artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. artikel ejpt vol. 7 (2)_resla et al pengaruh penggunaan...

22
2/3/2020 Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus | Peternakan Tropika https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/3122 1/5 Cari ##home.homes## Terkini ##navigation.archives## Tentang Kami Daftar Login ##common.homepageNavigationLabel## ##navigation.breadcrumbSeparator## ##navigation.archives## ##navigation.breadcrumbSeparator## Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus Diterbitkan: 2019-05-03 Standarisasi Sapi Bali Pejantan Berdasarkan SNI di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Inseminasi Buatan Daerah Provinsi Bali 1. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_ yudha et al Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Telur Ayam Ras (Studi Kasus UD Prapta, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) 2. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Astrini et al Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum Terhadap Potongan Karkas Komersial Itik Bali Jantan 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External Offal Broiler 4. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Suartiniyanti et al Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum Terhadap Organ Dalam Itik Bali Jantan 5. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Oktaviantoro et al Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Itik 6. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Warmana et al Kualitas Telur Itik Dengan Lama Penyimpanan Selama 21 Hari Pada Dataran Rendah Di Daerah Jimbaran 7. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_ Indrayoga et al Artikel Hendriana P. P. Y., N. L. G Sumardani, N. P. Mariani 356 - 363 Astrini N. K. M. S, G. L. O. Cakra, N. N. Suryani 364 - 375 Resla M. S., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 376 - 391 Suartiniyanti N. L. A., G. A. M. K. Dewi, M. Dewantari 392 - 402 Oktaviantoro D, A. W. Puger, E. Puspani 403 - 414 Warmana I W. G. T., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 415 - 429 Indrayoga I. B. A., I W. Wijana, M. Wirapartha 430 - 444

Upload: others

Post on 25-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

2/3/2020 Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus | Peternakan Tropika

https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/3122 1/5

Cari

##home.homes## Terkini ##navigation.archives## Tentang Kami

Daftar Login

##common.homepageNavigationLabel## ##navigation.breadcrumbSeparator####navigation.archives## ##navigation.breadcrumbSeparator##

Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus

Diterbitkan: 2019-05-03

Standarisasi Sapi Bali Pejantan Berdasarkan SNI di Unit Pelaksana Teknis (UPT) BalaiInseminasi Buatan Daerah Provinsi Bali

1. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_ yudha et al

Analisis Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Penjualan Telur Ayam Ras (Studi Kasus UDPrapta, Desa Pesedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem)

2. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Astrini et al

Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum TerhadapPotongan Karkas Komersial Itik Bali Jantan

3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al

Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi DalamRansum Terhadap External Offal Broiler

4. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Suartiniyanti et al

Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum TerhadapOrgan Dalam Itik Bali Jantan

5. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Oktaviantoro et al

Pengaruh Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Itik

6. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Warmana et al

Kualitas Telur Itik Dengan Lama Penyimpanan Selama 21 Hari Pada Dataran Rendah Di DaerahJimbaran

7. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_ Indrayoga et al

Artikel

Hendriana P. P. Y., N. L. G Sumardani, N. P. Mariani 356 - 363

Astrini N. K. M. S, G. L. O. Cakra, N. N. Suryani 364 - 375

Resla M. S., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 376 - 391

Suartiniyanti N. L. A., G. A. M. K. Dewi, M. Dewantari 392 - 402

Oktaviantoro D, A. W. Puger, E. Puspani 403 - 414

Warmana I W. G. T., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 415 - 429

Indrayoga I. B. A., I W. Wijana, M. Wirapartha 430 - 444

Page 2: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

2/3/2020 Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus | Peternakan Tropika

https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/3122 2/5

Pengaruh Penggantian Tepung Ikan Dengan Tepung Keong Mas Dalam Ransum TerhadapKomposisi Fisik Karkas Dan Lemak Abdominal Itik Bali Jantan

8. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Gulita et al

Produktivitas Rumput Panicum maximum Cv. Trichoglume sebagai Dampak Substitusi PupukOrganik terhadap Pupuk Urea pada Pemotongan Kedua

9. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Vino et al

Pengaruh Pemberian Pakan Tambahan Sente (Homalomena cordata scoot ) terhadapPenampilan Babi Peranakan Duroc

10. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Yusadana et al

Pengaruh Pemberian Jus Kulit Buah Naga Dalam Air Minum Terhadap Karkas dan RacahanKarkas Ayam Lohmann Brown Umur 52 Minggu

11. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Sitepu et al

Pengaruh Ekstrak Buah Naga (Hylocereus polyrhizus) Dalam Air Minum Terhadap KualitasTelur Ayam Isa Brown umur 25-30 Minggu

12. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Andriyani et al

Produksi Telur Ayam Isa Brown Pasca Vaksinasi dengan Kandidat Vaksin Egg Drop Syndrome(EDS) Diberi Jumlah Ransum yang Berbeda

13. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Heppi et al

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur Secara Intensif (Studi Kasusdi UD. Prapta, Karangasem, Bali)

14. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Pratama et al

Profil Kesehatan Kambing Peranakan Etawah yang Diberi Probiotik pada Peternakan Rakyat diKampung Bugis, Desa Serangan, Bali

15. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Bambar et al

Pengaruh Pemberian Probiotik Effective Microorganism-4 Melalui Air Minum terhadap BeratOrgan Dalam Itik Bali Jantan

16. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Dewi et al

Konsumsi Nutrien, Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Ransum Sapi Bali Di PoskoPenampungan Ternak Desa Nongan Kabupaten Karangasem

17. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Dwipayana et al

Analisis Jiwa Wirausaha Mahasiswa di Universitas Udayana

18. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Rofiah et al

Gulita S. S., A. W. Puger, I M. Nuriyasa 445 - 454

Vino A, N. M. Witariadi, N. N. Candraasih 456 -467

Yusadana P., K. Budaarsa, I G. Mahardika 468 -480

Sitepu M., G. A. M. K. Dewi, M. Wirapartha 481 - 492

Andriyani N. M. Y., G. A. M. K. Dewi, M. Wirapartha 493 - 506

Heppi N. M. A. L., G. A. M. K. Dewi, I K. A. Wiyana 507 -521

Pratama I. B. B., I W. Sukanata, B. R. T. Putri 522 - 533

Bambar M. M., L. Doloksaribu, I G. A. A. Putra 534 - 543

Dewi N. M. A. W., N W. Siti, N. M. S. Sukmawati 544 - 558

Dwipayana I K. B, N. N. Suryani, Mahardika I G. 559 - 569

Rofiah A. C., B. R. T. Putri, N. W. T. Inggriati 570-586

Page 3: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

2/3/2020 Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus | Peternakan Tropika

https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/3122 3/5

Kualitas Kimia Daging Babi Landrace Persilangan yang Dilayukan Secara Tradisional dalamWaktu yang Berbeda

19. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Armini et al

Pengaruh Pemberian Probiotik Effecktive Microorganism-4pada Air Minum terhadap PotonganKarkas Komersial Itik Bali Jantan Umur 8 Minggu

20. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Suprianto et al

Persentase Motilitas Spermatozoa Babi dalam Pengencer BTS (Beltsville Thawing Solution) iiUnit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Inseminasi Buatan Daerah Baturiti

21. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Ranggadana et al

Pemanfaatan Probiotik Microorganism Effective melalui Air Minum Untuk Meningkatkan BeratPotong dan Komposisi Fisik Karkas Itik Bali Jantan

22. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Budiyatmika et al

Pengaruh Pemberian Tepung Kulit Buah Naga Terfermentasi pada Ransum terhadap OrganDalam Ayam Petelur (Lohmann Brown) Umur 21 Minggu

23. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Diana et al

Kecernaan In Vitro dan Produk Fermentasi dari Silase Jerami Padi yang Dibuat denganPenambahan Cairan Rumen

24. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Saputra et al

Kualitas Fisik dan Kimia Silase Jerami Padi yang Dibuat Dengan Penambahan Cairan RumenSapi Bali

25. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Suadnyana et al

Analisis Kelayakan Finansial Usaha Peternakan Ayam Broiler dengan Sistem Kandang ClosedHouse (Studi Kasus di Pt.Ciomas Adisatwa, Desa Tuwed, Jembrana, Bali)

26. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Vikananda et al

Pengaruh Waktu Penyimpanan hingga 28 Hari terhadap Kualitas Telur Itik di Daerah Jimbaran

27. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Setiawan et al

Kualitas Fisik Daging Babi Landrace Persilangan yang Dilayukan Secara Tradisional

28. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Kristiawan et al

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus)TERFERMENTASIDALAM RANSUM TERHADAP KUALITASEKSTERNAL DAN INTERNAL TELUR AYAM LOHMANNBROWN UMUR 18 – 22 MINGGU

29. Artikel eJPT 7(2)_Kurniawan et al

cover-B.depan eJPT 7(2) 2019

Armini N. M. A., N. L. P. Sriyani, T. I. Putri 587-598

Suprianto I K. E., N W. Siti, N. M. S. Sukmawati 599-611

Ranggadana I P. S., N. L. G. Sumardani, N. P. Mariani 612-618

Budiyatmika K. B., N W. Siti, I N. Ardika 619-632

I P. R. S. Diana, M. Wirapartha, G. A. M. K. Dewi 633-649

Saputra I K. T. A., A. A. A. S Trisnadewi, I G. L. O. Cakra 647-660

Suadnyana I M., I G. L. O. Cakra, I W. Wirawan 661-675

Widana I P. V. H., I W. Sukanata, I G. N. Kayana 676-694

Setiawan I K. A., G. A. M. K. Dewi, M. Wirapartha 695-710

Kristiawan I M., N. L. P. Sriyani, I N. T. Ariana 711-722

Kurniawan A., G. A. M. K. Dewi, I K. A. Wiyana 723-737

Page 4: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

2/3/2020 Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus | Peternakan Tropika

https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/3122 4/5

cover-B.depan eJPT 7(2) 2019

Pengaruh Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijau Terhadap Komposisi Fisik Karkas Itik BaliJantan Umur 8 Minggu

35 Artikel eJPT 7(2)_Putra, R. P., et al

Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijau terhadap Potongan KarkasKomersial Itik Bali Jantan Umur 8 Minggu

36 Artikel eJPT 7(2)_Setyawa, I P. H., et al

Strategi Pemulihan Usaha Peternakan Sapi Bali pada Wilayah Terdampak Erupsi Gunung Agungdi Kabupaten Karangasem

37 Artikel eJPT 7(2)_Liga Lingga., et al

Kualitas Eksternal dan Internal Telur Itik yang Disimpan Selama 0-14 Hari di Dataran TinggiBedugul

38 Artikel eJPT 7(2)_Rika, R., et al

Pertumbuhan dan Produksi Rumput Axonopus Compressus, Stenotaphrum Secundatum, danPaspalum Conjugatum pada Berbagai Level Biourin

39 Artikel eJPT Vol. 7(2)_Mertaningsih, N. P. L., et al

Pengaruh Pemberian Bubuk Kunyit (Curcumalonga ) pada Air Minum terhadap Performa AyamBroiler

40.Artikel eJPT Vol. 7(2) Yoga Andika Pranata et al

Identifikasi Panjang Badan, Tinggi Gumba, Dan Tinggi Panggul, Kambing Peranakan EtawahPada Peternakan Rakyat Di Kampung Bugis, Desa Serangan, Bali

41.Artikel eJPT Vol. 7(2) Ramadhani et al

Evaluasi Kemampuan Ekstrak Daun Bidara (Zizipus mauritiana Lam.) sebagai Pengawet Alamipada Daging Ayam Broiler

42.Artikel eJPT Vol. 7(2) Komaruddin, M., et al

Pengaruh Penggantian Ransum Komersial dengan Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijauterhadap Penampilan Itik Bali Jantan Umur 0-8 Minggu

43.Artikel eJPT Vol. 7(2) Laksamana, K. Y. P., et al

Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa Oleifera) Fermentasi Melalui Air Minum terhadapKualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 80 Minggu

44. Artikel eJPT Vol. 7(2) Tarigan, Y. K. P., et al

Persentase Potongan Karkas Broiler Umur 5 Minggu yang Diberi Bubuk Kunyit dalam AirMinum

Tim Redaksi eJPT i-vi

Putra R. P., I M. Suasta, N. M. S. Sukmawati 812 - 822

Setyawan I P. H., N W. Siti, N. M. S. Sukmawati 823 - 835

Lingga Liga, B. R. T Putri, N. L. G. Sumardani 836 - 850

Rika R., I W. Wijana, G. A. M. K. Dewi 851 - 863

Mertaningsih N. P. L., N. N. Suryani, M. A. P. Duarsa 864 - 880

Pranata I P. Y. A., I P. A. Astawa, I G. Mahardika 881 - 890

Ramadhani I. F., L. Doloksaribu, G. A. M. K. Dewi 891 - 898

Komaruddin M, I N.S. Miwada, S. A Lindawati 899 - 910

Laksamana K. Y. P., N W. Siti, E. Puspani 911 - 921

Tarigan Y. K. P., I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati 922 - 933

Page 5: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

2/3/2020 Vol 7 No 2 (2019): Volume 7 No. 2 Tahun 2019; Mei - Agustus | Peternakan Tropika

https://ojs.unud.ac.id/index.php/tropika/issue/view/3122 5/5

Tim Editor

Panduan Penulisan

Artikel Template

Pembayaran

45. Artikel eJPT Vol. 7(2) Widnyana, B. A., et al

Analisis Finansial Penggunaan Tepung Kulit Kecambah Kacang Hijau Pada Ransum TerhadapPendapatan Peternakan Itik Bali

46. Artikel eJPT Vol. 7(2) Wyandhana, D., et al

Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Petelur Afkir dalam Larutan Daun Kelor (Moringaoleifera Lamk.) terhadap Kualitas Organoleptik

30. Artikel eJPT 7(2)_Marwansyah et al

Motivasi Peternak dalam Mengolah Limbah Ternak Sapi menjadi Pupuk Kompos padaKelompok Tani Ternak Simantri di Kabupaten Gianyar

31. Artikel eJPT 7(2)_Devi Dasy S.V., et al

Tingkat Penerapan Sapta Usaha Ternak Kambing di Desa Sungai Nibung Kecamatan GedungMeneng Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung

32. Artikel eJPT 7(2)_Jaya Santika., et al

Pengaruh Pemberian Kulit Buah Naga Terfermentasi Pada Ransum Terhadap Karkas DanPotongan Karkas Komersial Ayam Lohmann Brown Umur 22 Minggu

33. Artikel eJPT 7(2)_Jaya, I M. B., et al

Penampilam Ayam Broiler yang Diberi Air Minum Mengandung Air Kelapa Muda, Gula Aren,atau Molases

34. Artikel eJPT 7(2)_Susila, I M. D. A., et al

Widnyana B. A., I P. A. Astawa, N. M. S. Sukmawati 934 - 945

Wyandhana D, I G. N. Kayana, I M. Suasta 946 - 957

Marwansyah A. J., I. A. Okarini, I N.S Miwada 738 - 749

Devi Dasy S. V., N W. Tatik Inggriati, G. Suarta 750 - 761

Jaya Santika, N W. Tatik Inggriati, G. Suarta 762 -784

Jaya I M. B., G. A. M. K. Dewi, I W. Wijana 785 - 799

Susila I M. D. A., N. W. Siti, I D. G. A. Udayana 800 - 811

eJurnal Peternakan Tropika

PS. Peternakan Universitas Udayana, Denpasar- Bali

Email. [email protected]

Page 6: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

e-journal

FAPET UNUD email: [email protected]

Elektronik Jurnal Peternakan Tropika dipublikasikan oleh:

Fakultas Peternakan Universitas Udayana Jl. P. B. Sudirman, Denpasar. Gedung Agrokompleks Lantai 1

Telp. 0361-235231/222096

email: [email protected]

Volume Nomor Tahun

VII 2 2019

Page 7: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

E-JOURNAL PETERNAKAN TROPIKA

REDAKTUR / KETUA EDITOR

Dr. I Made Mudita, S.Pt., MP

EDITOR

Prof. Dr. Ir. I Gede Mahardika, MS

Prof. Dr. I Komang Budaarsa, MS

Prof. Dr. I Gusti Nyoman Bidura, MS

Ir. Desak Putu Mas Ari Candrawati, MSi

Eny Puspani, SPt., MSi

I Wayan Wirawan, SPt., MP

Anak Agung Putu Putra Wibawa, SPt., MSi

Dr. Ir. Ni Wayan Siti, MSi

Dr. Ir. Ni Putu Mariani, MSi

Ir. Ni Putu Sarini, MSc

Dr. Budi Rahayu Tanama Putri, SPt, MM

I Wayan Sukanata, SPt., MSi

ALAMAT REDAKSI:

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS UDAYANA Jl. P.B. Sudirman Denpasar. GedungAgrokompleks Lantai 1

Telp. 0361- 222096 / 235231 /087784792574

Email: [email protected]

Page 8: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

507

e-journal

FAPET UNUD

e-Journal

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected]

Submitted Date: April 29, 2019 Accepted Date: May,27, 2019 Editor-Reviewer Article;: I M. Mudita & P. M. A. Candrawati

Produksi Telur Ayam Isa Brown Pasca Vaksinasi dengan Kandidat Vaksin

Egg Drop Syndrome (EDS) Diberi Jumlah Ransum yang Berbeda

Heppi. N. W. A. L., G. A. M. K. Dewi, dan I. K. A. Wiyana PS Sarjana Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar, Bali

E-mail: [email protected] Telp: 087761449872

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produksi telur ayam Isa Brown umur 18-22

minggu pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin egg drop syndrome (EDS) dan diberi ransum

komersial dalam jumlah berbeda. Penelitian dilaksanakan di Farm Fakultas Peternakan,

Universitas Udayana Bukit Jimbaran selama 4 minggu. Materi penelitian yang digunakan

ayam petelur Isa Brown umur 18 minggu. Rancangan penelitian yang digunakan Rancangan

Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan yaitu tanpa divaksinasi dengan kandidat

vaksin dan diberi ransum komersial 80 g (R0), tanpa divaksinasi dengan kandidat vaksin dan

diberi ransum komersial 84 g (R1), pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin dan diberi ransum

komersial 80 g (R2), dan pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin dan diberi ransum komersial

84 g (R3), masing-masing perlakuan menggunakan 5 ulangan setiap ulangan terdiri dari 3 ekor

ayam. Variabel yang diamati adalah produksi telur harian, berat telur, indeks bentuk telur,

konsumsi ransum, konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi telur

harian perlakuan R3 meningkat dan konsumsi ransum perlakuan R2 menurun (P<0,05)

dibandingkan perlakuan R0 dan R1, tetapi berat telur, indeks bentuk telur, dan konversi

ransum pada perlakuan R0, R1, R2, R3 tidak berbeda nyata (P>0,05). Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa ayam Isa Brown pasca vaksinasi kandidat vaksin EDS

mampu meningkatkan produksi telur harian dan menurunkan konsumsi ransum tetapi tidak

mempengaruhi berat telur, indeks bentuk telur, dan konversi ransum.

Kata kunci : kandidat vaksin egg drop syndrome (EDS), Isa Brown, produksi telur, ransum

komersial

Production of Isa Brown Chicken Post-Vacination with Candidate of Egg

Drop Syndrome (EDS) Vaccine Given Different Amount of Ration

ABSTRACT

This study aims to determine the production of Isa Brown chicken eggs aged 18-22

weeks after vaccination with egg drop syndrome (EDS) vaccine candidates and given

different amounts of commercial rations. The research was conducted at the Faculty of

Animal Husbandry Teaching Farm Cage, University of Udayana Bukit Jimbaran for 4 weeks.

The research material used by Isa Brown laying hens aged 18 weeks. The research design

used Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments, namely without

vaccination with vaccine candidates and given 80 g (R0) commercial ration, without being

vaccinated with vaccine candidates and given commercial ration 84 g (R1), after vaccination

with candidates vaccine and given 80 g of commercial ration (R2), and after vaccination with

vaccine candidates and given commercial rations 84 g (R3), each treatment used 5

Page 9: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 508

replications each replication consisting of 3 chickens. The variables observed were hen day

production, egg weight, egg shape index, feed consumption, feed convertion ration. The

results showed that the daily treatment of R3 egg production increased and the treatment feed

consumption R2 decreased (P<0,05) compared to treatments R0 and R1, but egg weight, egg

shape index, and feed convertion ratio of treatments R0, R1, R2, R3 did not significantly

different (P>0,05). Based on results of the study it can be concluded that Isa Brown's chicken

after vaccination of EDS vaccine candidates was able to increase hen day production and

reduce feed consumption but did not affect egg weight, egg shape index, and feed convertion

ration.

Keywords: egg drop syndrome (EDS) vaccine candidate, Isa Brown, egg production,

commercial rations

PENDAHULUAN

Ayam petelur saat ini banyak dikembangkan di beberapa daerah di Indonesia baik

sebagai peternakan industri maupun peternakan rakyat, salah satunya adalah strain Isa Brown.

Perkembangan penduduk yang pesat serta diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan telur

mendorong peternak untuk terus membudidayakan ayam petelur. Pada saat ini ayam petelur

yang banyak dibudidayakan umumnya adalah breed unggul yang memiliki tingkat produksi

telur tinggi (Kencana et al., 2017). Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017

menunjukkan terjadi peningkatan populasi ternak ayam ras petelur setiap tahunnya dari total

111.417 juta ekor pada tahun 2009 hingga mencapai 166.722 juta ekor pada tahun 2017.

Manajemen pemeliharaan dan manajemen kesehatan pada ayam petelur di Indonesia

yang baik mutlak diperlukan untuk optimalisasi produksi ayam petelur. Berbagai gangguan

kesehatan pada ayam petelur dapat mengakibatkan penurunan produksi telur. Salah satu

penyakit yang dapat mengakibatkan penurunan produksi pada ayam petelur adalah penyakit

egg drop syndrome (EDS) (Kencana, 2012). Penyakit Egg drop syndrome (EDS) disebabkan

oleh Adenovirus dari familia Adenoviridae. Virus EDS termasuk ke dalam goup III Avian

Adenovirus (Dhinakar et al., 2001). Penyakit EDS menyerang ayam petelur umur 25-32

minggu dengan gejala klinis yang menonjol berupa penurunan produksi telur yang bervariasi

mulai 5% sampai 50% yang berlangsung selama 6-7 minggu (Murtidjo, 1992). Penyakit EDS

pada ayam broiler ditemukan pada umur lima sampai enam minggu, tetapi bersifat subklinis

(Kencana, 2012).

Menurut Suresh et al. (2013) penyakit EDS adalah penyakit pada ayam petelur dapat

menyebabkan penurunan produksi telur hingga mencapai 40%. Selanjutnya penyakit EDS

dapat berlangsung selama 4 sampai 10 minggu yang mengakibatkan kerugian ekonomi yang

cukup tinggi pada peternakan unggas. Virus EDS menular lewat droplet dan feses ayam

Page 10: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 509

terinfeksi (Kencana, 2012). Hasil penelitian yang dilakukan Kencana et al. (2017) telah

berhasil mengkarakterisasi enam isolat lapang EDS dari ayam petelur yang dicurigai terkena

EDS berasal dari Bogor, Medan, dan Surabaya. Tidak ada pengobatan yang efektif untuk

penyakit EDS. Salah satu cara untuk mencegah penyakit EDS adalah dengan melakukan

vaksinasi ayam sebelum masa bertelur (umur 14-16 minggu) dengan menggunakan vaksin

inaktif (Kencana, 2012). Vaksin inaktif konvensional EDS pertama kali dikembangkan pada

tahun 1977 (Baxendale et al., 1980). Vaksinasi bertujuan untuk membentuk antibodi spesifik

terhadap virus EDS.

Disisi lain ransum juga memiliki peranan penting dalam meningkatkan produksi telur.

Harmayanda et al. (2016) menyatakan bahwa ransum komersial merupakan gabungan dari

beberapa bahan yang disusun dengan formulasi tertentu yang sudah dihitung berdasarkan

kebutuhan industri dan energi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ternak. Ransum

komersial mengandung zat-zat makanan seperti: protein, karbohidrat, lemak, mineral,

vitamin, yang dibutuhkan oleh ayam petelur. Kebutuhan protein ayam petelur fase layer

adalah lebih dari 14% pada umur lebih dari 16 minggu dengan energi metabolis 2900 kkal/kg

(SNI, 2008). Isa Brown Commercial Layers (2011) menyatakan bahwa kebutuhan konsumsi

ransum pada masa kritis awal bertelur yaitu umur 18 sampai 26 minggu membutuhkan

konsumsi ransum sebanyak 80 gram sampai 112 gram. Kartadisastra (1994) menyatakan

bahwa apabila ransum yang diberikan kurang dari kebutuhannya, ayam akan mudah terserang

penyakit, terjadi penurunan berat badan, serta dapat menimbulkan sifat kanibal, sebaliknya

apabila ransum yang diberikan melebihi kebutuhannya, ayam cenderung menjadi gemuk dan

berlemak, akhirnya produksi telur menurun dan pemberian ransum menjadi tidak efisien.

Berdasarkan hal diatas maka akan dilakukan penelitian produksi telur ayam Isa Brown

pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin egg drop syndrome (EDS) diberi jumlah ransum yang

berbeda.

MATERI DAN METODE

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Farm Fakultas Peternakan, Universitas Udayana Kampus

Bukit Jimbaran. Penelitian ini berlangsung selama 4 minggu mulai dari 19 November-17

Desember 2018. Produksi telur Ayam Isa Brown dihitung pada umur ayam 18-22 minggu.

Page 11: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 510

Materi Penelitian

Ayam petelur

Penelitian ini menggunakan ayam petelur Isa Brown dengan umur 18 minggu dengan

berat badan 1.554,80±2,28 gram. Ayam petelur Isa Brown yang digunakan dalam penelitian

dibeli dari peternak di Kota Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.

Kandang

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini adalah kandang battery tiap unit berukuran

56 x 60 cm. Kandang dilengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum serta lampu untuk

penerangan pada malam hari. Dinding dan alas kandang terbuat dari bahan bambu dan atap

menggunakan asbes dan pada bagian bawah kandang diberi alas plastik sebagai tempat

menampung kotoran ayam agar nantinya mudah untuk dibersihkan.

Alat Penelitian

Adapun alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu timbangan digital kapasitas 210 g

dengan tingkat ketelitian 0,001 g untuk menimbang ransum dan berat telur, spuit injeksi

digunakan untuk menampung cairan vaksin yang diinjeksikan, egg tray dengan kapasitas 30

butir yang digunakan sebagai tempat untuk menaruh telur sesuai dengan kode perlakuan,

jangka sorong dengan ketelitian 0,01 mm yang digunakan untuk mengukur panjang dan lebar

telur, dan peralatan tulis dan label digunakan untuk menulis data yang didapatkan, dan label

digunakan untuk menandai telur ayam Isa Brown.

Bahan Penelitian

Ransum yang Digunakan

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum komersial PAR-L1 produksi

PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk. Susunan bahan baku yang digunakan adalah jagung

kuning, soy bean meal (SBM), meat bone meal (MBM), corn gluten meal (CGM), palm olein,

Tabel 1. Kandungan nutrisi ransum komersial PAR-L1 untuk ayam petelur produksi dari

PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk

Parameter Standar (%)

Energi metabolis (kkal/kg) 2900

Protein 17-19

Lemak 3-11

Serat kasar 5-6

Kalsium 3,5

Fosfor 0,45

Sumber: PT.Japfa Comfeed Indonesia Tbk

Page 12: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 511

Metode Penelitian

Rancangan Penelitian

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)

yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan setiap ulangan terdiri dari 3 ekor ayam petelur Isa

Brown sehingga total ayam yang akan digunakan sebanyak 60 ekor. Keempat perlakuan yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu: R0: Ayam Isa Brown tanpa divaksinasi dengan kandidat

vaksin EDS dan diberi ransum 80 g/hari, R1: Ayam Isa Brown tanpa divaksinasi dengan

kandidat vaksin EDS dan diberi ransum 84 g/hari, R2: Ayam Isa Brown pasca vaksinasi

dengan kandidat vaksin EDS dan diberi ransum 80 g/hari, dan R3: Ayam Isa Brown pasca

vaksinasi dengan kandidat vaksin EDS dan diberi ransum 84 g/hari

Prosedur Penelitian

Penempatan ayam petelur Isa Brown dalam penelitian ini menggunakan teknik

pengacakan lengkap. Langkah awal dengan melakukan penimbangan berat badan awal ayam

Isa Brown kemudian dicari rata-rata berat awal dan standar deviasinya, ayam yang digunakan

adalah ayam dengan berat badan yang masuk dalam kisaran berat badan rata-rata.

Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 unit

kandang perlakuan. Setiap unit kandang diisi 3 ekor ayam petelur Isa Brown sehingga

penelitian ini menggunakan ayam petelur Isa Brown sebanyak 60 ekor, dan setiap unit

kandang diberi kode sesuai perlakuan pada setiap ulangan serta diberi sekat untuk

memastikan ketiga ekor ayam mendapat ransum dengan jumlah yang sama. Penempatan ayam

disetiap kandang dilakukan dengan pengacakan sehingga di setiap unit kandang penelitian

tidak ada perbedaan yang nyata. Pengambilan telur dilakukan setiap hari sesuai kode

perlakuan selama penelitian berlangsung, kemudian dicari produksi telur hariannya (hen day

production), telur ditimbang menggunakan timbangan digital untuk mencari berat telur

selama penelitian serta diukur panjang dan lebar telur menggunakan jangka sorong untuk

mendapatkan indeks bentuk telur selama penelitian, konsumsi ransum dihitung dari jumlah

ransum yang diberikan dikurangi ransum sisa yang dihitung selama penelitin dan FCR

dihitung dengan perbandingan jumlah ransum yang dikonsumsi dengan berat telur selama

penelitian.

Pemberian Ransum dan Air Minum

Pemberian ransum pada penelitian ini akan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pada pagi

hari pukul 08.00 wita dan pada sore hari pukul 16.00 wita, sedangkan untuk pemberian air

minum diberikan secara ad-libitum. Sebelum ransum diberikan terlebih dahulu ditimbang

Page 13: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 512

untuk memudahkan pencatatan jumlah ransum dikonsumsi selama penelitian. Ransum

komersial diberikan selama berlangsungnya penelitian berdasarkan perlakuan R0, R1, R2 dan

R3. Jumlah ransum yang diberikan dibagi menjadi dua yaitu setengah dipagi hari dan setengah

disore hari.

Variabel Penelitian

1. Pengukuran produksi telur harian/hen day production (%)

Produksi telur harian adalah produksi telur dalam suatu kelompok ayam petelur yang

didasarkan atas persentase produksi telur dengan jumlah ayam petelur yang hidup selama

pencatatan. Produksi telur harian dihitung setiap hari dengan membagi jumlah telur yang

dihasilkan dengan jumlah ayam dikalikan 100%.

2. Berat telur (g/butir)

Berat telur dihitung dengan menimbang setiap telur yang dihasilkan selama penelitian.

3. Pengukuran indeks bentuk telur

Indeks bentuk telur diperoleh dari pembagian antara lebar telur yang diukur dengan

panjang telur dikalikan 100 yang dihasilkan selama penelitian.

4. Konsumsi ransum

Konsumsi ransum diperoleh dari jumlah ransum yang diberikan dikurangi dengan jumlah

ransum sisa yang dihitung selama penelitian.

5. Feed Convertion Ratio (FCR)

FCR dihitung dengan perbandingan jumlah ransum yang dikonsumsi dengan jumlah berat

telur selama penelitian.

Analisis Data

Pada penelitian ini data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis sidik

ragam (Anova), apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05) maka

analisis dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Steel dan Torrie, 1995).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Produksi telur harian (hen day production)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produksi telur harian (hen day) perlakuan R0,

R1, R2, R3 sebesar 28,16%, 29,90%, 27,65%, 35,43% (Tabel 2). Rataan Hen day perlakuan

R1 lebih tinggi 5,87% dari R0, secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05) , R2 lebih rendah

1,84% dari R0 dan 7,53% dari R1, secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan

Page 14: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 513

perlakuan R3 lebih tinggi 20,52% dibandingkan R0 secara statistik berbeda nyata (P<0,05),

perlakuan R3 lebih tinggi 15,61% dibandingkan R1 secara statistik berbeda nyata (P<0,05),

dan R3 lebih tinggi 21,96% dibandingkan R2 secara statistik berbeda nyata (P<0,05).

Berat telur

Berat telur ayam Isa Brown perlakuan R0 sebesar 49,38 g dan R1, R2, R3 masing-

masing 49,90 g, 49,56 g, 50,62 g (Tabel 2). Berat telur ayam Isa Brown pada perlakuan R1,

R2, dan R3 memiliki rataan lebih tinggi masing-masing 1,04%, 0,36%, dan 2,45%

dibandingkan R0, secara statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Rataan

perlakuan R1 lebih tinggi 0,68% dibandingkan R2 tidak berbeda nyata (P>0,05), perlakuan

R1 lebih rendah 1,42% dibandingkan R2 tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan perlakuan

R2 lebih rendah 2,09% dibandingkan R3 secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05).

Indeks bentuk telur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa indeks bentuk telur ayam Isa Brown (R0)

sebesar 78,31 (Tabel 2). Ayam Isa Brown pada perlakuan R1, R2, dan R3 menghasilkan

rataan indeks bentuk telur lebih tinggi masing-masing 1,94%, 0,71%, dan 1,67%

dibandingkan R0, secara statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Rataan

perlakuan R1 lebih tinggi 1,24% dibandingkan R2 tidak berbeda nyata (P>0,05), perlakuan

R1 lebih rendah 0,28% dibandingkan R3 tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan perlakuan

R2 lebih rendah 0,97% dibandingkan R3 secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05).

Konsumsi ransum

Konsumsi ransum ayam Isa Brown perlakuan R0, R1, R2, R3 berturut-turut yaitu

2.253,44, 2.352,00, 2.230,23, 2.350,15 g/ekor (Tabel 2). Rataan konsumsi ransum perlakuan

R1 lebih tinggi 4,19% dibandingkan R0, R2 lebih rendah 1,03% dibandingkan R0, R3 lebih

tinggi 4,12% dibandingkan R0 secara statistik berbeda nyata (P<0,05), perlakuan R2 lebih

rendah 5,18% dibandingkan R1, R3 lebih tinggi 5,10% dibandingkan R2 secara statistik

menunjukkan hasil berbeda nyata (P<0,05), sedangkan rataan konsumsi ransum R3 lebih

rendah 0,08% dibandingkan R1, tetapi secara statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata

(P>0,05).

FCR (Feed Convertion Ratio)

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai FCR ayam Isa Brown perlakuan R0

sebesar 3,08 (Tabel 2). Rataan FCR ayam Isa Brown pada perlakuan R1, R2, dan R3 memiliki

rataan lebih rendah masing-masing 12,30%, 1,59%, dan 13,89% dibandingkan R0, secara

statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05). Rataan perlakuan R1 lebih rendah

Page 15: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 514

10,87% dibandingkan R2 tidak berbeda nyata (P>0,05), rataan perlakuan R1 lebih tinggi

1,81% lebih tinggi dibandingkan R3 tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan rataan

perlakuan R2 lebih tinggi 12,50% lebih tinggi dibandingkan R3 secara statistik tidak berbeda

nyata (P>0,05).

Tabel 2. Produksi telur harian (hen day production), berat telur, indeks bentuk telur, konsumsi

ransum, FCR ayam Isa Brown pasca vaksinasi egg drop syndrome dan diberi

ransum komersial

Perlakuan1)

3) Variabel R0 R1 R2 R3

SEM

Produksi telur harian/Hen day

28,16a

29,90a

27,65a

35,43b2)

0,77

production (%) Berat telur (g/butir)

49,38

a

49,90

a

49,56

a

50,62

a

0,75

Indeks bentuk telur 78,31a 79,86

a 78,87

a 79,64

a 0,58

Konsumsi ransum (g/ekor)

2.253,44b 2.352,00

c 2.230,23

a 2.350,15

c 5,39

Feed convertion

ratio/FCR 2,52

a 2,21

a 2,48

a 2,17

a` 0,13

Keterangan : 1) R0 : Ayam Isa Brown tanpa divaksinasi dengan kandidat vaksin EDS dan diberi ransum komersial 80 g

R1 : Ayam Isa Brown tanpa divaksinasi dengan kandidat vaksin EDS dan diberi ransum komersial 84 g R2 : Ayam Isa Brown pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin EDS dan diberi ransum komersial 80 g

R3 : Ayam Isa Brown pasca vaksinasi dengan kandidat vaksin EDS dan diberi ransum komersial 84 g

2) Superskrip berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05), dan superskrip pada baris

yang sama menunjukkan perbedaan tidak nyata (P>0,05)

3) SEM (Standard eror of the treatment means)

Rataan produksi telur harian (hen day production) pada perlakuan R0, R1, R2, secara

statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05), sedangkan perlakuan R3

meningkatkan produksi telur harian (hen day production) sebesar 20,52% dari R0, 15,16%

dari R1, dan 21,96% dari R2 (P<0,05) (Gambar 1). Hal ini disebabkan oleh pemberian jumlah

ransum yang berbeda dan kondisi fisiologis ternak lebih baik dengan vaksinasi EDS karena

didalam vaksin inaktif EDS mengandung oil adjuvant yang secara perlahan-lahan mampu

meningkatkan titer antibodi dalam tubuh ayam untuk melindungi antigen dari perusakan oleh

respon imun sehingga saluran reproduksi dan saluran pencernaan ayam menjadi lebih sehat

dan dapat bekerja dengan baik. Kondisi ayam yang sehat menyebabkan nutrisi pada ransum

dapat dicerna dengan efisien selain untuk pertumbuhan badan dan bulu tetapi juga dalam

memproduksi telur. Hal ini terlihat bahwa R3 memberikan produksi telur yang lebih tinggi

dibandingkan R0, R1, R2 dalam hal ini jumlah ransum yang diberikan dan vaksinasi EDS

sangat mempengaruhi produksi telur. Sejalan dengan penelitian Setiawati et al. (2016) bahwa

hen day production yang tinggi umumnya diiringi dengan pemberian pakan yang mencukupi

Page 16: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 515

kebutuhan hidup pokok dan produksi telur. Utomo (2017) menambahkan bahwa perbedaan

tinggi rendahnya produksi telur ayam ras dipengaruhi beberapa faktor, antara lain; genetik,

kualitas dan kuantitas ransum yang diberikan, dan kesehatan ternak. Sultoni et al. (2006)

menyatakan bahwa kondisi kesehatan ayam dan tingkat stress pada ayam juga berpengaruh

pada hasil produksi. Apabila ayam pada kondisi sakit atau mendapat cekaman stress dapat

menyebabkan produksi telur menurun begitupun sebaliknya apabila ayam dalam kondisi sehat

maka produksi telur juga meningkat. Penurunan maupun peningkatan produksi telur juga

tergantung dari lingkungan, kualitas ransum, pemberian ransum, strain, dan faktor

manajemen (Charoen Pockpand, 2005).

Gambar 1. Grafik Produksi telur harian (hen day production), berat telur, dan indeks bentuk telur ayam Isa

Brown pasca vaksinasi egg drop syndrome dan diberi ransum komersial dalam jumlah yang berbeda

selama penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan R1, R2 dan R3 memiliki rataan berat

telur lebih tinggi dibandingkan R0, tetapi secara statistik menunjukkan hasil tidak berbeda

nyata (P>0,05) (Gambar 1). Berat telur yang tidak berbeda disebabkan oleh jenis dan umur

ayam sama, selain itu ayam Isa Brown yang digunakan mempunyai berat badan homogen

sehingga berat telur yang dihasilkan tidak jauh berbeda serta jenis ransum komersial yang

digunakan sama dan didukung dengan adanya nilai FCR yang sama sehingga pasokan nutrisi

yang didapatkan ternak relatif sama mengakibatkan berat telur yang dihasilkan tidak jauh

berbeda. Hal ini sejalan dengan penelitian Utomo (2017) Berat telur selain dipengaruhi oleh

sifat genetik juga dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, ransum, umur dan berat ayam,

jenis ransum dan berat ayam yang relatif sama menyebabkan hasil berat telur tidak berbeda

Page 17: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 516

nyata. Hartono dan Kurtini (2015) bahwa berat ayam dan berat telur mempunyai korelasi

positif, ayam dengan bobot yang lebih berat memproduksi telur yang lebih berat dibandingkan

ayam dengan bobot tubuh yang ringan. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa telur

dihasilkan dari induk ayam muda lebih kecil dibandingkan dengan telur yang dihasilkan dari

induk yang lebih tua. Anggorodi (1995) menambahkan bahwa besarnya telur dipengaruhi oleh

beberapa faktor termasuk sifat genetik, tingkat dewasa kelamin, umur, dan ransum sehari-hari.

Indeks bentuk telur yang didapatkan pada perlakuan R0, R1, R2, dan R3, secara statistik

menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05) (Gambar 1). Hal ini disebabkan umur ayam

dan jenis ternak yang digunakan sama selain itu ransum yang diberikan sama sehingga nutrisi

yang didapatkan ayam sama dalam pembentukkan telur, dalam penelitian ini indeks bentuk

telur yang dihasilkan yaitu berkisar antara 78,31-79,86. Indeks telur yang dihasikan selama

penelitian baik. Dirgahayu et al. (2016) menyatakan telur yang dihasilkan ayam ras strain Isa

Brown dominan berbentuk conical atau lonjong dengan indeks telur kurang dari 80. Menurut

Soeparno et al. (2011), bentuk telur tergantung pada umur ayam, musim dalam setahun, dan

ransum. Elvira et al. (1994) menambahkan bahwa bentuk telur dipengaruhi oleh sifat genetik,

bangsa, juga dapat disebabkan oleh proses-proses yang tejadi selama pembentukan telur,

terutama pada saat telur melalui magnum dan isthmus.

Hasil penelitian menunjukkan konsumsi ransum perlakuan R2 lebih rendah 1,03%

dibandingkan R0, secara statistik berbeda nyata (P<0,05), sedangkan R1 dan R3 didapatkan

hasil yang tidak berbeda nyata (P>0,05) (Gambar 2). Hasil yang berbeda nyata pada perlakuan

R2 ini disebabkan oleh kondisi fisiologis ternak yang lebih baik terutama pada bagian saluran

pencernaan dan saluran reproduksi nya dapat berfungsi dengan baik setelah divaksinasi

dengan kandidat vaksin EDS sehingga kebutuhan nutrisi ternak dapat terpenuhi untuk

kebutuhan pokok (maintenance) dan memproduksi telur. Meskipun konsumsi ransum pada

perlakuan R2 rendah tetapi mampu memberikan produksi telur yang sama dengan R0, dalam

hal ini erat kaitannya dengan pemberian vaksinasi EDS karena dengan vaksinasi ayam

menjadi lebih sehat. Ayam yang sehat meskipun dengan konsumsi yang rendah nyatanya

mampu memanfaatkan nutrisi yang terkandung dalam ransum selain untuk pertumbuhan

badan dan bulu tetapi juga untuk memproduksi telur. Pada perlakuan R1 dan R3 menunjukkan

hasil tidak berbeda nyata hal ini disebabkan oleh pemberian jumlah ransum yang sama

mampu memberikan kesehatan pada ternak sehingga ransum yang diberikan dapat digunakan

ayam secara efisien untuk kebutuhan pokok dan memproduksi sejumlah telur, pada perlakuan

R3 memberikan produksi telur yang tinggi dibandingkan R1, dikarenakan perlakuan R3

Page 18: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 517

2400 2300

2200

2100

Konsumsi Ransum

R0 R1 R2 R3

mendapatkan vaksinasi yang mengakibatkan saluran reproduksi dan saluran pencernaan ayam

dapat bekerja dengan baik untuk memproduksi telur. Konsumsi ransum menjadi salah satu hal

terpenting yang dapat mempengaruhi produksi telur. Didukung dengan pernyataan

Kartadisastra (1994) bahwa jumlah pemberian ransum pada ternak dapat mempengaruhi

kesehatan ternak dan produksi telur, jika ransum yang diberikan kurang dari kebutuhan ternak

maka akan mudah terserang penyakit begitupun sebaliknya jika ransum yang diberikan

melebihi kebutuhannya maka ayam cenderung menjadi gemuk yang nantinya akan

mempengaruhi produksi telurnya. Tilman et al. (1998) menyatakan jumlah ransum yang

dikonsumsi oleh ternak digunakan untuk mencukupi hidup pokok dan untuk produksi ternak

tersebut. Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum antara lain besar tubuh ayam, aktifitas

sehari-hari, suhu lingkungan, kualitas dan kuantitas ransum (NRC, 1994). Nuraini et al.

(2015) bahwa konsumsi yang tinggi harus diimbangi dengan produksi yang tinggi, apabila

konsumsi tinggi tetapi produksi rendah maka akan diperoleh nilai konversi yang buruk,

sehingga akan menimbulkan kerugian pada peternak. Tinggi rendahnya tingkat konsumsi

ransum juga disebabkan adanya perbedaaan kondisi lingkungan, status kesehatan ayam dan

ransum (Utomo, 2017).

Gambar 2. Grafik konsumsi ransum ayam Isa Brown pasca vaksinasi egg drop syndrome dan diberi ransum

komersial dalam jumlah yang berbeda selama penelitian

FCR perlakuan R1, R2, dan R3 memiliki rataan nilai FCR lebih rendah dibandingkan

R0, tetapi secara statistik menunjukkan hasil tidak berbeda nyata (P>0,05) (Gambar 3). Hasil

FCR yang tidak berbeda disebabkan oleh berat telur yang dihasilkan selama penelitian relatif

sama, selain itu umur dan jenis ternak serta ransum komersial yang digunakan sama sehingga

nilai FCR yang didapat tidak jauh berbeda. Nilai FCR yang didapatkan pada penelitian ini

berkisar antara 2,17-2,52. Nilai FCR ini menandakan efisiensi penggunaan ransum yang

tinggi, sehingga ransum yang didapatkan oleh ayam telah mampu memenuhi kebutuhan

nutrisinya selain untuk pertumbuhan tetapi juga dalam memproduksi sejumlah telur. Nilai

konversi ransum yang didapatkan pada penelitian ini masih berada pada standar konversi

Page 19: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 518

2,6

2,4

2,2

2

1,8

FCR R0 R1 R2 R3

ransum yaitu 2,4-2,5 (Hendrix, 2007). Rasyaf (1994) berpendapat bahwa semakin kecil

konversi ransum berarti pemberian ransum semakin efisien, namun jika konversi ransum

tersebut membesar, maka telah terjadi pemborosan. Menurut Anggorodi (1995) konversi

ransum dipengaruhi beberapa faktor seperti umur ternak, bangsa, kandungan gizi ransum,

keadaan temperatur dan keadaan ternak, tatalaksana dan penggunaan bibit yang baik. Lacy

dan Vest (2000), menyatakan beberapa faktor utama yang mempengaruhi konversi ransum

adalah genetik, kualitas ransum, penyakit, temperatur, sanitasi kandang, ventilasi, pengobatan,

dan manajemen kandang, bentuk fisik ransum dan komposisi nutrisi ransum.

Gambar 3. Grafik feed consumtion ratio (FCR) ayam Isa Brown pasca vaksinasi egg drop syndrome dan diberi ransum komersial dalam jumlah yang berbeda selama penelitian

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ayam Isa Brown pasca divaksinasi

dengan kandidat vaksin egg drop syndrome (EDS) dan diberi ransum komersial 84 g dapat

meningkatkan produksi telur harian (hen day production) dan ayam Isa Brown pasca

divaksinasi dengan kandidat vaksin egg drop syndrome (EDS) dan diberi ransum komersial

80 g dapat menurunkan konsumsi ransum, tetapi tidak berpengaruh terhadap berat telur,

indeks bentuk telur, dan konversi ransum (FCR).

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai dosis vaksin yang diberikan untuk

memberikan kesehatan pada ternak terutama saluran reproduksi terhadap pembentukan telur

ayam Isa Brown untuk meningkatkan produksi telur dan untuk peternak agar memberikan

ransum komersial sebanyak 84 g dan vaksin egg drop syndrome (EDS) dalam meningkatkan

produksi telur ayam Isa Brown.

Page 20: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 519

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Rektor Universitas Udayana Prof.

Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana

Bapak Dr. Ir. Ida Bagus Gaga Partama, MS atas pelayanan administrasi dan fasilitas

pendidikan yang diberikan kepada penulis selama menjalani perkuliahan di Fakultas

Peternakan, Universitas Udayana.

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1995. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT Gramedia. Jakarta.

Badan Pusat Statistk (BPS). 2017. Populasi ayam ras petelur menurut provinsi. Direktorat

Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan.

https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1031 (diunduh 11 November 2018).

Charoen Pockpand, 2005. Manual Manajemen Layer CP 909R . PT. Charond Pockpand

Indonesia, Surabaya.

Baxendale W, Lutticken D, Hein R, Mc Pherson I. 1980. The results of field trials conducted

with an inactivated vaccine against the egg drop syndrome 76 (EDS 76). J.Avian

Pathology 9:77-91.

Dhinakar R, Sivakumar GS, Sudharsan S, Mohan AC, Nachimuthu K. 2001.Genomic

characterization of indian isolates of egg drop syndrome 1976 Virus. J Avian Pathology

30:21-26.

Dirgahayu, F.I, D. Septinova, dan K. Nova. 2016. Perbandingan kualitas eksternal telur ayam

ras strain isa brown dan lohmann brownn. JIPT Vol. 4(1): 1-5, Februari 2016.

Elvira S., Soewarno T. Soelcarto dan SS. Mansjoer. 1994. Studi komparatif sifat mutu dan

fungsional telur puyuh dan telur ayam ras. Hasil penelitian. Bul. T& dan 1ndwb.l P m ,

Vd. V no. 3. Tir.

Harmayanda, P.O.A., Rosyidi, D. dan Sjofjan, O.2016. Evaluasi kualitas telur dari hasil

pemberian beberapa jenis pakan komersial ayam petelur. Jurnal Pembangunan dan

Alam Lestari. 7 (1): 25-32.

Hartono. M. Dan T., Kurtini. 2015. Pengaruh Probiotik terhadap Performa Ayam Petelur.

Jurnal Penelitian Pertanian Terapan. Vol 15 (3) : 214-219.

Hendrix. 2007. Product performance. Isa-hendrix genetics company. http://www.hendrix-

genetics.com (diunduh pada tanggal 14 September 2018).

Isa Brown Commercial Layers. 2011. General Management Guide Commercial Isa Brown.

Pondoras

Page 21: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 520

Kartadisastra, H.R. 1994. Pengelolaan Pakan Ayam Kiat Meningkatkan Keuntungan

Agribisnis Unggas. Kanisius.Yogyakarta.

Kencana. G.A.Y. 2012. Penyakit Virus Unggas. Udayana University Press. Denpasar. ISBN.

978-602-7776-01- 2. Cetakan pertama Pp: 110-118.

Kencana. G.A.Y., Suartha. I.N., Nurhandayani. A., Syamsidar. 2017. The characteristic of egg

drop syndrome virus of medan isolate. J Vet Med Anim Science 1(1): 15-19.

Lacy, M. dan Vest, L.R. 2000. Improving feed conversion in broiler: a guide for

growers.http://www.ces.uga.edu/pubed/c:793-W.html. diakses pada tanggal 24 Maret

2019.

Murtidjo, B. A. 1992. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Kanisius: Yogyakarta.

National Research Council. 1994. Nutrient Requirements of Poultry. Ed Rev ke-9.

Washington DC: Academy Pr.

North, M.O. dan D.D Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition.

Published By Van Nostrand Reinhald. New York.

Nuraini, A., Djulardi dan M. E. Mahata. 2015. Pakan non konvensional fermentasi dengan

Phanerochaete chrysosporium dan Neurospora crassa untuk memproduksi telur rendah

kolesterol. Laporan Penelitian. Hibah Kompetensi Dikti. Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat Universitas Andalas. Padang.

Rasyaf, M. 1994. Beternak Itik Komersial. Kanisus: Yogyakarta.

Setiawati. T, Afnan. R, Ulupi. N. 2016. Performa produksi dan kualitas telur ayam petelur

pada sistem litter dan cage dengan suhu kandang berbeda. Jurnal Ilmu Produksi dan

Teknologi Hasil Peternakan .ISSN 2303-2227. Vol. 04 No. 1 Januari 2016 Hlm: 197-

203.

Soeparno, R.A. Rihastuti, Indratiningsih, Suharjono Triatmojo. 2011. Dasar teknologi hasil

ternak. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada University Pr. Talukder S, T Islam, S Sarker and

MM Islam. 2010. Effects of environment on layer performance. J. Bangladesh Agril.

Univ. 8(2): 253–258.

Standar Nasional Indonesia (SNI). 2008. Pakan ayam ras petelur (Layer). Badan Standardisasi

Nasional: Jakarta.

Steel, C.J. and J.H. Torrie.1995. Prinsip dan Prosedur Statistik. PT. Gramedia: Jakarta.

Sultoni A., A. Malik Dan W. Widodo. 2006. Pengaruh penggunaan berbagai konsentrat

pabrikan terhadap optimalisasi konsumsi pakan, hen day production dan konversi

pakan. Jurnal Protein. Vol.14 No.2 (103-107).

Suresh, P., Shoba, K., Rajeswar, J.J. 2013. Incidence of egg drop syndrome- 1976 in

Namakkal district, Tamil Nadu, India. Vet. World 6(6):350-353.

Page 22: Artikel - simdos.unud.ac.id€¦ · 3. Artikel eJPT Vol. 7 (2)_Resla et al Pengaruh Penggunaan Kulit Buah Naga Mer ah (Hylocereus polyrhizus) Terfermentasi Dalam Ransum Terhadap External

Heppi et al., Peternakan Tropika Vol. 7 No. 2 Th. 2019: 507- 521 Page 521

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawiro Kusuma, dan S.

Lebdosoekoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press:

Yogyakarta.

Utomo, D.M. 2017. Performa ayam ras petelur coklat dengan frekuensi pemberian ransum

yang berbeda. Jurnal Aves Vol 11 (2): 23-37, Desember 2017, Jurusan Ilmu Ternak,

Fakultas Peternakan, Universitas Islam Balitar