burner finish.rtf

Download BURNER FINISH.rtf

If you can't read please download the document

Upload: anwar-suhada

Post on 13-Jan-2016

31 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

APLIKASI TEORI BELAJAR BRUNER DALAM PEMBELAJARAN

MATEMATIKA

ABSTRAK

Salah satu pelopor aliran psikologi kognitif adalah Jeremi S. Bruner. Bruner banyak memberikan pandangan kognitif mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, hakikat pendidikan selain teori belajar dan teori pengajaran yang dikemukakannya. Bruner membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam tiga tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik dan tahap simbolik. Beberapa konsep dalam pembelajaran matematika dapat diuraikan langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner, mulai modus representasi enaktif, ikonik, dan simbolik. Beberapa contohnya adalah pembelajaran konsep luas persegi panjang atau menggambar jaring-jaring kubus. Menurut Bruner, proses belajar akan berlangsung secara optimal jika proses pembelajaran diawali dengan tahap enaktif, dan kemudian jika tahap belajar yang pertama ini telah dirasa cukup, siswa beralih ke kegiatan belajar tahap kedua, yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi ikonik, dan selanjutnya, kegiatan belajar itu diteruskan dengan kegiatan belajar tahap ketiga yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi simbolik.

I. PENDAHULUAN

Belajar dianggap sebagai proses perubahan perilaku yang merupakan akibat dari pengalaman dan latihan. Belajar bukan sekedar mengumpulkan pengetahuan tetapi merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan perubahan perilaku. Aktifitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari. Banyak teori yang membahas tentang proses perubahan tingkah laku tersebut

Perkembangan psikologi kognitif sebagai suatu cabang psikologi yang memfokuskan studi-studinya pada aktivitas mental atau pikiran manusia telah berkembang sangat pesat seiring dengan menurunnya popularitas psikologi behaviorisme, berkembangnya studi tentang perkembangan kognitif dan bahasa serta kemajuan ilmu komunikasi. Studi tentang perkembangan kognitif manusia telah melahirkan teori psikologi pembelajaran dan membentuk aliran baru yang disebut kognitivisme.

Salah satu pelopor aliran psikologi kognitif adalah Jeremi S. Bruner. Bruner banyak memberikan pandangan kognitif mengenai perkembangan kognitif manusia, bagaimana manusia belajar, hakikat pendidikan selain teori belajar dan teori pengajaran yang dikemukakannya. Beberapa konsep dalam pembelajaran matematika dapat diuraikan langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner, mulai modus representasi enaktif, ikonik, dan simbolik. Seperti pada materi bangun ruang sisi datar

II. PEMBAHASAN

A. Teori Perkembangan Kognitif Bruner

Jerome S. Bruner (1915) adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan ahli psikologi belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik. Penelitiannya yang demikian banyak itu meliputi persepsi manusia, motivasi, belajar, dan berpikir. Dalam mempelajari manusia, Ia menganggap manusia sebagai pemproses, pemikir, dan pencipta informasi (dalam Wilis Dahar, 1988;118).

Menurut Bruner untuk memahami konsep-konsep yang sifatnya abstrak, dibutuhkan wakil (representasi) yang dapat ditangkap oleh indera manusia. Bruner juga mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu. Keteraturan tersebut kemudian oleh anak dihubungkan dengan keterangan intuitif yang telah melekat pada dirinya.

Dengan memanipulasi alat-alat peraga, siswa dapat belajar melalui keaktifannya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Bruner, belajar merupakan suatu proses aktif yang memungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar (melebihi) informasi yang diberikan pada dirinya. Sebagai contoh, seorang siswa yang mempelajari bilangan prima akan bisa menemukan berbagai hal yang penting dan menarik tentang bilangan prima, sekalipun pada awal mula guru hanya memberikan sedikit informasi tentang bilangan prima kepada siswa tersebut. Teori Bruner tentang kegiatan manusia tidak terkait dengan umur atau tahap perkembangan. Ada dua bagian yang penting dari teori Bruner (dalam Suwarsono, 2002;25), yaitu :

B. Tahap-Tahap Dalam Proses Belajar

Menurut Bruner, jika seseorang mempelajari suatu pengetahuan (Misalnya mempelajari suatu konsep Matematika), pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu, agar pengetahuan itu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasi akan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi secara optimal) jika pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga tahap, yang macamnya dan urutannya adalah sebagai berikut (dalam Suwarsono,2002;26) :

1.Tahap enaktif, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secara aktif, dengan menggunakan benda-benda kongkret atau menggunakan situasi yang nyata.

2.Tahap Ikonik, yaitu suatu tahap pembelajaran sesuatu pengetahuan di mana pegetahuan itu direpresentasikan (diwujudkan) dalam bentuk bayangan visual (visual imagery), gambar, atau diagram, yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkret yang terdapat pada tahap enaktif tersebut di atas.

3.Tahap simbolik, yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu direpresentasikan dalam bentuk simbol-simbol abstrak (Abstract symbols yaitu simbol-simbol arbiter yang dipakai berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yang bersangkutan), baik simbol-simbol verbal (Misalnya huruf-huruf, kata-kata, kalimat-kalimat) lambang-lambang matematika, maupun lambang-lambang abstrak lainnya.

Menurut Bruner, proses belajar akan berlangsung secara optimal jika proses pembelajaran diawali dengan tahap enaktif, dan kemudian jika tahap belajar yang pertama ini telah dirasa cukup, siswa beralih ke kegiatan belajar tahap kedua, yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi ikonik, dan selanjutnya, kegiatan belajar itu diteruskan dengan kegiatan belajar tahap ketiga yaitu tahap belajar dengan menggunakan modus representasi simbolik.

C. Aplikasi Teori Belajar Bruner dalam Pembelajaran Matematika

1. Pada pembelajaran luas persegi panjang

langkah-langkah pembelajaran berdasarkan tahap-tahap pembelajaran Bruner sebagai berikut-

a.Tahap Enaktif,

Dalam tahap ini penyajian yang dilakukan melalui tindakan anak terlibat secara langsung dalam memanipulasi (mengotak-atik) objek.Disajikan sebuah persegi panjangbenda sebenarnya, dengan ukuran panjang 5 satuan persegi dan lebarnya 4 satuan persegi.Untuk menentuan luasnya siswa menghitung persegi satuan di dalam persegi panjang tersebut. Sehingga Luas bangun persegi panjang tersebut adalah 20 satuan persegi seperti gambar dibawah dibawah ini

b. Tahap Ikonik

Dalam tahap ini kegiatan penyajian dilakukan berdasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gamb-gambar atau grafik yang dilakukan anak berhubungan dengan mental yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.Penyajian pada tahap ini dapat diberikan dengan contoh contoh gambar-gambar bangun persegi panjang disertai ukuran panjang dan lebarnya,tidak lagi benda sesungguhnya ,misalnya sebagai berikut

4 satuan

5 satuan

Dengan melihat gambar tersebut siswa sudah dapat mengetahui bahwa persegi tersebut panjangnya 5 satuan dan lebarnya 4 satuan. Untuk menentukan luas persegi panjang diatas siswa mula-mula membuat garis-garis vertikal dan horisontal yang membentuk bangun persegi sebangai satuan luas. Setelah dihitung akhirnya siswa sudah mampu menggunakan pemikiran yaitu mengalikan panjang dengan lebarnya

c. Tahap Simbolik

Dalam tahap ini bahasa adalah pola dasar simbolik, anak memanipulasi Simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu. Siswa diminta untuk mnggeneralisasikan konsep untuk menemukan rumus luas daerah persegi panjang. Jika simbolis ukuran panjangp, ukuran lebarnyal , dan luas daerah persegi panjang Lmakajawaban yang diharapkan L=p x l satuan. Jadi luas persegi panjang adalah ukuran panjang dikalikandengan ukuran lebar.

2.Pada pembelajaran menggambar jaring-jaring kubus

Langkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut:

a.Tahap enaktif, Kegiatan pembelajaran dimulai dengan menugasi siswa membawa paling sedikit 3 doos kecil berbentuk kubus dari rumah. Di kelas tiap siswa dengan caranya sendiri diminta untuk megiris doos itu menurut rusuknya sehingga dperoleh babaran atau rebahannya. Babaran atau rebahan doos itu harus berbentuk bangun datar gabungan yang bila dilipat menurut rusuk yang teriris akan membentuk kubus seperti semula. Dengan cara ini siswa melakukan tahap enaktif dalam memperoleh jaring-jaring kubus dengan memperhatikan rebahan kubus. Siswa langsung menemukan cara memilih rusuk yang diiris sehingga rebahannya bila dilipat kembali akan terbentuk seperti semula. Namun ada kemungkinan siswa mengiris rusuk sedemikian rupa sehingga bila bangun rebahannya dilipat kembal tidak diperoleh kubus seperti semula, misalnya ada bagian sisi yang ompong/kosong karena menumpuk pada sisi lain/ sisi-sisi yang saling menutup. Atau mungkin rebahannya tidak lagi berbetuk bangun datar gabungan. Berpandu pada hasil kerja siswa guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi ciri-ciri (syarat) dari bangun babaran atau rebahan kubus sehingga bila dilipat menurut rusuk yang tak teriris membentuk bangun kubus seperti semula ( bangun babaran atau rebahan yang sedemikian oleh siswa mungkin ditemukan lebih dari satu macam). Setelah itu barulah guru mengkomunikasikan bahwa bangun babaran atau rebahan yang sedemikian itulah yang disebut jaring-jaring kubus.

b.Tahap Ikonik, dengan berpandu pada hasil kerja siswa diminta menggabar bangun babaran atau rebahan kubus yang berupa jaring-jaring. Dengan mengingat syarat atau ciri-ciri dari suatu babaran kubus yang berupa jaring-jaring kubus. Jaring-jaring kubus adalah rangkaian bangun yang diperoleh dari enam persegi yang sama, dalam susunan tertentu. Kemudian siswa diminta untuk menggambar jaring-jaring kubus yang lain, Misal contoh dua jaring-jaring tersebut bentuk adalah sebagai berikut.

c.Tahap Simbolis, untuk tahap simbolis siswa dapat ditugasi untuk membuat jaring-jaring kubus dengan kertas bufalo yang baru, kemudian membuat kubus dengan ukuran yang tertentu.

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Menurut Bruner untuk memahami konsep-konsep yang sifatnya abstrak, dibutuhkan wakil (representasi) yang dapat ditangkap oleh indera manusia.Bruner juga mengungkapkan bahwa dalam proses belajar anak sebaiknya diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda (alat peraga). Melalui alat peraga yang ditelitinya itu, anak akan melihat langsung bagaimana keteraturan dan pola struktur yang terdapat dalam benda yang sedang diperhatikannya itu.

Bruner membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam tiga tahap yaitu tahap enaktif, tahap ikonik dan tahap simbolik. Beberapa konsep dalam pembelajaran matematika dapat diuraikan langkah-langkah pembelajaran menurut Bruner, mulai modus representasi enaktif, ikonik, dan simbolik. Seperti pada materi bangun ruang sisi datar contohnya pemahaman konsep volum balok atau membuat jaring-jaring kubus.

B. SARAN

1.Pengajaran matematika hendaknya diarahkan agar guru mampu secara sendiri menyelesaikan masalah-masalah lain yang diselesaikan dengan bantuan teori belajar matematika. Begitu pentingnya pengetahuan teori belajar matematika dalam sistim penyampaian materi di kelas, sehingga setiap metode pengajaran harus selalu disesuaikan dengan teori belajar yang dikemukakan oleh ahli pendidikan.

2.Tidak hanya tingkat kedalaman konsep yang diberikan pada siswa tetapi harus disesuaikan dengan tingkat kemampuannya, cara penyampaian materi pun demikian pula. Guru harus mengetahui tingkat perkembangan mental siswa dan bagaimana pengajaran yang harus dilakukan sesuai dengan tahap-tahap.

3.Diharapkan guru yang membaca makalah ini dapat menerapkan teori belajar Bruner dalam pengajaran matematika di sekolah