analisis penggunaan alat pembayaran menggunakan e …
TRANSCRIPT
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
19
ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN
KARTU (APMK) DAN E-MONEY TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT
DI BANDA ACEH
Miftahul Rizqa Khairi1, Eddy Gunawan
2
1)2)Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Indonesia
Abstract
The purpose of this research is to analyze the effect of age, gender, number of family members,
disposible income, using card based payment instrument (APMK) and e-money, and religiosity on
the expenditure of public consumption in Banda Aceh. The sample of this research were 100
respondents who were selected using purposive sampling technique. Dependent variabel used in this
research is the expenditure of public consumption while independent variables are age, gender,
number of family members, disposible income, APMK and e-money, and religiosity. Through the
analysis of multiple linear regression, this research found that age, gender, number of family
members, disposible income, APMK and e-money, and religiosity were significantly influence the
expenditure of public consumption. The variables of age, gender, number of family members,
disposible income, APMK and e-money have positive influences on the expenditure of public
consumption while the variables of religiosity has negative influence on the expenditure of public
consumption.
Keywords: APMK, E-Money, Religiosity, Disposible Income, Consumption
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga,
pendapatan, penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik (e-
money), serta religiusitas terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat di Banda Aceh. Adapun yang
menjadi sampel penelitian ini adalah 100 orang responden yang dipilih menggunakan teknik
purposive sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengeluaran konsumsi
masyarakat sedangkan variabel independennya terdiri dari usia, jenis kelamin, jumlah anggota
keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, serta religiusitas. Melalui analisis regresi
linear berganda, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah
anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money, serta religiusitas terhadap pengeluaran konsumsi
masyarakat. Variabel usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money
memiliki pengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat, sedangkan variabel
religiusitas memiliki pengaruh negatif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat.
Kata Kunci: APMK, E-Money, Religiusitas, Pendapatan, Konsumsi
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
20
PENDAHULUAN
Setiap hari manusia membuat sejumlah keputusan dalam pengalokasiaan sumber daya yang ada
untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perbedaan karakter dan kepribadian individu membuat
ketidaksamaan terkait kebutuhan dan keinginan akan sebuah produk. Kegiatan seseorang
dalammemenuhi kebutuhan hidupnya disebut konsumsi. Konsumsi merupakan salah satu indikator
untuk melihat tingkat kemakmuran masyarakat (Cavadia, 2010) . Pola konsumsi terdiri dari unsur
pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Konsumsi masyarakat dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi
mengakibatkan terjadinya perkembangan sistem pembayaran seperti dikenalnya sistem pembayaran
non tunai dan lahirnya perusahaan yang bergerak dibidang financial technologi (fintech).
Saat ini, Indonesia dikenal dua sistem pembayaran yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem
pembayaran non tunai (www.bi.go.id). Pembayaran tunai dilakukan dengan alat pembayaran berupa
uang kartal atau yang sering dikenal dengan istilah uang tunai. Pembayaran tunai merupakan sistem
pembayaran yang paling sering digunakan. Umumnya, masyarakat menggunakan uang tunai untuk
transaksi dengan nominal yang kecil. Hal ini mengakibatkan terjadinya terbatasnya penggunaan uang
tunai. Uang tunai memiliki durasi pemakaian, sehingga sering didengar istilah penarikan uang lama
dan penerbitan uang baru. Kelemahan lain dari penggunaan uang tunai adalah kesulitan dibawa
dalam jumlah banyak baik dari segi berat ataupun keamanan uang serta dapat mendorong lahirnya
inflasi.
Saat ini mayoritas negara yang ada didunia mendorong penggunaan sistem pembayaran non
tunai. Pada 14 Agustus 2014, Bank Indonesia selaku pemegang kekuasaan tertinggi dibidang
keuangan mulai mengumumkan program percepatan pemakaian transaksi non tunai atau yang lebih
dikenal sebagai gerakan nasional non tunai (GNNT). Dibuatnya GNNT bertujuan membentuk
masyarakat yang lebih banyak menngunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS)
(Widyastuti et al, 2017). Selain itu, tujuan pelaksanaan dari program ini adalah mendorong
teriptanya sistem pembayaran yang aman, efisien, dan andal. Dalam rangka mempercepat program
tersebut, dilakukan elektronifikasi dan inklusi keuangan.
Pembayaran non tunai melibatkan peranan dari lembaga keuangan untuk melakukan transfer
baik antar bank maupun intra bank melalui jaringan internal bank sendiri. Perbankan merupakan
sektor pekonomian yang relatif lebih maju dalam penerapan teknologi informasi, seperti kehadiran
core banking system, internet banking, mobile banking, dan sms banking. Jika uang tunai diterbitkan
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
21
oleh pemerintah, maka instrumen pembayaran non tunai menggunakan lembaga keuangan sebagai
penerbit. Ada dua jenis intrumen pembayaran non tunai yang ada diterbitkan oleh lembaga
keuangan. Instrumen tersebut adalah nakan kartu (APMK) dan uang elektronik (e-money). APMK
berupa kartu kredit, kartu Automated Teller Machine (ATM) dan kartu debet. Sedangkan uang
elektonik berbasis aplikasi (server based) dan berbasis kartu (card based). Perkembangan
penggunaan APMK dan e-money dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber: Data publikasi Bank Indonesia di http: //www.bi.go.id/
Gambar 1
Perkembangan Peredaran Jumlah Instrumen APMK dan E-money di Indonesia (dalam unit)
Dari Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan penggunanan APMK dan e-money
mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hingga Juni 2018, penggunaan APMK dan e-money terus
mengalami peningkatan baik dalam segi nominal atau jumlah instrumennya. Meskipun kehadiran e-
money masih baru jika dibandingkan dengan APMK, namun perkembangannya dapat dikatakan
sangat pesat dan tidak menutup kemungkinan bahwa kehadiran e-money dapat mendorong laju
perekonomian Indonesia kearah yang lebih baik lagi. Hal ini lahir dari asumsi bahwa keberadaan
APMK dan e-money sebagai instrumen pembayaran non tunai mampu memperkecil laju inflasi dan
mengurangi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia dalam hal percetakan uang
tunai.
Dengan adanya sistem pembayaran non tunai, membuat masyarakat lebih mudah dalam
bertransaksi. Penggunaaan instrumen pembayaran non tunai seperti APMK dan e-money dapat
14
.78
5.3
82
14
.81
7.1
68
15
.09
1.6
84
16
.04
3.3
47
16
.86
3.8
42
17
.40
6.3
27
17
.24
4.1
27
17
.24
9.5
78
59
.76
1.3
18
73
.21
9.3
65
83
.17
0.1
25
98
.63
8.2
87
11
2.9
48
.818
12
7.7
86
.999
15
5.6
63
.442
15
5.9
19
.023
14
.29
9.7
26
21
.86
9.9
46
36
.22
5.3
73
35
.73
8.2
33
34
.31
4.7
95
51
.20
4.5
80
90
.00
3.8
48
12
5.1
82
.806
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8
Kartu Kredit Kartu Debit/ATM Uang Elektronik
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
22
mengatur pola hidup masyarakat menjadi lebih efisien. Meskipun demikian, kemudahan yang
ditawarkan oleh instrumen ini dapat memicu masyarakat untuk menjadi lebih konsumtif. Adanya
penggunaan kartu debet dan uang elektronik yang semakin meningkat dikalangan masyarakat dapat
mempengaruhi perilaku dalam berkonsumsi. Kemudahan dalam bertransaksi membuat seseorang
lebih mudah membelanjakan uangnya.
Ketika sistem pembayaran dituntut untuk mampu memfasilitasi setiap kebutuhan masyarakat
dalam hal pemindahan dana secara cepat, aman, dan efisien maka perkembangan dan inovasi
teknologi sistem pembayaran akan sangat pesat disertai dengan kemudahan penggunaan fasilitas
transaksi. Kemudahan sistem pembayaran dapat memicu perilaku boros dan mubazir dalam
konsumsi. Untuk itu, perlu pemanfaatan secara bijak dalam menyikapi perkembangan yang ada.
Sebagai salah satu wilayah yang terkena dampak dari lahirnya instrumen pembayaran non tunai,
masyarakat Banda Aceh kini mulai menjurus kepada penggunaan kartu ATM, kartu kredit, dan e-
money. Munculnya kebijakan pemerintah untuk menyediakan jasa transportasi umum yang dikenal
dengan Bus Transkoetaradja, menjadi salah satu pemicu berkembangannya e-money di Banda Aceh.
Selain itu, perkembangan penggunaan APMK dan e-money juga didukung dengan hadirnya pusat
perbelanjaan yang menyediakan fasilitas pembayaran secara non tunai seperti Suzuya Mall, Hermes
Mall, Indomaret, Alfamart, Gramedia, dan lain-lain.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota
keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money serta religiusitas terhadap konsumsi
masyarakat di Kota Banda Aceh.
TINJAUAN TEORITIS
Sistem Pembayaran
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia disebutkan bahwa sistem
pembayaran merupakan seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk
melakukan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan
ekonomi. Menurut Mishkin (2001), sistem pembayaran secara sederhana didefinisikan sebagai
metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian.
Sistem pembayaran merupakan sebuah sistem yang berhubungan dengan aktivitas pemindahan
dana dari satu pihak ke pihak lain dengan melibatkan berbagai komponen pembayaran. Dikenal dua
sistem pembayaran didunia, yaitu pembayaran tunai dan non tunai (www.bi.go.id). Sistem
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
23
pembayaran merupakan komponen penting dalam pelaksanaan aktivitas pembayaran yang dilakukan
oleh mayarakat dan badan usaha (Lintangsari, 2016).
Sistem Pembayaran Tunai
Sistem pembayaran yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah pembayaran tunai
(Prasetia, 2018). Pembayaran non tunai menggunakan uang kartal. Uang kartal adalah nama lain dari
uang tunai. Uang kartal terdiri dari pemakaian uang kertas dan uang logam. Uang kertas yang
beredar dalam masyarakat saat ini terdiri dari pecahan Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000,
Rp20.000, Rp50.000, dan Rp100.000. Uang logam yang beredar dan berlaku dalam masyarakat saat
ini adalah pecahan Rp100, Rp500 dan Rp1.000.
Penggunaan uang tunai yang besar dalam masyarakat dilatarbelakangi oleh kemudahan dan
kenyamaan dalam melakukan transaksi. Beberapa kelemahan dari penggunaan uang tunai adalah
kemanan dan kesulitan dibawa dengan jumlah banyak, memerlukan biaya yang besar untuk
diproduksi, mudah untuk digandakan (dipalsukan), serta memiliki masa edar tertentu sehingga
diperlukan penarikan uang dan percetakan uang baru.
Sistem Pembayaran Non Tunai (Noncash)
Saat ini, bank-bank sentral di dunia mendorng penggunaan instumen pembayaran non tunai.
pembayaran non tunai dinilai lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan sistem pembayaran
(Lintangsari, 2016). Sistem pembayaran non tunai berupa mekanisme pembayaran dengan
menggunakan jaringan internet dan jaringan komputer. Sistem pembayaran non tunai biasanya
berupa kartu atau aplikasi. Jika penerbitan uang tunai yang sah hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah, maka instrumen pembayaran non tunai dilakukan oleh lembaga keuangan yang telah
memiliki iain sebagai penerbit oleh Bank Indonesia. Hal ini berefek positif terhadap keuangan negara
karena dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam mencetak uang tunai. Selain itu,
penggunaan pembayaran non tunai dapat memudahkan pemerintah dalam mengevaluasi dan
mengendalikan uang yang beredar sehingga dapat meminimalisir terjadinya inflasi dalam
perekonomian.
Menurut Munte (2017) instrumen pembayaran noncash bisa dikelompokkan dalam dua kategori
yatu alat pembayaran untuk kredit transfer dan alat pembayaran untuk debet transfer. Perintah
pengiriman uang merupakan landasan yang menjadi berbedanya kedua alat pembayaran ini. Dalam
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
24
kredit transfer, perintah pembayaran bertujuan agar dilakukan penempatan dana oleh pengirim pada
penerima. Pembuatan perintah pembayaran oleh pihak pemiliki dana pada akun lain disebut debet
transfer.
Terdapat dua instrumen pembayaran non tunai yaitu alat pembayaran menggunakan kartu
(APMK) dan uang elektronik (electronic money yang lebih dikenal dengan istilah e-money). Sering
terjadi kesalahpahaman antara e-money dalam dan instrumen APMK seperti kartu kredit dan kartu
debet/ATM. Meskipun operasionalnya terlihat serupa, APMK dan e-money merupakan dua hal yang
berbeda. Perbedaan APMK dan e-money dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1
Perbedaan APMK dan E-Money
No. Karakteristik APMK E-money
1 Nilai uang Tidak teratat pada instrumen kartu Teratat delam instumen media
uang elektronik (stored value)
2 Penguasaan dana Bank Pemegang uang elektronik
3 Transaksi pembayaran ke
penerbit
Online Offline
Sumber: Hidayati et al (2006:4)
Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
Kartu debet/ATM dan kartu kredit merupakan jenis dari alat pembayaran menngunakan kartu.
Dalam Ramadani (2011:4) dijelaskan bahwa perkembangan kartu ATM terjadi sangat pesat, baik
dalam segi pemakaian, kemudahan dan manfaat yang ditawarkan. Diantara beberapa manfaatnya
adalah pengambilan dan penyetoran uang tunai di mesin ATM, pengiriman uang (transfer) antar
rekening di bank yang sama ataupun pada bank lainnya, pembayaran kartu kredit, listrik, telepon air,
serta pajak, pembelian pulsa prabayar, fasilitas phone banking, dan fasilitas kartu debit untuk
transaksi pembelian barang.
Kartu kredit merupakan jenis APMK yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas
kewajiban yang timbul dari suatu aktivitas ekonomi (Munte, 2017). Definisi kartu kredit menurut
Peraturan Bank Indonesia Nomor 14 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat
Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) adalah alat pembayaran dengan menggunakan
kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari status
kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, di
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
25
mana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit, dan pemegang
kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan
pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran.
Uang Elektronik (E-Money)
Uang elektronik adalah uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara elektronik
(Adiyati, 2015:2). Dengan adanya uang elektronik dalam sistem pembayaran di Indonesia, dapat
mengoptimalkan daya beli masyarakat dan berpengaruh pada peningkatan perkonomian negara
(Abidin, 2015). Walaupun masih dalam tahap pengembangan, kelebihan dan manfaat yang
ditawarkan oleh e-money jika dibandingkan alat pembayaran menggunakan kartu. Untuk saat ini,
penggunaan e-money masih terbatas pada transaksi dengan nominal yang masih kecil. Terdapat dua
jenis e-money yaitu berbasis aplikasi (server based) dan berbasis kartu (card based).
Pengaruh Usia terhadap Konsumsi
Menurut Sulastiyani (2016) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa faktor usia memiliki
pengaruh positif terhadap konsumsi. Hal ini dijelaskan dengan semakin tinggi usia seseorang, maka
semakin tinggi pula tingkat konsumsinya.
Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Konsumsi
Menurut Aulia (2014) jenis kelamin menunjukkan perbedaan pilihan konsumsi perempuan dan
laki-laki. Jika laki-laki cenderung memilih untuk konsumsi barang elektronik, gadget, ataupun
otomotif maka perempuan lebih banyak menghabiskan uang untuk membeli kosmetik, fashion, dan
aksesoris. Dalam penelitian ini, konsumsi yang dipilih adalah konsumsi secara menyeluruh. Salah
satu penyebab hasil penelitian lebih dominan menunjukkan bahwa laki-laki lebih besar melakukan
konsumsi jika dibandingkan perempuan, maka salah satu hal yang melatar belakangi kejadian ini
adalah daya tarik laki-laki terhadap barang dengan harga tinggi besar jika dibandingkan kebanyakan
perempuan yang menginginkan untuk bisa mendapat berbagai jenis barang dengan jumlah uang
tertentu.
Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Konsumsi
Dewi (2010) dan Adiana (2012) dalam skripsinya menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif
adan signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan konsumsi. Semakin banyak jumlah anggota
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
26
keluarga maka tingkat konsumsi semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya. Dalam keluarga yang
jumlah anggotanya banyak, akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Pengaruh Pendapatan terhadap Konsumsi
Dalam teori konsumsi Keynes, konsumsi yang dilakukan saat ini sangat dipengaruhi oleh
pendapatan yang siap dibelanjakan saat ini (disposible income) (Raharja dan Manurung, 2008:83).
Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi adalah perubahan jumlah barang yang diminta disebabkan
oleh perubahan pendapatan dari konsumen (P3EI, 2008:206). Pengaruh pendapatan riil dapat terjadi
akibat perubahan suatu barang ataupun perubahan nominal pendapatan yang diterima. Semakin besar
pendapatan maka konsumsi semakin besar.
Pengaruh APMK dan E-money terhadap Konsumsi
Ramadani (2012:7) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
penggunaan kartu debet dan e-money terhadap konsumsi. Hal ini dijelaskan dengan semakin tinggi
penggunaan kartu debet dan e-money maka terjadi peningkatan konsumsi. Hal ini dikarenakan dari
segi psikologis seseorang akan lebih mudah mengeluarkan uang dalam bentuk non tunai dibanding
tunai.
Pengaruh Religiusitas terhadap Konsumsi
Aspek religiusitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam perilaku konsumen
muslim. C.Y. Glok dan R. Stark dalam bukunya yang berjudul Amerian Piety: The Nature of
Religious Comitment (1965) sebagaimana yang dikutip oleh Ancok dan Suroso (2008:80) disebutkan
bahwa terdapat lima dimensi religiusitas, yakni: dimensi ideologi yang disesajarkan dengan akidah,
dimensi ritualistik yang disejajarkan dengan syariah, dimensi konsekuensial yang disejarkan dengan
ihsan, dimensi eksperiensial yang disejajarkan dengan akhlak dan dimensi intelektual yang
disejajarkan dengan akhlak.
Bawono (2014:305) menyebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki religiusitas yang
tinggi, maka dia akan semakin mempertimbangkan prospek ke depan denngan lebih baik termasuk
kehidupan dunia dan juga balasan yan ia terima diakhirat kelak. Oleh sebab itu, pengeluaran
konsumsi seorang muslim untuk memenuhi kebutuhan orang lain (sedekah) merupakan investasi
dengan daya pikat tinggi. Investasi dalam bentuk sedekah dapat memberikan keuntungan dan berkah.
Hipotesis Penelitian
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
27
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, religiusitas dan penggunaan APMK
dan e-money berpengaruh secara bersama-sama terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat di
Banda Aceh.
2. Usia berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
3. Jenis kelamin berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
4. Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
5. Pendapatan berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
6. Penggunaan APMK dan e-money berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
7. Religiusitas berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
METODE PENELITIAN
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah penduduk kota Banda Aceh yang berjumlah
257.243 jiwa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik
penentuan sampel dengan kategori tertentu. Ada tiga syarat yang diberlakukan dalam pemilihan sampel pada
penelitian ini, diantaranya merupakan pengguna dari APMK dan/atau e-money, sudah menggunakan APMK
dan/atau e-money minimal setahun dan sudah pernah menggunakan APMK dan/atau e-money sebagai alat
pembayaran minimal tiga kali.
Untuk menentukan jumlah sampel yang mendukung penelitian ini, penulis menggunakan teknik
pengambilan sampel berdasarkan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini merupakana dat pprimer. Teknik pengumpulan data berupa
penyebaran kuesioner pada responden yang terpilih. Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu,
operasional variebel yang digunakan untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2
Operasional Variabel
Variabel Definisi Indikator Ukuran
Variabel Independen
Konsumsi (Y) Penggunaan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari
Pola konsumsi pangan dan non
pangan
Rupiah
Variabel Dependen
Usia (X1) Umur responden dari awal kelahiran sampai pada saat
penelitian dilakukan
Surat keterangan dari
pemerintah setempat
Tahun
Jenis kelamin
(X2)
Pembagian jenis seksual yang ditentukan secara biologis
dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin
Laki-laki atau perempuan Jenis
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
28
Variabel Definisi Indikator Ukuran
Jumlah
anggota
keluarga (X3)
Banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung
jawab responden secara ekonomi dalam rumah tangga
Kartu keluarga (KK) atau surat
keterangan dari pemerintah
setempat
Jiwa
Tingkat
pendapatan
(X4)
Jumlah pendapatan bulanan yang diterima Gaji, hibah, warisan, hadiah,
pendapatan usaha dan bagi
hasil
Rupiah
APMK dan e-
money (X5)
APMK berupa kartu kredit, kartu debet, dan kartu ATM.
Sedangkan e-money dikategorikan sebagai chip based dan
server based
Minat Skor: 1-5
Kegunaan
Religiusitas
(X6)
Seberapa jauh pemahaman responden terhadap agama dan
keyakinannya Kepercayaan Skor: 1-5
Pemahaman
Pengalaman
Pengetahuan
Konsekuensi
Sumber: Ancok dan Suroso (2008)
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Uji hipotesis
dilakukan dua ara yaitu uji simultan (uji f) dan uji parsial (uji t). Untuk menghindari penyimpangan dalam
penelitian dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan
uji heteroskedastisitas. Untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel independen terhadap variabel
dependen, dilihat peneliti melalui besarnya koefisien determinasi. Semakin koefisien determinasi nilainya
mendekati angka 1 maka semakin besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen terhadap
variabel dependen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 100 orang respoden, ditemukan bahwa
mayoritas responden yang diteliti adalah berusia 17-27 tahun dengan persentase 68%. Untuk kategori jenis
kelamin penelitian ini didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 62%. Berdasarkan pendidikan terakhir
responden, SMA dan sarjana memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 47%. Berdasarkan tempat tinggal,
mayoritas responden berada di Kecamatan Syiah Kuala dengan jumlah 55%.
Sebagian besar responden berstatus belum menikah sehingga pengeluaran konsumsi yang dilakukan
hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri yaitu sebanyak 63%. Penghasilan terbesar dari responden
yang diteliti berjumlah Rp12.500.000 dengan minimal penghasilan Rp100.000. Rata-rata penghasilan
respoden adalah Rp2.220.000 dan mayoritas responden memiliki penghasilan pada interval Rp1.000.000-
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
29
Rp2.000.000. Rata-rata pengeluaran konsumsi bulanan responden adalah sebesar Rp1.740.500 dan
didominasi berada pada interval Rp5000.000-Rp1.000.000. Pengeluaran masyarakat didominasi oleh
pengeluaran disektor pangan.
Terkait penggunaan APMK dan e-money mayoritas responden menggunakan 2 unit instrumen
pembayaran non tunai dengan durasi penggunaan lebih dari 5 tahun. Dari segi penggunaan terhadap APMK
dan e-money diperoleh bahwa 26% responden merupakan pengguna e-money berbasis aplikasi dan kartu,
54% merupakan pengguna kartu debet/ATM dan 2% merupakan pengguna dari kartu kredit. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas masyrakat di Banda Aceh menggunakan kartu debet/ATM sebagai
instrumen pembayaran non tunai. Untuk penggunaan e-money baik dalam bentuk aplikasi ataupun kartu
memiliki persentase yang sama. Sementara kartu kredit masih sangat sedikit penggunaannya dibandingkan
dengan instrumen yang lain. Masih sedikitnya pemakaian kartu kredit diduga akibat minat masyarakat
terhadap penggunaan kartu kredit sedikit dan pada kartu kredit nasabah merupakan pihak yang terutang pada
lembaga keuangan tersebut. Selain itu, lembaga keuangan terutama perbankan yang ada di Banda Aceh
masih sedikit yang menawarkan kartu kredit. Penggunaan kartu kredit saat ini hanya dilakukan pada bank-
bank konvensional.
Dari pertanyaan terkait kepemilikan APMK dan e-money yang disediakan oleh lembaga keuangan
syariah diperoleh hasil bahwa 55% menjawab setuju dan 45 % menjawab tidak setuju. Meski selisih antara
persetujuan dari para responden masih relatif kecil, namun bisa dilihat bahwa keinginan masyarakat untuk
menggunakan jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah cukup besar dan lembaga keuangan
syariah memiliki potensi tinggi untuk menjadikan masyarakat sebagai nasabah dari lembaga yang
bersangkutan.
Berdasarkan distribusi frekuensi persepsi variabel APMK dan e-money, diperoleh nilai rata-rata total
penggunaan APMK dan e-money sebesar 4,042. Terdapat dua indikator yang dikaji pada variabel ini, yaitu
indikator minat dan indikator pemakaian dan tujuan penggunaan. Pada indikator minat terdiri dari 10
pernyataan dan untuk indikator kedua terdiri dari 12 pernyataan. Nilai rata-rata dari indikator minat adalah
4,094. Untuk indikator pemakaian dan tujuan penggunaan didapat nilai rata-ratanya sebesar 3,990. Nilai ini
menjelaskan bahwa penggunaan APMK dan e-money sebagai instumen pembayaran sudah baik.
Persepsi responden untuk variabel religiusitas diperoleh rata-rata sebesar 3,335%. Dalam variabel ini
digunakan lima indikator yaitu keperayaan, konsekuensi, pengetahuan, pemahaman dan pengalaman. Dari
kelima indikator, indikator pengetahuan memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,619 dan nilai terendah
diperoleh dari indikator konsekuensi yaitu 3,072. Berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan dari indikator dapat
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
30
disimpulkan bahwa religiusitas masyarakat sudah bernilai baik.
Hasil pengujian validitas data mennunjukkan bahwa setiap pernyataan untuk variabel penelitian APMK
dan e-money (X5) serta religiusitas (X6) mempunyai korelasi dengan nilai rhitung > 0,1966. cSehingga,
kuesioner yang digunakan dinyatakan valid sesuai statistik dan tidak perlu adanya pembuangan indikator.
Hasil uji reliabilitas data setiap pernyataan untuk variabel dependen yaitu APMK dan e-money diperoleh
sebesar 0,916 dan religiusitas sebesar 0,937. Hal tersebut berarti bahwa item pernyataan untuk semua
variabel sudah handal dikarenakan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 dan dapat digunakan untuk
penelitian berikutnya.
Sesuai dengan hasil uji asumsi klasik, diperoleh bahwa data yang diolah pada penelitian ini telah
terdistribusi secara normal serta bebas dari multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian
memperlihatkan bahwa data yang digunakan sebagai variabel independen (usia, jenis kelamin,
jumlah anggota keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, serta religiusitas) memenuhi
syarat untuk memprediksi variabel dependen (konsumsi).
Untuk pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, religiusitas dan penggunaan
APMK dan e-money secara bersama-sama atau parsial, digunakan metode analisis regresi linear berganda.
Tabel 3
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model Coefficients
Beta t Sig.
Usia 0,197 4,167 0,000
Jenis Kelamin 0,070 2,179 0,032
Jumlah anggota keluarga 0,100 2,190 0,031
Pendapatan 0,711 16,272 0,000
APMK dan e-money 0,076 2,433 0,017
Religiusitas -0,076 -2,402 0,018
F-stats = 157,243
Prob (sig) = 0,000
R = 0,954
R Square = 0,910
Adjusted R Square = 0,904
Sumber: Data primer 2018 (diolah)
Berdasarkan Tabel 3 diperoleh model regresi linier dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = 0,197Ag + 0,70Gr + 0,100Fm + 0,711In + 0,076NP – 0,076Rt
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
31
Hasil pengujian hipotesis secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 157,243, sedangkan Ftabel pada
tingkat signifikansi α = 0,10 adalah sebesar 2,0. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan
probabilitas sebesar 0,000. Dengan demikian, maka variabel usia (X1), variabel jenis kelamin (X2),
variabel jumlah anggota keluarga (X3), variabel pendapatan (X4), variabel penggunaan APMK dan e-
money (X5), dan variabel religiusitas (X6) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
tingkat konsumsi masyarakat di Banda Aceh.
Hasil pengujian secara parsial variabel usia (Ag) diperoleh thitung = 4,167 serta signifikansi
sebesar 0,000. Karena nilainya lebih kecil dari 0,1, maka terdapat pengaruh secara positif dan
signifikan antara variabel usia terhadap konsumsi masyarakat. Jenis kelamin (Gr) diperoleh thitung =
2,179 dan signifikansi sebesar 0,032 atau probabilitas jauh dibawah α = 10%. Hal ini menunjukkan
bahwa konsumsi perempuan lebih besar dari konsumsi laki-laki. Variabel jumlah anggota keluarga
(Fm) memiliki thitung = 2,190 dan signifikansi 0,031. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengeruh
positif dan signifikan jumlah anggota keluarga dengan konsumsi. Pengujian pendapatan diperoleh
thitung =16,272 dengan signifikansi 0,000 atau probabilitas dibawah 0,1. Maka penelitian ini
menunjukkan bahwa pendapatan memiliki pengaruh terbesar dan signifikan terhadap konsumsi.
Variabel APMK dan e-money memiliki thitung = 2,433 dan signifikansi 0,017. Hal tersebut
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan APMK dan e-money bagi konsumsi
masyarakat. Variabel religiusitas diperoleh thitung = (-2,402) dengan probabilitas signifiaknsi α lebih
kecil dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan
religiusitas terhadap konsumsi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, penelitian ini menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin,
jumlah anggota keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, dan religiusitas secara
bersama sama berpengarut terhadap konsumsi masyarakat. Dalam penelitian ini, diperoleh nilai
koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,904. Hal ini menjelaskan bahwa konsumsi masyarakat
di Banda Aceh dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan,
penggunaan APMK dan e-money, dan religiusitas sebesar 90,4% dan selebihnya yaitu 9,6%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dapat dilihat bahwa nilai
adjuster R2
< 0,1 sehingga terjadi hubungan kuat antara variabel independen dengan variabel
dependen.
Perlu diketahui bahwa keberadaan religiusitas akan membantu manusia untuk bisa
mengendalikan hawa nafsu dan cermat dalam melakukan sebuah aktivitas. Religiusitas tertinggi
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
32
dilihat melalui keperayaan manusia terhadap Tuhan dan keberadaan-Nya. Keperayaan akan adanya
hari pembalasan dan setiap orang akan diminta pertanggung jawaban hanya akan dirasakan oleh
orang yang memiliki kadar keimanan yang tinggi. Hal ini memicu sikap kehati-hatian dalam
melakukan sebuah aktivitas. Religiusitas juga berkaitan dengan pemahaman seseorang terhadap
ajaran yang telah ditetapkan dalam agama yang dianutnya.
Kehadiran APMK dan e-money merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi dan
informasi. Dengan berbagai macam kemudahan yang ditawarkan oleh instrumen pembayaran non
tunai dapat membuat kehidupan seseorang lebih efektif atau bahkan bisa berakhir pada kesengsaran.
Penggunaan APMK seperti kartu kredit yang tidak terkontrol, dapat menimbulkan kesengsaran bagi
manusia. Kartu kredit dapat dikatakan sebagai fasilitas utang yang diberikan oleh lembaga keuangan.
Utang merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh seorang tanpa ada toleransi. Menurut ajaran
Islam, seseorang yang sudah meninggal dan masih memiliki utang, maka kewajiban pembayaran
utang dialihkan pada keluarga atau ahli waris. Seseorang yang hidup dengan hutang akan merasa
tidak tenang karena memikirkan pembayarannya. Meskipun uang yang berada dalam kartu
debet/ATM dan e-money merupakan milik pengguna (nasabah), namun perlu diperhatikan mengenai
banyaknya konsumsi yang dilakukan. Diharapkan dengan lahirnya instrumen pembayaran non tunai
tidak memicu semakin maraknya budaya konsumerisme di masyarakat.
Kehadiran alat pembayaran menggunakan kartu dan uang elektronik dapat memudahkan
aktivitas seseorang selama dipakai secara bijaksana. Seorang ibu rumah tangga dengan mudah
melakukan pembayaran iuran bulanan dan seorang pembeli bisa dengan mudah membayar barang
yang dibeli tanpa harus membawa banyak uang. Dengan semakin eksisnya instrumen pembayaran
non tunai dalam masyarakat, memudahkan pemerintah dalam mengetahui, mengevaluasi dan
menentukan sebuah kebijakan ekonomi. Selain itu, penggunaan APMK dan e-money dapat
membantu mengurangi anggaran pemerintah untuk melakukan percetakan uang tunai.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang dilakulkan, diperoleh bahwa terdapat pengaruh variabel usia, jenis
kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money, serta religiusitas terhadap
pengeluaran konsumsi masyarakat pada tingkat siginifikansi sebesar 10%. Untuk pengaruh positif
didapat dari variabel usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, serta APMK dan e-
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
33
money. Sedangkan religiusitas berpengaruh negatif terhadap konsumsi. Dengan demikian, semakin
tinggi usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, dan penggunaan APMK dan e-
money seseorang, maka semakin meningkat pengeluaran konsumsinya. Dan apabila terjadi
peningkatan nilai religiusitas seseorang, maka dapat mengurangi jumlah pengeluaran konsumsi
masyarakat.
Saran
Saran yang dapat diberikan adalah penggunaan APMK dan e-money berpengaruh positif terhadap
konsumsi, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah menerima kedua instrumen ini dalam sistem
pembayaran. Penggunaan sistem pembayaran non tunai dapat mengakibatkan masyarakat lebih konsumstif
sehingga diperlukan religiusitas agar masyarakat tidak terjerumus dalam budaya konsumerisme yang
tenderung boros dan mubazir. Melakukan pemisahan terkait sampel yang menggunakan APMK dan e-
money sangat disarankan pada penelitian selanjutnya agar diperoleh hasil yang lebih baik dan semakin
akurat. Penggunaan varibel moderator dianjurkan untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan jenis
kelamin.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Muhammad Sofyan. 2015. Dampak Kebijakan E-Money di Indonesia Sebagai Alat Sistem
Pembayaran yang Baru. Jurnal Akuntansi Unesa. Vol. 3, No. 2. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya
Adiana, Pande Putu Erwin. 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga, dan
Pendidikan terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar. Skripsi.
Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Ancok, D. dan K. Suroso. 2008. Psikologi Agama: Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aulia, Nur. 2014. Pengaruh Usia, Tingkat Pendidikan, dan Jenis Kelamin tehadap Perilaku
Konsumsi Media. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.
Bank Indonesia. 2008. Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang. (www.bi.go.id). Diakses
27 Juli 2018.
Bank Indonesia. 2014. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/08/PBI/2014 tentang Perubahan atas
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic
Money).
Basri, Hisbullah dan Agung Anggoro Seto. 2017. Pengaruh Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
(APMK) terhadap Pola Konsumsi Masyarakat di Kota Palembang. Melalui
<https://www.academia.edu/36115438>[27/7/18].
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
34
Bawono, Anton. 2014. Kontribusi Religiusitas dalam Rasionalitas Konsumsi Rumah Tangga
Muslim. Inferensi, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Vol. 8, No.2:287-308.
Cavadia, Sheryl. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Masyarakat
di Sumatera Utara. Medan: Universitas Seumatera Utara.
Dewi, Rainy Hapsari. 2010. Pengaruh Pendapatan dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Keluarga Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mumbulsari
Kabupaten Jember Tahun 2010. Skripsi. Jember: Program Studi Pendidikan Ekonomi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukapil) Kota Banda Aceh. 2018. Grafik Penduduk
Menurut Kecamatan dalam Kota Banda Aceh. Melalui <http:
//disdukcapil.bandaacehkota.go.id/> diakses pada 7 Agustus 2018.
Hafifah, Azka. 2017. Pengaruh Penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu Terhadap
Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Periode 2009-2016). Skripsi. Surakarta: Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.
Hasnira. 2017. Pengaruh Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat
Wahdah Islamiyah Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Hidayati, Siti, Ida Nuryanti, Agus Firmansyah. Aulia Fadly, Isnu Yuwana Darmawan. 2006.
Operasional E-Money. Jakarta: Bank Indonesia.
Indriani, Lia. 2015. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, dan Jenis Kelamin terhadap Tingkat
Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.
Karoma, Agustina Resi. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsusmsi
Mahasiswa Indekos di Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Khomsatun, Evi. 2017. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Jilbab Ditinjau dari
Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung). Skripsi. Lampung: Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Larasati, Sheila Aulia Eka. 2017. Pengaruh Kepercayaan, Religiusitas dan Pendapatan Terhadap
Rendahnya Minat Masyarakat Muslim Berzakat Melalui Badan Amil Zakat Nasional
(Baznas) Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus Masyarakat Desa Sisumut). Skripsi.
Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Sumatera Utara.
Lind, Douglas A, William G. Marhal dan Samuel Adam Wathen. 2004. Basic Statistics for Business
and Economics. Edisi 5. England: McGraw-Hill.
Lintangsari, Nastiti Ninda, Nisaulfathona Hidayati, Yeni Purnamasari, Hilda Carolina, dan Wiangga
Febranto. 2018. Analisis Pengaruh Instrumen Pembayaran Non Tunai Terhadap Stabilitas
Sistem Keuangan di Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan. Vol. 1, No. 1:1-16.
Listfield, R dan F. Montes-Negret. 1994. Modernizing Payment Systemin Emerging Economies.
World Bank Policy Research Working Paper.
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
35
Mansur, Muhammad Arfan, dan M. Shabri. 2015. Pengaruh Prinsip Bagi Hasil, Tingkat Pendapatan,
Religiusitas, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada Bank
Syariah di Banda Aceh. Jurnal Magister Akuntansi Pasasarja Universitas Syiah Kuala. Vol.
4, No. 2:1-8.
Masruroh, Atik. 2015. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income terhadap
Minat Menabung Mahasiswa di Perbankan Syariah (Studi Kasus Mahasiswa STAIN
Salatiga). Skripsi. Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
Meliala, Raden Roro Atiah Sekararum Dewanti. 2017. Tingkat Konsumsi Kopi Berdasarkan
Pendapatan, Usia, dan Harga di Kota Depok. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Mishkin, Frederic. S. 2017. Ekonomi Uang, Perbankan dan Jasa Keuangan. Edisi Sebelas. Jakarta:
Salemba Empat.
Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Cetakan 1. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Munte, Dewi Handayani. 2017. Analisis Pengaruh Sistem Pembayaran Non Tunai terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Sumatera Utara.
Nurjanah, Siti. 2014. Pengaruh Tingkat Religiusitas terhadap Perilaku Disiplin Remaja di MAN
Sawit Boyolali (Penelitian Tindakan Kelas di MAN Sawit Boyolali). Jakarta: Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Octaviani, Agnes Denis Nur. 2010. Dampak Penggunaan Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM)
Terhadap Pola Konsumsi Remaja (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Dampak Penggunaan
Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Terhadap Pola Konsumsi Remaja di Kelurahan
Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta). Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.
Perkasa, Andi Agung. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa
UNHAS. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Persaulian, Baginda, Hasdi Aimon, dan Ali Anis. 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia.
Jurnal Kajian Ekonomi. Vol 1, No. 02:1-23.
Prasetia, Luthfan Darma. 2018. Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik (E-Money) terhadap
Perrputaran Uang (Velocity of Money) di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3AI). 2015. Ekonomi Islam. Cetakan 7.
Jakarta: Rajawali Pers.
Putriani, Yolanda Hani dan Atina Shofawati. 2015. Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa
Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Ditinjau dari Tingkat
Religiusitas. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan. Vol. 2, No. 7: 570-582.
Radiansyah, Muhammad. 2016. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Terhadap Penggunaan Alat
Pembayaran Non Tunai di Kota Medan. At-Tawassuth. Vol. 1, No. 1: 125-151.
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...
Miftahul Rizqa Khairi
JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019
ISSN. 2656-6540
36
Rahardja, Prathama, dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan
Makroekonomi). Edisi III. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Ramadani, Laila. 2012. Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money)
Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Vol.
8, No 1: 1-8.
Ritonga, Pitriani. 2018. Pengaruh Pembayaran Non Tunai Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Sholihin, Ahmad Ifham. 2010. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Suci, Syifa Puji. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiwa Kesehatan
Masyarakat. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Sulistyani, Rosediana Eka. 2016. Pengaruh Pendapatan, Usia, Jumlah Anggota Keluarga, dan Jenis
Kelamin terhadap Konsumsi Buruh Garmen di Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dipenogoro.
Wahyuni, Dhian, Hasan Basri dan M. Shabri. 2017. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Pereived
Behaviral Control dan Religiusitas Terhadap Niat Memiliki Rumah Berbasis Pembiayaan
Syariah di Kota Banda Aceh. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala. Vol. 6, No. 2:1-11.
Widyanto, Wahyu Bagus. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah
Tangga Buruh Industri Kecil di Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Skripsi. Jember:
Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Widyastutu, Kirana, Putu Wuri Handayani, dan Iik Wilarso. 2017. Tantangan dan Hambatan
Implementasi Produk Uang Elektronik di Indonesia: Studi Kasus PT XYZ. Journal of
Information System. Vol. 13, No. 1: 37-48.