adb’s secretary - asekma don boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/adbs0422015.pdf ·...

87

Upload: others

Post on 07-Nov-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI
Page 2: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 i

Vol. 4 No. 2 - Juli 2015 ISSN 2089-4198

ADB’S Secretary JURNAL DUNIA SEKRETARIS

Susunan Kepengurusan Jurnal Ilmiah Dunia Sekretaris :

Penanggung Jawab

:

Muller Sagala, S.E., M.M.

Mitra Bestari/Reviewer

Pimpinan Redaktur

:

:

Dr. Nicolaus Uskono, S.Sos., M.Si.

Dr. V.W. Cahyana, M.Si.

Dr. Hendrikus Passagi

Dr. Zulkifli Rangkuti

V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si.

Wakil Pimpinan Redaktur : Drs. Redemptus Sriyono D H., Bc.Th.

Redaktur : Cecilia Agustien Umbas, S.Kom., M.Pd.

Astuti Widiati, S.E

Penyunting / Editor : Ir. Markonah, ASAI, M.M.

Drs. Redemptus Sriyono D H., Bc.Th.

Muller Sagala, S.E., M.M

Desain Grafis dan Fotografer : Antonius Sugi Suhartono, S.E., M.Ak.

Sekretariat : M.V. Mieke Marini M.P., S.Pd

Widyastuti Listyawati, S.Sos.

Theresia Pawarti

A. Niken Budi Palupi

Alamat Redaksi : Kampus Asekma Don Bosco

Jl. Pulomas Barat V

Jakarta Timur

Telp: 021-4898774 Faks:021-4701190.

Situs http://www.asekma.ac.id

Email: [email protected]

Page 3: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii

PENGANTAR REDAKSI

Pembaca yang terhormat,

Buku Jurnal Dunia Sekretaris nomor Vol.4 No.2 Juli 2015 ini merupakan karya

ilmiah dari para dosen, alumni, mahasiswa dari perguruan tinggi, dan pegawai Akademi

Sekretari dan Manajemen Don Bosco yang relevan dengan dunia sekretaris. Buku Jurnal

Ilmiah ini menyajikan beberapa kajian yang menarik antara lain mengenai bagaimana

kesiapan sekretaris di Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015,

mengenal lebih jauh pengelolaan tata naskah dinas di instansi Pemerintah, dan seberapa

jauh dampak pembajakan software berpengaruh terhadap etika profesi.

Sekali lagi tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan AFTA-2015, yaitu

berbicara mengenai keluar dan masuk barang, jasa, investasi, modal, dan sumber daya

manusia secara bebas antar negara. Pertanyaannya adalah sejauh mana kesiapan lulusan

perguruan tinggi di Indonesia khususnya di bidang kesekretarisan menghadapi tantangan

tersebut.

Semoga para pengguna buku Jurnal Ilmiah ini mendapatkan manfaat besar dalam

bidangnya masing-masing sekaligus untuk mendorong perkembangan profesi sekretaris

dalam dunia yang terus berubah.

Salam sukses dari Dewan Redaksi.

Jakarta, 1 Juli 2015

Dewan Redaksi

Page 4: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 iii

Vol.4 No.2 - Juli 2015 ISSN 2089-4198

ADB’S Secretary JURNAL DUNIA SEKRETARIS

DAFTAR ISI

Hal

Hubungan Kepuasan Kerja Dan Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Dosen

Oleh: Martha Septina Purbowati, S.S., M.Pd.

1

Dampak Kasus Pembajakan Software Terhadap Penyimpangan Etika Profesi

Oleh : Clara Cynthia Aprilia

24

Skala Prioritas Penanganan Masalah Tata Naskah Dinas Di Instansi Pemerintah

Oleh: Muller Sagala, S.E., M.M.

36

Analisis Korelasi Skor Bahasa Inggris Terhadap Skor Toeic - Studi Kasus :

Mahasiswa Asekma Don Bosco

Oleh : V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si.

48

Soft Skill Yang Dibutuhkan Calon Sekretaris Untuk Menghadapi Masyarakat

Ekonomi ASEAN 2015

Oleh : Yohanes Adven Sarbani

62

Page 5: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI
Page 6: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 1

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN

KINERJA DOSEN

Oleh : Martha Septina Purbowati, S.S., M.Pd.

(Dosen ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the relationship berween job satisfaction and job

achievement motivation with lecturers performance. The samples of this research is 30

lecturers of Don Bosco Secretary and Management Academy chosen by random sampling.

Variable of research are consists of job satisfaction (X1), achievement motivation (X2),

and lecturers performance (Y). The analyze test of research is normality test. The result of

calculation showed that job satisfaction (X1) have significant relationship with lecturers

performance (Y) which correlation coefficient is ryl=0.242 and equality of Y variable =

115.978 + 0.443X1, job achievement motivation (X2) have linear relationship and

significant with lecturers performance (Y) with correlation coefficient is ry2 = 0.631 and

equality of Y variable = 79.924 + 0.531X2. Job satisfaction and achievement motivation

all together have linear relationship and significant with lecturers performance with

double correlation coefficient ry 12 = 0.434 and equality of double regression Y variable

= 92.889 + 0.339X1 + 0.658X2. The research concludes that: (1) There is a positive and

significant correlation berween satisfaction lecturers performance. (2) There is a positive

and significant correlation between achievement motivation with the lecturers

performance. (3) There is a positive and significant correlation between satisfaction and

achievement motivation all together with the lecturers performance.

Keywords: certainty, performance, risk

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Persoalan kinerja dosen masih relevan untuk dibicarakan khususnya berkaitan

dengan pemberlakuan masa Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kompetensi lulusan

menjadi taruhan pertama di dunia kerja, dan tidak hanya sekedar lulus. Adanya

Page 7: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 2

gonjang-ganjing jual beli ijasah juga menjadi hal yang perlu mendapat perhatian

karena dapat terkait dengan persoalan kinerja dosen. Terlebih saat ini pemerintah

sedang mencari dan mempersiapkan sumber daya manusia Indonesia yang cerdas dan

bermoral.

Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional

merupakan salah satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan. Oleh karenanya

diharapkan bagi seorang pendidik untuk bisa menjadi yang baik, dan dapat

menghasilkan output yang bermutu, agar dapat bersaing dengan lulusan dari negara

yang sudah maju. Selain itu UUD 1945 mengatakan bahwa setiap warga negara berhak

mendapatkan pengajaran. Pemerintah harus memperhatikan lapisan masyarakat yang

memiliki kemampuan ekonomi lemah agar mereka juga dapat mengecap pendidikan di

setiap jenjang pendidikan.

Faktor yang menjadi tolak ukur keberhasilan lembaga pendidikan adalah

kinerja dosen. Kinerja dosen yang dimaksud adalah hasil kerja dosen yang terefleksi

dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran yang

intensitasnya dilandasi oleh etos kerja dan disiplin profesional dosen dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat bahwa tugas dosen tidak

hanya mengajar, tetapi dimulai dari proses perencanaan sampai dengan penilaian.

Tugas tersebut tidak mudah dilakukan apabila dosen tidak memiliki motivasi kerja

yang baik.

Hal ini dapat dipahami, karena sekalipun gedung, ruang belajar, peralatan, dan

dana sudah tersedia jika tidak didukung oleh dosen sebagai pendidik yang kinerjanya

tinggi maka dapat dipastikan tujuan pendidikan tidak akan tercapai. Berkaitan dengan

Page 8: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 3

hal itu, hubungan antara semua komponen dalam lingkungan pendidikan dengan

masyarakat dan pemerintah harus berjalan secara positif, dinamis, dan harmonis.

Salah satu komponen penting yang lain adalah kemampuan pimpinan dalam

memberikan motivasi kepada dosen secara maksimal, akan meningkatkan kualitas

proses pembelajaran di dalam kelas. Selain itu, kinerja dosen bukan hanya ditentukan

oleh motivasi tetapi juga ditentukan oleh kompensasi yang diberikan kepada dosen.

Dengan adanya motivasi kerja yang tinggi dan pemberian kompensasi yang cukup

kepada dosen, akan dapat meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran.

Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta (ASEKMA DB) dalam

pengelolaannya di era globalisasi ini membutuhkan prinsip-prinsip manajemen

modern, penyelenggaraan program pelatihan, pendidikan lebih lanjut bagi dosen dan

karyawan, kursus keterampilan untuk mendukung penerapan IPTEK yang sampai saat

ini pelaksanaannya masih perlu ditingkatkan terutama pendidikan lanjut bagi dosen

dan karyawan. Hal ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka

menciptakan suasana kerja yang kondusif sehingga dosen dapat memberikan

pengajaran yang berkualitas kepada mahasiswa. Akademi Sekretari dan Manajemen

Don Bosco adalah perguruan tinggi swasta yang mempunyai strategi melaksanakan

tridarma perguruan tinggi secara penuh mempunyai misi ke depan dalam mendukung

pelaksanaan program untuk mencerdaskan bangsa untuk mendidik mahasiswa menjadi

sekretaris yang profesional di bidangnya.

Salah satu indikator keberhasilan dosen dalam melaksanakan tugas adalah

kemampuan dosen itu menjabarkan, memperluas, menciptakan relevansi kurikulum

dengan kebutuhan peserta didik dan perkembangan serta kemajuan ilmu pengetahuan

Page 9: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 4

dan teknologi, dan yang lebih penting lagi mampu mewujudkan kurikulum potensial

menjadi kurikulum aktual melalui proses pembelajaran di kelas.

2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dan dengan memperhatikan judul penelitian, ada

banyak permasalahan yang dapat diidentifikasi, antara lain:

a. Bagaimanakah motivasi kerja dosen?

b. Bagaimanakah kinerja dosen dalam mengajar?

c. Bagaimanakah kepuasan kerja dosen?

d. Apakah terdapat hubungan penilaian dosen terhadap lingkungan kerja?

e. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dosen dengan kinerja dosen?

f. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dosen dengan kinerja

dosen?

g. Apakah latar belakang pendidikan dosen mempengaruhi kualitas proses

pembelajaran?

h. Apakah terdapat hubungan antara gaya manajemen kepemimpinan dengan

kinerja dosen?

i. Apakah komunikasi antar dosen mempengaruhi kinerja dosen?

j. Apakah kelengkapan sarana dan prasarana mempengaruhi kinerja dosen?

3. Pembatasan Masalah

Hasil identifikasi ruang lingkup masalah menunjukkan luasnya cakupan

permasalahan yang dihadapi oleh dosen Akademi Sekretari dan Manajemen Don

Bosco Jakarta. Beberapa masalah yang timbul tidak dapat diteliti secara keseluruhan

karena adanya keterbatasan waktu, kemampuan, dan dana yang tersedia. Oleh karena

Page 10: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 5

itu, penulis hanya meneliti masalah yang berhubungan dengan judul karya tulis ini

yaitu: “Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi berprestasi

dengan kinerja dosen di Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta?”

4. Perumusan masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini sesuai dengan batasan masalah yang

dikemukakan di atas, berfokus pada:

a. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dosen dengan kinerja dosen?

b. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dosen dengan kinerja

dosen?

c. Apakah terdapat hubungan antara kepuasan kerja dosen dengan motivasi

berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen.

5. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco

Jakarta dengan tujuan untuk mendapatkan data, dan hasil penelitian ini diharapkan

dapat memperoleh gambaran tentang variabel-variabel yang mempengaruhi:

a. Seberapa besar hubungan antara kepuasan kerja dosen dengan kinerja dosen?

b. Seberapa besar hubungan antara motivasi berprestasi dosen dengan kinerja

dosen?

c. Seberapa besar hubungan antara kepuasan kerja dan motivasi berprestasi secara

bersama-sama dengan kinerja dosen?

Page 11: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 6

LANDASAN TEORI

1. Kerangka Teoritik

a. Hakikat Kinerja Dosen

Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.

Kinerja memerlukan proses dalam cara bekerja sehingga dicapainya sebuah hasil

yang diharapkan. Vroom memberi batasan bahwa kinerja adalah tingkat sejauh

mana dalam menyelesaikan tugas pekerjaannya atau disebut “Level of

Performance” (Vroom dalam Psikologi Industri, 2001 : 48). Artinya orang yang

level performance-nya tinggi disebut orang yang produktif, sebaliknya orang yang

levelnya tidak mencapai standar dikatakan tidak produktif atau performance-nya

rendah. Kriteria-kriteria individu yang berorientasi pada kinerja menurut Hradesky

(1995 : 237) adalah :

1) Kemampuan intelektual : kapasitas untuk berpikir secara logis, praktis, dan

analisis sesuai dengan konsep, begitu juga halnya kemampuan dalam

mengungkapkan dirinya dengan jelas.

2) Ketegasan : menganalisis kemungkinan dan memiliki komitmen terhadap

pilihan yang pasti secara tepat dan singkat, cepat tanggap, memiki perencanaan

karir yang pasti.

3) Semangat antusiasme : kapasitas untuk bekerja secara aktif tanpa mengenal

lelah.

Page 12: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 7

4) Berorientasi pada hasil : keinginan intrinsik dan memiliki komitmen untuk

mencapai suatu hasil dan menyelesaikan apa yang telah dimulai olehnya.

5) Kedewasaan : sikap dan perilaku yang pantas. Suatu kemampuan dalam melatih

kontrol (emosi dan disiplin diri).

6) Asertif : suatu kemampuan dalam mengambil alih tanggung jawab.

7) Keterampilan interpersonal : bersahabat, cepat tanggap dan menekankan setiap

orang untuk memberikan tanggapan. Suatu kecenderungan untuk

memperhatikan dan menunjukan perhatian, pemahaman, dan memperdulikan

perasaan orang lain.

8) Keterbukaan : kemampuan untuk mengungkapkan pendapat dan perasaan

secara jujur, apa adanya, dan bersikap langsung.

9) Keingintahuan : suatu kemampuan untuk melakukan usaha-usaha yang rumit

secara obyektif dan singkat. Menilai suatu peristiwa atau seseorang secara

kritis.

10) Proaktif : kemampuan untuk melakukan inisiatif sendiri, mengantisipasi

permasalahan dan menerima tanggung jawab dalam melaksanakan suatu

pekerjaan.

11) Pemberdayaan kemampuan : kemampuan untuk mempercayai dan memberikan

harapan, petunjuk-petunjuk, dan kewenangan kepada yang lainnya untuk

melaksanakan tanggung jawab masing-masing.

12) Teknis : pengetahuan, keterampilan, keputusan, perilaku, dan tanggung jawab.

Page 13: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 8

Sedangkan kriteria yang mencerminkan kinerja dosen pada pelaksanaan

tridarma perguruan tingginya, antara lain melalui darma yang pertama, yaitu :

pendidikan dan pengajaran.

Tidak semua orang dapat menjadi guru atau dosen sebagaimana yang

diharapkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru atau dosen sebagai pendidik

dan pengajar di sekolah merupakan motor penggerak keberhasilan siswa untuk

mencapai prestasi yang lebih tinggi. Pidarta (1995 : 279) mengatakan bahwa selain

sebagai pengajar dan pendidik, guru adalah sebagai (a) manajer pendidikan, (b)

fasilitator pendidikan, (c) pelaksana pendidikan, (d) pembimbing / supervisor

siswa, (e) penegak disiplin, (f) menjadi model perilaku yang dicontoh siswa, (g)

konselor, (h) penilai, (i) administrator kelas, (j) pengajar untuk meningkatkan

profesi secara berkelanjutan, dan (k) menjadi anggota organisasi profesi

pendidikan.

Peran dosen sebagi pendidik selalu melakukan berbagai upaya yang dapat

meningkatkan hasil belajar anak didik. Berbagai upaya yang dilakukan dosen untuk

memilah dan memilih bahan pelajaran yang akan disajikan kepada peserta didik,

akan tercermin pada kinerjanya di dalam merencanakan atau merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran.

b. Hakikat Kepuasan kerja

Kepuasan kerja secara umum berkaitan dengan kinerja seseorang terhadap

pekerjaanya karena menyangkut kinerja (performance), perngertian kepuasan kerja

mencakup berbagai hal, sebagaimana halnya dimensi kinerja seperti keterampilan

Page 14: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 9

penguasaan tugas, kerjasama, komunikasi, pengambilan keputusan, keteladanan,

kejujuran, kesungguhan kerja, ketaatan dan tanggung jawab.

Kepuasan tidak nampak secara nyata tetapi akibatnya dapat dilihat dalam

wujud hasil pekerjaan. Oleh sebab itu, walaupun agak sulit dan abstrak penelitian

tentang kepuasan kerja perlu dilakukan, hal ini disebabkan informasi tentang

kepuasan kerja dapat dijadikan bahan pengambilan keputusan yang baik dan tepat

oleh para pengambil keputusan baik dalam upaya mencegah maupun dalam

menanggulangi berbagai masalah pegawai (karyawan).

Teori tentang kepuasan kerja (job satisfaction) dimulai dari pengertian

umum yang dikemukakan oleh Robins yang mengatakan bahwa :

“Kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap umum seorang

individu terhadap pekerjaannya” (Robbins, 1996:179). Fieldman dan Arnold

mengatakan bahwa: “Job satisfaction will be defined as the amount of overall

positive affect (or feelings) that individuals have toward their job” (Fieldman and

Arnold, 1998:192).

Selanjutnya Schermerhorn dan Osborn mengatakan bahwa kepusan kerja

adalah tingkat di mana seseorang merasa positif atau negatif tentang berbagai segi

dari pekerjaan, tempat bekerja, dan hubungan dengan teman kerja (schermerhorn

dan Osborn, 1995 : 29)

Sementara Davis dan Newstrom mengatakan bahwa kepuasan kerja : “is the

degree to which and individual feels positively or negatively about his or her job”,

selanjutnya dikatakan bahwa : “Job satisfaction is an emotional response to one’s

Page 15: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 10

taks, as well as, to te physical and social conditions of the workplace” (Davis and

Newstrom 1996 : 105)

Wexley dan Yulk (1992 : 129) mengatakan bahwa kepuasan kerja adalah

cara seorang pekerja merasakan pekerjaannya. Dikatakan juga kepuasan kerja

merupakan generalisasi sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek

bermacam-macam pekerjaan.

c. Hakikat Motivasi Berprestasi

Meneliti dosen sebagai salah seorang pelaksana pendidikan di kampus

sangat diperlukan. Sering ditemukan dosen yang tidak memilik gairah dalam

melakukan tugasnya, yang berakibat kurang berhasilnya tujuan yang ingin

dicapai. Hal itu disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya adalah kurangnya

motivasi kerja. Untuk membahas motivasi kerja, terlebih dahulu dikemukakan

konsep motivasi.

Beck dalam Uno 2006;63 mengemukakan, motivasi berasal dari kata motif

yang dapat diartikan sebagai tenaga penggerak yang mempengaruhi kesiapan

untuk memulai melakukan rangkaian kegiatan dalam suatu perilaku. Disamping

itu, motivasi juga dapat dinilai sebagai suatu daya dorong (driving force) yang

menyebabkan orang dapat berbuat sesuatu untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini,

motivasi menunjuk pada gejala yang melibatkan dorongan perbuatan terhadap

tujuan tertentu (Knootz dan Weihrich, 1997:411). Jadi motivasi dalam hal ini

sebernarnya merupakan respon dari suatu aksi, yaitu tujuan. Sejalan dengan itu,

Purwanto (1998:71) mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia adalah : (1)

sebagai motor penggerak bagi manusia (2) menentukan arah perbuatan, yaitu ke

Page 16: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 11

arah perwujudan suatu tujuan atau cita-cita, (3) mencegah penyelewengan dari

jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan dalam hal ini, makin jelas

tujuan, maka makin jelas pula bentangan jalan yang harus ditempuh, (4)

menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus

dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan kegiatan

yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.

2. Kerangka Berpikir

a. Hubungan antara Kepuasan Kerja dengan Kinerja Dosen

Dari uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian kepuasan

kerja adalah tingkat atau perasaan yang dimiliki seorang pekerja pada saat tertentu

yang disebabkan oleh pengaruh intrinsik berupa kemampuan, partisipasi upaya dan

kepribadiannya, serta pengaruh ekstrinsik seperti imbalan kerja yang diterimanya.

Perasaan tersebut terlihat pada sikap dan perilakunya antara lain semangat dalam

melaksanakan pekerjaan, tanggung jawab, kepatuhan, dan loyalitas serta partisipasi,

perasaan aman, perasaan terjamin dan perasaan keikutsertaan dalam kegiatan.

Kepuasan kerja merupakan satu variabel yang erat kaitannya dengan kinerja

dan persepsi seseorang. Perbedaannya adalah variabel kinerja sangat dipengaruhi

oleh faktor internal, sedangkan kepuasan kerja sangat dipengaruhi oleh faktor

eksternal.

Faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja dapat berupa

kondisi ekstrinsik seperti upah, kondisi pekerja, jaminan pekerjaan serta

kesempatan promosi, sedangkan faktor internal yang juga dapat mempengaruhi

kepuasan kerja dapat berupa tanggung jawab, prestasi, upaya dan kepribadian.

Page 17: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 12

Teori-teori yang membicarakan tentang kepuasan kerja banyak mengacu

kepada perbandingan antan konstribusi karyawan, dengan imbalan yang diberikan.

Oleh karena titik berat kepuasan kerja adalah ratio antara harapan dan kenyataan,

maka konsekuensi dari perbandingan tersebut adalah perlunya pemenuhan imbalan

yang seimbang dengan kontribusi yang diberikan oleh karyawan dalam rangka

memenuhi hasrat kepuasan kerja. Sebab terjadinya keseimbangan antara pemberian

imbalan dengan kontribusi tersebut akan menunjukkan letak titik kepuasan.

Titik kepuasan yang lebih condong ke arah kepuasan akan memberikan

pengaruh positif berupa peningkatan performance (kinerja), meningkatnya rasa

tanggung jawab, loyalitas, rasa memiliki yang tinggi, dan kebanggaan serta rasa

percaya diri.

Sebaliknya jika titik kepuasan lebih mengarah kepada ketidakpuasan maka

pengaruh negatif akan lebih mungkin terjadi seperti tingkat absenteism, turn over,

dan defensive behavior seperti perusahaan dan rasa tidak peduli.

Oleh karena itu penelitian terhadap kepuasan kerja merupakan hal yang perlu

dilaksanakan untuk menghindari atau menghilangkan berbagai permasalahan yang

ditimbulkan oleh ketidakpuasan (seperti kemangkiran), turn over dan defensive

behavior (seperti kemangkiran), turn over dan defensive behavior (seperti

pengrusakan), pencurian, dan menurunnya performance karyawan.

b. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Kinerja Dosen

Motivasi berprestasi adalah dorongan untuk mencapai suatu hasil yang lebih

baik dari yang diperoleh sebelumnya, yang diwujudkan dalam bentuk kesediaan

untuk bekerja keras, disiplin dalam melaksanakan tugas dengan cepat, menetapkan

Page 18: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 13

program lebih dari yang sudah ditentukan, meningkatkan kemampuan (ability),

menyukai tantangan dan keinginan untuk dilibatkan setiap kegiatan dan keinginan

untuk mendapatkan prestasi dan prestise.

Dengan demikian, motivasi berprestasi pada dasarnya adalah kekuatan

pendorong dalam diri seseorang yang tumbuh karena adanya berbagai jenis dan

tingkat kebutuhan yang berasal dari luar dan dari diri orang tersebut. Seseorang

dengan motivasi berprestasi yang tinggi akan membangun kinerja yang positif,

yang tercermin dalam usaha keras, upaya yang kuat untuk mencapai tujuan (goal),

dan harapan (expectation).

Dengan demikian patut diduga bahwa antara motivasi berprestasi dengan

kinerja dosen terdapat hubungan positif dan signifikan.

c. Hubungan antara Kepuasan Kerja dan Motivasi Berprestasi secara Bersama-sama

dengan Kinerja Dosen

Kuatnya motivasi berprestasi harus diikuti oleh besarnya kepuasan kerja yang

dirasakan semakin tinggi kinerjanya. Kepuasan kerja dan motivasi berprestasi

seperti diuraikan di atas, dalam beberapa hal sangat menentukan kualitas proses

belajar mengajar yang diberikan oleh seorang dosen. Kinerja seorang dosen di

dalam proses belajar mengajar akan memberikan pengaruh munculnya perasaan

memiliki, loyalitas, rasa tanggung jawab, dan kebanggaan terhadap organisasi.

Perasaan-perasaan tersebut merupakan pemicu lahirnya dorongan untuk

menunjukkan prestasi yang tinggi, yang ditandai dengan adanya upaya yang keras

dan kegairahan kerja yang tinggi yang pada akhirnya akan menghasilkan kinerja

Page 19: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 14

yang optimal, yang mendorong organisasi berusaha memenuhi kebutuhan sesuai

dengan harapan dan keinginan dosen.

Dengan demikian patut diduga terdapat hubungan yang positif dan signifikan

antara kepuasan kerja dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja

dosen. Dengan perkataan lain, makin tinggi penilaian dosen terhadap kepuasan

kerja dan motivasi berprestasi, makin baik kinerja dosen.

3. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Dari uraian yang telah dijelaskan dalam kerangka teori dan kerangka berpikir,

maka hipotesis penelitian ini adalah:

a. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja

dosen.

b. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi berprestasi terhadap

kinerja dosen.

c. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara kepuasan kerja dan motivasi

berprestasi, secara bersama-sama dengan kinerja dosen.

METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei

korelasional. Dalam hal ini penelitian bertujuan untuk menguji hipotesis yang

menyatakan hubungan antara variabel bebas (independent variable) dengan variabel

terikat (dependent variable) untuk menguji hipotesis yang menyatakan hubungan

Page 20: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 15

antara variabel bebas independent variable dengan variabel terikat. Tiga variabel yang

diteliti yaitu variabel terikat penelitian adalah kinerja dosen disebut variabel Y,

sedangkan variabel bebas penelitian adalah kepuasan kerja (X1) dan motivasi

berprestasi (X2). Pola hubungan diantara ketiga variabel penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

2. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi penelitian ini adalah dosen di wilayah DKI Jakarta, yaitu dosen Akademi

Sekretari dan Manajemen Don Bosco. Populasi penelitian ini adalah dosen Akademi

Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta Timur sebanyak 48 orang. Penentuan

sampel menggunakan metode acak sederhana (simple sampling), yaitu dengan

memberikan nomor pada subyek yang ada kemudian mengundinya. Dari 48 dosen

yang ada maka diambil 30 dosen sebagai sampel dalam penelitian ini, dengan kriteria :

(a) Mengajar, yaitu berpendidikan serendah-rendahnya strata satu; dan (b) Memiliki

pengalaman mengajar lebih dari tiga tahun.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data terdiri dari tiga instrumen yang berbentuk angket, yaitu

untuk mengumpulkan data tentang variabel kepuasan kerja, motivasi berprestasi, dan

Page 21: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 16

kinerja dosen. Di dalam pengukurannya dilakukan dengan skala data model Likert

dengan rentang skor 1 sampai dengan 5.

PEMBAHASAN

1. Beberapa Persyaratan

Statistika deskriptif yang digunakan dalam tulisan ini adalah rata-rata, median, modus,

standar deviasi, tabel frekuensi, dan histogram. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan analisis korelasi sederhana, analisis korelasi ganda, analisis regresi

ganda, dan analisis korelasi parsial.

Pengujian dilakukan menurut uji normalitas berikut ini.

a. Kinerja Dosen

Persyaratan dalam menganalisis data yang pertama dilakukan adalah uji normalitas.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang akan

dianalisis dan dilakukan dengan menggunakan software SPSS terhadap jumlah

sampel sebanyak 30.

b. Kepuasan Kerja

Persyaratan dalam menganalisis data yang pertama dilakukan adalah uji normalitas.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya distribusi data yang akan

dianalisis dan dilakukan dengan menggunakan software SPSS jumlah sampel

sebanyak 30.

2. Hubungan antara kepuasan kerja dosen dengan kinerja dosen di Akademi Sekretari

dan Manajemen Don Bosco Jakarta Positif dan signifikan.

Page 22: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 17

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa hubungan antara kepuasan

kerja dosen dengan kinerja dosen sangat signifikan. Ini berarti bahwa kepuasan kerja

dosen mutlak sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh seorang dosen sebagai

persyaratan minimal dalam rangka meningkatkan kinerja dosen, agar dapat

melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai seorang dosen.

Melalui perhitungan regresi kepuasan kerja dosen (X1) dengan kinerja dosen (Y)

diperoleh persamaan = 115,978 + 0,443 X1, yang berarti bahwa kenaikan sebesar

0.443 terhadap skor kinerja dosen. Uji signifikan regresi menunjukan signifikan

karena nilai hitung = 1.734 lebih besar dari nilai tabel.

Antara variabel kepuasan kerja dosen dengan kinerja dosen mempunyai

hubungan yang sangat signifikan. Hal ini ditunjukan oleh besarnya nilai koefisien

korelasi ryl = 0,242 sedangkan besarnya variansi variabel kinerja dosen yang dapat

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kepuasan kerja dosen sebesar 5,8 %.

Maknanya bahwa kepuasan kerja dosen merupakan faktor penting dalam

meningkatkan kinerja dosen. Kenyataan ini sesuai teori yang telah diuraikan pada

landasan teori.

3. Hubungan antara motivasi berprestasi dengan kinerja dosen Akademi Sekretari dan

Manajemen Don Bosco Jakarta positif dan signifikan.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa motivasi berprestasi

dengan kinerja dosen sangat signifikan. Ini berarti bahwa motivasi berprestasi dosen

mutlak sangat diperlukan dan harus dimiliki oleh seorang dosen dalam rangka

meningkatkan kinerja dosen, agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan

baik sebagai seorang dosen.

Page 23: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 18

Melalui perhitungan regresi motivasi berprestasi dosen (X2) dengan kinerja

dosen (Y) Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta diperoleh persamaan

Y = 79,924 + 0.531 X2. Yang berarti bahwa kenaikan satu skor motivasi berprestasi

dosen (X2) akan memberikan kenaikan sebesar 0.531 terhadap skor kinerja dosen (Y).

Uji signifikan karena nilai f-hitung 18.484 lebih besar dari nilai f-tabel.

Antara variabel motivasi berprestasi dosen dengan kinerja dosen mempunyai

hubungan positif dan signifikan. Hal ini ditunjukan oleh besarnya nilai koefisien

korelasi ry2 = 0.361 sedangkan besarnya variansi variabel kualitas kinerja dosen dapat

dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel motivasi berprestasi dosen sebesar 39.8 %.

Maknanya bahwa motivasi berprestasi dosen merupakan faktor penting dalam

meningkatkan kinerja dosen. Kenyataan ini sesuai dengan teori yang telah diuraikan

pada landasan teori.

4. Hubungan antara kepuasan kerja dosen dan motivasi berprestasi dosen secara

bersama-sama dengan kinerja dosen adalah positif dan signifikan.

Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa hubungan antara kepuasan

kerja dosen dan motivasi berprestasi secara bersama-sama dengan kinerja dosen sangat

signifikan.

Melalui perhitungan regresi kepuasan kerja dosen (X1) dan motivasi berprestasi

(X2) secara bersama-sama dengan kinerja dosen (Y) diperoleh persamaan Y= 92,889

+ 0.339 X1 + 0.658 X2, yang berarti bahwa kenaikan satu skor kepuasan kerja dosen

(X1) dan motivasi berprestasi dosen (X2) akan memberikan kenaikan sebesar 0,445

untuk X1 dan 0, 658 X2 terhadap skor kinerja dosen (Y). Uji signifikansi regresi

menunjukan signifikan karena nilai f-hitung = 10.346 lebih besar dari nilai f-tabel.

Page 24: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 19

Antara variabel kepuasan kerja dan motivasi berprestasi dengan kinerja dosen

mempunyai koefisien korelasi ganda ry12 = 0.659 sedangkan besarnya variansi

variabel kinerja dosen yang dapat dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel kepuasan

kerja dan motivasi berprestasi dosen secara bersama-sama dengan kinerja dosen

sebesar 43.4 % maknanya bahwa kepuasan kerja dan motivasi berprestasi secara

bersama-sama merupakan faktor penting dalam meningkatkan kinerja dosen.

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, dapat

disimpulkan sebagai berikut :

a. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan

kinerja dosen Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta. Kontribusi

efektif variabel-variabel kepuasan kerja (X1) terhadap kinerja dosen (Y) sebesar

5.8% dengan koefisien korelasi ry1 = 0.242. Artinya jika hendak meningkatkan

kinerja dosen harus memperhatikan kepuasan kerja.

b. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan

kinerja dosen Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta. Konstribusi

efektif variabel motivasi berprestasi (X2) terhadap kinerja dosen (Y) sebesar 39.8

% dengan koefisien korelasi ry2 = 0.361. Artinya jika hendak meningkatkan

kinerja dosen harus meningkatkan motivasi berprestasi dosen itu sendiri.

c. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara kepuasan kerja dosen (X1) dan

motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama dengan kinerja dosen (Y) di

Page 25: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 20

Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco Jakarta. Konstribusi efektif

variabel kepuasan kerja (X1) dan motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama

tehadap kinerja dosen (Y) sebesar 43.4 % dengan koefisien korelasi ganda ry12 =

0.659. Artinya jika hendak meningkatkan kinerja dosen harus memperhatikan

kepuasan kerja (X1) dan motivasi berprestasi (X2) secara bersama-sama.

2. Implikasi

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja (X1) dan motivasi

beprestasi (X2) mempunyai hubungan yang signifikan dengan kinerja dosen (Y).

Ditinjau dari sumbangan yang diberikan oleh dua variabel bebas tersebut,

ternyata variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang paling berpengaruh

terhadap kinerja dosen. Hal ini mengimplikasikan bahwa kepuasan kerja dosen

mendapat perhatian yang lebih besar untuk ditingkatkan. Implikasi dari kenyataan ini

dapat disimpulkan melalui perilaku positif dosen dalam melaksanakan tugasnya

dengan kedisiplinan pada waktu mengajar, pemenuhan kebutuhan dosen melalui

pemenuhan kebutuhan intrinsik dan ekstrinsik. Hal ini cukup beralasan karena jika

seorang dosen tidak lagi memikirkan hal lain selain pengajaran, konsentrasinya akan

lebih baik sehingga waktu yang dimilikinya dapat digunakan untuk meningkatakan

kemampuannya di dalam mengajar. Selain itu, timbulnya rasa kepuasan kerja ini dapat

disebabkan oleh kondusifnya tempat bekrja, kerja sama yang baik di antara sesama

dosen dan peningkatan kesejahteraannya.

Implikasi dari upaya pemenuhan kebutuhan dalam rangka meningkatkan

motivasi berprestasi dosen, yaitu dengan memberikan penghargaan, memberikan

reward pada dosen setiap akhir semester, menciptakan suasana yang demokrasi di

Page 26: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 21

dalam kelas, memberikan kesempatan untuk studi lanjut, menciptakan materi

pengajaran unggulan dalam kurikulum yang berlaku, serta melaksanakan kegiatan

penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.

3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi dalam penelitian ini dapat

disampaikan beberapa saran sebagai berikut:

Pertama, peningkatan kinerja dosen terkait erat dengan tingkat kepuasan yang

dimiliki oleh seorang dosen melalui gaji, employee benefit, status dan penghargaan

terhadap dosen, kondisi kampus, keakraban dan kerja sama di kampus, hubungan

antara dosen dengan pimpinan, rasa percaya pada manajemen, kompetensi manajemen

dalam bekerja, efektifitas administrasi kerja, identitas perguruan tinggi, dan fasilitas

kerjanya. Selain itu, peningkatan penguasaan melalui berbagai macam pelatihan-

pelatihan dan kesempatan studi lanjut, akan membuat dosen lebih percaya diri

sehingga meningkat pula proses pembelajaran di kampus.

Kedua, peningkatan kinerja dosen berkaitan erat dengan pembentukan motivasi

berprestasi yang tinggi. Hal ini dapat dinyatakan melalui keinginan berprestasi,

keinginan melaksanakan tugas dengan baik, keinginan bertanggung jawab, keinginan

memperoleh umpan balik, ketabahan dan kesabaran, keinginan memperoleh

penghargaan, seta keinginan berkompetisi sehingga dapat memacu kreativitas dosen.

Ketiga, penelitian ini dapat dikembangkan lebih jauh dengan meneliti faktor-

faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dosen dengan menambah atau mengubah

variabel bebasnya, menggunakan populasi yang lebih luas sehingga akan mendukung

hasil penelitian yang sudah dilakukan atau sebaliknya.

Page 27: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 22

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, Rucky S. Sistem manajemen kinerja (Performance Management System),

Panduan Praktis Untuk Merancang dan Meraih Kinerja Prima. Gramedia

Pustaka Umum. Jakarta. 2001.

As’aaf Moh. Psikologi Industri. Liberty. Yogyakarta. 1987.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusia. Rineka Cipta. Jakarta.

1990.

Azar. Bet APA Monitor. Which Traits Predict Job Performance : 1999.

http://www.org/monitor/ju195/personal.html

Cushway, Barry. Manajemen Sumber Daya Mahasiswa. Terjemahan oleh Paloepi Tyas

Rahajeng. Gramedia. Jakarta. 1996.

Hamton, David R. Management New York. Hill Book Company. Mc Graw. 1987.

Ivancevich, John M., and Matteson, Michael T. Organization Behavior and Management.

Irwin Mc. Graw –Hill. Singapore. 1999.

Jarolimek, John dan Foster Cliffor D. Foster. Model of Teaching. Prentice hall. Englewood

cliffs New Jersey. 1981.

Lawler, Edward E. Motivation in Work Organization. Jossey – Bass Publisher. San

Fransisco. 1994.

Luthans Fred. Organizational Behavior. Mc. Graw – Hill. Singapore. 1995.

Nitisemito, Alex S. Manajemen Personalia. Jakarta.

Page 28: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 23

Rooijakers. Mengajar Dengan Sukses : Petunjuk Untuk Merencanakan dan

Manyampaikan Pengajaran. Grasindo. Jakarta. 1991.

Sasmoko. Pengembangan Instrumen, Universitas Kristen Indonesia. Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan. Jakarta. 2003.

Sasmoko. Metode Penelitian PPS Universitas Kristen Indonesia. Jakarta. 2007.

Scolovitch, Harold D. and keeps, Erica J. “What is Human Performance Technology”

Handbook of Human Performance Technology San Fransisco. Jossey – Bass

Publishers. San Fransisco. 1992.

Sudjana, Nana. Penelitin Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosda Karya.

Bandung. 1995.

Simanjuntak, Payaman. Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia. Lembaga Penerbit

FE. UI. Jakarta. 1985.

Simanjuntak, Payaman. Manajemen dan Evaluasi Kinerja. Lembaga Penerbit FE UI.

Jakarta. 2005.

Tilaar, HAR. Membina Profesi Guru Indonesia Abad 21. LPMP IKIP Jakarta. Jakarta.

1998.

Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan pengukurannya Analisis Dibidang Pendidikan. PT

Bumi Aksara. Jakarta. 2007.

Vroom, Victor H. And Deci, Edward I. Management and Motivation Selected Readings.

Penguin Group. London. 1992.

Page 29: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 24

DAMPAK KASUS PEMBAJAKAN SOFTWARE TERHADAP

PENYIMPANGAN ETIKA PROFESI

Oleh : Clara Cynthia Aprilia

(Mahasiswa Tingkat III, [email protected])

ABSTRACT

A professional including secretaries will behave and act in accordance with the code of

conduct of his profession. Professional code of ethics made to set a very high moral

standards. Each profession will be kept up relating to the public interest such as safety,

security, survival and so on. Software piracy is done by a professional means have been

ruined and violated the code of ethics of his profession. Such actions are not only self-

destructive but also has damaged the profession at large. The availability of an Act to

regulate the substance is not automatically make people aware of the law. Law

enforcement and socializing code of professional conduct is to be done and continue to do

endlessly.

Keywords: professional, secretary, code of ethics

PENDAHULUAN

Perkembangan zaman yang diiringi kemajuan teknologi, mendorong berbagai upaya

untuk meningkatkan kemampuan dalam hal penguasaan teknologi informasi. Dalam upaya

tersebut tentu harus memperhatikan kode etik dalam teknologi informasi (untuk

selanjutnya disebutkan TI). Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional

tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar

Page 30: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 25

dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau

salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Tujuan kode etik yaitu agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada

pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak

profesional. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah

yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Ketaatan itu

terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan.

Namun dalam kenyataannya, etika ini seolah telah diabaikan oleh para professional,

oleh para pengguna TI. Contoh kasus, beberapa orang telah dijadikan tersangka karena

kurang memperhatikan etika penggunaan TI. Indonesia dijuluki sebagai negara pengedar

software illegal.

Beberapa lingkup pembahasan dalam karya tulis ini adalah :

a. Mengetahui alasan terjadinya penyimpangan

b. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong / memicu terjadinya penyimpangan

c. Mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penyimpangan

d. Meninjau etika berdasarkan 8 standar profesi

e. Mengetahui standar profesi mana yang paling diabaikan.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini yaitu untuk mengetahui kasus-kasus

penyimpangan etika profesi yang merupakan bagian dari pembelajaran. Metode penulisan

yang dilakukan dalam penulisan jurnal ini adalah dengan metode penulisan studi pustaka.

Page 31: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 26

LANDASAN TEORI

1. Pengertian Pembajakan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

tanggal 29 Juli 2002 Pasal 27 menyebutkan bahwa “Kecuali atas izin Pencipta, sarana

kontrol teknologi sebagai pengaman hak Pencipta tidak diperbolehkan dirusak, ditiadakan,

atau dibuat tidak berfungsi”. Lebih lanjut dalam penjelasannya menyebutkan “Yang

dimaksud dengan sarana kontrol teknologi adalah instrumen teknologi dalam bentuk antara

lain kode rahasia, password, bar code, serial number, teknologi deskripsi (decryption) dan

enkripsi (encryption) yang digunakan untuk melindungi Ciptaan. Semua tindakan yang

dianggap pelanggaran hukum meliputi: memproduksi atau mengimpor atau menyewakan

peralatan apa pun yang dirancang khusus untuk meniadakan sarana kontrol teknologi atau

untuk mencegah, membatasi Perbanyakan dari suatu Ciptaan).

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, membajak dapat berarti mengambil

hasil ciptaan orang lain tanpa sepengetahuan dan seizinnya

(http://www.kamusbesar.com/3150/membajak).

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Dan

Transaksi Elektronik tanggal 21 April 2008 pada Bab VII memuat tentang pengaturan

Perbuatan Yang Dilarang dimulai dari Pasal 27 sampai dengan Pasal 37. Pasal 32 dan

Pasal 34 berbunyi : “

Pasal 32

(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun

mengubah, menambah, mengurangi, melakukan transmisi, merusak, menghilangkan,

memindahkan, menyembunyikan suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen

Elektronik milik Orang lain atau milik publik.

(2) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum dengan cara apa pun

memindahkan atau mentransfer Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik

kepada Sistem Elektronik Orang lain yang tidak berhak.

Page 32: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 27

(3) Terhadap perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang mengakibatkan

terbukanya suatu Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang bersifat

rahasia menjadi dapat diakses oleh publik dengan keutuhan data yang tidak

sebagaimana mestinya.

Pasal 34

(1) Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum memproduksi,

menjual, mengadakan untuk digunakan, mengimpor, mendistribusikan, menyediakan,

atau memiliki:

a. perangkat keras atau perangkat lunak Komputer yang dirancang atau secara khusus

dikembangkan untuk memfasilitasi perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27

sampai dengan Pasal 33;

b. sandi lewat Komputer, Kode Akses, atau hal yang sejenis dengan itu yang ditujukan

agar Sistem Elektronik menjadi dapat diakses dengan tujuan memfasilitasi perbuatan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 sampai dengan Pasal 33.

(2) Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan tindak pidana jika ditujukan

untuk melakukan kegiatan penelitian, pengujian Sistem Elektronik, untuk perlindungan

Sistem Elektronik itu sendiri secara sah dan tidak melawan hukum.

Dalam pemahaman umum terdapat beberapa jenis pembajakan perangkat lunak.

Berikut ini adalah semua yang berhubungan dengan penggunaan perangkat lunak ilegal

dan berbagai jenis pembajakan:

a. Menggunakan versi tunggal lisensi pada beberapa komputer.

b. Memuat perangkat lunak di komputer tanpa memberikan lisensi yang sesuai.

c. Menggunakan key generator untuk menghasilkan kunci pendaftaran yang mengubah

sebuah versi evaluasi menjadi versi berlisensi.

d. Menggunakan kartu kredit curian untuk menipu membeli lisensi perangkat lunak.

e. Mengirim versi lisensi produk perangkat lunak di internet dan membuatnya tersedia

untuk diunduh.

2. Pengertian Etika Profesi

Sebelum membahas hal ini lebih lanjut terlebih dahulu harus mengetahui apa itu

profesi. Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai kegiatan pokok untuk

menghasilkan nafkah hidup dengan mengandalkan suatu keahlian yang dimiliki.

Page 33: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 28

Adapun ciri-ciri profesi adalah :

a. Mengabdi pada kepentingan masyarakat, artinya setiap pelaksana profesi harus

meletakkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan masyarakat.

b. Adanya pengetahuan khusus, yang biasanya keahlian dan keterampilan ini dimiliki

berkat pendidikan, pelatihan dan pengalaman yang bertahun-tahun.

c. Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Hal ini biasanya setiap pelaku

profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.

Setiap profesi akan selalu berkaitan dengan kepentingan masyarakat, dimana nilai-

nilai kemanusiaan berupa keselamatan, keamanan, kelangsungan hidup dan sebagainya.

Dengan demikian untuk menjalankan suatu profesi harus terlebih dahulu ada izin khusus.

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana sebagai

seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok

yang merupakan fungsi dari kode etik profesi:

a. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip

profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana

profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh

dilakukan (do and don’t).

b. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang

bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan

kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga

memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan kerja (kalangan

sosial).

Page 34: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 29

c. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang

hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para

pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh

mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

Berdasarkan ACM - “Code of Ethics and Professional Conduct” - Data Processing

Management Association - “Code of Ethics and Standards of Conduct” menyatakan bahwa

tujuan kode etik profesi adalah :

a. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.

b. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.

c. Untuk meningkatkan mutu profesi.

d. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

e. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.

f. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

g. Menentukan baku standarnya sendiri.

PEMBAHASAN

Undang-Undang tentang Hak Cipta dan Undang-Undang tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik (ITE) telah banyak menyeret masyarakat dalam persoalan

pelanggaran hukum. Masyarakat bahkan para professional seolah tidak mau tau isi dan

dampak sebagaimana diatur dalam kedua Undang-Undang tersebut.

Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJI), Semmy Pangerapan, 16

November 2014, menyebutkan bahwa selama tahun 2014 telah terjadi 40 kasus

pelanggaran Undang-Undang ITE. Angka kasus ini menyatakan dan memastikan bahwa

telah terjadi pelanggaran baik sengaja maupun tidak disengaja.

Page 35: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 30

Sementara itu berdasarkan Studi Dampak Pemalsuan Terhadap Perekonomian

Indonesia yang dilakukan oleh MIAP dan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan

Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) pada Tahun 2010

menyatakan, produk software ilegal menjadi salah satu produk yang banyak digunakan

oleh konsumen Indonesia. yaitu sebesar 34,1 persen. Peredaran barang ilegal dan palsu

(termasuk software) disinyalir telah menimbulkan kerugian negara, kehilangan potensi

pajak hingga Rp.43 triliun.

Disisi lain berdasarkan riset International Data Corporation (IDC) tahun 2012

menempatkan Indonesia pada peringkat ke-11 di dunia dengan jumlah peredaran software

bajakan sebesar 86 persen. Nilai kerugiannya diperkirakan mencapai 1,46 miliar dolar

Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 12,8 triliun, naik sekitar 10 persen dari tahun

sebelumnya.

Temuan sebagaimana diungkapkan di atas telah menjadi fakta bahwa pembajakan

software telah berdampak kepada pelanggaran etika profesi dan berpotensi merugikan

negara dalam jumlah rupiah yang cukup besar.

Ada beberapa faktor sebagai penyebab terjadinya pelanggaran etika profesi, yaitu :

a. Tidak berjalannya kontrol dan pengawasan dari masyarakat.

b. Rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai substansi kode etik pada setiap bidang.

c. Belum maksimalnya upaya sosialisasi dari pihak profesi itu sendiri.

d. Belum terbentuknya kultur dan kesadaran dari para pengemban profesi untuk menjaga

martabat profesinya.

e. Tidak adanya kesadaran etis da moralitas dari para pengemban profesi.

Faktor pendorong lainnya terjadinya pelanggaran adalah :

Page 36: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 31

f. Perilaku dan kebiasaan individu yang buruk sehingga menjadi sebuah kebiasaan.

g. Kurangnya kesadaran untuk menghargai kekayaan intelektual orang lain (hasil cipta

pemilik).

h. Kurangnya penegakkan hukum dan sanksi tegas bagi pengguna software bajakan.

i. Mahalnya harga software.

j. Kemudahan mendapatkan software bajakan.

k. Tidak adanya rasa saling menghargai.

l. Memiliki iman yang tidak kuat.

m. Persaingan yang tidak sehat.

Dari uraian tersebut di atas, terjadi dampak negatif sebagai akibat pelanggaran kode etik

profesi yaitu :

a. Merugikan Negara karena hilangnya potensi penerimaan negara dari masyarakat yang

menggunakan software yang asli berupa dana bea masuk yang cukup besar dari

produsen software yang memasarkan produknya di Indonesia.

b. Mencoreng nama baik Negara.

c. Membuat industi software lokal menjadi lesu bahkan mereka lebih memilih menjual

software buatannya ke luar negeri.

Sebagai wujud langkah tindak, ada delapan sudut pandang dan sebagai bahan analisis

bagaimana mencari alternatif solusi atas pelanggaran kode etik profesi tersebut, yaitu :

a. Tanggung Jawab Profesi

Mendorong para profesi teknologi informasi agar memiliki tanggung jawab akan

profesinya karena para profesi teknologi informasi itu seharusnya memajukan

Page 37: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 32

perusahaannya dengan cara dan jalan yang benar. Sebab pembajakan merupakan cara

curang yang tidak bertanggung jawab (mengambil milik orang lain tanpa izin).

b. Kepentingan Publik

Profesionalitas yang pada prinsipnya mengakibatkan orang lain mendapatkan

kesejahteraan, mandapatkan manfaat dari tindakan para profesi. Para profesi teknologi

informasi tidak perlu melakukan pembajakan software tetapi perlu berpihak

memikirkan kepentingan publik. Para pembajak software perlu memperdulikan

kepentingan atau kerja keras pencipta software.

c. Integritas

Para pekerja teknologi informasi adalah orang-orang yang memiliki kepintaran dalam

mengelola teknologi dan perlu dikelola secara benar atau baik. Tindakan mereka

diharapkan dapat mencerminkan adanya keseimbangan antara brain, beauty, dan

behavior.

d. Obyektivitas

Mencegah para profesi teknologi informasi untuk tidak melakukan pembajakan

software. Para pemilik software yang bekerja keras menciptakan software perlu

diperlakukan dengan adil.

e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Membantu dan mendorong agar para profesi teknologi informasi yang

menyalahgunakan kompetensi yang dimiliki untuk melakukan sesuatu yang benar, hati-

hati dan professional. Tindakan yang hati-hati tersebut dapat menaikkan derajat

profesionalitas seorang profesi.

Page 38: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 33

f. Kerahasiaan

Sebuah software yang beredar pasti ada hak cipta dari si pemilik. Para profesi yang

membajak software tersebut perlu disadarkan untuk memandang adanya kerahasiaan

dalam software.

g. Perilaku Profesional

Seseorang dikatakan profesional apabila seseorang tersebut melakukan sesuatu dan

memanfaatkan kepandaiannya bagi orang lain sesuai dengan profesinya. Untuk itu para

profesi tersebut diarahkan untuk tidak melakukan kecurangan agar mereka dapat

disebutkan memiliki perilaku profesional.

h. Standar Teknis

Pada prinsipnya semua software memiliki standar teknis yang dapat beragam dalam

pengembangan maupun dalam pemasarannya. Para profesi teknologi informasi

menyadari untuk tidak melanggar dan perlu mematuhi standar teknis yang berlaku pada

dunia TI. Para profesi tersebut harus mengapresiasikan dengan cara baik akan software

yang diciptakan oleh orang lain.

PENUTUP

Simpulan

1. Kode etik merupakan norma atau azas yang diterima oleh suatu kelompok tertentu

sebagai landasan tingkah laku sehari-hari di masyarakat maupun di tempat kerja.

2. Belajar dari kasus-kasus yang terjadi, seseorang yang mempunyai profesi misalnya

seorang teknisi komputer harus berhati-hati dalam menjalankan pekerjaannya. Para

penyandang profesi tersebut harus memiliki softskill dan hardskill dalam memenuhi

Page 39: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 34

standarisasi profesinya. Karena sesuatu yang kecil, misalnya dengan tidak sengaja

memindahkan file yang tidak seharusnya dipindahkan, bisa menjadi masalah yang

besar dan berhubungan dengan hukum.

3. Sebagai suatu profesi, sebuah software yang dibuat merupakan hasil kerja keras

seorang pencipta, sudah sepantasnya semua orang menghargai hasil karya cipta

tersebut. Terlebih para profesi teknologi informasi yang memang sudah mengerti

mengenai sulitnya pembuatan software.

4. Setiap orang harus dapat saling menghargai dan mengapresiasikan hasil karya orang

lain dengan cara yang baik dan bijaksana.

Saran

1. Setiap penyandang suatu profesi, misalnya seorang teknisi komputer harus berhati-hati

dalam menjalankan pekerjaannya, harus memperhatikan dan memahami etika

profesinya.

2. Perlu diciptakan adanya kesadaran setiap individu yang memanfaatkan teknologi

informasi dan komunikasi yang juga sebagai kontrol sosial terhadap pengguna lain,

disertai dengan penegakan hukum yang tegas untuk memberantas tindak pelanggaran-

pelanggaran teknologi informasi dan komunikasi. Sehingga terbentuk suatu kesadaran

sosial masyarakat akan pentingnya pengendalian terhadap penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi yang sesungguhnya sangat bermanfaat bila dimanfaatkan

dengan tepat guna.

3. Dalam pelaksanaan penegakan hukum di bidang teknologi informasi dan komunikasi,

Pemerintah hendaknya lebih tegas untuk menindak pelaku kejahatan sehingga adanya

Page 40: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 35

efek jera yang dapat mengurangi atau memberantas tindak pelanggaran penggunaan

teknologi informasi dan komunikasi.

4. Setiap pengguna teknologi informasi selayaknya mematuhi dan ikut mengawasi

pengguna lain agar tercipta kesadaran akan etika dalam penggunaan tekonologi

informasi.

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Sekretari dan Manajemen (ASEKMA) Don Bosco. Handbook of Modern Secretary:

Panduan Sukses Secretaris dalam Dunia Kerja Modern. Penerbit PPM. Jakarta.

2010.

Burhan N,Dr. Perencanaan Strategik. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 1994.

Wursanto, Ignatius. Kompetensi Sekretaris Profesional. Ed.I.Yogyakarta:ANDI. 2006

http://www.republika.co.id/berita/trendtek/elektronika/13/06/19/mon6ti-pembajakan-

software-semakin-mengkhawatirkan, diakses 22 Januari 2015

Page 41: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 36

SKALA PRIORITAS PENANGANAN MASALAH TATA NASKAH DINAS DI

INSTANSI PEMERINTAH

Oleh : Muller Sagala, S.E., M.M.

(Dosen dan Direktur ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

The business world will continue to grow following the progress of technology. Changes in

the business world will be followed by a change of administration and communication.

Correspondence is one way to communicate in the form of writing. This correspondence

activities require the handling of a secretary or a person designated by the leader. Many of

the impacts that could be caused if negligent or incorrect handling of correspondence in

government agencies. To reduce the impact of the risk of loss greater and wider posed, it

would require the handling of correspondence upon priorities. Priorities based on a

variable time (urgent or non-urgent) and variable substance of the letter (important or not

important). Important and urgent condition can be interpreted as a problem which if not

resolved could lead to a solution will soon be fatal. Fatal means will can lead to large

losses and large impact. The solution to the problem of correspondence prioritized on the

urgent and important, then the next priority is a matter of urgency but not essential, etc.

Keywords: the official scripts, communication, secretary

PENDAHULUAN

Dalam beberapa kali melaksanakan diklat baik instansi pemerintah maupun di

korporat ditemukan persamaan jenis permasalahan surat menyurat, namun terdapat

perbedaan dalam implementasinya. Dalam korporasi penanganan surat menyuruat

Page 42: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 37

(handling mail) lebih mengutamakan efektifitas dan efisiensi, sedangkan di instansi

pemerintah, tata naskah dinas lebih ditekankan pada pembakuan proses dan format.

Penekanan pada pembakuan proses dan format diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas dan efisiensi sekaligus mengurangi permasalahan yang terjadi. Hampir setiap

orang mengharapkan agar tidak menemukan hambatan atau masalah dalam melaksanakan

tugas dan fungsinya sehari-hari. Namun faktanya hal tersebut tidak mungkin. Hambatan

dapat muncul dari internal dan juga dari eksternal. Semua masalah yang berasal dari

internal dan eksternal tersebut haruslah diselesaikan.

Banyaknya dan tidak henti-hentinya masalah yang dihadapi oleh seorang sekretaris

memaksa dirinya untuk menentukan skala prioritas. Hal ini dimaksud agar tidak terjadi

masalah yang menumpuk dan berakibat multiflier. Masalah yang mendesak dan penting

untuk diselesaikan hendaklah mendapatkan prioritas pertama.

Seorang sekretaris professional harus dapat menyikapi setiap permasalahan yang ada

dengan cerdas dan sigap. Memanfaatkan fasilitas teknologi modern yang ada saat ini

merupakan sikap yang cerdas. Metode penulisan yang digunakan dalam karya tulis ini

adalah metode analisis deskriptif dan studi pustaka.

DASAR HUKUM TATA NASKAH DINAS

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas

instansi pemerintah perlu dibentuk dalam rangka peningkatan efisiensi dan tertib

administrasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan serta peningkatan

pelayanan publik. Setiap instansi pemerintah secara bertahap wajib menyesuaikan

pedoman ini dengan pedoman tata naskah dinas instansi masing-masing.

Page 43: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 38

Secara umum setiap organisasi membutuhkan kegiatan surat menyurat sebagai salah

satu bentuk komunikasi dalam bentuk tulis menulis. Surat menyurat meliputi surat masuk,

surat keluar, dan pengelolaan arsip.

Dalam penanganan surat menyurat (handling mail) yang berlaku di kalangan korporat

(international best practices) bahwa pengertian surat adalah sarana atau wahana

komunikasi tertulis yang ditujukan kepada orang lain atau suatu instansi dengan tujuan

untuk menyampaikan suatu hal baik, berupa informasi, perintah atau sebuah

pemberitahuan. Untuk dapat membuat surat yang baik, harus memenuhi kriteria di bawah

ini, yaitu: (a) bahasa yang digunakan sesuai dengan etika, estetika, dan logika; (b)

menarik, padat, dan jelas. (c) bahasa yang digunakan dapat mewakili isi dan tujuan surat.

Surat dapat berfungsi sebagai (1) wakil pribadi, kelompok, atau suatu organisasi untuk

berhadapan dengan pribadi, kelompok, atau organisasi lain; (2) dasar atau pedoman untuk

bekerja, misalnya surat keputusan dan surat tugas; (3) bukti tertulis yang otentik hitam di

atas putih yang memiliki kekuatan hukum atau yuridis, misalnya surat jual beli surat

wakaf, atau pembagian warisan; (4) alat pengingat atau arsip jika sewaktu-waktu

diperlukan; (5) dokumen historis yang memiliki nilai kesejarahan, misalnya untuk

menelusuri peristiwa penting masa lalu.

Surat Masuk

Tahap-tahap yang dilakukan dalam menangani surat masuk secara garis besar

meliputi : (1) Classifying and Sorting; (2) First Sorting; (3) Opening The Mail; (4)

Removing dan Inspecting contents; (5) Date Time Stamping (membubuhkan stempel

tanggal); (6) Reading, Underlining and Annotating; dan (7) Distributing Mail.

Pada dasarnya tahap-tahap yang berlaku secara international best practices tersebut

tidak jauh berbeda sebagaimana diatur oleh pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia Nomor 181/PMK.01/2014 Tentang Pedoman Tata Naskah

Dinas Kementerian Keuangan bahwa penanganan naskah dinas masuk dilaksanakan

melalui tahapan : (1) Penerimaan; (2) Pencatatan; (3) Penilaian; (4) Pengolahan; dan (5)

Penyimpanan.

Page 44: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 39

Surat Keluar

Dalam hal penanganan surat keluar, tahap-tahap yang dilakukan secara international

best practices adalah (1) Masukkan draft atau konsep untuk dicek pimpinan; (2) Catat di

Agenda Surat Keluar untuk mendapatkan nomor, dan belum diberi tanggal sampai surat

benar-benar terkirim; (3) Cetak surat ke dalam Kertas Berkepala /Kop surat; (4) Masukkan

ke dalam map tanda tangan untuk ditandatangani pimpinan; (5) Setelah ditandatangani

pimpinan baru diberi tanggal dan siap dikirim; (6) Membuat foto copy surat untuk

keperluan arsip.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

181/PMK.01/2014 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Keuangan bahwa

penanganan naskah dinas keluar dilaksanakan melalui tahapan : (1) Pengolahan; (2)

Pencatatan; (3) Penggandaan; (4) Pengiriman; dan (5) Penyimpanan.

Pengelolaan Arsip

Pengelolaan arsip atau penyimpanan arsip baik surat masuk maupun surat keluar wajib

dilakukan. Inti dari pengelolaan arsip adalah “store efficiently and find quickly”.

Penyimpanan surat masuk perlu mempertimbangkan bahwa (1) Selama masa

pengolahan, naskah dinas masuk sudah mulai mengalami proses penyimpanan. Karena

naskah dinas yang sudah disimpan itu sering diminta kembali untuk diolah, naskah dinas

harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditemukan kembali jika diperlukan; (2)

Naskah dinas masuk yang melalui proses pemberkasan disimpan dalam berkas naskah

dinas menurut bidang permasalahan; (3) Naskah dinas masuk yang diproses tidak melalui

proses pemberkasan, maka naskah dinas disimpan dalam himpunan sesuai dengan

kebutuhan.

Penyimpanan surat keluar perlu mempertimbangkan bahwa (1) Semua arsip naskah

dinas keluar (pertinggal) harus disimpan sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang

kearsipan; (2) Naskah asli naskah dinas keluar yang diparaf harus disimpan; (3) Tata cara

penyimpanan naskah dinas keluar diatur menurut prosedur yang berlaku di masing-masing

unit.

Page 45: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 40

Beberapa cara menghimpun naskah dinas adalah (a) berdasarkan seri, yaitu himpunan

satu jenis naskah dinas berdasarkan format naskah dinas atau jenis naskah dinas lain yang

menyertai surat dinas yang bersangkutan. Misalnya, keputusan, instruksi, petunjuk

pelaksanaan, dan surat edaran disusun secara kronologis. Himpunan menurut seri selain

dibatasi oleh kemampuan map juga dibatasi oleh tahun naskah dinas; (b) rubrik, yaitu

himpunan dari satu macam masalah/ hal/ pokok persoalan yang disusun secara kronologis,

misalnya masalah cuti, perlengkapan, dan perjalanan dinas. Himpunan menurut rubrik

dibatasi dengan tahun atau dibatasi sampai dengan masalah selesai; (c) dosir, yaitu

himpunan satu macam masalah/ hal/ pokok persoalan yang disusun secara kronologis, dari

awal sampai akhir. Misalnya, berkas / file pegawai adalah himpunan naskah dinas dari

mulai lamaran sampai dengan pemberhentian. Pemberkasan naskah dinas dapat

digolongkan sebagai himpunan rubrik.

Dilihat dari cara penyimpanan terdiri dari (a) lateral, yaitu penyimpanan naskah dinas

yang diletakkan sedemikian rupa sehingga yang terlihat hanya bagian sisi samping,

misalnya penyimpanan dalam ordner, kotak arsip, box file atau buku perpustakaan; (b)

vertikal, yaitu penyimpanan naskah dinas yang diletakkan sedemikian rupa sehingga yang

terlihat hanya bagian muka, misalnya penyimpanan surat / map pada lemari berkas / box

file; (c) horizontal, yaitu penyimpanan naskah dinas yang diletakkan sedemikian rupa

sehingga muka naskah dinas terlihat di sebelah atas, misalnya penyimpanan sementara

surat/ himpunan yang diletakkan di meja pejabat pada waktu surat masih dipelajari /

diolah, peta, atau gambar konstruksi.

SKALA PRIORITAS PENANGANAN TATA NASKAH DINAS

Dalam beberapa kali penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) di instansi

pemerintah, beberapa peserta menyatakan adanya perbedaan penanganan tata naskah dinas

antara instansi pemerintah dengan korporasi. Pada dasarnya secara konsep tidak ada

perbedaan, tetapi secara operasional perbedaan tersebut lebih disebabkan karena kebijakan

yang berlaku. Di instansi pemerintah asas pembakuan lebih utama sementara di korporasi

lebih mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi.

Page 46: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 41

a. Unit Kompetensi Umum

Dalam beberapa kesempatan pelatihan baik di korporasi maupun di instansi

pemerintah, kepada peserta ditanyakan kegiatan sehari-hari yang dilakukan dalam unit

kompetensi. Setelah data dikompilasi terlihat ada 13 unit kompetensi yang perlu diurusi

oleh seorang sekretaris, dan kemungkinan masih dapat bertambah. Unit kompetensi

tersebut adalah sebagai berikut :

No Unit Kompetensi

1 Mengetik Komputer

2 Trouble Shooting (al. Komputer)

3 Menangani Surat Masuk dan Surat Keluar (handling mail)

4 Mengelola Dokumen (Kearsipan)

5 Korespondensi Bahasa Indonesia dan Inggris / Komunikasi

6 Pengelolaan Komunikasi melalui berbagai alat komunikasi

7 Menerima Tamu

8 Mengurus Perjalanan Dinas

9 Menangani Pertemuan atau Rapat

10 Mengelola Kas Kecil

11 Menangani Alat Tulis dan Perlengkapan Kantor

12 Menangani Laporan

13 Hubungan Masyarakat dan Keprotokolan

Sumber : Data ASEKMA Don Bosco, diolah Juni 2015

Ketigabelas unit kompetensi di atas sama-sama dipilih oleh pihak korporasi maupun

pihak instansi pemerintah, bedanya hanya pada prioritas. Sebagai contoh, kegiatan

“Mengelola Kas Kecil”, di korporasi merupakan bagian kegiatan yang banyak

dilakukan sementara di instansi pemerintah hanya untuk kegiatan tertentu.

b. Masalah Tata Naskah Dinas

Dalam beberapa kali diklat di instansi pemerintah, dan dari beberapa unit kerja yang

berbeda, kepada peserta dimintakan list permasalahan yang dihadapi saat menjalankan

tugas di kantor masing-masing. List masalah tersebut dikumpulkan dan dikelompokan

untuk selanjutnya dibahas, apa penyebabnya dan apa alternative solusinya. Dari hasil

Page 47: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 42

rekap list masalah tampak sebagai berikut ini termasuk skala prioritas yang beri huruf

“P” pada kolom “Skala”.

No Permasalahan yang Dihadapi Skala

1. Surat terlalu banyak

2. Jaringan computer bermasalah P

3. Arsip berantakan/menumpuk

4. Surat Masuk berulang (lebih 1x)

5. Butuh proses segera tapi pimpinan tidak ada P

6. Fax/dokumen tidak jelas/tidak terbaca P

7. Sudah di-email tapi mengaku belum terima P

8. Surat dari pelayanan terpusat lama sampainya

9. Surat sudah jatuh tempo / mendadak P

10. Fax gagal P

11. Surat nyasar ke unit kerja lain P

12. Mengirim surat saat mau pulang P

13. Lampiran tidak sesuai / kurang lengkap

14. Dokumen tidak ditemukan

15. Terlalu lama di pimpinan

16. Belum menerima dokumen asli tetapi copynya sudah ada

17. Surat langsung ke pimpinan tidak via sekretaris

18. Tidak ada stempel

19. Disimpan sendiri oleh atasan

20. Salah konsep / bolak-balik ke pimpinan

21. Tidak ada lampiran

22. Kurang tempat ordner

23. Salah disposisi

24. Surat / dokumen hilang / terselip Surat Basah P

25. Listrik mati P

26. Pengiriman tidak buat identitas/sulit diidentifikasi

27. Surat dalam benduk CD

28. Surat Masuk tapi isi undangan

29. Tandatangan terlewat P

30. Terlalu banyak steples

31. Tidak ada no surat

32. Hasil scan dokumen tidak dishare

33. No/pengirim salah ketik P

34. Scanning lama

35. Terlalu banyak Lembar Disposisi

36. Tujuan surat salah P

37. Surat/dokumen sobek/rusak P

38. Lembar Disposisi : tertukar, tidak diisi pimpinan

39. Tidak ada tanggal surat

40. Isi dan sampul tidak sama

41. Komputer rusak saat mengambil nomor agenda P

42. Salah menuliskan tahun

43. Tidak buat tanda terima

Page 48: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 43

44. Surat didistribusi tidak dicatat

45. Surat terlem di surat

46. Tidak mencatat SK dalam agenda

47. Lemari tidak terkunci

48. Surat per email terhapus P

49. Surat Rahasia terbuka atau tidak ada identitas pengirim

50. Surat pribadi terbaca

51. Surat Rahasia tercecer

Sumber : Data ASEKMA Don Bosco, diolah Juni 2015

c. Skala Prioritas Permasalahan Tata Naskah Dinas

Dalam tabel sebelumnya ditemukan beberapa permasalahan yang telah

ditandai dengan huruf “P” pada kolom “Skala” untuk mendapatkan penanganan

yang diprioritaskan. Penentuan skala prioritas didasarkan dalam dua variabel yaitu

waktu (mendesak atau tidak mendesak) dan substansi yang terkandung / isi surat

(penting atau tidak penting).

Berdasarkan pengalaman Penulis semasa masih aktif di Kementerian

Keuangan dengan ruang lingkup tugas melaksanakan setelmen transaksi utang

negara luar negeri dan dalam negeri, surat menyurat merupakan hal yang sangat

penting. Contoh surat yang sangat penting yang berkaitan dengan setelmen

transaksi uang negara adalah invoice, reminder letter, notification letter, atau yang

sejenisnya. Dokumen tersebut berisi informasi penting misalnya tanggal jatuh

tempo pembayaran utang (due date), jumlah yang harus dibayar, dan nomor

rekening yang dituju. Apabila seorang pegawai salah atau lalai memproses surat-

surat tersebut menurut waktu, jumlah, dan sasarannya maka kemungkinan akan

terjadi hal yang sangat fatal.

Kondisi fatal atas penanganan notification letter atau invoice tersebut, baik di

instansi pemerintah maupun dalam korporasi, jika surat menyurat tersebut tidak

Page 49: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 44

dapat diproses dengan tepat waktu, tepat jumlah, maupun tepat sasaran akan dapat

mengakibatkan kerugian yang sangat besar dan berdampak luas.

Beberapa penyebabnya tidak diprosesnya surat menyurat secara tepat antara lain :

(a) petugas tidak memeriksa email; (b) petugas tidak memeriksa fax; (c) petugas tidak

memperhatikan due date (jatuh tempo) pembayaran utang; (d) petugas tidak memeriksa

identitas, jumlah, dan nomor rekening yang dituju; (e) petugas tidak teliti; (f) alat-alat /

media komunikasi dengan lender tidak baik.

Sebagai akibat tidak dapatnya memenuhi kewajiban tersebut di atas secara tepat

maka akan dapat berakibat antara lain pada : (a) negara dinyatakan default (gagal

membayar utang); (b) rating negara menurun; (c) country risk meningkat; (d)

kehilangan kepercayaan dari lender; (e) negara donor atau negara lender menganggap

negara borrower tidak komit.

Merujuk dari uraian pengalaman di atas, penanganan surat menyurat khasusnya

dalam instansi pemerintah dalam hal tata naskah dinas perlu disikapi dengan baik.

Berikut ini adalah contoh penanganan surat yang berkaitan dengan setelmen transaksi

pembayaran utang negara luar negeri. Dokumen yang diperlukan adalah surat

pemberitahuan pembayaran utang (notification letter), atau surat peringatan

pembayaran utang (reminder letter). Masalah yang dihadapi adalah surat dimaksud

gagal masuk melalui fax, tidak terbaca atau tidak jelas (merujuk pada list permasalahan

yang dihadapi).

Apabila dianalisis penyebab timbulnya permasalahan tersebut, dapat disebabkan

oleh berbagai hal antara lain : jaringan komunikasi fax di tempat pengirim atau di

tempat penerima mempunyai masalah; operator pengirim atau operator penerima tidak

Page 50: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 45

memahami pengoperasian mesin fax; kertas fax pada lokasi penerima tidak sesuai;

toner fax pada lokasi penerima tidak tersedia dengan baik.

Apabila salah satu penyebab masalah di atas terjadi, sementara kondisi surat sangat

mendesak dan penting, maka harus segera dicarikan solusinya. Misalkan dalam contoh

kasus ini, surat diduga berisi pemberitahuan agar borrower segera melakukan

pembayaran utang besok pagi sebelum pukul 10.00 waktu lokasi penerima, dengan

jumlah tertentu, dan pada nomor rekening tertentu. Dengan demikian, hari ini juga

surat dimaksud harus sudah diterima di tempat penerima. Perlu dipertimbangkan

berapa lama waktu proses yang diperlukan untuk melakukan persiapan pembayaran

sebelum pukul 10.00 besok paginya.

Solusi jangka pendek yang dapat dilakukan adalah : (1) cek peralatan fax penerima

dan yakinkan tidak ada masalah baik jaringan, kertas tersedia, dan toner cukup; (2)

dapatkan nomor fax alternative jika fax utama gagal (dapatkan nomor fax unit lain

yang berdekatan dengan tempat kerja); (3) segera hubungi pihak pengirim untuk

meminta mengirim ulang ke fax yang dituju; dan (4) dengan memanfaatkan teknologi

yang ada, informasi dapat juga dikirim melalui email tau media sosial. Dengan kata

lain dalam keadaan darurat (in emergency) usahakan tersedia multi-backup solution.

Secara jangka panjang, apabila surat menyurat dalam tempat kerja mempunyai

volume surat yang sangat besar, dapat dipertimbangkan menyediakan dua buah fax

dengan pengaturan : satu fax untuk incoming mail dan satu lagi untuk outcoming mail

dan atau incoming mail. Disamping fax dimaksud, lebih baik lagi apabila disediakan

email sebagai backup. Dengan demikian operasional tetap jalan tanpa terganggu oleh

hal-hal yang tidak perlu diurusi.

Page 51: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 46

PENUTUP

Setiap organisasi, baik korporasi maupun instansi pemerintah, membutuhkan satu

unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang kesekretarisan termasuk di

dalamnya urusan surat menyurat. Komunikasi melalui tulis menulis ini tentu

memerlukan penanganan tersendiri (handling mail).

Salah satu peran sekretaris pimpinan adalah handling mail. Penanganan surat-

menyuruat ini dapat berbeda dalam implementasinya di korporat maupun di instansi

pemerintah. Pada instansi pemerintah, implementasi tata naskah dinas lebih

menekankan pada prosedur dan bantuk yang baku.

Skala prioritas penanganan surat menyurat atau tata naskah dinas di instansi

pemerintah tidak jauh berbeda dengan yang ada di korporat. Keduanya mengacu

kepada variabel waktu (mendesak atau tidak mendesak), dan substansi isi surat

(penting atau tidak penting). Tata naskah dinas yang mendesak dan penting jauh lebih

prioritas dibandingkan dengan yang mendesak dan tidak penting, demikian seterusnya.

Dalam menentukan skala prioritas “mendesak dan penting”, seorang sekretaris

harus memahami betul apa dampak yang diakibatkan apabila permasalahan tata naskah

dinas tersebut tidak mendapatkan solusi. Semakin besar dan semakin luas dampak

kerugian yang diakibatkan maka kondisi tersebut dimasukan dalam skala prioritas

“mendesak dan penting”. Siapkan beberapa backup solution dalam hal terjadi keadaan

darurat (in emergency).

Page 52: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 47

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Sekretari dan Manajemen (ASEKMA) Don Bosco. Handbook of Modern

Secretary: Panduan Sukses Sekretaris dalam Dunia Kerja Modern.

Penerbit PPM. Jakarta. 2010.

ASEKMA Don Bosco. DTU-Sekretaris Pimpinan Kementerian Keuangan.

Senin – Kamis, 2 – 5 Januari 2015

_________. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi

Birokrasi Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2012 Tentang Pedoman

Tata Naskah Dinas Instansi Pemerintah

_________. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor

181/PMK.01/2014 Tentang Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian

Keuangan

Page 53: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 48

ANALISIS KORELASI SKOR BAHASA INGGRIS TERHADAP SKOR TOEIC

STUDI KASUS : MAHASISWA ASEKMA DON BOSCO

Oleh : V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si..

(Dosen ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

As assistant chief secretaries often dealing with guests from various backgrounds to

meet with the leadership. Through personal communication abilities and skills

possessed, the secretary must be able to encompass a variety of purposes before a visit

leadership. Often in communicating with guests, secretaries had to use a foreign

language, one of which is English. In other words, the secretary must master English

both oral and written. This paper is intended to test whether there is a correlation

score of the English against the TOEIC scores. Results of this study were conducted to

prove the existence of a correlation between the two variables given the fact that some

students ASEKMA Don Bosco as respondents impaired TOEIC score on a test for the

same material. The analytical method used is discriptif analysis by using statistical

data processing tools through Excel software. Results of this study are expected to be

useful for students, faculty, and management in particular academic field.

Keywords: secretaries, communication skills, TOEIC scores

PENDAHULUAN

Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA 2015) menjadi trending

topic menjelang akhir tahun 2015. Hal ini dipandang wajar mengingat tujuan

pembentukannya sebagaimana dijelaskan dalam cetak biru MEA adalah meningkatkan

pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN dan menjembatani jurang kesenjangan

di antara negara-negara anggotanya. Dalam agenda MEA 2015 tersebut juga akan

Page 54: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 49

melibatkan kesiapan sumber daya manusianya termasuk Indonesia, minimal dalam

penggunaan bahasa dalam berkomunikasi.

Akademi-akademi di Indonesia dengan program studi sekretari sudah dapat

dipastikan akan mempersiapkan lulusannya untuk dapat berkomunikasi dengan baik,

salah satunya menggunakan bahasa Inggris. Dalam berkomunikasi antar negara, bahasa

Inggris merupakan bahasa antara yang umum digunakan, sehingga tentu setiap lulusan

akademi tersebut diharuskan mampu berbahasa Inggris secara aktif.

Karya tulis ini membahas tentang tingkat penguasaan bahasa Inggris. Manfaat

dari hasil karya tulis ini adalah agar para mahasiswa, dosen, dan manajemen bidang

akademik dapat mengetahui apakah ada korelasi antara skor bahasa Inggris dengan

skor TOEIC. Skor TOEIC secara internasional diakui sebagai alat ukur untuk

menetapkan seseorang mempunyai tingkat kemampuan berkomunikasi dalam bahasa

Inggris. Secara umum dapat berarti bahwa jika seseorang ingin mendapatkan skor

TOEIC yang lebih tinggi maka terlebih dahulu harus memenuhi skor bahasa Inggris

secara maksimal. Metode penulisan karya tulis ini menggunakan analisis deskriptif dari

hasil olahan data statistik melalui software excel.

LANDASAN TEORI

1. Peran Akademi Sekretari

Dunia bisnis membutuhkan sumber daya manusia yang terdidik, mempunyai

kompetensi sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta mampu

berkomunikasi dalam bahasa yang dapat dimengerti kebanyakan orang. Kebutuhan

tersebut sudah merupakan prioritas dalam perkembangan dunia bisnis terutama lagi

dalam tuntutan akan diberlakukannya agenda MEA 2015.

Page 55: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 50

Institusi pendidikan, misalnya akademi sekretari, sangat berperan penting

dalam menyediakan tenaga yang siap kerja. Akademi sekretari dimaksud harus

mampu menghasilkan sekretaris profesional dan berintegritas tinggi. Sekretaris

dapat diartikan sebagai asisten pimpinan dalam mendukung pekerjaannya yang

bersifat strategis (penentu kebijakan).

Sebagai asisten pimpinan sikap mental yang harus dimiliki antara lain : (a)

harus mengerti dan menyadari bahwa pekerjaan sebagai pendukung adalah

penting; (b) semua tugas yang dilaksanakan harus dapat memberikan manfaat

positif pada instansi ataupun rekan kerja; dan (c) semua tugas dikerjakan dengan

sepenuh hati.

Tugas seorang sekretaris sangat banyak dan beragam. Apabila

dikelompokkan tugas sekretaris dapat terdiri dari : (a) tugas rutin adalah tugas-

tugas umum yang hampir tiap hari dihadapi tanpa menunggu instruksi dari

pimpinan atau tanpa menunggu waktu harus dilaksanakan sesuai aturan yang

diterapkan dalam uraian tugasnya; (b) tugas instruksi adalah tugas yang tidak setiap

hari dilaksanakan oleh sekretaris, tetapi hanya dilaksanakan jika ada instruksi

khusus dari pimpinan; (c) tugas kreatif adalah tugas atau pekerjaan yang

dilaksanakan atas prakarsa sekretaris sendiri guna meringankan beban pekerjaan

atau menciptakan efisensi dan efektivitas kerja; dan (d) tugas koordinatif adalah

tugas yang diwujudkan melalui kerja sama dengan unit/bagian lain yang memiliki

keterkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Apabila dirinci lebih lanjut, tugas rutin sekretaris adalah : (a) Menangani

surat menyurat; (b) Menerima telepon; (c) Menggandakan dokumen (copy); (d)

Mempersiapkan rapat; (e) Membuat laporan; (f) Menyimpan dokumen (arsip); (g)

Page 56: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 51

Menerima tamu; dan (h) Menjaga rahasia (informasi informal). Hal yang terakhir

disebutkan ini yaitu menjaga rahasia perlu mendapatkan perhatian khusus yaitu

perhatikan isu-isu sensitif; ditangani dengan bijaksana, tidak diteruskan kepada

pihak yang tidak berkepentingan; dan diharapkan tidak mengeluarkan statement

apapun sebelum mendapat ijin resmi dari yang berwenang.

Tugas – tugas instruksi meliputi : (a) Mengatur perjalanan dinas pimpinan;

(b) Membuat SPT tahunan pimpinan; (c) Menyiapkan pidato pimpinan; (d)

Menyiapkan bahan sosialisasi; (e) Mendampingi pimpinan dalam rapat koordinasi;

(f) Membuat SOP; (g) Melakukan monitoring dan evaluasi ke mitra kerja; (h) Print

peraturan baru; (i) Menyediakan sarana prasarana tim pemeriksa; dan (j)

Menjemput dan menjamu tamu.

Tugas - tugas kreatif meliputi : (a) Membuat form-form; (b) Membuat

tampilan arsip lebih menarik; (c) Membuat jadwal kerja yang menarik; (d)

Membuat catatan follow up; (e) Membuat daftar tamu; (f) Mengumpulkan berita-

berita yang ada hubungannya dengan pimpinan / pekerjaan. Tugas kreatif juga

merupakan kegiatan sebagai pengisi waktu jeda atau refreshing, dapat dilakukan

dalam waktu yang teratur setiap hari, bebas mengekspresikan kreatifitas, dan tetap

memperhatikan aturan-aturan yang berlaku.

Tugas koordinatif meliputi tugas : (a) Penyusunan kegiatan tahunan dengan

seksi lain; dan (b) Pembahasan masalah yang berkaitan dengan unit lain.

Tugas-tugas sebagaimana diuraikan di atas banyak melibatkan orang lain

selain pimpinan yang mungkin berasal dari berbagai budaya dan bahasa. Dalam

berkomunikasi diperlukan salah satu bahasa penterjemah yang berlaku umum dan

bersifat internasional, yaitu bahasa Inggris. Dengan demikian peran akademi

Page 57: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 52

sekretari sangat penting dan strategis untuk menghasilkan tenaga-tenaga yang siap

kerja.

2. Peran Bahasa Inggris Untuk Profesi Sekretaris

Sekretaris adalah seorang yang membantu pimpinan dalam memulai serta

menyelesaikan suatu pekerjaan sekaligus merupakan perantara bagi orang yang

ingin berhubungan dengan pimpinannya atau sebaliknya. Dia juga sebagai pembina

hubungan baik antara perusahaan dengan masyarakat luar. Disamping itu sekretaris

setiap harinya berkomunikasi dengan tamu-tamu dari berbagai tingkatan, golongan

dan berbagai macam individu yang masing-masing berbeda latar belakang, berbeda

status sosial, berbeda kepentingan, berbeda kedudukan, berbeda bahasa, maka

sekretaris dituntut mampu memahami pihak-pihak yang berhubungan dengannya.

Untuk itu seorang sekretaris harus mampu berkomunikasi dengan baik dan

menguasai bahasa Indonesia dan beberapa bahasa asing dengan baik seperti bahasa

Inggris, sehingga dapat berkomunikasi dengan tamu- tamu tingkat eksekutif, dan

mampu membantu pimpinan dalam bernegosiasi. Sekretaris juga dituntut untuk

memilih kata dan menyusun kalimat secara baik dan jelas, menyenangkan semua

pihak yang berkomunikasi dengannya.

Kemampuan berkomunikasi dan interaksi dengan pimpinan, pihak luar dan

juga rekan bisnis merupakan peranan yang sangat penting bagi seorang sekretaris,

dia juga harus mempunyai wawasan yang luas untuk dapat bersaing di dunia bisnis.

Karena jangkauan atau kerjasama perusahaan bukan hanya di tingkat nasional

tetapi juga ditingkat internasional, terlebih-lebih perusahaan yang besar.

Oleh karena itu bahasa Inggris penting untuk sekretaris tetapi juga tidak boleh

lupa dengan bahasa yang dimiliki sendiri. Bahasa Inggris merupakan modal untuk

Page 58: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 53

bersaing meraih suatu pekerjaan yang lebih baik dan merupakan bahasa

internasional penghubung segala bahasa, disamping itu juga dengan bahasa Inggris

kita dapat : (1) meningkatkan karier; (2) mendapatkan posisi lebih tinggi dibanding

rekan-rekan yang tidak memilikinya; (3) mempermudah untuk melakukan

komunikasi dengan siapapun juga dimanapun juga berada; dan (4) membuat kita

bisa percaya diri dan tak pernah takut untuk melakukan apapun juga.

Memahami bahasa Inggris sangat penting dalam bekerja karena hampir setiap

hari kita pasti akan menemui kata-kata dalam bahasa Inggris secara tidak langsung.

Kebanyakan perusahaan juga kadang menggunakan bahasa Inggris untuk

berkorespondensi baik dengan relasi maupun dengan pihak intern. Bahasa Inggris

di dunia usaha memang digunakan untuk bisnis, surat menyurat dan meeting

dengan tamu asing yang tidak mau belajar dan tidak bisa berbahasa Indonesia.

3. TOEIC Salah Satu Alat Ukur

TOEIC (Test of English for International Communication) adalah tes untuk

mengukur kemampuan berbahasa Inggris untuk mereka yang bahasa sehari-harinya

bukan bahasa Inggris. TOEIC mengukur secara objektif dan akurat mengenai

kemampuan berkomunikasi seseorang dalam bahasa Inggris. Tes ini dirancang

berdasarkan kondisi sehari-hari yang dijalani setiap orang sehingga tes ini sangat

mudah dipahami dan dirasakan langsung manfaatnya karena berkaitan langsung

dengan kehidupan sehari-hari yang dialami setiap orang di lingkungannya.

Tes TOEIC mengukur kemampuan bahasa Inggris untuk individu yang

sedang belajar atau bekerja dilingkungan global. Skor TOEIC menunjukkan

seberapa baik seseorang dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris dalam dunia

pendidikan, bisnis, perdagangan dan industri. Tes ini tidak memerlukan

Page 59: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 54

pengetahuan atau istilah khusus selain dari bahasa Inggris yang dipergunakan

sehari-hari. Ada 3 jenis tes yaitu TOEIC Listening Reading, TOEIC Speaking

Writing, dan TOEIC Bridge.

Saat ini, perguruan tinggi dan lembaga bahasa Inggris dapat menggunakan tes

TOEIC Speaking and Writing sebagai pelengkap tes TOEIC Listening and Reading

untuk memastikan mereka memiliki keterampilan mendengarkan, berbicara,

membaca dan menulis yang dibutuhkan untuk meraih kesuksesan di pasar kerja

global yang semakin kompetitif, khususnya para sekretaris.

Bahasa Inggris adalah bahasa global, dalam dunia usaha global yang semakin

kompetitif, perusahaan membutuhkan tenaga kerja yang dapat berbicara dan

menulis secara efektif melewati lintas batas dan budaya. Tes TOEIC Speaking and

Writing merupakan alat ukur valid untuk mengukur kemampuan berbicara dan

menulis bahasa Inggris untuk dunia bisnis.

Dalam dunia usaha global saat ini : (a) Kemampuan berbicara sangat

diperlukan untuk melakukan presentasi secara efektif, komunikasi tatap muka,

rapat, konferensi melalui video, telekonferensi dan percakapan melalui telepon; (b)

Keterampilan menulis penting untuk menulis email yang jelas dan persuasif, juga

dalam jenis korespondensi bisnis lainnya.

Manfaat dari skor TOEIC ini yaitu : (a) Untuk proses perekrutan, pelatihan

dan promosi karyawan yang paling berkualitas; (b) Dapat menghemat waktu dan

sumber daya dengan mengetahui langsung siapa karyawan yang memiliki

kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif di dunia kerja internasional; (c)

Untuk proses seleksi karyawan baru dan pengembangan individu yang dapat

Page 60: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 55

berinteraksi secara efektif dengan kolega dan klien di seluruh dunia. (http://itc-

indonesia.com/index.php/id/)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Profil Data Skor Bahasa Inggris

ASEKMA Don Bosco secara kontinu melakukan test TOEIC untuk mengukur dan

memacu para mahasiswa menguasai bahasa Inggris. Dalam bahan tulisan ini, data yang

digunakan adalah data hasil test TOEIC tanggal 11 Maret 2015 dan 25 Mei 2015. Data

menunjukan adanya kenaikan dan penurunan skor TOEIC setelah dilakukan test ke 2 untuk

materi yang sama. Dari data hasil skor TOEIC ke dua periode test tersebut akan

dikhususkan untuk mahasiswa yang mengalami penurunan skor.

NIM Skor B.Inggris NIM Skor B.Inggris

3210 67

3220 78.5

3224 78.5

3217 84

3227 70

3242 79

3228 80.5

3213 89.5

3241 100

3225 89.5

3216 69

3251 73

3226 71

3222 93

3233 71

3238 79

3259 79

3249 79

3211 73

3252 73

3267 83.5

3256 83.5

3232 67

3223 96.5

3236 73

3235 93

3265 67

3208 89.5

3258 100

3234 96.5

3260 79

3243 79

3244 79

3262 79

3215 78.5

3229 96.5

3247 79

3230 100

3218 77

3254 89.5

Sumber: Hasil Test TOEIC, ASEKMA Don Bosco, 2015, diolah

Page 61: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 56

HASIL TEST TOEIC 11 Maret 2015 dan 25 Mei 2015 (sebagian data)

No NIM Total Score 11 Mar 2015

Total Score 25 Mei 2015

Naik Turun

1 3208 445 595 150

2 3210 70 55 -15

3 3211 200 220 20

4 3213 265 325 60

5 3215 110 265 155

6 3216 205 195 -10

7 3217 280 300 20

8 3218 310 280 -30

9 3220 320 290 -30

10 3222 310 400 90

11 3223 485 565 80

12 3224 220 140 -80

13 3225 285 350 65

14 3226 205 195 -10

15 3227 105 145 40

22 3235 485 565 80

23 3236 245 240 -5

24 3238 220 435 215

25 3241 100 190 90

42 3267 155 225 70

Sumber: Hasil Test TOEIC, ASEKMA Don Bosco, 2015, diolah

2. Analisis Korelasi

Sesuai dengan tujuan penelitian dan hipotesa yang telah disebutkan sebelumnya,

proses pembuktiannya dilakukan dengan pendekatan statistik. Dalam penelitian ini agar

hasil yang diperoleh lebih akurat dan untuk menghemat waktu, proses pengolahan

datanya menggunakan software Exell.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai pengaruh skor bahasa Inggris terhadap

peningkatan skor TOEIC pada ASEKMA Don Bosco, telah dilakukan pemrosesan data

yang diperoleh dengan menggunakan alat analisis yaitu (1) koefisien korelasi

sederhana, (2) uji signifikansi dengan uji t, (3) Uji Koefisien Diterminasi Pengaruh;

dan (4) Regresi Sederhana.

Page 62: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 57

Data statistik yang didapatkan dari hasil pengolahan data primer skor bahasa

Inggris dan data skor TOEIC mahasiswa ASEKMA Don Bosco tingkat I dan tingkat II

tahun 2015 melalui software Excell diperoleh hasilnya sebagai berikut :

1. Multiple R (korelasi) sebesar 0,5680

2. R Square (determinasi) sebesar 0.3227 atau 32,27 persen

3. T-Hitung sebesar 4,3652

4. T-Tabel sebesar 2,0210

5. Intercept (a) sebesar -556,82

6. Slope (b) sebesar 11,34

a. Koefisien Korelasi Sederhana

Hasil pengujian menunjukan bahwa terdapat korelasi antara variabel skor

bahasa Inggris yang tercermin dari harga koefisien korelasi sebesar r = 0,5680. Ini

dapat diartikan bahwa terdapat hubungan kedua variabel skor bahasa Inggris dan

skor TOEIC tergolong dalam kategori sedang dan mempunyai arah hubungan yang

positif (korelasi yang sempurna mendekati angka 1). Dengan kata lain apabila skor

bahasa Inggris ditingkatkan maka skor TOEIC akan meningkat.

b. Uji Signifikansi dengan Uji t

Hasil penelitian di atas masih perlu dilanjutkan dengan pengujian

signifikansi. Pengujian signifikansi hubungan antara akurasi skor bahasa Inggris

dengan skor TOEIC dapat diketahui dengan menggunakan uji t, yaitu dengan cara

membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Dengan kriteria pengujian yang

didasarkan pada ketentuan jika t hitung > t tabel maka korelasi variabel X (skor

bahasa Inggris) dengan variabel Y (skor TOEIC) adalah signifikan.

Page 63: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 58

Angka t hitung didapat dari hasil perhitungan dari software Excell yaitu

sebesar 4,3652. Angka t tabel didapat dari tabel t atau melalui software Excell

dengan ketentuan σ (alpha) = 0,05, derajat kebebasan 42 - 2 = 40 sehingga

diperoleh nilai t tabel sebesar 2,0210.

Berdasarkan perhitungan di atas ternyata t hitung lebih besar dari t tabel

yaitu 4,3652 lebih besar 2,0210. Ini memberikan arti bahwa terdapat korelasi yang

signifikan dan positif antara variable skor bahasa Inggris dan skor TOEIC.

c. Uji Koefisien Diterminasi Pengaruh

Melalui pengukuran koefisien diterminasi pengaruh dapat diketahui seberapa

besar variable skor bahasa Inggris dapat mempengaruhi skor TOEIC menjadi naik

atau turun. Semakin besar nilai koefisien diterminasi pengaruh maka semakin besar

pengaruh skor bahasa Inggris terhadap perubahan skor TOEIC, atau sebaliknya

semakin kecil nilai koefisien diterminasi pengaruh maka semakin kecil pengaruh

skor bahasa Inggris terhadap perubahan skor TOEIC.

Kontribusi pengaruh variabel skor bahasa Inggris terhadap skor TOEIC,

dihitung dengan rumus koefisien diterminan (R Square, 0,3227 x 100%) adalah

sebesar 32,27 persen. Ini memberikan arti bahwa sebesar 32,27 persen, skor

TOEIC ditentukan atau dipengaruhi oleh skor bahasa Inggris dan sisanya sebesar

67,73 persen ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor lain, misalnya kondisi fisik

mahasiswa saat melaksanakan test TOEIC.

d. Regresi Sederhana

Analisis koefisien regresi variabel skor bahasa Inggris dan variabel skor

TOEIC dapat dilakukan dengan menggunakan data sebagaimana yang tersedia.

Melalui pengukuran koefisien regresi ini dapat diketahui seberapa besar

Page 64: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 59

peningkatan skor TOEIC dengan peningkatan skor bahasa Inggris dalam satu

satuan. Dari data dalam tabel tersebut, secara matematis persamaan regresi dapat

dinyatakan bahwa :

Y = -556,82 + 11,34X

Dimana :

Y = skor TOEIC.

X = skor bahasa Inggris.

Arti dari persamaan regresi di atas dapat dijelaskan bahwa :

1) Konstanta -556,82 (intercept) menunjukan bahwa skor TOEIC tanpa

dipengaruhi oleh variable skor bahasa Inggris, skor TOEIC-nya adalah

sebesar -556,82.

2) Skor Bahasa Inggris (X) sebesar 11,34 (slope) menunjukan bahwa setiap

skor bahasa Inggris ditingkatkan 1 satu satuan, maka hal tersebut juga

akan meningkatkan skor TOEIC sebesar 11,34.

Empat analisis dalam karya tulis ini telah dihitung dengan pendekatan

statistik, dan telah diperoleh angka-angka dan penjelasan pada masing-masing alat

analisis. Penelitian ini memang dimaksud untuk mendapatkan gambaran mengenai

pengaruh skor bahasa Inggris terhadap skor TOEIC pada ASEKMA Don Bosco.

Berdasarkan hasil pembuktian dan pengujian hipotesis dalam penelitian ini, maka

hasil penelitian telah dijelaskan dalam beberapa alat analisis.

Analisis hubungan dan pengaruh skor bahasa Inggris sebagai variabel bebas

dan skor TOEIC sebagai variabel terikat menunjukan bahwa hasil skor bahasa

Inggris yang dilaksanakan oleh ASEKMA Don Bosco mempunyai hubungan pada

Page 65: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 60

tingkat sedang dan positif dengan skor TOEIC. Dengan kata lain variabel skor

bahasa Inggris mempunyai pengaruh yang besar terhadap skor TOEIC.

Terungkap dalam penelitian ini, hubungan antara skor bahasa Inggris

tersebut dengan skor TOEIC dengan pendekatan kuantitatif menghasilkan nilai

koefisien korelasi sebesar r = 0,5680. Melalui uji t terbukti bahwa koefisien

korelasi signifikan dan ini ditunjukkan oleh hasil t hitung yang lebih besar dari t

tabel yaitu 4,3652 lebih besar dari 2,0210.

Melalui hasil perhitungan dengan koefisien determinasi, terbukti bahwa

variabel skor TOEIC dipengaruhi oleh variabel skor bahasa Inggris sebesar 32,27

persen sedangkan sisanya sebesar 67,73 persen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Skor TOEIC dapat dicapai lebih tinggi apabila variabel skor bahasa Inggris

ditingkatkan. Ini terbukti bahwa setiap kenaikan satu satuan skor bahasa Inggris

dapat mempengaruhi kenaikan skor TOEIC sebesar 11,34.

PENUTUP

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapatlah dibuktikan

bahwa variabel skor bahasa Inggris mempunyai hubungan (korelasi) pada tingkat yang

sedang dan positif dengan variabel skor TOEIC. Dapat diartikan bahwa jika variabel skor

bahasa Inggris ditingkatkan, maka variabel skor TOEIC juga akan meningkat. Diketahui

pula bahwa skor bahasa Inggris mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

peningkatan skor TOEIC. Hal ini dipertegas melalui analisis regresi sederhana, terbukti

secara signifikan bahwa skor bahasa Inggris dapat digunakan untuk memprediksi

perubahan pada skor TOEIC. Hal ini dapat diartikan bahwa skor bahasa Inggris secara

signifikan dan positif terhadap peningkatan skor TOEIC pada ASEKMA Don Bosco.

Page 66: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 61

Berdasarkan pada simpulan di atas, maka dapat disampaikan saran-saran yang

kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya lebih meningkatkan skor TOEIC

dimasa-masa yang akan datang, sebagai berikut :

1. Variabel skor bahasa Inggris terbukti sebagai salah satu variabel dalam pencapaian

nilai akhir yang maksimal walaupun tidak dominan tetapi telah dapat memberikan

pengaruh sebesar 32,27 persen. ASEKMA Don Bosco diharapkan dapat menekankan

kepada mahasiswa akan pentingnya variabel skor bahasa Inggris dalam menentukan

hasil kerja yang maksimal dalam tugas dimanapun bekerja.

2. Berdasarkan hasil penelitian di atas, selain variabel skor bahasa Inggris ada faktor-

faktor lain juga berpengaruh terhadap peningkatan skor TOEIC sebesar 67,73 persen.

Disarankan ASEKMA Don Bosco dapat melanjutkan penelitian ini untuk mengetahui

variable apa saja dari 67,73 persen tersebut yang secara dominan mempengaruhi skor

TOEIC tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Sekretari dan Manajemen (ASEKMA) Don Bosco. Handbook of Modern Secretary:

Panduan Sukses Secretaris dalam Dunia Kerja Modern. Penerbit PPM. Jakarta.

2010.

ASEKMA Don Bosco. DTU-Sekretaris Pimpinan Kementerian Keuangan.

Senin – Kamis, 2 – 5 Januari 2015

Sri Sudarwinarti. Bahan Pelatihan Keterampilan Berkomunikasi (Communcations Skill)

Staf Tata Usaha Yayasan Panca Dharma dan Unit Kerja. Jumat, 26 Juni

2015

http://edukasi.kompas.com/read/2009/08/14/16370439/sks.itu.penting.skp.juga, diakses 30

Desember 2014

http://siscaciut.blogspot.com/2009/09/pentingnya-bahasa-inggris.html, diakses tanggal 20

Juni 2015

Page 67: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 62

SOFT SKILL YANG DIBUTUHKAN CALON SEKRETARIS UNTUK

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Oleh : Yohanes Adven Sarbani

(Dosen Akademi Sekretari Widya Mandala Surabaya, [email protected])

ABSTRACT

This study aims to determine the students perception towards the implementation of the

ASEAN Economic Community (AEC) and soft skills they need to face the AEC. This

research is a descriptive study, with a survey method and use a quantitative approach. The

population in this study were all active student of Widya Mandala Secretarial Academi

Surabaya in the academic year 2014/2015. The sampling technique is purposive sampling.

The technique of collecting data uses questionnaires. The findings of this study are:

students have a positive perception regarding the implementation of AEC. In addition,

95% respondents agree to improve their soft skills to face the MEA, and 4% neutral. No

respondents disagree. Soft skills sequences chosen by respondents are: 1. Adaptability, 2.

Resilience, 3. Critical thinking, 4. Proactivity, 5. Optimism, 6. integrity, 7. Empathy.

Keywords: AEC, perception, soft skills, secretary

I. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

mulai diberlakukan pada akhir tahun 2015 ini. Pemberlakukan MEA ini akan diarahkan

kepada pembentukan sebuah integrasi ekonomi kawasan dengan mengurangi biaya

transaksi perdagangan, memperbaiki fasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan

daya saing sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah, Iklan). Untuk dapat menangkap

keuntungan dari MEA tantangan yang dihadapi Indonesia adalah meningkatkan daya

Page 68: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 63

saing. Indonesia sebagai negara dengan jumlah populasi terbesar akan memperoleh

keunggulan tersendiri. Perbandingan jumlah penduduk produktif Indonesia dengan negara-

negara ASEAN lain adalah 38:100, yang artinya bahwa setiap 100 penduduk ASEAN, 38

adalah warga negara Indonesia. Bonus ini diperkirakan masih bisa dinikmati setidaknya

sampai dengan 2035, yang diharapkan dengan jumlah penduduk yang produktif akan

mampu menopang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan per kapita

penduduk Indonesia (http://www.setneg.go.id/index.php?option com_content&task

=%20view %20&id=7911).

Akan tetapi, berdasarkan struktur pasar, tenaga kerja didominasi oleh pekerja

lulusan SD (80%) sementara lulusan Perguruan Tinggi hanya 7%, dimana saat ini sebagian

dunia kerja mensyaratkan lulusan Perguruan Tinggi. Hal ini sangat berbanding terbalik

dengan Malaysia yang sebagian besar penduduknya lulusan S1. Kesempatan memperoleh

pendidikan secara merata di seluruh Indonesia sulit dilakukan sehingga kesadaran untuk

menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sangat rendah. Kondisi ini

mengakibatkan tenaga kerja Indonesia hanya dilirik sebagai buruh atau tenaga kerja kasar

di pasar tenaga kerja internasional (http://www.setneg.go.id/index.php?option com_content

&task=%20view %20&id=7911).

Menghadapi kompetisi persaingan kerja ketika MEA diterapkan, pekerja terampil

(skilled labor) nantinya harus mampu bersaing tidak hanya dengan rekan senegaranya

namun juga pekerja dari berbagai negara ASEAN. Bahkan sebelum AEC ini diterapkan

Tenaga Kerja Asing (TKA) telah menyerbu Indonesia, data Kemnaker menunjukkan dari

bulan Januari-Oktober 2014 jumlah TKA di Indonesia berjumlah 64.604 orang yang

didominasi dari lima negara Asia yaitu Tiongkok (15.341), Jepang (10.183), Korea Selatan

(7.678), India (4.680) dan Malaysia (3.779). Sedangkan berdasarkan kategori sektor

didominasi sektor perdagangan dan jasa sebanyak 38.540 orang, sektor industri 23.482 dan

Page 69: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 64

sektor pertanian sebanyak 2.582 orang dan dari level jabatan, TKA tetap didominasi level

profesional, advisor/consultant, manager, direksi, supervisor, teknisi dan komisaris

(http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/kementerian/kementerian-ketenagakerjaan/

497-ketenaga-kerjaan/14417-pemerintah-akan-perketat-aturan-soal-tenaga-kerja-asing).

Sebagai salah satu jenis pekerja terampil, sekretaris juga merupakan profesi yang

akan berkompetisi memperebutkan lapangan pekerjaan ketika MEA dilaksanakan.

Persaingan yang akan sekretaris hadapi tidak hanya dengan rekan-rekan senegara namun

juga sekretaris dari mancanegara. Karena itu, mereka harus menyiapkan diri sejak dari

bangku perkuliahan. Bekal hard skills dan soft skillss sebagai calon sekretaris harus

dipelajari dan dikuasai agar mereka mampu berkompetisi di dunia kerja.

Bagi sekretaris hard skills sekretaris jelas keterampilan teknis yang berkaitan

dengan profesi sekretaris, seperti mengatur petty cash kantor, mengatur perjalanan dinas

pimpinan, menerima telepon dan tamu pimpinan, menulis laporan dan notulensi rapat.

Sedangkan soft skills bagi sekretaris ialah keterampilan personal yang dimiliki sekretaris

yang berkaitan dengan perilaku, karakter, dan sikap sekretaris untuk berhubungan dengan

orang lain. Sebagai sekretaris soft skills sangat diperlukan karena pekerjaan sekretaris

adalah pekerjaan yang senantiasa berhubungan dengan orang lain.

Akademi Sekretari Widya Mandala (Akse WMS), sebagai akademi penghasil

lulusan sekretaris yang sudah berdiri sejak tahun 1969, dengan visi menjadi akademi

penyelenggara pendidikan sekretari yang unggul di tingkat nasional dan internasional tentu

harus mempersiapkan alumninya menghadapi MEA ini baik dengan bekal hard skills

maupun soft skills. Melalui perkuliahan, seminar, kuliah umum dan diskusi pimpinan dan

dosen Akse WMS membuka wawasan mahasiswa tentang MEA dan dampaknya bagi

mereka. Soft skills sekretaris diajarkan melalui pembiasaan, keteladanan, dan penciptaan

Page 70: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 65

lingkungan kampus yang mendukung mahasiswa siap menjadi seorang sekretaris

profesional.

MEA yang pasti akan dilaksanakan akhir tahun 2015 ini merupakan tantangan bagi

kita semua. Banyak argumentasi yang menyatakan bahwa bangsa Indonesia tidak siap

menghadapi MEA. Kenyataan ini membuat peneliti tertarik untuk mendapatkan informasi

bagaimana pengetahuan dan persepsi mahasiswa Akse WMS mengenai penerapan MEA

2015? Juga peneliti ingin mengetahui soft skills apa yang ingin ditingkatkan oleh

mahasiswa Akse WMS dalam menghadapi MEA?

II. KAJIAN TEORI

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

ASEAN Vision 2020 yang ditandatangani para pemimpin negara ASEAN di Kuala

Lumpur pada tahun 1997 mencita-citakan ASEAN sebagai suatu komunitas yang stabil,

makmur dan berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai, serta dipersatukan

oleh hubungan kemitraan. Pada KTT ke-9 ASEAN di Bali pada tahun 2003 tekad untuk

membentuk Komunitas Ekonomi ASEAN kemudian dipertegas lagi dengan

ditandatanganinya Bali Concord II. Bali Concord II yang menegaskan bahwa ASEAN akan

menjadi sebuah komunitas yang aman, damai, stabil, dan sejahtera pada tahun 2020.

(ASEAN Economic Community Blueprint, 2008).

Pada KTT ke-12 ASEAN di Cebu, Filipina, pada Januari 2007, ditandatangani

“Cebu Declaration on the Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by

2015” sebagai komitmen untuk mewujudkan Komunitas Ekonomi ASEAN dipercepat dari

tahun 2020 menjadi tahun 2015 dengan tujuan dari pembentukan Komunitas ASEAN

adalah untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan

konstelasi politik internasional. ASEAN menyadari sepenuhnya bahwa ASEAN perlu

Page 71: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 66

menyesuaikan cara pandangnya agar dapat lebih terbuka dalam menghadapi permasalahan-

permasalahan internal dan eksternal.

Negara-negara ASEAN kemudian memproklamirkan pembentukan komunitas

ASEAN (ASEAN Community) yang terdiri atas tiga pilar yaitu: Komunitas Keamanan

ASEAN (ASEAN Security Community/ASC), Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN

Economic Community/AEC), dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-

Cultural Community/ASCC). Tiga pilar pendukung tersebut akan menjadi paradigma baru

yang akan menggerakkan kerjasama ASEAN ke arah sebuah komunitas dan identitas baru

yang lebih mengikat.

Bank Pembangunan Asia (ADB) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO)

mengkaji bahwa karena semakin bebasnya pergerakan tenaga kerja terampil dalam MEA

akan dapat tercipta 14 juta lapangan kerja tambahan atau mengalami kenaikan 41% pada

2015. Pertumbuhan ekonomi regional bisa terdongkrak menjadi 7%. Namun analisis

menyebutkan bahwa Indonesia kemungkinan tidak banyak diuntungkan oleh

pemberlakukan MEA. Taksiran lapangan kerja baru hanya mencapai 1,9 juta atau 1,3%

dari total pekerja. Sementara ILO memperkirakan permintaan akan tenaga kerja kelas

menengah akan meningkat 22% atau 38 juta dan tenaga kerja level rendah akan meningkat

24% atau 12 juta. Menurut kajian tersebut, sekitar setengah dari tenaga kerja terampil

diramalkan akan bekerja di Indonesia. Sayangnya, sebagian besar lapangan pekerjaan itu

justru akan diperebutkan oleh calon pekerja yang kurang terlatih dan minim pendidikan.

Akibatnya, kesenjangan kecapakan itu akan mengurangi produktivitas dan daya saing

Indonesia (Wuryandari, 2014).

Berbagai upaya akan dan sudah dilakukan oleh berbagai pihak agar Indonesia

menjadi pemain besar dalam MEA nanti. Seperti yang persiapan yang dilakukan oleh

Kementerian Ketenagaidentifkaskerjaan untuk memperketat aturan soal tenaga kerja asing.

Page 72: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 67

(http://www.indonesia.go.id /in/kementerian/ kementerian/kementerianketenagakerjaan/

497-ketenagakeraan/14417). Kemendikbud menyiapkan peserta didik agar mumpuni

berkompetisi dengan tenaga kerja asing dan menyiapkan program Uji Kompetensi

(http://www.republika.co.id/ berita/ kemen-dikbud/opini-kemendikbud/ 14/ 09/02/

nb9emg). Kamar Dagang dan Industri (Kadin) menyiapkan tiga program dalam rangka

menghadapi MEA 2015 yang juga mendukung Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI): (1) Identifikasi kebutuhan tenaga kerja

profesional/terampil untuk mendukung 22 kegiatan ekonomi di enam koridor ekonomi dan

meningkatkan daya saing 12 sektor prioritas MEA 2015; (2) Memfasilitasi pengembangan

standar kompetensi dan pembentukan lembaga sertifikasi profesi (LSP) oleh Asosiasi

Industri terkait 22 kegiatan ekonomi di koridor ekonomi dan 12 sektor prioritas MEA

2015; serta (3) Pengembangan Kadin Training Center (KTC) untuk mendorong

pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi sesuai kebutuhan industri oleh

Kadin Provinsi (http://old.bappenas.go.id/ print/3813/sdm-berkualitas-kunci-sukses-

hadapi-era-masyarakat-ekonomi asean/)

Menurut Fauziyyah (2014) untuk menghadapi MEA, SDM Indonesia harus

memiliki kemampuan berdaya saing yang harus terus ditingkatkan baik secara formal

maupun informal. Hal-hal yang sangat dibutuhkan dalam membentuk skilled labor

Indonesia yaitu:

1. Meningkatkan kemampuan hard skill dan soft skill pada setiap individu

2. Memiliki keahlian dan pemikiran yang bersifat global

3. Memahami nilai kearifan lokal

4. Pelatihan keterampilan dan kompetensi kerja.

Kriteria skilled labor ini memang tidak terlalu dijelaskan dalam Blueprint AEC.

Namun secara umum, skilled labor ini adalah pekerja yang mempunyai keterampilan atau

Page 73: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 68

keahlian khusus, pengetahuan, dan kemampuan di bidangnya, yang bisa berasal dari

lulusan perguruan tinggi, akademisi, sekolah teknik ataupun dari pengalaman kerja

(Ditjenkpi.kemendag, 2014 dalam Fauziyyah, 2014). Tentu profesi sekretaris termasuk

dalam skilled labor yang harus bersaing dalam kompetisi di pasar ASEAN.

Sekretaris

Istilah sekretaris yang berasal dari bahasa Belanda “Secretaris” atau bahasa Inggris

“Secretary” berasal dari bahasa Latin “Secretum” yang artinya rahasia. Oxford Advanced

Dictionary mengartikan sekretaris sebagai “an employee in an office, who deals with

correspondence, keep record, make arrangements and appointments for a particular

members of the staff.” Sedangkan The European Associations of Professional Secretary

mengartikan sekretaris sebagai “one who considerable amount delegated to her, is able to

make decision in business occasion.” (Hendarto dan Tulusharyanono, 2003).

Tugas dan peran sekretaris di kantor dipengaruhi oleh budaya organisasi dan

budaya pimpinan yang didampinginya (Perajaka dan Embungganda, 2013). Namun

menurut Perajaka dan Embungganda (2013) ada peran sekretaris yang tidak pernah

berubah yaitu: 1) penyimpan rahasia; 2) konsultan dan penasehat; 3) asisten, fasilitator dan

ekspeditur; 4) koordinator dan duta; 5) manajer informasi; 6) ibu rumah tangga kantor; 7)

public relation officer.

Peran sekretaris dari masa ke masa senantiasa berkembang dan menantang. Di

tengah dunia bisnis yang dinamis sekretaris diharapkan mampu berpikir logis, kritis,

analitis, pragmatis, kreatif dan mampu bekerja mandiri tanpa banyak supervisi sehingga

pimpinan tidak segan-segan mendelegasikan tugas-tugasnya secara ekstensif (Hendarto

dan Tulusharyono, 2003). Melalui proses pendidikan yang tidak hanya diarahkan pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan memanfaatkan perangkat perkantoran

Page 74: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 69

(hard skills) saja, sekretaris juga harus belajar untuk mengembangkan soft skills yaitu

keterampilan bersosialisasi dan berkomunikasi untuk mengembangkan relasi interpersonal

(Perajaka dan Embungganda, 2013).

Calon sekretaris profesional bisa menempuh pendidikan tinggi program pendidikan

vokasi. Pendidikan vokasi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik agar memiliki

pekerjaan dengan keahlian terapan tertentu maksimal setara program sarjana (UU No. 20

tahun 2003 pasal 15 tentang Jenis Pendidikan). Salah satu program pendidikan sekretaris

adalah Prodi D3 Sekretari Akademi Sekretari Widya Mandala Surabaya. Akse WMS telah

berpengalaman selama 46 tahun, menghasilkan sekretaris dan tenaga administrasi

profesional. Akse WMS mendapatkan nilai Akreditasi Program Studi B, berdasarkan SK

172/SK/BAN-PT/Ak-XIII/Dpl-III/VIII/2013.

Persepsi

Persepsi (perception) adalah proses di mana individu mengatur dan

mengintepretasikan kesan-kesan sensorik mereka untuk memberikan arti pada lingkungan

mereka (Robbins dan Judge, 2009). Ketika seorang individu melihat sebuah target dan

berusaha mengintrepetasikan apa yang ia lihat, intepretasi itu sangat dipengaruhi oleh

berbagai karakteristik pribadi dari pembuat persepsi individual tersebut. Karakteristik

pribadi meliputi sikap, kepribadian, motif, minat, pengalaman masa lalu, dan harapan-

harapan seseorang (Robbins dan Judge, 2009). Karakteristik target yang diobservasi dan

konteks dimana melihat target atau objek juga penting dan bisa mempengaruhi apa yang

dipersepsikan. Berikut gambar faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi.

Page 75: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 70

Gambar 1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi (Robbins dan Jugde, 2009)

Menurut Kasali (2006) persepsi ditentukan oleh faktor-faktor berikut ini: 1) Latar

belakang budaya, 2) Pengalaman masa lalu, 3) nilai-nilai yang dianut, 4) berita yang

berkembang. Robbins dan Judge (2009) menegaskan individu berperilaku tidak didasarkan

pada lingkungan eksternal mereka tetapi lebih pada apa yang mereka lihat atau yakini.

Dasar untuk perilaku adalah persepsi individu mengenai suatu situasi.

Soft skills

Soft skills didefinisikan sebagai “personal and intepersonal behaviors that develop

and maximize human performance (e.g. coaching, team building, initiative, decision

making, etc.). Soft skills does not include technical skills such as financial, computing, and

assembly skills.” (Berthal, dalam Sailah, 2008). Soft skills adalah keterampilan seseorang

dalam berhubungan dengan orang lain (termasuk dirinya sendiri). Atribut soft skills dengan

demikian meliputi nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter, dan sikap

(Sailah, 2008). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh negara-negara Inggris,

Amerika, dan Kanada, ada 23 atribut soft skills yang dominan di lapangan kerja. Ke-23

PERSEPSI

Faktor-faktor dalam diri si

pengarti:

Sikap-sikap

Motif-motif

Minat-minat

Pengalaman

Harapan-harapan

Faktor-faktor dalam diri target:

Sesuatu yang baru

Gerakan

Suara

Ukuran

Latar belakang

Kedekatan

Kemiripan

Faktor-faktor dalam

situasi:

Waktu

Keadaan kerja

Keadaan sosial

Page 76: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 71

atribut tersebut diurut berdasar prioritas kepentingan di dunia kerja, yaitu: 1) Inisiatif, 2)

Etika/integritas, 3) Berpikir kritis, 4) Kemauan belajar, 5) Komitmen, 6) Motivasi, 7)

Bersemangat, 8) Dapat diandalkan, 9) Komunikasi lisan, 10) Kreatif, 11) Kemampuan

analitis, 12) Dapat mengatasi stress, 13) Manajemen diri, 14) Menyelesaikan persoalan,

15) Dapat meringkas, 16) Berkoperasi, 17) Fleksibel, 18) Kerja dalam tim, 19) Mandiri,

20) Mendengarkan, 21) Tangguh, 22) Berargumentasi logis, 23) Manajemen waktu.

Masing-masing dari sekarang perlu mengembangkan keterampilan pribadi yang

kuat, yang membantu untuk bisa bekerja dengan baik, aman secara finansial, memiliki

hubungan dan kehidupan keluarga yang memuaskan, dan terutama memberikan kontribusi

kepada masyarakat dan sebisa mungkin hidup dengan memberikan sebaik mungkin yang

bisa diberikan (Prince, 2014).

Emma-Sue Prince (2014) menjelaskan ada tujuh soft skills atau kompetensi

personal yang dibutuhkan untuk menjadi sukses di masa sekarang ini:

1. Kemampuan beradaptasi (adaptability)

Beradaptasi berarti kemampuan berubah (atau diubah) untuk menyesuaikan diri dengan

keadaan yang telah berubah juga. Fleksibilitas, beradaptasi dan cekatan dengan sumber

daya dan kreativitas untuk membantu merespon secara efektif terhadap tantangan dan

meraih peluang baru.

2. Kemampuan berpikir kritis (critical thinking)

Berpikir kritis merupakan kemampuan melihat berbagai hal dari berbagai sudut

pandang, berpikir di luar kebiasaan, berkolaborasi dengan orang lain, memperjelas

tujuan, dan menemukan solusi. Berpikir kritis berarti mampu mempertanyakan asumsi-

asumsi, mengevaluasi sebuah situasi dari sudut pandang berbeda, memecahkan

masalah secara kreatif, dan menggunakan pendekatan yang dianggap reflektif.

3. Kemampuan berempati (empathy)

Page 77: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 72

Empati merupakan kemampuan dan kapasitas untuk benar-benar memahami apa yang

sedang dialami oleh orang lain dan merasakan perasaan mereka. Empati berarti mampu

untuk mengelola dan memelihara semua hubungan dengan baik dengan bisa

mengalami emosi orang lain, konflik, atau aspirasi dari dalam sudut pandang orang

lain.

4. Kemampuan berintegritas (integrity)

Integritas berarti keselarasan kata, tindakan, dan pikiran. Kepercayaan, nilai-nilai,

prinsip, dan kejujuran sekarang merupakan pokok dalam kehidupan yang terintegrasi.

Menjadi berintegritas berarti menjadi konsisten antara perilaku dengan nilai-nilai yang

dianut.

5. Kemampuan menjadi optimis (optimism)

Kemampuan untuk menjadi optimis berarti mampu menerima hal-hal negatif, dan

belajar dari pengalaman tersebut. Orang yang optimis mampu melihat peluang dan hal

positif dalam sebuah situasi, memilih berbahagia, dan belajar tentang keseimbangan

hidup.

6. Kemampuan menjadi proaktif (proactivity)

Menjadi proaktif berarti mampu berpikir dan bertindak lebih jauh dan menggunakan

tinjauan ke masa depan. Bersikap proaktif artinya menanggapi stimulus dengan

menciptakan situasi yang didasarkan pada strategi yang diciptakan untuk diri sendiri.

Perilaku proaktif bisa berbicara tentang mengubah diri sendiri (pengembangan pribadi)

atau mengubah lingkungan melalui kesadaran diri.

7. Ketangguhan (resilience)

Ketangguhan adalah kemampuan untuk menanggapi tekanan dengan baik, menghadapi

rintangan secara efektif, merespon perubahan dan tantangan untuk bangkit kembali.

Page 78: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 73

III. METODE PENELITIAN

Berdasarkan tujuannya penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian

dekriptif (pemaparan) merupakan suatu penelitian yang digunakan jika seseorang ingin

melukiskan secara cermat dan sistematis tentang suatu aspek fenomena tertentu atau suatu

objek yang sedang diteliti (Rochmah dan Nugroho, 2009). Tipe penelitian ini didasarkan

pada pertanyaan dasar yang kedua, yaitu: bagaimana (Gulo, 2002). Berdasarkan metode

yang digunakan penelitian ini termasuk penelitian survei, pendekatan yang dipakai dalam

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian dilaksanakan di kampus Akse WMS. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh mahasiswa aktif Akse WMS pada tahun akademik 2014/2015. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan purposive sampling. Teknik

pengumpulan data dalam penelitian ini untuk data primer adalah teknik pengumpulan data

survei, dengan cara menyebarkan angket dalam bentuk closed questions. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah tentang persepsi mahasiswa Akse WMS mengenai

MEA.

Penelitian ini menggunakan format skala Likert. Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut

variabel penelitian (Sugiyono, 2010). Analisis data merupakan proses penyerdehanaan data

dalam bentuk yang mudah dibaca dan diintrepretasikan (Singarimbun dan Effendi, 1989

dalam Rochmah dan Nugroho, 2009). Dalam penelitian ini peneliti hanya menyajikan

analisis secara deskriptif hasil angket yang telah didapatkan.

Page 79: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 74

IV. HASIL PENELITIAN

Melalui teknik pengambilan sampel penelitian purposive sampling responden yang

memenuhi kriteria untuk dianalis sebanyak 94 kuesioner. Pemerintah, media massa, dan

bermacam instansi terkait akhir-akhir ini semakin gencar mensosialisasikan tentang

pemberlakuan MEA diakhir tahun 2015. Pimpinan dan dosen Akse WMS juga sering

mengingatkan mahasiswa tentang tantangan yang harus mereka hadapi mulai tahun depan.

Melalui perkuliahan, penugasan, dan seminar yang telah Akse WMS selenggarakan

mahasiswa senantiasa diingatkan tentang akan adanya MEA dan dampaknya bagi mereka.

Persentase hasil penelitian penulis mengenai pengetahuan dan persepsi mahasiswa Akse

WMS mengenai MEA disajikan dalam Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Pengetahuan dan Persepsi Mahasiswa Akse WMS Mengenai MEA

NO. PERNYATAAN STS* TS N S SS %

% % % % %

1

Saya telah mendapatkan informasi

yang jelas mengenai penerapan MEA

dan dampaknya.

2% 23% 35% 31% 9% 100%

2 Saya setuju dengan akan diterapkannya

MEA di akhir tahun 2015 ini. 3% 5% 35% 40% 16% 100%

3 Penerapan MEA akan berdampak

positif bagi bangsa Indonesia. 1% 14% 34% 41% 10% 100%

4 Penerapan MEA akan berdampak

positif bagi dunia bisnis di Indonesia. 1% 7% 26% 52% 14% 100%

5

Penerapan MEA memiliki dampak

positif bagi profesi sekretaris di

Indonesia.

0% 16% 35% 36% 13% 100%

* STS-Sangat Tidak Setuju; TS-Tidak Setuju; N-Netral; S-Setuju; SS-Sangat Setuju

Sumber: Akse WMS 2015, diolah

Dari Tabel 1. bisa dilihat bahwa responden yang mengakui telah mendapatkan

informasi yang jelas mengenai MEA dan dampaknya memiliki persentase yang besar yaitu

40% responden, sedangkan responden yang merasa tidak mendapatkan informasi yang

jelas sebesar 26%. Menurut Kasali (2006) salah satu faktor pembentuk persepsi adalah

berita yang berkembang. Dengan mengikuti berita baik melalui media pemberitaan

Page 80: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 75

maupun terlibat dalam kegiatan di kampus, mahasiswa akan mendapatkan informasi

mengenai MEA dan dampaknya bagi mereka.

Pada pernyataan tentang persetujuan diterapkannya MEA, responden yang setuju

mencapai 56%, responden yang netral sebesar 35%, dan responden yang tidak setuju hanya

sebesar 8%. Dari hasil ini, terlihat bahwa mayoritas responden memiliki persepsi yang

positif akan diberlakukannya MEA. Persepsi yang bagi Robbins dan Judge (2009) adalah

proses di mana individu mengatur dan mengintepretasikan kesan-kesan sensorik mereka

untuk memberikan arti pada lingkungan mereka, dalam diri responden terlihat baik.

Artinya sebagian besar responden (56%) memberikan makna positif atas akan

diberlakukannya MEA.

Persepsi positif ini tercermin dalam pandangan mereka bahwa MEA akan

berdampak positif bagi bangsa Indonesia (51%), bagi dunia bisnis di Indonesia (66%) dan

bagi sekretaris di Indonesia (49%). Sedangkan persepsi negatif yang berupa

ketidaksepakatan akan penerapan MEA akan berdampak positif bagi bangsa Indonesia

(15%), dunia bisnis di Indonesia (8%), dan sekretaris di Indonesia (16%). Responden yang

lebih memiliki persepsi yang positif berdampak pada bagaimana mereka menyiapkan diri

dalam menghadapi MEA. Pada Tabel 2. mengenai bekal dan kesiapan mahasiswa Akse

WMS untuk mengadapi MEA terlihat bagaimana responden memandang perlunya

persiapan agar mereka mampu berkompetisi di dunia kerja.

Tabel 2. Bekal dan Kesiapan Responden menghadapi MEA

NO. PERNYATAAN STS TS N S SS TOTAL

% % % % % %

1

Bekal yang diberikan kampus Akse

WMS kepada mahasiswanya sudah

cukup lengkap agar mereka siap

menghadapi MEA.

1% 13% 28% 41% 17% 100%

2 Saya perlu meningkatkan soft skills

untuk menghadapi MEA. 0% 0% 4% 23% 72% 100%

Sumber: Akse WMS 2015, diolah

Page 81: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 76

Tabel 2. memperlihatkan bahwa responden merasa bahwa bekal yang diberikan

oleh Akse WMS kepada mahasiswanya sudah cukup lengkap agar mereka siap

menghadapi MEA. Sebesar 58% menyetujui pernyataan tersebut, sebesar 28% netral, dan

sisanya 14% tidak setuju. Masih adanya responden yang tidak setuju dan netral tentu harus

menjadi perhatian bagi Akse WMS agar bisa memberikan perhatian dan dukungan kepada

setiap mahasiswa agar mereka yakin mereka sudah siap menghadapi persaingan dunia

kerja ketika MEA dilaksanakan.

Pernyataan mengenai peningkatan soft skills yang harus dikuasai oleh responden

untuk menghadapi MEA mendapatkan persetujuan sebesar 95% responden, 4% responden

netral, dan tidak ada responden yang tidak setuju. Artinya sebagian besar responden

menyadari pentingnya soft skills untuk mendukung keberhasilan mereka di masa depan.

Beranjak dari tulisan Prince (2014) yang meneliti ada 7 soft skills utama yang dibutuhkan

para pekerja di masa depan, urutan pilihan responden yang berhak memilih soft skills lebih

dari satu, mulai dari yang paling banyak ditingkatkan adalah sebagai berikut: (1).

kemampuan beradaptasi (60), (2). kemampuan untuk tangguh mengadapi persoalan (59),

(3). kemampuan berpikir kritis (57), (4). kemampuan bersikap proaktif (52), (5).

kemampuan bersikap optimis (44), (6). kemampuan berintegritas (44), dan (7).

kemampuan berempati (28). Berikut ini diagram batang tujuh soft skills yang ingin

responden tingkatkan untuk menghadapi MEA.

Page 82: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 77

Diagram Batang 1. Soft skills yang Ingin Responden Tingkatkan untuk Menghadapi

MEA

Sumber: Akse WMS 2015, diolah

Kemampuan beradaptasi merupakan soft skills pertama yang dipilih oleh

responden. Responden nampaknya mengetahui bahwa saat MEA diterapkan berarti akan

ada perubahan besar di dunia bisnis. Mereka harus bersaing dengan sekretaris-sekretaris

dari luar negeri untuk mendapatkan posisi dan pekerjaan. Cekat beradaptasi terhadap

lingkungan yang berubah, mampu merespon secara efektif setiap perubahan dan meraih

peluang tentu menjadi kunci kesuksesan mereka meraih masa depan.

Ketangguhan menjadi soft skills kedua yang dipilih oleh responden. Persaingan di

dunia kerja yang semakin kompetitif tentu tidak akan menyediakan tempat bagi sekretaris

yang mudah menyerah. Ketangguhan untuk menanggapi tekanan dengan baik, menghadapi

rintangan secara efektif, merespon perubahan dan tantangan untuk bangkit kembali akan

menjadikan responden siap bersaing memperebutkan lapangan kerja yang disediakan bagi

lulusan Akse WMS.

Soft skills kemampuan berpikir kritis, menjadi soft skills ketiga yang dipilih oleh

responden untuk dikuasi guna menghadapi MEA. Sebagai calon sekretaris profesional

kemampuan berpikir kritis tentu sangat diperlukan, karena kecakapan berpikir akan

Page 83: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 78

membuat responden mampu bekerja secara kreatif, efektif, dan efisien. Sekretaris yang

berpikir kritis akan mampu melihat berbagai hal dari berbagai sudut pandang, berpikir di

luar kebiasaan, berkolaborasi dengan orang lain, memperjelas tujuan, dan menemukan

solusi dalam pekerjaannya.

Itulah tiga soft skills tertinggi yang dipilih oleh responden, sedangkan soft skills

lain: kemampuan bersikap proaktif, optimis, integritas dan empati jelas tidak bisa

diabaikan sebagai soft skills yang perlu dimiliki oleh setiap sekretaris. Keempat soft skills

ini juga sangat diperlukan oleh setiap sekretaris profesional. Dengan bekal soft skills,

seorang sekretaris yang memiliki hard skills sekretaris yang baik akan mampu menghadapi

persaingan pasar kerja di era MEA.

V. PENUTUP

Pengetahuan dan persepsi mahasiswa Akse WMS mengenai penerapan MEA 2015

secara umum positif. Responden setuju atas pelaksanaan MEA mencapai 56%, responden

yang netral sebesar 35%, dan responden yang tidak setuju hanya sebesar 8%. Dalam

persepsi responden, MEA akan memiliki dampak positif bagi bangsa Indonesia (51%),

bagi dunia bisnis di Indonesia (66%) dan bagi sekretaris di Indonesia (49%).

Guna menghadapi MEA, responden menilai bekal yang diberikan oleh Akse WMS

kepada mahasiswanya sudah cukup lengkap. Sebesar 58% responden menyatakan

persetujuannya, sebesar 28% netral, dan sisanya 14% tidak setuju. Sedangkan perlunya

peningkatan soft skills yang dikuasai responden untuk menghadapi MEA mendapatkan

persetujuan sebesar 95% responden, 4% responden netral, tidak ada responden yang tidak

setuju. Urutan soft skills yang pilihan responden adalah: (1). kemampuan beradaptasi (60),

(2). kemampuan untuk tangguh mengadapi persoalan (59), (3). kemampuan berpikir kritis

Page 84: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 79

(57), (4). kemampuan bersikap proaktif (52), (5). kemampuan bersikap optimis (44), (6).

kemampuan berintegritas (44), (7). kemampuan berempati (28).

Terkait dengan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran kepada Akse WMS

dan institusi pendidikan lain serta pihak terkait yaitu perlunya diperluas kesempatan bagi

mahasiswa untuk mendapatkan bekal kompetensi personal di luar kompetensi teknis yang

harus mereka kuasai, khususnya soft skills yang memang mereka butuhkan untuk

menghadapi MEA. Penelitian ini hanya mengambil sampel dari mahasiswa Akse WMS

dan juga hanya menyajikan analisis secara deskriptif. Untuk penelitian selanjutnya dapat

mengambil sampel yang lebih luas dan menganalisis secara lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

ASEAN. ASEAN Economic Community Blueprint. ASEAN Secretariat. Jakarta. 2008.

ASEAN. Thinking Globally, Prospering Regionally – ASEAN Economic Community 2015.

ASEAN Secretariat. Jakarta. 2014.

Fauziyyah, Neneng Ela. “Langkah Persiapan SDM Indonesia dalam Menghadapi

Persaingan di ASEAN Economic Community (AEC) 2015”. ForSei Basic Education

(FBE) 2014. 2014.

Gulo, W. Metodologi Penelitian. Grasindo. Jakarta. 2005.

Hendarto dan Tulusharyono. Menjadi Sekretaris Profesional. Penerbit PPM. Jakarta.2003.

Kasali, Rhenald. Manajemen Public Relations: Konsep dan Aplikasi di Indonesia. Grafiti.

Jakarta.2006.

Perajaka dan Embungganda. The Innovative Secretary. Taman Pustaka. Jakarta. 2013.

Page 85: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 80

Price, Emma-Sue. The Advantage. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2014.

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. Perilaku Organisasi Edisi 12, buku 1.

Salemba Empat. Jakarta.

Rochmah, Siti dan Nugroho, Trilaksono. Metode Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif

dan Kuantitatif dalam Penelitian Bidang Administrasi Publik. Intimedia. Malang.

2009.

Sailah, Illah. Pengembangan Soft skills di Perguruan Tinggi. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Jakarta. 2008.

Singarimbun, Marsi dan Soyfan Effendi. Metode Penelitian Survei, edisi revisi. LP3ES.

Jakarta. 1995.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, edisi

kelimabelas. Alfabeta. Bandung. 2010.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional

Wuryandari, Dewi. 2014. “Peluang dan Tantangan SDM Indonesia menyongsong Era

Masyarakat Ekonomi ASEAN”. Info Singkat Pusat Pengkajian, Pengolahan

Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jendral DPR RI. Vol VI, No.

17/P3DI/September/2014.

Bappenas. - . “SDM Berkualitas Kunci Sukses Hadapi Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.

http://old.bappenas.go.id/print/3813/sdm-berkualitas-kunci-sukses-hadapi-era-

masyarakat-ekonomi-asean/, diakses pada Rabu, 15 April 2015.

Page 86: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 81

Depnakertrans. 2015. “Hadapi MEA 2015 Pemerintah Fokus Siapkan 8 Profesi Prioritas”.

http://ppid.depnakertrans.go.id/hadapi-mea-2015-pemerintah-fokus-siapkan-8-

profesi-prioritas/, diakses pada Rabu, 15 April 2015.

Indonesia.go.id. 2014. “Pemerintah Akan Perketat Aturan Soal Tenaga Kerja Asing”.

http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/kementerian/kementerian-

ketenagakerjaan/497-ketenagakerjaan/14417-pemerintah-akan-perketat-aturan-

soal-tenaga-kerja-asing, diakses pada Rabu, 15 April 2015.

Republika. 2014. “Jelang Masyarakat Ekonomi ASEAN, Siapkan Diri dengan Uji

Kompetensi”. http://www.republika.co.id/berita/kemendikbud/opini-kemendik

bud/ 14/09/02/nb9emg-jelang-masyarakat-ekonomi-asean-siapkan-diri-dengan-

uji-kompetensi, diakses pada Rabu, 15 April 2015.

Setneg. 2014. “Peluang dan Tantangan Indonesia Pada ASEAN Economic Community

2015”. http://www.setneg.go.id/index.php?option =com_content&task= view

&id=7911, diakses pada Rabu, 15 April 2015.

Page 87: ADB’S Secretary - Asekma Don Boscoasekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2015/ADBS0422015.pdf · 2018. 8. 1. · Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 ii PENGANTAR REDAKSI

Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli 2015 82

PEDOMAN PENULISAN NASKAH

1. Naskah merupakan tulisan yang bersifat ilmiah baik dari dosen, alumni, mahasiswa

dari perguruan tinggi, dan pegawai ASEKMA Don Bosco, di bidang Sekretaris.

2. Naskah merupakan hasil penelitian lapangan, studi kasus, dan studi kepustakaan yang

bersifat objektif, sistematis, analitis dan deskriptif.

3. Naskah harus asli dan belum pernah dipublikasikan melalui media lainnya.

4. Kata atau istilah asing yang belum diubah menjadi kata Indonesia atau belum menjadi

istilah teknis diketik dengan huruf miring (italic).

5. Naskah diketik dalam Microsoft Word huruf Times New Roman 12, jarak baris 2 spasi,

jumlah halaman seluruhnya 14-20 lembar ukuran A4, dengan margin kiri dan bawah 3

cm, margin kanan dan atas 2.5 cm dan dikirim ke alamat redaksi.

6. Sistematika terdiri dari : Judul, Nama Penulis, Instansi, Alamat Email, ABSTRAK

(jika makalah ditulis dalam Bahasa Indonesia maka abstrak ditulis dalam bahasa

Inggris dan demikian sebaliknya), PENDAHULUAN (latar belakang, permasalahan,

tujuan, manfaat, dan metodologi), PEMBAHASAN, PENUTUP (simpulan dan saran),

dan DAFTAR PUSTAKA.

7. ABSTRAK merupakan intisari (substansi) yang mencakup pendahuluan, pendekatan,

metode, hasil dan simpulan; ditulis dalam bahasa Inggris/Indonesia kurang lebih 100-

200 kata, dalam 1 paragraf.

8. Daftar Pustaka ditulis tanpa nomor, diurutkan secara alfabetis: Nama pengarang (tanpa

gelar). Judul (cetak miring). Penerbit. Kota. Tahun Penerbitan.

Contoh: Ignatius Wursanto. Kompetensi Sekretaris Profesional. Andi. Yogyakarta.

2004.

9. Isi naskah bukan tanggungjawab redaksi. Redaksi berhak memilih naskah dan

mengedit redaksionalnya tanpa mengubah arti.