pengaruh metode giving question and getting answer terhadap hasil belajar biologi...
Post on 12-Jan-2020
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI DI KELAS X SMA NEGERI NIBUNG TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
Oleh: Rina Wijayanti1, Ria Dwi Jayati, M.Pd.
2, Destien Atmi Arisandy, M.Pd.
3.
1 Alumni S1 STKIP-PGRI Lubuklinggau
2 dan 3 Dosen STKIP-PGRI Lubuklinggau
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil
Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung Tahun 2016/2017”. Rumusan masalah pada
penelitian ini adalah “Adakah Pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap
Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung?”. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap Hasil Belajar
Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni
menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasinya adalah seluruh
siswa kelas X SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari 92 siswa dan
sebagai sampel kelas X1 yang berjumlah 31 siswa dan kelas kontrol X3 yang berjumlah 30
siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes. Data yang terkumpul dianalisis
menggunakan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, diperoleh thitung > ttabel (2,98 > 1.67) sehingga
dapat disimpulkan bahwa “ ada pengaruh Metode Giving Question and Getting Answer Terhadap
Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran 2016/2017.
Kata Kunci: Pembelajaran GQGA, Hasil belajar..
A. PENDAHULUAN
Pendidikan sangatlah penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa dan
kesejahteraan masyarakat khususnya di
indonesia. Proses pendidikan dilakukan
melalui suatu pembelajaran agar sasaran dari
perubahan itu dapat tercapai sebagaimana
yang diinginkan. Proses pendidikan
merupakan suatu pembelajaran yang
bertujuan untuk peningkatan kualitas
individu, dengan karakteristik indivcidu
yang beragam. Menurut Slameto (2010:10)
dalam keseluruhan proses pendidikan
disekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti
bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendididkan banyak bergantung kepada
bagaimana proses belajar yang dialami oleh
siswa sebagai anak didik.
Menurut Hamalik (2010:31) Proses
belajar merupakan pengalaman, berbuat,
mereaksi, dan melampaui. Proses belajar
juga merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan seseorang untuk mendapatkan
pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kebiasaan baru yang diperoleh individu.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan
dalam lingkungan sekolah sering kali kita
jumpai pelajaran biologi, karena pelajaran
biologi merupakan memegang peranan
penting dalam dunia pendidikan.
Biologi sebagai salah satu mata
pelajaran yang diajarkan di SMA adalah
merupakan syarat mutlak bidang ilmu yang
harus dipahami dan dikuasai terutama bagi
siswa yang mengambil jurusan IPA.
Menurut Rohana (2010:10) Biologi
merupakan ilmu yang mempelajari segala
sesuatu tentang makhluk hidup. Biologi
merupakan ilmu pengetahuan yang
seharusnya sangat menyenangkan, tetapi hal
itu akan berbalik menjadi sesuatu yang tidak
menyenangkan dan membosankan. Salah
satu penyebab yang membuat siswa tidak
tertarik dan merasa bosan mempelajari
biologi dikarenakan banyaknya guru yang
menerapkan sistem pembelajaran yang
mononton atau berpusat pada guru (teacher
centered), baik dalam penyampaian materi
maupun dalam cara pembelajarannya. Serta
kurangnya variasi metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru saat
pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dengan
cara tanya jawab bersama guru biologi di
SMA Negeri Nibung, pada pembelajaran
biologi ditemukan bahwa sistem
pembelajaran di kelas lebih berfokus pada
guru. Sehingga membuat siswa merasa
bosan dan tidak tertarik untuk belajar
biologi, siswa cenderung pasif, tidak berani
mengungkapkan pendapat atau pertanyaan.
Salah satu penyebab siswa tidak tertarik dan
merasa bosan dalam mempelajari biologi
adalah kurangnya variasi metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru,
sehingga dapat mengakibatkan rendahnya
hasil belajar siswa.
Hasil belajar siswa masih rendah, hal
tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata
ulangan harian biologi siswa kelas X SMA
Negeri Nibung hanya mencapai 65,00.
Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang diterapkan untuk pelajaran
biologi siswa kelas X SMA Negeri Nibung
adalah 75. Adapun jumlah siswa yang tuntas
sebanyak 32 siswa atau 35% dan siswa yang
tidak tuntas sebanyak 60 siswa atau 65%
dari 92 siswa. Rendahnya nilai biologi
tersebut karena banyaknya guru yang
menerapkan sistem pembelajaran yang
mononton atau berpusat pada guru (teacher
centered), baik dalam penyampaian materi
maupun dalam cara pembelajarannya,
metode pembelelajaran yang seperti itu
belum sesuai dengan yang diharapkan
siswa. Berdasarkan permasalahan di atas,
maka diperlukan suatu metode
pembelajaran. Metode pembelajaran
digunakan untuk memotivasi siswa di dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai
tujuan pembelajaran yang diinginkan.
Metode pembelajaran yang dapat membuat
siswa lebih termotivasi untuk belajar ialah
menggunakan metode pembelajaran aktif,
dimana metode pembelajaran aktif adalah
metode untuk mengarahkan keikut sertaan
peserta didik terhadap materi yang
dipelajarinya (Suprijono, 2009:111).
Metode yang dimaksud ialah metode Giving
Questions and Getting Answer. Metode
Giving Questions and Getting Answer
dikembangkan untuk melatih siswa
memiliki kemampuan dan keterampilan
bertanya dan menjawab pertanyaan
(Suprijono, 2009:107).
Berdasarkan uraian di atas maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Metode Giving
Question and Getting Answer Terhadap
Hasil Belajar Biologi di Kelas X SMA
Negeri Nibung.
A. KAJIAN TEORITIK
1. Pengertian Pengaruh
Pengaruh artinya suatu dampak
atau akibat yang akan terjadi pada siswa
setelah melakukan pembelajaran dengan
menggunakan metode Giving Question
and Getting Answer. Menurut
Surakhmad (1982:07) pengaruh
merupakan suatu kekuatan yang
dimunculkan dengan sengaja dari
seseorang atau dari suatu benda sehingga
dapat memunculkan suatu perubahan
reaksi terhadap segala sesuatu yang ada
di sekeliling yang berpengaruh.
Pengaruh merupakan suatu kekuatan
yang berasal dari suatu sumber, dapat
berupa orang atau suatu benda sehingga
dapat membuat sesuatu yang
dipengaruhi dapat melakuakn atau dapat
berubah sesuai keinginan yang
mempengaruhi.
Dari pendapat diatas tentang
pengertian pengaruh, dapat disimpulkan
bahwa pengaruh merupakan dampak
seseorang setelah melakukan
pembelajaran, dampak tersebut datang
dari seseorang yang mempengaruhinya,
atau yang memberikan pembelajaran
tersebut.
2. Metode Giving Question and Getting
Answer
Menurut Suprijono (2009:107)
mengemukakan bahwa metode Giving
Questions and Getting Answer
dikembengkan untuk melatih siswa
memiliki kemampuan dan keterampilan
bertanya dan menjawab pertanyaan.
Sedangkan Menurut Silberman
(2012:254) Giving Questions and
Getting Answer merupakan metode yang
sangat baik untuk membantu peserta
didik dalam mengingat atau mengulang
kembali materi yang disampaikan.
Metode Giving Questions and Getting
Answer dikembangkan untuk melatih
siswa memiliki kemampuan bertanya
dan menjawab, karena pada dasarnya
metode ini merupakan modifikasi dari
metode tanya jawab dan metode
ceramah yang merupakan kolaborasi
dengan menggunakan potongan-
potongan kertas sebagai medianya.
Penggunaan metode Giving Questions
and Getting Answer pada pembelajaran
biologi akan menumbuhkan keberanian
siswa dalam mengajukan pertanyaan.
Berdasarkan beberapa pendapat,
dapat disimpulkan bahwa metode Giving
Questions and Getting Answer dapat
melatih siswa dalam berkemampuan dan
berketerampilan bertanya dan menjawab
pertanyaan. Metode Giving Questions
and Getting Answer ini merupakan
metode yang sangat baik untuk
membantu siswa dalam mengingat atau
mengulang materi yang sudah dipelajari,
meningkatkan keterlibatan siswa saat
proses pembelajaran berlangsung. Hal
ini diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar biologi siswa.
3. Langkah-langkah Metode Giving
Question and Getting Answer
Menurut Suprijono (2009: 107)
Langkah-langkah metode pembelajaran
Giving Question and Getting Answer adalah
sebagai berikut:
a. Membagikan dua potongan kertas kepada
peserta didik
b. Mintalah kepada peserta didik untuk
menuliskan dikartu itu (1) kartu
menjawab, (2) kartu bertanya.
c. Mulai pembelajaran dengan pertanyaan,
pertanyaan bisa berasal dari peserta didik
maupun guru. Jika pertanyaan berasal
dari peserta didik, maka peserta didik ini
diminta menyerahkan kartu yang
bertuliskan “kartu bertanya”.
d. Setelah pertanyaan diajukan, mintalah
kepada peserta didik memberi jawaban.
Setiap peserta didik yang hendak
menjawab diwajibkan menyerahkan kartu
yang bertuliskan “kartu menjawab”.
Namun setiap peserta didik yang hendak
menjawah maupun bertanya harus
menyerahkan kartu-kartu itu kepada guru.
e. Jika sampai akhir sesi ada peserta didik
yang masih memiliki 2 kartu potongan
kertas yaitu kertas bertanya dan kertas
menjawab atau salah satu potongan kertas
tersebut, maka mereka diminta membuat
resume selama proses tanya jawab
berlangsung. Tentu keputusan ini sudah
harus disepakati diawal.
4. Kelebihan dan Kelemahan Metode
Giving Question and Getting Answer
Menurut Fitriantoro (31 maret 2009)
adapun kelebihan dan kelemahan metode
Giving Question and Getting Answer adalah
sebagai berikut:
a. Kelebihan metode Giving Question and
Getting Answer adalah:
1) suasana lebih menjadi aktif.
2) Anak mendapat kesempatan baik secara
individu maupun kelompok untuk
menanyakan hal-hal yang belum
dimengerti.
3) Guru dapat mengetahui penguasaan anak
terhadap materi yang disampaikan.
4) Mendorong anak untuk berani
mengajukan pendapatnya.
a. Kelemahan metode Giving Question and
Getting Answer adalah:
1) Proses tanya jawab yang berlangsung
secara terus menerus akan menyimpang
dari pokok bahasan yang sedang
dipelajari.
2) Guru tidak mengetahui secara pasti
apakah anak yang tidak mengajukan
pertanyaan ataupun menjawab telah
memahami dan menguasai materi yang
telah diberikan.
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang
diteliti, maka jenis penelitian ini adalah
penelitian eksperimen murni kategori Pre-
test and Post-test group design yaitu sebuah
penelitian dua kelas, satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas lagi sebagai kelas
kontrol. Pada penelitian ini, peneliti
memberikan perlakuan pembelajaran dengan
metode Giving Question and Getting
Answer pada kelas eksperimen, sedangkan
kelas kontrol memperoleh pembelajaran
konvensional.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas
X Sekolah Menengah Atas Negeri Nibung,
sebelum melaksanakan pre-test, dilakukan
uji coba instrumen terlebih dahulu untuk
mengetahui soal yang akan digunakan
sebagai soal pre-test dan pos-test.
Pengambilan sampel dilakukan secara acak
dengan tujuan agar semua kelas memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel. Setelah terpilih secara acak sampel
yang digunakan untuk penelitian ini yaitu
kelas X.1 sebagai kelas eksperimen yang
berjumlah 31 siswa, dan kelas X.3 sebagai
kelas kontrol dengan siswa berjumlah 30
siswa.
Uji coba instrumen dilakukan
sebelum melakukan penelitian, uji coba
instrumen dilaksanakan dikelas XI.IPA
SMA Negeri Nibung pada tanggal 22 Juli
2016 dengan jumlah peserta sebanyak 31
siswa. Jumlah soal yang digunakan pada uji
coba instrumen adalah 30 soal berbentuk
pilihan ganda.
Berdasarkan hasil analisis uji coba
instrumen didapatkan 20 soal yang valid
digunakan sebagai soal pre-test dan pos-test.
Dalam pelaksanaannya penelitian ini
dilaksankan dari tanggal 20 Juli-20 Agustus
2016. Pertemuan pertama yaitu dilakukan
pre-test untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Pertemuan kedua dan ketiga sebagai
proses pembelajaran menggunakan metode
giving question and getting answer dan
diakhir pertemuan dilakukan post-test untuk
mengetahui kemampuan siswa dalam
penguasaan materi sesudah proses
pembelajaran. Sedangkan pada kelas
kontrol, Pertemuan pertama yaitu dilakukan
pre-test untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Pertemuan kedua dan ketiga sebagai
proses pembelajaran menggunakan model
konvensional dan diakhir pertemuan
dilakukan post-test untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam penguasaan materi
sesudah proses pembelajaran.
1. Tes Kemampuan Awal Siswa (Pre-tes)
Berdasarkan hasil perhitungan
rekapitulasi pre-test eksperimen dan pre-test
kontrol pada (Lampiran C) rekapitulasi data
hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1
Rekapitulasi Data Hasil Pre-test
No. Kelas N ̅ S
1. Eksperimen 31 33,71 12,84
2. Kontrol 30 31,17 13,94
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat
dilihat bahwa nilai rata-rata hasil pre-test
pada kelas eksperimen sebesar 33,71 dan
untuk simpangan bakunya sebesar 12,84
Sedangkan nilai pada kelas kontrol rata-
ratanya 31,17 dan simpangan baku 13,94.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tes
kemampuan awal siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol sebelum
diberikan perlakuan hampir sama, tidak
terdapat perbedaan yang begitu besar.
Selanjutnya sebelum pengujian hipotesis,
terlebih dahulu menguji normalitas data,
selanjutnya uji homogenitas data.
2. Tes Kemampuan Akhir Siswa (Post-
tes)
Pelaksanaan post-test digunakan
untuk mengetahui kemampuan akhir siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan setelah diberikan metode
pembelajaran giving question and getting
answer pada kelas eksperimen dan metode
konvensional pada kelas kontrol. Post-test
dilaksanakan pada kelas X1 sebagai kelas
eksperimen dengan jumlah 31 siswa, dan di
kelas X3 sebagai kelas kontrol dengan
jumlah 30 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan
(Lampiran C), rekapitulasi data hasil
post-test dapat dilihat pada Tabel 4.2
Tabel 4.2
Rekapitulasi Data Hasil Post-test
No. Kelas N ̅ S
1. Eksperimen 31 76,29 15,54
2. Kontrol 30 64,83 16,48
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa
nilai rata-rata hasil post-test pada kelas
eksperimen sebesar 76,29 dan untuk
simpangan bakunya sebesar 15,54.
Sedangkan pada kelas kontrol nilai rata-rata
yang diperoleh sebesar 64,83 dan simpangan
bakunya sebesar 16,48. Hal ini berarti rata-
rata kemampuan secara deskriptif dapat
dikatakan bahwa kemampuan akhir siswa
setelah diterapkan metode pembelajaran
giving question and getting answer dapat
dilihat pada Tabel 4.2 bahwa nilai rata-rata
hasil belajar pada kelas eksperimen lebih
tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol.
3. Analisis Data Tes Kemampuan Awal
Siswa (Pre-test)
a. Uji Normalitas Pre-test
Hasil uji normalitas dari nilai
kognitif pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada pre-test dapat dilihat pada
tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Rekapitulasi Hasil Perhitungan Uji
Normalitas Pre-test
Kelas 2hitu
ng
D
k
2tabel Keterang
an
Eksperi
men
6,14 5 11,0
70
Normal
Kontrol 3,39 5 11,0
70
Normal
Berdasarkan Tabel 4.3.
menunjukan bahwa nilai x2hitung pada data
pre-test untuk kelas eksperimen adalah 6,14
dengan x2
tabel 11,07 berarti x2hitung < x
2tabel
(6,14<11,07), maka data dapat dikatakan
berdistribusi normal. Pada kelas kontrol juga
ditunjukan 2hitung untuk data pre-test adalah
3,39 dengan 2tabel 11,07 berarti 2
hitung
2tabel (3,39<11,07), maka data dapat
dikatakan berdistribusi normal. Berdasarkan
ketetapan perhitungan uji normalitas data
dengan menggunakan uji 2 (chi kuadrat)
dapat disimpulkan bahwa masing-masing
kelompok data pre-test kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi normal pada
taraf kepercayaan dan dengan
derajat kebebasan dk=5
b. Uji Homogenitas Pre-test
Hasil homogenitas tes akhir kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihata pada
tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Uji Homogenitas Pre-test
No Tes F
hitung
Ftabel Keterangan
1 Pretest 1.18 1.84 Homogen
Berdasarkan tabel uji homogenitas
yang dilakukan pada kelas eksperimen
dengan kelas kontrol didapat hasil Fhitung <
Ftabel maka kedua kelas populasi memiliki
varians yang homogen pada taraf
kepercayaan α = 0.05
c. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan
uji homogenitas diketahui bahwa data pre-
test maka kedua kelas eksperimen dan kelas
kontrol, tes awal adalah berdistribusi normal
dan homogen, demikian pada hasil pre-test
dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5
Uji Dua Sama Rata-Rata Pre-test
N
o
Tes thitun
g
D
k
ttabe
l
Kesimpul
an
1 Prete
st
0.7
9
5
9
2.0
0
H0
diterima
Pada tabel menunjukkan bahwa hasil
analisi uji t mengenai kempuan awal siswa
menujukkan bahwa kelas eksperimen dan
kelas kontrol mempunyai kemampuan awal
yang sama dengan taraf kepercayaan α=0,05
karena thitung < ttabel, 0.79 < 2.00. Nilai thitung =
0.79 dan ttabel = 2.00 karena thitung < ttabel,,
0.79 < 2.00 disimpulkan thitung lebih kecil
dari pada ttabel maka H0 diterima. Hipotesis
stasistik yang diuji dalam perhitungan tes
awal adalah :
: ( = ): Tidak terdapat perbedaan
rata-rata hasil belajar biologi
kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
: ( ): Terdapat perbedaan Rata-
rata hasil belajar biologi
kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
Disimpulkan thitung lebih kecil dari
pada ttabel maka uji hipotesis H0 diterima
Rata-rata hasil belajar biologi siswa kelas X
SMA Negeri Nibung yang menggunakan
metode pembelajaran giving question and
getting answer kurang dari atau sama
dengan rata-rata hasil belajar yang
menggunakan metode pembelajaran
konvensional dengan demikian kedua rata-
rata skor tes awal kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sama.
4. Analisis Data Tes Kemampuan Akhir
Siswa (Pos-test)
a. Uji Normalitas Pos-test
Hasil uji normalitas dari nilai
kognitif pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada pos-test dapat dilihat pada
tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Rekapitulasi Hasil Perhitungan
Uji Normalitas Pos-test
Kelas 2hit
ung
D
k
2tab
el
Keteran
gan
Eksperi
men
7,01 5 11,0
70
Normal
Kontrol 2,30 5 11,0
70
Normal
Berdasarkan Tabel 4.3. menunjukan
bahwa nilai x2hitung pada data pos-test untuk
kelas eksperimen adalah 7,01 dengan x2tabel
11,07 berarti x2hitung < x
2tabel (7,01<11,07),
maka data dapat dikatakan berdistribusi
normal. Pada kelas kontrol juga ditunjukan
2hitung untuk data pos-test adalah 2,30
dengan 2tabel 11,07 berarti 2
hitung 2tabel
(2,30<11,07), maka data dapat dikatakan
berdistribusi normal. Berdasarkan ketetapan
perhitungan uji normalitas data dengan
menggunakan uji 2 (chi kuadrat) dapat
disimpulkan bahwa masing-masing
kelompok data pos-test kelas eksperimen
dan kelas kontrol berdistribusi normal pada
taraf kepercayaan dan dengan
derajat kebebasan dk=5
b. Uji Homogenitas (Pos-test)
Hasil homogenitas tes akhir kelas
eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Uji Homogenitas (Pos-test)
No Tes F
hitung
Ftabel Keterangan
1 Postest 1,12 1.84 Homogen
c. Uji Hipotesis
Demikian untuk tes akhir dapat
dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:
4.8 Tabel
Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Pada Post-Test
N
o
Tes thitu
ng
D
k
ttabe
l
Kesimpul
an
1 Tes
akh
ir
2,9
8
5
8
1.6
7
H0
ditolak
Berdasarkan hasil perhitungan uji t
mengenai kempuan akhir siswa dapat dilihat
pada (lampiran C).
Setelah diberikan metode
pembelajaran yang berbeda pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol selama proses
pembelajaran. Hasil pada kelas eksperimen
terjadi peningkatan nilai rata-rata.
Peningkatan nilai tersebut merupakan hasil
belajar siswa pada kelas eksperimen
setelah diberi metode pembelajaran giving
question and getting answer pada kelas
kontrol tidak mengalami peningkatan nilai
rata-rata hal tersebut terjadi karena
mengunakan metode pembelajaran
konvensional.
Disimpulkan bahwa hasil uji
statistik thitung > ttabel 2,98 > 1.67 Hal ini
bearti H0 ditolak, dan Ha yang diterima
adalah Rata-rata hasil belajar biologi siswa
kelas X SMA Negeri Nibung yang
menggunakan metode giving question and
getting answer lebih dari rata-rata hasil
belajar yang menggunakan metode
pembelajaran kovensional dengan demikian
hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
diterima kebenarannya. Sehingga
berdasarkan hasil penelitian tersebut
diketahui ada pengaruh metode giving
question and getting answer terhadap hasil
belajar biologi di kelas X SMA Negeri
Nibung.
B. Pembahasan
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan
pada tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus
2016 dikelas X SMA Negeri Nibung.
Penelitian dilaksanakan sebanyak empat kali
pertemuan dengan rincian satu kali pre-test
pada awal pertemuan, pertemuan kedua dan
ketiga proses pembelajaran dengan
menggunakan metode giving question and
getting answer dan satu kali pos-test diakhir
pertemuan pada kelas eksperimen. Peneliti
juga melaksanakan empat kali pertemuan
pada kelas kontrol, satu kali pre-test pada
awal pertemuan, pertemuan kedua dan
ketiga proses pembelajaran dengan metode
konvensional dan untuk mengetahui hasil
belajar siswa diakhir pertemuan diberikan
pos-test. Peneliti memilih metode giving
question and getting answer dengan tujuan
untuk melihat pengaruh metode giving
question and getting answer terhadap hasil
belajar biologi siswa. Sebelum melakukan
penelitian dilakukan uji coba instrumen
dikelas XI.IPA SMA Negeri Nibung pada
tanggal 22 Juli 2016 jumlah siswa yang ikut
dalam uji instrumen yaitu 31 siswa pada
materi virus. Berdasarkan hasil uji coba
instrumen yang dilakukan dengan 30 soal
pilihan ganda, soal yang valid atau dapat
digunakan sejumlah 20 soal. Penelitian yang
dilakukan di SMA Negeri Nibung, peneliti
mengajar pada kelas eksperimen yakni kelas
X.1 pada kelas eksperimen siswa diberikan
perlakuan dengan menggunakan metode
giving question and getting answer
sebanyak empat kali pertemuan, kemudian
pada kelas kontrol yakni kelas X.3 siswa
diberikan perlakuan dengan menggunakan
metode konvensional dilakukan sebanyak
empat kali pertemuan.
Perlakuan yang diberikan pada kelas
eksperimen menggunakan metode giving
question and getting answer didapatkan
hasil tes kemampuan awal (pre-test) sebesar
33,71 dan tes kemampuan akhir (post-test)
sebesar 76,29 hal ini diketahui bahwa
dengan menggunakan metode giving
question and getting answer ada
peningkatan sebesar 43. Kemudian pada
kelas kontrol menggunakan metode
konvensional didapatkan hasil tes
kemampuan awal (pre-test) sebesar 31,17
dan tes kemampuan akhir (post-test) sebesar
64,83 sehingga didapatkan peningkatan hasil
belajar siswa menggunakan metode
konvensional sebesar 30 atau lebih kecil dari
kelas eksperimen.
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan, bahwasannya penggunaan
metode giving question and getting answer
ini dijadikan alternatif dalam proses belajar-
mengajar karena metode ini dapat
menjadikan suasana menjadi aktif, anak
mendapat kesempatan baik secara individu
maupun kelompok untuk menanyakan hal-
hal yang belum dimengerti, guru dapat
mengetahui penguasaan anak terhadap
materi yang disampaikan, mendorong anak
untuk berani mengajukan pendapatnya.
Pada saat pertemuan pertama,
sebelum memulai pembelajaran peneliti
terlebih dahulu menginformasikan langkah-
langkah pelaksanaan metode giving question
and getting answer.Kemudian siswa dibagi
menjadi beberapa kelompok secara
heterogen setiap kelompok berjumlah 4-5
orang siswa pada saat proses pembelajaran
berlangsung dengan pembahasan materi
tentang virus pada awal pembelajaran
mungkin siswa sedikit merasa belum
memahami dan mengikuti pembelajaran
dengan menggunakan metode giving
question and getting answer karena metode
ini termasuk pembelajaran baru bagi
mereka. Setelah membagikan kelompok
siswa diberikan dua potong kertas, satu
kertas merupakan kertas untuk bertanya dan
satu kertas merupakan kertas untuk
menjawab. Awalnya siswa mmasih malu-
malu untuk mengikuti pembelajaran dengan
metode ini, tetapi setelah pembelajaran
berlangsung siswa sudah antusias untuk
mengikuti pembelajaran. Dimana pada akhir
pelajaran siswa diminta untuk membuat
kesimpulan dari materi yang sudah
dipelajari.
Pada pertemuan kedua, yaitu
mengenai materi peranan virus pada
manusia dan penyakit yang disebabkan oleh
virus. Disini siswa sudah mulai terlihat
tertarik dan berminat dalam belajar, ini
dapat terlihat pada saat mereka tertarik
untuk bertanya mengenai materi yang telah
diskusikan oleh kelompoknya. Sehingga
siswa mampu mengeluarkan
ide/pendapatnya dan berdiskusi dengan
temannya. Proses pembelajaran yang
dilakukan oleh siswa mengalami
peningkatan dari pada pertemuan pertama
karena sudah banyak siswa yang
melaksanakan pembelajaran tersebut dengan
baik. Siswa sudah mulai berani untuk
mengutarakan ide/pendapatnya dan mereka
tidak malu-malu lagi untuk memberikan
pertanyaan maupun ide/pendapat yang
mereka miliki, siswa juga terlihat lebih aktif
dalam proses pembelajaran karena mereka
merasa dilibatkan dalam belajar, dimana
siswa lebih antusias dan kreatif.
Berdasarkan hasil penelitian dengan
menggunakan metode giving question and
getting answer dapat memberikan manfaat
untuk meningkatkan kreaktifitas dan
aktivitas siswa untuk mengungkapkan
ide/pendapatnya kepada peserta didik yang
lain sehingga proses pembelajaran lebih
memuaskan.
C. Keterbatasan Penelitian
Meskipun hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini telah teruji secara
sistematika, namun peneliti menyadari
bahwa dalam melakukan penelitian masih
terdapat kekurangan, walaupun peneliti telah
berupaya semaksimal mungkin dengan
berbagai usaha untuk memperoleh hasil
penelitian yang maksimal. Hal ini
disebabkan berbagai keterbatasan peneliti
dalam melakanakan penelitian, sebagai
berikut:
1. Waktu merupakan faktor penting dalam
proses belajar-mengajar semakin banyak
waktu yang tersedia dalam kegiatan
belajar mengajar memungkinkan siswa
untuk berhasil dalam belajar. Karena
terbatasnya waktu menyebabkan peneliti
kurang optimal dalam menyampaikan
materi kepada siswa.
2. Terbatasnya referensi yang dapat
menunjang penelitian ini membuata
peneliti kurang luas dalam menjelaskan
materi dan melaksanakan metodel giving
question and getting answer ini sehingga
sebagian siswa belum merasa jelas dalam
melaksankan kegiatan pembelajaran.
3. Peneliti baru pertama kali melakukan
penelitian, sehingga masih harus banyak
belajar dalam melaksanakan suatu
penelitian.
Keterbatasan penelitian yang ada
menunjukan bahwa peneliti baru pertama
kali mengadakan penelitian sehingga masih
banyak kesalahan-kesalahan dan
kekurangan dalam membuat skripsi. Untuk
itu diharapkan ada penelitian yang lebih
lanjut lagi untuk menuju kearah yang lebih
baik demi kesempurnaan skripsi ini.
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata
hasil belajar siswa kelas eksperimen (76,29)
lebih besar dari kelas kontrol (64,83) dan
dari data hasil post-test dan dianalisis
dengan menggunakan uji t hasilnya
menunjukan nilai thitung > ttabel (2,98 > 1,67).
Maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh metode giving question and
getting answer terhadap hasil belajar biologi
di kelas X SMA Negeri Nibung.
B. Saran
Sehubungan dengan hasil-hasil yang
telah dicapai pada penelitian yang dilakukan
di SMA Negeri Nibung Tahun Pelajaran
2016/2017, maka peneliti memberikan
saran:
1. Siswa diharapkan lebih siap belajar,
aktif, berani, dan percaya diri dalam
mengungkapkan gagasan dan
pendapatnya terutama dalam
menjawab pertanyaan di depan atau di
papan tulis.
2. Guru hendaknya dapat memperbaiki
dan meningkatkan sistem
pembelajaran Biologi dengan
menggunakan metode pembelajaran
yang bervariasi supaya siswa lebih
aktif dalam proses pembelajaran.
3. Peneliti diharapkan menguasai materi
pembelajaran maupun metode yang
hendak diajarkan kepada siswa,
terutama materi pembelajaran Biologi
dengan metode giving question and
getting answer.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Chasana, A, dkk. 2011. Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran
Giving Question And Getting Answer
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X
SMA N Banyudono. Jurnal
Pendidikan Biologi Universitas FKIP
UNS, 4, 29-38.
Dimyanti & Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Fitriantoro, S. 2009. Penerapan Metode
Giving Questions And Getting Answer.
(online)http://sejarahklasik.blogspot.c
o.id/2010/03/penerapan-metode-
giving-questions-and.html (diakses
tanggal 10 maret 2016)
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar-
Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Husaipah. 2014. Pengaruh Penerapan
Strategi Active Learning Tipe Giving
Question And Getting Answer
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas Vii Smpn 2 Ranah Batahan
Kabupaten Pasaman. Program Studi
Pendidikan Biologi, STKIP-PGRI
Jawa Barat.
Jilhad, A & Abdul, H. 2012. Evaluasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.
Khanifatul. 2013. Pembelajaran Inovatif.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mahmudah. 2011. Penerapan Pembelajaran
Giving Question and Getting Answer
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi pada Materi Fotosintesis Kelas
VIII E Semester II SMP Negeri 3
Colamadu Kabupaten Karanganyar.
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Rohana, K. 2010. Panduan Pendidik
Biologi. Klaten : PT Intan Pariwara.
Rusman. 2010. Strategi Belajar dan
Pembelajaran. Yogyakarta: Bintang Pelajar.
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Persatuan Indonesia.
2015. Pedoman Penulisan Makalah
dan Skripsi. Lubuklinggau.
Silberman, M. 2012. Active Learning 101
Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung:
Nusamedia & Nuansa Cendekia.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor
yang mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suprijono, A . 2009. Cooperative Learning.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Surakhmad. 1982. Bahasa dan Sastra
Indonesia Kumpulan Pengertian
Pengaruh (online)
http://surakhmad.co.id/[10 maret
2016]
Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung:
Tarsinto.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Bandung: Alfabeta.
________2013. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Suherman & Sukjaya. 2006. Prosedur
Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Surapranata, S. 2009. Analisis, Validitas,
Reliabilitas, dan Interprestasi Hasil
Tes. Implementasi Kurikulum 2004.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Zaini, H, dkk. 2007. Strategi Pembelajaran
Aktif . Yogyakarta :CTSD (center for
teaching staff development).
top related