universitas indonesia analisis manfaat ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/20330030-ta-dzulfikar...pt...
Post on 30-Nov-2020
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS MANFAAT INVESTASI SAP DENGAN MENGGUNAKAN RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE DAN SYSTEM DYNAMICS (STUDI KASUS: PT.
PINDAD (PERSERO))
KARYA AKHIR
DZULFIKAR MAULANA 1106041911
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA JANUARI 2013
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
UNIVERSITAS INDONESIA
ANALISIS MANFAAT INVESTASI SAP DENGAN MENGGUNAKAN RANTI’S GENERIC IS/IT BUSINESS VALUE DAN SYSTEM DYNAMICS (STUDI KASUS: PT.
PINDAD (PERSERO))
KARYA AKHIR Ditujukan sebagai salah satu syarat Untuk Memperoleh
Gelar Magister Teknologi Informasi
DZULFIKAR MAULANA 1106041911
FAKULTAS ILMU KOMPUTER PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INFORMASI
JAKARTA JANUARI 2013
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
iv
KATA PENGANTAR
Segala puja dan uji syukur kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan
karunia-Nyalah penulis berhasil menyelesaikan Karya Akhir yang berjudul
Analisis Manfaat Investasi SAP Dengan Menggunakan Ranti’s Generic IS/IT
Business Value Dan System Dynamics (Studi Kasus: PT. Pindad (Persero)) tepat
pada waktu yang direncanakan. Tugas Akhir ini berisikan tentang analisis manfaat
investasi SAP yang diidentifikasi menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT
Business Value dan System Dynamics.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Akhir ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Akhir ini.
Selanjutnya penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Benny Ranti M.Sc., yang telah mengarahkan dan membimbing penulis
dengan penuh kesabaran selama mengerjakan karya akhir ini.
2. Riri Satria S.Kom., M.M.dan Muhammad Rifki Shihab B.B.A., M.Sc., selaku
dewan penguji.
3. Dr. Achmad Nizar Hidayanto S.Kom, M.Kom., selaku dosen dan Ketua
Program Studi Magister Teknologi Informasi.
4. Rekan – rekan di PT. Pindad (Persero) yang telah membantu di tempat studi
kasus karya akhir ini.
5. Ayahanda Ir. H. Firmantoko M.M., Ibunda Dra. Hj. Indira Olii M.M., Adik-
adik Ariyani Raidah S.T, Rayhan Hadaya dan Rafida Hanan dan Pacar saya
Sofie Arifa Berkatie yang telah mendukung penulis diberbagai aspek agar
hasil penulisan karya akhir ini baik dan berguna.
6. Teman-teman MTI UI, angkatan 2011SB, yang telah memberikan dukungan
dalam penyelesaian Karya Akhir ini.
Akhir kata semoga Karya Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga untuk
pengembangan ilmu pengetahuan.
Jakarta, Januari 2013
Penulis
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
vi Univeritas Indonesia
ABSTRAK
Nama : Dzulfikar Maulana Program Studi : Magister Teknologi Informasi Judul : Analisis Manfaat Investasi SAP Dengan Menggunakan
Ranti’s Generic IS/IT Business Value Dan System Dynamics ( Studi Kasus: PT. Pindad (Persero))
Keberadaan Sistem Informasi dan Teknologi informasi (SI/TI) telah menjadi kebutuhan utama dalam aktivitas operasional perusahaan. Pemilihan SI/TI yang tepat berdampak pada peningkatan kinerja perusahaan dan efisiensi biaya operasional. Oleh sebab itu, perusahaan harus mampu mendefinisikan kebutuhan SI/TI disetiap investasi SI/TI yang dibelanjakan, termasuk didalamnya implementasi SAP yang diterapkan pada PT. Pindad (Persero).
Tujuan utama dari implementasi SAP pada PT. Pindad (Persero) adalah pembenahan end to end supply chain management supaya meningkatkan proses bisnis yang dijalankan di lingkungan bisnis PT. Pindad (Persero) terintegrasi. Implementasi SAP membutuhkan investasi yang besar yang memaksa perusahaan termasuk PT. Pindad (Persero) untuk mengukur nilai bisnis dari investasi.
Tabel manfaat bisnis generik SI/TI yang dikembangkan oleh Benny Ranti digunakan untuk mengidentifikasi manfaat atau nilai investasi SAP sedangkan System Dynamic digunakan untuk membangun model hubungan sebab akibat antar manfaat yang terpilih yang bertujuan untuk menentukan kelompok manfaat investasi yang digunakan untuk memudahkan dalam proses kuantifikasi.
Hasil penelitian ini adalah teridentifikasi 8 kategori manfaat dengan 18 sub kategori yang memiliki manfaat yang relevan dan berpengaruh signifikan bagi PT. Pindad (Persero). Total penghitungan nilai manfaat sebesar Rp. 136.014.600.713 yang diperoleh dari proses kuantifikasi semua manfaat investasi SAP yang teridentifikasi.
Kata Kunci: Manfaat Bisnis TI, Investasi TI, Sistem Informasi & Teknologi Informasi (SI/TI), SAP, Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics.
xii + 154 halaman, 32 gambar, 23 tabel
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
vii Univeritas Indonesia
ABSTRACT
Name : Dzulfikar Maulana Program Study : Master of Information Technology Title : Analysis of SAP Investment Value Using Ranti’s
Generic IS/IT Business Value and System Dynamics ( Case Study: PT. Pindad (Persero))
Information System and Information Technology (IS/IT) is being the prime necessity in company operational activity. Choosing the right IS/IT has an impact for increasing company performance and cost efficiency. Because of that, the company has to define the IS/IT needs in every IS/IT investment, including implementation of SAP in PT. Pindad (Persero).
The main purpose of SAP implementation in PT. Pindad (Persero) is to improve end to end supply chain management for increasing business process integration within PT. Pindad (Persero) business environment. Implementing SAP needs a huge investment which forces companies including PT. Pindad (Persero) to measure the returned business values of the investment.
The Generic IS/IT Business Value Table developed by Benny Ranti is used to identify the SAP benefit or value, whereas System Dynamics is used to build causal relationship model of all selected values. The purpose of System Dynamics modeling is to determine the group of values to ease the quantifying process.
The research result is the identification of 8 values categories with 18 subcategories that have relevant and significant values of SAP implementation for PT Pindad (Persero). The total amount of value is Rp. 136.014.600.713 obtained from the process of quantifying all the identified SAP investment values.
Keywords: IT Business Value, IT Investment, Information System & Information Technology (IS/IT), SAP, Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics.
xii + 154 pages, 32 figures, 23 tables
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
viii Univeritas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ---------------------------------------------------------------------- i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ------------------------------------ ii HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------------- iii KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS --------------------- v ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------------- vi ABSTRACT ------------------------------------------------------------------------------ vii DAFTAR ISI ---------------------------------------------------------------------------- viii DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------- xi DAFTAR TABEL ----------------------------------------------------------------------- xii BAB 1 PENDAHULUAN ---------------------------------------------------------------- 1 1.1. Latar Belakang Penelitian ---------------------------------------------------------- 1 1.2. Perumusan Masalah ----------------------------------------------------------------- 4 1.3. Kajian Penelitian Sebelumnya ----------------------------------------------------- 5 1.4. Kontribusi Penelitian ---------------------------------------------------------------- 6 1.5. Tujuan Penelitian -------------------------------------------------------------------- 8 1.6. Manfaat Penelitian ------------------------------------------------------------------- 9 1.7. Ruang Lingkup Penelitian ---------------------------------------------------------- 9 1.8. Metode Penelitian ----------------------------------------------------------------- 10 1.9. Sistematika Penulisan ------------------------------------------------------------- 10 BAB 2 LANDASAN TEORI ---------------------------------------------------------- 12 2.1. Tata Kelola TI -------------------------------------------------------------------- 12 2.2. Enterprise Resource Planning -------------------------------------------------- 14 2.2.1. Manfaat Enterprise Resource Planning --------------------------------------- 15 2.3. SAP -------------------------------------------------------------------------------- 16 2.4. Ranti’s Generic IS/IT Business Value ---------------------------------------- 17 2.5. Metrik TI -------------------------------------------------------------------------- 21 2.6. System Dynamics ---------------------------------------------------------------- 22 2.6.1. Causal Loop Diagram ----------------------------------------------------------- 24 2.6.2. Stock and Flow Diagram -------------------------------------------------------- 25 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN -------------------------------------------- 28 3.1. Penelitian Kualitatif ------------------------------------------------------------- 28 3.2. Kerangka Pikir Penelitian ------------------------------------------------------- 29 3.3. Desain Penelitian----------------------------------------------------------------- 31 3.4. Tahapan Penelitian --------------------------------------------------------------- 32 3.5. Profil PT. Pindad Persero ------------------------------------------------------- 37 3.5.1. Riwayat Singkat ------------------------------------------------------------------ 37 3.5.2. Tujuan --------------------------------------------------------------------------- 37 3.5.3. Sasaran Perusahaan -------------------------------------------------------------- 37 3.5.4. Prinsip Dasar Perusahaan ------------------------------------------------------- 38 3.5.5. Visi dan Misi --------------------------------------------------------------------- 38
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
ix Univeritas Indonesia
3.6. Rencana Strategis ---------------------------------------------------------------- 38 3.7. Struktur Organisasi Perusahaan ------------------------------------------------ 39 3.7.1. Proses Bisnis Perusahaan ------------------------------------------------------- 39 3.8. Departemen Organisasi Dan Sistem ------------------------------------------- 43 3.8.1. Pendahuluan ---------------------------------------------------------------------- 43 3.8.2. Struktur Organisasi ORSIS ----------------------------------------------------- 43 3.9. Modul-Modul SAP PT. Pindad (Persero) ------------------------------------ 44 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ----------------------------------------------- 46 4.1. Analisa Studi Kasus ------------------------------------------------------------- 46 4.1.1. Proses Bisnis Divisi Senjata ---------------------------------------------------- 47 4.1.2. Implementasi SAP Pada Divisi Senjata --------------------------------------- 48 4.1.3. Modul-modul SAP Divisi Senjata --------------------------------------------- 49 4.1.4. Dampak Perubahan Proses Bisnis Pada Implementasi SAP --------------- 49 4.2. Identifikasi Manfaat Investasi SAP -------------------------------------------- 51 4.3. Pemodelan Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat Investasi SAP ------ 64 4.3.1. Tahapan Pemodelan ------------------------------------------------------------- 64 4.3.2. Causal Loop Diagram Manfaat Investasi SAP ------------------------------- 66 4.3.3. Stock and Flow Diagram Manfaat Investasi SAP --------------------------- 67 4.4. Pengelompokan Manfaat Investasi SAP ------------------------------------- 69 4.5. Kuantifikasi Manfaat Investasi SAP ------------------------------------------ 70 4.5.1. Meningkatnya Pendapatan Karena Pengurangan Biaya Operasional ----- 72 4.5.1.1. Mengurangi Biaya Cetak Dokumen dan ATK (RCO-10) ---------------- 72 4.5.2. Meningkatnya Pendapatan Karena Kecepatan Dalam Proses Pembuatan
Laporan ---------------------------------------------------------------------------- 76 4.5.2.1. Mempercepat Proses Pembuatan Laporan (APR-03) ---------------------- 76 4.5.2.2. Meningkatan Pendapatan Karena Meningkatkan Kualitas Laporan (IRE-
02) -------------------------------------------------------------------------------- 77 4.5.3. Meningkatnya Pendapatan Karena Keakuratan Data ----------------------- 78 4.5.3.1. Meningkatkan Produktivitas Karena Kemudahan Analisis (IPR-03) --- 78 4.5.3.2. Mengurangi Resiko dari Kesalahan Pengelolaan Aset (RRI-12) -------- 78 4.5.3.3. Meningkatkan Keakuratan Analisis (IAC-02) ------------------------------ 79 4.5.3.4. Meningkatkan Keakuratan Data (IAC-03) ---------------------------------- 79 4.5.3.5. Meningkatkan Keakuratan Perencanaan (IAC-04) ------------------------ 80 4.5.3.8. Meningkatkan Layanan Internal Dari Layanan Bersama (IIS-01) ------- 80 4.5.4. Meningkatnya Pendapatan Karena Kecepatan Proses Persiapan Data ---- 80 4.5.4.1. Mempercepat Proses Persiapan Data (APR-04)---------------------------- 80 4.5.4.2. Mempercepat Proses Transaksi (APR-07) ---------------------------------- 81 4.5.4.3. Mengurangi Resiko Kesalahan Hitung (RRI-01) -------------------------- 82 4.5.4.4. Mengurangi Resiko Kesalahan Pembayaran (RRI-11) -------------------- 82 4.5.5. Meningkatnya Pendapatan Karena Meningkatkan Kepercayaan Dan
Kepuasan Pelanggan ------------------------------------------------------------- 84 4.5.5.1. Meningkatkan Produktivitas Karena Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
(IPR-04) ------------------------------------------------------------------------- 84 4.5.5.2. Meningkatkan Pendapatan Yang Disebabkan Oleh Meningkatkan
Kepercayaan Pelanggan (IRE-03) ------------------------------------------- 85 4.5.5.3. Meningkatkan Keakuratan Tagihan (IAC-01) ------------------------------ 85
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
x Univeritas Indonesia
4.5.5.4. Meningkatkan Kualitas Dari Hasil Kerja (IQU-02) ----------------------- 86 4.5.5.5. Meningkatkan Kualitas Dari Layanan (IQU-03) --------------------------- 86 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ----------------------------------------------- 87 5.1. Kesimpulan ----------------------------------------------------------------------- 87 5.2. Saran ------------------------------------------------------------------------------- 88
DAFTAR PUSTAKA ------------------------------------------------------------------- 90
LAMPIRAN A --------------------------------------------------------------------------- 93
LAMPIRAN B --------------------------------------------------------------------------- 96
LAMPIRAN C --------------------------------------------------------------------------- 97
LAMPIRAN D -------------------------------------------------------------------------- 102
LAMPIRAN E -------------------------------------------------------------------------- 105
LAMPIRAN F -------------------------------------------------------------------------- 108
LAMPIRAN G -------------------------------------------------------------------------- 110
LAMPIRAN H -------------------------------------------------------------------------- 115
LAMPIRAN I --------------------------------------------------------------------------- 117
LAMPIRAN J --------------------------------------------------------------------------- 119
LAMPIRAN K -------------------------------------------------------------------------- 122
LAMPIRAN L -------------------------------------------------------------------------- 130
LAMPIRAN M ------------------------------------------------------------------------- 131
LAMPIRAN N -------------------------------------------------------------------------- 145
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
xi Univeritas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. ITGI IT Governance Focus Area (ITGI, 2007) ................................ 13 Gambar 2.2. Contoh Sederhana Causal Loop Diagram (Sofyan, 2012) ............... 25 Gambar 2.3. Contoh Penandaan Causal Loop Diagram (Sofyan, 2012) .............. 25 Gambar 2.4. Simbol Level (Ir Abdul Wahid, 2002) ............................................. 26 Gambar 2.5. Simbol Flow (Ir Abdul Wahid, 2002) .............................................. 26 Gambar 2.6. Simbol Auxilary (Ir Abdul Wahid, 2002) ........................................ 26 Gambar 2.7. Simbol Constant (Ir Abdul Wahid, 2002) ........................................ 27 Gambar 2.8. Contoh Stock And Flow Diagram (Sofyan, 2012) ........................... 27 Gambar 3.1. Kerangka Pikir Penelitian ................................................................ 30 Gambar 3.2. Desain Penelitian .............................................................................. 31 Gambar 3.3. Tahapan Penelitian ........................................................................... 33 Gambar 3.4. Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero) (Pindad, 2009) ............... 40 Gambar 3.5. Proses Bisnis PT. Pindad (Persero) (Pindad, 2010) ......................... 41 Gambar 3.6. Gambar Struktur Organisasi ORSIS (Pindad, 2011) ........................ 45 Gambar 4.1. Proses Bisnis Divisi Senjata (Pindad, 2010) .................................... 50 Gambar 4.2. Tahapan Pemodelan System Dynamics PadaStudi Kasus ................ 64 Gambar 4.3. Proses Identifikasi Masalah Studi Kasus ......................................... 65 Gambar 4.4. Proses Analisa Keterkaitan............................................................... 68 Gambar 4.5. Causal Loop Diagram Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat
Investasi SAP Divisi Senjata ........................................................... 74 Gambar 4.6. Stock and Flow Diagram Manfaat Investasi SAP Divisi Senjata .... 75 Gambar B.1. Diagram Tulang Ikan ....................................................................... 96 Gambar N.1. Proses Pelaporan Ke Keuangan Pusat Sebelum Implementasi SAP
..................................................................................................... 145 Gambar N.2. Proses Pelaporan Ke Keuangan Pusat Setelah Implementasi SAP
..................................................................................................... 145 Gambar N.3. Proses Perhitungan Inventori Fisik (MM-IM) (International, 2012)
....................................................................................................... 146 Gambar N.4. Proses Produksi Senjata (SD-SLS) (International, 2012) ............. 147 Gambar N.5. Proses Closing Order Processing (CO-CL) (International, 2012) . 148 Gambar N.6. Proses Pengelolaan Data Master Aset (FI-MD) (International, 2012)
....................................................................................................... 149 Gambar N.7. Proses Perencanaan Jangka Panjang Produksi (PP-PL)
(International, 2012) .................................................................... 150 Gambar N.8. Proses Perencanaan Kebutuhan Material (PP-PL) (International,
2012) ............................................................................................ 151 Gambar N.9. Proses Penagihan Ke Customer (FI-AR) (International, 2012) .... 152 Gambar N.10. Proses Pembayaran Customer (FI-AR) (International, 2012) ..... 153 Gambar N.11. Proses Pembayaran Ke Pemasok (FI-AR) (International, 2012) 154
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
xii Univeritas Indonesia
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1: Perbandingan Penelitian dengan Penelitian Sebelumnya ...................... 8 Tabel 2.1: Key IT Governance Decisions (Weill & Ross, 2004).......................... 13 Tabel 2.2: Ranti’s Generic IS/IT Business Value (Ranti, 2008) ........................... 19 Tabel 2.3: Metrik TI (Chidambaram, 2005).......................................................... 22 Tabel 4.1: Hasil Identifikasi Manfaat Investasi SAP ............................................ 51 Tabel 4.2: Manfaat Investasi SAP Relevan Dan Signifikan ................................. 63 Tabel 4.3: Kelompok Manfaat Investasi SAP ....................................................... 69 Tabel 4.4: Tabel Asumsi Perhitungan Kuantifikasi .............................................. 70 Tabel 4.5: Metrik dan Rumus RCO-10 ................................................................. 73 Tabel 4.6: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat RCO-10......................................... 76 Tabel 4.7: Metrik dan Rumus APR-03 ................................................................. 77 Tabel 4.8: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat APR-03 ......................................... 77 Tabel 4.9: Metrik dan Rumus RRI-12 .................................................................. 79 Tabel 4.10: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat RRI-12 ........................................ 79 Tabel 4.11: Metrik dan Rumus APR-07 ............................................................... 81 Tabel 4.12: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat APR-07 ....................................... 82 Tabel 4.13: Metrik dan Rumus RRI-11 ................................................................ 83 Tabel 4.14: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat RRI-11 ........................................ 83 Tabel 4.15: Metrik dan Rumus IPR-04 ................................................................. 84 Tabel 4.16: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat IPR-04......................................... 85 Tabel J.1: Hasil Presentase Kuesioner Manfaat Investasi Yang Relevan ........... 119 Tabel K.1: Dampak Implementasi SAP (Pindad, 2011) ..................................... 122 Tabel M.1: Aplikasi Pada Divisi Senjata Sebelum Implementasi SAP (Pindad,
2011) ................................................................................................ 131
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, kajian penelitian
sebelumnya, kontribusi penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
1.1. Latar Belakang Penelitian
Berkembangnya sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam waktu
yang cepat membuat perusahaan untuk saling berkompetisi menggunakan SI/TI,
bahkan SI/TI sudah menjadi inti dari perusahaan tersebut dalam menjalankan
bisnisnya (IT Enabler). Tujuan SI/TI diciptakan adalah untuk mempermudah
mengakses informasi dengan baik, cepat dan mudah dan dengan memanfaatkan
SI/TI diharapkan dapat membantu dalam pekerjaan, pemrosesan dan pengolahan
data-data penting serta pelayanan supaya perusahaan menjadi maju.
SI/TI pada masa kini bukan hanya menjadi pendukung sistem informasi
manajemen (SIM), melainkan telah menjadi sesuatu sistem yang strategis untuk
kemajuan suatu perusahaan dan memberikan daya saing yang tinggi.
Perkembangan teknologi informasi (TI) yang semakin cepat akan sangat
mempengaruhi kegiatan bisnis suatu perusahaan dalam memberikan produk dan
layanannya untuk tetap berinovasi dalam meningkatkan nilai tambah.
Peran strategis yang dimiliki SI/TI yaitu mendukung proses bisnis yang dijalankan
oleh suatu perusahaan. Hal tersebut terlihat pada keselarasan antara strategi bisnis
perusahaan dengan strategi SI/TI perusahaan melalui berbagai manfaat bisnis
SI/TI pada perusahaan. Salah satu tantangan dari penyelarasan strategi bisnis
perusahaan dengan strategi SI/TI perusahaan adalah bagaimana cara suatu
perusahaan dapat menerjemahkan manfaat bisnis dari investasi SI/TI, supaya
investasi yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja bisnis, meningkatkan
produktivitas, efisiensi, peningkatan pangsa pasar, mendorong terciptanya inovasi,
layanan dan produk baru bagi pelanggan, serta kemampuan perusahaan untuk
menyatukan proses bisnis dalam perusahaan (Bergeron, Raymond, Rivard, 2004).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
2
Universitas Indonesia
Untuk memastikan bahwa investasi SI/TI menghasilkan manfaat bisnis seperti
diharapkan, maka perusahaan sebaiknya memberikan perhatian isu kepada tata
kelola TI, karena investasi TI merupakan salah satu pilar dari tata kelola TI
(Grembergen, Haes, & Brempt, 2009). Oleh karena itu pertanyaan penting yang
harus dijawab untuk memastikan manfaat dari investasi SI/TI yaitu (a). Apakah
kita melakukan hal yang benar?; (b). Apakah kita melakukannya dengan cara
yang benar?; (c). Apakah kita melakukannya dengan baik?; (d). Apakah kita
mendapatkan keuntungan? (Weill & Ross, 2004).
Salah satu cara dalam pengelolaan investasi SI/TI adalah mengidentifikasi
manfaat dari investasi SI/TI dan mengkuantifikasi manfaat tersebut pada suatu
perusahaan yang menggambarkan kinerja aktual investasi SI/TI saat ini sebagai
dasar pengambilan kebijakan pengelolaan investasi SI/TI saat ini maupun yang
akan datang. Gambaran kinerja investsi SI/TI perlu diketahui sehingga upaya
perbaikan terhadap pengelolaan investasi SI/TI dapat berjalan dengan baik.
Salah satu alat bantu yang dapat mengidentifikasi manfaat bisnis SI/TI adalah
Ranti’s Generic IS/IT Business Value (Ranti, 2008). Setelah manfaat
teridentifikasi, maka dimodelkan kedalam system dynamics dalam bentuk causal
loop diagram dan stock and flow diagram. Alasan pemodelan ini adalah 73 sub
kategori pada tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value dapat saling
berhubungan satu sama lain dan jika sudah diketahui pemodelan manfaatnya,
maka akan dihitung total nilai manfaat untuk perusahaan (kuantifikasi).
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah konsep pengelolaan
sumber daya yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga
operasional di sebuah perusahaan (Dewanto & Falahah, 2007). ERP merupakan
salah satu paket sistem informasi (SI) yang dapat membantu suatu perusahaan
dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, khususnya untuk perusahaan
dibidang manufaktur dan System, Application and Product (SAP) merupakan
salah satu ERP yang terbaik dan umum dipakai untuk perusahaan manufaktur. PT.
Pindad (Persero) adalah perusahaan industri dan manufaktur dibawah BUMN
yang bergerak dalam pembuatan produk militer dan produk komersial
di Indonesia yang memperkerjakan sekitar 3000 karyawan sejak tahun 1983.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
3
Universitas Indonesia
Sejak tahun 1985, PT. Pindad (Persero) mempunyai departemen organisasi dan
sistem yang bertugas untuk mengelola SI/TI perusahaan. Kemudian pada Juni
2012, PT. Pindad (Persero) mengimplementasikan SAP, sebagai manajemen
sumber daya perusahaan dengan tujuan untuk mengarahkan perusahaan menuju IT
Enabler.
Salah satu latar belakang bahwa PT. Pindad (Persero) investasi SAP adalah karena
terdapat masalah-masalah yang berasal dari tingkat staf dari beberapa departemen
dan hasil audit atas kepatuhan terhadap pengendalian internal yang dilakukan oleh
auditor internal PT. Pindad (Persero) pada tahun 2008. Beberapa temuan hasil
audit adalah sebagai berikut (Pindad, 2011):
1. Kecepatan pemrosesan data sangat rendah.
2. Data tidak terintegrasi dan sangat sulit diintegrasikan sebagai akibat tidak
adanya format pelaporan yang baku.
3. Perbedaan persepsi atas suatu transaksi dari masing-masing bagian sebagai
akibat tidak adanya penyeragaman dan kodefikasi transaksi (transaction code).
4. Produktivitas dan efisiensi sangat rendah, ditandai dengan tidak adanya
komunikasi intensif antar bagian. Hal ini menyebabkan sistem berjalan sendiri-
sendiri dan tidak terkoordinir dengan baik. Sebagai contoh yaitu bagian
produksi melakukan proses produksi tidak didasarkan pada kebutuhan atau
pesanan dari bagian pengadaan. Kejadian ini akan mengakibatkan terjadinya
penumpukan persediaan dan tidak terkendalinya proses produksi.
5. Sistem yang ada belum diterapkan secara optimal akibat dikalahkan oleh tata
laku tak tertulis pada perusahaan yang lebih mengedepankan aspek kebijakan
khusus. Inti dari temuan tersebut adalah Data yang dimiliki PT. Pindad
(Persero) tidak dapat dipercaya dan tidak layak untuk dipublikasikan.
Dalam rangka menjawab permasalahan di atas, maka manajemen memutuskan
untuk segera dibentuk tim yang dengan cepat dapat merekomendasikan langkah
strategis dan memberikan alternatif upaya perbaikan. Untuk menjawab hal itu,
maka manajemen menganggap sangat mendesak bagi PT. Pindad (Persero) untuk
segera memiliki suatu sistem baku yang terintegrasi, dapat dimonitor harian,
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
4
Universitas Indonesia
selalu up to date, dan memiliki tingkat akurasi dan validitas data yang tinggi agar
data yang dihasilkan dapat dipercaya (Pindad, 2011).
Dari latar belakang penelitian ini mendorong penulis untuk melakukan penelitian
mengenai analisis manfaat investasi SAP pada PT. Pindad (Persero).
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan wawancara penulis dengan narasumber yang mengelola SI/TI
perusahaan (Lampiran A-3, A-4, A-5, A-6). Sejak Januari 2012, PT. Pindad
(Persero) sudah mulai melaksanakan proyek implementasi SAP dan pada akhir
tahun 2013, proyek implementasi selesai dan semua divisi di PT. Pindad (Persero)
sudah saling terhubung dengan SAP. Sejak juni 2012, divisi senjata dan direktorat
administrasi dan keuangan pada PT. Pindad (Persero) sudah
mengimplementasikan SAP, sedangkan untuk divisi lain masih dalam tahap
perancangan. Artinya, PT. Pindad (Persero) sudah menginvestasikan uangnya
untuk SI/TI, khususnya SAP, tetapi belum mengetahui manfaat dari investasi serta
nilai manfaatnya (Lampiran A-7). Sebaiknya, investasi SAP yang dilakukan PT.
Pindad (Persero) bertujuan untuk mendukung perbaikan proses bisnis secara
internal dan sebagai strategi efisiensi perusahaan dan bukan sebaliknya menjadi
pusat biaya sehingga investasi tidak efisien dalam pengelolaannya.
Setelah mengetahui manfaat investasi SAP, penulis ingin mengetahui hubungan
sebab akibat antar manfaat investasi menggunakan system dynamics (Lampiran B-
1). Jadi hasilnya akan terlihat, manfaat investasi SAP, pemodelan hubungan sebab
akibat antar manfaat investasi SAP, dan nilai manfaat investasi SAP. Pertanyaaan
penelitian yang menjadi latar penulis untuk melakukan penelitian ini adalah
(Lampiran B-1, B-2):
1. “Berapa banyak manfaat investasi SAP yang memberikan hasil yang
signifikan pada PT. Pindad (Persero)”?
2. “Bagaimana model hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP
pada PT. Pindad (Persero)?”.
3. “Berapa total nilai manfaat investasi SAP pada PT. Pindad (Persero)?”.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
5
Universitas Indonesia
1.3. Kajian Penelitian Sebelumnya
Penulis melihat bahwa ada penelitian-penelitian sebelumnya yang serupa. Untuk
itu penulis melakukan tinjauan pustaka dari penelitian-penelitian sebelumnya
sebagai berikut:
1. Analisis Nilai Ekonomis Manfaat Bisnis SI/TI Guna Meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah Studi Kasus: Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sulawesi Utara (Karouw, 2009) oleh Stanley David Sualang Karouw. Pada
penelitian ini, Karouw melakukan kajian dan identifikasi manfaat bisnis pada
implementasi SI/TI di lingkungan pemerintah. Karouw menggunakan Ranti’s
Generic IS/IT Business Value untuk identifikasi manfaat dan Ranti’s IT
Valuation Matrix Ver 1.0 untuk mengkuantifikasi manfaat bisnis generik
sebagai dasar penyusunan rencana strategis SI/TI pada pemerintah daerah
Sulawesi Utara.
2. Kajian Manfaat Bisnis TI Implementasi Enterprise Resource Planning
Pada Industri Minyak dan Gas: Studi Kasus PT. Chevron Pacific
Indonesia (Arifin, 2010) oleh Satria Perdana Arifin. Pada penelitian ini,
Arifin membuat kerangka acuan mengenai pengukuran manfaat Bisnis TI
ERP. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan manfaat bisnis TI serta
kuantifikasi hasil dari manfaat yang dapat dijadikan bahan evaluasi serta
membantu meningkatkan optimalisasi aset perusahaan. Dalam melakukan
identifikasi manfaat, arifin menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business
Value. Kerangka acuan yang dihasilkan digunakan sebagai bahan
pertimbangan oleh perusahaan pada industri minyak dan gas dalam
pengambilan keputusan untuk melakukan investasi ERP.
3. Kondisi Aktual Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Surat Dalam
Pemodelan Sistem Dinamik di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur
(Fatrianto, 2011) oleh Dwi Fatrianto. Pada penelitian ini Fatrianto
menggunakan system dynamics dan COBIT. System dynamics digunakan
untuk memodelkan kondisi aktual pada penerapan Sistem Informasi
Pengelolaan Surat pada Perum Perhutani Unit II Jawa Timur. Tahapan-
tahapan pemodelan yaitu observasi, wawancara, pengumpulan dokumen,
membuat causal loop diagram, stock and flow diagram dan pembuatan model
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
6
Universitas Indonesia
simulasi berikut pengujian terhadap model tersebut. Model aktual yang sudah
diuji digunakan sebagai dasar penentuan skenario perbaikan Sistem Informasi
Pengelolaan Surat demi meningkatkan efektivitasnya.
4. Analisis Implementasi SAP R/3 pada Perusahaan Penyedia Jasa &
Produk Teknologi Informasi dengan Menggunakan Ranti’s Generic IS/IT
Business Value dan Economic Value Added: Studi Kasus PT. XYZ
(Pakpahan, 2012) oleh Rahmatina Pakpahan. Penelitian ini mengkaji manfaat
bisnis TI menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan menentukan
nilai kelayakan investasi menggunakan Economic Value Added. Hasil
akhirnya adalah sebagai bahan masukan untuk perusahaan sebagai evaluasi
menuju penyempurnaan proses bisnis pada divisi atau departemen yang
terkait dengan implementasi SAP R/3.
1.4. Kontribusi Penelitian
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang penulis lakukan. Berikut adalah persamaan penelitian penulis
dengan penelitian sebelumnya:
1. Penelitian ini menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value untuk
mengetahui manfaat investasi seperti yang digunakan oleh Stanley David
Sualang Karouw (Karouw, 2009), Satria Perdana Arifin (Arifin, 2010) dan
Rahmatina Pakpahan (Pakpahan, 2011).
2. Investasi yang ingin diidentifikasi manfaatnya adalah ERP. Identifikasi
manfaat investasi ERP dilakukan oleh Satria Perdana Arifin (Arifin, 2010) dan
Rahmatina Pakpahan (Pakpahan, 2011).
3. Penelitian menggunakan system dynamics untuk pemodelan hubungan sebab
akibat digunakan oleh Dwi Fatrianto (Fatrianto, 2011).
Berikut adalah perbedaan penelitian penulis dengan penelitian sebelumnya,
sehingga menjadi kontribusi penulis dalam penelitian ini, yaitu:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat investasi SAP,
membuat model hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP dari hasil
manfaat yang teridentifikasi serta mengkuantifikasi manfaat yang telah
teridentifikasi berdasarkan pemodelan system dynamics. Pada penelitian
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
7
Universitas Indonesia
sebelumnya, penelitian yang dilakukan Stanley David Sualang Karouw
(Karouw, 2009) adalah mengidentifikasi manfaat bisnis dari implementasi
SI/TI dan mengkuantifikasikannya dengan tujuan untuk meningkatkan
pendapatan daerah pada Pemda Sulawesi Utara. Penelitian yang dilakukan
Satria Perdana Arifin (Arifin,2010) adalah mengidentifikasi manfaat bisnis
proyek ERP dan mengkuantifikasinya, dan hasil akhirnya adalah kerangka
acuan. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Fatrianto (Fatrianto, 2011)
bertujuan untuk mendapatkan model aktual dari efektivitas penggunaan Sistem
Informasi Pengelolaan Surat. Penelitian yang dilakukan Rahmatina Pakpahan
(Pakpahan, 2011) bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat bisnis dari
investasi SAP R/3 dan mengkuantifikasinya serta mengetahui nilai kelayakan
investasi.
2. Sektor industri yang diteliti adalah manufaktur, yaitu senjata. Sektor industri
pada penelitian Satria Perdana Arifin (Arifin, 2010) adalah minyak dan gas.
Sektor industri pada penelitian Stanley David Sualang Karouw (Karouw, 2009)
dan Rahmatina Pakpahan (Pakpahan, 2011) adalah pelayanan dan jasa. Sektor
industri pada penelitian Dwi Fatrianto (Fatrianto, 2011) adalah pengelolaan
hutan.
3. Jenis SAP yang akan diidentifikasi manfaatnya adalah SAP Enterprise.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmatina Pakpahan (Pakpahan, 2011) adalah
SAP R/3.
4. Penelitian menggunakan system dynamics untuk memodelkan hubungan sebab
akibat antar manfaat investasi SAP. Penelitian yang dilakukan Dwi Fatrianto
(Fatrianto, 2011) adalah menggunakan system dynamics untuk meningkatkan
efektivitas penggunaan Sistem Informasi Pengelolaan Surat.
Tabel 1.1 menunjukan perbandingan penelitian yang dilakukan penulis dengan
penelitian sebelumnya.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
8
Universitas Indonesia
Tabel 1.1: Perbandingan Penelitian Dengan Penelitian Sebelumnya
Peneliti Karouw (2009)
Arifin (2010)
Dwi (2011)
Pakpahan (2011)
Dzulfikar (2012)
Metode Ranti’s Generic IS/IT Business Value & Ranti’s IT Valuation Matrix Ver 1.0
Ranti’s Generic IS/IT Business Value
System Dynamics & COBIT
Ranti’s Generic IS/IT Business Value & Economic Value Added
Ranti’s Generic IS/IT Business Value, System Dynamics
Objek Penelitian
Implementasi SI/TI
Proyek ERP
Sistem Informasi Pengelolaan Surat
Proyek Implementasi SAP R/3
Proyek Implementasi SAP Enterprise
Instansi Pemerintah Swasta Swasta Swasta BUMN Jenis
Industri Pelayanan dan Jasa
Minyak dan Gas
Pengelolaan hutan
Pelayanan dan Jasa
Manufaktur
Hasil Akhir
Perencanaan Strategis SI/TI
Kerangka Acuan
Skenario Perbaikan Sistem
Renstra SI/TI dan Nilai Kelayakan Investasi
Analisis Manfaat Investasi SAP
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan didalam penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi manfaat investasi
SAP dan memodelkan hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP yang
sudah teridentifikasi, kemudian mengkuantifikasi manfaat investasi SAP untuk
PT. Pindad (Persero). Dalam hasil dan pembahasan, seluruh data-data yang
terkumpul akan dianalisis menggunakan beberapa alat bantu dan pada akhir
penulisan akan dijelaskan dalam kesimpulan dan saran mengenai jawaban dari
pertanyaan penelitian serta saran untuk kelanjutan penelitian.
Adapun tujuan akhir dari penulisan ini yang merupakan rangkaian dalam analisis
manfaat investasi SAP adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi manfaat investasi SAP menggunakan Ranti’s Generic IS/IT
Business Value.
2. Mengetahui model hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP yang
teridentifikasi menggunakan pemodelan system dynamics.
3. Mengkuantifikasi manfaat investasi SAP berdasarkan pengelompokan manfaat
investasi yang didapat dari pemodelan hubungan sebab akibat antar manfaat
investasi SAP.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
9
Universitas Indonesia
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat analisis manfaat investasi SAP pada PT. Pindad (Persero) bagi
perusahaan dan bagi mahasiswa adalah sebagai berikut:
1. Manfaat penelitian bagi perusahaan yaitu:
a. Sebagai bahan masukan terhadap perusahaan jika sudah diketahui manfaat
investasi SAP terhadap perusahaan.
b. Sebagai pengetahuan bagi perusahaan dengan mengetahui pola hubungan
sebab akibat antar manfaat investasi SAP yang telah teridentifikasi.
c. Mengetahui besarnya nilai manfaat investasi SAP.
2. Manfaat penelitian bagi mahasiswa yaitu:
a. Sebagai referensi bagi mahasiswa yang memilih karya akhir dengan topik
yang berhubungan dengan analisis manfaat investasi SI/TI.
1.7. Ruang Lingkup Penelitian
Supaya penulis fokus terhadap tujuan penelitiannya, maka penelitian ini dibatasi
oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus, dimana penulis meneliti
sebuah perusahaan yaitu PT. Pindad (Persero).
2. Data yang diperoleh berasal dari PT.Pindad (Persero).
3. Penelitian ini dilakukan pada divisi yang sudah implementasi SAP, yaitu divisi
senjata.
4. Penelitian bersifat kualitatif.
5. Identifikasi manfaat investasi SAP menggunakan Tabel Ranti’s Generic IS/IT
Business Value.
6. Pemodelan hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP menggunakan
system dynamics yang dimodelkan ke dalam causal loop diagram dan stock
and flow diagram.
7. Pemodelan system dynamics tidak sampai ke simulasi model.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
10
Universitas Indonesia
1.8. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah studi kasus dan ruang lingkupnya adalah
proyek implementasi SAP pada PT. Pindad (Persero). Penelitian ini dapat sebagai
bahan masukan untuk perusahaan dengan mengetahui manfaat dan besarnya nilai
manfaat investasi SAP sehingga dengan mengetahui manfaat investasi SAP pada
divisi senjata akan mendorong perusahaan untuk mengetahui manfaat dan nilai
manfaat untuk divisi lain yang belum implementasi SAP.
Metode pengumpulan data adalah pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan untuk
mendapatkan suatu data yang akan digunakan untuk penelitian. Dalam melakukan
pengumpulan data, penulis melakukan cara-cara sebagai berikut, yaitu:
1. Tinjauan Pustaka
Tujuan penulis melakukan tinjauan pustaka adalah untuk mencari teori-teori
yang relevan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan penelitian. Dari hasil
teori-teori yang dikumpulkan, maka penulis membuat kerangka pikir penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar teori-teori.
2. Mempelajari Dokumen Perusahaan
Tujuan penulis mempelajari dokumen perusahaan adalah untuk mengumpulkan
data-data yang diperlukan untuk menyusun karya akhir dan data-datanya
berkaitan dengan topik yang penulis sedang teliti.
3. Kuesioner
Kuesioner dibuat berdasarkan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Isi
dari tabel ini bertujuan untuk mengidentifikasi manfaat bisnis dari investasi
SAP berdasarkan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
4. Wawancara
Penulis akan mewawancarai beberapa narasumber yang berkepentingan yang
dapat memberi informasi mengenai topik yang penulis sedang teliti.
1.9. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini dilakukan dengan menggunakan sistematika sebagai
berikut:
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
11
Universitas Indonesia
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan masalah, kajian
penelitian sebelumnya, kontribusi penelitan, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, ruang lingkup penelitan, metode penelitian dan sistematika
penulisan.
2. BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori-teori dasar mengenai analisis manfaat investasi SAP.
3. BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode penelitian, desain penelitian, tahapan penelitian
dan profil perusahaan.
4. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis penulis terhadap data yang sudah dikumpulkan dengan
memakai alat bantu yang dipakai, sehingga menghasilkan sebuah hasil
mengenai analisis manfaat investasi SAP pada PT. Pindad (Persero).
5. BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab penutup pada karya akhir dan pada bab ini penulis akan
memberikan kesimpulan dan saran atas permasalahan yang diteliti serta
kelanjutan yang dapat dilakukan dari penelitian ini.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
12 Universitas Indonesia
BAB 2 LANDASAN TEORI
Bab ini membahas teori-teori dasar mengenai analisis manfaat investasi SAP.
2.1. Tata Kelola TI
Tata kelola TI merupakan bagian dari tata kelola perusahaan yang berfokus pada
pengelolaan sistem teknologi informasi serta kemampuan dan manajemen resiko
yang terfokus pada manajemen kinerja dan resiko SI/TI perusahaan. Pengelolaan
tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa informasi dalam perusahaan dan TI
yang terkait telah mendukung tujuan bisnis, sumber daya yang digunakan secara
bertanggung jawab dan resiko TI yang dikelola dengan tepat (Brigida, 2012). Hal
ini dimaksudkan agar keputusan yang diambil dalam bidang SI/TI selaras dengan
strategi bisnis perusahaan.
IT Governance Institute (ITGI) mendefinisikan tata kelola TI sebagai tanggung
jawab dari eksekutif dan manajemen perusahaan yang mencakup modal
kepemimpinan, struktur organisasi perusahaan dan proses yang memastikan
bahwa layanan SI/TI mendukung dan menjangkau strategi dan tujuan perusahaan.
Karenanya tata kelola TI merupakan bagian yang terintegrasi dan terinstitusi dari
upaya mendukung implementasi SI/TI untuk mencapai tujuan bisnis perusahaan.
Tata kelola TI memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan penuh
dari informasi yang dikelola, sehingga mampu memaksimalkan keuntungan,
meraih kesempatan untuk kemudian mengembangkan keunggulan kompetitif yang
dimiliki (ITGI, 2008).
Menurut Grembergen (Grembergen, Haes, & Brempt, 2009) tata kelola TI adalah
kapasitas organisasi sebagai tanggung jawab direksi, manajemen eksekutif dan
manajemen teknologi informasi untuk mengendalikan rumusan dan implementasi
strategi SI/TI untuk memastikan selarasnya sumber daya SI/TI dengan bisnis
organisasi. Grembergen menekankan pengertian tata kelola TI pada bagaimana
organisasi memandang, mengelola dan mengoptimalkan sumber daya SI/TI yang
dimilikinya dalam tujuan mendukung tujuan organisasi.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
13
Universitas Indonesia
Hal ini selaras dengan pengertian tata kelola TI menurut Weill dan Ross (Weill &
Ross, 2004) yang mengatakan bahwa tata kelola TI adalah mengenai pengelolaan
hak-hak dalam pengambilan keputusan dan kerangka kerja yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mendorong terwujudnya hal-hal yang diharapkan
dalam penggunaan SI/TI sehingga bisa dilihat bahwa tata kelola TI merupakan
tanggung jawab dari eksekutif dan mempunyai wewenang dalam pengambilan
keputusan mengenai SI/TI.
Weill dan Ross mengusulkan lima pilar utama dari tata kelola TI yang perlu untuk
dikelola oleh seluruh stakeholders organisasi. Kelima pilar tata kelola TI tersebut
adalah IT Principles, IT Architercture, IT Infrastructure, IT Business Application
Needs, dan IT Investment. Kelima pilar dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1: Key IT Governance Decisions (Weill & Ross, 2004)
IT Principles Decision High – level statements about how IT is used in the business
IT Architecture Decisions Organizing logic for data, applications,and infrastructure captured in a set of policies, relationship and tehnical choices to achieve desired businessand tehnical standarization and integration
IT Infrastructure Decisions Centrally coordinated, shared IT services that provide the foundation for the enterprise’s IT capability
IT Investment and Prioritization Decisions
Decisions about how much and where to invest in IT, including project approvals and justification tehniques Business Applications
Needs Specifying the business need for purchased or internally developed IT applications
ITGI mengembangkan lima fokus utama dari tata kelola TI seperti pada gambar
2.1 beserta penjelasannya.
Gambar 2.1. ITGI IT Governance Focus Area (ITGI, 2007)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
14
Universitas Indonesia
1. Keselarasan strategi (Strategic Alignment)
Berfokus pada upaya untuk memastikan keselarasan antara hubungan bisnis
dan perencanaan SI/TI yang meliputi kegiatan untuk mendefinisikan,
memelihara manfaat SI/TI dan menyelaraskan operasionalisasi SI/TI dengan
operasionalisasi perusahaan. Kemampuan untuk meningkatkan nilai bisnis
yang sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan merupakan hal penting yang
perlu diperhatikan pada area ini.
2. Penciptaan nilai (Value Delivery)
Memastikan bahwa SI/TI memberikan manfaat bisnis dan keuntungan yang
dijanjikan terhadap strategi perusahaan. Manfaat yang diberikan oleh layanan
SI/TI akan dirasakan apabila SI/TI diimplementasikan bersama-sama dengan
peningkatan dalam proses bisnis, kompetensi dan prinsip kerja tiap individu
dan perusahaan, serta perubahan-perubahan yang dilakukan di dalam
perusahaan itu sendiri.
3. Manajemen sumber daya (Resource Management)
Bagaimana melakukan investasi SI/TI yang optimal terkait sumber daya utama
SI/TI yang meliputi aplikasi, informasi, infrastruktur dan sumber daya manusia
serta isu-isu kunci berkaitan dengan optimalisasi dan infrastruktur SI/TI.
4. Manajemen resiko (Risk Managament)
Manajemen resiko menitikberatkan pada aspek yang terkait dengan
pengendalian internal dan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan,
stakeholders dan shareholders. Segala kemungkinan resiko harus
teridentifikasi sehingga dapat melakukan langkah antisipasi terhadap dampak
dari resiko tersebut.
5. Pengukuran kinerja (Performance Measure)
Pengukuran kinerja akan menjadi acuan keberhasilan penerapan tata kelola TI.
Hal ini dapat memberikan gambaran apakah hasil kinerja perusahaan terhadap
domain tata kelola TI sudah sesuai dengan tujuan masing-masing.
2.2. Enterprise Resource Planning
Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan sebuah konsep pengelolaan
sumber daya yang berpengaruh luas mulai dari manajemen paling atas hingga
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
15
Universitas Indonesia
operasional di sebuah perusahaan (Dewanto & Falahah, 2007). Hal ini selaras
dengan pernyataan menurut Prasad Bingi (Bingi, Shama, & Godla, 1999) yang
menyatakan bahwa ERP adalah sistem informasi menyeluruh yang
mengintegrasikan semua aspek bisnis, menjanjikan kesatuan database, satu
aplikasi dan antar muka yang mencakup keseluruhan korporasi dimana
keseluruhan korporasi berada dalam satu atap dimana berarti seluruhnya mulai
dari sumber daya manusia, akutansi, penjualan, manufaktur, distribusi, hingga
manajemen rantai pasok sangat erat terintegrasi.
ERP juga merupakan salah satu paket sistem informasi yang dapat membantu
suatu perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, khususnya
untuk perusahaan dibidang manufaktur.
ERP bersifat modular dan dapat disesuaikan dengan skala perusahaan. Sebuah
perusahaan dapat menerapkan modul-modul tertentu dari ERP yang dibutuhkan.
Penyesuaian pada modul-modul yang tersedia agar sesuai dengan proses bisnis
unik yang ada harus dilakukan agar ERP dapat memberikan hasil yang maksimal.
Tahap penyesuaian modul ERP terhadap proses bisnis menjadi pusat perhatian
ketika implementasi ERP dilakukan pada sebuah perusahaan.
2.2.1. Manfaat Enterprise Resource Planning
Ada beberapa persepsi yang belum tepat yang mengatakan bahwa implementasi
ERP akan meningkatkan fungsionalitas perusahaan. Karena dengan pemilihan
ERP yang sesuai dengan kebutuhan, kultur dan strategi perusahaan, maka akan
tercapai tujuan dan harapan yang akan didapatkan dari ERP.
Beberapa manfaat ERP yang diperoleh yaitu (Dewanto & Falahah, 2007):
1. ERP menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses
dan pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien.
2. ERP memungkinkan melakukan integrasi secara global. Halangan yang
tadinya berupa perbedaan valuta mata uang, perbedaan bahasa, dan perbedaan
budaya, dapat dijembatani secara otomatis, sehingga data dapat diintegrasikan.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
16
Universitas Indonesia
3. ERP tidak hanya memadukan data dan orang, tetapi juga menghilangkan
kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data pada banyak sistem komputer yang
terpisah.
4. ERP memungkinkan manajemen mengelola operasi, tidak hanya sekedar
memantau saja. Dengan ERP, manajemen tidak hanya mampu menjawab
pertanyaan ‘Bagaimana keadaan kita?’; tetapi juga pertanyaan ‘Apa yang kita
kerjakan untuk menjadi lebih baik?’.
5. ERP membantu melancarkan pelaksanaan manajemen rantai pasok dengan
memadukannya.
2.3. SAP
SAP adalah singkatan dalam bahasa jerman, dan jika diterjemahkan ke bahasa
inggris yaitu Systems, Applications, Products in Data Processing. SAP AG adalah
perusahaan penyedia dan konsultan perangkat lunak yang didirikan di Jerman
pada tahun 1972 oleh 5 orang mantan karyawan IBM (Dewanto & Falahah, 2007).
Saat ini, SAP tersedia dalam berbagai versi yang spesifik misalnya 46 versi
spesifik untuk berbagai kondisi di negara-negara tertentu dan 25 versi spesifik
industri tertentu (Dewanto & Falahah, 2007).
SAP terdiri dari atas beberapa modul yang saling terintegrasi (Dewanto &
Falahah, 2007). Produk utamanya meliput SAP Enterprise Core, yang merupakan
solusi aplikasi ERP, dan SAP Business Suite yang merupakan pake solusi e-bisnis
dan berbagai aplikasi lainnya (Dewanto & Falahah, 2007)
Fungsi-fungsi utama yang terdapat pada SAP ERP (Dewanto & Falahah, 2007) di
antaranya:
1. Akutansi Biaya: general ledger, account receivable, account payable dan lain-
lain.
2. Akutansi Manajemen: cost centers, profitability analysis dan sebagainya.
3. Penjualan.
4. Distribusi.
5. Manufaktur.
6. Perencanaan produksi.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
17
Universitas Indonesia
7. Pengadaan.
8. Sumber daya manusia.
9. Penggajian.
Kelebihan yang dimiliki SAP antara lain (Utami, 2012): kompatibel dengan
Windows, Mac OS X dan Linux, struktur dengan basis web dan atau non web.
Berikut adalah keunggulan dan kelemahan dari SAP:
Keunggulan:
1. Merupakan suatu nilai tambah yang memiliki nilai yang tinggi, dimana
perusahaan bisa menggabungkan dan mengembangkan semua aplikasi yang
ada dan dibutuhkan perusahaan.
2. SAP menghubungkan semua lini produksi dan seluruh departemen di
perusahaan.
3. Keunggulan SAP dikarenakan memiliki modul terintegrasi dan bisa dipecah-
pecah sesuai kebutuhan.
4. SAP merupakan penguasa pasar produk ERP saat ini.
5. Menggunakan arsitektur 3-tier dan dikembangkan atas beberapa modul. Modul
tersebut dapat digunakan secara terpisah yang disesuaikan dangan kebutuhan
pelanggan.
6. SAP mendukung transaksi e-commerce melalui internet. Manfaat dukungan e-
commerce adalah adanya modul SCM (Supply Chain Management) yang
terintegrasi dengan para pelanggan SAP lainnya melalui internet sehingga
dapat menghemat biaya, waktu dan sumber daya lainnya.
Kelemahan:
1. Biaya mahal.
2. Kelemahan SAP dalam implementasinya adalah kelengkapan data entry dan
batas waktunya yang menuntut kedisiplinan penggunanya.
3. Risiko tinggi pada saat implementasi.
2.4. Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Manfaat bisnis SI/TI didefinisikan sebagai manfaat atau hasil yang diperoleh dari
suatu investasi SI/TI yang dapat meningkatkan kinerja organisasi. Pengertian
manfaat bisnis ini adalah lebih dari sekedar memberikan keuntungan secara
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
18
Universitas Indonesia
finansial saja. Manfaat bisnis didasarkan atas pemikiran bagaimana SI/TI bisa
memberikan keunggulan kompetitif tertentu bagi organisasi (Ranti, 2006).
Bagian paling sulit dalam menilai investasi SI/TI adalah pada saat
mengkuantifikasi nilai manfaat SI/TI yang dikategorikan sebagai manfaat
intangible, seperti misalnya meningkatkan citra perusahaan, meningkatkan
kesadaran mengenai merek, dan sebagainya ke dalam nilai uang dalam rangka
untuk membuat analisa biaya dan keuntungan secara lebih akurat. Kebanyakan
manajer SI/TI dan bisnis lebih memilih untuk tidak melakukan analisa secara detil
ketika berurusan dengan nilai manfaat yang intangible karena kedalaman analisa
yang tidak jelas (Ranti, 2008).
Menggunakan fenomena “the tip of iceberg” sebagai analogi, tangible value yang
tampak dalan SI/TI dilihat sebagai puncak dari gunung es tersebut (di atas
permukaan air), sementara intangible value dari SI/TI terlihat sebagai bagian
tengah atau dasar dari gunung es (dibawah permukaan air). Tanpa analisa
menyeluruh kapten kapal misalnya dapat salah melakukan justifikasi ukuran dari
gunung es yang dapat mengakibatkan kapal tersebut kandas karena menabrak
bagian dari gunung es yang kelihatan sementara bagian yang lebih besar tidak
terlihat. Seperti juga analogi di atas, tanpa menganalisa kontribusi intangible
value dengan baik, CEO dan CIO tidak hanya mungkin kehilangan nilai manfaat
yang potensial namun juga dapat salah dalam melakukan analisa nilai total
ekonomis terhadap investasi SI/TI (Ranti, 2008).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Benny Ranti (Ranti, 2008), dengan
mengambil 60 studi kasus di Indonesia, maka terdapat 13 kategori dan 73 sub-
kategori manfaat bisnis SI/TI. Jika dibandingkan dengan beberapa negara
berkembang lainnya, maka terdapat 3 manfaat bisnis SI/TI yang unik untuk
Indonesia.
Ketiga manfaat bisnis SI/TI (Ranti, 2008) itu adalah:
1. (Reducing cost of) subscription cost selected reading materials or subscription
cost per employee.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
19
Universitas Indonesia
Dapat diartikan sebagai pengurangan biaya berlangganan untuk materi bacaan
tertentu (misalnya koran atau majalah elektronik) atau biaya langganan setiap
karyawan.
2. (Increasing image caused by) complying with regulations.
Yang dapat diartikan sebagai memperkuat image suatu organisasi karena turut
mematuhi aturan-aturan tertentu yang mengikat organisasi tersebut.
3. (Increasing image caused by) using branded system.
Yang dapat diartikan sebagai meningkatkan image organisasi karena
menggunakan suatu aplikasi tertentu yang terkenal.
Manfaat bisnis SI/TI generik hasil penelitian Ranti dapat dilihat pada Tabel 2.2:
Tabel 2.2: Ranti’s Generic IS/IT Business Value (Ranti, 2008)
Kategori Sub-Kategori Kode
1. Mengurangi/Menekan Biaya (Dari)
1. Biaya Telekomunikasi RCO-01 2. Biaya Perjalanan RCO-02 3. Biaya Operator RCO-03 4. Biaya Pertemuan RCO-04 5. Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 6. Biaya Distribusi RCO-06 7. Biaya Pelatihan Per Pegawai RCO-07 8. Biaya Pengembalian Barang Yang Salah RCO-08 9. Biaya Uang (Bunga Pinjaman) RCO-09 10. Biaya Cetak Dokumen Dan ATK RCO-10 11. Biaya Langganan RCO-11 12. Biaya Sewa Ruangan RCO-12 13. Biaya Sewa Alat RCO-13 14. Biaya Inventori/Penyimpanan RCO-14 15. Biaya Kesalahan Penelitian RCO-15
2. Meningkatkan Produktivitas (Karena Disebabkan Oleh)
16. Restrukturisasi Pembagian Fungsi Kerja IPR-01 17. Mempercepat Penguasaan Produk IPR-02 18. Kemudahan Analisis IPR-03 19. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan IPR-04
3. Mempercepat Proses (Dari)
20. Proses Produksi APR-01 21. Proses Pengadaan Barang APR-02 22. Proses Pembuatan Laporan APR-03 23. Proses Persiapan Data APR-04 24. Proses Pemeriksaan Permohonan APR-05 25. Proses Pembayaran Hutang/Tagihan APR-06
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
20
Universitas Indonesia
Kategori Sub-Kategori Kode
26. Proses Transaksi APR-07 27. Proses Pengambilan Keputusan APR-08
4. Mengurangi Resiko (Dari)
28. Kesalahan Hitung RRI-01 29. Piutang Tak Tertagih RRI-02 30. Kehilangan Penyimpanan RRI-03 31. Produk Gagal RRI-04 32. Kehilangan Data 33. Kesalahan Data
RRI-05 RRI-06
34. Jatuh Tempo RRI-07 35. Kehilangan Karyawan Potensial RRI-08 36. Pemalsuan 37. Penipuan/Kecurangan Administrasi
RRI-09 RRI-10
38. Kesalahan Pembayaran RRI-11 39. Kesalahan Pengelolaan Aset RRI-12
5. Meningkatkan Pendapatan (Yang Disebabkan Oleh)
40. Meningkatkan Kapasitas Bisnis 41. Meningkatkan Kualitas Laporan
IRE-01 IRE-02
42. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan IRE-03 43. Memperluas Segementasi Pasar IRE-04 44. Meningkatkan Pendapatan Lain-lain IRE-05
6. Meningkatkan Keakuratan (Dari)
45. Tagihan IAC-01 46. Analisis IAC-02 47. Data IAC-03 48. Perencanaan IAC-04 49. Keputusan IAC-05
7. Mempercepat Cash-In (Disebabkan Karena) 50. Mempercepat Pengiriman Tagihan ACI-01
8. Meningkatkan Layanan Eksternal (Dari)
51. Mengurangi Pembatalan Pesanan IES-01 52. Mengetahui Masalah Pelanggan IES-02 53. Penambahan Cabang/Layanan IES-03 54. Layanan Pribadi IES-04 55. Kepuasan Pelanggan IES-05
9. Meningkatkan Image (Disebabkan Oleh)
56. Meningkatkan Mutu Layanan IIM-01 57. Pemberian Diskon IIM-02 58. Kepatuhan Pada Aturan IIM-03 59. Menggunakan Merk Terkenal IIM-04
10. Meningkatkan Kualitas (Dari)
60. Manajemen Penyedia/Pemasok IQU-01 61. Hasil Kerja IQU-02 62. Layanan IQU-03 63. Produk IQU-04
11. Meningkatkan Layanan Internal (Dari)
64. Layanan Bersama IIS-01 65. Memenuhi Hak & Tanggung Jawab Staf IIS-02 66. Layanan Untuk Karyawan IIS-03
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
21
Universitas Indonesia
Kategori Sub-Kategori Kode 67. Penjadwalan Dan Materi Pelatihan IIS-04
12. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif (Disebabkan Oleh)
68. Membentuk Kerjasama Bisnis ICA-01 69. Mempercepat Terbentuknya Bisnis Baru ICA-02 70. Penjadwalan Dan Materi Pelatihan ICA-03
13. Menghindari Biaya (Dari) 71. Dana Cadangan ACO-01 72. Biaya Pemeliharaan ACO-02 73. Biaya Kehilangan Dan Penundaan ACO-03
2.5. Metrik TI
Metrik TI (Chidambaram, 2005) adalah sekumpulan variabel pengukuran yang
digunakan untuk membantu proses kuantifikasi manfaat bisnis TI. Secara garis
besar, dibutuhkan metrik TI yang bertujuan untuk membantu menjelaskan kinerja
TI dan pemahaman yang baik terhadap manfaat yang diterima. Berikut adalah
manfaat-manfaat dari metrik TI, yaitu:
1. Metrik TI menyajikan mekanisme terhadap organisasi untuk melakukan
evaluasi kinerja fungsi TI.
Latar belakangnya adalah karena tidak adanya standarisasi untuk melakukan
pengukuran evaluasi kinerja TI. Hal ini menjadi penghambat utama dalam
mengukur manfaat bisnis TI dan untuk mengatasi masalah tersebut, metrik TI
bisa disusun dan digunakan. Penggunaan metrik TI ini tidak menjadi tujuan
akhir pengukuran manfaat bisnis TI, tetapi merupakan proses yang
berkelanjutan untuk memahami keberhasilan investasi TI.
2. Metrik TI menyajikan mekanisme terhadap fungsi TI agar dapat
mengkomunikasikan manfaat bisnis TI tersebut kepada manajemen
senior atau pihak lain.
Metrik TI dapat digunakan untuk mengkomunikasikan antara divisi TI dengan
manajemen puncak dan pihak lain. Dengan adanya metrik TI tersebut maka
pemahaman manfaat bisnis TI dapat diukur bersama pada ruang lingkup
organisasi.
3. Metrik TI menyajikan mekanisme terhadap organisasi agar dapat
melakukan prioritas TI pada organisasi dan membantu proses
pembiayaan TI.
Dasar pembuatan metrik TI adalah banyaknya proyek TI yang diajukan,
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
22
Universitas Indonesia
keterbatasan biaya, inovasi teknologi dan perubahan kebutuhan organisasi.
Dengan adanya metrik TI ini, maka mampu untuk mendapatkan nilai yang
berdasarkan aset TI dan investasi sehingga memudahkan alokasi sumber daya
TI.
Untuk membahas metrik TI ini, terdapat empat pendekatan yang pada umumnya
digunakan. Pada dasarnya, setiap perusahaan memilki karakteristik yang tersendiri
atau berbeda. Setiap metrik TI dibuat dengan tujuan masing-masing sehingga
tidak mungkin dibuat metrik TI tunggal. Metrik TI secara sederhana dapat dilihat
pada tabel 2.3 berikut:
Tabel 2.3: Metrik TI (Chidambaram, 2005)
Pendekatan Tujuan Contoh Metrik
Biaya Akuntansi Bertujuan untuk menghitung biaya yang berhubungan dengan TI
- Belanja TI per pegawai - Biaya per fungsional TI - Biaya per transaksi
Manajemen Proyek Terkadang, metrik TI juga digunakan sebagai kemampuan untuk mengelola kesuksesan proyek TI
- Persentase proyek selesai tepat waktu
- Persentase fungsional proyek yang diterima
- Persentase proses proyek - ROI proyek
Pengawasan Sistem
Digunakan untuk menilai kinerja sistem pada organisasi untuk memastikan sistem TI dan layanan yang berguna serta sesuai dengan perencanaan operasional yang dilakukan
- Persentase Server uptime - Rata-rata jumlah panggilan
helpdesk per hari - Waktu respon sistem - Kapasitas panggilan per
aplikasi - Jumlah transaksi yang
diproses Nilai Berdasarkan Manajemen
Untuk menilai manfaat yang diperoleh bisnis sebagai dampak manfaat TI
- ROI dari solusi TI - Pendapatan TI per dollar - Kepuasan pelanggan dan
pengguna
2.6. System Dynamics
System dynamics adalah pemodelan dan simulasi komputer untuk mempelajari
dan mengelola sistem umpan balik yang rumit (complex feedback systems), seperti
bisnis, sistem lingkungan, sistem sosial, dsb (Sofyan, 2012). Pernyataan Sofyan
berbeda dengan pengertian menurut Liza Fajarningtyas (Liza Fajarningtyas,
2009), yang mengatakan bahwa system dynamics adalah sistem yang dipengaruhi
oleh perubahan waktu yang menggunakan waktu sebagai variable independent
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
23
Universitas Indonesia
(bebas/berpengaruh) dan menunjukkan perubahannya setiap saat akibat aktivitas-
aktivitasnya. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem dapat diturunkan
sebagai fungsi dari waktu sehingga dari dua pernyataan diatas maka system
dynamics adalah pemodelan sistem yang dipengaruhi oleh perubahan waktu dan
berfungsi untuk mengelola umpan balik yang rumit dimana setiap perubahan
terjadi karena fungsi dari waktu.
Tujuan utama dari permodelan dalam system dynamics adalah untuk memahami,
mengenal, dan mempelajari bagaimana struktur, kebijaksanaan, dan delay pada
keputusan serta tindakan dapat mempengaruhi sistem (Liza Fajarningtyas, 2009).
Model ini ditujukan tidak hanya untuk menghasilkan prediksi atau perkiraan-
perkiraan, akan tetapi lebih ditujukan untuk pemahaman atas karakteristik maupun
mekanisme internal yang bekerja di dalam sistem tersebut yang selanjutnya
digunakan untuk merancang suatu cara yang efektif untuk memperbaiki perilaku
sistem tersebut (Liza Fajarningtyas, 2009).
Menurut jurnal Liza Fajarningtyas yang mengutip dari buku George P
Richardson, ada dua permasalahan yang dapat diselesaikan menggunakan
pendekatan system dynamics (George P Richardson, 1983), yaitu:
1. Permasalahan tersebut harus dinamis, artinya permasalahan tersebut
melibatkan tendensi-tendensi dinamis sistem yang kompleks yaitu pola-pola
tingkah laku yang dibangun oleh sistem tersebut dengan bertambahnya waktu.
2. Permasalahan tersebut harus melibatkan umpan balik (feedback loop).
Model system dynamics dibuat berdasarkan hubungan sebab akibat (kausal) (Liza
Fajarningtyas, 2009). State variable yang disertakan dalam model adalah variabel
yang dipandang memiliki peranan terhadap perilaku sistem yang dimaksud (Liza
Fajarningtyas, 2009). Karena itu dengan metode ini dapat dilakukan agregasi
sesuai dengan keinginan dari pembuat model (Liza Fajarningtyas, 2009).
Tahapan-tahapan pemodelan dalam system dynamics, yaitu:
1. Identifikasi masalah
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
24
Universitas Indonesia
Identifikasi masalah bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi
dan diubah ke bentuk variabel. Dalam identifikasi masalah ditentukan variabel
variabel utama yang merupakan permasalahan utama dan variabel pendukung
dalam suatu masalah, Contohnya pada peningkatan populasi suatu daerah,
variabel utamanya adalah populasi,penduduk, kelahiran dan variabel
pendukungnya adalah sosial, urbanisasi .
2. Analisa Keterkaitan Antar Variabel
Variabel-variabel yang teridentifikasi dibuat analisa keterkaitannya yang
mempunyai hubungan sebab akibat. Contoh: kelahiran→populasi,
urbanisasi→daerah,
3. Membuat Causal Loop Diagram
Setelah diketahui keterkaitan antar variabel, maka dibuat causal loop diagram
untuk menunjukan diagram hubungan sebab akibat yang kompleks dan
melengkapinya dengan informasi antar variabel. Contoh causal loop diagram
pada gambar 2.2.
4. Membuat Stock And Flow Diagram.
Setelah causal loop diagram dibuat, maka dibuat stock and flow diagram yang
bertujuan untuk memvalidasi causal loop diagram. Contoh stock and flow
diagram pada gambar 2.8.
5. Menyalin Stock And Flow Diagram Ke Program System Dynamic .
Tujuan menyalin ke program adalah untuk simulasi system dynamic, yang
bertujuan untuk mengetahui keabsahan dari model/diagram. Contoh
programnnya yaitu Vensim, Stella, Dynamo.
2.6.1. Causal Loop Diagram
Menurut Kambiz E. Maani, causal loop diagram adalah alat bantu yang
digunakan untuk menemukan hubungan sebab akibat antar variabel yang
beroperasi dalam sebuah sistem (Kambiz E Maani, 2000).. Tujuan dibuatnya
causal loop diagram adalah untuk mengetahui hubungan sebab akibat atau saling
mempengaruhi antar variabel.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
25
Universitas Indonesia
Berikut adalah contoh sederhana dari causal loop diagram (Sofyan, 2012) pada
gambar 2.2.
Gambar 2.2. Contoh Sederhana Causal Loop Diagram (Sofyan, 2012)
Dalam penandaaan causal loop diagram (Sofyan, 2012), terdapat tanda untuk +
(tambah) yang jika penyebab naik, akibat akan naik (pertumbuhan, penguatan),
jika penyebab turun, akibat akan turun dan untuk tanda – (kurang), berarti jika
penyebab naik, akibat akan turun, jika penyebab turun, akibat akan naik. Gambar
2.3 adalah contoh penandaan dalam causal loop diagram.
Gambar 2.3. Contoh Penandaan Causal Loop Diagram (Sofyan, 2012)
2.6.2. Stock and Flow Diagram
Setelah causal loop diagram dibuat, maka dibuatlah stock and flow diagram.
Tujuan dibuatnya stock and flow diagram adalah untuk memvalidasi causal loop
diagram yang sudah dibuat yang bertujuan untuk memudahkan dalam simulasi
system dynamic. Diagram ini merupakan model kuantitatif formal dari
permasalahan yang diutarakan pada tahap pertama. Untuk mensimulasikan model
tersebut perlu didefinisikan hubungan matematis setiap variabel. Stocks
diakumulasikan dan menggambarkan kondisi sistem pada suatu waktu dan
berubah secara gradual, yang disebabkan oleh adanya flows. Flows menaikkan
dan menurunkan stocks pada setiap waktu. Semua sistem yang berubah terhadap
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
26
Universitas Indonesia
waktu dapat direprensentasikan dengan filosofi stocks dan flows. Berikut adalah
penjelasan dari variabel dan simbol pada stock and flow diagram (Ir Abdul
Wahid, 2002):
1. Level
Level (akumulasi) mengintegrasikan (atau mengakumulasi) hasil dari aksi
dalam sebuah sistem. Variabel level tidak dapat berubah dengan cepat begitu
saja. Level menghasilkan kesinambungan sistem dari waktu ke waktu. simbol
level ditunjukkan pada gambar 2.4.
Gambar 2.4. Simbol Level (Ir Abdul Wahid, 2002)
2. Rate
Rate (flow) menceritakan seberapa cepat level itu berubah. Simbol rate
ditunjukkan pada gambar 2.5.
Gambar 2.5. Simbol Flow (Ir Abdul Wahid, 2002)
3. Auxilary
Auxilary merupakan persamaan tambahan di rate. Simbol auxilary
ditunjukkan pada gambar 2.6.
Gambar 2.6. Simbol Auxilary (Ir Abdul Wahid, 2002)
Level
?
Rate
?
Auxiliary
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
27
Universitas Indonesia
4. Constant
Constant merupakan parameter yang ditetapkan di dalam model. Simbol
constant ditunjukkan pada gambar 2.7.
Gambar 2.7. Simbol Constant (Ir Abdul Wahid, 2002)
Gambar 2.8 menunjukkan contoh sebuah stock and flow diagram yang didapat
dari pemodelam causal loop diagram mengenai pengaruh tingkat kelahiran
terhadap populasi.
Gambar 2.8. Contoh Stock And Flow Diagram (Sofyan, 2012)
Berikut adalah penjelasan dari gambar 2.8:
Semakin banyak tingkat kelahiran, maka akan memperbanyak tingkat populasi
dan banyak atau tidaknya tingkat populasi dipicu oleh banyaknya tingkat
kelahiran. Dalam stock and flow diagram, populasi merupakan level, births
merupakan rate, dan tanda panah menunjukan banyak atau tidaknya populasi
tergantung kepada tingkat kelahiran.
?
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
28 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan metode penelitian yang dilakukan peneliti, desain penelitian
hingga tahapan penelitian dimulai dari awal hingga akhir penelitian serta
dijelaskan profil perusahaan.
3.1. Penelitian Kualitatif
Menurut Sekaran dan Bougie (Sekaran & Bougie, 2010) penelitian kualitatif
merupakan bagian dari penelitian eksploratif dan penelitian eksploratif adalah
suatu jenis penelitian yang tujuannya untuk mendapatkan gambaran fenomena.
Contoh-contoh penelitian eksploratif seperti: survey, historikal, studi kasus dan
penelitian aksi. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian dimana pertanyaan
penelitiannya berupa deskriptif, yaitu siapa, bagaimana, kapan, berapa banyak,
sering kali yang bersifat analitik dan sering kali dalam penelitian ada human
intervention sehingga penelitian kualitatif sangat cocok untuk applied research.
Tipe penelitian yang penulis dipakai adalah studi kasus dan studi kasus
merupakan pendekatan penelitian yang mendalam, bersifat analisis konstektual,
yaitu analisa terhadap situasi yang sama terhadap organisasi.
Tahapan-tahapan dalam metode kualitatif dan penjelasannya adalah sebagai
berikut:
1. Memilih dan mengurangi
Yaitu hanya memilih data-data yang relevan untuk penelitian.
2. Membuat pola
Yaitu membuat hubungan sebab-akibat dan tidak hanya membuat penjelasan,
tetapi arti dan isi dari pola tersebut.
3. Membuat kesimpulan
Mengolah hasil penelitian menjadi suatu diagram.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
29
Universitas Indonesia
3.2. Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian adalah suatu kerangka yang menjelaskan bagaimana
suatu fenomena (variabel atau konsep) yang berkaitan dengan setiap model dan
penjelasan bagaimana variabel ini saling berkaitan satu sama lain (Sekaran &
Bougie, 2010). Kerangka pikir penelitian dibangun berdasarkan tinjauan pustaka
yang sudah dibuat. Manfaatnya yaitu menjelaskan pengertian konsep atau variabel
dari model, mengembangkan model konseptual yang menyediakan representasi
deskriptif dari teori, serta menyediakan dan menjelaskan hubungan antar variabel
tiap model.
Kerangka pikir penelitian digambarkan dalam diagram pada gambar 3.1 dan
penjelasannya sebagai berikut:
1. ERP
Merupakan aplikasi yang digunakan oleh PT. Pindad (Persero) dan ERP yang
dipakai adalah SAP.
2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah didapat dari hasil wawancara, salah satunya adalah belum
mengetahui manfaat dari SAP serta total nilai manfaat investasi.
3. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian didapat dari analisa menggunakan diagram tulang ikan.
4. Tujuan Penelitian
Merupakan tujuan yang didapat dari penelitian.
5. Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Salah satu alat bantu yang dapat mengidentifikasi manfaat investasi SI/TI.
6. Penyebaran Kuesioner Berdasarkan Ranti’s Generic IS/IT Business Value
Kuesioner disebarkan kepada semua departemen pada divisi senjata.
7. Wawancara Dengan Pihak Terkait Untuk Validasi Hasil Kuesioner
Setelah hasil kuesioner dianalisis, maka penulis mewawancarai kepala setiap
departemen untuk validasi hasil kuesioner untuk mengetahui manfaat yang
relevan dan signifikan.
8. Valid
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
30
Universitas Indonesia
Jika hasil valid, maka akan dibuak pemodelan system dynamic dan jika hasil
tidak valid, akan diwawancarai kembali,
9. System Dynamic
Pemodelan hubungan sebab akibat antar manfaat yang relevan dan signifikan
dalam bentuk causal loop diagram dan stock and flow diagram
10. Pengelompokan Manfaat Investasi
Pengelompokan manfaat investasi didapat dari causal loop diagram.
11. Metrik TI
Merupakan alat bantu untuk kuantifikasi manfaat investasi SAP.
12. Kesimpulan Dan Saran
Merupakan jawaban akhir dari penelitian yang menjawab pertanyaan dan
tujuan penelitian.
Gambar 3.1. Kerangka Pikir Penelitian
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
31
Universitas Indonesia
3.3. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah langkah-langkah yang digunakan untuk membangun
suatu metodologi penelitian. Berikut adalah diagram desain penelitian yang
penulis pakai untuk membuat analisis manfaat investasi SAP pada PT. Pindad
(Persero) pada gambar 3.1.
Gambar 3.2. Desain Penelitian
Berikut adalah penjelasan dari gambar 3.2, yaitu:
1. Analisa Perusahaan
Analisa perusahaan dilakukan untuk mengetahui gambaran keseluruhan
perusahaan. Penulis mempelajari dokumen-dokumen perusahaan yang
berhubungan dengan topik karya akhir penulis. Contohnya adalah profil
perusahaan, rencana strategis, strategi bisnis, dan dokumen kajian kelayakan.
2. Identifikasi Manfaat Investasi SAP
Identifikasi manfaat investasi SAP bertujuan untuk mengetahui manfaat dari
investasi SAP untuk divisi senjata PT. Pindad (Persero).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
32
Universitas Indonesia
3. Manfaat Investasi SAP Berdasarkan Ranti’s IS/IT Generic Business Value
Merupakan manfaat investasi SAP yang teridentifikasi yang relevan dan
signifikan menggunakan tabel Ranti’s IS/IT Generic Business Value.
4. System Dynamics
Merupakan pemodelan dari manfaat investasi SAP yang teridentifikasi
menggunakan tabel Ranti’s IS/IT Generic Business Value untuk diketahui
hubungan sebab akibat dari setiap manfaat yang relevan dan signifikan yang
dimodelkan kedalam causal loop diagram.
5. Pengelompokan Manfaat Investasi SAP Berdasarkan Causal Loop Diagram
Pengelompokan manfaat investasi bertujuan supaya pada saat mengkuantifikasi
manfaat investasi SAP tidak terjadi perhitungan yang sama. Pengelompokan
manfaat investasi SAP didapat dari causal loop diagram.
6. Kuantifikasi Manfaat Investasi SAP Berdasarkan Pengelompokan Manfaat
Investasi SAP
Bertujuan untuk mengetahui total nilai manfaat dari investasi SAP selama
setahun.
7. Analisis Manfaat Investasi SAP Menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business
Value dan System Dynamics
Merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian yang ingin penulis tahu atau
jawaban dari keseluruhan penelitian yang dilakukan penulis dan laporannya
terdapat pada bab 5 yaitu kesimpulan dan saran.
3.4. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian merupakan langkah-langkah yang digunakan penulis untuk
melakukan penelitian, yang dimulai dari awal sampai akhir. Tahapan penelitian
bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai penulis lakukan selama
penelitian dimulai dari mendapatkan pemasukan, pemrosesan data dan
menghasilkan keluaran suatu analisis manfaat investasi SAP menggunakan
Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan System Dynamics pada divisi senjata
PT. Pindad (Persero).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
33
Universitas Indonesia
Gambar 3.3.Tahapan Penelitan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
34
Universitas Indonesia
Berikut adalah pemasukan, proses dan keluaran setiap tahapan penelitian yang
digambarkan dalam diagram alir pada gambar 3.3 beserta penjelasannya:
1. Menentukan Topik Penelitian
Topik penelitian dipilih berdasarkan keinginan penulis dalam membuat sebuah
penelitian.
2. Mencari Objek Penelitian
Metode penelitian adalah studi kasus sehingga objek penelitian dari penulis
adalah sebuah perusahaan.
3. Wawancara Pertama
Wawancara pertama dilakukan untuk mengidentifikasi masalah. Narasumber
yang diwawancarai adalah narasumber yang terkait dengan penggunaan dan
pengelolaan SI/TI perusahaan.
4. Pengumpulan Data Pertama
Pengumpulan data pertama yaitu mengambil data-data yang diperlukan untuk
penulisan bab 1 sampai bab 3. Contoh data-datanya adalah profil perusahaan,
visi dan misi, latar belakang penggunaan SI/TI.
5. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah bertujuan untuk mengetahui akar permasalahan yang
bertujuan untuk memudahkan penulis selanjutnya untuk menentukan
pertanyaan penelitian sesuai dengan topik penulis.
6. Membuat Pertanyaan Penelitian
Merupakan sebuah pertanyaan yang jawabannya dicari melalui tahapan
penelitian yang penulis buat. Jawaban dari pertanyaan penelitian ditulis pada
bab 5.
7. Melakukan Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka bertujuan untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan
penelitian dengan cara membaca dan mengumpulkan teori-teori yang relevan
dengan topik penelitian.
8. Menyusun Kerangka Pikir Penelitian
Kerangka pikir penelitian bertujuan untuk menggabungkan semua teori-teori
yang berhubungan penelitian, dan ditentukan variabel-variabelnya. Contohnya
variabel independen dan variabel dependen.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
35
Universitas Indonesia
9. Menentukan Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian dapat ditentukan oleh penulis atau mengikuti kerangka
kerja yang sudah ada yang dimulai dari pengumpulan data, analisis data dan
penyajian data.
10. Proposal Penelitian
Proposal penelitian diserahkan kepada dosen pembimbing untuk selanjutnya
dibimbing oleh dosen untuk menyusun bab 4 dan bab 5.
11. Penyebaran Kuesioner
Penyebaran kuesioner bertujuan untuk mendapatkan data-data dari responden
yang terpilih (sampling) menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business
Value.
12. Identifikasi Manfaat Investasi SAP Yang Relevan
Merupakan analisa terhadap hasil kuesioner yang sudah diisi. Tujuannya
adalah mengetahui manfaat investasi SAP yang relevan sesuai dengan tabel
Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
13. Manfaat Investasi SAP Yang Relevan
Merupakan hasil yang didapat dari analisa terhadap hasil kuesioner yang
dibagikan dan sudah diketahui manfaat investasi SAP yang relevan sesuai
dengan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
14. Wawancara Kedua
Wawancara kedua merupakan wawancara yang bertujuan untuk menguji
kebenaran dari hasil kuesioner.
15. Identifikasi Manfaat Investasi SAP Yang Relevan dan Signifikan
Merupakan analisa terhadap wawancara kedua dimana bertujuan untuk
mendapatkan manfaat investasi SAP yang relevan dan signifikan.
16. Manfaat Investasi SAP Yang Relevan dan Signifikan
Merupakan hasil yang didapat dari analisa terhadap wawancara yang sudah
diketahui manfaat investasi SAP yang relevan dan signifikan sesuai dengan
tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
36
Universitas Indonesia
17. Pemodelan System Dynamics
Merupakan pemodelan sistem yang bertujuan untuk memodelkan hubungan
sebab akibat antar manfaat investasi SAP. Data diperoleh dari manfaat
investasi SAP yang relevan dan signifikan.
18. Causal Loop Diagram & Stock And Flow Diagram
Merupakan hasil pemodelan system dynamics yang berupa model hubungan
sebab akibat antar manfaat investasi SAP dan setelah causal loop diagram
dibuat, maka dibuat stock and flow diagram yang bertujuan untuk validasi
terhadap causal loop diagram.
19. Pengumpulan Data Kedua
Pengumpulan data kedua merupakan pengumpulan data utama yang bertujuan
untuk memudahkan penulis dalam mengkuantifikasi manfaat investasi SAP
yang relevan dan signifikan.
20. Kuantifikasi Manfaat Investasi SAP
Tujuannya dilakukannya kuantifikasi adalah untuk mengetahui nilai manfaat
dari investasi SAP. Dalam perhitungan kuantifikasi manfaat investasi SAP,
dibuat kelompok manfaat investasi yang bertujuan agar hasil kuantifikasi antar
manfaat tidak ada perhitungan yang sama. Data untuk pengelompokam
manfaat investasi SAP didapat dari pemodelan system dynamics dan data yang
digunakan untuk kuantifikasi manfaat didapat dari hasil wawancara dengan
pihak terkait.
21. Manfaat Investasi SAP Yang Terkuantifikasi
Merupakan hasil dari kuantifikasi manfaat investasi SAP.
22. Analisis Manfaat Investasi SAP Menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business
Value dan System Dynamics
Merupakan jawaban akhir dari penelitian setelah dilakukan analisa yang
dimulai dari identifikasi manfaat investasi SAP, pemodelan hubungan sebab
akibat antar manfaat investasi SAP dan total nilai manfaat investasi SAP.
23. Sidang Karya Akhir
Sidang karya akhir merupakan suatu kegiatan dimana penulis
mempresentasikan hasil karya akhir kepada dosen penguji.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
37
Universitas Indonesia
24. Revisi
Revisi dilakukan jika hasil karya akhir penulis masih ada kekurangan.
3.5. Profil PT. Pindad (Persero)
3.5.1. Riwayat Singkat
PT. Pindad (Persero) adalah perusahaan di bidang manufaktur yang bergerak
dalam memproduksi senjata dan peralatan komersil. Beberapa produknya adalah
senjata seperti senapan serbu, senapan mesin, pistol dan peralatan komersil seperti
peralatan kelautan dan perlengkapan rel kereta api.
Pada tahun 1989, bersama dengan 9 Persero lain, PT. Pindad (Persero) berada
dibawah pembinaan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) (Pindad, 2012).
Tahun 1998 BPIS dibubarkan, seluruh perseroan yang berada di bawah
pembinaannya menjadi anak perusahaan PT. Pakarya Industri (Persero) (Pindad,
2012). Tahun 1999 PT. Pakarya Industri (Persero) berubah nama menjadi PT.
Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero), yang kemudian dibubarkan melalui
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 52 tahun 2002 (Pindad, 2012).
Selanjutnya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor: 41
tahun 2003, PT. Pindad (Persero) berada di bawah kewenangan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara (Pindad, 2012) .
3.5.2. Tujuan
Mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan secara mandiri
untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik
Indonesia (Pindad, 2012).
3.5.3. Sasaran Perusahaan
Meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang
menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal (Pindad,
2012).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
38
Universitas Indonesia
3.5.4. Prinsip Dasar Perusahaan
Loyalitas, integritas dan dedikasi, yang berarti: berpegang teguh pada tujuan
perusahaan, kejujuran dan keutuhan sikap dalam interaksi organisasi dan
pengabdian pada perusahaan (Pindad, 2012). Ketiga hal ini merupakan sikap
keseharian setiap anggota organisasi yang mendasari setiap aksi individual dan
organisasi (Pindad, 2012).
3.5.5. Visi dan Misi
Visi dari PT. Pindad (Persero) adalah menjadi produsen peralatan pertahanan dan
keamanan terkemuka di Asia pada tahun 2023 melalui upaya inovasi produk dan
kemitraan strategik (Pindad, 2012). Sedangkan misi dari PT. Pindad (Persero)
adalah melaksanakan usaha terpadu di bidang peralatan pertahanan dan keamanan
serta peralatan industrial untuk mendukung pembangunan nasional dan secara
khusus untuk mendukung pertahanan dan keamanan negara (Pindad, 2012).
3.6. Rencana Strategis
Dalam upaya tercapainya visi dan misi tersebut, PT. Pindad (Persero) telah
merumuskan langkah-langkah strategis yang dituangkan dalam Rencana Jangka
Panjang Perusahaan 2009-2013 melalui ketercapaian sasaran usaha (Pindad,
2011), yaitu:
1. Meningkatkan pertumbuhan penjualan rata-rata sebesar 15% selama setahun.
2. Meningkatkan margin laba (laba bersih/ penjualan) menjadi minimal 8% di
tahun 2013.
3. Tetap menjaga kinerja perusahaan agar selalu berpredikat sehat, dengan
tingkat perputaran modal kerja sebesar 2 kali.
4. Menurunkan akumulasi kerugian menjadi nol rupiah pada 2013.
5. Meningkatkan produktivitas SDM hingga minimal mencapai Rp 300 juta per
orang pada akhir tahun 2013.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
39
Universitas Indonesia
3.7. Struktur Organisasi Perusahaan
Berikut adalah gambar struktur organisasi dari PT. Pindad (Persero) pada gambar
3.4.
3.7.1. Proses Bisnis Perusahaan
Berikut adalah gambar dari proses bisnis pada PT.Pindad (Persero) pada gambar
3.5 dan penjelasannya.
PT. Pindad (Persero) mempunyai 3 (tiga) fungsi proses bisnis, yaitu:
1. Fungsi Manajemen dan Sumber Daya
Didalam fungsi ini terdapat beberapa fungsi atau proses, yaitu:
a. Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Perusahaan
Fungsi ini berguna untuk membuat Rencana Jangka Panjang (RJP), Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP), strategi usaha, laporan ke manajemen,
kajian usaha, kontrak kerja sama, sistem manajemen perusahaan, profil
kemampuan sumber daya (SD) dan melakukan pembinaan terhadap anak
perusahaan. Fungsi ini berhubungan dengan fungsi inti bisnis dan entitasnya
yaitu anak perusahaan dan komisaris atau pemegang saham.
b. Fungsi Keuangan
Fungsi ini berguna untuk membuat laporan keuangan (rencana pendanaan
dan cash flow, ketersediaan dana modal kerja dan investasi), dan
melaporkan Surat Setoran Pajak (SSP). Fungsi ini berhubungan dengan
fungsi inti bisnis dan entitasnya yaitu pajak atau bea cukai.
c. Fungsi SDM
Fungsi ini tugas-tugasnya adalah pengembangan Sumber Daya Manusia
(SDM), data kepegawaian, asuransi, Jajasan Kesejahteraan Karyawan
(JKKP) dan jamsostek. Fungsi ini berhubungan dengan fungsi inti bisnis.
2. Fungsi Inti Bisnis
Didalam fungsi ini terdapat beberapa fungsi atau proses, yaitu:
a. Fungsi Pemasaran Penjualan
Fungsi ini berguna untuk membuat target penjualan, strategi pemasaran,
kontrak (persyaratan produk), menagih, dan mengukur kepuasan pelanggan.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
40
Universitas Indonesia
Gambar 3.4. Struktur Organisasi PT. Pindad (Persero) (Pindad, 2009)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
41
Universitas Indonesia Gambar 3.5. Proses Bisnis PT. Pindad (Persero) (Pindad , 2010)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
46
Universitas Indonesia
Fungsi ini berhubungan dengan fungsi teknologi dan entitasnya yaitu
pelanggan.
b. Fungsi Teknologi
Fungsi ini berguna untuk membuat Tehnical Data Package (TDP) produk
atau proses dan data teknik, membuat data teknik, koordinasi dengan
Penelitian dan Pengembangan (LITBANG). Fungsi ini berhubungan dengan
fungsi pemasaran penjualan, fungsi mutu dan fungsi produksi. Entitas dari
fungsi ini adalah institusi LITBANG.
c. Fungsi Produksi
Fungsi ini berguna untuk membuat perubahan rancangan produk dan
rencana proses, dan rumusan kebijakan kegiatan operasional. Fungsi ini
berhubungan dengan fungsi teknologi dan fungsi perencanaan dan
pengendalian perusahaan.
d. Fungsi Material
Fungsi ini berguna untuk mengadakan aktiva tetap, material dan jasa,
membuat kebutuhan pengembangan dan kesejahteraan SDM sesuai RKAP
dan RJP. Fungsi ini berhubungan dengan fungsi SDM dan entitas dari
fungsi ini yaitu makloon dan pemasok.
e. Fungsi Mutu
Fungsi ini berguna untuk counter part dan sertifikasi produk. Fungsi ini
berhubungan dengan fungsi material dan entitas dari fungsi ini yaitu badan
sertifikasi/akreditasi eksternal.
3. Fungsi Pendukung
Didalam fungsi ini terdapat beberapa fungsi atau proses, yaitu:
a. Fungsi Administrasi Umum
Fungsi ini sebagai humas (internal dan eksternal), menyampikan pendapat
dan rekomendasi hukum, rumah tangga kantor pusat, sistem pengamanan
dan laporan pam perusahaan, dan industri berwawasan lingkungan
(SMK3LH, Proper), melakukan Corporate Social Responsbility (CSR) dan
pencitraan perusahaan, dan melakukan koordinasi tenaga bantuan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
47
Universitas Indonesia
pengamanan. Fungsi ini berhubungan dengan fungsi inti bisnis dan
entitasnya yaitu masyarakat dan instansi keamanan.
b. Fungsi Informasi
Pada fungsi ini berguna untuk membuat sistem informasi. Fungsi ini
berhubungan dengan fungsi inti bisnis.
c. Fungsi Fasilitas
Fungsi ini berguna untuk membuat ketersediaan fasilitas. Fungsi ini
berhubungan dengan fungsi inti bisnis.
d. Fungsi Pengawasan
Fungsi ini berguna untuk membuat program kerja pemeriksaan tahunan
(PKPT), lembar hasil pemeriksaan (LHP), program kerja audit tahunan
(PKAT), laporan audit (LA) dan membuat counter part sertifikasi dan
implementasi sistem manajemen. Fungsi ini berhubungan dengan fungsi inti
bisnis dan Entitas dari fungsi ini yaitu badan sertifikasi/ akreditasi eksternal.
3.8. Departemen Organisasi Dan Sistem
3.8.1. Pendahuluan
Pengelolaan SI/TI PT. Pindad (Persero) dikelola oleh Departemen Organisasi Dan
Sistem (ORSIS) yang dipimpin oleh Kepala ORSIS. Pada struktur organisasi PT.
Pindad (Persero), ORSIS dibawah Direktorat Pengembangan Sumber Daya.
Semua proyek pembangunan dan pengembangan perangkat lunak dikerjakan oleh
tim pengembang perangkat lunak PT. Pindad (Persero) yang dikerjakan secara
swa kelola (Lampiran A-1). Salah satu kelemahan dalam pengembangan proyek
perangkat lunak ini adalah bahwa data-data antar aplikasi (misalkan: aplikasi
akutansi dan produksi) tidak terintegrasi (tidak sama) (Lampiran A-2).
3.8.2. Struktur Organisasi ORSIS
Berikut adalah struktur organisasi dari ORSIS pada gambar 3.5.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Gambar 3.6. Gambar Struktur Organisasi ORSIS (Pindad, 2011)
3.9. Modul-Modul SAP PT. Pindad (Persero)
Dari sejak mulai proyek implementasi SAP pada Januari 2012 dan akan berakhir
pada akhir tahun 2013, dimana semua divisi saling terhubung dengan SAP.
Tujuan utama pada proyek ini adalah memperbaiki End to End Supply Chain
Management sehingga untuk modul Human Resource (HR) belum dimasukan
untuk proyek implementasi ini. Modul-modul yang akan diimplementasikan
adalah (Pindad, 2011):
1. Production Planning (PP)
Modul ini membantu proses perencanaan, kontrol dan kegiatan produksi dan
terdapat 3 submodul pada modul ini, yaitu execution (PP-EX), planning (PP-
PL), dan master data (PP-MD).
2. Material Management (MM)
Modul ini membantu dalam proses pengadaan barang dan pengelolaan
penyimpanan dan terdapat empat submodul dalam dalam modul ini, yaitu
inventory management (MM-IM), logistics invoice verification (MM-LIV),
master data (MM-MD), dan purchasing (MM-PU).
3. Financial Accounting (FI)
Modul ini membantu untuk membuat laporan keuangan dan terdapat tujuh
submodul dalam modul ini yaitu account payable (FI-AP), account receivable
(FI-AR), bank accounting (FI-BA), closing (FI-CL), fixed asset (FI-FA),
general ledger (FI-GL), dan master data (FI-MD).
4. Controlling (CO)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
49
Universitas Indonesia
Modul ini membantu untuk akutansi biaya dan terdapat empat submodul dalam
modul ini, yaitu actual cost (CO-AC), business planning (CO-BP), closing
(CO-CL) dan master data (CO-MD).
5. Sales and Distribution (SD)
Modul ini membantu untuk meningkatkan kegiatan operasional yang
berhubungan dengan pelanggan dan terdapat 3 submodul pada modul ini, yaitu
sales (SD-SLS), claim (SD-CLM), dan master data (SD-MD).
6. Quality Management (QM)
Modul ini membantu dalam pengelolaan kualitas dari produk dan terdapat
empat submodul pada modul ini, yaitu notification (QM-Note), procurement
(QM-Proc), production (QM-Prod), dan master data (QM-MD).
7. Plant Maintenance (PM)
Modul ini digunakan untuk proses adminitrasi dan perbaikan teknis dan modul
ini akan dioperasikan pada tahun 2013.
8. Project System (PS)
Modul ini digunakan untuk mengintegrasikan keseluruhan proyek dari awal
sampai akhir dan modul ini akan dioperasikan pada tahun 2013.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
46 Universitas Indonesia
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisis penulis terhadap data yang sudah dikumpulkan dengan
memakai alat bantu yang dipakai, sehingga menghasilkan sebuah hasil mengenai
Analisis manfaat investasi SAP pada PT. Pindad (Persero).
4.1. Analisa Studi Kasus
Berikut ini akan dijelaskan mengenai kondisi pada divisi senjata pada saat
implementasi SAP.
4.1.1. Proses Bisnis Divisi Senjata
Berikut adalah penjelasan dan gambar proses bisnis divisi senjata pada gambar
4.1:
1. Customer
Customer merupakan seseorang atau badan yang membeli senjata. Transaksi
yang terjadi yaitu antara customer dengan direktorat pemasaran dan
penjualan. Beberapa dokumen yang terdapat pada transaksi yaitu dokumen
penawaran, kontrak dan penagihan. Customer dari PT.Pindad (Persero) yang
membeli senjata yaitu TNI dan POLRI.
2. Pemasaran dan Penjualan
Merupakan direktorat yang berfungsi untuk memasarkan dan menjual senjata
serta menagih tagihan kepada customer. Dalam hubungannya antar
departemen, departemen ini memberikan perintah pengerjaan pesanan kepada
departemen perencanaan dan pengendalian produksi (Rendalprod) dan
hubungannya dengan customer adalah memberikan dokumen penagihan.
Modul SAP yang digunakan pada departemen ini adalah SD.
3. Produksi
Merupakan departemen yang berfungsi untuk membuat, mengontrol dan
melaporkan produksi senjata ke bagian logistik. Modul SAP yang digunakan
adalah PP.
Pada departemen ini terdapat sub departemen yang saling bekerja sama, yaitu:
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
47
Universitas Indonesia
a. Rendalprod
Merupakan sub departemen yang berfungsi untuk merencanakan dan
mengendalikan produksi senjata. Pada sub departemen ini bertugas untuk
mengontrol sub departemen pengembangan produksi dan sub departemen
enjiniring.
b. Bangprod
Merupakan sub departemen yang berfungsi untuk mengembangkan
senjata. Hasil senjata yang dibuat oleh sub departemen enjiniring
dikembangkan oleh sub departemen ini.
c. Enjiniring
Merupakan sub departemen yang membuat senjata. Semua permintaan
pembuatan senjata dikerjakan pada sub departemen ini, baik dari desain
hingga proses pembuatan.
4. Logistik
Merupakan departemen yang bertugas untuk mengadakan barang dan
mengirim barang. Hubungan logistik terhubung ke vendor. Departemen
mengeluarkan surat pengantaran barang sebagai bukti pengiriman barang ke
customer. Modul SAP yang digunakan pada departemen ini adalah MM.
5. Mutu
Merupakan departemen yang menguji mutu dari senjata yang sudah
diproduksi. Hasil inspeksi senjata diberikan kepada departemen produksi.
Modul SAP yang digunakan pada departemen ini adalah QM.
6. Keuangan
Merupakan departemen yang berfungsi untuk mengatur keuangan divisi
senjata, baik dari pembayaran ke vendor maupun memberikan dokumen
penagihan ke customer melalui keuangan pusat yang kemudian diteruskan
kepada direktorat pemasaran dan penjualan divisi senjata. Modul SAP yang
digunakan adalah FI dan CO.
7. Gudang Pusat
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
48
Universitas Indonesia
Merupakan Tempat penyimpanan barang-barang yang siap dikirim ke
customer. Selain gudang pusat, terdapat gudang yang disewa oleh divisi
senjata.
8. Customer Internal
Merupakan pemakai dari internal perusahaan.
9. Keuangan Pusat
Merupakan suatu direktorat yang berfungsi untuk mengatur keuangan
PT.Pindad (Persero). Direktorat ini berfungsi untuk menerima semua laporan
keuangan dari setiap departemen. Salah satu tugasnya adalah memberikan
uang dari permohonan dana.
10. Vendor
Merupakan pemasok bahan-bahan mentah yang digunakan untuk produksi
senjata.
4.1.2. Implementasi SAP Pada Divisi Senjata
Kelemahan aplikasi lama menjadi salah satu hambatan dalam operasional divisi
senjata dan beberapa kelemahan-kelemahan dari aplikasi lama yaitu (Pindad,
2011):
1. Tidak terdokumentasi dengan baik,sangat tergantung pada individu.
2. Data tidak akurat, banyak data sampah yang membutuhkan usaha cukup besar
untuk melakukan cleansing.
3. Tidak terintegrasi, duplikasi pencatatan menyebabkan informasi yang tidak
sama, waktu cukup lama untuk pelaporan, harus selalu direkonsiliasi antar
aplikasi.
4. Sulit dikembangkan sesuai proses bisnis baru, karena aplikasi terlanjur
berkembang sesuai dengan kebutuhan lokal sebagai reaksi dari situasi bisnis
saat itu.
5. Secara umum tidak dapat dipergunakan sebagai penggerak perubahan yang
pada akhirnya tidak dapat membantu pencapaian target bisnis.
6. Pengguna terbiasa menggunakan aplikasi existing hanya sebagai media
pencatatan dan tidak dapat dipergunakan sebagai materi analisa dan kontrol.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
49
Universitas Indonesia
7. Aplikasi sudah lama dan harus diganti baru karena tidak sesuai dengan
kebutuhan bisnis sekarang dan akan datang.
Untuk itu implementasi SAP dilakukan pada divisi senjata yang dimulai pada
tanggal 24 Juni 2012 dan tujuan implementasi SAP pada divisi senjata adalah
pembenahan end to end supply chain managament supaya proses bisnis yang
dijalankan pada divisi senjata saling terintegrasi (Pindad,2011). Proses-proses
yang kritikal seperti pengadaan, produksi dan penagihan, sudah diperbaiki dengan
adanya SAP serta kepuasan yang didapat dari karyawan divisi senjata setelah
memakai SAP (Lampiran C-23). Dengan adanya perubahan kultur dan kerja, serta
percepatan produksi diharapkan untuk kedepannya, implementasi SAP dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan (Lampiran C-24).
4.1.3. Modul-modul SAP Divisi Senjata
Modul-modul SAP yang dipakai untuk divisi senjata meliputi: PP, MM, FI, CO,
SD, dan QM (Pindad, 2011).
4.1.4. Dampak Perubahan Proses Bisnis Pada Implementasi SAP
Dengan adanya implementasi SAP, terdapat beberapa perubahan dalam proses
bisnis yang disebabkan oleh fungsi dari tiap modul-modul yang
diimplementasikan dan dampak perubahan dapat dilihat pada lampiran K
mengenai kondisi sebelum dan sesudah implementasi SAP serta perubahan yang
dilakukan. Dari hasil wawancara dengan ketua komite pengarah implementasi
SAP PT. Pindad (Persero), diperoleh bahwa setelah implementasi SAP ada
beberapa perubahan dalam budaya kerja (Lampiran I-1), yaitu:
1. Dari menunggu perintah menjadi proaktif.
2. Dari biasa luwes dan tidak menuntut konsistensi atau akurasi, menjadi pekerja
yang terobsesi dengan rincian.
3. Dari sekedar mendokumentasikan, melaporkan dan melupakannya, menjadi
personil yang senang menganalisa.
4. Kesadaran sistematik (dari maksimal lokal menjadi optimal global).
5. Dari minimalis menjadi fokus pada laba.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
50
Universitas Indonesia
Gambar 4.1. Proses Bisnis Divisi Senjata (Pindad, 2010)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
51
Universitas Indonesia
4.2. Identifikasi Manfaat Investasi SAP
Bagian ini akan menjelaskan mengenai proses identifikasi manfaat investasi SAP
pada divisi senjata menggunakan Ranti’s Generic IS/IT Business Value. Melalui
proses penyebaran kuesioner yang disebar ke 40 responden pada divisi senjata,
didapatkan 37 responden yang mengembalikan kuesioner (Lampiran J-1).
Hasil yang didapat dari kuesioner (Lampiran J-2) adalah 50 sub kategori manfaat
yang relevan dengan implementasi SAP pada divisi senjata PT. Pindad (Persero).
Kemudian penulis melakukan wawancara kepada kepala divisi senjata, 3 kepala
departemen divisi senjata, kepala sub departemen akutansi dan keuangan divisi
senjata, deputi direktur pemasaran dan penjualan dan kepala departemen
organisasi dan sistem yang bertujuan untuk memperkuat hasil kuesioner dan dari
hasil wawancara diperoleh 30 sub kategori manfaat yang ada relevansinya dengan
implementasi SAP dengan 18 sub kategori diantaranya memberikan manfaat yang
signifikan.
Pada tabel 4.1 ditunjukan hasil dari identifikasi manfaat investasi SAP
menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value yang relevan dan
signifikan beserta alasannya:
Tabel 4.1: Hasil Identifikasi Manfaat Investasi SAP
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
1. Mengurangi/ Menekan Biaya (Dari) 1 Biaya
Telekomunikasi RCO-01 Tidak Tidak
Belum ada layanan yang mengintegrasikan perusahaan dengan pemasok, sehingga bagian pengadaan masih melakukan hubungan telpon dengan pemasok (Lampiran D-1).
2 Biaya Perjalanan RCO-02 Tidak Tidak
Masih ada perjalanan yang dilakukan pegawai. Contohnya adalah perjalanan ke divisi munisi di Turen, Jawa Timur (Lampiran C-1).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
52
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
3 Biaya Operator RCO-03 Tidak Tidak
Sebelum implementasi SAP, jumlah operator yang diperlukan dalam menjalankan mesin-mesin pabrik adalah sama (Lampiran E-1).
4 Biaya Pertemuan RCO-04 Tidak Tidak
Setiap hari kepala divisi senjata mengadakan rapat harian dengan seluruh kepala departemen divisi senjata (Lampiran C-2).
5 Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 Tidak Tidak
Tidak ada hubungan dengan biaya kegagalan layanan (Lampiran G-1).
6 Biaya Distribusi RCO-06 Tidak Tidak
Jumlah pengiriman tergantung pada jumlah permintaan. Semakin banyak barang yang dikirim, maka semakin banyak biaya distribusi yang dikeluarkan (Lampiran D-2).
7 Biaya Pelatihan Per Pegawai RCO-07 Tidak Tidak
Pelatihan diatur oleh departemen pendidikan dan pelatihan PT. Pindad(Persero) (Lampiran C-3).
8 Biaya Pengembalian Barang Yang Salah
RCO-08 Tidak Tidak
Pada dasarnya tidak ada barang yang salah. Meskipun salah, barang tersebut ditahan di gudang pusat dan disesuaikan dengan permintaan pelanggan untuk dikirim (Lampiran E-2).
9 Biaya Uang (Bunga Pinjaman) RCO-09 Tidak Tidak Tidak berpengaruh terhadap
biaya uang (Lampiran G-2).
10 Biaya Cetak Dokumen dan ATK RCO-10 Ya Ya
Relevan: Pencetakan laporan keuangan berkurang, karena setiap bulan, departemen keuangan pada divisi senjata mengirimkan laporan keuangan kepada keuangan pusat. Dokumen yang dikirimkan adalah Bukti Material Masuk (BMM) dan Bukti Pengeluaran Material (BPM). Dengan adanya
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
53
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
SAP, keuangan pusat hanya memonitor laporan keuangan dari aplikasi (Lampiran G-3). Signifikan: Pencetakan dokumen pada divisi senjata menjadi: pencetakan tagihan, Surat Setoran Pajak (SSP), Surat Pengiriman Barang (SPB) (dokumen eksternal) (Lampiran G-3).
11 Biaya Langganan RCO-11 Tidak Tidak Tidak berpengaruh terhadap biaya langganan (Lampiran G-4).
12 Biaya Sewa Ruangan RCO-12 Tidak Tidak
Karena memakai gedung sendiri, maka tidak ada biaya sewa ruangan (Lampiran F-1).
13 Biaya Sewa Alat RCO-13 Tidak Tidak
Mesin-mesin yang digunakan dalam produksi senjata merupakan hasil investasi (Lampiran E-3).
14 Biaya Inventori/ Penyimpanan RCO-14 Tidak Tidak
Besar atau kecilnya biaya inventori/penyimpanan tergantung pada jumlah pengiriman ke gudang bandara. Semakin banyak pengiriman, biaya yang dikeluarkan semakin banyak (Lampiran F-2)
15 Biaya Kegagalan Penelitian RCO-15 Tidak Tidak
Tidak berhubungan dengan biaya kegagalan penelitian (Lampiran E-4).
2. Meningkatkan Produktivitas (Karena Disebabkan Oleh)
16 Restrukturisasi Pembagian Fungsi Kerja
IPR-01 Ya Tidak
Dengan terotomasinya proses bisnis, maka restrukturisasi pembagian fungsi kerja akan baik, tetapi karena implementasinya belum lama, jadi hasilnya belum signifikan (Lampiran C-4).
17 Mempercepat Penguasaan Produk
IPR-02 Tidak Tidak
Pada dasarnya para pekerja pabrik mengerti dengan produk yang dihasilkan (Lampiran E-5).
18 Kemudahan Analisis IPR-03 Ya Ya Relevan: Proses
perhitungan menjadi lebih
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
54
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
baik karena adanya data historikal lengkap sebagai bahan analisa (Lampiran D-3). Signifikan: Pemantauan dilakukan secara langsung, sehingga memudahkan manajemen untuk melihat pencapaian penjualan (Lampiran H-1).
19 Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
IPR-04 Ya Ya
Relevan: Karena SAP membantu dalam membuat pengiriman barang tepat waktu, dan pengiriman tagihan cepat (Lampiran H-2). Signifikan: Dengan kemudahan SAP pada divisi senjata membuat produktivitas lebih meningkat terutama dalam pengiriman barang yang tepat waktu ke pelanggan, dan pengiriman tagihan yang cepat ke pelanggan ( Lampiran G-5).
3. Mempercepat Proses (Dari)
20 Proses Produksi APR-01 Tidak Tidak
Proses produksi yang dimulai permintaan barang hingga barang dikirim ke pelanggan sebelum implementasi SAP adalah 45 hari. Sedangkan dalam produksi 1 hari masih sama dengan sebelum implementasi SAP yaitu 100 pucuk senjata (Lampiran E-6).
21 Proses Pengadaan Barang APR-02 Tidak Tidak
Secara sistem, memang proses cepat, tetapi pengadaan suatu barang tidak cepat karena rata-rata membutuhkan waktu 45 hari (Lampiran D-4).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
55
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
22 Proses Pembuatan Laporan APR-03 Ya Ya
Relevan: Dalam pembuatan laporan keuangan, tidak perlu memasukan angka, karena divisi lain sudah dapat memasukan nilai uang, sehingga bagian akutansi dan keuangan hanya memantau (Lampiran G-6). Signifikan: Tidak memerlukan waktu yang lama untuk membuat laporan, karena aplikasi sudah dapat dipantau secara real time, terintegrasi, sehingga memudahkan bagian lain untuk memantau laporan (Lampiran G-6).
23 Proses Persiapan Data APR-04 Ya Ya
Relevan: Dalam pembuatan tagihan, pelaporan pajak dan pembuatan SPD, dapat dilakukan dalam sehari, (Lampiran G-7). Signifikan: Perubahan waktu signifikan dari waktu persiapan 1 minggu menjadi 1 hari (Lampiran G-7).
24 Proses Pemeriksaan Permohonan
APR-05 Tidak Tidak Permohonan masih manual dalam bentuk surat (Lampiran G-8).
25 Proses Pembayaran Hutang/Tagihan
APR-06 Ya Tidak
Relevan: Terdapat fitur yang memberitahu bahwa ada beberapa transaksi dengan pemasok yang harus dibayar. Begitu juga dengan tagihan, terdapat notifikasi bahwa harus sudah menagih ke pelanggan. Hanya saja dalam pembayaran hutang kepada pemasok belum tepat waktu (Lampiran G-9).
26 Proses Transaksi APR-07 Ya Ya
Relevan: Dalam transaksi penjualan, semua modul sudah terintegrasi, sehingga bagian keuangan dapat melihat transaksi yang
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
56
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
terjadi pada modul SD (Lampiran H-3). Signifikan: Sebelum implementasi SAP, dalam memasukan data ke keuangan pusat. PP (Pemasaran dan Penjualan) harus mengirimkan data ke keuangan divisi senjata, kemudian pihak keuangan memasukan data ke aplikasi keuangan (Lampiran H-3).
27 Proses Pengambilan Keputusan
APR-08 Ya Tidak
Relevan: Dengan terintegrasinya modul-modul di SAP, manajemen dapat melihat kemajuan dari produksi, penjualan, sehingga dapat di analisa serta memudahkan dalam pengambilan keputusan (Lampiran C-5).
4. Mengurangi Resiko (Dari)
28 Kesalahan Hitung RRI-01 Ya Ya
Relevan: Adanya data historikal lengkap pada modul MM yang mencatat stok gudang, sehingga perhitungan menjadi lebih baik (Lampiran D-5). Signifikan: Aplikasi lama tidak mampu mencatat data historikal perhitungan stok barang (Lampiran D-5).
29 Piutang Tak Tertagih RRI-02 Tidak Tidak Tergantung pembayaran dari
customer (Lampiran G-10).
30 Kehilangan Penyimpanan RRI-03 Tidak Tidak
Sebelum implementasi SAP, terdapat kebijakan mengenai penyimpanan barang (Lampiran C-6).
31 Produk Gagal RRI-04 Tidak Tidak
Faktor-faktor yang menyebabkan produk gagal tersebut tidak berasal dari aplikasi, tetapi berasal dari mesin, manusia dan sebagainya (Lampiran E-7).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
57
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
32 Kehilangan Data RRI-05 Tidak Tidak
Kehilangan Data hasil pencetakan laporan kemungkinan dapat terjadi (Lampiran I-1)
33 Kesalahan Data RRI-06 Tidak Tidak
Kemungkinan salah dalam penggunaan SAP tergantung dari pengguna (Lampiran I-2)
34 Jatuh Tempo RRI-07 Ya Tidak
Relevan: Terdapat notifikasi yang memudahkan departemen administrasi dan keuangan divisi senjata dalam mengetahui jatuh tempo, tetapi pengaruhnya belum signifikan karena dalam pembayaran masih belum tepat waktu (Lampiran G-11).
35 Kehilangan Karyawan Potensial RRI-08 Tidak Tidak
Tidak berpengaruh terhadap kehilangan karyawan potensial. Karena ada tim bernama Organizational Change Management (OCM) pada ORSIS, yang berfungsi untuk membuat strategi manajemen perubahan terkait dengan implementasi SAP pada divisi senjata (Lampiran I-3).
36 Pemalsuan RRI-09 Tidak Tidak Sudah ada kebijakan mengenai pemalsuan (Lampiran C-7).
37 Penipuan/Kecurangan Administrasi RRI-10 Tidak Tidak
Sudah dibuat kebijakan perusahaan mengenai penipuan/kecurangan dalam administrasi (Lampiran C-8).
38 Kesalahan Pembayaran RRI-11 Ya Ya
Relevan: Terdapat fitur mengenai transaksi pembayaran terhadap pemasok, semua transaksi beserta historikalnya tercapat dengan baik. (Lampiran G-12). Signifikan: Aplikasi lama tidak mencatat transaksi pembayaran dengan baik
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
58
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
untuk pembayaran pemasok, kemungkinan kesalahan pembayaran besar (Lampiran G-12).
39 Kesalahan Pengelolaan Aset RRI-12 Ya Ya
Relevan: Perhitungan depresiasi aset dapat dikurangi (Lampiran G-13). Signifikan: Perhitungan dari manual ke sistem (Lampiran G-13).
5. Meningkatkan Pendapatan (Yang Disebabkan Oleh)
40 Meningkatkan Kapasitas Bisnis IRE-01 Tidak Tidak
Jumlah mesin sebelum dan setelah implementasi SAP adalah sama (Lampiran E-8).
41 Meningkatkan Kualitas Laporan IRE-02 Ya Ya
Relevan: Dapat mempengaruhi kualitas laporan karena semua data-data antar departemen saling terintegrasi (Lampiran G-14). Signifikan: Setiap departemen jika mendapatkan data dari salah satu departemen tidak harus memasukan ke aplikasi. Contoh: Dalam laporan keuangan, departemen keuangan dan administrasi divisi senjata tidak harus mencetak laporan keuangan kemudian dikirim ke keuangan pusat. Keuangan pusat hanya melihat modul FICO pada divisi senjata (Lampiran G-14).
42 Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan
IRE-03 Ya Ya
Relevan : Pengiriman barang dapat dimonitor secara real time (Lampiran D-6). Signifikan : Aplikasi lama tidak dapat memonitor dalam pengiriman barang (Lampiran D-6).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
59
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
43 Memperluas Segmentasi Pasar IRE-04 Tidak Tidak
Implementasi SAP pada divisi senjata tidak mempengaruhi dalam memperluas segmentasi pasar karena pelanggan senjata adalah TNI dan POLRI (Lampiran C-9).
44 Meningkatkan Pendapatan Lain-lain
IRE-05 Tidak Tidak Tidak berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan lain-lain (Lampiran F-5).
6. Meningkatkan Keakuratan (Dari)
45 Tagihan IAC-01 Ya Ya
Relevan: Fitur pada aplikasi SAP mendukung dalam pembuatan tagihan dan didukung dengan notifikasi yang berguna untuk memberitahu pengguna untuk waktu penagihan (Lampiran G-15). Signifikan: Aplikasi lama tidak mempunyai notifikasi dalam pemberitahuan penagihan (Lampiran G-15).
46 Analisis IAC-02 Ya Ya
Relevan: Dalam modul MM yaitu inventori, dapat melihat laporan-laporan secara aktual sebagai bahan manajemen untuk melakukan analisa terhadap kebijakan perusahaan (Lampiran D-7). Signifikan: Aplikasi sebelum SAP tidak memberikan fitur dalam kemudahan analisa dan tidak terintegrasi sampai ke tingkat manajemen (Lampiran D-7).
47 Data IAC-03 Ya Ya
Relevan: Semua data-data akurat dan saling terintegrasi (Lampiran I-4). Signifikan: Dengan terintegrasi data-data antar departemen, tidak perlu setiap departemen memasukan data ke aplikasi jika mendapatkan data dari
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
60
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
departemen lain (Lampiran I-4).
48 Perencanaan IAC-04 Ya Ya
Relevan: Modul PP memudahkan pengguna dalam melakukan perencanaan (Lampiran E-9). Signifikan Perencaan tidak mempunyai standar yang terkomputasi (Lampiran E-9).
49 Keputusan IAC-05 Ya Tidak
Relevan: Kualitas laporan yang dihasilkan baik, sehingga mudah dalam mengambil keputusan (Lampiran C-10).
7. Mempercepat Cash In (Disebabkan Karena) 50 Mempercepat
Pengiriman Tagihan ACI-01 Ya Tidak
Relevan: Dengan kecepatan pembuatan tagihan dalam sehari, dapat mempercepat pengiriman tagihan ke pelanggan. Hanya saja pembayaran dari pelanggan paling cepat adalah satu minggu (Lampiran G-16).
8. Meningkatkan Layanan Eksternal (Dari)
51 Mengurangi Pembatalan Pemesanan
IES-01 Tidak Tidak
Pada dasarnya tidak ada pesanan yang dibatalkan. Hanya saja barang yang belum dikirim menunggu kabar dari pelanggan (Lampiran E-10).
52 Mengetahui Masalah Pelanggan IES-02 Ya Tidak
Relevan: Modul SD dapat mengakomodir dalam mengetahui masalah pelanggan. Hanya saja pengaruhnya belum signifikan (Lampiran H-4).
53 Penambahan Cabang/Layanan IES-03 Tidak Tidak
Kantor cabang PT.Pindad (Persero) hanya di Turen, Jawa Timur (Lampiran C-11).
54 Layanan Pribadi IES-04 Tidak Tidak Tidak berpengaruh terhadap layanan pribadi (Lampiran C-12).
55 Kepuasan Pelanggan IES-05 Ya Tidak
Pelayanan yang baik terhadap pelanggan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Hanya saja.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
61
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
kepuasaan dari pelanggan setelah implementasi SAP belum terlihat (Lampiran H-5).
9. Meningkatkan Image (Disebabkan Oleh)
56 Meningkatkan Mutu Layanan IIM-01 Ya Tidak
Relevan: Sebelum implementasi SAP sudah ditetapkan sasaran mutu divisi senjata. Dengan adanya SAP diharapkan dapat sesuai dengan sasaran mutu, hanya pengaruhnya untuk sekarang belum signifikan (Lampiran C-13).
57 Pemberian Diskon IIM-02 Ya Tidak
Relevan: Terdapat fitur untuk pemberian diskon, tetapi pemberian diskon belum pernah dilakukan (Lampiran G-17).
58 Kepatuhan Pada Aturan IIM-03 Ya Tidak
Relevan: Dengan adanya implementasi SAP, maka karyawan akan semakin disiplin dalam menggunakan SAP sehingga penggunaan aplikasi lama ditinggalkan. Karena masih berjalan 6 bulan, ada beberapa karyawan yang belum patuh dalam menggunakan SAP, dan masih menggunakan aplikasi lain (Lampiran C-14).
59 Menggunakan Merek Terkenal IIM-04 Ya Tidak
Relevan: Penggunaan SAP pada PT. Pindad (Persero) dapat meningkatkan citra, karena menggunakan ERP yang bagus. Hanya saja pengaruhnya untuk pelanggan belum signifikan (Lampiran C-15).
10. Meningkatkan Kualitas (Dari)
60 Manajemen Penyedia/Pemasok IQU-01 Tidak Tidak Belum ada layanan untuk
pemasok (Lampiran D-8).
61 Hasil Kerja IQU-02 Ya Ya
Relevan: Dengan terintegrasinya data antar departemen membuat hasil kerja menjadi semakin baik (Lampiran C-16).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
62
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
Signifikan: Sudah tidak ada lagi pengiriman berkas antar departemen (Lampiran C-16).
62 Layanan IQU-03 Ya Ya
Relevan: Dengan terintegrasi data antar departemen, dan adanya pemantauan terhadap pelanggan maka layanan divisi senjata menjadi lebih baik (Lampiran C-17). Signifikan: Aplikasi lama tidak terintegrasi antar departemen dan pemantauan terhadap pelanggan (Lampiran C-17).
63 Produk IQU-04 Tidak Tidak
Implementasi SAP tidak berpengaruh terhadap kualitas dari senjata (Lampiran E-11).
11. Meningkatkan Layanan Internal (Dari)
64 Layanan Bersama IES-01 Ya Ya
Relevan: Dengan terintegrasinya data antar departemen, maka layanan bersama antar departemen menjadi lebih baik (Lampiran I-5). Signifikan: Aplikasi lama tidak terintegrasi antar departemen (Lampiran I-5).
65 Memenuhi Hak & Tanggung Jawab Staf
IES-02 Tidak Tidak Tidak berpengaruh terhadap implementasi SAP. (Lampiran C-18).
66 Layanan Untuk Karyawan IES-03 Tidak Tidak
Tidak mempengaruhi layanan untuk karyawan (Lampiran C-19).
67 Penjadwalan dan Materi Pelatihan IES-04 Tidak Tidak
Penjadwalan dan materi pelatihan dibuat oleh departemen pendidikan dan pelatihan (Lampiran C-20).
12. Meningkatkan Keunggulan Kompetitif (Disebabkan Oleh)
68 Membentuk Kerjasama Bisnis ICA-01 Tidak Tidak
PT.Pindad (Persero) adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi senjata di Indonesia (Lampiran C-21).
69 Mempercepat Terbentuknya Bisnis Baru
ICA-02 Tidak Tidak Divis senjata tidak melakukan inovasi dalam produk selain senjata
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
63
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode
Rel
evan
Sign
ifika
n
Penjelasan
(Lampiran C-22).
70 Penjadwalan dan Materi Pelatihan ICA-03 Tidak Tidak
Penjadwalan dan materi pelatihan dibuat oleh departemen pendidikan dan pelatihan (Lampiran C-23).
13. Mengurangi Biaya (Dari)
71 Dana Cadangan ACO-01 Tidak Tidak Tidak berpengaruh terhadap dana cadangan (Lampiran G-18).
72 Biaya Pemeliharaan ACO-02 Tidak Tidak
Tidak berpengaruh pada biaya pemeliharaan. Karena pemeliharaan merupakan kewajiban, supaya mesin-mesin tidak mati (Lampiran E-12).
73 Biaya Kehilangan Dan Penundaan ACO-03 Tidak Tidak
Tidak berpengaruh terhadap biaya kehilangan dan penundaan (Lampiran G-19).
Berikut adalah ringkasan tabel yang menunjukan manfaat investasi SAP yang
relevan dan signifikan menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value
pada tabel 4.2:
Tabel 4.2: Manfaat Investasi SAP Relevan Dan Signifikan
Kategori Sub Kategori Kode 1. Mengurangi/Menekan biaya (Dari) 1. Biaya Cetak Dokumen Dan ATK RCO-10
2. Meningkatkan Produktivitas (Karena disebabkan Oleh)
2. Kemudahan Analisis IPR-03
3. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan IPR-04
3. Mempercepat Proses (Dari)
4. Proses Pembuatan Laporan APR-03 5. Proses Persiapan Data APR-04 6. Proses Transaksi APR-07
4. Mengurangi Resiko (Dari)
7. Kesalahan Hitung RRI-01 8. Kesalahan Pembayaran RRI-11 9. Kesalahan Pengelolaan Aset RRI-12
5. Meningkatkan Pendapatan (Yang Disebabkan Oleh)
10. Meningkatkan Kualitas Laporan IRE-02
11. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan IRE-03
6. Meningkatkan Keakuratan (Dari)
12. Tagihan IAC-01 13. Analisis IAC-02 14. Data IAC-03 15. Perencanaan IAC-04
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
64
Universitas Indonesia
Kategori Sub Kategori Kode 7. Meningkatkan Kualitas (Dari)
16. Hasil Kerja IQU-02 17. Layanan IQU-03
8. Meningkatkan Layanan Internal (Dari) 18. Layanan Bersama IIS-01
4.3. Pemodelan Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat Investasi SAP
Berikut ini dijelaskan pemodelan hubungan sebab akibat antar manfaat investasi
SAP menggunakan system dynamics yang dimodelkan ke dalam causal loop
diagram dan stock and flow diagram.
4.3.1. Tahapan Pemodelan
Tahapan pemodelan dari studi kasus kedalam system dynamics dilakukan melalui
langkah-langkah berikut pada gambar 4.2 dan penjelasannya:
Gambar 4.2. Tahapan Pemodelan System Dynamics Pada Studi Kasus
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap ini ingin diketahui manfaat investasi SAP yang relevan dan
signifikan. Identifikasi manfaat investasi SAP sudah dilakukan dengan
menggunakan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value dan hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.2. Kemudian dicocokan antara manfaat investasi yang
teridentifikasi dengan tujuan implementasi SAP pada divisi senjata PT. Pindad
(Persero) untuk diketahui sebagai variabel utama. Variabel utama dari manfaat
investasi yang teridentifikasi yang sesuai dengan tujuan implementasi SAP
yaitu: meningkatkan layanan bersama, keakuratan data, kualitas layanan,
meningkatkan kepercayaan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan
dan variabel pendukungnya adalah 14 manfaat investasi SAP lainnya. Proses
identifikasi masalah ditunjukkan pada gambar 4.3.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
65
Universitas Indonesia
Gambar 4.3. Proses Identifikasi Masalah Studi Kasus
2. Analisa Keterkaitan
Bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat antar variabel. Cara
menganalisa keterkaitan yaitu menghubungkan variabel utama kemudian
mencocokan dengan variabel pendukung dan mencocokan variabel pendukung
dengan variabel pendukung lainnya. Pada tahap ini, belum diberikan
hubungan antar variabel dengan notasi ‘+’ atau ‘-‘. Proses analisa keterkaitan
antar variabel terdapat pada gambar 4.4.
3. Causal Loop Diagram
Proses pembuatan causal loop diagram dijelaskan pada subbab 4.3.2
4. Stock And Flow Diagram
Proses pembuatan stock and flow diagram dijelaskan pada subbab 4.3.3
1.3.2. Causal Loop Diagram Manfaat Investasi SAP
Causal loop diagram dibuat berdasarkan analisa keterkaitan antar variabel pada
tahap sebelumnya. Tujuan pembuatan causal loop diagram yaitu mengetahui
hubungan sebab akibat antar manfaat investasi yang relevan dan signifikan
dengan implementasi SAP pada divisi senjata PT. Pindad (Persero). Berikut
adalah dampak dan gambar 4.5 mengenai causal loop diagram hubungan sebab
akibat antar manfaat investasi SAP yang relevan dan signifikan pada divisi
senjata:
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
66
Universitas Indonesia
1. Divisi Senjata
Dengan meningkatkan layanan bersama yang merupakan master data yang
dapat diakses oleh beberapa departemen dapat meningkatkan keakuratan data,
karena data antar departemen terintegrasi. Karena keakuratan data, layanan
yang diberikan kepada pelanggan menjadi lebih baik, karena dalam pelaporan
kepada pelanggan menjadi lebih jelas sehingga kepercayaan dan kepuasan
pelanggan meningkat (Lampiran D-6,I-4,I-5, H-2).
2. Pegawai Divisi Senjata
Dengan adanya layanan bersama dapat meningkatkan kualitas hasil kerja dari
divisi senjata sehingga dapat meningkatkan layanan ke pelanggan (Lampiran
C-16, C-17).
3. Departemen Rendalprod
Dapat meningkatkan keakuratan perencanaan, karena dengan adanya modul PP
(Lampiran E-9). Hal ini ditunjang dengan meningkatkan layanan bersama,
keakuratan data, keakuratan dan kemudahan analisis.
4. Departemen Administrasi dan Keuangan
a. Dengan adanya implementasi SAP, terdapat perubahan dalam pembuatan
laporan dan kualitas laporan sehingga dengan meningkatkan kualitas
laporan dapat mempercepat proses pembuatan laporan dan dengan adanya
kecepatan dalam proses pembuatan laporan dapat mengurangi biaya cetak
dokumen dan ATK, karena pelaporan keuangan ke keuangan pusat tidak
perlu mencetak (Lampiran G-3).
b. Dengan semakin akurat data, maka akan mengurangi resiko kesalahan
pengelolaan aset, karena dalam pengelolaan dan perhitungan depresiasi aset
semakin jelas dan teratur (Lampiran G-13).
c. Dengan adanya mempercepat proses persiapan data, maka akan mengurangi
kesalahan hitung dan dapat mempercepat proses transaksi yang
mengakibatkan tagihan semakin akurat serta mengurangi resiko kesalahan
pembayaran kepada pemasok (Lampiran G-12, G-15, H-3).
5. Direktorat Pemasaran dan Penjualan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
67
Universitas Indonesia
a. Dengan adanya keakuratan tagihan serta pengiriman barang dan tagihan
yang cepat ke pelanggan, dapat meningkatkan layanan ke pelanggan
sehingga kepuasan dan kepercayaan pelanggan meningkat (Lampiran H-5).
1.3.3. Stock and Flow Diagram Manfaat Investasi SAP
Stock and flow diagram berfungsi untuk memvalidasi causal loop diagram yang
sudah dibuat yang digunakan untuk memudahkan dalam simulasi system dynamic.
Variabel yang digunakan dalam diagram ini adalah stock, flow dan pendukung.
Berikut adalah penjelasan dan gambar 4.6 Stock and flow diagram manfaat
investasi SAP pada divisi senjata:
1. Variabel Stock
Merupakan variabel hasil yang dipengaruhi oleh flow. Cara menentukan
variabel stock adalah melihat variabel tersebut sebagai variabel utama dari hasil
identifikasi masalah dan variabel feedback loop (mempunyai dua loop). Pada
gambar 4.6, yang merupakan variabel stock dalam stock and flow diagram
adalah meningkatkan layanan bersama, keakuratan data,keakuratan analisis,
kualitas layanan, dan peningkatan kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
2. Variabel Flow
Merupakan variabel yang menentukan besar atau kecilnya tingkat, kecepatan,
ketepatan, jumlah dan besar pengurangan dari variabel pendukung ke variabel
hasil (stock) atau variabel hasil ke variabel hasil lainnya. Pada gambar 4.6,
variabel flow adalah dampak implementasi SAP, tingkat kemudahan analisis,
tingkat layanan bersama, tingkat keakuratan data, tingkat kualitas layanan,
kualitas hasil kerja, dan tingkat kualitas laporan.
3. Variabel Pendukung
Merupakan variabel yang menyebabkan terjadinya variabel pendukung yang
lain atau variabel yang dapat mengisi variabel stock. Pada gambar 4.6, yang
menjadi variabel pendukung adalah kemudahan analisis, keakuratan
perencanaan, proses pembuatan laporan, mempercepat proses persiapan data,
mempercepat proses transaksi, keakuratan tagihan, resiko kesalahan hitung,
resiko kesalahan pembayaran, resiko kesalahan pengelolaan aset, dan
mengurangi biaya cetak dokumen dan ATK.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
68
Universitas Indonesia
Gambar 4.4. Proses Analisa Keterkaitan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
69
Universitas Indonesia
1.4. Pengelompokan Manfaat Investasi SAP
Dari hasil pemodelan system dynamics menggunakan causal loop diagram pada
sub bab 4.3, didapat kelompok manfaat yang bertujuan memudahkan dalam
proses kuantifikasi manfaat investasi SAP. Jika tidak dikelompokan, maka akan
ada hasil kuantifikasi yang sama. Cara menentukan kelompok manfaat investasi
adalah melihat variabel yang saling terkait yang menyebabkan hubungan sebab
akibat, contohnya adalah mempercepat proses pembuatan laporan dengan
meningkatkan kualitas laporan menjadi satu kelompok manfaat. Penamaan
kelompok manfaat berdasarkan tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
Berikut adalah kelompok manfaat yang didapat dari pemodelan causal loop
diagram pada tabel 4.3:
Tabel 4.3: Kelompok Manfaat Investasi SAP
NO Kelompok Manfaat Sub Kategori Kode
1 Meningkatnya pendapatan karena pengurangan biaya operasional.
Mengurangi biaya cetak dokumen dan ATK
RCO-10
2 Meningkatnya pendapatan karena kecepatan dalam proses pembuatan laporan
Mempercepat proses pembuatan laporan
APR-03
Meningkatkan pendapatan karena meningkatkan kualitas laporan
IRE-02
3 Meningkatnya pendapatan karena keakuratan data
Meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis
IPR-03
Mengurangi resiko kesalahan pengelolaan aset
RRI-12
Meningkatkan keakuratan analisis IAC-02
Meningkatkan keakuratan data IAC-03
Meningkatkan keakuratan perencanaan
IAC-04
Meningkatkan layanan internal dari layanan bersama
IIS-01
4 Meningkatnya pendapatan karena kecepatan proses persiapan data
Mempercepat proses persiapan data
APR-04
Mempercepat proses transaksi APR-07
Mengurangi resiko kesalahan hitung
RRI-01
Mengurangi resiko kesalahan pembayaran RRI-11
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
70
Universitas Indonesia
NO Kelompok Manfaat Sub Kategori Kode
5 Meningkatnya pendapatan karena meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan
Meningkatkan produktivitas karena meningkatkan kepuasan pelanggan
IPR-04
Meningkatkan pendapatan karena meningkatkan kepercayaan pelanggan
IRE-03
Meningkatkan keakuratan tagihan IAC-01
Meningkatkan kualitas hasil kerja IQU-02
Meningkatkan kualitas layanan IQU-03
1.5. Kuantifikasi Manfaat Investasi SAP
Proses kuantifikasi manfaat investasi SAP yang bertujuan untuk mengukur
seberapa besar nilai manfaat dalam bentuk uang yang akan diperoleh divisi senjata
pada PT. Pindad (Persero) dengan mengimplementasikan SAP. Manfaat investasi
SAP yang teridentifikasi dan sudah ditentukan dari pengelompokan manfaat
investasi berasal dari pemodelan system dynamics dan dikuantifikasi
menggunakan data yang diperoleh melalui wawancara dengan 5 kepala
departemen pada divisi senjata serta menggunakan beberapa asumsi sebagai
variabel perhitungannya. Dalam menghitung manfaat investasi SAP, penulis
menggunakan metrik TI yang kemudian dijadikan rumus perhitungan untuk setiap
manfaat investasi SAP yang teridentifikasi. Dari hasil wawancara dengan kepala
departemen administrasi dan keuangan Divisi Senjata (Lampiran F-1, F-2) pada
tahun 2011, pemasukan divisi senjata adalah 201 milyar rupiah dan pemasukan
pada tahun 2012 adalah 248 milyar rupiah dengan rata-rata biaya operasional per
tahun adalah 150 Milyar Rupiah. Besarnya pendapatan ditentukan oleh banyaknya
pesanan senjata yang dibutuhkan oleh TNI dan POLRI sehingga dalam
mengkuantifikasi manfaat investasi SAP dihitung nilai manfaat SAP. Pada tabel
4.4. menunjukan tabel asumsi untuk perhitungan kuantifikasi.
Tabel 4.4: Tabel Asumsi Perhitungan Kuantifikasi
No. Asumsi Penjelasan Kuantifikasi Lampiran
1. Banyak dokumen yang dicetak per bulan
Merupakan rata-rata dokumen yang dicetak pada divisi senjata 10.000 F(1)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
71
Universitas Indonesia
No. Asumsi Penjelasan Kuantifikasi Lampiran
2. Harga cartridge
Merupakan harga sebuah cartridge yang digunakan untuk mencetak dokumen. Satu catridge dapat mencetak 500 lembar
Rp. 150.000 F(2)
3. Harga kertas per lembar
Merupakan harga kertas setiap dokumen dicetak
Rp. 75 F(3)
4. Banyak dokumen yang difotokopi per bulan
Merupakan keseluruhan dokumen yang difotokopi pada divisi senjata
15.000 F(4)
5. Biaya fotokopi per lembar
Merupakan biaya fotokopi dokumen untuk satu lembar
Rp. 100 F(5)
6. Persentase kesalahan cetak dokumen
Merupakan asumsi berdasarkan kesepakatan antar penulis dengan responden
2% F(6)
7. Persentase Kesalahan fotokopi
Merupakan asumsi berdasarkan kesepakatan antar penulis dengan responden
3% F(7)
8. Biaya distribusi senjata
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan senjata per 500 pucuk senjata
Rp. 10.000.000 F(8)
9. Banyak SPB yang dicetak
Jumlah SPB yang dicetak jika melakukan pengiriman barang per bulan
4 lembar D(1)
10. Biaya pengadaan senjata
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah untuk satu senjata
Rp. 2.400.000 D(2)
11. Waktu pengadaan barang
Merupakan waktu rata-rata dalam pengadaan barang
45 Hari D(3)
12. Banyak PO yang dicetak
Merupakan banyak PO yang dikeluarkan dalam sebulan
20 Lembar D(4)
13. Banyak pengiriman senjata
Merupakan banyak pengiriman senjata ke pelanggan dalam satu bulan
4 Kali D(5)
14. Biaya distribusi satu senjata
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengiriman 1 senjata
Rp. 20.000 D(6)
15. Waktu pengiriman barang
Merupakan waktu yang diperlukan untuk mengirim barang ke pelanggan
3 Hari D(7)
16. Banyak senjata yang dikirimkan ke pelanggan
Merupakan banyaknya senjata yang dikirimkan ke pelanggan dalam satu bulan
2000 Senjata D(8)
17. Banyak senjata yang diproduksi
Banyak senjata yang diproduksi dalam satu hari
100 Senjata E(1)
18. Persentase kesalahan pembayaran
Merupakan besarnya persentase yang didapat jika melakukan kesalahan pembayaran.
0,2% G(1)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
72
Universitas Indonesia
No. Asumsi Penjelasan Kuantifikasi Lampiran
Penentuan persentase berasal dari kesepakatan penulis dengan responden
19. Waktu pembuatan laporan
Merupakan waktu yang digunakan untuk membuat laporan keuangan, dimana laporan akan diserahkan kepada keuangan pusat PT. Pindad (Persero)
5 Hari G(2)
20. Biaya pengelolaan aset
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola aset perusahaan per tahun
Rp. 500.000.000 G(3)
21. Persentase salah pengelolaan aset
Merupakan besar persentase yang terjadi jika salah dalam mengelola aset. Besar persentase didapat dari kesepakatan antar penulis dengan responden.
0,5% G(4)
22. Banyak tagihan Merupakan banyak tagihan yang ditagih ke pelanggan dalam satu bulan
4 Kali G(5)
24. Lama pembuatan tagihan
Merupakan waktu yang diperlukan untuk membuat tagihan
1 Hari G(6)
25. Lama pengiriman tagihan
Merupakan waktu yang diperlukan untuk mengirimkan tagihan
1 Hari G(7)
26. Biaya pengiriman tagihan
Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengirimkan tagihan ke pelanggan
Rp. 30.000 G(8)
27. Banyak Dokumen Laporan
Banyaknya dokumen yang harus dilaporkan ke keuangan pusat
1000 Lembar G(9)
Berikut ini adalah pembahasan kuantifikasi yang akan dibagi berdasarkan
pengelompokan manfaat investasi SAP.
4.5.1. Meningkatnya Pendapatan Karena Pengurangan Biaya Operasional
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi dari setiap manfaat dalam kelompok ini:
4.5.1.1. Mengurangi Biaya Cetak Dokumen dan ATK (RCO-10)
Dengan adanya implementasi SAP pada divisi senjata PT. Pindad (Persero) dapat
mengurangi biaya cetak dokumen dan ATK karena tidak perlu mencetak laporan
keuangan kemudian dikirimkan ke keuangan pusat sehingga pencetakan dokumen
hanya kepada pihak eksternal (pemasok dan pelanggan). Sebagai contoh dokumen
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
73
Universitas Indonesia
yang dicetak adalah dokumen tagihan, SPB dan surat pelaporan pajak (Lampiran
G-3). Berikut adalah contoh proses perhitungan inventori fisik pada modul MM-
IM, dimana tidak perlu mencetak dokumen, karena datanya sudah ada di SAP
pada gambar N.3. Simbol proses dimana bertuliskan SAP, menunjukan proses
yang dilakukan SAP dalam melakukan proses yang bersangkutan. Dalam proses
perhitungan stok gudang, untuk departemen yang saling berhubungan sebelum
implementasi SAP, data yang diberikan ke departemen lain harus dicetak.
Asumsi yang digunakan untuk mengkuantifikasi manfaat mengurangi biaya cetak
dokumen dan ATK adalah sebagai berikut:
1. Banyak dokumen yang dicetak rata-rata sebelum implementasi SAP adalah
20.000 lembar, setelah implementasi SAP adalah 10.000 lembar (Lampiran
F(1)).
2. Harga catridge per 500 lembar adalah Rp. 150.000.
3. Harga Kertas per lembar adalah Rp. 75.
4. Banyak dokumen yang difotokopi rata-rata sebelum implementasi SAP adalah
25.000 lembar, setelah implementasi SAP adalah 15.000 lembar (Lampiran
F(4)).
5. Biaya fotokopi per lembar adalah Rp. 100.
6. Persentase kesalahan cetak dokumen adalah 2%.
7. Persentase kesalahan fotokopi adalah 3%.
Berikut adalah metrik dan rumus perhitungan kuantifikasi manfaat mengurangi
biaya cetak dokumen dan ATK pada tabel 4.5.
Tabel 4.5: Metrik dan Rumus RCO-10
Kode Metrik Rumus RCO-10 Banyak Dokumen
Tercetak, Harga Kertas, Harga Catridge,
Banyak Dokumen Terfotokopi, Biaya
Fotokopi, Biaya Salah Cetak Dokumen, Biaya
Salah Fotokopi
(Banyak Dokumen Tercetak x Harga Kertas) + (Banyak Dokumen tercetak/500 x
Harga Catridge) + (Banyak Dokumen Terfotokopi x Biaya
Fotokopi) + Biaya Salah Cetak Dokumen + Biaya
Salah Fotokopi
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
74
Universitas Indonesia
Gambar 4.5. Causal Loop Diagram Hubungan Sebab Akibat Antar Manfaat Investasi SAP Divisi Senjata
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
75
Universitas Indonesia
Gambar 4.6. Stock and Flow Diagram Manfaat Investasi SAP Divisi Senjata
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
76
Universitas Indonesia
Berikut adalah perhitungan manfaat mengurangi biaya cetak dokumen dan ATK
selama sebulan pada tabel 4.6.
Tabel 4.6: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat RCO-10
Banyak Dokumen dicetak
Harga kertas
Harga Catridge
Banyak Dokumen difotokopi
Biaya Fotokopi
Biaya Salah Cetak
Dokumen
Biaya Salah
Fotokopi
Hasil
10.000 75 150.000 15.000 100 75000 45000 5.370.000
Total pengurangan biaya cetak dokumen dan ATK selama sebulan adalah Rp.
5.370.000, sehingga dalam setahun total pengurangan biaya cetak dokumen dan
ATK adalah Rp. 5.370.000 x 12 = Rp. 64.440.000.
4.5.2. Meningkatnya Pendapatan Karena Kecepatan Dalam Proses
Pembuatan Laporan
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi dari setiap manfaat pada kelompok ini:
4.5.2.1. Mempercepat Proses Pembuatan Laporan (APR-03)
Dengan adanya SAP yang diimplementasikan pada divisi senjata PT. Pindad
(Persero) dapat mempercepat proses pembuatan laporan. Contohnya adalah dalam
membuat laporan keuangan yang dilaporkan ke keuangan pusat hanya diperlukan
satu hari dan tidak perlu mencetak laporan, karena keuangan pusat hanya melihat
modul FICO pada departemen adminitrasi dan keuangan divisi senjata (Lampiran
G-6). Proses bisnis dalam pembuatan laporan keuangan yang dilaporkan ke
keuangan pusat sebelum dan sesudah implementasi SAP pada gambar N.1 dan
N.2, dimana sudah tidak ada lagi fungsi untuk distribusi data.
Asumsi yang digunakan untuk mengkuantifikasi manfaat mempercepat proses
pembuatan laporan sebelum implementasi SAP adalah sebagai berikut:
1. Banyak kertas yang dicetak untuk membuat laporan per bulan adalah 1.000
lembar.
2. Harga kertas adalah Rp. 75.
3. Harga catridge per 500 lembar adalah Rp. 150.000.
4. Waktu pembuatan laporan adalah 5 hari.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
77
Universitas Indonesia
5. Persentase salah cetak laporan adalah 2%.
Berikut adalah metrik dan rumus perhitungan kuantifikasi manfaat mempercepat
proses pembuatan laporan pada tabel 4.7.
Tabel 4.7: Metrik dan Rumus APR-03
Kode Metrik Rumus APR-03 Banyak Kertas, Waktu
Pembuatan Laporan, Harga Kertas, Harga Catridge, Persentase Salah Cetak
Laporan
(Banyak Kertas /20000 x Waktu Pembuatan Laporan x
Harga Kertas) + (Banyak kertas/500 x Harga Catridge)
+ Persentase Salah Cetak Laporan
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi manfaat mempercepat proses pembuatan
laporan selama sebulan sebelum implementasi SAP pada tabel 4.8.
Tabel 4.8: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat APR-03
Banyak Kertas
Waktu Pembuatan
Laporan
Harga Kertas
Harga Catridge Biaya Kesalahan
Cetak Laporan
Hasil
1000 5 75 150.000 6000 306.019
Setelah implementasi SAP (Lampiran G-6), waktu pembuatan laporan adalah satu
hari dan tidak ada biaya cetak dokumen dan ATK yang dikeluarkan, sehingga
penghematan dari biaya cetak laporan dalam sebulan adalah Rp. 306.019 dan
dalam setahun penghematan biaya cetak laporan adalah Rp. 306.019 x 12 = Rp.
3.672.226.
4.5.2.2. Meningkatkan Pendapatan Karena Meningkatkan Kualitas
Laporan (IRE-02)
Kualitas laporan yang meningkat didapat dari kecepatan dalam proses pembuatan
laporan serta didukungnya kebijakan perusahaan mengenai sanksi terhadap
pemalsuan dan kecurangan administrasi (Lampiran G-14, C-7, C-8). Dalam
perhitungan kuantifikasi manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan
kuantifikasi manfaat APR-03. Berikut adalah contoh proses produksi senjata
dimana tiap direktorat dan departemen mengirimkan laporan, dimana laporannya
sudah ada di SAP pada gambar N.4 beserta penjelasan singkatnya:
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
78
Universitas Indonesia
1. Pada proses ini, bagian yang berhubungan adalah PP, produksi, gudang dan
keuangan pusat.
2. Sebelum implementasi SAP, setiap departemen harus mengirimkan laporan
dalam bentuk kertas dan setelah implementasi SAP, tiap departemen tiap perlu
mencetak laporan.
3. Direktorat PP mengirimkan perintah pengerjaan ke departemen produksi,
setelah senjata dibuat dikirimkan ke gudang dan akutansi pusat membuat
tagihan.
4.5.3. Meningkatnya Pendapatan Karena Keakuratan Data
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi dari setiap manfaat dalam kelompok ini:
4.5.3.1. Meningkatkan Produktivitas karena Kemudahan Analisis (IPR-03)
SAP memberikan kemudahan dalam melakukan analisis, sehingga membuat
perencaaan menjadi lebih baik dan meningkatkan keakuratan analisis. Sebagai
contoh adalah kemudahan analisis dalam pengadaan barang (Lampiran H-1),
pencapaian produksi (Lampiran C-5) dan lain sebagainya. Berikut adalah proses
bisnis yang dimana kemudahan analisis termasuk didalamnya, yaitu dalam
menentukan closing order processing pada submodul CO-CL pada gambar N.5.
4.5.3.2. Mengurangi Resiko Kesalahan Pengelolaan Aset (RRI-12)
Resiko kesalahan pengelolaan aset dapat dikurangi dengan semakin akuratnya
data pada divisi senjata PT. Pindad (Persero). Hal ini terlihat dari penggunaan
modul FI-FA yang memungkinkan divisi senjata dalam mengelola aset
(International, 2012). Sebelum implementasi SAP, pencatatan aset dan
perhitungan depresiasi aset tidak tercatat dengan baik dan dengan implementasi
SAP, semua pencatatan tersimpan dalam data master aset (Lampiran G-13). Pada
gambar N.6 merupakan proses bisnis dalam pengelolaan data master untuk aset.
Asumsi yang digunakan untuk menghitung manfaat mengurangi resiko dari
kesalahan pengelolaan aset adalah sebagai berikut:
1. Biaya pengelolaan aset selama setahun adalah Rp. 500.000.000.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
79
Universitas Indonesia
2. Jumlah aset divisi senjata adalah 10.000 aset.
3. Persentase kesalahan pengelolaan aset adalah 0,5%.
Berikut adalah metrik dan rumus perhitungan kuantifikasi manfaat mengurangi
resiko kesalahaan pengelolaan aset pada tabel 4.9.
Tabel 4.9: Metrik dan Rumus RRI-12
Kode Metrik Rumus RRI-12 Biaya Pengelolaan Aset, Jumlah
Aset, Biaya Kesalahan Pengelolaan Aset
(Biaya Pengelolaan Aset / Jumlah Aset) + Biaya
Kesalahan Pengelolaan Aset
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi mengurangi resiko kesalahaan
pengelolaan aset selama setahun pada tabel 4.10.
Tabel 4.10: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat RRI-12
Biaya Pengelolaan Aset
Jumlah Aset Biaya Kesalahan
Pengelolaan Aset
Hasil
500.000.000 10.000 250 500.000.250
Nilai manfaat yang didapat dari mengurangi resiko kesalahan pengelolaan aset
selama setahun adalah Rp. 500.000.250.
4.5.3.3. Meningkatkan Keakuratan Analisis (IAC-02)
Keakuratan analisis didapat dari kemudahan analisa dan semakin mudah dalam
melakukan analisis sehingga analisis semakin akurat. Proses bisnis dalam
meningkatkan keakuratan analisis sama dengan manfaat meningkatkan
produktivitas karena kemudahan analisis pada gambar N.5.
4.5.3.4. Meningkatkan Keakuratan Data (IAC-03)
Data-data pada divisi senjata PT. Pindad (Persero) semakin akurat karena dalam
proses pembuatan laporan cepat dan kualitas laporan baik yang didukung dengan
terintegrasinya data antar departemen. Salah satu contoh proses bisnis yang
terdapat manfaat meningkatkan keakuratan data terdapat pada gambar N.1 dan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
80
Universitas Indonesia
N.2 dan dalam perhitungan kuantifikasi manfaat ini, hasilnya sama dengan
perhitungan kuantifikasi manfaat APR-03.
4.5.3.5. Meningkatkan Keakuratan Perencanaan (IAC-04)
Perencanaan yang akurat didapat dari adanya meningkatkan layanan bersama,
keakuratan data dan kemudahan analisis yang baik. Semakin baik layanan
bersama, semakin akurat data dan semakin mudah dalam analisis, maka
perencanaan semakin akurat. Sebagai contoh pada modul PP, terdapat fitur dalam
melakukan perencanaan produksi, salah satunya perencanaan produksi jangka
panjang dan perencanaan kebutuhan material (International, 2012). Sebelum
implementasi SAP, proses perencanaan dalam produksi tidak mempunyai standar
bahkan terkomputasi dan dengan implementasi SAP, perencanaan menjadi lebih
teratur dan terkomputasi (Lampiran E-9). Pada gambar N.7 dan gambar N.8
menunjukan perencanaan produksi untuk jangka panjang dan perencanaan
kebutuhan material yang dikelola oleh MRP (Material Requirement Planning)
Controller.
4.5.3.6. Meningkatkan Layanan Internal Dari Layanan Bersama (IIS-01)
Dengan adanya layanan bersama, data antar departemen pada divisi senjata saling
terintegrasi dan mempengaruhi keakuratan perencanaan, data dan kualitas hasil
kerja. Contoh proses bisnis yang terdapat manfaat meningkatkan layanan internal
dari layanan bersama adalah gambar N.4 dan dalam perhitungan kuantifikasi
manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan kuantifikasi manfaat IPR-04.
4.5.4. Meningkatnya Pendapatan Karena Kecepatan Proses Persiapan Data
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi dari setiap manfaat dalam kelompok ini:
4.5.4.1. Mempercepat Proses Persiapan Data (APR-04)
Kecepatan dalam proses persiapan data didapat dari semakin akuratnya data
dalam laporan serta kualitas laporan yang baik. Salah satu contohnya adalah
kecepatan proses persiapan data akan mempercepat proses transaksi dan
pembuatan tagihan. Proses bisnis yang terkait dengan manfaat mempercepat
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
81
Universitas Indonesia
proses persiapan data adalah gambar N.9 dan dalam perhitungan kuantifikasi
manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan kuantifikasi manfaat APR-07.
4.5.4.2. Mempercepat Proses Transaksi (APR-07)
Kecepatan proses transaksi didukung oleh proses persiapan data yang cepat serta
pengurangan resiko kesalahan pembayaran. Berikut adalah contoh proses bisnis
dalam penagihan dan pemasukan uang untuk divisi senjata PT. Pindad (Persero)
pada gambar N.9 dan N.10.
Asumsi yang digunakan untuk perhitungan kuantifikasi manfaat mempercepat
proses transaksi adalah sebagai berikut:
1. Banyak kertas dalam tagihan per bulan adalah 250 lembar.
2. Harga kertas per lembar adalah Rp. 75.
3. Harga catridge per 500 lembar kertas adalah Rp. 150.000.
4. Banyak tagihan yang ditagih dalam satu bulan adalah 4 kali.
5. Lama pembuatan tagihan adalah sebelum implementasi SAP adalah 7 hari dan
setelah implementasi pembuatan tagihan adalah 1 hari (Lampiran G(6)).
6. Lama pengiriman tagihan adalah 1 hari.
7. Biaya pengiriman tagihan adalah Rp. 30.000.
8. Persentase salah cetak tagihan adalah 2%.
Berikut adalah metrik dan rumus perhitungan kuantifikasi manfaat mempercepat
proses transaksi pada tabel 4.11.
Tabel 4.11: Metrik dan Rumus APR-07
Kode Metrik Rumus APR-07 Banyak Kertas, Harga Kertas,
Harga Catridge, Banyak Tagihan, Lama Pembuatan Tagihan, Lama Pengiriman Tagihan, Biaya Pengiriman Tagihan, Biaya Salah Cetak
Tagihan
(Banyak Kertas x Harga Kertas x Lama Pembuatan
Tagihan x Banyak Tagihan) + ( Banyak Kertas/500 x Harga Catridge) (Lama Pengiriman tagihan x Biaya Pengiriman
Tagihan) + Biaya Salah Cetak Tagihan
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi manfaat mempercepat proses transaksi
selama sebulan pada tabel 4.12.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
82
Universitas Indonesia
Tabel 4.12: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat APR-07
Banyak kertas
Harga Kertas Harga Catridge
Banyak Tagihan
Lama Pembuatan
Tagihan
Lama Pengiriman
Tagihan 250 75 150.000 4 1 1
Biaya Pengiriman
Tagihan
Biaya Salah Cetak
Tagihan
Hasil
30000 1500 181.500
Nilai manfaat yang didapat mempercepat proses transaksi selama sebulan adalah
Rp. 181.500, sehingga dalam setahun nilai manfaatnya adalah Rp. 181.500 x 12 =
Rp. 2.178.000.
4.5.4.3. Mengurangi Resiko Kesalahan Hitung (RRI-01)
Resiko kesalahan hitung dapat diminimalkan dengan menggunakan SAP karena
semua penghitungan terotomasi. Proses bisnis yang terdapat mengurangi resiko
kesalahan hitung adalah pada gambar N.3, N.9 dan N.10. Dalam perhitungan
kuantifikasi manfaat ini dihubungkan dengan pengurangan biaya cetak dokumen
dan ATK, sehingga perhitungan kuantifikasi manfaat ini sama dengan manfaat
RCO-10.
4.5.4.4. Mengurangi Resiko Kesalahan Pembayaran (RRI-11)
Kesalahan pembayaran harus dikurangi supaya biaya operasional divisi senjata
tidak membesar karena kerugian pembayaran. Dari hasil wawancara dengan
kepala sub departemen akutansi dan keuangan divisi senjata (Lampiran G-12)
bahwa pada SAP terdapat fitur daftar pemasok beserta detil transaksi dan data
master yang mengelola pemasok. Proses bisnis dalam melakukan pembayaran ke
pemasok ditunjukkan pada gambar N.11.
Asumsi yang digunakan untuk mengkuantifikasi mengurangi resiko kesalahan
pembayaran adalah sebagai berikut:
1. Biaya pengadaan satu senjata adalah Rp. 2.400.000.
2. Produksi senjata dalam satu hari adalah 100 buah.
3. Waktu pengadaaan barang adalah 90 hari.
4. Banyakanya PO yang dicetak per bulan adalah 20 lembar.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
83
Universitas Indonesia
5. Harga kertas per lembar adalah Rp. 75.
6. Harga catridge per 500 lembar adalah Rp. 150.000.
7. Persentase kesalahan cetak PO adalah 2%.
8. Persentase kesalahan pembayaran adalah sebelum implementasi SAP adalah
0,5%, setelah implementasi SAP, persentase kesalahan pembayaran berkurang
menjadi 0,2% karena ada data master yang mengelola pemasok (Lampiran G-
12).
Berikut adalah metrik dan rumus perhitungan kuantifikasi manfaat mengurangi
resiko kesalahan pembayaran barang pada tabel 4.13.
Tabel 4.13: Metrik dan Rumus RRI-11
Kode Metrik Rumus APR-01 Biaya Pengadaan, Banyak
Produksi, Waktu Pengadaan, Banyak PO, Harga Kertas,
Harga Catridge, Biaya Salah Cetak PO, Biaya Kesalahan
Pembayaran
((Biaya Pengadaan x Banyak Produksi x 30) x Waktu
Pengadaan / 30)) + (Banyak PO/20000 x Harga Kertas) +
(Banyak PO/500 x Harga Catridge) + Biaya Salah Cetak
PO + Biaya Kesalahan Pembayaran
Berikut adalah perhitungan manfaat mengurangi resiko kesalahan pembayaran
selama sebulan pada tabel 4.14.
Tabel 4.14: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat RRI-11
Biaya Pengadaan
Banyak Produksi
Waktu Pengadaan
Banyak PO yang dicetak
Harga kertas per lembar
Harga Catridge
2.400.000 100 45 20 75 150.000 Biaya Salah
Cetak PO Biaya
Kesalahan Pembayaran
Hasil
120 7.200.009 10.807.206.129
Nilai manfaat yang didapat dari mengurangi resiko kesalahan pembayaran selama
sebulan adalah Rp. 10.807.206.129, sehingga dalam setahun nilai manfaatnya
adalah Rp. 10.807.206.129 x 12 = Rp. 129.686.473.549.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
84
Universitas Indonesia
4.5.5. Meningkatnya Pendapatan Karena Meningkatkan Kepercayaan Dan
Kepuasan Pelanggan
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi dari setiap manfaat pada kelompok ini:
4.5.5.1. Meningkatkan Produktivitas Karena Meningkatkan Kepuasan
Pelanggan (IPR-04)
Peningkatan kepuasaan pelanggan disebabkan oleh ketepatan dalam pengiriman
barang dan pengiriman tagihan sesuai dengan sasaran mutu pada divisi senjata,
yaitu: pengiriman barang tepat waktu 100% (Lampiran C-13). Proses bisnis
manfaat meningkatkan produktivitas karena meningkatkan kepuasaan pelanggan
terdapat pada gambar N.4.
Asumsi yang digunakan untuk menghitung manfaat meningkatkan produktivitas
meningkatkan kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut:
1. Biaya distribusi 1 senjata adalah Rp. 20.000.
2. Banyak pengiriman senjata dalam satu bulan adalah 4 kali.
3. Banyak senjata yang dikirimkan dalam satu bulan adalah 2000.
4. Banyak SPB yang dicetak adalah 4 kali.
5. Harga kertas adalah Rp. 75.
6. Harga catridge per 500 lembar adalah Rp. 150.000.
7. Persentase kesalahan cetak SPB adalah 2%.
8. Waktu pengiriman barang sebelum implementasi SAP adalah 7 hari, sedangkan
setelah implementasi SAP adalah 3 hari.
Berikut adalah metrik dan rumus perhitungan kuantifikasi manfaat meningkatkan
produktivitas karena meningkatkan kepuasan pelanggan pada tabel 4.15.
Tabel 4.15: Metrik dan Rumus IPR-04
Kode Metrik Rumus IPR-04 Biaya Distribusi Senjata,Banyak
Pengiriman Senjata,Banyak Senjata, Waktu Pengiriman, Banyak SPB,
Harga Kertas, Harga Catridge, Biaya Salah Cetak SPB
Biaya Distribusi Senjata x Banyak Pengiriman Senjata x Banyak Senjata x Lama Pengiriman + (Banyak SPB/20000 x Harga Kertas) + (Banyak SPB/500 x Harga Catridge) + Biaya Salah
Cetak SPB
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
85
Universitas Indonesia
Berikut adalah perhitungan kuantifikasi manfaat meningkatkan produktivitas
karena meningkatkan kepuasan pelanggan selama sebulan pada tabel 4.16.
Tabel 4.16: Perhitungan Kuantifikasi Manfaat IPR-04
Biaya Distribusi Senjata
Banyak Pengiriman
Banyak Senjata Lama Pengiriman
Banyak SPB
20000 4 2000 3 4 Harga Kertas Harga
Catridge Biaya Salah
Cetak Hasil
75 150000 24 480.001.224
Nilai manfaat yang didapat dari meningkatkan produktivitas karena meningkatkan
kepuasan pelanggan selama sebulan adalah Rp. 480.001.224, sehingga dalam
setahun nilai manfaatnya adalah Rp. 480.001.224 x 12 = Rp. 5.760.014.688.
4.5.5.2. Meningkatkan Pendapatan Karena Meningkatkan Kepercayaan
Pelanggan (IRE-03)
Ketepatan pengiriman tagihan dan pengiriman barang tepat waktu merupakan
indikator keberhasilan dalam meningkatkan kepercayaan pelanggan dan sesuai
dengan sasaran mutu pelanggan pada divisi senjata, yaitu ketepatan pengiriman
barang 100% (Lampiran C-13). Proses bisnis manfaat meningkatkan pendapatan
karena meningkatkan kepercayaan pelanggan terdapat pada gambar N.4 dan
dalam perhitungan kuantifikasi manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan
kuantifikasi manfaat IPR-04.
4.5.5.3. Meningkatkan Keakuratan Tagihan (IAC-01)
Tagihan semakin akurat karena kecepatan pada proses transaksi serta kecepatan
dalam pembuatan tagihan dan pengirimannya. Dari hasil wawancara dengan
kepala sub departemen akutansi dan keuangan (Lampiran G-15) yang mengatakan
bahwa terdapat fitur dalam membuat tagihan serta notifikasi yang memberitahu
untuk melakukan penagihan kepada pelanggan. Proses bisnis manfaat
meningkatkan keakuratan tagihan terdapat pada gambar N.9 dan dalam
perhitungan kuantifikasi manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan
kuantifikasi manfaat APR-07.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
86
Universitas Indonesia
4.5.5.4. Meningkatkan Kualitas Hasil Kerja (IQU-02)
Kualitas hasil kerja yang baik didapat dari saling terintegrasinya data antar
departemen, sehingga kualitas hasil kerja meningkat. Kualitas kerja meningkat
dapat mempengaruhi layanan terhadap pelanggan. Contoh proses bisnis yang
terdapat manfaat meningkatkan kualitas hasil kerja adalah pada gambar N.4 dan
dalam perhitungan kuantifikasi manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan
kuantifikasi manfaat IPR-04.
4.5.5.5. Meningkatkan Kualitas Layanan (IQU-03)
Karena kualitas hasil kerja, keakuratan data dan tagihan dari divisi senjata PT.
Pindad (Persero) semakin meningkat, maka layanan terhadap pelanggan, yaitu
TNI dan POLRI akan meningkat dengan adanya modul SD yang digunakan pada
direktorat pemasaran dan penjualan. Contoh proses bisnis yang terdapat manfaat
meningkatkan kualitas layanan adalah gambar N.4 dan dalam perhitungan
kuantifikasi manfaat ini, hasilnya sama dengan perhitungan kuantifikasi manfaat
IPR-04.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
88 Universitas Indonesia
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini merupakan akhir dari penelitian. Semua pertanyaan penelitian
dijawab dalam bentuk kesimpulan, dan saran merupakan lanjutan dari penelitian
yang dilakukan penulis.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, maka terdapat beberapa kesimpulan
pada penelitian ini, yaitu:
1. Dari hasil identifikasi manfaat investasi SAP menggunakan tabel Ranti’s
Generic IS/IT Business Value, terdapat 30 manfaat yang ada relevansinya
dengan implementasi SAP dengan 18 manfaat memberikan hasil yang
signifikan.
2. Model hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP pada divisi senjata
PT. Pindad (Persero) didapat dari causal loop diagram dan hasilnya pada
gambar 4.5.
3. Stock and flow diagram pada gambar 4.6 bertujuan untuk memvalidasi causal
loop diagram pada gambar 4.5.
4. Hasil dari pemodelan hubungan sebab akibat antar manfaat investasi SAP yang
relevan dan signifikan dibuat menjadi kelompok manfaat investasi SAP yang
bertujuan untuk menghindari perhitungan kuantifikasi yang hasilnya sama.
5. Hasil pengelompokan manfaat investasi SAP berasal dari pemodelan causal
loop diagram, dimana didapatkan 5 kelompok manfaat yaitu:
a. Meningkatnya pendapatan karena pengurangan biaya operasional.
b. Meningkatnya pendapatan karena kecepatan dalam proses pembuatan
laporan.
c. Meningkatnya pendapatan karena keakuratan data.
d. Meningkatnya pendapatan karena kecepatan proses persiapan data.
e. Meningkatnya pendapatan karena meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pelanggan.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
89
Universitas Indonesia
6. Total nilai manfaat yang didapat dari setiap kelompok manfaat investasi SAP
sebagai berikut:
a. Meningkatnya pendapatan karena pengurangan biaya operasional
Total manfaat kelompok ini adalah Rp. 64.440.000.
b. Meningkatnya pendapatan karena kecepatan dalam proses pembuatan
laporan
Total nilai manfaat kelompok ini adalah Rp. 3.672.226.
c. Meningkatnya pendapatan karena keakuratan data
Total nilai manfaat kelompok ini adalah Rp. 500.000.250.
d. Meningkatnya pendapatan karena kecepatan proses persiapan data
Total nilai manfaat kelompok ini adalah Rp. 129.686.473.549.
e. Meningkatnya pendapatan karena meningkatkan kepercayaan dan
kepuasan pelanggan.
Total nilai manfaat kelompok ini adalah Rp. 5.760.014.688.
Total nilai manfaat keseluruhan semua kelompok manfaat investasi SAP pada
divisi senjata PT. Pindad (Persero) adalah Rp. 136.014.600.713.
5.2. Saran
Berikut adalah beberapa saran dari penulis untuk penelitian:
1. Saran untuk Perusahaan:
a. Karena implementasi SAP pada divisi senjata kurang dari setahun,
diharapkan untuk 3-5 tahun manfaat investasi SAP yang relevan dan
signifikan pada divisi senjata bertambah dan total nilai manfaat yang
didapat menjadi lebih banyak.
b. Setelah mengetahui dampak implementasi terhadap divisi senjata, divisi
senjata harus melakukan continous improvement supaya sasaran mutu
yang ditetapkan tercapai.
c. Divisi yang belum implementasi SAP harus melihat dampak implementasi
SAP pada divisi senjata, supaya dapat memperkirakan dampak
implementasi SAP yang akan diimplementasikan pada divisi yang belum
implementasi SAP.
2. Saran untuk Penelitian Lanjutan :
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
90
Universitas Indonesia
a. Pemodelan hubungan sebab akibat menggunakan system dynamics tidak
hanya dimodelkan dalam bentuk causal loop diagram dan stock and flow
diagram tetapi model harus disimulasikan.
b. Perangkat lunak yang digunakan untuk pemodelan system dynamic tidak
harus memakai vensim. Dapat dicoba perangkat lunak yang lain seperti
dynamo dan stella.
c. Penelitian dalam sebuah perusahaan tidak hanya meneliti satu divisi, tetapi
seluruh divisi pada perusahaan.
d. Diskusi kelompok merupakan salah satu pengambilan data yang akurat
dalam menentukan manfaat yang relevan dan signifikan menggunakan
tabel Ranti’s Generic IS/IT Business Value.
e. Untuk penelitian yang mengambil topik di bidang manajemen investasi
dan dalam pengambilan data keuangan, pilihlah obyek penelitian dimana
perusahaan tersebut tidak sedang dalam audit keuangan (internal atau
eksternal).
f. Jika sudah diketahui nilai manfaat investasi, maka diperlukan metode
kajian kelayakan lebih lanjut. Contohnya adalah menggunakan Economic
Value Added (EVA) atau Information Economics (IE).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
91 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Bergeron, F., Raymond, L., & Rivard, S. (2004). Ideal Patterns of Strategic
Alignment and Business Performance, 1003-1020.
Bingi, P., Shama, M. K., & Godla, J. K. (1999). Critical Issues Affecting an ERP
Implementation. (Information System Management Summer), 7-15.
Brigida. (2012, August 1). Tata Kelola Teknologi Informasi. Diunduh 12 8, 2012,
from Brigida Arie Minartiningtyas:
http://www.brigidaarie.com/2012/08/01/tata-kelola-teknologi-informasi/.
Jam 18.00
Chidambaram, L. (2005). Measuring the Business Value of Information
Technology (IT): A Review and Analysis of IT Metrics. Business
Performance Measurement: Towards Organizational Excellence, 1-16.
Dewanto, W., & Falahah. (2007). ERP: Menyelaraskan Teknologi Informasi
Dengan Strategi Bisnis. Bandung: Penerbit Informatika.
Fatrianto, D. (2011). Kondisi Aktual Penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Surat Dalam Pemodelan Sistem Dinamik di Perum Perhutani Unit II Jawa
Timur. SISFO - Jurnal Sistem Informasi, 1-8.
George P Richardson, L. A. (1983). Introduction to System Dynamics Modelling
with Dynamo. Cambridge. The MIT Press.
Grembergen, W. V., Haes, S. D., & Brempt, H. V. (2009). Building the Business
Case for COBIT and Val IT Executive Briefing. ICASA.
International, Abyor. (2012). Business Process SAP PT. Pindad (Persero). Jawa
Barat, Indonesia.
Kambiz E Maani, R. Y. (2000). Systems Thinking and Modelling: Understanding
Change and Complexity. Prentice Hall.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
92
Universitas Indonesia
Karouw, S. S. (2009). Analisis Nilai Eknomis Manfaat Bisnis SI/TI Guna
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah - Studi Kasus : Pendapatan Asli
Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Jakarta: MTI UI.
Liza Fajarningtyas, B. W. (2009). Pemodelan Sistem Pembiayaan di Bank Syariah
Dengan Pendekatan Metodologi Sistem Dinamik: Studi Kasus
Pembiayaan pada Usaha Sapi Perah dan Perkebunan Tebu. ITS. 1-13.
Pakpahan, R. (2012). Analisis Implementasi SAP R/3 pada Perusahaan Penyedia
Jasa & Produk Teknologi Informasi dengan Menggunakan Ranti’s Generic
IS/IT Business Value dan Economic Value Added: Studi Kasus PT. XYZ.
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Magister Teknologi Informasi.
Pindad. (2009). Surat Keputusan Direksi PT. Pindad (Persero) nomor:
Skep/1/P/BD/VII/2009. Bandung.
Pindad. (2010). Peta Proses Bisnis PT. Pindad (Persero). Bandung: PT. Pindad
(Persero).
Pindad. (2011). Feasibility Study Enterprise Resource Planning. Bandung: PT.
Pindad (Persero).
Pindad. (2012). Tentang Pindad. Diunduh 8 8, 2012, from PT. Pindad (Persero):
http://pindad.com/showpro1.php?i=1&m=6&u=7&b=1. Jam 12.00.
Ranti, B. (2006). A Review of Information Technoloy Investment Evaluation
Methodologies: The Need for Appropriate Evaluation Methods. ICT
Journal the Indonesia ICT Institute, 1-6.
Ranti, B. (2008). Identification of Information System/Information Technology
Business Value with Hermeneutic Approach: Cases in Indonesia. Jakarta:
Fasilkom UI.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2010). Research Methods for Business: A Skill
Building Approach Fifth Edition. John Wiley & Sons Ltd.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
93
Universitas Indonesia
Sofyan, D. A. (2012, Oktober 2). Pengantar Sistem Dinamik. Bandung, Indonesia:
Teknik Lingkungan ITB.
Utami, K. R. (2012, Februari 28). Perbedaan Software ERP: Oracle dan SAP.
Diunduh 15 12 2012 dari Blogspot:
http://1425w002.blogspot.com/2012/02/perbedaan-software-erp-oracle-
dan-sap.html. Jam 18.00
Weill, P., & Ross, J. W. (2004). IT Governance: How Top Performers Manage IT
Decision Rights for Superior Results. Harvard Business Press Books.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
93 Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Lampiran A
1. Transkrip Wawancara Pertama.
1.1. Deputi Direktur Pengembangan Sumber Daya.
Berikut adalaha transkrip wawancara penulis (P) dengan Deputi Direktur
Pengembangan Sumber Daya PT.Pindad (Persero), Bapak Irfan Nurkamal (IN).
P: Bagaimana kultur dari PT. Pindad (Persero) ?
IN: PT. Pindad (Persero), pernah melakukan studi budaya yang berasal dari
Hofstede (budaya perusahaan) dan menerapkannya dimana variabel-variabelnya
yaitu Collectivism & Individualism, Power Distance, Uncertainty of Avoidance,
dan Long Term/Short Item Orientation. Pindad adalah perusahaan lebih orientasi
kepada hasil. Potretnya adalah visioner, yaitu perusahaan bertujuan untuk
mengejar hasil. Kami juga menerapkan change management yang bertujuan untuk
menjadi perusahaan yang bersaing secara internasional (good class one).
P: Apa yang Bapak harapkan dari penggunaan SAP ?
IN: Target penjualan jelas, segala sesuatu tercatat dengan jelas, dapat
meningkatkan produktivitas perusahaan. Serta diharapkan SAP dapat cocok
dengan kultur PT. Pindad (Persero).
1.2. Kepala Departemen Organisasi dan Sistem.
Berikut adalaha transkrip wawancara penulis (P) dengan Kepala Departemen
Organisasi dan Sistem PT. Pindad (Persero), Bapak Agus Salim (AS).
P: Apa yang bapak kerjakan sebagai Kepala Departemen Organisasi dan Sistem?
AS: Mengembangkan sistem manajemen, merancang proses bisnis,
Mengembangkan sistem aplikasi, Mengotomatisasi proses bisnis dengan sistem
informasi dan teknologi informasi, Pemeliharaan perangkat keras dan penyedia
infrastruktur dan Mengelola jaringan komunikasi dan data.
P: Apa manfaat SI/TI untuk perusahaan?
AS: Untuk perusahaan, manfaat dari SI/TI adalah meningkatkan kinerja
perusahaan.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
94 Universitas Indonesia
P: Sebelum investasi SAP, apakah ada ERP atau semacam sistem informasi untuk
manufaktur?
AS: Tidak ada, kami mengembangakan aplikasi sendiri secara swakelola,
dalam versi web dan desktop (A-1).
P: Apakah ada masalah dengan aplikasi yang sudah dibuat?
AS: Ada, yaitu data-data pada departemen yang saling berhubungan tidak
terintegrasi (tidak sama). Contohnya data pada aplikasi akutansi dan
produksi tidak terintegrasi (A-2).
P: Siapakah yang pertama kali yang mencetus pemakaian SAP?
AS: Permintaan dari beberapa departemen yang ingin diadakannya sistem yang
benar-benar mengotomasi proses bisnis. Kemudian saya sampaikan ke manajemen
teratas untuk memakai konsep ERP.
P: Adakah sebuah tim yang melakukan kajian kelayakan untuk membeli SAP, apa
saja yang dilakukan?
AS: Ada, kami melakukan rapat dengan kepala-kepala antar departemen,
kemudian, menentukan tim untu kajian kelayakan aplikasi ERP; Menentukan
departemen-departemen yang data-datanya saling terhubung; Pemilihan aplikasi
ERP dengan cara, mencocokan dengan proses bisnis dari Pindad; Melakukan
kajian kelayakan dengan metode Economic Value Added (EVA); Pemilihan
vendor SAP dengan cara pelelangan; Pelatihan dan implementasi.
P: Kapan proyek implementasi SAP ini pada PT. Pindad (Persero) dimulai dan
kapan berakhir?
AS: Sejak januari 2012 (A-3).
P: Siapa pengguna yang pertama kali memakai SAP yang sudah berjalan
aplikasinya?
AS: Divisi senjata dan Direktorat Administrasi dan Keuangan (A-4).
P: Sejak kapan sudah go live pada divisi tersebut?
AS: Sejak Juni 2012 (A-5).
P: Bagaimana dengan divisi lain?
AS: Masih dalam tahap perancangan (A-6).
P: Sudah sejauh mana SAP berkontribusi untuk perusahaan, dan sudah berapa
lama implementasi SAP?
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
95 Universitas Indonesia
AS: Baru 2 bulan, tetapi manfaat-manfaatnya sudah dirasakan, seperti: Progress
produksi dapat dimonitor real time, Lalu lintas pergerakan dan administrasi
material dalam gudang lebih cepat, Order pemeriksaan kualitas (QC) dapat dilihat
di sistem, Master data dan standar pemeriksaan kualitas serta hasil
pemeriksaannya ada di sistem, 1 (Satu) data dari sumber transaksi sehingga
laporan keuangan lebih cepat dan tidak duplikasi., Order produksi lebih terkontrol
(no document = no work), Konfirmasi quantity produk untuk dikirim ke customer
dapat dilihat di sistem, Persiapan SPB lebih terkontrol, Kontrol status invetory
oleh user.
P: Apakah setelah investasi SAP, PT Pindad ingin mengetahui manfaat SAP
terhadap perusahaan serta kuantifikasi manfaat tersebut?
AS: Belum pernah (A-7).
P: Menurut Bapak, apa pentingnya mengetahui manfaat suatu investasi serta nilai
manfaat yang didapat?
AS: Untuk mengetahui apa saja manfaat investasi SAP ini serta seberapa besar
nilai manfaat yang didapat, supaya biaya-biaya operasional yang dikeluarkan
dapat dikurangi supaya pendapatan besar.
P: Apakah ada perubahan dalam proses bisnis pada divisi senjata?
AS: Secara proses bisnis tidak ada yang berubah, hanya perubahan terjadi dari
sistem yang manual ke otomatis dan alur kerja pada divisi senjata.
P: Apakah rencana Bapak untuk departemen ini dalam waktu dekat?
AS:Tahun depan. Kami akan menyusun Tata Kelola TI berdasarkan kerangka
kerja COBIT untuk hal-hal strategis dan ITIL untuk hal-hal yang tehnikal.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
96 Universitas Indonesia
Lampiran B
1. Analisa Diagram Tulang Ikan
Untuk mendapatkan pertanyaan penelitian, penulis menggunakan analisa diagram
tulang ikan untuk merumuskan masalah penelitian. Pada gambar B.1 adalah
gambar tulang ikan beserta penjelasannya.
Gambar B.1. Diagram Tulang Ikan
1. Organization
PT. Pindad (Persero) belum mengetahui manfaat-manfaat apa saja yang didapat
setelah investasi SAP dan belum mengetahui seberapa besar kontribusi SAP
untuk perusahaan.
2. Author
Penulis ingin mengetahui hubungan sebab akibat antar manfaat-manfaat
investasi yang sudah teridentifikasi (B-1).
3. Finance
Dari sisi keuangan, perusahaan ingin mengetahui seberapa besar nilai
manfaat yang didapat dari investasi SAP (B-2).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
97 Universitas Indonesia
Lampiran C
1. Wawancara Dengan Kepala Divisi Senjata
Berikut ini adalah wawancara penulis (P) dengan kepala divisi senjata Bapak Ade
Bagdja (AB).
P: Selamat siang pak Ade, saya ingin mewawancarai bapak terkait dengan
penelitian saya pada divisi senjata.
AB: Oke, silahkan.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa AB menjawab untuk manfaat pengurangan
biaya perjalanan, pertemuan, pelatihan per pegawai; meningkatkan produktivitas
karena restrukturisasi pembagian fungsi kerja; mempercepat proses pengambilan
keputusan; mengurangi resiko kehilangan penyimpanan, pemalsuan,
penipuan/kecurangan administrasi; meningkatkan pendapatan karena memperluas
segmentasi pasar; meningkatkan keakuratan keputusan; meningkatkan layanan
eksternal dari penambahan cabang/layanan, layanan pribadi; meningkatkan image
karena meningkatkan mutu layanan, kepatuhan terhadap aturan, menggunakan
merk terkenal; meningkatkan kualitas hasil kerja, layanan; meningkatkan layanan
internal dari memenuhi hak dan tanggung jawab staf, layanan untuk karyawan,
penjadwalan materi pelatihan; meningkatkan keunggulan kompetitif karena
membentuk kerjasama bisnis, mempercepat terbentuknya bisnis baru,
penjadwalan dan materi pelatihan).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
pertama, menekan/mengurangi biaya dari (15 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori pertama)
Biaya Perjalanan (C-1): Tidak relevan karena masih ada beberapa perjalanan
yang harus saya atau teman-teman lakukan jika diperlukan, seperti contohnya ke
divisi munisi di Turen, Jawa Timur.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
98 Universitas Indonesia
Biaya Pertemuan (C-2): Tidak relevan karena setiap hari saya mengadakan
pertemuan dengan semua kepala departemen pada divisi senjata, dimana
pertemuannya dimulai pada jam setengah lima sore.
Biaya Pelatihan Per pegawai (C-3): Sudah ada departemen pendidikan dan
pelatihan yang mengurus pelatihan dan pendidikan divisi senjata.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedua, meningkatkan
produktivitas karena disebabkan oleh (4 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori kedua)
Restrukturisasi Pembagian Fungsi Kerja (C-4): Dengan terotomatisainya
proses bisnis, maka restrukturisasi pembagian fungsi kerja akan baik, tetapi
karena implementasinya belum lama, jadi hasilnya belum signifikan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketiga, mempercepat
proses dari (8 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori ketiga)
Proses Pengambilan Keputusan(C-5): Relevan dengan pemakaian SAP, karena
manajemen melihat kemajuan dari produksi, penjualan, sehingga dapat di analisa
serta memudahkan dalam pengambilan keputusan tetapi pengaruhnya belum
signifikan karena belum ada proses yang membutuhkan manajemen untuk cepat
dalam mengambil keputusan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keempat, mengurangi
resiko dari (12 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori keempat)
Kehilangan penyimpanan(C-6): Tidak relevan, karena sudah dibuat kebijakan
mengenai kehilangan penyimpanan, sebelum implementasi SAP.
Pemalsuan (C-7): Sudah dibuat kebijakan mengenai pemalsuan yang terjadi pada
divisi senjata sebelum implementasi SAP.
Penipuan/Kecurangan Administrasi (C-8): Sudah dibuat kebijakan jika terjadi
pemalsuan dan kecurangan administrasi yang terjadi pada divisi senjata sebelum
implementasi SAP.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kelima, meningkatkan
pendapatan yang disebabkan oleh (5 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori kelima)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
99 Universitas Indonesia
Memperluas Segmentasi Pasar (C-9): dari dulu sampai sekarang sebelum
implementasi SAP, pelanggan kita adalah TNI dan POLRI.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keenam, meningkatkan
keakuratan dari (5 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori keenam)
Keputusan (C-10): Kualitas laporan sebelum implementasi SAP kurang baik,
banyak data yang tidak sama sehingga sulit dalam membuat keputusan. Setelah
implementasi SAP, kualitas laporan yang dihasilkan baik, tetapi untuk saat ini
belum terlihat keakuratan dari keputusan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedelapan,
meningkatkan layanan eksternal dari (5 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori kedelapan)
Penambahan Cabang/Layanan (C-11): Tidak berpengaruh, karena untuk kantor
cabang hanya di Turen, Jawa Timur.
Layanan Pribadi (C-12): Tidak berpengaruh terhadap layanan pribadi.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesembilan,
meningkatkan image disebabkan oleh (4 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori kesembilan)
Meningkatkan Mutu Layanan (C-13): Relevan, karena sebelum implementasi
SAP, kami sudah mempunyai sasaran mutu yaitu ketepatan barang 100%,
pelanggan komplain 0% dan barang yang ditolak 2%. Diharapkan dengan adanya
SAP dapat mendukung sasaran mutu kami, hanya pengaruhnya untuk sekarang
belum signifikan.
Kepatuhan Pada Aturan (C-14): Dengan adanya implementasi SAP, para staf
patuh terhadap pemakaian aplikasi ini, sehingga tidak menggunakan aplikasi lain
selain SAP Karena masih berjalan 6 bulan, ada beberapa karyawan belum patuh
dalam menggunakan SAP, sehingga masih menggunakan aplikasi lain.
Menggunakan Merk Terkenal (C-15): Dengan adanya implementasi SAP,
diharapkan membuat divisi senjata terkenal karena dari segi produksi baik,
layanan terhadap pelanggan baik, hanya sekarang belum signifikan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesepuluh,
meningkatkan kualitas dari (4 Sub Kategori)?.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
100 Universitas Indonesia
AB: (Jawaban untuk kategori kesepuluh)
Hasil Kerja (C-16): Kualitas hasil kerja semakin baik. Karena terintegrasinya
data antar departemen dan sudah tidak ada lagi pengiriman berkas antar
departemen sehinga hasilnya signifikan.
Layanan (C-17): Relevan, karena selain layanan ditingkatkan untuk eksternal,
internal juga ditingkatkan, pertama terintegrasinya data dan untuk eskternal dapat
memantau pelanggan. Pengaruhnya signifikan karena aplikasi lama tidak
terintegrasi antar departemen dan memantau pelanggan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesebelas,
meningkatkan layanan internal dari (4 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban kategori kesebelas)
Memenuhi Hak Dan Tanggung Jawab Staf (C-18): SAP tidak berpengaruh
dalam memenuhi hak dan tanggung jawab staf.
Layanan Untuk Karyawan (C-19): Tidak ada pengaruh terhadap layanan untuk
karyawan, karena sudah ada regulasi perusahaan mengenai layanan untuk
karyawan.
Penjadwalan dan Materi Pelatihan (C-20): Sudah ditetapkan oleh departemen
pendidikan dan pelatihan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keduabelas,
meningkatkan keunggulan kompetitif disebabkan oleh (3 Sub Kategori)?.
AB: (Jawaban untuk kategori keduabelas)
Membentuk Kerjasama Bisnis (C-21): Tidak relevan karena PT. Pindad
(Persero) adalah satu-satunya perusahaan yang memproduksi senjata di Indonesia.
Mempercepat Terbentuknya Bisnis Baru (C-22): Tidak relevan karena divis
senjata tidak melakukan inovasi produk selain senjata.
Penjadwalan dan Materi Pelatihan (C-23): Sudah diatur oleh departemen
pendidikan dan pelatihan.
(Kemudian penulis menanyakan pertanyaan yang bukan terkait dengan
identifikasi manfaat bisnis investasi SAP)
P: Perubahan apa yang bapak lihat setelah diimplementasikan SAP pada divisi
senjata i?
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
101 Universitas Indonesia
AB: Proses-proses yang kritikal seperti pengadaan, produksi dan penagihan,
sudah diperbaiki dengan adanya SAP serta kepuasan yang didapat dari
karyawan divisi senjata setelah memakai SAP (C-23). Selain itu terdapat
kecepatan dalam penyampaian informasi setelah diimplementasikan SAP.
P: Apa yang bapak harapkan jika implementasi SAP ini terus dilakukan pada
divisi senjata?
AB: Dengan adanya perubahan kultur dan kerja, serta percepatan produksi
diharapkan untuk kedepannya, implementasi SAP dapat meningkatkan
kepuasan pelanggan (C-24).
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
AB: Sama-sama.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
102 Universitas Indonesia
Lampiran D
1. Wawancara Dengan Kepala Departemen Logistik
Berikut ini adalah wawancara penulis (P) dengan kepala departemen logistik
divisi senjata Bapak Suratno (S).
P: Selamat siang pak Suratno, saya ingin mewawancarai bapak terkait dengan
penelitian saya pada divisi senjata.
S: Oke pak silahkan.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?.
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa S menjawab untuk manfaat
Menekan/mengurangi biaya telekomunikasi, distribusi; Meningkatkan
produktivitas karena kemudahan analisis; Mempercepat proses pengadaan barang;
Mengurangi resiko kesalahan hitung; Meningkatkan pendapatan karena
meningkatkan kepercayaan pelanggan; Meningkatkan keakuratan analisis;
Meningkatkan kualitas manajemen pemasok ).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
pertama, menekan/mengurangi biaya dari (15 Sub Kategori)?.
S: (Jawaban untuk kategori pertama)
Biaya Telekomunikasi (D-1): Tidak relevan karena belum mempunyai layanan
kepada pemasok, sehingga dalam proses minta penawaran harga masih
menggunakan telpon.
Biaya Distribusi (D-2): Tergantung dengan jumlah pesanan, semakin banyak
pesanan, maka biaya distribusi yang dikeluarkan semakin banyak, jadi tidak
relevan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedua,meningkatkan
produktivitas karena disebabkan oleh (4 Sub Kategori)?.
Kemudahan Analisis (D-3): Benar relevan, proses perhitungan lebih baik karena
adanya data historikal lengkap sebagai bahan analisa.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
103 Universitas Indonesia
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketiga, mempercepat
proses dari (8 Sub Kategori)?.
S: (Jawaban untuk kategori kedua)
Proses Pengadaan (D-4): Secara sistem memang proses cepat, tetapi pengadaan
suatu barang tidak cepat karena rata-rata membutuhkan waktu 45 hari.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keempat, mengurangi
resiko dari (12 Sub Kategori)?.
S: (Jawaban untuk kategori keempat).
Kesalahan Hitung (D-5): Proses perhitungan stok digudang menjadi lebik baik
karena adanya data historikal yang lengkap pada modul MM. Aplikasi lama tidak
mampu mencatat data historikal perhitungan stok barang.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kelima, meningkatkan
pendapatan yang disebabkan oleh (5 Sub Kategori)?.
S: (Jawaban untuk kategori kelima)
Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan (D-6): Dengan adanya SAP, distribusi
barang menjadi lebih baik dan pengiriman lebih tepat waktu, sehingga dapat
meningkatkan kepercayaan pelanggan. Pengaruhnya signifikan karena aplikasi
lama tidak mengakomodir dalam pengiriman barang
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keenam, meningkatkan
keakuratan dari (5 Sub Kategori)?.
S: (Jawaban untuk kategori keenam).
Analisis (D-7): Dalam modul MM yaitu invetori, dapat melihat laporan-laporan
secara aktual sebagai bahan manajemen untuk melakukan analisa terhadap
kebijakan perusahaan. Pengaruhnya signifikan karena aplikasi sebelum SAP tidak
memberikan fitur dalam kemudahan analisa dan tidak terintegrasi sampai ke
tingkat manajemen.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesepuluh,
meningkatkan kualitas dari (4 Sub Kategori)?.
S: (Jawaban untuk kategori kesepuluh).
Manajemen Penyedia/Pemasok (D-8): Kami belum mempunyai layanan untuk
pemasok.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
104 Universitas Indonesia
(Kemudian dilanjutkan wawancara untuk mendapatkan data untuk perhitungan
kuantifikasi manfaat-manfaat investasi SAP)
P: Saya ingin bertanya mengenai departemen logistik mengenai data-data yang
saya perlukan untuk kuantifikasi manfaat. Pertanyaan pertama adalah Banyak
SPB yang dicetak dalam satu bulan untuk pengiriman senjata?.
S: 4 lembar (1).
P: Berapa biaya pengadaan barang mentah untuk satu senjata?.
S: Rp. 2.400.000 (2).
P: Berapa lama waktu rata-rata untuk pengadaan barang?.
S: 45 hari (3).
P: Berapa banyak PO yang dicetak dalam satu bulan?.
S: 20 PO (4).
P: Berapa banyak pengiriman senjata ke pelanggan dalam satu bulan?.
S: 4 kali (5).
P: Berapa biaya distribusi satu senjata?.
S: Rp. 20.000 (6).
P: Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengirimkan barang sampai ke
pelanggan sebelum dan sesudah implementasi SAP?.
S: 7 hari dan 3 hari (7).
P: Berapa banyak senjata yang dikirimkan dalam satu bulan ke pelanggan?.
S: 2000 (8).
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
S: Ya pak, Sama-sama.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
105 Universitas Indonesia
Lampiran E
1. Wawancara dengan Kepala Departemen Perencanaan dan Pengendalian
Produksi
Berikut ini adalah wawancara penulis (P) dengan kepala departemen perencanaan
dan pengendalian produksi divisi senjata Bapak Wijil (W).
P: Selamat siang pak Wijil, saya ingin mewawancarai bapak terkait dengan
penelitian saya pada divisi senjata.
W: Oke mas, silahkan.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?.
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa W menjawab untuk manfaat
Menekan/mengurangi Biaya operator, pengembalian barang yang salah, sewa alat;
Meningkatkan produktivitas karena mempercepat penguasaan produk;
Mempercepat proses produksi; Mengurangi resiko produk gagal; Meningkatkan
pendapatan karena meningkatkan kapasistas bisnis; Meningkatkan keakuratan
perencanaan; Meningkatkan layanan eksternal dari mengurangi pembatalan
pesanan; Meningkatkan kualitas produk; Menghindari biaya pemeliharaan).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
pertama, menekan/mengurangi biaya dari (15 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori pertama)
Biaya Operator (E-1): Tidak relevan karena jumlah operator sebelum
implementasi SAP sama dengan setelah implementasi SAP.
Biaya Pengembalian Barang Yang Salah (E-2): Pada dasarnya tidak ada bahan
yang dikembalikan karena salah, tetapi ditahan digudang, menunggu permintaan
dari pelanggan, kapan barang tersebut dikirim.
Biaya Sewa Alat (E-3): Mesin-mesin yang digunakan merupakan investasi.
Biaya Kesalahan Penelitian (E-4): Tidak berhubungan dengan kesalahan dalam
penelitian.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
106 Universitas Indonesia
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedua, meningkatkan
produktivitas karena disebabkan oleh (4 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori kedua)
Mempercepat Penguasaan Produk (E-5): Tidak relevan, karena pada dasarnya
para staf sudah menguasai produk yang diproduksi
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketiga, mempercepat
proses dari (8 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori ketiga)
Proses Produksi (E-6): Proses produksi yang dimulai permintaan barang hingga
barang dikirim ke pelanggan sebelum implementasi SAP adalah 45 hari.
Sedangkan dalam produksi 1 hari masih sama sebelum implementasi SAP yaitu
100 pucuk senjata.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keempat, mengurangi
resiko dari (12 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori keempat)
Produk Gagal (E-7): Tidak relevan, karena faktor produk itu gagal tidak
disebabkan oleh aplikasi, tetapi mesin, manusia dan sebagainya.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kelima, meningkatkan
pendapatan yang disebabkan oleh (5 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori kelima)
Meningkatkan Kapasistas Bisnis (E-8): Jumlah mesin sebelum dan sesudah
implementasi SAP sama.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keenam, meningkatkan
keakuratan dari (5 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori keenam)
Perencanaan (E-9): Ya relevan, karena dengan menggunakan modul PP ini dapat
digunakan untuk perencanaan produksi dan pengaruhnya signifikan karena dulu
dalam melakukan perencanaan belum ada standar yang terkomputasi.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedelapan,
meningkatkan layanan eksternal dari (5 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori kedelapan).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
107 Universitas Indonesia
Mengurangi Pembatalan Pesanan (E-10): Pada dasarnya tidak ada pembatalan
pesanan, hanya barang ditahan menunggu kabar dari pelanggan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesepuluh,
meningkatkan kualitas dari (4 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban untuk kategori kesepuluh)
Produk (E-11): Kualitas produk setelah implementasi SAP tidak berubah.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketigabelas
menghindari biaya dari (3 Sub Kategori)?.
W: (Jawaban kategori ketigabelas)
Biaya Pemeliharaan (E-12): biaya pemeliharaan tidak bisa dihindari, karena
mesin-mesin harus dipelihara supaya bekerja dengan baik.
(Kemudian dilanjutkan wawancara untuk mendapatkan data untuk perhitungan
kuantifikasi manfaat-manfaat investasi SAP)
P: Saya ingin bertanya mengenai departemen rendalprod mengenai data-data yang
saya perlukan untuk kuantifikasi manfaat. Pertanyaannya adalah berapa banyak
senjata yang diproduksi dalam satu hari?.
W: 100 pucuk senjata (1).
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
W: Sama-sama mas.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
108 Universitas Indonesia
Lampiran F
1. Wawancara dengan Kepala Departemen Administrasi dan Keuangan
Berikut ini adalah wawancara penulis (P) dengan kepala departemen administrasi
dan keuangan divisi senjata Bapak Edi Rohaedi (ER).
P: Selamat siang pak Edi, saya ingin mewawancarai bapak terkait dengan
penelitian saya pada divisi senjata.
ER: Oke kang, silahkan.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa ER menjawab untuk manfaat
menekan/mengurangi biaya sewa ruangan, inventori/penyimpanan; Meningkatkan
pendapatan karena meningkatkan pendapatan lain-lain).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
pertama, menekan/mengurangi biaya dari (15 Sub Kategori)?.
ER: (Jawaban untuk kategori pertama)
Biaya Sewa Ruangan (F-3): Karena gedung milik sendiri, maka tidak kena biaya
sewa ruangan.
Biaya Inventori/Penyimpanan (F-4): Besar atau kecilnya biaya
inventori/penyimpanan tergantung dengan jumlah pengiriman ke gudang bandara.
Semakin banyak pengiriman, biaya yang dikeluarkan semakin banyak.
Meningkatkan Pendapatan Lain-lain (F-5): Tidak berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan lain-lain
(Kemudian dilanjutkan wawancara untuk mendapatkan data untuk perhitungan
kuantifikasi manfaat-manfaat investasi SAP)
P: Saya ingin bertanya mengenai departemen rendalprod mengenai data-data yang
saya perlukan untuk kuantifikasi manfaat. Pertanyaan pertama adalah berapa
pemasukan divisi senjata untuk 2 tahun terakhir?.
ER: 2011 adalah 201 Milyar Rupiah dan 2012 adalah 248 Milyar Rupiah (F-
1).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
109 Universitas Indonesia
P: Berapa rata-rata biaya operasional keseluruhan pada divisi senjata setiap tahun
?.
ER: 150 Milyar Rupiah (F-2).
P: Berapa banyak dokumen yang dicetak perbulan sebelum dan sesudah
implementasi SAP?.
ER: 20.000 lembar dan 10.000 lembar (1).
P: Berapa harga catridge dan berapa lembar 1 catridge dapat mencetak?.
ER: Rp. 150.000 per 500 lembar (2).
P: Berapa harga kertas per lembar?.
ER: Rp. 75 (3).
P: Berapa banyak dokumen yang difotokopi per bulan sebelum dan sesudah
implementasi SAP?.
ER: 25.000 lembar dan 15.000 (4).
P: Berapa biaya fotokopi per lembar?.
ER: Rp. 100 (5).
P: Kira-kira berapa persen kesalahan yang terjadi pada saat mencetak dokumen?.
ER: 2% (6).
P: Kira-kira berapa persen kesalahan yang terjadi pada saat fotokopi dokumen?.
ER: 3% (7).
P: Berapa biaya distribusi senjata?.
ER: Rp. 10.000.000 untuk 500 pucuk senjata (8).
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
ER: Sama-sama Kang.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
110 Universitas Indonesia
Lampiran G
1. Wawancara dengan Kepala Sub Departemen Akutansi dan Keuangan
Berikut ini adalah wawancara penulis (P) dengan kepala sub departemen akutansi
dan keuangan divisi senjata Bapak Ahmad Fauzan AF).
P: Selamat siang pak Fauzan, saya ingin mewawancarai bapak terkait dengan
penelitian saya pada divisi senjata.
AF: Oke pak, silahkan.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa AF menjawab untuk manfaat
Menekan/mengurangi biaya kegagalan layanan, bunga,cetak dokumen dan ATK,
langganan; Meningkatkan Produktivitas karena meningkatkan kepuasan
pelanggan; Mempercepat proses pembuatan laporan, proses persiapan data, proses
pemeriksaan permohonan, proses pembayaran hutang/tagihan; Mengurangi resiko
dari kesalahan perhitungan, piutang tak tertagih, jatuh tempo, kesalahan
pembayaran, kesalahan pengelolaan aset; Meningkatkan pendapatan karena
meningkatkan kualitas laporan, meningkatkan kepercayaan pelanggan;
Meningkatkan keakuratan tagihan, data; Mempercepat cash in karena
mempercepat pengiriman tagihan; Meningkatkan image karena pemberian diskon;
Mengurangi dana cadangan).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
pertama, menekan/mengurangi biaya dari (15 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori pertama)
Biaya Kegagalan Layanan (G-1): Tidak Berhubungan dengan biaya kegagalan
layanan.
Biaya Bunga (G-2): Tidak Berhubungan dengan biaya biaya bunga.
Biaya Cetak Dokumen dan ATK (G-3): Relevan, karena dalam pelaporan ke
keuangan pusat tidak harus mencetak dokumen. Contoh dokumen yang harus
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
111 Universitas Indonesia
dilaporkan adalah BPM, BMM. Signfikan karena pencetakan dokumen untuk
sekarang hanya untuk SSP dan SPB (pencetakan dokumen eksternal).
Biaya Langganan (G-4): Tidak berpengaruh, karena kita masih langganan
majalah dan koran.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedua, meningkatkan
produktivitas karena disebabkan oleh (4 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori kedua)
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan (G-5): Signfikan karena pengiriman
tagihan cepat ke pelanggan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketiga, mempercepat
proses dari (8 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori ketiga)
Proses Pembuatan Laporan (G-6): Pembuatan laporan sangat cepat hanya
dibutuhkan satu hari dan karena semua departemen data sudah terintegrasi, maka
data untuk keuangan hanya dimasukkan kepada modul yang mereka jalankan dan
kita hanya memonitor saja. Signifikan karena kami di akutansi dan keuangan tidak
perlu memasukan data lagi ke aplikasi.
Proses Persiapan Data (G-7): SAP sangat mendukung dalam proses persiapan
data dan waktunya signifikan yaitu persiapan dari satu minggu menjadi satu hari.
Proses Pemeriksaan Permohonan (G-8): Dalam permohonan dana kepada
keuangan pusat masih memakai surat (manual).
Proses Pembayaran Hutang/Tagihan (G-9): Secara aplikasi terdapat fitur
notifikasi mengenai pembayaran hutang, tetapi dari kami pembayaran hutang
tidak cepat/tepat waktu.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keempat, mengurangi
resiko dari (12 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori keempat)
Piutang Tak Tertagih (G-10): Tergantung pembayaran dari pelanggan.
Jatuh Tempo (G-11): Terdapat notifikasi yang memudahkan kami dalam
mengetahui jatuh tempo tetapi pengaruhnya belum signifikan karena dalam
pembayaran kami masih belum tepat waktu.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
112 Universitas Indonesia
Kesalahan Pembayaran (G-12): Pada fitur aplikasi dimudahkan dalam
melakukan transaksi dan untuk pembayaran pemasok jelas, pemasok mana yang
akan dibayar sesuai dengan tanggal yang sudah kami tentukan, serta ada data
historikal mengenai transaksi pembayaran dengan pemasok dan pada aplikasi
lama tidak mencatat transaksi pembayaran dengan baik untuk pembayaran
pemasok, kemungkinan kesalahan pembayaran besar. Pengaruh kesalahan
pembayaran ini dapat dikurangi karena ada data master pemasok.
Kesalahan Pengelolaan Aset (G-13): Perhitungan depresiasi aset dapat dikurangi
serta sudah diatur oleh sistem.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kelima, meningkatkan
pendapatan yang disebabkan oleh (5 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori kelima)
Meningkatkan Kualitas Laporan (G-14): Dengan adanya implementasi SAP,
mempengaruhi dengan kualitas laporan karena semua data-data antar departemen
saling terintegrasi. Pengaruhnya signifikan karena setiap departemen jika
mendapatkan data dari salah satu departemen tidak harus memasukan ke aplikasi.
Contoh: untuk laporan keuangan, departemen keuangan dan administrasi divisi
senjata tidak harus mencetak laporan keuangan kemudian dikirim ke keuangan
pusat. Keuangan pusat hanya melihat modul FICO pada divisi senjata
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keenam, meningkatkan
keakuratan dari (5 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori keenam)
Tagihan (G-15): Fitur aplikasi di SAP terdapat notifikasi yang mengatakan untuk
melakukan pembayaran pemasok atau penagihan ke pelanggan. Pengaruhnya
signifikan karena aplikasi lama tidak mempunyai notifikasi dalam pemberitahuan
penagihan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketujuh, mempercepat
cash in yang disebabkan oleh (1 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori ketujuh)
Mempercepat Pengiriman Tagihan (G-16): Manfaatnya relevan karena
pembuatan tagihan dan pengiriman cepat, hanya saja untuk pembayaran dari
pelanggan belum cepat.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
113 Universitas Indonesia
AF: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesembilan,
meningkatkan image disebabkan oleh (4 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban untuk kategori ketujuh)
Pemberian Diskon (G-17): Di dalam SAP terdapat fitur dalam pemberian
diskon, tapi belum pernah dilakukan.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketigabelas
menghindari biaya dari (3 Sub Kategori)?.
AF: (Jawaban kategori ketigabelas)
Dana Cadangan (G-18): Tidak berpengaruh terhadap dana cadangan.
Biaya Kehilangan Dan Penundaan (G-19): Tidak berpengaruh terhadap biaya
kehilangan dan penundaan.
(Kemudian dilanjutkan wawancara untuk mendapatkan data untuk perhitungan
kuantifikasi manfaat-manfaat investasi SAP)
P: Saya ingin bertanya mengenai departemen rendalprod mengenai data-data yang
saya perlukan untuk kuantifikasi manfaat. Pertanyaan pertama adalah Kira-kira
berapa persentase kesalahan dalam pembayaran pemasok sebelum dan sesudah
implementasi SAP?.
AF: 0,5% dan 0,2% (1).
P: Berapa lama untuk membuat laporan ke keuangan pusat?.
AF: 5 hari (2).
P: Berapa besar biaya pengelolaan aset per tahun?.
AF: Rp. 500.000.000 (3).
P: Kira-kira seberapa besar persentase kesalahan dalam pengelolaan aset?.
AF: 0,5% (4).
P: Berapa banyak tagihan yang ditagih ke pelanggan selama satu bulan?
AF: 4 kali (5).
P: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat tagihan sebelum dan
sesudah implementasi SAP?
AF: 7 hari dan 1 hari (6).
P: Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pengiriman tagihan ?
AF: 1 hari (7).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
114 Universitas Indonesia
P: Berapa biaya pengiriman tagihan?
AF: Rp. 30.000 (8).
P: Berapa banyak dokumen yang harus dicetak untuk dilaporkan ke keuangan
pusat?
AF: 1000 lembar (9).
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
AF: Sama-sama pak.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
115 Universitas Indonesia
Lampiran H
1. Wawancara dengan Deputi Direktur Pemasaran dan Penjualan
Berikut ini adalah wawancara penulis (P) dengan deputi direktur pemasaran dan
penjualan Bapak Didi Suryana (DS).
P: Selamat siang pak Didi, saya ingin mewawancarai bapak terkait dengan
penelitian saya pada divisi senjata.
DS: Oke pak, silahkan.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa DS menjawab untuk manfaat
meningkatkan produktivitas karena kemudahan analisis, meningkatkan kepuasan
pelanggan; Mempercepat proses transaksi; Meningkatkan layanan eksternal dari
mengetahui masalah pelanggan; kepuasan pelanggan).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
kedua,meningkatkan produktivitas yang disebabkan (4 Sub Kategori)?.
DS: (Jawaban untuk kategori kedua)
Kemudahan Analisis (H-1): Pemantauan dilakukan secara langsung, sehingga
memudahkan manajemen untuk melihat pencapaian penjualan.
Meningkatkan Kepuasan Pelanggan (H-2): SAP membantu dalam membuat
pengiriman barang tepat waktu, dan pengiriman tagihan cepat.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori ketiga, mempercepat
proses dari (8 Sub Kategori)?.
DS: (Jawaban untuk kategori ketiga)
Proses Transaksi (H-3): Dalam penjualan semua modul terintegrasi sehingga
bagian keuangan dapat melihat langsung pada modul SD. Sebelum Implementasi
SAP, data-data tidak terintegrasi dan dalam data-data penjualan senjata kami
harus kirimkan data keuangan, baru mereka memasukan data ke aplikasi mereka.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kedelapan,
meningkatkan layanan eksternal dari (5 Sub Kategori)?.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
116 Universitas Indonesia
DS: (Jawaban untuk kategori kedelapan)
Mengetahui masalah pelanggan (H-4): Karena ada master data yang mengelola
data historikal mengenai masalah pelanggan, tetapi belum signifikan karena
belum ada permasalahan dalam pada pelanggan.
Kepuasan Pelanggan (H-5): Jika dalam pengiriman tagihan cepat, pengiriman
barang tepat waktu maka pelanggan akan percaya dan meningkat kepuasannya.
Hanya saja belum terlihat kepuasan pelanggan dengan implementasi SAP.
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
DS: Sama-sama mas.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
117 Universitas Indonesia
Lampiran I
1. Wawancara dengan Kepala Departemen Organisasi dan Sistem
Dalam wawancara yang penulis lakukan dengan AS, bertujuan untuk
memperjelas beberapa manfaat sesuai dengan tabel generik dan mendapatkan data
untuk perhitungan kuantifikasi manfaat investasi SAP.
P: Selamat siang pak Agus, mau wawancara sebentar.
AS: Nuhun.
P: Dari hasil kuesioner yang saya sebar terhadap 40 responden dan dikembalikan
37 responden, saya mendapat 50 manfaat sub kategori yang relevan. Pertanyaan
saya adalah menurut bapak, apakah dari 50 manfaat ini relevan, dan jika ia,
apakah manfaat tersebut signifikan?
(Dari hasil wawancara didapat, bahwa AS menjawab untuk manfaat Mengurangi
resiko dari kehilangan data, kesalahan data, kehilangan karyawan potensial;
Meningkatkan keakuratan data, Meningkatkan layanan internal dari layanan
bersama).
P: (Lanjutan pertanyaan) Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori
keempat, mengurangi resiko dari (12 Sub Kategori)?.
AS: (Jawaban untuk kategori keempat).
Kehilangan Data (I-1): Tidak Berpengaruh terhadap kehilangan data, karena
tidak bisa ditentukan kehilangan data yang diakibatkan setelah data dicetak, tetapi
secara aplikasi, data-data disimpan diserver yang beroperasi selama 24 jam.
Kesalahan Data (I-2): Potensi Kesalahan data tergantung dari pengguna yang
memakai, kesalahan seperti lupa memasukan harga dan lain sebagainya secara
aplikasi sudah ada validasinya, hanya saja, dalam memasukan data keuangan,
mungkin bisa salah.
Kehilangan Karyawan Potensial (I-3): Dengan adanya SAP tidak berpengaruh
terhadap kehilangan karyawan potensial. Karena ada tim bernama Organizational
Change Management (OCM) pada ORSIS, yang berfungsi untuk membuat
strategi manajemen perubahan terkait dengan implementasi SAP pada divisi
senjata.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
118 Universitas Indonesia
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori keenam, meningkatkan
keakuratan dari (5 Sub Kategori)?.
AS: (Jawab untuk kategori keenam).
Data (I-4): Dengan adanya SAP, semua data-data akurat dan saling terintegrasi
dan pengaruhnya signifikan dengan terintegrasi data-data antar departemen, tidak
perlu setiap departemen memasukan data ke aplikasi jika mendapatkan data dari
departemen lain.
P: Apakah implementasi SAP ini relevan dengan kategori kesebelas,
meningkatkan layanan internal dari (4 Sub Kategori)?.
AS: (Jawab untuk kategori kesebelas).
Layanan Bersama (I-5): Dengan adanya master data membuat terintergrasinya
data antar departemen, maka layanan bersama antar departemen menjadi lebih
baik. Aplikasi lama tidak terintegrasi antar departemen.
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
AS: Sama-sama kang.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
119 Universitas Indonesia
Lampiran J
1. Hasil Tabulasi Kuesioner Manfaat Investasi SAP Divisi Senjata PT.
Pindad (Persero)
Dari hasil penyebaran kuesioner ke 40 responden, yang mengembalikan
adalah 37 responden (J-1). Pada tabel I.1 berikut ini adalah persentase yang
memilih manfaat-manfaat investasi SAP yang relevan.
Tabel J.1: Hasil Presentase Kuesioner Manfaat Investasi Yang Relevan
Kategori Sub-Kategori Kode Persentase Relevan
1. Mengurangi/Menekan Biaya (Dari)
1. Biaya Telekomunikasi RCO-01 46%
2. Biaya Perjalanan RCO-02 65%
3. Biaya Operator RCO-03 70%
4. Biaya Pertemuan RCO-04 73%
5. Biaya Kegagalan Layanan RCO-05 59%
6. Biaya Distribusi RCO-06 65%
7. Biaya Pelatihan Per Pegawai RCO-07 54%
8. Biaya Pengembalian Barang Yang Salah RCO-08 49%
9. Biaya Uang (Bunga Pinjaman) RCO-09 46%
10. Biaya Cetak Dokumen Dan ATK RCO-10 73%
11. Biaya Langganan RCO-11 49%
12. Biaya Sewa Ruangan RCO-12 43%
13. Biaya Sewa Alat RCO-13 46%
14. Biaya Inventori/Penyimpanan RCO-14 48%
15. Biaya Kesalahan Penelitian RCO-15 41%
2. Meningkatkan Produktivitas (Karena Disebabkan Oleh)
16. Restrukturisasi Pembagian Fungsi Kerja IPR-01 84%
17. Mempercepat Penguasaan Produk IPR-02 59%
18. Kemudahan Analisis IPR-03 86%
19. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan IPR-04 59%
3. Mempercepat Proses (Dari)
20. Proses Produksi APR-01 86%
21. Proses Pengadaan Barang APR-02 86%
22. Proses Pembuatan Laporan APR-03 100%
23. Proses Persiapan Data APR-04 81%
24. Proses Pemeriksaan Permohonan APR-05 46%
25. Proses Pembayaran Hutang/Tagihan APR-06 46%
26. Proses Transaksi APR-07 84%
27. Proses Pengambilan Keputusan APR-08 78%
4. Mengurangi Resiko (Dari)
28. Kesalahan Hitung RRI-01 76% 29. Piutang Tak Tertagih RRI-02 43%
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
120 Universitas Indonesia
Kategori Sub-Kategori Kode Persentase Relevan
30. Kehilangan Penyimpanan RRI-03 54%
31. Produk Gagal RRI-04 38%
32. Kehilangan Data RRI-05 78% 33. Kesalahan Data RRI-06 78% 34. Jatuh Tempo RRI-07 70% 35. Kehilangan Karyawan Potensial RRI-08 27% 36. Pemalsuan RRI-09 59% 37. Penipuan/Kecurangan Administrasi RRI-10 81% 38. Kesalahan Pembayaran RRI-11 76% 39. Kesalahan Pengelolaan Aset RRI-12 54%
5. Meningkatkan Pendapatan (Yang Disebabkan Oleh)
40. Meningkatkan Kapasitas Bisnis IRE-01 89%
41. Meningkatkan Kualitas Laporan IRE-02 95%
42. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan IRE-03 76% 43. Memperluas Segementasi Pasar IRE-04 76% 44. Meningkatkan Pendapatan Lain-lain IRE-05 38%
6. Meningkatkan Keakuratan (Dari)
45. Tagihan IAC-01 89%
46. Analisis IAC-02 92%
47. Data IAC-03 92%
48. Perencanaan IAC-04 86%
49. Keputusan IAC-05 86% 7. Mempercepat Cash-In (Disebabkan Karena)
50. Mempercepat Pengiriman Tagihan ACI-01 62%
8. Meningkatkan Layanan Eksternal (Dari)
51. Mengurangi Pembatalan Pesanan IES-01 49%
52. Mengetahui Masalah Pelanggan IES-02 38%
53. Penambahan Cabang/Layanan IES-03 27%
54. Layanan Pribadi IES-04 19%
55. Kepuasan Pelanggan IES-05 51%
9. Meningkatkan Image (Disebabkan Oleh)
56. Meningkatkan Mutu Layanan IIM-01 59% 57. Pemberian Diskon IIM-02 32% 58. Kepatuhan Pada Aturan IIM-03 73% 59. Menggunakan Merk Terkenal IIM-04 27%
10. Meningkatkan Kualitas (Dari)
60. Manajemen Penyedia/Pemasok IQU-01 57%
61. Hasil Kerja IQU-02 78%
62. Layanan IQU-03 59%
63. Produk IQU-04 81%
11. Meningkatkan Layanan Internal (Dari)
64. Layanan Bersama IIS-01 78%
65. Memenuhi Hak & Tanggung Jawab Staf IIS-02 84%
66. Layanan Untuk Karyawan IIS-03 51%
67. Penjadwalan Dan Materi Pelatihan IIS-04 57%
12. Meningkatkan 68. Membentuk Kerjasama Bisnis ICA-01 65%
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
121 Universitas Indonesia
Kategori Sub-Kategori Kode Persentase Relevan
Keunggulan Kompetitif (Disebabkan Oleh)
69. Mempercepat Terbentuknya Bisnis Baru ICA-02 46%
70. Penjadwalan Dan Materi Pelatihan ICA-03 54%
13. Menghindari Biaya (Dari) 71. Dana Cadangan ACO-01 38%
72. Biaya Pemeliharaan ACO-02 43% 73. Biaya Kehilangan Dan Penundaan ACO-03 68%
Dari hasil perhitungan kuesioner diambil persentase yang lebih dari 50% dan
didapatkan 50 manfaat (J-2) sub kategori yang manfaatnya relevan dengan
implementasi SAP pada divisi senjata PT. Pindad (Persero).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
122 Universitas Indonesia
Lampiran K
Pada tabel K.1 berikut ditunjukkan perubahan yang terjadi pada alur kerja setelah
implementasi SAP pada divisi senjata PT. Pindad (Persero) (Pindad, 2011).
Tabel K.1: Dampak Implementasi SAP (Pindad, 2011)
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan FICO Cost Allocation Pengalokasian biaya
serta laporan produksi belum sepenuhnya mencakup seluruh biaya yang terjadi antar plant produksi, serta belum real time.
Laporan produksi akan mencakup seluruh biaya yang terjadi atau dialokasi ke plant produksi.
Laporan Produksi yang real time, sehingga menyebabkan efisiensi diberbagai lini produksi.
FICO Cost Allocation Pengalokasian biaya serta laporan penjualan belum sepenuhnya mencakup seluruh biaya yang terjadi, serta belum real time.
Laporan penjualan akan menyajikan hasil penjualan, biaya yang terkait dengan proses penjualan dan seluruh biaya yang terjadi.
Laporan penjualan yang real time.
FICO Cost Allocation Laporan penjualan & distribusi masih dilakukan oleh Depminku Divisi Senjata, belum bersifat sentralistik dan belum tercatat dengan detail maupun real time.
Laporan penjualan akan menampilkan jumlah pucuk terjual dari masing-masing kontrak. Termasuk kontrak dari siapa, jenis barangnya apa, deadline pengirimannya kapan, termasuk biaya akan terekam semua.
Persoalan penjualan dandistribusi telah sepenuhnya diserahkan kepada Dedir PP, yang ada di Divisi Senjata hanyalah mengontrol masalah biaya yang terjadi.
FICO Actual & Closing Process
Pencatatan biaya belum dibedah hingga tingkat terbawah di dalam organisasi, dan belum adanya tata cara pencatatan BOM & Routing.
Pencatatan biaya akan dibedah hingga tingkat sub departemen, ketika pesanan datang maka akan ada 2 hal yang menjadi kunci, yaitu: BOM dan Routing.
Pencatatan akan dibuat sedetail mungkin hingga level sub-departemen produksi.
FICO Overhead Order Management
Kode profit centre dan cost centre dibuat tidak berurutan sesuai dengan tata laksana yang ada sebelumnya di PT. Pindad (Persero).
Kode profit centre dan cost centre dibuat berurutan dan ada tambahan departemen baru.
Merubah pola kerja pengkodean sesuai dengan urutan berdasarkan fungsi pekerjaan.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
123 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan FICO Planning &
Posting Integration
Cost Planning Integration: Mengintegrasikan perencanaan biaya dalam produksi, dari perencanaan hingga biaya personil, perencanaan biaya aset dan segala kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan produksi.
Adanya penambahan tugas di dalam Dep Minku dalam mengestimasi keseluruhan biaya yang dibutuhkan serta mengontrolnya.
Merubah cara kerja dengan lebih terintegrasi, harapannya dengan adanya SAP maka proses integrasi itu akan terlaksana sesuai dengan kebutuhan produksi di divisi senjata.
FICO Planning & Posting Integration
Material/Production Planning Integration: Mengintegrasikan perencanaan produksi (mesin yang digunakan, kebutuhan personil, jam orang & jam mesin, dsb.) tentunya di wilayah Enjiniring, Rendalprod & Pengadaan.
Adanya penambahan tugas di dalam Dep Minku (accounting) dalam mengestimasikan keseluruhan perencanaan produksi yang dibutuhkan serta mengontrolnya.
Meriubah cara kerja dengan lebih terintegrasi, proses pencatatan untuk kegunaan pengawasan akan lebih ditonjolkan untuk keperluan Depminku.
FICO Planning & Posting Integration
Mengintegrasikan pola kerja dengan unit pusat, yang selama ini masih dirasa terbagi-bagi antara Dedir PP, Ditku dan Divjat.
Tugas dari Dedir PP adalah merencanakan penjualan, perolehan kontrak, kemudian kesanggupan pemenuhan kontrak, yang dilakukan oleh Dedir PP tersebut wajib terintegrasi dengan Divjat, karena otomatis ketika kontrak diterima dan order turun, divisi telah siap berproduksi karena sistem antara divsi dan pusat sudah terintegrasi.
Proses produksi akan terintegrasi dengan SAP dari tugas-tugas pokok Dedir PP yang kemudian dapat ditindaklanjuti oleh pihak Divjat dalam waktu singkat atau real time.
MM Proses pembuatan dokumen dalam Aktivitas Manajemen Material (create), pendataan (input), dan penandatanganan (sign) dilakukan secara manual.
Proses pembuatan dokumen dalam Aktivitas Manajemen Material (create), pendataan (input), dan penandatanganan (sign) dilakukan secara langsung dalam sistem.
Tidak semua fungsi membuat dokumen pendukung.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
124 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan MM Keterkaitan satu
fungsi dengan fungsi yang lain sangat tergantung adanya pendistribusian (serah terima) dokumen secara fisik.
Fungsi yang terkait dengan manajemen material sudah terintegrasi secara sistem.
Tidak mutlak ada aktivitas pendistribusian output (dokumen) secara fisik ke fungsi terkait lainnya (paper list).
MM Data entry berdasarkan dokumen fisik yang diterima.
Data entry bersifat listing/message dari dan kepada fungsi terkait (tidak terpengaruh sepenuhnya oleh penerimaan dokumen).
Koordinasi antar fungsi melalui distribusi (kirim/terima) dokumen menjadi berkurang/tidak ada.
MM Dalam proses pengadaan menggunakan Dokumen Permintaan Pengadaan Material/Jasa (PPM/J) dalam bentuk printout.
PR (Purchase Request) tidak ada printout (diproses dlm sistem)
PPM/J atau PR bersifat paper list
MM Saat ini seluruh administrasi data pergerakan material digudang dilakukan oleh tim di Perencanaan dan pengendalian Material. Petugas gudang hanya mencatat pergerakan material di kartu material.
Seluruh pencatatan pergerakan material dilakukan oleh petugas yang memindahkan material (gudang, pabrik, dll) untuk GI, GR antar plant, antar gudang, dll.
Kompetensi dan Peran baru petugas gudang /pabrik untuk mengelola administrasi mutasi material.
MM Material Type : 1. Hasil produksi, 2. Produk setengah Jadi, 3. Row Material, 4. Fixed Asset).
Material Type : 1. Finish Product, 2.Semifinish Product, 3.Row Material, 4. FTG, 5.Spareparts, 6.Factory Supplies, 7. Divmu Finished Goods.
Inventori terpisah dengan fixed asset.
MM Sistem pencatatan asset dimulai dari pemindahan kelompok inventori menjadi fixed asset.
Pencatatan fixed asset dipisah dari inventori.
pengelolaan asset terpisah dari inventori.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
125 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan MM Penggunaan kode
aset mengikuti kode Inventori.
Penggunaan kode aset tidak mengikuti kode Inventori,
Penggunaan kode aset dilaksanakan pada awal proses pengadaan dan tidak masuk dalam Inventori.
MM Dalam pembuatan kode material bersumber/mengacu pada kebijakan divisi dan kantor pusat.
Dalam pembuatan kode material harus terpusat.
Dalam pembuatan kode material harus terpusat.
MM Imventory Mgt (Movement Type) Good Receipt Other
Perlakuan terhadap material yang diterima melalui dokumen BAG (Bukti Alih Gudang) ditindaklanjuti dengan dokumen BMM (Bukti Masuk Material) dengan nilai persediaan sesuai nilai persediaan Kantor Pusat.
Transaksi BAG (Bukti Alih Gudang) dikategorikan sebagai GR (Good Receipts) Free of Charge.
Tidak ada pembuatan dokumen BMM (semula dibuat oleh fungsi Rendalprod) dan Nilai perolehan persediaan = 0
MM Material Requierement Planning (MRP)
Rencana pembelian material dilakukan secara manual berdasarkan PPMJ (Permintaan Pengadaan Material atau Jasa) dari PPC.
Rencana pembelian material dilakukan melalui proses MRP di SAP. Sedangkan pengadaan material non bahan baku produksi masih berdasarkan PPMJ (Material Reservation).
Trigger pengadaan tidak lagi berdasarakan permintaan.
PP Production Planning
Work center belum terdefinisi dalam proses produksi di divisi senjata.
Work center didefinisikan sebagai lokasi proses produksi yang menginduk per mesin operasi.
Perhitungan rate work center digabungkan dengan kode cost center.
PP Production Planning
Kontrol Mutu (quality management/QM) tidak masuk dalam work center dan personal mutu adalah tenaga tidak. langsung.
Mutu (QM) menjadi salah satu work center yang masuk dalam routing.
QM harus memiliki cost center dan personel Mutu menjadi tenaga langsung.
PP Production Planning
Salah satu sub departemen (subdept) di Bangprod memiliki lini produksi prototipe (Subdept prototipe).
Area Subdept prototipe Bangprod dijadikan sebagai salah satu work center yang masuk dalam routing.
Subdept prototipe Bangprod memiliki cost center dan personel di area work center tersebut menjadi tenaga langsung.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
126 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan PP Production
Planning Produk yang dinyatakan ditolak setelah melalui pemeriksaan mutu tidak tercatat jumlah dan lotnya.
Dilakukan pencatatan yang valid terhadap jumlah produk yang baik maupun ditolak atau afkir pada setiap lotnya.
Produk yang afkir akan disimpan di stok khusus, sedangkan produk yang rework akan diproses ulang dengan menggunakan production order rework. Good receipt (GR) di production order akan ada 2 kode yang berbeda, yaitu GR barang utama dan GR barang afkir.
PP Production Planning
Permintaan pengadaan material (PPM/J) untuk kebutuhan produksi dibuat secara manual oleh PPC dan harus ada persetujuan Kadiv.
PPM/J atau PR dibuat secara otomatis oleh sistem melalui proses MRP.
Dokumen PPM/J (hard copy) tidak ada.
PP Production Execution
Pencatatan hasil produksi per operasi dilakukan oleh masing-masing operator.
Pencatatan semua kegiatan produksi dilakukan fungsi administrasi produksi.
Ada penambahan fungsi administrasi di bagian produksi.
PP Production Planning
Rencana Produksi diberikan pada departemen produksi dalam bentuk global.
Production order (KUK) dikeluarkan detil per workcenter per hari.
Seluruh pekerjaan produksi harus berdasarkan production order.
QM Master Data Hasil pemeriksaan mutu belum tercatat secara integratif hanya berupa catatan berdasarkan jumlah barang yang diperiksa.
Pemeriksaan mutu akan dicatat secara integratif dengan menggunakan program SAP sehingga dapat termonitor secara keseluruhan.
Pencatatan dilakukan secara tertulis dan terintegratif dengan menggunakan sistem SAP.
QM Master Data Pada beberapa pemeriksaan mutu tidak ada panduan baku hanya berdasarkan pengalaman pemeriksaan sehingga tidak ada tolak ukur yang jelas.
Dibuat sandar dalam pemeriksaan mutu (dibuat kode-kode pemeriksaan) sebagai tolak ukur dalam pemeriksaan dan datanya terintegrasi di dalam program SAP.
Pemeriksaan mutu berdasarkan panduan standar yang telah dibuat (kode-kode pemeriksaan).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
127 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan QM Inspection Plan Di dalam
pemeriksaan mutu pencatatan hanya sebatas berapa jumlah yang 'baik' dan berapa jumlah yang 'ditolak'.
Akan ada status untuk setiap barang yang telah diperiksa terutama untuk barang akhir (tidak sebatas 'baik' dan 'ditolak').
Pemeriksaan mutu tidak sebatas pada jumlah 'baik' dan 'ditolak' tetapi ada status untuk setiap barang yang diperiksa.
QM Inspection Plan Untuk setiap barang yang ditolak, dilakukan pencatatan di dalam LTS (Lembar Tidak Sesuai), kemudian dikolektif dan menunggu pembahasan internal oleh tim khusus untuk status barang tersebut.
Setiap barang yang ditolak akan diberi status kemudian dimasukan ke dalam program SAP sehingga barang ditolak dapat langsung ditindaklanjuti.
Proses untuk setiap barang yang ditolak dapat langsung ditangani.
QM Inspection Plan Tidak ada standar waktu untuk pemeriksaan mutu setiap komponen atau barang.
Dibuat waktu standar untuk pemeriksaan setiap komponen atau barang.
Adanya standar waktu untuk setiap pemeriksaaan mutu baik untuk komponen maupun untuk barang stok.
SD Sales of Products for TNI
Kontrak/PO/SPK dari pelanggan di masukan secara sistem manual sesuai perjanjian.
Setelah menerima Kontrak/PO/SPK dari customer maka dimasukan di SAP sebagai kontrak.
Adanya perubahan kebijakan mengenai dokumen perjanjian yaitu hanya satu nama kontrak, baik untuk skala besar atau kecil.
SD Sales of Products for TNI
PP tidak melakukan pengontrolan terhadap ketersediaan barang yang ada, hanya menunggu kiriman dari divisi dalam hal ini Divjat sesuai dari PPJ yang sudah dibuat.
PP dapat melakukan kontrol/pengecekan terhadap ketersediaan inventori barang. Apabila barang tersedia dapat dilanjutkan dalam proses outbond delivery.
Adanya peran baru dalam PP.
SD Sales of Products for TNI
Dalam Form PPJ (Permintaan Produk/Jasa) terdapat item Jenis permintaan dan Free Of Charge (FOC)
Jenis permintaan akan hilang dan Item Free Of Charge (FOC) akan memiliki dokumen tersendiri
Adanya perubahan prosedur pengisian dari Form PPJ
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
128 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan SD Sales of
Products fo Non-TNI Local
Setelah menerima dokumen SPPH (Surat Permintaan Penawaran Harga) dari pelanggan, dimasukan dan diarsipkan
Setelah menerima dokumen SPPH (Surat Permintaan Penawaran Harga) dari pelanggan, harus dicek terlebih dahulu apakah pelanggan yang telah terdaftar di customer master system apabila belum terdaftar didaftarkan terlebih dahulu
Adanya perubahan peran baru
SD Sales of Products for Non-TNI Export
Penomoran untuk SPH (Surat Penawaran Harga) terpusat dari Setper
SAP bisa melakukan penomoran sendiri secara berurut tanpa harus menunggu dari pusat
Adanya perubahan prosedur
SD Sales of Products (FTG) & Services (SHT & FTG)
Departemen Perkakas dan Departemen SHT bisa melakukan penjualan produk & jasa sendiri dalam hal ini ada sub departemen yang melakukan proses pemasaran & penjualan
Penjualan produk & jasa dari Dep. Perkakas & Dep. SHT akan dilakukan terpusat oleh Divjat yaitu di Dep. Rendalprod
adanya perubahan penambahan peran dalam Dep. Rendalprod
SD Sales of Products (FTG) & Services (SHT & FTG)
Tidak adanya kode organisasi penjualan, masih menggunakan nama Departemen masing-masing
Adanya kode organisasi penjualan dalam SAP yaitu JT yang berarti penjualan dilakukan oleh Divisi Senjata. Sedangkan Kode Departemen diberikan angka 11 untuk Dep. SHT (dalam hal ini jasa SHT) dan 12 untuk Dep. Perkakas (MFG KAK)
Adanya perubahan kebijakan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
129 Universitas Indonesia
Modul Proses Kondisi Sekarang Kondisi Akan Datang Perubahan SD Sales of
Services (PP) Tidak adanya perbedaan PPPJ (Permintaan Pengiriman Produk Jasa) item barang dan jasa dicetak menjadi satu yaitu SPB (Surat Pengiriman Barang)
Berdasarkan PPPJ dibedakan untuk item barang dan jasa atau PPPJ yang terdiri dari jasa saja. Untuk barang dan jasa akan dicetak dokumen BPP dan SPB, sedangkan untuk item jasa saja akan dicetak form Berita Acara Penerimaan (BAP)
Adanya perubahan kebijakan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
130 Universitas Indonesia
Lampiran L
1. Wawancara dengan Ketua Komite Pengarah Implementasi SAP PT.
Pindad (Persero).
Berikut adalah wawancara dengan Bapak Santa Nasution (SN) yang merupakan
Deputi Direktur Pengembangan Usaha sekaligus Ketua Komite Pengarah
(Steering Committee) implementasi SAP pada PT. Pindad (Persero).
P: Selamat siang pak Santa, mau wawancara sebentar.
SN: Silahkan Fikar.
P: Apa tugas bapak sebagai ketua komite pengarah implementasi SAP?
SN: Memastikan implementasi SAP pada PT. Pindad (Persero) berjalan sesuai
dengan rencana.
P: Bagaimana implementasi SAP pada PT. Pindad (Persero) dapat berjalan
dengan lancar?
SN: Dukungan dari Pak Adik (Direktur Utama PT. Pindad (Persero)) yang
mengatakan bahwa Pindad harus segera menggunakan sistem yang baku dalam
operasionalnya demi meningkatkan efektivitas kerja.
P: Apa dampak implementasi SAP yang bapak lihat setelah diimplementasikan
SAP pada divisi yang sudah go live, yaitu divisi senjata?
SN: Salah satunya adalah budaya kerja, yaitu (I-1):
1. Dari menunggu perintah menjadi proaktif.
2. Dari biasa luwes dan tidak menuntut konsistensi atau akurasi, menjadi pekerja
yang terobsesi dengan rincian.
3. Dari sekedar mendokumentasikan, melaporkan dan melupakannya, menjadi
personil yang senang menganalisa.
4. Kesadaran sistematik (dari maksimal lokal menjadi optimal global).
5. Dari minimalis menjadi fokus pada laba.
P: Perbaikan apa yang bapak harapkan setelah implementasi SAP?
SN: Perbaikan dalam transaksional dan operasional.
P: Terima kasih pak atas waktu dan tempatnya untuk saya wawancarai.
AF: Sama-sama Fikar.
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
131 Universitas Indonesia
Lampiran M
Berikut adalah tabel kemampuan aplikasi yang ada pada divisi senjata sebelum implementasi SAP pada tabel M.1.
Tabel K.1: Aplikasi Pada Divisi Senjata Sebelum Implementasi SAP (Pindad, 2011)
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
Akuntansi Keuangan
• General Ledger
Aplikasi General Ledger
Berupa laporan, data tidak real time
Duplikasi pencatatan antara General Ledger dan Sub Ledger
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
ORSIS tidak memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi lain
System development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
• Account Aplikasi Utang Berupa laporan, Bukan merupakan ORSIS tidak System
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
132 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
Receivable – Piutang (Monitoring Utang-Piutang)
data tidak real time
alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
• Account Payable
Aplikasi Utang – Piutang (Monitoring Utang-Piutang)
Berupa laporan, data tidak real time
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
ORSIS tidak memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan
System development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
133 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
PT. Pindad (Persero).
• Finance Invoices, Debit notes & Credit notes
Berupa laporan, data tidak real time
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
ORSIS tidak memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
System development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
• Incoming & Outgoing
Berupa laporan, data tidak real
Bukan merupakan alat kontrol,
ORSIS tidak memiliki
System development
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
134 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
Payments time melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
• Advances & Deposits
Berupa laporan, data tidak real time
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
ORSIS tidak memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan
System development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
135 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
(Persero).
• Taxes Aplikasi Pajak Penghasilan (Untuk Proses Penghitungan Pajak Penghasilan)
Berupa laporan, data tidak real time
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
ORSIS tidak memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
System development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
• Asset Accounting
Aktiva Tetap (Pencatatan & Monitoring
Berupa laporan, data tidak real time
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data
ORSIS tidak memiliki kapasitas
System development lifecycle aplikasi
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
136 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
Aset) untuk keperluan laporan keuangan saja
proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
• Finance Reporting
Excel Laporan keuangan tidak real time, tergantung dari bukti-bukti transaksi yang diterima keuangan
Bukan merupakan alat kontrol, melainkan data untuk keperluan laporan keuangan saja
ORSIS tidak memiliki kapasitas proses bisnis yang mengendalikan pertumbuhan aplikasi. Perubahan permintaaan berdasarkan kebutuhan pada
System development lifecycle aplikasi eksisting tergantung dari programmer, tidak memiliki kebijakan atau standar pemrograman PT. Pindad (Persero).
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
137 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
saat itu tanpa mempertimbang kan dampak terhadap proses lain atau aplikasi
Akuntansi Biaya
• Cost Centre Accounting
Aplikasi Akutansi Biaya (Pencatatan & Pelaporan Biaya)
Harus diolah kembali secara manual untuk mendapatkan figur biaya per cost center
Duplikasi pencatatan dari aplikasi produksi dan aplikasi logistik dengan pencatatan di akutansi biaya
Biaya pencatatan transaksi duplikasi data tidak akurat karena dimasukan sebulan sekali sehingga sulit menjadi alat kontrol harian
Merubah fitur aplikasi berarti mengubah logika pemrograman didalamnya
• Product Cost Controlling
Tidak ada Harus diolah kembali secara manual untuk mendapatkan figur HPP (harga pokok penjualan)
Duplikasi pencatatan dari aplikasi produksi dan aplikasi logistik dengan pencatatan di akutansi biaya
Biaya pencatatan transaksi duplikasi data tidak akurat karena dimasukan sebulan sekali sehingga sulit menjadi alat kontrol harian
Merubah fitur aplikasi berarti mengubah logika pemrograman didalamnya
Procurement & Supply Chain Management
• Local Procurement
Aplikasi Pengadaan
Tidak terintegrasi, hanya dipakai untuk kebutuhan pengadaan
Hanya untuk pencatatan
Tidak terdokumentasi sehingga sulit untuk dikembangkan
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
138 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
• Import Procurement
Tidak ada Tidak terintegrasi, hanya dipakai untuk kebutuhan pengadaan
Hanya untuk pencatatan
Tidak terdokumentasi sehingga sulit untuk dikembangkan
• Subcontracting Procurement
Tidak ada Tidak ada
Tidak terintegrasi, hanya dipakai untuk kebutuhan pengadaan
Hanya untuk pencatatan
Tidak terdokumentasi sehingga sulit untuk dikembangkan
• Non-Stock Procurement
Tidak ada Tidak ada,langsung dicatat di keuangan
Tidak terintegrasi, hanya dipakai untuk kebutuhan pengadaan
Tidak ada Tidak terdokumentasi sehingga sulit untuk dikembangkan
• Contract Management (with Vendor)
Tidak ada
• Invoice Verification
Tidak ada Tidak ada Tidak dapat dipergunakan sebagai kontrol invoice dengan pembelian
Tidak terdokumentasi sehingga sulit untuk dikembangkan
• Demand Planning
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
139 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
• Make To Stock Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada • Assembly To Order/ Engineering To Order
Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
Quality Control
• Quality Control for Production
Tidak ada Laporan manual,tidak standar Tiap divisi memiliki proses bisnis yang berbeda-beda
N/A Proses QC lama, Biaya pemeriksaan kualitas seharusnya dapat dihemat dengan proses Qc yang standar. ketergantungan pada individu (Tacit knowledge) dan tidak memiliki kontrol
Tidak reliable: Harus menyatukan seluruh proses bisnis QC seluruh divisi. Tidak memiliki benchmark terhadap aplikasi QC
N/A
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
140 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
• Quality Control for Procurement
Tidak ada Laporan manual,tidak standar Tiap divisi memiliki proses bisnis yang berbeda-beda
N/A Proses QC lama, Biaya pemeriksaan kualitas seharusnya dapat dihemat dengan proses Qc yang standar. ketergantungan pada individu (Tacit knowledge) dan tidak memiliki kontrol
Tidak reliable: Harus menyatukan seluruh proses bisnis QC seluruh divisi. Tidak memiliki benchmark terhadap aplikasi QC
N/A
• QC Certificate Tidak ada Tidak ada N/A Tidak ada Tidak reliable: Harus menyatukan seluruh proses bisnis QC seluruh divisi. Tidak memiliki benchmark terhadap aplikasi QC
N/A
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
141 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
Inventory Management
• Inventory Valuation
Aplikasi Inventory (Pencatatan Persediaan) & Adminitrasi Persediaan
Tiga versi antara General Ledger,Sub Ledger dan aplikasi gudang
• Stock Opname Tidak ada • Inventory Transactions
Aplikasi Inventory (Pencatatan Persediaan) & Adminitrasi Persediaan
Laporan inventori tidak akurat karena data dan fisik tidak sama
Tidak ada kontrol dalam pergerakan inventori. Dokumen pergerakan material tidak sama dengan fisik pergerakan material sehingga posisi stok tidak akurat
Warehouse Management
• Warehouse Management
Aplikasi Inventory (Pencatatan Persediaan)
Hanya untuk pencatatan stok dan tidak real time
Sales & Distribution
• Sales Order Processing
M-Order
• Delivery Processing &
M-Order, Excel
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
142 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
Shipping • Billing, • Sales Contracts
Excel
• Sales Pricing Excel • Sales Promotion
Tidak ada
Production • Master Data (Routing, BOM, Work Centre, Production Version)
MOP, JTE, Excel
BOM, gambar engineering tidak terdokumentasi dan tidak diperbaharui
BOM dan gambar enjiniring bukan merupakan dasar untuk aplikasi produksi
Aplikasi dengan teknologi lama,harus diganti baru
• Long Term Planning
Excel Tidak terintegrasi dengan data RKAP
Tidak dipakai untuk alat pengendalian dan perencanaan RKAP
Tidak ada
• Demand Management
Excel Tidak terintegrasi dengan data RKAP
Tidak dipakai untuk alat pengendalian dan perencanaan RKAP
Tidak ada
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
143 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
• Material Requirement Planning
Tidak ada Tidak ada. Kebutuhan material berdasarkan permintaan Produksi
Tidak ada Tidak ada
• Capacity Planning
Excel Hanya dipakai sebagai pelaporan,bukan sebagai alat pengendalian dan perencanaan produksi
Tidak ada
• Planned Order Excel Tidak ada. Tidak ada • Production Order
MOP, JTE, Excel
KUK, Kartu kerja dipakai sebagai dasar permintaan produksi, tidak dapat dipakai sebagai alat monitoring produksi
Tidak ada kontrol dalam MOP
Aplikasi dengan teknologi lama,harus diganti baru
• Goods Issue Production Order
Excel Form untuk pencatatan akuntansi
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
144 Universitas Indonesia
Proses Bisnis
Sub Proses Aplikasi
Eksisting Manajemen Informasi
Efisiensi Penghematan
Biaya dan Kontrol
Pertumbuhan Infrastruktur Kepatuhan
• Goods Receipt Production Order
Excel Form untuk pencatatan akuntansi
•Confirmation MOP, JTE, Excel
Tidak real time, tidak ada aturan baku dalam aplikasi untuk pelaporan hasil produksi
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
145 Universitas Indonesia
Lampiran N
Berikut adalah gambar proses bisnis yang terdapat pada divisi senjata setelah
diimplementasikan SAP.
Gambar N.1. Proses Pelaporan Ke Keuangan Pusat Sebelum Implementasi SAP
Gambar N.2. Proses Pelaporan Ke Keuangan Pusat Setelah Implementasi SAP
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
146 Universitas Indonesia
Gambar N.3. Proses Perhitungan Inventori Fisik (MM-IM) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
147 Universitas Indonesia
Gambar N.4. Proses Produksi Senjata (SD-SLS) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
148 Universitas Indonesia
Gambar N.5. Proses Closing Order Processing (CO-CL) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
149 Universitas Indonesia
Gambar N.6. Proses Pengelolaan Data Master Aset (FI-MD) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
150 Universitas Indonesia
Gambar N.7. Proses Perencanaan Jangka Panjang Produksi (PP-PL) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
151 Universitas Indonesia
Gambar N.8. Proses Perencanaan Kebutuhan Material (PP-PL) (International,
2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
152 Universitas Indonesia
Gambar N.9. Proses Penagihan Ke Customer (FI-AR) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
153 Universitas Indonesia
Gambar N.10. Proses Pembayaran Customer (FI-AR) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
154 Universitas Indonesia
Gambar N.11. Proses Pembayaran Ke Pemasok (FI-AP) (International, 2012)
Analisis manfaat ..., Dzulfikar Maulana, Fasilkom UI, 2013
top related