analisis pragmatik terhadap novel because you give …
TRANSCRIPT
ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “BECAUSE YOU GIVE
ME LOVE” KARYA MITO ORIHARA
MITO ORIHARA NO SAKUHIN NO “BECAUSE YOU GIVE ME LOVE” TO
IU SHOUSETSU NI TAISURU PURAGUMATIKU NO BUNSEKI
SKRIPSI
Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara Medan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat
Ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang
Oleh:
NOVITA ESTER
110708063
PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI
ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “BECAUSE YOU GIVE
ME LOVE” KARYA MITO ORIHARA
Oleh
Nama : Novita Ester
NIM : 110708063
Program Studi : Sastra Jepang
Proposal ini diajukan untuk melengkapi persyaratan mengikuti ujian skripsi dan
telah disetujui oleh:
Pembimbing
Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D.
NIP: 19580704 1984 12 1 001
Menyetujui:
NIP: 19580704 1984 12 1 001
Ketua
Program Studi Sastra Jepang
Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus
yang telah memberikan berkat dan kekuatan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyelesaikan skripsi ini karena merupakan syarat untuk
mencapai gelar sarjana di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Adapun skripsi ini berjudul “ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL
BECAUSE YOU GIVE ME LOVE KARYA MITO ORIHARA”.
Menyelesaikan masa studi yang agak terlambat merupakan suatu
penyesalan tersendiri bagi penulis. Tetapi yang terpenting adalah keputusan untuk
bangkit dari rasa gagal dan kemauan untuk menyelesaikannya sampai ke garis
akhir. Menyelesaikan skripsi ini dan akan mendapat gelar Sarjana merupakan
salah satu anugerah terindah yang Tuhan beri kepada penulis dan tentu saja
penulis tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
Dan dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis mendapatkan sangat
banyak bantuan. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, yakni kepada:
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S., selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S., Ph.D., selaku Ketua Departemen
Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara, sekaligus
sebagai dosen pembimbing penulis yang sangat berjasa dalam penyelesaian
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
studi penulis. Beliau bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan kepada penulis di tengah-tengah kesibukan beliau.
Sungguh sangat bangga menjadi salah satu anak didik beliau dan
berkesempatan dibimbing beliau secara langsung.
3. Ibu Adriana Hasibuan, SS, M.Hum, selaku Sekretaris Departemen Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara dan Ibu Fazlah
Putri, selaku Staf Administrasi Departemen Sastra Jepang Fakultas Ilmu
Budaya Universitas Sumatera Utara yang bersedia meluangkan waktu,
memberi perhatian, mengarahkan, menasehati dan membantu penulis agar
lancar dalam masa penyelesaian studi, serta seluruh Dosen Departemen Sastra
Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara yang telah
memberikan ilmu kepada penulis selama masa studi. Semoga ilmu yang
didapat bisa berguna dalam dunia kerja maupun dalam kehidupan penulis
setelah menjadi Sarjana.
4. Bapak G. A. Simanullang dan ibu M. Situmorang, selaku orang tua penulis,
beserta F. Simanullang, A. Md, selaku adik perempuan penulis yang
senantiasa selalu mendoakan, mengingatkan, memaafkan, menasehati,
memberikan perhatian setiap harinya. Penulis sangat bangga dan bersyukur
terlahir dalam keluarga ini. Terimakasih untuk doa dan segala dukungannya
terhadap penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga kita semua
selalu diberikan kesehatan, umur yang panjang dan hati yang selalu
menyayangi, serta selalu diberikan damai sejahtera dalam menghadapi segala
persoalan hidup. Tidak lupa juga bou Daniel, mamatua Guardiola, nanguda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Michael, kak Sabam, tante Olan, bang Andre dan seluruh keluarga besar
penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Terimakasih selalu
mendoakan dan memberikan semangat serta motivasi kepada penulis. Semoga
penulis tetap dapat menjadi kebanggaan dalam keluarga.
5. Seluruh teman-teman di Sastra Jepang USU khususnya stambuk 2011 yang
selalu menemani dan berjuang bersama dalam menyelesaian skripsi ini, Fitri
dan Erson. Tidak lupa juga Yenny, Juli, Esther, Olive, Dea, Yuki, yang selalu
memberikan semangat dan terus-menerus mendukung dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Semoga kita bisa terus selalu mendukung dan
menyemangati satu sama lain. Lalu teman-teman penulis di organisasi dan
pelayanan IMPERATIF (Ikatan Mahasiswa Pemimpin Rasional dan Kreatif).
Nenny, Yustry, Ingrid, Sapsen, Artita, Monalisa, Aridanu, Vita, Mega, Airin,
Elsa, kak Anita, kak Lely, kak Silvi, bang Denata, bang Samuel dan semua
kakak, abang, adik yang tidak bisa penulis sebutkan satu per-satu, yang selalu
tidak pernah bosan untuk mendukung, menyemangati dan mengingatkan
penulis untuk menyelesaikan skripsi.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu yang membantu
dan memberikan dukungan kepada penulis. Semoga Tuhan membalas
kebaikan kalian dengan berkat yang berlipat kali ganda.
Akhir kata, penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dalam tulisan, tata bahasa, maupun isi pembahasan yang ada
di dalamnya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis akan
menerima kritik dan saran dari para pembaca dan pengguna skripsi ini nantinya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Medan, Juli 2018
Penulis,
(Novita Ester)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan ........................................................................ 4
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................... 5
1.4.2 Kerangka Teori ................................................................................. 6
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian .............................................................................. 7
1.5.2 Manfaat Penelitian ............................................................................ 7
1.6 Metode Penelitian ......................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN UMUM NOVEL BECAUSE YOU GIVE ME LOVE
KARYA MITO ORIHARA SERTA STUDI PENDEKATAN PRAGMATIK
DALAM KAJIAN SASTRA
2.1. Definisi Novel ............................................................................................. 11
2.2. Resensi Novel
2.2.1. Tema ............................................................................................... 15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.2.2. Alur (Plot) ....................................................................................... 17
2.2.3. Penokohan atau Perwatakan ........................................................... 18
2.2.4. Latar (Setting) ................................................................................. 21
2.2.5. Sudut Pandang (Point of View) ....................................................... 23
2.2.6. Biografi Pengarang ......................................................................... 25
2.3. Studi Pragmatik Sastra ................................................................................ 26
BAB III ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL BECAUSE YOU
GIVE ME LOVE KARYA MITO ORIHARA
3.1 Sinopsis Novel ............................................................................................ 29
3.2 Analisis Pragmatik Terhadap Novel ........................................................... 38
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 44
4.2 Saran ........................................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 46
ABSTRAK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dalam hal keberagaman budaya, Jepang memiliki kesamaan dengan
Indonesia. Budaya terbentuk dari berbagai unsur, termasuk agama, sistem politik,
adat istiadat, letak wilayah, bahkan karya seni. Karya seni di Jepang sangatlah
beragam. Dan sama hal nya dengan negara-negara lain, salah satu hasil karya seni
di Jepang adalah sastra. Semi (1988: 8) memaparkan sastra adalah suatu bentuk
dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Karena pada hakikatnya sastra
dihasilkan melalui perwujudan pribadi manusia melalui pengalaman, pemikiran,
perasaan, ide, semangat, bahkan keyakinannya, maka dari itu hasil karya sastra
pun sangatlah banyak dan beragam. Menurut (Djojosuroto dan Pangkerego, 2000:
12) karya sastra dikenal dalam dua bentuk, yaitu fiksi dan nonfiksi. Contoh karya
sastra fiksi adalah prosa, puisi, dan drama, sedangkan contoh karya sastra nonfiksi
adalah biografi, autobiografi, esai, dan kritik sastra. Pada kesempatan kali ini
penulis ingin meneliti novel. Novel merupakan salah satu hasil karya sastra fiksi,
yaitu prosa. Prosa sendiri masih terbagi menjadi dua, yaitu prosa lama dan prosa
baru. Beberapa contoh prosa lama adalah dongeng jenaka, fabel, mitos.
Sedangkan contoh prosa baru salah satunya adalah novel.
Seiring berkembangnya zaman, novel pun mengalami perkembangan yang
sangat pesat. Jenis dan bentuk novel sangat banyak macamnya. Di dukung hal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
tersebut, penulis ingin membahas salah satu novel seorang wanita bernama Mito
Orihara, yang sampai saat ini cukup banyak karyanya diterjemahkan ke dalam
bahasa Indonesia. Novel karya Mito Orihara yang ingin penulis bahas berjudul
“Because You Give Me Love” yang menceritakan tentang kehidupan seorang
gadis remaja bernama Asuka Masaki yang memiliki pemikiran bahwa dia tidak
mempunyai masa depan sampai suatu hari dia menemukan seekor anjing, dan
membuat kehidupannya berbalik menjadi seorang gadis yang bersemangat dan
mempunyai impian.
Asuka hanya tinggal bersama ibunya karena tidak memiliki seorang ayah
sejak lahir. Bukan karena perceraian atau karena ayah Asuka meninggal dunia,
tetapi karena ayah Asuka adalah seorang pria beristri yang menjalin hubungan
gelap dengan ibu Asuka. Di Jepang, hal seperti ini merupakan aib yang sangat
besar, bahkan akan mengalami ejekan, hinaan, bahkan dikucilkan oleh teman-
teman atau masyarakat. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
psikologis serta mental Asuka. Anak yang mengalami hal tersebut akan merasa
minder dalam pergaulannya sehari-hari, dan juga berpengaruh akan rasa kurang
perhatian dan akan ada rasa dendam yang timbul di hati anak yang akan melekat
sampai si anak tumbuh dewasa. Hal ini terbukti dari karakter Asuka yang suka lari
dari masalah, merasa dirinya tidak cantik, bodoh, dan tidak mempunyai
kemampuan apapun, sehingga dia memutuskan untuk tak mau lagi pergi ke
sekolah umum. Akhirnya ibu Asuka membuat Asuka menjalani home schoolling.
Asuka juga mengalami perasaan kesepian luar biasa dalam dirinya. Ia
tidak punya teman, ia tidak punya ayah, ibunya sibuk bekerja untuk menafkahi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mereka berdua, ia merasa tidak punya siapapun. Sampai suatu hari dia
menemukan seekor anak anjing yang hampir mati di sebuah taman. Asuka
membawanya ke klinik hewan yang ternyata adalah milik orangtua mantan teman
sekelasnya, Hiromu Miki. Ternyata anjing kecil itu tidak mau berpisah dari
Asuka, sehingga ia memutuskan untuk memeliharanya, dan anjing itu diberi nama
Junta. Keputusannya memelihara anjing membuat Asuka harus bekerja paruh
waktu di klinik hewan Mickey. Dan menariknya, hal ini merupakan titik balik dari
kehidupan Asuka sebelumnya.
Asuka menyadari ia telah jatuh cinta kepada Hiromu Miki, mantan teman
sekelasnya sekaligus anak pemilik klinik tempat ia bekerja paruh waktu. Hiromu
yang terlihat ketus kepada Asuka pun, ternyata diam-diam menaruh perhatian
kepada Asuka. Asuka selalu berharap, suatu hari nanti bisa bekerja bersama
Hiromu, karena Hiromu ingin menjadi Dokter hewan. Dan sekarang Asuka sudah
mempunyai tujuan hidup, yaitu ingin menjadi juru rawat hewan. Disamping itu,
ibu Asuka menikah kembali dengan seorang pria yang Asuka kenal baik. Ia
bernama Yuhei Uehara yang adalah pemilik toko Pretty Pet, tempat Asuka pernah
mengutil. Namun seiring perjalanan kehidupannya, Asuka dihadapkan kepada
situasi dimana dia merasa memiliki rival dalam hubungannya dengan Hiromu.
Tetapi dia tetap berusaha menjadi yang terbaik.
Novel ini banyak mengajarkan nilai moral dan berkaitan banyak dengan
persoalan hubungan manusia dengan manusia, misalnya nilai kasih sayang antara
orang tua dengan anak atau permasalahan gambar diri yang rusak. Berdasarkan
latar belakang tersebut, penulis ingin meneliti menggunakan pendekatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pragmatik yang memberikan efek positif kepada pembaca. Penulis ingin
membahas nilai pragmatik yang terdapat dalam novel ini karena mengajarkan
tentang keberanian, kasih sayang, kejujuran, dan juga mengajarkan kepada
pembaca bahwa kita sebagai manusia yang ingin berguna bagi orang lain kita
harus memiliki sifat percaya diri, cerdas, bertanggung jawab, menepati janji,
mempunyai keahlian, tidak pendendam, dan sebagainya. Oleh karena itu, penulis
merasa tertarik untuk menganalisis novel ini dan menyajikannya dalam sebuah
skripsi dengan judul “ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL
“BECAUSE YOU GIVE ME LOVE” KARYA MITO ORIHARA.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan alasan-alasan di atas, maka penulis merumuskan masalah
dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1) Nilai-nilai apa yang digambarkan pengarang dalam novel ini?
2) Bagaimana mendeskripsikan nilai-nilai yang disampaikan pengarang
dalam novel tersebut melalui pendekatan pragmatik?
1.3 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam sebuah penelitian diperlukan batasan masalah agar masalah tidak
berkembang luas dan agar pembahasannya lebih terarah. Dalam penelitian ini,
penulis akan menganalisis amanat atau nilai-nilai apa saja yang ingin disampaikan
pengarang, yang terdapat dalam novel “Because You Give Me Love” karya Mito
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Orihara berdasarkan pendekatan pragmatik dalam kajian sastra melalui tokoh
utamanya Asuka Masaki.
Novel “Because You Give Me Love” merupakan novel terjemahan berisi
149 halaman yang diterbitkan tahun 2003 oleh PT Elex Media Komputindo,
Jakarta. Judul asli novel ini adalah KIMI GA AI O KURETA KARA, novel
Jepang yang diterbitkan tahun 2000 oleh Kodansha Ltd, Tokyo.
Dengan menggunakan pendekatan pragmatik sastra, penulis akan
menjelaskan apa saja amanat atau nilai-nilai yang ingin disampaikan pengarang
melalui cuplikan teks percakapan tokoh utama dengan tokoh-tokoh lain di dalam
novel serta menilai karakter dan perilaku tokoh utama. Dalam penelitian ini juga
penulis akan menjelaskan semua hal yang berkaitan dengan penelitian, seperti
definisi, pengertian, fungsi, jenis, dan sebagainya.
1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Dalam menganalisis karya sastra berdasarkan teori, ada beberapa
pendekatan yang dapat diterapkan melalui pendekatan sastra. Menurut
(Jabrohim, 2012: 67) model pendekatan itu terbagi ke dalam empat kelompok,
yaitu:
1) Pendekatan ekspresif, yaitu model pendekatan yang menonjolkan
kajiannya terhadap peran pengarang sebagai pencipta karya sastra.
2) Pendekatan pragmatik, yaitu model pendekatan yang menitikberatkan
sorotannya terhadap peranan pembaca sebagai penyambut dan penghayat
karya sastra.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3) Pendekatan mimetik, yaitu pendekatan yang lebih berorientasi pada
aspek referensial dalam kaitannya dengan dunia nyata.
4) Pendekatan objektif, yaitu pendekatan yang memperhatikan karya sastra
sebagai struktur dengan koherensi intirinsik (melihat struktur karya sastra
tersebut).
Pendekatan yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah pendekatan
pragmatik. Pendekatan pragmatik lazim digunakan oleh para peneliti ketika
ingin mengetahui nilai suatu karya sastra yang dapat berguna bagi
pembacanya. Dari aspek pragmatik, teks sastra dikatakan berkualitas apabila
memenuhi keinginan pembaca.
1.4.2 Kerangka Teori
Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu landasan untuk menganalisis
suatu permasalahan. Tentunya untuk menganalisis sebuah karya sastra
diperlukan teori sastra atau yang biasa disebut pendekatan kajian sastra sebagai
landasannya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
pragmatik. Pendekatan pragmatik dalam sastra adalah cabang penelitian ilmu
sastra yang mengarah ke aspek kegunaan sastra. Pengarang mampu menghibur
dan sekaligus mengajarkan sesuatu, membuat pembaca merasa nikmat dan
sekaligus ada sesuatu yang dipetik atau memberi gambaran bahwa pembaca
mendapatkan manfaat yang mampu mengubah dirinya (Suwardi, 2008: 117).
Pendekatan pragmatik mengkaji dan memahami karya sastra berdasarkan
fungsinya untuk memberikan dan menyampaikan tujuan tertentu kepada
pembaca, seperti pendidikan, moral, agama, atau tujuan lainnya. Semakin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
banyak nilai atau ajaran yang terdapat dalam karya sastra dan berguna bagi
pembacanya, maka akan semakin tinggi nilai dari karya sastra tersebut. Dengan
pendekatan pragmatik dapat dipahami bahwa novel adalah sarana yang cukup
efektif untuk menyampaikan tujuan-tujuan tertentu pengarang kepada
pembacanya. Dan untuk menyampaikan tujuan-tujuan tersebut pengarang
mencerminkannya melalui tokoh cerita, baik melalui deskripsi pikiran maupun
perilaku tokoh.
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan alasan-alasan yang telah dikemukakan penulis dalam latar
belakang masalah, maka tujuan dari penelitianpun harus disesuaikan dengan
rumusan masalah, sehingga akan terarah dan efisien. Tujuan penelitian ini
secara ringkas, yaitu:
1) Untuk mengetahui nilai-nilai yang digambarkan pengarang dalam novel
ini.
2) Untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang disampaikan pengarang dalam
novel tersebut melalui pendekatan pragmatik.
1.5.2 Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian diharapkan dapat menghasilkan laporan yang
sistematis, mencapai tujuan, dan dapat bermanfaat secara umum. Adapun
manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Manfaat Teoretis
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan terutama
jurusan Sastra Jepang. Di samping itu, bermanfaat dalam upaya
pengembangan mutu dan hasil pembelajaran.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi pembaca
Penelitian novel ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan
perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah ada
sebelumnya dalam menganalisis.
b) Bagi mahasiswa jurusan Sastra Jepang
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan mahasiswa untuk
memotivasi ide atau gagasan baru yang lebih kreatif dan inovatif di
masa yang akan datang, demi kemajuan diri dan mahasiswa.
c) Bagi peneliti
Diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung dalam
manganalisis sebuah karya sastra dan memberi dorongan kepada
peneliti lain untuk melaksanakan penelitian sejenis.
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis untuk menjawab permasalahan dan
mencapai tujuan serta manfaat penelitian yang telah dijelaskan adalah metode
deskriptif. Menurut (Junaiyah dan Arifin, 2010: 113) metode penelitian deskriptif
adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan, menguraikan dan
menjelaskan fenomena objek penelitian. Metode ini menjelaskan data atau objek
penelitian secara alami, objektif dan apa adanya (faktual). Metode deskriptif
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
umumnya dimulai dengan mengklasifikasikan objek kemudian hasil klasifikasi
tersebut dianalisis secara deskriptif. Metode ini juga berfungsi untuk memecahkan
masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan, mengkaji
dan menginterpretasikan data. Metode ini tidak hanya menjelaskan, tetapi juga
memberikan pemahaman yang jelas terhadap data yang kita analisis. Penulis
menggunakan metode penelitian tersebut karena penelitian ini mempunyai tujuan
untuk memperoleh jawaban yang terkait dengan pendapat, tanggapan atau
persepsi seseorang sehingga pembahasannya harus secara kualitatif atau
menggunakan uraian kata-kata.
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah
library research atau studi kepustakaan. Menurut (Zed, 2004: 3) studi
kepustakaan adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan
penelitian. (Nazir, 1988 : 111) juga memaparkan studi kepustakaan adalah teknik
pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku,
catatan-catatan, laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan. Berdasarkan hal ini, yang penulis gunakan untuk membantu proses
penelitian adalah mengumpulkan informasi dan data yang terdapat dalam artikel,
website, buku-buku dari perpustakaan Universitas Sumatera Utara ataupun tempat
lain, serta karya ilmiah pada penelitian-penelitian sebelumnya.
Kemudian dari data-data dan informasi kepustakaan tersebut, penulis
membaca dan mencari teori yang berhubungan dengan penelitian mengenai
analisis novel berjudul “Because You Give Me Love” berdasarkan pendekatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pragmatik. Maka berdasarkan hal yang telah penulis jelaskan di atas, langkah-
langkah yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian ini adalah:
1. Membaca novel “Because You Give Me Love” karya Mito Orihara dan
menentukan masalah.
2. Mencari, mengumpulkan data dan referensi yang berhubungan dengan
objek penelitian untuk dijadikan sumber bacaan.
3. Mengumpulkan data-data tersebut kemudian menganalisis data
berdasarkan pendekatan pragmatik sastra.
4. Menyusun seluruh data tersebut menjadi sebuah laporan berbentuk
skripsi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “BECAUSE YOU GIVE ME
LOVE” KARYA MITO ORIHARA DAN STUDI PENDEKATAN
PRAGMATIK DALAM KAJIAN SASTRA
2.1 Definisi Novel
Kata novel sendiri diambil dan diadaptasi dari bahasa Italia “novella”
yang memiliki arti sebuah kisah atau sepotong berita. Novel adalah sebuah
karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan
sifat setiap pelaku.
Novel terdiri dari beragam jenis, yaitu sebagai berikut:
1) Novel Berdasarkan Genre
a. Novel romantis, yaitu novel yang menceritakan kisah-kisah
percintaan.
b. Novel misteri, yaitu novel yang menceritakan kisah-kisah
misteri dan menimbulkan rasa penasaran pembaca karena penuh
dengan teka teki.
c. Novel komedi, yaitu novel yang memuat unsur-unsur humor
sehingga membuat para pembaca terhibur.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Novel horor, yaitu novel yang memberikan efek menegangkan
bagi pembaca. Cerita yang disajikan dalam novel ini biasanya
cerita seram, bisa berupa hal mistis atau gaib.
e. Novel inspiratif, yaitu novel yang berisi kisah-kisah inspiratif.
Jenis novel ini ditujukan untuk memberikan pesan moral atau
membangkitkan motivasi para pembaca.
Berdasarkan genre, novel yang penulis bahas adalah novel romantis
sekaligus novel inspiratif. Novel ini selain berisi kisah jatuh cinta seorang
gadis remaja kepada mantan teman sekelasnya, juga berisi tentang
bagaimana seorang gadis remaja mengalahkan dirinya sendiri untuk
menghadapi berbagai persoalan hidup.
2) Novel Berdasarkan Isi dan Tokohnya:
a. Novel teenlit, yaitu novel yang ditujukan untuk para remaja.
Segala yang diceritakan dalam novel jenis ini disesuaikan
dengan karakter dan tumbuh kembang remaja. Biasanya topik
cerita untuk jenis novel ini adalah tentang cinta dan
persahabatan.
b. Novel chicklit, yaitu novel yang mempunyai tingkatan lebih
tinggi dari novel teenlit. Jenis novel ini menceritakan mengenai
wanita muda dan segala permasalahan yang dihadapi.
c. Novel songlit, yaitu novel yang dibuat dari sebuah lagu.
Biasanya, alur cerita dalam novel ini dikembangkan dari sebuah
lagu yang sedang hits atau bermakna mendalam.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Novel dewasa, yaitu jenis novel yang diperuntukkan hanya
untuk orang dewasa. Hal ini dikarenakan isi dari jenis novel ini
biasanya berhubungan dengan unsur sensualitas orang-dewasa.
Berdasarkan isi dan tokohnya, novel yang penulis bahas adalah novel
teenlit. Novel ini berisi kisah persahabatan seorang gadis remaja dengan
hewan peliharaannya dan juga dengan seorang pria yang berujung pada
romantisme remaja.
3) Novel Berdasarkan Kebenaran Cerita
a. Novel fiksi, yaitu novel yang bercerita tentang hal fiktif atau
khayalan semata, dan tidak pernah terjadi dalam kehidupan
nyata. Kefiktifan ini juga termasuk tokoh, alur, dan latar yang
digunakan dalam novel saja.
b. Novel non fiksi, yaitu jenis novel yang bercerita tentang
kejadian nyata. Biasanya jenis novel ini merupakan kisah
sejarah atau pengalaman seseorang.
Berdasarkan kebenaran cerita, novel yang penulis bahas adalah novel fiksi.
Novel ini murni berisi kisah hidup seorang gadis remaja yang dikarang,
tidak terinspirasi kepada seorang tokoh, suatu kejadian, atau suatu tempat.
Selain jenis-jenis novel yang sekarang sudah sangat beragam, novel
juga memiliki fungsi yang semakin luas. Adapun fungsi sastra khususnya
novel adalah sebagai berikut:
1) Fungsi rekreatif, novel dapat memberikan hiburan dalam
menyenangkan bagi pembacanya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Fungsi didaktif, novel mampu mengarahkan atau mendidik
pembacanya dengan adanya nilai-nilai kebenaran dan kebaikan
yang terkandung di dalamnya.
3) Fungsi estetis, yakni mampu memberikan keindahan bagi
pembacanya.
4) Fungsi moralitas, mampu memberikan pengetahuan kepada
pembacanya sehingga dapat mengetahui moral yang baik dan juga
buruk.
5) Fungsi religius, yang memiliki kandungan ajaran agama yang
diteladani bagi para pembaca sastra.
Berdarkan fungsi-fungsi tersebut, novel yang penulis bahas mengandung
fungsi rekreatif, fungsi didaktif, dan fungsi moralitas.
Unsur-unsur yang terdapat dalam novel ada dua, yaitu unsur intrinsik
dan unsur ekstrinsik. Menurut (Nurgiyantoro, 2000: 23) unsur intrinsik
sebuah novel adalah unsur-unsur yang secara langsung turut serta
membangun cerita. Perpaduan antar berbagai unsur intrinsik inilah yang
membuat novel terwujud. Unsur ini terdiri dari tema, alur (plot), latar
(setting), penokohan (perwatakan) dan sudut pandang (pusat pengisahan).
Sedangkan, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada di luar karya
sastra, namun secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem
organisme karya sastra (Nurgiyantoro, 2000: 24). Unsur ini meliputi latar
belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sebagainya. Unsur ini mencakup berbagai kehidupan sosial yang menjadi
landasan pengarang untuk membuat suatu karya sastra.
2.2 Resensi Novel
2.2.1 Tema
Tema adalah sesuatu yang menjadi pokok permasalahan atau
sesuatu yang menjadi pemikiran pengarang yang ingin disampaikan
kepada pembacanya. Tema disampaikan pengarang melalui jalinan
cerita yang ia buat di dalam novel. Menurut (Aminuddin, 2000: 91)
istilah tema berasal dari bahasa Latin yang berarti ‘tempat meletakkan
suatu perangkat’. Hal ini karena tema adalah ide yang mendasari suatu
cerita sehingga berperan juga sebagai titik tolak pengarang dalam
memaparkan karya fiksi yang diciptakannya. Menurut (Fananie, 2000:
84) tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang
melatarbelakangi terciptanya karya sastra. Karena sastra merupakan
refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam
karya sastra sangat beragam. Tema dapat berupa persoalan moral,
etika, agama, sosial, budaya, teknologi dan tradisi yang terkait erat
dengan masalah kehidupan. Tema suatu cerita hanya dapat diketahui
atau ditafsirkan setelah kita membaca cerita serta menganalisis. Hal
itu dapat dilakukan dengan mengetahui alur cerita serta penokohan
dan dialog-dialognya, hal ini sangat penting karena ketiganya
memiliki keterkaitan satu sama lain dalam sebuah cerita. Dialog
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
biasanya mendukung penokohan/perwatakan, sedangkan tokoh-tokoh
yang tampil dalam cerita tersebut berfungsi untuk mendukung alur
dan mengetahui bagaimana jalannya cerita tersebut. Pada cerita novel
“Because You Give Me Love” karya Mito Orihara ini diceritakan
mengenai berbagai masalah kehidupan yang dialami Asuka Masaki
sejak kecil. Ibunya yang menjalin hubungan dengan pria yang sudah
berkeluarga sehingga Asuka lahir tidak mempunyai ayah secara
hukum adalah awal dari segala penderitaan yang Asuka alami. Dia
menjadi bahan ledekan, hinaan dan dikucilkan. Itu sebabnya dia
menjadi gadis yang minder dan merasa tidak punya seseorang yang
menyayanginya. Ibunya yang tidak punya waktu yang cukup untuk
Asuka karena harus bekerja untuk membiayai kehidupan mereka
berdua, membuat Asuka menjadi anak yang sangat kesepian. Sehingga
dia mengimplementasikan dirinya menjadi gadis yang suka mengutil.
Dia juga merasa tidak percaya diri akan segala hal, mulai dari merasa
diri nya tidak cantik, tidak mempunyai bakat, bahkan dia merasa tidak
punya masa depan. Hal itu membuat dia menjadi orang yang
bermalas-malasan untuk menjalani hidup, karena merasa tidak punya
tujuan hidup. Hingga suatu saat Asuka menemukan seekor anjing
yang dia putuskan untuk dipeliharanya, saat itu lah kehidupan Asuka
sedikit demi sedikit berubah, bahkan berputar 180 derajat. Dia
menjadi wanita yang bertanggungjawab, merasa berarti, mulai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyukai seorang pria, menjadi wanita yang berani, bahkan dia
akhirnya menemukan tujuan hidupnya dan tahu ingin menjadi apa.
Dari hal yang telah penulis jelaskan di atas, dapat disimpulkan
bahwa tema yang ingin disampaikan oleh pengarang adalah bahwa
berhubungan/berkomunikasi itu sangat lah penting bagi manusia,
karena manusia adalah makhluk sosial.
2.2.2 Alur (Plot)
Alur atau plot adalah jalan cerita yang berupa peristiwa-
peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan satu sama
lain menurut hukum sebab-akibat dari awal sampai akhir cerita.
Peristiwa yang satu akan mengakibatkan timbulnya peristiwa yang
lain, peristiwa yang lain tersebut akan menjadi sebab bagi timbulnya
peristiwa berikutnya dan seterusnya sampai peristiwa itu berakhir
(Aminuddin, 2000: 83). Tahapan plot dibentuk oleh satuan-satuan
peristiwa, setiap peristiwa selalu diemban oleh pelaku-pelaku dengan
perwatakan tertentu, selalu memiki setting tertentu dan selalu
menampilkan suasana tertentu pula. Sebab itulah dengan memahami
plot, pembaca dapat sekaligus berusaha memahami
penokohan/perwatakan maupun latar/setting. Dalam tahapan alur
selalu terdapat konflik. Konflik merupakan inti dari sebuah alur.
Konflik dapat diartikam sebagai sebuah pertentangan. Menurut
(Kosasih, 2011: 226) bentuk-bentuk pertentangan antara lain:
1) Pertentangan manusia dengan dirinya sendiri;
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2) Pertentangan manusia dengan sesamanya;
3) Pertentangan manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan
ekonomi, sosial, politik dan budaya;
4) Pertentangan manusia dengan Tuhannya (keyakinannya).
Bentuk-bentuk konflik inilah yang kemudian diangkat ke dalam novel
dan menggerakkan alur cerita. Konflik yang terdapat dalam novel ini
adalah pertentangan manusia dengan dirinya sendiri. Situasi dan
kondisi kehidupannya membuat dia merasa tidak berguna dalam hidup
ini. Kemudian, alur atau plot dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1) Alur maju, yaitu alur yang susunannya mulai peristiwa pertama,
kedua, ketiga dan seterusnya sampai cerita itu berakhir.
2) Alur mundur, yaitu alur yang susunanya dimulai dari peristiwa
terakhir, kemudian kembali pada peristiwa awal kemudian
akhirnya kembali pada peristiwa akhir sebelumnya.
Penulis menyimpulkan alur yang terdapat pada cerita novel ini adalah
alur campuran. Karena dalam novel ini ceritanya tidaklah berurut dari
awal ataupun berawal dari akhir cerita.
2.2.3 Penokohan atau Perwatakan
Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh
cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah,
pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya dan
sebagainya. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro (1995: 165)
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Kosasih (2011: 228)
penokohan adalah cara pengarang menggambarkan dan
mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Dari pandangan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah bagaimana
pengarang menampilkan tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana
pula perilaku tokoh-tokoh tersebut.
Dalam penokohan ada dua hal penting, pertama berhubungan
dengan teknik penyampaian dan yang kedua adalah berhubungan
dengan watak atau kepribadian tokoh yang ditampilkan. Kedua hal ini
memiliki hubungan yang sangat erat karena penampilan dan
penggambaran sang tokoh harus mendukung watak tokoh tersebut
(Aminuddin, 2000: 79). Boulton dalam Aminuddin (2000: 79)
mengungkapkan bahwa cara pengarang menggambarkan atau
memunculkan tokohnya itu dapat berbagai macam. Para tokoh yang
terdapat dalam suatu cerita memiliki peranan yang berbeda-beda.
Abrams dalam Nurgiyantoro (1998 : 165) menjelaskan bahwa tokoh
cerita adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif
yang ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu
seperti diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Menurut (Nurgiyantoro, 1995: 176) berdasarkan peranan
dan tingkat pentingnya, tokoh terdiri atas tokoh utama dan tokoh
tambahan. Tokoh utama adalah tokoh yang diutamakan pengarang
dalam novel yang bersangkutan dan tokoh yang memiliki peranan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penting dalam cerita tersebut, ia merupakan tokoh yang paling banyak
diceritakan baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai
kejadian. Tokoh tambahan memiliki peranan tidak penting karena
kemunculannya hanya melengkapi, melayani dan mendukung pelaku
utama. Tokoh tambahan kejadiannya lebih sedikit dibandingkan tokoh
utama, yakni hanya ada jika berkaitan dengan tokoh utama secara
langsung. Penokohan dalam novel ini adalah sebagai berikut:
1) Asuka Masaki adalah tokoh utama perempuan dan pusat
cerita dalam novel ini. Asuka merupakan gadis remaja yang
merasa hidupnya tak berpengharapan. Ia merasa tidak cantik,
bodoh dan tidak mempunyai kemampuan apapun. Ia seorang
gadis yang minder dan mempunyai mental korban yang
sangat kuat, sehingga membuatnya menjadi pribadi yang
suka lari dari masalah. Ia juga merasa tidak ada yang
menyayanginya dan tidak ada yang mau berteman
dengannya, sehingga menjadikannya pribadi yang susah
bersosialisasi. Tetapi setelah semua berubah, ia menjadi gadis
yang sangat berani, bertanggung jawab, suka menolong,
jujur, bisa menyayangi, tulus, dan penuh perhatian.
2) Hiromu Miki adalah mantan teman sekelas Asuka ketika
bersekolah di sekolah umum SMP. Hiromu Miki sangat
berpengaruh dalam perjalanan hidup Asuka menjadi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seseorang yang lebih baik. Dia bersikap ketus pada Asuka,
tetapi diam-diam menaruh perhatian pada Asuka.
3) Ibu Asuka. Ibu Asuka menyayangi Asuka, itulah mengapa ia
tetap memilih melahirkan Asuka daripada menggugurkannya.
Tetapi karena ia adalah tulang punggung, maka ia tidak
memiliki waktuyang cukup untuk Asuka, sehingga Asuka
semakin merasa kesepian dan tidak berharga karena tidak
mempunyai banyak waktu bersama ibunya.
4) Ayah Hiromu. Karakter yang tegas dan baik hati, penolong
dan ramah.
5) Ibu Hiromu. Karakter yang baik hati, ramah, penolong, sabar,
dan lembut.
6) Yuhei Uehara. Karakter yang hangat, pemaaf, penolong,
bijaksana dan ramah.
7) Reina Fujino. Karakter yang pintar, cerdas, cerewet, tetapi
baik hati. Tidak bisa menerima keadaan keluarganya yang
tiba-tiba bangkrut, meskipun akhirnya bisa menerimanya
setelah berteman dengan Asuka.
2.2.4 Latar (Setting)
Latar atau setting adalah penggambaran situasi tempat dan
waktu serta suasana yang terjadi dalam cerita novel. Latar berfungsi
sebagai pendukung alur dan penokohan, memberi nuansa makna
tertentu serta mampu menciptakan suasana-suasana tertentu yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menggerakkan emosi atau aspek kejiwaan pembacanya. Gambaran
situasi yang jelas akan membantu memperjelas peristiwa yang sedang
dikemukakan pengarang (Aminuddin, 2000: 68). Sebagai salah satu
bagian dari unsur pembangun karya fiksi, setting selalu memiliki
hubungan dengan unsur-unsur signifikan yang lain dalam rangka
membangun totalitas makna serta adanya kesatuan (unity) dari
keseluruhan isi yang dipaparkan pengarang. Setting selalu memiliki
hubungan dengan penokohan dan alur untuk mewujudkan suatu tema
cerita. Menurut Abrams dalam Zainuddin (2001 : 99) secara garis
besar latar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu:
1) Latar Tempat
Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang
diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang
digunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama
tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama
yang jelas. Dalam novel ini, lokasi berlangsungnya peristiwa
adalah di kota Tokyo, Jepang.
2) Latar Waktu
Latar waktu mengarah pada saat terjadinya peristiwa, yang
meliputi hari, tanggal, bulan, tahun, bahkan zaman tertentu yang
melatarbelakangi cerita tersebut. Novel ini memiliki
latarbelakang cerita tentang keadaan kesusastraan Jepang pada
era Meiji yaitu sekitar abad 18. Tokoh utamanya sendiri lahir
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pada tahun 1872 dan semua peristiwa dalam novel ini
berlangsung selama 24 tahun sejak tokoh utamanya lahir dan
akhirnya meninggal pada tahun 1896 karena penyakit
tuberculosis yang telah diderita sejak lama.
3) Latar Sosial
Latar sosial mengarah kepada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang
diceritakan dalam karya fiksi maupun nonfiksi. Tata cara
kehidupan sosial masyarakat dapat berupa kebiasaan hidup,
adat-istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir
dan bersikap, dan lain sebagainya. Latar sosial juga
berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,
misalnya rendah, menengah atau tinggi. Dalam novel ini
pengarang mengambil tempat di perkotaan.
2.2.5 Sudut Pandang (Point of View)
Sudut pandang adalah kedudukan atau posisi pengarang dalam
cerita novel tersebut, dengan kata lain posisi pengarang menempatkan
dirinya dalam cerita tersebut, apakah ia ikut terlibat langsung atau
hanya sebagai pengamat yang berdiri di luar cerita (Aminuddin, 2000:
90). Sedangkan menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1998: 248)
sudut pandang adalah cara atau pandangan yang digunakan pengarang
sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar dan berbagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
pembaca. Terdapat beberapa jenis sudut pandang, yaitu:
1) Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.
Dalam sudut pandang teknik ini, si “aku” mengisahkan berbagai
peristiwa dan tingkah laku yang dialaminya, baik bersifat
batiniah dalam diri sendiri, maupun hubungannya dengan
sesuatu batiniah di luar dirinya. Segala sesuatu yang di luar diri
si “aku”, peristiwa, tindakan, dan orang akan diceritakan hanya
jika berhubungan dengan dirinya, dalam hal ini si “aku” menjadi
tokoh utama. Pengarang yang berfungsi sebagai pelaku cerita.
Karena pengarang juga adalah pelaku cerita maka akhirnya
pengarang juga merupakan pelaku yang serba tahu tentang apa
yang ada dalam benak pelaku utama maupun sejumlah pelaku
lainnya, baik secara fisikal maupun psikologis. Dengan
demikian apa yang terdapat dalam batin pelaku kemungkinan
nasibnya, pengarang atau narator juga mampu memaparkannya
meskipun itu hanya berupa lamunan pelaku atau merupakan
sesuatu yang belum terjadi.
2) Sudut pandang orang pertama sebagai pelaku sampingan.
Dalam sudut pandang ini, pengarang ikut melibatkan dirinya
tetapi ia mengangkat tokoh utama. Disini tokoh “aku” muncul
bukan sebagai tokoh utama melainkan sebagai tokoh tambahan.
3) Sudut pandang orang ketiga serbatahu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dalam sudut pandang ini, cerita dikisahkan dari sudut “dia”,
namun pengarang dapat menceritakan apa saja hal-hal yang
menyangkut tokoh “dia” tersebut. Pengarang bersifat serbatahu,
pengarang mengetahui berbagai hal tentang tokoh, peristiwa,
dan tindakan, termasuk motivasi yang melatar belakanginya.
4) Sudut pandang orang ketiga sebagai pengamat.
Dalam sudut pandang ini tokoh “dia” terbatas. Disini pengarang
menceritakan tokoh “dia” dalam segala hal namun pengarang
hanya melukiskan tokoh “dia” hanya pada seorang tokoh saja.
Pengarang berfungsi sebagai pengamat terhadap pemunculan
para pelaku serta hanya tahu dalam batas tertentu tentang
perilaku batiniah para pelaku.
Novel “Because You Give Me Love” karya Mito Orihara ini
menggunakan sudut pandang orang pertama sebagai pelaku utama.
2.2.6 Biografi Pengarang
Mito Orihara adalah seorang wanita, novelist sekaligus komikus
kelahiran Ibaraki, Jepang. Mito Orihara lebih banyak menargetkan
remaja perempuan sebagai target pasarnya, karena ia mengambil
kisah-kisah kehidupan remaja dan rata-rata tema yang diangkat
merupakan seputar persahabatan, percintaan dan cita-cita. Sampai saat
ini cukup banyak karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, terutama novel. Dan yang mendominasi karyanya adalah
yang disebut “graphic novels” atau novel grafis. Dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(https://en.wikipedia.org/wiki/Graphic_Novel) sebuah novel grafis
adalah karya narasi di mana cerita itu disampaikan kepada pembaca
menggunakan seni sekuensial, baik dalam desain eksperimental atau
dalam format komik tradisional. Istilah ini digunakan secara luas,
meliputi karya-karya non-fiksi dan cerita pendek terkait tematik serta
cerita-cerita fiktif di sejumlah genre. Novel grafis yang dikarang Mito
Orihara pun banyak jenis nya, salah satunya adalah cerita cantik. Dan
yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah salah satu cerita cantik
karyanya.
2.3 Studi Pragmatik Sastra
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan pragmatik
dalam kajian sastra untuk menganalisis nilai-nilai yang terkandung dalam
cerita novel “Because You Give Me Love” karya Mito Orihara. Penulis
mengambil beberapa cuplikan teks yang memiliki nilai di dalam cerita novel
tersebut. Pragmatik sastra adalah cabang penelitian ilmu sastra yang
mengarah kepada aspek kegunaan sastra. Penelitian ini muncul atas dasar
ketidakpuasan terhadap penelitian struktural murni yang memandang karya
sastra hanya sebagai teks itu saja. Kajian struktural dianggap hanya mampu
menjelaskan makna karya sastra dari permukaannya saja. Maksudnya,
kajian struktural sering melupakan aspek pembaca sebagai penerima makna
atau pemberi makna terhadap karya sastra. Pragmatik sastra lebih
menitikberatkan kajiannya terhadap peranan pembaca dalam menerima,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memahami dan menghayati karya sastra, karena pembaca sangat berperan
dalam menentukan sebuah karya itu merupakan karya sastra atau tidak dan
sebagai sebuah keutuhan komunikasi sastrawan-karya sastrapembaca, maka
pada hakikatnya karya yang tidak sampai kepada pembacanya bukanlah
karya sastra, Siswanto dan Roekhan dalam Endraswara (2008: 70).
Pendekatan pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk
menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan,
moral, agama dan tujuan pendidikan lainnya. Dengan kata lain pragmatik
sastra bertugas sebagai pengungkap tujuan yang dikemukakan para
pengarang untuk mendidik masyarakat pembacanya. Semakin banyak nilai-
nilai, ajaran-ajaran dan pesan-pesan yang diberikan kepada pembaca, maka
semakin baik dan bernilai tinggi karya sastra tersebut, Abrams dalam
Jabrohim (2012 : 67) . Menurut Selden dalam Endraswara (2008 : 70) karya
sastra tidak mempunyai keberadaan sampai karya sastra itu dibaca,
pembacalah yang menerapkan kode untuk menyampaikan pesan. Menurut
Teeuw dalam Endraswara (2008 : 71) kajian pragmatik selalu memunculkan
persoalan yang berkaitan dengan masalah pembaca, yaitu apa yang
dilakukan pembaca dengan karya sastra, apa yang dilakukan karya sastra
dengan pembacanya serta apakah tugas dan batas kemungkinan pembaca
sebagai pemberi makna. Hal ini berhubungan dengan manfaat pragmatik
sastra terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan
dan penyebarluasannya sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan
melalui peranan pembaca dalam memahami karya sastra. Dengan indikator
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatik adalah memberikan
manfaat terhadap pembaca. Dengan mempertimbangkan indikator karya
sastra dan pembaca, maka masalah yang dapat dipecahkan melalui
pendekatan pragmatik diantaranya adalah berbagai tanggapan masyarakat
tertentu terhadap sebuah karya sastra.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
ANALISIS PRAGMATIK TERHADAP NOVEL “BECAUSE YOU GIVE
ME LOVE” KARYA MITO ORIHARA
3.1 Sinopsis Novel
Asuka Masaki adalah seorang gadis remaja 15 tahun yang putus sekolah
karena ia sudah tidak mau pergi ke sekolah umum, sehingga ibunya menyarankan
dia memasuki free school, yaitu sekolah tidak resmi. Seharusnya saat ini dia kelas
3 SMP, tetapi sejak caturwulan pertama dia memutuskan untuk tidak lagi pergi
bersekolah. Dia tidak mau sekolah karena dia sering menjadi bahan ejekan.
Teman-temannya mengucilkan dia karena dia tidak punya ayah. Asuka terlahir
tanpa ayah, bukan karena bercerai atau meninggal muda, tetapi karena ayah Asuka
adalah pria yang sudah berumahtangga. Ibu dan ayah Asuka menjalin hubungan
terlarang sampai ibu Asuka mengandung Asuka. Tetapi Ayah Asuka tidak mau
bertanggungjawab dan malah menyuruh ibu Asuka untuk menggugurkan
kandungannya. Ibu Asuka lebih memilih untuk mempertahakan Asuka dan
melahirkannya, meskipun tanpa seorang suami. Terlahirlah Asuka ke dunia ini
tanpa sosok seorang ayah.
Suatu hari Asuka sedang jalan-jalan sore melewati beberapa perumahan,
sampai ia menyadari bahwa dia sudah nyasar di perumahan yang tidak
dikenalnya. Tetapi karena ia sedang dalam suasana hati yang cerah, ia berpikir
untuk tetap jalan-jalan dulu di perumahan tersebut. Lalu ia mendengar suara anak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kecil yang sedang bermain, dan tertarik untuk mendekati suara tersebut. Ternyata
di ujung jalan perumahan tersebut ada sebuah taman. Asuka melihat ada anak-
anak yang sedang berkumpul menatapi sesuatu, dan dengan penasaran ia
mendekati mereka. Ternyata yang mereka lihat adalah seekor anak anjing liar
(tidak pumya pemilik) yang sedang terluka. Ketika Asuka ikut melihat, ia malah
ditinggal oleh anak-anak tersebut. Asuka bingung apakah ia akan ikut
meninggalkan anak anjing itu, atau menolongnya. Setelah berpikir panjang, ia
memutuskan untuk menolongnya dengan membawanya ke klinik dekat taman itu.
Ia menggendong anjing kecil itu dan membawanya ke klinik yang terletak di
tengah perumahan tersebut. Klinik itu bernama ‘Klinik Hewan Mickey’ yang
tampak seperti rumah tinggal biasa. Asuka berpikir untuk meninggalkan anak
anjing tersebut di sebuah keranjang yang ada di depan pintu masuk, dengan
pikiran bahwa Dokter hewannya pasti pecinta binatang dan akan menolong anjing
kecil tersebut. Tapi kemudian ada yang memanggil namanya dari belakang,
namanya Hiromu Miki, teman sekelas Asuka waktu di sekolah umum. Hiromu
melihat anak anjing yang Asuka gendong dan langsung menyuruhnya masuk ke
dalam klinik tersebut. Ternyata klinik tersebut adalah rumah Hiromu, Dokter
hewan dan juru rawat hewan di klinik tersebut adalah ayah dan ibu Hiromu.
Dalam keadaan Asuka yang masih bingung dan takut ditagih uang
perawatan, Dokter menjelaskan bahwa anak anjing itu dehidrasi dan kalau
terlambat sedikit saja mungkin tidak akan tertolong lagi. Asuka berniat kabur, dan
langsung berpamitan. Lalu Hiromu bertanya kenapa ia mau meninggalkan anak
anjing tersebut, dan Asuka menjelaskan bahwa anak anjing itu bukanlah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kepunyaannya, ia hanya menemukannya di taman dan merasa bahwa ia harus
mmenolong anak anjing tersebut. Asuka mengatakan dia tidak mau terlibat lebih
jauh karena tidak mempunyai uang. Lalu Dokter yang adalah ayah Hiromu
tersebut mengatakan bahwa Asuka tidak perlu memikirkan soal biaya, karena
anjing itu akan dirawat disana sampai sembuh dan akan dicarikan pemilik baru.
Mendengar hal itu dari Dokter, Asuka memantapkan hati untuk pulang, namun
ketika ia memegang gagang pintu keluar, anak anjing yang terkulai lemas tadi
tiba-tiba menggonggong dan memandang kearah Asuka dengan tatapan sedih.
Anak anjing tersebut menganggap Asuka adalah tuannya karena telah
menolongnya. Mendengar suara anjing kecil itu, seketika membuat hati Asuka
sedih karena mengingat kejadian semasa kecilnya. Sewaktu Asuka kelas 1 SD, ia
pernah menemukan anak anjing dan membawanya pulang ke rumah, tetapi ibunya
melarang karena mereka tinggal di apartemen. Di apartemen tidak bisa
memelihara hewan. Sehingga keesokan harinya, Asuka dan ibunya membawa
anak anjing tersebut ke pinggir sungai di kota untuk membuangnya. Meski cuma
sehari, Asuka telah memberi anak anjing itu nama, Chibita. Asuka teringat suara
Chibita menyalak ketika ditinggalkan, percis seperti anak anjing di klinik ini.
Asuka tidak bisa melupakan suara Chibita dan merasa sangat bersalah. Waktu ia
kecil ia hanya bisa mengikuti apa kata ibunya dan merasa telah mengkhianati
kepercayaan anak anjing yang telah menaruh harapan padanya. Asuka berpikir
sejenak, apakah ia akan mengulang hal yang sama atau tidak, dan ia juga berpikir
bahwa sekarang dirinya bukan anak kecil lagi, sudah bisa berdiskusi dengan
ibunya untuk memelihara anjing.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Malam harinya Asuka membawa pulang anjing tersebut, dan diluar
dugaan ibunya memperbolehkan Asuka memelihara anjing tersebut asalkan
bertanggungjawab. Anjing tersebut diberi nama Junta oleh Asuka. Setelah
kedatangan Junta, Asuka merasakan hidupnya menjadi lebih berarti, dia merasa
memiliki teman, merasa punya tanggung jawab, merasa ada yang
membutuhkannya, dan merasa lebih bahagia. Tanpa sepengetahuan ibunya, Asuka
bolos free school seminggu karena merasa Junta tidak bisa ditinggal walaupun
hanya sebentar. Uang jajan Asuka sebulan pun ternyata sudah ludes untuk
membeli makanan dan berbagai perlengkapan Junta. Junta sering membuat
berantakan kamar Asuka, pipis dan bahkan buang kotoran sembarangan. Padahal
Asuka sudah menyiapkan alas koran tempat dimana seharusnya Junta buang
kotoran, tetapi Junta tidak juga mengerti.
Suatu hari ketika sedang mengelap pipis Junta, Asuka terkejut karena
warna pipis Junta berbeda, ada warna kemerahan seperti darah. Asuka panik dan
bertanya pada Junta, namun Junta hanya menjilat tangan Asuka dengan lemas.
Lalu, ia menggendong Junta dan tanpa pikir panjang membawanya ke klinik yang
ia tahu, klinik Mickey. Ketika sampai di klinik, tertulis di pintu masuk ‘hari ini
libur’. Asuka tersadar bahwa hari itu adalah hari Minggu. Asuka hampir menangis
karena khawatir dan hanya terdiam di depan klinik tersebut. Dia membayangkan
bagaimana bila Junta sakit parah, bagaimana jika Junta mati. Asuka tidak mau hal
itu terjadi. Lalu tiba-tiba Hiromu memanggil Asuka dari belakang dan membawa
3 ekor anjing berbeda jenis. Asuka menjelaskan keadaan Junta, dan Hiromu
mengajak Asuka membawa Junta masuk lewat belakang, karena meskipun klinik
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
libur, ayah Hiromu ada dirumah. Ayah Hiromu memeriksa Junta dan
mendiagnosa bahwa Junta keracunan bawang bombay dan menjelaskan bahwa
anjing atau kucing kalau makan bawang akan terkena anemia. Pipisnya akan
menjadi merah, karena sel darah merahnya rusak. Asuka teringat, bahwa hari
sebelumnya Asuka memberikan Junta makan burger. Tiba-tiba Hiromu memarahi
Asuka dan mengatakan bahwa bila ingin memelihara anjing harus belajar, apa
yang boleh dan tidak boleh dimakan. Asuka hanya bisa diam dan membenarkan
perkataan Hiromu dalam hati. Asuka merasa bahwa Junta sudah mempercayainya,
dan ia bahkan sudah merasa merawatnya dengan benar dalam seminggu tersebut,
tetapi kenyataannya tidak begitu.
Ayah Hiromu bertanya apakah Asuka sudah mendaftar keterangan
memelihara anjing dan apakah Junta sudah disuntik anti rabies atau belum. Asuka
sama sekali tidak tahu hal itu. Lalu Hiromu pun mengatakan bahwa ada beberapa
program vaksin untuk mencegah penyakit-penyakit yang sering menyerang
anjing. Mendengar hal itu Asuka hanya terdiam, dia tidak tahu serumit itu
memelihara anjing dan ia terlalu meremehkan tanggung jawab sebagai
pemelihara. Lalu Asuka bertanya berapa kira-kira biaya untuk semua hal itu.
Mendengar Dokter menyebut jumlah perawatan, seketika Asuka menunduk dan
membayangkan kalau ibunya akan membuang Junta seperti Chibita dulu.
Akhirnya Asuka menceritakan keadaannya dan ibunya yang hanya tinggal berdua.
Asuka bilang bahwa ia tak mungkin lagi menyusahkan ibunya untuk perawatan
Junta, dan bahwa ia telah berjanji bahwa akan bertanggungjawab pada Junta jika
ibunya memperbolehkan ia merawat Junta. Setelah beberapa saat mereka dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
keheningan mendengar perkataan Asuka, tiba-tiba Hiromu menemukan suatu ide,
Hiromu mengatakan kepada orangtuanya untuk menyuruh Asuka untuk bekerja di
klinik mereka sebagai penggantui biaya program tersebut. Dan mereka semua
tersenyum, tanda setuju.
Setiap sore sepulang sekolah free school, Asuka bekerja di klinik
tersebut. Pekerjaannya adalah membersihkan ruangan klinik, membawa jalan-
jalan hewan peliharaan, memberikan makanan pada hewan, dan sebagainya.
Beginilah sekarang keseharian hidup Asuka yang berubah drastis sejak bertemu
dengan Junta, tentu saja perubahan yang positif. Dan semakin hari Asuka dan
Hiromu menjadi semakin dekat dan akrab. Suatu hari saat Asuka dan Hiromu
membawa anjing-anjing ke taman, mereka bertemu Reina Fujino yang sedang
mengejar anjingnya, teman sekelas mereka yang sangat dibenci Asuka karena
suka mengucilkan Asuka. Banyak hal yang terjadi antara Asuka dan Reina
sehingga sampai sekarang Asuka membenci Reina. Tetapi setelah pertemuan
mereka di taman banyak juga hal-hal yang terjadi sehingga membuat mereka
menjadi sahabat.
Banyak hal yang terjadi pada Asuka, kehidupan yang berubah drastis dari
seseorang yang tidak pernah berharap akan punya masa depan menjadi seorang
yang sekarang mempunyai tujuan hidup. Dari seseorang yang merasa tidak
dibutuhkan, menjadi seorang yang merasa mempunyai tanggungjawab untuk
memberikan kasih sayang. Saat ini Asuka sudah sangat banyak berubah, dia
menjadi gadis remaja yang bertanggungjawab dan lebih percaya diri. Suatu hari ia
pergi ke toko bernama ‘Pretty Pet’ yang menjual berbagai keperluan hewan,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
seperti makanan hewan dan mainan hewan. Pemilik toko tersebut bernama Yuhei
Uehara yang sangat menyayangi hewan, sehingga membuka toko tersebut.
Sebelumnya Asuka pernah ke toko tersebut untuk membeli makanan Junta,
namun saat ini Auka ingin membeli mainan untuk Junta. Tetapi ketika melihat
harganya, ia malah mengutil mainan tersebut. Ia sama sekali tidak merasa bersalah
melakukannya, sampai ketika ia pulang membawa mainan tersebut dan
memberikannya pada Junta. Rasa bersalah dan malu langsung menghampiri
Asuka, karena melihat Junta sangat bahagia memainkan mainan tersebut. Ia
merasa sangat bersalah mencuri barang orang dan memberikannya pada Junta.
Akhirnya dia ambil mainan tersebut dari mulut Junta dan langsung saat itu juga
lari ke toko tersebut dan mengakui segala perbuatannya kepada pemiliknya, Yuhei
Uehara. Setelah mendengar pengakuan dan perasaan Asuka, akhirnya pemilik
toko tersebut mengajak Asuka ke kasir. Lalu Asuka berpikir bahwa pemilik toko
tersebut sudah memaafkannya dan ingin menjadikannya pembeli dan bukan
pencuri. Setelah Asuka membayarnya, pemilik toko tersebut mengatakan bahwa
Asuka adalah gadis pemberani dan pasti Junta sangat bangga padanya. Sekarang
Asuka juga menjadi gadis pemberani.
Suatu hari Asuka dan Hiromu berjalan di pinggir sungai tempat Asuka
membuang Chibita dulu. Sambil berjalan, Asuka menceritakan kejadian tentang
Chibita kepada Hiromu. Dan secara kebetulan ternyata Hiromu lah yang
menemukan Chibita 8 tahun yang lalu yang sekarang bernama Sakura, anjing
peliharaan Hiromu. Ketika suasana haru campur bahagia akan hal itu, tiba-tiba
mereka mendengar suara anjing kesakitan. Ternyata mereka melihat beberapa
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
anak SMU menyakiti dan menyiksa beberapa anjing yang masih sangat kecil, ada
yang kaki depannya dipotong, ada yang satu matanya tertutup dan dipenuhi darah,
dan ada yang sedang disulut rokok. Melihat hal itu, Asuka dan Hiromu sangat
shock dan nekat melawan anak-anak SMU tersebut. Anak-anak SMU tersebut
tidak takut menyakiti dan memukuli Asuka dan Hiromu. Hiromu melindungi
Asuka dengan memeluknya, sehingga semua tinju dan pukulan dari anak-anak
SMU tersebut Hiromu yang merasakannya.
Mereka berdua tidak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit. Ketika
Asuka siuman, ia langsung mencari Hiromu dan menemukannya di ruang ronsen
di sebuah kursi roda. Tak pikir panjang Asuka berlari sambil menangis ke pelukan
Hiromu. Setelah itu terdengar suara ibu Asuka yang sedang memarahi petugas
polisi untuk menghukum anak-anak SMA tersebut. Asuka berlari ke arah ibunya,
dan merasakan pelukan hangat ibunya yang sudah lama tidak ia rasakan.
Mendengar ibunya memanggil-manggil namanya sambil menangis dan
memeluknya, Asuka memberikan senyuman yang paling indah sebagai tanda
terimakasihnya seraya berkata bahwa ia baik-baik saja. Setelah kasus penyiksaan
itu Asuka dirawat segari di RS, sedangkan Hiromu dirawat seminggu karena patah
tulang dan retak tulang. Para pelakunya pun diberi hukuman untuk remaja karena
masih di bawah umur. Dan ketiga anjing korban anak SMU tersebut dirawat
dengan baik oleh ayah Hiromu dan akan dicarikan pemilik baru.
Setelah kejadian itu, Asuka dan ibunya jadi bisa ngobrol banyak, bahkan
ibunya mengizinkan Asuka untuk menjadikan salah satu anjing korban tersebut
menjadi adik Junta. Asuka dan ibunya mulai terbuka satu sama lain, berbicara dari
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
hati ke hati. Ibunya meminta maaf atas kejadian Chibita yang lalu, dan Asuka pun
meminta maaf atas segala sifatnya. Asuka berpikir untuk menjodohkan ibunya
dengan pemilik toko ‘Pretty Pet’ yang kebetulan adalah duda berumur 42 tahun.
Asuka membayangkan pasti ia sangat senang sekali mempunyai ayah seperti itu.
Padahal dulu ibu Asuka sempat berpacaran dan ingin menikah dengan rekan
kerjanya, tetapi Asuka yang dulu tidak bisa membiarkan hal tersebut karena
merasa ibunya akan tambah tidak menyayangi dia. Sekarang Asuka sudah
berubah dan merasa kalau kebahagiaan ibunya adalah kebahagiaannya juga.
Suatu sore, Asuka dan Hiromu berjalan-jalan di pinggir sungai tempat
kejadian tidak menyenangkan yang mereka alami, tetapi tempat itu juga
menyimpan kenangan yang menghubungkan Asuka dan Hiromu serta Chibita
(Sakura). Sambil memandang langit Hiromu dan Asuka berbicara mengenai
sekolah, cita-cita dan harapan, dan Hiromu berkata bahwa ia bercita-cita jadi
Dokter Hewan. Sedangkan Asuka yang dulu tidak punya cita-cita dan tujuan
hidup, sekarang ia tahu ingin menjadi apa dan apa yang iaingin lakukan. Setelah
lulus SMU ia ingin menjadi perawat binatang atau semacamnya dan ingin
memasuki sekolah kejuruan seperti itu. Ia ingin bekerja di tempat yang ada
kaitannya dengan dunia hewan. Mereka sama-sama tersenyum mendengar
harapan satu sama lain. Sejenak Asuka berpikir dan merasa sangat bahagia. Dulu
ia adalah gadis yang tidak punya keberanian dan selalu lari dari kenyataan, selalu
tidak bisa jujur, tidak pintar dalam hal apapun. Tapi sekarang semuanya berubah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sambil merasakan keajaiban itu, Asuka memandang Hiromu dan
menyatakan bahwa ia menyukai Hiromu. Mendengar hal itu, pipi Hiromu
memerah seperti anak kecil seraya mengatakan aku juga suka kamu.
3.2 Analisis Pragmatik Terhadap Novel
Untuk dapat mengetahui nilai pragmatik yang terdapat dalam novel
“Because You Give Me Love”, maka penulis melakukan penganalisisan terhadap
cuplikan teks novel yang diprediksi mengandung nilai-nilai pragmatik. Berikut
adalah cuplikan teks yang akan dianalisis:
Cuplikan 1 (halaman 73-74)
Aku menyadari pikiran yang ada di dalam benak bapak itu dan
buru-buru mengeluarkan dompet yang ada di dalam tas. Ia berniat
memaafkan aku,dan meminta aku membayar harga mainan itu. Ia
menjadikan aku seorang pembeli bukan seorang pencuri.
“Terima kasih.”
“Kembali.”
Saat saling menukar uang dan barang, aku dan bapak itu
tersenyum. Kemudian bapak itu mengantar aku sampai ke pintu masuk
toko.
“Memang suka banyak yang mencuri tetapi kamu orang pertama
yang datang sendiri untuk meminta maaf,” katanya. “Kamu anak yang
berani.”
Aku baru pertama kali disebut anak yang berani!
“Terima kasih banyak.”
Analisis:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Cuplikan di atas adalah ketika Asuka berada di sebuah toko bernama
‘Pretty Pet’, toko perlengkapan hewan yang dimiliki oleh seorang pria duda
berumur 40 tahunan, untuk mengembalikan mainan anjing yang ia curi
sebelumnya. Asuka mengutil sebuah mainan anjing berbentuk tulang yang
terbuat dari karet untuk Junta. Ketika ia membawanya untuk Junta, Junta
sangat senang dan tidak bisa lepas dari mainan tersebut. Tetapi hal tersebut
justru membuat Asuka malu pada Junta dan merasa sangat bersalah pada Junta.
Junta yang tidak tahu apa-apa, dengan polosnya sangat terlihat bahagia
memainkan mainan tersebut tanpa tahu itu adalah barang curian. Akhirnya
Asuka memutuskan untuk mengembalikannya. Dari cuplikan ini, Asuka
mengjarkan kita arti dari sebuah keberanian. Berani berkata jujur, meskipun itu
menyakitkan. Berani mengakui kesalahan, meskipun mungkin kita akan merasa
malu. Berani meminta maaf karena kita sudah salah, dan tentunya berjanji pada
diri sendiri tidak akan mengulanginya lagi.
Cuplikan 2 (halaman 99-100)
“Mama, jangan buang Shery! Tolonglah dia!!” Reina yang ada di
hadapanku bukan Reina sang ratu seperti biasanya. Wajah cantiknya
berantakan karena air mata.
Mama Reina tidak mendengar perkataan Reina. “Jangan
memaksakan sesuatu yang tidak mungkin Kalau mau anjing, mama bisa
minta yang baru sama kenalan mama,” ucap mama Reina kemudian.
Apa?
“Itu bakal lebih murah dan lebih baik. Apalagi Shery sudah nggak
bisa apa-apa lagi, kan?”
Mata Reina terbuka lebar karena terkejut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Jangan bercanda nenek sihir!”
Hah! Suaraku? Aku juga kaget kalau aku bisa berteriak dengan
suara seperti itu. Dan aku melanjutkannya, “Anjing lain mana bisa
menggantikan Shery! Pakai perasaan, dong!”
Mama Reina tercengang karena dimarahioleh anak yang tidak
dikenalnya. Hiromu, pak Miki dan bu Miki juga.
“Asuka,” ucap Reina. Ia melihatku dengan terkejut Tak lama
kemudian mulai menangis dengan suara yang keras.
Analisis:
Cuplikan di atas adalah ketika anjing yang bernama Shery kepunyaan
Reina, mantan teman sekelas Asuka sedang terbaring di Klinik Mickey karena
tertabrak motor. Shery masih ada kemungkinan hidup tetapi lukanya sangat
parah. Bisa dioperasi untuk sembuh, tetapi efek samping dari diobati mungkin
Shery hanya bisa berjalan dengan menyeret salah satu kakinya. Selain itu,
biayanyapun sangat mahal. Karena hal tersebut, ibu Reina menyarankan agar
Shery disuntik mati. hal tersebut. Dalam culikan kali ini, Asuka membuktikan,
terkadang orang dewasa tidak memikirkan perasaan anaknya, dan bisa saja
mengambil keputusan yang salah, yang bisa membuat hubungan dengan
anaknya menjadi tidak baik. Asuka berani menyuarakan hal tersebut. Karena
kebanyakan anak selalu menuruti kata orangtua tanpa berani menyuarakan apa
yang mereka pikir akan lebih baik untuk diri mereka. Hal ini yang secara tidak
sadar membuat hubungan anak dengan orangtua renggang, karena anak pikir
orangtua tidak mengerti dirinya, padahal sang anak lah yang tidak berani untuk
meminta, atau bahkan memberi pandangan yang baru kepada orangtuanya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Cuplikan 3 (halaman: 147)
“Hiromu.”
“Apa?”
“Aku suka kamu.”
“Apa?”
Wajahnya seperti burung yang tertembak. Pipinya yang seperti
anak kecil memerah. Setelah melihat reaksi wajahnya yang lucu, aku jadi
penasaran dan bertanya, “Jawab kamu apa?”
“Be...” wajahnya semakin merah dan mulai berteriak asal. “Bego!
Nggak usah bilang juga harusnya kamu ngerti, dong!”
“Nggak tahu. Sumpah!”
Aku sungguh tidak mengerti. Aku sedikit berharap. Tetapi tidak
mau terlalu optimis. Aku harus mendengarkan perkataannya, baru bisa
tahu.
“Sebenarnya aku juga lumayan.....”
Duengggggggg!
Suara bet base ball yang nyaring. Home run!!
Ada bola yang terbang ke arah kami.
Analisis:
Cuplikan di atas adalah ketika Asuka dan Hiromu sedang jalan-jalan di
pinggir sungai. Mereka duduk sejenak, memandang langit dan berbagi cerita
tentang impian mereka. Asuka sedang membayangkan keajaiban yang terjadi
dalam kehidupannya setalah bertemu Junta, anjingnya. Dan sambil merasakan
keajaiban itu, Asuka memandang ke arah Hiromu dan mengucapkan kata-kata
yang belum sempat diucapkannya dan yang telah lama dipendamnya. Dalam
hal ini Asuka membuktikan, bahwa mengungkapkan perasaan dalam hati kita
terhadap seseorang adalah penting. Bahkan perasaan tidak suka juga sangat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
baik untuk kita sampaikan. Hal itu bisa menjadi teguran atau kritik yang
membangun bagi seseorang.
Cuplikan 4 (halaman 123)
Tidak bisa dimaafkan!
“Kalian nggak punya perasaan! Sinikan anak anjingnya!”
“Nggak punya perasaaaaaaan!” Yang berambut pirang meniru
kalimatku.
Aku jadi kesal karena mereka malah terbahak-bahak. Aku
mengambil batu dan melemparkannya ke arah mereka.
Dugh!!
“Sial!!” Walaupun tidak begitu keras, batu itu mengenai pundak
salah seorang dari mereka. Kemudian setelah seranganku itu, wajah
mereka langsung berubah.
“Ngapain kamu? Dasar anak kecil!!” Anak SMU berambut cokelat
dan memakai anting-anting itu terkena lemparanku. Ia menghampiriku
dengan kasar.
“Aduuuuhhh!” Lenganku di pegang sangat kencang. Tanpa
sempat mengelak, tiba-tiba sebentuk kepalan tangan menghantam
wajahku.
Dug!
Analisis:
Cuplikan di atas adalah ketika Asuka dan Hiromu sedang menyebarkan
selebaran bahwa di Klinik Mickey ada tiga ekor anjing dan tiga ekor kucing
yang menanti pemelihara baru. Ketika mereka sedang asyik bercerita, tiba-tiba
mereka mendengar suara anjing berteriak kesakitan. Ternyata ada beberapa
anak SMU yang sedang menyiksa anjing-anjing yang masih sangat kecil. Lalu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setelah melihat hal itu mereka melawan anak-anak SMU tersebut. Dengan
beraninya Asuka yang adalah anak perempuan yang masih SMP melawan
anak-anak SMA tersebut. Asuka membuktikan, umur atau jenis kelamin tidak
menjadi masalah. Ia hanya ingin melakukan hal yang benar.
Nilai yang terdapat dari cuplikan-cuplikan tersebut adalah keberanian.
Keberanian merupakan hal yang sudah jarang ditemui dalam kehidupan manusia.
Saat ini bila kita melihat hal yang salah cenderung kita diam dan tidak berani
berkata-kata untuk mengungkapkan suata fakta atau kebenaran yang terjadi. Kita
lebih memilih diam saja, dan tidak menyelesaikan hal yang salah tersebut. Atau
bila ada hal-hal yang seharusnya kita ungkapkan, tidak sedikit yang lebih memilih
untuk menyimpannya dalam hati, karena takut akan konsekuensi yang akan di
dapat. Lewat pribadi Asuka kita belajar, bahwa keberanian yang kita punya akan
membuahkan hal yang manis pada akhirnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasa di bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat
diambil dalam menganalisis novel Because You Give Me Love karya Mito Orihara
adalah sebagai berikut:
1) Tema yang diangkat dalam novel ini adalah
“berhubungan/berkomunikasi itu sangat lah penting bagi manusia,
karena manusia adalah makhluk sosial.”
2) Novel ini menceritakan seorang gadis yang bernama Asuka yang
kehidupan sosialnya membuat dia menjadi pribadi yang tertutup.
Tetapi dia mengalami perubahan hidup setelah menemukan
seekor anjing yang hampir mati dan memutuskan untuk
memeliharanya. Masa-masa bersama anjingnya, mengubahkan
kehidupan Asuka 180 derajat dalam hal sifat dan perilakunya.
3) Nilai yang paling menonjol dalam novel ini adalah keberanian.
Asuka yang dulunya adalah gadis yang tidak punya harapan dan
merasa dirinya tidak berharga, sekarang ia menjadi gadis yang
pemberani. Ia berani untuk bertanggung jawab dan ia berani
untuk mengatakan hal yang benar. Ia juga sudah berani bermimpi
dan mempunyai tujuan hidup. Sekarang ia adalah gadis yang
penuh semangat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2 SARAN
Melalui skripsi ini, besar harapan penulis agar pembaca dapat memahami
lebih banyak tentang karya sastra, khususnya analisis karya sastra yang
berhubungan dengan pragmatik sastra. Karena semakin banyak kita mengetahui
sesuatu mengenai analisis karya sastra maka pengetahuan kita mengenai sastra
pun akan semakin luas. Melalui skripsi ini penulis juga berharap pembaca
memiliki minat untuk membaca karya-karya sastra, yaitu novel. Novel merupakan
salah satu karya yang menarik karena cerita dalam novel dikemas dengan gaya
bahasa yang mudah dipahami. Dengan membaca novel kita mendapat cerita yang
menarik, bagus dan inspiratif.
Kemudian penelitian ini membuat kita belajar bahwa kita butuh suatu
objek cinta agar kita tidak menjadi orang yang kesepian dan bisa menjadi pribadi
yang sehat karena kita punya komunikasi yang sehat juga. Karena manusia adalah
makhluk sosial, jadi kita buth berkomunikasi dan bersosialisasi. Apapun latar
belakang keluarga kita yang mungkin membuat kita dikucilkan, janganlah merasa
bahwa kita tidak berharga. Kita masih mempunyai harapan, asalkan kita mau
berubah dan mengambil keputusan untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2000. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru
Burhan, Nurgiyantoro. 2000. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta : Gajah Mada
University Press
Djojosuroto, K. dan A. Pangkerego. 2000. Dasar-Dasar Teori Prosa Fiksi.
Jakarta: Manasco
Endraswara, Suwardi. 2008. Metode Penelitian Sastra. Yogyakarta:Medpress
Esquire
Jabrohim. 2012. Teori Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Junaiyah H.M dan E. Zaenal Arifin. 2010. Keutuhan Wancana. Jakarta: Grasindo
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalila Indonesia
Rosada, Kosasih. 2011. Strategi Pembelajaran Ketatabahasaan dan
Kesusastraan. Bandung: Yrama Widya
Semi, M. Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya
Wahyudi, Siswanto. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: Grasindo
Zainuddin. 2001. Telaah Sastra. Surakarta: Muhamdyah Press
Zed, Mestika. 2004. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia
https://dosenbahasa.com/jenis-jenis-novel
https://en.wikipedia.org/wiki/Graphic_Novel
https://kampoengilmu.com/unsur-intrinsik-novel/
https://kbbi.web.id/novel
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Novel adalah salah satu karya sastra yang memberikan banyak manfaat bagi
pembacanya, antara lain sebagai hiburan dan sarana pendidikan.
Novel yang memberikan manfaat bagi pembaca, salah satunya adalah novel
“Because You Give Me Love” karya Mito Orihara.
Novel “Because You Give Me Love” menceritakan tentang Asuka Masaki yang
merupakan gadis remaja yang merasa hidupnya tak berpengharapan. Ia merasa
tidak cantik, bodoh dan tidak mempunyai kemampuan apapun. Ia seorang gadis
yang minder dan mempunyai mental korban yang sangat kuat, sehingga
membuatnya menjadi pribadi yang suka lari dari masalah. Ia juga merasa tidak
ada yang menyayanginya dan tidak ada yang mau berteman dengannya, sehingga
menjadikannya pribadi yang susah bersosialisasi.
Dalam menganalisis novel dapat dilakukan dengan berbagai metode atau
pendekatan kritik sastra, salah satu diantaranya adalah pendekatan pragmatik.
Pragmatik sastra adalah cabang penelitian ilmu sastra yang mengarah pada aspek
kegunaan sastra. Pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan
pragmatik oleh Suwardi. Menurut Suwardi, pengarang mampu menghibur dan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
sekaligus mengajarkan sesuatu, membuat pembaca merasa nikmat dan sekaligus
ada sesuatu yang dipetik atau memberi gambaran bahwa pembaca mendapatkan
manfaat yang mampu mengubah dirinya.
Pragmatik sastra memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan
tujuan tertentu kepada pembaca, seperti tujuan pendidikan, moral, agama dan
tujuan pendidikan lainnya.
Dengan kata lain pragmatik sastra bertugas sebagai pengungkap tujuan yang
dikemukakan para pengarang untuk mendidik masyarakat pembacanya.
Dari beberapa nilai pragmatik yang terdapat di dalam novel tersebut, nilai yang
paling menonjol adalah keberanian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA