chronic suppurative otitis media

34
CHRONIC SUPPURATIVE OTITIS MEDIA Oleh Lu Lydia Sylvia Putri Pembimbing : dr. Bima Mandraguna ,Sp.THT-KL PSPD USAKTI RSUD KARAWANG departemen Ilmu THT-KL September 2015

Upload: lydia-sylvia

Post on 08-Dec-2015

17 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Chronic Suppurative Otitis Media

TRANSCRIPT

Page 1: Chronic Suppurative Otitis Media

CHRONIC SUPPURATIVE OTITIS MEDIA

Oleh Lu Lydia Sylvia Putri

Pembimbing :

dr. Bima Mandraguna ,Sp.THT-KL

PSPD USAKTI

RSUD KARAWANG departemen Ilmu THT-KL

September 2015

Page 2: Chronic Suppurative Otitis Media

Otitis Media

Otitis media

Non supuratif

Akutbarotrauma

KronisOtitis media

efusi

Supuratif

Akut(OMA)

Kronik(OMSK)

Page 3: Chronic Suppurative Otitis Media

Definisi OMSK

Infeksi kronik di liang telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang terus mengalir daru telinga tengah atau hilang timbul

Perjalanan dari OMA >2 bulan < 2 bulan otitis media supuratif

subakut

Page 4: Chronic Suppurative Otitis Media

Faktor-faktor OMA OMSK

Terapi yang

terlambat

Terapi yang tidak adekuat

Virulensi kuman yang tinggi

Daya tahan tubuh rendah

Higene buruk

Page 5: Chronic Suppurative Otitis Media

Jenis OMSK

• Peradangan terbatas pada mukosa

• Perforasi sentral• Kolesteatom -

AmanTipe

mukosa=tipe benigna

• OMSK disertai kolesteatom

• Perforasi letak marginal atau atik

BahayaTipe tulang = tipe maligna

Page 6: Chronic Suppurative Otitis Media

Berdasar aktivitas sekret

• OMSK dengan sekret yang keluar dari kavum timpani secara aktif

Aktif

• OMSK dengan kavum timpani yang basah atau kering

Tenang

Page 7: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 8: Chronic Suppurative Otitis Media

Kolesteatoma Suatu kista epiterial yang berisi

deskuamasi epitel (keratin) Suatu massa amorf, konsistensi seperti

mentega, berwarna putih, terdiri dari lapisan epitel yang telah nekrotis.

Page 9: Chronic Suppurative Otitis Media

media perkembangan kumaninfeksipicu reaksi imun lokalaktivasi mediator inflamasi dan sitokinstimulasi sel keratinosit matriks kolesteatom(hiperproliferatif, destruktif, berangiogenesis)

Massa kolesteatotoma destruksi dan nekrosis tulang

Page 10: Chronic Suppurative Otitis Media

Kolestetoma

Di dapat

Akuisital primer

Tanpa di dahului perforasi

Akuisital sekunderTerbentuk

setelah adanya perforasi

kongenital

Terbentuk pada masa embrionikMemran timpani

utuhTanda infeksi

negatif

Page 11: Chronic Suppurative Otitis Media

Epidemiologi

kondisi sosial, ekonomi, suku, tempat tinggal yang padat, hygiene dan nutrisi yang jelek.

Page 12: Chronic Suppurative Otitis Media

Etiologi

Riwayat otitis media sebelumnya

OMSK merupakan kelanjutan dari otitis media akut dan / atau otitis media dengan efusi,

Infeksi

Infeksi virus pengaruhi mukosa telinga tengahmenurunnya daya tahan tubuh terhadap organisme normalmemudahkan pertumbuhan bakteri.

Alergi

Insiden otitis media kronis lebih tinggi pada penderita alergi Gangguan fungsi tuba eustachius

Tuba terbuka abnormal, Obstruksi tuba (Sekret, tampon, tumor)

Page 13: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 14: Chronic Suppurative Otitis Media

Anamnesis

Keluhan utama?

Telinga berair (otorrhoe) Sekret bersifat purulen ( kental, putih) atau

mukoid ( seperti air dan encer) tergantung stadium peradangan.

Bau sekret ?Gangguan pendengaran tergantung dari besar dan letak perforasi

membran timpani

Page 15: Chronic Suppurative Otitis Media

Otalgia ( nyeri telinga) tanda berkembang komplikasi OMSK seperti

Petrositis, subperiosteal abses atau trombosis sinus lateralis.

Vertigo seringkali tanda telah terjadinya fistel labirin

akibat erosi dinding labirin oleh kolesteatom. Dapat terjadi hanya karena perforasi membran

timpani besar yang menyebabkan labirin lebih mudah terangsang oleh perbedaan suhu.

Page 16: Chronic Suppurative Otitis Media

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan otoskopi Pemeriksaan otoskopi menunjukkan letak perforasi dan menilai mukosatelinga tengah.

Inspeksi: Daun Telinga Liang telinga : tanda-tanda radang, sekret Membran timpani : warna? Cone of light? Perforasi

atau utuh? Sikatriks? Retraksi?Palpasi : Nyeri?

Page 17: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 18: Chronic Suppurative Otitis Media

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Audiometri beratnya ketulian tergantung besar dan letak

perforasi membran timpani .

Pemeriksaan Radiologi. nilai diagnostiknya terbatas dibandingkan otoskopi

dan audiometri. mastoid yang tampak sklerotik, lebih kecil dengan

pneumatisasi lebih sedikit dibandingkan mastoid yang satunya atau yang normal.

Erosi tulang, terutama pada daerah atik memberi kesan kolesteatom

Page 19: Chronic Suppurative Otitis Media

Bakteriologi Bakteri yang sering dijumpai pada OMSK

adalah Pseudomonas aeruginosa, Stafilokokus aureus dan Proteus.

Bakteri lain yang dijumpai pada OMSK E. Coli, Difteroid, Klebsiella, dan bakteri anaerob adalah Bacteriodes sp.

Page 20: Chronic Suppurative Otitis Media

Diagnosis

Anamnesis: KU, Keluhan tambahan, RPD, Riwayat Sos Ekonomi

Pemeriksaan fisik: inspeksi dan palpasi telinga (otoskopi)

Pemeriksaan penunjang (jika di perlukan )

Page 21: Chronic Suppurative Otitis Media

Tatalaksana

Prinsip pengobatan tergantung dari jenis penyakit dan luasnya infeksi, dimana pengobatan dapat dibagi atas :

1. Konservatif 2. Operasi

Page 22: Chronic Suppurative Otitis Media

OMSK BENIGNA TENANG

EDUKASI jangan mengorek telinga, air jangan

masuk ke telinga sewaktu mandi, dilarang berenang dan segera berobat bila menderita infeksi saluran nafas atas.

Bila memungkinkan dilakukan operasi rekonstruksi

Page 23: Chronic Suppurative Otitis Media

OMSK BENIGNA AKTIF

Prinsip pengobatan OMSK adalah : 1.Membersihkan liang telinga dan kavum

timpani.(dengan pencuci telinga H2O2 3%)

2.Pemberian antibiotika : - topikal antibiotik ( antimikroba)- sistemik.

Page 24: Chronic Suppurative Otitis Media

Antibiotika topikal

1. Polimiksin B atau polimiksin E

bersifat bakterisid terhadap kuman gram negatif, Pseudomonas, E. Koli Klebeilla, Enterobakter, tetapi resisten terhadap gram positif, Proteus, B.fragilis

2. Neomisin

Obat bakterisid pada kuman gram positif dan negatif, misalnya : Stafilokokus aureus, Proteus sp. Resisten pada semua anaerob dan Pseudomonas.

3. Kloramfenikol

Dari penelitian 50 penderita OMSK yang diberi obat tetes telinga dengan ofloksasin dimana didapat 88,96% sembuh, membaik 8,69% dan tidak ada perbaikan 4,53%

Page 25: Chronic Suppurative Otitis Media

Pemberian antibiotik sistemik

sebaiknya berdasarkan kultur kuman penyebab. tidak >1 minggu dan harus disertai pembersihan

sekret

2 golongan:I. daya bunuhnya tergantung kadarnya. Makin tinggi

kadar obat, makin banyak kuman terbunuh, misalnya golongan aminoglikosida dengan kuinolon.

II. antimikroba yang pada konsentrasi tertentu daya bunuhnya paling baik. Peninggian dosis tidak menambah daya bunuh, misalnya golongan beta laktam.

Page 26: Chronic Suppurative Otitis Media

golongan kuinolon ( siprofloksasin, dan ofloksasin) aktifitas anti pseudomonas PO

tidak dianjurkan anak dibawah 16tahun.

sefalosforin gen III ( sefotaksim, seftazidin dan seftriakson) juga aktif terhadap pseudomonas, harus diberikan parenteral sangat baik untuk OMA

OMSK belum pasti cukup, meskipun dapat mengatasi OMSK.

Metronidazol efek bakterisid untuk kuman anaerob. dapat diberikan dengan / antibiotik (sefaleksin dan kotrimoksasol)

pada OMSK aktif, 400 mg/ 8 jam selama 2 minggu atau 200 mg /8 jam selama 2-4

minggu

Page 27: Chronic Suppurative Otitis Media

OMSK MALIGNA

operasi.

Pengobatan konservatif dengan medikamentosa sementara

Ada beberapa jenis pembedahan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, antara lain :

1.Mastoidektomi sederhana ( simple mastoidectomy) 2.Mastoidektomi radikal 3.Mastoidektomi radikal dengan modifikasi 4.Miringoplasti 5.Timpanoplasti 6.Pendekatan ganda timpanoplasti ( Combined approach tympanoplasty)

Page 28: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 29: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 30: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 31: Chronic Suppurative Otitis Media
Page 32: Chronic Suppurative Otitis Media

KOMPLIKASI

Page 33: Chronic Suppurative Otitis Media

Komplikasi

Adam dkk mengemukakan klasifikasi sebagai berikut :

A. Komplikasi ditelinga tengah : 1. Perforasi persisten 2. Erosi tulang pendengaran 3. Paralisis nervus fasial

B. Komplikasi telinga dalam 1. Fistel labirin 2. Labirinitis supuratif 3. Tuli saraf ( sensorineural)

Page 34: Chronic Suppurative Otitis Media

C. Komplikasi ekstradural 1. Abses ekstradural 2. Trombosis sinus lateralis 3. Petrositis

D. Komplikasi ke susunan saraf pusat 1. Meningitis 2. Abses otak 3. Hindrosefalus otitis