askeb kala iii

Upload: agus-triantoo

Post on 03-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    1/10

    Askeb Kala III

    BAB 1

    PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang

    Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai plasenta

    lahir.

    Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

    selaput ketuban.

    Pada kala III, otot uterus (miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga

    uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

    tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan

    ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari

    dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam

    vagina.

    Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan

    kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat

    implantasinya.

    1.2. Rumusan Masalah

    Apa yang dimaksusd kala 3 dalam persalinan?

    Bagaimana fisiologi dalam kala 3?

    Bagaimana penanganan yang baik pada kala 3?

    Bagaimana manajemen aktif pada kala 3?

    1.3. Tujuan

    1. Tujuan dari makalah ini adalah agar bidan sebagai pemberi pelayanan dapat memahami dan

    bisa menerapkan bagaimana penatalaksanaan yang baik dan benar pada kala 3.

    2. Agar mahasiswa lebih dapat memahami tahapan dalam proses persalinan kala3 sehingga

    dapat menurunkan AKI dan AKB.

    1.4. Manfaat

    Mengetahui waktu yang harus dibutuhkan untuk pengeluaran Uri

    Tanggap terhadap kelainan yang terjadi jika uri belum keluar.

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    2/10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    TAHAP-TAHAP PERSALINAN KALA III

    2.1. FISIOLOGI KALA III

    Penyebab terpisahnya plasenta dari dinding uterus adalah kontraksi uterus (spontan atau

    dengan stimulus) setelah kala dua selesai. Berat plasenta mempermudah terlepasnya selaput

    ketuban, yang terkelupas dan dikeluarkan. Tempat perlekatan plasenta menentukan kecepatan

    pemisahan dan metode ekspulsi plasenta. Selaput ketuban dikeluarkan dengan penonjolan

    bagian ibu atau bagian janin.

    Pada kala III, otot uterus (miometrium)berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga

    uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran

    tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan menjadi semkin kecil, sedangkan

    ukuran plasenta tidak berubah maka pasenta akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari

    dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau ke dalam

    vagina.Setelah janin lahir, uterus mengadakan kontraksi yang mengakibatkan penciutan permukaan

    kavum uteri, tempat implantassi plasenta. Akibatnya, plasenta akan lepas dari tempat

    implantasinya.

    2.2. PENGERTIAN

    a. Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai

    plasenta lahir.

    b. Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan

    selaput ketuban.

    Cara-cara Pelepasan Plasenta :

    a) Metode Ekspulsi Schul tze

    Pelepasan ini dapat dimulai dari tengah (sentral) atau dari pinggir plasenta. Ditandai oleh

    makin panjang keluarnya tali pusat dari vagina (tanda ini dikemukakan oleh Ahfled) tanpa

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    3/10

    adanya perdarahan per vaginam. Lebih besar kemungkinannya terjadi pada plasenta yang

    melekat di fundus

    b) Metode Ekspulsi Matthew-Duncan

    Ditandai oleh adanya perdarahan dari vagina apabila plasenta mulai terlepas. Umumnya

    perdarahan tidak melebihi 400 ml. Bila lebih hal ini patologik.Lebih besar kemungkinan pada

    implantasi lateral.

    Apabila plasenta lahir, umumnya otot-otot uterus segera berkontraksi, pembuluh-pembuluh

    darah akan terjepit, dan perdarahan segera berhenti. Pada keadaan normal akan lahir spontan

    dalam waktu lebih kurang 6 menit setelah anak lahir lengkap.

    Beberapa Prasat untuk mengetahui apakah plasenta lepas dari tempat implantasinya :

    a. Prasat Kustner.

    Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di

    atas simfisis. Bila tali pusat ini masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas

    dari dinding uterus. Bila tetap atau tidak masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta

    lepas dari dinding uterus. Prasat ini hendaknya dilakukan secara hati-hati. Apabila hanya

    sebagian plasenta terlepas, perdarahan banyak akan dapat terjadi.

    b. Prasat Strassmann

    Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri mengetok-ngetok

    fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang diregangkan ini berarti plasenta belum

    lepas dari dinding uterus.

    c. Prasat Klein

    Wanita tersebut disuruh mengedan. Tali pusat tampak turun ke bawah. Bila pengedanannya

    dihentikan dan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina, berarti plasenta belum lepas dari

    dinding uterus.

    Tandatanda pelepasan pl asenta.

    Adapun tandatanda pelepasan plasenta yaitu :

    1.Perubahan bentuk dan tinggi f undus.

    Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh

    dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan plasenta

    terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah pear atau alpukat dan fundus

    berada di atas pusat.

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    4/10

    2.Tal i pusat memanjang.

    Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva.

    3.Semburan darah mendadak dan singkat.

    Darah yang terkumpul di belakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar di

    bantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplasental pooling) dalam ruang di

    antara dinding uterus dan permukaan dalam plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka

    darah tersembur keluar dari tepi plasenta yang terlepas. Tanda ini kadangkadang terlihat

    dalam waktu satu menit setelah bayi lahir dan biasanya dalam 5 menit.

    2.3. MANAJEMEN AKTIF KALA III

    Tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang lebih

    efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi

    kehilangan darah kala tiga persalinan jika di bandingkan dengan penatalaksanaan fisiologis.

    Sebagian besar kasus kesakitan dan kematian ibu d indonesia di sebabkan oleh perdarahan

    pascapersalinan dimana sebagian besar disebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta

    yang sebenarnya dapat di cegah dengan melakukan manajemen aktif kala tiga.

    Penelitian Prevention of Postpartum Hemorrhage Intervention-2006 tentang praktek

    manajemen aktif kala tiga( Active Manajemen of Third Stage of Labor/AMTSL) di 20 rumah

    sakit di indonesia menunjukan bahwa 30% rumah sakit melaksanakan hal tersebut. Hal ini

    sangat berbeda jika di bandingkan dengan praktek manajemen aktif di tingkat pelayanan

    kesehatan primer(BPS/ rumah sakit) di daerah intervensi APN (kabupaten kuningan dan

    Cirebon) dimana sekitar 70% melaksanakan menejemen aktif kala bagi ibu-ibu bersalin yang

    di tangani. Jika ingin menyelamatkan banyak ibu bersalin maka sudah sewajarnya jika

    menejemen aktif kala tiga tidak hanya di latihkan tetapi jugadi praktekkan dan menjadi

    standart asuhan persalinan.

    Keuntungan-keuntungan Aktif Kala Tiga :

    1. Persalinan kala tiga yang lebih singkat

    2. Mengurangi jumlah kehilangan darah

    3. Mengurangi kejadian retensio plasenta

    Manajemen Aktif Kala tiga terdir i dari tiga langkah utama :

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    5/10

    1) Pemberian suntikan oksitosin dalam satu menit utama setelah bayi lahir

    2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali

    3) Masase fundus uteri

    PEMBERIAN SUNTIKAN OKSITOSIN

    1. Serahkan bayi yang telah terbunkus kain pada ibu untuk dberi ASI

    2. Letakan kain bersih diatas perut ibu

    3. Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain ( undiagnosed twin)

    4. Beritahu pada ibu bahwa dia akan disuntik

    5. Segera (dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir) suntikan oksitosin 10unit IM Alasan:

    oksitosin merangsang fundus uteri untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat

    membantu pelpasan plasenta dan mengurangi kehilangan darah. Aspirasi sebelum

    menyuntikan akan mencegah penyuntikan oksitosin ke pembuluh darah.

    PENEGANGAN TALI PUSAT TERKENDALI

    1. Berdiri disamping ibu

    2. Pindahkan klem ( penjepit untuk memotong tali pusat saat kala 2). Pada tali pusat sekitar 5

    20 cm dari vulva

    3. Letakan tangan yang lain pada tangan ibu. ( beralaskan kain) tepat diatas simfisis

    pubis.gunakan tangan ini untuk meraba kontraksi uterus dan menahan uterus pada saat

    melakukan penegangan pada tali pusat.setelah terjadi kontraksi yang kuat, tegangkan tali

    pusat dengan satu tangan dan satu tangan yang lain (pada dinding abdomen). Menekan uterus

    kearah lumbal dan kepala ibu ( dorso kranial)

    4. Bila plasenta belum lepas, tunggu hingga uterus berkontraksi kembali (skitar 2/ 3 menit

    berselang) untuk mengulangi kembali penegangan tali pusat terkendali.

    5. Saat mulai kontraksi ( uterus menjadi bulat/ tali pusat menjulur) tegangkan tali pusat kearah

    bawah, lakukan tekanan dorso-kranial hingga tali pusat semakin menjulur dan korpus uteri

    bergerak keatas yang menandakan plasenta telah lepas dan telah dilahirkan.

    6. Tetapi jika langkah 5 di atas tidak berjalan sebagai mana mestinya dan plasenta tidak turun

    setelah 30-40 detik dimulainya menegangan tali pusat dan tidak ada tanda-tanda yang

    menunjukkan lepasnya plasenta.jangan teruskan penegangan tali pusat.

    7. Setelah plasenta melepas,amjurkan ibu untuk mereran agar plasenta terdorong keluar melalui

    entroitus vagina.tetap tegangkan tali pusat dengan arah sejajar lantai (mengikuti poros jalan

    lahir)

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    6/10

    8. Pada saat plasenta terlihat pada intoritus vagina lahirkan plasenta dengan mengangkat tali

    pusat ke atas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk meletakkan dalam wadah

    penampung.karena selaput ketuban mudah robek,pegang plasenta dengan kedua tangan dan

    secara lembut putar plasenta hingga selaput ketuban terpilih menjadi 1.

    9. Lakukan penarikan dengan lembut dan perlahan untuk melahirkan selaput ketuban.

    10. Jika selaput ketuban robek dan tertinggal di jalan lahir saat melahirkan plasenta,dengan hati-

    hati periksa vagina dan serviks dengan seksama.gunakan jari-jari tangan anda atau klem

    DTT/steril/forsep untuk keluarkan selaput ketuban yang teraba.

    PLASENTA MANUAL

    Plasenta manual adalah tindakan untuk melepas plasenta secara manual(menggunakan

    tangan)dari tempat implantasinya dan kemudian melahirkannya keluar dari kavum uteri.

    PROSEDUR PLASENTA MANUAL

    1. Persiapan

    2. Pasang set dan cairan inus

    3. Jelaskan pada ibu prosedur dan tujuan tindakan

    4. Lakukan anastesia verbal atau analgesia perektal

    5. Siapkan dan jalankan prosedur pencegahan infeksi

    TINDAKAN PENETRASI KE DALAM KAVUM UTERI

    1. Pastikan kandung kemih dalam keadaan kosong

    2. Jepit tali pusat dengan klem pada jarak 5-10 cm dari vulva,tegangkan dengan 1 tangan sejajar

    lantai

    3. Secara obstetri,masukkan tanganlainnya(punggung tangan menghadap ke bawah)ke dalam

    vagina dengan menelusuri sisi bawah tali pusat

    4. Setelah mencapai bukaan serviks,minta seorang asisten atau penolong lain untuk

    meregangkan klem tali pusat kemudian pindahkan tangan luar untuk menahan vundur uteri

    5. Sambil menahan vundus uteri,masukkan tangan ke dalam hingga ke kavum uteri sehingga

    mencapai tempat implantasi plasenta

    6. Rentangkan tangan obstetri menjadi datar seperti memberi salam( ibu jari merapat ke jari

    telunjuk dan jari-jari lain saling merapat)

    MELEPAS PLASENTA DARI DINDING UTERUS

    1. Tentukan implantasi plasenta,temukan tepi plasenta paling bawah

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    7/10

    2. Setelah ujung-ujung jari masuk di antara plasenta dan dinding uterus maka perluas pelepasan

    plasenta dengan cara menggeser tangan ke kanan dan ke kiri sambil di geserkan ke

    atas(kranial ibu)hingga semua perlekatan plasenta terlepas dari dinding uterus

    MENGELUARKAN PLASENTA

    1. Sementara satu tangan masih di dalam cavum uteri,lakukan eksplorasi untuk menilai tidak

    ada plasenta yang tertinggal

    2. Pindahkan tangan luar dari vundus ke suprasimpisis(tahan sekmen bawah uterus)kemudian

    intruksikan asisten atau penolong untuk menarik tali pusat sambil tangan dalam plasenta

    keluar(hindari terjadinya percikan darah)

    3. Lakukan penekanan(dengan tangan yang menahan suprasimpisis)uterus ke arah dorso kranial

    setelah plasenta dilahirkan dan tempatkan plkasenta di dalam wadah yang telah di sediakan

    PENCEGAHAN INFEKSI PASCATINDAKAN

    1. Dekontaminasi sarung tangan(sebelum dilepaskan)dan peralatan lain yang digunakan)

    2. Lepaskan dan rendam sarung tangan dan peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5%

    selama 10 menit

    3. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

    4. Keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering

    PEMANTAUAN PASCA TINDAKAN

    1. Periksa kembali tanda vital ibu

    2. Catat kondisi ibu dan buat laporan tindakan

    3. Tuliskan cara pengobatan tindakan yang masih diperlukan dan asuhan lanjutan

    4. Beritahukan pada ibu dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tetapi ibu masih

    memerlukan pemantauan dan asuhan lanjut

    5. Lanjutkan pemantauan ibu hingga 2 jam pasca tindakan sebelum di pindah ke ruang rawat

    gabung.

    RANSANGAN TAKTIL (MASASE) FUNDUS UTERI

    1. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase fundus uterus :

    2. Letakan talapak tangan pada fundus uteri

    3. Jelaskan tindakan pada ibu katakan pada ibu mungkin merasa agak tidak nyaman karena

    tindakan yang diberikan. Anjurakan ibu untuk menarik nafas dalam dan perlahan secara

    rileks.

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    8/10

    4. Dengan lembut tiap mantab gerakan tangan dengan arah memutar pada fundus uteri supaya

    berkontraksi. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 15detik, lakukan penatalaksanakan

    autonia uteri.

    5. Periksa plasenta dan selaputnya untuk memastikan keduanya lengkap dan utuh

    6. Periksa kembali uterus setelah 1-2 menit untuk menastikan uterus berkontraksi.

    7. Periksa kontraksi uterus setiap 15menit selama 1jam pertama pasca persalinan dan setiap

    30menit selama 1jam ke2 pasca persalinan.

    ATONIA UETRI

    1. Kontraksi miometrium dan perdarahan kala 3.

    2. Pada kehamilan cukup bulan aliran darah ke uterus sebanyak 500-800cc/menit.

    3. Jika uterus tidak berkontraksi dengan segera setelah kelahiran plasenta, maka ibu dapat

    mengalami perdarahan sekitar 350-500cc/menit dari bekas melekatnya plasenta.

    4. Bila uterus berkontraksi maka miometrium akan menjepit anyaman pembuluh darah yang

    berjalan diantara selabut otot tadi. Atonia uteriadalah sesuatu kondisi dimana mio metrium

    tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah yang kelura dari bekas tempat

    melekatnya plasenta menjadi tidak terkenda

    Beberapa faktor predisposisi yang terkait dengan perdarahan pasca persalinan yang

    disebabkan atonia uteri adalah:

    Yang menyebabkan uterus membesar lebih dari normal selama kehamilan, diantaranya:

    Air ketuban yang berlebihan (poli hidramnion)

    Kehamilan gemeli

    Janin besar (makrosomnia)

    Kala 1 dan atau 2 yang memanjang

    Persalinan cepat (partus presipipatus)

    Persalinan yang induksi atau dipercepat dengan oksitosin

    Infeksi intrafatum

    Multiparitas tinggi

    Magnesium sulfat untuk mengendalikan kejang pada pre eklamsi atau eklamsi

    PENATALAKSANAAN ATONIA UTERI

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    9/10

    Atonia uteri terjadi jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan

    rangsangan taktil atau masase fundus uteri :

    Segera lakukan kompresi bimanual internal( KBI)

    Kompresi bimanual eksterna

    BAB III

    PENUTUP

    3.1. KESIMPULAN

    Kala III merupakan tahap ketiga persalinan yang berlangsung sejak bayi lahir sampai

    plasenta lahir.

    Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

    plasenta dan selaput ketuban.

  • 7/28/2019 Askeb Kala III

    10/10

    Tujuan manajemen aktif kala tiga adalah untuk menghasilkan kontraksi uterus yang

    lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan

    mengurangi kehilangan darah

    Keuntungan-keuntungan Aktif Kala Tiga :

    Persalinan kala tiga yang lebih singkat

    Mengurangi jumlah kehilangan darah

    Mengurangi kejadian retensio plasenta

    3.2. SARAN

    Dengan terselesainya makalah ini kami mengharapkan bagi pembaca dapat memahami

    tahapan proses persalinan kala 3 dan penatalaksanaan masalah yang trimbul pada kala III.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Coad, Jane dan Melvyn Dunstall. (2007). Anatomi dan Fisiologi untuk Bidan. Jakarta : EGC

    2. Saifudin, Abdul Bari. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP,

    3. Affandi, Biran, dkk, (2007), Asuhan Persalinan Normal, Asuhan Essensial

    4. Persalinan (Edisi Revisi), Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik,

    5. Bobak, Lawdermilk, Jensen, (2005), Keperawatan Maternitas edisi 4,

    6. www.bidanku_fisiologi_kala3.COM

    7. Jnpk-kr , POGI(2008).Asuhan Persalinan Dan Insiasi Menyusui Dini .Jakarta

    http://www.bidanku_fisiologi_kala3.com/http://www.bidanku_fisiologi_kala3.com/http://www.bidanku_fisiologi_kala3.com/