diagnosis banding asma

Post on 28-Oct-2015

93 Views

Category:

Documents

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

kuliah tentang asma

TRANSCRIPT

H. Oma Rosmayudi dr. Sp.A(K)

Definisi dari UKK-IDAI ini terutama ditekankan untuk penerapan definisi dalam mendiagnosa asma pada anak balita. Selain oleh asma, banyak wheezing dan batuk yang episodik (episodic wheezing and cough) yang disebabkan oleh yang bukan asma.

Ada 3 kategori wheezing pada balita, yaitu :

TRANSIENT EARLY WHEEZING PERSISTENT EARLY-ONSET

WHEEZING LATE-ONSET WHEEZING (=ASMA).

TRANSIENT EARLY WHEEZING seringkali hilang (=Outgrown) sebelum

usia 3 tahun. Wheezing ini biasanya berhubungan

dengan prematuritas dan kebiasaan merokok orang tua.

Wheezing ini bukan asma tapi secara klinis sulit dibedakan dengan asma.

PERSISTENT EARLY-ONSET WHEEZING (sebelum usia 3 tahun). Secara tipikal anak ini mengalami

wheezing yang episodik berulang setiap mengalami IRA (Infeksi Respiratori Akut) oleh virus, tidak mempunyai riwayat atopi baik dia sendiri maupun family nya.

Wheezing pada anak seperti ini biasanya menetap sampai usia 12 tahun. Sampai usia 2 tahun biasanya disebabkan infeksi RSV (Respiratory Syncyal Virus), sedangkan pada anak yang lebih tua karena virus lain.

LATE-ONSET WHEEZING (=ASMA). Wheezing pada anak ini biasanya

menetap sampai dewasa. Anak yang menderita asma ini secara

tipikal punya latar belakang atopi, seringkali berupa eksim, dan gambaran patologi anatomi saluran nafasnya khas asma.

Ketiga kategori wheezing diatas, secara klinis sulit dibedakan. Sebagai ancer-ancer gejala yang sugestif asma adalah:

Frekuensi eksaserbasi (kambuh, serangan akut)-nya lebih dari 1x/bulan.

Wheezing/batuknya berupa “activity/exercise-induced-wheezing/cough”.

Ada “Nocturnal Cough” pada periode diluar infeksi virus.

Tidak ada wheezing/batuk musiman. Menetap setelah usia > 3 tahun.

Untuk anak < 3 tahun yang mengalami wheezing kemungkinan asma bila :  

“Disertai 1 faktor risiko mayor (riwayat ortu asma atau eksim),

atau disertai 2 faktor risiko minor (eosinofilia, wheezing tanpa panas/flu, dan rhinitis alergika).”

Selain karena 3 kategori wheezing yang sering terjadi diatas, “recurrent-wheezing” pada balita meskipun jarang dapat disebabkan oleh :

Rino-sinusitis kronik GER (gastroesofageal reflux) IRA oleh virus yang berulang Fibrosis kistik Displasia bronkopulmonum TBC Cacat bawaan yang menyebabkan penyempitan jalan-napas

intra-torakal Aspirasi benda asing Sindroma diskinesia silier primer Defisiensi imun Penyakit jantung bawaan

Cacat Bawaan yang Menyebabkan Penyempitan Jalan Nafas Intratorakal Kelainan pada dinding trakea dimana

elastisitasnya menurun karena cincin tulang rawannya belum sempurna terbentuk

Bisa hanya pada bagian distal, hanya proksimal, atau seluruhnya

Bisa berdiri sendiri, atau bersama dengan trakeoesofageal, atau dengan vascular-ring, atau dengan laringomalasia

Bisa primer (kongenital), atau sekunder (didapat) akibat trakeostomi atau tumor mediastinum

Karena tulang rawan berfungsi sebagai penyangga trakea agar tetap terbuka tanpa tulang, lumen trakea menyempit sulit bernafas (sesak), dan bernafas dengan suara berunyi

Karena trakea terletak intra-torakal sulit bernafas (sesak) dan bunyi terjadi pada stadium espirasi

Laring terletak di estratorakal baik sesak maupun bunyi waktu bernafas terjadi pada stadium inspirasi

Suara pada laring mamalasia = stridor, sedang pada trakeomalasia = wheezing (mengi) seperti pada asma

Manifetasi klinis trakeomalasia bervariasi dari yang sangat ringan

sampai yang sangat berat, tergantung pada lokasi – panjang – diameter trakea yang mengalami kelainan

Wheezing dan sesak bisa timbul begitu bayi lahir, tapi biasanya 1 – 2 minggu setelah lahir

Weezing dan sesak pada trakeomalasia Timbul sejak lahir atau usia beberapa hari /

minggu. Asma biasanya mulai usia beberapa bulan / tahun

Walaupun bisa bertambah hebat bila makan / minum, atau kena infeksi, tapi wheezing dan sesak karena trakeomalasia menetap (persisten). Pada asma episodik, dan diluar eksaserbasi anak tampak “sehat”

Trakeomalasia congenital bersifat transient. Sebagian anak mengalami perbaikan spontan sebelum usia 1 tahun, tapi beberapa kasus sampai usia 4 tahun

Diagnosis trakeomalasia

Didasarkan kepada hasil anamnesis, physical diagnosis (P.D.), radiologis, dan bronkoskopi

Tatalaksana trakeomalasia Biasanya sembuh spontan Cukup dengan tindakan suportif,

menunggu sembuh sendiri, antara lain: Tidur miring atau telungkup Memelihara kebesihan saluran nafas

dengan “tapping” dan “postular drainage” Mencegah dan mengobati dengan cepat

dan tepat setiap infeksi saluran nafas Mencegah aspirasi. Bila perlu dengan NGT Edukasi orang tua / mengasuh mengenai

penyakit, tatalaksana, dan indikasi rujukan

BRONKIEKTASIS

DEFINISIKelainan dari jalan napas yang secara radiologik manifest sebagai dilatasi bronki, dan secara klinis manifest sebagai batuk produktif yang menahun.

Meskipun ada yang berlangsung selintas (transient) setalah penumonia pada umumnya bronkiektasis berlangsung lama (persistent) dan progressif.

Dilatasi bronki bisa hanya setempat yang menyebabkan batuk berulang dan eksaserbasi infeksi, atau bisa juga tersebar luas yang berakibat timbulnya obstruksi dan distensi jalan napas yang menyebabkan gagal napas

Berkat kemajuan dalam bidang radiologi telah terjadi perubahan kriteria diagnostik. Sekarang ini diagnosis pasti bronkiektasis didasarkan pada gambaran radiologis hasil HRCT (High Resolution Computed Tomography)

Bronkiektasis dapat disebabkan oleh banyak macam kondisi

Pada saat ini hampir seluruh bronkiektasis hanya akibat CF, hanya sedikit sekali karena sebab lain bronkiektasis sudah jadi penyakit yang hanya ada dalam sejarah. Tidak demikian halnya dengan di Nigeria, New Guinea, India, dan Turki; di negara-negara ini bronkiektasis masih jadi masalah kesehatan masyarakat. Di Indonesia ?

Etiologi Bronkiektasis1. Bronkiektasis yang didapat

1.1 Infeksi yang hebat : Pneumonia, campak, pertussis

1.2 Obstruksi bronkus : benda asing, hilar lumphadenitis TBC, keganasan

2. Bronkiektasis kongenital2.1 Primary ciliary dyskinesia, Kartagener’s

syndrome2.2 Immunoglobin deficiency (IgA deficiency)

PATOLOGI

Terutama pada lobus bawah tampak dilatasi bronkus yang di sertai destruksi mukosa, cilia hilang. Dinding alveoli rusak parenkim paru menjadi fibrotik.

MANIFESTASI KLINIS

Gejala utama batuk, terutama bila posisi tubuh berubah

Batuk produktip dengan sputum mucopurulent, purulent, dan berbau busuk

Bila terjadi infeksi timbul panas, malaise, dst Hemopthisis yang kadang-kadang massif Jari tambun

KOMPLIKASI

1. Pneumonia

2. Pneumothorax

3. Emphyema

4. Meningitis

5. Abses Otak

6. Amiloidosis (ginjal)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

X-Ray : - Plain Photo Thorax

- HRCT

Sputum : - Makroskopis

- Pengecatan Gram

- Kultur & Resistensi kuman

Spirometrik : - Obstructive Pattern

TERAPI1. Konservatif

- Pengendalian infeksi- Drainase lendir dengan :

* Fisioterapi* Postural Drainage

2. Operasi bila :- Konservatif gagal- Dilatasi localized- Perdarahan hebat

CaseA 2-year-old child experienced an episode of chocking and coughing after eating a small tree-seed in August. His initial radiograph showed mild hiperinflation, but no bronchoscopy was performed. His radiograph was normal a week later. He continued to have cough, however, and was treated with two courses of antibiotics for presumed pneumonia by a different clinician. His coarse cough persistent, and several providers noted coarse crackles on auscultation. He had no digital clubbing. In late September, a chest radiograph showed abnormalities of his left lower lobe, and a HRCT demonstrated a small segment of bronkiektasis.

BLOK XV SISTEM RESPIRASIDiskusi Kelompok Ke- 5Hari : Jumat, Tanggal : 08 Januari 2010Jam : 09.00- 12.00

Skenario :

Tiga bulan yang lalu, B anak alaki- laki, usia 4 tahun dibawa ke dokter karena batuk & sesak setelah tersedak berondong jagung. Hasil pemeriksaan sinar- x torak waktu itu menunjukkan adanya atelektasis.

Sejak saat itu B batuk- batuk terus dan sudah mendapat 3 kum antibiotk. Sejak ± I bulan terakhir ini, batuk B tiap kali perubahan tubuh, berdahak banyak, dan napasnya berbau busuk. Hasil pemeriksaan sinar- x torak hari ini menujukkan gambaran sarang- tawon (honey comb)

Tugas :

1. Uraikan apa yanga disebut gambaran sarang tawon pada kasus ini! Bagaimana gambaran patologi anatominya? Ada berapa macam/stadium pelebaran bronki pada penyakit ini?

2. Apa hubungan antara gambaran honey comb dengan batuk yang preduktif pada kasus ini bagaimana manifestasi klinis dari penyakit yang ditandai gambaran haney comb ini ?

3. Apa hubungan antara keselek brondong jagung/atelektasis dengan gambaran honey comb? Uraikan etiologi / faktor resiko /patogenesis pelebaran bronki yang progresif menurut beberapa ahli / hipotesis

4. Bagaimana garis besar penatalaksanaan kasus seperti ini ?

top related