bab ii landasan teori · 13 bab ii landasan teori 2.1. umum 2.1.1. definisi public relations...
Post on 26-Oct-2020
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Umum
2.1.1. Definisi Public Relations
Berneys dalam Ruslan menyatakan bahwa Public Relations (PR) memiliki
tiga macam arti, yaitu memberikan informasi kepada masyarakat persuasi yaitu
dimaksudkan untuk mengubah sikap dan tingkah laku masyarakat terhadap
lembaga demi kepentingan kedua belah pihak usaha untuk mengintegrasikan
sikap dan perbuatan antar lembaga dengan sikap perbuatan masyarakat.
Menurut Ruslan (2015:45) “Public Relations adalah seni dan ilmu
pengetahuan yang dapat dipergunakan untuk menganalisis kecendrungan,
memprediksi konsekuensinya, menasehati para pemimpin organisasi, dan
melaksanakan program yang terencana mengenai kegiatan-kegiatan yang
melayani, baik kepentingan organisasi maupun kepentingan publik atau umum”.
Jekfins menjelaskan (2015:46) “Public Relations adalah sesuatu yang
merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik ke dalam maupun ke
luar, antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai
tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.
Scott Cultip dkk dalam Ruslan (2016:25) mengungapkan bahwa “public
relations adalah fungsi manajemen yang menilai sikap publik,
mengidentifikasikan kebijaksanaan dan tata cara organisasi dengan kepentingan
publiknya.
14
2.1.2. Tugas dan Fungsi Public Relations
1) Tugas Public Relations
Menurut Fayol dalam Ruslan (2016:23) beberapa kegiatan public relations,
adalah sebagai berikut:
a. Membangun Identitas dan Citra Perusahaan (Building corporate identity and
image).
1) Menciptakan identitas dan citra perusahaan yang positif.
2) Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dengan berbagai
pihak.
b. Menghadapi Krisis (Facing of Crusis)
1) Menangani keluhan (complaint) dan menghadapi krisis yang terjadi
dengan membentuk manajemen krisis dan PR Recovery of image yang
bertugas memperbaiki lost of image and image.
c. Mempromosikan Aspek Kemasyarakatan (Promotion public causes)
1) Mempromosikan yang menyangkut kepentingan publik.
2) Mendukung kegiatan kampanye sosial anti merokok, serta menghindari
obat-obatan terlarang, dan sebagainya.
Sementara menurut Nova dalam (Trisnawati & Syarah, 2017), tugas
seorang Public Relations adalah berkaitan dengan kode etik Asosiasi
Public Relations Internasional (International Public Relations Association
Code of Conduct) yang menegaskan bahwa setiap Public Relations tidak
dibenarkan untuk mengangkat suatu konflik yang terjadi atau hal yang
sengaja dipaparkan kepada publik tanpa seizin dari yang bersangkutan atau
yang berkepentingan.
15
2) Fungsi Public Relations
Menurut Cultip & Centre, and Canfield dalam Ruslan (2016:19),
merumuskan Public Relations sebagai berikut:
a) Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama
(fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
b) Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan publiknya
yang merupakan khalayak sasaran.
c) Mengidentifikasi segala sesuatu yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya, atau
sebaliknya.
d) Melayani keinginan publiknya dengan memberikan sumbangan saran kepada
pimpinan manajemen demi tujuan dan manfaat bersama.
Menurut Soemirat dan Ardianto (2017:12) menyebutkan PR berfungsi
menumbuhkan hubungan baik antara segenap komponen pada suatu
lembaga/perusahaan dalam rangka memberikan pengertian, menumbuhkan
motivasi dan partisipasi. Semua itu bertujuan untuk menumbuhkan dan
mengembangkan goodwill (kemauan baik) publiknya serta memperoleh
opini publik yang menguntungkan (alat untuk menciptakan kerjasama
berdasarkan hubungan baik dengan publik)
Fungsi public relations menurut Canfield dalam Mukarom dan
Laksana (2015:55), adalah sebagai berikut:
a. Mengabdi Kepentingan Umum
Jika tidak untuk kepentingan publik, baik internal maupun eksternal, tidak
mungkin akan tercipta hubungan yang menyenangkan. Sebaliknya, suatu
badan atau perusahaan dapat sukses apabila segala tindakannya merupakan
pengabdian kepada kepentingan umum.
16
b. Memelihara Komunikasi yang Baik
Seorang pemimpin yang melakukan kegiatan public relations akan berhasil
dalam kepemimpinannya apabila ia ikut bergaul dengan para karyawannya. Ia
melakukan kegiatan komunikasi tidak hanya dalam hubungan pekerjaan,
tetapi juga di luar pekerjaan.
c. Menitikberatkan pada Moral dan Tingkah laku yang Baik
Seorang pemimpin yang baik dalam tingkah lakunya akan mementingkan
moralitas. Ia akan mempunyai wibawa apabila tidak cacat moral dan tingkah
laku. Ia juga harus menjadi teladan bagi bawahannya.
2.1.3. Tujuan Public Relations
Pada tahap perencanaan program PR, hal pertama yang harus dilakukan
adalah penetapan tujuan. Kusumastuti dalam Mukarom dan Laksana (2015:55)
menyebutkan tujuan PR yaitu sebagai berikut:
a. Terpeliharanya saling pengertian
b. Menjaga dan membentuk saling percaya
c. Memelihara dan menciptakan kerjasama
Menurut Jefkins dalam Nesia (2016:34), meningkatkan favorable
image/citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali
unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut.
Sementara, menurut Marshall dalam Nesia (2016:35), menyebutkan dua
tujuan Public Relations, yaitu sebagai berikut:
17
a. Secara positif
Berusaha untuk mendapatkan dan menambah penilaian dan goodwill suatau
organisasai atau badan.
b. Secara Denfensif
Berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada
negatif, bilamana diserang, dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi
atau badan kita tidak salah. (hal ini bisa terjadi akibat kesalahpahaman).
Dengan demikian tindakan ini adalah salah satu ospek penjagaan atau
pertahanan.
2.1.4. Peran Public Relations
Menurut Ruslan (2016:132), menyebutkan tiga peran ideal yang harus
dimiliki praktisi humas, yaitu diantaranya:
1. Menjelaskan tujuan-tujuan (clarifying goals) organisasi kepada pihak
publiknya.
2. Bertindak sebagai radar, tetapi juga harus mampu memperlancar pelaksanaan
public policy nya.
3. Pihak PR/Humas harus memiliki kemampuan untuk melihat ke depan atau
memprediksi sesuatu secara tepat yang didasarkan kepada pengetahuan akan
data atau sumber informasi aktual dan faktual, menyangkut kepentingan
organisasi maupun publiknya.
Sementara, menurut Dozier dan Broom dalam Ruslan (2016:20) Peranan
Public Relations dalam suatu organisasi dapat dibagi menjadi empat
kategori yaitu:
1. Penasehat ahli (Expert prescriber)
Seorang pratiksi pakar public relations yang berpengalaman dan
memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi
18
dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public
relationship). Hubungan pratiksi pakar PR dengan manajemen
organisasi seperti hubungan antara dokter dengan pasiennya. Artinya,
pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai
apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert
prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi pesoalan
public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
2. Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator)
Dalam hal ini, pratiksi PR bertindak sebagai komunikator atau
mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk
mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya.
Dipihak lain juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan,
kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.
3. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process
fasilitator)
Peranan praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan public
relations ini merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai
penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan)
dalam mengatasi persoalan atau kritis yang tengah dihadapi secara
rasional dan profesional.
4. Teknis Komunikasi (Communication technician)
Peranan communications technician ini menjadikan praktisi PR
sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis
komunikasi atau dikenal dengan methode of communication in
organization.
2.1.5. Ruang Lingkup Public Relations
Ruang lingkup pekerjaan Public Relations (PR), sebagaimana
dikemukakan Cultip dkk dalam buku Mukarom dan Laksana (2015:57) dapat
dikelompokan dalam berbagai bidang pekerjaan, yaitu menjadikan iklan sebagai
bagian dari pemasaran dan menggabungkan press agentry dalam publisitas.
Adapun ruang lingkup tugas PR menurut Ruslan (2016:22) dalam sebuah
organisasi/lembaga antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut:
a. Membina hubungan ke dalam (publik internal)
Yang dimaksud dengan publik internal adalah publik yang menjadi bagian
dari unit/perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang PR harus mampu
19
mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif
dalam masyarakat, sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi.
b. Membina hubungan keluar (publik eksternal)
Yang dimaksud publik eksternal adalah publik umum (masyarakat).
Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publi yang positif terhadap
lembaga yang diwakilinya.
2.1.6. Definisi Marketing Public Relations
Marketing Public Relations (MPR) merupakan perpaduan antara kekuatan
Public Relations dan Marketing Mix dimana menurut Kasali dalam
(Abdillah, 2017) mendefinisikannya dalam mega marketing yang memiliki
penjelasan “Aplikasi koordinasi secra terencana atas unsur-unsur ekonomi,
psikologi, politik dan keterampilan public relations untuk memperoleh
simpati (kerjasama) dari pihak-pihak yang terkait agar dapat beroperasi
atau masuk kepasar tertentu”.
Selain itu menurut Anggoro dalam (Abdillah, 2017) menjelaskan bahwa
MPR menjadi strategi baik bagi manajerial pemasaran dan perusahaan melalui
berbagai aktivitas komunikasi sehingga menghubungkan perusahan dengan
konsumennya.
2.1.7. Tujuan Marketing Public Relations
Marketing Public Relations adalah konsep pelaksanaan kegiatan Public
Relations yang berorientasi pada pemasaran. Menurut Kasali dalam (Shaloom &
Doho, 2017) Marketing Public Relations adalah bagian dari kegiatan pemasaran,
penanggung jawab tertingginya adalah manager pemasaran, dan objektif di bidang
pemasaran.
20
Tujuan dari Marketing Public Relations adalah sebagai berikut :
1. Menumbuh kembangkan citra perusahaan positif publik eksternal atau
masyarakat dan konsumen.
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran dengan
perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations.
4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
5. Mendukung baruan pemasaran keberadaan marketing Public Relations
dilandasi tujuan yang telah dikemukakan semakin penting dengan
berperannya beberapa faktor.
Selain itu, tujuan Marketing Public Relations menurut Ruslan dalam
(Destiani, 2016) yaitu menciptakan citra positif perusahaan untuk membantu
pengenalan merek perusahaan, dan mengembangkan fungsi pemasaran melalui
public relations.
2.2. Studi Literatur
2.2.1. Publik Internal
Beard (2004:19), menyebutkan bahwa aspek komunikasi public internal
adalah sebagai berikut:
1. Karyawan
a. Manajemen
b. Pekerja pada semua tingkatan
c. Kelompok pension
d. Pekerja sebelumnya atau mantan karyawan
21
2. Manajemen Perusahaan
a. Eksekutif kepala
b. Manajemen divisi
c. Direktur personalia dan timnya
3. Penasihat perusahaan
a. Konsultan perekrutan
b. Perusahaan jasa pelatihan
c. Spesialis komunikasi internal
4. Pihak luar yang berpengaruh
a. Serikat dagang
b. Badan-badan professional
c. Keluarga para pekerja
d. Media
5. Sumber tenaga kerja masa depan
a. Individu calon pekerja masa depan
b. Universitas
c. Sekolah dan pendidikan lanjutannya
d. Penasihat karir
e. Kantor tenaga kerja pemerintah
Mukarom dan Laksana (2015:50), menyebutkan contoh dari public
internal PR dalam perusahaan, sebagai berikut:
1. Pimpinan: memegang kendali agar perusahaan tetap kukuh.
2. Pemeganag saham: membantu pimpinan dalam mengendalikan
perusahaan.
22
3. Karyawan: secara tidak langsung dan langsung ikut serta mengendalikan
perusahaan.
4. Peralatan perusahaan: tanpa peralatan, perusahaan tidak dapat
menghasilkan produk.
5. Gaji: jika gaji layak, karyawan akan semakin giat memproduksi produk.
2.2.2. Employee Relations
Menurut Jefkins dalam Ruslan (2016:271) hubungan publik internal
tersebut sama pentingnya dengan hubungan masyarakat eksternal, karena dua
bentuk hubungan masyarakat tersebut diumpamakan sebagai dua sisi mata uang
yang mempunyai arti sama dan saling terkait erat satu sama lain.
Hubungan masyarakat internal (internal public relations) dalam suatu
perusahaan menurut Ruslan (2016:273), terdiri dari beberapa tingkatan, yaitu :
a. Hubungan dengan pekerja atau karyawan (employee relations) pada
umumnya, beserta keluarga karyawan khususnya.
b. Hubungan dengan pihak jajaran pimpinan dalam perusahaan (Management
Relations), baik di level korporat atau level sebagai pelaksana.
c. Hubungan dengan pemilik perusahaan atau pemegang saham (Stockholder
Relations).
Menurut Cultip dan Center dalam Ruslan (2016:273) pengetian publik
internal (Employee Relations) yaitu sekelompok orang bekerja (karyawan atau
pegawai di dalam suatu organisasi/lembaga/perusahaan.
Masih dalam Ruslan (2016:274), Karyawan atau pekerja merupakan aset
yang cukup penting dalam suatu perusahaan. Nyatanya karyawan itu
sendiri terkait erat dengan status atau kedudukan yang saling berbeda
antara orang satu dengan yang lainnya. Akan tetapi pada prinsipnya
23
karyawan tersebut memiliki keinginan yang sama terhadap pihak pimpinan
atau perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Upah yang diberikan cukup dan layak.
b. Ingin mendapatkan perlakuan yang adil dan sama dalam hal
kesempatan untuk berkarir dari perusahaan dan meraih prestasi kerja
yang maksimal sesuai dengan kemampuan.
c. Iklim tempat bekerja yang kondusif dan penuh ketenangan serta
mendapat penghargaan yang baik dari pimpinan.
d. Keinginan-keinginan atau perasaan yang mendapat saluran positif dan
diakui atau dihargai oleh perusahaan/pimpinan.
2.2.3. Tujuan Employee Relations
Menurut Widjaja dalam (Maheldi, 2016) tujuan dari Employee Relations
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan saling pengertian antar pegawai ataupun antara
pimpinan dengan semua pegawai dalam sebuah organisasi.
2. Mendapatkan data-data yang lengkap tentang sikap dan tingkah laku
pegawai. Data ini diperlukan dalam rangka pembinaan,
perorganisasian, kerjasama, koordinasi, dan evaluasi terhadap
pegawai.
3. Menciptakan kerjasama yang serasi.
4. Menanamkan rasa damai kepada karyawan.
5. Menanamkan rasa sukses kepada pegawai sehingga mereka merasa
diberi kesempatan untuk maju dan mengembangkan kariernya.
6. Menanamkan loyalitas para pegawai.
7. Menanamkan rasa tanggung jawab kepada para pegawai.
8. Menciptakan adanya semangat kerja yang tinggi.
24
2.2.4. Kegiatan Employee Relations
Menurut Ruslan dalam (Rahmadini, 2017) Kegiatan employee relations
dalam suatu perusahaan atau organisasi dapat dilaksanakan dalam bentuk:
a. Program Pendidikan dan Pelatihan : Program pendidikan dan pelatihan yang
dilaksanakan oleh perusahaan yakni dalam upaya meningkatkan kinerja dan
keterampilan (skill) karyawan dan kualitas maupun kuantitas pemberian jasa
pelayanan dan sebagainya.
b. Program Motivasi Kerja Berprestasi : Program ini diharapkan dapat
mempertemukan antara motivasi dan prestasi serta disiplin karyawan dengan
harapan-harapan itu keinginan dari pihak perusahaan dalam mencapai
produktivitas yang tinggi.
c. Program Penghargaan : Dimaksudkan adalah upaya perusahaan untuk
memberikan suatu penghargaan kepada karyawan, baik yang berprestasi kerja
maupun cukup lama masa pengabdiannya. Dalam hal ini penghargaan akan
menimbulkan loyalitas terhadap perusahaan.
2.2.5. Kepuasan Kerja Karyawan
Martoyo dalam (Ilahi, Mukzam, & Prasetya, 2017) memaparkan
“kepuasan kerja merupakan keadaaan emosional karyawan dimana terjadi
ataupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa karyawan dari
perusahaan/organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang
diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan”.
Rivai dan Sagala dalam Priansa (2017:229) menyatakan bahwa kepuasan
kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikapnya
senang atau tidak puas dalam bekerja.
25
2.2.6. Faktor-aktor yang memengaruhi kepuasan kerja
Kreitner dan Kinicki dalam Priansa (2017:240-242) menyatakan lima
faktor yang dapat memengaruhi timbulnya kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut:
1. Pemenuhan kebutuhan
Kepuasan yang ditentukan oleh tingkatan karateristik pekerjaan memberikan
kesempatan kepada individu pegawai untuk memenuhi kebutuhannya.
2. Perbedaan
Model ini menyatakan bahwa kepuasan merupakan hasil memenuhi harapan.
Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara yang diharapkan dan
yang diperoleh pegawai dalam mengemban pekerjaan.
3. Pencapaian nilai
Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan yang memberikan
pemenuhan niali kerja individual yang penting.
4. Keadilan
Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di
tempat kerja.
5. Komponen genetik
Model ini didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian
merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik yang ada dan menjadi
bawaan pegawai.
2.2.7. Meningkatkan Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja perlu ditingkatkan. Kepuasan kerja pegawai yang
meningkat akan mendorong pegawai untuk bertahan dan menjadi bagian penting
top related