banking and fintech - nofieiman.comnofieiman.com/wp-content/images/banking-fintech-high-level... ·...
Post on 06-Feb-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
BANKING AND FINTECHHigh Level Leadership Program (Hi-LeAP)Yogyakarta, 18 November 2017
-
AGENDAPendahuluan
Ekonomi Digital di Indonesia
Pergeseran Fundamental di Sektor Perbankan
Memahami Fintech
Memahami P2P Lending
Studi Kasus P2P di Indonesia
Pilihan Strategis bagi BPD
-
DIGITAL ECONOMY VISION OF INDONESIAThe biggest digital economy in ASEAN by 2020
US$ 130 billion E-Commerce transaction in 2020
Source: MCIT (2016)
-
HOWEVER, THE INFRASTRUCTURE WAS NOT YET EQUALLY DEVELOPED
-
THE DIGITAL ECONOMY HYPE IN INDONESIAON-DEMAND
TRANSPORTATION SERVICES
FINTECH E-COMMERCE
-
ON-DEMAND TRANSPORTATION SERVICESGO-JEK is the first on-demand transportation services in Indonesia
Established since 2010, app launched in 2015
As an app for every need, it facilitate (almost) anything on-demand
First official startup unicorn in Indonesia
One of the major drivers of digital economy hype in Indonesia
Creating new job market > 20.000 self-employed driver Higher income than conventional driver
Facilitate mobility More people using public transport
Disruptive effect Conventional vs App-based
Unsupportive regulation Treated as conventional transport provider
-
E-COMMERCE8 million people shop online and keeps increasing Driven by the increasing market coverage
and middle class Consumptive + Digital behavior of
Indonesians
Still only 0.8% of total retail sales China at 11%, USA at 8%
Priority of the government! Targeting US$ 130 billion by 2020 Issuing several supportive policies Economic Policy Package: Roadmap of E-
Commerce
Data Source: Statista, MCIT
New job creation in SMEs Enabling everyone to start their own
business through internet
Trade expansion, reach wider audience Allow SMEs to sell products & services
online
Disruptive effect Omni channel by major retailers
-
DIGITAL ECONOMY PROMOTES
Efficiency ICT capital replacing labor and non-ICT capital
Innovation New type of economy, disruption
Inclusion Trade expansion, financial inclusion, jobs creation
Source: World Bank (2016)
-
DIGITAL ECONOMY VISION OF INDONESIAN GOVERNMENT
Source: Bank Indonesia & Otoritas Jasa Keuangan
-
INDONESIAN GOVERNMENT POLICY MAPPING
Source: Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, TNP2K
-
GOVERNMENT SUPPORT FOR THE DIGITAL ECONOMY IN INDONESIAIndonesia Broadband Plan 2014-2019
Economic Policy Package: Roadmap of E-commerce
Finishing of Palapa Ring Project in Eastern Indonesia, expected to be done in 2019
All capital city of regency/municipality (514) will be connected with fiber optic
1 million domain names50 million SMEs to go digital
1000 tech start-up entrepreneurs in 2020
Digicoop smartphone: made in Indonesia!
-
PREDICTING A FUNDAMENTAL SHIFT IN BANKING
Technological innovations
Shifts in the regulatory context
Demographic development and societal
changes
Hubungan agen-prinsipal (agency cost) dan ekonomika pasar(transaction cost economies)
Eksternalitas jejaring (network externalities)
Inovasi yang mencerabut(disruptive innovation)
Faktor teknologi lain (Moores law, Metcalfes law, Kryders law)
Naiknya pamor negaraberkembang, termasukIndonesia
Millenial menjadi faktordominan yang mempengaruhi layananperbankan dan keuangan
Kemiskinan menurun, tetapiketidaksetaraan (inequality) naik tajam
Populasi yang menua (aging population) dan pensiunan
Naiknya tuntutan keragamandan kesetaraan (diversity and gender equality)
Era yang penuh denganhoax dan tren sesaat (post-truth)
Regulasi dan doronganisomorphism: Basel III, Basel IV, KYC, AML, CFT, dsb.
Surat Edaran dari KementerianDalam Negeri tentangImplementasi Transaksi Non TunaiPada Pemerintah Daerah, baikProvinsi maupun Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
-
FINTECHTechnological Innovation and Regulatory Realms
-
DEFINISI FINTECHComputer programs and other technology used to support or enable banking and financial services.
Financial technology, also known as FinTech, is a line of business based on using software to provide financial services. Financial technology companies are generally startups founded with the purpose of disrupting incumbent financial systems and corporations that rely less on software.
A business that aims at providing financial services by making use of software and modern technology.
Innovation in financial services.
(Wikipedia)
(The Oxford Dictionary)
(National Digital Research Centre in Dublin)
(FinTech Weekly)
-
DEFINISI FINTECH Implementasi dan pemanfaatan teknologi untuk peningkatan layanan jasa
perbankan dan keuangan
Umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan (startup), tetapi tidak sama
Memanfaatkan teknologi software, internet, komunikasi, dan komputasi terkini
Bersifat mencerabut (disruptive) pasar/industri yang sudah mapan (well-established)
-
FENOMENA FINTECH Faktor penting pendorong (enabler) ekonomi digital Keterbatasan akses perbankan (unbanked population) in Indonesia Baru 36% orang dewasa di Indonesia memiliki akun bank (Global Findex, 2014)
Pemain dalam industri fintech bertumbuh sangat cepat Rata-rata bertumbuh 78% pada dua tahun terakhir (Asosiasi Fintech Indonesia, 2016) Berfokus pada sektor pembayaran (payment), diikuti peminjaman (lending)
Mendorong inklusi keuangan (financial inclusion) Carrier billing, payment agents, branchless banking
Dukungan pemerintah terhadap fintech Regulatory sandbox Bank Indonesia FinTech Office (BI FTO) POJK Nomor 77/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
Teknologi Informasi
-
Fintech
-
Wor
ldw
ide
-
Indo
nesi
a
-
PROSES BISNIS FINTECHProses Bisnis Bentuk Interaksi Pembayaran (digital wallets, P2P payments)
C2C Investasi (equity crowdfunding, P2P lending) Pembiayaan (crowdfunding, micro-loans, credit facilities)
B2C Asuransi (risk management) Lintas-proses (big data analysis, predictive modeling)
B2B Infrastruktur (security)
-
Wallets and money transfer Processing and payment infrastructure Capital markets and trading Crowdfunding Real estate investing Blockchain Wealth management Personal finance and mobile banking Financial services and infrastructure Regulatory and compliance General lending and marketplaces Personal and consumer lending Business lending Mortgage lending Credit score and analytics Merchant services Insurance
Jenis dan Ragam
-
(McKinsey Panorama Fintech Database, 2017)
-
Nilai transaksiFintech di Indonesia
US$ 15,022 miliar (2017)
Pembayarandigital
US$ 15,010 miliar
PembiayaanUS$ 5 juta
PengelolaankeuanganUS$ 8 juta
99%
0.3%
0.8%
Pembayaran (payment) (32%)
Investasi (17%)
Pendanaan (lending) (15%)
Point-of sales (11%)
Crowdfunding (9%)
Accounting (6%)
Comparison, Cryptocurrency, etc.
(Riset Statista, 2017 & Fintech News Singapore 2016)
-
FINTECH VS CONVENTIONAL BANKINGPada umumnya penggunasebatas kalangan urban, menengah atas, relatif muda, melek teknologi
Dari total 60 juta pelaku UKM di Indonesia hanya 11 juta UKM yang bisa menikmati layanankredit perbankan.
Kebutuhan pembiayaan total Rp1.600 triliun/tahun, kapasitaspembiayaan di lembaga jasakeuangan hanya Rp 660 triliun.
Conventional bankingMasih mendominasi industri. Cakupan luas. Pertumbuhantinggi. Sektor industri mapan(well-established) dan matang(mature). Cenderung stabil danmitigasi risiko baik. Didukungregulasi yang ketat.
FintechPemain baru. Pertumbuhansangat tinggi. Sektor industribelum mapan dan belummatang. Fokus menggarappasar unbanked. Menggandengbank dan lembaga keuangankonvensional sebagai mitrakerjasama. Stabilitas danmitigasi risiko perlu belumteruji.
-
INNOVATIONS IN FINTECH
Source: World Bank (2015)
-
REGULATORY SANDBOX
Source: Bank Indonesia (2016)
-
P2P LENDINGLending Money through Online Services
-
MEMAHAMI P2P LENDING Peer-to-peer lending (P2P lending) adalah metode pendanaan/pembiayaan yang
memungkinkan seseorang melakukan menerima atau memberikan pinjaman tanpamelalui institusi perbankan.
Peminjam mengambil skema pinjaman dari perusahaan P2P lending. Perusahaan akanmenjodohkan peminjam dengan investor (pemberi pinjaman) yang sesuai.
Investor memutuskan untuk memberi atau tidak memberi pinjaman berdasarkanprofiling yang dilakukan oleh P2P lending.
Investor dapat memilih untuk mendanai sebagian atau seluruh kebutuhan dana yang diminta oleh peminjam. Satu project/skema pendanaan dapat didanai oleh satu ataulebih investor yang berbeda.
Dengan teknologi komunikasi, internet, big data, dsb., P2P lending dapatmenghubungkan peminjam dengan investor secara lebih cepat dan lebih murahdibandingkan perbankan konvensional.
Contoh terkemuka di dunia antara lain Lending Club, Prosper, Upstart, Funding Circle (UK), dsb.
-
P2P LENDING IN INDONESIAAmartha.com https://amartha.com/Dikelola oleh PT Amartha Mikro FintekCrowdo Finansialku https://p2p.crowdo.com/Dikelola oleh CrowdoInvestree.com https://investree.id/Dikelola oleh PT Amartha Mikro FintekKoinworks.com https://www.koinworks.com/Dikelola oleh PT. Lunaria Annua TeknologiModalku.com https://modalku.co.id/Dikelola oleh PT Mitrausaha Indonesia GrupUpdate tanggal 2 September 2016
-
CASE: INVESTREEMenyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending (P2PL): menghubungkanpemberi pinjaman (lender) yang ingin berinvestasi dan peminjam (borrower).
Business Loan: pinjaman modal kerja untuk memperlancar cash flow bisnis denganmenjaminkan tagihan (invoice), khusus PT, Jadetabek, beroperasi minimal 6 bulan, minimal Rp 5 juta.Employee Loan: pinjaman pribadi bagi karyawan di perusahaan yang bekerjasamadengan Investree, skema potong gaji, minimal Rp 1 juta.
Bunga pinjaman 1,2%-2,5% per bulan; return investor 18%-20%.
Memverifikasi, menganalisa, menyetujui, memaintain akun peminjam (borrower); membantu strategi monitoring, collection, dan recovery agar tidak ada kredit macet.Mayoritas pembiayaan sektor industri kreatif (EO, PH, Advertising) (36%) danoutsourcing (29%).
-
CASE: INVESTREEPerjanjian tersebutmenunjukkan potensikeuntungan bagi investor yang cukup menarik (bunga 18%) untuk pinjaman selama 41 hari.
-
CASE: AMARTHAMenyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending (P2PL): menghubungkanpemberi pinjaman (lender) yang ingin berinvestasi dan peminjam (borrower).Target pasar adalah usaha mikro dan kecil, pembiayaan antara Rp 1 juta hingga Rp20 juta.Pendekatan syariah dan bagi hasil: return untuk investor 20%, fee Amartha 5-10% daripemohon pinjaman. Minimal investasi Rp 3 juta.Menyerupai model The Grameen Bank (Banking for the Poor) dari Mohammad Yunusdi Bangladesh.Cakupan wilayah antara lain Kabupaten Bandung, Bogor, dan Subang.Mitra usaha dibentuk kelompok, diberi pelatihan, dan pertemuan mingguan denganfield officer untuk memonitor perkembangan usaha (offline monitoring).Pemanfaatan teknologi algoritma untuk grading dan profiling peminjam.
-
CASE: MODALKUMenyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending (P2PL): menghubungkanpemberi pinjaman (lender) yang ingin berinvestasi dan peminjam (borrower).
Target pasar adalah startup dan UMKM yang ingin untuk berkembang tapi belumbankable: WNI, 21-60 tahun, PT/CV atau peorangan, omzet minimal Rp 20 juta/bulan, telah beroperasi minimal satu tahun, area Jabodetabek.Bunga 14-20% untuk pinjaman senilai Rp 50 juta hingga Rp 1 miliar dengan tenor 3, 6, hingga 12 bulan, dengan repayment 3%.
Return bagi investor antara 12%-18%. Pendanaan dimulai dengan Rp 1 juta denganminimum deposit Rp 10 juta.
Pemanfaatan teknologi untuk meminimalkan kredit macet (profile screening, anti-fraud verification, psychometric test, dsb.).
-
CASE: KOINWORKSMenyediakan platform (marketplace) peer-to-peer lending (P2PL): menghubungkanpemberi pinjaman (lender) yang ingin berinvestasi dan peminjam (borrower).
Jenis pinjaman: Pinjaman Bisnis (Koin Bisnis), Pinjaman Pendidikan (Koin Pintar), danPinjaman Kesehatan (Koin Sehat).
Memberikan layanan pendanaan hingga Rp 250 juta dengan bunga 0.75% sampai1.7% per bulan.
Koinworks menerapkan biaya administrasi sebesar Rp 100 ribu bila pinjamandisetujui. Dana tersebut digunakan untuk asuransi jiwa dan pelayanan kredit.
Return bagi investor Koinworks antara 15% hingga 38% per tahun.
-
CASE: KOINWORKS
-
PETA POSITIONING P2P LENDINGPeta persaingan menunjukkanadanya irisan (overlap) antarabank konvensional dengan P2P lending.
DENGAN AGUNANTANPA AGUNAN
BISN
IS/U
MKM
IND
IVID
U
Jenis pendanaan
Segm
enya
ng te
rdis
rups
i
-
CASE: GO-JEK & BUKALAPAKLayanan fintech dapat pula datang dari non finance-related companies yang berpeluangmenawarkan produk serupa. Kompetitor berasal dari industrilain (indirect competition).
-
P2P LENDING SEBAGAI ALTERNATIF INSTRUMEN INVESTASI Sebagian besar P2P lending didanai oleh banyak investor. Pembayaran dilakukan
setiap bulan untuk kemudian didistribusikan kembali kepada masing-masinginvestor.
Dibandingkan bunga deposito, sejumlah P2P lending dapat memberikan returnyang lebih menarik.
P2P lending memberi peluang diversifikasi karena investor dapat memilihproject/skema yang ingin didanai.
P2P lending menjadi alternatif investasi yang memberi pemasukan yang tetap/terukur secara periodik.
P2P lending menarik bagi investor pemula (coba-coba) dengan risiko yang tidakterlalu besar.
Bagi sebagian kalangan, P2P lending dianggap lebih syari dibandingkanperbankan syariah -- karena dirasa lebih fair dan menghubungkan langsungpeminjam dan investor.
-
P2P LENDING (FINTECH) VS. BPD Perbankan konvensional mungkin bukan kompetitor head-to-head dengan P2P
lending dan fintech secara umum, tapi BPD mungkin adalah kompetitor langsung.
P2P lending dan BPD sama-sama menyasar captive market yang unbankable di daerah potensi terjadi persaingan head-to-head.
P2P lending/fintech lebih praktis dan lebih cepat dalam mengajukan pembiayaantanpa harus mendatangi kantor cabang.
Pasar perbankan (termasuk pembiayaan, pinjaman, dan pendanaan) akandidominasi oleh millenial -- tuntutan serba simpel, instan, dan sangat pragmatis.
BPD (sebagai pemegang kas daerah dan/atau sebagai pengelola keuangandaerah) perlu membuat inovasi unit -- layanan, model bisnis, segmen pasar, dll.
-
Memberi solusi struktural bagipertumbuhan industri berbasiselektronik (e-commerce)Mendorong pertumbuhanusaha kecil dan menengah sertalahirnya wirausahawan(entrepreneur) baruMendorong usaha kreatif(seperti artis, musisi, pengembang aplikasi, dsb.) untuk meraih distribusi pasaryang luas (critical mass)Memungkinkan pengembanganpasar, terutama yang masihbelum terlayani jasa keuangandan perbankan konvensional(unbanked population)
Regulasi belum matang, aturantumpang-tindih, berpotensimenimbulkan penyelewengan(shadow banking, MLM, money game, dll.) FinTech (seperti P2P lending) membawa inovasi yang bersifatdisruptive, berpotensi membuatair menjadi keruhPercepatan problem klasikteknologi: polarisasi pekerjaanakibat disintermediasi (job polarisation), melebarkan digital divide, dan pengkultusan sebagai shortcut pertumbuhanekonomiKlaim mampu zero-default, tapipengalaman mitigasi risiko padaP2P lending masih terbatas
PERA
N D
AN K
ON
TRIB
USI
TANTAN
GAN
DAN H
AMBATAN
-
PILIHAN STRATEGIK BAGI BPD
Regulasiadaptif Regulasi selalu
berada di belakang inovasi
Peran sentralASBANDA
Pemerintah perlubeberapa layer peraturan untukmeregulasi inovasidigital
Separasi unit bisnis Garuda Indonesia
dan Citilink vs. Lion Group (Wings, Batik, Malindo)
iPhone (reguler) vs. iPhone C-series
Ekspansipasar yang baru Fuji (film) against
Kodak Strategi blue
ocean (niche) Mencari peluang
yang masih dapatdieksploitasi(under-developed)
Pilihan untukto compete or to cooperate Spekulasi terukur Bank konvensional
juga berinvestasidan titip dana di fintech dan P2P lending
GO-JEK dan Blue-Bird
Menemukandigital talents berkualitastinggi Digital savvy
yang profesionaldan paham bisnismaupun teknologisulit ditemukan
Talent war: praktik yang lazimterjadi di startup
-
MATUR NUWUNPertanyaan, komentar, tanggapan? Email ke nofie.iman@ugm.ac.id.
top related