css 3 somatoform by pyh sp is

Upload: iswaran-ampalakan

Post on 05-Jul-2018

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    1/23

    Clinical Science Session

    GANGGUAN SOMATOFORM

    Preseptor:

    Teddy Hidayat, dr., SpKJ (K)

    Diss! o"e# :

    $%%e Si"&ia!i ''*'+'*-

    S#i!dy Pera!i% ''*'+'*-/-

    Pa!0 1i He!0 ''*'+'*+2'

    D3PART3M3N $4MU K3DOKT3RAN J$5A

    FAKU4TAS K3DOKT3RAN UN$63RS$TAS PADJADJARAN

    RUMAH SAK$T DR. HASAN SAD$K$N

    7ANDUNG

    +'-

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    2/23

    P3NDAHU4UAN

    Gangguan somatoform merupakan kelompok gangguan yang memiliki

    gejala fisik (seperti nyeri, mual dan pusing) di mana tidak dapat ditemukan

     penjelasan medis lain yang memadai. Diagnosis ditegakkan berdasarkan penilaian

     bahwa faktor psikologis memegang peranan besar terhadap onset, berat penyakit,

    dan durasi gejala yang ada.

    Menurut DSM I, terdapat lima gangguan somatoform spesifik, yaitu (!)

    gangguan somatisasi, (") gangguan kon#ersi, ($) hipokondriasis, (%) gangguan

    dismorfik tubuh, dan (&) gangguan nyeri. DSM I juga memiliki dua kategori

    diagnostik residual, yaitu (!) gangguan somatoform tidak terdiferensiasi dan (")

    gangguan somatoform yang tidak dapat ditentukan.

    A. GANGGUAN SOMAT$SAS$

    Gangguan somatisasi ditandai oleh banyak gejala somatik yang tidak dapat

    dijelaskan se'ara adekuat berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium.

    Gangguan somatisasi dibedakan dari gangguan somatoform lainnya karena

     banyaknya keluhan yang ada dan melibatkan sistem organ multipel. Gangguan ini

     bersifat kronis dan disertai distres psikologis bermakna, gangguan fungsi sosial

    dan pekerjaan, dan perilaku men'ari bantuan medis yang berlebihan.

    3pideio"o0i

    Menurut penelitian, pre#alensi penderita gangguan somatisasi pada

     populasi umum diperkirakan mendekati ,& . *anita berjumlah & sampai " kali

    lebih banyak daripada pria. Dengan rasio pria + wanita sebesar ! + &, maka

     pre#alensi gangguan somatisasi pada wanita pada populasi umum diperkirakan

    sekitar ! atau " .

    3tio"o0i

    Fa%tor psi%ososia". umusan psikososial mengenai penyebab gangguan

    melibatkan interpretasi gejala sebagai suatu tipe komunikasi sosial, yang hasilnya

     berupa sikap menghindari kewajiban ('ontoh + mengerjakan pekerjaan yang tidak 

    "

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    3/23

    disukai), mengekspresikan emosi ('ontoh + marah pada pasangan), atau untuk 

    melambangkan suatu perasaan atau keyakinan ('ontoh + nyeri pada saluran

     pen'ernaan). -aktor sosial, 'ultural, dan etnik mungkin juga terlibat di dalam

     perkembangan gangguan somatisasi.

    Fa%tor 8io"o0is. eberapa penelitian mengarah pada dasar 

    neuropsikologis untuk gangguan somatisasi. /enelitian tersebut mengatakan

     bahwa pasien memiliki gangguan perhatian dan kognitif yang dapat menyebabkan

     persepsi dan penilaian yang salah terhadap input somatosensorik.

    Fa%tor 0e!eti%a. Data genetika menyatakan bahwa sekurangnya pada

     beberapa keluarga, transmisi gangguan somatisasi memiliki komponen genetika.

    Gangguan somatisasi dapat ditemukan pada !0" sanak saudara wanita derajat

     pertama dari pasien. /ada keluarga ini, sanak saudara laki1laki derajat pertama

    rentan terhadap penyalahgunaan 2at dan gangguan kepribadian antisosial. Suatu

     penelitian juga melaporkan angka kesesuaian "3 pada kembar mono2igot dan

    ! pada kembar di2igotik.

    Dia0!osis

    4riteria diagnosis berdasarkan DSM0I05 +

    6. iwayat banyaknya keluhan fisik sejak sebelum usia $ tahun yang

    mun'ul dalam banyak periode selama beberapa tahun dan terdapat

    hendaya berat dalam kehidupan sosial, pekerjaan, atau bidang penting

    lainnya.

    . Setiap kriteria di bawah ini harus ada, dengan gejala indi#idual dapat

    timbul kapan saja selama perjalanan penyakit +

    (!) empat rasa nyeri + riwayat rasa nyeri pada minimal empat bagian

    atau fungsi tubuh ('ontoh + kepala, abdomen, punggung, sendi,

    ekstremitas, dada, rektum, selama menstruasi, selama hubungan

    seksual, atau ketika buang air ke'il)

    (") dua gejala gastrointestinal   + riwayat minimal dua gejala

    gastrointestinal selain rasa nyeri ('ontoh + mual, kembung, muntah

    di luar kehamilan, diare, atau intoleransi jenis makanan tertentu)

    $

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    4/23

    ($)  satu gejala seksual   + riwayat minimal satu gejala seksual atau

    reproduksi selain rasa nyeri ('ontoh + indiferensiasi seksual,

    disfungsi ereksi atau ejakulasi, menstruasi ireguler, pendarahan

    menstrual yang banyak, muntah terus0menerus sepanjang periode

    kehamilan)

    (%)  satu gejala pseudoneurologikus + riwayat minimal satu kali gejala

    atau defisit yang menandakan gangguan neurologis, tidak terbatas

     pada rasa nyeri (gejala kon#ersi seperti gangguan koordinasi atau

    keseimbangan, paralisis atau kelemahan lokal, sulit menelan atau

    terdapat pembengkakan pada tenggorokan, afonia, retensi urin,

    halusinasi, hilangnya sensasi raba atau nyeri, penglihatan ganda,

    tuli, kejang7 gejala disosiasi seperti amnesia7 atau hilangnya

    kesadaran ke'uali pingsan)

    . 5erdapat salah satu dari di bawah ini +

    (!) setelah pemeriksaan yang tepat, setiap gejala pada poin tidak 

    dapat dijelaskan sepenuhnya berdasarkan kondisi medik umum

    atau akibat efek 2at tertentu ('ontoh + penyalahgunaan obat,

    medikasi).

    (") bila terdapat kondisi medik umum yang berhubungan, maka

    keluhan fisik atau hendaya sosial atau pekerjaan berlebihan dari

    yang diharapkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, atau

    hasil laboratorium.

    8. Gejala0gejala yang ada bukan akibat kesengajaan atau dibuat0buat.

    Ga8ara! K"i!is

    /asien dengan gangguan somatisasi mengeluhkan banyak gejala somatik 

    dan memiliki riwayat medik yang panjang, kompleks. Mual muntah (di luar 

    kehamilan), sulit menelan, nyeri pada lengan dan tungkai, nafas pendek tidak 

     berhubungan dengan akti#itas fisik, amnesia, dan komplikasi pada kehamilan atau

    menstruasi adalah gejala yang paling sering didapat. /asien biasanya per'aya

    %

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    5/23

     bahwa mereka sakit hampir sepanjang masa hidupnya. Gejala pseudoneurologikus

    mendukung, namun tidak patognomonik, gangguan neurologist.

    Distres psikologis dan masalah interpersonal menonjol7 'emas dan depresi

    adalah kondisi psikiatri yang paling sering ditemukan. 6n'aman bunuh diri sering

    terjadi, namun bunuh diri yang benar0benar terjadi jarang ditemukan, biasanya

     berkaitan dengan penyalahgunaan 2at. iwayat medik pasien seringkali tidak 

     jelas, tidak tepat, inkonsisten, dan disorganisasi. /asien menggambarkan

    keluhannya se'ara dramatis, emosional, dan melebih0lebihkan, dengan

     bersemangat7 mereka keliru dengan urutan waktu dan tidak dapat membedakan

    dengna tepat gejala saat ini dengan gejala sebelumnya. /asien dapat merasa

     bergantung, egosentris, haus akan pujian atau rasa bangga, dan manipulatif.

    Gangguan somatisasi biasanya berhubungan dengan gangguan mental

    lainnya, termasuk gangguan depresi mayor, gangguan kepribadian, gangguan

    akibat penggunaan 2at, gangguan 'emas generalisata, dan fobia. 4ombinasi dari

    gangguan ini dan gejala yang kronis mengakibatkan peningkatan insidensi

    masalah perkawinan, pekerjaan, dan sosial.

    Dia0!osis 7a!di!0

    Ga!00a! %o!disi edis

    Meskipun timbul pada kelompok usia yang sama tetapi penyakit0penyakit

    ini dapat dijelaskan se'ara sepesifik atau dapat diperiksa dengan laboratorium.

    eberapa gangguan kondisi medis umum yang dapat didiagnosis banding dengan

    gangguan somatisasi ialah Multiple s'lerosis, Myastenia Gra#is, S9:, 6IDS,

    /orphyria intermitten 6kut, ;ypertiroidisme, ;yperparatyroidisme, Infeksi

    Sistemik 4ronis

    Ga!00a! Me!ta"

    /ada gangguan Depresi erat, 6n

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    6/23

    Ga!00a! Soato9or 4ai!

    /ada ;ypo'hondriosis, gangguan tidak bersifat multiple namun spesifik,

    sedangkan somatisasi bersifat multiple. /ada Gangguan 4on#ersi, gejala yang

    timbul terbatas pada ! atau " gejala neurologis, sedangkan somatoform lebih luas.

    Gangguan =yeri menunjukkan gejala yang terbatas hanya ! atau " gejala nyeri,

    sedangkan somatisasi memiliki lebih dari % gejala nyeri.

    Pera"a!a! Pe!ya%it da! Pro0!osis

    Gangguan somatisasi bersifat kronis dan melemahkan si penderita. 6witan

     biasanya terjadi di usia sebelum $ tahun dengan durasi selama beberapa tahun.

    5imbulnya gejala somatik biasanya berhubungan dengan peningkatan kejadian

    stres. /rognosis yang buruk jika gangguan disertai stress yang berlebihan.

    Terapi

    /enanganan terbaik gangguan ini dilakukan oleh satu orang dokter, karena

     jika dipertemukan dengan orang yang berbeda maka pasien akan mengeluhkan

    gejala yang lain. /roses terapi harus di monitor se'ara terjadwal (umumnya

     bulanan). 4unjungan terapi sebaiknya bersifat singkat, namun pemeriksaan fisik 

    rutin sebaiknya tetap dilakukan guna menemukan keluhan somatik yang baru.

    /emeriksaan laboratorium dan prosedur diagnostik sebaiknya dihindari karena

     pasien akan tetap menolak hasil objektif yang diperoleh. 4eluhan somatik 

     biasanya dianggap sebagai ekspresi emosional daripada sebagai suatu keluhan

    medis.

    5ujuan terapi ialah menyadarkan pasien bahwa kemungkinan besar 

    keluhan tersebut disebabkan oleh faktor psikologis. Sehingga pada akhirnya

     pasien mau memeriksakan kesehatan mentalnya. /sikoterapi indi#idu dan

    kelompok dapat menurunkan biaya pengobatan. Dimana pasien dibantu untuk 

    menanggulangi gejala0gejalanya, mengekspresikan emosi yang melatarbelakangi

     penyakitnya, serta memberikan alternatif 'ara untuk mengekspresikan

     perasaannya tersebut.

    >

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    7/23

    -armakoterapi diberikan harus dengan indikasi, yaitu jika ada gangguan

    mental yang menyertai. 5indakan ini harus disertai monitoring yang ketat karena

     pasien sering tidak disiplin dalam menjalani pengobatan dan menjadi tidak efektif.

    7. GANGGUAN KON63RS$

    DSM0I mendefinisikan gangguan kon#ersi sebagai suatu gangguan yang

    ditandai oleh adanya satu atau lebih gejala neurologis (seperti paralisis, kebutaan,

    dan parestesia) yang tidak dapat dijelaskan oleh gangguan neurologis atau medis

    yang diketahui. Di samping itu, penegakan diagnosis mengharuskan adanya faktor 

     psikologis yang berhubungan dengan awal atau eksaserbasi gejala.

    3pideio"o0i

    Dari suatu sur#ei komunitas ditemukan bahwa insidensi tahunan gangguan

    kon#ersi adalah "" per !. orang. asio wanita terhadap pria pada usia

    dewasa adalah " berbanding ! dan sebanyak0banyaknya & berbanding !7 pada

    anak0anak ke'enderungan juga lebih tinggi pada wanita. Gangguan kon#ersi

     paling sering ditemukan pada populasi pedesaan, pendidikan rendah, dengan

    tingkat intelegensi rendah, dengan status sosioekonomi rendah, dan anggota

    militer yang menghadapi pertempuran.

    3tio"o0i

    Fa%tor psi%oa!a"iti% . Menurut teori psikoanalitik, gangguan kon#ersi

    disebabkan oleh represi konflik intrapsikis bawah sadar dan kon#ersi ke'emasan

    ke dalam suatu gejala fisik. Gejala yang timbul merupakan ekspresi sebagian

    keinginan atau dorongan yang dilarang tapi tersembunyi, sehingga pasien tidak 

     perlu se'ara sadar berhadapan dengan impuls mereka yang tidak dapat diterima.

    Fa%tor 8io"o0is. Semakin banyak data yang melibatkan faktor biologis

    dan neuropsikologis dalam perkembangan gejala gangguan kon#ersi. /enelitian

     pen'itraan otak awal menemukan hipometabolisme pada hemisfer dominan dan

    hipermetabolisme pada hemisfer nondominan dan telah melibatkan gangguan

    komunikasi hemisfer sebagai penyebab gangguan kon#ersi.

    ?

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    8/23

    Dia0!osis

    4riteria diagnosis berdasarkan DSM0I05 +

    6. Satu atau lebih gejala atau defisit mempengaruhi fungsi sensorik atau

    motorik #olunter yang mendukung kondisi neurologis atau kondisi medis

    umum lainnya.

    . -aktor psikologis diduga berhubungan dengan timbulnya gejala atau

    defisit tersebut karena inisiasi atau eksaserbasi gejala atau defisit didahului

    oleh konflik atau stresor lainnya.

    8. Gejala atau defisit bukan akibat kesengajaan atau dibuat0buat.

    D. Gejala atau defisit tidak dapat, setelah pemeriksaan yang tepat, dijelaskan

    sepenuhnya berdasarkan kondisi medik umum, atau sebagai akibat

    langsung penggunaan 2at, atau tingkah laku atau pengalaman sanksi

    kultural.

    :. Gejala atau defisit mengakibatkan distres klinis atau hendaya berat dalam

    sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya atau memerlukan e#aluasi medik.

    -. Gejala atau defisit tidak terbatas pada rasa nyeri atau disfungsi seksual,

    tidak mun'ul semata0mata selama perjalanan gangguan somatisasi, dan

    tidak lebih baik dijelaskan pada gangguan mental lainnya.

    Spesifikasi tipe +

    De!0a! 0ea"a ata de9isit otori% 

    De!0a! 0ea"a ata de9isit se!sori% 

    De!0a! %ea!0

    De!0a! 0a8ara! ;apra!

    Ga8ara! K"i!is

    /aralisis, kebutaan, dan mutisme adalah gejala yang paling sering

    ditemukan. Gangguan kon#ersi biasanya berhubungan dengan gangguan

    kepribadian pasif0agresif, ketergantungan, antisosial, dan histrionik. Gangguan

    depresi dan 'emas sering menyertai gejala gangguan kon#ersi, dan pasien

     biasanya beresiko bunuh diri.

    @

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    9/23

    Gejala sensorik biasanya berupa anestesia dan parestesia, terutama pada

    ekstremitas. Semua aspek sensorik dapat terkena dan distribusinya inkonsisten

    dengan baik gangguan neurologis sentral atau perifer. Gangguan kon#ersi dapat

    mempengaruhi organ penginderaan, gejala ini dapat unilateral atau bilateral,

    namun pemeriksaan neurologis tidak menunjukkan adanya gangguan persarafan.

    Gejala motorik meliputi gerakan abnormal, gangguan postur tubuh,

    kelemahan, dan paralisis atau paresis. 5remor ritmik kasar, gerak koreiformis, ti's,

    dan tersentak dapat ditemukan.

    4ejang semu adalah gejala lain yang dapat pula terjadi. 4linisi dapat

    mengalami kesulitan dalam membedakan kejang semu ini dengan kejang

    sesungguhnya hanya melalui obser#asi klinis.

    Dia0!osis 7a!di!0

    Ga!00a! Ko!disi Medis U

    Gangguan kondisi medis umum yang didiagnosis banding, terutama

    merupakan gangguan neurologis. Seperti gejala kelemahan otot ditemukan

     pula pada Myastenia Gra#is, /oliomyositis, Multiple S'lerosis, dan Myopati. 9alu

    gejala kebutaan terjadi pula pada =euritis Apti'us. Gejala paralysis didiagnosis

     banding dengan pada penyakit sindroma Guillain aree, penyakit 8reut2feldt0

    Bakob dan 6IDS.

    6pabila gejala0gejala tersebut dapat diatasi dengan sugesti, hipnotis, serta

    obat0obatan seperti 6mobarbital ( Amytal ) dan 9ora2epam ( Ativan) kemungkinan

     penyakit tersebut adalah gangguan 4on#ersi.

    Ga!00a! Me!ta"

    Gejala gangguan 4on#ersi dapat timbul pada Ski2ofrenia, Depresi dan

    6n

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    10/23

    Ga!00a! Soato9or 4ai!

    Gejala berupa gangguan sensori0motoris juga ditemukan pada Gangguan

    somatisasi. =amun gangguan Somatisasi lebih bersifat kronis, terjadi di usia yang

    lebih muda, dan adanya gejala yang bersifat multiple organ. ;ypo'hondriosis

    memiliki karakteristik pasien yang tidak mengalami gangguan atau kehilangan

    fungsi. Ditemukan gangguan somatis yang bersifat kronis. Gangguan tidak 

    terbatas pada gejala0gejala neurologis dan adanya kekhasan perilaku serta

    keper'ayaan hypo'hondrial. Gangguan =yeri didiagnosa jika hanya terbatas pada

    timbulnya gejala nyeri. /asien yang hanya mengeluhkan gangguan fungsi seksual

    sebaiknya diklasifikasikan sebagai gangguan dysfungsi seksual, daripada sebagai

    gangguan 4on#ersi.

    Pera"a!a! Pe!ya%it da! Pro0!osis

    Gejala awal dari kebanyakan pasien dengan gangguan 4on#ersi akan

    sembuh dalam beberapa hari atau kurang dari sebulan. /ada ?& pasien tidak 

    akan mengalami kekambuhan, namun "& lainnya mengalami tambahan episode

    saat mengalami stres. /rognosis dikatakan baik jika awitan bersifat akut, faktor 

    stressor yang mudah dikenali, kemampuan penyesuaian diri yang baik sebelum

     pasien jatuh sakit, tidak adanya gangguan psikiatri atau medis lain yang

    menyertai, tidak sedang mengikuti suatu proses peradilan. /rognosis bersifat

     buruk, terutama jika gejala gangguan 4on#ersi ini telah timbul sejak lama.

    Terapi

    Gangguan 4on#ersi biasanya hilang se'ara spontan, terutama jika

    didukung oleh tilikan diri yang baik dan terapi perilaku. /roses psikoterapi hanya

    difokuskan untuk mengurangi faktor stres. Cakinan pula bahwa gejala0gejala yang

    timbul akan semakin memperberat penyakitnya. 5erapi ;ipnotis, obat0obatan

    an

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    11/23

    simbolisasi dari gejala gangguan kon#ersinya. /sikoterapi yang dianjurkan adalah

    terapi yang bersifat singkat dan dilakukan dalam jangka yang pendek.

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    12/23

    fisik. asa nyeri dan keluhan somatik selanjutnya menjadi alat untuk menebus

    kesalahan dan membatalkan (undoing ) dan dapat dialami sebagai hukuman yang

    diterimanya atas kesalahan di masa lalu (baik nyata ataupun khayalan) dan

     perasaan seseorang bahwa dia jahat dan memalukan.

    Dia0!osis

    4riteria diagnosis berdasarkan DSM0I05 +

    6. /reokupasi akan rasa takut memiliki, atau ide bahwa seseorang

    mempunyai, penyakit serius berdasarkan misinterpretasi pasien mengenai

    gejala tubuhnya.

    . /reokupasi tersebut bertahan tanpa menghiraukan hasil e#aluasi medis

    yang tepat dan pengyakinan kembali oleh klinisi.

    8. 4eyakinan yang disebutkan pada poin 6 tidak pada intensitas waham

    (seperti gangguan waham, tipe somatik) dan tidak terbatas pada perhatian

    akan penampilan (seperti gangguan dismorfik tubuh).

    D. /reokupasi tersebut mengakibatkan distres klinis atau hendaya berat dalam

    sosial, pekerjaan, atau bidang lainnya.

    :. Durasi minimal > bulan.

    -. /reokupasi tersebut tidak lebih baik dijelaskan sebagai akibat gangguan

    ke'emasan generalisata, /reokupasif0kompulsif, gangguan panik, episode

    depresi berat, 'emas akan perpisahan, atau gangguan somatoform lainnya.

    Spesifikasi bila +

    De!0a! ti"i%a! diri 8r%   + bila, hamper sepanjang waktu selama

    episode kini, penderita tidak menyadari bahwa keyakinannya memiliki

     penyakit serius tersebut berlebihan atau tidak beralasan.

    Ga8ara! K"i!is

    /asien merasa yakin dirinya memiliki penyakit serius yang belum

    terdeteksi, dan tidak dapat diyakinkan sebaliknya. /asien mempertahankan

    keyakinannya bahwa mereka memiliki penyakit tertentu, atau seiring berjalannya

    waktu, dapat memindahkan keyakinannya pada penyakit lain. 4eyakinan tersebut

    !"

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    13/23

     bertahan tanpa menghiraukan hasil pemeriksaan laboratorium negati#e,

    merupakan perjalanan ringan dari penyakit yang dinyatakan sepanjang waktu, dan

    dengan pengyakinan kembali yang tepat dari dokter. ;ipokondriasis sering

    disertai depresi atau 'emas dan biasanya bersama0sama dengan gangguan depresi

    atau 'emas.

    *alaupun dalam kriteria DSM0I05 terdapat syarat minimal > bulan,

    status hipokondriakal transien dapat timbul pada stres berat, paling sering

    kematian atau penyakit berat yang diderita seseorang yang penting bagi pasien,

    atau setelah sembuh dari penyakit serius yang diderita oleh pasien sendiri.

    Dia0!osis 7a!di!0

    Ga!00a! Ko!disi Medis U

    ;ypo'hondriasis harus didiagnosa banding dengan gangguan nonpsikiatrik 

    lain, terutama yang menunjukkan gejala yang sulit didiagnosa seperti 6IDS,

    :ndokrinopaty, Myastenia Gra#is, Multiple S'lerosis, /enyakit Degeneratif 

    system saraf, S9:, dan =eoplasia.

    Ga!00a! Me!ta"

    /ada gangguan Depresi atau 6n

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    14/23

    namun pada hypo'hondriosis pasien justru mengungkapkan ketidaknormalannya

    agar mendapatkan perhatian dari orang lain.

    Pera"a!a! Pe!ya%it da! Pro0!osis

    ;ipo'hondriasis bersifat episodik dengan durasi bulanan hingga tahunan

    dan disertai inter#al yang lama. Sepertiga hingga setengah dari pasien akan

    membaik dengan sendirinya. /ada pasien anak0anak, hypo'hondriasis akan

    sembuh dengan sendirinya di usia akhir remaja atau awal dewasa.

    /rognosis dianggap baik jika ditemukan kondisi sebagai berikut+

    Status sosial ekonomi pasien baik.

    Sensitif terhadap terapi an

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    15/23

    3pideio"o0i

    Anset usia tersering yaitu antara !& dan " tahun dan wanita lebih sering

    terkena dibandingkan pria. Suatu penelitian menyatakan bahwa lebih dari 3

     pasien gangguan dismorfik tubuh pernah mengalami episode depresif berat,

    sekitar ? pernah mengalami gangguan 'emas, dan sekitar $ pernah

    menderita gangguan psikotik.

    3tio"o0i

    /enyebab gangguan dismorfik tubuh tidak diketahui. /atofisiologi

    gangguan mungkin melibatkan serotonin dan dapat berhubungan dengan

    gangguan mental lain. Mungkin juga terdapat pengaruh kultural atau sosial yang

     bermakna bagi pasien. Dalam psikodinamika, gangguan dismorfik tubuh

    men'erminkan pengalihan konflik seksual atau emosional ke dalam bagian tubuh

    yang tidak berhubungan. 6sosiasi timbul melalui mekanisme pertahanan represi,

    disosiasi, distorsi, simbolisasi, dan proyeksi.

    Dia0!osis

    4riteria diagnosis berdasarkan DSM0I05 +

    6. /reokupasi akan defek khayalan pada penampilan. ila terdapat anomali

    fisik ke'il, maka pasien menanggapinya se'ara berlebihan.

    . /reokupasi mengakibatkan distres klinis atau hendaya berat dalam sosial,

     pekerjaan, atau bidang lainnya.

    8. /reokupasi tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan mental lainnya

    ('ontoh + ketidakpuasan dengan bentuk dan ukuran tubuh pada anoreksia

    ner#osa).

    Ga8ara! K"i!is

    /erhatian paling sering melibatkan 'a'at wajah, khususnya pada bagian

    spesifik ('ontoh + hidung). 5erkadang keluhan tidak jelas dan sulit dimengerti.

    Sebuah penelitian menemukan bahwa, rata0rata, pasien mempermasalahkan empat

    !&

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    16/23

    regio tubuhnya, selain wajah adalah rambut, buah dada, dan genitalia. ariasi

     pada pria adalah keinginan untuk Fbulk-upF dan membentuk massa otot yang

     besar. Gejala lain yang umum ditemukan meliputi ide atau waham referensi

    (biasanya mengenai bagian tubuh yang diperhatikan pasien), seperti terlalu sering

     ber'ermin atau menghindari permukaan yang menampilkan bayangan, dan usaha

    untuk menyembunyikan ke'a'atannya (dengan kosmetik atau pakaian). :fek pada

    kehidupan pasien dapat signifikan7 sebagian besar pasien menghindari ekspos

    hubungan sosial atau pekerjaan. Diagnosis komorbid dengan gangguan depresi

    dan 'emas sering ditemukan, dan pasien juga dapat memiliki 'iri kepribadian

    obsesif0kompulsif, ski2oid, dan narsistik.

    Dia0!osis 7a!di!0

    /ada gangguan 4epribadian =ar'istik, perhatian terhadap salah satu

     bagian tubuh tidaklah menonjol. /ada gangguan Depresif, Absesif04ompulsif dan

    Ski2ofrenia, ditemukan gejala0gejala dengan gangguan terkait, meskipun gejala

    utamanya adalah perhatian berlebih akan suatu bagian tubuh. /ada sindroma

     perilaku makan berupa 6noreksia =er#osa, Gangguan Identitas 5erkait Gender 

    dan 4erusakan Atak juga ditemukan distorsi dalam Eody ImageE.

    Dibandingkan orang normal, seseorang dengan gangguan Dismorfik dapat

    dibedakan jika perhatian tersebut bersifat berlebihan, sehingga dapat mengganggu

    emosi dan fungsi hidup orang tersebut.

    Pera"a!a! Pe!ya%it da! Pro0!osis

    6witan bersifat gradual, timbulnya perhatian berlebih jika disadari telah

    terjadi adanya gangguan fungsi. Dan timbul keinginan untuk men'ari pertolongan

    medis atau tindakan operasi. Gangguan ini biasanya bersifat kronis jika

    terabaikan.

    Terapi

    /engobatan pasein gangguan Dismorfik dapat dilakukan dengan terpai

     bedah, pengobatan dermatologis, dan pengobatan Gigi dan Mulut. -armakoterapi

    !>

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    17/23

    seperti, 5risiklik anti depresan, Monoamin Aksidase Inhibitor dan pimo2ide

    (Arap), bermanfaat pada beberapa kasus. Abat0obatan pro Serotonin spesifik,

    seperti 'lomipramine (6nafranil) dan -luo

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    18/23

    Fa%tor i!terperso!a". =yeri yang sulit disembuhkan dipandang sebagai

    'ara untuk memanipulasi dan mendapatkan keuntungan dalam hubungan

    interpersonal.

    Fa%tor 8io"o0is. 4orteks serebral dapat menghambat pemi'uan serabut

    nyeri aferen. Serotonin kemungkinan merupakan neurotransmitter utama dalam

     jalur inhibitor desenden dan endorfin juga berperan dalam modulasi nyeri oleh

    sistem saraf pusat. Defisiensi endorfin tampaknya berhubungan dengan penguatan

    stimuli sensorik yang datang. eberapa pasien memiliki gangguan nyeri karena

    kelainan struktural atau kimiawi sistem sensorik dan sistem limbik yang

    mempredisposisikan mereka mengalami nyeri.

    Dia0!osis

    4riteria diagnosis berdasarkan DSM0I05 +

    6. asa nyeri pada satu atau lebih bagian anatomis adalah fokus utama dan

    'ukup berat sehingga memerlukan perhatian klinis.

    . asa nyeri mengakibatkan distres klinis atau hendaya berat dalam sosial,

     pekerjaan, atau bidang lainnya.

    8. -aktor psikologis diduga memegang peranan pada onset, berat, eksaserbasi,

    atau bertahannya nyeri.

    D. Gejala atau defisit bukan disengaja atau dibuat0buat.

    :. =yeri tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan mood, ke'emasan, atau

     psikotik dan tidak memenuhi kriteria dispareunia.

    Dibagi atas +

    Ga!00a! !yeri 8erasosiasi de!0a! 9a%tor psi%o"o0is

    -aktor psikologis memegang peranan besar pada onset, berat, eksaserbasi,

    atau bertahannya rasa nyeri. (bila terdapat kondisi medik umum, peranannya tidak 

     besar.) Gangguan nyeri ini tidak didiagnosis bila memenuhi kriteria gangguan

    somatisasi.

    !@

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    19/23

    Ga!00a! !yeri 8erasosiasi de!0a! 8ai% 9a%tor psi%o"o0is ap! %o!disi

    edi%

    aik faktor psikologis maupun kondisi medik umum memegang peranan

     penting pada onset, berat, eksaserbasi, atau bertahannya rasa nyeri. 4ondisi medik 

    umum atau bagian anatomis ayng terasa nyeri didiagnosis berdasarkan aksis III.

    Ga!00a! !yeri 8erasosiasi de!0a! %o!disi edi%

    4ondisi medik umum memegang peranan besar pada onset, berat,

    eksaserbasi, atau bertahannya rasa nyeri. (bila terdapat faktor psikologis,

     peranannya tidak besar.) Gangguan ini bukan merupakan gangguan mental.

    Spesifikasi +

    A%t + durasi kurang dari > bulan

    Kro!i%  + durasi > bulan atau lebih

    Ga8ara! K"i!is

    /asien dengan gangguan nyeri bukan merupakan kelompok yang uniform

    tapi merupakan kumpulan heterogen dari penderita dengan keluhan nyeri

     pinggang bawah, sakit kepala, nyeri wajah atipikal, nyeri pel#is kronis, dan nyeri

    lainnya. 4eluhan nyeri pasien dapat paskatrauma, neuropati, neurologik,

    iatrogenik, atau muskuloskeletal.

    /asien dengan ganguan nyeri memiliki riwayat panjang akan perawatan

    medik dan bedah. Mereka mendatangi banyak dokter, meminta banyak 

     pengobatan, dan dapat terus0menerus ingin dioperasi. Mereka dapat terobsesi

    dengan nyerinya dan membanggakannya sebagai sumber kesengsaraannya.

    eberpaa pasien mengingkari sebab lain dari disforia yang dialami dan

    meyakinkan bahwa hidupnya sangat bahagian ke'uali untuk nyeri yang diderita.

    4omplikasi dapat berupa gangguan akibat penggunaan 2at, karena pasien

     berusaha mengurangi nyeri dengan konsumsi alkohol dan 2at lainnya.

    Dia0!osis 7a!di!0

    Nyeri Fisi% Mr!i

    !3

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    20/23

     =yeri fisik murni sulit dibedakan dengan nyeri psikogenik murni. =yeri

    fisik intensitasnya bersifat fluktuatif, sangat sensitif terhadap keadaan emosi,

    kognitif, perhatian dan pengaruh lingkungan. =yeri fisik murni dapat teratasi

    dengan pengalihan dan analgetika.

    Ga!00a! Soato9or 4ai!

    Gangguan =yeri harus dapat dibedakan dengan gangguan Somatoform

    lainnya, meskipun beberapa gangguan somatoform dapat timbul bersamaan.

    /asien dengan hypo'hondriosis akan menunjukkan gejala hypo'hondrial

    (keyakinan akan adanya penyakit dalam dirinya) yang menonjol dan lebih banyak 

    serta bersifat fluktuatif. /asien dengan gangguan 4on#ersi, umumnya berdurasi

    singkat, sedangkan gangguan nyeri bersifat kronis. Buga se'ara definisi, nyeri

     bukanlah gejala dari gangguan kon#ersi.

    Pera"a!a! Pe!ya%it da! Pro0!osis

    Gangguan nyeri biasanya timbul se'ara mendadak dan semakin bertambah

     parah dalam beberapa minggu atau bulan. /rognosis dapat ber#ariasi, dimana

    gangguan ini bersifat kronis, sangat mengganggu hingga terjadi gangguan fungsi

    hidup.

    /rognosis buruk terjadi jika ditemukan adanya masalah tertentu yang

    melatarbelakangi (terutama pasi#itas), terlibat dalam perkara pengadilan atau

    mendapatkan kompensasi finansial, adanya penggunaan 2at additif serta riwayat

    nyeri yang telah lama.

    Terapi

    Dikarenakan tidak mungkin untuk mengurangi nyeri sehingga pendekatan

    terapi ialah rehabilitasi. /ara klinisi harus berusaha untuk menemukan fakta0fakta

     psikologis yang mendasari penyakit. 6danya keterlibatan emosi (berupa sistem

    limbik) yang mempengaruhi jalur sensoris nyeri, harus dijelaskan kepada pasien.

    Sebagai 'ontoh, seseorang yang kepalanya dipukul saat sedang

     berpestabergembira akan kurang merasa nyeri jika ia dipukul saat sedang marah

    "

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    21/23

    atau bekerja. /ara dokter pun harus menyadari bahwa nyeri yang dialami pasien

    adalah nyata, bukan sebuah imajinasi.

    /engobatan se'ara farmakoterapi seperti analgetika, se'ara umum tidak 

    terlalu bermanfaat pada pasien dengan gangguan =yeri. ahkan penggunaan

    analgetik jangka panjang 'enderung disalahgunakan. egitupula dengan obat0

    obatan Sedatif dan 6ntian bulan yang tidak dapat dijelaskan dan gejala yang ada berada di bawah

    kriteria untuk diagnosis gangguan somatisasi.

    4riteria diagnosis berdasarkan DSM0I05 +

    6. Satu atau lebih keluhan fisik ('ontoh + lelah, hilang nafsu makan, keluhan

    gastrointestinal atau urinarius)

    . 5erdapat salah satu dari di bawah ini +

    (!) setelah pemeriksaan yang tepat, setiap gejala pada poin tidak dapat

    dijelaskan sepenuhnya berdasarkan kondisi medik umum atau akibat efek 2at

    tertentu ('ontoh + penyalahgunaan obat, medikasi).

    (") bila terdapat kondisi medik umum yang berhubungan, maka keluhan fisik atau

    hendaya sosial atau pekerjaan berlebihan dari yang diharapkan berdasarkan

    anamnesis, pemeriksaan fisik, atau hasil laboratorium.

    . Gejala mengakibatkan distres klinis atau hendaya berat dalam sosial,

     pekerjaan, atau bidang lainnya.

    8. Durasi minimal > bulan.

    "!

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    22/23

    D. Gangguan tidak lebih baik dijelaskan dengan gangguan mental lainnya

    (seperti gangguan somatoform lainnya, disfungsi seksual, gangguan mood,

    gangguan 'emas, gangguan tidur, atau gangguan psikotik).

    :. Gejala bukan disengaja atau dibuat0buat.

    G. GANGGUAN SOMATOFORM 1ANG T$DAK DAPAT D$T3NTUKAN

    Merupakan kategori residual untuk pasien dengan gejala gangguan

    somatoform namun tidak memenuhi kriteria diagnostik yang spesifik untuk salah

    satu gangguan somatoform.

    !. /seudo'yesis + keyakinan yang salah bahwa mengalami kehamilan yang

     berhubungan dengan tanda obyektif kehamilan, meliputi pembesaran abdomen

    (walaupun umbilikus tidak e#ersi), berkurangnya aliran darah menstruasi,

    amenore, perasaan subyektif adanya gerak janin, nual, pembesaran dan sekresi

    mammae, dan nyeri persalinan pada hari ynag diharapkan. /erubahan

    endokrin dapat terjadi, namun gejala yang ada tidak dapat dijelaskan dengan

    kondisi medik umum yang menyebabkan perubahan endokrin.

    ". Gangguan melibatkan gejala hipokondriakal nonpsikotik dengan durasi

    kurnag dari > bulan.

    $. Gangguan melibatkan keluhan fisik yang tidak dapat dijelaskan ('ontoh +

    kelelahan atau badan lemah) dengan durasi kurang dari > bulan yang tidak 

     berhubungan dengan gangguan mental lainnya.

    ""

  • 8/16/2019 Css 3 Somatoform by Pyh Sp Is

    23/23

      DAFTAR PUSTAKA

     

    1. Sado'k B, Sado'k 6. 4aplanHSado'kFs Synopsis of /sy'hiatry, eha#ioral

    S'ien'es8lini'al /sy'hiatry, 3th  ed.  /hiladelphia 7 9ippin'ott *illiams and

    *ilkins. "$ 

    2. /edoman /enggolongan dan Diagnosis Gangguan Biwa Di Indonesia III,

    'etakan pertama, Departemen 4esehatan .I. Direktorat Bendral /elayanan

    Medik. !33$