali Subsidiary Office
Kolonodale General Hospital
Beteleme Cash Office
Donggala Subsidiary Office
Donggala Regent Office
Donggala Gas Station
Bangkep Subsidiary Office
Sigi Branch Office
Sigi Regent Office
Kompleks Shopping Luwuk
Jl. Trans Sulawesi Batui Kab. Banggai
Jl. Trans Sulawesi No. Bungku
Jl. Trans Sulawesi Bungku
Jl. Trans Sulawesi Bungku
Jl. Trans Sulawesi Bungku
Jl. Panjaitan No. 35 Tolitoli
Komplek Kantor Badan Keuangan
Jl. Syarif Mansyur No. 64 Buol
Jl. Syarif-Mansyur Buol
Kompleks Kantor Bupati Buol
Kompleks Kantor Pu Buol
Jl. Kri Tongkol No. 21 Salakan
Jl. R.A. Kartini No. 14 Ampana
Kompleks Kantor Bupati Tojo Una-Una
Kompleks RSU Ampana
Jl. Yos Sudarso No. 83 Kolonodale
Kompleks RSU Kolonodale
Jl. Trans Sulawesi
Jl. Pettalolo No. 97 Donggala
Jl. Jati Gunung Bale Donggala
Jl. Trans Sulawesi Donggala
Jl. S. A. Amir No. 2 Bangkep
Jl. Lasoso Biromaru
Jl. Lasoso Biromaru
Total
ATM Unit Address
2 Units
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
3 Unis
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
2 Units
2 Units
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
71 Units
Unit Total
ATM Service Address
Annual Report PT. Bank Sulteng 118
Faktor
GCG
Risk Profile
Capital
Earnings
GCG
Risk Profile
Capital
Earnings
Nilai Komposit Composite Value
2
3
2
Factors
3
2
2
2
4
3
2
Peringkat / Rating
Desember 2015 /December 2015
Desember 2014 /December 2014
1.
2.
3.
4.
No.
119 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
13
Referring to Bank Indonesia regulation No. 6/10 / PBI
/ 2004 regarding the rating system for commercial
banks, the bank has designed procedures for
assessment of the health of banks with ratings
coverage Covers capital, Asset quality, Management,
Equity, Liquidity, and Sensitivity to market risk
(CAMELS).
A. Summary Report
1. Bank Rating
Based on the above table, the health level of PT. Bank
Sulteng in 2015 is on a composite rank 2, which
means that reflects the condition of banks in general
“Fit”, so it is considered capable of facing the negative
effects signifikat of changes in business conditions
and other external factors reflected in the ranking
factors of valuation, among others: Risk Profile, GCG
implementation, Profitability and Capital general
good. If there are weaknesses, the general weakness
of the less significant.
Mengacu pada peraturan Bank Indonesia No. 6/10/
PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan
bank umum, bank telah mendesain tata cara penilaian
kesehatan bank dengan cakupan penilaian meliputi
permodalan, kualitas aktiva, manajemen, ekuitas,
likuiditas, dan sensitifitas terhadap risiko pasar
(CAMELS).
A. Summary Report
1. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kesehatan PT. Bank
Sulteng pada tahun 2015 pada peringkat komposit
2, yang artinya mencerminkan kondisi Bank secara
umum ”Cukup Sehat”, sehingga dinilai mampu
menghadapi pengaruh negatif yang signifikat dari
perubahan kondisi bisnis dan faktor eksternal lainnya
tercermin dari peringkat faktorfaktor penilaian, antara
lain: Profil Risiko, Penerapan GCG, Rentabilitas,
dan Permodalan yang secara umum baik. Apabila
terdapat kelemahan maka secara umum kelemahan
tersebut kurang signifikan.
Bank Health LevelTingkat Kesehatan Bank
Faktor
Risk Profile
GCG
Earning
Capital
Risk Profile
GCG
Earning
Capital
Nilai Komposit Keseluruhan Total Composite Value
3
2
Factors
2. December 2015 Overall Composite Rating Position
2
3
0,45
0,30
2,45
0,80
0,90
15%
15%
40%
30%
Nilai / Value Bobot / WeightPerolehan
Nilai / Value Gain
1.
2.
3.
4.
No.
Annual Report PT. Bank Sulteng 120
Based on the above table, the health level of PT. Bank
Sulteng in 2015 reflects the “fit” bank condition in
general, so it is considered capable to face significant
negative effects of changes in business conditions
and other external factors reflected in the ranking
factors of valuation, which are: Risk Profile, GCG,
Profitability, and Capital which are all in good condition
in general. If there are happen to be weaknesses,
then the weaknesses are considered not significant
enough.
Berdasarkan tabel diatas, tingkat kesehatan PT.
Bank Sulteng pada tahun 2015 mencerminkan
kondisi Bank secara umum ”Cukup Sehat”, sehingga
dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif yang
signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-
faktor penilaian, antara lain: Profil Risiko, Penerapan
GCG, Rentabilitas, dan Permodalan yang secara
umum baik. Apabila terdapat kelemahan maka secara
umum kelemahan tersebut kurang signifikan.
B. TKB Composite Rating
2. December 2015 Overall Composite Rating
Position
B. Peringkat Komposit TKB
2. Peringkat Komposit Keseluruhan Posisi
Desember 2015
Tata Kelola PerusahaanGood Corporate Governance
121 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Annual Report PT. Bank Sulteng 122
14
123 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Kata Pengantar
Inti dari penerapan tata kelola perusahaan, atau
yang biasa disebut juga dengan Good Corporate
Governance, ialah untuk meningkatkan nilai
dan pertumbuhan bisnis jangka panjang secara
berkesinambungan yang berlaku atau berdampak
ke semua pihak terkait, baik dari sisi manajemen
termasuk staf dan pemegang saham serta pemangku
kepentingan, hingga ke nasabah yang tentunya
mengharapkan pelayanan di bidang perbankan
yang bisa dipercaya, diandalkan serta memiliki
transparansi.
Dengan menjunjung tinggi norma dan nilai-nilai etika
yang berlaku, Bank Sulteng dalam usaha pencapaian
tata kelola perusahaan / Good Corporate Governance
yang baik selalu menjaga kepercayaan, kredibilitas
bank, serta upaya kontinyu terkait produk dan jasa
perbankan yang solid, yang mana menjadi bagian
dari faktor-faktor yang sangat menentukan bagi
perkembangan dan kelangsungan usaha bank.
Foreword
The core of the implementation of corporate
governance, or commonly referred to as the GCG, is to
increase the value and long-term growth sustainability
to give impact to all parties, in terms of management
including staff and shareholders also stakeholders,
and customers who expect a trustworthy, reliable and
feature transparency banking services.
By continuously upholding the norms and ethical
values, Bank Sulteng in achieving the good corporate
governance/GCG always tries to maintain trust,
credibility, as well as efforts to continuously give
rock-solid banking products and services, which
became part of the factor which is crucial for the bank
development and survival.
Untuk mencapai pelaksanaan Good Corporate
Governance yang baik dan sesuai dengan aturan,
Bank Sulteng senantiasa taat dengan prinsip-prinsip
dari GCG yang terdiri dari 5 poin penting, antara
lain adalah pertama, transparansi (transparency),
yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi
yang material dan relevan serta keterbukaan
dalam proses pengambilan keputusan. Kedua,
akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi
dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank
sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif.
Ketiga, pertanggungjawaban (responsibility) yaitu
kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-
prinsip pengelolaan Bank yang sehat Keempat,
independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank
secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari
pihak manapun. Kelima, kewajaran (fairness) yaitu
keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
To achieve the implementation of Good Corporate
Governance and in accordance with the rules, Bank
Sulteng always follow the principle of 5 important
points of GCG, first, transparency, is openness
in expressing relevant material information and
transparency in the decision making process.
Second, accountability, is clarity of organ function
accountability and implementation from the bank
so that resulting in effective management. Third,
responsibility is the Bank management conformity
with the legislation in force and the principles of sound
management of the Bank. Fourth, independency,
is the bank management in a professional manner
with no influence/pressure from any party. Fifth,
fairness is justice and equality in fulfilling the rights
of stakeholders that arise under agreement and
legislation in force.
Annual Report PT. Bank Sulteng 124
Penerapan Tata Kelola PerusahaanImplementation of GCG
125 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14Dalam rangka mewujudkan komitmen Bank dalam
melaksanakan ketentuan Bank Indonesia khususnya
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006,
yang di dalamnya ditegaskan bahwa “Bank wajib
menyusun laporan pelaksanaan Good Corporate
Governance pada setiap akhir tahun buku” serta
guna memenuhi transparansi pelaksanaan GCG Bank
sebagaimana dimaksud di dalam Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
bagi Bank Umum, Bank Sulteng menyusun laporan
Pelaksanaan Good Corporate Governance untuk
tahun 2015 (periode Januari s/d Desember).
I. Pendahuluan
Pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik,
atau yang biasa disebut dengan Good Corporate
Governance adalah hal penting untuk mencapai
misi demi mencapai pergerakan dan mendorong
laju pertumbuhan perekonomian daerah. PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang
selanjutnya disebut Bank Sulteng sebagai bank
umum sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip
tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan menyadari pentingnya penerapan
prinsip-prinsip tersebut dalam setiap langkah usaha
Bank demi kepentingan stakeholders seperti para
nasabah, investor, para pemegang saham serta
masyarakat umum, termasuk pegawai serta pihak
lainnya.
In order to actualize the bank’s commitment in
implementing the provisions of Bank Indonesia,
especially Regulation No. 8/4/PBI/2006 from Bank
Indonesia on Implementation of Good Corporate
Governance for Commercial Banks as amended by
Bank Indonesia Regulation Number 8/I4/PBI/2006,
which emphasized that “Banks are required to report
the implementation of Good Corporate Governance
at the end of each financial year” as well as to
meet the transparency of bank’s GCG as set forth
in Bank Indonesia Circular Letter No. 15/15/DPNP
dated 29 April 2013 on implementation of Good
Corporate Governance for Banks, as compliance to
aforementioned law and provisions, Bank Sulteng
prepared a report on the implementation of Good
Corporate Governance for the year 2015 (period of
January to December).
I. Introduction
Implementation of good corporate governance, or
referred to as GCG from this point forward is essential
to accomplish the mission to achieve growth
movement rate and expanding the regional economy.
Regional Development Bank Sulteng hereinafter
referred to as Bank Sulteng as a commercial bank
upholds the principles of good corporate governance
(GCG) and realize the importance of applying
these principles in every of its business activity in
the interests of stakeholders such as customers,
investors, shareholders and the public in general,
including employees and other parties.
Annual Report PT. Bank Sulteng 126
Tata kelola perusahaan atau Good Corporate
Governance bagi bank umum sesuai dengan
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal
30 Januari 2006 dan PBI NO. 8/14/PBI/2006 tanggal
5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No. 8/4/
PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 serta Surat Edaran
BI No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013, dalam
rangka meningkatkan kinerja Bank guna melindungi
kepentingan stakeholders dan meningkatkan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku, serta nilai-nilai etika yang
berlaku umum pada industri perbankan, diperlukan
pelaksanaan Good Corporate Governance secara
tepat dan terukur. Dengan semakin kompleksnya
Risiko yang dihadapi bank, maka semakin meningkat
pula kebutuhan praktek Good Corporate Governance
oleh perbankan.
Beberapa manfaat dari penerapan prinsip serta
kaidah tata kelola perusahaan / GCG yang konsisten
dan kontinyu, baik untuk bank daerah, para pemegang
saham, pemangku kepentingan, serta nasabah antara
lain adalah:
1. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam
menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, tanggung jawab, independensi,
kewajaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan/
pengurusan Bank.
2. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi yang terukur,
mengefektifkan manajemen dan meningkatkan
pelayanan kepada stakeholders.
3. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor,
nasabah dan debitur serta para pemegang
saham.
4. erlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan
tuntutan hukum.
Good Corporate Governance for commercial banks
are in compliance with Bank Indonesia Regulation No.
8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 and PBI NO.
8/14/PBI/2006 dated October 5, 2006 on Amendments
to Regulation No. 8/4/PBI/2006 dated January 30,
2006 and Circular Letter No. 15/15/DPNP April 29,
2013, in order to improve the performance of the
Bank in order to protect the interests of stakeholders
and improve compliance with the legislation in
force, as well as ethical values generally accepted
in the banking industry, required the implementation
of Good Corporate Governance appropriately and
measurable. With the increasing complexity of risks
facing the bank, then also increase the need for good
corporate governance practices by banks.
Some of the benefits of consistent and continuous
application of the GCG principles, both for the good
of regional banks, shareholders, stakeholders, and
customers which include:
1. The increasing amount of management sincerity
in applying the principles of transparency,
accountability, responsibility, independence,
fairness and prudential banking in the
management/maintenance of the Bank.
2. The increased performance of the Bank, the
measured efficiency, streamlined management
and service improvements to stakeholders.
3. Increased interest and confidence of investors,
customers and debtors and also shareholders.
4. The protection of Bank from external intervention
and lawsuits.
127 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
141. Dapat meminimalisir terjadinya fraud yang bisa
merugikan Bank.
2. Dapat memberikan kontribusi laba yang optimal.
Bank Sulteng, menaati peraturan yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia yang dipaparkan di
Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006 tanggal
30 Januari 2006 dan PBI NO. 8/14/PBI/2006 tanggal
5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas PBI No. 8/4/
PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 serta Surat Edaran
BI No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank
Umum, Bank Sulteng terus berupaya untuk melakukan
peningkatan kinerja yang signifikan dengan tetap
mengikut semua peraturan perundangan yang
berlaku, juga nilai etika dan budaya yang ada demi
terlindunginya kepentingan semua pihak.
1. Prinsip-Prinsip Utama Good Corporate
Governance
Pelaksanaan Good Corporate Governance
pada industri perbankan harus senantiasa
berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai
berikut:
• Transparansi (transparency) yaitu keterbukaan
dalam mengemukakan informasi yang
material dan relevan serta keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan;
• Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan
fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan
secara efektif;
• Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu
kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengelolaan Bank yang sehat;
1. Minimize fraud occurrence that could be
detrimental to the Bank.
2. Provide contribution of optimal profit.
Bank Sulteng, following the rules set by Bank
Indonesia presented in Bank Indonesia Regulation
No. 8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 and
PBI NO. 8/14/PBI/2006 dated October 5, 2006 on
Amendments to Regulation No. 8/4/PBI/2006 dated
January 30, 2006 and Circular Letter No. 15/15/
DPNP dated 29 April 2013 on Implementation of
Good Corporate Governance for Banks, Bank Sulteng
continue to strive to make a significant performance
improvement while still follow all applicable laws and
regulations, as well as ethical values and culture that
exist for the sake of protection of the interests of all
parties.
1. Key Principles of Good Corporate Governance
Implementation of Good Corporate Governance
in the banking industry should always be based
on five (5) basic principles which listed below:
• Transparency is the openness in expressing
material and relevant information as well as
transparency in the decision making process;
• Accountability, is the clarity of organ function
accountability and implementation from the bank
so that resulting in effective management;
• Responsibility, is the Bank management’s
conformity with the legislation in force and the
principles of the bank’s sound management;
Annual Report PT. Bank Sulteng 128
• Independensi (independency) yaitu pengelolaan
Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan
dari pihak manapun; dan
• Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan
kesetaraan dalam memenuhi hak-hak
stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian
dan aturan perundang-undangan yang berlaku.
Pencantuman prinsip utama Good Corporate
Governance (GCG) dalam Kebijakan Umum Direksi
Tahunan (KUDT) bertujuan untuk mewujudkan
keseragaman, kesatuan bahasa, kesamaan
pandangan dan kesatuan gerak langkah operasional
serta memastikan bahwa seluruh jajaran Bank Sulteng
akan selalu berpedoman pada Good Corporate
Governance (GCG) dalam menjalankan pekerjaannya
sehari-hari. Dalam rangka meningkatkan penerapan
praktik Good Corporate Governance (GCG) secara
menyeluruh di Bank Sulteng seperti yang diisyaratkan
oleh Bank Indonesia, Bank Sulteng telah merancang
dan menyempurnakan pedoman kebijakan serta
panduan implementasi Good Corporate Governance
(GCG) sesuai ketentuan Bank Indonesia yang diatur
di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/
PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP
tanggal 30 Mei 2007 tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum yang
telah diubah menjadi Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April 2014 perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi
Bank Umum.
• Independency, is the Bank management in a
professional manner with no influence/pressure
from any party; and
• Fairness, is justice and equality in fulfilling
the rights of stakeholders that rise under the
agreement and the applicable rules and law.
Inclusion of the main principles of Good Corporate
Governance (GCG) in Directors Annual Public Policy
aims to achieve uniformity, language unity, common
vision and unity of operational movement and to
ensure that all employees of Bank Sulteng will
always be guided by the Good Corporate Governance
(GCG) while on their daily work. In order to improve
the application of the practice of Good Corporate
Governance thoroughly in Bank Sulteng as implied
by Bank Indonesia, Bank Sulteng has been designing
and enhance guidance policy and implementation
guidelines of Good Corporate Governance (GCG) in
accordance with Bank Indonesia’s regulation Number
8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006 as amended by
Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006 dated
October 5, 2006 and Bank Indonesia Circular Letter
No. 9/12/DPNP on May 30, 2007 concerning the
implementation of the Good Corporate Governance
(GCG) for commercial banks that have been converted
into Bank Indonesia Circular Letter No. 15/15/DPNP
April 29, 2014 concerning the Implementation of Good
Corporate Governance (GCG) for Commercial Banks.
2. Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
harus melakukan penilaian sendiri (self-
assessment) secara berkala meliputi 11 (sebelas)
faktor penilaian pelaksanaan GCG, yaitu:
• Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan
Komisaris
• Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi
• Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite
• Penerapan benturan kepentingan
• Penerapan fungsi kepatuhan
• Penerapan fungsi audit intern
• Penerapan fungsi audit ekstern
• Penerapan manajemen Risiko termasuk sistem
pengendalian intern
• Penyediaan dana kepada pihak terkait (related
party) dan penyediaan dana besar (large
exposures)
• Transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan Bank laporan pelaksanaan GCGdan
pelaporan internal dan
• Rencana strategis Bank.
Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate
Governance (GCG) yang dikelompokkan dalam suatu
Governance system yaitu:
1. Governance structure;
2. Governance process; dan
3. Governance outcome.
2. Good Corporate Governance Implementation
Implementation of Good Corporate Governance
(GCG) should conduct its own assessment (self-
assessment) regularly include 11 (eleven) GCG
implementation assessment factors listed below:
• Implementation of duties and responsibilities of
the Board of Commissioners
• Duties and responsibilities of the Board of
Directors
• Completion and implementation of the Committee
• Implementation of conflict of interest
• Implementation of compliance
• Application of the internal audit function
• Application of external audit function
• Application of risk management including internal
control systems
• Funds provisioning to related parties and large
exposures
• Transparency of financial and non-financial Bank
report on the implementation GCG and internal
reporting
• Last, Bank’s strategic plan.
An assessment of the implementation of Good
Corporate Governance (GCG), which are grouped in a
governance system, listed below:
1. Governance structure;
2. Governance process;
3. Governance outcome.
129 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
3. Visi, Misi, Motto dan Corporate Values
Visi Bank Sulteng
Menjadi bank daerah terpercaya di Indonesia,
terdepan di daerah, memahami kebutuhan
nasabah, memberikan solusi keuangan yang tepat,
membangun kemitraan yang saling menguntungkan
dan berkelanjutan.
Misi Bank Sulteng
• Memberikan layanan terbaik kepada nasabah
dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-
hatian.
• Mengoptimalkan peranan Bank Sulteng sebagai
lembaga intermediasi dengan tetap fokus pada
penyediaan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha
pembangunan daerah.
• Sebagai motor penggerak pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
• Senantiasa meningkatkan penerapan prinsip
Good Corporate Governance.
Motto
One Goal, One Team, One Spirit
1. Nilai-Nilai Budaya (Six Core Value) yang dianut
Bank Sulteng:
2. Integrity: Bekerja dengan dasar integritas yang
tinggi (integrity) jujur, berprilaku konsisten
serta berpegang teguh pada prinsip kebenaran
untuk menjalankan apa yang dikatakan secara
bertangung jawab.
3. Bank Sulteng Vision, Mission, Motto and Corporate
Values
Bank Sulteng Vision
Being a reliable regional bank in Indonesia, leading in
the area, understand the customers’ needs, providing
the right financial solutions, build a mutually beneficial
partnership and sustainable.
Bank Sulteng Mission
• Provide the best service to customers with regard
to the precautionary principle.
• Optimizing the role of the Bank Sulteng as
intermediary institutions to remain focused on
providing financing for the implementation of
regional development efforts.
• As a driving force of economic growth and
regional development in order to improve people’s
living standard.
• Constantly improving the application of the
principles of Good Corporate Governance.
Motto
One Goal, One Team, One Spirit
1. Cultural Values (Six Core Value) adopted by the
Bank Sulteng:
2. Integrity: Working on the basis of high integrity,
honest, behave consistently, and hold fast to the
principle of truth for good responsibility.
Annual Report PT. Bank Sulteng 130
1. Customer Focus: Selalu fokus kepada nasabah,
dengan tulus membangun kepercayaan dan
hubungan baik serta berorientasi pada kebutuhan
nasabah yang menghasilkan nilai tambah bagi
perusahaan.
2. Enthusiasm: Enerjik dan bersemangat tinggi
didalam menghadapi setiap tantangan, dorongan
motivasi atau energi yang berasal dari dalam
diri untuk tampil kerja sebaik mungkin dalam
mencapai prestasi yang optimum.
3. Influence: Mampu memotivasi rekan-rekan
sekerja dan lingkungan untuk mencapai visi
bank. Kemampuan memotivasi, meyakinkan,
mempengaruhi ataupun mengajak orang lain
atau tim untuk mencapai tujuan bersama.
4. Execution: Selaku fokus kepada implementasi,
tindak lanjut serta pencapaian hasil-hasil guna
memberikan nilai tambah dan kontribusi kepada
bank sulteng (action). Kemampuan mengambil
keputusan dan menetapkan tindakan yang tepat
dan cepat untuk mewujudkan harapan dan
membuat sesuatu terjadi dengan nilai tambah
yang tinggi.
5. Adaptability: Selalu siap menghadapi perubahan
baik intern maupun ekstern. Kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai perbedaan
dan perubahan serta lingkungan termasuk antar
individu dan kelompok dalam rangka memperoleh
hasil yang lebih baik.
1. Customer Focus: Always focus on clients,
build sincere trust and rapport, oriented to the
customers need to create added value for the
company.
2. Enthusiasm: Energetic and high spirits to face
every challenge, encouragement or energy that
comes from within ourselves to perform the best
in achieving optimum work.
3. Influence: Able to motivate co-workers and, if
possible, the environment to achieve the bank’s
vision. The ability to motivate, persuade, influence
another person or team to achieve a common
goal.
4. Execution: As the main focus to implementation,
follow-up and achievement of results in order to
provide added value and contribution to the Bank
Sulteng. The ability to make decisions and assign
the appropriate action and quick to realize the
hopes and make something happen with high
added value.
5. Adaptability: Always prepared for change both
internally and externally. The ability to adjust
to the differences and changes as well as the
environment, including among individuals and
groups in order to obtain better results.
131 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
4. Struktur Organisasi Good Corporate Governance
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG)
di Bank Sulteng berlandaskan pada komitmen
bersama dari seluruh jajaran manajemen dan
karyawan untuk tunduk dan patuh pada seluruh
peraturan dan perundangan yang berlaku. Hal ini
dimulai dari puncak kepengurusan Bank Sulteng
yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi
yang independen dan profesional.
Secara umum, kegiatan perbankan dilakukan
oleh Komisaris dan Direksi. Komisaris mengkaji
kebijakan-kebijakan dan melaksanakan pengawasan
serta memberikan saran terhadap pengelolaan Bank,
sedangkan Direksi memimpin pelaksanaan kebijakan
dan pengelolaan sehari-hari.
Struktur Organisasi Bank Sulteng sesuai dengan
Surat Keputusan Direksi Nomor 15/SK/BPD-ST/2014
tanggal 1 April 2014 sebagai berikut: (STRUKTUR
ORGANISASI.DOCX)
Annual Report PT. Bank Sulteng 132
4. GCG Organizational Structure
Bank Sulteng’s implementation of Good
Corporate Governance (GCG) is based on the joint
commitment of all management and employees
to obey all laws and regulations in force. It starts
from peak stewardship Bank Sulteng conducted
by both of the independent and professional
Board of Commissioners and Directors.
In general, banking activities conducted by
the Commissioner and the Board of Directors.
Commissioners review policies and carry out
surveillance and provide advice to bank’s
management, while the Board of Directors to
lead the implementation of policies and everyday
management.
Organizational Structure Bank Sulteng in accordance
with the Decree of the Board No. 15/SK/BPD-ST/2014
April 1, 2014 as follows: (STRUKTUR ORGANISASI -
ENG.DOCX)
133 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14II. Pelaksanaan Good Corporate Governance di Bank
Sulteng
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan
Komisaris dan Direksi
1.1 Dewan Komisaris
• Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, Akta
Notaris Nomor: 16 tanggal 12 Mei 2014.
• Fungsi dan Tugas Pokok Dewan Komisaris
Dewan Komisaris Sesuai dengan Surat Keputusan
Dewan Komisaris Nomor:
01/DK/BPD-ST/IV/2013 menjelaskan bahwa
Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
sebagai berikut:
1. Melakukan pengawasan secara umum dan
secara khusus terhadap pengelolaan operasional
bank oleh Direksi.
• Pengawasan Umum:
Melakukan pemantauan, pengawasan serta
evaluasi terhadap proses pelaksanaan kebijakan
strategis yang dilakukan Direksi, antara lain
rencana bisnis dan rencana strategis bank,
Standar Operasional Prosedur, Struktur
Organisasi Bank, Implementasi Good Corporate
Governance, Kerjasama dengan pihak ketiga.
Dalam rangka pelaksanaan tugas Pengawasan
Umum dimaksud dengan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan adalah:
II. Implementation of Good Corporate Governance in
Bank Sulteng
1. Duties and Responsibilities of the Board of
Commissioners and Board of Directors
1.1 Board of Commissioners
• Amount and Composition of BOC
In accordance with the resulting decision of the
Extraordinary General Meeting of Shareholders
of Regional Development Bank of Sulteng, on
Notarial Deed No. 16 dated May 12, 2014.
• Principal Functions and Duties of BOC
BOC accordance with BOC Decree No.:
01/DK/BPD-ST/IV/2013 explained that the
Duties and Responsibilities of the Board of
Commissioners is as follows:
1. General and specific supervision to the bank’s
management and operations led by the Board of
Directors.
• General supervision:
Perform monitoring, control and evaluation of
strategic policies implementation that the Board
of Directors have carried out, which including the
business and strategic plan of the bank, Standard
Operational Procedures, Bank Organizational
Structure, Implementation of Good Corporate
Governance, cooperation with third parties.
The implementation framework of the Public
Oversight tasks referred to the activities which
has been carried out is as follows:
Annual Report PT. Bank Sulteng 134
Melakukan rapat Internal Dewan Komisaris,
Rapat dengan Direksi Bank Indonesia/OJK dan
Pemegang saham pengendali baik rutin maupun
berkala, guna memastikan bahan Rencana
Bisnis Bank dan rencana strategis Bank, Standar
Operasional Prosedur, Struktur Organisasi Bank
telah di susun sesuai dengan standar-standar
Perbankan yang berlaku serta memperhitungkan
kemampuan Internal Bank seperti Sumber Daya
Manusia, Informasi Teknologi, Modal serta
capaian-capaian sebelumnya serta melakukan
pemantauan, pengawasan dan evaluasi terhadap
realisasi pencapaian hasil sesuai target yang
telah ditetapkan.
• Pengawasan Khusus
Melakukan pemantauan, pengawasan serta
evaluasi terhadap pencapaian target-target
Rencana Bisnis Bank, hasil temuan S.K.A.I dan
Eksternal Audit, tindak lanjut atas pelaksanaan
Internal Audit dan Eksternal Audit serta saran dan
Rekomendasi Dewan Komisaris.
2. Memberikan nasihat-nasihat yang dianggap perlu
kepada Direksi agar pelaksanaan operasional
bank tetap berjalan sesuai dengan target-target
bisnis yang telah ditetapkan dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kewenangan Dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Kewenangan Dewan Komisaris
• Melakukan pengawasan atas pelaksanaan
Operasional Bank yang dilaksanakan oleh Direksi
Bank Sulteng.
Internal Meetings Board of Commissioners,
meeting with the Board of Directors of Bank
Indonesia/FSA and the shareholders controlling
both in routine and periodically, in order to ensure
that the material Bank’s business plan and
strategic plan of the Bank, Standard Operating
Procedures, Organizational Structure The
Bank has been collated in accordance with the
standards Banking apply, taking into account
the ability of the Internal Bank such as Human
Resources, Information Technology, Capital and
previous achievements as well as the monitoring,
supervision and evaluation of the realization of
progress in meeting the targets which has been
set.
• Special surveillance
Perform monitoring, control and evaluation of
the achievement of the targets of the Bank’s
Business Plan, SKAI findings and external audit,
follow-up on the implementation of the Internal
Audit and external audit as well as advice and
recommendation of the Board of Commissioners.
2. Provide necessary advice to the Board of Directors
for the continuous implementation of the bank’s
operations to run according to business targets
are established and in accordance with the
legislation in force.
The authority and responsibility of the Board of
Commissioners
• Conduct monitoring of Bank Operations which
carried out by the Board of Directors of Bank
Sulteng.
• Menyetujui kebijakan umum Bank dengan
memperhatikan kebijakan Pemerintah Daerah,
ketentuan-ketentuan lain yang digariskan oleh
Bank Indonesia, perkembangan ekonomi dan
keuangan serta perbankan.
• Memberikan persetujuan penyusunan Rencana
Jangka Panjang (Corporate Plan) bank, dan
memberikan persetujuan Rencana Bisnis Jangka
Menengah dan Tahunan bank yang di ajukan oleh
Direksi.
• Menilai dan memberikan persetujuan Perubahan
Rencana Bisnis Tahunan Bank yang diajukan
oleh Direksi.
• Mengevaluasi dan menilai laporan realisasi bisnis
bank setiap triwulan, semester dan tahunan, laba/
rugi, tingkat kesehatan bank, portofolio kredit dan
kegiatan operasional lainnya.
• Menyetujui kebijakan dan prosedur manajemen
Risiko sesuai dengan prinsip pengendalian Risiko
yang baik dan memenuhi peratuan perundang-
undangan.
• Meminta keterangan kepada Direksi dan atau
satuan kerja lainnya mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kepengurusan dan
pengelolaan bank bila diketahui atau diduga
ada kebijakan pengelolaan bank yang dapat
merugikan atau mempengaruhi kesehatan bank.
• Memberikan penilaian dan persetujuan kepada
Direksi dalam hal pembelian dan/atau penjualan
asset tetap/barang tidak bergerak untuk diproses
sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
• Memberikan persetujuan penghapusbukuan
kredit macet yang sulit untuk ditagih dalam
rangka perbaikan portofolio kredit.
• Approve the general policy of the Bank to observe
the local government policies, other provisions
outlined by Bank Indonesia, development of
economy, finance, and banking.
• Approval of the Bank’s Long Term Plan preparation
(Corporate Plan), and approve the Medium-Term
Business Plan and Annual bank proposed by the
Board of Directors.
• Assess and approving the Bank’s Annual
Business Plan Changes proposed by the Board of
Directors.
• Evaluate and assess the actualization of the
bank’s business statements on every quarter,
semester, and annually, profit/loss analysis,
bank’s health, loan portfolio and other operational
activities.
• Approve risk management policies and
procedures in accordance with proper principle
of risk control and meets the norm of law.
• Request for information from the Board of
Directors and or other work units on matters
relating to the management if it is known or
suspected policies which can harm or affect the
health of the bank.
• Provide an assessment and approval to the
Board of Directors in terms of the purchase and/
or sale of fixed assets/immovable goods to be
processed according to the applicable rules and
regulations.
• Bad loans write-off approval which difficult to
recover in order to improve the loan portfolio.
135 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
• Memberikan pertimbangan pembukaan Kantor
Cabang/Cabang Pembantu dan pengangkatan
kepala-kepala Divisi dan Kepala Kantor Cabang
Bank Suteng.
• Mengevaluasi dan menilai Laporan Hasil
Pemeriksaan Satuan Kerja Audit Intern (SKAI)
dan memberikan petunjuk serta saran atas
hasil evaluasi dan penilaian hasil pemeriksaan
tersebut kepada Direksi.
• Meminta laporan kepada Direktur Kepatuhan
atas pelaksanaan kegiatan operasional Bank
yang berkaitan dengan kepatuhan terhadap
pelaksanaan semua peraturan Perundang-
undangan yang berlaku dalam kegiatan
operasional Bank.
• Memberikan persetujuan atas system
Remunerasi dan Nominasi dalam lingkungan
Bank.
• Memberikan persetujuan terhadap rencana
pemberian kredit kepada pihak terkait, dan besar
dan kredit sindikasi.
Tanggung Jawab Dewan Komisaris
• Memberikan saran/pendapat dalam rangka
penyusunan Visi, Misi dan Rencana Strategis
Jangka Panjang Bank.
• Memastikan bahwa kebijakan penerapan
manajemen Risiko telah terlaksana sesuai
dengan Buku Pedoman Perusahaan Manajemen
Risiko yang telah disetujui.
• Memastikan bahwa Bank telah memiliki Standar
Sistem Pengendalian Intern dan melakukan
pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian
intern bank secara umum.
• Giving consideration regarding the opening of
new Branch Office/Branch and the appointment
of the Division heads and Bank Suteng Branch
Office heads.
• Evaluate and assessing the reports from Internal
Audit Unit (SKAI) and provide guidance and advice
on the results of the evaluation and assessment
of the examination results to the Board.
• Request a report to the Director of Compliance
for the implementation of the Bank’s operational
activities relating to compliance with the
implementation of all applicable regulations and
legislation in the operational activities of the
Bank.
• Provide approval of the Remuneration and
Nomination systems within the Bank.
• Giving approval to the planned lending to related
parties, and large and syndicated loans.
Board of Commissioners Responsibilities
• Provide advice/opinion towards the preparation
of the bank’s vision, mission and long-term
strategic plan.
• Ensure that Risk management policies
implementation has been accomplished in
accordance with the Risk Management Manual
which has been approved beforehand.
• Ensure that the Bank has the Internal Control
System Standards and conduct supervision of
the implementation of the bank’s internal control
in general.
Annual Report PT. Bank Sulteng 136
• Memastikan bahwa Bank mematuhi ketentuan
yang berlaku mengenai pemantauan likuiditas,
melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya
serta memastikan kebenaran isi, kesesuaian
persyaratan dan ketepatan waktu penyampaian
laporan kepada Bank Indonesia/COK dan
memberikan pendapat atas laporan tersebut.
• Memastikan bahwa kebijakan dan prosedur Bank
dalam menjalankan Sistem BI-RTGS telah sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan memantau
pelaksanaannya.
• Memastikan bahwa Bank mematuhi ketentuan
yang berlaku mengenai kegiatan penyertaan
modal bank, memberikan persetujuan terhadap
rencana penyertaan modal bank.
• Memantau Bank mematuhi ketentuan yang
berlaku mengenai penggunaan Informasi
Teknologi (IT).
• Memantau perkembangan kinerja Bank
berdasarkan penilaian tingkat kesehatan Bank
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
• Memantau pelaksanaan Kewajiban Penyedian
Modal Minimum (KPMM/CAR) Bank Umum.
• Memantau pelaksanaan pemeliharaan Giro Wajib
Minimum (GWM) pada Bank Indonesia.
• Memantau bahwa bank memenuhi ketentuan
yang berlaku mengenai Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah (KYC) dan melakukan
pengawasan atas penerapan (KYC) secara
berkala.
• Mengawasi pelaksanaan ketentuan kebijakan
perkreditan secara benar, dan melakukan
pengawasan atas pemberian kredit.
• Memantau bahwa Bank telah melaksanakan
perbaikan Portofolio Kredit dan tetap menjaga
NPL lebih kecil dari ketentuan Bank Indonesia.
• Ensure that the Bank complies with the provisions
regarding liquidity monitoring, supervising the
aforementioned implementation and ensure the
validity of the content, suitability requirements
and timely submission of reports to Bank
Indonesia/COK and to give an opinion regarding
the report.
• Ensure that the Bank’s policies and procedures in
running the BI-RTGS system are running properly
with applicable regulations and to monitor
compliance.
• Ensure that the Bank complies with the governing
provisions regarding banking capital investment
activities, giving approval to the planned banking
capital investment.
• Monitor the Bank compliance with the laws and
regulations regarding the use of Information
Technology (IT).
• Monitor the development of the Bank’s
performance which based on the Bank rating
issued by Bank Indonesia.
• Monitoring the Supply Obligation Capital Adequacy
Ratio (CAR) General Bank implementation.
• Monitoring the implementation of the
maintenance of Statutory Reserves (GWM) in
Bank Indonesia.
• Monitor that the bank meets the applicable
provisions concerning Application of “Mengenal
Nasabah” or Know Your Customer (KYC) and
control the KYC application periodically.
• Overseer the implementation of the provisions
of the credit policy correctly, and supervise the
provision of credit.
• Monitor that the Bank has been implementing
improvements Loan Portfolio and keep NPL
smaller than the regulation of Bank Indonesia.
137 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
• Memantau bahwa bank mematuhi ketentuan
yang berlaku mengenai Kualitas Aktiva Produktif
(KAP), dan melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan prinsip kehab-hatian dalam
penanaman dana pada aktiva produktif.
• Memastikan bahwa bank mematuhi ketentuan
yang berlaku mengenai Batas Minimum
Pemberian Kredit (BMPK) dan memberikan
saran/pendapat terhadap BMPK.
• Memastikan bahwa Bank telah membentuk
Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
sesuai ketentuan yang berlaku dan memonitor
pelaksanaannya.
• Memastikan bahwa Bank telah membuat laporan
keuangan bulanan secara benar dan tepat
waktu kepada Bank Indonesia dan tembusannya
disampaikan kepada Dewan Komisaris untuk
dievaluasi.
• Memastikan bahwa Bank membuat laporan
keuangan Publikasi Triwulanan, Semesteran dan
Tahunan secara benar dan tepat waktu kepada
Bank Indonesia dan tembusannya disampaikan
kepada Dewan Komisaris.
• Memastikan bahwa Bank telah menindaklanjuti
temuan dan rekomendasi hasil pemeriksaan
Satuan Pemeriksaan Intern Bank (SPI) dan
pemeriksa Ekstern (Bank Indonesia, Akuntan
Publik dan BPK).
• Memastikan Bank telah melaksanakan prinsip
Good Cororate Governance kepada setiap
kegiatan usaha Bank di semua tingkatan atau
jenjang organisasi.
• Memastikan Komite Audit, Komite Pemantau
Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi
telah melaksanakan tugas secara efektif.
• Monitor that banks comply with regulatory
requirements regarding the quality of earning
assets (KAP), and supervising the implementation
of the principle of kehab caution in fund
investment in productive assets.
• Ensuring that banks comply with regulatory
requirements regarding Legal Lending Limit (LLL)
and provide advice/opinion towards LLL.
• Ensure that the Bank has established Allowance
for Earning Assets (PPAP) according to applicable
regulations and monitoring its implementation.
• Ensure that the Bank has made monthly
financial reports correctly and timely to Bank
Indonesia and the copy submitted to the Board of
Commissioners to be evaluated.
• Ensure that the Bank’s financial reports
Publications Quarterly, Semi-Annual and properly
and timely to Bank Indonesia and the copy
submitted to the Board of Commissioners.
• Ensure that the Bank has followed up the
findings and recommendations of the Internal
Investigation Unit of the results of the Bank (SPI)
and External Examiner (Bank Indonesia, Certified
Public Accountants and the CPC).
• Ensure that the Bank has implemented the
principles of Good Governance Cororate to any
Bank’s business activities at all levels of the
organization.
• Ensuring the Audit Committee, Risk Monitoring
Committee, and the Remuneration and
Nomination Committee have carried out their
duties effectively.
Annual Report PT. Bank Sulteng 138
139 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14• Menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara
optimal.
• Dilarang memanfaatkan Bank untuk kepentingan
pribadi, keluarga dan atau pihak lain untuk
mempengaruhi kegiatan operasional bank yang
dapat merugikan bank atau mempengaruhi
profesionalisme pengelolaan Bank.
• Dilarang mengambil dan atau menerima untuk
keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi
dan fasilitas lainnya yang telah diltetapkan
menurut ketentuan yang berlaku.
Pada tahun 2015 Dewan Komisaris telah melakukan
pengawasan adalah sebagai berikut:
• Secara umum Direksi telah menunjukkan upaya
serius untuk mencapai kinerja terbaik dalam
merealisasikan rencana bisnis bank yang
telah ditetapkan. Kinerja Bank tahun 2015 bila
dibandingkan dengan tahun 2014 menunjukkan
adanya pertumbuhan yang signifikan, walaupun
masih ada yang belum mencapai target
sepenuhnya.
• Dewan komisaris berpendapat bahwa bank telah
menerapkan tata kelola perusahaan dengan baik,
berdasarkan hasil pengawasan, pemantauan dan
evaluasi yang telah kami lakukan bersama Komite
Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite
Remunerasi & Nominasi, nampak bahwa masalah
keterbukaan, keterperiksaan, pertanggung
jawaban, independensi, dan kewajaran, dalam
aspek perencanaan pelaksanaan dan pengawasan
seperti penyusunan kebijakan, rencana strategis,
program prioritas dan action plan, demikian
pula dalam hal pelaksanaan operasional dan
penataan terhadap standar operasional prosedur
serta perundang-undangan yang berlaku selama
Tahun Buku 2015 telah menunjukkan kemajuan
yang positif.
• Provide sufficient time to perform their duties and
responsibilities optimally.
• Not allowed to take advantage of the Bank for
personal, family or other party to influence the
operational activities of banks that can harm or
affect bank Bank management professionalism.
• Not allowed to take or accept for personal benefit
of the Bank other than remuneration and other
facilities that have been in agreement according
to regulations.
In 2015, BOC has conducted monitoring listed below:
• In general, the Board of Directors has demonstrated
serious efforts to achieve the best performance
in the realization of the bank’s business plan.
Bank’s performance in 2015 compared to 2014
showed significant growth, although there are
those which have not completely reached the
target.
• The board believes that the bank has implemented
corporate governance quite well, based on the
surveillance results, monitoring and evaluation
which have been done together with the Audit
Committee, Risk Monitoring Committee and also
Remuneration & Nomination Committee, it appears
that the problem of openness, investigation,
accountability, independence and fairness, in
the aspects of planning implementation and
monitoring such as policy formulation, strategic
planning, program priorities and action plan, as
well as in terms of operational implementation
and structuring of the operating procedures
standard and legislation in force during the
Financial Year 2015 has shown positive progress.
Annual Report PT. Bank Sulteng 140
• Dewan Komisaris melihat Bank Sulteng telah
menunjukkan kinerja tata kelola perusahaan
yang baik dan berkelanjutan. Pengelolaan Risiko
adalah salah satu bentuk tindakan manajemen
yang sangat konstruktif, yang setiap saat yang
dijalankan oleh Komite Pemantau Risiko, Komite
Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi.
• Dewan Komisaris telah melakukan sistem
pengawasan terhadap Direksi melalui rapat-
rapat, yang mencakup pemantauan perencanaan
dan realisasi serta mereview terhadap pendanaan
yang berdasarkan indikator-indikator yang
ditetapkan.
• Dewan Komisaris memiliki Komite yang
menjalankan tugas pengawasan operasional
yang mendorong dibangunnya sistem
pengawasan internal disetiap kantor cabang,
serta komunikasi antara Dewan Komisaris dan
Komite lancar dan diadakan secara rutin dalam
bentuk rapat Komite Dewan Komisaris.
• Program-program tanggung jawab sosial
Perusahaan (CSR) dalam kurun waktu tahun
2015 telah merefleksikan komitmen perusahaan
untuk tumbuh bersama seluruh pemangku
kepentingan. Hal ini ditandai dengan fokus
kegiatan CSR sesuai kemampuan Bank Sulteng
dalam melayani kebutuhan masyarakat dalam
pemberian mobil ambulance kepada masing-
masing Pemda Kabupaten sebanyak 6 (enam)
unit serta pembuatan taman dan relokasi kios-
kios masyarakat. Pelaksanaan kegiatan dana
CSR ini merupakan realisasi dari keputusan RUPS
2015 yang lalu tentang dana CSR.
• The Board of Commissioners see Bank Sulteng
has demonstrated the performance of good
corporate governance and sustainable. Risk
management is one of very constructive
management measures, which at any moment
run by the Risk Oversight Committee, the
Audit Committee and the Remuneration and
Nomination Committee.
• The Board of Commissioners has conducted
monitoring system through the Board of
Directors meetings, which include monitoring
and reviewing the planning and realization of the
funding based on the indicators set.
• The Board of Commissioners has a committee
that performs operational control that encourages
the construction of internal control systems at
each branch, as well as communication between
Commissioners and Committees smoothly and
organized regularly in the form BOC Committee
meeting.
• programs of corporate social responsibility
(CSR) in the period of 2015 has reflected the
company’s commitment to grow together with
all stakeholders. It is characterized by the
focus of CSR activities in accordance Bank
Sulteng’s ability to serve the needs of society in
the provision of ambulances to the respective
District Government as much as six (6) units as
well as a garden and relocation of stalls society.
The implementation of CSR fund is a realization
of the decision of the AGM 2015 and last about
CSR funds.
141 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14• Secara keseluruhan bahwa permasalahan
yang dihadapi oleh Bank Sulteng, yaitu; Perlu
peningkatan kualitas Penerapan Good Corporate
Governance, Masih rendahnya daya saing, dan
terbatasnya kemampuan penguatan modal. Oleh
karena itu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah
merevisi Program Regional Champion (BRC) Jilid
1 menjadi BRC Jilid 2 yang saat ini sementara
dalam tahap kosinyering oleh OJK bersama Tim
Pokja pada masing-masing BPD, yang bertujuan
untuk pengembangan BPD seluruh Indonesia
agar menjadi Champion di daerahnya masing-
masing.
• Disamping hal-hal tersebut diatas Dewan
Komisaris juga melakukan Pemantauan atas
pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun
2015 melalui rapat gabungan Dewan Komisaris
dan Direksi, Pemantauan kerja Keuangan dan
Non Keuangan bank Sulteng serta Pemantauan
perkembangan Good Corporate Governance bank
Sulteng secara keseluruhan.
1.2 Direksi
a. Jumlah dan Komposisi Direksi
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah., melalui
Akta Notaris Nomor: 16 tanggal 12 Mei 2014 yang
dibuat oleh Notaris Charles, SH., MKn Notaris di
Palu.
Susunan Direksi Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama: Ir. Rahmat Abdul Haris
2. Direktur Pemasaran: Diana Liza Mustaqim
3. Direktur Operasional: Hj. Sitti Maryam Dalle**)
• On the whole that the problems faced by the Bank
Sulteng, namely; Need to increase the quality of
Good Corporate Governance, competitiveness
remains low, and the limited ability of capital
strengthening. Therefore, the Financial Services
Authority (FSA) has revised Programme Regional
Champion (BRC) Volume 1 becomes BRC Volume
2 is now temporarily in the consignment stage by
the FSA joint Working Group on each of Regional
Development Bank / BPD, which aims at the
development of BPD throughout Indonesia in
order to be Champions in their respective regions.
• In addition to the things mentioned above,
the Board also conduct monitoring of the
implementation of the Business Plan (RBB)
in 2015 through a joint meeting of the Board
of Commissioners and Board of Directors,
monitoring the work of Financial and Non-
Financial bank in Sulteng as well as monitoring
the development of good corporate governance
of Bank Sulteng overall.
1.2 Board of Directors
a. Composition of the Board of Directors
In accordance with the Decision of the General
Meeting of Shareholders of Extraordinary
Regional Development Bank of Sulteng, Through
Notarial Deed No. 16 dated May 12, 2014 made
by Notary Charles, SH., MKn in Palu.
The composition of the Board of Directors is as
follows:
1. President Director: Ir. Rahmat Abdul Haris
2. Marketing Director: Diana Liza Mustaqim
3. Operational Director: Hj. Sitti Maryam Dalle **)
Annual Report PT. Bank Sulteng 142
**) Melalui Surat Gubernur Sulawesi Tengah selaku
Pemegang Saham Pengendali No. 584/519/
KO.ADM EKON tanggal 27 Oktober 2014 dan Surat
No. 584/240/KO.ADM EKON tanggal 13 April 2015
dimana Direktur Operasional (Sitti Maryam Dalle)
ditunjuk sebagai Pejabat sementara Direktur yang
membidangi Kepatuhan.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Sesuai dengan anggaran dasar perseroan
menjelaskan mengenai tugas dan tanggung
jawab direksi sebagai berikut:
1. Tugas Pokok Direksi adalah:
• Melaksanakan pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan Perseroan serta bertindak
selaku pimpinan dalam pengurusan tersebut.
• Memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan.
2. Direksi bertanggung jawab penuh dalam
melaksanakan tugasnya untuk kepentingan
Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuan
Perseroan.
3. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik
dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas
untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan
mengindahkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4. Setiap anggota Direksi bertangung jawab penuh
secara pribadi apabila anggota Direksi yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya untuk kepentingan dan usaha
Perseroan.
**) By The Governor of Sulteng as the Controlling
Shareholders No. 584/519/KO.ADM EKON dated
October 27, 2014 and Letter No. 584/240/KO.ADM
EKON dated 13 April 2015 which the Director of
Operations (Sitti Maryam Dalle) was appointed as the
Acting Director in charge of compliance.
b. Directors Duties and Responsibilities
In accordance with the company’s articles
of association to explain the duties and
responsibilities of directors as follows:
1. Main Tasks of the Board of Directors are:
• Carry out the maintenance of the company’s
interests and objectives of the Company as well
as acting as lead manager in the management of
these.
• Maintain and manage the Company’s assets.
2. The Board of Directors is fully responsible for
conducting their duties in the interests of the
Company in achieving the purpose and objectives
of the Company.
3. Each member of the Board of Directors shall in
good faith and responsibly perform tasks for the
benefit and business of the Company with regard
to the legislation in force.
4. Each member of the Board of Directors is fully
responsible personally if members of the Board
of Directors is concerned at fault or negligent
carry out their duties for the benefit and business
of the Company.
5. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di
luar pengadilan serta melakukan segala tindakan
dan perbuatan, baik mengenai pengurusan
maupun mengenai kepemilikan serta mengikat
Perseroan dengan pihak lain dan/atau pihak lain
dengan Perseroan.
6. Perbuatan-perbuatan Direksi dibawah ini harus
mendapat persetujuan tertulis dari Komisaris
dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku:
• Mengeluarkan surat-surat obligasi;
• Membeli, menjual atau dengan cara lain
mendapatkan atau melepaskan hak atas barang-
barang inventaris milik Perseroan;
• Melepaskan atau menjual barang tidak bergerak
milik Perseroan yang melebihi jumlah tertentu
yang ditetapkan oleh Rapat Komisaris;
• Menetapkan struktur organisasi dan tata kerja
Perseroan;
• Mengambil bagian baik sebagian atau seluruhnya
atau ikut serta didalam perseroan atau badan-
badan lain atau mendirikan perusahaan baru
yang tidak dalam rangka penyelamatan piutang;
• Melepaskan sebagian atau seluruhnya
penyertaan Perseroan dalam perseroan atau
badan-badan lainnya yang tidak dalam rangka
penyelamatan piutang;
• Perbuatan untuk tidak menagih lagi piutang
macet yang telah dihapus tagih yang jumlahnya
dari waktu ke waktu ditetapkan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham;
5. The Board of Directors is entitled to represent the
Company in and outside the court and perform all
acts and deeds, both regarding the maintenance
and the ownership and bind the Company by other
parties and/or other parties to the Company.
6. The actions of Directors under this must be
approved in writing by the Commissioner with
regard to the applicable laws which listed below:
• Issuing bonds;
• Buy, sell or otherwise acquire or relinquish rights
to the inventory of the Company;
• Removing or sell immovable property of the
Company over a certain amount set by the Board
of Commissioners;
• Establishes the organizational structure and
working procedures of the Company;
• Take part either partially or wholly, or participating
in a company or other bodies or establish a
new company that is not in order to save the
receivables;
• Removing partially or entirely participation of the
Company in a company or other entity that is not
in order to save the receivables;
• Actions to cease collection of bad debt that has
been removed is the amount receivable from time
to time determined by the General Meeting of
Shareholders;
143 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
Annual Report PT. Bank Sulteng 144
7. Perbuatan hukum untuk mengalihkan,
melepaskan hak atau menjadikan jaminan
hutang seluruh atau lebih dari 50% (lima puluh
persen) dari seluruh jumlah harta kekayaan
Perseroan, baik dalam satu transaksi atau
beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun
yang berkaitan satu sama lain, harus mendapat
persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham.
8. Perbuatan hukum sebagaimana dimaksud pada
point (7) diatas tanpa persetujuan RUPS, tetap
mengikat Perseroan sepanjang pihak lain dalam
perbuatan hukum tersebut beretikat baik.
9. Untuk menjalankan perbuatan hukum berupa
transaksi yang mengakibatkan benturan
kepentingan antara kepentingan ekonomis
pribadi anggota Direksi, Komisaris atau
Pemegang Saham dengan kepentingan ekonomis
Perseroan, Direksi memerlukan Persetujuan
Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana
diatur dalam Anggaran Dasar ini dan dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dibidang Perbankan.
10. Kebijakan kepengurusan ditetapkan dalam rapat
direksi dengan memperhatikan ketentuan dan
peraturan yang berlaku dibidang perbankan.
11. Direksi untuk perbuatan tertentu atas tanggung
jawabnya sendiri, berhak pula mengangkat
seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya,
dengan memberikan kepadanya atau kepada
mereka kekuasaan untuk perbuatan tertentu
tersebut yang diatur dalam Surat kuasa.
7. Legal actions to transfer, dispose of the rights or
guarantees of indebtedness of all or more than
50% of the total assets of the Company, either in
one transaction or several transactions that stand
alone or are related to one another, must be the
approval of the General Meeting of Shareholders.
8. Legal actions referred as in point number 7 above,
without the approval of the AGM, the Company
remains binding as long as other parties remain
well-mannered in terms of law compliance.
9. To run legal act in form of the transaction that
resulted in a crossing of interest between
personal economic interest of members of the
Board of Directors, directors or shareholders and
the economic interest of the Company, the Board
of Directors requires approval General Meeting
of Shareholders as stipulated in these Statutes
and with due regard to the banking legislation in
force.
10. The policy set out in the management board
meetings with the provisions and regulations in
banking.
11. The Board of Directors for certain acts on his
own responsibility, also entitled to appoint one or
more as a representative or proxy, by giving him
or them allowance for certain acts that are set out
in the Letter of authorization.
145 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
1412. Pembagian tugas dan wewenang setiap angota
Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang
Saham dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan
kepada Komisaris. Dalam menentukan keputusan
tersebut perlu mempertimbangkan usulan
Direktur Utama.
13. Dalam hubungan dengan tugas pokok Direksi
memiliki kewajibkan, antara lain:
• Mengusahakan dan menjamin terlaksananya
usaha dan kegiatan Perseroan sesuai dengan
tujuan dan lapangan usahanya;
• Menyiapkan rencana kerja dan anggaran tahunan
Perseroan dan menyampaikannya kepada
Komisaris selambat-lambatnya 60 (enam puluh)
hari sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai
untuk mendapatkan persetujuan Komisaris;
• Menyiapkan rencana jangka panjang Perseroan,
untuk mendapatkan persetujuan Komisaris;
• Mengadakan dan memelihara pembukuan dan
administrasi Perseroan sesuai dengan kelaziman
yang berlaku bagi suatu perseroan;
• Menyusun sistem akuntansi berdasarkan prinsip
pengendalian intern, terutama pemisahan fungsi
pengurusan, pencatatan, penyimpanan dan
pengawasan;
• Memberikan pertanggungjawaban dan segala
keterangan tentang keadaan dan jalannya
Perseroan berupa laporan kegiatan Perseroan
termasuk laporan keuangan, baik dalam bentuk
laporan tahunan maupun dalam bentuk laporan
berkala lainya menurut cara dan waktu yang
ditentukan dalam anggaran dasar setiap diminta
oleh Komisaris;
12. The division of tasks and responsibilities of each
member of the Board of Directors determined by
the General Meeting of Shareholders and such
authority may be delegated to the Commissioner.
In determining such decisions need to consider
the proposed Director.
13. In connection with the principal task of the Board
of Directors have responsibilities as listed below:
• Seek and guarantee the implementation of the
Company’s business and activities in accordance
with its business goals and field;
• Prepare work plans and the Company’s annual
budget and present it to the Commissioner no
later than 60 days before the beginning of the
next fiscal year for approval of Commissioners;
• Setting up a long-term plan of the Company, to
obtain the approval of the Commissioner;
• Establish and maintain bookkeeping and
administration of the Company in accordance
with the standards in force for a company;
• Develop accounting system based on the principle
of internal control, especially the maintenance of
the separation of functions, recording, storing
and monitoring;
• Provide accountability and any information
about the circumstances and the course of the
Company in the form of a report of activities of the
Company, including financial statements, either
in the form of annual reports and other periodic
reports in the form according to the manner and
time specified in the articles of association of
each requested by the Commissioner;
Annual Report PT. Bank Sulteng 146
• Menyiapkan susunan organisasi Perseroan
lengkap dengan perincian tugas;
• Direksi dapat mengangkat tenaga ahli atau
konsultan dalam melakukan sebahagian tugas
perseroan dan tidak dapat diangkat menjadi
pegawai atau pejabat dalam perseroan, dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;
• Direksi dapat mengangkat tenaga yang
berpengalaman (Specialhare) sebagai pejabat
dalam perseroan, dengan tetap memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
• Menjalankan kewajiban lainnya sesuai dengan
Angaran Dasar.
Direksi mempunyai hak dan wewenang, antara lain
sebagai berikut:
a. Menetapkan kebijakan dalam kepemimpinan dan
kepengurusan;
b. Mengatur ketentuan tentang kepegawaian
Perseroan termasuk menetapkan gaji, pensiun
atau jaminan hari tua dan penghasilan lain bagi
pegawai Perseroan;
c. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
Perseroan berdasarkan peraturan kepegawaian
Perseroan dan/atau Peraturan Ketenagakerjaan
yang berlaku;
d. Mengangkat Sekertaris dan Komite-Komite
Dewan Komisaris dengan mempertimbangkan
usulan Komisaris, dan kriteria dari anggota komite
adalah berintegritas dan jujur serta memiliki
pengalaman dibidang perbankan, keuangan
dan hukum serta ekonomi baik praktisi maupun
akademisi. Khusus Sekertaris diwajibkan dari
seorang Pegawai dalam Perseroan;
• Setting up the organizational structure of the
Company complete with the details of the task;
• The Board of Directors may appoint experts or
consultants to perform some tasks the company
and can not be appointed as an employee or
officer of the company, with due regard to the
legislation in force;
• The Board of Directors may appoint experienced
personnel (Special hire) as an officer in the
company, with due regard to the legislation in
force;
• Running other obligations in accordance with the
Basic Budgets.
The Board of Directors has the right and authority,
among others, as follows:
a. Establish policies in leadership and management;
b. Regulate the provision of employment of the
Company including a set salary, pension or
retirement benefits and other income for the
employees of the Company;
c. Appoint and dismiss employees of the Company
pursuant to employment regulations of the
Company and/or the Employment Ordinance
applicable;
d. Lifting Secretary and Committees of the Board
of Commissioners to consider a proposal
to the Commissioner, and the criteria of the
committee members is integrity and honest and
has experience in banking, finance and law and
economics both practitioners and academics.
Special Secretary are required of an employee of
the Company;
e. Mengatur pendelegasian kekuasaan Direksi
untuk mewakili Perseroan di dalam dan di luar
pengadilan kepada seorang atau beberapa
orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk
untuk itu atau kepada seorang atau beberapa
orang pegawai Perseroan, baik sendiri maupun
bersama-sama atau kepada badan lain;
f. Menghapusbukukan piutang macet yang
selanjutnya mendapat persetujuan Komisaris;
g. Menjalankan tindakan lainnya, baik mengenai
pengurusan maupun mengenai pemilikan,
sesuai dengan ketentuan yang diatur lebih lanjut
oleh Rapat Komisaris dengan memperhatikan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia
No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/12/DPNP
Tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, bank
Sulteng telah sejak lama menerapkan pemisahan
tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan Dewan
Komisaris. Selain itu, tidak terdapat hubungan
keluarga baik horizontal maupun vertikal, termasuk
hubungan karena pernikahan, sampai derajat ketiga,
antara sesama anggota Direksi, atau antar anggota
Direksi dengan anggota Dewan Komisaris, atau
sesama anggota Dewan Komisaris. Secara umum
hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris sesuai
Anggaran Dasar Bank dan Peraturan Perundang-
undangan serta Peraturan Bank Indonesia/OJK yang
berlaku, adalah:
e. Set the delegation of authority of Directors to
represent the Company in and out of court to
one or several members of the Board of Directors
specifically appointed for that or to one or several
employees of the Company, either alone or jointly
or to another body;
f. Write off bad debts were subsequently approved
by the Commissioner;
g. Running other actions, both regarding the
maintenance and the ownership, in accordance
with the provisions stipulated by the Board of
Commissioners with due regard to the applicable
legislation.
c. Relations Directors and the Board of
Commissioners
In accordance with the provisions of Bank Indonesia
Regulation No. 8/4/PBI/2006 dated January 30, 2006
as amended by Bank Indonesia Regulation No. 8/14/
PBI/2006 dated October 5, 2006 and Bank Indonesia
Circular Letter No. 9/12/DPNP Date May 30, 2007 on
Implementation of Good Corporate Governance (GCG)
for Banks, Bank Sulteng has since implemented the
separation of duties, functions and responsibilities of
the Board of Directors and Board of Commissioners.
In addition, there are no family relationships both
horizontally and vertically, including relations by
marriage, to the third degree, among the members of
the Board of Directors, or between members of the
Board of Directors by the Board of Commissioners,
or other members of Board of Commissioners. In
general relations with the Board of Commissioners
Board of Directors in accordance Statutes Bank
and Legislation and applicable Regulation of Bank
Indonesia/FSA, which are:
14
147 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
1. Direksi dan Dewan Komisaris secara bersama-
sama menandatangani dokumen Perusahaan,
yaitu Rencana Korporasi, Laporan Pelaksaan
Tata Kelola Perusahaan (GCG) Tahunan dan
Laporan Keuangan Tahunan Bank;
2. Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang
Direksi bertanggung jawab untuk memastikan
agar semua informasi mengenai Bank secara
tepat waktu dan lengkap disampaikan kepada
Dewan Komisaris;
3. Direksi wajib memberikan akses atas informasi
Bank secara tepat waktu dan lengkap kepada
Dewan Komisaris;
4. Direksi wajib membebaskan para anggota Dewan
Komisaris untuk secara bersama-sama maupun
sendiri setiap waktu dalam jam kerja Bank, berhak
memasuki bangunan dan halaman atau tempat
lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh
bank dan berhak memeriksa semua pembukuan,
surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang,
memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas
(untuk keperluan verifikasi) dan lain-lain surat
berharga serta berhak untuk mengetahui segala
tindakan yang dijalankan oleh Direksi;
5. Direksi dan bap anggota Direksi wajib untuk
memberikan penjelasan tentang segala hal yang
ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris;
6. Atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris,
Direksi memberikan keterangan hasil
pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Audit
Internal;
7. Menyampaikan laporan keuangan bulanan
sesuai permintaan Dewan Komisaris;
8. Menyampaikan surat permohonan persetujuan
tambahan modal di setor untuk mendapat
persetujuan Dewan Komisaris;
1. The Board of Directors and Board of
Commissioners jointly signed a document
of the Company, namely the Corporate Plan,
Implementation Reports Corporate Governance
(GCG) Annual and Annual Financial Statements
of the Bank;
2. Transactions that stand alone or that the
Board of Directors is responsible for ensuring
that all information concerning the Bank
timely and complete submitted to the Board of
Commissioners;
3. The Board of Directors is obliged to provide
access to bank information in a timely manner
and complete to the Board of Commissioners;
4. The Board of Directors shall release the members
of the Board of Commissioners to jointly or
individually at any time during business hours
the Bank, is entitled to enter the building and
yard or other place used or controlled by the
bank and reserves the right to inspect all books,
letters and other documents, inventory, checking
and matching the state of cash (for verification
purposes) and other securities as well as the
right to know all the actions performed by the
Board of Directors;
5. Members of the Board of Directors and bap obliged
to provide an explanation of all things asked by
the members of the Board of Commissioners;
6. Upon written request from the Board of
Commissioners, the Board of Directors to provide
information the results of the examination or the
result of execution of duties Internal Audit;
7. Deliver monthly financial reports as requested by
BOC;
8. Deliver the letter requesting approval for
additional capital deposited approved by the
Board of Commissioners;
Annual Report PT. Bank Sulteng 148
1. Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen
Risiko dan laporan pelaksanaan tugas bidang
kepatuhan kepada Dewan Komisaris;
2. Menyampaikan materi RUPS/RUPSLB untuk
menjadi bahan keputusan bersama dan
mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan
Direksi;
3. Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris dapat
meminta secara langsung informasi dari fungsi
- fungsi manajemen terkait operasional bank
untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan
sepengetahuan Direksi;
4. Direksi dan atau pejabat bank lainnya wajib
menghadiri undangan rapat Dewan Komisaris
dengan sepengetahuan Direksi;
5. Direksi wajib memberikan akses atas informasi
bank kepada komite-komite yang membantu
Dewan Komisaris dengan sebelumnya
mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu
melalui Dewan Komisaris kepada Direksi;
6. Direksi dapat mengundang anggota Dewan
Komisaris jika diperlukan pendapatnya dalam
Rapat Direksi;
7. Risalah Rapat Direksi harus tersedia apabila
diminta oleh anggota Dewan Komisaris;
8. Direksi mempunyai hak dan wewenang untuk
menetapkan kebijaksanaan Bank berdasarkan
persetujuan Dewan Komisaris dalam menjamin
kepengurusan Bank, kecuali ditetapkan lain
berdasarkan peraturan perundang-undangan;
9. Direksi menetapkan susunan Organisasi dan tata
kerja Bank dengan persetujuan Dewan Komisaris;
1. Delivering a report on the implementation of
Risk management and implementation of the
tasks of compliance reports to the Board of
Commissioners;
2. Delivering materials AGM/EGM to be material
joint decision and approved by the Board of
Commissioners to the Board of Directors;
3. If deemed necessary, the Board can request
information directly from functions - functions
related to operational management of the bank
to carry out the oversight function with the
knowledge of the Board of Directors;
4. Or the Board of Directors and other bank
officials required to attend a meeting invitation
with the knowledge of the Directors Board of
Commissioners;
5. The Board of Directors is obliged to provide
access to bank information to the committees
that assist the Board with prior notification in
advance by the Board of Commissioners to the
Board of Directors;
6. The Board of Directors may invite members of the
Board of Commissioners if necessary opinion in
Board of Directors Meetings;
7. Minutes of Meeting of the Board of Directors
must be provided if requested by members of the
Board of Commissioners;
8. The Board of Directors has the right and authority
to determine the Bank’s policy is based on the
approval of the Board of Commissioners in
ensuring the management of the Bank, unless
otherwise stipulated by legislation;
9. The Board of Directors shall determine
the composition and administration of the
Organization of the Bank with the approval of the
Board of Commissioners;
149 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
10. Direksi berdasarkan persetujuan tertulis
Dewan Komisaris dengan berpedoman kepada
perundang-undangan yang berlaku dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Mengambil bagian atau ikut serta dalam
Perseroan/badan-badan lain atau
menyelenggarakan perusahaan baru yang tidak
dalam rangka penyelamatan piutang, sesuai
dengan ketentuan yang berlaku;
b. Melepaskan sebagian atau seluruhnya
penyertaan Perseroan dalam perusahaan atau
badan-badan lain;
c. Menggunakan cadangan untuk penghapusan
kredit kepada pihak terkait sebagaimana
diatur dalam ketentuan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) Umum atau peraturan
perundangan yang berlaku;
d. Melakukan hapus buku terhadap pokok kredit
yang diberikan kepada pihak terkait sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
19. Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang
berkaitan satu sama lain, yang terjadi dalam
jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka
waktu yang lebih lama sebagaimana diatur dalam
Anggaran Dasar Perseroan dapat dilakukan
Direksi dengan persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris, dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku khususnya
peraturan Pasar Modal;
10. The Board of Directors based on the written
approval of Board of Commissioners with
reference to the applicable legislation can do the
following things:
a. Take part or participate in a company/other
agencies or organizing new companies that are
not in order to save receivable, in accordance
with applicable regulations;
b. Removing partially or entirely participation of the
Company in companies or other entities;
c. Using reserves for losses on loans to related
parties as stipulated in Lending Limit (LLL)
General or applicable laws and regulations;
d. Doing remove books on the subjects of loans
granted to related parties in accordance with
applicable laws and regulations.
19. Transactions that stand alone or are related to
one another, which occurred in the period of 1
(one) financial year or a longer period of time as
stipulated in the Articles of Association of the
Company to do the Board of Directors with the
written consent of the Board of Commissioners,
with attention to laws which applies particularly
Capital Market regulations;
Annual Report PT. Bank Sulteng 150
20. Dalam hal Bank mempunyai benturan kepentingan
dengan kepentingan pribadi seorang anggota
Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh
anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan
dengan kepentingan seluruh anggota Direksi,
maka dalam hal ini bank diwakili oleh Dewan
Komisaris;
21. Pengurusan Perseroan oleh Direksi pada
umumnya, (baik mengenai Perseroan maupun
usaha Perseroan dan memberikan nasehat
kepada Direksi) dijalankan dibawah pengawasan
Dewan Komisaris.
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang
Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta
Komite Remunerasi dan Nominasi, dalam rangka
mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris.
1. Komite Audit
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia
Nomor 8/14/2006 tentang Perubahan atas Peraturan
Bank Indonesia Nomor 8/4/2006 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum,
maka Dewan Komisaris telah membentuk Komite
Audit. Komite Audit merupakan alat kelengkapan
Dewan Komisaris yang berfungsi untuk melakukan
pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian
intern, proses internal audit dan pelaporan keuangan,
sehingga Bank dapat dikelola berdasarkan prinsip
transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi, dan kewajaran.
20. In the event that the Bank has a conflict of
interest with the private interests of a member
of the Board of Directors, the Company will be
represented by members of the Board of Directors
and in the event that the Company has an interest
conflicting with the interests of all members of
the Board of Directors, then in this case the bank
is represented by the Board of Commissioners;
21. Management of the Company by the Board of
Directors in general, (both regarding the Company
or the Company’s business and provide advice to
the Board of Directors) are executed under the
supervision of the Board of Commissioners.
Completion and Implementation of Task Committees
The Board of Commissioners shall establish at least
the Audit Committee, Risk Monitoring Committee,
and the Remuneration and Nomination Committee, in
order to support the effectiveness of the duties and
responsibilities of the Board of Commissioners.
1. Audit Committee
In order to comply with Bank Indonesia Regulation
No. 08/14/2006 concerning Amendment to Bank
Indonesia Regulation No. 08/04/2006 on the
Implementation of Good Corporate Governance for
Banks, the Board of Commissioners has established
an Audit Committee. The Audit Committee of the
Board of Commissioners fittings which serves
to supervise the effectiveness of internal control
systems, internal audit process and financial
reporting, so that the Bank can be managed based
on the principles of transparency, accountability,
responsibility, independence and fairness.
151 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
Pembentukan Komite Audit Bank Sulteng juga
berpedoman pada ketentuan sebagai berikut:
a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-117/M-
PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002 tentang
Penerapan Praktek Good Corporate Governance
pada Badan Usaha Milik Negara;
b. Surat Keputusan Direksi PT Bank Sulteng Nomor
05/SK/BPD-ST/2014 tanggal 7 Maret 2014
tentang pemgangkatan Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko PT. Bank Sulteng Periode 2014-
2017;
c. Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulteng Nomor
19/SK/BPD-ST/2014 tanggal 28 April 2014
Pengangkatan Komite Audit PT. Bank Sulteng
Periode 2014-2017;
d. Surat Keputusan Direksi Bank Sulteng NO.70/SK/
BPD-ST/2014 tanggal 7 Oktober 2014 tentang
Perubahan Susunan Komite Remunerasi dan
Nominasi PT. Bank Sulteng.
Susunan Komite Audit Bank Sulteng tahun 2014
sebagai berikut:
1. Ketua: Drs.H.Said Awad, MH (Komisaris
Independen)
2. Anggota: H.Syafruddin Sunumpole (Pihak
Independen)
3. Anggota: Dahlan Lasaki (Pihak Independen)
Komite audit secara kolektif mempunyai kompetensi
dan pengalaman dalam bidang akuntansi, keuangan,
dan perbankan. Semua anggota komite bertindak
secara independen terhadap direksi dan auditor
ekstern, serta melaporkan kegiatannya kepada
dewan komisaris.
Establishment of Audit Committee of Bank Sulteng is
also guided by the following provisions:
a. Decree of the Minister of State Owned Enterprises
No. KEP-117/M-PBUMN/2002 dated August 1,
2002 on the Implementation of Good Corporate
Governance of State-Owned Enterprises;
b. Decree of the Board of Directors of PT Bank
Sulteng No. 05/SK/BPD-ST/2014 dated March 7,
2014 on appointment Audit Committee and Risk
Monitoring Committee PT. Bank Sulteng period
2014-2017;
c. Decree of the Board of Directors of PT. Bank
Sulteng No. 19/SK/BPD-ST/2014 dated 28 April
2014 Appointment of Audit Committee of PT.
Bank Sulteng period of 2014-2017;
d. Decree of Directors of Bank Sulteng 70/SK/
BPD-ST/2014 dated October 7, 2014 Changes
in the Composition of the Remuneration and
Nomination Committee PT. Bank SUlteng.
The composition of the Audit Committee of Bank
Sulteng in 2015 is as follows:
1. Chairman: Drs.H.Said Awad, MH (Independent
Commissioner)
2. Members: H.Syafruddin Sunumpole (Independent
Party)
3. Members: Dahlan Lasaki (Independent Party)
The audit committee collectively have the competence
and experience in accounting, finance, and banking.
All members of the committee to act independently
of directors and the external auditor, and report its
activities to the board of commissioners.
Annual Report PT. Bank Sulteng 152
1.1 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit mendukung Dewan Komisaris dalam
hal:
a. Memastikan laporan keuangan Bank Sulteng
dapat dimengerti, transparan, dan dapat
diandalkan;
b. Menilai pelaksanaan dan hasil audit yang
dilaksanakan oleh Divisi Audit Internal maupun
eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan
dan pelaporan yang tidak memenuhi standar;
c. Melakukan evaluasi kebijakan Bank Sulteng
yang berhubungan dengan kepatuhan terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku,
etika, benturan kepentingan, dan investigasi
kesalahan maupun kecurangan dan memberikan
rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem
pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya
melalui Dewan Komisaris;
d. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit
Intern, pelaporan, dan temuan yang signifikan;
e. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan
Kerja terkait tentang status, kemajuan, dan
perkembangan baru pada permasalahan
operasional yang dijumpai serta temuan Divisi
Audit Internal;
f. Memastikan bahwa Divisi Audit Internal dapat
memiliki akses langsung kepada Komite Audit
dan dapat berkomunikasi di luar rapat komite
yang telah dijadwalkan;
g. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan
Auditor Eksternal/Pengawas Bank untuk
membahas rencana audit, temuan audit maupun
laporan audit.
1.1 Duties and Responsibilities of Audit Committee
The Audit Committee supports the Board to:
a. Ensuring the Bank’s financial statements Sulteng
understandable, transparent, and reliable;
b. Assessing the implementation and results of the
audit conducted by the Internal Audit Division
and externally so as to prevent the execution and
reporting does not meet the standard;
c. Evaluating the policy of Bank Sulteng related
to compliance with the legislation in force,
ethics, conflicts of interest, and errors or fraud
investigations and make recommendations
on improvement of the Bank’s internal control
system and its implementation by the Board of
Commissioners;
d. Evaluating the Work Plan of the Internal Audit
Division, reporting, and significant findings;
e. Communicating with the Board of Directors and
related work units on the status, progress, and
new developments on the operational problems
encountered as well as the findings of the Internal
Audit Division;
f. Ensure that the Internal Audit Division can have
direct access to the Audit Committee and be able
to communicate outside the committee meeting
that had been scheduled;
g. Creating a direct line of communication with the
External Auditor/Supervisory Bank to discuss the
audit plan, audit findings and audit reports.
153 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
Annual Report PT. Bank Sulteng 154
Komite Audit memiliki pedoman kerja yang
dituangkan dalam Pedoman Kerja Komite yang telah
disetujui oleh Komisaris. Sesuai dengan pedoman
kerja, Komite Audit merev/ew laporan keuangan dan
informasi keuangan lainnya untuk kepentingan para
stakehotders, menelaah hasil pencapaian, efektivitas,
dan objektifitas dari seluruh proses audit internal
dan eksternal, mengevaluasi kebijakan Bank yang
berhubungan dengan kepatuhan terhadap peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku, dan
memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem
pengendalian internal Bank.
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab
tersebut di atas, Komite Audit memiliki wewenang
sebagai berikut:
1. Mendapatkan informasi, melalui Dewan
Komisaris, mengenai operasional Bank, data
karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan
tugasnya;
2. Bekerja sama dengan Divisi Audit Internal;
3. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris
mengenai penyempurnaan proses audit internal,
eksternal, dan laporan keuangan Bank;
4. Melakukan evaluasi deskripsi mengenai
pengendalian internal/audit yang akan
dipublikasikan dalam laporan keuangan dan
laporan pelaksanaan penerapan GCG;
5. Melakukan kajian atas independensi
dan objektivitas auditor eksternal serta
merekomendasikan auditor eksternal yang
akan dipilih oleh Bank untuk mengaudit laporan
keuangan Bank.
The Audit Committee has guidelines as outlined
in the Work Guidelines Committee which has been
approved by the Commissioner. In accordance with
the guidelines, the Audit Committee will review
financial statements and other financial information
for the benefit of stakeholders, examine the results
of achievement, effectiveness, and objectivity of
the whole process of internal and external audits,
evaluates the Bank’s policies relating to compliance
with regulations and legislation applicable, and
provide improvement recommendations the Bank’s
internal control system.
In connection with the duties and responsibilities of
the above, the Audit Committee has the authority as
follows:
1. Obtain information, through BOC, concerning
Bank operations, employee data, funds, assets
and other resources related to the Bank’s
performance of its duties;
2. In cooperation with the Internal Audit Division;
3. Provide input to the Board of Commissioners
regarding the improvement of the internal audit
process, external, and financial statements of the
Bank;
4. To evaluate the description of the internal control/
audit that will be published in the financial
statements and report on the implementation of
GCG implementation;
5. Review the independence and objectivity of
the external auditors and external auditors
recommended to be selected by the Bank to audit
the financial statements of the Bank.
1. Secara garis besar, Komite Audit memberikan
pendapat profesional yang independen kepada
Dewan Komisaris berdasarkan hasil evaluasi dan
semua Risiko yang penting dipertimbangkan,
identifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
khusus dalam bidang laporan keuangan dari
Direksi dan auditor eksternal, serta ketaatan
pada peraturan perundang-undangan dan
pelaksanaan manajemen risiko.
1.2 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit
Komite Audit melaporkan kegiatannya kepada
Dewan Komisaris, sebagai pertanggungjawaban
atas pelaksanaan tugas Komite Audit. Komite Audit
telah melakukan tugasnya, baik yang bersifat rutin
maupun yang non-rutin. Komite Audit selama tahun
2015 melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Penelaahan atas informasi keuangan yang akan
diterbitkan oleh Bank seperti laporan keuangan,
proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
2. Komite Audit melakukan penelaahan dan
memberikan saran-saran penyempurnaan atas
laporan keuangan publikasi triwulanan.
3. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit
eksternal termasuk penelaahan independensi dan
objektivitas auditor eksternal serta penelaahan
kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk
memastikan semua Risiko yang penting telah
dipertimbangkan;
4. Penelaahan atas ketaatan Bank terhadap
perundang-undangan dan aturan perbankan.
Pengujian dan pemantauan kepatuhan yang
dilakukan oleh Bank telah diupayakan secara
optimal;
1. In general, the Audit Committee provides
independent professional opinion to the Board
based on evaluation and all the important risks
to be considered, identify the things that need
special attention in the field of financial reports of
the Directors and the external auditor, as well as
adherence to laws legislation and implementation
of risk management.
1.2 Report of the Implementation of the Audit
Committee
The Audit Committee reported its activities to the
Board of Commissioners, as accountability for the
implementation of the tasks of the Audit Committee.
The Audit Committee has done its work, both routine
and non-routine. Audit Committee during the year
2015 to implement the following activities:
1. Review the financial information to be published
by the Bank such as financial reports, projections
and other financial information.
2. The Audit Committee will evaluate and give
suggestions on improvement of financial reports
quarterly publication.
3. Evaluation of the effectiveness of the
implementation of the external audit including
independent evaluation and objectivity of the
external auditors and evaluation adequacy of
audit performed to ensure that all risks have been
adequately considered;
4. Further evaluation on Bank observance of the
law and banking rules. Testing and monitoring
of compliance made by the Bank has strived
optimally;
155 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
5. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan
pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak
lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan
proses pelaporan keuangan. Selama tahun 2015,
Komite Audit telah melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Divisi Satuan Kerja Audit
internal (SKAI). Dari hasil evaluasi dapat
disimpulkan bahwa perencanaan SKAI telah
dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
audit berbasis risiko, pelaksanaan audit dan
pelaporan telah dilakukan sesuai dengan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB);
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor
akuntan publik dengan standar yang berlaku.
Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite
Audit, kantor akuntan publik telah melaksanakan
sesuai dengan
c. Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan
Publik Indonesia;
d. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar
yang berlaku termasuk tentang penerapan PSAK
Nomor 50 dan Nomor 55;
e. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas
hasil temuan SKAI, akuntan publik dan hasil
pengawasan Bank Indonesia. Selama tahun 2015
Komite Audit melakukan pertemuan-pertemuan
dengan SKAI dalam rangka membahas temuan
dan tindak lanjut temuan SKAI. Komite Audit juga
menjaga jalur komunikasi langsung dengan SKAI,
baik yang terjadwal dalam rapat rutin maupun di
luar jadwal rapat;
5. Monitoring and evaluation of the planning and
implementation as well as monitoring of audit
follow-up results of the audit in order to assess
the adequacy of the financial reporting process.
During 2015, the Audit Committee has conducted
monitoring and evaluation of:
a. Implementation of the task Division Internal
Audit Unit (SKAI). From the evaluation it can be
concluded that the planning SKAI implemented in
accordance with the risk-based audit planning,
audit and reporting are carried out according to
Standard Bank Internal Audit (SPFAIB);
b. Conformity audit by a public accounting firm
with applicable standards. From the results
of the monitoring and evaluation of the Audit
Committee, the public accounting firm has
conducted in accordance with
c. Auditing standards defined Indonesia Institute of
Certified Public Accountants;
d. The suitability of the financial statements with
the applicable standards, including on the
application of SFAS No. 50 and No. 55;
e. Implementation of follow-up by the Board of
Directors on the findings of the Internal Audit
Unit, public accountant and monitoring reports
from Bank Indonesia. During 2015 the Audit
Committee held meetings with the Internal Audit
Unit in order to discuss the findings and follow-up
the findings of the Internal Audit Unit. The Audit
Committee also maintain direct communication
with SKAI, both scheduled regular meetings and
outside the meetings schedule;
Annual Report PT. Bank Sulteng 156
157 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14f. Pemberian rekomendasi mengenai penunjukan
kantor akuntan publik kepada Dewan Komisaris.
Untuk tahun buku 2015, Tim Pemilihan Kantor
Akuntan Publik yang terdiri dari Komite Audit
dan unsur manajemen telah melakukan proses
pemilihan Kantor akuntan publik untuk melakukan
audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi bank.
Tim telah mengusulkan dan Dewan Komisaris
telah menetapkan Kantor Akuntan Publik DBSD
& A (Doli, Sambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali)
sebagai Auditor Independen.
g. Komite Audit juga melakukan beberapa tugas
lain yang diberikan oleh Dewan Komisaris,
diantaranya memberikan masukan terhadap
pembahasan Rencana Bisnis Bank (RBB).
2. Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko (KPR) Bank Sulteng
merupakan salah satu komite yang dibentuk Dewan
Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya,
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Komite Pemantau Risiko Bank Sulteng untuk periode
tahun 2015 dibentuk berdasarkan:
Surat Keputusan Direksi PT Bank Sulteng Nomor
05/SK/BPD-ST/2014 tanggal 7 Maret 2014 tentang
pegangkatan Komite Audit dan Komite Pemantau
Risiko PT. Bank Sulteng Periode 2014-2017;
f. A recommendation on the appointment of the public
accounting firm to the Board of Commissioners.
For the financial year 2015, the Public Accounting
Firm Selection Team consisting of the Audit
Committee and management elements has made
the process of selecting a public accounting firm
to audit the consolidated financial statements of
the bank. The team has proposed and the Board
of Commissioners has set a public accounting
firm DBSD & A (Doli, Sambang, Sulistiyanto, Dada
& Ali) as Independent Auditor.
g. The Committee also perform some other tasks
given by the Board of Commissioners, including
providing input to the discussion of the Bank
Business Plan (RBB).
2. Risk Oversight Committee
Risk Monitoring Committee (Mortgage) Bank of
Sulteng is one of the committees formed by the Board
of Commissioners of Bank in order to support the
effective discharge of its duties and responsibilities,
as stipulated in Bank Indonesia Regulation Number
8/4/PBI/2006 regarding the implementation of Good
Corporate Governance for Banks. Bank Sulteng Risk
Monitoring Committee for the period in 2015 was
formed by:
Decree of the Board of Directors of PT Bank Sulteng
No. 05/SK/BPD-ST/2014 dated March 7, 2014 on
appointment of Audit Committee and Risk Monitoring
Committee PT. Bank Sulteng period 2014-2017;
Annual Report PT. Bank Sulteng 158
2.1 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau
Risiko
Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/
PBI/2003, Pasal 2 yang telah diubah dengan Peraturan
Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum,
mewajibkan Bank menerapkan Manajemen Risiko
secara efektif, baik untuk Bank secara individual
maupun untuk bank secara konsolidasi, yang paling
kurang mencakup 4 (empat) pilar yaitu:
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi;
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan
limit;
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko, serta
sistem informasi Manajemen Risiko; dan
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan
Risiko merekomendasikan penyempurnaan
infrastruktur dan metodologi pengukuran risiko.
Secara berkala, Komite Pemantau Risiko melakukan
penyempurnaan kebijakan dan Laporan Pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) Bank Sulteng
Tahun 2015 berpedoman pada pengelolaan
manajemen Risiko agar dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan bisnis Bank.
2.1 Duties and Responsibilities of the Risk Oversight
Committee
According to Bank Indonesia Regulation No. 5/8/
PBI/2003, Article 2, as amended by Bank Indonesia
Regulation Number 11/25/PBI/2009 concerning
Application of Risk Management for Commercial
Banks, requiring the Bank to apply Risk Management
effectively, both for the Bank individually and for the
consolidated bank, which at least includes 4 pillars
which listed below:
1. The active supervision of the Board of
Commissioners and Board of Directors;
2. The adequacy of policies, procedures and limits;
3. Adequacy of identification, measurement,
monitoring, and controlling risks, and risk
management information systems; and
4. A comprehensive internal control system.
Evaluation of the implementation of risk management
policy recommends improving infrastructures and
methodologies for measuring risk. Periodically, the
Risk Oversight Committee perfecting policies and
Report on Good Corporate Governance (GCG) Bank
of Sulteng in 2015 guided by the management of the
risks that could be used in making business decisions
Bank.
159 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14Berkaitan dengan tugas pemantauan pelaksanaan
tugas SKMR, Komite Pemantau Risiko telah
mengevaluasi laporan Profil Risiko Bank, meliputi
Risiko kredit, Risiko pasar, Risiko likuiditas, Risiko
operasional, Risiko hukum, Risiko reputasi, Risiko
strategi, dan Risiko kepatuhan. Hingga akhir tahun
2015 pengelolaan Risiko yang semakin baik dibuktikan
dengan peningkatan risk awareness secara mayoritas
pada risk taking unit Metode pengukuran Risiko dan
pengendaliannya terus menerus disempurnakan oleh
SKMR.
2.2 Kegiatan Komite Pemantau Risiko Tahun 2015
Sesuai pedoman kerja Komite Pemantau Risiko, maka
pada tahun 2015 telah dilakukan hal hal yang terkait
dengan Manajemen Risiko di Bank sebagai berikut:
1. Mengevaluasi implementasi kebijakan
manajemen Risiko dan pelaksanaannya sesuai
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/
DNPN serta melaporkan dan memberikan
rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi kepada
Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:
• Profil Risiko triwulanan Bank Sulteng baik
individual, maupun konsolidasi selama tahun
2014 dan triwulan berjalan tahun 2015;
• Profil Risiko Bank Sulteng pada triwulan IV tahun
2013 adalah low to moderate dengan trend naik
sampai dengan triwulan IV tahun 2015 adalah
Moderate,
• Risiko kredit, Risiko pasar, Risiko Operasional,
Risiko likuiditas, Risiko strategi, Risiko kepatuhan,
dan Risiko Hukum adalah Moderate;
• Risiko Reputasi adalah low to moderate.
In connection with the task of monitoring the
implementation of the tasks SKMR, Risk Monitoring
Committee has evaluated the risk profile report,
covering credit risk, market risk, liquidity risk,
operational risk, legal risk, reputation risk, strategic
risk and compliance risk. By the end of 2015 Risk
management is better evidenced by the increase in
risk awareness in the majority in the risk taking units
of measurement methods and control of such risks
continuously refined by SKMR.
2.2 Activity Risk Oversight Committee 2015
Work within the guidelines of the Risk Oversight
Committee, then in 2015 have done things that are
related to Risk Management in Banks as follows:
1. Evaluate the implementation of risk management
policy and implementation according to Bank
Indonesia Circular Letter No. 13/23/DNPN and
report and make recommendations based on the
results of the evaluation to the Board of Directors
are as follows:
• Risk Profile quarterly Bank Sulteng both individual,
and consolidated during the quarter in 2014 and
2015;
• The risk profile Sulteng the fourth quarter of 2013
were low to moderate to trend up until the fourth
quarter 2015 is Moderate,
• Credit risk, market risk, operational risk, liquidity
risk, strategic risk, compliance risk, and the risk
was Moderate Law;
• Reputation risk is low to moderate.
Annual Report PT. Bank Sulteng 160
2. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas
pelaksanaan tugas Satuan Kerja yang
menjalankan fungsi Manajemen Risiko melalui
Rapat koordinasi, Diskusi dan telaan atas
program kerja Satuan Manajemen risiko, Diskusi
dan telaah mendesain mekanisme risk tolerance
dan risk culture, Diskusi pengembangan metode
dan tools pengukuran Risiko pasar, Knowledge
sharing, dampak kondisi keuangan global
terhadap perbankan Indonesia.
3. Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban
Direksi atas pelaksanaan manajemen Risiko yang
dilakukan melalui:
• Rapat koordinasi dengan Komite Audit membahas
temuan hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan
progres tindak lanjut;
• Pembahasan laporan pengawasan Dewan
Komisaris setiap semester.
4. Melakukan pemantauan dan mengevaluasi
penetapan kebijakan dan pelaksanaan risk
appeUte, serta risk tolerance atas setiap produk
dan layanan Bank Sulteng.
5. Mengevaluasi, mengkaji dan memberikan
rekomendasi atas rencana bisnis dan rencana
kerja sebelum mendapat persetujuan Dewan
Komisaris, khususnya yang terkait dengan risiko-
Risiko yang akan dihadapi oleh Bank melalui
telaan draft RBB tahun 2015;
6. Mengevaluasi perkembangan portofolio pinjaman
melalui koordinasi dengan Komite Audit;
2. Monitoring and evaluation of the implementation
of the tasks Task Force that runs the Risk
Management function through coordination
meetings, discussions and the evaluation of
risk management program Unit, discussion and
study of the mechanism design risk tolerance
and risk culture, the development of methods and
tools Discussion of market risk measurement,
Knowledge sharing, the impact of global financial
crisis on Indonesian banks.
3. Assess and evaluate the implementation of the
accountability of the Board of Directors on risk
management is done through:
• The coordination meeting with the Audit
Committee discussed the findings of the
examination results of Bank Indonesia and the
progress of follow-up;
• Discussion BOC monitoring reports every
semester.
4. To monitor and evaluate the establishment of
policies and the implementation of risk appetite,
and risk tolerance for any products and services
of Bank Sulteng.
5. Evaluate, assess and provide recommendations
on the business plan and the work plan before
the approval of the Board of Commissioners,
particularly with regard to risk-risk that will
be faced by the Bank through RBB 2015 draft
evaluation;
6. Evaluate the development of the loan portfolio in
coordination with the Audit Committee;
7. Memantau restrukturisasi pinjaman,
penghapusbukuan pinjaman dan recovery
pinjaman melalui koordinasi dengan Komite
Audit;
8. Memonitor Risiko bank wide yang dihadapi
Bank dan memastikan bahwa Direksi telah
melakukan mitigasi risiko-Risiko tersebut melalui
pembahasan profil Risiko triwulanan;
9. Melakukan penelaahan atas pengelolaan
manajemen Risiko dan kepatuhan atas peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku bersama
dengan manajemen, auditor eksternal, Divisi
Audit Intern serta Satuan Kerja yang menjalankan
fungsi Manajemen Risiko.
10. Memastikan bahwa Bank telah memiliki risk
appetite dan risk tolerance serta telah dijabarkan
ke dalam kebijakan pada tiap unit kerja, unit
bisnis dan Bank secara keseluruhan.
11. Memberi masukan kepada Sekretariat
Dewan Komisaris untuk penyusunan laporan
pengawasan Dewan Komisaris.
12. Melakukan penelaahan atas draft RBB Bank
Sulteng tahun 2015, Memberikan masukan
kepada Dewan Komisaris dalam bentuk Economic
Outlook tahun 2015, dan mengkaji RBB termasuk
perubahannya, khususnya dari aspek risiko,
untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.
2.3 Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko
Selama tahun 2015, Komite Pemantau Risiko telah
menyelenggarakan sejumlah pertemuan dalam
rangkan pencapaian nilai-nilai GCG dan program
bisnis di 2016.
7. Monitor the restructuring of loans, write-offs of
loans and recovery of loans in coordination with
the Audit Committee;
8. Monitoring wide bank risks faced by the Bank and
ensure that the Directors have to mitigate risks-
risks through discussion of quarterly risk profile;
9. Reviewing the management of risk management
and compliance with regulations and legislation
in force in conjunction with management, the
external auditors, the Internal Audit Division
and Task Force that runs the Risk Management
function.
10. Ensure that the Bank has the risk appetite and risk
tolerance, and have been translated into policies
on each unit, the business unit and the Bank as a
whole.
11. Provide input to the Secretariat of the Board
of Commissioners for the preparation of the
supervision of the Board of Commissioners.
12. Doing thorough evaluation on draft RBB Bank of
Sulteng in 2015, provide input to the Board in the
form of Economic Outlook 2015, and examines
RBB including amendments, especially from the
aspect of risk, to be submitted to the Board of
Commissioners.
2.3 Meetings and Attendance Risk Oversight
Committee
During 2015, the Risk Oversight Committee has held
a number of meeting in accordance of both GCG and
the bank’s business program actualization in 2016.
161 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
2.4 Independensi Ketua dan Anggota Komite
Pemantau Risiko
Ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko terdiri
dari 1 (satu) orang Komisaris Independen dan 2 (dua)
orang anggota independen.
2.5 Mekanisme Kerja
Komite Pemantau Risiko bekerja berdasarkan
program kerja tahunan yang disusun dan disetujui
Dewan Komisaris, diantaranya kegiatan pemantauan
Risiko bulanan, triwulanan dan tahunan, serta kegiatan
yang tidak ditetapkan waktu pelaksanaannya seperti
kegiatan peningkatan kapabilitas ketua dan anggota
Komite Pemantau Risiko.
Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat
mingguan yang merupakan rapat internal KPR, rapat
koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko, Komite
Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain sesuai
program kerja dan kebutuhan.
3. Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi Bank Sulteng
dibentuk berdasarkan:
1. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 tentang Good Corporate
Governance;
2. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/14/PBI/2006
tanggal 5 Oktober 2006 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006
tentang Good Corporate Governance;
3. Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/12/DPNP
tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum;
4. Surat Keputusan Direksi Bank Sulteng No.70/SK/
BPD-ST/2014 tanggal 7 Oktober 2014 tentang
Perubahan Susunan Komite Remunerasi dan
Nominasi PT. Bank Sulteng.
2.4 Independence of Chairman and Member of the
Risk Oversight Committee
Chairman and member of the Risk Oversight
Committee consists of 1 (one) Independent
Commissioner and 2 (two) independent members.
2.5 Action Mechanism
Risk Oversight Committee works on the annual work
program prepared and approved by the Board of
Commissioners, including risk monitoring activities
monthly, quarterly and annual reports, as well as
activities that do not set the execution time activities
such as increasing the capability of the chairman and
members of the Risk Oversight Committee.
Risk Monitoring Committee weekly meeting that an
internal meeting of the mortgage, a coordination
meeting with the Division of Risk Management, Audit
Committee, or a joint meeting with the other parts
corresponding work programs and needs.
3. Remuneration and Nomination
Remuneration and Nomination Committee
established by Bank Sulteng:
1. Bank Indonesia Regulation No. 8/4/PBI/2006
dated January 30, 2006 on Good Corporate
Governance;
2. Bank Indonesia Regulation No. 8/14/PBI/2006
dated October 5, 2006 on the Amendment to Bank
Indonesia Regulation Number 8/4/PBI/2006 on
Good Corporate Governance;
3. Bank Indonesia Circular Letter No. 9/12/DPNP
on May 30, 2007 on Implementation of Good
Corporate Governance for Banks;
4. Decree of Directors of Bank Sulteng 70/SK/
BPD-ST/2014 dated October 7, 2014 Changes
in the Composition of the Remuneration and
Nomination Committee PT. Bank Sulteng.
Annual Report PT. Bank Sulteng 162
3.1 Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi
dan Nominasi
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance yang telah
dituangkan dalam program kerja Komite, secara
garis besar Komite Remunerasi dan Nominasi
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a) Terkait dengan kebijakan remunerasi adalah:
1. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan
remunerasi;
2. Memberikan rekomendasi kepada Dewan
Komisaris mengenai:
a. Kebijakan remunerasi bagi Dewan
Komisaris dan Direksi untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
b. Kebijakan remunerasi bagi Pejabat
Eksekutif dan pegawai secara
keseluruhan untuk disampaikan kepada
Direksi.
b) Terkait dengan kebijakan nominasi adalah:
1. Menyusun dan memberikan rekomendasi
mengenai sistem serta prosedur pemilihan
dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham;
2. Memberikan rekomendasi mengenai calon
anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi
kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan
kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
3. Memberikan rekomendasi mengenai Pihak
Independen yang akan menjadi anggota
Komite.
3.1 Duties and Responsibilities of the Remuneration
and Nomination Committee
Based on Bank Indonesia Regulation on the
Implementation of Good Corporate Governance
that have been set forth in the Committee’s work
program, an outline of the Remuneration and
Nomination Committee has duties and respons
bilities as follows:
a) Associated with the remuneration policy are:
1. To evaluate the remuneration policy;
2. Provide recommendations to the Board of
Commissioners on:
a. The remuneration policy for the Board
of Commissioners and Board of Directors
to be submitted to the General Meeting of
Shareholders;
b. The remuneration policy for Executive
Officers and employees to be submitted
to the Board of Directors.
b) Policy-related nominations are:
1. Develop and recommend a system and
procedures and/or replacement of members
of the Board of Commissioners and Board
of Directors to the Board of Commissioners
to be submitted to the General Meeting of
Shareholders;
2. Provide recommendations on prospective
members of the Board of Commissioners
and/or Board of Directors to the Board
of Commissioners to be submitted to the
General Meeting of Shareholders;
3. To provide recommendations on the
Independent Party will become a member of
the Committee.
163 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
c) Tugas lainnya
1. Melakukan evaluasi atas pelaporan
kebijakan SDM dan memberikan saran
untuk perbaikan atau peningkatannya;
2. Melakukan self assessment dalam
pelaksanaan tugasnya serta melaksanakan
tugas khusus yang diberikan Dewan
Komisaris.
3.2 Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite
Remunerasi dan Nominasi.
Dalam rapat sepanjang tahun 2015, Komite Remu-
nerasi dan Nominasi telah melakukan pembahasan
terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Terkait dengan kebijakan remunerasi
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan
remunerasi:
• Dokumentasi ketentuan dan peraturan
perundang- undangan, kebijakan perusahaan
yang berlaku dalam kebijakan remunerasi,
penetapan fasilitas dan tunjangan lainnya;
• Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang
sedang berlaku di pasar Bank BUMN/BUMD,
Bank Swasta Nasional maupun asing.
2. Melakukan pembahasan terhadap kebijakan
remunerasi yang sedang berjalan di Bank Sulteng
a. Remunerasi Pengurus:
i. Membahas kebijakan remunerasi
pengurus yang sedang berjalan di bank
dan merekomendasikan kepada Dewan
Komisaris;
b. Remunerasi Pegawai:
i. Evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat
eksekutif dan pegawai secara keseluruhan.
c) Other tasks
1. Evaluate the report HR policies and
provide suggestions for improvement or
improvement;
2. Conduct a self-assessment in the execution
of their duties and carry out special tasks
assigned by the Commissioners.
3.2 Implementation Report Remuneration and
Nomination Committee.
Throughout 2015 there were meetings about
the Remuneration and Nomination Committee
discussion of the following:
1. In relation to the remuneration policy To evaluate
the remuneration policy:
• Documentation of rules and laws, company
policies that apply to the remuneration policy, the
establishment of facilities and other benefits;
• To monitor the remuneration system in force in
the state-owned bank market/enterprises,
national and foreign private banks.
2. Discussion of the remuneration policy that is
ongoing in Bank Sulteng
a. Remuneration Board:
i. Discussing the remuneration policy the
board is being run on banks and recommend
to the Board of Commissioners;
b. Employee Remuneration:
i. Evaluation of the remuneration policy for
executive officers and employees in general.
Annual Report PT. Bank Sulteng 164
165 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14Policy-related nominations:
1. Discussion of the guidelines/systems and
procedures and or replacement of the Board;
2. Discuss the election of Board members as
well as the recommendation of candidates;
3. Discuss the recommendation of the
independent committee members:
a. Discuss the recommendation of the
independent committee members;
b. Discussion nomination committee members.
3.3 Meetings and Attendance Remuneration and
Nomination Committee Member
During 2015, the Remuneration and Nomination
Committee has organized meetings/new meeting as
much as 1 (one), then of the meeting, all members
of the Committee attended 100% with the discussion
agenda were the names of candidates for Compliance
Director to be proposed to the General Meeting of
Shareholders (AGM ) in 2016.
3. Package Remuneration Policy and other amenities
For the Board of Commissioners and Board of
Directors
Terkait dengan kebijakan nominasi:
1. Pembahasan mengenai pedoman/sistem serta
prosedur pemilihan dan atau penggantian
Pengurus;
2. Membahas penjaringan serta rekomendasi calon
anggota Pengurus;
3. Membahas rekomendasi anggota komite dari
pihak independen:
a. Membahas rekomendasi anggota komite dari
pihak independen;
b. Pembahasan nominasi anggota komite.
3.3 Rapat dan Kehadiran Anggota Komite Remunerasi
dan Nominasi
Selama tahun 2015, Komite Remunerasi dan
Nominasi telah menyelenggarakan pertemuan/rapat
baru sebanyak 1 (satu) kali, Selanjutnya dari rapat
tersebut seluruh anggota Komite hadir 100 % dengan
agenda pembahasan adalah nama-nama calon
Direktur Kerpatuhan untuk diusulkan ke Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) tahun 2016.
3. Paket Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas lain Bagi
Dewan Komisaris dan Direksi
Remunerations & Other Facilities Offered
Remunerations
a. 2015 salary (January - December)
b. Public holiday bonus
c. Education allowance
d. End of year allowance
e. House rent allowance
TOTAL:
Other facilities
TOTAL:
GRAND TOTAL:
Number of Participants
Amount of Funds Received Annually
3 People
3 People
3 People
3 People
3 People
3 People
3 People
3 People
-
-
3 People
1.872.000.000
1.166.704.365
3.510.904.365
-
-
156.000.000
156.000.000
156.000.000
-
4.200.000
3.510.904.365
a. Board of Commissioners
No.
1
2
Jenis Remunerasi & Fasilitas lainnya
Remunerasi
a. Gaji Tahun 2015 (Januari s.d Desember)
b. THR
c. Tunjangan Pendidikan
d. Tunjangan Akhir Tahun
e. Tunjangan Sewa Rumah
f. Tunjangan Pakaian Dinas
g. Tantiem (dihitung dari Laba diperoleh)
JUMLAH:
Fasilitas lain dalam bentuk natura
JUMLAH:
TOTAL:
Jumlah Penerima Jumlah diterima Dalam 1 Tahun
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
-
-
3 Orang
1.872.000.000
1.166.704.365
3.510.904.365
-
-
156.000.000
156.000.000
156.000.000
-
4.200.000
3.510.904.365
a. Dewan Komisaris
No.
1
2
Annual Report PT. Bank Sulteng 166
a. Gaji Tahun 2015 (Januari s.d Desember)
b. THR
c. Tunjangan Pendidikan
d. Tunjangan Akhir Tahun
e. Tunjangan Sewa Rumah
f. Tunjangan Pakaian Dinas
Remunerasi
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
3 Orang
2.160.000.000
180.000.000
156.000.000
156.000.000
70.000.000
8.400.000
b. Direksi
No.
1
Jenis Remunerasi & Fasilitas lainnya Jumlah Penerima Jumlah diterima Dalam 1 Tahun
Remunerations & Other Facilities Offered
Remunerations
a. 2015 salary (January - December)
b. Public holiday bonus
c. Education allowance
d. End of year allowance
e. House rent allowance
Number of Participants
Amount of Funds Received Annually
3 People
3 People
3 People
3 People
3 People
3 People
2.160.000.000
180.000.000
156.000.000
156.000.000
70.000.000
8.400.000
b. Directors
No.
1
3.4 The Remuneration and Nomination Committee
Independence
Members of the Remuneration Committee and
Nomination four (4) persons consisting of 1 (one)
Independent Commissioner, 1 (one) Commissioners,
two (2) officials ex officio of the Head of Human
Resources Division and Chief of the General Division
in implementing the function of duties always act
independently.
3.4 Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak
4 (empat) orang terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris
Independen, 1 (satu) orang Komisaris, 2 (dua)
orang pejabat ex officio dari Kepala Divisi Sumber
Daya Manusia dan Kepala Divisi Umum dalam
melaksankan fungsi tugasnya senantiasa bersikap
secara independen.
167 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
III. Rencana Strategis Bank
Pada Tahun 2015 Bank Sulteng menetapkan rencana
strategis Bank sebagai berikut:
a. Corporate plan merupakan suatu rencana
strategis ke depan, yang bertujuan memberikan
arah strategis yang harus diambil suatu
organisasi. Bank Sulteng menentukan arahan
strategis sampai dengan tahun 2017 yang
akan dicapai, dimulai dengan analisis lingkungan
eksternal dan internal (SWOT Analysls).
b. Sebagai tahapan lanjutan dari pencapaian “next
level”, Bank Sulteng diarahkan untuk menjadi bank
daerah yang tumbuh berkesinambungan dengan
tingkat profitabilitas tinggi dan unggul dalam
bidang pelayanan. Dengan demikian, Bank Sulteng
dapat tumbuh menjadi bank yang lebih besar,
lebih kuat, dan lebih baik. Oleh karena itu, prioritas
rencana bisnis tahun 2015 selain meningkatkan
kredit, terutama kredit konsumtif dan kredit mikro,
juga ditekankan kepada peningkatan kompetensi
SDM dan teknologi informasi yang terintegrasi.
c. Kebijakan Umum Direksi Tahunan (KUDT) Tahun
2015 ini merupakan dasar serta pedoman dalam
menyusun Rencana Bisnis bank tahun 2015 dan
merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh
jajaran organisasi baik di Kantor Pusat, Kantor
Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas
dan unit-unit pelayanan kas. Berikut ini 4 (empat)
prioritas tersebut dimaksud sebagai berikut:
III. Strategic Planning
In 2015 Bank Sulteng has set some strategic plan as
follows:
a. Corporate plan a future strategic plan, which
aims to provide strategic direction to be taken of
an organization. Bank Sulteng determine strategic
direction up to 2017 is to be achieved, starting
with the analysis of external and internal
environment (SWOT Analysis).
b. As the advanced stages of achieving the “next
level”, Bank Sulteng directed to become a regional
bank that sustainable growth to the level of
high profitability and excel in the field of services.
Thus, the Bank Sulteng can grow into larger
banks, stronger, and better. Therefore, the priority
of the business plan in 2015 in addition to
increasing credit, especially consumer loans
and micro credit, also emphasized to increase the
competence of human resources and information
technology are integrated.
c. Public Policy Directors Annual (KUDT) 2015 is
the basis and guideline in preparing the Business
Plan of banks in 2015 and is a cornerstone of the
implementation of tasks throughout the
organization in the Head Office, Branch Office,
Branch Office, Cash Office and units cash services.
Below listed the four priorities:
Annual Report PT. Bank Sulteng 168
1. Sumber Daya Manusia:
a. Perseroan memandang kebutuhan terhadap
Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas
dan berintegritas merupakan salah satu syarat
utama pertumbuhan usaha Bank Sulteng. Karena
itulah, pengembangan kompetensinya merupakan
suatu keharusan.
b. Melanjutkan strategi tahun sebelumnya, hal itu
dilakukan melalui beberapa upaya, di antaranya:
• Peningkatan peran dan fungsi Assesment Center
yang terintegrasi dengan training program
academy.
• Pengembangan program pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan perkembangan bisnis
bank.
• Pengembangan sistem informasi SDM yang
komprehensif dan terintegrasi sehingga dapat
memberikan peta kondisi pegawai yang ada saat
ini dan arah pengembangan pegawai yang harus
dilakukan.
2. Teknologi Informasi
Pengembangan teknologi informasi yang terintegrasi
dilakukan untuk mendukung tujuan bisnis bank.
Sehingga, Perseroan dapat menjadi bank yang besar
dan miliki layanan unggul. Untuk itu, pengembangan
teknologi informasi diarahkan untuk menyediakan
layanan perbankan yang aman, cepat, mudah, serta
customer oriented, melalui hal-hal sebagai berikut:
a. Pengembangan core banking system yang
andal;
b. Meningkatan infrastruktur yang memadai
dalam rangka perluasan layanan efectrontc
banking,
1. Human Resources:
a. The Company looked at the needs of the Human
Resources (HR) quality and integrity is one of the
main conditions of the Bank’s growth in Sulteng.
Therefore, the development of competence is a
must.
b. Continuing the strategy of the previous year, it is
done through several efforts, including:
• Increasing the role and functions of the
Assessment Center integrated with the training
academy program.
• Development of education and training programs
in accordance with the business development
bank.
• Development of a comprehensive HR information
system and integrated so as to provide a map
of the condition of the existing personnel and
direction of staff development to be done.
2. Information Technology
Development of integrated information technology
to support the bank’s business objectives. Thus, the
Company may be a large bank and possess superior
service. To that end, the development of information
technology is directed to provide banking services
that are safe, fast, easy, and customer oriented,
through things as follows:
a. The development of a reliable core banking
system;
b. Boosting adequate infrastructure in
expanding electronic banking services,
169 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
c. Pengembangan features layanan perbankan
yang lebih beragam dan multi channel;
d. Menerapkan GCG dalam proses pengadaan
dan pengembangan teknologi informasi
e. Meningkatkan kompetensi pegawai dalam
pengembangan dan operasional teknologi
informasi secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kualitas Layanan
Pengembangan budaya layanan pada tahun 2015
diarahkan agar tercipta service culture melalui:
a. Implementasi “Pengembangan Budaya
Layanan” di seluruh unit layanan Bank
Sulteng.
b. Implementasi standarisasi aspek fisik
(Premises) di seluruh unit layanan Bank
Sulteng.
c. Evaluasi implementasi “Pengembangan
Budaya Layanan” di seluruh unit layanan
Bank Sulteng.
4. Membangun Inkorporasi
Percepatan pencapaian visi Bank Sulteng dapat
ditempuh dengan cara organik dan anorganik. Secara
anorganik, pertumbuhan Bank Sulteng ditempuh
melalui penyertaan modal untuk meningkatkan aset
dan pendapatan bank. Pada tahun 2015, penyertaan
modal akan dilakukan pada Perusahaan Pihak Ketiga,
dan Pemda Propinsi Kabupaten/Kota sebagaimana
yang telah disepakati oleh Para Pemegang Saham.
F. Kebijakan dan Strategi Manajemen
Kebijakan dan strategi manajemen yang akan
dilaksanakan pada tahun 2015 sebagai berikut:
c. The development features a wider range of
banking services and multi-channel;
d. GCG in the procurement process and the
development of information technology
e. Increase employee competence in the
development and operation of information
technology independent and sustainable.
3. Quality of Service
Development of a service culture in 2015 is directed
to create a service culture through:
a. Implementation of “Cultural Development
Services” service unit Bank throughout
Sulteng.
b. Implementation of standardized physical
aspects (Premises) throughout Bank
Sulteng services unit.
c. Evaluation of the implementation of
“Cultural Development Services” service unit
Bank throughout Sulteng.
4. Build Incorporation
Accelerating the achievement of the vision of Bank
Sulteng can be reached by means of organic and
inorganic. Inorganically, growth pursued through
Bank Sulteng capital investment to increase
the bank’s assets and earnings. In 2015, capital
investments will be made on Third Party Company,
and the Provincial Government of Regency/City as
agreed by the Shareholders.
F. Policy and Management Strategy
Management policies and strategies to be
implemented in 2015 as follows:
Annual Report PT. Bank Sulteng 170
A) Peningkatan komposisi dana pihak ketiga yang
dilakukan melalui upaya:
1) Pertumbuhan DPK yang optimal.
• Intensifikasi pertumbuhan tabungan melalui
optimalisasi penetrasi pasar, antara lain melalui
direct sales agency, yaitu bekerjasama dengan
vendor untuk memasarkan produk tabungan
Bank Sulteng.
• Optimalisasi institusional banking untuk
pengerahan dana dari BUMN, BUMD maupun
institusi lainnya.
• Menerapakan one stop service solution yang
sesuai dengan kebutuhan nasabah korporasi
secara menyeluruh.
• Pengembangan infrastruktur dan sistem Cash
Management untuk institusi bisnis dan institusi
pemerintah.
• Penambahan jaringan kantor dan ATM pada
lokasi - lokasi yang strategis.
2) Peningkatan kulitas layanan
• Peningkatan kualitas layanan di cabang-cabang
dan ATM secara intensif melalui implementasi
budaya layanan.
• Peningkatan kualitas layanan electrontc banking
melalui dukungan teknologi informasi yang
memadai untuk memberikan pelayanan unggul
dalan rangka meningkatkan corporate image dan
fee based Income.
B) Peningkatan penyaluran kredit dilakukan dengan
upaya:
1) Akselerasi fungsi Bank sebagai lembaga
intermediasi.
A) The increase in third party funds composition is
done through the efforts:
1) Growth in deposits is optimal.
• Intensification of the growth of savings through
the optimization of market penetration, such
as through direct sales agency, which is in
collaboration with vendors to market products
Bank Sulteng savings.
• Optimization of institutional banking for the
redeployment of funds from the state, enterprises
and other institutions.
• applying one stop service solution that fits the
needs of corporate customers as a whole.
• Development of infrastructure and Cash
Management systems for business institutions
and government agencies.
• Addition of a network of offices and ATM on
location - a strategic location.
2) Improved quality of their services
• Improved quality of service in branches and
ATMs intensively through the implementation of
a service culture.
• Improved quality of service electronic banking
through adequate information technology
support to provide superior customer service role
in order to enhance corporate image and fee-
based income.
B) The increase in lending is done with the effort:
1) Acceleration Bank function as an intermediary
institution.
171 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
• Peningkatan pemberian kredit baik sektor
produktif maupun konsumtif dengan
mengoptimalkan penggunaan Dana dengan
tetap memperhatikan prinsip ke hati-hatian;
• Diverifikasi produk perkreditan yang memiliki
value preposition dan daya saing.
2) Pertumbuhan kredit yang optimal dalam rangka
meningkatkan pangsa pasar kredit.
• Peningkatan pemasaran kredit melalui tenaga
pemasar kredit.
• Mempertahankan serta terus melakukan
ekspansi kredit konsumsi terutama KMG,
serta peningkatan, portofolio KPR melalui
pengembangan fitur produk dan kerjasama
dengan pihak ketiga;
• Perluasan jaringan serta optimalisasi fungsi
kantor-kantor kas Bank Sulteng;
• Memanfaatkan akses likuiditas treasury untuk
disalurkan ke dalam kredit skala besar;
• Mempertahankan kualitas kredit;
• Pengelolaan non-performing laon melalui
pemantauan kolektibilitas pada setiap unit bisnis
pengelola kredit;
• Mengendalikan kualitas kajian terhadap Risiko
kredit sebagai upaya untuk mengendalikan Risiko
kredit.
C) Optimalisasi fee based income untuk mendukung
pencapaian target laba bank.
• Optimalisasi pengelolaan instrument treasury
• Pengembangan Jasa transaksi perbankan,
penambahan jumlah jaringan, serta ATM.
• Optimalisasi fungsi ATM bagi nasabah melalui
penambahan fitur layanan ATM;
• Increased lending both productive and
consumptive sectors by optimizing the use of the
Fund with due regard to the principle of caution;
• Verified lending products that have a value
proposition and competitiveness.
2) Optimal credit growth in order to increase the
market share of the credit.
• Improved marketing of credit through credit sales
force.
• Maintain and continue to expand consumer credit,
especially KMG, as well as increased, mortgage
portfolio through the development of product
features and collaboration with third parties;
• Expansion of the network as well as optimizing
the function of the Bank cash offices Sulteng;
• Utilizing the treasury liquidity access to credit is
channeled into large scale;
• Maintaining credit quality;
• Management of non-performing loan through
monitoring collectability at each business unit
manager of the credit;
• Controlling the quality of the study on the credit
risk in an attempt to control credit risk.
C) Optimization of fee-based income to support the
achievement of the bank’s profit.
• Optimizing the management of treasury
instruments
• Development of banking services, increasing the
number of networks, as well as ATMs.
• Optimization of ATM functionality for customers
through the addition of ATM service features;
Annual Report PT. Bank Sulteng 172
• Peningkatan penjualan produk wealth
management
D) Pengembangan manajemen untuk mendukung
bisnis bank yang tumbuh berkesinambungan dengan
tingkat profitabilitas yang tinggi.
1) Perencanaan dan Change Management
• Menetapkan arah dan strategi Perseroan, baik
jangka pendek, jangka menengah, maupun
jangka panjang untuk mendukung peningkatan
pertumbuhan bisnis Bank Sulteng;
• Meningkatkan kuantitas dan kualitas riset untuk
pengembangan bisnis (termasuk analisis internal
dan eksternal);
• Menyempurnakan struktur organisasi bank yang
efektif dan efisien dalam menunjang sasaran dan
tujuan bisnis Perseroan;
• Memastikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
proyek/program kerja;
• Peningkatan kualitas performa strategi Bank
Sulteng dengan cara me-review key performance
indicator yang telah ditetapkan, serta
mengimplementasikan Balanced Scorecard KPl
secara individual.
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
• Kebijakan dan pelaksanaan rekrutmen, career
path, serta job grading,
• Penerapan sistem reward dan punishment;
• Pengembangan system informasi terintegrasi
melalui HRIS (Human Resources Information
System);
• Pengembangan Assessment Center;
• Increased sales of wealth management products
D) Development of management to support the
sustainable growth of business banks with high
levels of profitability.
1) Planning and Change Management
• Set the direction and strategy of the Company,
both short term, medium term and long term to
support increased business growth Bank Sulteng;
• Increasing the quantity and quality of research
for business development (including internal and
external analysis);
• Improving the organizational structure of the
bank effective and efficient in supporting the
goals and objectives of the Company’s business;
• Ensuring the effectiveness and efficiency of
project/program of work;
• Improved quality performance of the Bank’s
strategy Sulteng a way to review the key
performance indicators that have been
established, as well as implementing the
Balanced Scorecard MPA individually.
2) Human Resource Development
• Policy and implementation of recruitment, career
path, as well as job grading,
• Implementation of the system of reward and
punishment;
• Development of an integrated information system
through HRIS (Human Resources Information
System);
• Development Assessment Center;
173 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
• Program pendidikan dan pelatihan yang
mendukung bisnis Bank secara teratur dan
berkesinambungan dalam Training Program
Academy
• Meningkatkan kompetensi pegawai, baik di posisi
manajerial maupun supporting melalui Training
Program Academy,
• Menetapkan silabus program, silabus dan
anggaran pendidikan dan pelatihan melalui Soft
Skill Program Academy.
3) Peningkatan Layanan dan Operasional
• Meningkatkan dan mengembangkan kualitas
layanan menjadi lebih baik, sehingga tercipta
service culture yang dapat bersaing dengan
standar layanan bank yang baik;
• Optimalisasi pengelolaan likuiditas;
4) Penerapan Manajemen Risiko dan Pelaksanaan
Kepatuhan Bank
• Mengembangkan budaya sadar Risiko (risk
culture)
• Membangun Risk Management System yang
memenuhi ketentuan standar Basel II dan basel
III;
• Mengelola potensi Risiko secara komprehensif;
• Mengembangkan profil Risiko Bank Sulteng
secara terintegrasi untuk mempermudah kontrol;
• Memonitor dan evaluasi program anti pencucian
uang dan pencegahan pendanaan terorisme;
• Melaksanakan zero fraud program.
• Education and training programs that support
the Bank’s business regularly and continuously
in Training Program Academy
• Increase employee competency, both in
managerial positions and supporting through the
Academy Training Program,
• Establish a program syllabus, syllabus and
education and training budget through the Soft
Skills Academy Program.
3) Improvement of Service and Operations
• Improving and developing the quality of service
for the better, so as to create service culture that
can compete with a good standard bank services;
• Optimization of liquidity management;
4) Application of Risk Management and
Implementation of Bank Compliance
• Developing a culture of conscious risk (risk
culture)
• Establish a Risk Management System which
meets the requirements of Basel II standards and
the Basel III;
• To manage the potential risks in a comprehensive
manner;
• Develop risk profile Bank Sulteng in an integrated
manner to facilitate controls;
• Monitoring and evaluation of anti-money
laundering and combating the financing of
terrorism;
• Implement a zero fraud program.
Annual Report PT. Bank Sulteng 174
5) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
• Meningkatkan audit internal sebagai Strategic
Business Partner dan memastikan optimalnya
penerapan SPFAIB;
• Memberikan assurance atas terciptanya ketaatan
perusahaan terhadap ketentuan internal dan
kepatuhan bank terhadap ketentuan eksternal.
6) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
• Standarisasi penyusunan laporan keuangan
yang dapat memenuhi unsur keakuratan dan
tepat waktu;
• Pengembangan dan peningkatan pengelolaan
data cost center secara tepat waktu dan akurat;
• Meningkatkan penyempurnaan dan penyesuaian
sistem akuntansi, ketentuan, dan sistem prosedur
internal sesuai perubahan business requirement
definition;
• Sentralisasi dan otomasi pelaporan pajak.
IV. Kepemilikan Saham Anggota Kepemilikan
Saham Anggota Dewan Komisaris dan Direksi, serta
hubungan keuangan dan hubungan keluarga.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
tidak memiliki saham pada Bank Sulteng, Bank lain,
Lembaga Keuangan Bukan Bank maupun Perusahaan
lainnya. Seluruh anggota Dewan Komisaris dan
Direksi tidak mempunyai hubungan keuangan dan
hubungan keluarga dengan anggota Komisaris
lainnya, anggota Direksi lainnya dan/atau Pemegang
Saham Pengendali.
V. Shares Option, Buy Back Shares dan Obligasi Buy
Back
Kegiatan/aktivitas Shares Option, Buy Back Shares
dan Buy Back Obligasi belum dilakukan pada PT.
Bank Sulteng.
5) Improvement of Internal Control System
• Improve the internal audit as a Strategic Business
Partner and ensures optimal application of
SPFAIB;
• Provide assurance for the creation of companies’
compliance with internal policies and external
regulations compliance to the bank.
6) Accounting and Financial Reporting
• Standardize financial statements to meet the
elements of accuracy and timely;
• Development and improvement of data
management cost centers timely and accurately;
• Increase the improvements and changes to
accounting systems, rules and systems of
internal procedures according to changes in
business requirements definition;
• Centralization and automation of tax reporting.
IV. Share Ownership of The Board of Commissioners
and Directors, and related financial and family.
All members of the Board of Commissioners and
Board of Directors do not own shares in Bank Sulteng,
another Bank, Non-Bank Financial Institutions as
well as other company. All members of the Board of
Commissioners and Board of Directors does not have
a financial relationship and family relationship with
members of the other Commissioners, members of the
Board of Directors and/or Controlling Shareholders.
V. Option Shares, Bonds, and Buy Back Shares
Event/activity Option Shares, Buy Back Shares and
Buy Back Bonds has not been done at PT. Bank
Sulteng.
175 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
VI. Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Internal Fraud adalah penyimpangan/kecurangan
yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan
tidak tetap (honorer dan outsourcing) Bank Sulteng
terkait dengan proses kerja dan kegiatan operasional
bank yang mempengaruhi kondisi keuangan Bank
secara signifikan. Jumlah Internal Fraud yang terjadi
pada Bank Sulteng selama periode 2013 - 2015:
VI.Internal Fraud
Internal Fraud is oddities/fraud committed by
management, employees permanent and temporary
(honorarium and outsourcing) Bank Sulteng
associated with work processes and bank operations
that affect the Bank’s financial condition significantly.
Number of Internal Fraud that occurred in Bank
Sulteng during the period 2013 - 2015:
Internal Frauddalam 1 tahun
Total Fraud
Telahdiselesaikan
Dalam prosespenyelesaian di
internal Bank
Belumdiupayakan
penyelesaiannya
Telah ditindaklanjuti melaluiproses hukum
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai tetapP egawai tidak tetap
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
-
-
-
4
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
*
*
*
*
*
*
Annual Report PT. Bank Sulteng 176
Internal Fraud Annually
Total Fraud
Case closed
Case in progress
Not yet carried out
Lawsuit in progress
Number of cases uphold by
Management Staffs Temporary Staffs
2013 2014 2015 2013 2014 2015 2013 2014 2015
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
2
-
-
-
4
4
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
*
*
*
*
*
*
177 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
14
*) Pada tahun 2013 merupakan kasus yang telah
selesai dan mempunya kekuatan hukum tetap yaitu
kasus pada kantor Cabang Pembantu Banggai
Kepulauan (Perkara Pidana Pemberian Kredit Fiktif)
dan kasus pada kantor cabang pembantu Morowali
(perkara pidana penyelewengan setoran dana kredit).
**) Pada tahun 2014 merupakan kasus fraud yang
telah diselesaikan ditingkat internal bank dengan
cara seluruh pegawai tetap yang melakukan fraud
telah di PHK dari Bank yaitu terdiri dari 4 (empat)
orang Pegawai di kantor Cabang Pembantu Ampana,
2 (dua) orang Pegawai di kantor Cabang Salakan, 1
(satu) orang pegawai dikantor Cabang Utama Palu
dan 1 (satu) orang pegawai dikantor Pusat (Divisi
Umum).
*) In 2013 the case has been completed and has
permanent legal force that is the case in the Banggai
Islands Branch Office (Criminal Case Lending
Fictitious) and cases at branch offices Morowali
(criminal cases misappropriation credit fund
deposit)
**) In 2014 the fraud cases that have been resolved
by way of a bank’s internal level all employees remain
who commit fraud have been dismissed from the
Bank and consists of 4 (four) Branch office clerks in
Ampana, two (2) persons Employees in Branch office
Salakan, 1 (one) of the Main Branch office employees
Palu and 1 (one) vote at the office clerks Center
(General Division).
Annual Report PT. Bank Sulteng 178
VII. Benturan Kepentingan
Selama tahun 2015 tidak terdapat transaksi pada
PT. Bank Sulteng yang mengandung benturan
kepentingan. Sehingga dapat dikatakan tidak ada
benturan kepentingan pada Bank Sulteng di tahun
buku 2015.
VIII. Self Assessment Pelaksanaan GCG
Hasil penilaian Bank Sulteng terhadap Self Assessment
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT.
Bank Sulteng Tahun Buku 2015 adalah Peringkat 3
(tiga) dengan predikat “CUKUP BAIK”. Berikut rincian
Self Assessment GCG PT. Bank Sulteng tahun 2015:
Berdasarkan hasil self assessment terhadap (tiga)
faktor utama yaitu: Governance Structure, Governance
Process dan Governance Outcome yang mencakupi
11 (sebelas) Kriteria/Indikator, bahwa PT. Bank
Sulteng telah melakukan penerapan Good Corporate
Governance secara umum cukup baik. Hal ini
tercermin dari pemenuhan yang cukup memadai atas
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Apabila
terdapat kelemahan-kelemahan dalam penerapan
prinsip GCG, maka secara umum kelemahan-
kelemahan tersebut telah diupayakan perbaikannya
dan terhadap hal-hal yang cukup signifikan maka
diberikan perhatian yang seksama dari manajemen.
VII. Conflict of Interest
During 2015 there were no transactions on PT. Bank
Sulteng conflict of interest. So it can be said there
is no conflict of interest at Bank Sulteng in the fiscal
year 2015.
VII. Self Assessment of GCG
Assessment results of implementation of Good Cor-
porate Governance (GCG) in Bank Sulteng in Fiscal
Year of 2015 is in fact ranked number 3 with the title
“healthy”. Here are the PT. Bank Sulteng GCG self
assessment result for the fiscal year of 2015:
Based on the results of the self assessment of the 3
main factors, which are: Governance Structure, Gov-
ernance Process and Outcome Governance which
includes 11 criteria/indicators that PT. Bank Sult-
eng has carried out a quite good implementation of
Good Corporate Governance/GCG. This is reflected
in the adequate fulfillment of the principles of good
corporate governance. If there are weaknesses in
the application of the principles of GCG, then repairs
have been attempted and also, things that are quite
significant to the management will be given further
attention.
Profil PerusahaanCompany Profile
179 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
Annual Report PT. Bank Sulteng 180
RUPS
DEWAN KOMISARIS
KOMITE + KOMITE :AUDITPEMANTAU RISIKOREMUNERASI & NOMINASI
DIVISIIT
DIVISIUMUM
DIVISIOPERASIONAL
BagianPAYMENT CHANNEL
Bagian UMUM &SEKRETARIAT
BagianCENTRAL OPERATION
Bagian CORE BANKING SYSTEM
Bagian ASSET & INVENTARIS
Bagian AKUNTANSI& KEUANGAN
Bagian INFRASTRUKTUR
SERVICE & OPERATION
Bagian ADMINISTRASI KREDIT
DIVISISKMR
DIVISIKEPATUHAN
BagianRISIKO KREDIT
BagianKEPATUHAN
Bagian RISIKOOPERASIONAL &RISIKO LAINNYA
BagianAPU & PPT / UKPN
DIVISISDM
DIVISI CORPORATE SECRETARY
DIVISISKAI
Bagian ADMINISTRASI& PENGGAJIAN
BagianHUKUM
BagianPENGAWASAN KREDIT
BagianDIKLAT
Bagian PUBLIC RELATION
Bagian PENGAWASANOPERASIONAL
Bagian PENILAIAN &PENGEMBANGAN SDM
BagianPENGAWASAN IT
BagianCONTROL UNIT
Bagian PERFORMANCEMANAGEMENT
DIVISIPEMASARAN
DIVISIKREDIT
BagianTREASURY
Bagian KEBIJAKAN KREDIT
BagianPENDANAAN
Bagian REVIEW KREDIT
Bagian PROGRAM &PEMASARAN
DIVISITASK FORCE
DIVISIPERENCANAAN
BagianATM CENTER
Bagian ANGGARAN& PELAPORAN
Bagian LAYANANMOBIL KAS CENTER
Bagian PENELITIAN& PENGEMBANGAN
Bagian PENYELAMATAN& PENYELESAIAN
KREDIT BERMASALAH
KANTOR CABANG TYPE A, B & C
SEKRETARISDEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PEMASARAN
DIREKTUR OPERASIONAL
DIREKTUR KEPATUHAN
Struktur Organisasi
181 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
15
RUPS
DEWAN KOMISARIS
KOMITE + KOMITE :AUDITPEMANTAU RISIKOREMUNERASI & NOMINASI
DIVISIIT
DIVISIUMUM
DIVISIOPERASIONAL
BagianPAYMENT CHANNEL
Bagian UMUM &SEKRETARIAT
BagianCENTRAL OPERATION
Bagian CORE BANKING SYSTEM
Bagian ASSET & INVENTARIS
Bagian AKUNTANSI& KEUANGAN
Bagian INFRASTRUKTUR
SERVICE & OPERATION
Bagian ADMINISTRASI KREDIT
DIVISISKMR
DIVISIKEPATUHAN
BagianRISIKO KREDIT
BagianKEPATUHAN
Bagian RISIKOOPERASIONAL &RISIKO LAINNYA
BagianAPU & PPT / UKPN
DIVISISDM
DIVISI CORPORATE SECRETARY
DIVISISKAI
Bagian ADMINISTRASI& PENGGAJIAN
BagianHUKUM
BagianPENGAWASAN KREDIT
BagianDIKLAT
Bagian PUBLIC RELATION
Bagian PENGAWASANOPERASIONAL
Bagian PENILAIAN &PENGEMBANGAN SDM
BagianPENGAWASAN IT
BagianCONTROL UNIT
Bagian PERFORMANCEMANAGEMENT
DIVISIPEMASARAN
DIVISIKREDIT
BagianTREASURY
Bagian KEBIJAKAN KREDIT
BagianPENDANAAN
Bagian REVIEW KREDIT
Bagian PROGRAM &PEMASARAN
DIVISITASK FORCE
DIVISIPERENCANAAN
BagianATM CENTER
Bagian ANGGARAN& PELAPORAN
Bagian LAYANANMOBIL KAS CENTER
Bagian PENELITIAN& PENGEMBANGAN
Bagian PENYELAMATAN& PENYELESAIAN
KREDIT BERMASALAH
KANTOR CABANG TYPE A, B & C
SEKRETARISDEWAN KOMISARIS
DIREKTUR UTAMA
DIREKTUR PEMASARAN
DIREKTUR OPERASIONAL
DIREKTUR KEPATUHAN
Annual Report PT. Bank Sulteng 182
GMS
BOARD OF COMMISSIONERS
COMMITTEE :AUDITRISK MONITORINGREMUNERATION & NOMINATION
ITDIVISION
GENERALDIVISION
OPERATIONDIVISION
PAYMENT CHANNELDIVISION
GENERAL &SECRETARY DIVISION
CENTRAL OPERATIONDIVISION
CORE BANKING SYSTEM DIVISION
ASSETS &INVENTORIES DIVISION
ACCOUNTING &FUNDING DIVISION
INFRASTRUCTURESERVICE & OPERATION
DIVISION
CREDIT ADMINISTRATION
DIVISION
SKMRDIVISION
COMPLIANCEDIVISION
CREDIT RISKDIVISION
COMPLIANCEDIVISION
OPERATION &OTHER RISK
DIVISION
APU & PPT / UKPNDIVISION
HRDIVISION
CORPORATESECRETARY DIVISION
SKAIDIVISION
ADMINISTRATION &PAYROLL DIVISION
LAWSDIVISION
CREDIT SURVEILLANCE
DIVISION
TRAININGDIVISION
PUBLIC RELATIONDIVISION
OPERATIONMONITORING DIVISION
HR DEVELOPMENT& ASSESSMENT
DIVISION
IT SURVEILLANCEDIVISION
CONTROL UNITDIVISION
PERFORMANCEMANAGEMENT
DIVISION
MARKETINGDIVISION
CREDITDIVISION
TREASURYDIVISION
CREDIT POLICYDIVISION
FUNDINGDIVISION
CREDIT REVIEWDIVISION
MARKETING &PROGRAM DIVISION
TASK FORCEDIVISION
PLANNINGDIVISION
ATM CENTERDIVISION
BUDGETING &REPORT DIVISION
MOBILE CASHSERVICE DIVISION
RESEARCH &DEVELOPMENT
DIVISION
CREDIT SETTLEMENT &
RESCUE DIVISION
BRANCH OFFICETYPE A, B, & C
BOARD OF COMMISSIONERS
SECRETARY
PRESIDENTDIRECTOR
DIRECTOR OFMARKETING
DIRECTOR OFOPERATION
DIRECTOR OFCOMPLIANCE
183 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
15
Organization Structure
GMS
BOARD OF COMMISSIONERS
COMMITTEE :AUDITRISK MONITORINGREMUNERATION & NOMINATION
ITDIVISION
GENERALDIVISION
OPERATIONDIVISION
PAYMENT CHANNELDIVISION
GENERAL &SECRETARY DIVISION
CENTRAL OPERATIONDIVISION
CORE BANKING SYSTEM DIVISION
ASSETS &INVENTORIES DIVISION
ACCOUNTING &FUNDING DIVISION
INFRASTRUCTURESERVICE & OPERATION
DIVISION
CREDIT ADMINISTRATION
DIVISION
SKMRDIVISION
COMPLIANCEDIVISION
CREDIT RISKDIVISION
COMPLIANCEDIVISION
OPERATION &OTHER RISK
DIVISION
APU & PPT / UKPNDIVISION
HRDIVISION
CORPORATESECRETARY DIVISION
SKAIDIVISION
ADMINISTRATION &PAYROLL DIVISION
LAWSDIVISION
CREDIT SURVEILLANCE
DIVISION
TRAININGDIVISION
PUBLIC RELATIONDIVISION
OPERATIONMONITORING DIVISION
HR DEVELOPMENT& ASSESSMENT
DIVISION
IT SURVEILLANCEDIVISION
CONTROL UNITDIVISION
PERFORMANCEMANAGEMENT
DIVISION
MARKETINGDIVISION
CREDITDIVISION
TREASURYDIVISION
CREDIT POLICYDIVISION
FUNDINGDIVISION
CREDIT REVIEWDIVISION
MARKETING &PROGRAM DIVISION
TASK FORCEDIVISION
PLANNINGDIVISION
ATM CENTERDIVISION
BUDGETING &REPORT DIVISION
MOBILE CASHSERVICE DIVISION
RESEARCH &DEVELOPMENT
DIVISION
CREDIT SETTLEMENT &
RESCUE DIVISION
BRANCH OFFICETYPE A, B, & C
BOARD OF COMMISSIONERS
SECRETARY
PRESIDENTDIRECTOR
DIRECTOR OFMARKETING
DIRECTOR OFOPERATION
DIRECTOR OFCOMPLIANCE
Annual Report PT. Bank Sulteng 184
Organisasi Manajemen
Direksi
Kepala Divisi
Pemimpin Kantor Cabang
Pemimpin Kantor Cabang Pembantu
Komisans Utama
Komisans Independen
Komisaris
Direktur Utama
Direktur Pemasaran
Direktur Operasional
Direktur Kepatuhan
Divisi Perencanaan
Divisi Satuan Kena Manajemen Risiko
Divisi Sumber Daya Manusia
Divisi Kepatuhan
Divisi Task Force
Divisi Satuan Kena Audit Intern
Divisi Informasi Teknologi
Divisi Pemasaran
Divisi Umum
Divisi Kredit
Divisi Operasional
Kantor Cabang Utama
Kantor Cabang Luwuk
Kantor Cabang Tolitoli
Kantor Cabang Poso
Kantor Cabang Bungku
Kantor Cabang Parigi
Kantor Cabang Salakan
Kantor Cabang Buol
Kantor Cabang Banggai Laut
Kantor Cabang Pembantu Donggala
Kantor Cabang Pembantu Ampana
Kantor Cabang Pembantu Morowali
Kantor Cabang Pembantu Paleleh
Drs. H Abd Karim Hanggi
Drs. H. Said Awad, MH.
Drs. H Amiluddin Haludin
Rahmat A Haris
Diana Uza Mustaqim
Sitti Maryam Dalle
Sitti Maryam Dalle (Pjs)
Risdianto Iskandar
Sarifzen, SE.
Mirna Riyanasan, SE.
Rusian Lapewa, SE.
Dra. Morma Latjambo
Anis Hasbullah
Muh. Abduh Bunre, SE.
Ramiyatie, SE.
Salma Butudoka, SE.
Muh. Amin H Rusman, SE.
Diana, ST.
Ramli Martasi, SE.
Muh. Taufiq Akum
M. Thahir Thalib. A. Md.
Moh. Taslim, S.Sos
Darsyaf Agus Slamet, SE.
Firmansyah Azis, SE.
Mangendre Palancoi, SE.
Moh. Bakir, S. Sos.
Moh. Charly Buchary, ST.
Sadik Alatas, SE.
Moh. Affandi, SE.
Ilham, S. Pt.
Moh. Judi Samad, SE.
Dewan Komisaris
185 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
16
Management Organization
Directors
Division Heads
Branch Office Heads
Pemimpin Kantor Cabang Pembantu
Chief Commissioner
Independent Commissioner
Commissioner
President Director
Marketing Director
Operation Director
Compliance Director
Planning Division
Risk Management Division
Human Resources Division
Compliance Division
Task Force Division
Internal Audit Division
IT Division
Marketing Division
General Division
Credit Division
Operational Division
Main Branch Office
Luwuk Branch Office
Tolitoli Branch Office
Poso Branch Office
Bungku Branch Office
Parigi Branch Office
Salakan Branch Office
Buol Branch Office
Kantor Cabang Banggai Laut
Donggala Subsidiary Office
Ampana Subsidiary Office
Morowali Subsidiary Office
Paleleh Subsidiary Office
Drs. H Abd Karim Hanggi
Drs. H. Said Awad, MH.
Drs. H Amiluddin Haludin
Rahmat A Haris
Diana Uza Mustaqim
Sitti Maryam Dalle
Sitti Maryam Dalle (Act)
Risdianto Iskandar
Sarifzen, SE.
Mirna Riyanasan, SE.
Rusian Lapewa, SE.
Dra. Morma Latjambo
Anis Hasbullah
Muh. Abduh Bunre, SE.
Ramiyatie, SE.
Salma Butudoka, SE.
Muh. Amin H Rusman, SE.
Diana, ST.
Ramli Martasi, SE.
Muh. Taufiq Akum
M. Thahir Thalib. A. Md.
Moh. Taslim, S.Sos
Darsyaf Agus Slamet, SE.
Firmansyah Azis, SE.
Mangendre Palancoi, SE.
Moh. Bakir, S. Sos.
Moh. Charly Buchary, ST.
Sadik Alatas, SE.
Moh. Affandi, SE.
Ilham, S. Pt.
Moh. Judi Samad, SE.
Board of Commissioners
Annual Report PT. Bank Sulteng 186
Lahir di Buol pada tanggal 27 April 1944, menyelesaikan
studi di Fakultas Ilmu Pasti dan Pengetahuan Alam
Jurusan Farmasi pada Universitas Hasanuddin
Makassar. Mengawali karir sebagai Pegawai pada
Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi Sulawesi
Tengah di bidang perencanaan, pernah memimpin
proyek pembangunan rumah sakit dan kesehatan
secara umum di Sulawesi Tengah yang merupakan
bantuan kepada dunia. Menjadi Kepala Balai
Pengawasan Obat dan Makanan Sulawesi Tengah.
Pernah menjabat sebagai anggota DPR-RI/MPR-RI.
Kemudian Pjs. Bupati Buol serta Bupati Buol secara
definitif.
Born in Buol on April 27th 1944, Abd. Karim Hanggi
completed his study at the Faculty of Exact and
Natural Sciences (Pharmacy) at the Universitas
Hasanuddin Makassar. He began his career path
as one of Central Sulawesi Province Department of
Health employee in the field of planning. He once
led the hospital construction projects in Central
Sulawesi generally, in which truly is a help. Abd. Karim
Hanggi once become the Head of the Food and Drug
Administration in Central Sulawesi. He also served as
a member of DPR / MPR one time. Then he became
the Buol Regent sometime after.
Board of Commissioners ProfileProfil Dewan Komisaris
Komisaris Utama Drs. H. Abd. Karim Hanggi
Chief CommissionersDrs. H. Abd. Karim Hanggi
187 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
17
Below are the education and training Abd. Karim
Hanggi ever attended:
• Health Management Upgrade Course
• Staff Level Programming and Evaluation Center
Upgrade Course
• Analysis Training Development Project
• Pentaloka Management Training
• Healthcare Course in Developing Countries
• Preparation Exercise Control of Development
Planning and Project Management Areas
• Training for Trainers Program
• Civil Servants Investigator Education
• Mid-Level School Leadership Administration
• Fundamental Course of The Environmental
Impact Analysis Generation IV
• Education and Training of Expert Witness in The
Field of Drugs and Psychotropic
• Strategic Management Training
• TVET Decetralisation in Mannhieln, Federal
Republic of Germany
• National Vision and Vigilance Workshops and
Knowledge Refreshment
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikutinya
antara lain:
• Penataran manajemen kesehatan
• Penataran Staf Penyusunan Program dan
Evaluasi Tingkat Pusat
• Diklat Analisa Proyek Pembangunan
• Pelatihan Manajemen Pentaloka (TOT)
• Healthcare Course in Developing Countries
• Latihan Penyusunan Perencanaan Pengendalian
Pembangunan didaerah dan manajemen proyek
• Penataran program penatar (P4)
• Pendidikan penyidik pegawai negeri sipil
• Sekolah pimpinan administrasi tingkat madya
• Kursus Dasar-dasar Analisis mengenai dampak
lingkungan angkatan IV
• Pendidikan dan Pelatihan tenaga saksi ahli
dibidang narkoba dan psikotropika
• Diklat manajemen strategis
• Decetralisation in TVET in Mannhieln Federal
Republic of Germany
• Lokakarya dan penyegaran wawasan kebangsaan
dan kewaspadaan nasional
Board of Commissioners ProfileProfil Dewan Komisaris
Annual Report PT. Bank Sulteng 188
Lahir di Poso pada tanggal 05 Februari 1947, dan
menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas
Hasanuddin Makassar dan Magister Hukum (Hukum
Ekonomi) di Universitas Muslim Indonesia Makassar.
Mengawali karir sebagai Pegawai Negeri Sipil pada
Kantor Gubernur Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi
Tengah, dengan beberapa tugas yang diemban antara
lain:
• Kepala Biro Pembangunan
• Kepala Biro Perekonomian
• Kepala Biro Lingkungan Hidup
• Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
• Pjs. Direktur Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah
• Komisaris Independen Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah
• Pjs. Komisaris Utama PT. Bank Sulteng
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti antara
lain:
• Program Perencanaan Nasional (Long Course)
• SESPANAS Promosi
• Manajemen Sektor Ekonomi Strategis
• Kursus Auditor Lingkungan
• Pelatihan Sistem Manajemen Pemerintahan
Daerah oleh LEMHANAS
Born in Poso on February 5th, 1947, Said Awad
completed his study at the Universitas Hasanuddin
Faculty of Economics Makassar and Masters in Law
(Economic Law) at the Universitas Muslim Indonesia
in Makassar. Said Awad began his career path as a
civil servant at Central Sulawesi Governor Office,
given the following duties and responsibilities:
• Development Bureau Chief
• Head of Economic Bureau
• Environmental Bureau Chief
• Head of the Environmental Impact Management
Agency
• Acting Director of the Central Sulawesi Regional
Development Bank
• Independent Commissioner of Bank Central
Sulawesi Regional Development
• Acting President Commissioner of PT. Bank
Sulteng
Below are the education and training Said Awad ever
attended:
• National Planning Program (Long Course)
• SESPANAS Promotion
• Strategic Economic Sector Management
• Environmental Audit Course
• Management Training System by the LEMHANAS
189 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
17
• Sertifikasi Manajemen Risiko Program
Eksekutif bagi Komisaris
• Pemantapan Peran Dewan Komisaris
dalam Implementasi Manajemen
• Peran Komisaris dalam Pengurusan Bank
oleh LPPI Jakarta
• Risk Management Certification Program
Executive for Commissioners
• Strengthening the role of the Board in
Management Implementation
• The role of the Commissioner in
Management Bank by LPPI Jakarta
• Various courses and other banking seminar
Komisaris IndependenDrs. H. Said Awad, MH.
Independent CommissionerDrs. H. Said Awad, MH.
Annual Report PT. Bank Sulteng 190
Born in Palu on January 7th, 1949, Amiluddin
Haludin completed his study at the Faculty of State
Administration Tadulako, Palu. He began his career
path as an Account Officer Dana BNI Palu, Acting.
General Section Leader BNI Palu, Screening Team
BNI Palu, Marketing & Relationship Management
BNI Palu, Administrative Coordinator Credit BNI Palu,
Marketing Coordinator Credit BNI Palu, Chairman of
BNI Tadulako University, work culture consultant at
PT. Bank Negara Indonesia Branch Palu, BNI leader
Jl. Imam Bonjol Palu. Lecturer at the Faculty of
Economics, University of Muhammadiyah Palu, Palu
DPRD legislator, Chairman of the Commission “B” in
charge of Economy, Finance and Banking.
Below are the education and training Amiluddin
Haludin ever attended:
• KIK / KMKP Management Upgrade Class,
generation II
• Lending Officer Education generation VII
• Leadership Skills Training
• Credit Management Branch Course
• PC Based Accounting System Course
• Quality Control Training
• Branch Training generation V
• ATM Training
KomisarisDrs. H. Amiluddin Haludin
CommissionerDrs. H. Amiluddin Haludin
Lahir di Palu pada tanggal 07 Januari 1949,
menyelesaikan studi di Fakultas Administrasi Negara
Universitas Tadulako, Palu. Mengawali karir sebagai
Account Officer Dana BNI Palu. Pjs. Pimpinan Seksi
Umum BNI Palu. Team Screening BNI Cabang Palu.
Marketing & Relationship Management BNI Cabang
Palu. Koordinator Administrasi Kredit BNI Cabang
Palu. Koordinator Pemasaran Kredit BNI Cabang
Palu. Pemimpin BNI Universitas Tadulako. Penyuluh
Budaya Kerja Pada PT. Bank Negara Indonesia
Cabang Palu. Pemimpin BNI Jalan Imam Bonjol Palu.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Palu. Anggota DPRD Kota Palu. Pimpinan Komisi “B”
membidangi Ekonomi, Keuangan dan Perbankan.
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti antara
lain:
• Penataran pengelola KIK/KMKP angkatan ke-II
• Pendidikan Pejabat Pemberian Kredit Angkatan
ke-VII
• Pelatihan Leadership Skills
• Kursus Manajemen Perkreditan Cabang
• Kursus PC Based Accounting Sistem
• Pelatihan Gugus Kendali Mutu
• Pelatihan Pemimpin Cabang Angkatan ke-V
• Pelatihan ATM
191 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
17
Annual Report PT. Bank Sulteng 192
Direktur UtamaRahmat A. Haris
President DirectorRahmat A. Haris
Lahir di Majene pada tanggal, 14 Maret 1959 dan
menyelesaikan studi di Fakultas Teknik Jurusan Sipil
pada Universitas Hasanuddin Makassar. Mengawali
karir di Bank Niaga dengan beberapa yang diemban
antara lain:
• Program Pendidikan Eksekutif (1985-1986)
• Penata Jasa (1986-1988)
• Internal Audit & Control Head Makassar (1988-
1992)
• Recovery Asset & Litigation Head Makassar
(1992-1994)
• Marketing Manager Makassar (1994-1995)
• Marketing Manager Malang (1995-1996)
Born in Majene on March 14th, 1959. Completed his
study at the Faculty of Civil Engineering Department
at the Universitas Hasanuddin Makassar. He began
his career in Bank Niaga with the following records:
• Executive Education Program (1985-1986)
• Penata Jasa (1986-1988)
• Internal Audit & Control Head - Makassar Branch
(1988-1992)
• Asset Recovery & Litigation Head - Makassar
Branch (1992-1994)
• Marketing Manager - Makassar Branch (1994-
1995)
• Marketing Manager - Malang Branch (1995-
1996)
Board of Directors ProfileProfil Direksi
193 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
18
• Andayani Surabaya Branch Manager (1996-1998)
• Surabaya City Branch Manager (1998-1999)
• Cirebon Branch Manager (1998-1999)
• West Java Branch Special Asset Management
(1999-2000)
• As the one primarily responsible for non-
performing loans settlements (Collecting,
Restructuring, Litigation) at West Java and
Process Asset Transfer Kit (ATK) to IBRA (2000)
• Makassar Branch Manager (2000-2004)
• Gajahmada Company Jakarta - Branch Manager
(Main Branch) (2004-2005)
• Bank Niaga Eastern Indonesia Regional Head
(Cons. Banking) (2005-2007)
• Bank Niaga Eastern Indonesia Regional Head
(Business Banking) (2007-2008)
• Bank Niaga Eastern Indonesia Regional Head
(2008-April 2013), and
• Director of PT. Bank Sulteng since April 12, 2013
- present
Below are the education and training Rahmat A. Haris
ever attended:
• Bank Niaga Executive Education Program (1985)
• Complit - Import Export Training (1989)
• Basic Credit Management (1993)
• Closely Held Business Financing (1993)
• Branch Manager Surabaya Andayani (1996-1998)
• Branch Manager Surabaya Kota (1998-1999)
• Branch Manager Cirebon (1998-1999)
• Special Asset Management Jawa Barat (1999-
2000)
• sebagai salah satu penanggung jawab utama
penyelesaian Non Performing Loan (Collecting,
Restructuring, Litigation) di wilayah Jawa Barat
dan Proses Asset Transfer Kit (ATK) ke BPPN
(2000)
• Branch Manager Makassar (2000-2004)
• Branch Manager Perusahaan Gajahmada Jakarta
Cabang Utama (2004-2005)
• Kepala Wilayah Indonesia Timur (Cons. Banking)
Bank Niaga (2005-2007)
• Kepala Wilayah Indonesia Timur (Business
Banking) Bank Niaga (2007-2008)
• Kepala Wilayah Indonesia Timur Bank Niaga
(2008-April 2013), dan
• Sebagai Direktur Utama PT. Bank Sulteng sejak
12 April 2013 - sekarang
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti antara
lain:
• Program Pendidikan Eksekutif Bank Niaga (1985)
• Complit Pelatihan Ekspor Impor (1989)
• Basic Credit Management (1993)
• Financing The Closely Held Business (1993)
Annual Report PT. Bank Sulteng 194
Direktur PemasaranDiana Liza Mustaqim
Marketing DirectorDiana Liza Mustaqim
• Credit Risk Management & seluruh jenjang credit
training (1994)
• The 7 Habits of Highly Effective People (1995)
• Inspector Improvement Program (1995)
• Advance Supervisory Development (1997)
• How To Manage The Problem Loan (1992)
• Breaking The Distribution Rule (2004)
• Retail Finance (2006)
• Leadership Exellence with DISC (2006)
• Value Internalization Program (2007)
• Indonesian Palm oil Conference (2007)
• Essential Leadership Skill Program (2007)
• BSMR Level 1 (2006)
• BSMR Level 2 (2007)
• BSMR Level 3 (2008)
• Leadership in Action (2008)
• BSMR Level 4 (2010)
• Managing Value Chain (2010)
• Refreshment Class for Risk Management (2012)
• Credit Risk Management and all levels of credit
trainings (1994)
• The 7 Habits of Highly Effective People (1995)
• Inspector Improvement Program (1995)
• Advance Supervisory Development (1997)
• How To Manage The Problem Loan (1992)
• Breaking The Distribution Rule (2004)
• Retail Finance (2006)
• Leadership Excellence with DISC (2006)
• Value Internalization Program (2007)
• Indonesian Palm Oil Conference (2007)
• Essential Leadership Skill Program (2007)
• BSMR Level 1 (2006)
• BSMR Level 2 (2007)
• BSMR Level 3 (2008)
• Leadership in Action (2008)
• BSMR Level 4 (2010)
• Managing Value Chain (2010)
• Refreshment Class for Risk Management (2012)
195 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
18
Lahir di Palu pada tanggal 19 Agustus 1968,
menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi
Universitas Tadulako Palu. Mengawali karir di
tahun 1993 sebagai teller di Bank Universal Tbk,
yang kemudian merger menjadi Bank Permata Tbk.
Jabatan terakhir sebagai Customer Relation Manager
di Bank Permata Jakarta pada tahun 2007, hingga
pada tahun 2008 dipercaya untuk menjabat sebagai
Direktur Marketing PT. Bank Sulteng.
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti antara
lain:
• Customer Service Representative Program
(CSRTP-III)
• Crisis management
• Speech Power
• The 7 Habits of Highly Effective People, Covey
Foundation
• The Beauty of Selling
• Consumer Landing
• Know Your Customer (Anti Money Laundering)
• Customer Relation Manager Program
• The Principle of Proactive Leadership
• Effective Problem Solving and Decision Making
• Permata Access Training-Teller Module
• The Service Star Training
• Permata Bank Syariah Office Channeling
• 5 CS-Sales Leader
• Lisensi Keagenan Asuransi Jiwa (Bank
Assurance)
• Keep The Service Alive
• Waper (Wakil agen penjual efek reksadana)
• Socialization of Compliance Culture & KYC
• Basic Agent Training
• Certification Unit Linked Training
• SmartHealth - Maxi Violet (Workshop)
• Workshop Syariah
Born in Palu on August 19th, 1968. Completed
her study at the Faculty of Economics, University
Tadulako Palu. She began his career in 1993 as a
teller at Bank Universal Tbk, which was merged into
Bank Permata Tbk. Her last position as a Customer
Relations Manager at Bank Permata Jakarta at 2007,
till 2008 proved worthy to serve Marketing Director at
PT. Bank Sulteng.
Below are the education and training Diana Liza
Mustaqim ever attended:
• Customer Service Representative Program
(CSRTP-III)
• Crisis Management
• Speech Power
• The 7 Habits of Highly Effective People, Covey
Foundation
• The Beauty of Selling
• Consumer Landing
• Know Your Customer (Anti Money Laundering)
• Customer Relation Manager Program
• The Principle of Proactive Leadership
• Effective Problem Solving and Decision Making
• Permata Access Training - Teller Module
• The Service Star Training
• Bank Permata Syariah Office Channeling
• 5 CS-Sales Leader
• Life Insurance License Agent (Bank Assurance)
• Keep The Service Alive
• Waper (Vice agent sellers of securities mutual
funds)
• Culture & KYC Compliance Socialization
• Basic Agent Training
• Certification Unit Linked Training
• SmartHealth - Maxi Violet (Workshop)
• Sharia Workshop
Annual Report PT. Bank Sulteng 196
• General Insurance Product
• Sertifikasi Manajemen Risiko Tingkat I, II, III dan
IV
• International Certificate In Banking Risk
and Regulation Global Association Of Risk
Professionals
• General Insurance Product
• Risk Management Certification Level I, II, III and
IV
• International Certificate in Banking Risk and
Regulation of Global Association of Risk
Professionals
Direktur OperasionalSitti Maryam Dalle
Director of OperationsSitti Maryam Dalle
197 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
18
Lahir di Makassar pada tanggal 21 Desember 1954,
dan menyelesaikan studi di Fakultas Perbankan
Akademi Bank Indonesia (ABI) LPI Ujung Pandang.
Mengawali karir di Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah Tahun 1980 sebagai Teller, Tahun
1985 sebagai sebagai Kelompok Pembinaan
Nasabah, Tahun 1986 sebagai Pelaksana Akuntansi,
Tahun 1987 sebagai Pelaksana Riset & Perencanaan,
Tahun 1989 sebagai Kepala Bagian Perencanaan,
Tahun 1995 Kepala Biro Riset & Perencanaan, Tahun
2000 sebagai Kepala Biro Treasury, Tahun 2003
sebagai Kepala Biro Verifikasi & Kepatuhan, Tahun
2004 sebagai Kepala Biro Riset & Perencanaan, 2006
sebagai Kepala Biro Administrasi Keuangan & TSI.
Born in Makassar on December 21st, 1954.
Completed her study at the Faculty of the Academy of
Banking of Bank Indonesia (ABI) LPI Ujung Pandang.
She began her career as teller at Bank Sulteng in
1980, 1985 as Group Coaching Customer, 1986 as
Executive Accounting, 1987 as Executive Research
& Planning, 1989 as Head of Planning, 1995 Head of
Research & Planning, 2000 as Head of Treasury, 2003
as Verification and Compliance Bureau Chief, 2004
as Head of Research & Planning, 2006 as Head of
Administration Finance Bureau & TSI.
Pendidikan dan pelatihan yang pernah diikuti antara
lain:
• Implementasi supervisi kredit dan pembinaan
nasabah
• Pemimpin Cabang Angkatan III
• Manajemen Risiko Bank
• Pengetahuan dasar di bidang dana pensiun
• Implementasi action plan risk management, risk
profile, camels, dan pengelolaan SDM serta sistem
pengendalian intern pada bank Pembangunan
Daerah se Indonesia
• Sertifikasi manajemen risiko tingkat 1 - 4
• Workshop manajemen investasi dan manajemen
resiko dana pensiun
• Seminar menyongsong tahun 2007 Investasi
sebagai peluang yang disikapi oleh peran risk
manajemen yang optimal
• Workshop Manajemen Pengembangan &
Pemeliharaan IT
• Pelatihan teknis Vsat IP PT. Bank Sulteng
Below are the education and training Sitti Maryam
Dalle ever attended:
• Credit supervision implementation and clients
coaching
• 3rd Branch Head
• Risk Management Bank
• Basic knowledge in the field of pensions
• Action plan implementation for risk management,
risk profile, camels, and human resource
management and internal control systems in
banks across Indonesia Regional Development
• Risk management certification level 1 - 4
• Investment management workshop and pension
funds risk management
• Seminar on Investment towards the year 2007 as
an opportunity posed by the optimal role of risk
management
• Development & IT Maintenance Management
Workshop
• Technical training Vsat IP PT. Bank Sulteng
Annual Report PT. Bank Sulteng 198
Lahir di Sambo pada tanggal 14 Agustus 1961.
Menjabat sebagai Kepala Divisi Kepatuhan sejak
tahun 2015. Pendidikan Sarjana Ekonomi dari
Universitas Muhammadiyah Palu tahun 2004. Telah
mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya Sertifikasi
manajemen Risiko level 1, 2, 3 & 4.
Born at Sambo on August 14th, 1961. Ruslan Sapewa
serves as Chief of the Division of Compliance at Bank
Sulteng since 2015. Graduated from the University of
Muhammadiyah Palu 2004 as Bachelor of Economics.
Attended a number of training including the Risk
Management Certification level 1, 2, 3 & 4.
Kepala Divisi SKMRSarifzen
Head of SKMR DivisionSarifzen
Lahir di Pinotu pada tanggal 09 Juni 1965. Menjabat
sebagai Kepala Divisi SKMR sejak tahun 2015.
Pendidikan Sarjana Ekonomi pada STIE Panca Bhakti
Palu tahun 1992. Telah mengikuti sejumlah pelatihan
diantaranya Sertifikasi manajemen Risiko level 1, 2,
3 & 4.
Born at Pinotu on June 09th, 1965. Sarifzen serves
as Chief of the SKMR Division since 2015. Graduated
from STIE Panca Bhakti Palu on 1992 as Bachelor of
Economics. Attended a number of training including
the Risk Management Certification level 1, 2, 3 & 4
Kepala Divisi KepatuhanRuslan Lapewa, SE.
Head of Compliance DivisionRuslan Lapewa, SE.
Executive Officers ProfileProfil Pejabat Eksekutif
199 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
19
Lahir di Palu pada tanggal 24 Maret 1966. Menjabat
sebagai Kepala Divisi SKAI sejak tahun 2013 Telah
mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya Sertifikasi
manajemen Risiko level 1, 2, & 3.
Born at Palu on March 24th, 1966. Anis Hasbullah
serves as Head of Internal Audit Division since 2013.
Attended a number of training including the Risk
Management Certification level 1, 2, & 3.
Lahir di Buol, tanggal 23 Mei 1966. Menjabat sebagai
Kepala Divisi Umum sejak tahun 2015 Sarjana
Ekonomi pada Universitas Tadulako Palu. Telah
mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya Sertifikasi
manajemen Risiko level 1, 2, & 3.
Born at Buol on May 23rd, 1966. Salma Butudoka
serves as Chief of the General Division since 2015
Bachelor of Economics graduate at the University
of Tadulako Palu. Attended a number of training
including risk management certification level 1, 2, & 3.
Kepala Divisi SKAIAnis Hasbullah
Head of Internal Audit DivisionAnis Hasbullah
Kepala Divisi UmumSalma Butudoka
Head of General DivisionSalma Butudoka
Annual Report PT. Bank Sulteng 200
Kepala Divisi Task Force Dra. Morina Latjambo
Head of Division Task ForceDra. Morina Latjambo
Lahir di Palu pada tanggal 28 Mei 1967. Menjabat
sebagai Kepala Divisi Task Force sejak tahun 2014
Sarjana pada STIKi Makassar Jurusan Akuntansi.
Telah mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya
Sertifikasi manajemen Risiko level 1 & 2.
Born at Palu on May 28th, 1967. Morina serves as
Head of the Task Force since 2014. Having educational
degree in Accounting Department at Makassar
STIKI. Attended a number of training including Risk
Management Certification Level 1 & 2.
Lahir di Donggala, tanggal 01 Mei 1970. Menjabat
sebagai Kepala Divisi SDM sejak tahun 2014 Sarjana
Ekonomi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YPKP.
Telah mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya
Sertifikasi manajemen Risiko level 1, 2, & 3.
Born at Donggala on May 1st, 1970. Mirna Riyanasari
serves as Head of Human Resources Division since
2014. Bachelor of Economics graduate at the YPKP
School of Economics. Attended a number of training
including risk management certification level 1, 2, & 3.
Kepala Divisi SDM Mirna Riyanasari, SE
Head of Human Resources DivisionMirna Riyanasari, SE
201 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
19
Kepala Divisi KreditNur Amin H. Rusman, SEHead of Credit Division
Nur Amin H. Rusman, SE
Lahir di Kefamenanu NTT pada tanggal 01 Mei
1973. Menjabat sebagai Kepala Divisi Kredit sejak
2014 Alumnus Universitas Merdeka Malang. Telah
mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya Sertifikasi
manajemen Risiko level 1 & 2.
Born at Kefamenanu NTT on May 1st, 1973. Nur
Amin serves as Head of Credit Division since 2014.
University Merdeka Malang graduate. Attended
a number of training including Risk Management
Certification Level 1 & 2.
Lahir di Kuala Kapuas pada tanggal 21 Agustus 1971.
Menjabat sebagai Kepala Divisi Pemasaran sejak
tahun 2015, Alumnus Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Perusahaan Universitas Muhammadiyah
Palu. Telah mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya
Sertifikasi manajemen Risiko level 1, 2 & 3.
Born at Kuala Kapuas on August 21st, 1971.
Ramiyatie serves as Head of Marketing Division
since 2015. Graduated from Faculty of Economics
Department of Company Management at Universitas
Muhammadiyah in Palu. Attended a number of
training including Risk Management Certification
Level 1, 2 & 3.
Kepala Divisi PemasaranRamiyatie, SE
Head of Marketing DivisionRamiyatie, SE
Annual Report PT. Bank Sulteng 202
Lahir di Palu pada tanggal 29 Oktober 1977. Menjabat
sebagai Kepala Divisi Operasional sejak tahun 2014
Alumnus Fakultas Teknik Informatika STT Telkom
Bandung. Telah mengikuti sejumlah pelatihan
diantaranya Sertifikasi manajemen Risiko level 1, 2 &
3.
Born at Palu on October 29th, 1977. Diana serves as
Chief of the Division of Operations since 2014. STT
Telkom Bandung Faculty of Information Engineering
graduate. Attended a number of training including
Risk Management Certification Level 1, 2 & 3.Lahir di Enrekang pada tanggal 19 Februari 1974.
Menjabat sebagai Kepala Divisi Informasi dan
Teknologi sejak tahun 2015 Alumnus Universitas
Tadulako Palu tahun 1993. Telah mengikuti sejumlah
pelatihan diantaranya Sertifikasi manajemen Risiko
level 1, 2 & 3.
Born at Enrekang on February 19th, 1974. Abduh Bunre
serves as the Chief of the Division of Information
and Technology since 2015. University Tadulako
Palu graduate (1993). Attended a number of training
including the Risk Management Certification Level 1,
2 & 3.
Kepala Divisi Informasi TeknologiMuh. Abduh Bunre, SE
Head of the Division of Information TechnologyMuh. Abduh Bunre, SE
Kepala Divisi OperasionalDiana, ST.
Head of Operational DivisionDiana, ST.
203 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
19
Lahir di Palu pada tanggal 22 Desember 1977.
Menjabat sebagai Kepala Divisi Perencanaan
& Pengembangan pada Oktober tahun 2015.
Pendidikan Sarjana Ekonomi dari Sekolah Tingggi
Ilmu Ekonomi Makassar (STIEM) tahun 2002. Telah
mengikuti sejumlah pelatihan diantaranya Sertifikasi
Manajemen Risiko Level 1 & 2.
Born at Palu on December 22nd, 1977. Risdianto
Iskandar serves as the Head of the Division of Planning
and Development since October 2015. Graduated
from the School of Economic Sciences Makassar
(STIEM) Bachelor of Economics in 2002. Attended
a number of training including Risk Management
Certification Level 1 & 2.
Kepala Divisi PerencanaanRisdianto Iskandar
Head of Planning & Development DivisionRisdianto Iskandar
Annual Report PT. Bank Sulteng 204
Kaniot Cabang LuwukMuh Taufiq Akum, A. Md.
Luwuk Branch OfficeMuh Taufiq Akum, A. Md.
Kantor Cabang TolitoliM. Thahir Thalib, A. Md.
Tolitoli Branch OfficeM. Thahir Thalib, A. Md.
Kantor Cabang UtamaRamli Martasi, SE.Main Branch OfficeRamli Martasi, SE.
Branch Heads ProfileProfil Kepala Cabang
205 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
20
Kantor Cabang PosoMoh. Taslim, SE.
Poso Branch OfficeMoh. Taslim, SE.
Kantor Cabang ParigiFirmansyah Azis, SE.Parigi Branch OfficeFirmansyah Azis, SE.
Kantor Cabang BuolMoh. Bakir, S. Sos.Buol Branch OfficeMoh. Bakir, S. Sos.
Profil Kepala Cabang
Annual Report PT. Bank Sulteng 206
Kantor Cabang Pembantu PalelehYudi Samad, SE.
Paleleh Subsidiary OfficeYudi Samad, SE.
Kantor Cabang SigiMoh. Bakir, S. Sos.Sigi Branch Office
Grace Susan Elisabeth, ST.
Kantor Cabang BungkuDarsyaf Agus Slamet, SE.
Bungku Branch OfficeDarsyaf Agus Slamet, SE.
Kantor Cabang SalakanMangendre Palancoi, SE.
Salakan Branch OfficeMangendre Palancoi, SE.
207 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
20
Kantor Cabang Banggai LautMoh. Charly Buchary, ST.
Banggai Laut Branch OfficeMoh. Charly Buchary, ST.
Kantor Cabang Pembantu AmpanaMoh. Affandi, SE.
Ampana Subsidiary OfficeMoh. Affandi, SE.
Kantor Cabang Pembantu MorowaliIlham, S. PT.
Morowali Subsidiary OfficeIlham, S. PT.
Kantor Cabang Pembantu DonggalaSadik Alatas, SE.
Donggala Subsidiary OfficeSadik Alatas, SE.
Annual Report PT. Bank Sulteng 208
Products
Savings
1. Bank Sulteng provides various funding products
based on customers’ saving are as follows:
a. Giro
b. Deposits
c. Savings:
• Simpeda Savings
• Anutapura Savings
• TabunganKu
• PensiunKu Savings
• PNS / Civil Servants Savings
• Tabungan Siswa / Students’ Savings
(TAWA)
2. Use of funds disbursed in the form of credit
extended to the public by type and economic
sector, which consists of:
a. By Type:
• Working Capital Loans
• Investment Credit
• Small Business Credit (KUK)
• Construction Works Capital Credit (KMKK)
• Consumptive Credit
• Program Credit
b. By Economic Sector:
• Agriculture
• Mining
Produk
Tabungan
1. Penghimpunan dana yang berasal dari simpanan
masyarakat dan Pemda berupa:
a. Giro
b. Deposito
c. Tabungan:
• Tabungan Simpeda
• Simpanan Anutapura
• TabunganKu
• Tabungan PensiunKu
• Tabungan PNS
• Tabungan Siswa (TAWA)
2. Penggunaan dana yang disalurkan dalam
bentuk pemberian kredit kepada masyarakat
berdasarkan jenis dan sektor ekonomi, yang
terdiri dari:
a. Berdasarkan Jenis:
• Kredit modal kerja
• Kredit investasi
• Kredit Usaha Kecil (KUK)
• Kredit Modal Kerja Konstruksi (KMKK)
• Kredit konsumtif
• Kredit program
b. Berdasarkan Sektor Ekonomi:
• Pertanian
• Pertambangan
Products & ServicesProduk & Jasa
209 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
21
Services
To provide optimal services according to customers’
needs and society by technology improvements,
expanding office networks and partnerships with
agencies, enterprises, or institutions which are
expected to give contribution to increase Bank
Sulteng performance related to fee-based income.
Bank Sulteng has other banking services, as listed
below:
a. Money Transfer
b. Collection
c. BI-RTGS Transfer
d. Bank Guarantee
e. Bank Reference
f. Tax Payments
g. Employee Salary / Pension Payments
h. Electronic Banking:
• ATM Bersama
• Telkomsel Top-Up
• Perindustrian
• Perdagangan/restoran & hotel
• Listrik, gas & air
• Konstruksi
• Pengangkutan
• Jasa dunia usaha
• Jasa-jasa sosial masyarakat
• Lain-lain
Pinjaman / Kredit
Skin kredit yang diberikan:
• Kredit umum lainnya
• Stanby loan
• Kredit Konsumtif
• Kredit Program
• Kredit Investasi
• Kredit Modal Kerja
• Kredit Pemilikan Rumah (KPR)
• Industry
• Trade / Restaurant & Hotel
• Electricity, Gas & Water
• Construction
• Transportation
• Business Services
• Social Service Communities
• Others
Loans
Various of loan products offered by Bank Sulteng:
• General Credit
• Stanby Loan
• Consumer Credit
• Program Credit
• Investment Credit
• Working Capital Credit
• House Credit (KPR)
Jasa
Untuk memberikan jasa layanan yang optimal sesuai
dengan kebutuhan masyarakat dan nasabah melalui
upaya peningkatan teknologi, perluasan jaringan
kantor dan kemitraan dengan lembaga / badan
usaha / instansi lainnya sehingga diharapkan akan
memberikan kontribusi yang semakin meningkat
terhadap kinerja Bank Sulteng yang berkaitan dengan
fee-based income. Bank Sulteng memiliki jasa
perbankan lainnya, antara lain:
a. Kiriman uang
b. Inkaso
c. Transfer BI-RTGS
d. Garansi bank
e. Referensi bank
f. Penerimaan pembayaran pajak
g. Pembayaran gaji pegawai/pensiun
h. Electronic banking:
• ATM bersama
• Pembelian pulsa Telkomsel
Annual Report PT. Bank Sulteng 210
Shareholders InformationInformasi Pemegang Saham
Provinsi Sulawesi Tengah
Wilayah Propinsi Sulawesi Tengah dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun
1964 tentang Pembentukan Provinsi Daerah
Tingkat I Sulawesi Tengah. Dengan mencakup
13 Kabupaten/Kota, terdiri dari 1 (satu)
Kotamadya, yaitu:
Kota Palu dan 12 (dua belas) Kabupaten,
yaitu Kabupaten Poso, Kabupaten Donggala,
Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai
Kepulauan, Kabupaten Banggai Laut, Kabupaten
Tolitoli, Kabupaten Tojo Una-Una, Kabupaten
Buol, Kabupaten Morowali, Kabupaten Morowali
Utara, Kabupaten Parigi-Moutong, dan
Kabupaten Sigi.
Sampai dengan saat ini Propinsi Sulawesi
Tengah dipimpin oleh:
• Gubernur: Drs. H. Longki Djanggola, MSi.
• Wakil Gubernur: H. Sudarto, SH, M. Hum.
Central Sulawesi Province
Central Sulawesi Province was established
under constitution No. 13 year of 1964 on the
Establishment of Provincial Level I Central
Sulawesi. Central Sulawesi consists of 13
regencies and 1 municipality, which are:
Palu City and 12 districts, consisting of Poso
district, Donggala district, Banggai district,
Banggai Islands district, Banggai Sea district,
Tolitoli district, Tojo Una-Una district, Buol
district, Morowali district, North Morowali
district, Parigi- Moutong district, and Sigi
district.
As of today, Central Sulawesi is led by:
• Governor: Drs. H. Longki Djanggola, MSi.
• Deputy Governor: H. Sudarto, SH, M. Hum.
211 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
22
Shareholders Information
Kabupaten Poso
Wilayah Kabupaten Poso dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di
Sulawesi. Kabupaten Poso terdiri dari 18
(delapan belas) cakupan wilayah kecamatan,
yaitu:
Kecamatan Pamona Selatan, Kecamatan
Pamona Barat, Kecamatan Pamona Tenggara,
Kecamatan Pamona Timur, Kecamatan Pamona
Utara, Kecamatan Lore Selatan, Kecamatan Lore
Barat, Kecamatan Lore Utara, Kecamatan Lore
Tengah, Kecamatan Lore Timur, Kecamatan
Lore Peore, Kecamatan Poso Pesisir, Kecamatan
Poso Pesisir Utara, Kecamatan Poso Pesisir
Selatan, Kecamatan Poso Kota, Kecamatan
Poso Kota Selatan, Kecamatan Poso Kota Utara,
dan Kecamatan Lage.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Poso
dipimpin oleh:
• Bupati: Kolonel Marinir Darmin A. Sigilipu
• Wakil Bupati: Ir. T Syamsuri
Poso Regency
Poso Regency was established under
constitution no. 29 year of 1959 on the
Establishment of Regions Level II in Sulawesi.
Poso District consists of 18 coverage of the
districts, which are:
South Pamona district, West Pamona district,
Southeast Pamona district, East Pamona
district, North Pamona district, South Lore
district, West Lore district, Central Lore district,
East Lore district, Lore Peore district, Poso
Pesisir district, North Coast Poso district, South
Poso Pesisir district, Poso City, South Poso City,
North Poso City, and Lage district.
As of today, Poso Regency is led by:
• Regent: Marine Col. Nasution A. Sigilipu
• Vice Regent: Ir. T Syamsuri
Annual Report PT. Bank Sulteng 212
Shareholders InformationInformasi Pemegang Saham
Kabupaten Donggala
Wilayah Kabupaten Donggala dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 29 tahun
1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat
II di Sulawesi Tengah. Kabupaten Donggala
terdiri dari 16 (enam belas) cakupan wilayah
kecamatan, yaitu:
Kecamatan Balaesang, Kecamatan Balaesang
Tanjung, Kecamatan Banawa, Kecamatan
Banawa Selatan, Kecamatan Banawa Tengah,
Kecamatan Damsol, Kecamatan Labuan,
Kecamatan Pinembani, Kecamatan Rio Pakava,
Kecamatan Sindue, Kecamatan Sindue Tobata,
Kecamatan Sindue Tombusabora,
Kecamatan Sirenja, Kecamatan Sojol, Kecamatan
Sojol Utara,dan Kecamatan Tanantovea.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Donggala
dipimpin oleh:
• Bupati: Drs. Kasman Lassa, SH
• Wakil Bupati: Vera Elena Enor Laruni
Donggala Regency
Donggala regency was established under
constitution no. 29 year of 1953 on the
Establishment of Regional Level II in Central
Sulawesi. Donggala consists of 16 coverage of
the districts, which are:
Balaesang district, Balaesang Tanjung district,
Banawa district, South Banawa district, Central
Banawa district, Damsol district, Labuan
district, Pinembani district, Rio Pakava district,
Sindue district, Sindue Tobata district, Sindue
Tombusabora district, Sirenja district, Sojol
district, North Sojol district, and Tanantovea
district.
As of today, Donggala is led by:
• Regent: Drs. Kasman Lassa, SH
• Vice Regent: Vera Elena enor Laruni
213 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
22
Kabupaten Banggai
Wilayah Kabupaten Banggai dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 29 Tahun
1959 tentang Pembentukan Daerah-Daerah
Tingkat II di Sulawesi. Kabupaten Banggai
terdiri dari 23 (dua puluh tiga) cakupan wilayah
kecamatan, yaitu:
Kecamatan Toili, Kecamatan Toili Barat,
Kecamatan Moilong, Kecamatan Batui,
Kecamatan Batui Selatan, Kecamatan Bunta,
Kecamatan Nuhon, Kecamatan Simpang
Raya, Kecamatan Kintom, Kecamatan Luwuk,
Kecamatan Luwuk Timur, Kecamatan Luwuk
Utara, Kecamatan Luwuk Sealatan, Kecamatan
Nambo, Kecamatan Pagimana, Kecamatan
Bualemo, Kecamatan Lobu, Kecamatan Lamala,
Kecamatan Masama, Kecamatan Mantoh,
Kecamatan Balantak, Kecamatan Balantak
Selatan, dan Kecamatan Balantak Utara.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Banggai
dipimpin oleh:
• Bupati: H. M. Sophian Mile, SH. MH.
• Wakil Bupati: Ir. H. Herwin Yatim, MM.
Banggai Regency
Banggai regency established under constitution
no. 29 year of 1959 on the Establishment of
Regions Level II in Sulawesi. Banggai regency
consists of 23 coverage of the districts, which
are:
Toili district, West Toili district, Moilong district,
Batui district, South Batui district, Bunta district,
Nuhon district, Simpang Raya district, Kintom
district, Luwuk district, East Luwuk district,
North Luwuk district, South Luwuk district,
Nambo district, Pagimana district, Bualemo
district, Lobu district, Lamala district, Masama
district, Mantoh district, Balantak district, South
Balantak district, and North Balantak district.
As of today, Banggai regency is led by:
• Regent: H. M. Sophian Mile, SH. MH.
• Vice Regent: Ir. Herwin H. Yatim, MM.
Shareholders Information
Annual Report PT. Bank Sulteng 214
Kota Palu
Wilayah Kota Palu dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1978 tanggal
1 Juli 1978 Pembentukan Kota Administratif
Palu. Kota Palu terdiri dari 8 (delapan) cakupan
wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Palu Barat Kecamatan Palu Selatan,
Kecamatan Palu Timur, Kecamatan Palu Utara,
Kecamatan Mantikulore, Kecamatan Ulujadi,
Kecamatan Tatanga, dan Kecamatan Tawaeli.
Sampai dengan saat ini Kota Palu dipimpin
oleh:
• Walikota: Drs. Hidayat, M.Si
• Wakil Walikota: Sigit Purnomo Said
Kabupaten Tolitoli
Wilayah Kabupaten Tolitoli dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 59 Tahun 1960. Kabupaten
Tolitoli terdiri dari 10 (sepuluh) cakupan wilayah
kecamatan, yaitu:
Kecamatan Baolan, Kecamatan Basidondo,
Kecamatan Dako Pamean, Kecamatan Dampal
Selatan, Kecamatan Dampal Utara, Kecamatan
Dondo, Kecamatan Galang, Kecamatan
Lampasio, Kecamatan Ogo Deide, dan
Kecamatan Tolitoli Utara.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Tolitoli
dipimpin oleh:
• Bupati: H. Moh. Saleh Bantilan, SH
• Wakil Bupati: H. Abdul Rahman, HB
Palu City
Palu City established under the Government
Regulation No. 18 date of July 1st, 1978 about
Establishment of the Palu City. Palu City consists
of 8 coverage districts, which are:
West Palu district, South Palu district, East Palu
district, North Palu district, Mantikulore district,
Ulujadi district, Tatanga district, and Tawaeli
district.
As of today, Palu City is led by:
• Mayor: Drs. Hidayat, M.Si
• Vice Mayor: Sigit Purnomo Said
Tolitoli Regency
Tolitoli Regency established under constituetion
no. 59 year of 1960. Tolitoli consists of 10
coverage districts, which are:
Baolan district, Basidondo district, Dako Pamean
district, South Dampal district, North Dampal
district, Dondo district, Galang district, Lampasio
district, Ogo Deide district, and North Tolitoli
district.
As of today, Tolitoli is led by:
• Regent: H. Saleh Bantilan, SH
• Vice Regent: H. Abdul Rahman, HB
215 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
22
Kabupaten Tojo Una-Una
Wilayah Kabupaten Tojo Una-Una dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 32 Tahun 2003
tentang Pembentukan Kabupaten Tojo Una-
Una di Provinsi Sulawesi Tengah. Kabupaten
Tojo Una-Una terdiri dari 9 (sembilan) cakupan
wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Tojo Barat, Kecamatan Tojo,
Kecamatan Ulubongka, Kecamatan Ampana
Kota, Kecamatan Ampana Tete, Kecamatan
Walea Kepulauan, Kecamatan Walea Besar,
Kecamatan Una-Una, dan Kecamatan Tosean.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Tojo Una-
Una dipimpin oleh:
• Bupati: Mohammad Lahay, SE
• Wakil Bupati: Admin AS Lasimpala, S. Ip
Kabupaten Buol
Wilayah Kabupaten Buol dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 51 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten
Morowal I, dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Kabupaten Buol terdiri dari 11 (sebelas) cakupan
wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Biau, Kecamatan Bokat, Kecamatan
Bukal, Kecamatan Bunobogu, Kecamatan
Gadung, Kecamatan Karamat, Kecamatan Lakea,
Kecamatan Upunoto, Kecamatan Momunu,
Kecamatan Paleleh, Kecamatan Peleleh Barat,
dan Kecamatan Tiloan.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Buol
dipimpin oleh:
• Bupati: Dr. H. Amirudin Rauf, Sp. OG, M. Si.
• Wakil Bupati: Dr. Syamsuddln Koloi.
Tojo Una-Una Regency
Tojo Una-Una established under constitution
no. 32 year of 2003 on the Establishment of Tojo
Una-Una in Central Sulawesi Province. Tojo
Una-Una consists of 9 coverage of the districts,
which are:
West Tojo district, Tojo district, Ulubongka
district, Ampana City district, Ampana Tete
district, Walea Islands district, Greater Walea
district, Una-Una district, and Tosean district.
As of today, Tojo Una-Una is led by:
• Regent: Mohammad Lahay, SE
• Vice Regent: US Admin Lasimpala, S. Ip
Buol Regency
Buol Regency established under constitution no.
51 year of 1999 on the Establishment of Buol,
Morowal District I, and Banggai islands. Buol
consists of 11 coverage districts, which are:
Biau district, Bokat district, Bukal district,
Bunobogu district, Gadung district, Karamat
district, Lakea district, Upunoto district, Momunu
district, Paleieh district, West Paleleh district,
and Tiloan district.
As of today, Buol Regency is led by:
• Regent: Dr. H. Amirudin Rauf, Sp. OG, M. Si.
• Vice Regent: Dr. Syamsuddln Koloi.
Annual Report PT. Bank Sulteng 216
Shareholders InformationInformasi Pemegang Saham
Morowali Regency
Morowali Regency established under
constitution no. 51 year of 1999 on the
Establishment of Buol district, Morowali and
Banggai islands. At first, the coverage area of
Morowali district holds a total of 18 districts,
due to the expansion of North Morowali under
the constitution no. 12 year of 2013 on the
Establishment of North Morowali Regency in
Central Sulawesi Province, allows Morowali
Regency to hold 9 districts total, which are:
Bahodopi district, Bumi Raya district, West
Bungku district, Bungku Pesisir district, South
Bungku district, Central Bungku district, East
Bungku district, Menut Islands district, and
Witaponda district.
As of today, Morowali Regency is led by:
• Regent: Drs. Anwar Hafid
• Vice Regent Drs. U. S. Marunduh, M. Hum.
Kabupaten Morowali
Wilayah Kabupaten Morowali dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 51 Tahun
1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol,
Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai
Kepulauan. Pada awalnya cakupan wilayah
Kabupaten Morowali sebanyak 18 (delapan
belas) kecamatan, karena adanya pemekaran
Morowali Utara berdasarkan Undang-Undang
No. 12 Tahun 2013 tentang Pembentukan
Kabupaten Morowali Utara di Provinsi Sulawesi
Tengah dengan cakupan 9 (sembilan) kecamatan,
sehingga wilayah Kabupaten Morowali menjadi 9
(sembilan) kecamatan yaitu:
Kecamatan Bahodopi, Kecamatan Bumi Raya,
Kecamatan Bungku Barat, Kecamatan Bungku
Pesisir, Kecamatan Bungku Selatan, Kecamatan
Bungku Tengah, Kecamatan Bungku Timur,
Kecamatan Menut Kepulauan, dan Kecamatan
Witaponda.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Morowali
dipimpin oleh:
• Bupati: Drs. Anwar Hafid
• Wakil Bupati: Drs. S. U. Marunduh, M. Hum.
217 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
22
Parigi-Moutong Regency
Parigi-Moutong Regency established under
constitution no. 10 year of 2002 on the
establishment Parigi-Moutong district in Central
Sulawesi Province. Parigi-Moutong Regency
consists of 22 districts coverage, which are:
Sausu district, Torue district, Balinggi district,
Parigi district, South Parigi district, West Parigi
district, North Parigi district, Central Parigi
district, Ampibabo district, Kasimbar district,
Toribulu district, Siniu district, Tinombo district,
South Tinombo district, Tomini district, Mepanga
district, Palasa district, Moutong district, Bolano
Lambunu district, Taopa district, Bolano district,
and Ongka Malino district.
As of today, Parigi-Moutong Regency is led by:
• Regent: H. Samsurizal Tombolotutu
• Vice Regent: Badrun Nggai, SE.
Kabupaten Parigi-Moutong
Wilayah Kabupaten Parigi Moutong dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun
2002 tentang Pembentukan Kabupaten
Parigi-Moutong di Provinsi Sulawesi Tengah.
Kabupaten Parigi-Moutong terdiri dari 22 (dua
puluh dua) cakupan wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Sausu, Kecamatan Torue, Kecamatan
Balinggi, Kecamatan Parigi, Kecamatan Parigi
Selatan, Kecamatan Parigi Barat, Kecamatan
Parigi Utara, Kecamatan Parigi Tengah,
Kecamatan Ampibabo, Kecamatan Kasimbar,
Kecamatan Toribulu, Kecamatan Siniu,
Kecamatan Tinombo, Kecamatan Tinombo
Selatan, Kecamatan Tomini, Kecamatan
Mepanga, Kecamatan Palasa, Kecamatan
Moutong, Kecamatan Bolano Lambunu,
Kecamatan Taopa, Kecamatan Bolano, dan
Kecamatan Ongka Malino.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Parigi-
Moutong dipimpin oleh:
• Bupati: H. Samsurizal Tombolotutu
• Wakil Bupati: Badrun Nggai, SE.
Shareholders Information
Annual Report PT. Bank Sulteng 218
Kabupaten Sigi
Wilayah Kabupaten Sigi dibentuk berdasarkan
Undang-Undang No. 27 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Kabupaten Sigi di Provinsi
Sulawesi Tengah. Kabupaten Sigi terdiri dari 15
(lima belas) cakupan wilayah kecamatan, yaitu:
Kecamatan Dolo, Kecamatan Dolo Barat,
Kecamatan Dolo Selatan, Kecamatan Gumbasa,
Kecamatan Kinovaro, Kecamatan Kulawi,
Kecamatan Kulawi Selatan, Kecamatan Lindu,
Kecamatan Marawola, Kecamatan Marawola
Barat, Kecamatan Nokilalaki, Kecamatan Palolo,
Kecamatan Pipikoro, Kecamatan Sigi Biromaru,
dan Kecamatan Tanambulava.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Sigi dipimpin
oleh:
• Bupati: Mohammad Irwan Lapata S.Sos,
M.si
• Wakil Bupati: Paulina, SE. M.Si
Sigi Regency
Sigi Regency established under constitution
no. 27 year of 2008 on the Establishment of
Sigi Regency in Central Sulawesi province. Sigi
consists of 15 coverage districts, which are:
Dolo district, West Dolo district, Dolo district,
Gumbasa district, Kinovaro district, Kulawi
district, South Kulawi district, Lindu district,
Marawola district, West Marawola district,
Nokilalaki district, Palolo, Pipikoro district, Sigi
Biromaru district, and Tanambulava district.
As of December 31st, 2015, Sigi Regency is led
by:
• Regent: Irwan Mohammad Lapata S.Sos, M.
Si.
• Vice Regent: Paulina, SE. M.Si
219 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
22
Kabupaten Banggai Kepulauan
Wilayah Kabupaten Banggai Kepulauan dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 51 Tahun
1999 tentang Pembentukan Kabupaten Buol,
Kabupaten Morowali, dan Kabupaten Banggai
Kepulauan. Pada awalnya cakupan wilayah
Kabupaten Banggai Kepulauan sebanyak 19
(sembilan belas) kecamatan, karena adanya
pemekaran Banggai Laut yang berdasarkan
pada Undang-Undang No. 5 Tahun 2013
tentang Pembentukan Kabupaten Banggai Laut
di Provinsi Sulawesi Tengah dengan cakupan 7
(tujuh) kecamatan, sehingga wilayah Kabupaten
Banggai Kepulauan menjadi 12 (dua belas)
kecamatan yaitu:
Kecamatan Buko, Kecamatan Buko Selatan,
Kecamatan Bulagi, Kecamatan Bulagi Selatan,
Kecamatan Bulagi Utara, Kecamatan Liang,
Kecamatan Peling Tengah, Kecamatan
Tinangkung, Kecamatan Tinangkung Selatan,
Kecamatan Tinangkung Utara, Kecamatan
Totikum, dan Kecamatan Totikum Selatan.
Sampai dengan saat ini Kabupaten Banggai
Kepulauan dipimpin oleh:
• Bupati: Drs. Lania Laosa
• Wakil Bupati: Drs. H. Zakaria Kamindang
Banggai Islands Regency
Banggai Islands Regency established under
constitution no. 51 year of 1999 on the
Establishment of Buol district, Morowali and
Banggai islands. At first, Banggai Islands
Regency holds a total of 19 districts, due
to the expansion of Banggai Laut Regency
under constitution no. 5 year of 2013 on the
Establishment of Banggai Laut Regency in
Central Sulawesi Province with a total of 7
districts coverage, which resulted substraction
of Banggai Islands Regency districts coverage
into a total of 12 districts coverage, which are:
Buko district, South Buko district, Bulagi district,
South Bulagi district, North Bulagi district, Liang
district, Central Peling district, Tinangkung
district, South Tinangkung district, North
Tinangkung district, Totikum district, and South
Totikum district.
As of today, Banggai Islands Regency is led by:
• Regent: Drs. Lania Laosa
• Vice Regent: Drs. H. Zakaria Kamindang
Shareholders InformationInformasi Pemegang Saham
Annual Report PT. Bank Sulteng 220
Kabupaten Morowali Utara
Kabupaten Morowali Utara merupakan
pemekaran dari kabupaten induk yakni
Kabupaten Morowali. Dimana kabupaten
Morowali merupakan salah satu daerah otonom
yang terbentuk bersama dengan dua Kabupaten
lainnya di Propinsi Sulawesi Tengah berdasarkan
Undang-undang Nomor 51 Tahun 1999 tentang
pembentukan Kabupaten Buol, Kabupaten
Morowali, dan Kabupaten Banggai Kepulauan.
Pada tahun 2013 Menteri Dalam Negeri atas
nama Presiden RI mensahkan pembentukan
Morowali Utara berdasarkan Undang-Undang
nomor 12 tahun 2013 tentang pembentukan
kabupaten Morowali Utara di Propinsi Sulawesi
Tengah.
Kabupaten Morowali terdiri atas 10 Kecamatan
yaitu: Kecamatan Petasia, Kecamatan Petasia
Timur, Kecamatan Lemboraya, Kecamatan
Lembo, Kecamatan Mori Atas, Kecamatan Mori
Utara, Kecamatan Soyojaya, Kecamatan Bungku
Utara, Kecamatan Mamosalato dan Kecamatan
Petasia Barat
Sampai dengan saat ini Kabupaten Morowali
Utara dipimpin oleh:
• Bupati: Ir. Aptripel tumimomor, MT
• Wakil Bupati: Moh. Asrar Abd Samad, SE
North Morowali Regency
North Morowali Regency is an extension of the
main district Morowali district. Where Morowali
district is one of the autonomous regions are
formed together with two other districts in
Central Sulawesi Province by legislation No.
51 year of 1999 on the establishment of Buol
district, Morowali and Banggai islands. In 2013
the Minister of the Interior on behalf of the
President authorizing the establishment of the
North Morowali by legislation No. 12 year of
2013 on the establishment of the North Morowali
district in Central Sulawesi province.
Morowali Regency consists of 10 districts
coverage, which are:
Petasia district, East Petasia district, Lemboraya
district, Lembo district, Upper Mori district, North
Mori district, Soyojaya district, North Bungku
district, Mamosalato district, andWest Petasia
district.
As of today, North Morowali Regency is led by:
• Regent: Ir. Aptripel tumimomor, MT
• Vice Regent: Moh. Asrar Abd Samad, SE
221 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
22
Banggai Sea Regency
Sea Banggai regency established under
legislation No. 5 year of 2013 on the
Establishment of Banggai Sea, which previously
was a part of Banggai Islands Regency. Banggai
Sea Regency consisting of 7 districts coverage,
which are: Banggai district, South Banggai
district, North Banggai district, Central Banggai
districts, Labobo district, Boakan Islands district,
Bangkurung district.
As of today, Banggai Sea regency is led by:
• Regent: Drs. H. Wenny Bukamo
• Vice Regent: Dra. Hj. Tuty Hamid
Kabupaten Banggai Laut
Wilayah Kabupaten Banggai Laut dibentuk
berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun
2013 tentang Pembentukan Kabupaten
Banggai Laut, dimana sebelumnya merupakan
bagian dari Kabupaten banggai Kepulauan.
wilayah Kabupaten Banggai laut terdiri dari 7
(tujuh) kecamatan yaitu: Kecamatan banggai,
kecamatan banggai selatan, kecamatan banggai
utara, kecamatan banggai tengah, kecamatan
labobo, kecamatan boakan kepulauan,
kecamatan bangkurung.
Sampai dengan saat ini Kabupaten banggai laut
dipimpin oleh:
• Bupati: Drs. H. Wenny Bukamo
• Wakil Bupati: Dra. Hj. Tuty Hamid
Shareholders InformationInformasi Pemegang Saham
Annual Report PT. Bank Sulteng 222
Company Name : PT. Bank Pembangunan Daerah
Company Nickname: Bank Sulteng
Field of Business: Banking
Head Office: Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Office Number: (0451) 424 537, 429 509
Fax: (0451) 452 836
Website : www.banksulteng.co.id
Founded: April 1st, 1969
Business Permits:
• SIUP No. 503/19.3/02/0016/11/2014
• TDP No. 503211642226 tgl 20/11/2014
• SITU No. 65O-IG/l562/BP21/Xll/2014 date of
18/12/2014
• NPWP No. 1.142.881.8-831
• Base Capital Rp. 650.000.000.000
Ownership:
Central Sulawesi Province Goverment
Sulawesi Tengah City & Regency Regional Government
Office Networks :
• 1 Head Office
• 1 Main Branch Office
• 9 Branch Offices
• 4 Subsidiary Offices
• 7 Cash Office
• 71 ATM Units
• 14 Mobile Cash Units (Mobile Office)
• 28 Tax Payment Offices (Bank Sulteng Outlets)
Nama Perusahaan: PT. Bank Pembangunan Daerah
Nama Panggilan: Bank Sulteng
Bidang Usaha : Bank Umum
Kantor Pusat : Jl. Sultan Hasanuddin No. 20 Palu
Telepon : (0451) 424 537, 429 509
Fax : (0451) 452 836
Website : www.banksulteng.co.id
Tanggal Didirikan: 1 April 1969
Perizinan:
• SIUP No. 503/19.3/02/0016/11/2014
• TDP No. 503211642226 tgl 20/11/2014
• SITU No. 65O-IG/l562/BP21/Xll/2014 tgl.
18/12/2014
• NPWP No. 1.142.881.8-831
• Modal Dasar Rp. 650.000.000.000
Kepemilikan:
Pemda Provinsi Sulawesi Tengah
Pemda Kabupaten dan Kota Se-Sulawesi Tengah
Jaringan Kantor:
• 1 Kantor Pusat
• 1 Kantor Cabang Utama
• 9 Kantor Cabang
• 4 Kantor Cabang Pembantu
• 7 Kantor Kas
• 71 Unit ATM
• 14 Unit Kas Mobil (Kantor Berjalan)
• 28 Payment Point Pajak (Gerai Bank Sulteng)
223 PT. Bank Sulteng Laporan Tahunan
01
Corporate InformationInformasi Perusahaan
Annual Report PT. Bank Sulteng 224
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS31 DESEMBER 2015/ 31 December 2015
2
PT BAN
K PEMBA
NGUNAN
DAE
RAH SULAWESI TEN
GAH
LAPO
RAN POSISI KEU
ANGAN
PER 31 DESEM
BER 2015 DAN
2014 SERT
A 1 JANUAR
I 2014
(Dinyatakan dalam Rup
iah, kecuali dinyatakan lain)
PT. C
ENTR
AL S
ULA
WES
I REG
ION
AL D
EVEL
OPM
ENT
BAN
K N
OTE
S TO
TH
E FI
NAN
CIAL
STA
TEM
ENTS
D
ECEM
BER
31, 2
015
AND
201
4 AN
D JA
NU
ARY
1, 2
014
(Exp
ress
ed in
Rup
iah,
unl
ess o
ther
wis
e st
ated
)
Catatan /
Not
es
2015
2014
2013
Rp
Rp
Rp
Aset
Asse
ts
Kas
2f, 3
1
42.9
55.2
83.7
38
83.
831.
616.
750
5
9.44
9.44
4.46
4
Cash
G
iro p
ada
Bank
Indo
nesia
2c
, 2g,
4, 2
8 3
33.4
97.8
75.9
52
218
.343
.555
.865
1
20.9
97.8
41.6
36
Giro
on
Bank
Indo
nesia
G
iro p
ada
Bank
Lai
n 2c
, 2g,
5, 2
8
Giro
on
othe
r ban
ks
sete
lah
diku
rang
i cad
anga
n
Net
of a
llow
ance
ke
rugi
an p
enur
unan
nila
i seb
esar
Im
pairm
ent l
oss a
mou
nt
Rp n
ihil
(201
4: R
p ni
hil)
1
1.84
9.93
5.61
5
12.
525.
874.
680
1
7.43
0.48
2.64
6
Rp n
ull
Pene
mpa
tan
Pada
Ban
k La
in d
an B
ank
Indo
nesia
Pl
acem
ents
on
Bank
Indo
nesia
and
oth
er b
anks
da
n Ba
nk L
ain
2c, 2
h, 6
, 28,
29
Oth
er b
anks
se
tela
h di
kura
ngi c
adan
gan
Net
of a
llow
ance
ke
rugi
an p
enur
unan
nila
i seb
esar
Im
pairm
ent l
oss a
mou
nt
Rp n
ihil
(201
4: R
p ni
hil)
7
24.0
00.0
00.0
00
184
.500
.000
.000
3
18.9
97.1
25.9
18
Rp n
ull
Efek
-‐Efe
k 2c
, 2i,
7, 2
8
Effe
cts
sete
lah
diku
rang
i cad
anga
n
Net
of a
llow
ance
ke
rugi
an p
enur
unan
nila
i seb
esar
Im
pairm
ent l
oss a
mou
nt
Rp n
ihil
(201
4: R
p ni
hil)
4
50.8
95.6
77.6
27
171
.388
.517
.310
7
7.93
4.76
9.27
7
Rp n
ull
Kred
it 2c
, 2j,
8, 2
8, 2
9
Cred
its
Piha
k Be
rela
si
6.0
70.8
41.8
04
4.8
16.7
84.1
34
5.4
95.4
08.9
47
Rela
ted
part
ies
Piha
k Ke
tiga
2
.252
.161
.766
.812
2
.033
.757
.163
.905
1
.164
.217
.007
.567
Th
ird p
artie
s Ca
dang
an K
erug
ian
Penu
runa
n N
ilai K
redi
t
(30.
119.
027.
003)
(2
2.00
2.84
7.51
0)
(23.
790.
279.
721)
Al
low
ance
loan
s for
impa
irmen
t los
ses
Jum
lah
Kred
it Ya
ng D
iber
ikan
-‐ Be
rsih
2.2
28.1
13.5
81.6
13
2.0
16.5
71.1
00.5
29
1.1
45.9
22.1
36.7
93
Gra
nted
loan
s As
et T
etap
2k
, 9
Pe
rman
ent a
sset
s Se
tela
h di
kura
ngi a
kum
ulas
i pen
yusu
tan
Net
of a
ccum
ulat
ed d
epre
catio
n se
besa
r Rp
34.3
20.4
15.0
35
Rp 3
4.32
0.41
5.03
5 (2
014:
Rp
27.7
84.9
07.2
69)
5
2.96
4.16
6.45
4
44.
345.
162.
670
3
9.11
7.71
3.15
7
(201
4: R
p 27
.784
.907
.269
) As
et P
ajak
Tan
gguh
an
25, 1
5 6
.892
.746
.758
5
.752
.046
.880
1
.473
.034
.428
De
ferr
ed ta
x as
sets
Be
ban
Diba
yar D
imuk
a da
n
Pr
epai
d ex
pens
es
Aset
Lai
n-‐la
in
2m, 1
0 2
6.12
7.00
7.98
3
22.
363.
334.
895
1
9.68
6.48
7.76
3
Oth
er a
sset
s Ca
dang
an K
erug
ian
Penu
runa
n N
ilai K
redi
t
-‐
-‐
(3.1
47.0
29.3
74)
Allo
wan
ce lo
ans f
or im
pairm
ent l
osse
s Be
ban
Diba
yar D
imuk
a da
n As
et L
ain-‐
lain
2
6.12
7.00
7.98
3
22.
363.
334.
895
1
6.53
9.45
8.38
9
Prep
aid
expe
nses
Ju
mla
h As
et T
idak
Lan
car
Non
-‐cur
rent
ass
ets
Jumlah Aset
3.977.296.275.739
2.759.621.209.579
1.797.862.006.708
Tota
l ass
ets
Liabilitas dan Ekuitas
Equi
ty a
nd L
iabi
lity
Liabilitas
Liab
ility
Li
abili
tas S
eger
a 2c
, 2n,
11
93.6
34.0
23.0
00
50.7
22.5
69.2
91
32.4
08.6
26.8
72
Curr
ent l
iabi
litie
s Si
mpa
nan
Nas
abah
2c
, 2o,
12,
28
Cu
stom
er sa
ving
s Pi
hak
Bere
lasi
30
.034
.850
.619
27
.566
.320
.065
71
6.80
8.23
9
Rela
ted
part
ies
3
Ca
tata
n at
as la
pora
n ke
uang
an k
onso
lidas
ian
mer
upak
an b
agia
n ya
ng ti
dak
terp
isahk
an d
ari l
apor
an k
euan
gan
kons
olid
asia
n
Not
es o
f the
con
solid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
are
inte
gral
par
ts o
f the
se con
solid
ated
fina
ncia
l sta
tem
ents
Piha
k Ke
tiga
2.
771.
198.
562.
226
1.
664.
998.
051.
391
91
0.03
0.07
1.94
5
Third
par
ties
Sim
pana
n da
ri Ba
nk L
ain
2c, 2
p, 1
3, 2
8 49
0.01
0.32
5.96
5
530.
010.
325.
965
44
5.01
0.32
5.96
5
Saving
s fro
m o
ther
ban
ks
Uta
ng P
ajak
2s
, 15
4.92
0.01
5.91
5
3.11
5.08
7.92
3
8.07
0.51
1.48
1
Tax de
bt
Liab
ilita
s Paj
ak T
angg
uhan
2s
-‐
-‐ -‐
Defe
rred
tax lia
bilit
ies
Liab
ilita
s Im
bala
n Pa
sca
Kerja
27
31
.196
.250
.948
32
.697
.408
.580
20
.356
.672
.113
Po
st e
mpl
oym
ent b
enef
it ob
ligat
ion
Beba
n Ya
ng M
asih
Har
us D
ibay
ar
2c, 1
4 50
.782
.210
.282
31
.859
.847
.729
39
.623
.372
.674
Ac
crue
d ex
pens
es
dan
Liab
ilita
s Lai
n-‐la
in
And
othe
r lia
bilit
ies
Jumlah Liabilitas
3.
471.
776.
238.
955
2.
340.
969.
610.
943
1.
456.
216.
389.
289
To
tal o
f lia
bilit
ies
Ekui
tas
Equi
ty
Mod
al S
aham
St
ock
capi
tal
Mod
al D
asar
-‐6.5
00.0
00 sa
ham
Ba
se cap
ital –
6.5
00.0
00 st
ock
Nila
i Nom
inal
-‐ Rp
.100
.000
per
saha
m
Nom
inal
val
ue –
Rp
100.
000
/ sto
ck
Mod
al D
item
patk
an d
an D
iseto
r pen
uh
Issu
ed a
nd fu
lly p
aid
capi
tal
2.27
4.30
3 (2
014
: 1.5
87.0
69 sa
ham
) 16
b 22
7.43
0.30
0.00
0
158.
706.
900.
000
20
6.98
0.60
0.00
0
2.27
4.30
3 (2
014
: 1.5
87.0
69 st
ocks
) M
odal
Sum
bang
an
16d
-‐ 27
5.45
0.00
0
Ca
pita
l con
trib
utio
ns
Agio
Sah
am
16e
48.2
54.3
38.5
01
8.07
9.32
6.09
5
36.2
99.6
27.5
52
Capi
tal a
gio
Dana
Set
oran
Mod
al
16c
36.7
21.6
82.0
18
124.
947.
006.
751
16
.900
.473
.544
Pa
id cap
ital f
unds
Ko
mpo
nen
ekui
tas l
ainn
ya
Oth
er e
quity
com
pone
nts
Keun
tung
an/(
Keru
gian
) Akt
uaria
l pro
gram
man
faat
pas
ti
(1.9
35.1
04.2
82)
(6.3
08.9
53.1
37)
340.
871.
384
Gai
ns/(
loss
es) o
f def
ined
act
uaria
l ben
efit
plan
Sa
ldo
Laba
Pr
ofit
bala
nces
Te
lah
Dite
ntuk
an P
engg
unaa
nnya
86.4
79.1
37.9
68
51.3
86.3
63.5
09
33.7
09.0
24.6
51
Dete
rmin
ed u
sage
Be
lum
Dite
ntuk
an P
engg
unaa
nnya
108.
569.
682.
579
81
.565
.505
.418
47
.415
.020
.288
Und
eter
min
ed u
sage
Jumlah Ekuitas
505.520.036.784
418.651.598.635
341.645.617.419
Tota
l of e
quity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
3.977.296.275.739
2.759.621.209.579
1.797.862.006.708
Tota
l of e
quity
and
liab
ility
4
PT B
ANK
PEM
BANGUNAN
DAE
RAH S
ULA
WES
I TEN
GAH
LA
PORA
N P
OSI
SI K
EUAN
GAN
PE
R 31
DES
EMBE
R 20
15 D
AN 2
014
SERT
A 1
JANUAR
I 201
4 (D
inya
taka
n da
lam
Rup
iah,
kec
uali
diny
atak
an la
in)
PT. CEN
TRAL SULAWESI R
EGIONAL DEV
ELOPM
ENT BA
NK
NOTES TO
THE FINAN
CIAL STA
TEMEN
TS
DECEM
BER 31, 2015 AN
D 2014 AN
D JA
NUAR
Y 1, 2014
(Expressed in Rup
iah, unless o
therwise stated)
Catatan
Mod
al Dise
tor/
Fully Paid Ca
pital
Dana Setoran M
odal/
Paid Full Cap
ital
Agio
Mod
al/
Capital
Keun
tungan/
(Kerugian) aktuaria
l program manfaat
pasti/
Gains (losses) on
defin
ed actua
rial
benefit plan
Telah Ditetapkan Penggun
aann
ya/
Determ
ined Usage
Belum Dite
ntukan
Penggunaannya/
Und
etermine Usage
Jumlah Mod
al/
Total Capita
l Notes
Sumbangan/
Dona
tion
Cadangan Tujuan/
Approp
riate Reserve
Cadangan Umum
/ General Reserve
Rp
Rp
Rp
Saldo per 1
Janu
ari 2014
206.980.600.000
16.900.473.544
36.299.627.552
-‐
5.851.514.918
48.039.118.571
47.415.020.288
361.486.354.873
Balance as per Ja
nuary 1
2014
Dampak Penyesuaian Atas Penerapan PSA
K 24 (R
evisi 2013)
-‐
-‐
-‐
340.871.384
(20.181.608.838)
(19.840.737.454)
Adjustment Impa
ct Upo
n ad
optio
n of SFA
S No. 24
(Revise
d 2013)
Saldo 1 Janu
ari 2014 setelah penyajian kembali
206.980.600.000
16.900.473.544
36.299.627.552
-‐
340.871.384
5.851.514.918
27.857.509.733
47.415.020.288
341.645.617.419
Balance Janu
ary 1, 2014
after restatement
Tambahan Setoran Mod
al se
lama tahu
n 2014
-‐
31.552.531.750
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
31.552.531.750
The ad
ditio
nal cap
ital
depo
sit during 2014
The increase in paid-‐in capita
l 13.820.500.000
(13.820.500.000)
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
The increase in paid-‐in
capital
Mod
al Sum
bangan
-‐
-‐
-‐
275.450.000
-‐
-‐
(275.450.000)
-‐
Capital don
ation
Reklasifikasi ke Dana setoran Mod
al
(62.094.200.000)
98.393.827.552
(36.299.627.552)
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
Reclassification to deposit
fund
s Cap
ital
Agio Saham
-‐
(8.079.326.095)
8.079.326.095
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
Stock Ag
io
Pembagian Laba tahu
n 2013:
2015 profit sh
aring
Dividen
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
(23.569.785.144)
(23.569.785.144)
Devident
Cadangan Umum
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
17.677.338.858
(17.677.338.858)
-‐
General re
serve
CSR
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
(2.356.978.515)
(2.356.978.515)
CSR
Tantiem
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
(3.535.467.771)
(3.535.467.771)
Tantiem
Laba Tahun
Berjalan
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
Current year p
rofit
Laba Kom
prehensif Tahun
Berjalan
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
81.565.505.418
81.565.505.418
Current com
prehensiv
e profit
Penghasilan Kom
prehensif lain ta
hun berja
lan
-‐
-‐
-‐
-‐
(6.649.824.521)
-‐
-‐
-‐
(6.649.824.521)
Other current
comprehensiv
e profit
Saldo per 3
1 De
sember 2
014
158.706.900.000
124.947.006.751
8.079.326.095
275.450.000
(6.308.953.137)
5.851.514.918
45.534.848.591
81.565.505.418
418.651.598.636
Balance as per Decem
ber
1 2014
Tambahan Setoran Mod
al se
lama tahu
n 2015
-‐
20.673.087.673
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
20.673.087.673
The ad
ditio
nal cap
ital
depo
sit during 2014
Peningkatan mod
al dise
tor
68.723.400.000
(68.723.400.000)
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
The increase in paid-‐in
capital
Mod
al Sum
bangan
-‐
-‐
-‐
(275.450.000)
275.450.000
-‐
Capital don
ation
Reklasifikasi ke Dana setoran Mod
al
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
Reclassification to deposit
fund
s Cap
ital
Agio Saham
-‐
(40.175.012.406)
40.175.012.406
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
Stock Ag
io
Pembagian Laba tahu
n 2013:
2015 profit sh
aring
Dividen
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
(38.685.916.067)
(38.685.916.067)
Devident
Cadangan Umum
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
34.817.324.460
(34.817.324.460)
-‐
General re
serve
CSR
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
CSR
Tantiem
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
Tantiem
Cadangan Khu
sus IT
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
(3.868.591.607)
(3.868.591.607)
Current year p
rofit
Koreksi saldo
laba
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
5.400.875.461
5.400.875.461
Current com
prehensiv
e profit
Laba Kom
prehensif Tahun
Berjalan
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
-‐
98.975.133.835
98.975.133.835
Other current
comprehensiv
e profit
Penghasilan Kom
prehensif lain ta
hun berja
lan
-‐
-‐
-‐
-‐
4.373.848.856
-‐
-‐
-‐
4.373.848.856
Other current
comprehensiv
e profit
Saldo per 3
1 De
sember 2
015
227.430.300.000
36.721.682.018
48.254.338.501
-‐
(1.935.104.282)
5.851.514.918
80.627.623.050
108.569.682.579
505.520.036.787
Balance as per 31
December 2
015
5
PT BAN
K PE
MBA
NGUNAN
DAE
RAH SULA
WES
I TEN
GAH
LA
PORA
N POSISI KEU
ANGAN
PE
R 31
DES
EMBE
R 20
15 DAN
201
4 SE
RTA 1 JANUAR
I 201
4 (Dinya
taka
n da
lam Rup
iah, kecua
li diny
atak
an la
in)
PT. C
ENTR
AL S
ULA
WES
I REG
ION
AL D
EVEL
OPM
ENT
BAN
K N
OTE
S TO
TH
E FI
NAN
CIAL
STA
TEM
ENTS
D
ECEM
BER
31, 2
015
AND
201
4 AN
D JA
NU
ARY
1, 2
014
(Exp
ress
ed in
Rup
iah,
unl
ess o
ther
wis
e st
ated
)
Catatan/
Not
es
2015
20
14
Rp
Rp
Pe
ndap
atan
dan
Beb
an Ope
rasion
al
Profit an
d op
erationa
l exp
enses
Pend
apatan Bun
ga
2r,18
440.151.157.658
327.091.479.718
Profit interest
Beban Bu
nga
2r,19
(152.862.566.244)
(82.764.292.533)
Interest exp
enses
Pend
apatan
Bun
ga -‐ Be
rsih
287
.288
.591
.414
244
.327
.187
.185
N
et-‐p
rofit
inte
rest
Pe
ndap
atan
Ope
rasion
al Lainn
ya
Other ope
ratio
nal p
rofit
dan Im
balan Jasa
20
24.729.219.604
16.277.588.515
And reco
mpe
nce
Beban Operasio
nal Lainn
ya
Other ope
ratio
nal e
xpen
ses
Umum
dan Adm
inistrasi
22
(69.859.665.024)
(55.807.481.032)
Gen
eral and
adm
inist
rativ
e Tenaga Kerja
23
(92.264.218.887)
(90.984.030.319)
Employ
ees
Pemulihan/(penyisihan) Penurun
an Nilai
21
(8.294.255.872)
(7.178.690.168)
Impa
irmen
t of rec
overy/(provisio
n)
Lainnya
24
(9.570.664.849)
3.904.825.914
Others
Laba
Ope
rasion
al
132
.029
.006
.387
110
.539
.400
.095
O
pera
tiona
l pro
fit
Pe
ndap
atan
dan
Beb
an Non
Ope
rasion
al
O
pera
tiona
l pro
fit a
nd e
xpen
ses
Pend
apatan Non
Operasio
nal
25
2.086.592.284
704.522.863
Non
-‐ope
ratio
nal p
rofit
Beban Non
Operasio
nal
25
(676.695.831)
(1.644.177.935)
Non
-‐ope
ratio
nal e
xpen
ses
Laba
bersih sebe
lum pajak
133
.438
.902
.839
109
.599
.745
.023
N
et-‐p
rofit
bef
ore
tax
Beba
n Pa
jak Pe
ngha
silan
Profit tax ex
pens
es
Beban Pajak Kini
2s,15b
(37.062.418.500)
(30.096.643.883)
Curren
t tax
exp
enses
Manfaat/(Be
ban) Pajak Tangguh
an
2s,15c
2.598.649.496
2.062.404.278
Deferred
tax be
nefit/(ex
pens
e)
Laba
Tah
un Berjalan
98.97
5.13
3.83
5
81.56
5.50
5.41
8
Curr
ent y
ear p
rofit
Pe
ndap
atan
Kom
preh
ensif L
ain
Other com
preh
ensiv
e profits
Po
s-‐po
s yang tid
ak akan direklasifikasi ke laba ru
gi
Ite
ms t
hat w
ill not be reclas
sified to profit or los
s Keun
tungan (kerugian) aktuaria
l program
manfaat pasti
5.831.798.474
(8.866.432.694)
Gains
(los
ses) on de
fined
actua
rial b
enefit plan
Pajak penghasilan te
rkait d
engan kompo
nen
Profit tax ac
cording to com
pone
nts
Pend
apatan kom
prehensif lainnya
(1.457.949.618)
2.216.608.173
Other com
preh
ensiv
e profits
(Kerug
ian) / Pen
dapa
tan Ko
mpreh
ensif L
ain Pe
riode
Be
rjalan Se
telah Pa
jak
4.373
.848
.856
(6
.649
.824
.521
) (L
oss)
/ O
ther
Com
preh
ensi
ve P
rofit
Aft
er T
ax P
erio
d
Total Lab
a Ko
mpreh
ensif
103
.348
.982
.690
74.91
5.68
0.89
7
Tota
l of c
ompr
ehen
sive
pro
fits
Catatan atas lapo
ran keuangan kon
solidasian merup
akan bagian yang tidak terpisa
hkan dari laporan keuangan konsolidasian
Notes of the
con
solid
ated
fina
ncial statemen
ts are in
tegral parts of the
se con
solid
ated
fina
ncial statemen
ts
6
PT BAN
K PEMBA
NGUNAN
DAE
RAH SULAWESI TEN
GAH
LAPO
RAN POSISI KEU
ANGAN
PER 31 DESEM
BER 2015 DAN
2014 SERT
A 1 JANUAR
I 2014
(Dinyatakan dalam Rup
iah, kecuali dinyatakan lain)
PT. CEN
TRAL SULAWESI R
EGIONAL DEV
ELOPM
ENT BA
NK
NOTES TO
THE FINAN
CIAL STA
TEMEN
TS
DECEM
BER 31, 2015 AN
D 2014 AN
D JA
NUAR
Y 1, 2014
(Expressed in Rup
iah, unless o
therwise stated)
Catatan /
Notes
2015
2014
Rp
Rp
AR
US KA
S DAR
I AKTIVITAS
OPERA
SI
CA
SH FLO
WS FROM OPERA
TING ACTIVITIES
Penerim
aan Bu
nga
435.841.184.435
319.570.344.237
Inte
rest
s rec
eptio
n Pembayaran Bu
nga
(1
52.862.566.244)
(82.764.292.533)
Inte
rest
s pay
men
t Pembayaran Kepada Karyawan
(9
2.264.218.887)
(85.794.037.787)
Empl
oyee
pay
men
ts
Pembayaran Be
ban Umum
dan Adm
inistrasi
(6
3.324.157.258)
(47.850.531.815)
Gen
eral
exp
ense
s and
adm
inist
ratio
n ex
pens
es
Penerim
aan Pend
apatan Lainn
ya
26.815.811.888
16.982.111.378
Oth
er in
com
es
Pembayaran Be
ban Lainnya
(1
0.247.360.681)
(11.491.647.175)
Oth
er e
xpen
ses
Arus Kas Operasi Sebelum Perub
ahan
Cu
rren
t ope
ratio
nal c
ash
befo
re a
djus
tmen
ts
Aset dan Kew
ajiban Operasi
143.958.693.253
108.651.946.305
Asse
ts a
nd o
pera
tiona
l res
pons
ibili
ty
Penu
runan/(Kenaikan) Aset O
perasi:
De
crea
se /
(Incr
ease
) Ope
ratin
g As
sets
: Kredit Yang Diberikan
(2
19.836.736.955)
(877.827.653.904)
Loan
s Aset Lain-‐lain
546.300.135
1.697.258.975
Oth
er a
sset
s Kenaikan/(Penu
runan) Liabilitas Operasi:
In
crea
se/(
decr
ease
) of L
iabi
litas
ope
rasi
Liabilitas S
egera
42.911.453.709
18.313.942.419
Curr
ent l
iabi
litie
s Be
ban Yang M
asih Harus Dibayar
17.421.204.921
(1.619.364.837)
Accc
rued
exp
ense
s Simpanan Nasabah:
Cu
stom
er sa
ving
s Pihak Be
relasi
2.468.530.554
26.849.511.826
Rela
ted
part
ies
Pihak Ketig
a
1.106.200.510.835
754.967.979.446
Third
par
ties
Simpanan dari Bank Lain
(4
0.000.000.000)
85.000.000.000
Oth
er b
ank
savi
ngs
Pembayaran Pajak Penghasilan
(3
3.799.540.889)
(35.052.067.441)
Inco
me
tax
paym
ent
KAS BERSIH DIPEROLEH DAR
I
NET CAS
H AVA
ILAB
LE FRO
M
(DIGUNAK
AN UNTU
K) AKTIVITAS
OPERA
SI
1.019.870.415.562
80.981.552.789
FOR OPERA
TIONAL ACTIVITY
ARUS KA
S DAR
I AKTIVITAS
INVE
STAS
I
CASH
FLO
WS FROM IN
VESTING ACTIVITIES
Efek -‐ efek
(2
79.507.160.317)
(93.453.748.033)
Effe
cts
Pembelian Aset Tetap
(1
5.154.511.550)
(13.184.398.731)
Perm
anen
t ass
ets p
urch
ase
KAS BERSIH DIGUNAK
AN UNTU
K AK
TIVITA
S INVE
STAS
I
(294.661.671.866)
(106.638.146.764)
NET CAS
H USED FOR INVE
STING ACTIVITIES
ARUS KA
S DAR
I AKTIVITAS
PEN
DAN
AAN
CA
SH FLO
WS FROM FINAN
CING ACTIVITIES
Pembayaran Pinjam
an yang Diterim
a
-‐
-‐
Loan
Pay
men
t Rec
eive
d Penambahan Mod
al Dise
tor
20.673.087.673
31.552.531.750
Addi
tiona
l Pai
d in
Cap
ital
Pembayaran Dividen
(3
8.685.916.067)
(23.569.785.144)
Devi
dent
pay
men
t Cadangan IT
(3
.868.591.607)
-‐
IT re
serv
e Ko
reksi Saldo
Laba
5.400.875.461
-‐
Prof
it ba
lanc
e co
rrec
tion
Pend
apatan Kom
prehensif
4.373.848.855
-‐
Com
preh
ensiv
e in
com
e
(1
2.106.695.685)
7.982.746.606
KENAIKA
N/(PENURU
NAN
) KAS
DAN
SETAR
A KA
S
713.102.048.008
(17.673.847.370)
CASH
INCR
EASE / (D
ECRE
ASE) AND CAS
H EQUIVALEN
TS
KAS DAN
SETAR
A KA
S AW
AL PERIODE
499.201.047.297
516.874.894.667
CASH
AND CAS
H EQUIVALEN
TS AT BE
GINNING OF PERIOD
KAS DAN
SETAR
A KA
S AK
HIR PERIODE
1.212.303.095.305
499.201.047.297
CASH
AND CAS
H EQUIVALEN
TS AT EN
D OF PERIOD
KAS DAN
SETAR
A KA
S TERD
IRI D
ARI:
CA
SH AND CAS
H EQUIVALEN
TS CONSIST OF:
Kas
142.955.283.738
83.831.616.750
Cash
Giro
Bank Indo
nesia
333.497.875.952
218.343.555.865
Giro
from
Ban
k In
done
sia
Giro
Pada Bank Lain
11.849.935.615
12.525.874.680
Giro
from
oth
er b
anks
Penempatan pada Bank Indo
nesia
dan Bank Lain
724.000.000.000
184.500.000.000
Plac
emen
t on
Bank
Indo
nesia
and
oth
er b
anks
JUMLAH KAS
DAN
SETAR
A KA
S
1.212.303.095.305
499.201.047.296
CASH
TOTA
L AN
D CAS
H-‐PER
IODIC
7
8
PT BANK PEMBANGUNAN DAERAH
SULAWESI TENGAH CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014
SERTA 1 JANUARI 2014 DAN UNTUK TAHUN-
TAHUN YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER
2015 DAN 2014 (Disajikan dalam Rupiah penuh,
kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Bank
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, untuk
selanjutnya disebut “PT Bank Sulteng” atau “Bank”, yang
mulanya bernama Bank Pembangunan Daerah Sulawesi
Tengah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 8
tahun 1966 tentang Bank Pembangunan Daerah dan telah
mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan
Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1999.
Sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 23 tanggal 30
April 1999 yang dibuat oleh Notaris Anand Umar Adnan,
SH., berkedudukan di Palu, maka BPD Sulteng telah berubah
statusnya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan
Terbatas (PT) dan bernama PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah, serta telah mendapat pengesahan sesuai
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia No.
C-12841 HT .01.01 TH 99 tanggal 12 Juli 1999 dan telah
mendapat persetujuan Menteri Dalam Negeri No. 584.52-
442 tanggal 10 Mei 1999 tentang Pengesahan Peraturan
Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No.
02 tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah dari Perusahaan
Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan
Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. I/29/KEP.
GBI/1999 tanggal 10 Desember 1999 tentang Perubahan
Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah menjadi Perseroan
Terbatas Bank Pembagunan Daerah Sulawesi Tengah.
PT. CENTRAL SULAWESI REGIONAL
DEVELOPMENT BANK NOTES TO THE
FINANCIAL STATEMENTS DECEMBER 31, 2015
AND 2014 AND JANUARY 1, 2014 AND FOR THE
YEARS ENDED DECEMBER 31, 2015 AND 2014
(Expressed in Rupiah, unless otherwise stated)
1. GENERAL INFORMATION
a. Bank Establishment and General Information of the
Bank
PT. Central Sulawesi Regional Development Bank, hereinafter
referred to as “PT Bank Sulteng” or the “Bank”, which was
originally named the Central Sulawesi Regional Development
Bank was established based on Local Regulation 8 of 1966
on the Regional Development Bank and has been amended
several times, most recently by Regional Regulation No. 2,
1999.
Accordance with the Deed of Establishment Company Limited
No. 23 30 April 1999 Notary Anand Umar Adnan, SH., Based
in Palu, the BPD Sulawesi has changed its status from the
Regional Company (PD) to Limited Liability Company (PT)
and was named the Regional Development Bank of Central
Sulawesi, and has been granted approval according to the
Decree of Minister of Justice of the Republic of Indonesia No.
C-12 841 HT .01.01 TH 99 dated July 12, 1999 and has been
approved by the Minister of Interior No. 584.52-442 dated
May 10, 1999 on the Ratification of Provincial Regulation of
Provinces of Central Sulawesi No. 02 of 1999 on Amendment
Legal Forms Bank Central Sulawesi Regional Development of
the Regional Company (PD) to Limited Liability Company
(PT) and Bank Indonesia Governor Decree No. I / 29 / KEP.
GBI / 1999 dated December 10, 1999 on the amendment of
Legal Entity Regional Company of Central Sulawesi Regional
Development Banks into Limited Liability Banks Central
Sulawesi regional development.
9
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali
perubahan, terakhir melalui Akta Notaris Charles, SH, M.Kn
No. 16 tanggal 12 Mei 2014 tentang Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB).
b. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pendirian Bank adalah untuk mendorong
pertumbuhan daerah di segala bidang serta sebagai salah
satu alat kegiatan ekonomi di bidang keuangan/perbankan
untuk pengelolaan sumber pendapatan asli daerah, dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Untuk mencapai
tujuan tersebut, Bank melaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
- Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat
deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu;
- Memberikan kredit;
- Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri
maupun untuk kepentingan nasabah;
- Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau
meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan
menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun
dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
- Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun
sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi
kewajibannya kepada Bank, dengan ketentuan agunan
yang dibeli tersebut dicairkan secepatnya;
- Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau
perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna
usaha pada bank atau perusahan lain di bidang keuangan
serta sewa guna usaha, modal ventura perusahaan
efek asuransi serta lembaga kliring penyelesaian
dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh yang bertindak sebagai pendiri dana
pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dana
pensiun yang berlaku;
- Membantu Pemda dalam membina BPR milik
Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan
Pemerintah
Bank Articles of Association have been amended several
times, most recently by the Notarial Deed Charles, SH, M.Kn
No. 16 dated May 12, 2014 Statement of General Meeting
Extraordinary Shareholders (EGM).
b. Purpose and Objectives
The aims and objectives establishment of the Bank is to foster
the growth of the region in all fields as well as one of the tools
of economic activity in the field of finance / banking to the
management of local revenue sources, in order to improve
people’s living standard. To achieve these objectives, the Bank
undertakes the following activities:
- Raise funds from the public in the form of deposits such
as demand deposits, time deposits, certificates of deposit,
savings and / or other equivalent form with it;
- Giving credit;
- Transferring money either for themselves or for the
account of customers;
- Placing funds on, borrow from or lend funds to other
banks, either by using the mail, telecommunication
facilities and the notes show, check or other means.
- Purchasing through the collateral customer either all or
in part in the event that the debtor does not fulfill its
obligations to the Bank, with the provisions of the
purchased collateral disbursed as soon as possible;
- Conducting equity participation in banks or other
companies in the field of finance and leasing to banks or
other companies in the financial sector as well as leasing,
venture capital securities companies, insurance, and
clearing-settlement and storage to meet conditions set by
acting as founder of the pension fund in accordance with
he provisions of the applicable pension regulations;
- Assist local governments in fostering government-owned
rural banks of the Province of Central Sulawesi and the
Government
10
- Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Jaringan Kantor
Bank berkantor pusat di Jl.Hasanuddin Nomor 20
PaIu,Sulawesi Tengah. Bank mengklasifikasikan Kantor
Cabang menjadi Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang,
Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Unit Pelayanan.
Jumlah kantor dan jaringan Anjungan Tunai Mandiri
(ATM) Bank pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
d. Manajemen Eksekutif
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, susunan Dewan
Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko
serta Komite Remunerasi dan Nominasi Bank adalah
sebagai berikut:
- Perform other activities commonly conducted by the
bank is not contrary to the legislation in force.
c. Office Network
Banks headquartered in Jl.Hasanuddin No. 20 PaIu, Central
Sulawesi. The Bank classifies Branch Office to Branch Office
Main Branch Office, Branch Office, Cash Office and Services
Unit. Number of offices and a network of Automated Teller
Machine (ATM) Bank on December 31, 2014 and 2013 were
as follows:
d. Executive Management
On December 31, 2015 and 2014, the Board of Commissioners,
Directors, Audit Committee, Risk Monitoring Committee and
Remuneration and Nomination Committee of the Bank are
as follows:
11
Susunan pengurus Bank tersebut diatas telah dicatat dalam
administrasi Bank Indonesia sesuai dengan Surat Bank
Indonesia No.l5/35/DPKP/Dpr tanggal 9 Desember 2013.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank memiliki
karyawan masing-masing sebanyak 624 dan 586 karyawan
(tidak diaudit).
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG
SIGNIFIKAN
Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara
konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014 adalah sebagai berikut:
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 disusun sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) di
Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI), Pedoman
Akuntansi Perbankan Indonesia (“PAPI”) 2008 yang
diterbitkan atas kerjasama IAI dengan Bank Indonesia dan
praktek praktek industri perbankan yang berlaku, pedoman
akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas
perbankan Indonesia.
b. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Laporan keuangan Bank disusun dengan konsep nilai
historis dan atas dasar akrual, kecuali untuk beberapa hal
dibawah ini Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi diukur pada nilai wajar. Aset keuangan
tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar. Liabilitas
imbalan pasti diakui sebesar nilai kini liabilitas imbalan
pasti dikurangi dengan aset bersih dana pensiun ditambah
keuntungan aktuaria yang belum diakui dikurangi beban
jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuaria yang
belum diakui.
The composition of the Bank’s management mentioned above
have been recorded in the administration of Bank Indonesia
in accordance with the Bank Indonesia No.l5 / 35 / DPKP /
Dpr dated December 9, 2013. On December 31, 2015 and
2014, the Bank had employees respectively of 624 and 586
employees ( no audited).
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING
POLICIES
The significant accounting policies, consistently applied in
the preparation of financial statements for the year ended
December 31, 2015 and 2014 are as follows:
a. statement of Compliance
Bank’s financial statements for the year ended December
31, 2015 and 2014 prepared in accordance with Statement
of Financial Accounting Standards (SFAS) in Indonesia
issued by the Accounting Standards Board of the Indonesian
Accountants Association (DSAK-IAI), Indonesian Banking
Accounting Guidelines ( “PAPI”) 2008 IAI published in
cooperation with Bank Indonesia and practices prevailing
banking industry practices, accounting and reporting
guidelines established by the Indonesian banking regulatory
authority.
b. Basis of Preparation of Financial Statements
The financial statements have been prepared on the historical
cost concept and accrual basis, except for some of the following
financial instruments at fair value through profit or loss are
measured at fair value. Available for sale financial assets
are measured at fair value. The defined benefit obligation
recognized at the present value of the defined benefit obligation
less the net assets of the pension fund plus unrecognized
actuarial gains net prior service cost and unrecognized
actuarial losses unrecognized.
12
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode
langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk keperluan
laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas terdiri
dari kas, giro pada Bank Indonesia dan giro pada bank
lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan
Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo dalam waktu
3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak
digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima
serta tidak dibatasi penggunaannya.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan
keuangan Bank adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-
angka yang disajikan dalam laporan keuangan, kecuali
dinyatakan lain, disajikan dalam Rupiah penuh.
c. Aset dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli
dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan,
penyertaan saham dan aset lain lain, Liabilitas keuangan
Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah,
simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima dan
liabilitas lain-lain.
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen
Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011),
“Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, dan
PSAK No.60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian
dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi
yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut
ditetapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan,
dari perspektif penerbit dalam aset keuangan, kewajiban
keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian
yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian
dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan
dan kewajiban saling hapus. PSAK ini mensyaratkan
pengungkapan, antara lain informasi mengenai faktor yang
mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus
kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen
keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan.
Statements of cash flows prepared using the direct method by
classifying cash flows into operating, investing and financing
activities. For the purposes of cash flow statement, cash
and cash equivalents consist of cash, demand deposits with
Bank Indonesia and other banks, placements with Bank
Indonesia and other banks and Bank Indonesia Certificates
maturing within three (3) months from the date of acquisition
, to the extent not used as collateral for loans received and
unrestricted.
The reporting currency used in the Bank’s financial statements
is the Indonesian Rupiah (Rp). The figures presented in the
financial statements, unless otherwise stated, are presented in
the full amount.
c. Assets and Financial Liabilities
Financial assets the Bank consist of cash, demand deposits
with Bank Indonesia, current accounts with other banks,
placements with Bank Indonesia and other banks, securities,
securities purchased under resale agreements, loans, equity
participations and other assets of the other, the Bank’s financial
liabilities consist of liabilities immediately, customer deposits,
deposits from other banks, borrowings and other liabilities.
Bank adopted SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial
Instruments: Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011),
“Financial Instruments: Recognition and Measurement” and
IAS 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
SFAS No. 50 (Revised 2010), contains requirements for
the presentation of financial instruments and identifies
the information that should be disclosed. The presentation
requirements assigned to the classification of financial
instruments, from the perspective of the issuer into financial
assets, financial liabilities and equity instruments; the
classification of related interest, dividends, losses and gains,
and the circumstances in which financial assets and liabilities
are offset. This SFAS requires the disclosure, among others,
information about factors that affect the amount, timing and
certainty of future cash flows of an entity associated with
financial instruments and the accounting policies applied.
13
PSAK No. 55 (Revisi 2011) menerapkan prinsip untuk
pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban
keuangan dan kontrak pembelian atau penjualan
item-item non-keuangan. PSAK ini memberi definisi
dan karakteristik derivatif, kategori- kategori dari
masing-masing instrumen keuangan, pengakukan dan
pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari
hubungan lindung nilai.
PSAK No. 60 termasuk penyesuaiannya tahun 2012,
mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-
masing instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan
kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari
instrumen keuangan yang dihadapi Bank Sulteng selama
periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan
bagaimana Bank mengelola risiko tersebut.
(i) Klasifikasi
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan
kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
- Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua)
sub- klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan
demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas
keuangan yang telah diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan;
- Kredit yang diberikan dan piutang;
- Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo;
- Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori
sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
- Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi,
yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada
saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah
diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
- Liabilitas keuangan lain yang tidak diklasifikasikan
sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi komprehensif dikategorikan dan diukur
dengan biaya perolehan diamortasi.
SFAS No. 55 (Revised 2011) applies the principles for
recognizing and measuring financial assets, financial
liabilities and some contracts of purchase or sale of items of
non-financial. SFAS gives definitions and characteristics
of derivatives, the categories of the respective financial
instrument, pengakukan and measurement, hedge accounting
and determination of hedging relationships.
SFAS No. 60 including the adjustment in 2012, requires
disclosure of the significance of each of the financial
instruments for financial position and performance and the
nature and extent of risks arising from financial instruments
The Bank Central Sulawesi during the period and at the end of
the reporting period, and how the Bank manages these risks.
(i) Classification
Bank classifies its financial assets in the following categories at
initial recognition:
- Financial assets at fair value through profit or loss,
which has two (2) sub-classification, ie financial liabilities
designated as such upon initial recognition and financial
liabilities classified as held for trading;
- Loans and receivables;
- Investments held-to maturity;
- Investments in available for sale.
Financial liabilities are classified into the following categories
at initial recognition:
- Measured at fair value through profit or loss, which has
two (2) sub-classification, ie financial liabilities designated
as such upon initial recognition and financial liabilities
classified as held for trading;
- Other financial liabilities not classified as financial
iabilities measured at fair value through profit or loss are
categorized and measured at acquisition cost diamortasi.
14
Kelompok aset dan liablitas diukur pada nilai wajar melalui
laporan laba rugi komprehensif adalah aset dan liabilitas
keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh
atau dimiliki oleh Bank untuk tujuan dijual atau dibeli
kembali dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian
dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama untuk memperoleh laba jangka pendek atau
position taking.
Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan
non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan yang tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif,
kecuali:
- Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam
waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal
ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba
rugi komprehensif;
- Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam
kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau
- Dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh
kembali investasi awal secara substansial kecuali yang
disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan
dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset
keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau
telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan
dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan
untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo,
investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat
ditentukan tidak dikategorikan dalam klasifikasi ini.
Group assets and liablitas measured at fair value through
profit or loss are financial assets and liabilities held for trading
are acquired or held by the Bank for the purpose of selling or
repurchasing in the near term, or holds as part of a portfolio
of certain financial instruments that are managed together to
obtain short-term profit or position taking.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with
fixed or determinable payments that are not quoted in an
active market have, except:
- What is meant by the Bank to be sold soon in the near
future, which are classified as trading, and those designated
upon initial recognition as at fair value through profit or
loss;
- That upon initial recognition designates as available-for
sale investments; or
- In the event that the Bank may not recover substantially
initial investment unless caused by a decrease in the quality
of loans and receivables, which are classified as available
for sale.
Investments held to maturity consist of financial assets non-
derivatives with fixed payments or determinable and fixed
maturity which the Bank has the positive intention and ability
to hold financial assets to maturity, investments held for a
period that can not be determined to be categorized in this
classification.
15
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-
derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau
tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset
keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia
untuk dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba
atau rugi komprehensif yang diakui sebagai bagian dari
ekuitas sampai dengan investasi dihentikan pengakuannya
atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai
dimana akumulasi laba atau rugi komprehensif sebelumnya
dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba
rugi komprehensif konsolidasian. Hasil efektif dan (bila
dapat diaplikasikan ) hasil dari nilai tukar dinyatakan
kembali untuk investasi tersedia dijual dan dilaporkan pada
laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan
yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai
nilai wajar melalui laba rugi komprehensif saat pengakuan
liabilitas.
(ii) Pengakuan Awal
a. Pembelian atau penjualan aset keuangan yang
memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang
telah ditetapkan oleh peraturan dan kebiasaan yang
berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui
pada tanggal penyelesaian, seperti tanggal perusahaan
berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
b. Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya
diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan
atau liabilitas keuangan tidak diukur pada nilai wajar
melalaui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar
tersebut ditambah biaya transaksi yang dapat
diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset
keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan
awal tergantung pada klasifikasinya.
Categories available for sale consist of non-derivative financial
assets designated as available for sale or are not classified as
one of the other categories of financial assets. After initial
recognition, investments available for sale are measured at
fair value with gains or comprehensive income recognized as
part of equity until the investment is derecognized or until
the investment is stated to be impaired where the cumulative
gain or comprehensive income previously reported in
equity is reported in the income statement the consolidated
comprehensive. The effective yield and (if applicable) the
results of the exchange rate restated for investments available
for sale and are reported in the consolidated statement of
comprehensive income.
Other financial liabilities are financial liabilities that are not
held for sale or determined as fair value through profit or loss
upon recognition of a liability.
(ii) Initial Recognition
a. The purchase or sale of financial assets that require
delivery of assets within the time frame stipulated by the
regulations and customs prevailing in the market (regular
purchases) are recognized on the settlement date, such as
the date the company commits to purchase or sell the
asset.
b. Financial assets and financial liabilities are initially
recognized at fair value. In the case of financial assets
or financial liabilities not measured at fair value
melalaui statement of comprehensive income, the fair
value plus transaction costs that are directly attributable.
Measurement of financial assets and financial liabilities
after initial recognition depends on their classification.
16
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat
diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu
aset keuangan atau penerbitan suatu liabilitas keuangan
dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi
apabila instrumen keuangan tersebut tidak diperoleh
atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi
ditambahkan pada jumlah yang diakui pada awal pengakuan
aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi
dikurangkan dari jumah utang yang diakui pada pengakuan
awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama
unur instrumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan
dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya
transaksi sehubungan dengan aset keuangan atau sebagai
bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubungan
dengan liabilitas.
Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset
keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba
rugi (opsi nilai wajar). Opsi nilai wajar dapat digunakan
hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:
- Penempatan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau
mengeliminasi ketidakkonsistenan pengakuan dan
pengukuran (accounting missmatch) yang dapat timbul;
atau
- Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio
instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan
dilaporan kepada manejemen kunci berdasarkan nilai
wajar; atau
- Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif
melekat yang harus dipisahkan.
Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan
piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit
derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi
kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang
diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi
dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui
laba rugi komprehensif.
Transaction costs only include costs that are directly
attributable to the acquisition of a financial asset or issuance
of a financial liability and an additional expense which would
not occur if the instrument is not obtained or published. For
financial assets, transaction costs are added to the amount
recognized on initial recognition of the asset, while for financial
liabilities, transaction costs are deducted from the sheer
number of debts that are recognized in the initial recognition
of a liability. The transaction costs are amortized over Unur
instruments based on the effective interest rate method and
recorded as part of interest income for transaction costs in
connection with a financial asset or as part of interest expense
for transaction costs in connection with liability.
Bank on initial recognition can assign certain financial
assets at fair value through profit or loss (fair value option).
Fair value option may be used only if it meets the following
provisions:
- Placement of the fair value option to reduce or eliminate
inconsistencies in the recognition and measurement
(accounting mismatch) that may arise; or
- Financial assets are part of a portfolio of financial
instruments whose risks are managed and are reported to
the management key to a fair value basis; or
- Financial assets consist of major contracts and embedded
derivatives that must be separated.
Fair value option is used for loans and certain receivables are
hedged using credit derivatives or interest rate swaps, but did
not meet the criteria for hedge accounting. If not, the loans
will be accounted for at amortized cost and derivatives are
measured at fair value through comprehensive income.
17
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang
merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan
basis nilai wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk
structured investment termasuk derivatif melekat.
(iii) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan
aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laba rugi komprehensif diukur pada nilai
wajarnya. Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi
dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang
diukur pada biaya perolehan diamortisasi diukur pada biaya
perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif.
(iv) Penghentian Pengakuan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:
- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset
keuangan tersebut berakhir; atau
- Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang
berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas
untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut
secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak
ketiga dibawahkesepakatan pelepasan (pass-through
arrangement); dan antara (a) Bank mentransfer secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau
(b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun
telah mentransfer kendali atas aset.
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas
dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement
dan tidak mentransfer serta tidak menpertahankan secara
substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau
tidak mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar
keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset.
Fair value option is also used for investment funds that are
part of a portfolio managed with a fair value basis. Fair
value option is also used for structured investment include
embedded derivatives.
(iii) Measurement After Initial Recognition
Financial assets classified as available for sale and financial
assets and financial liabilities at fair value through profit
or loss are measured at fair value. Loans and receivables
and held-to-maturity investments and financial liabilities
measured at amortized cost are measured at amortized cost
using the effective interest method.
(iv) Derecognition
Financial assets are derecognized if:
- The rights to receive cash flows from the financial assets
have expired; or
- The Bank has transferred its rights to receive cash flows
from the financial asset or assumed an obligation to pay
the received cash flows in full without material delay
to a third party under terms of release (pass-through
arrangement); and between (a) the Bank transferred
substantially all the risks and rewards of the asset, or
(b) the Bank has neither transferred nor retained
substantially all the risks and rewards of the asset, but has
transferred control of the asset.
When the Bank has transferred its rights to receive cash flows
from an asset or has entered into a pass-through arrangement
and neither transfer nor menpertahankan substantially all the
risks and rewards of the asset or not transferred control of the
asset, the asset is recognized for its involvement sustained on
assets.
18
Penghapusbukuan kredit yang diberikan dilakukan
ketika tidak terdapat lagi prospek yang realistis mengenai
pengembalian pinjaman atau hubungan normal antara Bank
dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi
tersebut dihapusbukukan dengar mendebit cadangan
kerugian penurunan nilai. Liabilitas keuangan dihentikan
pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir,
yaitu ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan
yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan
yang secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu
liabilitas yang ada secara substansial telah diubah, maka
pertukaran atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai
penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan
liabilitas baru dan perbedaan nilai tercatat masing-masing
diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
(v) Pengakuan Pendapatan dan Beban
Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas
keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada
laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku
bunga efektif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai
wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif,
diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan
nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam
kelompok tersedia untuk dijual diakui secara langsung
dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat
perubahan nilai tukar dari item moneter, dihentikan
pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset
keuangan.
Write-offs of loans made when there is no longer a realistic
prospect of the repayment of the loan or the normal
relationship between the bank and the debtor has ended.
Credit that can not be repaid are written off debit hearing
impairment losses. A financial liability is derecognized when
the financial liability to an end, ie when the liabilities specified
in the contract is released or canceled or has expired.
If a financial liability that is replaced with another by the same
lender on the circumstances that are substantially different,
or based on a liability that is substantially modified, such an
exchange or modification is treated as a derecognition of the
original liability and the recognition of a new liability and
the difference respective carrying value is recognized in the
statement of comprehensive income.
(v) Revenue and Expense Recognition
Assets held for sale and financial assets and financial liabilities
are recorded at amortized cost, interest income and expense
are recognized in the statement of comprehensive income
using the effective interest rate.
Gains and losses arising from changes in fair value of financial
assets and financial liabilities at fair value through profit or
loss are recognized in the statement of comprehensive income.
Gains and losses arising from changes in fair value on financial
assets classified as available for sale are recognized directly in
equity, except for gains or losses due to changes in exchange
rates of monetary items, are derecognized or impairment of
financial assets.
19
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau
terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian
kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus
direklas pada laporan laba rugi komprehensif.
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen
keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan
yang di ukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki
atau diterbitkan.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode
berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya,
telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga
jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang
tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah
yang tidak signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai
investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan
atau reklasifikasi tersebut:
- Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh
tempo atau tanggal pembelian kembali dimana
perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara
signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
- Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial
seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai
jadwal pembayaran atau Bank telah memperoleh
pelunasan dipercepat; atau
- Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar
kendali Bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi
secara wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat
sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang
belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen
pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan
tersebut dihentikan pengakuannya.
When a financial asset is derecognized or impaired, the
cumulative gain or loss previously recognized in equity are
reclassified to the statement of comprehensive income.
(vi) Reclassification of Financial Assets
Banks are not allowed to reclassification of financial
instruments or to a category of financial instruments
measured at fair value through profit or loss during the
financial instruments held or issued.
Bank shall not classify any financial assets as held to maturity,
if in the current period or in the period of 2 (two) years
earlier, sold or reclassified investments held to maturity in the
amount of more than insignificant amount before maturity
(more than an insignificant amount compared with the total
value of investments held to maturity), unless the sales or
reclassifications that:
- Conducted when the financial asset is approaching
maturity or repurchase date that changes in interest rates
will not significantly affect the fair value of financial
assets;
- Occurs after the Bank has gained substantially all of the
principal amount of its financial assets according to
schedule payments or Bank has obtained early repayment;
or
- In connection with certain events that are beyond the
Bank’s control, non-recurring and could not be reasonably
anticipated by the Bank.
Reclassification of financial assets from held to maturity to
available-for-sale are recorded at fair value. Gains or unrealized
losses recorded as a component of other comprehensive income
until the financial asset is derecognized.
20
(vii)Saling Hapus
Aset dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan
nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika
dan hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum
untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara
neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan
liabilitasnya secara simultan. Pendapatan dan beban
disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan
oleh Standar Akuntansi Keuangan,
(viii) Pengukuran Biaya Diamortisasi
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau
liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal
dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau
dikurangi amortisasi kumulatif menggunakan metode
suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai
pengakuan awal dan nilai jatuh temponya dan dikurangi
penurunan nilai.
(ix) Pengukuran Nilai Wajar
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat
dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di
antara para pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran,
termasuk didalamnya adalah nilai pasar dari interdealer
market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh
broker (quoted price ) dari Blomberg atau Reuters pada
tanggal pengukuran.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu
instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar
aktif untuk instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif
bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari
bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker),
kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau
regulatory agency) dan merupakan transaksi pasar aktual
dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
(vii) Offsetting
Financial assets and liabilities carried out are offset and the
net amount presented in the statement of financial position
if and only if the Bank has a legal enforceable right to offset
the recognized amounts are and their intention to settle
on a net basis, or to realize the asset and settle the liability
simultaneously. Revenues and expenses are presented on a
net basis only when permitted by the Financial Accounting
Standards.
(viii) Amortized Cost Measurement
The amortized cost of a financial asset or financial liability
is the amount of the financial asset or financial liability is
measured at initial recognition minus principal repayments,
plus or minus the cumulative amortization using the effective
interest method of any difference between the initial amount
recognized and the maturity amount and less impairment.
(ix) Fair Value Measurements
Fair value is the amount for which an asset could be
exchanged, or a liability settled, between parties, willing to
trade fair at the measurement date, including the market
value of the interdealer market Association (IDMA), or the
price given by broker (quoted price) from Blomberg or Reuters
on the measurement date.
If available, the Bank measures the fair value of an instrument
using quoted prices in an active market for that instrument.
A market is considered active when the price of unquoted
available at any time of the exchange, securities traders
(dealers), brokerage (broker), industry groups, regulatory
bodies (pricing service or regulatory agency) and is a market
transaction actual and regularly occurring in reasonable.
21
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif. Bank
menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik
penilaian. Bank menggunakan credit risk spread sendiri
di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif
dan liabilitas lainnya yang telah ditetapkan menggunakan
opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit
spread, Bank mengakui keuntungan atas liabilitas tersebut
sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika
terjadi penurunan di dalam credit spread, entitas mengakui
kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan
nilai Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang
digunakan secara umum untuk menggunakan nilai wajar
dari instrumen keuangan dengan tingkat kompleksitas yang
rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input
yang digunakan dalam teknik penilaian untuk instrumen
keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi.
Untuk instrumen yang lebih komplek. Bank menggunakan
model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan
teknik dan metode penilaian yang diakui sebagai standar
industri. Model penilaian terutama digunakan untuk
menilai kontrak derivatif yang ditransaksikan melalui
pasar, over the counter, unlisted debt securities (termasuk
surat utang dengan derivatif melekat) dan instrumen utang
lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari
model ini tidak berasal dari data yang dapat diobservasi
di pasar yang dengan demikian merupakan hasil estimasi
berdasarkan asumsi tertentu.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga
pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan
mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya
sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan
terhadap aset neto efek-efek tersebut.
If the market for a financial instrument is not active. Bank
establishes fair value by using valuation techniques. The Bank
uses its own credit risk spreads in determining the fair value
of derivative liabilities and other liabilities that have been set
using the fair value option. When there is an increase in credit
spreads, the Bank recognized a gain on these liabilities as a
result of a decrease in the carrying value of liabilities. When
there is a decrease in the credit spread, the entity recognizes a
loss on these liabilities as a result of the increase in value of the
Bank using several valuation techniques are used in general to
use the fair value of financial instruments with a low level of
complexity, such as options exchange rate and currency swaps.
Inputs used in valuation techniques for financial instruments
are observable market data.
For more complex instruments. The Bank uses internally
developed models, which are usually based on valuation
methods and techniques that are recognized as the industry
standard. Valuation models are mainly used to rate derivative
contracts traded through the market, over the counter, unlisted
debt securities (including debt securities with embedded
derivatives) and other debt instruments that the market is not
active. Some of the inputs of the model is not derived from
observable data in the market thus is estimated based on
certain assumptions.
For financial instruments that do not have market prices,
estimates of the fair value of securities is determined by
reference to the fair value of another instrument that is
substantially the same or is calculated based on the expected
cash flows to the net assets of these effects.
22
Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan suatu estimasi
atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan
dengan pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin
tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan
atas posisi yang dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian
disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk,
risiko likuiditas darn risiko kredit counterparty. Berdasarkan
kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan
prosedur yang diterapkan, manajemen Bank berkeyakinan
bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan
dan dianggap tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari
instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar
dalam laporan posisi keuangan. Data harga dan parameter
yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada
umumnya telah direview dan disesuaikan jika diperlukan,
khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.
(ix) Pengukuran Nilai Wajar
Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak
dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai
sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan
nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang,
serta liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan
menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual,
dengan mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan
biaya.
Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit
yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai
tercatatnya.
Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang
akan diterbitkan diukur dengan menggunakan harga
penawaran, liabilitas keuangan dan liabilitas yang dimiliki
atau liabilitas yang akan diperoleh diukur menggunakan
harga permintaan. Jika Bank memiliki posisi aset dan
liabilitias konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus,
maka Bank dapat menggunakan nilai tengah dari pasar
sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko
yang saling hapus tersebut dan menerapkan penyesuaian
tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan
terhadap posisi terbuka atau neto (net open position), mana
yang lebih sesuai.
The results of a valuation technique is an estimate or forecast
of a value that can not be determined with certainty and
assessment techniques used may not reflect all relevant
factors on positions held by the Bank. Thus, the assessment
adjusted for additional factors such as the model risk,
liquidity risk darn counterparty credit risk. Based on the
valuation of technical policies, controls and procedures are
applied, the Bank’s management believes that the adjustments
to the aforementioned assessment is required and deemed
appropriate to present the fair value of financial instruments
measured at fair value in the statement of financial position.
Price data and parameters used in the measurement procedure
in general have been reviewed and adjusted if necessary, in
particular to the latest developments in the market.
(ix) Fair Value Measurements
At the time of the fair value of unlisted equity instruments
can not be determined reliably, the instruments are valued at
cost less impairment. The fair value of loans and receivables,
and liabilities to banks and customers are determined using a
value based on the contractual cash flows, taking into account
credit quality, liquidity and costs.
The fair value of contingent liabilities and credit facilities that
can not be canceled accrued based on the carrying value.
Financial assets and assets held or liability to be issued
is measured using the bid price, financial liabilities and
liabilities held or liabilities to be acquired is measured using
a price request. If the Bank had asset positions and liabilitias
consolidated where market risk offsetting, the Bank may use
the middle of the market as a basis for determining the fair
value of risk positions offset these and implementing these
adjustments to the offer price or prices on the demand for an
open position or net ( net open position), as appropriate.
23
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi
pihak berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK
No.7 mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”.
Definisi pihak berelasi adalah antara lain:
i. Perusahaan di bawah pengendalian Bank;
ii. Perusahaan asosiasi;
iii. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan
investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;
iv. perusahaan di bawah pengendalian investor yang
dijelaskan dalam catatan iii di atas; dan
v. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber
daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelaporan dengan
pihak- pihak berelasi, terlepas apakah ada harga yang
dibebankan. Semua transaksi yang jumlahnya signifikan
dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat
normal, sebagaimana dilakukan dengan pihak yang berelasi,
maupun tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), transaksi antara
Bank dengan Pemerintah, BUMN lainnya dan perusahaan-
perusahaan yang dimiliki, atau dikendalikan negara,
termasuk Lembaga Penjamin Simpanan tidak dikategorikan
sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang berelasi.
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Bank
mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif apakah aset
keuangan yang tidak dicatat pada nilai wajar melalui laporan
laba rugi komprehensif telah mengalami penurunan nilai.
Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti
obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan
telah terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan dan
peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang
atas aset keuangan yang diestimasi secara handal.
Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan
bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Bank transactions with related parties. The definition of related
parties used is in accordance with SFAS # 7 on “Disclosure of
related parties”. The definition of related parties are as follows:
i. Company under the control of the Bank;
ii. Associated companies;
iii. investors have voting rights, which give the investor a
significant influence;
iv. Companies controlled by investors that are described in
the notes iii above; and
v. key employees and family members.
Related party transaction is a transfer of resources, services
or obligations between a reporting entity with related
parties, regardless of whether there is a price is charged. All
of significant transactions with related parties, whether done
with a normal condition, as is done with a related party, or
not, have been disclosed in the financial statements.
Under SFAS No. 7 (Revised 2010), the transaction between the
Bank and the Government and other state- owned enterprises
or state-controlled, including the Deposit Insurance Agency is
not classified as transactions with related parties.
d. Impairment of Financial Assets
At each balance sheet date. Bank assesses whether there is
objective evidence that financial assets not carried at fair
value through profit or loss are impaired.
Financial asset is impaired if objective evidence indicates that
an adverse event has occurred after the initial recognition of
financial assets and such events have an impact on future cash
flows of the financial asset to be estimated reliably.
The criteria used by the entity to determine the objective
evidence of impairment are as follows:
24
a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit
atau pihak peminjam;
b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau
tunggakan pembayaran pokok atau bunga.
c. Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau
hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang
dialami pihak peminjam, memberikan keringanan
(konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin
diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami
kesulitan tersebut;
d. Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan
dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan
lainnya;
e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan
keuangan; atau
f. Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya
penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas
masa datang dari kelompok aset keuangan sejak
pengakuan awal aset dimaksud, meskipun
penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset
keuangan secara individual dalam kelompok aset
tersebut, termasuk:
a. memburuknya status pembayaran pihak peminjam
dalam kelompok tersebut; dan
b. kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi
dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok
tersebut.
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan
teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen
untuk setiap portofolio yang diidentifikasi. Pada umumnya,
periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas)
bulan, untuk kasus tertentu diperlukan periode yang lebih
lama.
a. Significant financial difficulty of the issuer or obligor;
b. Breach of contract, such as a default or delinquency in
interest or principal payments.
c. The lender, for economic or legal reasons in connection
with the financial difficulties experienced by the
borrower, provide relief (concessions) on the part of
borrowers who do not may be given if the borrower did
not experience such difficulties;
d. There is a probability that the borrower will enter
bankruptcy or other financial reorganization;
e. The loss of an active market for that financial asset
because of financial difficulties; or
f. Observable data indicate a measurable decrease in the
estimated future cash flows of a group of financial assets
since the initial recognition of the asset in question,
although the decrease can not be identified on individual
financial assets in the asset group, including:
a. The deterioration of the payment status of the borrower
in the group; and
b. National or local economic conditions that correlate
with defaults on the assets in the group.
Estimates of the period between the occurrence of the events
and the identification of losses is determined by management
for each identified portfolio. In general, the period varies
between 3 (three) and twelve (12) months, for a particular
case is required over a longer period.
25
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti
obyektif penurunan nilai secara individual atas aset
keuangan yang signifikan secara individual atau kolektif
untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
Jika Bank menentukan tidak terdapat bukti obyektif
mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai
secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan
atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam
kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko
kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok
tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang penurunan
nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian
penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak
termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan
nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria
di bawah ini:
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan
dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai;
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual
memiliki nilai signifikan.
Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian
secara individual untuk; (a) pinjaman dalam segmen pasar
korporasi dan usaha menengah dengan kolektibilitas
kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) pinjaman
dalam segmen pasar korporasi dan usaha menengah yang
direstrukturisasi.
Bank first assesses whether objective evidence of impairment
exists individually for financial assets that are individually
significant or collectively for financial assets that are not
individually significant. If the Bank determines that no
objective evidence of impairment for financial assets assessed
individually, regardless of financial assets are significant or not,
the Bank include the asset in a group of financial assets with
credit risk characteristics similar and assess for impairment
the group as collective. Financial assets are individually
assessed impairment and for which an impairment loss is
or continues to be recognized are not included in a collective
assessment of impairment.
Bank determines loans to be evaluated for impairment on an
individual basis, if it meets one of the criteria below:
1. Loans which individually have significant value and
objective evidence of impairment;
2. Restructured loans which individually have significant
value.
Based on the above criteria, the Bank performs individual
assessment for; (A) loans in the corporate and medium-
sized businesses with the collectability substandard, doubtful
and loss; or (b) loans in the corporate and medium-sized
enterprises are restructured.
26
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai atas aset
keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan
berdasarkan karakteristik risiko kredit yang sama dengan
mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan
pengalaman kerugian masa lalu dan kemungkinan terjadinya
kegagalan [probability of default). Kredit yang mempunyai
data dan informasi kerugian historis yang dikategorikan
sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik
Indonesia dan didukung oleh kebijakan internal Bank, maka
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai dilakukan
dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan
yang meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan
faktor-faktor risiko terkait yang relevan berdasarkan survey
yang dilakukan secara periodik kepada pihak eksternal
maupun internal Bank.
Bank menggunakan metode migration analysis yang
merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai
cadangan kerugian penuruan nilai atas kredit yang diberikan
secara kolektif. Bank menggunakan rata-rata bergerak
(moving average) data historis 3 tahun dalam menghitung
probability of default (PD) dan loss ofgiven default (LGD).
Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas
masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
1. Kredit bersifat collateral dependent, yaitu jika pelunasan
kredit hanya bersumber dari agunan;
2. Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan
didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat
pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih
antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi
arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku
bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Jika kredit
yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi
Pemerintah dimiliki hingga jatuh tempo memiliki suku
bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan
untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah
suku bunga efektif yag berlaku yang ditetapkan dalam
kontrak.
Calculation of allowance for impairment losses on financial
assets are assessed collectively grouped based on similar credit
risk characteristics taking into account the segmentation of
credit based on past loss experience and the possibility of failure
[probability of default). Loans that have data and information
on historical loss categorized as a disaster-prone areas by the
Government of the Republic of Indonesia and supported by
the internal policy of the Bank, then the calculation of loss
reserves, decrease the value is done by calculating the rate of
overall loss which includes the level of actual losses coupled
with the risk factors associated relevance based on a survey
conducted on a periodic basis to external parties and internal
Bank.
The Bank uses migration analysis method is a method of
statistical analysis, to assess the loss reserve deterioration in
the value of loans collectively. Banks use the moving average
(moving average) three years of historical data in calculating
the probability of default (PD) and loss ofgiven default (LGD).
The Bank uses fair value of collateral as future cash flows, if it
meets one of the following conditions:
1. Loans are collateral dependent, ie if the loan repayment is
only sourced from the collateral;
2. Foreclosure of collateral is likely to occur and be supported
by a legal agreement on binding of collateral.
Impairment losses on financial assets carried at amortized
cost are measured as the difference between the carrying
value of the financial assets and the present value of estimated
future cash flows discounted at the original effective interest
rate of the asset. If the loans or securities and government
recapitalization bonds held to maturity has a variable interest
rate, the discount rate for measuring any impairment loss
is the effective interest rate applicable Yag stipulated in the
contract.
27
Sebagai panduan praktis. Bank dapat mengukur
penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrument
dengan menggunakan harga pasar yang dapat diobservasi,
perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang
atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial
asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan
dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya
untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah
pengambilalihan tersebut berpeluang.
Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi
komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian
penurunan nilai sebagai pengurang terhadap aset keuangan
yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami
penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang
digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam
pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa
yang terjadi setelah penurunan nilai menyebabkan
jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian
penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan
dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada
setiap tanggal laporan posisi keuangan. Bank mengevaluasi
apakah terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau
kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang
atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah
biaya perolehannya merupakan bukti obyektif terjadinya
penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian
penurunan nilai. Kerugian penurunan nilai atas efke-efek
yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan
kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam
ekuitas kedalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah
kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui
pada laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih
antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai
pelunasan pokok dan amortisasi) dengan nilai wajar kini,
dikurangi penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya
telah diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
As a practical guide. Bank may measure impairment based on
the fair value of the instrument by using market prices that can
be observed, calculating the present value of estimated future
cash flows of the financial asset by collateral (collateralized
financial assets) reflects the cash flows that may result from
foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral,
whether or not foreclosure is probable.
Losses are recognized in the statement of comprehensive
income and reflected in an allowance for impairment on
financial assets carried at amortized cost.
Interest income on financial assets is impaired continues
to be recognized on the basis of the interest rate used to
discount future cash flows in measuring the impairment loss.
When a subsequent event causes the amount of impairment
loss decreases impairment, the impairment loss previously
recognized should be restored and the recovery is recognized
in the statement of comprehensive income.
For financial assets available for sale, at each balance sheet
date. Bank assesses whether there is objective evidence that
a financial asset or group of financial assets is impaired. A
significant reduction or long-term decline in the fair value
of investment in an equity instrument below its cost is
objective evidence of impairment resulting in the recognition
of an impairment loss. Efke Impairment losses on securities
available for sale are recognized by issuing cumulative loss
that had been recognized directly in equity into the income
statement. Total cumulative loss is removed from equity
and recognized in the statement of comprehensive income
represents the difference between the acquisition cost (net
of any principal repayment and amortization) and current
fair value, less any impairment previously recognized in the
statement of comprehensive income.
28
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba
rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang
diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas yang tersedia
untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan
atas penurunan nilai sebelumnya pada laporan laba rugi
komprehensif pada tahun berjalan.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang
yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk
dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara
obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi
setelah pengakuan kerugian nilai pada laporan laba rugi
komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut
harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif.
Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-
efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang
atau dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami
kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan
suku bungaefektif awal yang digunakan sebelum persyaratan
diubah. Jika pada suatu periode berikutnya , jumlah kerugian
penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat
dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah
penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat
kreditur debitur atau penerbit), maka kerugian penurunan
nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan
menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset
keuangan diakui pada lapiran laba rugi komprehensif.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang
telah dihapus bukukan, pada tahun berjalan dikreditkan
dengan menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan
nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah
dihapus bukukan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat
sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Impairment losses are recognized in profit or loss on investments
in equity instruments classified as equity instruments available
for sale are not reversed through the reversal of previous
impairment in the statement of comprehensive income in the
current year.
If in a subsequent period, the fair value of debt instruments
classified as available for sale increases and the increase can be
objectively related to an event occurring after the recognition
of the loss of value in the statement of comprehensive income,
the impairment loss is reversed through profit or loss.
If the terms of loans, receivables or securities held to maturity
are renegotiated or otherwise modified due to the borrower
or issuer’s financial difficulties, impairment is measured by
initial bungaefektif rate used before the modification of terms.
If in a subsequent period, the amount of the impairment loss
decreases and the reduction can be attributed objectively on
events occurring after the impairment was recognized (such
as increased ranking creditors of the debtor or issuer), the
impairment loss previously recognized is reversed by adjusting
the allowance account, Total recovery of financial assets are
recognized in comprehensive income report.
Return receipts for financial assets that are given that have
been written off, in the current year is credited with adjusting
the allowance account for impairment losses. Return receipts
for financial assets that have been written off in prior years
are recorded as non-interest operating income.
29
e. Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, simpanan yang sewaktu-
waktu dicairkan, dan investasi jangka pendek likuid lainnya
dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang.
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain disajikan sebesar
nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan
cadangan kerugian penurunan nilai, jika diperlukan.
f. Giro Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Setelah perolehan awal, giro pada Bank Indonesia dan
bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi
cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank
Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-masing
sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
g. Penempatan Pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah
penanaman dana pada Bank Indonesia berupa deposit
facility, term deposit dan deposit facility syariah, sedangkan
penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman
dana dalam bentuk penempatan pada pasar uang (inter-
bank call money) dan deposito berjangka.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan
sebesar biaya perolehan amortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
diklasifikasikan masing-masing sebagai kredit yang
diberikan dan piutang.
h. Efek - Efek
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari obligasi yang
diperdagangkan di bursa efek. Efek-efek diklasifikasikan
sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga
jatuh tempo. Efek-efek pada awalnya disajikan sebesar nilai
wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal
dicatat sesuai dengan klasifikasi sebagai dimiliki hingga
jatuh tempo.
e. Cash and Cash Equivalents
Cash and cash equivalents include cash, demand deposits
with Bank Indonesia, current accounts with other banks,
savings thawed at any time, and short term highly liquid
investments with original maturities of three months or less.
Current accounts with Bank Indonesia and other banks are
stated at nominal value or the value of the gross balance, less
any allowance for impairment losses, if necessary.
f. Giro at Bank Indonesia and Other Banks
After initial acquisition, current accounts with Bank Indonesia
and other banks are stated at amortized cost using the effective
interest method less allowance for impairment losses. Current
accounts with Bank Indonesia and other banks are classified
as loans and receivables.
g. Placements with Bank Indonesia and Other Banks
Placements with Bank Indonesia and other banks are
placements of funds in Bank Indonesia in the form of the
deposit facility, term deposits and the deposit facility sharia,
while the placement of funds with other banks represent
placements in the form of placement in the money market
(inter-bank call money) and time deposits.
Placements with Bank Indonesia and other banks are stated
at acquisition cost amortization using the effective interest
method less allowance for impairment losses. Placements with
Bank Indonesia and other banks are classified as loans and
receivables.
h. Effects
Securities owned consisted of bonds traded on the stock
exchanges. Marketable securities are classified as financial
assets held to maturity. Marketable securities are initially
measured at fair value plus transaction costs and after initial
recognition is recorded in accordance with the classification as
held to maturity.
30
Efek-efek dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh
tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif.
Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah
yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-
efek yang dimiliki hingga jatuh tempo yang (a) belum
mendekati tanggal jatuh tempo, (b) sebelum diperolehnya
jumlah pokok aset keuangan secara substansial dan (c)
bukan kejadian yang berada di luar kendali entitas, tidak
berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh
entitas akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-
efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok
tersedia untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk
mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh
tempo untuk tahun berjalan dan untuk kurun waktu dua
tahun mendatang.
Cadangan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat
indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi
penurunan nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan
2e
i. Kredit yang Diberikan
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam dengan
debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan bunga.
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar
ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung dan merupakan biaya tambahan
untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah
pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan
cadangan kerugian.
Marketable securities classified as held to maturity are
recorded at amortized cost using the effective interest method.
In the event of sale or reclassification in the amount of more
than insignificant amount of securities held to maturity (a)
has not approached the maturity date, (b) prior to obtaining
the principal amount of the financial asset are substantially
and (c) no occurrence which are beyond the control of the
entity, non-recurring and can not be anticipated reasonably
entity will lead to the reclassification of all securities held to
maturity to available-for-sale, and the Bank is not allowed to
classify securities as held-to-maturity tempo for the current
year and for a period of two years.
Allowance for impairment losses is measured when there
are indications of impairment using the methodology for
impairment as described in Note 2e.
i. Loans
Loans represent provision of cash or the equivalent, based on
agreements with borrowers, borrowers are required to repay
the debt after a certain period of time with interest.
Loans are initially measured at fair value plus transaction
costs that are directly attributable and an additional cost to
acquire the financial assets after initial recognition and are
measured at amortized cost using the effective interest method
less allowance for losses.
31
Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat
prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau
hubungan antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit
yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit
cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kemudian
atau penggantian asuransi atas kredit yang diberikan yang
telah dihapusbukukan sebelumnya, jika pada periode
berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun
cadangan kerugian
j. Aset Tetap
1) Kepemilikan Langsung
Aset tetap, kecuali tanah, dicatat sebesar harga perolehan
dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai
(jika ada).
Aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan
dengan menggunakan metode saldo menurun ganda
(double- declining balance method). Bangunan disusutkan
dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line
method). Aset tetap, kecuali tanah, disusutkan dengan
mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa
manfaatnya sebagai:
Loans receivable are written off when there is no realistic
prospect of the return of credit or the relationship between
the bank and the debtor has ended. Credit that can not be
repaid written off by debiting the allowance for impairment
losses. Subsequent recoveries or insurance recoveries on loans
previously written off, if the current period is credited by
adjusting the losses account.
j. Fixed assets
1) Direct Ownership
The fixed assets, except land, are recorded at cost less
accumulated depreciation and impairment losses (if any).
The fixed assets, except land and buildings, are depreciated
using the double-declining balance method (double-declining
balance method). Buildings are depreciated using the straight-
line method (straight-line method). The fixed assets, except
land, are depreciated by allocating the acquisition price over
the expected useful lives as:
32
Metode penyusutan, umur manfaat dan nilai sisa tetap
ditelaah minimal setiap akhir tahun dan dilakukan
penyesuaian terhadap beban penyusutan tahun berjalan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban
pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang
masa manfaat dikapitalisasi dan disusutkan. Aset tetap yang
sudah tidak digunakan lagi atau yang telah dijual dikeluarkan
dari kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan atas laba
atau rugi yang diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan
laba rugi komprehensif tahun yang bersangkutan.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada
saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.
Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan
(dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil
pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam
laporan laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut
dihentikan pengakuannya.
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, semua
biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan
perolehan hak atas tanah, antara lain, biaya perizinan,
biaya dan pengukuran lokasi, biaya dan pajak-pajak yang
berhubungan dengan hal tersebut, ditangguhkan dan
disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas
tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan sebagai bagian
dari akun “Aset Lain-Lain” dalam laporan posisi keuangan,
dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang
bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Selain itu, PSAK No. 47 juga menyatakan bahwa hak atas
tanah tidak diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi
tersebut yang telah ditentukan.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat
diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi
sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan
sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai
yang berlaku. Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau
dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya
dihapuskan dari akun tersebut. Keuntungan atau kerugian
yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Depreciation methods, useful lives and residual values
are reviewed at least every fixed end of the year and any
adjustment to depreciation expense for the year. Maintenance
and repair costs are recorded as an expense when incurred.
Expenditures that extend the useful lives are capitalized and
depreciated. Fixed assets that are not used anymore or that
have been sold are removed from the accounts in question,
and the profits or losses gained / suffered are reported in the
statement of comprehensive income for the year.
Fixed assets are derecognised upon disposal or when no
future economic benefits are expected from its use or disposal.
Any gain or loss arising on derecognition (calculated as the
difference between the net disposal proceeds and the carrying
amount of the asset) is included in the income statement in the
year the asset is derecognized.
In accordance with SFAS No. 47, “Accounting for Land”, all
costs and expenses incurred in connection with the acquisition
of land rights, among others, legal fees, and measurement
locations, fees and taxes associated with it, are deferred and
presented separately from the cost of acquisition land rights
was presented as part of “Other Assets” in the balance sheet,
and amortized over the useful life of land rights is concerned
with using the straight-line method.
In addition, SFAS No. 47 also states that land rights are
not amortized unless it meets these conditions have been
determined.
If the carrying value of assets is greater than the recoverable
value, the carrying amount may be lowered down to its
recoverable value, which is determined as the higher of net
selling price and value are valid. When assets are retired or
otherwise disposed of, the acquisition cost and accumulated
depreciation are eliminated from the accounts. Gains or losses
are recognized in the statement of comprehensive income.
33
Pada setiap tanggal pelaporan. Bank melakukan penelaahan
untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan
nilai. Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”,
Bank memilih untuk menggunakan metode biaya untuk
mengukur aset tetapnya.
2) Aset dalam penyelesaian
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan
dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi
harga perolehan akan direklasifikasi ke masing masing aset
tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap
digunakan, dan penyusutan mulai dibebankan pada saat itu.
k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Bank menerapkan secara prospektif PSAK No.48 (Revisi
2009), “Penurunan Nilai Aset”.
PSAK No.48 (Revisi 2009) menetapkan prosedur-prosedur
yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi
jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah
terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang
akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset.
Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai.
PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas akan
membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan
yang diperlukan.
Pada setiap akhir periode pelaporan. Bank menilai apakah
terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai.
Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian
pada tanggal laporan atas penurunan nilai aset tertentu
(yaitu aset tidak berwujud dengan umur manfaat tidak
terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan,
atau goodwiil yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis)
diperlukan, maka Bank akan membuat estimasi atas jumlah
terpulihkan aset.
At each reporting date. Bank conducts a review to determine
whether there is any indication of impairment. Under SFAS
No. 16 (Revised 2011), “Fixed Assets”, the Bank chooses to use
the cost model to measure its fixed assets.
2) Construction in progress
Construction in progress is stated at cost and presented as part
of fixed assets. Accumulated acquisition cost will be reclassified
to the respective fixed assets when the asset is completed and
ready for use, and depreciation is charged at the time.
k. Non Financial Impairment
Bank prospectively adopted SFAS 48 (Revised 2009),
“Impairment of Assets”. SFAS 48 (Revised 2009) prescribes the
procedures applied to ensure that assets are recorded entity
does not exceed its recoverable amount. An asset is carried
at more than its recoverable amount if that amount exceeds
the amount to be recovered through use or sale of assets. In
the case, the asset is impaired. This revised SFAS also specifies
when an entity would reverse an impairment loss and
prescribes disclosures.
At the end of each reporting period. Bank assesses whether
there is any indication that an asset may be impaired. If there
are such indications or at the time of testing at the reporting
date for impairment of certain assets (ie an intangible asset
with an indefinite useful life, intangible assets that can not
be used, or goodwiil acquired in a business combination) is
required, the Bank will make estimate of the asset’s recoverable
amount.
34
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual
adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau
unit penghasilan kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual
dan nilai pakainya,kecuali aset tersebut tidak menghasilkan
arus kas masuk yang sebagian besar independen dari aset
atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar
daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap
mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan
menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai
dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba
rugi komprehensif sebagai “rugi penurunan nilai”. Dalam
menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto
didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilai pasar
kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik aset.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir,
jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi tersebut.
Bank menggunakan model penilaian yang sesuai untuk
menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini
dibuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar
yang tersedia.
Kerugian penurunan nilai dari operasi berkelanjutan, jika
ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai
dengan kategori biaya yang konsisten dengan fungsi aset
yang diturunkan nilainya.
l. Beban Dibayar Dimuka
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat
dengan menggunakan metode garis lurus (straight line).
m. Liabilitas Segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau
diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat
maupun dari bank lain. Liabilitas segera dinyatakan sebesar
jumlah liabilitas Bank. Liabilitas segera diukur sebesar biaya
perolehan diamortisasi.
The recoverable amount is determined for individual assets is
the higher amount between the fair value of the asset or unit
cash generation (UPK) less costs to sell and its value in use,
unless the asset does not generate cash inflows that are largely
independent of the asset or group of other assets. If the carrying
amount of an asset exceeds its recoverable amount, the asset is
considered impaired and the carrying value of assets lowered
to its recoverable amount. Impairment losses of continuing
operations are recognized in the statement of comprehensive
income as “impairment losses”. In calculating the value in use,
the estimated future net cash flows discounted to present value
using a discount rate before tax depicting appraiser market is
now the time value of money and the risks specific assets.
In determining fair value less costs to sell, recent market
transactions, if available. If there are no such transactions.
Banks using the appropriate valuation model to determine
the fair value of the asset. These calculations are made by
multiplying the assessment or other available fair value
indicators.
Impairment losses of continuing operations, if any, are
recognized in the statement of comprehensive income under
expense categories consistent with the function of the impaired
assets.
l. Prepaid Expenses
Prepaid expenses are amortized over the useful life using the
straight-line method (straight line).
m. liabilities Immediately
Liabilities are recorded immediately at the onset of any liability
or received orders from principals, either from the public or
other banks. Liabilities soon liabilities are stated at the Bank.
Liabilities immediately measured at amortized cost.
35
n. Simpanan Nasabah
Simpanan dari nasabah adalah dana yang ditempatkan
oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian
penyimpanan dana. Termasuk dalam akun ini adalah
giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan
sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat
dilakukan setiap saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai
Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan
bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya.
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya
hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu
sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas
keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi
menggunakan suku bunga efektif kecuali simpanan yang
dinyatakan sebesar kewajiban Bank kepada nasabah. Biaya
tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah
simpanan.
o. Simpanan dari bank lain
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap
bank lain dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka
dan interbank call money. Simpanan dari bank lain
diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur
pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku
bunga efektif. Biaya tambahan yang jumlahnya signifikan
dan dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan
yang diterima.
n. Customer deposits
Deposits from customers are the funds placed by the public to
the Bank under the agreement deposit funds. Included in this
account is a checking, savings, time deposits and other forms
equivalent to them.
Demand deposits represent deposits of customers that can
be used as a means of payment, which may be withdrawn at
any time by check, card Automated Teller Machine (ATM),
or through transfer by bank draft or other forms of payment
order.
Saving the customer deposits that can be withdrawn only
under certain conditions Time deposits represent customer
deposits that can be withdrawn only at a certain time in
accordance with the agreement between the depositor and the
Bank.
Customer deposits are classified as financial liabilities and
are measured at amortized cost using the effective interest
rate except deposits are stated at the Bank’s obligation to
its customers. Incremental costs directly attributable to
the acquisition of customer deposits are deducted from the
amount of deposits.
o. Deposits from other banks
Deposits from other banks represent liabilities to other
banks in the form of demand deposits, savings deposits, time
deposits and interbank call money. Deposits from other banks
are classified as financial liabilities and are measured at
amortized cost using the effective interest rate. A significant
amount of additional costs and directly attributable to the
acquisition of deposits from other banks deducted from the
amount of deposits.
36
p. Pinjaman yang Diterima
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima
dari pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali
sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pinjaman
yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan
yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya
tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan
perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman
yang diterima.
q. Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba
rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang
secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau
penerimaan kas di masa datang selama perkiraan umur
dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika
lebih cepat, digunakan periode yang lebih singkat) untuk
memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau
liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif. Bank mengestimasi
arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan
seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan
tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit
di masa mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh
komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para
pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan
seluruh premi atau diskon lainnya.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa
telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian
penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh
setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya
telah lewat 90 (Sembilan puluh) hari atau lebih setelah
jatuh tempo, atau kredit yang pembayarannya secara tepat
waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai
kredit yang mengalami penurunan nilai (impairment) dan
pendapatan bunga tersebut akan dibatalkan pada saat kredit
diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami penurunan
nilai.
p. Loans Received
Loans received the funds received from the other party with
a repayment obligation in accordance with the terms of the
loan agreement. Loans are classified as financial liabilities
measured at amortized cost. Incremental costs directly
attributable to the acquisition of loans are deducted from the
loan amount received.
q. Interest Income and Expense
Interest income and expense are recognized in the statement of
comprehensive income using the effective interest rate method.
The effective interest rate is the rate that exactly discounts
estimated cash payments or receipts in the future through the
expected life of the financial asset or financial liability (or, if
sooner, used a shorter period) to the net carrying amount of
the financial asset or liability finance.
When calculating the effective interest rate. Bank estimates
future cash flows considering all contractual terms of the
financial instrument but does not consider future credit losses.
This calculation includes all commissions, fees, and other
forms received between parties to the contract that are an
integral part of the effective interest rate, transaction costs and
all other premiums or discounts.
If a financial asset or group of similar financial assets has been
impaired as a result of impairment losses, interest income
earned thereafter recognized based on the original effective
interest rate. Loans for which the principal or interest has been
past 90 (ninety) days or more after maturity, or loans to the
timely collection doubt, are generally classified as impaired
loans value (impairment) and interest income will be canceled
at the time credit loan is classified as impaired.
37
r. Pajak Penghasilan
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010) “Pajak
Penghasilan”. Beban pajak tahun berjalan ditetapkan
berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan
temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan
pajak pada setiap tanggal pelaporan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan
temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang
belum dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer
dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut
dapatdimanfaatkan untuk mengurangi laba fiskal pada
masa yang akan datang.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap
tanggal posisi laporan keuangan dan nilai tercatat aset pajak
tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat
kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan
tersedia untuk mengkompensasi sebagian atau semua
manfaat aset pajak tangguhan yang telah diakui sebelumnya.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan
tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset
direalisasikan atau liabilitas diselesaikan berdasarkan
peraturan Perpajakan yang berlaku atau yang telah secara
subtantif telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi
keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan
untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan temporer
selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif
pajak, diakui sebagai “Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
Tangguhan” dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun
berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya
telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Perubahan terhadap kewajiban Perpajakan diakui pada
saat penetapan pajak diterima atau jika Bank mengajukan
keberatan, pada saat keputusan atas keberatan telah
ditetapkan. Aset dan liabilitas atas pajak tangguhan dan
pajak kini dapat saling hapus apabila terdapat hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus.
r. Income tax
Bank adopted SFAS No. 46 (Revised 2010) “Income Taxes”.
Current tax expense based on the estimated taxable income
for the year. Deferred tax assets and liabilities are recognized
for temporary differences between the assets and liabilities of
financial and tax reporting at each reporting date.
Deferred tax assets are recognized for all deductible
temporary differences and unused tax losses that have not
been compensated, all temporary differences and tax losses
are not compensated dapatdimanfaatkan to reduce taxable
income in the future.
The carrying amount of deferred tax assets is reviewed at each
financial statement date position and the carrying value of
deferred tax assets is no longer reduced to the extent that it
is probable that sufficient taxable profit will be available to
compensate for some or all of the benefits of deferred tax assets
has been recognized previously.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax
rates that will apply in the year when the asset is realized or
the liability is settled based on tax laws that have been enacted
or substantive enacted at the balance sheet date. Tax effects
related to the allowance for and / or reversal of the entire
temporary differences during the year, including the effect
of changes in tax rates, are recognized as “Benefit (Expense)
Deferred Income Taxes” and included in the net earnings or
losses of the current year, except for transactions previously
charged or credited to equity.
Amendments to tax obligations are recognized when tax
assessment is received or if the Bank appealed against, when
the result of the appeal has been set. Assets and liabilities on
deferred tax and current tax can be offset if there is a legal
enforceable right to offset.
38
s. Program Pensiun dan Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang
kepada karyawan berdasarkan metode aktual. Imbalan kerja
jangka pendek seperti gaji, tunjangan, insentif dan imbalan
jangka pendek lainnya diakui selama periode jasa diberikan.
Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar jumlah yang
tidak didiskontokan.
Program imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca
kerja
Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja
seperti pensiun, uang duka dan penghargaan dicadangkan
dan diakui sebagai biaya ketika jasa telah diberikan oleh
pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan
berdasarkan peraturan Bank dan persyaratan minimum
Undang Undang Tenaga Kerja No. 13/2003.
Program imbalan pasti
Bank memiliki program pensiun imbalan pasti untuk
karyawan tetapnya. Program pensiun imbalan pasti didanai
melalui pembayaran kepada Dana Pensiun Pegawai Bank
Pembangunan Daerah Sulteng yang ditentukan dengan
perhitungan aktuaris secara berkala, yang ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No.48/SK/
BPD-ST/2006 tanggal 30 Juni 2006 dan telah disahkan
oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-212/
KM.10/2007 tanggal 22 November 2007 dan telah diubah
berdasarkan SK Direksi No.49/SK/BPD-ST/2011 tanggal 1
Agustus 2011 dan telah disahkan oleh Menteri Keuangan
Republik Indonesia No.KEP-836/KM.10/2011 tanggal 14
November 2011.
Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang
menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima
oleh karyawan pada saat pensiun yang biasanya tergantung
pada satu faktor atau lebih seperti umur, masa kerja dan
jumlah kompensasi.
s. Pension and Employee Benefits
Short-term employee benefits
Short-term employee benefits are recognized when payable
to employees based on actual methods. Short-term employee
benefits such as salary, benefits, incentives and other short-
term benefits are recognized over the period the services are
rendered. Short-term employee benefits are measured at the
amounts are not discounted.
Long-term benefits and post-retirement benefits program
Long-term employee benefits and post-employment benefits
such as pensions, mourning and awards are reserved and
are recognized as expense when services are rendered by
employees who meet the criteria. Employee benefits are
determined based on Bank rules and minimum requirements
of Labor Law No. 13/2003.
Defined benefit plan
The Bank has a defined benefit pension plan for permanent
employees. Defined benefit pension plan is funded through
payments to the Pension Fund of Central Sulawesi Regional
Development Bank employees as determined by periodic
actuarial calculations, which are set by Decree (SK) Board of
Directors 48 / SK / BPD-ST / 2006 dated June 30, 2006 and
has been ratified by the Minister of Finance of the Republic of
Indonesia No. KEP-212 / KM.10 / 2007 dated 22 November
2007 and amended by the Board of Directors SK 49 / SK /
BPD-ST / 2011 dated August 1, 2011 and approved by the
Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No. KEP-836
/ KM.10 / 2011 dated 14 November 2011.
Defined benefit plan is a pension plan that defines the amount
of pension benefit that an employee will receive on retirement
which is usually dependent on one or more factors such as age,
years of service and compensation.
39
Jumlah kontribusi karyawan dalam progam pensiun ini
ditetapkan sebesar 5% dari gaji dasar karyawan yang
bersangkutan dan sisanya ditanggung oleh Bank. Beban
liabilitas masa lampau diakui secara langsung di laporan
laba rugi, kecuali pembayaran imbalan tersebut tergantung
pada apakahkaryawan tetap bekerja selama periode waktu
tertentu (periode vesting). Dalam hal ini biaya jasa lalu
diamortisasi secara metode garis lurus sepanjang periode
vesting.
Liabilitas imbalan kerja merupakan nilai kini liabilitas
imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan
dikurangi nilai wajar aset program serta disesuaikan dengan
keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu
yang belum diakui. Liabilitas imbalan pasti dihitung sekali
setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan
metode projected unit credit. Keuntungan atau kerugian
aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria
sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi antara 10% dari
nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas
imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui
sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata
sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan
mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan
menggunakan tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan
pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi
korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama
dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh
tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo
imbalan yang bersangkutan.
Total contributions of employees in the pension program is
set at 5% of the basic salary of the employee concerned and
the rest is borne by the Bank. The burden of past liabilities
are recognized immediately in the income statement, except
for payment of the reward depends on apakahkaryawan keep
working during a certain period of time (the vesting period).
In this case the past service cost amortized on a straight-line
basis over the vesting period.
Liabilities for employee benefits is the present value of the
defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair
value of plan assets and adjusted for gains or losses and past
service costs not yet recognized. The defined benefit obligation
is calculated annually by independent actuaries using the
projected unit credit method. Actuarial gains or losses from
adjustments and changes in actuarial assumptions as the
excess of the value of the higher of 10% of the fair value of
plan assets or 10% of the present value of the defined benefit
obligation at the beginning of the period are amortized and
recognized as expense or gain over the expected average of the
rest of the year personnel services who have met the criteria.
The present value of the defined benefit obligation is
determined by discounting the estimated future cash outflows
future using interest rates of government bonds (considering
currently there is no active market for high quality corporate
bonds) in the same currency with the benefit that will be
paid and maturity roughly equal to the time to maturity
remuneration is concerned.
40
Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan
minimal tertentu sesuai dengan UU Ketenagakerjaan.
Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu
untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun,
pada dasarnya jumlah program pensiun berdasarkan
UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti.
Perhitungan imbalan pensiun yang dilakukan oleh aktuaris
menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang disediakan
oleh dana pensiun Bank akan melebihi imbalan pensiun
minimal yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan, oleh
karena itu. Bank tidak perlu melakukan penyesuaian atas
imbalan pensiun yang disediakannya.
Program imbalan jangka panjang lainnya
Diluar program pensiun imbalan pasti. Bank juga
memberikan imbalan yang bersifat jangka panjang
lainnya, yaitu meliputi penghargaan masa kerja, dan uang
duka. Sama seperti imbalan pensiun, liabilitas dan beban
pendanaan penghargaan masa kerja, dan uang duka
dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan
metode projected unit credit.
Bonus dan tantiem
Bank juga memberikan bonus kepada karyawan serta tantiem
kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Estimasi besarnya
cadangan tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman-
pengalaman tahun sebelumnya, dengan memperhatikan
kemampuan keuangan Bank, dan kemudian dimintakan
persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jika
terdapat selisih antara jumlah bonus yang dicadangkan
dengan realisasinya, maka selisih tersebut dibebankan pada
laba rugi tahun berikutnya.
Uang penghargaan bagi Direksi
Bank memberikan uang penghargaan kepada Direksi pada
setiap akhir masa jabatannya. Besarnya uang penghargaan
Direksi secara bersama-sama ditetapkan sebesar 2.5% dari
laba bersih setelah pajak tahun buku sebelum berakhirnya
masa jabatan. Uang penghargaan tersebut dicadangkan
secara proporsional tiap tahun selama masa jabatan.
Banks should provide a minimum amount of pension benefits
specified in accordance with the Labor Law. Since the Labor
Law sets the formula for calculating the minimum amount
of benefits, basically the number of pension plans under
Labor Law represent defined benefit plans. The calculation of
pension benefits made by the actuary shows that the expected
benefits are provided by the Bank’s pension fund will exceed
the minimum pension benefits of the Labor Law, therefore.
Banks do not need to make adjustments on pension benefits
that it provides.
Other long-term benefit plan
Outside the defined benefit pension plan. Banks also provide
rewards that are more long term, which includes gratuity, and
mourning. Just as pension benefits, liabilities and financing
costs gratuity, and mourning are calculated by independent
actuaries using the projected unit credit method.
Bonus and tantiem
Banks also give bonuses to employees as well as the bonus
to the Board of Commissioners and Board of Directors.
Estimates of the size of the reserve is determined based on
the experiences of the previous year, taking into account the
financial capacity of the Bank, and then require approval by
the General Meeting of Shareholders. If there is a difference
between the amount of the bonus is reserved to the realization,
the difference is charged to the profit and loss next year.
Money awards for Directors
Banks give money awards to the Board of Directors at the
end of his term. The amount of the award money of Directors
jointly set at 2.5% of net profit after tax financial year
before the end of the tenure. The award money is reserved
proportionally each year during his tenure.
41
t. Perubahan Kebijakan Akuntansi
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah
disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK)
yang dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Bank
dan berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2015:
- PSAK No.l (2013) Penyajian laporan keuangan yang
diadopsi dari IAS No. 1.
- PSAK No. 24 (2013) Imbalan Kerja, yang diadopsi dari
IAS No. 19.
- PSAK No. 46 (2014) Pajak Penghasilan, yang diadopsi
dari IAS 12.
- PSAK No. 48 (2014) Penurunan Nilai Aset, yang
diadopsi dari IAS 36.
- PSAK No. 50 (2014) Instrumen Keuangan, Penyajian,
yang diadopsi dari IAS 32.
- PSAK No. 55 (2014) Instrumen Keuangan, Pengakuan
dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS 39.
- PSAK No. 60 (2014) Instrumen Keuangan,
Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS 7.
- PSAK No. 68 Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari
IFRS No.13.
- ISAK No.26 (2014) Penilaian Kembali Derivatif Melekat,
yang diadopsi dari IFRIC 9.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih
mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan
standar baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada
laporan keuangan Bank.
u. Penggunaan Estimasi dan Pertimbangan Akuntansi
Yang Signifikan
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan
manajemen untuk membuat pertimbangan-pertimbangan,
taksiran-taksiran dan asumsi yang mempengaruhi
penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset, liabilitas,
pendapatan dan beban yang dilaporkan.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan
terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini,
hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang
diestimasi semula.
t. Changes in Accounting Policies
Here are some accounting standards that have been approved
by the Financial Accounting Standards Board (DSAK) were
considered relevant to the Bank’s financial reporting and
become effective on or after January 1, 2015:
- SFAS Zero (2013) Presentation of financial statements
adopted from IAS No. 1.
- SFAS No. 24 (2013) Employee Benefits, the adoption of
IAS No. 19.
- SFAS No. 46 (2014) Income Tax, the adoption of IAS 12.
- SFAS No. 48 (2014) Impairment of Assets, the adoption
of IAS 36.
- SFAS No. 50 (2014) Financial Instruments, Presentation,
the adoption of IAS 32.
- SFAS No. 55 (2014) Financial Instruments, Recognition
and Measurement, the adoption of IAS 39.
- SFAS No. 60 (2014) Financial Instruments, Disclosure,
the adoption of IFRS 7.
- SFAS No. 68 Fair Value Measurement, the adoption of
IFRS 13.
- Interpretation of SFAS No.26 (2014) Revaluation of
Embedded Derivatives, adopted from IFRIC 9.
At the time of issuance of the financial statements,
management is still evaluating the possible impact arising
from the application of new standards and the revision and its
influence on the Bank’s financial statements.
u. Use of Accounting Estimates and Significant
Considerations
The preparation of financial statements in accordance
with Indonesian Financial Accounting Standards requires
management to make judgments, those estimates and
assumptions that affect the application of accounting policies
and the amount of assets, liabilities, revenues and expenses
reported.
Although these estimates are based on Management’s best
knowledge of current events and activities, actual results may
differ from those estimates.
42
Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam
menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan
adalah sebagai berikut:
Usaha yang berkelanjutan
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas
kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan
usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber
daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain
itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian
material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan
terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan
telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia
di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai
teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika
statistik. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data
pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia.
Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia,
pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan
nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan
likuiditas dan masukan model seperti tingkat pelunasan
dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hinppa jatuh tempo
Bank mengklasifikasikan aset keuangan non derivatif
dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh
temponya telah ditetapkan sebagai investasi dimiliki
hingga jatuh tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan
signifikan untuk memiliki investasi tersebut sampai dengan
jatuh tempo. Dalam membuat pertimbangan ini. Bank
mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk memiliki
investasi tersebut hingga jatuh tempo.
Significant professional judgment and estimates in determining
the amounts recognized in the financial statements are as
follows:
Sustainable business
Bank management has assessed the Bank’s ability to continue
its business continuity and believes that the Bank has the
resources to continue their business in the future. In addition,
management is not aware of any material uncertainties that
may cause significant doubt on the ability of the Bank to
maintain its viability. Therefore, the financial statements have
been prepared on the basis of a sustainable business.
The fair value of financial instruments
If the fair value of financial assets and financial liabilities
recorded in the statement of financial position is not available
in an active market, is determined using valuation techniques
including the use of statistical mathematical models. Input
(input) for this model is derived from observable market data
throughout the data is available. When observable market
data is not available, management judgment is required to
determine the fair value. Such considerations include liquidity
and feedback model and the rate of early payment default rate
assumptions.
Classification of investments held hinppa maturity
The Bank classifies non-derivative financial assets with fixed
or determinable payments and fixed maturity as held to
maturity. Classification requires significant judgment to have
these investments to maturity. In making this judgment. Banks
evaluate the intention and ability to hold these investments to
maturity.
43
Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif
Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan
mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah aset memiliki harga
kuotasi atau tidak dalam pasar aktif. Termasuk dalam
evaluasi apakah aset keuangan memiliki kuotasi pasar
dalam pasar aktif adalah penentuan apakah harga yang
dikuotasikan tersedia sewaktu waktu dan apakah harga
tersebut merepresentasikan transaksi pasar aktual dan
teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang
Bank menelaah kredit yang diberikan yang signifikan
secara individual dan piutang pada setiap tanggal laporan
posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai
harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara
khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam
estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang
ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus
kas ini. Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan
debitur dan nilai realisasi bersih agunan. E sti m asi estimasi
ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah
faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang
tercermin dalam perubahan di masa mendatang penyisihan
penurunan nilai tersebut.
Penurunan nilai efek dimiliki hingga jatuh tempo
Bank menelaah efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
hingga jatuh tempo pada setiap tanggal posisi keuangan
untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai.
Penurunan nilai atas investasi tersebut dinilai apakah
terdapat penurunan signifikan atau berkepanjangan nilai
wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif
telah terjadi penurunan nilai. Penentuan apa yang dimaksud
dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan
pertimbangan dari Bank. Dalam menentukan pertimbangan.
Bank mengevaluasi diantaranya faktor, pergerakan harga
pasar historis dan jangka waktu serta lama perpanjangan
di mana nilai wajar dari investasi kurang dari biayanya.
Financial assets with no quoted prices in an active market
The Bank classifies financial assets by evaluating, among
other things, whether the assets have quoted prices in an
active market or not. Included in the evaluation of whether a
financial asset has a quoted market price in an active market
is determining whether unquoted prices available at any time
and whether those prices represent actual market transactions
and regularly occurring naturally.
Impairment of loans and receivables
Bank examines loans that are individually significant
and receivables at each balance sheet date to assess
whether impairment should be recorded in the statement
of comprehensive income. In particular, justification by
management is required to estimate the amount and timing
of future cash flows when determining impairment. In the
estimation of cash flows. Bank makes the justification of
the debtor’s financial situation and the net realizable value
of collateral. E sti m ation these estimates are based on
assumptions about a number of factors and actual results may
different, as reflected in changes in the future allowance for
impairment.
The decline in the value of securities held to maturity
Bank examines securities classified as held to maturity at
each financial position date to assess whether an impairment
has occurred. Impairment of the investment is assessed
whether there is a significant or prolonged decline in the fair
value below its cost or there is objective evidence that an
impairment has occurred. Determining what is meant by
“significant” and “prolonged” requires consideration of the
Bank. In determining the consideration. Bank evaluates such
factors, historical market price movements and duration and
long extension in which the fair value of the investment is less
than its cost.
44
Penurunan nilai atas aset tidak produktif
Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset
non finansial kapan saja terdapat peristiwa atau perubahan
keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada
suatu aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-
faktor yang dianggap penting oleh Bank yang dapat memicu
adanya ulasan atas penurunan nilai termasuk sebagai
berikut:
- Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif
terhadap hasil historis atau proyeksi hasil operasi
- Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan
aset yang diperoleh atau strategi untuk bisnis secara
keseluruhan; dan
- Tren negatif industri dan ekonomi yang signifikan
Pengakuan pajak tangguhan
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi
fiskal dan perbedaan temporer sampai pada batas adanya
kemungkinan bahwa keuntungan yang dikenai pajak
akan tersedia dimana kerugian dapat dimanfaatkan.
Pertimbangan manajemen yang signifikan juga diperlukan
untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang
dapat diakui, berdasarkan waktu yang mungkin terjadi dan
tingkatan dari keuntungan yang dikenakan pajak di masa
yang akan datang bersama dengan strategi perencanaan
pajak di masa yang akan datang.
Nilai sekarang dari kewajiban pensiun
Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan
pasca kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria.
Penilaian aktuarial melibatkan pembuatan asumsi
mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset
yang diharapkan, peningkatan gaji di masa depan, tingkat
kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan.
Karena sifat jangka panjang rencana-rencana ini, estimasi
memiliki ketidakpastian yang signifikan.
Impairment of non-productive assets
Bank assesses the impairment of non-financial assets
whenever events or changes in circumstances indicate that the
carrying amount of an asset may not be recoverable. Factors
that are considered important by the Bank which could lead
to impairment review include the following:
- Performance is below average are significant relative to
historical or projected results of operations results
- Significant changes on how to use the acquired assets or
the strategy for the overall business; and
- The negative trend of the industry and significant economic
Recognition of deferred tax
Deferred tax assets are recognized for all unused tax losses
and temporary differences to the extent possible that the
profits are taxed will be available in which the losses can be
utilized. Significant management judgment is also required
to determine the amount of deferred tax assets that can be
recognized, based on the time that may occur and the level
of profit that is taxed in the future along with tax planning
strategies in the future.
The present value of pension liabilities
The cost for defined benefit pension plan and post-retirement
benefits are determined using actuarial valuation. The
actuarial valuation involves making assumptions about
discount rates, expected return on assets, future salary
increases, mortality rates and an increase in the number of
pensions in the future. Because the long-term nature of these
plans, estimates have significant uncertainties.
45
3. KAS 3. CASH
4. GIRO PADA BANK INDONESIA 4. BANK INDONESIA GIRO
Sesuai PBI No. 12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010
tentang “G W M Bank Umum pada Bank Indonesia dalam
Rupiah dan Valuta Asing”, mulai tangggal 1 November
2010, GWM Primer dalam mata uang Rupiah ditetapkan
sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan
GWM Sekunder sebesar 2,5% dari dana pihak ketiga dalam
Rupiah. Mulai tanggal 1 Maret 2011, Bank juga memiliki
kewajiban pemenuhan GWM minimum berdasarkan Loan
to Deposit Ratio (LDR) dalam Rupiah dengan batas atas dan
batas bawah masing-masing sebesar 100% dan 78% dengan
KPMM insentif sebesar 14%.
Sesuai PBI No. 13/10/PB1/2011 tanggal 19 Februari 2011
tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No.
12/19/PBI/2010 tentang “GWM Bank Umum pada Bank
Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing”, GWM dalam
valuta asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga
dalam valuta asing dan mulai tanggal 1 Juni 2011, GWM
dalam valuta asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak
ketiga dalam valuta asing yang berlaku mulai 1 Juni 2011.
PBI tersebut di atas diubah dengan PBI No. 15/7/PBI/2013
tanggal 26 September 2013 tentang “Perubahan Kedua Atas
Peraturan Bank Indonesia No. 12/19/2010 tentang GWM
Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta
Asing”, terdapat perubahan persentase GWM Sekunder
terhadap dana pihak ketiga dalam Rupiah sebagai berikut:
In accordance PBI No. 12/19 / PBI / 2010 dated October 4,
2010 on “Statutory Reserves of Commercial Banks with Bank
Indonesia in Rupiah and Foreign Exchange”, began tangggal 1
November 2010, GWM Primary in Rupiah amounting to 8%
of third party funds in Rupiah and GWM secondary 2.5% of
third party funds in Rupiah. Starting on March 1, 2011, the
Bank also has the obligation to fulfill the minimum reserve
requirement based on the Loan to Deposit Ratio (LDR) in
Rupiah with an upper limit and lower limit respectively of
100% and 78% with an incentive of 14% of CAR.
In accordance PBI No. 13/10 / PB1 / 2011 dated February
19, 2011 on the Amendment of Bank Indonesia Regulation
No. 12/19 / PBI / 2010 on “Statutory Reserves of Commercial
Banks with Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency”,
the reserve requirement in foreign currency is set at 5% of
deposits in foreign currency and the start date of June 1, 2011,
the reserve requirement in foreign currency is set at 8% of
deposits in foreign currency with effect from June 1, 2011.
The above regulation amended by Regulation No. 15/7 / PBI
/ 2013 dated 26 September 2013 of the “Second Amendment
to Bank Indonesia Regulation No. 19/12/2010 regarding
GWM of Commercial Banks with Bank Indonesia in Rupiah
and Foreign Exchange”, there is a change in the percentage of
secondary reserve against third-party funds rupiah as follows:
46
- Mulai tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan 31 Oktober
2013 ditetapkan sebesar 3%,
- Mulai tanggal 1 November 2013 sampai dengan 1
Desember 2013 ditetapkan sebesar 3,5%,
- Mulai tanggal 2 Desember 2013 dan seterusnya
ditetapkan sebesar 4%,
Selain itu batas LDR dalam Rupiah sebesar 100% berlaku
sampai dengan 1 Desember 2013 dan diturunkan menjadi
92% mulai tanggal 2 Desember 2013.
Sesuai PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/
PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam
Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional
ditetapkan besaran dan parameter yang digunakan dalam
perhitungan GWM LFR sebagai berikut:
- Batas bawah LFR target sebesar 78%
- Batas atas LFR target sebesar 92%
- KPMM Insentif sebesar 14%
- Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1
- Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2
GWM LFR adalah simpanan minimum dalam Rupiah yang
wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening
Giro pada Bank Indonesia sebesar persentase tertentu dari
DPK yang dihitung berdasarkan selisih antara LFR yang
dimiliki oleh Bank dengan LFR Target Loan to Funding
Ratio yang selanjutnya disingkat LFR adalah rasio kredit
yang diberikan kepada pihak ketiga dalam
Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk kredit kepada bank
lain, terhadap:
- Dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan
deposito dalam Rupiah dan valuta asing
- Surat-surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang
memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh Bank
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib
- Starting on October 1, 2013 until October 31, 2013 is set
at 3%,
- Starting November 1, 2013 to December 1, 2013 is set at
3.5%,
- Starting on December 2, 2013 onwards is set at 4%,
Also the amount of 100% LDR limit valid until December
1, 2013 and was lowered to 92% starting on December 2,
2013.
In accordance PBI No. 17/11 / PBI / 2015 dated June
25, 2015 on Amendment to Bank Indonesia Regulation
Number 15/15 / PBI / 2013 concerning Statutory Reserves
of Commercial Banks in Rupiah and foreign currencies for
Conventional Commercial Bank set the size and parameters
used in the calculation of the reserve requirement LFR as
follows:
- LFR The lower limit of the target by 78%
- The upper limit of the target by 92% LFR
- CAR Incentive of 14%
- Disincentives parameters under 0.1
- Parameters disincentive above 0.2
GWM LFR is the minimum deposit in the amount that
must be maintained by the Bank in the Current Accounts
with Bank Indonesia amounting to a certain percentage of
DPK which is calculated based on the difference between
LFR held by the Bank with LFR Target Loan to Funding
Ratio hereinafter abbreviated LFR is the ratio of credit
given to a third party in Rupiah and foreign currencies,
excluding loans to other banks, to:
- Third party funds which include checking, savings, and
time deposits in Rupiah and foreign currency
- Marketable securities in Rupiah and foreign currencies
that meet certain requirements issued by the Bank
47
dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro
pada Bank Indonesia, sedangkan GWM Sekunder adalah
cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank
berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau kelebihan
saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang
dipelihara di Bank Indonesia.
Sejak 1 Desember 2015 GWM Primer menjadi sebesar
7.5% sesuai dengan PBI No.17/21/PBI/2015 tanggal 26
November 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib
Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing
Bagi Bank Umum Konvensional.
Rasio Giro Wajib Minimum pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 masing-masing sebesar:
GWM Primary is the minimum deposit required to be
maintained by the Bank in the Current Accounts at Bank
Indonesia, while the secondary reserve is a minimum reserves
required to be maintained by the Bank in the form of SBIs,
Government Securities (SUN) and / or excess balance of the
Rupiah Account of the Bank of GWM Top maintained in
Bank Indonesia.
Since December 1, 2015 Primary GWM be 7.5% according
to PBI No.17 / 21 / PBI / 2015 dated November 26, 2015
regarding the Second Amendment to Bank Indonesia
Regulation Number 15/15 / PBI / 2013 concerning Statutory
Reserves for Commercial Banks in Rupiahs and Foreign
currency For Conventional Commercial Bank.
Statutory Reserves on December 31, 2015 and 2014
respectively:
48
5. GIRO PADA BANK LAIN
a. Berdasarkan Nama Bank
5. OTHER BANK GIRO
a. Based on Bank Name
Suku bunga efektif rata-rata setahun untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah
1%.
b. Berdasarkan Kolektabilitas
Seluruh giro pada bank lain digolongkan lancar. Manajamen
berpendapat tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai
terhadap Giro Bank Sulteng pada Bank lain.
The effective interest rate on average a year for the year ended
December 31, 2015 and 2014 was 1%.
b. Collectibility Based
The entire current accounts with other banks were classified
as current. Manajamen believes there is no indication of
impairment of the Bank Giro Central Sulawesi on the other
bank.
49
6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND
OTHER BANKS
All placements with Bank Indonesia and other banks
denominated in rupiah
a. Based on the type and maturity
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN
BANK LAIN
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
dalam mata uang rupiah
a. Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
b. Berdasarkan penerbit b. By Publisher
c. Interest Rate per Yearc. Tingkat Suku Bunga per Tahun
50
d. Collectibility Based
No allowance for impairment losses on placements with Bank
Indonesia and other banks because all of these placements
were classified as current. On December 31, 2015 and 2014,
there are no placements with Bank Indonesia and other banks
are used as collateral.
7. EFFECTS
a. Based on Type & Purposes
d. Berdasarkan kolektibilitas
Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian
penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain karena seluruh penempatan tersebut digolongkan
lancar. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak
terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
yang digunakan sebagai jaminan.
7. EFEK – EFEK
a. Berdasarkan Jenis dan Tujuan
51
b. By Publishers
c. Based on Ranks
Bond rating is based on the rating by PT. Fitch Ratings
Indonesia (‘FITC’) on December 31, 2015 and 2014 are as
follows:
c. Based on Ranks
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT.
Fitch Ratings Indonesia (‘Fitc’) pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh
PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Bond rating is based on the rating by PT. Securities Rating
Indonesia (PEFINDO) on December 31, 2015 and 2014 are
as follows:
b. Berdasarkan Penerbit
52
d. Collectibility Based
No allowance for impairment losses on placements with Bank
Indonesia and other banks because all of these placements
were classified as current. On December 31, 2015 and 2014,
there are no placements with Bank Indonesia and other banks
are used as collateral.
7. EFFECTS
a. Based on Type & Purposes
d. Berdasarkan kolektibilitas
Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian
penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan
bank lain karena seluruh penempatan tersebut digolongkan
lancar. Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak
terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
yang digunakan sebagai jaminan.
7. EFEK – EFEK
a. Berdasarkan Jenis dan Tujuan
53
b. By Publishers
c. Based on Ranks
Bond rating is based on the rating by PT. Fitch Ratings
Indonesia (‘FITC’) on December 31, 2015 and 2014 are as
follows:
c. Based on Ranks
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT.
Fitch Ratings Indonesia (‘Fitc’) pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh
PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 31
Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Bond rating is based on the rating by PT. Securities Rating
Indonesia (PEFINDO) on December 31, 2015 and 2014 are
as follows:
b. Berdasarkan Penerbit
54
d. By Period
e. By Remaining Maturity Period
f. Interest Rate
g. based Collectible
The entire securities on December 31, 2015 and 2014
were classified as current, and there are no indications of
impairment on these securities.
d. Berdasarkan Jangka Waktu
e. Berdasarkan Sisa Umur Jatuh Tempo
f. Tingkat Suku Bunga
g. Berdasarkan Kolektibilitas
Seluruh efek-efek pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
digolongkan lancar, dan tidak terdapat indikasi penurunan
nilai atas efek-efek tersebut.
55
8. LOANS
a. By Type and Collectibility
Of the above amount, loans granted to related parties per
December 31, 2015 and 2014 are loans granted to key
employees include directors, commissioners, and family.
Dari jumlah di atas, kredit yang diberikan kepada pihak
yang berelasi per 31 Desember 2015 dan 2014 adalah kredit
yang diberikan kepada para karyawan kunci meliputi
Direksi, Komisaris, dan keluarga.
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
a. Berdasarkan Jenis dan Kolektabilitas
56
b. By Economic Sector
Matrix loans based economy and collectibility of Bank
Indonesia
b. Berdasarkan Sektor Ekonomi
Matriks kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi
dan kolektabilitas Bank Indonesia
57
c. Based on residual maturity age
d. Based on Related Parties
e. Average Interest Rates Per-Year
c. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
d. Berdasarkan Pihak Berelasi
e. Tingkat Suku Bunga Rata-Rata Per-Tahun
58
f. Overview of Non Performing Loans by Economic Sector
g. Changes in Allowance for Impairment Losses
f. Ikhtisar Kredit Bermasalah Berdasarkan Sektor Ekonomi
g. Perubahan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
59
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian
penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.
h. Informasi Pokok Lainnya Sehubungan dengan Kredit
yang Diberikan
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.S-339/
KO.63/2014 tanggal 28 November 2014 dan dituangkan
dalam Memorandum Bank No.1373BPD-ST/MI/
KRD/2014 di Bulan November 2014, Bank diperintahkan
untuk menghentikan penyaluran kredit baru kecuali untuk
kredit yang telah dikomitmenkan (Kredit Modal Kerja
yang perjanjian kreditnya telah ditandatangani sebelum
tanggal 28 November 2014). Penghentian kredit tersebut
dilakukan terhitung sejak tanggal 28 November 2014,
sampai ada pemberitahuan lebih lanjut dari Otoritas jasa
Keuangan, karena Rasio AL/NCD dan LDR sejak tanggal 29
Oktober sampai dengan November 2014 yang memiliki tren
menurun dan berada dibawah threshold.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.S-
173/KO.63/2015 tanggal 30 Maret 2015 perihal Cease and
Desist Order (CDO) terhitung sejak tanggal 30 Maret 2015
larangan bagi Bank Sulteng untuk menyalurkan kredit baru,
kecuali untuk kredit yang telah dikomitmenkan (Kredit
Modal Kerja yang Perjanjian Kredit telah ditanda-tangani
sebelum tanggal 28 November 2014) dinyatakan tidak
berlaku lagi.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan
agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa
untuk menjual, deposito berjangka atau jaminan lain yang
dapat diterima oleh perbankan.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit
kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.
Management believes that the allowance for impairment
losses on loans is adequate.
h. Other Primary Information In connection with Loans
By virtue of the Financial Services Authority (FSA) No. S-339
/ KO.63 / 2014 dated 28 November 2014 and set forth in the
Memorandum Bank No.1373BPD-ST / MI / KRD / 2014 In
November 2014, the Bank was ordered to stop lending new
except for loans already committed (Working Capital which
credit agreement has been signed before November 28, 2014).
Termination of credit is done starting from 28th November
2014, until further notice from the Financial Services
Authority, because the ratio AL / NCD and LDR since October
29 until November 2014 which had a downward trend and is
below the threshold.
By virtue of the Financial Services Authority (FSA) No. S-173
/ KO.63 / 2015 dated March 30, 2015 regarding the cease
and desist order (CDO) as of the date March 30, 2015 for
Bank Central Sulawesi ban on new credits, except for credits
already committed (Working Capital Credit Agreement which
has been signed prior to the date of 28 November 2014) is no
longer valid.
The loans are generally secured by collateral which is tied to
the right of powers of attorney to sell, time deposits or other
collateral accepted by banks.
The consumer loan portfolio consists of mortgages, vehicle
loans and other personal loans.
60
Kredit yang diberikan kepada karyawan bank merupakan
kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan
lainnya yang dibebani bunga berkisar antara 5% sampai
dengan 15% per tahun dengan jangka waktu kredit berkisar
antara 1 (satu) tahun sampai dengan 15 (lima belas) tahun
yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan
dari karyawan yang bersangkutan.
Kredit program Pemerintah yang dananya bersumber dari
Kementrian Keuangan republik Indonesia dan diberikan
kepada pengusaha kecil dan mikro.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, tidak terdapat
pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak
berelasi. Bank telah sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan Bank Indonesia.
Syarat, kondisi dan perlakuan kredit yang diberikan kepada
pihak hubungan istimewa sama dengan yang diberikan
kepada pihak ketiga.
Tidak terdapat kredit yang direstrukturisasi dan kredit
sindikasi selama tahun 2015 dan 2014.
Pada tanggal 31 Desember 2015, rasio NPL-gross dan rasio
NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.71% dan 0.37%
sedangkan pada posisi 31 Desember 2014 masing-masing
sebesar 1.40% dan 0.33% yang dihitung berdasarkan
Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16
Desember 2011.
Saldo kredit hapus buku pada tanggal 31 Desember 2015
dan 2014 berjumlah Rp0 dan Rp8.966.122.378,69
Penghapusbukuan kredit ini bukan merupakan hapus tagih,
sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
Loans granted to employees of the bank is a credit to buy a
house, vehicles and other necessities with rates ranging from
5% to 15% per year with a credit period ranging from 1 (one)
year and 15 (fifteen) years paid back through monthly payroll
deductions from the employee concerned.
Loans Government program funded from the Ministry of
Finance of the Republic of Indonesia and is given to micro and
small entrepreneurs.
On December 31, 2015 and 2014, there are no violations or
exceedances Lending Limit (LLL) to third parties and related
parties. Bank in accordance with rules set by Bank Indonesia.
Terms, conditions and treatment of loans granted to related
parties is equal to that provided to third parties.
There are no restructured loans and syndicated loans during
2015 and 2014.
On December 31, 2015, the ratio of gross NPL and net NPL
ratios are respectively 1.71% and 12:37%, while in the position
of December 31, 2014 respectively 1:40 and 0:33%% are
calculated based on Bank Indonesia Circular Letter No. 13/30
/ DPNP dated December 16, 2011.
Credit balance to remove the book on December 31, 2015 and
2014 amounted to $ 0 and Rp8.966.122.378,69
Credit write-off is not a remove receivable, so that collection
efforts remain to be done.
61
9. ASSET TETAP 9. FIXED ASSET
62
Fixed assets in the completion of Rp4.158.086.144, - is an office
building and inventory in the settlement that is still in progress
at the Central Office. Fixed assets have been insured at the
PT. Asuransi Bangun Askrida a sum of Rp88.360.738.632
and Rp59.284.142.950 as at December 31, 2015 and 2014.
Management believes that the insurance coverage is adequate
to cover losses. Management believes that there is no
indication of impairment on fixed assets. There are no fixed
assets pledged by the Bank as of December 31, 2015 and 2014.
10. PREPAID EXPENSES AND OTHER ASSETS
Aset tetap dalam penyelesaian sebesar Rp4.158.086.144,-
adalah bangunan kantor dan inventaris dalam penyelesaian
yang masih dalam proses pengerjaan pada Kantor
Pusat. Aset tetap telah di asuransikan pada PT. Asuransi
Bangun Askrida dengan nilai pertanggungan sebesar
Rp88.360.738.632 dan Rp59.284.142.950 per tanggal 31
Desember 2015 dan 2014. Manajemen berpendapat bahwa
nilai pertanggungan tersebut telah mencukupi untuk
menutup kerugian yang terjadi. Manajemen berpendapat
bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai
pada aset tetap. Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan
oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
10. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN
Penjelasan atas Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain
adalah sebagai berikut:
a. Persediaan
Explanation for Prepaid Expenses and Other Assets are as
follows:
a. Supplies
63
b. Beban Dibayar di Muka
c. Pendapatan Bunga Yang Masih akan Diterima
11. LIABILITAS SEGERA
c. Unearned Revenues
11. PROMPT LIABILITY
b. Prepaid Expenses
64
b. Safekeeping Funds
c. Deposit Income Tax
b. Dana Titipan
c. Titipan Pajak Penghasilan
Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak
lain yang sifatnya segera dibayarkan sesuai dengan
perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan
sebelumnya. Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang,
dana titipan, dana yang sudah jatuh tempo tapi belum
diambil nasabah, transaksi kliring dan kewajiban wajib
pungut/potong PPh.
Penjelasan atas liabilitas segera adalah sebagai berikut:
a. Kiriman Uang
Liabilities immediately is the bank’s liabilities to other parties
that are immediately payable in accordance with the mandate
for orders or agreements previously defined. Liabilities soon
consist of remittances, deposit funds, funds that have matured
but have not taken the customer, clearing transactions and
obligations required to pay / income tax cut.
Explanations on liabilities immediately are as follows:
a. Remittance
65
b. Deposits By Period
12. DEPOSITS FROM CUSTOMERS
a. By type
b. Deposito Berjangka Berdasarkan Jangka Waktu
12. SIMPANAN NASABAH
a. Berdasarkan Jenis
66
c. Deposits By Remaining Period Until Maturityc. Deposito Berjangka Berdasarkan Sisa Umur Sampai
dengan Saat Jatuh Tempo
Simpeda adalah produk tabungan dari Bank Pembangunan
Daerah yang memberikan jasa bunga yang dihitung dari
saldo rata-rata harian dengan memberikan hadlah yang
diundi secara nasional.
Simantap adalah produk tabungan khusus dari PT Bank
Sulteng dengan memberikan jasa bunga yang dihitung dari
saldo rata-rata harian namun tidak menawarkan hadiah.
TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan
dengan persyaratan mudah dan ringan antara lain tanpa
biaya adminstrasi yang diterbitkan secara bersama oleh
bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya
menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pada tahun 2014 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru
yaitu Tabungan Siswa dan Tabungan Siswa Plus.Tabungan
ini merupakan produk turunan dari TabunganKu yang
diterbitkan oleh Bank Indonesia, yang dikembangkan lagi
oleh Bank Sulteng.Tabungan Siswa Plus ini memiliki jangka
waktu minimal 2 tahun.
PT Bank Sulteng mengeluarkan produk baru untuk jenis
tabungan yang dituangkan dalam Memo No. 02/BPD-ST/
DIR/XVA/2011 tanggal 14 Januari 2011 perihal Mandatory
Produk Tabungan PNS dan PensiunKu.
Simpeda is a savings product from the Regional Development
Bank which provides services, interest is calculated on the
average daily balance by giving hadlah raffled nationally.
Simantap is a special savings product from PT Bank Central
Sulawesi to provide services, interest is calculated on the daily
average balance but do not offer rewards.
Savings is a savings product for individuals with easy and
light requirements, among others, with no administration
costs, published jointly by banks in Indonesia in order to foster
the culture of saving and improving the welfare of society.
In 2014 the Bank issued a new product that Sulteng Student
Savings and Savings Students Plus.Tabungan is a product
derived from TabunganKu issued by Bank Indonesia, which
was developed further by the Bank Sulteng.Tabungan Student
Plus has a minimum period of 2 years.
PT Bank Central Sulawesi released a new product for the type
of savings that poured in Memo No. 02 / BPD-ST / DIR / XVA
/ 2011 dated January 14, 2011 regarding Mandatory Savings
Products and retirement of civil servants.
67
Tabungan PNS adalah produk tabungan untuk perorangan
yang disyaratkan hanya kepada Pegawai Negeri Sipil
dilingkungan Pemerintah Daerah Propinsi/Kota/Kabupaten
se-Sulawesi Tengah.
Tabungan PensiunKu adalah produk tabungan untuk
perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pensiun Pegawai
Negeri Sipil Pusat, Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pejabat
Negara, Hakim, Pensiun PNS Ex Pengadilan, Pensiun PNS
Ex Departemen Perhubungan pada PT KAI, TNI dan Polri,
serta Penerima Tunjangan Veteran, Dana Kehormatan
Veteran PKRI dan KNIP.
Pada tahun 2015 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru
yaitu Tabungan Simpel. Tabungan SimPel adalah tabungan
untuk siswa yang diterbitkan secara nasional oleh bank-bank
di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana
serta fitur yang menarik, dalam rangka edukasi dan inklusi
keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
13. SIMPANAN DARI BANK LAIN
PNS savings are savings products for individuals who
are required only to the Civil Service environment Local
Government Provincial / City / Regency in Central Sulawesi.
Savings retirement are savings products for individuals who
are required only to Retired Civil Servant Center, Regional
Civil Servants, State Officials, Judges, Retirement PNS Ex
Court, Retired civil servant Ex Transportation Department at
PT KAI, military and police, as well as the Recipient Veterans
Benefits, Dana Honor Veterans PKRI and KNIP.
In 2015, the Bank issued a new product that Sulteng Simple
Savings. Simple Savings is a savings for students who
published nationally by banks in Indonesia, with easy and
simple requirements and features of interest, in the framework
of education and financial inclusion to promote the culture of
saving early.
13. DEPOSITS FROM OTHER BANKS
Call money on December 31, 2015 and 2014 have a maturity
of less than one month.
The interest rate:
There are no deposits from other banks that are blocked or
used as collateral for a loan granted on December 31, 2015
and 2014.
Call money pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014
memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu bulan.
Tingkat suku bunga:
Tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir atau
dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
68
14. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN
LIABILITAS LAIN-LAIN
Liabilitas lain-lain adalah liabilitas yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam klasifikasi-klasifikasi akun
liabilitas di atas, dengan rincian sebagai berikut:
14. ACCRUED EXPENSES AND OTHER LIABILITIES
Other liabilities are liabilities that can not be classified into
account liability classifications above, with details as follows:
a. Warranty tender consists of:
b. Other expenses accrued consist of:
a. Jaminan tender terdiri diri:
b. Beban lainnya yang masih harus dibayar terdiri dari:
69
Corporate Social Responsibllity merupakan program
dana bantuan dari Bank Sulteng di bidang lingkungan,
sosial, pendidikan, olah raga dan kesehatan masyarakat
Sulawesi Tengah yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas serta Peraturan
Bank Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tentang perubahan
atas peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/2006 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank
umum. Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham tanggal 09 Mei 2014. Dana ini dicadangkan sebesar
5% dari laba bersih perusahaan tahun buku 2013.
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPS_LB) No 85 tanggal 29 Mei 2015
,pada pasal 25 disebutkan bahwa besarnya anggaran untuk
Corporate Social Responsibllity adalah 2% dari laba bersih
yang telah disetujui oleh RUPS Tahunan dan selanjutnya di
anggarkan dalam tahun berjalan dengan cara menyisihkan
setiap bulan.
Perubahan Corporate Social responsibility per 31 Desember
2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Corporate Social Responsibllity a grant program of the Bank
of Central Sulawesi in the fields of environmental, social,
educational, sports and public health in Central Sulawesi were
implemented based on Government Regulation No. 47 Year
2012 on Social and Environmental Responsibility Company
Limited and Bank Indonesia Regulation Number 8/14 / PBI /
2006 regarding the amendment of Bank Indonesia regulation
No. 04/08/2006 on the implementation of good corporate
governance for commercial banks. Based on the General
Meeting of Shareholders dated May 9, 2014. The fund is
backed by 5% of its net profit in 2013 fiscal year.
Based on the Deed of Minutes of General Meeting Extraordinary
Shareholders (RUPS_LB) No. 85 dated May 29, 2015, article
25, states that the amount of budget for Corporate Social
Responsibllity is 2% of the net profit which was approved by
the Annual General Meeting and subsequently in budgeted in
the current year by way of aside each month.
Changes in Corporate Social Responsibility per December 31,
2015 and 2014 are as follows:
IT Special Reserves are funds set aside 5% of its net profit in
2014 by the General Meeting of Shareholders on 24 April 2015
and earmarked for the development of IT Banks Sulteng.
Cadangan Khusus IT merupakan dana yang disisihkan
sebesar 5% dari laba bersih tahun 2014 Berdasarkan
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 April
2015 yang diperuntukkan untuk pengembangan IT Bank
Sulteng.
70
15. PERPAJAKAN
a. Kewajiban Pajak
Saldo Kewajiban Pajak per 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebagal berikut:
15. TAXATION
a. Tax Liability
Balance Tax Liability per December 31, 2015 and 2014 are
sebagal follows:
b. Estimated income taxb. Taksiran Pajak Penghasilan
A reconciliation between income before tax as presented in
the statements of income and taxable income of the Bank for
the years ended December 31, 2015 and 2014 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak seperti yang
disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena
pajak Bank untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
71
In accordance with the regulations Taxation Indonesia, Bank
calculate, assign and pay the tax due (self-assessment system).
The Directorate General of taxes can calculate or amend taxes
within five years from the date the tax becomes due.
c. Deferred tax
Sesuai dengan peraturan Perpajakan Indonesia, Bank
menghitung, menetapkan dan membayar sendiri jumlah
pajak yang terhutang (self-assesment system). Direktorat
Jenderal pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban
pajak dalam batas waktu lima tahun sejak tanggal
terhutangnya pajak.
c. Pajak Tangguhan
72
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif
pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku
pada tanggal laporan posisi keuangan.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan
besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan
memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer
yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
16. PERMODALAN
a. Modal Dasar
Pada Tahun 2014 Modal Dasar PT Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp490.542.400.000
yang ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah No. 05 Tanggal 27 April 2011 yang dibuat
oleh Notaris Idayanti Panda, SH, M.Kn. dan telah disahkan
dengan Keputusan Menteri Hukum 8 Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia No. AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011
tanggal 21 Juni 2011 dengan nilai nominal Rp100.000 per
saham.
Pada Tahun 2015 Modal Dasar PT Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp650.000.000.000
yang ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran
Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah No. 85 Tanggal 29 Mei 2015 yang dibuat
oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan
Keputusan Menteri Hukum & Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia No. AHU-0936834.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal
29 Mei 2015 dengan nilai nominal Rp100.000 per saham.
b. Modal Disetor
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor :S-026/
KO.63/2015 tanggal 13 Januari 2015 perihal Perubahan
Modal Disetor dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng,
komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember
2014 adalah sebesar Rp158.706.900.000.
Deferred tax assets are calculated using tax rates that have
been enacted or substantively enacted at the balance sheet
date.
Management believes that it is possible that future taxable
profit will be available against which the temporary differences
that give rise to deferred tax assets.
16. CAPITAL
a. Authorized capital
In 2014 the authorized capital Regional Development Bank
of Central Sulawesi amounted Rp490.542.400.000 established
by Deed of Amendment of Articles of Association of Limited
Liability PT Bank Central Sulawesi Regional Development
No. 05 On April 27, 2011 made by Notary Idayanti Panda,
SH, M.Kn. and has been endorsed by the Minister of Justice 8
Human Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-31166.
AH.01.02 Year 2011 dated June 21, 2011 with a nominal
value of Rp 100,000 per share.
In 2015 the authorized capital Regional Development Bank
of Central Sulawesi amounted Rp650.000.000.000 established
by Deed of Amendment of Articles of Association of Limited
Liability PT Bank Central Sulawesi Regional Development
No. 85 On May 29, 2015 made by Notary Charles, SH, M.Kn.
and has been endorsed by the Minister of Justice and Human
Rights of the Republic of Indonesia No. AHU-0936834.
AH.01.02 2015 dated May 29, 2015 with a nominal value of
Rp 100,000 per share.
b. Paid-up capital
By virtue of the Financial Services Authority No. S-026 /
KO.63 / 2015 dated January 13, 2015 concerning Amendment
to Paid-in Capital and Bank Ownership Composition of
Central Sulawesi, the composition of the Bank’s ownership Per
Date December 31, 2014 amounted Rp158.706.900.000.
73
Setoran modal PT. Mega Corpora sebesar Rp62.094.200.000
beserta agio saham sebesar Rp36.299.627.552 dan
penambahan setoran modal sebesar Rp9.388.695.750 atau
seluruhnya sejumlah Rp107.782.523.302 tersebut, belum
memenuhi persyaratan sebagaimana yang diatur oleh
Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI)
nomor 13/27/PBI/2011 tanggal 28 Desember 2011 tentang
perubahan atas PBI no. ll/l/PBl/2009 tentang Bank Umum
dimana PT. Mega Corpora sebagai calon Pemegang Saham
Pengendali dengan persentasl kepemilikan 30% (tiga puluh
persen) harus memenuhi persyaratan mengenai integritas,
kelayakan keuangan dan mendapatkan persetujuan dari
Bank Indonesia. Sesuai dengan surat Otoritas Jasa Keuangan
Nomor: S-110/KO.631/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang
Perlakuan Setoran Modal PT. Mega Corpora, maka setoran
modal beserta agio saham PT. Mega Corpora pada tahun
2014 telah direklasifikasi sebagai Dana Setoran Modal.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor :S-638/
KO.63/2015 tanggal 30 September 2015 perihal Perubahan
Modal Disetor dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng,
komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember
2015 adalah sebesar Rp227.430.300.000.
Capital injection PT. Mega Corpora of Rp62.094.200.000
well as share premium amounting Rp36.299.627.552 and
its capital injection amounting Rp9.388.695.750 or the
total amount of the Rp107.782.523.302, do not meet the
requirements as stipulated by Bank Indonesia in Bank
Indonesia Regulation (PBI) number 13/27 / PBI / 2011
dated December 28, 2011 on amendments to the regulation
no. ll / l / CIB / 2009 concerning Commercial Bank where
PT. Mega Corpora as the Controlling Shareholder of the
persentasl ownership of 30% (thirty percent) must meet the
requirements regarding integrity, financial feasibility and
obtain approval from Bank Indonesia. In accordance with the
Financial Services Authority letter No. S-110 / KO.631 / 2015
dated March 9, 2015 for the Treatment of Capital Deposits PT.
Mega Corpora, then the capital injection as well as additional
paid-in shares. Mega Corpora in 2014 has been reclassified as
deposits Capital Fund.
By virtue of the Financial Services Authority No. S-638 / KO.63
/ 2015 dated 30 September 2015 concerning Amendment to
Paid-in Capital and Bank Ownership Composition of Central
Sulawesi, the composition of the Bank’s ownership Per Date
December 31, 2015 amounted Rp227.430.300.000.
74
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka komposisi
pemegang saham PT. BPD Sulteng untuk tahun 2015 dan
2014 adalah sebagai berikut:
Based on the above conditions, the composition of shareholders
of PT. BPD Sulteng for 2015 and 2014 are as follows:
75
c. Dana Setoran Modal
Merupakan tambahan setoran modal oleh para pemegang
saham untuk menambah kepemilikan saham, namun
belum didukung kelengkapan persyaratan modal sehingga
harus dicatat pada rekening dana setoran modal sesuai pasal
14 Peraturan Bank Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal
12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum Bank Umum.
Saldo Dana Setoran Modal per 31 Desember 2015 dan 2014
adalah sebagai berikut:
c. Deposit Funds Capital
An additional capital injection by shareholders for more
ownership, but has not supported the completeness of capital
requirements that must be recorded on the capital account
deposit funds in accordance with Article 14 of Bank Indonesia
Regulation No. 15/12 / PBI / 2013 dated December 12, 2013
concerning Minimum Capital Requirement for Commercial
Banks.
Capital Fund Balance Amount per December 31, 2015 and
2014 are as follows:
Fund 2015 capital injection of Rp 18,674,490,416 derived
from capital injection provincial, regency and municipal
government in Central Sulawesi region that have not been
approved by the AGM. While at Rp18.047.191.602 is the
remainder of the funds paid up capital of PT. Mega Corpora
are not yet approved the Financial Services Authority.
Fund capital paid in 2014 amounted to Rp17.164.483.449
derived from capital injection provincial, regency and
municipal government in Central Sulawesi region that have
not been approved by the AGM. While at Rp107.782.523.302
the reclassification of deposits or additional paid-in shares of
PT. Mega Corpora are not yet approved the Financial Services
Authority.
Dana setoran modal tahun 2015 sebesar Rp18.674.490.416
berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkab dan Pemkot
di wilayah Sulawesi Tengah yang belum mendapatkan
persetujuan RUPS. Sedangkan sebesar Rp18.047.191.602
merupakan sisa dari dana setoran modal milik PT. Mega
Corpora yang belum mendapatkan persetujuan Otoritas
Jasa Keuangan.
Dana setoran modal tahun 2014 sebesar Rp17.164.483.449
berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkab dan Pemkot
di wilayah Sulawesi Tengah yang belum mendapatkan
persetujuan RUPS. Sedangkan sebesar Rp107.782.523.302
merupakan reklasifikasi dari setoran maupun agio saham
milik PT. Mega Corpora yang belum mendapatkan
persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
76
Modal Sumbangan
Merupakan bantuan dari Bank Indonesia berupa
seperangkat hardware dan software bagi komputerisasi
teller system dan akuntansi sesuai Surat Bank Indonesia
Nomor 26/12/UPPP/PPTP tanggal 12 Mei 1993 perihal
Bantuan Teknis kepada PT Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah.
Berdasarkan PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah
dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah maka per 31
Desember 2015 Modal Sumbangan sebesar Rp275.450.000
di reklasifikasikan ke Pos Cadangan Umum.
Agio Saham
Per 31 Desember 2015 Agio saham yang berasal dari setoran
modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi
Tengah adalah sebesar Rp15.149.006.801. Sedangkan agio
saham PT. Mega Corpora sebesar Rp33.105.331.700.
Per 31 Desember 2014 Agio saham yang berasal dari setoran
modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi
Tengah adalah sebesar Rp8.079.326.095. Sedangkan agio
saham PT. Mega Corpora sebesar Rp36.299.627.552 pada
tahun 2014 telah di reklasifikasi menjadi Dana Setoran
Modal.
Capital Contribution
Bank Indonesia is the help of a set of hardware and software for
computerized teller system and the corresponding accounting
Letter of Bank Indonesia Number 26/12 / UPPP / PPTP dated
May 12, 1993 regarding Technical Assistance to Regional
Development Bank of Central Sulawesi.
Under SFAS 61 Accounting for Government Grants and
Disclosure of Government Assistance, the per December 31,
2015 Capital contribution amounting Rp275.450.000 in
reklasifikasikan to General Reserve Pos.
Agio
As of December 31, 2015 are derived from the share
premium capital injection provincial government, municipal
government and the local government in Central Sulawesi
region amounted Rp15.149.006.801. While the share premium
PT. Mega Corpora of Rp33.105.331.700.
As of December 31, 2014 are derived from the share
premium capital injection provincial government, municipal
government and the local government in Central Sulawesi
region amounted Rp8.079.326.095. While the share premium
PT. Mega Corpora of Rp36.299.627.552 in 2014 has been in
the reclassification become Deposit Capital Fund.
77
e. Agio
The share price on the Fund’s capital contributions
Shareholders In 2013 to date amounted to Rp158.459 per
share with the details of 100,000 recorded as stocks and
Rp58.459 Nominal recorded as share premium based on the
assessment of the Office of Public Appraisal paralyzed “Miduk
Totok” which has been decided at the EGM on 12 April 2013
and contained in the Deed of EGM PT.Bank Central Sulawesi
Regional Development No. 69 dated June 21, 2013.
17. DISTRIBUTION OF NET PROFIT
Profit sharing fiscal year 2014 carried out in 2015 by the Deed
of General Meeting of Shareholders number 84 dated May
29, 2015. The fiscal year 2013 profit distribution was carried
out in 2014 based on the results of the General Meeting of
Shareholders in 2014.
As for the allocation of profits for those years is as follows:
e. Agio Saham
Harga saham atas Dana setoran modal Pemegang Saham
Tahun 2013 sampai saat ini adalah sebesar Rp158.459
per lembar saham dengan rincian Rp100.000 dibukukan
sebagai Nominal saham dan Rp58.459 dibukukan sebagai
Agio saham berdasarkan hasil penilaian dari Kantor lasa
Penilai Publik “Miduk Totok” yang telah diputuskan pada
RUPS-LB tanggal 12 April 2013 dan tertuang dalam Akta
Pernyataan Keputusan RUPS-LB PT.Bank Pembangunan
Daerah Sulteng No. 69 tanggal 21 Juni 2013.
17. PEMBAGIAN LABA BERSIH
Pembagian laba tahun buku 2014 dilaksanakan pada tahun
2015 berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan nomor 84 tanggal 29 Mei 2015. Sedangkan
pembagian laba tahun buku 2013 dilaksanakan pada tahun
2014 berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham
Tahunan tahun 2014.
Adapun alokasi pembagian laba untuk tahun-tahun tersebut
adalah sebagai berikut:
Jasa produksi, dana kesejahteraan, tantiem dan CSR untuk
tahun 2015 telah disajikan sebagai beban tahun berjalan
dan bukan sebagai distribusi laba bersih.
18. PENDAPATAN BUNGA
Production services, and welfare, profits and CSR for 2015 has
been presented as an expense of the current year and not as a
distribution of net profit.
18. INTEREST INCOME
78
19. BEBAN BUNGA
20. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
21. PENYISIHAN (PEMULIHAN) CADANGAN
KERUGIAN PENURUNAN NILAI
19. INTEREST EXPENSE
20. OTHER OPERATING INCOME
21. PROVISION (RECOVERY) ALLOWANCE FOR
IMPAIRMENT LOSSES
79
22. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
23. BEBAN TENAGA KERJA
24. BEBAN LAINNYA
22. ADMINISTRATION AND GENERAL EXPENSES
23. EMPLOYEE EXPENSES
24. OTHER EXPENSES
80
25. PENDAPATAN/(BEBAN) NON OPERASIONAL
26. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN
KONTIJENSI
25. INCOME / (EXPENSES) NON-OPERATIONAL
26. RECEIVABLES AND CONTINGENT
COMMITMENTS LIABILITIES
81
27. IMBALAN KERJA
Bank memberikan imbalan kerja Jangka panjang dan pasca
kerja lainnya kepada para karyawannya yang memenuhi
syarat yang terdiri dari program pensiun manfaat pasti,
tunjangan hari tua, penghargaan masa kerja, uang duka dan
penghargaan pensiun, serta penghargaan akhir masa jabatan
direksi, yang dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan
yang telah sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan
No.13/2003.
Penilaian aktuaria atas liabilitas imbalan kerja jangka
panjang dan pasca kerja dihitung oleh aktuaria independen
(PT Dian Artha Tama) dengan menggunakan metode
projected unit credit. Perhitungan aktuaria untuk tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, diperoleh
dari laporan aktuaria pada tanggal 20 Februari 2015.
27. EMPLOYEE BENEFITS
Banks provide employee benefits Long-term and other post-
retirement to employees who qualify consisting of a defined
benefit pension plan, annuity, gratuity, mourning and award
pensions, as well as the award end of the tenure of directors,
which is calculated based on the Company Regulations which
is in accordance with the Employment Act No.13 / 2003.
The actuarial valuation for long-term employee benefit
liabilities and post-employment are calculated by an
independent actuary (PT Dian Artha Tama) using the
projected unit credit method. Actuarial calculations for the
years ended December 31, 2014, obtained from the actuarial
report dated February 20, 2015.
a. Program Dana Pensiun
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memiliki
program pensiun manfaat pasti melalui Dana Pensiun Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah yang pesertanya
meliputi setiap karyawan yang telah berusia 18 tahun atau
telah menikah. Program tersebut memberikan manfaat
pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang
berhak pada saat karyawan pensiun atau pada saat karyawan
tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun
yang bersangkutan.
a. Pension Plan
PT Bank Central Sulawesi Regional Development has defined
benefit pension plans through the Pension Fund of Central
Sulawesi Regional Development Bank whose participants
include all employees aged 18 years or has been married. The
program provides pension benefits to be paid to employees who
are entitled to employees on retirement or when the employee
ceases in accordance with pension regulations are concerned.
82
Pendanaan program pensiun ini dlbentuk dari iuran
peserta sebesar 5,00% dan iuran normal dan tambahan
sesuai perhitungan aktuaria yang dibayarkan oleh PT Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebagai pendiri.
Di samping itu, sumber pendanaan lainnya adalah hasil
investasi Dana Pensiun. Aset Investasi dana pensiun berupa
deposito berjangka.
Berdasarkan laporan aktuaris No.:182-D/PSAK/DAT/
ll/2016 untuk perhitungan Dana Pensiun , Beban
(Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 desember 2015, 2014 dan 2013
adalah sebagai berikut:
Funding the plan participants’ contributions dlbentuk
of 5.00% and the normal fee and additional appropriate
actuarial calculations paid by PT Bank Central Sulawesi
Regional Development as a founder. In addition, other sources
of funding are the result of the Pension Fund. Investment
assets of pension funds in the form of time deposits.
Based on actuarial reports No.:182-D/PSAK/DAT/ll/2016 for
the calculation of the Pension Fund, Expense (Income) Post-
Employment for the years ended December 31, 2015, 2014
and 2013 were as follows:
83
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban
Imbalan Pasca Kerja
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam
pendapatan Komprehensif lain
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi
Berdasarkan laporan aktuaris No. /PSAK/DAT /2016 untuk
perhitungan Tunjangan Hari Tua, beban (pendapatan)
imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 adalah sebagai
berikut:
Reconciliation of Prepaid expenses (reserves) Obligations
Post-Employment Benefits
Accumulation (Profit) / Loss Actuarial recognized in Other
Comprehensive income
b. Program Annuities Employees and Directors
Based on actuarial reports No. / IAS / DAT / 2016 for the
calculation of Annuities, expense (income) post-retirement
benefits for the years ended December 31, 2015, 2014, and
2013 were as follows:
84
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi
Berdasarkan laporan aktuaris No. /PSAK/DAT /2016 untuk
perhitungan Tunjangan Hari Tua, beban (pendapatan)
imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada
tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013 adalah sebagai
berikut:
Status Rekonsiliasi imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015,2014, dan
2013 adalah sebagai berikut:
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban
Imbalan Pasca Kerja
b. Program Annuities Employees and Directors
Based on actuarial reports No. / IAS / DAT / 2016 for the
calculation of Annuities, expense (income) post-retirement
benefits for the years ended December 31, 2015, 2014, and
2013 were as follows:
Reconciliation status post-retirement benefits for the years
ended December 31, 2015.2014, and 2013 were as follows:
Reconciliation of Prepaid expenses (reserves) Obligations
Post-Employment Benefits
85
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam
pendapatan Komprehensif lain
c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Muka dan
Penghargaan Pensiun
Berdasarkan laporan aktuaris No.l82-B /PSAK/DAT /2016
untuk perhitungan penghargaan Masa Kerja Uang Duka
dan Penghargaan Pensiun, beban (pendapatan)imbalan
pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2015, 2014, dan 2013 adalah sebagai berikut:
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan 2013
adalah sebagai berikut:
Accumulation (Profit) / Loss Actuarial recognized in Other
Comprehensive income
c. Gratuity Program Advances and Retirement Choice
Based on actuarial reports No.l82-B / IAS / DAT / 2016 for
award calculations Grief Work Period Money and Retirement
Award, expense (income) post-retirement benefits for the years
ended December 31, 2015, 2014, and 2013 were as following:
Status Reconciliation Funding for the years ended December
31, 2015, 2014, and 2013 were as follows:
86
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban
Imbalan Pasca Kerja
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam
pendapatan Komprehensif lain
d. Penghargaan Akhir Masa Jabatan Direksi
Berdasarkan laporan aktuaris No.l82-C /PSAK/DAT /2016
untuk perhitungan penghargaan. Akhir Masa Jabatan
Direksi beban (pendapatan)imbalan pasca kerja untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2015, 2014, dan 2013 adalah sebagai berikut:
Reconciliation of Prepaid expenses (reserves) Obligations
Post-Employment Benefits
Accumulation (Profit) / Loss Actuarial recognized in Other
Comprehensive income
d. Choice Directors End of Term
Based on actuarial reports No.l82-C / IAS / DAT / 2016 for the
calculation of the award. End of Term of Office of Directors
expense (income) post-retirement benefits for the years ended
December 31, 2015, 2014, and 2013 were as follows:
87
Status liabilitas imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun
yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015, 2014, dan
2013 adalah sebagai berikut:
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban
Imbalan Pasca Kerja
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam
pendapatan Komprehensif lain
Status post-employment benefit obligations for the years
ended December 31, 2015, 2014, and 2013 were as follows:
Reconciliation of Prepaid expenses (reserves) Obligations
Post-Employment Benefits
Accumulation (Profit) / Loss Actuarial recognized in Other
Comprehensive income
88
e. Asumsi e. Assumption
28. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Most of the financial instruments on the statement of financial
position are presented at fair value. Here is a comparison of
the carrying value, as reported in the statement of financial
position and its fair value.
In the following table, financial instruments have been
allocated based on its classification. The significant accounting
policies in Note No. 2h explain how each category of financial
assets and financial liabilities are measured and how income
and expenses, including gains and losses on the fair value
(change in fair value of financial instruments).
Grouping of financial assets have been classified as financial
assets held to maturity, loans and receivables, and financial
assets available for sale. Financial liabilities are classified as
amortized cost.
28. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Sebagian besar instrumen keuangan pada laporan posisi
keuangan disajikan menggunakan nilai wajar. Berikut ini
adalah perbandingan antara nilai tercatat, seperti yang
dilaporkan pada laporan posisi keuangan dan nilai wajarnya.
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah
dialokasikan berdasarkan klasifikasi-nya. Kebijakan
akuntansi penting pada Catatan No. 2h menjelaskan
bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas
keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban,
termasuk keuntungan dan kerugian atas nilai wajar
(perubahan nilai wajar instrumen keuangan).
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan
menjadi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo,
pinjaman yang diberikan dan piutang, dan aset keuangan
tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan
sebagai biaya perolehan diamortisasi.
89
Nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan
adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan belum
diperbaharui untuk merefleksikan perubahaan keadaan
pasar setelah tanggal laporan posisi keuangan. Tabel berikut
ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset
keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember
2015 dan 2014.
Fair value at the date of statement of financial position is
based on available information and has not been updated to
reflect the change in market conditions after the balance sheet
date. The following table is the carrying value and fair value
of financial assets and financial liabilities on December 31,
2015 and 2014.
90
The methods and assumptions used to estimate fair value are
as follows:
- The fair value of financial assets and financial liabilities,
except for securities held to maturity and borrowings,
approximate their carrying values due to having
maturities are short on financial instruments and / or the
interest rate is often revisited.
- The fair value of securities held to maturity is determined
based on quoted market price prevailing at the date of
December 31, 2015 and 2014.
- The fair value of loans received assessed using discounted
cash flows based on market interest rate as at December
31, 2015 and 2014.
29. QUALITY OF ASSETS
The following table shows the level of the quality of earning
assets Bank in accordance with Bank Indonesia regulation
that apply:
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai
wajar adalah sebagai berikut:
- Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, kecuali
efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang
diterima, mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai
jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen
keuangan tersebut dan/atau suku bunganya sering
ditinjau ulang.
- Nilai wajar efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo
ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
- Nilai wajar pinjaman yang diterima dinilai menggunakan
diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar
per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014.
29. KUALITAS ASET PRODUKTIF
Tabel berikut ini menunjukkan tingkat mutu aset produktif
Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:
91
Seluruh penempatan dana pada Bank Indonesia,
penempatan pada bank lain, dan efek-efek digolongkan
sebagai aset lancar.
30. MANAJEMEN RESIKO
PT. Bank Sulteng menerapkan manajemen risiko yang
independen dan sesuai dengan standar yang merujuk
pada ketentuan Bank Indonesia serta best practices yang
diterapkan di perbankan internasional.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan
Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei
2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank
Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/
PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka
ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank
Mandiri (KMRBM) agar sejalan dengan rencana penerapan
Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam
kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai
kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business
enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor
prudential principle dengan menerapkan proses manajemen
risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan –
pengendalian risiko) pada semua level organisasi.
Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh
terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka
manajemen risiko Bank. Direksi telah membentuk
Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko
Kredit dan Operasional yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen
risiko Bank di area yang telah ditetapkan. Semua komite
Dewan memiliki anggota eksekutif dan non-eksekutif dan
melaporkan secara teratur kepada Direksi pada tanggal
kegiatan mereka.
The entire placement of funds in Bank Indonesia, placements
with other banks, and securities classified as current assets.
30. RISK MANAGEMENT
PT. Bank Sulteng implement independent risk management
and compliance with the standards that refer to Bank Indonesia
regulation and best practices applied in international banking.
The Bank’s risk management framework refers to Bank
Indonesia Regulation (PBI) No. 5/8 / PBI / 2003 dated May
19, 2003 regarding Risk Management for Banks, as amended
by Regulation No. 11/25 / PBI / 2009 dated July 1, 2009 on
the Amendment to Bank Indonesia Regulation No. 5/8 /
PBI / 2003 regarding Implementation of Risk Management
for Commercial Banks. This framework is contained in the
Risk Management Policy Bank Mandiri (KMRBM) in line
with the planned implementation of the Basel II Accord
in Indonesia. Within the framework of risk management
policies are arranged so that the risk management function
as a business enabler so that business can still grow in the
corridors of the prudential principle by examining the
risk management process (identification - measurement -
mitigation - monitoring) at all levels of the organization.
The Board of Directors has overall responsibility towards the
establishment and oversight of the Bank’s risk management
framework. The Board of Directors has established the Asset
and Liability Committee (ALCO), Credit and Operational
Risk Committee is responsible for developing and monitoring
the Bank’s risk management policies in the designated area.
All Board committees have members of executive and non-
executive and report regularly to the Board on their activities.
92
Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk
mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dihadapi
oleh Bank, untuk menetapkan batas risiko dan pengendalian
yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap
batas risiko. Kebijakan manajemen risiko dan sistem
direview secara berkala untuk mencerminkan perubahan
dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan.
Bank, melalui pelatihan dan pemeliharaan prosedur operasi
standar, bertujuan untuk mengembangkan lingkungan
pengendalian yang disiplin dan konstruktif, sehingga semua
karyawan memahami peran dan kewajibannya masing-
masing. Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk
memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
manajemen risiko Bank, dan untuk mengkaji kecukupan
kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan
risiko yang dihadapi oleh Bank.
Audit Komite Bank dibantu oleh fungsi-fungsi Internal
Audit. Internal Audit melakukan review terhadap prosedur
dan pengendalian manajemen risiko secara reguler dan ad-
hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank.
Seluruh risiko dilaporkan Bank kepada Bank Indonesia
melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan
dan laporan Tingkat Kesehatan Bank secara semesteran
untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam
kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko entitas anak secara
konsolidasi.
Bank’s risk management policies are made to identify and
analyze the risks faced by the Bank, to set a limit on the risks
and appropriate controls, and to monitor risks and adherence
to limits risk. Risk management policies and systems are
reviewed regularly to reflect changes in market conditions,
products and services offered.
The Bank, through training and maintenance of standard
operating procedures, aims to develop a disciplined control
environment and constructive, so that all employees
understand the roles and responsibilities of each. Audit
Committee is responsible for monitoring compliance with
risk management policies and procedures of the Bank, and
to assess the adequacy of the risk management framework in
relation to the risks faced by the Bank.
Bank’s Audit Committee is assisted by Internal Audit
functions. Internal Audit reviewed the risk management
controls and procedures on a regular basis and ad-hoc, the
results are reported to the Audit Committee.
All risks are reported to Bank Indonesia through the
preparation of quarterly risk profile report and the report
of the Bank biannually to describe all risks inherent in the
Bank’s business activities, including the risk of consolidated
subsidiaries.
93
a. Profil Risiko Bank
Ringkasan sesuai matriks profil risiko yaitu sebagai berikut:
a. The risk profile
Summary matrix corresponding risk profile is as follows:
By looking at the risks inherent in the position of Moderate and
Quality Risk Management at the Fair position, then ranked
Risk Profile As of December 2015 was ranked 3 (three).
b. Credit risk
Credit risk is the risk of financial loss from counterparties are
unable to meet their contractual obligations. To ensure rapid
credit impairment is detected, the loan portfolio is actively
monitored at each layer of the structure of Board of Directors
has delegated responsibility for the oversight of credit risk.
Credit Division is responsible for credit risk management of
PT Bank Central Sulawesi, including:
Formulating credit policies covering collateral requirements,
credit assessment, risk assessment and reporting, documentary
and legal procedures, and in accordance with regulatory
requirements and legislation.
Dengan melihat risiko inherent berada pada posisi Moderate
dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko pada posisi Fair,
maka peringkat Profil Risiko Per Desember 2015 adalah
peringkat 3 (tiga).
b. Risiko Kredit
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan dari
counterparty yang tidak mampu memenuhi kontrak
kewajiban mereka. Untuk memastikan penurunan nilai
kredit cepat terdeteksi, portofolio kredit secara aktif
dimonitor pada setiap lapisan struktur Direksi telah
mendelegasikan tanggung jawab bagi pengawasan terhadap
risiko kredit. Divisi Kredit bertanggung jawab untuk
manajemen risiko kredit PT Bank Sulteng, termasuk:
Merumuskan kebijakan kredit yang meliputi persyaratan
agunan, kredit penilaian, penilaian risiko dan pelaporan,
prosedur dokumenter dan hukum, dan sesuai dengan
persyaratan peraturan dan perundang-undangan.
94
Untuk persetujuan dan perpanjangan fasilitas kredit, batas
otorisasi dialokasikan untuk Petugas Kredit. Fasilitas yang
lebih besar memerlukan persetujuan oleh Divisi Kredit,
Kepala Divisi Kredit, Komite Kredit atau Dewan Direksi
yang membidangi masalah tersebut.
Manajemen memfokuskan, mengembangkan dan
mengkategorikan risiko kredit bank sesuai dengan tingkat
kerugian keuangan yang akan dihadapi. Sistem penilaian
risiko digunakan dalam menentukan eksposur kredit.
Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk memberikan
hasil yang baik kepada Bank dalam mengelola risiko kredit.
Berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Jaminan umumnya tidak diadakan selama penempatan
pada Bank Indonesia dan bank lain.
Adapun Maksimum Eksposur Risiko Kredit adalah sebagai
berikut (dalam jutaan rupiah):
For approval and renewal of credit facilities, the authorized
limits allocated to Credit Officer. Larger facilities require
approval by the Credit Division, Head of Credit Division,
Credit Committee or the Board of Directors in charge of the
matter.
Management focus, develop and categorize bank credit
risk in accordance with the level of financial losses will be
encountered. Risk scoring system used in determining credit
exposure. Conduct education and training to deliver good
results to the Bank in managing credit risk.
Based on the guidelines set by Bank Indonesia. Warranties are
generally not held for placements with Bank Indonesia and
other banks.
The Maximum Credit Risk Exposure is as follows (in millions
of rupiah):
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut:
Credit risk exposure to off-balance sheet on December 31,
2015 and 2014 are as follows:
95
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas
risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2015 dan
2014, tanpa memperhitungkan agunan atau pendukung
kredit lainnya. Untuk aset pada laporan posisi keuangan,
eksposur di atas ditentukan berdasarkan nilai tercatat bersih
seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
The above table illustrates the maximum exposure to credit
risk for the Bank as of December 31, 2015 and 2014, without
taking into account collateral or other credit support. For
assets in the statement of financial position, the exposure set
out above are based on net carrying amounts as reported in
the financial statements.
Overview of loans are as follows:
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: Overview of loans are as follows:
96
Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana
perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana
strategis Bank, kondisi ekonomi saat ini, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kebijakan kredit,
standar dan pelaksanaan serta pemantauan dan
pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan oleh
pejabat bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris
dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan
perubahan pasar dan peraturan perbankan yang baru.
Risiko Inherent untuk risiko kredit berada pada posisi
MODERATE. Berikut ini adalah Rasio Non Performing
Loan (NPL) dan Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) Bank
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana
perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana
strategis Bank, kondisi ekonomi saat ini, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Kebijakan kredit, standar dan pelaksanaan serta pemantauan
dan pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan oleh
pejabat bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris
dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan
perubahan pasar dan peraturan perbankan yang baru.
Risiko Inherent untuk risiko kredit berada pada posisi
MODERATE. Berikut ini adalah Rasio Non-Performing
Loan (NPL) dan Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) Bank
pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014:
Bank credit portfolio which encourage optimization of
the expansion / diversification of credit is based on the
Bank’s strategic plan, the current economic conditions,
and the legislation in force. Credit policy, standards and
implementation as well as monitoring and administration
of the loan portfolio set by the bank officials. This policy
was approved by the Board of Commissioners and regularly
updated to incorporate changes in the market and new
banking regulations.
Inherent risk for credit risk in the position MODERATE. Here
is a ratio of Non Performing Loan (NPL) and the Productive
Asset Quality Ratios (KAP) Bank on December 31, 2015 and
2014:
Bank credit portfolio which encourage optimization of the
expansion / diversification of credit is based on the Bank’s
strategic plan, the current economic conditions, and the
legislation in force.
Credit policy, standards and implementation as well as
monitoring and administration of the loan portfolio set by
the bank officials. This policy was approved by the Board of
Commissioners and regularly updated to incorporate changes
in the market and new banking regulations.
Inherent risk for credit risk in the position MODERATE. Here
is a ratio of Non-Performing Loan (NPL) and the Productive
Asset Quality Ratios (KAP) Bank on December 31, 2015 and
2014:
97
Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio
antara aset yang diklasifikasikan tidak produktif (AYDTP)
dibandingkan dengan total aset produktif (AP). Aset yang
diklasifikasikan tidak produktif merupakan rata-rata
tertimbang aset berdasarkan kolektibilitas.
Rasio NPL gross merupakan rasio antara baki debit
pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori
kurang lancar, diragukan, dan macet) dibandingkan dengan
total baki debit pinjaman. Rasio NPL netto merupakan
rasio antara nilai bersih pinjaman yang digolongkan non-
performing loan (kategori kurang lancar, diragukan,
dan macet) dibandingkan dengan baki pinjaman. Nilai
bersih merupakan baki debit dikurangi saldo penyisihan
penghapusan pinjaman.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit
berada pada posisi FAIR. Kebijakan yang diambil oleh Bank
Sulteng dalam Penerapan Manajemen Risiko Kredit adalah
sebagai berikut:
1. Dalam Menentukan arah dan kebijakan Bank dalam
penyediaan dana, Bank telah membentuk Risk Appetite
dan Risk Tolerance yang telah disinkronisasikan dengan
Strategi dan Rencana Bisnis Tahunan.
2. Bank Telah melakukan pembudayaan terhadap tingkat
kepedulian risiko kredit kepada setiap level organisasi
termasuk penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance,
agar kebijakan dan strategi terhadap penyediaan dana
dapat diimplementasikan dengan baik.
3. Dalam rangka pelaksanaan Kebijakan Perkreditan telah
didukung dengan beberapa Standar Operasional
Prosedur antara lain:
a. SOP Kredit Commersial
b. SOP Kredit Multiguna
c. SOP KPR
d. SOP Penyaluran Kredit Multiguna dengan pola
Chanelling.
e. SOP tentang pembelian Kredit Multiguna
f. SOP pengalihan Kredit Multiguna.
g. Kebijakan dan SOP Garansi Bank.
Productive Asset Quality Ratios (KAP) is the ratio of assets
classified as unproductive (AYDTP) compared to total earning
assets (AP). Assets are classified as unproductive a weighted
average assets based on collectibility.
Gross NPL ratio is the ratio between the discharge tray of loans
classified as non-performing loan (category substandard,
doubtful, and loss) compared to the total loan discharge tray.
The net NPL ratio is the ratio between the net value of loans
classified as non-performing loan (category substandard,
doubtful, and loss) compared to the loan balance. The net
value is deducted from the balance debit balance of allowance
for loan.
Quality Risk Management for Credit Risk in the position of
FAIR. Measures taken by the Bank of Central Sulawesi in
Implementation of Credit Risk Management are as follows:
1. In Determine the direction and policy of the Bank in the
provision of funds, the Bank has developed a Risk
Appetite and Risk Tolerance which has been
synchronized with the Strategy and the Annual Business
Plan.
2. The Bank has been doing familiarization of the level
of credit risk concern to every level of the organization
included the establishment of Risk Appetite and Risk
Tolerance, policies and strategies for the provision of
funds can be implemented properly.
3. In the implementation of the Credit Policy has been
supported by some of the Standard Operating
Procedures among others:
a. Credit SOP Commersial
b. SOP Multipurpose Loan
c. SOP KPR
d. SOP Lending Multipurpose with channeling
pattern.
e. SOP on purchases Multipurpose Loan
f. The SOP diversion Multipurpose Loan.
g. Policy and SOP Bank Guarantee.
98
4. Mempertahankan Rasio Kredit terhadap Dana Pihak
Ketiga (LDR) pada rentan angka 78% - 92% guna
menjaga likuiditas Bank pada posisi yang terkendali.
5. Melakukan pengalihan piutang kepada Bank lain guna
menjaga posisi LDR yang sesuai dengan persyaratan
regulator serta membantu kondisi likuiditas pada posisi
yang normal
6. Dalam Rangka Menurunkan kredit bermasalah
(Non Performing Loan - NPL) Bank Sulteng telah
melakukan langkah - langkah yang sifatnya strategis,
guna mempercepat proses penurunan kredit bermasalah.
Langkah - langkah tersebut antara lain:
a. Menyusun strategi dan rencana kerja atas pelaksanaan
penyelesaian Kredit bermasalah sehingga dapat
mengurangi tingkat atau jumlah kredit bermasalah.
b. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi kredit
bermasalah yang dihadapi debitur serta meyakini
etikad baik debitur terhadap Bank dalam rangka
upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit yang
akan di ambil.
c. Menegosiasikan dengan debitur mengenai langkah -
langkah yang perlu di ambil berkaitan dengan kondisi
kredit bermasalah yang dihadapi.
d. Mengusulkan dan melaksanakan bentuk
penyelamatan kredit, antara lain melalui penagihan
langsung (Collection) kepada seluruh debitur yang
masih mempunyai sumber pembayaran serta
keinginan dalam menyelesaikan kewajiban terhadap
Bank.
e. Melaksanakan proses litigasi (eksekusi dan penjualan
agunan) yang mampu memberikan kontribusi
maksimal bagi kepentingan Bank.
4. Maintain Loan Ratios to Third Party Funds (LDR) on
vulnerable at 78% - 92% in order to maintain the
liquidity of the Bank in a position of control.
5. Make the switch accounts to another bank in order to
keep the LDR in accordance with regulatory
requirements and to help liquidity in the normal position
6. In Order to Lose NPL (non-performing loans - NPL)
Sulteng Bank has made a step - a step of a strategic
nature, to accelerate the reduction in non-performing
loans. Steps - The steps include:
a. Develop a strategy and work plan for the
implementation of the settlement of nonperforming
loans so as to reduce the rate or amount of problem
loans.
b. Identify and evaluate the troubled credit conditions
facing the debtor and the debtor believes good etikad
Bank in an effort to rescue and settlement of credit is
to be retrieved.
c. Negotiate with the debtor on steps - steps that need to
be taken with regard to the conditions faced by
problem loans.
d. Propose and carry out rescue forms of credit,
including through direct billing (Collection) to all
debtors who still have the resources and the desire to
complete the payment obligations to the Bank.
e. Implement litigation (execution and sale of the
collateral) that is capable of providing the maximum
contribution for the benefit of the Bank.
99
c. Risiko Pasar
Risiko pasar adalah risiko bahwa perubahan harga pasar
seperti suku bunga, akan mempengaruhi pendapatan
atau Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan
yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan
bunga, mengingat tingkat suku bunga tersebut sesuai
dengan strategi bisnis Bank. Kegiatan manajemen dalam
memonitoring aset dan liabilitas bank dilakukan terhadap
setiap perubahan tingkat suku bunga. Adapun pengelolaan
risiko suku bunga disertai dengan pemantauan sensitivitas
aset keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan atau
menurunkan tingkat suku bunga pasar.
Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan
yang berlawanan dari nilai tukar pada saat Bank memiliki
posisi terbuka. Bank tidak memiliki saldo dan transaksi
dalam mata uang asing. Dengan demikian. Bank tidak
menghadapi risiko nilai tukar.
Risiko inheren untuk risiko pasar dinilai Low To Moderate
karena pada bidang perkreditan, alokasi modal dialas
2,00% dari Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) dan tidak terdapat risiko pada bidang treasury
dan investasi karena modal kurang dari 1,00% dari KPMM
karena Bank bukan merupakan Bank Devisa (Low). Pada
posisi 31 Desember 2015 dan 2014 surat berharga yang
dimiliki adalah berupa Sertifikat Bank Indonesia yang
dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo (held
to maturity) dan termasuk dalam banking book yang tidak
dipertimbangkan pengukuran risiko pasar.
Risiko inherent untuk Risiko Pasar berada pada posisi LOW
TO MODERATE, dengan kualitas penerapan manajemen
risiko untuk risiko pasar yang dinilai SATISFACTORY.
Selama Triwulan IV/2015 tidak terdapat risiko pasar yang
dinilai dapat membahayakan Bank.
Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per
tahun untuk aset dan liabilitas yang signifikan untuk tahun
yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2015 dan
2014:
c. Market risk
Market risk is the risk that changes in market prices such as
interest rates, will affect the revenue or the risk of bank interest
rates is an activity aimed at optimizing interest income, given
the level of interest rates is consistent with the Bank’s business
strategy. Management activities in monitoring the bank’s
assets and liabilities carried out against any change in interest
rates. As for interest rate risk management is accompanied by
monitoring the sensitivity of financial assets and liabilities of
banks to increase or decrease in market interest rates.
Exchange rate risk is the risk of loss due to the movement in
the opposite of the exchange rate at the time the Bank has
open positions. Banks do not have balances and transactions
in foreign currencies. Therefore. Banks do not face exchange
rate risks.
Risks inherent to the market risk rated Low To Moderate
because the fields of credit, capital allocation dialas 2.00%
of the Capital Adequacy Ratio (CAR) and there is no risk
in treasury and capital investment for less than 1.00% of
CAR for Bank not an Exchange Bank (Low). On December
31, 2015 and 2014 securities held is in the form of Bank
Indonesia Certificates are classified as held to maturity (held
to maturity) and are included in the banking book are not
considered market risk measurement.
Risks inherent to market risk in the position LOW TO
MODERATE, with the quality of risk management for market
risk were rated satisfactory. During Quarter IV / 2015 there
are no market risk assessed may harm the Bank.
The table below represents the range of interest rates per
annum for significant assets and liabilities for the year ended
December 31, 2015 and 2014:
100
d. Risiko Likuiditas
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki
cukup dana untuk memenuhi kewajibannya (membayar
kepada kreditur atau melunasi hutang-hutangnya pada saat
jatuh tempo). Risiko Likuiditas dapat diperkecil dengan
suatu perencanaan cash flow dan pengelolaan kelebihan
dana yang tepat dengan tetap mengantisipasi kebutuhan
dan kewajiban di masa yang akan datang. Pengelolaan
likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh Komite
ALCO. Kebijakan risiko likuiditas merupakan tanggung
jawab manajemen dan strategis yang harus diambil
untuk menjamin likuiditas yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan Bank sesuai dengan peraturan yang berlaku.
d. Liquidity risk
Liquidity risk is the risk that the Bank does not have sufficient
funds to meet its obligations (to pay to the lender or pay off its
debts at maturity). Liquidity risk can be minimized by a cash
flow planning and management of surplus funds the right to
continue to anticipate the needs and obligations in the future.
Management of liquidity and funding risk is supervised by
ALCO Committee. Liquidity risk policy is the responsibility of
management and ideally should be taken to ensure sufficient
liquidity to meet the needs of the Bank in accordance with
applicable regulations.
101
Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola
risiko likuiditas adalah rasio aset lancar bersih terhadap
simpanan nasabah. Rasio aktiva lancar bersih dianggap
sebagai uang tunai dan kas pada aktiva lancar dikurangi
dengan simpanan dari bank (Giro pada Bank lain).
Untuk memantau tingkat risiko likuiditas Bank melakukan
analisis jatuh tempo aset dan kewajiban secara periodik.
Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset
dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode pada
akhir tahun sampai pada jatuh tempo kontrak.
(Dalam jutaan rupiah)
The main measure used by the Bank for managing liquidity
risk is the ratio of net liquid assets to deposits. The ratio of net
current assets are considered as cash and cash current assets
minus deposits from banks (Current accounts with other
banks).
To monitor the level of liquidity risk The Bank conducts
analysis of the maturity of assets and liabilities on a periodic
basis.
The following table describes the analysis of the maturity of
assets and liabilities of the Bank are calculated based on the
remaining period at the end of the year until the maturity of
the contract.
(in millions Rupiah)
102
e. Risiko Operasional
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan
adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses
internal, kesalahan manusia, kegagalan sistim, atau adanya
masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank.
Tujuan Bank adalah untuk mengelola risiko operasional
sehingga dapat menghindari kerugian keuangan dan
reputasi Bank.
Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir terjadinya
risiko operasional yang dapat mempengaruhi kegiatan
Bank, antara lain sebagai berikut:
- Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi
transaksi bank
- Pemantauan operasional bank.
- Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
- Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur bank
- Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam
operasional bank akan dilakukan pelaporan dan
pengusulan tindakan perbaikan.
- Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai
terhadap risiko operasional. Memitigasi risiko yang
mungkin timbul.
e. Operational risk
Operational risk is the risk that is partly due to insufficient
or failed internal processes, human error, system failure,
or external problems affecting the operations of the bank.
Destination Bank is to manage operational risk so as to avoid
financial losses and reputation of the Bank.
The responsibility to minimize operational risks that could
adversely affect the Bank, among others, as follows:
- Adjustment and separation of duties as well as bank
transaction authorization
- Monitoring of bank operations.
- Do accordance with the legislation in force.
- Control the entire documentation and bank procedures
- If an error or failure in the operation of the bank will do
reporting and proposing remedial action.
- Conduct training and development of employees against
operational risks. Mitigating the risks that may arise.
103
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko
Operasional berada pada posisi FAIR, pengelolaan Risiko
Operasional menjadi perhatian oleh Manajemen, dimana
dalam pengelolaannya dilakukan melalui beberapa cara
antara lain:
1. Secara rutin Komisaris melakukan pertemuan dengan
Direksi terkait dengan pengembangan perbankan serta
kondisi terakhir Bank. Pertemuan tersebut ditujukan
untuk memutus hal-hal yang perlu segera ditindaklanjuti
dan dibenahi.
2. Komisi melalui Komite Pemantau Risiko secara rutin
melakukan pertemuan dengan Unit Kerja Risk
Manajemen dalam rangka melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan manajemen risiko.
3. Secara Triwulanan Manajemen melakukan rapat Komite
Manajemen Risiko terkait dengan pembahasan Risiko
Operasional yang dihadapi oleh Bank serta pelaporan
Risk Profile Bank kepada Bank Indonesia.
4. Untuk melengkapi Kebijakan dan Standar Prosedur
Operasional Bank yang sudah ada, PT. Bank Sulteng
pada Triwulan IV tahun 2013 khususnya Divisi
Manajemen Risiko melakukan review SOP/BPP antara
lain: Bidang Kepatuhan, Kebijakan Umum Manajemen
Risiko Bank dan Laporan Profil Risiko Bank.
5. Dalam rangka mengidentifikasi kejadian yang berisiko,
Kantor Cabang melaporkan kejadian kejadian tersebut
dalam laporan LTKM dan LTKT.
6. Membentuk Anti Fraud Departement dalam rangka
memperkuat Sistem Pengendalian Intern, khususnya
untuk mengendalikan Fraud yang dilaksanakan oleh
Divisi Satuan Kerja Audit Intern.
7. Dalam rangka memperkuat sistem pengendalian intern
dan upaya mencegah terjadinya fraud, Manajemen
melalui Divisi Satuan Kerja Audit Intern melaksanakan
sosialisasi strategi anti fraud kepada seluruh cabang
secara rutin.
8. Bank akan segera menerapkan PRC agar dapat
memitigasi risiko-risiko di tiap cabang secara maksimal.
9. Bank akan segera menerapkan LED agar dapat
menghitung semua kerugian yang timbul baik dari
kegiatan operasional bank maupun non operasional yang
dapat menimbulkan kerugian pada bank.
Quality Risk Management for Operational Risk in the position
of FAIR, the management of operational risk to the attention
of Management, where the management is done in several
ways, are as follows:
1. Routinely Commissioner held a meeting with the Board
of Directors related to the development of the banking
and the last condition of the Bank. The meeting is
intended to cut the things that need to be followed up
and addressed.
2. The Commission through the Risk Oversight Committee
began meeting regularly with the Risk Management
Working Unit in order to supervise the implementation
of risk management.
3. Quarterly Management Risk Management Committee
held a meeting related to the discussion of operational
risk faced by the Bank and reporting Risk Profile Bank to
Bank Indonesia.
4. To complete the Policies and Standard Operating
Procedures existing Bank, PT. Bank Central Sulawesi
in the fourth quarter of 2013 in particular the Risk
Management Division conducted a review SOP / BPP
among others: Sector Compliance, Risk Management
General Policy Bank and risk profile report.
5. In order to identify risk events, the Branch Office to
report the events in the report LTKM and LTKT.
6. Establish Anti Fraud Department in order to strengthen
the Internal Control System, in particular to control
conducted by the Fraud Division of the Internal Audit
Unit.
7. In order to strengthen internal control systems and
efforts to prevent fraud, through the Management
Division of the Internal Audit Unit to implement anti
fraud strategy socialization to all branches regularly.
8. The Bank will immediately apply the PRC in order to
mitigate the risks in each branch to the fullest.
9. The Bank will immediately apply the LED in order to
calculate all the losses arising from the operations of the
bank or non operational may cause harm to the bank.
104
f. Risiko hukum
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya
kelemahan aspek yuridis, yang disebabkan adanya tuntutan
hukum, tidak adanya peraturan perundang-undangan
yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan
yang tidak sempurna.
Risiko hukum mencakup
- Gugatan hukum
- Biaya kasus hukum
g. Risiko reputasi
Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh
adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan
usaha Bank atau persepsi negatif terhadap Bank. Setiap
unit kerja secara proaktif melakukan self assessment dalam
mengidentifikasi dan melakukan analisa probabilitas
timbulnya risiko yang melekat pada unit kerjanya masing-
masing dan bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko
yang melekat pada setiap aktivitas unit tersebut.
h. Risiko Strategis
Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat,
pengambilan keputusan yang tidak tepat atau kurang
responsifnya terhadap perubahan eksternal.
Risiko strategis mencakup
- Ketepatan kebijakan bidang perkreditan, treasury
maupun investasi.
- Kesesuaian realisasi diversifikasi produk baik kredit
maupun treasury
- Perbandingan realisasi dengan target pasar yang
ditetapkan.
i. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan
karena tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank
yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan
ketentuan lain yang berlaku.
f. legal risk
Legal risk is the risk caused by the weakness of the judicial
aspect, which is due to lawsuits, the absence of legislation that
support, or weakness such as noncompliance with the terms
of the engagement contract validity and binding of collateral
that is not perfect.
The legal risks include
- Lawsuit
- Cost of legal cases
g. reputation risk
Reputation risk is the risk caused by negative publicity related
to the business activities of the Bank or negative perceptions
of the Bank. Each unit is working proactively self assessment
in identifying and analyzing the probability of the emergence
of the risk inherent in each work unit and is responsible for
managing the risks inherent in any activity of that unit.
h. Strategic risk
Strategic risks are risks due to the determination and
implementation of a strategy that is not appropriate, improper
decisions or lack of responsiveness to external changes.
Strategic risks include
- Accuracy of policies on credit, treasury and investment.
- Suitability realization of diversified products both credit
and treasury
- Comparison of the realization of the defined target
market.
i. Compliance risk
Compliance risk is the risk caused by not adhere to or
implement legislation and other rules. In practice, compliance
risks inherent in the bank’s risk related to legislation and other
rules.
105
Risiko kepatuhan mencakup
- Bidang perkreditan, meliputi batas maksimum pemberian
kredit, kualitas aset produktif dan penyisihan
penghapusan aset produktif.
- Bidang treasury dan investasi, meliputi penyertaan pada
bank atau LKBB.
- Perpajakan
- Kelembagaan dan pelaporan atau perjanjian.
- Pengenalan nasabah atau Know Your Customer (KYC).
31. MANAJEMEN MODAL
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk
mempertahankan posisi modal yang kuat untuk
mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan
investor, deposan, pelanggandan kepercayaan pasar. Dalam
pengelolaan permodalan. Bank mempertimbangkan
faktor-faktor seperti: pengembalian modal yang optimal
pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara
keuntungan yang lebih tinggi dengan gearing ratio serta
keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
Pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014, Bank telah
memenuhi semua syarat permodalan yang diwajibkan.
Rasio Penyediaan Modal Minimum
Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (Capital
Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap
aset tertimbang menurut risiko (Risk - Weighted Assets
[RWAj). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah
modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti (“Tier
I”) dan Modal Pelengkap (“Tier II”) dikurangi penyertaan
pada Entitas Anak. Rasio Kecukupan Modal pada tanggal-
tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 adalah sebagai berikut
(dalam jutaan Rupiah):
Compliance risk covers
- Field of lending, including lending limit, the quality of
earning assets and allowance for losses.
- Field of treasury and investments, including investments
in banks or NBFIs.
- Taxation
- Institutional and reporting or agreement.
- Introduction of the customer or Know Your Customer
(KYC).
31. CAPITAL MANAGEMENT
Bank capital management goal is to maintain a strong
capital position to support business growth and maintain
investor, depositor, pelanggandan market confidence. In
the management of capital. Banks consider factors such as:
optimal capital return to shareholders, maintaining a balance
between the higher returns with a gearing ratio as well as the
security provided by a healthy capital position.
On December 31, 2015 and 2014, the Bank has complied with
all the requirements of capital required.
Capital Adequacy Ratio
Liabilities Capital Adequacy Ratio (Capital Adequacy
Ratio [CAR]) is the ratio of capital to risk-weighted assets
(Risk - Weighted Assets [RWAj). Based on Bank Indonesia
regulations, the amount of capital to credit risk consist of core
capital ( “Tier I”) and supplementary capital ( “Tier II”) less
investments in subsidiaries. Capital adequacy ratio of the
dates December 31, 2015 and 2014 are as follows (in millions
of Rupiah):
106
Kegiatan Alokasi modal didorong oleh optimalisasi
jumlah modal yang jumlahnya tergantung pada peraturan
perundang- undangan yang berlaku untuk memaksimalkan
laba atas risiko yang disesuaikan dengan modal dasar
yang digunakan dalam menentukan bagaimana modal
dialokasikan oleh Bankpada operasional atau kegiatan
tertentu. Kebijakan Bank yang berhubungan dengan
pengelolaan modal dan alokasi dana direview secara berkala
oleh Direksi.
Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi
kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan
mengikuti road map implementasi Basel II di Indonesia
yang dipimpin oleh Bank Indonesia.
Penerapan Bank atas risiko kredit, risiko pasar dan risiko
operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:
a. Risiko kredit
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/
DPNP tanggal 31 Maret 2005, Bank menggunakan Bank
menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko
kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No.l3/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011.
The capital allocation activities are driven by optimization
of the amount of capital which the amount depends on the
legislation applicable to maximize return on risk adjusted
capital base used in determining how capital is allocated by
Bankpada operations or activities. The Bank’s policy related
to capital management and allocation of funds is reviewed
periodically by the Board of Directors.
Since 2007, the Bank is required to meet the Basel II
framework in terms of capital of the Bank by following the
road map for the implementation of Basel II in Indonesia, led
by Bank Indonesia.
Implementation of the Bank on credit risk, market risk and
operational risk in the capital is as follows:
a. credit risk
In accordance with the Bank Indonesia Circular Letter No.
7/10 / DPNP dated March 31, 2005, the Bank using the Bank
applies the standard approach to managing credit risk began
January 1, 2012 according to Bank Indonesia Circular Letter
No.l3 / 6 / DPNP dated 18 February 2011.
107
b. Risiko operasional
Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan
pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran
Bank Indonesia No.ll/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009.
Berdasarkan Surat Edaran tersebut, beban modal untuk
risiko operasional sebesar 5%, 10% dan 15% dari rata-rata
pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir.
Bank Indonesia menganalisa modal dalam 2 (dua) tingkatan:
1. Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio
saham, saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan,
dan kepentingan non pengendali setelah dikurangi
goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya
sehubungan dengan item yang termasuk dalam modal
tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan
kecukupan modal.
2. Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang
memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum
1,25% dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR).
Bank tidak memiliki modal tambahan lainnya yang
memenuhi kriteria modal tier 3 dalam Peraturan Bank
Indonesia yang Berbagai batasan diterapkan untuk unsur-
unsur dari modal dasar. Pengaruh pajak tangguhan telah
dikecualikan dalam menentukan jumlah laba ditahan
untuk modal tier 1, hanya 50 persen dari keuntungan
tahun berjalan sebelum pajak tangguhan yang termasuk
dalam modal tier 1, dan kualifikasi modal tier 2 tidak dapat
melebihi modal tier 1. Ada juga pembatasan pada jumlah
penurunan cadangan penurunan nilai - kolektif yang dapat
dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2.
32. PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN 31
DESEMBER 2015, 2014, SERTA 1 JANUARI 2014
Beberapa akun pada laporan keuangan per 31 Desember
2014 dan 1 Januari 2014 disajikan kembali dan direklasifikasi
agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2015. Akun-akun yang
disajikan kembali dan direklasifikasi adalah sebagai berikut:
b. operational risk
For operational risk management The Bank applies the basic
indicator approach in accordance with the Bank Indonesia
Circular Letter No.ll / 3 / DPNP January 27, 2009. Based
on the Circular of the capital charge for operational risk by
5%, 10% and 15% of average gross revenue over the last three
years.
Bank Indonesia analyzing capital in two (2) levels:
1. Tier 1 capital consists of ordinary shares, share premium,
retained earnings, the difference in translation of
financial statements and non-controlling interests
after deducting goodwill and intangible assets and other
adjustments with respect to the items included in the
capital but are treated differently for the sake of adequacy
capital.
2. Tier 2 capital consists of subordinated loans eligible and
general reserve (maximum 1.25% of Risk Weighted
Assets (RWA).
Banks do not have the extra capital that meet criteria for tier
3 capital in Bank Indonesia Regulation Various limits are
applied to elements of the capital base. Effect of deferred taxes
have been excluded in determining the amount of retained
earnings for the tier 1 capital, only 50 percent of current year
profit before deferred tax are included in tier 1 capital and tier
2 qualifying capital can not exceed tier capital 1. There are
also restrictions on the amount of impairment impairment
allowance - a collective that can be included as part of tier 2
capital.
32. RESTATEMENT OF FINANCIAL STATEMENTS 31
DECEMBER 2015, 2014 AND JANUARY 1, 2014
Certain accounts in the financial statements as of December
31, 2014 and January 1, 2014 are restated and reclassified to
conform to the presentation of financial statements for the
year ended December 31, 2015. The accounts were restated
and reclassified are as follows:
108
109