analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi … · 2020. 8. 12. · analisis...
Post on 27-Oct-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI PADI DI KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE
ANALIYSIS FACTORS THAT INFLUENCE RICE FARMING PRODUCTION IN LIBURENG DISTRIC OF
BONE REGENCY
TESIS
Oleh :
YUSMIATI
105.05.02.012.17
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2020
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI USAHATANI PADI DI KECAMATAN LIBURENG
KABUPATEN BONE TESIS
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Magister
Program Studi Magister Agribisnis
Disusun dan Diajukan oleh
YUSMIATI 105 05 02 012 17
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020
PERYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama : Yusmiati
NIM : 105 05 02 012 17
Program Studi : Magister Agribisnis
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan
pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut
Makassar,
Februari 2020
Yusmiati
ABSTRAK
Yusmiati, 2020. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, dibimbing oleh Syafiuddin dan Jumiati.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi variabel yang
dominan berpengaruh terhadap hasil produksi usahatani padi dan menganalisis elastisitas produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone dengan menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan petani 98 orang dengan jumlah populasi 6.130 petani diambil 10% dengan menggunakan tehnik Slovin. Analsis data yang digunakan adalah menggunakan analisis fungsi Cobb-Dauglas dan elastisitas produksi.
Hasil penelitian menunjukkan variabel independen yang
paling dominan berpengaruh terhadap produksi padi adalah variabel luas lahan (X1) memberikan pengaruh dominan terhadap hasil produksi padi sebesar 1,006 dimana setiap penambahan luas lahan sebesar 1% maka produksi padi meningkat sebesar 1,006%, dan selanjutnya variabel penggunaan pupuk (X4) sebesar 0,912 artinya jika penggunaan pupuk naik 1% maka produksi padi meningkat sebesar 0,912% dan tenaga kerja (X3) sebesar -0,087 artinya jika penggunaan tenaga kerja naik 1% maka produksi padi menurun sebesar -0,087. Elastisitas dari masing-masing faktor produksi yang bertanda positif (signifikan) yaitu luas lahan 1,006, tenaga kerja -0,087 dan pupuk 0,912, yang menunjukkan bahwa tingkat pengaruh faktor produksi yang berpengaruh positif (signifikan) akan meningkatkan hasil produksi dalam usahatani padi. Sedangkan elastisitas faktor produksi yang bernilai negatif (non signifikan) yaitu benih -0,086, dan pestisida -0,214 yang menunjukkan bahwa dengan peningkatan jumlah benih dan pestisida maka produksi usahatani padi akan mengalami penurunan.
Kata Kunci: Produksi, usahatani, benih, tenaga kerja, pupuk dan
pestisda
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan Hidayat, Taufik, dan Rahmat-Nya, sehingga penulisan tesis
dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan tesis ini
banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan,
kerjasama dari berbagai pihak yang telah dengan sabar, tekun, tulus dan
ikhlas meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan
bimbingan, motivasi, arahan, dan saran-saran yang berharga kepada kami
selama penyusunan tesis ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tesis ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak . Oleh karena itu
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih
kepada yang terhormat :
1. Kedua orangtua ayahanda Suddin dan ibunda Radia dan kakak
tercinta Ummul Muafiah S.Pd, Nurhidayat S.Hi dan Nurmiati S.Pd dan
segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan baik moril
maupun material sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
2. Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. selaku Pembimbing I dan Pembimbing II
Dr. Jumiati, S.P., M.M yang senantiasa meluangkan waktunya
membimbing dan mengarahkan penulis sehingga tesis ini
terselesaikan.
3. Bapak Dr. H. Darwis Muhdina, M.Ag. selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Prof. Dr. Syafiuddin, M.Si. selaku Ketua Prodi Agribisnis
Program pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Ibu Prof. Dr. Ir. Hj. Ratnawati Tahir, M.Si selaku penguji I
dan Dr. Mohammad Natsir, S.P., M.Si selaku penguji II yang
senantiasa meluangkan waktunya menguji dan mengarahkan penulis
sehingga tesis ini terselesaikan.
6. Seluruh Dosen Prodi Agribisnis di Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu
kepada penulis.
7. Kepada Bapak Andi Rahmat Musrya, S.STP yang telah mengizinkan
penulis untuk melakukan penelitian di kecamatan tersebut.
8. Semua pihak yang telah membantu penyusun tesis dari awal hingga
akhir yang penulis tidak dapat sebut satu persatu.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
terkait dalam penulisan tesis ini semoga karya tulis ini bermanfaat dan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang
membutuhkan dan menjadi amal jariyah di sisi Allah SWT. Amien.
Makassar, Februari 2020
YUSMIATI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... I
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ ii
HALAMAN PENERIMAAN PENGUJI ......................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ........................... iv
ABSTRAK .................................................................................. v
ABSTRACK ................................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................. vii
DAFTAR ISI ..................................................................... ......... x
DAFTAR TABEL .............................................................. ......... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................... ......... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................... ......... xiii
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ....................................... ......... xiv
BAB I. PENDAHULUAN ................................................... ......... 1
A. Latar Belakang ...................................................... ......... 1
B. Rumusan Masalah ................................................. ......... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................... ......... 7
D. Manfaat Penelitian ................................................. ......... 8
BAB II.KAJIAN PUSTAKA ............................................... ......... 9
A. Kajian Teoretis ...................................................... ......... 9
B. Kajian Penelitian yang Relevan ............................. ......... 35
C. Kerangka Piki ........................................................ ......... 42 D. Hipotesis ............................................................... ......... 44
BAB III. METODE PENELITIAN ................................................. ......... 45
A. Desain dan Jenis Penelitian .................................. ......... 45 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................. ......... 45 C. Populasi dan Sampel ............................................. ......... 45 D. Metode Pengumpulan Data ................................... ......... 48
a. Jenis Data.......................................................... ......... 48
b. Sumber Data ..................................................... ......... 49
c. Teknik Pengumpulan Data ................................. ......... 49
E.Definisi Operasional .................................................. ......... 50
Teknik Analisis Data ............................................................52
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................... ......... 59
A. Hasil Penelitian .............................................................. ......... 59
a. Deskripsi Lokasi Penelitian ........................................ ......... 59
b. Deskripsi Penelitian .................................................... ......... 64
c. Pengujian Hipotesis .................................................... ......... 81
B. Pembahasan .................................................................. ......... 83
C. Rekomendasi ................................................................. ......... 97
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ............................................... ......... 99
A. Simpulan ........................................................................ ......... 99
B. Saran ....................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ................................................................... 101
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. INSTRUMEN PENELITIAN
2. IZIN PENELITIAN
3. OLAHAN DATA
4. DOKUMENTASI
DAFTAR TABEL
No Teks
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan ............................................ 36
Tabel 4.1 Jumlah Dusun/ Lingkungan Menurut Desa/Kelurahan
di Kecamatan Libureng 2017 ............................................. 59 Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Desa/Kelurahan di Kecamatan Libureng, 2015–2016 ........ 60 Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Libureng, 2016 ..................... 61
Tabel 4.4
Penggunaan Lahan Kecamatan Libureng Tahun 2017 ............. 63
Tabel 4.5 Variabel Luas Lahan Pada Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ........................... 64 Tabel 4.6 Variabel Benih Pada Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ........................... 66 Tabel 4.7 Variabel Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 2019 .................. 48 Tabel 4.8 Distribusi Petani Berdasarkan Penggunaan Pupuk di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone .......................... 69 Tabel 4.9 Distribusi Petani Berdasarkan Penggunaan Pestisida
di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone .......................... 71 Tabel 4.10
Multikolinieritas........................................................................... 74 Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi ................................................................. 75 Tabel 4.12
Hasil Uji Heteroskedastisitas ...................................................... 76
Tabel 4.13 Hasil Estimasi Determinan Usahatani Padi di Kecamatan Liburang Kabupaten Bone .................... 77
DAFTAR GAMBAR
No Teks
Halaman
Gambar 2.1 Hubungan Antara Kurva-Kurva TPL, APL dan MPL 18
Gambar 2.2 Model Kerangka Pemikiran Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Padi .............. ........... 43
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bone ................................ ........... 59
Gambar 4.2 Kepemilikan Luas Lahan Petani Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 2019 ........................................... ........... 65
Gambar 4.3 Pengunaan Benih Petani Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone 2019 ................................. ........... 68 Gambar 4.4 Pengunaan Tenaga Kerja Petani
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 2019 ........... 69
Gambar 4.5 Pengunaan Pupuk di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019 ................................. ........... 71
Gambar 4.6 Pengunaan Pupuk di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019 ................................. ........... 73
Gambar 4.7 Hasil Pengujian Uji Normalitas..................... ........... 74
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
Halaman
Lampiran .................................................................................... 1 Kuisioner Penelitian .............................................................................. 106
Lampiran .................................................................................... 2
Izin Penelitian....................................................................... 111 Lampiran .................................................................................... 3
Tabel penelitian Faktor-Faktor Produksi Usahatani Padi (luas lahan, Benih, tenaga kerja, pestisida dan pupuk) di Kecamatan Libureng kab. Bone .............. 117
Lampiran 4 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Faktor Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone tahun 2019 ......................................... 129
Lampiran 5 Foto Kegiatan Petani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ........................................................... 132
DAFTAR ISTILAH
Input : Alat Masukan
Output : Alat Keluar
UPTD ..................... : Unit Pelaksana Teknis Dinas
EP .......................................... : Elastisitas Produksi
BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunaan Daerah
Ha ............................................................. : Hektar
Rp ............................................................ : Rupiah
Ln ............................................... : logaritma natural
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan luas lahan
pertanian dan sumber daya alam yang melimpah, pertanian memegang
peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat
ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau
bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari
pertanian. Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian
besar daerahnya berada di daerah tropik yang langsung dipengaruhi oleh
garis katulistiwa yang memotong Indonesia menjadi dua. Sektor pertanian
Indonesia terbagi menjadi lima subsektor, yaitu: subsektor tanaman
pangan, subsektor perkebunan, subsektor peternakan, subsektor
kehutanan dan subsektor perikanan. Di Indonesia, sektor pertanian
memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan
perekonomian, pemenuhan penyediaan bahan pangan dan penyedia
lapangan pekerjaan. Selain itu konstribusi lainnya dari pertanian yaitu
menjadi salah satu sumber pendapatan negara (Rahim, 2007).
Indonesia merupakan negara di dunia yang bergantung terhadap
sektor pertanian sebagai penyumbang pendapatan nasional. Pendapatan
domestik bruto (PDB), tahun 2013 menunjukan bahwa sektor pertanian
menyumbangkan pendapatan sebesar 13,17 persen dari total PDB.
Sumbangan dari sektor pertanian merupakan terbesar ketiga setelah
sektor industri pengolahan dan perdagangan (BPS, 2014).
Padi merupakan salah satu hasil dari pertanian dari subsektor
tanaman pangan, padi juga merupakan tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban dunia terutama di Indonesia, dikarenakan padi
merupakan penghasil beras dimana beras adalah bahan pangan pokok
dan merupakan sumber kalori bagi sebagian besar penduduk Indonesia.
Penduduk di Indonesia sebagian besar mengkonsumsi hasil padi atau
beras setiap harinya. Padi merupakan salah satu sumber pangan pokok
masyarakat Indonesia selain jagung dan gandum. Padi dibedakan dalam
dua tipe yaitu padi kering atau gogo yang ditanam di dataran tinggi dan
padi sawah didataran rendah yang memerlukan penggenangan. Daerah-
daerah penanaman padi di Indonesia tersebar di pulau Jawa, Bali,
Madura, Sulawesi dan Kalimantan (Hamdan, 2013).
Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi di Pulau Sulawesi
yang memiliki persentase lahan pertanian tanaman pangan yang besar
dan merupakan salah satu penyuplai pangan nasional Ke-4 di Indonesia
dengan luas panen 1.184.325 ha, produksi 6.016.016 ton, dan
produktivitas 50,80 kw/ha sedangkan yang tertinggi di Indonesia adalah
Jawa Timur dengan luas panen 2.291.982 ha, produksi 13.125.414 ton,
produktivitas 57,27 kw/ha dan yang paling terendah adalah Kepulauan
Riau dengan luas panen 213 ha, produksi 643 ton, produktivitas 30,24
kw/ha. Komoditas tanaman panganyang penting di Sulawesi Selatan
adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar dan
ubi kayu. Padi merupakan tanaman pangan yang paling banyak ditanam
oleh petani-petani di Sulawesi Selatan karena makanan pokok
masyarakat Sulawesi Selatan yang utama adalah hasil dari padi yang
lebih dikenal dengan beras (BPS, 2017).
Kabupaten atau kota di Sulawesi Selatan hampir semua
mempunyai lahan cukup luas yang digunakan untuk penanaman bahan
pangan khususnya padi. Kabupaten Bone bisa dikatakan sebagai
kabupaten yang mempunyai wilayah agraris, hal ini ditunjukkan dengan
besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Tahun 2017
menurut kabupaten/kota di Sulawesi Selatan luas panen, produksi, dan
produktivitas tanaman padi tertinggi adalah Kabupaten Bone dengan luas
panen 171.165 ha, Produksi 812.776 ton, dan produktivitas 84,02 kw/ha
dan yang terendah adalah Pare-Pare dengan luas panen 954 ha, Produksi
5.349 ton dan Produktivitas 56,06 kw/ha (BPS, 2017).
Sektor pertanin bahan pangan di Kabupaten Bone dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan, Produksi tanaman padi menurut
kecamatan di Kabupaten Bone tahun 2015–2017 menunjukan
peningkatan, pada tahun 2016 total produksi padi mencapai 1.057.381 ton
dan mengalami peningkatan hingga 5,80 persen daripada tahun
sebelumnya dimana total produksi padi tahun 2015 sebesar 885.654 ton.
Produksi tanaman padi di Kabupaten Bone menurut Kecamatan pada
tahun 2015-2017 yang paling tinggi adalah Kecamatan Libureng dengan
produksi padi tahun 2015 sebesar 69.019 ton, tahun 2016 sebesar
105.447 ton, dan tahun 2017 sebesar 111.051 ton, sedangkan yang paling
rendah adalah Kecamatan Amali dengan produksi tahun 2015 sebesar
4.351 ton, tahun 2016 sebesar 6.040 ton, dan tahun 2017 sebesar
7.379 ton (BPS, 2018).
Kecamatan Libureng merupakan salah satu kecamatan yang
berada di bagian selatan Kabupaten Bone Sulawesi Selatan yang berjarak
sekitar 110 km dari ibukota kabupaten, mempunyai luas daerah sebesar
344.250 ha, merupakan kecamatan yang menempati posisi kedua
terbesar di kabupaten Bone setelah Kecamatan Bontocani. Terletak di
daerah pegunungan yang mempunyai ketinggian ± 480 meter diatas
permukaan laut. Kecamatan Libureng merupakan salah satu sentra
produksi padi di Kabupaten Bone dengan propersi luas lahan sawah 32,06
persen, ini menunjukan bahwa di Kecamatan Libureng padi sawah
menjadi salah satu pilihan bagi petani untuk bercocok tanam demi
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Untuk
mendapatan keuntungan dan produksi yang maksimal, maka petani harus
mengetahui faktor-faktor apa yang mempengaruhi produksi usahatani padi
supaya mendapat hasil yang maksimal.
Konteks teori produksi dalam kaitannya dengan pertanian, faktor
penting dalam pengelolaan sumberdaya produksi adalah faktor alam
(tanah), modal, dan tenaga kerja, selain itu juga faktor manajemen. Modal
yang dimaksud adalah termasuk biaya untuk pembelian pupuk, pestisida,
dan benih. (Soekartawi, 1995) menyebutkan bahwa faktor yang
mempengaruhi produksi dibedakan menjadi dua kelompok yakni: a. faktor
biologi seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat kesuburannya,
varietas bibit, jenis pupuk, obat-obatan/pestisida, b. faktor-faktor sosial
ekonomi, seperti biaya produksi, harga, biaya tenaga kerja, tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan, tersedianya kelembagaan kredit,
ketidakpastian. Oleh karena itu, penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi usahatani padi tidak dapat dilepaskan dari kedua
faktor tersebut diatas. Dalam penelitian yang dilakukan ini faktor
penggunaan luas lahan, biaya tenaga kerja, varietas benih, biaya
pembelian pupuk dan pestisida yang digunakan merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi hasil produksi usahatani padi.
Kabupaten Bone dilihat dari aspek ekologi merupakan daerah yang
sesuai untuk pengembangan usahatani padi, mengingat skala
pengelolaan pertanian di Bone masih ada yang bersifat tradisional maka
produksinya masih relatif rendah dan produktivitasnya berfluktuasi,
sedangkan permintaan kebutuhan akan padi semakin meningkat setiap
tahunnya. Pengelolaan pertanian yang masih tradisional ini,
mengakibatkan produksi usahatani padi di Kabupaten Bone kurang
maksimal, belum maksimalnya produksi padi mungkin disebabkan karena
kurang modal, langkanya pupuk, terbatasnya persediaan benih unggul
dan juga karena pengaruh musim kemarau yang panjang.
Produksi padi Kabupaten Bone ditinjau dari 5 tahun terakhir
mengalami fluktuasi dalam produksinya. Beberapa faktor yang diduga
dapat mempengaruhi hasil produksi usahatani padi antara lain: luas
lahan, biaya tenaga kerja, varietas benih, biaya pembelian pupuk, biaya
pestisida dan biaya produksi lainnya merupakan faktor yang harus
diperhatikan dalam usahatani padi. Dalam penelitian ini, analisis terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi hanya dibatasi
pada faktor luas lahan, tenaga kerja, varietas benih, biaya pembelian
pupuk dan pestisida.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi
usahatani padi tidak dapat dilepaskan dari 5 faktor, dengan mengunakan
kombinasi faktor-faktor produksi pada gilirannya akan mampu
meningkatkan hasil produksi dan menaikan pendapatan petani. Petani
padi di Kabupaten Bone pada umumnya adalah petani yang memiliki
lahan usaha skala kecil. Keterbatasan faktor-faktor produksi sebagai
alokasi input seperti: luas lahan, biaya tenaga kerja, benih, biaya
pembelian pupuk dan pestisida maupun faktor lain seperti musim,
ketersediaan air, teknologi usahatani adalah merupakan faktor yang
selama ini dapat mempengaruhi hasil produksi, oleh karena itu peneliti
ingin mengidentifikasi faktor yang dominan berpengaruh terhadap hasil
produksi usahatani padi selanjutnya ingin mengatuhi bagaimana hasil
elastisitas produksi usahatani padi.
Sehubungan dengan uraian tersebut peneliti tertarik untuk meneliti
hal tersebut dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng kabupaten Bone.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
a. Bagaimana mengidentifikasi faktor-faktor yang dominan berpengaruh
terhadap hasil produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone?
b. Bagaimana hasil analisis elastisitas produksi usahatani padi di
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di peroleh dari penelitian ini adalah untuk:
a. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dominan berpengaruh terhadap
hasil produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
b. Menganalisis elastisitas produksi usahatani padi di Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
a. Petani padi, diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dalam
menyikapi timbulnya permasalahan, serta dalam pengambilan
keputusan dalam usahatani padi.
b. Instansi terkait, diharapkan dapat menjadi tambahan atau masukan
dalam melengkapi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan
pembangunan sektor pertanian khususnya pembangunan pertanian
tanaman pangan di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
a. Usahatani
Usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani
mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, teknologi,
pupuk, benih, dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinu untuk
menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya
meningkat, adapun pengertian usahatani lainnya dapat dilihat dari masing-
masing pendapat sebagai berikut: Ilmu usahatani bisa diartikan juga
sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh
keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu (Rahim, 2007).
Petani dikatakan efektif bila dapat mengalokasikan sumberdaya
yang mereka miliki (yang dikuasai) sebaik-baiknya, dan dikatakan efisien
bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran (output).
Ditinjau dari segi pembangunan, hal terpenting mengenai usahatani
adalah kondisi yang hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran
maupun dalam susunannya, untuk memanfaatkan periode usahatani yang
senantiasa berkembang secara lebih efisien (Rahim, 2007).
Usahatani pada dasarnya adalah alokasi sarana produksi yang
efisien untuk mendapatkan produksi pendapatan usahatani yang tinggi,
jika usahatani dikatakan berhasil kalau diperoleh produksi yang tinggi dan
sekaligus juga pendapatan yang tinggi. Pengelolaan usahatani merupakan
pemilihan usaha antara berbagai alternatif penggunaan sumber daya yang
terbatas yang meliputi lahan, tenaga kerja, modal, dan waktu. Dalam
usahatani juga terjadi kegiatan mengorganisasi (mengelola) aset dan cara
dalam pertanian atau suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana
produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut
bidang pertanian (Rahim, 2007).
Usahatani yang ada di negara berkembang khususnya Indonesia
terdapat dua corak dalam pengelolaannya yaitu usahatani yang bersifat
subsistem adalah dengan merubah melalui usahatani komersial.
Usahatani komersial dicirikan adanya suatu usahatani untuk mencari laba
atau profit yang sebesar-besarnya. Tingkat kesenjangan petani sangat
ditentukan pada hasil panen yang diperoleh, banyaknya hasil panen
tercermin pada besarnya pendapatan yang diterima dan pendapatan
tersebut sebagian besar untuk keperluan konsumsi keluarga terpenuhi,
dengan demikian tingkat kebutuhan konsumsi keluarga terpenuhi sangat
ditentukan oleh pendapatan yang diterimanya. Berdasarkan teori ekonomi
makro, usahatani pada prinsipnya dapat digolongkan sama dengan
bentuk perusahaan dimana untuk memproduksi secara umum diperukan
modal, tenaga kerja, teknologi, dan kekayaan (Mosher, 1997).
Kegiatan dalam usahatani selalu diperlukan faktor-faktor produksi
berupa lahan, tenaga kerja, dan modal yang dikelola seefektif dan
seefisien mungkin sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Faktor
produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar
tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor
produksi dikenal pula dengan istilah input dan korbanan produksi. Faktor
produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang
diperoleh. Faktor produksi lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-
obatan dan tenaga kerja dan aspek manajemen adalah faktor produksi
yang terpenting. Hubungan antara faktor produksi (input) dan produksi
(output) biasanya disebut dengan fungsi produksi atau faktor relationship.
Terdapat tiga pola hubungan antara input dan output yang umum
digunakan dalam pendekatan pengambilan keputusan usahatani yaitu:
a). Hubungan antara input-output, yang menunjukkan pola hubungan
penggunaan berbagai tingkat input untuk menghasilkan tingkat output
tertentu (dieksposisikan dalam konsep fungsi produksi).
b). Hubungan antara input-input, yaitu variasi penggunaan kombinasi dua
atau lebih input untuk menghasilkan output tertentu (direpresentasikan
pada konsep isokuan dan isocost).
c). Hubungan antara output-output, yaitu variasi output yang dapat
diperoleh dengan menggunakan sejumlah input tertentu (dijelaskan
dalam konsep kurva kemungkinan produksi dan isorevenue)
(Supartama, 2013).
Ketiga pendekatan di atas digunakan untuk mengambil berbagai
keputusan usahatani guna mencapai tujuan usahatani yaitu: (a) menjamin
pendapatan keluarga jangka panjang, (b) stabilisasi keamanan pangan,
(c) kepuasan konsumsi, (d) status sosial.
b. Teori Produksi
Teori produksi mengambarkan tentang keterkaitan diantara faktor-
faktor produksi dengan tingkat produksi yang diciptakan. Teori produksi
dapat dinyatakan dalam bentuk fungsi produksi dan tingkat produksi yang
diciptakan. Faktor-faktor produksi dik enal pula dengan istilah input, dan
jumlah produksi disebut output. (Rahim, 2012) dalam kaitannya dengan
pertanian, produksi merupakan esensi dari suatu perekonomian. Untuk
berproduksi diperlukan sejumlah input, dimana umumnya input yang
diperlukan pada sektor pertanian adalah adanya kapital, tenaga kerja dan
teknologi. Dengan demikian terdapat hubungan antara produksi dengan
input, yaitu output maksimal yang dihasilkan dengan input tertentu atau
disebut fungsi produksi dalam istilah ekonomi faktor produksi kadang
disebut dengan input dimana macam input atau faktor produksi ini perlu
diketahui oleh produsen. Antara produksi dengan faktor produksi terdapat
hubungan yang kuat yang secara matematis, hubungan tersebut dapat
ditulis dengan rumus sebagai berikut :
Y= f (X1, X2,.......Xi, ......Xn) (Soekartawi, 2003)
Fungsi produksi seperti tersebut diatas, maka hubungan Y dan X
dapat diketahui dan sekaligus hubungan X1, X2, ... Xi,...., Xn juga dapat
diketahui.
Pengelolaan dalam sumberdaya produksi, aspek penting yang
dimasukan dalam klasifikasi sumberdaya pertanian adalah aspek alam
(tanah), modal dan tenaga kerja, selain itu juga aspek manajemen.
Pengusahaan pertanian selain dikembangkan pada luas lahan pertanian
tertentu. Pentingnya faktor produksi tanah bukan saja dilihat dari luas atau
sempitnya lahan, tetapi juga macan penggunaan tanah (tanah sawah,
tegalan) dan topografi (tanah dataran pantai, dataran rendah, dan atau
dataran tinggi). Proses produksi terdapat tiga tipe reaksi produksi atas
input (faktor produksi) (Soekartawi, 2006), yaitu :
a).Increasing return to scale, yaitu apabila tiap unit tambahan input
menghasilkan tambahan output yang lebih banyak daripada unit input
sebelumnya.
b). Constant return to scale, yaitu apabila unit tambahan input
menghasilkan tambahan output yang sama dari unit sebelumnya.
c). Decreasing return to scale, yaitu apabila tiap unit tambahan input
menghasilkan tambahan output yang lebih sedikit dari unit input
sebelumnya.
Ketiga tipe reaksi produksi tersebut tidak dapat dilepaskan dari
konsep produk marjinal (marginal product) yang merupakan tambahan
satu-satuan input X yang dapat menyebabkan penambahan atau
pengurangan satu-satuan output Y, dan produk marjinal (PM) umum ditulis
dengan ∆Y/∆X (Soekartawi, 2003). Dalam proses produksi tersebut setiap
tipe reaksi produksi mempunyai nilai produk marjinal yang berbeda.
Nilai produk marjinal berpengaruh besar terhadap elastisitas
produksi yang diartikan sebagai persentase perubahan dari output
sebagai akibat dari persentase perubahan dari input, dengan rumus
elastisitas produksi sebagai berikut:
Ep = /
atau
.
Secara umum hubungan-hubungan tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tahap I: nilai Ep>l, produk total, produk rata-rata menaik dan produk
marjinal juga nilainya menaik kemudian menurun sampai
nilainya sama dengan produksi rata-rata (increasing rate).
Tahap II : nilai Ep adalah 0<Ep<1, produk total menaik tetapi produk rata-
rata menurun dan produk marjinal nilainya juga menurun
sampai nol (decreasing rate).
Tahap III: nilai Ep<0, produk total dan produk rata-rata menurun
sedangkan produk marjinal nilai negatif.
Hubungan antara faktor produksi variabel dengan kuantitas
produksi mempunyai perilaku tertentu, dimana pada waktu faktor produksi
nol, kuantitas produksi juga nol. Semakin banyak kuantitas faktor variabel
yang digunakan semakin besar kuantitas produksi. Penambahan kuantitas
faktor variabel ini berjalan terus sampai suatu ketika penggunaannya
terlalu banyak sehingga dikombinasikan dengan faktor produksi lain yang
justru menurunkan kuantitas produksi. Dalam bidang ekonomi kejadian ini
disebut the law of diminishing return (hukum hasil tambah yang semakin
berkurang). Produktivitas dari suatu faktor produksi dalam kaitannya
dengan faktor produksi yang lain, dicerminkan dari produk marginalnya.
Produk marginal adalah tambahan produksi yang diperoleh dari
penambahan kuantitas faktor produksi yang digunakan. Besarnya produk
marginal ini tergantung pada besarnya tambahan kuantitas faktor
produksi, sehingga besarnya dapat dirumuskan sebagai perbandingan
antara tambahan produk dengan tambahan faktor produksi
(Soekartawi, 2002).
c. Konsep Dalam Teori Produksi
a). The Law of The Deminishing Return
Teori produksi dikenal dalam istilah the law of the deminishing
returns atau hukum hasil lebih yang semakin berkurang dalam sistem
produksi yang menggunakan input tenaga kerja (labor). Kondisi ini
menjelaskan bahwa apabila faktor input tenaga kerja ditambah secara
terus menerus sebanyak satu unit, maka produk total akan terus
mengalami pertambahan yang proporsional. Pada suatu pertambahan unit
input tenaga kerja, pertambahan outputnya menjadi akan semakin
berkurang hingga akhirnya tidak terjadi pertambahan atau terjadi
penurunan produk total ketika input tenaga kerja terus dilakukan
pertambahan. Untuk melihat bagaimana bekerjanya konsep dalam hukum
hasil lebih yang semakin berkurang, terlebih dahulu akan diterangkan
pengertian dari produksi rata-rata, produksi marjinal, produk total (TP),
dan produksi rata-rata (AP).
b). Produksi Rata-rata dan Produksi Marjinal
Penjelasan mengenai produksi rata-rata dan produksi marjinal
diawali dengan pengertian dari produksi total atau produk total (total
product). Pengertian dari produk total adalah besarnya keseluruhan output
yang dihasilkan dengan menggunakan teknik-teknik produksi yang terbaik
(Rahim, 2007)
Produksi marjinal atau marginal product labor (MPL) menyatakan
tambahan produksi yang diakibatkan adanya penambahan satu tenaga
kerja (L) yang digunakan dalam produksi (Sukirno, 2002 dalam Arif, 2014).
Jika pertambahan tenaga kerja dinotasikan dengan ∆L, pertambahan
produksi total dinotasikan dengan ∆TP, maka produksi marjinal (MP)
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
MP =
di mana:
MPL : Produksi marjinal tenaga kerja
∆TP : Total tambahan dari produksi total (total product)
∆L : Total pertambahan tenaga kerja.
Pindyck dan Rubinfeld (2005) dalam Bayu, 2011 menerangkan
bahwa marjinal produk dari tenaga kerja (MPL) ditentukan oleh besarnya
nilai kapital yang digunakan. Jika dilakukan penambahan atas input
kapital, maka marjinal produk dari tenaga kerja juga akan bertambah. Hal
ini dikarenakan produktivitas tenaga kerja menjadi semakin meningkat
sebagai akibat adanya penambahan penggunaan atas kapital.
Produk fisik marjinal merupakan suatu output atau keluaran
tambahan yang dapat diproduksi dengan menggunakan satu unit
tambahan dari masukan tersebut dengan mempertahankan semua input
lain tetap atau konstan. Secara matematis dapat dituliskan:
MPK =
= fK
MP =
= fL
Dimana persamaan pertama menyatakan produk fisik marjinal dari
modal, sedangkan persamaan kedua merupakan produk fisik marjinal dari
tenaga kerja.
Berdasarkan definisi secara matematis yang dituliskan pada
persamaan pertama dan kedua, terdapat adanya notasi matematika yang
menyatakan bentuk derivasi parsial.
Pengertian produksi rata-rata atau average product of labor adalah
produksi yang secara rata-rata yang dihasilkan oleh setiap pekerja. Jika
produksi total ditunjukkan melalui notasi TP dan tenaga kerja adalah L,
maka produksi rata-rata (AP) dapat dihitung (Pindyck dan Rubinfeld, 2005
dalam Bayu 2011):
APL=
=
Keterangan :
AP : Produksi rata-rata dari tenaga kerja
TP : Produksi total (total product)
L : Total tenaga kerja.
c). Hubungan Antara TPL, APL dan MPL
Sumber : Pindyck dan Rubinfeld 2005 dalam Bayu 2011
Gambar 2.1 Hubungan antara Kurva-Kurva TPL, APL dan MPL
Teori ekonomi dalam produktivitas tenaga kerja dapat diartikan
sebagai pengertian dari produktivitas rata-rata. Suatu industri yang
mengalami suatu peningkatan produktivitas, maka dapat dikatakan bahwa
keluaran atau output per unit input tenaga kerja dikatakan mengalami
peningkatan, konsep produktivitas fisik rata-rata dianggap paling banyak
mendapatkan perhatian karena lebih mudah pengukurannya daripada
konsep produktivitas marjinal, pada persamaan ketiga, nilai APL untuk
setiap jumlah masukan tenaga kerja merupakan kemiringan garis yang
ditarik dari titik asal di kurva TPL .
Gambar 2.1 memperlihatkan bagaimana produktivitas rata-rata dan
produktivitas marjinal untuk kurva tenaga kerja dapat diturunkan dari kurva
produk total. Kurva TPL dalam gambar 2.1 mewakili hubungan antara
input tenaga kerja dan output produksi konstan, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 2.1 kemiringan kurva TPL merupakan produk marjinal
tenaga kerja (MPL) dan kemiringan kurva yang menggabungkan titik asal
dengan satu titik kurva TPL menghasilkan produk rata-rata tenaga kerja
(APL). Hubungan antara kurva APL dan MPL ini secara geometris dapat
dijelaskan melalui gambar 2.1.
Pembahasan kurva produksi seperti yang ditunjukkan dari Gambar
2.1 dibagi ke dalam tiga tahapan berdasarkan perubahan pada kurva
TPL.Tahapan-tahapan tersebut diterangkan sebagai berikut (Sukirno,
2002 dalam Arif, 2014).
(a). Tahap Pertama
Tahap awal, setiap penambahan input (tenaga kerja)
akanmenghasilkan sejumlah tambahan output yang lebih besar, hal ini
ditunjukkan dengan kurva APL yang terus meningkat hingga titik E.
kondisi ini pada kurva TPL ditunjukkan pada titik A dimana titik A
menggambarkan batas dimana setiap tambahan output akan berkurang
atau lebih kecil daripada setiap adanya tambahan input hingga sebesar
L*. Ini berarti, besarnya penambahan input sebesar L* dan L**
akanmenyebabkan tambahan output lebih kecil daripada penambahan
inputnya. Batas ini untuk kurva MPL ditunjukkan pada titik D, sedangkan
untuk batas penurunannya terdapat pada titik E.
(b). Tahap Kedua
Tahap kedua, tindakan produsen dalam menambah input masih
dikatakan rasional karena masih menghasilkan adanya tambahan output,
berkurangnya tambahan output yang tidak proporsional dengan tambahan
input ini ditunjukkan melalui kurva APL yang semakin menurun setelah
melewati titik E, dalam hal ini, kurva MPL memotong kurva APL di titik E
dimana tambahan output ditunjukkan lebih kecil daripada tambahan input.
Pada penambahan input sebesar L** hingga L*** , rata-rata output (APL)
ditunjukkan mulai berkurang. Total produk untuk tenaga kerja (TPL)
mencapai puncak di mana tambahan output mulai berkurang hingga pada
titik C. Pada titik C, tambahan input dikatakan yang paling optimum di
mana besarnya proporsi pertambahan output adalah sama dengan
pertambahan inputnya.
(c). Tahap Ketiga
Tahap ketiga diawali pada titik C di mana setelah melewati batas
penambahan input sebesar L***, besarnya output mulai mengalami
penurun, ini ditunjukkan melalui kurva TPL yang mulai menurun setelah
melewati titik C. Kurva MPL yang menggambarkan adanya tambahan
output ditunjukkan memotong garis horizontal pada titik F yang
menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi tambahan output setelah input
ditambahkan lebih besar daripada L***.
d. Fungsi Produksi Cobb-Douglas
Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan produksi
(input) dan produksi (output), dimana hubungan tersebut menunjukkan
output sebagai fungsi dari input. Fungsi produksi dalam ekonomi produksi
banyak diminati dan dianggap penting karena fungsi produksi dapat
menjelaskan hubungan antara faktor produksi dengan produksi itu sendiri
secara langsung dan hubungan tersebut dapat lebih muda dimengerti,
fungsi produksi mampu mengetahui hubungan antara variabel yang
dijelaskan (Q) dengan variabel yang menjelaskan (Y) serta mampu
mengetahui hubungan antar variabel penjelasnya (antar variabel X
dengan X yang lain). Fungsi produksi secara matematis dapat ditulis:
Output= f(input)
Q= f(X1, X2, X3, ..., Xi)
Dimana:
Q = ouput
Xi = input yang digunakan dalam proses produksi
i = 1, 2, 3, ..., n
Modal, tenaga kerja, dummy adalah input yang digunakan dalam
proses produksi, dalam ilmu ekonomi output dinotasikan dengan Q
sedangkan input (faktor produksi) yang digunakan (untuk
penyederhanaan) terdiri dari input kapital (K) dan tenaga kerja (L).
Konsep tersebut didefinisikan sebagai skedul atau persamaan matematika
yang menunjukkan kuantitas maksimum output yang dapat dihasilkan dari
serangkaian input, ceteris paribus. Ceteris paribus mengacu pada
berbagai kemungkinan teknik atau proses produksi yang ada untuk
mengelolahinput tersebut menjadi output (Rahim, 2012).
Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan, dimana fungsi produksi
dinyatakan dalam bentuk rumus, seperti yang berikut:
Q = f (K,L,R,T)
Dimana:
Q = produksi
K = modal
L = jumlah tenaga kerja yang digunakan
R = sumber daya alam
T = teknologi
Maksud dari persamaan tersebut merupakan pernyataan matematik
yang pada dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang
tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan
alam dan tingkat teknologi yang digunakan, jika jumlah produksi berbeda-
beda maka jumlah faktor produksi yang dibutuhkan juga berbeda-beda.
Fungsi produksi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau
persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel (Rahim, 2012). Dalam
hal tersebut variabel yang satu disebut variabel dependen (variabel yang
dipengaruhi) dan variabel yang lain disebut variabel independen (variabel
yang mempengaruhi atau variabel yang menjelaskan). Analisis fungsi
produksi sering digunakan dalam penelitian empiris dikarenakan untuk
mengetahui informasi mengenai bagaimana sumber daya yang terbatas
seperti tanah, modal, tenaga kerja dapat dikelolah dengan baik agar
produksi maksimum dapat diperoleh. Tahun 1920 fungsi produksi Cobb-
Douglas diperkenalkan oleh Charles W. Cobb dan Paul H. Douglas
Secara sistematis fungsi produksi Cobb-Dauglas ditulis seperti:
Fungsi produksi Cobb-Douglas tersebut dinyatakan oleh hubungan
Y dan X, maka persamaanya dapat menjadi:
Y = f(X1, X2,..., Xi,..., Xn) (Soekartawi, 2002)
Y = αX1β1, X2β2,..., Xiβi,...,
Dimana:
Y: variabel yang dijelaskan
X: variabel yang menjelaskan
α: intercept/konstanta
β: koefisien regresi
u: kesalahan (disturbance term)
e: logaritma natural
Fungsi produksi Cobb-Douglas untuk memudahkan pendugaan
terhadap persamaan Output= f(input) dapat dilakukandengan mengubah
bentuk linear berganda dengan cara menjadikan bentuk linear berganda
menjadi bentuk logaritma dalam bentuk logaritma natural (Ln) sebagai
berikut:
Menurut Nicholson, 1995 dalam (Rahim, 2012) mengemukakan
bahwa hubungan antara input dan output dapat diformulasikan oleh
sebuah fungsi produksi, bentuk matematisnya bisa ditulis:
Q = f(K, L)
Dimana: Q : output yang dihasilkan selama satu periode tertentu
K : kapital (modal)
L : tenaga kerja
Suatu kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal
termasuk dalam kegiatan proses produksi pertanian, dalam hal ini modal
LnY = Lnα + β1LnX1 + β2LnX2 + ,...,+βiLnXi +,...,+ βnLnXn + ……
terbagi dua yaitu modal tetap (fixed cost) dan modal tidak tetap (variabel
cost). Modal tetap terdiri dari tanah, bangunan, mesin, dan peralatan
pertanian dimana biaya yang dikeluarkan dalam kegitan proses produksi
tidak habis dalam sekali proses produksi. Lain halnya pada modal tidak
tetap yang terdiri benih, pupuk, pestisida, dan upah yang dibayarkan
kepada tenaga kerja (Rahim, 2012).
Fungsi produksi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai oleh para
peneliti karena mempunyai keunggulan yang menjadi menarik, antara lain:
a). Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan
dengan fungsi lain, karena fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah
ditransfer kebentuk linear dengan cara melogaritmakan.
b). Hasil pendugaan melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan
koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran
elastisitas.
c). Jumlah besaran elastisitas sekaligus menunjukkan tingkat besaran
skala usaha (return of scale) yang berguna untuk mengetahui apakah
kegiatan dari suatu usaha tersebut mengikuti kaidah skala usaha
menaik, skala usaha tetap ataukah skala usaha yang menurun.
d). Koefisien intersep dari fungsi Cobb-Douglas merupakan indeks
efisiensi produksi yang secara langsung menggambarkan efisiensi
penggunaan input dalam menghasilkan output dari sistem produksi
yang sedang dikaji.
e). Koefisien-koefisien fungsi Cobb-Douglas secara langsung
menggambarkan elastisitas produksi dari setiap input yang
dipergunakan dan dipertimbangkan untuk dikaji dalam fungsi produksi
Cobb-Douglas.
Fungsi produksi Cobb-Douglas mempunyai beberapa ciri yang
berguna, antara lain:
(a). Fungsi produksi Cobb-Douglas diperoleh dengan estimasi analisis
regresi dan mentransformasikannya menjadi: lnQ = lnA + lnK + β lnL
yang linier dalam logaritma.
(b). Fungsi Cobb-Douglas dapat dengan mudah dikembangkan dengan
menggunakan lebih dari dua input.
Pendekatan Cobb Douglas merupakan bentuk fungsional dari
fungsi produksi secara luas yang digunakan untuk mewakili hubungan
output untuk input. Untuk produksi, model fungsi dapat digunakan dengan
rumus:
Y=ALα Kᵝ, 𝑌 = 𝐾αᵝ AL
Dimana:
Y = Total produksi
L = Tenaga kerja
K = Modal input
A = Produktivitas faktor total
α dan β= Elastisitas output dari tenaga kerja dan modal, dimana nilai
konstan ditentukan oleh teknologi yang tersedia (Soekartawi, 2002)
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi
Suatu fungsi produksi akan berfungsi ketika terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi output produksi. Dalam sektor pertanian,
terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produksi yaitu
sebagai berikut:
a). Tanah/Lahan
Tanah merupakan faktor produksi yang memiliki kedudukan penting
dalam suatu usahatani. Tanah merupakan syarat mutlak bagi petani untuk
dapat memproduksi padi, dengan memiliki lahan yang cukup berarti petani
sudah mempunyai modal utama yang sangat berharga sebagai seorang
petani karena pada lahan inilah petani akan melakukan proses produksi
sehingga menghasilkan padi. Whittow (1994) berpendapat, sebagaimana
dikutip oleh Widiyanto dan Suprapto dalam Maryam (2002), lahan
merupakan sebidang permukaan bumi yang meliputi parameter-parameter
geologi, endapan permukaan, topografi, hidrologi, tanah, flora dan fauna
yang secara bersama-sama dengan hasil kegiatan manusia baik di masa
lampau maupun masa sekarang yang akan mempengaruhi terhadap
penggunaan saat ini maupun yang akan datang. Pada umumnya lahan
sawah merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh
pematang, saluran untuk menahan/menyalurkan air (Maryam, 2002).
Luas penguasaan lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat
penting dalam proses produksi ataupun usahatani dan usaha pertanian.
Semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin besar jumlah
produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut. Dalam usahatani misalnya
pemilikan atau penguasaan lahan sempit sudah pasti kurang efisien di
banding lahan yang lebih luas, semakin sempit lahan usaha, semakin
tidak efisien usahatani dilakukan kecuali bila suatu usahatani dijalankan
dengan tertib dan administrasi yang baik serta teknologi yang tepat.
Tingkat efisiensi sebenarnya terletak pada penerapan teknologi, karena
pada luasan yang lebih sempit, penerapan teknologi cenderung
berlebihan (hal ini berhubungan erat dengan konversi luas lahan ke
hektar), dan menjadikan usaha tidak efisien (Rahim, 2007).
Faktor produksi tanah tidak hanya dilihat dari segi luas atau
sempitnya saja, tetapi juga dilihat dari segi lain seperti produktivitas tanah
yang bergantung pada (jenis tanah, macam penggunaan lahan seperti
sawah/tegalan, keadaan pengairan, sarana prasarana), topografi (tanah
dataran tinggi, dataran rendah atau daerah pantai), pemilikan tanah, nilai
tanah serta fragmantasi tanah. Jenis tanah mengarahkan petani kepada
pilihan komoditas yang sesuai, pilihan teknologi, serta pilihan metode
pengolahan tanah, selain itu juga mempengaruhi petani dalam pemilihan
tanaman, pilihan waktu bertanam dan cara bercocok tanam.
Lahan sawah pada umumnya merupakan lahan pertanian yang
berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang, saluran untuk menahan/
menyalurkan air, yang biasanya ditanami padi sawah tanpa memandang
dari mana diperolehnya atau status tanah tersebut. Sebaliknya, lahan
bukan sawah merupakan semua lahan selain sawah yang meliputi: (a)
lahan pekarangan (b) kebun (c) huma (d) perkebunan.
Status tanah adalah pernyataan hubungan antara tanah usahatani
dengan kepemilikan atau pengusahaannya. Status tanah dapat dibedakan
menjadi: tanah milik atau tanah hak milik, tanah sewa, tanah sakap, tanah
gadai dan tanah pinjaman. Berdasarkan sumber kepemilikan dan
pengusahaannya maka tanah yang dimiliki atau dikelola petani dapat
digolongkan atas beberapa jenis proses penguasaan dan status tanah,
yaitu: dibeli, disewa, disakap, pemberian oleh negara, warisan, wakaf, dan
membuka lahan.
Tanah sebagai faktor produksi mempunyai nilai yang tergantung
pada tingkat kesuburannya atau kelas tanahnya, fasilitas irigasi, posisi
lokasi terhadap jalan dan sarana perhubungan, dan adanya rencana
pengembangan. Atas dasar pengertian lahan dan fungsi lahan diatas,
dapat disimpulkan bahwa lahan merupakan faktor yang penting dalam
sektor pertanian. Lahan mempunyai nilai ekonomis yang bisa sangat
tinggi, dengan begitu akan menguntungkan pemiliknya. Konteks dalam
pertanian, penilaian tanah subur mempunyai nilai yang lebih tinggi dari
pada tanah tidak subur (Nasution, 2006).
b). Benih
Produksi dalam proses pertanian, modal dibedakan menjadi 2
macam, yaitu modal tidak bergerak (biasanya disebut modal tetap). Faktor
produksi seperti tanah, bangunan dan mesin-mesin sering dimasukkan
dalam kategori modal tetap.Sebaliknya modal tidak tetap atau modal
variabel, adalah biaya yang dikeluarkan dalam proses produk dan habis
dalam satu kali dalam proses produksi, misalnya biaya produksi untuk
membeli beni, pupuk, obat-obatan atau upah yang dibayarkan untuk
pembayaran tenaga kerja.
Benih menentukan keunggulan dari suatu komoditas, benih yang
unggul cenderung menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
Semakin unggul benih komoditas pertanian, semakin tinggi produksi
pertanian yang akan dicapai. Maka pemilihan benih unggul menentukan
hasil produksi dengan kualitas yang baik dan terjamin (Zainal, 2004).
c). Tenaga Kerja
Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang
penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah
yang cukup bukan saja dilihat dari ketersediaan, kualitas dan macam
tenaga kerja perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan pada faktor produksi tenaga kerja adalah:
(a). Tersedianya tenaga kerja
Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup
memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan
kebutuhan sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah
tenaga kerja yang diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan
dikaitkan dengan kualitas tenaga kerja, jenis kelamin, musim dan upah
tenaga kerja.
(b). Kualitas tenaga kerja
Persediaan tenaga kerja spesialisasi ini diperlukan sejumlah tenaga
kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu, dan ini tersedianya
adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga kerja ini
tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi.
Sering dijumpai alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena
belum tersedianya tenaga kerja yang mempunyai kualifikasi untuk
mengoperasikan alat tersebut (Rahim, 2007).
(c). Jenis kelamin
Kualitas tenaga kerja juga dipengaruhi oleh jenis kelamin, apalagi
dalam proses produksi pertanian. Tenaga kerja pria mempunyai
spesialisasi dalam bidang pekerjaan tertentu seperti mengolah tanah, dan
tenaga kerja wanita mengerjakan tanam.
(d). Tenaga kerja musiman
Usahatani dalam sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga
petani sendiri. Tenaga kerja keluarga merupakan sumbangan keluarga
pada produksi pertanian secara keseluruhan dan tidak perlu dinilai dengan
uang tetapi terkadang juga membutuhkan tenaga kerja tambahan
misalnya dalam penggarapan tanah baik dalam bentuk pekerjaan ternak
maupun tenaga kerja langsung, sehingga besar kecilnya upah tenaga
kerja ditentukan oleh jenis kelamin. Upah tenaga kerja ternak umumnya
lebih tinggi daripada upah tenaga kerja manusia (Fadholi, 1988).
Umur tenaga kerja di pedesaan juga sering menjadi penentu besar
kecilnya upah, mereka yang tergolong dibawah usia dewasa akan
menerima upah yang juga lebih rendah bila dibandingkan dengan tenaga
kerja yang dewasa. Penilaian terhadap upah perlu distandarisasi menjadi
hari kerja orang (HKO) atau hari kerja setara pria (HKSP). Lama waktu
bekerja juga menentukan besar kecilnya tenaga kerja makin lama jam
kerja, makin tinggi upah yang mereka terima dan begitu pula sebaliknya.
Tenaga kerja bukan manusia seperti mesin dan ternak juga menentukan
besar kecilnya upah tenaga kerja. Nilai tenaga kerja traktor mini akan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan nilai tenaga kerja orang, karena
kemampuan traktor tersebut dalam mengolah tanah yang relatif lebih
tinggi. Begitu juga tenaga kerja ternak, nilainya lebih tinggi bila
dibandingkan dengan nilai tenaga kerja traktor karena kemampuan yang
lebih tinggi dari tenaga kerja tersebut (Rahim 2007).
d). Pupuk
Pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih unsur
hara atau nutrisi bagi tanaman untuk menopang tumbuh dan
berkembangnya tanaman. Unsur hara yang diperlukan oleh tanaman
adalah sebagai berikut: C, H, O (ketersediaan di alam melimpah), N, P, K,
Ca, Mg, S (hara makro), dan Fe, Mn, Cu, Zn, Cl, Mo, B (hara mikro).
Pupuk dapat diberikan lewat tanah, daun, atau diinjeksi ke batang
tanaman. Jenis pupuk ada bentuk padat maupun cair. Berdasarkan
proses pembuatannya pupuk dibedakan menjadi pupuk alam dan pupuk
buatan. Pupuk alam adalah pupuk yang didapat langsung dari alam,
contohnya fosfat alam, pupuk kandang, pupuk hijau, kompos. Jumlah dan
jenis unsur hara yang terkandung di dalamnya sangat bervariasi.
Sebagian dari pupuk alam dapat disebut sebagai pupuk organik karena
merupakan hasil proses dekomposisi dari material mahluk hidup seperti,
sisa tanaman dan kotoran ternak (Zaini, 2014).
Pupuk buatan adalah pupuk yang dihasilkan dari proses
pembuatan pabrik. Kadar, hara, jenis hara, dan komposisi hara di dalam
pupuk buatan sudah ditentukan oleh produsen dan menjadi ciri khas dari
penamaan/merek pupuk. Berdasarkan ragam hara yang dikandungnya,
pupuk buatan dibedakan atas pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal merupakan jenis pupuk yang mengandung satu
macam unsur hara, misalnya pupuk N (nitrogen), pupuk P (fosfat), atau
pupuk K (kalium) pupuk tunggal yang mengandung unsur N dikenal pupuk
urea, ZA (zvavelvuure ammonium) biasa disebut ammonium sulfat. Pupuk
yang mengandung unsur P yaitu TSP (triple superphosfat) dan SP-36.
Pupuk tunggal tersebut sudah ditetapkan SNI-nya. Suatu pupuk disebut
urea bila kandungan Nitrogen dalam pupuk tersebut sekitar 45-46% N,
bila pupuk nitrogen lain yang mengandung N selain 45-46% N tidak bisa
disebut urea. Contoh lain adalah SP-36 adalah pupuk P yang kandungan
P2O5 sebesar 36%. Pupuk yang mengandung unsur K ialah pupuk KCl,
K2SO4 (ZK) (Zaini, 2014).
Pemberian pupuk dengan komposisi yang tepat dapat
menghasilkan produk berkualitas, pupuk yang sering digunakan adalah
pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk
yang berasal dari penguraian bagian–bagian atau sisa tanaman dan
binatang, misal pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bungkil, guano, dan
tepung tulang. Sementara itu, pupuk anorganik atau yang biasa disebut
sebagai pupuk buatan adalah pupuk yang sudah mengalami proses di
pabrik misalnya pupuk Urea, TSP 36, PonsKa, dan ZA.
Pemupukan perlu dilakukan agar unsur hara yang telah habis pada
musim tanam sebelumnya dapat kembali tercukupi pada musim tanam
berikutnya, ini dikarenakan tanaman sangat membutuhkan ketersediaan
unsur hara yang cukup untuk proses pertumbuhan dan masa produksinya.
Selain itu, kebutuhan tanaman terhadap unsur hara pada setiap fase
pertumbuhannya yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan
pemupukan. (Rahim, 2007).
e). Pestisida
Pembasmi hama atau pestisida adalah bahan yang digunakan
untuk mengendalikan, menolak, dan membasmi organisme pengganggu.
Pestisida sangat dibutuhkan tanaman untuk mencegah serta membasmi
hama dan penyakit yang menyerangnyaseperti serangga, tikus, gulma,
burung, mamalia, ikan, atau mikrobia yang dianggap mengganggu. Di satu
sisi pestisida dapat menguntungkan usahatani namun di sisi lain pestisida
dapat merugikan petani. Pestisida dapat menjadi kerugian bagi petani jika
terjadi kesalahan pemakaian baik dari cara maupun komposisi. Kerugian
tersebut antara lain pencemaran lingkungan, rusaknya komoditas
pertanian, keracunan yang dapat berakibat kematian pada manusia dan
hewan peliharaan (Onibala, 2017).
Penggunaan pestisida dalam menganalisis faktor-faktor produksi
usahatani padi dapat membantu para petani dalam merawat tanaman
padi, sehingga jumlah dan kualitas produksi usahatani padi akan menjadi
lebih baik. Penggunaan pestisida dapat mempertahankan peningkatan
produksi padi, dengan melihat pertumbuhan beberapa jenis gulma,
serangan hama dan penyakit yang tumbuh dan menyerang tanaman padi
dilahan petani. Herbisida merupakan obat berbahan kimia dan memiliki
bahan aktif untuk mengendalikan gulma pada lahan bebas tanam dan
gulma di lahan tanaman. Fungisida dengan bahan aktif untuk
mengendalikan penyakit jamur pada tanaman padi dan insektisida dengan
bahan aktif untuk mengendalikan hama/serangga pada tanaman
(Supartama, 2013).
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian terdahulu adalah suatu penelitian yang telah dilakukan
oleh peneliti-peneliti sebelumnya atau terdahulu.Penelitian terdahulu
berfungsi sebagai sumber rujukan bagi peneliti untuk mempermudah
dalam mengerjakan dan mengaplikasikan penelitiannya. Penelitian ini
memiliki model yang hampir sama seperti penelitian-penelitian
terdahulunya, tetapi terdapat suatu perbedaan dalam jenis objek yang
akan diteliti, tahun penelitian dan permasalahan yang terjadi di daerah
yang sedang diteliti dan kebijakan yang sesuai untuk diterapkan di daerah
tersebut. Terdapat beberapa jurnal atau penelitian yang dijadikan acuan
dalam penulisan antara lain dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Nama
Peneliti
/ Tahun
Judul
Penelitian
Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
1. Arif/
2014
Analisis
efisiensi
faktor–faktor
produksi
usahatani padi
di Kecamatan
Undaan
Kabupaten
Kudus.
Mengetahui efisiensi
teknis, harga (alokatif)
dan ekonomi dalam
penggunaan faktor-
faktor produksi luas
lahan (X1), bibit (X2),
pupuk (X3), pestisida
(X4), tenaga kerja (X5)
pada usahatani Padi di
Kecamatan Undaan.
Penghitungan
efisiensi diperoleh
nilai efisiensi teknis
sebesar 0,75,
efisiensi harga
sebesar 28,06 dan
efisiensi ekonomi
sebesar 21,04, nilai
return to scale
sebesar 0,27 dan
nilai R/C rasio 2,54.
2. Felis/
2017
Pengaruh
Penggunaan
Faktor
Produksi
terhadap
Produksi Padi
di Desa
Barugae
Kabupaten
Bone.
Mengetahui pengaruh
luas lahan, tenaga
kerja, bibit, pupuk, dan
pestisida terhadap
produksi padi di Desa
Barugae Kabupaten
Bone.
Menunjukkan bahwa
uji f secara simultan
luas lahan, tenaga
kerja, bibit, pupuk,
dan pestisida secara
simultan mempunyai
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
produksi padi di Desa
Barugae Kabupaten
Bone. Melalui uji t
secara parsial
variabel luas lahan
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap produksi
padi, variabel bibit
berpengaruh positif
namun tidak
signifikan terhadap
produksi padi,
sedangkan tenaga
kerja, pupuk dan
pestisida
berpengaruh negatif
tidak signifikan
terhadap produksi
padi.
3. Alvio/
2017
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
produksi padi
sawah di
Kelurahan
Koya,
Kecamatan
Tondano
Selatan.
Mengetahui pengaruh
faktor-faktor produksi
terhadap hasil
produksi pada
usahatani padi sawah.
Hasil produksi yang
dihasilkan padi
sawah di Kelurahan
Koya, Kecamatan
Tondano Selatan
secara serentak
variabel luas lahan,
benih, pupuk urea,
pupuk phonska,
pestisida dan tenaga
kerja berpengaruh
terhadap produksi
padi sawah di
Kelurahan Koya.
Secara individu
variabel luas lahan,
benih dan pupuk urea
berpengaruh
signifikan terhadap
produksi padi.
4. Sawa/
2007
Analisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
produksi
jagung di
kabupaten
blora(Studi
Kasus
1).Menganalisis
pengaruh variabel-
variabel input, yaitu
luas lahan, biaya
tenaga kerja, varietas
bibit, jarak dan
jumlah tanaman, dan
biaya pembelian
pupuk terhadap hasil
1). Keseluruhan model
produksi jagung
yang diestimasikan
memberikan hasil
yang positip karena
semua variabel
independent yang
diamati terlihat
bahwa variansi
Produksi
Jagung Hibrida
di Kecamatan
Banjarejo
Kabupaten
Blora).
produksi Jagung
Hibrida di
Kecamatan Banjarejo
Kabupaten Blora
2) Mengetahui variabel
yang dominan yang
mempengaruhi hasil
produksi jagung
hibrida di Kecamatan
Banjarejo Kabupaten
Blora.
Luas Lahan (X1),
Varietas Bibit (X2),
Jarak dan Jumlah
tanaman (X3),
Biaya Tenaga
Kerja (X4) dan
variabel Biaya
Pembelian Pupuk
berpengaruh secara
signifikan terhadap
hasil produksi
Jagung Hibrida (Y).
F hitung sebesar =
32,197 adalah
signifikan , karena
p > .05. Dengan
demikian, Ho1 yang
menyatakan tidak
ada pengaruh luas
lahan, varietas bibit,
jarak dan jumlah
tanaman, biaya
tenaga kerja, biaya
pembelian pupuk
terhadap hasil
produksi jagung
hibrida, ditolak, dan
hipotesis altenatif
(ha) diterima.
2). Hasil uji parsial
ternyata variabel
jarak dan jumlah
tanamam (X3)
merupakan variabel
dominan yang
berpengaruh
terhadap hasil
produksi jagung
hibrida di
Kecamatan
Banjarejo
Kabupaten Blora.
5. Poppy/
2014
Faktor- faktor
yang
mempengaruhi
produksi
tanaman
pangan jagung
di Indonesia.
Mengetahui apakah
PDRB akan
mempengaruhi
produksi jagung di
Indonesia, mengingat
PDRB merupakan nilai
keseluruhan jumlah
barang dan jasa yang
diproduksi di dalam
wilayah tersebut.
Produksi padi dan
luas lahan jagung
berpengaruh secara
signifikan terhadap
produksi jagung,
sedangkan PDRB
tidak signifikan dan
tidak berpengaruh
langsung terhadap
produksi jagung.
Saran yang berkaitan
dengan penelitian ini
adalah perlunya
analisis lebih lanjut
mengenai faktor-
faktor lain yang dapat
mempengaruhi
produksi jagung,
serta diperlukan
upaya pemerintah
melalui kebijakan
yang dapat
mendukung
ketersediaam
produksi jagung dan
sosialisasi kepada
masyarakat agar
tidak hanya
tergantung pada
beras sebagai bahan
makanan pokok dan
optimalisasi buadaya
pangan lokal.
6. Jumiati/
2016
Analisis faktor-
faktor yang
mempengaruhi
produksi padi
di Kecamatan
Sinjai Selatan
Kabupaten
Sinjai
Menganalisis faktor-
faktor produksi padi di
Kecamatan Sinjai
Selatan Kabupaten
Sinjai.
Faktor-faktor yang
berpengaruh
signifikan terhadap
produksi padi di
Kecamatan Sinjai
Selatan Kabupaten
Sinjai adalah pupuk
urea, bibit, tenaga
kerja, dan luas lahan.
7. Bayu/
2011
Faktor-Faktor
Yang
Mempengaruhi
Produksi Padi
Di Desa
Pulorejo
Kecamatan
Winong
Kabupaten
Pati
1. Mengetahui
pengaruh luas lahan,
modal dan tenaga
kerja terhadap
produksi padi di
Desa Pulorejo
Kecamatan Winong
Kabupaten Pati.
2. Untuk mengetahui
besar pengaruh luas
lahan, modal, dan
tenaga kerja
terhadap produksi
padi di Desa Pulorejo
Kecamatan Winong
Kabupaten Pati.
1. variabel luas lahan
yang paling banyak
dimiliki oleh 38
petani (50%) adalah
antara 0,1333 –
0,2665 hektare.
Untuk variabel
modal yang paling
banyak digunakan
oleh 57 petani
(75%) adalah modal
antara
Rp 1.000.000 –
Rp 1.999.000.
Variabel tenaga
kerja terbanyak
digunakan oleh 59
petani (77,63%)
yaitu antara 14 – 19
orang.
2). Nilai koefisien
regresi masing-
masing variabel
bebas pada
pertanian padi di
Desa Pulorejo
Kecamatan Winong
Kabupaten Pati
yaitu variabel luas
lahan, modal dan
tenaga kerja
berpengaruh positif
terhadap produksi
padi. Hasil uji
hipotesis
menunjukkan
bahwa secara
bersama-sama luas
lahan, modal dan
tenaga kerja
berpengaruh secara
signifikan terhadap
produksi padi hasil
uji F sebesar
166,983 dengan
signifikansi 0,000.
Secara bersama-
sama produksi padi
di pengaruhi oleh
luas lahan, modal
dan tenaga kerja
sebesar 87,4 %.
C. Kerangka Pikir
Usahatani secara umum adalah kegiatan untuk memproduksi di
lingkungan pertanian untuk mendapatkan keuntungan yang maksimum.
Untuk mendapatan keuntungan tersebut banyak faktor yang
mepengaruhinya seperti kesuburan tanah, varietas benih, tersedianya
pupuk, tenaga kerja, penggunaan pestisida serta teknologi yang
digunakan. Oleh karena itu upaya untuk meningkatan pendapatan petani
harus memperhitungkan faktor-faktor produksi yang mempengaruhinya.
Produksi dalam pertanian, produksi fisik dihasilkan oleh bekerjanya
beberapa faktor produksi sekaligus yaitu tanah, modal dan tenaga kerja
(Mubyarto, 1994 dalam Sewa, 2007). Berdasarkan landasan teori yang
telah dibahas dan hasil penelitian terdahulu, ada beberapa variabel
dimasukkan dalam model ini, luas lahan, tenaga kerja, varietas benih,
penggunakan pupuk dan pestisida, mengacu pada teori dan hasil
penelitian terdahulu, maka dapat disusun suatu model dalam penelitian
pada gambar 2.2.
Keterangan: menunjukan pengaruh input terhadap output
Gambar: 2.2 Model kerangka pemikiran faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi
Gambar 2.2 menunjukan bahwa dalam memproduksi padi (output)
dipengaruhi oleh variabel input produksi, yaitu luas lahan, benih, jumlah
biaya tenaga kerja, biaya pembelian pupuk dan biaya pembelian
pestisida. Luas lahan sebagai variabel independen (X1), benih sebagai
Produksi Usahatani Padi
Pupuk (X4)
Pestisida (X5)
Luas Lahan (X1)
Benih (X2)
Tenaga Kerja (X3)
variabel independen (X2), jumlah biaya tenaga kerja sebagai variabel
indevenden (X3), jumlah biaya pembelian pupuk sebagai variabel
independen (X4) dan jumlah pembelian pestisida sebagai variabel
independen (X5) mempengaruhi proses produksi usahatani padi sebagai
variabel dependen (Y).
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul
(Arikunto, 2006). Berdasarkan kajian teoritis yang berhubungan dengan
latar belakang dan pembatasan masalah, serta temuan penelitian
sebelumnya dan kerangka pemikiran teoritis, maka dalam penelitian ini
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: ”Diduga bahwa faktor luas
lahan, benih, tenaga kerja, pupuk dan pestisida berpengaruh positif
terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten
Bone“ dari hipotesis induk ini diturunkan beberapa hipotesis bahwa di
duga:
a. Faktor luas lahan (X1), Benih (X2), tenaga kerja (X3), pupuk (X4) dan
pestisida (X5) berpengaruh secara positif terhadap produksi usahatani
padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
b. Elastisitas produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten
Bone meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yakni
penelitan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Metode penelitian
kuantitatif merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya
adalah sistematis, terencana dengan jelas sejak awal hingga pembuatan
desain penelitiannya. Menurut Sugiyono (2018), metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian dengan memperoleh data
atau data kualitatif yang diangkakan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2019
di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone. Alasan memilih lokasi penelitian
karena Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah sentra produksi
tanaman pangan khususnya padi di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang terbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi
pusat perhatian peneliti, karena dipandang sebagai semesta penelitian
(Ferdinand, 2006 dalam Onibala, 2017), sedangkan menurut (Sujarweni,
2012 dalam Zaini, 2014) mengatakan bahwa, populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atau objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2018). Dengan demikian sampel adalah
sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki, dan bisa
mewakili keseluruhan populasinya sehingga jumlahnya lebih sedikit dari
populasi.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani padi
yang terdapat di seluruh Kecamatan Libureng berjumlah 6.130 petani.
Adapun cara pengambilan sampel pada penelitian ini mengunakan simple
random sampling, dimana peneliti memberikan peluang yang sama bagi
setiap anggota populasi (petani) untuk dipilih menjadi sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasi itu sendiri. Adapun penelitian ini menggunakan teknik Slovin
menurut Sugiyono, 2018 dengan rumus untuk menentukan sampel
sebagai berikut:
n = N
N (d2)+1
Keterangan:
n = jumlah sampel yang diambil
N = jumlah petani padi (populasi)
d = derajat kebebasan/ nilai presisi 10%
n = 6.130
6.130 (10)2+1
n = 6.130
62,3
= 98
Jumlah sampel dalam penelitian ini sebesar 98 responden.
Jumlah responden yang ditetapkan menggunakan rumus Slovin
sebesar 98 petani, sampel desa yang dilakukan secara Proportional
Sampling.
Dimana:
ni = Jumlah anggota sampel menurut stratum
n = Jumlah anggota sampel seluruhnya
Ni = Jumlah anggota populasi menurut stratum
N = Jumlah anggota populasi seluruhnya
Nama Desa Populasi Petani (Orang) Sampel Petani (Orang)
Tappale 230 21
Bune 270 24
Mattiro Bulu 240 22
Mallinrung 330 31
Jumlah 1.073 98
Jumlah sampel desa yang dipilih sebanyak 4 Lokasi, yaitu Desa
Tappale, Desa Bune, Desa Mattiro Bulu dan Desa Mallinrung sebagai
sampel desa yang menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi padi.
D. Metode Pengumpulan Data
a. Jenis Data
Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data
kualitatif dan data kuantitatif.
a). Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat
dan gambar, data kualitatif yang peneliti gunakan yaitu wawancara
langsung kepada responden melaui kuesioner dimana setelah daftar
kuesioner diisi oleh responden kemudian hasil kuesioner yang
dikumpulkan dan dikelompokkan menurut kriteria yang ada dari
masing-masing jawaban ditabulasikan kedalam tabel, yang
selanjutnya akan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan.
b). Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung
secara langsung, yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau berbentuk angka.
b. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a). Data Primer
Data primer diperoleh dari sumber atau objek yang sedang diteliti
melalui observasi, pengisian kuesioner dan wawancara petani
responden. Data primer diambil secara cross section dari musim panen
pada tahun 2018 yang diperoleh melalui wawancara secara langsung
dengan responden yaitu para petani padi yang terpilih sebagai sampel
dengan menggunakan daftar kuesioner. Adapun jenis data yang
dipergunakan adalah data input dan output usahatani padi, sebagai
berikut: (a). Luas lahan tanaman padi (m2), (b). jumlah dan harga benih
(c). Biaya tenaga kerja (d). Biaya pembelian pupuk (Rp/ha), dan (e).
Biaya pembelian pestisida diakumulasi dalam satuan liter (Rp) jumlah
produksi usahatani padi (ton/ha) dan sebagainya.
b). Data Sekunder
Data sekunder meliputi data-data penunjang dari data primer, yang
didapatkan melalui studi kepustakaan dari berbagai sumber, baik
publikasi yang bersifat resmi seperti jurnal-jumal, buku-buku, hasil
penelitian terdahulu maupun publikasi terbatas arsip-arsip data
lembaga/instansi yang terkait dari Dinas Pertanian baik Provinsi
Sulawesi Selatan maupun Dinas Pertanian Kabupaten Bone, Kantor
Statistik, BAPPEDA Kabupaten Bone dan Kantor Kecamatan Libureng
yang merupakan sentra produksi usahatani padi di Kabupaten Bone.
c. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan suat cara untuk memperoleh
bahan-bahan keterangan atau kenyataan yang benar-benar
mengungkapkan data yang diperlukan dalam suatu penelitian baik untuk
data yang pokok maupun data penunjang. Teknik yang digunakan dalam
pengumpulan data pada penelitian ini, sebagai berikut:
a). Observasi yaitu pengumpulan data dengan melakukan pengamatan
secara langsung kepada objek yang diteliti dalam hal ini adalah petani
padi di Kecamatan Libureng.
b). Wawancara (interview), yaitu pengumpulan data yang diperoleh
melalui wawancara dengan petani padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone, dengan menggunakan kuesioner/daftar pertanyaan.
c). Dokumentasi yaitu mencari data atau variabel mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, buku, prasasti, notulen rapat. Metode
dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data fisik dan kondisi
wilayah di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, seperti luas wilayah,
batas wilayah, jumlah penduduk, dan mata pencaharian penduduk.
E. Defenisi Oprasional
Untuk memperjelas pengertian dan kesamaan dalam penafsiran
data variable yang diajukan dalam penelitian ini digunakan pengukuran
dalam penggunaan istilah–istilah sebagai berikut:
a. Usahatani padi adalah kegiatan petani untuk memproduksi padi di
lahanya dengan pertimbangan kondisi iklim yang sesuai dengan
tanaman tersebut yang digunakan dalam satu kali musim tanam.
b. Petani adalah semua orang yang berusahatani padi di Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone.
c. Lahan adalah lingkungan fisik dan biotik yang berkaitan dengan daya
dukungannya terhadap kehidupan dan kesejahteraan hidup manusia.
Lingkungan fisik berupa relief atau topografi, iklim, tanah, dan air,
sedangkan lingkungan biotik adalah manusia, hewan, dan tumbuhan.
(Rp/ha).
d. Produksi usahatani padi adalah jumlah produksi padi di Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone yang dihasilkan dari kegiatan usahatani yang
dilakukan oleh petani selama satu kali musim panen yang dinyatakan
dalam satuan kg/ha.
e. Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui
proses seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh
yang besar yang digunakan dalam satu kali musim tanam (liter/kg).
f. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja baik laki-laki, perempuan,
anak-anak dan mekanik/ mesin yang digunakan dalam proses produksi
selama satu kali proses produksi yaitu mulai dari pengolahan tanah
sampai panen, baik yang berasal dari keluarga maupun luar keluarga
dan diukur dalam satuan HOK yang digunakan dalam satu kali musim
tanam Rp.
g. Pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam proses produksi
dalam satu musim tanam dan diukur dalam satuan (liter/kg). Jenis
pupuk yang digunakan UREA dan NPK.
h. Pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam proses
produksi dalam satu kali musim tanam (liter atau kg).
i. Elastisitas produksi adalah persentase perubahan dari output (produksi
usahatani) sebagai akibat dari persentase perubahan dari input (lahan,
benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja).
F. Tehnik Analisis Data
a). Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk melakukan suatu pengujian
terhadap hipotesis, maka diperlukannya suatu pengujian asumsi klasik
terlebih dahulu. Pengujian asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi
ada tidaknya autokorelasi, multikolinieritas dalam hal estimasi karena bila
terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji F
yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat
mengacaukan kesimpulan yang diperoleh. Adapun masing-masing
pengujian penyimpangan asumsi klasik terdiri dari:
(a). Uji Normalitas
Menurut Gujarati (1995) dalam Rahim 2012, regresi linier normal
klasik memperkirakan bahwa alokasi probabilitas dari gangguan memiliki
rata-rata yang diharapkan sama dengan nol, tidak berkorelasi dan
mempunyai varians yang konstan. Dengan asumsi ini penaksir akan
memenuhi sifat-sifat statistis yang diinginkan seperti unbiased (tidak
memihak) dan memiliki varian yang minimum. Metode yang digunakan
untuk mengetahui normal atau tidaknya faktor gangguan antara lain
adalah dengan melihat normal probability plot. Jika residual atau faktor
gangguan adalah normal, maka garis yang menggambarkan data yang
sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
(b). Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana
satu atau lebih variabel bebas dapat dinyatakan sebagai kombinasi
kolinier dari variabel yang lainnya. Uji ini bertujuan untuk mengetahui
apakah dalam regresi ini ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Jika terjadi korelasi maka dinamakan terdapat problem
multikolinieritas. Cara mendeteksi adanya multikolineritas dilakukan
dengan uji Variance Inflation Factor (VIF) yang dihitung dengan rumus
sebagai berikut: Jika VIF > dari 10, maka antar variabel bebas
(independent variabel) terjadi persoalan multikolinearitas menurut Rahim
(2012) cara untuk mengetahui multikolinearitas dalam suatu model, salah
satunya adalah dengan melihat koefisien korelasi hasil output komputer.
Jika terdapat keofisien korelasi yang lebih besar dari 0,9 makan terdapat
gejala multikolinearitas. Untuk mengatasi masalah multikolinearitas, satu
variabel independen yang memiliki korelasi dengan variabel independen
lain harus dihapus. Dalam hal metode GLS, model ini sudah diantisipasi
dari multikolinearitas.
(c). Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi
lainnya. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Breusch-
Godfrey. Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan satu
observasi dengan variabel gangguan observasi lain.
Uji autokorelasi menggunakan uji Breusch-Godfrey. Penilaian dilihat dari
nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut
(Ekaputri, 2018).
(d). Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas Suatu model regresi dikatakan terkena
heterokedastisitas apabila terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variansi dari residual dan
satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut
homokedastisitas. Jika variansi berbeda disebut heterokedastisitas.
Adanya sifat heterokedastisitas ini dapat membuat penaksiran dalam
model bersifat tidak efisien. Umumnya masalah heterokedastisitas lebih
biasa terjadi pada data cross section dibandingkan dengan time series
(Gujarati, 1978 dalam Rahim 2012). Untuk mengetahui ada tidaknya
heterokedastisitas, dalam hal ini akan dilakukan dengan cara melihat
grafik scatterplot. Jika dalam grafik terlihat ada pola tertentu seperti titik-
titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasi telah terjadi
heterokedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar
diatas dan dibawah angka 0 pada sumbuh Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas (Ghozali, 2011).
b). Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis yang digunakan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang
mempengaruhi Produksi usahatani Padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone dalam hal ini digunakan analisis regresi linier berganda
secara eksplisit dapat dinyatakan dalam fungsi Cobb-Douglas.
Analisis Cobb-Douglas menjelaskan hubungan antara produksi (Y)
dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya (X). Fungsi produksi yang
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara Y dan X menggunakan
fungsi produksi Cobb-Douglas yang telah ditransformasikan kedalam
bentuk linier logaritmatik dimana variable yang dijelaskan atau dependen
(Y) adalah produksi dan variabel yang menjelaskan adalah independen
(X) yaitu luas lahan, benih, pupuk, pestisida, dan tenaga kerja. Secara
matematik fungsi produksi Cobb-Douglass dapat di tulis sebagai berikut:
Y = b0 X1
b1 X2b2 X3
b3 X4b4 X5
b5.................e ( Soekartawi, 2003)
Model Fungsi tersebut di tranformasikan ke dalam model linier
logaritmatik, maka model fungsi produksinya dapat di tulis sebagai berikut.
LnY= b0 + b1LnX1 + b2LnX2 + b3LnX3 + b4LnX4 + b5LnX5+ e
Keterangan :
LnY = Produksi usahatani padi yang dihasilkan dalam satu kali musim
tanam (kg/musim tanam)
LnX1= Luas Lahan yang digunakan dalam satu kali musim tanam (ha)
LnX2 = Benih yang digunakan dalam satu kali musim tanam (Liter/Kg)
LnX3= Tenaga kerja (HOK) yang digunakan dalam satu kali musim
tanam (Rp)
LnX4= Penggunaan pupuk dalam satu kali musim tanam (kg/ha)
LnX5= Penggunaan seluruh pestisida yang diakumulasi dalam satuan
liter/kg
b1-b6= Koefisien Regresi (nilai elastisitas)
e = Kesalahan (disturbance term)
b). Uji Statistik
(a). Uji R2
Menurut Gujarati (1995), dalam Pasca Tentoea, 2013 koefisien
determinasi adalah untuk mengetahui seberapa besar persentase
sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat yang dapat
dinyatakan dalam persentase. Besarnya persentase pengaruh semua
variabel independen terhadap nilai variabel dependen dapat diketahui
dari besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan regresi. Besarnya
koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu. Semakin
mendekati nol besarnya koefisien determinsi suatu persamaan regresi,
maka semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap
variabel dependen. Sebaliknya, semakin mendekati satu besarnya
koefisien determinsi suatu persamaan regresi, maka semakin besar
pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen
(Rahim, 2012).
(b). Uji F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel terikat. Artinya apakah semua variabel
penjelas secara bersamaan merupakan variabel-veriabel penjelas yang
siginifikan atau tidak signifikan terhadap variabel dependennya. Menurut
Gujarati (1995) dalam Pasca Tentoea, 2013, secara statistik formulasi uji
F adalah:
Bila F hitung > F tabel pada tingkat derajat kepercayaan 5% dan
tingkat kepercayaan tertentu atau nilai probabilitas signifikansi lebih kecil
dari 0,05 maka H0 ditolak yang berarti variabel bebas secara bersama–
sama mempengaruhi variabel terikat.
(c). Uji t
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui
apakah koefisien regresi signifikan atau tidak. Uji t didefinisikan sebagai
berikut (Gujarati, 1995 dalam Pasca Tentoea, 2013) :
Akan tetapi, karena βj akan diuji apakah βj = 0, nilai βj dalam
persamaan harus diganti dengan 0. Maka uji t menjadi :
Bila ternyata setelah dihitung | t | > tα/2, maka hipotesis nol bahwa
βj = 0 ditolak pada tingkat kepercayaan (1 – α) 100%. Dalam hal ini dapat
dikatakan bahwa βj statistically significance.
d). Analisis Elastisitas Produksi
Menurut Soekartawi (2002) elastisitas produksi adalah persentase
perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari
input. Hal ini menunjukkan bahwa suatu kegiatan itu tidak berdiri sendiri
tetapi berkaitan dengan kegiatan-kegiatan lain. Sehingga ada pola
hubungan antara variabel yang diselidiki dengan variabel-variabel lain
yang perubahannya mempengaruhi perubahan variabel yang diselidiki.
Elastisitas produksi untuk mengetahui usahatani padi terhadap
pengaruh terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dapat di
tunjukkan dengan menggunakan pendekatan analisis produksi Cobb-
Douglas, sebagai teknik untuk mengetahui elastisitas produksi, karena
dalam fungsi produksi Cobb-Dauglas dapat dengan mudah ditransfer ke
bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan. Sedangkan hasil
pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan
koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas
(Soekartawi, 2002).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
a. Deskripsi Lokasi Penelitian
a). Letak dan Kondisi Geografi
Kecamatan Libureng merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Bone dengan ibu kota Kelurahan Ceppaga (Camming) yang
berjarak sekitar 160 Km dari Kota Makassar. Secara astronomis terletak
dalam posisi 4013‟ 5006‟ Lintang Selatan dan antara 119042‟-120040‟
Bujur Timur.
Gambar 4.1 Peta Kabupaten Bone
(a). Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lappariaja
(b).Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kahu dan Bontocani
(c). Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ponre
(d). Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Maros
Kecamatan Libureng memiliki luas wilayah 344,25 Km2 atau 7,55
persen dari Kabupaten Bone dengan kepadatan penduduk sekitar 85
jiwa/Km2 penduduk. Kecamatan Libureng merupakan Kecamatan kedua
terbesar di Kabupaten Bone setelah Kecamatan Bontocani dengan luas
wilayah 463,35 Km2 atau 10,16 persen dari Kabupaten Bone. Secara
administratif wilayah Kecamatan Libureng terdiri dari 20 desa/kelurahan
sebagaimana di jelaskan pada tabel berikut:
Tabel: 4.1 Jumlah Dusun/ Lingkungan Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Libureng Tahun 2017
Desa/Kelurahan Dusun Lingkungan RW RT
Baringeng 4 - 4 12
Tompo Bulu 4 - 4 12
Ponre-ponre 5 - 5 15
Laburaseng 3 - 3 9
Tappale 5 - 10 15
Polewali 3 - 3 9
Suwa 3 - 3 6
Pitumpidange 4 - 4 12
Wanuawaru 3 - 3 9
Ceppaga - 4 4 8
Mat.Walie 5 - 5 15
Mario 4 - 4 12
Poleonro 4 - 4 12
Tana Batue - 4 8 14
Swadaya 3 - 7 6
Binuang 3 - 3 9
Mat. Deceng 4 - 4 8
Bune 4 - 7 12
Mallinrung 6 - 9 18
Mat. Bulu 3 - 3 6
Libureng 70 8 97 219
Sumber: Bone dalam Angka Tahun 2018
b). Jumlah Penduduk
(a). Perkembangan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di Kecamatan Libureng mengalami peningkatan
jumlah penduduk. Pada tahun 2015 berjumlah 29.805 jiwa dan pada tahun
2016 terjadi peningkatan 29.908 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 4.2:
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Menurut Desa/Kelurahan di Kecamatan Libureng, 2015 – 2016
Desa/
Kelurahan
Jumlah Penduduk Laju Pertumbuhan
Penduduk per Tahun 2015 2016
Baringeng 1.119 1.123 0,36
Tompo Bulu 971 974 0,31
Ponre-ponre 1.417 1.422 0,35
Laburaseng 1.049 1.053 0,38
Tappale 1.853 1.859 0,32
Polewali 1.313 1.317 0,30
Suwa 936 940 0,43
Pitumpidange 2.180 2.187 0,32
Wanuawaru 1.735 1.741 0,35
Ceppaga 2.036 2.043 0,34
Mat.Walie 1.494 1.500 0,40
Mario 1.347 1.351 0,30
Poleonro 1.765 1.772 0,40
Tana Batue 2.403 2.412 0,37
Swadaya 904 907 0,33
Binuang 1.182 1.186 0,34
Mat. Deceng 981 894 0,31
Bune 1.825 1.831 0,33
Mallinrung 2.133 2.140 0,33
Mat. Bulu 1.162 1.166 0,34
Libureng 29.805 29.908 0,35
Sumber: Bone dalam Angka Tahun 2016
(b). Kependudukan
Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal pada suatu
daerah tertentu, yang dapat menjadi gambaran potensi wilayah dalam
menjalankan suatu usaha demi keberlangsungan hidupnya. Berdasarkan
jumlah penduduk di Kecamatan Libureng dapat dilihat dari Tabel 4.3:
Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan Libureng Tahun 2016
Kelompok
Umur
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Baringeng 569 554 1.123
Tompo Bulu 488 486 974
Ponre-ponre 695 727 1.422
Laburaseng 527 526 1.053
Tappale 910 949 1.859
Polewali 640 677 1.317
Suwa 498 442 940
Pitumpidange 1.104 1.083 2.187
Wanuawaru 850 891 1.741
Ceppaga 1.027 1.016 2.043
Mat.Walie 727 773 1.500
Mario 644 707 1.351
Poleonro 1.126 646 1.772
Tana Batue 1.172 1.240 2.412
Swadaya 432 475 907
Binuang 591 595 1.186
Mat. Deceng 466 518 984
Bune 886 945 1.831
Mallinrung 1.087 1.053 2.140
Mat. Bulu 596 570 1.166
Libureng 15.035 14.873 29.908
Sumber Data: Bone dalam Angka Tahun 2016
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan
Libureng adalah Sebanyak 29.908 Jiwa, jumlah tersebut sebagian besar
berjenis kelamin perempuan, sebanyak 14.873 jiwa, selebihnya laki–laki
sebanyak 15.035 jiwa.
(c). Kondisi Fisik Dasar Kecamatan Libureng
a. Topografi
Keadaan permukaan wilayah Kecamatan Libureng bervariasi mulai
dari landau, bergelombang hingga curam. Daerah landau dijumpai
sepanjang pantai dan bagian Utara, sementara di bagian Barat dan
Selatan umumnya bergelombang hingga curam, dengan rincian sebagai
berikut:
a). Kemiringan lereng 0-2 % (datar) (36,1%)
b). Kemiringan lereng 0-15 % (landai dan sedikit bergelombang) (20,07%)
c). Kemiringan lereng 15-40 % (bergelombang) (24,65%)
d). Kemiringan lereng >40 % (curam) (24,65%)
b. Keadaan Iklim
Kecamatan Libureng termasuk daerah beriklim sedang.
Kelembaban udara berkisar antara 76%-86% dengan temperatur berkisar
24,0C–27,60C. Kecamatan Libureng merupakan wilayah peralihan yaitu
sebagian mengikuti wilayah barat dan sebagian wilayah timur. Pada
periode April-September, bertiup angin timur yang membawa hujan.
Sebaliknya pada bulan Oktober–Maret bertiup angin barat, saat dimana
mengalami musim kemarau. Rata–rata curah hujan tahunan diwilayah
Bone bervariasi, yaitu berkisar 0–638 mm, jumlah hari hujan selama tahun
2015 berkisar 0–23 hari.
c. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kecamatan Libureng masih di dominasi
oleh pemanfaatan perkebunan atau tegalan dengan luas 12.684,74 ha,
untuk persawahan dengan luas 17.800 ha, tanaman holtikultura 906,01
ha, padang rumput dengan luas 4.503,48 ha. Kawasan Hutan dengan
luas 35.073 ha. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.4:
Tabel 4.4 Penggunaan Lahan Kecamatan Libureng Tahun 2017
No Penggunaan Lahan Luas Wilayah (ha)
1. Sawah 17.800
2. Perkebunan/tegalan 12.684,74
3. Holtikultura 906,01
4. Padang rumput 4.503,48
5. Kawasan Hutan 25.073
Sumber Data: Bone dalam Angka Tahun 2017
b. Deskripsi Penelitian
Deskripsi penelitian sesuai dengan tujuannya yaitu untuk
mengidentifikasi faktor-faktor mana yang dominan berpengaruh terhadap
hasil produksi padi dan menganalisis elastisitas produksi usahatani padi di
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, maka data yang dan diperoleh dari
pengisian angket selanjutnya dianalisis melalui dua tahap: analisis
deskriptif dan uji statistik. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan
penjelasan dari masing-masing variabel, sedangkan uji statistik digunakan
untuk menguji hipotesis.
Deskripsi dari masing-masing variabel dalam penelitian ini yaitu
luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk dan pestisida yang memepengaruhi
produksi padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone dapat diketahui
dari analisis deskriptif. Analisis untuk masing-masing variabel tersebut
yaitu:
a). Luas Lahan (X1)
Luas lahan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
produksi. Semakin luas lahan maka hasil produksi semakin bertambah.
Begitupun sebaliknya, jika luas lahan semakin sempit maka hasil produksi
semakin sedikit. Gambaran tentang luas lahan pertanian petani di
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, berdasarkan angket masing-
masing responden diperoleh hasil seperti yang terangkum pada tabel 4.5:
Tabel: 4.5 Variabel Luas Lahan Pada Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
Luas lahan (Ha) Frekuensi (n) Persentase (%)
0,45 – 0,95 47 48
0,96 – 1,45 33 34
1,46 - 1,95 8 8
≥ 1,96 10 10
Jumlah 98 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2019
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa ada 47 petani 48% yang
menyatakan bahwa faktor luas lahan yang dimiliki sebesar 0,45–0,95
ha,ada 33 petani 34% yang memiliki luas lahan pertanian sebesar 0,96–
1,45 ha. Selanjutnya ada 8% atau 8 orang petani yang luas lahan
pertaniannya termasuk dalam 1,46-1,95 ha. Sedangkan luas lahan
pertanian petani yang sebesar≥ 1,96 ha ada 10 petani 10%.
Hasil penelitian terlihat bahwa kebanyakan luas lahan pertanian
yang dimiliki oleh petani di Kecamatan Libureng sebesar 0,45–0,95 ha.
Sedangkan yang memiliki luas lahan ≥ 1,96 ha sangat sedikit. Menurut
petani hal tersebut dikarenakan, sawah mereka rata-rata sudah habis
dibagi kepada anak-anaknya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam
grafik4.2:
Sumber: Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Gambar 4.2 Kepemilikan Luas Lahan Petani Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 2019
b). Benih (X2)
Benih merupakan salah satu faktor yang menentukan sebuah
keberhasilan dalam berusahatani, artinya penggunaan benih dilakukan
secara proporsional sesuai dengan kebutuhan di tiap-tiap luas lahan,
dengan luas lahan yang sempit maka ada baiknya benih diberikan dengan
kondisi lahan yang ada. Petani biasanya menggunakan benih yang
dibudidayakan sendiri dimana hal ini bertujuan untuk meminimalkan biaya
0
10
20
30
40
50
0,45 – 0,95 0,96 – 1,45
1,46 - 1,95≥ 1,96
produksi itu sendiri. Benih dapat juga mempengaruhi jumlah produksi
suatu usahatani, benih yang unggul tentunya akan memberikan hasil yang
baik pula begitu juga sebaliknya.
Hasil penelitian untuk variabel penggunaan benih dapat disajikan
dalam bentuk datapada tabel 4.6:
Tabel: 4.6 Variabel Benih Pada Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
Benih (Kg) Frekuensi (n) Persentase (%)
14 – 28 52 53
29-43 24 24,5
44-58 14 14,3
≥ 59 8 8,2
Jumlah 98 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2019
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka pengunaan
benihdi Kecamatan Libureng Kabupaten Bone yang berada antara 14–28
Kg sebanyak 52 petani (73%), untuk petani dengan penggunaan benih
antara 29-43 kg ada 24 petani (24,5%). Selanjutnya ada 14 petani (14,3%)
petani yang menggunakan benih antara 44-58 kg dan ada 8 petani (8,2%)
yang menggunakan benih lebih dari ≥ 59 kg. Hal itu juga dapat kita lihat
dalam grafik 4.3:
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2019
Gambar 4.3 Pengunaan Benih Petani Kecamatan Libureng Kabupaten Bone 2019.
c). Tenaga Kerja (X3)
Penggunaan tenaga kerja yang efisien dan memiliki keterampilan
memadai merupakan salah satu penentu keberhasilan usahatani. Secara
umum penggunaan tenaga kerja pada kegiatan usahatani padi sawah
antara lain untuk pekerjaan pengolahan lahan, penanaman, penyiangan,
pemupukan, penyemprotan, pemungutan hasil, pengangkutan, dan juga
pengeringan. Besarnya penggunaan tenaga kerja akan mempengaruhi
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk kegiatan usahatani
sehingga akan mempengaruhi besarnya pendapatan yang diterima oleh
petani. Berdasarkan hasil wawancara di lokasi penelitian, pada umumnya
petani padi sawah di Kecamatan Libureng menggunakan tenaga manusia
dan tenaga kerja mesin, dimana sistem pengupahan yang berlaku untuk
tenaga kerja manusia yaitu 50.000/hari, dan tidak membedakan antara
wanita dan pria.
0
10
20
30
40
50
60
14 - 28 29-43 44-58 ≥ 59
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kriteria tenaga kerja yang
digunakan petani sangat jauh berbeda. Faktor tenaga kerja yang
digunakan petani kurang dari 9 orang ada 12 petani (12,5%), ada 68,5%
atau 67 petani yang menggunakan tenaga kerja antara 10–13 orang.
Sedangkan faktor tenaga kerja yang digunakan petani antara 14-17 orang
ada 16 petani (16%) dan sisanya sebanyak 3 petani (3%) yang
menggunakan tenaga kerja lebih dari 18 orang.
Tabel 4.7 Variabel Tenaga Kerja Pada Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019
Tenaga Kerja (HOK) Frekuensi (n) Persentase (%)
< 9 12 12,5
10 -13 67 68,5
14 – 17 16 16
≥ 18 3 3
Jumlah 98 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2019
Keterangan di atas dapat dilihat juga dari grafik berikut ini :
Sumber : Data Primer Setelah diolah tahun 2019
Gambar 4.4 Pengunaan Tenaga Kerja Petani Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019
0
10
20
30
40
50
60
70
< 9 < 10 - 13 14 - 17 ≥ 18
Tabel dan grafik diatas terlihat bahwa jumlah tenaga kerja yang
paling banyak digunakan petani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten
Bone yaitu antara 10–13 tenaga kerja sesuai (HOK), yang kedua yaitu 14-
17 tenaga kerja sesuai (HOK) dan terendah >18 tenaga kerja.
d). Pupuk (X4)
Pemupukan perlu dilakukan agar unsur hara yang telah habis pada
musim tanam sebelumnya dapat kembali tercukupi pada musim tanam
berikutnya, ini dikarenakan tanaman sangat membutuhkan ketersediaan
unsur hara yang cukup untuk proses pertumbuhan dan masa produksinya.
Selain itu, kebutuhan tanaman terhadap unsur hara pada setiap fase
pertumbuhannya yang berbeda-beda sehingga perlu dilakukan
pemupukan. Penggunaan pupuk secara umum oleh petani responden
padi sawah di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ada 3 jenis pupuk
yaitu Urea, SP 36 dan Phonska. Penggunaan pupuk oleh petani
responden disesuaikan dengan luas lahan yang mereka miliki.
Distribusi responden berdasarkan penggunaan pupuk dapat dilihat
pada tabel 4.8:
Tabel: 4.8 Distribusi Petani Berdasarkan Penggunaan Pupuk di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019
Pupuk (Kg) Frekuensi (n) Persentase (%)
≤ 200 4 4
201-550 60 61
551- 900 31 32
≥ 901 3 3
Jumlah 98 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2019
Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa kriteria penggunaan
pupuk yang digunakan petani jauh berbeda. Faktor penggunaan pupuk
petani kurang dari 4 orang petani (4%) ada 60 petani atau (61%) yang
menggunakan pupuk sebesar 201-550 kg. Selanjutnya ada 32% atau 31
orang petani yang menggunakan pupuk sebanyak 551-900 kg dan
sisanya sebanyak 3 petani (3%) yang menggunakan pupuk lebih dari ≥
901 kg. Keterangan di atas dapat dilihat juga dari gambar grafik 4.5:
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Gambar 4.5 Pengunaan Pupuk di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019
e). Pestisida (X5)
Penggunaan pestisida pada saat ini sangat berpengaruh untuk
mempertahankan peningkatan produksi padi, dengan melihat
pertumbuhan beberapa jenis gulma, serangan hama dan penyakit yang
tumbuh dan menyerang tanaman padi dilahan petani. Herbisida
merupakan obat berbahan kimia dan memiliki bahan aktif untuk
mengendalikan gulma pada lahan bebas tanam dan gulma di lahan
tanaman. Fungsida dengan bahan aktif untuk mengendalikan penyakit
0
10
20
30
40
50
60
≤ 200 201-550 551- 900 ≥ 901
jamur pada tanaman padi dan Insektisida dengan bahan aktif untuk
mengendalikan hama/serangga pada tanaman (Supartama, 2013).
Pestisida yang sering digunakan oleh petani responden di
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone adalah clipper, marshal, dan
Tabas. Pestida ini memiliki fungsi yang berbeda-beda yakni untuk
membunuh gangguan serangga/hama, mengatasi serangan jamur dan
juga membunuh gulma. Dosis yang digunakan pun bervariasi tergantung
dengan luas lahan yang dimiliki dan juga penggunaannya tergantung dari
tingkat serangan yang ada.
Distribusi responden berdasarkan penggunaan pestisida
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan
produksi petani, adapun penggunaan pestisida yang dilakukan petani
dalam satu kali masa panen di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
dijelaskan dalam tabel 4.9:
Tabel: 4.9 Distribusi Petani Berdasarkan Penggunaan Pestisida di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
Pestisida (Ml) Frekuensi (n) Persentase (%)
≤ 500 2 2
501-1.000 78 80
1.001- 1.500 17 17
≥ 1.501 1 1
Jumlah 98 100
Sumber: Hasil Olahan Data Primer Tahun 2019
Hasil penelitian berdasarkan yang diperoleh, maka pengunaan
pestisida di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone yaitu ≤500 ml sebanyak
2 petani (2%). Untuk petani dengan penggunaan pestisida antara 501-
1000 ada 78 petani (80%). Selanjutnya penggunaan pestisida 1001-1500
ml sebanyak 17 petani (14,3%) dan ada 1 petani (1%) yang menggunakan
pestisida lebih dari ≥1501 ml. Hal itu juga dapat kita lihat dalam gambar
grafik4.6:
Sumber : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2019
Gambar 4.6 Pengunaan Pupuk di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone Tahun 2019
f). Uji Asumsi Klasik
(a). Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual
yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau
tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual
terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.
Tidak terpenuhinya normalitas umumnya dikarenakan nilai ekstrem pada
data yang diambil. Adapun hasil pengujian uji normalitas yang ditunjukkan
pada gambar 4.7:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
≤ 500 501-1000 1001- 1500 ≥ 1501
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Series: ResidualsSample 1 98Observations 98
Mean -2.46e-15Median -0.000947Maximum 0.529524Minimum -0.235711Std. Dev. 0.099611Skewness 1.223819Kurtosis 10.14230
Jarque-Bera 232.7639Probability 0.000000
Sumber: Eviews 8, data diolah peneliti 2019 Gambar 4.7 Hasil Pengujian Uji Normalitas
Hasil pengujian yang ditunjukkan oleh gambar 4.7 diketahui bahwa
probability signifikan lebih besar dari 0,05. Hal ini sesuai dengan kriteria
pengujian yang telah dijabarkan terlihat bahwa hasil dari uji normalitas
yaitu probability sebesar 0,00 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal.
(b). Uji Multikolinieritas
Multikolonieritas adalah keadaan dimana terjadi hubungan linear
yang sempurna atau mendekati antar variabel independen dalam model
regresi. Suatu model regresi dikatakan mengalami multikolonieritas jika
ada fungsi linear yang sempurna pada beberapa atau semua independen
variable dalam fungsi linear dan hasilnya sulit didapatkan pengaruh antara
independen dan dependen variabel. Cara untuk mengetahui ada atau
tidaknya gejala multikoliniearitas antara lain dengan melihat nilai Variance
Inflation Factor (VIF), apabila nilai VIF>10 maka dinyatakan tidak terjadi
multikoliniearitas. Adapun hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel
4.10 berikut:
Tabel 4.10 Multikolinieritas
Variable Coefficient Variance Uncentered VIF Centered VIF
C 2.117 19.840.30 NA
X1 0.017 25.947 25.920
X2 0.008 891.343 12.572
X3 0.004 253.374 1.647
X4 0.141 9.535.134 9.138
X5 0.116 8.647.243 2.786
Sumber: Eviews 8, Data Diolah Peneliti Tahun 2019
Tabel 4.10 diketahui bahwa tidak ada masalah Multikolonieritas, hal
ini dapat dilihat dari nilai VIF pada Centered VIF untuk ke lima variabel
independen < 10. Dimana nilai centered VIF tenaga kerja
sebesar 1,647<10, pupuk 9,138 <10 dan pestisida sebesar 2,786<10.
(c).Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya
hubungan antara residual satu observasi dengan residual observasi
lainnya. Uji autokorelasi dapat dilihat dengan menggunakan uji Breusch-
Godfrey. Autokorelasi merupakan korelasi antara variabel gangguan satu
observasi dengan variabel gangguan observasi lain.
Uji autokorelasi menggunakan uji Breusch-Godfrey penilaian dilihat
dari nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat masalah autokorelasi pada model tersebut.
Hasil dari uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.11:
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.374 Prob. F(2,90) 0.688
Obs*R-squared 0.808 Prob. Chi-Square(2) 0.667
Sumber: Eviews 8, data diolah peneliti tahun 2019
Hasil uji autokorelasi pada tabel 4.11 diperoleh nilai probabilitas
F(2,90) 0,688 dapat juga disebut sebagai nilai probabilitas F hitung. Nilai
probalitas F hitung >0,05 (5%) sehingga berdasarkan uji hipotesis, H0
diterima yang artinya tidak terjadi autokorelasi. Sebaliknya apabila nilai
probabilitas F hitung < dari 0,05 maka dapat disimpulkan terjadi
autokorelasi.
(d). Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas terjadi pada saat residual dan nilai prediksi
memiliki korelasi atau pola hubungan. Hubungan ini tidak hanya sebatas
hubungan yang linear tetapi dalam pola yang berbeda juga
dimungkingkan oleh karena itu ada beberapa metode uji
heterokedastisitas yang dimiliki oleh eviews seperti Breush-Pagar-
Godfreyharvey-Glejsei dan White.
Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan White
Heteroskedasticity Test. Hasil yang diperlukan dari hasil uji ini adalah
Obs*R-squared, dengan hipotesis sebagai berikut:
H0 : Tidak ada Heteroskedastisitas
H1 : Ada Heteroskedastisitas
Apabila p-value Obs*R-square < 0,05, maka H0 ditolak sehingga
tidak ada heteroskedastisitas pada model tersebut. Berikut tabel 4.12
menunjukkan hasil uji heteroskedastisitas:
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic 2.685 Prob. F(20,77) 0.001
Obs*R-squared 40.268 Prob. Chi-Square(20) 0.004
Scaled explained SS 162.221 Prob. Chi-Square(20) 0.000
Sumber: Eviews 8, data diolah peneliti tahun 2019
Hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan nilai p-value Obs*R-
square 0,004<0,05 sehingga dapat simpulkan bahwa H0 di tolak artinya
bahwa dalam penelitian ini tidak ada heteroskedastisitas atau data bersifat
homogen.
g). Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel luas lahan (X1), benih (X2), tenaga kerja (X3), pupuk (X4) dan
pestisida (X5) terhadap produksi petani padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone (Y). Alat analisis yang digunakan adalah dengan
menggunakan program Eviews 8. Berdasarkan perhitungan, maka
diperoleh hasil analisis elastisitas pada tabel 4.13:
Tabel 4.13 Hasil Estimasi Determinan Usahatani Padi di Kecamatan Liburang Kabupaten Bone.
Variabel Koefisien Elastisitas
Standar Kesalahan
Probabilitas
Constanta 7,547 1,455 0,000
Luas Lahan 1,006 0,130 0,000***
Benih -0,086 0,090 0,337ns
T. Kerja -0,087 0,067 0,098*
Pupuk 0,912 0,376 0,017**
Pestisida -0,214 0,341 0,531ns
R-Square = 0,948 ***) : Signifikan ( = 1%)
F-Statistik = 336,507 **) : Signifikan ( = 5%)
Prob (F-Statistik)= 0,000 *) : Signifikan ( = 10%)
ns : Non Signifikan
𝑌
LnY = 7,547 + 1,006***LnX1 - 0,086nsLnX2 - 0,087*LnX3 +
0,912**LnX4 - 0,214nsLnX5
Sumber: Eviews 8, Data Primer Setelah Dioleh Tahun 2019
Tabel 4.13 menunjukan bahwa pengaruh signifikan variabel luas
lahan, benih, tenaga kerja, pupuk dan pestisida secara serentak
berpengaruh terhadap produksi padi dapat dilihat pada tabel hasil
estimasi determinan usahatani padi di Kecamatan Libureng, dari hasil
pengujian nilai signifikan sebesar 0,000 sehingga menunjukan bahwa
variabel-variabel tersebut secara serentak berpengaruh signifikan
terhadap produksi padi.
Hasil dari persamaan regresi pada tabel 4.13 dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
(a). Nilai koefisien β0 sebesar 7,547, jika variabel luas lahan (X1), benih
(X2), tenaga kerja (X3), pupuk (X4) dan pestisida (X5) konstan atau X
= 0, maka produksi petani akan meningkat sebesar 7,547 rupiah.
(b). Nilai koefisien (β1) adalah luas lahan yaitu sebesar 1,006 berarti jika
variabel luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk dan pestisida
konstamengalami kenaikan sebesar 1 are maka produksi petani
mengalami peningkatan sebesar 1,006 rupiah. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara luas lahan dan produksi
karena semakin besar luas lahan yang digarap maka produksi
semakin meningkat.
(c). Nilai koefisien (β2) adalah benih yaitu sebesar -0,086 berarti jika
variabel luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan pestisda konstan.
Variabel benih mengalami peningkatan sebesar 1% maka produksi
petani akan menurun sebesar 0,086 rupiah. Koefisien bernilai negatif
artinya tidak terjadi hubungan positif antara benih dan produksi
karena semakin besar penggunaan benih maka produksi semakin
menurun.
(d). Nilai koefisien (β3) adalah tenaga kerja yaitu -0,087 artinya jika
variabel luas lahan, benih, pupuk dan pestisida konstan. Variabel
tenaga kerja mengalami kenaikan sebesar 1% maka produksi petani
mengalami penurunan sebesar 0,087 rupiah. Hal ini menandakan
bahwa jumlah tenaga kerja yang semakin naik akan menurungkan
tingkat produksi usahatani padi. Berdasarkan hasil estimasi
determinan diperoleh bahwa tenaga kerja berpengaruh singnifikan
terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten
Bone.
(e). Nilai koefisien (β4) adalah pupuk yaitu sebesar 0,912 artinya jika
variabel luas lahan, benih, tenaga kerja dan pestisida konstan dan
variabel pupuk mengalami kenaikan sebesar 1% maka produksi petani
mengalami peningkatan sebesar 0,912 rupiah. Koefisien bernilai
positif artinya terjadi hubungan positif antara pupuk dan produksi
karena dengan penggunaan pupuk produksi semakin meningkat.
(f). Nilai koefisien (β5) adalah pestisida yaitu sebesar –0,214 artinya jika
variabel luas lahan, benih, tenaga kerja dan pupuk konstan dan
variabel pestisida mengalami kenaikan sebesar 1% maka produksi
petani mengalami penurunan sebesar -0,214 rupiah. Hal ini
menandakan bahwa penggunaan pestisida yang semakin naik akan
menurungkan tingkat produksi usahatani padi. Berdasarkan hasil
estimasi determinan diperoleh bahwa pestisida tidak berpengaruh
singnifikan terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone.
c. Pengujian Hipotesis
a). Pengujian Parsial (uji t)
Uji parsial (uji t) ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing
masing variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.
Yaitu untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), benih (X2), tenaga
kerja (X3), pupuk (X4) dan pestisida (X5) berpengaruh secara parsial
terhadap produksi padi petani (Y).
Hasil estimasi determinan tabel 4.13 dapat dilihaat bahwa terdapat
1 variabel independen yang berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
Variabel independen tersebut yaitu luas lahan, berdasarkan tabel 4.13
hasil estimasi terlihat bahwa nilai t-statistik untuk variabel luas lahan
sebesar 7,683 dan nilai probabilitas t-statistik sebesar 0,000, yang lebih
kecil dari tingkat kesalahan 0,01 (α=1%) yang berarti bahwa luas lahan
berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi usahatani padi di
Kecamatan Liburen Kabupaten Bone pada taraf kepercayaan 99%.
b). Pengujian Secara Bersama (uji F)
Uji F-Statistik yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
(Independen), terhadap variabel terkait (Dependen) secara bersama-sama
(Simultan). Analisis ini dilakukan dengan melihat nilai Probabilitas F-
Statistik pada tabel hasil estimasi dengan menggunakan program eviews
8. Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa nilai F-
Statistik sebesar dan 336,507 nilai Probabilitas (F-Statistik) sebesar 0,000.
Maka dapat diketahui bahwa variabel independen (luas lahan, benih,
tenaga kerja, pupuk, dan pestisida) sacara bersama-sama mempengaruhi
produksi usahatani padidi Kecamatan Libureng Kabupaten Bone secara
signifikan pada taraf kepercayaan sebesar 99% (α = 1%).
c). Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) mencerminkan besarnya pengaruh
perubahan variabel–variabel bebas (independent varaibles) dalam
menjalankan perubahan-perubahan pada variabel terkait (dependent
variables) secara bersama–sama, dengan tujuan untuk mengukur
kebenaran dan kebaikan hubungan antara variabel dalam model yang
digunakan. Besarnya nilai koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1
(0˂R2˂1), dimana nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut
dikatakan baik karena semakin dekat hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terkait.
Berdasarkan hasil estimasi metode OLS dengan menggunakan
program eviews 8 pada tabel 4.13 diketahui bahwa koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,948 yang bermakna bahwa variabel bebas (independen),
luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida dapat menjelaskan
variasi total produksi usahatani padi sebesar 94% dan sisanya sebesar
6% dipengaruhi oleh variabel yang tidak diteliti.
B. Pembahasan
Produksi dalam persepektif islam adalah sebagai usaha manusia
untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga
moralitas, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana
digariskan dalam agama islam, yaitu kebahagiaan dunia akhirat. Produksi
adalah proses mencari, mengalokasikan dan mengolah sumber daya
menjadi output dalam rangka meningkatkan kemashlahatan bagi manusia.
Oleh karena itu, produksi juga mencakup aspek tujuan kegiatan
menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses
dan hasilnya. Adapun surah yang menjelaskan tentang produksi yaitu
dalam Surah As-Sajdah ayat 27 sebagai berikut:
اولم روا انا نسوق الماء الى الرض الجرز فنخرج به زرعا
م وانفسهم افل بصرون تأكل منه انعامه
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanaman yang dari padanya makan hewan ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan”. (As-Sajdah:27)
Ayat di atas memberikan gambaran kepada kita untuk berfikir
dalam pemanfaatan sumber daya alam dan proses terjadinya hujan. Jelas
sekali menunjukkan adanya suatu siklus produksi dari proses turunnya
hujan, tumbuh tanaman, menghasilkan dedaunan dan buah-buahan yang
segar setelah di disiram dengan air hujan dan pada akhirnya oleh manusia
dan hewan untuk dikonsumsi. Siklus rantai makanan yang
berkesinambungan seperti telah dijelakan secara baik dalam ayat ini.
Tentunya pula harus disertai dengan prinsip efisiensi dalam
memanfaatkan seluruh batas kemungkinan produksinya.
Secara teknis, produksi adalah proses mentransformasikan input
menjadi output. produksi merupakan penyediaan barang dan jasa dengan
memperhatikan nilai keadilan dan kemaslahatan bagi masyarakat. Pada
dasarnya prinsip kegiatan produksi seluruhnya terkait dengan Syari’at
Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari
konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari
fallah (kebahagian) dengan demikian pula produksi dilakukan untuk
menyediakan barang dan jasa guna memperoleh fallah tersebut.
Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, menurut monografi
Kecamatan, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani padi,
mereka berusaha memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang tersedia
seperti tanah, yaitu dengan cara mengelola lahan sawah untuk dijadikan
sebagai sumber penghidupan bagi mereka. Pada dasarnya, setiap usaha
yang dilakukan oleh setiap orang bertujuan untuk mendapatkan sebuah
hasil guna memenuhi segala kebutuhan hidup seseorang dan
keluarganya. Islam mewajibkan setiap umatnya untuk bekerja dan
berusaha, agar hidup mereka menjadi lebih baik dan tidak kekurangan
sedikit pun. Pada proses pelaksananya, para petani yang ada di
Kecamatan Libureng sudah cukup memenuhi beberapa syarat yang telah
ditentukan dalam islam, dimana yang melakukan kerja sama adalah orang
yang sudah cukup umur dan memiliki kemampuan dalam menggarap
lahan sawah sehingga dapat memberikan hasilnya, dalam kerja sama
tersebut, lahan yang di penggarap adalah tanah milik sendiri. Berdasarkan
data yang peneliti dapatkan dari hasil wawancara yang disebarkan kepada
98 responden, yaitu petani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone,
ada 2 yang ingin diketahui yaitu faktor yang dominan yang mempengaruhi
produksi usahatani dan elastisitas produksi usahatani padi.
a. Pengaruh luas lahan, benih, tenaga kerja, pupuk, dan pestisida
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi di Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone.
Hasil analisis Cobb-Douglas dengan menggunakan program eviews
8 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
LnY = 7,547 + 1,006***LnX1 - 0,086nsLnX2 - 0,087*LnX3 + 0,912**LnX4 -
0,214nsLnX5
a). Luas Lahan
Luas lahan adalah faktor produksi yang penting mencangkup
semua sumber daya alam yang digunakan dalam proses produksi.
Ekonomi islam mengakui tanah/luas lahan sebagai faktor ekonomi untuk
dimanfaatkan secara maksimal demi mencapai kesejahteraan ekonomi
masyarakat dengan memperhatikan prinsip-prinsip ekonomi islam. Firman
Allah dalam QS. Al-A'raf (7) ayat 58 :
والبلد الطب خرج نباته باذن ربه والذي خبث ل خرج ال
ت لقوم شكرون ف ال نكدا كذلك نصر
“Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur”(Al-A’raf:58) .
Ayat di atas memberikan perumpamaan dengan tanah baik dan
subur serta tanah yang buruk dan tidak subur untuk menjelaskan sifat dan
tabiat manusia. Orang yang baik sifatnya akan dapat menerima
kebenaran, sementara orang yang buruk sifat dan tabiatnya tidak dapat
menerima kebenaran. Dan jika hujan turun pada tanah yang baik,
tanaman-tanamannya akan tumbuh subur dengan izin tuhan dan adapun
jika hujan turun pada tanah yang buruk, ia tidak akan dapat
menumbuhkan tanaman yang baik melainkan hanya akan menumbuhkan
tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah kami
menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda kebesaran kami bagi orang-
orang yang bersyukur. Setelah pada ayat yang lalu diterangkan tentang
nikmat Allah berupa hujan yang bisa menumbuhkan tanah tandus dan
tanam-tanaman sebagai bukti keesaan Allah untuk menghidupkan orang-
orang yang telah mati pada hari kiamat, pada ayat ini dan ayat-ayat
selanjutnya Allah menyebutkan kisah beberapa nabi terdahulu dan
umatnya sebagai pelajaran bagi umat nabi Muhammad. Penyebutan
kisah-kisah nabi ini dimulai dari kisah nabi nuh, rasul pertama yang
mengajarkan ajaran tauhid. Sungguh, kami benar-benar telah mengutus
nabi nuh kepada kaumnya untuk mengajak mereka mengesakan Allah
dan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, lalu dia berkata dengan
lemah lembut dan sopan, wahai kaumku! sembahlah Allah yang maha
esa! tidak ada tuhan atau sembahan yang layak disembah bagimu selain
dia. Sesungguhnya jika kamu durhaka dan tetap menyembah berhala-
berhalamu, aku takut kamu akan ditimpa azab yang pedih akibat
kekufuranmu pada hari yang dahsyat, yakni hari kiamat.
Lahan merupakan tempat dimana proses produksi usahatani
berlangsung. Pada lahan yang lebih luas akan lebih banyak menampung
benih sedangkan lahan sempit tidak banyak benih yang dipakai, sehingga
semakin banyak benih yang ditanam maka akan diperoleh produksi yang
semakin tinggi. Akan tetapi, usaha perluasan lahan di Kecamatan
Libureng hampir optimal dengan menjadikan lahan ladan menjadi sawah.
Variabel luas lahan secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap produksi petani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
karena nilai probabilitasnya 0,000>0,05 dengan hasil uji t sebesar 7,683.
Dalam model regresi koefisien X1 (Luas Lahan) diperoleh nilai 1,006
dimana setiap penambahan luas lahan sebesar 1%maka akan terjadi
kenaikan hasil produksi sebesar 1,006% cateris paribus.. Hal ini berarti
faktor produksi luas lahan berpengaruh positif terhadap produksi padi. Hal
ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Bayu terhadap
petani padi di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati tahun
2011, yang menyatakan bahwa luas lahan kurang berpengaruh terhadap
hasil produksi padi, itu dikarenakan luas lahan yang dimiliki petani disana
tidak begitu besaryaitu 1-1,5 kotak (13–25 are) dan tidak mampu membeli
tanah lagi untuk menambah hasil produksinya karena harganya yang
sangat mahal. Hal ini sesuai dengan pendapat (Rahim, 2007) yang
menyatakan bahwa, semakin luas lahan (yang digarap/ditanami), semakin
besar jumlah produksi yang dihasilkan oleh lahan tersebut dan semakin
sempit lahan yang digarap atau ditanami semakin kecil pula jumlah
produksi yang dihasilkan lahan tersebut.
b). Benih
Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah: 261
بتت سبع كمثل حبة ان ل الله سب ن نفقون اموالهم ف مثل الذ
واسع ضعف لمن شاء والله ائة حبة والله بلة م كل سن سنابل ف
م عل
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”. (Al-Baqarah: 261)
Ayat di atas menjelaskan kekuasaan-Nya menghidupkan makhluk
yang telah mati, Allah beralih menjelaskan permisalan terkait balasan
yang berlipat ganda bagi orang yang berinfak di jalan Allah.
Perumpamaan keadaan yang sangat mengagumkan dari orang yang
menginfakkan hartanya di jalan Allah dengan tulus untuk ketaatan dan
kebaikan, seperti keadaan seorang petani yang menabur benih. Sebutir
biji yang ditanam di tanah yang subur menumbuhkan tujuh tangkai, pada
setiap tangkai ada seratus biji sehingga jumlah keseluruhannya menjadi
tujuh ratus. Bahkan Allah terus melipat gandakan pahala kebaikan sampai
tujuh ratus kali lipat atau lebih bagi siapa yang dia kehendaki sesuai
tingkat keimanan dan keikhlasan hati yang berinfak. Dan jangan menduga
Allah tidak mampu memberi sebanyak mungkin, sebab Allah maha luas
karunia-Nya. Dan jangan menduga dia tidak tahu siapa yang berinfak di
jalan-Nya dengan tulus, sebab dia maha mengetahui siapa yang berhak
menerima karunia tersebut, dan maha mengetahui atas segala niat
hamba-Nya.
Secara parsial benih tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
produksi petani padi, sebagaimana telah dijelaskan pada tabel 4.13 yaitu
dari hasil uji t sebesar -0,963 dengan nilai probabilitas 0,337. Koefisien
X2 benih sebesar -0,086 yang berarti setiap penambahan benih sebesar
1% maka akan terjadi penurunan hasil produksi sebesar 0,086%, dengan
asumsi luas lahan, tenaga kerja, pupuk dan pestisida tetap. Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh positif benih terhadap produksi
petani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone dikarena pada
sebagian besar petani di Kecamatan Libureng menggunakan benih yang
berasal dari hasil panennya sendiri. Hal ini berarti petani menggunakan
benih yang berasal dari hasil panen yang diperuntukkan sebagai padi
komsumsi. Menurut Permadi dalam Bayu (2011), benih yang berasal dari
padi komsumsi berkualitas rendah karena tidak berasal dari proses
seleksi, sehingga menyebabkan produktivitasnya rendah.
Petani di Kecamatan libureng tidak melakukan seleksi secara
khusus dalam menyisihkan hasil panen yang akan dijadikan benih karena
petani tidak mempunyai keahlian khusus dalam menetapkan yang mana
benih yang bagus dan tidak. Seleksinya berdasarkan pengamatan
terhadap kondisi pertumbuhan tanaman secara keseluruhan, produktivitas
dan tidak tercampur dengan varietas lain, sehingga kemurnian varietas
tidak begitu diperhatikan dan yang menjadikan patokan dalam menilai
kualitas benih hanya lama penyimpanan. Kendala yang biasa terjadi
dikelompok tani terkadang juga karena keterlambatan pemerintah untuk
meyalurkan bantuan subsidi benih dan tidak tepat sasaran, hal ini
berbeda dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Jumiati
(2016), di Kecamatan Sinjai Selatan Kabupaten Sinjai menemukan bahwa
volume benih berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi padi.
c). Tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting
dalam kegiatan usahatani. Tenaga kerja yang digunakan dalam mengelola
usahatani padi antara lain untuk kegiatan pengolahan tanah, persemian,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pengairan, pengendalian hama
dan penyakit, pemanenan, pengangkutan hasil panen dan pengeringan.
Firman Allah surah Az-Zumar ayat 39:
مل فسوف تعلمون قوم ٱعملوا على مكانتكم إنى ع قل “Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak kamu akan mengetahui (Az-Zumar:39)”.
Ayat di atas menjelaskan bagaimana Allah memerintahkan kepada
umat islam agar menyembah kepada yang berhak untuk disembah (Allah)
sesuai kemampuan, semua jenis ibadah yang mampu dilakukan oleh
manusia hendaklah dilakukan secara ikhlas karena Allah, untuk
mempertahankan kehidupan dunia, manusia hendaklah bekerja sesuai
dengan keahlian masing-masing, sehingga hasilnya maksimal.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan eviews 8 variabel
tenaga kerja secara parsial berpengaruh secara nyata (positif) dan
signifikan terhadap produksi petani padi ditunjukkan dari hasil uji t sebesar
-1,294 koefisien X3 tenaga kerja sebesar -0,087 dimana setiap
penambahan tenaga kerja sebesar 1% maka akan terjadi penurunan
produksi sebesar -0,087%. Pengaruh tenaga kerja terhadap produksi
petani padi di Libureng Kabupaten Bone sudah mengalami peralihan dari
tenaga kerja manusia ke tenaga kerja modern seperti pengolahan lahan
dilakukan dengan traktor, penanaman padi menggunakan mesin
transplalenter dan pemaneman menggunakan mesin combine.
Berdasarkan keterangan diatas sesuai dengan pernyataan
(Soekartawi, 1995) yang mengatakan bahwa yang dimaksud tenaga kerja
adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia, yang tidak dapat
dipisahkan dari manusia dan ditujukan pada usaha produksi, setiap usaha
pertanian yang akan dilaksanakan pasti memerlukan tenaga kerja. Oleh
karena itu dalam analisa ketenagakerjaan dibidang pertanian, penggunan
tenaga kerja dinyatakan oleh besarnya curahan tenaga kerja yang dipakai
adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Skala usaha akan
mempengaruhi besar kecilnya berapa tenaga kerja yang dibutuhkan dan
pula menentukan macam tenaga kerja yang bagaimana diperlukan.
d). Pupuk
Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel pupuk (X4)
bertanda positif sebesar 0,912 dan nilai signifikansi 0,017 yang lebih kecil
dari (5%), sehingga perhitungan variabel pupuk memperoleh hasil bahwa
variabel pupuk berpengaruh signifikan dan positif terhadap produksi
usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone artinya jika
penggunaan pupuk naik 1% maka produksi usahatani padi akan
meningkat sebesar 0,912%. Apabila dosis penggunaan pupuk tinggi akan
meningkatkan produksi padi. Jika diberikan pupuk dalam jumlah yang
optimal maka akan meningkatkan produksi padi secara optimal. Hal ini
disebabkan karena padi termasuk tanaman yang membutuhkan banyak
unsur hara untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik karena itu
selain kondisi iklimnya harus sesuai untuk pertumbuhan tanaman padi,
tanahnya harus subur baik secara fisik maupun kimiawi. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian (Onibala, 2017), menyatakan bahwa padi
merupakan tanaman yang rakus terhadap hara (nutrient demanding crop),
sehingga untuk dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik tanaman
padimemerlukan jumlah pupuk yang relatif tinggi, pupuk merupakan faktor
yang sangat berpengaruh dalam proses produksi untuk menghasilkan
jumlah produksi. Pupuk petani merupakan luas lahan yang ditanami yang
telah menghasilkan (luas panen), dengan luas lahan yang petani miliki
akan dapat memproduksi sejumlah output, maka dengan meningkatnya
luas lahan maka kemampuan petani untuk menghasilkan produksi juga
akan bertambah demikian sebaliknya.
Hasil penelitian yang dilakukan sesuai dengan penelitian yang
dihasilkan Sartika Ekaputri (2018), dengan judul pengaruh luas lahan,
pupuk, pestisida dan pengalaman terhadap produksi usahatani lada di
Desa Harapan Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur, yang
menyatakan bahwa penggunaan pupuk berpengaruh nyata terhadap
produksi lada.
e). Pestisida
Hasil uji statistik memperlihatkan bahwa variabel pestisida (X5)
tidak berpengaruh signifikan sebesar -0,219 dan nilai probabilitasnya
0,531 yang lebih besar dari (5%), sehingga perhitungan variabel pestisida
memperoleh hasil bahwa variabel pestisida tidak berpengaruh signifikan
dan positif terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng
kabupaten Bone. Artinya jika penggunaan pestisida naik 1% maka
produksi usahatani padi akan menurun sebesar 0,219%. Peranan
pestisida terhadap produktivitas tanaman pangan berbeda dengan input
lainnya. Pestisida tidak meningkatkan produktivitas tetapi menyelamatkan
produktivitas dari serangan hama/penyakit. Adapun hubungannya dengan
peningkatan produktivitas terjadi karena tanaman yang sehat akan lebih
responsif terhadap penyerapan unsur hara sehingga produktivitasnya
meningkat. Hama dan penyakit merupakan penyebab utama kegagalan
panen selain karena faktor alam. Serangan hama dapat dibasmi dengan
melakukan penyemprotan sehingga kebutuhan petani akan pestisida akan
meningkat sejalan dengan besarnya luas lahan yang diusahakan. Dengan
melakukan penanggulangan sediri mungkin terhadap hama dan penyakit
diharapkan produksi akan terbebas dari risiko kegagalan.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Lien Damayanti dengan judul faktor-faktor yang mempengaruhi produksi,
pendapatan dan kesempatan kerja pada usahatani padi Sawah di daerah
Irigasi Parigi Moutong (2013) yang menyatakan bahwa variabel
penggunaan pestisida berpengaruh positif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelima variabel yaitu luas
lahan, benih, tenaga kerja, pupuk dan pestisida yang digunakan petani
padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ternyata hanya sebagian
yang bisa menghasilkan produksi padi yang tinggi. Hal tersebut
memperkuat pendapat Soekartawi (1995) yang menyatakan untuk
menghasilkan produksi (output) yang optimal maka penggunaan faktor
produksi dapat digabungkan. Dalam praktek, faktor-faktor produksi yang
mempengaruhi produksi ini dibedakan atas dua kelompok:
a). Faktor biologis, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat
kesuburannya, benih, varietas, pupuk, dan pestisida.
b). Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga tenaga kerja,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian,
kelembagaan, tersedianya kredit.
Jadi dapat disimpulkan bahwa rendahnya produksi padi petani di
Kecamatan Libureng Kabupaten Bone selain disebabkan oleh rendahnya
faktor-faktor produksi tetapi juga oleh faktor biologis dan faktor sosial
ekonomi. Faktor tersebut seperti bencana banjir, serangan hama tikus,
serangan hama keong emas. Kelima dari faktor-faktor yang dikaji,
pengaruh paling dominan terhadap produksi padi petani di Kecamatan
Libureng Kabupaten Bone dilihat dari tingkat koefisien elastisitas yang
paling tinggi yaitu variabel luas lahan (X1) sebesar 1,006 dimana setiap
penambahan luas lahan sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan produksi
sebesar 1,006%, selanjutnya variabel penggunaan pupuk (X4) sebesar
0,912 artinya jika penggunaan pupuk naik 1% maka produksi padi
meningkat sebesar 0,912% dan tenaga kerja (X3) sebesar -0,087 artinya
jika penggunaan tenaga kerja naik 1% maka produksi padi menurun
sebesar -0,087. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh terhadap
produksi padi petani di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone adalah
benih sebesar -0,086 dan pestisida sebesar -0,219. Variabel yang paling
utama atau paling kuat dalam penelitian ini adalah tenaga kerja karena
tingkat kesalahanya yang paling rendah yaitu 0,067 (elastis) diantara
varibel yang lain.
b. Elastisitas Produksi (EP)
Elastisitas produksi adalah persentase perubahan dari output
sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Hal ini menunjukkan
bahwa suatu kegiatan itu tidak berdiri sendiri tetapi berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan lain. Dalam model fungsi produksi Cobb-Douglass nilai
koefisien dinormalkan dengan harga output atau nilai elastisitas dari
masing–masing variabel faktor produksi. Adapun nilai elastisitas dari
masing–masing variabel fungsi produksi adalah sebagai berikut:
a). Luas Lahan (X1)
Nilai koefisien regresi atau elatisitas luas lahan sebesar 1,006 dan
bernilai positif. Nilai elastisitas tersebut mengandung arti bahwa jika
pengunaan lahan ditambah 0,1 ha (1%) maka produksipadi di Kecamatan
Libureng meningkat sebesar 1,006% dengan asumsi variabel lain tetap
(cateris paribus). Berdasarkan uji t-statistik diperoleh bahwa faktor
produksi luas lahan berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi
usahatani padi di Kecamatan Libureng.
b). benih (X2)
Pada tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel benih tidak
berpengaruh positif terhadap produksi padi di Kecamatan Libureng. Nilai
elastisitas benih sebesar -0,086 yang artinya apabila harga benih di
tambahkan sebesar 1% maka produksi padi di Kecamatan Liburengakan
menurun sebesar -0,086%. Namun berdasarkan uji t-statistik diperoleh
bahwa faktor produksi benihtidak berpengaruh signifikan terhadap
produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng.
c). Tenaga Kerja (X3)
Nilai koefisien regresi atau elastisitas tenaga kerja pada tabel 4.13
sebesar -0,087 dan bernilai negatif yang berarti bahwa tenaga kerja tidak
berpengaruh nyata terhadap produksi usahatani padi di Kecamatan
Libureng. Apabila tenaga kerja di tambah 1% maka akan menurunkan
produksi 0,087%. Hal ini menandakan bahwa penambahan tenaga kerja
di Kecamatan Libureng akan menurunkan produksi petani dalam
usahatani padi namun berdasarkan uji t-statistik diperoleh bahwa faktor
produksi tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap usahatani padi di
Kecamatan Libureng.
d). Pupuk (X4)
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa variabel pupuk berpengaruh positif
terhadap produksi padi di Kecamatan Libureng. Nilai elastisitas pupuk
sebesar 0,912 yang artinya apabila harga di tambah sebesar 0,1 (1%)
maka produksipadi di Kecamatan Libureng akan meningkat sebesar
0,912%. Berdasarkan uji t-statistik diperoleh bahwa faktor produksi pupuk
berpengaruh nyata (signifikan) terhadap produksi usahatani padi di
Kecamatan Libureng.
C. Rekomendasi
Rekomendasi berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
dijelaskan terdapat beberapa rekomendasi yang dapat penulis kemukakan
di antaranya adalah:
a. Bagi para petani, untuk meningkatkan produktivisas padi yang
dihasilkann perlu dilakukan penambahan faktor infut atau faktor-faktor
produksi yang ada. Penambahan faktor-faktor tersebut akan terkait
dengan investasi sehingga dalam hal ini perlu diupakan iklim kerja yang
representatif dan menerapkan intensifikasi pertanian yaitu menitik
beratkan keseluruhan proses pengolahan pertanian sesuai yang
diterapkan dan dianjurkan UPTD (Unit Pelaksana Teknis Dinas)
pertanian maupun balai pengembangan buduidaya tanaman pangan
dan holtikultura agar mendapatkan produksi padi yang memuaskan.
b. Para petani hendaknya lebih mengembangkan pengetahuan
bertaninya, dengan mengikuti penyuluhan-penyuluhan yang diadakan
pemerintah sehingga dapat menerapkan inovasi pertanian yang pada
akhirnya dapat meningkatkan produksi pertanian.
c. Bagi pihak pemerintah setempat, perlu dilakukan upaya memberikan
akses informasi dan memfasilitasi petani untuk mengembangkan
agribisnis padi dalam jangkauan yang lebih luas untuk meminimalisir
produk impor.
d. Bagi yang tertarik meneliti analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produksi usahatani padi, maka penelitian ini dapat menjadi rujukan
untuk penelitian selanjutnya.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil analisis data dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan:
a. Berdasarkan hasil analisis statistik pada analisis regresi ditunjukan
bahwa untuk standar koefisien untuk variabel luas lahan (X1)
menunjuk angka paling besar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
variabel luas lahan (X1) memberikan pengaruh dominan terhadap
hasil produksi padi sebesar 1,006 dimana setiap penambahan luas
lahan sebesar 1% maka akan terjadi kenaikan produksi sebesar
1,006%, selanjutnya variabel penggunaan pupuk (X4) sebesar 0,912
artinya jika penggunaan pupuk naik 1% maka produksi padi meningkat
sebesar 0,912% dan tenaga kerja (X3) sebesar -0,087 artinya jika
penggunaan tenaga kerja naik 1% maka produksi padi menurun
sebesar -0,087.
b. Elastisitas produksi pada usahatani padi di Kecamatan Libureng dapat
dilihat dari nilai koefisien regresi hasil estimasi. Elastisitas dari
masing–masing faktor produksi yang bertanda positif (signifikan) yaitu
luas lahan 1,006, tenaga kerja -0,087, dan pupuk 0,912, yang
menunjukkan bahwa tingkat pengaruh faktor produksi yang
berpengaruh positif akan meningkatkan hasil produksi dalam
usahatani padi. Sedangkan elastisitas faktor produksi yang bernilai
negatif (non signifikan) yaitu benih -0,086 dan pestisida -0,214 yang
menunjukkan bahwa dengan peningkatan benih dan pupuk maka
produksi usahatani padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
akan menurun.
B. Saran
Berdasarkan dari permasalahan yang ada serta dikaitkan dengan
hasil analisis yang diperoleh, maka penulis menyarankan:
a. Dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan produksi usahatani
padi, maka selaku pimpinan khususnya di Dinas Pertanian dan
Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Bone hendaknya secara
terus menerus memberikan dukungan moral, bantuan modal dan
penyuluhan dalam rangka mempercepat kesejahteraan petani padi.
b. Penggunaan faktor produksi luas lahan dapat mempengaruhi
produktivitas lahan pada usahatani padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone maka diharapkan petani dapat mengoptimalkan lahan
yang digarapnya dengan menggunakan benih dengan kualitas unggul.
Selain itu penggunaan pupuk dan pestisida nonorganik dikurangi
karena dalam jangka panjang usahatani padi tidak berkelanjutan
sekaligus dapat menurungkan kesuburan tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, 2006. Produser Penelitian Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
BPS, 2015. Kabupaten Bone Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bone.
BPS, 2017. Kabupaten Bone Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Kabupaten Bone. BPS, 2018. Sulawesi Selatan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik
Sulawesi Selatan. Damayanti, Lien, 2013. ’’Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi,
Pendapatan dan Kesempatan Kerja Pada Usahatani Padi Sawah Di Daerah Irigasi Parigi Moutong’’. Sepa 9. 2 Februari 2013: 249 – 259.
Departemen Agama RI, 2010. Al-Qur’an dan Terjemahannya Al-Hikmah.
CV Diponegoro, Bandung
Ekaputri, Artika, 2018. Pengaruh Luas Lahan, Pupuk, Pestisida dan Pengalaman Terhadap Produksi Usaha Tani Lada di Desa Harapan Kecamatan Malili Kabupaten Luwu Timur. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Program Studi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Alauddin
Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPS 1.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hamdan, 2013. Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi pada
Usahatani Padi Sawah di Bengkulu. Balai PengkajiTeknologi Pertanian. Bengkulu.
Hernanto, Fadholi,1988. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Bogor. Maryam, 2002. Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Pemukiman Melalui
Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis di Kota Semarang.Skripsi FIS UNNES Semarang.
Miftachuddin, Arif, 2014. Analisis Efisiensi Faktor–Faktor Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. http://Jurnal.unnes.ac.id./sju/index.php/edaj. Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. di akses 13 Februari 2019.
Mosher, 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Yasa guna.
Jakarta. Murdiantoro, Bayu. 2011. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi
Padi, Indiarti 2007. Skripsi. Depertemen Ilmu-Ilmu sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian.Universitas Negeri Malang.
Pasca, T.A. 2013. Analisis Produksi Padi di Kabupaten Kendal. (online),
http//Jurnal.undip.ac.id. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Diponogoro Semarang, Di Akses 25 Juni 2019
Onibala, A.G. 2017. Analisis faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi
Padi sawah di Kelurahan Koya Kecamatan Tondona Selatan.Agri Sosial Ekonomi Unsrat. 13.2A Juli 2017: 237-247
Rahim, Abdul dan Hastuti, D.R.D 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar,
teori dan kasus). Jakarta : Penebar Swadaya.
Rahim, Abdul dan Supardi. 2012. Model Analisis Ekonometrika Pertanian. Badan penerbit UNM MAKASSAR.
Rudiah, Nasution, 2006. Pengaruh Modal Kerja, Luas Lahan, dan Tenaga
Kerja Terhadap Pendapatan Usahatani Padi. http://Jurnal Agribisnis. Depertemen Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan. Di Akses13 Februari 2019
Soekartawi,1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta. Soekartawi, 2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan
Khusus Fungsi Produksi Cobb-Douglas. Grafindo persada Jakarta. Soekartawi, 2003. Agribisnis Teori dan Aplikasi. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta Soekartawi, 2006. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiyono, 2018. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Alfabeta. Bandung.
Sukirno, Sadono, 2000. Ekonomi Makro, Raja Grapindo Persada, Jakarta Suryana, Sawa, 2007. Alalisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Jagung di Kabupaten Blora. http://Jurnal Program Studi Magister Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Universitas Diponegoro, Semarang Juli 2007, Diakses 25 Februari 2019
Supartama, 2013. Analisis Pendapatan dan Kelayakan Usahatani Padi
Sawah Di Subak Baturiti Desa Balinggi Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. http://Jurnal Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. Diakses 18 November 2019
Zaini, Ahmad, 2014. Pengaruh Biaya Produksi dan Penerimaan Terhadap
Pendapatan Petani Padi Sawah. http://Jurnal Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman, Samarinda maret 2014, Diakses 13 Januari 2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yusmiati lahir di Mallinrung Bone, Sulawesi
Selatan pada tanggal 09 Oktober 1993, anak
keempat dari empat bersaudara pasangan
Suddin dan Radia. Penulis mulai menempuh
pendidikan sekolah dasar di SD/Inpres 3/77
Mallinrung lulus tahun 2005, lalu melanjutkan
pendidikan di MTsN 3 Bone dan selesai pada
tahun 2008. Penulis melanjutkan pendidikan ketingkat MAN 3 Bone, dan
selesai pada tahun 2011. Pada tahun 2013 penulis melanjutkan
pendidikan di jenjang (S1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar sampai tahun 2017. Pada tahun
2017 penulis melanjutkan pendidikan di jenjang (S2) dengan memilih
Program Studi Agribisnis pada Program Pascasarjana Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan
menulis tesis yang berjudul Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Tentang “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”.
KUISIONER PENELITIAN
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : ……………………………………………...
2. Alamat : Desa : ………………………………
Kecamatan: Libureng Kabupaten Bone
3. Umur : ................................... tahun
4. Pendidikan : TT SD / SD / SLTP / SLTA / Diploma /
Sarjana
5. Pekerjaan Pokok : ……………………………………………..
6. Pekerjaan Sampingan : ……………………………………………...
7. Pengalaman Berusahatani :………………………………………………
8. Luas Lahan : ................................... ha
9. JumlahTanggungan Keluarga: orang
10. LokasiTanam : Jarak ........ km, dalam desa, luar desa
B. ProduksiPadi
1. Berapa jumlah produksi padi yang dihasilkan dalam satu kali musim
panen?
2. Hasil produksi padi di jual kemana?
3. Berapa harga jual (Rp/Kg)?
C. Lahan
1. Berapa luas lahan yang digarap?
2. Bagaimana system lahan yang digunakan?
a. Milik sendiri
b. Menyewa
c. Bagi hasil
d. Lainnya
3. Berapa harga sewa lahan?
4. Bagaimana pengelolaannya? (a)digarap sendiri (b)digarap orang lain
5. Bagaimana proses pengolahan lahannya?
6. Bagaimana jenis lahannya? (a) Irigasi (b) Tadah Hujan
D. Benih
1. Berapa jumlah benih yang digunakan dalam satu kali musim panen?
2. Jenis benih apa yang anda tanam?
3. Berasal darimana benih yang digunakan?
4. Berapa harganya?.................kg
E. Tenaga Kerja
1. Berapa banyak tenaga kerja yang digunakan untuk:
a. Pengolahaan lahan
1). Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
a). Laki-laki =……………..
b). Perempuan =……………..
2). Berasal darimana tenaga kerja yang digunakan?
a). Tenaga kerja sendiri b). Tenagakerja orang lain
b. Penanaman
1). Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
a). Laki-laki =……………..
b). Perempuan =……………..
2). Berasal darimana tenaga kerja yang digunakan?
a). Tenaga kerja sendiri b). Tenaga kerja orang lain
c. Pemeliharaan
1). Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
a). Laki-laki =……………..
b). Perempuan =……………..
2). Berasal darimana tenaga kerja yang digunakan?
a). Tenaga kerja sendiri b). Tenaga kerja orang lain
d. Pemupukan/Penyiangan
1). Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
a). Laki-laki =……………..
b). Perempuan =……………..
2). Berasal darimana tenaga kerja yang digunakan?
a). Tenaga kerja sendiri b). Tenaga kerja orang lain
e. Pengendalian OPT
1). Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
a). Laki-laki =……………..
b). Perempuan =……………..
2). Berasal darimana tenaga kerja yang digunakan?
a). Tenaga kerja sendiri b). Tenagakerja orang lain
f. Panen
1). Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan?
a). Laki-laki =……………..
b). Perempuan =……………..
2). Berasal darimana tenaga kerja yang digunakan?
a). Tenaga kerja sendiri b). Tenaga kerja orang lain
2. Dalam 1 hari kerja berapa jumlah jam kerja yang digunakan?
3. selain tenaga kerja manusia, apakah tenaga kerja mesin juga
digunakan?
4. Apabilaiya, tenaga kerja mesin apa yang digunakan?
5. Berasal darimana mesin yang digunakan?
a. Milik sendiri
b. Menyewa
6. Apabila menyewa berapa harga sewanya?
F. Pupuk
1. Berapa jumlah pupuk yang digunakan dalam sekali panen?
2. Sumber perolehan pupuk darimana?
3. Waktu pemupukan
a. Pemupukan I dilakukan pada umur tanaman…….hari, jenis
pupuk yang digunakan…………
b. Pemupukan II dilakukan pada umur tanaman…….hari, jenis
pupuk yang digunakan…………
c. Pemupukan III dilakukan pada umur tanaman…….hari, jenis
pupuk yang digunakan…………
4. Input pupuk
Jenis Pupuk Jumlah Pupuk (kg)
I II III
G. Pestisida
1. Jenis pestisida apa yang digunakan?
2. Apakah fungsida yang digunakan?
3. Apabila iya, fungsida apa yang digunakan?
4. Berapa dosisnya
5. Apakah insektisida juga digunakan?
6. Jenis insektisida apa yang digunakan?
7. Berapa dosisnya?
8. Jenis hama dan penyakit apa yang biasanya sering menyerang
tanaman?
9. Bagaimana pengendaliannya?
a. Pengendalian I : saat umur tanaman..….hari, jenis
pengendaliannya….
b. Pengendalian II : saat umur tanaman..…..hari, jenis
pengendaliannya….
c. Pengendalian III : saat umur tanaman...….hari, jenis
pengendaliannya….
10. Input yang digunakan
Jenis Pestisida Jumlah Pestisida (kg)
I II III
Lampiran 2. Izin Penelitian Tentang “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”.
Lampiran 3. Olahan Data Tentang “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”.
1. Identitas Responden Usahatani Padi di Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone No. Nama Umur Tingkat Jmlh Tang. Ls Lahan
Responden (tahun) Pendidikan kel.(Orang) (ha)
1 Agus 27 SLTA 2 1,01
2 Muis 41 SLTP 4 1,15
3 Kardiyanto 37 SLTA 3 1,50
4 Saharuddin 48 SLTA 4 0,80
5 Kamaruddin /kama 45 SLTA 6 0,50
6 Medan 55 SD 4 0,75
7 Deppungen 59 SLTP 4 1,35
8 Rusdiaman 32 SLTA 5 0,80
9 H.Siri 58 SD 3 1,50
10 Suhardi 32 SLTP 4 0,95
11 Amiruddin 32 SLTA 3 0,75
12 Hasan 40 SLTA 5 1,02
13 Bahaking 40 SLTP 4 0,65
14 Jamaludding 43 D3 5 0,80
15 Ronta 52 SD 4 1,75
16 Asfar 36 S1 5 1,05
17 Ahmad 34 SLTA 4 1,01
18 Muslimin 42 SLTP 5 0,95
19 Saha 38 SLTP 4 0,50
20 Safaruddin 44 SLTA 4 0,97
21 Suddin 46 SD 3 0,70
22 Muh Ridwan 45 SLTA 4 2,00
23 M. Idris 41 SLTA 4 1,09
24 Suni 36 SLTP 3 0,65
25 Sandi 45 SLTA 3 1,25
26 Risal 46 SLTP 4 1,40
27 Sahir 37 SLTP 4 0,90
28 Andi Ismail 26 SLTA 2 2,00
29 Kahar 41 SLTP 4 2,00
30 Sri Masrianto 45 SLTA 3 0,80
31 Mustari 49 SD 3 1,15
32 Sulaeman 51 SLTA 3 1,50
33 Tasing 37 SD 5 0,80
34 Adnan 33 S1 3 1,25
35 Sakka 55 SD 6 0,75
36 Ansar 53 SLTA 3 1,95
37 Alling 33 SLTP 4 1,35
38 Adding 40 SD 4 0,90
39 Sirring 44 SLTA 5 0,95
40 Firdaus 39 SD 4 0,75
41 elli 39 SLTP 4 0,50
42 Hamzah 33 SLTA 3 0,75
43 Makmur 50 SD 4 1,01
44 Aco 48 SLTP 4 2,01
45 Salam 43 SLTA 5 1,35
46 Olleng 29 SLTA 3 0,80
47 Amin 34 SLTA 4 1,50
48 Edi 47 SLTA 3 0,50
49 Sukri 50 SLTP 5 1,05
50 Dennu 56 SLTP 4 1,01
51 Masdar 27 SMA 3 0,97
52 Abdul Rakib 42 SLTA 5 0,70
53 Anto 40 SLTP 5 2,00
54 Abdul Rahman 51 SLTA 6 1,09
55 Salama 44 SLTA 4 0,65
56 Arfan Arif 56 SLTA 4 1,25
57 Mire 37 SLTP 2 1,40
58 Dalle 35 SLTA 4 0,90
59 Syarimin 47 SLTP 4 2,00
60 Hammatang 45 SLTP 3 0,85
61 Darling 33 SLTA 4 0,45
62 M.Yusuf 27 SLTA 3 0,50
63 Mustakim 42 SLTP 4 0,99
64 Rasyid 52 SD 6 0,90
65 Ambo Sakka 43 S1 4 2,00
66 Ilyas 49 SLTP 4 1,75
67 Idrus 25 SLTA 3 0,55
68 Iswandi 32 S1 4 1,35
69 Kadir 44 SLTA 4 1,25
70 Haerudding 40 SLTA 5 0,95
71 Gustang 41 SLTA 4 0,75
72 Sudirman S 42 SLTA 5 0,50
73 Mare 43 SD 5 0,65
74 Saidil 36 SLTP 4 0,80
75 Beddu 45 SLTP 6 0,99
76 Saeni 33 SLTA 4 0,65
77 Arman 47 SLTP 6 1,45
78 Sofyan 37 SLTA 5 0,99
79 Jusdar 29 SLTA 3 1,05
80 Mappiati 43 SLTA 4 1,01
81 Ismail 30 S1 3 0,95
82 Abdul Malik 40 S1 3 0,50
83 Tanwir 55 SLTA 4 0,97
84 Rijal 26 SLTA 4 0,70
85 Kameja 55 SLTP 6 2,00
86 Ancu 42 SD 4 1,09
87 Asis 46 SLTP 5 1,50
88 Suha 35 SLTP 5 0,65
89 Ari 42 SLTP 6 1,40
90 Alwi 46 S1 4 2,00
91 Tapa 51 SD 5 0,90
92 Karman 37 SLTA 3 2,00
93 Rusdiaman 33 SLTA 3 0,45
94 Muhammad 59 SD 7 0,75
95 Asri 31 SLTP 4 0,50
96 Jufri 40 SLTP 3 0,95
97 Sahrul 39 SLTP 4 0,80
98 Tahang 36 SLTA 4 1,05
2. Faktor-Faktor Produksi Usahatani Padi (luas lahan, Produksi dan Penerimaan) di Kecamatan Libureng kabupaten Bone No. Luas Benih Prod. Gabah Harga Penerimaan
lahan (ha) Kg kering (kg) (Rp/kg) (Rp)
1 1,01 30,00 7.410,00 4.000,00 29.640.000,00
2 1,15 32,00 7.900,00 4.000,00 31.600.000,00
3 1,50 57,00 9.000,00 4.000,00 36.000.000,00
4 0,80 27,00 6.000,00 4.000,00 24.000.000,00
5 0,50 16,00 3.500,00 4.000,00 14.000.000,00
6 0,75 22,00 5.000,00 4.000,00 20.000.000,00
7 1,35 50,00 8.000,00 4.000,00 32.000.000,00
8 0,80 22,00 5.900,00 4.000,00 23.600.000,00
9 1,50 55,00 10.000,00 4.000,00 40.000.000,00
10 0,95 35,00 7.500,00 4.000,00 30.000.000,00
11 0,75 22,00 6.000,00 4.000,00 24.000.000,00
12 1,02 26,00 7.000,00 4.000,00 28.000.000,00
13 0,65 17,00 4.000,00 4.000,00 16.000.000,00
14 0,80 20,00 6.150,00 4.000,00 24.600.000,00
15 1,75 48,00 13.000,00 4.000,00 52.000.000,00
16 1,05 28,00 7.000,00 4.000,00 28.000.000,00
17 1,01 26,00 7.100,00 4.000,00 28.400.000,00
18 0,95 24,00 6.700,00 4.000,00 26.800.000,00
19 0,50 18,00 2.700,00 4.000,00 10.800.000,00
20 0,97 27,00 7.150,00 4.000,00 28.600.000,00
21 0,70 20,00 5.350,00 4.000,00 21.400.000,00
22 2,00 65,00 15.000,00 4.000,00 60.000.000,00
23 1,09 26,00 14.500,00 4.000,00 58.000.000,00
24 0,65 17,00 4.200,00 4.000,00 16.800.000,00
25 1,25 32,00 10.100,00 4.000,00 40.400.000,00
26 1,40 40,00 12.000,00 4.000,00 48.000.000,00
27 0,90 25,00 6.000,00 4.000,00 24.000.000,00
28 2,00 65,00 15.000,00 4.000,00 60.000.000,00
29 2,00 63,00 14.750,00 4.000,00 59.000.000,00
30 0,80 27,00 4.800,00 4.000,00 19.200.000,00
31 1,15 29,00 9.000,00 4.000,00 36.000.000,00
32 1,50 57,00 11.115,00 4.000,00 44.460.000,00
33 0,80 27,00 6.000,00 4.000,00 24.000.000,00
34 1,25 33,00 8.500,00 4.000,00 34.000.000,00
35 0,75 22,00 5.700,00 4.000,00 22.800.000,00
36 1,95 60,00 14.000,00 4.000,00 56.000.000,00
37 1,35 45,00 10.480,00 4.000,00 41.920.000,00
38 0,90 30,00 8.000,00 4.000,00 32.000.000,00
39 0,95 33,00 6.500,00 4.000,00 26.000.000,00
40 0,75 25,00 5.000,00 4.000,00 20.000.000,00
41 0,50 17,00 3.800,00 4.000,00 15.200.000,00
42 0,75 22,00 5.100,00 4.000,00 20.400.000,00
43 1,01 26,00 7.000,00 4.000,00 28.000.000,00
44 2,01 61,00 15.100,00 4.000,00 60.400.000,00
45 1,35 50,00 9.350,00 4.000,00 37.400.000,00
46 0,80 28,00 5.900,00 4.000,00 23.600.000,00
47 1,50 44,00 10.300,00 4.000,00 41.200.000,00
48 0,50 18,00 3.800,00 4.000,00 15.200.000,00
49 1,05 26,00 7.500,00 4.000,00 30.000.000,00
50 1,01 20,00 7.650,00 4.000,00 30.600.000,00
51 0,97 31,00 7.200,00 4.000,00 28.800.000,00
52 0,70 24,00 5.100,00 4.000,00 20.400.000,00
53 2,00 57,00 15.500,00 4.000,00 62.000.000,00
54 1,09 28,00 7.280,00 4.000,00 29.120.000,00
55 0,65 18,00 4.000,00 4.000,00 16.000.000,00
56 1,25 37,00 8.850,00 4.000,00 35.400.000,00
57 1,40 45,00 10.100,00 4.000,00 40.400.000,00
58 0,90 27,00 6.700,00 4.000,00 26.800.000,00
59 2,00 60,00 14.950,00 4.000,00 59.800.000,00
60 0,85 25,00 6.000,00 4.000,00 24.000.000,00
61 0,45 14,00 2.600,00 4.000,00 10.400.000,00
62 0,50 17,00 3.500,00 4.000,00 14.000.000,00
63 0,99 30,00 7.000,00 4.000,00 28.000.000,00
64 0,90 27,00 7.100,00 4.000,00 28.400.000,00
65 2,00 57,00 15.000,00 4.000,00 60.000.000,00
66 1,75 47,00 13.700,00 4.000,00 54.800.000,00
67 0,55 18,00 3.800,00 4.000,00 15.200.000,00
68 1,35 45,00 9.300,00 4.000,00 37.200.000,00
69 1,25 40,00 8.780,00 4.000,00 35.120.000,00
70 0,95 35,00 6.500,00 4.000,00 26.000.000,00
71 0,75 25,00 5.500,00 4.000,00 22.000.000,00
72 0,50 18,00 3.800,00 4.000,00 15.200.000,00
73 0,65 19,00 4.000,00 4.000,00 16.000.000,00
74 0,80 22,00 6.050,00 4.000,00 24.200.000,00
75 0,99 30,00 7.000,00 4.000,00 28.000.000,00
76 0,65 18,00 3.800,00 4.000,00 15.200.000,00
77 1,45 40,00 9.000,00 4.000,00 36.000.000,00
78 0,99 29,00 7.560,00 4.000,00 30.240.000,00
79 1,05 30,00 7.800,00 4.000,00 31.200.000,00
80 1,01 31,00 7.500,00 4.000,00 30.000.000,00
81 0,95 28,00 7.400,00 4.000,00 29.600.000,00
82 0,50 17,00 3.750,00 4.000,00 15.000.000,00
83 0,97 25,00 6.700,00 4.000,00 26.800.000,00
84 0,70 19,00 5.600,00 4.000,00 22.400.000,00
85 2,00 62,00 13.500,00 4.000,00 54.000.000,00
86 1,09 33,00 8.000,00 4.000,00 32.000.000,00
87 1,50 43,00 10.640,00 4.000,00 42.560.000,00
88 0,65 20,00 4.110,00 4.000,00 16.440.000,00
89 1,40 39,00 10.300,00 4.000,00 41.200.000,00
90 2,00 67,00 15.300,00 4.000,00 61.200.000,00
91 0,90 28,00 7.400,00 4.000,00 29.600.000,00
92 2,00 57,00 14.800,00 4.000,00 59.200.000,00
93 0,45 15,00 3.200,00 4.000,00 12.800.000,00
94 0,75 21,00 5.100,00 4.000,00 20.400.000,00
95 0,50 17,00 3.550,00 4.000,00 14.200.000,00
96 0,95 29,00 7.500,00 4.000,00 30.000.000,00
97 0,80 27,00 6.000,00 4.000,00 24.000.000,00
98 1,05 32,00 7.600,00 4.000,00 30.400.000,00
3. Faktor-Faktor Produksi Usahatani Padi (Tenaga Kerja) di Kecamatan Libureng Kab. Bone Nomorpengolahan tanah panen Total Total
Resp. Dalam Luar Dalam Luar Biaya Dalam Luar Biaya Dalam Luar Biaya Dalam Luar Biaya Dalam Luar Biaya tng. kerja Biaya (Rp)
Kel. Kel. Kel. Kel. (Rp) Kel. Kel. Kel. Kel. (Rp) Kel. Kel. (Rp) Kel. Kel. (Rp) (HKO)
1 1 1 2 1.000.000,00 1 1 2 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 45.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.800.000,00 12 5.235.000,00
2 1 1 2 1.500.000,00 2 0 2 180.000,00 2 1 3 105.000,00 2 0 2 60.000,00 2 0 2 240.000,00 0 4 4 4.180.000,00 14 6.265.000,00
3 1 0 1 800.000,00 2 0 2 130.000,00 1 1 2 60.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 1.995.000,00 10 3.175.000,00
4 1 2 3 1.250.000,00 1 0 1 140.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 50.000,00 2 0 2 200.000,00 0 4 4 3.990.000,00 13 5.690.000,00
5 0 1 1 750.000,00 1 0 1 120.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 2.090.000,00 9 3.170.000,00
6 1 1 2 80.000,00 1 0 1 130.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 2.375.000,00 10 2.785.000,00
7 2 1 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 1 1 2 80.000,00 1 0 1 50.000,00 1 0 1 220.000,00 0 4 4 3.420.000,00 13 5.280.000,00
8 0 2 2 800.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 110.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.410.000,00
9 1 1 2 1.500.000,00 2 0 2 180.000,00 2 0 2 70.000,00 2 0 2 60.000,00 2 0 2 240.000,00 0 4 4 4.180.000,00 14 6.230.000,00
10 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.135.000,00 10 4.565.000,00
11 1 0 1 750.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 38.000,00 1 0 1 130.000,00 0 4 4 1.900.000,00 9 2.998.000,00
12 1 1 2 500.000,00 1 0 1 80.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 100.000,00 0 4 4 1.235.000,00 11 1.980.000,00
13 0 2 2 650.000,00 1 0 1 120.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 90.000,00 0 4 4 1.520.000,00 10 2.450.000,00
14 0 2 2 800.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 110.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.410.000,00
15 0 1 1 1.000.000,00 1 0 1 176.000,00 1 0 1 450.000,00 1 0 1 450.000,00 1 0 1 200.000,00 0 4 4 2.850.000,00 9 5.126.000,00
16 2 1 3 1.000.000,00 1 0 1 180.000,00 2 1 3 40.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 2.660.000,00 13 4.080.000,00
17 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 2.470.000,00 10 3.860.000,00
18 1 1 2 950.000,00 1 0 1 100.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 2.470.000,00 10 3.750.000,00
19 1 1 2 500.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 100.000,00 0 4 4 1.330.000,00 10 2.060.000,00
20 0 2 2 1.000.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 170.000,00 0 4 4 2.090.000,00 10 3.490.000,00
21 0 3 3 700.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 1.995.000,00 11 3.015.000,00
22 1 3 4 2.000.000,00 1 0 1 180.000,00 2 1 3 70.000,00 1 1 2 80.000,00 1 2 3 220.000,00 1 4 5 5.320.000,00 17 7.870.000,00
23 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 120.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.565.000,00
24 2 0 2 1.500.000,00 2 0 2 120.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 200.000,00 0 4 4 3.230.000,00 13 5.160.000,00
25 1 1 2 650.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 20.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 1.520.000,00 10 2.450.000,00
26 3 0 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 2 0 2 40.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 160.000,00 0 4 4 3.800.000,00 15 5.560.000,00
27 0 4 4 2.000.000,00 1 1 2 200.000,00 0 2 2 80.000,00 0 2 2 160.000,00 1 1 2 240.000,00 0 4 4 5.890.000,00 16 8.570.000,00
28 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 160.000,00 1 4 5 2.280.000,00 10 3.655.000,00
29 2 2 4 1.950.000,00 2 0 2 190.000,00 0 2 2 70.000,00 1 2 3 90.000,00 1 2 3 240.000,00 1 4 5 5.700.000,00 18 8.240.000,00
30 1 1 2 80.000,00 1 0 1 130.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 2.375.000,00 10 2.785.000,00
31 1 1 2 1.000.000,00 1 1 2 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 45.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.800.000,00 12 5.235.000,00
32 2 0 2 1.500.000,00 2 0 2 120.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 200.000,00 0 4 4 3.230.000,00 13 5.160.000,00
33 0 2 2 800.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 110.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.410.000,00
34 1 2 3 1.250.000,00 1 0 1 140.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 50.000,00 2 0 2 200.000,00 0 4 4 3.990.000,00 13 5.690.000,00
35 1 0 1 750.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 38.000,00 1 0 1 130.000,00 0 4 4 1.900.000,00 9 2.998.000,00
36 1 3 4 2.000.000,00 1 0 1 180.000,00 2 1 3 70.000,00 1 1 2 80.000,00 1 2 3 220.000,00 0 4 4 5.320.000,00 17 7.870.000,00
37 2 1 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 1 1 2 80.000,00 1 0 1 50.000,00 1 0 1 220.000,00 0 4 4 3.420.000,00 13 5.280.000,00
38 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 120.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 3.040.000,00 9 4.400.000,00
39 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.135.000,00 10 4.565.000,00
40 1 0 1 750.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 38.000,00 1 0 1 130.000,00 0 4 4 1.900.000,00 9 2.998.000,00
41 1 1 2 500.000,00 1 0 1 80.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 100.000,00 0 4 4 1.235.000,00 11 1.980.000,00
42 1 1 2 650.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 20.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 1.520.000,00 10 2.450.000,00
43 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 2.470.000,00 10 3.860.000,00
44 1 3 4 2.000.000,00 1 0 1 180.000,00 2 1 3 70.000,00 1 1 2 80.000,00 1 2 3 220.000,00 0 4 4 5.320.000,00 17 7.870.000,00
45 2 1 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 1 1 2 80.000,00 1 0 1 50.000,00 1 0 1 220.000,00 0 4 4 3.420.000,00 13 5.280.000,00
46 1 1 2 800.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 110.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.410.000,00
47 2 0 2 1.500.000,00 2 0 2 120.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 200.000,00 0 4 4 3.230.000,00 13 5.160.000,00
48 1 1 2 500.000,00 2 0 2 90.000,00 1 1 2 40.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 90.000,00 0 4 4 1.425.000,00 12 2.175.000,00
49 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 1 2 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 2.470.000,00 10 3.860.000,00
50 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 120.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.565.000,00
HOK
persemaian penanaman pemupukan penyiangan dan pemberantasan HPT
HOKHOK Biaya HOK HOK HOK
51 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.135.000,00 10 4.565.000,00
52 0 3 3 700.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 1.995.000,00 11 3.015.000,00
53 2 2 4 1.950.000,00 2 0 2 190.000,00 1 2 3 105.000,00 1 2 3 90.000,00 1 2 3 240.000,00 0 4 4 5.700.000,00 18 8.275.000,00
54 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 120.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.565.000,00
55 1 1 2 650.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 20.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 1.520.000,00 10 2.450.000,00
56 1 2 3 1.250.000,00 1 0 1 140.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 50.000,00 2 0 2 200.000,00 0 4 4 3.990.000,00 13 5.690.000,00
57 2 1 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 2 0 2 40.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 160.000,00 0 4 4 3.800.000,00 15 5.560.000,00
58 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 120.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 3.040.000,00 9 4.400.000,00
59 2 2 4 1.950.000,00 2 0 2 190.000,00 0 2 2 70.000,00 1 2 3 90.000,00 1 2 3 240.000,00 0 4 4 5.700.000,00 18 8.240.000,00
60 1 1 2 800.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 110.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.410.000,00
61 1 1 2 500.000,00 1 0 1 80.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 100.000,00 0 4 4 1.235.000,00 11 1.980.000,00
62 1 1 2 500.000,00 2 0 2 90.000,00 1 1 2 40.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 90.000,00 0 4 4 1.425.000,00 12 2.175.000,00
63 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.135.000,00 10 4.565.000,00
64 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 140.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.655.000,00
65 3 1 4 2.000.000,00 1 1 2 200.000,00 2 2 4 200.000,00 0 2 2 160.000,00 1 1 2 240.000,00 0 4 4 5.890.000,00 16 8.690.000,00
66 1 1 2 1.500.000,00 2 0 2 180.000,00 2 1 3 105.000,00 2 0 2 60.000,00 2 0 2 240.000,00 0 4 4 4.180.000,00 14 6.265.000,00
67 1 1 2 1.500.000,00 2 0 2 180.000,00 2 0 2 70.000,00 2 0 2 60.000,00 2 0 2 240.000,00 0 4 4 4.180.000,00 14 6.230.000,00
68 2 1 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 1 1 2 80.000,00 1 0 1 50.000,00 1 0 1 220.000,00 0 4 4 3.420.000,00 13 5.280.000,00
69 1 1 2 1.000.000,00 1 1 2 160.000,00 1 1 2 60.000,00 1 0 1 45.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.800.000,00 12 5.245.000,00
70 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 120.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 3.040.000,00 9 4.400.000,00
71 1 0 1 750.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 38.000,00 1 0 1 130.000,00 0 4 4 1.900.000,00 9 2.998.000,00
72 1 1 2 500.000,00 1 0 1 80.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 100.000,00 0 4 4 1.235.000,00 11 1.980.000,00
73 1 1 2 450.000,00 1 0 1 100.000,00 1 0 1 20.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 80.000,00 0 4 4 855.000,00 10 1.565.000,00
74 1 1 2 80.000,00 1 0 1 130.000,00 1 0 1 25.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 2.375.000,00 10 2.785.000,00
75 0 1 1 1.000.000,00 1 0 1 176.000,00 1 0 1 450.000,00 1 0 1 450.000,00 1 0 1 200.000,00 0 4 4 2.850.000,00 9 5.126.000,00
76 1 1 2 650.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 20.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 1.520.000,00 10 2.450.000,00
77 3 0 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 2 0 2 40.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 160.000,00 0 4 4 3.800.000,00 15 5.560.000,00
78 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 170.000,00 0 4 4 2.090.000,00 10 3.490.000,00
79 2 1 3 1.000.000,00 1 0 1 180.000,00 2 0 2 40.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 2.660.000,00 13 4.080.000,00
80 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 2.470.000,00 10 3.860.000,00
81 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 160.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.135.000,00 10 4.565.000,00
82 1 1 2 500.000,00 2 0 2 90.000,00 1 1 2 40.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 90.000,00 0 4 4 1.425.000,00 12 2.175.000,00
83 0 2 2 1.000.000,00 1 0 1 150.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 170.000,00 0 4 4 2.090.000,00 10 3.490.000,00
84 0 3 3 700.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 1.995.000,00 11 3.015.000,00
85 1 3 4 2.000.000,00 1 0 1 180.000,00 2 1 3 70.000,00 1 1 2 80.000,00 1 2 3 220.000,00 0 4 4 5.320.000,00 17 7.870.000,00
86 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 90.000,00 1 0 1 35.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 120.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.565.000,00
87 2 0 2 1.500.000,00 2 0 2 120.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 60.000,00 1 0 1 200.000,00 0 4 4 3.230.000,00 13 5.160.000,00
88 1 1 2 650.000,00 1 0 1 80.000,00 1 1 2 20.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 1.520.000,00 10 2.450.000,00
89 3 0 3 1.350.000,00 2 0 2 160.000,00 2 1 3 40.000,00 2 0 2 50.000,00 2 0 2 160.000,00 0 4 4 3.800.000,00 15 5.560.000,00
90 0 4 4 2.000.000,00 1 1 2 200.000,00 1 2 3 120.000,00 0 2 2 160.000,00 1 1 2 240.000,00 0 4 4 5.890.000,00 16 8.610.000,00
91 1 1 2 1.000.000,00 1 0 1 150.000,00 1 1 2 80.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 120.000,00 0 4 4 2.280.000,00 10 3.710.000,00
92 1 3 4 1.600.000,00 1 1 2 200.000,00 1 2 3 120.000,00 0 2 2 160.000,00 1 1 2 240.000,00 0 4 4 5.890.000,00 16 8.210.000,00
93 1 1 2 450.000,00 1 0 1 80.000,00 1 0 1 20.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 80.000,00 0 4 4 855.000,00 10 1.515.000,00
94 1 0 1 750.000,00 1 0 1 100.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 38.000,00 1 0 1 130.000,00 0 4 4 1.900.000,00 9 2.948.000,00
95 0 1 1 750.000,00 1 0 1 100.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 140.000,00 0 4 4 2.090.000,00 9 3.150.000,00
96 1 0 1 1.000.000,00 1 0 1 100.000,00 1 1 2 50.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 180.000,00 0 4 4 3.135.000,00 10 4.505.000,00
97 1 0 1 800.000,00 2 0 2 200.000,00 1 0 1 30.000,00 1 0 1 40.000,00 1 0 1 150.000,00 0 4 4 1.995.000,00 10 3.215.000,00
98 2 1 3 1.000.000,00 1 0 1 100.000,00 2 1 3 40.000,00 2 0 2 40.000,00 1 0 1 160.000,00 0 4 4 2.660.000,00 13 4.000.000,00
136
4. Faktor-Faktor Produksi Usahatani Padi (Pupuk) di Kecamatan Libureng Kab. Bone Jenis Pupuk
Pupuk Urea Pupuk SP36 Pupuk NPK ponska Biaya
kg Rp/kg Biaya (Rp) kg Rp/kg Biaya (Rp) kg Rp/kg Biaya (Rp) Pupuk (Rp)
1 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.600,00 260.000,00 1.100.000,00
2 250 2.000,00 500.000,00 100 2.400,00 240.000,00 75 2.601,00 195.075,00 935.075,00
3 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 300 2.602,00 780.600,00 1.320.600,00
4 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 250 2.603,00 650.750,00 970.750,00
5 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.604,00 260.400,00 580.400,00
6 125 2.000,00 250.000,00 50 2.400,00 120.000,00 200 2.605,00 521.000,00 891.000,00
7 100 2.000,00 200.000,00 100 2.400,00 240.000,00 250 2.606,00 651.500,00 1.091.500,00
8 225 2.000,00 450.000,00 75 2.400,00 180.000,00 100 2.607,00 260.700,00 890.700,00
9 450 2.000,00 900.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.608,00 521.600,00 1.661.600,00
10 100 2.000,00 200.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.609,00 521.800,00 961.800,00
11 150 2.000,00 300.000,00 50 2.400,00 120.000,00 200 2.610,00 522.000,00 942.000,00
12 250 2.000,00 500.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.611,00 261.100,00 1.001.100,00
13 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 75 2.612,00 195.900,00 515.900,00
14 200 2.000,00 400.000,00 75 2.400,00 180.000,00 75 2.613,00 195.975,00 775.975,00
15 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.614,00 522.800,00 1.362.800,00
16 250 2.000,00 500.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.615,00 261.500,00 1.001.500,00
17 200 2.000,00 400.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.616,00 392.400,00 1.032.400,00
18 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.617,00 523.400,00 1.063.400,00
19 50 2.000,00 100.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.618,00 261.800,00 481.800,00
20 300 2.000,00 600.000,00 75 2.400,00 180.000,00 100 2.619,00 261.900,00 1.041.900,00
21 100 2.000,00 200.000,00 100 2.400,00 240.000,00 75 2.620,00 196.500,00 636.500,00
22 600 2.000,00 1.200.000,00 200 2.400,00 480.000,00 200 2.621,00 524.200,00 2.204.200,00
23 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.622,00 393.300,00 1.233.300,00
24 150 2.000,00 300.000,00 50 2.400,00 120.000,00 50 2.623,00 131.150,00 551.150,00
25 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 300 2.624,00 787.200,00 1.327.200,00
26 400 2.000,00 800.000,00 150 2.400,00 360.000,00 150 2.625,00 393.750,00 1.553.750,00
27 270 2.000,00 540.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.626,00 262.600,00 922.600,00
28 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 500 2.627,00 1.313.500,00 2.153.500,00
29 300 2.000,00 600.000,00 200 2.400,00 480.000,00 250 2.628,00 657.000,00 1.737.000,00
30 200 2.000,00 400.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.629,00 262.900,00 782.900,00
31 350 2.000,00 700.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.630,00 394.500,00 1.334.500,00
32 150 2.000,00 300.000,00 150 2.400,00 360.000,00 420 2.631,00 1.105.020,00 1.765.020,00
33 270 2.000,00 540.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.632,00 263.200,00 1.043.200,00
34 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 350 2.633,00 921.550,00 1.461.550,00
35 150 2.000,00 300.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.634,00 263.400,00 683.400,00
36 400 2.000,00 800.000,00 150 2.400,00 360.000,00 200 2.635,00 527.000,00 1.687.000,00
37 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.636,00 527.200,00 1.067.200,00
38 200 2.000,00 400.000,00 75 2.400,00 180.000,00 100 2.637,00 263.700,00 843.700,00
39 200 2.000,00 400.000,00 100 2.400,00 240.000,00 50 2.638,00 131.900,00 771.900,00
40 150 2.000,00 300.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.639,00 263.900,00 683.900,00
41 50 2.000,00 100.000,00 50 2.400,00 120.000,00 150 2.640,00 396.000,00 616.000,00
42 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 150 2.641,00 396.150,00 716.150,00
43 350 2.000,00 700.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.642,00 264.200,00 1.204.200,00
44 500 2.000,00 1.000.000,00 200 2.400,00 480.000,00 250 2.643,00 660.750,00 2.140.750,00
45 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 350 2.644,00 925.400,00 1.465.400,00
46 75 2.000,00 150.000,00 75 2.400,00 180.000,00 200 2.645,00 529.000,00 859.000,00
47 450 2.000,00 900.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.646,00 396.900,00 1.536.900,00
48 50 2.000,00 100.000,00 50 2.400,00 120.000,00 175 2.647,00 463.225,00 683.225,00
49 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.648,00 264.800,00 1.104.800,00
50 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.649,00 397.350,00 1.237.350,00
No
137
51 100 2.000,00 200.000,00 75 2.400,00 180.000,00 225 2.650,00 596.250,00 976.250,00
52 75 2.000,00 150.000,00 75 2.400,00 180.000,00 200 2.651,00 530.200,00 860.200,00
53 200 2.000,00 400.000,00 200 2.400,00 480.000,00 500 2.652,00 1.326.000,00 2.206.000,00
54 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 270 2.653,00 716.310,00 1.256.310,00
55 75 2.000,00 150.000,00 50 2.400,00 120.000,00 150 2.654,00 398.100,00 668.100,00
56 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 300 2.655,00 796.500,00 1.336.500,00
57 200 2.000,00 400.000,00 100 2.400,00 240.000,00 350 2.656,00 929.600,00 1.569.600,00
58 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.657,00 531.400,00 1.071.400,00
59 500 2.000,00 1.000.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.658,00 531.600,00 1.771.600,00
60 250 2.000,00 500.000,00 50 2.400,00 120.000,00 75 2.659,00 199.425,00 819.425,00
61 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.660,00 266.000,00 586.000,00
62 50 2.000,00 100.000,00 50 2.400,00 120.000,00 175 2.661,00 465.675,00 685.675,00
63 100 2.000,00 200.000,00 75 2.400,00 180.000,00 250 2.662,00 665.500,00 1.045.500,00
64 200 2.000,00 400.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.663,00 399.450,00 1.039.450,00
65 400 2.000,00 800.000,00 150 2.400,00 360.000,00 200 2.664,00 532.800,00 1.692.800,00
66 450 2.000,00 900.000,00 150 2.400,00 360.000,00 100 2.665,00 266.500,00 1.526.500,00
67 75 2.000,00 150.000,00 50 2.400,00 120.000,00 150 2.666,00 399.900,00 669.900,00
68 150 2.000,00 300.000,00 150 2.400,00 360.000,00 250 2.667,00 666.750,00 1.326.750,00
69 100 2.000,00 200.000,00 150 2.400,00 360.000,00 200 2.668,00 533.600,00 1.093.600,00
70 100 2.000,00 200.000,00 70 2.400,00 168.000,00 200 2.669,00 533.800,00 901.800,00
71 150 2.000,00 300.000,00 70 2.400,00 168.000,00 50 2.670,00 133.500,00 601.500,00
72 50 2.000,00 100.000,00 50 2.400,00 120.000,00 100 2.671,00 267.100,00 487.100,00
73 150 2.000,00 300.000,00 50 2.400,00 120.000,00 50 2.672,00 133.600,00 553.600,00
74 200 2.000,00 400.000,00 70 2.400,00 168.000,00 100 2.673,00 267.300,00 835.300,00
75 100 2.000,00 200.000,00 75 2.400,00 180.000,00 200 2.674,00 534.800,00 914.800,00
76 200 2.000,00 400.000,00 75 2.400,00 180.000,00 100 2.675,00 267.500,00 847.500,00
77 400 2.000,00 800.000,00 150 2.400,00 360.000,00 150 2.676,00 401.400,00 1.561.400,00
78 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.677,00 267.700,00 1.107.700,00
79 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.678,00 401.700,00 1.241.700,00
80 150 2.000,00 300.000,00 100 2.400,00 240.000,00 275 2.679,00 736.725,00 1.276.725,00
81 100 2.000,00 200.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.680,00 536.000,00 976.000,00
82 50 2.000,00 100.000,00 50 2.400,00 120.000,00 125 2.681,00 335.125,00 555.125,00
83 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 250 2.682,00 670.500,00 990.500,00
84 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 150 2.683,00 402.450,00 722.450,00
85 200 2.000,00 400.000,00 150 2.400,00 360.000,00 500 2.684,00 1.342.000,00 2.102.000,00
86 100 2.000,00 200.000,00 150 2.400,00 360.000,00 300 2.685,00 805.500,00 1.365.500,00
87 350 2.000,00 700.000,00 100 2.400,00 240.000,00 200 2.686,00 537.200,00 1.477.200,00
88 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 75 2.687,00 201.525,00 521.525,00
89 300 2.000,00 600.000,00 100 2.400,00 240.000,00 175 2.688,00 470.400,00 1.310.400,00
90 500 2.000,00 1.000.000,00 200 2.400,00 480.000,00 250 2.689,00 672.250,00 2.152.250,00
91 150 2.000,00 300.000,00 75 2.400,00 180.000,00 150 2.690,00 403.500,00 883.500,00
92 250 2.000,00 500.000,00 200 2.400,00 480.000,00 350 2.691,00 941.850,00 1.921.850,00
93 75 2.000,00 150.000,00 50 2.400,00 120.000,00 50 2.692,00 134.600,00 404.600,00
94 100 2.000,00 200.000,00 50 2.400,00 120.000,00 50 2.693,00 134.650,00 454.650,00
95 100 2.000,00 200.000,00 40 2.400,00 96.000,00 100 2.694,00 269.400,00 565.400,00
96 200 2.000,00 400.000,00 100 2.400,00 240.000,00 150 2.695,00 404.250,00 1.044.250,00
97 100 2.000,00 200.000,00 75 2.400,00 180.000,00 100 2.696,00 269.600,00 649.600,00
98 250 2.000,00 500.000,00 100 2.400,00 240.000,00 100 2.697,00 269.700,00 1.009.700,00
138
5. Faktor-Faktor Produksi Usahatani Padi (Pestisida) di Kecamatan Libureng Kab. Bone Pestisida Total
NomorClipper Marshal Tabes
Resp. Ml Rp/Ml Biaya (Rp) Ml Rp/Ml Biaya (Rp) Ml Rp/Ml Biaya (Rp) Biaya (Rp)
1 250 160 40.000,00 150,00 140 21.000,00 250,00 1025 256.250,00 317.250,00
2 200 160 32.000,00 500,00 140 70.000,00 300,00 1025 307.500,00 409.500,00
3 450 160 72.000,00 500,00 140 70.000,00 500,00 1025 512.500,00 654.500,00
4 250 160 40.000,00 250,00 140 35.000,00 200,00 1025 205.000,00 280.000,00
5 100 160 16.000,00 150,00 140 21.000,00 300,00 1025 307.500,00 344.500,00
6 200 160 32.000,00 250,00 140 35.000,00 200,00 1025 205.000,00 272.000,00
7 250 160 40.000,00 200,00 140 28.000,00 250,00 1025 256.250,00 324.250,00
8 230 160 36.800,00 450,00 140 63.000,00 250,00 1025 256.250,00 356.050,00
9 400 160 64.000,00 500,00 140 70.000,00 400,00 1025 410.000,00 544.000,00
10 200 160 32.000,00 300,00 140 42.000,00 350,00 1025 358.750,00 432.750,00
11 150 160 24.000,00 300,00 140 42.000,00 250,00 1025 256.250,00 322.250,00
12 300 160 48.000,00 200,00 140 28.000,00 500,00 1025 512.500,00 588.500,00
13 100 160 16.000,00 250,00 140 35.000,00 150,00 1025 153.750,00 204.750,00
14 200 160 32.000,00 220,00 140 30.800,00 200,00 1025 205.000,00 267.800,00
15 400 160 64.000,00 250,00 140 35.000,00 500,00 1025 512.500,00 611.500,00
16 250 160 40.000,00 350,00 140 49.000,00 300,00 1025 307.500,00 396.500,00
17 250 160 40.000,00 250,00 140 35.000,00 300,00 1025 307.500,00 382.500,00
18 300 160 48.000,00 400,00 140 56.000,00 250,00 1025 256.250,00 360.250,00
19 200 160 32.000,00 250,00 140 35.000,00 100,00 1025 102.500,00 169.500,00
20 400 160 64.000,00 250,00 140 35.000,00 200,00 1025 205.000,00 304.000,00
21 250 160 40.000,00 200,00 140 28.000,00 200,00 1025 205.000,00 273.000,00
22 500 160 80.000,00 700,00 140 98.000,00 250,00 1025 256.250,00 434.250,00
23 250 160 40.000,00 200,00 140 28.000,00 200,00 1025 205.000,00 273.000,00
24 150 160 24.000,00 300,00 140 42.000,00 250,00 1025 256.250,00 322.250,00
25 300 160 48.000,00 250,00 140 35.000,00 300,00 1025 307.500,00 390.500,00
26 350 160 56.000,00 500,00 140 70.000,00 400,00 1025 410.000,00 536.000,00
27 300 160 48.000,00 350,00 140 49.000,00 250,00 1025 256.250,00 353.250,00
28 300 160 48.000,00 250,00 140 35.000,00 800,00 1025 820.000,00 903.000,00
29 500 160 80.000,00 400,00 140 56.000,00 500,00 1025 512.500,00 648.500,00
30 150 160 24.000,00 200,00 140 28.000,00 250,00 1025 256.250,00 308.250,00
31 450 160 72.000,00 250,00 140 35.000,00 300,00 1025 307.500,00 414.500,00
32 300 160 48.000,00 250,00 140 35.000,00 250,00 1025 256.250,00 339.250,00
33 100 160 16.000,00 250,00 140 35.000,00 250,00 1025 256.250,00 307.250,00
34 400 160 64.000,00 450,00 140 63.000,00 300,00 1025 307.500,00 434.500,00
35 270 160 43.200,00 250,00 140 35.000,00 100,00 1025 102.500,00 180.700,00
36 400 160 64.000,00 450,00 140 63.000,00 400,00 1025 410.000,00 537.000,00
37 300 160 48.000,00 300,00 140 42.000,00 200,00 1025 205.000,00 295.000,00
38 300 160 48.000,00 250,00 140 35.000,00 250,00 1025 256.250,00 339.250,00
39 400 160 64.000,00 100,00 140 14.000,00 300,00 1025 307.500,00 385.500,00
40 300 160 48.000,00 250,00 140 35.000,00 200,00 1025 205.000,00 288.000,00
41 200 160 32.000,00 200,00 140 28.000,00 150,00 1025 153.750,00 213.750,00
42 300 160 48.000,00 150,00 140 21.000,00 250,00 1025 256.250,00 325.250,00
43 350 160 56.000,00 350,00 140 49.000,00 250,00 1025 256.250,00 361.250,00
44 300 160 48.000,00 500,00 140 70.000,00 550,00 1025 563.750,00 681.750,00
45 200 160,00 32.000,00 150 140,00 21.000,00 500 1.025,00 512.500,00 565.500,00
46 200 160,00 32.000,00 450 140,00 63.000,00 200 1.025,00 205.000,00 300.000,00
47 500 160,00 80.000,00 300 140,00 42.000,00 350 1.025,00 358.750,00 480.750,00
48 200 160,00 32.000,00 300 140,00 42.000,00 200 1.025,00 205.000,00 279.000,00
49 250 160,00 40.000,00 250 140,00 35.000,00 300 1.025,00 307.500,00 382.500,00
50 200 160,00 32.000,00 300 140,00 42.000,00 350 1.025,00 358.750,00 432.750,00
139
51 250 160,00 40.000,00 350 140,00 49.000,00 300 1.025,00 307.500,00 396.500,00
52 200 160,00 32.000,00 250 140,00 35.000,00 250 1.025,00 256.250,00 323.250,00
53 500 160,00 80.000,00 350 140,00 49.000,00 400 1.025,00 410.000,00 539.000,00
54 300 160,00 48.000,00 200 140,00 28.000,00 300 1.025,00 307.500,00 383.500,00
55 200 160,00 32.000,00 300 140,00 42.000,00 150 1.025,00 153.750,00 227.750,00
56 250 160,00 40.000,00 250 140,00 35.000,00 300 1.025,00 307.500,00 382.500,00
57 300 160,00 48.000,00 200 140,00 28.000,00 350 1.025,00 358.750,00 434.750,00
58 250 160,00 40.000,00 220 140,00 30.800,00 300 1.025,00 307.500,00 378.300,00
59 400 160,00 64.000,00 450 140,00 63.000,00 450 1.025,00 461.250,00 588.250,00
60 200 160,00 32.000,00 200 140,00 28.000,00 300 1.025,00 307.500,00 367.500,00
61 200 160,00 32.000,00 150 140,00 21.000,00 200 1.025,00 205.000,00 258.000,00
62 150 160,00 24.000,00 200 140,00 28.000,00 200 1.025,00 205.000,00 257.000,00
63 350 160,00 56.000,00 250 140,00 35.000,00 250 1.025,00 256.250,00 347.250,00
64 250 160,00 40.000,00 300 140,00 42.000,00 200 1.025,00 205.000,00 287.000,00
65 300 160,00 48.000,00 450 140,00 63.000,00 400 1.025,00 410.000,00 521.000,00
66 500 160,00 80.000,00 250 140,00 35.000,00 250 1.025,00 256.250,00 371.250,00
67 200 160,00 32.000,00 200 140,00 28.000,00 200 1.025,00 205.000,00 265.000,00
68 250 160,00 40.000,00 300 140,00 42.000,00 250 1.025,00 256.250,00 338.250,00
69 200 160,00 32.000,00 100 140,00 14.000,00 300 1.025,00 307.500,00 353.500,00
70 300 160,00 48.000,00 200 140,00 28.000,00 250 1.025,00 256.250,00 332.250,00
71 250 160,00 40.000,00 250 140,00 35.000,00 100 1.025,00 102.500,00 177.500,00
72 100 160,00 16.000,00 200 140,00 28.000,00 250 1.025,00 256.250,00 300.250,00
73 150 160,00 24.000,00 150 140,00 21.000,00 300 1.025,00 307.500,00 352.500,00
74 200 160,00 32.000,00 250 140,00 35.000,00 200 1.025,00 205.000,00 272.000,00
75 250 160,00 40.000,00 250 140,00 35.000,00 250 1.025,00 256.250,00 331.250,00
76 250 160,00 40.000,00 600 140,00 84.000,00 150 1.025,00 153.750,00 277.750,00
77 200 160,00 32.000,00 150 140,00 21.000,00 300 1.025,00 307.500,00 360.500,00
78 500 160,00 80.000,00 350 140,00 49.000,00 200 1.025,00 205.000,00 334.000,00
79 350 160,00 56.000,00 150 140,00 21.000,00 250 1.025,00 256.250,00 333.250,00
80 400 160,00 64.000,00 200 140,00 28.000,00 300 1.025,00 307.500,00 399.500,00
81 350 160,00 56.000,00 250 140,00 35.000,00 250 1.025,00 256.250,00 347.250,00
82 250 160,00 40.000,00 100 140,00 14.000,00 250 1.025,00 256.250,00 310.250,00
83 200 160,00 32.000,00 300 140,00 42.000,00 250 1.025,00 256.250,00 330.250,00
84 300 160,00 48.000,00 250 140,00 35.000,00 200 1.025,00 205.000,00 288.000,00
85 500 160,00 80.000,00 400 140,00 56.000,00 300 1.025,00 307.500,00 443.500,00
86 200 160,00 32.000,00 300 140,00 42.000,00 450 1.025,00 461.250,00 535.250,00
87 250 160,00 40.000,00 450 140,00 63.000,00 200 1.025,00 205.000,00 308.000,00
88 200 160,00 32.000,00 250 140,00 35.000,00 150 1.025,00 153.750,00 220.750,00
89 450 160,00 72.000,00 500 140,00 70.000,00 400 1.025,00 410.000,00 552.000,00
90 500 160,00 80.000,00 200 140,00 28.000,00 100 1.025,00 102500,00 210.500,00
91 300 160,00 48.000,00 200 140,00 28.000,00 400 1.025,00 410.000,00 486.000,00
92 700 160,00 112000,00 900 140,00 126000,00 250 1.025,00 256250,00 494250,00
93 200 160,00 32.000,00 250 140,00 35.000,00 50 1.025,00 51.250,00 118.250,00
94 250 160,00 40.000,00 300 140,00 42.000,00 250 1.025,00 256.250,00 338.250,00
95 200 160,00 32.000,00 250 140,00 35.000,00 100 1.025,00 102.500,00 169.500,00
96 200 160,00 32.000,00 200 140,00 28.000,00 250 1.025,00 256.250,00 316.250,00
97 250 160,00 40.000,00 200 140,00 28.000,00 300 1.025,00 307.500,00 375.500,00
98 200 160,00 32.000,00 250 140,00 35.000,00 400 1.025,00 410.000,00 477.000,00
140
6. Penggunaan Biaya Tetap Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone iuran jumlah
jmlh harga nilai umur pkn peny/musim jmlh harga nilai umur Pknpeny/musim jmlh harga nilai umur Pkn peny/musim jmlh harga nilai umur pkn peny/musim irigasi biaya tetap
unit (Rp) (Rp) tahun (Rp) unit (Rp) (Rp) tahun (Rp) unit (Rp) (Rp) tahun (Rp) unit (Rp) (Rp) tahun (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1 120.000,00 120.000,00 8 15.000,00 2 55.000,00 110.000,00 5 22.000,00 1 240.000,00 240.000,00 5 48.000,00 1 17.500.000,00 17.500.000,00 3 5.833.333,33 27.000,00 10.000,00 5.955.333,333
2 2 120.000,00 240.000,00 10 24.000,00 3 40.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 150.000,00 300.000,00 8 37.500,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 10 3.000.000,00 30.000,00 10.000,00 3.113.500,000
3 2 75.000,00 150.000,00 10 15.000,00 5 35.000,00 175.000,00 10 17.500,00 2 145.000,00 290.000,00 10 29.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 50.000,00 15.000,00 1.376.500,000
4 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 36.000,00 72.000,00 10 7.200,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 20.000,00 8.000,00 1.595.200,000
5 2 75.000,00 150.000,00 12 12.500,00 3 30.000,00 90.000,00 15 6.000,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 13.500.000,00 13.500.000,00 15 900.000,00 12.500,00 5.000,00 951.000,000
6 1 110.000,00 110.000,00 11 10.000,00 2 45.000,00 90.000,00 10 9.000,00 1 150.000,00 150.000,00 8 18.750,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 17.000,00 5.000,00 1.559.750,000
7 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 45.000,00 90.000,00 8 11.250,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 16.000.000,00 16.000.000,00 8 2.000.000,00 23.000,00 13.000,00 2.119.750,000
8 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 18.000,00 1.612.100,000
9 1 95.000,00 95.000,00 14 6.785,71 2 45.000,00 90.000,00 5 18.000,00 2 150.000,00 300.000,00 3 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 5 3.400.000,00 25.000,00 7.000,00 3.556.785,714
10 2 95.000,00 190.000,00 13 14.615,38 3 45.000,00 135.000,00 6 22.500,00 1 165.000,00 165.000,00 8 20.625,00 1 12.000.000,00 12.000.000,00 16 750.000,00 25.000,00 10.000,00 842.740,385
11 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 35.000,00 70.000,00 10 7.000,00 1 190.000,00 190.000,00 10 19.000,00 1 15.800.000,00 15.800.000,00 8 1.975.000,00 15.000,00 8.000,00 2.034.000,000
12 2 105.000,00 210.000,00 15 14.000,00 4 42.000,00 168.000,00 10 16.800,00 2 150.000,00 300.000,00 12 25.000,00 1 13.000.000,00 13.000.000,00 16 812.500,00 40.000,00 15.000,00 923.300,000
13 1 115.000,00 115.000,00 10 11.500,00 2 45.000,00 90.000,00 8 11.250,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 12 2.500.000,00 15.000,00 6.000,00 2.593.750,000
14 1 120.000,00 120.000,00 8 15.000,00 3 35.000,00 105.000,00 12 8.750,00 1 170.000,00 170.000,00 5 34.000,00 1 16.500.000,00 16.500.000,00 8 2.062.500,00 22.000,00 10.000,00 2.152.250,000
15 1 105.000,00 105.000,00 8 13.125,00 2 38.000,00 76.000,00 10 7.600,00 1 170.000,00 170.000,00 10 17.000,00 1 14.500.000,00 14.500.000,00 10 1.450.000,00 25.000,00 10.000,00 1.522.725,000
16 3 95.000,00 285.000,00 12 23.750,00 4 45.000,00 180.000,00 10 18.000,00 1 200.000,00 200.000,00 8 25.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 27.000,00 10.000,00 1.103.750,000
17 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 43.000,00 129.000,00 10 12.900,00 1 250.000,00 250.000,00 5 50.000,00 1 15.700.000,00 15.700.000,00 8 1.962.500,00 25.000,00 10.000,00 2.080.400,000
18 1 120.000,00 120.000,00 9 13.333,33 4 45.000,00 180.000,00 10 18.000,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 15.500.000,00 15.500.000,00 10 1.550.000,00 23.000,00 10.000,00 1.629.333,333
19 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 3 40.000,00 120.000,00 12 10.000,00 1 200.000,00 200.000,00 2 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 8 2.125.000,00 12.500,00 3.000,00 2.260.500,000
20 1 120.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 45.000,00 90.000,00 10 9.000,00 1 170.000,00 170.000,00 4 42.500,00 1 16.000.000,00 16.000.000,00 10 1.600.000,00 25.000,00 4.000,00 1.692.500,000
21 2 10.000,00 20.000,00 13 1.538,46 5 37.000,00 185.000,00 10 18.500,00 1 200.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 19.500,00 13.000,00 1.322.538,462
22 3 105.000,00 315.000,00 15 21.000,00 4 40.000,00 160.000,00 10 16.000,00 2 250.000,00 500.000,00 5 100.000,00 2 16.000.000,00 32.000.000,00 10 3.200.000,00 50.000,00 25.000,00 3.412.000,000
23 1 105.000,00 105.000,00 9 11.666,67 2 45.000,00 90.000,00 12 7.500,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 25.000,00 8.000,00 1.317.166,667
24 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 4 50.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 16 875.000,00 12.500,00 5.000,00 995.000,000
25 1 120.000,00 120.000,00 6 20.000,00 1 47.000,00 47.000,00 5 9.400,00 1 225.000,00 225.000,00 5 45.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 4 4.250.000,00 15.000,00 50.000,00 4.389.400,000
26 3 750.000,00 ########## 15 150.000,00 3 43.000,00 129.000,00 8 16.125,00 2 200.000,00 400.000,00 8 50.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 35.000,00 10.000,00 1.261.125,000
27 1 120.000,00 120.000,00 7 17.142,86 1 45.000,00 45.000,00 5 9.000,00 2 200.000,00 400.000,00 5 80.000,00 2 16.000.000,00 32.000.000,00 3 10.666.666,67 25.000,00 10.000,00 ############
28 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 38.000,00 114.000,00 10 11.400,00 1 170.000,00 170.000,00 8 21.250,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 50.000,00 25.000,00 1.127.650,000
29 3 95.000,00 285.000,00 15 19.000,00 5 35.000,00 175.000,00 14 12.500,00 2 200.000,00 400.000,00 10 40.000,00 2 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 50.000,00 20.000,00 1.641.500,000
30 1 120.000,00 120.000,00 7 17.142,86 1 43.000,00 43.000,00 8 5.375,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 12.000.000,00 12.000.000,00 6 2.000.000,00 15.000,00 8.000,00 2.095.517,857
31 2 120.000,00 240.000,00 10 24.000,00 3 40.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 150.000,00 300.000,00 8 37.500,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 10 3.000.000,00 30.000,00 10.000,00 3.113.500,000
32 2 75.000,00 150.000,00 8 18.750,00 5 35.000,00 175.000,00 10 17.500,00 2 145.000,00 290.000,00 10 29.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 75.000,00 20.000,00 1.410.250,000
33 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 45.000,00 90.000,00 8 11.250,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 16.000.000,00 16.000.000,00 8 2.000.000,00 23.000,00 25.000,00 2.131.750,000
34 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 10.000,00 1.604.100,000
35 2 10.000,00 20.000,00 13 1.538,46 5 37.000,00 185.000,00 10 18.500,00 1 200.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 19.500,00 15.000,00 1.324.538,462
36 1 110.000,00 110.000,00 11 10.000,00 2 45.000,00 90.000,00 10 9.000,00 1 150.000,00 150.000,00 8 18.750,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 17.000,00 27.000,00 1.581.750,000
37 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 45.000,00 90.000,00 8 11.250,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 16.000.000,00 16.000.000,00 8 2.000.000,00 23.000,00 7.000,00 2.113.750,000
38 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 18.000,00 1.612.100,000
39 1 95.000,00 95.000,00 14 6.785,71 2 45.000,00 90.000,00 5 18.000,00 2 150.000,00 300.000,00 3 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 5 3.400.000,00 25.000,00 7.000,00 3.556.785,714
40 2 95.000,00 190.000,00 13 14.615,38 3 45.000,00 135.000,00 6 22.500,00 1 165.000,00 165.000,00 8 20.625,00 1 12.000.000,00 12.000.000,00 16 750.000,00 50.000,00 10.000,00 867.740,385
41 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 3 40.000,00 120.000,00 12 10.000,00 1 200.000,00 200.000,00 2 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 8 2.125.000,00 12.500,00 3.000,00 2.260.500,000
42 1 110.000,00 110.000,00 11 10.000,00 2 45.000,00 90.000,00 10 9.000,00 1 150.000,00 150.000,00 8 18.750,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 17.000,00 5.000,00 1.559.750,000
43 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 43.000,00 129.000,00 10 12.900,00 1 250.000,00 250.000,00 5 50.000,00 1 15.700.000,00 15.700.000,00 8 1.962.500,00 25.000,00 10.000,00 2.080.400,000
44 1 120.000,00 120.000,00 7 17.142,86 1 45.000,00 45.000,00 5 9.000,00 2 200.000,00 400.000,00 5 80.000,00 2 18.000.000,00 36.000.000,00 3 12.000.000,00 50.000,00 25.000,00 ############
45 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 18.000,00 1.612.100,000
46 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 18.000,00 1.612.100,000
47 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 4 50.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 16 875.000,00 37.500,00 20.000,00 1.035.000,000
48 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 3 40.000,00 120.000,00 12 10.000,00 1 200.000,00 200.000,00 2 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 8 2.125.000,00 12.500,00 5.000,00 2.262.500,000
49 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 43.000,00 129.000,00 10 12.900,00 1 250.000,00 250.000,00 5 50.000,00 1 15.700.000,00 15.700.000,00 8 1.962.500,00 25.000,00 20.000,00 2.090.400,000
50 3 95.000,00 285.000,00 12 23.750,00 4 45.000,00 180.000,00 10 18.000,00 1 200.000,00 200.000,00 8 25.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 27.000,00 20.000,00 1.113.750,000
PBBno res
cangkul Sabit Tangki/Sprayer Traktor
141
51 2 10.000,00 20.000,00 13 1.538,46 5 37.000,00 185.000,00 10 18.500,00 1 200.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 19.500,00 18.000,00 1.327.538,462
52 3 105.000,00 315.000,00 15 21.000,00 4 40.000,00 160.000,00 10 16.000,00 2 250.000,00 500.000,00 5 100.000,00 2 16.000.000,00 32.000.000,00 10 3.200.000,00 50.000,00 15.000,00 3.402.000,000
53 1 105.000,00 105.000,00 9 11.666,67 2 45.000,00 90.000,00 12 7.500,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 25.000,00 30.000,00 1.339.166,667
54 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 4 50.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 16 875.000,00 37.500,00 15.000,00 1.030.000,000
55 1 120.000,00 120.000,00 6 20.000,00 1 47.000,00 47.000,00 5 9.400,00 1 225.000,00 225.000,00 5 45.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 4 4.250.000,00 15.000,00 8.000,00 4.347.400,000
56 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 28.000,00 1.622.100,000
57 3 750.000,00 ########## 15 150.000,00 3 43.000,00 129.000,00 8 16.125,00 2 200.000,00 400.000,00 8 50.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 35.000,00 28.000,00 1.279.125,000
58 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 38.000,00 114.000,00 10 11.400,00 1 170.000,00 170.000,00 8 21.250,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 25.000,00 14.000,00 1.091.650,000
59 3 105.000,00 315.000,00 15 21.000,00 4 40.000,00 160.000,00 10 16.000,00 2 250.000,00 500.000,00 5 100.000,00 2 16.000.000,00 32.000.000,00 10 3.200.000,00 50.000,00 25.000,00 3.412.000,000
60 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 18.000,00 1.612.100,000
61 1 120.000,00 120.000,00 8 15.000,00 2 55.000,00 110.000,00 5 22.000,00 1 240.000,00 240.000,00 5 48.000,00 1 17.500.000,00 17.500.000,00 3 5.833.333,33 12.500,00 5.000,00 5.935.833,333
62 2 120.000,00 240.000,00 10 24.000,00 3 40.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 150.000,00 300.000,00 8 37.500,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 10 3.000.000,00 30.000,00 10.000,00 3.113.500,000
63 2 75.000,00 150.000,00 10 15.000,00 5 35.000,00 175.000,00 10 17.500,00 2 145.000,00 290.000,00 10 29.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 50.000,00 15.000,00 1.376.500,000
64 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 36.000,00 72.000,00 10 7.200,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 20.000,00 8.000,00 1.595.200,000
65 2 75.000,00 150.000,00 12 12.500,00 3 30.000,00 90.000,00 15 6.000,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 13.500.000,00 13.500.000,00 15 900.000,00 31.000,00 12.000,00 976.500,000
66 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 4 50.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 16 875.000,00 37.500,00 10.000,00 1.025.000,000
67 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 3 40.000,00 120.000,00 12 10.000,00 1 200.000,00 200.000,00 2 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 8 2.125.000,00 12.500,00 3.000,00 2.260.500,000
68 3 100.000,00 300.000,00 10 30.000,00 3 37.000,00 111.000,00 10 11.100,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 14.700.000,00 14.700.000,00 10 1.470.000,00 33.000,00 18.000,00 1.612.100,000
69 2 120.000,00 240.000,00 10 24.000,00 3 40.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 150.000,00 300.000,00 8 37.500,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 10 3.000.000,00 30.000,00 10.000,00 3.113.500,000
70 2 95.000,00 190.000,00 13 14.615,38 3 45.000,00 135.000,00 6 22.500,00 1 165.000,00 165.000,00 8 20.625,00 1 12.000.000,00 12.000.000,00 16 750.000,00 50.000,00 10.000,00 867.740,385
71 3 95.000,00 285.000,00 12 23.750,00 4 45.000,00 180.000,00 10 18.000,00 1 200.000,00 200.000,00 8 25.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 27.000,00 10.000,00 1.103.750,000
72 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 43.000,00 129.000,00 10 12.900,00 1 250.000,00 250.000,00 5 50.000,00 1 15.700.000,00 15.700.000,00 8 1.962.500,00 25.000,00 6.000,00 2.076.400,000
73 1 120.000,00 120.000,00 9 13.333,33 4 45.000,00 180.000,00 10 18.000,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 15.500.000,00 15.500.000,00 10 1.550.000,00 23.000,00 8.000,00 1.627.333,333
74 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 3 40.000,00 120.000,00 12 10.000,00 1 200.000,00 200.000,00 2 100.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 8 2.125.000,00 12.500,00 10.000,00 2.267.500,000
75 1 120.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 45.000,00 90.000,00 10 9.000,00 1 170.000,00 170.000,00 4 42.500,00 1 16.000.000,00 16.000.000,00 10 1.600.000,00 25.000,00 12.000,00 1.700.500,000
76 1 115.000,00 115.000,00 10 11.500,00 2 45.000,00 90.000,00 8 11.250,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 12 2.500.000,00 15.000,00 5.000,00 2.592.750,000
77 3 750.000,00 ########## 15 150.000,00 3 43.000,00 129.000,00 8 16.125,00 2 200.000,00 400.000,00 8 50.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 35.000,00 15.000,00 1.266.125,000
78 1 120.000,00 120.000,00 10 12.000,00 2 45.000,00 90.000,00 10 9.000,00 1 170.000,00 170.000,00 4 42.500,00 1 16.000.000,00 16.000.000,00 10 1.600.000,00 25.000,00 15.000,00 1.703.500,000
79 3 95.000,00 285.000,00 12 23.750,00 4 45.000,00 180.000,00 10 18.000,00 1 200.000,00 200.000,00 8 25.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 27.000,00 27.000,00 1.120.750,000
80 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 43.000,00 129.000,00 10 12.900,00 1 250.000,00 250.000,00 5 50.000,00 1 15.700.000,00 15.700.000,00 8 1.962.500,00 25.000,00 25.000,00 2.095.400,000
81 1 100.000,00 100.000,00 10 10.000,00 2 35.000,00 70.000,00 10 7.000,00 1 190.000,00 190.000,00 10 19.000,00 1 15.800.000,00 15.800.000,00 8 1.975.000,00 15.000,00 10.000,00 2.036.000,000
82 2 105.000,00 210.000,00 15 14.000,00 4 42.000,00 168.000,00 10 16.800,00 2 150.000,00 300.000,00 12 25.000,00 1 13.000.000,00 13.000.000,00 16 812.500,00 20.000,00 7.500,00 895.800,000
83 1 115.000,00 115.000,00 10 11.500,00 2 45.000,00 90.000,00 8 11.250,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 2 15.000.000,00 30.000.000,00 12 2.500.000,00 15.000,00 14.000,00 2.601.750,000
84 1 120.000,00 120.000,00 8 15.000,00 3 35.000,00 105.000,00 12 8.750,00 1 170.000,00 170.000,00 5 34.000,00 1 16.500.000,00 16.500.000,00 8 2.062.500,00 22.000,00 10.000,00 2.152.250,000
85 1 105.000,00 105.000,00 8 13.125,00 2 38.000,00 76.000,00 10 7.600,00 1 170.000,00 170.000,00 10 17.000,00 1 14.500.000,00 14.500.000,00 10 1.450.000,00 25.000,00 25.000,00 1.537.725,000
86 1 105.000,00 105.000,00 9 11.666,67 2 45.000,00 90.000,00 12 7.500,00 1 150.000,00 150.000,00 10 15.000,00 1 15.000.000,00 15.000.000,00 12 1.250.000,00 25.000,00 27.000,00 1.336.166,667
87 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 4 50.000,00 200.000,00 10 20.000,00 1 250.000,00 250.000,00 4 62.500,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 16 875.000,00 37.500,00 30.000,00 1.045.000,000
88 1 120.000,00 120.000,00 6 20.000,00 1 47.000,00 47.000,00 5 9.400,00 1 225.000,00 225.000,00 5 45.000,00 1 17.000.000,00 17.000.000,00 4 4.250.000,00 15.000,00 10.000,00 4.349.400,000
89 3 750.000,00 ########## 15 150.000,00 3 43.000,00 129.000,00 8 16.125,00 2 200.000,00 400.000,00 8 50.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 35.000,00 20.000,00 1.271.125,000
90 3 105.000,00 315.000,00 15 21.000,00 4 40.000,00 160.000,00 10 16.000,00 2 250.000,00 500.000,00 5 100.000,00 2 16.000.000,00 32.000.000,00 10 3.200.000,00 100.000,00 50.000,00 3.487.000,000
91 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 38.000,00 114.000,00 10 11.400,00 1 170.000,00 170.000,00 8 21.250,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 25.000,00 25.000,00 1.102.650,000
92 3 95.000,00 285.000,00 15 19.000,00 5 35.000,00 175.000,00 14 12.500,00 2 200.000,00 400.000,00 10 40.000,00 2 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 50.000,00 30.000,00 1.651.500,000
93 1 120.000,00 120.000,00 7 17.142,86 1 43.000,00 43.000,00 8 5.375,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 12.000.000,00 12.000.000,00 6 2.000.000,00 10.000,00 4.000,00 2.086.517,857
94 3 750.000,00 ########## 15 150.000,00 3 43.000,00 129.000,00 8 16.125,00 2 200.000,00 400.000,00 8 50.000,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 35.000,00 10.000,00 1.261.125,000
95 1 120.000,00 120.000,00 7 17.142,86 1 45.000,00 45.000,00 5 9.000,00 2 200.000,00 400.000,00 5 80.000,00 2 18.000.000,00 36.000.000,00 3 12.000.000,00 50.000,00 25.000,00 ############
96 2 100.000,00 200.000,00 10 20.000,00 3 38.000,00 114.000,00 10 11.400,00 1 170.000,00 170.000,00 8 21.250,00 1 14.000.000,00 14.000.000,00 14 1.000.000,00 25.000,00 11.000,00 1.088.650,000
97 3 95.000,00 285.000,00 15 19.000,00 5 35.000,00 175.000,00 14 12.500,00 2 200.000,00 400.000,00 10 40.000,00 2 15.000.000,00 15.000.000,00 10 1.500.000,00 40.000,00 20.000,00 1.631.500,000
98 1 120.000,00 120.000,00 7 17.142,86 1 43.000,00 43.000,00 8 5.375,00 1 200.000,00 200.000,00 4 50.000,00 1 12.000.000,00 12.000.000,00 6 2.000.000,00 50.000,00 27.000,00 2.149.517,857
142
7. Hasil Analisis LN Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone
No. Produksi Ls Lahan Benih Tenaga Kerja Pupuk Pestisida
Rspndn LNY LN X1 LN X2 LN X3 LN X4 LN X5
1 8,91 0,01 3,40 2,48 2,70 2,78
2 8,97 0,14 3,47 2,64 2,67 2,85
3 9,10 0,41 4,04 2,30 2,73 2,92
4 8,70 -0,22 3,30 2,56 2,64 2,79
5 8,16 -0,69 2,77 2,20 2,57 2,73
6 8,52 -0,29 3,09 2,30 2,64 2,78
7 8,99 0,30 3,91 2,56 2,69 2,79
8 8,68 -0,22 3,09 2,30 2,66 2,84
9 9,21 0,41 4,01 2,64 2,77 2,90
10 8,92 -0,05 3,56 2,30 2,67 2,82
11 8,70 -0,29 3,09 2,20 2,65 2,79
12 8,85 0,02 3,26 2,40 2,69 2,85
13 8,29 -0,43 2,83 2,30 2,55 2,72
14 8,72 -0,22 3,00 2,30 2,63 2,77
15 9,47 0,56 3,87 2,20 2,75 2,88
16 8,85 0,05 3,33 2,56 2,69 2,84
17 8,87 0,01 3,26 2,30 2,70 2,82
18 8,81 -0,05 3,18 2,30 2,70 2,85
19 7,90 -0,69 2,89 2,30 2,52 2,74
20 8,87 -0,03 3,30 2,30 2,68 2,82
21 8,58 -0,36 3,00 2,40 2,60 2,78
22 9,62 0,69 4,17 2,83 2,83 2,91
23 9,58 0,09 3,26 2,30 2,73 2,78
24 8,34 -0,43 2,83 2,56 2,55 2,79
25 9,22 0,22 3,47 2,30 2,73 2,83
26 9,39 0,34 3,69 2,71 2,77 2,89
27 8,70 -0,11 3,22 2,77 2,65 2,84
28 9,62 0,69 4,17 2,30 2,80 2,89
29 9,60 0,69 4,14 2,89 2,80 2,91
30 8,48 -0,22 3,30 2,30 2,63 2,76
31 9,10 0,14 3,37 2,48 2,74 2,85
32 9,32 0,41 4,04 2,56 2,78 2,82
33 8,70 -0,22 3,30 2,30 2,70 2,75
34 9,05 0,22 3,50 2,56 2,74 2,88
35 8,65 -0,29 3,09 2,20 2,60 2,76
36 9,55 0,67 4,09 2,83 2,79 2,90
37 9,26 0,30 3,81 2,56 2,70 2,82
38 8,99 -0,11 3,40 2,20 2,65 2,82
39 8,78 -0,05 3,50 2,30 2,63 2,79
40 8,52 -0,29 3,22 2,20 2,60 2,80
41 8,24 -0,69 2,83 2,40 2,55 2,75
42 8,54 -0,29 3,09 2,30 2,60 2,79
43 8,85 0,01 3,26 2,30 2,71 2,85
44 9,62 0,70 4,11 2,83 2,84 2,90
45 9,14 0,30 3,91 2,56 2,74 2,80
46 8,68 -0,22 3,33 2,30 2,63 2,82
47 9,24 0,41 3,78 2,56 2,76 2,88
48 8,24 -0,69 2,89 2,48 2,56 2,79
49 8,92 0,05 3,26 2,30 2,70 2,82
50 8,94 0,01 3,00 2,30 2,73 2,82
143
51 8,88 -0,03 3,43 2,30 2,66 2,84
52 8,54 -0,36 3,18 2,40 2,63 2,79
53 9,65 0,69 4,04 2,89 2,82 2,89
54 8,89 0,09 3,33 2,30 2,72 2,82
55 8,29 -0,43 2,89 2,30 2,58 2,77
56 9,09 0,22 3,61 2,56 2,73 2,82
57 9,22 0,34 3,81 2,71 2,76 2,82
58 8,81 -0,11 3,30 2,20 2,70 2,81
59 9,61 0,69 4,09 2,89 2,78 2,90
60 8,70 -0,16 3,22 2,30 2,62 2,79
61 7,86 -0,80 2,64 2,40 2,57 2,75
62 8,16 -0,69 2,83 2,48 2,56 2,75
63 8,85 -0,01 3,40 2,30 2,67 2,83
64 8,87 -0,11 3,30 2,30 2,70 2,80
65 9,62 0,69 4,04 2,77 2,79 2,88
66 9,53 0,56 3,85 2,64 2,76 2,85
67 8,24 -0,60 2,89 2,64 2,58 2,77
68 9,14 0,30 3,81 2,56 2,74 2,82
69 9,08 0,22 3,69 2,48 2,70 2,75
70 8,78 -0,05 3,56 2,20 2,65 2,80
71 8,61 -0,29 3,22 2,20 2,58 2,75
72 8,24 -0,69 2,89 2,40 2,52 2,74
73 8,29 -0,43 2,94 2,30 2,55 2,76
74 8,71 -0,22 3,09 2,30 2,65 2,78
75 8,85 -0,01 3,40 2,20 2,65 2,81
76 8,24 -0,43 2,89 2,30 2,65 2,83
77 9,10 0,37 3,69 2,71 2,77 2,77
78 8,93 -0,01 3,37 2,30 2,70 2,85
79 8,96 0,05 3,40 2,56 2,73 2,80
80 8,92 0,01 3,43 2,30 2,72 2,83
81 8,91 -0,05 3,33 2,30 2,67 2,83
82 8,23 -0,69 2,83 2,48 2,54 2,75
83 8,81 -0,03 3,22 2,30 2,64 2,80
84 8,63 -0,36 2,94 2,40 2,60 2,80
85 9,51 0,69 4,13 2,83 2,80 2,89
86 8,99 0,09 3,50 2,30 2,73 2,84
87 9,27 0,41 3,76 2,56 2,76 2,83
88 8,32 -0,43 3,00 2,30 2,55 2,76
89 9,24 0,34 3,66 2,71 2,74 2,91
90 9,64 0,69 4,20 2,77 2,84 2,78
91 8,91 -0,11 3,33 2,30 2,66 2,83
92 9,60 0,69 4,04 2,77 2,81 2,94
93 8,07 -0,80 2,71 2,30 2,50 2,69
94 8,54 -0,29 3,04 2,20 2,52 2,82
95 8,17 -0,69 2,83 2,20 2,56 2,74
96 8,92 -0,05 3,37 2,30 2,70 2,78
97 8,70 -0,22 3,30 2,30 2,60 2,80
98 8,94 0,05 3,47 2,56 2,69 2,82
144
Lampiran 4. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Faktor Produksi Usahatani Padi beserta Standardized Residuals di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone tahun 2019.
Dependent Variable: Y
Method: LeastP Squares
Date: 11/12/19 Time: 21:31
Sample: 1 98
Included observations: 98 Variable Coefficient Std. Error T Statistic Prob. C 7.547136 1.455333 5.185849 0.0000
X1 1.006140 0.130949 7.683454 0.0000
X2 -0.086963 0.090255 -0.963532 0.3378
X3 -0.087210 0.067389 -1.294124 0.0989
X4 0.912967 0.376780 2.423079 0.0173
X5 -0.214220 0.341279 -0.627696 0.5318 R-squared 0.948155 Mean dependent var 8.867449
Adjusted R-squared 0.945338 S.D. dependent var 0.437479
S.E. of regression 0.102282 Akaike info criterion -1.662887
Sum squared resid 0.962477 Schwarz criterion -1.504623
Log likelihood 87.48145 Hannan-Quinn criter. -1.598872
F-statistic 336.5070 Durbin-Watson stat 1.860792
Prob(F-statistic) 0.000000 Wald F-statisitic 475.3589
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
0
2
4
6
8
10
12
14
16
-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
Series: ResidualsSample 1 98Observations 98
Mean -2.46e-15Median -0.000947Maximum 0.529524Minimum -0.235711Std. Dev. 0.099611Skewness 1.223819Kurtosis 10.14230
Jarque-Bera 232.7639Probability 0.000000
145
2. Uji Multikolinieritas
Variance Inflation Factors
Date: 11/12/19 Time: 21:50
Sample: 1 98
Included observations: 98
Coefficient Uncentered Centered
Variable Variance VIF VIF
C 2.117993 19840.30 NA
X1 0.017148 25.94706 25.92050
X2 0.008146 891.3430 12.57208
X3 0.004541 253.3745 1.647485
X4 0.141963 9535.134 9.138572
X5 0.116472 8647.243 2.786024
3. Uji Autokorelasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.374316 Prob. F(2,90) 0.6888
Obs*R-squared 0.808452 Prob. Chi-Square(2) 0.6675 Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 12/02/19 Time: 19:08
Sample: 1 98
Included observations: 98
Presample missing value lagged residuals set to zero. Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.225313 1.488579 -0.151361 0.8800
X1 -0.025815 0.135340 -0.190746 0.8492
X2 0.012928 0.092965 0.139060 0.8897
X3 -0.004167 0.068788 -0.060579 0.9518
X4 0.086724 0.395526 0.219262 0.8269
X5 -0.014492 0.345664 -0.041926 0.9667
RESID(-1) 0.073154 0.110948 0.659354 0.5114
RESID(-2) 0.055890 0.109193 0.511841 0.6100 R-squared 0.008250 Mean dependent var -2.46E-15
Adjusted R-squared -0.068887 S.D. dependent var 0.099611
S.E. of regression 0.102985 Akaike info criterion -1.630354
Sum squared resid 0.954537 Schwarz criterion -1.419336
Log likelihood 87.88735 Hannan-Quinn criter. -1.545002
F-statistic 0.106947 Durbin-Watson stat 2.018755
Prob(F-statistic) 0.997775
146
4. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser F-statistic 0.923249 Prob. F(5,92) 0.4697
Obs*R-squared 4.682362 Prob. Chi-Square(5) 0.4559
Scaled explained SS 6.352484 Prob. Chi-Square(5) 0.2734 Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 11/12/19 Time: 21:59
Sample: 1 98
Included observations: 98 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 0.455077 1.029130 0.442196 0.6594
X1 0.017419 0.092600 0.188111 0.8512
X2 -0.051614 0.063823 -0.808702 0.4208
X3 -0.011620 0.047654 -0.243847 0.8079
X4 0.092555 0.266438 0.347380 0.7291
X5 -0.153069 0.241334 -0.634262 0.5275 R-squared 0.047779 Mean dependent var 0.068291
Adjusted R-squared -0.003972 S.D. dependent var 0.072185
S.E. of regression 0.072328 Akaike info criterion -2.355928
Sum squared resid 0.481289 Schwarz criterion -2.197665
Log likelihood 121.4405 Hannan-Quinn criter. -2.291914
F-statistic 0.923249 Durbin-Watson stat 2.165700
Prob(F-statistic) 0.469668
Heteroskedasticity Test: White F-statistic 2.685372 Prob. F(20,77) 0.0010
Obs*R-squared 40.26802 Prob. Chi-Square(20) 0.0046
Scaled explained SS 162.2218 Prob. Chi-Square(20) 0.0000 Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/12/19 Time: 22:03
Sample: 1 98
Included observations: 98 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 16.04373 44.80381 0.358088 0.7213
X1^2 -0.596759 0.427521 -1.395857 0.1668
X1*X2 0.992778 0.546544 1.816465 0.0732
X1*X3 -0.202702 0.243558 -0.832252 0.4078
X1*X4 3.889224 1.666321 2.334019 0.0222
X1*X5 -4.478255 1.306836 -3.426793 0.0010
X1 -0.672544 7.650012 -0.087914 0.9302
X2^2 -0.270655 0.181389 -1.492123 0.1398
147
X2*X3 0.091903 0.195055 0.471166 0.6389
X2*X4 -4.092117 1.120029 -3.653582 0.0005
X2*X5 3.610875 0.775623 4.655449 0.0000
X2 2.402670 4.241795 0.566428 0.5728
X3^2 -0.162529 0.130226 -1.248049 0.2158
X3*X4 -0.866186 0.773782 -1.119418 0.2664
X3*X5 3.035032 0.852956 3.558252 0.0006
X3 -5.782301 3.138050 -1.842641 0.0692
X4^2 3.128338 2.596419 1.204866 0.2319
X4*X5 -6.614655 3.706215 -1.784747 0.0782
X4 17.94645 20.23444 0.886926 0.3779
X5^2 4.298564 2.066731 2.079885 0.0409
X5 -26.26773 15.49945 -1.694753 0.0942 R-squared 0.410898 Mean dependent var 0.009821
Adjusted R-squared 0.257885 S.D. dependent var 0.029848
S.E. of regression 0.025713 Akaike info criterion -4.296221
Sum squared resid 0.050910 Schwarz criterion -3.742299
Log likelihood 231.5148 Hannan-Quinn criter. -4.072171
F-statistic 2.685372 Durbin-Watson stat 2.108757
Prob(F-statistic) 0.001038
Dependent Variable: Y
Method: Least Squares
Date: 11/12/19 Time: 22:06
Sample: 1 98
Included observations: 98
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7.547136 1.455333 5.185849 0.0000
X1 1.006140 0.130949 7.683454 0.0000
X2 -0.086963 0.090255 -0.963532 0.3378
X3 -0.087210 0.067389 -1.294124 0.0989
X4 0.912967 0.376780 2.423079 0.0173
X5 -0.214220 0.341279 -0.627696 0.5318 R-squared 0.948155 Mean dependent var 8.867449
Adjusted R-squared 0.945338 S.D. dependent var 0.437479
S.E. of regression 0.102282 Akaike info criterion -1.662887
Sum squared resid 0.962477 Schwarz criterion -1.504623
Log likelihood 87.48145 Hannan-Quinn criter. -1.598872
F-statistic 336.5070 Durbin-Watson stat 1.860792
Prob(F-statistic) 0.000000
148
Standardized Residuals
-.4
-.2
.0
.2
.4
.6
7.5
8.0
8.5
9.0
9.5
10.0
10 20 30 40 50 60 70 80 90
Residual Actual Fitted
Dependent Variable: Y
149
Lampiran 5. Foto Kegiatan Tentang “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”.
Gambar: 1. Wawancara bersama salah seorang petani sekaligus
sebagai ketua kelompok tani di Desa Tappale
Gambar: 2. Wawancara bersama salah seorang petani sekaligus sebagai
ketua kelompok tani di Desa Bune
150
Gambar: 3. Wawancara bersama salah seorang petani di Desa Mattiro
Bulu
Gambar: 4. Kegiatan Sekolah lapang dengan salah satu kelompok tani
di Desa Mallinrung
151
Gambar: 5. Kegiatan Sekolah lapang di Desa Mallinrung dengan Pemateri
dari Dinas Pertanian Kabupaten Bone
Gambar: 6. Kegiatan Sekolah lapang dan panen raya di Desa Tappale
152
Gambar: 7. Kegiatan Sekolah lapang dan panen raya di Desa Mattiro Bulu
Gambar: 8. Kegiatan Sekolah lapang dan praktek pembuatan pupuk
Kompos di Desa Mallinrung
top related