analisis faktor-faktor yang mempengaruhi utang …
TRANSCRIPT
Volume 5 Tahun 1, Juli 2015
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 129
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UTANG LUAR NEGERI DI INDONESIA
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur
Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Halu Oleo
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study aims to determine and analyze the factors that affect foreign debt in Indonesia either
partially or simultaneously. The variables used in this research are domestic revenue (PDN), total central
government expenditure (GPUSAT) and Budget Deficit (DA) and total Foreign Debt in Indonesia. The data
used are secondary data sourced from Bank Indonesia, Indonesian Central Bureau of Statistics and Ministry
of Finance. Analyzer used is Multiple Linear Regression analysis with OLS (Ordinary Least Square) method
and using E-Views8 Program period research aid with year 1995-2015.
The results show that simultaneously government revenues, government expenditure and budget
deficit have a significant effect on foreign debt in Indonesia. With a probability value of F-statistics 0,000000.
From the regression results obtained value of adjusted coefficient (R2) of 0.9781, this illustrates that the
independent variables are together able to provide an explanation of the dependent variable of 97.81 percent.
The remaining 2.19 percent is influenced by other variables outside the model. Partially, government revenue
has significant and negative effect, government expenditure has a significant and positive impact on foreign
debt in Indonesia.
Keywords: Government Revenue, Government Expenditure, Budget Deficit, Foreign Debt
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang fokus terhadap
pembangunan ekonomi nasional dan pertumbuhan ekonominya. Pembangunan ekonomi dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang menyebabkan kenaikan pendapatan rill per kapita penduduk
suatu negara dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sistem kelembagaan. Indonesia
menganut perekonomian terbuka dimana dalam menjalankan perekonomiannya pemerintah tidak
luput akan adanya interaksi dari pihak swasta ataupun negara-negara lain. Dalam hal ini, Indonesia
tentu memerlukan pembiayaan yang cukup besar untuk membangun perekonomian yang merata
dan sejahtera bagi rakyatnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator
keberhasilan negara dalam menjalankan roda pembangunan yang pada akhirnya akan dipergunakan
sepenuhnya bagi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya seperti halnya negara berkembang
lainnya, Indonesia mengandalkan utang luar negeri untuk membiayai pembangunan.
Pada umumnya negara-negara berkembang membutuhkan utang dari luar negeri untuk
menutupi kesenjangan antara tabungan domestik dengan kebutuhan investasinya, serta
kesenjangan antara ekspor dan impornya. Pada negara berkembang, jumlah modal domestik sering
kali tidak cukup untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi sehingga terjadi kesenjangan modal.
Berdasarkan kondisi tersebut, kebijakan pemerintah untuk melakukan utang tidak hanya
dilakukan oleh negara-negara berkembang, tetapi dilakukan juga oleh negara-negara industri maju.
Salah satu contohnya adalah pembangunan kembali perekonomian negara-negara Eropa Barat pasca
Perang Dunia (PD) II pada dekade 1950-an melalui bantuan dana yang sangat besar dari Amerika
Serikat (AS), yang dikenal dengan Marshall Plan. Tidak hanya itu, Korea Selatan mungkin tidak
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 1
akan semaju sekarang jika tidak ada bantuan yang sangat besar dari Amerika Serikat (AS) setelah
perang Korea berakhir menjelang pertengahan Dekade 50-an. Apabila tidak ada bantuan keuangan
dari negara maju atau lembaga-lembaga internasional maka jumlah negara yang sangat miskin (Least
Development Countries atau LDCs) akan jauh lebih banyak dibanding saat ini, utang bukan
merupakan sesuatu yang tabu, utang diperlukan untuk pembiayaan pembangunan melalui defisit
yang dialami negara tersebut.
Hal ini juga berlaku bagi Indonesia, sejak awal pembangunan Tahun 1969 atau sejak
pelaksanaan rencana pembangunan lima tahun pertama (Repelita 1), utang luar negeri telah
memainkan peran yang sangat besar sebagai salah satu sumber pembiayaan untuk menutupi
kelangkaan modal di dalam negeri. Pada saat itu, pendapatan per kapita sangat rendah yaitu hanya
sekitar 50 dolar, tingkat kemiskinan sangat tinggi, jumlah orang yang buta huruf sangat banyak,
sektor-sektor ekonomi dalam keadaan stagnasi, dan kondisi keuangan pemerintah sangat parah
akibat pemerosotan selama orde lama, serta tabungan domestik (dari pemerintah dan masyarakat)
sangat kecil. Kondisi ini membuat Indonesia sama miskinnya dengan Nepal dan Bangladesh atau
sebanding dengan negara-negara miskin di Afrika. Berdasarkan pertimbangan pragmatis, presiden
Suharto berpendapat bahwa dengan kondisi seperti itu, satu-satunya sumber pembiayaan
pembangunan ekonomi dan sosial adalah dengan pengadaan utang luar negeri, utang baru menjadi
suatu persoalan apabila pemerintah negara yang bersangkutan tidak berhati-hati dalam
pengelolaanya.
Sebagai dasar teori, utang luar negeri digunakan untuk menutupi kesenjangan antara
tabungan dan investasi, defisit transaksi berjalan, dan defisit anggaran pemerintah/APBN. Dan
pembahasan tentang utang luar negeri dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan kerangka teori
Three Gap Model yang menunjukkan bahwa defisit pembiayaan investasi terjadi karena tabungan
lebih kecil dari investasi (I-S= resource gap), dan defisit perdagangan disebabkan karena ekspor
lebih kecil dari impornya (X-M= trade gap). Disamping itu, masih ada defisit dalam anggaran
pemerintah karena penerimaan pemerintah dari pajak lebih kecil dari pengeluaran pemerintah (T-G=
fiscal gap). Kondisi ini terjadi pada tiap perhitungan neraca pembayaran dalam transaksi
perdagangan.
Anggaran pembangunan (APBN) yang merupakan gambaran bagaimana pemerintah
mengelola penyelenggaraan negara, dalam prakteknya tidak pernah seimbang. Meskipun tidak ada
kesepakatan umum, sebagian pemikir ekonomi mengganggap bahwa konsep seimbang dalam APBN
Indonesia adalah konsep seimbang yang semu, yang mana defisit dalam anggaran ditutupi oleh
komponen utang luar negeri.
Utang luar negeri sering membuat pemerintah kurang terpacu untuk meningkatkan
pendapatan dalam negerinya. Hal ini ditunjukkan dengan kekurangan dalam pembiayaan
pengeluaran pemerintah dalam APBN yang selalu ditutup dengan utang, terutama utang luar negeri.
Beberapa hasil riset penelitian terdahulu yang sejalan dengan kajian yang diteliti mengemukakan
bahwa hasil riset oleh Mahindun (2007), Widharma (2013), Rusydi (2014) baik pengeluaran dalam
negeri, pengeluaran pembangunan berpengaruh dan pengeluaran pemerintah pusat posisitif dan
signifikan terhadap utang luar negeri. Sedangkan hasil riset lainnya menunjukkan bahwa penerimaan
pajak dan penerimaan pemerintah pusat berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri
dikemukakan oleh Widharma (2013), Rusydi (2014), namun penelitian lainnya yaitu Mahindun
(2007) mengemukakan bahwa pendapatan (PDB) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap utang
luar negeri. Sedangkan pengaruh defisit anggaran terhadap utang luar negeri berpengaruh positif dan
signifikan terhadap utang luar negeri yang dikemukakan oleh Mahindun (2007), tetapi riset lainnya
Suharno (2008) yang mengemukakan defisit anggaran berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
utang luar negeri. Pada penelitian A Minuddin (2013) yaitu menunjukkan secara tidak langsung
defisit anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi melalui utang
luar negeri. Berbeda dengan penelitian Widharma (2013) menunjukkan defisit anggaran tidak
berpengaruh signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah melalui pengeluaran pembangunan.
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 2
Hal ini dikarenakan defisit anggaran pemerintah tidak disebabkan oleh peningkatan pengeluaran
pemerintah namun lebih disebabkan oleh kebijakan subsidi BBM yang harus ditanggung oleh APBN
setiap tahunnya, kenaikkan harga minyak dunia telah membuat subsidi BBM menjadi bertambah
besar sehingga memperbesar defisit anggaran, karena sebagian kebutuhan minyak dalam negeri di
Indonesia hasil dari ekspor belum mampu memproduksi didalam negeri untuk memenuhi konsumsi
BBM yang sangat besar.
Berdasarkan laporan badan pusat statistik dan bank indonesia dari berbagai edisi, kita dapat
menyandingkan hubungan keterkaitan pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit
anggaran terhadap utang luar negeri di indonesia dari tahun ketahun. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Perkembangan Pendapatan Pemerintah, Pengeluaran Pemerintah, Defisit Anggaran (Milliar Rupiah) dan
Utang Luar Negeri Indonesia (Juta US$) Tahun 2006-2015
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia 2016
Berdasarkan tabel 1.1 , bahwa baik pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah, defisit
anggaran dan utang luar negeri pada tahun 2006-2015 mengalami peningkatan yang fluktuasi dari 10
tahun terakhir. Pendapatan mengalami peningkatan yang besar terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar
64,37 persen tetapi utang luar negeri mengalami penurunan sebesar 1,39 persen. Pada tahun 2015
pengeluaran pemerintah mengalami peningkatan sebesar 10,69 persen tetapi utang luar negeri hanya
meningkat sebesar 2,71 persen. Sedangkan dilihat dari defisit anggaran pada tahun 2009 mengalami
penurunan sebesar 29,96 persen dan utang luar negeri mengalami peningkatan sebesar 11,47 persen.
Secara keseluruhan pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa pendapatan pemerintah meningkat
diiringi dengan utang luar negeri yang membengkak dengan kata lain utang luar negeri berada pada
tren yang melambat. Hal ini disebabkan karena adanya faktor lain yaitu pengeluaran pemerintah
yang masih lebih besar dari pendapatan pada tiap tahunnya, sehingga membutuhkan utang luar
negeri untuk menutupi defisit anggaran.
Kenaikan akumulasi utang luar negeri menyebabkan pemerintah harus mengambil utang luar
negeri yang baru untuk membayar utang luar negeri yang jatuh tempo. Beban utang luar negeri
berupa cicilan pokok dan bunga utang bertambah besar dari tahun ke tahun sejalan dengan
peningkatan jumlah utang luar negeri pemerintah, sehingga membebani (APBN) Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara.
Sebagai negara yang sedang berkembang Indonesia melaksanakan kebijakan fiskal yang
ekspansif dengan menggunakan instrument anggaran defisit. Masalah utang luar negeri yang
menjadi fenomena di negara-negara yang sedang membangun termasuk Indonesia untuk membiayai
defisit anggaran, baik utang dalam negeri maupun luar negeri memerlukan pengembalian yang tentu
akan mengurangi berbagai sumber keuangan negara. Utang memiliki pengaruh kuat dalam proses
Tahun
Pendapatan
Pemerintah (Milliar
Rupiah) %
Pengeluaran
Pemerintah (Milliar
Rupiah) %
Defisit
Anggaran (Milliar
Rupiah) %
Utang Luar Negeri Indonesia (Juta
US$) %
Pemerintah Swasta Total
2006 625237 64,37 647668 62,83 22431 28,97 75820 56813 132633 -1,39
2007 723058 15,65 763571 17,9 40513 80,61 80615 60565 141180 6,44
2008 781354 8,06 854660 11,93 73306 80,94 86600 68480 155080 9,85
2009 985725 26,16 1037067 21,34 51342 -
29,96 99265 73606 172871 11,47
2010 949656 -3,66 1047666 1,02 98010 90,9 118624 83789 202413 17,09
2011 1104902 16,35 1229558 17,36 124656 27,19 118642 106732 225375 11,34
2012 1311387 18,69 1435407 16,74 124020 -0,51 126119 126245 252364 11,98
2013 1529673 16,65 1683011 17,25 153338 23,64 123548 142561 266109 5,45
2014 1667141 8,99 1842495 9,48 175.354 14,36 129736 164035 293770 10,39
2015 1793589 7,58 2039483 10,69 245895 40,23 143009 167713 301722 2,71
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 3
perencanaan pembangunan di negara-negara berkembang, sehingga hampir tidak ada negara
berkembang yang hanya mengandalkan proses pembangunannya pada sumber-sumber daya
domestik. Artinya, porsi bantuan luar negeri tidak dilakukan sebagai faktor pelengkap lagi
(complementary factor) tetapi telah menjadi sumber utama dalam pembiayaan pembangunan.
Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan diatas, Maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian melalui penulisan skripsi dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Utang Luar Negeri Di Indonesia”.
II. KAJIAN TEORI
Pengertian Utang Luar Negeri
Utang pada dasarnya adalah suatu alternatif yang di lakukan karena berbagai alasan yang
rasional itu ada muatan urgensi dan ada pula muatan ekspansi. Muatan urgensi tersebut maksudnya
ialah utang dipilih mungkin sebagai sumber pembiayaan karena derajat urgensi kebutuhan yang
membutuhkan penyelesaian segera. Sedangkan muatan ekspansi berarti utang dianggap dapat
memberikan keuntungan. Utang luar negeri Indonesia yang dipublikasikan adalah utang luar negeri
pemerintah, bank sentral dan swasta. Utang luar negeri pemerintah adalah utang yang dimiliki oleh
pemerintah pusat, terdiri dari utang bilateral, multilateral, fasilitas kredit ekspor, komersial, leasing
dan Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan di luar negeri dan dalam negeri yang dimiliki
oleh bukan penduduk. SBN terdiri dari Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN). SUN terdiri dari Obligasi Negara yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dan
Surat Perbendaharaan Negara (SPN) yang berjangka waktu sampai dengan 12 bulan. SBSN terdiri
dari SBSN jangka panjang (Ijarah Fixed Rate /IFR) dan Global Sukuk (Bank Indonesia, 2016).
Masalah utang luar negeri dapat dijelaskan melalui pendekatan pendapatan nasional. Sebagai
salah satu sumber pembiayaan pambangunan, utang luar negeri dibutuhkan untuk menutupi tiga
defisit yaitu defisit tabungan, defisit anggaran dan deficit transaksi berjalan. Hubungan dalam ketiga
defisit ini menggunakan Three Gap Model Theory yang diperoleh dari persamaan identitas
pendapatan nasional yang menunjukan bahwa utang luar negeri digunakan untuk membiayai defisit,
pembayaran utang dan cadangan otoritas moneter (Basri, 2004 dalam Harahap, 2007).
Pengertian Pendapatan Pemerintah
Penerimaan negara diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang seluas-luasnya
yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa
yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang, dan sebagainya.
Dalam kenyataannya tidak dapat ditarik suatu batas yang tegas terhadap macam-macam sumber
penerimaan negara tersebut (Suparmoko, 2013:127)
Hubungan pendapatan pemerintah dan utang luar negeri adalah Utang muncul karena
penerimaan dalam negeri masih belum mampu menutupi kebutuhan pembangunan, hal ini
mengisyaratkan bahwa terjadi kesenjangan antara investasi dengan tabungan. Namun berbeda
dengan teori ricardian invariance mengenai utang public dimana ketergantungan berlebihan pada
pajak akan berdampak untuk masalah utang. Alasan utama adalah terjadinya defisit yang bervariasi
dalam mempertahankan tarif pajak. Hal ini berdampak pada utang melalui pengeluaran pemerintah.
Pengertian Pengeluaran Pemerintah
Pengeluaran pemerintah merupakan salah satu komponen kebijakan fiskal yang bertujuan
untuk laju investasi,nmeningkatkan kesempatan kerja, memelihara kestabilan ekonomi dan
menciptakan distribusi pendapatan yang merata melalui belanja negara baik itu belanja rutin maupun
belanja pembangunan.
Menurut teori Peacock dan Wiseman adalah dua orang yang mengemukakan teori mengenai
perkembangan pengeluaran pemerintah. Peacock dan Wiseman mengemukakan pendapat lain dalam
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 4
menerangkan perilaku perkembangan pemerintah. Mereka mendasarkannya pada suatu analisis
penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah selalu berusaha memperbesar pengeluarannya
dengan mengandalkan memperbesar penerimaan pajak yang besar (Prasetya, 2012).
Pengertian Defisit Anggaran
Menurut teori Kelompok Neoklasik, defisit anggaran akan meningkatkan tingkat konsumsi
dalam jangka panjang dengan cara membebankan pajak untuk generasi berikutnya. Dan kaum
Keynesian berpendapat bahwa defisit anggaran mempengaruhi perekonomian sedangkan teori
lainnya yaitu Ricardian Equivalence (RE) bahwa kebijakan defisit anggaran tidak mempunyai
pengaruh terhadap perekonomian, termasuk di dalamnya tingkat konsumsi, investasi, suku bunga,
dan tingkat harga (Mankiw, 2006:437).
Kajian Empirik
Tabel 2 Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Judul
Alat
Analisis Hasil Penelitian
1.
Mahindun
Dhiani
Melda
Harahap
(2007).
Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
Utang Luar
Negeri
Indonesia.
Regresi
Linier
Berganda
Menunjukkan bahwa
pendapatan (PDB)
mempunyai pengaruh negatif
dan signifikan terhadap utang
luar negeri dan pengeluaran
dalam negeri, defisit
anggaran dan utang luar
negeri tahun sebelumnya
(ULNt-1)masing-masing
mempengaruhi secara positif
dan signifikan terhadap
variabel utang luar negeri.
2. Suharno
(2008)
Analisis
Kausalitas
dengan
pendekatan
Error
Correction
Model: Studi
Empiris Hutang
Luar Negeri
dengan Defisit
Anggaran
APBN di
Indonesia.
Hubungan
timbal balik
atau
kausalitas
dengan
model
dinamis
koreksi
kesalahan
(ECM).
Menunjukkan bahwa defisit
anggaran berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap utang
luar negeri.
3.
A Minuddin
Fatimah
(2013)
Analisis Faktor-
faktor yang
Mempengaruhi
Utang Luar
Negeri
Terhadap
Pertumbuhan
Ekonomi di
Indonesia
Regresi
Linear
Berganda
Menunjukkan bahwa secara
tidak langsung defisit
anggaran, tabungan domestik
dan ekspor berpengaruh
secara positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan
ekonomi melalui utang luar
negeri.
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 5
Periode 2002-
2011.
4. Widharma
(2013).
Utang Luar
Negeri
Pemerintah
Indonesia:
Kajian
Terhadap
Faktor-faktor
yang
Berpengaruh.
Regresi
Linear
Berganda
Menyimpulkan bahwa
penerimaan pajak
berpengaruh signifikan
terhadap utang luar negeri
pemerintah melalui
pengeluaran pembangunan,
sedangkan defisit anggaran
tidak berpengaruh signifikan
terhadap utang luar negeri
melalui pengeluaran
pembangunan.
5
Bahrul
Ulum
Rusydi
(2014)
Analisis
Dampak Utang
Luar Negeri
Terhadap
Kinerja Fiskal
Pemerintah.
Metode
Vector
Autoreggres
ion (VAR)
Menunjukkan bahwa
penerimaan pajak dan
pengeluaran pemerintah
pusat berpengaruh signifikan
terhadap utang luar negeri
sedangkan pengeluaran
investasi tidak memberikan
pengaruh yang signifikan.
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksplanatori (explanatory research). Metode
penelitian eksplanatori (explanatory research) adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel
mempengaruhi variabel lainnya. Adapun data yang digunakan adalah data sekunder dan analisis
hubungan antara variabel terikat dan variabel bebas menggunakan bantuan software Eviews8.
Jenis data yang digunakan adalah dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau hasil publikasi dari berbagai instansi,
organisasi, maupun perusahaan. Periode pengamatan data penelitian ini adalah 1999-2015. Adapun
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Data Utang Luar Negeri, Data Pendapatan
Pemerintah, Data Pengeluaran Pemerintah, Data Defisit Anggaran. Data yang digunakan dalam
penelitian ini bersumber dari: Bank Indonesia (BI), Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian
Keuangan (KemKeu)
Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda yang akan diestimasi dengan
metode Ordinary Least Square (OLS). Metode OLS adalah metode yang dinyatakan dengan angka-
angka yang dalam perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program
pengolah data statistik yang dikenal dengan eviews. Metode-metode yang digunakan yaitu analisis
deskriptif, uji asumsi klasik, uji signifikansi simultan (uji statitik F), koefisien determinasi R2, dan uji
signifikansi parameter individual (uji statistik t).
Penelitian ini mengadaptasi model regresi berganda Gujarati (2006) dengan persamaan
sebagai berikut:
Y = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3 +e……………………………….…….....……...…(1)
Keterangan :
Y = Variabel Dependen
X1 X2 X3 = Variabel Independen
β0 = Koefisien Konstanta
β1+ β2+ β3 = Koefisien Regresi
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 6
e = Faktor Kesalahan
Maka fungsi dalam penelitian ini adalah
ULN = f ( Y, G, DA )..............................................................................(2)
Lalu, persamaan 3.3 ditransformasikan kedalam bentuk variabel penelitian memiliki satuan
yang berbeda dengan spesifik model yaitu :
LogULN = β0 + β1LogY + β2LogG + β3LogDA + e................................(3)
Dimana :
ULN = Utang Luar Negeri Indonesia
Y = Pendapatan Pemerintah
G = Pengeluaran Pemerintah
DA = Defisit Anggaran
β0 = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien penjelasan masing-masing input nilai parameter
e = Eror term Untuk memenuhi analisis regresi tersebut perlu uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Pengujian
asumsi klasik yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan
uji autokorelasi. Sedangkan pengujian hipotesis adalah uji t, uji F dan koefisien determinasi.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Berdasarkan pengujian asumsi klasik tabel 3, yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa
model regresi yang digunakan bebas dari masalah asumsi klasik. Sehingga dapat dilakukan Uji
Hipotesis untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.
Tabel 3 Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas
Nilai probabilitas
0.952344 atau 95.23
persen
nilai α = 0.05
atau 5 persen
0.952344 > 0.05
berdistribusi normal
Uji Multi-
kolinearitas
(Uji Klein)
Nilai regresi auxiliary
R2LOGPDN =0.968350
R2LOGGPUSAT =0.968279
R2LOGDA = 0.031740
Nilai regresi
Aslinya (R2 =
0,978101)
0.968350, 0.968279,
0.031740 < 0,978101
terbebas dari masalah
multikolinearitas
Uji Heteros-
kedastisitas
(Uji White)
Nilai probabilitas
0.0789 atau 7.89 persen
nilai α = 0.05
atau 5 persen
0.0789 > 0.05
tidak terdapat
permasalahan
heteroskedastisitas
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 7
Uji
Autokorelasi
(uji Breusch-
Godfrey Serial
Correlation
LM Test)
Nilai probabilitas
0.4802 atau 48.02
persen
nilai α = 0.05
atau 5 persen
0.4802 > 0.05
tidak terdapat
permasalahan
autokorelasi
Adapun hasil uji regresi disajikan sebagaimana tabel 4. Berdasarkan hasil regresi
sebagaimana tabel 4 maka model ekonometrika yang dihasilkan, yaitu sebagai berikut:
LogULN = 1.8882-0.4128*LOGPDN + 1.1851*LOGGPUSAT - 0.0032*LOGDA
Tabel 4 Hasil Regresi
Konstanta LOGPDN LOGGPUSAT LOGDA
Koefisien 1.888226 -0.412753 1.185072 -0.003168
Stdr. Error 0.414516 0.132623 0.151893 0.012445
t-Statistik 4.555258 -3.112215 7.802024 -0.254550
Prob. 0.0005 0.0083 0.0000 0.8031
Adjusted R2 0.978101
Prob (F-Stats) 0.000000
Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai koefisien variabel mengandung arti sebagai berikut:
a. Konstanta (β0) = 1.8882, berarti bahwa jika tidak ada perubahan pada nilai Penerimaan
Dalam Negeri (PDN), Pengeluaran Pemerintah Pusat (Gpusat) dan Defisit Anggaran (DA),
maka akan menambah Utang Luar Negeri sebesar 1.8882 persen.
b. Koefisien (β1) = -0.4128, artinya jika penerimaan dalam negeri meningkat sebesar sepuluh
persen, dengan asumsi variabel pengeluaran pemerintah pusat dan defisit anggaran konstan.
Maka utang luar negeri akan menurun sebesar 4.128 persen.
c. Koefisien (β2) =1.1851, artinya jika pengeluaran pemerintah pusat meningkat sebesar
sepuluh persen, dengan asumsi variabel penerimaan dalam negeri dan defisit anggaran
konstan. Maka utang luar negeri akan meningkat sebesar 11.851 persen.
d. Koefisien (β3) = -0.0032, artinya jika defisit anggaran menurun sebesar sepuluh persen,
dengan asumsi variabel penerimaan dalam negeri dan pengeluaran pemerintah pusat
konstan. Maka utang luar negeri akan menurun sebesar 0.032 persen.
Variabel Pendapatan Pemerintah menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0083 lebih kecil dari
nilai α = 0.05 atau 5 persen (0.0083 < 0.05), yang berarti menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel Pendapatan Pemerintah secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Utang Luar Negeri di Indonesia periode 1999-2015.
Variabel Pengeluaran Pemerintah menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.0000 lebih kecil dari nilai
α = 0.05 atau 5 persen (0.0000 < 0.05), yang berarti menolak Ho dan menerima Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel Pengeluaran Pemerintah secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel Utang Luar Negeri di Indonesia periode 1999-2015.
Variabel Defisit Anggaran menunjukkan nilai probabilitas sebesar 0.8031 lebih besar dari nilai α =
0.05 atau 5 persen (0.8031 < 0.05), yang berarti menolak Ha dan menerima Ho. Hal ini menunjukkan
bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel Defisit Anggaran secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel Utang Luar Negeri di Indonesia periode 1999-2015.
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 8
Pada sisi lain, berdasarkan hasil regresi, diperoleh nilai probabilitas (Prob. F-Stats) sebesar
0.000000 lebih kecil dari nilai α = 0.05 atau 5 persen(0.000000 < 0.05) yang berarti menolak Ho dan
menerima Ha. Sehingga dapat dinyatakan bahwa pada tingkat kepercayaan 95 persen variabel bebas
(Pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran) memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia periode 1999-2015 Selanjutnya dari hasil regresi
diperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0.978101. hal ini berarti bahwa 97.81 persen dari variasi
cadangan devisa mampu dijelaskan oleh variabel pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah
dan defisit anggaran sedangkan 0,021899 atau 2.19 persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Pembahasan
a. Pengaruh Pendapatan Pemerintah, Pengeluaran Pemerintah dan Defisit Anggaran terhadap
Utang Luar Negeri
Dari hasil uji simultan diperoleh bahwa nilai probabilitas lebih kecil dari nilai α =
0.05 atau 5 persen (0.0000 < 0.05). hal ini berarti bahwa pendapatan pemerintah, pengeluaran
pemerintah dan defisit anggaran secara simultan berpengaruh signifikan terhadap utang luar
negeri di Indonesia. Dengan demikian, besarnya utang luar negeri dapat diprediksi dari
pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran melalui model
persamaan regresi tersebut.
Hal ini sejalan dengan teori three gap model yang menyatakan bahwa pinjaman luar
negeri dibutuhkan untuk menutupi tiga defisit yaitu defisit tabungan, defisit anggaran dan
defisit transaksi berjalan. Hubungan dalam ketiga defisit ini dijelaskan dengan menggunakan
teori three gap model yang diperoleh dari persamaan identitas pendapatan nasional yang
menunjukkan bahwa utang luar negeri digunakan salah satunya untuk membiayai defisit
anggaran. Karena pengeluaran pemerintah yang masih lebih besar dari pendapatan
pemerintah pada tiap tahunnya, sehingga membutuhkan utang luar negeri untuk menutupi
defisit anggaran tersebut.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mahindun Dhiani Melda
Harahap (2007), Widharma (2013) dan Bahrul Ulum Rusydi (2014). Dimana hasil
penelitiannya secara keseluruhan penerimaan pajak, pengeluaran pemerintah dan defisit
anggaran berdampak positif dan signifikan. Peningkatan penerimaan pajak, pengeluaran
pemerintah pusat dan defisit anggaran akan mengakibatkan peningkatan pertumbuhan utang
luar negeri.
b. Pengaruh Pendapatan Pemerintah terhadap Utang Luar Negeri
Berdasarkan hasil regresi, variabel pendapatan pemerintah berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel
pendapatan pemerintah menunjukkan tanda negatif, yaitu sebesar 0.4128 sehingga dapat
diartikan jika pendapatan pemerintah naik sebesar 10 persen maka utang luar negeri
Indonesia akan turun sebesar 4.128 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa pendapatan pemerintah
secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap utang luar negeri di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan pemerintah akan
menurunkan utang luar negeri di Indonesia. Menurut teori mengenai utang public melalui
teori hipotesis ricardian invariance yang salah satunya bermakna bahwa menurunnya utang
luar negeri akan meningkatkan pajak dimasa yang akan datang. Hipotesis Ricardian
invariance menyebutkan bahwa peningkatan utang luar negeri tidak akan meningkatkan
pendapatan pemerintah. Secara teori, utang luar negeri diperlukan pada level yang wajar.
Penambahan utang akan memberikan dampak positif sampai pada satu titik atau batas
tertentu. Namun pada saat jumlah ULN telah melewati batas tersebut maka penambahan
utang justru akan membawa dampak negatif dengan menurunnya level investasi di
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 9
Indonesia. Oleh karena itu peningkatan pajak di masa depan akan digunakan untuk
membiayai cicilan dan bunga utang luar negeri yang dilakukan oleh pemerintah (Mankiw,
2006).
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widharma (2013),
Bahrul Ulum Rusydi (2014). Dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Penerimaan
pajak berpengaruh negatif dan signifikan terhadap utang luar negeri pemerintah melalui
pengeluaran pembangunan, dimana pengaruh penerimaan pajak terhadap utang luar negeri
pemerintah melalui pengeluaran pembangunan adalah sebesar 24,4 persen dan menjadi
variabel paling dominan diantara variabel pada model yang secara tidak langsung
mempengaruhi utang luar negeri pemerintah.
c. Pengaruh Pengeluaran Pemerintah terhadap Utang Luar Negeri
Berdasarkan hasil regresi, variabel pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel
pengeluaran pemerintah menunjukkan tanda positif, yaitu sebesar 1.1851 sehingga dapat
diartikan jika pengeluaran pemerintah naik sebesar 10 persen maka utang luar negeri
Indonesia akan naik sebesar 11.851 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Hasil ini sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa pengeluaran pemerintah
secara parsial berpengaruh signifikan dan positif terhadap utang luar negeri di Indonesia.
Baik utang luar negeri maupun pengeluaran pemerintah selalu mengalami peningkatan,
secara keseluruhan terjadinya peningkatan pada pengeluaran pemerintah diakibatkan oleh
tingginya anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai post-post pengeluaran termasuk
didalamnya pembayaran cicilan pokok utang luar negeri. Besarnya pengaruh utang luar
negeri di Indonesia dikarenakan kebijakan utang luar negeri pemerintah selama ini dimana
utang baru sebagian besar dipakai untuk membiayai utang lama yang sudah jatuh tempo.
Artinya pemerintah menutup utang lama dengan utang baru sehingga mengakibatkan jumlah
utang luar negeri pemerintah yang sangat besar. Jumlah utang luar negeri yang diambil
pemerintah tidak banyak terserap ke pengeluaran pembangunan yang sebenarnya merupakan
komponen APBN terpenting dalam mendorong laju perekonomian.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mahindun Dhiani
Melda Harahap (2007), Widharma (2013) dan Bahrul ulum Rusydi (2014). Dimana hasil
penelitiannya menyatakan pengeluaran pemerintah pusat baik yang bersifat rutin maupun
pembangunan berpengaruh positif dan signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.
d. Pengaruh Defisit Anggaran terhadap Utang Luar Negeri
Berdasarkan hasil regresi, variabel Defisit Anggaran berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap utang luar negeri Indonesia. Nilai koefisien regresi untuk variabel defisit
anggaran menunjukkan tanda negatif, yaitu sebesar 0.0032 sehingga dapat diartikan jika
defisit anggaran turun sebesar 10 persen maka utang luar negeri Indonesia akan turun sebesar
0.032 persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan.
Hasil penelitian ini sudah sesuai dengan hipotesis penelitian bahwa defisit anggaran
secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap utang luar negeri di
Indonesia. turun sebesar 10 persen maka utang luar negeri Indonesia akan turun sebesar 0.032
persen dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Hasil penelitian ini sudah sesuai
dengan hipotesis penelitian bahwa defisit anggaran secara parsial berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap utang luar negeri di Indonesia.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan defisit anggaran akan
menurunkan utang luar negeri di Indonesia. Defisit anggaran adalah anggaran yang memang
direncanakan untuk defisit, sebab pengeluaran pemerintah direncanakan lebih besar dari
penerimaan pemerintah (G>T). Anggaran yang defisit ini biasanya ditempuh bila pemerintah
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 10
ingin menstimulasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini umumnya dilakukan bila perekonomian
berada dalam kondisi resesi.
Dalam teori pendekatan Ricardian Equivalence berpendapat bahwa ekspansi anggaran
pemerintah tidak ada pengaruh apapun (netral) terhadap utang luar negeri. Menurut penulis
dalam penelitian ini jika defisit anggaran menurun dan utang luar negeri juga ikut menurun
akan berdampak baik untuk perekonomian pemerintah karena dari turunya defisit anggaran
dapat meningkatkan tabungan domestik pemerintah yang di dapatkan melalui penerimaan
pajak dari masyarakat, serta jika utang turun, maka biaya untuk membiayai cicilan pokok
atau pengembalian bunga utang bisa digunakan untuk pembiayaan pembangunan yang
lainnya.
Berdasarkan pada prilaku utang luar negeri terbagi menjadi dua jenis yaitu utang
pemerintah dan utang swasta, dalam hal ini kaitannya dengan defisit anggaran yang menurun
dikarenakan beberapa tahun terakhir utang pemerintah yang juga ikut menurun di sebabkan
pemerintah lebih banyak membayar kewajiban cicilan pokok utang dari pada menambah
besarnya utang luar negeri. Sedangkan utang swasta meningkat di karenakan
terkonsentrasinya pembiayaan disektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta
listrik, gas dan air bersih.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Widharma (2013).
Dimana hasil penelitiannya menunjukkan defisit anggaran tidak berpengaruh signifikan
melalui pengeluaran pembangunan terhadap utang luar negeri. Hal ini terjadi karena besarnya
defisit anggaran pemerintah tidak disebabkan oleh peningkatan pengeluaran pemerintah
namun disebabkan oleh kebijakan subsidi BBM. Penelitian lain yang tidak sejalan dengan
penelitian ini yang dilakukan oleh Mahindun Dhiani Melda Harahap (2007), A Minuddin
Fatimah (2013) yang tidak sejalan dengan penelitian ini. Dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa defisit anggaran mempunyai pengaruh signifikan terhadap utang luar
negeri di Indonesia. Membengkaknya defisit anggaran di Indonesia karena kurangnya
keseriusan pemerintah dalam mengatasi keuangan negara. Karena masing-masing hanya
meperhatikan diri sendiri, dapat dilihat dari meningkatnya setiap tahun KKN di Indonesia,
yang akhirnya dapat menghambat pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Oleh sebab itu
peemerintah dalam mengatasi masalah tersebut mengambil langkah untuk melakukan
pinjaman keluar negeri. Yang diharapkan dapat menutupi defisit tersebut, sehingga dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan
beberapa kesimpulan :
1. Pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit angggaran berpengaruh signifikan
terhadap utang luar negeri. Hal ini menunjukkan bahwa utang luar negeri digunakan salah
satunya untuk membiayai defisit anggaran karena pengeluaran pemerintah yang masih lebih
besar dari pendapatan pemerintah tiap tahunnya, sehingga membutuhkan utang luar negeri untuk
menutupi defisit anggaran tersebut.
2. Pendapatan pemerintah berpengaruh signifikan dan negatif terhadap utang luar negeri. Hal ini di
karenakan mengandalkan pinjaman dari luar negeri sebagai salah satu sumber penerimaan negara
hanya akan menjadi masalah dikemudian hari, oleh karena itu pendapatan pemerintah melalui
peningkatan pajak di masa depan akan digunakan untuk membiayai cicilan dan bunga utang luar
negeri yang dilakukan oleh pemerintah.
Rieski Prodeo Patria, Syamsir Nur: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ………
Jurnal Ekonomi Pembangunan (JEP) UHO, Volume 5 Tahun 1, Juli 2015 11
3. Pengeluaran pemerintah berpengaruh signifikan dan positif terhadap utang luar negeri. Hal ini di
karenakan baik utang luar negeri pemerintah maupun pengeluaran pemerintah selalu mengalami
peningkatan, secara keseluruhan terjadinya peningkatan pada pengeluaran pemerintah
diakibatkan oleh tingginya anggaran yang dibutuhkan untuk mendanai post-post pengeluaran
termasuk didalamnya pembayaran cicilan pokok utang luar negeri.
4. Defisit anggaran berpengaruh tidak signifikan dan negatif tehadap utang luar negeri. Hal ini di
karenakan defisit anggaran pemerintah tidak lagi menjadi salah suatu hal yang berpengaruh
terhadap utang luar negeri. Karena pemerintah akan terus meningkatkan utangnya dalam upaya
membiayai program-program pembangunan didalam negeri, berupa pembangunan infrastruktur
dan yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, bidang pertahanan-keamanan, bidang hukum
sosial pendidikan, kesahatan dan lain-lain.
Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah Bagi peneliti
selanjutnya untuk pengembangan hasil penelitian ini, sebaiknya model yang digunakan dapat dikaji
lebih lanjut, faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap utang luar negeri di Indonesia selain
variabel pendapatan pemerintah, pengeluaran pemerintah dan defisit anggaran.
DAFTAR PUSTAKA
A. Minuddin, Fatimah. 2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Utang Luar Negeri
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia Periode 2002-2011”. Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makasar.
Bank Indonesia. 2016. Statistik Utang Luar Negeri Indonesia. Jakarta: Bank Indonesia.
Bank Indonesia, 2016. Laporan Perekonomian Indonesia 1999-2016. Jakarta: Bank Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-dasar Ekonometrika Jilid I. Erlangga: Jakarta.
Harahap, Mahindun Dhiani Melda. 2007. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Utang luar
negeri Indonesia. Tesis Magister Ekonomi Pembangunan. Program Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara.
Kementerian Keuangan. 2016. Beberapa Edisi. Data Pokok APBN dan APBN-P. Jakarta:
Kementerian Keuangan.
Mankiw, Gregory. Edisi keenam, 2006. Makroekonomi. Erlangga: Jakarta.
Prasetya, Ferry. 2012. Modul Ekonomi Publik Bagian V: Teori Pengeluaran Pemerintah. Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
Rusdi, Bahrul Ulum. 2014. Analisis Dampak Utang Luar Negeri Terhadap Kinerja Fiskal
Pemerintah. Jurnal Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin
Makssar.
Suharno. 2008. Analisis kausalitas dengan pendekatan Error Correction model : studi empiris
hutang luar negeri dengan defisit anggaran APBN di Indonesia. Jurnal EKO-REGIONAL,
Vol.3, No.1. Fakultas Ekonomi Universitas Jendral Soedirman.
Suparmoko, M. Edisi Keenam. 2013. Keuangan Negara Dalam Teori Dan Praktik. BPFE:
Yogyakarta.
Widharma, I Wayan Gayun, dkk. 2013. Utang Luar Negeri Pemerintah Indonesia: Kajian Terhadap
Faktor-faktor yang berpengaruh. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana.