bahan kuliah lapter01 (hal. 1-8)

8

Click here to load reader

Upload: mawar99

Post on 10-Jun-2015

2.454 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Bahan Mata Kuliah Lapangan Terbang (MK. Lapter) ini sengaja dipecah menjadi 6 bagian, karena selalu gagal di-Upload secara utuh. Semoga tidak menyulitkan Anda sewaktu men-Downloadnya! Pesan saya, "Jangan lupa untuk menyisakan sebagian waktu luang Anda untuk menulis dan berbagi ilmu, demi kemajuan pendidikan di Indonesia! Semoga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar merdeka dan terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan! Amin!!!"

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 1

LAPANGAN TERBANG (HSKB - 723)

Bahan Kuliah : - Aerodrome Design Manual, Part I (Runways), International Civil

Aviation Organization (ICAO). - Aerodrome Design Manual, Part II (Taxiway, Aprons and Holding

Bays), International Civil Aviation Organization (ICAO). - International Standards and Recommended Practices Aerodrome,

Annex 14, To The Convention on International Civil Aviation, Volume I (Aerodrome Design and Operations), International Civil Aviation Organization (ICAO).

- Merancang, Merencana Lapangan Terbang (Ir. Heru Basuki). - Planning and Design of Airport (Robert Horonjeff). - Procedurs for Air Navigation Services , Aircraft Operations, Volume II

(Construction of Visual and Instrument Flight Prucedures), International Civil Aviation Organization (ICAO).

- Runway Length Requirements for Airport Design, Federal Aviation

Agency (FAA). - Selintas Pelabuhan Udara (Achmad Zainuddin, BE).

Page 2: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 2

LAPANGAN TERBANG (HSKB - 723)

- Airport

- Aerodrome

- Landasan Udara

- Pelabuhan Udara

- Bandar Udara

Pokok Bahasan :

• Pendahuluan Jenis Penerbangan, Pertumbuhan Transportasi Udara, Organisasi

Penerbangan, Karakteristik Pesawat, Lingkungan Lapangan Terbang, Rancangan Umum Lapangan Terbang.

• Runway (R/W) (Landas Pacu).

• Taxiway (T/W) (Landas Hubung).

• Exit Runway (Landas Hubung Keluar).

• Apron dan Holding Bay.

• Terminal

• Perkerasan Bandar Udara : - Perencanaan Perkerasan Flexible.

- Perencanaan Perkerasan Kaku.

• Marking Landasan.

• Pelampauan dan Lampu Petunjuk.

• Drainase Bandar Udara.

Page 3: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 3

PENDAHULUAN

Jenis Penerbangan - General aviation, yaitu jenis penerbangan bukan untuk tujuan

komersial (perjalanan bisnis, pemetaan dari udara, survey, penerbangan pribadi, dll.).

- Air Carriers, yaitu jenis penerbangan komersial dengan pelayanan

sesuai ketentuan yang belaku dan memerlukan lahan yang luas untuk kegiatan penerbangan. Contoh penerbangan komersial: GIA (Garuda Indonesia Airways), MNA (Merpati Nusantara Airlines), PANAM, Cathay Pasific, KLM, British Airways, Martin Air, Japan Airlines dan lain-lain.

Keuntungan dan Kerugian Penggunaaan Transpotasi Udara Keuntungan :

- Dari segi Kecepatan, secara umum mampu bergerak dengan kecepatan

tinggi.

- Dapat bergerak dengan bebas (bebas hambatan)

- Kemudahan (aksesibilitas) dalam mencapai suatu lokasi dari moda

transportasi lainnya.

Kerugian :

- Biaya operasional lebih tinggi (mahal). Misal: Pembuatan sarana dan

prasarana (landas pacu, apron, alat navigasi, dll.).

- Kapasitas daya angkut lebih kecil (cargo yang bernilai murah tidak

sesuai kalau diangkut dengan pesawat).

- Perubahan cuaca yang berpengaruh terhadap operasi pesawat.

- Kebisingan yang tinggi.

Page 4: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 4

Gambar : Bagian Sistem Bandar Udara

Page 5: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 5

Gambar : Gambar Istilah Pesawat

Page 6: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 6

Gambar : Lay Out Bandar Udara

Page 7: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 7

Pertumbuhan Transportasi Udara

• Sebelum tahun 1950, penerbangan untuk penumpang umum masih menggunakan jenis selain Pesawat Jet (DC-3 dengan menggunakan piston engine yang digerakkan oleh baling-baling, dengan kecepatan 155 miles/jam).

• Sejak tahun 1950 – 1969 perkembangan pesawat mulai beralih dengan jenis Pesawat Jet (Boeing 747 dengan kecepatan dapat mencapai 600 miles/hour atau 965 km/jam.

• Di Indonesia perusahaaan penerbangan GIA (Garuda Indonesia Airways) pada tahun 1966 hanya memiliki 30 pesawat jenis propeller (digerakkan oleh baling-baling).

• Tahun 1980 jenis Pesawat Jet sudah banyak dipakai oleh GIA, yaitu DC-9 (7 buah), DC-10 (2 buah), Boeng 747-200B (4 buah), Airbus A-300 (6 buah). Sumber : Zainuddin A, BE. Selintas Pelabuhan Udara,1983.

• Dalam merencanakan Bandar Udara kita harus mengetahui perkembangannya 5 – 10 tahun mendatang, perkiraan juga harus mengetahui kemajuan tekonologi rencana induk pengembangan, misalnya perbandingan perkembangan pesawat DC-3 dengan pesawat sesudahnya :

Jenis Pesawat Kecepatan (miles/hour)

Perbandingan dengan DC-3

DC-3 DC-4 DC-6 DC-7 DC-8 DC-10 Boeng 747 Concorde

185 240 305 360 570 600 600

1450

1,0 1,3 1,7 1,9 3,1 3,2 3,2 6,9

Sumber : Zainuddin A, BE. Selintas Pelabuhan Udara,1983.

Catatan : 1 miles/hour = 1,609 km/jam.

• DC-8 termasuk jenis pesawat dengan kecepatan di bawah kecepatan suara, sedangkan Concorde termasuk jenis supersonic yang kecepatannya melebihi kecepatan suara.

Page 8: Bahan Kuliah LAPTER01 (Hal. 1-8)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 8

• Pada Bandar Udara akan terjadi delay yang akan menurunkan tingkat pelayanan.

• Keterlambatan dalam penerbangan terjadi di udara maupun di darat mengakibatkan adanya biaya delay pada pesawat dan penumpang.

• Salah satu faktor yang paling kritis mempengaruhi kapasitas Bandar Udara adalah, waktu tinggal di landas pacu (R/W occupancy time).

• Selang waktu pesawat mulai mendarat dan menyentuh ujung landasan hingga melakukan gerak belok meninggalkan landas pacu memasuki landas hubung keluar (exit).

• Ongkos delay terjadi pada penumpang dan pesawat.

• Waktu tunggu, sebelum mendarat (pasawat terus bergerak).

• Prilaku pesawat dominan (prilaku pendaratan tergantung jenis pesawat).

Ongkos Delay

Ongkos Total

Ongkos Prasarana