analisis pelaksanaan program perlindungan …

39
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PERAWAT YANG BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT DI RSUD AMBARAWA Oleh: NOARI ELISTA SARI NIM: 212011100 KERTAS KERJA Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Guna Memenuhi Sebagian dari Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS PROGRAM STUDI : MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM

PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA PERAWAT YANG

BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT DI RSUD

AMBARAWA

Oleh:

NOARI ELISTA SARI

NIM: 212011100

KERTAS KERJA

Diajukan kepada Fakultas Ekonomika dan Bisnis

Guna Memenuhi Sebagian dari

Persyaratan-persyaratan Untuk Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi

FAKULTAS : EKONOMIKA DAN BISNIS

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2015

Page 2: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …
Page 3: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …
Page 4: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …
Page 5: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …
Page 6: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

x

ABSTRACT

Hospital is one of the service institutions that operate 24 hours with the nurse as the front liners

in the hospital health service. The task performed by nurses in their service is directly related to

working hours shift. By applying this regulation in shift hours, the health safety and security

procedures must be applied at best and based on the standard in order to maintain safety and

security of the nurses. Based on the preliminary interview at Ambarawa Public Hospital there

have never been any problem arise with the working hours shift. Whereas based on the earlier

research Deo (2012) and Fitria & Hasnah (2013) working in shift may cause problem to health

safety and securities issues. The purpose of this research is to find out how the Ambarawa public

Hospital apply health and safety security procedures. This is a qualitative research; the method

use to collect information is by interview to 7 nurses working by shift hours at Ambarawa Public

Hospital. Observation and data analysis is using qualitative method. The result shows that the

application of health, safety, and security to nurses working in shift hours is not running based on

the regulation of Health Minister, there are some rules that have not been met such as providing

food for nurses during night shift, regular health check and usage of self protective equipments.

Keywords: health, safety and security, nurse shift, hospital

Page 7: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

xi

SARIPATI

Rumah Sakit adalah salah satu pelayanan yang beroperasi 24 jam dimana perawat merupakan

ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. Pekerjaan seorang perawat dalam memberikan

pelayanan keperawatan tidak terlepas dari pengaturan jam kerja /shift kerja. Dengan adanya

pengaturan tersebut, Perlindungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja harus diterapkan sebaik

mungkin dan sesuai dengan standar yang ada dengan tujuan agar kesehatan dan keselamatan kerja

perawat terjaga dengan baik. Berdasarkan wawancara pendahuluan di RSUD Ambarawa belum

pernah timbul dengan adanya masalah akibat kerja dalam karyawan shiftnya.Padahal berdasarkan

penelitian sebelumnya (Deo,2012) pekerja perawat mengalami gangguan kesehatan dan

keselamatan, dari analisis data diketahui bahwa gangguan tidur sebanyak 52,6% dan gangguan

kesehatan sebanyak 69,4%. Penelitian (Fitria &Hasnah, 2013) berdasarkan data yang di dapatkan

data perawat yang bekerja shift 85% dan yang nonshift 15%. Shiftkerja yang paling banyak

menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah pada pekerja shift malamPenelitian ini

merupakan penelitian kualitatif yang dilaksanakan secara langsung terhadap objek yang diteliti,

untuk mendapat data – data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah, pengumpulan

data dilakukan dengan metode wawancara yang dilakukan terhadap 7 informasi pekerja perawat

shift dari 198 pekerja di RSUD Ambarawa dan observasi, analis data menggunakan metode

kualitatif. Hasil penelitian ini adalah bahwa Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

untuk perawat shift belum berjalan sesuai dengan yang seharusnya yang di tetapkan oleh

Keputusan Menteri Kesehatan.

Kata kunci: K3, Perawat Shift, RSUD

Page 8: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya

yang sungguh luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas kerja ini sebagai salah

satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas

Kristen Satya Wacana Salatiga. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak-

pihak terkait yang telah memberi bimbingan, bantuan dan dukungan selama perkuliahan dan

sampai pada akhirnya kertas kerja ini boleh selesai dengan baik. Untuk itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai, memberkati, menolong, memberikan

pengharapan kepada penulis

2. Kedua orang tua tercinta bapak dan ibu Suwarno, kakak tersayang Nuryanti, serta

adik tersayang Retno Amwar yang selalu memberi dukungan, semangat, dan doa.

3. Ibu Rosally Franksiska SE, MBA selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan

telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing penulis

menyelesaikan kertas kerja ini. Terimakasih Ibu atas ide-ide, saran dan kritik yang

membangun selama ini.

4. Bapak Prof. Christantius Dwiatmadja, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

5. Ibu Roos Kities Andadari, SE, MBA, Ph.D, selaku Ketua Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana.

6. Ibu Hani Sirine SE, MBA, selaku wali studi selama perkulihan.

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membagikan bekal ilmu

pengetahuan dan pengalaman kepada penulis selama perkuliahan.

8. Seluruh staf TU Fakultas Ekonomika dan Bisnis yang telah membantu penulis selama

kuliah di Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

9. Bapak Bambang dan perawat RSUD Ambrawa yang telah mengijinkan, memberikan

waktu serta informasi bagi penulis untuk melakukan wawancara dan observasi.

10. Teman-teman terbaik penulis selama menjalani studi di Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberi dukungan dan

semangat: Yohana Septyani, Farieda Leontin, Irnawati Sagala, Yuni Eka Risma

Page 9: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

xiii

Iriani, Margarita Silvia, Sara Linawati, Dimas Indra, Budi, serta rekan seperjuangan

seluruh angkatan 2011 Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

11. Sahabat sejatiku Erik dan Tanthia yang selalu memotivasi dan memberi dukungan.

Terimakasih sudah menjadi sahabat sejatiku selama ini disaat susah maupun senang.

Salatiga, 10 November 2015

Penulis

Noari Elist Sari

Page 10: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

xiv

MOTTO

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu bila sudah selesai

(mengerjakan yang lain). Dan berharaplah kepada Tuhanmu.

(Q.S Al Insyirah : 6-8)

"Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil; kita baru yakin kalau kita telah

berhasil melakukannya dengan baik."

(Evelyn Underhill)

Page 11: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

xv

DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... i

Pernyataan Keaslian Karya Tulis ........................................................................................... ii

Halaman Persetujuan/ Pengesahaan ....................................................................................... iii

Halaman Motto ...................................................................................................................... iv

Abstract .................................................................................................................................. vi

Saripati ................................................................................................................................... vii

Ucapan Terima Kasih ............................................................................................................ viii

Daftar Isi................................................................................................................................. ix

Latar Belakang Penelitian ..................................................................................................... 1

Tinjauan Pustaka.................................................................................................................... 3

Kesehatan dan Keselamatan Kerja......................................................................................... 3

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja................................................................ 3

Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja.......................... 4

Keputusan Menteri Kesehatan................................................................................... 5

Shift Kerja.................................................................................................................. 5

Undang – Undang Ketenagakerjaan Shift.................................................................. 6

Metode Penelitian.................................................................................................................... 6

Jenis Penelitian........................................................................................................... 6

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data................................................................ 6

Teknik Analisis Data ................................................................................................... 7

Hasil Penelitian dan Pembahasan........................................................................................... 7

Gambaran Umum Tentang RSUD Ambarawa........................................................... 7

Sistem Penerapan Shift Di RSUD Ambarawa............................................................ 10

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja......................................................... 12

Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja............................................................... 13

Standart Pelayanan Kesehatan Kerja........................................................................... 15

Page 12: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

xvi

Standart Pelayanan Keselamatan Kerja...................................................................... 17

Pembahasan............................................................................................................................ 19

Kesimpulan dan Saran............................................................................................................ 20

Kesimpulan.................................................................................................................. 20

Implikasi Terapan........................................................................................................ 20

Keterbatasan Penelitian................................................................................................ 21

Daftar Pustaka.......................................................................................................................... 22

Daftar Lampiran....................................................................................................................... 23

Page 13: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

1

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA PERAWAT YANG BEKERJA DENGAN SISTEM SHIFT DI

RSUD AMBARAWA

LATAR BELAKANG PENELITIAN

Rumah Sakit adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan

berupa pelayanan rawat jalan, pelayanan rawat inap, pelayanan gawat darurat yang mencakup

pelayanan medis dan penunjangmedis, serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga

kesehatan dan penelitian. Rumah Sakit membutuhkan tenaga kerja, salah satunya pekerja

perawat(Depkes RI 2003).Perawat adalah salah satu pekerja yang berperan penting dalam upaya

menjaga mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Perawat yang bertugas di ruang inap dan

rawat jalan akan mempunyai resiko yang lebih besar terhadap kesehatan dan keselamatan bagi

perawat sendiri (Mariyanti& Citrawati, 2011). Resiko kesehatan bagi perawat tersebut antaralain

saat perawat berinteraksi dengan pasien yang intensitasnya paling tinggi dibandingkan dengan

komponen lainnya. Setiap hari perawat tidak pernah jauh dan selalu berinteraksi dengan pasien.

Hal tersebut yang membuat perawat selalu berhadapan langsung dengan bahaya dan dapat

mengancam kesehatan dan keselamatan kerja perawat baik pagi, siang maupun malam hari

(Wakhid dkk., 2011).

Perkembangan ekonomi sumberdaya manusia yang saat ini semakin pesat di Indonesia,

sehingga membuka peluang kerja yang sangat besar untuk tenaga kerja laki – laki dan

perempuan. Sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja di perusahaan juga tidak terlepas dari

adanya masalah, antaralain yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (Mallping &

Nurfadilah, 2013). Kesehatan dan keselamatan kerja dapat dicapai dengan melihat physiological

fisik yang terdiri dari kecelakaan, penyakit cidera dan kekerasan.Sedangkan dari segi psikologis

terdiri dari kesehatan mental, kejenuhan pekerjaan dan tekanan (Malthis, 2011).Dalam suatu

organisasi ada juga yang mewajibkan karyawannya untuk bekerja pada malam hari,salah satunya

pekerja perawat di RSUD Ambarawa.Pekerja shiftmalam secara konsisten mengalami kurang

tidur 1-3 jam dalam waktu 24 jam dibanding pekerja non-shift. Kualitas tidur pekerja shift

malam lebih rendah dibanding dengan pekerja non-shift, bekerja dimalam hari juga

menimbulkan berbagai resiko terutama dalam kesehatan, Tribun Jateng (2014).

Page 14: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

2

Dalam Undang – Undang No 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dalam pasal 86

dinyatakan bahwa tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dan kesehatan

kerja, moral dan kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia

serta nilai – nilai agama. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu masalah penting

dalam setiap proses operasional, baik di sektor tradisional maupun modern (Silalahi& Sillalahi

1991). Keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan dan dilaksanakan disetiap tempat

kerja.Salah satu upaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah memelihara faktor – faktor

lingkungan kerja agar dalam bekerja merasa aman dan sehat, sehingga tidak terserang penyakit

atau kecelakaan akibat kerja. Tenaga kerja jugaakan merasa nyaman dalam menjalankan

tugasnya (Hesti, 2012).

RSUD Ambarawa merupakan instansi rawat inap yang memperkerjakan perawat

sebanyak 198 pekerja. Pembagian kerja perawat dibagi menjadi dua bagian pekerja perawat shift

dan pekerja perawat non-sfhift. Pekerja shift sendiri juga dibagi menjadi tiga shift yaitu:shift pagi

jam kerja mulai dari jam 07.00-14.00, shift siang di mulai dari jam 14.00-20.00 dan shift malam

di mulai dari jam 20.00-07.00. Bekerja shiftbanyak menimbulkan banyak masalah mengenai

kesehatan dan keselamatan kerja terutama pada shift malam (Deo,2012). Berdasarkan wawancara

pendahuluan di RSUD Ambarawa ini belum muncul berbagai masalah mengenai kesehatan dan

keselamatan kerja terhadap pekerja perawat shift terutama padashift malamnya. Padahal

berdasarkan penelitian (Deo,2012) pekerja perawat mengalami gangguan kesehatan dan

keselamatan, dari analisis data diketahui bahwa gangguan tidur sebanyak 52,6% dan gangguan

kesehatan sebanyak 69,4%. Penelitian (Fitria &Hasnah, 2013) berdasarkan data yang di dapatkan

data perawat yang bekerja shift 85% dan yang nonshift 15%. Shiftkerja yang paling banyak

menyebabkan gangguan pola tidur pada pekerja adalah pada pekerja shift malam.

Berdasarkanlatar belakang di atas penulis merumuskan permasalahan yang ada yaitu,

bagaimana pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan kepada

perawat shift di RSUD Ambarawa?.Penelitian ini bertujuanuntuk dapat melihat secara langsung

bagaimana pelaksanaan program perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan

kepada perawat yang bekerja pada malam hari di Rumah Sakit Umum Ambarawa.

Page 15: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

3

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk lebih memahami tentang bagaimana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja

di RSUD Ambarawa penulis memaparkan teori mengenai kesehatan dan keselamatan kerja,

ruang lingkup kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit,pekerja shift dan Undang –

Undang yang terkandung dalam pekerja shift.

Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah keselamatan yang berhubungan dengan peralatan, tempat kerja

dan lingkungan, serta cara – cara melakukan pekerjaan dan keselamatan kerja juga merupakan

tugas semua pekerja (Bennet dan Rumodang, 1995).Menurut Suma’ur (2009) kesehatan kerja

adalah ilmu kesehatan yang diterapkan di lingkungan kerja yang bertujuan untuk mewujudkan

tenaga kerja yang sehat,produktif dalam bekerja, berada dalam keseimbangan yang mantap

antara kapasitas kerja, beban kerja dan keadaan lingkungan kerja, serta terlindung dari penyakit

yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan. Sedangkan WHO / ILO (1995) mengatakan

kesehatan dan keselamatan kerja adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan

meninggkatkan kesehatan para pekerja atau buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan

penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan, dan

rehabilitas. Konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja di Rumah Sakit adalah upaya yang

diberikan untuk seluruh pekerja rumah sakit, pasien, pengunjung atau pengantar orang sakit

untuk menciptakan lingkungan kerja, tempat kerja rumah sakit yang sehat, aman dan nyaman

baik bagi pekerja Rumah Sakit, pasien, pengunjung atau pengantar orang sakit, maupun bagi

masyarakat dan lingkungan sekitar Rumah Sakit.

Tujuan Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Menurut (Mangkunegara,2005) kesehatan dan keselamatan kerja bertujuan agar setiap

pegawai mendapat jaminan kesehatan dan keselamatan kerja baik secara fisik, sosial, dan

psikologis, perlengkapan kerja digunakan sebaik – baiknya, semua hasil produksi dipelihara

keamanannya, adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi

pegawai,meningkatkan kegairahan, keserasian kerja dan partisipasi kerja, supaya terhindar dari

gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan kerja atau kondisi kerja, dan agar semua

pegawai merasa aman dan terlindung dalam bekerja.

Page 16: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

4

Pengertian dan Ruang Lingkup Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan

bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat

kerja, khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit

penyakit atau mempunyai karyawan paling sedikit 10 orang. Maka Rumah Sakit (RS) juga

termasuk dalam kriteria tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan

dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja di RS, tapi juga

terhadap pasien maupun pengunjung RS.Sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS

menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Segala hal yang menyangkut penyelenggaraan K3 di Rumah

Sakit diatur di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 432 tentang Pedoman Kesehatan dan

Keselamatan Kerja (K3) di Rumah Sakit termasuk pengertian dan ruang lingkup kesehatan dan

keselamatan kerja di Rumah Sakit. Prinsip pelaksanaan dan program Kesehatan dan Keselamatan

Kerja Rumah Sakit (K3RS) dapat dipahami secara utuh, perlu diketahui pengertian komponen

dalam kapasitas kerja yang status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik

yang prima setiap pekerja, agar dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Program k3 di

Rumah Sakit bertujuan untuk melindungi keselamatan pasien, pengunjung, dan masyarakat serta

lingkungan sekitar Rumah Sakit.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,

upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari

gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah

seharusnya pihak pengelola RS menerapkan upaya-upaya K3 di RS. Sedangkan khususnya pada

pasal 165 pengelola tempat kerja wajib melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya

pencegahan, peningkatan, pengobatan dan pemulihan bagi tenaga kerja berdasarkan pasal diatas

maka pengelola tempat kerja di Rumah Sakit mempunyai kewajiban untuk menyehatkan para

tenaga kerjanya. Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping keselamatan

kerja.Rumah Sakit harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik terhadap pasien,penyediaan

pelayanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar dari berbagai potensi bahaya di Rumah

Sakit.Oleh karena itu Rumah Sakit dituntut untuk melaksanakan upaya kesehatan dan

keselamatan kerja (K3) yang dilaksanakan secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga resiko

terjadinya penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja di Rumah Sakit dapat dihindari,

Mentri Kesehatan RI (2010).

Page 17: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

5

Keputusan Menteri Kesehatan (KMK)

Keputusan Menteri Kesehatan (KMK) sangat berguna sebagai pedoman untuk

perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi seluruh masyarakat rumah sakit seperti

pasien, pengunjung, dan seluruh pekerja Rumah Sakit.Pengelola tempat kerja wajib melakukan

segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,peningkatan, pengobatan dan

pemulihan bagi tenaga kerja.KMK diterapkan di Rumah Sakit karena keputusan ini dibuat dan

ditujukan kepada seluruh masyarakat Rumah Sakit diantaranyaperawat, perawat merupakan

salah satu objek yang terkena dalam aturan yang diterapkan oleh KMK maka dari itu perawat

harus mematuhi peraturan yang diterapkanoleh KMK.

Shift Kerja

The International Labour Office (International Labour Organization, 1990) atau

organisasi buruh internasional mendefinisikan shift kerja adalah sebagai suatu metode dalam

bekerja dari suatu organisasi dimana para pekerja bekerja sama satu sama lain di tempat kerja

sehingga dapat beroperasi lebih lama daripada jam kerja yang normal. Bagi perusahaan

pengaturan shift kerja dilaksanakan dengan tujuan untuk menjaga kelancaran dan pemenuhan

target produksi, sedangkan bagi pekerja merupakan beban kerja yang harus dipikul sebagai

pekerja (Ummul, 2012). Bagi pekerja shift kerja berarti berada pada lokasi kerja yang sama. Shift

kerja berbeda dengan hari kerja biasa, dimana pada hari kerja biasa, pekerjaan dikerjakan secara

teratur pada waktu yang telah ditentukan sebelumnya, sedangkan shift kereja dapat dilakukan

lebih dari satu kali untuk memenuhi jadwal 24 jam/hari. Alasan lain dari shift kerja adalah

kebutuhan sosial akan pelayanan seperti polisi dan Rumah Sakit yang benar – benar dibutuhkan

pelayanannya dalam 24 jam/hari dan 7 hari/minggu (Susetya, 2012).

Undang – Undang Ketenagaakerjaan Pekerja Shift

Jam kerja untuk para pekerja diatur dalam Undang – Undang No.13 Tahun 2013 tentang

ketenagakerjaan yang terdapat dalam pasal 77 sampai dengan pasal 85.Pasal 77 ayat 1 mengatur

2 sistem waktu dalam kerja yaitu waktu kerja lembur,sedangkan pasal1 ayat 1 peraturan menteri

No.102/MEN/VI/2004 Undang – Undang menegenai shift pagi, shift siang dan shift malam jika

jam kerja di lingkungan suatu perusahaan atau badan hukum lainnya ditentukan menjadi tiga

shift pembagian setiap shift adalah maksimum 8 jam perhari, termasuk waktu istirahat antara jam

Page 18: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

6

kerja (pasal 79 ayat 2 huruf a UU No.13/2003). Setiap pekerja yang bekerja melebihi ketentuan

waktu kerja 8 jam/hari per-shift atau melebihi jumlah jam kerja 40 jam per minggu, harus

sepengetahuan dan dengan surat perintah tertulis dari pimpinan menejemen perusahaan yang

diperhitungkan sebagai waktu kerja lembur (Pasal 78 ayat 2 UU No.13/2003).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif secara

menyeluruh mendeskripsikan dengan bahasa dan kata – kata pada suatu konteks khusus yang

alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moelong, 2007).

Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis datayang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan sekunder, data

primer diperoleh dari hasil wawancara narasumber dan melakukan wawancara langsung ke

instansi. Untuk wawancara narasumber peneliti akan mewawancarai kepala bagian keperawatan

dan perawat yang bekerja di RSUD Ambarawa. Data sekunder diperoleh dari instansi dalam

bentuk Profil RSUD Ambarawa dan dokumen - dokumen yang dimiliki oleh instansi.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik wawacara, Moelong (2007)

mengatakan wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini dilakukan

oleh dua pihak yaitu pewawancara (yang mengajukan pertanyaan) dan terwawancara (yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu).Komunikasi secara langsung dapat berguna untuk

mendapatkan keterangan atau data yang dibutuhkan peneliti.Populasi sampel yang digunakan

sebanyak 7 orang karena berkaitan langsung dengan aktivitas yang dilakkan sehari – hari di

Rumah Sakit tersebut. Dan dengan memwawancari tujuh orang karena dengan mewawancarai 4-

10 orang hasil penelitian sudah bisa digeneralisir.

Teknik Analisis Data

Analisis data adalah menelaah seluruh data dari berbagai sumber seluruh data yang

diperoleh melalui wawancara,pengamatan, pencatatan yang ada dilapangan dan dari sumber -

sumber lainnya dibaca dan dipelajari dan di telaah keterkaitannya satu sama lain moelong (2007)

Page 19: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

7

Pemeriksaan keabsahan data didalam suatu penelitian kualitatif, pemeriksaan keabsahan

dan kepercayaan data berguna untuk memastikan bahwa data – data penelitiannya benar – benar

alamiah.Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan yang disebut dengan

triangulasi.Penelitian menggunakan uji triangulasi sumber.Menurut Sugiyono (2012:241),

triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari

berbagai teknik pengumpulan data sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan

pengumpulan data dengan triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang

sekaligus menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik

pengumpulan data dan berbagai sumber data.

HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Pada bagian ini disajikan hasil analisis dari data penelitian.Hasil analisis data penelitian

tersebut disajikan dan diuraikan satu persatu secara sistematis sesuai dengan fokus penelitian.

Gambaran Umum Tentang Rumah Sakit Umum Daerah Ambarawa

RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang berdiri sejak 1930, milik Yayasan Khatolik pada

masa pemerintahan Hindia Belanda, kemudian pada tahun 1945 sebagian pengelola diserahkan

kepada Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II dan pada tahun 1956 secara keseluruhan

Rumah Sakit diserahkan Pemerintah Daerah Tingkat II Kab. Semarang.Sesuai Surat Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 203/Man Kes/SK/II/1993, tanggal 23

Febuari1993 dan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat IIKab Semarang No: 203/2017/1993

RSUD Ambarawa berubah menjadi Rumah Sakit Type C dengan kapasitas 124 tempat

tidur.Susunan Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa pertama kalidiperoleh pada tahun

1995 yaitu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat IISemarang Nomor 28

Tahun 1995 tentang Pedoman Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah

Tingkat II Semarang.Berdasarkan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Semarang Nomor

4 Tahun 1999 dan Persetujuan Menteri Dalam Negeri Nomor 445/303/PUOD RSUD Ambarawa

menjadi Rumah SakitSwadana Daerah dengan kapasitas tempat tidur 140 tempat

tidur.Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor 4 Tahun 2002 dan Keputusan Menteri

Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 RSUD Ambarawa menjadi Rumah Sakit Swanda Daerah

dengan kapasitas tempat tidur 154 tempat tidur. Berdasarkan Keputusan Bupati Semarang

Page 20: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

8

Nomor 1 Tahun 2004 pengelolaan swadana RSUD Ambarawa dicabut, diusulkan untuk

mendapat Struktur Organisasi dan tata kerja yang baru. Berdasarkan Pemerintah Kabupaten

Semarang Nomor 20 Tahun 2005 tanggal 4 Januari 2005 tentang Struktur Organisasi dan Tata

Kerja RSUD Ambarawa dengan struktur Kepala RSUD Ambarawa Eselon 2B.

Pada Tahun 2008 RSUD Ambarawa mengalami perubahan Struktur Organisasi dan Tata

Kerja berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 19 Tahun 2008 tanggal 4

Januari 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata kerja RSUD Ambarawa.Pada Tahun 2011

RSUD Ambarawa mengalami perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja berdasarkan

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3 Tahun 2011 tanggal 4 Januari tentang Struktur

Organisasi dan Tata Kerja RSUD Ambarawa.Pada tahun 2011 RSUD Ambarawa menjadi PPK-

BLUD dengan status penuh dengan berdasarkan Keputusan Bupati Semarang Nomor

445/0529/2011 tanggal 27 Oktober 2011 tentang Penetapan Penerapan Pola Pengelola Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) dengan status Penuh

RSUD Ambarawa adalah milik Pemerintah Kabupaten Semarang yang terletak di jalan

Kartini No.101 Ambarawa Kabupaten Semarang, dengan luas lahan 12.000 𝑚2 .Penataan

bangunan yang ada saat ini masih dalam tahap pengembangan untuk memenuhi tuntunan

kebutuhan kapasitas dan kualitas pelayanan yang berkembang pesat baik dilihat dari sisi internal

(petugas pemberi pelayanan kesehatan) maupun eksternal (pengunjung dan pasien) Rumah Sakit.

Page 21: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

9

RSUD Ambarawa Kabupaten Semarang saat ini mempunyai kapasitas 250 tempat tidur

yang terdiri dari :

Tabel 1

Jumlah Tempat Tidur

No Nama Ruang Jumlah Tempat Tidur

1 VIP 15 Tempat Tidur

2 Kelas 1 38 Tempat Tidur

3 Kelas 2 49 Tempat Tidur

4 Kelas 3 113 Tempat Tidur

5 ICU 5 Tempat Tidur

6 Peristi 16 Tempat Tidur

7 Rawat Gabung 12 Tempat Tidur

Sumber: data profil RSUD Ambarawa (2011)

Tabel 2

Ruang Perawat

No Ruang Perawatan

1 Ruang Cempaka

2 Ruang Dahlia

3 Ruang Mawar

4 Ruang Seruni

5 Ruang Bougenvile

6 Ruang Melati

7 Ruang Flamboyan

8 Ruang Teratai

9 Ruang Nyelir

10 Ruang Anggrek

11 Ruang Intensive Care

Sumber: data profil RSUD Ambarawa (2011)

Page 22: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

10

Peneliti melakukan wawancara dengan beberapa narasumber, berikut tabel daftar nama

narasumber perawat:

Tabel 3

Narasumber

Nama Jabatan Usia(Tahun) Lama Kerja Pendidikan

Terakhir

Bpk.

Bambang

Kepala Bag.

Keperawatan

51 Tahun 2 Tahun S2

Ny. Hanif Perawat 34 Tahun 12 Tahun S1

Ny. Sari Perawat 24 Tahun 4 Bulan S1

Ny. Lilis Perawat 38 Tahun 6 Tahun S1

Ny. Sri Perawat 37 Tahun 6 Tahun S1

Bpk. Takim Perawat 24 Tahun 4 Bulan S1

Bpk. Agus Perawat 35 Tahun 3 Tahun S1

Sumber: data olahan (2015)

Sistem Penarapan Shift Di RSUD Ambarawa

Pembagian Waktu shift kerja perawat di RSUD Ambarawa di bagi menjadi tiga shift:

shift pagi, siang dan malam, pekerja dalam sistem shift ini berdampak dalam kelelahan kerja

pada pekerja perawat hal tersebut terlihat dari hasil pernyataan narasumber berikut ini :

”bagi saya shift pagi lebih melelahkan daripada shift malam dan shift siang karena pada

pagi hari programnya lebih banyak”.(Narasumber NS.3)

“saya lebih suka bekerja pada shift malam, karena shift malam pekerjaan’nya ringan,

dan shift yang menurut saya paling melelahkan itu bekerja pada pagi hari”.(NS.3)

Adapun fasilitas – fasilitas makan yangdiberikan kepada perawat, namun fasilitas yang

diberikan belum memenuhi standar dalam peraturan yang sudah diterapkan oleh KMK. Fasilitas

yang diberikan dan belum memenuhi standar dalam KMK ini pada saat shift malam, pekerja

yang dinas pada malam hari seharusnya mendapat makanan yang mengandung gizi lebih, hal

tersebut tersirat dan hasil pernyataan beberapa narasumber berikut ini:

Page 23: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

11

“untuk fasilitas pekerja shift menurut saya belum di terapkan dengan baik, terutama

pada shift malamnya karena kerja pada shift malam harus diberikan asupan tambahan

gizi dan disini belum di tentukan”.(NarasumberNS.2)

“fasilitas makan yang diberikan, disini yang diberikan untuk pagi dan siang hari snack,

dan untuk malam harinya dikasih mie instan sama telur”.(NS.5)

“Fasilitas, belum memenuhi aturan sih ya mbak yang buat shift malamnya, karena

fasilitas makan pada malam hari disini hanya dikasih mie instan dan telor saja”.(NS.6)

Bekerja pada malam hari bagi perawat yang bekerja di Rumah Sakit Umum Ambarawa

terkadang membawa dampak buruk terhadap kesehatan perawat yang berdinas malam, sesuatu

hal yang pernah terjadi yaitu sakit kepala dan demam, hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara

narasumber berikut:

“pernah sih meriang pada saat kerja di shift malam, pada siang hari saya tidak

beristirahat dengan cukup karena banyak pekerjaan rumah yang harus saya

selesaikan”.(NS.4)

“saya pernah sakit demam saat berdinas malam, sakit tersebut mungkin terjadi karena

perubahan cuaca yang extrim”.(Narasumber NS.6)

Sedangkan keamanan kerja dalam shiftdi RSUD ini dirasa sudah cukup aman bagi

pekerja shift, setiap shiftnya ada 2 atau 3 satpam yang keliling setiap 3 jam sekali, dan pada

malam hari yang di rasa lebih membutuhkan keamanan yang lebih 2 atau 3 satpam keliling setiap

2 jam sekali. Hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara dari beberapa narasumber berikut :

“selama saya bekerja selama 6 tahun di Rumah Sakit ini belum pernah terjadi sesuatu

hal yang melanggar aturan keamanan, jadi menurut saya keamanan kerja di Rumah

Sakit ini sudah baik”.(NS.4)

“keamanan di RSUD ini sudah berjalan dengan baik, dan alhamdulilah belum pernah

terjadi hal – hal yang tidak diinginkan”.(Narasumber NS.7)

Dalam hal kesehatan kerja, bekerja dalam sistem shift tidak berpengaruh terhadap

kesehan kerja perawat shift, pernah terjadi sakit ringan seperti sakit kepala dan sakit perutsaat

bekerja hal tersebut terjadi bukan karena pembagian waktu kerja tetapi karena faktor lain. Hal ini

dapat diketahui berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber berikut ini :

“sakit ringan seperti sakit perut dan kepala pusing sudah pernah saya alami saat bekerja

karena pasien yang datang banyak dan sampai – sampai saya telat makan”.(Narasumber

NS.5)

Page 24: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

12

“saya pernah mengalami sakit perut pada saat bekerja karena saya bangun kesiangan

dan tidak sarapan saat mau bekerja”.(NS.2)

Dalam pelaksanaan sistem kerja perawat shift di Rumah Sakit Umum Ambarawa, tidak

semua pekerja perawat bekerja dalam sistem shift. Setiap ruangan ada 14-18 perawat yang

berdinas perawat tersebut terdiri dari kepala manager 1 orang, kepala ruang 1 orang, ketua tim 4

orang, dan perawat pelaksana terdiri dari 8-12 orang. Perawat yang bekerja dengan sistem shift

ini adalah perawat pelaksana dan apabila berdinas pada malam hari kepala manager, kepala

ruang ketua tim akan digantikan dengan 1 orang perawat dan itu sifatnya bergilir. Pembagian

waktu kerja shift di Rumah Sakit ini 2 hari masuk pagi, 2 hari masuk siang dan 2 hari masuk

malam. Shift pagi jam kerja mulai dari jam 07.00-14.00, shift siang di mulai dari jam 14.00-20.00

dan shift malam di mulai dari jam 20.00-07.00. Perawat shift rata – rata lebih menyukai bekerja

pada malam hari karena waktunya yang terasa sangat singkat atau tidak terlalu lama, sedangkan

waktu yang tidak disukai pada waktu pagi hari karena banyak program yang harus di kerjaan

pada pagi hari

Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja(K3)

Pelaksanaan K3 ini sangat penting untuk persiapan menjaga dan mencegah terjadinya

kecelakaan atau sakit akibat kerja bagi seluruh karyawan di RSUD, ada beberapa aturan yang

harus di patuhi oleh pihak Rumah Sakit, aturan tersebut sudah di tetapkan dan di sahkan oleh

KMK antara lain :

1. Program K3

Ada beberapa Program K3 yang diterapkan dan ditetapkan oleh KMK program yang

termasuk dalam K3yaitu pengembangan SDM, pelayanan kesehatan kerja dan pelayanan

keselamatan kerja.

2. Standar Pelayanan Kesehatan

Standar pelayanan kesehatan adalah standaryang harus dilalaksanakan secara terpadu,

yang harus dilakukan Rumah Sakit untuk memenuhi standar pelayanan ini yakni Rumah

Sakit harus melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja bagi pekerja, Rumah

Sakit harus melakukan pemeriksaan secara berkala bagi SDM, melakukan pemeriksaan

kesehatan khusus bagi pekerja, meningkatkan kesehatan badan dan kemampuan fisik bagi

Page 25: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

13

pekerja dan memberi pengobatan dan perawatan secara rehabilitasi bagi perawat Rumah

Sakit yang menderita sakit.

3. Standar Pelayanan Keselamatan kerja

Standar pelayanan keselamatan ini berkaitan erat dengan sarana, prasarana, dan peralatan

kerja yang digunakan untuk bekerja di Rumah Sakit. Untuk mengantisipasi terjadinya

Kecelakan akibat kerja maka pihak Rumah Sakit wajib memberikan pelayanan

keselamatan kerja, bentuk pelayanan tersebut antaralain pembinaan dan pengawasan

kesehatan dan keselamatan sarana dan peralatan kesehatan, pembinaan dan pengawasan

terhadap lingkungan kerja, pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi, pembinaan dan

pengawasan perlengkapan keselamatan kerja, pelatihan dan promosi / penyuluhan

keselamatan kerja.

Program K3

Program K3 bertujuan untuk melindungi keselamatan dan kesehatan serta meningkatkan

produktivitas SDM Perawat di RSUD Ambarawa. Adapun beberapa program yang harus di

terapkan, berikut tabel dan penjelasannya.

Tabel 4

Program K3

No Program K3 Diterapkan / Tidak

Diterapkan

1 Pengembangan SDM

a. Pelatihan umum K3 Diterapkan sudah sesuai standar

b. Pelatihan Intern Rumah Sakit, Khususnya SDM

Rumah Sakit per unit Rumah Sakit

Diterapkan sudah sesuai standar

c. Pengiriman SDM Rumah Sakit untuk Pendidikan

Formal, Pelatihan lanjutan, seminar dan workshop

yang berkaitan dengan K3

Diterapkan sudah sesuai standar

2 Pelayanan Kesehatan Kerja

a. Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum

Tidak Diterapkan

Page 26: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

14

bekerja

a.1 pemeriksaan kesehatan berkaladan pemeriksaan

kesehatan khusus bagi SDM Rumah Sakit

Diterapkan sudah sesuai standar

b. Memberikan pengobatan dan perawatan serta

rehabilitasi bagi SDM Rumah Sakit yang menderita sakit

Diterapkan diatas standar karena

dalam pengobatan tidak hanya

sampai sembuh saja tetapi masih

ada chek kesehatan selama 3

kali dalam 2 bulan

c. Meningkatkan kesehatan badan bagi SDM Rumah

Sakit

Diterapkan sudah sesuai dengan

standar

3 Pelayanan Keselamatan Kerja

a. pengawasan keselamatan atau keamanan

sarana, prasarana dan peralatan kesehatan di

rumah sakit

a.1 Pembinaankeselamatan atau keamanan sarana,

prasarana dan peralatan kesehatan di rumah

sakit

Diterapkan sesuai standar

Diterapkan sudah sesuai standar

b. Membuat rambu-rambu atau tanda khusus jalan

keluar untuk evakuasi apabila terjadi bencana

Diterapkan sudah sesuai standar

c. Memberikan alat perlindungan diri sesuai standart Diterapkan dibawah standar

karena masi ada alat

perlindungan diri yang diberikan

tidak sesuai dengan standar, di

ruang isolasi yang seharusnya

memakai masker khusus hingga

sekarang masi menggunakan

masker yang biasa

Sumber: Data olahan dari penelitian (2015)

Page 27: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

15

Program K3 yang diterapkan di RSUD Ambarawa belum memenuhi standar yang di

putuskan oleh KMK, pengembangan SDM dalam pengembangan disini Rumah Sakit sudah

menerapkannya terlihat pada saat karyawan baru masuk kerja akan diberi training selama 2-

3bulan. Sedangkan dalam pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal, pelatihan

lanjutan, seminar dan workshop juga sudah dilakukan oleh Rumah Sakit ini. Peralatan sarana dan

prasarana yang diberikan di Rumah Sakit ini juga ada yang belum memenuhi syarat hal ini

terlihat pada hasil wawancara yang ditanyakan kepada narasumber.

“untuk penyediaan alat perlindungan sih ada yang belum memenuhi standar, seperti

masker yang saya pakai saat bekerja di ruang isolasi yang seharusnya memakai masker

khusus tetapi ini masih memakai masker biasa”.(Narasumber NS.6)

Namun disini Apabila ada karyawan yang sakit saat bekerja atau mengalami kecelakaan

kerja biaya pengobatan akan dibiayai sepenuhna oleh pihak Rumah Sakit. Adapun program yang

belum diterapkan yakni tentang pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja hal tersebut dapat

terlihat dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada narasumber berikut ini:

“dilakukan pemriksaan secara berkala tetapi jarang sekali, pemeriksaan biasanya

dilakukan selama 10 tahun sekali”. (Narasumber [NS].1)

“sebelum bekerja tidak pernah dilakukan pengecekan kesehatan, pengecekan kesehatan

hanya dilakukan saat pertama kali masuk kerja saja”. (NS.3)

“selama 6 tahun saya bekerja saya belum pernah ada kegiatan pemeriksaan secara

berkala”. (NS.4)

“tidak dilakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, kalao pemeriksaan berkala sih

ada tapi juga tidak menentu waktunya dan jarang sekali”. (NS.5)

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja

Standar pelayanan kesehatan harus dilaksanakan secara terpadu melibatkan berbagai

komponen yang ada di Rumah Sakit, pelayanan ini bermanfaat bagi seluruh SDM Rumah Sakit

Page 28: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

16

Table 5

Standar Pelayanan Kesehatan

No Standar Pelayanan Kesehatan kerja Diterapkan / Tidak

Diterapkan

1 Melakukan pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja

bagi SDM

a. Pemeriksaan fisik lengkap Tidak Diterapkan

(sebelum bekerja tidak

dilakukan pemeriksaan

terlebih dahulu, pemeriksaan

fisik lengkap hanya dilakukan

pada saat pertama kali bekerja

atau disebut dengan tes

kesehatan)

b. Kesegaran jasmani Diterapkan sudah sesuai

standar, melakukan senam

pagi setiap satu minggu sekali

c. Pemeriksaan sesuai dengan kebutuhan guna

mencegah bahaya yang diperkirakan timbul,

khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu

Diterapkan sudah sesuai

standar

2 Melakukan pemeriksaan secara berkala bagi SDM

a. Pemeriksaan berkala meliputi pemeriksaan fisik

lengkap, kesegaran jasmani, rontgen paru – paru

Diterapkan dibawah

standar,karena pemeriksaan

dilakukan hanya pada karyawan

baru saja atau tes kesehatan

b. Pemeriksaan berkala bagi SDM sekurang –

kurangnya 1 tahun sekali

Tidak Diterapkan, pemeriksaan

berkala dilakukan selama 5 tahun

sekali

3 Melakukan pemeriksaan kesehatan khusus kepada

SDM

a. SDM Rumah Sakit yang telah mengalami

kecelakaan atau penyakit yang memerlukan

Diterapkan sudah sesuai

standar

Page 29: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

17

perawatan yang lebih dari 2 minggu

b. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula

apabila terdapat keluhan – keluhan diantara SDM

atau atas pengamatan dari organisasi pelaksanaan

K3

Diterapkan sudah sesuai

standar

c. SOP kerja

c.1 SOP Peralatan

c.2 SOP pengguunaan alat perlindungan diri

dan kewajibannya

Diterapkan sesuai standar

Diterapkan dibawah standar,

masi ada yang belum sesuai

dengan standar seperti alat

perlindungan diri yang di

pakai perawat di ruang isolasi

Tidak Diterapkan (Khususya

bagi perawat yang dinas di

ruang isolasi yang seharusnya

memakai masker khusus tetapi

disini masih memakai masker

yang biasa)

d. Melaksanakan pelatihan atau penyuluhan

kesehatan kerja secara berkala dan

berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka

menciptakan budaya K3

Diterapkan sesuai standar

4 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental

(rohani) dan kemampuan fisik SDM

a. Pemberian makanan tambahan dengan gizi yang

mencukupi untuk perawat yang dinas malam

Tidak Diterapkan

b. Pemberian imunisasi bagi Perawat Diterapkan dibawah standar,

pemberian imunisasi bagi

perawat hanya dilakukan

sesuai dengan kebutuhan saja

Page 30: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

18

c. Olah raga dan senam kesehatan Diterapkan sudah sesuai

standar

5 Memberikan pengobatan dan perawatan serta

rehabilitasi bagi perawat yang menderita sakit

a. Memberikan pengobatan dasar secara gratis

kepada perawat

Diterapkan sudah sesuai

standar

b. Memberikan pengobatan dan menangung biaya

pengobatan untuk perawat yang terkena penyakit

akibat kerja

Diterapkan sudah sesuai

standar

c. Menindak lanjuti hasil pemeriksaan kesehatan

berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus

Diterapkan sudah sesuai

standar

Sumber : Data olahan dari penelitian (2015)

Standar Pelayanan Kesehatan Kerja di RSUD Ambarawa ini tidak semuanya dijalankan

dengan baik seperti pemeriksaan fisik lengkap, kesegaran jasmani dan pemeriksaan sesuai

dengan kebutuhan guna mencegah bahaya yang diperkirakan timbul. Namun dalam pemeriksaan

fisik lengkap, kesegaran jasmani, rontgen dan paru – paru dan pemeriksaan berkala selama

kurang dari 1 tahun belum di lakukan oleh Rumah Sakit ini hasil wawancara dari beberapa

narasumber mengatakan:

“pemeriksaan berkala di Rumah Sakit ini dilakukan tidak menentu kadang 10 tahun

sekali atau sesuai dengan kebutuhan”. (NS.4)

“di Rumah Sakit ini tidak dilakukan pemeriksaan fisik lengkap secara berkala,

pemeriksaan fisik lengkap hanya dilakukan pada saat ada pekerja baru”. (Narasumber

[NS].5)

Dalam hal melakukan pemeriksaan khusus apabila terjadi kecelakaan kerja atau keluhan -

keluhan sakit yang memerlukan perawatan lebih dari 2 minggu semua akan ditanggung oleh

Rumah Sakit, apabila sudah sembuhpun pekerja yang mengalami kecelakaan atau sakit akibat

kerja masih akan dilakukan pengecekan secara rutin sampai benar – benar sembuh. Untuk

mengantisipasi terjadinya sakit atau kecelakaan akibat kerja RSUD Ambarawa juga melakukan

pemeriksaan SOP Kerja dan mengadakan pelatihan atau penyuluhan kesehatan kerja secara

berkala yang berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka menciptakan budaya K3.

Page 31: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

19

Dalam upaya meningkatkan kesehatan badan dan kemampuan fisik bagi pekerja belum

diterapkan dengan baik di RSUD ini seperti, pemberian makanan dengan gizi yang mencukupi

untuk perawat yang berdinas pada malam hari dan pemberian imunisasi bagi perawat namun

dalam hal kesegaran jasmani sudah diterapkan seperti melakukan senam pagi setiap satu minggu

sekali pada hari jumat. Hal ini terlihat dari pernyataan narasumber saat di wawancarai oleh

peneliti:

“tidak diberi makanan atau gizi tambahan pada saat dinas malam, kalau dinas malam

diberi makanan mie instan dan 1 butir telor saja”. (Narasumber [NS].2)

“fasiitas makan yang diberikan hanya mi sama telor saja”. (NS.4)

Standar Pelayanan Keselamatan Kerja

Pada prinsipnya pelayanan kesehatan dan keselamatan kerja berkaitan erat dengan

sarana, prasarana dan peralatan kerja. Bentuk pelayanan keselamatan kerja yang dilakukan:

Tabel 6

Standar Pelayanan Keselamatan Kerja

No Standar Pelayanan Keselamatan Kerja Diterapkan/Tidak Diterapkan

1 Pembinaan dan pengawasan kesehatan dan

keselamatan sarana, prasarana dan peralatan

kesehatan

a. Peralatan kesehatan meliputi peralatan

medis dan non medis dan harus memakai

standar pelayanan

a.1 Peralatan keamanan meliputi peralatan

medis dan non medis dan harus memakai

standar pelayanan

a.2 Peralatan keselamatan meliputi peralatan

medis dan non medis dan harus memakai

standar pelayanan dan layak pakai

Diterapkan sudah sesuai standar

Diterapkan sudah sesuai standar

Tidak Diterapkan

(masih ada beberapa pemberian

alat keselamatan yang belum

memenuhi standar seperti

pemberian masker yang belum

sesuai)

Page 32: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

20

Sumber: Data olahan dari penelitian (2015)

2 Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan

kerja

a. Perusahaan harus menyediakan dan menyiapkan

lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik,

kimia, biologi secara berkala

Diterapkan sudah sesuai standar

2 Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi

a. Penyehatan makanan dan minuman

a.1 penyehatan air, tempat pencucian,

penanganan limbah, upaya

penyuluhan kebutuhhan lingkungan

Tidak Diterapkan

(Makanan yang diberikan

seperti pada perawat yang

berdinas malam belum

memenuhi standar yang

seharusnya)

Diterapkan sudah sesuai standar

3 Pembinaan dan pengawasan perlengkapan

keselamatan kerja

a. Pembuatan rambu-rambu arah dan tanda – tanda

keselamatan

Diterapkan sudah sesuai standar

b. Penyediaan peralatan keselamatan kerja dan alat

perlindungan diri yang sesuai standar

Tidak Diterapkan

(Sudah disediakan alat

perlindungan diri namun ada

beberapa yang belum memenuhi

standar)

4 Pelatihan dan promosi / penyuluhan keselamatan

kerja

Sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja Diterapkan sudah sesuai standar

Page 33: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

21

Standar pelayanan keselamatan kerja di RSUD Ambarawa juga belum diterapkan dengan

baik pembinaan dan pengawasan keselamatan sarana, prasarana, dan peralatan ada yang belum

memakai standar pelayanan. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja Rumah

Sakit ini sudah menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja yang memenuhi syarat fisik,

kima, biologi secara berkala. Pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi pun juga sudah

berjalan dengan baik penyehatan makanan dan minuman, penyehatan air, tempat

pencucian,penanganan limbah dan upaya penyuluhan kebutuhan lingkungan. Namun dalam

pemberian makanan belum bisa dikatakan baik terlihat pada pekerja yang dinas pada malam hari,

belum diberi makanan dengan tambahan gizi.

Dalam pembinaan dan pengawasanperlengkapan keselamatan kerja di RSUD Ambarawa

sudah menyediakan rambu – rambu dan tanda – tanda keselamatan apabila terjadi hal yang

mengancam kesehatan bagi pekerja maupun seluruh pengunjung seperti kebakaran, ancaman

bom dll. Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan kerja Rumah Sakit melakukan pelatihan

dan promosi atau penyuluhan keselamatan kerja secara rutin atau berkala.

Pembahasan

Berdasarkan hasil – hasil penelitian diatas maka dalam pembahasan ini akan

membandingkan realitas dengan teori yang ada.Persoalan penelitian ini adalah bagaimana

program perlindungan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja yang diberikan kepada

perawat shift di RSUD Ambarawa.Pelaksanaan program K3 perawat dalam pengembangan SDM

seperti pelatihan -pelatihan dan pengiriman SDM Rumah Sakit untuk pendidikan formal sudah

diterapkan di Rumah Sakit ini dan untuk pelayanan kesehatan kerja seperti melakukan

pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja, pemeriksaan kesehatan secara berkala, pemeriksaan

kesehatan khusus bagi SDM, memberi pengobatan dan perawatan serta rehabilitas bagi SDM

yang menderita sakit belum sepenuhnya diterapkan di Rumah Sakit ini,padahal berdasarkan

Keputusan Menteri Kesehatan semua peraturan yang sudah diputuskan harus diterapkan di setiap

Rumah Sakit karena untuk mencegah dan mengantisipasi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat

kerja.

Dalam standar pelayanan keselamatan kerja perawat ada beberapa hal yang sudah dan

belum diterapkan di Rumah Sakit ini seperti memeriksa fisik lengkap. Mengenai penggunaan

Alat Perlindungan Diri yang disediakan dari Rumah Sakit ini juga ada beberapa yang belum

Page 34: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

22

memenuhi standar, karena seharusnya saat bekerja di ruang isolasi harus menggunakan APD

yang khusus sebagaimana mestinya.Hal ini juga diperkuat oleh Keputusan Menteri Kesehatan

(KMK) yang mengatakan untuk meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan

fisik SDM Rumah sakit memberikan makanan tambahan dengan gizi yang mencukupi untuk

perawat yang berdinas malam.

Pada standar Kesehatan kerja perawat di Rumah Sakit Ambarawa sistem pelaksanannya

belum dapat berjalan dengan baik. Hal ini karena adanya pembinaan dan pengawasan terhadap

lingkungan kerja seperti Rumah Sakit sudah menyediakan dan menyiapkan lingkungan kerja

yang memenuhi syarat fisik,kimia, biologi. Lalu adanya kegiatan pelatihan dan promosi untuk

sosialisasi dan penyuluhan keselamatan kerja serta pembinaan dan pengawasan terhadap sanitasi

para perawat. Dalam sanitasi penyehatan makanan belum di terapkan dengan baik oleh pihak

Rumah Sakit. Contohnya saat perawat berdinas pada malam hari para perawat tidak diberikan

asupan makanan yang bergizi karena hanya diberi 1 telur dan mie instan. Hal ini sesuai dengan

peraturan yang diputuskan oleh Keputusan Menteri Kesehatan bahwa setiap pekerja pada malam

hari harus mendapatkan makanan yang mempunyai asupan gizi tinggi.

SIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian kualitatif yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Ambarawa

tentang bagaimana pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, maka beberapa kesimpulan

yang dapat diambil adalah di Rumah Sakit Umum Ambarawa memang sudah menerapkan aturan

sesuai dengan standar KMK, tetapi beberapa ada peraturan yang belum dijalankan dengan baik.

Beberapa program dan aturan keselamatan kerja yang belum diterapkan diantaranya pemberian

fasilitas yang masih belum maksimal untuk pekerja perawat bagian shift pada malam hari,

pemeriksaan berkala sekurang – kurangnya dilakukan setiap kurang dari satu tahun sekali, dan

pemberian Alat Perlindungan Diri (APD) yang masih belum memenuhi standar. untuk perawat

yang masi kurang karena APD merupakan bagian dari menjaga kesehatan dan kseselamatan

ketika kerja.

Page 35: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

23

Implikasi Terapan

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan sesuatu yang berhubungan dengan

peralatan, lingkungna kerja dan tepat kerja. Tidak hanya dari perusahaan saja yang bertanggung

jawab atas semua pencegahaan sakit atau kecelakaan akibat kerja, namun semua sumber daya

manusia yang berada di suatu tempat kerja harus ikut serta menjaga dan mencegah sesuatu yang

berakibat buruk bagi kesehatan dan keselamatan. Tidak semua kecelakaan atau sakit akibat kerja

yang terjadi diakibatkan oleh perusahaan, namun bisa saja terjadi karena individu (pekerja) yang

bekerja kurang hati – hati saat bekerja atau bisa ada juga yang tidak menyadari bahwa hak yang

harus dia dapat belum semua diberikan dari perusahaan.

Saran penelitian ini bagi pihak Rumah Sakit disarankan agar lebihmemperhatikan dan

melakukan program perlindungan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja kepada perawat

karena kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja dan

keselamatan kerja merupakan hal terpenting untuk semua SDM.

Saran penelitian ini bagi perawat disarankan agar lebih memperhatikanpentingnya

menggunakan Alat Perlindungan Diri(APD) yang khusus saat berdinas di ruang isolasi sebagai

pengendalian infeksi dalam memberikanasuhan keperawatan pada pasien guna mengurangi

penularan infeksi. Perawatharus mampu dan peduli terhadap penggunaan APD ketika

memberikan asuhankeperawatan, meskipun kelihatannya ringan akan tetapi akan berdampak

fatal jika prosedur penggunaan APD tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Keterbatasan penelitian

Penelitian ini hanya pada ruang lingkup pekerja perawat shift saja. Penelitian ini belum

mencakup pada semua pekerja perawat di Rumah Sakit Umum Ambarawa. Hal ini dikarenakan

adanya perbedaan pada sistem jam kerjanya.

Saran untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian dilakukan pada objek instansi

Rumah Sakit Swasta agar bisa mengetahui apakah ada perbedaan pelaksanaan kesehatan dan

keselamatan kerja perawat shift antara Rumah Sakit Negeri dan Rumah Sakit Swasta. Sehingga

keduanya bisa saling melengkapi.

Page 36: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

24

Daftar Pustaka

Bennet Silalahi dan Rumondang Silalahi, 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Jakarta : Pustaka Binaman Pressinda.

Deo, Noni. 2012. Ganguan Tidur Pada Perawat Pekerja Shift. Universitas Ksristen Satya

Wacana. Di upload pada tanggal 23 Aguatus 2012 pukul 15.20WIB

http://repository.uksw.edu/handle/123456789/2741

Fitria, Saftarina dan Hasnah L. 2013. Shift Kerja dengan Gangguan Pola Tidur pada Perawat

Instalasi Rawat Inap di RSUD Abdul Moeloek Bandar Lampung. Fakultas Kedokteran

Universitas Lampung. Di upload pada tanggal 7 maret 2013 Pukul 11.00 WIB

Hesti, Inta dkk.2012.Hubungan Kerja Shift Terhadap Kelelahan Perawat. Jurusan Kesehatan

Lingkungan. Kampus Magetan.Di upload pada tanggal 23 November 2012 pukul

12.00WIB

https://www.google.com/webhp?source=search_app&gws_rd=ssl#q=Hubungan+Kerja+

Shift+Terhadap+Kelelahan+Perawat.+Jurusan+Kesehatan+Lingkungan

Mallping, Fatmawati, Nurfadhillah. 2013. Pelaksanaan Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada

Tenaga Kerja Wanita Di PT. Maruki Internasional Indonesei.Fakultas Ilmu Kesehatan UIN

Allaudin Makasar.Di upload pada tanggal 3 November 2013 pukul 13.45WIB

http://www.duniaperawat.com/2014/11/pelaksanaan-kesehatan-dan-keselamatan.html

Malthis, Robert L. Jackson John, H. 2006. Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta : Salemba

Empat.

Mangkunegara, DR. A.A Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Penerbit Refika

Aditama.

Mariyanti, S., dan Anisah Citrawati. 2011. Burnout Pada Perawat Yang Bertugas di Ruang Inap

dan Rawat Jalan RSAB Harapan Kita. Jakarta, 8 September 2011

Page 37: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

25

http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/article/view/96?kldeihmpvqnynhfk

Moelong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif : Bandung : Rosdakarya.

Silalahi, B. N.B.S., dan Silallahi, R. B. (1991). Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja,

PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,dan R&D.Cetakan ke-17.

Bandung:Alfabeta. https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/05/21/pengumpulan-

data-dan-instrumen-penelitian/

Suma’mur, PK, 2009. Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Gunung Agung,

Jakarta

Susetyo Joko, Oesman Titin Isna, Sudharman Sigit T. 2012. “Pengaruh Sift Kerja

Terhadap Kelelahan Karyawan Dengan Metode Bourdon Wiersma Dan

30 Items Of Rating Scale”. Vol 5 nomer 1, Jurnal Teknologi. Di upload pada tanggal 7

Februari 2012

http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/32_39_joko_susetyo.pdf

Tribun Jateng 18 Oktober 2014.Resiko Kesehatan Yang Mengancam Pekerja Shift

Malam.http://jateng.tribunnews.com/2014/10/18/perhatikan-risiko-kesehatan-yang-

mengancam-pekerja-shift-malam

Ummul S., Rao K., Kameswara., 2012. Shift Work and Fatigue. IOSR Journal Of

Environmental Science, Toxicology And Food Technology, 1(3), PP 17-21.

(Jurnal Elektronik) Di upload pada tanggal 15 Januari 2015 Pukul 20.15 WIB;

http://www.iosrjournals.org/iosr-jestft/papers/vol1-issue3/B0131721.pdf

Wakhid, Ahmad Jauhari dkk. 2011. Penentuan Faktor – Faktor Bahaya yang Dihadapi Perawat di

RSUD Kabupaten Karanganyar dan Usaha Pencegahannya Menggunakan Metode AHP.

Jurusan Teknik Industri. Universitas Sebelas Maret.Di upload pada tanggal 1 Oktober

Page 39: ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PERLINDUNGAN …

27

DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Panduan Wawancara

1. Nama dan umur perawat?

2. Berapa lama bekerja di RSUD Ambarawa?

3. Ada berapa pembagian waktu kerja perawat shift? Dan bagaimana sistem pembagian waktunya?

4. Manakah yang anda sukai diantara shift yang ada? Dan apa alasannya?

5. Fasilitas apa yang diberikan saat bekerja pada shift pagi, siang dan malam?

6. Manakah shift yang tidak anda sukai? Dan mengapa?

7. Setelah anda bekerja shift mana yang anda anggap paling melelahkan?

8. Apakah waktu yang diberikan untuk bekerja sudah sesuai dengan waktu yang telah diterapkan?

9. Apakah tempat anda bekerja selalu dalam kondisi bersih dan aman?

10. Apakah perusahaan selalu memperhatikan kenyamanan kondisi kerja anda?

11. Apakah perusahaan melakukan pengawasan keamanan terhadap pekerja setiap shiftnya?

12. Apakah perusahaan memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan kerja?

13. Setelah anda bekerja apakah anda pernah mengalami sakit saat bekerja? Apa penyebabnya?

14. Setelah anda bekerja apakah sudah pernah bekerja melebihi jam kerja yang seharusnya?

15. Sudahkah di RSUD Ambarawa menerapkan K3 Rumah Sakit sesuai dengan standar?

16. Apakah selama ini pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan atau peristiwa buruk

mengenai pelaksanaan Shift? Jika pernah dapatkah cerita lengkapnya

17. Apakah selama ini pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakkan atau peristiwa buruk

mengenai perlindungan K3 yang diberikan perusahaan?

18. Apakah pernah dengar atau kenal ada teman yang pernah mengalami kejadian tidak mengenakkan

dalam melaksanakan kerja Shift?

19. Sudah puaskah dengan perlindungan dari perusahaan?