cek pelawat dgs
DESCRIPTION
Presentasi Kasus Cek PelawatTRANSCRIPT
Kasus Cek Pelawat DGS
Miranda GoeltomFaisal Baihaqie
Ferdian Nevri PutraAchmad Rizky Fauzi
Bagus Amal Riyadi
Profil Miranda Swaray Goeltom• Lahir di Jakarta, 19 Juni 1949
• Pendidikan• Sarjana Ekonomi Universitas Indonesia.• Master in Political Economy di Boston University , USA.• Ph D dalam Ilmu Ekonomi juga di Boston University,
USA.
• Karir• Dosen FE Universitas Indonesia.• Anggota kelompok kerja Dewan Moneter.• Anggota Tim Teknis Pengkajian Proyek Pemerintah,
BUMN dan Swasta.• Deputi Asisten Menko Ekku Wasbang, Republik
Indonesia• Deputi Gubernur BI 1999-2003.• Deputi Senior Gubernur BI 2004-2008.
Permasalahan • Pada tahun 2003, Miranda diajukan sebagai satu dari tiga
calon Gubernur Bank Indonesia (BI), bersaing dengan Burhanuddin Abdullah dan Cyrillus Harinowo. Namun, Miranda tidak terpiih
• Miranda diajukan dan berhasil terpilih sebagai Deputi Senior Gubernur BI, mengalahkan S Budi Rochadi dan Hartadi A Sarwono.
Permasalahan • Miranda, bersama Nunun Nurbaeti, dan Arie Malangjudo
diduga terlibat dalam tindakan penyuapan berupa pemberian cek pelawat kepada anggota DPR periode 1999-2004 untuk memuluskan langkahnya menjadi Deputi Gubernur BI pada 2004.
• Kasus terungkap berkat whistleblowing yang dilakukan oleh Agus Condro Prayitno
Pihak-pihak yang Terlibat
Miranda Goeltom
Terdakwa
Nunun Nurbaeti
Terdakwa
Pihak-pihak yang Terlibat
Agus Condro Prayitno
Whistleblower
Arie Malangjudo
Perantara
Kronologi• 7 Juni 2004• Nunun Nurbaeti bertemu dengan Hamka Yandhu di
kantornya di daerah Menteng untuk membicarakan rencana pemberian travel cheque sebagai tanda terimakasih
• 8 Juni 2004• Dilakukan pembagian travel cheque kepada anggota
DPR dan malam harinya Komisi X1 DPR memutuskan Miranda terpilih sebagai DGS BI (41 suara) mengalahkan Hartadi A. Sawarno dan Budi Rochadi.
• 4 Juli 2008
• Mantan Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Agus Condro Prayitno
mengungkapkan skandal kasus korupsi (suap) dalam pemilihan
Miranda menjadi deputi senior BI pada Juni 2004.
9 September 2008
Ia melaporkan adanya aliran dana 480 lembar cek pelawat
senilai 24 miliar ke 41 dari 56 anggota Komisi XI DPR periode
1999-2004 dari Arie Malangjudo, seorang asisten Nunun
Nurbaeti, istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun.
Kronologi
25 September 2008
KPK memanggil Nunun pertama kalinya, tetapi
Nunun mangkir dengan alasan sakit.
9 Juni 2009
KPK mengumumkan empat anggota Komisi XI DPR,
Dudhie Makmun Murod (PDIP), Endin AJ. Soefihara
(PPP), Hamka Yandhu (PBR), dan Udju Djuhaeri
(TNI/Polri) sebagai tersangka
Kronologi
• 1 April 2010
Nunun dipanggil sebagai saksi untuk Dudhie
Makmun, tetapi tidak hadir dengan alasan sakit
‘pelupa berat’.
17 Mei 2010
Keempat anggota DPR tersebut divonis bersalah
dengan rincian jukuman penjara Dudhie (2 tahun),
Hamka (2 tahun 6 bulan), Endin (15 bulan), dan Udju
(2 tahun).
Kronologi
• 1 September 2010
• Dari pengakuan keempat tersangka perdana, KPK
mengembangkan kasus tersebut dan menetapkan 26
anggota Komisi XI DPR sebaga tersangka baru lainnya.
• 8 Desember 2010
• Nunun mangkir untuk ketujuh kalinya dari panggilan KPK.
• 7 Februari 2011
• Mantan Perindustrian Fahmi Idris mendatangi KPK dan
mengabarkan bahwa Nunun berada di Bangkok, Thailand.
Kronologi
• 23 Mei 2011
• Ketua KPK Busyro Muqoddas dalam rapat dengar
pendapat dengan Komisi III DPR menyatakan Nunun
telah ditetapkan menjadi tersangka.
• 14 Juni 2011
• Nunun resmi jadi buronan Interpol dengan nama
Nunun Daradjatun
• 23 November 2011
• Foto Nunun tengah berbelanja di luar negeri (diduga
di Singapura) beredar luas di Media.
Kronologi
• 7 Desember 2011
• Nunun Nurbaeti ditangkap di Bangkok, Thailand
• 10 Desember 2011
• Nunun Nurbaeti tiba di Jakarta dan dijebloskan ke Rutan
Perempuan Pondok Bambu, Jakarta Timur, Minggu.
• 27 September 2012
• Majelis Hukum Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan vonis 3
tahun kepada Miranda Goeltom.
• 21 November 2012
• Pengadilan Tipikor Jakarta menjatuhkan vonis bersalah penjara
2.5 tahun terhadap Nunun Nurbaeti.
Kronologi
Sumber Dana
Aliran Dana Cek Pelawat
Undang-undang yang dilanggar• Pasal 5 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Poin-poin Pelanggaran• Dalam kasus ini, Miranda Goeltom terbukti melakukan
perbuatan memberikan sesuatu kepada sejumlah anggota fraksi di komisi IX DPR RI.
• Sesuatu yang diberikan oleh Miranda Goeltom adalah berupa 480 lembar travelers cheque BII (cek pelawat) senilai 24 miliar rupiah.
Poin-poin Pelanggaran• Yang dimaksud penyelenggara negara adalah sejumlah
anggota fraksi PDI-P, GOLKAR, dan PPP Komisi IX DPR RI periode 1999-2004 dan fraksi TNI/POLRI selaku pegawai negeri.
• Pihak-pihak terkait menerima suap berupa cek lawatan agar memilih dan memenangkan Miranda Goeltom sebagai Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, padahal tindakan tersebut bertentangan dengan kewajibannya sebagai penyelenggara negara dan pegawai negeri.
Aspek penting investigasi
Kasus ini terungkap akibat laporan politisi PDI P Agus Condro ke KPK
Evidence :Setelah ditelaah oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) ditemukan bukti 480 lembar cek pelawat senilai Rp 24 miliar yang ditujukan kepada 41 anggota DPR Komisi IX periode 1999-2004.
Sumber• http://news.detik.com/berita/2931367/perjalanan-miranda-g
oeltom-dalam-kasus-dgs-bi-hingga-hirup-udara-bebas• http://www.antikorupsi.org/id/content/miranda-goeltom-dipa
nggil-kpk-untuk-kasus-suap-empat-tersangka• http://www.pejabatpublik.com/wp/miranda-goeltom-bebas-t
anpa-keringanan-hukuman/• http://nasional.kompas.com/read/2008/08/20/05065267/Set
elah.Burhanuddin..Kini.Miranda.Goeltom• http://nasional.inilah.com/read/detail/1190012/inilah-kronol
ogi-kasus-suap-pemilihan-miranda
Sumberpaper “Cek Pelawat Mantan DGS BI Miranda Goeltom” kelompok Haliza Utari, Khairani Aqmar, Monica Setiana mei 2015.
http://hukum.kompasiana.com/2011/02/10/kasus-miranda-nunun-aneh-tapi-nyata-339783.html
http://www.ppatk.go.id/pages/detail/104/9291?reloaded=yes
http://nasional.news.viva.co.id/news/read/319597-miranda-goeltom-dan-tuduhan-kpk