cpc aub edit 1

Upload: dwikamaswari

Post on 06-Jul-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    1/88

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Pada usia reproduksi, setelah menarke maka akanter jadiovulasi

    secara siklis, dimana timbul pada setiap periode menstruasi.Setiap wanita

    memiliki variasi yang berbeda, dimana panjangnya siklus menstruasi,

    pada umumnyasama di setiap siklusnya. Wanita dengan panjang siklus

    kurang dari 24 hari disebut polimenorhea, dan apabila panjang siklus lebih

    dari 3 hari disebut oligomenorhe. !atas atas intervalmenstruasi adalah "

    bulan, lebih dari " bulan disebut amenorhe. #entruasi pada umumnya

    terjadi selama 4,$ sampai hari, apabila kurang dari 4,$ atau lebih dari

    hari dapat dikatakan terjadi pemendekan atau pemanjangan

    mens.Parameter Perdarahan %terus &bnormal juga dapat diamati dengan

    volume perdarahan. 'isaran normal sekitar $()ml, kurang dari $ml

    dikatakan perdarahan ringan dan lebih dari )ml dikatakan perdarahan

    berat *heavy menstrual bleeding = HMB+. 'elainan menstruasi inidapat

     juga terjadi antara kedua siklus mens, disebutintermenstrual bleeding,

    yang terjadi baik secara spontan, setelah hubungan seksual, penggunaan

    pesarium atau kontrasepsi vaginal. 'elainan menstruasi lainnya yang

    dapat terjadi dan berhubungan dengan pengguanan steroid gonadal

    seperti kontrasepsi, disebut breakthrough bleeding. *Peter, 2))+

    #enurut hani, pada umumnya P%& ditemukan tanpa kelainan

    organ dan pada usia dibawah 4) tahun *4-,) dan 3,3+, sedang pada

    wanita perimenopause *4)($$ tahun+ penyebabnya dapat terjadi karena

    kelainan organ dan non organ *$3,2 dan $2,/+ dan P%& pada wanitamenopause *0$$ tahun+ pada umumnya disebabkan oleh lesi organik.

    *hani, 2)12+

    Sistem klasikasi dikelompokan menjadi / kategori yang diatur

    berdasarkan P&#(56789 Polyp, &denomyosis, eiomyoma, Malignancy 

    dan Hyperplasia, 'oagulopati, 'elainan 5vulasi, 6ndometrium, iatrogenic

    dan not-Clasifed  *!elum terklasikasi+. Secara umum, komponen P&#

    berhubungan dengan kelainan struktural yang dapat ditentukan secara

    1

    1

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    2/88

    visualisasi, dengan menggunakan tehnik imaging, ada:atau dengan

    pemeriksaan histopatologi, sementara kelompok 5678 berhubungan

    dengan kelainan yang tidak dapat diperiksa dengan menggunan imaging

    atau histopatologi *nonstruktural+. Wanita dengan P%& dapat memiliki 1atau multipel ;aktor resiko yang dapat diidentikasi, tetapi dapat juga

    kejadian P%& tanpa ditemukannya ;aktor resiko *kategori 8+. *#alcolm,

    2)1)+*Peter 2))+

     rit? @ SperoA, 2)11+

    Pemeriksaan sik harus bertujuan untuk mencari tahu sumber

    perdarahan. #eski kebanyakan perdarahan abnormal dari genital berasal

    dari corpus uterin, akan tetapi sumber lain harus dapat dieksklusi,

    terutama pada wanita yang perdarahannya berhubungan dengan siklus

    menstruasi. Sumber perdarahan abnormal diluar uterus dapat berasal dari

    uretra *uretritis+, kandung kemih *in;eksi saluran kemih, kanker+, vagina

    *vaginitis dan lesi ulkus, cerviB *ektropion, cervicitis, polip dan lesi ;okal+,

    vulva *trauma, lesi kulit+ dan anus serta rektum *sura anal, hemorhoid,

    inamatory bowel disease, kanker+, pemeriksaan juga harus

    2

    2

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    3/88

    dapatmenggambarkan ukuran uterus *normal atau membesar+, bentuk

    *licin dan simetris atau iregular+. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    Pemeriksaan histopatologik endometrium dapat mengeksklusi kejadian

    keganasan pada hiperplasia endometrium. Pemilihan pemeriksaan endometrim

    berdasarkan resio hiperplasia endomerium atau kanker endometrium, usia,

    ;aktor genetik dan penggunaan

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    4/88

    4

    4

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    5/88

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada siklus menstruasi normal, setelah menstruasi, akan diikuti

    dengan proli;erasi endometrium dibawah pengaruh estrogen. Pada ;ase

    ini, kelenjar endometrial bertumbuh dan menjadi tebal, kemudian aktivitas

    sekretoris pada pertengahan siklus menstruasiberikutnya akan ditandai

    dengan proli;erasi endoteli, penebalan dinding dan pembentukan

    gambaran coiling dari arteri spiralis pada hari ke / post ovulasi. Sedang

    pada wanita perimenopause akan terjadi gangguan proli;erasi

    endometrium dengan gangguan pada ;ase proli;erasi yang normal.*!aral,

    2)11+

    2.1 Defnisi

    Eiagnosis dari Perdarahan %terus &bnormal didapatkan dari

    pemeriksaan secara visual, dengan ditemukannya perdarahan yang

    berasal dari uterus dan tidak dari sumber yang lain seperti traktus

    urinarius bawah, perianal atau periuretral. Eenisi P%& bervariasi, untuk

    wanita premenarke dan postmenopause terdapatnya perdarahan spontan

    dari uterus dikatakan abnormal, sementara pada wanita di usia

    reprodukti;, dimana perdarahan terjadi secara siklis dikatakan normal,

    variasi abnormal pada ;rekuensi, panjang siklus dan durasi serta aliran

    menstruasi dapat didenisikan sebagai P%&. P%& dapat terjadi juga pada

    penggunaan dari steroid gonadal baik secara sistemik maupun lokal atau

    obat lainnya yang berpengaruh langsung pada endometrium. Wanita usia

    reproduksi, P%& dapat sebagai hasil dari interaksi antara aksis

    hipotalamus(hipo;oisis(ovarium. *#alcolm, 2))+

    Pada usia reproduksi, setelah menarke maka akan terjadi ovulasi

    secara siklis, dimana timbul pada setiap periode menstruasi. Setiap

    wanita memiliki variasi yang berbeda, panjangnya siklus menstruasi, pada

    umumnya sama di setiap siklusnya. Wanita dengan panjang siklus kurang

    dari 24 hari disebut polimenorhea, dan apabila panjang siklus lebih dari 3hari disebut oligomenorhe. !atas atas interval menstruasi adalah " bulan,

    $

    $

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    6/88

    lebih dari " bulan disebut amenorhe. #entruasi pada umumnya terjadi

    selama 4,$ sampai hari, apabila kurang dari 4,$ atau lebih dari hari

    dapat dikatakan terjadi pemendekan atau pemanjangan mens. Parameter

    Perdarahan %terus &bnormal juga dapat diamati dengan volumeperdarahan. 'isaran normal sekitar $()ml, kurang dari $ml dikatakan

    perdarahan ringan dan lebih dari )ml dikatakan perdarahan berat *heavy 

    menstrual bleeding = HMB+. 'elainan menstruasi inidapat juga terjadi

    antara kedua siklus mens, disebut intermenstrual bleeding, yang terjadi

    baik secara spontan, setelah hubungan seksual, penggunaan pesarium

    atau kontrasepsi vaginal. 'elainan menstruasi lainnya yang dapat terjadi

    dan berhubungan dengan pengguanan steroid gonadal seperti

    kontrasepsi, disebut breakthrough bleeding. *Peter, 2))+

    Penelitian terhadap penangananan Perdarahan uterus abnormal

    *P%&+ untuk wanita yang tidak hamil, terutama pada usia reproduksi

    masih belum konsisten, terutama pada nomenklatur.

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    7/88

    ketebalan endometrium dan usia serta status menopause harus diketahui

    sebagai data dasar menentukan diagnosis. !antuan pemeriksaan

    penunjang seperti transvaginal sonogra, saline in%ussion sonography&

    hysteroscopy& M'!& dan sampel endometrium sangat diperlukan. =ajaram,*2)1$+

    2.2 PUA Akut, Kronik, Intermenstrua !an Per!ara"an #enstruasi

    Berat

    P%& kronik didenisikan sebagai perdarahan dari corpus uteri

    dengan abnormalitas pada volume, regularitas dan:atau waktu terjadinya,

    yang terjadi selama " bulan. P%& akut adalah suatu Perdarahan berat,

    yang memerlukan penanganan secepatnya untuk menghindari kehilangan

    darah lebih lanjut. 7ntermenstrual P%& didenisikan dengan P%& yang

    muncul antara kedua siklus haid yang dapat diperkirakan,apakah

    termasuk episode berulang dan terjadi pada waktu yang sama setiap

    siklus. Fal ini dipakai untuk mengganti kata GmetrorrhagiaH yang dahulu

    dipakai. *#alcolm, 2)11+

    Penyebab dari Perdarahan menstruasi hebat sampai saat ini masih

    idiopatik. Perubahan hubunga nantara serum dan konsentrasi lokal dari

    komponen vasoakti;, seperti prostaglandin, endotelin, prostasiklin dan

    ;os;olipase yang berhubungan dengan masalah perdarahan menstruasi.

    6n?im brinolisis endometrial juga memiliki peranan pentin pada

    hemostasis, peluruhan jaringan dna perbaikan. Plasmin dan akivator

    plasminogen meningkat pada perdarahan menstruasi berat yang

    menunjukan peningkatan aktivitas brinolisis. *eminen, 2)12+

    2.$ E%i!emioo&i

    Perdarahan uterus abnormal, merupakan keluhan yang sering

    ditemui pada wanita menstruasi. Eimana 21 mengeluh mendapatkan

    siklus yang memendek, 1- dengan perdarahan intermenstrual, dan "

    dengan perdarahan post menstrual. 'eluhan ini mempengaruhi kehidupan

    dan kesehatan pribadisertaberpengaruh terhadap ekonomi suatu negara.#enorhagia adalah gejala yang sering ditemui, dimana 3) dari wanita

    -

    -

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    8/88

    menstruasi merasa menstruasi terasa berat dan $ sangat berat.

    *#alcolm, 2))+

    #enurut hani et al, P%& biasanya dijumpai tanpa adanya kelainan

    organ dan terjadi pada usia dibawah 4) tahun *4-,) dan 3,3+, sedang

    pada wanita perimenopause *4)($$ tahun+ penyebabnya dapat terjadi

    karena kelainan organ dan non organ *$3,2 dan $2,/+ dan P%& pada

    wanita menopause *0$$ tahun+ pada umumnya disebabkan oleh lesi

    organik. *hani, 2)12+

    &ngka kejadian myoma uteri bervariasi dari 4 I -- pada populasi

    wanita. 'ejadian ini sendiri tergantung dengan usia, telah diidentikasi

    bahwa 4 myoma terjadi pada usia 2)(3) tahun, 11 ( 33 pada wanita

    usia 3)(4) tahun dan 33 pada wanita usia 4)(") tahun. *shwayder,

    2)13+

    2.' Patofsioo&i

    Penyebab Perdarahan uterus abnormal bisa berhubungan dengan

    kehamilan, in;eksi, kelainan dari vagina dan cerviB, keganasan pada

    uterus baik jinak maupun ganas, koagulopati, kelainan endokrin, trauma,

    benda asing, penyakit sistemik dan perdarahan yang berkaiatan dengan

    pengobatan medisinalis. Penyebab perdarahan berbeda sesuai dengan

    variasi usia. Pada gadis premenarche penyebabnya terutama benda asing,

    trauma dan in;eksi, pada wanita postmenarche penyebabnya kebanyakan

    perdarahan anovulasi, koagulopati, in;eksi dan komplikasi kehamilan.

    Pada usia reprodukti;, perdarahan abnormal biasanya berasal dari

    anovulasi, kontrasepsi hormonal, komplikasi kehamilan, in;eksi, kelainan

    endokrin, polip serta myoma. Pada wanita perimenopause, anovulasi,

    tumor jinak uterus dan hiperplasia endometrium menjadi penyebab utama

    dan pada wanita menopaus, atropi vagina:endometrium serta pengobatan

    hormonal menjadi penyebab utama. *>rit? @ SperoA, 2)11+

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    9/88

    >75 memudahkan pembagian penyebab perdarahan uterus

    abnormal menjadi lebih sistematis. Sistem klasikasi dikelompokan

    menjadi / kategori yang diatur berdasarkan P&#(56789 Polyp,

    &denomyosis, eiomyoma, #alignancy dan Fyperplasia, 'oagulopati,'elainan 5vulasi, 6ndometrium, iatrogenic dan not-Clasifed. Secara

    umum, komponen P&# berhubungan dengan kelainan struktural yang

    dapat ditentukan secara visualisasi, dengan menggunakan tehnik

    imaging, dan:atau dengan pemeriksaan histopatologi, sementara

    kelompok 5678 tanpa dijumpaiadanya kelainan pada organ

    *nonstruktural+. *#alcolm, 2)11+

      ambar 1. 'lasikasi P%& berdasarkan P&# 5678

    2.'.1 P(LIP

    Pertumbuhan suatu lesi pada lapisan endometrium, baik bertangkai

    maupun tidak, dengan gambaran berupa pertumbuhan berlebih dari

    stroma dan kelenjar endometrium yang dilapisi oleh epitel endometrium.

    ejala biasanya asimptomatik, tapi dapat pula menyebabkan P%&. esi

    umumnya jinak namun sebagian kecil dapat atipik atau ganas. *Fi;eri,

    2)11+

    Polip dapat dilihat dengan menggunakan pemeriksaan sonogra

    *termasuk (aline in%usion sonograf J S7S+ dan Fistereskopik. #eskipun

    tidak ada perbedaan secara bermakna mengenai ukuran atau jumlah

    polip, tapi pemeriksaannya tetap penting untuk mengeksklusi gambaran

    polipoid endometrium dari kategori ini. *#alcolm, 2))+

    /

    /

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    10/88

    #alcolm, berpendapat bahwa Polip kemungkinan terjadi oleh karena

    beberapa bagian dari endometrium yang gagal terlepas pada saat

    menstruasi, dan berlanjut mengalami proli;erasi setiap bulannya. &kan

    tetapi terdapat pendapat yang mengatakan bahwa polip dapat jugaterjadi oleh karena proli;erasi abnormal dari beberapa sel dari lapisan

    basal dari endometrium yang tidak dapat luruh pada saat menstruasi.

    Polip endometrium biasanya memiliki 1 buah arteri sebagai penyuplai

    darah. !eberapa polip dapat menyebabkan nekrosis pada permukaan

    endometrium dan beberapa memiliki dinding pembuluh darah yang tipis,

    yang dapat menyebabkan perdarahan ringan apabila pecah. *#alcolm,

    2)1)+

    2.'.2 A!enom)osis

    &denomyosis dideniskan dengan dijumpainya jaringan stroma dan

    kelenjar endometrium ektopik pada lapisan myometrium. ejala berupa

    nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau sesudah haid,

    nyeri saat buang air besar atau nyeri pelvik kronik. ejala ini biasanya

    disertai dengan perdarahan uterus abnormal. *#alcolm, 2)1)+

    Fubungan antara adenomyosis dengan terjadinya P%& masih belum

    dapat dijelaskan. 'riteria diagnosis untuk adenomyosis berdasarkan

    pemeriksaan histopatologis dari ketebalan jaringan endometrium(

    myometrium dengan spesimen yang berasal histerektomi. Saat ini

    penegakkan diagnosis dapat berdasarkan sonogra, #=7 dan pemeriksaan

    imaging lainnya. *#alcolm, 2)11+

    #enurut #alcolm, &denomyosis merupakan penyebab terjadinya

    P%&, nyeri perimenstrual dan nyeri pelvis, tapi pada beberapa kasus

    dapat bersi;at asimtomatis. &denomyosis merupakan penyakit yang

    bergantung pada estrogen dan kelaiann genetik berupa polimorsme

    pada gen al;a dari reseptor estrogen. Pada adenomyosis ditemukan

    reseptor progesterondengan kemampuan untuk mensintesis en?im

    sul;atase dan aromatase. 'edua hal inilah yang berkontribusi terhadap

    pertumbuhan dari jaringan abnormal. ambaran #=7 menunjukkan

    1)

    1)

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    11/88

    gangguan pada hubungan endometrial(myometrial junction dan

    disorganisasi dari uterin )unction yang memainkan peranan penting dalam

    patogenesis dari adenomyosis. *#alcolm, 2)11+

    &denomyosis juga ditandai dengan perluasan dari kelenjar

    endometrium dan stroma pada myometrium, temuan yang sering pada

    spesimen histerektomi pada wanita dengan P%& selain myoma uteri.

    #yometrium mengalami hipertropi dan hiperplasia yang menyebabkan

    pembesaran uterus. Pada beberapa wanita dapatberbentuk gambaran lesi

    nodular ;okalyang disebut adenomyoma *proli;erasi berlebihan dari

    myometrium seputar ;okus dari endomerium ektopik+. Patogenesis dari

    adenomyoma berhubungan dengan P%& belum diketahui. *>rit? @ SperoA,

    2)11+

    *am+ar 2. *am+aran sono&raf %a!a a!enom)osis

    &denomyosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan patologi anatomis.

    angka kejadian 2)(3) pada populasi wanita dan ditemukan pada -)

    spesimen histerektomi. !eberapa pasien tidak ditemukan gejala, tapi

    kadang ditemukan gejala seperti nyeri pelvis, dismenore, dispareuni, dan

    11

    11

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    12/88

    menorhagi. &denomyosis dikarakterisasikan dengan ditemukannya

    kelenjar endometrium ektopik dan stroma pada myometrium. Penangnan

    sangat bergantung terhadap status ;ertilitas dan gejala yang timbul.

    %ntuk menghilangkan gejala diberikan obat(obatan seperti progestin, 87%S dan aromatase inhibitor. Pemeriksaan penunjang menggunakan

    ultrasonogra memiliki sensitivitas "$(1 dan spesitas antara "$ I

    1)). ambaran sonogra yang biasa ditemukan adalah pembesaran

    uterus, gambaran anechoic kistik atau gambaran seperti sungai di

    myometrium, penebalan dinding uterus, gambaran echo sublinear

    subendometrial, heterogenous bentukan echo, gambaran batas

    myometrium yan tidak jelas dan penebalan dari daerag transisi sehingga

    bentukan seperti di;us. *Shwayder, 2)14+

    !erdasarkan meta analisis oleh 8a;talin, keluhan terbanyak pada

    adenomyosis adalah menorhagia *1",-+ disertai dengan nyeri 4,3.

    'emudian pemeriksaan sonogra memberikan data bahwa banyak pada

    pasien adenomyosis ditemukan gambaran di intramural:subserosus

    *2-,4+ dan hanya ",4 berada sampai submukosa. !erdsaarkan paritas,

    gambaran paling banyak terjadi pada paritas 3K *"+. *8a;talin, 2)14+

    2.'.$ #)oma Uteri

    #yoma adalah pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan

    miometrium. ejalanya berupa perdarahan uterus abnormal dan

    penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau ditemukannya massa

    pada dinding abdomen. *#alcolm, 2)1)+

    Pada umumnya myomabersi;at asimtomatis, dan kadang tidak

    menyebabkan P%&. Pada myoma, >#E membuat suatu sistem

    pengklasikasian sebagai primer, sekunder dan tersier. Sistem klasikasi

    primer ditemukan satu atau lebikh myoma, yang ditentukan dengan

    pemeriksaan sonogra, tidak memandang lokasi, jumlah dan ukuran. Pada

    sistem sekunder, untuk membedakan myoma apakah berada pada cavum

    endometrium *submukosa atau S#+ atau berasal dari tempat lain *5+,

    karena lesi S# yang biasanya menyebabkan terjadinya P%&. Sistem

    12

    12

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    13/88

    klasikasi tersierdibuat untuk leiomyoma pada subendometrium atau

    submukosa. Sistem P&#(5678 menambahkan kategorisasi dengan

    myoma intramural dan subserosa yang termasuk kategori dengan lesi

    *parasitic+ yang melekat ke uterus. *#alcolm, 2)11+

    #enurut #alcolm, terdapat bukti yang menunjukkan bahwa

    endometrium disekeliling myoma lebih tipis dan lebih banyak

    vaskularisasinya. ambaran dinding endometrium yang tipis

    danmengalami dilatasi serta pembuluh darah yang mudah pecah terlihat

    pada permukaan dari myoma submukosa. #ekanisme biokimia dari

    myoma yang berhubungan dengan P%& menunjukkan bahwa kapasitas

    dari sel otot polos myoma melepaskan angiogenic dan growth ;actor

    seperti vascular endothelial growth ;actor *C6>+, basic broblast growth

    ;actor *b>>+, juga plasminogen aktivator dan inhibitor, serta leiomyoma

    ##P 11 yang menunjukkan peningkatan 2 kali lebih banyak dari

    myometrium normal. *Fi;eri, 2)11+

    #ekanisme myoma menyebabkan P%& belum dapatdijelaskan

    secara sepenuhnya, akan tetapi bergantung pada lokasinya. Secara

    histologis, myoma submukosa dan intramural dengan ukuran besar

    menyebabkan endometrium teregang secara berlebihan. 'ompresi dari

    dalam dan trauma dari dalam rongga akan menyebabkan ;riksi terhadap

    permukaan epitel yang menyebabkan inLasmasi kronik atau bahkan

    terjadinya ulkus danmenyebabkan perdarahan. Pada endometrium yang

    rudak dan tertekan, mekanisme hemsotasis seperti pembentukan plak

    trombosit terganggu. 6rosi dan ruptur dari permukana pembuluh darah

    yang besar diobservasi pada myoma yang selanjutnya berkontribusi

    terhadap pemanjangan dari perdarahan uterus. *>rit? @ SperoA, 2)11+

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    14/88

    " Subserosum D $)- Subserosum yang bertangkai ain(lain

    !eberapa penelitian menunjukkan bahwa $) penyebab leiomyoma

    tergantung pada abnormalitas kromosom, dengan beberapa kandidat gen

    seperti *#6E12, F#&2, F#&1, >F, !FE, P3+, penelitian ini didukunga dengan mekanisme epigenetik seperti

    metilasi E8&, modikasi iston dan micro=8&s. , platelet derived growth ;actor, 7>, O, , vascular

    endothelial growth ;actor, acidic broblast growth ;actor, basic broblast

    growth ;actor, activin dan myostatin+. Sintesis ekstraseluler matriks yang

    berlebih juga memegang perana penting pada pertumbuhan jaringan

    broid. 6Btracelular matriks dari broid mengandung kebanyakan

    substansi kolagen, bronektin dan proteoglikan. Penemuan terbaru juga

    menjelaskan bahwa pada myometrium menunjukan karakteristik selpunca, dimana sel punca ini berperan pada pertumbuhan sel broid di

    myometrium. *7slam, 2)13+

    ambar 3. Penyebab myoma uteri

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    15/88

    gambar $. mekanisme molekular terhadap penangangan

    myoma

    Qimmerman dalam meta analisisnya, mengemukakan bahwa

    resiko terjadi mioma berkisar usia 4),4 K ",/ tahun. 'eluhan perdarahan

    merupakan gejala yang paling sering dikeluhkan oleh pasien dengan

    myoma uteri, dari meta analisis ini didapatkan $/, dengan perdarahan

    menstruasi hebat, 3-,4 dengan keluhan perdarahan menstruasimemanjang, tidak teratur dan bercak. Perdarahan biasanya muncul setiap

    ambar 4. Pemeriksaan sonogra terhadap

     

    1$

    1$

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    16/88

    24 hari, dengan durasi menstruasi lebih lama *$," K 3,1 hari+. 'eluhan

    nyeri juga di analisis, keluhan nyeri akibat penekana pada kandung kemih,

    keluhan nyeri abdomen, dan keluhan nyeri kronis *32,"N 14,$ dan

    1$,)+, keluhan nyeri biasanya muncul pada pertengahan siklus ataupada waktu menstruasi. *Qimmermann, 2)12+

    2.'.' Ke&anasan !an kon!isi %remai&nan

    'eganasan adalah pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan

    ganas dari lapisan endometrium. ejalanya dapat berupa perdarahan

    uterus abnormal. *#alcolm, 2)1)+

    #eski jarang terjadi pada wanita usia reproduksi, hiperplasia atipikal

    dan keganasan merupakan penyebab potensial P%&. Eiagnosis

    dipertimbangkan pada wanita usia reproduksi dan dengan ;aktor

    presdiposisi seperti obesitas atau riwayat anovulasi kronik. P%& dengan

    tanda hiperplastik premalignan mendakan suatu proses keganasan,

    diklasikasi menjadi P%&(#. *Fi;eri, 2)11+

    !aral, pada penelitiannya mendapatkan bahwa 21 dari a

    endometrium terjadi pada usia 0 $$ tahun. #enurut Eangal tahun 2))3,

    insiden ca endometrium pada kelompok menopause adalah 1-," .

    *!aral, 2)11+

    2.'. Keainan koa&uasi

    kelainan 'oagulasi adalah gangguan hemostasis sistemik yang

    bertampak terhadap perdarahan uterus. *#alcolm ,2)1)+

    'elainan koagulasi digunakan untuk menggambarkan secara cepat

    suatu kelainan sistemik berupa gangguan hemostasis yang dapat

    menyebabkan P%&. 13 wanita dengan Heavy Menstrual Bleeding *F#!+

    terdeteksi secara biokimiawi dengan gangguan hemostasis sistemik, pada

    umumnyaadalah von Willebrand disease, akan tetapi seberapa sering

    abnormalitas ini dapat berkontribusi terhadap terjadinya P%& masi belum

    1"

    1"

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    17/88

    dapat dijelaskan, Serta beberapa pasien tanpa gejala atau dengan gejala

    minimal. *#alcolm, 2)11+

    'elainan koagulasi lain yang dapat menyertai gangguan hemostasis

    ini adalah trombositopenia, dan kasus yang paling jarang adalah desiensi

    ;aktor 77,C, C77, C777, 7R, R, R7, R7 dan R77, dan juga pada pengguan obat obat

    antikoagulan *Fi;eri, 2)11+

    Con wilebrands disease sering diderita pada wanita dengan

    perdarahan yang abnormal. #erupakan konsekuensi dari de;ek ;aktor von

    Wilebrands. Suatu protein yang diperlukan untuk adesi tombosit dan

    pembentukan trombus pada kerusakan vaskular. >aktor von Wilebrands

     juga ber;ungsi sebagai karier untk ;aktor C777 di sirkulasi darah. *>rit? @

    SperoA, 2)11+

    2.'.- *an&&uan (uasi

    angguan ovulasi dideniskan sebagai kegagalan ovulasi yang

    dapat menyebabkan terjadinya perdarahan uterus. *#alcolm, 2)1)+

    angguan ovulasi dapat berkontribusi terhadap terjadinya P%&,biasanya penyebabnya merupakan kombinasi dari beberapa ;aktor yang

    tidak dapat diperkirakan waktu terjadinya perdarahan dan volume

    perdarahan yang bervariasi, yang pada beberapa kasus dapat

    menyebabkan

    terjadinya HMB. #ani;estasi perdarahan berhubungan dengan tidak

    adanya produksi progesteron pada setiap siklus menstruasi, tapi pada

    usia reproduksi lebih lanjut penyebabnya dapat karena luteal out o; phase

    *55P+. Pada umumnya gangguan ovulasi sukar dicarietiologinya, akan

    tapi gangguan biasanya berasal dari gangguan endokrinopati *co S5P',

    hipotiroid, hiperprolaktinemia, stres mental, obesitas, anoreBia, penurunan

    berat badan, atau latihan berlebihan seperti pada atlit atletik+. Pada

    beberapa kasus, penyebabnya dapat iatrogenik yang disebabkan steroid

    atau obat(obat yang berhubungan dengan metabolisme dopamin seperti

    phenotia?in dan antidepresan trisiklik. *Peter, 2))+

    1-

    1-

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    18/88

    Perdarahan uterus abnormal yang disebabkan oleh gangguan

    ovulasi, terjadi umpan balik positi; dari estradiol *62+ ke luteini*ing

    hormone  *F+ tidak bekerja secara baik, menyebabkan gangguan

    menstruasi dan anovulasi. 5leh karena tidak didapatkan lonjakan F padapertengahan siklus menstruasi, terjadilah atresia ;olikel dan memproduksi

    hanya estrogen dan tidak progesteron. Pada ;ase anovulasi, unopposed

    estrogen, yang merupakan produk dari ;olikel ovarium dan aromatisasi

    ekstragonadal dari androstenedion dan menginduksi terjadi proli;erasi.

    #enghilangnya kemampuan stabilisasi endometrium oleh progesteron

    menyebabkan peluruhan dari endometrium. ebih lanjut, gangguan

    keseimbangan prostaglandin memainkan peranan penting pada

    perdarahan uterus abnormal disebabkan gangguan ovulasi. Pada saat

    menstruasi terdapat keseimbangan antara e;ek vasokonstriksi dari P>2a

    dan vasodilatasi P6 2 dan P7 2 *prostacyclin+. Peningkatan

    prostaglandin dan P62 telah dibuktikan pada pua akibat gangguan

    ovulasi. *Eeligeoroglou, 2)13+

    2.'./ En!ometria

    'elainan endometrial adalah gangguan hemostasis lokal

    endometrium yang memiliki kaitan erat dengan terjadinya perdarahan

    uterus. *#alcolm, 2)1)+

    Sewaktu P%& terjadi pada siklus haid yang normal, ditemukan

    gambaran ovulasi normal serta tidak ditemukan adanya penyebab lain.

    #ekanisme kelainan yang dapat dipikirkan adalah gangguan pada

    endometrium. !ila gejalanya HMB, dapat terjadi suatu gangguan primer

    dari mekanisme pengaturan hemostasis lokal pada endometrium,

    gangguan sekuder pada desiensi dari produk lokal vasokonstriktor

    seperti endothelin(1 dan prostaglandin >2O, dan:atau akselerasi lisis dari

    bekuan pada endometrium oleh karena produksi berlebihan dari

    plasminogen aktivator dan peningkatan produksi lokal dari substansi yang

    menyebabkan vasodilatasi seperti prostaglandin 62 dan prostacyclin.

    1

    1

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    19/88

    'elainan endometrium lainnya yang tidak menyebabkan HMB, tapi dapat

    menyebabkan 7#!, seperti inLamasi atau in;eksi endometrium,

    abnormalitas dari respon inLamasi lokal, atau aberasi dari vaskulogenesis

    endometrium. Pada saat sekarang ini, tidak ada test spesik untukkelainan ini, maka diagnosis P%&(6 ditentukan dengan mengeksklusi

    abnormalitas lainnya pada wanita usia reprodukti; yangn memiliki ;ungsi

    ovulasi normal. *#alcolm, 2)11+

    2.'.0 Iatro&enik 

    7atrogenik &dalah perdarahan uterus abnormal yang berhubungan

    dengan intervensi medis seperti penggunaan estrogen, progestin, atau

    &'E=. Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi akibat penggunaan

    estrogen atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau

    breakthrough bleeding  *!

    rendahnya konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang dapat disebabkan

    oleh sebagai berikut9

    Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi

    Pemakaian obat tertentu seperti ri;ampisin

    Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan

    pengguna anti koagluan *war;arin, heparin, dan low molecular 

    weight heparin+ *4+

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    20/88

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    21/88

    Pada perempuan pengguna pil kontrasepsi perlu ditanyakan tingkat

    kepatuhannya dan obat(obat lain yang diperkirakan dapat mengganggu

    koagulasi. *#alcolm, 2)1)+

    &namnesis terstruktur ini dapat digunakan sebagai penapis

    gangguan hemostasis dengan sensititas /). Perlu dilakukan

    pemeriksaan lebih lanjut pada perempuan dengan hasil penapisan positi;.

    *#alcolm, 2)1)+

    &namnesis riwayat penyakit sebelumnya termasuk9

    ( interval intermenstruasi *jumlah hari dan regularitas+

    ( volume *berat, sedang atau variasi+( durasi *normal atau memanjang, konsisten atau variabel+( onset dari mens yang abnormal *perimenarche, tiba(tiba, gradual+( hubungan sementara *post coitus, post partum, post(pill, berat

    badan yang bertambah atau berkurang( gejala yang berhubungan *premenstrual, dismenor, dyspareunia&

    galactorhea& hirsutisme+( penyakit yang mendasari *ginjal, hati, hematopoietik, tiroid+( obat(obatan *hormon, antikoagulan+ *>rit? @ SperoA, 2)11+

    klinisi harus mendapatkan in;ormasi secara detail dar riwayat

    penyakit, melalaui pemeriksaan secara menyeluruh. Status kehamilan,

    perdarahan pervaginam, perdarahan post koitus, riwayat penyakit medis

    sebelumnya *hipertensi, diabetes+, penggunaan obat(obatan *tamoBi;en+,

    riwayat keluarga. *=ajaram, 2)1$+

    #enurut penelitian Qimmerman, keluhan pada oasien mentruasi berupa

    pemanjangan siklus menstruasi *$," K 3,1 hari+. 'emudian penelitian ini

    menemukan bahwa wanita dengan myoma uteri resiko kehilangan darah lebih

    banyak dibanding tanpa myoma uteri *mean 3,$ K 1,) vs 3,2 K ),+. 'eluhan

    nyeri pada pasien myoma uteri biasanya disebabkan penekanan pada kandung

    kemih atau nyeri pelvik kronik *32," dan 14,$ pD),))1+, nyeri pada saat

    tertentu seperti pertengahan siklus, setelah dan sebelum perdarahan menstruasi

    *31,3, 1",- dan $/,-+. *pD),))1+. *Qimmernmann, 2)12+.

    'eluhan dan ejala #asalah

    8yeri Pelvik &bortus, kehamilan ektopik

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    22/88

    #ual, peningkatan ;rekuensi berkemih Famil

    Peningkatan berat badan, ;atiTue, gangguan toleransi

    terhadap dingin

    Fipotiroid

    Penurunan berat badan, banyak keringat, palpitasi Fipertiroid=iwayat konsumsi obat antikoagulan dan gangguan

    pembekuan darah

    'oagulopati

    =iwayat hepatitis, ikterik Penyakit hatiFirsutisme, akne, obesitas Sindrom ovarium polikistik *S5P'+

    Perdarahan pasca koitus Eisplasia serviks, polip endoserviksalaktorea, sakit kepala, gangguan lapangan pandang

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    23/88

    vulva *trauma, lesi kulit+ dan anus serta rektum *sura anal, hemorhoid,

    inamatory bowel disease, kanker+, pemeriksaan juga harus

    dapatmenggambarkan ukuran uterus *normal atau membesar+, bentuk

    *licin dan simetris atau iregular+. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    'ouides et al, menemukan metode penapisan yang sudah disetujui

    oleh &5 dengan menentukan 3 hal penting seperti tertera dibawah ini9

    1. perdarahan menstruasi berat sejak menarke2. salah satu dari kondisi dibawah ini9

    a. perdarahan post partumb. perdarahan terkait pembedahanc. perdarahan pada darerah gusi

    3. 2 atau lebih kondisi dibawah inia. #emar, satu atau kali perbulanb. 6pistasis, satu atau dua kali perbulanc. Perdarahan gusi yang seringd. =iwayat keluarga dengan masalah perdarahan

    Pasien dengan penapisan posti;, dipertimbangkan untuk evaluasi lebih

    lanjut, termasuk konsultasi ke divisi hemato onkologi. *&5, 2)13+

    2..$ Pemeriksaan a+oratorium

    Pemeriksaan kehamilan dapat menyingkirkan penyebab dari

    perdarahan uterus abnormal. Pemeriksaan darah lengkap untuk

    mengeksklusi anemia dan trombositopenia penting pada semua wanita

    dengan keluhan perdarahan uterus abnormal yang berat dan memanjang,

    apabila diagnosis kehamilan dapat disingkirkan yang harus dipikirkan

    berikutnya adalah apakah pasien ini ovulasi atau tidak. Pemeriksaan

    serum progesteron pada saat ;ase luteal dapat membantu untukmenentukan ovulasi atau tidakovulasi. Penentuan ;ase luteal digunakan

    siklus hari ke 22 dan 24. 8ilai progesteron 03ng:ml menunjukkan bahwa

    ovulasi telah terjadi. Pengukuran suhu basal tubuh dapat memberikan

    in;ormasi pada wanita dengan perdarahan yang tidak teratur. *>rit? @

    SperoA, 2)11+

    Pada wanita yang seksual akti;, tes asam nukleat untuk chlamydia

    dan gonorrhea dengan preparat basah untuk mengeksklusi in;eksi

    23

    23

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    24/88

    trikomonas, untuk menyingkirkan vaginitis dan atau cervicitis.

    Pemeriksaan

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    25/88

    menurut Saraswati et al, karena prevalensi gangguan koagulasi

    pada remaja tejadi sekitar 3(2) maka seluruh remaja dengan

    menorhagia harus dilakukan pemeriksaan koagulasi *Eoraiswami, 2)11+

    2../ Eauasi En!ometrium

    Pemeriksaan preparat endometrium tidak dibutuhkan untuk semua

    pasien P%&. Wanita yang dipilih untuk dilakukan pemeriksaan

    endometrium berdasarkan pada beberapa ;aktor yang berhubungan

    dengan resiko terjadinya hiperplasia atipikal atau carcinoma. !eberapa

    laporan menambahkan ;aktor usia, ;aktor genetik, dan skrining

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    26/88

    %sia lebih dari 3$(4) tahun dipertimbangkan memiliki ;aktor resiko

    untuk penyakit endometrial dan diindikasikan untuk biopsi endometrium.

    Fiperplasia endometrium dan kanker sering dideteksi pada wanita dengan

    usia tua daripada wanita usia muda, dengan paparan stimulasi estrogenterus menerus menjadi ;aktor risiko. Pada wanita premenopause kelainan

    histologis dari endometrium elati; tinggi *14+ dengan gambaran

    menstruasi tidak teratur, tetapi pada menstruasi yang teratur,

    kejadiannya relati; rendah *D1+. Sebagai tambahan untuk

    menyingkirkan penyakit endometrium seperti endometritis kronis,

    hiperplasia atau adenokarsinoma, biopsi dapat membantu untuk evaluasi

    lebih lanjut dan untuk membantu pemilihan pengobatan. *>rit? @ SperoA,

    2)11+

    Pemeriksaan histopatologik endometrium dapat mengeksklusi

    kejadian keganasan pada hiperplasia endometrium. Pemilihan

    pemeriksaan endometrim berdasarkan resio hiperplasia endomerium atau

    kanker endometrium, usia, ;aktor genetik dan penggunaan

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    27/88

    kompleks tanpa atipia 1,4, keganasan ),3, kompleks hiperplasia

    dengan atipia ),4. %ntuk usia 41 I $) tahun, endometrium ;ase sekresi

    1",", endometrium ;ase proli;erasi 1$,4, endometrium ;ase proli;erasi

    yang terganggu 11,", endometrium inakti; 11,3, insusien diagnosis1),", simple hiperplasia 1),$, polip endometrium 1),2, endometritis

    kronis -,2, endometrium atrok 2,/, hiperplasia kompleks tanpa atypia

    1,, keganasan 1,$ dan hiperplasia kompleks tanpa atipia ),$4. Pada

    usia 0 $) tahun, endometrium ;ase sekresi 23,", endometrium ;ase

    proli;erasi 1/, insusien untuk diagnosis 14,3, polip endometrium

    13,1, endometrium proli;erati; yang terganggu , simple hiperplasia

    ",4, endometrium atro $,-, endometritits 4,3, keganasan 3,3,

    hiperplasia kompleks tanpa atipia 1,2 dan hiperplasia kompleks dengan

    atipia 1,2. *&bdullah, 2)11+

    2..0 Ima&in&

    7maging dapat membedakan apakah terdapat penyebab anatomi,

    myoma dan polip endometrium. Sonogra transvaginal yang standard

    dapat memberikan in;ormasi akurat mengenai ukuran, lokasi dari myoma.

    Sonogra juga dapat melihat lesi pada rongga uterus dan ketebalan

    lapisan endometrium. Pada wanita perimenopause dan postmenopause

    dengan P%&. !iopsi tidak diperlukan saat ketebalan endometrium kurang

    dari $mm, dimana biopsi diindikasikan pada saat terdapat riwayat

    paparan jangka panjan estrogen, bahkan saat ketebalan endometrium

    dikatakan normal *$(12mm+, serta biopsi harus dilakukan saat ketebalan

    endometrium lebih dari 12mm. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    (onohyterography , sonogra transvaginal dengan pemberian cairan

    steril menggunakan kateter, dapat menjelaskan bentukan rongga dan lesi

    intrauterin. 'ombinasi sonohysterography   dan biopsi endometrium

    memiliki sensititas yang tinggi dan negative predicti%e value yang tinggi

    untuk mendeteksi kelainan pada endometrium dan uterus pada wanita

    dengan P%&. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    2-

    2-

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    28/88

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    29/88

    proli;erasi. >ase luteal dapat memberikan gambawan ireguler dan dapat

    diinterpretasikan sebagai polip. #enurut asmar et al, histeroskopi sangat

    berperan dalam mendiagnosis kanker pada kasus hiperplasia

    endometrium, oleh karena itu dijadikan gold standard pada wanita postmenopause dengan perdarahan, dimana ketebalan endometrium 04mm.

    *=ajaram, 2)1$+

    !erdasarkan penelitian 6l;ayomy, untuk kasus keganasan,

    histeroskopi memiliki sensititas /4,- dan spesitas /-,dengan PPC

    dan 8PC */-,3 dan /$,-+, untuk kasus hiperplasia endometrium,

    sensitivitas, spesitas, PP8 dan 8PC *$",$N /1,"N -2,2 dan 4,"+.

    *6l;ayomy, 2)11+

    Magnetic 'esonance !maging M'!/, dapat melihat anatomi uterus,

    membedakan antara adenomyosis dan leiomyomata. #=7 sangat berguna

    terutama pada wnaita yang tidak dapat dilihat menggunakan sonogra,

    akan tetapi harganya lebih mahal. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    #=7 biasanya kita gunakan pada waita yang sukar dilakukan akses

    ke vagina

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    30/88

    Eari penelitian Soguktas, dilakukan perbandingan terhadap

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    31/88

    dengan S7S atau histeroskopi. Pasien yang dikategorikan dengan 1 atau

    lebih submukosa leiomyoma dengan S7S atau histeroskopi, harus

    diperhatikan untuk tidak memberikan cairan yang dapat menyebabkan

    terjadinya regangan pada rongga endometrium akibat tekanan, sehinggaakan sulit membedakan antara leiomyoma dengan endometrium dan

    myometrium.*Peter, 2)11+

    Age groups

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    32/88

    #yometrium dievaluasi dengan menggunakan kombinasi antara

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    33/88

    memerlukan evaluasi diagnostik lebih lanjut. Pengobatan dengan

    progstin siklis tidak menekan aksis hipotalamus(hiposis(ovarium, tidak

    menghindari ovulasi secara acak dan tidak memiliki e;ek kontrasepsi.

    Perdarahan anovulasi secara akut dapat diatasi dengan progestin dosistinggi *#edroByprogesterone acetate J #P& 1)(2)mg 2 kali sehariN

    megestrol acetate 2)(4)mg 2 kali sehariN norethindrone $mg 2 kali

    sehari+. Pengobatan dilanjutkan sekitar 3 minggu. !ila tidak ada masalah

    lainnya, biasanya perdarahan menstruasi dan peningkatan kejadian

    dismenore terjadi pada 2(4hari setelah pengobatan dihentikan. *>rit? @

    SperoA, 2)11+

    #enurut meta analisis #ettason, membandingkan progestin oral

    dengan 8S&7E, didapatkan penurunan perdarahan menstruasi setelah 2

    siklus pengobatan *"- vs $2+. *#atteson, 2)13+

    2.-.2 Pro&estin5estro&en

    Wanita dengan perdarahan anovulasi danseksualserta tidak

    berencana untuk hamil, dapat diberikan kontrasepsi yang mengandung

    progestin dan estrogen. Pada wanita dengan uterus yang normal,

    kontrasepsi estrogen(progestin mengurangi aliran menstruasi sekitar ").

    Perdarahan menstruasi yang berat dapat ditangani dengan estrogen(

    progestin dosis tinggi, yang akan menyebabkan endometrium kembali

    normal dan ketebalannya bertambah. 'ontrasepsi oral kombinasi dimulai

    dengan 1 pil 2 kali sehari, dan menurun menjadi 1 pil satu kali sehari

    selanjutnya. Pengobatan dilanjutkan untuk setidaknya 2 minggu, bahkan

    pada saat perdarahan sudah menurun atau stop. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    'ombinasi P5' dan progestin juga digunakan untuk kasus pua akut.

    Satu penelitian denan penggunaan P5' 3B sehari selama 1 minggu

    dibandingkan dengan pemberian medroBiprogesteron 3B sehari selama 1

    minggu, ditemukan P5' mengehentikan perdarahan dan

    medroksiprogeteron -". Eengan penggunaan selama 3 hari.

    *&5,2)13+

    33

    33

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    34/88

    !erdasarkan penelitian Uensen et al, membandingkan pemberian

    pkk dengan plasebo, didapatkan respon lengkap *complete respon/ antara

    P'' dan plasebo *2/,2 vs 2,/+ dan untuk parsial respon atau non respi

    *3-,$ vs "$,-+. %ntuk penanganan heavy menstrual bleeding,dibandingkan antara pkk dengan plasebo *$",) vs 2",-+. %ntuk pasien

    dengan respon komplit, kemudian dilakukan analisis dan didapatkan

    bahwa penggunaan /) hari pkk menyebabkan perbaikan hmb. *Uensen,

    2)11+

    2.-.$ Estro&en

    Perdarahan bercak secara intermiten kadang berhubungan dengan

    rendahnya stimulasi estogen *estrogen breakthrough bleeding/  dan

    endometrium yang tipis serta tidak stabil. Pada keadaan ini pemberian

    progestin tidak akan bemakna karena kadar estrogen tidak mencukupi

    untuk menstimulasi pertumbuhan dari endometrium dimana. Pada

    perdarahan akut, endometrium akan tipis, mudah luruh, maka estrogen

    dosis tinggi merupakan terapi awal yang baikN progestin atau estrogen(

    progestin tidak selalu berhasil dan akan memperberat masalah. 6strogen

    akan menstimulasi reepitelisasi dari endometrium dan proli;erasi serta

    stabilisasi dari en?im lisosom. Pada pasien hemodinamik tidak stabil,

    pemberian estrogen intravena *2$mg estrogen eTuine konjugasi selama 4

     jam secara intravena sampai perdarahan berhenti, selama 24 jam+

    sangat e;ekti;. Penambahan anti emetik disarankan karena estrogen dosis

    tinggi akan menyebabkan mual dan muntah pada 4) pasien. 6strogen

    dosis tinggi harus dilanjutkan secara oral *2,$mg estrogen konjugasi atau

    2mg estradiol mironisasi setiap " jam+. Taperingsampai 1 kali sehari

    setelah perdarahan teratasi dan dengan penambahan progestin *#EP $(

    1)mg:hari selama -(1)hari+ atau mengganti dengan preparat kontrasepsi

    estrogen(progestin setelah 14(21 hari untuk menstabilisasi pertumbuhan

    endometrium dengan stimulasi oleh estrogen. Pemberian estrogen

    intravena atau oral dosis tinggi, dapat meningkatkan resiko

    tromboembolisme.

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    35/88

    dilaporkan. #aka dari itu pada wanita dengan riwayat tromboemboli,

    penggunaan estrogen dosis tinggi, harus dihindari. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    Pada penelitian dengan randomnisasi, 34 wanita diberikan 66',

    didapatkan perdarahan berhenti sebanyak -2 setelah jam

    penggunaan dibandingakn 3 dengan plasebo. *&5,2)13+

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    36/88

    with vascular

    involvement,valvilar

    heart disease with

    complications, and

    major surgery with

    prolonged

    immobili?atione"ro>yprogestero

    ne acetate

    unro ., ainor N,

    'asu /, 'risinger ,

    'arre"a = ral

    me"ro>yprogesterone

    acetate an" comination

    oral contracepti$es #or

    acute uterine lee"ing; a

    ran"omie" controlle"

    trial stet .ynecol 2006:108;924-9

    2) mg orally amic aci" @ames A%, oui"es A,

    A"ul-a"ir /, !ietric&

    @), )"lun" , e"erici

    A', et al )$aluation an"

    management o# acute

    menorr&agia in omen

    it& an" it&out

    un"erlyinglee"ing"isor"er ; consensus #rom

    an international e>pert

     panel )ur @ stet

    .ynecol leport 'iol

    2011:15';124-34

    1,3 g orally

    or 1) mg:kg

    7C

    *maBimum

    ")) mg:

    dose+

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    37/88

    lokal, vasokonstriksi dari arteriol basal dan reepitelisasi. 5leh karena

    kuretase secara membuta dapat terlewat lesi ;okal dan pada banyak

    kasus tidak mengobati penyakit dasarnya, maka konsekuensinya,

    kuretase harus dikombinasi dengan histereskopi untuk meningkatkanakurasi diagnostik dan e;ektitas dari post tindakan. *>rit? @ SperoA,

    2)11+

    Penelitian Singh terhadap 3)) pasien, membagi kejadian P%&

    berdasarkan usia, didapatkan kejadian terbanyak terjadi pada usia 41($)

    tahun. Singh juga menganalisis hubungan paritas terhadap kejadian P%&

    dan angka kejadian tertinggi terjadi pada wanita dengan paritas 0 3.

    'emudian berdasarkan hasil biopsi endometrium, paling banyak kejadian

    adalah endometrium ;ase proli;erati; dan sekresi terutama pada usia 41(

    $) tahun. Penanganan P%& dengan konservati; paling banyak pada usia

    31(4) *",+, sedangkan pada usia 41($) kebayakan dilakukan

    pembedahan *-,4+. *Singh, 2)1"+

    Eari penelitian khare et al, 1- pasien dengan diagnosis P%& dan

    dilakukan dilatasi dan kuretase, kemudian dilakukan pembagian

    berdarkan 3 kategori9 premenopause *D4) tahun+, perimenopause *4)($)

    tahun+ dan postmenopause *0 $) tahun+. Pada penelitian ini

    ditemukan,pada periode premenopause, penyebab terbanyak adalah

    endometrium ;ase proli;erasi *2",+, diikuti dengan iregulasi menstruasi

    2$+, kemudian pada ;ase premenopause, kejadian paling banyak adalah

    simple hiperplasia *2/,+, diikuti dengan endometrium iregular maturasi

    21,2 dan pada periode post menopause, kejadia paling banyak adalah

    kompleks hiperplasia tanpa atipia *2$+ diikuti dengan kompleks

    hiperplasia dengan atipia ,3+. *'hare, 2)12+

    2.-. Penataaksanaan Per!ara"an Uterus A+norma oe" karena

    Pen)e+a+ Lain

    2.-..1 En!ometritis kronik 

    Suatu diagnosis secara histologis, berdasarkan temuan dari selplasma pada stroma endometrium. Eapat disebabkan oleh in;eksi

    3-

    3-

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    38/88

    *chlamidia, tuberkulosa dan mikoplasma+, benda asing atau pertumbuhan

    abnormal *penggunaan kontrasepsi intrauterin, myoma submucous+ dan

    paparan radiasi. Wanita dengan endometritis kronis ini biasanya ditandai

    dengan perdarahan uterus abnormal, dengan variasi perdarahan dariperdarahan bercak intermenstruasi sampai postcoital bleeding. Sel

    inLamasi akan melepaskan en?im proteolisis yang akan menghancukan

    pleksus kapiler subepitel dan permukaan epitel, menyebabkan menjadi

    rapuh dan mudah untuk luruh serta terbentuknya mikro erosi. Protease

     juga mengganggu proses perbaikan dan pembentukan pembuluh darah

    baru. Sebagai tambahan leukosit dan makro;ag akan melepaskan platelet 

    activating %actor  dan prostaglandin yang merupakan vasodilator poten.

    *Peter, 2))+

    2.-..2 #)oma !an Poi%

    #yoma sangat sering terjadi dan perdarahan uterus abnormal

    merupakan masalah utamanya. #yoma dapat menjadi penyebab dari

    perdarahan uterus abnormal yang berat dan dapat memperberat

    perdarahan sebagai hasil dari anovulasi atau penyebab lain. Pemeriksaan

    transvaginal sonogra biasanya memberikan in;ormasi akurat tergantung

    ukuran, jumlah dan lokasi dari myoma. Sonohisterogra lebih dapat

    memberikan gambaran jelas pada myoma di ronga uterus dan mampu

    membantu untuk membedakan myoma dari penyebab lainnya.

    Pemberian medisinalis dapat membantu dalam penanganan

    perdarahan uterus abnormal oleh karena myoma. 'ontrasepsi estrogen(

    progestin menurunkan volume dan durasi kehilangan darah. 5bat antiinLamasi non steroidal dan gonadotropin releasing hormone agonist juga

    memiliki keuntungan pada myoma.

    Penangan perdarahan secara pembedahan pada myoma uteri harus

    dipikirkan berdasarkan ukuran, jumlah dan lokasi dari broma itu sendiri.

    Fisetroskopik merupakan pilihan untuk myoma submukus yang kecil dan

    tunggal, myoma submukus yang meluas sampai ke dalam myometrium

    dapat ditangani dengan subtotal myomektomi secara histeroskopik,

    3

    3

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    39/88

    myomektomi per abdominam atau histerektomi. #yomektomi secara

    laparoskopik juga menjadi pilihan terutama pada wanita yang belum

    memiliki anak. Fisterektomi merupakan pilihan untuk wanita dengan

    broma yang besar dan multipel dan tidak menginginkan kehamilan lagidi kemudian hari.

    Polip endometrium dapat menyebabkan perdarahan abnormal,

    terutama disebabkan oleh kerapuhan vaskularisasi, inLamasi kronis dan

    erosi permukaan. Setelah polip ini didiagnosis berdasarkan transvaginal

    sonogra atau sonohysterographi, maka pembedahan secara

    histerokospik menjadi pilihan. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    Penanganan myoma sangat bergantug dengan gejala pada pasien

    dan status ;ertilitas seseorang. Pada kasus P%& yang paling banyak

    menyebabkan perdarahan adalah myoma submukosa. !erdasarkan

    lokasinya di submukosa, terbagi lagi posisinya menjadi tipe1. 1))

    intracavitas, tipe 2,D $) intracavitas dan 0$) intramural. Peran . n=Fa juga menurunkan eksresi reseptor .n=Fa

    akan menghambat pertumbuhan mioma uteri, dengan

    meningkatkan ekspresi ;as dan induksi ;as ligan pada sel.n=Fa akan menurunkan ukuran myoma sebanyak $).

    Penggunaan hanya dibatasi selama 3(" bulan.

    2. 8 7%S

    3/

    3/

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    40/88

    Suatu intrauterinedevice  yang melepaskan levonorgestrel.

    evonogestrel aka menekan proli;erasi dan meningkatkan

    apoptosis dari sel leiomyoma. Selain menurunkan ukuran

    leiomyoma, juga mengurangi perdahan pada wanita denganleiomyoma.

    3. #i;epristone *=% 4"+Suatu steroid sintetis dengan e;ek antiprogesteron dan

    antiglukortikoid. &kan berikatan dan menghambat kerja reseptor

    progesteron. #i;epristone menekan produksi prolatin *mitogenik+

    pada leiomyoma dan myometrium. #i;epristone juga akan

    meregulasi asam amino trasnporter &2hc, yang berperan

    dalam proli;erasi sel leiomyoma. Penelitian telah menunjukan

    bahwa mi;epristone menurunak ukuran broid sebenayak $).4. &romatase 7nhibitor

    &romatase adalah en?im yang mensintesis estroge, dimana

    aromatase inhibitor digunakan untuk menangani leiomyoma

    seperti letro?ole, anastro?ole dan ;adro?ole. &romatase inhibitor

    telah dibuktikan menurunkan ukuran myoma uteri dan

    menurunkan perdarahan menstruasi serta dismenore. Penurunan

    volume myoma uteri biasanya terjadi pada minggu. *7slam,

    2)13+

    Qimmerman, pada penelitiannya menemukan bahwa pasien

    myoma uteri yang mendapatkan pengobatan medika mentosa bervariasi

    dari 1,$ ( $$, */$ 79 12,- I "),+. Uenis medika mentosa yang

    diberikan dari preparat hormonal kombinasi, penghilang nyeri dan

    suplemen besi. Penggunaan P'' 3$,1 dengan penggunaan penghilang

    nyeri 34,- dan suplemen besi 21,3. Penggunaan preparat #7=68&

    berkisar 12," I 1-,). %ntuk penatalaksanaan operati; 4-,- ( $4. Uenis

    pembedahan histerektomi berkisar "2," dan myomektomi 3$,/.

    *Qimmermann, 2)12+

    2.-..$ A!enom)osis

    Pemberian progestin, n=F agonis dan aromatase inhbitor e;ekti; 

    digunakan. Ean terdapat bukti bahwa insersi dari 8(7%S sangat e;ekti; 

    4)

    4)

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    41/88

    untuk menangani menorhagia dan dismenore pada wanita dengan

    adenomyosis. 6mbolisasi arteri uterin e;ekti; digunakan pada beberapa

    wanita, tapi tidak boeh pada wanita yang belum memiliki anak. *>rit? @

    SperoA, 2)11+

    2.-..' Keainan Per!ara"an

    !eberapa penelitian mendokumentasikan hubungan antara

    menorhagia dengan kelainan koagulasi. Eesmopresin adalah analog

    sintetis dari vasopresin arginin yang telah digunakan untuk penanganan

    pada wanita dengan kelainan koagulasi, terutama dengan penyakit von

    Willebrands disease. Preparat berupa suntikan intravena dan dalam

    bentuk semprotan nasal. Preparat semprotan nasal direkomendasikan

    untuk penggunaan pribadi dan penanganan prolaktik penyakit von

    Wilebrands disease. Pengobatan ini menyebabkan peningkatan cepat dari

    ;aktor koagulasi C77 dan ;aktor von Willebrands disease. *>rit? @ SperoA.

    2)11+

    2.-.. Penataaksanaan Non S%esifk untuk %er!ara"an Uterus

    A+norma

    2.-...1 Anti In6amasi Non Steroi!

    Prostaglandin memiliki ;ungsi penting pada vaskularisasi

    endometrium dan hemostasis endometrium. 'onsentrasi dari P62  dan

    P>2α meningkat progresi; pada endometrium selama siklus menstruasi

    dan ditemukan dalam konsentrasi tinggi pada endometrium ;ase

    menstruasi. &78S menghambat sintesis prostaglandin dan menurunkan

    kehilangan darah pada saat menstruasi. &78S juga mengganggu

    keseimbangan antara tromboBan &2  *vasokonstriktor dan promotor dari

    agregasi trombosit+ dan prostasiklin *PE72+, suatu vasodilator dan inhibitor

    dari agregasi trombosit. &ins juga mengurangi kehilangan darah 2)(4).

    &78S selain membantu dalam mengurangai perdarahan pada menstruasi

     juga mengurangi nyeri pada saat haid. *>rit? @ SperoA, 2)11+

    41

    41

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    42/88

    &78S menghambat pembentukan prostasiklin, suatu antagonist

    terhadap tromboksan EPs+. 5bat ini ber;ungsi sebagai anti brinolitik. Perdarahan

    menstruasi melibatkan pencarian darah beku dari arteriol spiral

    endometrium, maka pengurangan dari proses ini dipercara sebagai

    mekanisme penurunan jumlah darah mens. *&ndrea, 2)1)+

    ambar ". cara kerja &sam traneksamat

    &sam traneksamat bekerja dengan menghambat ikatan lisin dengan

    plasminogen, dengan e;ek mengahmbat plasmi untuk berinteraksi dengan

    brin, kemudian akan menyebabkan degradasi brin. Pada wanita dengan

    P%&, aktitas brinoitik disebabkan tingginya kadar plasmin dan aktivator

    plasminogen pada endometrium. #enurut penelitian Fenri, asam

    trankesamat mengurangi perdarahan sebanyak 2"($), sedangkan

    menurut ukes et al, menurunkan lebih banyak)ml pada wanita dengan

    42

    42

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    43/88

    perdarahan uterus abnormal dibandingkan dengan yang diberikan

    plasebo. Eibandingkan dengan 8S&7E asam traneksamat mengurangi

    perdarahan lebih banyak. Eibandingkan dengan pemberian progeseron

    oral, asam traneksamat mengurangi perdarahan sebanyak 4$dibandingkan dengan norethisteron sebanyak 2). Ebandingkan dengan

    8(7%S, asam traneksamat terlihat lebih rendah e;ektitasnya, dengan

    8 7%S menurunkan perdarahan sebanyak 3 setelah penggunaan 3

    bulan. #enurut 8aoulou, membandingkan asam traneksamat dengan

    lasebo, dalam menurunkan jumlah perdarahan menstruasi, terlihat bahwa

    asam traneksammtt menurunkan sampai 34($4. *eminen, 2)12N

    8aoulou, 2)11+

    2.-...$ Kontrase%si (ra

    'ontrasepsi oral dapat digunakan untuk mengurangi perdarahan

    menstruasi pada wanita yang mengalami ovulasi dengan perdaran

    menstruasi berat, meskipun wanita tersebut menorhagia yang

    berhubungan dengan patologis dari uterus *myoma, adenomyosis+ atau

    yang tidak bisa dijelaskan. Pada wanita dengan menorhagia yang tidak

     jelas sebabnya, pil kontrasepsi oral dapat mengurangi perdarahan sampai

    4), *>rit? @ SperoA, 2)11+

    Pada meta analisis dari #atesson, membandingkan P'' dengan

    8S&7E didapatkan penurunan darah menstruasi sebanyak 42 dan 3.*#atteson, 2)13+.

    2.-...'Leonor&estre IUS 7LN* IUD8

    8 7%S *mirena+ mengandung $2mg 8 dikombinasi dengan

    polydimethylsiloBane yang mengontrol pelepasan hormon. %ntuk

    kegunaan kontrasepsi, alat ini bisa digunakan selama 1) tahun.

    Perdarahan menstruasi berat dapat dikurangsi sampai -$(/$ akibat e;ek

    43

    43

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    44/88

    dari desidualisasi endometrium oleh karena induksi progestin. *>rit? @

    SperoA, 2)11+

    !erdasarkan meta analisis dari #atteson et al, membandingkan 8

    7%S dengan P'', didapatkan penurunan darah menstruasi lebih tinggi

    pada 8 7%S dibanding dengan P'' *3 vs ", PJ).))2+ 8 7%S

    menurunkan perdarahan secara signikan dibandingkan oral progestin

    dan 8S&7E serta asam me;enamat pada 3 bulan pengobatan */4 vs

    -+. *#atteson, 2)13+

    2.-...*ona!otro%in 3eeasin& Hormone A&onis

    #emberikan e;ek penghentian perdarahan yang segera dan telah

    digunakan secara e;ekti; pre operasi sebagai tambahan pada wanita yang

    menunggu penanganan secara konservati; *myomektomi, ablasi

    endometrium+ atau pembedahan deniti; *histerektomi+. Pada wanita

    dengan perdarahan berat sebelum operasi maka n=F agonis dapat

    digunakan sementara untuk mengatasi perdarahan yang kadang dapat

    menyebabkan pengecilan ukuran myoma dan masa uterus. *>rit? @

    SperoA, 2)11+

    nrh agonis bekerja dnegan menurunkan konsentrasi reseptor n=F

    pada hiposis melalui down regulation  dan menginduksi e;ek post

    reseptor, yang menekan pelepasan gonadotropin. 6;ek penurunan

    gonadotropin ini akan menyebabkan terjadinya amenorhea yang akan

    menghentikan pua. Penggunaan n=Fa lebih dari " bulan akan

    menyebabkan e;ek seperti post menopause, oleh karena itu pada

    pemakaian setelah " bulan disarankan menggunakan add(back therapy

    dengan preparat hormonal dosis rendah. *Eeligeoroglou, 2)13+

    2.-...-Pen&o+atan ain

    Progestin siklis telah digunakan untuk penganangan P%&, dimana

    diberikan hanya pada ;ase luteal *medroByprogesteron 1)mg perhari atau

    norethindrone $mg perhari+. Eana?ol 2))mg perhari lebih e;ekti; dari

    &78S, progestin dan kontrasepsi oral untuk penanganan perdarahan

    44

    44

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    45/88

    uterus berat. rit? @ SperoA, 2)11+

    2.-.../A+asi En!ometrium

    #etode pertama yang diperkenalkan adalah histeroskopik 8d9&

    *neodymium9yittrium(alumunium(garnet+ laser photovapori?ation. 2)

    tahun kemudian, tehnik yang lebih murah diperkenalkan menggunakan

    intrumen pembedahan elektrik *resectoscopic loop, roller ball+.

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    46/88

    2.-...0 Tin!akan (%erati9 

    !erdasarkan meta analisis mateson et al, membandingkan

    histerektomi dengan pengobatan medikamentosa pada "3 wanita dengan

    P%& akibat gangguan ;ungsional. Pasien diikuti selama 2 tahun, pada

    kelompok histerektomi 3" dilakukan

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    47/88

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    48/88

    Pen:easan keran&ka teori

    Pasien datang dengan keluhan perdarahan uterus abnormal, dengan

    menentukan jenis gangguan menstruasi yang dikeluhkan oleh pasien.'emudian dilakukan penegakkan diagnosa. &namnesa memegang

    peranan penting dengan menentukan mulai dari keluhan jenis gangguan

    menstruasi apakah itu menorhagia, metrorhagia, heavy menstrual

    bleeding dan post menopausal bleeding. 'emudian dilakukan identikasi

    semua ;aktor resiko baik itu dari usia, paritas, dll.

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    49/88

    BAB I;

    #ET(DE PENELITIAN

    '.1. Desain Peneitian

    Penelitian ini menggunakan metode deskripti; retrospekti; 

    '.2. Tem%at Peneitian

    Poli kandungan dan poli endokrin =S%E Er. Soetomo Surabaya

    '.$.

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    50/88

    '.-. Defnisi (%erasiona

    1. %er!ara"an uterus a+norma adalah perdarahan dari organ

    reproduksi yang dapat dilihat mealui visual

    2. menor"a&ia adalah perdarahan menstruasi lebih dari - hari dan lebih

    dari ) nm darah menstruasi yang terjadi secara ireguler

    $. metror"a&ia adalah perdarahan menstruasi dengan interval ireguler

    '. oi&omenor"ea adalah pemanjangan waktu menstruai 03$hari

    . Hea) menstrua +ee!in& adalah perdarahan menstrual akut,

    biasanya disertai dengan gangguan hemodinamik seperti menurunnya

    kadar hb sampai tanda vital

    -. %re%arat "ormona adalah preparat hormon seperti estrogen,

    progesteron dan kombinasi estrogen dan progesteron yang digunakan

    untuk pengobatan pada pasien pua

    /. %era=atan konserati9 adalah salah satu jenis perawatan pad pasien

    pua baik itu melalui pemberian hormonal, pengobatan medika mentosaataupun hanya melalui observasi tanpa pengobatan

    './. ara Ker:a

    1. Penelusuran data rekam medis di Poli kandungan dan 6ndokrin serta di

    pusat rekam medis =S%E dr Soetomo untuk pasien dengan diagnosis

    perdarahan uterus abnormal

    2. dilakukan pencatatan ke dalam suatu sistem, meliputi no rekam medis,

    nama, usia, paritas, menarke, hasil pemeriksaan ginekologi, hasil

    pemeriksaan usg ;etomaternal dan departemen radiologi, tindakan

    yang dilakukan, hasil histopatologis baik dari tindakan kuret sampai ke

    hasil operasi, terapi perawatan mioma konservati; dan terapi medika

    mentosa untuk perdarahan uterus dis;ungsional.

    3. dilakukan penyajian data secara deskripti; 

    $)

    $)

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    51/88

    '.0. Aur Peneitian

    '.. Anaisis Data

    &nalisis data dilakukan secara manual dan dengan bantuan sistem SpSS.

    Pengumpulan data rekam medis

    pasien dengan Perdarahan %terus

    Eimasukkan ke dalam sistem

    pengumpulan data dalam bentuk

    #elengkapi data dengan

    menghubungi pasien

    Eilakukan data secara deskripti; 

    $1

    $1

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    52/88

    BAB ;

    HASIL PENELITIAN

    Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan pengklasikasian

    P%& berdarakan P&# 5678. Eari klasikasi ini peneliti mencoba

    mendeskripsikan mulai dari keluhan sampai ke tatalaksana yang

    digunakan pada =S%E Er Soetomo selama 2)14(2)1$. 'ami membagi 3

    kategori berdarsarkan usia ke periode premenopause *D4)+,

    perimenopause *41($)+ dan menopause *0$)+

    .1 Kasifkasi Per!ara"an Uterus A+norma +er!asarkan

     jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 4$2 pasien. Peneliti

    melakukan klasikasi dengan sistem P&# 5678. Polip sebanyak 2

    pasien *",2+, adenomyosis 24 pasien *1,3+, leiomyoma 21$ pasien

    *4-,"-+, 'eganasan *Malignancy + - pasien *1,$+, koagulasi 3

    pasien*),"+, gangguan ovulasi 13" pasien *3),1$+, endometrial 1-

    pasien *4,+, iatrogenik 1/ pasien *4,2+, tidak diklasikasi sebanyak 2

    pasien *),4+. angguan penyebab P%& yang paling banyak adalah

    leiomyoma

    diagram 1. klasikasi berdasarkan P&# 5678

    .2 Poi%

    $2

    $2

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    53/88

    !erdasarkan klasikasi usia, peneliti mendapatkan pasien pada masa

    premenopause 12 *42,+, pada masa perimenopause *4",4+ dan masa

    menopause 3 *11,+.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    54/88

    43

    -

    1)

    3

    1

    Eiagram3. klasikasi polip berdasarkan paritas

    klasikasi berikutnya adalah berdasarkan jenis hasil histopatologi, peneliti

    dapatkan pasien dengan polip endometrium 2) *-1,4+ dan polip endocerviB

    *2,"+.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    55/88

    Eiagram 4. klasikasi adenomyosis berdasarkan keluhan

    berdasarkan paritas peneliti mendapatkan pasien nulipara 2)

    *"4,3+, primipara 3 *14,3+, 2 paritas 3 *1),-+ 3 paritas 1 *3,"+.

    8ulipara Primipara paritas 1 paritas 2

    2)

    4 31

    Eiagram $. klasikasi adenomyosis berdasarkan paritas

    Peneliti mendapatkan data bahwa pasien adeomyosis di =S%E dr

    Soetomo, melakukan pemeriksaan %S di bagian ;etomaternal, kemudian

    kami melakukan perbandingan hasil %S dengan hasil histopatologi,

    peneliti mendapatkan bahwa 2- pasien */",$+ dengan hasil %S yang

    sama dengan hasil histopatologis dan 1 pasien *3,$+ dengan hasil yang

    berbeda.

    Sama !erbeda

    2-

    1

    $$

    $$

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    56/88

    Eiagram ". 'lasikasi adenomyosis berdasarkan kesesuaian pemeriksaan

    usg dan histopatologi

    !erdasarkan tatalaksan kami mendapatkan - *2$+ dengan

    perawatan konser;ati;, 21 *-$+ dengan tatalaksana operasi. !erdasarkanperawatan konservati; kami membagi lagi menjadi kategori perubahan

    ukuran adenomyosis, menetap 4 *$-,1+ dan mengecil 3 *42,/+. Eari

    tatalaksan konservati; ini kamu mendapatkan bahwa untuk ukuran

    adenomyosis yang menetap, 2 pasien hanya dilakukan observasi dan 1

    pasien dengan pemberian E#P&, sedangkan untuk pasien dengan ukuran

    yang mengecil kami dapatkan seluruhnya mendapatkan E#P&.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    57/88

    1"3

    23 2) 4" 4)

    Eiagram -. 'lasikasi berdasarkan keluhan

    !erdasarkan paritas kami dapatkan primipara sebanyak 4) *1/+,

    primipara $2 *24,+, 2 paritas - *3-,14+, 3 paritas 2/ *13,+, 4

    paritas " *2,+ dan $ paritas $ *2,2+.

    4)$2

    -

    2/

    " $

    Eiagram . 'lasikasi leiomyoma berdasarkan paritas

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan di =S%E dr Soetomo dengan

    %S di >etomaternal, kami melalakukan perbandingan dengan hasil

    histopatologi pada pasien yang dilakukan operasi. 'ami mendapatkan

    kesesuaian hasil usg dengan pemeriksaan histopatologis 12) */-,"+, dan

    tidak sesuai pemeriksaan usg dengan histopatologi 3 *2,4+.

    $-

    $-

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    58/88

    sesuai

    berbeda

    Eiagram /. 'esesuaian pemeriksaan usg dengan

    histopatologi

    !erdasarkan tindakan penanganan terhadap pasien leiomyoma,

    kami mendapatkan terdapat 3 penanganan, untuk myoma submukosabertangkai kami lakukan ekstirpasi myoma *3,+, untuk perawatan

    konservati; kami dapatkan "/ pasien *32,"+ dan untuk tindakan operati; 

    kami dapatkan 123 pasien *$,"+ serta tindakan kuretase sebanyak 1)

    *4,-+. %ntuk tindakan konservati;, kami lakukan pembagian

    perkembangan tumor berdasarkan ukuran tumor, membesar 1$*1/+,

    menetap 3- *4",+ dan mengecil 2- *34,2+. !erdasarkan tindakan

    operati; kami dapatkan pembagian tindakan dengan

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    59/88

    dan 8 1 *1,2+. %ntuk ukuran mengecil kamu dpatkan E#P& 14

    *1-,-+, 8 7%S - *,+ dan koservati; tanpa pengobatan " *-,"+

    serta 'uretase 1) *4,-+.

    $"

    4

    12

    /

    $

    1

    14

    -"

    1)

    12

    34

    $"

    -

    /1)

    11

    Eiagram 1). Pembagian leiomyoma berdasarkan penatalaksanaan

    konservati; 

    'ami melakukan analisis kembali dari semua data yang ada, kami

    dapatkan pasien dengan kegagalan perawatan konservati;, kami

    dapatkan kriteria gagal ini dibagi menjadi post perawaratan E#P& 2

    *2$+, konservati; tanpa pengobatan $ *"2,$+ dan 8 1 *12,$+.

    E#P& 'osnervati; 8 7%S

    2

    $

    1

    Eiagram 11. klasikasi perawatan konservati; yang gagal

    'ami juga mendapatkan hasil histopatologis dari pasien leiomyoma

    yang dilakukan kuretase, kami dapatkan 2 *3/,)4+ dengan hasil

    histopatologis adalah polip endometrium 3 *3,"+, #yoma 23 *2+,

    in;eksi *3,"+, keganasan 3 *3,"+, ;ase proli;erasi 3" *43,/+, ;ase

    sekresi 1) *12,2+, iregular sheeding 4 *4,+.

    $/

    $/

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    60/88

    )$

    1)

    1$2)2$3)3$4)

    3

    23

    3 3

    3"

    1)4

    Eiagram 12. klasikasi hasil histopatologis pasien dengan kuretase

    pada leiomyoma

    'ami juga melakukan analisis terhadap pemeriksaan pasien dengan

    usg radiologi, kami dapatkan 3 pasien *1,)/+ dilakukan pemeriksaan

    sonogra ke departemen radiologi, kami lakukan pembandingan bahwa

    dari 3 kami dapatkan 32 pasien *4,21+ dengan hasil sonogra yang

    sama dengan hasil sonogra dari departemen ;etomaternak 5!8 =S%E

    dr Soetomo, dan " pasien dengan perbedaan hasil sonogra *1$,-/+,

    dimana dari " ini, 4 diagnosis lebih tepat ke %S ;etomaternal dan 2 lebih

    tepat pada %S radiologi.

    $.$ 'eganasan *#alignancy+!erdasarkan klasikasi usia kami lakukan pembagian pasien

    keganasan dengan D 4) tahun 4 *23,$+, 41($) tahun $ *2/,4+ dan

    0$) tahun *4-,1+. 

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    61/88

    11$

    1

    Eiagram 13. 'lasikasi keganasan berdasarkan keluhan

    !erdasarkan paritas, nulipara *4-,3+, primipara 3 *1-,"+, 2

    paritas 2 *11,-+, 3 paritas 3 *1-,"+ dan $ paritas 1 *$,+.

    8ulipara Primipara paritas 2 paritas 3 paritas $

    32

    31

    Eiagram 14. klasikasi keganasan berdsarkan paritas

    %ntuk pemeriksaan penunjang pada pasien curiga suatu keganasan,

    hal yang sangat diperlukan adalah penentuan tebalnya endometrium.

    5leh karena sebagian besar pasien dengan keganasan endometrium

    biasanya disertai dengan hiperplasia endometrium. Peneliti kemudian

    membagi lagi tebal endometrium berdasarkan &5, yaitu D/,$cm )

    *)+, ),$ I 1,2 cm 2 *11,-"+ dan 0 1,2 cm 1$ *,24+.

    Eiagram 1$. klasikasi ketebelan endometrium

    . Koa&uasiPada P%& yang disebabkan kelainan koagulasi, didapatkan keluhan

    pasien berupa gangguan menstruasi dengan keseluruhannya mengeluh

    menorhagia, kemudian berdasarkan paritas kami dapatkan nulipara 1

    pasien dan 2 paritas 2 pasien. %ntuk ketebalan endometrium dapatkan 1

    pasien dengan ketebalan endometrium D 1,2 dan 2 pasien denganketebalan endometrium 0 1,2 cm, untuk penyebab dari kelainan ini kami

    "1

    "1

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    62/88

    dapatkan 2 pasien dengan hipotiroid dan 1 pasien dengan gangguan ;aal

    hemostasis.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    63/88

    1)-

    21

    4 $3)

      Eiagram 1". klasikasi keluhan pasien dengan gangguan

    ovulasi

    !erdasarkan paritas kami dapatkan pasien nulipara 3) *22,/+,

    primipara 32 *24,4+, 2 paritas 3/ *2/,-+, 3 paritas 24 *1,3+, 4 paritas

    $ *3,+ dan $ paritas 1 *),/+.

    3) 323/

    24

    $ 1

    Eiagram 1-. 'lasikasi gangguan ovulasi berdasarkan paritas

    !erdasarkan penatalaksanaan kami mendapatkan bahwa

    penatalaksanaan di =S%E dr Soetomo untuk gangguan ovulasi sesuai

    dengan ketebalan endometrium. Eari data yang kami dapat, semua

    pasien P%& dengan gangguan ovulasi, dilakukan pemeriksaan sonogra

    untuk mendapatkan in;ormasi mengenai ketebalan endometrium. Earidata yang kami dapatkan, pasien dengan ketebalan endometrium D),$

    cm "$ *4/,"1+, ),$(1,2 cm $$ *41,/+ dan 0 1,2 cm 11 *,$+,

    "3

    "3

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    64/88

    D ),$cm ),$ ( 1,2 cm 0 1,2 cm

    "$

    $$

    11

    Eiagram 1. 'lasikasi gangguan ovulasi berdasarkan ketebalan

    endometrium

    Peneliti kemudian melakukan pendataan terhadap variasi terapi

    yang didapatkan pasien dengan P%& akibat gangguan ovulasi. Pogesteron

    1$ pasien *11,4+, P'' 43 pasien *32,+, kombinasi progestereon dan

    5 42 *32,1+, &sam traneksamat 1" pasien *12,2+, 66' 4 pasien

    *3,1+ dan kuretase 14 pasien *1),4+.

    1$

    43   4-

    1"4

    14

    Eiagram 1/. 'lasikasi gangguan ovulasi berdasarkan

    pengobatannya

    ./ En!ometriaangguan endometrial ditandai dengan keluhan perdarahan

    ditengah tengah siklus menstruasi yang teratur atau disebut metrorhagia.

    Penyebabnya adalah kelainan prostaglandin pada endometrium, sehingga

    terjadilah perdarahan diluar siklus. !erdasarkan usia kami dapatkan

    pasien dengan usia D 4) tahun *4-,1+, 41 I $) tahun *4-,1+ dan 0

    $) tahun 1 *$,+.

    "4

    "4

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    65/88

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    66/88

    P%& akibat iatrogenik biasanya disebabkan oleh metode kontrasepsi

    baik itu berupa 7%E atau berupa preparat hormonal. %ntuk keluhan,

    kebanyakn pasien datang dengan keluhan perdarahan bercak 1) *$2,"+,

    oligomenorhea 4 *21,1+ dan menorhagia $ *2",3+. !erdasarkan paritaskami dapatkan pasien dengan primipara 4 *21,1+, 2 paritas / *4",3+

    dan 3 paritas " *32,"+. Eari penelitian ini kami dapatkan penyebab dari

    P%& 7atrogenik pasien di =S%E Er Soetomo, P'' 1) pasien *$2,1+,

    implan 1 *$,2+ dan 7%E *42, -+. assife!

    %ntuk kasus tidak tidak terklasikasi kami dapatkan 2 pasien.

    Eengan keseluruhan keluhannya adalah menorhagia. 1 pasien denan

    status paritas nulipara dan 1 pasien dengan paritas 2. 1 pasien curiga ke

    arah aneurisma arteriovenous dan 1 pasien curiga ke arah endometritis.

    Penatalaksanaan pasien sesuai dengan penyebabnya, untuk endometritis

    kami melihat dari hasil kuretasenya berupa in;eksi dan untuk mal;ormasi

    arteriovenousa, kami dapatkan pasien dilakukan ablasi endometrium.

    ""

    ""

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    67/88

    BAB ;I

    PE#BAHASAN

    -.1. Usia

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    68/88

    kami dapatkan prevalensi terbanyak pada usia 41( $) tahun. %ntuk

    myoma uteri, kami dapatkan dari penelitian hani et al, didapatkan

    kejadian terbanyak pada usia 41 I $) dengan angka kejadian $3,2,

    kami bandingkan dengan penelitian kami, kami dapatkan angka kejadianterbanyak pada usia 41 I $) tahun dengan $4,3 . %ntuk keganasan,

    menurut #alcolm et al, angka kejadian terbanyak terjadi pada usia 0 $)

    tahun dengan prevalensi "(:1)).))), dibandingkan pada penelitian ini,

    kami dapatkan pasien dengan kegananasan, terbanyak pada usia 0 $)

    tahun dengan --,".

    Eari penelitian ini kami mencoba untuk menyimpulkan bahwa

    penyebab organik dari P%&, terbanyak terjadi pada usia 41($) tahun,

    kecuali untuk kasus keganasan. %ntuk kasus polip, adenomyosis dan

    myoma uteri, sangat penting kita curigai pada pasien pasie yang datang

    dengan keluhan pua pada usia 41 I $) tahun. %ntuk kasus keganasan,

    usia 0 $) tahun menjadi bahan kita harus waspada apabila ada pasien

    datang dengan keluhan pua.

    %ntuk pua yang disebabkan oleh kelainan ;ungsional, kami dapatkan

    secara garis besar kejadian pua akibat gangguan ;ungsional atau

    dis%unctional uterine bleeding, terbanyak terjadi pada usia D 4) tahun

    yaitu pada masa reprodukti;. #alcolm et al, mendapatkan bahwa kejadia

    pua akibat gangguan ;ungsiona terbanyak pada usia D4) tahun dengan

    angka kejadian 4-,) dibandingkan dengan penelitian ini, kami dapatkan

    angka kejadian terbanyak sama dengan penelitian #alcolm yaitu pada

    usia D4) tahun dengan mean 1,32. Fal ini dapat dijadikan patokan

    bagi klinisi yang melakukan tugasnya, bahwa pada pasien dengan usia D

    4) kita harus memikirkan penyebab gangguan ;ungsional sebagai

    penyebab terbanyaknya.

    .2. Status Paritas

    Paritas memegang peranan dalam kejadian pua. Uumlah paritas

    pada kasus kasus pua memegang peranan dalam menentukan jenis

    tindakan dan terapi yang akan diberikan. Status paritas seseorang

    "

    "

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    69/88

    termasuk didalamnya adalah status ;ertilitas seorang wanita, dapat

    menentukan tindakan apa yang akan diambil selanjutnya.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    70/88

    perdarahan tidak teratur atau tanpa siklus yang menetap,

    metrorhagia, perdarahan diantara dua siklus menstruasi yang

    normal, oligomenorhea, apabila menstruasi lebih dari 34 hari,

    dan heavy menstrual beleeding atau perdarahan uterus berat,

    yaitu perdarahan akut yang menyebabkan gangguan

    hemodinamik pasien.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    71/88

    mengeluh nyeri terutama saat haid -," dan gangguan in;ertil 1/,1.

    Pada paslien dengan myoma uteri, keluhan terbanyak adalah menorhagia

    --," dengan gangguan nyeri

    32,4 dan status in;ertil 1/,1. Pada pasien dengan keganasan,

    keluhan terbanyak pada post menopausal bleeding "4,. Pada kasus

    perdarahan dis;ungsional, kelainan koagulasi, keluhan pasien datang

    dengan menorhagia 1)). Pada gangguan ovulasi pasien datang

    sebagian besar dengan keluhan menorhagia 1,-. Pada kasus

    endometrial pasien datang dengan keluhan metrorhagia 1)). %ntuk

    kasua pua akibat kelainan iatrogenik, keluhan terbanyak pada pasien

    adalah metrorhagia -3,- dan untuk pasien tidak terklasikasi pasien

    datang semuanya dengan keluhan menorhagia 1)).

    Singh et al, mengemukakan bahwa pasien dengan gangguan

    ;ungsional, paling banyak mengeluhkan menorrhagia 42 diikuti dengan

    menometrorhagia 1),". 'emudian 8a;talin et al, membagi keluhan

    khususnya pada gangguan organik. Eari penelitian 8a;tali mendapatkan

    bahwa pada pasien polip gangguan perdarahan paling banyak adalah

    metrorhagia 41,/, kemudian untuk adenomyosis keluhan terbanyak

    adalah menorhagia $/, untuk leiomyoma keluhan paling banyak

    menorhagia "4 dan untuk kelainan akibat malignancy keluhan paling

    banyak adalah perdarahan pasca menopause 1,-. Qimmerman dalam

    penelitiannya mendapatkan bahwa $/, wanita dengan myoma uteri

    mengalami perdarahan menstruasi tidak terar *menorhagia+, denngan

    3-,4 mengalami menstruasi yang memanjang *PD ),))1+. %ntuk

    keluhan nyeri didapatkan myoma sebesar 32," dibandingkan dengan

    keluhan nyeri pada pasien myoma uteri di =S%E dr Soetomo sebanyak

    32,4.

    'eluhan memegang peranan dalam diagnosis pua, dengan

    mengetahui keluhan mana yang paling banyak terjadi pada masing

    masing kasus, maka dapat diketahui kearah mana diagnosis praktisi.

    'eluhan menorhagia, metrorhagia, oligomenorhea dan perdarahan uterusberat, menjadi patokan kategori gangguan menstruasi pada pua.

    -1

    -1

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    72/88

    .'. Dia&nosis

    Eiagnosis penyebab pua memegang peranan penting. Pentingnya

    anamnesis telah dijelaskan di pembahasan diatas. Pemeriksaan

    ginekologis masih memegang peranan penting sekali terutama apabila

    ditemukan kelainan organik, oleh karena itu status ginekologis sangat

    memegang peranan pada penegakkan diagnosis. Pada pembahasan ini

    kami mencoba untuk melakukan analisis terhadap pemeriksaan sonogra

    terutama terhadap 3 kelainan, terutama ada kelainan organik seperti

    polip, adenomyosis dan leiomyoma.

    'ami mencoba untuk mencari uji diagnostik dari masing masing

    kelainan organik ini dan kemudian kami lakukan analisis, dan

    pembandingan dengan literatur yang ada. Pemeriksaan yang kami

    lakukan di =S%E dr Soetomo sebagian besar dengan sonogra pada

    bagian ;etomaternal. 'ami lakukan pembandingan hasil sonogra dengan

    hasil pemeriksaan histopatologis setelah tindakan baik itu kuret maupun

    operasi.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    73/88

    diagnosis adenomyosis. 'ami melakukan uji analisis diagnostik terhadap

    pemeriksaan sonogra dan kami dapatkan sensititas 2,-", dengan

    spesitas /,)/, PPC $,-1 dan 8PC /-,"2. Eari hasil analisis ini

    kami dapat berpendapat bahwa sonogra pada penegakkan diagnosisadenomyosis dapat dijadikan pedoman untuk diagnosis.

    !erdasarkan penelitian Shwayder, diagnosis untuk adenomyosis

    menggunakan ultrasound memiliki sensitivitas 2,$ dan spesitas 4,"

    *7 /$+.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    74/88

    pemeriksaan histeroskopi, memiliki sensititas dan spesitas /4 dan

    //, sedangkan pemeriksaan histeroskopik untuk menegakkan diagnosis

    ca endometrium memiliki sensititas /4,2. Penelitian el;ayomi,

    melakukan pemerisaan histeroskopik sebagai bagan panduan untukpenegakkan diagnosis dan dari penelitiannya didapatkan bahwa untuk

    penegakkan diagnosis masa jinak di cavum uterus, sensititas, spesitas,

    PPC dan 8PC */4,-N /-,N /-,3N /$,-+ dan untuk hiperplasia endometrium

    *$",$N /1,"N -2,2N 4,"+.

    !erdasarkan shwayder, pemeriksaan sonogra memegang sensititas

    "$(1 dan spesitas "$(1)) terhadap penegakkan diagnosis

    adenomyosis. Eibandingkan pada =S%E dr Soetomo, pemeriksaan

    sonogra pada penegakkan diagnosis adenomyosis memegang peranan

    lebih baik dan secara statistik lebih signikan.

    #enentukan ketebalan endometrium juga merupakan tindakan

    diagnostik yang sangat diperlukan pada kasus kasus pua. Penentuan

    tebalnya endometrium menentukan tindakan apa yang akan dilakukan

    pada pasien pasien pua. Penatalaksanaan konservati; pada pasien dengan

    tebal endometrium tertentu merupakan patokan untuk dilakukannya

    tindakan seperti kuretase atau pengobatan tertentu.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    75/88

    diperiksakan pada kasus kasus keganasan dan pua akibat gangguan

    ;ungsional. Eata mengenai ketebalan endometrium ini merupakan

    petunjuk untuk dilakukannya tindakan lebih lanjut apa yang akan kita

    lakukan.

    .. Pen)e+a+ atau keainan en!ometrium

    Pada kasus kasus pua oleh karena kelainan organik dan hiperplasia

    endometrium, menurut &5, apabila dipenuhi syarat syaratnya maka

    praktisi dapat melakukan kuretase sebagai tindakan pengobatan dan

    pencegahan. %ntuk kasus polip endometrium, kuretase memegang

    peranan penting untuk menegakkan diagnosis dan terapi. Pada kasus

    adenomyosis, kuretase tidak begitu memberikan arti karena

    permasalahannya terjadi pada myometrium. %ntuk myoma submukosa

    terutama yang menyebabkan perdarahan, kuretase memegang peranan

    penting untuk penatalaksanaan mengurangi perdarahan. %ntuk kasus

    keganasan, kuretase sangat berperan dalam penegakkan diagnosis,

    kuretase sangat diperlukan dan diharuskan untuk kasus keganasan.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    76/88

    y

    Pada penelitian ini kami dapatkan 124 pasien yang dilakukan

    kuretase *2-,2-+. Eengan hasil pemeriksaan histopatologis, untukpasien polip endometrium sebanyak 2) *-1,4+. %ntuk pasien

    adenomyosis, kami hanya mendapatkan 4 pasien yang dilakukan

    kuretase, dengan hasil pemeriksaan histolpatologis yang kami jumpai

    adalah endometrium ;ase proli;erasi $) dan endometrium ;ase sekresi

    $). %ntuk leiomyoma kami mendapatkan 2 pasien yang dilakukan

    kuretase dan kami dapatkan penyebab terbanyak adalah endometrium

    ;ase proli;erasi dan penyebab leiomyoma sendiri *3"," dan 2),-+.

    Sedangkan untuk keganasan, seluruh pasien yang dicurgai dengan

    kelainan keganasan endometrium kami mendapatkan seluruh pasien

    dilakukan kuretase *1))+.

    'ami mencoba membagi kembali berdasarkan usia secara garis

    besar, jadi kami mengkategorikan menjadi usia reprodukti;, masa

    perimenopause dan masa post menopause.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    77/88

    Eari tabel diatas kami dapatkan kelainan terbanyak adalah

    endometrium ;ase proli;erasi *2",2+ dengan angka kejadian terbesar

    terjadi pada usia D 4) tahun, 2 pasien *22,+. eiomyoma dan

    keganasan endometrium memegang penyebab kelainan terbanyak kedua

    dengan 13,. Eengan usia kejadian leiomyoma terbanyak pada usia 41(

    $) tahun dan pada keganasan pada usia 0 $) tahun.

    #enurut penelitian 'hare et al, berdasarkan pembagian usia, pada

    usia reproduksi, paling banyak kasuas yang didapati adalah endometrium

    ;ase proli;erasi dengan 2",, kemudian pada usia perimenopause

    kebanyakan oleh simple hiperplasie dengan 2/, dan untuk post

    menopause paling banyak adalah hiperplasia tanpa atipia sebanyak 2$.

    Pada penelitian redmark et al, pada usia post menopause

    didapatkan hiperplasia tanpa atipia 33,3, hiperplasia dengan atipia ,-

    dan kegansan 1",-. 'emudia tahun 2))3, Eangal melakukan penelitian

    lanjutan dan mendapatkan pada wanita perimenopause didapatkan

    kelanan terbnayak adalah endmetrium ;ase proli;erasi 3,$ dan padapasien post menopause didapatkan kanker endometrium -,- dan

    endometrium ;ase proli;erasi 3,$. #u?a;ar et al, melakukan penelitian

    pada pasien usia 41 I $) tahun dan mendapatkan bahwan kelainan

    patologis yang paling banyak dijumpai hiperplasia endometrium 24,-,

    endometritis non spesik 13. Pada penelitian &bdullah pada masa

    reproduksi, didapatkan endometrium ;ase sekresi 24,/, kemudian

    endometrium ;ase proli;erasi 21,-, polip /,/ dan keganasanendometrium 1, dibandingkan dengan penelitian &bdullah,

    berdasarkan usia, D4) tahun, tetap yang terbanyak adalah endometrium

    ;ase proli;erasi 3$ sama dengan di =S%E dr Soetomo dengan 2",/.

    %ntukusia 41 I $) tahun, yang paling banyak endometrium ;ase sekresi

    dibandingnkan dengan di =S%E Er Soetomo *1"," vs 11,$+ dan untuk

    usia 0$) tahun paling banyak endometrium ;ase sekresi dibandingkan

    dengan di =S%E dr Soetomo keganasan *23," vs 1$,4+.

    --

    --

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    78/88

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    79/88

    Eari hasil tersebut kami dapat menggambarkan bahwa pada kasus

    kasus kelainan organik, tindakan operati; masih menjadi pilihan

    terbanyak. %ntuk gangguan dis;ungsional, tindakan konservati; dengan

    pengobatan masih menjadi pilihan utama.

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    80/88

    'ami ingin mendeskripsikan terutama pada kasus gangguan ovulasi,

    apakah pengobatan sudah sesuai dengan kasus yang didapati. %ntuk

    kasus gangguan ovulasi, tebal endometrium masih menjadi pegangan

    untuk penatalaksanaan terutama pilihan pengobatan. SperoA, membagipenatalaksanaan menjadi 4 yaitu progestin, P'', estrogen dan kuretase.

    Progestin diberikan pada kasus perdarahan anovulasi terutama dengan

    endometrium tebal, kemudian P'' diberikan pada kasua pua dengan

    endomterium tipis, preparata estrogen diberikan pada kasua pua akut

    dengan endometrium tipis dan kuretase biasaya dilakukan apabila pua

    akut dengan perdarahan yang tidak bisa dikontrol dan endomterium tebal

     

  • 8/17/2019 CPC AUB edit 1

    81/88

    diberikan preparat kombinasi estrogen dan progesteron. &kan tetapi

    masih terdapat 13,3 menggunakan preparat progesteron. %ntuk

    ketebalan ),$ I 1,2 cm, kami dapatkan ),4 pasien datang diberikan

    preparat estrogen dan progestin. Pada usia reprodukti; dengan gangguanmenstruasi dan ketebalan endometrium ),$ I 1,2cm, preparat gabungan

    estrogen dan

    progesteron masih dapat digunakan. Pada kasus ini, kami masih

    mendapatkan 1",/ pasien dengan pemberian preparat progesteron.

    Preparat progesteron masih dapat diterima diberikan pada kasus pua

    dengan ketebalan endometrium ini akan tetapi untuk penggunaan jangka

    panjang, biasanya tidak memberikan e;ek yang maksimal. %ntuk

    ketebalan endometrium 0 1,2cm, preparat yang paling baik adalah

    progesteron, pada penelitian ini kami dapatkan 3,$. Pada kasus

    ketebalan endometrium ini, apabila didapatkan perdarahan akut maka hal

    yang paling baik adalah dengan tindakan kuretase

    dan indikasi tindakan kuretase berikutnya pada kasus ini adalah

    pada usia 04$ tahun, untuk menget