block book ilmu negara revisi 18 sept 2010
TRANSCRIPT
ILMU NEGARA
Kode Mata Kuliah WUI 1303
BLOCK BOOK
Planning Group
Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja, S.H., M.S.Prof. Dr. Drs. Yohanes Usfunan, S.H., M.Hum.
Prof. Dr. I Made Subawa, S.H., M.S.I Nengah Suantra, S.H., M.H.Ni Ketut Sri Utari, S.H., M.H.
Gede Marhaendra Wijaatmaja, S.H., M.Hum.Komang Pradnyana Sudibya, S.H., M.Si.
Gede Yusa, S.H., M.H.Made Nurmawati, S.H., M.H.
Ni Luh Gede Astariyani, S.H., M.H.Wayan Suarbha, S.H.
Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, S.H., M.H.Nyoman Mas Aryani, S.E., S.H., M.H.
Edward Thomas Lamury Hadjon, S.H., LLM.
FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................2PERKULIAHAN ILMU NEGARA..............................................................................3
I Identitas Mata Kuliah...............................................................................................3II Diskripsi Substansi Perkuliahan.............................................................................3III Organisasi Materi..................................................................................................4IV Metode dan Strategi Perkuliahan..........................................................................4V Tugas-tugas............................................................................................................6VI Ujian-ujian............................................................................................................6VII Penilaian.............................................................................................................6VIII Buku Bacaan/Literatur.......................................................................................7IX Jadwal perkuliahan (Terlampir)............................................................................9X PERTEMUAN I: PERKULIAHAN KESATU......................................................9PEDAHULUAN........................................................................................................9XI PERTEMUAN II................................................................................................10Tutorial I: Peristilahan, Pengertian, Status, Obyek dan Ruang Lingkup serta Metode Ilmu Negara..............................................................................................................10
Tugas 1: Peristilahan dan Status Ilmu Negara....................................................10Tugas 2: Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik, Hukum Tata Negara, dan
Hukum Internasional............................................................................11XII PERTEMUAN III..............................................................................................12TUTORIAL 2 unsur-unsur, Ciri-ciri, Tujuan dan Fungsi Negara:..........................12XIII PERTEMUAN IV, PERKULIAHAN KEDUA TEORI KEKUASAAN, AJARAN KEDAULATAN, TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA...............13PERTEMUAN V.....................................................................................................14TUTORIAL III: LEGITIMASI KEKUASAAN, TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA.................................................................................................................14XV PERTEMUAN VI.............................................................................................15PERKULIAHAN KETIGA: TIPE-TIPE NEGARA...............................................15XVI PERTEMUAN VII...........................................................................................16TUTORIAL IV: Tipe Negara dari Segi Sejarah dan Segi Tujuan Negara...............16XVII PERTEMUAN VIII........................................................................................16PERKULIAHAN KEEMPAT: BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN.. .16XVIII PERTEMUAN IX.........................................................................................17TUTORIAL V Bentuk Negara dan Pemerintahan...................................................17XIX PERTEMUAN X.............................................................................................18PERKULIAHAN KELIMA: SUSUNAN NEGARA DAN HUBUNGAN ANTARNEGARA...................................................................................................18XX PERTEMUAN XI.............................................................................................19TUTORIAL VI: Susunan Negara & Hubungan Antar Negara................................19XXI PERTEMUAN XII: RESUME MATERI PERKULIAHAN...........................19XXII PERTEMUAN XIII: UJIAN AKHIR SEMESTER.......................................19
LAMPIRAN.................................................................................................................20
3
PERKULIAHAN ILMU NEGARA
I Identitas Mata Kuliah
Nama Mata Kuliah: Ilmu NegaraKode Mata Kuliah/SKS: WUI 1303/ 3SKSSemester: I (satu)Status Mata Kuliah: Wajib.Planning Group
1. Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja, S.H., M.S.2. Prof. Dr. Drs. Yohanes Usfunan, S.H., M.Hum. 3. Prof. Dr. I Made Subawa, S.H., M.S.4. I Nengah Suantra, S.H., M.H.5. Ni Ketut Sri Utari, S.H., M.H.6. Komang Pradnyana Sudibya, S.H., M.Si.7. Gede Marhaendra Wijaatmaja, S.H., M.Hum.8. Gede Yusa, S.H., M.H.9. Made Nurmawati, S.H., M.H.10. Ni Luh Gede Astariyani, S.H., M.H.11. Wayan Suarbha, S.H.12. Ni Made Ari Yuliartini Griadhi, S.H., M.H.13. Nyoman Mas Aryani, S.E., S.H., M.H.14. Edward Thomas Lamury Hadjon, S.H., LLM.
II Diskripsi Substansi Perkuliahan
Ilmu Negara merupakan mata kuliah wajib, yang menjadi ilmu pengetahuan
dasar mengenai negara dan hukum yang akan di dalami lebih lanjut dalam mata
kuliah pada cabang-cabang ilmu hukum. Karena itu, bahasan dalam mata kuliah ini
meliputi aspek-aspek keilmuan Ilmu Negara; kualifikasi, hakikat, tujuan dan fungsi
negara; teori-teori kekuasaan dan ajaran kedaulatan; timbul dan lenyapnya negara;
tipe-tipe negara, bentuk negara dan pemerintahan; serta susunan dan hubungan antar-
negara. Perkuliahan ini berusaha sejauh mungkin untuk mengkorelasikan teori-teori
mengenai negara dan hukum dengan realita melalui berbagai contoh. Dengan
demikian, pada akhir perkuliahan, mahasiswa diharapkan mampu memahami aspek-
aspek keilmuan dari Ilmu Negara; kualifikasi, hakikat, tujuan dan fungsi negara; teori-
teori kekuasaan dan ajaran kedaulatan; timbul dan lenyapnya negara; tipe-tipe negara,
bentuk negara dan pemerintahan; serta susunan dan hubungan antar-negara.
4
III Organisasi Materi
1. Perspektif Keilmuan Imu Negara1) Status Ilmu Negara dalam Kurikulum.2) Peristilahan dan Pengertian Ilmu Negara.3) Obyek dan Ruang lingkup Ilmu Negara.4) Metode dalam Ilmu Negara.5) Hubungan Ilmu Negara dengan ilmu-ilmu kenegaraan lain.
2. Negara1) Istilah dan Pengertian Negara.2) Hakikat Negara.3) Unsur-unsur dan Sifat-sifat Negara.4) Tujuan dan Fungsi Negara.
3. Teori Kekuasaan dan Ajaran Kedaulatan1) Kekuasaan dan Kewibawaan.2) Legitimasi Kekuasaan.3) Teori Kedaulatan
4. Timbul dan Lenyapnya Negara.1) Teori Timbulnya Negara.2) Teori Lenyapnya Negara.
5. Tipe-tipe Negara1) Tipe-tipe Negara Berdasarkan Sejarah.2) Tipe-tipe Negara Berdasarkan Hukum/Hubungan Pemerintah dan Rakyat.
6. Bentuk Negara dan Pemerintahan.1) Pengertian Bentuk Negara dan Pemerintahan.2) Teori-teori Bentuk Negara.3) Teori-teori Bentuk Pemerintahan.
7. Susunan Negara dan Hubungan Antarnegara. 1) Susunan Negara.2) Hubungan Antarnegara.
IV Metode dan Strategi Perkuliahan
4.1. Metode Perkuliahan.
Metode perkuliahan yang digunakan yaitu metode Problem Based Learning.
Mahasiswa belajar (learning) menggunakan masalah sebagai basis pembelajaran.
Dosen bukan mengajar (teaching), tetapi memfasilitasi mahasiswa belajar.
Pelaksanaan perkuliahan dikombinasikan dengan tutorial. Perkuliahan
dilakukan oleh dosen penanggung jawab mata kuliah sebanyak 6 (enam) kali, yaitu
pertemuan ke-1, 4, 6, 8, 10 untuk memberikan orientasi materi perkuliahan per-pokok
5
bahasan. Pada pertemuan ke 12 perkuliahan diisi dengan resume seluruh materi
kuliah. Tutorial dilakukan pada pertemuan ke-2, 3, 5, 7, 9, dan 11. Ujian terstruktur
dilakukan pada pertemuan ke-13 dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS).
Jadwal perkuliahan secara rinci sebagai berikut:
Jadwal perkuliahan
NO PERTEMUAN TOPIK KEGIATAN1 I Aspek Keilmuan Ilmu Negara, Istilah dan
Pengertian negara, Hakikat, Unsur-unsur dan Ciri-ciri Negara, Tujuan dan Fungsi Negara.
Perkuliahan 1
2 II Peristilahan, Pengertian, dan Status Ilmu Negara. Obyek, Ruang lingkup, dan Metode Ilmu Negara. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Hukum dan dengan Ilmu Kenegaraan Lainnya
Tutorial 1
3 III Istilah, Pengertian, dan Hakikat NegaraUnsur-unsur dan sifat negara Tujuan dan fungsi negara
Tutorial 2
4 IV Teori Kekuasaan, Ajaran Kedaulatan, Timbul dan Lenyapnya negara
Perkuliahan 2
5 V Pengertian Kekuasaan dan Kewibawaan,Legitimasi Kekuasaan,Teori Kedaulatan, Timbul dan Lenyapnya Negara.
Tutorial 3
6 VI Tipe-tipe negara: Perkuliahan 37 VII Tipe-tipe negara berdasarkan sejarah
perkembangan negara Tipe-tipe negara berdasarkan tujuan negara
Tutorial 4
8 VIII Bentuk Negara dan Pemerintahan Perkuliahan 49 IX Pengertian Bentuk Negara dan
PemerintahanTeori-teori Bentuk NegaraTeori-teori Bentuk Pemerintahan
Tutorial 5
10 X Susunan Negara dan Hubungan antar-negara
Perkuliahan 5
11 XI Susunan NegaraHubungan Antar Negara
Tutorial 6
12 XII Resume Perkuliahan Perkuliahan13 XIII UAS Terstruktur
4.2. Strategi Perkuliahan dan Tutorial.
Perkuliahan sub-sub pokok bahasan dipaparkan dengan alat bantu papan tulis,
power point slide, dan penyiapan bahan bacaan tertentu yang dipandang sulit diakses
oleh mahasiswa. Mahasiswa sudah mempersiapkan diri (self study) sebelum
6
mengikuti perkuliahan dengan mencari bahan materi, membaca, dan memahami
pokok-pokok bahasan yang akan dikuliahkan sesuai dengan arahan (guidance) dalam
Block Book. Perkuliahan dilakukan dengan proses pembelajaran dua arah, yakni
pemaparan materi, tanya jawab, dan diskusi.
Mahasiswa mengerjakan tugas-tugas, baik discussion task, study task, maupun
problem task sebagai bagian dari self study. Kemudian presentasi dan berdiskusi di
kelas tutorial.
V Tugas-tugas
Mahasiswa diwajibkan untuk membahas, mengerjakan dan mempersiapkan
tugas-tugas yang ditentukan di dalam Block book. Tugas-tugas terdiri dari tugas
mandiri yang dikerjakan di luar perkuliahan, tugas yang harus dikumpulkan, dan
tugas yang harus dipresentasikan.
VI Ujian-ujian
Ujian-ujian terdiri dari ujian tertulis dalam bentuk essay dalam masa tengah
semester dan akhir semester. Ujian tengah semester (UTS) dapat diberikan pada saat
tutorial atas materi perkuliahan nomor 1 dan 2. UTS dapat diganti dengan
menggunakan nilai tutorial 1, 2, dan 3 dari perkuliahan 1 dan 2. Sedangkan ujian
akhir semester ( UAS ) dilakukan atas materi perkuliahan 3, 4 dan 5 dan tutorial 4, 5
dan 6 yang dilakukan pada pertemuan ke-13.
VII Penilaian
Penilaian meliputi aspek hard skills dan aspek soft skills. Penilaian hard skill
dilakukan melalui tugas-tugas (TT), UTS, dan UAS. Penilaian soft skill meliputi
penilaian atas kehadiran, keaktifan, kemampuan presentasi, disiplin, etika dan moral,
berdasarkan pada pengamatan dalam tatap muka selama perkuliahan dan tutorial.
Nilai soft skill ini diintergrasikan ke dalam nilai UTS dan nilai UAS. Nilai Akhir
Semester (NA) diperhitungkan menggunakan rumus seperti pada Buku Pedoman FH
UNUD 2009, yaitu
(UTS + TT ) + 2 (UAS) 2
NA = 3
7
Sistem penilaian mempergunakan skala 5 (0-4) dengan rincian dan
kesetaraan sebagai berikut :
Skala Nilai Penguasaan
Kompetisi
Keterangan dengan skala nilai
Huruf Angka 0-10 0-100
A
B+
B
C+
C
D+
D
E
4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0
Sangat baik
Antara sangat baik dengan baik
Baik
Antara baik dan cukup
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Gagal
8,0-10,0
7,0-7,9
6,5-6,9
6,0-6,4
5,5-5,9
5,0-5,4
4,0-4,9
0,0-3,9
80-100
70-79
65-69
60-64
55-59
50-54
40-49
0-39
VIII Buku Bacaan/Literatur
Ahmad Suhelmi, 2004, Pemikiran Politik Barat: Kajian Sejarah Perkembangan Pemikiran Negara, Masyarakat dan Kekuasaan, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
A. Mukthie Fadjar, 2004, Tipe Negara Hukum, Banyumedia Publishing, Malang.
Azhary, 1983, Ilmu Negara – Pembahasan buku R. Kranenburg, Cetakan Keempat, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Abu Daud Busroh, 2006, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, PT Bumi Aksara, Jakarta.
C.F. Strong: Modern Political Constitutions: An Introduction to the Comparative Study of Their History and Existing Form (Konstitusi-konstitusi Politik Modern: Kajian Tentang Sejarah dan Bentuk-bentuk Konstitusi Dunia.
Djokosoetono, 1982, Ilmu Negara, Cetakan pertama, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Darmawan Triwibowo & Sugeng Bahagijo, 2006, Mimpi Negara Kesejahteraan, Pustaka LP3ES, Jakarta.
Deliar Noer; 1982, Pemikiran Politik di Negeri Barat, Edisi pertama, CV Rajawali, Jakarta.
F. Isjwara, 1980, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-7, Binacipta, Bandung.
Franz Magnis-Suseno; 2003, Etika Politik – Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Cet. Ketujuh, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
8
Francis Fukuyama, 2005, Memperkuat Negara Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21, terjemahan: A.ZaimRofiqi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Hans Kelsen, 2007, General Theory of Law and State, Alih Bahasa: Somardi, Teori Umum Hukum dan Negara (Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif Empirik ), BEE Media Indonesia, Jakarta.
Hendarmin Ranadireksa; 2007, Visi Bernegara Arsitektur Konstitusi Demokratik: Mengapa Ada Negara Yang Gagal Melaksanakan Demokrasi, Cetakan Pertama, Fokusmedia, Bandung.
Huala Adolf, 1991, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasinal, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
J.H. Rapar; 1988, Filsafat Politik Plato, Seri Filsafat Politik 1, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
_______; 1988, Filsafat Politik Aristoteles, Seri Filsafat Politik 2, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
_______; 1989, Filsafat Politik Agustinus, Seri Filsafat Politik 3, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
_______; 1991, Filsafat Politik Machiavelli, Seri Filsafat Politik 1, Cetakan pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
Kusnardi, Bintan R. Saragih, 2008, Ilmu Negara, Cetakan Ketujuh, Gaya Media Pratama, Jakarta.
Larry Diamond, 2003, Developing Democracy Toward Consolidation, terjemahan Tim IRE, IRE Press Yogyakarta.
Max Boli Sabon, Ilmu Negara, 1992, Cetakan 1, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Miriam Budiardjo; 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan pertama, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
M. Nasroen, 1957, Asal Mula Negara, Penerbit Ichtisar, Jakarta.
Padmo Wahyono, 1982, Negara Republik Indonesia, Cv Rajawali, Jakarta.
Robert Heine-Geldern; 1982, Konsepsi Tentang Negara dan Kedudukan Raja di Asia Tenggara, terjemahan Deliar Noer, Edisi pertama, CV. Rajawali, Jakarta.
Sjachran Basah, 1997, Ilmu Negara, Cetakan ke VIII, PT Citra Aditya Bakti, Bandung
Soehino, 2005, Ilmu Negara, Edisi Ketiga, Cetakan Ketujuh, Liberty Yogyakarta, Yogyakarta.
9
Solly Lubis, 2002, Ilmu Negara, Cetakan Kelima, Mandar Maju, Bandung.
Suyatno, 2004, Menjelajah Demokrasi, Liebe Book Press.
Victor Situmorang; 1987, Intisari Ilmu Negara, Cetakan pertama, Bina Aksara, Jakarta.
IX Jadwal perkuliahan (Terlampir)
X PERTEMUAN I: PERKULIAHAN KESATU
PEDAHULUAN
1. Peristilahan dan Pengertian Ilmu Negara.
2. Obyek dan Ruang lingkup Kajian (Sistematika) Ilmu Negara.
3. Metode dalam Ilmu Negara.
4. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu-ilmu Kenegaraan lainnya.
5. Istilah, Pengertian, dan Hakikat Negara.
6. Unsur-unsur dan Ciri-ciri Negara.
7. Tujuan dan Fungsi Negara.
Buku Bacaan:
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm. 1 – 19.
2. Azhary, Ilmu Negara – Pembahasan buku R. Kranenburg, Cetakan Keempat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 11 – 12.
3. Djokosutono, Ilmu Negara, dihimpun oleh Harun Al Rasyid, Cetakan pertama, (Yakarta:.Ghalia Indonesia, 1982), hlm. 31 – 33; 34 – 35.
4. F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-7, (Bandung: Binacipta, 1980), hlm. 26, foot note No. 56..
5. Max Boli Sabon, Ilmu Negara, Cetakan 1, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), hlm. 7- 26.
6. Sjachran Basah, Ilmu Negara, Cetakan ke VIII, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti,. 1997), hlm. 1 – 31; 63 – 90.
10
XI PERTEMUAN IITutorial I: Peristilahan, Pengertian, Status, Obyek dan Ruang
Lingkup serta Metode Ilmu Negara.
Tugas 1: Peristilahan dan Status Ilmu NegaraDi dalam kepustakaan dijumpai beberapa istilah yang berkonotasi pada
pengertian Ilmu Negara. Hal itu terdapat di kawasan Eropa Kontinental, Anglo Saxon,
maupun di Indonesia. Pemahaman atas peristilahan tersebut dapat dilakukan secara
etimologi maupu secara gramatika.
Di negara-negara Eropa kontinental terdapat istilah Staatswissenschaften,
Staatswissenschaft, Staatslehre, Angewandte-Staatswissenschaft, (Jerman),
Staatswetenschappen, Staatswetenschap, Staatsleer, Angewandte-Staatswetenschap
(Belanda), Ada pula istilah Wetenschap der Politiek, Theorie d’etat, Les Sciences
Politiques (Prancis). Sedangkan di negara-negara Anglo Saxon digunakan istilah The
General Theory of State, Theory of State, atau Political- theory. Di Indonesia istilah
Ilmu Negara pertama kali digunakan oleh Universitas Gajah Mada, Yogyakarta tahun
1946. Di samping itu, terdapat pula istilah-istilah lain untuk sebutan ilmu pengetahuan
mengenai negara, seperti: Ilmu Kenegaraan, Teori Negara, Ajaran Negara, dan Ilmu
Politik.
Ilmu Negara merupakan mata kuliah wajib yang termasuk dalam kurikulum
inti. Karena itu, Ilmu Negara sebagai salah satu mata kuliah yang memberikan
kompetensi keilmuan, sebagai kompetensi utama bagi mahasiswa.
Ilmu Negara mejadikan negara sebagai bidang kajiannya. Roedolf Kranenburg
dalam bukunya Algemene Staatsleer mengemukakan bahwa negara merupakan bidang
penyelidikan Ilmu Negara, yang mencoba menyelidiki mengenai asal mulanya, sifat
hakikatnya, dan bentuk-bentuknya. Hal ini sejalan dengan pandangan M.Nasroen
yang menyatakan bahwa ”... sebab wujud dari Ilmu Negara Umum ialah menyelidiki
dan menetapkan asal mula, sari dan wujud negara itu pada umumnya.”
Ilmu Negara memiliki cara kerja untuk mendapatkan pengetahuan mengenai
negara. Ilmu Negara mendapatkan mendapatkan pengetahuan mengenai negara
melalui metode ilmiah. Selain itu, Ilmu Negara juga menggunakan metode ilmiah
yang dimiliki oleh ilmu yang lain (pendekatan – approach) dalam mengkaji
obyeknya.
11
Di Eropa Kontinental terdapat perbedaan metode dalam Ilmu Negara menurut
G. Jellinek, Hans Kelsen, dan R. Kranenburg. Sedangkan di Anglo Saxon terdapat
dua metode dalam Ilmu Negara yang digunakan oleh Mac Iver dalam bukunya Web of
Government. Di Indonesia, metode dalam Ilmu Negara secara khusus dibahas oleh
Sjachran Basah dalam bukunya ”Ilmu Negara (Pengantar, Metode, dan Sejarah
Perkembangan)” Djokosutono dalam bukunya ”Ilmu Negara” menyinggung mengenai
metode dalam kaitannya dengan pembahasan atas pendapat G. Jellinek, Mac Iver, dan
Hans Kelsen.
Jelaskan:
1. Pengertian istilah-istilah Ilmu Negara di Eropa Kontinental dan Anglo Saxon!
2. Apa sebabnya di Indonesia digunakan istilah Ilmu Negara!
3. Bagaimana status Ilmu Negara dalam kerangka Ilmu Pengetahuan Hukum dan
Ilmu Kenegaraan!
4. Jelaskan mengenai obyek, ruang lingkup dan metode Ilmu Negara!
Tugas 2: Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik, Hukum Tata Negara, dan Hukum Internasional
Jelaskan hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik, Hukum Tata Negara, dan Hukum Internasional berdasarkan wacana di bawaah ini.
Correa Menang Referendum (Kompas; Selasa, 30 September 2008, hal. 11,
klm. 1)
... Tekad Presiden Equador Rafael Correa menciptakan Equador yang lebih baik mendapatkan dukungan dari warganya. Hal itu terlihat dari hasil referendum yang menyetujui konstitusi baru negara itu. Konstitusi itu akan membantu Correa yang beraliran kiri itu mengonsolidasikan kekuasaan dan memungkinkan ia mencalonkan diri untuk dua masa jabatan lagi berturut-turut.....................................................................................................................................
Ia juga mengatakan, konstitusi baru itu akan membantu menghapus sebuah kelas politik yang membuat Equador menjadi salah satu negara paling korup di Amerika Latin. Namun, konstitusi baru Equador itu membuat investor menjauh dari sana. Konstitusi ini meningkatkan kontrol negara atas kebijakan moneter dan industri minyak di sana. Equador termasuk anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak.
Walau tidak seradikal di Venezuela dan Bolivia, konstitusi itu akan memberi Correa kekuasaan besar atas ekonomi, yudikatif, dan legislatif. Correa dipastikan akan mengadakan pemilu presiden dan Kongres pada Februari. Correa juga bakal memerintah sampai tahun 2017.
12
Tepi Barat Akan Dilepas (Kompas; Selasa, 30 September 2008, hal. 11, klm.1-
4)
... Perdana Menteri sementara Israel Ehud Olmert mengatakan, ”Israel harus menyerahkan hampir seluruh wilayah yang dicaplok dalam perang pada 1967. Langkah itu diperlukan untuk mencapai perdamaian dengan Palestina dan Suriah.”
“Kita harus mencapai kesepakatan dengan Palestina, yang berarti pada praktiknya kita harus mundur dari hampir semua wilayah, jika tidak semuanya, kata Olmert. Kita tetap akan menguasai beberapa persen wilayah, tetapi kita harus memberi Palestina persentase yang sama karena tanpa itu tidak akan ada perdamaian, ujarnya”. ………………………………………………………………………………………
Olmert pernah megusulkan penarikan Israel dari 93% wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel dan seluruh Jalur Gaza. Namun, ia juga menyatakan bahwa Israel tetap akan mempertahankan blok permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Ketua juru runding Palestina, Ahmed Queri, mengatakan bahwa penguasaan Israel atas permukiman Yahudi akan menghalangi Palestinan mendirikan negara yang utuh. “Kami tidak tidak bisa memiliki negara dengan permukiman itu membagi tanah kami,” katanya.
Mengenai pembicaraan damai dengan Suriah, Olmert mengatakan, perdamaian kedua pihak harus dibayar mahal. Israel harus menyerahkan Dataran Tinggi Golan. Sebagai gantinya, Suriah harus memutuskan hubungan dengan Iran dan menhentikan dukungan kepada Hamas. “Saya ingin tahu adakah satu orang saja di Israel yang yakin bisa menciptakan perdamaian dengan Suriah tanpa menyerahkan Dataran Tingi Golan,” katanya.
XII PERTEMUAN IIITUTORIAL 2: UNSUR-UNSUR, CIRI-CIRI, TUJUAN DAN
FUNGSI NEGARA.
INDIA KELUARKAN LARANGAN KELUAR RUMAHRabu, 1 Oktober 2008 | 17:39 WIB
BHUBANESWAR - Pihak berwenang memberlakukan larangan keluar rumah di beberapa kota di India timur, Rabu (1/10), setelah serangan-serangan baru oleh warga Hindu terhadap warga Kristen dalam bentrokan menyangkut perpindahan agama yang meluas, kata para pejabat. Massa Hindu membakar rumah-rumah di dua desa yang banyak dihuni warga Kristen, di Distrik Kandhamal, negara bagian Orissa, Selasa kemarin, sehingga menewaskan seorang. Satu gereja juga dibakar. "Kami sekarang memberlakukan larangan ke luar rumah siang dan malam di paling tidak sembilan kota," kata Inspektur Polisi S Praveen Kumar. Sepuluh orang ditahan.
Kerusuhan itu terjadi setelah serangkaian serangan terhadap warga Kristen di tiga negara bagian yang menewaskan paling tidak 34 orang dan merusak lusinan gereja bulan lalu. Pihak Kristen membalas dengan aksi kekerasan di Orissa. Lebih dari 3.700 polisi federal dikerahkan di Orissa, lokasi kerusuhan, walaupun kelompok-kelompok Kristen dan media lokal menuduh polisi dan pihak pejabat negara bagian itu menutup mata terhadap beberapa serangan.
13
Di Orissa, ribuan warga Kristen kini tinggal di kamp-kamp pemerintah karena rumah mereka hancur atau mereka takut untuk pulang. The Hindu, sebuah suratkabar nasional yang berpengaruh, melaporkan bahwa banyak warga Kristen hanya diizinkan pulang ke desa-desa mereka jika mereka kembali memeluk agama Hindu. Suratkabar yang sama pekan ini memberitakan secara terinci serangan-serangan itu, sebagian besar terhadap warga Kristen, yang termasuk laporan-laporan bahwa seorang biarawati muda diperkosa Agustus dan seorang pendeta yang berusaha menghentikan serangan itu dipukul dan disiram dengan minyak tanah.
Para korban serangan-serangan itu mengatakan kelompok-kelompok politik nasionalis Hindu seperti Rashtriya Swayamsevak Sangh (RSS) yang berhaluan keras dan Sangh Parivar terlibat. Kelompok-kelompok nasionalis Hindu membantah tuduhan ini. Paus Benedictus mengecam serangan-serangan itu. Perdana Menteri Manmohan Singh yang berulangkali ditanya tentang aksi kekerasan itu ketika mengunjungi Prancis, menyebut serangan-serangan itu satu hal "yang memalukan" dan meminta pemerintah negara bagian Orissa, yang dikuasai koalisi nasionalis Hindu menegakkan hukum dan ketertiban.
Bentrokan itu dipicu oleh masalah perpindahan agama di wilayah suku miskin di Orissa, tempat banyak kelompok pekabar injil Kristen. Warga Hindu menentang usaha pekabar injil Kristen untuk mengubah agama warga Hindu kasta rendah menjadi Kristen. Bentrokan antar agama juga dilaporkan terjadi di negara-negara bagian Madhya Pradesh dan Karnataka, yang keduanya dipimpin pemerintah nasionalis Hindu. (kompas.com)Sumber: http://www.tribunkaltim.com/read/artikel/8783, Kamis, 16 Oktober 2008.
Tugas: Identifikasi mengenai pengertian, unsur-unsur, ciri-ciri, hakikat, tujuan dan fungsi negara pada wacana di atas.
Bacaan
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, (Yakarta:.PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 20-29; 49-50; 75-82; dan 83-87.
2. Hendarmin Ranadireksa; Visi Bernegara ARSITEKTUR KONSTITUSI DEMOKRATIK Mengapa Ada Negara yang Gagal Melaksanakan Demokrasi, (Bandung: Fokusmedia,. 2007), hlm. 25-31; 90-100.
3. Isjwara, F.; Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke 7, (Bandung: Binacipta,.1980), Hlm. 91-135; dan 162-182.
4. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan pertama, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), hlm. 47-58.
5. M. Solly Lubis, Ilmu Negara, Cetakan keenam, (Bandung: CV. Mandar Maju, 2007), hlm. 44-52.
XIII PERTEMUAN IV, PERKULIAHAN KEDUA
14
TEORI KEKUASAAN, AJARAN KEDAULATAN,TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA
Pengantar
Legitimasi kekuasaan merupakan dasar-dasar yang dijadikan alasan
pembenaran kekuasaan Negara, sehingga setiap tindakan penguasa dapat dibenarkan.
Ada beberapa teori mengenai legitimasi kekuasaan negara. Teori-teori tersebut pada
hakikatnya menjelaskan mengenai sumber atau asalnya kekuasaan dan pemegang
kekuasaan tertinggi. Karena itu, kajian mengenai legitimasi kekuasaan negara
meliputi pula teori-teori kedaulatan.
Timbulnya Negara berarti bagaimana terbentuknya suatu Negara baru dan
bagaimana asal mula kejadian Negara yang pertama di muka bumi. Berbagai
pandangan memaparkan teori tentang asal mula Negara yang dilakukan secara
periodik mulai dari zaman Yunani Kuno hingga zaman Modern.
Mengenai berakhirnya Negara masih terdapat perbedaan pandangan yaitu (1)
Negara itu kekal dan abadi, tidak pernah runtuh, lenyap atau ditiadakan. Yang dapat
timbul, tenggelam, muncul dan lenyap hanya pemerintahannya saja, (2) kenyataan
nya tidak hanya pemerintahannya yang lenyap melainkan juga bangsa (rakyat) dan
daerah (wilayah).
Bacaan
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, (Jakarta:.PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 69-74; hlm.44-48.
2. Azhary; Ilmu Negara Pembahasan Buku Prof. Mr. R. Kranenburg, Cetakan keempat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 12-24.
3. Francis Fukuyama, Memperkuat Negara Tata Pemerintahan dan Tata Dunia Abad 21, Terjemahan A. Zaim Rofiqi, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005), hlm. 1-53.
4. Max Boli Sabon, Ilmu Negara, Cetakan Kesatu, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1992), hlm. 37-69; 79-82.
5. Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, Cetakan Pertama, (Yakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,., 2008), hlm. 59-67.
6. M Solly Lubis, Ilmu Negara, Cetakan Keenam, (Bandung: Mandar Maju, 2007), hlm. 39-43; hlm.11-39.
7. Soehino, Ilmu Negara, Cetakan Ketujuh, (Yogyakarta: Liberty,2005) hlm. 11-145.
PERTEMUAN V
15
TUTORIAL III: LEGITIMASI KEKUASAAN, TIMBUL DAN LENYAPNYA NEGARA.
Tugas: Jelaskan learning goal dalam wacana di bawah ini.
ADA APA DENGAN KEKUASAAN
Negara modern, sebagai salah satu pemecahan masalah "individu vs individu" dan "masyarakat vs individu", akhirnya memerlukan sebuah dasar filosofis. Penyerahan kekuasaan individu kepada kelompok ini juga menghasilkan sebuah pemikiran dalam corak yang lain, yaitu teori "kontraktarian sosial" macam John Locke. ...........................................................................................................................
Manusia berkontrak antara satu dengan yang lain, dan menggunakan perjanjian sosial ini sebagai dasar berdirinya sebuah otoritas untuk mengatur hubungan kehidupan mereka. Perjanjian ini tidak bersifat fatalistis seperti halnya Hobbesian. Perjanjian sosial ini berpendapat bahwa individu tidak menyerahkan seluruh haknya pada kekuasaan tertinggi yang mereka ciptakan sendiri yaitu negara. Hanya sedikit saja hak yang diberikan oleh individu pada otoritas yaitu hak untuk bebas dari ancaman orang lain, sehingga dari sini konsep negara "penjaga malam" tercipta.... .............................................................................................................................
Namun demikian ada pula pandangan bahwa negara terbentuk melalui proses alami (primer staatswording), kekuasaan negara tumbuh karena kekuatan Tuhan dan faktor Kekuatan Fisik. Negara Majapahit, Sriwijaya, Siam, Tiongkok, dan lain-lain tumbuh besar dan jaya karena kekuatan religius. Bahkan di jaman modern, seperti Jepang hal itu masih diterima. Tetapi Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya diyakini menjadi negara besar karena kekuatan ekonomi dan fisik. Sekarang ini satu-satunya sumber legitimasi yang serius yaitu demokrasi (F. Fukuyama; 2005: 32).
Negara RI lahir tanggal 17 agustus 1945, di atas wilayah entitas-entitas yang dahulu pernah termasyur, yang dapat dikualifikasi sebagai “negara” yaitu Majapahit dan Sriwijaya. Kedua “negara” tersebut lenyap karena penjajahan oleh negara lain. Sementara itu, Uni Soviet runtuh dan lenyap di akhir 1980-an karena watak diktatornya mendelegitimasi rezim yang berkuasa saat itu (F. Fukuyama; 2005: 32).
Sumber: diolah dari website http://aryakresna.blog.friendster.com/2007/05/ pancasila-dan-kekuasaan/.
Buku Bacaan: Lihat Daftar Bacaan Pertemuan IV, Perkuliahan II.
XV PERTEMUAN VI
PERKULIAHAN KETIGA: TIPE-TIPE NEGARA
Pengantar
16
Uraian tipe-tipe Negara menurut sejarah/ dehistorische hoofd typen vande
staats meninjau penggolongan negara berdasarkan sejarah pertumbuhan negara yang
dimulai dari fase Tipe Negara Timur Kuno, Tipe Negara Yunani Kuno, Tipe Negara
Romawi Kuno, Tipe Negara Abad Pertengahan, hingga pada fase Negara Modern.
Tipe Negara yang ditinjau dari sisi tujuan adalah penggolongan Negara-
negara yang melihat hubungan antara pengusa dan rakyat dimana terdapat tipe Negara
Polisi (Polizie Staats), Tipe Negara Hukum (Rechts Staats), Tipe Negara
Kesejahteraan (WohlfaartsStaats).
Buku Bacaan:
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), hlm. 51-55.
2. Max Boli Sabon, Ilmu Negara, Cetakan Kesatu, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,1992), hlm. 135-142.
3. A. Mukthie Fadjar, Tipe Negara Hukum, Cetakan Pertama, (Malang: Bayu Media Publishing, 2004), hlm 5-38
XVI PERTEMUAN VII
TUTORIAL IV: Tipe Negara dari Segi Sejarah dan Segi Tujuan Negara.
Tugas:1. Dari kelima tipe negara dari sejarahnya, Negara Indonesia termasuk dalam
kategori tipe negara yang mana?2. Dari segi hukum atau tujuan negaara, Negara Indoneia masuk kedalam tipe negara
yang mana?
Buku Bacaan: Lihat Buku Bacaan Pertemuan VI, Perkuliahan III.
XVII PERTEMUAN VIII
PERKULIAHAN KEEMPAT: BENTUK NEGARA DAN PEMERINTAHAN
Pengantar
Para penulis di bidang kenegaraan berbeda pendapat mengenai bentuk negara
dan pemerintahan. Di satu pihak, berpendapat bahwa bentuk negara dan pemerintahan
sama. Keduanya bercampur, sehingga tidak dapat dibedakan. Para pemikir seperti
17
Plato, Aristoteles, Polybios, Thomas van Aquinas, dan R. Kranenburg merupakan
penganut paham tersbut. Di pihak lain, N. Machiavelli, G. Jellinek, Hans Kelsen, L.
Duguit, dan Otto Koellreutter menyatakan bahwa bentuk negara berbeda dengan
bentuk pemerintahan. Sementara itu, C.F. Strong (Inggris) dan R.M. Mac Iver
(Amerika) memiliki pandangan tersendiri, berdasarkan pada kriterianya masing-
masing dalam menentukan bentuk negara maupun bentuk pemerintahan.
Buku Bacaan:
1. Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, Cetakan Keempat, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006),hlm. 56-68.
2. Azhary, Ilmu Negara – Pembahasan buku R. Kranenburg, Cetakan Keempat, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983),hlm. 49- 74.
3. Djokosoetono, , Ilmu Negara, Cetakan pertama, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), hlm .179-189.
4. F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Cetakan ke-7, (Bandung: Binacipta, 1980), hlm.183-232.
5. Padmo Wahyono, Negara Republik Indonesia, (Jakarta: CV Rajawali, 1982),hlm. 6. Max Boli Sabon, Ilmu Negara, Cetakan 1, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
1992),hlm. 142-155.
XVIII PERTEMUAN IX
TUTORIAL V: Bentuk Negara dan Pemerintahan
Monarki dan Republik merupakan bentuk-bentuk negara yang dikemukakan
oleh N. Machiavelli, G. Jellinek, Hans Kelsen, L. Duguit, dan Otto Koellreutter. G.
Jellinek dikatakan sebagai pengikut pandangan N Machiavelli. Namun, berbeda
dengan Machiavelli; G. Jellinek mengemukakan kriteria yang jelas mengenai
pembedaan atas Monarki dan Republik. Sebaliknya, L. Duguit, dan Otto Koellreutter
berbeda pendapat dengan G. Jellinek mengenai kriteria tersebut. Hans Kelsen pun
tidak sependapat dengan mereka. Otto Koellreutter seteju dan sama pendapatnya
dengan L. Duguit. Namun, sebagai seorang fasis Jerman, ia mengemukakan bentuk
negara yang ketiga.
Plato, Aristoteles, Polybius, dan Thomas van Aquinas mengemukakan dua
klasifikasi bentuk negara atau pemerintahan yaitu bentuk yang ideal (baik) dan bentuk
yang merosot (buruk). Namun, di antara mereka terdapat perbedaan mengenai jenis-
jenis negara atau pemerintahan yang termasuk dalam klasifikasi negara atau
pemerintahan yang baik dan klasifikasi negara atau pemerintahan yang buruk.
18
Sementara itu, R. Kranenburg, walaupun dikenal mengikuti pendapatnya Aristoteles,
tetapi sesungguhnya terdapat perbedaan pandangan antara keduanya.
C.F. Strong dan R.M. Mac Iver mengklasifikasikan bentuk negara dan
pemerintahan berdasarkan kriteria yang berbeda dengan yang dikemukakan oleh
mereka yang tergabung ke dalam kelompok pertama dan kedua. C.F. Strong
mengklasifikasikan bentk negara dan pemerintahan berdasarkan pada susunan negara,
konstitusinya, badan perwakilannya, susunan dan syarat-syarat pemangku jabatan,
pertanggungjawaban badan eksekutif, dan hukum yang berlaku. Sedangkan R.M. Mac
Iver mengintrodusir konstitusi, ekonomi, masyarakat, dan kedaulatan sebagai dasar
untuk menentukan bentuk-bentuk negara dan pemerintahan.
Tugas:
1. Apakah perbedaan bentuk negara dan bentuk pemerintahan?
2. Bagaimanakah perbedaan pandangan Machiavelli dan G Jellinek mengenai
kreteria pembedaan bentuk negara/pemerintahan atas Republik dan Monarki!
3. Jelaskan perbedaan pandangan antara Polybios dan Aristoteles mengenai bentuk
negara!
Daftar Bacaan: Lihat Daftar Bacaan pada perkuliahan Ke IV , pertemuan ke-VIII
XIX PERTEMUAN X
PERKULIAHAN KELIMA: SUSUNAN NEGARA DAN HUBUNGAN ANTARNEGARA
Susunan negara menunjukkan adanya pembagian kekuasaan secara vertikal,
yaitu pembagian kekuasaan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atau
pemerintah negara bagian. Dari perspektif Hukum Internasional, susunan negara
dikenal sebagai bentuk-bentuk negara. Sedangkan kerjasama antarnegara merupakan
suatu hubungan dari beberapa negara yang dalam hubungan itu terjalin kerjasama dari
negara-negara yang berkedudukan sama dan sejajar. Kerjasama antarnegara dari segi
bentuknya melahirkan faham federalisme.
Daftar Bacaan:
1. Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Alih Bahasa: Somardi, Teori Umum Hukum dan Negara (Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu
19
Hukum Deskriptif Empirik ), (Jakarta: BEE Media Indonesia, 2007), hlm. 384-393.
2. Hendarmin Ranadireksa, Visi Bernegara Arsitektur Konstitusi Demokratik: Mengapa Ada Negara Yang Gagal Melaksanakan Demokrasi, Cetakan Pertama, (Bandung: Fokusmedia, 2007), hlm. 58-66
3. Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasinal, Cetakan pertama, (Jakarta: CV Rajawali, 1991), hlm. 22-29
XX PERTEMUAN XI
TUTORIAL VI: Susunan Negara & Hubungan Antar Negara
Tugas: Piagam ASEAN Ditandatangani Hari IniSelasa, 20 November 2007 | 12:09 WIB
TEMPO Interaktif, Singapura:Para pemimpin negara-negara anggota Asociation of East Asian Nations (ASEAN) hari ini akan menandatangani Piagam Asean di Hotel Shangri La, Singapura. Piagam Asean adalah sebuah dokumen yang mentransformasikan ASEAN menjadi sebuah organisasi yang mempunyai legal personality. Selain Asean Charter, hari ini juga akan menandatangani cetak biru Masyarakat Ekonomi Asean (Asean Economic Community) yang menjadi kesepakatan di KTT Asean 12 di Cebu, Philipina. Dengan cetak biru ini, masyarakat ekonomi Asean yang ditargetkan terbentuk pada 2015 bisa berjalan sesuai rencana. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan cetak biru Masyarakat Ekonomi Asean ini merupakan kelanjutan dari kesepakatan Bali Concord II. Menurut Mari, dengan disepakatinya maka barang, jasa dan orang yang selama ini sudah bergerak dengan mudah antar negara Asean bisa semakin mudah. "Sekarang bisa kita lihat, old chungkee (kedai gorengan asal Singapura) ada di Jakarta, begitu juga dengan Sari Bagindo (restoran padang) ada Singapura," ujar Mari. Agar Indonesia bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asean pada 2015, dia melanjutkan, ada satu hal yang harus menjadi perhatian utama, yakni sumber daya manusia. Negara anggota ASEAN dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu negara pendiri dan negara yang baru menjadi anggota. Negara-negara pendiri berdasarkan Deklarasi Bangkok (8 Agustus 1967), yaitu: Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Sedangkan negara-negara anggota yang baru setelah ASEAN dibentuk yaitu: Brunei Daarussalam ( 7 Januari 1984), Vietnam (28 Juli 1995), Laos (23 Juli 1997), Myanmar / Burma (23 Juli 1997), dan Kamboja (16 Desember 1998).Sumber: data diolah dari http://www.tempointeraktif.com/hg/luarnegeri/2007 /11/20/brk,20071120-111914,id.html
Buku Bacaan:
1. Hans Kelsen, General Theory of Law and State, Alih Bahasa: Somardi, Teori Umum Hukum dan Negara (Dasar-dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif Empirik ), (Jakarta: BEE Media Indonesia, 2007), hlm. 384-393.
20
2. Hendarmin Ranadireksa, Visi Bernegara Arsitektur Konstitusi Demokratik: Mengapa Ada Negara Yang Gagal Melaksanakan Demokrasi, Cetakan Pertama, (Bandung: Fokusmedia, 2007), hlm. 58-66
3. Huala Adolf, Aspek-aspek Negara dalam Hukum Internasinal, Cetakan pertama, (Jakarta: CV Rajawali, 1991), hlm. 22-29
XXI PERTEMUAN XII: RESUME MATERI PERKULIAHAN
XXII PERTEMUAN XIII: UJIAN AKHIR SEMESTER
21
LAMPIRAN
JADWAL KULIAH ILMU NEGARA DENGAN PBL
HARI/TANGGAL WAKTU KEGIATAN TEMPAT FASILITATORSabtu, 2 Oktober 2010
09.00-11.30 Perkuliahan(Aspek Keilmuan Ilmu Negara dan Negara)
Aula Prof. Dr. I Dewa Gede Atmadja, S.H. M.S.
11.20-12.20 Istirahat12.20-14.50 Tutorial
(Aspek Keilmuan Ilmu Negara)Tutorial Rooms Tutor
Sabtu, 9 Oktober 2010
09.00-11.30 Tutorial(Negara)
Tutorial Rooms Tutor
11.20-12.20 Istirahat12.20-14.50 Perkuliahan
(Teori Kekuasaan & Ajaran Kedaulatan, Timbul Lenyapnya Negara)
Aula Prof. Dr. I Made Subawa, S.H, M.H.
Sabtu, 16 Oktober 2010
09.00-11.30 Tutorial (Teori Kekuasaan & Ajaran Kedaulatan, Timbul Lenyapnya Negara)
Tutorial Rooms Tutor
11.20-12.20 Istirahat12.20-14.50 Perkuliahan
(Tipe-Tipe Negara)Aula Komang Pradnyana
Sudibya, S.H., M.Si.
Sabtu, 23 Oktober 2010
09.00-11.30 Tutorial(Tipe-Tipe Negara)
Tutorial Rooms Tutor
11.20-12.20 Istirahat12.20-14.50 Perkuliahan
( Bentuk Negara dan Pemerintahan)Aula Made Nurmawati,
S.H., M.H.Sabtu, 30 Oktober 2010
09.00-11.30 Tutorial( Bentuk Negara dan Pemerintahan)
Tutorial Rooms Tutor
11.20-12.20 Istirahat12.20-14.50 Perkuliahan
(Susunan Negara dan Hubungan Antar Negara)
Aula I Nengah Suantra, S.H., M.H.
Sabtu, 6 Nopember 2010
09.00-11.30 Tutorial(Susunan Negara dan Hubungan Antar Negara)
Tutorial Rooms Tutor
11.20-12.20 Istirahat12.20-14.50 Resume Aula I Nengah Suantra,
S.H., M.H. Sabtu, 13 Nopember 2010
09.00-11.00 UAS ExaminationRooms
Dosen dan Tutor
22