case report sungsang
DESCRIPTION
sungsangTRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
“G1P0A0 parturien 38-39 minggu kala I fase aktif
dengan letak sungsang”
Pembimbingdr. Freddy Dinata, Sp.OG
Disusun oleh
Stephanie (406138048)
Meutia Syamiela (406137020)
KEPANITERAN KLINIK ILMU PENYAKIT OBSTETRI & GINEKOLOGI
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
RSUD CIAWI, BOGOR
PERIODE 27 NOVEMBER 2014 – 31 JANUARI 2015
BAB I
LAPORAN KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Usia : 24 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Batu Tulis RT 03 RW 03
Suku Bangsa : Sunda/ Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Tanggal masuk RS : 9 Januari 2015
No. Registrasi : 494***
II. Riwayat Penyakit
Diperoleh melalui autoanamnesa pada tanggal 09 Januari 2015 pukul 18.36
WIB
Keluhan utama: Mules
Keluhan tambahan: Keluar lendir, darah, dan air-air
Riwayat penyakit sekarang:
Os datang atas rujukan bidan karena letak sungsang. Os mengeluh mulas-
mulas sejak pk 03.00 (09/01/15). Mulas dirasakan sampai sekarang, semakin sering
dan semakin kuat. Os mengatakan sudah keluar lendir dan darah. Os mengeluh keluar
air-air sejak jam 06.00 (09/01/14) warna jernih dan tidak berbau. Tidak ada keluhan
mual, muntah, sesak nafas, pengelihatan kabur, maupun sakit kepala. Os sedang hamil
anak pertama, tidak ada riwayat keguguran sebelumnya. Riawayat penggunaan KB pil
sebelumnya selama 1 bulan. HPHT: 13 April 2014. TP 20 Januari 2015. Riwayat
menstruasi teratur dengan siklus haid 28 hari, dengan lama menstruasi 7 hari.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat Penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, dan alergi obat maupun
makanan disangkal.
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada penyakit darah tinggi, kencing manis, asma, dan alergi pada keluarga.
Riwayat Menstruasi
- Menarche : Usia 13 tahun
- Siklus : 28 hari
- Lama haid : 7 hari
- Pembalut / hari : 3 pembalut per hari
- Nyeri haid : Ringan
- HPHT : 13 April 2014
- Taksiran Persalinan : 20 Januari 2015
- Usia Kehamilan : 38-39 minggu
Antenatal Care (ANC)
Pasien melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin setiap bulan selama kehamilan
di Bidan.
Kontrasepsi
Pasien menggunakan KB pil sebelumnya selama 1 bulan.
Riwayat Operasi
Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Antropometri : Berat badan 60 kg, Tinggi Badan 158 cm
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital:
- Tekanan darah: 110/70 mmHg
- Nadi : 76x/ menit, regular, isi cukup
- Pernafasan : 20x/ menit, abdomino-thoracal
- Suhu : 36,5 oC
Status Generalisata
Kepala
- Mata : CA -/- SI -/-, pupil bulat, isokor, reflek cahaya +/+
- Telinga : Bentuk normal, sekret -/-
- Hidung : Bentuk normal, septum deviasi, sekret (-)
- Tenggorokan : Tonsil T1/T1, tidak hiperaemis
- Mulut : Mukosa basah, lidah kotor (-), karies (-)
Leher
- KGB dan tiroid tidak teraba membesar
Thorax
- Payudara : Bentuk normal, inverted nipple -/-, fissure -/-
Paru-paru
- Inspeksi : Gerak simetris saat statis dan dinamis
- Palpasi : Vocal fremitus kanan dan kiri sama kuat
- Perkusi : Sonor +/+
- Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung
- Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak tampak
- Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
- Perkusi : Redup, batas batas jantung dalam keadaan normal
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, regular, murmur (-), gallop (-)
Ekstremitas
- Akral hangat, edema -/-
Status Obstetrik dan Ginekologi
- Abdomen
o Inspeksi : Perut tampak buncit, striae gravidarum (+)
o Auskultasi : DJJ 140x/menit
o Palpasi : Supel, membuncit, nyeri tekan epigastrium (-)
- Leopold 1 : Teraba bagian keras, bulat, melenting.
- Leopold 2 : Teraba bagian besar janin di bagian kanan ibu
- Leopold 3 : Teraba bagian lunak dan tidak melenting
- Leopold 4 : Bagian terendah janin belum masuk PAP
- Tinggi fundus uteri : 32 cm
- HIS : 1-2x/10’/20-30’’
- Taksiran berat janin : 3255 gram
- Genitalia eksterna : vulva dan vagina tidak ada kelainan, lendir darah (+),
edema (-)
- Genitalia interna : vulva dan vagina tidak ada kelainan, porsio tebal
lunak, pembukaan 4 cm, ketuban (-), presentasi bokong, Hodge I
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium (09/01/2015 jam 18.45 WIB)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Darah rutin
Hemoglobin 11.9* 12.0 - 16.0 g/dL
Hematokrit 31* 36 -46 %
Lekosit 23800* 4000 - 10000 /uL
Trombosit 440000 150000 - 450000 /uL
Clotting Time 11'30'' 6 - 11 Menit
Bleeding Time 2'25'' 1 - 6 Menit
Glo. Darah A A/ B/ AB/ O
Rhesus POS/+ Positif
V. RESUME
Telah diperiksa seorang pasien perempuan primigravida usia 24 tahun atas
rujukan letak sungsang. Os merasakan mulas sejak jam 03.00 (09/01/15), dirasakan
sampai sekarang semakin sering dan semakin kuat. Lendir darah (+). Keluar air-air
sejak jam 06.00 (09/01/15) jernih dan tidak berbau. Tidak ditemukan adanya keluhan
gejala preeklamsia. Riwayat KB (+) pil selama 1 bulan. HPHT 13 April 2014. TP 20
Januari 2015. Riwayat menstruasi teratur dengan siklus 28 hari, lama menstruasi 7
hari. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma, dan alergi disangkal.
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tanda vital : Tekanan darah 110/70 mmHg
Nadi 76x/ menit
Pernapasan 20x/ menit
Suhu 36,5 oC
Pemeriksaan sistematis dalam batas normal
Status Obstetrik dan Ginekologi
- Abdomen
o Inspeksi : Perut tampak buncit, striae gravidarum (+)
o Auskultasi : DJJ 140x/menit
o Palpasi : Supel, membuncit, nyeri tekan epigastrium (-)
- Leopold 1 : Teraba bagian keras, bulat, melenting
- Leopold 2 : Teraba bagian besar janin di bagian kanan ibu
- Leopold 3 : Teraba bagian lunak dan tidak melenting
- Leopold 4 : Bagian terendah janin sudah masuk PAP
- Tinggi fundus uteri : 32 cm
- HIS : 1-2x/10’/20-30’’
- Taksiran berat janin : 3255 gram
- Genitalia eksterna : vulva dan vagina tidak ada kelainan, lendir darah (+),
edema (-)
- Genitalia interna : vulva dan vagina tidak ada kelainan, porsio tebal
lunak, pembukaan 4 cm, ketuban (-), presentasi bokong, Hodge I
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 9 januari 2015 jam 18.45 didapatkan Hb 11.9,
Hematokrit 31%, Leukosit 23800, pemeriksaan lain dalam batas normal.
VI. DIAGNOSIS KERJA
Ibu : G1P0A0 parturien 38-39 minggu kala I fase aktif + letak sungsang
Bayi : Janin tunggal hidup, intrauterine, presentasi bokong
V. FOLLOW UP
09/01/15
(19.00) Advis dr. SpOG (Resident)
- CTG
- Antibiotik Cefotaxime 2x1 gram iv
- Observasi kemajuan persalinan, TTV, DJJ
- R/ Pervaginam
(23.30) : Bayi lahir spontan pervaginam, jenis kelamin perempuan, BB 2700 gram,
PB 53 cm, A/S 8/9
(23.32) : Oxitosin 1 ampul IM
(23.50) : Plasenta lahir spontan, lengkap.
(00.05) : TD : 110/70 N : 82x RR : 20x S :36,5
Kontraksi baik
10/01/2015
(07:00)
S. Lemas, pusing (-), BAK lancar
O. TD: 120/70, N 80x/menit, RR 20x/menit, S 36,5 C
Abdomen: datar, supel, BU (+), NTE (-), TFU 2 Jari dibawah pusat
Gen: v/v tak, darah (+) minimal
Extremitas : Akral hangat, edema (-)
A. P1Ao Partus Maturus Spontan Pervaginam + Letak sungsang
P. BLPL
Cefadroxil 2x500mg
Asam mefenamat 3x500mg
SF 1x1
VI. DIAGNOSIS AKHIR
P1A0 Partus maturus spontan pervaginam + Letak sungsang
BAB II
ANALISIS KASUS
Analisa 1 - Penegakkan Diagnosis Kerja
Pada tanggal 09/01/2015 pukul 18.36, telah diperiksa seorang pasien
perempuan primigravida berusia 24 tahun atas rujukan dengan letak sungsang.
Dengan tanggal HPHT 13 April 2014. Os merasakan mulas sejak jam 03.00
(09/01/15), dirasakan sampai sekarang semakin sering dan semakin kuat. Lendir darah
(+). Keluar air-air sejak jam 06.00 (09/01/15) berwarna jernih dan tidak berbau.
Pada pemeriksaan obstetrik dan ginekologi didapatkan kesimpulan terdapat
janin tunggal hidup, letak sungsang, bagian terendah sudah memasuki PAP, dengan
TBJ 3255 gram. Didapatkan HIS 1-2x/10’/20-30’’. Pada pemeriksaan dalam (vaginal
touché) vulva dan vagina tidak ada kelainan, porsio tebal lunak dengan pembukaan 4
cm, ketuban (-), presentasi bokong, Hodge I (station +1). Hasil laboratorium rutin
menunjukkan adanya anemia dan leukositosis.
Berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, dan interpretasi pada USG, telah
ditegakkan working diagnosis berupa G1P0A0 parturien 38-39 minggu kala I fase aktif
dengan letak sungsang.
Analisa 2 - Rencana Managemen dan Terapi
Berdasarkan advis dokter spesialis obgyn, pada kasus ditentukan melakukan
pemeriksaan CTG, berikan antibiotik cefotaxime 2x1gram, Observasi kemajuan
persalinan, TTV, DJJ dan Rencanakan lahir pervaginam
Berdasarkan protap RS Hasan Sadikin mengenai penanganan letak sungsang,
jika USG mengkonfirmasi positif letak sungsang, maka dilakukan versi luar, jika
tidak berhasil maka perlu diperhatikan keadaan seperti panggul sempit, anak mahal,
primitua, TBBJ ≥3500 gram, dan presentasi kaki kecuali TBBJ <1800 gram. Jika
terdapat salah satu dari keadaan tersebut maka penanganan dengan SC, dan jika tidak
ada satupun dari keadaan diatas maka observasi jalan persalinan, jika ada penyulit
dilakukan SC namun jika lancar, bisa lahir pervaginam.
Hal ini sejalan dengan protap RSCM dimana presentasi bokong dilakukan
versi luar, moksibusi dan/atau akupuntur, dan knee chest position.
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala berada di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.
Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 2% sampai 3% bervariasi di
berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai penyulit yang besar
dengan angka kematian sekitar 20% sampai 30%.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri (Wiknjosastro,
2007).
Pertolongan persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal memerlukan
perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai
dengan kematian bayi.
Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan letak sungsang melalui
jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan
dengan sectio caesaria.
B A C
KLASIFIKASI LETAK SUNGSANG:
A. Presentasi bokong murni (frank breech) Yaitu letak sungsang dimana kedua
kaki terangkat ke atas sehingga ujung kaki setinggi bahu atau kepala janin.
B. Presentasi bokong kaki sempurna (complete breech) Yaitu letak sungsang
dimana kedua kaki dan tangan menyilang sempurna dan di samping bokong
dapat diraba kedua kaki.
C. Presentasi bokong kaki tidak sempurna (incomplete breech) Yaitu letak
sungsang dimana hanya satu kaki di samping bokong, sedangkan kaki yang
lain terangkat ke atas.
Terjadinya presentasi bokong harus membuat kita waspada akan adanya sesuatu
menghalangi terjadinya presentasi kepala. Teori yang digunakan sekarang adalah teori
akomodasi, yaitu presentasi belakang kepala merupakan hasil akomodasi janin yang
berbentuk ovoid sesuai dengan bentuk uterus. Pada kehamilan aterm akomodasi
bokong dan kedua tungkai yang terlipat lebih besar dari pada fundus uteri. Oleh
karena itu presentasi bokong terjadi apabila terdapat gangguan hubungan akomodasi
janin dengan akomodasi uterus.
Karena berbagai sebab yang belum begitu jelas, menjelang kehamilan aterm,
kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi longitudinal dengan presentasi
verteks, presentasi bokong umumnya terjadi pada akhir trimester kedua kehamilan
atau mendekati aterm.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pelvis : yaitu bentuk pelvis yang sempit.
2. Akomodasi uterus : misalnya bikornu, uterus berseptum, tumor pelvis,
kelemahan dinding uterus, hidramnion
3. Janin : yaitu bentuk atau ukuran janin yang tidak sesuai dengan
akomodasi uterus, seperti prematuritas, kehamilan ganda,
hidrosefalus, kematian janin intra uterin, di lokasi koksae
kongenital, anense falus, spinabifida, meningomielokel,
disautonornia familial, trisomi kromosomal 18 dan 21
(sindrom down).
4. Plasenta : implantasi di fundal-kornual, plasenta previa.
5. Multipara : Rahim ibu yang melahirkan banyak anak sudah elastis dan
membuat janin berpeluang untuk berputar hingga minggu ke
37
6. Polihidramnion : Jumlah air ketuban yang melebihi normal menyebabkan
janin lebih leluasa bergerak
7. Hidrosefalus : Besarnya ukuran kepala akibat kelebihan cairan membuat
janin mencari tempat yang lebih luas, yakni di bagian atas
Rahim
Pada kehamilan 28 minggu, insiden terjadinya presentasi bokong adalah
20-35%. Insiden ini akan jauh menurun pada kehamilan 34 minggu, menjadi 5-8%
karena 75% janin akan berputar spontan menjadi presentasi kepala untuk
mendapatkan akomodasi yang lebih baik dalam rongga uterus. Insiden presentasi
bokong akan turun tajam begitu berat aterm tercapai, dengan angka insiden yang
relatif tetap yaitu 3-4%.
Tabel : Presentasi janin pada berbagai usia kehamilan.
Usia kehamilan Presentasi kepala Presentasi bokong
(dalam minggu) (%) (%)
21-24 54,6 33,3
25-28 61,9 27,6
29-32 78,1 14,0
33-36 88,7 8,8
37-39 91,5 6,7
DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan prabdominal pada palpasi di bagian
bawah teraba bagian yang kurang keras dan kurang bundar, sementara di fundus
teraba bagian yang keras, bundar dan melenting. Denyut jantung janin terdengar di
atas pusat. Pemeriksaan USG atau rontgen dapat mengetahui letak yang sebenarnya
pada pemeriksaan pervaginam teraba bagian lunak anus juga akan teraba bagian
sacrum.
Diagnosis letak sungsang pada umumnya tidak sulit. Pasa pemeriksaan luar, di
bagian bawah uterus tidak dapat diraba bagian keras dan bulat, yakni kepala, dan
kepala teraba di fundus uteri. Kadang-kadang bokong janin teraba bulat dan dapat
memberi kesan seolah-olah kepala, tetapi bokong tidak dapat digerakkan semudah
kepala. Seringkali wanita tersebut menyatakan bahwa kehamilannya terasa lain
daripada yang terdahulu, karena terasa penuh di bagian atas dan gerakan terasa lebih
banyak di bagian bawah. Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi
atau sedikit lebih tinggi daripada umbilicus.
Apabila diagnosis letak sungsang dengan pemeriksaan luar tidak dapat dibuat,
karena misalnya dinding perut tebal, uterus mudah berkontraksi atau banyaknya air
ketuban, maka diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan dalam. Apabila masih
ada keragu-raguan, harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografik. Setelah ketuban pecah, dapat diraba lebih jelas adanya bokong yang
ditandai dengan adanya sacrum, kedua tuber ossis iskii, dan anus. Bila dapat diraba
kaki, maka harus dibedakan dengan tangan. Pada kaki terdapat tumit, sedangkan pada
tangan ditemukan ibu jari yang letaknya tidak sejajar dengan jari-jari lain dan panjang
jari kurang lebih sama dengan panjang telapak tangan.
ETIOLOGI LETAK SUNGSANG:
1. Dari sudut ibu
a) Keadaan rahim (rahim arkuatus, septum pada rahim, uterus dupleks,
mioma bersama kehamilan).
b) Keadaan jalan lahir (kesempitan panggul, deformitas tulang panggul,
terdapat tumor menghalangi jalan lahir dan perputaran ke posisi
kepala).
c) Keadaan plasenta (plasenta letak rendah, plasenta previa).
2. Dari sudut janin
a) Tali pusat pendek atau lilitan tali pusat.
b) Hidrosefalus atau anensefalus.
c) Kehamilan kembar.
d) Hidramnion atau oligohidramnion.
e) Prematuritas.
MEKANISME PERSALINAN
Persalinan pevaginam dapat dilakukan pada posisi bokong murni, janin dalam
keadaan fleksi dan tidak ada tangan yang menjungkit, usia kehamilan 37-42 minggu,
panggul normal, tidak ada gawat janin.
Indikasi yang tepat untuk dilakukannya seksio sesaria pada kehamilan sungsang
adalah terdapatnya keadaan plasenta previa dan panggul sangat sempit. Namun di
Negara maju, sektio sesaria menjadi metode persalinan terpilih dengan tujuan
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas perinatal.
PENANGANAN
1. Dalam kehamilan
Bila pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada
primigravida, hendaknya diusahakan melakukan versi luar.
Versi luar dilakukan pada kehamilan 34-38 minggu. Sebelum melakukan versi
luar, diagnosis letak janin harus pasti, denyut jantung janin harus dalam keadaan
baik
Kontraindikasi versi luar:
Panggul sempit
Perdarahan antepartum
Hipertensi
Kehamilan kembar
Plasenta previa
Ketuban sudah tidak utuh
2. Dalam persalinan
Selama terjadi kemajuan pada persalinan dan tidak ada tanda-tanda gawat
janin, maka tidak memerlukan tindakan untuk mempercepat kelahiran janin.
Setelah bokong lahir, tidak boleh dilakukan penarikan pada bokong atau dorongan
kristeller, karena kedua tindakan tersebut dapat menyebabkan kedua lengan
menjungkit keatas dan kepala terdorong turun diantara lengan sehingga menyulitkan
kelahiran lengan dan bahu.
Perasat-perasat yang digunakan pada kelahiran sungsang :
Perasat Bracht
Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan 2 tangan,
kemudian dilakukan hiperlordosis tubuh janin kearah perut ibu, sehingga
lambat laun bagian atas, bahu, lengan dan kepala janin dapat dilahirkan.
Penolong sama sekali tidak melakukan tarikan dan hanya membantu
persalinan sesuai mekanisme persalinan.
Perasat klasik
Lengan kiri janin dilahirkan dengan tangan kiri penolong, sedangkan lengan
kanan janin dengan lengan kanan penolong. Kedua tangan dilahirkan sebagai
lengan belakang. Bokong dan pangkal paha yang telah lahir dipegang dengan
2 tangan, badan ditarik kebawah sampai ujung bawah scapula depan kelihatan
dibawah simfisis. Kedua kaki janin dipegang dengan tangan yang
bertentangan dengan lengan yang akan dilahirkan, tubuh janin ditarik keatas,
sehingga perut janin kearah perut ibu. Tangan penolong yang satu dimasukan
kedalam jalan lahir dengan menelusuri punggung janin menuju lengan
belakang sampai fosa cubiti dan lengan depan dikeluarkan dengan dua jari
sejajar dengan humerus.
Perasat Mueller
Kedua tangan berada di pangkal paha dan bokong, tubuh janin ditarik
kebawah sampai bahu depan berada dibawah simfisis, kemudian lengan depan
dikeluarkan dengan cara yang kurang lebih sama dengan cara yang telah
diuraikan didepan, baru lengan belakang dilahirkan.
Perasat Loevset
Bahu belakang selalu lebih rendah daripada bahu depan karena lengkungan
jalan lahir, sehingga bila bahu belakang diputar kedepan dengan sendirinya
akan lahir dibawah simfisis.
Setelah sumbu bahu janin terletak dalam ukuran muka belakang, dengan
kedua tangan pada bokong, tubuh janin ditarik kebawah sampai ujung bawah
scapula depan terlihat dibawah simfisis. Kemudian tubuh janin diputar dengan
cara memegang dada dan punggung oleh dua tangan sampai bahu belakang
terdapat didepan dan tampak dibawah simfisis. Bahu yang lain yang sekarang
menjadi bahu belakang, dilahirkan dengan memutar kembali tubuh janin
kearah yang berlawanan sehingga bahu belakang menjadi bahu depan dan
lengan dapat dilahirkan dengan mudah.
Perasat mauriceau
Untuk melahirkan kepala. Badan janin dengan perut kebawah diletakkan pada
lengan kiri penolong. Jari tengah dimasukkan kedalam mulut janin sedangkan jari
telunjuk dan jari manis pada maksila untuk mempertahankan kepala janin tetap
pada keadaan fleksi. Tangan kanan memegang bahu janin dari belakang dengan
jari telunjuk dan jari tengah berada di kiri dan kanan leher. Janin ditarik kebawah
dengan tangan kanan sampai ke suboksiput atau batas rambut dibawah simfisis.
Kemudian tubuh janin digerakkan keatas sedangkan tangan kiri tetap
mempertahankan fleksi kepala sehingga muka lahir melewati perineum disusul
kepala bagian lain.
Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai lebih
tepat apakah persalinan sungsang dapat dilahirkan per vaginam atau per abdominal.
Tabel 2.1 Indeks Prognosis menurut Zatuchni dan Andros No
No Paritas 0 1 2
Primi Multi
1 Umur kehamilan >39 minggu 38 minggu ≤37 minggu
2 Tafsiran berat janin >3630 gram 3629-3176
gram
<3176 gram
3 Pernah letak sungsang Tidak 1 kali >2 kali
4 Pembukaan serviks <2 cm 3 cm >4 cm
5 Station <-3 -2 -1 atau lebih
rendah
<3 : Persalinan per abdominal
4 : Evaluasi kembali, khususnya badan janin, bila nilai tetap, dapat
Dilahirkan per vaginam
>5 : Dilahirkan pervaginam
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan pada kasus ini, maka dapat ditetapkan
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Diagnosis Pasti kasus ini adalah G1P0A0 Paarturien 38-39 minggu kala I fase
aktif dan Letak sungsang
Menurut skor zatuchni dan Andros pada kasus ini terdapat skor 5
Pada kasus tidak dilakukan versi luar karena ketuban sudah tidak dalam
keadaan utuh
Penanganan kasus sudah sesuai dengan protap pada RSUD Ciawi dan sumber
dari RS Hasan Sadikin Bandung