optimasi sediaan gel antijerawat ekstrak daun belimbing
Post on 01-Oct-2021
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
OPTIMASI SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN
BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DENGAN GELLING AGENT
HPMC DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL: DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Aini Yesia Puspita
NIM : 168114057
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
OPTIMASI SEDIAAN GEL ANTIJERAWAT EKSTRAK DAUN
BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DENGAN GELLING AGENT
HPMC DAN HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL: DESAIN FAKTORIAL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Aini Yesia Puspita
NIM : 168114057
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahan untuk Alm. Bapak Joni Pebruanto selaku ayah
saya yang mendorong saya untuk melanjutkan kuliah di Farmasi. Beliau
dengan penuh semangat selalu mendukung saya baik secara moral maupun
material.
“Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah
tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia”
(Yakobus 1:12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Optimasi Sediaan Gel Antijerawat Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa
bilimbi) dengan Gelling Agent HPMC dan Humektan Propilen Glikol: Desain
Faktorial”. Tujuan dari penulisan skripsi ini yaitu untuk memenuhi syarat
mendapatkan gelar sarjana Farmasi (S.Farm) di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini penulis mengalami banyak
sekali hambatan. Berkat pertolongan berbagai pihak yang membimbing dan
mendorong penulis untuk tetap semangat dalam proses pengerjaan, maka skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti selaku Kepala Program Studi Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dr. apt. Rini Dwiastuti selaku Dosen Pembimbing yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan dalam mengerjakan skripsi ini.
4. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji dan
Kepala Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang
telah memberi kritik dan saran serta memberikan izin untuk menggunakan
laboratorium dalam rangka melakukan penelitian.
5. Ibu apt. Wahyuning Setyani, M.Sc. selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan kritik dan saran yang membangun.
6. Bapak apt. Maywan Hariono, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memberikan nasihat dan saran mulai dari awal hingga akhir
perkuliahan.
7. Alm. Bapak Joni Pebruanto selaku Bapak saya yang telah mendorong saya
untuk melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Saya bersyukur karena saya telah menunaikan salah satu cita-cita beliau.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Walaupun beliau tidak bisa melihat saya lulus, tetapi saya yakin beliau
sangat bangga terhadap putrinya ini.
8. Ibu Ismowati dan adik saya Elvanus Yosa Prakoso yang telah memberikan
dukungan baik secara moral maupun materi.
9. Mbah Yati, Bulik Isye, Arlend yang selalu mendukung dan mendoakan saya
selama mengerjakan skripsi ini.
10. Sahabat terkasih saya Handika Yohanes Simbolon yang sudah memberikan
dukungan selama saya berkuliah dan mengerjakan skripsi.
11. Teman satu bimbingan skripsi: Astin, Zen, Shinta, Ayu, dan Erdyn yang
telah membantu dan berjuang bersama.
12. Pak Wagiran, Pak Musrifin, dan Pak Agung selaku laboran yang membantu
dalam melakukan penelitian
13. Sinta Lendo yang mengajari dalam mengolah data dan memberikan
masukan selama penelitian.
14. Pihak lain, tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang turut membantu
dalam penelitian ini.
Skripsi ini penulis anggap sebagai karya terbaik yang dapat
dipersembahkan, namun penulis tidak menutup kemungkinan bahwa skripsi ini
masih ada kekurangan. Penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membantu
dalam memperbaiki karya ini. Penulis juga berharap karya ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan pembaca sekalian.
Yogyakarta,
Aini Yesia Puspita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR PERSAMAAN ................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
ABSTRAK ....................................................................................................... xv
ABSTRACT ....................................................................................................... xvi
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 3
Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................... 3
Alat dan Bahan ................................................................................... 3
Determinasi Simplisia ........................................................................ 3
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh .......................... 3
Skrining Fitokimia ............................................................................. 4
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing Wuluh ............... 4
Formulasi Standar Gel dan Formula Modifikasi Gel ......................... 5
Cara Pembuatan Gel ......................................................................... 6
Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh ......................... 6
Analisis Data ...................................................................................... 7
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 7
Hasil Determinasi Simplisia .............................................................. 7
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh .......................... 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Hasil Skrining Fitokimia .................................................................... 8
Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing
Wuluh ................................................................................................. 10
Pembuatan Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh .............................. 12
Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh ......................... 13
Penentuan Formula Optimal .............................................................. 17
KESIMPULAN ................................................................................................ 21
SARAN ............................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 23
LAMPIRAN ..................................................................................................... 27
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Formula Standar Gel Antijerawat ................................................. 5
Tabel II. Formula Gel Antijerawat ............................................................... 6
Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia ............................................................... 8
Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
terhadap Staphylococcus epidermidis Menggunakan Metode
Difusi Sumuran ............................................................................. 11
Tabel V. Hasil Uji Organoleptis ................................................................... 13
Tabel VI. Hasil Uji pH .................................................................................. 14
Tabel VII. Hasil Uji Daya Sebar ..................................................................... 15
Tabel VIII. Hasil Uji Viskositas ....................................................................... 16
Tabel IX. Hasil Uji Daya Lekat ..................................................................... 16
Tabel X. Nilai Efek HPMC, Propilen Glikol, dan Kombinasinya
terhadap Respon Daya Sebar......................................................... 17
Tabel XI. Nilai efek HPMC, Propilen Glikol, dan Kombinasinya
terhadap Viskositas ....................................................................... 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Interaksi HPMC (a) dengan Propilen Glikol (b) terhadap Daya
Sebar .............................................................................................. 18
Gambar 2. Contour Plot Respon Daya Sebar ................................................. 18
Gambar 3. Interaksi HPMC (a) dengan Propilen Glikol (b) terhadap
Viskositas ...................................................................................... 20
Gambar 4. Contour Plot Respon Viskositas ................................................... 20
Gambar 5. Contour Plot Superimposed Daya Sebar dan Viskositas .............. 21
Gambar 6. Rotary Evaporator......................................................................... 28
Gambar 7. Sebuk Daun Belimbing Wuluh ..................................................... 28
Gambar 8. HPMC............................................................................................ 28
Gambar 9. Etanol 96% .................................................................................... 28
Gambar 10.Propilen Glikol .............................................................................. 29
Gambar 11.Proses Maserasi ............................................................................. 30
Gambar 12.Proses Penyaringan Filtrat ............................................................. 30
Gambar 13.Kontrol Positif dan Kontrol Negatif .............................................. 31
Gambar 14.Replikasi Pertama Uji Konsentrasi Ekstrak .................................. 31
Gambar 15.Replikasi Kedua Uji Konsentrasi Ekstrak ..................................... 31
Gambar 16.Replikasi Ketiga Uji Konsentrasi Ekstrak ..................................... 31
Gambar 17.Hasil Gel Formula I ....................................................................... 32
Gambar 18.Hasil Gel Formula A ..................................................................... 32
Gambar 19.Hasil Gel Formula B ..................................................................... 32
Gambar 20.Hasil Gel Formula AB .................................................................. 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR PERSAMAAN
Persamaan 1.Persamaan Faktorial untuk Daya Sebar ...................................... 17
Persamaan 2.Persamaan Faktorial untuk Viskositas ........................................ 19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Maserasi dan Proses Penyaringan Filtrat ......................... 28
Lampiran 2. Alat dan Bahan ............................................................................ 30
Lampiran 3. Kontrol Positif, Kontrol Negatif, dan Pengujian pada Beberapa
Konsentrasi Ekstrak .................................................................... 31
Lampiran 4. Hasil Gel Masing-Masing Formula ............................................. 32
Lampiran 5. Hasil Determinasi Daun Belimbing Wuluh ................................ 33
Lampiran 6. Fraktur Pembelian Simplisia dan Serbuk Daun Belimbing
Wuluh .......................................................................................... 34
Lampiran 7. Sertifikat Keaslian Bakteri Staphylococcus epidermidis ............. 35
Lampiran 8. Hasil Uji Aktivitas Bakteri .......................................................... 36
Lampiran 9. Certificate of Analysis HPMC ..................................................... 37
Lampiran 10. Uji ANOVA Aktivitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh pada
Staphylococcus epidermidis ........................................................ 38
Lampiran 11. Desain Faktorial Daya Sebar dan Viskositas ............................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRAK
Jerawat merupakan penyakit umum akibat peradangan pada kelenjar
sebaceous. Jerawat ditangani menggunakan antibiotik topikal yang dapat
menimbulkan resistensi. Kandungan metabolit sekunder pada daun belimbing
wuluh dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Sediaan gel
dipilih karena tidak memperparah kondisi jerawat. Gelling agent yang dapat
digunakan yaitu HPMC. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak daun
belimbing wuluh mempunyai aktivitas terhadap bakteri Staphylococcus
epidermidis serta mengetahui formula optimal kombinasi HPMC dan propilen
glikol.
Metode penelitian yaitu kuasi eksperimental dengan rancangan desain
faktorial. Data aktivitas antibakteri dianalisis dengan uji one way ANOVA. Data
daya sebar dan viskositas dianalisis dengan uji two way ANOVA.
Setelah melalui uji antibakteri, konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh
yang digunakan yaitu 100% (memiliki zona hambat paling besar). Formula optimal
yang diperoleh yaitu HPMC 5,5% dan propilen glikol 5% (formula I). Formula I
berwarna hijau tua, bau khas daun belimbing wuluh, dan mudah mengalir. pH
sediaan yang dihasilkan aman bagi kulit. Daya lekat gel yaitu 6 detik yang berarti
dapat melekat dengan baik. Konsentrasi HPMC dan propilen glikol mempengaruhi
daya sebar dan viskositas sediaan. Penelitian selanjutnya perlu dilakukan optimasi
pada kadar HPMC dan propilen yang berbeda, uji freeze thaw cycle, dekolorisasi
ekstrak, dan uji aktivitas bakteri pada sediaan.
Kata kunci: belimbing wuluh, antijerawat, gel, HPMC, propilen glikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
ABSTRACT
Acne is a common disease caused by inflammation of the sebaceous
glands. Acne is treated using topical antibiotics, which can cause resistance. The
content of secondary metabolites in starfruit leaves can inhibit the growth of acne-
causing bacteria. Gel preparations are chosen because they don’t aggravate acne
conditions. The gelling agent that can be used is HPMC. The purpose of this
research to know Averrhoa bilimbi’s extract can against Staphylococcus
epidermidis and know the optimal combination HPMC and propylene glycol.
This study used quasi experimental method with factorial design.
Antibacterial activity’s data were analyzed by one way ANOVA test. The
dispersion and viscosity data were analyzed by two way ANOVA.
After the antibacterial test, the concentration of Averrhoa bilimbi’s extract
was used 100% (the largest inhibition zone). The optimal formula is HPMC 5,5%
and propylene glycol 5% (formula I). Formula I have dark green color, distinctive
smell, and flow easily. pH of the gel is safe for the skin. The stickiness of the gel is
6 seconds. The concentrations of HPMC and propylene glycol affect the
dispersibility and viscosity. Suggestion are optimization at different levels of
HPMC and propylene, freeze thaw cycle test, extract decolorization, and bacterial
activity test on gel.
Key words: Averrhoa bilimbi, anti-acne, gel, HPMC, propylene glycol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Jerawat merupakan penyakit umum dan biasanya sembuh sendiri. Jerawat
melibatkan peradangan pada kelenjar sebaceous pada wajah dan bagian tubuh atas.
Jerawat mulai muncul pada awal pubertas seiring dengan perkembangan kelenjar
gonad, peningkatan produksi androgen, serta aktivitas kelenjar sebaceous.
Perkembangan jerawat dibagi menjadi empat tahap diantaranya: peningkatan
keratinisasi folikel, peningkatan sekresi sebum, lipolisis bakteri dari sebum
trigliserida menjadi asam lemak bebas, dan inflamasi. Tingkat keparahan jerawat
bervariasi mulai dari bentuk komedonal ringan hingga peradangan parah (Wells et
al, 2015). Bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat antara lain
Staphylococcus epidermidis, Propionibacterium acne, dan Staphylococcus aureus
(Nugrahani, Gunawan, dan Khumaidi, 2020).
Cara yang dilakukan untuk mengatasi jerawat yaitu menggunakan
antibiotik. Terapi antibiotik topikal yang biasa digunakan adalah klindamisin dan
eritromisin. Sedangkan terapi antibiotik oral yang biasa digunakan untuk jerawat
sedang hingga berat adalah tetrasiklin, trimethoprim, dan sulfametoksazol.
Penggunaan antibiotik untuk mengatasi jerawat dapat menyebabkan resistensi
bakteri (Madelina dan Sulistiyaningsih, 2018). Kasus resistensi Staphylococcus
epidermidis tercatat pada beberapa antibiotik, diantaranya klindamisin sebanyak
51,7% dan eritromisin 58,6% (Nakase et al, 2014).
Pengembangan tanaman sebagai alternatif dalam terapi jerawat dilakukan
untuk menghindari efek samping dari obat-obat sintetik dan mencegah resistensi
bakteri. Indonesia memiliki banyak tanaman yang memiliki efek antibakteri, salah
satunya belimbing wuluh. Belimbing wuluh dapat ditemukan hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa ekstrak
kloroform dari daun dan buah belimbing wuluh memiliki aktivitas antibakteria
gram positif seperti S. aureus, S. epidermis, B. cereus, K. rhizophila, C. diphteriae
serta bakteri gram negatif seperti S. typhi, C. fuendii, A. hydrophila, dan P. Vulgaris.
Aktivitas antibakteri dari ekstrak belimbing wuluh dipengaruhi oleh adanya
alkaloid, steroid, dan senyawa polifenol yang terdapat di dalamnya (Das et al,
2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Skrining fitokimia dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai
golongan senyawa di dalam tanaman yang diteliti. Metode yang dilakukan sebagian
besar adalah reaksi pengujian warna. Senyawa pada belimbing wuluh yang akan
dideteksi pada penelitian ini adalah alkaloid, flavonoid, dan tanin. Ketiga senyawa
ini memiliki aktivitas antibakteri dengan mekanisme yang berbeda.
Gel lebih cocok untuk mengobati jerawat daripada bentuk sediaan lain
seperti krim dan unguenta. Hal ini dikarenakan formulasi gel yang menggunakan
pelarut polar lebih mudah dibersihkan dari permukaan kulit setelah digunakan.
Sediaan krim atau unguenta mengandung minyak yang dapat memperparah kondisi
jerawat. Gel cocok untuk pengobatan topikal terutama kulit berminyak (Pricillya,
Listy, dan Julisna, 2019). Salah satu gelling agent yang dapat digunakan yaitu
HPMC. HPMC merupakan polimer turunan selulosa yang biasa digunakan dalam
pembuatan gel. HPMC memiliki gugus metoksi dan hidroksipropil yang
mengakibatkan perbedaan sifat fisika kimia misalnya laju dan lamanya proses
hidrasi, aktivitas permukaan, serta sifat kekenyalannya (Yudita, Puspita,
Danimayostu, 2016). HPMC dapat memberikan hidrasi pada kulit yang berminyak.
Propilen glikol sebagai humektan digunakan untuk mencegah pengeringan preparat
(Allen and Ansel, 2014). Apabila jumlah air dan minyak pada kulit seimbang, maka
sebum tidak terbentuk dan bakteri penyebab jerawat tidak tumbuh.
Penelitian terdahulu belum dilakukan optimasi HPMC pada kadar 5,5%
dan 7,5% serta propilen glikol pada kadar 5% dan 10%. Optimasi HPMC dan
propilen glikol dalam sediaan gel perlu dilakukan untuk menentukan formula
optimal dan melihat pengaruhnya terhadap daya sebar dan viskositas. Selain itu,
pembuatan gel ekstrak daun belimbing wuluh dengan gelling agent HPMC dan
humektan propilen glikol belum banyak dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui ekstrak daun belimbing wuluh mempunyai aktivitas terhadap bakteri
Staphylococcus epidermidis dan mengetahui formula optimal kombinasi HPMC
dan propilen glikol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
METODE PENELITIAN
Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuasi eksperimental dengan
menggunakan metode desain faktorial untuk melihat pengaruh terhadap sifat fisik
sediaan.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu rotary evaporator, blender,
timbangan analitik, pipet volume, pipet tetes, tabung erlenmeyer Pyrex®, labu takar
(Pyrex®), cawan porselin, mortir, stamper, tabung reaksi, cawan petri Pyrex®,
autoklaf, Biosafety Cabinet (ESCO class II type A2), jarum ose, inkubator anaerob,
waterbath, magnetic stirrer (Thermo Scientific), autoklaf (GEA YX-2802),
spreader, paper disc, bunsen, korek api, kertas payung, mikropipet, kaca bulat
bergaris, kertas pH meter, gelas beker Pyrex®, gelas volume Pyrex®, batang
pengaduk, sendok, frezzer, kaca alroji, tabung reaksi, viskometer Rheosys Merlin,
pot kaca, penggaris, stopwatch. Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
simplisia daun belimbing wuluh, etanol 96%, aquadest, HPMC, propilen glikol,
metil paraben, klindamisin 2%, asam klorida pekat, reagen Mayer, logam Mg,
H2SO4 pekat, media MHA (Merck®), Mc Farland 0,5, anaerogen (OxoidTM 3.5L
Sachet).
Determinasi Simplisia
Simplisia daun belimbing wuluh didapatkan dari CV. Herba Anugrah Alam
Yogyakarta. Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Farmasi, Fakultas
Farmasi, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh
Simplisia daun belimbing wuluh yang telah dihaluskan kemudian diayak dengan
ayakan mesh 60. Serbuk direndam menggunakan etanol 96% dengan perbandingan
1:5. Maserasi dilakukan selama 3×24 jam dengan pengadukan setiap 1×24 jam.
Hasil maserasi kemudian disaring menggunakan kertas saring. Ekstrak dipekatkan
menggunakan rotary evaporator dengan suhu 60°C dan kecepatan 175 rpm. Hasil
ekstrak ditimbang dan dihitung rendemennya (Syah dan Purwani, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Skrining Fitokimia
Pemeriksaan Alkaloid
Sebanyak 2 mL ekstrak dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
Kemudian tabung ditambahkan 3 tetes asam klorida pekat dan 5 tetes reagen Mayer.
Ekstrak positif mengandung alkaloid jika masing-masing tabung terdapat larutan
endapan putih (Ergina et al, 2014).
Pemeriksaan Flavonoid
Sebanyak 20 mL air panas ditambahkan ke dalam 0,5 g ekstrak daun belimbing
wuluh dan dididihkan selama 5 menit. Filtrat disaring sebanyak 5 mL lalu ditambah
0,05 g serbuk Mg dan 1 mL HCl pekat. Filtrat dikocok kuat-kuat. Ekstrak positif
mengandung flavonoid jika muncul endapan berwarna merah, kuning atau jingga
(Sogandi dan Rabima, 2019).
Pemeriksaan Tanin
Sebanyak 2 tetes ekstrak daun belimbing wuluh dimasukkan ke dalam tabung
reaksi. FeCl3 1% ditambahkan sebanyak 1 tetes ke dalam tabung reaksi tersebut.
Hasil positif yaitu terbentuk warna biru kehijauan atau hijau tua (Sogandi dan
Rabima, 2019).
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Buah Belimbing Wuluh
Isolat bakteri Staphylococcus epidermidis ATCC 12228 didapatkan dari
koleksi strain Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah
Istimewa Yogyakarta. Sebelum bakteri digunakan, bakteri perlu melalui proses
peremajaan. Bakteri yang telah melalui proses peremajaan diambil sebanyak 2 ose
kemudian dibuat suspensi menggunakan 2 mL NaCl fisiologis di dalam tabung
reaksi steril. Larutan bakteri dibuat homogen dengan vortex selama 15 detik.
Kekeruhan bakteri dilihat dan dibandingkan dengan standar kekeruhan Mc. Farland
0,5 (konsentrasi bakteri 1,5 × 108 CFU/mL) (Nugrahani, Gunawan, dan Khumaidi,
2020).
Media yang digunakan pada pengujian yaitu Mueller Hinton Agar (MHA).
MHA sebanyak 38 gram dimasukkan ke dalam gelas beker 1 L yang berisi aquadest,
kemudian dihomogenkan menggunakan magnetic stirer dan hot plate selama ± 20
menit dengan suhu 150°C. Media harus homogen dan berwarna kuning bening.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Media dimasukkan ke dalam tabung erlenmeyer 250 ml dan ditutup kapas untuk
dilakukan sterilisasi. Proses sterilisasi dilakukan menggunakan autoklaf selama 15
menit, suhu 121°C, dan tekanan 1,5 atm (Zahrah, Mustika, Debora, 2018).
Ekstrak daun belimbing wuluh ditambahkan dengan aquadest steril
kemudian dibuat pengenceran beberapa konsentrasi. Konsentrasi yang digunakan
yaitu 25%; 50%; 75%; dan 100%. Ekstrak dan aquadest diaduk hingga tercampur.
Kontrol positif menggunakan klindamisin 2% dan kontrol negatif menggunakan
aquadest steril (Wardani, Fitriana, dan Malfadinata, 2020).
Suspensi bakteri ditanam di atas permukaan media MHA dengan metode
streak. Sumuran dibuat pada media kemudian ekstrak dimasukkan sebanyak 50μl
pada masing-masing sumuran. Tiap konsentrasi dilakukan replikasi sebanyak 3
kali. Pada media lain diletakkan paperdisk antibiotik klindamisin sebagai kontrol
positif dan aquadest sebagai kontrol negatif sebanyak 50 μl dipipetkan pada
sumuran. Proses inkubasi dilakukan pada suhu 37°C selama 24 jam dengan kondisi
anaerob (Wardani, Fitriana, dan Malfadinata, 2020). Zona hambat dikategorikan
menjadi zona radikal dan zona irradikal. Pada penelitian diamati zona radikal yang
terbentuk dari ekstrak daun belimbing wuluh.
Formulasi Standar Gel dan Formula Modifikasi Gel
Formulasi Standar Gel Antijerawat
Tabel I. Formula Standar Gel Antijerawat
No. Bahan (%) (b/b) Formula I Formula II Formula III
1. Ekstrak 9,1* 9,1* 9,1*
2. HPMC 10** 15** 20**
3. Propilen glikol 15 15 15
4. Metil paraben 0,2 0,2 0,2
5. Aquadest ad (g) 100 100 100
Keterangan:
*Konsentrasi ekstrak didapatkan dari uji pendahuluan
**Variasi kadar HPMC didapatkan setelah melakukan uji
pendahuluan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Formulasi Modifikasi Gel
Tabel II. Formula Gel Antijerawat
No. Bahan I A B AB
1. Ekstrak daun belimbing
wuluh (mL)
20 20 20 20
2. HPMC (g) 5,5 7,5 5,5 7,5
3. Propilen glikol (g) 5 5 10 10
4. Metil paraben (g) 0,2 0,2 0,2 0,2
5. Aquadest ad (g) 100 100 100 100
Cara Pembuatan Gel
Sebanyak 100 ml aquadest dipanaskan hingga mencapai 80°C
ditambahkan HPMC sampai mengembang dan terbentuk basis gel, kemudian
ditambahkan metil paraben sebagai pengawet yang sudah dilarutkan dengan air
panas, propilen glikol digerus bersama ekstrak etanol daun belimbing wuluh
dicampur sampai merata tambah aquadest diaduk sampai merata (Sutriningsih et al,
2018).
Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Buah Belimbing Wuluh
Uji organoleptis dilakukan dengan mengamati bentuk, bau, dan warna
sediaan pada suhu kamar (Yati et al, 2018). Uji pH dilakukan dengan menggunakan
pH meter. Elektroda dibilas dengan aquadest dan dilakukan kalibrasi. Elektroda pH
yang sudah bersih dicelupkan ke dalam gel. Hasil pH yang muncul kemudian
dicatat (Pricillya, Listy, dan Julisna, 2019).
Uji daya sebar dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 0,5 gram
kemudian diletakkan di tengah kaca bulat. Penutup kaca bulat terlebih dahulu
ditimbang, kemudian diletakkan di atas massa gel. Selama 1 menit dibiarkan lalu
diukur diameternya. Kaca bulat diberi beban 50 gram, didiamkan selama 1 menit
kemudian dicatat diameter gel yang menyebar. Untuk memperoleh diameter yang
konstan, dilakukan penambahan beban (Ikhsanudin dan Mardhiyah, 2017).
Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan viskometer Rheosys
Merlin. Sediaan gel dimasukkan ke dalam wadah berbentuk besi datar. Kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
spindel dipasang dan didekatkan dengan jarak 1 mm dari sediaan. Viskometer
dinyalakan dengan kecepatan 0,1 rpm selama 30 detik. Kemudian hasil pengukuran
dicatat (Hidayanti et al, 2015).
Uji daya lekat dilakukan dengan cara sediaan gel diambil dan ditimbang
sebanyak 0,25 gram kemudian diletakkan di tengah kaca bulat. Penutup kaca bulat
diletakkan di atas massa gel. Kemudian kaca bulat diberi beban sebanyak 80 gram
selama 5 menit. Kaca bulat dilepas dan dicatat waktunya hingga kedua kaca terlepas
(Ikhsanudin dan Mardhiyah, 2017).
Analisis Data
Uji aktivitas antibakteri dianalisis menggunakan uji one way ANOVA.
Kemudian hasil dinyatakan berbeda tidak bermakna jika signifikansinya >0,05 dan
dinyatakan berbeda bermakna jika signifikansinya <0,05. Data daya sebar dan
viskositas dianalisis menggunakan Design-Expert 12 Trial sehingga didapatkan
interaksi antar faktor. Perbandingan konsentrasi HPMC dan propilen glikol dilihat
efeknya terhadap daya sebar dan viskositas sediaan ekstrak daun belimbing wuluh.
Taraf kepercayaan yang digunakan yaitu 95% kemudian hasil dinyatakan berbeda
tidak bermakna jika signifikansinya >0,05 dan dinyatakan berbeda bermakna jika
signifikansinya <0,05.
Hasil dan Pembahasan
Hasil Determinasi Tanaman
Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi yaitu daun belimbing
wuluh. Determinasi dilakukan di Departemen Biologi Farmasi Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Tujuan dari determinasi yaitu untuk
memastikan keaslian dan kebenaran dari tanaman yang digunakan dalam penelitian.
Proses determinasi pada penelitian ini mendapatkan hasil bahwa daun yang
digunakan merupakan Averrhoa bilimbi L. dari suku Oxalidaceae (Lampiran. 5).
Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh
Metode pembuatan ekstrak yang digunakan pada penelitian ini yaitu
maserasi. Simplisia kemudian dibuat serbuk dan diayak. Parameter dalam proses
ini yaitu homogenitas. Derajat kehalusan serbuk mempengaruhi waktu ekstraksi.
Semakin halus serbuk maka akan semakin cepat proses ekstraksi (Agoes, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Serbuk kemudian direndam dalam etanol 96% selama 3×24 jam dan setiap 1×24
jam dilakukan pengadukan selama 5 menit searah jarum jam. Etanol dipilih karena
dapat mengekstraksi dengan sangat baik. Proses pengadukan bertujuan agar semua
serbuk kontak dengan pelarut. Rendemen yang didapat dari 250 gram daun
belimbing wuluh dalam 1.250 mL etanol 96% yaitu 30,292%.
Hasil Skrining Fitokimia
Tujuan dari skrining fitokimia yaitu untuk memberikan gambaran senyawa
metabolit sekunder yang terdapat pada ekstrak. Skrining fitokimia dilakukan
menggunakan metode reaksi warna dengan melihat perubahan warna pada ekstrak
setelah ditambahkan reagen. Hasil skrining fitokimia ditunjukkan pada tabel
berikut.
Tabel III. Hasil Skrining Fitokimia
Golongan
senyawa
Pereaksi Hasil
positif
(pustaka)
Hasil penelitian
Gambar Keterangan
Alkaloid Reagen
Mayer
Larutan
endapan
putih
(Ergina et
al, 2014)
Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Flavonoid Serbuk
Mg +
HCl
pekat
Endapan
warna
merah,
kuning,
atau
jingga
(Sogandi
dan
Rabima,
2019).
Positif
Tanin FeCl3 1% Warna
biru
kehijauan
atau hijau
tua
(Sogandi
dan
Rabima,
2019).
Positif
Alkaloid menunjukkan hasil positif jika terbentuk endapan putih. Pada uji
flavonoid diketahui bahwa hasil yang didapat negatif (tidak terdapat alkaloid pada
ekstrak daun belimbing wuluh). Alkaloid yang ditemukan pada sampel sangat kecil.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya perbedaan tempat tumbuh
(dataran tinggi atau dataran rendah), umur tanaman saat panen, unsur hara yang
terkandung dalam tanah, suhu, cahaya, dan kelembapan. NaCl dapat ditambahkan
sebelum dilakukan skrining menggunakan reagen Mayer. Hal ini bertujuan untuk
menghilangkan protein pada sampel yang dapat memberikan hasil positif palsu
(Hammado dan Illing, 2013). Flavonoid menunjukkan hasil positif jika terdapat
endapan berwarna warna merah, kuning, atau jingga. Hasil dari penelitian yaitu
adanya warna kuning pada sampel. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun
belimbing wuluh mengandung flavonoid. Tanin menunjukkan hasil positif jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
terjadi perubahan warna menjadi biru kehijauan atau hijau tua. Hasil dari penelitian
yaitu terbentuknya warna hijau muda. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak daun
belimbing wuluh mengandung tanin.
Uji Aktivitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
Bakteri yang digunakan pada penelitian yaitu Staphylococcus epidermidis
ATCC 12228. Bakteri didapatkan dari koleksi strain Balai Laboratorium Kesehatan
dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Staphylococcus
epidermidis merupakan salah satu bakteri penyebab jerawat. Jerawat berkembang
melalui empat tahapan yaitu peningkatan keratinasi folikel, peningkatan produksi
sebum, lipolisis bakteri dari sebum trigliserida menjadi asam lemak bebas, dan
inflamasi. Pada proses peningkatan sebum, banyak sebum yang terperangkap pada
folikel. Hal ini memfasilitasi bakteri anaerob seperti Staphylococcus epidermidis
untuk tumbuh (Wells et al, 2015). Salah satu ciri infeksi dari Staphylococcus
epidermidis yaitu munculnya peradangan lokal. Staphylococcus epidermidis
berkembang biak di dalam folikel rambut sehingga terjadi nekrosis jaringan lokal
(Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010).
Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan
dan Kalibrasi Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta. Aktivitas antibakteri
pada daun belimbing wuluh diuji menggunakan metode difusi sumuran. Diameter
sumuran yang digunakan yaitu 6 mm. Zona hambat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu
lemah (kurang dari 15 mm), sedang (16-20 mm), dan kuat (lebih dari 20 mm). Zona
hambat diukur menggunakan jangka sorong dengan melihat diameter diluar
sumuran. Zona hambat dibagi menjadi dua kategori yaitu zona radikal dan zona
irradikal. Zona radikal adalah daerah disekitar sumuran berwarna jernih yang
menunjukkan tidak ada aktivitas pertumbuhan bakteri. Zona irradikal adalah daerah
disekitar sumuran yang pertumbuhan bakteri dihambat oleh senyawa uji tetapi tidak
membunuh bakteri (Wardani, Fitriana, dan Malfadinata, 2020).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Tabel IV. Hasil Uji Aktivitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh terhadap
Staphylococcus epidermidis Menggunakan Metode Difusi Sumuran
Replikasi Konsentrasi Kontrol
25% 50% 75% 100% Klindamisin
(+)
Aquadest
(-)
I 0 mm 14,5 mm 17 mm 19 mm 30 mm 0 mm
II 0 mm 15 mm 17,5
mm
19 mm
III 0 mm 14,5 mm 17 mm 19,5 mm
�̅� ± SD 0,00 ±
0,00
14,67 ±
0,289
17,167
± 0,289
19,167 ±
0,289
30,00 ± 0,00 0,00 ±
0,00
Interpretasi Tidak
ada
Lemah Sedang Sedang Kuat Tidak ada
Kontrol negatif yang digunakan pada penelitian ini yaitu aquadest. Pada
kontrol negatif tidak terbentuk zona hambat atau tidak terbentuk zona bening di
sekitar sumuran. Hal ini menunjukkan tidak terdapat aktifitas antibakteri
Staphylococcus epidermidis. Kontrol positif yang digunakan pada penelitian ini
yaitu klindamisin. Pada kontrol positif terbentuk zona hambat yang ditunjukkan
dengan zona bening di sekitar sumuran. Diameter zona bening yang terbentuk
sebesar 30 mm. Antibakteri yang memiliki aktivitas kuat apabila zona hambatnya
˃20 mm (Wardani, Fitriana, dan Malfadinata, 2020).
Uji homogenitas varian didapatkan hasil nilai signifikansi sebesar 0,026.
Hasil pengukuran daya hambat masing-masing konsentrasi tidak homogen karena
nilai signifikansi <0,05. Hasil ANOVA didapatkan signifikansi sebesar 0, sehingga
dapat disimpulkan bahwa masing-masing konsentrasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap hasil pengukuran daya hambat. Dari hasil uji Benferroni, hasil
pengukuran daya hambat dengan konsentrasi 25% dan 50% terdapat selisih nilai
14,667 dimana daya hambat dengan konsentrasi 50% lebih besar daripada
konsentrasi 25%. Selain itu, konsentrasi 25% dan 50% diketahui memiliki
perbedaan daya hambat yang signifikan karena nilai signifikansi yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
<0,05. Hasil pengukuran daya hambat dengan konsentrasi 50% dan 75% terdapat
selisih nilai 2,5 dimana daya hambat dengan konsentrasi 75% lebih besar daripada
konsentrasi 50%. Selain itu, konsentrasi 50% dan 75% diketahui memiliki
perbedaan daya hambat yang signifikan. Hasil pengukuran daya hambat dengan
konsentrasi 75% dan 100% terdapat selisih niai 2,0 dimana daya hambat dengan
konsentrasi 100% lebih besar daripada konsentrasi 75%. Selain itu, konsentrasi
75% dan 100% memiliki perbedaan daya hambat yang signifikan.
Senyawa kimia yang terkandung di dalam ekstrak daun belimbing wuluh
yaitu flavonoid dan tanin. Kedua senyawa ini memiliki mekanisme yang berbeda
dalam melawan bakteri. Flavonoid memiliki 3 mekanisme dalam menghambat
pertumbuhan bakteri, diantaranya mengganggu sintesis asam nukleat, mengganggu
fungsi membran sel, dan mengganggu metabolisme energi. Mekanisme dari tanin
yaitu merusak dinding sel bakteri. Tanin akan membentuk ikatan dengan ion logam
yang memiliki peran dalam toksisitas tanin (Rahman, Haniastuti, dan Utami, 2017).
Pembuatan Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
HPMC ditimbang sesuai dengan masing-masing formula. HPMC
ditaburkan di atas nampan berisi air panas dengan suhu 80-90°C kemudian
didiamkan 1×24 jam hingga mengembang. HPMC yang telah mengembang digerus
sedikit demi sedikit. Metil paraben ditimbang sebanyak 0,2 gram lalu dilarutkan
dengan air panas. Kedua bahan ini dicampur hingga homogen lalu ditambahkan
propilen glikol sesuai dengan masing-masing formula. Ekstrak daun belimbing
wuluh sebanyak 20 mL ditambahkan dan diaduk hingga homogen. Gel yang sudah
jadi kemudian dimasukkan ke dalam wadah dan ditimbang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Uji Sifat Fisik Gel Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
Uji Organoleptis
Parameter yang diamati dalam uji organoleptis meliputi bentuk, bau, dan warna
sediaan pada suhu kamar. Hasil uji organoleptis ditunjukkan pada tabel di bawah.
Tabel V. Hasil Uji Organoleptis
Formula Replikasi Bentuk Bau Warna
I I Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
II Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
III Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
A I Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
II Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
III Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
B I Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
II Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
III Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
AB I Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
II Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
III Mudah
mengalir
Khas ekstrak daun belimbing
wuluh
Hijau tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Uji pH
pH sediaan diukur dengan pH meter digital. Nilai pH sediaan topikal harus
sesuai dengan pH kulit, yaitu 4,5-7. pH sediaan tidak boleh terlalu basa atau terlalu
asam karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit (Abdurraafi et al, 2015). Hasil
uji pH keempat formula berada pada range 5,46-5,93. Hal ini menunjukkan bahwa
sediaan gel ekstrak daun belimbing wuluh aman digunakan pada kulit.
Tabel VI. Hasil Uji pH
Replikasi Formula I Formula A Formula B Formula AB
I 5,7 5,7 5,8 5,5
II 5,4 5,9 5,6 5,7
III 5,3 6,2 5,5 5,5
X̅ 5,46 5,93 5,63 5,56
SD 0,208 0,251 0,152 0,115
CV 0,038 0,042 0,027 0,020
Uji Daya Sebar
Uji daya sebar bertujuan untuk mengamati konsistensi sediaan dan daya
sebar sediaan saat dioleskan pada kulit. Saat sediaan dioleskan di kulit, sediaan
tersebut tersebar secara merata dan dosis zat aktifnya sama. Apabila gel semakin
menyebar akibat ditambahkan beban, berarti kemampuan mendistribusikan obat
semakin merata (Ningsih et al, 2016). Hasil daya sebar sediaan gel yang baik
berdasarkan SNI yaitu 5-7 cm atau 5,54-6,08 cm. Hasil formula I masuk ke dalam
range daya sebar tetapi ketiga formula yang lain tidak masuk ke dalam range daya
sebar yang baik. Hal ini dapat disebabkan karena sediaan yang dibuat terlalu kental
sehingga tidak dapat menyebar dengan baik.
Penambahan HPMC dan propilen glikol yang bervariasi mempengaruhi
daya sebar sediaan. Nilai regresi R2 yang didapat yaitu 0,9844 atau 98,44%.
Menurut persamaan I, HPMC dan propilen glikol dapat menurunkan respon daya
sebar. Peningkatan konsentrasi HPMC dan propilen glikol menurunkan daya sebar
sediaan. Propilen glikol dan HPMC berinteraksi membentuk ikatan hidrogen.
Semakin banyak gugus OH yang terbentuk pada ikatan hidrogen antara propilen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
glikol dan HPMC akan mempengaruhi daya sebar dari gel (Indrawati dan Zissakina,
2011).
Tabel VII. Hasil Uji Daya Sebar
Replikasi I (cm) A (cm) B (cm) AB (cm)
I 5,075 4,575 4,5 4,025
II 5,15 4,5 4,425 4,15
III 5,1 4,65 4,475 4,05
X̅ 5,108 4,575 4,466 4,075
SD 0,038 0,075 0,038 0,06
CV 0,007 0,016 0,0085 0,014
Uji Viskositas
Tujuan dari uji viskositas sediaan yaitu menetapkan nilai kekentalan dari
sediaan. Jika nilai viskositas suatu sediaan tinggi, maka kekentalan sediaan itu juga
meningkat. Viskositas gel memiliki nilai standar yaitu 50.000 cP atau 6-50 Pa.S
(Hidayanti et al, 2015). Hasil uji viskositas pada keempat formula masuk ke dalam
range nilai standar viskositas gel (tabel VIII). Semakin tinggi konsentrasi HPMC
dan propilen glikol, nilai viskositas semakin besar. Urutan formula dengan
viskositas terendah yaitu I < B < A < AB.
HPMC adalah salah satu polimer turunan selulosa. Ikatan hidrogen antara
gugus hidroksi (-OH) dari polimer dan air terjadi apabila HPMC terdispersi di
dalam air. Ikatan hidrogen yang terbentuk memiliki peran dalam pengembangan
HPMC. Jika konsentrasi HPMC semakin tinggi maka gugus hidroksi yang
berikatan semakin banyak. Hal ini mengakibatkan viskositas meningkat (Ardana,
Aeyni, dan Ibrahim, 2015).
Propilen glikol juga berpengaruh terhadap viskositas sediaan. Propilen
glikol dapat berperan sebagai pelarut pengganti aquadest dan memiliki viskositas
yang lebih tinggi daripada aquadest. Jika jumlah propilen yang ditambahkan
semakin banyak maka aquadest yang ditambahkan semakin sedikit. Semakin tinggi
konsentrasi propilen glikol yang digunakan maka semakin besar nilai viskositas
dari sediaan (Nilawati, Sulaiman, dan Sasmita, 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel VIII. Hasil Uji Viskositas
Replikasi I (Pa.s) A (Pa.s) B (Pa.s) AB (Pa.s)
I 10,4730 13,5198 13,6370 17,6716
II 10,6808 26,0623 14,8570 17,0545
III 9,4412 10,2442 15,0750 15,8012
X̅ 10,1983 16,6087 14,523 16,8424
SD 0,663 8,349 0,775 0,953
CV 0,065 0,502 0,053 0,056
Uji Daya Lekat
Uji daya lekat bertujuan untuk menghitung waktu yang dibutuhkan sediaan
melekat atau menempel pada kulit. Sediaan yang baik memiliki waktu melekat
lebih dari 4 detik. Semakin lama sediaan melekat pada kulit, maka efek obat yang
diinginkan tercapai (Wibowo et al, 2017). Hasil uji daya lekat pada setiap formula
berada pada range 5,3-7,3 detik. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan dapat melekat
pada kulit dengan baik. Efek ekstrak daun belimbing wuluh diharapkan dapat
menghambat bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil uji daya lekat ditampilkan
pada tabel IX.
Tabel IX. Hasil Uji Daya Lekat
Replikasi I (detik) A (detik) B (detik) AB (detik)
I 6 9 5 8
II 5 7 5 6
III 7 6 6 5
X̅ 6 7,3 5,3 6,3
SD 1 1,527 0,577 1,527
CV 0,166 0,208 0,108 0,241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Penentuan Formula Optimal
Respon Daya Sebar
Tabel X. Nilai Efek HPMC, Propilen Glikol, dan Kombinasinya terhadap Respon
Daya Sebar
Respon Faktor Efek p-value p-value
persamaan
Daya sebar HPMC -0,4625 < 0,0001 < 0,0001
Propilen glikol -0,570833 < 0,0001
Kombinasi 0,070333 0,0629
Adanya HPMC dan propilen glikol serta kombinasinya menunjukkan efek
yang signifikan terhadap daya sebar karena memiliki nilai p-value <0,05.
Persamaan faktorial yang diperoleh untuk daya sebar sediaan karena pengaruh
HPMC dan propilen glikol adalah:
Y = 4,56 – 0,2313(X1) – 0,2854(X2) + 0,0354(X1X2)....................................(1) nilai
p-value pada persamaan yaitu < 0,0001 maka persamaan tersebut dapat
memprediksikan respon daya sebar. Pada persamaan tersebut variabel X1
merupakan HPMC, X2 merupakan propilen glikol, dan X1X2 merupakan kombinasi
antara HPMC dan propilen glikol. HPMC dan propilen glikol menurunkan respon
daya sebar karena memiliki nilai negatif. Hal ini berbanding terbalik dengan
kombinasi HPMC dan propilen glikol. Kombinasi ini dapat meningkatkan respon
daya sebar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Gambar 1. Interaksi HPMC (a) dengan Propilen Glikol (b) terhadap Daya Sebar
Semakin tinggi konsentrasi HPMC maka respon daya sebar menurun.
Semakin tinggi konsentrasi propilen glikol maka respon daya sebar menurun.
Kontribusi HPMC dalam menurunkan daya sebar sebesar 38,654%. Kontribusi
propilen glikol dalam menurunkan daya sebar sebesar 58,883%.
Gambar 2. Contour Plot Respon Daya Sebar
Rentang nilai daya sebar ditunjukkan pada gambar 2. Nilai terendah
ditunjukkan dengan warna biru dan nilai tertinggi ditunjukkan dengan warna merah.
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Menurut gambar, pertambahan konsentrasi HPMC dan propilen glikol
menyebabkan persentase daya sebar menurun.
Respon Viskositas
Tabel XI. Nilai efek HPMC, Propilen Glikol, dan Kombinasinya terhadap
Viskositas
Respon Faktor Efek p-value p-value
persamaan
Viskositas HPMC +4,36493 0,1119 0,2671
Propilen glikol +2,27917 0,3783
Kombinasi -2,0455 0,4269
HPMC dan propilen glikol tidak memiliki efek yang signifikan terhadap
viskositas sediaan karena memiliki nilai p-value >0,05. Persamaan faktorial yang
diperoleh untuk viskositas sediaan karena pengaruh HPMC dan propilen glikol
adalah:
Y = 14,54 + 2.18(X1) + 1,14(X2) – 1,02(X1X2)...........................................(2)
Pada persamaan tersebut variabel X1 merupakan HPMC, X2 merupakan propilen
glikol, dan X1X2 merupakan kombinasi antara HPMC dan propilen glikol. HPMC
dan propilen glikol menurut persamaan tersebut meningkatkan respon viskositas
karena memiliki nilai positif. Hal ini berbanding terbalik dengan kombinasi HPMC
dan propilen glikol karena memiliki nilai negatif. Kombinasi HPMC dan propilen
glikol menurunkan respon viskositas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
Gambar 3. Interaksi HPMC (a) dengan Propilen Glikol (b) terhadap Viskositas
Semakin tinggi konsentrasi HPMC maka respon viskositas meningkat.
Semakin tinggi konsentrasi propilen glikol maka respon viskositas meningkat.
Kontribusi HPMC dalam meningkatkan respon viskositas sediaan sebesar 25%.
Kontribusi propilen glikol dalam meningkatkan respon viskositas sediaan sebesar
6,816%.
Gambar 4. Contour Plot Respon Viskositas
(a) (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Rentang nilai viskositas ditunjukkan pada gambar 4. Nilai terendah
ditunjukkan dengan warna biru dan nilai tertinggi ditunjukkan dengan warna merah.
Menurut gambar, pertambahan konsentrasi HPMC dan propilen glikol
menyebabkan persentase viskositas meningkat.
Contour Plot Superimposed
Gambar 5. Contour Plot Superimposed Daya Sebar dan Viskositas
Contour plot superimposed merupakan gabungan antara plot daya sebar
dan viskositas untuk mendapatkan formula optimum. Pada gambar 5, warna kuning
menunjukkan area optimum sedangkan warna abu-abu merupakan wilayah yang
tidak masuk dalam rentang daya sebar dan viskositas. Formula optimal yang
diperoleh yaitu HPMC 5,5% dan propilen glikol 5%. Dari keempat formula yang
dibuat, formula I yang masuk ke dalam formula optimum yaitu dengan konsentrasi
HPMC 5,5% dan propilen glikol 5%.
KESIMPULAN
Ekstrak daun belimbing wuluh dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus epidermidis mulai dari konsentrasi 50%. Setelah melalui uji
antibakteri, konsentrasi ekstrak yang digunakan yaitu 100% karena memiliki zona
hambat paling besar. Formula optimal yang diperoleh yaitu HPMC 5,5% dan
propilen glikol 5%. Formula optimal terdapat pada formula I. Formula I memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
warna hijau tua, memiliki bau khas daun belimbing wuluh, dan mudah mengalir.
pH sediaan yang dihasilkan aman bagi kulit. Daya lekat gel dalam beberapa
replikasi yaitu 6 detik yang berarti dapat melekat dengan baik. Daya sebar dan
viskositas gel dipengaruhi oleh konsentrasi HPMC dan propilen glikol.
SARAN
Saran untuk penelitian berikutnya yaitu variasi konsentrasi HPMC sebagai
optimasi sediaan gel ekstrak daun belimbing wuluh dan perlu dilakukan uji freeze
thaw cycle. Uji freeze thaw cycle bertujuan untuk melihat stabilitas fisik sediaan
pada suhu ekstrim dan suhu kamar. Untuk menambah nilai penerimaan, ekstrak
daun belimbing wuluh perlu melalui proses dekolorisasi. Uji aktivitas bakteri perlu
dilakukan pada sediaan untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah ekstrak
masuk ke dalam tahap formulasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Daftar Pustaka
Aburraafi, Dermawan, M., Pratiwi, L., Kusharyanti, I., 2015. Efektivitas Krim
Antijerawat Metanol Daun Pacar Air (Impatiens balsamina L.).
Tradisional Medicine Journal. 20(3). 132.
Afianti, H., P., Murrukmihandi, M., 2015. Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent
HPMC terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak
Etanolik Daun Kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum Back.).
Majalah Farmaseutik. 11(2). 309.
Agoes, G., 2009. Teknologi Bahan Alam. Bandung. Penerbit ITB.
Agoes, G., 2012. Sediaan Farmasi Likuida-Semisolida. Bandung. Penerbit ITB.
Andriani, D., P., Setyanto, N., W., Kusuma, L., T., W., N., 2017. Desain dan
Analisis Eksperimen untuk Rekayasa Kualitas. Malang. UB Press.
Allen, L., V., Ansel, H., C., 2014. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug
Delivery System. Georgia. Wolters Kluwers.
Anwar, E., 2012. Eksipien dalam Sediaan Farmasi Karakterisasi dan Aplikasi.
Dian Rakyat.
Ardana, M., Aeyni, V., Ibrahim, A., 2015. Formulasi dan Optimasi Basis Gel
HPMC (Hidroxy Propyl Methyl Cellulose) dengan Berbagai Variasi
Konsentrasi. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry. 3(2). 103-107.
Danimayostu, A., A., Shofiana, N., M., Permatasari, D., 2017. Pengaruh
Penggunaan Pati Kentang (Solanum tuberosum) Termodifikasi Asetilasi-
Oksidasi sebagai Gelling Agent terhadap Stabilitas Gel Natrium
Diklofenak. Pharmaceutical Journal of Indonesia. 3(1). 25-27.
Das, S., C., Sultana, S., Roy, S., Hasan, S., S., 2011. Antibacterial and Cytotoxic
Activities of Methanolic Extracts of Leaf and Fruit Parts of The Averrhoa
bilimbi (Oxalidaceae). American Journal of Scientific and Industrial
Research. 2(4). 531-536.
Ergina, Nuryanti, S., Pursitasari, I., D., 2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
Sekunder pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstraksi dengan
Pelarut Air dan Etanol. Jurnal Akademi Kimia. 3(3). 167.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Hamdanah, S., Anam, S., dan Jamaluddin, 2015. Isolasi dan Identifikasi Senyawa
Flavonoid dari Ekstrak Etanol Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi
L.) dengan Spektrofotometri UV-Vis. Galenika. 1(1). 23-24.
Hammado, N., Illing, I., 2013. Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid pada
Tanaman Lahuna (Eupatorium odoratum). Jurnal Dinamika. 4(2). 15.
Hanani, E., 2014. Analisis Fitokimia. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Haryanto, S., 2009. Ensiklopedi Tanaman Obat Indonesia. Yogyakarta, Palmall.
Hidayanti, U., W., Fadraersada, J., Ibrahim, A., 2015. Formulasi dan Optimasi
Basis Gel Carbopol 940 dengan Berbagai Variasi Konsentrasi. Prosiding
Seminar Nasional Kefarmasian Ke-1. 71-72.
Ikhsanudin, A., Mardhiyah, S., 2017. Formulasi dan Uji Antijerawat Gel Ekstrak
Etanol 70% Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) terhadap
Bakteri Propionibacterium acnes. 5(1). 417-418.
Indrawati, T., Zissakina, F., 2011. Formulasi Gel Pengelupas Sel Kulit Mati yang
Mengandung Sari Bauh Nanas (Ananas comosus L. juice). Jurnal
Kefarmasian Indonesia. 9(2). 4.
Kusnadi, J., 2018. Pengawet Alami untuk Makanan. Malang, UB Press.
Latief, A., 2012. Obat Tradisional. Jakarta. Buku Kedokteran EGC.
Madelina, W., Sulistyaningsih, 2018. Review: Resistensi Antibiotik pada Terapi
Pengobatan Jerawat. Farmaka. 16(2).
Nakase, K., Nakaminami, H., Takenaka, Y., Hayashi, N., Kawashima, M.,
Noguchi, N., 2014. Relationship Between the Severity of Acne Vulgaris
and Antimicrobial Resistance of Bacteria Isolated from Acne Lesions in A
Hospital in Japan. Journal of Medical Microbiology. 63. 724.
Nilawati, A., Sulaiman, T., S., Sasmita, E., 2015. Pengaruh Metil Selulosa 4000 dan
Propilen Glikol terhadap Stabilitas Fisik Gel Vitamin C. Jurnal Farmasi
Indonesia. 12(2). 171.
Ningsih, W., Firmansyah, Anggraini, S., 2016. Formulasi dan Uji Aktivitas
Antibakteri Gel Pembersih Tangan Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan
(Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Gray). Jurnal Ilmiah Farmasi. 12(2).
82-83.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Nugrahani, A., W., Gunawan, F., Khumaidi, A., 2020. Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Kapas (Gossympium barbadense L.) terhadap
Staphylococcus epidermidis dan Propionibacterium acnes. Jurnal Farmasi
Udayana. 9(1). 53-54.
Pratama, A., N., W., Pradipta, M., H., Machlaurin, A., 2017. Survei Pengetahuan
dan Pilihan Pengobatan Jerawat di Kalangan Mahasiswa Kesehatan
Universitas Jember. E-Jurnal Pustaka Kesehatan. 5(2).
Pratiwi, S., T., 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta, Penerbit Erlangga.
Rahman, F., A., Haniastuti, T., Utami, T., W., 2017. Skrining Fitokimia dan
Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona muricata L.) pada
Streptococcus mutans ATCC 35668. Majalah Kedokteran Gigi Indonesia.
3(1). 5-6.
Pricillya, M., L., Listy, S., K., F., Julisna, S., 2019. Formulasi Sediaan Gel Ekstrak
Etanol 96% Rimpang Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. Var. Rubrum)
dengan Hidroksietil Selulosa sebagai Gelling Agent. Jurnal Riset
Kefarmasian Indonesia. 1(2). 133.
Rowe, R., C., Sheskey, P., J., Quinn, M., E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients Sixth Edition. Pharmaceutical Press.
Sayuti, N., A., 2015. Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun
Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Jurnal Kefarmasian Indonesia. 5(2). 77,
79.
Shahtalebi, M., A., Asghari, G., R., Rahmani, F., Shafiee, F., Najabadi, A., J., 2018.
Formulation of Herbal Gel of Antirrhinum majus Extract and Evaluation
of its Anti-Propionibacterium acne Effects. Advanced Biomedical
Research. 7(53). 2-3.
Sogandi, Rabima, 2019. Identifikasi Senyawa Aktif Ekstrak Buah Mengkudu
(Morinda citrifolia L.) dan Potensinya sebagai Antioksidan. Jurnal Kimia
Sains dan Aplikasi. 22(5). 208.
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010. Buku Ajar
Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Tangerang, Binarupa Aksara
Publisher. 131-135.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Sutriningsih, Sagala, Z., Marhamah, 2018. Formulasi dan Uji Iritasi Gel Antibakteri
dari Ekstrak Etanol Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi Linn)
terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa.
Jurnal Sains dan Teknologi. 2(1). 5.
Sutrisna, E., M., 2016. Herbal Medicine: Suatu Tinjauan Farmakologis. Surakarta.
Muhammadiyah University Press. 43-44.
Wardani, A., K., Fitriana, Y., Malfadinata, S., 2020. Uji Aktivitas Antibakteri
Penyebab Jerawat Staphylococcus epidermidis Menggunakan Ekstrak
Daun Ashitaba (Angelica keiskei). Lumbung Farmasi: Jurnal Ilmu
Kefarmasian. 1(1). 14-18.
Wells, B., G., Dipiro, J., T., Schwinghammer, T., L., Dipiro, C., V., 2015.
Pharmacotherapy Handbook Ninth Edition. United States, McGraw-Hill
Education. 135.
Yati, K., Jufri, M., Gozan, M., Mardiastuti, Dwita, L., P., 2018. Pengaruh Variasi
Konsentrasi Hidroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC) terhadap Stabilitas
Fisik Gel Ekstrak Tembakau (Nicotiana tabaccum L.) dan Aktivitasnya
terhadap Streptococcus mutans. Pharmaceutical Sciences and Research.
5(3). 136, 138.
Yudita, A., E., Puspita, O., E., Danimayostu, A., A., 2016. Optimasi Kadar
Kombinasi Polimer Hidroksi Metil Selulosa dan Superdisintegran
Crosscarmellose Sodium terhadap Daya Adhesi dan Laju Pelepasan Obat
dalam Tablet Vaginal Metronidazol. Majalah Kesehatan FKUB. 3(3). 163.
Zahrah, H., Mustika, A., Debora, K., 2018. Aktivitas Antibakteri dan Perubahan
Morfologi dari Propionibacterium acnes Setelah Pemberian Ekstrak
Curcuma xanthorrhiza. Jurnal Biosains Pascasarjana. 20(3).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Lampiran 1. Alat dan Bahan
Gambar 6. Rotary Evaporator
Gambar 8. HPMC Gambar 9. Etanol 96%
Gambar 7. Sebuk Daun Belimbing
Wuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Gambar 10. Propilen Glikol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 2. Proses Maserasi dan Penyaringan Filtrat
Gambar 11. Proses Maserasi Gambar 12. Proses Penyaringan Filtrat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 3. Kontrol Posisif, Kontrol Negatif, dan Pengujian pada Beberapa
Konsentrasi Ekstrak
Gambar 14. Replikasi Pertama Uji
Konsentrasi Ekstrak
Gambar 16. Replikasi Ketiga Uji
Konsentrasi Ekstrak
Gambar 15. Replikasi Kedua
Uji Konsentrasi Ekstrak
Gambar 13. Kontrol Positif
dan Kontrol Negatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 4. Hasil Gel Masing-Masing Formula
Gambar 17. Hasil Gel Formula I Gambar 18. Hasil Gel Formula A
Gambar 19. Hasil Gel Formula B Gambar 20. Hasil Gel Formula
AB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 5. Hasil Determinasi Daun Belimbing Wuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Lampiran 6. Fraktur Pembelian Simplisia dan Serbuk Daun Belimbing Wuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Lampiran 7. Sertifikat Keaslian Bakteri Staphylococcus epidermidis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 8. Hasil Uji Aktivitas Bakteri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Lampiran 9. Certificate of Analysis HPMC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 10. Uji ANOVA Aktivitas Ekstrak Daun Belimbing Wuluh pada
Staphylococcus epidermidis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Lampiran 11. Desain Faktorial Daya Sebar dan Viskositas
Efek HPMC, Propilen Glikol, dan Interaksinya terhadap Daya Sebar
Efek HPMC, Propilen Glikol, dan Interaksinya terhadap Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Uji ANOVA dan Persamaan Respon Daya Sebar
Uji ANOVA dan Persamaan Respon Viskositas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Biografi Penulis
Aini Yesia Puspita lahir di Cilacap pada tanggal 16
Januari 1998 merupakan putri pertama dari pasangan
Alm. Joni Pebruanto dan Ismowati. Penulis menempuh
pendidikan formal di TK Bina Harapan Purbalingga
(2002-2004), SD Pius Purbalingga (2004-2010), SMP
Negeri 1 Purbalingga (2010-2013), SMA Negeri 1
Purbalingga, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tahun 2016.
Selama kuliah, penulis pernah menjadi asisten praktikum Anatomi dan Fisiologi
Manusia (2020). Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan di dalam kampus
seperti menjadi Divisi Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi PEPTIDA (2016),
Koordinator Divisi Usaha Dana Pharmalympic (2017), dan Divisi Expo INSADHA
(2018 dan 2019). Selain aktif kegiatan di dalam kampus, penulis juga aktif di
kegiatan luar kampus seperti Divisi Usaha Dana Fun Day KP Timotius (2017) dan
Divisi Usaha Dana Purbalingga Campus Fair (2018). Penulis pernah menjadi
volunter dalam acara Bakti Sosial dan Pengobatan Gratis WALUBI (2017 dan
2019). Penulis pernah lolos dalam seleksi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)
yang diselenggarakan oleh DIKTI (2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related