analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat...

25
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA SAAT INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 - 2009 Tifani Puspita Dosen Pembimbing Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com., Akt. ABSTRACT This study aims to determine the factors that influence the level of underpricing. Variables examined include underwriter reputation, auditor reputation, firm age, financial leverage, and ROA This research was carried out through the analysis of multiple linear regression with a 5% significance level, Data collection tool that used is observation and literature study with purposive sampling method. This research used 50 selected samples from 74 firms available in population. The research concluded that first underwriter reputation, succeed to show a significant effect on the level of underpricing, second auditor reputation, failed to show a significant influence on the level of underpricing, third age of firms, failed to show a significant influence on the level of underpricing, fourth financial leverage, failed to show a significant influence on the level of underpricing, and fifth return on assets (ROA), failed to show a significant influence on the level of underpricing. The result is expected as additional information not only for investors but also potential investors and potential investors in making strategy of capital market investment, to make decisions of profitable investment and be used as consideration, especially parties related to information disclosure problems if will make an initial public offering (IPO) to obtain the optimal price. Keywords : Underpricing, initial public offering (IPO), underwriter reputation, auditor reputation, age of firm, financial leverage, and return on assets (ROA).

Upload: buinga

Post on 22-Aug-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA SAAT INITIAL

PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2005 - 2009

Tifani Puspita

Dosen Pembimbing

Prof. Dr. H. Imam Ghozali, M.Com., Akt.

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence the level of underpricing. Variables examined include underwriter reputation, auditor reputation, firm age, financial leverage, and ROA

This research was carried out through the analysis of multiple linear regression with a 5% significance level, Data collection tool that used is observation and literature study with purposive sampling method. This research used 50 selected samples from 74 firms available in population.

The research concluded that first underwriter reputation, succeed to show a significant effect on the level of underpricing, second auditor reputation, failed to show a significant influence on the level of underpricing, third age of firms, failed to show a significant influence on the level of underpricing, fourth financial leverage, failed to show a significant influence on the level of underpricing, and fifth return on assets (ROA), failed to show a significant influence on the level of underpricing. The result is expected as additional information not only for investors but also potential investors and potential investors in making strategy of capital market investment, to make decisions of profitable investment and be used as consideration, especially parties related to information disclosure problems if will make an initial public offering (IPO) to obtain the optimal price.

Keywords : Underpricing, initial public offering (IPO), underwriter reputation, auditor reputation, age of firm, financial leverage, and return on assets (ROA).

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

PENDAHULUAN

Kebutuhan tambahan modal semakin bertambah sejalan dengan

perkembangan perusahaan. Hal ini menuntut manajemen untuk memilih apakah

tambahan modal akan dilakukan dengan cara utang atau dengan menambah

jumlah kepemilikan saham dengan penerbitan saham baru. Jika alternatif kedua

yang dipilih, maka ada beberapa cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk

memperolehnya, antara lain dengan menjual kepada pemegang saham yang sudah

ada, menjual kepada karyawan lewat ESOP (employee stock ownership plan),

menambah saham lewat deviden yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan),

menjual langsung kepada pemilik tunggal (biasanya investor institusi) secara

privat (private placement), atau menawarkan kepada publik (Hartono, 2000).

Proses penawaran sebagian saham perusahaan kepada masyarakat melalui bursa

efek disebut go public.

Setelah perusahaan memutuskan untuk menjadi go public maka harus

diawali melalui penawaran saham perdana yang disebut IPO (Initial Public

Offering). Tahapan IPO antara lain menyusun perencanaan, persiapan,

mendapatkan pernyataan pendaftaran dari Bapepam, penawaran umum, serta

melaksanan semua kewajiban sebagai emiten setelah sah dinyatakan go public

(Mohamad Samsul (2006,70)).

Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

mengakibatkan banyaknya persaingan antar perusahaan untuk mendapatkan

investor didalam menanamkan modalnya melalui tahapan awal perusahaan go

public yang dinamakan IPO. Kegiatan IPO untuk suatu perusahaan banyak

diwarnai dengan adanya fenomena yang umum dan sering terjadi di pasar modal

maupun saat emiten dengan adanya selisih positif antara harga saham di pasar

sekunder dengan harga saham di pasar perdana atau saat IPO yang biasa disebut

underpricing (Yolana dan Dwi Martani, 2005).

Banyaknya underpricing pada perusahaan yang pertama kalinya

melakukan IPO dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah reputasi

underwriter. Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

sekunder (bursa efek), terlebih dahulu saham perusahaan yang akan go public

dijual di pasar perdana (Daljono,2000). Harga saham pada penawaran perdana

ditentukan berdasarkan kesepakatan antara peusahaan emiten dengan underwriter

(penjamin emisi efek), sedangkan harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh

mekanisme pasar (berdasarkan permintaan dan penawaran). Underwriter adalah

pihak yang membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum

bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek

yang tidak terjual. Underwriter dalam hal ini memperoleh informasi lebih baik

mengenai permintaan saham-saham emiten, dibandingkan emiten itu sendiri. Oleh

karena itu, underwriter akan memanfaatkan informasi yang dimiliki untuk

memperoleh kesepakatan optimal dengan emiten.

Menurut Imam Ghozali dan Mudrik Al Mansur (2002) bahwa reputasi

underwriter berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing dengan tingkat

signikansi 10%. Daljono (2000) menemukan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara reputasi penjamin emisi dengan initial return. Rosyati dan Arifin

Sebeni (2002) menemukan bahwa reputasi penjamin emisi dan umur perusahaan

mempengaruhi underpricing pada level signifikansi 5% dengan arah korelasi

negatif. Dan Sulistio (2005) menemukan bahwa reputasi underwriter tidak

menunjukkan pengaruh terhadap initial return. Sedangkan menurut Yolana dan

Dwi Martani (2005) bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel reputasi penjamin emisi dengan underpricing.

Auditor memegang peranan yang penting dalam proses go public, yaitu

sebagai pihak yang ditunjuk oleh perusahaan, yang melakukan pemeriksaan

laporan keuangan perusahaan sebagai calon emiten. Auditor yang berkualitas akan

dihargai dipasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit dan auditor

yang memiliki reputasi yang tinggi maka akan mempertahankan reputasinya

dengan memberikan kualitas audit yang tinggi pula. Atas kualitas pengauditannya

yang tinggi, auditor akan dihargai dalam bentuk premium harga oleh klien.

Penggunaan adviser yang profesional (auditor dan underwriter yang mempunyai

reputasi tinggi) dapat digunakan sebagai tanda atau petunjuk terhadap kualitas

perusahaan emiten, Holland dan Harton (1993) dalam Daljono (2000). Dengan

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

memakai adviser yang profesional dan berkualitas, akan mengurangi kesempatan

emiten untuk berlaku curang dalam menyajikan informasi yang tidak akurat.

Beatty (1989) menunjukkan bahwa auditor yang memiliki reputasi tinggi

berhubungan negatif dengan initial return. Sedangkan menurut Sulistio (2005)

bahwa reputasi auditor tidak menunjukkan pengaruh terhadap initial return.

Umur perusahaan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam bertahan

hidup dan banyak informasi yang dapat diserap oleh publik. Menurut Daljono

(2000), umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu

bertahan. Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang

telah diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian akan

mengurangi adanya asimetri informasi dan memperkecil ketidakpastian di masa

yang akan datang (Rosyati dan Sebeni, 2002). Penelitian Trisnawati (1998) bahwa

variabel umur perusahaan berpengaruh terhadap initial return. Beatty (1989)

mengemukakan faktor lain yang mempunyai hubungan negatif dengan initial

return adalah reputasi underwriter, prosentase saham yang ditawarkan, umur

perusahaan, jenis kontrak underwriter, dan indikator perusahaan minyak dan gas.

Financial leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam

membayar hutangnya dengan equity yang dimilikinya. Apabila financial leverage

tinggi, menunjukkan risiko suatu perusahaan yang tinggi pula. Para investor

dalam melakukan keputusan investasi, tentu akan mempertimbangkan informasi

financial leverage sehingga menghindarkan penilaian harga saham perdana terlalu

tinggi yang menyebabkan terjadinya underpricing. Menurut Imam Ghozali dan

Mudrik Al Mansur (2002) bahwa variabel financial leverage berpengaruh secara

signifikan terhadap underpricing dengan tingkat signifikansi 10%. Menurut

Daljono (2000) bahwa financial leverage mempunyai hubungan positif secara

signifikan dengan initial return. Dan menurut Sulistio (2005) bahwa tingkat

leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap initial return.

ROA (return on assets) merupakan ukuran profitabilitas suatu perusahaan.

ROA menjadi salah satu pertimbangan investor di dalam melakukan investasi

terhadap saham-saham di lantai bursa menurut Imam Ghozali dan Mudrik Al

Mansur (2002). Probabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Menurut Imam

Ghozali dan Mudrik Al Mansur (2002) bahwa variabel ROA berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat underpricing. Menurut Kim et al. (1993) bahwa

Variabel ROA berkorelasi negatif dengan initial return. Sedangkan menurut

Trisnawati (1998) dan Daljono (2000) bahwa tidak ada hubungan antara besarnya

ROA dengan initial return.

Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan

permasalahan yang diajukan adalah : Apakah besarnya tingkat Underpricing yang

terjadi di Bursa Efek Indonesia periode 2005-2009 dipengaruhi oleh reputasi

underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, financial leverage, dan return on

assets (ROA) secara individu ?

Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel-variabel :

reputasi underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, financial leverage, dan

return on assets (ROA) secara individu.

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut :

pertama, bagi investor Penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan

informasi kepada investor dan calon investor dalam melakukan strategi investasi

di pasar modal, sehingga dapat mengambil keputusan investasi yang dapat

mendatangkan keuntungan. Kedua, bagi emiten Penelitian ini dapat digunakan

sebagai pertimbangan, khususnya yang berkaitan dengan masalah keterbukaan

informasi bila akan melakukan initial public offering (IPO) untuk memperoleh

harga yang optimal. Ketiga, bagi kalangan akademis Penelitian ini diharapkan

dapat menjadi bahan tambahan wacana dan referensi serta literatur di bidang

keuangan, sehingga dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yang terkait dan

sejenis.

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

TELAAH PUSTAKA DAN PENELITIAN TERDAHULU

Underpricing

Yolana dan Dwi Martani (2005) mendefinisikan underpricing adalah

adanya selisih positif antara harga saham di pasar sekunder dengan harga saham

di pasar perdana atau saat IPO. Selisih harga inilah yang dikenal sebagai initial

return (IR) atau positif return bagi investor. Underpricing adalah fenomena yang

umum dan sering terjadi di pasar modal manapun saat emiten melakukan IPO.

Fenomena underpricing dikarenakan adanya mispriced di pasar perdana sebagai

akibat adanya ketidakseimbangan informasi antara pihak underwriter dengan

pihak perusahaan. Dalam literatur keuangan masalah tersebut disebut adanya

asymetri informasy.

Di Indonesia, fungsi penjaminan hanya ada satu yaitu tipe full

commitment, sehingga pihak underwriter berusaha untuk mengurangi resiko

dengan jalan menekan harga di pasar perdana, agar terhindar dari kerugian

(Ghozali dan Mudrik Al Mansur, 2002). Tipe penjaminan full commitment adalah

tipe penjaminan yang beresiko tinggi bagi underwriter (Nurhidayati dan Nur

Indriantoro, 1998). Fenomena underpricing tidak menguntungkan bagi

perusahaan yang melakukan go public, karena dana yang diperoleh perusahaan

atau emiten tidak maksimal tetapi dilain pihak menguntungkan para investor

(Prastiwi dan Kusuma, 2001). Dan menurut Beatty (1989) bahwa para pemilik

perusahaan menginginkan agar meminimalkan underpricing, karena terjadinya

underpricing menyebabkan adanya transfer kemakmuran (Wealth) dari pemilik

kepada investor.

Initial Public Offering

Transaksi penawaran umum penjualan saham pertama kalinya terjadi di

pasar perdana (primary market). Kegiatan yang dilakukan dalam rangka

penawaran umum penjualan saham perdana disebut IPO (Initial Public Offerings).

Selanjutnya saham dapat diperjualbelikan di Bursa Efek, yang disebut pasar

sekunder (secondary market) (Rosyati dan Arifin Sebeni, 2002). Undang-undang

Republik Indonesia No.8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan

penawaran umum sebagai kegiatan penawaran yang dilakukan emiten untuk

Page 7: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang telah diatur dalam

undang-undang tersebut dan peraturan pelaksanaannya. Initial Public Offering

(IPO) atau sering disebut go public merupakan kegiatan penawaran saham atau

efek lainnya (Obligasi, Right, Warrant) yang dilakukan oleh emiten (perusahaan

yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat

berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan peraturan

pelaksanaannya. Selain kegiatan penawaran efek kepada pemodal oleh penjamin

emisi (underwriter) pada periode pasar perdana, juga mencakup kegiatan

penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan

jumlah efek yang tersedia dan pencatatan efek saat efek mulai diperdagangkan di

bursa.

Reputasi Underwriter

Dalam proses go public, sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder

(bursa efek), terlebih dahulu saham perusahaan yang akan go public dijual di

pasar perdana (Daljono,2000). Harga saham pada penawaran perdana ditentukan

berdasarkan kesepakatan antara peusahaan emiten dengan underwriter (penjamin

emisi efek), sedangkan harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme

pasar (berdasarkan permintaan dan penawaran). Underwriter adalah pihak yang

membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi

kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang

tidak terjual. Underwriter dalam hal ini memperoleh informasi lebih baik

mengenai permintaan saham-saham emiten, dibandingkan emiten itu sendiri. Oleh

karena itu, underwriter akan memanfaatkan informasi yang dimiliki untuk

memperoleh kesepakatan optimal dengan emiten.

Berhubung penentuan harga perdana saham ditentukan oleh emiten dan

underwriter sebagai penjamin emisi, sudah selayaknya kalau underwriter tersebut

mempunyai peran yang besar dalam menentukan harga perdana saham. Oleh

karena itu, underwriter sebagai pihak luar yang menjembatani kepentingan emiten

dan investor diduga berpengaruh terhadap tinggi rendahnya tingkat underpriced

(Nurhidayati dan Nur Indriantoro, 1998). Menurut Ghozali dan Mudrik Al Mansur

(2002) bahwa reputasi underwriter signifikan mempengaruhi fenomena

Page 8: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

underpricing dengan arah koefisien korelasi negatif. Namun menurut Yolana dan

Dwi Martani (2005) bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel reputasi penjamin emisi dengan underpricing. Dan tidak terdapat

pengaruh antara reputasi underwriter terhadap initial return (Sulistio, 2005).

Reputasi Auditor

Perusahaan yang akan melakukan IPO akan memilih Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang memiliki reputasi baik (Rosyati dan Arifin Sebeni, 2002).

Karena reputasi auditor berpengaruh pada kredibilitas laporan keuangan ketika

suatu perusahaan go public. Menurut Balvers at al. (1998) penelitian tersebut

tentang pengaruh reputasi auditor dan reputasi underwriter terhadap initial return.

Hasil analisisnya menunjukkan bahwa reputasi auditor dan reputasi underwriter

berpengaruh negatif terhadap initial return. Menurut Beatty (1989) bahwa initial

return dipengaruhi oleh reputasi auditor, reputasi underwriter, prosentase

penawaran saham, umur perusahaan, tipe penjamin emisi, dan indikator

perusahaan minyak dan gas. Sedangkan pada penelitian Daljono (2000) bahwa

reputasi auditor, umur perusahaan, persentase saham yang ditawarkan pada

publik, profitabilitas perusahaan yang diwakili ROA, dan solvability ratio,

terbukti tidak signifikan mempengaruhi initial return. Sedangkan menurut Sulistio

(2005) bahwa tidak terdapat pengaruh antara reputasi auditor terhadap initial

return.

Umur perusahaan

Umur perusahaan mencerminkan perusahaan tetap survive dan menjadi

bukti bahwa perusahaan mampu bersaing dan dapat mengambil kesempatan bisnis

yang ada dalam perekonomian (Ardiansyah, 2004). Menurut Daljono (2000),

umur perusahaan menunjukkan seberapa lama perusahaan mampu bertahan.

Semakin lama umur perusahaan, maka semakin banyak informasi yang telah

diperoleh masyarakat tentang perusahaan tersebut. Perusahaan yang sudah lama

berdiri, kemungkinan sudah mempunyai banyak pengalaman yang diperoleh.

Semakin lama umur perusahaan, semakin banyak informasi yang telah diperoleh

masyarakat tentang perusahaan tersebut. Dengan demikian akan mengurangi

adanya asimetri informasi dan memperkecil ketidakpastian di masa yang akan

Page 9: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

datang (Rosyati dan Sebeni, 2002). Menurut Rosyati dan Arifin Sebeni (2002)

bahwa reputasi penjamin emisi dan umur perusahaan mempengaruhi

underpricing.

Financial Leverage

Kemampuan perusahaan didalam membayar hutang dengan equity yang

dimiliki merupakan financial leverage. Apabila financial leverage tinggi,

menunjukkan risiko suatu perusahaan yang tinggi pula. Para investor dalam

melakukan keputusan investasi, tentu akan mempertimbangkan informasi

financial leverage sehingga menghindarkan penilaian harga saham perdana terlalu

tinggi yang menyebabkan terjadinya underpricing. Menurut Ghozali dan Mudrik

Al Mansur (2002) bahwa variabel financial leverage berpengaruh secara

signifikan terhadap underpricing dengan tingkat signifikansi 10%. Dan menurut

Sulistio (2005) bahwa terdapat pengaruh yang negatif signifikan antara tingkat

leverage terhadap initial return.

Return On assets

ROA merupakan informasi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan.

Informasi ini akan memberikan informasi kepada pihak luar mengenai efektivitas

operasional perusahaan. Probabilitas perusahaan yang tinggi akan mengurangi

ketidakpastian IPO sehingga mengurangi tingkat underpricing. Menurut Imam

Ghozali dan Mudrik Al Mansur (2002) bahwa ROA mempengaruhi underpricing

dengan level signifikansi 5% dengan arah negatif. Sedangkan menurut Trisnawati

(1998) dan Daljono (2000) bahwa tidak ada hubungan antara besarnya ROA

dengan initial return.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go public yang

tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melakukan penawaran saham perdana

(IPO) dengan periode tahun amatan yaitu tahun 2005 – 2009 sebanyak 50

perusahaan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan

menggunakan purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

Page 10: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

sesuai dengan tujuan penelitian. Metode purposive sampling adalah metode

pengambilan sampel yang didasarkan pada beberapa pertimbangan atau kriteria

tertentu.

Teknis Analisis data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan metode analisis

Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression). Analisis ini secara

matematis ditulis dengan persamaan sebagai berikut :

UP = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + ε

Dimana :

UP = Underpricing hari pertama sebagai dependen variabel

α = Konstanta

X1 = Reputasi underwriter

X2 = Reputasi Auditor

X3 = Umur perusahaan

X4 = Financial leverage

X5 = Return on assets (ROA)

β1 = Koefisien regresi reputasi underwriter

β2 = Koefisien regresi reputasi auditor

β3 = Koefisien regresi umur perusahaan

β4 = Koefisien regresi financial leverage

β5 = Koefisien regresi return on assets (ROA)

ε = error term

Definisi dan pengukuran variabel penelitian dapat dilihat pada tabel 1

dibawah ini :

Tabel 1

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

No. Variabel Deskripsi Skala/Indikator

1. Reputasi Underwriter Diukur dengan memberi nilai

1 untuk penjamin emisi yang

Variabel dummy

Page 11: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

masuk top 10 dalam 20 most

active brokerage house

monthly IDX berdasarkan

total frekuensi perdagangan

dan nilai 0 untuk penjamin

emisi yang tidak masuk top

10 (Chastina Yolana dan Dwi

Martani, 2005).

2. Reputasi Auditor Penentuan KAP berdasarkan

jumlah klien maupun

berdasar jumlah asset klien

yang dikuasai 3 (tiga) KAP

besar pada tahun 2005, 2006,

2007, 2008, dan 2009, dengan

menggunakan skala 1 dan

skala 0 untuk KAP yang non

prestigious (Trisnawati,

1998).

Variabel dummy

3. Umur Perusahaan Selisih antara tahun pendirian

perusahaan dengan tahun

IPO.

Interval

4. Financial Leverage DER = Total Hutang x 100%

Total Ekuitas

Persentase/Rasio

5. Return On Assets

(ROA)

ROA = Net Income x 100%

Total Asset

Persentase/Rasio

6. Underpricing IR = CP – OP x 100%

OP

Persentase/Rasio

Page 12: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Hipotesa Penelitian

Dalam penelitian ini, formula hipotesis yang diajukan sebagai berikut :

a. H1 : Reputasi underwriter berpengaruh negatif terhadap underpricing.

b. H2 : Reputasi auditor berpengaruh negatif terhadap underpricing.

c. H3 : Umur perusahaan berpengaruh negatif terhadap underpricing.

d. H3 : Financial leverage berpengaruh negatif terhadap underpricing.

e. H3 : Return on assets berpengaruh negatif terhadap underpricing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama untuk menilai apakah

persamaan regresi yang digunakan sudah memenuhi syarat BLUE (best linear

unbias estimator) dikemukakan oleh Imam Ghozali dan Mudrik Al Mansur

(2002). Model regresi yang akan diuji adalah UP = f (Reputasi Underwriter,

Reputasi Auditor, Umur Perusahaan, Financial Leverage, dan Return On Assets).

Pengujian yang dilakukan meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji

autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Mendeteksi

normalitas dilakukan dengan analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov

tanpa memasukkan variabel dummy reputasi underwriter dan reputasi auditor.

Variabel dummy diasumsikan telah terdistribusi normal (Cornelius, 2005).

Page 13: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Tabel 2

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov 1

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

UNDERPRIC

ING AGE

FIN_LE

V ROA

N 50 50 50 50

Normal Parametersa Mean .3702 16.26 .5456 5.9426

Std. Deviation .32334 10.437 .36252 4.16367

Most Extreme

Differences

Absolute .134 .130 .259 .157

Positive .134 .130 .259 .157

Negative -.133 -.086 -.156 -.091

Kolmogorov-Smirnov Z .947 .919 1.829 1.110

Asymp. Sig. (2-tailed) .332 .367 .002 .170

a. Test distribution is Normal.

Tabel 3 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov 2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .97271911

Most Extreme Differences

Absolute .133

Positive .072

Negative -.133

Kolmogorov-Smirnov Z .939

Asymp. Sig. (2-tailed) .341

a. Test distribution is Normal.

Page 14: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Uji Multikolinearitas

Uji Multikolonieritas adalah variabel dependen yang ada dalam model

memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien

korelasinya tinggi bahkan sama dengan satu) untuk mendeteksi adanya

multikolonieritas dapat dilihat matrik korelasi antara variabel independen.

Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -1.995 .604 -3.301 .002

REP_UNDER -.779 .283 -.324 -2.751 .009 .988 1.012

REP_AUD -.170 .303 -.068 -.561 .577 .924 1.083

LX3 .267 .212 .165 1.257 .215 .792 1.262

LX4 -1.014 .267 -.466 -3.801 .000 .913 1.096

LX5 -.412 .169 -.309 -2.433 .019 .848 1.180

a. Dependent Variable: LnY

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).

Tabel 5 Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .631a .398 .329 .94254 2.243

a. Predictors: (Constant), LX5, LX4, REP_UNDER, REP_AUD, LX3

Page 15: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 .631a .398 .329 .94254 2.243

a. Predictors: (Constant), LX5, LX4, REP_UNDER, REP_AUD, LX3

b. Dependent Variable: LnY

Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain.

Tabel 6 Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.220 .361 -.610 .545

REP_UNDER -.748 .289 -.311 -2.591 .013

REP_AUD -.153 .314 -.062 -.489 .627

AGE .013 .015 .122 .920 .363

FIN_LEV -1.500 .392 -.473 -3.830 .000

ROA -.060 .036 -.217 -1.675 .101

a. Dependent Variable: ABSUT

Page 16: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Hasil perhitungan regresi diikhtisarkan pada tabel 8 yang disajikan berikut

ini :

Tabel 7 Hasil Regresi Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1(Constant) -1.995 .604 -3.301 .002

REP_UNDER -.779 .283 -.324 -2.751 .009 .988 1.012

REP_AUD -.170 .303 -.068 -.561 .577 .924 1.083

LX3 .267 .212 .165 1.257 .215 .792 1.262

LX4 -1.014 .267 -.466 -3.801 .000 .913 1.096

LX5 -.412 .169 -.309 -2.433 .019 .848 1.180

a. Dependent Variable: LnY Sumber : Data Hasil SPSS 16

Deskripsi Hasil Pembahasan

Persamaan regresi dari hasil pengolahan SPSS adalah sebagai berikut :

LNUP = – 0,324X1 - 0,068X2 + 0,165X3 - 0,466X4 – 0,309X5 + ε (1)

Reputasi Underwriter

Variabel reputasi underwriter berpengaruh secara signifikan terhadap

tingkat underpricing. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai probabilitas sebesar

0.009 < 0,05. Dengan demikian H0 dapat ditolak yang berarti reputasi underwriter

berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing perusahaan. Dengan

koefisien regresi negatif (-0,324) menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif

signifikan antara reputasi underwriter terhadap underpricing.

Secara parsial variabel reputasi underwriter terbukti berpengaruh secara

signifikan terhadap tingkat underpricing. Hal ini dibuktikan dengan nilai

probabilitas lebih kecil dari 0,05. Temuan ini konsisten dengan temuan Ghozali

dan Al Mansur (2002), Daljono (2000), dan Rosyati dan Sebeni (2002).

Page 17: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Hal ini menurut Ghozali dan Al Mansur (2002) dikarenakan dalam

penjaminan emisi efek, peranan dari underwriter sangat besar, karena underwriter

yang lebih sering berhubungan dengan pasar modal mempunyai pengalaman yang

lebih banyak mengenai pasar modal kalau dibandingkan dengan pihak emiten.

Apabila suatu emisi saham dilakukan oleh underwriter yang mempunyai reputasi

bagus, maka kemungkinan saham yang dijamin oleh underwriter tersebut bisa

mendatangkan kesuksesan bagi emiten. Berhubung penentuan harga perdana

saham ditentukan oleh emiten dan underwriter sebagai penjamin emisi, sudah

selayaknya kalau underwriter tersebut mempunyai peran yang besar dalam

menentukan harga perdana saham. Oleh karena itu, underwriter sebagai pihak luar

yang menjembatani kepentingan emiten dan investor diduga berpengaruh terhadap

tinggi rendahnya tingkat underpriced (Nurhidayati dan Nur Indriantoro, 1998).

Reputasi Auditor

Reputasi auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

underpricing dengan probabilitas signifikan sebesar 0,577 lebih besar dari derajat

kepercayaannya sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan untuk menolak

hipotesis (H2) yang menyatakan bahwa reputasi auditor perusahaan berpengaruh

secara signifikan terhadap tingkat underpricing.

Tanda Koefisien regresi (-0,068) yang menunjukkan hubungan negatif. Hal

ini berarti dimana semakin tinggi presentase reputasi auditor dari perusahaan yang

melakukan IPO maka semakin tinggi tingkat underpricing yang dialami

perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Rosyati dan Sebeni (2002) yang menemukan reputasi auditor tidak memiliki

pengaruh terhadap underpricing.

Hal ini kemungkinan karena lemahnya angka sigifikansi terhadap hipotesis

ini adalah lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap hasil laporan auditor,

walaupun emiten telah menggunakan auditor yang telah berafiliasi dengan KAP

asing. Hal ini juga disebabkan bahwa peran auditor dalam pemeriksaan dan

pengujian terhadap laporan keuangan perusahaan-perusahaan yang publik belum

memberikan keyakinan yang memadai di mata investor (Nurhidayati dan

Indriantoro, 1998). Dengan demikian besar kecilnya reputasi auditor yang

Page 18: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

melakukan audit laporan keuangan sebelum perusahaan melakukan IPO tidak

mempengaruhi besar kecilnya underpricing perusahaan. Hasil ini konsisten

dengan penelitian Trisnawati (1998), Nurhidayati dan Indriantoro (1998), Daljono

(2000), Nasirwan (2000), maupun Ardiansyah (2004). Tidak signifikannya

variabel ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya kepercayaan investor

terhadap hasil laporan auditor.

Umur Perusahaan

Umur Perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

underpricing dengan probabilitas signifikan sebesar 0,215 lebih besar dari derajat

kepercayaannya sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan untuk menolak

hipotesis (H3) yang menyatakan bahwa umur perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap tingkat underpricing.

Tanda Koefisien regresi (0,165) yang menunjukan hubungan positif. Hal ini

berarti dimana semakin tinggi presentase umur perusahaan dari perusahaan yang

melakukan IPO maka semakin tinggi tingkat underpricing yang dialami

perusahaan tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, dimana

seharusnya umur perusahaan mempunyai hubungan negatif dengan tingkat

underpricing. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh

Nurhidayati dan Indriantoro (1998), Daljono (2000), Ghozali dan Al Mansur

(2002) dan Ardiansyah (2004) yang menyatakan bahwa variabel umur perusahaan

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap underpricing.

Hal ini dimungkinkan adanya perbedaan pengambilan sampel karena

penelitian ini menggunakan data terbaru yaitu tahun 2005-2009. Dimana pada

periode tersebut, tingkat inflasi yang terus meningkat searah dengan naiknya

harga-harga pokok, tingkat keamanan dalam negeri yang sering terlanda isu

SARA, kondisi perekonomian dan negara yang tidak stabil, kebijakan politik

pemerintah berubah-ubah akibat pergantian presiden, serta sentimen pasar dan

banyaknya penyelewengan serta pemalsuan laporan keuangan baik pada

perusahaan yang sudah lama berdiri maupun pada perusahaan yang baru berdiri

sehingga dimungkinkan persepsi pemodal pada perusahaan, tidak dapat

ditentukan dari besarnya umur perusahaan. Bahkan jika dilihat dari koefisien

Page 19: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

regresi positif, menunjukkan bahwa kecenderungan perusahaan yang sudah lama

berdiri tingkat underpricingnya justru tinggi, karena perusahaan yang maju

dengan pesat, tidak membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melakukan go

public.

Financial Leverage

Variabel fiancial leverage (FIN_LEV) memiliki angka probabilitas sebesar

0,000 yang lebih kecil dari derajat kepercayaan sebesar 0,05 sehingga hipotesis

(H4) yang menyatakan tedapat pengaruh yang signifikan antara financial leverage

terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

Daljono (2000), Ghozali dan Al Mansur (2002), dan Ardiansyah (2004).

Tanda koefisien regresi (-0,466) yang menunjukkan hubungan negatif yang

menjelaskan bahwa semakin tinggi financial leverage maka semakin rendah

tingkat underpricing pada perusahaan.

Hal ini menunjukkan bahwa investor pasar modal Indonesia, khususnya

yang membeli saham di pasar perdana adalah investor jangka pendek bukan

investor panjang. Financial leverage dianggap mampu mencerminkan kinerja dan

prospek perusahaan di masa yang akan datang. Setelah perusahaan melakukan

penjualan saham di pasar penawaran perdana, perusahaan akan mendapatkan hasil

penjualan emisi yang pada dasarnya adalah dana yang ditanam oleh investor.

Investor merasa mereka harus mengetahui apakah dana tersebut digunakan

perusahaan untuk membayar hutangnya atau untuk pembiayaan kegiatan investasi

guna melakukan ekpansi baru yang dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

Hedge dan Miller (1996) menjelaskan bahwa emiten yang berkualitas akan

menggunakan besarnya nilai hutang yang dimiliki sebagai sinyal positif kepada

investor untuk menunjukan bahwa perusahaan sedang berkembang dan

membutuhkan biaya yang tinggi dalam melakukan investasi sehingga harus

memenuhi kebutuhan dananya melalui hutang. Investor yang menangkap

informasi tersebut akan beranggapan bahwa perusahaan dengan nilai hutang yang

besar memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang, hal ini akan

mengurangi resiko ketidakpastian yang dihadapi oleh investor sehingga tingkat

underpricing akan semakin rendah.

Page 20: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Hal ini tidak sesuai dengan yang diharapkan, dimana seharusnya financial

leverage mempunyai hubungan positif secara signifikan dengan initial return.

Semakin besar tingkat leverage-nya, maka initial return-nya semakin besar.

Return On Assets (ROA)

Variabel return on assets (ROA) memiliki angka probabilitas sebesar 0,019

yang lebih kecil dari derajat kepercayaan sebesar 0,05 sehingga hipotesis (H5)

yang menyatakan tedapat pengaruh yang signifikan antara ROA terhadap tingkat

underpricing pada penawaran perdana ditolak. Hal ini konsisten dengan temuan

Ghozali dan Al Mansur (2002), dan Ardiansyah (2004) yang menyatakan bahwa

variabel Return On Assets (ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat

underpricing. Namun, hasil temuan ini tidak konsisten dengan Daljono (2000)

yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara besarnya ROA dengan initial

return.

Tanda koefisien regresi (-0,309) yang menunjukkan hubungan negatif yang

menjelaskan bahwa semakin tinggi return on assets (ROA) maka semakin rendah

tingkat underpricing pada perusahaan.

Hasil temuan ini menunjukkan bahwa investor dalam membeli saham di

pasar perdana sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersihnya. Imam Ghozali (2002) menjelaskan bahwa ROA

perusahaan yang tinggi dapat mengurangi tingkat ketidakpastian dan resiko yang

dihadapi oleh investor. Investor menganggap bahwa perusahaan dengan ROA

yang besar telah memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola modal

yang akan ditanamkan investor, sehingga emiten dan underwriter tidak perlu

menetapkan harga yang terlalu underpriced agar investor mau terlibat dalam

kegiatan penawaran perdana.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

yang mempengaruhi tingkat underpricing yang terjadi di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode tahun 2005 – 2009 dengan sampel penelitian sebanyak 50 emiten.

Page 21: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini ada 5 yaitu reputasi

underwriter, reputasi auditor, umur perusahaan, financial leverage, return on

assets (ROA). Sedangkan variabel dependennya adalah Underpricing. Dan model

analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah diuraikan di atas, maka dapat

diambil kesimpulan :

1. Reputasi underwriter, berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghozali dan Al Mansur (2002),

Daljono (2000), dan Rosyati dan Sebeni (2002). Hal ini menurut Ghozali

dan Al Mansur (2002) dikarenakan dalam penjaminan emisi efek, peranan

dari underwriter sangat besar, karena underwriter yang lebih sering

berhubungan dengan pasar modal mempunyai pengalaman yang lebih

banyak mengenai pasar modal kalau dibandingkan dengan pihak emiten.

Apabila suatu emisi saham dilakukan oleh underwriter yang mempunyai

reputasi bagus, maka kemungkinan saham yang dijamin oleh underwriter

tersebut bisa mendatangkan kesuksesan bagi emiten. Hasil ini tidak

konsisten dengan temuan Nurhidayati dan Indriantoro (1998) dan

Ardiansyah (2004) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara variabel reputasi underwriter dengan initial return.

2. Reputasi auditor, tidak berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosyati dan Sebeni (2002) yang

menemukan reputasi auditor tidak memiliki pengaruh terhadap

underpricing. Hal ini kemungkinan karena lemahnya angka sigifikansi

terhadap hipotesis ini adalah lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap

hasil laporan auditor, walaupun emiten telah menggunakan auditor yang

telah berafiliasi dengan KAP asing. Hasil ini konsisten dengan penelitian

Trisnawati (1998), Nurhidayati dan Indriantoro (1998), Daljono (2000),

Nasirwan (2000), maupun Ardiansyah (2004). Tidak signifikannya

Page 22: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

variabel ini kemungkinan disebabkan oleh rendahnya kepercayaan investor

terhadap hasil laporan auditor.

3. Umur perusahaan, tidak berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Nurhidayati dan Indriantoro (1998),

Daljono (2000), Ghozali dan Al Mansur (2002) dan Ardiansyah (2004)

yang menyatakan bahwa variabel umur perusahaan tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap underpricing. Hal ini dimungkinkan adanya

perbedaan pengambilan sampel karena penelitian ini menggunakan data

terbaru yaitu tahun 2005-2009.

4. Financial leverage, berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Daljono (2000), Ghozali dan Al

Mansur (2002), dan Ardiansyah (2004).

5. Return on assets (ROA), berhasil menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil penelitian ini mendukung

hasil penelitian yang dilakukan oleh Ghozali dan Al Mansur (2002), dan

Ardiansyah (2004) yang menyatakan bahwa variabel return an assets

(ROA) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat underpricing. Hasil

temuan ini menunjukkan bahwa investor dalam membeli saham di pasar

perdana sangat memperhatikan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba bersihnya. Namun, hasil temuan ini tidak konsisten

dengan Daljono (2000) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan

antara besarnya ROA dengan initial return.

Saran

Setelah melakukan analisis pada penelitian ini ada beberapa saran yang

bisa dijadikan masukan bagi para peneliti yang akan mengkaji ulang tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada masa mendatang.

1. Para pemodal dalam menanamkan modalnya di BEI, khususnya dalam

membeli daham di pasar perdana dapat mempertimbangkan faktor-faktor

Reputasi underwriter, financial leverage, dan Return on assets (ROA).

Page 23: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Karena ketiga faktor fundamental keuangan dan signalling tersebut

ternyata berpengaruh signifikan terhadap tingkat underpricing.

2. Penelitian ini tidak berhasil membuktikan adanya pengaruh antara reputasi

auditor dengan underpricing. Oleh karena itu, hendaknya menjadi

perhatian bagi KAP untuk meningkatkan kualitas pengauditan.

3. Sampel yang dipakai perlu ditambah lebih banyak lagi agar data

berdistribusi normal.

4. Para peneliti yang tertarik untuk melakukan penelitian dibidang yang sama

dapat menggunakan atau menambah variabel-variabel keuangan lainnya

yang ada dalam prospektus yang kemungkinan mempengaruhi

underpricing, misalnya EPS, PER, ROI, serta variabel-variabel yang

mencerminkan kondisi ekonomi makro, misalnya tingkat suku bunga bank,

tingkat inflasi, untuk itu perlu adanya penkajian ulang sebagai bukti bahwa

variabel-variabel tersebut benar-benar berpengaruh terhadap tingkat

underpricing atau tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert. 1997. Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta : Mediasoft Indonesia.

Ambarnilasari, Dinda Aprilia. 2010. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing Pada Saat Initial Public Offering (IPO) Di BEJ Periode 2005-2007”. Skripsi Tidak Dipublikasikan, Jurusan Manajemen, Universitas Diponegoro.

Ardiansyah, Misnen. 2004. “Pengaruh Variabel Keuangan terhadap Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO serta Moderasi Besaran Perusahaan terhadap Hubungan antara Variabel Keuangan dengan Return Awal dan Return 15 Hari Setelah IPO di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7, No. 2, h. 125-153.

Balvers, R.J.McDonald and R.E. Miller. 1988. “Underpricing of New Issues and the Choice of Auditor as a Signal of Investment Banker Reputation. Accounting Review”. Vol.LXIII, No.4, pp. 605-622.

Baron, D.P. 1982. “A Model of the Demand for Investment Banking Advising and Distribution Services for New Issues”. Journal of Finance, September, pp. 955-976.

Page 24: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Beatty. R.P. 1989. “Auditor Reputaion and The Pricing of Initial Public Offering. Accounting Review”, Vol. LXIV, No. 4, h. 693-709.

Daljono. 2000. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Initial Return Saham yang Listing di BEJ Tahun 1990-1997”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi III, h. 556-572.

Darmadji, Tjiptono dan Hendy M.Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia : Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Empat.

Ernyan dan Suad Husnan. 2002. “Perbandingan Underpricing Penerbitan Saham Perdana Perusahaan Keuangan dan Nonkeuangan di Pasar Modal Indonesia : Pengujian Hipotesis Asimetri Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.17, No.4, h. 372-383.

Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam dan Mudrik Al Mansur. 2002. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Underpriced di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 4. No. 1, h. 74-87.

Hedge, S.P dan R. E. Miller. 1996. “The Informational Role Of Debt and The Pricing of Initial Public Offerings”. Emporical issuer In Raising Equilty Capital : 151-174.

Holland, K.M. dan J.G. Horton. 1993. “Initial Public Offerings on the Unlisted Securities Market : the impact of Professional Advisor”. Accounting & Business Research, Vol. 24, No. 93, pp. 19-34.

Husnan, Suad. 2005. Dasar–dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 4. Yogyakarta : AMP YKPN.

Leland, H. And D. Pyle. 1997. “Informational Asymmetries”. The Journal of Finance, Vol.XXXII, No.2, May, pp. 371-387.

Nurhidayati, Siti dan Nur Indriantoro. 1998. “Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Tingkat Underpriced pada Penanam Perdana”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 13.

Prastiwi, Arum dan Indra Wijaya Kusuma. 2001. “Analisis Kinerja Surat Berharga Setelah Penawaran Perdana (IPO) di Indonesia”. Jurnal Ekonomi dan Bisinis Indonesia, Vol. 16, No. 2, h. 177-187.

Rosyati dan Arifin Sabeni. 2002. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Underpricing Saham pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Jakarta (Tahun 1997-2000)”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi V, h. 286-297.

Page 25: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ...eprints.undip.ac.id/26940/1/Jurnal_Skripsi_Tifani_Puspita.pdf · pasar perdana ( primary market ). Kegiatan yang dilakukan dalam

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta : Erlangga.

Sitompul, Asril. 2000. Pasar Modal (Penawaran Umum dan Permasalahannya) Dilengkapi dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal Beserta Penjelasannya. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti.

Sulistio, Helen. 2005. “Pengaruh Informasi Akuntansi dan Non Akuntansi Terhadap Initial Return : Studi Pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering di Bursa Efek Jakarta”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII, h. 87-99.

Trisnawati, Rina. 1998. “Pengaruh Informasi Prospektus Terhadap Return Saham Di Pasar Perdana”. Disertasi tidak dipublikasikan, Thesis S2 UGM.

. 1999. Pengaruh Informasi Prospektus pada Return Saham di Pasar Perdana. Kompartemen Akuntan Pendidik, h. 24 – 25 sep : 1-13.

Trihendradi, Cornelius. 2005. Step by Step SPSS 13 Analisis Data Statistik. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Yolana, Chastina dan Dwi Martani. 2005. “Variabel-variabel yang Mempengaruhi Fenomena Underpricing pada Penawaran Saham Perdana di BEJ Tahun 1994-2001”. Kumpulan Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII, h. 538-551.

Wahyudi, Sugeng. 2003. Analisis Pasar Modal : Penjamin Emisi dan Keuntungan Perdana. Suara Merdeka.

Wirawan Yasa, Gerianta. 2005. “Penyebab Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana Di Bursa Efek Jakarta”. h. 1-29, http://www.google.com. Diakses 8 Maret 2010.