alk sesi 12

38
Analisis Fundamental dan Teknikal Saham PT. Multipolar.tbk (MLPL) Mata Kuliah : Analisi Laporan Keuangan (Dosen : Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA.) Disusun Oleh : Nama : Rika Henda Safitri No. Mhs : 11/MPA-XXIIA/56 1

Upload: rikahendasafi7597

Post on 24-Jul-2015

429 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ALK sesi 12

Analisis Fundamental dan Teknikal

Saham PT. Multipolar.tbk (MLPL)

Mata Kuliah : Analisi Laporan Keuangan

(Dosen : Prof. Dr. Slamet Sugiri, MBA.)

Disusun Oleh :

Nama : Rika Henda Safitri

No. Mhs : 11/MPA-XXIIA/56

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

1

Page 2: ALK sesi 12

2011

Analisi Laporan Keuangan

Saham PT. Multipolar, Tbk (MLPL)

Pendahuluan

Peter Lynch dalam bukunya yang berjudul ; “One Up on Wall Street. How to use

what you already know to make money in the market”, mengatakan bahwa ada satu hal

utama yang perlu anda ketahui dalam investasi yaitu : Jangan mengikuti mentah-mentah

saran para professional. Mengapa? Setidaknya ada tiga alasan mengapa investor sebaiknya

mengabaikan rekomendasi saham dari para pakar yaitu karena mereka mungkin salah,

kalaupun mereka benar, investor tidak pernah tahu kapan mereka berubah pikiran dan

menjual saham yang direkomendasi tersebut dan investor punya sumber informasi lebih baik,

dan sumber itu ada di sekeliling investor..

Peter Lynch adalah manajer investasi (fund manager) Fidelity Magellan, reksa dana

dengan asset terbesar di tahun 1990-an. (Fidelity sampai sekarang masih merupakan salah

satu raksasa reksa dana di Amerika.) Pada waktu itu, Peter Lynch mungkin lebih terkenal dari

Warren Buffet karena ada ratusan ribu orang menanamkan modal di Fidelity Magellan dan

menikmati imbal-hasil (return) yang spektakuler. Investor yang memasukkan dana

US$10,000 pada tahun 1977, tahun pertama Peter Lynch mengelola Magellan, akan melihat

dana tersebut berkembang menjadi US$190,000 sepuluh tahun kemudian. Luar biasa. Peter

Lynch yang sudah terbukti sebagai pakar saham pada intinya mengatakan bahwa investor

bisa sukses berinvestasi saham dengan menggunakan apa yang sudah investor ketahui.

Sebelum melakukan investasi, investor memang sebaiknya mengetahui harga wajar dari

suatu saham dengan cara membandingkan nilai intrinsik saham dengan harga pasar yang berlaku.

Tujuan utamanya adalah untuk memilih perusahaan yang sahamnya undervalued (cheap) atau

overvalued (rich). Sekuritas yang ternyata undervalued berarti pasar gagal atau tidak menemukan

adanya faktor-faktor yang membenarkan harganya harus lebih tinggi. Artinya nilai sekuritas

harus lebih tinggi daripada harga jualnya. Setelah investor menyadari situasi tersebut, misalnya

karena manajemen mengumumkan EPS (earning per share) lebih tinggi yang diharapkan, para

investor akan membeli saham dan akan memaksa harga naik.

Paper ini akan melakukan analisis fundamental dan tehnikal terhadap saham

PT. Multipolar Tbk (MLPL). Apakah memang investasi pada saham seperti MLPL

2

Page 3: ALK sesi 12

menguntungkan? Hasil analisis ini diharapkan dapat digunakan oleh investor sebagai dasar

dalam mengambil keputusan investasi yaitu apakah akan berinvestasi dengan membeli saham

MLPL atau tidak.

Pembahasan

Analisis Fundamental

Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental

ekonomi suatu perusahaan. Analisis ini menitikberatkan pada rasio keuangan dan kejadian-

kejadian yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kinerja perusahaan.

Analisis fundamental lebih cocok digunakan jika ingin memutuskan saham perusahaan mana

yang akan dibeli dalam jangka panjang. Secara prinsip, untuk melakukan analisis

fundamental idealnya dilakukan secara top-down, yaitu: Analisis Ekonomi, Analisis Industri,

dan Analisis Perusahaan (http://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_fundamental).

1. Analisis Ekonomi

a. Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB)

Menurut Bank Dunia, Produk Domestik Bruto Indonesia adalah senilai 540

miliar dolar atau 0,87% dari ekonomi dunia,. Dari tahun 1967 sampai dengan tahun

2009, rata-rata Produk Domestik Bruto di Indonesia adalah 138.19 milyar dolar yang

mencapai angka historis tertinggi sebesar 540.28 milyar dolar pada bulan Desember

2009 dan rekor terendah rendah sebesar 5.98 milyar dolar pada bulan Desember 1967.

Indonesia merupakan Negara dengan perekonomian nasional terbesar di Asia

Tenggara yang ekonomi berbasis pasar di mana pemerintah memainkan peran penting

dengan memiliki lebih dari 164 perusahaan milik negara. Berikut adalah grafik GDP

Indonesia dari tahun 1998 s. d 2010 :

3

Page 4: ALK sesi 12

b. Pertumbuhan GDP atau PDB

Pada kuartal pertama tahun 2011, Produk Domestik Bruto (PDB) di Indonesia

mengalami pertumbuhan sebesar 6,5 persen bila dibandingkan dengan kuartal yang

sama tahun sebelumnya. Dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2010, pertumbuhan

rata-rata kuartalan PDB Indonesia adalah 1,34 persen yang mencapai angka historis

tertinggi sebesar 4,23 persen pada bulan September 2000 dan rekor terendah -3,87

persen pada bulan Desember 2002. Berikut adalah grafik pertumbuhan GDP dari

tahun 2007 s. d. 2011 :

Dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi minimal 6 persen mulai tahun 2011,

PDB Indonesia akan senilai Rp 14.379 triliun (US$ 1,4 triliun) pada 2025. Dengan

4

Page 5: ALK sesi 12

PDB sebesar ini, Indonesia akan mulai beranjak menuju maju. Walaupun secara

agregat prognosis PDB Indonesia pada tahun 2025 masih jauh di bawah Brasil, Rusia,

India, dan China, namun karena beberapa negara maju mengalami pelemahan kinerja

ekonomi menyebabkan Indonesia akan mulai masuk ke dalam struktur negara di

dunia dengan perekonomian terbesar.

Potensi besar ekonomi Indonesia di masa mendatang bisa terjadi karena di

beberapa negara maju telah terjadi titik jenuh perekonomian yang terutama

disebabkan investasi di dalam negeri mereka sudah tidak bisa memberikan return

yang menarik. Hal ini tentu berbeda dengan Indonesia, dengan jumlah penduduk

terbesar keempat di dunia menyebabkan perekonomian dan investasi di Indonesia

akan terus memanfaatkan pertumbuhan penduduk tersebut. Pasar yang begitu besar

menjadi determinan penting pengerak investasi dan perekonomian. Walaupun pada

satu sisi, jumlah penduduk yang begitu besar menjadi masalah tersendiri namun inilah

salah satu pengerak utama perekonomian Indonesia.

c. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

Selama Tahun 2010, Indonesia merupakan salah satu negara tujuan utama

investasi di dunia. Investasi portofolio di Indonesia selama 2010 merupakan salah satu

investasi yang memberikan return tertinggi di dunia. IHSG selama 2010 tumbuh

sebesar 46 persen, di mana per 2 Januari 2010 sebesar 2.534 dan pada saat penutupan

tahun perdagangan 2010 menjadi sebesar 3.703. Kinerja cemerlang ini menjadikan

IHSG merupakan indeks saham yang mengalami pertumbuhan tertinggi di wilayah

Asia Pasifik.

Dengan mempertimbangkan apa yang terjadi selama 2010, diprediksi bahwa

selama 2011 IHSG masih akan terus mengalami pertumbuhan. Sampai akhir tahun

2011, diprediksi IHSG akan bisa mencapai angka 4.000. Namun dengan catatan

bahwa krisis politik yang terjadi di negara kawasan arab tidak terjadi lagi setelah

bulan Maret.

5

Page 6: ALK sesi 12

Chart IHSG Tanggal 18 Agustus 2011

6

Page 7: ALK sesi 12

7

Page 8: ALK sesi 12

Berdasarkan data IHSG tanggal 18 Agustus 2011, volatilitas pergerakan bursa

naik tajam. Pasca kenaikan sebelumnya, Dow Jones justru kembali anjlok hingga 3,68

persen ke level 10.990,58. Bursa di Amerika (AS) turun setelah muncul berita bahwa

otoritas moneter giat melakukan pemeriksaan melekat terhadap cabang-cabang bank

Eropa di AS, untuk mencegah masalah sistemik disistem perbankan AS. Sementara

itu dari sisi makro, rilis angka inflasi AS menunjukkan bahwa tingkat inflasi Juli naik

0,5 persen MoM, atau lebih tinggi dari ekspektasi ekonom dilevel 0,2 persen MoM.

Leading Economic Index (LEI) AS dibulan Juli pun naik 0,5 persen ke level 115,8,

setelah menguat dibulan sebelumnya sebesar 0,3 persen.

Ditengah bursa Asia yang melemah, IHSG justru mencatat penguatan. IHSG

naik 1,71 persen ke level 4.020,99. Melemahnya bursa-bursa Eropa mempengaruhi

laju gerak bursa Asia.

IHSG di Bursa Efek Indonesia kembali menguat pada akhir transaksi

perdagangan dan bertahan di level psikologis 4.000, setelah sempat terkoreksi tipis

sehari sebelum libur memperingati hari kemerdekaan ke 66 Republik Indonesia. Pada

perdagangan hari ini, IHSG berakhir menguat 67,72 poin atau 1,71 persen ke level

4.020,99. Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp6,09 triliun dan volume

tercatat 12,81 juta lot dengan frekuensi 172.498 kali. Sebanyak 154 saham menguat,

89 melemah, 92 stagnan, serta 191 saham tidak terjadi transaksi. Berdasarkan gambar

tersebut diatas juga nampak bahwa hanya sektor property yang mengalami penurunan,

sedang untuk sektor lainnya mengalami kenaikan.

8

Page 9: ALK sesi 12

Sedang kondisi 40 perusahaan top yang mengalami kenaikan atau penurunan

adalah sebagai berikut :

d. Suku Bunga

Tingkat suku bunga bisa menjadi salah satu acuan kondisi ekonomi. Tingkat

suku bunga yang tinggi akan menghambat bergeraknya sektor riil, sebaliknya sektor

riil akan bergairah saat suku bunga rendah. Secara umum, kenaikan tingkat suku

bunga akan menyerap likuiditas di pasar yang pada akhirnya akan memicu penurunan

harga saham karena banyak pelaku pasar menjual sahamnya dan sebaliknya,

penurunan tingkat suku bunga akan membuat pelaku pasar optimis terhadap kondisi

sektor riil sehingga mendorong pelaku pasar untuk melakukan pembelian saham yang

tentu saja akan membuat harga saham bergerak naik. Adapun pergerakan suku bunga

yang diproksikan oleh BI Rate dari tahun 2007 s. d. 2011 adalah sebagai berikut :

TahunBI Rate (%)

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des2011 6,50 6,75 6,75 6,75 6,75 6,75 6,75 6.75 6,75 6,75 6,752010 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.50 6.502009 8.75 8.25 7.75 7.50 7.25 7.00 6.75 6.50 6.50 6.50 6.50 6.502008 8.00 8.00 8.00 8.00 8.25 8.50 8.75 9.00 9.25 9.50 9.50 9.252007 9.50 9.25 9.00 9.00 8.75 8.50 8.25 8.25 8.25 8.25 8.25 8.00

9

Page 10: ALK sesi 12

Berdasarkan grafik tersebut diatas terlihat bahwa tingkat suku bunga Indonesia

mengalami tren penurunan sejak tahun 2006 dan stabil pada 6,50% sepanjang tahun

2010. Di tahun 2011 suku bunga bank Indonesia mengalami kenaikan menjadi 6,75%

di bulan Februari 2011 dan terus stabil ditingkat 6,75% sampai dengan bulan Juli

2011. Hal ini mendorong para pemegang saham akan tetap mempertahankan saham

yang dimiliki dan akan mengakibatkan peningkatan harga saham/ pergerakan IHSG.

e. Inflasi

Tingkat inflasi cukup berpengaruh terhadap harga saham dengan hubungan

yang berbanding terbalik. Harga saham akan naik jika inflasi rendah, dan sebaliknya

harga saham cenderung turun saat inflasi tinggi. Semakin turunnya tingkat inflasi

menandakan bahwa daya beli masyarakat semakin meningkat. Dengan meningkatnya

daya beli masyarakat, maka diharapkan bukan hanya kebutuhan sandang, pangan,

papan saja yang terpenuhi namun juga kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti

berinvestasi.

10

Page 11: ALK sesi 12

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa inflasi bulanan sejak tahun 2007

mengalami peningkatan hingga akhir tahun 2008. Hal ini berarti, harga saham akan

cenderung untuk melemah/ turun dalam rentang tahun tersebut. Inflasi mulai menurun

sejak tahun 2009 dan hal ini mengindikasikan bahwa harga saham akan cenderung

mengalami peningkatan/ naik. Selama tahun 2010 inflasi kembali bergerak naik

sampai dengan bulan Januari 2011, dan selanjutnya di bulan Juli 2011 mengalami

penurunan kembali. Hal ini berarti bahwa harga saham selama tahun 2010 s. d.

Januari 2011 akan cenderung untuk mengalami penurunan dan mulai akhir juli harga

akan mengalami kenaikan.

f. Kurs

Nilai mata uang rupiah atas dollar Amerika saat ini sedang mengalami

penguatan. Hal ini akan mendorong investor untuk mengalihkan investasinya dari

dollar ke saham, sehingga terjadi peningkatan penjualan saham yang mendorong

peningkatan harga saham. Penguatan ini didukung pula oleh stabilnya nilai mata uang

rupiah atas dollar Amerika yang berada pada kisaran harga Rp 8.500,00 s. d.

Rp 8.750,00 per dollar. Selain itu, penguatan dan stabilnya nilai Rupiah ini secara

umum juga meningkatkan optimisme pelaku pasar sehingga meningkatkan pula

gairah pasar saham.

11

Page 12: ALK sesi 12

Diprediksi sepanjang 2011 rupiah stabil di kisaran angka 9.000 per dollar AS.

Prediksi nilai tukar rupiah ini lebih bagus dibandingkan dengan asumsi nilai tukar

dalam APBN 2011 yang sebesar 9.300 per dollar AS.  Namun demikian, terdapat

beberapa potensi yang membuat nilai tukar ini melemah jauh dari 9.000 per dollar.

Pertama, pemulihan ekonomi global, terutama di Amerika Serikat dan negara-negara

Uni Eropa akan menyebabkan dana yang ada di negera berkembang, termasuk di

Indonesia akan kembali masuk ke negara-negara maju tersebut. Namun demikian,

dilihat dari perbandingan fundamental return, negara-negara maju belum bisa

memberikan return yang kompetitif atau lebih besar dari emerging market. Kedua,

hedging yang dilakukan oleh beberapa pemain hedge fund besar berpotensi

menyebabkan terjadinya capital outflow.

g. Krisis di Amerika dan Eropa

Standard & Poor’s memangkas peringkat utang Pemerintah Amerika Serikat

menjadi AA+ dari posisi sebelumnya AAA. Dengan diturunkannya rating utang

Amerika Serikat satu knotch dari sebelumnya AAA menjadi AA+ oleh lembaga

pemeringkat S&P berimplikasi adanya perlambatan perekonomian AS. Hal tersebut

diperkirakan berakibat perlunya negara adidaya itu membayarkan bunga utangnya

lebih besar sehingga terdapat kenaikan yield dari surat utangnya.

Kekhawatiran para investor terhadap krisis AS tidak saja dengan penurunan

peringkat utang AS, tetapi juga kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi. 12

Page 13: ALK sesi 12

Investor pun seperti putus asa guna mencari tempat yang aman untuk menyelamatkan

dana mereka. AS perlu merestrukturisasi utangnya yang terus membengkak dengan

angka fantastis.

Sentimen negatif kemudian melanda pasar global dan domestik. Krisis utang

yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat, membuat semua investor  bursa

melakukan taking profit. Akibatnya, IHSG, Hangseng, Wall Street dan pasar bursa

dunia lainnya mengalami penurunan volume transaksi. Ketakutan meningkatnya

premium risk perekonomian dunia ini, membuat mereka yang memegang uang

mengalihkan kekayaannya dari saham menjadi emas. Karenanya, harga emas terus

merangkak naik menyentuh 1681,72 per troy ons.

Anggito Abimanyu dalam artikelnya yang berjudul “Kebalkah Kita dari Krisis

AS?” yang dimuat dalam kompas.com tanggal 11 Agustus 2011 mengatakan bahwa

dampak krisis utang AS terhadap perekonomian Indonesia, seperti juga krisis di tahun

2008, relatif terbatas. Hal ini karena porsi ekspor Indonesia terhadap perekonomian

dunia relatif kecil dibandingkan negara lain seperti Singapura, Hongkong, Korea

Selatan, dan India. BI dan Bapepam juga menerapkan regulasi yang ketat terhadap

lembaga keuangan, baik bank maupun bukan bank, untuk pengembangan produk

derivatif keuangan. Rasio investasi, khususnya investasi asing dan joint venture,

dalam Produk Domestik Bruto Indonesia juga relatif rendah. Dengan struktur yang

terbatas pada paparan perekonomian dan keuangan global, perekonomian Indonesia

untuk sementara dapat terhindar dari krisis yang dalam.

2. Analisis Industri

Sukses tidaknya suatu investasi banyak ditentukan juga dari pemilihan sektor

industri yang tepat. Hal ini bisa tergambar dari pergerakan Indeks Harga Saham secara

sektoral yang menunjukkan variasi. Ada sektor industri tertentu yang peningkatannya

besar, ada yang cenderung mendatar (flat) ada juga sektor industri yang cenderung turun.

Bisa disimpulkan, perkembangan (growth) dari investasi kita salah satunya tergantung

kepada sektor industri yang kita pilih.

13

Page 14: ALK sesi 12

PT. Multipolar, Tbk (MLPL) termasuk dalam sektor industri consumer good.

Berdasarkan gambar tersebut diatas nampak bahwa consumer good index terus

mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ini cukup menjanjikan di masa

yang akan datang.

Analisis terhadap industri akan membantu investor dalam memilih saham, namun

aspek lainnya juga harus mendapat perhatian. Aspek tersebut adalah aspek kualitatif yang

terdiri atas :

a. Sejarah Performa secara Jangka Panjang

PT. Multipolar Tbk dengan pangsa pasar sebesar 22% merupakan penyedia

layanan sistem dan solusi Teknologi Informasi (“TI”) terkemuka, tidak saja di bidang

aplikasi perbankan dan keuangan yang merupakan keunggulannnya, namun juga di

berbagai aplikasi bisnis TI lainnya. Jasa alih daya, dimana pelanggan dapat

mendelegasikan fungsifungsi TI kepada Multipolar, juga telah menunjukkan

pertumbuhan yang menggembirakan seiring dengan meningkatnya permintaaan akan

layanan ini. Hal ini tercermin dari pencapaian divisi TI ditengah persaingan yang

semakin ketat di bidang ini. Multipolar akan terus mengupayakan nilai tambah bagi

14

Page 15: ALK sesi 12

banyak pelanggannya yang memanfaatkan konsep solusi bisnis total. Selain itu,

pelanggan kamipun dapat memanfaatkan pengalaman Multipolar selama lebih dari

tiga dasawarsa.

Saham PT. Multipolar Tbk tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

kode MLPL diperdagangkan pada kisaran harga Rp 500 hingga Rp 2.000 sepanjang

tahun 2010. Jumlah modal disetor dan ditempatkan Perseroan tidak mengalami

perubahan pada tahun 2010 sementara Perseroan membagikan dividen senilai Rp

16,31 per saham dari laba tahun 2009 sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang

Saham Tahunan pada bulan Juni 2010.

PT. Multipolar Tbk melaporkan bahwa pendapatan kotor Perseroan yang

meningkat sebesar 13,24% dari Rp 12,7 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 14,4

triliun pada tahun 2009 dengan laba kotor meningkat sebesar 13,24% dari

sebelumnya Rp 3,2 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 3,7 triliun pada tahun 2009.

Laba usaha meningkat sebesar 3,95% dari Rp 524,4 miliar pada tahun 2008 menjadi

Rp 545,1 miliar pada tahun 2009 dan laba bersih juga meningkat sebesar 156,33%

dari tahun 2008 yang rugi sebesar Rp 196,5 miliar menjadi laba sebesar Rp 110,7

miliar pada tahun 2009. Tentunya prestasi ini sangat membanggakan mengingat

kondisi perekonomian yang kurang kondusif, terutama pada semester pertama tahun

2009. Perseroan telah membuktikan keberhasilannya menghadapi segala tantangan

yang ada, bahkan memanfaatkan peluang dengan mengukir kinerja yang memuaskan.

b. Kompetisi

Kondisi pasar yang terus berubah, kebutuhan pelanggan yang semakin

beragam, teknologi yang semakin konvergen dan persaingan yang semakin ketat tidak

boleh menyurutkan semangat kami. Kondisi ini justru memacu kami untuk melakukan

langkah-langkah strategis agar dapat memberikan yang terbaik kepada seluruh

pemangku kepentingan. Upaya strategis yang ditempuh Multipolar, yang menuntut

usaha keras, waktu dan biaya, pada akhirnya membuahkan hasil yang

menggembirakan. Hal ini terlihat dari pendapatan kotor Perseroan yang meningkat

sebesar 13,24% dari Rp 12,7 triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 14,4 triliun pada

tahun 2009 dengan laba kotor meningkat sebesar 13,24% dari sebelumnya

Rp3,2triliun pada tahun 2008 menjadi Rp 3,7 triliun pada tahun 2009. Laba usaha

meningkat sebesar 3,95% dari Rp 524,4 miliar pada tahun 2008 menjadi

15

Page 16: ALK sesi 12

Rp545,1miliar pada tahun 2009 dan laba bersih juga meningkat sebesar 156,33% dari

tahun 2008 yang rugi sebesar Rp 196,5 miliar menjadi laba sebesar Rp 110,7 miliar

pada tahun 2009. Tentunya prestasi ini sangat membanggakan mengingat kondisi

perekonomian yang kurang kondusif, terutama pada semester pertama tahun 2009.

Perseroan telah membuktikan keberhasilannya menghadapi segala tantangan

yang ada, bahkan memanfaatkan peluang dengan mengukir kinerja yang memuaskan.

Di bidang ritel, anak perusahaan Perseroan, PT Matahari Putra Prima Tbk

(“Matahari”) telah memberikan kontribusi yang signifikan kepada Perseroan dengan

peningkatan pendapatan dan laba yang mengesankan, yang didukung oleh

pertumbuhan dari 2 usaha utama Matahari, yaitu dari divisi department store dan food

business. Divisi department store membukukan penjualan sebesar Rp 6,9 triliun atau

tumbuh sebesar 15% dibandingkan dengan tahun lalu dan divisi food business dengan

total penjualan mencapai Rp 6,5 triliun atau meningkat 14,04% dibandingkan periode

yang sama tahun lalu.

Demikian juga dengan investasi kami yang lain, PT First Media Tbk (“First

Media”) yang terus menunjukkan pertumbuhan jumlah pelanggan, baik untuk layanan

TV kabel dan internet berkecepatan tinggi. Ekspansi First Media ini telah memberikan

hasil yang menggembirakan sebagaimana terlihat dalam peningkatan pendapatan First

Media sebesar 36,43% dari Rp 529,6 miliar pada tahun 2008 menjadi Rp 722,5 miliar

pada tahun 2009 dan laba bersih meningkat 132,24% dari sebelumnya membukukan

rugi bersih sebesar Rp 101,7 miliar pada tahun 2008 menjadi laba bersih sebesar Rp

32,8 miliar pada tahun 2009.

3. Analisis Perusahaan

Tahap selanjutnya setelah melakukan analisis ekonomi dan industri adalah

melakukan analisis perusahaan Analisis perusahaan tidak bisa terlepas dari menganalisis

laporan keuangan perusahaan yang meliputi Neraca, Laporan Rugi-Laba, dan Laporan

Arus Kas. Adapun perhitungan rasio yang dapat kita pergunakan untuk menganalisa

kondisi perusahaan PT. Multipolar Tbk (MLPL) adalah sebagai berikut :

16

Page 17: ALK sesi 12

a. Pertumbuhan (Growth)

Uraian 2006 2007 2008 2009 2010Net Income 1,007,822 1,443,585 1,880,492 3,455,702 4,146,282

Growth   43.24% 30.27% 83.77% 19.98%Total Asset 21,733,034 23,779,951 24,072,959 27,230,965 30,741,679

Growth 9.42% 1.23% 13.12% 12.89%Total Liabilities 8,558,428 9,640,418 8,553,688 8,848,424 9,421,403

Growth   12.64% -11.27% 3.45% 6.48%Total Equity 13,157,233 14,119,796 15,519,266 18,301,537 21,197,162

Growth   7.32% 9.91% 17.93% 15.82%Total Revenue 26,339,297 27,389,365 30,251,643 32,973,080 37,691,997

Growth   3.99% 10.45% 9.00% 14.31%

Total Asset dan Liabilities

Grafik diatas menunjukkan bahwa total asset mengalami peningkatan

setiap tahunnya dan sebaliknya total liabilities mengalami trend penurunan.

Pertumbuhan total asset terbesar terjadi di tahun 2009 sebesar 13,12% dan

selanjutnya di tahun 2010 sebesar 12,89%. Tahun 2008 meskipun termasuk tahun

krisis, namun total asset juga mengalami kenaikan tipis sebesar 1,23%.

Sebaliknya untuk total liabilities, penurunan terbesar terjadi di tahun 2008

yaitu -11,27%, tahun 2009 sebesar 3,45% dan tahun 2010 sebesar 6,48%. Trend

kenaikan total asset dan trend penurunan total liabilities menunjukkan bahwa

perusahaan dalam kondisi baik.

17

Page 18: ALK sesi 12

Total Equity

Total equity mengalami peningkatan setiap tahunnnya. Peningkatan terbesar

terjadi di tahun 2009 yaitu sebesar 17,93% dan tahun 2010 sebesar 15,82%.

Meskipun di tahun 2010 pertumbuhannya menurun, namun total equity tetap

tumbuh diatas 15%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan baik.

Total Revenue

Total revenue menunjukkan trend kenaikan yang menggembirakan. Total revenue

mengalami pertumbuhan terbesar di tahun 2010 sebesar 14,31% dan hal ini

menunjukkan bahwa prospek perusahaan adalah bagus.

18

Page 19: ALK sesi 12

Net Income

Net income mengalami pertumbuhan tahun 2007 sebesar 43,24%, tahun 2008

sebesar 30,27% dan pertumbuhan terbesar di tahun 2009 yaitu sebesar 83,77%.

Untuk net income tahun 2010 mengalami penurunan yaitu hanya 19,98%, namun

hal ini masih menunjukkan bahwa kinerja perusahaan adalah baik karena

pertumbuhan net income mendekati angka 20%.

b. Gross Profit Margin (GPM)

Data GPM PT. Multipolar Tbk (MLPL) mulai tahun 2006 s. d. 2010 adalah

sebagai berikut :

2006 2007 2008 2009 2010

17.91% 15.75% 17.05% 21.73% 23.52%

Sumber : www.idx.co.id dan Annual Report PT. Multipolar Tbk

Berdasarkan data diatas GPM MLPL mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan hal

ini menunjukkan bahwa perusahaan masih dalam kondisi baik atau menguntungkan.

GPM tahun 2009 mengalami pertumbuhan paling tinggi yaitu 4,68%. Hal ini

menunjukkan bahwa selama krisis perusahaan menguntungkan dan setelah krisis

tahun 2008 GPM tumbuh pesat sebesar 4,68%.

19

Page 20: ALK sesi 12

c. Operating Profit Margin (OPM)

Data OPM PT. MultipolarTbk (MLPL) mulai tahun 2006 s. d. 2010 adalah

sebagai berikut :

2006 2007 2008 2009 2010

8.32% 9.23% 10.46% 15.79% 15.54%

Sumber : www.idx.co.id dan Annual Report PT. Multipolar Tbk

Berdasarkan data diatas OPM MLPL mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dan hal

ini menunjukkan bahwa perusahaan masih dalam kondisi baik atau menguntungkan.

Berdasarkan data diatas juga terlihat, meskipun di tahun 2008 terjadi krisis ekonomi,

namun OPM MLPL tetap positif dan tumbuh (10,46%) serta mengalami kenaikan

yang signifikan sebesar 5,33% di tahun 2009 menjadi 15,79%.

d. Net Profit Margin (NPM)

Data NPM PT. Multipolar Tbk (MLPL) mulai tahun 2006 s. d. 2010 adalah

sebagai berikut :

2006 2007 2008 2009 2010

3.83% 5.27% 6.22% 10.48% 11.00%

Sumber : www.idx.co.id dan Annual Report PT. Multipolar Tbk

Net Profit Margin (NPM) menunjukan berapa besar keuntungan bersih yang dapat di

peroleh dari setiap rupiah penjualan atau memaksimalkan pendapatan dan

meminimalkan biaya aktivitas operasi dalam jangka panjang. NPM MLPL mengalami

kenaikan dari tahun ke tahun dan hal ini menunjukkan bahwa perusahaan masih

dalam kondisi baik atau menguntungkan. Berdasarkan data diatas juga terlihat,

meskipun di tahun 2008 terjadi krisis ekonomi, namun NPM MLPL tetap positif dan

tumbuh (6,22%) serta mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 4,26% di tahun

2009 menjadi 10,48%.

e. Debt to Equity Ratio (DER)

Data DER PT. Multipolar Tbk (MLPL) mulai tahun 2006 s. d. 2010 adalah

sebagai berikut :

2006 2007 2008 2009 2010

0.65 0.68 0.55 0.48 0.44

Sumber : www.idx.co.id dan Annual Report PT.Multipolar TbkBerdasarkan data diatas DER MLPL masih dibawah 1 dan mengalami trend menurun

20

Page 21: ALK sesi 12

dari tahun 2006 s. d. tahun 2010. DER dibawah 1 dan mengalami penurunan menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan baik dan aman.f. Return on Asset (ROA)

Data ROA PT. Multipolar Tbk (MLPL) mulai tahun 2006 s. d. 2010 adalah

sebagai berikut :

2006 2007 2008 2009 2010

7.38% 9.21% 11.03% 17.73% 14.25%Sumber : www.idx.co.id dan Annual Report PT.Multipolar Tbk

Berdasarkan data diatas ROA MLPL sampai dengan tahun 2009 mengalami

pertumbuhan terus menerus, namun di tahun 2010 ROA mengalami penurunan

3,48%. Data dari www.reuters.com (tersebut dibawah ini) menunjukkan bahwa

Return on Asset sampai dengan pertengahan tahun 2011 meningkat menjadi 16,26%

dan Return on AssetMLPL lebih tinggi dari ROA industry, sector dan S & P 500. Hal

ini menunjukkan bahwa kinerja perusahaan di tahun 2011 meningkat dan perusahaan

dalam kondisi baik.

Company Industry Sector S&P 500Return on Assets (TTM) 16.26 2.31 4.15 7.2Return on Assets - 5 Yr. Avg. 9.77 13.76 8.37 6.37

Sumber : www.reuters.com tanggal 19 Agustus 2011

g. Return on Equity (ROE)

Data ROE PT. Multipolar Tbk (MLPL) mulai tahun 2006 s. d. 2010 adalah

sebagai berikut :

2006 2007 2008 2009 2010

12.19% 15.62% 17.12% 26.38% 20.40%Sumber : Annual Report PT. Multipolar Tbk Tahun 2010

http://investing.businessweek.com tanggal 19 Agustus 2011

Berdasarkan data diatas ROE MLPL mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Meskipun tahun 2010 mengalami penurunan, namun Return on Equity masih diatas

20%. Data dari www.reuters.com (seperti tersebut dibawah ini) menunjukkan bahwa

ROE sampai dengan Juni 2011 mengalami peningkatan (22,85%) dan diatas ROE

industry dan sector

Company Industry Sector S&P 500Return on Equity (TTM) 22.85 8.75 10.18 25.04Return on Assets - 5 Yr. Avg. 15.25 23.62 18.65 20.70

h. Price Earning Ratio (PER)

Data PER PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) mulai tahun 2006 s. d. 2010 21

Page 22: ALK sesi 12

adalah sebagai berikut :

  2007 2008 2009 2010

PER (X) 10.07 4.35 12.56 19.18

PER Industry (X) 11.98 8.75 13.04 14.53

Sumber : www.idx.co.id

Price earnings ratio (PER) menunjukkan rasio dari harga saham saat ini

terhadap earnings atau berapa besar investor menilai harga dari saham terhadap

kelipatan dari earnings (Jogiyanto, 2009: 145). PER menggambarkan apresiasi pasar

tehadap kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. PER dihitung dalam

satuan kali. Bagi para investor semakin kecil PER suatu saham semakin bagus karena

saham tersebut tergolong murah.

Price Earning Ratio (PER) GGRM terlihat mengalami kenaikan, kecuali di

tahun 2008 yang mengalami penuruan hingga PER tahun 2008 menjadi 4,35. Namun

PER GGRM masih lebih tinggi dari pada rata-rata industry. Hal ini mengindikasikan

bahwa pada industri sejenis (barang konsumsi) harga pasar GGRM tergolong lebih

mahal. Data dari www.reuters.com (tersebut dibawah ini) juga menunjukan hal senada

yaitu PER GGRM diatas PER industry, namun dibawah PER sector.

Company Industry Sector S&P 500P/E Ratio (TTM) 23.12 8.39 24.8 14.41P/E High - Last 5 Yrs. 19.47 27.09 52.7 98.42P/E Low - Last 5 Yrs. 4.35 19.64 16.42 12.68

Sumber : www.reuters.com tanggal 19 Agustus 2011

i. Price Book Value (PBV)

Data PBV PT. Gudang Garam Tbk (GGRM) mulai tahun 2006 s. d. 2010

adalah sebagai berikut :

  2007 2008 2009 2010 Juni 2011

PBV (X) 1.18 0.53 2.39 3.84 3.95

Sumber : www.idx.co.id

Price Book Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku

saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio PBV berarti pasar percaya akan

prospek perusahaan tersebut. Berdasarkan data di atas, nilai PBV mengalami

kenaikan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa

22

Page 23: ALK sesi 12

harga pasar saham lebih tinggi daripada nilai bukunya atau dapat dikatakan bahwa

harga saham underpriced (murah). Rasio PBV saham semakin tinggi yang merupakan

kabar baik bagi investor dan calon investor untuk membeli saham GGRM pada saat

ini.

Analisis Teknikal

1. Data Saham GGRM Tanggal 27 Juli 2011

Saham GGRM sudah memasuki are OverBought yang terdeteksi dari 2 titik

yaitu Candle sempat menyentuh 57000 dan ditutup di 53950, sedang titik FIBO-

P161,8 = 56250 dan Candle bermain diatas dari garis datar top kumo. Dalam kondisi

yang OverBought ini maka peluang Teknikal koreksi terjadi. Yang terpantau pada

Candle berada dibawah Conversion dan terjadinya Divergen volume yaitu Candle

naik namun volume cendrung turun. Hal ini merupakan signal kenaikan yang mulai

melemah, namun secara umum, GGRM masih dalam kondisi Up Trend yang terlihat

23

Page 24: ALK sesi 12

pada Candle masih berada cukup jauh dari posisi Cloud dan Future cloud masih

bergerak kearah atas

Berdasar grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa penurunan yang terjadi

bersifat teknikal dan masih lemah untuk mengubah arah trend atau dapat dikatakan

sebagai Weak Bearish Signal yang secara umum disarankan untuk : “Hold”. Kehati-

hatian dan kewaspadaan tetap diperlukan disini, terutama bila candle terus turun

hingga memotong garis Base.

2. Data Saham GGRM Tanggal 19 Agustus 2011

Berdasarkan grafik diatas, Nampak bahwa tanggal 19 Agustus 2011 ditutup

dengan Candlestick hitam panjang. Hal ini menunjukkan bahwa harga saham GGRM

menurun secara signifikan sejak harga tersebut dibuka dan ditutup karena di bawah

tekanan jual yang kuat. Harga saham GGRM sebelumnya adalah Rp 56.000 dan

diakhir sesi perdagangan harga saham GGRM menjadi Rp 53.000 (turun Rp -3.000).

Berdasarkan hal ini maka disarankan untuk “Hold”. Hasil analisis tanggal 27 Juli

2011 dengan tanggal 19 Agustus 2011 adalah sama yaitu “Hold”.

24

Page 25: ALK sesi 12

Penutup

1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis fundamental dan teknikal tersebut diatas dapat disimpulkan

hal-hal sebagai berikut :

a. Penurunan rating AAA menjadi AA+ oleh Standard & Poors menimbulkan spekulasi

kemampuan Amerika mengelola anggarannya. Krisis di Amerika dan melemahnya

pasar bursa di Asia dan Eropa telah menyebabkan volatilitas pergerakan bursa naik

tajam. Walaupun dari segi faktor ekonomi makro lainnya seperti GDP, inflasi, suku

bunga, kurs tidak terdapat permasalahan, namun pengaruh krisis tersebut telah

menyebabkan IHSG beberapa hari ikut terpengaruh, meski saat ini mulai mengalami

kenaikan.

b. Pasar rokok Indonesia saat ini dikuasai oleh lima produsen besar yaitu Sampoerna

yang menguasai 29 persen pangsa pasar, Gudang Garam 25 persen, Djarum 22

persen, Bentoel 7 persen, dan Nojorono menguasai sekitar 6,7 persen dan Sisanya

produsen lainnya. Masuknya BAT ke Bentoel masih sulit menggeser Sampoerna,

Gudang Garam, bahkan Djarum .

c. Industri rokok saat ini menghadapi tantangan yang sangat berat yaitu beban cukai

rokok yang semakin meningkat, pembatasan jumlah batang rokok yang diproduksi,

rencana pembatasan iklan rokok dan luas perkebunan tembakau serta persaingan

dengan perusahaan rokok asing.

d. Kinerja PT. Gudang Garam Tbk dari tahun 2006 s. d. 2010 bila dilihat total asset,

liabilities, equity, revenue dan net income secara keseluruhan baik. Hal ini terlihat

dari pertumbuhan total asset, revenue dan net income yang cukup signifikan, namun

kenaikan tipis liabilities tahun 2010 sebesar 6,48% menimbulkan catatan tersendiri

karena liabilities yang baik adalah yang semakin menurun.

e. Data rasio keuangan seperti GPM, OPM, NPM, ROA, ROE, DER dan PBV juga

menunjukkan bahwa kinerja dari PT. Gudang Garam Tbk tahun 2006 s. d. 2010

adalah baik, kecuali terkait PER yang masih lebih tinggi dari PER industri dan PER

berdasarkan S & P 500. Hal ini menunjukkan bahwa dalam industri sejenis harga

pasar saham PT. Gudang Garam Tbk tergolong mahal.

f. Hasil analisis teknikal tanggal 27 Juli 2011 menunjukkan adanya Weak Bearish

Signal dan tanggal 19 Agustus 2011 menunjukkan adanya candle hitam dengan ekor

25

Page 26: ALK sesi 12

panjang ke bawah yang berarti bahwa harga saham PT. Gudang Garam Tbk

mengalami penurunan signifikan.

2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas, meskipun saham PT. Gudang Garam Tbk

termasuk saham blue chip penulis menyarankan agar investor bersikap hati-hati sebelum

melakukan investasi. Investor dapat mengambil sikap “Hold atau Wait” dengan melihat

kembali kondisi pasar, terutama pengaruh krisis ekonomi di Amerika dan Eropa, sebelum

membeli saham PT. Gudang Garam Tbk. Hal ini karena selain harga pasar saham

PT. Gudang Garam Tbk yang tergolong mahal dalam industrinya juga karena hasil

analisis teknikal menunjukkan adanya Weak Bearish Signal dan Candle hitam dengan

ekor panjang ke bawah.

Referensi

Hartono, Jogiyanto, Prof. Dr. MBA. Ak. 2010. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi

Ketujuh, Yogyakarta: BPFE

http://investing.businessweek.com

26

Page 27: ALK sesi 12

http://waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=207698:ihsg-akan-

mantap-menuju-level-4150&catid=18:bisnis&Itemid=95

http://www.strategydesk.co.id/read/ihsg-terus-melaju-area-4100-4150-target-berikutnya.html

http://www.etradingsekuritas.com/news/stock-news/ihsg-juli-bergerak-di-3500-4150-

mencari-batas-tren-kenaikan-ihsg.html

http://www.trimegah.com/id/market_infos/56

http://www.infobanknews.com/2011/07/ihsg-tak-mampu-bertahan-di-zona-hijau/

http://pojoksaham.com/2011/07/24/cara-membaca-candlestick/#more-1595

http://pojoksaham.com/2010/03/27/analisa-teknikal-menggunakan-yahoo-finance/

http://www.4-traders.com/PT-GUDANG-GARAM-TBK-69993/financials/

http://pojoksaham.com/2010/04/09/membaca-trend-harga-saham-menggunakan-moving-

average/

http://bisnis.vivanews.com/news/read/236878-ramalan-ekonomi-ri-hingga-akhir-tahun

http://pojoksaham.com/2010/03/27/analisa-teknikal-menggunakan-yahoo-finance/

http://www.saham.us/index.php/analisa-saham/chart-saham/candlestick

http://cps-sss.org/2011/08/11/efek-krisis-dunia/

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/11/01593097/Kebalkah.Kita.dari.Krisis.AS.

http://www.centroone.com/news/2011/08/2r/krisis-global-pemerintah-harus-gerak-cepat/

http://duniaindustri.com/rokok/425-industri-rokok-terkena-pukulan-ganda.html

www.bi.go.id

www.bps.go.id

www.idx.co.id

www.yahoofinance.com

www.reuters.com

27