audit plan

20
AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM, AUDIT PROCEDURES, AUDIT TEKNIK, RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS PERENCANAAN AUDIT (AUDIT PLAN): Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi : ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya” Meliputi Pengembangan strategi yang menyeluruh terhadap pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Sifat, luas dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran kompleksitas badan usaha, pengalaman dan pengetahuan tentang bisnis usaha. Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dll. Isi dari Audit Plan : 1. Hal-hal mengenai klien: Bidang usaha klien, alamat, telp, fax, email dll. Status hukum perusahaan (nama pemilik, permodalan) Accounting policy Neraca dan L/R komparatif AClient contact (pres dir, controller, kabag akuntansi) Accounting, auditing, tax problem 2. Hal-hal yang mempengaruhi klien: Bisa didapat di majalah-majalah ekonomi/suratkabar, antara lain : Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia. 3. Rencana kerja auditor: Staffing (nama partner, manager, supervisor, senior dan asisten) Waktu pemeriksaan (kapan mulai, berapa lama dan berakhir) Jenis jasa yang diberikan (general audit, special audit, perpajakan dll) Time schedule Bantuan tambahan

Upload: wahyuedan

Post on 27-Oct-2015

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Plan

AUDIT PLAN, AUDIT PROGRAM, AUDIT PROCEDURES, AUDIT TEKNIK, RISIKO AUDIT DAN MATERIALITASPERENCANAAN AUDIT  (AUDIT PLAN):  Standar pekerjaan lapangan pertama berbunyi : ”Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya

dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”  Meliputi Pengembangan strategi yang menyeluruh terhadap pelaksanaan dan lingkup audit

yang diharapkan.  Sifat, luas dan saat perencanaan bervariasi dengan ukuran kompleksitas badan usaha, pengalaman dan pengetahuan tentang bisnis usaha.

  Agar dapat membuat perencanaan audit dengan sebaik-baiknya, auditor harus memahami bisnis klien dengan sebaik-baiknya (understanding client business), termasuk sifat dan jenis usaha klien, struktur organisasinya, struktur permodalan, metode produksi, pemasaran, distribusi dll.

Isi dari Audit Plan :1.      Hal-hal mengenai klien:

  Bidang usaha klien, alamat, telp, fax, email dll.  Status hukum perusahaan (nama pemilik, permodalan)  Accounting policy  Neraca  dan L/R komparatif  AClient contact (pres dir, controller, kabag akuntansi)  Accounting, auditing, tax problem

2.      Hal-hal yang mempengaruhi klien:Bisa didapat di majalah-majalah ekonomi/suratkabar, antara lain : Business News, Ekonomi Keuangan Indonesia.

3.      Rencana kerja auditor:  Staffing (nama partner, manager, supervisor, senior dan asisten)  Waktu pemeriksaan (kapan mulai, berapa lama dan berakhir)  Jenis jasa yang diberikan (general audit, special audit, perpajakan dll)  Time schedule  Bantuan tambahan

AUDIT PROGRAM :Audit Program merupakan kumpulan dari prosedur audit yang akan dijalankan dan dibuat secara tertulis.Tujuan Audit Program:Membantu Auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan.

Page 2: Audit Plan

Audit Program yang baik harus mencantumkan:1. Tujuan pemeriksaan.

2. Audit prosedur yg akan dijalankan

3. Kesimpulan pemeriksaan.

Generalized Audit Program:  TEST, of prescribed control for legal, procedural & policy compliances.  SCAN for and investigating the unusual.  TRACE & Vouch ( Documents to records, records to documents, subsidiary ledgers).  VERIVY prenumbering ( no skips or misses).  ANALYZE for fraud if control absent or weak.

Manfaat Audit Program:  Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan dan instruksi bagaimana harus

menyelesaikan suatu pemeriksaan.  Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan.  Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien.

Prosedur Audit Program:  Prosedur Audit Program untuk Compliance Test  Prosedur Audit Program untuk Substantive Test  Prosedur Audit Program untuk keduanya.

AUDIT PROCEDURES :Adalah langkah-langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efektif dan efisien.Audit Procedures dilakukan dalam rangka mendapatkan bukti-bukti audit (audit evidence). Untuk itu diperlukan AUDIT TEKNIK, yaitu cara-cara untuk memperoleh bukti audit seperti Konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab dan lain-lain.RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS

  Risiko Audit : risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasikan pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu L/K yang mengandung salah saji material.

  Pernyataan “menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia” menunjukkan keyakinan auditor bahwa L/K secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material.

  Salah saji dapat terjadi sebagai akibat dari kekeliruan atau kecurangan.  Kekeliruan berarti salah saji atau penghilangan yang tidak disengaja jumlah atau

pengungkapan dalam L/K.

Page 3: Audit Plan

  Faktor utama yang membedakan kecurangan dengan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya yang berakibat pada salah saji dalam L/K merupakan tindakan yang disengaja atau tidak disengaja.

  Materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang memberikan kepercayaan atas informasitersebut.

  Auditor harus mempertimbangkan risiko audit dan materialitas dalam merencanakan audit guna memperoleh bukti audit yang kompeten dan mengevaluasi apakah L/K secara keseluruhan disajikan secara wajar.

JENIS-JENIS RISIKO:  Risiko bawaan : kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah

saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat pengendalian yang terkait.  Risiko pengendalian : risiko bahwa suatu slah saji material yang dapat terjadi dalam suatu

asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern entitas.

  Risiko deteksi : risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko ini timbul sebagian karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan sebagian lagi karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100%.

Pengertian Materialitas:

Materialitas adalah besarnya nilai yang  dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas ataupengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasitersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.            Berdasarkan pertimbangan biaya-manfaat, auditor tidak mungkin melakukan pemeriksaan atas semua transaksi yang dicerminkan dalam laporan keuangan, auditor harus menggunakan konsep materialitas dan konsep risiko audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan audit.

-          Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.

-          Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.

Materialitas dibagi menjadi 2 golongan:1. Materialitas pada tingkat laporan keuangan.2. Materialitas pada tingkat saldo akun.

Page 4: Audit Plan

Risiko audit adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material.Risiko audit digolongkan menjadi 2:1. Risiko audit keseluruhan2. Risiko audit individual

management letter (auditing)MANAJEMEN LETTER(SURAT KOMENTAR TERHADAP PENGENDALIAN INTERN)

I. PENGERTIAN MANAJEMEN LETTERManajemen Letter merupkan suatu surat yang dibuat oleh Kantor Akuntan Publik (KAP), ditujukan kepada manajemen perusahaan yang diperiksa laporan keuangannya (di audit), yang isinya memberitahukan kelemahan dari pengendalian intern perusahaan (baik material maupun immaterial weaknesses) yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan saran-saran perbaikan dari KAP.

Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt Paniy (2001), management letter adalah suatu laporan kepada manajemen yang berisi rekomendasi untuk perbaikan kelemahan-kelemahan yang diungkapkan akuntan public setelah mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern perusahaan. Disamping untuk menyampaikan informasi-informasi yang bermanfaat kapada manajemen, management letter juga membantu membatasi tanggung jawab akuntan public seandainya dikemudian hari kelemahan pengendalian intern mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.Dalam menjalankan usahanya, KAP tidak diperbolehkan mengiklankan kantornya atau jasa yang diberikan kantornya, karena jika hal tersebut dilakukan berarti KAP tersebut melanggar Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik – IAI. Salah satu cara untuk mendapatkan langganan adalah bekerja sebaik mungkin dalam memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan, sehingga jika perusahaan tersebut puas atas jasa pemeriksaan dari KAP, diharapakan manajemen perusahaan akan merekomendasikan

Page 5: Audit Plan

kepada teman-teman usahanya untuk menggunakan jasa KAP tersebut.

Untuk mempelajari dan mengevaluasi pengendalian intern, akuntan public bisa menggunakan:a. Internal Control Questionnairesb. Flow Chart, menggambarkan arus dokumen dalam memproses suatu transaksi, dari awal sampai akhir dengan menggunakan symbol-simbol tertentu.c. Menggunakan Narrative Memo (penjelasan tertulis dari system dan prosedur akuntansi)Dari ketiga cara tersebut, akuntan publik akan mendapatkan suatu gambaran mengenai pengendalian intern mengenai pengendalian intern yang ada di perusahaan secara teoritis. Hal tersebut masih harus dibuktikan lebih lanjut dengan menggunakan Complience test (test ketaatan).Dalam compliance test, yang diperiksa adalah:a. Transaksi pengeluaran kasb. Transaksi penerimaan kasc. Transaksi penjualand. Transaksi pembeliane. Transaksi pembayaran gajif. Transaksi koreksi/penyesuaianDalam hal ini yang diperhatikan adalah hal-hal berikut:a. Apakah setiap transaksi didukung oleh dokumen pendukung yang lengkapb. Apakah setiap transaksi diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenangc. Apakah perhitungan matematis dalam dokumen pembukuan sudah benard. Apakah pendebitan dan pengkreditan transaksi ke masing-masing perkiraan buku besar sudah benar.

Setelah melakukan compliance test, akuntan public harus menarik kesimpulan mengenai kebaikan-kebaikan dan kelemahan-kelemahan

Page 6: Audit Plan

yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaan. Kemudian hasil temuan tersebut harus diberitahukan kepada manajemen perusahaan, beserta saran-saran perbaikannya dalam sebuah surat yang disebut Manajemen Letter.

II. CARA MEMBUAT MANAGEMENT LETTER YANG BAIKDalam membuat management letter, perlu diperhatikan beberapa hal penting agar dihasilkan suatu management letter yang baik dan efektif:a. Management letter harus tepat waktu (timely), sehingga perusahaan masih sempat melakukan perbaikan-peraikan dalam pengendalian intern. Jika management letter terlambat diberikan, kemungkinan besar kelemahan-kelemahan dalam pengendalian intern sudah mengakibatkan terjadinya kesalahan dan kecurangan yang merugikan perusahaan.b. Management letter harus berisi saran-saran yang bermanfaat dan bisa diterapkan.c. Komentar dan saran-saran dalam management letter tidak boleh merupakan sesuatu yang “surprise”. Untuk itu, sebelumnya konsep management letter harus di diskusikan terlebih dahulu dengan manajemen perusahaan dan bagian yang berkaitan dan dimintakan komentar dari manajemen.d. Management letter harus ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik, halus dan tidak menyinggung perasaan orang lain.e. Kelemahan dan saran yang diberikan bisa diurut berdasarkan urutan-urutan pos neraca dan laba rugi atau menurut hal-hal yang paling penting yang memerlukan perhatian khusus dari manajemen dan perlu penanganan secepat mungkin.f. Saran-saran yang diberikan harus sesuai dengan kondisi bisnis perusahaan dan harus menunjukkan kemauan baik kantor akuntan public untuk membantu pengembangan usaha perusahaan.g. Pada bagian akhir management letter jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada manajemen dan seluruh staf perusahan, atas segala bantuan dan kerjasama yang diberikan mereka selama akuntan public melaksanakan pemeriksaannya.

Page 7: Audit Plan

III. MANFAAT MANAGEMENT LETTERManagement letter mempunyai banyak manfaat untuk klien tetapi untuk KAP dan staf (anggota tim pemeriksa) dari KAP, antara lain:1. Untuk klien:a. dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaannya.b. dalam mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, berdasarkan saran-saran yang diberikan dalam managemen letter, sehingga bisa mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan di dalam perusahaan.

2. Untuk KAP : a. menjadikan nama kantor akuntan public menjadi bertambah baik, karena disamping laporan pemeriksaan akuntan, juga memberikan management letter yang sangat bermanfaat bagi perusahaan.b. jika manajemen perusahaan puas, tentunya akan menyarankan kepada teman-teman bisnisnya untuk memakai jasa kantor akuntan public tersebut.c. jika teman-teman bisnis tersebut tertarik, tentunya akan menambah jumlah klien kantor akuntan public.

3. Untuk staf kantor akuntan public (anggota tim pemeriksan):a. jika klien kantor akuntan public bertambah, tentunya kesejahteraan pegawai dapat lebih ditingkatkan.b. mendapat banyak kesempatan untuk mempelajari pengendalian intern diberbagai macam/jenis perusahaan.c. mendapat kesempatan untuk mempelajari bagaimana membuat management letter yang baik.

IV. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB ANGGOTA TIM AUDIT DALAM MEMBUAT MANAGEMENT LETTERBerikut tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tim audit (dari KAP) dalam membuat management letter:1. Asisten Auditor (Junior Staf)

Page 8: Audit Plan

a. sebagai petugas yang terjun ke lapangan (ke kantor perusahaan) setiap hari, bertugas mengumpulkan data dan informasi yang terdapat dalam pengendalian intern perusahaan, baik mengenai kebaikan maupun kelemahan pengendalian intern.b. Mendokumentasikan data dan informasi tersebut beserta fotocopy bukti pendukung dalam kertas kerja pemeriksaan, untuk ditelaah lebih lanjut oleh senior auditornya.

2. Senior Auditor (Pimpianan Tim Pemeriksa)a. menelaah kertas kerja pemeriksaan yang dibuat asisten auditor, khususnya yang berkaitan dengan informasi mengenai kelemahan pengendalian intern perusahaan.b. mengumpulkan hal-hal yang bisa dimasukkan dalam management letter, sekaligus menyusun konsep management letter.c. mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan bagian pajak dan bagian management service dari kantor akuntan public, untuk mendapatkan komentar mereka dari segi perpajakan dan system akuntansi.d. menyerahkan konsep management letter kepada audit supervisior/manager untuk ditelaah.e. setelah ditelaah oleh atasan, melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.

3. Audit Supervisor/Managera. menelaah dan mengedit konsep management letter, mengusulkan perbaikan-perbaikan yang diperlukan kepada senior auditor.b. menyerahkan konsep management letter yang sudah diperbaiki, kepada audit partner untuk ditelaah.c. setelah ditelaah audit partner dan diperbaiki (jika ada saran perbaikan dari audit partner) mendiskusikan konsep management letter tersebut dengan manajemen perusahaan.d. melaporkan kepada audit partner mengenai hasil diskusi dengan manajemen perusahaan, dan meminta persetujuan audit partner jika ada saran perubahan dari manajemen perusahaan.e. memerintahkan konsep terakhir management letter untuk difinalisasi.

Page 9: Audit Plan

4. Audit Partnera. menelaah dan mengedit konsep management letter yang diterima dari audit manager dan mendiskusikannya dengan audit manager dan “jika perlu” dengan audit senior.b. mengembalikan konsep tersebut berikut saran-saran perbaikan “jika ada” kepada audit manager.c. menelaah kembali konsep yang sudah diperbaiki, kemudian meminta audit manager untuk mendiskusikannya dengan manajemen perusahaan.d. membahas dengan audit manager, hasil diskusi konsep management letter yang telah dilakukan oleh audit manager dengan manajemen perusahaan.e. menandatangani management letter yang final untuk dikirimkan kepada manajemen perusahaan.

Dari pembahasan tersebut diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan:1. Management Letter merupakan suatu alat komunikasi antara kantor akuntan public dengan maajemen perusahan yang diaudit, mengenai pengendalian intern dan kelemahan-kelemahan yag terdapat dalam pengendalian intern perusahaan.2. Management Letter merupkan dokumentasi tertulis mengenai kelemahan pengendalian intern yang pernah dibicarakan dan disarankan perbaikan kepada klien. Sehingga jika dikemudian hari ada kecurangan yang merugikan perusahan karena kelemahan pengedalian intern yang belum diperbaiki, akuntan public tidak bisa disalahkan.3. Management Letter bermanfaat baik bagi perusahan yang diaudit, kantor akuntan public, maupun staf kantor akuntan public.4. Management Letter dapat merupakan”iklan tidak langsung” bagi kantor akuntan public.5. Semua kantor akuntan public harus membiasakan diri untuk memberikan management letter yang baik dan bermanfaat bagi kliennya.

Page 10: Audit Plan

I. PENGERTIAN CLIENT REPRESENTATION LETTER.Dalam suatu general audit/financial audit (pemeriksaan umum), akuntan public pada akhir pemeriksaannya harus mengeluarkan laporan akuntan public yang terdiri dari pendapat auditor (auditor’s opinion) mengenai kewajaran laporan keuangan klien dan laporan keuangan yang telah diaudit, yang merupakan tanggung jawab manajemen (klien).Namun demikian, sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta surat pernyataan langganan (client representation letter), dan klien harus memberikannya. Tanggal surat pernyataan langganan harus sama dengan tanggal tanggal selesainya pemeriksaan lapangan (audit field work) dan tanggal laporan akuntan public.Tanggal tersebut menunjukkan sampai batas waktu mana auditor harus menjelaskan hal-hal atau kejadian penting sesudah tanggal neraca. Surat pernyataan langganan tersebut harus ditandatangani pejabat perusahaan (klien) yang berwenang, biasanya Direktur Keuangan dan Akuntansi atau Direktur Utama dan ditik diatas kop surat klien, walaupun konsep surat tersebut disiapkan oleh kantor akuntan publik. Jadi, surat pernyataan langganan surat yang dibuat oleh klien, ditujukan kepada kantor akuntan publik, yang berisi pernyataan mengenai beberapa hal yang penting, antara lain : 1. Bahwa manajemen menyadari, merekalah yang bertanggung jawab terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Standar Akuntansi Keuangan).2. Bahwa semua data, catatan akuntansi, notulen rapat direksi dan pemegang saham serta informasi-informasi yang diperlukan dalam pelaksanaan audit, seluruhnya sudah diperlihatkan kepada akuntan publik dan tidak ada yang disembunyikan.3. Penjelasan mengenai pos-pos laporan keuangan, misalnya :a. Piutang yang disajikan di neraca semuanya bisa tertagih atau sudah dibuatkan penyisihan yang cukup untuk piutang yang diragukan bisa tertagih.b. Aktiva tetap yang tercantum di neraca semuanya merupakan milik perusahaan dan dicatat berdasarkan harga perolehannya.c. Hutang yang tercantum di neraca betul-betul merupakan kewajiban

Page 11: Audit Plan

perusahaan dan tidak ada hutang atau kewajiban kepada pihak ketiga yang belum dicantumkan di neraca. 4. Menyatakan ada atau tidaknya aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan atas kredit yang diperoleh dari bank. Jika ada aktiva yang dijadikan jaminan, harus dijelaskan aktiva apa saja yang dijaminkan dan dijaminkan kepada siapa.5. Menyatakan ada atau tidaknya kewajiban bersyarat (contingent liability) per tanggal neraca. Kalau ada harus dijelaskan dalam bentuk apa. Contingent liability adalah kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga yang mungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi, tergantung pada kejadian di periode yang akan datang.Contingent liability bisa berasal dari pendiskontoan wesel tagih atau jika ada tuntutan terhadap perusahaan di pengadilan yang pada tanggal neraca, belum ada keputusan hukum dari pengadilan tersebut.6. Menyatakan ada atau tidaknya transaksi-transaksi hubungan istimewa (related party transaction) dengan perusahaan induk ( holding company) atau perusahaan afiliasi. Jika ada hubungan transaksi istimewa, misalnya dalam bentuk pembelian atau penjualan barang dagangan antar perusahaan dalam satu group, maka harus dinyatakan bahwa transaksi tersebut dilakukan dengan harga pasar yang wajar (arms length transactions), dan harus dijelaskan juga berapa jumlah transaksi tersebut.7. Menyatakan ada atau tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang mempunyai pengaruh yang penting atau material terhadap kewajaran laporan keuangan, misalnya terjadinya kebakaran sesudah tanggal neraca namun sebelum laporan akuntan diterbitkan.

II. KEGUNAAN CLIENT REPRESENTATION LETTER.Manfaat client representation letter bagi kantor akuntan public sangat besar sekali. Misalnya jika ternyata klien tidak mencatat transaksi perusahaan secara keseluruhan atau ada bukti-bukti yang disembunyikan/tidak diperlihatkan kepada kantor akuntan, sehingga ada pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan klien dan merasa dirugikan lalu mengajukan tuntutan kepada akuntan public di pengadilan. Dalam hal ini akuntan public dapat menunjukkan surat pernyataan langganan tersebut sebagai bukti di pengadilan, sehingga

Page 12: Audit Plan

tidak bisa disalahkan. Jika akuntan public tidak memiliki surat pernyataan langganan, maka ia bisa disalahkaan di pengadilan dan harus membayar ganti rugi atau dicabut izin prakteknya oleh Menteri Keuangan jika terbukti lalai dalam melakukan pemeriksaannya sehingga merugikan pihak lain. 

III. ISI DARI CLIENT REPRESENTATION LETTER.Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan dalam Standar Profesional Akuntan Public (PSA No. 17), bahwa surat pernyataan langganan (representasi tertulis) umumnya meliputi hal-hal berikut, jika dimungkinkan :a. Pengakuan manajemen mengenai tanggung jawabnya untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. b. Tersedianya catatan keuangan dan data yang berkaitan.c. Kelengkapan dan tersedianya semua notulen rapat pemegang saham, direksi dan dewan komisaris.d. Tidak terdapat kesalahan dalam laporan keuangan dan transaksi yang tidak tercatat.e. Informasi mengenai transaksi antar pihak yang memiliki hubungan istimewa dan piutang atau utang antar pihak yang memiliki hubungan istimewa.f. Ketidakpatuhan dengan pasal-pasal perjanjian kontrak yang mungkin berdampak terhadap laporan keuangan.g. Informasi mengenai peristiwa kemudian.h. Ketidakberesan yang melibatkan manajemen dan karyawan.i. Komunikasi dari instansi pemerintah mengenai ketidakpatuhan terhadap atau kelemahan dalam praktik laporan keuangan.j. Rencana atau maksud yang mungkin akan mempengaruhi nilai atau klasifikasi aktiva atau kewajiban.k. Pengungkapan saldo kompensasi atau perjanjian yang menyangkut pembatasan terhadap saldo kas, dan pengungkapan line-of-credit atau perjanjian yang serupa.

Page 13: Audit Plan

l. Pengurangan kelebihan atau keusangan persediaan menjadi nilai yang dapat direalisasikan.m. Rugi dari komitmen penjualan.n. Hak atas aktiva, hak gadai atas aktiva, dan aktiva yang dijaminkan.o. Perjanjian untuk membeli kembali aktiva yang sebelumnya dijual.p. Rugi dari komitmen pembelian untuk jumlah persediaan yang melebihi kebutuhan atau pada harga diatas harga pasar.q. Pelanggaran atau kemungkinan pelanggaran hukum atau peraturan yang dampaknya harus dipertimbangkan untuk diungkapkan dalam laporan keuangan atau sebagai dasar untuk mencatat rugi bersyarat.r. Kewajiban lain dan laba atau rugi bersyarat yang harus diungkapkan.s. Tuntutan yang tidak diungkapkan meskipun telah diberitahukan kemungkinannya oleh penasehat hukum klien.t. Hak atau perjanjian pembelian kembali saham perusahaan atau modal saham yang disisihkan untuk hak pembelian saham, warrant, konversi, atau persyaratan lainnya.

Page 14: Audit Plan

Siklus Akuntansi

Oleh Muchlisin Riadi   Pada Rabu, Januari 09, 2013 Labels: Akuntansi

Siklus Akuntansi

Sebagaimana sebuah metode, akuntansi juga mempunyai tahapan–

tahapan yang harus dijalani untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Secara umum laporan keuangan yang akan didapatkan di akhir proses

akuntansi adalah hasil dari semua proses pencatatan yang dilakukan,

mulai dari pencatatan transaksi sampai dengan penyusunan laporan

keuangan yang terjadi terus menerus dan berulang – ulang. Proses inilah

yang disebut dengan siklus akuntansi.

Menurut C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren, James M. Reeve, Philip E.

Fess (1999:86), siklus akuntansi (Accounting sycle) didefinisikan

sebagai berikut: Siklus akuntansi adalah prosedur utama prinsip

akuntansi yang digunakan untuk memproses transaksi selama suatu

periode.

Sedangkan pengertian siklus akuntansi menurut Soemarso S.R adalah

sebagai berikut: Siklus akuntansi adalah tahapan – tahapan kegiatan

mulai dari terjadinya transaksi sampai dengan penyusunan laporan

keuangan sehingga siap untuk pencatatan transaksi periode berikutnya

yang terjadi secara berulang–ulang dan terus menerus (Soemarso,

Page 15: Audit Plan

2004:90).

Siklus akuntansi terdiri dari kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

Mendokumenkan bukti transaksiLangkah pertama dalam siklus akuntansi adalah analisis bukti transaksi

dan kejadian tertentu lainnya. Transaksi adalah setiap kejadian yang

mengubah posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau lembaga.

Transaksi-transaksi tersebut seperti transaksi penjualan, pembelian,

transaksi-transaksi mengenai biaya dan hubungannya dengan bank di

catat dalam bukti formil kemudian dikumpulkan secara sistematis

sebagai dasar pencatatan selanjutnya.

Mencatat transaksi dalam jurnal (buku harian)Setelah mendokumenkan bukti transaksi, langkah selanjutnya adalah

mencatat transaksi dalam buku harian atau jurnal. Buku–buku harian

tersebut minimal terdiri dari buku kas, buku penjualan, dan buku

pembelian. Buku jurnal adalah media untuk mencatat transaksi secara

kronologis (urut waktu).

Pemindah bukuan (posting) ke Buku BesarSetelah jurnal tersebut dibuat maka jurnal–jurnal tersebut di posting

kedalam buku besar. Buku besar merupakan kumpulan dari perkiraan-

perkiraan yang saling berhubungan dan yang merupakan suatu kesatuan

tersendiri.

Menyusun neraca saldoSetelah semua jurnal diposting ke buku besar, maka selanjutnya dari

buku besar tersebut dibuat neraca saldo. Hal ini untuk memeriksa

kebenaran pencatatan dalam jurnal dan buku besar dengan melihat

apakah jumlah debit sama besar dengan jumlah kredit.

Membuat neraca lajurNeraca lajur terdiri dari kolom neraca saldo sebelum penyesuaian, ayat

jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laba rugi dan

Page 16: Audit Plan

neraca. Pada dasarnya neraca lajur berfungsi untuk memudahkan

penyusunan laporan keuangan sekaligus untuk menghindari terjadinya

kesalahan-kesalahan.

Menyusun ayat jurnal penyesuaianLaporan keuangan sering kali tidak dapat disusun langsung dari neraca

saldo, karena data yang tercantum dalam neraca saldo masih

memerlukan penyesuaian dengan cara membuat jurnal penyesuaian.

Ayat jurnal penyesuaian berguna untuk mengoreksi akun-akun tertentu

sehingga mencerminkan keadaan aktiva, kewajiban, pendapatan, beban

dan modal yang sebenarnya. Akun-akun tertentu yaitu akun-akun yang

timbul akibat adanya transaksi-transaksi seperti pembayaran di muka,

perhitungan fisik persediaan, perubahan kebijaksanaan, penyesuaian

non-rutin. Setiap jurnal penyesuaian akan berpengaruh paling tidak pada

satu akun neraca dan satu akun laba rugi dalam jumlah yang sama.

Menyusun laporan keuanganLaporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan,

merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi

selama tahu buku yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan adalah

menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Disamping itu laporan keuangan dapat juga digunakan untuk memenuhi

tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak diluar

perusahaan.

Menyusun jurnal penutup dan jurnal pembalikUntuk akuntansi perusahaan kecil, akuntansi biasanya menyamakannya

dengan system perusahaan perseorangan dikarenakan penerapannya

sama-sama tidak terlalu rumit. Jurnal penutup adalah ayat yang dibuat

untuk memindahkan saldo perkiraan-perkiraan sementara ke perkiraan

tetap atau perkiraan-perkiraan neraca.