anemia aplastik.pdf

8
Anemia Aplastik Samuel Pola Karta Sembiring MorphostLab Anemia Aplastik http://www.morphostlab.com

Upload: niaaseta

Post on 29-Oct-2015

800 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: anemia aplastik.pdf

Anemia Aplastik Samuel Pola Karta Sembiring

MorphostLab

Anemia Aplastik

http://www.morphostlab.com

Page 2: anemia aplastik.pdf

Anemia AplastikSamuel Pola Karta Sembiring

MorphostLab E-BookPress

© 2010 Medan – Indonesia

Cover, designed by MorphostLab

Image’s cover, cropped from Biochemistry Lubert Striyer.

April 2010 Medan, Indonesia

MorphostLab E

Anemia Aplastik

Image’s cover, cropped from Biochemistry Lubert Striyer.

Samuel Pola Karta

MorphostLab 2007 MorphostLab E-BookPress Samuel Pola Karta Sembiring

MorphostLab 2007 - 2010

Page 3: anemia aplastik.pdf

� Klasifikasi dan Etiologi

� Patofisiologi

� Gejala Klinik

� Pemeriksaan dan Diagnosis

� Prognosis

� Penatalaksanaan

ANEMIA APLASTIK

Anemia aplastik merupakan penyakit yang cukup jarang

terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya pansitopenia

dimana terjadi kondisi defisit sel darah pada jaringan tu

Biasanya hal ini juga dikaitkan dengan kurangnya jumlah sel

induk pluripoten.

Selain kekurangan sel induk pluripoten, anemia aplastik juga dapat disebabkan defek pada limfosit

helper, defisiensi regulator humoral atau selular, atau faktor

aplastik yang mendapat terapi transplantasi sumsum tulang dari

dari penyakit mereka. Atau paling tidak, pasien mendapat transplantasi sumsum isogenik.

Pada kasus yang lain, anemia aplastik ini disebabkan oleh induksi obat atau induksi toxin yang dapat

menyebabkan kerusakan sel induk. Sedangkan penyebab kasus lainnya adalah infeksi virus.

Kasus anemia aplastik ini sangat rendah pertahunnya. Kira

umumnya penyakit ini bisa diderita semua umur.

penyakit yang berpotensi mengancam jiwa

KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI

Anemia aplastik biasanya disebabkan oleh dua

Secara sederhana anemia aplastik dapat diklasifikasi sebagai berikut.

1. Penyebab Primer

a. Idiopatik (paling banyak)

b. Anemia Fanconi

c. Dyskeratosis congenita

2. Penyebab Sekunder

a. Zat kimia

b. Obat-obatan

c. Infeksi

d. Radiasi

Gangguan kongenital yang paling umum terjadi adalah

anemia Fanconi. Penyakit ini dapat menyerang anak

dan biasanya dikarenakan defek pada

aplasia yang sering disertai kelainan rangka, pigmentasi

pada kulit dan abnormalitas pada ginjal.

MorphostLab E

Anemia aplastik ditandai dengan adanya

pansitopenia (leukopenia, trombositopenia, dan

anemia berat). Hal ini kebanyakan disebabkan

karena berkurang atau tidak adanya sel induk

pluripoten.

Anemia aplastik cenderung kronis dan pada

banyak pasien tidak diketahui secara jelas

penyebabnya (idiopatik).

Selain dari faktor idiopatik, anemia aplastik juga

dapat disebabkan oleh anemia Fanconi ataupun

paparan bahan kimia atau obat

dapat menyebabkan supresi sumsum tulang.

ANEMIA APLASTIK

Anemia aplastik merupakan penyakit yang cukup jarang

terjadi. Penyakit ini ditandai dengan adanya pansitopenia

kondisi defisit sel darah pada jaringan tubuh.

Biasanya hal ini juga dikaitkan dengan kurangnya jumlah sel

Selain kekurangan sel induk pluripoten, anemia aplastik juga dapat disebabkan defek pada limfosit

helper, defisiensi regulator humoral atau selular, atau faktor-faktor lainnya. Umumnya pasien anemia

aplastik yang mendapat terapi transplantasi sumsum tulang dari saudara kembar identik dapat sembuh

dari penyakit mereka. Atau paling tidak, pasien mendapat transplantasi sumsum isogenik.

Pada kasus yang lain, anemia aplastik ini disebabkan oleh induksi obat atau induksi toxin yang dapat

menyebabkan kerusakan sel induk. Sedangkan penyebab kasus lainnya adalah infeksi virus.

sangat rendah pertahunnya. Kira-kira 2 – 5 kasus/juta penduduk/tahun. Dan

umumnya penyakit ini bisa diderita semua umur. Meski termasuk jarang, tetapi penyakit ini tergolong

penyakit yang berpotensi mengancam jiwa dan biasanya dapat menyebabkan kematian

k biasanya disebabkan oleh dua faktor penyebab, yaitu faktor primer dan sekunder.

Secara sederhana anemia aplastik dapat diklasifikasi sebagai berikut.

(paling banyak)

Dyskeratosis congenita

Gangguan kongenital yang paling umum terjadi adalah

anemia Fanconi. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak

dan biasanya dikarenakan defek pada DNA Repair dan

kelainan rangka, pigmentasi

pada kulit dan abnormalitas pada ginjal.

MorphostLab E-BookPress

Anemia aplastik ditandai dengan adanya

pansitopenia (leukopenia, trombositopenia, dan

Hal ini kebanyakan disebabkan

karena berkurang atau tidak adanya sel induk

Anemia aplastik cenderung kronis dan pada

banyak pasien tidak diketahui secara jelas

Selain dari faktor idiopatik, anemia aplastik juga

dapat disebabkan oleh anemia Fanconi ataupun

kimia atau obat-obatan yang

dapat menyebabkan supresi sumsum tulang.

Selain kekurangan sel induk pluripoten, anemia aplastik juga dapat disebabkan defek pada limfosit

nnya. Umumnya pasien anemia

kembar identik dapat sembuh

dari penyakit mereka. Atau paling tidak, pasien mendapat transplantasi sumsum isogenik.

Pada kasus yang lain, anemia aplastik ini disebabkan oleh induksi obat atau induksi toxin yang dapat

menyebabkan kerusakan sel induk. Sedangkan penyebab kasus lainnya adalah infeksi virus.

5 kasus/juta penduduk/tahun. Dan

Meski termasuk jarang, tetapi penyakit ini tergolong

dan biasanya dapat menyebabkan kematian.

faktor penyebab, yaitu faktor primer dan sekunder.

Page 4: anemia aplastik.pdf

Pemaparan pada bahan-bahan kimia, obat

obatan dapat menekan hematopoiesis

Obat-obatan yang dapat menyebabkan depresi pada sumsum tulang dapat dibagi dua:

1. Sering atau selalu menyebabkan depresi sumsum tulang

a. Sitostatika

2. Kadang-kadang menyebabkan depresi sumsum tulang

a. Antikonvulsan, misalnya: metilhidantoin

b. Antibiotik, misalnya:

c. Analgesik, misalnya: fenilbutazon

d. Relaksan otot, misalnya: meprobamat

Obat seperti kloramfenikol diduga dapat menyebabkan anemia aplastik. Misalnya pemberian

kloramfenikol pada bayi sejak berumur 2

6 tahun.

America Medical Association juga telah membuat daftar obat

aplastik. Lihat tabel berikut.

tersebut.

Selain radiasi, infeksi juga dapat menyebabkan anemia aplastik. Misalnya seperti infeksi virus Hepatitis

C, EBV, CMV, parvovirus, HIV, dengue

Dari semua faktor penyebab anemia aplastik diatas, faktor

yang paling banyak terjadi ialah faktor idiopatik. Dimana

penyebabnya anemia aplastik ini masih belum jelas.

.

PATOFISIOLOGI

Ada dua hal yang menjadi patofisiologi anemia aplastik.

Obat-obat yang sering dihubungkan

dengan Anemia Aplastik

- Azathioprine

- Karbamazepine

- Inhibitor carbonic anhydrase

- Kloramfenikol

- Ethosuksimide

- Indomethasin

- Imunoglobulin limfosit

- Penisilamine

- Probenesid

- Quinacrine

- Obat-obat sulfonamide

- Sulfonilurea

- Obat-obat thiazide

- Trimethadione

MorphostLab E

Terkadang cukup sulit menentukan faktor

penyebabnya jika seorang individu sudah terkena

infeksi sekaligus mengonsumsi obat

kloramfenikol. Tidak jelas apakah anemia aplastik

yang diderita individu tersebut diakibatkan oleh

infeksi atau kloramfenikol.

bahan kimia, obat-obatan dan radiasi juga dapat merusak sel induk. Obat

obatan dapat menekan hematopoiesis secara idiosinkratik ataupun secara terduga.

yang dapat menyebabkan depresi pada sumsum tulang dapat dibagi dua:

Sering atau selalu menyebabkan depresi sumsum tulang

kadang menyebabkan depresi sumsum tulang

Antikonvulsan, misalnya: metilhidantoin

Antibiotik, misalnya: kloramfenikol, sulfonamide, penicillin dan lain-lain

Analgesik, misalnya: fenilbutazon

Relaksan otot, misalnya: meprobamat

Obat seperti kloramfenikol diduga dapat menyebabkan anemia aplastik. Misalnya pemberian

kloramfenikol pada bayi sejak berumur 2 – 3 bulan akan menyebabkan anemia aplastik setelah berumur

America Medical Association juga telah membuat daftar obat-obat yang dapat menimbulkan anemia

Zat-zat kimia yang sering menjadi penyebab anemia aplastik

misalnya benzen, arsen, insektisida, dan lain

kimia tersebut biasanya terhirup ataupun terkena (secara

kontak kulit) pada individu.

Radiasi juga dianggap sebagai penyebab anemia aplastik ini

karena dapat mengakibatkan kerusakan pada stem cell atau

sel induk ataupun menyebabkan kerusakan pada lingkungan

sel induk. Contoh radiasi yang dimaksud antara lain pajanan

sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan radioaktif (misalnya

dari ledakan bom nuklir).

Paparan oleh radiasi berenergi tinggi ataupun sedang yang

berlangsung lama dapat menyebabkan kegagalan sumsum

tulang akut dan kronis maupun anemia aplastik. Terutama sel

sel germinal dan sel hematopoietik. Sel

merupakan sel yang paling mudah mengalami kerusakan

juga dapat menyebabkan anemia aplastik. Misalnya seperti infeksi virus Hepatitis

, dengue dan lain-lain.

Dari semua faktor penyebab anemia aplastik diatas, faktor

ng banyak terjadi ialah faktor idiopatik. Dimana

penyebabnya anemia aplastik ini masih belum jelas.

Ada dua hal yang menjadi patofisiologi anemia aplastik.

obat yang sering dihubungkan

Inhibitor carbonic anhydrase

MorphostLab E-BookPress

Terkadang cukup sulit menentukan faktor

ng individu sudah terkena

infeksi sekaligus mengonsumsi obat

kloramfenikol. Tidak jelas apakah anemia aplastik

yang diderita individu tersebut diakibatkan oleh

obatan dan radiasi juga dapat merusak sel induk. Obat-

yang dapat menyebabkan depresi pada sumsum tulang dapat dibagi dua:

lain

Obat seperti kloramfenikol diduga dapat menyebabkan anemia aplastik. Misalnya pemberian

ulan akan menyebabkan anemia aplastik setelah berumur

obat yang dapat menimbulkan anemia

yang sering menjadi penyebab anemia aplastik

insektisida, dan lain-lain. Zat-zat

kimia tersebut biasanya terhirup ataupun terkena (secara

juga dianggap sebagai penyebab anemia aplastik ini

kerusakan pada stem cell atau

sakan pada lingkungan

sel induk. Contoh radiasi yang dimaksud antara lain pajanan

sinar X yang berlebihan ataupun jatuhan radioaktif (misalnya

Paparan oleh radiasi berenergi tinggi ataupun sedang yang

berlangsung lama dapat menyebabkan kegagalan sumsum

tulang akut dan kronis maupun anemia aplastik. Terutama sel-

sel germinal dan sel hematopoietik. Sel-sel tersebut

h mengalami kerusakan

juga dapat menyebabkan anemia aplastik. Misalnya seperti infeksi virus Hepatitis

Page 5: anemia aplastik.pdf

1. Kerusakan pada sel induk pluripoten

Gangguan pada sel induk pluripoten ini menjadi

induk pluripoten yang mengalami gangguan gagal membentuk atau berkembang menjadi sel

darah yang baru.

Umumnya hal ini dikarenakan kurangnya jumlah sel induk pluripoten ataupun karena fungsinya

yang menurun.

Penanganan yang tepat untuk individu anemia aplastik yang disebabkan oleh gangguan pada sel

induk adalah terapi transplantasi sumsum tulang.

2. Kerusakan pada microenvironment

Ditemukan gangguan pada mikrovaskuler, faktor humoral

penghambat pertumbuhan sel. Hal ini mengakibatkan gagalnya jaringan sumsum tulang untuk

berkembang.

Gangguan pada microenvironment merupakan kerusakan lingkungan sekitar sel induk

pluripoten sehingga menyebabkan kehilangan kemampuan sel tersebut

menjadi sel-sel darah.

Selain itu pada beberapa penderita anemia aplastik ditemukan

pertumbuhan sel. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya limfosit T yang menghambat

pertumbuhan sel-sel sumsum tulang

Sampai saat ini, teori yang paling dianut sebagai penyebab anemia aplastik adalah gangguan pada sel

induk pluri poten.

GEJALA KLINIK

Pada penderita anemia aplastik dapat ditemukan tiga g

utama yaitu, anemia, trombositopenia, dan leukopenia.

Ketiga gejala ini disertai dengan gejala

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

- Anemia biasanya ditandai dengan pucat, mudah lelah, lemah

- Trombositopenia, misalnya: perdarahan gusi, epistaksis, petekia, ekimosa dan lain

- Leukopenia ataupun granulositopenia, misalnya: infeksi.

Selain itu, hepatosplenomegali dan limfadenopati juga dapat ditemukan pada penderita anemia aplastik

ini meski sangat jarang terjadi.

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS

Ada dua jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis anemia aplastik, yaitu

pemeriksaan fisis dan pemeriksaan laboratorium.

PEMERIKSAAN FISIS

Pada pemeriksaan fisis penderita anemia aplastik diperoleh:

- Pucat

- Perdarahan pada gusi, retina, hidung, dan kulit.

- Tanda-tanda infeksi, misalnya demam.

- Pembesaran hati (hepatomegali)

- Tanda anemia Fanconi, yaitu bintik Café au lait dan postur tubuh yang pendek.

- Tanda dyskeratosis congenita, yaitu jari

MorphostLab E

Infeksi semakin mudah terjadi karena adanya

granulositopenia.

Kerusakan pada sel induk pluripoten

Gangguan pada sel induk pluripoten ini menjadi penyebab utama terjadinya anemia aplastik. Sel

induk pluripoten yang mengalami gangguan gagal membentuk atau berkembang menjadi sel

Umumnya hal ini dikarenakan kurangnya jumlah sel induk pluripoten ataupun karena fungsinya

Penanganan yang tepat untuk individu anemia aplastik yang disebabkan oleh gangguan pada sel

induk adalah terapi transplantasi sumsum tulang.

Kerusakan pada microenvironment

Ditemukan gangguan pada mikrovaskuler, faktor humoral (misal eritropoietin)

penghambat pertumbuhan sel. Hal ini mengakibatkan gagalnya jaringan sumsum tulang untuk

Gangguan pada microenvironment merupakan kerusakan lingkungan sekitar sel induk

pluripoten sehingga menyebabkan kehilangan kemampuan sel tersebut untuk berdiferensiasi

Selain itu pada beberapa penderita anemia aplastik ditemukan cell inhibitors

pertumbuhan sel. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya limfosit T yang menghambat

sel sumsum tulang.

Sampai saat ini, teori yang paling dianut sebagai penyebab anemia aplastik adalah gangguan pada sel

Pada penderita anemia aplastik dapat ditemukan tiga gejala

utama yaitu, anemia, trombositopenia, dan leukopenia.

Ketiga gejala ini disertai dengan gejala-gejala lain yang

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Anemia biasanya ditandai dengan pucat, mudah lelah, lemah, hilang selera makan,

mbositopenia, misalnya: perdarahan gusi, epistaksis, petekia, ekimosa dan lain

Leukopenia ataupun granulositopenia, misalnya: infeksi.

Selain itu, hepatosplenomegali dan limfadenopati juga dapat ditemukan pada penderita anemia aplastik

Ada dua jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis anemia aplastik, yaitu

iksaan fisis dan pemeriksaan laboratorium.

Pada pemeriksaan fisis penderita anemia aplastik diperoleh:

Perdarahan pada gusi, retina, hidung, dan kulit.

tanda infeksi, misalnya demam.

Pembesaran hati (hepatomegali)

bintik Café au lait dan postur tubuh yang pendek.

, yaitu jari-jari yang aneh dan leukoplakia.

MorphostLab E-BookPress

Infeksi semakin mudah terjadi karena adanya

penyebab utama terjadinya anemia aplastik. Sel

induk pluripoten yang mengalami gangguan gagal membentuk atau berkembang menjadi sel-sel

Umumnya hal ini dikarenakan kurangnya jumlah sel induk pluripoten ataupun karena fungsinya

Penanganan yang tepat untuk individu anemia aplastik yang disebabkan oleh gangguan pada sel

(misal eritropoietin) maupun bahan

penghambat pertumbuhan sel. Hal ini mengakibatkan gagalnya jaringan sumsum tulang untuk

Gangguan pada microenvironment merupakan kerusakan lingkungan sekitar sel induk

untuk berdiferensiasi

atau penghambat

pertumbuhan sel. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya limfosit T yang menghambat

Sampai saat ini, teori yang paling dianut sebagai penyebab anemia aplastik adalah gangguan pada sel

hilang selera makan, dan palpitasi.

mbositopenia, misalnya: perdarahan gusi, epistaksis, petekia, ekimosa dan lain-lain.

Selain itu, hepatosplenomegali dan limfadenopati juga dapat ditemukan pada penderita anemia aplastik

Ada dua jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis anemia aplastik, yaitu

Page 6: anemia aplastik.pdf

dapat digolongkan sebagai penderita anemia aplastik berat.

• Sumsum Tulang

PROGNOSIS

Kondisi semakin buruk jika ditemukan:

- Neutrofil < 0.5 x 109

- Platelet < 20 x 109

- Retikulosit < 40 x 109

Sebelum era transplantasi sumsum tulang tulang, angka mortalitas sangatlah tinggi. Kira

sampai 80%. Dengan adanya transplantasi sumsum tulang, angka mortalitas ini dapat dipastikan turun.

Transplantasi sumsum tulang ini sangatlah baik dilakukan b

dan lebih baik lagi bila dilakukan pada anak

MorphostLab E

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Darah Tepi

o Granulosit

o Trombosit

o Retikulosit

bahkan hampir tidak ada)

Pada penderita anemia aplastik

ditemukan kadar retikulosit yang sedikit

atau bahkan tidak ditemukan

Sedangkan jumlah limfosit dapat normal

atau sedikit menurun.

Dari ketiga kriteria darah tepi di atas,

dapat ditentukan bera

anemia aplastik yang diderita oleh

pasien. Cukup dua dari tiga kriteria di

atas terpenuhi, maka si individu sudah

dapat digolongkan sebagai penderita anemia aplastik berat.

o Hiposeluler < 25%

Pemeriksaan sumsum tulang ini di

pemeriksaan biopsi dan aspirasi.

Kondisi semakin buruk jika ditemukan:

Sebelum era transplantasi sumsum tulang tulang, angka mortalitas sangatlah tinggi. Kira

sampai 80%. Dengan adanya transplantasi sumsum tulang, angka mortalitas ini dapat dipastikan turun.

Transplantasi sumsum tulang ini sangatlah baik dilakukan bagi mereka yang berumur dibawah 25 tahun

dan lebih baik lagi bila dilakukan pada anak-anak.

MorphostLab E-BookPress

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

< 500 /mm3

< 20.000 /mm3

< 1.0 % (atau

bahkan hampir tidak ada)

Pada penderita anemia aplastik

ditemukan kadar retikulosit yang sedikit

atau bahkan tidak ditemukan.

Sedangkan jumlah limfosit dapat normal

Dari ketiga kriteria darah tepi di atas,

dapat ditentukan berat tidaknya suatu

anemia aplastik yang diderita oleh

pasien. Cukup dua dari tiga kriteria di

atas terpenuhi, maka si individu sudah

Pemeriksaan sumsum tulang ini dilakukan

Sebelum era transplantasi sumsum tulang tulang, angka mortalitas sangatlah tinggi. Kira-kira 65%

sampai 80%. Dengan adanya transplantasi sumsum tulang, angka mortalitas ini dapat dipastikan turun.

agi mereka yang berumur dibawah 25 tahun

Page 7: anemia aplastik.pdf

PENATALAKSANAAN

• Terapi Suportif

Transfusi darah dan platelet sangat bermanfaat, namun harus digunakan dengan bijaksana dan bai

karena dapat terjadi sensitisas

hal yang demikian, donor diganti dengan yang cocok HLA

• Faktor-faktor pertumbuhan hematopoietik

Terapi dengan Growth factor sebenarnya tidak dapat mem

terapi ini masih dapat dijadikan pilihan terutama untuk pasien dengan infeksi berat.

Penggunaan G-CSF (granulocyte

neutrofil pada kasus neutropenia berat. Namun h

dikombinasikan dengan regimen lain misalnya ATG/CsA untuk mendapatkan hasil terapi yang lebih

baik.

• Transplantasi Sumsum Tulang (SCT,

Transplantasi sumsum tulang ini dapat dilakukan pada pasien anemia aplastik jika memiliki donor

yang cocok HLA-nya (misalnya saudara

pada pasien yang masih anak-anak.

Transplantasi sumsum tulang ini d

donor yang HLA-nya cocok. Namun angka ini dapat menurun bila pasien yang mendapat terapi

semakin tua. Artinya, semakin meningkat umur, makin meningkat pula reaksi penolakan sumsum

tulang donor. Kondisi ini biasa disebut GVHD atau

• Terapi imunosupresif

Terapi imunosupresif dapat dijadikan pilihan bagi mereka yang menderita anemia aplastik.

dilakukan dengan konsumsi obat

lain antithymocyte globulin (ATG) atau

Oxymethalone.

Regimen terbaik adalah kombinasi dari ATG dan

siklosporin. Namun kedua obat ini juga dapat berpotensi

toksik. ATG dapat memproduksi pyrexia, ruam dan

hipotensi sedangkan siklosporin dapat menyebabkan

nefrotoksik dan hipertensi.

Oxymethalon juga memiliki efek samping diantaranya, retensi garam dan kerusakan hati.

Orang dewasa yang tidak mungkin lagi melakukan terapi transplantasi sumsum tulang, dapat

melakukan terapi imunosupresif ini.

MorphostLab E

Kombinasi ATG dan siklosporin juga dapat

dijadikan terapi pilihan pada kasus neutropenia

berat bila dipakai bersama denga

Transfusi darah dan platelet sangat bermanfaat, namun harus digunakan dengan bijaksana dan bai

karena dapat terjadi sensitisasi pada sel dan imunitas humoral pasien anemia aplastik. Bila terjadi

hal yang demikian, donor diganti dengan yang cocok HLA-nya (orang tua atau saudara kandung).

faktor pertumbuhan hematopoietik

Terapi dengan Growth factor sebenarnya tidak dapat memperbaiki kerusakan sel induk. Namun

jadikan pilihan terutama untuk pasien dengan infeksi berat.

granulocyte-colony stimulating factor) terbukti bermanfaat memulihkan

neutrofil pada kasus neutropenia berat. Namun hal ini tidak berlangsung lama. G

dikombinasikan dengan regimen lain misalnya ATG/CsA untuk mendapatkan hasil terapi yang lebih

Transplantasi Sumsum Tulang (SCT, Stem Cell Transplantation)

Transplantasi sumsum tulang ini dapat dilakukan pada pasien anemia aplastik jika memiliki donor

nya (misalnya saudara kembar ataupun saudara kandung). Terapi ini sangat baik

anak.

Transplantasi sumsum tulang ini dapat mencapai angka keberhasilan lebih dari 80% jika memiliki

nya cocok. Namun angka ini dapat menurun bila pasien yang mendapat terapi

semakin tua. Artinya, semakin meningkat umur, makin meningkat pula reaksi penolakan sumsum

Kondisi ini biasa disebut GVHD atau graft-versus-host disease.

Terapi imunosupresif dapat dijadikan pilihan bagi mereka yang menderita anemia aplastik.

dilakukan dengan konsumsi obat-obatan. Obat-obat yang termasuk terapi imunosupresif ini antara

(ATG) atau antilymphocyte globulin (ALG), siklosporin A (CsA) dan

Regimen terbaik adalah kombinasi dari ATG dan

siklosporin. Namun kedua obat ini juga dapat berpotensi

toksik. ATG dapat memproduksi pyrexia, ruam dan

hipotensi sedangkan siklosporin dapat menyebabkan

emiliki efek samping diantaranya, retensi garam dan kerusakan hati.

Orang dewasa yang tidak mungkin lagi melakukan terapi transplantasi sumsum tulang, dapat

terapi imunosupresif ini.

MorphostLab E-BookPress

Kombinasi ATG dan siklosporin juga dapat

dijadikan terapi pilihan pada kasus neutropenia

berat bila dipakai bersama dengan G-CSF.

Transfusi darah dan platelet sangat bermanfaat, namun harus digunakan dengan bijaksana dan baik

i pada sel dan imunitas humoral pasien anemia aplastik. Bila terjadi

nya (orang tua atau saudara kandung).

perbaiki kerusakan sel induk. Namun

jadikan pilihan terutama untuk pasien dengan infeksi berat.

) terbukti bermanfaat memulihkan

al ini tidak berlangsung lama. G-CSF harus

dikombinasikan dengan regimen lain misalnya ATG/CsA untuk mendapatkan hasil terapi yang lebih

Transplantasi sumsum tulang ini dapat dilakukan pada pasien anemia aplastik jika memiliki donor

). Terapi ini sangat baik

apat mencapai angka keberhasilan lebih dari 80% jika memiliki

nya cocok. Namun angka ini dapat menurun bila pasien yang mendapat terapi

semakin tua. Artinya, semakin meningkat umur, makin meningkat pula reaksi penolakan sumsum

Terapi imunosupresif dapat dijadikan pilihan bagi mereka yang menderita anemia aplastik. Terapi ini

unosupresif ini antara

(ALG), siklosporin A (CsA) dan

emiliki efek samping diantaranya, retensi garam dan kerusakan hati.

Orang dewasa yang tidak mungkin lagi melakukan terapi transplantasi sumsum tulang, dapat

Page 8: anemia aplastik.pdf

REFERENSI

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia.

IPD FKUI Pusat. Jakarta. 2007: 627

Howard, Martin R., and Peter J. Hamilton.

Spivak, Jerry L. Fundamentals of Clinical Hematology

1984: 108 – 110.

Sodeman, William A., and Thomas M. Sodeman.

Disease. Hipokrates. 1995: 277

MorphostLab E

Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

IPD FKUI Pusat. Jakarta. 2007: 627 – 633.

milton. Haematology Third Edition. Elsevier. 2008: 52

Fundamentals of Clinical Hematology Second Edition. Harpers & Row Publisher. USA.

Sodeman, William A., and Thomas M. Sodeman. Patofisiology – Pathologic Physiolo

. Hipokrates. 1995: 277 – 278 dan 344 – 348.

MorphostLab E-BookPress

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Penerbitan

Third Edition. Elsevier. 2008: 52 – 53.

Harpers & Row Publisher. USA.

Pathologic Physiology Mechanism of