sorpsi neodimium sebagai analog aktinida pada kalsit
Post on 24-Oct-2021
7 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsclan Teknologi MenuJu Era Tinggal Landns
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
SORPSI NEODIMIUM SEBAGAI ANALOG AKTINIDAPADA KALSIT
*Pratomo Budiman Sastrowardoyo**Jean-Claude Rouchaud, Michel Fedoroff
*Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif - Badan Tenaga Atom Nasional**CNRS - CECM, France
ABSTRAKSORPSI NEODIMIUM SEBAGAIANALOGAKTINIDAPADAKALSIT.Telah dilakukan
studi sorpsi neodimium pada kalsit, terutama dalam rangka peramalan evolusi bahanradioaktif dalam formasi geologi tanah dalam, khususnya setelah terjadi kerusakan wadahlimbah dan pelarutan radionuklida dalam air tanah. Neodimium bertanda Nd-147 digunakanuntuk mensimulasi aktinida bervalensi 3, sementara kalsit merupakan model mineral ubahan batuan granitik. Dalam suatu medium sederhana, air murni, tampak sorpsi neodimiumdengan suatu afinitas besar. Kinetika sorpsi yang cepat, serta koefisien distribusi dankapasitas sorpsi yang tinggi, merupakan faktor favorabel bagi retensi migrasi radionuklidadalam air tanah. Sorpsi tersebut nampaknya irreversibel dan kemungkinan merupakansorpsi permukaan, dengan afinitas site sorpsi serbaneka. Suatu kinetika tahap kedua diamati,dengan suatu kapasitas lebih tinggi. Isoterm Freundlich dapat digunakan untuk peramalanretensi radioelemen sebagai fungsi konsentrasi yang setelah dibandingkan dengan hasil-hasilmetode dinamik, studi-studi di lapangan maupun analog natural, data yang diperoleh dapatdisusun ke dalam suatu model migrasi.
ABSTRACTSORPTION OF NEODYMIUM AS ANALOGUE OF ACTINIDES ON CALSITE. The
sorption of Neodymium on the calsite and its contribution in predicting the sorption ofradionuclides on minerals within deep geological formation, especially after the rupture ofthecontainer and the release of the radionuclides into underground water has been studied.Neodymium labelled by Nd-147 was used as an analogue of trivalent actinides, while calcitewas used as a sample of altered minerals of granitic rocks. In a simple aqueous media,neodymium is retained with a high affinity. Fast kinetics of fixation, high distributioncoefficients and sorption capacity are favourable factors for slowing down of radionuclidesmigration in underground water. The fixation is quasi- irreversible, and probably a superficialsorption, with heterogenous affinity for sorption sites. A second kinetic step was observed,leading to increase of the retension capacity. The Freundlich isoterm observed can be used forpredicting the retention of radioelements as a function of their concentration, and aftercomparison with the resul t ofdynamic method, field experiments and natural analogues, thesedata met a migration model.
PENDAHULUAN
Solusi yang banyak diterima untuk pemecahan masalah limbah radioaktifberumur panjang dan beraktifitas tinggi ialah penyimpanandalam formasi geologi tanah dalam [1,2].Mayoritas argumentasi yang mendukung, bahwa elemen batuan itu sendiri dapat bertindaksebagai barier terhadap penyebaran radionuklida ke biosfir, setelah suatu perioda pengungkungan. Barier buatan tersebut berupa imobilisasi dengan bahan matriks limbah, wadahnon-korosif serta bahan penyangga. Selanjutnya air tanah mengambil peran dengan melarutkan radionuklida dan mentransportasikannya menuju biosfir. Dengan demikian formasi
geologi merupakan barier fundamental terhadap migrasinya radionuklida, yang setelahsuatu perioda ribuan tahun terutama berupaaktinida pemancar a [3].
Untuk evalusi jangka panjang, perlu dipelajari efisiensi barier geologi tersebut. Karenanya, diperlukan adanya "bank data" tetang kelakuan radionuklida di geosfir. Di antara beberapa jenis tapak penyimpanan, formasi batuangranit merupakan bahan pembicaraan dalammakalah ini.
Pada pemilihan setiap tapak penyimpangan potensial, suatu parameter penting ialahretensi migrasi radionuklida secara sorpsi oleh
222
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dnlwn PelU!litic]J£Sainsdun. Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landw
batuan yang dilaluinya. Pengertian sorpsidalam hal ini, mencakup semua proses transfertspesi-spesi terlarut, dari fase larutan ke fasepadatan, secara fisika maupun kimia, reversibelatau irreversibel [4]. Proses sorpsi dapat dipelajari dengan metode statik (pengocokansederhana), metode dinamik dengan kolom dilaboratorium, studi-studi di lapangan maupunanalog natural.
Berbagai penelitian telah dilakukan untukmaksud tersebut yang sebagian telah dirangkum dalam sebuah laporan teknik [4]. Namundalam beberapa hal perlu penyempurnaan,karena :- Umumnya digunakan gerusan batuan gra
nitik yang memberikan hasil global dan tidak memungkinkan pemahaman tentangmekanisme sorpsi maupun pengaruh masing-masing individu konstitutif batuangranitik.
- Dilakukan pada rentang konsentrasi terbatas, sementara proses sorpsi bergantung pada konsentrasi.
- Beberapa aspek belum dipelajari seperti kinetika sorpsi, reversibilitas sorpsi, maupunpengaruh komposisi dalam larutan (pH, pengaruh ion-ion, pengkompleks dsb.).
Di CNRS-CECM Vitry Perancis, telah dilakukan studi sorpsi pada mineral-mineral individu: mineral ubahan, kalsit dan smektit [5,7],dan mineral primer granitik, ortoklas [6,7].Studi dengan mineral ubahan dilakukan karenamineral-mineral tersebut merupakan konstitutif utama pengisi fisure batuan granit, jalur alirpriviliged bagi air tanah. Karenanya, radionuklida-radionuklida akan berkemungkinan lebihbesar untuk berkontak dengan mineral-mineraltersebut. Atas pertimbangan keselamatan, untuk menghindari bekeIja langsung dengan aktinida pemancar a, pada tahap awal digunakanunsur model, unsur dengan sifat-sifat yang mirip terhadap aktinida. Dalam hal ini digunakanlantanida, yaitu neodiffiium bertanda 147Nd,untuk mensimulasi aktinida bervalensi 3.
Kemiripan sifat lantanida dengan aktinidatelah banyak dikenal [8]. Studi-studi lain berkaitan dengan program analisis keselamatanini di antaranya ; sorpsi Cs pada sedimen olehLieser et al. [9], sorpsi Eu pada smektit Genismonmorilonit oleh Meyer et al. [10], dll.
Dalam makalah ini disajikan sorpsi neodimium pada kalsit, dengan metode statik:kontak fase padatan secara pengocokan denganlarutan mengandung unsur yang dipelajari. Ku-
Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN
antifikasi sorpsi dilakukan dengan menghitungkoefisien distribusi. Pengukuran-pengukurandimulai dengan kondisi paling "elementer" yaitupenggunaan medium sederhana (air murni)untuk studi kinetika, isoterm dan reversibilitassorpsi. Pengocokan dilakukan pada suhu 50:!::2°C, untuk mensimulasi penyebaran panasyang kemungkinan akan timbul akibat aksipancaran a dalam lingkungan batuan.
Kalsit dipilih sebagai bahan percobaankarena merupakan salah satu mineral dengankelimpahan paling besar, sementara informasiinformasi tentang sorpsi pada mineral ini belumbanyak dikenal [11]. Untuk program analisiskeselamatan yang sama beberapa studi lain dengan kalsit telah dilakukan [11sd.13].
Diharapkan data yang diperoleh dapat disumbangkan untuk pengayaan "bank data"yang setelah dibandingkan dengan hasil-hasilmetode dinamik di laboratorium, studi-studi dilapangan maupun ana lag natural, dapat dipublikasikan dalam model-model migrasi radionuklida. Kemudian model tersebut diharapkanakan merupakan rekomendasi dalam pemilihantapak penyimpanan yang sesuai.
TATAKERJASebelum pengukuran sorpsi dilaksanakan,
kuantitas unsur terserap oleh perala tan yangdigunakan, perlu dilakukan. Studi pendahuluan yang berkaitan telah dilakukan untuk memilih jenis bahan bejana pengocokan yang sesuai[7]. Bejana polietilen tipe HD (high density)memperlihatkan daya sorpsi rendah clandipilihuntuk studi ini.
Penyediaan bahan-bahan.Cara penyediaan fase padatan kalsit mau
pun peru nut radioaktif 147Nd(Tl/2= 11,06 hari)telah disampaikan dalam pustaka terdahulu[7]. Karakteristik terhadap gerusan kalsit berukuran 25-71 f-lm(dan 40-80 f-lm)dilakukandengan pengamatan pada mikroskop optik maupun mikroskop elektronik (SEM); pengukuranluas permukaan spesifik, geometri maupun secara BET; serta analisis pengaktipan netron.
Pelarutan logam neodimium yang telah diiradiasi dilakukan dengan sekecil mungkin volume HN03 pekat. Setelah pengenceran denganaquadest diperoleh larutan sediaan peru nut.Larutan pengemban neodimium dibuat dengancara pelarutan yang sama.
Teknik pengocokan sederhanaPercobaan dilakukan dengan pengontakan
gerusan kalsit dengan neodimium dalam
223
ProceedingsSeminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sains Bandung, 8 - 10 Oktober 1991dan TeknologiMenuju Era Tinggal LandaB PPTN - BATAN
larutan, pada ratio 0,1 g padatan dan 15 mllarutan. Waktu pengocokan dilaksanakan an- a).tara 10 menit sampai beberapa minggu untukstudi kinetika, kemudian variasi konsentrasineodium dilakukan pada 10-7 hingga 10-5 Muntuk untuk studi isoterm dan reversibilitassorpsl.
Setelah pemisahan fase padatan-larutansecara sentrifuga radioaktifitas 147Nddalam larutan diukur dengan bantuan detektor NaI(Tl)atau GeLi pada energi y 91,1 dan 531 KeV.Dengan memperhitungkan waktu paruh danpeluruhannya, radioaktifitas dinyatakan padasutu acuan waktu (to)yang sarna.KoeJisien distribusi
Kuantifikasi sorpsi dilakukan dengan b).pengukuran koefisien distribusi (Kd),ratio konsentrasi neodimium tersorpsi pada kalsit, Cs,dan dalam larutan , Cl,dalam keadaan kesetimbangan :
Kd= CsCl
Dalam hal penggunaan radioaktifitas, yangsebanding dengan kwantitas unsur, koefisiendistribusi diberikan oleh [4]:
v (Ao - A)Kd= m --A--
dimana v dan m masing-masing volume larutan dan berat padatan sedangkan Ao dan Aradioaktifitas fase larutan sebelum dan setelah pengocokan. Koefisien distribusi, kd,seringkali dinyatakan dalam satuan L/kg.Dengan memperhitungkan luas permukaanspesifik padatan, kd dapat dinyatakan dalamsatuan L/m2 .
HASILDAN PEMBAHASAN
Karakterisasi padatanPengamatan gerusan kalsit dengan mikro
skop optik memperlihatkan bentuk kristal yangumumnya berpermukaan datar. Namun dari penyidikan dengan mikroskop elektronik, SEM(Gambar 1), tampak adanya cacat pada permukaan kristal. Hal ini dapat dijelaskan daridata pengukuran luas permukaangeometri 0,03m2/g yang jauh lebih kecil dibandingkan pengukuran secara BET, 0,20 m2/g. Hasil analisisdengan pengaktipan neutron menunjukkankonsentrasi kalsium 42%, yang mendekati perhitungan secara teori. Diperlihatkan pula kandungan unsur-unsur minor, pada orde konsen-
Gambar 1. Mikrografi elektronik kristal kalsit(SEM); ukuran partikel 25/71 Ilm.
trasi antara 0,002-80 ug/g: As,Au, Co,Cs, K, Na,Pt, Rb, Sb, Sc dan Sr.
Kinetika sorpsiPengertian medium sederhana air murni,
dimaksudkan untuk kondisi medium dengansekecil mungkin mengandung bahan yang diperlukan untuk melarutkan neodimium. Larutan dengan 1 ug/L neodimium mengandung 11mmollL ion-ion nitrat.
Percobaan kinetika sorpsi dilakukan untukmemilih waktu pengocokan yang cukup dicapainya kesetimbangan, dengan konsentrasiawal neodimium 40 lleqlL. Pada Gambar 2 disajikan besaran F, ratio koefisien distribusi pada tiap pengukuran dan pada keadaan kesetimbangan, sebagai fungsi waktu pengocokan.Harga Kd naik diikuti suatu dataran mulai 4jam pengocokan. Awal dicapainya dataran inidiambil sebagai waktu pengocokan pada percobaan selanjutnya.
224
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir datum Peneliticm Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Lcmdas
Bundung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Cs = Ca (K . Cl)n
atau dalam bentuk logaritmik:
log Cs = log Ca + n.log K + n. log CI
dimana Ca dan K masing-masing merupakankapasitas dan tetapan kesetimbangan sorpsi.Hasil pengukuran kemiringan diperoleh n =
0,41. Penentuan pada ordinat dan denganmenggunakan harga Ca di atas, diperoleh tetapan kesetimbangan K = 5,1 104 L/eq. Diper-
Gambar 2. Kinetika sorpsi neodinium padakalsit. Variasi koefisien distribusi (F =
KdlKdoo)sebagai fungsi waktu kontak, padakonsentrasi awal neodinium 40 f-leq/L.
Tampak adanya dispersi harga-harga Kdpada awal pengocokan, yang berkurang saatdataran dicapai. Analisis yang dilakukan padafase larutan memperlihatkan adanya pelarutankalsit pada konsentrasi kalsium sekitar 1 10-3eq/L, yang mendekati hasil perhitunganberdasarkan kelarutan kalsit [5]. Kemungkinan, hal tersebut merupakan penyebab terdispersinya harga-harga Kd.
Isoterm sorpsiPercobaan dilakukan dengan waktu
pengocokan 4 jam. Hasil-hasil dirangkum padaGambar 3. Tampak konsentrasi neodimium tersorpsi pada kalsit, Cs, naik secara progresif sebagai fungsi konsentrasi dalam larutan padakesetimbangan, Cl, hingga dicapai suatu batasmaksimum terdefinisi sebagai "dataran", yangdiambil sebag~i kapasitas sorpsi, dan diperolehCa = 38,0 ± 1,1 f-leq/m2.Penyajian dalam bentuk logaritmik, variasi Cs linier terhadap CI,menyatakan isoterm sorpsi mengikuti suatu hukum Freundlich, dengan suatu tetapan n <1.Dapat dijelaskan bahwa afinitas sorpsi neodimium pada kalsit tidak serbasama [4].Secaramatematis aturan Freundlich dapat ditulis sebagai [5,7,14]
2~. ,-- 1- / •~ .) Y
~ I /:
~ 1 ~I- •• /r- /.
0.) :ro I I !
-2 -I 0 1 2 3
--- ••.. Log Cl (c:qIL. 106)
~40 r
-~:
-s.
30 r ~..2-
UI .
't+
II
I iI
I10 L
1r ,r. i
o tI
I
0
204060801001;~0
•...
CI (cql1 . 106)
a).Bentuk linier
....
A
IiI
b).Bentuk logaritmik
Gambar 3. Isoterm sorpsi neodinium pada kalsit. Variasi konsentrasi neodinium tersorpsipada kalsit, Cs = fungsi konsentrasi dalamlarutan pada kesetimbangan, C1.a). Bentuk linierb). Bentuk logaritmik
oleh pula suatu koefisin distribusi yang tinggikd = 11L/m2 untuk konsetrasi neodimium rendah sekitar 1ueq/L. Hal ini menunjukkan afinitas sorpsi yang tinggi.
Dari pengukuran luas permukaan spesifikfase padatan secara BET dapat dihitung "angkapelapisan" oleh spesi tersorpsi: Kapasitas 38f-leq/m2setara dengan 7,6x1018 atom/m2.Dengan pengandaian spesi tersorpsi sebagaikation Nd3+ Gari-jari 0,108 nm [15]), diperoleh"angka pelapisan" sebesar 0,27. Hasil perhitungan, menunjukkan jarak antar kation tersorpsi sebesar 0,4 nm, relatif lebih kecil dibandingkan par meter kristal kalsit 0,626 nm [15].Kemungkinan hal tersebut yang menyebabkanisoterm sorpsi mengikuti suatu aturan Freundlich, dengan afinitas sorpsi serbaneka dan menurun terhadap proses pelapisan. Dapat dinyatakan pula dengan angka pelapisan tersebut,kapasitas sorpsi neodimium pada kalsit cukup
-i
Glcitc 2Sfi: ~Glcitc: 40/80
n ••••
AIII!
225
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdalt Teknologi Menuju Era Tinggal Landns
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Gambar 4. Reversibilitas sorpsi neodimium pada kalsit. Variasi % desorpsi, % R; sebagaifungsi konsentrasi awal neodimium dalamlarutan.
dengan Cs dan Cs' ialah konsentrasi neodimium pada fase padatan pada kesetimbangan,masing-masing untuk proses adsorpsi dan desorpsi.
tinggi. Pengamatan dengan miksroskop elektron pada gerusan kalsit yang telah dikontakkan dengan neodimium memperlihatkan tidakterdeteksinya neodimium, yang diinterpretasikan bahwa proses sorpsi terjadi secara meratapada permukaan kalsit.
Kinetikajangka panjangPada percobaan yang dibahas di atas, ha
nya diperoleh satu data ran sorpsi antara 4 dan24 jam pengocokan. Pengamatan dilanjutkandengan pengocokan lebih lama, untuk melihatbila terdapat kemungkinan adanya evolusijangka panjang. Pada pengocokan selama 30hari dengan konsentrasi awal neodimium140!!egIL, diberikan suatu harga Ca dan Kdyang tinggi (99,0 :t:0,01 ueq/m2 dan 158:t: 3,8L/m2), sementara biasanya harga Kd rendahdengan kenaikan Cs. Kemungkinan, penjenuhan sorpsi pada waktu pengocokan pendekbelum dicapai, dan terdapat suatu kinetikatahap kedua yang lebih lama. Beberapa penjelasan dapat diajukan diantaranya modifikasilambat pada permukaan fase padatan dari suatu fenomena adsorpsi (tahap pertama), ke suatufenomena kopresipitasi atau pembentukan suatu fase baru atau fenomena difusi (tahap kedua).
Untuk sementara tidak ditinjau kemungkinan adanya hipotesa lain.R el'ersibilitas
Dilaksanakan dengan pengocokan aquade5t dengan fase padatan yang telah diperlakukall dengan neodimium. Kuantitas desorpsi dinyntakan dengan proses reversibilitas, %R:
% R = (Cs - Cs') x 100%Cs
:r2.
it i ;.; IJ._.->-l --! '
1:--1 .! t ~ I •
00 10 20
I! I
- -- --j +..-. !•• ' I,
W 50 I)(J ~)
-- _ C" Icql1 . iO ")
Gambar 4 memperlihatkan % R demikianrendah, di bawah 1%sebagai fungsi konsentrasiawal neodimium, tanpa variasi nyata. Faktor inisangat favorabel bagi retensi migrasi radioisotop dalam lingkungan geologi.
PEMBAHASAN UMUM
Untuk menguji kebenaran data yang diperoleh, idealnya harus dibandingkan denganstudi di lapangan. Namun data lapangan tersebut umumnya sangat kompleks. Karena itu biasanya dilakukan pembandingan hasH antarlaboratorium, walaupun masih akan dijumpaikesulitan-kesulitan disebabkan karakteristikdata berbeda-beda, karena kondisi-kondisi percobaan, penggunaan satuan-satuan yang digunakan, dB.
Data sorpsi pada mineral lain : smektit,jenis nontronit, contoh lain mineral ubahan batuan granitik bersifat lempung. Diperlihatkanbahwa pada kondisi-kondisi percobaan yangsarna, sorpsi neodimium juga mengikuti suatuaturan Freundlich, namun dengan mekanismepenukaran ion antara neodimium dalam larutan de'ngan ion-ion exchangeable pada smektit[5]. Diperoleh pula suatu kapasitas sorpsi lebihbesar, Ca = 0,288 eq/kg dan koefisien distribusiuntuk konsentrasi rendah dalam larutan padakesetimbangan, Kd 91 ueq/l = 4,212 104L/kg.
Hasil yang menarik sebagai bahan bandingan : isoterm sorpsi neodimium pada ortoklas dalam medium yang sarna mengikuti suatuaturan Langmuir, afinitas sorpsi serbasama[6,7], dengan model persamaan [4]:
1 CI 1 CI-------+-Kd - Cs - (K . Ca) Ca
Dari kapasitas 1,lx1018atom/m2, diperolehfaktor pelapisan sebesar 0,04jarak antar kationtersorpsi sebesar 1 nm relatif lebih besar terhadap jari-jari ion Nd3+, namun berorde sarnadengan parameter kristal ortokals (a = 0,84; b =1,29; c = 0,71) [15].
Kapasitas sorpsi pada kalsit lebih besardari pada ortoklas, memberikan ide bahwa mineral ubahan memiliki potensi yang lebih tinggiuntuk menahan migrasi radionuklida, dari padamineral asa!. Demikian tepatlah studi denganmineral ubahan ini.
Suatu pengamatan pada permukaan gerusan kalsit dengan Hamburan Balik Rutherford (RBS) oleh Dran dkk. Di CSNSMIN2P3 Orsay- Perancis [16], diperlihatkansuatu kapasitas sorpsi pada orde yang sarna,
226
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
yaitu 1,3x1019 atom/m2. Mengingat hasil penangamatan pada SEM, maka kemungkinanproses sorpei neodimium pada kalsit yang terjadi merupakan suatu fenomena permukaan,adsorpsi.
Dari perhitungan spesiasi [5],berdasarkantetapan-tetapan kesetimbangan reaksi yangmungkin untuk neodimium pada kondisi- kondisi percobaan [17 sid 21], ditunjukkan bahwakompleks NdC03+ dan Nd(C03)2- merupakanspesi-psesi dominan dalam larutan. Jadi kemungkinan neodimium teradsorpsi pada permukaan kalsit sebagai spesi-spesi tersebut.
Untuk dapat diaplikasikan dalam modelmigrasi, data yang diperoleh dengan metode iniperlu dibandingkan dengan hasil metode lain jmetode dinamik di laboratorium, studi-studi dilapangan, maupun analog natural.
KESIMPULAN
Soprei neodimium pada kalsit, memperlihatkan kinetika relatif cepat, serta kapasitassorpsi dan koeflsien distribusi yang tinggi dengan suatu proses "kwasi-irreversibel". Kemungkinan proses yang terjadi merupakanfenomena permukaan dengan spesi teradsorpsiNdC03+ dan Nd(COg)-, pada "site sorpsi" serbaneka.
Adanya kinetika tahap kedua dengan suatu kapasitas dan suatu koeflsien distribusi yang
DAFTAR PUSTAKA
Bandung, 8 -10 Oktober 19mPPTN - BATAN
lebih tinggi, yang memperlihatkan adanya P3ningkatan kuantita unsur teradsorpsi, merupakan faktor favorabel tambahan bagi retensi migrasi radioelemen di geosflr.
Dengan metode pengocokan sederharna,telah diperoleh data baru dan penting tentangsorpsi pada bahan alami, yang dapat disumbangkan untuk pengayaan "bank data" tentangkelakuan radionuklida di geosflr. Selanjutnyasetelah dibandingkan dengan data metode lain:metode dinamik dengan kolomdi laboratorium,studi-studi di lapangan maupun analog natural,hasil ini dapat diaplikasikan dalam model- model migrasi untuk tujuan evaluasi penyimpananlimbah radioaktif.
Kelanjutan studi ini, ialah mempelajari pongaruh komposisi dalam larutan, pengompleksanorganik maupun organik, serta penggunaanair tanah buatan maupun alami. Perlu dilnkukan pula : melanjutkan studi pada kinetikatahap keduaj studi dengan aktinida yang secarariil akan ditemukanj studi dengan mineral- mi·nerallain dan mempelajari pengaruh kompetitlimineral-mineral konstitutif batuan granit.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ditujukan kepada Mr. Jean-Claude Dran,Peneliti Pembina di CSNSM- IN2P3 OrsayPerancis, atas informasi tentang tentang hasilpenelitiannya.
1. N.A Chapman, I.G. McKinley: "The geological disposal of nuclear waste", John Wiley andSons, Inc., New York (1987).
2. NEA: "Geologicaldisposal of radioactive waste", OECD Paris (1984).
3. B.S. Jensen: "Migration phenomena of radio nuclide into the geosphere", Harwood Acad. Pub!..Chur. (1982).
4. I.G. McKinley, J. Hadermann: "Radionuclide Sorption Data Base for Swiss Safety Assese-ment", NAGRA-CEDRA,TR 84-40, Wurenlingen- Switcherland (1985).
5. P. Budiman Satrowardoyo, Disertasi Doktor, Universitas Paris XI (1991).
6. M.O. Mecheri, Disertasi Doktor, University paris VI (1991).
7. M.O. Mecheri, P. Budiman Sastrowardoyo, J.C. Rouchaud, M. Fedoroff, Radiochim. Acta, 50,169 (1990).
8. J. Champion: "Chimis des actinides", in Genie Nucleaire, Mecanique et Chaleur, B-8-II, Technique de l'Ingeniur, Paris (1989),3520.
9. K.H. Lieser, Th. Steinkoffp, Radiochim, Acta, 48. 79 (1989).
10. R.E. Meyer, D.A Palmer, W.D. Arnold, F.I. Case: " Adsorption of Nuclides on Hydroui5Oxides: Sorption Isotherm on Natural Materials", in Geochemical behaviour of disposedradioactive waste (ACSSymp. Series No. 246), Washington DC., 79 (1984).
11. R.N.J. Comans,J.J. Middelburg, Geochim. Acta, 51, 2587 (1987).
12. J.A Davis, C.C. Fuller, AD. Cook, Geochim. Cosmochim. Acta, 51,1447 (1987).
227
Proceedings Seminar Reciktor Nuklir datum Penelitian Sainsclan Teknologi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8- 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
13. J.M. Zachara, J.A. Kittrick, L.S. Dake, J.B. Harsh, Geochim, Cosmochim. Acta, 53, 9 (1989).
14. R. Calas, P. Pascal: "Nouveuau traite de Chimie Mineral", Masion & Cie ed, Paris (1965).
15. J. Kragten : "Atlas of Metal-Ligand Equilibria in Aqueous Solution", Ellis Horwood Ltd.,Chichester (1978).
16. NEA: "Thermodynamical Data Base", OECD Paris.17. R.M. Smith, A.E. Martell: "Critical Stability Constant", In Inorganic complexes, Vol 4,
Plenum Press-New York (1986).
18. V.B. Spivakovskii, L.P. Mosa, Zh. Neorg Khim., 22, 1178 (1977).19. Y. Suzuki, H. Saitoh, Y. Aihara, Y, Tateyama, J. Less-Common Metal, 149, 179 (1989).
DISKUSI
Gunandjar:1. Mohon bisa dijelaskan mengapa kalsit mempunyai kapasitas lebih besar daripada oktoklasdan smektit paling besar (bila ditinjau dari struktur bahan-bahan tsb serta mekanisme penyerapannya?Pratomo:Interpretasi didasarkan hasil yang diperoleh. Mekanisme Freundlich pada kalsit dengan kapasitas sampai 38ueg/L, untuk cara perhitungan yang sarna memberikan hasil jarak antar Nd3+lebih pendek daripada ortoklas (Languir). Jarak tersebut untuk kalsit, 0,4 nm, lebih pendek dariparameter kristal kalsit 0,66 nm (rombohedral) dan untuk ortoklas, 1 nm, berorde sarna denganparameter kristalnya 0,8; 1,28 dan 0,71 nm (monoklin). Walaupun konstanta kesetimbangan K,lebih kecil untuk kalsit, harga Kd pada konsentrasi rendah jauh lebih besar, mengandung artiafinitas sampai yang lebih besar untuk kalsit. Karenanya kapasitas sampai pada kalsit lebihbesar. Adanya penjelasan lain: menurut struktur permukaanjari padat, belum ditinjau. Namunha.l tersebut merupakan ide baru bagi kami untuk dilakukan pada studi berikutnya terutamauntuk studi fundamental.
H..I.Komala:Dnlam judul makalah yang menjadi obyek penelitian adalah kalsit, namun pada kesimpulandi:3ebutkan pula mineral-mineral lain. Mengapa langsung diekspos 'kalsit'padahal kelihatannyamasih ada keraguan dalam penelitiannya.Pratomo:Studi interaksi radioelemen dengan bahan-bahan alam (batuan atau mineral-mineral), yangsalah satunya disajikan dalam makalah ini, belum selesai. Untuk maksud pengayaan "bankdata", perlu dilakukan studi dengan sebanyak mungkin mineral-mineral lain. Dalam hal ini tidakdimaksudkan mencari kapasitas terbaik. Perbandingan hasil-hasil studi antara mineral-mineralindividu sangat penting sebagai introduksi untuk studi-studi dengan campuran-campuran minE:raljbatuan (dalam hal mempelajari kompetisi antara mineral-mineral individu yang ditinjau).
228
top related