anggi

46
Reaktor Kimia Grate Cooler -Industri Semen- Kelompok 6

Upload: ggteyss

Post on 29-Jul-2015

28 views

Category:

Business


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggi

Reaktor Kimia Grate Cooler

-Industri Semen-

Kelompok 6

Page 2: Anggi

Laela Riza K, 12210002

Anggi Sagitha P, 12210010

Fadlianor, 12210017

Khusnan Aji P, 12210023

Presented By :

Page 3: Anggi
Page 4: Anggi

suatu grate yang men-transport clinker dengan gerakan reciprocating dan fan dengan ducting system yang mendistribusikan udara melewati lapisan clinker dg maksud untuk mendinginkan clinker

Basic Concept

Page 5: Anggi

Grate Cooler / Terminology

Primary air

Cooling air

Secondary air

Tertiary air

Cooledclinker

Hot clinker

Waste air

Middle air

Recuperation zone

Cooling zone

Page 6: Anggi

Pendinginan clinker Recuperation panas untuk

dimanfaatkan dalam Kiln system

Transport clinker setelah Kiln system

Apa fungsi GRATE COOLER ?

Page 7: Anggi

Heat Recuperation Terminology

Apakah Recuperation itu ?Adalah suatu proses dimana udara dari fan cooler melewati lapisan clinker panas untuk kemudian panas dari clinker dipisahkan dan diuapkan menjadi gas panas.

Gas panas tersebut dimanfaatkan sebagai :

Dimana :

KI = Aliran clinker dari kiln

O = Aliran clinker keluar

Cooler

SA = Udara sekunder ke kiln

TA = Udara tersier ke SP

VA = Udara buang ke EP

CA = Udara Pendingin

  

Page 8: Anggi

Klinker panas sangat sulit untuk ditransportasikan.

Klinker panas berpengaruh tidak baik terhadap proses penggilingan selanjutnya.

Agar diperoleh klinker yang bersifat amorf sehingga mudah digilin

Recovery panas yang terkandung pada klinker panas diperlukan untuk mengurangi biaya produksi.

Pendinginan klinker yang baik dapat meningkatkan kualitas danproduksi semen.

Agar C3S tidak terdekomposisi kembali menjadi C2S dan C.

Mengapa klinker perlu didinginkan?

Page 9: Anggi

Bagian-Bagian Utama Cooler

Page 10: Anggi
Page 11: Anggi

Lining casing luar cooler terbuat dari

konstruksi baja/plate dan rip langit-langit diperkuat dengan beam. Plate untuk dinding dilapisi dengan isolasi dan batu tahan api castable, untuk mengurangi kehilangan radiasi panas. Keadaan bagian dalam cooler dapat dilihat melalaui inspection hole yang tersedia pada bagian atas dan samping cooler.

Casing

Page 12: Anggi

Cooling Grate terdiri dari beberapa baris grate

plate yang disusun sejajar dengan kemiringan 100.

Grate plate terdiri dari dari movable grate dan stationary grate yang disusun secara longitudinal terhadap arah cooler.

Cooling Grate

Page 13: Anggi

Movable frame digerakkan oleh Cylinder

Hydraulic Pump yang dihubungkan ke movable grate. Bukaan pada dinding Cooler bagian bawah untuk pergerakan.

Hydraulic Drive dilengkapi dengan partition plate sebagai sealing.

Hydraulic Drive

Page 14: Anggi

Drag chain biasanya untuk membawa

butir debu material yang lolos melewati lubang-lubang grate cooler.

Drag Chain Conveyor

Page 15: Anggi

Untuk menampung debu yang lolos dari

lubang grate plate, sedangkan pengeluaran dari hopper diatur oleh double tiping valve.

Hopper

Page 16: Anggi

Cooler dilengkapi dengan 2 unit hammer

breaker yang terdiri dari dari breaker rotor dan casing spesial wear lining yang ditumpu oleh 2 buah bearing hausing.

Pelumasan pada bearing diberikan secara otomatis central lubricantion lube dengan grease pump.

Hammer Breaker

Page 17: Anggi

Pada awal pengembangannya pemakaian grate cooler

dimaksudkan untuk mendapatkan laju pendinginan yang cepat untuk mengurangi pengaruh kristal periclase sehingga diperoleh kualitas klinker yang baik. Tetapi pada kenyataannya diperoleh juga perpindahan panas yang sangat baik sekali sehingga cooler jenis ini bisa menerima klinker dengan temperatur sampai dengan 1360 - 1400 oC.

Dengan penggunaan udara berlebih klinker yang keluar bisa mencapai temperatur sampai dengan 65oC di atas temperatur udara sekitar sehingga bisa langsung digiling dan efisiensi perpindahan panas dari klinker ke udara dapat berkisar 72 - 75 %.

Grate Cooler

Page 18: Anggi

Perpindahan panas terjadi pada kondisi kombinasi

cross current dengan counter current antara klinker dengan udara pendinginnya.

Partikel-partikel halus akan jatuh ke dalam chamber udara yang ada di bawah grate plate dan dikeluarkan menggunakan air sluice dan ditarik oleh drag chain conveyor, sementara klinker yang berukuran besar dihancurkan oleh clinker breaker, berupa hammer crusher, yang ada di ujung grate cooler.

Penggunaan udaranya berkisar 1,8 - 2,4 Nm3/kg klinker dengan temperatur klinker dingin bisa mencapai 120 - 150 oC.

Penggunaan udara sirkulasi dapat dilakukan pada sistem ini sehingga mengurangi udara yang terbuang keluar.

Grate Cooler

Page 19: Anggi

Air Distribution

Page 20: Anggi

Chamber aeration system

A B

Profile pressure untuk aerasi chamber

Page 21: Anggi

Air Distribution Velocity

C1 (Cooler Throat) : 5-6 m/sec C2 (Above Grate) : 10-12 m/sec C3 (TAD w/o Settle. Ch) : 5-6 m/sec C3 (TAD w Settling. Ch) : 8-10 m/sec C4 (Hot Air Take Off) : 8-10 m/sec C5 (Exhaust Air) : 8-10 m/sec

Page 22: Anggi

Cara Kerja Clinker Cooler

Page 23: Anggi

Untuk memonitor volume jatuhan clinker dari kiln,

maka dipasanglah suatu transmitter pada grate cooler. Jika volume jatuhan klinker dari kiln melebihi atau

kurang dari nilai yang telah disetkan maka transmitter tekanan akan mengirim sinyal ke pengontrol tekanan sehingga akan segera mengolah data tersebut yang selanjutnya data tersebut akan dikirim ke pengontrol kecepetan motor penggerak grate. Jika volume jatuhan klinker lebih besar dari yang disetkan maka motor akan bergerak lebih cepat dengan tujuan untuk mengecilkan bed depth dan sebaliknya.

Cara Kerja Clinker Cooler

Page 24: Anggi

Data dari pengontrol tekanan juga akan dikirim ke pengontrol katup fan

kompartemen pertama. Nilai bed depth yang besar akan menyebabkan laju kecepatan aliran udara yang kecil tidak cukup kuat untuk menembus klinker yang akan didinginkan. Hubungan antara beda tekanan (P), laju alir udara (v) dan percepatan gravitasi (g) ditentukan oleh hubungan:

P = v2. ξ /2g dimana : ξ = densitas udara Pertambahan nilai P akan berusaha disetkan kembali dengan menambah laju

aliran udara. Suatu nilai laju keepatan udara normal dengan open area 100% adalah sekitar

2meter/detik. Clinker dari kompartemen pertama dengan memanfaatkan gaya gravitasi dengan memanfaatkan Hukum Newton I bahwa suatu benda akan selalu mempertahankan gerak asalnya.

Dengan didinginkan oleh udara yang bersumber dari fan di undergrate tiap kompartemennya clinker bergerak ke ujung cooler dengan suhu turun menjadi sekitar 1000oC. clinker yang telah didinginkan selanjutnya diperkecil ukurannya dengan clinker breaker dengan maksud untuk memperluas area clinker yang terkena udara, sehingga mempercepat pendinginan secara alami dalam perjalanan dengan mekanisme ban berjalan ke klinker silo untuk disimpan.

Debu dari pemecahan klinker dan debu selama proses pendinginan akan dihisap melalui fan dan direduksi oleh EP untuk mengurangi partikel yang akan menyebabkan pencemaran udara sebelum dilepas ke atmosfer.

Cara Kerja Clinker Cooler

Page 25: Anggi

Grate Cooler / Terminology

Primary air

Cooling air

Secondary air

Tertiary air

Cooledclinker

Hot clinker

Waste air

Middle air

Recuperation zone

Cooling zone

Page 26: Anggi

Laju kecepatan pendinginan klinker menentukan komposisi akhir klinker.

Jika klinker yang terbentuk selama pembakaran didinginkan perlahan maka beberapa reaksi yang telah terjadi di kiln akan berbalik (reverse), sehingga C3S yang telah terbentuk di kiln akan berkurang dan terlarut pada klinker cair yang belum sempat memadat selama proses pendinginan.

Laju Pendinginan Klinker

Page 27: Anggi

Dengan pendinginan cepat fasa cair akan

memadat dengan cepat sehingga mencegah berkurangnya C3S.

Fasa cair yang kandungan SiO2-nya tinggi dan cair alumino-ferric yang kaya lime akan terkristalisasi sempurna pada pendinginan cepat. Laju pendinginan juga mempengaruhi keadaan kristal, reaktivitas fasa klinker dan tekstur klinker.

Laju Pendinginan Klinker

Page 28: Anggi

Pendinginan klinker yang cepat berpengaruh

pada perilaku dari oksida magnesium dan juga terhadap soundness dari semen yang dihasilkan.

Makin cepat proses pendinginannya maka kristal periclase yang terbentuk semakin kecil yang timbul pada saat kristalisasi fasa cair.

Laju Pendinginan Klinker

Page 29: Anggi

Klinker dengan pendinginan cepat

menunjukkan daya spesifik yang lebih rendah. Hal ini disebabkan proporsi fasa cair yang lebih besar dan sekaligus ukuran kristalnya lebih kecil.

Laju Pendinginan Klinker

Page 30: Anggi
Page 31: Anggi

Secara garis besar pengaruh laju pendinginan klinker terhadap

kualitas klinkerdapat terlihat berikut ini :

Material/Parameter Pendinginan lambat Pendinginan cepat( 4-5 oC/menit ) ( 18 – 20

oC/menit )

MgO Kristal periclase Kristal glassyC3A dan C4AF Kristaline GlassyC2S dan C3S Kurang aktif Aktif

Stabil Tidak stabilUkuran partikel Lebih besar Relatif lebih kecilKuat tekan awal Tinggi RendahKuat tekan akhir Rendah TinggiKeaktifan hidrolis Kurang Lebih baikSoundness Kurang BaikKetahanan terhadap sulfur Kurang Baik

Page 32: Anggi

Pressure undergrate dipengaruhi oleh :1. Ketebalan clinker bed– clinker bed yang tebal lebih

susah ditembus udara fan cooler.2. Temperature clinker – naiknya temperatur clinker

akan menambah volume udara pendingin yang berakibat naiknya bed resistance.

Optimum clinker bed depth memberi kesempatan udara pendingin melewati clinker di atas grate.

Undergrate Pressure (Bed Resistance)

Page 33: Anggi

Undergrate Pressure (Bed Resistance)

Page 34: Anggi

Undergrate Pressure (Bed Resistance)

High Resistance

Low Resistance

clinker

Ilustrasi Volume udara terhadap fungsi dari Clinker Size

Page 35: Anggi

Control parameters adalah indikator yang membantu mengontrol dan monitoring clinker cooler.

Main control parameters grate cooler yaitu: Pressure under grate Pressure Kiln hood Flow udara Temperatur udara sekunder dan tersier

Secondary control parameters grate cooler yaitu: Temperature Grate plate Temperature Clinker discharge

Grate Cooler Control Parameters

Page 36: Anggi

Grate Cooler Control Parameters and Variables

Clinker Discharge Temperature

Kiln Hood Pressure

To ILC & SLC

Undergrate Pressure

Cooling Air Flowrate

Grate Plate Temperatures

Control Parameters

Exhaust Fan Speed

Grate Speed

Air Flowrate

Control Variables

To Raw Mill

Page 37: Anggi

Control variables adalah actuators/penggerak-penggerak yang digunakan untuk menjaga parameter-parameter control cooler agar tetap mendekati set point-nya.

Variable-variable grate clinker cooler yaitu : Airflow rates

Menyediakan udara pendingin yang dibutuhkan untuk mendinginkan clinker maupun udara pembakaran untuk kiln system.

Exhaust fan speed Mengontrol pressure kiln hood.

Grate speed Mempengaruhi pressure undergrate cooler (bed

resistance).

Cooler Control Variables

Page 38: Anggi

Control speed grate mencegah resistansi clinker bed

dari berlebihnya pressure cooling fans dengan memastikan dijaga konstan.

Dua pilihan untuk kontrol speed grate yaitu: Menggunakan pressure undergrate compartment

pertama untuk mengontrol speed grate #1 dan untuk speed grate berikutnya menggunakan ratio berdasarkan speed grate #1.

Mengontrol setiap drive dengan pressure undergrate compartment pertama dan kedua dari setiap seksi grate yang akan mempengaruhi speed setiap drive.

Grate Speed Control

Page 39: Anggi

Cooler Upset Conditions

Kondisi upset adalah suatu kondisi proses abnormal yang mengganggu operasi dan dapat mengakibatkan kehilangan produksi.

Tipikal kondisi-kondisi cooler upset yaitu : Red river Geyser effect Snowman formation Temperatur grate plate tinggi

Page 40: Anggi

Red River A red river adalah lapisan

tipis clinker yang sangat panas diatas lapisan clinker normal yang berjalan/mengalir lebih cepat ke cooler discharge end.

Tindakan yang dilakukan Naikkan

uniformity/distribusi clinker bed dengan menaikkan ketebalan clinker bed dalam cooler (dalam batas normal).

Optimalkan distribusi udara dalam cooler untuk memastikan aerasi yang cukup diatas area yang terjadi red river.

Pastikan clinker chemistry dari hasil pembakaran normal, misalnya Lsf Cl’ dlsb.

Red River

Page 41: Anggi

Geyser effect terjadi

ketika terlalu banyak udara diatas grate cooler dan udara secara kuat/langsung menembus clinker bed.

Tindakan yang dilakukan Naikkan pressure

undergrate dengan menurunkan speed grate cooler, ini akan menaikkan ketebalan clinker bed.

Geyser Effect

Blow through

Page 42: Anggi

Snowman Formation

Page 43: Anggi

Snowman formation adalah sebuah tumpukan/timbunan

material melting didalam inlet cooler yang mengganggu aliran udara ke kiln sebagai akibat dari kondisi kiln yang tidak stabil.

Snowman terdeteksi dalam cooler yaitu dengan adanya kenaikan pressure undergrate secara tajam yang diikuti dengan kenaikan speed grate.

Tindakan yang dilakukan Kurangi panas pembakaran Kurangi Kiln speed Naikkan cooler airflow

Snowman Formation

Page 44: Anggi

Temperature udara exit cooler seharusnya serendah

mungkin untuk memastikan bahwa kuantitas udara panas yang dibuang ke atmosphere sedikit (minim).

Pressure Kiln hood seharusnya selalu sedikit negatif. Temperature udara secondary seharusnya tinggi dan

stabil.1. Kiln operation stability2. Efisiensi fuel maksimum

Note : Salah satu aktivitas utama selama commissioning

adalah untuk menentukan ketinggian bed clinker yang optimal

Critical Variables

Page 45: Anggi

Rata-rata particle size clinker di dalam cooler Ketebalan clinker bed Temperature clinker dalam cooler Banyaknya udara pendingin yang dimasukkan ke dalam

cooler

Factors Influencing Under grate Pressure

Page 46: Anggi