pelatihan internasional untuk para penatua dan...
Post on 04-Mar-2019
217 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Pelatihan Internasional
untuk para Penatua
dan Pewajib
Musim Gugur 2016
Subyek Umum:
Kembali ke Ortodoksi Gereja
Living Stream Ministry
Anaheim, California
2
© 2016 Living Stream Ministry
All rights reserved. No part of this work may be reproduced or transmitted
in any form or by any means—graphic, electronic, or mechanical, including
photocopying, recording, or information storage and retrieval systems—
without written permission from the publisher.
Edisi Pertama, Oktober 2016.
Translation from English
Original title: Returning to the Orthodoxy of the Church
(Indonesian Translation)
Living Stream Ministry
2431 W. La Palma Avenue
Anaheim, California 92801
Dicetak di Indonesia
3
DAFTAR ISI
Isi
Halaman
Prakata 4
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
Berita Satu: Visi tentang Kristus yang Mulia
sebagai Anak Manusia yang Berjalan
di Tengah-tengah Kaki-kaki Pelita Emas 5
Berita Dua: Gereja di Efesus 17
Berita Tiga: Gereja di Smirna 28
Berita Empat: Gereja di Pergamus 37
Berita Lima: Gereja di Tiatira 50
Berita Enam: Gereja di Sardis 58
Berita Tujuh: Gereja di Filadelfia 67
Berita Delapan: Gereja di Laodikia 78
Berita Sembilan: Yerusalem Baru—Perampungan
Visi Sentral Ekonomi Allah
dan Puncak Tertinggi dari
Wahyu Ilahi melalui Para Pemenang,
Yang Kembali ke Ortodoksi Gereja 89
4
PRAKATA
Garis besar-garis besar dan kutipan-kutipan ini disiapkan untuk
Pelatihan Internasional untuk para Penatua dan Pewajib yang diadakan
tanggal 6 sampai 8 Oktober 2016, di Gold Coast, Australia.
5
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Kamis — Sidang Pertama Pagi)
Berita Satu
Visi tentang Kristus yang Mulia sebagai Anak Manusia yang Berjalan di Tengah-tengah Kaki-kaki Pelita Emas
Pembacaan Alkitab: Why. 1:10—2:1
I. Jika kita ingin melihat visi tentang Kristus yang mulia dan
tentang tujuh gereja di dalam Wahyu 1—3, kita harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
A. Kita harus mengambil kedudukan seorang hamba—1:1:
1. Paulus mengatakan bahwa dia adalah seorang “budak
Kristus Yesus” (Rm. 1:1); dia memakai istilah ini
mengindikasikan bahwa dia bukanlah rasul yang ditunjuk
oleh dirinya sendiri atau yang disewa oleh Tuhan;
melainkan, dia adalah rasul yang dibeli untuk melayani
Allah dan meministrikan Kristus kepada umat-Nya,
bukan dalam hayat alamiah melainkan dalam hayat yang
telah dilahirkan kembali.
2. Kita perlu rela melayani orang lain sebagai seorang
hamba, bahkan sebagai seorang budak, bukan
memerintah atas orang lain—Mat. 20:24-28; 25:14; 2 Kor.
4:5; Gal. 6:17; Kel. 21:1-6; Yes. 50:4-5.
3. Dahulu Kristus telah melayani kita (Mrk. 10:45),
sekarang Dia masih melayani kita (Luk. 22:26-27), dan
kelak Dia akan melayani kita (12:37; Why. 7:17); jika kita
akan melayani orang lain bersama Kristus, kita perlu
mengizinkan Dia melayani kita terlebih dahulu.
B. Kita harus melatih roh insani kita sebagai organ bagi kita
untuk melihat, menyadari, dan merespons pergerakan Allah;
hanya roh yang dapat memberi respons kepada Roh—1:10;
4:5; 5:6; Mzm. 119:17-18.
C. Kita harus memiliki telinga untuk mendengar apa yang
dikatakan Roh itu kepada gereja-gereja:
1. Penglihatan bergantung pada pendengaran; Yohanes
pertama-tama mendengar suara itu (Why. 1:10) dan
kemudian melihat visi itu (ay. 11-12); jika telinga kita
berat dan tidak dapat mendengar, maka kita tidak dapat
melihat—Yes. 6:9-10.
2. Tuhan selalu ingin membuka telinga kita untuk
mendengarkan suara-Nya (Ayb. 33:14-16; Yes. 50:4-5; Kel.
21:6) sehingga kita bisa melihat hal-hal menurut ekonomi-
Nya.
6
3. Telinga yang berat perlu disunat—Yer. 6:10; Kis. 7:51.
4. Telinga orang-orang dosa perlu dibasuh dengan darah
yang menebus dan diurapi dengan Roh itu—14:14, 17, 28.
5. Untuk melayani Tuhan sebagai imam-imam, telinga kita
harus dibasuh dengan darah yang menebus—Kel. 29:20;
Im. 8:23-24.
II. Kitab Wahyu adalah wahyu yang unik dan ultima dari
Yesus Kristus—1:1a:
A. Yohanes diasingkan ke pulau Patmos karena dia setia kepada
firman Allah dan karena dia adalah bagi kesaksian Yesus; di
bawah lingkungan yang sedemikian, Kristus yang mulia
mewahyukan diri-Nya sendiri kepada Yohanes dan
memberikan wahyu-wahyu yang baru kepadanya—ay. 9.
B. Di mata Yohanes, bumi telah menyusut, tetapi langit terbuka
kepadanya; ini mengingatkan kita kepada Yusuf yang di
penjara, Musa yang di padang gurun, Daud yang di dalam
kesusahan, dan Paulus yang dirantai; mereka semua
menerima wahyu-wahyu yang segar.
C. Yohanes maju di jalur yang telah mereka tempuh; dia
menerima visi-visi yang belum pernah dia terima sebelumnya
dan hingga dia mengenal Tuhan yang ditakhtakan yang
belum pernah dia kenal sebelumnya; sayang sekali anak-anak
Allah seringkali menyalahpahami “Patmos” yang ditetapkan
Allah.
III. Kristus sebagai Anak Manusia adalah Imam Besar, “yang
mengenakan jubah yang panjangnya sampai ke kaki, dan
dada-Nya berlilitkan ikat pinggang dari emas” (ay. 13),
untuk mengasuh gereja-gereja dalam keinsanian-Nya dan
merawat mereka dalam keilahian-Nya:
A. Anak Manusia berada dalam keinsanian-Nya, ikat pinggang
emas menandakan keilahian-Nya, dan dada adalah tanda
kasih:
1. Tadinya Kristus mengenakan ikat pinggang pada
pinggang-Nya, dikuatkan bagi pekerjaan ilahi (Kel. 28:4;
Dan. 10:5) untuk menghasilkan gereja-gereja, tetapi
sekarang Dia mengenakan ikat pinggang pada dada-Nya,
memperhatikan gereja-gereja yang telah Dia hasilkan
oleh kasih-Nya.
2. Ikat pinggang emas menandakan keilahian Kristus
sebagai energi ilahi-Nya, dan dada menandakan bahwa
energi emas ini dijalankan dan dimotivasi oleh dan
dengan kasih-Nya untuk merawat gereja-gereja.
7
B. Kristus memperhatikan gereja-gereja dalam keinsanian-Nya
sebagai Anak Manusia untuk mengasuh mereka—Why. 1:13a:
1. Dia mengurus pelita-pelita pada kaki-kaki pelita agar
menjadi tepat, dan mengasuh kita agar kita bisa gembira,
senang, dan nyaman—Kel. 30:7; 27:20-21; cf. Mzm. 42:5,
11:
a. Hadirat Tuhan memberikan atmosfir yang lembut dan
hangat untuk mengasuh diri kita, memberikan
perhentian, kenyamanan, kesembuhan, pembasuhan
dan dorongan kepada kita.
b. Kita dapat menikmati atmosfir yang mengasuh dari
hadirat Tuhan di dalam gereja untuk menerima suplai
hayat yang merawat—Ef. 5:29; cf. 1 Tim. 4:6; Ef. 4:11.
2. Dia merapikan sumbu-sumbu dari pelita-pelita pada kaki
pelita, memangkas semua hal negatif yang mengganggu
bersinarnya kita—Kel. 25:38:
a. Bagian gosong dari sumbu itu menandakan hal-hal
yang bukan menurut tujuan Allah yang perlu
dipangkas, seperti daging kita, manusia alamiah kita,
ego kita, dan ciptaan lama kita.
b. Dia merapikan semua perbedaan di antara gereja-
gereja (segala perbuatan salah, segala kekurangan,
segala kegagalan, dan segala cacat), sehingga mereka
bisa menjadi sama dalam esens, penampilan dan
ekspresi—cf. 1 Kor. 1:10; 2 Kor. 12:18; Flp. 2:2.
C. Kristus memperhatikan gereja-gereja dalam keilahian-Nya
dengan kasih ilahi-Nya, yang ditandai oleh ikat pinggang
emas pada dada-Nya, untuk merawat gereja-gereja—Why.
1:13b:
1. Dia merawat kita dengan diri-Nya sendiri sebagai Kristus
yang almuhit di dalam ministri penuh-Nya dalam tiga
tahap sehingga kita bisa bertumbuh dan matang dalam
hayat ilahi untuk menjadi para pemenang-Nya untuk
menggenapkan ekonomi kekal-Nya.
2. Sebagai Kristus yang berjalan, Dia mengenal kondisi
setiap gereja, dan sebagai Roh yang berbicara, Dia
merapikan dan mengisi kaki-kaki pelita dengan minyak
yang segar, suplai Roh itu—2:1, 7.
3. Untuk berpartisipasi dalam pergerakan-Nya dan
menikmati perawatan-Nya, kita harus berada di dalam
gereja-gereja.
IV. Kepurbaan surgawi Tuhan digambarkan oleh kepala dan
rambut-Nya yang putih bagaikan bulu wol putih, seperti
salju—1:14; Dan. 7:9; Ayb. 15:10; cf. Kid. 5:11:
8
A. Tuhan Yesus adalah Allah (Yoh. 20:28-29); Dia melampaui
waktu, dan Dia meliputi waktu—Mi. 5;2; Yes. 57:15.
B. Rambut putih menandakan pengalaman, kemuliaan, daya
tahan, juga kekudusan—Ams. 16:31; 20:29.
C. Yesaya menyinggung tentang janji Allah untuk membasuh
dosa manusia hingga menjadi seperti bulu wol dan putih
seperti salju (1:18); bila kita mempertimbangkan betapa dosa-
dosa kita telah dibasuh dan bahwa kita ini putih seperti
kepala dan rambut Tuhan, maka kita tidak dapat tidak
mengagumi kebesaran kasih karunia Tuhan!
V. Tujuh mata Tuhan itu seperti nyala api untuk mengawasi,
mengamati, menyelidiki, dan menghakimi melalui
menerangi dan menginfus—Why. 1:14; 5:6; Dan. 10:6:
A. Mata Kristus adalah bagi pergerakan dan operasi Allah di
bumi karena tujuh adalah angka kelengkapan di dalam
pergerakan Allah.
B. Mata Tuhan itu seperti nyala api terutama adalah untuk
penghakiman-Nya—7:9-10; Why. 2:18; 19:11-12.
C. “Kepada takhta penghakiman Kristus / Aku selalu
memandang; / Semoga semua penghidupanku dan
pekerjaanku / Tahan pembakaran pada hari itu”—bait 5 (TL.)
dari kidung yang ditulis oleh Watchman Nee; lihat Watchman
Nee—Pelihat Wahyu Ilahi Zaman Ini, (Inggris hal. 75).
VI. Kaki Tuhan seperti perunggu yang bersinar, seperti telah
dibakar di dalam tungku, yang menandakan bahwa Dia
berjalan dengan sempurna dan cemerlang itu melayakkan
Dia untuk menjalankan penghakiman ilahi—Why. 1:15;
Yeh. 1:7; Dan. 10:6; cf. Kel. 30:18; 38:8; Bil. 21:8-9.
VII. Suara Tuhan bagaikan desau air bah (Why. 1:15; cf. 14:2),
yang adalah suara yang riuh, bunyi dari suara Allah yang
Mahakuasa (Yeh. 1:24; 43:2) dalam keseriusan dan
kekhidmatannya—cf. Why. 10:3.
VIII. Kristus adalah Pemegang para utusan cemerlang dari
gereja-gereja—1:16a, 20:
A. Para utusan ini adalah orang-orang rohani di dalam gereja-
gereja, yaitu orang-orang yang memikul tanggung jawab
kesaksian Yesus.
B. Para utusan, yang memiliki sifat surgawi dan yang berada di
dalam posisi surgawi seperti bintang-bintang, adalah orang-
orang yang memiliki berita yang segar dari Tuhan bagi umat-
Nya—2:1a.
C. Pengharapan dan kebahagiaan para utusan ini ada di surga;
mereka memiliki persekutuan yang intim dengan Kristus;
9
mereka juga memiliki kuasa dan otoritas Tuhan, karena
mereka berada di tangan kanan Tuhan Yesus—cf. Mzm. 16:1-
3; 73:25-26.
D. Jika kita rela menundukkan diri kita secara total ke tangan
Tuhan, mempedulikan hal-hal dari Kristus Yesus, dan dengan
gembira memikul tanggung jawab demi Dia, maka kita bukan
hanya akan menerima pahala Tuhan, tetapi Tuhan juga akan
memakai kita untuk menggenapkan pekerjaan-Nya yang
besar—1 Kor. 15:58; 16:10; cf. Kej. 15:1; Flp. 2:19-21.
IX. Dari mulut Kristus keluar sebilah pedang tajam bermata
dua, yang adalah firman-Nya yang membedakan,
menghakimi, dan membunuh untuk menanggulangi
orang-orang dan hal-hal yang negatif—Why. 1:16b; Ibr.
4:12; Ef. 6:17.
X. Wajah Kristus seperti matahari yang bersinar dalam
kuasanya (Dan. 10:6) untuk penerangan yang menghakimi
guna mendatangkan kerajaan—Why. 1:`6c; Mat. 17:2; cf.
Mal. 4:2; Hak. 5:31; Mat. 13:43.
XI. Kristus adalah Sang Pertama dan Sang Terakhir,
meyakinkan kita bahwa Dia tidak akan pernah
meninggalkan pekerjaan-Nya sebelum selesai, dan Sang
hidup agar gereja-gereja sebagai ekspresi Tubuh-Nya itu
hidup, segar, dan kuat—Why. 1:17-18a:
A. Melalui mengenal Tuhan sebagai Allah yang hidup selama-
lamanya ini, kita dapat diyakinkan bahwa hadirat-Nya di
dalam roh kita itu sepanjang waktu; tidak ada yang dapat
meneguhkan kita melebihi jaminan hadirat Tuhan—2 Tim.
4:22; cf. Kej. 39:23.
B. Kata-kata Aku hidup selama-lamanya harus menjadi
kekuatan dan pengharapan kita (Why. 1:18a); Allah yang
hidup, yang diserukan oleh Abraham, yang dilayani oleh
Daniel, yang disandari oleh Müller, dan yang dikenal oleh
Watchman Nee dan Witness Lee adalah Allah yang memiliki
kita dan yang kita layani; kita harus menyembah Dia dan
memuji nama-Nya dengan sukacita!
XII. Kristus memiliki kunci maut dan Hades (Hades)—Why.
1:18b:
A. Maut adalah pengumpul dan Hades adalah penjaga, tetapi
Kristus telah meniadakan maut di atas salib dan
mengalahkan Hades di dalam kebangkitan-Nya—2 Tim. 1:10;
Kis. 2:24.
10
B. Asalkan kita memberi Tuhan tumpuan, kesempatan dan jalan
untuk bergerak dan bertindak di antara kita melalui berlatih
untuk menyangkal diri, memikul salib, dan kehilangan hayat
jiwa kita, maka maut dan Hades akan berada di bawah
kendali-Nya—Mat. 16:18, 21-26.
Kutipan Berita Ministri:
BELAJAR BAGAIMANA MERAWAT ORANG
Anggota kelompok vital harus belajar bagaimana merawat orang untuk
melanjutkan pengasuhan mereka kepada orang. Mengasuh tanpa merawat
adalah sia-sia. Ketika seorang ibu ingin memberi makan anaknya yang
nakal, dia pertama-tama akan membuat anaknya gembira dengan
mengasuhnya. Tetapi tanpa merawatnya, pengasuhannya tidak
bermakna. Setelah mengasuh anak itu, sang ibu merawatnya dengan
memberi makan. Ini adalah cara Kristus sebagai Kepala memelihara
gereja. Dia merawat kita setelah mengasuh kita.
Wahyu 1 mengindikasikan kepada kita bagaimana Kristus memper-
hatikan gereja-gereja. Wahyu adalah kitab tanda-tanda. Tanda adalah
simbol dengan perlambangan rohani. Tanda pertama dalam Kitab Wahyu
mengindikasikan kepada kita mengenai Kristus dalam keinsanian-Nya
sebagai Imam Besar, dan tanda terakhir adalah Yerusalem Baru. Sebagai
Anak Manusia, Kristus sebagai Imam Besar sedang memelihara semua
gereja sebagai kaki pelita (1:12-13). Di satu pihak, Dia mengasuh gereja-
gereja dalam keinsanian-Nya; di pihak lain, Dia merawat gereja-gereja
dalam keilahian-Nya. Anggota-anggota kelompok vital harus belajar kedua
hal ini. Ketika kita mengunjungi orang, mengundang mereka ke rumah
kita, atau mengontaki mereka sebelum dan sesudah sidang, kita harus
menjadi satu dengan Kristus untuk mengasuh dan merawat mereka.
MAKNA DARI MENGASUH DAN MERAWAT ORANG
Mengasuh orang adalah membuat mereka gembira dan membuat
mereka merasa senang dan nyaman. Kita harus memiliki wajah yang
menyenangkan ketika mengontaki mereka. Kita harus gembira dan
sukacita. Kita tidak seharusnya mengontaki seseorang dengan raut wajah
yang menyedihkan. Kita harus mengindikasikan kepada orang bahwa kita
murni sukacita dan gembira. Kalau tidak demikian, maka kita tidak akan
dapat mengasuh mereka, untuk membuat mereka sukacita.
Kemudian kita harus melanjutkan untuk merawat mereka. Kita tidak
merawat orang ketika kita berbicara tentang pernikahan, masa pacaran,
politik, situasi dunia, atau pendidikan. Merawat orang adalah memberi
makan mereka dengan Kristus yang almuhit dalam tiga tahap ministri-
Nya yang penuh. Ketika kita berbicara kepada orang tentang Kristus, kita
tidak seharusnya berbicara kepada mereka dalam suatu cara yang tidak
dapat dipahami dengan bahasa yang mereka tidak mengerti. Kita harus
menemukan suatu cara untuk menyajikan Kristus kepada setiap orang.
11
Jika seseorang ingin orang-orang makan daging sapi, dia harus
menemukan suatu cara yang tepat untuk memasak daging itu yang
membuat orang ingin sekali memakannya. Demikian juga halnya dengan
kita, kita harus “memasak” Kristus yang almuhit. Ada banyak cara untuk
memasak hal yang sama. Saya telah memasak Kristus di negara ini selama
lebih dari tiga puluh tiga tahun dengan kira-kira tiga ribu berita.
Untuk merawat orang dengan Kristus, kita pertama-tama harus
menuntut Kristus, mengalami Kristus, mendapatkan Kristus, menikmati
Kristus, dan berbagian dalam Kristus. Dalam Kitab Filipi, khususnya
dalam pasal dua dan tiga, Paulus menggunakan ungkapan dan pernyataan
yang berbeda untuk menggambarkan bagaimana dia menuntut dan
mengejar Kristus untuk mendapatkan Kristus. Dia memberi tahu kita
bahwa kita harus melakukan segala sesuatu tanpa bersungut-sungut dan
berbantah-bantahan. Saudari yang sedang menuntut Kristus harus belajar
untuk tidak bersungut-sungut, dan saudara harus belajar untuk tidak
berbantah-bantahan. Jika Anda bersungut-sungut dan berbantah-
bantahan, Anda akan membuat suatu pelanggaran terhadap Kristus yang
diam di batin, yang adalah perwujudan dari Allah Tritunggal, sebab Allah
ini sedang bekerja di dalam Anda agar Anda dapat mengerjakan
keselamatan Anda (2:12-14). Keselamatan kita adalah kita mendapatkan
dan mengalami Kristus. Mendapatkan Kristus adalah mengerjakan
keselamatan organik kita setiap hari.
OLEH HAYAT ILAHI DAN MISTIKAL DALAM KEBANGKITAN
Mengasuh orang dan merawat orang keduanya harus dengan hayat
ilahi dan mistikal dalam kebangkitan, bukan oleh hayat alamiah dalam
ciptaan lama. Ketika sesuatu yang ilahi sedang bekerja di dalam
seseorang, orang ini menjadi sangat mistikal. Ketika saya masih muda,
saya bekerja selama lebih dari tujuh setengah tahun pada sebuah
perusahaan yang besar. Tiba-tiba, saya berhenti dari pekerjaan saya
sehingga saya dapat memberitakan Kristus dengan seluruh waktu saya.
Mereka bertanya bagaimana saya dapat menjalani hidup. Jawaban saya
adalah Tuhan Yesus akan menyediakan bagi saya. Saya menjadi mistikal
bagi teman sekelas dan rekan-rekan dan juga anggota keluarga saya.
Mereka tidak dapat mengerti mengapa saya berhenti bekerja untuk
melayani Tuhan dengan seluruh waktu saya. Saya menjadi suatu misteri
bagi mereka.
Kita harus mengasuh orang dengan hayat yang ilahi dan mistikal
dalam kebangkitan. Dalam kebangkitan berarti bahwa tidak ada sesuatu
yang alamiah dalam hal kita memperhatikan orang. Segala sesuatu yang
berasal dari hayat alamiah kita tidak seharusnya dipakai. Hayat kita
harus dalam kebangkitan. Dengan perkataan lain, hayat alamiah kita
harus disalibkan dan dibangkitkan untuk menjadi hayat insani dalam
kebangkitan. Orang muda harus belajar bagaimana berjerih lelah di dalam
Injil di kampus bukan dengan hayat alamiahnya tetapi dengan Allah di
dalam mereka sebagai hayat mereka. Inilah hayat ilahi, dan hayat ilahi ini
membuat kita menjadi suatu misteri. Orang yang dikontaki oleh Anda
12
mungkin akan bertanya dari mana Anda lulus sekolah dan gelar apa yang
Anda sandang. Anda mungkin mengatakan bahwa Anda menyandang
gelar sarjana biokimia dari Universitas Harvard. Mereka mungkin
bertanya,” apa yang sedang Anda lakukan di sini?” Ketika Anda
mengatakan bahwa Anda sedang belajar untuk memberitakan Kristus,
mereka tidak akan dapat mengerti orang macam apakah Anda itu. Mereka
akan berpikir, ”Orang ini telah lulus dari universitas yang terkenal dengan
gelar yang hebat. Seluruh dunia memerlukan dia. Dia dapat saja
mendapatkan pekerjaan yang luar biasa. Lalu mengapa dia datang ke sini
untuk memberitakan Kristus?” Ini membuat Anda menjadi seorang yang
mistikal. Anda telah mendapat pendidikan yang tinggi, tetapi Anda
sekarang melakukan suatu pekerjaan yang kelihatannya tidak tinggi
tetapi sangat mistikal. Anda telah menjadi seorang yang ilahi dan mistikal
dalam kebangkitan.
Kita harus menyadari bahwa Roh pemberi-hayat yang telah diperkuat
tujuh kali ganda hanya menghargai hal-hal yang ada dalam kebangkitan.
Jika Anda melakukan suatu pekerjaan tidak dalam kebangkitan, Roh
pemberi-hayat tidak akan pernah menghargai hal itu. Karenanya
pekerjaan Anda akan ada dalam kesia-siaan tanpa ada hasil. Sebagian
besar pekerjaan di dalam Kekristenan hari ini tidak di dalam kebangkitan.
Sebagian besar orang Kristen bekerja dalam hayat alamiahnya, bukan
dengan hayat ilahi dan mistikal dalam kebangkitan. Apapun yang alamiah
adalah milik ciptaan lama. Kontak kita terhadap orang lain tidak
seharusnya ada dalam ciptaan lama tetapi dalam kebangkitan. Hanya
dengan jalan inilah kita dapat mengasuh dan merawat orang dengan
Kristus, Sang almuhit itu.
TELADAN KRISTUS MENGASUH DAN MERAWAT GEREJA-
GEREJA DALAM MEMELIHARA GEREJA-GEREJA
Kristus adalah teladan yang terbaik dalam mengasuh dan merawat
gereja-gereja, seperti terlihat dalam Wahyu 1. Dalam ayat 12 dan 13,
Yohanes mengatakan, ”Lalu aku berpaling untuk melihat suara yang
berbicara kepadaku. Setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh
kaki pelita dari emas. Di tengah-tengah kaki pelita itu ada seorang serupa
Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan
dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.” Ini mengindikasikan bahwa
Kristus sedang memelihara kaki pelita dengan menjadi Anak Manusia
yang berpakaian jubah yang panjang. Jubah ini adalah jubah imam (Kel.
28:33-35), yang mengindikasikan bahwa Kristus adalah Imam Besar kita.
Dada-Nya juga berlilitkan ikat pinggang dari emas. Ikat pinggang ini
sebatang emas yang panjang. Ikat pinggang dan emas bukan dua hal yang
terpisah. Ikat pinggang adalah emas tersebut. Ikat pinggang emas adalah
sebatang emas yang panjang yang menjadi ikat pinggang. Anak Manusia
ada dalam keinsanian-Nya, dan ikat pinggang emas ini melambangkan
keilahian-Nya. Ikat pinggang ini dililitkan di dada-Nya, dan dada ini
adalah suatu lambang kasih.
13
Para imam dalam Perjanjian Lama memakai ikat pinggang untuk
pelayanan mereka (Kel. 28:4). Dalam Daniel 10:5 Kristus juga mengikat
pinggang-Nya, dengan emas murni. Diikat pada pinggang adalah
diperkuat untuk bekerja. Kristus telah menyelesaikan pekerjaan ilahi-Nya
dalam menghasilkan gereja-gereja. Sekarang dengan kasih-Nya Dia
sedang memelihara gereja-gereja yang telah Dia hasilkan. Inilah
alasannya mengapa Dia diikat didada-Nya. Hari ini Kristus adalah Imam
Besar kita yang memelihara gereja-gereja-Nya yang dibangun oleh jerih
lelah-Nya. Tetapi sekarang Dia memelihara gereja-gereja bukan dengan
ikat pinggang yang diikat di pinggang tetapi yang dililitkan di dada-Nya,
yang melambangkan kasih. Saya mengharapkan kita semua dapat
menyadari bahwa dalam hari-hari ini bahkan di antara kita, Kristus
sedang mengenakan ikat pinggang emas pada dada-Nya.
Ikat pinggang emas adalah suatu tanda, perlambangan keinsanian
Kristus menjadi tenaga-Nya. Tenaga Kristus secara keseluruhan adalah
keilahian-Nya. Sebatang emas sekarang adalah sebuah ikat pinggang.
Keseluruhan Kristus dalam keilahian-Nya telah menjadi ikat pinggang.
Ikat pinggang emas melambangkan keilahian Kristus menjadi tenaga-
Nya, dan dada-Nya melambangkan tenaga emas yang terlaksana dan
dimotivasi oleh kasih-Nya. Tenaga ilahi-Nya terlaksana oleh dan dengan
kasih-Nya untuk merawat gereja-gereja.
Memelihara Gereja-gereja dalam Keinsanian-Nya
Kristus memelihara gereja-gereja sebagai kaki pelita dalam
keinsanian-Nya sebagai “Anak Manusia” untuk mengasuh mereka (Why.
1:13a). Kristus sebagai Imam Besar kita pertama-tama memelihara gereja-
gereja yang telah Dia dirikan dalam keinsanian-Nya untuk mengasuh
gereja-gereja, untuk membuat gereja-gereja sukacita, gembira, dan
nyaman.
Dengan Membereskan Pelita-pelita
Dia melakukan hal ini dengan membereskan pelita-pelita dari kaki
pelita. Imam Besar dalam Perjanjian Lama membereskan pelita-pelita dari
kaki pelita setiap pagi (Kel. 30:7). Membereskan pelita-pelita adalah
membuat pelita-pelita tersebut tepat.
Memotong Sumbu Pelita
Kristus memelihara kaki pelita dengan memotong sumbu pelita-pelita
dari kaki pelita emas, seperti yang dilakukan imam dalam Perjanjian
Lama (Kel. 25:38). Ketika sumbu terbakar, sumbu tersebut menjadi
hangus dan gosong, sehingga imam harus memotong bagian yang hangus
dan gosong dari sumbu itu. Inilah yang dimaksud memotong sumbu
sehingga pelita itu dapat bersinar lebih baik lagi. Bagian sumbu yang
hangus, yang padam, melambangkan hal-hal yang tidak seturut dengan
tujuan Allah yang perlu dipotong, seperti daging kita, manusia alamiah
kita, ego kita, dan ciptaan lama kita. Semua kaki pelita adalah organik.
Mereka adalah kaki pelita yang hidup. Kapan kala setiap gereja adalah
14
kaki pelita yang hidup, tiap gereja memiliki banyak perasaan. Suatu gereja
dengan sumbu yang hangus tidak akan merasa nyaman.
Kira-kira delapan tahun yang lalu, tidak ada perasaan sukacita atau
kegembiraan dalam gereja di Anaheim. Ini karena sumbu yang telah mati,
hangus, dan gosong. Namun, suatu hari Kristus sebagai Imam Besar kita
datang untuk membereskan pelita-pelita dari kaki pelita, gereja di
Anaheim, dengan memotong sumbu, untuk memotong semua sumbu yang
hangus dan gosong. Inilah pengasuhan, untuk membuat gereja di Anaheim
sukacita, gembira, dan nyaman. Tidak ada perbandingan antara situasi
gereja di Anaheim delapan tahun lalu dan situasi pada hari ini. Delapan
tahun yang lalu gereja di Anaheim penuh dengan sumbu yang hangus,
gosong, tanpa sinar. Kaum beriman merasa tidak sukacita, tidak gembira,
dan tidak nyaman. Tetapi suatu hari Tuhan Yesus sebagai Imam Besar
dalam keinsanian-Nya datang untuk memotong hal-hal negatif. Kemudian
kita menjadi sukacita, gembira, dan nyaman. Inilah pemeliharaan Kristus
terhadap gereja dalam keinsanian-Nya untuk membereskan pelita-pelita
gereja.
Saya bersyukur kepada Tuhan bahwa hari ini dalam pemulihan-Nya,
Dia adalah Imam Besar dalam keinsanian. Ibrani 4 mengatakan “sebab
Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut
merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, dia
telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa” (ay. 15). Kristus kita adalah sama
seperti apa adanya kita. Dia telah dicobai dalam segala hal seperti kita,
sehingga Dia dapat dengan mudah dijamah dengan perasaan lemah kita.
Ini berarti bahwa Dia selalu bersimpati dengan kelemahan kita dalam
keinsanian-Nya. Dia adalah Imam Besar dalam keinsanian-Nya yang
memelihara kita melalui mengasuh kita setiap waktu.
Memelihara Gereja-gereja dalam Keilahian-Nya
Kristus sebagai Imam Besar memelihara gereja-gereja sebagai kaki
pelita dalam keilahian-Nya dengan kasih ilahi-Nya, yang dilambangkan
dengan ikat pinggang emas yang dililitkan di dada-Nya, untuk merawat
gereja-gereja (Why. 1:13b). Kristus bukan hanya insani tetapi juga ilahi.
Dia adalah Anak Manusia yang mengenakan ikat pinggang emas, yang
melambangkan keilahian-Nya sebagai tenaga ilahi-Nya. Keilahian-Nya
sebagai tenaga ilahi merawat gereja-gereja dalam banyak cara.
Wahyu 2 dan 3 mewahyukan perhatian Kristus terhadap kaki pelita.
Di satu pihak, Dia memotong sumbu pelita-pelita gereja, memotong semua
pelanggaran, kekurangan, kegagalan, dan cacat yang disebut dalam tujuh
surat kiriman kepada tujuh gereja. Kristus melakukan pekerjaan
pemotongan terbaik dalam keinsanian-Nya untuk mengasuh gereja-gereja.
Di pihak lain, dalam tiap-tiap surat kiriman, kita melihat perawatan
Kristus.
Dalam surat kiriman yang pertama kepada gereja di Efesus, Kristus
berkata, “Siapa yang menang, dia akan Kuberi makan dari pohon
kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah” (2:7). Kita dapat berkata
bahwa ini adalah nubuat yang mengacu kepada zaman kerajaan, di mana
15
para pemenang akan menikmati Kristus sebagai pohon hayat di dalam
Taman Firdaus Allah. Tetapi jika kita tidak menikmati Kristus sebagai
pohon hayat dalam kehidupan gereja pada hari ini, pasti kita tidak akan
berbagian dalam pohon hayat di dalam zaman kerajaan. Berdasarkan
pengalaman saya, hari ini gereja di Anaheim adalah suatu taman firdaus
bagi saya. Dalam taman firdaus ini saya banyak makan Kristus sebagai
pohon hayat setiap hari. Jika saya tidak makan Kristus di sini pada hari
ini, saya tidak akan makan Dia dalam zaman kerajaan. Saya harus terlebih
dulu makan Dia di sini.
Dalam surat kiriman yang kedua kepada Smirna, sebuah gereja yang
dianiaya dan menderita, Kristus berkata bahwa Dia akan mengaruniakan
mahkota hayat bagi mereka yang menang (ay. 10). Mahkota
melambangkan kemenangan. Jika kita bukan seorang pemenang hari ini,
yang mengalahkan aniaya dan penderitaan, bagaimana kita dapat menjadi
pemenang dalam kerajaan? Kemenangan kita pada hari ini adalah dari
Kristus yang menjadi hayat kita. Jika kita tidak memiliki kenikmatan
seperti itu hari ini, bagaimana kita dapat mengenakan mahkota hayat
dalam zaman akan datang?
Surat kiriman yang ketiga adalah kepada gereja di Pergamus.
Pergamus adalah gereja yang telah kawin dengan dunia. Tuhan akan
memberikan manna tersembunyi bagi para pemenang dalam gereja di
Pergamus (ay. 17). Dalam Perjanjian Lama, satu bagian manna disimpan
di dalam buli-buli emas, dan buli-buli emas itu tersembunyi di dalam tabut
(Kel. 16:32-34; Ibr. 9:4). Hari ini kita harus menikmati Kristus yang
tersembunyi dalam sifat ilahi emas Allah. Kemudian kita akan menikmati
Kristus sebagai manna yang tersembunyi pada zaman yang akan datang.
Tuhan juga akan memberikan kita sebuah batu putih yang di atasnya
tertulis nama baru, yang melambangkan kita telah menjadi orang yang
telah ditransformasi untuk menjadi bahan bangunan bagi pembangunan
Allah.
Tuhan berjanji kepada para pemenang dalam gereja di Tiatira bahwa
mereka akan dikaruniakan kuasa atas bangsa-bangsa, untuk meraja
(Why. 2:26). Pertama-tama kita perlu meraja pada hari ini. Menurut Roma
5:17 kita harus menerima kasih karunia yang berlimpah dari Tuhan untuk
meraja di dalam hayat pada hari ini. Jika kita tidak meraja hari ini di
dalam hayat, bagaimana kita dapat menjadi raja pada zaman yang akan
datang untuk memerintah bangsa-bangsa?
Dalam surat kiriman-Nya yang kelima, Tuhan berkata kepada gereja
di Sardis bahwa mereka mati dan sekarat. Dia berjanji kepada para
pemenang bahwa mereka akan dikenakan pakaian putih (Why. 3:5).
Pakaian putih melambangkan penempuhan jalan dan hidup yang tidak
dicemari oleh kematian. Cara para pemenang berjalan di dalam zaman ini
akan menjadi hadiah bagi mereka pada zaman yang akan datang. Kita
harus menjadi hidup sehingga kita dapat memiliki pakaian putih itu.
Tuhan berkata kepada gereja di Filadelfia untuk memegang apa yang
ada padanya (ay. 11). Mereka yang menang dan memegang apa yang ada
pada mereka dalam pemulihan Tuhan akan dibangun ke dalam Yerusalem
16
Baru, Bait Allah, sebagai sokoguru (ay. 12). Dalam surat kiriman yang
ketujuh, Tuhan menasihati gereja di Laodikia untuk membeli daripada-
Nya emas, pakaian putih, dan minyak untuk mengolesi mata untuk
diselamatkan dari kemerosotan keadaan suam-suam kuku (ay. 18). Dia
berjanji untuk makan bersama mereka yang membukakan pintu bagi Dia
(ay. 20). Kita dapat melihat bahwa ini adalah perawatan Kristus dalam
keilahian-Nya yang dilaksanakan dengan dan oleh kasih-Nya.
Dengan Ministri-Nya yang Ilahi dan Mistikal oleh Kasih
dalam Tiga Tahap-Nya
Dia juga adalah Imam Besar dengan keilahian-Nya sebagai “tenaga
ikat pinggang” untuk merawat kita oleh diri-Nya sendiri sebagai Kristus
yang almuhit dalam tiga tahap ministri-Nya yang penuh.
Supaya Gereja-gereja Dapat Bertumbuh
dan Matang dalam Hayat Ilahi-Nya
Perawatan-Nya kepada gereja-gereja dalam keilahian-Nya adalah
supaya gereja-gereja dapat bertumbuh dan matang dalam hayat ilahi-Nya
dan menjadi para pemenang dalam intensifikasi tujuh kali ganda-Nya.
Kristus kita hari ini adalah Imam Besar kita. Dalam keinsanian-Nya
Dia mudah dijamah dengan perasaan kelemahan kita. Dia bersimpati
terhadap kelemahan kita karena Dia telah dicobai dalam segala hal sama
seperti kita. Dia sedang mengasuh kita di dalam keinsanian-Nya.
Sementara itu, Dia sedang merawat kita dalam keilahian-Nya dengan
segala aspek positif diri-Nya yang diwahyukan dalam ketujuh surat
kiriman kepada tujuh gereja dalam Wahyu 2 dan 3. Dia sedang
memelihara gereja-gereja dalam pemulihan dengan dua cara tersebut.
Dalam keinsanian-Nya Dia sedang mengasuh kita untuk menjadikan kita
tepat sehingga kita dapat sukacita, gembira, dan nyaman. Dalam
keilahian-Nya Dia sedang merawat kita sehingga kita dapat bertumbuh
dan matang dalam hayat ilahi untuk menjadi pemenang-Nya untuk
merampungkan ekonomi kekal-Nya. (The Vital Groups, hal. 102-109)
17
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Kamis — Sidang Kedua Pagi)
Berita Dua
Gereja di Efesus
Pembacaan Alkitab: Why. 2:1-7
I. Dalam hubungannya dengan tujuh gereja, yang diwakili
oleh tujuh kaki pelita, kita harus memahami tiga hal:
A. Ketujuh gereja ini adalah gereja-gereja yang riil yang eksis
pada waktu itu.
B. Ketujuh gereja ini mewakili tujuh lapis sejarah gereja.
C. Kondisi dari gereja-gereja ini eksis secara bersamaan di
dalam tujuh lapis sejarah gereja.
II. Wahyu 2 dan 3 memperlihatkan apa yang perlu kita
lakukan untuk kembali ke ortodoksi gereja—apa yang
benar-benar menyenangkan Tuhan, apa yang Tuhan
hakimi, dan apa jalan Tuhan yang sesungguhnya bagi
gereja:
A. Jika seseorang benar-benar ingin berjalan di jalan Tuhan,
maka dia harus membaca Wahyu 2 dan 3; hari ini gereja
punya banyak masalah, maka Kitab Wahyu memberi tahu
kita apa yang harus dilakukan; jika Anda tidak mencari jalan
itu di dalam kedua pasal ini, Anda tidak tahu bagaimana
menjadi seorang Kristen.
B. Ketujuh surat rasul kepada ketujuh gereja itu dimulai dengan
Tuhan dan diakhiri dengan panggilan kepada para pemenang;
para pemenang adalah orang-orang yang normal dan biasa;
mereka yang tidak abnormal selama zaman yang abnormal ini
adalah para pemenang.
C. Hari ini manusia jatuh, gagal, dan merosot terus menerus,
tetapi para pemenang dipulihkan kepada kehendak Allah dan
kembali ke ortodoksi gereja.
III. Ada empat poin utama di dalam surat rasuli Tuhan kepada
gereja di Efesus—kasih, hayat, terang, dan kaki pelita—
2:1-7:
A. Kita tidak boleh meninggalkan Tuhan sebagai kasih kita yang
pertama, dan kita harus melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang pertama; “tetapi jika tidak, maka Aku akan datang
kepadamu dan akan menyingkirkan kaki pelitamu dari
tempatnya, jika kamu tidak bertobat”—ay. 4-5:
1. Meninggalkan kasih yang pertama adalah sumber dan
penyebab utama kegagalan gereja di sepanjang zaman.
18
2. Kitab Kolose memberi tahu kita bahwa Kristus kita harus
memiliki tempat yang pertama dalam segala sesuatu; Dia
harus memiliki keutamaan—1:18b.
3. Memulihkan kasih yang pertama adalah menganggap
Tuhan Yesus sebagai yang pertama dalam segala sesuatu;
jika kita membuat Kristus menjadi segala sesuatu di
dalam kehidupan kita, ini berarti kita telah mengalahkan
kehilangan kasih yang pertama—cf. Mzm. 73:25.
4. Mengalahkan kehilangan kasih yang pertama adalah
didesak oleh kasih Kristus bukan hanya untuk hidup bagi
Tuhan melainkan juga hidup kepada Tuhan—2 Kor. 5:9,
14-15:
a. Hidup kepada Tuhan berarti kita ditetapkan untuk
mendapat kehormatan dengan diperkenan kepada-
Nya melalui secara mutlak berada di bawah kendali,
arahan, dan pemerintahan-Nya dan bahwa kita hanya
mempedulikan arah dan sasaran-Nya.
b. Hidup kepada Tuhan berarti kita berada di bawah
arahan dan kendali Tuhan dan bahwa kita memenuhi
tuntutan-tuntutan-Nya, memuaskan kedambaan-
kedambaan-Nya dan melengkapi apa yang Dia
inginkan.
5. Kegagalan Israel adalah karena mereka meninggalkan
Allah, sumber air-air hidup (Yer. 2:13), dan kemerosotan
gereja adalah meninggalkan kasih yang pertama;
sebenarnya, meninggalkan kasih yang pertama ini adalah
meninggalkan Kristus, tidak mengambil Dia sebagai yang
pertama dalam segala sesuatu.
6. Kasih yang pertama adalah memiliki Allah, Kristus,
Tuhan, Tuan kita, sebagai Yang pertama dalam segala
sesuatu—dalam hal-hal besar maupun dalam hal-hal
kecil; kita perlu memohon pengampunan Tuhan untuk
segala hal di mana kita tidak memberi Dia keutamaan.
7. “Pekerjaan-pekerjaan yang pertama” adalah pekerjaan-
pekerjaan yang dihasilkan dari “kasih yang pertama”—
Why. 2:4-5:
a. Bila kita berdiri di hadapan takhta penghakiman
Kristus (2 Kor. 5:10), kita tentunya tidak akan dipuji
karena besarnya atau volume pekerjaan kita; yang
akan Tuhan selidiki adalah berapa banyak dari apa
yang kita lakukan itu berasal dari kasih kita kepada-
Nya.
b. Hanya pekerjaan-pekerjaan yang dimotivasi oleh
kasihlah yang adalah emas, perak, dan batu-batu
19
berharga (1 Kor. 3:12); bila orang-orang kudus
dipenuhi dengan kasih yang pertama bagi Tuhan,
maka segala sesuatu yang mereka lakukan berasal
dari kasih mereka terhadap Tuhan dan adalah “jerih
lelah kasih”—1 Tes. 1:3.
c. Sangat mungkin bagi kita, seperti bangsa Israel,
menyembah dan melayani Allah, namun kita
melakukannya dengan penuh dukacita, sama sekali
tidak bergembira bahwa kita dituntut untuk
melakukan hal-hal ini—Mal. 3:14.
8. Tuhan menyingkirkan kaki pelita gereja itu bukan berarti
bahwa mulai sekarang tidak ada lagi aktifitas-aktifitas
atau pergerakan-pergerakan luaran; melainkan berarti
bahwa gereja itu tidak lagi dapat menjadi kesaksian Allah
yang setia:
a. Jika kita meninggalkan kasih pertama kepada Tuhan
dan tidak bertobat dan melakukan pekerjaan-
pekerjaan yang pertama, sangat mungkin kita masih
berdiri di atas tumpuan lokalitas, tetapi kita telah
kehilangan realitas dan kesaksian Allah Tritunggal
seperti yang dilambangkan oleh kaki pelita emas itu.
b. Penyingkiran kaki pelita berarti bahwa di hadapan
Allah, posisi gereja itu telah hilang dan bahwa ia telah
kehilangan kesaksiannya, yaitu kesaksian Yesus; ia
telah kehilangan posisinya dan didiskualifikasi dari
menjadi gereja kesaksian Tuhan.
B. Jika kita memiliki kasih yang pertama terhadap Tuhan, kita
akan membenci pekerjaan-pekerjaan para pengikut Nikolaus,
yang juga dibenci oleh Tuhan—Why. 2:4, 6:
1. Kata Yunani untuk pengikut Nikolaus tersusun dari dua
kata, yang kata yang pertama berarti “menaklukkan” atau
“menang atas” dan yang kata yang kedua berarti “orang-
orang umum,” “orang-orang sekuler,” atau “kaum awam.”
2. Karena itu para pengikut Nikolaus pasti mengacu kepada
sekelompok orang yang menganggap diri mereka sendiri
lebih tinggi daripada kaum beriman umum; ini tidak
diragukan lagi adalah hierarki yang diadopsi dan
didirikan oleh aliran Katolik dan aliran Protestan; Tuhan
membenci pekerjaan-pekerjaan, perilaku-perilaku, dari
para pengikut Nikolaus ini, dan kita harus membenci apa
yang Tuhan benci.
3. Di dalam kehidupan gereja yang tepat tidak boleh ada
kaum paderi ataupun kaum awam; semua orang beriman
harus menjadi imam-imam Allah (1:6; 5:10; 1 Ptr. 2:5, 9);
20
karena kelas pengantara ini menghancurkan keimaman
yang universal di dalam ekonomi Allah, dan Tuhan
membencinya.
C. Di dalam kehidupan gereja yang baik, teratur, dan formal
seperti gereja di Efesus, kita perlu mempertahankan makan
Kristus sebagai pohon hayat—Why. 2:7:
1. Jika kita memberikan keutamaan kepada Kristus dalam
segala sesuatu dan menikmati Dia sebagai pohon hayat
setiap hari, maka kita akan menjadi orang-orang Kristen
yang menakjubkan, yang menang, dan kehidupan gereja
akan menjadi firdaus bagi kita.
2. Maksud Allah yang semula adalah bahwa manusia harus
makan pohon hayat (Kej. 2:9, 16); karena kejatuhan, jalan
ke pohon hayat telah ditutup bagi manusia (3:22-24);
melalui penebusan Kristus, jalan bagi manusia untuk
menjamah pohon hayat, yang adalah diri Allah sendiri di
dalam Kristus sebagai hayat bagi manusia, telah dibuka
kembali—Ibr. 10:19-20.
3. Tetapi di dalam kemerosotan gereja, agama merayap
masuk dengan pengetahuannya untuk menyimpangkan
kaum beriman Kristus dari makan Dia sebagai pohon
hayat; maka, Tuhan berjanji untuk memberi para
pemenang itu makan diri-Nya sendiri sebagai pohon hayat
di dalam Firdaus Allah (Yerusalem Baru) sebagai pahala;
ini adalah insentif bagi mereka untuk meninggalkan
agama dengan pengetahuannya dan kembali kepada
kenikmatan akan diri-Nya sendiri.
4. Janji Tuhan ini memulihkan gereja kepada maksud Allah
yang semula menurut ekonomi-Nya; yang Tuhan inginkan
agar dilakukan oleh para pemenang adalah apa yang
harus dilakukan seluruh gereja di dalam ekonomi Allah;
karena kemerosotan gereja, maka Tuhan datang
memanggil para pemenang untuk menggantikan gereja
dalam menggenapkan ekonomi Allah.
5. Makan pohon hayat, yaitu menikmati Kristus sebagai
suplai hayat kita, haruslah menjadi perkara utama di
dalam kehidupan gereja:
a. Isi dari kehidupan gereja bergantung pada
kenikmatan akan Kristus; semakin banyak kita
menikmati Dia, semakin kaya isi kehidupan gereja,
tetapi menikmati Kristus ini menuntut kita mengasihi
Dia dengan kasih yang pertama.
b. Jika kita meninggalkan kasih pertama kita terhadap
Tuhan, kita akan kehilangan kenikmatan akan
21
Kristus dan kehilangan kesaksian Yesus;
konsekuensinya, kaki pelita itu akan disingkirkan
dari kita.
c. Tiga hal ini—mengasihi Tuhan, menikmati Tuhan,
dan menjadi kesaksian Tuhan—berjalan bersama-
sama.
D. Kasih berhubungan dengan hayat, dan hayat berhubungan
dengan terang; kasih, hayat, dan terang adalah satu trinitas:
1. Jika kita membuat Kristus menjadi yang pertama dalam
segala sesuatu, maka kita akan memiliki kasih yang
pertama; jika kita memiliki kasih ini, maka kita memiliki
hayat, dan kita akan menikmati Tuhan; jika kita memiliki
hayat, maka hayat ini akan menjadi terang bagi kita—
Yoh. 1:4; Flp. 2:15-16.
2. Terang dari kaki pelita, gereja, yang bersinar secara
korporat itu berlawanan dengan cara individualis di
malam gelap zaman gereja—cf. 2:5b.
E. Jika kita menikmati Kristus sebagai kasih, hayat, dan terang
kita, kita akan memelihara kesaksian Yesus sebagai
penyinaran kaki pelita di lokalitas kita—cf. 12:17b.
F. Kita perlu mengingat empat kata ini yang dimulai dengan
huruf (l)—love, life, light, and lampstand (kasih, hayat,
terang, dan kaki pelita):
1. Kita harus memberikan keutamaan kepada Tuhan Yesus
dalam setiap hal dan dalam segala sesuatu untuk
memulihkan kasih yang pertama.
2. Kemudian kita akan menikmati Dia sebagai pohon hayat,
dan hayat ini segera menjadi terang hayat—Yoh. 8:12.
3. Kemudian kita akan bersinar di dalam kehidupan sehari-
hari kita dan secara korporat sebagai kaki pelita; jika
tidak, kaki pelita ini akan disingkirkan dari kita secara
individual dan dari gereja secara korporat.
4. Jika hari ini kita mengambil Kristus sebagai yang
pertama dalam segala sesuatu, kita akan memiliki kasih,
kita akan menikmati Dia sebagai hayat, kita akan
bersinar dengan Dia sebagai terang, dan kita akan
menjadi kaki pelita yang bersinar sebagai kesaksian
Yesus; pada akhirnya ini akan menjadi pahala kita bukan
hanya di zaman ini tetapi bahkan di zaman yang akan
datang; di dalam Kerajaan Seribu Tahun, kita akan
menikmati Kristus sebagai pahala kita di dalam Firdaus
Allah.
Kutipan Berita Ministri:
22
MENANG ATAS MENINGGALKAN KASIH YANG PERTAMA
Tuhan menyuruh kita menang atas segala macam agama, dan dalam
ketujuh surat kiriman itu Dia juga menyuruh kita menang atas beberapa
perkara lain. Perkara pertama yang harus kita kalahkan adalah
meninggalkan, kehilangan, dan melupakan kasih yang pertama (Why. 2:4-
5a). Banyak orang di Katolikisme mutlak bagi Gereja Katolik tetapi tidak
mengasihi Tuhan atau firman kudus-Nya. Mereka tidak berkata, "Alkitab
mengatakan, . . ." Sebaliknya, mereka mengatakan, "Paus berkata, . . ."
atau "Gereja berkata, . . ." Ketika mereka berkata, "Gereja", yang mereka
maksudkan adalah Gereja Katolik. Itulah sebabnya Tuhan Yesus dalam
Wahyu 2 mengatakan, bahwa Izebel menyebut dirinya nabiah dan
mengajar serta menyesatkan hamba-hambaNya (ay. 20). Itu
mengindikasikan, bahwa Gereja Roma Katolik adalah yang melantik
dirinya sendiri sebagai nabiah, dan yang menganggap dirinya menerima
otoritas dari Allah untuk berbicara bagi Allah. Orang-orang yang benar-
benar loyal terhadap Katolik, hanya menghargai apa yang dikatakan Paus,
apa yang dikatakan Gereja. Mereka tidak menghiraukan apa yang
dikatakan Alkitab. ltu mengindikasikan, bahwa mereka tidak memiliki
kasih terhadap Tuhan.
Jika kita mengasihi seseorang, kita pasti ingin mendengarkan
suaranya, perkataannya. Sebaliknya, jika kita tidak mengasihi seseorang,
kita tidak akan mau mendengarkan suaranya, perkataannya. Sejumlah
orang Katolik bersikap demikian terhadap Tuhan. Mereka memiliki nama
Kristus, tetapi mereka tidak memiliki kasih sayang pribadi atau elemen
mengasihi dalam batin mereka terhadap Kristus. Demikian pula halnya
dengan lalang dalam Protestanisme, yang tidak beroleh selamat. Mereka
tidak memiliki elemen kasih terhadap Tuhan secara pribadi.
Saya harus bersaksi, bahwa saya mengasihi Tuhan. Saya menerima
Tuhan pada tahun 1925. Sejak saat itu, dalam tahun-tahun selanjutnya,
saya merasakan Tuhan begitu mesra bagiku dan bahwa saya begitu dekat
dengan-Nya. Saya tidak mempedulikan agama apa pun. Saya hanya
memperhatikan Sang kekasih, ini, Sang hidup ini. Setiap kali saya
menyeru nama-Nya, saya merasa gembira. Ketika kita bangun pagi,
perkara pertama yang seharusnya kita lakukan adalah mengatakan, "O,
Tuhan Yesus. O, Tuhan Yesus." Lebih baik lagi jika kita tambahkan, "Aku
cinta pada-Mu." Kita seharusnya berkata, "O, Tuhan Yesus, aku cinta
pada-Mu. O, Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu." Betapa mesranya, betapa
manisnya dan betapa penuh kasihnya hal ini!
Allah kita, Kristus kita, Tuhan kita, bukan hanya patut dikasihi, tetapi
juga sangat patut disayangi. Dia penuh dengan kasih sayang. Allah telah
"jatuh cinta" kepada kita, umat pilihan dan tebusan-Nya. Jika Anda
berkata, "O Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu," Anda akan segera jatuh
cinta kepada-Nya. Cukup sering saya tidak mau melakukan suatu perkara,
bukan hanya karena perkara itu tidak benar, atau karena saya takut
kepada Allah, melainkan karena saya mengasihi-Nya. Saya berkata,
“Tuhan Yesus, aku cinta pada-Mu, maka aku tidak dapat melakukan hal
23
ini." Saya benar-benar tidak dapat melakukan hal-hal tertentu, karena
saya mengasihi-Nya.
Kita perlu menang atas kehilangan kasih yang pertama. Gereja di
Efesus adalah gereja yang baik. Gereja di Efesus adalah gereja yang
menurut aturan (teratur) dan memiliki bentuk luaran (Why. 2:2-3). Tentu
saja, kita akan menyukai gereja semacam itu, tetapi gereja yang teratur
semacam itu telah meninggalkan kasih yang pertama (ay. 4). Kata Yunani
yang diterjemahkan "semula" sama dengan kata yang diterjemahkan
"terbaik" dalam Lukas 15:22. Kasih kita yang semula terhadap Tuhan
haruslah kasih yang terbaik bagi-Nya. Ketika anak yang hilang dalam
Lukas 15 kembali ke rumah, sang ayah menyuruh pelayan membawakan
jubah yang terbaik. Yang terbaik adalah yang semula.
Kini saya ingin mengajak Anda memikirkan kasih yang pertama.
Banyak orang Kristen mengira, bahwa kasih yang pertama adalah kasih
yang kita tujukan kepada Tuhan Yesus ketika kita beroleh selamat. Saya
tidak mengatakan itu salah, tetapi itu tidak memadai. Kasih yang
pertama, yang juga merupakan kasih yang terbaik, jauh melebihi kasih
ketika kita beroleh selamat.
Kasih yang pertama adalah kasih yang merupakan diri Allah sendiri.
Dalam Alkitab, kita diberi tahu bahwa Allah adalah kasih (1 Yoh. 4:8,16).
Di alam semesta, hanya Allah yang adalah kasih. Tuhan menyuruh suami
mengasihi istrinya. Tetapi mustahil para suami dapat mengasihi istri
mereka dalam diri mereka sendiri, karena mereka bukanlah kasih. Hanya
ada satu Persona yang adalah kasih—Allah.
Allah bukan hanya yang terbaik, tetapi juga yang pertama. Di alam
semesta, Allahlah yang pertama. Kejadian 1:1 mengatakan, "Pada
mulanya Allah . . ." ltulah pembukaan Alkitab. Allah adalah permulaan.
Allah adalah yang pertama. Surat Kolose memberi tahu kita, bahwa
Kristus kita harus mendapatkan tempat pertama. Dia harus memiliki
keutamaan (1:18b). Kristus harus menjadi yang pertama. Apa yang
dimaksud dengan memulihkan kasih yang pertama? Memulihkan kasih
yang pertama adalah menaruh Tuhan Yesus sebagai yang pertama dalam
segala sesuatu. Jika kita membuat Kristus menjadi yang utama dalam
hidup kita, itu berarti kita telah menang atas kehilangan kasih yang
pertama.
Kita perlu memperhatikan keadaan kita. Apakah Kristus adalah yang
utama dalam segala sesuatu kita? Hal pertama yang harus kita kalahkan
adalah kehilangan Kristus sebagai kasih yang pertama, kasih yang terbaik
dan kasih yang sejati. Kegagalan bani Israel adalah mereka meninggalkan
Allah, sumber air hidup, dan kemerosotan gereja adalah karena
meninggalkan Kristus, tidak menjadikan Dia sebagai yang pertama dalam
segala hal.
Kristus harus menjadi yang pertama, tidak hanya dalam perkara
besar, tetapi juga dalam perkara kecil. Ketika saudara-saudara membeli
dasi, mereka seharusnya mengutamakan Kristus. Jika saya memakai
sebuah dasi yang bergaya duniawi, saya tidak akan dapat berbicara bagi
Tuhan dalam pelayanan saya. Bahkan karena hati nuraniku, saya tidak
24
dapat memakai beberapa macam dasi. Para saudari seharusnya
mengutamakan Kristus dalam hal memotong rambut mereka. Jika para
saudari mengutamakan Kristus dalam hal memotong rambut mereka,
berarti mereka menganggap Dia sebagai kasih mereka yang semula. Para
saudari yang memotong rambutnya secara duniawi, tidak memiliki Kristus
sebagai kasih mereka yang semula. Mereka tidak mengutamakan Dia. Kita
seharusnya mengutamakan Kristus dalam hal berpakaian, dan dalam hal
kita memotong rambut. Ketika kita mengutamakan Kristus dalam segala
hal, itu berarti kita memulihkan kasih pertama yang telah hilang.
Ada orang mengira, kasih yang pertama adalah kasih kita kepada
Tuhan ketika kita baru beroleh selamat dan baru menempuh kehidupan
kristiani kita. Tetapi ketika saya beroleh selamat, walaupun saya sangat
berterima kasih kepada Tuhan, saya tidak memiliki hati yang begitu
menggebu-gebu untuk mengasihi Kristus seperti yang saya lakukan hari
ini. Enam puluh tahun lebih yang lalu saya beroleh selamat dan saya
mengasihi Tuhan Yesus, tetapi tidak seperti kasih saya hari ini. Jadi, kasih
yang pertama seharusnya adalah memiliki Allah, Kristus, Tuhan, Tuan
kita, sebagai Yang pertama dalam segala hal.
Sering kali ketika saya sedang mengenakan pakaian, saya berbicara
kepada Tuhan, 'Tuhan, sukakah Engkau akan kemeja ini? Sukakah
Engkau akan sepatu ini?" Percakapan itu sangat mesra terhadap Tuhan,
sebagai kasih yang pertama. Memulihkan kasih yang pertama adalah
mengutamakan Dia dalam perkara yang besar, juga dalam perkara yang
kecil. Para suami seharusnya mengutamakan Kristus dalam pembicaraan
mereka kepada istri-istri mereka. Kita perlu mohon Tuhan mengampuni
kita atas segala hal yang di dalamnya kita tidak mengutamakan Dia.
Jika kita mengasihi Tuhan Yesus sedemikian rupa dan sampai tingkat
yang demikian, kita tidak akan tinggal dalam ketiga "isme" itu. Kita tidak
mungkin tetap tinggal dalam agama apa pun. Kita akan mengasihi semua
orang Kristen, tetapi kita akan membenci "agama" apa pun. Kita harus
mengasihi semua orang Kristen, tetapi kita harus membenci agama-agama
tempat mereka berada. Karena Tuhan membenci "isme"-"isme" itu, kita
juga seharusnya membenci mereka. Kita harus membenci apa yang dibenci
Tuhan (lihat Why. 2:6).
Tuhan menyuruh membiarkan gandum dan lalang bertumbuh
bersama sampai musim menuai. Kemudian, ketika Dia kembali, hal
pertama yang akan dilakukan-Nya adalah mengutus malaikat-malaikat
untuk mengikat lalang berberkas-berkas, dan melemparkannya ke lautan
api. Anak-anak kerajaan, gandum itu, membentuk kerajaan; sedangkan
anak-anak si jahat, lalang itu, membentuk penampilan luaran kerajaan,
yaitu kekristenan hari ini. Tuhan membenci penampilan luaran itu,
karena itu kita harus menang atasnya.
Kita juga perlu menang dalam hal memakai dasi, dalam hal memotong
rambut, dan dalam segala perkara kecil. Dalam segala perkara, kita harus
mengutamakan Kristus. Jika kita berbuat demikian, kehidupan kristiani
kita akan berbeda dan perasaan kita pun akan berbeda. Sepanjang hari
kita akan bersukacita di dalam Tuhan. Ketika kita bersukacita di dalam
25
dan bersama Tuhan, segalanya akan menyenangkan. Sebaliknya, ketika
kita tidak bersukacita di dalam Tuhan dan bersama Tuhan, segalanya
tidak menyenangkan. Kenikmatan atas Tuhan sebagai anugerah,
menyertai mereka yang mengasihi-Nya (Ef. 6:24). Jadi, perkara pertama
yang harus kita kalahkan adalah meninggalkan kasih yang pertama.
Meninggalkan kasih yang pertama adalah sumber dan penyebab utama
dari kegagalan gereja di sepanjang zaman.
MEMPERTAHANKAN MAKAN KRISTUS SEBAGAI POHON
HAYAT
Dalam gereja yang begitu baik, teratur, dan memiliki bentuk seperti
gereja di Efesus, pertama-tama kita perlu menang atas perkara kehilangan
kasih yang pertama. Perkara kedua yang kita perlukan adalah
mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat. Dalam surat
kiriman kepada orang Efesus, Tuhan berkata, "Siapa yang menang, dia
akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus
Allah" (Why. 2:7).
Tuhan Yesus menyuruh kita menang atas perkara meninggalkan kasih
yang pertama dan mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat.
Jika kita mengutamakan Kristus dalam segala hal dan menikmati Dia
sebagai pohon hayat setiap hari, kita akan menjadi orang Kristen yang
hebat dan menang. Bila kita menikmati Kristus sebagai pohon hayat, kita
memiliki Taman Firdaus Allah. Pohon hayat mula-mula terlihat dalam
Kitab Kejadian, di taman Eden. Taman Eden itu adalah taman firdaus
Allah pada saat itu. Hari ini, taman firdaus kita adalah kehidupan gereja.
Sejak tahun 1932 sampai sekarang, saya sudah menempuh kehidupan
gereja selama enam puluh tahun lebih, maka saya memiliki banyak
pengalaman mengenal kehidupan gereja. Jika Anda tidak mengutamakan
Tuhan atau menikmati Tuhan selama satu bulan saja, maka kehidupan
gereja akan menjadi tempat yang tidak menyenangkan bagi Anda.
Mungkin, Anda tidak sampai mengatakan demikian, tetapi di dalam batin
Anda, Anda akan menganggap kehidupan gereja tidak begitu baik. Jika
demikian, gereja tidak lagi merupakan taman firdaus bagi Anda. Tetapi
bila Anda menang atas perkara hilangnya kasih yang pertama dan Anda
mempertahankan makan Kristus, yaitu mempertahankan kenikmatan
Anda atas diri Tuhan, maka kehidupan gereja segera menjadi taman
firdaus bagi Anda. Jadi, perasaan dan sikap kita terhadap gereja
tergantung pada keadaan kita. Jika kita mengutamakan Tuhan dalam
segala hal, dan menikmati Dia sebagai pohon hayat sepanjang hari, saat
itu juga gereja, bagaimanapun keadaannya, akan menjadi taman firdaus
bagi kita. Itulah sebabnya Tuhan berkata, bahwa kita harus makan pohon
hayat dalam Taman Firdaus Allah.
Memang, Taman Firdaus Allah dalam Wahyu 2:7 sebenarnya mengacu
kepada Yerusalem Baru dalam Kerajaan Seribu Tahun. Jika kita
menikmati Tuhan dalam zaman ini, kita akan diberi pahala berupa makan
pohon hayat, diri Kristus sendiri, dalam Yerusalem Baru, sebagai Taman
Firdaus Allah dalam Kerajaan Seribu Tahun. Kita perlu senantiasa
26
menikmati suplai hayat Kristus dalam kehidupan gereja saat ini, sehingga
kita dapat diberi pahala berupa kenikmatan atas Kristus sebagai pohon
hayat dalam Taman Firdaus Allah, Yerusalem Baru, dalam Kerajaan
Seribu Tahun. Dalam Yerusalem Baru, dalam kesegarannya sebagai
Taman Firdaus Allah, kita akan berbagian sepenuhnya dalam kenikmatan
atas suplai hayat yang kaya dari Kristus sebagai perwujudan Allah
Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung.
MEMANCARKAN TERANG ILAHI SEBAGAI KAKI PELITA
Kita perlu menang atas perkara meninggalkan kasih yang pertama,
mempertahankan makan Kristus sebagai pohon hayat, dan memancarkan
terang ilahi sebagai kaki pelita (Why. 2:5b). Kasih berhubungan dengan
hayat dan hayat berhubungan dengan terang. Kasih, hayat, dan terang
adalah tiga hal yang saling berhubungan (trinitas). Jika Anda menjadikan
Kristus yang pertama dalam segala hal, Anda memiliki kasih. Jika Anda
memiliki kasih ini, Anda memiliki hayat, dan Anda akan menikmati
Tuhan. Jika Anda memiliki hayat ini, hayat ini menjadi terang bagi Anda.
Dalam kegelapan malam zaman gereja, terang kaki pelita, gereja,
memancar secara korporat, bukan secara individual.
MEMELIHARA KESAKSIAN YESUS SEBAGAI PENYINARAN
KAKI PELITA DI TEMPAT MEREKA
Jika kita menikmati Kristus sebagai kasih kita, hayat kita dan
terang kita, kita akan memelihara kesaksian Yesus sebagai penyinaran
kaki pelita di tempat kita (Why. 12:17b). Kita akan bersaksi tentang
persona Kristus sebagai Allah dan sebagai manusia, tentang kehidupan
insani Kristus, penyaliban Kristus, kebangkitan Kristus, kenaikan
Kristus, turunnya Kristus, dan penampakan Kristus yang kedua.
Penyinaran terang adalah suatu kesaksian. Dalam setiap aspek hidup kita
sehari-hari, kita harus memancarkan Kristus. Penyinaran ini adalah
penyinaran kaki pelita.
Kita perlu ingat keempat kata ini, yaitu kasih, hayat, terang dan kaki
pelita. Keempatnya harus dimulai dengan kasih. Kita harus
mengutamakan Tuhan Yesus dalam segala hal dan dalam segala cara
untuk memulihkan kasih yang pertama. Kemudian kita akan menikmati
Dia sebagai pohon hayat, dan hayat ini akan langsung menjadi terang
hayat (Yoh. 8:12). Lalu, kita akan bersinar dalam hidup sehari-hari kita
dan bahkan bersinar secara korporat sebagai kaki pelita. Kalau tidak, kaki
pelita akan diambil dari kita secara individual dan dari gereja secara
korporat. Tuhan mengingatkan gereja di Efesus agar bertobat dan
memulihkan kasih yang pertama untuk kenikmatan atas diri-Nya. Kalau
tidak, kaki pelita itu akan diambil dari mereka. Kita memerlukan kasih,
hayat, terang, dan kaki pelita. Kemudian, kita akan diberi pahala oleh
Tuhan dengan apa adanya kita dan hidup di dalam-Nya.
Dalam Alkitab, prinsipnya adalah pahala kita selalu merupakan apa
adanya kita. Apa adanya kita akan menjadi pahala kita. Jika kita
mengasihi orang lain, kasih kita kepada orang lain itu akan menjadi
27
pahala bagi kita. Jika kita menghormati orang tua kita, penghormatan kita
terhadap mereka itu akan menjadi pahala kita. Jika kita tidak hidup
menampilkan Kristus dan berperilaku di dalam Kristus, dalam kehidupan
gereja, tidak akan ada pahala bagi kita dalam kehidupan gereja.
Sebaliknya, karena kita tidak hidup menampilkan Kristus, kita mungkin
merasa pahit terhadap para penatua dan terhadap semua orang kudus.
Jika kita hidup menampilkan Kristus, dan berperilaku di dalam Kristus,
penghidupan dan perilaku itu akan menjadi pahala kita. Kemudian kita
akan gembira dalam kehidupan gereja. Jika hari ini kita mengutamakan
Kristus dalam segala hal, kita akan memiliki kasih, kita akan menikmati
Dia sebagai hayat, kita akan memancarkan Dia sebagai terang, dan kita
akan menjadi kaki dian yang bersinar sebagai kesaksian Yesus. Hal itu
akhirnya akan menjadi pahala kita, bukan hanya dalam zaman ini, tetapi
juga dalam zaman yang akan datang. Dalam Kerajaan Seribu Tahun, kita
akan menikmati Kristus sebagai pahala kita dalam Taman Firdaus Allah.
(The Overcomers, hal 30-36)
28
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Kamis — Sidang Malam)
Berita Tiga
Gereja di Smirna
Pembacaan Alkitab: Why. 2:8-11; 1:18; 22:13
I. Gereja di Smirna adalah gereja yang berada di bawah
penderitaan penganiayaan (Why. 2:8-11):
A. Di dalam Bahasa Yunani Smirna berarti “mur,” satu rempah-
rempah yang manis, yang figurnya, menandakan
penderitaan; gereja di Smirna adalah gereja yang
menderita—ay. 10:
1. Gereja yang teraniaya ini menderita di dalam kemanisan
dan keharuman Kristus.
2. Gereja ini berada di dalam kesusahan dalam Yesus dan
berada di dalam persekutuan dengan penderitaan-
penderitaan-Nya—1:9; Flp. 3:10.
3. Gereja di Smirna menderita seperti diri Kristus sendiri
dan karenanya menjadi kelanjutan penderitaan-Nya—
Kol. 1:24:
a. Penderitaan-penderitaan Kristus ada dua kategori:
penderitaan-penderitaan bagi penggenapan
penebusan, yang telah dilengkapi oleh Kristus sendiri,
dan penderitaan-penderitaan untuk menghasilkan
dan membangun gereja, yang perlu dipenuhi oleh para
rasul dan kaum beriman.
b. “Penderitaan-penderitaan Kristus. . . bagi Tubuh-Nya,
yang adalah gereja” (ay. 24) harus dilengkapi oleh para
pengikut-Nya baik secara individual maupun secara
kolektif.
c. Di dalam gereja di Smirna, kita melihat kelanjutan
kolektif dari penderitaan-penderitaan Yesus.
d. Karena gereja ini adalah kelanjutan dari penderitaan
Yesus, maka gereja ini benar-benar adalah kesaksian
Yesus—Why. 1:2, 9; 19:10.
B. Gereja di Smirna menderita “fitnah dari mereka yang
menyebut dirinya orang-orang Yahudi, tetapi yang sebenar-
nya tidak demikian, melainkan adalah sinagoga Satan”—2:9:
1. Para agamawan Yahudi memfitnah gereja yang menderita
ini melalui mengkritiknya dengan jahat; mereka dengan
keras kepala bersikukuh memelihara sistem agama
Yahudi mereka, yang berisikan keimaman Lewi, ritual-
ritual persembahan kurban, dan bait materi, yang
29
semuanya adalah lambang-lambang yang telah
digenapkan dan digantikan oleh Kristus.
2. Karena gereja yang berada di bawah perjanjian yang baru
di dalam ekonomi Allah tidak berbagian dalam praktek
agama mereka, para agamawan Yahudi itu
mengkritiknya dengan fitnah.
3. Dalam prinsipnya, hari inipun sama, orang-orang yang
agamawi memfitnah gereja-gereja dalam pemulihan
Tuhan yang mencari Tuhan dan mengikut Dia di dalam
roh dan di dalam hayat dan yang tidak mempedulikan
sistem agama.
4. Menurut firman Tuhan di dalam Yohanes 15:1, 4-5, dan
18-24, pokok anggur dan ranting-rantingnya itu ditentang
oleh dunia agama (agama Yahudi); Kekristenan hari ini
adalah dunia agama, sistem agama yang bukan hanya
menentang Kristus, pokok anggur yang benar itu, tetapi
juga menentang gereja, ranting-ranting dari pokok anggur
itu—cf. Gal. 1:4.
C. Penganiayaan yang diderita oleh gereja dimulai sejak
sinagoga agamawi orang-orang Yahudi dipicu oleh Satan, si
seteru, dan dirampungkan oleh Kekaisaran Romawi yang
dipakai oleh iblis, si pemfitnah; penganiayaan terhadap gereja
yang menderita ini adalah kerjasama antara agama setani
dengan politik-politik yang bersifat iblis—Why. 2:9-10.
D. Kepada gereja yang menderita ini, Tuhan Yesus berkata,
“Aku tahu kesusahanmu”—ay. 9:
1. Kesusahan itu berharga bagi gereja karena kesusahan itu
menguji hayat gereja itu.
2. Tujuan Tuhan dalam mengizinkan gereja menderita
kesusahan ini bukan hanya adalah untuk
mempersaksikan bahwa hayat kebangkitan-Nya
mengalahkan maut tetapi juga untuk membuat gereja
dapat menikmati segala kekayaan hayat-Nya—Yoh.
11:25; Why. 1:18; Ef. 3:8.
II. Dalam berbicara kepada gereja di Smirna, Tuhan
mengatakan bahwa Dia adalah “Yang Awal dan yang
Akhir, yang telah mati dan hidup kembali”—Why. 2:8:
A. Fakta bahwa Kristus adalah yang Awal dan yang Akhir ini
berarti bahwa Dia tidak pernah berubah:
1. Di dalam penderitaan, gereja harus mengenal bahwa
Tuhan adalah yang Awal dan yang Akhir, yaitu Dia yang
kekal ada, dan tidak berubah.
2. Apa pun lingkungan penganiayaan itu, Tuhan tetap sama;
tidak ada satu hal pun yang dapat mendahului Dia dan
30
tidak ada sesuatu pun yang tetap eksis setelah Dia; segala
sesuatu berada di dalam batas-batas kendali-Nya.
B. Pengumuman Tuhan di dalam ayat 8 ini menyiratkan
penciptaan—yang Awal—dan penyelesaian—yang Akhir—
dan ini juga menyiratkan inkarnasi, penghidupan insani,
ketersaliban, dan kebangkitan Kristus:
1. Ini adalah satu pengumuman untuk menguatkan gereja di
Smirna yang menderita, yang sedang mengalami dan
menderita martir.
2. Satu-satunya hal yang dapat menopang orang-orang
kudus dalam penderitaan martir mereka adalah melihat
Dia yang menciptakan dan yang akan menyelesaikan
seluruh alam semesta ini dan yang telah berinkarnasi,
hidup di bumi, tersalib, dan bangkit; visi yang demikian
ini menopang para martir untuk berdiri di dalam
penderitaan-penderitaan mereka—ay. 10.
3. Semua gereja lokal perlu percaya bahwa Tuhan Yesus
adalah yang Pertama dan yang Terakhir, yang Awal dan
yang Akhir; Dia akan menggenapkan apa yang telah Dia
mulai di dalam pemulihan-Nya—22:13.
C. Sebagai Dia yang telah mati dan hidup kembali, Kristus
adalah Dia yang hidup—2:8; 1:18:
1. Tuhan Yesus telah menderita kematian dan hidup
kembali; Dia telah masuk ke dalam kematian, tetapi
kematian tidak dapat menahan Dia, karena Dia adalah
kebangkitan itu—Kis. 2:24; Yoh. 11:25.
2. “Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup sampai
selama-lamanya”—Why. 1:18:
a. Kebangkitan adalah hayat yang melalui kematian dan
tetap hidup.
b. Kebangkitan Kristus adalah perpanjangan hari-hari-
Nya; Dia akan tetap eksis sampai selama-lamanya di
dalam kebangkitan-Nya.
3. Kristus yang bangkit, yaitu Dia yang hidup itu, hidup di
dalam kita dan di antara kita; karena itu, semua gereja
haruslah hidup sama seperti Dia itu hidup, penuh dengan
hayat dan mengalahkan maut—1 Tim. 3:15.
4. Tuhan hidup selama-lamanya adalah kesaksian-Nya;
semakin kita hidup, maka semakin kita adalah kesaksian
dari Yesus yang hidup itu—Why. 1:2, 9; 19:10.
5. Supaya kita dapat menjadi hidup, kita bukan hanya harus
memiliki hayat tetapi juga memiliki suplai hayat; sebagai
Dia yang hidup, Kristus memperhatikan gereja-gereja
melalui memberikan diri-Nya sendiri kepada kita bukan
31
hanya sebagai hayat tetapi juga sebagai suplai hayat—
Yoh. 4:10, 14; 6:48, 51; Why. 2:7, 17; 3:20.
D. Sebagai Dia yang telah mati dan hidup kembali, Kristus
memiliki kunci maut dan kunci Hades—1:18:
1. Tuhan Yesus mengalahkah maut dan menghancurkan
Iblis, maka kunci maut dan kunci Hades sekarang ada di
tangan-Nya, dan Dia menang atas kuburan—Ibr. 2:14;
Why. 1:18.
2. Di dalam kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus mengambil
otoritas maut dan otoritas Hades; maut tunduk kepada-
Nya dan Hades berada di bawah kendali-Nya—ay. 18.
3. Di dalam kehidupan gereja hari ini, kita tidak lagi tunduk
kepada maut dan Hades, karena Kristus telah
menghapuskan maut dan mengalahkan Hades di dalam
kebangkitan-Nya—Ibr. 2:14.
4. Kristus bukan hanya telah mengalahkan maut—Dia juga
telah meniadakannya; 2 Timotius 1:10 mewahyukan
bahwa Kristus meniadakan maut, dan membuatnya tidak
berefek, melalui kematian-Nya yang menghancurkan iblis
dan kebangkitan-Nya yang menelan maut—Ibr. 2:14; 1
Kor. 15:52-54.
III. “Setialah sampai mati dan Aku akan memberikan
kepadamu mahkota hayat”—Why. 2:10:
A. “Setialah sampai mati”:
1. Tuhan ngotot bahwa hayat semua orang yang melayani
Dia adalah milik Dia; inilah sebabnya mengapa kita harus
setia bahkan sampai mati.
2. Setia sampai mati adalah perkara sikap dan waktu:
a. Tentang sikap kita, kita harus setia walaupun harus
menghadapi kematian—12:11.
b. Tentang waktu, kita harus setia sampai mati.
B. “Aku akan memberikan kepadamu mahkota hayat”:
1. Mahkota hayat, sebagai pahala bagi orang-orang yang
setiap sampai mati dalam menang atas penganiayaan,
menunjukkan kekuatan yang menang yang adalah kuasa
hayat kebangkitan (Flp. 3:10); ini juga menunjukkan
bahwa para pemenang ini telah mencapai kebangkitan
yang ekstra dari antara orang mati (ay. 11), kebangkitan
yang luar biasa.
2. Bukan hanya pohon hayat tetapi mahkota hayat juga
akan menjadi pahala bagi gereja yang menderita—Why.
2:7, 10:
a. Makan pohon hayat itu batini bagi suplai, dan
mahkota hayat itu lahiriah bagi kemuliaan.
32
b. Janji mengenai pohon hayat dan mahkota hayat itu
terbungkus dengan hayat ilahi (Yoh. 1:4; 10:10; 11:25;
1 Yoh. 5:11-13); hayat ini harus menjadi makanan
kita, dan kemudian hayat ini akan menjadi ekspresi
kita dan pemuliaan kita sebagai mahkota hayat.
Kutipan Berita Ministri:
GEREJA DI SMIRNA —
HAYAT KEBANGKITAN DAN MAHKOTA HAYAT
Di bawah kedaulatan-Nya, Tuhan telah memilih gereja-gereja untuk
menggenapkan tujuan-Nya. dia memilih tujuh buah kota di Asia Kecil,
yaitu Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikia.
Dalam bahasa Yunani, nama kota-kota itu sangat berarti, bahkan sesuai
dengan makna rohani gereja itu. Pernah kita bahas bahwa arti “Efesus”
adalah “yang patut didambakan”. Gereja Efesus adalah gereja yang Tuhan
sayang dan Tuhan indahkan. “Smirna” dalam bahasa Yunaninya berarti
“mur”. Mur adalah semacam rempah-rempah, yang dalam hal tanda
mengindikasikan penderitaan. Dalam pelambangan, mur
mengindikasikan penderitaan Kristus yang manis. Sebab itu, gereja di
Smirna adalah gereja yang menderita, mengindikasikan gereja yang
dianiaya oleh kekaisaran Romawi dari akhir abad pertama hingga awal
abad keempat. Gereja yang teraniaya ini, menderita dalam kemanisan dan
keharuman Kristus. Dengan kata lain, gereja ini berada dalam kesusahan
Kristus dan persekutuan dalam penderitaan-Nya. Gereja di Smirna
menderita seperti yang diderita oleh Kristus, dan sebagai penerus
penderitaan Kristus. Dalam Kolose 1:24, Paulus memberi tahu kita bahwa
dia “menggenapkan dalam tubuhku apa yang kurang pada penderitaan
Kristus, untuk Tubuh-Nya, yaitu gereja”. Paulus menggenapkan
penderitaan Kristus. Meskipun tidak ada yang dapat meneruskan
penebusan Kristus, tetapi atas penderitaan Kristus perlu digenapkan oleh
pengikut-pengikut-Nya, baik secara perorangan maupun kolektif. Dalam
gereja di Smirna kita melihat penerus penderitaan Yesus yang kolektif.
Karena gereja ini meneruskan penderitaan Yesus, maka dia sungguh-
sungguh adalah kesaksian Yesus.
Mari kita perhatikan yang berbicara kepada gereja di Smirna. Dalam
ayat 8 Tuhan berkata, “Inilah firman dari Yang Awal dan Yang Akhir,
yang telah mati dan hidup kembali.” Tuhan memberi tahu kepada gereja
yang menderita bahwa dia adalah Yang Awal dan Yang Akhir. Hal ini
berarti, berapa pun beratnya penderitaan yang dialami-Nya, penderitaan
itu tidak dapat mengakhiri atau mencelakai Dia. Dia adalah Yang Awal
juga Yang Akhir. Ketika menderita, gereja harus mengenal bahwa Tuhan
adalah Yang Awal dan Yang Akhir, yang ada untuk selama-lamanya dan
yang tidak berubah selamanya. Bagaimanapun situasi penganiayaan itu,
dia tetap sama; tidak ada sesuatu yang dapat berada di depan-Nya, juga
33
tidak ada sesuatu yang dapat berada di belakang-Nya. Segala sesuatu
berada di dalam batas kendali-Nya.
Tuhan memberi tahu gereja di Smirna bahwa Dia adalah Yang Awal
dan Yang Akhir, dengan maksud mengindikasikan bahwa gereja pasti
menang. Gereja tidak dapat digagalkan oleh penderitaan macam apa pun.
Gereja sanggup melampaui segala penderitaan dan mencapai garis akhir;
karena Tuhan, hayat dan Kepala gereja, adalah Yang Awal dan Yang
Akhir.
YANG TELAH MATI DAN HIDUP KEMBGALI
Dalam ayat ini, Tuhan juga memberi tahu bahwa dia adalah “yang telah
mati dan hidup kembali”. “Hidup kembali” berarti “bangkit”. Tuhan telah
mengalami penderitaan kematian, tetapi Dia hidup kembali. Dia pernah
masuk ke maut, tetapi maut tidak dapat menahan-Nya (Kis. 2:24), karena
Dia adalah kebangkitan (Yoh. 11:25). Gereja yang menderita juga perlu
mengenal bahwa Dia adalah yang sedemikian, sehingga gereja dapat
bertahan terhadap berbagai macam penderitaan. Betapapun beratnya
aniaya, gereja akan tetap hidup, karena hayat kebangkitan Kristus yang
ada di dalamnya tahan terhadap maut. Yang terberat yang dapat
dilakukan penderitaan atau penganiayaan hanya membunuh kita. Tetapi
setelah kematian karena aniaya, ada kebangkitan. Seolah-olah Tuhan
berkata kepada gereja yang menderita, “Kamu harus tahu, Aku adalah
yang dianiaya sampai mati. Tetapi kematian bukanlah yang terakhir,
kematian adalah pintu gerbang untuk masuk ke dalam kebangkitan.
Ketika Aku masuk ke dalam kematian, aku ada di ambang pintu
kebangkitan. Jangan takut terhadap aniaya, atau ngeri terhadap bahaya
dibunuh. Sambutlah kematian dan gembiralah, karena begitu kamu
masuk ke dalam kematian, kamu akan memasuki gerbang kebangkitan.
Ingatlah, Akulah yang telah mati dan hidup kembali.” Apa pun yang kita
perlukan, Tuhan mencukupinya. Dia sungguh-sungguh mampu
mencukupi keperluan kita. Terhadap gereja yang menderita, Tuhan bukan
hanya Yang Awal dan permulaan, Tuhan juga Yang Akhir dan
penghabisan. Kapan saja Anda mengalami penganiayaan, Anda harus
bangkit dan mendeklarasikan, “Haleluya, aku sedang menuju kendali,
menuju akhir. Aku segera mencapai pintu gerbang kebangkitan.”
(Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 175-178)
DIA ADALAH YANG AWAL DAN YANG AKHIR
Dalam Wahyu 1:17 Tuhan Yesus berkata, "Akulah Yang Awal dan
Yang Akhir." Kristus bukan hanya Yang Awal dan Yang Akhir tetapi juga
Permulaan dan Terakhir. Dia adalah Yang Pertama, Sang permulaan, dan
Yang Terakhir, Sang akhir. Ini meyakinkan kita bahwa, setelah memulai
kehidupan gereja, Dia pasti akan merampungkannya. Dia tidak pernah
meninggalkan pekerjaan-Nya terbengkalai. Semua gereja lokal harus
percaya bahwa Tuhan Yesus adalah permulaan dan terakhir. Dia akan
merampungkan apa yang telah Dia mulai dalam pemulihan-Nya.
34
DIA ADALAH YANG HIDUP,
DAN DIA TELAH MATI DAN HIDUP SELAMA-LAMANYA
Dalam Wahyu 1:18 kita melihat bahwa Tuhan adalah "Yang hidup,"
Dia yang "telah mati" dan yang "hidup selama-lamanya." Tuhan menderita
kematian dan hidup lagi. Dia masuk ke maut, tetapi maut tidak dapat
menahan-Nya (Kis. 2:24), karena Dia adalah kebangkitan (Yoh. 11:25).
Kristus mati, tetapi dalam kebangkitan Dia hidup selamanya.
Kebangkitan adalah perpanjangan dari umur Tuhan. Dia akan ada
selama-lamanya dalam kebangkitan-Nya. Yesus Kristus hari ini adalah
Yang hidup, Dia yang adalah kebangkitan. Agar Kristus mendispensikan
hayat, Dia harus menjadi Yang hidup karena orang mati tidak pernah
dapat mendispensikan hayat kepada orang lain.
Pentingnya Dia menjadi Yang hidup adalah agar Dia hidup di dalam
kita. Dia hidup selamanya dan sedang hidup di dalam kita. Karena itu, Dia
ingin kita meninggalkan segala jenis kematian dan bangkit untuk menjadi
gereja yang hidup. Sang hidup di dalam kita tidak pernah dapat mati.
Gerejanya tidak boleh mati atau dimatikan; sebaliknya, gereja-Nya harus
hidup sepanjang waktu. Kita harus belajar untuk menikmati Kristus
sebagai Yang hidup. Dia hidup selamanya adalah kesaksian-Nya, karena
kesaksian Yesus selalu berhubungan dengan perkara yang hidup. Jika
sebuah gereja lokal tidak hidup, tidak akan memiliki kesaksian Yesus.
Semakin kita hidup, semakin kita adalah kesaksian dari Yesus yang hidup.
Kristus yang berjalan di tengah-tengah gereja-gereja, yang adalah
Kepala gereja dan yang memiliki gereja-gereja, adalah Yang hidup—penuh
hayat. Karena itu, gereja-gereja sebagai Tubuh-Nya juga harus hidup,
segar, dan kuat. Kita memiliki Kristus yang hidup yang telah
mengalahkan maut. Kristus kita, yang adalah Sang kebangkitan, adalah
hidup di dalam kita dan di antara kita. Dia hidup selama-lamanya. Apakah
Kristus yang hidup yang kita miliki ada dalam pemulihan! Dalam
pemulihan semua gereja harus hidup seperti Kristus, penuh hayat dan
mengalahkan maut.
Tuhan Yesus adalah Yang hidup. Agar kita hidup, kita tidak saja harus
memiliki hayat tetapi juga suplai hayat. Jika kita tidak makan makanan
apa pun, kita tidak akan begitu hidup, tetapi jika kita makan makanan
bergizi, kita akan hidup dan bahkan energik. Kekuatan kita berasal dari
kita makan. Kristus yang hidup memelihara gereja-gereja dengan
memberikan kepada kaum beriman diri-Nya sendiri sebagai makanan dan
suplai hayat mereka. Karena itu, dalam ketujuh surat-Nya kepada ketujuh
gereja, Tuhan sebagai Yang hidup menyajikan tiga janji makan: pohon
hayat (Why. 2:7), manna yang tersembunyi (ay. 17), dan pesta yang penuh
kekayaan-Nya (3:20). Jika kita mau hidup, kita perlu makan Kristus
sebagai pohon hayat dan manna yang tersembunyi dan berpesta dengan-
Nya.
Itu adalah untuk gereja di Smirna, gereja yang menderita, bahwa
Tuhan menyatakan diri-Nya sebagai Dia yang telah mati dan hidup
kembali. Gereja yang menderita perlu mengenal-Nya sebagai Dia yang
35
demikian sehingga dia dapat menanggung segala macam penderitaan.
Namun, betapa hebatnya penganiayaan, gereja masih akan hidup, sebab
hayat kebangkitan Kristus di dalamnya dapat menahan maut.
Kebanyakan yang penderitaan atau penganiayaan dapat lakukan adalah
untuk membunuh kita. Setelah kematian dari penganiayaan, ada
kebangkitan. Tuhan dianiaya hingga mati. Namun, kematian itu bukan
akhirnya— itu adalah pintu gerbang kepada kebangkitan. Ketika Dia
masuk ke dalam kematian, Dia datang ke ambang pintu kebangkitan. Hal
ini mengindikasikan bahwa gereja yang menderita tidak perlu takut
dengan penganiayaan atau takut pada kemungkinan dibunuh; sebaliknya,
dia harus menyambut kematian dan bergembira, karena begitu dia
melewati kematian, dia juga akan berada di ambang pintu kebangkitan.
Setiap kali kita mengalami penganiayaan, kita harus bangun dan
menyatakan, "Haleluya, saya akan masuk ke dalam pintu gerbang
kebangkitan."
Bagi gereja, kesusahan adalah ujian hayat. Sejauh mana gereja
mengalami dan menikmati hayat kebangkitan Kristus dapat diuji hanya
dengan kesusahan. Selain itu, kesusahan juga mendatangkan kekayaan
hayat kebangkitan Kristus. Tujuan Tuhan dalam mengizinkan gereja
menderita kesusahan tidak hanya untuk bersaksi bahwa hayat
kebangkitan-Nya mengalahkan kematian tetapi juga untuk memampukan
gereja untuk masuk ke dalam kekayaan hayat-Nya. Hayat kebangkitan
Tuhan ada dalam gereja. Kristus, Dia yang adalah kebangkitan, hidup di
dalam kita. Karena kita memiliki hayat kebangkitan di dalam kita, tidak
ada alasan atau dalih bagi kita untuk gagal. Kita tidak perlu dikalahkan
oleh penganiayaan. Sebaliknya, kita harus mengalami penganiayaan ini
secara berkemenangan oleh hayat kebangkitan-Nya.
DIA MEMILIKI KUNCI MAUT DAN HADES
Dalam Wahyu 1:18 Tuhan juga mengatakan, "Aku memegang segala
kunci maut dan kerajaan maut." Karena kejatuhan dan dosa manusia,
maut datang dan sekarang bekerja di bumi untuk mengumpulkan semua
orang berdosa ke Hades. Maut menyerupai pengki yang digunakan untuk
mengumpulkan debu dari lantai, dan Hades menyerupai tempat sampah.
Apa pun yang dikumpulkan pengki dimasukkan ke dalam tempat sampah.
Dengan demikian, maut adalah pengumpul, dan Hades adalah penyekap.
Dalam kehidupan gereja hari ini kita tidak lagi tunduk pada maut dan
Hades, karena Kristus menghapuskan kematian di kayu salib dan
mengalahkan Hades dalam kebangkitan-Nya. Meskipun Hades berusaha
sekuatnya menahan Dia, Hades tak berdaya melakukannya (Kis. 2:24).
Pada-Nya, maut tidak memiliki sengat dan Hades tidak memiliki kuasa.
Kita harus sama seperti Kristus. Dalam kehidupan gereja kunci maut dan
Hades ada di tangan-Nya. Tidak mungkin kita menanggulangi maut; kita
tidak memiliki kemampuan untuk menamggulanginya. Ketika maut
masuk, maut akan membunuh banyak orang. Namun, selama kita
memberi Tuhan Yesus tumpuan, kesempatan, dan jalan yang leluasa
untuk bergerak dan bertindak di antara kita, maut dan Hades akan berada
36
di bawah kendali-Nya. Namun, ketika Tuhan Yesus tidak memiliki
tumpuan dalam gereja, maut segera menjadi berlaku dan Hades menjadi
kuat untuk menahan orang-orang mati. Kita harus memuji Tuhan karena
Kristus memiliki kunci maut dan Hades. Maut tunduk kepada-Nya, dan
Hades berada di bawah kendali-Nya.
Kebangkitan Kristus juga adalah kemenangan-Nya atas maut, Iblis,
Hades, dan kubur (2:24). Iblis, maut, Hades, dan kubur membentuk satu
kelompok. Kristus, Anak Manusia itu, tidak hanya dibenarkan oleh Allah
dan terbukti sukses dalam pencapaian-Nya, tetapi Dia menang atas maut,
Iblis, Hades, dan kubur, yang semuanya menjadi perhatian dan kesulitan
besar bagi kita. Anak Manusia mengalahkan maut dan menghancurkan
Iblis (Ibr. 2:14). Kunci maut dan Hades sekarang di tangan-Nya (Why.
1:18), dan Dia menang atas kubur. Kristus yang sedemikian sedang
berjalan di tengah-tengah semua gereja lokal dalam pemulihan-Nya,
memelihara mereka sebagai kaki pelita emas. (The Conclusion of The New
Testament, hal. 4153-4156)
37
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Jumat — Sidang Pertama Pagi)
Berita Empat
Gereja di Pergamus
Pembacaan Alkitab: Why. 2:12-17
I. Di dalam Bahasa Yunani Pergamus berarti “perkawinan,”
menyiratkan persatuan, dan “menara yang kokoh”—Rev. 2:12:
A. Sebagai satu tanda, gereja di Pergamus menggambarkan gereja
yang masuk ke dalam persatuan perkawinan dengan dunia dan
menjadi menara tinggi yang kokoh; kedua makna ini sesuai
dengan dua perumpamaan di dalam Matius 13—perumpamaan
tentang pohon besar (ay. 31-32) dan perumpamaan tentang ragi—
ay. 33:
1. Pohon besar itu sama dengan menara yang tinggi, dan
perempuan dengan ragi itu sama dengan gereja yang murtad,
yang telah kawin dengan dunia.
2. Di mata Allah, dunia Kristen yang merosot adalah perempuan
jahat yang telah mencampurkan hal-hal duniawi, roh-roh
najis, penyembahan berhala, dan hal-hal iblis dengan hal-hal
baik dari Kristus untuk menghasilkan suatu percampuran
yang keji—ay. 33; Why. 17:1-6.
3. Kita harus secara mutlak keluar dari sistem jahat ini dan
dipisahkan kepada Allah, dan kembali ke ortodoksi gereja
sehingga gereja dapat menjadi kaki pelita emas, sama sekali
tidak ada hubungan dengan keduniawian, penyembahan
berhala, atau penjenuhan Satan—Why. 1:12.
4. Bila kita diserang dan mengalami penganiayaan, kita tidak
boleh putus asa, sebab itu adalah suatu tanda yang kuat
bahwa kita berada di jalur yang benar dan kita tidak
disimpangkan dari mengikuti langkah-langkah Tuhan—cf.
Ibr. 6:19; 13:13.
5. Selama bertahun-tahun kita telah dijaga melalui dianiaya;
kita tidak pernah menerima nama baik, karena Satan tidak
akan mengizinkan kita memiliki nama baik kecuali kita
masuk ke dalam persatuan dengan dia.
6. "Sejarah di antara kita adalah sejarah tentang sepenuhnya
keluar dari kekristenan tanpa kompromi. Alangkah
memalukannya bila beberapa orang yang disebut para sekerja
di antara kita berusaha untuk berkompromi. Mereka
mengatakan bahwa di antara denominasi dan gereja lokal ada
satu jurang pemisah, dan mereka menganggap diri mereka
sebagai jembatan untuk menjembatani jurang pemisah itu.
Hal ini adalah penderitaan bagi Saudara Nee, dan hari ini, hal
38
ini adalah penderitaan bagi saya" (The History of the Church
and the Local Churches, hal. 112-113).
B. Di dalam Wahyu 2:13a Tuhan berkata tentang gereja di
Pergamus, "Aku tahu di mana engkau tinggal, yaitu di tempat
takhta Satan"; takhta Satan ada di dunia, tempat di mana dia
tinggal dan alam pemerintahannya; karena gereja yang duniawi
telah masuk ke dalam persatuan dengan dunia, maka dia tinggal
di mana Satan tinggal.
C. Alih-alih tinggal di mana Satan tinggal, kita perlu tinggal di
dalam roh kita dan di dalam Kristus, yaitu Dia yang di dalam-
Nya, Satan, penguasa dunia ini tidak punya apa-apa (tidak punya
tumpuan, tidak punya kesempatan, tidak punya harapan, dan
tidak punya kemungkinan apapun)—Mzm. 91:1; 2 Tim. 4:22; Yoh.
14:30.
D. Karena gereja adalah pasangan Kristus sebagai mempelai
perempuan yang suci (2 Kor. 11:2), maka persatuannya dengan
dunia dianggap sebagai percabulan rohani di mata Allah:
1. Satan menyadari bahwa menganiaya gereja itu tidak terlalu
berhasil; karena itu, si licik itu mengubah strateginya dari
menganiaya gereja jadi menyambut gereja; penyambutan
terhadap gereja oleh Kekaisaran Romawi telah merusak
gereja, karena hal itu menyebabkan gereja menjadi duniawi.
2. Hal-hal duniawi itu berhubungan dengan penyembahan
berhala, karena keduniawian selalu berhubungan dengan
penyembahan berhala; berhala di dalam hati kita adalah
sesuatu di dalam kita yang kita kasihi melebihi Tuhan dan
yang menggantikan Tuhan di dalam kehidupan kita—Yeh.
14:3; 1 Yoh. 5:21.
3. Mamon juga berdiri berlawanan dengan Allah; banyak berhala
eksis hanya karena mamon; “Kamu tidak dapat melayani
Allah dan Mamon”—Mat. 6:24.
4. Gereja haruslah kaki pelita emas, yaitu ekspresi murni Allah
Tritunggal, dan tidak boleh ada hubungan dengan dunia,
tetapi setelah Kekaisaran Romawi membuat gereja menjadi
agama duniawi, gereja menjadi tidak murni, duniawi, dan
penyembahan berhala.
E. Di dalam surat rasuli-Nya ke Pergamus, Tuhan menyebutkan
“Antipas, saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di antara
kamu, di mana Satan tinggal”—Why. 2:13b:
1. Saksi yang setia ini berdiri melawan semua yang dibawa
masuk dan dipraktekkan oleh gereja yang duniawi; maka, dia
menjadi martir Tuhan; untuk bersaksi melawan gereja yang
duniawi, maka kita memerlukan roh martir:
a. Saksi-saksi adalah para martir, yaitu orang-orang yang
mengemban kesaksian yang hidup dari Kristus yang
bangkit dan naik dalam hayat—Kis. 1:8.
39
b. Kita dapat menjadi para martir bagi Tuhan secara fisik,
secara psikologis, atau secara rohani—2 Tim. 4:6; Why.
12:11; Mat. 10:36; cf. 1 Kor. 16:12.
2. Di dalam Bahasa Yunani kata martir itu sama dengan kata
saksi; Antipas, sebagai saksi yang setia, mengemban anti-
kesaksian, yaitu kesaksian yang berlawanan segala sesuatu
yang menyimpang dari kesaksian Yesus.
3. Melalui anti-kesaksiannya di zaman itulah gereja di Pergamus
tetap mempertahankan nama Tuhan, dan tidak menyangkal
iman orang Kristen yang tepat—Why. 2:13.
II. Gereja yang duniawi dan merosot bukan hanya memegang
pengajaran Bileam tetapi juga pengajaran para pengikut
Nikolaus—ay. 14-15:
A. Bileam adalah seorang nabi Kafir yang demi upah menarik umat
Allah ke dalam percabulan dan penyembahan berhala; di dalam
gereja yang duniawi, beberapa orang mulai mengajarkan hal-hal
seperti itu (Bil. 25:1-3; 31:16); penyembahan berhala selalu
mengakibatkan percabulan (Kis. 15:29); ketika gereja yang
duniawi tidak menghiraukan nama, persona Tuhan, ia berpaling
kepada penyembahan berhala, yang menghasilkan percabulan.
B. Kesalahan Bileam adalah kesalahan mengajarkan doktrin yang
salah demi mendapatkan upah, padahal dia tahu bahwa itu
bertentangan dengan kebenaran dan melawan umat Allah, dan
dengan cara penyalahgunaan yaitu memakai pengaruh karunia-
karunia tertentu untuk menyesatkan umat Allah dari
penyembahan yang murni terhadap Tuhan kepada penyembahan
berhala; menginginkan upah akan menyebabkan orang-orang
yang menginginkan itu berbondong-bondong mendesak untuk
masuk ke dalam kesesatan Bileam—Bil. 22:7, 21; 31:16; Why.
2:14; lihat 2 Raj. 5:20-27.
C. Pengajaran Bileam mengalihkan kaum beriman dari persona
Kristus kepada penyembahan berhala dan dari kenikmatan akan
Kristus kepada percabulan rohani, sedangkan pengajaran para
pengikut Nikolaus menghancurkan fungsi kaum beriman sebagai
anggota-anggota Tubuh Kristus; pengajaran yang pertama tidak
menghiraukan Kepala, dan pengajaran yang kedua
menghancurkan Tubuh; inilah maksud licik si musuh di dalam
semua pengajaran agamawi.
D. Pertama-tama, para pengikut Nikolaus mempraktekkan hirarki
di dalam gereja sebermula; kemudian mereka mengajarkannya di
dalam gereja yang merosot; hari ini, di dalam aliran Katolik dan
aliran Protestan, hirarki para pengikut Nikolaus ini unggul baik
dalam praktek maupun pengajaran.
III. “Siapa yang menang, kepadanya akan Kuberikan dari manna
yang tersembunyi; dan Aku akan mengaruniakan kepadanya
batu putih, yang di atasnya tertulis nama baru, yang tidak
40
diketahui oleh siapa pun, selain oleh yang menerimanya”—
Why. 2:17:
A. Kita perlu makan manna yang tersembunyi agar dapat
diinkorporasikan ke dalam Yerusalem Baru sebagai tabernakel
Allah—Kel. 16:33-34; Yoh. 14:20; Why. 21:2-3:
1. Manna yang disimpan di dalam buli-buli emas adalah pusat
dari tabernakel, tempat kediaman Allah di dalam Perjanjian
Lama; demikian juga, Kristus yang telah kita makan, cerna,
dan asimilasi adalah pusat dari diri kita sebagai bagian dari
gereja, tempat kediaman Allah hari ini—Ibr. 9:3-4; 2 Tim. 4:22;
Ef. 2:22.
2. Kristus sebagai manna yang tersembunyi adalah pusat dari
tabernakel; manna yang tersembunyi ada di dalam buli-buli
emas; buli-buli emas ada di dalam tabut, yang dibuat dari
kayu penaga yang disalut dengan emas; dan tabut ini ada di
dalam Tempat Maha Kudus.
3. Kristus Putra sebagai manna yang tersembunyi ada di dalam
Allah Bapa sebagai buli-buli emas; Allah Bapa ada di dalam
Kristus Putra sebagai tabut dengan dua sifat-Nya, keilahian
dan keinsanian; dan Kristus sebagai Roh yang menghuni
hidup di dalam roh kita yang telah dilahirkan kembali sebagai
realitas Tempat Maha Kudus.
4. Putra ada di dalam Bapa, kita ada di dalam Putra, Putra ada
di dalam kita, dan kita dihuni oleh Roh realitas; inilah
inkorporasi dari Allah yang telah melalui proses dengan kaum
beriman yang telah dilahirkan kembali—Yoh. 14:16-20.
5. Cara untuk diinkorporasikan ke dalam tabernakel adalah
dengan makan manna yang tersembunyi; semakin banyak
kita makan Kristus, semakin banyak kita diinkorporasikan ke
dalam Yerusalem Baru, tabernakel ultima Allah, sebagai
inkorporasi yang universal—6:57; Mat. 4:4.
6. Kita tidak boleh diikatkan kepada dunia; kita harus
diinkorporasikan ke dalam Yerusalem Baru melalui makan
Kristus sebagai manna yang tersembunyi.
B. Menikmati Kristus sebagai manna yang tersembunyi
menghasilkan transformasi:
1. Tuhan menjanjikan pemenang itu makan dari manna yang
tersembunyi dan memberikan kepadanya batu putih; ini
mengindikasikan bahwa jika kita makan manna yang
tersembunyi, kita akan ditransformasi menjadi batu putih
untuk bangunan Allah.
2. Batu-batu ini akan dibenarkan dan diperkenan oleh Tuhan,
seperti yang diindikasikan oleh warna putih, tetapi gereja
yang duniawi akan dihukum dan ditolak oleh Dia.
3. Bangunan Alllah, bangunan gereja, bergantung pada
transformasi kita, dan transformasi kita dihasilkan dari
kenikmatan akan Kristus sebagai suplai hayat kita.
41
C. Setiap orang beriman yang telah ditransformasi sebagai batu
putih mengemban satu nama baru, yang tidak diketahui siapapun
kecuali orang yang menerimanya:
1. Nama baru yang sedemikian adalah penafsiran dari
pengalaman orang yang telah ditransformasi; maka, hanya
dirinya sendiri yang tahu makna dari nama itu.
2. Wahyu 2:17 adalah firman yang dikatakan Tuhan kepada kita;
kita tidak boleh menerimanya secara obyektif melainkan
menerimanya sebagai biografi kita:
a. Kita dapat berdoa, “Tuhan, aku setuju dengan janji-Mu.
Mulai sekarang, aku akan makan Engkau secara
tersembunyi dan ditransformasi menjadi batu bagi
bangunan-Mu.”
b. Betapa ajaibnya janji dari Tuhan ini; memang betul, gereja
bisa menjadi duniawi, tetapi Tuhan telah berjanji bahwa
kita bisa menjadi batu putih bagi bangunan Allah.
Kutipan Berita Ministri:
GEREJA KAWIN DENGAN DUNIA
Dalam surat kepada gereja yang pertama, Tuhan menganjuri gereja di
Efesus untuk bertobat dan memulihkan kasihnya yang semula. Kita harus
percaya bahwa anjuran-Nya telah diindahkan, karena gereja yang kedua,
gereja di Smirna memang sangat mengasihi Tuhan dan menderita aniaya,
menjadi gereja yang menderita. Menurut fakta sejarah, selama tiga abad
pertama gereja sangat menderita karena pemerintah Romawi berusaha
sekuatnya untuk merusak gereja. Kemudian Iblis, musuh itu, sadar bahwa
aniaya tidak berhasil, maka si licik itu tidak lagi menganiaya gereja,
melainkan menyambut gereja. Pada awal abad keempat, Konstantin
Agung menerima agama Kristen dan menjadikannya sebagai agama
negara. Sejak saat itu, agama Kristen menjadi gereja Kekaisaran Romawi.
Penyambutan Kekaisaran Romawi terhadap gereja justru merusak gereja,
karena gereja menjadi duniawi. Kita semua tahu, gereja telah dipanggil
keluar dari dunia dan disisihkan bagi Allah. Tetapi, karena disambut oleh
Kekaisaran Romawi, gereja kembali lagi ke dalam dunia, dan dalam
pandangan Allah gereja “kawin” dengan dunia. Allah melihat perbauran
dengan dunia semacam itu sebagai perzinaan rohani.
Karena perkawinan ini, gereja kehilangan kemurniannya dan menjadi
duniawi. Karena gereja bersatu dengan dunia, banyak hal duniawi dibawa
masuk ke dalam gereja. Hal-hal duniawi berhubungan dengan
penyembahan berhala, karena keduniawian selalu berhubungan dengan
penyembahan berhala. Gereja di Pergamus mula-mula menjadi duniawi,
kemudian menyembah berhala; Iblis memenuhinya dengan dunia dan
berhala. Akibatnya, gereja menjadi mutlak berbeda dengan yang
diharapkan Allah. Allah menginginkan gereja keluar dari dunia, tidak ada
hubungan dengan dunia. Gereja harus merupakan kaki pelita emas,
42
ekspresi Allah Tritunggal yang murni, dan tidak ada hubungan apa pun
dengan dunia. Tetapi setelah Kekaisaran Romawi membuat gereja menjadi
agama duniawi, gereja menjadi campur-baur, duniawi, dan menyembah
berhala.
Tempat Kediaman Iblis
Dalam ayat 13 Tuhan berkata kepada gereja di Pergamus, “Aku tahu
di mana engkau tinggal, yaitu di tempat takhta Iblis.” Tempat kediaman
Iblis adalah dunia. Karena telah berpadu dengan dunia, dan telah menjadi
duniawi, maka gereja ini pun tinggal di dunia, di tempat kediaman Iblis.
Tempat Takhta Iblis
Gereja di Pergamus juga tinggal di tempat takhta Iblis. Hal ini juga
mengacu kepada dunia. Dunia bukan saja tempat kediaman Iblis, bahkan
merupakan wilayah kekuasaannya. Sekarang gereja tidak saja bersatu
dengan dunia, bahkan bersatu dengan Iblis. Sungguh menakutkan!
Kekristenan yang duniawi hari ini tetap bersatu dengan dunia dan masih
terus diresapi dengan pikiran, konsepsi, teori, bahkan praktek Iblis. Kita
harus nampak betapa seriusnya perkara ini.
Iblis, musuh itu sangatlah licik. Penyambutannya lebih hebat daripada
penganiayaannya. Mula-mula, Iblis menimbulkan penganiayaan, ketika
cara itu gagal, dia mengubah taktiknya, dan ganti menyambut gereja. Kita
juga mengalami hal itu pada masa yang lampau. Mula-mula, agama
menganiaya kita, kemudian mengganti taktiknya, mencoba memikat kita
dan mengajak kita berkompromi. Itulah kelicikan Iblis. Jika kita terjerat
olehnya, kita pasti menjadi duniawi, tidak hanya bergabung dengan Iblis,
bahkan menjadi satu dengannya. Tuhan menaruh ketujuh surat dalam
Kitab Wahyu, supaya kita melihat keadaan yang sebenarnya dari apa yang
disebut “kekristenan”, juga melihat apakah sebenarnya gereja itu, dan di
mana seharusnya gereja berada. Gereja seharusnya merupakan kaki pelita
emas murni yang berada di luar dunia. Gereja tidak seharusnya
berhubungan dengan dunia dan tidak memberi tempat sesentimeter pun
untuk penyusupan Iblis yang jahat dan licik. Gereja harus terus-menerus
berdiri menentang hal tersebut.
Kedua arti dari kata Pergamus, kawin dan menara tinggi yang kokoh,
berhubungan dengan dua perumpamaan dalam Matius 13, yaitu
perumpamaan tentang pohon besar (Mat. 13:31-32) dan perumpamaan ragi
(Mat. 13:33). Dalam perumpamaan pohon besar dikatakan, sebutir biji
sesawi yang kecil menjadi sebatang pohon. Tidak perlu diragukan, hal itu
mengindikasikan kekristenan yang membesar, karena kekristenan benar-
benar telah menjadi sebuah pohon yang besar. Dalam perumpamaan ragi
dikatakan, seorang perempuan menaruh ragi ke dalam tepung terigu tiga
sukat. Ragi mengindikasikan hal-hal kedosaan, keduniawian, setani, milik
Satan, milik Iblis. Hal-hal yang jahat ini dimasukkan ke dalam tepung
terigu yang baik. Dalam Alkitab, tepung terigu dipakai untuk kurban
sajian, yang melambangkan Kristus adalah makanan umat Allah. Pohon
besar berpadanan dengan menara yang tinggi, dan perempuan dengan ragi
43
berpadan dengan gereja murtad yang telah menikah dengan dunia. Kita
harus jelas akan arti perkara-perkara ini dalam Alkitab. Dalam
pandangan Allah, itu adalah perempuan sundal, seorang perempuan jahat
yang mencampurkan hal-hal duniawi, yang setani, milik Satan, dan milik
Iblis dengan hal-hal baik dari Kristus, sehingga menghasilkan campuran
model neraka. Kita harus mutlak meninggalkan pohon besar ini,
menjauhkan diri dari menara yang tinggi, keluar dari sistem jahat, tersisih
bagi Allah, kemudian kembali kepada kehendak Allah yang semula, yaitu
gereja sebagai satu kaki pelita emas murni yang tidak ada hubungan
dengan keduniawian, penyembahan berhala, atau penyusupan Iblis. Kita
tidak berada di tempat kediaman dan takhta Iblis. Dalam gereja tidak ada
kedudukan untuk Iblis, tidak ada tempat untuk Iblis berbuat apa pun.
Ketiga surat yang pertama memperlihatkan kepada kita tiga gereja —
gereja yang patut didambakan, gereja yang teraniaya, dan gereja yang
duniawi. Kita tentu ingin menjadi gereja yang patut didambakan dan
menjadi gereja yang teraniaya, dan tidak mau menjadi gereja yang
duniawi. Kita harus menolak segala barang yang duniawi. Hati-hatilah!
Setelah musuh menganiaya Anda, strateginya mungkin berubah, yaitu
menyambut Anda. Jangan menganggap penyambutan itu satu perkara
yang baik. Sebaliknya, kita harus takut disambut sebagaimana takut
disengat kalajengking. Bagi kita, menderita penganiayaan, tentangan, dan
serangan itu sangat baik. Namun, kapan kala orang-orang begitu hangat
menyambut kita, itulah saat yang berbahaya. Ketika Anda diserang dan
dianiaya, janganlah putus asa, karena itu adalah suatu tanda yang tegas
bahwa Anda berada di jalan yang benar, tidak meninggalkan jejak Tuhan.
Hati-hatilah dengan sambutan yang hangat. Lebih baik menderita
penganiayaan daripada menerima sambutan yang hangat. Surat kepada
gereja di Pergamus mengajar kita untuk tidak bersatu dengan dunia
dengan cara dan aspek apa pun. Kita harus tidak ada hubungan sama
sekali dengan dunia. Selama lima puluh tahun terakhir, kita berkali-kali
mendapat sambutan yang hangat secara licik, tetapi syukur kepada
Tuhan, kita selalu menolaknya. Akibatnya, bertahun-tahun kita terjaga
karena penganiayaan. Kita tidak pernah menerima nama yang baik,
karena Iblis tidak membiarkan kita mendapatkan nama baik, kecuali kita
bersatu dengan dia. Itulah sebabnya dalam pemulihan Tuhan kita terus-
menerus mengalami peperangan, terus-menerus diserang. Setiap saat
peperangan berkecamuk, karena pemulihan Tuhan bukan melakukan
pekerjaan kekristenan yang biasa. Tidak, kesaksian ini adalah satu
peperangan.
KESAKSIAN ANTIPAS
Kesaksian ini ada pada Antipas. Dalam ayat 13, Tuhan berkata,
“Engkau berpegang kepada nama-Ku, dan engkau tidak menyangkal
imanmu (kepercayaanmu) kepada-Ku, juga tidak pada zaman Antipas,
saksi-Ku, yang setia kepada-Ku, yang dibunuh di hadapan kamu, di mana
Iblis tinggal.” Dalam bahasa Yunani, “Antipas” berarti “menentang
segalanya”. Antipas, Saksi setia Tuhan ini, menentang segala yang dibawa
44
masuk dan dipraktekkan oleh gereja duniawi. Sebab itu, dia menjadi
martir Tuhan. Istilah “martir” dan “saksi” mengacu kepada kata yang
sama dalam bahasa Yunani. Sebagai orang yang memberi kesaksian yang
berkebalikan, Antipas menentang segala yang menyimpang dari kesaksian
Yesus. Dalam zamannya, karena kesaksiannya yang berkebalikan, gereja
di Pergamus tetap mempertahankan nama Tuhan, dan tidak menyangkal
kepercayaan kristiani yang tepat. Antipas, menjadi pelopor menentang
gereja duniawi, membuka jalan bagi kita untuk memerangi gereja yang
duniawi hari ini. Segala hakiki, milik, dan pekerjaan gereja duniawi,
ditentang oleh Antipas.
Berpegang kepada Nama Tuhan
Dalam ayat 13 Tuhan berkata, “Engkau berpegang ke-pada nama-Ku.”
Nama Tuhan mengacu kepada persona Tuhan; persona adalah realitas
nama. Gereja di Pergamus tetap berpegang kepada nama Tuhan, berarti
berpegang kepada realitas persona-Nya. Kecenderungan penyimpangan
gereja duniawi adalah meninggalkan realitas persona Tuhan. Dalam
pemulihan Tuhan, kita harus berperang melawan hal ini, supaya gereja
dapat berpegang kepada nama Tuhan, yaitu berpegang kepada realitas
persona Tuhan sampai selama-lamanya.
Tidak Menyangkal Imannya kepada Tuhan
Tuhan berkata pula, “Engkau tidak menyangkal imanmu
(kepercayaanmu) kepada-Ku.” Iman (kepercayaan) terhadap Tuhan
mengacu kepada segala sesuatu yang harus kita percayai tentang persona
dan pekerjaan Tuhan. Ini tidak mengacu kepada iman subyektif dalam
kita, melainkan kepercayaan yang obyektif, yaitu perkara yang kita
percayai. Karena berpadu dengan dunia, gereja mulai meremehkan nama
Tuhan dan menyangkal kepercayaan orang Kristen yang tepat.
Setia sampai Mati
Antipas setia pada kesaksian yang berlawanan, sampai mati. Karena
kesaksiannya menentang keduniawian gereja, dia dibunuh dan menjadi
martir. Untuk bersaksi menentang gereja duniawi, kita memerlukan roh
martir. Kita perlu setia kepada kesaksian Tuhan, menentang keduniawian
gereja sampai mati. (Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 190-196)
MANNA YANG TERSEMBUNYI ADALAH BAGIAN ALLAH
Makan Yesus dan Menikmati Yesus sebagai Manna yang
Tersembunyi Adalah Jalan untuk Mengalahkan Semua Jenis
Kemerosotan
dalam kehidupan gereja
Cara untuk menang atas segala macam kemerosotan dalam kehidupan
gereja adalah makan dan menikmati Yesus sebagai manna yang
tersembunyi, manna pribadi, untuk hayat batini dan suplai hayat. Di
dalam Kristus sebagai tabut, kita dapat menikmati Dia sebagai manna
yang tersembunyi, sebagai bagian khusus bagi suplai hayat kita, untuk
45
mengalahkan keduniawian dari gereja yang merosot. Kita harus
meninggalkan semua orang dan gangguan untuk memiliki waktu pribadi
dengan Tuhan, di mana kita dapat menikmati Dia dengan cara yang
tersembunyi. Kita dapat menikmati Kristus secara umum bersama semua
orang kudus, tetapi kita masih perlu waktu yang terpisah dari semua
orang untuk menikmati Kristus sebagai manna yang tersembunyi. Kita
perlu berada di tempat pribadi untuk mengontaki Dia, untuk memuji Dia,
dan menikmati Dia dalam Firman kudus. Banyak orang beriman mungkin
hanya makan Kristus yang terbuka, yang umum, tetapi kita semua perlu
satu waktu untuk makan Kristus yang pribadi, yang tersembunyi.
Pengalaman kita akan Kristus seharusnya tidak hanya terbuka di dalam
sidang tetapi tersembunyi di dalam Ruang Maha Kudus, bahkan di dalam
Kristus sendiri sebagai Tabut, Kesaksian Allah.
Hari ini Kristus sebagai tabut ada di dalam roh kita, yang bersatu
dengan Ruang Maha Kudus. Di dalam roh kita, kita memiliki Ruang Maha
Kudus; dan di dalam Ruang Maha Kudus kita memiliki Kristus, Tabut itu,
dan di dalam Kristus kita memiliki buli-buli emas, sifat ilahi. Hari ini sifat
ilahi Allah ada di dalam roh kita. Meskipun kita memiliki buli-buli emas,
masalahnya adalah seringkali kita jauh dari roh kita. Kita tidak perlu
bertengkar atau berkelahi dengan orang lain agar keluar dari roh. Bahkan
ketika kita bercanda dengan saudara-saudara, kita berada di luar roh.
Juga, menjadi agamawi jauh berbeda dari berada di dalam roh. Dengan
menjadi agamawi, kita dibawa ke padang gurun. Buli-buli emas ada di
dalam Tabut, dan Tabut ada di dalam Ruang Maha Kudus, dan Ruang
Maha Kudus bersatu dengan roh kita. Jika kita terus-menerus menjamah
Kristus di dalam roh kita, kita akan menikmati Dia sebagai manna yang
tersembunyi. Manna yang terbuka adalah makanan untuk semua orang
yang berada di luar tempat kediaman Allah dan mengembara di padang
gurun, sedangkan manna yang tersembunyi adalah untuk orang yang
tinggal di bagian terdalam dari tempat kediaman Allah, tidak lagi
mengembara di dalam jiwa tetapi tinggal di hadirat Allah di dalam roh.
Melayankan Allah secara Langsung di Hadirat-Nya
Jika ada jarak antara kita dengan Allah, kita mungkin menikmati
manna yang terbuka, tetapi kita tidak dapat makan manna yang
tersembunyi. Jika kita mau mengambil bagian dari manna yang
tersembunyi, tidak boleh ada jarak antara kita dan Allah. Dalam Ruang
Maha Kudus kita menikmati sesuatu dari Kristus yang tidak dapat
dirasakan oleh semua orang yang jauh dari hadirat-Nya. Perhatikanlah
pelayanan di sekitar tabernakel dalam Perjanjian Lama. Orang-orang
Lewi bertugas di pelataran luar, dan para imam bertugas di pelataran luar
dan juga di Ruang Kudus, di mana mereka mengatur roti sajian,
membereskan pelita, dan membakar ukupan. Namun ketika Imam Besar
masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, hampir tidak ada yang harus
dikerjakan. Di sini, di dalam Ruang Maha Kudus, Imam Besar melayani
secara langsung di hadapan Allah. Di sini, di dalam Ruang Maha Kudus,
orang yang melayani menikmati manna yang tersembunyi. Manna yang
46
tersembunyi adalah bagian dari Kristus yang kita nikmati di hadapan
Allah ketika tidak ada jarak antara kita dengan Dia.
Semakin jauh kita dari Allah, semakin kurang pelayanan kita terhadap
Dia. Semakin dekat kita kepada-Nya, semakin banyak pelayanan kita
berikan kepada-Nya. Akhirnya, ketika kita masuk ke hadirat kemuliaan
ilahi di dalam Ruang Maha Kudus, semua pelayanan berhenti. Di sini kita
hanya memiliki kehadiran Tuhan dan menikmati Kristus yang
tersembunyi, manna yang tersembunyi. Di sini kita memiliki persekutuan
langsung dengan Tuhan dan mengenal hati-Nya serta maksud-Nya. Di
sinilah kita dapat diisi oleh Dia, dengan maksud-Nya, dan dengan semua
yang Dia ingin kita lakukan. Dengan cara ini kita menjadi orang yang
mengenal hati-Nya dan maksud-Nya. Ketika kita adalah orang yang
demikian, komitmen-Nya akan menjadi milik kita. Kita memiliki
komitmen Allah karena kita berada di dalam hadirat-Nya. Kita tahu
bahwa kita berada di dalam hadirat Allah karena kita menyadari bahwa
tidak ada jarak antara kita dan Allah.
Manna yang tersembunyi tidak dapat dinikmati oleh mereka yang
tinggal di luar Allah; itu hanya dinikmati oleh mereka yang tinggal di
dalam Ruang Maha Kudus di hadapan Allah. Orang-orang yang berdiri di
sisi Tuhan untuk menjaga kesaksian-Nya akan dapat mengalami Kristus
sebagai manna yang tersembunyi. Mereka akan memiliki Kristus sebagai
suplai hayat mereka, tetapi rasa suplai itu akan menjadi manna yang
tersembunyi, yang tidak diketahui orang lain. Orang lain tidak akan dapat
menjamah atau merasakan Kristus yang dialami dan dinikmati oleh para
pemenang ini. Jika kita mencari ketenaran atau posisi, kita tidak akan
berbagian dalam kenikmatan dari para pemenang; kita tidak akan
merasakan, menjamah, atau mengalami manna yang tersembunyi. Jika
kita menginginkan ketenaran duniawi dan kawin dengan dunia, kita tidak
dapat menikmati Kristus yang tersembunyi di hadapan Allah.
Ketika kita menjadi intim dengan Kristus, pada beberapa kesempatan
kita begitu dekat dengan Allah sehingga ketika menjamah sifat ilahi dan
mengambil bagian darinya, kita melampaui dunia, setiap situasi, ego kita,
dan bahkan diri alamiah kita. Setiap orang yang masuk ke dalam Ruang
Maha Kudus ada bersama Imam Besar. Kristus, sang Imam Besar kita,
ada di Ruang Maha Kudus, dan kita juga harus ada di sana. Kita juga
harus menjadi imam di dalam Ruang Maha Kudus di mana buli-buli emas
berada. Jika kita mau berada di tempat ini, kita harus melampaui dunia
dan setiap jenis situasi. Kita harus melampaui perasaan terganggu oleh
orang-orang. Ketika kita melampaui semua situasi, baik atau buruk,
menyenangkan atau tidak menyenangkan, kita berada di dalam roh kita
menjamah Tabut dan buli-buli emas. Jika kita mau mengambil bagian dari
manna yang tersembunyi, kita harus terus-menerus berada di dalam roh
kita menjamah sifat ilahi.
Makan manna yang tersembunyi adalah sesuatu yang mutlak di luar
dunia. Sementara gereja duniawi merosot ke dalam persatuan dengan
dunia, kita naik dari Mesir ke padang gurun, dari padang gurun ke negeri
yang baik, dari negeri yang baik ke tabernakel, dari pelataran luar ke
47
Ruang Kudus, dan dari Ruang Kudus ke Ruang Maha Kudus. Setelah kita
masuk ke dalam Ruang Maha Kudus, kita masih harus menyelam ke
dalam Tabut, menjamah buli-buli emas, dan menikmati Kristus sebagai
manna yang tersembunyi di sana. Semakin duniawi gereja jadinya,
semakin kita harus masuk ke dalam Ruang Maha Kudus untuk makan
manna yang tersembunyi. Jika kita mau menikmatinya, kita harus tinggal
dalam keintiman yang mendalam dari hadirat Allah. Kita harus berada
dalam sifat ilahi-Nya di mana tidak ada hal-hal duniawi atau yang
mengganggu dan di sana ada persekutuan yang intim antara kita dengan
Allah. Beberapa orang dari kita yang telah memiliki pengalaman akan
Kristus yang tersembunyi ini mengatakan, "Tuhan, aku tidak peduli
dengan dunia. Aku hanya peduli kepada-Mu, Tuhan, bukan untuk
hubungan atau persahabatan insani. Tuhan, aku bersedia untuk
membuang setiap ikatan. Tuhan, sekarang aku benar-benar bebas, dan
aku mengasihi Engkau dari kedalaman diriku. Aku mengasihi-Mu tanpa
apa pun yang menghalangiku." Ketika kita mengatakan ini kepada Tuhan,
kita berada dalam buli-buli emas, di dalam keintiman dari sifat ilahi,
mengambil bagian dari Kristus yang tersembunyi.
Suatu Peringatan di Hadapan Allah
Manna yang disimpan dalam buli-buli emas adalah pusat dari
tabernakel, tempat kediaman Allah dalam Perjanjian Lama. Demikian
juga, Kristus yang telah kita makan, cerna, dan asimilasi adalah pusat dari
diri kita sebagai bagian dari gereja, tempat kediaman Allah hari ini (2 Tim.
4:22; Ef. 2:22). Kristus yang kita makan sebagai manna yang terbuka
secara spontan menjadi manna yang tersembunyi melalui dicerna dan
diasimilasi ke dalam batin kita. Titik fokus dari bangunan Allah hari ini
adalah Kristus yang dimakan, dicerna, dan diasimilasi oleh umat-Nya.
Manna yang terbuka, manna yang tergeletak di tanah setiap pagi,
adalah untuk kenikmatan umat Allah secara umum. Namun, segomer
manna ditempatkan di dalam buli-buli (Kel. 16:33) itu tersembunyi dan
bukan untuk gereja secara umum. Jumlah manna yang disimpan dalam
buli-buli di hadapan Yehova adalah satu gomer, sama dengan jumlah yang
dikumpulkan dan dimakan oleh umat itu (ay. 16-18). Dalam pengalaman
rohani, ini mengindikasikan bahwa jumlah Kristus yang kita makan
adalah jumlah yang kita dapat simpan. Sewaktu kita mengambil bagian
atas Kristus hari demi hari, kita juga menyimpan Dia. Jumlah Kristus
yang kita simpan bergantung pada jumlah Kristus yang kita makan.
Semakin banyak kita makan Kristus, semakin kita menyimpan-Nya.
Fakta bahwa Kristus yang kita makan adalah Kristus yang kita simpan
mengindikasikan bahwa apa pun Kristus yang kita makan akan menjadi
satu peringatan bagi generasi yang akan datang. Kristus yang kita makan
dan nikmati akan menjadi satu peringatan kekal, karena Kristus yang
sedemikian akan menjadi susunan kita, memampukan kita membangun
dan bahkan menjadi tempat kediaman Allah di alam semesta. Tidak ada
dari apa adanya kita, apa yang kita miliki, atau apa yang dapat kita
lakukan yang layak diingat. Hanya Kristus yang telah menjadi susunan
48
kita layak untuk menjadi peringatan kekal. Segala sesuatu yang lain dapat
berubah, tetapi pengalaman kita akan Kristus akan tetap untuk selama-
lamanya.
Ketika beberapa orang Kristen ada dalam kekekalan, mereka mungkin
tidak memiliki banyak Kristus untuk diingat. Karena mereka tidak makan
banyak Kristus hari ini, mereka tidak akan memiliki banyak dari Dia
untuk diingat dalam kekekalan. Namun, jika kita benar bersama Tuhan
hari demi hari dan memakan-Nya secara konsisten, kita akan memiliki
banyak untuk dikatakan tentang Dia dalam kekekalan. Kita akan
mengingat saat-saat indah yang kita miliki dalam kehidupan gereja ketika
makan Kristus dan menikmati Dia. Apa pun Kristus yang kita nikmati
dalam gereja hari ini akan menjadi peringatan kekal. Peringatan ini akan
disimpan di hadirat Allah, bahkan di dalam diri-Nya. Manna yang
tersembunyi ini adalah satu peringatan akan Kristus sebagai suplai untuk
umat Allah guna membangun tempat kediaman Allah. (The Conclusion of
the New Testament, hal. 4178-4182)
Makan Manna yang Tersembunyi untuk Diinkorporasikan
Menjadi Tabernakel
Allah yang bertujuan memiliki satu ekonomi, dan di dalam ekonomi-
Nya dia bermaksud untuk memiliki satu inkorporasi universal. Kata
inkorporasi mengacu kepada orang yang tinggal di dalam satu sama lain,
saling huni. Allah dalam Trinitas Ilahi-Nya adalah satu inkorpoasi melalui
saling berhuni dan dengan bekerja bersama sebagai satu; ketiga dari
Trinitas merupakan satu inkorporasi dengan apa adanya Mereka dan
dengan apa yang Mereka kerjakan (Yoh. 14:10-11). Allah Tritunggal dalam
kekekalan yang lampau mengadakan rapat (Kis. 2:23) untuk membuat
keputusan bahwa yang kedua di antara Mereka harus menjadi manusia
dan melewati proses kehidupan insani, kematian, dan kebangkitan
sehingga semua orang beriman Allah yang ditebus dan dilahirkan kembali
akan diinkorporasikan ke dalam inkorporasi Allah untuk menjadi
inkorporasi ilahi-insani yang diperbesar. Allah Tritunggal yang telah
melalui proses dan rampung serta kaum beriman yang telah ditebus dan
dilahirkan kembali menjadi satu inkorporasi ilahi-insani yang universal
dan diperbesar dalam kebangkitan Kristus (Yoh. 14:20), merampungkan
Yerusalem Baru sebagai tabernakel Allah (Why. 21:2-3). Tabernakel dalam
Perjanjian Lama adalah satu tanda dari inkorporasi universal, dan makan
manna yang tersembunyi adalah diinkorporasikan menjadi tabernakel.
Kristus sebagai manna yang tersembunyi adalah pusat dari tabernakel.
Manna yang tersembunyi ada dalam buli-buli emas; buli-buli emas ada di
dalam Tabut, yang terbuat dari kayu penaga yang dilapisi emas; dan Tabut
ini berada di dalam Ruang Maha Kudus. Manna yang tersembunyi, yang
melambangkan Kristus, ada dalam buli-buli emas, yang mengacu kepada
Allah. Manna dalam buli-buli emas mengindikasikan bahwa Kristus ada
di dalam Bapa. Tabut ada di dalam Ruang Maha Kudus, dan Ruang Maha
49
Kudus adalah roh kita. Hari ini roh kita yang dihuni oleh Roh Kudus
adalah Ruang Maha Kudus. Dari sini kita dapat melihat bahwa Kristus
sebagai manna yang tersembunyi ada di dalam Allah Bapa sebagai buli-
buli emas; bahwa Bapa ada di dalam Kristus sebagai Tabut dengan dua
sifat-Nya, keilahian dan keinsanian; dan bahwa Kristus ini sebagai Roh
yang berhuni hidup di dalam roh kelahiran kembali kita untuk menjadi
realitas dari Ruang Maha Kudus. Ini berarti bahwa Putra ada di dalam
Bapa, Bapa ada di dalam Putra, dan Putra sebagai Roh adalah realitas dari
Ruang Maha Kudus. Ini mengindikasikan dan sesuai dengan empat di
dalam dalam Yohanes 14:16-20. Ayat 20 mengatakan, "Pada waktu itulah
kamu akan tahu bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku
dan Aku di dalam kamu," dan ayat 17 mengatakan, "yaitu Roh Kebenaran
... akan diam di dalam kamu." Putra ada di dalam Bapa, kita ada di dalam
Putra, Putra ada di dalam kita, dan kita dihuni oleh Roh realitas. Ini
adalah inkorporasi dari Allah yang telah melalui proses dengan kaum
beriman yang telah dilahirkan kembali.
Jalan untuk diinkorporasikan menjadi tabernakel adalah makan
manna yang tersembunyi. Semakin banyak kita makan Kristus, semakin
kita diinkorporasikan ke dalam Allah Tritunggal sebagai inkorporasi
universal. Dengan makan manna yang tersembunyi, kita diinkorporasikan
menjadi tabernakel. Tabernakel dalam Perjanjian Lama adalah lambang
dari Yerusalem Baru, yang disebut tabernakel Allah. Sebagai tabernakel
Allah, Yerusalem Baru adalah inkorporasi universal. Inkorporasi universal
ini adalah tujuan kekal Allah. Yerusalem Baru adalah tabernakel Allah,
dan pusat dari tabernakel ini adalah Kristus sebagai manna yang
tersembunyi untuk kita makan. Jalan untuk berada di dalam Yerusalem
Baru adalah makan Kristus. Semakin banyak kita makan Kristus,
semakin kita diinkorporasikan ke dalam inkorporasi universal ini.
Dunia akan binasa dalam telaga api. Kita perlu bertanya apakah kita
bagian dari dunia atau bagian dari Yerusalem Baru sebagai tabernakel
Allah, inkorporasi universal itu. Tuhan berjanji kepada para pemenang
dalam gereja di Pergamus bahwa jika mereka makan Dia, mereka akan
diinkorporasikan ke dalam inkorporasi universal, Yerusalem Baru yang
rampung. Kita jangan bersatu dengan dunia; kita harus diinkorporasikan
ke dalam Yerusalem Baru melalui makan Kristus sebagai manna yang
tersembunyi. Cara untuk diinkorporasikan ke dalam inkorporasi unik ini
adalah menikmati Kristus, makan Dia, dan mengambil bagian dari Dia.
Ketika kita makan Dia, kita hidup oleh Dia dalam inkorporasi ini, yang
hari ini adalah Tubuh Kristus yang korporat dan yang merampungkan
Yerusalem Baru. (The Conclusion of The New Testament, hal. 4186-4187)
50
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Jumat — Sidang Kedua Pagi)
Berita Lima
Gereja di Tiatira
Pembacaan Alkitab: Why. 2:18-29; 22:16; 2 Ptr. 1:19
I. Sebagai satu tanda, gereja di Tiatira menggambarkan Gereja
Roma Katolik, yang sepenuhnya terbentuk sebagai gereja
yang murtad melalui mendirikan sistem kepausan di akhir
abad keenam—Why. 2:18.
II. Gereja di Tiatira bertoleransi terhadap perempuan Izebel,
yang menyebut dirinya nabiah—ay. 20:
A. Izebel, istri kafir Ahab, adalah lambang gereja yang murtad;
Gereja Roma Katolik menjadi sama seperti perempuan ini,
membawa banyak praktek penyembahan berhala ke dalam
gereja—1 Raj. 16:31; 19:1-2; 21:23, 25-26; 2 Raj. 9:7.
B. Tiga perempuan dalam Matius 13, Wahyu 2, dan Wahyu 17
adalah persona yang sama:
1. Di dalam Matius 13:33 ada seorang perempuan yang
membawa ragi (menandakan hal-hal yang jahat, bidah, dan
menyembah berhala) dan menyembunyikannya di dalam tiga
sukat tepung (menandakan Kristus sebagai kurban sajian bagi
kepuasan Allah dan manusia).
2. Perempuan ini adalah pelacur besar di dalam Wahyu 17, yang
mencampurkan kekejian-kekejian dengan hal-hal ilahi; di
dalam 2:20-23 perempuan yang sama ini disebut Izebel.
3. Tiga perempuan ini semuanya mengacu kepada Gereja Roma
Katolik, yang menambahkan ragi ke dalam tepung halus, yang
adalah pelacur yang menunggang binatang itu, dan yang
adalah Izebel yang merusak kekristenan.
C. Di dalam Wahyu 2:20 Tuhan mengindikasikan bahwa gereja yang
murtad adalah perempuan yang menunjuk dirinya sendiri nabiah
dan mengajar serta menyesatkan hamba-hamba Tuhan:
1. Gereja yang murtad menganggap dirinya diberi otoritas oleh
Allah untuk berbicara bagi Allah; dia menuntut supaya orang-
orang mendengarkan dia, bukan mendengarkan Allah.
2. Menurut prinsip di dalam Perjanjian Baru, Tuhan tidak
pernah mengizinkan seorang perempuan mengajar dengan
otoritas—1 Tim. 2:12:
a. Demikian juga, gereja itu sendiri tidak boleh mengajar,
karena di mata Tuhan, gereja berada di posisi seorang
perempuan; hanya Tuhan sendiri yang adalah laki-laki,
hanya Dia yang berhak untuk mengajar dan berhak untuk
mengatakan ya atau tidak, benar atau salah.
51
b. Gereja Roma Katolik adalah perempuan yang mengajar;
gereja yang murtad itu sendiri yang mengajar, dan
menyebabkan umatnya mendengarkan dia, bukan
mendengarkan Firman kudus Allah, dan para
penganutnya terbius oleh pengajarannya yang bidah dan
agamawi.
III. Menurut Wahyu 2:24, gereja yang murtad mengajarkan “seluk
beluk Satan”:
A. Seluk beluk berarti “kedalaman-kedalaman,” seperti di dalam
Efesus 3:18, dan ini secara kiasan menunjukkan hal-hal yang
misterius.
B. Gereja yang murtad memiliki banyak misteri atau doktrin yang
dalam; ini adalah seluk-beluk Satan, pengajaran-pengajaran
misterius dari Satan, dan filsafat setani:
1. Gereja yang murtad mengajarkan misteri-misteri setani;
pikiran Satan yang dalam, konsep Satan, telah menjenuhi
gereja yang murtad.
2. Gereja yang murtad telah menjadi perwujudan Satan:
a. Gereja yang tepat adalah Tubuh Kristus (1:22-23), tetapi
gereja yang murtad adalah perwujudan Satan.
b. Kristus menghuni gereja, tetapi Satan menghuni gereja
yang murtad secara licik melalui pengajaran tentang seluk
beluk Satan.
c. Gereja yang murtad mengajarkan misteri-misteri tetapi
bukan misteri-misteri yang diwahyukan di dalam
Perjanjian Baru mengenai ekonomi Allah—Kol. 2:2; Ef.
3:3-5, 9; 5:32.
d. Agama sinagoga, dunia yang berada di bawah takhta
Satan, dan filsafat tentang misteri-misteri setani,
semuanya dipakai oleh Satan untuk merusak dan
menghancurkan gereja—Why. 2:9, 13, 24.
C. “Siapa saja yang memiliki hati bagi Tuhan dan bagi pemulihan-
Nya harus sepenuhnya mengenal gereja yang murtad ini” (Life-
study of Revelation, hal. 165).
IV. “Inilah firman Putra Allah, yang mata-Nya bagaikan nyala api
dan kaki-Nya bagaikan perunggu yang mengkilap”—ay. 18:
A. Gereja Roma Katolik yang murtad dengan tegas menekankan
Kristus sebagai anak Maria; karena itu, di sini Tuhan,
menyanggah bidah yang murtad itu, dengan mengatakan bahwa
Dia adalah Putra Allah:
1. Kristus sebagai Putra Allah menyiratkan ekspresi Allah, hasil
atau berasal dari Allah—Yoh. 1:18:
a. Mengenai eksistensi Allah, Kristus adalah Allah yang
lengkap sebagai perwujudan Allah; mengenai hasil Allah,
yaitu asalnya Dia, Kristus adalah Putra Allah.
52
b. Kristus sebagai perwujudan Allah berhubungan dengan
eksistensi-Nya, sedangkan Kristus sebagai Putra Allah
berhubungan dengan ekspresi Allah.
2. Tujuan Injil Yohanes adalah untuk mempersaksikan bahwa
Yesus adalah Kristus dan Putra Allah—20:31:
a. Kristus adalah sebutan Tuhan menurut jabatan-Nya, misi-
Nya, dan Putra Allah adalah sebutan-Nya menurut
persona-Nya—Mat. 16:16.
b. Persona-Nya adalah perkara hayat Allah, dan misi-Nya
adalah perkara pekerjaan Allah; Dia adalah Putra Allah
untuk menjadi Kristus Allah.
B. Dalam menanggulangi gereja yang murtad, yaitu gereja di
Tiatira, Tuhan mengacukan diri-Nya sendiri sebagai Dia yang
memiliki mata bagaikan nyala api dan kaki bagaikan perunggu
yang mengkilap:
1. Gereja yang murtad memerlukan penghakiman dari mata-
Nya yang menyelidiki dan kaki-Nya yang menginjak-injak.
2. “Semua gereja akan mengetahui bahwa Akulah yang
menyelidiki batin dan hati orang”—Why. 2:23.
V. Di dalam Wahyu 2:26-28 kita memiliki janji Tuhan kepada
orang yang menang:
A. “Kepadanya akan Kukaruniakan otoritas atas bangsa-bangsa;
dan dia akan menggembalakan mereka dengan tongkat besi”—ay.
26b-27a:
1. Memerintah dengan Kristus atas bangsa-bangsa di dalam
kerajaan milenium adalah pahala untuk para pemenang—
20:4, 6.
2. Janji dari Tuhan ini dengan tegas menyiratkan bahwa mereka
yang tidak menjawab panggilan-Nya untuk menang atas
Kekristenan yang merosot tidak akan berpartisipasi dalam
pemerintahan kerajaan milenium.
3. Di dalam kerajaan milenium, penguasa itu adalah gembala—
2:27.
4. Di dalam Mazmur 2:9 Allah telah memberikan otoritas kepada
Kristus untuk memerintah atas bangsa-bangsa; di dalam
Wahyu 2:26, Kristus memberikan otoritas yang sama kepada
para pemenang-Nya.
B. “Kepadanya akan Kukaruniakan bintang fajar”—ay. 28:
1. Mengenai lambang-lambang Kristus, Alkitab memulai dengan
Dia sebagai terang dan berakhir dengan Dia sebagai bintang
fajar yang cemerlang—Kej. 1:3; Why. 22:16:
a. Bintang fajar muncul di jam yang paling gelap, setelah
tengah malam dan menjelang fajar menyingsing.
b. Ini mengindikasikan bahwa Kristus akan muncul sebagai
bintang fajar yang cemerlang di zaman yang paling gelap,
menjelang penutupan zaman ini.
53
2. Sebagai bintang fajar yang cemerlang, Kristus akan muncul
secara pribadi kepada para pemenang, yang berjaga-jaga,
bersiap sedia, dan menantikan Dia:
a. Dia akan secara rahasia memberikan diri-Nya sendiri
sebagai bintang fajar kepada orang-orang yang mengasihi
Dia dan yang berjaga-jaga dan menantikan Dia sehingga
mereka bisa memiliki prioritas untuk mengecap kesegaran
hadirat-Nya pada kedatangan-Nya kembali setelah lama
tidak hadir.
b. Ini akan mendorong mereka untuk sungguh-sungguh
mencari kehadiran Tuhan dan berjaga-jaga sehingga
mereka akan dapat berdiri di hadapan-Nya di dalam
bagian rahasia dari kedatangan-Nya—Luk. 21:36; Mat.
24:43.
c. Kita harus membuat diri kita sendiri siap sedia bagi
penampakan Tuhan yang rahasia sebagai bintang fajar.
3. Menurut 2 Petrus 1:19, jika kita memperhatikan firman
nubuat, maka fajar akan menyingsing di dalam kita, dan
bintang fajar akan terbit di dalam hati kita:
a. Memperhatikan firman nubuat adalah menaruh perhatian
kepada Firman yang hidup dan masuk ke dalam Firman
hingga bintang fajar terbit di dalam kita dan sesuatu dari
surga bersinar atas kita.
b. Kita perlu datang kepada Firman yang teguh ini dan
membuka seluruh diri kita kepada Firman hingga Kristus
sebagai bintang fajar terbit di dalam kita dan bersinar atas
kita.
Kutipan Berita Ministri:
SELUK-BELUK IBLIS
Ayat 24 mengatakan, “Tetapi kepada kamu, yaitu orang-orang lain di
Tiatira, yang tidak mengikuti ajaran itu dan tidak menyelidiki apa yang
mereka sebut seluk-beluk Iblis, kepada kamu Aku berkata: Aku tidak mau
menanggungkan beban lain kepadamu.” “Seluk-beluk” dalam bahasa
aslinya berarti “kedalaman”, seperti yang tercantum dalam Efesus 3:18. Di
sini, secara kiasan mengacu kepada hal-hal yang misterius. Gereja di
Tiatira mempunyai banyak misteri atau doktrin yang dalam. Jemaah Iblis
(2:9) berlawanan dengan gereja yang menderita; takhta Iblis (2:13)
berpautan dengan gereja yang duniawi; dan seluk beluk Iblis ada di dalam
gereja yang murtad. Agama dengan jemaah, dunia yang di bawah takhta
Iblis, dan filsafat misteri Iblis, semuanya digunakan Iblis untuk merusak
dan membusukkan gereja.
Kita telah nampak bahwa gereja pernah menderita aniaya oleh jemaah
Iblis; kita juga nampak bahwa kemudian gereja menjadi duniawi, tinggal
di tempat kediaman Iblis, di tempat takhtanya berdiri; semua ini adalah
54
kelicikan musuh, semuanya berasal dari Iblis. Tetapi di sini, dalam gereja
yang keempat, ada sesuatu yang lebih serius daripada semua itu. Yang ada
di sini bukan hanya soal jemaah Iblis, tempat kediaman Iblis, atau takhta
Iblis, bahkan Iblis telah masuk ke dalam gereja dan telah memenuhi gereja
dengan dirinya. Dalam gereja ini ada seluk-beluk Iblis, ajaran-ajaran
misteri Iblis. Itulah filsafat setani. Gereja ini mengajarkan misteri setani.
Hal itu mengindikasikan bahwa pikiran dan konsepsi Iblis yang misteri
telah meresapi gereja ini. Iblis selalu bertindak dengan licik. Kali pertama
dia menghampiri manusia, dia datang dalam wujud ular yang menarik.
Namun, itu bukan ular biasa — itu Iblis. Iblis selalu memakai wujud yang
menarik. Tidak ada yang mengira bahwa Iblis dapat memakai “gereja”
sebagai penampilan luarnya. Tetapi dalam surat kepada gereja di Tiatira,
kita nampak, demikianlah keadaan sesungguhnya dari dunia kekristenan.
Dunia kekristenan telah menjadi alat Iblis. Walaupun padanya masih ada
nama Kristus, sebenarnya Iblis sendiri yang ada di dalamnya. Kita semua
harus nampak hal ini.
Seluk-beluk Iblis, sebagai filsafat setani, benar-benar licik. Dalam
gereja ini, ada banyak hal yang disebut misteri. Semua misteri yang
diajarkan oleh gereja yang jahat ini adalah filsafat setani. Salah satu
filsafat mereka adalah: jika Anda tidak menambahkan sesuatu kepada
kebenaran dalam Alkitab, orang akan sulit menerimanya. Dengan hikmat-
Nya, Tuhan mengumpamakan hal itu dengan ragi yang dimasukkan ke
dalam tepung yang halus, supaya rotinya mudah dimakan. Gereja ini
mengatakan, jika tidak ada hari Natal, orang-orang akan sulit menerima
kebenaran tentang kelahiran Kristus. Itu adalah ragi yang dicampurkan
ke dalam tepung yang halus. Itu sungguh licik dan jahat.
Kalau Anda menganggap mengatakan wanita yang jahat ini
penjelmaan Iblis adalah keterlaluan, saya mohon Anda perhatikan Wahyu
17:4-5. Ayat 4 mengatakan, “Perempuan itu memakai kain ungu dan kain
kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya
ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan
percabulannya.” Perempuan yang jahat ini memang memiliki penampilan
yang baik: berhias dengan emas, permata, dan mutiara, bahan-bahan yang
dipergunakan untuk membangun Yerusalem Baru. Kalau Yerusalem Baru
murni dibangun dengan ketiga bahan berharga ini, perempuan jahat ini
hanya berhias dengan bahan-bahan ini. Berhias berarti memakai hiasan
di permukaan, menarik secara luaran, memiliki penampilan yang
menyenangkan dan enak dipandang untuk menyembunyikan sesuatu yang
jahat atau jelek. Penampilan luarnya memang menarik, tetapi di dalamnya
menjijikkan. Perempuan ini juga memegang cawan emas yang penuh
dengan kekejian dan kenajisan percabulannya. Dalam perlambangan,
emas melambangkan sifat ilahi Allah. Secara luaran, perempuan ini
memegang barang milik Allah, tetapi sesungguhnya, di dalamnya penuh
dengan kekejian. Dalam Alkitab, kekejian terutama mengacu kepada dua
hal — penyembahan berhala dan percabulan. Kedua hal tersebut adalah
kekejian di pandangan Allah. Nampaknya, wanita ini sangat menarik,
karena dihiasi dengan emas, batu permata, dan mutiara, serta memegang
55
cawan emas. Kalau Anda tidak memiliki daya pandang yang menembus ke
dalam, Anda akan tertipu. Tetapi kita harus memiliki daya pandang yang
menembus ke dalam, dapat melihat sampai ke dalamnya. Ketika kita
melihat wanita itu secara batiniah, kita akan tahu bahwa dia penuh
dengan kekejian dan kenajisan.
Ayat 5 mengatakan, “Pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia,
Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
Tuhan menilik hati manusia dan tahu yang ada di dalam mereka. dia
memiliki daya pandang yang menembus ke dalam dan melihat bagian
batin wanita jahat ini. Tuhan menyebutnya, “Ibu dari wanita-wanita
pelacur,” yang berarti dia adalah sumber dari semua percabulan rohani.
Maka, cocoklah dia disebut penjelmaan Iblis. Kita perlu daya pandang
yang menembus ke dalam untuk melihat dia sampai ke dalamnya,
menembus penampilan luarnya. Itulah sebabnya kita perlu memiliki
pedang tajam bermata dua, firman dalam Alkitab.
Kita bersyukur kepada Tuhan atas anugerah-Nya yang berdaulat.
Karena anugerah-Nya berdaulat, dia dapat menyelamatkan kita dalam
segala macam lingkungan. Banyak orang diselamatkan dalam lingkungan
jahat gereja yang murtad. Anda tidak dapat berkata bahwa gereja ini tidak
memberitakan Alkitab. Di China, banyak orang kafir mengenal nama
Allah, nama Yesus, dan beberapa ayat Alkitab melalui ajaran gereja ini.
Namun, hal yang jahat ialah: setelah ditolong oleh gereja ini, orang-orang
tersebut terhalangi, tidak dapat terus mengenal Tuhan dengan baik. Ada
orang yang oleh kasih karunia Tuhan yang berdaulat telah beroleh selamat
dalam gereja yang murtad ini, tetapi dalam waktu yang sama orang
tersebut juga menyukai hal-hal yang jahat itu. Banyak di antara mereka
yang berkata, “Kalau ini jahat, bagaimana mungkin aku dapat beroleh
selamat melaluinya?” Maka, walaupun banyak orang yang berlatar
belakang gereja ini, sekarang telah menempuh kehidupan gereja, namun
di lubuk mereka, ada yang masih bersimpati kepada perempuan jahat itu.
Mereka tidak membencinya seperti Tuhan membencinya. Bacalah surat
kepada Tiatira sekali lagi. Tuhan tidak bersimpati kepada Izebel, karena
perempuan jahat itu telah sepenuhnya dijenuhi oleh Iblis, si jahat itu. Iblis
ada dalam setiap bagian perempuan jahat itu.
Kita harus tidak ada hubungan apa pun dengan gereja yang murtad
ini. dia bukan lagi Tubuh Kristus, bukan lagi gereja Allah; dia adalah
penjelmaan Iblis, licik dan jahat. Kalau Anda ingin melihat lebih banyak
tentang gereja ini, bacalah buku Saudara Watchman Nee, Ortodoksi
Gereja. Orang yang memiliki hati bagi Tuhan dan bagi pemulihan-Nya,
harus mengenal jelas gereja ini. Begitu kita mengenalnya, kita tidak akan
menghargai apa pun yang berkaitan dengannya. Sebaliknya, kita harus
menyatakan bahwa dia adalah pelacur besar, Babel besar, dan kita harus
meninggalkannya.
Nanti akan kita lihat, Kitab Wahyu mengindikasikan pelacur besar ini
memiliki anak-anak perempuan. Kita harus diterangi jelas-jelas tentang
gereja ini. Begitu kita diterangi, kita akan tahu, di mana seharusnya kita
berada. Kita ada di dalam pemulihan Tuhan. Kita ada di dalam Tubuh
56
Kristus, gereja Allah, dan kita tidak bersangkut-paut dengan Izebel,
perempuan jahat, pelacur, Babel besar. Kita pun tidak ada hubungan
dengan anak-anaknya.
Dalam surat ini Tuhan mengindikasikan bahwa dia akan menghakimi
Izebel. Dalam 17:16 dikatakan bahwa selama kesusahan besar, Tuhan
akan mengizinkan Antikristus membunuh dan membinasakan gereja ini.
Pada saat itu, Babel agamawi akan roboh. Tetapi sebelum itu, gereja ini
akan terus ada sesuai dengan nubuat. Ayat 25 mengindikasikan bahwa
gereja ini akan tetap ada sampai kedatangan kembali Tuhan. (Pelajaran-
Hayat Wahyu, hal. 221-226)
KRISTUS SEBAGAI BINTANG FAJAR
UNTUK DIBERIKAN KEPADA PARA PEMENANG
Wahyu 2:28 memberi tahu kita bahwa Kristus akan memberikan
bintang fajar kepada para pemenang. Perjanjian Baru mewahyukan bahwa
Kristus, yang dilambangkan oleh benda-benda penerang di langit, sang
terang, adalah bintang fajar yang gilang gemilang (22:16). Mengenai
lambang Kristus, seluruh Alkitab dimulai dengan Dia sebagai terang (Kej.
1:3) dan berakhir dengan Dia sebagai bintang fajar, benda penerang.
Bintang fajar muncul di saat yang paling gelap, setelah tengah malam dan
sebelum fajar. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus akan muncul
sebagai bintang fajar yang gemilang di saat yang paling gelap, sebelum
penutupan zaman ini.
Penampakan-Nya sebagai bintang fajar (Why. 2:28) dan penampakan-
Nya sebagai Surya kebenaran (Mal. 4:2) tidak akan pada waktu yang
bersamaan. Yang pertama terjadi sebelum fajar, dan yang terakhir terjadi
setelah fajar menyingsing. Sebagai Surya kebenaran setelah fajar
menyingsing, Dia akan menampakkan diri secara terbuka kepada semua
orang di bumi. Sebagai bintang fajar yang gemilang sebelum fajar
menyingsing, Dia akan menampakkan diri secara pribadi kepada para
pemenang yang berjaga-jaga, bersiap sedia, dan menantikan Dia.
Sementara orang-orang sedang tidur nyenyak di malam hari, Dia secara
rahasia akan memberikan diri-Nya sebagai bintang fajar kepada mereka
yang mengasihi Dia dan yang berjaga-jaga dan menantikan Dia (Why.
2:28), sehingga mereka dapat mendapat prioritas untuk merasakan
kesegaran hadirat-Nya pada kedatangan-Nya kembali setelah sekian lama
tidak ada. Hal ini akan mendorong mereka untuk sungguh-sungguh
mencari hadirat Tuhan dan berjaga-jaga sehingga mereka dapat berdiri di
hadapan-Nya pada bagian rahasia kedatangan-Nya, ketika Dia akan
datang seperti pencuri (Luk. 21:36; Mat. 24:43). Kristus sebagai bintang
fajar akan diberikan kepada para pemenang sebagai pahala pertama
mereka, pahala yang paling awal (Why. 2:26-29). Kita harus
mempersiapkan diri kita untuk penampakan rahasia Tuhan sebagai
bintang fajar.
"Bintang terbit dari Yakub" (Bil. 24:17) dan bintang yang muncul pada
saat kelahiran Tuhan (Mat. 2:7, 9-10) rampung pada bintang fajar dalam
Wahyu 2:28. Tidak ada bintang yang seterang bintang fajar. Pada saat
57
yang paling gelap, di dalam para pemenang ada satu bintang yang
bersinar. Para pemenang akan memiliki dan menikmati terang yang
khusus, Kristus sebagai bintang fajar.
Pada awal Perjanjian Baru, bintang itu ada di luar agama (Mat. 2:1-6),
tetapi pada akhir Perjanjian Baru, bintang itu ada di dalam gereja. Jika
kita mau melihat bintang itu saat ini, tidak perlu kita melihat ke langit,
seperti yang orang majus lakukan. Hari ini bintang itu ada di dalam gereja
dan di antara gereja-gereja. Yesus Kristus, yang adalah bintang fajar itu,
hari ini berjalan di antara gereja-gereja lokal. Untuk melihat bintang itu,
kita harus datang ke gereja-gereja lokal. Jika kita untuk agama, kita tidak
akan dapat melihat Kristus sebagai bintang itu. Tetapi jika kita berada
dalam gereja lokal sejati, kita akan melihat bintang itu. Ketika kita berada
di dalam agama, kita merasakan berada di dalam kegelapan, tetapi ketika
Tuhan membawa kita ke dalam gereja-gereja, kita melihat bintang yang
terang. Bintang surgawi itu hari ini ada di dalam gereja-gereja lokal.
Menurut 2 Petrus 1:19, bintang fajar berhubungan dengan Alkitab.
Petrus memberi tahu kita untuk memperhatikan firman nubuat. Jika kita
memperhatikan firman nubuat, fajar akan menyingsing di dalam kita, dan
bintang fajar akan terbit di dalam hati kita. Memperhatikan firman
nubuat adalah memperhatikan Firman yang hidup. Ini tidak hanya
membaca Firman; ini adalah masuk ke dalam Firman sampai sesuatu
muncul di dalam diri kita. Kita dapat menyebutnya fajar, atau bintang
fajar. Dalam 2 Petrus 1:19 istilah "bintang fajar" dalam bahasa Yunani
adalah phosphorus, zat yang mengandung terang. Sepotong fosfor dapat
bersinar dalam kegelapan. Kristus adalah fosfor sejati yang bersinar dalam
kegelapan hari ini. Namun, Firman tidak dapat bersinar atas kita kecuali
kita memperhatikannya. Kita harus memperhatikan sampai sesuatu
mulai bersinar di dalam kita. Bersinarnya ini yang akan menjadi "fosfor"
ilahi di dalam hati kita. Kemudian kita akan memiliki bintang fajar. Kita
akan menjadi seperti orang-orang bijak, dan sesuatu dari surga akan
bersinar atas kita. Kita harus datang kepada Firman yang pasti dan
membuka seluruh diri kita kepada Firman—mulut kita, mata kita, pikiran
kita, roh kita, dan hati kita—sampai Kristus kita sebagai bintang fajar
terbit di dalam kita dan bersinar atas kita. (The Conclusion of The New
Testament, hal. 4190-4192)
58
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Jumat — Sidang Malam)
Berita Enam
Gereja di Sardis
Pembacaan Alkitab: Why. 3:1-6
I. Sebagai satu tanda, gereja di Sardis menggambarkan gereja
Protestan, dari zaman Reformasi sampai kedatangan Kristus
kali kedua—Why. 3:1:
A. Ketika gereja, dalam kejatuhannya yang terus menerus, sampai
ke tahap Izebel, Allah tidak dapat mentolerirnya lagi (2:18, 20);
gereja di Sardis adalah reaksi Allah terhadap Tiatira.
B. Sardis muncul karena Tuhan telah melihat kondisi Tiatira; di
dalam Bahasa Yunani Sardis berarti "yang tersisa", “orang-orang
yang tersisa,” atau “restorasi.”
II. “Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup,
padahal engkau mati”—ay. 1:
A. Banyak orang menganggap gereja Protestan yang direformasi itu
hidup, tetapi Tuhan mengatakan bahwa dia mati; dia telah
kehilangan vitalitas hayat dan hanya hidup dalam namanya saja.
B. Kebangunan-kebangunan rohani yang sering muncul di dalam
sejarah denominasi-denominasi Protestan adalah bukti bahwa
mereka itu mati.
C. Kita tentunya tidak mau berada di dalam kondisi gereja di Sardis,
kita ingin hidup dan aktif dalam memberitakan Injil, dalam
merawat orang-orang baru, dalam menyempurnakan orang-orang
kudus, dan dalam bernubuat untuk membangun Tubuh Kristus—
Yoh. 15:16; Mat. 24:45; Ef. 4:12; 1 Kor. 14:1, 3-5, 12.
III. “Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan
ketujuh bintang itu”—Why. 3:1:
A. Ketujuh Roh itu memampukan gereja untuk hidup dengan kuat,
dan ketujuh bintang itu memampukan gereja untuk bersinar
dengan kuat—1:4, 16a, 20.
B. Gereja reformasi yang mati memerlukan Roh Allah yang
diintensifkan tujuh kali ganda dan para pemimpin yang
bersinar—3:1.
C. Roh yang diintensifkan tujuh kali ganda tidak pernah dapat
digantikan oleh huruf-huruf pengetahuan yang mati—2 Kor. 3:6.
D. Tujuh Roh itu berhubungan dengan tujuh bintang (Why. 3:1):
1. Sebuah bintang adalah seorang utusan di dalam satu gereja,
seorang pemimpin di dalam satu gereja lokal; utusan yang
sedemikian haruslah bersatu dengan tujuh Roh Allah.
59
2. Bintang-bintang adalah orang-orang yang bercahaya di dalam
kegelapan dan memalingkan orang dari jalan yang salah
kepada jalan yang benar—Dan. 12:3.
3. Wahyu 1:20 dan 3:1 memperlihatkan bahwa bintang-bintang
itu bukan hanya berhubungan dengan Roh itu melainkan juga
dengan gereja-gereja; jika kita ingin memiliki bintang yang
hidup atau bintang-bintang yang hidup, maka kita perlu Roh
itu dan gereja.
IV. “Sebab tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati selesai di
hadapan Allah-Ku”—ay. 2:
A. Di pandangan Allah, tidak ada yang selesai di dalam gereja-gereja
yang disebut reformasi; segala sesuatunya ada awalnya tetapi
tidak ada akhirnya.
B. Apa yang dimulai di dalam Reformasi itu tidak ada yang pernah
diselesaikan oleh gereja-gereja Protestan; karena itu, gereja di
Filadelfia (ay. 7-13), yang menandakan gereja dalam pemulihan,
diperlukan untuk menyelesaikannya.
C. Reformasi tidak membawa gereja kembali ke kondisi yang
semula; reformasi hanya membuat gereja yang duniawi menjadi
gereja-gereja negara—cf. Mat. 16:18; 18:17; 1 Kor. 1: 2; Ef. 1: 22-
23; Why. 1:11.
D. Tuhan adalah Tuhan yang menyelesaikan; karena itu, Dia
meminta penyelesaian—Flp. 1:6.
V. “Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga, Aku akan datang
seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku
tiba-tiba datang kepadamu”—Why. 3:3:
A. Ayat ini mengindikasikan bahwa Kristus adalah Dia yang akan
datang sebagai pencuri untuk mencuri harta-Nya, yaitu para
pencari-Nya yang mustika.
B. Karena banyak orang beriman itu mati secara rohani, mereka
tidak akan menyadari tentang kedatangan Tuhan seperti pencuri
dalam penampakan-Nya yang rahasia bagi para pencari-Nya.
C. Hanya orang-orang yang matang dalam hayat dan telah
ditransformasi jiwanyalah yang akan cukup berharga untuk
dicuri oleh Tuhan—ay. 3.
D. Kita harus dipersiapkan secara menyeluruh bagi waktu
kedatangan Tuhan yang rahasia; karena itu, kita harus siap sedia
dan berjaga-jaga—Luk. 21:36; Mat. 24: 42-44.
VI. “Tetapi di Sardis ada beberapa orang yang tidak
mencemarkan pakaiannya; mereka akan berjalan dengan Aku
dalam pakaian putih, karena mereka layak untuk itu”—Why.
3:4:
A. Pakaian di dalam Alkitab menandakan apa adanya kita saat kita
berjalan dan hidup—ay. 4.
60
B. Mencemarkan pakaian berarti menodainya dengan maut; pakaian
yang cemar mengindikasikan adanya maut atau tidak adanya
hayat:
1. Di hadapan Allah, maut itu lebih cemar daripada dosa—Im.
11:24-25; Bil. 6:6-7, 9.
2. Di dalam Wahyu 3:4 pencemaran itu menunjukkan segala
sesuatu dari sifat maut.
3. Pencemaran di Sardis bukanlah pencemaran dosa melainkan
pencemaran maut.
C. Orang-orang yang tidak mencemarkan pakaian mereka akan
berjalan dengan Tuhan dalam pakaian putih—ay. 4:
1. Putih bukan hanya menandakan kemurnian melainkan juga
perkenanan—7:9.
2. Pakaian putih di dalam Wahyu 3:4 menandakan berjalan dan
penghidupan yang tidak dinodai oleh maut dan yang akan
diperkenan oleh Tuhan; ini adalah syarat untuk berjalan
dengan Tuhan, khususnya di dalam kerajaan yang akan
datang.
3. Berjalan dalam pakaian putih adalah memiliki penghidupan
yang tidak dinodai oleh maut dan diperkenan dalam hayat
oleh Tuhan.
VII. “Siapa yang menang, kepadanya akan dikenakan pakaian
putih yang demikian”—3:5a:
A. Menang di sini adalah menang atas kematian gereja-gereja
Protestan, yaitu, menang atas aliran Protestan yang mati.
B. Kristus adalah pakaian putih untuk dikenakan para pemenang:
1. Pakaian putih mengacu pada kondisi yang hidup; kondisi
yang hidup berarti mengenakan pakaian putih.
2. Jika kita mati secara rohani, maka kita kotor; orang yang mati
demikian adalah orang yang paling kotor; dan juga jika kita
mati, maka kita telanjang—16:15.
3. Kita memerlukan pakaian yang hidup itu menutupi kita;
pakaian yang hidup ini adalah Kristus itu sendiri yang
tergarap ke dalam kita oleh Roh pemberi-hayat; satu-satunya
jalan untuk memiliki pakaian ini adalah dengan berpaling
kepada roh dan hidup di dalam roh perbauran—Gal. 4:19; Ef.
3:16; 1 Kor. 6:17; Rm. 8:4.
4. Dikenakan pakaian putih, seperti yang dijanjikan di dalam
Wahyu 3:5, akan menjadi pahala bagi para pemenang di dalam
kerajaan milenium; berjalannya mereka di zaman ini akan
menjadi pahala bagi mereka di zaman akan datang.
C. Setiap orang Kristen memerlukan dua pakaian—Luk. 15:22; Mat.
22:12:
1. Pakaian yang pertama adalah pakaian keselamatan,
menandakan Kristus sebagai keadilbenaran kita secara
obyektif:
61
a. Di dalam Lukas 15:22, ketika anak yang hilang itu pulang,
hal pertama yang dilakukan bapanya adalah mengenakan
jubah yang terbaik kepadanya.
b. Dengan mengenakan jubah yang terbaik itu, dia
dibenarkan dan diperkenan; ini berarti bahwa dia telah
dibenarkan di dalam Kristus dan bahwa Kristus menjadi
tutu pembenarnya.
c. Dia ditutupi dengan Kristus sebagai keadilbenarannya;
maka, pakaian pembenaran adalah untuk keselamatan.
2. Selain pakaian pembenaran ini, kita memerlukan pakaian
lainnya untuk membuat kita diperkenan dan disenangi
Tuhan—Mat. 22:12; Why. 3:5a:
a. Ini adalah pakaian perkenanan agar kita diterima,
menandakan Kristus yang kita perhidupkan sebagai
keadilbenaran kita yang subyektif—Flp. 1:21; 3:9:
(1) “Lenan halus, cerah dan bersih” di dalam Wahyu 19:8
menunjukkan pakaian kedua ini.
(2) Menurut perlambangan, permaisuri di dalam Mazmur
45 memiliki dua pakaian: satu untuk keselamatan dan
yang kedua adalah agar ia dapat bersama Raja di
dalam pemerintahan-Nya—ay. 8,13-14.
b. Kita telah diselamatkan dan dibenarkan dan memiliki
pakaian yang pertama—Kristus sebagai keadilbenaran
kita yang obyektif—bagi keselamatan kita; sekarang kita
perlu maju untuk mengalami Kristus sebagai
keadilbenaran kita yang subyektif sehingga kita bisa
memiliki pakaian yang kedua—Flp. 3:9.
c. Kristus sebagai keadilbenaran kita yang obyektif telah
dikenakan ke atas kita, sedangkan Kristus sebagai
keadilbenaran kita yang subyektif itu keluar dari dalam
kita.
d. Pakaian putih di dalam Wahyu 3:5 mengacu pada pakaian
yang kedua, yang diperlukan agar kita dapat menerima
pahala dan masuk ke dalam kerajaan untuk berjalan
dengan Tuhan, yaitu, memerintah dengan Dia—2 Tim.
2:11-12.
D. Kita semua harus menang atas situasi yang mati di dalam agama,
menaklukkan segala jenis maut, dan mengenakan pakaian
putih—Why. 3:4-5a.
Kutipan Berita Ministri:
KEADAAN GEREJA
Dikatakan Hidup, Padahal Mati
Kepada malaikat gereja di Sardis Tuhan berkata, “Aku tahu segala
pekerjaanmu: Engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati! Bangunlah,
62
dan kuatkanlah apa yang masih tinggal yang sudah hampir mati, sebab
tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati sempurna di hadapan Allah-
Ku.” Kedua ayat ini menyajikan satu gambaran yang penuh dari apa yang
disebut gereja Protestan. Banyak orang mengira bahwa gereja yang telah
direformasi ini hidup, tetapi Tuhan berkata bahwa dia itu mati. Sebab itu,
dalam keadaannya yang mati, dia memerlukan Roh yang hidup dan
bintang yang bercahaya terang.
Perkara-perkara yang Masih Tinggal yang Sudah Hampir Mati
Dalam ayat 2 Tuhan berkata, “Bangunlah, dan kuatkanlah apa yang
masih tinggal yang sudah hampir mati.” Apa yang masih tinggal” adalah
hal-hal yang pernah hilang, kemudian dipulihkan oleh pergerakan
Reformasi, misalnya dibenarkan oleh iman, Alkitab yang terbuka, dan
sebagainya. Meskipun hal-hal itu telah dipulihkan, tetapi keadaannya
sudah hampir mati. Karena itu, perlu dibangkitkan. Inilah keadaan
sesungguhnya dari gereja Protestan.
Tidak Ada Pekerjaan yang Sempurna
Tuhan juga berkata, “Tidak satu pun dari pekerjaanmu Aku dapati
sempurna di hadapan Allah-Ku.” Perkara yang dirintis oleh pergerakan
Reformasi tidak ada satu pun “yang sempurna”. Sebab itu, gereja di
Filadelfia perlu menyempurnakannya. Dalam pandangan Allah, dalam
gereja-gereja Reformasi tidak ada satu pun pekerjaan yang sempurna.
Jangan Anda mengira hal dibenarkan oleh iman di antara mereka telah
tuntas. Jika Anda mempunyai pandangan yang dalam, Anda akan nampak
bahwa dibenarkan oleh iman yang dipulihkan oleh Martin Luther
sangatlah dangkal; karena Luther tidak terlalu banyak menjamah hal
dibenarkan ini berdasarkan hayat, melainkan kebanyakan hanya secara
doktrin, secara dangkal. Kita bersyukur kepada Tuhan karena hamba
Allah yang besar ini, namun dia belum sempurna. Tidak satu pun dari
pekerjaan yang ditanganinya itu tuntas. Perkara-perkara yang dipulihkan
pada zaman Luther adalah perkara-perkara yang telah mati dan hampir
mati. Inilah sebabnya begitu banyak gereja Protestan sering mengadakan
kebangunan rohani.
Butir penting pada gereja yang kelima ini adalah: mati dan hampir
mati. Dikatakan hidup, padahal mati. Banyak di antara kita dapat
bersaksi, sewaktu kita diselamatkan, kita cukup hidup. Tetapi setelah
masuk ke dalam suatu denominasi, kita seolah ditaruh di tempat
pendingin, dan beberapa bulan kemudian, kita menjadi dingin dan
akhirnya mati. Gereja yang direformasi ini membuat orang menjadi mati.
PARA PEMENANG —BEBERAPA ORANG DI SARDIS
Tidak Mencemarkan Pakaiannya dengan Maut
Dalam ayat 4 Tuhan berkata, “Tetapi di Sardis ada beberapa orang
yang tidak mencemarkan pakaiannya.” Dalam Alkitab, pakaian
melambangkan apa adanya diri kita dalam kelakuan dan kehidupan kita.
Mencemarkan pakaian di sini khususnya berarti mengotori pakaian
63
dengan noda maut. Di hadapan Allah, maut lebih najis daripada dosa (Im.
11:24-25; Bil. 6:6-7, 9). Dalam ayat ini, pencemaran mengacu kepada
sesuatu yang berasal dari maut. Pencemaran di Sardis bukan pencemaran
karena dosa, melainkan pencemaran karena maut. Maut lebih najis
daripada dosa. Menurut Perjanjian Lama, jika seseorang berbuat dosa, dia
dapat diampuni melalui mempersembahkan kurban penghapus dosa (Im.
4:27-31). Namun, seseorang yang menjamah orang mati harus menunggu
tujuh hari baru dapat tahir (Bil. 19:11, 16). Ini mengindikasikan bahwa
pencemaran oleh maut lebih serius daripada pencemaran oleh dosa.
Sayang, umat Kristen hari ini tidak memiliki kesadaran akan maut ini.
Jika Anda pergi ke Las Vegas dan berjudi di kasino, Anda akan merasa
telah berbuat dosa. Tetapi jika Anda datang ke dalam sidang dengan cara
yang mati, Anda mungkin tidak merasakan keseriusannya. Tetapi dalam
pandangan Allah, situasi yang penuh maut itu lebih serius daripada
berjudi di kasino di Las Vegas. Walaupun umat Kristen mengecam dosa,
namun mereka tidak mengecam maut. Mereka duduk di tempat sidang
seperti mayat, namun tidak merasa ada sesuatu yang tidak benar. Saya
tidak suka dekat-dekat dengan sesuatu yang mati. Sewaktu ibu saya
meninggal, sekalipun kami semua mengasihinya, namun tidak seorang
pun di antara kami yang berani menemani mayatnya semalam-malaman.
Jika istri Anda menjadi kotor karena mengerjakan sesuatu bagi Anda,
Anda bahkan lebih mengasihinya. Tetapi jika dia mati, Anda tidak ingin
dekat-dekat dengan jenazahnya. Tuhan membenci maut. Namun,
kebanyakan umat Kristen dalam gereja-gereja Reformasi tidak
mempunyai konsepsi yang demikian terhadap maut ini. Mereka mungkin
berkata, “Apa salahnya gereja-gereja denominasi?” Mereka tidak hanya
salah, bahkan penuh dengan maut. Maut merupakan problem terbesar.
Betapa bahayanya hal itu! Maut merupakan bau busuk bagi Allah, dan dia
tidak dapat menoleransinya.
Gereja-gereja lokal harus membenci maut. Saya lebih suka melihat
orang-orang di dalam gereja-gereja melakukan kesalahan daripada
melihat mereka mati. Sering kali saya bertanya kepada saudara dan
saudari yang tidak menunaikan fungsi mereka di dalam sidang-sidang.
Jawab mereka, “Aku takut melakukan kesalahan.” Mendengar itu saya
berkata, “Semakin banyak kesalahan yang kalian perbuat, semakin baik.
Anak-anak yang hidup tentu melakukan banyak kesalahan. Tetapi anak-
anak yang mati tidak pernah melakukan kesalahan sedikit pun.” Jika
Anda hanya duduk di tempat sidang tanpa melakukan apa-apa, Anda
memang tidak akan pernah berbuat salah. Namun sekalipun Anda benar,
keadaan Anda sesungguhnya mati. Lebih baik hidup sekalipun salah
daripada benar namun mati. Mungkin saja saya melakukan kesalahan,
tetapi setiap orang mengetahui betapa hidupnya saya. Manakah yang lebih
Anda sukai, benar namun mati atau melakukan kekeliruan namun hidup?
Berjalan dengan Tuhan dalam Pakaian Putih
Tentang orang-orang yang tidak mencemarkan pakaiannya, Tuhan
berkata bahwa, “mereka akan berjalan dengan Aku dalam pakaian putih,
64
karena mereka layak untuk itu” (ayat 4). Putih bukan hanya
melambangkan kemurnian, melainkan juga melambangkan diperkenan.
Di sini, pakaian putih melambangkan perilaku dan kehidupan yang tidak
tercemar oleh maut, melainkan yang diperkenan oleh Tuhan. Inilah syarat
berjalan dengan Tuhan, terutama dalam kerajaan yang akan datang.
JANJI KEPADA PEMENANG
Jika Anda membaca konteks Wahyu 2 dan 3, Anda akan nampak bahwa
setiap kali Tuhan memberikan suatu janji dalam ketujuh surat ini, selalu
dengan tegas mengacu kepada kerajaan yang akan datang, tidak pernah
ditujukan kepada kekekalan, yaitu nasib kekal kita, melainkan selalu
ditujukan kepada masa depan kita dalam kerajaan yang akan datang.
Inilah prinsip dasar dan yang menentukan dalam memahami seluruh janji
dalam ketujuh surat ini. Dalam ayat 4 Tuhan berjanji bahwa mereka yang
hidup, yang tidak mencemarkan pakaian mereka, akan berjalan dengan-
Nya dalam pakaian putih. Kapankah hal ini terjadi? Pada hari pernikahan
Kristus yang akan berlangsung selama seribu tahun. Berjalan dengan
Tuhan dalam pakaian putih berarti berjalan dengan-Nya selama seribu
tahun itu. Dalam prinsipnya, ini juga harus diterapkan dalam hidup kita
hari ini, yaitu selalu berjalan dengan Tuhan.
Dalam ayat 5 Tuhan berkata, “Siapa yang menang, kepadanya akan
dikenakan pakaian putih yang demikian; Aku tidak akan menghapus
namanya dari kitab kehidupan, melainkan Aku akan mengaku namanya
di hadapan Bapa-Ku dan di hadapan para malaikat-Nya.” Menang di sini
mengacu kepada menang atas keadaan gereja di Sardis yang mati, yaitu
menang atas Sardis yang mati. Keseluruhan ayat 5 adalah janji Tuhan
kepada para pemenang. Janji ini akan tergenapkan pada Kerajaan Seribu
Tahun setelah Tuhan datang kembali.
Mengenakan Pakaian Putih, Berjalan dengan Tuhan
Pertama, Tuhan berjanji kepada para pemenang bahwa mereka akan
“mengenakan pakaian putih”. Mengenakan pakaian putih dalam janji ini
adalah pahala yang diberikan kepada para pemenang dalam Kerajaan
Seribu Tahun. Perilaku mereka dalam zaman ini akan menjadi pahala bagi
mereka dalam zaman yang akan datang. Setiap orang beriman
memerlukan dua pakaian: yang pertama adalah pakaian pembenaran
untuk keselamatan kita yang melambangkan Kristus sebagai kebenaran
obyektif kita. Dalam Lukas 15, ketika anak yang hilang itu kembali ke
rumah, bapanya mengambil sehelai jubah yang terindah yang disediakan
baginya. Perkara pertama yang dilakukan ayah itu ialah mengenakan
jubah terindah itu kepadanya. Dengan mengenakan jubah itu, anak yang
hilang itu dibenarkan di hadapan bapanya. Tadinya, dia telah menjadi
seorang pengemis yang kasihan, tidak lagi layak hidup bersama bapanya.
Tetapi saat dia mengenakan jubah itu, dia dibenarkan dan diperkenan. Ini
berarti dia dibenarkan dalam Kristus dan Kristus menjadi jubah
kebenarannya. Jadi, pakaian pembenaran adalah untuk keselamatan.
65
Namun, di samping ini, kita memerlukan pakaian lain yang membuat kita
diperkenan Tuhan. “Kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan putih
bersih” dalam Wahyu 19:8 mengindikasikan jubah yang kedua. Menurut
perlambangan, permaisuri dalam Mazmur 45 mempunyai dua macam
pakaian, satu untuk keselamatan dan yang lain untuk dikenakan bersama-
sama raja dalam pemerintahan-Nya. Setelah beroleh selamat, kita perlu
menjadi matang dan mengalahkan semua gangguan dan halangan. Kita
harus berlari dalam perlombaan dan mencapai tujuan. Sewaktu kita
berlari dalam perlombaan, banyak perkara akan menghalangi kita
mencapai sasaran. Kita harus mengalahkan semua penghalang itu. Ya,
kita telah beroleh selamat, dibenarkan, dan telah memiliki jubah pertama,
tetapi kita masih harus menjadi matang dan mencapai apa yang telah
ditentukan bagi kita. Jika kita berbuat demikian, maka kita akan
menerima pahala. Ini bukan perkara Kristus sebagai kebenaran obyektif,
melainkan mengalami Kristus sebagai kebenaran subyektif. Kristus
sebagai kebenaran obyektif telah kita kenakan, sedangkan Kristus sebagai
kebenaran subyektif diperhidupkan dari kita. Kita harus
memperhidupkan Kristus sebagai pakaian kita yang kedua. Pakaian ini
adalah untuk pahala. Pakaian putih yang tercantum dalam ayat 5
mengacu kepada pakaian kedua. Bila kita memiliki pakaian yang kedua
ini, kita akan diperkenan Tuhan dan akan menerima pahala. (Pelajaran-
Hayat Wahyu, hal. 232-251)
Sebagai Dia yang Akan Datang seperti Pencuri
Wahyu 3:3 mengatakan, "Karena jikalau engkau tidak berjaga-jaga,
Aku akan datang seperti pencuri dan engkau tidak tahu kapan saatnya Aku
tiba-tiba datang kepadamu." Ayat ini mengindikasikan bahwa Kristus
adalah Dia yang akan datang seperti pencuri untuk mencuri harta
mustika-Nya, para pencari-Nya yang mustika. Pencuri datang untuk
mencuri barang berharga di waktu yang tidak diketahui. Karena banyak
orang beriman yang mati secara rohani, mereka tidak akan menyadari
Tuhan datang seperti pencuri dalam penampakan rahasia-Nya bagi para
pencari-Nya. Karena itu, ada keperluan untuk berjaga-jaga.
Wahyu dalam Perjanjian Baru mengenai kedatangan Tuhan kali kedua
bukanlah menurut pemahaman alamiah kita. Menurut pikiran alamiah
kita, Tuhan akan tiba-tiba turun dari takhta di surga ke bumi. Namun,
menurut Firman Allah yang murni, kedatangan kembali Tuhan adalah
sebuah proses. Kedatangan kembali-Nya akan dimulai dari takhta dan
akan melewati satu proses sampai Dia turun untuk berperang di
Harmagedon. Tuhan akan turun dari takhta ke angkasa di mana Dia akan
merampungkan banyak hal: pengangkatan sebagian besar orang kudus,
penghakiman di takhta penghakiman, dan pernikahan Anak Domba.
Setelah semua ini dirampungkan di angkasa, Tuhan akan turun ke bumi.
Pengangkatan awal para pemenang, termasuk anak laki-laki (ps. 12) dan
buah sulung (ps. 14), akan terjadi pada awal proses kedatangan Tuhan
kembali. Dengan kata lain, ketika mereka diangkat, proses kedatangan
kembali Tuhan dimulai.
66
Kristus akan datang kembali secara rahasia seperti pencuri (3:3b;
16:15). Tidak ada pencuri memberi tahu Anda dulu waktu kedatangannya.
Dalam kedatangan rahasia-Nya seperti pencuri, Kristus akan datang
untuk mencuri hal-hal yang berharga. Tidak ada pencuri yang mencuri hal-
hal yang tak berharga. Pencuri datang hanya untuk mencuri barang yang
berharga. Kita perlu menjadi berharga di mata Tuhan. Kita harus
berharga dengan menjadi matang sehingga Dia akan datang dan
membawa kita secara rahasia. Hanya mereka yang matang dalam hayat
dan ditransformasi jiwanya akan berharga untuk Tuhan curi. Selama kita
tidak ditransformasi, kita yakin bahwa Pencuri tidak akan pernah
mendatangi kita. Waktu kedatangan rahasia-Nya tidak diketahui. Kita
semua harus bertanya kepada diri sendiri apakah kita berharga dan
apakah kita layak dicuri oleh Kristus dalam kedatangan rahasia-Nya.
Tiba-tiba, beberapa orang beriman yang adalah para pemenang awal
akan diambil oleh kedatangan Tuhan seperti pencuri (Mat. 24:43). Tidak
ada yang tahu waktu awal proses kedatangan kembali Tuhan dan
pengangkatan para pemenang awal. Ketika waktunya tiba, tidak ada
waktu bagi kita untuk mempersiapkan diri. Kita harus sepenuhnya
dipersiapkan sebelum waktu itu. Karena itu, kita harus siap sedia dan
berjaga-jaga.
Dalam Matius 24:40 dan 41, Tuhan berbicara tentang kedatangan
rahasia-Nya, "Pada waktu itu kalau ada dua orang di ladang, yang seorang
akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan; kalau ada dua orang
perempuan sedang memutar batu giling, yang seorang akan dibawa dan
yang lain akan ditinggalkan." Tuhan Yesus sangat bijaksana,
menggunakan dua orang saudara yang berada di ladang dan dua orang
saudari yang sedang memutar batu kilangan sebagai ilustrasi.
Kelihatannya dua saudara ini sama dan dua saudari ini sama. Tetapi tiba-
tiba salah seorang saudara dan salah seorang saudari diangkat. Setelah
memberikan ilustrasi ini, Tuhan berkata, "Karena itu, berjaga-jagalah,
sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang. Tetapi
ketahuilah ini: Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari
pencuri akan datang, sudahlah pasti dia berjaga-jaga, dan tidak akan
membiarkan rumahnya dibongkar. Karena itu, hendaklah kamu juga siap
sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga" (ay.
42-44). Sewaktu kita sedang bekerja, tidak memiliki kesadaran bahwa
Kristus akan datang, sebagian dari kita akan terangkat. Karena Dia
datang seperti pencuri, kita harus berjaga-jaga. The Conclusion of The New
Testament, hal. 4194-4195)
67
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Sabtu — Sidang Pertama Pagi)
Berita Tujuh
Gereja di Filadelfia
Pembacaan Alkitab: Why. 3:7-13; 1 Yoh. 3:14
I. Sebagai satu tanda, gereja di Filadelfia menggambarkan
gereja kasih persaudaraan, pemulihan kehidupan gereja yang
tepat, mulai dari awal abad kesembilan belas sampai
penampakan Tuhan kali kedua—Why. 3:7:
A. Sama seperti gereja reformasi, yang digambarkan oleh gereja di
Sardis, adalah reaksi terhadap Gereja Katolik yang murtad, yang
digambarkan oleh gereja di Tiatira, demikian juga gereja kasih
persaudaraan adalah reaksi terhadap gereja reformasi yang
mati—ay. 1; 2:18.
B. Reaksi ini akan berlanjut sebagai anti-kesaksian terhadap aliran
Katolik yang murtad dan aliran Protestan yang merosot hingga
Tuhan datang kembali—3:11.
II. Di dalam Bahasa Yunani Filadelfia berarti “kasih
persaudaraan”—ay. 7:
A. Bagian-bagian kata Yunani untuk Filadelfia berarti “memiliki
kasih sayang untuk” dan “saudara,” maka, perasaan sayang
persaudaraan, yaitu kasih bercirikan kesukaan dan
kesenangan—2 Ptr. 1:7.
B. Di dalam kesalehan, yang adalah ekspresi Allah, kasih ini perlu
disuplaikan untuk persaudaraan (1 Ptr. 2:17; 3:8; Gal. 6:10),
untuk kesaksian kita terhadap dunia (Yoh. 13:34-35), dan untuk
menghasilkan buah—15:16-17.
C. Gereja di Filadelfia secara nubuat menggambarkan gereja kasih
persaudaraan, yaitu, kehidupan gereja yang tepat—Why. 3:7:
1. Gereja kasih persaudaraan adalah reaksi terhadap gereja
reformasi yang mati.
2. Gereja kasih persaudaraan dimulai di awal abad kesembilan
belas, ketika saudara-saudara dibangkitkan di Inggirs untuk
mempraktekkan kehidupan gereja di luar sistem sekte-sekte
dan perpecahan-perpecahan, dan ini akan berlanjut hingga
Tuhan datang kembali—ay. 11.
D. “Kita tahu bahwa kita sudah berpindah dari maut ke dalam hayat
karena kita mengasihi saudara-saudara. Dia yang tidak
mengasihi tetap tinggal di dalam maut”—1 Yoh. 3:14:
1. Berpindah dari maut ke dalam hayat adalah berpindah dari
sumber, esens, elemen, dan ruang lingkup maut ke dalam
sumber, esens, elemen, dan ruang lingkup hayat; ini terjadi di
dalam kita saat kelahiran kembali kita—Yoh. 3:3, 5-6; 5:24.
68
2. Kasih (kasih Allah) terhadap saudara-saudara adalah bukti
kuat bahwa kita telah berpindah dari maut ke dalam hayat—
1 Yoh. 3:14:
a. Iman di dalam Tuhan adalah jalan bagi kita untuk
berpindah dari maut ke dalam hayat; kasih terhadap
saudara-saudara adalah bukti bahwa kita telah berpindah
dari maut ke dalam hayat.
b. Memiliki iman adalah menerima hayat kekal (Yoh. 3:15);
mengasihi adalah hidup oleh hayat kekal yang telah kita
terima—1 Yoh. 5:13; 4:7.
c. Kasih yang tak terutarakan ini hanya dapat dihasilkan
dari iman yang asli:
(1) Seseorang mengasihi tanpa alasan selain fakta bahwa
orang lain itu adalah seorang saudara.
(2) Ada perasaan dan cita rasa yang tak terutarakan
terhadap satu sama lain; perasaan dan cita rasa ini
adalah bukti bahwa kita telah berpindah dari maut ke
dalam hayat.
3. Tidak mengasihi saudara adalah bukti bahwa orang itu tidak
hidup oleh esens dan elemen kasih ilahi dan tidak tinggal di
dalam ruang lingkup kasih ini—3:14b.
4. “Dengan inilah kita mengenal kasih, yaitu bahwa Dia telah
menyerahkan nyawa-Nya demi kita; jadi kita pun wajib
menyerahkan nyawa kita demi saudara-saudara”—ay. 16:
a. Kasih untuk saudara-saudara adalah kerelaan untuk
mengesampingkan diri kita untuk melayani mereka—Gal.
5:13.
b. Mengasihi saudara-saudara adalah rela menyangkal diri
bagi penyempurnaan orang lain dan memiliki hati yang
rela menyerahkan nyawanya bagi saudara-saudaranya.
III. “Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang
kunci Daud; apabila Dia membuka, tidak ada yang dapat
menutup; apabila Dia menutup, tidak ada yang dapat
membuka”—Why. 3:7:
A. Bagi gereja kasih persaudaraan, Tuhan adalah Yang kudus, Yang
benar, yang oleh-Nya dan dengan-Nya gereja yang dipulihkan itu
dapat menjadi kudus, terpisah dari dunia, dan benar, setia,
kepada Allah.
B. Bagi gereja kasih persaudaraan, Tuhan juga adalah Dia yang
memegang kunci Daud, yaitu kunci kerajaan, dengan otoritas
untuk membuka dan menutup—ay. 7; Yes. 22:22:
1. Ini adalah kunci gudang harta rumah Allah, yang
dilambangkan oleh rumah Daud, bagi pembangunan kerajaan
Allah—39:2; 2 Sam. 7:16:
a. Gereja adalah rumah Allah dan kerajaan Allah—1 Tim.
3:15; Mat. 16:18-19; Rm. 14:17.
69
b. Kunci Daud adalah untuk menjaga semua harta kekayaan
rumah Allah, yang adalah segala kekayaan Kristus bagi
kenikmatan kita—Ef. 3:8.
2. Kunci Daud membuka seluruh alam semesta bagi Allah—Yes.
22:22; Rev. 3:7:
a. Sebagai Daud yang lebih besar, Kristus telah membangun
rumah Allah, bait yang riil, dan Dia telah mendirikan
kerajaan Allah, yaitu wilayah kekuasaan yang di
dalamnya Dia menjalankan otoritas yang penuh untuk
mewakili Allah; karena itu, Dia memegang kunci Daud—
Mat. 1:1; 12:3-8; 16:18-19.
b. Fakta bahwa Kristus memegang kunci Daud menandakan
bahwa Dia adalah pusat ekonomi Allah; Dia adalah Yang
mengekspresikan Allah dan mewakili Allah, Dia yang
memegang kunci untuk membuka segala sesuatu di dalam
wilayah kekuasaan Allah—Kol. 1:15-18.
IV. “Lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak
dapat ditutup oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu
tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan
engkau tidak menyangkal nama-Ku”—Why. 3:8:
A. Sebagai Dia yang memegang kunci Daud dan yang membuka dan
tidak ada seorang pun yang dapat menutup, Tuhan telah
memberikan kepada gereja yang dipulihkan “pintu yang terbuka
yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun”:
1. Selama bertahun-tahun pemulihan Tuhan telah mengalami
Tuhan sebagai Dia yang demikian.
2. Sejak pemulihan kehidupan gereja yang tepat yang dimulai di
awal abad kesembilan belas, sebuah pintu selalu terbuka lebar
untuk pemulihan Tuhan.
3. Meskipun banyak penentang telah bangkit melawan
pemulihan Tuhan dan telah mencoba untuk menutup pintu
itu, tetapi Kristus adalah Dia yang memegang kunci Daud,
dan apa yang Dia buka, tidak dapat ditutup oleh seorangpun.
B. Salah satu bagian yang luar biasa dari gereja di Filadelfia adalah
ia memelihara firman Tuhan—ay. 8:
1. Menurut sejarah, tidak ada orang Kristen lain yang
memelihara firman Tuhan seketat gereja di Filadelfia.
2. Gereja di Filadelfia, gereja yang dipulihkan, tidak
mempedulikan tradisi; ia mempedulikan perkataan Allah—cf.
Mat. 15:6b.
C. Gereja di Filadelfia memelihara firman Tuhan dengan kekuatan
tidak seberapa yang dimilikinya—Why. 3:8:
1. Kita tidak seharusnya menganggap gereja di Filadelfia itu
kuat, penuh kuasa, dan unggul; Tuhan berkata bahwa dia
memiliki “kekuatan tidak seberapa.”
70
2. Yang menyenangkan Tuhan bukanlah karena kita kuat
melainkan karena kita memakai kekuatan kita yang tidak
seberapa untuk melakukan yang terbaik yang dapat kita
lakukan.
3. Meskipun jumlah kasih karunia yang telah kita terima
mungkin terbatas dalam kapasitasnya, asalkan kita
memakainya, mencurahkannya untuk sebisa mungkin
memelihara firman Tuhan, maka Dia akan senang—Rm. 12:
6; Ef. 4: 7; 1 Ptr. 4:10.
D. Di dalam Wahyu 3:8 Tuhan mengatakan bahwa gereja di
Filadelfia tidak menyangkal nama-Nya:
1. Firman Tuhan adalah ekspresi-Nya, dan nama Tuhan adalah
diri Tuhan itu sendiri.
2. Gereja yang dipulihkan bukan hanya telah kembali
sepenuhnya kepada firman Tuhan melainkan juga telah
meninggalkan semua nama selain nama Tuhan Yesus Kristus.
3. Gereja yang dipulihkan itu mutlak milik Tuhan, tidak ada
hubungan apapun dengan denominasi apapun (nama apapun).
E. Penyimpangan dari firman kepada ajaran-ajaran bidah dan
meninggikan begitu banyak nama selain nama Kristus adalah
tanda yang paling menyolok dari kekristenan yang merosot (2:14-
15, 20).
F. Kembali ke firman yang murni dari semua ajaran bidah dan
tradisi, serta meninggikan nama Tuhan melalui meninggalkan
setiap nama lain adalah kesaksian yang paling menginspirasi di
dalam gereja yang dipulihkan—3:8.
Kutipan Berita Ministri:
KEADAAN GEREJA
Kekuatannya Tidak Seberapa
Dalam 3:8 kita nampak keadaan gereja di Filadelfia. Pertama, gereja
ini mempunyai kekuatan yang tidak seberapa. (Dalam bahasa aslinya,
memiliki sedikit kekuatan). Sering kali kita terlalu melebih-lebihkan
gereja di Filadelfia, mengira gereja ini kuat dan unggul. Namun,
sebenarnya tidaklah demikian. Sebagian orang beranggapan, ketika
Tuhan membangkitkan para saudara di Inggris lebih dari seratus lima
puluh tahun yang lalu, setiap orang di antara mereka pastilah seperti
Daud. Sementara kita membanggakan gereja di Filadelfia, Tuhan berkata,
“Kamu memiliki sedikit kekuatan.” Yang menyenangkan Tuhan bukan
kekuatan kita, melainkan kita menggunakan sedikit kekuatan itu untuk
melakukan yang semaksimal mungkin. Janganlah berusaha menjadi kuat.
Orang yang merasa dirinya kuat tidak begitu menyenangkan Tuhan
seperti orang yang berbuat semaksimal mungkin dengan kekuatannya
yang tidak sedikit. Anda tidak mungkin melampaui apa yang telah Tuhan
71
berikan kepada Anda. Gunakan saja apa yang telah Anda terima dari-Nya.
Jangan merampas kasih karunia Tuhan. Tidak seorang pun di antara kita
dapat mengatakan bahwa dia tidak menerima sesuatu pun dari Tuhan.
Bahkan yang terkecil di antara kita pun telah menerima sejumlah kasih
karunia dari-Nya. Anda wajib menggunakan kasih karunia itu, dan
memakainya dengan sebaik-baiknya. Jika Anda berbuat demikian, Tuhan
akan menghargai Anda serta berkata, “Bagus. Kamu memang memiliki
sedikit kekuatan, namun kamu melakukan firman-Ku dengan kekuatan
yang engkau miliki.” Jangan berusaha menjadi raksasa. Tuhan tidak
senang raksasa; dia lebih suka orang kecil yang hanya memiliki sedikit
anugerah. Sekalipun kapasitas kasih karunia itu terbatas, asal kita
memakainya, mengeluarkannya sebanyak dan semampu kita untuk
menuruti firman Tuhan, dia akan berkenan.
Menuruti Firman Tuhan
Dalam ayat 8 Tuhan berkata bahwa gereja di Filadelfia menuruti
firman-Nya. Salah satu ciri khusus dari gereja di Filadelfia adalah dia
menuruti firman Tuhan. Menurut sejarah, tidak ada orang Kristen lainnya
yang menuruti firman Tuhan seketat yang dilakukan gereja di Filadelfia.
Demikian pula, bersandar anugerah-Nya, kita hari ini juga menuruti
firman Tuhan. Meskipun banyak yang menyalahkan kita, mengatakan
kita adalah bidah, namun kita sangat menghargai firman Tuhan. Kita
menuruti firman Allah, bukan secara tradisional, melainkan sesuai dengan
firman yang murni. Hal ini menyinggung mereka yang ingin berpegang
pada berbagai tradisi nenek moyang mereka. Gereja di Filadelfia tidak
mempedulikan tradisi, dia hanya memperhatikan firman Allah.
Tidak Menyangkal Nama Tuhan
Dalam ayat 8 Tuhan juga berkata bahwa gereja di Filadelfia tidak
menyangkal nama-Nya. Sejak para saudara dibangkitkan di Inggris pada
awal abad 18; mereka tidak mengambil nama lain selain nama Tuhan.
Firman adalah pengutaraan Tuhan, dan nama adalah diri Tuhan sendiri.
Walaupun gereja Reformasi sedikit banyak sudah dipulihkan kepada
firman Tuhan, namun mereka menyangkal nama Tuhan dengan
menjadikan diri mereka denominasi-denominasi, mengambil nama-nama
lain, misalnya: gereja Anglikan, gereja Prebisterian, ... dan sebagainya.
Gereja yang dipulihkan bukan hanya secara keseluruhan kembali kepada
firman Tuhan, juga telah meninggalkan segala nama selain nama Tuhan
Yesus Kristus. Gereja yang dipulihkan mutlak kepunyaan Tuhan, tidak
ada sangkut-pautnya dengan sebutan apa pun. Menyimpang dari firman
Tuhan adalah murtad, membuat gereja menjadi denominasi dengan
mengambil nama apa pun selain nama Tuhan adalah perzinaan rohani.
Sebagai perawan suci yang dipertunangkan kepada Kristus (2 Kor. 11:2),
gereja tidak seharusnya memiliki nama lain, selain nama Suaminya.
Semua nama lain adalah kekejian bagi Allah. Dalam kehidupan gereja
yang dipulihkan, tidak ada ajaran Bileam (2:14), tidak ada ajaran Nikolaus
(2:15), tidak ada ajaran Izebel (2:20), juga tidak ada seluk-beluk Iblis (2:24);
72
hanya ada firman murni Tuhan. Gereja yang dipulihkan tidak mempunyai
predikat (sebutan) denominasi, hanya mempunyai nama Tuhan Yesus
Kristus yang unik ini. Penyimpangan dari firman Tuhan kepada berbagai
bidah dan meninggikan banyak nama selain nama Kristus adalah tanda
yang paling mencolok dari kekristenan yang merosot. Kembali kepada
firman yang murni dari segala bidah dan tradisi dan meninggikan nama
Tuhan dengan meninggalkan semua nama lain merupakan kesaksian yang
paling menjamah orang dalam gereja yang dipulihkan. Inilah sebabnya,
gereja dalam pemulihan Tuhan memiliki wahyu dan penyertaan Tuhan,
bahkan dengan lincah mengekpresikan Tuhan, penuh dengan terang dan
kelimpahan hayat.
Karena kita memiliki nama yang almuhit, nama di atas segala nama,
maka kita tidak perlu nama Lutheran, Methodis, Baptis, Episkopal,
Presbiterian, atau nama-nama lainnya. Kita hanya memiliki satu nama,
nama Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus, Putra Allah. Mengambil
suatu nama adalah satu perkara yang serius. Misalkan Anda adalah
Nyonya Smith. Jika kemudian Anda mengambil nama Nyonya Jones,
berarti Anda telah melakukan perzinaan. Gereja seharusnya hanya
mempunyai satu suami, hanya satu nama, yaitu nama Yesus Kristus.
Beberapa teman di denominasi pernah bertanya kepada saya,
“Mengapa Anda menyebut diri Anda gereja? Dan mengapa Anda menyebut
kami bukan gereja?” Jawab saya, “Kalian sendiri menyebut diri kalian
sebagai Presbiterian. Jangan menyalahkan saya. Kalian sendiri yang
menetapkan begitu. Jika kalian adalah gereja, mengapa kalian
menetapkan diri kalian begitu? Kalau Anda Nyonya Smith, mengapa Anda
menyebut diri Anda Nyonya Jones? Kemudian ketika saya memanggil
Anda Nyonya Jones dan menyebut diri saya Nyonya Smith, Anda merasa
cemburu. Jangan menyalahkan saya, karena Anda sendiri yang menyebut
diri Anda Nyonya Jones.” Setelah itu, semua mulut mereka terkatup.
Jangan mengira nama itu perkara kecil. Kita diselamatkan dalam nama
Tuhan. Selain nama-Nya, kita tidak seharusnya mengambil nama lain.
George Whitefield, yang sezaman dengan John Wesley, pernah
mengatakan bahwa selain nama Yesus Kristus, dia tidak mempunyai
nama lain. Meskipun George Whitefield adalah orang Inggris, dia
meninggalkan nama gereja negara Inggris, dia bukan milik nama gereja
negara itu lagi. Gereja di Filadelfia tidak menyangkal nama Tuhan, dia
tidak mempunyai nama lain selain nama-Nya.
Kadang-kadang, ada orang yang berdebat dengan kita, “Kami tidak
pernah menyangkal nama Tuhan.” Jawab kita, “Memang Anda tidak
menyangkal nama-Nya, tetapi Anda telah mengambil nama lain di
samping nama-Nya, dan bahkan meninggikan nama itu melebihi nama-
Nya. Sekarang Anda mempunyai dua nama. Mengapa Anda tidak
membuang nama lain yang telah Anda ambil itu? Jika Anda mau
membuang nama lain itu, tentulah kita dapat menjadi satu. Semua nama
lain itu mendatangkan perpecahan belaka. Anda menyebut diri Anda
Presbiterian. Saya membenci nama itu karena hal itu akan membuat saya
berzina. Karena Anda menyukainya dan saya membencinya, dan Anda
73
tetap berpegang padanya, lalu bagaimanakah kita dapat menjadi satu?
Tetapi jika Anda mau membuang nama itu, kita segera akan menjadi satu
di dalam nama yang unik, yaitu Tuhan Yesus Kristus.” Sebagian orang
berkata bahwa nama yang di luar itu, yaitu nama bangunan gereja itu
hanyalah sebuah tanda di luar, dan sebenarnya mereka tidak bermaksud
mempertahankannya. Jika mereka memang tidak bermaksud
mempertahankannya, mereka harus membuktikan kejujuran mereka
dengan meninggalkan tanda itu. Tetapi mereka berkata, hal itu sangat
sulit dilakukan, karena majelis “gereja” akan menghalangi mereka.
Terhadap orang-orang yang demikian saya berkata, “Kalau begitu Anda
harus bertanggung jawab atas perpecahan ini.”
Pintu yang Terbuka
Dalam ayat 8 Tuhan berkata, “Lihatlah, Aku telah membuka pintu
bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun.” Sebagai yang
memegang kunci Daud dan yang membuka pintu yang tidak dapat ditutup
oleh seorang pun. Tuhan telah membukakan pintu kepada gereja yang
dipulihkan, yang tidak dapat ditutup oleh seorang pun. Sejak pemulihan
kehidupan gereja yang tepat dimulai pada awal abad 19, sampai sekarang,
pemulihan Tuhan selalu memiliki pintu yang terbuka. Semakin organisasi
kekristenan berupaya menutup pintu, pintu malah terbuka lebih lebar.
Hari ini, meskipun banyak tentangan, pintu ini tetap terbuka di seluruh
dunia. Kuncinya ada di dalam tangan Kepala gereja, tidak di dalam tangan
penentang. Haleluya! Kita mempunyai sebuah pintu yang terbuka! Selama
lima puluh tahun yang silam, denominasi berupaya sekuat tenaga untuk
menutup pintu ini. Namun semakin mereka berusaha menutupnya, Tuhan
semakin membukanya. Tidak seorang pun dapat menyangkal adanya
pintu yang terbuka bagi pemulihan Tuhan hari ini. Tuhan memiliki kunci
itu. Asal kita berada di pemulihan, pintu selalu terbuka bagi kita.
(Pelajaran-Hayat Wahyu, hal. 254-260)
KRISTUS SEBAGAI YANG KUDUS, YANG BENAR,
YANG MEMEGANG KUNCI DAUD,
YANG MEMBUKA DAN TIDAK ADA YANG DAPAT MENUTUP,
DAN YANG MENUTUP DAN TIDAK ADA YANG DAPAT
MEMBUKA
Wahyu 3:7 menyajikan Kristus sebagai "Yang Kudus, Yang Benar, yang
memegang kunci Daud; apabila dia membuka, tidak ada yang dapat
menutup; apabila dia menutup, tidak ada yang dapat membuka." Untuk
gereja di Filadelfia, gereja kasih persaudaraan, Tuhan adalah "Yang
Kudus, Yang benar" yang oleh dan dengan-Nya gereja dapat menjadi
kudus, terpisah dari dunia, dan benar, setia, kepada Allah. Untuk
mendispensikan hayat kepada orang lain, Dia harus kudus dan Dia harus
benar. Jika kita tidak kudus atau benar, kita tidak pernah dapat
mendispensikan hayat kepada orang lain. Ketika kita memasuki Alkitab
dan melihat semua butir dari diri Kristus, kita dapat melihat bahwa
mereka adalah untuk penyaluran ilahi.
74
Bagi gereja di Filadelfia, Tuhan juga Yang memegang "kunci Daud" (ay.
7), kunci kerajaan, dengan otoritas untuk membuka dan menutup. Di sini
kita perlu memperhatikan arti dari istilah kunci Daud. Menurut Kejadian
1, ketika Allah menciptakan manusia, Dia memberinya kuasa atas semua
makhluk. Hal ini mengindikasikan bahwa maksud Allah terhadap
manusia adalah untuk berkuasa yang mewakili Allah di bumi. Namun
karena kejatuhan, manusia kehilangan kuasa ini dan tidak pernah
sepenuhnya memulihkannya. Manusia tidak mendapatkan kembali
kekuasaan di bumi untuk mewakili Allah. Dalam kehidupan Adam, Habel,
Enos, Henokh, dan Nuh kita tidak melihat kuasa ini. Kita juga tidak
melihatnya dalam kehidupan Abraham, Ishak, dan Yakub. Kita tidak
melihat kuasa ini sampai umat pilihan Allah, bani Israel, masuk ke dalam
negeri yang baik dan membangun Bait. Kelihatannya, Bait ini dibangun
oleh Salomo; sebenarnya, Bait dibangun oleh Daud, karena dia berada di
balik pembangunan Bait itu. Dalam Kejadian 1:26 Allah menciptakan
manusia menurut gambar-Nya sendiri supaya manusia dapat
mengekspresikan Dia dan dengan kuasa-Nya supaya manusia dapat
mewakili Dia. Bait berhubungan dengan gambar Allah, karena sebagai
rumah Allah, Bait adalah ekspresi-Nya. Bait dibangun di dalam kota. Bait
melambangkan ekspresi Allah, dan kota melambangkan kekuasaan Allah.
Gambar dan kekuasaan yang diwahyukan dalam Kejadian 1, setidaknya
sampai tingkat tertentu, digenapi di dalam Bait dan kota. Di dalam Bait
kita memiliki hadirat Allah untuk ekspresi-Nya, dan di dalam kota kita
memiliki kekuasaan Allah. Raja Allah ada di dalam kota yang mewakili-
Nya saat dia memerintah di bumi.
Ini adalah latar belakang yang diperlukan untuk memahami apakah
kunci Daud itu. Kunci yang dipegang oleh Daud adalah kunci dari seluruh
kekuasaan Allah. Kekuasaan Allah meliputi seluruh alam semesta,
khususnya umat manusia. Kekuasaan ini memiliki kunci yang dipegang
oleh orang yang berperang bagi kerajaan dan yang membuat persiapan
untuk Bait. Nama orang ini adalah Daud. Daud mewakili Allah dalam
mendirikan Kerajaan Allah di bumi. Karena itu, dia memegang kunci
kekuasaan Allah di alam semesta. Namun, Daud hanya lambang, bukan
realitas. Daud yang sejati adalah Kristus, Daud yang lebih besar (Mat.
12:1-8). Dialah yang membangun Bait Allah, gereja, dan mendirikan
Kerajaan Allah (16:18-19). Karena itu, dalam gereja hari ini, yang adalah
satu rumah dan satu kerajaan, kita memiliki ekspresi dan perwakilan
Allah. Sebagai Daud yang lebih besar, Kristus telah membangun rumah
Allah, Bait sejati, dan Dia telah mendirikan Kerajaan Allah, kekuasaan
yang di dalamnya Dia melaksanakan otoritas penuh untuk mewakili Allah.
Dengan demikian, Dia memegang kunci Daud, yang mewakili Allah dan
yang membuka seluruh alam semesta bagi Allah. Ini melambangkan
bahwa Kristus adalah pusat ekonomi Allah. Dialah yang mengekspresikan
dan mewakili Allah, memegang kunci untuk membuka segala sesuatu
dalam kekuasaan Allah.
Wahyu 3:7 juga mengatakan bahwa Kristus “apabila dia membuka,
tidak ada yang dapat menutup; apabila dia menutup, tidak ada yang dapat
75
membuka.” Dia membuka dan menutup karena kunci alam semesta, kunci
ekonomi Allah, ada di tangan-Nya. Tuhan memakai kunci ini untuk
menanggulangi gereja.
Yesaya 22:22-24 adalah satu nubuat tentang Kristus sebagai Yang
memegang kunci Daud. Subyek penting dalam Yesaya 22 adalah rumah
Allah. Dalam pasal ini dinubuatkan bahwa Kristus tidak hanya akan
menjadi Yang memegang kunci Daud tetapi juga gantungan. Jika kita
mempertimbangkan konteks Yesaya 22 dan membaca konteks perkataan
mengenai Kristus sebagai Yang memegang kunci Daud dalam Wahyu 3,
kita akan menyadari bahwa Kristus memegang kunci Daud adalah bagi
rumah Allah, bangunan Allah.
Surat kiriman kepada gereja di Filadelfia melanjutkan berbicara
mengenai Yerusalem Baru (ay. 12). Para pemenang di Filadelfia akan
menjadi tiang dalam Bait Allah, dan Bait Allah pada akhirnya akan
diperbesar menjadi Yerusalem Baru. Menurut Wahyu 21:22, tidak ada Bait
dalam Yerusalem Baru, sebab dalam kekekalan Bait akan diperbesar
menjadi satu kota, yang memiliki tiga dimensi yang sama (ay. 16), akan
menjadi perbesaran Ruang Maha Kudus. Inilah perampungan akhir
rumah Allah. Kristus memegang kunci Daud, berperang bagi Allah,
membangun Bait, dan mendirikan Kerajaan Allah, semuanya adalah
untuk bangunan Allah.
Kristus, dengan memegang kunci Daud, membuka dan menutup,
bukan agar kita dapat menjadi kudus atau rohani, tetapi agar kita dapat
dibangunkan. Kekudusan dan kerohanian adalah untuk memampukan
kita menjadi tiang di dalam Bait Allah. Pada akhirnya, kita akan
menyandang nama Yerusalem Baru. Dalam Wahyu 3:12 Tuhan berkata,
"dan padanya akan Kutuliskan nama Allah-Ku, nama kota Allah-Ku, yaitu
Yerusalem baru, yang turun dari surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang
baru." Tujuan Allah adalah untuk menjadikan kita bagian dari Yerusalem
Baru. Allah mendambakan sebuah gereja yang terbangun. Dia
menginginkan Betel hari ini, rumah Allah, yang akan rampung dalam
Yerusalem Baru.
Yesaya 22:22-24 mencatat perkataan Yehova mengenai Elyakim, yang
melambangkan Kristus: "Aku akan menaruh kunci rumah Daud ke atas
bahunya: apabila dia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila
dia menutup, tidak ada yang dapat membuka. Aku akan memberikan dia
kedudukan yang teguh seperti gantungan yang dipasang kuat-kuat pada
tembok yang kokoh; maka dia akan menjadi kursi kemuliaan bagi kaum
keluarganya. Dan padanya akan digantungkan segala tanggungan kaum
keluarganya, tunas dan taruk, beserta segala perkakas yang kecil, dari
piring pasu sampai periuk belanga." Kristus yang almuhit, seperti
dilambangkan oleh Elyakim, adalah Dia yang di atas bahunya, kunci
(perbendaharaan dari—39:2) rumah Allah (dilambangkan oleh rumah
Daud bagi pembangunan Kerajaan Allah—2 Sam. 7:16) ditaruh (Why. 3:7).
Gereja adalah rumah Allah (1 Tim. 3:15.) dan Kerajaan Allah (Mat. 16:18-
19; Rm. 14:17). Kunci yang ditaruh di bahu Kristus adalah kunci untuk
menjaga semua harta dari rumah Allah, yang adalah semua kekayaan
76
Kristus untuk kenikmatan kita. Kristus adalah Dia yang dapat membuka
dan menutup pintu ke gudang kekayaan Allah, yang diwujudkan di dalam
Dia (Kol. 2:9). Kristus telah dipasang oleh Allah sebagai gantungan, atau
paku, ke tempat yang kokoh (Yes. 22:23a), yang melambangkan langit
tingkat ketiga (2 Kor. 12:2b), di mana Kristus ditinggikan oleh Allah
setelah kebangkitan-Nya (Kis. 2:33; 5:31). Karena Bapa ada di langit
tingkat ketiga (Mat. 6:9), ditinggikan ke langit tingkat ketiga adalah
ditinggikan sampai ke Allah Bapa (lih. Luk. 15:18). Kristus hari ini ada di
surga sebagai gantungan yang dipasang ke dalam Allah.
Dalam Yesaya 22:24 kemuliaan adalah kata keterangan pengganti
untuk tunas dan taruk dan perkakas. Jadi, kemuliaan rumah Bapa yang
menggantung pada Kristus sebagai gantungan adalah anak-anak Allah
sebagai tunas dan taruk (keturunan) dari Allah, dan anak-anak Allah ini
adalah perkakas Kristus, yang menggantung pada-Nya sebagai
gantungan, penopang, agar diisi oleh Dia dan meministrikan Dia kepada
orang lain. Anak-anak Allah sebagai tunas dan taruk adalah kemuliaan di
dalam rumah Allah, dan mereka juga adalah perkakas. Yang berbicara
kepada gereja di Filadelfia memegang kunci Daud untuk menanggulangi
kita supaya kita dapat ditransformasi dan dibangun. Setelah kita
dibangun, Dia akan menjadi gantungan bagi kita, dan kita akan menjadi
perkakas yang tergantung pada-Nya.
Pertama, Kristus memegang kunci Daud, dan akhirnya Dia memegang
kita. Kristus menggunakan kunci untuk membuka pintu penjara kita.
Sebelum kita masuk ke dalam kehidupan gereja, kita semua dipenjara.
Tetapi Kristus, Dia yang memegang kunci Daud, membuka penjara kita
dan membebaskan kita. Menurut pengalaman kita, semua pintu yang
dibukakan untuk kita oleh Kristus adalah pintu penjara. Meskipun para
penentang berusaha sebisa mungkin untuk memenjarakan kita, kita
dilepaskan oleh kunci yang dipegang di tangan Kristus. Sebagai Daud hari
ini, Dia memiliki kunci untuk membuka apa pun yang Allah ingin buka.
Sekali Dia membuka pintu dan kita dibebaskan, kita masuk ke dalam
rumah Allah di mana kita menjadi rumah tangga dengan banyak bejana
yang dimiliki oleh Kristus sebagai gantungan. Kristus adalah gantungan
di dalam rumah Allah, dan oleh gantungan ini, kita semua terangkat dari
bumi.
Pertama, Kristus menggunakan kunci untuk melepaskan kita dari
penjara. Setelah kita dilepaskan dan telah masuk ke dalam rumah Allah,
Dia menjadi gantungan yang menahan kita dari tanah. Tujuan Dia
melakukan hal ini adalah agar kita dapat ditransformasi menjadi tiang di
dalam rumah Allah. Pada akhirnya, kita, tiang-tiang itu, akan menjadi
bagian dari Yerusalem Baru. Kristus menuliskan nama Yerusalem Baru
kepada kita berarti kita telah ditransformasi menjadi bagian dari
Yerusalem Baru. Inilah kehidupan gereja, dan inilah Bait Allah. Di dalam
bait ini, Kristus kita adalah gantungan besar yang menahan kita dari
tanah bagi bangunan Allah.
Sebagai Dia yang memegang kunci Daud dan yang apabila membuka,
tidak ada yang dapat menutup, Tuhan telah memberikan satu pintu yang
77
terbuka, yang tidak dapat ditutup, kepada gereja yang dipulihkan. Selama
bertahun-tahun, pemulihan Tuhan telah mengalami Tuhan sebagai Dia
yang sedemikian. Sejak pemulihan kehidupan gereja yang tepat dimulai
pada awal abad sembilan belas, satu pintu selalu terbuka lebar bagi
pemulihan Tuhan. Sejak awal pemulihan kehidupan gereja yang tepat,
Iblis, musuh Allah, berusaha sekuatnya untuk menutup pintu itu. Semakin
Kekristenan yang terorganisir mencoba untuk menutup pintu, semakin
terbuka lebar pintu itu. Meskipun ada banyak penentangan, hari ini pintu
terbuka di seluruh dunia. Kuncinya ada di tangan Kepala gereja; kunci ini
bukan ada di tangan para penentang. Tidak peduli berapa banyak
penentang terhadap pemulihan-Nya, pintu semakin terbuka bagi
pemulihan, dan kunci itu ada di tangan-Nya. Selama kita berada dalam
pemulihan-Nya, pintu akan selalu terbuka untuk kita. Meskipun banyak
penentang bangkit melawan pemulihan-Nya dan berusaha sekuatnya
untuk menutup pintu, Kristus tetap adalah Dia yang memegang kunci
Daud. Apa yang Dia buka tidak akan ada yang menutup, dan apa yang Dia
tutup tidak akan ada yang membuka. Hari ini kita harus memuji Tuhan
untuk pintu yang terbuka di seluruh dunia.
Filadelfia berarti "kasih persaudaraan." Dalam gereja-gereja lokal kita
memerlukan Filadelfia; kita perlu saling mengasihi. Kita saling mengasihi
karena kita mengasihi Tuhan. Kita memerlukan kasih persaudaraan,
sebab di dalam kasih ini kita memiliki pintu yang terbuka. Di dalam gereja
lokal yang menang, pintu selalu terbuka lebar, karena para saudara saling
mengasihi. Selama saudara-saudari saling mengasihi, pintu tidak pernah
dapat ditutup. Semakin kita saling mengasihi, semakin pintu akan
terbuka. Jika kita mengundang orang lain untuk datang ke sidang-sidang
gereja, kita hanya perlu membiarkan mereka melihat kasih dengan
keesaan dan keharmonisan yang kita miliki. Ini saja akan meyakinkan
mereka. Jalan untuk membuka pintu adalah saling mengasihi. Pintu yang
terbuka diletakkan di depan Filadelfia. Jika kita mau memiliki pintu yang
terbuka, kita harus saling mengasihi. Hal ini akan meyakinkan dunia. (The
Conclusion of The New Testament, hal. 4199-4204)
78
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Sabtu — Sidang Kedua Pagi)
Berita Delapan
Gereja di Laodikia
Pembacaan Alkitab: Why. 3:14-22
I. Di dalam Bahasa Yunani Laodikia berarti “opini, keputusan
rakyat jelata” atau “opini, keputusan kaum awam”—Why. 3:14:
A. Begitu Filadelfia gagal, ia menjadi Laodikia; satu-satunya
peringatan untuk gereja di Filadelfia adalah agar mereka
memegang teguh apa yang mereka miliki supaya tidak seorang
pun mengambil mahkota mereka:
1. Mereka tidak boleh bosan melakukan hal-hal yang sama
dalam jangka waktu yang panjang dan tidak boleh meminta
suatu perubahan; mereka tidak boleh mempertimbangkan
untuk melakukan sesuatu yang baru setelah bertahun-tahun
melakukan hal-hal yang sama—yaitu memelihara firman
Tuhan dan tidak menyangkal nama-Nya—ay. 8, 11.
2. Apa yang telah mereka lakukan itu benar dan diberkati oleh
Tuhan; karena itu, mereka harus terus melanjutkannya;
mereka harus memegang teguh apa yang telah mereka miliki
dan tidak melepaskannya!
B. Laodikia adalah Filadelfia yang berubah sifat; jika kasih
persaudaraan hilang, opini mayoritas adalah opini yang diterima;
asalkan mayoritas menyukainya, maka tidak apa-apa:
1. Jika kasih persaudaraan hilang, hubungan dan kesadaran
Tubuh hilang.
2. Persekutuan hayat juga akan putus, dan yang tersisa
hanyalah opini manusia.
II. “Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau tidak dingin dan tidak
panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi
karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas,
Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku. Karena
engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkaya diriku
dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak
tahu bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan
telanjang”—vv. 15-17:
A. Di mata Tuhan, ciri-ciri dari Laodikia adalah suam-suam kuku
dan kesombongan rohani:
1. Kesombongan rohani berasal dari sejarah; ada yang pernah
kaya, dan mereka mengira bahwa mereka masih kaya; mereka
masih ingat sejarah mereka, tetapi mereka telah kehilangan
kehidupan mereka yang dahulu.
79
2. Tuhan pernah merahmati mereka, dan mereka ingat akan
sejarah mereka, tetapi sekarang mereka telah kehilangan
realitas itu.
3. Mereka ingat bahwa mereka pernah kaya dan telah
memperkaya diri dan tidak kekurangan apa-apa, tetapi
sekarang mereka miskin dan buta.
B. Jika kita ingin terus di jalan Filadelfia dan menghindari jadi
Laodikia, kita harus ingat untuk merendahkan diri di hadapan
Allah—Mat. 5:3; 19:23-24; Yes. 57:15:
1. “Kasih tidak memegahkan diri dan tidak sombong … Kasih
tidak berkesudahan”—1 Kor. 13:4b, 8a.
2. Kita harus ingat bahwa kita tidak memiliki apa-apa jika kita
tidak menerimanya dari Tuhan—4:7; cf. 2:12; Yoh. 3:27; 1 Ptr.
4:10.
3. Orang-orang yang hidup di hadapan Tuhan tidak akan sadar
akan kekayaan mereka sendiri.
C. Laodikia berarti mengenal segala sesuatu tetapi, dalam
realitasnya, tidak bergairah dalam apapun juga; dikatakan bahwa
ia memiliki segala sesuatu, tetapi ia tidak dapat mengorbankan
hidupnya bagi apa pun; ia ingat akan kemuliaannya yang dahulu,
tetapi lupa akan kondisinya hari ini di hadapan Allah; dahulu, ia
adalah Filadelfia, tetapi hari ini ia adalah Laodikia.
D. Ketika seseorang menjadi sombong, meninggalkan jalan hayat,
dan mengabaikan realitas, maka ketika mengenang sejarahnya
dan kekayaannya sendiri, satu-satunya hal yang tersisa adalah
opini banyak orang:
1. Di antara orang-orang yang demikian hanya ada diskusi dan
mufakat; kelihatannya seperti masyarakat demokratis tetapi
tidak mirip dengan hubungan di dalam Tubuh.
2. Jika Anda tidak mengenal ikatan, otoritas, dan hayat Tubuh,
maka Anda tidak akan mengenal kasih persaudaraan.
E. Orang-orang yang mengikuti Tuhan tidak memiliki kesombongan;
Tuhan akan memuntahkan orang-orang yang sombong dari
mulut-Nya:
1. Kiranya Tuhan merahmati kita; ini adalah satu peringatan
kepada kita semua: kita tidak boleh sombong dalam
pembicaraan kita.
2. Seseorang harus hidup di hadapan Tuhan terus menerus
sebelum dia dapat menahan diri dari perkataan-perkataan
yang sombong; hanya mereka yang hidup di hadapan Allah
terus-meneruslah yang tidak akan menganggap diri mereka
sendiri kaya; hanya merekalah yang tidak akan sombong.
F. Menjadi panas bagi Tuhan dan gereja berarti mendidih;
dimuntahkan dari mulut Tuhan karena suam-suam kuku berarti
ditolak oleh Tuhan dan kehilangan kenikmatan akan semua apa
adanya Tuhan bagi gereja.
80
G. Di mata Tuhan, gereja yang dipulihkan yang merosot itu memiliki
lima ciri berikut ini:
1. Ia melarat karena ia sombong karena kaya dalam
pengetahuan doktrin yang sia-sia, tetapi dalam realitasnya ia
sangat miskin dalam pengalaman akan segala kekayaan
Kristus.
2. Ia malang karena ia telanjang, buta, dan penuh rasa malu dan
kegelapan.
3. Ia miskin karena ia miskin dalam pengalaman akan Kristus
dan dalam realitas rohani ekonomi Allah.
4. Ia buta karena ia kekurangan pandangan rohani yang benar
dalam hal-hal rohani yang asli.
5. Ia telanjang karena ia tidak hidup oleh Kristus atau
memperhidupkan Kristus sebagai keadilbenarannya yang
subyektif, sebagai pakaian yang kedua dalam berjalan sehari-
harinya—Mzm. 45:2-3, 10, 14-15; Mat. 22:11-12; Flp. 3:8-9;
Why. 19:8.
III. “Maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli
dari Aku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau
menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau
memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang
memalukan; dan lagi salep mata untuk mengurapi matamu,
supaya engkau dapat melihat. Siapa yang Kukasihi, dia
Kutegur dan Kuhajar; sebab itu, bersungguh-sungguhlah dan
bertobatlah!”—3:18-19:
A. Di dalam Alkitab, iman kita yang beroperasi dan bekerja ini (Gal. 5:6)
seperti emas (1 Ptr. 1:7), dan sifat ilahi Allah, yang adalah keilahian
Kristus, dilambangkan oleh emas (Kel. 25:11); oleh iman, kita
berbagian dalam sifat ilahi Allah (2 Ptr. 1:1, 4-5):
1. Gereja yang dipulihkan yang merosot ini memiliki pengenalan
akan doktrin-doktrin mengenai Kristus, tetapi tidak memiliki
banyak iman yang hidup, untuk berbagian dalam elemen ilahi
Kristus.
2. Ia harus membayar harga untuk mendapatkan iman emas itu
melalui pengujian api agar ia bisa berpartisipasi dalam emas yang
riil, yaitu Kristus itu sendiri sebagai elemen hayat bagi Tubuh-
Nya.
3. Jadi, ia dapat menjadi kaki pelita emas yang murni (Why. 1:20)
bagi bangunan Yerusalem Baru emas—21:18.
B. Pakaian putih menandakan perilaku yang diperkenan oleh Tuhan,
perilaku yang demikian adalah diri Tuhan sendiri diperhidupkan dari
dalam gereja, dan ini diperlukan oleh gereja yang dipulihkan yang
merosot untuk menutupi ketelanjangannya.
C. Salep mata yang diperlukan untuk mengurapi mata mereka itu
tentunya adalah Roh pengurapan (1 Yoh. 2:27), yang adalah diri
Tuhan sendiri sebagai Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45); gereja yang
81
dipulihkan yang merosot ini memerlukan salep mata seperti ini
untuk menyembuhkan kebutaannya—cf. Ayb. 42:5-6:
1. Di dalam Perjanjian Baru, melihat Allah sama dengan
mendapatkan Allah; mendapatkan Allah adalah menerima Allah
dalam elemen-Nya, dalam hayat-Nya, dan dalam sifat-Nya agar
kita bisa disusun dengan Allah—cf. Mat. 5:8.
2. Melihat Allah akan mentransformasi kita (2 Kor. 3:16, 18; cf. 1
Yoh. 3:2), karena dalam melihat Allah, kita menerima elemen-Nya
ke dalam kita, dan elemen lama kita akan dibuang; proses
metabolis ini adalah transformasi—Rm. 12:2.
3. Melihat Allah adalah untuk ditransformasi menjadi gambar
mulia Kristus, Manusia-Allah, agar kita bisa mengekspresikan
Allah dalam hayat-Nya dan mewakili Dia dalam otoritas-Nya.
4. Semakin banyak kita melihat Allah, mengenal Allah, dan
mengasihi Allah, semakin banyak kita membenci diri kita sendiri
dan semakin banyak kita menyangkal diri kita sendiri—Ayub
42:5-6; Mat. 16:24; Luk. 9:23; 14:26.
D. Pengetahuan yang mati dan sia-sia dan formalitas doktrinal telah
membuat gereja yang dipulihkan yang merosot menjadi suam-suam
kuku; ia perlu bertobat dari suam-suam kukunya dan menjadi
bergairah, mendidih, menyala-nyala, agar dengan demikian ia bisa
mendapatkan kembali kenikmatan akan realitas Kristus.
IV. “Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetuk; jikalau ada
orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku
akan masuk menemui dia dan makan bersama-sama dengan
dia, dan dia bersama-sama dengan Aku”—Why. 3:20:
A. Pintu ini bukanlah pintu hati invidual, melainkan pintu gereja:
1. Tuhan sebagai Kepala gereja berdiri di luar pintu gereja yang
merosot dan mengetuk pintunya.
2. Kita harus menyadari dan berpegang pada satu prinsip:
hadirat Allah adalah patokan untuk setiap perkara; tidak
peduli apapun yang kita lakukan, kita harus memperhatikan
apakah kita memiliki hadirat Allah atau tidak—Kel. 33:11, 14;
2 Kor. 2:10; Mzm. 27:8; 105:4.
B. Pintu ini adalah pintu gereja, tetapi pintu ini dibuka oleh kaum
beriman individual:
1. Gereja di Laodikia memiliki pengetahuan tetapi tidak
memiliki hadirat Tuhan.
2. Tuhan sedang menanggulangi seluruh gereja, tetapi
menerima penanggulangan Tuhan agar dapat berpesta akan
Tuhan haruslah menjadi perkara yang pribadi dan subyektif.
V. “Siapa yang menang, dia akan Kududukkan bersama-sama
dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah
menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas
takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah dia mendengarkan
apa yang dikatakan Roh kepada gereja-gereja”—Why. 3:21-22:
82
A. Di sini menang adalah menang atas suam-suam kuku dan
kesombongan gereja yang dipulihkan yang merosot, dan
membayar harga untuk membeli barang-barang yang diperlukan,
serta membuka pintu sehingga Tuhan dapat masuk; Kristus
sebagai Pemenang yang unik ini mencakup semua pemenang.
B. Duduk bersama-sama dengan Tuhan di atas takhta-Nya adalah
pahala bagi pemenang, sehingga dia bisa berpartisipasi dalam
otoritas Tuhan dan menjadi sesama raja bersama Dia dalam
memerintah atas seluruh bumi di dalam kerajaan milenium yang
akan datang.
C. Kita perlu melihat bahwa ketujuh surat rasuli di dalam Wahyu 2
dan 3 ini ditulis sebagai satu kitab kepada ketujuh gereja; surat-
surat rasuli ini ditujukan oleh Tuhan kepada ketujuh gereja itu
secara terpisah (2:1, 8, 12, 18; 3:1, 7, 14), tetapi surat-surat ini
bukan dikirimkan sebagai tujuh kitab melainkan sebagai satu
kitab.
D. Meskipun isi dari ketujuh surat rasuli ini berbeda, tetapi di akhir
setiap suratnya ada kata penutup yang sama: “Siapa bertelinga,
hendaklah dia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada
gereja-gereja”—2:7, 11, 17, 29; 3:6, 13, 22:
1. Ini berarti bahwa setiap surat ini ditulis kepada semua gereja,
dan ini mengindikasikan bahwa dalam semua hal positif
Tuhan Yesus, gereja-gereja itu haruslah sama; di dalam
perkataan Tuhan kepada ketujuh gereja itu, hal-hal positif itu
diperintahkan, diperkuat, dianjurkan, dan ditinggikan oleh
Tuhan agar berlimpah.
2. Ketujuh gereja itu secara abnormal berbeda hanya dalam hal-
hal negatifnya saja, yaitu hal-hal yang ditegur, dihakimi,
dikutuk, dan dikoreksi oleh Tuhan agar dieliminasi.
E. Jika gereja yang suam-suam kuku melupakan semua
pengetahuannya yang mati dan mendengar perkataan Roh yang
hidup dan menyala itu, ia akan dilepaskan dari kondisinya yang
merosot.
Kutipan Berita Ministri:
GEREJA KETUJUH—LAODIKIA
Lima dari tujuh gereja ditegur. Satu tidak menerima teguran, dan satu
hanya menerima pujian. Satu yang hanya menerima pujian adalah
Filadelfia. Katolikisme, Protestanisme, dan Filadelfia semuanya akan
tetap tinggal sampay Tuhan Yesus datang kembali. Gereja terakhir, yang
ketujuh, Laodikia, juga akan berlanjut sampai Tuhan Yesus datang
kembali. Karena Sardis berasal dari Tiatira dan Filadelfia berasal dari
Sardis, Laodikea secara alami berasal dari Filadelfia. Satu melahirkan
yang lain.
83
Laodikia Adalah Hasil dari Kemerosotan Filadelfia
Hari ini, di sinilah letak permasalahannya. Setelah Filadelfia gagal,
menjadi Laodikia. Jangan berpikir bahwa Protestanisme adalah Laodikia.
Ini sama sekali salah kalau berpikir dengan cara ini. Protestan adalah
Sardis, bukan Laodikia. Protestan hanya dapat menjadi Sardis hari ini;
tidak dapat menjadi Laodikia. Tidak ada pembaca Alkitab yang harus
begitu bodoh berpikir bahwa Protestanisme adalah Laodikia. Tidak,
Protestanisme adalah Sardis. Setelah Filadelfia jatuh, menjadi Laodikia.
Sardis berasal dari Tiatira, dan itu adalah salah satu langkah lebih Tiatira.
Filadelfia berasal dari Sardis, dan itu adalah salah satu langkah lebih
Sardis. Namun, Laodikia berasal dari Fildelfia, tetapi ini adalah satu
langkah lebih Filadelfia. Keempat gereja ini akan tetap ada sampai Tuhan
Yesus datang kembali.
Laodikia adalah Filadelfia yang merosot. Ketika kasih persaudaraan
hilang, Filadelfia segera berubah menjadi pendapat banyak orang. Ini
adalah arti dari kata Laodikia. Laodikia adalah kota yang namanya
berasal dari seorang pangeran Roma, Entiochus. Dia memiliki istri yang
bernama Laodios. Dia mengambil nama istrinya, membuang os dan
menambahkan kia menjadi Laodikia. Lao dalam bahasa Yunani berarti
"banyak orang," dan dikea berarti "pendapat."
Begitu Filadelfia merosot, "saudara-saudara" menjadi "banyak orang,"
dan "kasih persaudaraan " menjadi "pendapat banyak orang." kasih telah
merosot menjadi pendapat. kasih persaudaraan adalah sesuatu yang
hidup, tetapi pendapat banyak orang adalah sesuatu yang mati. Ketika
kasih persaudaraan hilang, hubungan Tubuh hilang. Persekutuan hayat
dipotong sama sekali, hanya menyisakan pendapat orang. Pendapat Tuhan
hilang, dan satu-satunya hal yang tersisa adalah suara kebanyakan orang,
kotak suara, dan mengacungkan tangan. Setelah Filadelfia jatuh, menjadi
Laodikia.
Suam-suam Kuku dan Sombong Rohani
Wahyu 3:15 mengatakan, "Aku tahu segala pekerjaanmu: Engkau
tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau
panas!" Ini adalah ciri khas Laodikia. Ayat 17 mengatakan, "Karena
engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu bahwa engkau
melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang." Ini adalah ciri khas
Laodikia. Di mata Tuhan, ciri khas Laodikia adalah suam-suam kuku dan
sombong rohani. Hal ini cukup buruk untuk itu untuk mengatakan, "Aku
kaya," tetapi terus, mengatakan, "dan aku telah memperkayakan diriku."
Kedua pernyataan ini cukup jahat, tetapi selanjutnya mengatakan bahwa
dia "tidak kekurang apa-apa." Di mata Tuhan itu adalah "melarat, dan
malang, miskin, buta dan telanjang." Dari mana kesombongan rohani itu
berasal? Itu berasal dari sejarah. Beberapa orang dulunya kaya, dan
mereka berpikir bahwa mereka masih kaya. Tuhan pernah
84
membelaskasihani mereka, dan mereka ingat sejarah mereka. Namun,
sekarang mereka telah kehilangan realitas itu.
Hayat di Masa Lampau Telah Tiada
Dalam agama Protestan hari ini, sukar didapati seorang yang
menyombongkan kekayaan rohaninya. Di luar negeri, termasuk pendeta-
pendeta mereka, hampir semua mengatakan, ”Kami tidak cukup! Kami
tidak memadai!” Anda tidak dapat menjumpai orang sombong di kalangan
Sardis. Di sini ada segolongan orang yang dahulunya Filadelfia, yang me-
nuruti firman Allah dan yang tidak menyangkal nama-Nya. Tetapi kini
hayat yang semula itu sudah hilang. Hari ini kisah masa lalu masih
teringat, tetapi hayat masa lalu telah lenyap! Mereka masih ingat betapa
dahulu kaya, tidak kekurangan apa-apa, tetapi sekarang sudah melarat,
malang, miskin, buta dan telanjang! Hanya segolongan oranglah yang
dapat menyombongkan kekayaan dirinya sendiri, yaitu Filadelfia yang
telah jatuh, Filadelfia yang telah kehilangan kuat kuasa dan hayat!
Harus Belajar Merendahkan Diri di Hadapan Allah
Karena itu, saudara saudari wajib ingat, bila kalian ingin terus
menempuh jalan Filadelfia, kalian harus belajar merendahkan diri di
hadapan Allah. Adakalanya saya mendengar salah seorang saudara
berkata, ”Berkat Allah berada di tengah-tengah kita.” Saya mengakui
perkataan ini benar, namun berhati-hatilah ketika kita mengucapkannya.
Jika tidak, itu akan berbau Laodikia. Kita kaya, kita tidak kekurangan
apa-apa. Saya katakan pada kalian, jika pada suatu hari kalian berdiri di
atas posisi demikian, Anda sudah sangat dekat dengan Laodikia.
Ingatlah, pada kita tidak ada apa pun yang bukan berasal dari
pemberian Tuhan. Mungkin orang-orang di sekeliling penuh dengan
kematian, tetapi Anda tidak perlu mengetahui bahwa diri sendiri penuh
dengan hayat; Sekalipun orang-orang di sekitar miskin, tetapi Anda tidak
perlu mengetahui bahwa diri sendiri kaya. Semoga Allah
membelaskasihani kita, agar kita belajar hidup di hadapan Allah; boleh
kaya, tapi tidak mengetahui diri sendiri kaya. Wajah Musa walau
bercahaya, tetapi dia sendiri tidak mengetahuinya. Inilah hal yang lebih
baik! Begitu Anda mengetahui, Anda akan menjadi Laodikia. Begitu Anda
mengetahui, Anda akan menjadi suam-suam kuku. Laodikia tahu
segalanya, namun tidak ada seorang pun yang panas. Mereka seakan-akan
memiliki segalanya, tetapi tidak ada seorang pun yang dapat
mengorbankan jiwa. Mereka ingat kemuliaan masa lalu, tetapi lupa akan
kondisi hari ini di hadapan Allah. Dahulu adalah Filadelfia, tetapi hari ini
telah menjadi Laodikia.
WAJIB MEMILIH JALAN GEREJA BAGI DIRI SENDIRI
Hari ini saya telah membentangkan keempat gereja ini di hadapan
Anda. Sejak agama Roma Katolik, muncul empat macam gereja, dan
keempatnya itu akan berlangsung terus hingga kedatangan Tuhan Yesus.
Hari ini, setiap anak Allah wajib memilih jalan gereja bagi dirinya sendiri.
85
Apakah aku harus menjadi orang agama Roma Katolik, ataukah aku harus
menjadi orang agama Protestan? Apakah aku harus mengikuti kesatuan
gereja Roma Katolik ataukah aku harus mengikuti sekte-sekte atau
denominasi-denominasi agama Protestan yang beraneka ragam? Atau aku
harus menempuh jalan Filadelfia? Atau aku pernah menjadi Filadelfia
sebentar, tetapi hari ini aku hanya hidup dalam sejarahku yang lampau
sambil menyombongkan kemuliaanku yang lampau, sehingga aku menjadi
orang Laodikia? Ingatlah, pada saat orang mulai bersikap congkak, me-
ninggalkan hayat, dan tidak mementingkan realitas, hanya teringat akan
sejarahnya di masa lalu dan mengira dirinya kaya, dalam orang semacam
ini hanya terdapat opini orang banyak dan hanya merundingkan urusan
bersama-sama seolah-olah sangat demokratis, tetapi tanpa hubungan
Tubuh. Bila Anda tidak mengenal ikatan, kekuasaan, dan hayat Tubuh,
niscaya Anda tidak dapat mengenal kasih persaudaraan.
Keempat macam gereja ini akan berlangsung terus, maka hendaklah
kita setia terus dalam Filadelfia. Jangan bertanya dengan rasa ingin tahu,
bagaimana keadaan agama Roma Katolik? Orang yang selalu ingin tahu
sering kali akan dirugikan. Jangan pula meniru-niru perbuatan berbagai
sekte agama Protestan, karena itu bukan jalan Allah. Alkitab sangat jelas
mengindikasikan kepada kita bahwa segenap pergerakan agama Protestan
memang diberkati Allah, tetapi ada banyak pula yang dihukum dan dicela
Allah. Maka, kita tidak perlu menyelidiki atau menanyakannya.
Kita wajib belajar berdiri di atas posisi Filadelfia, senantiasa
menuruti firman Tuhan dan tidak menyangkal nama Tuhan. Berdiri di
atas kedudukan persaudaraan, jangan sekali-kali bersikap sombong!
Jangan menyombongkan diri, baik di hadapan Roma Katolik, Protestan,
maupun di hadapan berbagai sekte. Begitu Anda sombong, Anda akan
menjadi Laodikia, bukan lagi Filadelfia! Begitu Anda tinggi hati di
hadapan mereka, Anda bukan lagi Filadelfia, melainkan Laodikia. Kalian
ingin menempuh jalan yang mana? Semoga Allah memberkati anak-anak-
Nya, semoga saudara-saudara dapat menempuh satu jalan gereja yang
tepat dan lurus.
Jalan yang ditetapkan Allah bagi gereja adalah cara Philadelphia. Saya
mungkin tidak memiliki puluhan ribu kasus untuk membuktikan bahwa
yang terbaik dari anak-anak Allah berbicara hal yang sama dan
mengambil jalan yang sama. Namun, saya memiliki ratusan kasus untuk
membuktikan apa yang saya katakan. Setelah masalah umum Protestan
diselesaikan, kita tidak perlu perhatikan masalah kecil. Demikian pula,
setelah akibat dari keseluruhan Katolik Roma diselesaikan, kita tidak
harus begitu khawatir tentang masalah kecilnya. Gereja Katolik Roma
memiliki dua puluh satu organisasi yang berbeda di Tiongkok. Tidak perlu
melibatkan diri dengan Gereja Katolik, dan tidak perlu belajar tentang
organisasi dari putri-putrinya. Setelah akibat dari keseluruhan Katolik
Roma diselesaikan, dua puluh satu organisasi ini tidak lagi masalah.
Demikian juga, setelah masalah umum Protestan diselesaikan, kita tidak
perlu menanggulangi seribu lima ratus denominasi satu per satu.
86
Jalan Tuhan hanya satu, yaitu Filadelfia. Marilah kita menempuh jalan
Filadelfia! Tetapi berhati-hatilah, jangan bersikap sombong. Pencobaan
terbesar bagi orang yang menempuh jalan Filadelfia ialah kesombongan.
Jangan sekali-kali kita dengan sombong berkata, ”Aku lebih baik daripada
Anda, kebenaranku jauh lebih jelas daripada Anda! Aku hanya memiliki
nama Tuhan, aku tidak seperti Anda!” Begitu kita sombong, kita akan se-
gera jatuh ke dalam Laodikia. Pengikut-pengikut Tuhan tidak sombong.
Orang yang sombong akan dimuntahkan oleh Tuhan. Semoga Tuhan
membelaskasihani kita dan memperingatkan kita untuk tidak
mengucapkan perkataan sombong! Untuk itu kita harus senantiasa hidup
di hadapan Allah; hanya dengan senantiasa hidup di hadapan Allah
barulah kita tidak melihat kekayaan diri sendiri dan tidak sampai bersikap
sombong! (The Collected Works of Watchman Nee, vol. 50, hal. 783-787)
JANJI TUHAN KEPADA PARA PEMENANG
Makan bersama Tuhan
Dalam ayat 20 Tuhan juga berkata bahwa setelah Dia masuk ke dalam
orang yang membukakan pintu, Dia akan makan bersamanya dan dia
makan bersama Dia. Menurut bahasa Yunani, kata "makan" mengacu
kepada menerima makanan utama pada malam hari. Makan malam bukan
saja makan satu macam makanan, tetapi makan dengan makanan yang
berlimpah. Hal ini boleh jadi menyiratkan kegenapan dari contoh umat
Israel makan hasil tanah permai Kanaan yang berlimpah (Yos. 5:10-12).
Makan yang dijanjikan di sini bukan hanya untuk waktu yang akan
datang, tetapi juga untuk hari ini. Jika Anda seorang pemenang, ketika
Tuhan datang di dalam kerajaan-Nya, Anda akan mempunyai hak khusus
untuk makan bersama Dia. Namun sebelum hari itu, Anda boleh dan dapat
menikmati makan bersama-Nya.
Banyak orang Kristen memakai ayat 20 untuk memberitakan Injil
secara tidak memadai. Mereka memberi tahu orang-orang berdosa bahwa
Kristus sedang mengetuk pintu hati mereka, dan jika mereka mau
membuka pintu, dia akan masuk. Itulah yang mereka katakan. Pernahkah
Anda mendengar berita yang mengatakan kepada Anda bahwa jika Anda
membuka pintu, Kristus akan masuk ke dalam Anda dan makan bersama
Anda?
Jika kita memperhatikan ketujuh surat dalam Wahyu 2 dan 3, kita
akan nampak bahwa Tuhan mementingkan hal makan diri-Nya, menerima
diri-Nya sebagai suplai hayat kita, agar kita dapat bertumbuh, diubah, dan
menjadi sama seperti Dia. Hal itu mutlak merupakan perkara makan
Yesus sebagai pohon hayat, manna, dan sebagai makanan utama dalam
sehari. Karena Tuhan mementingkan hal makan diri-Nya, dengan
sendirinya Tuhan menolak empat macam ajaran ini: ajaran Bileam (2:14),
ajaran Nikolaus (2:15), ajaran Izebel (2:20), dan ajaran seluk-beluk Iblis
(2:24). Jika Anda tidak mampu membedakan mata uang palsu dengan
mata uang asli, maka lebih baik Anda tidak menerima mata uang apa pun,
dan hanya menerima emas murni. Demikian juga, lebih baik tidak
87
menerima semua pengajaran itu, melainkan menerima Kristus yang hidup
itu.
Dalam Perjanjian Lama, kita nampak tiga tahap tentang makan
Kristus: pohon hayat di taman, manna di padang gurun, dan hasil yang
kaya dari tanah permai. Kita berada di dalam ketiga tahap ini. Kita
diciptakan di taman, kemudian karena kejatuhan, kita berada di Mesir.
Setelah kita diselamatkan, kita keluar dari dunia dan kita berjalan
kembali kepada Tuhan. Ketika kita sedang berjalan kembali kepada
Tuhan, kita berada di padang gurun, dan di tempat itu ada manna.
Ingatlah, janji tentang manna tersembunyi diberikan kepada para
pemenang dalam gereja yang bersifat duniawi, gereja di Pergamus. Hal itu
mengindikasikan bahwa gereja di Pergamus telah kembali ke Mesir.
Manna tidak ada di Mesir, manna hanya ada di padang gurun, dan manna
yang tersembunyi hanya ada di dalam Ruang Maha Kudus. Gereja di
Pergamus menjadi satu gereja yang duniawi, gereja yang berada di Mesir.
Di sana tidak ada manna. Jika kita ingin makan manna, baik yang terbuka
maupun yang tersembunyi, kita harus keluar dari Mesir. Kita harus lari
keluar dari tempat kediaman dan takhta Iblis, pergi ke padang gurun. Di
padang gurun kita mula-mula makan manna yang terbuka, lalu maju terus
ke dalam Ruang Maha Kudus, mendekati tabut perjanjian, dan makan
manna yang tersembunyi. Terakhir, ketujuh surat ini sepertinya
membawa kita masuk ke tanah permai, yaitu Kristus. Di sini, di tanah
permai, kita berpesta atas Kristus. Setiap tahun ketika umat Israel berhari
raya, mereka berhari raya bersama Allah dan Allah pun berjamu bersama
mereka. Ini merupakan satu contoh dari janji Tuhan kepada pemenang di
Laodikia. Janji Tuhan bahwa dia akan makan bersama mereka yang
membukakan pintu bagi-Nya, menyiratkan perkara menikmati
kelimpahan hasil bumi tanah Kanaan pada hari raya tahunan. Karena itu,
surat kepada gereja di Efesus menyebutkan soal makan pohon hayat, surat
kepada gereja di Pergamus menyebutkan soal makan manna yang
tersembunyi yang terdapat di luar dunia, dan surat kepada gereja di
Laodikia menyinggung tentang menikmati hasil yang limpah dari tanah
permai Kanaan pada hari raya tahunan. Saat bani Israel berhari raya,
mereka makan bersama Allah, mempersembahkan apa yang mereka
makan kepada Allah, dan mempersilakan Allah makan bersama mereka.
Demikian pula, Tuhan berkata bahwa Dia akan makan bersama kita dan
kita makan bersama Dia. Jika kita memiliki wawasan ini, kita akan
mengetahui apa yang harus kita pentingkan hari ini. Kita bukan untuk
pengajaran, kita untuk menikmati Kristus sepenuhnya sebagai pohon
hayat, manna, dan hasil yang kaya limpah dari tanah permai.
Duduk Bersama Tuhan di Atas Takhta-Nya
Dalam ayat 21 Tuhan berkata, "Siapa yang menang, dia akan
Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana
Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas
takhta-Nya." Duduk bersama-sama dengan Tuhan di atas takhta-Nya
adalah pahala yang diberikan kepada pemenang, agar dia dapat berbagian
88
dalam kekuasaan Tuhan dan meraja bersama Tuhan pada Kerajaan Seribu
Tahun yang akan datang, untuk mengatur seluruh bumi. Sekali lagi saya
katakan, semua janji dalam ketujuh surat ini menyangkut kerajaan yang
akan datang. Perkataan negatif tentang kerugian atau penderitaan
ditujukan kepada kerugian yang diderita selama masa kerajaan yang akan
datang, sedang perkataan positif tentang memperoleh sesuatu atau
menikmati sesuatu, mengacu kepada menikmati Kristus sebagai bagian
khusus kita selama masa kerajaan. Kita harus mempunyai wawasan
untuk memahami janji-janji itu secara memadai. Namun, dalam
prinsipnya, janji-janji itu juga dapat diterapkan pada hari ini dan kita
boleh mencicipi semuanya saat ini. Jadi kita tidak perlu menunggu sampai
kita masuk ke dalam masa kerajaan baru dapat menikmati semua bagian
khusus itu. Hari ini dalam kehidupan gereja kita berhak menikmati
kerajaan. Puji Tuhan karena kehidupan gereja!
PERKATAAN ROH ITU
Gereja yang suam-suam kuku dipenuhi dengan pengetahuan yang
dingin, namun kekurangan Roh yang membakar. dia sangat
membutuhkan perkataan dari Roh yang hidup; dia tidak membutuhkan
pengetahuan yang mati. Jika dia melupakan semua pengetahuan mati
yang dimilikinya dan mendengarkan apa yang dikatakan Roh yang hidup
itu, dia akan diselamatkan dari keadaannya yang merosot.
Ketujuh gereja bukan hanya melambangkan pergerakan maju gereja
dalam tujuh zaman pada aspek nubuat, seperti yang telah kita lihat, juga
melambangkan tujuh macam gereja dalam sejarah gereja: gereja
sebermula, gereja yang menderita, gereja duniawi, gereja yang murtad,
gereja Reformasi, gereja yang dipulihkan, dan gereja terpulih yang merosot
lagi. Gereja sebermula berlanjut menjadi gereja yang menderita; gereja
yang menderita beralih menjadi gereja yang duniawi; gereja yang duniawi
menjadi gereja yang murtad. Jadi, keempat gereja pertama, akhirnya
menjadi satu macam gereja, yaitu gereja yang murtad. Kemudian, gereja
Reformasi, sebagai reaksi terhadap gereja yang murtad, muncul sebagai
gereja lain, yaitu gereja yang tidak pulih sepenuhnya. Sebab itu,
selanjutnya gereja yang dipulihkan dibangkitkan, sebagai pemulihan
kehidupan gereja yang tepat. Ini dapat dipandang sebagai gereja macam
ketiga. Karena gereja yang telah dipulihkan merosot lagi, muncullah gereja
terpulih yang merosot lagi. Ini dapat dianggap sebagai gereja macam
keempat. Keempat macam gereja ini akan tinggal sampai Tuhan kembali.
Tidak diragukan lagi, hanya gereja yang dipulihkan yang dapat
menggenapkan tujuan kekal Allah, dan hanya dia yang dikehendaki oleh
Tuhan. Kita harus menerima pilihan Tuhan. (Pelajaran-Hayat Wahyu, hal.
287-291)
89
KEMBALI KE ORTODOKSI GEREJA
(Sabtu— Sidang Malam)
Berita Sembilan
Yerusalem Baru—Perampungan Visi Sentral Ekonomi Allah
dan Puncak Tertinggi Wahyu Ilahi
melalui Para Pemenang,
Yang Kembali ke Ortodoksi Gereja
Pembacaan Alkitab: Kis. 26:19; Kol. 2:2; 3:4; Ef. 3:4; 4:16; Why. 3:12; 21:2, 9-11
I. Visi sentral ekonomi Allah adalah pengalaman akan Kristus
sebagai hayat untuk menghasilkan dan membangun gereja
sebagai Tubuh Kristus—Kis. 26:19; Ef. 3:10; 1 Tim. 1:4; Kol. 3:4;
Ef. 1:22-23:
A. Kita perlu melihat visi tentang perkara sentral di dalam
pemulihan Tuhan hari ini, visi di dalam ministri Paulus yang
melengkapi—ay. 17-18a; Kis. 26:19; Kol. 1:25-26:
1. Visi sentral dari ministri Paulus yang melengkapi adalah
Allah di dalam kita sebagai isi kita, Kristus sebagai misteri
Allah, dan gereja sebagai misteri Kristus—Rm. 9:23-24; 2 Kor.
4:7; Kol. 2:2; Ef. 3:4.
2. Pusat dari pemulihan Tuhan adalah Kristus dan gereja:
Kristus sebagai perwujudan Allah—misteri Allah—dan gereja
sebagai ekspresi Kristus—misteri Kristus—Kol. 2:9; Ef. 3:19b;
1 Tim. 3:15-16.
B. Visi yang mengendalikan di dalam Alkitab adalah Allah
Tritunggal menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan
dan tebusan-Nya agar dapat menjenuhi seluruh diri mereka
dengan Trinitas Ilahi untuk menghasilkan dan membangun
gereja sebagai Tubuh Kristus, yang rampung dalam Yerusalem
Baru—Ef. 4:4-6; Why. 21:2, 9-10.
II. Puncak tinggi wahyu ilahi adalah Allah menjadi manusia
sehingga manusia bisa menjadi Allah dalam hayat dan sifat
tetapi bukan dalam ke-Allahan untuk menghasilkan dan
membangun Tubuh organik Kristus bagi penggenapan
ekonomi Allah untuk menutup zaman ini dan membawa
Kristus kembali untuk mendirikan kerajaan-Nya—Yoh. 1:12-
14; 1 Yoh. 3:1-2; Rm. 8:3; 12:4-5; Why. 11:15:
A. Ekonomi Allah adalah maksud-Nya untuk menyalurkan diri-Nya
sendiri dalam Trinitas Ilahi-Nya ke dalam umat pilihan dan
tebusan-Nya untuk menjadi hayat dan sifat mereka sehingga
mereka dapat menjadi sama dengan Dia bagi ekspresi korporat-
Nya—1 Tim. 1:4; Ef. 1:3-23.
B. Ekonomi Allah adalah bahwa Allah menjadi manusia untuk
membuat kita menjadi Allah dalam hayat, sifat, dan ekspresi
90
sehingga kita bisa memiliki penghidupan manusia-Allah dan
menjadi Tubuh Kristus—Rm. 8:3; 1:3-4; 8:4, 14, 29; 12:4-5.
C. Allah menebus kita dengan tujuan membuat kita menjadi Allah
dalam hayat dan sifat sehingga Dia dapat memiliki Tubuh
Kristus, yang rampung dalam Yerusalem Baru sebagai
perbesaran dan ekspresi Allah untuk kekekalan—Ef. 1:7; 4:16;
Why. 21:2.
D. Hanya melalui Allah menjadi manusia untuk membuat manusia
menjadi Allah lah Tubuh Kristus dapat dihasilkan dan dibangun;
inilah puncak tinggi wahyu ilahi yang diberikan kepada kita oleh
Allah—Rm. 8:3; 1:3-4; 8:14, 16, 29; 12:4-5.
III. Yerusalem Baru adalah perampungan visi sentral ekonomi
Allah dan puncak tinggi wahyu ilahi—Why. 21:2, 9-11:
A. Yerusalem Baru, perampungan ultima Alkitab, melibatkan Allah
menjadi manusia dan manusia menjadi Allah dalam hayat dan
dalam sifat tetapi bukan dalam ke-Allahan—ay. 2; 3:12:
1. Di dalam Kristus, Allah telah menjadi manusia untuk
membuat manusia menjadi Allah dalam hayat-Nya dan sifat-
Nya sehingga Allah yang menebus dan manusia yang ditebus
dapat dibaurkan, disusun bersama untuk menjadi satu
kesatuan—Yerusalem Baru—21:3, 22.
2. Akhirnya, Allah Tritunggal, yang kekal ini menjadi Yerusalem
Baru yang diinkorporasikan dengan kita semua, dan kita juga
menjadi Yerusalem Baru melalui proses penyelamatan
organik Allah—Rm. 5:10; Why. 3:12.
B. Yerusalem Baru adalah manusia-Allah yang korporat—
perbesaran, ekspansi, dan ekspresi Allah—Allah yang korporat—
Rm. 8:29; Ibr. 2:10-12; Why. 4:3; 21:10-11:
1. Yerusalem Baru adalah komposisi yang terdiri dari keilahian
dan keinsanian yang dicampurkan dan dibaurkan bersama
sebagai satu kesatuan; semua komponennya memiliki hayat,
sifat, dan susunan yang sama, dan karenanya adalah satu
persona yang korporat—ay. 2, 10-21.
2. Yerusalem Baru adalah ekspansi dan ekspresi dari Allah
Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung dengan
umat-Nya yang telah dipilih, ditebus, dilahirkan kembali,
dikuduskan, diperbarui, ditransformasi, dibangun,
diserupakan, dan dimuliakan—ay. 10-11.
3. Yerusalem Baru adalah perbesaran dan ekspansi Allah,
ekspresi Allah di dalam kekekalan, yang adalah Allah yang
korporat—Kej. 1:1; Yoh. 1:1, 14; 1 Kor. 15:45b; Why. 22:17.
C. Yerusalem Baru adalah Sulamit yang riil dan rampung—Sulamit
yang korporat, yang mencakup semua umat Allah yang dipilih dan
ditebus—Kid. 6:13; Why. 21:2, 9-10; 22:17:
91
1. Sulamit yang ajaib, duplikat dari Salomo, adalah gambaran
Yerusalem Baru yang terbesar dan ultima sebagai pasangan
Kristus—Kid. 6:13; Why. 21:2, 9-10.
2. Sebagai pasangan Salomo, Sulamit menjadi sama seperti
Salomo dalam hayat, sifat, dan gambar, seperti halnya Hawa
terhadap Adam—Kej. 2:20-23:
a. Ini menandakan bahwa pengasih Kristus menjadi sama
seperti Dia dalam hayat, sifat, dan gambar agar sepadan
dengan Dia untuk pernikahan mereka—2 Kor. 3:18; Rm.
8:29; Why. 19:7; 21:2.
b. Banyak pengasih Kristus itu pada akhirnya akan menjadi
duplikat-duplikat Allah dalam hayat dan dalam sifat tetapi
bukan dalam ke-Allahan; ini adalah penggenapan dari
Allah menjadi manusia sehingga manusia bisa menjadi
Allah, yang adalah puncak tinggi wahyu ilahi.
3. Istri Kristus dan Kristus akan diikatkan bersama menjadi
Yerusalem Baru bagi ekspresi Allah; ini adalah Sulamit yang
telah rampung—22:17.
D. Yerusalem Baru adalah kaki pelita emas universal, perampungan
ultima kaki-kaki pelita di dalam Kitab Suci—1:12, 20; 21:18b, 23-
24a; Kel. 25:31-37; 1 Raj 7:49; Za. 4:2:
1. Gereja-gereja sebagai kaki-kaki pelita emas akan rampung
dalam Yerusalem Baru, yaitu keseluruhan semua kaki
pelita—Why. 1:20; 21:18b, 23.
2. Yerusalem Baru, sebuah gunung emas, adalah kaki pelita
universal yang menopang Anak Domba sebagai pelita yang
menyinarkan Allah sebagai terang—ay. 18, 23; 22:1, 5.
3. Yerusalem Baru, keseluruhan semua kaki pelita, totalitas
kaki-kaki pelita hari ini, adalah kaki pelita emas universal
yang rampung untuk menyinarkan kemuliaan Allah di langit
baru dan bumi baru untuk kekekalan—21:24.
4. Kaki pelita menandakan Allah Tritunggal yang diwujudkan
dan diekspresikan, dan semakin banyak kita mengalami
aspek-aspek Allah Tritunggal yang digambarkan di dalam
kaki pelita, semakin banyak kita akan berada di dalam
realitas kaki pelita emas sebagai perwujudan dan ekspresi
Allah Tritunggal dan menjadi Yerusalem Baru sebagai kaki
pelita emas yang universal—1:12, 20; 21:18.
IV. Di dalam ministri-Nya dalam tahap intensifikasi, Kristus
sebagai Roh yang diintensifkan tujuh kali ganda
menghasilkan para pemenang, yang kembali ke ortodoksi
gereja, menang atas kemerosotan gereja, membangun Tubuh
Kristus, dan merampungkan Yerusalem Baru—1:4; 2:7, 11, 17,
26; 3:5, 12, 21:
A. Karena kemerosotan gereja, Kristus sebagai Roh pemberi-hayat
telah diintensifkan tujuh kali ganda untuk menjadi tujuh Roh—
92
Roh pemberi-hayat yang diperkuat tujuh kali ganda—untuk
menghasilkan para pemenang—1:4; 4:5; 5:6; 3:13.
B. Dalam menang atas kemerosotan gereja-gereja, para pemenang
kembali ke ortodoksi gereja dan menang atas Yudaisme yang
setani, aliran Katolik yang penuh roh najis, dan aliran Protestan
yang mati dan tanpa Kristus—2:9-10, 24-28; 3:1-5, 20-21.
C. Para pemenang itu menang atas segala sesuatu yang berlawanan
dengan Kristus atau yang menggantikan Kristus—1 Yoh. 2:18, 22;
Flp. 3:7-11.
D. Para pemenang adalah bagi pembangunan Tubuh Kristus untuk
merampungkan Yerusalem Baru—Ef. 4:12, 16; Why. 2:7b; 3:12,
21:
1. Tanpa para pemenang, Tubuh Kristus tidak dapat dibangun,
dan jika Tubuh Kristus tidak dibangunkan, Kristus tidak
dapat datang kembali untuk mempelai perempuan-Nya—
19:7-9.
2. Pembangunan Tubuh Kristus adalah melalui para pemenang
yang dihasilkan oleh Kristus sebagai Roh pemberi-hayat yang
diintensifkan tujuh kali ganda—1:4; 4:5; 5:6; 3:1, 12.
3. Pembangunan Tubuh Kristus oleh para pemenang di zaman
ini adalah bagi perampungan awal Yerusalem Baru di zaman
kerajaan dan pada akhirnya bagi perampungan penuh
Yerusalem Baru di langit baru dan bumi baru—2:7; 3:12; 21:2.
E. “Dan padanya [para pemenang] akan Kutuliskan nama Allah-Ku,
nama kota Allah-Ku, yaitu Yerusalem Baru, yang turun dari
surga dari Allah-Ku, dan nama-Ku yang baru”—3:12b:
1. Bahwa nama Allah, nama Yerusalem Baru, dan nama Tuhan
ditulis pada para pemenang mengindikasikan bahwa apa
adanya Allah, sifat Yerusalem Baru, dan persona Tuhan,
semuanya telah digarapkan ke dalam para pemenang.
2. Disinggungnya Yerusalem Baru sebagai pahala bagi para
pemenang mengindikasikan bahwa janji ini akan digenapi di
dalam kerajaan milenium; Yerusalem Baru di dalam milenium
itu akan menjadi pahala hanya untuk para pemenang.
Kutipan Berita Ministri:
MENGALAHKAN KONSEPSI DAN KEBIASAAN KITA
UNTUK MELIHAT DAN MELAKSANAKAN VISI SENTRAL
ALKITAB
Kita mungkin berpikir mengapa kebanyakan orang Kristen tidak
melihat visi sentral dalam tulisan-tulisan Paulus ketika mereka membaca
Alkitab. Ada empat hal yang menghalangi kita melihat visi sentral. Tiga
hal pertama adalah konsepsi alamiah kita, konsepsi agama kita, dan
konsepsi tradisional kita. Kita semua di bawah pengaruh tiga jenis
konsepsi ini. Untuk merampungkan apa pun, terutama di ruang lingkup
93
rohani atau politik, kita harus menanggulangi masalah konsepsi orang.
Masalah kita adalah konsepsi alamiah, agama, dan tradisional, tetapi ini
tersembunyi. Kita biasanya tidak berpikir bahwa kita berada di bawah
pengaruh konsepsi alamiah, agama, atau tradisional, tetapi kita benar-
benar sangat dipengaruhi olehnya. Untuk alasan ini, ketika kita membaca
Alkitab, ada penutup, atau selubung, yang menghalangi kita untuk
melihat visi sentral. Hal keempat yang menghalangi kita dari melihat visi
ini adalah praktik kebiasaan kita.
Karena kita masing-masing memiliki konsepsi dan praktik kebiasaan,
ketika kita membaca Alkitab, kita mengambil apa yang kita baca tanpa
memahami yang sebenarnya. Kita menganggap bahwa kita
memahaminya, tetapi kita sebenarnya mengerti sangat sedikit. Kebenaran
dan wahyu sejati itu terselubung oleh konsepsi dan kebiasaan kita.
Mengindikasikan kekurangan dari konsepsi agama tradisional
mungkin menyinggung banyak orang dan membangkitkan penentangan.
Namun, ini adalah cara yang Tuhan ambil dalam ministri-Nya di bumi. dia
bahkan menyebut orang Farisi yang beragama sebagai "munafik" dan
"keturunan ular beludak" (Mat. 23:13; 12:34). Dia berbicara dengan cara
ini supaya murid-murid-Nya dapat diselamatkan dari Yudaisme
tradisional. Jika Tuhan tidak menyinggung kaum agamawan tradisional,
akan semakin banyak orang yang menyambut dan mengikuti Dia. Namun,
Dia akhirnya tidak akan memperoleh seorang pun, karena ministri-Nya
akan menjadi bagian dari Yudaisme. Dia pertama-tama harus mencela
konsepsi agama tradisional.
Karena murid-murid-Nya melihat bahwa apa yang diajarkan Tuhan
mutlak berbeda dari agama tradisional, ketika pada hari Pentakosta tiba,
seratus dua puluh orang mutlak terpisah dari Yudaisme tradisional.
Namun demikian, beberapa orang, seperti Yakobus dan Petrus, masih
belum jelas. Tuhan akhirnya mengizinkan Yerusalem dihancurkan oleh
Titus pada tahun 70 M. karena pengaruh Yudaisme yang terjadi atas
gereja, yang merupakan situasi percampuran. Hanya beberapa tahun
sebelumnya, orang-orang yang bersama Yakobus di Yerusalem memberi
tahu Paulus, "Saudara, lihatlah, beribu-ribu orang Yahudi telah percaya
dan mereka semua rajin memelihara hukum Taurat. Tetapi mereka
mendengar tentang engkau bahwa engkau mengajar semua orang Yahudi
yang tinggal di antara bangsa-bangsa lain untuk melepaskan hukum
Musa, sebab engkau mengatakan, supaya mereka jangan menyunatkan
anak-anaknya dan jangan hidup menurut adat istiadat kita" (Kis. 21:20-
21). Kemudian mereka meyakinkan Paulus untuk membuktikan bahwa
dia tidak menentang hukum Taurat orang Yahudi dengan cara mengambil
nazar di Bait Allah dan membayar biaya untuk empat orang lain yang
melakukan hal yang sama. Paulus mungkin melaksanakan ini sesuai
dengan prinsip dalam 1 Korintus 9:20—menjadi seorang Yahudi untuk
orang Yahudi agar mendapatkan mereka. Namun, Tuhan tidak akan
mentolerir ini dan membangkitkan keributan melawan Paulus untuk
mencegah selesainya nazarnya. Segera setelah itu Allah mengizinkan
penghancuran Bait dan seluruh Yerusalem sehingga gereja dapat
94
dibersihkan dari pengaruh Yudaistik yang usang. Dengan mengizinkan
Yerusalem dihancurkan, Allah juga mengizinkan gereja di Yerusalem
dihancurkan, dan gereja di Yerusalem belum dipulihkan selama hampir
dua ribu tahun.
Konsepsi tradisional itu mengerikan. Bahkan kita yang berada dalam
pemulihan Tuhan harus waspada untuk menghindari jatuh kembali di
bawah pengaruh konsepsi tradisional. Agar pesawat terbang tetap ada di
landasan atau jatuh dari langit tidak memerlukan usaha, tetapi perlu daya
konstan untuk dapat tetap berada di udara. Sama halnya, mudah untuk
tetap tinggal atau jatuh kembali di bawah pengaruh konsepsi agama
tradisional, tetapi untuk tetap tinggal di atas hal-hal itu memerlukan
latihan konstan.
Semua kebenaran yang telah Tuhan pulihkan di antara kita dalam
beberapa tahun terakhir telah ada dalam Alkitab. Selama berabad-abad
orang Kristen telah menerjemahkan, mempelajari, menguraikan, dan
menafsirkan semua ayat ini. Namun, mereka tidak melihat kebenaran
karena mereka terselubung oleh konsepsi tradisional. Mengenai bani
Israel, Paulus mengatakan, "Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul,
sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka,
jika mereka membaca perjanjian lama ... Bahkan sampai pada hari ini,
setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati
mereka" (2 Kor 3:14-15). Mereka memustikakan Perjanjian Lama, tetapi
karena selubung yang menutupi hati mereka, mereka tidak melihat apa-
apa ketika mereka membacanya. Prinsipnya adalah sama dengan banyak
orang Kristen hari ini.
Pengajaran Kristen tradisional hanya berhubungan dengan sebagian
kecil dari penebusan Allah. Apa yang mereka katakan tidak salah, tetapi
itu adalah sebagian kecil dari keselamatan penuh Allah. Selain itu, banyak
kelompok menggunakan sebutan Kristus tetapi tidak memiliki Kristus
dalam realitasnya. Denominasi telah menggantikan Kristus dengan
banyak hal lain untuk dinikmati oleh anggotanya. Sebagai contoh, banyak
orang Kristen hari ini menikmati Natal lebih daripada mereka menikmati
Kristus. Mereka tidak meluangkan waktu untuk memperhatikan Kristus,
tetapi mereka menemukan banyak waktu untuk memperhatikan Natal. Ini
hanyalah salah satu contoh. Banyak sekali hal yang menggantikan Kristus
dalam Kekristenan hari ini. Kebanyakan orang Kristen bahkan tidak
berbicara tentang kenikmatan akan Kristus. Mereka meninggalkan Dia di
surga sementara mereka menikmati banyak hal berhala di bumi.
Gereja Roma Katolik dan denominasi Protestan menghabiskan jutaan
dolar untuk mendapatkan anggota, tetapi kebenaran Injil sejati tidak
mencapai orang-orang ini. Hari ini Tuhan telah memberi kita kebenaran,
tetapi kelihatannya kita tidak dapat mencapai orang-orang yang di dalam
agama karena mereka berada di belakang dinding penghalang. Tuhan
membangkitkan kita sebagai pemulihan-Nya untuk meninggalkan agama
tradisional dan mengikuti Firman-Nya yang murni. Apa yang kita ajarkan
dan perhidupkan adalah mutlak berbeda dari agama. Akibatnya, orang-
orang agama menyerang, menentang, dan menyebarkan desas-desus palsu
95
mengenai kita untuk menjaga anggota mereka di balik dinding penghalang
dan untuk merintangi kita. Musuh telah menggunakan strategi ini tidak
hanya di Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, tetapi juga sejak
permulaan di Tiongkok.
Iblis juga mencoba secara licik menyusup ke dalam gereja-gereja di
dalam pemulihan dan membawa hal-hal asing yang merusak yang secara
cerdik tersembunyi dan sulit untuk dibedakan. Hal-hal ini mungkin
muncul menjadi bagian dari pemulihan Tuhan, tetapi elemen batin dan
sifatnya mutlak berbeda. Ada satu peperangan yang riil. Musuh, Satan,
berperang untuk menjaga bumi bagi dirinya sendiri. Ini bukan hal yang
kecil. Satu-satunya jalan Tuhan untuk memperoleh bumi adalah
memulihkan dan menyebarkan kebenaran. Kebenaran adalah satu-
satunya obat, suntikan, dan antibiotik. Kita perlu diingatkan akan
situasinya dan diingatkan akan kebenaran. Selama kebenaran dilepaskan,
banyak masalah akan dipecahkan. Bahkan saudara-saudara yang
memimpin di dalam gereja-gereja perlu diingatkan tentang kebenaran
karena segala sesuatu dapat menjadi kebiasaan bagi kita, dan kebiasaan
kita adalah selubung. Ketika kita melakukan hal-hal yang karena
kebiasaan, kita kekurangan wahyu.
Kebenaran perlu terukir di dalam kita dengan cara yang tidak dapat
dihapus. Ketika Martin Luther melihat pembenaran oleh iman di dalam
Firman, dia menekankannya sampai tidak akan pernah dapat terhapus
atau hilang lagi. Hari ini di antara kita Tuhan telah memulihkan wahyu
utama ministri pelengkap Paulus mengenai Kristus sebagai rahasia Allah
dan gereja sebagai rahasia Kristus. Visi ini mencakup Tubuh Kristus,
manusia baru, dan kesatuan organik kita dengan Tuhan. Kita harus
sangat terkesan dengan kebenaran-kebenaran ini.
Pada permulaan pemulihan Tuhan di Tiongkok, beberapa orang kudus
melihat visi utama seperti yang saudara Watchman Nee lihat. Ada ratusan
sekerja dan ratusan gereja lokal. Namun, Saudara Nee mengatakan
kepada saya bahwa dia tidak senang dengan situasi itu karena banyak
orang yang mengikuti ministrinya tetapi tidak melihat visi yang dia lihat.
Sekarang karena pemulihan Tuhan telah datang ke Amerika Serikat,
kekhawatiran terbesar saya adalah apakah banyak orang kudus benar-
benar melihat visi utama itu. Jika mereka tidak melihatnya, jerih lelah
kita sia-sia. Jumlah tidak berarti apa-apa tanpa visi utama. Meskipun
Tuhan memberi makan lima ribu orang, setelah kenaikan-Nya hanya
seratus dua puluh orang yang tinggal. Jika kita hanya menyampaikan
khotbah yang baik, Tuhan tidak dapat mendapatkan apa yang Dia cari.
Perbedaan antara pemulihan Tuhan dan Kekristenan tradisional adalah
visi utama. Jika orang-orang kudus tidak melihat visi utama, kita akan
menjadi pengulangan Kekristenan tradisional, dan Tuhan akan tertunda
dalam melaksanakan pemulihan-Nya dan merampungkan tujuan-Nya. Ini
serius.
Inilah alasan saya tidak terlalu peduli kepada penyebaran gereja-
gereja, peningkatan jumlah, atau tanda-tanda berkat jelas lain.
Sebaliknya, perhatian utama saya adalah melepaskan firman mengenai
96
visi utama dan memperhatikan situasi riil di semua gereja. Banyak orang
kudus harus melihat visi utama secara solid agar Tuhan memiliki jalan.
Jika tidak, kita hanyalah pengulangan dan bagian dari Kekristenan
tradisional.
Kita semua perlu melihat visi utama dalam ministri pelengkap Paulus.
Saudara-saudara yang memimpin perlu meluangkan waktu untuk
mempelajari empat belas Surat Kiriman Paulus dan persekutuan
mengenai visi utama Tuhan. Surat Kiriman Paulus tidak pernah seterbuka
seperti hari ini. Tuhan telah memberi kita prinsip-prinsip yang merupakan
kunci untuk sepenuhnya membuka Firman-Nya. Sama seperti rumah
dibangun sesuai dengan cetak biru yang menempatkan pintu di lokasi
tertentu untuk membuka jalan masuk ke dalam rumah, Alkitab ditulis
dengan cara yang diatur menurut prinsip-prinsip ilahi tertentu. Untuk
membuka kuncinya dan dengan benar menafsirkan dan menjelaskan
Alkitab, kita harus mengenal prinsip-prinsip yang benar. Tuhan telah
memberi kita prinsip-prinsip ini. Pembukaan Firman Tuhan juga
bergantung pada rahmat-Nya. Ketika Firman secara tepat dibukakan,
seorang beriman sejati tak akan salah lagi mengakui bahwa ini telah
terbuka. Hari ini seluruh Alkitab telah dibuka, dan para pencari yang
menerima ministri yang sesuai dengan Firman yang terbuka menerima
manfaat dan keuntungan.
Pada saat ini Tuhan sedang melakukan pemulihan akhir-Nya. Tidak
akan ada yang tersisa untuk dipulihkan. Ini adalah puncak tertinggi dari
pemulihan Tuhan. Puncak tertinggi dari Alkitab adalah ministri
pelengkap Paulus. Ministri penambalan Yohanes memperkuat dan
menegaskan ministri pelengkap Paulus. Kedua ministri seperti sebuah
gunung tunggal dengan dua puncak. Cepat atau lambat, Tuhan akan
melaksanakan puncak tertinggi pemulihan-Nya. Jika kita mengecewakan
Dia, Dia akan dipaksa untuk menunggu dan mendapatkan orang lain yang
akan menemukan dan memustikakan apa yang telah kita bicarakan dan
terbitkan namun gagal untuk kita apresiasi atau kita alami. Meskipun
saya khawatir untuk pemulihan saat ini, saudara-saudara yang
memimpin, dan hasil dari ministri saya, saya terhibur mengetahui bahwa
jika generasi ini mengecewakan Tuhan, semua kebenaran telah tercetak
dan akan tertinggal untuk diambil dan dilaksanakan oleh generasi lain.
Selama kebenaran dilepaskan, kebenaran itu tidak akan kembali sia-sia.
Prinsip ini ditemukan dalam Yesaya 55:10-11: "Sebab seperti hujan dan
salju turun dari langit dan tidak kembali ke situ, melainkan mengairi
bumi, mem-buatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
memberikan benih kepada penabur dan roti kepada orang yang mau
makan, demikianlah firman-Ku yang keluar dari mulut-Ku: dia tidak akan
kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi dia akan melaksanakan apa yang
Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya."
Apakah kebenaran ini merampungkan tujuannya hari ini atau kita gagal
dan menundanya, suatu hari nanti kebenaran akan menang untuk
merampungkan sasarannya.
97
Apa yang Tuhan dan gereja-gereja perlukan hari ini adalah agar kita
melaksanakan kebenaran yang telah Tuhan bukakan kepada kita dalam
Firman-Nya. Jika tidak, kita hanya dapat melakukan pekerjaan Kristen
biasa. Sasaran kita seharusnya bukan melaksanakan hikmat dan
kesopanan manusia untuk menghindari masalah. Jika kita melakukan hal
ini, kita akan mengaburkan kebenaran. Kesopanan tidak pernah
mendapatkan siapa pun. Tidak ada persahabatan yang dibangun di atas
kesopanan. Persahabatan sejati dibangun di atas kejujuran. Jika kita
berusaha sebisa mungkin untuk menghindari menyinggung orang lain,
Kekristenan yang terorganisir mungkin menyambut kita, tetapi kita tidak
akan mendapatkan seorang pun bagi pemulihan Tuhan. Paulus dianiaya
karena kejujurannya. Saya percaya bahwa dia ditangkap dan mati martir
dalam penganiayaan yang pertama di bawah Nero karena dia tidak mau
"sopan" untuk menyembunyikan dirinya. Namun, dia mendapatkan
banyak orang bagi tujuan Tuhan.
Meskipun Kaum Saudara Plymouth dipakai oleh Tuhan untuk
memulihkan kebenaran tertentu, mereka menjadi kebiasaan yang mutlak.
Cara mereka bersidang dan melakukan hal-hal, seperti memberitakan
Injil, bukan lagi hasil dari wahyu atau kegairahan batini mereka tetapi
karena praktik-praktik kebiasaan mereka. Hal yang sama dapat terjadi
dengan kita. Kita harus bersidang dan berfungsi bukan sekadar karena
kebiasaan tetapi karena visi kita adalah satu motivasi batin yang
menyebabkan kita segar dan membara di dalam roh. Kita perlu memiliki
satu permulaan baru, sebuah pengembangan baru dari hayat batini. Jika
kita menjadi kebiasaan, kita akan menjadi seperti bani Israel, yang
mengembara di padang gurun selama bertahun-tahun. Kita jangan
mengambil sesuatu seadanya seperti kita bersidang dan berfungsi. Untuk
menghindari menjadi usang dan jatuh ke dalam praktek kebiasaan, kita
harus saling menasihati. Paulus mengatakan dalam Ibrani 3:13,
"nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat
dikatakan ‘hari ini.'" (The Collected Works of Witness Lee, 1982, vol. 1, “The
Ministry of the New Covenant,” hal. 151-156)
top related