potensi kab. tegal
Post on 02-Mar-2018
238 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
1/190
l-
ai/
.:a*
lr \ \
L \*-,"'-d
PEMERINTAH
KABUPATEN
TEGAL
l:
F:.EI\IGAI\IA
PENYUSUNAN
REVISI
RENCANA
TATA
RUANG
WILAYAH
(RTRW)
KABUPATEN
TEGAL
TAHUN
2009-2029
y{
I
)
BAPPEJTJA$
.Acc.
No.
,
( 17.%
;*
Cfasp
| ............/6.620
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
2/190
KATAPENGM
Puji
syukur
kehadirat Tuhan
Yang Maha
Esa, karena
atas
karunia
dan
rahmat-Nya
kami dapat
menyelesaikan
Buku
Rencana
Tata
Ruang Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Tegal Tahun
2A09-2029.
Buku
Rencana ini
berisikan
tentang latarr
belakang,
maksud,
tujuan dan
lingkup
pekerjaan,
landasan hukum,
potensi
serta
prospek
pengembangan
wilayah
Kabupaten
Tegal,
tujuan,
kebijakan
dan strategi
pengembangan
wilayah
Kabupaten
Tegal,
rencana.
struktur
tata
ruang
wilayah,
rencana
pola
ruang
wilayah,
penetapan
kawasan
strategis,
arahan
pemanfaatan
ruang,
arahan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
wilayah,
peran
serta
masyarakat'
dalam
penataan
ruang.
Tim Penyusun RTRW
Kabupaten
Tegal rahun
2009-2029,
dalam hal
ini
Pemerintah
Kabupaten
Tegal,
telah banyak
mendapatkan
masukan
dari berbagai
pihak
yang
berkompeten demi kesempurnaan
Laporan
Rencana
ini,
untuk
itu
kami
mengucapkan banyak terima
kasih.
Slawi,
2008
BUPATI
KABUPATEN
TEGAL
H. AGUS RIYANTO,
S.SOS, MM
I.f,PORTN
Fenyunrnan
Revid Rerrcana
Tata
p.uangWllqfah
(RTRU/)
lGbupaten
Tegal
Tahun
2OZg
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
3/190
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
DAFTAR
TABEL
DAFTAR
GAMBAR
DA.FTAR
PETA
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BEIAKANG
1.2
TUJUAN
DAN
SASARAN
1.2.1
Tujuan
1.2.2
Sasaran
1.3
PENGERTIAN
DAN
PRINSIP
DASAR
PENYUSUNAN
RENCANA
TATA
RUANG
WILAYAH
KABUPATEN
1.3.1
Pengertian
Rencana
Tata
Ruang
wirayah
Kabupaten
1.3-2
Asas
Penyusunan
Rencana
Tata
Ruang
wirayah
Kabupaten
1.3.3
Prinsip
Dasar
penyusunan
Rencana
Tata
Ruang
wilayah
Kabupaten
1.4
RUANG
LINGKUP
1.4.1
Ruang Lingkup
Wlayah
1.4.2
Ruang
Lingkup
Waktu
1.4.3
Ruang
Lingkup
Materi
1.5
PROFIL
KABUPATEN
TEGAL
1.5.1
Gambaran
Umum
Kabupaten
Tegal
1.5.2
Kependudukan
1.5.2.1
Rencana
proyeksi
dan
Kepadatan
penduduk
1.5.2.2
Rencana
Daya
Tampung Penduduk
1.5.2.3 Arahan Distribusi
Penduduk
1.5.3
Potensi
Bencana Alam
1.5.4 Potensi Sumber
Daya Alam
1.5.4.1 Kehutanan
1.5.4.2
Pertambangan
1.5.5 Potensi EkonomiWilayah
1.6
DASAR HUKUM
1.7
SISTEMATIKA
TAPORAN
BAB
II
POTENSI
DAN
PERMASALAHAN
SERTA
PROSPEK
PENGEMBANGAN
WILAYAH
2.1
POTENS] PENGEMBANGAN WILAYAH
2.1.1
Sektor
Fisik
dan
Sumber Daya
Alam
2.1.2 Sektor
Tata
Ruang
2.1.3
S'ektor
Sosial dan Kependudukan
2.1.4 Sektor
Ekonomi
2.1.5 Sektor Kelembagaan dan Keuangan
2.1.6 Sektor Sarana
dan
Prasarana
2.1.7 Sektor Sistem
Transportasi
2.2 KONSEPSI
PENGEMBANGAN WILAYAH
2.2.1
Konsepsi
Penentuan Rencana Pengelolaan
Kawasan
2.2.2
Konsepsi
Penentuan Rencana
Sistem
2.2.3
Konsepsi
Penentuan
Rencana Penatagunaan
2.2.4 Konsepsi Penataan Ruang
Wilayah
i
ll
v
vi
vii
t-7
t-7
t-7
l-8
r-8
t-1(:
l-1
1
l-1ti
l-1i
il-1
il-1
fi-2
n-2
lr-3
il4
il-5
il-5
ll-6
1t-6
il-6
lt-7
lr-7
l-1
v2
t-2
t-2
l-2
l-2
l-4
l-5
t-5
l-5
l-5
t-5
t-6
l-6
t-6
l-6
IdPORlNnE
C.
,,,
Fln$Elrrn
t.l,li Rlrsr
T.t e|.tv|laFh
RTnNaa
f.abupaten
Te8al
TEhun
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
4/190
BAB
III
TUJUAN,
KEBIJAKAN
DAN STRATEGI
PENGEMBANGAN
WILAYAH
3.1 TUJUAN
3.1.1.
Aspek
Fisik
3.1.2.
Aspek
Sosial
3.1.3.
Aspek
Ekonomi
3.1.4.
Aspek
Sarana
dan
prasarana
3.1.5.
Aspek
Sistem
Transportasi
3.2
KEBIJAKAN
DAN
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH
3.2.1
Kebijakan
dan
Strategi
Struktur
Tata
Ruang
Wilayah
3.2.1.1
Kebijakan
dan
Strategi
pengembangan
Sistem
Perkotaan
3.2.1.2
Kebijakan
dan
Strategi
pengembangan
Sistem
Perdesaan
3.2.1.3
Kebijakan
dan
Strategi
pengembangan
Sistem
Prasarana
Wilayah
3.2.1.4
Strategi Pengembangan
Sarana Wilayah
3.2.2
Kebijakan
dan
Strategi
pola
Ruang Wilayah
3.2.2.1
Kebijakan
dan Strategi
Kawasan
Lindung
3.2.2.2 Kebijakan
dan
Strategi
Kawasan Budidaya
3.2.3
Kebijakan
dan Strategi
Pengembangan
Kawasan Strategi
3.2.4
Strategi
Pengembangan
Sektor
Kegiatan
Ekonomi
3.2.5
Strategi
Pengembangan
Sektor
Kegiatan
Sosial
Budaya
BAB
IV
RENCANA STRUKTUR
TATA
RUANG
WILAYAH
4.1
RENCANA
PENGEMBANGAN
SISTEM
PERDESAAN
4.2
RENCANA
PENGEMBANGAN
SISTEM
PERKOTAAN
4.2.1.
Rencana
Hirarki
Pusat
Pelayanan
4.2.1.1
Rencana
Hirarki
Pusat Pelayanan
4.2.1.2
Rencana
Hirarki
Pusat
Pelayanan
Kawasan
Pesisir
ill-1
lll-1
fil-2
Iil-3
ill-5
ill-5
lil-6
ill-8
ill-8
lil-g
llt-9
ilt-11
ilt-12
ill-12
lil-14
ilt-22
ilt-23
ill-25
4.3
4.2.2. Rencana
Sistem
Pusat
Pelayanan
4.2.2.1
Rencana Sistem
Pusat
Pelayanan
Kabupaten
Tegal
4.2.2.2
Rencana
Sistem Pusat
Petayanan
Kawasan
Pesisir
4.2.3.
Rencana
Fungsi
Pusat
Pelayanan
dan
Kawasan
Pengembangan
4.2.3.1
Rencana
Fungsi Pusat Pelayanan
dan Kawasan
Pengembangan
Kabupaten
Tegal
4.2.3.2
Rencana Pengembangan Kawasan
Pesisir
RENCANA SISTEM
PENGEMBANGAN
PMSARANA WILAYAH
4.3.1.
Sistem
Jaringan
Transportasi
4.3.2.
Sistem
Jaringan
Energi
4.3.3. Sistem
Telekomunikasi dan
Informasi
4.3.4.
Jaringan Sumber
Daya Air
4.3.5.
Jaringan
Pengelolaan Lingkungan
RENCANA
PENGEMBANGAN SARANA
WILAYAH
4.4.1
Rencana
Pengembangan Sarana Perumahan
4.4.2 Rencana
Pengembangan Sarana
Pendidikan
4.4.3 Rencana
Pengembangan Sarana
Kesehatan
4.4.4
Rencana
Pengembangan
Sarana
Peribadatan
4.4.5 Rencana
Pengembangan Sarana Perekonomian
RENCANA
PENATAAN
SUMBER
DAYA ALAM
4.5.1
Sumberdaya
Lahan
4.5.2
Sumberdaya
Air
4.5.3
Sumberdaya
Hutan
4.5.4 SumberdayaMineral
lv4
tv"4
rv4
rv-
lv5
lv7
]V"e
rv,.,
rv
11
rv.1::;
lv-15
lv
1t)
lv
2l::
lv 2:::
1v."2,{.
lV-2r:;
]V-2i:i
lV-2[l
lV-3,t.l
lv-3.t)
lV-3,1.1
tv
3,1
rv-3,1
4.4
4.5
tv-1
tv-2
tv-3
lv-3
tv-3
LrP,on.ENRENGErt
irl
hnfurBrm
Rlv|i
Rrftm. T.t
R|l l
WthFh
GTR\V)
TeSal
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
5/190
BAB
V
RENCANA
POLA
RUANG
WILAYAH
5.1
KAWASAN
LINDUNG
5.2.1
Arahanpengelolaan
5.2.2 Pengelolaan
A.
Kawasan yang
Memberikan perlindungan
Kawasan
Bawahnya
B.
Kawasan
Perlindungan
Setempat
C.
Kawasan
Suaka
Alam
D.
Kawasan
Pelestarian
Alam
E.
Kawasan
Rawan
Bencana
F.
Kawasan
Lindung
di
Daerah
pesisir
G.
Kawasan
Lindung
Lainnya
5.2
KAWASAN
BUDIDAYA
5.2.1
Arahan
pengelolaan
5.2.2 Pengelolaan
A. Kawasan
Budidaya
Pertanian
B.
Kawasan
Budidaya
Non
pertanian
C.
Kawasan
Budidaya
di
Daerah
pesisir
BAB
VI
PENETAPAN
KAWASAN
STRATEGIS
6.1
KAWASAN
STMTEGIS
UNTUK
KEPENTINGAN
PERTAHANAN
DAN
KEAMANAN
6.2
KAWASAN
STMTEGIS
PERTUMBUHAN
EKONOMI
6.3
KAWASAN
STRATEGIS
SOSIAL
BUDAYA
6.4
KAWASAN
STRATEGIS
UNTUK
KEPENTINGAN
FUNGSI
DAN
DAYA
DUKUNG
LINGKUNGAN
BAB
VII
ARAHAN
PEMANFAATAN
RUANG
7.1
PEMBANGUNAN
DAN
PENGEMBANGAN
WILAYAH
KABUPATEN
TEGAL
7.2
INDIKASI PROGRAM
PEMBANGUNAN
DAERAH
7.3
ASPEK PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
7.3.1
Sumber
Dana Bagi Pembangunan
Daerah
7.3.2
Pembiayaan Pembangunan
Daerah Pada Masa Mendatang
BAB
VIIIARAHAN
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN RUANG WILAYAH
8.1 AMHAN ZONASI
8.2 PEMANTAUAN DAN
PENGENDALIAN
PEMANFAATAN
RUANG
8.2.1
Prosedur Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang
8.2.2
Arahan
Pokok
Pengendalian
Ruang
Kawasan Lindung,
Kawasan
Budidaya
dan
Kawasan
Tertentu
8.3 PENGEMBANGAN
PEMNGKAT
INSENTIF
DAN DIS-INSENTIF
DA1AM
PENATAAN RUANG
8.4
KETENTUAN PERIJINAN DALAM
PENATAAN
RUANG
8.5
KETENTUAN SANKSI
DALAM PENATAAN
RUANG
8.6
KETENTUAN PERIZINAN BERDASARKAN
KEWENANGAN
PEMERINTAH PROVINSI DAN
DAEMH
BAB
IX PERAN
SERTA MASYAR.AKAT DALAM
PENATAN
RUANG
9.1.
PELAKSANAAN HAK
DAN
KEWAJIBAN
MASYARAKAT
9.2. BENTUK
PERAN
SERTA MASYAMKAT
DALAM PENATAAN
RUANG WILAYAH KABUPATEN
9.3. TATA
CARA
PERAN
SERTA MASYARAKAT
9.4.
PEMBINAAN PEMN
SERTA MASYAMKAT
v-1
v-1
v-1
v-3
v-5
v-8
v-9
v-10
v-12
v-13
v-14
v-15
v-15
v-15
v-19
v-26
vt-1
vt-1
vt-2
vt-2
vrt-3
vlt-3
vil-4
vil-5
vlil-'i
vlll-ti
vlll-t;i
Vlll-'1r)
vlil-'1:2
vlil-'1:2
vlll-'1:l
vlll-'1,1
x-1
x-1
x-2
x-3
vil-2
I.trPORTN
Fenyunrnan
Revtil
Rencana
Tata RuangMtayah
(RTRU4
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
6/190
DAFTARTABET
Tabel
1.1
Tabel
1.2
Tabel
1.3
Tabel
1.4
Tabel
1.5
Tabel
3.1
Tabel
3.2
Tabel4.1
Tabel
4.2
Tabel4.3
Tabel4.4
Tabel4.5
Tabel
4.6
Tabel4.7
Jumlah
dan
Kepadatan
Penduduk
Di
Kabupaten
Tegal
Sampai
Akhir
Tahun
Perencanaan
2029
Sumberdaya
Hutan
Kabupaten
TegalTahun
2007
Sumberdaya
Hutan
Negara
Kabupaten
Tegal
Tahun 2007
Potensi Hutan
Kabupaten
Tegal
Tahun
2007
Inventarisasi
Data
Hutan
Rakyat
Kabupaten
Tegarrahun
2oo7
Pedoman
Pemenfaatan
dan Pengendalian
Kawasan
Lindung
Untuk
Kegiatan
Budidaya
Pedoman
Pemanfaatan
dan
Pengendalian
Kawasan
Budidaya
Untuk
Kegiatan
Budidaya
Hirarki
Kota
dan
Fungsi
Pusat
pelayanan
Dalam
Rencana
Struktur
Tata
Ruang
Kabupaten
Tegal
Rencana
Kebutuhan
Listrik
Tahun
2008,
2010,
2015, 2O2O,2O2S
dan2O29
di
Kabupaten
Tegal
Rencana
Kebutuhan
Telepon
Umum
dan Terapon
pribadi
rahun
2008,
2010,
2015,
2O2O,202b
dan
2029
di Kabupaten
Tegal
Rencana
Kebutuhan
Air
Bersih Tahun
2008,
2010,
2015,
2020,
2025
dan 2029
di
Kabupaten
Tegal
Rencana
Jumlah Sampah
Yang
Dihasilkan
Tahun
200g,
2010,
201
5,
2A20,
2025
dan 2029
di Kabupaten
Tegal
Rencana
Air
Limbah
Yang
Dihasilkan
Tahun
2OOg,
201A,201S,
2020,2025
dan
2029
di
Kabupaten
Tegal
Rencana
Kebutuhan
Fasilitas
Perumahan
Tahun 2009,
2010,
2020,2025
dan
2O2g di
Kabupaten Tegal
Rencana
Kebutuhan Fasilitas Pendidikan
Tahun
2008,
2010,
2O2A,
2A25 dan 2A29 di
Kabupaten Tegal
Rencana
Kebutuhan
Fasilitas Kesehatan
Tahun 2008,
2010,
2015, 2020 dan
2029
di
Kabupaten Tegal
Tabet4.10 Rencana
Kebutuhan
Fasilitas
Peribadatan
Tahun 2008,
2010
2015,2020,2025 dan
2029
di
Kabupaten
Tegal
Renacana
Kebutuhan Fasilitas
Perekonomian
Tahun
2008.
2010,2015,2020,2025
dan 2029
di
Kabupaten
Legal
Pemanfaatan Ruang
Kabupaten Legal
Pemanfaatan
Ruang Tiap Kecamatan di
Kabupaten Legal
lndikasi
Program
Pembangunan
Arahan
Zonasi
Pemanfaatan Ruang
Kabupaten
Tegal
Ketentuan Sanksi Dalam
Penataan
Ruang
1-7
l-9
l-9
t-9
l-9
ill-19
ill-21
rv-5
tv-12
tv-14
tv-16
rv-20
tv-21
rv-23
Tabel 4,8
Tabel 4.9
Tabel 4.11
Tabel
5.1
Tabel
5.2
Tabel
7.1
Tabel 8.1
Tabel
8.2
tv-25
tv-27
tv-28
tv-30
v-27
v-41
vil-8
vill-8
vilt-13
LlPiORtrIiIRElrGrIlIr-
I'
P.rlFre|tEn
narfi
R rs6 Tlt Ru.rgU|ldt
GtRUr)
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
7/190
Gambar
2.1
Struktur
Organisasi
SAMPAN
Gambar
4.1
Gambar
Pengembangan
Jalur
Alternatif
Gambar
4.2
Arahan
Pergerakan
Transportasi
Eksternal
dan Internal
Gambar
4.3
Mobilitas
Pergerakan
Orang
dan
Barang
Gambar
4.4
Neraca
Air
ll-17
rv-9
lv-10
lv-11
lv-18
trlPoNllf
RENCTN
P.nyu$rut
n rll
Rerana
T.tr
Ru.rg
w[ y h
(RTR U)
rl
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
8/190
NA$'ffiTHHA
PFTA
F
.
.i,
P6TA
F
-
*,
pgrA
F. *.
ffixA
F'4.
FSTA
F.
$.
FNTA
F.
S.
FHTA
F, T.
FHTA
F, $.
PHTA
F.
$,
FfiTA
P.
T$.
FfiTAF.,IT.
pfiTA
F
-'$3-
FSTS
p
"'1t,
FKTA
F.
.i{.
rgTA
p
-
1s.
ASililffi
Ttft*St,+trfrtpA?sf{
TEffnL
ffimir$
SfKtl{nft
nuf,,lS$
UflUrYArt
xAHJpf,lgn{ TECAf,
ffi
lffit{t$
XfrruUryIAH
p{Hry{$riAilt
OA}*
FEDHS,4AI{
ffi ts* s ffitEH
Tfi|*{f8psHTss
ffilfcirtrFt
ro$
Hr.e*Hs
ffi ls*ilrs
l{ni$ $t$,+H
L HH}r*s
t{A$,*frr{{ F{"*TAI$
ftArfrAX
ffinmnui
ffi
IffiAfIS
F*SIA'SAH gHJHSTTfr
Fffit{0*rsr F#*fts{rAst
H#tffils
*nMnfi
*u*xH,*ne,ruTAN,
Fgfrffi*ftltti$lfitH
ffi}TS*T{*
Ff;f,*AffiATE
ffimfiAfin
uffi,r#f$
ffi
t$c,f;${rr
HAITBA$AH ffi_lq&T*ffi.$
lfinHnilsffitf$ilrl
dt
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
9/190
1.1
LATAR BELAK^ANG
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
(RTRW)
merupakan
suatu arahan
yang
dimaksudkan sebagai
pengendali
pembangunan
yang
ada di
suatu
wilayah. Produk
Rencana
Tata Ruang
Wilayah Kabupaten
berisikan rencana
struktur dan
pola
pemanfaatan
ruang,
baik
yang
bersifat internal
maupun
eksternal
wilayah
dalam
mewujudkan tujuan
pembangunan
di
suatu wilayah
kabupaten. Penyusunan rencana
pembangunan
tersebut
tentunya
berbasis
pada
kondisi
yang
ada
di
dalam wilayah
yang
terkait.
Kondisi
yang
dimaksud
dapat berupa kondisi
eksternal
maupun kondisi
intemal
dari
Kabupaten. Sedangkan
kondisi
suatu
wilayah
tidaklah bersifat
permanen,
melainkan
selalu mengalami
perubahan
dari
waktu
ke waktu, karena dipengaruhi
oleh
adanya
aktivitas di
dalamnya.
Oleh
karena itu,
perlu
adanya kegiatan
evaluasi
pemanfaatan
RTRW
yang
sr.ldah
ada.
Kinerja
penataan
ruang
dipengaruhi
bukan
hanya
faktor
internal
wilayah dan
kualitas
rencana
serta ketepatan
tata
cara
pemanfaatan,
tetapi
juga
faktor
eksternal seperti adanya
paradigma
baru dalam
pembangunan
atau
penataan
ruang
nasional,
perubahan
peraturan
dan rujukan baru.
Oleh
karena itu,
penyempurnaan
tata ruang
dilakukan dengan
tetap
memperhatikan
faktor
eksternal
wilayah.
Rencana
Tata
Ruang
Witayah
(RTRW)
Kabupaten
Tegat
telah
diperdakan
pada
tahun 2003
dan
telah
dilakukan revisi
pada
tahun 2006
dengan
jangka
waktu
perencanaan
tahun
2A07-2016.
Dalam
perkembangannya,
dengan adanya
Faktor
Ekstemal
dan
Internal
yang
mempengaruhi RTRW
tersebut
maka diperlukan adanya
suatu evaluasi
dan revisi agar
RTRW tersebut
dapat
digunakan
dan
relevan
dengan
perkembangan
yang
ada
sekarang. Faktor eksternal
yang
mempengaruhi
RTRW
Kabupaten Tegal
yaitu
adanya
perubahan
beberapa
peraturan perundangan
antara
lain
Undang-Undang Penataan Ruang
yaitu
UU
No.24 Tahun 1992 menjadi
UU
No.26
Tahun
20OT.
Perubahan
yang
cukup
signifikan
yaitu
perubahan
tahun
perencanaan,
semula
10
tahun menjadi
20
tahun
perencanaan
dan
lebih menekankan
pada
kebutuhan
8f,8e
PEh[t}AI{ULTJAhI
ruang terbuka
hijau.
Selain
itu,
perubahan
UU
No.32
Tahun
2004 menjadi UU No.12
Tahun
2008 tentang
Pemerintah Daerah dan PP No.26 Tahun
2008 Tentang
Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Nasional
(RTRWN)
juga
turut
mempengaruhi RTRW Kabupaten
Tegal
yang
sudah
ada.
Selain
perubahan
Undang-Undang
faktor
eksternal
lainnya
yaitu
adanya
program
nasional
yang
mempengaruhi
Kabupaten
Tegal,
Program Nasional
yang
telah
direncanakan adalah
Pembangunan Jalan Tol
Trans
Jawa
dimana
pada
ruas Pejagan-
Pemalang
akan
melewati
Kabupaten
Tegal.
Hal
ini
tentu
akan
bepengaruh
terhadap
perkembangan
Kabupaten
Tegal. Total
luas
wilayah
Kabupaten Tegal
yang
dilalui
oleh
jalan
tol
Pejagan-Pemalang
adalah
226,19
Ha
yang
meliputi 176,22
hektar
(77
,91%)
lahan
persawahan,
12,15
hektar
(5,37%) lahan permukiman
dan
37,82 hektar
(16,72%)
lahan
kosong,
tegalan
dan lain-lain.
Kecamatan di
Kabupaten
Tegal
yang
dilalui
rencana
pembangunan
Jalan Tol
yaitu
Kecamatan
Dukuhturi, Adiwerna,
Talang, Pangkah,
Tarub,
Suradadi
dan Kecamatan Warureja.
Banyaknya
kecamatan
di Kabupaten
Tegal
yang
dilalui
oleh
rencana Jalan Tol Pejagan-Pemalang ini
memberikan
pengaruh
terhadap
perkembangan
Kabupaten
Tegal. Pengembangan
Jalan
Tol
ini
akan
mengakibatkan
pergeseran
guna
lahan,
perubahan
aktivitas di
daerahdaerah
yang
dilalui
jalan
tol
tersebut.
Selain
itu,
dalam
jangka
panjang
keberadaan
jalan
tol
juga
akan berpengaruh
terhadap
perkembangan
Kabupaten
Tegal
secara
keseluruhan baik dalam aspek
ekonomi,
sosial
maupun
budaya
yang
pada
akhirnya
akan berpengaruh
terhadap
keseluruhan
tata
ruang
Kabupaten
Tegal
Selain
itu,
adanya
program
"Ketahanan
Pangan
Nasional"
mengharuskan
setiap wilayah kabupaten
memiliki lahan
pertanian pangan
berkelanjutan.
Oleh karena
itu,
perlu
adanya evaluasi RTRW
yang
sudah ada
dengan
adanya
perubahan
faktor eksternal dan internal wilayah.
Adanya
beberapa hal
yang
belum
terakomodasi dalam
RTRW
yang
sudah
ada
dan
jangka
waktu
perencanaan yang
berubah
maka Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal
pada
Tahun
Anggaran 2008
ini rnengadakan
Revisi Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten
Tegal. Dengan
revisi
Rencana Tata Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Tegal
ini
Lfi,POR.FN
RENCANfi.
Penyusunan
Revisi
Rencana
Tata
Ruang
Wlayah
GIRW
.1
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
10/190
diharapkan
dapat disusun
suatu
produk
rencana
yang
dapat
menanggapi dan
mengantisipasi
perkembangan
pembangunan
wilayah
Kabupaten
Tegal, sehingga
diharapkan
bisa lebih tepat dan
sesual
untuk
digunakan
sebagai acuan
pelaksanaan
keglatan
pembangunan
di
Kabupaten
Tegal.
1.2
TUJUAN
DAN
SA$ARAN
1.2.1
Tufuan
Tujuan dilakukannya Revisi
Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Tegal
adalah
agar
dihasilkan Rencana Tata
Ruang Wilayah
(RTRW)
baru
yang
relevan
dengan
perkembangan
yang
terjadi
serta merupakan
pola
dan
struktur
tata ruang
yang
diinginkan
dan
paling
tepat
guna
mewujudkan
tujuan
pembangunan
di suatu
wilayah
secara terpadu,
terkendali,
serasi,
selaras,
seimbang, berdaya
guna
dan berhasil
guna.
1,2.2
$asaran
$asaran dalam
penulisan
Laporan
Rencana Penyusunan
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
Tegal Tahun
2009-2029
ini
meliputi
:
L Menciptakan keseimbangan
dan keserasian
lingkungan
yang pada
prinsipnya
merupakan
upaya dalam menciptakan
keserasian
dan
keseimbangan
fungsi dan
intensitas
pemanfaatan
ruang
untuk kegiatan
pembangunan.
2.
Menciptakan
keleetarian lingkungan
dengan
kegiatannya
yang
merupakan
usaha
menciptakan
hubungan
yang
serasi
antar
manusia
dan lingkungannya,
yang
tercermin
da,ri
pola
intensitas
penggunaan
ruang.
3. Meningkatkan
daya
guna
dan
hasil
guna
pelayanan
yang
merupakan
upaya
pemanfaatan
ruang
secara
optimal.
4,
Mengarahkan
pembangunan
yang
lebih tegas dalam rangka upaya
pengendalian
pengawasan
pelaksanaan
pembangunan
fieik
secara
teratur baik
kualitae
maupun
kuantitasnya.
5.
Memberikan
kepastian
hukum
dalam
hal
pemanfaatan
ruang.
Rasa kepastian hukum
merupakan
salah
satu
faktor
penting
dalam merangsang
partisipasimasyarakat.
{.3 PENGERTIAN
DAN
PRINSIP
DA$AR
PENYU$UNAN
REHCANA
TATA RUANG
WILAYAH
KABUPATEN
1.3.'l Pengertlan
Reneana
Tata
Ruang Wllayah
Kabupaten
Rencana
Tata Ruang
Wilayah
adalah
merupakan
produk perencanaan
tata ruang
pada
tingkat
yang
paling
tinggi,
yang
disusun dengan
kriteria
perencanaan
sebagai
berikut:
1.
Ruang adalah
wadah
yang meliputi ruang
daratan,
ruang lautan,
dan
ruang
udara
sebagai
satu
kesatuan
wilayah tempat manusia dan
makhluk
lainnya
melakukan
kegiatan
serta
memelihara
kelangsungan
hidupnya.
2, Tata Ruang adalah
wujud
struktur
ruang
dan
pola
ruang.
3.
$truktur
ruang
adalah
susunan
pusat-pusat permukiman
sistem
jaringan
prasarana
dan sarana
yang
berfungsi sebagai
pendukung
kegiatan sosial
ekonomi
masyarakat
yang
secara
hierarkis memiliki
hubungan
fungsional,
4. Pola
ruang adalah
distribusi
peruntukan
ruang dalam
suatu
wilayah
yang
meliputi
peruntukan
ruang
untuk
fungsi
lindung dan
peruntukan
ruang
untuk
fungsi
budidaya.
5.
Penataan
ruang
adalah suatu sistem
pro$e$
perencanaan
tata
ruang,
pemanfaatan
ruang, dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang.
6.
Penyelenggaraan
penataan
ruang adalah kegiatan
yang
meliputi
pengaturan,
pembinaan,
pelaksanaan,
dan
pengawasan
penataan
ruang.
7,
Pemerintah
Daerah
adalah
Gubernur, Bupati
dan
Walikota dan
perangkat
daerah
sebagai unsur
penyelenggara
pemerintahan
daerah.
8.
Pengaturan
penataan
ruang
adalah upaya
pembentukan
landasan
hukum bagi
pemerintah,
pemerintah
daerah,
dan masyarakat
dalam
penataan
ruang.
9.
Pembinaan
penataan
ruang
adalah
upaya
meningkatkan kinerja
penataan
ruang
yang
diselenggarakan
oleh
Pemerintah, Pemerintah
Daerah
dan
masyarakat
dalam
penataan
ruang.
10.
Pelaksanaan
penataan
ruang adalah upaya
pencapaian
tujuan
penataan
ruang
melalui
pelaksanaan perencanaan
tata
ruangr
pemanfaatan
ruang,
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang.
11. Pengawasan
penataan
ruang
adalah
upaya
agar
penyelenggaraan
penataan
ruang
dapat
disesuaikan dengan
ketentuan
peraturan
perundangan.
LNPORtrN
RENCNNT.
Perryusunan Rerrisl
Rencana Tata
Ruang Mlayah
GfRr0U)
.2
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
11/190
1?.
Perencansan
tata
ruang
adalah suatu
proses
untuk
menentukan
struktur
ruang
dan
pola
ruang
yang
meliputi
penyusunarr
dan
penetapan
rencana
tata ruang.
13.
Pemanfaatan
ruang adalah
upaya untuk
mewujudkan
struktur
ruang
dan
pola
ruang
seauai dengan
rencana
tata
ruang
melalui
penyusunan
dan
pelaksanaan program beserta pembiayaannya.
14.
Pengendalian
pemanfaatan
ruang
adalah
upaya untuk mewujudkan
tertib
tata
ruang.
15. Rencana
tata
ruang
adalah
hasil
perencanaan
tata
ruang.
16. Wilayah
adalah ruang
yang
merupakan
kesatuan
geografis
beserta
segenap
unsur
terkait
yang
batas dan
sistemnya ditentukan
berdasarkan
aspek administratif
dan atau aspek
fungsionaf
.
17.
Sistem wilayah adalah
struktur
ruang
dan
pola
jangkauan
pelayanan pada
tingkat wilayah,
18.
Kawasan adalah
wilayah
yang
memiliki
fungsi
Kawasan
strategi
Provinsi adalah
wilayah
yang
penataan
ruangnya
dipriorltaskan
karene mempunyai
pengaruh
sangat
penting
dalam
lingkup
Provinsi
terhadap
ekonomi,
sosial,
budaya dan atau
llngkungan.
Kawaean strategi
kabupatenlkota
adalah
wilaya[
yang
penataan
ruangnya
diprioritaskan
karena
mempunyai
pengaruh
sangat
penting
dalam
lingkup
kabupatenlkota terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan.
Ruang
terbuka
hijau
adalah
area
memanjang/jalur danlatau
mengelompok,
yang penggunaannya
lebih
bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
ysng
tumbuh
secara
alamiah
maupun
yang
sengaja ditanaman.
Rencana
Tata Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
adalah
produk
perencanaan
tata
ruang
pada
tingkat
yang
paling
tinggi
pada
skala
ketetitian
1 :
100.000
sampai
dengan
1
:
50.000
yang
mengatur
Rencana
Struktur Tata
Ruang,
Rencana Tahapan
Pelaksanaan Pembangunan
yang
berisi
paket-
paket
indikasi
program, prioritas
penangan
secara
sektoral
dan spasial dengan
wilayah
administrasi
kab'upaten
sebagai wilayah
perencanaannya.
RTRVV
Kabupaten dijabarkan
dari
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
Provinsi,
kebijakan-kebijakan
pembangunan yang
berlaku
serta dari
Pokok-Pokok
Reformasi
Kabupaten.
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah mempunyai
wilayah
perencanaan
mencakup
seluruh
wilayah
administrasi
kabupaten.
Dalam
kaitannya
dengan
urutan
penyusunan
rencana kota maka Rencana
Tata Ruang
Wilayah
pada
hakekatnya
juga
merupakan dasar
pertimbangan
bagi
penyusunan
rencana
yang
lebih
detail.
Jangka waktu
rencana
tata
ruang wilayah kabupaten
adalah 20
(dua
puluh)
tahun.
Rencana tata ruang wilayah kabupaten menjadi
pcdoman
untuk:
.
Penyusunan
rencana
pembangunan
jangka
panjang
daerah;
.
Penyusunan rencana
pembangunanjangka
menengah
daerah;
.
Pemanfaatan ruang
dan
pengendalian pemanfaatan
ruang di kabupaten;
'
Mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan
antar sektor;
.
Panetapan
lokasi
dan fungsi
ruang untuh
investasi; dan
.
Penataan ruang kawasan
strategis kabupaten.
ruang
yang
mempunyai
utama lindung
atau budi
23.
24.
25.
27.
28
29.
31.
26.
30.
daya.
19.
Kawasan
lindung
adalah
wilayah
yang
ditetapkan
dengan
fungsi
utama
melindungi kelestarian
lingkungan
hidup
yang
mencakup
sumber
daya
alam
dan
sumber daya buatan.
24. Kawasan budi daya
adalah
wilayah
yang
ditetapkan
dengan
fungsi
utama
untuk
dibudidayakan atas
dasar
kondisi
dan
potensi
sumber
daya
alam,
sumber
daya manugia, dan
sumber
daya
buatan,
21,
Kawasan
pedesaan
adalah
wilayah
yang
mempunyai
kegiatan
utama
pertanian,
termasuk
pengelolaan
sumber daya alam dengan
susunan
fungsi
kawasan
sebagai tempat
permukiman
perdesaan, playanan
jasa
pemerintahan, pelayanan
sosial, dan kegiatan
ekonomi,
22. Kawasan
perkotaan
adalah
wilayah
yang
mempunyai
kegiatan utama
hukan
pertanian
dengan susunan fungsi
kawasan
sebagai
tempat
permukiman
perkotaan, pemusatan
dan distribusi
pelayanan jasa
pemerintahan,
pelayanan
sosial,
dan kegiatan
ekonomi.
I,APORAN
RENCTNA
Penyusunan
Rsvisi
Rncana
Tata
Ruang
Wilayah
(RTRlfi4
.3
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
12/190
32.
Evaluasi dan Revisi RTRW
Kabupaten merupakan
upaya untuk
mengantieipasi
pesatnya
pertumbuhan
kegiatan
ekonomi,
industri,
pendidikan,
sosial
dan
budaya
di
suatu
wilayah
kabupaten serta
adanya
kecenderungan
pertumbuhan
penduduk
yang
semakin meningkat,
maka
diperlukan
suatu
upaya
yang
dapat mengatasi hal
tersebut
yang
salah
satunya dengan
melakukan peninjauan
kembali
dan
penyempurnaan
Rencana
Tata Ruang
Wilayah
(RTRW)
yang
disesuaikan
dengan
perkembangan yang
telah
terjadi.
Rencana tata
ruang
wilayah kabupaten
ditinjau
kembali
1
(satu)
kali
dalam 5
(lima)
tahun.
Dalam
kondisi
lingkungan
strategis
tertentu
yang
berkaitan
dengan
bencana alam
skala
besar dan
perubahan
batas
teritorial negara
yang
ditetapkan
dengan
peraturan
perundang-undangan,
rencana
tata
ruang
wilayah
kabupaten
ditinjau
kembali
lebih
dari
1
(satu)
kali dalam 5
(lima)
tahun.
1,3,2
Asae
Penyusunan Rencana
Tata Ruang
Wilayah Kabupaten
Dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik lndonesia, penyusunan
Rencana
Tata Ruang
Wilayah
Kabupaten
diselenggarakan berdasarkan
asas:
a. Keterpaduan
b.
Keserasian,
keselerasan
dan keseimbangan
c. Keberlanjutan
d.
Keberdayagunaandankeberhasilgunaan
e.
Keterbukaan
f.
Kebersamaan dan kemitraan
g.
Perlindungan
kepentingan
urnum
h.
Kepastian
hukum
dan
keadilan
i. Akuntabilitas
Dalam
masing-masing
aeas tersebut
terdapat arti dan
makna
yang
berbeda.
Penjelasan
arti
dari
masing-masing asas adalah
sebagai berikut:
*
Keterpaduan
adalah
bahwa
penataan
ruang
diselenggarakan
dengan
mengintegrasikan
berbagai
kepentingan
yang
bersifat
lintas
sektor,
lintas
wilayah,
dan
lintas
pemangku
kepentingan,
Pemangku kepentingan, antara
lain,
adalah
Pernerintah,
pemerintah
daerah,
dan
magyarakat.
Keserasian,
keuelarasan, dan
keseimbangf,n
adalah
bahwa
penataan
ruang
dieelenggarakan
dengan
mewujudl
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
13/190
1,3.3 Pdnaip
Dasar Penyusunan
Rencana Tata
Ruang
Wilayah
Kabupaten
a.
PenyempurRaan
RTRW
Kabupaten diewali
dengan
kegiatan
evaluasi,
mengingat adanya faktor
eksternal
dan
internal
yang
mempengaruhi
perubahan
RTRW
yang
sudah
ada,
maka kegiatan
yang
akan dilakukan
ditindaklanjuti
dengan
kegiatan
penyempurnaan
sehingga
kegiatan evaluasi-
evaluasi
dan
penyempurnaan
merupakan
satu
kesatuan langkah
yang
tidak
dapat dipisahkan.
b.
Evaluasi
RTRW
Kabupaten
akan
merekomendasikan
tiga
kemungkinan
sebagai,berikut,
yaitu:
1.
Tidak
perlu
dilakukan
peruhahan
karena masih
valid untuk digunakan
sebagai alat
pengendalian
pemanfaatan
ruang
kota.
2, Perlu
penyempurnaan
sebagian
karena beberapa
sebagian
kawasan telah
mengalami
perubahan
fungsi.
3.
Perlu
penyusunan
total atau disusun
ulang,
karena
RTRW
yang
ada tidak
dapat
lagi digunakan sebagai
pedoman pembangunan
khususnya
dalam
hal pengendalian pemanfaatan ruang
kota.
c.
Dalam kegiatan
penyempurnaan
ini
harus
diperhatikan
sebagai
berikut:
1, Kegiatan
penyempurnaan yang
dilakukan
berusaha
memperhatikan
fleksibilitas
dan
kedinamisan
RTRW, sehingga dapat
mengantisipasi
berbagai
permasalahan
pengembangan
yang
akan
muncul,
serta dapat
mengendalikan
tingkat
devisiasi
(penyimpangan)
sehingga
tidak
terpisahkan
dari
tipe
kemampuan tumbuh
dan berkembangnya wilayah
kabupaten serta
pola
wilayah kabupaten
itu
sendiri.
2. Fleksibilitas dan kedinamisan
yang
dimaksud harus memperhatikan
asas
manfaat,
pemeratsan
antar
wilayah
di
kabupaten
atau
antara
wilayah
kabupaten dengan wilayah kabupaten sekitar
serta
dengan
wilayah
yang
lebih
besar
yang
merupakan
kutub
pertumbuhan.
3, Kegiatan
penyempurnaan
berusaha untuk
dapat
memfungsikan
RTRW
agar dapat menampung
perkembangan
dan dinamika
kegiatan
ekonomi
masyarakat kota
yang
relatif
sangat
cepat.
IJTPORtrN
RENC*INTI,
Penyusunan Revisi Rencana
Tata Ruang
Mlayah
(RTR\)U)
1.4
RUANG LINGKUP
1.1.1
Ruang
Lingkup
Wilayah
Ruang
Lingkup
Wilayah
dalam kegialan
ini
yaitu
Kabupaten
Tegal
yang
termasult
dalam wllayah
administratif
Provinsi
Jawa
Tengah
dengan
pusatnya
di
Kota
Slawi,
yang
terletak
di
pesisir
utara
bagian
barat dan
eebagian
witayahnya
berbatasan dengan
liut
Jawa
atau dikenal
dengan
Pantai
Utara
(Pantura),
Kecamatan-kecamatan
yang
wifayahnya
berbatasan
langsung dengan
Laut
Jawa
adalah Kecamatan
Suradadi,
Kecamatan
Kramat
dan
Kecamatan
Warureja.
Secara
geografis,
Kabupaten
Tegal
terletak
pada
posisi
antara
108"57'06"
BT -
109"21'30"
BT dan 6o50'41" LS
-
7'15'03"
LS,
dengan
luas
wilayah
87.879
Ha atau
878,79
Kmz.
Adapun
batas
wilayah
Kabupaten
Tegal adalah
sebagai
berikut:
.
Sebelah Utara
:
Laut Jawa
dan
Kota
Tegat
.
Sebelah
Selatan
: Kabupaten
Brebes dan
Kabupaten
Banyumas
.
Sebelah
Barat
: Kabupaten
Brebes
dan
Kota
Tegal
.
Sebelah
Timur :
Kabupaten
Pemalang
1.4,2
Ruang Lingkup
Waktu
Dimensi
waktu
perencanaan
selama
20
tahun
yang
akan
datang
dari
tahun
2009
sampai dengan
tahun
2029.
1.4.3
Ruang
Lingkup
Materi
Ruang
lingkup
materi
yang
akan
dibahas
dalam
Laporan
Rencana
Penyusunan
Rencana
Tata
Ruang
Wilayah
(RTRW)
Kabupaten
TegalTahun
2009-2029
adalah
sebagai
berikut:
a,
Tujuan,
kebijakan, dan
strategi
penataan
ruang
wilayah
kabupaten;
b. Rencana
struktur
ruang
wilayah
kabupaten
yang
meliputi
sistem
perkotaan
di
wilayahnya
yang
terkait
dengan
kawasan
perdesaan
dan sistem
jaringan
pra$arana
wilayah
kabupaien;
c. Rencana
pola
ruang
wilayah kabupaten
yang
meliputi kawasan lindung
dan
kawasan
budidaya;
d.
Penetapan kawasan strategis
kabupaten;
tl
I.5
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
14/190
e.
Arahan
pemanfaatan
ruang
wilayah
kabupaten
yang
beriei indikasi
program
jangka
menegah lima
tahunan; dan
f. Ketentuan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
wilayah
kabupaten
yang
peraturan
zonasi,
ketantuan
perizinan,
ketentuan
insentif
dan disinsentif,
arahan
sanksi.
utama
berisi
serta
1,5
PROFIL
KABUPATEN
TEGAL
1.5,1 Gambaran
Umum Kabupaten
Tegal
Kabupaten
Tegal
merupakan
salah satu
kabupaten/
kota
di wilayah
administratif
Provinsi Jawa Tengah
dengan
pusatnya
di
Kota
$lawi,
yang
terletak
di
pesisir
utara
bagian
barat
dan sebagian
wilayahnya
berbatasan
dengan Laut
Jawa
atau
dikenal
dengan
pantai
utara
(Pantura).
Kecamatan-kecamatan
yang
wilayahnya
berbatasan
langsung
dengan
Laut
Jawa
adalah
Kecamatan
Suradadi,
Kecamatan
Kramat
dan
Kecamatan
Warureja.
Secara
geografis
Kabupaten
Tegal terletak
pada
posisi
antara
108"57'06"
BT
-
109"21'30"
BT dan
6o50'41"
LS
-
7o15'03"
LS,
dengan
luas
wilayah
87.879
Ha
atau
S78,79
Km2.
Adapun batas
wilayah
Kabupaten
Tegal
adalah
sebagai
berikut
:
"
Sebelah Utara
: Laut
Jawa
dan
Kota Tegal
.
Sebelah
$elatan :
Kabupaten
Brebes
dan
Kabupaten
Banyumas
.
Sebelah Barat : Kabupaten
Brebes
dan
Kota
Tegal
.
Sebelah
Timur
:
Kabupaten
Pemalang
Kabupaten Tegal
secara
administatif terdiri
dari
18 Kecamatan
yang
terdiri
dari
281 desa
dan
6
kelurahan,
Berdasarkan
kebijakan
perwilayahan,
wilayah
Kabupaten
Tegal dibagi
dalam
enam
$ub
Wilayah
Pembangunan,
yaitu
;
.
Sub Wilayah
Pembangunan I
Meliputi wilayah
Slawi, Kecamatan Dukuhturi,
Kecamatan Talang,
Kecamatan
Tarub,
Kecamatan
Adiwerna,
Kecamatan
Fangkah,
Kecamatan Dukuhwaru, Kecamatan
Lebaksiu, Kecamatan
Jatinegara dan
Kecamatan Kedungbanteng
dengan
pusat
pertumbuhan
di
Slawi.
Potensi
utama
wilayah
ini adalah
pemerintahan,
perdagangan, pendidikan,
indusiri
kecil dan
pertanian
tanaman
pangan.
Potensi
yang
dapat
dikembangkan adalah
perkebunan, peternakan,
perikanan
darat dan
kegiatan
jasa.
$ub
\Alilayah Pembangunan
ll
Meliputi wilayah Kecamatan
Kramat,
Kecamatan
Warureja, Kecamatan
$uradadi
pusat pertumbuhan
di Suradadi.
Potensi utama wilayah
ini
adalah
industri,
perikanan
air
laut dan air
payau
serta
pariwisata,
Potensi
ysng
dapat dikembangkan
adalah
pertanian
tanaman
pangan, peternakan
dan
perdagangan.
$ub
Wilayah
Pembangunan
lll
Meliputi Kecamatan Margasari,
Kecamatan Pagerbarang, Kecamatan
Balapulang
dengan
pusat pertumbuhan
di
Margasari.
Potensi
utama
wilayah ini adalah
perkebunan,
pariwisata,
pertanian
tanaman
pangan
dan
pertambangan
rakyat.
Potensi
yang
dapat dikembangkan
adalah
pertanian
tanaman
pangan,
peternakan,
dan
perdagangan.
.
$ub
Wilayah Pembangunan
lV
Meliputi
wilayah
Kecamatan Bumijawa
dan
Kecamatan Bojong, dengan pusat
pertumbuhan
di
Bojong.
Potensi
yang
dapat
utama adalah
pertanian
tanaman
pangan,
peternakan,
perdagangan,
pariwisata
dan
industri
kecil, Potensi-potensi
yang
dapat
dikembangkan:
pertanian
tanaman
pangan,
Berikanan,
perdagangan,
pemerintahan,
pemukiman,
pendidikan,
industri dan
pariwisata.
1.5.2 Kependudukan
1.5.2.1
Rencana Proyeksl dan
Kepadatan Penduduk
Pada
akhir
tahun
perencanaan
yaitu
tahun 2029
proyeksi
penduduk
Kabupaten
Tegal diproyeksikan sebesar
1.957.151
jiwa. Jumlah penduduk
yang direncanakan
paling
banyak
berads
di Kecamatan Bumijawa
yaitu
sejumlah 158.748
jiwa,
Kecamatan
Adiwerna
150,545
jiwa
dan Kecamatan
Kramat
sebesar
151.326
jiwa.
Sementara kecamatan
dengan
jumlah
penduduk
terendah
direncanakan di
Kecamatan
Kedungbanteng
sebanyak
50.410
jiwa,
kemudian
di Kecamatan Dukuhwaru
sebanyak
64.755
jiwa
dan di Kecamatan
Pagerbarang
sebanyak
81.035
jiwa.
Kepadatan
penduduk
di
Kabupaten
Tegal
sampai
akhir
tahun
perencanaan yaitu
2A29
direncanakan
sebesar
2.227
jiwalKm'?dengan
kepadatan tinggi
berada
di Kecamatan
IfiPORRN
RENC-INT,
Penyusunan
Revisi Rencana
Tata
Ruang Wilayah
(RTR\)U)
,6
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
15/190
Dukuhturi
dengan
kepadatan
penduduknya
6.896
jiwalKm2
dan
kepadatan
terendah
direncanakan
di Kecamatan
Kedungbanteng
dengan kepadatan
penduduk
575
jiwa/Km2.
Jumlah
penduduk
dan
kepadatan
penduduk
sampai akhir
tahun
pereRcanaan
tahun 2OZg
secara rinci
dapat
dilihat
dalam
tabel
berikut
ini.
TABEL
I.I
JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
DI
KABUPATEN TEGAL
SAMPAI
AKHIR
TAHUN
PERENCANAAN
2029
No. Kecamatan
Rencana
Jumlah
Penduduk
fiiwa)
Rencana Kepadatan
Penduduk
{Jiwa/km'}
1
Maroasari
118.936
1.370
2 Bumiiaura
158.748
1.793
J
Boiong
114.938
1.964
4
Balapulanq
118.858
1.587
5
Pagerbarang
81.035
1.885
o
Lebaksiu
119.882
2.928
7
Jatinegara
87.408
1.098
I
Kedungbantenq
50.410
575
I
Panokah 115,725 3.259
10
Slawi
92.335
6.648
1',|
Dukuhwaru
6,4.755
2.45s
12
Adiwerna
150.54s
6.310
13
Dukuhturi
120.544
6.896
14
fahng
124.392
6.764
15
Iarub
101.171
3.772
16
Kramat
151.326
3.932
17 Suradadi
88.063
1.580
18
Warureia 98.080
1.574
JUMLAH
1.957.15{
2.2n
Hasi/
Pen
2008
umber
1.5.2.2 Rencana
Daya
Tampung
Penduduk
Pertumbuhan
penduduk
akan
meningkatkan
kebutuhan
perumahan
dan
fasilitas
penunjangnya.
Peningkatan
kebutuhan
tersebut
memerlukan
lahan
untuk
pengembangan
sehingga
perlu
diperhatikan
antara ketersediaan lahan
dan
kebutuhan.
Dari
hasil
perhitungan
sampai
tahun
2029, di Kabupaten
Tegal masih
dapat
menampung
penduduk
sampai 2.368.800
jiwa
dengan catatan
perkembangan penduduk
dikendalikan.
Meskipun
penduduk
merupakan
salah satu
potensi
dalam
pembangunan
namun
apabila
berlebihan
akan menimbulkan
permasalahan
baru.
1.5.2.3
Arahan
Distribusi Penduduk
Distribusi
penduduk
Kabupaten
Tegal didasarkan
pada
arah
perkembangan
wilayah dimana
arah
perkembangan
wilayah
sangat kuat ke
arah Utara
dan
Barat
terutama
menuju ke
pusat
kota dimana
pusat
kota
perkembangannya
sangat
cepat
dan didukung
dengan
penyediaan
sarana
dan
prasarana yang
berkembang
lebih cepat.
Distribusi
penduduk
akan lebih
mengarah
ke
Kecamatan
Kedungbanteng,
Jatinegara,
Bojong,
Pagerbarang,
Dukuhwaru,
Tarub,
Suradadi
dan Warureja
karena
kondisi eksisting
jumlah
penduduknya
relatif rendah dibandingkan
kecamatan lainnya. Sedangkan
kebijakan
pengendalian
jumlah
penduduk
direncanakan
terutama di kawasan
pusat
aktivitas
terutama di Kecamatan Slawi, Kramat
dan Adiwerna dimana
kawasan
tersebut
secara fisik
merupakan
daerah
pusat
aktivitas
perkotaan yang
memiliki
kepadatan
penduduk yang
relatif
tinggi dengan
persebaran yang
belum merata.
1.5.3 Potensi Bencana Alam
Permasalahan
kerusakan
lingkungan hidup
yang
terjadi
makin
memprihatinkan,
dengan
kecenderungan
yang semakin buruk. Kondisi
ini
ditandai dengan
permasalahn
lokal seperti
bencana
banjir,
tanah
longsor,
kekeringan,
dan kebakaran.
Disamping
permasalahan
lingkungan
yang
sifatnya
lokal,
kondisi
lingkungan
hidup
juga
menghadapi
permasalahan
serius
yang
sifatnya
global,
antara
lain
penurunan
kuantitas air,
pencemaran
udara,
perubahan
iklim, dan
pemanasan global.
Di Kabupaten
Tegal terdapat
beberapa daerah
yang
rawan
potensi
bencana
seperti banjir,
tanah
longsor, angin topan dan kebakaran.
1. Banjir
Keiika musim
penghujan
tiba,
daerah
yang
rawan terkena
banjir
yaitu
Kecamatan
Kramat, Kecamatan Suradadi,
Kecamatan Warureja,
Kecamatan
Slawi
dan
Kecamatan
Margasari.
2.
Tanah
Longsor dan Erosi
Wilayah
rawan
bencana tanah
longsor
di
Kabupaten
Tegal
meliputi
Kecamatan
Pangkah,
Kecamatan Balapulang,
Kecamatan
Jatinegara,
Kecamatan Bojong dan
Kecamatan
Bumijawa.
Sebab
daerahnya merupakan
perbukitan
dan
kondisi
tanahnya labil.
I.APORAN
RENCANA
Penyusunan
Revisi Rencana Tata Ruang
Wlayah
(RTR U)
.7
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
16/190
8.
.
L
Abrasi/
Erosi
Abrasi
yang
terjadi
di Kabupetan Tegal adalah
seluas 13,5
Ha atau 0,56%
dari
total luas
abrasi
yang
terjadi
di
pantura
Jawa
Tengah
yaitu
seluas
2.402,500
Ha
(Penataan
Ruang
Wilayah
untuk
Pembenahan
Koridor Pantura
Jawa-Madura,
2005).
Abraei/ erosi
di
wilayah pesisir
Kabupaten
Tegal terdapat
di
Kecamatan
Kramat
(Kelurahan
Dampyak),
Kecamatan
Suradadi
(Desa
Demangharjo, Desa
Suradadi,
dan
Desa
purwahamba),
dan Kecamatan
Warureja
(Desa
Kedungkelor)
dengan
sebaran
dan
luasan
yang
beragam.
Sedangkan
berdasarkan
hasil
survei lapangan Penataan
Kawasan Pesisir
Kabupaten
Tegal
2407,
daerah
sekitar
pantai
di
Kabupaten
Tegal
yang
terkena
abrasi
adalah
kawasan
Pantai
Maribaya,
serta
pantai
sebelah
timur Sungai Ketiwon dan Sungai
Cenang.
Sedimentasii
Akresi
Berdasarkan
studi Penataan
Ruang
Wilayah
untuk Pembenahan
Koridor
Pantura
Jawa-Madura, 2005 diketahui bahwa
akresi
yang
terjadi
di
Pantura
Jawa
Tengah
adalah seluas
657 Ha,
yang
mana
akresi
yang
terjadi di
Kabupaten Tegal
adalah
seluas 7
Ha
atau
1
,060/0
dari total
akresi
di
pantura
Jawa
Tengah.
Sedangkan
berdasarkan hasil
survei
lapangan Penataan
Kawasan Pesisir Kabupaten Tegal
2007,
lokasi
pada
daerah sekitar
pantai
di Kabupaten
Tegal
yang
terkena
sedimentasi
adalah
Sungai
Ketiwon,
Sungai
Siwarak,
dan
Sungai
Cikiam.
Angin
Lisus
Untuk
daerah
rawan
angin lisus meliputi
Kecamatan
Balapulang, Kecamatan
Jatinegara,
Kecamatan
Margasari,
Kecamatan Bojong.
Gempa
Bumi
Kawasan
rawan
gempa
di Kecamatan Balapulang, Kecamatan
Bojong,
Kecamatan
Bumijawa,
Kecarnatan
Jatinegara, Kecamatan Kedungbanteng,
Kecamatan
Lebaksiu, Kecamatan
Pangkah
serta Kecamatan
Warureja.
7. Rawan
Bencana
gunung
Berapi
Kawasan
rawan
bencana
gunung
berapi di
Kecamatan Bumijawa;
serta
Kecamatan
Bojong
Gelombang
Pasang
Kawasan rawan
gelombang
pasang
di Kecamatan
Kramat
(Desa
Kramat dan
Maribaya),
Kecamatan
Suradadi
(Desa
Bojongsana,
Purwahamba,
dan Suradadi)
serta
Kecamatan Warureja
(Desa
Demangharja).
Kekeringan
Kawasan
rawan
kekeringan
di
Kecamatan
Balapulang,
Kecamatan
Bojong,
Kecamatan
Bumijawa,
Kecamatan Jatinegara,
Kecamatan Kedungbanteng,
Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan
Margasari, Kecamatan
Pagerbarang, Kecamatan
Pangkah serta Kecamatan
Warureja.
10.
Kebakaran Lahan
Kawasan
rawan kebakaran lahan di
Kecamatan Balapulang,
Kecamatan Bojong,
Kecamatan Bumijawa,
Kecamatan Jatinegara,
Kecamatan
Kedungbanteng,
Kecamatan Lebaksiu,
Kecamatan
Margasari,
Kecamatan
Pangkah,
serta
Kecamatan
Warureja.
1.5.4
PotensiSumber
Daya
rAlam
1.5.4.1
Kehutanan
Pembangunan di sektor
kehutanan
diarahkan
untuk
memberikan manfaat bagi
kemakmuran
rakyat dengan tetap
menjaga kelestarian
dan
kelangsungan fungsi
hutan
dengan
mengutamakan
kelestarian
sumber daya
alam dan
fungsi
lingkungan hidup,
memelihara tata
air
serta
memperluas
kesempatan
usaha
dan
lapangan kerja.
Pengembangan
produksi
hasil kayu
dan
non-kayu
diselenggarakan
melalui
upaya
peningkatan pengusahaan
hutan
produksi,
hutan rakyat, dan hutan
tanaman
industri.
Areal
hutan
di
Kabupaten Tegal terbagi menjadi 2
jenis
yaitu
hutan negara dan
hutan
rakyat,
yang
mana dikelola oleh
badan
yang
berbeda.
Hutan Negara di
Kabupaten
Tegal dikelola oleh
Perum Perhutani
yang
terdiri atas 3
KPH
yaitu
Balapulang, Pekalongan
Barat, dan Pemalang.
Berikut merupakan
potensi
hutan
di Kabupaten
Tegal:
4.
I,IPORNN
RENCNNA
Pennrsunan Revisi
Rencana
Tata Rr.rang
Wlayah
(RTRW)
.8
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
17/190
TABELIz
S{^FEtrRUAYA
}f,ITAN
KAA'PATEf*
TEqAL
TAHUT{ ?o'gr
NO
JENIS
LUAS
1 Htrtan
Lindunq
4658,71
2 Hrmn
Suaka
Alam dan
Hutan
Wisata 27.B
3
Hubn
ProduksiTetag
8911,66
4
Hutan Produksi Terbatas
3705,37
5
Hutan
Bakau
150
6
Hutan
Rakyat
5590.94
JUMLAI.I
230M.48
Slsfem
lnformasi
Prafil
Daerah
Kabuoaten
TeoalTahun
umber:
Kabupaten
'egal
Untuk lebih
jelasnya
pembagian
antara
hutan
Negara
dan hutan
rakyat
dapat
dilihat
pada
tabel, Hutan negara
dibagi
menjadi hutan lindung, hutan
$uaka
alam dan
wisata,
hutan
produksitetap,
hutan
produksiterbatas
dan
hutan
bakau,
TABEL
1"3
SUMBERDAYA HUTAN NEGARA
KABUPATEN
TEGAL
TAHUN
2OO7
NO
JENI$ LUAS
1
Hubn
Linduno
4658,71
2
Hutan
Suaka Alam dan Hutan
Wsata 27.8
3
Hutan
ProduksiTetap
891
1.66
4 Hutan
Produksi
Terbatas
3705,37
5
Hutan Bakau
150
JUMLAH
17453.54
Infarmasi
Profil
Daenh Kabupaten
TegalTahun
umber;
Kabupaten
Tegal
2007
TABEL 1.4
POTENSI HUTAN
KABUPATEN
TEGAL
TAHUN
2OO7
Kabupaten
Tegal,
Sedangkan
untuk
kawasan hutan
rakyat
tersebar di
berbagai kecamatan
hampir
sebagian wilayah Kabupaten
Tegal,
yaitu
tersebar
pada
8
kecamatan. Sebaran
areal
hutan rakyat
di
Kabupaten
Tegal dapat dilihat
pada
tabel
di bawah
ini:
T.ABEL
1.5
INVENTARISASI
DATA
HUTAN
RAKYAT
KABUPATEN
TEGAL
TAHUN
2OO7
No
KECAMATAN LUAS
(Ha}
1
Panqkah
459.450
2.
Kedungbanteng
775.744
3.
Lebaksiu
184.000
4. Marqasari
328,630
5.
Boions
693.789
6. Jatineoara
1.604.951
7.
Balapulang
617.700
8.
Bumiiawa
926.680
JUMLAH
5.590,940
:
DinasPgl&l'
rian, Pe*ebunan,
dan
Kehutanan Kabupaten
No KPH
LUAS
POTENSI
HUTAN
HUTAN
PRODUKSI
BUKAN
UNTUK
PRODUKSI
JUMLAH %
RODUKTIF
TDK
PRODUKTIF
JUMLAH
JATI
o/o
RIMBA
%
JUMLAH
%
1
BalaBulang
7.164,5
3.851,5
53,8
772,5
10,9 4.624,1
64.5
1.654,4
6.278.5 886,0
7.164.5
27,8
2 Pekalonqan
Barat 10.094.8
4.097.5 40,6 4.097.5 40.6 786.1 4,883,6 5.211,2
10.094.8
39,2
3 Pemalano
8.500.9
3.660.0 43,1
1.254,5
14,8
4.914,5 57,8 3.280.2 8.194,7 306,2
8.500.9
33,0
JUMLAH
25.760,2
7.551,5 29.2
6.{24.6 23.8
,13.636.1
52,9
5.720,7
19.356,9
6.403,4
25.760,9
100,0
dan
Kehutanan
Sumber
Tegal,2007
.9
TAPORAN
REffimIIE'
PenyusunanRevisiRencanef
'afa,,Rtnrq:,$ a1S,{Rf,*W|.
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
18/190
1.5.1,2
Pertambangan
Potensi
tambang/bahan
galian
yang
terdapat di
wilayah
Kabupaten
Tegal
antara
lain
bahan
galian
C
meliputi
batu kapur/gamping,
hatu kali,
pasir
(pasir
urug
dan
pasir
besi),
batu
bata,
genteng,
batu kerikil,
gypsum,
kalsite,
marmer,
pyrite
dan silt
(batu
lempung)
dan
batu andesit
serta bahan
galian
B
yaitu
pirit
(FeS)
di
Kecamatan
Bumijawa.
Secara rinci
adalah sebagai berikut:
r
Andesit
(batu
kali)
Bahan
galian
Andesit
terbentuk
akibat
proses pembekuan
dari
larva
gunung
api.
Batuan
ini
dapat dijumpai
dalam bentuk
intrusi, komponen
dalam
batuan
dari
akumulasi
dalam
bongkahan
yang
terdapat
dalam
aliran
sungai dan
dataran
dengan
ukuran bervariasi
dari diameter
beberpa
centimeter
hingga
lebih
dari dua
meter. Dapat
dijumpai di
Kelurahan
Kagok,
Desa
Bojong,
Lengkong,
Batunyana,
Kedawung,
Karangmulya, Desa Bumijawa,
Guci,
Muncanglarang,
Jejeg,
Cawitali,
Pagerwangi,
Harjowinangun,
Sesepan, Sangkanjaya, Kesuben, Pendawa
dan
Danareja.
r
Batu
Gamping
Batuan
ini
dari
proses
ribuan
tahun dari
binatang
karang
atau
binatang
laut
yang
telah
mati.
Proses klasifikasi ini akan
membentuk batu
gamping
masih
berwarna
putih
dan
kuningan
berstruktur
non klasik
terletak
di Desa
Karangdawa,
Kedungsusuk,
Prupuk
dan
Margasari.
r
Batu
Apung
Bahan
galian
batu
apung memerlukan
batuan beku terbentuk
karena
pembekuan
mengeluarkan
gas.
Bahan
galian
ini
dijumpai dalam bentuk fragmen-fragmen
batu apung berukuran kecil.
Batuan
ini
berwarna
putih
kecoklatan,
struktur skoria
dan
tekstur
porfiritik,
terletak
di
Desa
Cenggini
Kecamatan
Balapulang.
r
Diorit
Diorit merupakan batuan
intrusi
terbentuk
kristal
dengan
ukuran
relatif
besar
dan
mengandung
banyak
batuan
asing
(Xenolith)
secara
kuantitatif
diorit
di
Kabupaten Tegal
kurang
potensial
tetapi kualitas
batuannya cukup
baik
karena
mengandung
banyak
mineral kuarsa,
Batuan
diorit
berwarna abu-abu keputihan
berstruktur
masif dengan tekstur
porfiritik.
Terletak
di Desa
Batunyana
Kecamatan
Bojong dan
Desa
Sumbaga
Kecamatan Bumijawa.
Gypeum
Gypsum
merupakan
bahan
galian yang
terhentuk dari air
tanah
yang
mengandung
ion-ion sulfat
dan sulfida. $ulfida
yang
berasal
dari batuan
dan
daerah
perakaran
akan berinteraksi
dengan
lralsium dari batuan
gamping
atau
napal.
Batuan
Gypsum benruarna
putih
transparan
berstrukturan
o'olitik dan
tekstur
non klasik
terletak
di Desa
Karangmalang,
Semedo
Kecamatan
Kedungbanteng.
Kalsit
Bahan
Galian
Kalsit merupakan
hasil
rekristalisasi
lautan
yang
mengandung
karbonat
(CaCO3)
yang
mengisi
rekahan
atau
rongga dalam
batuan
gamping
atau bahan batuan lain di
sekitarnya.
Benvarna
putih
dengan
struktur
masif dan
tekstur non
klasik. Terletak
di
Desa Jatilaba
Kecamatan
Kedungbanteng
dan
Desa
Prupuk Kecamatan
Margasari.
Oker
Bahan
galian
berupa oker terjadi karena
oelapukan
batuan
vulkanik muda
yang
mengandung oksida
basa,
berstruktuk
masif dan tekstur klasik
di
Desa
Tuwel
Kecamatan
Bojong.
Pasir
batu
Bahan
galian
berupa
pasir
batu
terbentuk sebagai
hasil
sedimentasi dari
tempat
yang
jauh,
ditandai
antara
lain
dengan bentuk
batu
yang
membulat.
Deposit
sirtu
dapat berupa
krakal,
krikil dan
pasir
pada
satu
tempat
yang
$ama
masing-masing
butir
penyusun
butir masa sirtu
berupa
bahan
berstektur
porfiritik
dan berstuktur
masif terletak di
Kecamatan
Bojong,
Pangkah,
Margasari dan
Talang.
Fosfat
Bahan
galian
berupa
fosfat
di
dalam
gua
pada
perbukitan
kapur. Bahan
galian
ini
terbentuk
dari
hasil reaksi kotoran hewan seperti kelelawar, bangkai
hewan dan
materi
organik
lainnya
yang
tertimbun berlahun-tahun.
Fosfat
berwarna
putih
kecoklatan
dan
putih
kehitaman, berstruktur
fosileferous dan
tekstur
non
foliasi.
Secara
kualitatif
potensial
terletak di desa Jatilaba
Kecamatan
Kedungbanteng.
Tanah
Liat
Bahan
galian
tanah
liat,
merupakan
hasil
dari
berbagai
jenis
batuan
yang
terkikis
oleh
erosi dan diendapkan
pada
tempat
yang
lebih rendah
dan datar.
Tanah
liat
memiliki
warna coklat
dan
kehitaman,
berstruktur
masif
dan tekstur
klasik.
ITf,POR"EN
RENCtrN.H,
Penyusunan Revisi Rencana Tata
Rrrang
Wlayah
(RTRIU)
.lO
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
19/190
Terletak
di
Desa
$idamulya, Mulyaharja,
Rajegwesi Kecarnatan
Pagerbarang;
Blubuk Kecamatan
Dukuhwaru; Desa
Rembul, Lengkong,
Pucangluwuk
Kecamatan
Bojong;
Desa Talok,
Grobong Kulon, Paketiban dan
Bedug
Kecamatan Pangkah.
r
Trass
Trass merupakan
bahan
galian
yang
terbentuk
akibat
proses
pelapukan
breksi
dan tufa
pasiran,
benruarna
abu-abu
atau
keputihan,
struktur masif
dan tekstur
klasik
terletak di Desa
Sangkanayu Kecamatan
Bojong,
Desa
Sumbarang
Kecamatan Jatinegara,
Desa
Jejeg Kecamatan
Bumijawa dan
Desa
Rajegwesi
Kecamatan Pagerbarang.
1.5.5
Potensi
Ekonomi
Wilayah
Pengembangan
perekonomian
di
wilayah
Kabupaten Tegal
menghasilkan
arahan
pemanfaatan
lahan. Melalui
arahan
tersebut dan
arahan
pengembangan
pusat-pusat
dapat
ditarik
garis
kebijakan
pengembangan
sektor
perekonomian
Kabupaten
Tegal.
b.
Sebab
arahan
kegiatan
pada
suatu lokasi
yang
telah
disusun dalam analisis keruangan
dengan
mempertimbangkan beberapa
faktor
penting
seperti
pemanfaatan
lahan,
potensi
sumber daya
alam,
hierarki kekotaan
dan
sebagainya.
Pengembangan
ekonomi
wilayah
lebih
bersifat
global
dan
dapat
dikatakan
lebih
umum/
luas dari
cakupan dalam
strategi sebagai
pengembangan
ekonomi
wilayah lebih
ditekankan
pada
bentuk kebijakan
perekonomian
dibandingkan dengan tindakan
investasi
langsung.
1.
Sektor
pertanian
a.
Pertanian
Tanaman
Pangan
dan Hortikultura
Beberapa
komoditi
yang yang
menjadi
unggulan
Kabupaten
Tegal antara
lain
tanaman padi dengan sentra produksi
di
Kecamatan Pagerbarang,
tanaman
ubi
kayu
di
Kecarnatan
Bojong,
ubijalar
di Kecarratan
Bojong.
Selanjutnya
tanaman
buah-buahan
dan
$ayuran semusim antara
lain
kacang
c.
panjang
dengan
produksi
terbanyak di
Kecamatan Adiwema, cabe
besar di
Kecamatan Adiwerna,
kemudian
bawang
merah
di
Kecamatan Dukuhturi,
tanaman kobis
di
Kecamatan
Bumijawa
dan Bojong
sedangkan
untuk
tanaman
wortel
terbanyak
di
Kecamatan
Bojong
Beberapa
arahan
pengembangan
sektor
pertanian
yaitu
:
'
Aplikasi
sistem
pertanian yang
modern
mulai
dari
pemilihan
benih,
pengelolaan
lahan,
penanaman,
perawatan,
hingga
pada
pengelolaan
pa$ca panen,
guna
mencapai
tingkat
kualitas
dan
kuantitas
produksi yang
tinggi.
.
Prioritas
pengembangan
bidang
pertanian
tanaman
pangan
dan
holtikultura
yang memiliki
alur
produksi
yang
cukup beragam
sehingga
perlanian
tersebut
mampu
secara
langsung rnemicu
kegiatan
perekonomian
lain.
'
Optimalisasi
peran
kelembagaan
petani
untuk
penunjang
kegiatan
perlanian
seperti
koperasi,
perbankan,
dalam
membantu
petani
baik
dalam
permodalan
maupun dalam
penjualan
hasil
pertanian.
'
Menciptakan
saling
keterkaitan
antara
hasil
pertanian
dengan
industri
pengolahan
hasil
pertanian
.
Pengembangan
industri
pengolahan
hasil
pertanian
Perkebunan
Produksi unggulan
sub
sektor
perkebunan
dengan bidang
usaha
pengembangan
tanaman
kelapa
yang
berhasil
panen
berasal
dari
Kecamatan
Balapulang,
Suradadi
dan
Slawi.
Namun
untuk
produksi
kelapa dominan
di
Kecamatan
Balapulang,
Tarub
dan
Jatinegara.
Sedangkan
untuk
produksi
kapok
randu
di
Kecamatan Balapulang.
Selanjutnya untuk
perkebunan
teh
dan
kopi di
Kecamatan Bumijawa,
untuk
produksi
cengkeh
di
Kecamatan
Bojong
sedangkan untuk
tanaman
melati
yang
bunganya dimanfaatkan
untuk
campuran
teh
dengan
sentra di Kecamatan
Suradadi dan
Warureja.
Beberapa arahan
pengembangan
sektor
perkebunan
antara
lain
:
'
Prioritas
pengembangan
pada
perkebunan
bersifat
agribisnis
dan
perkebunan penunjang
industri
dan
perekonomian
lainnya.
.
Prioritas
pengernbangan
perkebunan
bagi
pertanian
lahan
kering.
Kehutanan
Areal
hutan di
Kabupaten
Tegal terbagi
menjadi
2
jenis
yaitu
hutan
negara
dan
hutan
rakyat,
yang
mana
dikelola
oleh badan
yang
berbeda.
Hutan
Negara di
Kabupaten Tegal dikelola
oleh
Perum Perhutani
yang
terdiri atas
3
KPH
yaitu
Balapulang,
Pekalongan
Barat, dan
Pemalang.
Sedangkan
untuk
ITIPORAN
RENC"INf,,
Penyusunan
Revisi
Rencana
Tata
Ruang Wlayah
(RIRt0U)
.
tl
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
20/190
kawasan
hutan rakyat
tersebar di berbagai
kecamatan hampir sebagian
wilayah
Kabupaten
Tegal,
yaitu
tersebar
pada
I
kecamatan
yaitu
Kecamatan
Pangkah,
Kedungbanteng,
Lebaksiu, Margasari,
Bojong, Jatinegara,
Balapulang dan Bumijawa.
Beberapa arahan
pengembangan
dari sektor
kehutanan
yaitu
:
.
Memanfaatkan
lahan-lahan
kawasan hutan
produksi
sebagai
kawasan
lindung
tentunya dengan
sistem
pengambilan
hasil hutan
yang
tetap
menjaga ekosistem
dan
ekologi wilayah
serta
tidak
merusak lingkungan
yang
ada.
'
Program
pemberdayaan
masyarakat sekitar
hutan
melalui
pengelolaan
hutan bersama maeyarakat.
.
Program Gerakan Rehabilitasi
Hutan
dan Lahan
(Gerhan)
.
Program
kecil menanam dewasa memanen
r
Peningkatan
program penghijauan
lingkungan
.
Peningkatan
program penanganan
llegal
Logging
.
Pengernbangan revitalisasi sektor kehutanan
d.
Peternakan
Produksi unggulan dari
sub sektor
peternakan
berupa
peternakan
besar
yaitu
sapi dengan
produksi
terbanyak
di
Kecamatan
Jatinegara
dan
Margasari,
untuk
kerbau
terlcanyak
di Kecamatan Jatinegara,
produksi
domba
di
Kecamatan
Adiwerna
dan
kambing
di
Kecamatan Bumijawa Untuk
peternakan
dari
kelornpok
unggas
yaitu
peternakan
ayam
buras
dengan
sentra
di
Kecamatan Jatinegara
dan Lebaksiu,
kemudian
untuk
peternakan
itik
di
Kecamatan
Pagerbarang
sedangkan
peternakan
buruh
puyuh
terbanyak
di
Kecamatan
Jatinegara,
Beberapa
arahan
pengembangan
dari sektor
peternakan
yaitu
:
'
Meningkatkan
pendapatan petani
ternak,
mendorong
diversifikagi
pengan,
perbaikan
mutu
gizi
masyarakat serta
mengembangkan
ekspor
dengan
melalui usaha
peningkatan
diversifikasi,
inteneifikasi dan
ekstensiftkasi
ternak.
.
Prioritas
pengembangan peternakan
lahan-lahan
yang
kurang
produktif
yang
diusahakan
bagi
penggembalaan
hewan temak.
.
Pengembangan
dan
pemasyarakatan
sistem
peternakan
yang
modern,
terpadu,
prektis
sehingga
marnpu meningkatkan
kualitaE
dan
l
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
21/190
$ekfor
Pardagangan
dan
Jasa
Fasilitas
di sektor
perdagangan
berupa
pasar
tradisional
yang
tersebar
di
seluruh
kecamatan
sebagai
tempat
bertemunya
pembeli
dan
penjual,
eelain
itu
juga
terdapat
pasar
swalayan,
kelompok
pertokoan,
restoran
dan
rurnah
makan.
Untuk
sektor
jasa
berupa
lembaga
keuangan bank
dan
non bank
serta
koperasi
sebagai
pilar
ekonomi masyarakat.
Arahan
pengembangan
dari sektor
perdagangan
dan
jasa
yaitu
.
Terciptanya
sistem
perdagangan yang
semakin
efisien dan
efektif,
mampu
memperluas
pasar
serta
dapat
membentuk harga
yang
wajar.
.
Pemerataan
dan
peningkatan
pendapatan
serta untuk
meningkatkan
iklim
usaha
.
Kesempatan kerja
yang
dapat
diberikan dari
sektor
ini
selain bertujuan untuk
mengurangi tingkat
pengangguran
juga
dapat meningkatkan
perekonomian
dan kemandirian masyarakat.
.
Pembangunan
sektor
perdagangan
untuk
pemberdayakan
usaha
mikro,
kecil
dan menengah.
r
Penyediaan
sarana
dan
prasarana pengembangan
usaha dasar
sebagai
penyangga
sumber Pendapatan
Asli Daerah,
'
Meningkatkan
pengawasan
terhadap
peredaran
barang
dan
jasa
dalam
rangka
perlindungan
konsumen.
.
Terciptanya
sistern
perdagangan yang
makin efisien
dan
efektif.
.
Pengembangan
jalur-jalur
perdagangan
guna
memperluas
jangkauan
pelayanan perkotaan
di seluruh
wilayah.
.
Peningkatan
kineria
dan
jumlah
lembaga
keuangan dan
penanaman
modal di
daerah
untuk rneningkatkan
kegiatan
perekonomian
rakyat,
kesempatan
usaha
dan
lapangan kerja.
'
Memberikan kredit
kepada sektor-sektor
yang
prioritas
maupun
sektor-sektor
yang
non
prioritas
untuk
meningkatkan kesempatan kerja
serta
pemerataan
pendapatan
masyarakat.
.
Peningkatan
fungsi
koperasi
dan UKM
dalam meningkatkan
pendapatan
masyarakat
3.
Sekfor
Industri
Pengolahan
Produksi
unggulan
dar'l
sektor
industri
berupa indugtri tekstil
baik itu industri
besar,
menengah
maupun
ind:ustri
kecil.
Perusahaan
besarl
sedang
tahun
2CI07
sebanyak
180
perusahaan
dengan
tenaga
kerja
yang
diaerap
13.221
orang,
Kecamatan
Adiwerna dan
Kramat merupakan
tempat tumbuh
suburnya
industri,
masing-masing
ada
52 dan 22
buah.
Namun
perusahaan
yang
menyeraB
banyak
tenaEa
keria
berada
di Slawi,
Pangkah dan Kramat.
$edangkan
industri
unggulan
adalah
industri makanan,
kemudian
disusul
oleh industri
kerajinan
kain
tenun dan kayu
yang
juga
mengalami kenaikan selama
tahun 2003-2007
dimana
produk
unggulan
tersebut
mempunyai
nilai ekonomis tinggi bagi
Kabupaten
Tegal.
Beberapa
arahan
pengembangan
dari
sektor
industri
pengolahan
antara
lain
"
Meningkatkan
$arana
dan
prasarana
terpadu
pada
kawasan
yang
akan
diproyeksikan
sebagai
kawasan
industri
guna
menarik
investasi terutama
investasi besar/luar
negeri.
.
Melakukan promosi keluar daerah
I
ke
luar negeri
guna menarik
investasi
yang
besar dengan
rnenerangkan tentang
kondisi
wilayah
yang
stabil dan
aman,
tenaga
kerja
yang
terampil,
penuh
dengan sumber
daya alam
serta
pangsa pasar
dalam
dan
luar
daeral"r
Kabupaten
Tegal
yang
sangat
besar.
.
Mempermudah
akses
kredit, bagi
permodalan
industri kecil/menengah
melalui lembaga keuangan
yang
ditunjukkan
pemerintah
.
Membangun kemitraan
antara
pemilik
industri besar
dengan
pemilik
industri
kecil
yang
bersifat
saling
menguntungkan
.
Pemberian bantuan berupa
metode manajemen
industri bagi
masyarakat
yang
berkecimpung
di bidang
industri.
Hal
ini
untuk
menciptakan sistem
lndustri
yang
efisien,
teratu,r
dan mudah
dipantau
perkembangannya.
4.
$ektor
pariwisata
Kabupaten
Tegal
banyak
menyimpan
obyek-obyek
wisata
yang
sangat menarik
dimana
menjadi
simbol kepariwisataan
di
wilayah
pantai
utara
Jawa baik
wisata
alam,
pantai
maupun
wis,ata religius
dan berpotensi
untuk
dikembangkan
antara
lain
:
LAPORAN RENCANII,
Penyusunan
Revisi Rencana Tata Ruang Mlayah
(RTRUT)
.13
-
7/26/2019 Potensi Kab. Tegal
22/190
G.
d.
e,
f.
Bumi
perkemahan
di
Kecamatan
Bojong
obyek
wisata
Air
Panag Guci
dan
Telaga
Putri
di Kecamatan
Bumijawa
Pantai
Punrvahamba
Indah
di
Kecamatan
Suradadi
Gua
Santri,
Gua
Lawa,
Cenggini dan
Kalibakung
di
Kecamatan
Balapurang
Waduk
Cacaban
dan Makam
Semedo
top related