relationship between, the ability to develop learning
Post on 16-Oct-2021
4 Views
Preview:
TRANSCRIPT
RELATIONSHIP BETWEEN, THE ABILITY TO DEVELOP LEARNING DESIGN
AND INTERPERSONAL COMMUNICATION WITH THE PPL RESULTS , PPG
BC-3T PARTICIPANTS IN UNJ
Corry yohana
Universitas Negeri Jakarta
corry_yohana@yahoo.com
ABSTRACT
The objective of the research is for study the relationship between , the ability to develop learning design and communication interpersonal with PPL result, independdently and simultaneously.
The research method was the survey’s method with correlational analysis approached. The research was carried out at universitas negeri jakarta, with a sample of 30 participants of PPG the SM-3T as respondents selected by purposive. The techniques of data collection are questionnaire and document.
The result of research revealed that are positive correlation between: (1) ability to develop learning with PPL result; (2) communication interpersonal with PPL result. Further also shown simultaneously there is a positive correlation between the ability of Design Develop Learning, and Interpersonal communication with the results of PPL
Based on the result of this research, it is concluded that PPL result is effected by the ability to develop learning and communication interpersonal to conduct research.
Keywords: PPL result, ability to develop learning design and communication interpersonal
PENDAHULUAN
Guru merupakan jabatan profesional yang memberikan layanan ahli dan menuntut
persyaratan kemampuan akademik dan paedagogik.Selama ini adaa anggapan bahwa lulusan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang bergelar Sarjana Pemdidikan
(S.Pd) adalah guru professional, anggapan ini kurang tepat sebab S.Pd. adalah gelar
akademik, bukan gelar profesi. (M Nuh, Mendikbud, 12/2/2014).
Agar lulusan LPTK dapat memperoleh gelar guru professional dan sekaligus untuk
meningkatkan profesionalisme guru, pemerintah menyelenggarakan program untuk
meningkatkan mutu guru yang disebut Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Program PPG berlangsung selama dua semester (satu tahun). Pada semester satu,
peserta PPG diberi pelatihan yang menghasilkan perangkat pembelajara yaitu silabus, RPP,
LKS, lembar penilaian dan media pembelajaran serta proposal PTK. Pada semester kedua
peserta diharuskan untuk melakukan PPL (program pengalaman lapangan) selama satu
semester dimana peserta diharuskan mengajar pada sekolah mitra dari program PPG.
Sebelum terjun melakukan PPL, peserta harus menyusun perancangan pembelajaran terlebih
dahulu.
Selain kemampuan menyusun perancangan pembelajaran, terdapat factor lain yang
mempengaruhi hasil PPL antara lain; sikap terhadap profesi, sikap interpersonal,
komunikasi interpersonal, profesionalitas guru dan iklim sekolah mitra tempat PPL
berlangsung
Perumusan Masalah
1. Apakah terdapat hubungan antara kemampuan menyusun perancanga pembelajaran dengan
hasil PPL?
2. apakah terdapat hubungan antara komunikasi Interpersonal dengan hasil PPL
3. apakah terdapat hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran,
komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan hasil PPL?
TINJAUAN PUSTAKA
Hasil PPL
Program Pengalaman Lapangan (PPL) pada dasarnya adalah praktek dari teori yang
kita miliki.Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 892) menyatakan praktek adalah
pelaksanaan secara nyata apa yang disebut dalam teori. Sedangkan menurut Komaruddin
(2006: 200) “Praktek merupakan cara melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang
dikemukakan dalam teori”. Dari dua definisi tersebut dapat kita lihat bahwa praktek
merupakan suatu pelaksanaan dari teori dalam keadaan nyata.
Dengan demikian Program Pengalaman lapangan (PPL) merupakan muara dari
program studi mahasiswa LPTK yang bersifat intra-kurikuler dan wajib diikuti oleh semua
mahasiswa LPTK (Effendi,1995:3) . Program ini dipersiapkan untuk memantapkan dan
meningkatkan kemampuan profesional kependidikan mahasiswa melalui pengalaman nyata
di sekolah.Dengan demikian program PPL dapat diklasifikasikan sebagai program pelatihan
pra-jabatan guru.Oleh karena itu konten program PPL harus relevan dengan fungsi dan tugas
guru di sekolah.
Adapun tujuan penyelenggaraan program PPL adalah agar mahasiswa menjadi
pendidik profesional yang memiliki seperangkat pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
dapat menunjang tercapainya penguasaan kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial, dan kompetensi profesional secara utuh. Pemjabaran dari tujuan ini adalah
sebagai berikut.
1. Melakukan pemantapan kemampuan profesional guru.
2. Mendemonstrasikan kompetensi dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai hasil
pembelajaran.
3. Melakukan perbaikan pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan potensi peserta
didik.
4. Mendalami karakteristik peserta didik dalam rangka memotivasi belajarnya.
5. Mengidentifikasi permasalahan pembelajaran di kelas dan mengatasi permasalahan
pembelajaran tersebut secara individu maupun kelompok.
6. Menerapkan pembelajaran inovatif yang bertolak dari suatu permasalahan pembelajaran.
7. Menindaklanjuti hasil penilaian dengan melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta
didik.
8. Melakukan penelitian dan mengembangkan profesionalitas
Hasil pelaksanaan PPL berkaitan dengan penilaian.Penilaianini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan mahasiswaterhadap penguasaan pengetahuan, emosional
dan ketrampilan calon guru dalam tugasnya di sekolah (Sadikoen, 1998: 1).
Hal ini berarti Hasil PPL adalah nilai yang diperolehmahasiswa PPL dalam
pelaksanaan PPL yang terdiri dari Penilaian praktik mengajar, Penilaian social dan
Kepribadiaan, dan Partisipasi dalam kegiatan non teaching
Kegiatan praktek mengajar meliputi tiga kegiatan yaitu ;
1. Kegiatan Pembukaan yang terdiri dari: mempersiapkan siswa untuk belajar, melakukan
kegiatan apersepsi, Menjelaskan relevansi materi dengan tuntutan dunia kerja dan/atau
materi selanjutnya, Menyampaikan garis besar tujuan pembelajaran, Menyampaikan
Advance Organizer (garis besar lingkup materi yang akan dibahas),
2. Kegiataninti pembelajaran yang terdiri dari: (a) Penguasaan materi pelajaran;(b) Pendekatan
strategi pembelajaran, (c) Pemanfaatan sumber belajar /media pembelajaran (d)
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa, (e) Penilaian proses dan hasil
belajar, (f) Penggunaan bahasa;
3. Kegiatan penutup
Penilaian social dan Kepribadiaan , terdiri dari: (1) Memberikan keteladanan yang
baik dalam bersikap dan bertindak, (2) Memiliki kematangan emosional dalam bersikap dan
bertindak, (3) Bersikap toleransi terhadap orang lain, (4) Terbuka terhadap kritik orang lain,
(5) Memenfaatkan sumber belajar.
Partisipasi dalam kegiatan non teaching yang terdiri dari: partisipasi dalam kelas, partisipasi
di sekolah, partisipasi dalam pertemuan, dan partisipasi dalam bidang kependidikan.
Kemampuan Penyusunan Perancangan Pembelajaran
Kemampuan didefinisikan sebagai kapasitas untuk melakukan sesuatu yang
dihasilkan dari proses belajar. Selama proses belajar stimulus bergabung dengan isi memori
dan menyebabkan terjadinya perubahan kapasitas untuk melakukan sesuatu. Dengan
demikian bisa diartikan bahwa kemampuan berlangsung lama yang menyebabkan individu
mampu melakukan kinerja tertentu.
Sementara itu Reigeluth (1998:3) mengemukakan bahwa perancangan pembelajaran merupakan suatu
proses untuk menentukan metode instruksional manakah yang lebih baik dipakai guna memperoleh perubahan
yang diinginkan pada pengetahuan dan tingkah laku serta ketrampilan siswa dengan dengan materi dan
karakteristik siswa tertentu.
Seels danRichey (1994:33) mendefinisikan desain sistem pembelajaran adalah prosedur yang
terorganisasi yang meliputi langkah-langkah penganalisisan, perancangan, pengembangan, pengaplikasian dan
penilaian pembelajaran.
Dari rumusan diatas maka kemampuan dalam perancangan pembelajarandapat diartikan sebagai
kemampuan seorang guru dalam menyusun perancangan pembelajaran. Perancanganpembelajaran itu sendiri
berisi hal-hal yang harus dilakukan oleh pembelajar (guru) dan pemelajar (siswa) dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang antara lain meliputi perumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar, pemilihan
materi pelajaran, metode, media dan dan sumber belajar serta alat evaluasi yang mengacupada silabus suatu mata
pelajaran. Perancangan pembelajaran merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kemampuan guru dalam membuat perancangan untuk mengelola kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukannya merupakan salah satu faktor yang turut menentukan pencapaian
tujuan. .
Kemampuan merancang pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru
dan sekaligus sebagai muara dari pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman
yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran. Kemampuan membuat
perancangan pembelajaran dalam penelitian ini adalah pengetahuan dan
kecakapanmelakukan proses atau menetapkan langkah-langkah yang sistematis dan logis
dalam menentukan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, memilih dan menata
bahan pelajaran, menentukan alokasi waktu, menetapkan metode pembelajaran, menentukan
langkah-langkah kegiatan pembelajaran, menentukan media dan sumber belajar, menentukan
prosedur dan jenis penilaian serta membuat alat penilaian pembelajaran yang kemudian
menyusunnya ke dalam suatu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Komunikasi Interpersonal
Daft (2006: 414) menyatakan komunikasi sebagai proses di mana informasi
ditukarkan dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya denganmaksud untuk
memotivasi atau mempengaruhi perilaku.
Greenberg dan Baron (2001: 290) mengemukakan bahwa di dalam suatuorganisasi,
komunikasi mengalir dari satu individu ke individu
lainnya dalam bentuk tatap muka dan kelompok tertentu. Aliran komunikasi
semacam ini diistilahkan dengan komunikasi interpersonal Tujuan komunikasi
interpersonal adalah untuk mempengaruhi, membantu dan menjawab, juga untuk
kebersamaan.Ada beberapa hal yang mempengaruhi efektifitas komunikasi
interpersonal yaitu umpan balik, kepercayaan, pengharapan, nilai-nilai, kedudukan
dan kecocokan. Apabila factor-faktor tersebut berjalan positif maka komunikasi
interpersonal akan berjalan efektif demikian pula sebaliknya.
Dari pendapat diatas jelas bahwa komunikasi interpersonal sangat diperlukan oleh
guru ketika ia menghadapi murid atau siswanya khususnya ketika berada dalam kelas.
Guru harus memilki komunikasi interpersonal positif sehingga ia dapat segera
mengetahui reaksi siswa dan memberikan umpan balik.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah dua
orang atau lebih yang memungkinkan setiap pesertanya manangkap reaksi orang lain secara
langsung, baik secara verbal maupun nonverbal. Untuk dapat terciptanya
komunikasi interpersonal yang efektif, diperlukan: 1) keterbukaan (harus terbuka kepada
orang yang diajak berinteraksi; 2)empati (mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka
untuk masa mendatang). 3)sikap mendukung (memperlihatkan sikap mendukung dengan
bersikap deskriptif, spontan dan profesional; 4)sikap positif (secara positif mendorong orang
untuk berinteraksi); dan5)kesetaraan (harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua
pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai
sesuatu yang penting untuk disumbangkan).
METODE DAN SAMPLING
Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan analisis korelasional.
Model hubungan antara tiga variabel dapat digambarkan dalam bentuk konstelasi
permasalahan sebagai berikut:
Gambar 1: Konstelasi Permasalahan Penelituian
X1
Y
X2
Keterangan
X1=Kemampuan Menyusun Perancangan Pembelajaran
X2= Komunikasi Interpersonal
Y = Hasil PPL
Populasi target penelitian ini adalah seluruh peserta PPG SM-3T di Universitas
Negeri Jakarta, sedangkan populasi terjangkau adalah peserta Ekonomi PPG SM-3T tahun
akademik 2015/2016 sebanyak 30 orang calon guru. Pengambilan sampel dengan cara
purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan
pada kepentingan / tujuan penelitian
Tabel 1. Sumber, Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
No Sumber Data Jenis Data Teknik
Pengumpulan Data
Keterangan
1 Guru Pamong Hasil PPLpeserta PPG
SM-3T
Instrumen
Penilaian
Lembaran
Penilaian
2 Instruktur/Dosen Kemampuan Menyusun
Perancangan Pembelajaran
Instrumen
Penilaian
Lembaran
Penilaian
3 Mahasiswa Komunikasi Interpersonal Kuesioner Lembaran
kuesioner
Analisis data penelitian menggunakan teknik analisis analisis korelasional. dengan
program SPSS. Analisis memakai metode statistik deskriptif dan inferensial, dan juga
menggunakan uji persyaratan analisis.
HASIL
Beberapa persyaratan uji statistik, yaitu: (1) uji normalitas, (2) uji signifikansi dan
linearitas koefisien regresi,dlakukan sebelum analisis korelasional dilaksanakan Rangkuman
data dasar penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Rangkuman Statistik Data Dasar Penelitian
Nilai Tendensi
Sentral
Kemampuan Menyusun
Perancangan
Pembelajaran (X1)
Komunikasi Interpersonal
(X2)
Hasil PPL
(Y)
n 30 30 30
Mean 88,38 106,67 88,19
Median 88,50 107,00 87,97
Mode 87,73 107,00 87,53
Std. Deviation 1,70 4,13 3,91
Variance 2,89 17,06 15,34
Pengujian Persyaratan Analisis
Uji Normalitas
Untuk pengujian normalitas, digunakan uji Lilliefors. Diajukan hipotesis sebagai
berikut:
Ho : Data berdistribusi normal, jika nilai Lhitung ≤ nilai Ltabel
H1 : Data tidak berdistribusi normal, jika nilai Lhitung> nilai Ltabel
Rangkuman uji normalitas dari semua hubungan kausal berdistribusi normal. Hasil
ringkasannya seperti dalam tabel dibawah ini.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PPL ,379 30 ,090 ,483 30 ,070
KEMAMPUAN ,128 30 ,200* ,898 30 ,080
KOMUNIKASI ,181 30 ,131 ,924 30 ,330
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Dalam uji normalitas peneliti menggunakan Sig. dibagian Shapiro-Wilk karena data
yang diuji lebih kecil daripada 50. Angka signifikansi uji Shapiro-Wilk Sig. > 0,05
menunjukan data berdistribusi normal
Uji Signifikansi dan LinieritasRegresi
Selanjutnya pengujian linieritas dan signifikansi dilakukan dengan menggunakan uji F
.Kriteria pengujian linieritas dan signifikansi model regresi ditetapkan sebagai berikut :
Regresi signifikan : Fhitung ≥ Ftabel, Regresi linier : Fhitung< Ftabel .Hasil analisis menunjukan
pola hubungan antara variabel bebas dan terikat adalah linear dan signifikan, sebagaimana
terlihat pada tabel berikut:
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Signifikansi dan Uji Linieritas Regresi
Regresi Persamaan
Uji Signifikansi Uji Linieritas
Kesimpulan Fhitung
Ftabel Fhitung
Ftabel
0,05 0,05
Y atas X1
Ŷ = 105,737+0,199X1 6,669** 4,17 0,860ns 2,49
Signifikan/
Regresi Linier
Y atas X2
Ŷ = 113,994+0,241X1 5,142 ** 4,17 0,840ns 2,49
Signifikan/
Regresi
Linier
X2atasX1
2X̂ = 71.031+0,161X2 5,016 ** 4,17 2,041 2,49
Signifikan/
Regresi
Linier
Keterangan :
** : Sangat signifikan
ns : Non signifikan (regresi linier)
Pengujian Hipotesis
Hasil perhitungan uji hipotesis secara statistik dapat dirangkum sebagai berikut:
Tabel 5 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis
N
o Hipotesis Penelitian
Hipotesis
Statistik
Koef.
korelasi
R
Squ
are
thitung
ttabel
Keterangan α=0,0
5
α=0,0
1
1 Kemampuan
Menyusun
Perancangan
Pembelajaran
berpengaruh langsung
terhadap hasil PPL
Ho : ρy1 =
0
H 1: ρ y1 >
0
0,569 0,32
3 3,66 1, 70 2,47
Berpengaruh
langsung
positif
2 Komuniksi
Interpersonal
berpengaruh langsung
terhadap Hasil PPL
Ho : ρ y2= 0
H1 : ρ y2> 0 0,385
0,14
8
2,21 1, 70 2,47
Berpengaruh
langsung
positif
3 Kemampuan
Menyusun
Perancangan
Pembelajaran dan
Komunikasi
Interpersonal
berpengaruh langsung
terhadap Hasil PPL
Ho : ρ y3= 0
H1 : ρ y3> 0 0,567 0,32 3,64 1, 70 2,47
Berpengaruh
langsung
positif
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dengan Hasil
PPL peserta PPG SM-3T
Hasil perhitungan menunjukan Kemampuan Menyusun Perancangan Pembelajaran
berpengaruh langsung positif terhadap hasil PPL Hal ini terlihat pada nilai koefisien korelasi
sebesar 0,569 Besarnya R Square adalah 0,323 yang berarti bahwa 32,3%. Hasil PPL
dapat dipengaruhi kemampuan menyusun perancangan pembelajaran untuk sisanya
67,7% dipengaruhi variabel. Berdasarkan tabel 6, nilai thitung sebesar 3,66 > ttabel 1, 70 .
Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara kemampuan menyusun
perancangan pembelajaran dengan hasil PPL. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan
menyusun perancangan pembelajaran seseorang, maka semakin tinggi pula hasil PPL
yang dicapainya.
Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya yaitu komunikasi
interpersonal maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,286 dengan nilai sinqnifikannya
adalah 0,476> 0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini menggambarkan bahwa ada atau
tidak adanya variabel kontrol untuk variabel komunikasi interpersonal tidak mempengaruhi
hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan hasil PPL.
Kondisi ini menunjukan bahwa kemampuan menyusun perancangan
pembelajaran memang telah ada dalam diri setiap guru dalam kerangka mereka menjalankan
profesinya. Dan hal ini menurut Longman berarti para guru tersebut telah bertingkah laku
sesuai dengan keahlian atau kualitas dari seorang professional
Temuan ini mendukung pernyataan dari Gagne, (1979:50). Kemampuan guru dalam
membuat perancangan untuk mengelola kegiatan pembelajaran yang akan dilakukannya
merupakan salah satu faktor yang turut menentukan pencapaian tujuan. Oleh karena itu dapat
dipahami bahwa setiap calon guru, diharapkan dapat memahami bagaimana membuat
perancangan pembelajaran dan menguasai keterampilan yang terkandung di dalamnya.
Kemampuan merancang pembelajaran merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru
dan sekaligus sebagai muara dari pengetahuan teori, keterampilan dasar dan pemahaman
yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran Hasil ini menunjukan bahwa
kemampuan menyusun perancangan pembelajaran akan berdampak terhadap peningkatan
Hasil PPL peserta PPG SM-3T
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Riyanto dan kawan-kawan(2009:12)juga
menemukan bahwa perencanaan pembelajaran berpengaruh positif terhadap hasil
belajar.Jadi temuan dalam penelitian ini semakin mempertegas temuan-temuan terdahulu
mengenai adanya pengaruh positif kemampuan menyusun perancanaan peningkatan hasil
PPLpeserta PPG SM-3T
Hubungan antara komunikasi interpersonal dengan Hasil PPL
Hasil perhitungan menunjukan komunikasi interpersona berpengaruh langsung
positif terhadap hasil PPL Hal ini terlihat pada nilai koefisien korelasi sebesar 0,385 dan
besarnya R Square adalah 0,148 yang berarti bahwa 14,8%. Hasil PPL dapat dipengaruhi
komunikasi interpersonal untuk sisanya 85,2% dipengaruhi variabel lain. Berdasarkan
tabel 6, nilai thitung sebesar 2,21 > ttabel 1, 70. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan positif antara komunikasi Interpersonal dengan hasil PPL. Hal ini berarti
semakin tinggi komunikasi Interpersonal seseorang, maka semakin tinggi pula hasil
PPL yang dicapainya.
Apabila dilakukan pengontrolan terhadap variabel bebas lainnya yaitu kemampuan
menyusun perancangan pembelajaran maka diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,306
dengan nilai sinqnifikannya adalah 0,677> 0,05 yang berarti tidak signifikan. Hal ini
menggambarkan bahwa ada atau tidak adanya variabel kontrol untuk variabel kemampuan
menyusun perancangan pembelajaran tidak mempengaruhi hubungan antara komunikasi
interpersonal dan hasil PPL.
Keberhasilan seorang mahasiswa dalam menjalani PPL tidak terlepas dari bagaimana
mahasiswa tersebut menjaga hubungan dengan semua pihak seperti hubungan dengan siswa
baik dalam kelas maupun diluar kelas, hubngan dengan staf administrasi sekolah, hubungan
dengan kepala sekolah dan guru, khususnya guru pamong disekolah tempat PPL
dilaksanakan.Untuk menjaga semua hubungan ini diperlukan adamya komunikasi
interpersonal yang baik.
Tujuan komunikasi interpersonal adalah untuk mempengaruhi, membantu dan
menjawab, juga untuk tumbuhnya kebersamaan.Mahasiswa PPL memerlukan banyak
bantuan dan informasi untuk keberhasilannya dalam menjalani PPL oleh sebab itu
mahasiswa haruslah memperhatikan berbagai aspek yang dapat membuat komunikasi
interpersonal berjalan dengan efektif..
Untuk dapat terciptanya komunikasi interpersonal yang efektif, diperlukan: 1)
keterbukaan (harus terbuka kepada orang yang diajak berinteraksi; 2)empati (mampu
memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan
dan keinginan mereka untuk masa mendatang). 3)sikap mendukung (memperlihatkan sikap
mendukung dengan bersikap deskriptif, spontan dan profesional; 4)sikap positif (secara
positif mendorong orang untuk berinteraksi); dan5)kesetaraan (harus ada pengakuan secara
diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing
pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan).
Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Ada enam tujuan
komunukasi interpersonal yang dianggap penting(Widjaja, 2000), antara lain :
a. Mengenal diri sendiri dan orang lain. b. Mengetahui dunia luar.c. Menciptakan dan
memelihara hubungan menjadi bermakna. d. Mengubah sikap dan Perilaku. e. Bermain dan
mencari hiburan. f. Membantu orang lain.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Dr M.Cowell (2011:12) dan Awaluddin Tjalla
(2010:45) dan juga menemukan bahwa komunikasi interpersonal berpengaruh positif
terhadap hasil belajar.Jadi temuan dalam penelitian ini semakin mempertegas temuan-
temuan terdahulu mengenai adanya pengaruh positif komunikasi Interpersonal peningkatan
hasil PPLpeserta PPG SM-3T
Hubungan antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan
komunikasi Interpersonal dengan Hasil PPL
Hasil perhitungan menunjukan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan
komunikasi interpersona berpengaruh langsung positif terhadap hasil PPL Hal ini terlihat
pada nilai koefisien korelasi sebesar 0,567. Angka ini menunjukan hubungan yang cukup
kuat. Besarnya R Square adalah 0,321 yang berarti bahwa 32,1%. Hasil PPL dapat
dipengaruhi kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan komunikasi
interpersona untuk sisanya 67,9% dipengaruhi variabel lain. Berdasarkan tabel 6, nilai
thitung sebesar 3,64 > ttabel 1, 70. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif
antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan komunikasi Interpersonal
dengan hasil PPL. Hal ini berarti semakin tinggi kemampuan menyusun perancangan
pembelajaran dan komunikasi Interpersonal seseorang, maka semakin tinggi pula hasil
PPL yang dicapainya.
Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif secara bersama-sama antara
kemampuan menyusun perancangan pembelajaran (Xi), dan komunikasi interpersonal
(X2) dengan hasil PPL(Y). Ketika seorang mahasiswa berhasil dalam pengajaran maka
berarti dia telah berhasil dalam mencapai tujuan dari PPL..
Terdapat beragam aktivitas dalam PPL dimana aktivitas tersebut mengharuskan
mahasiswa PPL berhubungan dengan banyak pihak di sekolah tempat dilaksanakannya PPL
tersebut. Untuk dapat berhubungan dengan baik dan efektif mahasiswa PPL, harus
memperhatikan berbagai aspek yang dapat membuat komunikasi interpersonal berjalan
dengan efektif sehingga dapat menumbuhkan kebersamaan yang akan berdampak positif bagi
keberhasilan pelaksanaan program PPL disekolah tersebut dan memberikan hasil PPl yang
baik bagi mahasiswa.
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan, maka diperoleh temuan penelitian
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif antara kemampuan menyusun perancangan pembelajaran
dengan hasil PPL artinya bahwa apabila kemampuan menyusun perancangan
pembelajaran ditingkatkan maka kecenderungan hasil PPL meningkat
2. Terdapat hubungan positif antara Komunikasi Interpersonal dengan hasil PPL artinya
bahwa apabila Komunikasi Interpersonal ditingkatkan maka kecenderungan hasil PPL
meningkat
3. Terdapat hubungan positif antarakemampuan menyusun perancangan pembelajaran
dan Komunikasi Interpersonal secara bersama-sama dengan hasil PPLartinya bahwa
apabila secara bersama-sama kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan
komunikasi interpersonal ditingkatkan maka akan terjadi kecenderungan
peningkatan hasil PPL
Implikasi
Berdasarkan hasil temuan penelitian,maka upaya peningkatkan hasil PPL dapat
dilakukan dengan meningkatkan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan
komunikasi interpersonal.
1. Upaya peningkatan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran
Berdasarkankesimpulan dalam penelitian ini tampak bahwa kemampuan menyusun
perancangan pembelajaran belum memuaskan mahasiswa. Upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menyusun perancangan pembelajaran antara
lain yaitu
Pertama, pada saat diadakan pelatihan/workshop peserta haruslah benar-benar mengikuti
pelatihan tersebut. jangan sampai hanya ikutan saja ketemannya dalam membuat perangkat
pembelajara yaitu silabus, RPP, LKS, lembar penilaian dan media pembelajaran. Peserta
haruslah aktip bertanya kepada dosen/ instruktur apa yang tidak dipahami.dengan demikian
tidak ada keraguan dalam membuat perangkat pembelajara
Kedua, mengikuti pelatihan atau seminar, baik yang diselenggarakan didalam kampus,diluar
kampus,baik tingkat nasional yang berhubungan dengan penyusun perancangan
pembelajaran .
Ketiga, pemanfaatan teknologi informasi dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi guna
mendorong penguasaan teknologi terkini. Hal ini perlu ditingkatkan agar pendidikan keguruan
dapat mengikutiperkembangan teknologi komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran. Peningkatan penggunaan teknologi komunikasi yang semakin tinggi dapat
mempermudah pembuatan perangkat pembelajara karena pendidikan keguruan tidak tertinggal
dari pendidikan lainnya dalam penguasaan teknologi.
Keempat, peningkatan kompetensi dosen /instruktur PPG Agar memiliki keahlian untuk
mendidik, mengajar dan melatih peserta dalam mengembangkan diri agar dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Untuk itu, seorang dosen/dosen harus mempunyai
kompetensi yang meliputi : (a) kompetensi mengembangkan kepribadian; (b) berinteraksi dan
berkomunikasi; (c) melaksanakan bimbingan dan penyuluhan; (d) melaksanakan
administrasi pelatihan; (e) melaksanakan penelitian untuk kepentingan pelatihan, (f)
menguasai landasan kependidikan (g) menguasai bahan pelatihan (h) melaksanakan program
pelatihan (i) menilai hasil dan proses pelatihan yang telah dilaksanakan. Dengan
peningkatan kompetensi dosen diharapkan dapat meningkatkankemampuan menyusun
perancangan pembelajaran untuk peserta PPG
2. Upaya peningkatan komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal dapat ditingkatkan melalui beberapa upaya antara lain:
pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang
yang diajaknya berinteraksi. Ini berarti peserta PPG haruslah terbuka pada siswanya
misalnya tentang peraturan yang harus di patuhi oleh siswa selama dalam kelas. Aspek
keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi
secara jujur terhadap stimulus yang datang. Hal ini berarti peserta PPG tidak boleh
diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada apa yang dinyatakan siswa. peserta PPG
memperlihatkan keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Kedua,memiliki rasa empati, mengerti dan peka tentang perasaan orang lain,
dapat menghargain dan berperilaku etis terhadap orang lain. Peserta PPL yang empati
harus mampu memahami motivasi dan pengalaman siswanya, perasaan dan sikap
mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang
Ketiga, Sikap mendukung (supportiveness). Peserta PPG harus memperlihatkan
sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan
strategik, dan (3) proposional, bukan sangat yakin.
Keempat, Sikap positif (positiveness).. Hal ini berarti peserta PPG haruslah
bersikap positif tentang dirinya sendiri dan dengan hal tersebut ia dapat mengajak
siswaya untuk terlibat dalam interaksi.
Kelima, Kesetaraan (Equality). Dalam hal ini peserta PPG harus menciptakan
situasi yang tidak membeda-bedakan diatara siswanya walaupun dalam kenyataan ada
ketidaksetaraan.
Saran
Mengacu pada hasil penelitian dan implikasi seperti diuraikan diatas maka untuk
meningkatkan hasil PPL disarankan
1) Bagi pengambil keputusan dalam mengembangkan program PPG SM-3T untuk
peserta PPG khususnya di UNJ
Memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki dosen/instruktur agar dapat memberikan
pelayanan optimal selaku pengajar maupun pendidik dengan memperhatikan faktor-faktor
kemampuan menyusun perancangan pembelajaran dan komunikasi
Interpersona.Pengembangan kedua faktor ini dilakukan secara bersama-sama dengan peserta.
2) Bagi Para Peserta PPG
a. Peserta PPG hendaknya harus selalu berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuannya sesuai dengan perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi
untuk mendukung pelaksanaan tugasnya sehari-hari
b. Peserta PPG hendaknya harus selalu berusaha untuk meningkatkan komunikasi
interpersonal dengan cara Openness, empathy, supportiveness, positiveness.
3) Bagi Fakultas Ekonomi
Bagi Fakultas Ekonomi Penelitian ini akan memperkaya kajian nyata dalam mata
kuliah Sumber Daya Manusia yang diberikan pada mahasiswa jurusan pendidikan Ekonomi
dan Administrasi
4) Bagi Peneliti
Untuk penelitian lebih lanjut dengan permasalahan yang sama dengan aspek yang
berbeda, seperti kemampuan awal , sikap terhadap profesi guru, intensitas bimbingan PPl
dan lain-lain.
REFFRENSI
Agus M.Hardjana. Komunikasi Intrapersonal dan Komunikasi Interpersonal.Yogyakarta: Kanisius, 2003.
Azizah Rajab dan Atirah. Jurnal Self-Concept And Communication Skills: A FocusAmong UTM Final Year Tesl Students. Malaysia: UTM, 2009.
De Vito , Joseph A. Komunikasi antarpribadi My Communication Lab Seri Pearso,edisi internasional. Pearson / Allyn dan Bacon, 2007
Degeng Sudana, I Nyoman Ilmu Pembelajaran Taksonomi Variabel, Jakarta: Depdikbud, 1993
Digest, Eric. Supervision of Student Teachers. Erict Digest.2001
Direktorat Tenaga Pendidik Ditjen PMPTK ,Standar Kompetensi Guru, Jakarta: Ditendik, 2004
Effendi H.R. Relevansi Program praktek Pengalaman Lapangan ( PPL) UPPT PPL,1995
Febrina. Pengertian KIP/K (Komunikasi Inter Personal/ Konseling),2008. (diposting tanggal 6 Juni 2011).
http://www.unl.edu/buros/articvle3.html
Isnarmi. Sistem Evaluasi dan Pemberian Nilai Mahasiswa PPL, UNP Padang, 1998
Jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-definisi.html (diakses 6juni 2011).
Liliweri, Alo. Komunikasi Antar Pribadi. Edisi RevisiJakarta: Citra Aditya Bakti,2001
Mulyana Ahmad, Modul 7 Teori Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi. Pusat pengembangan Bahan Ajar Univ.Mercu Buana.(diakses 24 Desember 2011)
Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kaufman dan Dagmar. Supervision of student Teacher. Washinton DC.ERIC Clearinghouseon Teacher Education, 2000
Lefrancois, Guy. R, Theories of Human Learning, USA: Kros Report, 1995
M Nuh, Mendikbud, diakses 12/2/2014
Romiszowski. Producing Instructional System: Lesson Planning for Individualized ang Group Learning Activites, London: Kagon Page, 1984
Rusyid, Rusdi. Penilaian Program Pengalaman Lapangan. Padang: Unit PPL UNP, 2001llyas,
Sadikoen, Imam. Penilaian Program pengalaman Lapangan. Disampaikan dalam seminar PPL, Juni 1998
Schriever, Anna K.I Am So Exited Mentoro. Ing Teacher. Union ST Liberty: The Asosiation for Supervision and Curriculum Development, 1999.
Silas, Faaye A. Teacher Training, CPS U: Three Models For Improving Training and Instruction, May 2003 Teacher Training
Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar , Bandung: Sinar Baru,2004
Suparno, A. Suhaenah dan I.G.A.K. Wardani, Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta Dirjendikti, Depdikbud,1992
Wandra. Sistem Evaluasi dan pemberian Nilai Praktikan. UPT PPL UNP Padang, 1998
Williams, Debra UIC Offers Training For Student Teacher Mentors. 200
top related