counting restaurant turnover

Upload: vaga-bond

Post on 07-Jul-2015

311 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

The seat turnover of a business isn't just a rating of how the fast the service is. The seat turnover rate or ratio is the correlation between customers and total seats of the establishment. The rate is a tool to gauge different periods of business activity and can help pinpoint different areas to build upon and strengthen. For example, periods of low seat turnover rates could benefit from a promotion or other advertising, and periods with high seat turnover rates could benefit from more seating. Difficulty: Moderately Easy

InstructionsThings You'll Needy

Calculator 1.o

1 Divide the number of customers for a given period of time by the number of seats in the establishment during that period of time. For example, for an afternoon period of two hours, 100 customers are served and the establishment has 50 seats. Dividing 100 by 50 results in 2, or 2 turns per seat.

o

2 Divide the number of customers of a business day by the number of seats in the establishment to calculate the seat turnover rate for that business day. For example, for a single business day the establishment serves 200 customers and has 40 seats. Dividing 200 by 40 equals 5, or a seat turnover rate of 5.

o

3 Add the daily seat turnover rates of a week together and divide it by the number of business days of the week to calculate the average daily turnover. For example, the daily turnover rates for an establishment opened 5 days per week is 2, 2.5, 3, 2.5, and 4. Adding those numbers together equals 14, and dividing that number by 5 equals 2.8. The average daily turnover rate is 2.8.

Omset kursi bisnis bukan hanya peringkat seberapa cepat layanan ini. Pergantian kursi menilai atau rasio adalah korelasi antara pelanggan dan total kursi pendirian. Tingkat adalah alat untuk mengukur periode yang berbeda dari kegiatan bisnis dan dapat membantu menentukan daerah yang berbeda untuk membangun dan memperkuat. Misalnya, periode tingkat turnover yang rendah kursi dapat mengambil manfaat dari promosi atau iklan lainnya, dan periode dengan tingkat turnover kursi tinggi dapat mengambil manfaat dari duduk lebih. Kesulitan: Cukup Mudah Instruksi Apa yang Anda butuhkan * Kalkulator 1. *1 Bagilah jumlah pelanggan untuk jangka waktu tertentu dengan jumlah kursi dalam pembentukan selama periode waktu. Sebagai contoh, untuk periode siang dua jam, 100 pelanggan dilayani dan pembentukan memiliki 50 kursi. Membagi 100 dengan 50 hasil dalam 2, atau 2 putaran per kursi. *2 Bagilah jumlah pelanggan dari hari kerja dengan jumlah kursi dalam pembentukan untuk menghitung tingkat turnover kursi untuk hari bisnis. Sebagai contoh, untuk satu hari bisnis tunggal pendirian melayani 200 pelanggan dan memiliki 40 kursi. Membagi 200 dengan 40 sama dengan 5, atau tingkat turnover kursi 5. *3 Tambahkan nilai omset kursi harian seminggu bersama-sama dan dibagi dengan jumlah hari kerja dalam seminggu untuk menghitung omset harian rata-rata. Misalnya, tingkat omset harian untuk pembentukan yang dibuka 5 hari per minggu adalah 2, 2,5, 3, 2,5, dan 4. Menambahkan angka-angka bersama sama dengan 14, dan membagi angka tersebut dengan 5 sama dengan 2,8. Tingkat perputaran harian rata-rata adalah 2,8.

Foodservice operators calculate turnover how frequently seats or tables are occupied by new customers in a given time period to increase revenue flow. Seat turnover is the number of times a seat is used by different individuals during a particular meal period or time; table turnover is the number of times a table is used by different parties during a particular meal period or time. Consider a restaurant that has 100 seats, is open for four hours, and serves 200 diners during those four hours. Its seat turnover would be 200/100 = 2.0 turns per seat. Table turnover is equally simple to calculate: If a restaurant has 30 tables, is open for four hours, and serves 90 parties during those four hours, its table turnover would be 90/30 = 3 turns per table. These calculations help operators measure how well their restaurants use seating capacity. Table turnover is generally higher than seat turnover, depending on discrepancies in a restaurant s mix of party and table sizes. Larger tables generally turn over more slowly than smaller tables because serving larger parties requires more time. Obviously, turnover will be lower in a fine dining restaurant than in a fast casual restaurant due to longer preparation and service times. Some restaurants feature banquet-style seating at large tables for all customers, in which case seat turnover will be higher than table turnover.

Operator Foodservice menghitung omset - bagaimana sering kursi atau meja yang ditempati oleh baru pelanggan dalam jangka waktu tertentu - untuk meningkatkan pendapatan mengalir. Omset kursi adalah jumlah kali kursi digunakan oleh individu yang berbeda selama periode tertentu makan atau waktu, omset tabel jumlah kali sebuah tabel yang digunakan oleh berbagai pihak selama periode tertentu atau waktu makan. Pertimbangkan sebuah restoran yang memiliki 100 kursi, terbuka untuk empat jam, dan melayani 200 pengunjung selama empat jam. Omset kursi yang akan 200/100 = 2,0 putaran per kursi. Omset tabel sama sederhana untuk menghitung: Jika restoran memiliki 30 tabel, terbuka selama empat jam, dan melayani 90 partai selama empat jam, tabel omset akan 90/30 = 3 putaran tiap meja. Perhitungan ini membantu mengukur seberapa operator juga restoran mereka menggunakan kapasitas tempat duduk. Omset Tabel umumnya lebih tinggi dari kursi omset, tergantung pada perbedaan dalam restoran campuran ukuran partai dan meja. tabel yang lebih besar umumnya gilirannya selama lebih lambat dari yang lebih kecil tabel karena melayani partai besar membutuhkan lebih banyak waktu. Jelas, omset akan lebih rendah dalam santapan restoran daripada di sebuah restoran kasual cepat karena persiapan yang lebih lama dan waktu pelayanan. Beberapa fitur restoran jamuan makan-gaya duduk di meja besar untuk semua pelanggan, dalam hal omset kursi akan lebih tinggi dari omset tabel.

Bila dilihat dari komponen customers,Brad menggunakan dua cara untuk meningkatkan jumlah customers, yaitu: jumlah prospek atau leads dan conversion rate. Jadi contohnya bila anda memasang iklan di koran yang mengajak orang untuk meresponse iklan anda dengan SMS dan anda mendapatkan 100 SMS, berarti leads anda 100. Bila dari 100 itu, 25 % nya membeli produk atau servis anda, berarti anda punya 25 pelanggan dan conversion rate anda adalah 25 %. Jadi, untuk menaikkan jumlah pelanggan anda, ada 2 yang anda bisa lakukan, naikkan jumlah prospek anda dan naikkan persentasi conversion rate anda. Bagian kedua yang penting dari hasil setelah jumlah customers adalah berapa Omzet anda, atau sales anda. Brad Sugars mendapatkan 3 cara meningkatkan jumlah omset anda secara geometric. Ada 3 komponen variabel yang membantu kenaikakan tersebut selain jumlah customers, yaitu: nilai rata rata penjualan dan jumlah transaksi. Untuk nilai rata-rata penjualan, berapa jumlah rupiah yang pelanggan anda bayar ke anda setiap dia bertransaksi, apakah meningkat atau turun. Contohnya bila saya suka makan bakmi di satu restoran dan menghabiskan Rp 30.000 dengan memesan semangkuk bakmi dan es teh, apakah pada saat saya datang lagi minggu depannya, saya akan membayar Rp 45.000 karena saat itu saya memesan, pangsit goreng, bakmi dan es the manis? Atau malah dibawah Rp 30.000? Sebagai pebisnis strategi apa yang sudah kita siapkan agar setiap pelanggan selalu meningkatkan jumlah nilai rata-rata penjualannya setiap bertransaksi. Untuk jumlah transaksi, bila saya satu bulan hanya makan bakmi di rstoran tersebut 2 kali, apakah saya akan makan disitu 4 kali dibulan berikutnya? Apa yang dapat dilakukan si pemilik restoran agar setiap pelanggan akan bertransaksi lebih sering dalam periode tertentu? Yang ketiga yang paling penting adalah profit. Ujung-ujungnya berapa profit yang bisa dibawa pulang dengan menjalankan bisnis ini. Untuk menaikkan profit disini Brad Sugars menggunakan senjatanya yang ke lima yaitu persentasi profit margin. Apa yang pebisnis bisa lakukan agar persentasi profit margin dari produk dan servis yang mereka jual bisa meningkat. Berapa hasil profit yang bisa diterima dengan menaikkan profit margin tersebut? Alhasil, Brad Sugars menciptakan satu formula chassis bisnis untuk menaikkan profit bisnis di segala bidang yang sudah dia coba ke lebih dari 1000 bisnis di dunia, formula tersebut adalah: Leads x Conversion Rate= CUSTOMERS X

Average $ sale X # transaksi= REVENUE atau OMZET X Profit Margin= PROFIT Dengan formula ini, sekarang cobalah pada bisnis anda sendiri, pilihlah pertama jumlah omset anda bulan lalu, tahun lalu atau total 3 bulan terakhir. Tanya diri anda, kira-kira perperlanggan anda nilai rata-rata penjualannya atau average Rp sale nya berapa? Berapa transaksi terjadi dalam waktu 3 bulan terakhir, satu tahun terakhir atau satu bulan terakhir? Dari sini bagilah dan carilah berapa jumlah customers anda? Tanya pula kira-kira jumlah customers saya ini didapat dari berapa jumlah prospek yang saya hubungi? Bila dari 25 pelanggan anda anda merasa itu datang dari 100 prospek, berarti conversion rate anda 25% (25/100). Tanya pula berapa profit margin anda sekarang dan berapa profit anda? Bila anda sudah selesai, pikirkan dan hitunglah, kira-kira berapa omset dan profit yang anda akan dapatkan dan berapa persen kenaikannya bila anda naikkan minimum 10% dari ke5 variabel diatas: leads, conversion rate, average $ sale, # transaksi dan profit margin. Brad Sugars memiliki 282 strategi yang telah terbukti efektif untuk menaikkan profit dengan cepat di 25 negara. Anda bisa mencobanya di buku Instant Cashflow dari Brad Sugars, sekarang hitunglah, apakah profit anda naik 61%?