bab ii landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/arisandy p 2.pdfif the tools...

24
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Business Process Business Process menurut Mathias Weske(2010), A business process consists of a set of activities that a re perfo rm ed in coordination in an organizational and technica l environm ent. Th ese activities jo intly realize a business goal. Each business process is enacted by single organization, but it may intera ct with business p rocesses performed by other organ iza tion s. Proses bisnis didefinisikan oleh Hammer dan Champy (1993) sebagai a collection of activities that takes one or m ore kinds of input and creates an output that is of a value to the customer . Business Process Management menurut Weske(2010), Business process m anagem ent includes concept, m ethods, and techn iques to support th e design, adm inistration, configu ration, enactm ent, and analysis of business process.The basis of business process m anagement is the explicit representation of business processes with their activities and the execution constraint between them . Once business processes are defined, they can be subject to analysis, improvement, and enactment. John Jeston dan Johan Nelis memiliki pandangan tentang BPM yaitu ‘BPM does not equate to a technology tool or initiative for business processes. In our experience, there is significant business process improvement that can

Upload: dangxuyen

Post on 26-Apr-2019

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

11  

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Business Process

Business Process menurut Mathias Weske(2010), A business process

consists of a set of activities that are perform ed in coordination in an

organizational and technica l environm ent. These activities jo intly realize a

business goal. Each business process is enacted by single organization, but

it may interact with business processes performed by other organ iza tions.

Proses bisnis didefinisikan oleh Hammer dan Champy (1993) sebagai a

collection of activities that takes one or m ore kinds of input and creates an

output that is of a value to the customer.

Business Process Management menurut Weske(2010), Business process

m anagem ent includes concept, m ethods, and techn iques to support the

design, adm inistration, configuration, enactm ent, and analysis of business

process.The basis of business process m anagement is the explicit

representation of business processes with their activities and the execution

constrain t between them . Once business processes are defined, they can be

subject to analysis, improvement, and enactment.

John Jeston dan Johan Nelis memiliki pandangan tentang BPM yaitu ‘BPM

does not equate to a techno logy tool or initiative for business processes. In

our experience, there is significan t business process improvement that can

Page 2: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

12   

be achieved without technology. Can BPM invo lve technology, and is

technology a good thing? Absolutely, in the right circum stances and when it

can be justified. If the too ls referred to are process-modeling tools, then yes,

they can be extrem ely useful in this process. In fact, it is difficult to com plete

com plex process improvement projects in a tim e-effective manner without

the use of these tools.

Definisi istilah yang digunakan oleh John Jeston dan Johan Nelis dalam

def inisi tentang BPM :

1. Achievem ent: Mewujudkan tujuan strategis yang dituangkan dalam

rencana strategis organisasi.Pada tingkat proyek, ini adalah tentang

menyadar i manfaat nilai atau usaha sebagaimana dimaksud dalam kasus

bisnis proyek.

2. Organiza tion: Organisasi dalam konteks ini mengacu pada suatu

perusahaan atau bagian perusahaan, m ungkin un it bisnis yang diskrit

dalam dirinya sendiri. Ini adalah bisnis end-to-end proses yang terkait

dengan bagian dari suat u organisasi. Fokus end-to-end akan

memastikan bahwa pendekatan sile tidak berkembang.

3. Objectives: T ujuan dari pelaksanaan berbagai BPM dar i tujuan strategis

organ isasi melalui proses dengan tujuan individu. In i adalah tentang

mencapai hasil bisnis atau tujuan.BPM bukanlah t ujuan itu sendiri,

melainkan sarana untuk mencapai suatu tujuan. Ini bukan 'solusi

mencari masalah'.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

13   

  

4. Improvement: Perbaikan adalah tentang membuat proses bisnis lebih

efisien dan efektif.

5. Management: Manajemen mengacu pada proses dan pengukuran

kinerja dan manajemen orang. In i adalah tentang mengorganisir semua

komponen penting dan subkomponen untuk proses Anda. Dengan

maksud mengat ur orang, keterampilan, motivasi, tolok ukur kinerja,

penghargaan, proses itu sendiri dan struktur dan sistem yang diperlukan

untuk mendukung proses.

6. Control: BPM adalah tentang mengelola end-to-end proses bisnis Anda

dan melibatkan siklus penuh rencana tindakan-do-check (Deming

Circle, Walton, 1986). Sebuah komponen penting pada kendali adalah

memiliki kemampuan unt uk mengukur dengan benar.Jika Anda tidak

dapat mengukur sesuatu, Anda tidak dapat mengontrol dan

mengelo lanya.

7. Essential: Tidak setiap proses dalam suatu organisasi memberikan

kontribusi terhadap pencapaian sasaran strategis organ isasi. proses

penting adalah orang-orang yang melakukan.

8. Business: Sebuah implementasi BPM harus memiliki dampak pada

usaha dengan memberikan manfaat. Hal ini harus berfokus pada proses

bisnis inti yang penting untuk aktivitas bisnis utama Anda - proses-

proses yang berkontribusi terhadap pencapaian tujuan strategis

organisasi.

9. Processes: Apa it u proses? Ada banyak definisi sebagai proses karena

ada proses. Sat u kita setuju dengan adalah Roger Burlton, di mana dia

Page 4: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

14   

mengatakan bahwa "proses yang benar terdiri dari sem ua hal yang k ita

lakukan untuk member ikan seseorang yang peduli dengan apa yang

mereka harapkan untuk menerima '(Bur lton, 2001:72). Hal ini meliputi

proses benar end-to-end, dari pemicu asli untuk proses terhadap

kepuasan stakeho lder utama. Burlton menambahkan bahwa 'ujian akhir

dar i proses kelengkapan adalah apakah proses tersebut memberikan

produk yang jelas atau jasa ke p ihak eksternal atau proses lain internal.

Weske(2010) mengatakan Business process management system is a

generic software system that is driven by explicit p rocess representations to

coordinate the enactm ent of business processes.

Berdasarkan sumber-sum ber diatas bisa disimpulkan bahwa business

process merupakan kegiatan-kegiatan yang saling terhubung dan memiliki

masukan, proses dan keluaran atau hasil yang bertujuan untuk mencapai

target perusahaan atau visi dan misi perusahaan. Business process

management merupakan bagaimana k ita bisa menganalisa berbagai business

process, mendefin isikan, memperbaik i dan mengimplementasikan sehingga

seluruh business process dapat berjalan dengan baik dan perusahaan

mencapai target yang telah ditentukan. Konsep, metode dan teknik

digunakan untuk mengatur business process. Business process management

juga dapat dilakukan tanpa melibatkan teknologi.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

15   

  

Sedangkan menurut Harr ington (1991) mengatakan Business Process

Improvement (BPI) consists of four different approach designed to improve

the efficiency, effectiveness, and adaptability of administrative business

process. Business Proses Improvement adalah sebuah metodologi yang di

design untuk membuat sebuah peningkatan di dalam administratice dan

support proses yang menggunakan metode seperti FAST (Fast, Analysis,

Solution And Technique), Process Benchmarking, Process Redesign,

Process Reengineer ing.

2.1.1. Business Process Modeling

BPMN dikembangkan oleh konsorsium industry (BPMI.org) yaitu

konstituen yang mewakili berbagai vendor alat BPM tetapi bukan sebagai

pengguna akh ir, mengemukakan bahwa “The Business Process Modeling

Nota tion (BPM N) is em erging as a standard language for capturing

business processes, especially at the level of domain analysis and high-

level system s design” (BPMI.org, 2006).

“The BPM N working group developed a specification docum ent that

differen tiates the BPM N constructs into a set of core graphica l elem ents

and an extended specialized set. The com plete BPM N specification defines

50 constructs plus attributes, g rouped into four basic ca tegories of

elem ents, viz., Flow Objects, Connecting Objects, Swim lanes and

Artefacts”.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

16   

1. Flow Objects : event, activities, dan gateways adalah notasi yang

biasa digunakan untuk membuat BPMN models.

2. Connecting Objects : biasa digunakan untuk meng- interkoneksikan

Flow Object melalui beberapa jenis arrows.

3. Swim lanes : biasa digunakan kedalam beberapa grup activities

dengan kategori yang berbeda fungsional atau tanggung jawab /

responsibilities. (berbeda aturan /berbeda departemen).

4. Artefacts : bisa dimasukkan kedalam model dimana model

tersebut dianggap sesuai dalam rangka unt uk menampilkan

informasi lebih lanjut terkait seperti data yang diproses atau

komentar – komentar lain.

2.1.2. Business Process re-engineering

Berdasarkan jurnal dari summaries.com Michael hammer dan james

champy “Reengineering m eans to disregard a ll the assumptions and

traditions of the way business has always been done, and instead develop

a new, process-centered business organization that ach ieves a quantum

leap forward in perform ance.

To achieve reengineering success, a fresh perspective and approach is

required. A clean sheet of paper is taken and, given wha t is curren tly

known about customers and their preferences, a new organization is

developed which will optim ize the process of creating satisfied customers.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

17   

  

Reengineering is the process by which the organization that exists today is

retired and the op timal version o f the new organ iza tion is constructed.

Reengineering is the opportunity to develop the rules by which business in

the future will be conducted rather than being forced to operate by the

rules im posed by som eone else. As such, reengineering underpins every

attempt to seize and m aintain a true com petitive advantage”.

Re-engineering merupakan pemikiran ulang dan sebuah design radical dar i

semua bisnis proses untuk menciptakan sebuah peningkatan / im provem ent

performa, seperti pada : cost, qua lity, service dan speed.

Gambar 2.1: The Re-engineering Concept

Kunci utama kesuksesan dari re-engineering menurut hammer dan champy

adalah :

1. Always start with the customer and work backwards.

Business process ada semata – mata hanya untuk membuat pelanggan

puas--Tidak ada alas an yang lain. Oleh karena itu, re-eng ineering berarti

penataan ulang kembali seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan

yang t ujuannya untuk memenuhi semua kebutuhan pelanggan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

18   

Dari perspective internal, jalan terbaik untuk menghasilkan antusiasme

untuk re-engineering program adalah untuk tujuan yang ambisius jangka

panjang dan tantangan didalam sebuah organ isasi. Orang – orang tidak

akan termotivasi dan mengadopsi re-engineer ing proses sampai mereka

terinspirasi o leh visi perusahaan yang akan terjadi nanti.

2. Move fast.

Reengineering merupakan proses yang sangat dramatis dan radikal. Hal ini

tidak bisa dilakukan dengan per lahan atau secara menyak inkan, jika masih

ada perlawan dari internal organisasi akan membebani dan menghambat

proses.

Reengineering harus dilakukan dengan cepat – semakin cepat semakin

baik. Pengalaman menun jukkan biasanya di 12 bulan awal terbuka

kesempatan untuk membuat inisiative suksesnya reengineering.

3. Tolerate risk.

Change -- and therefore progress -- always involves r isk. Therefore, in

undertaking reengineer ing, the people who are by nature risk-averse will

feel disoriented and disfranchised.

Experience has shown probably the only way to offset the fear of change

within an organization is to demonstrate dramatically the greatest risk o f

all comes from sticking with the status quo. If people can be conv ince d

‘‘business as usual’’ probably means being unemployed very soon, they’ll

suddenly develop a voracious appetite for trying something new.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

19   

  

4. Accept imperfections along the way.

No reengineering program ever emerges full-blown right out of the box.

Reengineering is always an iterative process -- where something new is

trailed and expanded on if it works or altered if it doesn’t. That means

there will be partial failures along the way as a normal, expected part of

the process.

The key is not to avoid mistakes but to learn from them and move on.

5. Don’t stop to soon.

Many organizations suspend reengineer ing when they see the first sign of

success. Others stop at the fir st hint of a problem. Both actions are equally

damaging to the long-term success of the organization.

The true breakthroughs always require perseverance and patience.

2.1.3. Davenport Method Davenport membuat sebuah methodology, yang bisa membuat

dampak yang besar pada teknologi informasi. Methodo logy,nya

sangat melekat pada Business Process Reengineering. Disamping

teknologi, davenport juga membuat inovasi yang besar pada sum ber

daya manusia dan organsiasi yang harus menjadi sebuah issues

dalam merubah sebuah konsep budaya bekerja.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

20   

Davenport Methodology terdir i dari 6 tahap :

1. Visioning and Goal Setting

Pada tahap ini, sebuah Visi bisa dibuat. Didalam sebuah v isi

ini mencakup apa saja tujuan / Goals yang akan dicapai dari Process

Reengineering ini. Davenport berkata bahwa aka nada pengurangan

biaya untuk identifikasi ulang sebagai tujuan dari reengineering

process tersebut, maka dia juga menenkankan bahwa dalam

membuat visioning in i akan sangat berdampak pada v isi yang akan

dibuat. Hal ini akan membuat tujuan – t ujuan yang lain tidak dapat

tercapai dengan baik seperti : peningkatan kepuasan peker ja,

mengurangi / menambahkan proses improvement.

2. Identification Of Business Processes

Pada tahap identification of business process, yang harus

dirubah pada saat reengineering proses adalah sebuah bisnis proses.

Pada tahap ini harus bisa mengidentifikasi bisnis proses yang saat ini

sedang berjalan. Karena dar i sinilah inti dari sebuah metode yang

davenport ciptakan. Pada tahap ini bisa dilihat dan diidentifikasi

proses bisnis yang saat ini sedang ber jalan. Yang ditahap selanjutnya

akan bisa dilihat apa saja yang akan ditingkatkan/im prove.

Davenport mengatakan unt uk berkonsentrasi pada 15 proses

maksimum yang menciptakan inti dari perilaku organisasi. Oleh

karena itu davenport menyebutkan bahwa pada proses inilah sebagai

sebuah “proses inti”.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

21   

  

3. Understand and Measure Processes

Pada tahap ke tiga ini, sangat menarik karena disini harus

mengerti dan mengukur dari tahap sebelumnya, dimana kesalahan /

kekurangan pada proses bisnis yang sedang ber jalan saat ini tidak

terulang lagi dan membuat sebuah proses bisnis baru yang lebih

baik. Dengan adanya reengineering davenport ingin mencegah

kesalahan yang sudah dilakukan pada proses bisn is sebelumnya. Dan

melihat improvement apa saja yang akan dibuat untuk menghindari

kesalahan kesalahan pada proses bisnis sebelumnya.

4. Information Technology

Pada tahap Information Technology in i, penggunaan

teknologi informasi sangat memungkinkan, untuk meningkatkan

proses bisnis menjadi lebih baik. Sehingga membuat proses bisnis

yang saat ini sedang ber jalan menjadi lebih baik.

5. Process Prototype

Pada tahap ini, tahap dimana pembuatan proses bisnis yang

baru, yaitu sebuah prototype, dimana disin i bisa diuji dari setiap

fungsi – fungsi yang ada sehingga apabila masih ada kekurangan

atau kesalahan didalam prototype ini, system yang baru dibuat masih

bisa diperbaiki.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

22   

6. Implementation

Pada tahapan yang terakhir atau tahapan implementasi,

dimana pada tahapan sebelumnya yait u proses prototype semua

fungsi sudah diuji coba dan bisa dikatakan berhasil, maka tahapan

terakhir adalah dengan implementasi proses bisnis yang baru dibuat.

Pada tahapan ini biasanya memakan waktu minimal 1 tahun.

Metode in i memilki defin isi yang jelas tentang visi pada faktor – faktor

didalam pembuatan sebuah proses bisnis yang baru / reeng ineering.

Faktor – faktor seperti pengurangan biaya, pengurangan waktu, dan

peningkatan kinerja. Metodo logi ini memiliki dasar yang kuat, hal ini

karena pada tahapan keempat (teknologi informasi) yang bisa dijadikan

andalan dalam membuat sebuah reengineering.

Gambar 2.2: perbandingan antar methodology

Page 13: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

23   

  

2.2. Occupational Health Care

Occupational Health Care (OHC) merupakan suat u kegiatan yang bertujuan

untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit serta melakukan

pengawasan terhadap kesehatan karyawan selama berkerja di perusahaan.

Hal ini dapat membantu dalam meningkatkan atau menjaga kinerja

karyawan.

More and m ore com panies are implem enting wellness programs in an effort

to facilitate the health of their employees, hop ing to im prove job

performance (O’Donnell, 2002). While im proved job performance is fairly

well accepted as an outcom e of providing wellness program s, evidence tha t

is m ore em pirical is needed to m easure the benefits of well em ployees.

(Sommers-Krause, Exploring The Rela tionship Of Employee Wellness And

Job Perform ance,2007,pp26)

Vanover Porter (2005) reported that the top three reasons companies do no t

offer a wellness program is not having enough staff to run the program, lack

of board support because of the perception of wasting m oney and coddling

employees, and not being ab le to afford to im plement one. (Sommers-

Krause, Exploring The Relationship Of Employee Wellness And Job

Performance,2007,pp27)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sommers-Krause, menyatakan

bahwa ada hubungan antara kesehatan dan k inerja dar i karyawan hal in i

Page 14: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

24   

dinyatakan berdasarkan kesimpulan dar i penelitian. exercise no t on ly assists

in job perform ance but also improves overall health and decreases deadly

risk factors, organ iza tions should consider implementing wellness program s

that include exercise. This is good for their employees, but also helps them

contro l costs through improved job perform ance and decreased healthcare

expenditures. Organizations benefit when health care costs are contained.

There is evidence wellness programs benefit the workplace through

improved employee health, less use o f sick time, and decreased use o f

physician and hospital services (Baun et al, 2000). Reid Psychologica l

System s (RPS) im plem ented a wellness program in response to the rising

cost of health insurance (Maynard, 1997). At the time of im plem entation,

the com pany’s premiums were well above the national average. With in two

years of im plementation, prem ium s had dropped and were abou t 45% below

the nationa l average. This type of occurrence shou ld be encouraging when

organizations are deciding on whether to implement a wellness program.

(Sommers-Krause, Exploring The Relationship Of Em ployee Wellness And

Job Performance,2007,pp114-116)

Perusahaan perlu menerapkan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja

bagi seluruh karyawannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Sommers-Krause, kesehatan dan kondisi badan dar i karyawan memiliki

hubungan berbanding lurus dengan kiner ja dan produktifitas karyawan. Hal

yang nyata berupa membaiknya kesehatan pekerja, berkurangnya pekerja

yang sakit, berkurangnya waktu yang terbuang karena ketidakhadiran

Page 15: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

25   

  

pegawai yang sakit serta berkurangnya biaya yang digunakan untuk

keperluan berobat karyawan. Unt uk menerapkan manajemen kesehatan dan

keselamatan kerja ini memerlukan pegawai yang ahli dibidangnya.

Pada Perusahan Panasonic di jepang diperkenalkan OHC dimana setiap

perusahaan panasonic memiliki occupational health and safety m anagement

system berdasarkan standar internal perusahaan disetiap negara. Untuk dapat

menjaga keselamatan kerja, kesehatan karyawan dan kenyamanan

lingkungan kerja, panasonic memperkenalkan general hea lth and sa fety

m easures, dan melakukan inspeksi kesehatan dan keamanan kerja pada

fasilitas kerja dan tempat kerja.

2.3. Keselamatan dan kesehatan kerja

Pemerintah Indonesia juga telah memiliki peraturan yang mencakup

keselamatan kerja yang terdapat pada undang-undang nomor 1 tahun 1970

pasal 1 sampai 18 tentang keselamatan kerja dan kesehatan yang terdapat

pada undang-undang nomor 23 tahun 1992 pasal 23 tentang kesehatan.

Undang-undang tersebut berguna untuk melindungi hak keselamatan kerja

serta kesehatan karyawan yang juga memiliki dampak positif untuk

perusahaan yaitu berupa produktifitas dan kinerja karyawan yang baik dan

biaya yang dikeluarkan unt uk perawatan dan pengobatan karyawan yang

sakit menjadi lebih berkurang.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

26   

Berdasarkan penelitian yang dilakukan o leh harrys siregar, “Peranan

keselam atan kerja ditempat kerja sebagai wujud keberhasilan perusahaan

dengan m engikuti dan mentaati ketentuan pada undang – undang

Keseha tan dan Keselamatan Kerja serta peraturannya. Program

Keselamatan dan Keseha tan Kerja sangat perlu karena dapat memperbaiki

kualitas hidup pekerja m elalui jaminan keselamatan dan keseha tan kerja

serta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat sehingga dapa t

mendorong pekerja untuk bekerja lebih produktif. Perusahaan dapat

dikatakan berhasil apabila produk yang dihasilkan perusahaan semakin

baik dan berkualitas dan kerugian yang diperoleh perusahaan sem akin kecil

(zero accident)”.

Hubungan timbal balik antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan

pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat sebagai berikut :

1. Program Keselamatan dan Kesehatan Ker ja akan memperbaik i

kualitas hidup peker ja melalui jaminan kesehatan dan kesehatan

kerja yang dapat menciptakan situasi ker ja yang aman, tenteram dan

sehat sehingga dapat mendorong peker ja untuk bekerja lebih

produktif.

2. Melalui program Keselamatan dan Kesehatan kerja terjadinya

kerugian dapat dihindarkan sehingga perusahaan dapat

mengembangkan usahanya dan meningkatkan kesejahteraan pekerja.

3. Program keselamatan dan kesehatan kerja menurut peker ja dan

pengusaha untuk mengembangkan kemampuannya sendiri, seperti:

Page 17: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

27   

  

a. Kemampuan keahlian untuk meneliti dan mendesain

teknologi yang bebas resiko kecelakaan kerja dan mendesain

peralatan pengamanan.

b. Kemampuan pengusaha untuk memproduksi dan

menciptakan peralatan yang lebih aman dan canggih sesuai

dengan tuntutan konsumen dan persaingan besar.

c. Kemampuan pekerja unt uk mengoperasikan alat – alat

produksi dan alat – alat pengamanan dengan baik dan tepat.

d. Menuntut adanya organisasi dan manajemen yang mantap

dan dinamis dengan unit fungsional yang bert ugas

mengkoordinasikan program keselamatan dan kesehatan

kerja atau yang bersifat adhoc seperti P2K3, termasuk

diadakannya program pendidikan, baik bagi operator

peralatan kerja/produksi, maupun bagi mereka yang secara

khusus bertugas mencegah kecelakaan ker ja.

Produktifitas adalah perbandingan antara input dan output, sedangkan

efisiensi adalah pemberdayaan sumber – sum ber (resource) yang ada

diperusahaan seperti : manusia, waktu, dana dan lainnya yang bisa

dimanfaatkan secara efektif dan menekan pengeluaran dengan sekecil –

kecilnya. Produktifitas adalah pertumbuhan yang bisa meningkatkan

pendapatan yang pada akhirnya bisa meningkatkan kemakmuran.

Antara keselamatan dan kesehatan kerja dengan produktifitas terdapat

korelasi yang nyata. Sebagai contoh : seorang pekerja yang mendapatkan

kecelakaan atau penyak it akibat kerja, biasanya keh ilangan produktivitas

Page 18: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

28   

kerja nya secara nyata, dan bahkan produktivitasnya bisa dikatakan menjadi

nol(0) atau hilang sama sekali.

Pekerja yang produktifitasnya akan menurun. Tentu akan berpengaruh pada

produktivitas perusahaan yang menurun hal ini terjadi karena pengaruh dar i

lingkungan ker ja yang buruk terhadap kesehatan ker ja karyawan.

Demi terwujudnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilingkungan kerja,

maka sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

1. Mencegah secara preventif terjadinya kecelakaan.

2. Mencegah secara preventif timbulnya penyakit akibat kerja.

3. Mencegah / mengurangi angka kematian.

4. Mencegah / mengurangi cacat tetap/ seumur h idup ( invaliditet).

5. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan

bangunan – bangunan, alat – alat kerja, mesin – mesin, dll.

6. Meningkatkan produktifitas ker ja tanpa memeras tenaga ker ja dan

menjamin kehidupan produktifnya.

7. Mencegah pem borosan tenaga kerja, modal, alat-alat, dan sumber-

sumber produksi lainnya sewaktu ker ja.

8. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman dan aman.

Pada umumnya disetiap industry untuk mengontrol seberapa besar tingkat

kecelakaan ker ja yang terjadi di lokasi kerja, maka diperlukan sebuah audit

system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang fungsinya unt uk

Page 19: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

29   

  

menganalisa, mengidentifikasi dan mengcontrol bahaya atau kecelakaan

kerja yang akan terjadi di lokasi kerja.

Pelaksanaan K-3 sebagai usaha memelihara tenaga kerja dari hal – hal yang

berhubungan dengan kesalahan manusia maupun alat, sangat diperlukan

realisasinya sebagai upaya mawas diri khususnya masalah kedisiplinan dan

pengertian terhadap pemeliharaan tenaga kerja dar i kecelakaan dan

kesehatan kerja.

1. Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktifitas

Keselamatan, kesehatan, kerja dalam kondisi seperti sekarang in i,

hampir seluruh kegiatan operasional dilaksanakan dengan alat

modern dan canggih, sebagaimana yang terjadi pada perusahaan

industry, dengan perkembangan tersebut maka produktifitas kerja

yang optimal merupakan t untutan yang harus dicapai yaitu input dan

outputnya member ikan nilai kebih kepada perusahaan /penyelenggara

kerja dan merupakan konsekuensi logis dari terlaksananya program

K-3 dilingkungan kerja. Dengan tercapainya tujuan perusahaan yait u

produktifitas ker ja meningkat maka Keselamatan kesehatan Kerja

karyawan suatu perusahaan pun akan meningkat.

2. Tindakan Preventif

Didalam sebuah industry K3 merupakan aspek yang sangat penting.

Masalah keselamatan kerja yang sangat tergantung pada factor

Page 20: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

30   

manusia, yang menuntut kedisiplinan terhadap aturan – aturan

ditempat kerja.

3. Langkah – langkah pencegahan / preventive tersebut dapat dibedakan

sebagai berikut :

(a) Substitusi.

Penggantian mesin lama yang apabila diperbaiki secara manual

berbahaya dan dapat diganti dengan mesin baru yang lebih

modern.

(b) Isolasi.

Mesin – mesin yang memiliki tingkat kebisingan yang sangat

tinggi, yang bisa mengggangu pendengaran. perlu adanya

isolasi tempat atau ditempatkan ditempat yang terbuka.

(c) Pengendalian secara teknis.

Diber ikan pelindung bagi mesin – mesin yang berputar, dan

memantau secara berkala tingkat kebisingan dan radiasi panas

yang terjadi atau ditimbulkan oleh mesing tersebut

(d) Pemakaian alat pelindung perorangan

Personal protektif, alat pelindung yang digunakan seseorang

setiap melaksanakan pekerjaan untuk melindungi dari sumber

bahaya tertentu.

(e) Sumber bahaya dan alat pelindung ditempat kerja.

Alat pelindung digunakan unt uk mengurangi intensitas kontak

langsung dan perlu diketahui berbagai sum ber bahaya ditempat

kerja, agar asal suatu bahaya potensial terhadap keselamatan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

31   

  

dan kesehatan kerja yang bersifat mekanik, fisik, kimia,

bio logis, fisiologis dan psikologis.

(f) Petunjuk dan peringatan ditempat kerja

Petunjuk tentang sumber bahaya perlu dipasang disekitar

tempat kerja agar dapat mengingatkan kembali kepada para

karyawan yang melaksanakan tugas

2.4. E – Health

E-health didefinisikan sebagai aplikasi dari Internet dan teknologi terkait

lainnya dalam industri kesehatan untuk meningkatkan akses, efisiensi,

efektivitas,dan kualitas bisn is klin is dan proses digunakan oleh organisasi-

organ isasi kesehatan, praktisi, pasien, dan konsumen dalam upaya untuk

meningkatkan status kesehatan pasien.e-health mencakup banyak dimensi:

1. Pengir iman informasi penting kepada mitra kesehatan

2. Penyediaan jasa pengiriman informasi kesehatan

3. Fasilitasi interaksi antara penyedia dan pasien

4. Fasilitasi integrasi bisnis industri kesehatan yang berhubungan

dengan proses

5. Baik akses lokal dan terpencil untuk informasi kesehatan

6. Dukungan untuk majikan dan karyawan, wajib dan penyedia

Menurut Gunther Eysenbach didalam Journal of Medical Internet

Research mengatakan “e-health is an em erging field in the intersection o f

m edical informatics, pub lic health and business, referring to health services

and information delivered or enhanced through the Internet and related

Page 22: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

32   

technologies. In a broader sense, the term characterizes no t only a technical

development, but also a state-of-mind, a way of thinking, an attitude, and a

commitment for networked, globa l thinking, to improve hea lth care locally,

regiona lly, and worldwide by using inform ation and communication

technology.”

“ e-health is the instrum ent for productivity gains in the contest of the

existing Healthcare systems but also provide the backbone for the future

citizen centered healthcare environment” ( J. claude healey – WHO

September 2004 )

E-health involves the use of information and comm unications technolog ies

to improve health in general and the healthcare system in particular

(Alvarez, 2002; Chau & Hu, 2004; Roger & Pendharkar,2000).

Jadi e-health bisa ditarik kesimpulan bahwa perluasan dari suatu teknologi

yang tidak hanya dipakai sebagai fasilitas untuk mempermudah pengiriman

informasi tetapi juga sebagai peningkatakan akses informasi yang bisa

digunakan unt uk efektifitas, efisiensi dan proses bisnis pada organisasi –

organisasi kesehatan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

33   

  

Gambar 2.3: e-Health Environment

Gambar 2.4: Health Information System 1

Page 24: BAB II LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Arisandy P 2.pdfIf the tools referred to are process-modeling tools, ... untuk mendukung proses. 6. Control: ... 7

34   

Gambar 2.5: Health Information System 2