alan pintas menjadipustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_tesis/3_anita_adinda_1… · process...

103
PENGEMBANGAN MODUL ALJABAR 2 BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA STKIP TAPANULI SELATAN PADANGSIDIMPUAN ALAN PINTAS MENJADI TESIS Oleh ANITA ADINDA NIM 19595 Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam Mendapatkan gelar Magister Pendidikan KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012

Upload: others

Post on 28-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

PENGEMBANGAN MODUL ALJABAR 2

BERBASIS KONSTRUKTIVISME

UNTUK MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA

STKIP TAPANULI SELATAN PADANGSIDIMPUAN

ALAN PINTAS MENJADI

TESIS

Oleh

ANITA ADINDA

NIM 19595

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam

Mendapatkan gelar Magister Pendidikan

KONSENTRASI PENDIDIKAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2012

Page 2: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

ABSTRACT

Anita Adinda, 2012. “Developing Module Algebra 2 by Constructivism in

STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan”. A Thesis on Math Education of Post-

Graduate Program in State University of Padang.

A textbook used for Algebra 2 in STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan has not been enough to construct the students‟ knowledge. The

students need a source which can help them easier in the class and increase their

activities and motivations. Therefore, it is very important to develop a valid,

practical, and effective source developing module algebra 2 by constructivism in

STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

This is a development research by using model 4-D. The steps of this

research are defining, designing and developing, they are: 1) defining is to analyze

syllabus and textbook by reviewing literature, interviewing other lecturers and

analyzing students‟ characters; 2) designing is to organize module; and 3)

developing is for validity, practicality and affectivity. Then, the module is tested

to the students at the sixth semester of math education study program in STKIP

Tapanuli Selatan Padangsidimpuan in 2011/2012 academic year. Practicality is

tested by observing learning process, giving questioners to students, and

interviewing them. Affectivity is tested by observing students‟ activities and

motivations.

The research shows that 1) the module is already valid with relevance to

based competence, 2) the module is already practice with relevance to the learning

process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module

content is relevance to students‟ needs, and 3) module is already effective with

relevance to the highlight of students‟ activities and motivations in study.

i

Page 3: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

ABSTRAK

Anita Adinda, 2012. “Pengembangan Modul Aljabar 2 Berbasis Konstruktivisme di

STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan”. Tesis. Pendidikan Matematika Program

Pasacasarjana Universitas Negeri Padang.

Buku teks yang digunakan untuk perkuliahan Aljabar 2 di STKIP Tapanuli

Selatan Padangsidimpuan belum mampu mengkonstruksi pengetahuan

mahasiswa. Mahasiswa membutuhkan suatu bahan perkuliahan yang dapat

membantu dan memudahkan mereka dalam perkuliahan, serta dapat

meningkatkan aktivitas dan motivasi belajar. Karena itu, perlu dikembangkan

bahan perkuliahan dalam bentuk lain, yakni modul berbasis konstruktivisme yang

valid, praktis dan efektif untuk perkuliahan Aljabar 2 di STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan menggunakan

model 4-D. Tahapan penelitian ini adalah mendefinisikan, mendesain, dan

mengembangkan. Pada tahap mendefenisikan dilakukan analisis silabus dan buku

teks, merevieu literatur, wawancara dengan teman sejawat dan menganalisis

karakteristik mahasiswa. Pada tahap mendesain dilakukan perancangan modul.

Tahap mengembangkan terdiri atas tahap validasi, praktikalitas, dan efektivitas.

Kemudian, modul diuji cobakan kepada mahasiswa semester VI Program Studi

Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan pada semester

genap 2011/2012. Praktikalitas diselidiki melalui observasi pelaksanaan

pembelajaran, pemberian angket kepada mahasiswa, dan wawancara dengan

mahasiswa. Efektivitas diselidiki melalui observasi aktivitas dan motivasi

mahasiswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan 1) modul sudah valid, yakni modul

sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang ditetapkan. 2) modul sudah praktis,

terlihat dari pelaksanaan perkuliahan yang sesuai rencana dan efesien waktu,

petunjuk jelas, isi modul sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. 3) modul sudah

efektif, ditunjukkan oleh peningkatan aktivitas dan motivasi belajar mahasiswa.

ii

Page 4: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

iv

Page 5: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, dzat yang kepada

siapa kita dan seluruh alam ini paling pantas bersujud. Shalawat dan salam

semoga tetap tercurah kepada idola kita Muhammad SAW, pembawa risalah

Allah yang mengorbankan seluruh waktunya semata-mata untuk berjuang dijalan

Nya, juga kepada keluarga dan sahabatnya selaku contoh teladan yang utama bagi

kita semua. Atas berkat rahmad Allah penulis dapat menyelesaikan penulisan

Tesis ini dengan judul “Pengembangan Modul Aljabar 2 Berbasis

Konstruktivisme di STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan”. Tesis ini

diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan program Magister

Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Program Pascasarjana

Universitas Negeri Padang.

Terwujudnya penulisan Tesis ini banyak mendapat bimbingan dan bantuan

dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor UNP, Direktur Program Pascasarjana, Ketua Proram Studi Teknologi

Pendidikan, Ketua Konsentrasi Pendidikan Matematika yang telah

memberikan fasilitas pada penulis dalam mengikuti perkuliahan.

2. Bapak Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc., sebagai pembimbing I yang

telah meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, memberikan

motivasi dan konstribusinya kepada penulis hingga selesainya pelaksanaan

penelitian dan penulisan tesis ini.

vi

Page 6: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

3. Bapak Prof. Dr. Hasanuddin WS, M. Hum., sebagai pembimbing II yang

telah meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan, memberikan

motivasi dan konstribusinya kepada penulis hingga selesainya pelaksanaan

penelitian dan penulisan tesis ini.

4. Bapak Prof. Dr. I Made Arnawa M.Si sebagai dosen penguji yang telah

memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran melalui saran dan kritik

dalam rangka penyempurnaan tesis ini

5. Bapak Dr. Ridwan sebagai validator sekaligus dosen penguji yang telah

memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran melalui saran dan kritik

dalam rangka penyempurnaan tesis ini.

6. Ibu Dr. Yuni Ahda, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan

sumbangan pengetahuan dan pemikiran melalui saran dan kritik dalam rangka

penyempurnaan tesis ini

7. Bapak Dr. H. Zulfadli, M.Pd., Ibu Almira Amir, M.Si., Bapak M. Toha,

M.Si., Ibu Hennilawati, SS., S.Pd., M.Hum, sebagai validator yang telah

memberikan sumbangan pengetahuan dan pemikiran melalui saran dan kritik

dalam rangka penyempurnaan tesis ini.

8. Bapak H. Sahrul Hadi Lubis dan Bapak Mara Amin Harahap, S.Pd., M.Hum

selaku Ketua Yayasan dan Ketua STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan

yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian

di STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

9. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Konsentrasi Pendidikan Matematika

Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang 2010.

vii

Page 7: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

10. Mahasiswa/Mahasiswi semester VI Program Studi Pendidikan Matematika

STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan T.P 2011/2012.

11. Teristimewa untuk Suami tercinta Hamka, anakku tersayang Abdullah, Ayah,

Ibu, Kakak, Adik serta keluarga besar yang telah memberikan dorongan,

do‟a dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan Tesis ini.

Semoga bimbingan dan bantuan yang telah diberikan menjadi amal ibadah

yang diridhoi Allah SWT. Mudah-mudahan tesis ini dapat memberikan

sumbangan yang berarti demi kemajuan pendidikan pada umumnya dan kepada

penulis khususnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik Hidayah-

Nya, Amin.

Padangsidimpuan, Juli 2012

Penulis

viii

Page 8: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT .............................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................. ii

PERSETUJUAN AKHIR TESIS ............................................................... iii

PERSETUJUAN KOMISI UJIAN TESIS ................................................. iv

SURAT PERNYATAAN........................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI .............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................ 7

C. Pembatasan Masalah ........................................................... 7

D. Rumusan Masalah .............................................................. 8

E. Tujuan Pengembangan ........................................................ 8

F. Manfaat Pengembangan ....................................................... 8

G. Spesifikasi Produk ............................................................ 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................... 11

1. Pembelajaran di Perguruan Tinggi ............................... 11

2. Sistem Pembelajaran Modul ......................................... 13

3. Mata Kuliah Aljabar 2 ................................................... 19

4. Teori Konstruktivisme .................................................. 20

5. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Matematika ...... 22

6. Modul Berbasis Konstruktivisme ................................. 23

7. Aktivitas Belajar .......................................................... 25

8. Motivasi Belajar ............................................................ 28

Page 9: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

9. Validitas, Praktikalitas, dan Efektifitas

Modul Pembelajaran .................................................... 30

B. Penelitian yang Relevan ..................................................... 33

C. Kerangka Pemikiran .......................................................... 34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .................................................................. 38

B. Prosedur Penelitian ............................................................ 38

C. Defenisi Operasional ......................................................... 44

D. Instrumen Penelitian .......................................................... 46

E. Teknis Analisis Data ........................................................... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Tahap Pendefenisian ................................................................... 52

B. Tahap Perancangan .................................................................... 56

C. Tahap Validasi ............................................................................ 62

D. Praktikalitas Modul ..................................................................... 67

E. Efektifitas Modul ........................................................................ 72

F. Pembahasan ................................................................................ 80

G. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 87

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 88

B. Implikasi ..................................................................................... 88

C. Saran ........................................................................................... 89

DAFTAR RUJUKAN .......................................................................... .. 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... .. 93

ix

x

Page 10: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Rekap Nilai Mata Kuliah Aljabar 2 ................................................. 2

2 Kisi-kisi Indikator Motivasi Belajar Matematika ............................. 30

3. Validasi Modul ................................................................................ 42

4. Indikator Praktikalitas dan Efektifitas Modul................................... 43

5 Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Matematika ....................... 50

6 Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Penilaian ................................... 51

7 Unsur-unsur Konstruktivisme ........................................................... 57

8 Hasil Validasi Aspek Materi Modul ................................................. 62

9 Hasil Validasi Aspek Penyajian Modul ........................................... 63

10 Hasil Validasi Aspek Bahasa dan Keterbacaan Modul .................... 64

11 Hasil Validasi SAP ........................................................................... 66

12 Hasil Angket Praktikalitas Modul .................................................... 69

13 Data Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas ....................... 72

14 Kisi-kisi Motivasi Belajar ................................................................. 74

15 Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Minat ............. 74

16 Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Relevansi ....... 76

17 Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Harapan ......... 77

18 Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Kepuasan ....... 79

xi

Page 11: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ................................................................... 37

Gambar 2. Prosedur Penelitian .................................................................. 44

Gambar 3. Struktur Materi Perkuliahan Aljabar 2 ..................................... 54

xii

Page 12: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika adalah kajian ilmu pasti yang diangkat dari fenomena

sosial yang secara umum menjadi tolak ukur dalam menentukan sesuatu

khususnya dalam mengambil keputusan. Atas dasar itulah, ilmu matematika

sebagai dasar pengetahuan harus di tanamkan secara fundamental atau

istilah awam dikatakan secara mendasar. Meskipun demikian, tidak tertutup

kemungkinan bahwa dalam memahami ilmu matematika, sering

menghadapi masalah-masalah yang real jika kita kaitkan pada masalah-

masalah yang ada di hadapan para pembelajarnya. Terkadang meski kita

katakan sesuatu itu nyata secara wujud, tetapi ada juga yang mempunyai

wujud tetapi penjelasan dan pemahamannya abstrak.

Dalam ilmu matematika, kita dihadapkan pada kajian Aljabar.

Aljabar 2 merupakan salah satu cabang matematika abstrak, yang umumnya

lebih sulit dibandingkan dengan cabang matematika lain yang lebih konkret.

Di dalam Aljabar 2 dibicarakan tentang himpunan dengan satu operasi dan

dua operasi yang berupa Grup dan Ring (Gelanggang) yang merupakan

suatu Aljabar 2 modern yang standar.

Aljabar 2 menurut Wahyudin (1989) adalah ilmu yang mempelajari

suatu himpunan dengan satu atau lebih operasi biner yang diberlakukan

pada sistem Aljabar 2 tersebut. Misalkan S adalah suatu himpunan yang

1

Page 13: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

dilengkapi dengan sekelompok operasi biner o dan #, maka S menjadi satu

Aljabar 2 dengan satu operasi biner yang dinotasikan dengan (S,o) atau

(S,#), atau dua operasi biner yang dinotasikan (S,o,#) atau (S,#,o).

Tujuan kurikuler dalam mata kuliah Aljabar 2 berdasarkan silabus

Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Ilmu pendidikan

(STKIP) Tapanuli Selatan Padangsidimpuan adalah agar mahasiswa

memahami lebih dalam tentang Aljabar 2 dan dapat menerapkannya dalam

menyelesaikan masalah Aljabar 2 sederhana, serta mampu berpikir logis dan

bernalar secara matematis dalam menyelesaikan suatu masalah. Tujuan

kurikuler mata kuliah Aljabar 2 dalam tiga tahun terakhir ini dapat

dikatakan belum tercapai, karena berdasarkan Daftar Nilai Akademik

mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan, masih banyak mahasiswa yang mendapat nilai kurang

dari 70 (kategori: C). Hal ini dapat dilihat dari rekap nilai tiga tahun terakhir

pada Tabel 1.

Tabel 1

Rekap Nilai Mata Kuliah Aljabar 2 Tiga Tahun Terakhir

Tahun

Akademik

Nilai Nilai Mahasiswa

A % B % C % D % E %

2010/2011 20 10,15 100 50,76 75 38,07 1 0,51 1 0,51

2009/2010 21 10,99 80 41,88 90 47,12 - - - -

2008/2009 20 9,09 130 59,09 65 29,55 5 2,27 - -

Sumber : DPNA Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan

2

Page 14: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Berdasarkan pengamatan dan wawancara informal yang dilakukan

terhadap dosen dan mahasiswa program studi pendidikan matematika

STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan, pada umumnya mahasiswa

belum memiliki sumber perkuliahan yang memadai. Dalam perkuliahan

selama ini, bahan ajar yang digunakan belum efektif karena jumlah

referensi banyak dan sifatnya heterogen. Pada proses pembahasan satu

soal bisa memerlukan beberapa buku sebagai penunjangnya sehingga

belum ada satupun bahan ajar yang bisa dipelajari sendiri oleh mahasiswa.

Tentu hal ini memaksa mahasiswa untuk memiliki buku-buku pegangan

yang beragam tersebut. Sementara belum ada satupun bahan ajar yang

praktis dari dosen sebagai pegangan mahasiswa dalam perkuliahan

tersebut. Realitasnya hal ini sangat sulit untuk mencapai proses

pembelajaran yang efektif seperti yang diharapkan. Keragaman

kemampuan pemahaman mahasiswa menyebabkan tingkat kesulitan yang

sangat bervariasi. Hal ini membuat mereka hanya bergantung untuk

mencatat soal dan pembahasan yang diberikan dosen selama perkuliahan

dan cenderung menunggu copian bahan dari dosen yang pada dasarnya

adalah kopian dari buku matematika yang terbatas sumber dan materinya.

Mahasiswa mengungkapkan bahwa bahan ajar yang selama ini

digunakan belum memadai untuk mendukung proses pembelajaran. Buku-

buku yang digunakan selama ini tidak memperhatikan keragaman latar

belakang asal sekolah, sehingga mahasiswa tidak dapat memanfaatkan

buku secara maksimal. Mereka berharap ada suatu usaha membuat bahan

3

Page 15: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

ajar yang dapat menjembatani keragaman kemampuan mereka, bahan ajar

yang komplit dan mudah dipahami/dipakai, menarik serta efektif bagi

mahasiswa.

Apabila diamati lebih lanjut, ditemukan selama proses perkuliahan

gejala yang kurang mendukung tercapainya pembelajaran yang kondusif.

Gejala-gejala tersebut diantaranya adalah mahasiswa selalu berhenti

mengerjakan soal apabila menemui hambatan, tidak tekun menghadapi

tugas atau cepat putus asa. Selain itu sumber belajar yang ada selama ini

tidak mendukung. Keterbatasan sumber belajar yang ada selama ini

menyebabkan mahasiswa hanya mengandalkan catatan dari dosen dan

selalu bergantung pada penjelasan dosen, tidak ada usaha/ keinginan

mencari solusi sendiri. Hal ini menyebabkan mahasiswa cepat bosan

dengan pembahasan soal-soal, berhenti sebelum waktu kuliah habis,

mudah melepaskan hal yang diyakini atau tidak dapat mempertahankan

pendapatnya. Keterbatasan sumber belajar ini juga menyebabkan

mahasiswa cenderung menyelesaikan soal bersama-sama, mahasiswa tidak

responsive dalam kegiatan pemecahan masalah dan hanya bergantung

pada jawaban rekannya yang berkemampuan tinggi.

Semua gejala-gejala di atas menunjukkan kualitas pembelajaran

yang tidak baik. Motivasi dan aktivitas belajar mahasiswa dalam

pembelajaran tersebut tergolong rendah. Motivasi belajar yang rendah

akan berimplikasi terhadap hasil belajar, sebagaimana yang dikemukakan

oleh Sardiman (2006:84) adanya motivasi yang baik dalam pembelajaran

4

Page 16: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

akan menunjukkan hasil yang baik pula. Jika seseorang belajar didasarkan

adanya motivasi yang tinggi maka seseorang yang belajar itu akan dapat

melahirkan prestasi yang baik. Hal ini juga dipertegas oleh Ngalim

(2004:105) betapapun baiknya kemampuan mahasiswa untuk belajar tetapi

kalau mereka tidak termotivasi, maka pembelajaranpun tidak terwujud

dengan baik.

Salah satu hal untuk mencapai peningkatan hasil dan motivasi

belajar matematika, akan diberikan suatu cara sebagai alternatif

pemecahan masalah di atas yaitu dengan mengembangkan suatu media

pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar

digunakan untuk memudahkan menyalurkan pesan yang ingin

disampaikan oleh dosen kepada mahasiswa. Dalam hal ini penulis ingin

mengembangkan media dalam bentuk fisik. Media pembelajaran yang

dimaksud adalah sebuah produk bahan ajar yang membantu mahasiswa

dalam memahami materi dengan karakteristik tertentu. Sahertian (2004;1)

menyatakan hasil belajar seseorang ditentukan oleh berbagai faktor yang

mempengaruhinya, salah satu faktor yang ada di luar individu adalah

tersedianya bahan ajar yang memberi kemudahan bagi individu untuk

mempelajarinya, sehingga menghasilkan belajar yang lebih baik. Dengan

adanya bahan ajar, mahasiswa diharapkan akan mampu

mengkonstruksikan pengetahuannya. Bahan ajar yang dimaksud adalah

Modul Matematika khusus bidang Aljabar 2 berbasis konstruktivisme.

5

Page 17: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Modul adalah suatu cara pengorganisasian materi pelajaran yang

memperhatikan fungsi pendidikan. Modul dapat membantu siswa

menyiapkan belajar mandiri, memiliki rencana kegiatan pembelajaran

yang dapat direspon secara maksimal, memuat isi pembelajaran yang

lengkap dan mampu memberikan kesempatan belajar kepada siswa, dapat

memonitor kegiatan belajar siswa, dan dapat memberikan saran dan

petunjuk serta informasi balikan tingkat kemajuan belajar siswa.

Belajar matematika merupakan proses dimana siswa secara aktif

mengkonstruksi pengetahuan matematika (Cobb, 1992). Para ahli

konstruktivis setuju bahwa belajar matematika melibatkan manipulasi aktif

dari pemaknaan bukan hanya bilangan dan rumus-rumus saja. Mereka

menolak paham bahwa matematika dipelajari dalam 1 koleksi yang

berpola linier. Setiap tahap dari pembelajaran melibatkan suatu proses

penelitian terhadap makna dan penyampaian keterampilan hafalan dengan

cara yang tidak ada jaminan bahwa siswa akan menggunakan keterampilan

intelegensinya dalam setting matematika.

Menurut paham konstruktivisme, mahasiswa membangun sendiri

pengetahuan atau konsep secara aktif berasaskan pengetahuan dan

pengalaman yang telah ada. Dalam proses ini, mahasiswa akan

menyesuaikan pengetahuan yang diterima dengan pengetahuan yang sudah

ada untuk membangun pengetahuan baru.

6

Page 18: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan penelitian yang

bertujuan mengembangan bahan ajar yang disebut Modul Aljabar 2

berbasis konstruktivisme.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, diantaranya:

1. Mahasiswa belum memiliki bahan ajar Aljabar 2 yang cukup.

2. Mahasiswa belum mampu mengkonstruksi pengetahuannya tentang

Aljabar 2.

3. Motivasi belajar mahasiswa masih rendah.

4. Aktivitas belajar mahasiswa masih rendah

5. Belum ada bahan ajar yang bisa dipelajari mahasiswa secara mandiri.

C. Pembatasan Masalah

Dari masalah-masalah yang telah diidentifikasi, maka ada beberapa

pembatasan dalam penelitian, yaitu:

1. Penelitian difokuskan pada pengembangan modul. Hal ini dilakukan

karena peneliti melihat bahwa dengan adanya modul dapat

meningkatkan motivasi, dan aktivitas.

2. Keefektifan modul dilihat dari aspek aktivitas dan motivasi saja. Hal

ini dilakukan karena keterbatasan waktu.

7

Page 19: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

D. Rumusan Masalah

Mengingat fokus masalah dan keterbatasan peneliti, maka peneliti

membatasi pada permasalahan tentang Pengembangan Modul Aljabar 2 untuk

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan TA. 2011/2012 yang terinci sebagai berikut:

1. Bagaimana validitas modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme?

2. Bagaimana pratikalitas modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme?

3. Bagaimana efektifitas modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme?

E. Tujuan Pengembangan

Tujuan pengembangan ini adalah untuk menghasilkan modul aljabar 2

yang digunakan Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli

Selatan Padangsidimpuan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui bagaimana validitas, kepraktikalitasan, dan untuk

mendeskripsikan efektifitas modul Aljabar 2 di Program Studi Pendidikan

Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:

1. Mahasiswa, agar mudah memahami mata kuliah Aljabar 2.

2. Dosen, sebagai salah satu alternatif alat bantu yang dapat digunakan agar

pembelajaran lebih efisien, efektif, dan relevan.

3. Peneliti, sebagai sumber ide dan referensi dalam pengembangan sumber

belajar dalam bentuk lain.

8

9

Page 20: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

4. Pembaca, untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, serta sebagai

landasan untuk melanjutkan penelitian ini.

G. Spesifikasi Produk

Penelitian ini diharapkan menghasilkan produk yang spesifik, yaitu modul

dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Pada setiap modul diberikan kompetensi utama, kompetensi pendukung

berupa capaian-capaian yang harus dicapai siswa selama perkuliahan dan

deskripsi singkat modul.

2. Modul disusun berdasarkan analisis kebutuhan mahasiswa Program Studi

Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan dalam

memahami materi matematika khususnya bidang aljabar 2.

3. Modul disusun sesuai dengan basis konstruktivisme yaitu dengan contoh

permasalahan yang ada, mahasiswa bisa menemukan cara mereka sendiri

untuk menyelesaikan permasalahan.

4. Setiap defenisi akan diberikan contoh soal dan setiap teorema akan

diberikan bukti yang jelas beserta contoh penerapan teorema tersebut.

5. Contoh-contoh soal yang diberikan akan dapat menuntun mahasiswa

untuk menkonstruksi pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan soal-

soal latihan yang diberikan. Dengan menyelesaikan soal-soal latihan yang

diberikan membuat mahasiswa bekerja dan mengalami sendiri

pengetahuan tersebut. Akhirnya, mahasiswa memahami materi perkuliahan

yang diberikan dan memperoleh pengetahuan baru.

9

Page 21: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

6. Setiap akhir kegiatan belajar akan dibuat rangkuman singkat yang

merangkum isi dari kegiatan belajar tersebut.

7. Setiap akhir kegiatan belajar akan diberikan soal-soal latihan beserta kunci

jawaban.

8. Setiap akhir modul akan diberikan tes formatif beserta kunci jawaban.

9. Bahasa dan isi materi dibuat sesuai dengan tingkat kemampuan mahasiswa

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan yang heterogen yang memungkinkan mereka untuk

belajar sendiri (independent).

10. Isi modul diketik dengan huruf Tahoma agar lebih terkesan formal,

sederhana, dan mudah dibaca.

11. Modul disajikan dengan cover bergambar dan berwarna.

10

10

Page 22: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pembelajaran di Perguruan Tinggi

Istilah pembelajaran terkait dengan makna mengajar. Hal ini

disebabkan karena pembelajaran hakikatnya merupakan kegiatan yang

bertujuan, yaitu membelajarkan siswa (Sanjaya, 2006:49). Pembelajaran

merupakan suatu upaya untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan

siswa untuk belajar. Dengan kata lain pembelajaran adalah penciptaan

sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

Perbuatan mengajar yang kompleks dapat diterjemahkan sebagai

penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam

perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran (Pupuh

dan M. Sobry, 2007:8). Sejumlah komponen yang dimaksudkan berarti

sistem lingkungan yang membantu dalam proses menyampaikan pesan

pengajaran.

Proses pembelajaran di peguruan tinggi berbeda dengan proses

pembelajaran di sekolah. Hisyam (2004: 4) menyatakan dari segi apapun,

mahasiswa telah dianggap dewasa dibandingkan dengan siswa sekolah

menengah. Secara umum, dapat dikatakan bahwa mahasiswa telah

memiliki kematangan dalam berpikir dan menentukan pilihan dalam

proses pembelajaran.

11

Page 23: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Dalam proses pembelajaran, hendaknya mahasiswa diperlakukan

sesuai dengan karakteristiknya yaitu dewasa. Hisyam (2002;7)

mengatakan orang dewasa itu biasanya mampu mengarahkan dirinya

sendiri, mempunyai pengalaman yang beragam, siap belajar akibat

kebutuhan dirinya. Kemp (1994:67-68) menjelaskan berdasarkan

penelitian yang intensif telah diketahui sejumlah rambatan tentang orang

dewasa dan penyesuaian diri dalam proses pendidikan, yaitu: orang

dewasa memasuki program dengan motivasi dan kesiapan belajar yang

tinggi, mereka meyukai program yang tersusun baik, yang unsurnya terinci

dengan jelas. Lebih lanjut ia menegaskan mahasiswa sebagai orang

dewasa ingin berperan serta dalam pengambilan keputusan, mereka ingin

bekerja sama dengan pengajar dan menilai kebutuhan tujuan, memilih

kegiatan, dan menentukan bukti untuk menilai pembelajaran, sebagian

besar dari mereka lebih suka ikut serta dengan aktif dalam kegiatan belajar

mereka sendiri. Selain itu mahasiswa lebih suka kalau pengajar bertindak

sebagai nara sumber tak resmi untuk membimbing, membantu, mendorong

mereka bila diperlukan, mereka ingin mengetahui dengan pasti bahwa

tujuan kegiatan pembelajaran ada manfaatnya bagi mereka. Karena itu,

bagi mahasiswa kegiatan yang tersusun rapi dan mempunyai tujuan yang

jelas merupakan hal yang penting.

Erman (2004:2) menyatakan bahwa setiap mahasiswa adalah

individu yang memiliki potensi untuk belajar mandiri, baik dari sumber

tertulis, media masa atau lingkungannya. Dosen lebih bersifat

12

Page 24: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

memfasilitasi dan menciptakan iklim belajar yang kondusif sehingga

potensi tersebut bisa berkembang secara optimal. Oleh sebab itu, dalam

proses pembelajaran/perkuliahan diharapkan dosen harus berusaha

menciptakan sistem lingkungan perkuliahan yang memungkinkan

mahasiswa belajar dari pengetahuan dan pengalamannya masing-masing.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses

pembelajaran di perguruan tinggi menginginkan proses pembelajaran yang

terprogram dengan rapi. Artinya mempunyai tujuan dan langkah/ kegiatan

yang jelas, sistematis. Peran dosen sebagai pengajar tidak intervensi,

hanya sebagai fasilitator. Dalam proses pembelajaran, mahasiswa lebih

suka ikut serta dengan aktif dalam kegiatan belajar mereka sendiri.

2. Sistem Pembelajaran dengan Modul

Sunardi (2002: 422) menjelaskan ”perhatian terhadap pengajaran

yang memberikan kesempatan bagi individu semakin dikembangkan”.

Artinya pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi individu untuk

belajar dengan caranya sendiri dan berdasarkan azas perbedaan individu

semakin dikembangkan. Pembelajaran yang berprinsip demikian salah

satunya adalah sistem pembelajaran dengan modul.

Lebih lanjut Sunardi (2002:422) menjelaskan pembelajaran modul

adalah suatu satuan program pembelajaran yang dapat dipelajari

mahasiswa secara mandiri dengan bantuan yang minimal dari dosen.

Dengan menggunakan modul, proses pembelajaran tidak berpusat pada

dosen, melainkan pada mahasiswa. Suryosubroto (1983:9) menjelaskan

13

Page 25: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

bahwa ”Sistem pengajaran dengan modul adalah suatu sistem

penyampaian yang dipilih dalam rangka mengembangkan sistem

pendidikan yang lebih efisien, relevan, dan efektif. Sehingga prinsip utama

dari sistem pembelajaran dengan modul adalah meningkatkan efisiensi dan

efektifitas pembelajaran dalam hal penggunaan waktu, dana, fasilitas dan

tenaga secara tepat”. Jadi, pembelajaran dengan modul bertujuan selain

memberikan kesempatan kepada individu untuk belajar dengan cara dan

kemampuannya sendiri, juga bertujuan untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi dalam pembelajaran.

Secara prinsip tujuan pembelajaran adalah agar mahasiswa berhasil

menguasai bahan pelajaran sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.

Karena dalam setiap kelas berkumpul mahasiswa dengan kemampuan

yang berbeda-beda (kecerdasan, bakat dan kecepatan belajar) maka perlu

diadakan pengorganisasian materi, sehingga semua mahasiswa dapat

mencapai dan menguasai materi pelajaran sesuai dengan yang telah

ditetapkan dalam waktu yang disediakan, misalnya satu semester. Di

samping pengorganisasian materi pembelajaran yang dimaksud di atas,

juga perlu memperhatikan cara-cara mengajar yang disesuaikan dengan

pribadi individu. Bentuk pelaksanaan cara mengajar seperti itu adalah

dengan membagi-bagi bahan pembelajaran menjadi unit-unit pembelajaran

yang masing-masing bagian meliputi satu atau beberapa pokok bahasan.

Bagian-bagian materi pembelajaran tersebut disebut modul.

14

14

Page 26: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Modul disusun dengan berdasar kepada konsep yang menekankan

bahwa mahasiswa harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang

disajikan dalam modul. Prinsip ini mengandung konsekuensi bahwa

mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti program berikutnya sebelum ia

menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut (Vemrianto, 1981: 64).

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sistem

pembelajaran dengan modul adalah adalah suatu satuan program

pembelajaran yang dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri dengan

bantuan yang minimal dari dosen. Pembelajaran dengn modul merupakan

pembelajaran yang menggunakan prinsip memberi kesempatan kepada

mahasiswa untuk belajar sesuai dengan kecepatan/kemampuan mereka

sendiri. Sehingga prinsip utama dari sistem pembelajaran dengan modul

adalah meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran dalam hal

penggunaan waktu, dana, fasilitas dan tenaga secara tepat.

Kemp (1994:163) menjelaskan definisi dan karakteristik pembelajaran

modul yaitu: Modul adalah paket yang membahas pokok bahasan tunggal

atau satuan pelajaran dari bahan ajar. Ia terdiri dari atas pedoman belajar

yang mengandung semua informasi yang diperlukan mahasiswa untuk

mempelajari bahan yang ditugaskan. Komponen penting sebuah modul

terdiri dari: (1) pengarahan yang ditulis secara cermat, (2) sejumlah

sasaran belajar yang harus diselesaikan, (3) uraian sejumlah kegiatan, (4)

daftar sumber belajar, dan (5) satu ujian atau lebih disertai jawaban

sehingga siswa dapat mengecek kemajuan belajar mereka.

15

Page 27: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Definisi yang dikembangkan oleh Kemp tersebut di atas sejalan

dengan batasan mengenai modul yang dikembangkan oleh Badan

Pengembangan Pendidikan Depdikbud dalam Vembrianto yang

memberikan batasan dengan modul sebagai berikut: yang dimaksud

dengan modul adalah “ satu unit program belajar terkecil yang secara

terperinci menggariskan : a) Tujuan-tujuan instruksional umum yang akan

ditunjang pencapaiannya; b) Topik yang akan dijadikan pangkal proses

belajar mengajar; c) Tujuan-tujuan instruksional khusus yang akan dicapai

oleh siswa; d) Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan; e)

Kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang lebih

luas; f) Alat-alat dan sumber yang akan dipakai; g) Kegiatan-kegiatan

belajar yang harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan; h)

Lembaran-lembaran kerja yang harus diisi anak; i) Program evaluasi yang

akan dilaksanakan selama berjalannya proses pembelajaran”.

Pelaksanaan Pembelajaran dengan Modul di dalam kelas menurut

Vembrianto (1981: 64) melalui tahap-tahap sebagai berikut: (1) Guru

mempersiapkan segala perlengkapan yang diperlukan; (2) Guru

memberikan pengarahan singkat tugas siswa dalam mengerjakan modul;

(3) Siswa mempelajari lembaran kegiatan dan melakukan tugas-tugas

dalam lembaran kerja; (4) Siswa memeriksa hasil pekerjaannya dan

memperbaiki kesalahan-kesalahannya; (5) Kepada siswa yang telah

menyelesaikan modul inti dengan baik diberikan modul pengayaan; (6)

16

Page 28: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Guru memberikan tes kepada siswa untuk mengevaluasi penguasaan siswa

atas modul yang telah dipelajari.

Dalam pembelajaran modul, peran dosen hanya sebagai

organisator kondisi-kondisi yang memungkinkan mahasiswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan dalam modul yang

dipelajari. Dengan menyajikan modul dan melengkapi peralatan yang

diperlukan untuk mempelajarinya dan meciptakan kondisi yang diperlukan

itu, proses belajar mahasiswa akan dirangsang.

Pelaksanaan pembelajaran bermodul memiliki perencanaan

kegiatan sebagai berikut: (1) Modul dibagikan kepada siswa paling lambat

seminggu sebelum pembelajaran; (2) Penerapan modul dalam

pembelajaran menggunakan metode diskusi model pembelajaran

konstruktivistik; (3) Pada setiap akhir unit pembelajaran dilakukan tes

penggalan, tes sumatif dan tugas-tugas latihan yang terstruktur; (4) hasil

tes dan tugas yang dikerjakan siswa dikoreksi dan dikembalikan dengan

feedback yang terstruktur paling lambat sebelum pembelajaran unit materi

ajar berikutnya; (5) memberi kesempatan kepada siswa yang belum

berhasil menguasai materi ajar berdasarkan hasil analisis tes penggalan

dan sumatif, dipertimbangkan sebagai hasil diagnosis untuk

menyelenggarakan program remedial pada siswa diluar jam pelajaran.

Keuntungan yang diperoleh dari pembelajarn dengan penerapan

modul adalah sebagai berikut: (1) Meningkatkan motivasi siswa, karena

setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan

17

Page 29: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

sesuai dengan kemampuan; (2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa

mengetahui benar pada modul mana siswa telah berhasil dan pada bagian

modul yang mana mereka belum berhasil; (3) Siswa mencapai hasil sesuai

dengan kemampuannya; (4) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam

satu semester; (5) Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran

disusun menurut jenjang akademik.

Dari penjelasan di atas, penulis kembangka modul yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah:

1) Modul merupakan unit (paket) pengajaran terkecil dan lengkap dan

memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik;

terdiri dari Tujuan-tujuan/kompetensi yang akan ditunjang

pencapaiannya; Topik dan Pokok-pokok materi yang akan dipelajari;

kedudukan dan fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang

lebih luas; Alat-alat dan sumber yang akan dipakai; Kegiatan-kegiatan

belajar yang harus dilakukan secara berurutan; Lembaran-lembaran

kerja; Program evaluasi.

2) Materi merujuk dari materi dosen pengampu mata kuliah.

3) Modul yang disiapkan disesuaikan dengan tingkat pemahaman

mahasiswa (modul inti, pengayaan). Pola kombinasi modul inti dengan

pengayaan menggunakan pola ke-tiga yaitu kombinasi modul inti

dengan kegiatan pengayaan berupa membantu teman lain dalam

menyelesaikan modulnya.

18

Page 30: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

3. Mata Kuliah Aljabar 2

Mata kuliah Aljabar 2 dipelajari pada semester VII (tujuh) pada

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan. Dalam hal ini karakteristik mahasiswa yang ada dalam

kelas sangat heterogen.

Mahasiswa diharapkan untuk mengambil terlebih dahulu mata

kuliah Himpunan dan Logika, Aljabar Elementer, dan Aljabar I agar lebih

mudah memahami mata kuliah ini. Aljabar 2 merupakan materi tentang

matematika abstrak, maka dalam hal ini tidak dilakukan perhitungan,

tetapi belajar tentang konsep abstrak, fakta serta prinsip yang saling

berkaitan.

Jadwal mata kuliah Aljabar 2 di STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan, ada yang pagi dan sore. Oleh karena itu metode

pembelajaran dalam mata kuliah Aljabar 2 disesuaikan dengan jadwal

kuliah mahasiswa, sehingga diharapkan mahasiswa yang dapat jadwal sore

bisa menerima materi dengan baik.

Tujuan kurikuler mata kuliah Aljabar 2 adalah setelah mengikuti

mata kuliah Aljabar 2 diharapkan mahasiswa memahami lebih dalam

tentang Aljabar 2 dan dapat menerapkannya dalam menyelesaikan masalah

sederhana aljabar, serta mampu berpikir logis dan bernalar secara

matematis dalam menyelesaikan suatu masalah.

Sedangkan tujuan umum dari mata kuliah Aljabar 2, diharapkan

setelah mengikuti mata kuliah Aljabar 2 mahasiswa semester VI (enam)

19

Page 31: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Program Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan dapat:

1) Memahami pengertian himpunan dan dasar-dasar himpunan, serta

mampu menggunakannya sebagai pengembangan lebih lanjut.

2) menggunakan operasi pada himpunan untuk memecahkan masalah

dan mengidentifikasi suatu himpunan terhadap suatu operasi biner

3) memahami konsep pemetaan, kesamaan dua pemetaan, macam-

macam pemetaan, pemetaan komposisi, dan pemetaan invers.

4) mengidentifikasi dan memahami konsep dari Semigrup dan Monoid

5) mengidentifikasi dan mengenal sifat-sifat dasar suatu Grup

6) mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Grup Siklik, Grup

Permutasi dan Homomorfisma Grup

7) mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat dari Grup Faktor

8) mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat suatu Ring, Integral Domain

dan Field

9) mengidentifikasi suatu Ring merupakan Sub Ring dan Ideal

10) mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Faktor dan

Homomorfisma Ring

11) mengenal dan mengaplikasikan sifat-sifat Ring Polinom

4. Teori Konstruktivisme

Menurut pandangan Konstruktivisme, belajar merupakan proses

aktif dari subjek belajar untuk mengkonstruksi makna sesuatu, entah

berupa teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain sehingga

20

Page 32: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

belajar merupakan proses mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman

atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki,

sehingga pengertiannya akan berkembang.

Dalam kelas konstruktivis seorang dosen tidak mengajarkan

kepada mahasiswa bagaimana menyelesaikan persoalan, namun

mempresentasikan masalah dan mendorong mahasiswa untuk menemukan

cara mereka sendiri dalam menyelesaikan permasalahan. Ketika

mahasiswa memberikan jawaban, dosen mencoba untuk tidak mengatakan

bahwa jawaban itu benar atau tidak benar, namun dosen mendorong

mahasiswa untuk setuju atau tidak setuju kepada ide seseorang. Saling

tukar menukar ide sampai persetujuan dicapai akan apa yang dapat masuk

akal siswa. Para mahasiswa diberdayakan oleh pengetahuannya yang

berada dalam diri mereka. Aktivitas matematika dalam kelas konstruktivis

diwujudkan dalam tantangan masalah, kerja dalam kelompok kecil dan

diskusi kelas menggunakan apa yang „biasa‟ muncul dalam materi

kurikulum dalam kelas „biasa‟. Evaluasi dalam pembelajaran matematika

menggunakan pendekatan konstruktivisme terjadi sepanjang proses

pembelajaran berlangsung.

Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut

Trianto (1997:73), antara lain:

1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif

2) Tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa

3) Mengejar adalah membantu siswa belajar

21

Page 33: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

4) Tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil

akhir

5) Kurikulum menekankan partisipasi siswa

6) Guru sebagai fasilisator

5. Konstruktivisme dalam Pembelajaran Matematika

Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun

(mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada

pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya (Dempelan, 2010).

Dalam pandangan konstruktivisme „Belajar‟ bukanlah semata-mata

mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada

bagaimana otak memproses dan menginterpretasikan pengalaman yang

baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam form yang baru.

Proses pembangunan ini bisa melalui Asimilasi atau Akomodasi.

Sementara yang kita lihat saat ini sebagaian besar pola pembelajaran

matematika saat ini masih bersifat transmisif, pengajar mentransfer dan

menggerojokkan konsep-konsep secara langsung pada peserta didik.

Dalam pandangan ini, siswa secara pasif “menyerap” struktur matematika

yang diberikan guru atau yang terdapat dalam buku pelajaran.

Pembelajaran hanya sekedar penyampaian fakta, konsep, prinsip dan

keterampilan kepada siswa. Kurikulum matematika sekolah di Indonesia

dalam pengajarannya selama ini terpatri kebiasaan dengan urutan sajian

pembelajaran sebagai berikut: (1) diajarkan teori/teorema/definisi, (2)

diberikan contoh-contoh dan (3) diberikan latihan soal-soal.

22

Page 34: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Pembelajaran matematika dalam pandangan konstruktivis

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: (a) siswa terlibat aktif dalam

belajarnya. Siswa belajar materi matematika secara bermakna dengan

bekerja dan berpikir, dan (b) informasi baru harus dikaitkan dengan

informasi sebelumnya sehingga menyatu dengan skemata yang dimiliki

siswa.

Implikasi ciri-ciri pembelajaran matematika dalam pandangan

konstruktivis adalah penyediaan lingkungan belajar yang konstruktif.

Lingkungan belajar yang konstruktif adalah lingkungan belajar yang (1)

menyediakan pengalaman belajar yang mengaitkan pengetahuan baru

dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa sehingga belajar merupakan

proses pembentukan pengetahuan, (2) menyediakan berbagai alternatif

pengalaman belajar, (3) mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi

realistik dan relevan dengan melibatkan pengalaman konkret, (4)

mengintegrasikan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi

dan kerja sama antara siswa, (5) memanfaatkan berbagai media agar

pembelajaran lebih menarik, dan (6) melibatkan siswa secara emosional

dan sosial sehingga matematika lebih menarik dan siswa mau belajar.

6. Modul Berbasis Konstruktivisme

Modul disusun dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme,

dimana mahasiswa membangun/menemukan sendiri bagaimana konsep

Aljabar 2. Dengan adanya soal-soal latihan yang diberikan menuntut

23

23

Page 35: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

mahasiswa bekerja dan mengalami sendiri pengetahuan tersebut. Akhirnya,

mahasiswa memahami materi perkuliahan yang diberikan dan memperoleh

pengetahuan baru.

Modul berbasis Konstruktivisme memuat unsur-unsur sebagai berikut:

1) Orientasi, artinya modul memberikan kesempatan kepada mahasiswa

untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik.

Mahasiswa diberi kesempatan untuk mengadakan observasi terhadap

topik yang hendak dipelajari.

2) Elisitasi, artinya dengan menggunakan modul mahasiswa dibantu

mengungkapkan idenya secara jelas dengan berdiskusi, menulis,

membuat poster, dan lain-lain. Mahasiswa diberi kesempatan untuk

mendiskusikan apa yang diobservasikan, dalam wujud tulisan, gambar,

ataupun poster.

3) Restrukturisasi ide. Dalam hal ini ada tiga hal.

a) Klarifikasi ide yang dikontraskan dengan ide-ide orang lain atau teman

lewat diskusi ataupun lewat pengumpulan ide. Berhadapan dengan ide-

ide lain, seseorang dapat terangsang untuk merekonstruksi gagasannya

kalau tidak cocok atau sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya

cocok.

b) Membangun ide yang baru ini terjadi bila dalam diskusi itu idenya

bertentangan dengan ide lain atau idenya tidak dapat menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diajukan teman-teman.

24

Page 36: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

c) Mengevaluasi ide barunya dengan eksperimen. Kalau memungkinkan

ada baiknya bila gagasan yang baru dibentuk untuk diuji dengan suatu

percobaab atau persoalan yang baru.

4) Penggunaan ide dalam banyak situasi. Ide atau pengetahuan yang telah

dibentuk oleh mahasiswa perlu diaplikasikan dalam macam-macam

situasi yang dihadapi. Hal ini akan membuat pengetahuan mahasiswa

lebih lengkap dan bahkan lebih rinci dengan segala macam

pengecualiannya.

5) Review, bagaimana ide itu berubah. Dapat terjadi dalam aplikasi

pengetahuannya pada situasi yang dihadapi sehari-hari, seseorang perlu

merevisi gagasannya entah dengan menambahnya dengan suatu

keterangan atau mungkin mengubahnya menjadi lebih lengkap.

7. Aktivitas Belajar

Aktivitas adalah merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di

dalam interaksi belajar-mengajar, karena pada prinsinya belajar adalah

berbuat. Aktivitas dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dilakukan

mahasiswa selama proses pembelajaran. Sanjaya (2007:131) menyatakan

bahwa aktivitas tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi

aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Jadi, proses berpikir juga

merupakan aktivitas belajar.

Sardiman (2007: 96-97) menjelaskan ”segala pengetahuan itu harus

diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan

25

Page 37: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

sendiri, dengan bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik

secara rohani maupun teknis”. Ini menunjukkan setiap orang yang belajar

harus aktif sendiri. Tanpa ada aktivitas, proses belajar tidak mungkin terjadi.

Sardiman (2006: 97) menegaskan bahwa ruang kelas haruslah diatur

sedemikan rupa menjadi laboratorium pendidikan sehingga memungkinkan

mahasiswa untuk bekerja sendiri. Dengan pengaturan kelas yang kondusif

dapat membantu mahasiswa dalam meningkatkan proses pembelajaran.

Silbermen (1996:4) mengemukakan:

When learning is passive the learners comes to the encounter without

curiosity, without questions, and without interest in the outcome

(except, perhaps, in the grade he or she will receive). When learning

is active, the learne is seeking something. He or she wants an answer

to a questions, needs information to solve a problem, or is searching

for a way to do job.

Banyak aktivitas yang dapat dilakukan mahasiswa dalam belajar, tidak

cukup hanya mendengar dan mencatat saja seperti lazim terdapat disekolah-

sekolah tradisional. Sardiman (2006;101) membuat suatu daftar yang berisi

kegiatan siswa yang dapat dikelompokkan menjadi delapan macam aktivitas,

yaitu: Visual Activities, yang termasuk di dalamnya misalnya, membaca,

memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain; Oral

activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran,

mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi;

Listening activities, sebagai contoh mendengarkan; uraian, percakapan,

diskusi, musik, pidato; Writing activities, misalnya menulis cerita, karangan,

laporan, angket; menyalin, Drawing activities, misalnya: menggambar,

membuat grafik, peta, diagram; Motor activities, yang termasuk di dalamnya

26

Page 38: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,

bermain, berkebun, beternak; Mental activities, sebagai contoh: menganggapi,

mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, melihat hubungan,

mengambil keputusan; Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa

bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Dari pendapat-pendapat di atas, tampak jelas bahwa banyak aktivitas

yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam proses pembelajaran matematika.

Menurut Erman (2004:299) ”Belajar matematika tidak sekedar learning to

know, melainkan harus ditingkatkan meliputi learnig to do, learning to be,

hingga learning to live together”. Belajar tidak hanya sekedar mengetahui,

namun lebih untuk berbuat, belajar untuk menjadi sesuatu, dan belajar untuk

hidup bersosialisasi (kebersamaan).

Berdasarkan jenis-jenis aktivitas di atas, aktivitas yang akan diamati

dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar mahasiswa yang diamati selama

proses pembelajaran modul Aljabar 2 yang terdiri dari:

a. Membaca modul

b. Bertanya

c. Mengerjakan latihan soal dalam modul

d. Membuat gambar/tabel

e. Mahasiswa menanggapi, memecahkan soal, menganalisis, dan

menyimpulkan perkuliahan

f. Mengganggu teman, melamun, atau bermain.

27

27

Page 39: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

8. Motivasi Belajar

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan sesuatu atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan

kesiapannya untuk melakukan serangkaian tingkah laku atau perbuatan.

Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif

menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang

mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu. (Uzer, 2004:28). Menurut Rosjidan dkk (2001:60) menjelaskan

bahwa motivasi mempunyai tiga fungsi di antaranya ialah : ” Mendorong

manusia untuk berbuat,..... menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan

yang hendak dicapai…..”. Jadi motivasi merupakan daya penggerak dari

dalam diri seseorang untuk mau melakukan dalam mencapai suatu tujuan.

Definisi motivasi juga dikemukakan oleh Keller (1983:389), yaitu:

Motivation, by definition, refers to the magnitude and direction

of behaviour. In other words ferers to the choices people make

as to what experiences or goals they will approach or avoid

and degrre of effort they will exert in the respect.

Dari pengertian tersebut dimaksudkan bahwa motivasi berhubungan

dengan pilihan-pilihan yang dibuat oleh manusia sebagai pengalaman atau

tujuan yang akan mereka dekati atau hindari dan tingkat usaha yang akan

mereka gunakan untuk banyak hal. Jadi motivasi adalah serangkaian usaha

untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan

ingin untuk melakukan sesuatu. Dalam hal kegiatan belajar, motivasi adalah

28

Page 40: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan

sikap dan prilaku seseorang untuk belajar.

Ciri-ciri motivasi yang ada pada seseorang menurut Sardiman (2006:83)

adalah sebagai berikut: (1) tekun dalam melaksanakan tugas (dapat bekerja

terus menerus dalam waktu yang lama, tidak perlu berhenti sebelum selesai);

(2) ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan

dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin. Tidak cepat puas atas

prestasi yang telah dicapai; (3) menunjukkan minat besar terhadap bermacam-

macam masalah belajar; (4) lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung

pada orang lain; (5) tidak cepat bosan pada tugas-tugas rutin; (6) dapat

mempertahankan pendapatnya; (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini;

(8) senang mencari dan menyelesaikan soal-soal.

Cara yang dapat dilakukan dosen dalam memotivasi mahasiswa antara

lain dengan meningkatkan mutu pembelajaran dan mempengaruhi harapan

mahasiswa sehingga mereka percaya bahwa keterlibatan mereka dalam

kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan suatu mata kuliah akan

mengantarkan pada keberhasilan dalam pencapaian tujuan (Mustafa 2001:14).

Erman (2004:236) mengemukakan hal-hal yang perlu dilakukan dosen dalam

memotivasi mahasiswa untuk belajar matematika sebagai berikut: ”

.....menggunakan teknik, metode dan pendekatan pembelajaran matematika

yang tepat dan sesuai dengan karakteristik topik yang disajikan,

memanfaatkan teknik, metode dan pendekatan yang bervariasi dalam

pembelajaran matematika agar tidak monoton”. Jadi, harapan mahasiswa,

29

29

Page 41: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

mutu pembelajaran, dan metode dan teknik yang tepat perlu diperhatikan oleh

dosen dalam proses pembelajaran.

Dari beberapa teori motivasi di atas, maka dalam penelitian ini penulis

dapat merumuskan motivasi belajar matematika adalah keseluruhan daya

penggerak di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan, menjamin

kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar matematika dengan kisi-

kisi indikator motivasi seperti pada Tabel 2 berikut sehingga diharapkan

tujuan pembelajan matematika dapat dicapai.

Tabel 2. Kisi-kisi Indikator Motivasi Belajar Matematika

No Indikator/butir

1 Ulet menghadapi masalah

2 Menunjukkan minat terhadap matematika khusunya Aljabar 2

3 Percaya diri

4 Penghargaan

5 Tujuan yang jelas dan diakui

9. Validitas, Praktikalitas, dan Efektifitas Modul Pembelajaran

a. Validitas Modul Pembelajaran

Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauh mana tes

telah mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas sebuah modul selalu

dibedakan menjadi dua macam yaitu validitas logis dan validitas empiris.

Validitas logis sama dengan kualitatif terhadap sebuah modul, yaitu untuk

menentukan berfungsi tidaknya suatu modul berdasarkan kriteria yang

ditentukan yang dalam hal ini adalah kriteria materi, konstruksi dan bahasa.

Validitas modul perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas modul dalam

kaitannya dengan mengukur dalam hal yang seharusnya diukur. Surapranata

30

30

Page 42: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

(2009;50), menyatakan bahwa pengertian validitas senantiasa dikaitkan

dengan penelitian empiris dan pembuktian-pembuktiannya bergantung pada

macam validitas yang digunakan. Validitas juga dapat dikatakan sebagai

suatu tingkatan yang menyatakan bahwa suatu alat ukur telah sesuai dengan

apa yang diukur, atau validitas berkaitan dengan hasil suatu alat ukur,

menunjukkan tingkatan, dan bersifat khusus sesuai dengan tujuan

pengukuran yang akan dilakukan. Para pengembang modul pembelajaran,

memiliki tanggung jawab dalam membuat tes yang benar-benar valid. Oleh

karena itu, validitas dapat digunakan dalam memeriksa secara langsung

seberapa jauh suatu alat telah berfungsi.

1. Validitas Isi

Validitas isi sering juga dinamakan validitas kurikulum yang

mengandung arti bahwa suatu alat ukur dipandang valid apabila sesuai

dengan isi kurikulum yang hendak diukur. Dalam dunia pendidikan

sebuah modul dikatakan memiliki isi apabila dapat mengukur dari

domain tujuan khusus tertentu yang sama kurikulum pelajaran yang

akan diberikan. Modul Matematika dikatakan valid apabila hanya

mengukur kemampuan Matematika, bukannya mengukur kemampuan

biologi.

2. Validitas Konstruk

Konstruk adalah sesuatu yang berkaitan dengan fenomena dan

objek yang abstrak, tatapi gejalanya dapat diamati dan diukur. Validitas

konstruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur dikatakan valid

31

Page 43: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

apabila telah cocok dengan konstruksi teoritik dimana tes itu dibuat.

Dengan kata lain sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi

apabila soal-soalnya mengukur setiap aspek berpikir seperti yang

diuraikan dalam standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun

indiktor yang terdapat dalam kurikulum.

b. Praktikalitas Modul Pembelajaran

Setelah modul pembelajaran divalidasi dan hasilnya sudah valid,

maka tahap selanjutnya dilakukan praktikalitas, untuk menjawab

bagaimana parktikalitas dari modul pembelajaran Aljabar 2 di STKIP

Tapanuli Selatan Padangsidimpuan dilakukan secara deskripsi dari analisis

data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan

perkuliahan dengan modul, angket kepraktisan oleh mahasiswa, dan

wawancara dengan mahasiswa yang dapat menggambarkan secara umum

praktikalitas modul pembelajaran Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme

tersebut.

c. Efektivitas Modul Pembelajaran

Efektivitas modul pembelajaran dilihat dari kompetensi mahasiswa.

Kompetensi (competence) menurut Hall dan Jones (1976) adalah

pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tetentu

secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan

kemampuan yang dapat diamati dan diukur. Sedangkan Mardapi, dkk

(2001) merumuskan bahwa kompetensi merupakan perpaduan antara

32

Page 44: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

pengetahuan, kemampuan, dan penerapan kedua hal tersebut dalam

melaksanakan tugas di lapangan kerja. Kompetensi (competence) adalah

pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu

secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan

kemampuan yang dapat diamati dan diukur.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:

1. Anny (2012) dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan Buku Kerja

Berbasis Konstruktivisme untuk Perkuliahan Kalkulus Peubah Banyak 2

di STKIP PGRI Sumatera Barat”. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

buku kerja valid, praktis, dan efektif.

2. Refnywidialistuti (2012) dengan penelitian yang berjudul “Pengembangan

Bahan Ajar Berbasis Problem Based Learning (PBL) pada Materi Pecahan

di Kelas IV SD Negeri 14 Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung”.

Hasil penelitian ini berupa bahan ajar materi Pecahan yang valid, praktis,

dan efektif. Buku kerja berbasis konstruktivisme ini dapat mempermudah

siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan motivasi belajar.

Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah penelitian ini akan mengembangkan modul berbasis

Konstruktivisme untuk perkuliahan Aljabar 2 yang akan di pakai di STKIP

Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Penggunaan modul ini diharapkan

dapat meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar mahasiswa.

33

Page 45: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di atas disimpulkan bahwa modul

berbasis konstruktivisme cocok untuk menyelesaikan permasalahan perkuliahan

untuk meningkatkan hasil belajar, motivasi, efektifitas, dan kemandirian

mahasiswa dalam menyelesaiakn permasalahan. Berdasarkan penelitian-penelitian

di atas dirancang dan disusun modul berbasis konstruktivisme untuk mata kuliah

Aljabar 2.

C. Kerangka Pemikiran

Teknologi pendidikan merupakan suatu bidang yang mencakup

penerapan proses yang komplek dan terpadu dalam menganalisis dan

memecahkan masalah pendidikan. Pemecahan masalah ini menjelma dalam

bentuk semua sumber belajar yang didisain dan digunakan dalam keperluan

pembelajaran. Salah satu permasalahan dalam proses pembelajaran

matematika di jurusan pendidikan matematika STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan yang perlu ditelaah lebih lanjut adalah keterbatasan dalam

hal ketiadaan bahan ajar yang efektif. Belum tersedianya bahan ajar yang

efektif tersebut berimpilikasi pada hasil belajar Aljabar 2, aktivitas dan

motivasi belajar mahasiswa.

Pembelajaran modul adalah suatu sistem penyampaian pengajaran

yang memungkinkan mahasiswa untuk belajar sendiri tanpa terlalu

bergantung pada dosen yang selama ini selalu bertugas sebagai penyampai

informasi. Mahasiswa merupakan orang yang dianggap dewasa dalam

pemikiran, sehingga pembelajaran haruslah cocok dengan minatnya.

34

Page 46: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Pembelajaran modul sangat dimungkinkan cocok untuk untuk mahasiswa

karena cocok dengan kepentingan, kemampuan dan minatnya masing-masing.

Modul ditulis dan disusun sedemikian rupa sehingga materi pelajaran

selalu terarah kepada tujuan yang sudah ditetapkan. Modul disusun

berdasarkan kebutuhan yang diperoleh dari analisis kesulitan pemahaman

mahasiswa.

Lebih jauh lagi dengan menggunakan modul dapat memupuk sikap

dinamis dan aktif, karena mahasiswa dituntut lebih giat untuk memahami

materi dan mengerjakan kegiatan serta latihan yang ada. Dalam pembelajaran

modul ini, mahasiswa belajar tanpa terikat oleh gaya mengajar dosen, karena

materi pembelajaran telah disiapkan dalam modul tersebut telah diatur.

Dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk yang ada dalam modul, maka

mahasiswa dapat bekerja sendiri. Dengan kata lain, dalam proses

pembelajaran mahasiswa benar-benar menjadi titik pusat kegiatan

pembelajaran, dosen hanya berfungsi sebagai fasilitator dan organisator.

Selain itu, dalam pembelajaran modul mahasiswa dapat menilai

kemajuannya sendiri sebab tiap langkah kegiatan belajar dapat dikontrol

sendiri. Dengan begitu hasil belajar dapat diketahui dan ini membuat proses

pembelajaran lebih efektif. Dengan menggunakan modul, mahasiswa

terhindar dari kegiatan yang tidak berguna, sebab materi dalam modul serta

petunjuk-petunjuk kegiatannya sangat terarah.

Modul disusun dengan berdasar kepada konsep yang menekankan

bahwa mahasiswa harus secara optimal menguasai bahan pelajaran yang

35

Page 47: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

disajikan dalam modul. Prinsip ini mengandung konsekuensi bahwa

mahasiswa tidak diperbolehkan mengikuti program berrikutnya sebelum ia

menguasai paling sedikit 75% dari bahan tersebut.

Selain itu pembelajaran dengan modul memberikan kesempatan

kepada mahasiswa untuk bekerja dan belajar sesuai dengan kecepatannya.

Sehingga dengan kata lain dengan menggunakan modul dapatlah dicapai

perkembangan mahasiswa secara optimal, yakni perkembangan yang sesuai

dengan kemampuan yang dimilikinya.

Modul yang dikembangkan perlu divalidasi berdasarkan validitas isi

dan konstruk, diuji praktikalitas dan efektifitasnya yang dilakukan dengan uji

coba di kelas yaitu dengan mengamati aktivitas dan hasil belajar mahasiswa.

Modul yang sudah divalidasi dan dipraktikalisasi digunakan untuk

mengetahui apakah modul yang dirancang sudah cocok dan mudah digunakan

oleh mahasiswa STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

36

Page 48: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Secara ringkas kerangka berpikir dari penelitian ini dapat

digambarkan melalaui diagram berikut ini:

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Buku Teks belum efektif untuk membantu mahasiswa

agar dapat memahami materi Aljabar 2

Buku Teks belum efektif untuk membantu mahasiswa

agar dapat memahami materi Aljabar 2

Modul Aljabar 2 di STKIP “Tapanuli Selatan” Padangsidimpuan belum ada

Modul Aljabar 2 yang valid, praktis dan efektif

Modul membantu dan mempermudah mahasiswa dalam perkuliahan

Meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar

37

Page 49: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian pengembangan

(Research and development / R&D). Menurut Sugiyono (2008:407), “R&D

adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu,

dan menguji keefektifan produk tersebut”. Produk yang akan dikembangkan

dalam penelitian ini adalah alat bantu perkuliahan yang berupa modul.

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan

dengan model pengembangan 4-D rancangan Thiagarajan, Semmel, dan

Semmel (Trianto, 2009: 190). Model pengembangannya terdiri atas 4 tahap

yang meliputi : pendefenisian (define), perancangan (design), pengembangan

(develop), dan penyebaran (desseminate). Tahap-tahap yang akan dilalui

peneliti hanya sampai tahap develop, karena mengingat keterbatasan waktu

dan biaya. Secara lengkap prosedur yang akan dilakukan adalah :

1. Tahap pendefenisian (define)

Tahap ini dilakukan guna melihat gambaran kondisi di lapangan yang

berkaitan dengan proses belajar mengajar Aljabar 2 di STKIP Tapanuli

Selatan Padangsidimpuan, kemudian menganalisis permasalahan. Proses

yang dilakukan adalah sebagai berikut :

38

Page 50: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

1) Menganalisis silabus, hal ini bertujuan untuk mengetahui apakah

materi yang diajarkan sudah sesuai dengan kompetensi utama dan

kompetensi pendukung mata kuliah.

2) Menganalisis buku-buku teks Aljabar 2, untuk melihat kesesuaian

isi buku dengan kompetensi utama dan kompetensi pendukung

yang harus dicapai mahasiswa. Buku-buku yang telah sesuai akan

digunakan sebagai acuan penyusunan konsep dan contoh soal serta

latihan soal pada modul yang akan dikembangkan.

3) Merevieu literatur yang terkait dengan pengembangan modul.

Proses perkuliahan yang merupakan realisasi pengakuan perbedaan

individual adalah pengajaran dengan modul. Pengembangan modul

harus sesuai dengan prinsipnya, yaitu suatu satuan program

pembelajaran yang dapat dipelajari mahasiswa secara mandiri

dengan bantuan yang minimal dari dosen. Artinya, modul yang

dihasilkan harus mudah dipahami oleh mahasiswa.

4) Wawancara dengan teman sejawat dan dosen pengampu dilakukan

untuk mengetahui masalah atau fenomena yang dihadapi di kelas

sehubungan dengan perkuliahan. Interview dilakukan untuk

mendapatkan sarandalam pengembangan modul selanjutnya.

5) Mempelajari karakteristik mahasiswa, untuk memudahkan

menyusun tingkat bahasa, dan kesukaran soal.

39

Page 51: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

2. Perancangan (design)

Setelah menganalisis kebutuhan dilanjutkan dengan perancangan.

Pada tahap ini yang akan dilakukan adalah merancang format modul

Aljabar 2. Aljabar 2 mempunyai beban 4 SKS. Materi Aljabar dimulai

dengan materi himpunan, dasar-dasar himpunan, grupoida, semigrup dan

monoida, grup dan subgrup, grup simetri dan grup siklik, koset, subgrup

normal dan sifat-sifatnya, homomorfisma dan isomorfisma, ring dan sifat-

sifat ring serta ring faktor. Materi Aljabar 2 sampai setengah semester

adalah grup simetri dan grup siklik. Modul Aljabar 2 yang dirancang

terdiri dari 4 modul yang dapat dipergunakan untuk setengah semester,

bagian-bagiannya yaitu : Modul 1 mengenai himpunan; modul 2

mengenai operasi grupoida, semigrup dan monoida; modul 3 mengenai

dasar grup dan subgrup; modul 4 mengenai grup simetri dan grup siklik.

Masing-masing modul terdiri dari dua kegiatan belajar dan setiap

kegiatan belajar berisi kompetensi utama, kompetensi khusus, deskripsi

singkat, materi pokok, contoh soal, rangkuman, soal latihan, kunci

jawaban dan tes formatif. Dalam setiap modul bisa terdiri atas beberapa

kali pertemuan yang sudah disesuaikan dengan silabus.

3. Pengembangan (develop)

Pada tahap ini tindakan yang dilakukan adalah memvalidasi,

menguji praktikalitas dan efektifitas modul.

40

Page 52: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

a) Tahap Validasi

Sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai

dengan keadaan sebenarnya. Proses validasi disertai dengan diskusi

atau wawancara langsung dengan pakar mengenai perbaikan yang

harus dilakukan yaitu dengan cara rancangan Modul Aljabar 2

dikonsultasikan terlebih dahulu kepada pakar atau ahlinya dan

pembimbing, kemudian rancangan tersebut dinilai oleh orang-orang

yang berkompeten (validator) yang telah memahami prinsip

pengembangan modul, yaitu dosen, teman sejawat sesama mahasiswa

Pascasarjana UNP, dosen pengasuh mata kuliah. Validasi Modul ini

ada 2 macam, yaitu :

1) Validasi isi yaitu apakah modul yang telah dirancang sesuai

dengan silabus mata kuliah

2) Validitas Konstruk yaitu Kesesuaian komponen-komponen

modul dengan unsur-unsur pengembangan yang sudah

ditetapkan.

Kegiatan validasi dilakukan dalam bentuk mengisi lembar

validasi modul dan diskusi sampai tercapai suatu kondisi dimana

validator berpendapat bahwa modul yang dikembangkan sudah

valid dan layak untuk digunakan. Adapun aspek-aspek yang

divalidasi dapat dilihat dari Tabel 3.

41

Page 53: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Tabel 3. Validasi Modul

No. Aspek Metode Pengumpulan

Data Instrumen

1 Materi dalam modul Diskusi dengan pakar

Aljabar 2 dan pakar

pendidikan matematika,

serta dosen Aljabar 2

Lembar

validasi 2 Penyajian

3 Bahasa dan

Keterbacaan

b) Tahap Praktikalitas

Setelah divalidasi, modul ini direvisi dan selanjutnya diujicobakan

untuk mengetahui tingkat praktikalitas (keterpakaian) modul. Modul

Aljabar 2 dikatakan memiliki praktikalitas yang tinggi apabila bersifat

praktis, mudah pengadministrasiannya. Dalam arti mudah digunakan,

mudah pemeriksaannya serta lengkap dengan petunjuk yang jelas.

Ujicoba dilakukan terbatas di satu kelas Program Studi Pendidikan

Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan yang

mengambil mata kuliah Aljabar 2 semester genap tahun akademik

2011/2012.

c) Tahap Efektifitas

Tahap ini dilakukan untuk menilai apakah modul yang

dikembangkan dapat digunakan sesuai harapan untuk meningkatkan

kualitas dan prestasi belajar siswa. Pada uji coba ini akan diamati

motivasi dan aktivitas belajar mahasiswa untuk mengetahui tingkat

efektifitas modul yang telah dikembangkan.

Adapun indikator praktikalitas dan efektifitas modul dapat

dilihat pada Tabel 4 berikut.

42

Page 54: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Tabel 4. Indikator praktikalitas dan efektifitas modul

No Aspek yang dinilai

Metode

Pengumpulan

Data

Instrumen

1 Praktikalitas :

a. Pelaksanaan perkuliahan

dengan modul

b. Petunjuk modul

c. Isi modul

d. Waktu untuk mengerjakan

latihan

a. Observasi

kelas

b. Wawancara

mahasiswa

c. Angket

a. Lembar

observasi

b. Lembar

angket

2 Efektifitas :

a. Dampak terhadap aktivitas

belajar

b. Dampak terhadap motivasi

belajar

a. Observasi

b. Angket

motivasi

a. Lembar

observasi

b. Angket

43

Page 55: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Secara garis besar, prosedur penelitian dapat digambarkan dalam diagram berikut.

Tidak

Ya

Analisis

Tidak

Ya

Gambar 2. Prosedur Penelitian

C. Defenisi Operasional

1. Modul, merupakan unit (paket) pengajaran terkecil dan lengkap dan

memuat rangkaian kegiatan belajar yang direncanakan dan sistematik;

terdiri dari Tujuan-tujuan/kompetensi yang akan ditunjang pencapaiannya;

Tahap Pendefenisian Analisis Kebutuhan dan Permasalahn

Analisis silabus dan buku teks

Review kurikulum dan literatur

Wawancara dengan teman sejawat

Mempelajari karakteristik mahasiswa

Merancang Modul Matematika Aljabar 2

(Rancangan awal)

Validasi Modul

Valid? Revisi

Uji coba modul

Praktis?

Efektif?

Revisi

Perangkat Modul Matematika Aljabar 2

yang valid, praktikal dan efektif

T

a

h

a

p

p

e

n

g

e

m

b

a

n

g

a

n

44

Page 56: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Topik dan Pokok-pokok materi yang akan dipelajari; kedudukan dan

fungsi satuan (modul) dalam kesatuan program yang lebih luas; Alat-alat

dan sumber yang akan dipakai; Kegiatan-kegiatan belajar yang harus

dilakukan secara berurutan; Lembaran-lembaran kerja; Program evaluasi

(tes dan kunci jawaban).

2. Teori konstruktivisme, merupakan proses aktif dari subjek belajar untuk

mengkonstruksi makna sesuatu, berupa teks, kegiatan dialog, pengalaman

fisik dan lain-lain, sehingga belajar merupakan proses mengasimilasi dan

menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan

pengertian yang sudah dimiliki, dengan demikian pengertiannya menjadi

berkembang.

3. Validitas, artinya kesahihan, sifat benar menurut bahan bukti yang ada,

logika berpikir/semestinya (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002).

Validitas yang dikaji meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Validasi

isi melihat apakah modul yang telah dirancang sesuai dengan silabus mata

kuliah. Validitas Konstruk melihat kesesuaian komponen-komponen

Modul dengan unsur-unsur pengembangan yang sudah ditetapkan.

4. Praktikalitas, bersifat praktis, artinya mudah dan senang memakainya

(Kamus Besar Bahasa Indonesia,2002). Praktikalitas berkaitan dengan

sifat praktis, mudah pengadministrasiannya. Dalam arti mudah digunakan,

mudah pemeriksaannya serta lengkap dengan petunjuk yang jelas.

45

Page 57: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

5. Efektifitas berkaitan dengan modul yang dikembangkan dapat digunakan

sesuai harapan untuk meningkatkan motivasi, aktivitas, dan hasil belajar

mahasiswa.

6. Aktivitas belajar dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dilakukan

mahasiswa selama proses pembelajaran. Aktivitas yang akan diamati

dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar mahasiswa yang diamati

selama proses pembelajaran modul Aljabar 2

7. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri

mahasiswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan

arah kegiatan belajar seperti ulet menghadapi masalah, minat terhadap

matematika khususnya Aljabar 2, percaya diri, dll.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini ada yang merupakan

hasil modifikasi dari instrumen dari pakar Modul yaitu: lembar validasi

modul, lembar observasi, angket dan tes.

1. Lembar validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui apakah modul yang

telah dirancang valid atau tidak. Lembar validasi modul berisi aspek-aspek

yang telah dirumuskan pada tabel 2. Masing-masing aspek dikembangkan

menjadi beberapa pernyataan. Skala penilaian untuk lembar validasi

menggunakan skala Likert.

46

Page 58: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

2. Lembar observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengetahui pelaksanaan

perkuliahan dengan modul dan aktivitas mahasiswa selama perkuliahan

berlangsung. Aktivitas mahasiswa yang diamati dalam penelitian ini

adalah :

a. Membaca modul

b. Bertanya

c. Mengerjakan latihan soal dalam modul

d. Membuat gambar/tabel

e. Mahasiswa menanggapi, memecahkan soal, menganalisis, dan

menyimpulkan perkuliahan

f. Mengganggu teman, melamun, atau bermain.

3. Angket

Pada penelitian ini angket bertujuan mengungkapkan praktikalitas

dan motivasi belajar mahasiswa pada perkuliahan Aljabar 2. Pengisian

angket ini menggunakan skal Likert. Sebelum digunakan, angket

divalidasi oleh validator instrumen. Hasil validasi oleh kedua validator

menunjukkan bahwa instrumen angket ini sudah sangat valid, artinya

sudah dapat digunakan. Hasil validasi angket dapat dilihat pada Lampiran

8.

E. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh melalui berbagai instrumen dianalisis secara

kuantitatif dan kulitatif, informasi yang diperoleh dari hasil observasi dan

47

Page 59: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

wawancara mengenai praktikalitas modul dianalisis secara kualitatif. Data

dari hasil lembar validasi modul, lembar validasi SAP, angket

praktikalitas, lembar observasi aktivitas dan angket motivasi, secara

kuantitatif, kemudian digunakan teknik deskriptif untuk menarik

kesimpulan yang bersifat kualitatif. Teknik analisis data dari setiap

instrumen digambarkan sebagai berikut :

1. Lembar Validasi

Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai,

disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor tersebut

dengan menggunakan rumus :

n

VR

i

Dengan :

R = rerata hasil penilaian dari para validator

Vi = skor hasil penilaian ke – i

n = banyak validator

Kemudian rerata yang didapatkan dikonfirmasikan dengan kriteria

yang ditetapkan. Cara mendapatkan kriteria tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Rentangan skor mulai dari 0 sampai 4

b) Kriteria dibagi atas lima tingkatan. Istilah yang digunakan

disesuaikan dengan aspek-aspek yang bersangkutan.

c) Rentangan rerata dibagi menjadi lima kelas interval.

48

Page 60: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Lalu dihitung rerata semua aspek untuk modul. Untuk menentukan

tingkat kevalidan modul digunakan kriteria berikut :

1) Bila rerata > 3,20 maka modul dikategorikan sangat valid

2) Bila 2,40 < rerata 3,20 maka modul dikategorikan valid

3) Bila 1,60 < rerata 2,40 maka modul dikategorikan cukup valid

4) Bila 0,80 < rerata 1,60 maka modul dikategorikan kurang valid

5) Bila rerata 0,80 maka modul dikategorikan tidak valid

2. Lembar Observasi

a) Observasi praktikalitas pelaksanaan perkuliahan modul

Hasil observasi dipisah-pisahkan menurut kelompok data.

Untuk menggambarkan data hasil observasi digunakan teknik

deskriptif.

b) Observasi aktivitas mahasiswa

Data observasi diperoleh dengan cara menghitung jumlah

mahasiswa yang melakukan aktivitas sebagaimana terdapat pada

lembar observasi. Data tersebut dianalisis dengan teknik persentase

yang dinyatakan sebagai berikut :

Keterangan :

P = persentase aktivitas

f = frekuensi aktivitas

N = jumlah mahasiswa

49

Page 61: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan aktivitas belajar

mahasiswa, Dimyati (1999:125) memberikan kriteria sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar mahasiswa

Kriteria Tingkat

Keberhasilan

Range Persentase

Sedikit sekali

Sedikit

Banyak

Banyak sekali

Tidak berhasil

Kurang berhasil

Berhasil

Sangat berhasil

1-25

26-50

51-75

76-100

Sumber : Dimyati dan Mujiono (1999:125)

Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui jika persentase mahasiswa

yang aktif adalah antara 1% - 25% maka dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa yang beraktivitas sedikit sekali dan proses perkuliahan tidak

berhasil megaktifkan mahasiswa. Aktivitas mahasiswa diamati setiap

pertemuan, sehingga dapat diketahui perkembangan aktivitas

mahasiswa dalam perkuliahan yang menggunakan modul.

3. Angket

Data angket praktikalitas modul dan angket motivasi belajar

diperoleh dengan cara menghitung skor mahasiswa yang menjawab

masing-masing item sebagaimana terdapat dalam angket. Data hasil

tanggapan mahasiswa melalui angket yang terkumpul, kemudian

ditabulasi. Hasil tabulasi tiap item item dicari persentasenya, dengan

rumus :

Hasil yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan

kriteria berikut :

50

Page 62: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Tabel 6. Kriteria Interpretasi Skor Motivasi Penilaian

(%) Kriteria

0-20

21-40

41-60

61-80

81-100

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

(Riduwan, 2005:89)

4. Hasil Wawancara

Teknik deskriptif digunakan untuk mengambarkan data hasil

wawancara dengan mahasiswa mengenai praktikalitas modul. Miles

dan Huberman dalam Nyimas (2007:62) menyatakan ”bahwa hasil

wawancara dari para pakar menghasilkan data kualitatif berdasarkan

transkripsi tertulis dan catatan yang dibuat saat wawancara

berlangsung”.

Miles menyatakan cara menganalisis data kualitatif terdiri dari

tiga tahap, yaitu mereduksi data, penyajian data, dan penarikan

kesimpulan. Mereduksi data merupakan proses menyeleleksi,

memfokuskan, dan mengabstraksi, dan mentransformasi data mentah

yang diperoleh melalui observasi.

51

Page 63: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian, diperoleh modul berbasis konstruktivisme

untuk perkuliahan Aljabar 2 dengan hasil sebagai berikut.

A. Tahap Pendefinisian (define)

Modul Aljabar 2 dirancang berdasarkan analisis muka-belakang. Kegiatan

ini dimulai dari melakukan wawancara dengan teman sejawat, menganalisis

silabus Aljabar 2, menganalisis dan merevieu buku referensi Aljabar 2 serta

mempelajari karakteristik mahasiswa. Berikut ini diuraikan hasil analisis muka-

belakang yaitu:

1. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat

Wawancara dengan teman sejawat (dosen pengampu mata kuliah Aljabar

2) bertujuan untuk mengetahui masalah/hambatan/femomena apa saja yang

dihadapi di lapangan sehubungan dengan perkuliahan Aljabar 2. Wawancara

dilakukan dengan dosen pengampu mata kuliah Aljabar 2 STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan. Kegiatan wawancara tidak formal ini dilakukan tanggal 25 Juli

2010.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kurang

memahami konsep dari Aljabar 2, karena buku teks yang digunakan belum dapat

membantu mahasiswa dalam proses perkuliahan. Pelaksanaan perkuliahan belum

dapat membuat mahasiswa aktif karena buku yang digunakan dosen belum dapat

mengkonstruksi pengetahuan mahasiswa. Kegiatan perkuliahan yang ada masih

52

Page 64: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

bersifat teacher centered. Untuk itu dirancang bahan ajar atau modul berbasis

konstruktivisme sebagai sumber belajar dengan harapan mahasiswa dapat

beraktivitas secara aktif dan bisa belajar mandiri.

2. Hasil Analisis Silabus Mata Kuliah Aljabar 2

Berdasarkan analisis silabus mata kuliah Aljabar 2 yang ada pada Program

Studi Pendidikan Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan, Aljabar

2 mempunyai beban 4 SKS. Perkuliahan Aljabar 2 dimulai dengan materi dasar-

dasar himpunan, operasi pada himpunan, grupoida, semigrup dan monoida,

kemudian grup, subgrup, grup simetri dan yang terakhir grup siklik. Kompetensi

utama yang harus dicapai mahasiswa adalah sebagai berikut:

1) Memahami pengertian himpunan dan dasar-dasar himpunan, serta mampu

menggunakannya sebagai pengembangan lebih lanjut.

2) Memahami operasi pada himpunan dan mampu menggunakannya dalam

matematika, dan dalam mata kuliah lain.

3) Memahami konsep grupoida, sifat-sifat grupoida, dan mampu

menggunakannya dalam struktur tertentu.

4) Memahami konsep grup dan mampu menggunakannya dalam struktur

tertentu.

5) Memahami konsep grup dan mampu menggunakannya dalam berbagai

masalah masalah matematika.

6) Memahami konsep subgrup dan mampu menggunakannya dalam grup

tertentu.

54

Page 65: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

7) Memahami konsep grup simetri serta mampu menggunakan sifat-sifatnya

untuk menyelesaikan soal.

8) Memahami konsep grup siklik dan subgrupnya, serta mampu

menggunakannya sifat-sifatnya untuk menyelesaikan soal.

Kedelapan kompetensi utama terbagi pada empat modul. Materi pertama

sangat berguna untuk materi kedua, materi kedua sangat berguna untuk materi

ketiga dan seterusnya. Sehingga dibentuklah struktur materi perkuliahan seperti

gambar berikut ini.

Gambar 3. Struktur Materi Perkuliahan Aljabar 2

Hasil analisis diperoleh bahwa materi perkuliahan tersebut telah sesuai

dengan kompetensi yang harus dicapai oleh mahasiswa. Urutan materi yang

diberikan juga sudah pas.

Peneliti melihat bahwa kompetensi yang harus dicapai mahasiswa cukup

banyak. Untuk itu perlu bahan perkuliahan pendukung agar tujuan perkuliahan

tercapai, yaitu suatu bahan perkuliahan yang memberikan kesempatan kepada

mahasiswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, seperti modul yang

memuat latihan.

Himpunan

Grupoid, Semigrup, dan

Monoida

Grup dan

Subgrup

Grup Simetri dan Grup

Siklik

54

Page 66: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

3. Menganalisis dan Merevieu Buku Referensi Aljabar 2

Analisis buku referensi Aljabar 2 bertujuan untuk melihat kesesuaian isi

buku teks dengan kompetensi utama. Buku teks yang diamati diantaranya adalah

buku, Pengantar Aljabar Abstrak karangan Sukirman, Materi Pokok Struktur

Aljabar karangan Soebagio dan Pengantar Struktur Aljabar I: Pendahuluan

Teori Grup karangan Zaky Riyanto dan A Book Of Abstract Algebra karangan C.

Pinter. Buku-buku teks yang ada disesuaikan dengan silabus, kompetensi utama

dan kompetensi pendukung mata kuliah Aljabar 2 yang ada di STKIP Tapanuli

Selatan Padangsidimpuan. Setelah disesuaikan dengan silabus, kompetensi utama

dan kompetensi pendukung maka buku-buku teks digunakan sebagai acuan

penyusunan konsep, contoh soal dan latihan yang ada pada modul.

4. Hasil Analisis Karakteristik Mahasiswa

Karakteristik mahasiswa perlu menjadi dasar dalam pengembangan bahan

ajar Aljabar 2 berbasis konstruktivisme. Tujuan penelitian mempelajari

karakteristik mahasiswa secara umum. Hal ini dilakukan selain untuk menentukan

subjek uji coba penggunaan bahan ajar juga untuk sebagai acuan dalam

mengembangkan alat tes/tingkat kesulitan soal seta penggunaan bahasa dalam

pengembangan bahan ajar.

Wawancara dengan mahasiswa dilakukan untuk mendapatkan informasi

tentang bahan ajar seperti apa yang mereka harapkan dalam perkuliahan di kelas.

Berdasarkan hasil wawancara tanggal 3 Agustus 2010 diperoleh informasi bahwa

bahan ajar yang ada selama ini belum sederhana, sehingga mereka sulit

memahaminya. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak bisa menyelesaikan

55

Page 67: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

permasalahan yang baru. mahasiswa mengharapkan bahan ajar yang bisa

membangkitkan pengetahuan mereka. Mereka berharap tanpa penjelasan dari

dosen, mereka bisa menemukan sendiri penyelesaian permasalahan yang baru

berdasarkan dari contoh-contoh permasalahan yang ada. Mereka juga berharap

bahan ajar gambar yang menarik, tulisan yang jelas, dan jawaban dari contoh-

contoh soal yang bisa membimbing mereka belajar mandiri di rumah.

Dalam tahap ini, seperti yang diuraikan sebelumnya dilakukan proses

wawancara/intervieu dengan dosen pengampu mata kuliah Aljabar 2 STKIP

Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Selain wawancara dengan dosen, juga

melakukan analisis dokumen yaitu daftar hasil studi mahasiswa mata kuliah

Aljabar 2 semester VI TA. 2010/2011. Sebagai hasil mempelajari karakteristik

mahasiswa.

B. Tahap Rancangan (design)

Dari hasil analisis muka-belakang yang telah dilakukan, dirancang modul

berbasis konstruktivisme yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik mahasiswa.

Menurut paham konstruktivisme, mahasiswa membangun sendiri pengetahuan

atau konsep secara aktif berasaskan pengetahuan dan pengalaman yang telah ada.

Sesuai dengan karakteristik mahasiswa yang ada di STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan, pengetahuan yang akan dikonstruk pada modul ini adalah

mengenai sifat-sifat matematika.

Modul berbasis konstruktivisme dirancang menjadi 4 modul. Tiap modul

terdiri dari 2 kegiatan belajar. Tiap kegiatan belajar dirancang untuk 1 kali

pertemuan (4 SKS).

56

Page 68: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Modul memuat unsur-unsur konstruktivisme. Berikut ini diuraikan

karakteristik modul berbasis konstruktivisme yang dirancang.

Tabel 7. Unsur-unsur Konstruktivisme

Unsur

Orientasi Elisitasi Restrukturisasi

Ide

Penggunaan

Ide dalam

banyak situasi

Revieu

Bagian

Cover √

Materi √

Contoh Soal √ √

Latihan

√ √ √

Kunci Jawaban

Rangkuman

a) Cover

Setiap modul diberi cover yang berbeda. Salah satu unsur modul berbasis

konstruktivisme adalah orientasi, yakni memberikan kesempatan pada

mahasiswa untuk mengembangkan motivasi dalam mempelajari suatu topik.

Untuk itu, pada setiap halaman cover terdapat judul modul, dan gambar yang

berkaitan dengan judul modul. Gambar pada halaman cover merupakan

visualisasi dari isi modul. Keterangan di bawah gambar adalah kilasan materi

yang terkait dengan modul. Secara umum, cover modul dirancang untuk

memotivasi mahasiswa agar membaca modul. Dengan gambar yang menarik

dan kilasan materi dapat menumbuhkan rasa penasaran mahasiswa untuk

membaca dan mempelajari modul lebih lanjut. Berikut ini adalah contohnya.

57

Page 69: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Cover di atas adalah contoh dari cover modul 2. Berdasarkan contoh cover

tersebut, terlihat bahwa cover tersebut mempunyai gambar mesin penjual, dan

disebelahnya keterangan dari gambar tersebut. Mesin Penjual merupakan

contoh dari penerapan dari grupoida. Hal ini akan sangat memotivasi

mahasiswa untuk mengetahui isi dari modul tersebut.

b) Materi

Setiap modul terdiri dari dua kegiatan belajar. Setiap kegiatan belajar

mengandung materi yang dirancang untuk satu kali pertemuan. Materi yang

disajikan dirancang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

mempelajari suatu topik (unsur orientasi) yang dapat dijadikan pengetahuan

58

Page 70: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

awal bagi mahasiswa. Setiap defenisi dari materi diberi kotak berwarna ungu

muda dengan garis pinggir berwarna merah (menunjukkan bagian ini penting

untuk diperhatikan). Berikut ini salah satu contoh defenisi pada modul.

Ternyata A merupakan bagian B sehingga A B= A

1) Jika A = (a, u) maka A A = {a, i, u) = A dan bila A = { }berarti tidak ada

anggotanya. J a d i A A = A d a n A = 0 .

2) Jika S = {1,2,3,4, 5} dan A = {1,2,3}maka A S = (1,2,3)

S = himpunan semesta. Jadi A S = A.

Setelah anda membahas contoh soal diatas, coba anda tuliskan pengertian dari gabungan

dua himpunan berikut.

A irisan B ditulis dengan A∩B adalah

Berdasarkan contoh materi yang ada diatas terlihat bahwa materi tersebut

menyatakan mahasiswa membuat defenisi sendiri dalam kotak menurut

pengetahuan masing-masing, sehingga jika ada permasalahan yang baru,

mereka akan bisa menyelesaikan sendiri.

c) Contoh soal

Contoh soal berisi soal-soal yang sudah ada pembahasannya. Contoh soal

dapat dijadikan pengetahuan awal mahasiswa selain dari materi dan juga

dapat membantu mengkonstruksi pengetahuan mahasiswa. Pada bagian ini

mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengungkapkan idenya dengan

berdiskusi (elisitasi). Berikut ini salah satu contoh soal yang ada pada modul.

59

Page 71: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Contoh 2

𝑀 = 𝑎 𝑏𝑐 𝑑

𝑎,𝑏, 𝑐, 𝑑 ∈ 𝑅, 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐 ≠ 0

Penjumlahan matriks anggota M tidak tertutup.

Ambil 𝑝 = 1 20 3

dengan 1.3 − 2.0 ≠ 0

Ambil 𝑞 = 3 42 0

dengan 3.0 − 4.2 ≠

𝑝 + 𝑞 = 1 20 3

+ 3 42 0

= 4 62 3

dengan 4.3 − 6.2 = 0

Sehingga penjumlahan matriks anggota M tidak tertutup

Berdasarkan contoh soal diatas, disamping materi contoh soal akan

membantu mengkonstruksi pengetahuan mahasiswa. Selain itu, pada tahap

contoh soal, mahasiswa akan diberi kesempatan untuk mengungkapkan

idenya tentang contoh soal dengan berdiskusi.

d) Latihan

Bagian ini memuat unsur konstruktivisme (restruktur ide) yakni menyusun

gagasan baru dengan cara dihadapkan dengan ide yang sudah ada. Mahasiswa

diberikan kesempatan untuk mendiskusikan apa yang diobservasikan dalam

wujud tulisan ataupun gambar/tabel. Setiap soal diberikan langkah

penyelesaian yang tidak lengkap. Hal ini bertujuan membimbing mahasiswa

membentuk pengetahuannya (menyusun gagasan baru). Berikut ini salah satu

contoh latihan yang ada pada modul.

1) 𝐺 = 0, 1, 2, 3 yaitu himpunan bilangan bulat modulo 4 dengan operasi penjumlahan.

Selidiki apakah 𝐺, +4 merupakan semigrup atau monoida?

2) 𝑀 = 𝑎 𝑏𝑐 𝑑

𝑎, 𝑏, 𝑐,𝑑 ∈ 𝑅 dengan operasi perkalian matriks. Apakah 𝑀,× merupakan

semigrup atau monoida? Jelaskan!

3)

LATIHAN

60

Page 72: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Contoh latihan di atas dapat mendorong mahasiswa untuk mengembangkan

jawabannya berdasarkan pemahaman baru yang terbentuk ketika menjawab

latihan. Mahasiswa juga diharapkan memperoleh pengalaman belajar.

e) Kunci Jawaban

Setiap akhir kegiatan belajar diberikan kunci jawaban. Kunci jawaban

memuat kunci jawaban dari latihan. Ini bertujuan agar mahasiswa punya

pedoman ketika mengerjakan latihan, sehingga menjadi lebih bersemangat

untuk menyelesaikannya. Berikut ini salah satu contoh kunci jawaban.

1) 𝐺 = 0, 1, 2, 3

𝐺, +4 merupakan semigrup yang komutatif dan juga merupakan monoida yang komutatif

dengan elemen identitas 0.

2) Perkalian matriks bujursangkar assosiatif

Jadi 𝑀,× merupakan semigrup yang tidak komutatif

KUNCI JAWABAN

Berdasarkan Kunci jawaban di atas, maka mahasiswa bisa mengevaluasi

dirinya sendiri dan belajar untuk mengetahui kesalahan sendiri.

f) Rangkuman

Rangkuman merupakan hasil konstruksi mahasiswa terhadap materi

perkuliahan yang telah dipelajari. Pada bagian ini mahasiswa dapat

mengulang kembali secara ringkas mengenai materi perkuliahan tiap satu

kegiatan belajar. Berikut salah satu contoh rangkuman yang ada pada modul.

RANGKUMAN

1. Misalkan S adalah suatu himpunan sebarang yang tak kososng, maka pemetaan 𝑆 × 𝑆 → 𝑆

disebut operasi biner

2. Sifat operasi biner (*) pada suatu himpunan 𝑆 disimbolkan dengan 𝑆,∗

a) Tertutup, Misalkan 𝑎 dan 𝑏 adalah suatu anggota himpunan tak kosong 𝑆, maka a dan b

tertutup terhadap himpunan S bila 𝑎 ∗ 𝑏 ∈ 𝑆

b) Komutatif, Misalkan 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑆, maka 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎

3.

61

Page 73: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

C. Tahap Validasi (Develop)

Hasil rancangan modul perlu divalidasi kepada 4 orang validator yang

terdiri dari 1 orang pakar pendidikan, 2 orang pakar pendidikan matematika, dan 1

orang pakar bahasa. Nama-nama validator terdapat pada lampiran 1. Setelah

modul divalidasi, kemudian dilakukan diskusi dengan validator, tentang kevalidan

modul dan meminta saran untuk perbaikan modul. Berdasarkan saraan-saran

tersebut dilakukan perbaikan terhadap modul bahan ajar dan kembali didiskusikan

dengan validator. Proses validasi oleh validator dilakukan selama 1 bulan. Dari

hasil diskusi, validator menyetujui bahwa modul tersebut telah dapat diujikan

kepada mahasiswa. Berikut diuraikan hasil validasi modul yang telah dirancang.

1. Hasil Validasi Modul

Proses validasi modul dilakukan pada ahli rancangan dan ahli isi

matematika. Rancangan modul direvisi menurut komentar dan saran ahli

rancangan dan ahli isi. Rancangan tersebut menjadi modul awal.

Data hasil validasi modul dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 2.

Angka yang tercantum pada tabel-tabel membahas hasil validasi menunjukkan

banyaknya validator. Secara garis besar hasil validasi modul dapat dilihat pada

Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Hasil Validasi Aspek Materi Modul

No. Indikator Rerata Kategori

1 Materi memuat unsur kontruktivisme 2,67 Valid

2 Materi memuat konsep, defenisi, prosedur,

simbol, dan sifat-sifat untuk menunjang

konsep

3,00 Valid

3 Materi memuat penjelasan, contoh dan

soal-soal untuk menunjang pemahaman 3,33 Sangat Valid

62

Page 74: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

konsep

4 Konsep-konsep dipertegas dengan gambar,

tabel, grafik/skema dan ilustrasi 3,33 Sangat Valid

5 Materi dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran 3,00 Valid

6 Materi meuat gambar yang membantu

mahasiswa memahami materi 2,67 Valid

7 Contoh soal-soal dapat mendorong

kreativitas berpikir mahasiswa 3,00 Valid

8 Contoh dan latihan sesuai dengan masalah

yang diberikan 3,00 Valid

Hasil yang disajikan dalam tabel 4.2 menggambarkan bahwa validasi

modul untuk aspek materi yang dirumuskan tergolong valid dan tuntutan yang

terkandung di dalamnya jelas sekali. Dapat disimpulkan bahwa materi yang

disajikan pada modul memuat indikator, materi memuat konsep, defenisi,

prosedur, simbol, dan sifat-sifat, materi dapat mengkonstruksi pengetahuan,

materi memuat penjelasan, contoh dan soal-soal, konsep-konsep dipertegas

dengan gambar, tabel, grafi/skema, dan ilustrasi, materi dapat meningkatkan

kualitas perkuliahan, materi memuat gambar, contoh dan latihan sesuai dengan

masalah yang diberikan.

Rekapitulasi hasil validasi untuk aspek penyajian dapat dilihat pada tabel

4.3 berikut.

Tabel 9. Hasil Validasi Aspek Penyajian Modul

No. Indikator Rerata Kategori

1 Memuat indikator pembelajaran dan urutan

penyajian materi 3,33

Sangat

Valid

2 Memuat petunjuk penyajian 2,67 Valid

3 Menyajikan materi dan kemampuan prasyarat

yang telah dimiliki mahasiswa 3,33

Sangat

Valid

4 Penyajian materi melibatkan mahasiswa

secara aktif menemukan konsep matematika 2,67 Valid

5 Penyajian materi membuat mahasiswa 3,00 Valid

63

Page 75: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

termotivasi untuk bertanya

6 Secara visual penyajian dan penulisan konsep,

ide, istilah, rumus, dan kesimpulan disajikan

dengan jelas

2,67 Valid

7 Penyajian materi tidak memberi kesan bahwa

matematika merupakan kumpulan rumus dan

soal-soal

2,67 Valid

8 Penyajian gambar jelas dan menarik 3,00 Valid

Hasil yang disajikan dalam Tabel 9 menggambarkan bahwa validasi

modul untuk aspek penyajian yang dirumuskan tergolong valid. Dapat

disimpulkan bahwa penyajian modul sudah memuat indikator perkuliahan dan

urutan penyajian materi, petunjuk penyajian, menyajikan materi dan kemampuan

prasyarat yang telah dimiliki mahasiswa, penyajian materi melibatkan mahasiswa

secara aktif menemukan konsep matematika, membuat mahasiswa termotivasi

mahasiswa untuk bertanya, secara visual visual penyajian dan penulisan konsep,

ide, istilah, rumus, dan kesimpulan disajikan dengan jelas, tidak memberi kesan

bahwa matematika merupakan kumpulan rumus dan soal-soal, penyajian gambar

jelas dan menarik, dan gambar yang disajikan adalah gambar yang dikenal

mahasiswa.

Rekapitulasi hasil validasi untuk aspek bahasa dan keterbacaan modul

dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.

Tabel 10. Hasil Validasi Aspek Bahasa dan Keterbacaan Modul

No Indikator Rerata Kategori

1 Kalimat yang digunakan sesuai dengan kaidah

Bahasa

Indonesia

3,25 Sngat Valid

2 Kalimat-kalimat melibatkan kemampuan

berpikir logis

3,00 Valid

3 Struktur kalimat sesuai dengan intelektual

mahasiswa

3,00 Valid

4 Kalimat yang digunakan komunikatif 3,00 Valid

5 Menggunakan bentuk dan ukuran huruf yang

sesuai

dengan karakteristik mahasiswa

3,25 Sangat Valid

64

Page 76: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

6 Kalimat yang digunakan membantu

mengonstruksi

pengetahuan mahasiswa

3,00 Valid

Pada Tabel 10 dilihat bahwa hasil validasi modul untuk aspek bahasa dan

keterbacaan yang dirumuskan tergolong valid dan tuntutan yang terkandung

didalamnya jelas sekali. Dapat disimpulkan bahwa kalimat yang digunakan sesuai

dengan kaidah Bahasa Indonesia, melibatkan kemampuan berpikir logis, sesuai

dengan intelektual mahasiswa, komunikatif, bentuk dan ukuran huruf yang sesuai

dengan karakteristik mahasiswa, dan kalimat yang digunakan membantu

mengonstruksi pengetahuan mahasiswa.

Validator juga menyarankan beberapa catatan untuk perbaikan modul

diantaranya:

1) Evaluasi tambah soal pilihan ganda

2) Sampul modul kurang menarik

3) Perbanyak contoh soal

4) Perbaiki penulisan simbol-simbol matematika

Untuk itu perlu perbaikan pada modul yang telah dirancang. Untuk lebih

jelasnya, perbaikan apa saja yang dilakukan berdasarkan saran-saran dari validator

dapat dilihat pada Lampiran 9.

2. Hasil Validasi Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

Data hasil validasi SAP dapat dilihat pada Lampiran 3,

rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 11. Hasil Validasi Satuan Acara Perkuliahan

No Aspek yang dinilai Rerata Kategori

1 Kompetensi Pendukung mengacu kepada

Kompetensi Utama 3,00 Valid

65

Page 77: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

2 Kesesuaian sumber, latihan/ bahan pelajaran

dengan materi pembelajaran 2,25

Cukup Valid

3 Kegiatan inti mencakup proses

konstruktivisme yaitu apersepsi, eksplorasi,

diskusi dan penjelasan konsep, pengembangan

dan aplikasi

2,75 Valid

4 Langkah–langkah pembelajaran disesuaikan

dengan model pembelajaran berorientasi

konstruktivisme

2,50 Valid

5 Kesesuaian kegiatan dengan alokasi waktu 2,25 Cukup Valid

Valid 6 Penggunaan kalimat pada SAP sesuai

dengan keadaan EYD 2,75 Valid

Tabel 11 menunjukkan bahwa menurut validator SAP yang dirancang

pada umumnya sudah valid. Aspek komponen SAP perkuliahan yang dirancang

sudah sesuai dengan tujuan perkuliahan, model perkuliahan dengan konsep yang

diberikan, urutan kegiatan perkuliahan dengan sintaks model perkuliahan

Perkuliahan berbasis Konstruktivisme, sumber, latihan/bahan perkuliahan dengan

materi perkuliahan, alokasi waktu dengan materi perkuliahan, penilaian hasil

belajar dengan tujuan perkuliahan, melibatkan mahasiswa secara aktif, dan

penggunaan kalimat pada SAP sesuai dengan kaidah EYD.

Setiap SAP telah memenuhi kategori dan dapat digunakan dengan revisi

sedikit dan telah berbasis Konstruktivisme. Pada SAP telah terdapat

identitas mata kuliah, kompetensi utama, kompetensi penndukung, materi

perkuliahan, kegiatan perkuliahan, media perkuliahan, evaluasi, dan

sumber.

Validator juga menyarankan beberapa perbaikan pada SAP, diantaranya:

1) Setiap pertemuan dibuat lembar baru

2) Penulisan waktu dibuat tiap SKS

66

Page 78: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Untuk itu perlu dilakukan beberapa perbaikan. Untuk lebih lengkap dan

jelasnya, perbaikan apa Baja yang telah dilakukan berdasarkan saran-saran

validator dapat dilihat pada Lampiran 10.

D. Praktikalitas Modul

Uji praktikalitas perlu dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang

keterpakaian modul. Uji praktikalitas menjawab apakah modul dapat digunakan

atau tidak. Untuk melihat praktikalitas modul berbasis konstruktivisme di STRIP

Tapanuli Selatan Padangsidimpuan yaitu pada mahasiswa pendidikan matematika

semester VI yaitu kelas VIB dengan jumlah 34 orang. Uji coba modul berbasis

konstruktivisme ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan (modul 2 dan 3).

Selama uji coba, peneliti dibantu oleh observer. Observer memperoleh tugas

mengamati pelaksanaan perkuliahan dengan modul berbasis konstruktivisme dan

mengamati aktivitas mahasiswa.

Data praktikalitas modul berbasis konstruktivisme diperoleh dari observasi

pelaksanaan perkuliahan dan wawancara dengan mahasiswa. Hasil praktikalitas

yang diperoleh diuraikan sebagai beriku.

a). Hasil observasi pelaksanaan perkuliahan dengan modul berbasis

konstruktivisme

Observasi pelaksanaan perkuliahan difokuskan untuk melihat apakah

perkuliahan denbgan modul mudah dipahami dan dimegerti, mudah digunakan

dan waktu yang dirancang sesuai. Observasi dilakukan oleh satu orang observer.

Hasil observer yang dilakukan oleh observer terhadap pemakaian modul pada

perkuliahan Aljabar 2 dapat dilihat pada lampiran 6.

67

Page 79: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Berikut hasil observasi pelaksanaan perkuliahan dengan modul berbasis

konstruktivisme.

1. Materi pokok : Grupoida

Perkuliahan berjalan lancar sesuai dengan silabus, mulai dari tahap

pemahaman konsep sampai tahap pengerjaan latihan. Mahasiswa

terlihat semangat mengerjakan latihan. Waktu yang desediakan juga

sesuai. Tidak ada kendala yang ditemui pada pertemuan ini.

2. Materi Pokok : Semigrup dan Monoida

Perkuliahan berjalan lancar seperti pertemuan selanjutnya. Mahasiswa

terlihat kompak sewaktu diskusi. Waktu yang disediakan sudah sesuai.

Kendala yang dihapai masih ada kelompok mahasiswa yang tidak

aktif.

3. Materi Pokok : Grup dan Sifat-sifatnya

Perkuliahan berjalan sesuai dengan silabus. Mahasiswa bersemangat

untuk mengerjakan latihan. Kendala yang dihadapi yaitu waktu yang

direncanakan tidak mencukupi sehingga latihan tidak terselesaikan

dengan tuntas.

Untuk melihat apakah penggunaan modul dalam proses perkuliahan dapat

dikatakan praktis, maka dilakukan pengamatan oleh observer. Pengamatan

dilakukan terhadap kemudahan dosen dan mahasiswa dalam menggunakan dan

memahami modul.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dituangkan observer dalam catatan

lapangan/ lembar observasi terbuka diperoleh keterangan bahwa penggunaan

68

Page 80: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

modul Aljabar 2 dapat dikatakan praktis. Selama proses perkuliahn dengan 4

kali tatap muka terlihat tidak terdapat banyak permasalahan yang berarti.

Mahasiswa mudah menggunakan modul Aljabar 2 yang digunakan. Hal ini

terlihat dengan sedikit mahasiswa yang bertanya mengenai isi dan tampilan atau

format penulisan modul. Mahasiswa yang menemukan kesulitan dalam

menggunakan dan memahami modul merupakan mahasiswa dengan tingkat

kemampuan rendah. Rata-rata kesulitan yang mereka peroleh adalah dalam

menyelesaikan atau memahami contoh dan soal latihan yang diberikan. Namun

deikian rata-rata mahasiswa dapat menyelesaikan/mempelajari suatu kegiatan

belajar untuk setiap kali tatap muka (4 SKS)

b). Angket Praktikalitas Mahasiswa

Angket praktikalitas ini diisi oleh 34 mahasiswa yang telah belajar

menggunakan modul berbasis konstruktivisme. Berikut hasil angket tersebut.

Tabel 12. Hasil Angket Praktikalitas Modul

NO. Pernyataan % Kesimpulan

1 Materi yang terdapat dalam modul

berbasis konstruktivisme mudah untuk

saya menger

81,62 Sangat Praktis

2 Perkuliahan dengan modul berbasis

konstruktivisme membantu saya untuk

belajar mandiri

84,56 Sangat Praktis

3 Penyajian materi dalam modul berbasis

konstruktivisme membantu saya lebih

cepat memahami Aljabar 2

77,21 Praktis

4 Perkuliahan dengan modul berbasis

konstruktivisme membantu saya berpikir

kreatif

80,15 Sangat Praktis

69

Page 81: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

5 Modul berbasis konstruktivisme

memberikan kesempatan saya

mengulang belajar di rumah

81,62 Sangat Praktis

6 Modul berbasis konstruktivisme membuat

saya menjadi paham mengenai konsep

Aljabar 2

80,88 Sangat praktis

7 Waktu yang disediakan dalam perkuliahan

dengan modul berbasis konstruktivisme

sesuai dengan waktu perkuliahan

76,47 Praktis

8 Dengan adanya materi pada modul

berbasis konstruktivisme, kapanpun saya

bisa belajar

79,41 Praktis

Skor rata-rata praktikalitas 81,25 Sangat praktis

Berdasarkan Tabel 12 hasil uji praktikalitas dengan menggunakan angket

praktikalitas memberikan nilai praktikalitas 81,25%. Berdasarkan kriteria yang

telah dibuat, maka praktikalitas modul berbasis konstruktivisme dinyatakan sangat

praktis. Untuk lebih jelasnya hasil angket praktikalitas untuk mahasiswa dapat

dilihat pada Lampiran 4.

c). Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Mengenai Praktikalitas

Modul Berbasis Konstruktivisme

Wawancara dengan mahasiswa dilakukan setelah mahasiswa selesai

mengerjakan latihan. Mahasiswa yang diwawancarai diambil dari mahasiswa

berkemampuan tinggi, sedang dan rendah berdasarkan nilai IPK dan nilai harian

mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa, maka modul ini

sudah praktis digunakan. Hal ini tampak dari basil wawancara dengan

mahasiswa yang menunjukkan bahwa pemahaman materi dengan modul

sesuai dengan waktu yang tersedia sudah dapat dipahami. Hasil wawancara

sebagai berikut:

70

Page 82: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Cuplikan hasil wawancara kelompok mahasiswa berkemampuan rendah,

menengah dan kemampuan tinggi memiliki jawaban yang sama adalah :

Peneliti : Apakah kamu senang mempelajari pendalaman materi Aljabar

2 dengan menggunakan modul seperti ini? mengapa?

Mahasiswa : Ya, karena ini merupakan hal yang baru bagi saya, sebelumnya

tidak ada bahan ajar berupa modul terutama untuk materi

pembahasan aljabar. Jadi belajar lebih mudah karena ada

modul, isinya lengkap sesuai dengan yang saya butuhkan, ada

materi, contoh soal dan latihan-latihannya.

Peneliti : Apakah materi yang ada pada modul berguna atau

sesuai dengan tujuan?

Mahasiswa ya, sangat sesuai

Peneliti : Bagaimana bahasa yang digunakan dalam modul ini?

Mahasiswa : Mudah dipahami, tidak berbelit-belit.

Cuplikan hasil wawancara kelompok mahasiswa berkemampuan rendah,

menengah dan kemampuan tinggi memiliki jawaban yang berbeda adalah :

Peneliti : Apakah modul ini mudah kamu pahami?

Mahasiswapintar : ya, sangat membantu dan memudahkan saya dalam belajar,

saya bisa lanjut terus belajar dan membahas soal-soalnya.

Mahasiswa sedang : ya, saya mudah memahaminya meskipun pelan-pelan tapi

saya bisa mempelajarinya.

Mahasiswa lemah : saya bisa mempelajarinya walaupun kadang-kadang saya

per lu ber tanya dengan kawan dan dosen t en tang

pembahasan soal yang tidak ditulis mendetail dalam modul.

Secara umum hasil wawancara yang diperoleh dari mahasiswa bahwa

modul yang digunakan dalam proses perkuliahan sudah praktis. Hasil wawancara

terhadap tiga kelompok yang berbeda kemampuannya, menunjukkan bahwa

kecepatan dalam memahami modul dan mengerjakan soal -soal latihan

pendapatnya berbeda-beda sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

E. Efektifitas Modul

Uji efektifi tas perlu dilakukan untuk mengetahui manfaat

penggunaan modul. Aspek efektivitas yang diamati dalam proses

perkuliahan dengan menggunakan modul berbasis konstruktivisme di kelas uji

coba adalah aktivitas mahasiswa dan motivasi belajar mahasiswa. Karena

71

Page 83: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

kendala waktu, tahap melihat praktikalitas dan efektifitas modul berbasis

konstruktivisme dilaksanakan secara serentak. Berikut ini data aktivitas dan

motivasi belajar mahasiswa yang telah diperoleh.

a). Aktivitas mahasiswa

Data aktivitas mahasiswa diperoleh dari hasil pengamatan

observer dengan mengisi instrumen aktivitas mahasiswa yang

disediakan (Lampiran 7). Hasil pengamatan oleh observer ditunjukkan pada Tabel

13 seperti berikut.

Tabel 13. Data Hasil Pengamatan Observer terhadap Aktivitas

Aktivitas yang

Diamati

Pertemuan

Rerata

I II III Tingkat

Keberhasilan

f % f % f %

Visual Activities 33 97,06 32 94,12 34 100,00 97,06 Sangat

Berhasil

Oral Activities 6 17,65 8 23,53 7 20,59 20,59 Tidak

Berhasil

Writing Activities 30 88,24 32 94,12 32 94,12 92,16 Sangat

Berhasil

Drawing Activities 31 91,18 30 88,24 24 70,59 83,33 Berhasil

Mental Activities 28 82,35 28 82,35 29 85,29 83,33 Berhasil

Motor Activities 4 11,76 3 8,82 2 5,88 8,82 Tidak

Berhasil

Dari data yang disajikan pada Tabel 13 dapat dilihat bahwa Visual

Activities (membaca modul) yang dilakukan mahasiswa adalah 97,06% dan

Writing Activities (mahasiswa mengerjakan latihan) adalah 92,16%. Ini berarti

banyak sekali dan sangat berhasil pada aktivitas ini.

Drawing Activities (mahasiswa membuat gambar/tabel) sebesar 83,33%,

72

Page 84: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Mental Activities (mahasiswa menanggapi, memecahkan soal, menganalisis,

melihat hubungan, dan menyimpulkan perkuliahan) adalah 83,33%. Kedua

aktivitas tersebut banyak muncul di dalam kelas. Sehingga perkuliahan dengan

modul berbasis konstruktivisme berhasil mengaktifkan mahasiswa untuk

drawing activities dan mental activities.

Oral activities (mahasiswa bertanya pada dosen atau mahasiswa) adalah

20,59% dan motor activities (mengganggu teman, melamun, atau bermain)

sebesar 8,82%. Kedua aktivitas ini sedikit sekali muncul di dalam kelas karena

mahasiswa disibukkan dengan melengkapi modul. Jadi, proses perkuliahan

dengan modul berbasis konstruktivisme tidak berhasil mengaktifkan mahasiswa

untuk kedua aspek ini.

b). Motivasi Belajar mahasiswa

Untuk melihat motivasi belajar mahasiswa terhadap perkuliahan dengan

menggunakan modul berbasis konstruktivisme, mahasiswa diberi angket

motivasi (dapat dilihat pada Lampiran 8). Angket tersebut berisikan

pemyataan-pernyataan yang berkaitan dengan minat, relevansi, harapan,

dan kepuasan dalam menggunakan modul. Masingmas ing in d ika to r

memuat p e rn ya t aan pos i t i f dan nega t i f . Penggolongannya dapat dilihat

pada Tabel 14 berikut ini.

Tabel 14. Kisi-kisi Motivasi Belajar Mahasiswa

No. Indikator Jenis Pernyataan

Positif Negatif

1 Minat (1-14) 1, 2, 3, 4, 7, 8,

9, 11, 12, 14

5, 6, 10, 13

2 Relevansi (15-21) 15, 17, 18, 20 16, 19, 21

73

Page 85: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

3 Harapan (22-27) 22, 23, 25, 27 24, 26

4 Kepuasan (28-37) 28, 29, 30, 32,

33, 35, 36

31, 34

Rekap skor yang diberikan mahasiswa terhadap masing-masing pernyataan

dalam angket motivasi mahasiswa dibuat dengan ketentuan sebagai berikut.

i. Pernyataan dengan kriteria positif: 0 = sangat tidak setuju (TS), 1 = tidak

setuju (KS), 2 = setuju (S), dan 3 = sangat setuju (SS)

ii. Pernyataan dengan kriteria negatif, 0 = sangat tidak setuju (TS), 1

tidak setuju (KS), 2 = setuju (S), dan 3 sangat setuju (SS).

Hasil skor motivasi mahasiswa dapat dilihat secara lengkap pada

Lampiran 8. Secara garis besar dijelaskan pada Tabel 15 sebagai berikut

ini.

Tabel 15. Data Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap Minat

Mahasiswa terhadap Modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme

Skor

No.

3 2 1 0 Jumlah

f F % f % f % f %

1 10 29,4 24 70,6 0 0 0 0 34 100

2 11 32,4 22 64,7 1 2,94 0 0 34 100

3 11 32,4 18 52,9 5 14,7 0 0 34 100

4 8 23,5 24 70,6 2 5,88 0 0 34 100

5 13 38,2 21 61,8 0 0 0 0 34 100

6 18 52,9 16 47,1 0 0 0 0 34 100

7 8 23,5 25 73,5 1 2,94 0 0 34 100

8 6 17,6 20 58,8 8 23,5 0 0 34 100

9 13 38,2 20 58,8 1 2,94 0 0 34 100

10 12 35,3 17 50 5 14,7 0 0 34 100

11 6 17,6

%

20 58,8 8 23,5 0 0 34 100

12 7 20,6 23 67,6 4 11,8 0 0 34 100

13 16 47,1 15 44,1 2 5,88 1 2,94 34 100

14 4 11,8 22 64,7 7 20,6 1 2,94 34 100

74

Page 86: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Berdasarkan Tabel 15 diperoleh persentase terbesar untuk

pernyataan pertama yaitu pada awal membaca modul ini ada sesuatu yang

menarik bagi saya adalah 70,6% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase

terbesar untuk pernyataan yang kedua yaitu materi dalam modul ini menarik

perhatian adalah 64,7% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar

untuk pernyataan yang ketiga yaitu modul memuat gambar yang sangat membantu

saya dalam memahami materi dan mengerjakan soal adalah 52,9% (mahasiswa

menyatakan setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang keempat yaitu

tulisannya membuat saya tertarik untuk belajar adalah 70,6% (mahasiswa

menyatakan setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang kelima yaitu

materi dalam modul ini sangat abstrak sehingga sulit bagi saya untuk tetap

mempertahankan perhatian saya adalah 61,8% (mahasiswa menyatakan kurang

setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang keenam yaitu setiap

halaman modul ini biasa saja dan tidak menarik adalah 52,9% (mahasiswa

menyatakan tidak setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang ketujuh yaitu

modul menambah semangat belajar saya adalah 73,5% (mahasiswa menyatakan

setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang kedelapan yaitu cam

penyusunan informasi pada halaman membuat saya tetap bertahan dengan modul

adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar untuk

pernyataan yang kesembilan yaitu cover modul merangsang rasa ingin tahu saya

adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar untuk

pernyataan yang kesepuluh yaitu jumlah pengulangan kata pada modul ini

kadang-kadang membuat saya bosan adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan

75

Page 87: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

kurang setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang kesebelas yaitu isi

dan gaya penulisan pada modul ini memberi kesan bahwa isinya bermanfaat untuk

diketahui adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar

untuk pernyataan yang keduabelas yaitu keanekaragaman pada bacaan, soal,

ilustrasi, dan lainlainnya pada modul ini menarik perhatian saya adalah 67,6%

(mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang

ketigabelas yaitu gaya tulisannya membosankan adalah 47,1 (mahasiswa

menyatakan tidak setuju). Persentase terbesar untuk pernyataan yang

keempatbelas yaitu Isi modul ini sesuai dengan minat saya adalah 64,7%

(mahasiswa menyatakan setuju).

Tabel 16. Data Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap

Relevansi Modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme

Skor

No.

3 2 1 0 Jumlah

F % f % f % F % f %

15 7 20,6 20 58,8 6 17,6 1 2,94 34 100

16 13 38,2 19 55,9 2 5,88 0 0 34 100

17 7 20,6 21 61,8 5 14,7 1 2,94 34 100

18 11 32,4 21 61,8 1 2,94 1 2,94 34 100

19 11 32,4 19 55,9 4 11,8 0 0 34 100

20 7 20,6 25 73,5 2 5,88 0 0 34 100

21 12 35,3 21 61,8 1 2,94 0 0 34 100

Dari Tabel 16, persentase terbesar yang diperoleh untuk

pernyataan kelimabelas yaitu modul yang diberikan sesuai dengan kemampuan

saya adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar

yang diperoleh untuk pernyataan keenambelas yaitu soal-soal pada modul ini

sulit dipahami yaitu 55,9% (mahasiswa menyatakan kurang setuju). Persentase

76

Page 88: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

terbesar yang diperoleh untuk pernyataan ketujuhbelas yaitu modul diberikan

sesuai dengan kebutuhan saya adalah 61,8% (mahasiswa menyatakan setuju).

Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan kedelapanbelas yaitu

soal-soal yang ada dalam modul sesuai dengan materi yang diberikan adalah

61,8 (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar yang diperoleh

untuk pernyataan kesembilanbelas yaitu modul ini tidak relevan dengan

kebutuhan saya sebab sebagian besar isinya tidak saya ketahui adalah 55,9%

(mahasiswa menyatakan kurang setuju). Persentase terbesar yang d ipero l eh

un tuk pernya taan keduapu luh ya i tu saya dapa t menguhubungkan

soal dalam modul ini dengan teori yang ada dalam modul adalah 73,5%

(mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk

pernyataan keduapuluhsatu yaitu pada setiap halaman banyak kata yang tidak

sesuai dengan penempatannya adalah 61,8% (mahasiswa menyatakan kurang

setuju).

Tabel 17. Data Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap

Harapan Modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme

Skor

No.

3 2 1 0 Jumlah

f % F % f % F % f %

22 9 26,5 20 58,8 4 11,8 1 2,94 34 100

23 12 35,3 17 50 5 14,7 0 0 34 100

24 10 29,4 21 61,8 3 8,82 0 0 34 100

25 11 32,4 20 58,8 3 8,82 0 0 34 100

26 15 44,1 19 55,9 0 0 0 0 34 100

27 13 38,2 17 50 2 5,88 2 5,88 34 100

Dari Tabel 17, persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan

keduapuluhdua yaitu pertama kali saya membaca modul ini, saya percaya bahwa

77

Page 89: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

belajar dengan modul ini akan lebih mudah bagi saya adalah 58,8% (mahasiswa

menyatakan setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan

keduapuluhtiga yaitu modul ini lebih mudah dipahami daripada yang saya

harapkan adalah 50% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar

yang 4iperoleh untuk pernyataan keduapuluhempat yaitu banyak halaman-

halaman yang mengandung informasi sehingga sulit bagi saya untuk mengambil

ide-ide penting dan mengingatnya adalah 61,8% (mahasiswa menyatakan kurang

setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan keduapuluhlima

yaitu selagi saya bekerja dengan modul ini, saya percaya bahwa saya dapat

mempelajari isinya adalah 58,8% (mahasiswa menyatakan setuju).

Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan keduapuluhenam

yaitu latihan-latihan pada modul ini terlalu sulit adalah 55,9% (mahasiswa

menyatakan kurang setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk

pernyataan keduapuluhtujuh yaitu setelah mempelajari modul ini, saya

percaya bahwa saya akan berhasil dalam tes adalah 50% (mahasiswa

menyatakan setuju).

Tabel 18. Data Hasil Angket Motivasi Belajar Mahasiswa terhadap

Kepuasan Modul Aljabar 2 berbasis Konstruktivisme

Skor 3 2 1 0 Jumlah

N o . f % f % f % F % f %

28 12 35,3 19 55,9 3 8,82 0 0 34 100

29 16 47,1 18 52,9 0 0 0 0 34 100

30 16 47,1 15 44,1 3 8,82 0 0 34 100

31 23 67,6 8 23,5 2 5,88 1 2,94 34 100

32 11 32,4 21 61,8 2 5,88 0 0 34 100

33 8 23,5 26 76,5 0 0 0 0 34 100

34 16 47,1 18 52,9 0 0 0 0 34 100

78

Page 90: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

35 11 32,4 22 64,7 1 2,94 0 0 34 100

36 12 35,3 21 61,8 0 0 1 2,94 34 100

Dari Tabel 18, persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan

keduapuluhdelapan yaitu belajar dengan menggunakan modul membuat saya

lebih konsentrasi dalam belajar adalah 55,9% (mahasiswa menyatakan setuju).

Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan

keduapuluhsembilan yaitu saya senang kuliah dengan menggunakan

modul adalah 52,9% (mahasiswa menyatakan setuju) . Persentase

terbesar yang diperoleh untuk pernyataan ketigapuluh yaitu ada

kepuasan tersendiri jika dapat menyelesaikan modul adalah 47,1 (mahasiswa

menyatakan sangat setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan

ketigapuluhsatu yaitu perkuliahan dengan menggunakan modul membuat saya

malas datang kuliah 67,6% (mahasiswa menyatakan tidak setuju). Persentase

terbesar yang diperoleh untuk pernyataan ketigapuluhdua yaitu saya lebih

paham materi perkuliahan setelah mengerjakan latihan pada modul 61,8%

(mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk

pernyataan ketigapuluhtiga yaitu saya senang belajar dengan modul sehingga

saya ingin mengetahui lebih lanjut isi modul ini adalah 76,5% (mahasiswa

menyatakan setuju). Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan

ketigapuluhempat yaitu sedikitpun saya tidak memahami materi yang ada

dalam modul ini adalah 52,9% (mahasiswa menyatakan kurang setuju).

Persentase terbesar yang diperoleh untuk pernyataan ketigapuluhlima yaitu hal

yang sangat menyenangkan apabila menggunakan modul yang dirancang dengan

79

Page 91: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

baik adalah 64,7% (mahasiswa menyatakan setuju). Persentase terbesar yang

diperoleh untuk pernyataan ketigapuluhenam yaitu modul ini bermanfaat

bagi saya adalah 61,8% (mahasiswa menyatakan setuju).

Tabel 18 menunjukkan bahwa persentase sebaran skor hasil angket

motivasi belajar mahasiswa adalah 74,2%. Menurut Tabel 3.3 kriteria interpretasi

skor motivasi belajar mahasiswa diperoleh bahwa tingkat motivasi belajar

mahasiswa setelah mengikuti perkuliahan dengan modul berbasis

konstruktivisme termasuk kategori tinggi.

F. Pembahasan

1. Validitas Modul Berbasis Konstruktivisme

Pertanyaan penelitian "bagaimanakah validitas modul Aljabar 2

berbasis konstruktivisme untuk mahasiswa semester VI STKIP Tapanuli Selatan

Padangsidimpuan? Telah terjawab, berdasarkan deskripsi hasil validasi

modul oleh validator. Deskripsi hasil validasi diatas menunjukkan bahwa modul

yang dirancang valid, berarti modul tersebut telah mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Dengan melakukan perbaikanperbaikan sesuai dengan

saran validator. Validator juga memberikan beberapa saran perbaikan pada

modul berbasis konstruktivisme. Berikut ini dibahas mengenai tanggapan validator

terhadap tiap-tiap perangkat yang dikembangkan.

Hasil validasi modul untuk aspek penyajian yang dirumuskan

tergolong valid. Dapat disimpulkan bahwa penyajian modul sudah memuat

indikator perkuliahan dan urutan penyajian materi, petunjuk penyajian,

80

Page 92: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

menyajikan materi dan kemampuan prasyarat yang telah dimiliki mahasiswa,

penyajian materi melibatkan mahasiswa secara aktif menemukan

konsep matematika, membuat mahasiswa termotivasi untuk bertanya, secara

visual penyajian dan penulisan konsep, ide, istilah, rumus, dan kesimpulan

disajikan dengan jelas, tidak memberi kesan bahwa matematika merupakan

kumpulan rumus dan soal-soal, penyajian gambar jelas dan menarik, dan gambar

yang disajikan adalah gambar yang dikenal mahasiswa.

a. Modul

Modul yang dikembangkan sudah valid berdasarkan hasil

penilaian dari validator. Penilaian modul terbagi dari aspek, yaitu aspek

materi, aspek penyajian, dan aspek bahasa dan keterbacaan.

Hasil validasi modul untuk aspek materi yang dirumuskan

tergolong valid. Dapat disimpulkan bahwa materi yang disajiakn pada modul

memuat indikator, memuat unsur konstruktivisme, materi memuat

konsep, memuat penjelasan dan contoh-contoh soal, konsepkonsep

d iper tegas dengan gambar , t abe l , g ra f ik / t abel dan

cerita/ilustrasi, materi dapat meningkatkan kualitas perkuliahan, contoh dan

soal-soal dapat mendorong kreativitas berpikir mahasiswa serta contoh dan

latihan sesuai dengan masalah yang diberikan.

Hasil validasi modul untuk aspek penyajian yang dirumuskan

tergolong valid.begitu juga untuk hasil validasi modul untuk aspek

bahasa dan keterbacaan yang dirumuskan tergolong valid dan tuntutan yang

terkandung didalamnya jelas sekali. Dapat disimpulkan bahwa kalimat yang

digunakan sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, melibatkan

81

Page 93: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

kemampuan berfikir logis mahasiswa, sesuai dengan intelektual

mahasiswa, komunikatif, dan menggunakan bentuk dan ukuran huruf

sesuai dengan karakteristik mahasiswa.

b. Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

SAP yang dikembangkan sudah valid berdasarkan hasil penilaian dan

validator ditelaah lagi dari segi komponen SAP dan aspek kegiatan

perkuliahan.

2. Praktikalitas Modul Berbasis Konstruktivisme

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan perkuliahan dengan modul

berbasis konstruktivisme, angket praktikalitas untuk mahasiswa dan hasil

wawancara dengan mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

berbasis konstruktivisme sudah praktis. Berikut ini dipaparkan tentang

praktikalitas modul berbasis konstruktivisme di kelas uji coba.

a. Hasil Observasi Pelaksanaan Perkuliahan

Lem b ar o bs e rv a s i h an ya d i gu n ak an u n tu k m el i ha t

keterlaksanaan SAP sesuai dengan rencana yang telah dirancang oleh peneliti,

apakah sudah sesuai dengan SAP yang dirancang dan juga apa ada kendala

yang ditemui sewaktu pelaksanaanya.

Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan perkuliahan dengan

menggunakan modul berbasis konstruktivisme telah sesuai dengan rancangan

SAP yang dikembangkan. Keterpakaian modul pada pertemuan pertama

Perkuliahan berjalan lancar sesuai dengan silabus, mulai dari tahap

pemahaman konsep sampai tahap pengerjaan latihan. Pertemuan kedua,

82

Page 94: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

perkuliahan berjalan sesuai denganrencana hanya saja masih ada kelompok

mahasiswa yang tidak aktif Pertemuan ketiga, perkuliahan berjalan sesuai

dengan silabus. Mahasiswa bersemangat untuk mengerjakan latihan. Kendala

yang dihadapi yaitu waktu yang direncanakan tidak mencukupi sehingga

latihan tidak terselesaikan dengan tuntas.

Secara umum kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan adalah

waktu yang disediakan tidak mencukupi. Untuk mengatasi kekurangan waktu

maka perlu diberikan waktu tambahan agar semua modul bisa terlaksana

dengan baik di kelas.

b. Hasil Angket Praktikalitas untuk Mahasiswa

Berdasarkan hasil angket p raktikali tas yang diisi oleh

mahasiswa, diperoleh modul berbasis konstruktivisme sangat praktis untuk

digunakan. Menurut mahasiswa modul ini membuat mereka berkemauan tinggi

untuk belajar, menarik minat mereka untuk belajar,

dan materi yang ada pada modul membuat mereka mudah mengerti.

c. Hasil Wawancara dengan Mahasiswa Mengenai Praktikalitas Modul

Berbasis Konstruktivisme

Berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa terhadap penggunaan

modul secara umum dapat dinyatakan bahwa: penggunaan bahan ajar praktis dan

menarik, karena contoh-contoh soal yang dapat dijadikan pedoman dalam

pengerjaan soal, serta rangkuman, ilustrasi/gambar yang menarik.

Dengan menggunakan modul, siswa lebih bersemangat dalam belajar, tanpa ada

83

Page 95: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

paksaan karena diberikan kesempatan untuk belajar dengan kemampuannya

masing-masing.

3. Efektifitas Modul Berbasis Konstruktivisme

Efektifitas modul berbasis konstruktivisme dilihat dari segi aktivitas dan

motivasi belajar mahasiswa.

a. Aktivitas Mahasiswa

Untuk menjawab pertanyaan "bagaimanakah aktivitas

mahasiswa selama perkuliahan dengan menggunakan modul berbasis

konstruktivisme? Telah dilakukan deskripsi dan analisis data tentang aktivitas

mahasiswa. Berdasarkan hasil observasi aktivitas mahasiswa selama

perkuliahan menunjukkan bahwa modul berbasis konstrukt ivisme dapat

memunculkan aktivitas posit if dan mengurangi munculnya aktivitas

negatif mahasiswa.

Akt iv i t as yang pal ing ser ing muncul dan berhas i l

dilaksanakan di kelas adalah membaca modul dan mengerjakan latihan-

latihan pada modul. Kegiatan ini dominan muncul pada setiap pertemuan.

Menurut Sardiman (2001:95) "pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak

ada belajar jika tidak ada aktivitas". Jadi dengan adanya aktivitas mahaiswa

seperti bersemangat dalam membaca dan mengerjakan latihan, menunjukkan

interaksi dalam perkuliahan di kelas. Sedangkan aktivitas mahasiswa lainnya,

seperti mengajukan pertanyaan, sedikit sekali dalam perkuliahan.

Secara umum modul berbasis konstruktivisme sudah dapat mengaktifkan

mahasiswa, mahasiswa tidak hanya menggunakan penjelasan dosen. Mereka

belajar mengemukakan pendapat, menjelaskan jawaban kepada temannya,

84

Page 96: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

bertanya dan menjawab pertanyaan teman. Oleh karena itu, tanpa adanya

aktivitas proses belajar dalam kelas tidak akan terlaksana dengan baik. Seperti

yang diungkapkan Sardiman (2007: 97) bahwa dalam belajar sangat diperlukan

aktivitas, karena tanpa aktivitas proses bbelajar tidak mungkin berlangsung

dengan baik.

b. Motivasi Mahasiswa

Pertanyaan "Bagaimana motivasi mahasiswa setelah

mengikuti perkuliahan Aijabar 2 dengan menggunakan modul

b e r b a s i s k o n s t r u k t i v i s m e d i S T K I P T a p a n u l i S e l a t a n

Padangsidimpuan?" telah terjawab, berdasarkan deskripsi dan analisis

data tentang motivasi belajar mahasiswa. Pernyataan yang terdapat dalam

angket motivasi belajar dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu minat dalam

belajar menggunakan modul, relevansi soal yang ada pada modul dengan

materi, harapan mahasiswa setelah menggunakan modul, dan kepuasan.

Berikut ini pembahasan masing-masing kelompok angket motovasi

belajar mahasiswa.

a) Minat dalam belajar menggunakan modul

Angket motivasi menunjukkan minat mahasiswa dalam belajar

dengan menggunakan modul tergolong tinggi. Pada Pada awal membaca

modul ada sesuatu yang menarik bagi mereka, karena modul juga memuat

gambar yang juga dapat membantu dalam memahami materi dan

mengerjakan soal, gaya tulisan modul tidak membosankan, keanekaragaman

soal mampu menarik perhatian mahasiswa.

Hampir sebagian mahasiswa mengatakan bahwa mereka

85

Page 97: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

bersemangat dalam belajar. Bagi mahasiswa pintar, dengan adanya

kunci jawaban untuk latihan membuat mereka tertantang untuk

mengerjakannya (seperti diungkapkan saat wawancara dengan

mahasiswa). Namun, menurut mahasiswa yang berkemampuan

rendah materi dalam modul masih bersifat abstrak yang membuat mereka

sulit untuk bertahan dengan modul.

b) Relevansi soal pada modul dengan materi perkuliahan

Menurut mahasiswa, mereka dapat menghubungkan materi yang ada

pada modul dengan soal yang ada. Modul juga relevan dengan kebutuhan dan

kemampuan mahasiswa, sehingga jarang soal pada modul yang susah

dipahami.

c) Harapan mahasiswa setelah menggunakan modul

Harapan mahasiswa pada umumnya, dengan menggunakan modul

dalam perkuliahan dapat membantu mereka dalam perkuliahan,

dengan demikian mereka dapat berhasil dalam tes. Untuk mencapai hasil tes

yang baik tersebut mereka bersungguhsungguh dan konsentrasi dalam belajar.

Dengan adanya modul, mereka semakin paham mata kuliah Aljabar 2. Karena

mahasiswa paham dengan materi perkuliahan, mereka mampu membuat

kesimpulan setelah menggunakan modul.

d) Kepuasan

Seseorang akan termotivasi jika pekerjaan yang dilakukan sukses.

Begitu juga dengan mahasiswa, ia merasa puas dan semakin termotivasi jika

soal yang ada pada modul bisa dikerjakan. Perilaku mahasiswa yang

86

Page 98: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

motivasinya baik adalah ia selalu hadir setiap pertemuan dan jarang malas-

malasan ketika perkuliahan berlangsung. Disamping itu, kepuasan mahasiswa

setelah menggunakan modul terlihat pada paham atau tidaknya dengan tentang

Aljabar 2.

F. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian pengembangan ini adalah pelaksanaan

modul yang dilakukan pada satu lokal. Ada beberapa keterbatasan dalam

pengembangan modul antara lain:

1. Observer tidak dapat mencatat secara detail aktivitas apa saja yang

dilakukan oleh mahasiswa

2. Waktu pelaksanaan yang kurang memadai dalam penggunaan modul

berbasis konstruktivisme

3. Modul berbasis konstruktivisme belum tentu sesuai dengan perguruan

t inggi l ain karena penel i t i merancangnya berdasarkan

kemampuan mahasiswa STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan.

4. Proses menvalidasi modul hanya dilakukan satu kali.

5. Angket motivasi tidak divalidasi untuk tiap pertanyaan, hanya divalidasi

secara keseluruhan (aspek minat, relevansi, harapan dan kepuasan).

87

Page 99: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pada modul

berbasis konstruktivisme untuk mahasiswa di prodi pendidikan matematika

STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Dari hasil pembahasan hasil

penelitian dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil validasi dari para validator menunjukkan bahwa modul berbasis

konstruktivisme yang dikembangkan sudah valid. Yakni, isi modul telah

sesuai dengan kompetensi utama dan silabus yang dirancang, serta

komponen modul telah sesuai dengan unsur pengembangan yang

ditetapkan.

2. Modul berbasis konstruktivisme untuk perkuliahan Aljabar 2 sudah

praktis. Hal ini terlihat dari pelaksanaan perkuliahan dengan modul sudah

sesuai rencana, isi modul sesuai dengan kebutuhan mahasiswa, dan

perkuliahan dengan modul lebih efesien waktu.

3. Modul berbasis konstruktivisme dapat dikatakan efektif. Ini dilihat dari

adanya peningkatan aktivititas dan motivasi belajar mahasiswa selama

perkuliahan berlangsung.

B. Implikasi

Penelitian ini telah menghasilkan modul Aljabar 2 di prodi Pendidikan

Matematika STKIP Tapanuli Selatan Padangsidimpuan. Pada dasar penelitian

88

Page 100: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

ini juga dapat memberikan gambaran dan masukan khususnya kepada.

Dengan menggunakan model pembelajaran ini maka mahasiswa akan aktif

selama proses pembelajaran berlangsung karena mahasiswa dapat

menemukan sendiri jawaban dari rumusan masalah yang diberikan.

C. Saran

Berdasar kesimpulan dan Implikasi di atas, dapat disarankan hal sebagai

berikut:

1. Pembelajaran Matematika sebaiknya bervariasi dan tidak monoton,

sehingga hasil pembelajaran lebih maksimal.

2. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka seorang

dosen harus mampu membuat modul pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik mahasiswanya, dan hendaknya dosen berperan sebagai

fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sehinggga mahasiswa

dituntut untuk aktif dalam pembelajaran dan mampu menemukan

sendiri konsep matematika tersebut.

3. Para dosen dapat mengembangkan modul pembelajaran berbasis

Konstruktivisme pada materi atau mata kuliah yang lainnya.

89

Page 101: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

DAFTAR RUJUKAN

Dina, Mustafa. 2001. Memotivasi Mahasiswa Untuk Kuliah dan Belajar

Sepanjang Hayat. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Erman, Suherman dkk. 2004. Common Textbook Strategi Pembelajaran

Matematika Kotemporer. Bandung: JICA-Universitas Pendidikan Indonesia.

Hall, Gene and Jones, H.L . (1976). Competency-Based Education: A process for

the improvement of education. New Jersey: Englewood Cliffs. Inc dalam

Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara.

Hisyam, Zaini dkk. 2002. Desain Pembelajaran di Perguruan tinggi. Yogyakarta:

Center For Teching Staff Development (CTSD) IAIN Sunan Kalijaga.

Keller JM. 1993. Motivational design of Instruction. Dalam Reigulth, Charles M.

(Ed.), Instructional Design Theories and Model: An Overview of Their

Current status. London: Law Rence erldaum Associaties Publishers.

Kemp, Jerrol E. 1994. Proses Perancangan Pengajaran. Bandung: ITB Bandung.

MI Al Amin Dempelan. 2010. “Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Matematika”.(http://midempelan.wordpress.com/2010/11/14/konstru

ktivisme-dalam-pembelajaran-matematika, diakses Juni 2012)

Pupuh F dan Sobry MS. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui

Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Bandung: Aditama.

Refnywidialistuti. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Problem

Based Learning (PBL) pada Materi Pecahan di Kelas IV SD Negeri

14 Pematang Panjang Kecamatan Sijunjung. Tesis Program

Pascasarjana Universitas Negeri Padang. (tidak dipublikasikan).

Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan, dan

penelitian Pemula. Bandung: Alfabeta

Rosjidan dkk. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Malang: Universitas Negeri

90

Page 102: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Malang.

Sahertian CDW. 2004. "Pengaruh Penggunaan Bahan ajar dan Gaya Belajar

terhadap Hasil Belajar". (www.pendidikan.net diakses 15 Agustus 2011).

Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sardiman AM, 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Silbermen, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any

Subject. Boston: Allyn an Bacon.

Sovya, Anni. 2012. Pengembangan Buku Kerja Berbasis Konstruktivisme

untuk Perkuliahan Kalkulus Peubah Banyak 2 di STKIP PGRI

Sumatera Barat. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

(tidak dipublikasikan).

Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan-Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunardi H. 2002. "Pengaruh sistem pengajaran dengan Modul Terhadap Hasil

Belajar Dan Kaitannya Dengan Status Pekerjaan Mahasiswa Pendidikan

Matematika Universitas PGRI Adi Buana Surabaya": Jurnal Prosiding

Konferensi Nasional Matematika, XI (VII Edisi Khusus): 421-

426. Universitas Negeri Malang.

Surapranata, S. (2009). Analisis, Valisitas, Reliabilitas dan Interpretasi

Hasil Tes. Bandung: PT Remaja Rosdakarya offset.

Suryosubroto. 1983. Sistem Pengajaran dengan Modul. Yoyakarta: Bina

Aksara.

Trianto, 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:

Prestasi Pustaka.

Uzer, Usman. 2004. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosyda

Karya, Vembrianto ST. 1981. Pengajaran Modul. Yogyakarta: Paramita.

Wahyudin. 1989. Aljabar Modern. Bandung: Tarsito.

Yasmin Nyimas. 2007. "Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika

91

Page 103: ALAN PINTAS MENJADIpustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/3_ANITA_ADINDA_1… · process based on plan and time efficient, the instructions are clear, the module content

Berbasis RME (Realistic Mathematics Education). Dilaksanakan secara

terbatas di SD Negeri 24 Padang", Tesis tidak diterbitkan. Padang:

Pascasarjana UNP.

92