analisis efisiensi produksi usahatani ubi kayu di ...digilib.unila.ac.id/33769/3/skripsi tanpa bab...

91
ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Skripsi) Oleh Maria Dhu’a Fitriana JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

Upload: trinhtruc

Post on 26-Aug-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

(Skripsi)

Oleh

Maria Dhu’a Fitriana

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

Page 2: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

ABSTRACT

PRODUCTION EFFICIENCY ANALYSIS OF CASSAVA FARMING IN

NATAR DISTRICT SOUTH LAMPUNG REGENCY

By

Maria Dhu’a Fitriana

This study aims to analyze the profitability of cassava farming, factors that affect

production of cassava farming and production efficiency of cassava farming. The

research used a survey method in Natar District South Lampung Regency from

June to August 2017. The respondents obtained were 56 by using simple random

sampling method. Primary data was obtained through direct questionnaires

interview with cassava farmers and secondary data obtained from several related

institutions. Data was analyzed qualitatively and quantitativelyby using income

analysis and production function byCobb Douglas. The results showed that

cassava farming in Natar District South Lampung Regency was profitable for

farmers of Cassesart variety and not profitable for other varieties. Factors

affecting cassava farming for respondents of Cassesart varietywereland area, urea

fertilizer and labor, for respondents of other varieties were land area, and labor.

Production process was not efficientand in increasing return to scale phase.

Keywords: cassava, efficiency, production, profit

Page 3: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

ABSTRAK

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Maria Dhu’a Fitriana

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat keuntungan usahatani ubi kayu

faktor – faktor produksi yang mempengaruhi produksi ubi kayu serta efisiensi

produksi usahatani ubi kayu.Penelitian menggunakan metode survei di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan dari bulan Juni - Agustus 2017. Responden

yang diperoleh sebanyak 56 dengan menggunakan metode simple random

sampling. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner

secara langsung dengan petani ubi kayu dan data sekunder diperoleh dari beberapa

lembaga terkait.Data dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan

menggunakan analisis keuntungan, dan fungsi produksi Cobb Douglas. Hasil

penelitian menunjukkan bahwausahatani ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan menguntungkan untuk kelompok varietas Cassesart dan tidak

menguntungkan untuk kelompok varietas lainnya. Faktor – faktor yang

mempengaruhi produksi ubi kayu kelompok varietas Cassesartadalah luas lahan,

pupuk urea dan tenaga kerja, untuk kelompok varietaslainnya terdiri dari luas

lahan, dan tenaga kerja. Proses produksi saat ini belum efisien danberada pada

tahap increasing return to scale.

Kata kunci : efisiensi,keuntungan, produksi, ubi kayu

Page 4: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI

KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

Oleh

Maria Dhu’a Fitriana

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

JURUSAN AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2018

Page 5: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN
Page 6: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN
Page 7: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 04

Maret 1995,dan merupakan anak pertama dari saudara

kembar pasangan Bapak Urbanus Udin dan Ibu Maria

Eny Purwanti. Penulis menempuh pendidikan Sekolah

Dasar (SD) di SDS Sejahtera IV Kedaton Bandar

Lampung pada tahun 2001, lulus pada tahun 2007.

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri

8 Bandar Lampung, lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan pendidikan

Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 13 Bandar Lampung penulis pernah

aktif sebagai anggota muda Palang Merah Remaja (PMR) semasa menempuh

pendidikan SMA, lulus pada tahun 2013. Penulis diterima di Jurusan Agribisnis

Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan pernah memperoleh

Beasiswa Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM).

Semasa kuliah di Universitas Lampung, penulis pernah aktif sebagai anggota

bidang 1 (Pengembangan Akademik dan Profesi) pada organisasi

HIMASEPERTA periode 2014/2015.Pada tahun 2014, penulis mengikuti kegiatan

homestay (Praktik Pengenalan Pertanian) di Desa Pancasila Natar Kabupaten

Lampung Selatan. Pada tahun 2016 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

Page 8: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

(KKN) selama 60 hari di Desa La’ay Kecamatan Karya Penggawa Kabupaten

Pesisir Barat. Pada tahun 2016, penulis juga melaksanakan Praktik Umum (PU) di

PT. Nusantara Tropical Farm di Kecamatan Labuhan Ratu Kabupaten Lampung

Timur.

Page 9: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa di Surga karena berkat, rahmat

serta perlindungan-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Ubi Kayu Di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan” dengan baik. Penulis menyadari skripsi ini tidak

akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya dukungan, bimbingan, saran, nasihat

serta doa yang selalu menyertai dari berbagai pihak. Oleh sebab itu pada

kesempatan ini dengan rasa syukur penulis mengucapkan terimakasih sebesar –

besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

PertanianUniversitas Lampung.

2. Dr. Ir. Fembriarti Erry Prasmatiwi, M. P., selaku Ketua Jurusan

Agribisnis,Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

3. Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.,sebagai pembimbing pertama, yang

memberikan bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, kritik dan nasihat

kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ir. Eka Kasymir, M.S., sebagai pembimbing kedua, yang memberikan

bimbingan, saran, pengarahan, motivasi, kritik dan nasihat kepada penulis

hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

5. Ir. Muhammad Irfan Affandi, M.Si., selaku Penguji Bukan Pembimbing,

yang telah memberikan saran, arahan, kritik dan masukan untuk perbaikan

skripsi.

6. Umi Kalsum Ir. M.S., serta Dr. Ir. Wuryaningsih, M.S., selaku Pembimbing

Akademik, atasbimbingan, petunjuk, saran dan arahan, selama penulis

menjadi mahasiswa.

7. Seluruh dosen yang telah memberikan pengetahuan, dan pengalaman, staf

administrasi dan karyawan di Jurusan Agribisnis FakultasPertanian, yang

telah membantu memperlancar kegiatan administrasi danperkuliahan penulis.

8. Keluargaku tercinta ayah dan ibu penulis Urbanus Udin dan Maria Eny

Purwanti, saudara kembar penulis Martha Dhua Fitriani, sepupu penulis

Helen Jeni Pratiwi serta keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang,

bantuan moril dan materil, serta doa yang tiada henti.

9. Rekan – rekan seperjuangan semasa kuliah, Linda, Indah, Anita, Mera, Fiqoh,

Rahmi, Sinta, Rini Yunita, Tsuraya, Meri, Yuni Astika, Gita, Jenisa, Lita,

Hesti, Tero, , Kuantan, Rifai, Ibrohim, Kemly, Vanna, Tiara,Stella, Selvy, dan

seluruh rekan seperjuangan Agribisnis 2013 yang lainnya yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu yang telah memberikan doa, semangat, dan

dukungan.

10. Petani ubi kayu di Desa Natar dan Purwosari yang telah memberikan

informasi dan pengalaman selama penulis melakukan penelitian.

11. Kakak-kakak dan abang-abang Agribisnis 2012, serta adik-adik Agribisnis

2014, yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

Page 11: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

12. Teman-teman SD, SMP, dan SMA (Tartila, Sri, Sinta, Risma) yang tidak

dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan

semangat kepada penulis.

13. Teman-teman KKN dan masyarakat Desa La’ay yang telah memberikan doa

dan dukungan, serta kebersamaan selama KKN.

Semoga Allah Bapa memberikan balasan terbaik atas segala bantuan yang telah

diberikan. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi dunia

pendidikan. Amin.

Bandar Lampung,September 2018

Maria Dhua Fitriana

Page 12: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................9

C. Tujuan ..........................................................................................11

D. Manfaat Penelitian .......................................................................11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka ..........................................................................13

1. Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta) ..............................13

2. Budidaya Tanaman Ubi Kayu ...............................................16

3. Konsep Usahatani dan Pendapatan .......................................22

4. Teori Produksi .......................................................................25

5. Fungsi Produksi Cobb-Douglas ............................................27

6. Teori Efisiensi .......................................................................30

B. Kajian Penelitian Terdahulu ........................................................33

C. Kerangka Pemikiran .....................................................................38

D. Hipotesis ......................................................................................39

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ........................................................................41

B. Definisi Operasional ....................................................................41

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian..................46

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data..................................48

E. Metode Analisis Data ...................................................................49

1. Analisis Tingkat Keuntungan ................................................49

2. Fungsi Produksi Cobb-Douglas ............................................50

3. Analisis Efisiensi Produksi ...................................................54

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan ......................... 58

1. Keadaan Geografi................................................................. 58

2. Keadaan Iklim ...................................................................... 59

3. Keadaan Demografi ............................................................. 59

Page 13: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

ii

4. Keadaan Pertanian ................................................................ 60

B. Gambaran Umum Kecamatan Natar ........................................... 61

1. Keadaan Geografi................................................................. 61

2. Keadaan Demografi ............................................................. 61

3. Keadaan Pertanian ................................................................ 62

C. Gambaran Umum Desa Purwosari dan Desa Natar .................... 63

1. Keadaan Geografi................................................................. 63

2. Keadaan Demografi ............................................................. 63

3. Keadaan Pertanian ................................................................ 64

4. Sarana dan Prasarana............................................................ 64

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Keadaan Umum Petani Responden ............................................. 66

1. Umur Petani Responden ....................................................... 66

2. Pendidikan Petani Responden .............................................. 67

3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden ................ 68

4. Pengalaman Berusahatani Ubi Kayu

Petani Responden ................................................................. 69

5. Luas Lahan Petani Responden ............................................. 70

6. Status Kepemilikan Lahan Petani Responden...................... 71

7. Pekerjaan Sampingan Petani Responden ............................. 71

8. Permodalan Petani Responden ............................................. 72

B. Keragaan Usahatani Ubi Kayu .................................................... 73

1. Pola Tanam Usahatani Ubi Kayu di Kecamatan Natar ........ 73

2. Budidaya Ubi Kayu di Kecamatan Natar ............................. 73

C. Penggunaan Sarana Produksi ...................................................... 77

1. Penggunaan Bibit ................................................................. 77

2. Penggunaan Pupuk ............................................................... 78

3. Penggunaan Obat – Obatan .................................................. 79

4. Penggunaan Tenaga Kerja.................................................... 80

5. Penggunaan Peralatan .......................................................... 82

D. Produksi dan Penerimaan Usahatani Ubi Kayu .......................... 83

E. Analisis Keuntungan Usahatani Ubi Kayu.................................. 84

F. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Usahatani Ubi Kayu .................................................................... 89

G. Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Ubi Kayu ........................ 98

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan................................................................................. 102

B. Saran ........................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 104

LAMPIRAN ................................................................................................. 108

Page 14: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Perkembangan impor ubi kayu di Indonesia, tahun 2009 – 2014 ..................... 2

2. Data produksi, luas panen dan produktivitas ubi kayu di Indonesia

tahun 2015 ......................................................................................................... 3

3. Data produksi, luas panen, dan produktivitas ubi kayu di Provinsi

Lampung tahun 2015 ........................................................................................ 6

4. Data produksi, luas panen ubi kayu di Kabupaten Lampung

Selatan tahun 2015 ............................................................................................ 7

5. Jenis dan dosis pemupukan pada tanaman ubi kayu ....................................... 19

6. Varietas ubi kayu ............................................................................................ 21

7. Kajian penelitian terdahulu ............................................................................. 34

8. Luas lahan dan produksi tanaman pangan di Kabupaten Lampung

Selatan tahun 2016 .......................................................................................... 60

9. Luas lahan dan produksi tanaman pangan di Kecamatan Natar

tahun 2016 ....................................................................................................... 62

10. Penggunaan lahan di Desa Purwosari dan Desa Natar

tahun 2015 ....................................................................................................... 64

11. Sarana dan prasarana pertanian di Desa Purwosari dan Desa Natar

tahun 2016 ....................................................................................................... 65

12. Sebaran responden berdasarkan kelompok umur di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017 ...................................................... 66

13. Tingkat pendidikan responden di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017 ...................................................... 67

Page 15: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

iv

14. Jumlah tanggungan keluarga petani responden di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017 ...................................................... 68

15. Sebaran responden berdasarkan pengalaman usahatani di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan,tahun 2107 .......................... 69

16. Sebaran responden berdasarkan luas lahan yang dimiliki

di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017 ..................... 70

17. Sebaran kepemilikan lahan responden di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017 ...................................................... 71

18. Sebaran responden berdasarkan pekerjaan sampingan di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2017 ......................... 72

19. Rata – rata penggunaan bibit petani responden

per usahatani dan per hektar berdasarkan kelompok varietas di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2016 ......................... 78

20. Penggunaan pupuk petani responden per usahatani dan

per hektar berdasarkan kelompok varietas di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2016 ...................................................... 79

21. Penggunaan herbisida petani responden per usahatani

dan per hektar berdasarkan kelompok varietas di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2016 ...................................................... 80

22. Penggunaan tenaga kerja berdasarkan kelompok varietas per

usahatani dan per hektar di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan, tahun 2016 ...................................................... 81

23. Rata – rata biaya penyusutan peralatan usahatani ubi kayu

responden dalam satu kali musim tanam, tahun 2016 .................................... 82

24. Rata – rata produksi dan penerimaan usahatani ubi kayu

per usahatani dan per hektar berdasarkan kelompok

varietas di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan, tahun 2016 ......................................................................... 83

25. Rata – rata penerimaan, biaya dan keuntungan usahatani ubi kayu

responden kelompok varietas Cassesart di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016 ....................................................... 85

26. Rata – rata penerimaan, biaya dan keuntungan usahatani ubi kayu

responden kelompok varietas lainnya di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan tahun 2016 ....................................................... 86

Page 16: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

v

27. Hasil analisis regresi pendugaan faktor yang mempengaruhi

produksi ubi kayu ........................................................................................... 89

28. Hasil analisis regresi pendugaan faktor yang mempengaruhi

produksi ubi kayu tanpa variabel bibit .......................................................... 91

29. Hasil analisis regresi pendugaan faktor yang mempengaruhi

produksi ubi kayu kelompok varietas Cassesart

dan varietas lainnya ........................................................................................ 93

30. Perhitungan skala usaha produksi (return to scale) usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar .......................................................................... 98

31. Pengujian skala usaha produksi (return to scale) usahatani

ubi kayu kelompok varietas Cassesart di Kecamatan Natar ........................... 99

32. Pengujian skala usaha produksi (return to scale) usahatani

ubi kayu kelompok varietas lainnya di Kecamatan Natar............................. 100

33. Identitas petani ubi kayu di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan ........................................................................ 109

34. Penguasaan lahan usahatani ubi kayu ........................................................... 112

35. Produksi usahatani ubi kayu kelompok varietas Cassesart ........................... 115

36. Produksi usahatani ubi kayu kelompok varietas lainnya .............................. 116

37. Penggunaan bibit, pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk KCL,

pupuk SP36 dan dolomit per musim tanam usahatani

ubi kayu kelompok varietas Cassesart .......................................................... 117

38. Penggunaan bibit, pupuk Urea, pupuk NPK, pupuk KCL,

pupuk SP36 dan dolomit per musim tanam usahatani

ubi kayu kelompok varietas lainnya.............................................................120

39. Biaya tenaga kerja usahatani ubi kayu per musim tanam

kelompok varietas Cassesart ........................................................................123

40. Biaya tenaga kerja usahatani ubi kayu per musim tanam

kelompok varietas lainnya ...........................................................................128

41. Penggunaan obat – obatan usahatani ubi kayu per musim

tanam kelompok varietas Cassesart .............................................................133

Page 17: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

vi

42. Penggunaan obat – obatan usahatani ubi kayu per musim

tanam kelompok varietas lainnya .................................................................135

43. Penyusutan alat – alat usahatani ubi kayu di Kecamatan

Natar Kabupaten Lampung Selatan .............................................................137

44. Biaya Lain - lain usahatani ubi kayu per musim

tanam kelompok varietas Cassesart .............................................................141

45. Biaya Lain - lain usahatani ubi kayu per musim

tanam kelompok varietas lainnya .................................................................142

46. Penerimaan usahatani ubi kayu per musim tanam

kelompok varietas Cassesart ........................................................................143

47. Penerimaan usahatani ubi kayu per musim tanam

kelompok varietas lainnya ...........................................................................144

48. Keuntungan usahatani ubi kayu per musim tanam

kelompok varietas Cassesart ........................................................................145

49. Keuntungan usahatani ubi kayu per musim tanam

kelompok varietas lainnya ...........................................................................148

50. Rata – rata penerimaan, biaya dan keuntungan usahatani

ubi kayu kelompok varietas Cassesart .........................................................151

51. Rata – rata penerimaan, biaya dan keuntungan usahatani

ubi kayu kelompok varietas lainnya.............................................................152

52. Data regresi penggunaan faktor – faktor produksi usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan .......................153

53. Data regresi penggunaan faktor – faktor produksi usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

dalam bentuk Ln ..........................................................................................155

54. Data regresi penggunaan faktor – faktor produksi usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

dalam bentuk Ln kelompok varietas Cassesart ............................................157

55. Data regresi penggunaan faktor – faktor produksi usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

dalam bentuk Ln kelompok varietas lainnya ...............................................158

Page 18: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

vii

56. Data regresi penggunaan faktor – faktor produksi usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan kelompok varietas Cassesart dalam

bentuk Ln dengan pembatas lahan (restricted) ............................................159

57. Data regresi penggunaan faktor – faktor produksi usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

kelompok varietas lainnya dalam bentuk Ln dengan pembatas lahan

(restricted) ....................................................................................................160

58. Hasil regresi fungsi produksi usahatani ubi kayu di Kecamatan

NatarKabupaten Lampung Selatan ..............................................................161

59. Hasil regresi fungsi produksi usahatani ubi kayu tanpa variabel bibit

di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ......................................166

60. Hasil uji heteroskedastisitas fungsi produksi usahatani ubi kayu

di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ......................................171

61. Hasil regresi fungsi produksi usahatani ubi kayu kelompok

varietas Cassesart .........................................................................................172

62. Hasil uji heteroskedastisitas fungsi produksi usahatani ubi kayu

kelompok varietas Cassesart ........................................................................177

63. Hasil regresi fungsi produksi usahatani ubi kayu kelompok

varietas Cassesart dengan pembatas lahan (restricted) ................................178

64. Hasil uji heterskedastisitas fungsi produksi usahatani ubi kayu

kelompok varietas Cassesart dengan pembatas lahan (restricted) ...............182

65. Perhitungan nilai koefiisien regresi usahatani ubi kayu

kelompok varietas Cassesart ........................................................................183

66. Hasil uji skala usaha produksi usahatani ubi kayu kelompok

varietas Cassesart .........................................................................................184

67. Hasil regresi fungsi produksi usahatani ubi kayu kelompok

varietas lainnya ............................................................................................185

68. Hasil uji heteroskedastisitas fungsi produksi usahatani ubi kayu

kelompok varietas lainnya ...........................................................................190

69. Hasil regresi fungsi produksi usahatani ubi kayu kelompok

varietas lainnya dengan pembatas lahan (restricted) ...................................191

70. Hasil uji heterskedastisitas fungsi produksi usahatani ubi kayu

kelompok varietas lainnya dengan pembatas lahan (restricted) ..................196

Page 19: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

viii

71. Perhitungan nilai koefiisien regresi usahatani ubi kayu

kelompok varietas lainnya ...........................................................................197

72. Hasil uji skala usaha produksi usahatani ubi kayu kelompok

varietas lainnya ............................................................................................198

Page 20: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung tahun 1969 – 2015 .................... 4

2. Luas panen dan produksi ubi kayu di Kab. Lampung Selatan

tahun 2014 – 2015 ............................................................................................ 5

3. Harga ubi kayu Provinsi Lampung tahun 2015 – 2016 ................................... 8

4. Hubungan antara PT, PR dan PM .................................................................. 26

5. Kurva efisiensi produksi ................................................................................ 31

6. Kerangka pemikiran analisis efisiensi usahatani ubi kayu di

Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ............................................ 39

Page 21: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya

bekerja pada sektor pertanian, dapat dilihat dari pendapatan negara pada

sektor pertanian yang cukup tinggi. Sektor pertanian di Indonesia

menyumbang 13,52 persen dalam perekonomian nasional ditunjukkan dalam

penerimaan pada produk domestik bruto (PDB). Sektor pertanian terbagi

menjadi beberapa subsektor, yaitu subsektor tanaman pangan, perkebunan,

perikanan dan kehutanan. Subsektor tanaman pangan menyumbang 3,41

persen pada penerimaan produk domestik bruto (Badan Pusat Statistik, 2016).

Subsektor tanaman pangan memiliki perananan penting dalam mewujudkan

ketahanan pangan nasional, penyerapan tenaga kerja, penyedia bahan baku

industri maupun pangan. Subsektor tanaman pangan juga berperan penting

menjadi pendorong bagi terbentuknya industri hulu maupun hilir. Komoditas

yang termasuk kedalam subsektor tanaman pangan dan memiliki peran yang

cukup penting dalam ketahanan pangan nasional salah satunya ubi kayu. Ubi

kayu merupakan komoditas strategis dalam menopang ketahanan pangan

suatu wilayah, karena dapat menjadi pengganti bahan pangan utama

masyarakat Indonesia yaitu beras dan jagung. Ubi kayu juga dapat dijadikan

Page 22: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

2

sebagai bahan baku industri, serta dapat menjadi bahan pakan.

Perkembangan komoditas ubi kayu semakin meningkat seiring dengan

pertumbuhan ekspor ubi kayu, yang rata - rata meningkat sebesar 109, 18

persen dari tahun 2000 - 2015. Hal tersebut tentunya berdampak terhadap

peningkatan produktivitas ubi kayu di Indonesia. Selama tahun 2010 – 2015

produktivitas ubi kayu mengalami peningkatan sebesar 3,84 persen (Pusat

Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2015).

Pertumbuhan ekspor ubi kayu di Indonesia yang mengalami peningkatan dari

tahun 2000 sampai tahun 2015, belum dapat mencukupi permintaan ubi kayu

nasional, hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan impor ubi kayu baik

yang segar maupun olahan yang masih tetap terjadi. Perkembangan impor

ubi kayu dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan impor ubi kayu di Indonesia, tahun 2009 – 2014

Tahun Impor dalam Bentuk

Total (ton) Segar (ton) Olahan (ton)

2009 1.903 166.813 168.716

2010 21 294.832 294.853

2011 6 435.419 435.425

2012 13.291 842.835 856.126

2013 101 220.088 220.189

2014 0 365.086 365.086

Sumber : Kementerian pertanian, 2015

Tabel 1 menunjukkan bahwa total impor ubi kayu segar dari tahun 2009

sampai tahun 2014 mengalami fluktuasi, dan tingkat impor ubi kayu segar

sangat rendah. Pada Maret 2016 impor ubi kayu segar dan olahan meningkat

mencapai 987,5 ton, nilai tersebut mengalami peningkatan dibandingkan

tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut berdampak terhadap komoditas ubi

Page 23: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

3

kayu nasional. Impor ubi kayu mayoritas didatangkan dari Negara Vietnam

(Agustinus, 2016). Lampung sebagai produsen ubi kayu tertinggi di

Indonesia memiliki potensi untuk mencukupi permintaan ubi kayu nasional.

Provinsi Lampung merupakan produsen ubi kayu terbesar di Indonesia

disusul dengan Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sumatera

Utara. Data luas lahan, produksi dan produktivitas ubi kayu di Indonesia

dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Data produksi, luas panen dan produktivitas ubi kayu di Indonesia

tahun 2015

No Provinsi Luas Panen Produksi Produktivitas

(ha) (ton) (ton/ha)

1. Lampung 279.337 7.387.084 26,445

2. Jawa Barat 85.288 2.000.224 23,453

3. Jawa Tengah 150.874 3.571.594 23,673

4. DI Yogyakarta 55.626 873.362 15,701

5. Jawa Timur 146.787 3.161.573 21,539

6. Sumatera Utara 47.837 1.619.495 33,854

7. Sumatera Barat 5.318 208.386 39,185

8. Riau 3.578 103.599 28,954

9. Sumatera Selatan 8.801 217.807 24,748

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Berdasarkan Tabel 2, jumlah produksi ubi kayu di Provinsi Lampung

termasuk yang tertinggi, tetapi memiliki produktivitas yang rendah dan kalah

jauh dibandingkan dengan produktivitas Provinsi Sumatera Barat dan

Sumatera Selatan. Rendahnya produktivitas petani ubi kayu di Provinsi

Lampung merupakan dampak dari berbagai faktor. Salah satu faktor yang

dapat mempengaruhi produktivitas ubi kayu adalah luas panen. Berdasarkan

Tabel 2 Provinsi Lampung memiliki potensi perkembangan ubi kayu yang

besar, dapat dilihat dari luas panen dan produksi yang tinggi. Perkembangan

produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung dapat dilihat pada Gambar 1.

Page 24: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

4

Gambar 1. Produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung tahun 1969 - 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik (2000-2015)

Lampung Dalam Angka, 1997/1998 dan beberapa seri dan

Diperta Tanaman Pangan TK I Lampung dalam Zakaria (1999)

Gambar 1 menunjukkan bahwa produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung

mengalami fluktuasi dari tahun 1969 sampai tahun 2015. Produktivitas ubi

kayu sempat meningkat pada tahun 1977, tetapi mengalami penurunan

kembali. Produkivitas ubi kayu terus berfluktuasi sampai tahun 2001 dan

kembali meningkat pada tahun 2002 sampai 2015. Tidak hanya luas panen

yang dapat mempengaruhi produktivitas ubi kayu, harga jual ubi kayu juga

sangat mempengaruhi. Jika harga ubi kayu tinggi petani akan termotivasi

untuk meningkatkan produksi. Perkembangan ubi kayu di Lampung yang

cukup tinggi salah satunya adalah di Kabupaten Lampung Selatan.

Perkembangan luas panen dan produksi ubi kayu di Kabupaten Lampung

Selatan dapat dilihat pada Tabel 3.

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

19

69

19

71

19

73

19

75

19

77

19

79

19

81

19

83

19

85

19

87

19

89

19

91

19

93

19

95

19

97

19

99

20

01

20

03

20

05

20

07

20

09

20

11

20

13

20

15

Pro

du

ktiv

itas

(to

n/h

a)

Tahun 1969 - 2015

Produktivitas Ubi Kayu di Provinsi Lampung

Page 25: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

5

Gambar 2. Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kab. Lampung Selatan

tahun 2014 - 2015

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Lampung Selatan, (2014-2015), data

diolah

Gambar 2 memperlihatkan bahwa perkembangan luas panen dan produksi ubi

kayu di Lampung Selatan mengalami peningkatan yang tinggi dari tahun

2014 sampai tahun 2015. Peningkatan luas panen dan produksi ubi kayu

terjadi karena harga ubi kayu tinggi pada tahun 2015. Hal tersebut

mendorong petani untuk menambah luas panen ubi kayu serta dapat

meningkatkan produksi sehingga petani mendapatkan keuntungan dari output

yang didapatkan.

Peningkatan luas panen ubi kayu berdampak langsung kepada produksi ubi

kayu. Oleh karena itu Kabupaten Lampung Selatan dipilih sebagai tempat

penelitian karena produksi ubi kayu di kabupaten ini sangat dipengaruhi oleh

luas panen dan perubahan harga. Terdapat beberapa kabupaten di Lampung

yang menjadi produsen ubi kayu, dapat dilihat pada Tabel 3.

6,898 10,398

150,920

248,978

050,000

100,000150,000200,000250,000300,000

2014 2015

Jumlah

Tahun

Luas Panen dan Produksi Ubi Kayu di Kab. Lampung

Selatan tahun 2014 - 2015

Luas Panen Ubi Kayu (ha) Produksi Ubi Kayu (ton)

Page 26: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

6

Tabel 3. Data produksi, luas panen, dan produktivitas ubi kayu di Provinsi

Lampung tahun 2015

No Kabupaten Luas Panen Produksi Produktivitas

(ha) (ton) (ton/ha)

1. Lampung Tengah 97.346 2.523.230 25,920

2. Lampung Utara 54.170 1.526.969 28,188

3. Lampung Timur 48.092 1.224.711 25,466

4. Tulang Bawang 17.915 472.557 26,378

5. Way Kanan 14.488 399.810 27,596

6. Lampung Selatan 10.398 248.978 23,945

7. Pesawaran 4.431 107.636 24,292

8. Mesuji 3.351 97.682 29,150

9. Pringsewu 836 19.823 23,712

10. Tanggamus 439 10.311 23,488

11. Lampung Barat 246 5.529 22,475

12. Pesisir Barat 123 2.755 22,402

13. Metro 105 2.958 28,169

14 Bandar Lampung 104 2.637 25,357

Lampung 279.337 7.387.084 20,445

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016

Seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3 Kabupaten Lampung Tengah

memiliki luas panen,produksi dan produktivitas ubi kayu tertinggi di Provinsi

Lampung disusul dengan Kabupaten Lampung Utara dan Lampung Timur.

Lampung Selatan merupakan kabupaten ke enam yang memiliki luas lahan,

produksi dan produktivitas ubi kayu di provinsi Lampung. meski Kabupaten

Lampung Selatan memiliki produksi dan produktivitas yang masih tergolong

rendah dibandingkan Kabupaten lainnya, tetapi Kabupaten Lampung Selatan

memiliki potensi dalam pengembangan usahatani ubi kayu.

Diketahui dari Gambar 2 yang menunjukkan perkembangan luas panen dan

produksi usahatani ubi kayu di Kabupaten Lampung Selatan yang meningkat.

Faktor pendukung yang patut untuk menjadi perhatian adalah jarak pusat kota

yang dapat mempengaruhi harga faktor produksi. Penyuluh dapat lebih

mudah dan cepat menjangkau sehingga petani dapat lebih maju dalam bidang

Page 27: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

7

teknologi. Data luas panen dan produksi ubi kayu di Kabupaten Lampung

Selatan sebagai salah satu kabupaten penghasil ubi kayu di Provinsi Lampung

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data produksi, luas panen ubi kayu di Kabupaten Lampung Selatan

tahun 2015

No Kecamatan

Ubi Kayu

Luas Panen

(ha)

Produksi

(ton)

Produktivitas

(ton/ha)

1. Natar 4.000 95.779 23,945

2. Jati Agung 1.900 45.495 23,945

3. Tanjung Sari 1.849 44.274 23,945

4. Tanjung Bintang 1.349 32.301 23,944

5. Candipuro 573 13.720 23,944

6. Penengahan 200 4.789 23,945

7. Merbau Mataram 179 4.286 23,944

8. Kalianda 84 2.011 23,940

9. Bakauheni 52 1.245 23,942

10. Ketapang 50 1.197 23,940

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016

Tabel 4 dapat menunjukkan bahwa luas panen dan produksi ubi kayu di

Kecamatan Natar memiliki jumlah tertinggi dibandingkan kecamatan lainnya.

Keadaan ini menunjukkan semangat petani untuk meningkatkan produksi ubi

kayu. Faktor lain yang diduga mendorong petani adalah jarak Kecamatan

Natar dibandingkan kecamatan lainnya yang lebih dekat dengan lokasi pabrik

tapioka yang banyak terdapat di Kabupaten Lampung Tengah dan Lampung

Timur. Harga ubi kayu yang tinggi tahun 2015 semakin mendorong petani

agar meningkatkan produksi ubi kayu. Harga ubi kayu yang tinggi dapat

menutup biaya input usahatani ubi kayu, bahkan dapat memberikan

keuntungan bagi petani ubi kayu. Harga ubi kayu Provinsi Lampung dari

tahun 2015 - 2016 dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 28: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

8

Gambar 3. Harga ubi kayu Provinsi Lampung tahun 2015 - 2016

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, 2016

Gambar 3 menunjukkan bahwa dari tahun 2015 sampai tahun 2016 harga ubi

kayu mengalami penurunan. Harga ubi kayu terus mengalami penurunan dari

Rp 1.088,00/kg sampai dengan Rp 575,00/kg. Penurunan harga tersebut

merupakan salah satu dampak dari banyaknya impor tepung tapioka yang

dilakukan pabrik dengan alasan kualitas tepung dari ubi kayu lokal yang

masih rendah.

Penurunan harga ubi kayu dapat menyebabkan usahatani ubi kayu tidak

efisien. Efisiensi dibagi menjadi 3 yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga, dan

efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis terjadi saat petani dapat mengalokasikan

faktor – faktor produksi untuk mendapatkan produksi tertinggi. Efisiensi

harga terjadi bila petani mendapat keuntungan daripembelian faktor produksi

yang murah serta harga output yang tinggi. Efisiensi ekonomi tercapai bila

petani mendapatkan produksi tinggi dengan harga faktor produksi rendah,

serta hargaoutputyang tinggi secara bersamaan (Hanafie, 2010).Harga ubi

0

200

400

600

800

1000

1200

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agst

Sep

t

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Agst

Sep

t

Okt

Tingkat Petani Thn 2015 Tingkat Petani Thn 2016

Rp/Kg

Harga Ubi Kayu Provinsi Lampung Tahun 2015 - 2016

Page 29: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

9

kayu yang rendah dapat mempengaruhi efisiensi harga usahatani ubi kayu

yang kemudian akan berakibat pada efisiensi ekonomi usahatani ubi kayu.

Usahatani yang tidak efisien akan menyebabkan usahatani tersebut tidak

menguntungkan.

B. Rumusan Masalah

1. Produktivitas Ubi Kayu Masih Rendah

Permasalahan pertama usahatani ubi kayu di Provinsi Lampung adalah

produktivitas ubi kayu yang rendah, dapat dilihat pada Gambar 1. Pada

Tabel 3, diketahui bahwa produktivitas ubi kayu di Kabupaten Lampung

Selatan relatif rendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya.

Produktivitas ubi kayu di Provinsi Lampung maupun di Kabupaten

Lampung Selatanmasih rendah dibandingkan dengan potensi klon ubi

kayu pada Tabel 9.

Potensi ubi kayu yang banyak dikembangkan di Lampung dapat

mencapai 41 ton/ha. Produksi dan produktivitas ubi kayu di Kabupaten

Lampung Selatan yang rendah dan produktivitas yang tidak dapat

mencapai potensi klon merupakan sebuah permasalahan. Suatu proses

usahatani dapat dikatakan efisien secara teknis jika produksi usahatani

berada di daerah rasional, atau pada saat PR (produk rata-rata) berada

pada posisi maksimum dan nilai Ep berada pada 0<Ep<1. Produksi dan

produktivitas usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar, Kabupaten

Lampung Selatan yang rendah dapat mengakibatkan produksi usahatani

tersebut tidak dapat berada di daerah rasional. Oleh karena itu

Page 30: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

10

diperlukan dan pentinguntuk mengetahui faktor – faktor yang

mempengaruhi produksi usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar,

Kabupaten Lampung Selatan, serta efisiensi produksi usahatani ubi kayu

di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

2. Harga Ubi kayu yang Menurun

Permasalahan usahatani ubi kayu selanjutnya adalah harga ubi kayu yang

mengalami penurunan dari tahun 2015 sampai tahun 2016. Pada Gambar

3 diketahui bahwa harga ubi kayu sepanjang tahun 2015 sampai tahun

2016 mengalami penurunan. Penurunan yang terjadi cukup signifikan

dan sangat merugikan petani. Jika harga ubi kayu menurun dan harga

input usahatani ubi kayu mengalami kenaikan, berakibat pada tidak

tercapainya efisiensi harga usahatani ubi kayu. Oleh karena itu

diperlukan dan penting untuk mengetahui efisiensi harga dari usahatani

ubi kayu di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan.

Produktivitas yang rendah dan harga ubi kayu yang menurun, dapat berakibat

pada efisiensi teknis dan efisiensi harga usahatani ubi kayu. Efisiensi teknis

dan efisiensi harga yang rendah mengakibatkan efisiensi ekonomi tidak

tercapai. Efisiensi ekonomi yang tidak tercapai akan berdampak terhadap

keuntungan dari usahatani ubi kayu. Efisiensi ekonomi yang belum tercapai

dan masih rendah akan mengakibatkan kemiskinan pada petani, petani tidak

mendapatkan informasi mengenai usahatani ubi kayu dan menggunakan

teknologi seperti traktor agar dapat meningkatkan produksi. Sebuah

usahatani yang tidak mengutungkan akan membuat petani tidak terdorong

Page 31: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

11

untuk mengusahakannya. Oleh karena itu penelitian terhadap efisiensi

usahatani ubi kayu ini sangat relevan dan penting untuk dilaksanakan.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat keuntungan usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar

Kabupten Lampung Selatan?

2. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani ubi kayu

di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan?

3. Bagaimana efisiensi produksi usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar,

Kabupaten Lampung Selatan?

C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat keuntungan usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan

2. Mengetahui faktor – faktor produksi yang mempengaruhi usahatani ubi

kayu di Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan

3. Mengetahui efisiensi produksi usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar,

Kabupaten Lampung Selatan

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi:

1. Pemerintah, sebagai referensi untuk pengambilan kebijakan disektor

pertanian khususnya ubi kayu di Kabupaten Lampung Selatan.

Page 32: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

12

2. Petani, penelitian ini diharapkan dapat mampu memberikan informasi

yang berguna bagi petani sebagai bahan pertimbangan dalammengelola

usahataninya.

3. Peneliti lain, diharapkan penelitian ini mampu menambah ilmu

pengetahuan dan dapat melengkapi kajian mengenai pendapatan usahatani,

sebagai bahan informasi dan perbanding untuk penelitian selanjutnya.

Page 33: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Ubi Kayu (Manihot esculenta)

Ubi kayu atau ketela pohon (Manihot esculenta) merupakan salah satu

bahan pangan pengganti beras sebagai sumber pangan utama di

Indonesia. Masyarakat masih enggan merubah pola konsumsi dengan

mendiversifikasi beras menjadi ubi kayu sebagai bahan pangan alternatif

selain jagung (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2015).

Ubi kayu atau ketela pohon saat inimenjadi komoditas industri seperti

tepung tapioka, industri fermentasi, dan industri pangan. Bagian dari ubi

kayu yang umum dijadikan bahan makanan adalah umbi dan daun

mudanya. Ubi kayu juga merupakan bahan campuran pakan yang cukup

baik, limbah ubi kayu seperti daun, kulit, dan onggok dapat digunakan

sebagai campuran pakan ternak. Negara – negara maju menggunakan ubi

kayu untuk dijadikan bahan baku industri tepung tapioka, alkohol, etanol,

gasohol, tepung gaplek dan lain-lain (Rukmana, 1997).

Page 34: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

14

Menurut (Rukmana, 1997) Ubi kayu dapat diklarifikasikan sebagai

berikut:

Kingdom : Plantae

Division : Spermatophyta

Class : Dicotyledone

Order : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Manihot

Species : Manihot esculenta

Ubi kayu sangat mudah dibudidayakan, bahkan pada tanah tandus

sekalipuntanaman ubi kayu masih dapat diproduksi. Tanaman ubi kayu

memiliki batang tegak dengan tinggi 1,5 – 4 meter. Bentuk batang

tanaman ini bulat, berkayu dan bergabus dengan diameter 2,5- 4 cm.

Batang tanaman ubi kayu berwarna kecoklatan atau keunguan dan

bercabang ganda tiga. Daun ubi kayu termasuk daun majemuk menjari,

warna daun muda hijau kekuningan atau hijau keunguan, tangkai daun

panjang, bunga muncul pada setiap ketiak percabangan. Akar tanaman

ubi kayu masuk kedalam tanah sekitar 0,5 - 0,6 meter. Beberapa akar

digunakan untuk menyimpan bahan makanan, akar inilah yang disebut

sebagai umbi singkong, umbi ini memiliki kulit ari yang berwarna

cokelat atau kelabu. Kulit dalamnya berwarna kemerahan dan putih

dengan warna daging kuning atau putih (Najiyati, 2000).

Page 35: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

15

Tanaman ubi kayu dapat sangat mudah beradaptasi terhadap berbagai

macam kondisi lingkungan, untuk tumbuh dan berproduksi secara

optimum ubi kayu memerlukan kondisi tumbuh dengan mendapatkan

sinar matahari setiap hari. Ubi kayu dapat tumbuh baik pada ketinggian

0 – 800 m dpl. Drainase lahan harus baik, tanah yang becek dan akar

yang tergenang air akan menyebabkan akar dan umbi busuk. Kondisi

tanah tidak boleh terlalu padat atau keras yang dapat menyebabkan

pertumbuhan akar terhambat. Ubi kayu dapat ditanam menggunakan

benih, tetapi pada umumnya tanaman ini diperbanyak secara vegetatif

dengan menggunakan stek.

Penentuan varietas bibit yang akan ditanam tergantung dari tujuan

penanaman serta sifat keunggulannya, jika diperuntukkan untuk bahan

pangan maka digunakan varietas yang rasanya enak dengan tingkat HCN

yang rendah, jika tujuan penanaman untuk diolah menjadi tepung maka

dipilih varietas dengan HCN tinggi. Varietas juga dipilih berdasarkan

sifat unggulan ubi kayu seperti produksi tinggi, kadar karbohidrat tinggi,

serta tahan hama penyakit (Najiyati, 2000).

Ubi kayu dipanen pada saat kadar tepung dalam umbi mencapai ukuran

maksimum. Ubi kayu yang melampaui batas ukuran maksimum pada

saat panen maka kualitasnya akan menurun, hal tersebut dikarenakan

sebagian tepung dalam umbi akan berubah menjadi serat atau kayu.

Umur panen tergantung kepada varietas, iklim, dan ketinggian tempat.

Rata – rata dapat digunakan pedoman bahwa varietas berumur genjah

Page 36: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

16

mempunyai panen optimum 7-8 bulan, sedangkan varietas dalam

mempunyai umur panen optimum 10-11 bulan. Ubi kayu yang sudah

dipanen akan rusak dalam waktu 2-3 hari bila tidak mendapatkan

perlakuan. Penyimpanan dapat dilakukan dalam bentuk kering maupun

olahan, metode yang digunakan sesuai dengan permintaan pasar.

Penyimpanan dalam bentuk basah akan terbatas pada jumlah dan waktu

(Najiyati, 2000).

2. Budidaya Tanaman Ubi Kayu

a. Penyiapan Bibit

Perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif (biji) dan

vegetatif (stek batang). Batang tanaman ubi kayu yang akan

dijadikan bahan tanaman dipilih berdasarkan kriteria tertentu, yaitu:

(1) Tanaman berumur antara 10-12 bulan

(2) Pertumbuhan tanaman normal dan sehat

(3) Batang berkayu dan berdiameter ±2 ⁄ cm

(4) Belum tumbuh tunas-tunas baru (Rukmana, 1997).

Ukuran panjang stek adalah 20 – 25 cm. Bagian yang paling baik

untuk dijadikan bibit adalah bagian pangkal. Panjang stek

mempengaruhi produksi ubi kayu, panjang stek 25 cm menghasilkan

produksi lebih tinggi dari pada panjang stek 50 cm. Kebutuhan stek

per satuan luas tanam tergantung pada varietas ubi kayu, jarak

tanam, pola tanam serta kesuburan tanah. Perkiraan kebutuhan

Page 37: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

17

stekubi kayu per hektar lahan berkisar antara 8.333 – 40.000 stek

(Rukmana, 1997).

b. Penyiapan Lahan

Tanaman ubi kayu membutuhkan struktur tanah yang gembur agar

umbi dapat tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Penyiapan

lahan untuk penanaman ubi kayu amat berbeda dengan penyiapan

penanaman tanaman pangan atau palawija lainnya. Penyiapan lahan

dilakukan dengan tiga cara pengolahan tanah sebagai berikut:

(1) Pengolahan tanah dilakukan dengan cara membuat guludan –

guludan terutama untuk daerah dengan sistem drainase

yangkurang baik atau untuk penanaman musim hujan

(2) Pengolahan tanah dengan cara dibajak atau dicangkul 1-2

kali,kemudian tanah tersebut dicampur dan diratakan pada

seluruhhamparan lahan yang tersedia

(3) Pengolahan tanah dengan cara pembuatan lubang tanam

(Rukmana, 1997).

c. Penanaman

Stek ubi kayu dapat ditanam tegak lurus, miring, ataupun mendatar.

Penanaman tegak lurus lebih baik karena memberikan keseragaman

perakaran yang merata, presentase rebah lebih rendah, dan produksi

ubi kayu lebih tinggi.

Page 38: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

18

Produksi ubi kayu dipengaruhi oleh jarak tanam. Jarak tanam

mempengaruhi produksi ubi kayu. Tingkat kesuburan tanah akan

mempengaruhi jarak tanam. Pada tanah yang kurang subur jarak

tanam ubi kayu cenderung harus rapat(Rukmana, 1997).

d. Pemeliharaan Tanaman

(1) Penyulaman

Penyulaman dilakukan untuk bibit yang mati serta abnormal.

Penyulaman sebaiknya dilakukan seawal mungkin, sekitar umur

1-4 minggu setelah tanam. Cara penyulaman dilakukan dengan

mencabut bibit yang mati, kemudian diganti dengan bibit yang

baru.

(2) Pengairan

Tanaman ubi kayu tidak membutuhkan air banyak, tetapi untuk

pertumbuhan dan produksi yang optimal tanah harus cukup

lembab. Periode cukup air adalah awal pertumbuhan hingga

umur 4-5 bulan setelah tanam. Tanah yang terlalu kering harus

segera diairi.

(3) Penyiangan

Gulma menjadi masalah utama bagi tanaman ubi kayu yang

masih muda. Penyiangan sebaiknya dilakukan paling sedikit

dua kali selama pertumbuhan tanaman ubi kayu yaitu pada umur

3-4 minggu dan 2-3 bulan setelah tanam. Tiap penyiangan

Page 39: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

19

diikuti dengan pembubunan. Penyiangan kedua sebaiknya

diikuti dengan kegiatan pemupukan. Pengendalian gulma dapat

dilakukan secara kimiawi, yaitu dengan penyemprotan herbisida

seperti Dual 500 EC atau Goal 2 E. Herbisida digunakan untuk

mengendalikan gulma berdaun lebar, berdaun sempit dan

golongan teki.

(4) Pemupukan

Jenis dan dosis pupuk anjuran pada tanaman ubi kayu disajikan

pada Tabel 5.

Tabel 5. Jenis dan dosis pemupukan pada tanaman ubi kayu

No Jenis dan Dosis

Pemupukan

Saat Tanam Umur 2-3

Bulan

1. N = 60 -90 kg N/ha

(133-200 kg urea)

1/3 dosis N

(44-66 kg Urea)

2/3 dosis N

(89-134 kg

urea)

2. P = 30-50 kg P2O5/ha

(60-100 kg TSP)

Seluruh dosis P

(60-100 kg TSP)

-

3 K = 60-100 kg K2O/ha

(120-200 kg KCL)

1/3 dosis K

(40-66 kg KCL)

2/3 dosis K

(80-234 kg

KCL)

Sumber : Rukmana, 1997.

(5) Pembubunan

Tujuan dari pembubunan adalah untuk menggemburkan tanah,

memperbaiki struktur tanah, serta menjaga tanaman ubi kayu

agar tidak mudah rebah. Kegiatan pembubunan idealnya

dilakukan tiap bulan sekali, tetapi untuk menghemat biaya

tenaga kerja, pembubunan dilakukan secara bersamaan dengan

Page 40: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

20

kegiatan penyiangan pada saat tanaman berumur 3-4 minggu

dan umur 2-3 bulan (Najiyati, 2000).

(6) Pembuangan Tunas

Batang tanaman ubi kayu dapat tumbuh lebih dari dua tunas.

Tanaman dengan tunas terlalu banyak, rimbun, tetapi berbatang

kecil kurang baik untuk dijadikan bibit. Tanaman ubi kayu yang

ideal memiliki 1-2 tunas atau cabang. Tunas – tunas tersebut

harus dibuang seawal mungkin, pada saat tanaman berumur 1-

1,5 bulan setelah tanam.

(7) Proteksi Tanaman

Organisme pengganggu tanaman ubi kayu biasanya berupa

hama dan penyakit. Strategi perlindungan tanaman yang

dianjurkan adalah pengendalian hama dan penyakit terpadu

(PHPT). PHPT merupakan perpaduan teknik pengendalian

hama dan penyakit dengan memperhitungkan dampak ekologis,

ekonomis dan sosiologis. Komponen PHPT pada tanaman ubi

kayu terdiri dari kultur teknis, biologi, fisik, mekanik dan

kimiawi (Rukmana, 1997).

e. Panen

Ubi kayu memiliki waktu panen tepat saat karbohidrat per satuan

luas tanah mencapai kadar maksimal. Ciri – ciri ubi kayu tersebut

adalah:

Page 41: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

21

(1) Pertumbuhan daun mulai berkurang

(2) Warna daun mulai menguning dan banyak rontok

(3) Umur tanaman 6-8 bulan atau 9-12 bulan tergantung varietas.

Penundaan panen ubi kayu sampai lebih dari 12 bulan dapat

menurunkan kualitas ubi kayu. Semakin tua umur tanaman kadar air

akan meningkat, dan kadar protein, tepung, dan HCN turun secara

drastis pada umur 13 bulan. Potensi hasil ubi kayu varietas unggul

yang ditanam secara intensif dapat mencapai antara 22 – 36,5

ton/hektar (Rukmana, 1997).

Varietas ubi kayu dapat mempengaruhi umur tanaman dan juga

dapat mempengaruhi produksi rata – rata ubi kayu, hal tersebut dapat

dilihat pada Tabel 6. Varietas ubi kayu yang dikembangkan di

Provinsi Lampung adalah Adira 4, Malang 4, Malang 6, UJ 3 dan UJ

6.

Tabel 6. Varietas ubi kayu

No Varietas Umur Tanaman Potensi Produksi

1. Adira 1 7 – 10 Bulan 22 ton/ha

2. Adira 2 8 – 12 Bulan 22 ton/ha

3. Adira 4 10 Bulan 35 ton/ha

4. Malang 1 9 – 10 Bulan 36,5 ton/ha

5. Malang 2 8 – 10 Bulan 31,5 ton/ha

6. Darul Hidayah 8 – 12 Bulan 102,10 ton/ha

7. UJ – 3 8 – 10 Bulan 20 – 35 ton/ha

8. UJ – 5 9 – 10 Bulan 25 – 38 ton/ha

9. Malang 4 9 Bulan 39, 7 ton/ha

10. Malang 6 9 Bulan 36, 41 ton/ha

11. Litbang UK-2 9 – 10 Bulan 60, 4 ton/ha

12. UK 1 Agritan 7 Bulan 41, 84 ton/ha

Sumber: Badan Litbang Pertanian, 2016

Page 42: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

22

3. Konsep Usahatani dan Pendapatan

Menurut Soekartawi (2002), usahatani diartikan sebagai ilmu yang

mempelajari pengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan

efisienguna memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.

Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat mengalokasikan

sumberdaya yang mereka miliki (kuasai) sebaik –baiknya, dan dikatakan

efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan (output) yang

melebihi (input).

Besarnya pendapatan yang diperoleh dari kegiatan usahatani tergantung

pada berbagai faktor yang mempengaruhi seperti luas lahan, tingkat

produksi, tenaga kerja dan lain – lain. Unsur-unsur pokok dalam usahatani

yang penting dan patut diperhatikan adalah lahan, tenaga kerja, modal, dan

manajemen. Unsur – unsur pokok tersebut dikenal dengan istilah faktor-

faktor produksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usahatani

digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Faktor internal adalah faktor yang ada pada usahatani itu sendiri, seperti

petani sebagai pengelola, lahan, tenaga kerja, modal, tingkat teknologi,

kemampuan petani mengalokasikan penerimaan, dan jumlah keluarga.

Faktor eksternal adalah faktor-faktor di luar usahatani, seperti sarana

transportasi dan komunikasi, aspek-aspek yang menyangkut pemasaran,

fasilitas kredit, dan sarana penyuluhan bagi petani (Hernanto, 1994).

Usahatani pada skala usaha yang luas umumnya bermodal besar,

berteknologi tinggi, manajemen modern, bersifat komersial sedangkan

Page 43: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

23

usahatani skala kecil umumnya bermodal kecil, memiliki teknologi

tradisional, dan bersifat subsisten (Soekartawi, 2002). Analisis usahatani

dilakukan oleh petani atau produsen dimaksudkan untuk tujuan

mengetahui atau meneliti (Soekartawi, 2003):

a. Keunggulan komparatif (comparative advantage)

b. Kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing returns)

c. Subtitusi (substitution effect)

d. Pengeluaran biaya usahatani (farm expenditure)

e. Biaya yang diluangkan (opportunity cost)

f. Pemilikan cabang usaha

g. Baku-timbang tujuan (goal trade-off)

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh

dengan harga jual. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:

TR = Y . Py.......................................................................(2.1)

Keterangan:

TR = Total penerimaan

Y = Produksi yang diperoleh dari suatu usahatani

Py = Harga produksi

Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua yaitu, biaya tetap (fixed cost)

dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap merupakan biaya yang

relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan tidak bergantung kepada

besar kecilnya produksi. Biaya tetap antara lain adalah sewa tanah, pajak,

alat pertanian dan iuran irigasi. Biaya tidak tetap adalah biaya yang besar

kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan. Contoh biaya tidak

tetap adalah biaya untuk sarana produksi. Keuntungan usahatani adalah

Page 44: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

24

selisih antara penerimaan dan biaya (Soekartawi, 2003). Keuntungan

dapat dirumuskan sebagai berikut:

π = Y. Py – ΣXi.Pxi - BTT.................................................(2.2)

Keterangan:

π = keuntungan

Y = Jumlah produksi (kg)

Py = Harga satuan produksi (Rp)

X = Faktor produksi (satuan)

Px = Harga faktor produksi (Rp/satuan)

BTT = Biaya tetap total (Rp)

Suatu usahatani dapat diketahui menguntungkan atau tidak secara ekonomi

dianalisis dengan menggunakan perhitungan antara penerimaan total dan

biaya total yaituRevenue Cost Ratio(R/C Ratio).

R/C Ratio =

........................................................................(2.3)

Keterangan :

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = total revenue (total penerimaan)

TC = total cost (total biaya)

Terdapat tiga kriteria pada perhitungan ini, yaitu :

a. Jika R/C >1, maka usahatani yang dilakukan layakataumenguntungkan.

b. Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas

(break even point).

c. Jika R/C <1, maka usahatani yang dilakukan tidak layak atau tidak

menguntungkan petani.

4. Teori Produksi

Page 45: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

25

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara masukan dan produksi.

Analisis dan pendugaan dari hubungan tersebut adalah analisis fungsi

produksi. Secara matematis fungsi produksi dapat dirumuskan sebagai

berikut:

Y = f (X1, X2, X3,…., Xn)……………….......................…(2.4)

Keterangan:

Y = Produksi

(X1,.., Xn) = Masukan

Menurut Soekartawi (1986), persamaan diatas menyatakan bahwa

produksi Y dipengaruhi oleh m masukan. Masukan X1, X2, X3,…., Xn

dikategorikan menjadi 2, yaitu masukan yang tetap seperti tanah dan

bangunan serta masukan yang tidak tetap seperti pupuk, pestisida, dan

tenaga kerja.

Hubungan antara output dan input produksi usahatani mengikuti kaidah

kenaikan hasil yang berkurang (law of diminishing returns). Tiap

tambahan unit input akan mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi

yang semakin kecil dibandingkan unit tambahan masukan. Kemudian

sejumlah unit tambahan masukan akan menghasilkan produksi yang terus

berkurang (Soekartawi, 1986).

Dalam perhitungan ekonomi usahatani, dikenal tiga macam produk, yaitu

produk total (PT), produk rata-rata (PR), dan produk marjinal (PM).

Produk total (PT) adalah jumlah produk (output) yang diproduksi selama

periode waktu tertentu, dengan menggunakan semua faktor produksi

Page 46: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

26

(input) yang dibutuhkan dalam proses produksi. Produk rata-rata (PR)

adalah perbandingan antara produk total dengan input produksi. Produk

marjinal (PM) adalah tambahan satu - satuan hasil produksi (output) yang

diperoleh dengan tambahan satu – satuan input (faktor produksi). Secara

grafik, hubungan antara PT, PR, dan PM dinyatakan dalam kurva produksi

seperti disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Hubungan antara PT, PR dan PM (Daniel, 2002).

Terlihat pada Gambar 4, produksi total (PT) akan tetap meningkat dan

produk marjinal bernilai positif, pada PT maksimum maka PM menjadi

nol. Pada saat PT menurun, maka nilai PM menjadi negatif. Bila PT pada

tahap increasing rate, maka PM berada pada decreasing rate (Soekartawi,

2003). Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa terjadi tiga tahapan produksi,

yaitu :

a. Daerah I : terjadi kenaikan hasil yang semakin bertambah (increasing

return to scale), di mana nilai dari elastisitas produksi lebih dari satu

Daerah II

(0<Ep<1)

rasional

Daerah I

(Ep>1)

irrasional

Daerah III

(Ep<0)

irrasional

0 Ep = 1 Ep = 0

X

PT

Y

PR

PM

Page 47: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

27

(Ep > 1), dan daerah ini termasuk daerah irrasional karena penggunaan

faktor produksi masih dapat ditingkatkan lagi untuk menambah hasil

(output/produksi).

b. Daerah II : terjadi kenaikan hasil berkurang (diminishing return to

scale), di mana nilai dari elastisitas produksi lebih besar dari nol tetapi

lebih kecil dari satu (0 < EP <1). Ketika unit tambahan suatu input

variabel ditambahkan padainput tetap setelah suatu titik tertentu, produk

marjinal input variabel akan menurun. Daerah ini termasuk daerah

rasional, karena produksi optimal tercapai pada daerah tersebut.

c. Daerah III : terjadi penurunan hasil (decreasing return to scale), di

mana nilai dari elastisitas produksi kurang dari nol (Ep < 0), dan

termasuk daerah irrasional, karena peningkatan penggunaan faktor

produksi justru menyebabkan hasil produksi menurun (Daniel, 2002).

5. Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan

dua atau lebih variabel, dimana variabel yang satu disebut variabel

dependen (Y), dan yang lain disebut variabel independen (X).

Fungsi produksi Cobb – Douglas digunakan untuk menduga fungsi

produksi dan lebih sesuai untuk analisis keseluruhan usahatani. Fungsi

produksi Cobb – Douglas dinilai lebih sesuai untuk menganalisis lebih dari

dua faktor produksi yang saling berkaitan dan mempunyai hubungan yang

logik. Pendugaan fungsi produksi yang baik dan benar merupakan

pendugaan subyektif (Soekartawi, 1986).

Page 48: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

28

Fungsi Cobb-Douglas memiliki kelebihan – kelebihan tertentu

dibandingkan dengan fungsi – fungsi yang lain yaitu :

a. Penyelesaian relatif mudah, dan dapat dengan mudah ditransfer ke

bentuk satuan linier

b. Pendugaan garismenghasilkan koefisien regresi yang sekaligus

merupakan besaran elastisitas produksi

c. Jumlah besaran elastisitas tersebut juga merupakan bentuktingkat

besaran return to scale.

Fungsi Cobb-Douglas memiliki beberapa kelemahan antara lain:

a. Spesifikasi variabel yang keliru

Spesifikasi variabel yang keliru akan menghasilkan elastisitas

produksi yang negatif atau nilainya terlalu besar atau terlalu kecil

b. Kesalahan pengukuran variabel

Kesalahan pengukuran variabel terletak pada validitas data.

Kesalahan pengukuran ini akan menyebabkan besaran elastisitas

menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah

c. Bias terhadap variabel manajemen

Faktor manajemen terkadang sulit untuk dijadikan variabel

independen dalam pendugaan fungsi produksi Cobb-Douglas. Hal

tersebut dikarenakan variabel ini erat hubungannya dengan variabel

yang lain. Variabel manajemen erat hubungannya dengan proses

pengambilan keputusan dalam mengalokasikan variabel masukan-

hasil, maka melupakan variabel ini dalam fungsi pendugaan akan

menghasilkan hasil dugaan yang bias

Page 49: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

29

d. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah hubungan linier yang sempurna atau pasti

antara beberapa atau semua variabel penjelas (bebas) dari model

regresi ganda (Setiawan, 2010).

e. Data

Data harga dipakai pada fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Bila data

berupa cross-section maka data harus memiliki variasi yang cukup.

Data tidak boleh ada yang bernilai nol ataupun negatif.

f. Asumsi

Asumsi bahwa teknologi dianggap netral, padahal belum tentu

teknologi di daerah penelitian adalah sama. Sampel dianggap price

takers, padahal untuk petani yang subsisten mungkin tidak selalu

demikian (Soekartawi, 2003).

Persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas disarankan untuk menganalisis

tiga variabel atau lebih karena lebih sesuai untuk analisis usahatani, secara

sistematis fungsi produksi Cobb-Douglas dapat dirumuskan sebagai

berikut(Soekartawi, 2003):

Y = b0X1b1

X2b2,….., Xn

bne

u……………….....................(2.5)

Keterangan:

b0 = Intersep

Y = Produksi yang dihasilkan

X = Faktor – faktor produksi

n = Jumlah faktor produksi

e = 2.7182 ( bilangan natural)

u = Kesalahan pengganggu

Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditransformasikan dalam bentuk

logaritma linier untuk mempermudah analisis(Soekartawi, 2003):

Page 50: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

30

Ln Y = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2+…+ bn Ln Xn + u……...(2.6)

Terdapat empat model pendugaan yang sering dipakai dengan

menggunakan fungsi Cobb-Douglas yaitu:

a. Fungsi Cobb-Douglas sebagai fungsi produksi

b. Fungsi Cobb-Douglas sebagai fungsi produksi frontier

c. Fungsi Cobb-Douglas sebagai fungsi produksi keuntungan

d. Fungsi Cobb-Douglas sebagai fungsi produksi biaya (Soekartawi,

2003).

6. Teori Efisiensi

Pada kegiatan usahatani, petani akan selalu berfikir bagaimana

mengalokasikan input se-efisien mungkin untuk mendapatkan produksi

yang maksimum. Peningkatan keuntungan dapat dicapai oleh petani

dengan melakukan usahatani secara efisien. Efisiensi dapat dibagi menjadi

tiga bagian yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga (alokatif), dan efisiensi

ekonomi (Daniel, 2002).

Menurut Soekartawi (2003), Efisiensi harga adalah efisiensi yang dapat

dicapai jika nilai produk marjinal sama dengan harga faktor produksi.

Efisiensi ekonomi akan terjadi bila efisiensi teknis terjadi. Penggunaan

faktor produksi dapat dikatakan efisien secara teknis apabila faktor

produksi yang dipakai menghasilkan produk yang maksimal, pada saat PR

mencapai maksimum atau pada saat besarnya elastisitas produksi adalah

satu. Efisiensi harga dapat dicapai apabila nilai produk marjinalnya sama

Page 51: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

31

dengan harga faktor produksi yang bersangkutan dan dikatakan efisiensi

ekonomi apabila usahatani tersebut mencapai efisiensi teknis sekaligus

efisiensi harga (Soekartawi, 2003).

Gambar 5. Kurva efisiensi produksi (Doll dan Orazem, 1978)

Menurut Doll dan Orazem (1978) konsep efisiensi ekonomi dilihat dari

penggunaan input pada tiap faktor produksi. Berdasarkan Gambar 5, garis

produksi TP1 dan TP2 dengan garis rasio harga. Titik A menunjukkan

kondisiefisiensi alokatif karena garis harga menyinggung garis produksi

total efisiensiteknis tidak terjadi karena jumlah output yang dihasilkan

lebih kecil dengankata lain, ada cara yang lebih baik menghasilkan output

tinggi. Titik C menunjukan terjadinya efisiensi teknis dan titik D tidak

YD

YA

YC

YB

XA XB XC XD

Y

Garis Rasio Harga

A

B

C

D

TP 1

TP 2

Page 52: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

32

menunjukanadanya efisiensi alokatif dan teknis. Titik B menunjukan

keduakondisi, baik efisiensi alokatif dan teknis.

Efisiensi alokatif (efisiensi harga) terjadi bila nilai dari produk marginal

sama dengan harga faktorproduksi yang bersangkutan (Soekartawi, 2002).

Kondisi ini menghendaki NPMx sama denganharga faktor produksi X atau

dapat ditulis sebagai berikut:

NPMx = PM . Py maka NPM = bi .Y

Xi. Py ....................................(2.8)

Suatu usahatani dikatakan efisien bila :

bi.Y. y

Xi xi = 1 atau

N M

x = 1 ..............................................................(2.9)

Keterangan:

Px = Harga faktor produksi x

bi = parameter regresi

Y = jumlah output

Py = Harga output

Menurut Soekartawi (2003), pada kenyataan NPMx tidak

selalu sama dengan Px. Hal yang sering terjadi adalah:

a. NPMx / Px> 1, artinya penggunaan input X belum efisien, untuk

mencapai efisien, input X perlu ditambah

b. NPMx / Px< 1, artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk

mencapai efisien, input X perlu dikurangi.

Efisiensi ekonomi terjadi apabilaefisiensi teknis dan efisiensi harga

tercapai dan memenuhi dua kondisi,antara lain:

Page 53: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

33

a. Syarat keharusan, proses produksi harus berada pada tahap kedua yaitu

pada waktu0 < Ep ≤ . Hal tersebut menunjukkan efisiensi produksi

secara teknis.

b. Pada saat kondisi keuntungan maksimum tercapai, dimana syarat

kecukupan(sufficient condition) yaitukondisi keuntungan maksimum

tercapai dengan syarat nilai produkmarginal sama dengan biaya

korbanan marginal (Soekartawi, 2002).

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengacu pada hasil penelitian terdahulu yang terkait.

Penelitian ini mengkaji tingkat keuntungan, faktor – faktor yang

mempengaruhi usahatani ubi kayu serta efisiensi produksi usahatani ubi kayu

di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian sebelumnya yaitu membandingkan keuntungan usahatani

ubi kayu serta faktor – faktor yang mempengaruhi produksi usahatani ubi

kayu antara varietas cassesart dan varietas lainnya.

Page 54: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

34

Tabel 7. Kajian Penelitian Terdahulu

No Penelitian Judul Metode Analisis Hasil

1. Prabowo (2015) Analisis Efisiensi dan Strategi

Pengembangan Usahatani Ubi

Kayu (Manihot utilissima) di

Kecamatan Menggala Kabupaten

Tulang Bawang

Analisis fungsi

produksi frontier dan

konsep manajemen

strategi

Usahatani ubi kayu di Kecamatan Menggala

Kabupaten Lampung Selatan tidak efisien karena,

efisiensi teknis usahatani ubi kayu sebesar 74,21%,

efisiensi harga ushatani ubi kayu sebesar 3,376 dan

efisiensi ekonomis sebesar 5,538

2. Agiesta (2016) Faktor- faktor yang berhubungan

dengan keputusan petani beralih

kemitraan dalam berusahatani

(kasus petani kemitraan tebu di PT.

Gunung Madu Planations beralih ke

kemitraan ubi kayu di Pabrik Bumi

Waras)

Analisis deskriptif

kualitatif dan

kuantitatif (Analisis

Kendall Parsial)

Pendapatan usahatani ubi kayu lebih besar sebesar Rp

13.282.985,13 dengan R/C 2.15 dari pendapatan

usahatani tebu yaitu Rp 11.403.828,63 dengan R/C

2,13.

3. Asnawi (2003) Analisis Fungsi Produksi Usahatani

Ubikayu dan Industri Tepung

Tapioka Rakyat di Provinsi

Lampung

Analisis fungsi

produksi Cobb

Douglas dan analisis

nilai tambah

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani

ubikayu di Provinsi Lampung adalah luas lahan,

jumlah pupuk SP-36, jumlah tenaga kerja, dan lokasi

usahatani. Produksi Ittara dipengaruhi oleh jumlah

bahan baku ubikayu yang digunakan (5.600.000

kg/tahun) dan jumlah minyak solar yang dipakai dalam

proses produksi. Nilai tambah yang diperoleh per kg

ubikayu yang diolah menjadi tapioka adalah Rp 57,91.

Page 55: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

35

Tabel 7. (Lanjutan)

No Penelitian Judul Metode Analisis Hasil

4. Thamrin, dkk (2013) Analisis Usahatani Ubi Kayu

(Manihot utilissima)

Metode analisis

Cobb-Douglas,

Deskriptif dan R/C

Ratio

Biaya faktor – faktor produksi (luas lahan, bibit,

tenaga kerja, dan pupuk) berpengaruh terhadap

pendapatan petani ubi kayu pada tingkat kepercayaan

95%. Pendapatan usahatani ubi kayu pada tingkat

kepercayaan 95%. 3. Analisis Return Cost Ratio

(R/C) bahwa nilai R/C 7.5 > 1, dengan demikian

usahatani ubi kayu layak untuk dikembangkan.

5. Anggraini, dkk (2013) Analisis efisiensi pemasaran ubi kayu

di Provinsi Lampung

Model S-C-P

(structure, conduct,

dan performance)

Sistem pemasaran ubi kayu di Provinsi Lampung

sudah efisien dilihat dari pangsa produsen (PS) yang

lebih dari 80%.Margin pemasaran dan RPM relatif

kecil, yaitu margin pemasaran sebesar 13,32%

terhadap harga produsen dan RPM sebesar 0,39.

Koefisien korelasi harga ubi kayu adalah 0,995.

Elastisitas transmisi harga yang diperoleh adalah

0,911.

6. Anggraini (2015). Efisiensi pada usahatani ubi kayu di

Kabupaten Lampung TengahProvinsi

Lampung

Fungsi produksi

frontier

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi ubikayu

di Kabupaten Lampung Tengah adalah luas lahan,

jumlah bibit, pupuk N, dan pupuk K. Usahatani

ubikayu di Kabupaten Lampung Tengah belum

efisien baik secara teknis, alokatif maupun ekonomi

dengan rata-rata nilai efisiensi teknis, alokatif, dan

ekonomi masing-masing sebesar 0.69, 0.71, dan 0.47.

Page 56: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

36

Tabel 7. (Lanjutan)

No Penelitian Judul Metode Analisis Hasil

7. Iqbal, dkk (2014) Pendapatan dan kesejahteraan rumah

tangga petani ubi kayu di Kecamatan

Sukadana Kabupaten Lampung

Timur

Analisis pendapatan

usahatani ubi kayu dan

pengukuran tingkat

kesejahteraan rumah

tangga.

Rata – rata pendapatan petani ubi kayu per hektar

berdasarkan biaya tunai dan biaya total sebesar Rp

21.931.956,97/thn dan Rp. 20.795.322,09/thn

serta iperoleh R/C rato atas biaya tunai dan total

adalah 4,71 dan 3,95. Pendapatan rumah tangga

petani ubi kayu berasal dari pendapatan usahatani

(on farm) dan kegiatan di luar pertanian (off

farm). Rata-rata pendapatan rumah tangga petani

ubikayu sebesar Rp 27.126.481,25/tahun. Rumah

tangga petani ubikayu yang tergolong dalam

kategori cukup sebanyak 18 orang (37,50%),

sedangkan sisanya sudah layak sebanyak 30 orang

(62,50%)

8. Yusty, dkk (2014) Analisis pola konsumsi ubi kayu dan

olahannya pada rumah tangga di

Kota Bandar Lampung

Angka kecukuan gizi,

kontribusi konsumsi,

analisis regresi

Jumlah konsumsi ubi kayu dan olahannya di Kota

Bandar Lampung sebesar 387,63 kkal/hari atau

94,54kkal/kapita/hari. Jumlah dan jenis olahan ubi

kayuyang paling banyak dikonsumsi adalah ubi

kayurebus , keripik. Faktor-faktoryang

mempengaruhi asupan energi yang berasaldari ubi

kayu dan olahannya adalah pendapatan

rumah tangga, besar anggota rumah tangga dan

lingkungan alam.

Page 57: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

37

Tabel 7. (Lanjutan)

No Penelitian Judul Metode Analisis Hasil

9. Supriyatno, dkk

(2008)

Analisis Efisiensi Alokatif Penggunaan

Faktor Produksi Usahatani Ubikayu

(Manihot esculenta ) di Desa

Punggelan Kecamatan Punggelan

Kabupaten Banjarnegara

Analisis regresi

berganda Cobb-Douglas

Produksi Ubikayu secara nyata dipengaruhi oleh

luas lahan garapan, sedangkan pupuk dan tenaga

kerja tidak berpengaruh secara nyata pada

produksi ubikayu. Luas garapan dan

penggunaan tenaga kerja belum mencapai

efisiensi alokatif sedangkan penggunaan pupuk

tidak efisien secara alokatif.

10. Muizah, dkk (2013) Analisis Pendapatan Usahatani Ubi

Kayu (Manihot esculenta crantz)

(Studi Kasus Desa Mojo Kecamatan

Cluwak Kabupaten Pati)

Analisis pendapatan,

analisis regresi berganda

Pendapatan ubi kayu rata-rata sebesar Rp.

9.034.018 per musim tanam dari luas lahan rata-

rata 1.344 hektar. Uji t menunjukkan bahwa

variabel yang signifikan adalah biaya pupuk,

jumlah produksi, harga jual dan kepemilikan

lahan.

Page 58: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

38

C. Kerangka Pemikiran

Usahatani merupakan ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang petani

mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien

untukmemperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu. Sumberdaya

tersebut dapat berupa lahan, pupuk, tenaga kerja, bibit dan obat – obatan agar

sebuah usahatani dapat menghasilkan produksi yang maksimum. Ubi kayu

merupakan komoditas tanaman pangan yang memiliki peranan penting karena

dapat menjadi bahan pangan maupun bahan baku industri.

Petani ubi kayu sebagai produsen merupakan bagian terpenting dalam

prosesproduksi, karenapetani bertindak sebagaimanajer yang berwenang

mengambil keputusan dalam proses produksi dengan berbagaipertimbangan

ekonomis sehingga diperoleh hasil yang memberikanpendapatan yang

maksimal. Faktor produksi yang digunakan pada usahatani ubi kayu adalah

luas lahan, bibit, pupuk (Urea,NPK, KCL,SP36), pestisida dan tenaga kerja.

Penggunaan faktor produksi dapat memberikan gambaran skala usaha sebuah

usahatani sehingga dapat diketahui efisiensi produksi dari usahatani ubi kayu.

Efisiensi produksi yaitu banyaknya hasil produksi fisik yang dapat diperoleh

dari satu kesatuan faktor produksi. Efisiensi dapat dibagi menjadi tiga bagian

yaitu efisiensi teknis, efisiensi harga (alokatif), dan efisiensi ekonomi,

usahatani yang tidak efisien secara ekonomi menyebabkan petani tidak

mendapatkan keuntungan.

Page 59: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

39

Petani ubi kayu sering dihadapkan dengan masalah penurunan hargaouput,

keadaan tersebut berdampak terhadap penerimaan dan keuntungan usahatani

ubi kayu. Harga input dan output sangat berpengaruh terhadap efisiensi

ekonomi dari usahatani ubi kayu. Alur kerangka pemikiran dapat dilihat pada

Gambar 5.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

1. Diduga usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan tidak menguntungkan.

2. Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani ubi kayu

adalah luas lahan (X1), bibit (X2), pupuk urea (X3), pupuk NPK (X4),

pupuk KCL (X5), pupuk SP36 (X6), pestisida (X7), dan tenaga kerja (X8)

dan dummyvarietas (D1).

3. Diduga proses produksi ubi kayu di Kecamatan Natar, Kabupaten

Lampung Selatan sudah efisien.

Page 60: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

40

Gambar 6. Kerangka Pemikiran Analisis Efisiensi Produksi Usahatani Ubi Kayu

diKecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

Biaya Input

Subsistem Usahatani Ubi Kayu

Pasar Input Pasar

Output

Pasar

Harga Input

Proses

Produksi

Usahatani

Ubi Kayu

Output

Ubi Kayu

Input Usahatani Ubi

Kayu

1.Luas lahan (X1)

2.Bibit (X2)

3.Pupuk urea (X3)

4.Pupuk NPK (X4)

5.Pupuk KCL (X5)

6.Pupuk SP36 (X6)

7.Pestisida (X7)

8.Tenaga Kerja (X8)

9.Dummy (D1)

Penerimaan

KeuntunganUsah

atani ubi kayu

Harga

Output

Analisis Skala

Usaha

Efisiensi Produksi

Page 61: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian dilakukanmenggunakan metode survei. Metode ini digunakan

untuk mengumpulkan data dengan skala yang besar, data yang dipelajari

merupakan data dari sampel yang diambil dari sebuah populasi.Metode survei

merupakan metode yang digunakan untuk mengeneralisasi pengamatan yang

tidak mendalam. Pada metode survei biasanya peneliti melakukan

pengumpulan data menggunakan kuesioner, test, wawancara, dan sebagainya

(Sugiyono, 2012).

B. Definisi Operasional

Definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

mendapatkan data dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

penelitian.

Usahatani ubi kayu adalah kegiatan menanam dan mengolah tanaman ubi

kayu sehingga menghasilkan produksi yang dapat menjadi sumber

penerimaan yang dilakukan oleh petani selama satu musim tanam.

Page 62: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

42

Petani ubi kayu adalah semua petani yang berusahatani ubi kayu pada lahan

kering dan memperoleh pendapatan dari usahatani ubi kayu yang

dilakukannya.

Luas lahan adalah tempat yang digunakan petani untuk melakukan usahatani

ubi kayu pada satu kali musim tanam diukur dalam satuan hektar (ha).

Bibit (stek), yaitu, pembiayakan vegetatif yang dilakukan dengan cara

pemotongan bagian tanaman, salah satunya adalah batang, dinyatakan dalam

satuan batang per hektar (btg/ha), dalam penelitian bibit (stek) diukur dalam

satuan kilogram (kg).

Pupuk urea adalah banyaknya pupuk urea yang digunakan oleh petani pada

proses produksi dalam satu kali musim tanam. Jumlah pupuk urea diukur

dalam satuan kilogram (kg).

Pupuk KCL adalah banyaknya pupuk KCL yang digunakan petani dalam satu

kali musim tanam. Pupuk KCL diukur dalam satuan kilogram (kg).

Pupuk NPK adalah jumlah pupuk NPK yang digunakan petani dalam satu

kali musim tanam. Pupuk NPK diukur dalam satuan kilogram (kg).

Pupuk SP36 adalah jumlah pupuk SP36 yang digunakan petani dalam satu

kali musim tanam, pupuk SP36 diukur dalam satuan kilogram (kg).

Tenaga kerja adalah faktor produksi yang digunakan dalam budidaya ubi

kayu mulai dari pengolahan sampai panen. Tenaga kerja dibedakan menjadi

Page 63: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

43

tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Penggunaan tenaga kerja

diukur dalam satuan hari orang kerja (HOK).

Produksi (output)ubi kayu adalah jumlah dari hasil tanaman ubi kayu yang

dihasilkandalam satu kali proses produksi yang diukur dalam satuan

kilogram(Kg).

Harga output adalah harga ubi kayu di tingkat petani yang berlaku pada saat

transaksi dan diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/Kg).

Biaya total adalah total dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan

petani dalam kegiatan usahatani ubi kayu dalam satu kali musim tanam

diukur dalam satuan rupiah per musim tanam (Rp/musim tanam).

Biaya tetap adalah biaya yang tidak tergantung pada volume produksi. Petani

tetap membayar berapapun volume produksi yang dihasilkan. Biaya ini

meliputi sewa lahan, pajak lahan, penyusutan alat pertanian, dan iuran

kelompok tani per satu musim tanam, biaya ini diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Nilai sewa lahan adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk lahan yang

digunakannya. Bila status lahan milik sendiri maka nilai sewa lahan

diperhitungkan, sedangkan status lahan milik orang lain atau sewa. Nilai

sewa lahanbersifat tunai. Nilai sewa lahan diukur dalam satuan rupiah/musim

tanam(Rp/musim tanam).

Page 64: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

44

Pajak lahan usaha adalah biaya yang dibebankan kepada petani karena telah

melakukan usaha di lahan setiap tahunnya. Pajak lahan usaha diukurdalam

satuan rupiah (Rp).

Biaya penyusutan alat adalah biaya penurunan alat/mesin akibat pertambahan

umur waktu pemakaian per musim tanam. Biaya penyusutan dihitung

berdasarkan selisih antara nilai beli dan nilai sisa suatu alat dan dibagi

dengan umur ekonomisnya. Biaya penyusutan diukur dalam satuan rupiah

permusim tanam (Rp/musim tanam).

Biaya variabel adalah biaya yang besarannya tergantung dengan volume

produksi yang dihasilkan. Biaya ini termasuk biaya pembelian bibit, biaya

pupuk urea, pupuk NPK, pupuk KCL, pupuk SP36, dolomit dan pemakaian

tenaga kerja, biaya ini diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya pupuk urea adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk memperoleh

pupuk urea dihitung dengan mengalikan jumlah pupuk yang digunakan

dengan harga pupuk urea pada saat transaksi diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Biaya pupuk NPK adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk memperoleh

pupuk NPK dihitung dengan mengalikan jumlah pupuk yang digunakan

dengan harga pupuk NPK pada saat transaksi diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Biaya pupuk KCL adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk memperoleh

pupuk KCL dihitung dengan mengalikan jumlah pupuk yang digunakan

Page 65: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

45

dengan harga pupuk KCL pada saat transaksi diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Biaya pupuk SP36 adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk memperoleh

pupuk SP36 dihitung dengan mengalikan jumlah pupuk yang digunakan

dengan harga pupuk SP36 pada saat transaksi diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Upah tenaga kerja adalah upah yang dikeluarkan petani untuk membayar

tenaga kerja yang diperkerjakan dalam satu kali musim tanam, dihitung

dengan mengalikan jumlah penggunaan tenaga kerja (HOK) dengan upah

yang berlaku pada saat itu dan diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Biaya pestisida adalah biaya yang dikeluarkan petani untuk memperoleh

pestisida dihitung dengan mengalikan jumlah pestisida yang digunakan

dengan harga pupuk pestisida pada saat transaksi diukur dalam satuan rupiah

(Rp/lt).

Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima oleh petani yang didapat dari

mengalikan total produksi dengan harga tingkat petani yang diterima pada

saat itu, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Keuntungan usahatani adalah penerimaan yang diperoleh petani setelah

dikurangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu

kalimusim tanam. Keuntungan usahatani diukur dalam satuan rupiah per

musim

tanam (Rp/musim tanam).

Page 66: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

46

Nilai produk marjinal adalah turunan pertama dari persamaan fungsi produksi

dikali dengan harga produksi atau NPM = dy

dx . Py.

Biaya korbanan marjinal adalah biaya adalah rata – rata harga faktor – faktor

produksi (Px) yang berlaku pada daerah penelitian.

Efisiensi teknis adalah kondisi dimana nilai elastisitas produksi dari variabel

input yang digunakan dalam model berada antara nol dan satu (0 < E ≤ 1).

Efisiensi harga adalah suatu kondisi optimum yang tercapai apabila nilai

NPM sama dengan BKM dari variabel yang digunakan dalam model.

Efisiensi ekonomi adalah kondisi yang terjadi bila efisiensi teknis dan

efisiensi harga telah tercapai.

C. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Desa Purwosari dan Natar di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan. Sampel penelitian adalah petani ubi kayu pahit

(ubi kayu yang diolah menjadi tepung tapioka) yang akan menjadi responden

dan bersedia diwawancarai. Sampel diambil dengan menggunakan metode

simple random sampling. Metode pengambilan sampel tersebut dipilih

dengan berbagai alasan, salah satunya dikarenakan data petani ubi kayu yang

belum lengkap. Populasi petani ubi kayu dalam penelitian ini adalah 200

petani ubi kayu yaitu dari Desa Purwosari 125 petani dan Desa Natar 75

petani. Berdasarkan jumlah populasi petani ubi kayu pada kedua desa akan

Page 67: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

47

ditentukan jumlah sampel dengan menggunakan rumus yang mengacu pada

Sugiarto (2003), yaitu:

n NZ

N d + Z

………...................................................................……….….(3.1)

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

S2 = Varian sampel (5% = 0,05)

Z = Tingkat kepercayaan (95% = 0,95)

d = Derajat penyimpangan (5% = 0,05)

Berdasarkan rumus diatas jumlah sampel petani ubi kayu dapat dihitung

sebagai berikut:

n 00 ( , )

(0,0 )

00 (0,0 ) + ( , ) (0.0 )

n 00 x 0, 0

0, +0, 0

n ,

0, 0

n , 0 0

Penentuan alokasi proporsi sampel tiap desa menggunakan rumus :

ni Ni

N x n……………………...............................................……(3.2)

Keterangan :

ni = Jumlah sampel wilayah i

Ni= Jumlah petani wilayah i

N = Jumlah keseluruhan populasi petani

n = Jumlah keseluruhan sampel petani

Berdasarkan rumus diatas, perincian jumlah sampel petani ubi kayu tiap

desa diperoleh sebagai berikut:

Page 68: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

48

Jumlah sampel petani ubi kayu di Desa Purwosari:

ni

00 x 35

Jumlah sampel petani ubi kayu di Desa Natar:

ni

x

Berdasarkan persamaan tersebut didapat jumlah sampel pada masing-masing

Desa yaitu sebesar, 35 responden di Desa Purwosari, dan 21 reponden di

Desa Natar. Waktu penelitian dalam proses pengambilan data dimulai pada

bulan Juni 2017.

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer diambil langsung dari petani ubi kayu pahit dengan

metode survei dan melalui teknik wawancara langsung dengan menggunakan

kuisioner sebagai alat pengumpul data pokok. Data sekunder diperoleh dari

sumber yang memiliki keterkaitan dengan permasalahan penelitian seperti

Badan Pusat Statistik, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Lampung, BP3K Kecamatan Natar dan dari jurnal, skripsi, publikasi,

artikel, serta literatur lain yang relevan.

Page 69: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

49

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk

mengetahui tingkat keuntungan, faktor – faktor yang mempengaruhi

usahatani ubi kayu serta analisis efisiensi produksi usahatani ubi kayu.

1. Analisis Keuntungan Usahatani Ubi Kayu

Keuntungan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan biaya

(Soekartawi, 2003). Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut:

π = Y. Py – ΣXi.Pxi - BTT………............................................(3.3)

Keterangan:

π = keuntungan

Y = Jumlah produksi (kg)

Py = Harga satuan produksi (Rp)

X = Faktor produksi (satuan)

Px = Harga faktor produksi (Rp/satuan)

BTT = Biaya tetap total (Rp)

Suatu usahatani dapat diketahui menguntungkan atau tidak secara

ekonomi dianalisis dengan menggunakan perhitungan antara penerimaan

total dan biaya total yang disebut dengan Revenue Cost Ratio (R/C

Ratio).

R/C Ratio =

.........................................................................(3.4)

Keterangan :

R/C = Nisbah penerimaan dan biaya

TR = total revenue (total penerimaan)

TC = total cost (total biaya)

Page 70: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

50

Terdapat tiga kriteria pada perhitungan ini, yaitu :

d. Jika R/C >1, maka usahatani yang dilakukan

layakataumenguntungkan.

e. Jika R/C = 1, maka usahatani yang dilakukan berada pada titik impas

(break even point).

f. Jika R/C <1, maka usahatani yang dilakukan tidak layak atau tidak

menguntungkan petani.

2. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Ubi

Kayu dengan Fungsi Produksi Cobb-Douglas

Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk menganalisis faktor –

faktor yang mempengaruhi produksi ubi kayu. Faktor-faktor produksi

yang diduga mempengaruhi produksi ubi kayu (Y) di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan adalah luas lahan (X1), bibit (X2), pupuk

urea (X3), pupuk NPK (X4), pupuk KCL (X5), pupuk SP36 (X6), pestisida

(X7), dan tenaga kerja (X8) dan dummy varietas (D1).

Persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas disarankan untuk menganalisis

tiga variabel atau lebih karena lebih sesuai untuk analisis usahatani,

secara sistematis fungsi produksi Cobb-Douglas yang digunakan dapat

dirumuskan sebagai berikut(Soekartawi, 2003):

Y = b0X1b1

X2b2

X3b3

X4b4

X5b5

X6b6

X7b7

X8b8

ed1 D1+u

……(3.5)

Fungsi produksi Cobb-Douglas dapat ditransformasikan dalam bentuk

logaritma linier untuk mempermudah analisis(Soekartawi, 2003):

Ln Y = Ln b0 + b1 Ln X1 + b2 Ln X2+ b3 Ln X3+ b4 Ln X4+ b5 Ln X5

Page 71: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

51

+ b6Ln X6+ b7 Ln X7 + b8 Ln X8+ 81 D1 + eu

...................(3.6)

Keterangan :

b0 = Intersep

bi = Koefisien regresi penduga variabel ke-i

Y = Produksi yang dihasilkan (kg)

X1= Luas lahan (ha)

X2= Bibit (kg)

X3=Pupuk urea (kg)

X4=Pupuk NPK (kg)

X5=Pupuk KCL (kg)

X6=Pupuk SP36 (kg)

X7= Pestisida (L)

X8 = Tenaga kerja (HOK)

n = Jumlah faktor produksi

e = 2.7182 ( bilangan natural)

D = Varietas

Dummy = 1 (Varietas Cassesart)

Dummy = 0 (Varietas lainnya)

u = Kesalahan pengganggu

Nilai parameter dugaan usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan diselesaikan dengan menggunakan metode

pendugaan kuadrat terkecil biasa atau Ordinary Least Squares (OLS).

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari goodness of fit-nya. Secara statistik dapat diukur dari nilai statistik t,

nilai statistik F dan koefisien determinasinya.

a. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi(R2) pada intinya mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi (R2) adalah diantara nol dan satu. Kelemahan

dasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah

variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Banyak

Page 72: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

52

peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2pada saat

mengevaluasi model regresi yang terbaik (Kuncoro, 2004).

b. Uji F-hitung

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan pengaruh variabel bebas

yang dimasukkan ke dalam model, terhadap variabel terikat (Kuncoro,

2004). Rumus untuk menghitung Fhitung adalah:

Fhitung = E (k- )

(N-k)…………..............................................(3.7)

Keterangan:

ESS = Jumlah kuadrat regresi

RSS = Jumlah kuadrat sisa

k = variable

n = Jumlah responden

Kriteria pengambilan keputusan:

(a) Jika F hitung < F tabel maka terima Ho, artinya variabel

independen (X1,….,X6) secara bersama- sama tidak berpengaruh

nyata terhadap variabel dependen

(b) Jika F hitung > F tabel maka tolak Ho, artinya variabel independen

(X1,….,X6) secara bersama- sama berpengaruh nyata terhadap

variabel dependen

c. Uji t-hitung

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh

secara individual satu variabel penjelas dalam menerangkan variasi

variabel terikat (Kuncoro, 2004). Hipotesis yang digunakan adalah:

Ho : bi = 0

H1 : bi ≠ 0

Page 73: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

53

t-hitung dapat diketahui dengan rumus:

t-hitung = bi

bi………………......................................................(3.8)

Keterangan:

bi = koefisien regresi variabel bebas

Sbi = simpangan baku i

Kriteria pengujian:

(a) Jika thitung< ttabel maka terima Ho, artinya variabel independen

secara bersama-sama tidak berpengaruh nyata terhadap variabel

dependen

(b) Jika thitung> ttabel maka tolak Ho, artinya variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

d. Uji Asumsi Klasik

(a) Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah situasi dimana nilai-nilai pengamatan

X1…Xm mempunyai hubungan yang kuat sehingga variabel X

tertentu tidak mempengaruhi Y, melainkan variabel X tersebut

mempengaruhi variabel X lainnya (Soekartawi, 2003). Salah satu

indikator terjadinya multikolinearitas adalah nilai R2

yang sangat

tinggi tetapi tidak satupun koefisien regresi signifikan(Gujarati

dan Sumarno, 1978).Uji multikolinieritas dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat korelasi atau hubungan antar variabel

bebas (Gujarati, 2003). Jika variabelvariabel bebas saling

berkorelasi (di atas 0,9) dan nilai R2 sebagai ukuran goodness of

fit yang dihasilkan oleh estimasi model regresi tinggi, dan nilai

Page 74: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

54

toleransi < 0,10 atau sama dengan nilai VIF (Variance Inflation

Factor) > 10 maka mengindikasikan adanya multikolinieritas

(Suliyanto, 2011).

(b) Uji Heteroskedastis

Heteroskedastis adalah kesalahan pada model yang diamati

dengan tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi

ke observasi lainnya.Jika nilai Pvalue chi square< 5%,

makaterdapat gejala heteroskedastis atau dapat diketahui dengan

kaidah jikaProb Obs* R square ≤ 0,0 , maka ada heteroskedastis,

sedangkan jikaProb Obs* R square > 0,05, maka tidak ada

heteroskedastis (Gujarati, 2003).

3. Analisis Efisiensi Produksi

Efisiensi dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu efisiensi teknis, efisiensi

harga (alokatif), dan efisiensi ekonomi. Efisiensi teknis akan tercapai

bila petani mampu mengalokasikan faktor produksi sedemikian rupa

sehingga produksi yang dihasilkan tinggi. Efisiensi harga akan tercapai

jika petani dapat menekan harga faktor produksi dan menjual hasil

produksi dengan harga yang tinggi. Efisiensi ekonomi dapat dicapai bila

efisiensi teknis dan harga tercapai (Daniel, 2002).

Efisiensi ekonomi terjadi apabilaefisiensi teknis dan efisiensi harga

tercapai dan memenuhi dua kondisi,antara lain:

Page 75: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

55

c. Syarat keharusan, proses produksi harus berada pada tahap kedua

yaitu pada waktu0 < Ep ≤ . Hal tersebut menunjukkan efisiensi

produksi secara teknis.

d. Pada saat kondisi keuntungan maksimum tercapai, dimana syarat

kecukupan(sufficient condition) yaitukondisi keuntungan maksimum

tercapai dengan syarat nilai produkmarginal sama dengan biaya

korbanan marginal (Soekartawi, 2002).

Efisiensi produksi yaitu banyaknya hasil produksi fisik yang dapat

diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi (Mubyarto, 1989).

Koefisien regresi (bi) pada fungsi produksi Cobb Douglassuatu model

persamaan menunjukkan nilai elastisitasproduksinya (Ep). Jumlah dari

elastisitas produksi akan menentukan return to scale atau skala

usahaproduksi usahatani. Pengujian skala produksi diketahui dengan

menghitung nilai βi. ersamaan return to scale dapat dituliskan sebagai

berikut:

β1 + β2+ β3 + β4 +…βn…..………………(3.9)

Keterangan :

RTS = Skala produksi usahatani tomat (return to scale)

βi (1,2...n) = Koefisien regresi variabel input

Kemungkinan terdapat tiga alternatif, yaitu:

(a) Decreasing return to scale, bila (b1+b2) < 1, maka dapat diartikan

bahwa proporsi penambahan faktor produksi melebihi proporsi

penambahan produksi.

Page 76: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

56

(b) Constant return to scale, bila (b1+b2) = 1, dapat diartikan bahwa

penambahan faktor produksi akan proporsional dengan penambahan

produksi yang diperoleh.

(c) Increasing return to scale, bila (b1+b2) > 1, dapat diartikan bahwa

proporsi penambahan faktor produksi akan menghasilkan tambahan

produksi yang proporsinya lebih besar.

Skala usaha harus diuji kembali apakah termasuk dalam constant return

to scaledengan menggunakan Uji F. Rumus Uji F hitung untuk menguji

constant return to scaleberdasarkan Soekartawi (2003) adalah sebagai

berikut:

Fhitung = [JK ( )- JK ( )

m]

[JK ( )

n-k- ]

…………………………………………….( . 0)

Keterangan :

JKS(R) = Jumlah kuadrat sisa dari regresi terbatas (restricted)

JKS(UR) = Jumlah kuadrat sisa dari regresi tak terbatas (unrestricted)

m = Jumlah constraint

n = Jumlah sampel

k = Jumlah parameter dalam regresi

Pengambilan keputusan :

a. Jika F-hitung > F-tabel, maka tolak H0 artinya Σbi ≠

b. Jika F-hitung ≤ F-tabel, maka terima H artinya Σbi

Agar relevan dengan analisis ekonomi, maka nilai β1 harus positif dan

lebih kecil dari satu. Artinya penggunaan fungsi Cobb-Douglas dalam

keadaan law of diminishing returns, sehingga informasi yang diperoleh

dapat dipakai untuk melakukan upaya agar setiap penambahan input

dapat menghasilkan output yang lebih besar (Soekartawi, 2003).

Page 77: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

57

Efisiensi alokatif (efisiensi harga) terjadi bila nilai dari produk marginal

sama dengan harga faktorproduksi yang bersangkutan (Soekartawi,

2003). Kondisi ini menghendaki NPMx sama denganharga faktor

produksi X atau dapat ditulis sebagai berikut:

bi.Y. y

Xi xi = 1 atau

N M

x = 1 ..........................................(3.11)

Keterangan:

Px = Harga faktor produksi x

bi = parameter regresi

Y = jumlah output

Py = Harga output

Menurut Soekartawi (2003), pada kenyataan NPMx tidakselalu sama

dengan Px. Hal yang sering terjadi adalah:

c. NPMx / Px > 1, artinya penggunaan input X belum efisien, untuk

mencapai efisien, input X perlu ditambah

d. NPMx / Px < 1, artinya penggunaan input X tidak efisien, untuk

mencapai efisien, input X perlu dikurangi.

Page 78: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan

1. Keadaan Geografi

Wilayah Kabupaten Lampung elatan terletak antara 0 ° ’ sampai

dengan 0 ° ’ Bujur imur dan ° ’ sampai dengan 6° Lintang Selatan.

Letak geografis ini membuat daerah Kabupaten Lampung Selatan, seperti

halnya daerah lain di Indonesia merupakan daerah tropis. Kabupaten

Lampung Selatan memiliki luas wilayah 2.007,01 km2 dan terdiri dari 17

kecamatan. Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah dataran

dengan ketinggian bervariasi. Daerah tertinggi berada di Kecamatan

Merbau Mataram dengan ketinggian 102 m dari permukaan laut. Kalianda

yang merupakan ibukota kabupaten memiliki ketinggian 17 m dari

permukaan laut.

Kabupaten Lampung Selatan memiliki beberapa gunung, salah satu

gunung tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan adalah Gunung Rajabasa

dengan ketinggian 1.280 m. Sungai terpanjang yang melintasi Kabupaten

Lampung Selatan adalah sungai sungai Way Kandis dengan panjang aliran

50 km dan daerah aliran 336 km2.

Page 79: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

59

Wilayah Kabupaten Lampung Selatan berbatasan langsung dengan :

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Lampung

Tengah dan Lampung Timur.

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Selat Sunda

c. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesawaran

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Jawa (Lampung Selatan dalam

Angka, 2017).

2. Keadaan Iklim

Suhu udara suatu wilayah atau tempat ditentukan dari tinggi rendahnya

tempat tersebut dari permukaan laut, dan jaraknya dari pantai. Pada tahun

2016 suhu udara di Kabupaten Lampung Selatan berkisar antara 24°C

sampai 32,7°C. Kelembapan relatif berkisar antara 79 persen sampai 87

persen. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret yaitu mencapai 25

mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan juni yaitu 11 mm

(Lampung Selatan dalam Angka, 2017).

3. Keadaan Demografi

Penduduk Kabupaten Lampung Selatan berdasarkan hasil proyeksi pada

tahun 2016 berjumlah 982.885 jiwa, yang terdiri dari 504.498 penduduk

laki-laki dan 478.387 penduduk perempuan. Sebagian besar berada di

Kecamatan Natar 189.166 jiwa dan Jati Agung 112.833 jiwa. Pada tahun

2015 penduduk umur 15 tahun ke atas yang aktif bekerja dan mencari

kerja sebesar 60,12 persen dari total keseluruhan penduduk usia 15 tahun

Page 80: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

60

keatas, biasa disebut dengan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja. Hal ini

menurun dibandingkan dengan tahun 2014 nilai Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja sebesar 64,73 persen. (Lampung Selatan dalam Angka,

2017).

4. Keadaan Pertanian

Wilayah Kabupaten Lampung Selatan sebagian merupakan areal

persawahan dengan luas 447,32 Km2. Luas panen tanaman pangan di

Kabupaten Lampung Selatan terluas adalah jagung, diikuti padi sawah dan

ubi kayu sedangkan luas terkecil adalah ubi jalar. Produksi tanaman

pangan terbanyak di Kabupaten Lampung Selatan adalah jagung, diikuti

padi sawah dan ubi kayu. Secara rinci luas lahan dan produksi tanaman

pangan di Kabupaten Lampung Selatan dapat diketahui pada Tabel 8.

Tabel 8. Luas panen dan produksi tanaman pangan di Kabupaten

Lampung Selatan tahun 2016

No Komoditas Luas Panen

(ha)

Produksi

(Ton)

1. Padi Sawah 90.449,60 494.628,99

2. Padi Ladang 7.941,00 24.189,03

3. Jagung 115.388,40 598.032,07

4. Kedelai 265,7 306,9

5. Kacang Tanah 237,60 299,59

6. Kacang Hijau 137,60 122,74

7. Ubi Kayu 5.827,7 137.149,9

8. Ubi Jalar 199,2 1.865,2

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka, 2017

Tabel 8 menunjukkan bahwa luas lahan terbesar dijadikan untuk usahatani

jagung, namun jika harga jagung jatuh dan harga ubi kayu naik, maka luas

tanam ubi kayu meningkat dan luas tanam jagung berkurang. Hal ini

Page 81: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

61

dikarenakan ubi kayu dapat ditanam di bekas lahan jagung. Dari 17

kecamatan di Kabupaten Lampung Selatan, Kecamatan Natar dan

Kecamatan Jati Agung merupakan kecamatan dengan luas lahan dan

produksi ubi kayu tertinggi di Kabupaten Lampung Selatan.

B. Gambaran Umum Kecamatan Natar

1. Keadaan Geografi

Kecamatan Natar merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Lampung

Selatan yang dibagi menjadi 22 desa, dengan luas wilayah 253,74 Km2.

Secara topografis wilayah Kecamatan Natar sebagian besar merupakan

dataran rendah dengan ketinggian 100 m dari permukaan laut. Wilayah

Kecamatan Natar berbatasan dengan beberapa wilayah yaitu:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Bandar Lampung

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Jati Agung (Kecamatan

Natar dalam Angka, 2016).

2. Keadaan Demografi

Jumlah penduduk Kecamatan Natar berdasarkan Natar dalam angka 2016

adalah 186.000 jiwa, data tersebut dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

jumlah penduduk laki – laki sebanyak 95.071 jiwa, sedangkan penduduk

perempuan sebanyak 91.301 jiwa (Kecamatan Natar dalam Angka, 2016).

Page 82: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

62

3. Keadaan Pertanian

Keadaan pertanian di Kecamatan Natar dapat dilihat berdasarkan irigasi

dan nonirigasi. Lahan sawah irigasi memiliki luas 891 hektar, lahan sawah

non irigasi seluas 3.670 ha, sedangkan sisanya merupakan tegal/kebun

dengan luas 10.15 hektar. Komoditas pertanian yang dibudidayakan di

Kecamatan Natar antara lain jagung, ubi kayu, ubi jalar, kedelai, kacang

tanah, kacang hijau serta kedelai. Secara rinci luas lahan dan produksi

tanaman pangan di Kecamatan Natar dpat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Luas panen dan produksi tanaman pangan di Kecamatan Natar

tahun 2016

No Komoditas Luas Panen

(ha)

Produksi

(Ton)

1. Padi Sawah 8.702,40 47.027,01

2. Padi Ladang 347,00 1.052,45

3. Jagung 9.602,90 48.878,76

4. Kedelai 0 0

5. Kacang Tanah 50,0 59,7

6. Kacang Hijau 9,0 7,9

7. Ubi Kayu 1.959,0 46.205,00

8. Ubi Jalar 52,0 485,2

Sumber : Kabupaten Lampung Selatan dalam Angka, 2017

Tabel 9 menunjukkan bahwa produksi ubi kayu di Kecamatan Natar tinggi

dan tidak kalah dibandingkan dengan produksi jagung dan padi sawah.

Luas panen ubi kayu lebih rendah dibandingkan luas panen padi sawah

dan jagung, tetapi produktivitas ubi kayu sangat tinggi dibandingkan

produksi jagung dan padi sawah.

Page 83: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

63

C. Gambaran Umum Desa Purwosari dan Desa Natar

1. Keadaan Geografi

Desa Purwosari memiliki luas 10 km2 dan terdiri dari 4 dusun dan

memiliki batas-batas wilayah, sebelah Utara berbatasan dengan Desa

Rulung Raya, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bandar Rejo,

sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pancasila, dan sebelah Barat

berbatasan dengan Kabupaten Pesawaran. Desa Natar memiliki luas 16

km2 dan terdiri dari 11 dusun dan berbatasan dengan Desa Merak Batin,

Desa Pemanggilan dan dengan Desa Negara Ratu (Natar dalam

Angka,2017).

2. Keadaan Demografi

Desa Purwosari memiliki jumlah penduduk sebanyak 3.4001 jiwa, yang

terbagi menjadi 1.758 jiwa laki – laki dan 1.643 jiwa perempuan.

Kepadatan penduduk Desa Purwosari sebesar 331,16 orang/km2. Struktur

pemerintahan Desa purwosari terdiri dari1 kepala desa dan 4 kepala dusun,

serta 16 RT dan tidak memiliki RW.

Desa Natar memiliki jumlah penduduk sebanyak 16.460 jiwa, yang terbagi

menjadi 8.407 jiwa laki – laki dan 8.053 jiwa perempuan. Kepadatan

penduduk Desa Natar sebesar 1019,20 orang/km2. Struktur pemerintahan

Desa Natar terdiri dari 1 kepala desa dan 11 kepala dusun, serta 56 RT dan

tidak memiliki RW.

Page 84: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

64

3. Keadaan Pertanian

Desa Purwosari dan Desa Natar merupakan daerah dataran dengan

ketinggian 100 m dari permukaan laut. Penggunaan lahan di kedua desa

dapat dibagi menjadi penggunaan lahan pertanian dan nonpertanian.

Diketahui penggunaan lahan pada Tabel 10.

Tabel 10. Penggunaan lahan di Desa Purwosari dan Desa Natar tahun

2015

Jenis Desa Purwosari Desa Natar

Luas penggunaan (ha) Luas penggunaan (ha)

Lahan Pertanian 383 1.151

Lahan nonpertanian 244 442

Sumber : Kecamatan Natar dalam Angka, 2016.

Berdasarkan Tabel 10 diketahui bahwa penggunanaan lahan di kedua desa

dibagi menjadi lahan pertanian dan nonpertanian. Lahan pertanian Desa

Natar memiliki luas 1.151 ha, sedangkan lahan pertanian Desa Purwosari

seluas 383 ha. Kedaan tersebut terjadi karena Desa Natar memiliki

wilayah yang lebih luas dibandingkan Desa Purwosari yaitu seluas 16 km2.

4. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat menunjang dan mendukung kegiatan

usahatani. Kegiatan usahatani sangat bergantung kepada sarana dan

prasarana yang menunjang, baik dalam proses usahatani maupun dalam

proses pemasaran hasil pertanian. Secara rinci keadaan sarana dan

prasarana penunjang di kedua desa dapat dilihat pada Tabel 11.

Page 85: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

65

Tabel 11. Sarana dan prasarana pertanian di Desa Purwosari dan Desa

Natar tahun 2016

No Sarana dan Prasarana Desa Purwosari Desa Natar

1. Pasar 1 1

2. Bank 0 2

3. Koperasi Lainnya 1 3

Sumber : Kecamatan Natar dalam Angka, 2017

Tabel 11 menunjukkan bahwa Desa Purwosari memiliki 1 unit pasar dan

terdapat 1 koperasi yang berjalan di desa tersebut. Desa Natar memiliki 1

unit pasar dan memiliki 3 unit koperasi yang berjalan dan terdapat 1 bank

di wilayah Desa Natar. Petani dalam memasarkan hasil produksinya dapat

melalui pasar sebagai tempat bertemu dan berinteraksi antara penjual dan

pembeli. Petani juga dapat meminjam modal untuk berusahatani melalui

bank maupun koperasi. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang

seperti pasar, koperasi dan Bank sangat membantu petani sebelum

berusahatani dan saat pasca panen.

Lokasi lahan ubi kayu petani responden dekat dengan tempat tinggal

mereka. Lokasi usahatani tidak terlalu jauh dari jalan sehingga

memudahkan petani responden dalam proses pengangkutan. Pada proses

pengolahan lahan sebagian petani responden menggunakan traktor.

Traktor dapat digunakan responden dengan membayar sewa. Hasil

produksi ubi kayu diangkut dengan menggunakan truk. Ubi kayu akan

dijual ke pabrik pengolahan yang banyak terdapat di Kabupaten Lampung

Tengah dan Lampung Timur. Petani responden tidak menjual ubi kayu di

Kabupaten Lampung Selatan dikarenakan tidak ada pabrik pengolahan ubi

kayu.

Page 86: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut:

1. Usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan

untuk varietas Cassesart merupakan unit usaha yang menguntungkan,

dengan nilai Rp 871.456,85/ha/thn sedangkan untuk varietas lainnya tidak

mengutungkan.

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi produksi usahatani ubi kayu varietas

Cssesart di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan adalah luas

lahan, pupuk urea dan tenaga kerja, sedangkan untukvarietaslainnya terdiri

dari luas lahan, dan tenaga kerja.

3. Proses produksi usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten

Lampung Selatan baik varietas Cassesart maupun varietas Lainnya belum

efisien dan berada pada kondisi increasing return to scale.

B. Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka disarankan sebagai berikut:

1. Produksi usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar Kabupaten Lampung

Selatan belum efisien. Petani dianjurkan untuk melakukan ekstensifikasi

dengan menambah luas lahan garapan serta intensifikasi dengan

Page 87: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

103

menambah penggunaan input seperti pupuk NPK, KCL, SP36, pestisida

sesuai dengan yang dianjurkan serta tepat waktu dan dosis. Petani juga

dianjurkan untuk melakukan kemitraan dengan pabrik agar mendapatkan

potongan harga yang rendah. Pabrik tapioka hendaknya semakin

memperkuat kerjasama dengan petani sehingga kelancaran bahan baku

poduksi terjamin.

2. Pemeritah dianjurkan untuk dapat membantu memberikan modal petani

untuk berusahatani dengan mengadakan program bantuan kredit dengan

bunga yang rendah. Pemerintah dan pihak swasta diharapkan dapat

mendistribusikan pupuk dengan lancar sehingga petani dapat dengan

mudah mendapatkannya.

3. Peneliti lain sebaiknya membahas lebih lanjut terkait pemasaran dan

kelembagaan dalam kegiatan usahatani ubi kayu di Kecamatan Natar

Kabupaten Lampung Selatan. Hal tersebut dikarenakan semua petani

responden memasarkan hasil produksi mereka ke pabrik yang terdapat di

Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur.

Page 88: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

DAFTAR PUSTAKA

Agustinus, M. 2016. https://finance.detik.com/ekonomi-bisnis/3193039/ri-masih-

impor-singkong-dari-vietnam-ini-respons-kementan. Diakses pada tanggal 9

Maret 2017.

Agiesta, V. 2016. Faktor- Faktor yang Berhubungan dengan Keputusan Petani

Beralih Kemitraan dalam Berusahatani (Kasus Petani Kemitraan Tebu di PT.

Gunung Madu Planations Beralih ke Kemitraan Ubi Kayu di Pabrik Bumi

Waras). Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anggraini. N., A.I. Hasyim., S. Situmorang. 2013. Analisis Efisiensi Pemasaran

Ubi Kayu di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu – Ilmu Agribisnis. 1(1): 80 - 86.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/135 [2 Maret 2017]

Anggraini, N. 2015. Efisiensi pada Usahatani Ubi Kayu di Kabupaten Lampung

Tengah Provinsi Lampung. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Asnawi. R. Analisis Fungsi Produksi Usahatani Ubikayu Dan Industri Tepung

Tapioka Rakyat Di Provinsi Lampung. 2003. Jurnal Pengkajian dan

Pengembangan Teknologi Pertanian,6(2) : 131 - 140. Kementerian

Pertanian. Republik Indonesia.

http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jpengkajian/article/view/1487/

1266[26 Februari 2018]

Badan Litbang Pertanian. 2016. Deskripsi Varietas Unggul Ubi Kayu 1978 –

2016. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2012. Pedoman Umum PTT Ubi

Kayu. Kementerian Pertanian. Bogor.

Badan Pusat Statistik. 2015. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Ubi Kayu

Indonesia. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2016. Produk Domestik Bruto Indonesia Triwulan 2012 –

2016. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Jakarta.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2015. Lampung Dalam Angka. Badan

Pusat Statistik Provinsi Lampung. Lampung.

Page 89: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

105

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. 2016. Provinsi Lampung Dalam

Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung. Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2016. Kabupaten Lampung

Selatan Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Lampung Selatan. Lampung.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Lampung Selatan. 2017. Kecamatan Natar

Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Lampung Selatan. Lampung.

Berliantara., W.A. Zakaria., D.A. Hepiana. 2016. Analisis Efisiensi Produksi dan

Keuntungan Usahatani Tomat Dataran Rendah di Kabupaten Lampung

Selatan. Jurnal Ilmu – Ilmu Agribisnis,4 (4): 342 - 350. Universitas

Lampung. Bandar Lampung.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/1515/1369.[12

Desember 2017]

Budiawati. Y., T. Perdana., R. Natawidjaya. 2016. Analisis Efisiensi Penggunaan

Faktor-Faktor Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Garut. Jurnal Agribisnis

Terpadu, 9(2).Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Banten

http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jat/article/view/2498/1946[20 Februari

2017]

Chonani, S.H., F.E. Prasmatiwi., H. Santoso. 2014. Efisiensi Produksi dan

Pendapatan Usahatani Cabai Merah di Kecamatan Metro Kibang Kabupaten

Lampung Timur: Pendekatan Fungsi Produksi Frontier. Jurnal Ilmu – Ilmu

Agribisnis, (2) 2 : 95 - 102. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/730 [15 Maret 2017]

Daniel, M. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Doll, J.P. dan F. Orazem. 1984. Production Economic Theory With Aplication.

Second Edition. Jhon iley and Sons. New York.

Gibson. F., Ginting., M.L. Hiras., Tobing., T. Sebayang. 2013. Analisis Optimasi

Penggunaan Input Produksi Pada Usahatani Ubi Kayu. Journal On Social

Economic Of Agriculture And Agribusiness,2(3) : 1 - 11. Universitas

Sumatera Utara. Medan.

https://jurnal.usu.ac.id/index.php/ceress/article/view/7826/3301[20 Januari

2018]

Gujarati, D., Z .Sumarno. 1978. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Gujarati, D.N. 2003. Ekonometrika Dasar. Diterjemahkan oleh S. Zain.

PenerbitErlangga. Jakarta.

Gujarati, D.N., D.C. Porter. 2015.Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba Empat.

Jakarta.

Page 90: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

106

Hanafie, R. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. C.V Andi Offset.

Yogyakarta.

Hernanto, F. 1994. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Iqbal. A.M., D.A.Heptiana., A. Soelaiman. 2014. Pendapatan dan Kesejahteraan

Rumah Tangga Petani Ubi Kayu di Kecamatan Sukadana Kabupaten

Lampung Timur. Jurnal Ilmu – Ilmu Agribisnis, 2(3): 246 - 252. Universitas

Lampung. Bandar

Lampung.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/807 [15

Februari 2017]

Kuncoro, M. 2004. Metode Kuantitatif: Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan

Ekonomi. AMP YKPN. Yogyakarta.

Najiyati., S. Danarti. 2000. Palawija: Budidaya dan Analisis Usahatani.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Nuni A., A.I. Hasyim.,S. Situmorang. 2013. Analisis Efisiensi Pemasaran Ubi

Kayu di Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu – Ilmu Agribisnis. 1 (1) : 80 -86.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/135/139 [ 12 November

2017]

Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Pustaka Belajar. Yogyakarta.

Misgiantoro, R. 2016. Analisis Efisiensi Teknis dan Struktur Biaya Usahtani

Jahe Gajah Di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi.

Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Mubyarto. 1989. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Muizah. R., S. Supardi., S.N. Awami. Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu

(Manihot Esculenta Crantz) (Studi Kasus Desa Mojo Kecamatan Cluwak

Kabupaten Pati). Mediagro, 9(2) ; 55 - 67. Universitas Wahid Hasyim. Jawa

Tengah.

https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/Mediagro/article/view/1334/

1439[ 1 Januari 2018]

Prabowo, I.W. 2015. Analisis Efisiensi dan Strategi Pengembangan Usahatani

Ubi Kayu (Manihot utilissima) di Kecamatan Menggala Kabupaten Tulang

Bawang. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian. 2015.

Outlook Ubi Kayu. Kementerian Pertanian. Jakarta.

Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu : Budidaya dan Pascapanen. Kanisius.

Yogyakarta.

Page 91: ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI ...digilib.unila.ac.id/33769/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · ABSTRAK ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI KECAMATAN

107

Setiawan., E.K. Dwi. 2010. Ekonometrika. Penerbit ANDRI. Yogyakarta.

Soekartawi., A. Soeharjo., J.L Dillon., J.B Hardaker. 1986. Ilmu Usaha Tani

dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani Kecil. UI-Press. Jakarta.

Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Soekartawi. 2003 . Teori Ekonomi Produksi Dengan Pokok Bahasan Analisis

Fungsi Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Subagio, H., Manoppo, C.N. 2011. Hubungan karakteristik Petani dengan

Usahatani Cabai Sebagai Dampak Pembelajaran FMA. BPTP. Sulawesi

Tengah.

Sugiarto, D., S,Sunaryanto., D.S. Oetomo. 2003.Teknik Sampling. Gramedia

Pustaka Utama.. Jakarta

Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS.

Penerbit CV Andi Offset. Yogyakarta.

Supriyatno., Pujiharto., S. Budiningsih. 2008. Analisis Efisiensi Alokatif

Penggunaan Faktor Produksi Usahatani Ubikayu (Manihot esculenta) di Desa

Punggelan Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara. Agritech,10 (1) :

30 - 40. Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Jawa Tengah.

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/AGRITECH/article/view/963 [12

Januari 2018]

Thamrin. M., A. Mardhiyah., S.E. Marpaung. 2013. Analisis Usahatani Ubi

Kayu (Manihot utilissima). Agrium, 18(1) : 57 - 64. Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.

http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/agrium/article/viewFile/343/310[ 1 Januari

2018]

Yusty.G. T., W.A. Zakaria., R. Adawiyah. 2014. Analisis Pola Konsumsi Ubi

Kayu dan Olahannya Pada Rumah Tangga di Kota Bandar Lampung. Jurnal

Ilmu – Ilmu Agribisnis, 2(2) : 190 - 195. Universitas Lampung. Bandar

Lampung.http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JIA/article/view/732 [20

Februari 2017]

Zakaria. W.A. 1999. Analisis Penawaran dan Permintaan Produk Ubi Kayu di

Provinsi Lampung. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.